Upload
ginger-davis
View
81
Download
20
Embed Size (px)
DESCRIPTION
listrik
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Luka listrik adalah salah satu jenis luka karena peristiwa fisika. Trauma
listrik terjadi saat seseorang menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik
atau disebabkan oleh terkenanya pada saat berada dekat dengan sumber listrik.
Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung dengan arus
listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia
akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan
tubuh. Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah
terjadi kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak.
Luka yang diakibatkan oleh arus listrik yang fatal umumnya disebabkan
oleh kecelakaan, dan lebih sering pada arus searah (DC) daripada bolak-balik
(AC). Kerusakan yang diakibatkan oleh trauma listrik disebabkan oleh dua
mekanisme yaitu terjadinya pemanasan dan aliran listrik itu sendiri yang melewati
jaringan. Pemanasan akan menyebabkan nekrosis koagulatif dan aliran listrik pada
jaringan akan menyebabkan kerusakan membran sel. Kerusakan terbesar biasanya
pada sel-sel saraf pembuluh darah dan otot. Akibat fatal dari sengatan listrik
adalah kematian atau biasa disebut electrocution.
Kasus kecelakaan karena listrik dapat terjadi dimana saja, bahkan sebagian
besar berada di rumah/menggunakan perabot rumah tangga. Dari hasil penelitian
tahun 2001 di Amerika Serikat yang telah memiliki standard keselamatan yang
lebih tinggi dibandingkan kebanyakan negara berkembang ternyata memiliki
cukup banyak kasus kematian yang disebabkan oleh sengatan listrik. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh National Center for Health Statistics, Consumer
Product Safety Commission/EHHA ternyata installasi kabel menduduki urutan
pertama, yaitu 23% total kasus kematian, sementara penggunaan peralatan rumah
tangga menyumbang 17% kasus kematian.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Luka listrik adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang
merupakan jenis trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda
yang memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat
berubahnya energi listrik menjadi energi panas.
Arus listrik bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi ke potensial
rendah. Arahnya sama dengan arah gerak muatan-muatan positif (berlawanan arah
dengan elektron-elektron).
Bagian-bagian listrik, antara lain :
a. Arus listrik (I)
a. Arus listrik searah atau direct current (DC)
mengalir secara terus menerus ke satu arah, dipakai dalam
industri elektrolisis, misalnya pada pemurnian dan
pelapisan/penyepuhan logam. Juga digunakan pada telepon
(30-50 volt), dan kereta listrik (600-1500 volt). Sumber
misalnya baterai dan accu.
b. Arus listrik bolak-balik atau alternating current (AC)
mengalir bolak-balik, digunakan di rumah-rumah dan pabrik-
pabrik, biasanya 110 volt atau 220 volt, jauh lebih berbahaya
daripada arus DC, tubuh manusia 4-6 kali lebih sensitif
terhadap arus AC.
b. Frekuensi listrik
Satuan : cycle per second atau hertz, yang paling sering digunakan 50
dan 60 Hertz, yang paling tinggi 1 jt hertz dengan voltage 20.000-
40.000 volt tidak begitu berbahaya dapat digunakan sebagai diatermi.
Tubuh sangat tidak peka terhadap frekuensi yang sangat tinggi atau
2
sangat rendah, contohnya kurang dari 40 hertz atau lebih dari 1.000
Hertz.
c. Tegangan (voltage/V)
Satuan : volt. 1 volt = tenaga listrik yang dibutuhkan untuk
menghasilkan intensitas listrik sebesar 1 ampere melalui sebuah
konduktor (penghantar) yang memiliki tahanan sebesar 1 ohm.
- Voltase rendah (110-460 V) misalnya penerangan,
pabrik, tram listrik.
- Voltase tinggi (= 1.000 V) misalnya transpor arus listrik.
- Voltase sangat tinggi (20.000-1.000.000 V) misalnya deep X-rays
therapy dan diatermi. Diatermi : frekuensi 1 juta Hz dan tegangan
20 ribu - 40 ribu volt. Kuat arus yang sering kita gunakan dibawah
6 ampere. LET GO CURRENT = kuat arus dari aliran listrik dimana
korban masih bisa melepaskan diri darinya.
d. Tahanan/hambatan listrik (resistance/R)
Satuan : ohm. Menurut hukum Ohm, besarnya intensitas listrik (I)
sama dengan besarnya tegangan/voltage (V) dibagi dengan tahanan
(R) dari medium.
Panas yang terjadi tergantung dari :
1. banyaknya arus
2. lamanya kontak
3. besarnya hambatan
Hal ini sesuai dengan rumus :
Keterangan : W = panas yang dihasilkan (kalori)
I = kuat arus (ampere)
R = hambatan (ohm)
t = waktu (detik)
2.2 Etiologi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, trauma listrik terjadi saat
seseorang menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau bisa
disebabkan pada saat berada dekat dengan sumber listrik.
3
VI = ---
R
W = I2 R t
Secara umum, terdapat 2 jenis tenaga listrik:
a. Tenaga listrik alam, seperti petir dan kilat.
b. Tenaga listrik buatan meliputi arus listrik searah (DC) seperti baterai
dan accu, dan arus listrik bolak-balik (AC) seperti listrik PLN pada
rumah maupun pabrik
2.3 Patofisiologi
a. Melewati jantung biasanya ketika tangan melakukan kontak dengan
konduktor yang hidup, badan, kaki dan tangan yang berlawanan
melakukan kontak dengan bumi. Itu dapat di klaim yang paling berbahaya
jika melakukan kontak dengan tangan kanan dan berakhir di kaki, ini
menyebabkan aliran listrik melewati secara oblik seanjang aksis jantung.
