Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
94
KERAJINAN AKAR BAHAR DI DESA PULAU BALAI
KECAMATAN PULAU BANYAK
Ridha Maghfirah1*, Ismawan1, Cut Zuriana1
1Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala
*Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Kerajinan Akar Bahar di Desa Pulau Balai Kecamatan
Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil”. Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembuatan kerajinan akar bahar dan
bagaimana perkembangan bentuk dan fungsi kerajinan akar bahar di desa Pulau Balai
Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui dan mendeskripsikan proses pembuatan kerajinan akar bahar dan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana perkembangan bentuk dan fungsi
kerajinan akar bahar di desa Pulau Balai Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh
Singkil. Pendekatan yang digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis pendekatan
deskriptif. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Balai Kecamatan Pulau
Banyak Kabupaten Aceh singkil, subjek penelitian pengrajin akar bahar dan objek
penelitian adalah proses, bentuk, manfaat dan fungsi kerajinan akar bahar. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data dilakukan dengan data reduction, data display dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembuatan kerajinan Akar Bahar meliputi
beberapa tahapan yaitu: pengelolaan bahan, proses pembuatan bahan, finising.
Adapun jenis kerajinan yang dihasilkan meliputi, gelang akar bahar, cincin akar bahar
dan bunga akar bahar.
Kata Kunci: Akar Bahar, Kerajinan Akar Bahar, Proses Pembuatan
PENDAHULUAN
Akar bahar adalah tanaman di bawah laut yang termasuk terumbu karang dan
merupakan tanaman laut yang mengering. Pada umumnya akar bahar yang memiliki
kualitas bagus ada bagian keras yang menyerupai batu, bagian ini merupakan bagian
asli dari tumbuhan tersebut. Tetapi tanaman akar bahar tidak dapat diambil dengan
tangan secara langsung karena membuat tangan mudah terluka dan juga gatal-gatal.
Tanaman ini diambil dengan menggunakan pisau atau tombak kecil dan memegangnya
dengan menggunkan sarung tangan. Ketika mengambil akar bahar harus berhati-hati
karena tanaman ini merupakan tempat berlindung ular laut atau masyarakat Pulau
Banyak menyebutnya ular Gerang, ular ini ukuran sekitar 1m dengan kulit berwarna
hitam putih dan sangat berbisa.
Tanaman ini bagi masyarakat Aceh Singkil dipercaya memiliki banyak kasiat
dalam kesehatan, memberikan pengaruh positif terhadap sirkulasi darah sehingga akar
bahar mampu mengurangi hipertensi, rematik dan asam urat oleh sebab itu sebagian
orang yang ingin memiliki tanaman akar bahar.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
95
Kerajinan Akar Bahar sudah ada sejak lama di desa Pulau Balai, namun masih
sedikit yang mau mengebangkan usaha pembuatan akar bahar dan juga melestarikan
tumbuhan akar bahar.
Perkembangan bentuk dan fungsi kerajinan akar bahar yang terjadi pada saat ini
di desa Pulau Balai sudah mulai banyak digemari dikalangan masyarakat bukan lagi
dipercaya untuk pengobatan seperti dulu melainkan untuk aksesoris yang dipakai
sehari-hari dan lebih banyak diminati anak-anak muda baik wisatawan, sekarang
banyak masyarakat yang mulai memperhatikan pembuatan kerajinan akar bahar di
desa Pulau Balai Kecamatan Pulau Banyak Aceh Singkil.
Proses pembuatan kerajinan akar bahar masih menggunakan alat manual, seperti
pisau dapur, abuh rokok dan lain-lain, tetapi sebelum melakukan proses pembuatan
akar bahar terlebih dahulu tanaman akar bahar harus dibersihkan terlebih dahulu
disiram dengan air dan kemudian dijemur selama satu sampai dua minggu lamanya
dengan sinar matahari yang sangat bagus dapat mempercepat pegeringan akar bahar
dengan baik.
