115
KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Ambarawa) SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I) Oleh: R. ABDUL MALIK 21108020 JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012

KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM

PELAKSANAAN IKRAR TALAK

(Studi Kasus Di Pengadilan Agama Ambarawa)

SKRIPSI

Disusun untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum Islam (S.H.I)

Oleh:

R. ABDUL MALIK

21108020

JURUSAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2012

Page 2: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus
Page 3: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM

PELAKSANAAN IKRAR TALAK

(Studi Kasus Di Pengadilan Agama Ambarawa)

SKRIPSI

Disusun untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum Islam (S.H.I)

Oleh:

R. ABDUL MALIK

21108020

JURUSAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2012

Page 4: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

Heni Satar Hurhaida, SH. M.Si Dosen STAIN Salatiga PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Saudara R. Abdul Malik Kepada Yth, Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,

maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : R. Abdul Malik

NIM : 21108020

Jurusan : Syari’ah

Program studi : Ahwal Al-Syakhsiyyah

Judul : KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM

PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Di Pengadilan Agama Ambarawa).

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya

segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Salatiga, 27 Juli 2012 Pembimbing,

Heni Satar Hurhaida, SH. M.Si

NIP. 197011271999032001

Page 5: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

SKRIPSI

KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN

IKRAR TALAK

(Studi Kasus di Pengadilan Agama Ambarawa)

DISUSUN OLEH

R. ABDUL MALIK

NIM: 21108020

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Syari’ah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,

pada tanggal 31 Agustus 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Hukum Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag __________________

Sekretaris Penguji : Abdul Aziz, N.P, MM __________________

Penguji I : Evi Ariyani, MH __________________

Penguji II : Ilyya Muhsin, Msi __________________

Penguji III : Luthfiana Zahriani, MH __________________

Salatiga, 14 September 2012

Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 1983031002

Page 6: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

DEKLARASI

Bismillahirrahmanirrahim

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : R. Abdul Malik

NIM : 21108020

Jurusan : Syari’ah

Program : Ahwal Al Syakhsiyyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah

Salatiga, 11 Agustus 2012

Penulis

R. Abdul Malik

Page 7: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

"Sesuatu perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah Azza Wajalla adalah talak (perceraian)." (HR. Abu Dawud)

PERSEMBAHAN

Sekripsi ini kupersembahkan untuk : Allah SWT

Bapak-ibuku (Bp. Abdurrachman dan Ibu Muawanah) Kakak-kakakku (Yusuf, Ruqoyah, Fatimah)

“Seseorang yang selama beribu-ribu hari, berpuluh ribu jam, dan beratus ribu menit selalu meemberi suntikan energi positif yang menguatkan ragaku

Sahabat-sahabati PMII kota salatiga Teman-teman AHS ’08

Teman-teman kontrakan senasib seperjuangan (Arif,Azis,Antok,Catur,Rehan)

Page 8: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah

SWT. Karena dengan taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana Syariah di STAIN Salatiga. Shalawat dan salam

senantiasa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang

telah membawa manusia menuju jalan yang lurus yang diridhoi Allah SWT.

Selanjutnya, dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis sangat terbantu dengan

adanya do’a, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, untaian do’a dan terimah kasih yang tulus- ikhlas dari lubuk hati yang paling

dalam kami sampaikan kepada mereka yang telah membantu kami dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini, khususnya kepada yang terhormat:

1. Bapak. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Mubasirun, M. Ag. selaku Ketua Jurusan Syariah

3. Bapak Ilyya Muhsin, SHI, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Ahwal Al-

Syakhsiyah Jurusan Syariah

4. Ibu Heni Satar Nurhaida Selaku Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya semata-mata untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyusun hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga, khususnya dosen jurusan Syari’ah

yang telah mencurahkan ilmunya selama penulis belajar di STAIN

Salatiga.

6. Bapak Ketua Pengadilan Agama Ambarawa kabupaten semarang

Page 9: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

7. Keluarga besar Pengadilan Agama Ambarawa kabupaten semarang

Terakhir, penulis sangat menyadari bahwa skripsi yang berjudul

“KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR

TALAK (Studi Kasus di Pengadilan Agama Ambarawa)” masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik

yang konstruktif senantiasa penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap, semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama

bagi Civitas Akademika STAIN Salatiga.

Penulis

R. Abdul Malik

Page 10: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

ABSTRAK

Malik, R. Abdul 2012. Ketidakhadiran pemohon dalam pelaksanaan ikrar talak (Studi kasus di Pengadilan Agama Ambarawa). Skripsi. Jurusan Syari’ah. Program Studi Ahwal Al-Syakhsyiyyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing: Heni Satar Nurhaida, SH. M.Si

Kata kunci : Ikrar talak, Ketidakhadiran pemohon

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tentang perkara cerai talak di Pengadilan Agama Ambarawa, yang pemohonnya tidak hadir dalam sidang penyaksian ikrar talak. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apa yang melatar belakangi Pemohon tidak hadir dalam pelaksanakan ikrar talak? (2), akibat Hukum dari ketidakhadiran Pemohon dalam pelaksanaan sidang ikrar talak ?, (3) Upaya Hukum apa yang dapat ditempuh pasca penetapan Pengadilan Agama Ambarawa?.

Untuk menjawab dari fokus penelitian, maka penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research) yang dilakukan di Pengadilan Agama Ambarawa.

Hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa yang melatarbelakangi pemohon tidak hadir dalam ikrar talak antara lain: Adanya pembebanan atau kewajiban untuk membayar sejumlah uang yang harus dia bayar, meliputi: nafkah masa lampau, mut’ah, iddah dan nafkah anak, ketidak tahuan adanya pemanggilan karena pergi jauh, tidak tahu keberadaannya, Pemohon beranggapan dengan adanya putusan ijin ikrar talak dari Pengadilan Agama maka sudah selesai berperkara dan sudah cerai, faktor alam meliputi : rukun lagi dengan istri, meninggal dunia. Akibat hukum dari tidak hadirnya pemohon dalam penyaksian ikrar talak adalah gugurnya kekuatan hukum penetapan ikrar talak dan pemohon tidak dapat mengajukan permohonan lagi dengan alasan yang sama (pasal 70 ayat 6 Undang-Undang 7 Tahun 1989). Upaya hukum termohon pasca gugurnya kekuatan penetapan izin ikrar talak secara tegas dalam Undang-Undang tidak mengaturnya, akan tetapi dalam praktek, termohon dapat mengajukan gugatan cerai terhadap suami baik dengan alasan-alasan yang sebagaimana dalam permohonan tersebut atau dengan alasan-alasan yang dibenarkan Undang-undang.

Demi terwujudnya kepastian hukum, maka perlu adanya aturan hukum yang tegas khususnya untuk pihak pemohon (suami) yang tidak bersedia melaksanakan sidang ikrar talak dan perlu juga adanya sanksi terhadap pemohon pasca gugurnya penetapan ikrar talak tersebut.

Page 11: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO ....................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................... iv

HALAMAN DEKLARASI ................................................................................ v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................. .................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................... ................... vii

HALAMAN ABSTRAK ................................................................... ................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................... .................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. latar belakang .................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian .......................................................... ........................ 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................... ....................... 5

D. Kegunaan Penelitian .................................................... ....................... 6

E. Penegasan Istilah ......................................................... ........................ 7

F. Metode Penelitian ......................................................... ....................... 7

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................. ........................ 8

a. Metode Pendekatan ................................................................... 8

b. Lokasi Penelitian .................................................... .................. 9

c. Sumber Data .......................................................... .................... 9

1) Data Primer ........................................................ .................. 9

Page 12: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

2) Data Skunder ...................................................... ................... 10

2. Prosedur Pengumpulan Data ...................................… ................... 10

a. Wawancara (Interview) ..................................... ....................... 10

b. Observasi (pengamatan)...................................... ....................... 11

3. Analisis Data ........................................................ ........................... 12

4. Pengecekan Keabsahan ......................................... .......................... 13

5. Tahap-tahap Penelitian .......................................... ......................... 14

G. Tinjuan Pustaka .......................................................... ........................ 15

H. Sistematika Penulisan................................................. ......................... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Perceraian

1. Pengertian perceraian……………………………………………… 20

2. Syarat-syarat perceraian .................................................................. 22

3. Jenis-jenis perceraian....................................................................... 24

B. Penyelesaian Perkara Cerai Talak

1. Tata cara permohonan cerai talak........................... ......................... 28

2. Asas pemeriksaan cerai talak.................................. ......................... 40

3. Keputusan cerai talak dan upaya hukum istri........... ....................... 43

4. Tata cara pengucapan ikrar talak.......................... ........................... 44

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Ambarawa.

1. Sejarah Pengadilan Agama Ambarawa....................... ................ 50

2. Letak geografis......................................................... ................... 54

Page 13: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

3. Kompentensi Pengadilan Agama Ambarawa .......... ................... 55

B. Perkara cerai talak yang gugur kekuatan penetapan

di Pengadilan Agama Ambarawa................. ................................. 59

1. Perkara dengan register Nomor: 0519/Pdt. G/2011/PA.Amb….. 59

2. Perkara dengan register Nomor: 0706/Pdt.G/2010/PA.Amb…. .. 67

3. Perkara dengan register Nomor: 024/Pdt.G/1996/PA.Amb…. .... 71

C. Akibat Hukum dari Ketidakhadiran Pemohon dalam

Pelaksanaan Sidang Ikrar Talak ..................................................... 77

D. Faktor yang Melatarbelakangi Pemohon Tidak Hadir dalam

Melaksanakan Ikrar Talak. ............................................................ 78

E. Upaya Hukum yang Dapat Ditempuh Ketika Perkawinan Tidak

Dapat Dipertahankan Kembali Pasca Penetapan Pengadilan

Agama........................................................................................... 81

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis tentang Akibat Hukum dari Ketidakhadiran Pemohon

dalam Sidang Ikrar Talak……………………………… .................. 84

B. Analisis tentang Faktor yang Melatar belakangi Pemohon

Tidak Hadir dalam Pelaksanakan Ikrar Talak………… ................... 87

C. Analisis tentang Upaya Hukum Pasca Penetapan Pengadilan Agama

Ambarawa………………………………………... .......................... 92

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................... ..................... 95

B. Saran ............................................................................. ...................... 97

Page 14: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... ..................... 99

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................. ................ 101

Page 15: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita

yang diharapkan di dalamnya tercipta rasa sakinah, mawaddah dan rahmah.

Thalib (1974:47) berpendapat bahwa “perkawinan merupakan perjanjian yang

suci, kuat, dan kokoh untuk hidup bersama secara sah antara seorang laki-laki

dengan seorang perempuan untuk membentuk keluarga yang kekal, santun

menyantuni, kasih mengasihi, tentram dan bahagia.” Untuk mencapai hal

tersebut diperlukan adanya saling pengertian dan saling memahami

kepentingan kedua belah pihak, terutama lagi yang terkait dengan hak dan

kewajiban.

Dalam usaha membina keluarga yang bahagia dan sejahtera sangatlah

perlu meletakkan perkawinan sebagai ikatan suami isteri dalam kedudukan

yang semestinya seperti yang diajarkan oleh agama yang dianut.

Perkawinan bukan hanya menyangkut unsur-unsur lahiriyah,

melainkan meliputi unsur-unsur batiniyah. Membentuk keluarga jelas untuk

mendapatkan keturunan sebagai penerus keluarga, memelihara dan mendidik

anak-anak dengan kasih sayang secara bertanggung jawab.

Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, tentang

perkawinan menegaskan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang

pria dengan wanita sebagai suami istri, dengan tujuan membentuk suatu

Page 16: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang

Maha Esa. Tujuan perkawinan sangatlah mulia, terkadang mendapatkan

cobaan yang cukup berat dalam mewujudkannya, karena untuk membentuk

keluarga yang damai dan teratur amatlah sulit.

Di dalam kehidupan rumah tangga sering di jumpai orang (suami

isteri) mengeluh dan mengadu kepada orang lain ataupun kepada keluarganya,

akibat karena tidak terpenuhinya hak yang harus diperoleh atau tidak

dilaksanakannya kewajiban dari salah satu pihak, atau karena alasan lain, yang

dapat berakibat timbulnya suatu perselisihan diantara keduanya (suami isteri)

tersebut. Dan tidak mustahil dari perselisihan itu akan berbuntut pada

putusnya ikatan perkawinan (perceraian).

Pasal 65 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama menyebutkan “ perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang

pengadilan setelah yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil

mendamaikan kedua belah pihak.”

Walaupun perceraian adalah urusan pribadi atas kehendak bersama

atau salah satu pihak yang seharusnya tidak perlu adanya campur tangan

pemerintah, namun untuk menghindarkan tindakan sewenang-wenang dari

pihak suami dan juga demi kepastian hukum, maka perceraian harus melalui

lembaga peradilan. (Harahap, 2003:215 )

Penyelesaian perceraian bagi mereka yang melangsungkan perkawinan

menurut agama Islam, maka penyelesaiannya harus diselesaikan di Pengadilan

Page 17: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Agama, hal ini sesuai dengan pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974.

Dengan demikian, maka perceraian dianggap sah menurut hukum

apabila telah diputus oleh pengadilan yang berwenang dan juga dilaksanakan

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam suatu negara hukum seperti Indonesia, Pengadilan adalah suatu

badan atau lembaga peradilan yang merupakan tumpuan harapan untuk

memperoleh keadilan. Oleh karena itu jalan yang terbaik untuk memperoleh

suatu jalan penyelesaian dalam perkara perceraian dalam negara hukum

adalah melalui badan peradilan tersebut.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 telah mengatur tentang

wewenang hakim bunyinya : “Hakim adalah pejabat yang melaksanakan tugas

kekuasaan kehakiman”

Begitu pula di dalam pasal 24 Undang-Undang Dasar 1945, bahwa

Pengadilan Agama adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman yang

berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung. Pengadilan Agama merupakan

pelaksana kekuasaan kehakiman untuk rakyat pencari keadilan yang beragama

Islam, mengenai perkara tertentu yang diatur dalam Undang-Undang.

Apabila suami hendak menceraikan istri, jalur hukum yang harus

ditempuhnya melalui gugat permohonan ke Pengadilan Agama. Menurut

ketentuan pasal 66 ayat (1) jo pasal 67 huruf a, dalam perkara cerai talak tidak

bisa dilakukan secara sepihak, tapi harus bersifat dua pihak dalam kedudukan

Pemohon (suami) dan Termohon (istri).

Page 18: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Menurut pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama, yang menyebutkan bahwa seorang suami yang

beragama Islam, yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan

kepada Pengadilan Agama untuk mengadakan sidang ikrar talak. Selanjutnya

di dalam pasal 70 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989,

menyebutkan bahwa terhadap putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap, Pengadilan Agama selanjutnya menentukan hari sidang ikrar talak

dengan memanggil suami dan istri atau wakilnya untuk menghadiri sidang

tersebut.

Prakteknya seringkali suami atau wakilnya tidak hadir dalam

persidangan pelaksanaan ikrar talak, seperti kasus yang terjadi di Pengadilan

Agama Ambarawa, di mana suami mengajukan permohonan ke Pengadilan

Agama untuk menceraikan istrinya dengan alasan sudah tidak ada kecocokan

di dalam membina keluarga, pihak suami memohon kepada Pengadilan

Agama untuk memberikan izin pengucapan ikrar talak terhadap istri,

berdasarkan penilaian dan pertimbangan dari Pengadilan, akhirnya Pengadilan

memberikan izin kepada suami untuk mentalak istrinya di depan persidangan,

selanjutnya Pengadilan menetapkan hari sidang penyaksian ikrar talak, akan

tetapi dalam pelaksanaan ikrar talak suami atau wakilnya tidak hadir setelah

dipanggil secara patut dan sah.

Berdasarkan paparan diatas, maka timbul permasalahan yang

mendorong penulis untuk melakukan sebuah penelitian lebih lanjut tentang

akibat hukum dari tidak dilaksanakannya ikrar talak dan faktor-faktor apa

Page 19: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

yang melatarbelakangi pihak (Pemohon) suami tidak melaksanakan ikrar

talak. Selanjutnya permasalahan tersebut penulis tuangkan dalam skripsi

dengan Judul “KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM

PELAKSANAAN IKRAR TALAK ( Studi Kasus Di Pengadilan Agama

Ambarawa ).”

B. Fokus Penelitian

Berkaitan dengan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas,

maka permasalahan-permasalahan yang akan penulis kemukakan adalah

sebagai berikut

1. Apa yang melatar belakangi Pemohon tidak hadir dalam melaksanakan

ikrar talak?

2. Apa akibat Hukum dari ketidakhadiran Pemohon dalam pelaksanaan

sidang ikrar talak?

3. Upaya Hukum apa yang dapat ditempuh ketika perkawinan tidak dapat

dipertahankan kembali pasca penetapan Pengadilan Agama?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan di atas, maka

penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang melatar belakangi Pemohon tidak hadir dalam

melaksanakan ikrar talak

Page 20: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

2. Untuk mengetahui akibat hukum dari ketidakhadiran Pemohon dalam

pelaksanaan sidang ikrar talak

3. Untuk mengetahui upaya hukum apa yang dapat ditempuh ketika

perkawinan tidak dapat dipertahankan kembali pasca penetapan Pengadilan

Agama

D. Kegunaan Penelitian

Untuk memberikan hasil yang bermanfaat, serta diharapkan mampu

menjadi dasar secara keseluruhan untuk dijadikan pedoman bagi pelaksanaan

secara teoritis maupun praktis, maka penelitian ini sekiranya dapat berguna di

antaranya :

1. Kegunaan Teoritis

Sebagai upaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan,

khususnya yang berkaitan dengan hukum perdata di lingkungan

Peradilan Agama yang menyangkut dalam bidang perkawinan

khususnya perkara perceraian.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Pengadilan Agama Ambarawa

Dapat memberikan kontribusi bahan pertimbangan terhadap

kemajuan di bidang ilmu hukum yang menyangkut dalam bidang

perkawinan khususnya perkara perceraian.

b. Bagi Program Studi Al Ahwal Asy Syakhsiyah

Page 21: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembentukan pola

berpikir kritis serta pemenuhan prasyarat dalam menyelesaikan

pembelajaran hukum perdata islam dalam bidang hukum keluarga

c. Bagi Masyarakat

Untuk memberikan wawasan dan mensosialisasikan kepada

masyarakat luas mengenai betapa pentingnya mengetahui proses

berperkara di Pengadilan Agama khususnya dalam perkara

perceraian.

E. Penegasan Istilah

1. Cerai adalah terputusnya perkawinan antara suami dan istri

2. Talak ialah ikrar suami dihadapan sidang pengadilan. Jadi cerai talak ialah

terputusnya tali perkawinan (akad nikah) antara suami dengan istrinya

dengan talak yang diucapkan suami di depan sidang Pengadilan Agama

(Hoerudin, 1999:17 )

3. Ikrar adalah kata-kata yang diucapkan dengan sepenuh hati, ucapan janji

yang disertai dengan sumpah pengakuan, pengesahan dan pembenaran

(Fajri dan Aprilia, 2005:371)

F. Metode Penelitian

Penelitian dapat berhasil dengan baik atau tidak bergantung dari data

yang diperoleh, juga didukung oleh proses pengolahan yang dilakukan

terhadap permasalahan. Metode penelitian dianggap paling penting dalam

Page 22: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

menilai kualitas hasil penelitian. Hal ini mutlak ada dan tidak dapat dipisahkan

dari keabsahan penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis, sebagai

berikut :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Metode Pendekatan

Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang

dilakukan dengan memakai pendekatan yuridis sosiologis.