Dibandingkan dengan variabel voltase lainnya, resistensi kulit dan waktu ,
hipotesis ini kelihatannya immaterial, walaupun rute ini meningkatkan
aliran listrik melewati jantung oleh suatu faktor yang dibandingkan dengan
pemasukkan dari tangan kiri. Proses fatal nya adalah disritmia jantung,
biasanya ventrikuler fibrilasi yang berakhir dengan asistole.
b. Sedikit sering, aliran listrik yang melewati dada dan abdomen
menyebabkan paralisis respirasi dari spasme otot intercostae dan
diafragma.
c. Jarang, listrik melewati kepala dan leher, biasanya dalam lingkaran ketika
kepala seorang pekerja berada dibawah sumber listrik yang melakukan
kontak dengan konduktor. Dalam keadaan seperti itu, mungkin dengan
efek secara langsung pada batang otak sehingga pusat jantung dan
respirasi paralisis.
Pada umumnya, toleransi data digabungkan pada syok elektrik dan ahli
elektrik professional sering bekerja pada konduktor 240 V dengan impunity. Ini
kelihatan lebih seperti harapan syok menurunkan sensitivitas,tapi hanya sebagai
jembatan untuk melakukan kontak kurang dari yang dapat diperbaiki untuk
kerusakan psikologis atau struktural.
4
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Trauma Akibat Listrik
Pertimbangan Elektrik
Elektron akan dipindahkan ke sekeliling sirkuit oleh perbedaan potensial
diantara dua poin, yang mana dapat dilihat diatas sebagai tekanan listrik, diukur
dengan volt (V). Jumlah elektron mengalir menghasilkan aliran listrik, analogi
pada volume listrik dan diukur dengan ampere, walaupun ada diskusi sekarang,
milliampere (mA) lebih relevan pada efek biologis. Jaringan juga mempunyai
resistensi pada aliran listrik. Ada hubungan matematika diantara perbedaan
potensial, aliran listrik, resistensi yang dikenal dengan hukum Ohm, yang mana
aliran listrik berbanding lurus dengan voltase dan berbanding terbalik dengan
resistensi. Hukum ini mempertimbangkan pada kerusakan elektrik biologi.
Aliran Listrik Searah dan Bolak balik
Selain orang yang bekerja dalam bidang elektrik di Folklore tidak ada
keraguan pada listrik searah (DC) adalah lebih berbahaya dibanding arus listrik
bolak balik, arus listrik 50 – 80 mA AC data bersifat fatal ada yang kedua,
dimana 250 mA DC untuk waktu yang sama sering masih bertahan. Arus searah
sebanyak 4 – 6 kali dapat menyebabkan kematian, sebagian karena mengalami
efek yang diuraikan dibawah ini, yang mana hasil spasme otot tetanoid dan
mencegah korban dari melepaskan konduktor yang hidup.
Arus listrik berbolak balik juga banyak menimbulkan aritmia jantung
dibandingkan arus listrik searah. Muatan AC 100 mA selama 1/5 detik dapat
menyebabkan fibrilasi ventrikel dan henti jantung. Ampere yang tinggi berupa
arus searah (diatas 4 A) mungkin menyebabkan aritmia jantung sampai ritme
sinus yang terbalik defibrilasi medis. Frekuensi medis AC 50 siklus /detik (cps)
walaupun beberapa sistem di Amerika dan Eropah mengalir pada 60cps. Aliran
listrik yang berubah-ubah dari 40 hingga 150 cps adalah paling berbahaya karena
bisa menyebabkan fibrilasi ventrikel, tetapi kebanyakan sumber listrik berada
pada kisaran cps ini. Cps lebih dari 150, fibrilasi kurang terjadi karena frekuensi
yang meningkat. Pada 1720 cps, jantung fibrilasi 20 kali kurang dari 150 cps.
5
Aliran listrik
Derajat kerusakan jaringan sebanding dengan jumlah aliran listrik yang
mengalir melaluinya. Kuantitas ini ditunjukkan oleh jumlah elektron per unit
waktu dan harus diukur dengan `columbs’ yang merupakan hasil amperes dan
detik, walaupun amperes dijadikan sebagai indeks aliran listrik. Menurut hukum
Ohm, listrik bergantung pada voltase, resistensi jaringan dan untuk kerusakan
jaringan, serta waktu untuk pengaliran listrik. Pada patologi forensik, serangan
listrik bisa membunuh, kebanyakan kematian diakibatkan oleh disritmia jantung,
yang paling penting adalah kegagalan jantung akut akibat listrik. Menurut
kebanyakkan penulis, biasanya aliran listrik 50-80 mA melalui jantung selama
lebih dari beberapa detik boleh menyebabkan kematian. Aliran listrik yang bisa
ditoleransi oleh manusia biasa adalah 30 mA yang dialirkan melalui tangan,
menghasilkan kontraksi otot yang sangat nyeri. Kesadaran hilang pada aliran
listrik lebih kurang 40mA (Lobl), serta listrik bertahan selama beberapa detik
pada 50-80mA dimana bisa menyebabkan kematian.
