Upload
sipiangin
View
627
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
KELOMPOK KHUSUS DALAM MASYARAKAT
2.1 Pengertian Kelompok Khusus
Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental
maupun sosial budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan
pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya
sendiri.
Perawatan kelompok khusus adalah upaya di bidang keperawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada kelompok – kelompok individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan
terhadap masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan
meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang
ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok – kelompok yang
ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan
masalah melalui proses keperawatan.
2.2 Tujuan Proses Keperawatan Pada Kelompok Khusus
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat
menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak
lain.
2. Tujuan khusus
Agar kelompok khusus dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam hal:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus sesuai
dengan macam, jenis dan tipe kelompok.
2. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka hadapi
berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok.
3. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.
4. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara kesehatan
mereka sendiri.
5. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam
pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
6. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak berbuat
dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.
7. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam
menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan
kesehatan mayarakat.
2.3 Sasaran
Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi – institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan pelayanan
kelompok khusus dimasyarakat yang telah terorganisir secara baik atau melalui
melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi dan anak balita atau terhadap
kelompok – kelompok khusus dengan ciri khas tertentu misalnya kelompok usila,
kelompok penderita berpenyakit kusta dan sebagainya.
A. Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Terhadap Kelompok Khusus
4
Lembaga – lembaga sosial kemasyarakatan yang menyelenggarakan
pemeliharaan dan pembinaan kelompok – kelompok khusus tertentu, diantaranya:
Panti wreda
Panti asuhan
Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, sosial)
Penitipan balita
Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di
institusi meliputi:
a. Penghuni
Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan terhadap masalah
kesehatan dan umumnya merekalah yang bermasalah baik secara individu maupun
kelompok. Dalam mengatasi permasalahan perlu kolaborasi dengan profesi kesehatan
lain maupun dengan petugas – petugas terkait.
b. Petugas
Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan pelayanan
penghuni panti dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dan merekalah yang
paling mengetahui.
c. Lingkungan
Lingkungan mendapat perhatian karena dapat berpotensi menjadi salah satu
mata rantai penyebaran penyakit atau sebab kesakitan.
B. Pelayanan Kelompok Khusus Di Masyarakat
5
Pelayanan kelompok khusus di masyarakat dilakukan melalui kelompok –
kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui
pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok
khusus masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil,
bayi dan anak balita serta kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan.
2.4 Klasifikasi Kelompok Khusus
Kelompok khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan
kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan pengawasan akibat
pertumbuhan dan perkembangannya misal:
Kelp. Ibu hamil
Kelp. Ibu bersalin.
Kelp. Ibu nifas.
Kelp. Bayi dan anak balita.
Kelp. Anak usia sekolah.
Kelp. Usia lanjut.
b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan, diantaranya:
Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny. Kelamin)
Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)
Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, sosial)
6
Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit (WTS,
penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu).
2.5 Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya – upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui kegiatan – kegiatan yang
terorganisasi sebagai berikut:
Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Penyuluhan kesehatan.
Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok,
kader kesehatan dan petugas panti.
Penemuan kasus secara dini.
Melakukan rujukan medic dan kesehatan.
Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan
petugas panti atau pusat – pusat rehabilitasi kelompok khusus.
Alih tegnologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada
petugas panti, kader kesehatan.
2.6 Prinsip dasar
Yang menjadi prinsip dasar dalam perawatan kelompok khusus adalah:
Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidak
melupakan upaya kuratif dan rehabilitative.
7
Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan
secara konsisten dan berkesinambungan.
Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan
kelompok sebagai subyek maupun obyek pelayanan.
Dilakukan diinstitusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan kelompok khusus dimasyarakat terhadap kelompok khusus
yang mempunyai masalah yang sama.
Ditekankan pada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti,
lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang
mempunyai masalah yang sama kearah perilaku sehat.
2.7 Tahap – Tahap Perawatan Kelompok Khusus
1. Tahap persiapan
Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan
jumlah panti atau pusat – pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah
binaan.
Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan kelompok
khusus terhdap institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terhadap kelompok khusus dan kelompok khusus yang ada di masyarakat.
Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di panti /institusi
melalui pengumpulan data.
Menganalisa data kelompok khusus dimasyarakat dan diinstitusi
Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
kelompok khusus di masyarakat dan institusi.
8
Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan
masalah dan prioritas masalah kesehatan/keperawatan kelompok khusus
melibatkan kader kesehatan dan petugas panti
2. Tahap perencanaan
Menyusun perencanaan penanggunangan masalah kesehatan /keperawatan
bersama petugas panti (bagi yang diinstitusi) dan kader kesehatan (yang
dimasyarakat). Yang manyangkut:
Jadwal kegiatan (Tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya, kriteria hasil).
Jadwal kunjungan.
Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan.
3. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati bersama,
yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanaan kegiatan dapat berupa:
Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Penyuluhan kesehatan.
Imunisasi.
Penemuan khasus dini.
Rujukan bila dianggap perlu.
Pencatatan dan pelaporan kegiatan.
9
2.8 Proses Asuhan Keperawatan Pada Kelompok Khusus
1) Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan.
5 tahap kegiatan dalam fase pengkajian:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasinya. Komponen pengkajian komunitas terdiri dari:
1). Inti komunitas (core)
a. Riwayat/ sejarah perkembagnan komunitas
Dapat dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah bianaan,
luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban). Sambil
berbincang-bincang ajukan pertanyaan berikut kepada anggota masyarakat ;
sudah berapa lama anda tinggal di sisni, apakah ada perubahan daerah ini,
siapa orang yang paling lama tinggal di daerah ini dan mengetahui sejarah
daerah tersebut.
10
b. Data demografi dan vital statistic
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin (orang seperti apa
yang anda lihat ; anak-anak, remaja, dewasa, lansia, laki-laki atau perempuan,
orang yang tidak punya tempat tinggal, orang yang tinggal sendirian), status
perkawinan, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, ras atau suku dan
bahasa yang digunakan. Populasi homogen atau tidak.
Untuk vital statistic uraikan tentang : angka kesakitan, angka kematian, angka
kelahiran, cakupan imunisasi. Tentukan status kesehatan komunitas
berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia.
Pada kelompok khusus di masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok
penyakit kronis, penyakit menular.
Data dapat diperoleh dengan menanyakan : keluhan yang dirasakan saat ini
oleh komunitas, kejadian penyakit dalam satu tahu terakhir (ISPA, asthma, TB
paru, penyakit kulit, penyakit mata, rematik, jantung, gangguan jiwa,
kelumpuhan, penyakit menahun lainnya)
c. Nilai dan keyakinan
Apakah di daerah tersebut ada mesjid, gereja, candi, pura? Apakah tampak
homogen? Apakah lapangan rumput dipelihara? Apakah ditanami bunga?
Apakah ada tanda seni? Bagaimana budayanya? Bagaimana warisan
leluhurnya? Apakah ada tanda peninggalan sejarah?
d. Etnisitas
Apakah anda melihat adanya indikator etnik kelompok tertentu (misal;
restoran, festival)? tanda kelompok budaya apa yang anda lihat?
11
2). Delapan (8) sub system
a. Lingkungan
Bagaimana kondisi pemukiman masyarakat? Bentuk bangunan (rumah petak,
asrama, paviliun), jenis bangunan (permanent, semi permanent, non
permanen), kebersihan lingkungan sekitar pemukiman, penyediaan air untuk
MCK, air minum, pengelolaan jamban, sarana pembuangan air limbah
(SPAL), pengelolaan sampah, polusi udara, air, tanah, suara, sumber polusi,
binatang peliharaan, batas-batas wilayah (peta wilayah), kondisi geografis.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial
Kejadian akut atau kronis?Rumah Singgah?Penyembuhan Tradisional?Apakah
ada klinik, RS, pelayanan para praktisi kesehatan, pelayanan kesmasy,lembaga
kesehatan, pusat kedaruratan, rumah jompo, fasilitas pelayanan sosial (pasar,
took, swalayan) dan kesehatan mental?Adakah sumber yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat diluar daerah tersebut, dimana tempatnya?
c. Ekonomi
Apakah merupakan komunitas berkembang atau miskin? Apakah terdapat
industri, pertokoan, lapangan kerja? Jenis pekerjaan, penghasilan dan
pengeluaran rata-rata perbulan, jumlah pekerja di bawah umur, ibu rumah
tangga, lansia? Kemana warga masyarakat berbelanja? Apakah makanan
menggunakan tanda pemeriksaan kesehatan? Bagaimanakah angka
pengangguran?
d. Transportasi dan keamanan
Bagaimana warga masyarakat melakukan perjalanan? Kondisi jalan? Jenis
kendaraan pribadi atau umum apa yang biasa mereka gunakan? Apakah
terlihat adanya bus, taksi, sepeda? Apakah ada jalur khusus untuk pejalan
12
kaki? Apakah keadaan udara dievaluasi? Jenis tindakan kriminal apa yang
terjadi? Apakah masyarakt merasa aman tinggal disana? System keamanan
lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanggulangan bencana,
penanggulangan polusi air, udara, tanah?
e. Politik dan pemerintahan
Apakah ada tanda kegiatan politik (misal : rapat, poster)? Partai mana yang
paling mempengaruhi? Apakah masyarakat terlibat dalam pengambilan
keputusan ? bagaimana pemerintahan di daerah tersebut dibentuk (dengan
pemilihan atau calon tunggal)? system pengorganisasian, struktur organisasi,
kelompok organisasi dalam komunitas?
