10
TINGKAT KERUSAKAN SEL DARAH MERAH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) YANG DIPAPARKAN DALAM ENDOSULFAN PADA KONSENTRASI SUBLETAL Oleh: Indra Gumay Yudha *) (* staf pengajar PS Budidaya Perairan, Fak. Pertanian, Universitas Lampung) ABSTRACT The objective of this experiment was to study the effect of endosulfan exposure at chronic or subletal concentration on red blood cells impairment of lele dumbo (Clarias gariepinus). These catfishes were 180 and kept in 30 l aquarium which contained chronical concentration of endosulfan for 6 weeks. Exposure of catfish to endosulfan during 6 weeks caused cerroids and lipofuscin complex occurred in red blood cells; and they had influence in metabolism. The flawed red blood cells achieved over 90% on fishes test at 6.85-8.57 ppb. Keywords: endosulfan, Clarias gariepinus, red blood cells impairment 1. PENGANTAR Penggunaan pestisida dalam bidang pertanian dapat menimbulkan masalah lingkungan, antara lain terjadinya pencemaran di lingkungan perairan yang dapat mengakibatkan kerusakkan sumberdaya perikanan (Connel & Miller, 1995). Menurut Koesoemadinata (1980), dari pengujian toksisitas akut 79 formula pestisida padi sawah yang terdaftar di Indonesia, sekitar 17.7% bahan aktif pestisida tersebut memiliki toksisitas yang tinggi terhadap ikan. Sehubungan dengan bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan pestisida, pemerintah telah membatasi dan melarang penggunaan beberapa jenis pestisida, terutama insektisida golongan klor-organik. Endosulfan termasuk insektisida klor organik yang digunakan di Indonesia secara terbatas (restricted) dan sangat dilarang untuk digunakan di lingkungan perairan. Namun demikian, diduga masih banyak disalahgunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan perairan. Rumus molekul endosulfan adalah C 9 H 6 Cl 6 O 3 S, dengan struktur kimia sebagai berikut: Gambar 1. Struktur kimia endosulfan Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 1

Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Endosulfan (sejenis pestisida) berpengaruh pada perusakan sel darah merah ikan lele dumbo. Endosulfan banyak digunakan untuk meracun ikan di sungai maupun pemakaian di tambak-tambak udang tradisional untuk membunuh ikan-ikan liar.

Citation preview

Page 1: Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

TINGKAT KERUSAKAN SEL DARAH MERAH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) YANG DIPAPARKAN DALAM ENDOSULFAN PADA

KONSENTRASI SUBLETAL

Oleh: Indra Gumay Yudha *) (* staf pengajar PS Budidaya Perairan, Fak. Pertanian, Universitas Lampung)

ABSTRACT

The objective of this experiment was to study the effect of endosulfan exposure at chronic or subletal concentration on red blood cells impairment of lele dumbo (Clarias gariepinus). These catfishes were 180 and kept in 30 l aquarium which contained chronical concentration of endosulfan for 6 weeks. Exposure of catfish to endosulfan during 6 weeks caused cerroids and lipofuscin complex occurred in red blood cells; and they had influence in metabolism. The flawed red blood cells achieved over 90% on fishes test at 6.85-8.57 ppb. Keywords: endosulfan, Clarias gariepinus, red blood cells impairment

1. PENGANTAR

Penggunaan pestisida dalam bidang pertanian dapat menimbulkan masalah

lingkungan, antara lain terjadinya pencemaran di lingkungan perairan yang dapat

mengakibatkan kerusakkan sumberdaya perikanan (Connel & Miller, 1995). Menurut

Koesoemadinata (1980), dari pengujian toksisitas akut 79 formula pestisida padi sawah

yang terdaftar di Indonesia, sekitar 17.7% bahan aktif pestisida tersebut memiliki

toksisitas yang tinggi terhadap ikan.