Voltase
Untuk menghasilkan aliran listrik yang bisa membunuh melalui dada, kita
memerlukan voltase yang sesuai dialirkan melalui permukaan kulit. Hukum Ohm
menyatakan bahwa voltase yang minimal diperlukan untuk menghasilkan 50mA
serta untuk menghasilkan fibrilasi ventrikel. Kebanyakan kematian terjadi akibat
voltase domestic yaitu 240, walaupun di beberapa daerah di Amerika Serikat dan
Eropa, voltase lebih dari 110 berbahaya. Kematian biasanya dijumpai pada voltase
kurang dari 110, karena hanya sedikit sumber listrik menggunakan voltase antara
110V hingga dan 12 serta 24 V digunakan pada kendaraan sistem listrik. Menurut
laporan Polson ada kematian pada 24V pada seorang pria yang terperangkap di
bawah kendaraan untuk beberapa jam. Kasus ini menunjukkan kepentingan
waktu dalam trauma listrik. Voltase yang sangat tinggi, seperti yang ada pada
sistem transmisi listrik dan alat listrik, bisa lebih aman pada beberapa keadaan,
karena aliran listrik bisa membuat fisik yang berkontak dengan alat itu jatuh jauh
6
dari sumber tersebut sehingga mengurangi waktu kontak minimal dan
menghindari henti jantung.
Resistensi
Pertahanan mayor pada listrik adalah kulit, dimana kulit mempunyai
resistensi yang jauh lebih tinggi dibanding dengan jaringan dalam. Hal ini
menyebabkan luka bakar listrik terjadi pada kulit, karena resistensi menyebabkan
transfer kekuatan listrik dari elektron ke kulit. Setelah di dalam dermis, sitoplasma
yang semi-cair, terutama sistem vaskuler yang penuh dengan cairan yang kaya
dengan elektrolit, mengalirkan listrik dengan mudah. Resistansi kulit berbeda
menurut ketebalan keratin pada epidermis, dimana telapak tangan dan telapak kaki
mempunyai resistansi yang jauh lebih tinggi dibanding dengan bagian lain.
Resistansi rata-rata adalah antara 500 hingga 10000 ohms untuk daerah selain
telapak tangan dan telapak kaki, yang bisa memberi 1 milliyar ohm resistansi
setelah kering. Faktor yang lebih penting adalah kekeringan kulit yang
mempengaruhi resistensi. Apabila kering telapak tangan mempunyai resistensi
hampir 1 milliyar ohm, dan apabila basah resistensinya hanya mencapai 1200ohm.
Menurut Jellinek resitensi telapak tangan seorang pekerja kuli bisa
mencapai 1 hingga 2 milliyar ohm ; Jaffe menyatakan keringat pada telapak
tangan bisa menurunkan resistensi menjadi 30 000 hingga 2500 ohm. Apabila
listrik mulai mengalir, resistensi kulit akan semakin menurun akibat pertukaran
elektrolit di kulit, yang bisa mencapai 380ohm. Untuk voltase yang sudah
terfiksir, seperti sumber listrik 240V, hasil aliran listrik akan menjadi lebih tinggi
jika kulit basah atau berkeringat. Hal ini menjelaskan bahaya yang ada di kamar
mandi dan penggunaan alat listrik di tempat yang lembap. Pada kondisi begini,
kata alternatif digunakan (biasanya pada kasus forensik) resistensi diganti dengan
`impedance’, tapi istilah ini tidak relevan pada aspek patologis.
2.5 Efek Trauma Listrik
Salah satu efek aliran listrik yang mempunyai implikasi praktis yaitu
spasme otot rangka apabila aliran listrik mencapai 10 dan 40 mA pada 50 cps.
7
Biasanya titik masuk listrik adalah pada tangan, otot fleksor yang kuat pada
tangan menjadi spasme sehingga tangan tertahan di suatu tempat sehingga tidak
bisa dialihkan (hold-on effect). Hal ini berarti, segala sesuatu objek yang
digunakan dengan tangan bisa mengalirkan aliran listrik seperti peralatan atau
kabel, benda-benda tidak dapat dilepaskan dan arus tetap mengalir. Ini menambah
waktu elemen dan secara progresif memperparah resiko luka bakar kutan dan
gangguan jantung dan respirasi. Kesetrum dapat dirasakan pada kulit dengan arus
sebesar 1 mA dan lengket dengan arus sebesar 9-10 mA.
2.6 Mekanisme Kematian Akibat Trauma Listrik
Seperti yang diketahui, kebanyakan kematian akibat arus listrik
disebabkan aritmia jantung biasanya fibrilasi ventrikel yang berakhir dengan gagal
jantung. Ini disebabkan oleh perjalanan arus melalui miokardium, terutama dalam
lapisan epikardial superfisial, dan juga melalui endokardium. Arus mempunyai
efek searah pada sinktium miokardium. Apabila kematian terjadi akibat henti
jantung, tubuh biasanya pucat atau sedikit kongestif, autopsi hanya bisa terlihat
luka eksternal. Mekanisme kedua kematian adalah henti nafas, di mana arus listrik
melalui toraks mengakibatkan otot interkosta dan diafragma menjadi spasma atau
lumpuh. Dalam kedua kasus, respirasi terbatas dan kematian akibat kongesti-
hipoksi terjadi. Batang otak jarang terganggu sewaktu arus melalui kepala. Baik
henti jantung atau paralisis respiratori kemudian terjadi.
Kebanyakan kematian akibat listrik tidak diobservasi, orang yang mati
akibat kesetrum biasanya ditemukan sehingga mekanisme kematian tidak
diketahui. Kadang-kadang mekanisme kematian yang disaksikan sukar
diterangkan secara fisiologis, sehingga ada kelambatan (beberapa minit) di antara
shok dan kematian. Dalam interval, korban bisa sadar dan kelihatian membaik.