Dalam latar belakang masalah, penulis melakukan penelitian tentang bagaimana
pengolahan akar bahar menjadi benda kerajinan yang terbilang unik dalam proses
pembuatannya. kerajinan akar bahar dan fungsi kerajinan akar bahar di desa Pulau
Balai Kecamatan Pulau Banyak Aceh Singkil ini merupakan salah satu sumber
penghasilan masyarakat di desa Pulau Balai yang mulai populer namun sangat sulit
untuk mendapatkan akar bahar dan melestarikannya.
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, pendekatan
kualitatif artinya suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu
fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses
interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2017:13), Pendekatan Kualitatif adalah dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, ( sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan) analisis data bersufat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari
informan mengetahui kerajinan akar bahar yang diproduksi di desa Pulau Balai
Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil dan bagaimana proses pembuatan,
perkembangan dan manfaat kerajinan akar bahar di desa Pulau Balai Kecamatan Pulau
Banyak Kabupaten Aceh Singkil.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
96
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Pulau Balai Kecamatan Pulau Banyak
Kabupaten Aceh Singkil. Di lokasi ini peniliti akan mengambil data penelitian tentang
bagaimana proses pembuatan kerajinan akar bahar dan bagaimana perkembangan
bentuk dan fungsi kerajinan akar bahar yang terdapat di desa Pulau Balai. .
3. Subjek dan Objek
Sugiyono (2016:119) mengatakan bahwa, “populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Menurut Sugiyono (2016:39) menyatakan bahwa objek penelitian adalah “objek
penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nlai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan”.
Subjek penelitian ini adalah seorang pengrajin akar bahar yang ada di desa Pulau
Balai Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil yaitu Rahman sebagai
pengrajin akar bahar.
Objek yang diteliti adalah proses pembuatan kerajinan akar bahar di desa Pulau
Balai Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Nasution dalam Sugiyono (2017:309) menyatakan bahwa. “Observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data,
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”.
Observasi ini dilakukan dengan cara melihat langsung objek penelitian yakni
kerajinan kayu laut akar bahar di desa Pulau Balai Kecamatan Pulau Banyak
Kabupaten Aceh Singkil
Teknik observasi yang dilakukan ini dalam penelitian menggunakan observasi
partisipan. Observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh
observer dengan ikut mengambil bagian dalam kegiatan yang akan diobservasi.
Observer berlaku sungguh-sungguh seperti anggota kelompok yang akan diobservasi.
Instrumen observasi yang digunakan adalah lembaran pengamatan dan catatan
lapangan mengenai jenis kerajinan dan proses kerajinan kayu laut akar bahar di desa
Pulau Balai. Yang diobservasi adalah proses, jenis-jenis, bentuk dan kreatifitasan
pengrajin.
b. Wawancara
Menurut Esterberg (Sugiyono, 2016:232),”wawancara merupakan pertemuan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.teknik pengumpulan data ini
menggunakan teknik tanya jawab atau wawancara secara langsung kepada informan.”
Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mengadakan komunikasi
dengan pihak-pihak terkait atau objek penelitian. Wawancara yang digunakan dalam
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
97
penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur alasannya agar bisa diperoleh data
yang lebih akurat dan mendalami wawancara dilakukan dengan instrument pedoman
wawancara, maka pengumpulan data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar dan lainnya yang dapat membantu wawancara. Wawancara
dilakukan dengan pengrajin kayu laut akar bahar (Rahman, 52 tahun).
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2016:240),” Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu dan tersaji dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen membuat hasil dari wawancara atau observasi akan lebih
dipercaya atau kredibel”.
Dokumentasi merupakan bukti untuk memperkuat data-data dan informasi yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, karena adanya dokumtasi, informasi
maupun data yang diberikan dapat dilihat keabsahannya. Dokumentasi dalam
penelitian ini adalah dengan meminta data-data dari pengrajin kerajinan tersebut foto-
foto dari hasil kerajinan akar bahar yang telah dihasilkan.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif.
Menurut Sugiyono (2017: 334), “mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh”.
Sugiyono (2017:478) proses analisis data menurut Miles and Huberman
bersifat interaktif yaitu, data colection, data reduction, data display, conclusions.