Penelitian yuris sosiologis adalah suatu penelitian yang didasarkan

pada suatu ketentuan hukum dan fenomena atau kejadian yang

terjadi di lapangan (Soekanto, 2001:26). Dalam penelitian ini yang

akan di cari perihal tentang perkara cerai talak

Jenis penelitian ini secara spesifik lebih bersifat deskriptif

kualitatif, metode ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

yang baik, jelas dan dapat memberikan data seteliti mungkin

tentang objek yang diteliti, dalam hal ini untuk menggambarkan

proses penyelesaian cerai talak

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pengadilan Agama Ambarawa

yang beralamat di JL. Mgr. Soegiyopranoto No. 105 Kelurahan

Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Kode Pos

Page 23: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

50561 Telp. 0298 595259. Website : www.pa ambarawa.go.id

Email: pa [email protected]

c. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu :

1) Data Primer

Merupakan sebuah keterangan atau fakta yag secara

langsung diperoleh melalui penelitian lapangan. Data primer

diperoleh dari :

a) Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasinya tentang situasi dan kondisi latar

belakang penelitian. Jadi seorang informan harus

mempunyai banyak pengalaman tentang latar belakang

penelitian. Seorang informan berkewajiban secara suka

rela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya

bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan

kebaikannya dan dengan kesukarelaannya ia dapat

memberikan pandangan dari segi orang dalam, tentang

nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang

menjadi latar penelitian setempat.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah

hakim, panitera dan para pihak yang berperkara. Data

yang di cari dari para informan tersebut adalah tentang

Page 24: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

proses penyelesaian sidang ikrar talak, ketidak hadiran

pemohon dalam sidang ikrar talak dan akibat hukumnya.

b) Dokumen

Adalah setiap bahan tertulis ataupun film (Moloeng,

2011:216). Dalam penelitian ini setiap bahan tertulis

berupa data-data yang ada di Pengadilan Agama

Ambarawa berkaitan dengan penelitian seperti : buku

register perkara cerai talak, berita acara cerai talak dan

putusan cerai talak.

2) Data Sekunder

Adalah data yang mencakup dokumen-dokumen resmi,

buku-buku, hasil penelitian yang berbentuk laporan dan

seterusnya (Soekanto, 1986:12). Sebagai data sekunder dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Undang-Undang yang mengatur tentang perkawinan

b) Buku-buku yang terkait dengan penulisan penelitian ini

c) Arsip-arsip yang mendukung

2. Prosedur Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview)

Wawancara atau interview adalah percakapan yang

dilakukan oleh dua orang pihak. Satu pihak berfungsi sebagai

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

Page 25: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

pertanyaan itu (Moleong, 2011:186). Wawancara dilakukan penulis

dengan panitera, hakim Pengadilan Agama Ambarawa yang

bertugas memeriksa perkara cerai talak dan juga para pihak yang

berperkara cerai talak.

b. Observasi (pengamatan)

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan secara

langsung terhadap objek yang berkaitan masalah yang diteliti

dengan tujuan untuk mendapatkan data yang menyeluruh dari

perilaku manusia atau sekelompok manusia sebagaimana terjadi

kenyataannya dan mendapatkan deskripsi yang relative lengkap

mengenai kehidupan sosial dan salah satu aspek (Soekanto,

1988:239)

Observasi ini termasuk salah satu cara yang dilakukan

penulis untuk mengumpulkan data. Metode ini digunakan dengan

jalan meneliti secara langsung kedalam lingkungan Pengadilan

Agama dan mencatat hal-hal yang muncul yang terkait dengan

informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Serta

digunakan juga untuk memperoleh data yang berkaitan dengan

keadaan lokasi dan kondisi penelitian, serta segala sesuatu yang

terjadi di Pengadilan Agama Ambarawa.

Page 26: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

3. Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis

seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Untuk

menganalisisnya, data-data yang diperoleh kemudian direduksi,

dikategorikan dan selanjutnya disimpulkan (Moleong, 2011:288).

Dalam penganalisaan data tersebut penulis menggunakan analisa

kualitatif yaitu suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif

analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis serta

lisan dan juga perilaku yang nyata diteliti sebagai sesuatu yang utuh,

yakni dimulai dengan menggambarkan dan menguraikan tentang

prosedur berperkara cerai talak yang diatur dalam pasal 65 sampai

dengan pasal 72 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama secara sistematis, cermat faktual dengan pola pikir

deduktif yaitu mengemukakan teori-teori atau dalil-dalil yang bersifat

umum tentang berperkara cerai talak kemudian dilakukan analisis

terhadap data tentang praktik berperkara cerai talak.

Dalam hal ini akan diuraikan dan dipaparkan data-data yang

mendukung terhadap prosedur berperkara cerai talak di Pengadilan

Agama Ambarawa dan kesimpulannya diperoleh dengan pola pikir

deduktif, yakni dari pola umum ke pola khusus yang mengacu pada

norma hukum tentang cerai talak serta penerapannya di Pengadilan

Agama Ambarawa yang berkaitan dengan prosedur berperkara cerai

Page 27: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

talak, khususnya ketidakhadiran Pemohon dalam pelaksanaan ikrar

talak dan akibat hukumnya.

4. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian, validitas data mempunyai pengaruh

yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian

sehingga untuk mendapatkan data yang valid diperlukan suatu teknik

untuk memeriksa keabsahan suatu data.

Keabsahan suatu data dalam penelitian ini menggunakan

teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain (Moloeng, 2011:330). Denzin (1978)

membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan

yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.

Dalam hal ini peneliti menggunakan dua dari keempat macam

triangulasi yaitu sumber dan teori.

Dengan kedua macam triangulasi tersebut, maka peneliti dapat

melakukannya dengan jalan sebagai berikut:

a) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

b) Mengecek dengan berbagai sumber data (Moleong, 2011:331-332).

5. Tahap - tahap Penelitian

Setelah peneliti menentukan tema yang akan diteliti maka

peneliti melakukan beberapa tahapan untuk melakukan penelitian,

yang pertama penulis memulai dengan melakukan pendahuluan ke

Pengadilan Agama Ambarawa atau dengan kata lain pengecekan

Page 28: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

lokasi, tentunya dengan memasukkan surat izin terlebih dahulu sesuai

dengan prosedur yang berlaku. Selanjutnya memasuki tahap kedua

yaitu pencarian data, dalam hal ini peneliti menggali informasi secara

mendetail dari informan dengan mewawancarai kepada hakim,

panitera dan para pihak yang berperkara tentang perkara perceraian,

khususnya perkara cerai talak. Dalam penelitian ini juga mencari data-

data tertulis berupa dokumen atau arsip-arsip yang berhubungan

dengan perkara cerai talak di Pengadilan Agama Ambarawa. Setelah

data yang dibutuhkan sudah terkumpul semua, memasuki tahap ketiga

yaitu menganalisis data yang ditemukan untuk diperoleh data yang

matang dan akurat, dengan cara data-data tersebut direduksi dan

selanjutnya disimpulkan. Tahap keempat, selanjutnya peneliti

melakukan pengecekan data untuk mengetahui kevaliditasan data

yang ditemukan di lapangan baik yang tertulis maupun tidak tertulis

dengan yang ada diteori, dengan menggunakan teknik triangulasi,

yaitu teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber

dan teori.

G. Tinjuan Pustaka

Permasalahan mengenai perkara perceraian talak sebelumnya pernah

dibahas oleh beberapa skripsi, akan tetapi fokus permasalahan yang dibahas

berbeda-beda, diantaranya :

Page 29: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

1. Husni Tamrin dalam skripsinya yang berjudul “TALAK SUAMI KETIKA

MABUK DAN MARAH (STUDI ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF

QORDHOWI).” Dalam skripsi ini mengungkapkan bahwa talak itu sah

dan terjadi jika dilakukan dalam keadaan sadar. Penulis menyebutkan

bahwa talak dalam kerterpaksaan dan marah talaknya dianggap tidak

terjadi.

2. Elia Indriyani dengan skripsi yang berjudul “CERAI TALAK AKIBAT

ISTRI TIDAK MENJALANKAN KEWAJIBAN DALAM RUMAH

TANGGA (Studi putusan Pengadilan Agama Salatiga

No.395/pdt.G/2005/PA.SAL).” yang mengungkapkan tentang kewajiban

istri yang tercamtum di dalam KHI dan kitab fiqh. Jika istri tidak

melakukan kewajiban tersebut, maka suami berhak mentalak istri.

3. Perceraian merupakan perbuatan yang dibenarkan, akan tetapi hal itu

sangat dibenci oleh Allah, karena dengan adanya perceraian tersebut

mengakibatkan perubahan status sosial, baik itu mengenai anak, istri dan

suami bahkan pemerintah pun telah membuat peraturan yang mempersulit

perceraian. Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Perkawianan No. 1

Tahun 1974. Yang telah di ungkapkan oleh Yasin Anwar dalam skripsinya

yang berjudul “PERCERAIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

(STUDI KASUS DIDESA KAWENGEN, KECAMATAN UNGARAN,

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2003/2004).”

4. “ TALAK TANPA PUTUSAN PENGADILAN (Studi Kasus Di Dusun

Jambe, Desa Dadapayam, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang).”

Page 30: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Dalam skripsi ini hanya membahas talak secara hukum Islam yang

diterapkan oleh masyarakat secara tekstual Al Qur’an, karena sebagian

masyarakat kurang paham tentang hukum peradilan

5. “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ISTRI DALAM

MEMPEROLEH HAK NAFKAH AKIBAT CERAI TALAK (Studi kasus

di Pengadilan Agama brebes tahun 2001).” Skripsi yang disusun oleh

Wahyu Izzati, dalam skripsinya menerangkan tentang tidak terpenuhi hak-

haknya atas mantan suami yang telah mentalaknya, dengan alasan kurang

pahamnya tentang peradilan.

Dari kelima skripsi tersebut yang memaparkan mengenai perkara

cerai talak dalam fokus permasalahan yang beraneka ragam, yang

digunakan oleh penulis sebagai gambaran umum untuk menyusun skripsi.

Penelitian ini secara khusus membahas mengenai ketidakhadiran

Pemohon dalam pelaksanaan ikrar talak dan akibat hukumnya, sehingga

berbeda dari penelitian-penelitiaan sebelumnya yang membahas tentang

hukumnya pengucapan ikrar talak dalam keadaan mabuk, dan talak yang

dilakukan di luar pengadilan. Penelitian yang dilakukan Wahyu Izzati

hanya membahas tentang akibat hukum terhadap istri pasca ditalak oleh

suaminya dan tidak terpenuhi hak-haknya atas mantan suami yang telah

mentalaknya, dengan alasan kurang pahamnya tentang hukum acara

peradilan, ikrar talak ini sudah dilaksanakan, berbeda dengan penelitian

penulis yang membahas tentang tidak dilaksanakan ikrar talak, dalam hal

ini pemohon yang mengajukan permohonan izin ikrar talak, akan tetapi

Page 31: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

pemohon (suami) tidak hadir dalam sidang penyaksian ikrar talak tanpa

alasan yang jelas, faktor atau alasan yang melatarbelakangi tidak

dilaksanakan ikrar dan akibat hukumnya dari tidak dilaksanakan ikrar

talak tersebut.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami keseluruhan

mengenai penelitian hokum ini. Maka penulis membagi sistematika penulisan

sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, pada bab ini akan dideskripsikan secara umum

keseluruhan isi dan maksud dari penelitian ini, yang terdiri dari latar belakang

masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan

istilah, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian pustaka, pada bab ini berisi tinjauan umum tentang

perceraian yaitu pertama: Pengertian perceraian, Syarat-syarat perceraian,

Jenis-jenis perceraian. Kedua: Penyelesaian perkara cerai talak meliputi tata

cara permohonan cerai talak, asas pemeriksaan cerai talak, keputusan cerai

talak dan upaya hukum istri, tata cara pengucapan ikrar talak

Bab III : Paparan hasil penelitian, pada bab ini terdiri dari dua sub

bab. Sub bab yang pertama : Gambaran umum Pengadilan Agama Ambarawa,

memuat tentang sejarah, letak geografis, kompentensi Pengadilan Agama

Ambarawa. Sub bab kedua : Beberapa penetapan Pengadilan Agama

Ambarawa terhadap perkara cerai talak yang dalam pelaksanaan ikrar talak

Page 32: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

pihak pemohon tidak hadir. Sub bab ketiga : Hasil wawancara dengan Hakim

Pengadilan Agama Ambarawa, Panitera Pengadilan Agama Ambarawa, dan

pihak yang berperkara cerai talak

Bab IV : Pembahasan, dalam bab ini akan memaparkan tentang

analisis data yang merupakan jawaban dari rumusan masalah, yaitu

Ketidakhadiran pemohon dalam Pelaksanaan Ikrar Talak ( Studi Kasus Di

Pengadilan Agama Ambarawa ) yang terdiri dari tiga sub bab. Sub bab

pertama : Analisis akibat hukum dari ketidak hadiran pemohon dalam

pelaksanaan sidang ikrar talak. Sub bab kedua : Analisis faktor yang

melatarbelakangi Pemohon tidak hadir dalam melaksanakan ikrar talak. Sub

bab ketiga : Analisis langkah Hukum yang dapat ditempuh ketika perkawinan

tidak dapat dipertahankan kembali pasca penetapan Pengadilan Agama

Ambarawa.

Bab V : Penutup, sub bab ini berisi Kesimpulan dari pembahasan bab-

bab sebelumnya, saran-saran penulis yang mungkin dapat berguna dan

bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan juga instansi yang terkait.

Page 33: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjuan Umum Tentang Perceraian

1. Pengertian Perceraian

Didalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tidak memberikan pengertian perceraian

secara jelas, namun menurut Subekti (1984:42) perceraian adalah “

penghapusan perkawinan dengan putusan hakim, atau tuntutan salah satu

pihak dalam perlawinan.” Sedangkan menurut pendapat Syahlani (1993:53)

“ perceraian adalah suatu keadaan dimana seorang suami dan seorang istri

telah terjadi ketidakcocokan batin yang berakibat putusnya suatu tali

perkawinan”.

Sebelum Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, tentang perkawinan

terbukti di Indonesia ada beberapa peraturan yang mengatur tentang

perkawinan, diantarnya:

a. Bagi orang-orang indonesia asli yang beragama islam berlaku hukum agama yang telah diresuppir daerah berikut

b. Bagi orang-orang indonesia asli lainnya berlaku hukum adat c. Bagi orang-orang indonesia asli yang beragam kristen berlaku

Huwelijks Ordonantie Cristen Indonesia (S.1933 Nomor 74) d. Bagi orang timur asing cina dan warga indonesia keturunan cina

berlaku keyenyua-ketentuan kitab undang-undang hukum perdata dengan sedikit perubahan

e. Bagi orang-orang timur asing lainnya berlaku hukum adat mereka f. Bagi orang-orang eropa dan warga negara keturunan eropa dan yang

disamakan denga mereka berlaku kitab undang-undang hukum perdata.

Page 34: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 yang bersifat nasional dan

berlaku efektif sejak tanggal 1 Oktober 1975, maka Undang-Undang

Perkawinan ini telah disahkan dan menghapus aneka warna hukum di

Indonesia yang berlaku sebelumnya.

Disisi lain didalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 juga

memberlakukan agama masing-masing atau kepercayaan menjadi hukum

positif masalah perkawinan termasuk perceraian, hal tersebut tampak jelas

dalam penjelasan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang perkawinan yang

mengatakan tidak ada perkawinan di luar agama dan kepercayaannya sesuai

Undang-Undang Dasar 1945.

Didalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 mengatur tentang

putusnya perkawinan disebabkan oleh beberapa hal yaitu pada pasal 38

yang menentukan bahwa perkawinan dapat putus karena (a) kematian, (b)

perceraian dan (c) atas putusan pengadilan.

Usman (2006:399-400) menjelaskan tentang penyebab dan alasan-

alasan putusnya perkawinan sebagai berikut :

a. Kematian

Dalam hal salah seorang suami atau istri atau keduanya meninggal

dunia, sehingga dengan sendirinya perkawinan mereka putus karena

kematian atau putusnya perkawinan yang terjadi secara alami.

b. Perceraian, dan

Page 35: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

menyebutkan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan

sidang pengadilan yang berwenang setelah pengadilan yang

bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan para pihak.

c. Atas Putusan pengadilan

Yang dimaksud perceraian atas putusan pengadilan, perceraian yang

disebabkan oleh adanya suatu gugatan terlebih dahulu oleh istri

kepada pengadilan dan dengan suatu putusan pengadilan.

Dan pada pasal 40 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 juga

mengatur tentang keharusan adanya putusan pengadilan bagi orang yang

akan menceraikan istri atau suami, pasal ini menyebutkan bahwa :

a. Gugatan perceraian diajukan di pengadilan b. Tata cara mengajukan gugatan tersebut pada ayat 1 pasal ini diatur

dalam peraturan perundangan tersendiri

2. Syarat-syarat Perceraian

Menurut pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

menyebutkan tentang syarat-syarat perceraian sebagai berikut :

1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak

2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antar suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri

3) Tata cara perceraian di depan sidang pengadilan diatur dalam peraturan perundangan tersendiri

Selanjutnya dalam pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang perkawinan menyebutkan bahwa untuk melakukan perceraian

Page 36: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

harus ada cukup alasan bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat hidup

rukun sebagai suami istri terhadap ketentuan di atas, khususnya ayat 2

penjelasan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 19 Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo pasal 116 Kompilasi Hukum Islam

(KHI) lebih lanjut menyebutkan bahwa alasan-alasan yang dapat dijadikan

dasar untuk perceraian adalah :

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan sebagainya yang sukar disembuhkan

b. Salah satu pihak meninggalkan yang lainnya untuk masa 2 tahun tanpa izin dari pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuan

c. Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang lebih berat

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri

f. Antara suami dan istri terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang tidak ada harapan untuk rukun kembali.

g. Suami melanggar taklik talak h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak

rukunan dalam rumah tangga

Sutantio (1979:79) berpendapat “perkawinan berdasarkan keretakan

yang tidak dapat diperbaiki, oleh masyarakat dianggap elegant dari pada

berdasarkan perzinaan purik bukan merupakan keretakan yang tidak dapat

diperbaiki”.