Sukar diketahui kenapa henti jantung terjadi secara tiba-tiba setelah arus listrik
dimatikan tetapi dicurigakan gangguan jantung atau tisu neural. Akhirnya apabila
mendiskusikan mekanisme kematian, harus diingat bahwa trauma bukan akibat
listrik adalah sering. Dalam suatu penelitian oleh Bissig, sekitar 15% kasus
terdapat cedera akibat jatuh dan cedera yang lainnya. Dalam kecelakaan industri
8
dan apabila bekerja dengan kabel listrik, korban shok bisa tercampak dari
ketinggian atau mengalami spasma otot yang dapat menyebabkan fraktur.
2.7 Tanda Sengatan Listik
Titik sengatan pada tubuh dapat meninggalkan lesi kulit yang dinamakan
luka bakar listik atau tanda sengatan listrik tapi istilah Joule burn semakin
dikenali. Ini adalah tempat masuknya arus, tapi tanda lain dapat muncul pada area
di mana tubuh berada. Harus diketahui di sini adalah kesetrum yang fatal dapat
terjadi tanpa tanda apa-apa sehingga diagnosis kematian harus berdasarkan cara
kematian. Contoh yang ekstrem adalah kesetrum sewaktu dalam bak mandi,
apabila area permukaan yang besar untuk arus masuk ditambah resistensi kulit
yang disebabkan oleh air menghalang terjadinya cedera fokal. Tanda kesetrum
tidak akan kelihatan secara eksternal, karena arus dapat dimasukkan melalui
genital, anus atau abdomen dalam kasus seksual atau melalui mulut terutama pada
anak-anak.
Anak-anak biasanya memasukkan kabel hidup diantara bibir dan
mengalami luka bakar pada lidah dan mukosa bukal yang tidak akan mudah
kelihatan pada pemeriksaan luar pada autopsi. Apabila arus mengalir, dapat ada
lesi tergantung kepada (a) densitas arus dibandingkan dengan area kulit, dan (b)
konduktivitas, biasanya bervariasi dengan kelembapan. Lesi kulit ini adalah luka
bakar termal dari pemanasan epidermis dan dermis sewaktu arus mengalir. Secara
teori, panas yang dihasilkan dapat diketahui dari formula GC =C2R/4,187, dimana
GC adalah panas (gram kalori/detik), C adalah arus (ampere) dan R adalah
Tahanan (ohm). Jika electron mengalir melalui sebuah area yang relatif luas,
tahanan per unit area kecil (khususnya jika kulit basah dan efek panas adalah
berkurangnya keseimbangan. Sebagai contoh, seseorang meletakkan telapak
tangan pada piring logam yang datar dimana arus yang mengalir lebih kecil/cm2
kulit daripada menyentuh piring dengan ujung jari. Pertama, kemungkinan besar
mempunyai lesi tidak dapat dibuktikan, kedua akan mempunyai sebuah luka
melepuh atau keratinized nodule, tergantung pada kuatnya kontak. Temperatur
pada jaringan yang terkena secara langsung dapat dengan mudah mencapai 950C.
9
Kerusakan jaringan dapat terjadi dalam 25 detik ketika temperatur mencapai 500C.
Tanda listrik fokal adalah luasnya luka bakar termal dan beberapa gambaran
histologi untuk digambarkan kemudian. Ada beberapa gambaran, dimana
karakteristik pada penyebab listrik:
(a) Ketika kulit telah kontak dengan konduktor listrik, arus mengalir dari kulit
dengan tahanan panas yang tinggi pada jaringan cairan dan menghasilkan
uap panas. Ini mungkin mengakibatkan robekan pada lapisan epidermis atau
epidermal-dermal junction dan menghasilkan luka melepuh. Ini mungkin
ruptur jika arus berlanjut atau jika area relative luas. Ketika arus berhenti,
luka lepuh dingin dan kolaps memberikan penampakan pada autopsi. Luka
lepuh yang kolaps biasanya annular, menghasilkan cincin abu-abu atau
putih dengan sebuah pusat. Tanda kadang-kadang menghasilkan kembali
bentuk konduktor, khususnya pada sebuah kawat lurus atau objek logam.
Dimana ujung kawat atau batang pada kulit, sebuah lubang fokal
digambarkan, kadang-kadang penetrasi cukup dalam pada kulit.
(b) Apabila kontak sedikit kuat, sehingga air gap (albeit narrow) ada antara
kulit dan konduktor, arus melewati celah sebagai sebuah spark. Pada udara
yang kering 100 V akan melewati beberapa millimeter dan 100 kV kira-kira
35 cm. pada temperature extreme tinggi (kira-kira 40000C) sebagai sparking
plug pada sebuah petrol engine, dan menyebabkan kulit luar keratin untuk
area yang kecil. Pada pendinginan, keratin menjadi nodul keras kecoklatan,
biasanya di atas permukaan disebut dengan “spark lesion”
(c) Pada kebanyakan luka bakar listrik, dikombinasikan dua tipe berikut,
sebagai suatu hasil dari perpindahan tangan atau tubuh melawan konduktor
dan beberapa disebabkan oleh ketidakteraturan dari konduktor. Saat waktu
sengatan lama, voltase tinggi, atau konduktor yang luas, luka bakar secara
bersamaan akan menjadi parah dengan area kulit melepuh dan mengelupas
yang luas, lapisan tanduk yang hitam, dan dengan campuran hiperemis,
menghanguskan dan melepas epidermis.