Sedangkan analisis data menurut Spradley adalah analisis domain, taksonomi,
komponensial dan tema kultural.
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dan dicari tema dan polanya, sebab data yang diperoleh dari
lapangan jumlahnya cukup banyak dan perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dengan
melaukan reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selajutnya, dan mencarinya bila
diperlukan. Reduksi data dapat dilakukan dengan bantuan komputer dengan
memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono, 2016:247).
Dalam melakukan penelitian ini, data yang di peroleh di lapangan ditulis atau
diketik dalam bentuk uraianatau laporan yang terperinci. Selanjutnya dirangkum,
dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal yang peting, diberi susunan yang lebih
sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Peneliti memilih data yan sesuai
dengan rumusan masalah yaitu mengenai apa saja yang dihasilkan dari kerajinan akar
bahar di desa Pulau Balai Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil dan
bagaimana proses pembuatan kerajinan akar bahar di desa Pulau Balai Kecamatan
Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
98
Membuang data yang tidak sesuai dengan rumusan masalah seperti data yang
diperoleh dari hasil dokumentasi, observasi maupun wawancara. Kemudian hasil data
dirangkum dengan urutan pola yang teratur pada pembahasan sesuai dengan sub judul
yang ditelit.
b. Penyajian Data
Setelah data reduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif (Sugiyono, 2016:249)
Penyajian data adalah data yang telah direduksi dari observasi dan wawancara
kemudian disajikan dalam bentuk laporan atau catatan lapangan tertulis agar mudah
untuk mengetahui dan mendeskripsikan kerajinan akar bahar di desa Pulau Balai
Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil dengan menggunakan bahasa yang
teratur dan jelas.
c. Verivikasi Data
Langakah ketiga dari aktifitas analisis adalah penarikan dan verivikasi
kesimpulan. Verivikasi berarti memeriksa kebenaran laporan, melalui observasi yang
dapat dilihat dan hasil wawancara yang telah terekam atau tercatat. Kemudian
menyimpulkan semua data yang diperoleh.
Setelah data reduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Data
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antara kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif ) Sugiyono, 2016:249).
Verifikasi merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam menganalisa data.
Data yang disimpulkan terkait tentang kerajinan akar bahar di desa Pulau Balai
Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kerajinan akar bahar ini merupakan bentuk sebuah aksesoris yang dapat
digunakan dalam sehari-hari, bahan bakunya yang digunakan adalah Akar Bahar
tanaman yang terdapat didalam laut. Selain mempertahankan kualitas eksitensinya
tanaman akar bahar ini juga merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat pulau
balai walaupun mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan tanaman akar bahar
sebagai bahan baku utamanya.
Pengrajin merupakan penduduk asli medan namun sudah lama pindah dan
tinggal di desa Pulau Balai. Adapun bentuk dan hasil kerajinan akar bahar yang
pengrajin hasilkan merupakan kerja sama yang dilakukan dengan penduduk asli Pulau
Balai.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
99
Individu merupakan seorang pribadi terpisah dari orang lain. Organisme yang
hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas tidak mempunyai hubungan
dengan sesamanya (Eko, 2014). Individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan
yang tidak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai
manusia perorangan.
Kebaikan atau keburukan dari suatu karakteristik itu tergantung kepada
bagaimana seseorang mengaplikasikannya dalam kehidupannya. Karakteristik
individu adalah seluruh kekuatan dan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
sebagai hasil pembentukan dari lingkungan dan juga pembawaan pribadi.
