31
KELOMPOK KHUSUS DALAM MASYARAKAT 2.1 Pengertian Kelompok Khusus Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental maupun sosial budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri. Perawatan kelompok khusus adalah upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada kelompok – kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok – kelompok yang ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan

Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

KELOMPOK KHUSUS DALAM MASYARAKAT

2.1 Pengertian Kelompok Khusus

Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental

maupun sosial budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan

pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan

ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya

sendiri.

Perawatan kelompok khusus adalah upaya di bidang keperawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan kepada kelompok – kelompok individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan

terhadap masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan

meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya

promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang

ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok – kelompok yang

ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan

masalah melalui proses keperawatan.

2.2 Tujuan Proses Keperawatan Pada Kelompok Khusus

1. Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat

menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak

lain.

2. Tujuan khusus

Page 2: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

Agar kelompok khusus dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam hal:

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus sesuai

dengan macam, jenis dan tipe kelompok.

2. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka hadapi

berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok.

3. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi

berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.

4. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara kesehatan

mereka sendiri.

5. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam

pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.

6. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak berbuat

dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.

7. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam

menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan

kesehatan mayarakat.

2.3 Sasaran

Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi – institusi yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan pelayanan

kelompok khusus dimasyarakat yang telah terorganisir secara baik atau melalui

melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi dan anak balita atau terhadap

kelompok – kelompok khusus dengan ciri khas tertentu misalnya kelompok usila,

kelompok penderita berpenyakit kusta dan sebagainya.

A. Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Terhadap Kelompok Khusus

4

Page 3: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

Lembaga – lembaga sosial kemasyarakatan yang menyelenggarakan

pemeliharaan dan pembinaan kelompok – kelompok khusus tertentu, diantaranya:

Panti wreda

Panti asuhan

Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, sosial)

Penitipan balita

Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di

institusi meliputi:

a. Penghuni

Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan terhadap masalah

kesehatan dan umumnya merekalah yang bermasalah baik secara individu maupun

kelompok. Dalam mengatasi permasalahan perlu kolaborasi dengan profesi kesehatan

lain maupun dengan petugas – petugas terkait.

b. Petugas

Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan pelayanan

penghuni panti dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dan merekalah yang

paling mengetahui.

c. Lingkungan

Lingkungan mendapat perhatian karena dapat berpotensi menjadi salah satu

mata rantai penyebaran penyakit atau sebab kesakitan.

B. Pelayanan Kelompok Khusus Di Masyarakat

5

Page 4: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

Pelayanan kelompok khusus di masyarakat dilakukan melalui kelompok –

kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui

pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan

pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok

khusus masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil,

bayi dan anak balita serta kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan.

2.4 Klasifikasi Kelompok Khusus

Kelompok khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan

kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan pengawasan akibat

pertumbuhan dan perkembangannya misal:

Kelp. Ibu hamil

Kelp. Ibu bersalin.

Kelp. Ibu nifas.

Kelp. Bayi dan anak balita.

Kelp. Anak usia sekolah.

Kelp. Usia lanjut.

b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan, diantaranya:

Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny. Kelamin)

Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)

Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, sosial)

6

Page 5: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit (WTS,

penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu).

2.5 Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya – upaya promotif,

preventif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui kegiatan – kegiatan yang

terorganisasi sebagai berikut:

Pelayanan kesehatan dan keperawatan.

Penyuluhan kesehatan.

Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok,

kader kesehatan dan petugas panti.

Penemuan kasus secara dini.

Melakukan rujukan medic dan kesehatan.

Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan

petugas panti atau pusat – pusat rehabilitasi kelompok khusus.

Alih tegnologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada

petugas panti, kader kesehatan.

2.6 Prinsip dasar

Yang menjadi prinsip dasar dalam perawatan kelompok khusus adalah:

Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam

meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidak

melupakan upaya kuratif dan rehabilitative.

7

Page 6: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan

secara konsisten dan berkesinambungan.

Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan

kelompok sebagai subyek maupun obyek pelayanan.

Dilakukan diinstitusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan kelompok khusus dimasyarakat terhadap kelompok khusus

yang mempunyai masalah yang sama.

Ditekankan pada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti,

lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang

mempunyai masalah yang sama kearah perilaku sehat.