Sehubungan dengan bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan pestisida,

pemerintah telah membatasi dan melarang penggunaan beberapa jenis pestisida, terutama

insektisida golongan klor-organik. Endosulfan termasuk insektisida klor organik yang

digunakan di Indonesia secara terbatas (restricted) dan sangat dilarang untuk digunakan

di lingkungan perairan. Namun demikian, diduga masih banyak disalahgunakan untuk

kegiatan yang berhubungan dengan perairan. Rumus molekul endosulfan adalah

C9H6Cl6O3S, dengan struktur kimia sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur kimia endosulfan

Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 1

Page 2: Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

Di Indonesia endosulfan diperdagangkan dengan nama dagang Thiodan 35 EC,

Dekasulfan 350 EC, Akodhan 350 EC serta Indodan 350 EC. Endosulfan merupakan

insektisida dengan spektrum luas dan bersifat non sistemik, baik melalui kontak langsung

ataupun saluran pencernaan. Insektisida tersebut efektif digunakan untuk membunuh

beberapa jenis serangga dan kutu yang menyerang tanaman, sehingga penggunaannya

cukup luas seperti pada perkebunan buah dan sayuran, budidaya bunga, tanaman hias,

persawahan dan kehutanan (Wudiyanto, 1998). Menurut ADB (1987) penggunaan

endosulfan dibatasi dan dilarang di beberapa negara karena sifat toksisitasnya yang tinggi

terhadap ikan dan biota air lainnya. Di Indonesia penggunaan endosulfan dibatasi pada

areal yang tidak berhubungan dengan perairan dan dilarang digunakan di persawahan.

Penyalahgunaan endosulfan yang merusak lingkungan perairan dapat dijumpai

antara lain dalam bentuk peracunan ikan di daerah aliran sungai dan tambak udang

tradisional di wilayah Propinsi Lampung. Kegiatan penangkapan ikan dengan membius

ataupun meracun ikan di beberapa sungai besar, seperti Way Seputih dan Way Tulang

Bawang, ternyata dalam pelaksanaannya lebih banyak menggunakan insektisida

(termasuk endosulfan) dan bukan racun yang berasal dari akar tanaman tuba yang mudah

terurai. Dalam budidaya udang windu tradisional disinyalir banyak menggunakan

endosulfan. Berdasarkan wawancara langsung dengan beberapa petambak di Desa Karya

Tani, Karya Makmur dan Pasir Sakti (Kabupaten Lampung Timur) serta Desa Mahabang

dan Kekatung (Kabupaten Tulang Bawang) pada tahun 2000, diketahui bahwa

endosulfan banyak digunakan untuk mendukung keberhasilan budidaya tambak

tradisional. Penggunaan endosulfan dilakukan pada tahap persiapan air dengan dosis 1

liter untuk luasan tambak sekitar 2 ha dengan ketinggian air kira-kira 50-75 cm

(konsentrasi setara ± 35.2 ppb) Menurut petambak, hal ini dilakukan untuk membunuh

hama dan biota pengganggu lainnya serta bakteri patogen yang dapat menggagalkan

panen. Penggunaan endosulfan tersebut hingga saat ini masih terus berlangsung

Penggunaan endosulfan di perairan menimbulkan dampak negatif terhadap

ekosistem perairan berkenaan dengan toksisitasnya yang sangat tinggi terhadap biota

perairan. Bencana ekologis dapat terjadi jika endosulfan terus menerus mencemari

perairan, seperti kematian pada ikan, krustasea, plankton, bakteri pengurai, dan biota air

Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 2

Page 3: Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

lainnya, sehingga dapat menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu dan punahnya

beberapa ikan indegenous spesies pada perairan tersebut. Menurut Schoettger (1970)

pada konsentrasi 46 ppb endosulfan mampu membunuh semua ikan minnows, perch,

sunfish, bullheads dan sucker yang berada dalam kolam seluas lebih kurang 12,5 ha

selama tujuh hari; sedangkan cladocera ((Daphnia magna) sudah mengalami kematian

pada konsentrasi 52.9 ppb dalam waktu 4 hari. Mc Leese & Metcalfe (1980) menyatakan

bahwa endosulfan pada konsentrasi 0,2 ppb dapat menyebabkan kematian pada udang

Crangon septemspinosa dewasa; sedangkan hasil penelitian Mc Leese dkk.. (1982)

menunjukkan bahwa cacing polichaeta (Nereis nereis) dewasa mengalami kematian pada

saat dipaparkan dalam endosulfan pada konsentrasi 100 ppb selama 12 hari.

