19
STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 2020 TAHUN

KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

STRATEGI PEMBIAYAAN

TAHUNAN MELALUI

UTANG

Kementerian KeuanganDirektorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko

2020TAHUN

Page 2: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO

Outlook2019

APBN

2020

5,1 5,3

3,2 3,1

14.200 14.400

5,6 5,4

61 63

754 755

1.072 1.191

PertumbuhanEkonomi (%)

Inflasi (% yoy)

Nilai Tukar (Rp/USD)

Suku Bunga SPN 3M (%)

Harga Minyak (US$/barrel)

Lifting Minyak(ribu barrel/hari)

Lifting Gas(ribu barrel/hari)

POSTUR APBN 2020 & ASUMSI MAKRO

APBN diarahkan untuk mendukung pencapaiansasaran pembangunan namun tetap mampuadaptif menghadapi risiko perekonomian

2

POSTUR APBN 2020

Page 3: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

SBN Neto

Utang Neto

380,9 403,0 429,1 372,0

432,4 351.8

-

100,0

200,0

300,0

400,0

500,0

2015 2016 2017 2018 Outlook2019

APBN2020

2015 2016 2017 2018 Outlook 2019 APBN 2020

362,3 407,3 441,8

358,4 446,5

389,3

-

100,0

200,0

300,0

400,0

500,0

2015 2016 2017 2018 Outlook2019

APBN2020

2015 2016 2017 2018 Outlook 2019 APBN 2020

(Triliun Rp)Postur APBN 2020

APBN 2020

Pendapatan Negara 2.233,2

Belanja Negara 2.540,4

Defisit 307,2

Defisit terhadap PDB 1,76%

URAIAN

Menunjukkan kemandirian APBN dan terjaganya kesinambungan fiskal

TREN PEMBIAYAAN UTANG MENURUN

3

(Triliun Rp)

Pembiayaan Utang 351,8

I SBN Neto 389,3

II Pinjaman Neto (37,5)

1. Pinjaman Dalam Negeri (neto) 1,3

a. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (bruto) 3,0

b. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri 1,7

2. Pinjaman Luar Negeri (neto) (38,8)

a. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (bruto) 48,3

i. Pinjaman Tunai 21,6

ii. Pinjaman Kegiatan 26,7

b. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Luar Negeri 87,1

(Triliun Rp)

(Triliun Rp)

Page 4: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

POTENSI RISIKO PADA TAHUN 2020

Strategi

Pendalaman pasar SBN domestik

Perluasan basis

investor domestik

Front Loading Strategy

Timing penerbitan

secara oportunistik

Fleksibilitas penggunaan

Pinjaman Tunai

SBN Valasuntuk

memenuhitambahan

pembiayaan

4

Pertumbuhan

Neraca Perdagangan – Neraca Transaksi Berjalan

Risiko fiskal

Page 5: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

Memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN melaluiutang tahun 2020 dan membiayai kembali utangjatuh tempo dengan biaya yang optimal dan risikoyang terkendali

TUJUAN PEMBIAYAAN UTANG

Mendukung terbentuknya pasar SBN domestik yangdalam, aktif, dan likuid untuk meningkatkan efisiensipengelolaan utang dalam jangka panjang

Meningkatkan akuntabilitas publik sebagai bagiandari pengelolaan utang Pemerintah yang transparandalam rangka mewujudkan tata kelolapemerintahan yang baik

1

2

3

Page 6: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

Meningkatkan efisiensi biaya utang untuk mendukungkesinambungan fiskal melalui optimalisasi pinjaman tunai danpeningkatan kinerja kegiatan yang dibiayai dengan utang

KEBIJAKAN UMUM PEMBIAYAAN UTANG

Mengoptimalkan potensi pendanaan utang dari sumber dalamnegeri dan memanfaatkan sumber utang luar negeri sebagaipelengkap

Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam rangkapemenuhan kebutuhan pembiayaan dan melakukanpendalaman pasar SBN domestik

Mengendalikan utang jatuh tempo jangka pendek- menengahdengan mengutamakan penerbitan SBN dengan tenormenengah-panjang dan melakukan pengelolaan portofolioutang secara aktif untuk mengendalikan biaya dan risiko utang

Meningkatkan koordinasi pengelolaan utang dan pengelolaankas untuk mendukung efektivitas pengelolaan APBN

Meningkatkan fleksibilitas pemanfaatan instrumen utang tunaidalam memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN denganmempertimbangkan biaya dan risiko portofolio utang

Mengarahkan pemanfaatan utang untuk kegiatan produktifantara lain melalui pengadaan pinjaman kegiatan danpenerbitan SBN berbasis proyek yang mendukung programpembangunan nasional

Memperkuat dan mengoptimalkan peran hubungan investor dankelembagaan, optimalisasi strategi komunikasi dengan parapemangku kepentingan dalam kerangka perluasan basisinvestor untuk menciptakan gambaran, dan pengetahuan positifmengenai SBN

Meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pengembanganinstrumen pembiayaan untuk mendukung pendalaman pasardomestik

Page 7: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

Pembiayaan Defisit Rp307,2 T

Pembiayaan Non-Utang Rp44,6 T

a. Pembiayaan Investasi Rp74,2 Tb. Pemberian Pinjaman Rp(5,2) Tc. Kewajiban Penjaminan Rp0,6 Td. Pembiayaan Lainnya Rp(25,0) T

Utang Jatuh Tempo Rp390,0 Ta. SBN Rp301,2 Tb. Pinjaman Rp88,8 T

Pinjaman Dalam Negeri Rp2,9 T

Pinjaman Luar Negeri Rp48,4 T

a. Pinjaman Tunai Rp21,6 Tb. Pinjaman Proyek Rp26,8 T

Pinjaman Rp51,3 T (6,9%)

Kebutuhan Pembiayaan Sumber Pembiayaan

Rp741,8 T

SBN Domestik Rp575,3 Ta. SPN/S Rp63,0 Tb. ON/PBS Rp462,3 Tc. Ritel Rp50,0 T

SBN Valas Rp115,2 T

SBN Rp690,5 T (93,1%)

Rp741,8 T

Rp45,0 T

PenerbitanSPN/S JT 2020

KEBUTUHAN

DAN SUMBER

PEMBIAYAAN

UTANG TAHUN

2020

Rp735,5 T

SBN BrutoTahun 2020

Page 8: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

Rencana Penerbitan

SBN Bruto Tahun 2020(Rp735,5 triliun)

SUN : SBSN

74% : 26%

Rupiah : Valas

84% : 16%

Lelang

73% - 83%

Ritel

4% - 10%

Front Loading

50% - 60%

Page 9: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

SBNSTRATEGI PEMBIAYAAN

MELALUI

Page 10: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

LELANGTarget penerbitan per instrumen dan frekuensi lelangdapat diubah sesuai dengan perkembangan kebutuhanpembiayaan dan kondisi pasar

Jadwal pelaksanaan lelang serta indikasi targetpenerbitan akan diumumkan kepada para pihak secaraperiodik dan terbuka, termasuk bila terdapat perubahandalam rencana penerbitan

Instrumen Seri Frekuensi

SPN/S

3 bulan 24 kali

6 bulan 24 kali

9/12 bulan 24 kali

ON/PBSON 24 kali

PBS 24 kaliKeterangan:• ON (Obligasi Negara)• PBS (Project Based Sukuk)

Page 11: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

NON-LELANG

SBN RITEL

Target indikatif Rp35 - 55 triliun, memperhatikan target pertumbuhan investor baru

Penerbitan dilakukanmelalui Online dan Offline :

Mendukung peran sertamasyarakat dalampembiayaan pembangunandan menyediakanalternatif instrumen investasi di masyarakat

a. Obligasi Ritel Indonesia (1x)b. Saving Bond Ritel (2x)c. Sukuk Ritel (1x)d. Sukuk Tabungan (2x)

PRIVATE PLACEMENT

Penerbitan SBN untuk tujuan khusus yang diperkenankan dengan tetap

memperhatikan biaya dan risiko

Kebutuhan kas

Penerbitan dalam rangka konversi danatransfer daerah

Kebutuhan untuk pengembanganpasar SBN, khususnya bagi

investor institusi yang tidak bisamembeli instrumen keuangan

lain selain SBN dan investor institusi yang mempunyaikewajiban untuk memiliki

portofolio SBN dengan jumlahatau persentase tertentu

Hasil pelaksanaan lelang SBN apabila tidak mencapai target dan/atau memiliki biaya yang

tinggi

1

2

3

4

5

Page 12: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

SBN

VALAS

Tujuan Penerbitan SBN Valas:

a. Memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN, refinancingutang, dan sebagai pelengkap atas penerbitan SBNRupiah

b. Melakukan diversifikasi instrumen pembiayaan dalamrangka mengelola biaya dan risiko pembiayaan

c. Memberikan ruang kepada institusi non-pemerintahuntuk memperoleh pembiayaan dari pasar keuangandomestik

d. Membantu mewujudkan stabilitas moneter dan turutmenjaga cadangan devisa

e. Menyediakan acuan bagi korporasi dalam penerbitanobligasi dalam valuta asing

f. Menyediakan instrumen valas di pasar keuangandomestik untuk tujuan tertentu

Rencana Penerbitan:

a. Dapat dilakukan di pasar keuangandomestik dan global dalam matauang yang sesuai dengankebutuhan pembiayaan APBN dankas negara

b. Direncanakan dalam 3 mata uang:USD, EUR, dan JPY

c. Menjajaki kemungkinan penerbitanSBN dalam mata uang lainnyadengan tetap mempertimbangkanpengelolaan risiko dan pengelolaancadangan devisa

d. Target direncanakan maksimalsebesar 18% dari targetpembiayaan melalui penerbitanSBN (Rp690, T) denganmempertimbangkan kebutuhanpembiayaan, kondisi pasarkeuangan, dan/atau minat investor

Page 13: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

STRATEGI PEMBIAYAAN

MELALUI PINJAMAN

Page 14: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

Pinjaman Dalam Negeri

Pinjaman Luar Negeri

Penarikan sebesar Rp2,9 triliun mempertimbangkan:

a. Penyelesaian dan percepatan kegiatan-kegiatan prioritas yangtelah terkontrak

b. Percepatan penyelesaian kontrak atas kegiatan-kegiatanprioritas yang telah ditetapkan pada tahun-tahun sebelumnya

c. Kapasitas Kementerian/Lembaga pelaksana kegiatan dalammenentukan jenis dan menyelesaikan kegiatan

d. Kapasitas industri dalam negeri terkait dengan penyediaanbarang dan jasa

e. Kapasitas pemberi PDN

f. Biaya dan risiko pinjaman

Penarikan sebesar Rp48,4 triliun dilakukan dengan kebijakan:

a. Meningkatkan kinerja realisasi penarikan PLN untukmenghindari tambahan biaya utang dan memberikan dampakpengganda (multiplier effect) yang optimal

b. Meningkatkan kinerja realisasi penarikan PLN melaluipeningkatkan kualitas penganggaran serta optimalisasifungsi monitoring dan evaluasi sebagai upaya menghindaritambahan biaya pinjaman dan untuk mempercepatpenyelesaian output dalam rangka pencapaian targetpembangunan nasional

c. Mengutamakan Pinjaman Tunai yang bersumber daripemberi pinjaman multilateral dan bilateral, denganmemperhatikan kapasitas pemberi pinjaman danketersediaan program baik kebijakan maupun kegiatan yangmenjadi basis pinjaman tunai

d. Pemilihan mata uang pinjaman tunai mempertimbangkankebutuhan kas dan pengelolaan portofolio utang pemerintah

e. Mengadakan pinjaman tunai komersial sebagai alternatifterakhir dengan tetap mempertimbangkan biaya dan risikoutang

Page 15: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

Fleksibilitas

Pembiayaan

Dalam hal defisit diperkirakan melampauitarget APBN (maks. 3% dari PDB),Pemerintah dapat menggunakan danaSaldo Anggaran Lebih (SAL), melakukanpenarikan pinjaman, dan/atau tambahanpenerbitan SBN

PREFUNDING

COMPOSITION

DEFICIT

Dalam rangka menjamin ketersediaan anggaran di awal tahun anggaran 2020,Pemerintah dapat melakukan penerbitan SBN pada kuartal IV tahun 2019, denganmemperhatikan:1. Kebutuhan pembiayaan pada bulan Januari 20202. Besaran target pembiayaan utang tahun 20203. Kondisi perekonomian dan pasar keuangan

Dalam rangka mengantisipasi potensi tambahan pembiayaanutang dalam tahun anggaran berjalan, dapat dilakukan penjajakanterhadap sumber-sumber pembiayaan, yang dapat digunakanuntuk memenuhi tambahan kebutuhan pembiayaan utangdan/atau dalam rangka fleksibilitas pembiayaan utang

Page 16: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

Pengelolaan Portofolio

Utang

Debt SwitchingMengurangi refinancing risk, meningkatkan likuiditas pasar SBN,serta mengembangkan pasar SBN.

• Untuk SBN Rupiah direncanakan 2-4 kali dalam setahun

• Untuk SBN valas, dilakukan dengan memperhatikan kondisipasar

Cash BuybackMeningkatkan likuiditas pasar dengan membeli seri yang tidaklikuid, stabilisasi pasar sebagai langkah untuk mengurangivolatilitas harga, manajemen portofolio dalam rangkamengurangi refinancing risk serta salah satu langkahmemanfaatkan idle cash.

SBN

Konversi Mata Uang ValasDilakukan dengan mengacu pada target portofolio utang valasdan dievaluasi secara berkala.

Pinjaman

Dalam rangka mendukung pencapaian portofolio utang yang optimal danpengembangan pasar SBN domestik dengan tetap mempertimbangkanbiaya dan risiko

Page 17: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

Indikator RisikoPenerbitan Utang Baru Tahun 2020

Mengutamakan pengadaan utang

dengan tingkat bunga tetap (fixed

rate)

Penarikan utang baru dengan

tingkat bunga mengambang

(variable rate) berasal dari

penarikan pinjaman, dengan

tetap memperhatikan kebutuhan

portofolio dan/atau hasil

negosiasi antara Pemerintah

dengan pemberi pinjaman

Indikator Risiko Utang SBN Pinjaman

Porsi Tingkat

Bunga

Mengambang

Maks. 20%

dari kebutuhan

pembiayaan

utang

0% - 6%

dari pembiayaan

melalui

penerbitan SBN

Maks. 80%

dari pembiayaan

melalui penarikan

pinjaman

Rata-Rata Jatuh

Tempo (tahun)9,0 - 10,0 9,0 - 10,0 9,5 - 10,5

Porsi Jatuh

Tempo Dalam 1

Tahun

Maks. 12%

dari kebutuhan

pembiayaan

utang

Maks. 13%

dari pembiayaan

melalui

penerbitan SBN

-

Porsi Valuta

Asing

Maks. 25%

dari kebutuhan

pembiayaan

utang

Maks. 18%

dari pembiayaan

melalui

penerbitan SBN

Maks. 98%

dari pembiayaan

melalui penarikan

pinjaman

Pengelolaan Risiko

Page 18: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

Indikator RisikoPortofolio Utang Akhir Tahun 2020

43%

88%

6%

41%

89%

10%

41%

89%

11%

38%

90%

8%

36%

92%

9%

0%

25%

50%

75%

100%

Porsi Utang Dalam ValutaAsing

Porsi Utang TingkatBunga Tetap

Porsi Utang Jatuh TempoDalam 1 Tahun

2016

2017

2018

2019

Outlook 2020

9,13

8,68

8,378,52

8,24

8,0

8,5

9,0

9,5

10,0

2016 2017 2018 2019 Outlook2020

Rata-Rata Utang Jatuh Tempo(Tahun)

Outlook Debt to GDP Akhir Tahun 2020

29,7% dari PDB

Page 19: KementerianKeuangan...Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin

Direktorat Strategi dan Portofolio PembiayaanDirektorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko

Kementerian Keuangan

Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin Raya No.1 Jakarta INDONESIA

Tel. +62-21-3510714 Fax. +62-21-3510715www.djppr.kemenkeu.go.id

Email : [email protected], [email protected]