20
BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Latar belakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah masuknya pemikiran dan cara-cara politik dalam mengelola dan menggerakan Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut kembali ke Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan sosial keagamaan didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan (1868-1923) pada awal abad kedua puluh, tepatnya pada 8 Dzulhijjah 1330 H, bersesuaian dengan tanggal 18 Nopember 1912. Pendirian organisasi ini, antara lain, dipengaruhi oleh gerakan tajdîd (reformasi, pembaruan pemikiran Islam) yang digelorakan oleh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab (1703-1792) di Arab Saudi, Muhammad ‘Abduh (1849-1905), Muhammad Rasyîd Ridhâ (1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang khas, berbeda satu dengan yang lain. Jika Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhâb menekankan pemurnian akidah, sehingga gerakannya lebih bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad ‘Abduh lebih menekankan pemanfaatan budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, dan karena itu, gerakannya lebih bersifat modernis dan populis. Sementara itu, Rasyîd Ridhâ menekankan pentingnya keterikatan pada teks-teks al-Qurân dalam kerangka pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Rujû’ ilâ al-Qur’ân wa al-Sunnah (kembali kepada al-Qur’an dan al-

Kepribadian Muhammadiyah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AIK

Citation preview

Page 1: Kepribadian Muhammadiyah

BAB 1PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Latar belakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah

masuknya pemikiran dan cara-cara politik dalam mengelola dan menggerakan

Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan

orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut kembali ke

Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan sosial keagamaan didirikan oleh KH.

Ahmad Dahlan (1868-1923) pada awal abad kedua puluh, tepatnya pada 8 Dzulhijjah 1330

H, bersesuaian dengan tanggal 18 Nopember 1912. Pendirian organisasi ini, antara lain,

dipengaruhi oleh gerakan tajdîd (reformasi, pembaruan pemikiran Islam) yang digelorakan

oleh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab (1703-1792) di Arab Saudi, Muhammad ‘Abduh

(1849-1905), Muhammad Rasyîd Ridhâ (1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing

tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang khas, berbeda satu dengan yang lain. Jika

Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhâb menekankan pemurnian akidah, sehingga gerakannya lebih

bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad ‘Abduh lebih menekankan pemanfaatan

budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, dan karena itu, gerakannya lebih bersifat

modernis dan populis. Sementara itu, Rasyîd Ridhâ menekankan pentingnya keterikatan pada

teks-teks al-Qurân dalam kerangka pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Rujû’ ilâ al-

Qur’ân wa al-Sunnah (kembali kepada al-Qur’an dan al-Sunnah). Oleh karena itu,

gerakannya lebih bersifat skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar fundamentalisme

(al-ushûliyyah) di Timur Tengah (Syafiq A. Mughni, 1998).

II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dirumuskannya kepribadian Muhamaadyah?

2. Bagaimana penjelasan mengenai kepribadian Muhammadyah?

3. Bagaimana fungsi dan hakekat Muhammadyah?

4. Bagaimanakah sifat-sifat kepribadian Muhammadyah?

Page 2: Kepribadian Muhammadiyah

III. Tujuan

1. Bagaimana sejarah dirumuskannya kepribadian Muhamaadyah?

2. Bagaimana penjelasan mengenai kepribadian Muhammadyah?

3. Bagaimana fungsi dan hakekat Muhammadyah?

4. Bagaimanakah sifat-sifat kepribadian Muhammadyah?

Page 3: Kepribadian Muhammadiyah

BAB IIPEMBAHASAN

A.   Sejarah Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah

 “Kepribadian Muhammadiyah” ini timbul pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh

Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis, ialah pada periode 1959-1962.

“Kepribadian Muhammadiyah” ini semula berasal dari uraian Bapak H. Faqih Usman,

sewaktu beliau memberikan uraian dalam suatu latihan yang diadakan Madrasah Mu’allimin

Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum KH. Faqih Usman menjelaskan bahasan

yang berjudul: “Apa sih Muhammadiyah itu?”

Kemudian oleh Pimpinan Pusat dimusyawarahkan bersama-sama Pimpinan

Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur (HM. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R. Darsono), dan

Jawa Barat (H. Adang Afandi). Sesudah itu disempurnakan oleh suatu Tim yang antara lain,

terdiri dari: KH. Moh.Wardan, Prof. KH. Farid Ma’ruf, M. Djarnawi Hadikusuma, M.