3. Jenis-jenis Perceraian

Dari ketentuan tentang perceraian dalam pasal 39 sampai dengan

pasal 41 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan diatur dalam pasal 14

sampai dengan pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta

ditegaskan dalam pasal 65 sampai dengan pasal 82 Undang-Undang Nomor

Page 37: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dalam hal tersebut dapat

disimpulkan adanya dua macam perceraian yaitu cerai gugat dan cerai talak:

a. Cerai Gugat

Adalah perceraian yang disebabkan oleh adanya suatu gugatan

lebih dahulu oleh istri kepada pengadilan dan dengan suatu putusan

pengadilan, pasal 40 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

menyebutkan :

Ayat (1) Gugatan perceraian daiajukan kepada pengadilan Ayat (2) Tata cara mengajukan gugatan tersebut pada ayat 1 pasal

ini diatur dalam peraturan perundangan tersendiri

Menurut peraturan pelaksanaan Nomor 9 Tahun 1975, dalam

penjelasan pasal 20 menegaskan sebagai berikut :

“ Gugatan perceraian dimaksud dapat dilakukan oleh seorang istri yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam dan oleh seorang suami atau istri yang melangsungkan perkawinannya menurut agamanya dan kepercayaan itu selain agama Islam”.

Sedangkan dalam pasal 73 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

menyebutkan :

1) Gugatan perceraian dilakukan oleh istri atau kuasanya kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi kediaman penggugat, kecuali penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat

2) Dalam hal penggugat bertempat kediaman diluar negeri gugatan perceraian diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya tempat kediaman tergugat

Ketentuan dalam pasal 73 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

merupakan kebalikan dari pasal 118 HIR 142 Rbg. Hal ini bertujuan

untuk memberikan kemudahan bagi pihak istri untuk melakukan

Page 38: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

perceraian dari suami ditinjau dari segi waktu, biaya dan perjalanan

dalam hal suami pergi meninggalkan tempat kediaman bersama

(Syahlani, 1993:60).

b. Cerai Talak

Adalah terputusnya tali perkawinan (akad nikah) antara suami

dengan istrinya dengan talak yang diucapkan suami di depan sidang

Pengadilan Agama (Hoerudin, 1999:17 )

Berdasarkan perspektif hukum Islam, Usman (2006:401)

mengatakan bahwa jenis-jenis talak atau perceraian dapat dibedakan atas

:

1) Apabila ditinjau dari segi boleh tidaknya suami merujuk istrnya

kembali, maka jenis-jenis talak itu meliputi :

a) Talak raj’i, yakni talak yang dijatuhkan suami, dimana suami

berhak rujuk selama istri masih dalam keadaan iddah tanpa

harus melangsungkan akad nikah baru. Talak seperti ini adalah

talak kesatu atau talak kedua

b) Talak ba’in, terdiri atas

(1) Talak ba’in shughra (kecil) adalah talak yang tidak boleh

dirujuk, tetapi boleh akad nikah baru dengan bekas

suaminya meskipun dalam masa iddah, seperti talak yang

terjadi sebelum adanya hubungan seksual (Qobla Al

Page 39: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Dukhul), talak dengan tebusan atau khuluk dan talak yang

dijatuhkan oleh Pengadilan Agama.

(2) Talak ba’in kubraa (besar), yakni talak yang tidak dapat

dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kembali, seperti talak

yang terjadi untuk ketiga kalinya dan talak sebab li’an.

2) Apabila ditinjau dari segi menjatuhkan talak, maka jenis-jenis talak

meliputi :

a) Talak sunni (halal), yakni talak yang diperbolekan yang

dijatuhkan terhadap istri yang sedang suci dan tidak dicampuri

dalam waktu suci tersebut. Menurut Supriatna dkk (2009:31) ada

empat kriteria yang diperlukan untuk dimasukkan kedalam

kategori talak sunni, adalah sebagai berikut :

(1) Isteri pernah dikumpuli

(2) Isteri segera melakukan iddah setelah ditalak

(3) Isteri yang ditalak dalam keadaan suci, baik diawal suci atau

diakhir suci

(4) Dalam masa suci ketika suami menjatuhkan talak isteri tidak

dicampuri

b) Talak bid’i (haram), yakni talak yang dilarang yang dijatuhkan

pada waktu istri dalam keadaan haid, atau istri dalam keadaan

suci tetapi sudah dicampuri pada waktu suci. Talak yang termasuk

dalam kategori bid’i ialah :

Page 40: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

(1) Talak yang dijatuhkan pada waktu isteri sedang menjalani

haid atau nifas

(2) Talak yang dijatuhkan pada waktu isteri dalam keadaan suci

tetapi telah dikumpuli lebih dahulu. (Supriatna dkk, 2009:32)

Khusus untuk perceraian yang beragama Islam, seperti yang

dirumuskan oleh pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975

ditegaskan: “Seorang suami melangsungkan perkawinan menurut agama

Islam, yang akan menceraikan istrinya, mengajukan surat kepada

Pengadilan Agama ditempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan

bahwa ia bermaksud menceraikan istrinya disertai alasan-alasan serta

meminta kepada Pengadilan Agama agar diadakan sidang untuk

keperluan itu”.

Sedangkan menurut ayat (1) pasal 66 Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama menyebutkan :

“Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak”.

Syahlani (1993:61) berpendapat “Apabila seorang suami yang

akan menceraikan istrinya, jalur yang harus ditempuh dengan cara

mengajukan gugat permohonan cerai talak ke Pengadilan Agama”

Thalib (1989:115) menyebutkan bahwa “selain perceraian

dilakukan dengan cara cerai gugat dan cerai talak tersebut, pihak istri

dapat mengajukan perceraian dengan alasan khuluk artinya perceraian

berdasarkan persetujuan suami istri dengan adanya penebusan dengan

Page 41: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

harta atau uang oleh si istri yang menginginkan cerai dengan khuluk

itu”.

B. Penyelesaian Perkara Cerai Talak

1. Tatacara Permohonan Cerai Talak

Didalam pasal 65 sampai dengan pasal 72 Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, menegaskan tata cara dalam

permohonan cerai talak yaitu Pasal 65 Undang-undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama menyebutkan :

“Bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang

pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak

berhasil mendamaikan para pihak”.

Pasal 66 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, menyebutkan :

Ayat (1) : Seorang suami ynag beragam Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak.

Ayat (2) : Permohonan sebagaiman yang dimaksud dalam ayat 1 diajukan ke Pengadilan Agama yang wilayah hukumnya meliputi tempat kediaman termohon, kecuali apabila termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang dtentukan bersama tanpa izin Pemohon

Ayat (3) : Dalam hal termohon tempat kediaman di luar negeri, pemohin mengajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon

Ayat (4) : Dalam hal pemohon dan termohon bertempat kediaman di luar negeri, maka pemohon mengajukan kepada pengadilan yang wilayah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka berlangsung atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

Page 42: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Berbeda dari ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 66

ayat (2) maka untuk melindungi pihak istri, gugatan perceraian diajukan ke

Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman

Termohon (istri).

Dari ketentuan pasal tersebut diatas, bahwa yang diajukan oleh

suami bukanlah suatu surat permohonan, tetapi surat pemberitahuan yang

isinya bahwa ia akan akan menceraikan istrinya dan untuk itu meminta

kepada pengadilan agar diadakan sidang penyaksian ikrar talak.

Menurut Syahlani (1993:56) meskipun hukum merupakan bersifat

“gugat cerai talak” berupa permohonan dalam cerai talak tidak identik

dengan gugat voluntair , sebab voluntair adalah sepihak, hanya pihak

pemohon, sedang gugatan permohonan cerai talak harus bersifat 2 (dua)

pihak (pasal 66 ayat 1 jo pasal 67 huruf a Undang-undang Nomor 7 Tahun

1989)

Perlu ditegaskan bahwa dalam cerai talak suami dalam

permohonannya mohon kepada Pengadilan Agama untuk dapat memberi

izin kepadanya untuk menjatuhkan talak kepada istrinya, maka sifat

permohonan ini dikabulkan oleh Pengadilan Agama, putusan yang

dijatuhkan belum merupakan putusan final, akan tetapi harus adanya tindak

lanjut atau lebih dikenal dengan pelaksanaan isi putusan (eksekusi), yaitu

sidang penyaksian ikrar talak.

Menurut surat edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor

: MA/Kumdil/1973/IV/1990 tanggal 3 April 1990 menyatakan, bahwa pada

Page 43: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

dasarnya cerai talak adalah merupakan sengketa perkawinan antara dua

belah pihak berperkara, sehingga karenanya produk hakim yang mengadili

sengketa tersebut harus dibuat dalam bentuk kata putusan dan amarnya

dalam bentuk penetapan. Dengan demikian, upaya hukum yang terbuka bagi

putusan Pengadilan Agama terhadap perkara ini adalah banding.

Hal ini ditegaskan dalam pasal 70 Undang-undang Nomor 7 Tahun

1989 yaitu :

Ayat 1 : Pengadilan setelah berkesimpulan bahwa kedua belah pihak tidak mungkin lagi didamaikan dan telah cukup alasan perceraian maka pengadilan menetapkan bahwa permohonan tersebut dikabulkan

Ayat 2 : Terhadap penetapan sebagaimana yang dimaksud ayat 1 istri dapat mengajukan banding

Ayat 3 : Setelah penetapan tersebut mempunyai kekuatan hukum tetap, pengadilan menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak dengan memanggil suami dan istri artau wakilnya untuk menghadiri sidang tersebut.

Ayat 4 : Dalam sidang itu suami atau wakilnya yang diberi kuasa khusus dalam suatu akta otentik untuk mengucapkan ikrar talak yang dihadiri oleh istri atau kuasanya

Ayat 5 : Jika istri telah mendapat panggilan secara sah atau patut, tetapi tidak datang menghadap sendiri atau mengirim wakilnya, maka suami atau wakilnya dapat mengucapkan ikrar talak tanpa hadirnya istri atau wakilnya

Ayat 6: Jika suami dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan hari sidang penyaksian ikrar thalaq, tidak datang menghadap sendiri atau tidak mengirimkan wakilnya meskipun telah mendapatkan panggilan secara sah dan patut maka gugurlah kekuatan penetapan tersebut, dan perceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan yang sama.

Dalam rangka menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan

suatu perkara yang diajukan kepada Pengadilan Agama sebagaimana

tersebut dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang pokok-

Page 44: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

pokok kekuasaan kehakiman, diperlukan administrasi Pengadilan Agama

yang benar dan tertib.

Sehubungan dengan hal ini Mahkamah Agung Republik Indonesia

telah mengeluarkan intruksi kepada seluruh jajaran pengadilan untuk

merlaksanakan dengan sungguh-sungguh pelaksanaan administrasi tersebut

sesuai surat keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor

KMA/001/SK/I/1991 tanggal 24 Januari 1991 tentang penetapan,

pelaksanaan pembinaan dan pengendalian administrasi kepaniteraan

Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama. Yang melaksanakan

tugas-tugas administrasi dalam rangka mencapai tugas pokok tersebut

adalah panitera. Mustofa (2005:38) mengatakan tugas-tugas kepaniteraan

dapat dibedakan berdasarkan kedudukan dan fungsi yang secara garis besar

dapat diklasifikasi menjadi 3 (tiga) yaitu :

a. Pelaksana administrasi perkara

b. Pendamping hakim dalam persidangan

c. Pelaksanaan putusan/penetapan pengadilan dan tugas-tugas

kejurusitaan lainnya.

Tugas pokok pengadilan adalah sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 1970 pasal 2 yaitu menerima, memeriksa,

mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya. Proses

penerimaan perkara di Pengadilan Agama adalah sebagai berikut :

a. Pengajuan Perkara Cerai Talak

Page 45: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Permohonan cerai talak diajukan oleh suami atau kuasanya

kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya tempat tinggal

kediaman termohon, kecuali apabila termohon dengan sengaja

meninggalkan tempat kediaman tyang ditentukan bersama tanpa seizin

pemohon. Dalam hal termohon bertempat kediaman diluar negeri,

permohonan perceraian diajukan kepada pengadilan yang daerah

hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka berlangsung atau kepada

Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

Dalam hal suami mengajukan permohonan cerai talak, harus

berpedoman kepada ketentuan pasal 66 dan 67 Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989. Jika kedua ketentuan tersebut diterapkan dalam formulasi

cerai talak, undang-undang membenarkan kumulasi gugatan dalam cerai

talak, artinya suami disamping mengajukan gugatan mengenai cerai talak

juga dapat sekaligus dengan gugatan hak hadlonah atau harta bersama.

Menurut ketentuan pasal 118 HIR, yaitu gugatan harus diajukan

dengan surat permintaan yang ditanda tangani oleh penggugat atau

wakilnya, surat permintaan tersebut dalam prakteknya disebut surat

gugatan, oleh karenanya itu gugatan harus diajukan dengan surat, maka

bagi mereka yang buta huruf dibuka kemungkinan untuk mengajukan

secara lisan kepada ketua pengadilan berdasarkan ketentuan pasal 120

HIR akan membuatkan atau menyuruh membuat gugatan yang dimaksud

(Sutantio, 1979:14)

Page 46: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Menurut pasal 67 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989,

menyebutkan bahwa :

Permohonan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 66 diatas memuat : 1) Identitas para pihak : Nama, umur, dan tempat kediaman

Pemohon, yaitu suami dan termohon yaitu istri 2) Posita gugatan : memuat alasan-alasan yang menjadi dasar

cerai talak sebagaimana yang dirinci secara limitatif dalam pasal 19 peraturan pemerintah Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1975 jo pasal pasal 116 Kompilasi Hukum Islam

3) Petitum gugatan : yang memuat permintaan perkawinan diputus serta memberi izin kepada suami untuk mengucapkan ikrar talak di depan sidang Pengadilan Agama

b. Pemanggilan

Setelah gugatan perceraian tersebut diterima oleh petugas meja

pertama, kemudian diperintahkan untuk membayar vorschot (panjar)

biaya perkara kecuali penggugat mengajukan perkara cuma-cuma

(prodeo), yang selanjutnya dicatat dalam buku register perkara dengan

kode No. ........../Pdt.G/....../PA. .....selanjutnya oleh ketua Pengadilan

Agama diterbitkan surat penunjukan majelis hakim (PMH), kemudian

ketua majelis hakim mengeluarkan surat penetapan hari sidang (PHS)

dan sekaligus memerintahkan kepada jurusita/jurusita pengganti untuk

memanggil kepada para pihak untuk datang dan hadir dalam persidangan

yang telah ditetapkan.

Jurusita dalam melaksanaknan pemanggilan harus berdasarkan

azas pelaksanaan pemanggilan yaitu :

1) Harus memenuhi waktu yang patut artinya pada saat ketua majelis

hakim menetapkan hari sidang hendaknya mengingat jauh dekatnya

Page 47: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

tempat tinggal para pihak berperkara, sehingga tenggang waktu

pemanggilan yang dilakukan oleh jurusita dengan hari sidang tidak

kurang dari 3 (tiga) hari dan didalamnya tidak termasuk hari besar

(pasal 12/HIR/146 Rbg jo pasal 26 ayat 4 PP Nomor 9 tahun 1975 jo

pasal 138 ayat 4 Kompilasi Hukum Islam

2) Harus dilakukan secara resmi, artinya sasaran atau objek

pemanggilan harus tepat dan tata cara pemanggilan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

3) Pemanggilan harus disampaikan langsung secara pribadi ditempat

orang yang dipanggil.

4) Dalam hal orang yang dipanggil tidak dijumpai ditempat

kediamannya, maka pemanggilan dapat disampaikan melalui lurah

atau kepala desa (pasal 390 HIR/718 Rbg jo pasal 26 ayat (3) PP

Nomor 9 tahun 1975 jo pasal 138 ayat (3) Kompilasi Hukum Islam)

5) Dalam hal tempat kediaman orang yang dipanggil tidak diketahui

atau tidak mempunyai tempat kediaman yang tetap, ataupun orang

yang dipanggil tidak kenal. Maka dilakukan pemanggilan umum

oleh dan melalui bupati/walikota dalam wilayah tempat kediaman

penggugat atau pemohon.

6) Dalam hal salah satu pihak bertempat atau domisili diluar wilayah

hukum pengadilan yang memeriksa perkaranya, maka panggilan

dilakukan dengan meminta bantuan kepada ketua pengadilan yang

mewilayahinya.

Page 48: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

7) Panggilan disampaikan melalui perwakilan Republik Indonesia

setempat apabila yang dipanggil bertempat berkedudukan di luar

negeri (pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo pasal

140 Kompilasi Hukum Islam)

8) Panggilan disampaikan kepada ahli waris apabila orang yang

dipanggil meninggal dunia (pasal 390 ayat 2 HIR/718 ayat 2 Rbg)

c. Memeriksa dan Mengadili

Disamping asas dan tata cara pemeriksaan gugatan perceraian

yang meliputi juga cerai talak dan gugat cerai tunduk sepenuhnya pada

HIR dan Rbg, serta ketentuan khusus yang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989, maka tata tertib pemeriksaan juga harus

berpedoman pada asas umum yang diatur dalam Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1989 yaitu :

1) Pemeriksaan dilakukan oleh majelis hakim yang terdiri dari 3 (tiga) orang hakim, salah seorang diantaranya sebagai ketua majelis dan yang lainnya sebagi hakim anggota (pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989).

2) Pemeriksaan dilakukan dengan sidang tertutup (pasal 80 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989) dan putusan perkara perceraian diucapkan disidang terbuka untuk umum, sesuai pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 jo pasal 81 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989.

3) Pemeriksaan paling lambat 30 (tiga puluh) hari dari tanggal pendaftaran gugatan (pasal 68 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan pasal 131 Kompilasi Hukum Islam (KHI), hal ini bertujuan untuk memenuhi asas yag diatur dalam pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 jo pasal 57 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun1989, yang dikenal dengan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan

4) Pemeriksaan sidang dihadiri oleh suami istri atau wakilnya yang mendapat kuasa khusus dari mereka

Page 49: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Upaya mendamaikan kedua belah pihak diusahakan selama

proses pemeriksaan berlangsung (pasal 82 ayat (4) Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 jo pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975) khusus dalam hal ini merupakan sedikit penyimpangan dari asas

umum yang diatur dalam pasal 130 ayat 1 HIR/154 Rbg, dimana

ditentukan mendamaikan cukup diusahakan hakim pada sidang pertama

saja.

Dengan memperhatikan asas umum tata cara memeriksa perkara

tersebut, maka sampailah kepada putusan hakim terhadap permohonan

perceraian tersebut, menurut Arto (1996:247) ada dua golongan putusan

dilihat dari fungsinya dalam mengakhiri perkara yaitu sebagai berikut:

1) Putusan sela

Ialah putusan yang dijatuhkan masih dalam proses

pemeriksaan perkara dengan tujuan untuk memperlancar jalannya

pemeriksaan.

2) Putusan akhir

Ialah putusan yang mengakhiri pemeriksaan dipersidangan,

baik yang telah melalui semua tahap pemeriksaan maupun yang

tidak /belum menempuh semua tahap pemeriksaan

Jika dilihat dari segi sifatnya akibat hukum yang ditimbulkan oleh

Subekti (1989:127) membaginya kepada 3 (tiga) macam, yaitu :

1) Putusan Diklaratoir

Page 50: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Adalah putusan yang amarnya menyatakan, bahwa suatu

keadaan tertentu sebagai suatu keadaan yang resmi menurut hukum.

Misalnya : putusan yang menyatakan sah tidaknya suatu perbuatan

hukum. Amarnya dimulai dengan menyatakan.....