(d) Satu bentuk karakteristik dari tanda luka bakar, yang mana sebagai
indikator paling berguna dari sifat luka yang sering terjadi adalah batasan
10
kulit yang memutih disekelilingnya. Barangkali disebabkan oleh spasme
arteriole dari efek langsung pada daerah otot dinding pembuluh darah,
kepucatan bertahan hingga kematian dan merupakan patognomonis dari
kerusakan yang disebabkan oleh listrik. Sering kali terdapat batas
kemerahan (hiperemis) pada bagian luar luka yang pucat, kemerahan
mungkin juga terlihat di dalam dareah yang pucat, sebagai pinggir yang
mengelilingi daerah terjauh dari panas area luka bakar. Kadang-kadang
bentuk dari melepuh-kemerahan-pucat-kemerahan dapat diamati dari pusat
luka secara sentrifugal. Ketika luka memanjang (linear), seperti bentuk
kabel yang tertekan di kulit, pemeriksaan diambil dari zone yang pucat
secara parallel menuju pusat luka bakar.
(e) Ketika bekas luka bakar sedikit, semua tanda dapat terlihat seperti sebuah
diskus putih yang kecil yang menggambarkan lepuhan yang datar dimana
epidermis telah rusak, tetapi tidak ada kemerahan atau bakat yang terbentuk
atau tidak berlangsung lama sampai waktu autopsi. Tanda-tanda tersebut
sangat sulit didapat, dan biasanya tanda-tanda tersebut sering timbul pada
permukaan telapak tangan (sering akibat genggaman paparan listrik), fleksi
yang kuat dari kaku mayat membuat jari-jari tertekuk ke bagian telapak
tangan, sehingga mengaburkan luka-luka lainnya. Sangat penting dalam
semua autopsi untuk memeriksa permukaan fleksor jari-jari tangan dengan
memaksa melawan kaku mayat, bahkan dimana hukuman kursi listrik
diperbolehkan, inspeksi dari tangan harus dilakukan walaupun tendon
fleksor pada pergelangan yangan harus di potong untuk membebaskan kaku
pada pegangan jari-jari.
(f) Pada luka tegangan tinggi, seperti transmisi dari kabel bertekanan tinggi ,
dimana tegangan dalam rentang multikilovolt percikan bisa terjadi lebih
dari pada beberapa sentimeter. Hal ini dapat menyebabkan lesi multiple
yang memberikan gambaran seperti ‘kulit buaya’ (crocodile skin). Pembuat
garis dan pencuri tembaga bekerja pada menara / tiang yang tinggi mungkin
mengalami cedera bukan akibat listrik dari yang dilemparkan ke tanah, atau
mereka mungkin mengalami luka bakar gosong yang besar atau bahkan
11
fraktur ekstremitas yang bisa disebabkan oleh energi listrik langsung dan
spasme otot yang disebabkan oleh ledakan listrik yang besar.
(g) Lesi yang berupa “earthing atau grounding” sering tidak terlihat, tapi
sebaiknya dicari pada tangan atau kaki kontralateralnya. Lesi biasanya
sama, meskipun tidak terlalu berat. Pada kasus dibawah ini dapat dilihat
seorang pekerja meletakkan sebuah gerobak tangan logam di atas kabel
hidup yang diletakkan di atas kolam air, akan terdapat luka masuk pada
tangan, tetapi pada kedua kaki, luka listriknya akan mengikuti bentuk logam
dari sepatunya. Pada kasus lain, sebuah pembunuhan dalam bak mandi,
dimana tidak didapatkan luka masuk tetapi saat itu mengalir ke tanah akibat
kontak payudara dengan keran logam.
(h) Ketika arus telah mengalir dalam waktu yang cukup, bahkan dengan
tegangan domestic 240 volt, akibatnya mungkin akan jadi berat. Luka
gosong dan pengelupasan kulit yang lebih luas mungkin dapat terjadi,
dengan kerusakan otot dan jaringan yang lebih dalam. Bagian ini
disebabkan bahwa kerusakan awal pada resistensi kulit yang rendah
sehingga arus mengalir lebih progressif yang akan diikuti luka dan nekrosis.
Kebanyakan kerusakan ini dapat dilihat pada autopsi mungkin terjadi
setelah kematian, jika kematian karena henti jantung tiba-tiba terjadi pada
awal kejadian dan, dimana korban sedang sendirian, tidak ada seorangpun
di tempat untuk memindahkan tubuhnya dari sumber listrik. Hal ini telah
disimpulkan oleh Polson dan kawan-kawan bahwa luka bakar post mortem
dapat ditemukan pada mayat, penampakan yang mirip dengan luka bakar
dan lepuh, walaupun gambaran kemerahan “reaksi vital” dapat hilang jika
kematian terjadi beberapa waktu sebelumnya.
Sisa-sisa metalik pada tanda-tanda sengatan listrik
Ketika arus listrik melewati dari konduktor metal kedalam tubuh, bentuk
elektrolisis terjadi jadi ion metal melekat dalam kulit dan bahkan pada jaringan
subkutan. Ini terjadi baik pada arus DC dan AC karena kombinasi ion metalik
dengan anion jaringan membentuk garam metalik. Ini mungkin tidak terlihat
dengan mata, tapi terdeteksi dengan teknik kimia, histokimia, dan spektrografik.
12
Sisa metalik ini mungkin menetap selama beberapa minggu selama hidup dan
memperlambat beberapa perubahan post mortem. Ketika sisa tersebut terlihat,
mungkin dapat terlihat pada kulit, dan ketika tembaga atau kuningan terlibat,
sebuah cetakan hijau terang akan terlihat. Ketika bunga api terbentuk, metal yang
menguap mungkin tertanam pada kulit, bahkan dalam jumlah besar mampu
terlihat dengan mata. Pada kontak dengan voltase tinggi, kulit pada area luas
mungkin berwarna coklat atau keabu-abuan, sebagian karena efek panas, tetapi
sebagian lagi karena metalisasi. Akhir-akhir ini, penggunaan mikroskop pemindai
electron menjadikan kita mampu melihat globul tipis metal yang meleleh pada
kulit di dan dekat tanda listrik.