Tahapan Proses Pembuatan Kerajinan Akar Bahar di Desa Pulau Balai
Dalam proses pembuatannya meliputi beberapa tahap, adapun tahapannya
adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan bahan:
a. Bahan yang dipilih harus menggunakan kualiatas yang bagus
b. Memiliki batu dibagian bawah akar bahar
c. Memiliki setiap sisi yang diperlukan
2. Pengolahan bahan:
a. Sebelum bahan diolah, terlebih dahulu bahan dicuci menggunakan air tawar dan
membersihkan sisa-sisa lumut yang menempel
b. Bahan dijemur selama kurang lebih 2 hari
c. Setelah kering maksimal barulah kemudian bahan dapat diproses
3. Proses pembuatan kerajinan akar bahar:
a. Setelah kering, potong bagian yang diperlukan dengan menggunakan gergaji
besi untuk membuat kerajinan kemudian rapikan menggunakan gerinda,
b. Dilanjut dengan menggunkan kertas pasir kasar dirasa cukup lalu diperhalus
menggunakan kertas pasir halus dan dibesihkan dengan menggunakan lap.
c. Selanjutnya menggunakan lampu minyak untuk pembengkokan sebelum itu akar
bahar diolesi minyak goreng agar sisa arang tidak menyebar kemana-mana.
d. Setelah itu barulah dibakar dengan bantuan tang untuk memegang agar tangan
tidak terkena api secara langsung.
e. Pembentukan dilakukan secara terus menerus sehingga berbentuk hasil yang
diinginkan
f. Alat dan bahan: gergaji besi, tang, gerinda, pisau, bor, korek api, kertas pasir
kasar, kertas pasir halus, kain lap, akar bahar, autosol, japing, rimi dan karang
jari.
Pemilihan Bahan Baku dan Pengolahan Bahan Baku yang Baik
Proses pengolahan bahan pengambilan akar bahar, pemotongan akar bahar
dengan menggunakan gergaji besi, pembentukan akar bahar dan penghalusan. Proses
pembuatan kerajinan akar bahar ini seperti gelang terbilang sedikit rumit dan
membutuhkan kesabaran. Awalnya pengrajin mengambil bahan baku dari penyelam
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
100
bawah laut yang sudah dipesan. Akar bahar yang digunakan sudah tua dan kuat,
memiiki batu karang di bagian bawah akar bahar. Akar bahar yang sudah tersedia
dicuci dan dibersihkan terlebih dahulu kemudian dijemur selama 2 hari, lalu di potong
di bagian yang diinginkan menggunakan gergaji besi, bagian-bagian yang sudah di
gergaji dihaluskan menggunakan kertas pasir baru kemudian dibentuk menggunakan
tang dan api kecil dari lampu minyak dan mengolesi sedikit minyak makan di bagian
akar bahar yang akan dibentuk.
Untuk sebatang akar bahar dihargai sekitar 60 samapai 100 ribu rupiah dilihat
dari bentuk serta batu yang menempel pada akar bahar ini untuk mendapatkan kasiat
dan kualitas pada akar bahar.
Bahan dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Bahan:
a. Akar Bahar
b. Korek api
c. Lem
d. Kertas pasir kasar
e. Kertas pasir halus
f. Clear
g. Autosol
h. Japing
i. Rimi
j. Karang jari
1. Alat:
a. Gergaji Besi
b. Tang
c. Gerinda
d. Pisau
e. Bor
f. Kain Lap
g. Lampu Minyak
h. Lem Tembak
Bentuk dari Kerajinan Akar Bahar
Bentuk-bentuk kerajinan akar bahar bervariasi, yaitu:
a. Gelang akar bahar sangat banyak peminatnya dari kalangan masyarakat setempat
terutama orang dewasa karena masyarakat percaya bahwa batu gelang akar bahar
mempunyai kasihat kesehatan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
101
Gambar 1 Gelang Akar Bahar
Foto: Ridha Maghfirah (2019)
b. Cincin akar bahar selain memiliki bentuk yang kecil dan cantik cincin paling
banyak peminatnaya di kalangan anak muda karna di bagian mata cincin dapat
diukir dan dibentuk apa yang diinginkan dan ditambahkan mata cincin yang berasal
dari kerang laut japing dan juga batu giok.
Gambar 2 Cincin Akar Bahar
Foto: Ridha Maghfirah (2019)
c. Bunga hias akar bahar, masyarat terutama ibu-ibu sangat menyukai kerajinan akar
bahar bunga hias, kerna bentuknya yang unuk dan juga cantik jika diletakkan diatas
meja atau dilemari hias.