2) Putusan konstitutif

Adalah suatu putusan yang menciptakan/menimbulkan

keadaan hukum sebelumya. Misalnya: putusan perceraian, putusan

pembatalan perwakilan, dan sebagainya. Sebelum diputus cerai,

mereka masih suami istri. Sebelum dibatalkan perkawinannya,

perkawinan itu masih dianggap sah.

3) Putusan Condemnatoir

Adalah putusan yang bersifat menghukum kepada salah satu

pihak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu,atau

menyerahkan sesuatu kepada pihak lawan,untuk mematuhi prestasi.

Amar yang bersifat Condemnatoir tersebut dirinci sebagai berikut :

a) Menghukum untuk menyerahkan suatu barang,

b) Menghukum membayar sejumlah uang,

c) Menghukum melakukan suatu perbuatan tertentu.

d) Menghukum menghentikan suatu perbuatan/keadaan.

e) Menghukum mengosongkan tanah/rumah.

Pada umumnya dalam suatu putusan hakim memuat beberapa

macam putusan, atau dengan lain perkataan merupakan gabungan dari

Page 51: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

putusan diklaratoir dan putusan konstitutif atau gabungan putusan

diklaratoir dengan kondemnatior dan sebagainya.

d. Menyelesaikan

Pada asasnya putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan

hukum yang pasti dapat dijalankan, pengecualiannya ada yaitu apabila

suatu putusan dijatuhkan dengan ketentuan dapat dilaksanakan lebih

dahulu sesuai dengan pasal 180 HIR, perlu dikemukakan bahwa tidak

semua putusan yang telah mempunyai kekuatan tetap dapat dilaksanakan,

yang dapat dilaksanakan hanyalah putusan yang bersifat kondemnatoir

yaitu mengandung perintah kepada suatu pihak untuk melakukan suatu

perbuatan.

Menurut ketentuan pasal 70 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989, “bahwa setelah penetapan tersebut memperoleh kekuatan

hukum tetap, memanggil suami dan istri atau wakilnya untuk menghadiri

sidang tersebut”.

Dengan memperhatikan pasal tersebut, maka dapat dikatakan

pelaksanaan sidang penyaksian ikrar talak merupakan bentuk

pelaksanaan (eksekusi) putusan. Ditinjau dari segi sasaran yang hendak

dicapai oleh hubungan hukum yang tercantum dalam putusan Pengadilan

Agama, eksekusi ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk : yaitu

eksekusi riil dan eksekusi pembayaran uang.

Page 52: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Tetapi tidak demikian halnya dalam cerai talak dimana cerai jenis

ini setelah putusan untuk itu in kracht van gewijsde, masih memerlukan

lagi tindak lanjut dari pengadilan, yakni eksekusi ikrar talak.

Pada umumnya eksekusi dilaksanakan oleh pengadilan karena

adanya permohonan eksekusi dari Pemohon, karena putusan tidak

dilaksanakan secara sukarela, tetapi tidak demikian didalam eksekusi

ikrar talak Pengadilan Agama bersifat aktif artinya setelah putusan

tersebut mempunyai kekutan hukum tetap, maka Pengadilan Agama

secara ex officio harus segera membuat penetapan sidang ikrar talak.

Menurut pasal 70 ayat (6) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

menyatakan bahwa jika suami dalam tenggang waktu enam (6) bulan

sejak ditetapkan hari sidang ikrar talak tidak datang menghadap sendiri

atau tidak mengirim wakilnya meskipun telah mendapat panggilan secara

sah atau patut, maka gugurlah kekuatan penetapan tersebut dan

perceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan yang sama.

Ketentuan pasal tersebut jelas akan bertentangan terhadap

kewenangan Pengadilan Agama yang merupakan salah satu badan

peradilan yang melaksanakan tugas pokok kehakiman, dimana setiap

putusan pengadilan yang mengandung putusan kondemnatior setelah

mempunyai kekutan hukum tetap, para pihak dapat mengajukan eksekusi

apabila tidak dilaksanakan secara damai, lebih-lebih jika dilihat dari

kepentingan termohon (istri) jelas akan sangat merugikan apabila

ternyata pemohon (suami) tidak melaksanakan sidang ikrar talak karena

Page 53: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

menghindari satu kepentingan dan bahwa pengadilan tidak ada kekuatan

untuk memaksa.

2. Asas Pemeriksaan Perkara Cerai Talak

Pada umumnya asas pemeriksaan perkara cerai talak yang diatur

dalam Bab IV, Bagian kedua, paragraf 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989, hampir sama dengan apa yang diatur dalam Bab V PP No. 9 Tahun

1975. Pokok asas pemeriksaan perkara cerai talak berpedoman kepada

ketentuan pasal 66, 68, 79 dan 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama. Sedangkan untuk teknis pemeriksaan tunduk

sepenuhnya kepada ketentuan hukum acara perdata yang diatur dalam HIR

atau RBG.(Harahap, 2003:221)

a. Pemeriksaan Oleh Majelis Hakim

Asas ini diatur oleh pasal 68 ayat (1) yang menegaskan

“pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan oleh majelis hakim......”.

Ketentuan pasal ini merupakan aturan pelaksana ketentuan pasal 15

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950. Berdasarkan pasal 15 dimaksud,

semua pengadilan dalam memeriksa dan memutus perkara harus

sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang hakim, kecuali apabila

undang-undang menentukan lain. Bahkan kalau berpedoman secara

analogis kepada penjelasan pasal 40 Undang-Undang Nomor 14 Tahun

Page 54: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

1985, majelis hakim boleh lebih dari 3 (tiga) orang. Namun jika lebih

dari tiga orang hakim, jumlahnya harus selalu ganjil.

b. Pemeriksaan dalam Sidang Tertutup

Pemeriksaan perkara cerai talak dilakukan dalam sidang tertutup

untuk umum. Asas ini diatur dalam pasal 68 ayat (2) dan pasal 80 ayat

(2), yang sama bunyinya dengan pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor 9

Tahun 1975 dan pasal 145 Kompilasi Hukum Islam. Disitu ditegaskan,

apabila tidak tercapai perdamaian, pemeriksaan gugatan perceraian

dilakukan dalam sidang tertutup.

Selain dari pada itu, perlu diingat bahwa ketentuan pasal 18

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 jo. Pasal 81 Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 dan Pasal 146 Ayat (1) Kompilasi Hukum Islam,

menegaskan meskipun pemeriksaan dilaksanakan dalam sidang tertutup,

namun putusan harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.

c. Pemeriksaan 30 Hari dari Tanggal Pendaftaran

Pasal 68 ayat (1) dan pasal 131 Kompilasi Hukum Islam

memerintahkan agar pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan

selambat-lambatnya 30 hari sejak tanggal surat gugat permohonan

didaftarkan dikepaniteraan pengadilan. Ketentuan ini bertujuan untuk

memenuhi asas yang diatur dalam pasal 4 ayat (2) Undang-Undang No

14 Tahun 1970 jo. Pasal 57 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989, yang dikenal dengan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya

ringan.

Page 55: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

d. Pemeriksaan in Person Atau Kuasa

Pemeriksaan perkara cerai talak, tidak berbeda dengan

pmeriksaan perkara perdata pada umumnya. Tidak mutlak mesti

penggugat dan tergugat in person yang menghadiri pemeriksaan di sidang

pengadilan. Penggugat atau tergugat dapat diwakili oleh kuasa, akan

tetapi harus didukung oleh surat kuasa khusus.(Harahap 2003:223)

Demikian juga halnya dalam perkara cerai talak, Pemohon atau

Termohon in person atau dapat menunjuk wakil sebagai kuasa

berdasarkan surat kuasa khusus. Kecuali dalam sidang perdamaian,

Pemohon dan Termohon harus hadir secara pribadi, tidak bisa diwakilkan

oleh kuasa, hal ini diatur dalam pasal 82 ayat (2) Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

e. Usaha Mendamaikan Selama Pemeriksaan

Pada pasal 70 jo. Pasal 82 ayat (2) dan pasal 143 Kompilasi

Hukum Islam, menugaskan pada hakim untuk berupaya secara sungguh-

sungguh mendamaikan suami istri dalam perkara perkara perceraian.

Tugas mendamaikan merupakan upaya yang harus dilaksanakan hakim

pada setiap sidang berlangsung sampai putusan dijatuhkan.

3. Keputusan Cerai Talak Dan Upaya Hukum Istri

Menurut ketentuan pasal 71 ayat (2) dan pada pasal 131 ayat (2)

Kompilasi Hukum Islam menegaskan bentuk keputusan Pengadilan Agama

dalam perkara gugat cerai talak adalah penetapan. Bentuk keputusan ini

disejajarkan dengan sifat gugat adalah permohonan. Dan dalam hal

Page 56: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

pengabulan gugat, disamping berpedoman pada patokan petitum, hakim

sekaligus berpedoman pada asas ultra petitum partium atau ultra vives yang

digariskan pasal 178 ayat (3) HIR atau pasal 189 ayat (3) RBG, yakni

pengabulan gugat tidak boleh melebihi dari apa yang diminta dalam

gugatan. Oleh karena itu, kalau gugat cerai talak hanya murni mengenai

putusnya perkawinan tanpa dibarengi dengan gugat penguasaan anak dan

pembagian harta bersama, hakim tidak boleh mengabulkan hal itu dalam

penetapan.(Harahap, 2003:230)

Kemudian mengenai upaya hukum yang dapat dilakukan istri

terhadap penetapan cerai talak telah ditentukan dalam pasal 70 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989. Menurut ketentuan ini istri dapat

mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Tinggi Agama. Di

dalam putusan Mahkamah Agung tanggal 24 Maret 1979 Nomor 03

K/AG/1979 menegaskan terhadap penetapan Pengadilan Agama mengenai

perkara cerai talak, bukan hanya dapat dimohonkan banding tapi juga dapat

diajukan kasasi. Menurut ketentuan pasal 64 Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama penetapan atau putusan yang

dimintakan banding atau kasasi, pelaksanaan ditunda demi hukum.

Sekiranya penetapan memuat amar penetapan dapat dijalankan lebih dahulu

sesuai dengan ketentuan pasal 180 HIR atau pasal 191 RBG, sebaiknya hal

itu jangan dijalankan mengingat kemungkinan batalnya putusan dalam

tingkat banding atau kasasi, sehingga dapat menimbulkan malapetaka dalam

pemulihan kembali pada keadaan semula.

Page 57: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

4. Tata Cara Pengucapan Ikrar Talak

Mengenai tata cara pengucapan ikrar talak diatur dalam pasal 70, 71

dan 72 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989. Yang menjadi dasar patokan

terbukanya tata cara pengucapan ikrar talak, apabila penetapan telah

mempunyai kekuatan hukum tetap. Dengan demikian proses pengucapan

ikrar talak merupakan eksekusi atas penetapan cerai talak. Tata cara

pengucapan ikrar talak diatur sebagai berikut:

a. Menentukan Hari Sidang Penyaksian Ikrar Talak

Seperti yang telah diuraiakan di atas pengucapan ikrar talak

merupakan eksekusi penetapan cerai talak. Pasal 70 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan pasal 131 ayat (3) Kompilasi Hukum

Islam (KHI) sudah menegaskan, pelaksanaan ikrar talak dapat

dilaksanakan setelah penetapan memperoleh kekuatan hukum tetap.

Tindak lanjut yang mengikuti hal itu, pengadilan menentukan

suatu hari sidang yang khusus untuk menyaksikan pengucapan ikrar talak

pemohon (suami), untuk pelaksanaan sidang penyaksian ikrar talak

diharapkan segera dilaksanakan setelah penetapan memperoleh kekuatan

hukum tetap, dengan tujuan di samping memenuhi tuntutan asas

peradilan yang sederhana dan cepat, sekaligus memberi kepastian kepada

suami istri untuk menempuh jalan dan kehidupan baru. Terutama kepada

pihak termohon (istri) sangat penting artinya, agar pihak istri tidak berada

dalam kalmuallaqot yakni dalam keadaan terombang-ambing yang

Page 58: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

berkelamaan. Hal ini sangat tidak dikehendaki oleh ajaran Islam seperti

yang diperingatkan dalam surat An Nisaa’: 129.

b. Sidang Penyelesaian Ikrar Talak dihadiri Pemohon dan Termohon

Berdasarkan ketentuan pasal 70 ayat (4) Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1989, sidang pengadilan penyaksian ikrar talak dihadiri oleh

pihak pemohon dan termohon. Dalam hal ini menurut Undang-Undang

pemohon dan termohon menghadiri sidang penyaksian ikrar talak boleh

diwakilkan oleh kuasa. Dengan demikian, agar seorang kuasa

mempunyai kualitas untuk mengucapkan ikrar talak, harus berdasar

kuasa khusus yang berbentuk autentik. Di dalam surat kuasa khusus

tersebut harus secara tegas dicantumkan bahwa pemberian kuasa untuk

mengucapkan ikrar talak, apabila salah satu unsur tersebut tidak

dipenuhi, mengakibatkan kuasa tidak berwenang mengucapkan ikrar

talak, dan untuk kuasa istri (termohon) cukup didasarkan atas surat kuasa

khusus biasa, kuasa sudah sah mewakili kepentingan hukum istri dalam

penyaksian sidang ikrar talak.

c. Pengucapan Ikrar Talak tanpa Hadirnya Istri

Pada prinsipnya sidang penyaksian sidang ikrar talak dihadiri

oleh istri (termohon). Namun pada pasal 70 ayat (5), memberi

kemungkinan penetapan ikrar talak dapat dilangsungkan diluar hadirnya

Termohon (istri) apabila yang bersangkutan tidak datang sendiri atau

wakilnya, meskipun dia telah dipanggil secara patut dan sah. Dalam

Page 59: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

kasus seperti ini tidak harus menunda sidang, akan tetapi sidang

penyaksian ikrar talak tetap dilangsungkan.

Ketentuan ini dapat dianggap realistik, sebab apabila sidang

penyaksian ikrar talak digantungkan secara mutlak atas kehadiran istri,

dapat menghambat penegakan hukum dan kepastian hukum. Apabila

secara faktual pemanggilan istri sudah dilakukan secara resmi dan patut,

kehadirannya tidak menghalangi sidang penyaksian ikrar talak dan

pengucapan ikrar sah dan berharga.

d. Berita Acara dan Penetapan Sidang Ikrar Talak

Sidang penyaksian ikrar talak adalah sidang resmi. Disamping

persidangan dihadiri pemohon dan termohon atau kuasa mereka, juga

harus dihadiri oleh hakim dan panitera. Bahkan bertitik tolak secar

sistematis dan analogis dari ketentuan pasal 68 ayat (1), sidang

penyaksian ikrar talak dilakukan oleh majelis hakim.

Fungsi panitera sesuai dengan pasal 71 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989, dalam persidangan penyaksian ikrar talak adalah

membuat berita acara sidang. Panitera mencatat hal ihwal yang terjadi

dalam persidangan seperti layaknya pembuatan berita acara dalam

pemeriksaan perkara. Kemudian berita acara tersebut ditanda tangani

oleh hakim (ketua majelis) dan panitera agar berita acara resmi dan

otentik sesuai Berdasarkan ketentuan pasal 63 ayat (3) dan pasal 131 ayat

(5) Kompilasi Hukum Islam. Begitu juga dengan fungsi hakim dalam

Page 60: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

sidang, selain daripada menyaksikan sidang pengucapan ikrar talak, juga

membuat penetapan. Tentang isi penetapan sidang penyaksian ikrar talak

sesuai dengan pasal 71 ayat (2). Dan juga diatur dalam SEMA Nomor 1

Tahun 1990: MA/Kumdil/1974/VI/1990 tanggal 10 April 1990 yang

mengatakan “ hakim membuat penetapan yang isinya menetapkan

perkawinan Termohon....dengan Termohon....putus karena perceraian.”

Perkawinan putus sejak ikrar talak diucapkan di depan persidangan.

Terhadap penetapan ini tidak dapat dimintakan banding ataupun kasasi.

e. Pengiriman Salinan Penetapan ke Pegawai Pencatat Nikah (PPN)

Salah satu proses yang hilang dalam tata cara sidang penyaksian

ikrar talak ialah ketentuan pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975 jo. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yaitu

hapusnya pengukuhan oleh Pengadilan Negeri terhadap putusan

Pengadilan Agama yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Hilangnya keharusan permintaan pengukuhan putusan, telah

mempersingkat proses pelaksanaan putusan. Dan juga mengenai

penyampaian salinan penetapan dan putusan tampaknya lebih

disederhanakan.

Sehubungan dengan pengiriman salinan penetapan ikrar talak,

pasal 84 Nomor 7 Tahun 1989 menentukan :

1) Pengiriman selambat-lambatnya 30 hari sejak penetapan kekuatan hukum tetap

2) Pengiriman salinan diwajibkan menjadi tugas panitera 3) Salinan penetapan dikirimkan tanpa bermetarai 4) Salinan dikirimkan kepada PPN yang wilayahnya meliputi

tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan apabila

Page 61: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

perceraian dilakukan diwilayah yang berbeda dengan wilayah PPN yang dahulu bertidak melangsungkan perkawinan, sehelai salinan dikirimkan juga kepada PPN tersebut tanpa bermetarai, dan apabila perkawinan dilangsungkan diluar negeri, sehelai salinan dikirimkan kepada PPN ditempat dimana perkawinan mereka didaftarkan diindonesia.

f. Pemberian Akta Cerai

Menurut pasal 84 ayat (4), panitera wajib memberikan akta cerai

kepada para pihak. Pemberian akta cerai kepada para pihak dilaksanakan

paling lambat 7 hari sejak tanggal putusan memperoleh kekuatan hukum

tetap.

Fungsi akta cerai, menjadi surat bukti bagi suami isteri tentang

putusnya perkawinan karena perceraian. Akta cerai dapat dipergunakan

para pihak terhadap pejabat yang ada kaitannya dengan uruan

perkawinan maupun terhadap pihak ketiga (Harahap, 2003:233)

Page 62: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

BAB III

PAPARAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Ambarawa

1. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Ambarawa

Pengadilan Agama Ambarawa adalah Pengadilan Agama yang

berada di wilayah kabupaten Semarang, untuk mengetahui sejarah

berdirinya Pengadilan Agama Ambarawa akan lebih baik apabila terlebih

dahulu menyimak sejarah keberadaan Kabupaten Semarang.

Sejak hampir 5 abad yang lalu di masa Pajang Mataram, Kabupaten

Semarang telah ada, dan waktu itu yang menjadi ibukota adalah Semarang.

Pada zaman itu “GEMENTE (Kotapraja)” Semarang belum terbentuk.

Sebagai Bupati Semarang yang pertama adalah Ki Pandan Arang II atau

dikenal sebagai Raden Kaji Kasepuhan yang dinobatkan pada tanggal 2 Mei

1547 dan berkuasa hingga tahun 1574 serta mendapat pengesahan Sultan

Hadiwijaya. Pada masa itu beliau berhasil membuat bangunan yang

dipergunakan sebagai pusat kegiatan Pemerintah Kabupaten. Ringkasnya

sampailah pada tahun 1906 yaitu pada jaman Pemerintahan Bupati R.M.