2.7 Tahap – Tahap Perawatan Kelompok Khusus

1. Tahap persiapan

Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan

jumlah panti atau pusat – pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah

binaan.

Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan kelompok

khusus terhdap institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

terhadap kelompok khusus dan kelompok khusus yang ada di masyarakat.

Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di panti /institusi

melalui pengumpulan data.

Menganalisa data kelompok khusus dimasyarakat dan diinstitusi

Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan

kelompok khusus di masyarakat dan institusi.

8

Page 7: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan

masalah dan prioritas masalah kesehatan/keperawatan kelompok khusus

melibatkan kader kesehatan dan petugas panti

2. Tahap perencanaan

Menyusun perencanaan penanggunangan masalah kesehatan /keperawatan

bersama petugas panti (bagi yang diinstitusi) dan kader kesehatan (yang

dimasyarakat). Yang manyangkut:

Jadwal kegiatan (Tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya, kriteria hasil).

Jadwal kunjungan.

Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan.

3. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati bersama,

yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanaan kegiatan dapat berupa:

Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti.

Pelayanan kesehatan dan keperawatan.

Penyuluhan kesehatan.

Imunisasi.

Penemuan khasus dini.

Rujukan bila dianggap perlu.

Pencatatan dan pelaporan kegiatan.

9

Page 8: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

2.8 Proses Asuhan Keperawatan Pada Kelompok Khusus

1) Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis

terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang

dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut

permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat

ditentukan.

5 tahap kegiatan dalam fase pengkajian:

1. Pengumpulan data 

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai

masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus

diambil untuk mengatasinya. Komponen pengkajian komunitas terdiri dari:

1). Inti komunitas (core)

a. Riwayat/ sejarah perkembagnan komunitas

Dapat dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di

komunitas. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah bianaan,

luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban). Sambil

berbincang-bincang ajukan pertanyaan berikut kepada anggota masyarakat ;

sudah berapa lama anda tinggal di sisni, apakah ada perubahan daerah ini,

siapa orang yang paling lama tinggal di daerah ini dan mengetahui sejarah

daerah tersebut. 

10

Page 9: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

b. Data demografi dan vital statistic

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin (orang seperti apa

yang anda lihat ; anak-anak, remaja, dewasa, lansia, laki-laki atau perempuan,

orang yang tidak punya tempat tinggal, orang yang tinggal sendirian), status

perkawinan, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, ras atau suku dan

bahasa yang digunakan. Populasi homogen atau tidak.

Untuk vital statistic uraikan tentang : angka kesakitan, angka kematian, angka

kelahiran, cakupan imunisasi. Tentukan status kesehatan komunitas

berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia.

Pada kelompok khusus di masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok

penyakit kronis, penyakit menular.

Data dapat diperoleh dengan menanyakan : keluhan yang dirasakan saat ini

oleh komunitas, kejadian penyakit dalam satu tahu terakhir (ISPA, asthma, TB

paru, penyakit kulit, penyakit mata, rematik, jantung, gangguan jiwa,

kelumpuhan, penyakit menahun lainnya)

c. Nilai dan keyakinan

Apakah di daerah tersebut ada mesjid, gereja, candi, pura? Apakah tampak

homogen? Apakah lapangan rumput dipelihara? Apakah ditanami bunga?

Apakah ada tanda seni? Bagaimana budayanya? Bagaimana warisan

leluhurnya? Apakah ada tanda peninggalan sejarah?

d. Etnisitas

Apakah anda melihat adanya indikator etnik kelompok tertentu (misal;

restoran, festival)? tanda kelompok budaya apa yang anda lihat?

