3
1 Kepala BKPM: Indonesia Kekurangan TKA Arif Wicaksono Kamis, 29 Dec 2016 23:18 WIB http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/5b27wM2k-kepala-bkpm-indonesia-kekurangan-tka Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf. Metrotvnews.com, Jakarta: Rasio penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja yang ada masih sangat rendah. Total jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia hanya 74.000 (tujuh puluh empat ribu) atau 0,062 persen dari total tenaga kerja sebesar 120 juta. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong menilai, angka rasio tersebut masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Dia mengatakan porsi TKA di Qatar 94 persen, di Uni Arab Emirat bahkan 96 persen, Singapura 36 persen. Bahkan Amerika Serikat mencapai 16,7 persen, Malaysia 15,3 persen, dan Thailand 4.5 persen. BACA JUGA Tiga Modal BKPM Genjot Investasi di 2017 BKPM Pasang Target Realisasi Investasi Rp863 Triliun di 2018 Kemenangan Donald Trump tak Pengaruhi Target Investasi BKPM Brandconnect5 Hal yang Harus Dilakukan supaya Anak Sehat "Jadi katakan kita ber-andai-andai bahwa jumlah TKA di Indonesia sebenarnya adalah 10 kali (sepuluh kali lipat) data resmi Kementerian Tenaga Kerja dan Kantor Imigrasi, maka 0,62 persen dari total tenaga kerja Indonesia pun masih jauh terlalu rendah, hemat saya. Negara yang benar-benar modern akan memakai jauh lebih banyak tenaga kerja internasional," kata Tom dalam keteranganya di Jakarta, Kamis (29/12/2016). Posisi Indonesia yang faktanya rasio TKA dibawah 0,1 persen, menurut Tom terlalu

Kepala BKPM: Indonesia Kekurangan TKA - gelora45.comgelora45.com/news/Thomas_IndonesiaKekuranganTKA.pdf · Tiga Modal BKPM Genjot Investasi di 2017 BKPM Pasang Target Realisasi Investasi

Embed Size (px)

Citation preview

1

Kepala BKPM: Indonesia Kekurangan TKA

Arif Wicaksono • Kamis, 29 Dec 2016 23:18 WIB

http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/5b27wM2k-kepala-bkpm-indonesia-kekurangan-tka

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.

Metrotvnews.com, Jakarta: Rasio penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia

dengan jumlah tenaga kerja yang ada masih sangat rendah. Total jumlah tenaga kerja

asing yang bekerja di Indonesia hanya 74.000 (tujuh puluh empat ribu) atau 0,062

persen dari total tenaga kerja sebesar 120 juta.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong menilai, angka rasio

tersebut masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Dia

mengatakan porsi TKA di Qatar 94 persen, di Uni Arab Emirat bahkan 96 persen,

Singapura 36 persen. Bahkan Amerika Serikat mencapai 16,7 persen, Malaysia 15,3

persen, dan Thailand 4.5 persen.

BACA JUGA

Tiga Modal BKPM Genjot Investasi di 2017

BKPM Pasang Target Realisasi Investasi Rp863 Triliun di 2018

Kemenangan Donald Trump tak Pengaruhi Target Investasi BKPM

Brandconnect5 Hal yang Harus Dilakukan supaya Anak Sehat

"Jadi katakan kita ber-andai-andai bahwa jumlah TKA di Indonesia sebenarnya adalah 10

kali (sepuluh kali lipat) data resmi Kementerian Tenaga Kerja dan Kantor Imigrasi, maka

0,62 persen dari total tenaga kerja Indonesia pun masih jauh terlalu rendah, hemat saya.

Negara yang benar-benar modern akan memakai jauh lebih banyak tenaga kerja

internasional," kata Tom dalam keteranganya di Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Posisi Indonesia yang faktanya rasio TKA dibawah 0,1 persen, menurut Tom terlalu

2

rendah. Tom menilai bahwa perusahaan Indonesia juga dapat memanfaatkan tenaga

kerja asing guna mencontek sistem produksi dan cara-cara manajemen di negara lain

yang sudah lebih maju.

"Kita yang jadi bos mereka, kita dapat memanfaatkan mereka semaksimal mungkin,"

lanjutnya.

Dalam sejarah dunia, praktis semua negara berkembang yang berhasil naik kelas menjadi

negara maju, berawal dari investasi asing yang juga membawa teknologi internasional,

jaringan pemasaran internasional (untuk meningkatkan ekspor), dan tenaga kerja asing

yang amat berperan dalam alih pengetahuan dan alih teknologi. Tom mengemukakan

bahwa tenaga kerja asing dibutuhkan untuk mendukung proses konstruksi investasi.

"Mereka biasanya menggunakan tenaga kerja asing dalam proses konstruksi di tahapan

awal investasi. Oleh karena itu angka tenaga kerja asing selalu fluktuatif," paparnya.

Dia menyampaikan bahwa posisi tenaga kerja asing yang terserap dalam realisasi

investasi di Indonesia saat ini setara dengan posisi pada 2011.

"Itu masa puncaknya, setelah itu terus mengalami penurunan, saat ini sudah mulai naik

lagi tapi belum mencapai posisi yang sama di tahun 2011," kata Tom.

Dari data Izin Memperkerjakan Tenaga Asing (IMTA) yang dikeluarkan oleh

Kementerian Tenaga Kerja tercatat TKA pada tahun 2011 mencapai 77.307 orang,

kemudian pada tahun 2012 menurun menjadi 72.427 orang, tahun 2013 kembali melorot

di level 68.957 orang, kemudian menurun tipis di posisi 68.762 orang. Pada tahun 2015,

posisi tersebut meningkat tipis 69.025 orang serta pada tahun 2016 kembali meningkat

menjadi 74.183 orang.

Lebih lanjut terkait isu miring TKA Tiongkok, Tom menyampaikan bahwa porsi tenaga

kerja asing (TKA) dari Tiongkok tergolong rendah. Dari data Kementerian Tenaga Kerja,

jumlah TKA yang berasal dari Tiongkok sampai bulan November 2016 tercatat hanya

21.271 orang.

Sementara dari data Realisasi investasi yang menciptakan lapangan pekerjaan baru yang

dimiliki oleh BKPM, jumlah TKA Tiongkok baru yang diserap dari realisasi investasi

periode Januari-September 2016 tercatat 3.718 tenaga kerja atau 0,3 persen dari total

penyerapan 975.898 tenaga kerja. Jumlah tersebut terdiri dari penyerapan TKA

3

sebanyak 17.966 tenaga kerja maupun penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak

957.932 tenaga kerja.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengemukakan, data tersebut menunjukkan bahwa

berbagai isu yang disampaikan terkait keberadaan TKA Tiongkok yang bekerja di

Indonesia tidak benar.

"Ini patut disesalkan sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam

perayaan Natal nasional agar semua pihak menghentikan fitnah-fitnah terkait tenaga

kerja asing," lanjutnya.

Menurut Thomas, realisasi investasi Tiongkok melonjak dari tahun 2014 berada di

peringkat 8, kini di periode Januari-September 2016 mencapai USD 1,6 miliar berada di

peringkat tiga.

"Peningkatan realisasi investasi yang signifikan tersebut menjadi pemicu meningkatnya

penggunaan TKA oleh investor Tiongkok yang ingin merealisasikan investasinya di

Indonesia," pungkas dia.

(SAW)