Berkenaan dengan dampak negatif yang ditimbulkan endosulfan terhadap biota

perairanan, maka perlu dilakukan penelitian ini. Menurut Heat (1975), pengaruh bahan

pencemar dapat diamati melalui pengukuran beberapa parameter pada ikan, baik secara

fisiologis maupun biokimia. Beberapa pengamatan yang dapat dilakukan antara lain

meliputi histopatologi, hematologi (hematokrit, hemoglobin, jumlah eritrosit dan

leukosit), kimia darah, serta kimia jaringan. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh

konsentrasi subletal endosulfan terhadap tingkat kerusakan sel darah merah. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh endosulfan pada berbagai konsentrasi

subletal terhadap kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).

Penggunaan ikan lele dumbo sebagai ikan uji berdasarkan pada kriteria yang

ditetapkan oleh APHA, AWWA, & WPCF (1985) tentang pengujian toksisitas suatu

bahan pencemar melalui pengujian terhadap ikan. Spesies ikan yang digunakan harus

memenuhi kriteria tertentu, yaitu: terdapat pada lingkungan tercemar yang akan diteliti

atau setidak-tidaknya berhubungan dekat dengan spesies yang terdapat dalam perairan

yang tercemar tersebuit; tersedia dalam jumlah yang banyak untuk mencukupi kebutuhan

dalam pelaksanaan pengujian; dapat dipelihara dalam laboratorium dalam kondisi yang

sehat minimal selama satu bulan; serta memiliki peranan dalam jaringan makanan atau

merupakan sumberdaya yang bernilai ekonomis dalam suatu ekosistem.

Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 3

Page 4: Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

2. BAHAN DAN METODE

Penelitian pengaruh konsentrasi subletal endosulfan terhadap tingkat kerusakan sel

darah merah dilakukan dengan metode pergantian media uji (renewal test) dengan 6

perlakuan dan 3 ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 10 ekor ikan lele dumbo

dengan rata-rata bobot individu 2-3 g yang dipelihara dalam akuarium berukuran

50x40x40 cm3 yang berisi 30 liter media uji, yaitu air yang mengandung endosulfan

dalam konsentrasi subletal. Media uji yang digunakan dalam setiap akuarium diganti

setiap 2 hari sekali. Konsentrasi subletal endosulfan yang digunakan adalah 10%, 20%,

30%, 40% dan 50% dari nilai LC50 96 jam, serta dilengkapi dengan konsentrasi nol

sebagai kontrol. Nilai LC50 96 jam diperoleh dari penelitian sebelumnya, yaitu 17.13

ppb; sehingga konsentrasi subletal yang digunakan adalah 1.71 ppb, 3.43 ppb, 5.14 ppb,

6.85 ppb dan 8.57 ppb. Waktu pemaparan dilakukan selama 6 minggu.

Pemberian pakan dilakukan setiap pagi, siang, dan sore hari, dengan ketentuan

sebanyak 18% dari bobot tubuhnya. Selama percobaan berlangsung, faktor-faktor

lingkungan diupayakan optimum. Pengukuran parameter fisika-kimia air dilakukan

setiap satu minggu, yang meliputi suhu, pH, O2 terlarut, CO2 bebas, dan amonia total.

Pengamatan kondisi sel darah merah dilakukan setelah 6 minggu perlakuan.

