KEMATIAN (BERPULANG KE DUNIA ROHANI) PERSIAPAN, …pitrayadnya.com/page/main/download/legalitas?file=82aa2020a8b1cc9... · Yas Tadrig Eva Hi Cha Vishnu-taya Vibhati Govindam Adi-purusham

SRADDHA KRIYA BERSAMA

JAKARTA, 31 MARET 2018

.

ATAS KERJA SAMA

YAYASAN PITRA YADNYA INDONESIA DAN

TEMPLE KRISHNA SRI NILACALA DHAMA

Daftar Isi

Susunan acara upacara Sraddha Kriya ........................... 4

Brahma Samhita ……………………………………………………….. 5

Apa Itu Sraddha Kriya ……………………………………………….. 9

Doa bagi almarhum dan yang harus

diucapkan bagi keluarga …………………………………………….. 9

Manfaat Melakukan Upacara Shraddha Kriya …………….. 10

Tugas Seorang Putra ………………………………………………….. 10

Referensi Weda untuk Shraddha Kriya

dan Tentang Persiapan

Untuk Berpulang Ke Dunia Rohani ……………………………… 11

Om Swastiastu

SRADDHA KRIYA DAN PERSIAPAN KITA SEBELUM

BERPULANG KE DUNIA ROHANI

Susunan Acara Homa Yadnya (Agni Hotra)

Laporan Ketua Panitia

Sambutan-Sambutan

1. Sambutan Ketua Yayasan Pitra Yadnya Indonesia

2. Sambutan Dirjen Bimas Hindu Atau Yang Mewakili

3. Dharma Wacana

Persiapan Homa Yadnya

Nganteb/Mengundang Tuhan Untuk Berkenan Hadir

Menyusun Kayu Pada Kunda

1. Ancamana Bersama-Sama (Pembersihan Diri)

2. Membaca Brahma Samhita

3. Mengundang Api Homa

Homa Yadnya Dimulai

1. Brahma Yajnam

2. Purusa Sukta

3. Sri Sukta

Yajamana Ke Photo Almarhum/Leluhur

1. Puspanjali

2. Membaca 1 Sloka Bhagavad Gita

3. Mempersembahkan Air Gangga

4. Mempersembahkan Maha Prasadam

Kembali Ke Homa Yadnya

1. Prayascita

2. Vaisahnawa Homa

3. Purna Ahuti

4. Tilak Darana

5. Membagikan Buah

6. Selesai

Penutup

4

Brahma Samhita Doa Pujian Dewa Brahma kepada Govinda (Krishna)

(Section: chapter 5 Verses 1, 29 – 56) Author: Vyasadeva (Compiler of Veda)

Ishvarah Paramah Krishnah

Sac-cid-ananda-vigraha

Anadir Adir Govinda

Sarva-karana-karanam

Chintamani Prakara-sadmasu Kalpa-vriksha-

Laksavriteshu Surabhir Abhipalayantam

Lakshmi-sahasra-shata- Sambhrama-sevyamanam

Govindam Adi-purusham Tam Aham Bhajami

Venum Kvanantam Aravinda-dalayataksam

Barhavatam Samasitambuda-sundarangam

Kandarpa-koti-kamaniya Vishesha-shobham


Alola-chandraka-lasad- Vanamalya-vamshi-

Ratnangadam Pranaya-keli-kala-vilasam

Shyamam Tribhanga-lalitam Niyata-prakasham


Angani Yasya Sakalendriya-vrittimanti

Pashyanti Panti Kalayanti Chiram Jaganti

Ananda-chinmaya-sad-ujjvala- Vigrahasya


5

Brahma Samhita Doa Pujian Dewa Brahma kepada Govinda (Krishna)

6

Advaitam Achyutam Anadim Ananta-rupam

Adyam Purana-purusham Navayauvanam Cha

Vedesu Durlabham Adurlabham Atma-bhaktau


Panthas Tu Koti-shata-vatsara-sampragamyo

Vayor Athapi Manaso Muni-pungavanam

So 'Pyasti Yat Prapada-simny Avichintya-tattve


Eko 'Py Asau Racayitum Jagad-anda-kotim

Yac Chaktir Asti Jadad-anda-caya Yad-antah

Andantara-stha-paramanu- Chayantara-stham


Yad Bhava-bhavita Dhiyo Manujas Tathaiva

Samprapya Rupa-mahimasanayanabhushaha

Suktair Yam Eva Nigama-prathitaih Stuvanti


Ananda-chinmaya-rasa- Pratibhavitabhis-

Tabhir Ya Eva Nija-rupataya Kalabhihi

Goloka Eva Nivasaty Akhilatma-bhuto


Premanjana-cchurita-bhakti- Vilochanena

Santah Sadaiva Hridayeshu Vilokayanti

Yam Shyama-sundaram Achintya-guna-svarupam


Ramadi-murtishu Kala-niyamena Tishthan

Nanavataram Akarod Bhuvaneshu Kintu

Krishnah Svayam Samabhavat Paramaha Puman Yo


Yasya Prabha Prabhavato Jagad-anda-koti-

Kotisu Ashesha-vasudhadi-vibhuti- Bhinnam

Tad Brahma Nishkalam Anantam Ashesha-bhutam


7

Maya Hi Yasya Jagad-anda-shatani Sute

Traigunya-tad-vishaya-veda- Vitayamana

Sattvavalambi-para-sattva- Visuddha-sattvam


Ananda-chinmaya-rasatmataya Manahsu

Yah Praninam Pratiphalam Smaratam Upetya

Lilayitena Bhuvanani Jayaty Ajasram


Goloka-namni Nija-dhamni Tale Cha Tasya

Devi-mahesha-hari-dhamasu Teshu Teshu

Te Te Prabhava-nichaya Vihitash Cha Yena


Srishti-sthiti-pralaya- Sadhana-shaktir Eka

Chayeva Yasya Bhuvanani Vibharti Durga

Icchanurupam Api Yasya Che Cheshtate Sa


Kshiram Yatha Dadhi Vikara-vishesha-yogat

Sanjayate Na Hi Tatah Prithag Asti Hetoho

Yah Shambhutam Api Tatha Samupaiti Karyad


Diparchir Eva Hi Dashantaram Abhyupetya

Dipayate Vivrita-hetu-samana-dharma

Yas Tadrig Eva Hi Cha Vishnu-taya Vibhati


Yah Karanarnava-jale Bhajati Sma Yoga-

Nidram Ananta-jagad-anda-saroma- Kupaha

Adhara-shaktim Avalambya Param Sva-murtim


Yasyaika-nishvasita-kalam Athavalambya

Jivanti Loma-vilaja Jagad-anda-nathaha

Vishnur Mahan Sa Iha Yasya Kala-vishesho


Yasyaika-nishvasita-kalam Athavalambya

Jivanti Loma-vilaja Jagad-anda-nathaha

Vishnur Mahan Sa Iha Yasya Kala-vishesho


8

Bhasvan Yathashma-shakaleshu Nijeshu Tejaha

Sviyam Kiyat Prakatayaty Api Tadvad Atra

Brahma Ya Esa Jagad-anda-vidhana-karta


Yat-pada-pallava-yugam Vinidhaya Kumbha-

Dvandve Pranama-samayesa Ganadhirajaha

Vighnan Vihantum Alam Asya Jagat-trayasya


Agnir Mahi Gaganam Ambu Marud-dishash Cha

Kalas Tathatma-manasiti Jagat-trayani

Yasmad Bhavanti Vibhavanti Vishanti Yam Cha


Yac Chakshur Esha Savita Sakala-grahanam

Raja Samasta-sura-murtir Ashesha-tejaha

Yasyajnaya Bhramati Sambhrita-kala-chakro


Dharmo 'Tha Papa-nicayah Shrutayas Tapamshi

Brahmadi-kita-patagavadhayash Cha Jivaha

Yad Datta-matra-vibhava-prakata- Prabhava


Yas Tv Indra-gopam Athavendra-maho Sva-karma-

Bandhanurupa-phala-bhajanam Atanoti

Karmani Nirdahati Kintu Cha Bhakti-bhajam


Yam Krodha-kama-sahaja-pranayadi- Bhiti-

Vatsalya-moha-guru-gaurava- Sevya-bhavaihai

Sanchintya Tasya Sadrishim Tanum Apurete


Sriyah Kantah Kantah Parama-purusah Kalpa-taravo

Druma Bhumis Cintamani-gana-mayi Toyam Amrtam

Katha Ganam Natyam Gamanam Api Vamsi Priya-sakhi

Cid-anandam Jyotih Param Api Tad Asvadyam Api Ca

Sa Yatra Ksirabdhih Sravati Surabhibhyas Ca Su-mahan

Nimesardhakhyo Va Vrajati Na Hi Yatrapi Samayah

Bhaje Svetadvipam Tam Aham Iha Golokam Iti Yam

Vidantas Te Santah Ksiti-virala-carah Katipaye

Shraddha Kriya Shraddha secara umum berarti Keyakinan (faith). Upacara Shraddha Kriya dalam tradisi Veda adalah upacara menghormatan kepada Leluhur yang sudah meninggal dalam bentuk memberikan Pinda (makanan) atau dalam hal ini dalam bentuk Maha Prasadam dari Upacara Homa/Agni Hotra (api suci). Maha Prasadam adalah makanan pilihan yang satwik yang telah dipersembahkan kepada Sri Vishnu. Dan Upacara Agni Hotra adalah upacara mempersembahkan mantra dan biji - bijian kepada Tuhan Sri Krishna/Sri Vishnu melalui perantara Dewa Agni.

Atau dengan kata lain Upacara Shraddha Kriya adalah upacara mempersembahkan Maha Prasadam Tuhan Sri Krishna/Sri Vishnu kepada para leluhur. Dengan menerima Maha Prasadam, jika beliau terjebak di alam-alam bawah, atau terjebak dalam kehidupan neraka, ataupun terjebak dalam badan makhluk-makhluk bawah (hantu dan sejenisnya), beliau akan dibebaskan dengan segera.

9

Doa Sang Yajamana :

Diucapkan pada saat mempersembahkan Air Gangga

“OM GAYADINI CA TIRTHANI YE CA PUNYAH SILOCAYAH KURUKSETRAM CA

GANGAM CA YAMUNAM CA SARIDVARAM KAUSIKIM CANDRABHAGAM CA

SARVA PAPA PRANASINIM BHADRAVAKATAM GANDAKIM SARAYUM

PANASAM TATHA VAINAVAM CA VARAHAM CA TIRTHAM PINDARAKAM TATHA

PRTHIVYAM YANI TIRTHANI SARITAH SAGARAMS TATHADHYAVA TU MANASA SARVE KRTA SNANAM GATAYUSAM”

Diucapkan pada saat memberikan Maha Prasadam ke Foto Leluhur

Bagi Leluhur Laki-Laki :

{NAMA LELUHUR]….. DASAM SITA LODA KENA TARPAYAMI

Bagi Leluhur Perempuan :

{NAMA LELUHUR]….. DASIM SITA LODA KENA TARPAYAMI

Manfaat melakukan Upacara Shraddha Kriya

Membayar hutang kepada leluhur sama pentingnya dengan membayar hutang kepada Tuhan, Guru Kerohanian dan masyarakat. Adalah tugas/dharma dari keturunannya untuk menghormati leluhur mereka, memberikan sumbangan dan perbuatan baik yang menyenangkan hati mereka.

Mahabharata 1.74.39 menjelaskan bahwa leluhur menjadi puas hanya setelah menerima pinda dan air dari putra mereka. Di dalam Mahabharata terdapat penjelasan tentang siapa yang memenuhi syarat untuk dipanggil sebagai anak. Anak melindungi jiwa leluhurnya dari Neraka Puta. Oleh karena itu 'Putra' adalah orang yang dapat memastikan leluhurnya melanjutkan perjalan ke alam yang lebih tinggi. Dengan demikian maka setiap anak sudah seharusnya melakukan upacara Shraddha Kriya bagi orang tua dan leluhurnya.

Taittiriya Upanishad 1.11 menjelaskan bahwa seseorang seharusnya tidak melakukan kesalahan dalam setiap tugas yang dilakukan terhadap Tuhan/leluhur. Seseorang seharusnya tidak menghindari upacara ini.

Bhagavad Gita. 1.41-43 menjelaskan bahwa oleh karena keturunannya tidak mengikuti tradisi juga tidak melaksanakan shraddha kriya maka leluhur orang itu harus tinggal di neraka (jatuh) begitu pula dengan mereka sendiri dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat tidak terjadi.

Brahmavaivarta Purana menjelaskan bahwa kegiatan yang berhubungan dengan leluhur sama pentingnya dengan kegiatan yang berhubungan dengan Tuhan. Seseorang yang melakukan upacara Shraddha Kriya dengan tekun dan sesuai dengan kondisi keuangannya, dia memuaskan semua orang dari Dewa Brahma bahkan sampai rerumputan.

Brahma Purana menjelaskan bahwa tak seorang pun anggota keluarga orang yang melakukan upacara Shraddha Kriya yang tidak bahagia.

10

Tugas Seorang Putra

Putra-pinda Putrārthe kriyate bhāryā. Bhāryā berarti istri, istri diterima hanya untuk melahirkan anak/Putra, sehingga disebut dharma-patnī. Seorang anak mempunyai tugas upacara khusus kepada orang tua yang sudah meninggal yaitu melakukan “putra-pinda-prayojanam”. Pinda adalah persembahan prasadam untuk leluhur. Pun-nāmno narakād yasmāt trāyate iti putrah yang artinya Putra adalah yang menyelamatkan leluhurnya dari alam neraka. Neraka loka adalah tempat dimana para pendosa di hukum, jika seseorang dengan tindakan berdosa dikirim ke neraka, maka putra-lah yang berkewajiban membebaskannya. Pu, dan trāyate, kemudian tra, jika dikombinasikan bersama, itu menjadi putra. Jadi putra memiliki makna menurut Weda adalah "yang bisa membebaskan nenek moyangnya jika kebetulan dia jatuh dalam kondisi neraka. Setelah kematian, jika kebetulan tidak mendapatkan kehidupan biasa atau pergi ke kondisi kehidupan yang mengerikan, maka anaknya harus bertanggung jawab melaksanakan upacara shraddha kriya.

Referensi Sastra Persiapan untuk Berpulang ke Dunia Rohani

I. Bhagavad Gita menurut aslinya

II. Srimad Bhagavatam (Bhagavata Purana)

III. Skanda Purana

IV. Śrī Caitanya-caritāmṛta

V. Bṛhan-nāradīya Purāṇa

VI. Garuḍa Purāṇa

VII. Buku “A Second Chance”

Bhagavad Gita 1.41

“sańkaro narakāyaiva kula-ghnānām kulasya ca

patanti pitaro hy esām lupta-pindodaka-kriyāh”

Artinya:

Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diinginkan tentu saja menyebabkan keadaan seperti di neraka baik bagi keluarga maupun mereka yang membinasakan tradisi keluarga. Leluhur keluarga-keluarga yang sudah merosot seperti itu jatuh, sebab upacara-upacara untuk mempersembahkan makanan dan air kepada leluhur terhenti sama sekali.

Penjelasan:

Menurut aturan dan peraturan kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, makanan dan minuman perlu dipersembahkan secara teratur kepada leluhur keluarga. Persembahan tersebut dilakukan dengan cara sembahyang kepada Sri Vishnu, sebab mencicipi sisa makanan yang sudah dipersembahkan kepada Sri Vishnu terlebih dahulu dapat menyelamatkan seseorang dari segala jenis perbuatan yang berdosa. Kadang-kadang para leluhur menderita karena berbagai jenis reaksi dosa, dan kadang-kadang beberapa di antaranya tidak dapat memperoleh badan material yang berwujud sehingga mereka terpaksa hidup dengan badan halus sebagai hantu. Apabila makanan yang telah dipersembahkan kepada Sri Vishnu yang disebut Prasadam, dipersembahkan kepada leluhur oleh anggota keluarganya, maka para leluhurnya akan dibebaskan dari kehidupan sebagai hantu atau jenis-jenis kehidupan sengsara lainnya. Pertolongan seperti itu terhadap leluhur adalah jenis tradisi keluarga, dan orang yang belum hidup di dalam bhakti diharuskan melakukan upacara-upacara seperti itu. Orang yang menekuni hidup bhakti tidak diharuskan lagi melakukan kegiatan seperti itu karena hanya dengan melakukan bhakti seseorang dapat menyelamatkan beribu-ribu leluhurnya dari segala jenis kesengsaraan.

11

Bhagavad Gita 2.65

“prasāde sarva-duhkhānām hānir asyopajāyate

prasanna-cetaso hy āśu buddhih paryāvat isthate” Artinya:

Dengan memperoleh karunia Tuhan (prasadam), kesengsaraan kehidupan material (sarva-duhkanam) tidak ada lagi pada orang yang puas seperti itu, dengan kesadaran yang puas seperti itu, kecerdasan seseorang mantap dalam waktu singkat. 'Prasada' secara harfiah artinya Karunia Tuhan.

Srimad Bhagavatam 7.15.7

“na dadyād āmiṣaṁ śrāddhe

na cādyād dharma-tattvavit

muny-annaiḥ syāt parā prītir

yathā na paśu-hiṁsayā”

Artinya:

Orang yg menginsafi prinsip-prinsip kebenaran hendaknya tidak pernah mempersembahkan daging, telor dalam upacara Shraddha/persembahan pada leluhur dan bahkan kalaupun dia seorang ksatria, dia sendiri hendaknya tidak makan makanan seperti itu. Ketika makanan yang pantas yang terbuat dari ghee dihidangkan untuk orang-orang suci, hal itu menyenangkan para leluhur dan Tuhan (yang tidak pernah senang ketika binatang dibunuh atas nama yadnya).

SB 1.19.24

“tataś ca vaḥ pṛcchyam imaṁ vipṛcche, viśrabhya viprā iti kṛtyatāyām sarvātmanā mriyamāṇaiś ca kṛtyaṁ, śuddhaṁ ca tatrāmṛśatābhiyuktāḥ”

Oh brāhma yang terpercaya, sekarang saya bertanya tentang tugas mendesak saya. Setelah pertimbangan yang matang, mohon ceritakan tugas yang tidak tercemar untuk semua orang dalam segala situasi mereka, dan khususnya bagi mereka yang akan meninggal.

SB 2.1.5 - Oh keturunan Raja Bharata, orang yang ingin bebas dari segala penderitaan harus mendengar, memuliakan dan juga mengingat Kepribadian Tuhan, mengingat siapa itu Supersoul, pengendali yang paling utama dan penyelamat dari semua penderitaan.

SB 2.1.6 - Kesempurnaan tertinggi dari kehidupan sebagai manusia, yang dicapai melalui pengetahuan lengkap tentang materi dan sang roh, atau dengan melatih kekuatan mistis, atau dengan secara sempurna meninggalkan tugas-tugas pekerjaan, adalah mengingat Kepribadian Tuhan di akhir hayat (menjelang kematian).

12

13

Bhagavad-gītā (8.6)

“yaṁ yaṁ vāpi smaran bhāvaṁ tyajaty ante kalevaram

taṁ tam evaiti kaunteya sadā tad-bhāva-bhāvitaḥ”

“Keadaan apapun yang diingat saat dia meninggalkan badannya, keadaan itu akan dia

capai tanpa gagal. "

14

Bhagavad-gītā (4.9)

janma karma ca me divyam evaṁ yo vetti tattvataḥ

tyaktvā dehaṁ punar janma naiti mām eti so 'rjuna

“Seseorang yang mengetahui sifat transendental bentuk penampilan dan aktivitas-Ku, setelah

meninggalkan tubuh, tidak dilahirkan kembali di dunia material ini, tetapi mencapai tempat

tinggal-Ku yang kekal, Oh Arjuna.”

15

Srīmad-Bhāgavatam (2.1.6)

etāvān sāṅkhya-yogābhyāṁ svadharma-pariniṣṭhayā

janma-lābhaḥ paraḥ puṁsām ante nārāyaṇa-smṛtiḥ

" Kesempurnaan tertinggi dalam kehidupan sebagai manusia, yang dicapai dengan pengetahuan lengkap tentang materi dan sang roh, dari memperoleh kekuatan mistis, atau dengan melepaskan tugas-tugas pekerjaan, adalah untuk mengingat Nārāyaṇa, Kepribadian Tuhan, di akhir hayatnya. “

Entah bagaimana caranya, oleh karena itu, Ajāmila secara sadar atau tidak sadar menyebut nama Nārāyaṇa pada saat kematian dan menjadi sempurna

YAMARAJA mengatakan kepada Yamaduta:

SB 6.3.29 – Hamba-ku terkasih, tolong bawakan kepadaku hanya orang-orang berdosa yang tidak menggunakan lidah mereka untuk mengucapkan nama suci dan kualitas Kṛṣṇa, yang hatinya tidak mengingat kaki padma Kṛṣṇa sekali saja, dan yang tidak menundukkan kepalanya bahkan sekali saja kepada Sri Kṛṣṇa. Kirimkan kepadaku orang-orang yang tidak menjalankan tugas mereka terhadap Sri Viṣṇu, yang merupakan satu-satunya tugas dalam kehidupan manusia. Tolong bawakan kepadaku semua orang kurang ajar dan kasar itu.

Śrīmad-Bhāgavatam (6.3.31)

tasmāt saṅkīrtanaṁ viṣṇor jagan-maṅgalam aṁhasām

mahatām api kauravya viddhy aikāntika-niṣkṛtam

“Śukadeva Gosvāmī melanjutkan: Raja yang terkasih, menyanyikan nama suci Tuhan mampu mencabut bahkan reaksi dosa terbesar. Oleh karena itu, gerakan saṅkīrtana adalah aktivitas yang paling menguntungkan di seluruh alam semesta. Cobalah untuk memahami hal ini sehingga orang lain menganggapnya serius.”

16

nāmno hi yāvatī śaktiḥ pāpa-nirharaṇe hareḥ

tāvat kartuṁ na śaknoti pātakaṁ pātakī naraḥ

"Cukup dengan mengucapkan satu nama suci Tuhan Hari, seorang yang berdosa dapat menangkal reaksi dosa lebih banyak daripada yang bisa dia lakukan.“

avaśenāpi yan-nāmni kīrtite sarva-pātakaiḥ

pumān vimucyate sadyaḥ siṁha-trastair mṛgair iva

"Jika seseorang menyanyikan nama suci, bahkan dalam kondisi tidak berdaya atau tanpa keinginan untuk melakukannya, semua reaksi berdosa segera pergi, seperti raungan singa yang menyebabkan hewan kecil di hutan melarikan diri karena takut."

17

Skanda Purana

hari-namadmoksara-yuktom bhale gopl-mrddnkitam tulasi-

mdlikoraskarh sprseyur na yamodbhatah

"Mereka yang tubuhnya dihiasi dengan tilaka atau gopi-candana, dan menandai sekujur tubuhnya dengan Nama Suci Tuhan, dan yang leher dan dadanya dihiasi dengan tulasi-mala, tidak akan pernah didekati oleh para Yamaduta. "

(Bṛhad-viṣṇu Purāṇa)

(Garuḍa Purāṇa)

(Skanda Purāṇa)

sakṛd uccāritaṁ yena harir ity akṣara-dvayam baddha-parikaras tena

mokṣāya gamanaṁ prati

"Seseorang yang pernah mengucapkan nama suci Tuhan, yang terdiri dari dua suku kata Ha-Ri, terjamin jalannya menuju pembebasan."

Caitanya-caritāmṛta, Antya-līlā (3.69)

tumi ye kariyācha ei ucca saṅkīrtana sthāvara-jaṅgamera sei hayata’ śravaṇa

"Ketika seseorang menyanyikan Hare Kṛṣṇa (SANKIRTANA) dengan keras, setiap makhluk hidup, bergerak maupun tidak, akan mendapat keuntungan."

18

Om Shanti Shanti Shanti Om

19

Jakarta 31 Maret 2018

Documents

KEMATIAN (BERPULANG KE DUNIA ROHANI) PERSIAPAN, …pitrayadnya.com/page/main/download/legalitas?file=82aa2020a8b1cc9... · Yas Tadrig Eva Hi Cha Vishnu-taya Vibhati Govindam Adi-purusham