Soebijono, lahirlah “GEMENTE (Kotapraja)” Semarang, sesuai Staatblaad

tahun 1906 S.O 120. Pemerintah Kabupaten Semarang dipimpin oleh

seorang Bupati dan Pemerintah Kotapraja untuk wilayah Semarang

dipimpin oleh seorang Burgenmester. Semenjak itulah terjadi pemisahan

antara Kabupaten Semarang dengan Kotapraja Semarang hingga saat ini.

Page 63: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 1950 Tentang

Pembentukan Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa

Tengah, Kota Semarang ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Semarang,

namun kota Semarang adalah Kotamadya yang memiliki Pemerintahan

sendiri.

Pada saat berdirinya Kabupaten Semarang Pengadilan Agama untuk

wilayah hukum Kabupaten Semarang belum terbentuk, oleh karenanya para

pencari keadilan di wilayah Kabupaten Semarang yang akan mengajukan

perkara harus ke Pengadilan Agama Salatiga, karena wilayah hukum

Pengadilan Agama Salatiga meliputi Kota Salatiga dan Kabupaten

Semarang. Ditinjau dari segi Pemerintahan, Kota Semarang sebagai ibukota

Kabupaten sangatlah kurang menguntungkan, maka timbullah gagasan

untuk memindahkan ibukota Kabupaten Semarang ke Kota Ungaran yang

pada saat itu masih dalam status Kawedanan.

Sementara dilakukan pembenahan, pada tanggal 30 juli 1979 oleh

Bupati Kepala Daerah Tk. II Semarang diusulkanlah ke Pemerintah Pusat

melalui Gubernur, agar Kota Ungaran secara definitif ditetapkan sebagai

Ibukota Pemerintah Kabupaten Dati II Semarang. Sementara itu telah

terbentuk Pengadilan Negeri yang terletak di Ambarawa sehingga disebut

Pengadilan Negeri Ambarawa. Dalam perjalanannya kemudian berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Agama Nomor : 96 Tahun 1982 maka dibentuklah

Pengadilan Agama Kabupaten Semarang dengan sebutan Pengadilan Agama

Ambarawa karena menyesuaikan dengan penyebutan Pengadilan Negeri,

Page 64: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

namun Pengadilan Agama berkedudukan di Kota Ungaran. Selanjutnya

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1983 Tentang Penetapan

Status Kota Ungaran sebagai Ibukota Pemerintah Kabupaten Dati II

Semarang, yang berlaku peresmiannya tanggal 20 Desember 1983 pada saat

Pemerintahan Bupati Ir.Soesmono Martosiswojo ( 1979-1985 ), maka Kota

Ungaran secara definitif sebagai Ibukota Kabupaten Semarang.

Oleh karena Ibukota Semarang telah dipusatkan di Ungaran, maka

berangsur-angsur semua instansi pindah ke Kota Ungaran, termasuk

Pengadilan Negeri Ambarawa, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri

Kehakiman Nomor : 14.03.AT.01.01 Tentang Pemindahan Pengadilan

Negeri Ambarawa ke Kota Ungaran dengan sebutan Pengadilan Negeri

Ungaran dengan wilayah hukum sebagaimana wilayah Kabupaten

Semarang. Namun tidak demikian halnya dengan Pengadilan Agama

Ambarawa. Pengadilan Agama tetap bernama Pengadilan Agama

Ambarawa meskipun berada di Kota Ungaran, dan wilayah hukumnya tidak

sebagaimana Pengadilan Negeri, yaitu sesuai dengan SK Menteri Agama

Nomor 76 Tahun 1983 Tentang Penetapan dan Perubahan wilayah hukum

Pengadilan, bahwa Pengadilan Agama Ambarawa adalah meliputi sebagian

wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang, yang terdiri dari 7 (tujuh)

Kecamatan dan sampai sekarang telah mengalami pengembangan menjadi

10 Kecamatan, yaitu

Page 65: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

a. Kecamatan Ungaran Barat;

b. Kecamatan Ungaran Timur;

c. Kecamatan Bergas;

d. Kecamatan Pringapus;

e. Kecamatan Bawen;

f. Kecamatan Ambarawa;

g. Kecamatan Sumowono;

h. Kecamatan Banyubiru;

i. Kecamatan Jambu;

j. Kecamatan Bandungan;

Pengadilan Agama Ambarawa pada awal berdirinya menempati

sebuah gedung yang terletak di Jl. Ki Sarino Mangunpranoto No. 2

Ungaran, dengan luas tanah 1.009 m2 dan luas bangunan 250 m2 dengan

status Hak Milik Negara (Departemen Agama) yang diperoleh dari Bagian

Proyek Pembangunan Balai Sidang Pengadilan Agama Ambarawa, dengan

Berita Acara tertanggal 7 Nopember 1985 Nomor :

Bagpro/PA/105/XI/1985. Dalam perkembangannya Pengadilan Agama

Ambarawa di Ungaran kemudian dipindah ke Ambarawa, sesuai dengan

Surat Keputusan Kepala Urusan Administrasi Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor : 46/BUA-PL/S-KEP/XII/2006, tanggal 13 Desember

2006 Tentang Pengalihan Fungsi Penggunaan Bangunan Kantor Lama

Pengadilan Negeri Ungaran di Ambarawa menjadi Kantor Pengadilan

Agama Ambarawa, yang ditindak lanjuti dengan penyerahan sertifikat tanah

Page 66: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

sesuai berita acara serah terima tanggal 14 April tahun 2008, maka

diserahkanlah sertifikat tanah Hak Pakai Nomor 11 Tahun 1996 Luas tanah

3.948 M2 dengan nama Pemegang Hak Departemen KeHakiman RI Cq

Pengadilan Negeri Ambarawa yang terletak di JL. Mgr. Soegiyopranoto No.

105 Kelurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa.

2. Letak Geografis Pengadilan Agama Ambarawa

Wilayah Pemerintah Kabupaten Semarang berbatas dengan beberapa

kabupaten dan kota disekelilingnya, yaitu ;

a. Sebelah Utara : Kota Semarang

b. Sebelah Timur : Kabupaten Demak dan Grobogan

c. Sebelah Selatan : Kab. Magelang dan Kab Boyolali

d. Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

e. Ditengah Kabupaten Semarang ada empat kecamatan yang menjadi

wilayah Kota Salatiga.

Kondisi daerah Kabupaten Semarang sangat beragam, yang terdiri

dari sebagian dataran rendah, dataran tinggi, daerah perbukitan dan sebagian

lagi berupa pegunungan dan hutan. Jarak ibu kota Kecamatan yang paling

dekat dengan kantor Pengadilan Agama Ambarawa adalah 2 Km dan yang

paling jauh 33 Km, yaitu Kecamatan Sumowono.

3. Kompentensi Pengadilan Agama Ambarawa

Page 67: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Pengadilan Agama yang dulunya dibawah payung Departemen

Agama sekarang sudah berubah sesuai dengan Undang-Undang yang

baru, Pengadilan Agama sekarang menjadi satu atap dengan Pengadilan

Negeri yaitu di bawah payung Mahkamah Agung.

Kewenangan Pengadilan Agama dibagi menjadi dua yaitu :

a. Wewenang Absolut

Pengertian wewenang absolut adalah suatu wewenang yang

berkaitan dengan pembagian kekuasaan antar badan-badan peradilan.

Kewenangan absolut meliputi perkara-perkara yang menjadi

tanggung jawab Pengadilan Agama Ambarawa, antara lain berupa

perkara :

1) Anak dalam kandungan

a) Sah atau tidaknya kehamilan

b) Status anak dalam kandungan sebagai ahli waris

c) Bagian warisan anak dalam kandungan

d) Kewajiban orang tua terhadap anak dalam kandungan

2) Kelahiran

a) Penentuan sah tidaknya anak

b) Penentuan asal usul anak

c) Penentuan status anak / pengakuan anak

3) Pemeliharaan anak

a) Perwalian terhadap anak

b) Pencabutan kekuasaan orang tua

Page 68: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

c) Penunjukan / penggantian wali

d) Pemecatan wali

e) Kewajiban orang tua / wali terhadap anak

f) Pengangkatan anak, anak sipil, anak terlantar

g) Sengketa hak pemeliharaan anak

h) Kewajiban orang tua angkat terhadap anak angkat

i) Pembatalan pengangkatan anak

j) Penetapan bahwa ibu turut memikul biaya pemeliharaan dan

pendidikan anak

4) Perkawinan (akad nikah)

a) Sengketa pertunangan dan akibat hukumnya

b) Dispensasi nikah di bawah umur 19 bagi pria dan 16 tahun

bagi wanita

c) Izin nikah dari orang tua bagi yang belum berumur 21 tahun

d) Wali adhol

e) Pencegahan kawin

f) Penolakan kawin

g) Izin beristri lebih dari seorang

h) Penetapan sahnya perkawinan

i) Pembatalan perkawinan

j) Penolakan izin perkawinan campuran oleh PPN

k) Penetapan sah tidaknya rujuk

5) Hak dan kewajiban suami istri

Page 69: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

a) Mahar

b) Penghidupan istri (nafkah, kiswah, maskah,dan sebagainya)

c) Gugatan atas kelalaian suami terhadap istri

d) Penetapan nusyus

e) Perselisihan suami istri

f) Gugatan atas kelalaian istri

g) Muth’ah

h) Nafkah iddah

i) Sengketa tempat kediaman bersama suami istri

6) Harta benda dalam perkawinan

a) Penentuan status harta benda dalam perkawinan

b) Perjanjian harta benda dalam perkawinan

c) Pembagian harta benda dalam perkawinan

d) Sengketa pemeliharaan harta benda dalm perkawinan

e) Sita marital atas harta perkawinan

f) Sengketa hibah

g) Sengketa wakaf

h) Harta bawaan suami istri

7) Putusnya perkawinan

a) Penentuan putusnya perkawinan karena kematian

b) Perceraian atas kehendak suami (cerai talak)

Page 70: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

c) Perceraian atas kehendak istri (cerai gugat yang di dalamnya

meliputi masalah tentang li’an, khuluk, fasakh, dan

sebagainya)

d) Putusnya perkawinan karena sebab-sebab lain

8) Pemeliharaan orang tua

a) Kewajiban anak terhadap orang tua (pasal 46 UUP)

b) Kewajiban anak angkat terhadap orang tua angkat

c) Kematian

d) Penetapan kematian secara yuridis, misalnya karena mafqud

(Ps. 96 ayat (2) KHI)

e) Penetapan sah/tidaknya wasiat

9) Kewarisan

a) Penentuan ahli waris

b) Penentuan mengenai harta peninggalan

c) Penentuan bagian masing-masing ahli waris

d) Pembagian harta peninggalan

e) Penentuan kewajiban ahli waris terhadap pewaris

f) Pengangkatan wali bagi ahli waris yang tidak cakap bertindak

g) Baitul mal

h) Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 3 Tahun 2006

Pasal 49 tentang Pengadilan Agama bertugas dan berwenang

memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat

pertama antara orang-orang beragama Islam di bidang:

Page 71: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,

shodaqoh dan ekonomi syariah.

10) Ekonomi Syariah (Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003

tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama)

b. Wewenang Relatif

Kewenangan relatif adalah kewenangan Pengadilan

menyangkut tempat terjadinya suatu perkara. Kewenangan ini

berdasarkan tempat atau kedudukannya. Pengadilan Agama

berkedudukan di kota atau di ibu kota kabupaten, maka daerah

hukumnya meliputi wilayah kota atau kabupaten

B. Beberapa Penetapan Pengadilan Agama Ambarawa terhadap Perkara

Cerai Talak yang dalam Pelaksanaan Ikrar Talak Pihak Pemohon Tidak

Hadir.

Dari hasil penelitian lapangan ditemukan kasus cerai talak yang oleh

Pengadilan Agama Ambarawa dikabulkan permohonan izin untuk ikrar talak di

depan persidangan, akan tetapi pemohon (suami) tidak melaksanakannya,

karena tidak hadir didalam persidangan tersebut tanpa alasan yang jelas. Uraian

kasusnya sebagai berikut :

1. Perkara dengan register Nomor: 0519/Pdt. G/2011/PA.Amb. Tanggal

13 Juli 2011 Pengadilan Agama Ambarawa.

Page 72: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Pengadilan Agama Ambarawa telah menerima dan memutus perkara

perceraian cerai talak dalam perkara antara :

AL bin MU, umur 38 tahun, agama Islam, pekerjaan tukang kayu,

pendidikan SD, bertempat tinggal di Dusun Bulu RT 006 /RW 006, Desa

Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, sebagai

PEMOHON

M E L A W A N

AS binti MAR, Umur 36 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawati,

pendidikan SD tamat, bertempat tinggal di Dusun Bulu RT 006 /RW 006,

Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, sebagai

TERMOHON

a. Posisi Kasus

1) Bahwa antara pemohon dan termohon adalah suami istri yang sah

menikah tanggal 09 Nopember 1995 dihadapan pejabat Kantor Urusan

Agama Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang, sebagaimana

tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : 526/28/XI/1995

2) Bahwa setelah akad nikah tersebut pemohon dengan termohon hidup

bersama di rumah orang tua termohon selama 1 tahun kemudian

dirumah bersama. Selama pernikahan tersebut pemohon dan termohon

telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami isteri (ba’daddukhul)

dan telah dikaruniai seorang anak bernama ; ARF binti AL, lahir 24

Nopember 1996 diasuh termohon

Page 73: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

3) Bahwa semula rumah tangga antara pemohon dan termohon pada

awalnya dalam keadaan harmonis, namun sejak bulan mei tahun 2008

ketentreman rumah tangga antara pemohon dan termohon mulai tidak

harmonis, yang disebabkan karena termohon tidak terima terhadap

nafkah wajib yang diberikan pemohon walaupun pemohon telah

memberikan seluruh penghasilan pemohon sebagai sebagai tukang

kayu namun termohon selalu meminta lebih dari kemampuan

pemohon, dan termohon telah mengakui dengan pemohon bahwa

termohon telah menjalin cinta dengan laki-laki lain namun pemohon

tidak tahu namannya asal orang grabag yakni antara ia dengan laki-

laki tersebut sering keluar malam tanpa sepengetahuan pemohon

4) Bahwa, puncak keretakan hubungan antara pemohon dengan

termohon tersebut terjadi kurang lebih pada bulan Mei tahun 2009,

yang akibatnya pemohon dan termohon pisah tempat tinggal,

pemohon diusir termohon dan pulang kerumah orang tua pemohon

sendiri dengan alamat sebagaimana tersebut diatas selama 2 (dua)

tahun 2 (dua) bulan hingga sekarang, selama itu sudah tidak ada

hubungan baik lahir maupun batin dan pemohon masih memberi uang

untuk biaya sekolah sebesar Rp. 150.000,- setiap minggu

5) Bahwa, pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul

akibat perkara ini

Page 74: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

6) Bahwa atas hal-hal tersebut diatas pemohon mengajukan permohonan

cerai talak terhadap termohon dengan alasan : salah satu pihak telah

pergi meninggalkan pihak lain selama 2 tahun 2 bulan

Berdasarkan hal tersebut, pemohon mohon agar Ketua

Pengadilan Agama ambarawa segera memeriksa dan mengadili

perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya

berbunyi :

1. Mengabulkan permohonan pemohon

2. Menetapkan, memberi izin kepada pemohon (AL bin MU) untuk

ikrar menjatuhkan talak terhadap termohon (AS bin MAR) di

depan persidangan Pengadilan Agama Ambarawa

3. Menetapkan biaya perkara menurut hukum kepada pemohon

b. Pertimbangan Hukumnya

1) Menimbang, bahwa pemohon hadir sendiri sedangkan termohon

hadir satu kali pada hari sidang tanggal 22 september 2011 pada saat

jawaban, sehingga usaha mendamaikan melalui mediasi tidak dapat

dilaksanakan

2) Menimbang, bahwa selanjutnya dibacakan surat permohonan

pemohon yang isinya tetap dipertahankan

3) Menimbang, bahwa pada tanggal 22 september 2011 termohon

memberikan jawaban secara lisan atas permohonan Pemohon

sebagai berikut :

Page 75: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

(a) Bahwa pada intinya termohon membantah semua yang

dituduhkan oleh pemohon kepadanya

(b) Bahwa termohon rela diceraikan pemohon tetapi meminta uang

nafkah anak setiap bulannya Rp. 300,000,-

4) Menimbang, bahwa atas jawaban termohon tersebut, Pemohon tetap

berpendirian sebagaimana dalam jawaban pertama

5) Menimbang, bahwa kemudian termohon mengajukan bukti surat,

saksi I dan saksi II

c. Tentang Hukumnya

1) Dalam Konpensi

(a) Mediasi tidak dapat dilaksanakan karena termohon tidak hadir

(b) Pemohon mendalilkan bahwa kehidupan rumah tangganya tidak

mendapat kebahagiaan lahir batin dan terjadi pertengkaran terus

menerus sulit untuk dirukunkan lagi

(c) Termohon membantah tuduhan sebagian yang lain

(d) Pemohon telah menguatkan dalil-dalil permohonannya dengan

bukti surat maupun saksi

(e) Berdasarkan permohonan Pemohon telah terbukti dan telah

memenuhi pasal 19 huruf (f) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989, yang dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan terakhir dengan

undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 oleh karenanya

permohonan Pemohon patut dikabulkan

Page 76: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

(f) Bahwa retaknya rumah tangga tidak semata-mata kesalahan

Termohon dan tidak dalam keadaan nuzus, maka berdasarkan

pasal 41 huruf (c) undang-undang nomor 1 tahun 1974, Hakim

secara ex officio dapat mewajibkan kepada Pemohon sebagai

bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan atau

menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istri

(g) Berdasarkan pasal 149 dan 152 Kompilasi Hukum Islam,

Pemohon sebagai bekas suami berkewajiban memberikan

mut’ah dan nafkah iddah kepada termohon sebagai bekas isteri

(h) Bahwa setelah majelis menimbang dengan melihat penghasilan

tiap hari dari pemohon serta melihat kepatutan biaya hidup

dimana termohon bertempat tinggal, maka dipandang cukup adil

majelis menentukan besarnya mut’ah sebesar Rp. 2000.000,-

dan uang nafkah selama iddah sebesar Rp. 1.500.000,-

2) Dalam Rekonpensi

(a) Termohon mengajukan rekonpensi yang isinya berupa nafkah

satu anak setiap bulan Rp. 300.000,-

(b) Menimbang, gugatan rekopensi dikabulkan oleh majelis

d. Mengadili

1) Dalam Konpensi

(a) Mengabulkan permohonan Pemohon

Page 77: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

(b) Menetapkan, memberi izin kepada pemohon (AL bin MU) untuk

ikrar menjatuhkan talak terhadap termohon (AS bin MAR) di

depan persidangan Pengadilan Agama ambarawa

(c) Menghukum pemohon untuk memberikan kepada termohon

berupa uang nafkah mut’ah sebesar Rp. 2000.000,- dan uang

nafkah selama iddah sebesar Rp. 1.500.000,-

2) Dalam Rekonpensi

(a) Mengabulkan gugatan rekonpensi termohon seluruhnya

(b) Menghukum tergugat rekonpensi dalam hal ini pemohon untuk

memberikan nafkah satu anak setiap bulan Rp. 300.000,-

3) Dalam Konpensi Dan Rekonpensi

Membebankan biaya perkara ini kepada Pemohon sebesar Rp.