2.8 Pemeriksaan Jenazah Pada Kematian karena Sengatan Listrik
a. Pemeriksaan Luar
Sangat penting karena justru kelainan yang menyolok adalah kelainan
pada kulit. Dalam pemeriksaan luar yang harus dicari adalah tanda-
tanda listrik atau current mark/electric mark/stroomerk van
jellinek/joule burn. Tanda-tanda listrik tersebut antara lain :
1. Electric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat
dimana listrik masuk ke dalam tubuh. Electric mark berbentuk
bundar atau oval dengan bagian yang datar dan rendah di tengah,
dikeliilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian tersebut biasanya
pucat dan kulit diluar elektrik mark akan menunjukkan hiperemis.
Bentuk dan ukurannya tergantung dari benda yang berarus lisrtrik
yang mengenai tubuh.
13
Gambar 2.1 Gambar electric mark
2. Joule burn (endogenous burn) dapat terjadi bilamana kontak antara
tubuh dengan benda yang mengandung arus listrik cukup lama,
dengan demikian bagian tengah yang dangkal dan pucat pada
electric mark dapat menjadi hitam hangus terbakar.
Gambar 2.2 Gambar Joule burn
14
3. Exogenous burn, dapat terjadi bila tubuh manusia terkena benda
yang berarus listrik dengan tegangan tinggi, yang memang sudah
mengandung panas; misalnya pada tegangan di atas 330 volt.
Tubuh korban hangus terbakar dengan kerusakan yang sangat
berat, yang tidak jarang disertai patahnya tulang-tulang.
Gambar 2.3 Gambar exogenous burn
b. Pemeriksaan dalam
Pada kematian karena sengatan listrik, penemuan pada organ dalam
mungkin tidak terlalu jelas dan bahkan perubahan histologi masih menjadi
kontroversi. Karena jaringan organ dalam banyak mengandung air dan
mengandung elektrolit yang bersifat konduktor, jalur arus listrik biasanya terlalu
luas untuk menyebabkan perubahan termal. Ketiadaan kerusakan organ dalam
menandakan adanya abnormalitas fisiologi dan fungsional, khususnya pada
jaringan otot dan saraf. Bentuk kematian yang biasanya adalah aritmia jantung
menyebabkan fibrilasi ventrikuler dan henti jantung tiba-tiba. Pada kematian ini,
hanya sedikit penemuan yang didapat selama autopsi pada tempat yang jauh dari
lesi kulit. Diklaim bahwa terjadi bintik perdarahan pericardial, tetapi masih tidak
spesifik untuk kasus ini. Badan dapat berwarna pucat atau hanya sedikit
mengembung. Hal ini nyata tampak pada beberapa kematian yang disebabkan
15
karena paralisisnya sistem pernapasan. Otot-otot bantu pernafasan dan diafragma
akan mengalami spasme dan paralisis yang mana akan menimbulkan tanda
bendungan dan sianosis pada wajah, dan ini akan sama dengan paru. Biasanya
akan tampak beberapa petechiae pada pleura walaupun ini bukan tanda yang
spesifik sebagai tanda diagnosis yang membantu.
Pada autopsi, tanda-tanda yang biasa dari kematian akibat bendungan
darah sering ditemukan dengan dark blue-red post mortem hypostasis. Beberapa
tanda-tanda kematian yang disebabkan listrik telah disebutkan tetapi jarang
dikonfirmasi oleh pengalaman pribadi. Beberapa tanda itu ialah petechiae pada
intracerebral, yang mana sering menjadi tanda dari bendungan darah pada
paralisis sistem pernafasan.
Gambaran Histologik
Ini masih sering menjadi kontroversi yakni perubahan bentuk yang sering
dikatakan menjadi tanda spesifik untuk lesi elektrik yang ditunjukkan dengan
panas. Pada kulit terdapat tanda yang terdiri dari vakuolisasi pada lapisan
epidermis maupun dermisnya, yang disebabkan dengan adanya ruang gas dari
cairan jaringan yang panas yang memecah bagian sel. Jaringan yang terkena akan
menjadi eosinhopilik. Sel-sel pada lapisan epidermis sering mengalami elongasi
dengan inti lapisan bawah mengalami orientasi dan peregangan secara horizontal;
ini sering dikatakan sebagai akibta efek elektromagneti tetapi beberapa bentuk
dapat dilihat pada suhu yang tinggi dan suhu yang rendah. Perubahan pada otak
telah digambarkan, walaupun ketika penyebab kematian ialah jantung. Petechiae
focal pada pendarahan, terdapat ruangan yang mengelilingi pembuluh darah kecil
dan dan perobekan pada white matter telah digambarkan. Mikroskop elektron
menunjukkan jika terdapat beberapa jenis perubahan terutama pada inti dari sel
kulit yang mana membentuk clumped chromatin. Jansen telah mengumpulkan
beberapa review dari kerusakan histologik dari elektrik dalam bukunya pada
histologi forensik, tetapi beberapa data kelihatan masih sedikit terutama
patognomonik pasti dari listrik sebagai penyebab panas murni. Reaksi kimia
jaringan akibat metal bisa dilihat, walaupun metal bisa mentransfer panas secara
16
murni yang berarti panas metal bisa menembus kulit. Hasil dari scanning
mikroskop elektro merupakan cara terbaik untuk membedakan kerusakan akibat
listrik atau panas karena punctuate dari kumpulan dan kemungkinan analisis kimia
dengan mikroskop elektron memberikan makna yang berarti untuk
mengidentifikasi sisa-sisa metal. Organ dalam tidak dapat menjadi diagnosis yang
pasti untuk luka-luka karena listrik. Bentuk yang paling sering pada serat-serat
miocardial dan fragmennya dapat menjadi bukti namun tidak memiliki makna
diagnostik yang berarti. Ikatan kontraksi pada serat-serat terutama bentuk “bark-
like” telah digambarkan namun tidak spesifik, walaupun sering terlihat pada
myocardium subepicardial setelah resusitasi dimana tampak defibrilasi elektrik.