11

Page 10: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

2). Delapan (8) sub system

a. Lingkungan

Bagaimana kondisi pemukiman masyarakat? Bentuk bangunan (rumah petak,

asrama, paviliun), jenis bangunan (permanent, semi permanent, non

permanen), kebersihan lingkungan sekitar pemukiman, penyediaan air untuk

MCK, air minum, pengelolaan jamban, sarana pembuangan air limbah

(SPAL), pengelolaan sampah, polusi udara, air, tanah, suara, sumber polusi,

binatang peliharaan, batas-batas wilayah (peta wilayah), kondisi geografis.

b. Pelayanan kesehatan dan sosial

Kejadian akut atau kronis?Rumah Singgah?Penyembuhan Tradisional?Apakah

ada klinik, RS, pelayanan para praktisi kesehatan, pelayanan kesmasy,lembaga

kesehatan, pusat kedaruratan, rumah jompo, fasilitas pelayanan sosial (pasar,

took, swalayan) dan kesehatan mental?Adakah sumber yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat diluar daerah tersebut, dimana tempatnya?

c. Ekonomi

Apakah merupakan komunitas berkembang atau miskin? Apakah terdapat

industri, pertokoan, lapangan kerja? Jenis pekerjaan, penghasilan dan

pengeluaran rata-rata perbulan, jumlah pekerja di bawah umur, ibu rumah

tangga, lansia? Kemana warga masyarakat berbelanja? Apakah makanan

menggunakan tanda pemeriksaan kesehatan? Bagaimanakah angka

pengangguran?

d. Transportasi dan keamanan

Bagaimana warga masyarakat melakukan perjalanan? Kondisi jalan? Jenis

kendaraan pribadi atau umum apa yang biasa mereka gunakan? Apakah

terlihat adanya bus, taksi, sepeda? Apakah ada jalur khusus untuk pejalan

12

Page 11: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

kaki? Apakah keadaan udara dievaluasi? Jenis tindakan kriminal apa yang

terjadi? Apakah masyarakt merasa aman tinggal disana? System keamanan

lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanggulangan bencana,

penanggulangan polusi air, udara, tanah?

e. Politik dan pemerintahan

Apakah ada tanda kegiatan politik (misal : rapat, poster)? Partai mana yang

paling mempengaruhi? Apakah masyarakat terlibat dalam pengambilan

keputusan ? bagaimana pemerintahan di daerah tersebut dibentuk (dengan

pemilihan atau calon tunggal)? system pengorganisasian, struktur organisasi,

kelompok organisasi dalam komunitas?

f. Komunikasi

Adakah tempat khusus bagi masyarakat untuk berkumpul? Apakah masyarakat

mempunyai TV dan radio? Topik apa yang biasanya didengar oleh

masyarakat? Apakah informasi formal dan non formal yang ada? Apakah ada

koran? Sarana umum komunikasi, jenis alat komunikasi yang digunakan, cara

penyebaran informasi?

g. Pendidikan

Apakah ada sekolah disana? Bagaimana kondisinya? Apakah ada  badan yang

mengurus pendidikan? Bagaiman fungsinya?bagaimana reputasi sekolah yang

ada? Tingkat pendidikan komunitas? Fasilitas pendidikan yang tersedia

(formal, informal)? Apa isu utama yang muncul tentang pendidikan? Angka

putus sekolah? Sumber daya manusia, tenaga pendidik? Kegiatan ekstra

kurikuler, apakah dimanfaatkan oleh peserta didik? Pelayanan kesehatan

sekolah? Adakah perawat di sekolah?

13

Page 12: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

h. Rekreasi

Dimana anak-anak bermain? Bentuk rekreasi utama? Fasilitas rekreasi yang

ada?

Sumber data yang bisa digunakan dalam melakukan analisa data adalah :

1. Data primer : dikumpulkan dari pengkajian kepada komunitas

2. Data sekunder : kelurahan, Puskesmasm Medical Record

Cara/metode  pengumpulan data :

1. Pengamatan/Inspeksi : menggunakan semua indera,

melakukan whinshield survey (learning about community on

foot)

2. Wawancara : komunikasi timbale balik yang berbentuk Tanya

jawab dengan masyarakat. Mendengarkan (auskultasi)

keluhan masyarakat. Wawancara harus dilakukan dengan

ramah, terbuka dan bahasa yang sederhana serta mudah

dipahami.

3. Menyebarkan kuesioner  : untuk mendapatkan data yang

lebih akurat.

2. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan

cara sebagai berikut :

a.       Klasifikasi data/ kategori data

b.      Perhitungan persentase cakupan dengan menggunakan telly

c.       Tabulasi data

14

Page 13: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

d.      Interpretasi data

3. Analisis data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan

menghubungkan  data sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau

masalah yang dihadapi oleh masyarakat. 