466.000,-

Setelah majelis Hakim mengabulkan permohonan pemohon untuk

izin mengucapkan ikrar talak di depan persidangan dan telah mempunyai

kekuatan hukum tetap, kemudian Pengadilan Agama Ambarawa

menetapkan hari sidang ikrar talak. Pada kasus ini sidang ikrar talak

dilaksanakan tanggal 10 Nopember 2011. Pada hari yang telah ditetapkan

oleh Pengadilan Agama Ambarawa Pemohon dan Termohon setelah

dipanggil secara patut dan sah tidak hadir sedangkan Termohon hadir

dalam pelaksanaan sidang ikrar talak.

Berdasarkan Penetapan Ketua Majelis Pengadilan Agama

Ambarawa Nomor : 0519/Pdt. G/2011/PA.Amb tanggal 10 Nopember

Page 78: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

2011 tentang perkara penetapan hari sidang ikrar talak perkara antara Al

bin Mu dengan As bin Mar, ternyata dalam sidang tersebut pemohon tidak

hadir. Oleh karena itu maka, Pengadilan Agama Ambarawa perlu

menetapkan bahwa penetapan izin ikrar talak bagi pemohon tersebut tidak

lagi mempunyai kekuatan untuk dijalankan.

Berdasarkan pasal 70 ayat 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989, yang dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2006 tentang perubahan terakhir dengan Undang-Undang Nomor

50 Tahun 2009, Pengadilan Agama Ambarawa menetapkan bahwa

Putusan Nomor : 0519/Pdt.G/2011/PA.Amb tanggal 10 Nopember 2011

tersebut gugur kekuatan hukumnya dan membebankan biaya penetapan

kepada Pemohon sebesar Rp. 150.000,-

Dari posisi kasus tersebut, diketahui disamping pemohon dan

termohon telah berpisah selama 2 tahun lebih 2 bulan, maka Majelis

Hakim memberikan amar putusan membebankan pemohon untuk

membayar nafkah iddah dan mut’ah, meskipun nilai nominalnya tidak

sesuai tuntutan tergugat.

Menurut Hakim Pengadilan Agama Ambarawa “pertimbangan

Majelis Hakim sebagai bentuk perlindungan hukum terhadap termohon

(istri) yang akan dicerai oleh pemohon (suami), dalam hal ini meskipun

menurut keyakinan Majelis Hakim, bahwa nominal yang dibebankan

kepada pemohon terhadap termohon sudah relatif kecil, tapi ternyata

Page 79: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

pemohon enggan untuk melaksanakan ikrar talak, guna menghindar

tanggung jawab terhadap putusan yang telah dijatuhkan”.

Ketidakmauan pemohon melaksanakan ikrar talak tersebut

merupakan bentuk pengingkaran dan pelecehan terhadap keputusan

Pengadilan Agama, namun demikian tindakan pemohon yang tidak

bersedia menjatuhkan talak terhadap termohon merupakan haknya dan

tidak ada peraturan yang mengatur secara khusus, seakan-akan pengadilan

hanya menyaksikan ikrar talak tersebut.

2. Perkara dengan register Nomor: 0706/Pdt.G/2010/PA.Amb. Tanggal 04

Oktober 2010 Pengadilan Agama Ambarawa.

TH bin SP, umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan buruh, pendidikan SMP,

bertempat tinggal di RT 008 /RW 001, Desa Klepu, Kecamatan Pringapus,

Kabupaten Semarang, sebagai PEMOHON

M E L A W A N

MK binti NT, Umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawati,

pendidikan SD tamat, bertempat tinggal di Dusun Krajan RT 008 /RW 001,

Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, sebagai

TERMOHON

a. Posisi Kasus

1) Bahwa antara pemohon dan termohon adalah suami istri yang sah

menikah tanggal 27 Mei 2003 dihadapan pejabat Kantor Urusan

Agama Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, sebagaimana

tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : 131/13/V/2003

Page 80: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

2) Bahwa setelah akad nikah tersebut pemohon dengan termohon hidup

bersama dirumah orang tua termohon selama 5 tahun dan terakhir

bertempat kediaman dirumah bersama selama 2 tahun. Selama

pernikahan tersebut pemohon dan termohon telah hidup rukun

sebagaimana layaknya suami isteri (ba’daddukhul) dan telah

dikaruniai seorang anak bernama ; IAV binti TH, umur 7 tahun diasuh

Termohon

3) Bahwa semula rumah tangga antara pemohon dan termohon pada

awalnya dalam keadaan harmonis, namun sejak bulan Desember tahun

2004 ketentreman rumah tangga antara pemohon dan Termohon mulai

goyah, yang disebabkan karena termohon tidak terima terhadap

nafkah wajib yang diberikan pemohon walaupun pemohon telah

memberikan seluruh penghasilan pemohon sebagai sebagai karyawan

bengkel namun termohon selalu meminta lebih dari kemampuan

pemohon, dan termohon sering cemburu buta, menuduh pemohon ada

hubungan dengan perempuan lain tanpa bukti dan atau tanpa alasan

yang sah.

4) Bahwa, puncak keretakan hubungan antara pemohon dengan

termohon tersebut terjadi kurang lebih pada bulan April tahun 2010,

yang akibatnya pemohon dan termohon pisah tempat tinggal,

pemohon kos di Gedanganak selama 5 bulan, selama itu sudah tidak

ada hubungan baik lahir maupun batin dan atas perlakuan termohon

Page 81: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

tersebut, pemohon sangat menderita lahir batin dan loh karena itu

pemohon bermaksud untuk mengakhiri rumah tangga secara hukum.

5) Bahwa, pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul

akibat perkara ini

6) Bahwa atas hal-hal tersebut diatas pemohon mengajukan permohonan

cerai talak terhadap termohon dengan alasan antara pemohon dan

termohon terjadi perselisihin dan pertengkaran dan tidak ada harapan

untuk rukun lagi.

Berdasarkan hal tersebut, pemohon mohon agar Ketua Pengadilan

Agama Ambarawa segera memeriksa dan mengadili perkara ini,

selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi :

1. Mengabulkan permohonan pemohon

2. Menetapkan, memberi izin kepada pemohon (TH bin SP) untuk ikrar

menjatuhkan talak terhadap termohon (MK bin NT) di depan

persidangan Pengadilan Agama Ambarawa

3. Menetapkan biaya perkara menurut hukum kepada pemohon

b. Tentang Hukumnya

1) Berdasarkan permohonan pemohon telah terbukti dan telah

memenuhi pasal 19 huruf (f) peraturan pemerintah Nomor 9 tahun

1975 jo pasal 116 huru (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karenanya

permohonan Pemohon patut dikabulkan

2) Bahwa termohon tidak hadir, sedang permohonan pemohon

beralasan dan tidak melawan hak, sehingga telah memenuhi

Page 82: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

ketentuan pasal 125 ayat 1 HIR, maka patut dikabulkan dengan

verstek

c. Mengadili

1) Menyatakan bahwa termohon yang telah dipanggil secara patut dan

sah untuk menghadap dipersidangan, tidak hadir.

2) Mengabulkan permohonan pemohon dengan verstek

3) Menetapkan, memberi izin kepada pemohon (TH bin SP) untuk ikrar

menjatuhkan talak terhadap termohon (MK bin NT) di depan

persidangan Pengadilan Agama Ambarawa

4) Membebankan biaya perkara ini kepada pemohon sebesar Rp.

391.000,-

Setelah majelis Hakim mengabulkan permohonan pemohon untuk

izin mengucapkan ikrar talak di depan persidangan dan telah mempunyai

kekuatan hukum tetap, kemudian Pengadilan Agama Ambarawa

menetapkan hari sidang ikrar talak. Pada hari yang telah ditetapkan oleh

Pengadilan Agama Ambarawa pemohon dan termohon setelah dipanggil

secara patut dan sah tidak hadir dalam pelaksanaan sidang ikrar talak.

Berdasarkan Penetapan Ketua Majelis Pengadilan Agama

Ambarawa Nomor : 0706 /Pdt. G/2010/PA.Amb tanggal 04 Januari 2010

tentang perkara penetapan hari sidang ikrar talak perkara antara TH bin SP

dengan MK bin NT, Oleh karenanya maka, Pengadilan Agama Ambarawa

perlu menetapkan bahwa penetapan izin ikrar talak bagi pemohon tersebut

tidak lagi mempunyai kekuatan untuk dijalankan.

Page 83: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Berdasarkan pasal 70 ayat 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989, yang dirubah dan ditambah Dengan Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2006 tentang perubahan terakhir dengan Undang-Undang Nomor

50 Tahun 2009, Pengadilan Agama Ambarawa menetapkan bahwa

Putusan Nomor : 0706 /Pdt. G/2010/PA.Amb tanggal 04 Januari 2010

tersebut gugur kekuatan hukumnya dan membebankan biaya penetapan

kepada Pemohon sebesar Rp. 150.000,-

Hakim Pengadilan Agama Ambarawa berpendapat bahwa,

“memang betul seorang suami (pemohon) yang mengajukan cerai talak

dapat dikatakan telah berniat untuk menceraian istrinya (termohon),

kadang-kadang niat itupun telah diucapkan kepada istrinya di luar

persidangan, tetapi karena sahnya perceraian harus adanya putusan

Pengadilan Agama, maka pemohon mengajukan permohonan kepada

Pengadilan Agama untuk menceraikan istrinya”.

3. Perkara dengan register Nomor: 024/Pdt.G/1996/PA.Amb. Tanggal 15

Januari 1996 Pengadilan Agama Ambarawa.

MH bin MA, umur 26 tahun, agama Islam, pekerjaanTani, bertempat tinggal

di RT 001 /RW 006, Desa Kenteng, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten

Semarang, sebagai PEMOHON

M E L A W A N

JUM binti BS, Umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan tani, bertempat

tinggal di Dusun Ampelgading RT 004 /RW 006, Desa Klepu, Kecamatan

Ambarawa, Kabupaten Semarang, sebagai TERMOHON

Page 84: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

a. Posisi Kasus

1) Bahwa antara pemohon dan termohon adalah suami istri yang sah

menikah tanggal 2 Februari 1982 dihadapan pejabat Kantor Urusan

Agama Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, sebagaimana

tersebut dalam dalam dupilkat Kutipan Akta Nikah Nomor :

59/Pw.01/VII/1995 tanggal 20 juli 1995

2) Bahwa setelah akad nikah tersebut pemohon dengan termohon hidup

bersama dirumah orang tua termohon selama 12 tahun dan sejak tahun

1982 sampai 1994 pemohon dan termohon telah hidup rukun

sebagaimana layaknya suami isteri (ba’daddukhul) dan telah

dikaruniai dua orang anak bernama ; RM binti MH, umur 12 tahun

dan ZA bin MH, umur 7 tahun

3) Bahwa semula rumah tangga antara pemohon dan termohon pada

awalnya dalam keadaan harmonis, namun sejak tahun 1990

ketentreman rumah tangga antara pemohon dan termohon mulai

goyah, serta terjadi pertengkaran-pertengkaran terus seorang istri.

Atas sikap termohon tersebut maka pemohon merasa sudah tidak

sanggup untuk mengaturnya, yang pemohon menilai tidak

menghormati kedudukan PEMOHON sebagai suami, maka tanggal 28

September 1995 pemohon terpaksa menyerahkan termohon kepada

orang tua termohon.

4) Bahwa setelah pisah selama 4 bulan antar pemohon dan termohon

sudak tidak melaksanakan kewajibannya masing-masing layaknya

Page 85: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

suami isteri, sehingga pemohon berkesimpulan sudah tidak ada

harapan untuk mewujudkan rumah tangga yang bahagia, dan pemohon

berpendapat bahwa sudah sepatutnya rumah tangga untuk diakhiri

secara hukum, oleh karena itu tidak mungkin dipertahankan lagi.

5) Bahwa, berdasarkan fakta diatas, maka telah cukup alasan bagi

Pemohon untuk mengajukan permohonan cerai talak terhadap

Termohon sebagaimana ketentuan pasal 19 huruf (f) Peraturan

Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo pasal 116 huru (f) Kompilasi

Hukum Islam.

b. Tentang Pertimbangan Hukum

Pengadilan Agama Ambarawa setelah mendengar keterangan-

keterangan pemohon dan para saksi, serta setelah membaca dan

mempelajari semua surat bukti otentik yang berhubungan dengan

permohonan pemohon tersebut.

1) Bahwa pokok permasalahannya adalah permohonan izin ikrar talak

dari seorang muslim warga negara indonesia terhadap termohon

yang berdomosili diwilayah hukum Pengadilan Agama ambarawa,

karena sesuai dengan pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989, yang dirubah dan ditambah Dengan Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka Pengadilan Agama

Ambarawa berwenang menerima dan mengadili perkara tersebut.

Page 86: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

2) Bahwa selama berpisah pemohon tidak memenuhi kewajiban nafkah

kepada termohon, meskipun termohon selaku istri masih

menunujukkan itikad baiknya, namun pemohon tetap memberikan

nafkah kepada kedua anaknya minimal setiap bulannya sebesar lima

puluh ribu rupiah

3) Bahwa kelalaian pemohon tidak tidak memberikan nafkah kepada

termohon adalah hutang yang harus dibayar.

4) Bahwa antara pemohon dan termohon dalam keadaan ba’dadukhul

dan talak yang akan dijatuhkan pemohon adalah talak roj’i maka

berdasarkan pasal 41 huruf (c) undang-undang nomor 1 tahun 1974

dan pasal 41 huruf (a,b dan d) kompilasi hukum islam, pemohon

diwajibkan memberikan nafkah ‘iddah dan mut’ah kepada termohon

serta biaya hadlonah untuk anak-anaknya

5) Menimbang berdasarkan pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989, maka pemohon berkewajiban untuk membayar semua biaya

perkara yag timbul akibat dari permohonan ini.

Berdasarkan hal tersebut, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan

Agama Ambarawa segera memeriksa dan mengadili perkara ini,

selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi :

1) Mengabulkan permohonan pemohon

2) Menetapkan, memberi izin kepada pemohon (MH bin MA) untuk

ikrar menjatuhkan talak terhadap termohon (JUM bin BS) di depan

persidangan Pengadilan Agama Ambarawa

Page 87: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

3) Menghukum pemohon untuk menanggung biaya kehidupan dua

orang anak yang dibawah pemeliharaan termohon, biaya nafkah

iddah, nafkah mut’ah dan nafkah terhutang yang belum terbayar

pada termohon serta anaknya

4) Menetapkan biaya perkara menurut hukum kepada pemohon

Setelah majelis Hakim mengabulkan permohonan pemohon untuk

izin mengucapkan ikrar talak di depan persidangan dan telah mempunyai

kekuatan hukum tetap, kemudian Pengadilan Agama Ambarawa

menetapkan hari sidang ikrar talak. Pada hari yang telah ditetapkan oleh

Pengadilan Agama Ambarawa pemohon dan termohon setelah dipanggil

secara patut dan sah tidak hadir dalam pelaksanaan sidang ikrar talak.

Berdasarkan Penetapan Ketua Majelis Pengadilan Agama Ambarawa

Nomor : 024/Pdt.G/1996/PA.Amb. Tanggal 15 Januari 1996 tentang

perkara penetapan hari sidang ikrar talak perkara antara MH bin MA

dengan JUM bin BS, Oleh karenanya maka, Pengadilan Agama

Ambarawa perlu menetapkan bahwa penetapan izin ikrar talak bagi

Pemohon tersebut tidak lagi mempunyai kekuatan untuk dijalankan.

Berdasarkan pasal 70 ayat 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989,

Pengadilan Agama Ambarawa menetapkan bahwa Putusan Nomor :

024/Pdt.G/1996/PA.Amb. Tanggal 15 Januari 1996 tersebut gugur

kekuatan hukumnya dan membebankan biaya penetapan kepada

Pemohon sebesar Rp. 57.500,-

Page 88: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Dari kasus diatas dapat dikatakan bahwa pemohon yang

mempunyai niat untuk mengakhiri hubungan perkawinannya dengan

meminta izin mentalak istrinya (termohon) kepada Pengadilan Agama.

Akan tetapi seringkali pemohon dengan gampangnya mengabaikan

panggilan untuk menghadap ke persidangan untuk melaksanakan ikrar

talak, tanpa alasan yang jelas.

Hakim Pengadilan Agama Ambarawa, menambahkan “dengan

tidak dilaksanakannya ikrar talak, maka akan gugur kekuatan izin untuk

mengucapkan ikrar talak sesuai pasal 70 ayat (6) Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1989, apabila kekuatan putusan izin pengucapan ikrar talak

gugur, tentunya dalam hal ini sangatlah merugikan pihak Termohon dan

nasib rumah tangganya”.

C. Akibat Hukum dari Ketidakhadiran Pemohon dalam Pelaksanaan Sidang

Ikrar Talak

Berikut ini adalah hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan

hakim Pengadilan Agama Amabarawa, dan panitera Pengadilan Agama

Amabarawa.

Peneliti dalam hal ini untuk memperoleh jawaban atas akibat dari

ketidakhadiran pemohon dalam pelaksanaan sidang ikrar talak yang

diwawancara adalah Panitera di Pengadilan Agama Amabarawa, beliau

mengatakan apabila seorang suami yang mengajukan gugatan untuk

Page 89: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

menceraikan isterinya harus mengajukan permohonan ke pengadilan guna

memohon ke pengadilan agar diizinkan untuk mentalak isterinya dihadapan

sidang dan apabila dalam hal penyaksian ikrar talak suami atau Pemohon tidak

hadir dalam pelaksanaan sidang penyaksian ikrar talak, maka gugur kekuatan

penetapan izin ikrar talak tersebut sesuai dengan pasal 70 ayat 6 Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, begitu juga dengan

jawaban dari Hakim Pengadilan Agama Ambarawa dalam wawancaranya

mengatakan bahwa seorang suami yang akan menceraikan isterinya, sah demi

hukum apabila dilakukan di pengadilan sesuai dengan pasal 39 Kompilasi

Hukum Islam (KHI), dan pasal 66 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 Tentang Peradilan Agama, bahwa seorang suami yang beragama Islam

yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan

Agama untuk mengadakan sidang ikrar talak, selajutnya bahwa terhadap

putusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengadilan

menentukan hari sidang dan memanggil para pihak, apabila dalam pelaksanaan

sidang penyaksian ikrar talak termohon (istri) tidak hadir maka sidang tetap

dilanjutkan artinya perceraian tetap terjadi, lain halnya dengan pemohon,

apabila tidak hadir maka kekuatan penetapan izin penyaksian ikrar talak gugur

demi hukum sesuai pasal 70 ayat 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

Tentang Peradilan Agama.