f. Komunikasi
Adakah tempat khusus bagi masyarakat untuk berkumpul? Apakah masyarakat
mempunyai TV dan radio? Topik apa yang biasanya didengar oleh
masyarakat? Apakah informasi formal dan non formal yang ada? Apakah ada
koran? Sarana umum komunikasi, jenis alat komunikasi yang digunakan, cara
penyebaran informasi?
g. Pendidikan
Apakah ada sekolah disana? Bagaimana kondisinya? Apakah ada badan yang
mengurus pendidikan? Bagaiman fungsinya?bagaimana reputasi sekolah yang
ada? Tingkat pendidikan komunitas? Fasilitas pendidikan yang tersedia
(formal, informal)? Apa isu utama yang muncul tentang pendidikan? Angka
putus sekolah? Sumber daya manusia, tenaga pendidik? Kegiatan ekstra
kurikuler, apakah dimanfaatkan oleh peserta didik? Pelayanan kesehatan
sekolah? Adakah perawat di sekolah?
13
h. Rekreasi
Dimana anak-anak bermain? Bentuk rekreasi utama? Fasilitas rekreasi yang
ada?
Sumber data yang bisa digunakan dalam melakukan analisa data adalah :
1. Data primer : dikumpulkan dari pengkajian kepada komunitas
2. Data sekunder : kelurahan, Puskesmasm Medical Record
Cara/metode pengumpulan data :
1. Pengamatan/Inspeksi : menggunakan semua indera,
melakukan whinshield survey (learning about community on
foot)
2. Wawancara : komunikasi timbale balik yang berbentuk Tanya
jawab dengan masyarakat. Mendengarkan (auskultasi)
keluhan masyarakat. Wawancara harus dilakukan dengan
ramah, terbuka dan bahasa yang sederhana serta mudah
dipahami.
3. Menyebarkan kuesioner : untuk mendapatkan data yang
lebih akurat.
2. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :
a. Klasifikasi data/ kategori data
b. Perhitungan persentase cakupan dengan menggunakan telly
c. Tabulasi data
14
d. Interpretasi data
3. Analisis data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Format Analisa Data
No DATA MASALAH ETIOLOGI
Data subyektif (hasil wawancara)
Data obyektif (angket&observasi)
4. Perumusan/ penentuan masalah
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat. Namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan
prioritas
masalah.
5. Prioritas masalah
Dalam menentukan priorirtas masalah kesehatan masyarakat perlu
mempertimbangkan berbagai factor :
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
15
e. Tersedianya sumber daya masyarakat
f. Aspek politis
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan.
Diagnosa keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri dari :
a. Masalah…..sehat…..sakit
b. Karakteristik polulasi
c. Karakteristik lingkungan (aktual, resiko, potensial)
Dianosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi
(resiko dan potensial). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama :
a. Problem (masalah) : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi (penyebab) : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan,
yang meliputi :
· Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
· Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial
· Interaksi perilaku dan lingkungan
c. Sign atau symptom (tanda dan gejala) :
· Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
· Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
16
Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan cara :
DK = P + E + S
Resiko…(masalah)…(populasi) b.d (kurang pengetahuan) yang
dikarakteristikkan dengan
Contoh diagnosa keperawatan komunitas :
1. Anemia ibu hamil di RT 01 Kelurahan Medokan Kecamatan Semampir
Surabaya sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenal
kebutuhan gizi ibu selama hamil yang ditandai dengan
35,5% ibu hamil mengeluh pusing
25% ibu hamil pucat dan lemah
71,5% menyatakan kebutuhan makanan selama hamil sama dengan saat
tidak hamil
Jumlah kader yang aktif hanya 5 orang, kader tidak tersebar di semua RT,
ada RT yang tidak mau menjadi kader
90% bumil tidak mempunyai KMS
60% keluarga mengolah sayur dipotong dulu baru di cuci
75% ibu hamil tidak memperoleh informasi tentang kebutuhan gizi ibu
hamil.
2. Resiko timbulnya kenakalan remaja di RT 01 Kelurahan Medokan Kecamatan
Semampir Surabaya sehubungan dengan :
Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas perkembangan
Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi : jumlah remaja RT 01 83 orang,
2,69%remaja merokok, 0,19% remaja minum-minuman keras, 0,28% main
kartu, 38,8% remaja mengisi waktu luang berkumpul dengan teman sebaya.
Hasil observasi banyak ditemukan remaja berkumpul di gang-gang jalan,
17
dari hasil wawancara didapatkan cukup banyak remaja yang merokok dan
minum-minuman keras.