Djindar Tamimy; kemudian turut membahas pula Prof.H. Kasman Singodimejo SH. di

samping pembawa prakarsa sendiri KH. Faqih Usman.

Setelah urusan itu sudah agak sempurna, maka diketengahkan dalam Sidang Tanwir

menjelang Muktamar ke 35 di Jakarta (Muktamar Setengah Abad). Dan di Muktamar ke-35

itulah “Kepribadian Muhammadiyah” disahkan setelah mengalami usul-usul penyempurnaan.

Dengan demikian maka rumusan “Kepribadian Muhammadiyah” ini adalah merupakan hasil

yang telah disempurnakan dalam Muktamar ke-35 setengah abad -pada tahun 1962, akhir

periode pimpinan HM. Yunus Anis.

B.   Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat

Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan

Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya.

Kepribadian Muhammadiyah bukanlah hal (sesuatu) yang baru, Kepribadian

Muhammadiyah adalah sesuatu yang menyatu dalam diri Muhammadiyah yang merupakan

karakter / watak Muhammadiyah yang menjadi ciri Muhammadiyah.

Page 4: Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan hasil penggalian dari filosofi, pokok-

pokok pikiran, prinsip dasar perjuangan, metode perjuangan, tindakan dan gerak langkah

KHA Dahlan; para murid-muridnya dan aktifis Muhammadiyah pada waktu awal.. Dengan

demikian, dalam rumusan itu berbagai hal yang tidak sesuai dengan gagasan, cita-cita

perjuangan Muhammadiyah dan keteladanan KHA Dahlan dan para muridnya telah

dibersihkan. Ringkasnya rumusan itu telah dibersihkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan

ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW’

Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian

yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH. Faqih Usman pada

saat itu hanyalah mengkonstantir -meng-idhar-kan apa yang telah ada; jadi bukan merupakan

hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa

Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara yang baru, hanyalah karena mereka mendapati

Muhammmadiyah sudah tidak dalam keadaan yang sebenarnya.

K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam

Muhammadiyah, sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus (ciri-ciri

khas) Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku tidak sewajarnya dalam

Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas.

Yang benar-benar dirasakan oleh KH Faqih Usman ialah bahwa Muhammadiyah

adalah Gerakan Islam, berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat utama, adil dan

makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala, bukan dengan jalan politik, bukan dengan

jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui pembentukan masyarakat, tanpa

memperdilikan bagamana struktur politik yang manguasainya; sejak zaman Belanda, zaman

militerisme Jepang, dan samapai zaman kemerdekaan Republik Indonesia.

Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi Muhammadiyah bukan

organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik , tetapi apabila soal-

soal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik mendesak-desak urusan

Agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama

Muhammadiyah sendiri.

Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Sukarno, maka warga

Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka masuk

kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah terbiasa dengan perjuangan cara

politik, maka dalam mereka berjuang dana beramal dalam Muhammadiyah pun masih

membawa cara dana nada politik cara partai.

Page 5: Kepribadian Muhammadiyah

Oleh K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada saat itu, cara-cara

demikian dirasakan sebagai cara yang dapat merusak nada dan irama Muhammadiyah.

Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas. Muhammadiyah bergerak

bukan untuk “Muhammadiyah’ sebagai golongan.

Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk kemenangan

kalimah Allah, untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah

Subhanahu wata’ala. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammadiyah adalah Islam

yang sajadah, Islam yang lugas (apa adanya), Islam yang menurut Al-Quran dan Sunnah

Rasulullah SAW; dana menjalankannya dengan menggunakan akal pikirannya yang sesuai

dengan ruh Islam.

Secara leksikal, ‘kepribadian’ berasal dari kata ‘pribadi’ yang berarti manusia sebagai

perseorangan. ‘Kepribadian’ (dengan imbuhan ke-an) berarti sifat hakiki yang tercermin pada

sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa

lain.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan kepribadian Muhammadiyah ialah rumusan

yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman

amal usaha dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Narasi berikut ini

menjelaskan kepribadian Muhammadiyah yang diharapkan dapat menjadi munthalaq ,

pedoman dan pijakan utama dalam merumuskan kepribadian seorang muballigh

Muhammadiyah, termasuk Muballigh di kalangan mahasiswa.

Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi

Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Secara fungsional

Muhammadiyah merupakan alat untuk berjuang dan mencapai cita-cita mulia, terwujudnya

masyarakat utama, adil, makmur yang diridhoi Allah s.w.t. untuk melaksanakan fungsi dan

misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi, sebagaimana firman Allah

s.w.t. :

ورب طيبة بلدة غفور

“Sebuah negeri yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Rabb Yang

Maha Pengampun.” (Saba’ : 15) 

Page 6: Kepribadian Muhammadiyah

Untuk mencapai tujuan itulah Muhammadiyah didirikan dengan bersendikan dua

pilar gerakan utama; amar ma’ruf dan nahi munkar,berdasarkan :

وينهون بالمعروف ويأمرون الخير إلى يدعون ة أم منكم ولتكنالمفلحون هم وأولئك المنكر عن

“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada keIslaman, menyuruh

kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang

beruntung berbahagia.” (Alu Imran : 104)

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju terwujudnya masyarakat Islam

yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah merumuskan prinsip-prinsip dasar segala gerak dan

amal usaha yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar berikut ini :

1.        Hidup manusia harus berdasar tauhid, ‘ibadah dan ta’at kepada Allah s.w.t.

2.        Hidup manusia bermasyarakat.

3.       Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam

itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk

kebahagiaan dunia akhirat.

4.        Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah

kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.

5.        Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad saw.

6.        Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

Dengan prinsip-prinsip dasar tersebut maka, apapun yang diusahakan termasuk cara-

cara atau sistem perjuangannya, Muhammadiyah berpedoman : “Berpegang teguh akan

ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan

menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah.”

  Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Dengan memperhatikan dasar prinsip di atas, maka apapun yang diusahakan dan

bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus

berpedoman:

“Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di

segala bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang

diridlai Allah SWT”

Page 7: Kepribadian Muhammadiyah

  Memahami Kepribadian Muhammadiyah

Memahami Kepribadian Muhammadiyah berarti :

1. Memahami apa sebenarnya Muhammadiyah.

2. Karena Muhammadiyah ini sebagai organisasi, sebagai suatu persyarikatan yang

beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, maka perlu dipahami Islam

yang ditegakkan dan dijunjung tinggi ini, mengingat telah banyak kekaburan dalam

Islam di Indonesia. Hal ini juga dipergunakan untuk mendasari atau menjiwai segala

amal usaha Muhammadiyah sebagai organsisasi.

3. Kemudian dengan sifat-sifat dan cara-cara yang dicontoh atau diambil dari sejarah awal

mula dakwah Rasulullah, menjadi sifat gerak dakwah Muhammadiyah, disesuaikan

dengan keadaan dan kenyataan yang dihadapi.

C.   Fungsi Dan Hakikat Kepribadian Muhammadiyah

Fungsi Kepribadian Muhammadiyah adalah untuk menjadi landasan, pedoman

dan pegangan  para pemimpin, aktifis dan anggota Muhammadiyah dalam menjalankan roda

organisasi, gerakan dan amal usaha agar tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar dan

tetap istiqomah kepada cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah serta cara memperjuangkan

cita-citanya. Artinya tidak terpengaruh oleh paham-paham agama lain, ideologi-ideologi lain,

aliran-aliran agama lain, isme-isme, gerakan-gerakan politik, gaya hidup, kebudayaan dan

peradaban non muslim serta cara berpikir non muslim (seprti cara berpikir Barat, sekuler,

liberal dsb).

Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari

dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan

perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat,

diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan

strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.

Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu,

senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi-mungkar, serta

Page 8: Kepribadian Muhammadiyah

menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya

ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: "menegakkan

dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur

yang diridlai Allah SWT.

Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip

gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup

Muhammadiyah.

Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan

gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan

kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam

lainnya.

Hakikat Kepribadian Muhammadiyah adalah wajah dan wijhah-nya persyarikatan

Muhammadiyah. Wajah tersebut mencerminkan tiga predikat yang melekat kuat sebagai Asy

Syakhsiyah atau jati dirinya secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah Muhammadiyah

sebagai Gerakan Islam, Dakwah dan Tajdid.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan

Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan Dinul Islam sebagai subyek (sumber nilai) dan

sumber obyek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subyek ialah bahwa semua

kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan dengan dinul ruhul Islam.