Format Analisa Data

No DATA MASALAH ETIOLOGI

 Data subyektif (hasil wawancara)

Data obyektif (angket&observasi)

4. Perumusan/ penentuan masalah

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan

yang dihadapi oleh masyarakat. Namun demikian masalah yang telah

dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan

prioritas

masalah.                                                                                                                 

                                                                                                                             

5. Prioritas masalah

Dalam menentukan priorirtas masalah kesehatan masyarakat perlu

mempertimbangkan berbagai factor :

a.       Perhatian masyarakat

b.      Prevalensi kejadian

c.       Berat ringannya masalah

d.      Kemungkinan masalah untuk diatasi

15

Page 14: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

e.       Tersedianya sumber daya masyarakat

f.       Aspek politis

2) Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas, padat dan

pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan

keperawatan.

Diagnosa keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri dari :

a.       Masalah…..sehat…..sakit

b.      Karakteristik polulasi

c.       Karakteristik lingkungan (aktual, resiko, potensial)

Dianosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan

status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi

(resiko dan potensial). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama :

a.       Problem (masalah) : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari

keadaan normal yang seharusnya terjadi.

b.      Etiologi (penyebab) : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau

keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan,

yang meliputi :

·        Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

·        Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial

·        Interaksi perilaku dan lingkungan

c.       Sign atau symptom (tanda dan gejala) :

·        Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa

·        Serangkaian petunjuk timbulnya masalah

16

Page 15: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan cara :

DK = P + E + S

Resiko…(masalah)…(populasi) b.d (kurang pengetahuan) yang

dikarakteristikkan dengan

Contoh diagnosa keperawatan komunitas :

1. Anemia ibu hamil di RT 01 Kelurahan Medokan Kecamatan Semampir

Surabaya sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenal

kebutuhan gizi ibu selama hamil yang ditandai dengan

35,5% ibu hamil mengeluh pusing

25% ibu hamil pucat dan lemah

71,5% menyatakan kebutuhan makanan selama hamil sama dengan saat

tidak hamil

Jumlah kader yang aktif hanya 5 orang, kader tidak tersebar di semua RT,

ada RT yang tidak mau menjadi kader

90% bumil tidak mempunyai KMS

60% keluarga mengolah sayur dipotong dulu baru di cuci

75% ibu hamil tidak memperoleh informasi tentang kebutuhan gizi ibu

hamil. 

2. Resiko timbulnya kenakalan remaja di RT 01 Kelurahan Medokan Kecamatan

Semampir Surabaya sehubungan dengan :

Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas perkembangan

Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi : jumlah remaja RT 01 83 orang,

2,69%remaja merokok, 0,19% remaja minum-minuman keras, 0,28% main

kartu, 38,8% remaja mengisi waktu luang berkumpul dengan teman sebaya.

Hasil observasi banyak ditemukan remaja berkumpul di gang-gang jalan,

17

Page 16: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

dari hasil wawancara didapatkan cukup banyak remaja yang merokok dan

minum-minuman keras.

3. Resiko timbulnya penyakit : diare, DHF, typhoid, ISPA dan Lain-lain di

Kelurahan Medokan Kecamatan Semampir Surabaya sehubungan dengan

kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memlihara lingkungan yang memenuhi

syarat kesehatan ditandai dengan :

Letak kandang dalam rumah 1,41%

System pembuangan air limbah sembarangan 5,71%

Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,14%

Jarak septic tank dengan sumber air < 10m 10,8%

Dll

4. Resiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di

Kelurahan Medokan Kecamatan Semampir Surabaya sehubungan dengan

F   Cakupan imunisasi rendah

F   Jumlah kader kurang

F   Banyaknya drop uot imunisasi ditandai dengan :…………………

5. Potensial peningkatan kesehatan balita di…………sehubungan dengan tingginya

kesadaran ibu terhadap kesehatan balitanya dan ditunjang keaktifan kader dan

petugas kesehatan ditandai dengan :

Hampir seluruhnya balita dibawa ke Posyandu setiap bula (91,14%)

Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap (86,08%)

Hampir seluruhnya balita memiliki KMS (92,41%)

Sebagian besar balita dalam garis hijau (71,23%)

18

Page 17: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

3) Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tinadakan yang akan

dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang

telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Rencana keperawatan

yang disusun harus mencakup :