3. Resiko timbulnya penyakit : diare, DHF, typhoid, ISPA dan Lain-lain di
Kelurahan Medokan Kecamatan Semampir Surabaya sehubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memlihara lingkungan yang memenuhi
syarat kesehatan ditandai dengan :
Letak kandang dalam rumah 1,41%
System pembuangan air limbah sembarangan 5,71%
Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,14%
Jarak septic tank dengan sumber air < 10m 10,8%
Dll
4. Resiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di
Kelurahan Medokan Kecamatan Semampir Surabaya sehubungan dengan
F Cakupan imunisasi rendah
F Jumlah kader kurang
F Banyaknya drop uot imunisasi ditandai dengan :…………………
5. Potensial peningkatan kesehatan balita di…………sehubungan dengan tingginya
kesadaran ibu terhadap kesehatan balitanya dan ditunjang keaktifan kader dan
petugas kesehatan ditandai dengan :
Hampir seluruhnya balita dibawa ke Posyandu setiap bula (91,14%)
Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap (86,08%)
Hampir seluruhnya balita memiliki KMS (92,41%)
Sebagian besar balita dalam garis hijau (71,23%)
18
3) Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tinadakan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Rencana keperawatan
yang disusun harus mencakup :
Perumusan tujuan
1). Terjadi perubahan perilaku masyarakat
2). SMARTS (Spesifik, Measurable/dapat diukur, Attainable/dapat dicapai,
Relevan/sesuai, Time Bound/waktu tertentu, Sustainable/berkelanjutan)
Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
Langkah-langkah merencanakan tindakan
1). Identifikasi alternative tindakan
2). Tetapkan teknik yang digunakan
3). Melibatkan peran serta masyrakat dalam menyusun rencana tindakan
4). Pertimbangkan SDM dan fasilitas yang ada
5). Memenuhi kebutuhan yangh sangat dirasakan masyarakat
6). Mengarah pada tujuan
7). Realistic
8). Disusun secara berurutan
Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
1). Siapa yang melakukan?
2). Apa yang dilakukan?
19
3). Di mana dilakukan?
4). Kapan dilakukan?
5). Bagaimana melakukan?
6). Frekuensi melakukan?
CONTOH FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
no Dx. Keperawatan
Tupan Tupen SasaranStrate
giRencana kegiatan
Waktu / tempat
EvaluasiKriteria Standar
1 Peningkatan angka kesakitan pada lansia di RT 01 berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Angka kesakitan pada lansia dapat diturunkan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 kali kegiatan masyarakat mampu memberikan perawatan pada lansia di RT 01
Kader posyandu lansia
KIE 1. Lakukan Pembentukan posyandu lansia2. Lakukan pelatihan kader posyandu lansia3. Berikan penyuluhan kesehatan lansia pada pelaksana posyandu lansia4. Berikan kenang kenangan alat posyandu lansia
Minggu III/ balai RT 01
Psikomotor
Psikomotor
Verbal
Psikomotor
1. Terbentuknya posyandu lansia2. Terbentunys kader posyandu lansia
4) Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
20
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu:
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi
sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus
terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan
dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada
tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh:
Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi
untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
5) Evaluasi
Contoh format dokumentasi implementasi dan evaluasi
No Diagnosa Tgl Implementasi Evaluasi1. Peningkatan angka
kesakitan pada lansia di RT 01 berhubungan dengan
7/1/20137/1/2013
Pembentukan posyandu lansiaPelatihan kader kesehatan lansia
Evaluasi struktur :Undangan telah disebar 2 hari sebelum acara dilaksanakan
21
kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia
22/2/200722/2/2007
Mengadakan posyandu lansiaMelaksanakan senam lansia
Evaluasi proses :a). acara dihadiri oleh seluruh pengurus pokjakes , ketua RT 01,02,03 dan ketua RW 02b). acara berjalan lancerc). acara dimulai jam 20.00-22.00 wibd). semua kader kesehatan dapat mengikuti pelatihan kaderEvaluasi hasil :a). posyandu lansia terbentuk dan kader kesehatan juga terbentuk sebanyak 7 orangb). kader dapat melakukan pemeriksaan tekanan darahc). kader dapat mengisi KMS lansia
Evaluasi struktur :a). rencana sudah disiapkan 2 minggu sebelumnyab). rencana dibuat oleh pokjakes bersama mahasiswac). rencana dikoordinir oleh coordinator kesehatan lansia
Evaluasi proses :a). posyandu dan senam diikuti oleh 40 orang dari 51 lansiab). kegiatan berjalan lancar, dimulai jam 08.00 berakhir jam 10.00 wibc). kegiatan dibuka oleh kepala kelurahanEvaluasi hasil :a). para lansia mengatakan senang mengikuti senam dan mengharapkan untuk dilaksanakan sebulan sekalib). para lansia mengatakan badan lebih segar setelah mengikuti senamc). terdapat 8 lansia yang menderita penyakit tekanan darah tinggi
22