D. Faktor yang Melatarbelakangi Pemohon Tidak Hadir dalam

Melaksanakan Ikrar Talak

Page 90: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan hakim Pengadilan

Agama Ambarawa, panitera Pengadilan Agama Amabarawa dan pihak yang

sudah pernah melakukan proses cerai talak di Pengadilan Agama Amabrawa

mengenai faktor-fakror yang melatarbelakangi ketidakhadiran Pemohon dalam

pelaksanaan ikrar talak, perlu digaris bawahi bahwa untuk masalah

kelengkapan identitas kebanyakan dari narasumber tidak mau memberikan

secara lengkap, hal ini dikarenakan mereka beranggapan bahwa masalah talak,

perceraian ini adalah masalah yang sangat pribadi, mereka malu kalau sampai

identitas mereka di ketahui secara lengkap oleh publik sehingga tidak perlu

untuk disebarluaskan.

Informan yang pertama adalah seorang ibu rumah tangga yang bernama

AN, beralamat di Ambarawa, yang diceraikan oleh suaminya yang bernama

AS, wawancara pada tanggal 11 Juni 2012. Alasan suaminya tidak hadir dalam

pelaksanaan ikrar talak, ibu AN mengatakan bahwa suaminya pergi ke

Sumatera. Berikut ini jawaban ibu AN ketika diwawancarai

Ibu AN mengatakan suaminya mengajukan permohonan atau gugatan

ke Pengadilan Agama ambarawa pada bulan januari, beliau tidak tahu kalau

suaminya akan menceraikannya, beliau mengetahui setelah ada surat panggilan

dari Pengadilan Agama Ambarawa, dalam pelaksanaan sidang ibu AN selalu

hadir, kalau suaminya hanya hadir satu kali sidang. Suaminya menceraikan ibu

AN dengan alasan apabila suaminya memberi nafkah atau bayaran hasil kerja,

ibu AN selalu meminta lebih, ibu AN membantah dengan alasan itu, beliau

mengatakan bahwa suaminya telah berhubungan dengan wanita lain atau biasa

Page 91: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

disebut selingkuh. Ketika ditanya mengapa suaminya tidak pernah hadir?

Beliau menjawab saya tidak tahu, karena udah lama tidak bertemu dan

berkomunikasi, tapi yang saya tahu kabar terakhir katanya dia pergi ke

Sumatera

Alasan berbeda ditemukan ketika peneliti wawancara dengan seorang

RT yang bernama bapak AG yang sedang mendampingi seorang ibu yang

bernama NI, pada tanggal 04 juni 2012 di Pengadilan Agama Ambarawa.

Bapak AG ketika mendampingi seorang warganya yaitu ibu NI yang

diceraikan suaminya tapi proses perceraiannya gagal sekitar setahun yang lalu.

Beliau mengatakan alasan cerai ibu NI dan suaminya tidak tahu karena urusan

keluarga orang, yang beliau tahu kalau ibu NI akan menikah lagi, tetapi tidak

bisa karena kalau yang namanya cerai harus sudah punya akta cerai dari

pengadilan, lain dengan ibu NI katanya sudah cerai tetapi tidak punya akta

cerai otomatis tidak dapat melangsungkan pernikahan, ternyata setelah

ditelusuri perceraian itu dianggap belum pernah terjadi karena pada waktu

sidang penyaksian ikrar talak suaminya tidak hadir, maka sidang tidak bisa

dilanjutkan dan adanya kesalahpahaman dari para pihak yang berperkara yaitu

ibu NI dan suaminya yang menganggap bahwa dengan adanya putusan izin

ikrar talak, maka sudah resmi putus ikatan perkawinannya, padahal putusan itu

belum final karena ikrar talak belum diucapkan oleh suaminya di depan

persidangan.

Page 92: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Lain halnya alasan dari informan ketiga yaitu seorang ibu yang

bernama MS yang baru saja mencerai gugat suaminya, wawancara pada

tanggal 14 juni 2012 di Pengadilan Agama Ambarawa.

Peneliti bertemu dengan ibu MS pada saat beliau sedang mengurus akta

cerai di Pengadilan Agama Ambarawa setelah baru saja selesai proses beracara

cerai gugat. Ibu MS mengatakan dalam wawancaranya, sebenarnya sebelum

beliau mengajukan cerai gugat, suaminya sudah pernah mengajukan gugat

cerai talak terhadap ibu MS di Pengadilan Agama ambarawa, akan tetapi pada

saat proses penyaksian ikrar talak suaminya tidak hadir, maka sidang

penyaksian ikrar talak tidak dilanjutkan. Suaminya menghilang begitu saja,

sampai sekarang tidak pernah ada kabar, beliau berasumsi bahwa suaminya itu

tidak mau melaksanakan pengucapan ikrar talak di hadapan sidang, karena

merasa dengan diadakan sidang ikrar talak tersebut, maka biaya yang akan

ditanggung sangatlah banyak setelah menceraikan istrinya tersebut.

Hakim Pengadilan Agama Ambarawa juga berasumsi terhadap suami

yang enggan melaksanakan sidang penyaksian ikrar talak, beliau mngatakan

ada beberapa faktor yang melatarbelakangi Pemohon tidak hadir dalam sidang

ikrar talak diantaranya adalah yang pertama adanya pembebanan atau

kewajiban untuk membayar sejumlah uang yang harus dia bayar, meliputi:

nafkah masa lampau, mut’ah, iddah dan nafkah anak, kedua ketidak tahuan

adanya pemanggilan karena pergi jauh, tidak tahu keberadaannya, ketiga

Pemohon beranggapan dengan adanya putusan ijin ikrar talak dari Pengadilan

Page 93: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Agama maka sudah selesai berperkara dan sudah cerai, keempat faktor alam

meliputi : rukun lagi dengan istri, meninggal dunia.

Demikian hasil wawancara oleh Hakim Pengadilan Agama Ambarawa

dan para pihak mengenai faktor atau alasan pemohon (suami) tidak hadir dalam

pelaksanakan sidang penyaksian ikrar talak di Pengadilan Agama Ambarawa.

E. Upaya Hukum yang Dapat Ditempuh Ketika Perkawinan Tidak Dapat

Dipertahankan Kembali Pasca Penetapan Pengadilan Agama

Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan Hakim Pengadilan

Agama Amabarawa, dan pihak yang sudah pernah melakukan proses cerai

talak di Pengadilan Agama Amabrawa mengenai upaya hukum yang dapat

ditempuh ketika perkawinan tidak dapat dipertahankan kembali pasca

penetapan Pengadilan Agama.

Ibu AN mengatakan tentang tindak lanjut dari penetapan Pengadilan

Agama Ambarawa yang menetapkan bahwa perceraian dianggap tidak pernah

terjadi dikarenakan suami atau Pemohon tidak mengucapkan ikrar talak di

depan sidang, beliau tidak tahu atau kurang paham mengenai hal ini dan baru

mau minta bantuan dari pegawai Pengadilan Agama Ambarawa.

Berbeda dari jawaban ibu AN, bapak AG yang pada saat itu sedang

mendampingi ibu NI mengatakan upaya hukum yang akan dilakukan atas

gagalnya sidang ikrar talak adalah beliau menyuruh ibu NI untuk mengajukan

gugatan perceraian terhadap suaminya. .

Page 94: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Selanjutnya wawancara dengan ibu MS di Pengadilan Agama

Ambarawa setelah baru saja selesai proses beracara cerai gugat. Ibu MS

mengatakan dalam wawancaranya, beliau menjawab tentang langkah

selanjutnya yang akan ditempuh, mengenai tidak terjadinya perceraian karena

suami tidak hadir dalam sidang penyaksian ikrar talak di Pengadilan Agama

Ambarawa, Ibu MS mengatakan karena beliau segera akan menikah lagi,

sedangkan kalau mau menikah lagi harus ada putusan dari Pengadilan Agama

kalau benar-benar sudah cerai dengan suami yang terdahulu dibuktikan dengan

akata cerai, untuk itu, karena ibu MS kurang mengetahui tentang beracara di

pengadilan, maka beliau diberi saran oleh tetangganya untuk segera

mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya dengan tujuan untuk

mendapatkan hak-haknya sebagai bekas istri dan juga mendapat kejelasan

dalam hubungannya dengan suaminya.

Hakim Pengadilan Agama Ambarawa dalam wawancaranya

mengatakan mengenai upaya hukum isteri pasca penetapan gugurnya sidang

penyaksian ikrar talak adalah berdasar pada pasal 73 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 yaitu pihak isteri mengajukan cerai gugat sekaligus

untuk mendapatkan perlindungan hukum.

Demikian hasil wawancara oleh Hakim Pengadilan Agama Ambarawa

dan para pihak mengenai upaya hukum pasca penetapan Pengadilan Agama

Ambarawa yang disebabkan suami (pemohon) tidak hadir dalam pelaksanakan

sidang penyaksian ikrar talak di Pengadilan Agama Ambarawa.

Page 95: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus
Page 96: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis tentang Faktor yang Melatar belakangi Pemohon Tidak Hadir

dalam Melaksanakan Ikrar Talak

Telah diuraikan di depan dimana seorang suami yang mengajukan

permohonan cerai talak, tidak serta merta dikabulkan oleh Pengadilan Agama,

harus melalui pertimbangan Majelis Hakim. Dalam permohonan cerai talak

tidak semua permohonan yang telah dikabulkan oleh Pengadilan Agama,

pemohon melaksanakan sidang ikrar talak.

Perihal pemohon setelah mendapatkan izin untuk menjatuhkan talak

kepada Termohon, akan tetapi tidak bersedia melaksanakan sidang ikrar talak

memang banyak faktor yang menjadi penyebabnya, Hakim Pengadilan Agama

Ambarawa berasumsi bahwa salah satu alasan pemohon tidak hadir disebabkan

kedua belah pihak telah berdamai lagi atau rukun kembali. Kemungkinan lain

yang menjadi faktor atau alasan pemohon tidak hadir dalam sidang ikrar talak

adalah seperti adanya pembebanan atau kewajiban untuk membayar sejumlah

uang yang harus pemohon (suami) bayar, meliputi: nafkah masa lampau,

mut’ah, iddah dan nafkah anak, ketidak tahuan adanya pemanggilan karena

pemohon (suami) pergi jauh, tidak diketahui keberadaannya, pemohon

beranggapan dengan adanya penetapan izin ikrar talak dari Pengadilan Agama,

maka sudah selesai proses berperkaranya, status sudah cerai dan faktor alam

meliputi : rukun lagi dengan istri, meninggal dunia

Page 97: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Dari beberapa faktor atau alasan ketidakhadiran pemohon dalam sidang

ikrar talak yang dipaparkan oleh hakim di Pengadilan Agama Ambarawa

tersebut, kalau dicocokkan dari hasil wawancara dengan para pihak dapat

dikatakan hampir sama, karena dari hasil wawancara dengan para pihak

ditemukan alasan dari tidak hadirnya pemohon (suami) dalam pelaksanaan

ikrar talak, yaitu pergi jauh dan tidak diketahui keberadaannya, oleh karena itu

apabila ada pemanggilan dari Pengadilan Agama tidak tahu, ada pula pemohon

yang menganggap bahwa dengan putusan izin ikrar talak oleh Pengadilan

Agama tersebut, maka selesai perkaranya dan menganggap sudah bercerai

dengan termohon (istri), padahal dengan adanya putusan tersebut, Pengadilan

Agama baru mengabulkan permohonan izin kepada pemohon (suami) untuk

menjatuhkan talak kepada termohon (istri), putusan itu belum final, masih ada

pelaksanaan sidang ikrar talak. Begitu juga dengan Pemohon yang beralasan

karena merasa berat dihukum untuk membayar nafkah kepada termohon,

sehingga memilih untuk tidak hadir dalam pelaksanaan sidang ikrar talak.

Panitera Pengadilan Ambarawa menambahkan “tentang keberatan

pemohon ini semata-mata bukan karena tidak mampu untuk memenuhi

tuntutan putusan yang dijatuhkan, namun pemohon merasa bahwa tanpa

adanya pelaksanaan sidang ikrar talak, penetapan tersebut akan gugur demi

hukum, dengan demikian pemohon akan terhindar dari apa yang menjadi

kewajiban dan beban dalam putusan tersebut”.

Berdasarkan beberapa alasan pemohon tidak hadir dalam sidang ikrar

talak yang dipaparkan oleh para pihak tersebut diatas, hampir tidak ada yang

Page 98: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

berdamai lagi atau rukun kembali, karena memang pada awalnya sudah

mempunyai niat untuk bercerai dan posisi rumah tangganya juga sudah tidak

ada keharmonisan lagi.

Pemaparan yang disampaikan oleh Hakim di Pengadilan Agama

Ambarawa, yang menjadi faktor atau alasan pemohon tidak hadir dalam

pelaksanaan sidang ikrar talak tersebut diatas itu baru data awal, belum

dibuktikan dengan data yang ada di lapangan, akan tetapi setelah penulis

melakukan wawancara terhadap pihak yang berperkara secara langsung,

diketemukan alasan-alasan tidak hadirnya pemohon, menurut penulis adalah

sama dengan apa yang dikatakan oleh Hakim Pengadilan Agama Ambarawa

tersebut. Meskipun dengan alasan-alasan tersebut belum secara jelas terbukti,

karena tidak ada pihak yang berperkara baik pemohon maupun termohon

melapor ke Pengadilan Agama Ambarawa.

Dari faktor atau alasan tidak hadirnya pemohon dalam pelaksanaan

ikrar talak, memang secara mutlak dilaksanakan atau tidak dilaksanakan ikrar

talak tersebut adalah ditangan pemohon (suami), dimana termohon hanyalah

diposisikan sebagai objek, artinya tidak dapat memaksa pemohon harus

melaksanakan sidang ikrar talak, kembali terhadap i’tikad pemohon, bila

memang beri’tikad baik apapun resikonya semestinya pemohon harus

melaksanakannya, karena pemohon sendiri yang mengajukan cerai tersebut.

Dengan i’tikad pemohon mengajukan perceraian sudah dapat diartikan bahwa

hatinya telah menyatakan mencerai istrinya (termohon), dengan demikian

selama proses perceraian berlangsung antara kedua pihak sudah tidak ada

Page 99: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

hubungan yang harmonis lagi, tetapi apabila pemohon (suami) mempunyai

i’tikad tidak baik seperti kasus yang dipaparkan diatas, yang pada akhirnya

pemohon tidak bersedia melaksanakan sidang ikrar talak dan mengakibatkan

gugurnya kekuatan penetapan tersebut.

Keengganan pemohon tersebut, merupakan bentuk pengingkaran dan

pelecehan terhadap lembaga Peradilan Agama, namun demikian tindakan

pemohon yang tidak bersedia melaksanakan ikrar talak terhadap termohon

merupakan haknya dan Undang-Undang sendiri tidak mengatur secara tegas

dan tidak menentukan sanksi bagi perbuatan pemohon tersebut.

B. Analisis tentang Akibat Hukum Ketidakhadiran Pemohon dalam

Pelaksanaan Sidang Ikrar Talak

Dalam praktek selama ini, seperti yang penulis kemukakan di depan,

permohonan cerai diajukan oleh pihak suami, dalam petitum permohonan

biasanya memuat “Memohon kepada Pengadilan menetapkan memberi izin

kepada pemohon untuk mengucapkan ikrar talaknya terhadap termohon selaku

isteri”. Oleh pihak Pengadilan, atas permohonan yang telah cukup bukti dan

beralasan hukum, biasanya dikabulkan dengan amar “Memberi izin kepada

pemohon (nama... bin...) untuk menjatuhkan talak satu Raj’i terhadap termohon

(nama... binti...) di depan sidang Pengadilan Agama Ambarawa”, bahkan ada

juga dalam amar di atas ditambah “... setelah putusan ini berkekuatan hukum

tetap”.

Page 100: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Panitera Pengadilan Agama Ambarawa mengatakan “bahwa yang

menjadi patokan amar setiap keputusan Pengadilan apakah itu berbentuk

penetapan atau putusan, selamanya bertitik tolak dari petitum permohonan atau

gugatan, dimana hakim dalam mengambil keputusan harus berpedoman pada

asas “ultra petitum partium” yakni pengabulan gugatan atau permohonan tidak

boleh melebihi apa yang diminta dalam permohonan”.

Apabila permohonan izin ikrar talak Pemohon sudah dikabulkan, maka

pemohon berkewajiban untuk melaksanakan sidang ikrar talak, sebagaimana

bunyi amar tersebut. Hal ini ditegaskan dalam pasal 70 ayat (3) Undang No. 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-

Undang No. 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang

perubahan kedua atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989, yang berbunyi

sebagai berikut

“Setelah penetapan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap, Pengadilan menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak, dengan memanggil suami dan istri atau wakilnya untuk menghadiri sidang tersebut”.

Tindak lanjut yang mengikuti hal itu, Pengadilan menetapkan hari

sidang (PHS Ikrar Talak) yang khusus untuk menyaksikan pengucapan ikrar

talak pemohon (suami), sudah barang tentu sangat bijaksana apabila sidang

penyaksian ikrar talak segera dilaksanakan beberapa saat setelah putusan

memperoleh kekuatan hukum tetap. Tujuannya adalah selain memenuhi

tuntutan asas peradilan yang sederhana dan cepat, sekaligus memberi kepastian

kepada suami isteri untuk menempuh jalan kehidupan baru, terutama kepada

pihak Termohon (isteri) sangat penting artinya, tidak menggantung

Page 101: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

hubungannya yang berlamaan. Oleh karena itu sangat diharapkan sikap Ketua

Pengadilan Agama untuk secepat mungkin menetapkan hari sidang penyaksian

ikrar talak sesaat setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap.

Di dalam pelaksanaan ikrar talak pemohon dan termohon harus hadir

atau mengirimkan wakilnya, apabila termohon tidak hadir, pemohon hadir,

maka pengucapan ikrar talak tetap dilaksanakan, sebaliknya apabila pemohon

tidak hadir, Termohon hadir, maka pengucapan ikrar talak tidak akan terjadi.

Seperti perkara di Pengadilan Agama Ambarawa, dengan perkara Nomor:

0519/Pdt. G/2011/PA.Amb. Tanggal 13 Juli 2011, perkara Nomor:

0706/Pdt.G/2010/PA.Amb. Tanggal 04 Oktober 2010 dan perkara Nomor:

024/Pdt.G/1996/PA.Amb. Tanggal 15 Januari 1996, pihak suami yang

mengajukan permohonan untuk mentalak istrinya dengan berbagai alasan.

Setelah permohonan memperoleh izin dari Pengadilan Agama Ambarawa

tentunya atas dasar pertimbangan dari Majelis Hakim, kemudian menentukan

hari sidang penyaksian ikrar talak dan Majelis Hakim melalui juru sita

memanggil para pihak untuk hadir dalam pelaksanaan penyaksian sidang ikrar

talak sesuai jadwal yang telah ditentukan. Akan tetapi dalam prakteknya

setelah di panggil secara sah dan patut, pihak pemohon tidak hadir menghadap

Majelis Hakim dan setelah ditunggu selama 6 (enam) bulan terhitung sejak

ditetapkan sidang ikrar talak, pihak pemohon tetap tidak hadir atau melapor ke

Majelis Hakim Pengadilan Agama Ambarawa, maka sesuai dengan Pasal 70

ayat (6) Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang

telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang

Page 102: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

No. 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang No. 7

Tahun 1989, menerangkan apabila pemohon (suami) tidak hadir dalam sidang

penyaksian ikrar talak dan apabila dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditetapkan sidang ikrar talak tersebut Pemohon tidak hadir dan

tidak melaporkan, maka penetapan tersebut gugur kekuatan hukumnya dan

perceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan yang sama.