Pembuatan preparat ulas darah dilakukan dengan metode kering udara dan pewarnaan

Giemsa. Pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan jarum suntik steril pada

bagian vena caudalis ikan uji. Jarum suntik tersebut sebelumnya telah dibasahi dengan

Na-sitrat 3.8% yang berfungsi sebagai antikoalgulan. Selanjutnya setetes darah

ditempatkan pada satu gelas obyek, dan gelas obyek kedua diletakkan dengan sudut 45°

terhadap gelas obyek pertama. Kemudian gelas obyek kedua digeser hingga menyentuh

darah dan darah menyebar merata di antara dua gelas obyek tersebut. Selanjutnya gelas

obyek kedua digeser ke arah berlawanan, sehingga terbentuk lapisan darah yang tipis

pada gelas obyek pertama. Preparat tersebut kemudian dibiarkan kering udara selama 15

menit dan selanjutnya direndam dalam metanol selama 5 menit. Setelah itu preparat

dikeringkan untuk kemudian dilakukan pewarnaan dengan cara direndam dalam Giemsa

selama 10 menit.

Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 4

Page 5: Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

Untuk menentukan tingkat kerusakan sel darah merah pada masing-masing

perlakuan dilakukan dengan cara menghitung persentase sel darah merah yang rusak pada

preparat ulas darah melalui mikroskop pada pembesaran 1000 kali. Pada setiap akuarium

diambil sebanyak 3 ekor ikan secara acak untuk diambil darahnya, sehingga diperoleh 9

ulangan untuk setiap perlakuan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan terhadap preparat darah yang diambil pada ikan lele dumbo yang

mengalami perlakuan terlihat kerusakan dan berbeda dengan sel darah merah ikan kontrol

(Gambar 2). Perbedaan ini terlihat jelas dari adanya kerusakan inti dan sitoplasma sel

darah merah. Pada kondisi normal, sel-sel darah merah ikan lele dumbo berbentuk oval

dengan sitoplasma yang mulus dan inti sel yang kompak.. Sel darah merah ikan lele

dumbo yang dipaparkan dalam endosulfan terlihat tidak normal dengan terbentuknya

kompleks lipofuscin pada inti sel dan seroid yang membesar dan memenuhi hampir

semua bagian sitoplasma. Keadaan ini menyebabkan inti sel terlihat membesar dan

seolah-olah ‘pecah’ dengan permukaan yang tidak rata. Demikian juga halnya dengan

sitoplasma yang mengalami kelainan karena adanya seroid tersebut.

Kontrol (0 ppb) Perlakuan 3.43 ppb Perlakuan 5.14 ppb Perlakuan 6.85 ppb

Gambar 2. Perbandingan sel darah merah ikan lele dumbo pada kondisi normal (kontrol) dengan sel darah merah yang mengalami kerusakan akibat dipaparkan dalam endosulfan pada konsentrasi subletal selama 6 minggu (1000 x)

Ket.: L=Lipofuscin, S=Seroid

Menurut analisis Azhar dan Tjahjono (1999), proses pembentukan kompleks

lipofuscin dan seroid tersebut diduga akibat adanya radikal bebas yang timbul karena

pengaruh endosulfan terhadap sel darah. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Wijaya

Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 5

Page 6: Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

(1996) yang menyatakan bahwa suatu bahan toksik atau racun dapat menyebabkan

kerusakkan jaringan dan pada gilirannya dapat menimbulkan pelepasan protein heme,

yang akan bereaksi dengan peroksidase dan melepaskan ion Fe2+. Dengan adanya ion

Fe2+ akan terjadi reaksi Fenton dan menghasilkan radikal bebas hidroksil (OH°) yang

sangat reaktif, dengan persamaan sebagai berikut:

Fe2+ + H2O2 → OH- + Fe3+ + OH°

Radikal hidroksil tersebut dapat merusak DNA, protein dan asam lemak tak jenuh

jamak (PUFA, poli unsaturated fatty acids) yang merupakan komponen penting

fosfolipid penyusun membran sel. Serangan radikal hidroksil terhadap membran sel

dapat menimbulkan reaksi berantai yang terus berlanjut, yang disebut peroksida lipid,

dengan tahapan sebagai berikut (Wijaya, 1996):

a) ROS (Reactive Oxygen Species) akan menarik atom H dari rantai samping PUFA:

b) Radikal karbon akan bereaksi dengan oksigen:

H │ ─ C ─ + X° ➙ ─ XH + ─ C° ─

O2° │ ─ C° ─ + O2 ➙ ─ C ─

c) Radikal peroksil yang terbentuk akan menyerang rantai samping PUFA lagi untuk membentuk radikal karbon baru:

O2° H O2H │ │ │ ─ C ─ + ─ C ─ ➙ ─ C° ─ + ─ C ─

d) Reaksi berantai akan terus berlanjut, yang hanya dapat berhenti bila dua radikal bebas bertemu.

Akibat akhir dari reaksi berantai tersebut adalah terputusnya rantai asam lemak

menjadi berbagai senyawa yang bersifat toksik terhadap sel, seperti aldehid dan berbagai

hidrokarbon, yang dapat mengakibatkan kerusakkan membran sel yang parah dan

membahayakan kehidupan sel. Reaksi tersebut menurut Azhar dan Tjahjono (1999) juga

menyebabkan pembentukkan kompleks lipofuscin dan seroid yang besar dan tidak larut,

yang semakin lama akan semakin membesar hingga dapat memenuhi seluruh sel.

Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 6

Page 7: Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan terhadap tingkat kerusakan sel

darah merah ikan lele dumbo yang dipaparkan dalam endosulfan, diperoleh data sebagai

berikut (Tabel 1).

Tabel 1. Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo pada berbagai konsentrasi endosulfan

Tingkat Kerusakan Sel Darah Merah (%) * No. Konsentrasi Endosulfan

(ppb) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rata-rata

1. 0.00 ** 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. 1.71 76 68 51 60 81 76 94 37 86 69.89

3. 3.43 72 89 94 75 69 84 54 98 46 75.67

4. 5.14 87 93 96 79 83 61 83 100 91 85.89

5. 6.85 99 100 97 100 84 87 100 92 99 95.33

6. 8.57 100 100 100 99 100 98 97 100 100 99.33 Keterangan: * Berdasarkan adanya pembentukan seroid dan kompleks lipofuscin ** Sebagai kontrol, ikan dipelihara dalam media yang tidak mengandung endosulfan

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa endosulfan pada konsentrasi 1.71 ppb telah

menyebabkan tingkat kerusakkan sel darah merah rata-rata 69.89%. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagai bahan toksik, pada konsentrasi yang rendah pun endosulfan

telah menyebabkan kerusakan yang hebat. Kerusakan terparah dijumpai pada ikan uji

yang dipaparkan pada konsentrasi 8.57 ppb, yaitu mencapai 99.33%. Dari data tersebut

juga diperoleh gambaran bahwa pola kerusakan sel darah merah tidak merata. Sebagai

contoh, pada konsentrasi 1.71 ppb terdapat ikan uji yang mengalami kerusakan sel darah

hingga 94%, namun ada juga yang hanya 37%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

kerusakan sel darah merah sangat dipengaruhi oleh kondisi biota. Pada batas konsentrasi

tersebut, terdapat ikan uji yang dapat mentolelir pengaruh endosulfan dan hanya

mengalami kerusakan hingga 37%. Pada konsentrasi 8.57 ppb, tingkat kerusakan sel

darah merah cukup merata, yaitu antara 97-100%. Hal ini menunjukkan bahwa pada

konsentrasi tersebut semua biota uji tidak mampu mentolelir pengaruh buruk endosulfan

dan mengalami kerusakan sel darah merah hingga hampir keseluruhannya. Keadaan

tersebut sesuai dengan pendapat Mason (1992) yang menyatakan bahwa pengaruh suatu

toksikan terhadap organisme tergantung pada konsentrasi dan lamanya kontak organisme

dengan bahan tersebut.

Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 7

Page 8: Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa pengaruh perlakuan terhadap tingkat

kerusakan sel darah merah adalah signifikan (Lampiran 1). Hal ini terlihat bahwa

perlakuan kontrol berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Ikan lele dumbo yang tidak

dipaparkan dalam endosulfan tidak mengalami kerusakan sel darah merah; dan hal ini

berbeda dengan ikan lele dumbo yang dipaparkan endosulfan pada berbagai konsentrasi.

Dari hasil uji lanjut (LSD test) juga diketahui bahwa tingkat kerusakan sel darah merah

ikan lele dumbo yang dipaparkan pada konsentrasi 1.71 ppb dan 3.43 ppb tidak berbeda

nyata

Pengaruh kerusakan sel darah merah pada biota air terhadap metabolisme tubuh

telah dijelaskan oleh Moyle dan Cech (1988). Menurut Moyle dan Cech (1988),

kerusakkan sel darah merah akan menyebabkan gangguan dalam transport oksigen ke

jaringan, sehingga dapat menghambat proses metabolisme. Keadaan tersebut

menyebabkan keseimbangan energi keseluruhan dapat terganggu, yang selanjutnya dapat

mempengaruhi keseimbangan energi yang akan dimanfaatkan untuk pengaturan suhu

tubuh, pemeliharaan (maintenance), aktivitas, maupun untuk pertumbuhan.

Selama percobaan berlangsung, parameter kualitas air media uji masih dalam batas

normal untuk kehidupan ikan. Suhu berkisar antara 29-30°C, pH 6, DO antara 5.4-6.8

mg/l, CO2 4-8 mg/l, dan amonia total 0.21-1.39 mg/l. Dengan demikian, faktor

mortalitas ataupun stress pada ikan uji selama pengujian berlangsung bukan disebabkan

oleh kondisi kualitas air, tetapi memang karena toksisitas media uji tersebut.

4. KESIMPULAN a. Endosulfan pada konsentrasi subletal 1.71 ppb, 3.43 ppb, 5.14 ppb, 6.85 ppb dan 8.57

ppb dapat menyebabkan kerusakan sel-sel darah merah ikan lele dumbo yang

dipaparkan selama 6 minggu.

b. Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo dapat mencapai lebih dari 90%

apabila dipaparkan pada konsentrasi lebih dari 6.85 ppb selama 6 minggu.

Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 8

Page 9: Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

DAFTAR PUSTAKA APHA, AWWA, & WPCF. 1985. Standard methods for the examination of water and

wastewater. Sixteen edition. American Public Health Assosiation. Washington D.C. 1268 p.

Connel, D.W. dan G.J. Miller. 1995. Kimia dan ekotoksikologi pencemaran (terjemahan

Y. Koestoer). Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 520 hal.

Heath, A.G. 1987. Water pollution and fish physiology. CRC Press Inc. Boca Raton, Florida. 245 p.

Koesoemadinata, S. 1980. Lethal toxicity of 24 insecticide formulations commonly used for rice pest control in irrigated rice field to two Indonesian freshwater fish species, Cyprinus carpio and Puntius gonionotus. Bul. Penelitian Perikanan 2(1): 67-82.

Mason, C.F. 1992. Biology of freshwater pollution. Longman Inc. London. 250 p. Mc Leese, D.W. & C.D. Metcalfe. 1980. Toxicities of eight organochlorine compounds

in sediment and seawater to rangon septemspinosa. Bull. environ. Contam. Toxicol., 25: 921-928.

Mc Leese, D.W., L.E. Burridge, & J. Van Dinter. 1982. Toxicities of 5 organochlorine

compounds in water and sediment to Nereis virens. Bull. environ. Contam. Toxicol., 28: 216-220.

Moyle, P.B. dan J.J. Cech. 1988. Fishes: an introduction to ichthyology. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. 559 p.