Gambar 3 Bunga Hias Akar Bahar
Foto: Ridha Maghfirah (2019)
Hasil dari kerajinan akar bahar yang terdapat di desa Pulau Balai Kecamatan
Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil sangat beragam dari mulai gelang, cincin dan
juga bunga hias. Kerajinan akar bahar juga sangat penting untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat di desa Pulau Balai, dengan adanya kreatifitasan pengrajin
untuk mebuat hasil karya dari akar bahar dan juga mampu menarik minat wisatawan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
102
yang datang ke desa pulau balai dengan membeli kerajinan ini sebagai oleh-oleh atau
cinderamata untuk dibawa pulang ke kampung halaman.
Perkembangan Kerajinan Akar Bahar Dilihat dari Bahan Baku, Teknik
Pembuatan, Alat serta Bentuk yang Dihasilkan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perkembangan adalah perihal
berkembang. Jadi, jika dikaitkan dalam karya seni budaya perkembangan merupakan
hasil dari suatu karya yang mengalami proses terus menerus dan berkembang,
pengrajin serta masyarakat harus melestarikan karya seni tersebut agar tidak
mengalami kepunahan dan tetap berkembang.
a. Perkembangan Gelang Akar Bahar
Perkembangan yang terjadi pada gelang akar bahar tidak terlalu banyak bentuk
perkembangannya, dulu bentuk gelang akar bahar yang memiliki batu dibagian ujung
lingkarangnya berbentuk bulat atau kotak persegi, bentuk tersebut masih diminati dan
dibuat oleh pengrajin, bentuk perkembangan dari gelang akar bahar yaitu bagian yang
memiliki batu dibentuk menyerupai naga, ular dan daun yang lebih menarik minat
pembeli.
Gambar 4 Gelang Akar Bahar sebelum Mengalami Perkembangan
Foto: Ridha Maghfirah (2019)
Gambar 5 Gelang Akar Bahar yang sudah Berkembang
Foto: Ridha Maghfirah
Fungsi dari gelang akar bahar untuk aksesoris di bagian pergelangan tangan.
Karna bentuknya yang unuk dan juga bahan yang ringan mudah dibawa kemana-mana.
b. Perkembangan Cincin Akar Bahar
Bentuk perkembangan cincin akar bahar memiliki perkembangan yang cukup
baik, dari bentuk lingkaran polos yang tidak memiliki mata cincin sampai dengan
cincin yang di buat seperti memiliki mata cincin berbentuk kotak. Namun pada saat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
103
sekarang ini cincin akar bahar menggunakan mata cincin yang berasal dari kerang laut
yaitu japing atau boleh juga dengan permata dan batu giok. Cincin yang berbentuk
polos sudah jarang diminati, pengrajin pun banyak membuat cincin yang memiliki
mata karena pesanan pelanggan.
Gambar 6 Cincin Akar Bahar Sebelum Mengalami Perkembangan
Foto: Ridha Maghfirah (2019)
Gambar 7 Cincin Akar Bahar yang Sudah Berkembang
Foto: Ridha Maghfirah (2019)
Fungsi yang dimiliki cincin akar bahar yaitu sebagai aksesoris jari tangan,
selain bahannya yang ringan, mudah dan nyaman dibawa kemana-mana cincin juga
terlihat unik dan cantik.
c. Perkembangan Bunga Hias Akar Bahar
Perkembangan yang terjadi pada bunga hias akar bahar terbilang unik, karena
proses pembuatannya dari sisa-sisa akar bahar yang tidak diperlukan lagi. Pengrajin
memilki ide ini karena menyayangkan sisa-sisa ranting akar bahar dan bahan yang
mahal dan juga susah didapat, kemudian munculah ide untuk membuat bunga hias oleh
pengrajin kerajinan akar bahar. Penggemar dari bunga hias ini kebanyakkan ibu-ibu
karena menurut mereka bunga hias sangat cocok ada di rumah untuk menghiasi ruang
tamu keluarga.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
104
Gambar 8 Ranting Sisa Akar Bahar
Foto: Ridha Maghfirah (2019)
Gambar 9 Ranting Akar Bahar dikembangkan Menjadi Bunga Hias
Foto: Ridha Maghfirah (2019)
Fungsi dari bunga hias akar bahar ini sebagai penghias di atas meja atau di lemari
hias. Sangat bagus jika diletakkan di ruang kerja, atau ruang tamu.