Apabila hal yang ditentukan dalam pasal tersebut tidak dipenuhi

pemohon (suami), dengan sendirinya menurut hukum, gugur kekuatan

penetapan cerai talak. Konsekuensi yang timbul selain gugurnya kekuatan

penetapan, pemohon juga tidak dapat mengajukan permohonan cerai talak lagi

dengan alasan yang sama seperti yang juga diatur oleh Pasal 70 ayat (6)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, dan akibat

dari gugurnya kekuatan penetapan tersebut, perceraian juga dianggap tidak

pernah terjadi dan ikatan perkawinan dianggap tetap ada dan utuh sesuai Pasal

131 Kompilasi Hukum Islam. Penetapan tersebut tidak mempunyai daya

mengikat lagi kepada suami isteri, dan akibat dari pemohon tidak bersedia

melaksanakan ikrar talak, yang dengan alasan diantaranya pergi jauh,

ketidaktahuan adanya panggilan dan secara alamiah rukun kembali, akan tetapi

dalam prakteknya alasan-alasan tersebut belum terbukti secara jelas, karena

baru asumsi dari Hakim Pengadilan Agama Ambarawa dan para pihak belum

pernah ada yang melapor ke Pengadilan Agama Ambarawa. Atas tindakan

pemohon yang menghilang begitu saja, dianggap tidak bertanggung jawab,

yang berakibat gugurnya kekuatan hukum penetapan izin ikrar talak. Hal ini

Page 103: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

sangat merugikan pihak Termohon secara moril maupun materiil, karena

termohon tidak terpenuhinya hak-hak sebagai istri dan nasibnya terkatung-

katung atau semakin tidak jelas.

Dalam hal pelaksanaan ikrar talak oleh pihak pemohon (suami), penulis

berpendapat bahwa yang mempunyai kewenangan untuk mengucapkan talak

dipersidangan adalah ditangan pihak pemohon (suami) dan Majelis Hakim

tidak dapat memaksa pemohon untuk tetap melaksanakan sidang ikrar talak

dengan alasan tidak ada aturan yang mengatur hal tersebut secara khusus.

Dengan demikian sangatlah besar kewenangan pemohon (suami) dalam

melaksanakan penetapan cerai talak, meskipun penetapan tersebut sudah

berkekuatan hukum tetap, dalam hal tidak dilaksanakan ikrar talak oleh

pemohon (suami), pihak Termohon (istri) sangatlah dirugikan, karena

hubungan rumah tangganya semakin tidak jelas.

C. Analisis tentang Upaya Hukum yang dapat ditempuh ketika Perkawinan

tidak dapat dipertahankan kembali, Pasca Penetapan Pengadilan Agama

Ambarawa.

Ketidakhadiran pemohon (suami) dalam sidang ikrar talak yang

mengakibatkan gugurnya kekuatan penetapan izin ikrar talak, Penetapan itu

tidak mempunyai daya mengikat lagi kepada suami isteri, dengan demikian

maka secara hukum status pemohon (suami) dan termohon (istri) kembali

sebagai suami isteri. Padahal selama proses perceraian berlangsung antara

kedua pihak sudah tidak ada hubungan yang harmonis lagi, karena sudah

Page 104: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

mempunyai i’tikad untuk berpisah. Hal seperti ini jelas akan sangat merugikan

kepentingan termohon, lebih-lebih termohon dalam cerai talak tidak dapat

memaksa pemohon agar melaksanakan sidang ikrar talak, akibatnya status

termohon (istri) menjadi terombang-ambing dalam arti, cerai talak tidak diurusi

atau diperhatikan oleh pemohon (suami), hal ini sangat menambah penderitaan

termohon, yang seharusnya mendapatkan perlindungan hukum dengan

meminta hak-haknya yang belum terpenuhi sebagai istri, akan tetapi malah

penderitaan yang didapat, maka tidak ada langkah lain yang harus ditempuh

agar status termohon jelas dan perceraian dapat terjadi, maka menurut Hakim

Pengadilan Agama Ambarawa yang mengatakan bahwa langkah hukum setelah

gugurnya kekuatan penetapan izin ikrar talak adalah pihak istri mengajukan

gugatan terhadap suami, sesuai dengan pasal 73 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang berbunyi

“gugatan perceraian oleh istri atau kuasanya kepada pengadilan yag daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali apabila penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat”.

Dalam mengajukan gugatan tersebut, istri dapat mendalilkan alasan-

alasan yang tercantum dalam permohonan cerai talak yang oleh suami tidak

dilaksanakannya sidang ikrar talak, alasan taklik talak, khuluk dan lain

sebagainya.

Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, Undang-Undang hanya

memberikan perlindungan hukum terhadap termohon dan akibat perceraian,

sebagaimana ditentukan dalam pasal 78 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang peradilan agama yang berbunyi :

Page 105: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

“selama berlangsungnya perceraian, atas permohonan penggugat pengadilan dapat : 1. Menentukan nafkah yang ditanggung oleh suami 2. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan dan

pendidikan anak 3. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya barang-

barang yang menjadi hak bersama suami istri atau barang-barang yang menjadi hak suami atau barang-barang yang menjadi hak istri”.

Dalam penelitian di Pengadilan Agama Ambarawa, ditemukan kasus

yang dalam hal ini pihak istri tidak terima oleh perlakuan suaminya yang tidak

bersedia hadir dan melaksanakan sidang ikrar talak, yaitu seorang istri yang

mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya akibat suami tidak bersedia

melaksanakan sidang ikrar talak, setelah cerai gugat sudah mempunyai

kekuatan putusan oleh Pengadilan Agama Ambarawa, selanjutnya kedua pihak

mendapatkan akta cerai, menariknya akta cerai milik mantan suaminya di sita

oleh mantan istri, dengan tujuan apabila mantan suaminya akan nikah lagi tidak

bisa, selagi akta cerainya masih ditangan mantan istri, hal ini adalah wujud dari

balas dendam karena merasa istri diperlakukan sewenang-wenang oleh mantan

suami. Pihak mantan istrinya tersebut beranggapan bahwa mantan suaminya

menyalahgunakan wewenang yang diberikan oleh Pengadilan Agama dalam

pelaksanaan sidang ikrar talak dan merasa dirugikan baik bersifat finansial

maupun sosial.

Dari temuan kasus tersebut diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa

pihak istri melakukan balas dendam terhadap suaminya yang dianggap telah

menelantarkan dan tidak memenuhi kewajibannya sebagai suami, dan karena

kurangnya perlindungan hukum yang tegas dari akibat gugurnya penetapan

ikrar talak tersebut.

Page 106: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Dengan tidak adanya sanksi yang tegas terhadap pemohon yang tidak

bersedia melaksanakan sidang ikrar talak, maka pihak termohon sangat

dirugikan dan adanya diskriminasi hukum antara pemohon dan termohon.

Page 107: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut :

1. Akibat Hukum dari Ketidakhadiran pemohon dalam Pelaksanaan Sidang

Ikrar Talak Adalah menurut Pasal 70 ayat (6) Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, tentang hal yang menggugurkan

kekuatan mengikat putusan cerai talak. Apabila hal yang ditentukan dalam

pasal tersebut tidak dipenuhi suami, dengan sendirinya menurut hukum,

gugur kekuatan putusan cerai talak.

Dengan gugurnya kekuatan penetapan, perceraian dianggap tidak

pernah terjadi, dan ikatan perkawinan dianggap tetap ada dan utuh. Hal yang

menggugurkan kekuatan putusan cerai talak digantungkan pada faktor

ketidakhadiran suami melaksanakan pengucapan ikrar talak pada hari sidang

yang telah ditentukan, dengan jangka waktu 6 (enam) bulan sejak penetapan

tersebut berkekuatan hukum tetap. Jika Pengadilan Agama telah

menetapkan hari sidang penyaksian ikrar talak, suami atau wakilnya tidak

datang, dan hal itu sudah berlangsung 6 (enam) bulan, dengan sendirinya

menurut hukum, gugur kekuatan hukum putusan cerai talak. Putusan itu

tidak mempunyai daya mengikat lagi kepada suami isteri, dan juga tidak

mempunyai akibat hukum terhadap perkawinan mereka. Memang

kewenangan untuk menjatuhkan talak mutlak ditangan suami, pihak istri

Page 108: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

tidak dapat memaksa dan Pengadilan Agama seolah-olah hanya

menyaksikan sidang ikrar talak tersebut. Akibat hukum selain gugurnya

kekuatan hukum cerai talak, pemohon juga tidak dapat mengajukan

permohonan cerai talak lagi dengan alasan yang sama seperti yang juga

diatur oleh Pasal 70 ayat (6) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama. Akibat dari gugurnya kekuatan penetapan tersebut,

perceraian juga dianggap tidak pernah terjadi dan ikatan perkawinan

dianggap tetap ada dan utuh sesuai Pasal 131 Kompilasi Hukum Islam.

Penetapan tersebut tidak mempunyai daya mengikat lagi kepada suami

isteri, dan akibat hukum terhadap termohon tidak terpenuhinya hak-hak

sebagai istri dan nasibnya terkatung-katung atau semakin tidak jelas.

Dengan disalahgunakan wewenang untuk menjatuhkan talak

terhadap istri, suami dianggap melecehkan lembaga Peradilan Agama

karena tidak sungguh-sungguh dalam beracara cerai talak, meskipun

demikian Undang-Undang sendiri tidak mengatur secara tegas dan tidak

menentukan sanksi bagi perbuatan Pemohon tersebut.

2. Faktor-faktor atau alasan yang melatarbelakangi pemohon tidak hadir dalam

sidang penyaksian ikrar talak adalah sebagai berikut :

a. Adanya pembebanan atau kewajiban untuk membayar sejumlah uang

yang harus dia bayar, meliputi: nafkah masa lampau, mut’ah, iddah dan

nafkah anak

b. ketidak tahuan adanya pemanggilan karena pergi jauh, tidak tahu

keberadaannya

Page 109: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

c. Pemohon beranggapan dengan adanya putusan ijin ikrar talak dari

Pengadilan Agama maka sudah selesai berperkara dan sudah cerai

d. faktor alam meliputi : rukun lagi dengan istri, meninggal dunia.

3. Upaya Hukum Pasca Gugurnya Kekuatan Penetapan Ijin Ikrar Talak.

Akibat dari gugurnya kekuatan ijin ikrar talak, maka tidak ada

langkah lain yang harus ditempuh agar status termohon jelas dan perceraian

dapat terjadi, kecuali pihak istri harus mengajukan gugatan cerai terhadap

suami, sesuai dengan pasal 73 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama.

Dengan demikian Undang-Undang hanya memberikan perlindungan

hukum terhadap Termohon akibat perceraian, akan tetapi tidak ada

perlindungan hukum yang tegas terhadap termohon akibat tidak

dilaksanakan sidang ikrar talak serta tidak adanya sanksi akibat dari ketidak

hadiran pemohon dalam sidang ikrar talak.

B. Saran

Melihat banyaknya kasus dalam perkara perceraian khususnya perkara

cerai talak dalam hal pemohon tidak melaksanakan sidang ikrar talak, maka

penulis akan memberikan masukan atau saran sebagai berikut:

1. Agar kepastian hukum tercipta maka perlu adanya aturan hukum yang tegas

khususnya untuk pihak pemohon (suami) yang tidak bersedia melaksanakan

sidang ikrar talak dan perlu juga adanya sanksi pasca gugurnya penetapan

Page 110: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

ikrar talak tersebut misalnya akta cerai untuk suami ditahan untuk sementara

atau membayar denda setelah istri mengajukan gugatan cerai.

2. Upaya hukum yang dilakukan oleh termohon pasca gugurnya penetapan

ikrar talak harus secara jelas diatur oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

3. Untuk memberikan rasa keadilan bagi para pencari keadilan khususnya

kepada pihak termohon hendaknya pengadilan dalam menjatuhkan putusan

khususnya dalam hal menghukum pemohon untuk membayar kewajiban

terhadap istri ditetapkan seselektif mungkin agar putusan tersebut tidak sia-

sia, karena apabila putusan itu dirasakan berat oleh pemohon, seringkali

pemohon tidak bersedia melaksanakan sidang ikrar talak, demi terhindarnya

dari kewajiban yang ditetapkan Pengadilan Agama

4. Dalam hal perlindungan hukum terhadap istri akibat gugurnya penetapan

ikrar talak, pihak Pengadilan Agama agar mensosialisasikan langkah hukum

yang harus ditempuh ketika pasca gugurnya penetapan ikrar talak,

khususnya terhadap termohon untuk menghindari ketidakpahaman terhadap

hukum acara karena mayoritas yang berperkara di Pengadilan Agama adalah

masyarakat awam.

Page 111: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Arto, Mukti. 1996. Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Glagah Fajri, Emzul & Ratu Aprilia. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa publisher. Harahap, M Yahya. 2003. Kewenangan, Kedudukan Dan Acara Peradilan Agama, Undang-Undang Nomor 7 Tahuin 1989. Jakarta: Sinar Grafika Hoerudin, Ahrum. 1999. Pengadilan Agama: Bahasan tentang Pengertian, Pengajuan, dan Kewenangan Pengadilan Agama, setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Penerbit Bandung: PT CITRA ADITYA BAKTI Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit Bandung: PT

REMAJA ROSDAKARYA Mustofa. 2005. Kepaniteraan Peradilan Agama. Jakarta: Pernada Media Cet.1 Nasution, Khoiruddin.2002. Status Wanita Di Asia Tenggara; Studi Terhadap Perundang-Undangan Perkawinan Muslim Kontemporer Di Indonesia Dan Malaysia. Jakarta INIS 2002 Nuruddin, Amiur dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Indonesia Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fiqih, Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 sampai KHI . Soekanto, Soejono. 2001. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Penerbit Jakarta: Raja Grafindo Subekti. 1984. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa Supriatna, Fatma Amilia & Yasin Baidi. 2009. Fiqih Munakahat II. Yogyakarta: TERAS Sutantio, Retnowulan & Iskandar Oeripkartawinata. 1979. Hukum acara perdata dalam teori dan praktek. Penerbit Bandung: CV. Mandar Maju Sutantio, Retnowulan. 1979. Wanita dan hukum. Bandung: Alumni Syahlani, Hensyah. 1993. Penemuan dan Pemecahan Masalah Hukum dalam Pengadilan Agama. Mahkamah Agung Republik Indonesia Thalib, Sayuti. 1974. Hukum Keluarga Indonesia. Yayasan penerbit, Jakarta: Universitas Indonesia Usman, Rachmadi. 2006. Aspek-Aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. Perundang-Undangan Departemen Agama Republik Indonesia. 2001. Bahan Penyuluhan Hukum :

Instruksi Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1991, Tentang Kompilasi Hukum Islam. Jakarta

Mahkamah Agung Republik Indonesia. 1994. Proyek Peningkatan Dan Pembinaan Hukum. Jakarta

Page 112: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama, Buku II Edisi Revisi 2009, Mahkamah Agung RI

Peraturan Pemerintah Nonor 9 Tahun 1975 Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Penerbit Surabaya: ARKOLA

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Penerbit Surabaya: ARKOLA Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009. Armas Duta Jaya Jakarta 1990

Page 113: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

LAMPIRAN

Pedoman Wawancara di Pengadilan Agama Ambarawa Wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama Ambarawa pada tanggal 04 Juni 2012 di kantor Pengadilan Agama Ambarawa

a. Apakah cerai talak wajib dilaksanakan di Pengadilan Agama pak?dasar hukumnya apa?

b. Bagaimana apabila dalam pelaksanaan ikrar talak salah satu pihak tidak hadir?apa dipanggil ulang atau tetap dilanjutkan?

c. Biasanya Apa faktor yang melatarbelakangi ketidakhadirannya pak? d. Bagaimana apabila dalam pelaksanaan ikrar talak salah satu pihak tidak

hadir?apa dipanggil ulang atau tetap dilanjutkan? e. Kalau penetapannya gugur terus bagaimana nasibnya pihak istri

pak?padahal sudah tidak ada kecocokan lagi dalam membina rumah tangga..

f. Apa ada perlindungan hukumnya?

Wawancara dengan Panitera Pengadilan Agama Ambarawa pada tanggal 07 Juni 2012 di kantor Pengadilan Agama Ambarawa a. Bagaimana tata cara mengajukan permohonan talak? b. Bagaimana tata cara pengucapan ikrar talak? c. Apakah dalam pengucapan ikrar talak pemohon dan termohon wajib hadir? d. Apa upaya hukum istri terhadap gugurnya kekuatan hukum penetapan izin

ikrar talak?

Wawancara dengan pihak yang berperkara cerai talak tanggal 11 Juni 2012. di kantor Pengadilan Agama Ambarawa a. Kapan diajukannya permohonan cerai talak bu? b. Gimana bu dalam proses persidangannya? c. Maaf sebelumnya, kalau boleh tau kenapa ibu kok mau dicerai oleh suaminya

bu? d. Kenapa kok suami ibu tidak jadi mentalak? e. Apa ibu tau kemana suami ibu kok tidak hadir dalam sidang? f. Terus langkah ibu selanjutnya apa dengan tidak jadinya perceraian ini bu?

Wawancara dengan pihak yang berperkara cerai talak tanggal 11 Juni 2012. a. Kapan itu pak diajukannya permohonan cerai talak? b. Gimana pak dalam proses persidangannya, mungkin bapak tau?

Page 114: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

c. Mungkin bapak tau kenapa kok ibu NI mau dicerai? d. Kenapa kok suaminya ibu NI tidak jadi mentalak? e. Apa bapak tau kenapa suaminya ibu NI tidak hadir pada saat pengucapan talak

itu? f. Terus menurut bapak langkah selanjutnya apa dengan tidak jadinya perceraian

ini?

Wawancara ketiga kepada seorang ibu bernama MS yang baru saja mencerai gugat suaminya pada tanggal 14 Juni 2012 di Pengadilan Agama Ambarawa a. Ada perlu apa bu dsini (Pengadilan Agama Ambarawa)? b. Kapan ibu mengajukan gugatan itu? c. Maaf sebelumnya, kalau boleh tau kenapa ibu kok menceraikan suaminya? d. Kenapa kok tidak selesai bu? e. Kapan itu bu diajukan cerai talaknya dan apa ibu tau alasannya kok tidak

datang? f. Terus langkah ibu selanjutnya apa dengan tidak jadinya perceraian ini bu?

Page 115: KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3102/1/R. Abdul Malik.pdf · KETIDAKHADIRAN PEMOHON DALAM PELAKSANAAN IKRAR TALAK (Studi Kasus

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : R. Abdul Malik

Tempat/Tgl Lahir : Kab. Magelang, 31 Maret 1988

Agama : Islam

Alamat : Tumbu RT 02/02 Purwodadi Tegalrejo Magelang

Pendidikan :

- MI Purwodadi lulus tahun 1997

- MTs N Kota Magelang lulus tahun 2003

- SMK 45 Kota Magelang lulus tahun 2006

Salatiga, 14 September 2012

R. Abdul Malik