Perumusan tujuan

1). Terjadi perubahan perilaku masyarakat

2). SMARTS (Spesifik, Measurable/dapat diukur, Attainable/dapat dicapai,

Relevan/sesuai, Time Bound/waktu tertentu, Sustainable/berkelanjutan)

Rencana tindakan yang akan dilaksanakan

Langkah-langkah merencanakan tindakan

1). Identifikasi alternative tindakan

2). Tetapkan teknik yang digunakan

3). Melibatkan peran serta masyrakat dalam menyusun rencana tindakan

4). Pertimbangkan SDM dan fasilitas yang ada

5). Memenuhi kebutuhan yangh sangat dirasakan masyarakat

6). Mengarah pada tujuan

7). Realistic

8). Disusun secara berurutan

Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

1). Siapa yang melakukan?

2). Apa yang dilakukan?

19

Page 18: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

3). Di mana dilakukan?

4). Kapan dilakukan?

5). Bagaimana melakukan?

6). Frekuensi melakukan?

CONTOH FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

no Dx. Keperawatan

Tupan Tupen SasaranStrate

giRencana kegiatan

Waktu / tempat

EvaluasiKriteria Standar

1 Peningkatan angka kesakitan pada lansia di RT 01 berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia

Setelah dilakukan tindakan keperawatan Angka kesakitan pada lansia dapat diturunkan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 kali kegiatan masyarakat mampu memberikan perawatan pada lansia di RT 01

Kader posyandu lansia

KIE 1. Lakukan  Pembentukan    posyandu lansia2. Lakukan pelatihan    kader posyandu    lansia3. Berikan penyuluhan    kesehatan lansia    pada pelaksana    posyandu lansia4. Berikan kenang    kenangan alat    posyandu lansia

Minggu III/ balai RT 01

Psikomotor

Psikomotor

Verbal

Psikomotor

1. Terbentuknya posyandu    lansia2. Terbentunys kader    posyandu lansia

4) Pelaksanaan

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah

direncanakan yang sifatnya:

a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,

mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.

b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.

20

Page 19: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan

komunitas.

Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat

pencegahan, yaitu:

a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi

sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus

terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan

dini dalam kesehatan keluarga.

b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya

perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.

Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk

mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh

kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan

seperti mata, gigi, telinga, dll.

c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada

tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh:

Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi

untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

5) Evaluasi

Contoh format dokumentasi implementasi dan evaluasi

No Diagnosa Tgl Implementasi Evaluasi1. Peningkatan angka

kesakitan pada lansia di RT 01 berhubungan dengan

7/1/20137/1/2013

Pembentukan posyandu lansiaPelatihan kader kesehatan lansia

Evaluasi struktur :Undangan telah disebar 2 hari sebelum acara dilaksanakan

21

Page 20: Kelompok Khusus Dalam Masyarakat

kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia

22/2/200722/2/2007

Mengadakan posyandu lansiaMelaksanakan senam lansia

Evaluasi proses :a). acara dihadiri oleh seluruh pengurus pokjakes , ketua RT 01,02,03 dan ketua RW 02b). acara berjalan lancerc). acara dimulai jam 20.00-22.00 wibd). semua kader kesehatan dapat mengikuti pelatihan kaderEvaluasi hasil :a). posyandu lansia terbentuk dan kader kesehatan juga terbentuk sebanyak 7 orangb). kader dapat melakukan pemeriksaan tekanan darahc). kader dapat mengisi KMS lansia 

Evaluasi struktur :a). rencana sudah disiapkan 2 minggu sebelumnyab). rencana dibuat oleh pokjakes bersama mahasiswac). rencana dikoordinir oleh coordinator kesehatan lansia

Evaluasi proses :a). posyandu dan senam diikuti oleh 40 orang dari 51 lansiab). kegiatan berjalan lancar, dimulai jam 08.00 berakhir jam 10.00 wibc). kegiatan dibuka oleh kepala kelurahanEvaluasi hasil :a). para lansia mengatakan senang mengikuti senam dan mengharapkan untuk dilaksanakan sebulan sekalib). para lansia mengatakan badan lebih segar setelah mengikuti senamc). terdapat 8 lansia yang menderita penyakit tekanan darah tinggi  

22