Schoettger, R.A. 1970. Toxicology of thiodan in several fish and aquatic invertebrates,

US Department of the Interior, Bureau of Sport, Fish and Wildlife, Investigations in Fish Control, Vol. 35, pp. 1-31.

Wijaya, A. 1996. Radikal bebas dan parameter status antioksidan. Forum Diagnosticum No.1. Prodia Diagnostics Educational Service.12 p.

Wudiyanto, R. 1998. Petunjuk penggunaan pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta. 220 hal.

Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 9

Page 10: Kerusakan Sel Darah Ikan Lele Dumbo Akibat Endosulfan Oleh Indra Gumay Yudha

Lampiran 1. Uji statistik (SPSS ver. 10) untuk mengetahui pengaruh pemaparan endosulfan pada berbagai konsentrasi terhadap tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 60125.204 5 12025.041 89.547 .000 Within Groups 6445.778 48 134.287

Total 66570.981 53 Multiple Comparisons LSD

95% Confidence Interval (I) KONSENTR (J) KONSENTR Mean Difference(I-J)

Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

kontrol kons 1.71 ppb * -69.8889 5.4627 .000 -80.8725 -58.9053 kons 3.43 ppb * -75.6667 5.4627 .000 -86.6502 -64.6831 kons 5.14 ppb * -85.8889 5.4627 .000 -96.8725 -74.9053 kons 6.85 ppb * -95.3333 5.4627 .000 -106.3169 -84.3498 kons 8.57 ppb * -99.3333 5.4627 .000 -110.3169 -88.3498

kons 1.71 ppb Kontrol * 69.8889 5.4627 .000 58.9053 80.8725 kons 3.43 ppb -5.7778 5.4627 .296 -16.7614 5.2058 kons 5.14 ppb * -16.0000 5.4627 .005 -26.9836 -5.0164 kons 6.85 ppb * -25.4444 5.4627 .000 -36.4280 -14.4609 kons 8.57 ppb * -29.4444 5.4627 .000 -40.4280 -18.4609

kons 3.43 ppb Kontrol * 75.6667 5.4627 .000 64.6831 86.6502 kons 1.71 ppb 5.7778 5.4627 .296 -5.2058 16.7614 kons 5.14 ppb -10.2222 5.4627 .067 -21.2058 .7614 kons 6.85 ppb * -19.6667 5.4627 .001 -30.6502 -8.6831 kons 8.57 ppb * -23.6667 5.4627 .000 -34.6502 -12.6831

kons 5.14 ppb Kontrol * 85.8889 5.4627 .000 74.9053 96.8725 kons 1.71 ppb * 16.0000 5.4627 .005 5.0164 26.9836 kons 3.43 ppb 10.2222 5.4627 .067 -.7614 21.2058 kons 6.85 ppb -9.4444 5.4627 .090 -20.4280 1.5391 kons 8.57 ppb * -13.4444 5.4627 .017 -24.4280 -2.4609

kons 6.85 ppb Kontrol * 95.3333 5.4627 .000 84.3498 106.3169 kons 1.71 ppb * 25.4444 5.4627 .000 14.4609 36.4280 kons 3.43 ppb * 19.6667 5.4627 .001 8.6831 30.6502 kons 5.14 ppb 9.4444 5.4627 .090 -1.5391 20.4280 kons 8.57 ppb -4.0000 5.4627 .468 -14.9836 6.9836

kons 8.57 ppb Kontrol * 99.3333 5.4627 .000 88.3498 110.3169 kons 1.71 ppb * 29.4444 5.4627 .000 18.4609 40.4280 kons 3.43 ppb * 23.6667 5.4627 .000 12.6831 34.6502 kons 5.14 ppb * 13.4444 5.4627 .017 2.4609 24.4280 kons 6.85 ppb 4.0000 5.4627 .468 -6.9836 14.9836

* The mean difference is significant at the .05 level.

Indra Gumay Yudha: Tingkat kerusakan sel darah merah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dipaparkan endosulfan pada konsentrasi subletal 10