Sebagai sumber obyek ialah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah untuk

“menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah SWT. Sebagai sumber nilai dan konsep

dinul Islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi

“Sibghah” yang mendasari, menjiwai dan mewarnai gerakan Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat dilihat dakwahnya ditujukan kepada

kegiatan dan amal usahanya. Semua dilaksanakan sebagai Dakwah Islamiyah amar ma’ruf

nahi munkar.

Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid adalah sifat dakwahnya ditujukan kepada

umat Islam. Tajdid yaitu mengembalikan pemahaman dan pengamalan umat terhadap Dinul

Islam secara murni yang meliputi benar dan tepat sesuai Al Quran dan Sunnah Rasulullah

SAW. Dalam bidang amaliyah tajdid dilakukan bersifat modernisasi. Mengaktualisasikan

ajaran Islam sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat sehingga Dinul Islam

menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin.

Page 9: Kepribadian Muhammadiyah

D.   Sifat – Sifat Kepribadian MuhammadiyahMaka muhammadiyah dalam kehidupanya memiliki sifat – sifat sebagai berikut :

1. "Beramal dan Berjuang Untuk Perdamaian dan Kesejahteraan".

Dengan sifat ini, Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain.

Sebaliknya, Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain

tanpa mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu, dan itu pun harus dilakukan secara

baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh.

2."Memperbanyak Kawan dari Mengamalkan Ukhuwah lslamiyah"

Setiap warga Muhammadiyah, siapa pun orangnya, termasuk para pemimpin dan

da'inya, harus memegang teguh sifat ini. Dalam rangka untuk "Memperbanyak Kawan dan

Mengamalkan Ukhuwah Islamiyah". Inilah, pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah

lainnya yang dilancarkan oleh dai-da'i Muhammadiyah memakai gaya "sejuk penuh senyum",

bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana ke mari.

Di kalangan Muhammadiyah di Surakarta terkenal semboyan "Jiniwit Katut". Jiniwit

artinya dijiwit (dicubit), tetapi justru lama-lama orang yang njiwit akan katut atau terpiat oleh

Muhammadiyah yang selalu bertingkah simpatik kepada siapa pun. Dan tampaknya sifat

inilah salah satu rahasia, mengapa Muhammadiyah terus berkembang makin mengakar dalam

masyarakat.

3. "Lapang Dada, Luas Pandangdan Dengan Memegang Teguh Ajaran Islam"

Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam

masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia.

Tanpa adanya lapang dada, kehidupan akan goncang. Dan prinsip "Memperbanyak Kawan"

tentu berubah menjadi "Memperbanyak Musuh". Namun bagaimana, pun dalam berlapang

dada, kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap

memegang teguh ajaran Islam. Dengan demikian, bebas tetapi tetap terkendali.

Page 10: Kepribadian Muhammadiyah

4. "Bersifat Keagamaan Dan Kemasyarakatan "

Sifat "Keagamaan dan kemasyarakatan" sudah merupakan sifat Muhammadiyh sejak

lahir. Karena ini sifat yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah.

Mengapa? Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan

oleh Allah melalui para Nabi-Nya juga untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki

masyarakat. Masyarakat adalah "lahan" bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.

Dua sifat ini, yakni keagamaan dan kemasyarakatan, tidak boleh berdiri sendiri-

sendiri. Harus berjalin berkelindan. Karena itu, Muhammadiyah bukan gerakan sosial

semata-mata, dan bukan juga gerakan keagamaan semata-mata. Muhammadiyah adalah

gerakan kedua-duanya, ya keagamaan ya kemasyarakatan.Tetapi Muhammadiyah juga bukan

gerakan politik, sebab kalau gerakan politik, tercermin dalam berbagai amal usaha yang telah

tertekuninya selama ini.

5. "Mengindahkan, segala Hukum, Undang-undang Serta dan Falsafah Negara Yang

Sah"

sebagai satu organisasi, mempunyai sejumlah anggota. Anggota ini adalah warga

negara dari suatu negara hukum. Hukum negara mempunyai kekuatan mengikat bagi segenap

warga negaranya. Ini adalah kenyataan. Karena itu, Muhammadiyah mengindahkan semua

itu.