Walaupun, mereka kemungkinan identik dengan efek dari katekolamin pada
miocardium dan bukan merupakan tanda yang murni dari luka akibat listrik.
2.9 Kematian karena Sengatan Listrik di Kamar Mandi
Kamar mandi merupakan tempat yang paling sering mengakibatkan
kematian karena sengatan listrik. Kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan sering
terjadi di sini, karena sangat mudah menimbulkan kejutan listrik.
Kamar mandi merupakan tempat yang paling berbahaya di rumah,
disebabkan karena lingkungannya yang basah, banyak terdapat air, benda-benda
seperti keran air dan pipanya, tubuh yang tidak menggunakan pakaian, dimana
semunya itu dapat mendatangkan tahanan listrik yang rendah. Kecelakaan sering
sekali terjadi, biasanya akibat dari pemakaian alat-alat listrik seperti hairdryer dan
alat pemanas.
Sebagian besar negara-negara Eropa mempunyai peraturan yang ketat
tentang pemasangan arus listrik di dalam kamar mandi sebab hal ini sangat
berbahaya. Di Inggris, pemakaian saklar dinding lampu pada tembok, tidak
diperbolehkan, saklar pada langit-langit dioperasikan dengan menggunakan kawat
penyekat yang diperintahkan. Tidak ada stop kontak yang disediakan kecuali
untuk keadaan dimana stop kontak dipakai untuk menaik turunkan perpindahan
dengan menggunakan arus keluar yang rendah. Kesal dengan hal ini, orang-orang
17
bodoh menggunakan perluasan timah atau penyumbat ke dalam stop kontak
lampu untuk mengoperasikan berbagai macam alat-alat.
2.10 Bunuh Diri dengan Listrik
Saat ini, angka kematian bunuh diri dengan menggunakan arus listrik di
dalam kamar mandi semakin meningkat. Seperti telah digambarkan oleh Bonte et
al meningkatnya jumlah kasus di daerah bekas Jerman Barat, telah menjadi
perhatian yang luar biasa. Banyak rencana di buat pada kasus bunuh diri di dalam
kamar mandi, diantaranya dengan menarik alat-alat listrik ke dalam air sehingga
menghasilkan hubungan yang kompleks dari piringan sabun metal ke tubuh kita.
2.11 Pembunuhan dengan Listrik
Pembunuhan kadang-kadang dilakukan dengan listrik. Ada dua insiden
contoh pembunuhan yang dilakukan dengan menggunakan listrik. Pertama, terjadi
di kamar mandi dan memberikan ilustrasi yang baik dari sengatan listrik yang
fatal. Seorang wanita muda ditemukan tewas di bak mandinya, merosot ke depan
dalam posisi berlutut dengan satu payudara bersandar pada keran krom. Lengan
kiri sedang berada di atas tepi bak mandi, di mana biasanya tinggi permukaan air
ditambah kipas pemanas listrik dekat dengan kaki. Pemanas dihubungkan dengan
kabel panjang untuk soket 240 V, 13 Amp di kamar tidur yang berdekatan. Secara
signifikan, kawat ketiga 'pembumi' telah sengaja diputus dari “peniti pembumi” di
dalam steker.
Tes forensik selanjutnya menunjukkan bahwa lapisan enamel logam bak
mandi adalah bahan isolator yang sangat baik sehingga “pembumian” dari arus
melalui air mandi-hanya bisa terjadi melalui suatu pipa berbahan krom. Sirkuit
telah lengkap, namun berakibat fatal, wanita tersebut jatuh (atau didorong) ke arah
keran, sehingga ia mendapatkan luka bakar listrik pada payudaranya. Dia juga
punya luka bakar yang khas di bagian dalam lengan kiri di dekat ketiak, di mana
enamel isolator dari bak mandi berakhir di tepinya bak mandi. Tes forensik
menunjukkan bahwa gradien tegangan turun secara progresif lebih dari 200 V
dekat pemanas hingga hampir nol di dekat pipa pembuangan “pembumian”. Arus
18
listrik lebih melalui payudara dan lengan, dibandingkan melalui air baru dari
keran yang memiliki hambatan lebih tinggi. Itu juga menunjukkan bahwa, ketika
kawat pembumi dihubungkan kembali, tegangan pada bagian atas bak mandi jatuh
ke tingkat tak berarti, meskipun sekering tidak putus. Suami wanita itu, setelah
beberapa kali menyangkal, akhirnya mengaku telah menjatuhkan pemanas ke
kamar mandi dan sehari sebelumnya ia telah meminjam buku dari perpustakaan
umum yang berjudul "teknisi listrik rumah melakukannya sendiri". Pembunuhan
lainnya, yang tidak dapat dibuktikan karena kurangnya bukti atau pengakuan,
memperhatikan adanya kabel listrik tanpa pembungkus di leher wanita. Kabel itu
tebalnya 30 amp. Suami wanita itu, adalah ahli listrik yang profesional, ia
menjelaskan bahwa tidak mungkin ia menggunakan ini untuk menguji alat cukur
listriknya.
