12
RETENSI URIN 1. Definisi Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria. (Kapita Selekta Kedokteran). Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI Pusdiknakes 1995). Retensio urine adalah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth). 2. Etiologi a) Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medullaspinalis. Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun seluruhnya, misalnya pada operasi miles dan mesenterasi pelvis, kelainan medulla spinalis, misalnya miningokel, tabes doraslis, atau spasmus sfinkter yang ditandai dengan rasa sakit yang hebat. b) Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, , atoni pada pasien DM atau penyakit neurologist, divertikel yang besar. c) Intravesikal berupa pembesaran prostat, kekakuan lehervesika, batu kecil dan tumor. PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRI

kertas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kertas

RETENSI URIN

1. Definisi

Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak

mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. Retensio urine adalah

kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria. (Kapita Selekta Kedokteran). Retensio

urine adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis.

(Depkes RI Pusdiknakes 1995). Retensio urine adalah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi

meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).

2. Etiologi

a) Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medullaspinalis.

Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun seluruhnya, misalnya pada

operasi miles dan mesenterasi pelvis, kelainan medulla spinalis, misalnya miningokel, tabes

doraslis, atau spasmus sfinkter yang ditandai dengan rasa sakit yang hebat.

b) Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, , atoni pada pasien DM atau

penyakit neurologist, divertikel yang besar.

c) Intravesikal berupa pembesaran prostat, kekakuan lehervesika, batu kecil dan tumor.

d) Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran prostat,kelainan patologi uretra, trauma,

disfungsi neurogenik kandung kemih.

e) Beberapa obat mencakup preparat antikolinergik antispasmotik (atropine), preparat

antidepressant antipsikotik (Fenotiazin), preparat antihistamin (Pseudoefedrin hidroklorida =

Sudafed), preparat penyekat β adrenergic (Propanolol), preparat antihipertensi (hidralasin).

3. Manifestasi Klinis

a. Urine mengalir lambat.

b. Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan kandung

kemih tidak efisien.

c. Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRI

Page 2: kertas

d. Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.

e. Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.

4. Patofisiologi

Obstruksi uretra

Respon stresor Sumatan aliran urin psikologis

Akumulasi Urine pasien menjadi dalam kandung kemih cemas

statis urin Retensi Urineansietas

Miksi Sedikit- sedikitMedia berkambangnya kuman perubahan status kesehatan

hospitalisasiResiko infeksi

Info in adekuat Distensi Kandung kemih

Kurang pengetahuan

Penekanan serabut saraf

Pelepasan mediator kimia (histamin, bradikinin dll)

Hipotalamus

Korteks serebri mempersepsikan

Nyeri

5. Data pengkajian

Wawancara

Kapan urinari terakhir dilakukan dan berapa banyak urin yang dieliminasi ?

Apakah pasien mengeluarkan urin sedikit demi sedikit dan sering ?

Apakah urin yang keluar tersebut menetes?

Apakah pasien mengeluh adanya rasa nyeri atau gangguan rasa nyaman pada abdomen

bagian bawah ?

Page 3: kertas

Pemeriksaan fisik

Inspeksi:

Teraba benjolan/massa bulat pada perut bagian bawah

Palpasi dan perkusi

Teraba benjolan/massa kistik-kenyal (undulasi) pada perut bagian bawah. Bila ditekan

menimbulkan perasaan nyeri pada pangkal penis atau menimbulkan perasaan

ingin kencing yang sangat mengganggu.

Pada perkusi di daerah suprapubik menghasilkan suara yang pekak yang menunjukkan

retensi dan distensi kandung kemih.

Pemeriksaan diagnostik

Foto polos abdomen dan genitalia

Terlihat bayangan buli-buli yang penuh dan membesar.

Adanya batu (opaque) di uretra atau orifisium internum.

Uretrografi untuk melihat adanya striktura, kerobekan uretra, tumor uretra.