6. "Amar Maruf Nahi Munkar Dalam Segala Lapangan Serta Menjadi Contoh Teladan

Yang Baik"

Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma'ruf dan bernahi munkar, yakni

menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang dimaksud kemunkaran ialah semua

kejahatan yang merusak dan menjijikkan dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya amar

ma'ruf dan nahi munkar, tidak akan kebaikan dapat ditegakkan, dan tidak akan kejahatan

dapat diberantas. Untuk itu, Muhammadiyah harus sanggup menjadi suri teladan dalam

kegiatan ini, baik ke dalam tubuh sendiri ataupun ke luar, ke tengah-tengah masyarakat

ramai, dengan penuh kebijaksanaan dan pendekatan yang simpatik.Amar ma'ruf nahi munkar,

Page 11: Kepribadian Muhammadiyah

bagaimanapun harus kita lakukan dengan cara yang baik, sebab kalau tidak begitu, adalah

Machiavellisme namanya.

7. "Aktif Dalam Perkembangan Masyarakat Dengan Maksud islah dan Pembangunan

Sesuai Dengan Ajaran Islam"

Kapan pun dan dimana pun Muhammadiyah memang harus selalu aktif dalam

perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan peran dan

akan ketinggalan oleh sejarah. Tetapi keaktifan Muhammadiyah dalam perkembangan

masyarakat, tidak berarti sekedar ikut arus perkembangan masyarakat, Muhammadiyah

adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran.

8. "Kerjasama Dengan Golongan Lain Mana Pun, Dalam Usaha Menyiarkan Dan

Mengamalkan Ajaran Islam Serta Membela Kepentingannya"

Menyiarkan Islam, mengamalkan dan membela kepentingan Islam, bukan hanya tugas

Muhammadiyah, tetapi juga tugas semua umat Islam.

Karena itu, Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat

Islam. Tanpa kerjasama ini,tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini.

9. "Membantu Pemerintah Serta Kerjasama Dengan Golongan Lain Dalam Memelihara

Negara dan Membangunnya, Untuk Mencapai Masyarakat Yang Adil dan Makmur Yang

Diridhai"

Negara Indonesia adalah memiliki semua warga negaranya, termasuk warga

Muhammadiyah. Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua unsur pemilik

negara, untuk membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya masyarakat yang adil dan

makmur yang diridhai Allah.

Muhammadiyah kemakmuran masyarakat ini, sebab kemakmuran mempersubur iman

dan takwa, sedang kemelaratan mempersubur kriminalitas sosial dan kekufuran. Bukankah

telah disabdakan oleh Nabi kita, "kada al-faqru ayyakuna kufran" (Kekafiran itu dapat

menyebabkan kekufuran).

10. "Bersifat Adil Serta Korektif Ke Dalam dan Keluar, Dengan Bijaksana"

Page 12: Kepribadian Muhammadiyah

Dengan sifat adil dan korektif, Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang

tidak semestinya, dan ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun

mengenai diri sendiri. Jadi Muhammadiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi

pada diri sendiri dan ke luar ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus

dengan adil dan bijaksana.

Kesalahan adalah kesalahan, sekalipun ada pada orang atau golongan lain.Bukan sifat

Muhammadiyah tetap bersikukuh membela suatu hal, padahal misalnya jelas-jelas yang

dibelanya itu salah atau tidak baik. (Kamal Pasha dkk, 1971: 58-65).

Page 13: Kepribadian Muhammadiyah

BAB III

PENUTUP

  Kesimpulan

Muhammadiyah hadir dengan kepribadiannya yaitu gerakan Islam, dakwah amar

ma’ruf nahi munkar, dan gerakan tajdid. Inilah yang menjadi kepribadian Muhammadiyah.

Dengan melaksanakan Dakwah Islam dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar dengan caranya

masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya,

yaitu: "Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".

Bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya,

harus berpedoman: "Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak

membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh

jalan yang diridhai Allah"

Page 14: Kepribadian Muhammadiyah

DAFTAR PUSTAKA

http://liescholisoh.blogspot.com/2012/10/kepribadian-muhammadiyah.html

http://adewarisko.blogspot.com/2011/07/kepribadian-muhammadiyah.html