2
Kenali Zat Utama yang terdapat di dalam Buvanest Spinal Buvanest Spinal memiliki zat aktif utama yang bernama Bupivacaine. Bupivacaine merupakan salah satu jenis anestesi lokal dan regional jenis amida yang bekerja dengan mengurangi aliran keluar- masuk sodium di sistem saraf. Berat jenis obat anestetik lokal mempengaruhi aliran obat dan perluasan daerah pembiusan. Pada anestesi spinal jika berat jenis obat lebih besar dari berat jenis CSS (hiperbarik), maka akan terjadi perpindahan obat ke dasar akibat gravitasi. Jika lebih kecil (hipobarik), obat akan berpindah dari region penyuntikan ke atas. Bila sama (isobarik), obat akan berada di tingkat yang sama di tempat penyuntikan. Buvanest Spinal adalah obat anestetik lokal yang termasuk dalam golongan amino amida. Bupivacaine dengan nama pasar Buvanest Spinal ini diindikasikan pada penggunaan anestesi lokal termasuk anestesi infiltrasi, blok serabut saraf, anestesi epidura dan anestesi intratekal. Buvanest Spinal (Bupivacaine) kadang diberikan pada injeksi epidural sebelum melakukan operasi athroplasty pinggul. Obat tersebut juga biasa digunakan untuk luka bekas operasi untuk mengurangi rasa nyeri dengan efek obat mencapai twenty jam setelah pasca operasi. Bupivacaine (buvanest spinal) dapat diberikan bersamaan dengan obat lain obat buvanest spinal untuk memperpanjang durasi efek obat seperti misalnya; epinefrin, glukosa, dan fentanil untuk analgesi epidural. Kontraindikasi untuk pemberian bupivacaine (buvanest spinal) adalah anestesi regional IV (IVRA) karena potensi risiko untuk kegagalan tourniket dan adanya absorpsi sistemik dari obat tersebut. Bupivacaine bekerja dengan cara berikatan secara intaselular dengan natrium dan memblok influk natrium kedalam inti sel sehingga mencegah terjadinya depolarisasi. Dikarenakan serabut saraf yang menghantarkan rasa nyeri mempunyai serabut yang lebih tipis dan tidak memiliki selubung mielin, maka bupivacaine dapat berdifusi dengan cepat ke dalam serabut saraf nyeri dibandingkan dengan serabut saraf penghantar rasa proprioseptif yang mempunyai selubung mielin dan ukuran serabut saraf lebih tebal. Komplikasi postraoperative yang harus diperhatikan, dimaksudkan untuk mengetahui komplikasi yang akan terjadi. Berikut adalah komplikasinya: Komplikasi postoperative 1). Komplikasi gastrointestinal Nausea dan muntah karena hipotensi,hipoksia,tonus parasimpatis berlebihan,pemakaian obat narkotik,reflek karena traksi pada traktus gastrointestinal serta komplikasi delayed,pusing kepala pasca pungsi lumbal merupakan nyeri kepala dengan ciri khas terasa lebih berat pada perubahan posisi dari tidur ke posisi tegak. Mulai terasa pada 24-48jam pasca pungsi lumbal,dengan kekerapan yang bervariasi. Pada orang tua lebih jarang dan pada kehamilan meningkat. 2). Nyeri kepala Komplikasi yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah nyeri kepala. Nyeri kepala ini bisa terjadi selepas anestesi spinal atau tusukan pada dural pada anestesi epidural. Insiden terjadi komplikasi ini tergantung beberapa faktor seperti ukuran jarum yang digunakan. Semakin besar ukuran jarum semakin besar resiko untuk terjadi nyeri kepala. Selain itu, insidensi terjadi nyeri

Kenali Zat Utama yang terdapat di dalam Buvanest Spinal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buvanest Spinal memiliki zat aktif utama yang bernama Bupivacaine. Bupivacaine merupakan salah satu

Citation preview

Page 1: Kenali Zat Utama yang terdapat di dalam Buvanest Spinal

Kenali Zat Utama yang terdapat di dalam Buvanest Spinal

Buvanest Spinal memiliki zat aktif utama yang bernama Bupivacaine. Bupivacaine merupakan salahsatu jenis anestesi lokal dan regional jenis amida yang bekerja dengan mengurangi aliran keluar-masuk sodium di sistem saraf. Berat jenis obat anestetik lokal mempengaruhi aliran obat danperluasan daerah pembiusan. Pada anestesi spinal jika berat jenis obat lebih besar dari berat jenisCSS (hiperbarik), maka akan terjadi perpindahan obat ke dasar akibat gravitasi. Jika lebih kecil(hipobarik), obat akan berpindah dari region penyuntikan ke atas. Bila sama (isobarik), obat akanberada di tingkat yang sama di tempat penyuntikan.

Buvanest Spinal adalah obat anestetik lokal yang termasuk dalam golongan amino amida.Bupivacaine dengan nama pasar Buvanest Spinal ini diindikasikan pada penggunaan anestesi lokaltermasuk anestesi infiltrasi, blok serabut saraf, anestesi epidura dan anestesi intratekal. BuvanestSpinal (Bupivacaine) kadang diberikan pada injeksi epidural sebelum melakukan operasi athroplastypinggul. Obat tersebut juga biasa digunakan untuk luka bekas operasi untuk mengurangi rasa nyeridengan efek obat mencapai twenty jam setelah pasca operasi.

Bupivacaine (buvanest spinal) dapat diberikan bersamaan dengan obat lain obat buvanest spinaluntuk memperpanjang durasi efek obat seperti misalnya; epinefrin, glukosa, dan fentanil untukanalgesi epidural. Kontraindikasi untuk pemberian bupivacaine (buvanest spinal) adalah anestesiregional IV (IVRA) karena potensi risiko untuk kegagalan tourniket dan adanya absorpsi sistemikdari obat tersebut.

Bupivacaine bekerja dengan cara berikatan secara intaselular dengan natrium dan memblok influknatrium kedalam inti sel sehingga mencegah terjadinya depolarisasi. Dikarenakan serabut sarafyang menghantarkan rasa nyeri mempunyai serabut yang lebih tipis dan tidak memiliki selubungmielin, maka bupivacaine dapat berdifusi dengan cepat ke dalam serabut saraf nyeri dibandingkandengan serabut saraf penghantar rasa proprioseptif yang mempunyai selubung mielin dan ukuranserabut saraf lebih tebal.

Komplikasi postraoperative yang harus diperhatikan, dimaksudkan untuk mengetahui komplikasiyang akan terjadi. Berikut adalah komplikasinya:

Komplikasi postoperative

1). Komplikasi gastrointestinal

Nausea dan muntah karena hipotensi,hipoksia,tonus parasimpatis berlebihan,pemakaian obatnarkotik,reflek karena traksi pada traktus gastrointestinal serta komplikasi delayed,pusing kepalapasca pungsi lumbal merupakan nyeri kepala dengan ciri khas terasa lebih berat pada perubahanposisi dari tidur ke posisi tegak. Mulai terasa pada 24-48jam pasca pungsi lumbal,dengan kekerapanyang bervariasi. Pada orang tua lebih jarang dan pada kehamilan meningkat.

2). Nyeri kepala

Komplikasi yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah nyeri kepala. Nyeri kepala ini bisaterjadi selepas anestesi spinal atau tusukan pada dural pada anestesi epidural. Insiden terjadikomplikasi ini tergantung beberapa faktor seperti ukuran jarum yang digunakan. Semakin besarukuran jarum semakin besar resiko untuk terjadi nyeri kepala. Selain itu, insidensi terjadi nyeri

Page 2: Kenali Zat Utama yang terdapat di dalam Buvanest Spinal

kepala juga adalah tinggi pada wanita muda dan pasien yang dehidrasi. Nyeri kepala publishsuntikan biasanya muncul dalam six sampai 48 jam selepas suntikan anestesi spinal. Nyeri kepalayang berdenyut biasanya muncul di region oksipital dan menjalar ke retro orbital, dan seringdisertai dengan tanda meningismus, diplopia, mual, dan muntah.

Tanda yang paling signifikan nyeri kepala spinal adalah nyeri makin bertambah bila pasiendipindahkan atau berubah posisi dari tiduran/supinasi ke posisi duduk, dan akan berkurang atauhilang total bila pasien tiduran. Terapi konservatif dalam waktu 24 sampai 48 jam harus di cobaterlebih dahulu seperti tirah baring, rehidrasi (secara cairan oral atau intravena), analgesic, dansuport yang kencang pada abdomen. Tekanan pada vena cava akan menyebabkan terjadiperbendungan dari plexus vena pelvik dan epidural, seterusnya menghentikan kebocoran dari cairanserebrospinal dengan meningkatkan tekanan extradural. Jika terapi konservatif tidak efektif, terapiyang aktif seperti suntikan salin kedalam epidural untuk menghentikan kebocoran.

3). Komplikasi neurologik

Insidensi defisit neurologi berat dari anestesi spinal adalah rendah. Komplikasi neurologik yangpaling benign adalah meningitis aseptik. Sindrom ini muncul dalam waktu 24 jam setelah anestesispinal ditandai dengan demam, rigiditas nuchal dan fotofobia. Meningitis aseptic hanya memerlukanpengobatan simptomatik dan biasanya akan menghilang dalam beberapa hari.

Sindrom cauda equina muncul setelah regresi dari blok neuraxial. Sindrom ini mungkin dapatmenjadi permanen atau bisa regresi perlahan-lahan setelah beberapa minggu atau bulan. Ia ditandaidengan defisit sensoris pada region perineal, inkontinensia urin dan fekal, dan derajat yangbervariasi pada defisit motorik pada ekstremitas bawah.

Komplikasi neurologic yang paling serius adalah buvanest 0.5 arachnoiditis adesif. Reaksi inibiasanya terjadi beberapa minggu atau bulan setelah anestesi spinal dilakukan. Sindrom ini ditandaioleh defisit sensoris dan kelemahan motorik pada tungkai yang progresif. Pada penyakit ini terdapatreaksi proliferatif dari meninges dan vasokonstriksi dari vasculature korda spinal.Pengobatan bagikomplikasi ini adalah dengan pemberian antibiotik dan drenase jika perlu.

4). Retentio urine / Disfungsi kandung kemih

Disfungsi kandung kemih dapat terjadi selepas anestesi umum maupun regional. Fungsi kandungkencing merupakan bagian yang fungsinya kembali paling akhir pada analgesia spinal, umumnyaberlangsung selama 24 jam. Kerusakan saraf pemanen merupakan komplikasi yang sangat jarangterjadi.

5). Nyeri punggung

Komplikasi yang kedua paling sering adalah nyeri punggung akibat dari tusukan jarum yangmenyebabkan trauma pada periosteal atau ruptur dari struktur ligament dengan atau tanpahematoma intraligamentous. Nyeri punggung akibat dari trauma suntikan jarum dapat di obatisecara simptomatik dan akan menghilang dalam beberapa waktu yang singkat sahaja.

Setelah kita mengetahui zat utama pada buvanest spinal, maka kita juga tahu karakteristik obattersebut. Oleh karena itu, pengunaan yang njeksi buvanest spinal tepat dengan tujuan yang benardan proses yang tentunya baik, agar mendapatkan hasil atau tujuan yang memuaskan.