Ultrasonografi untuk melihat volume buli-buli, adanya batu, adanya pembesaran

kelenjar prostat.

Pengambilan urine steril, random, midstream.

6. Analisa data

Symptom Etiologi Proplem Ds: Klien mnyatakan susah

miksi Kien mengeluh nyeri saat

ingin dan jika miksiDo : Wajah klien nampak

meringis saat ingin dan jika miksi

Terdapat distensi abdomen

Penumpukan cairan dalam kantung kemih

Aliran urin tersumbat

Dilatasi kantung kemih

Distensi kandung kemih

Penekanan serabut saraf

Hipotalamus melepaskan mediator kimia (histamin,

bradikinin)

nyeri

Nyeri

Page 4: kertas

Ds : klien menyatakan tubuhnya

lemah klien mnyatakn susah miksiDo: klien nanpak lemah klien nampak kesulitan bila

ingin miksi Teraba massa di perut

bagian bawah

obstruksi uretra

aliran urin tersumbat

akumulasi urin dalam kandung kemih

retensi urine

Retensi urin

Ds: klien menyatakan stres dengan penyakitnyaDo: klien nampak cemas terhadap kondisi penyakitnya

Perubahan status kesehatan

respon stres psikologi

Ansietas

Ansietas

Ds:Klien tidak mengerti dengan penyakitnyaDs:Klien nampak bingung dengan penyakitnya

Perubahan status kesehatan

Informasi in adekuat

Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan

Ds:- Klien mngatakan susah

miksi- Klien mengeluh nyeri jika

miksiDo:- Adanya distensi abdomen- Terdapat massa di perut

bagian bawah- Terpasang kateter uretra

retensi urine

statis urin

penatalaksanaan; kateter urethra

Risiko infeksi

Risiko infeksi

7. Diagnosa Keperawatan

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi pada kandung kemih.

Retensi urine berhubungan dengan ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi

dengan adekuat.

Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya kateter urethra

Ansietas berhubungan dengan krisis maturasi.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi masalah kesehatan.

Page 5: kertas

8. Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi RasionalGangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi pada kandung kemih.

Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari nyeri teratasiTupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama2 hari nyeri beransur ansur berkurangDengan kriteria :- Ekspresi wajah klien mulai tenang- Nyeri berkurang

1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi intensitas frekuensi dan waktu

2. Plester selang drainase pada paha dan kateter pada abdomen.

3. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan.

4. Ajarkan tehnik distraksi

5. Dorong menggunakan rendam duduk, sabun hangat untuk perineum.

6. Kolaborasi pemberikan analgesik

1. Memberikan informasi untuk membantu dalam menetukan intervensi.

2. Mencegah penarikan kandung kemih dan erosi pertemuan penis-skrotal.

3. Tirah baring mungkin diperlukan pada awal selama fase retensi akut.

4. Untuk mengurangi rasa nyeri : mengalihkan pasien terhadap nyeri.

5. Meningkatkan relaksasi otot/menurunkan ketegangan otot

6. Memberikan penurunan nyeri

Retensi urine berhubungan

dengan ketidakmampuan kandung

kemih untuk berkontraksi dengan

adekuat.

Tupan:setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari pola eliminasi urine membaikTupen: setelah di berikan tindakan keperawatan selama 2 hari pola eliminasi urine beransur ansur membaik dengan kriteria- Klien dapat miksi dengan baik.

1. Dorong pasien utnuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan.

2. Observasi aliran urin, perhatikan ukuran dan ketakutan.

3. Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap berkemih.

4. Perkusi/palpasi area

1. Memudahkan klien untuk BAK2. Membantu dalam

mmperlancar urine keluar.3. Meminimalkan retensi urin

distensi berlebihan pada kandung kemih.

4. Berguna untuk mengevaluasi obsrtuksi dan pilihan

Page 6: kertas

- BAK klien sudah mulai lancar.. suprapubik5. Anjurkan klien untuk

bnanyak minum air hangatKolaborasi 6. Pemasangan kateter urine

intervensi.5. Retensi urin meningkatkan

tekanan dalam saluran perkemihan atas.