Fungsi dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Fungsi Estetis/kerajinan benda hias, yaitu fungsi yang semata-mata ditunjukkan
sebagai benda hias misalnya, karya batik, tenun, kaligrafi hiasan dinding, lukisan
dan kipas hias yang dibuat khusus untuk hiasan dinding, benda kerajinan, topeng,
patung dan vas bunga.
2. Fungsi Praktis/kerajinan benda pakai, yaitu fungsi praktis adalah karya seni yang
tujuan pokok pembuatannya ditujukan sebagai benda pakai perabotan rumah
tangga, meja, kursi dan tekstil atau dikenakan pada tubuh manusia. Contoh benda
karya pakai antara lain berupa pakaian, tas, sepatu, sandal, kain sprei, ikat
pinggang, dompet, dan peralatan makan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Volume V, Nomor 2:94-105
Mei 2020
105
PENUTUP
Kesimpulan
1. Proses pembuatan kerajinan akar bahar memakan waktu cukup singkat dengan
tingkat bentuk yang dihasilkan. Adapun tahap-tahap umum untuk pengolahan akar
bahar adalah sebagai berikut: Pemilihan bahan baku, Proses pembuatan kerajinan
akar bahar, Pembentukan kerajinan akar bahar, Hasil kerajinan akar bahar
2. Perkembangan kerajinan akar bahar dimulai dari hasil kerajinan akar bahar seperti
gelang akar bahar yang berbentuk lingkaran dan ada bulatan dibagian kepala akar
bahar, sekarang gelang akar mulai berkembang dibagian kepala akar bahar dibentuk
menyerupai kepala naga, ular, daun dan lainnya. Cincin akar bahar juga mengalami
perkembangan dari bulat melingkar biasa dan sekarang sudah memiliki mata cincin
dari kerang laut japing, giok dan permata, yang terakhir bunga hias akar bahar
dikembangkan dari sisa-sisa akar bahar yang sudah tidak dipakai atau digunakan
lagi kemudian diubah menjadi bunga hias akar bahar.
3. Fungsi akar bahar ada dua:
a. Fungsi Estetis/kerajinan benda hias
Bunga hias akar bahar dapat diletakkan di meja tamu atau di lemari hias.
b. Fungsi Praktis/kerajinan benda pakai
Gelang akar bahar dan cincin akar bahar dipakai di pergelangan tangan dan di
jari tangan.
Kerajinan akar bahar saat ini merupakan seni rupa kebanggaan masyarakat Pulau
Banyak yang memiliki manfaat kesehatan serta keunikan bentuk hasil kerajinan akar
bahar. Selain itu bentuk kerajinan akar bahar mulai berkembang dari waktu ke waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan. 2013. Manajemen Pemasaran Modern Manajemen. Yokyakarta: Liberty
Wahya, dkk. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Ruang Kata
Haryono, Timbul. 2002. Seni dalam Dimensi Bentuk. Ruang dan Waktu.Jakarta:
Wedatama Widya Sastra
Kadjim. 2011. Kerajinan Tangan. Semarang: Adiswara
Kusnadi. 1986. Peran Kerajinan Tradisional dan Baru: Majalah Seni. Edisi XVII.
Yogyakarta: STSRI “ASRI”
Lensufie. 2008. Mengenal Teknik Pengawetan Kayu. Jakarta: Library
Soedjono. 2008. Seni Kerajinan Ukir Kayu. Bandung: Angkasa
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sujatmiko, Eko. 2014. Kamus IPS. Surakarta: Aksara Sinergi Media
Vardhana, Sastra (2018), Blog. https/www.spiritofchi.com/akar-bahar-dan-
manfaatnya/ (diakses 26 September 2019)