2.12 Kematian Akibat Petir
Petir/lightning, adalah muatan listrik statis dalam awan dengan voltase
sampai 10 mega volt dan kekuatan arus listrik sampai seratus ribu ampere yang
dalam waktu 1/1000-1 detik dilepaskan ke bumi.
Seseorang yang disambar petir pada tubuhnya terdapat kelainan yang
disebabkan oleh faktor arus listrik, faktor panas dan faktor ledakan:
a. Ada 3 efek listrik akibat sambaran petir :
- Current mark / electrik mark / electrik burn. Efek ini termasuk salah
satu tanda utama luka listrik (electrical burn).
- Aborescent markings. Tanda ini berupa gambaran seperti pohon
gundul tanpa daun akibat terjadinya vasodilatasi vena pada kulit
korban sebagai reaksi dari persentuhan antara kulit dengan petir. Tanda
ini akan hilang sendiri setelah beberapa jam.
19
Gambar 2.4 Gambar aborescent marking
- Magnetisasi. Logam yang terkena sambaran petir akan berubah
menjadi magnet. Efek ini juga termasuk salah satu tanda luka listrik
(electrical burn).
b. Ada 2 efek panas akibat sambaran petir :
- Luka bakar sampai hangus. Rambut, pakaian, sepatu bahkan seluruh
tubuh korban dapat terbakar atau hangus.
- Metalisasi. Logam yang dikenakan korban akan meleleh seperti
perhiasan dan komponen arloji. Arloji korban akan berhenti dimana
tanda ini dapat kita gunakan untuk menentukan saat kematian korban.
Efek ini juga termasuk salah satu tanda luka listrik (electrical burn).
20
Gambar 2.5 Gambar metalisasi
c. Efek ledakan:
- Efek ledakan akibat sambaran petir (lightning / eliksem) terjadi akibat
perpindahan volume udara yang cepat & ekstrim. Setelah kilat
menyambar, udara setempat menjadi vakum lalu terisi oleh udara
kembali sehingga menimbulkan suara menggelegar/ledakan.
- Akibat pemindahan udara ini, pakaian korban koyak, korban terlontar
sehingga terdapat luka akibat persentuhan dengan benda tumpul,
misalnya abrasi, kontusi, patah tulang tengkorak, epidural/subdural
bleeding.
2.13 Aspek Medikolegal
Kematian oleh sengata arus listrik biasanya tidak disengaja dari peralatan
listrik rusak atau kelalaian dalam penggunaan peralatan. Dalam industri, kematian
dapat dihasilkan dari kontak dengan kabel yang berarus, atau dari alat-alat
penerangan, alat-alat elektronik, ataupun saklar-saklar. Kematian dapat terjadi
selama terapi kejang untuk pasien dengan gangguan jiwa namun kasus tersebut
jarang, kecuali sebagai kasus bunuh diri, dan bahkan pembunuhan telah terjadi.
Organ dalam harus dianalisis untuk mengetahui apakah korban telah rusak pada
saat kecelakaan. Bunuh diri jarang terjadi. Orang biasanya menggulung kawat ke
21
pergelangan tangan atau jari-jarinya, yang kemudian dihubungkan ke arus listrik,
dimana saklar terlihat dalam posisi on.
Kurang dari setengah korban sambaran petir meninggal. Mati akibat petir
adalah selalu akibat dari kecelakaan. Kadang-kadang, mayat korban luka petir
terlihat sebagai korban kekerasan. Korban tersebut dapat ditemukan di lapangan
terbuka dengan gambaran memar, luka robek, dan fraktur. Pada kasus ini,
diagnosis harus ditegakkan berdasarkan riwayat badai petir di wilayah lokal
tersebut, bukti adanya efek dari sambaran petir, dan magnetisasi terhadab bahan
logam.
22
BAB III
KESIMPULAN
1. Luka akibat listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir
ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan
terganggunya fungsi organ dalam.
2. Klasifikasi luka listrik secara garis besar dibagi dua yaitu luka listrik akibat
kontak dengan alat listrik dan luka listrik petir.
3. Hal-hal yang mempengaruhi trauma listrik, antara lain tipe sirkuit (AC/DC),
lama kontak, resistensi (R), tegangan (V), kuat arus (I) jalannya arus dan
luas area kontak.
4. Penanganan trauma listrik pertama-tama yang harus dilakukan adalah
memutuskan aliran listrik selekas mungkin.
5. Kematian akibat listrik atau yang dikenal dengan electrocuting dapat
diklasifikasikan dalam tiga golongan berdasarkan tinggi-rendahnya
tegangan listrik, yaitu tegangan listrik pada kisaran rumah tangga, industri
dan karena petir.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Idries, Abdul Mun’im. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bina
Rupa Aksara. 1997
2. Budiyanto, A., Widiatamaka, W., Sudiono, S. Ilmu Kedokteran Forensik.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 1997
3. Tsokos, Michael. Forensic Pathology Reviews. Volume 5. Humana Press.
4. Rao, Dinesh. Electrical Injury. Dikutip dari:
http://forensicpathologyonline.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=61&Itemid=87 [diakses tanggal 11
Agustus 2011]
5. Taufan, M. Keselamatan Dari Arus Listrik. Dikutip dari:
http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/02/keselamatan-dari-arus-
listrik.html (diakses tanggal 11 Agustus 2011)
24