6. Distensi kandung kemih dapat dirasakan diarea suprapubik.

Resiko infeksi berhubungan

dengan terpasangnya kateter

urethra

Tujuan :Tidak terjadi infeksi selama pemasangan kateter dan retensi urine.Kriteria evaluasi :1. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (merah, bengkak, nyeri bertambah, luka berbau).2. Warna urine jernih, dan tidak berbau.3. Suhu dalam batas normal (36.5-37.5° ).

1. Kaji apakah ada tanda- tanda infeksi pada glans penis

2. Pertahankan system kateter steril : berikan perawatan kateter regule dengan sabun dan air, berikan salep antibiotik disekitar sisi kateter.

3. Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernapasan cepat, gelisah, peka, disorientasi.Kolaborasi :

4. Berikan antibiotik sepalosporin, misalnya: cetroxone sesuai program medis.

1. Mengetahui apakah ada tanda- tanda infeksi

2. Mencegah pemasukan bakteri dan infeksi / sepsis lanjut.

3. Pasien yang mengalami sistoskopi atau TUR prostat berisiko untuk syok bedah septic sehubungan dengan meanipulasi/ instrumentasi.

4. Mungkin diberikan secara profilaksis sehubungan dengan peningkatan resiko infeksi pada vesikolitotomi.

Ansietas berhubungan dengan

krisis maturasi.

tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari ansietas teratasi Setelah diberikan tinkep selama 2 hari ansietas berkurang dengan kriteria :1. Klien tidak tampak melamun

1. Kaji tingkat rasa takut pada pasien pada orang terdekat.

2. Akui kenormalan perasaan pasien pada situasi ini.

3. Identifikasi persepsi pasien tentang ancaman yang ada

1. membantu meningkatkan jenis intervensi yang diperlukan.

2. Mengetahui perasaan normal dapat menghilangkan takut bahwa pasien kehilangan control

Page 7: kertas

2. Klien tidak tampak cemas taratasisi dari situasi.4. Observasi respon

fisik,seperti gelisah, tanda vital, gerakan berulang.

5. Dorong pasien/orang terdekat untuk mengakui dan menyatakan rasa takut.

6. Identifikasi pencegahan keamanan yang diambil, seperti marah dan suplai oksigen. Diskusikan.

3. Mendefinisikan lingkup masalah individu dan mempengaruhi pilihan intervensi.

4. Berguna dalam evaluasi derajat masalah khususnya bila dibandingkan dengan pernyataan verbal.

5. Memberikan kesempatan untuk menerima masalah, memperjelas kenyataan takut dan menurunkan ansietas.

6. Memberikan kayakinan untuk membantu ansietas yang tak perlu.

Kurang pengetahuan berhubungan

dengan tidak mengenal informasi

masalah tentang area sensitife

ditandai dengan:

tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari klien sudah dapat memehami penyakitnyatupen:setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari klien sedikit demi sekit memahami pnyekitnya dengan kriteria- Klien tidak bertanya – tanya lagi

tntang penyakitnya- Klien sudah tidak bingung.

1. Jelaskan prosedur/ asuhan yang diberikan. Ulangi penjelasan sesering mungkin /sesuai kebutuhan.

1. Rasa takut akan ketidak-tahuan diperkecil dengan informasi/pengetahuan dan dapat meningkatkan peneri-maan dialisis.

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: kertas

Depkes RI Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan dan Penyakit Urogenital. Jakarta: Depkes RI.

Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances Mary, Geisster C Alice. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan

pendokumentasian perawatan pasien Edisi 3. Jakarta: EGC. 2.

Mansyoer Arif, dkk. 2001. Kapita selekta kedokteran Jilid 1 Edisi ke tiga. Jakarta: Media Aesculapius.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahBrunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC.