Upload
krisna-singh
View
485
Download
25
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah Instrument Elektronik
“Komponen Pasif Elektronika”
DI SUSUN
OLEH
KRISNA (4113240016) DEDE ARYA NINGSIH DEWI PERONIKA MANULANG JETRO RAJAGUKGUK LORIFA SOFYAN SURYA NINGSIH
FISIKA Non_Dik 2011
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
Kata pengantar
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang
berjudul "Komponen Pasif elektronika "
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Medan, 21 November 2013
Penulis
BAB IRESISTOR
Sebuah resistor adalah terminal dua komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada
terminal yang sebanding dengan arus listrik melewatinya sesuai dengan hukum Ohm:
V = IR
Pengertian
Resistor adalah elemen dari jaringan listrik dan sirkuit elektronik dan di mana-mana
di sebagian besar peralatan elektronik. Praktis resistor dapat dibuat dari berbagai senyawa
dan film, serta resistensi kawat (kawat terbuat dari paduan Resistivitas tinggi, seperti nikel /
krom). Karakteristik utama dari sebuah resistor adalah resistensi, toleransi, tegangan kerja
maksimum dan power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan,
dan induktansi. Kurang terkenal adalah perlawanan kritis, nilai yang disipasi daya di bawah
batas maksimum yang diijinkan arus, dan di atas batas yang diterapkan tegangan. Perlawanan
kritis tergantung pada bahan yang merupakan resistor dan juga dimensi fisik, melainkan
ditentukan oleh desain. Resistor dapat diintegrasikan ke dalam sirkuit hibrida dan dicetak,
serta sirkuit terpadu. Ukuran, dan posisi lead (atau terminal) yang relevan dengan peralatan
desainer; resistor harus secara fisik cukup besar untuk tidak terlalu panas ketika
menghilangkan kekuasaan mereka.
Fungsi dan kegunaan resistor dalam rangkaian
1. Sebagai pembagi arus
2. Sebagai pembagi tegangan
3. Sebagai penurun tegangan
4. Sebagai penghambat arus listrik, dan lain-lain
Untuk menyatakan resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan dayanya.Berbagai
macam resistor di buat dari bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang berbeda. Spesifikasi
lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor padasuatu rancangan selain besar
resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka
akan terjadi disipasi daya berupa panassebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu
resistor bisa menunjukkansemakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki
disipasidaya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi
empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya
untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya,
misalnya100*5W. Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan
huruf R. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak berarti
sama besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi.
Jenis – Jenis Resistor
Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu :
1. Fixed Resistor
2. Variable Resistor
3. Resistor Non Linier
:
:
:
Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
Yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.
Yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh
faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.
Resistor Tetap (Fixed)
Secara fisik bentuk resistor tetap adalah sebagai berikut :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.
2.
3.
Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.
Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut.
Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai daya-nya dibandingkan
resistor dari bahan carbon.
Resistor Variabel
1. Trimpot : Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan
mengunakan obeng.
2. Potensio : Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah
langsung mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara
memutar poros engkol atau mengeser kenop untuk potensio geser.
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Trimpot :
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Potensio :
Bentuk resistor non linier misalnya PTC, LDR dan NTC
PTC : Positive Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non linier yang nilai
hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu.
Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar
nilai hambatannya.
NTC : Negative Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non linier yang nilai
hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu.
Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin kecil
nilai hambatannya.
LDR : Light Dependent Resistor
adalah jenis resistor non linier yang nilai
hambatannya terpengaruh oleh perubahan intensitas
cahaya yang mengenainya. Makin besar intensitas
cahaya yang mengenainya makin kecil nilai
hambatannya.
Simbol dari fixed resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Tetap
Standar AS dan Jepang Eropa
Simbol dari variable resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Variabel
Standar AS dan Jepang Eropa
Simbol dari resistor non linier adalah sebagai berikut :
Resistor Non Linier
Jenis LDR NTC PTC
Cara Menghitung Nilai Resistor
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi.
Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai,
biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai.
Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga
mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk
menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu
ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya
adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal.
Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan
warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.
Identifikasi empat pita
Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini
terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama
merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol
yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga
resistansi. Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus
dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang
lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru,
mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga
104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah,
merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Warna Pita pertama Pita keduaPita ketiga
(pengali)
Pita keempat
(toleransi)
Pita kelima
(koefisien suhu)
Hitam 0 0 × 100
Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
Oranye 3 3 × 103 15 ppm
Kuning 4 4 × 104 25 ppm
Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
Putih 9 9 × 109
Emas × 10-1 ± 5% (J)
Perak × 10-2 ± 10% (K)
Kosong ± 20% (M)
Identifikasi lima pita
Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%),
untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi,
pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita
keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas
atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien
suhu.
Resistor pasang-permukaan
Gambar ini menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri atas
adalah kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering digunakan
daripada lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan mesin pemasang resistor.
Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip
dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua
pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali
(jumlah nol). Contoh:
"334" = 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm
"222" = 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm
"473" = 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm
"105" = 10 × 100,000 ohm = 1 MOhm
Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:
"100" = 10 × 1 ohm = 10 ohm
"220" = 22 × 1 ohm = 22 ohm
Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah kebingungan.
Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal.
Contoh:
"4R7" = 4.7 ohm
"0R22" = 0.22 ohm
"0R01" = 0.01 ohm
Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama menunjukkan
harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:
"1001" = 100 × 10 ohm = 1 kohm
"4992" = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm
"1000" = 100 × 1 ohm = 100 ohm
"000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm
Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.
Penandaan tipe industri
Format:
XX YY YZ
X: kode tipe
Y: nilai resistansi
Z: toleransi
Rating Daya pada 70 °C
Kode
Tipe
Rating Daya
(Watt)
Teknik MIL-R-
11
Teknik MIL-R-39008
GB 1 RC32 RCR32
HB 2 RC42 RCR42
GM 3 - -
HM 4 - -
CB ¼ RC07 RCR07
EB ½ RC20 RCR20
BB ⅛ RC05 RCR05
Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas industri dan kelas
militer.
Kelas komersil: 0 °C hingga 70 °C
Kelas industri: −40 °C hingga 85 °C (seringkali −25 °C hingga 85 °C)
Kelas militer: −55 °C hingga 125 °C (seringkali -65 °C hingga 275 °C)
Kelas standar: -5 °C hingga 60 °C.
Hubungan yang ada pada resistor
Menurut hukum Ohm,ada tiga bentuk hubungan yang bisa terjadi pada resistor,yaitu:
Hubungan Seri
Hubungan Paralel
Hubungan Campuran
1. Hubungan Seri
Hubungan seri adalah hubungan beberapa resistor secara seri atau berderet.Tegangan yang
dimiliki masing-masing berbeda-beda tergantung resistornya.
Pemasangan resistor secara seri mempunyai rumus:
Rt = R1 + R2 + R3 + ……..+ R
2. Hubungan Paralel
Hubungan paralel adalah hubungan beberapa resistor secara paralel.Tegangan yang dimiliki
masing-masing resistor adalah sama namun arusnya berbeda tergantung resistornya.
Pemasangan resistor secara paralel mempunyai rumus :
1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ……..+ 1/Rn atau
Rt = R1 x R2 x R3 x ……..x Rn
R1 + R2 + R3 + ……..+Rn
3. Hubungan Campuran ( hubungan seri-paralel )
Hubungan campuran adalah hubungan beberapa buah resistor yang mempunyai rangkaian
seri dan paralel.Cara menghitungnya yaitu dengan menggabungkan rumus hubungan seri dan
hubungan paralel.
Cara Mengukur Keadaan Resistor
Perlu diketahui bahwa batas ukur multimeter untuk pengukuran menggunakan OHM,
mempunyai beberapa posisi yaitu :
1. Putar saklar pada posisi R x 1
2. Putar saklar pada posisi R x 10
3. Putar saklar pada posisi R x 1K
Cara pengukuran hambatan
1. Putarlah saklar pada posisi R x 1, R x 10, atau R x 1K. Ini semua tergantung perkiraan
berapa besar tahanan yang hendak kita ukur.
2. Tancapkanlah kabel merah (+) pada lubang (+) dan kabel hitam (-) pada (-).
3. Lalu pertemukan pencolok merah dan hitam pada masing-masing ujungnya.
4. Kemudian stel jarum sampai mencapai angka nol Ohm. Sedangkan yang dibuat menyetel
adalah pengatur nol Ohm.
5. Kemudian setelah mencapai titik nol Ohm barulah pencolok itu kita lepaskan. Maka
dengan demikian jarum skala akan kembali ke kiri.
6. Dan sekarang tempelkan masing-masing pencolok pada kaki resistor.
7. Apabila jarum bergerak maka hal ini akan menandakan resistor dalam keadaan baik dan
bisa digunakan.
8. Sedangkan untuk mengukur besarnya nilai resitor perhatikanlah gerakan jarum dan berjenti
pada angka berapa. Maka angka ini akan menunjukkan skala sesuai dengan ukuran resistor
itu sendiri.
Contoh-cotoh Perhitungan Resistor :
a. Bila jarum menunjukkan angka 100 pada papan skala dan saklar penyetelan ditunjukkan
pada 1 x berarti --> 1 x 100, maka ukurannya adalah 100 Ohm
b. Bila jarum menunjukkan angka 100 pada papan skala dan saklar penyetelan ditunjukkan
pada 10 x berarti --> 10 x 100, maka ukurannya adalah 1000 Ohm
c. Bila jarum menunjukkan angka 100 pada papan skala dan saklar penyetelan ditunjukkan
pada 1K berarti --> 1000 x 100, maka ukurannya adalah 100000 Ohm atau 100 KOhm
Kesimpulan
Pengukuran nilai hambatan resistor dalam percobaan ini menggunakan AVOmeter.
Dalam pengukuran ini sering terjadi kesalahan, salah satu kesalahannya tidak sesuainya
jarum dengan angka nol. Pengukuran nilai hambatan dengan membaca kode warna pada
resistor juga sering megalami kesalahan ataupun kesulitan membaca warna karena resistor
yang digunakan dalam percobaan ini terlalu lama disimpan sehingga menyebabkan warna
yang terdapat pada resistor hilang (memudar). Perbedaan sudut padang juga dapat
mempengaruhi pergeseran jarum pada AVO Meter.
BAB IIKAPASITOR
PENGERTIAN KAPASITOR
Kapasitor (kondensator) dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf ‘C’
adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan
cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan
oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9×1011
cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Struktur sebuah kapasitor terbuat fari dua buah pelat metal yang dipisahkan oleh suatu
bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umumnya dikenal misalnya adalah ruang
hampa udara, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung pelat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada ujung metal yang satu lagi.
Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif, dan sebaliknya muatan
negatif tidak bisa menuju ke kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-
konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-
muatan positif dan negatif di awan.
KEGUNAAN KAPASITOR
Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian adalah:
* Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS = Power
supply)
* Sebagai filter dalam rangkaian PS
* Sebagai frekuensi dalam rangkaian antenna
* Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon.
* Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar
Kapasitansi Kapasitor
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk menampung
muatan elektron. Coulomb pada abad ke-18 menghitung bahwa 1 Coulomb = 6,25 x 1018
elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan
memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan
electron sebanyak 1 Coulomb. Dengan rumus dapat ditulis:
Q = C . V
Keterangan:
Q = muatan electron dalam C (Coulomb)
C = nilai kapasitansi dalam F (Farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Kapasitor pelat paralel tersusun atas dua pelat paralel dengan luas A dan jarak antar pelat d.
dalam ruang hampa, dengan penjabaran menggunakan hokum Gauss, kapasitansinya adalah :
Kapasitor dengan dielektrik adalah kapasitor dengan material insulator (karet, gelas,
kertas, mika, dll). Misalkan sebuah bahan dielektrik disisipkan diantara kedua pelat kapasitor,
maka beda potensial antara kedua keping akan turun. Karena jumlah muatan pada setiap
keping tetap, kapasitansi naik. Hal ini dapat dirumuskan sebagai
Bila di dalamnya diisi bahan lain yang mempunyai konstanta dielektrik K, maka kapasitasnya
menjadi
Hubungan antara C0 dan C adalah :
Kapasitas kapasitor akan berubah harganya bila :
K , A dan d diubah
Dalam hal ini C tidak tergantung Q dan V, hanya merupakan perbandingan2 yang tetap saja.
Artinya meskipun harga Q diubah2, harga C tetap.
Rangkaian Kapasitor
Rangkaian kapasitor secara seri akan mengakibatkan nilai kapasitansi total semakin
kecil. Di bawah ini adalah contoh kapasitor yang dirangkai secara seri
Pada rangkaian kapasitor seri, berlaku rumus:
V = V1 + V2 + … + Vn
Q = Q1 = Q2 = Qn
C=Kε0Ad
C=KC0 karena ε=Kε0
Rangkaian kapasitor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi pengganti semakin
besar.
Di bawah ini adalah contoh kapasitor yang dirangkai secara paralel.
Pada rangkaian kapasitor paralel, berlaku rumus:
V1 = V2 =V3 = Vn
Q = Q1 + Q2 + Q3 + Qn
Energi yang disimpan didalam kapasitor
Energi potensial U yang tersimpan di dalam kapasitor didefinisikan sebagai usaha yang
diperlukan untuk mengisi muatan. Misalkan sebuah baterai dihubungkan ke sebuah kapasitor.
Baterai melakukan kerja untuk menggerakkan muatan dari satu pelat ke pelat yang lain. Kerja
yang dilakukan untuk memindahkan sejumlah muatan sebesar q melalui tegangan V adalah
W = V . q
Dengan menggunakan kalkulus energy potensial muatan dapat dinyatakan sebagai:
JENIS-JENIS KAPASITOR
Jenis-jenis kapasitor ada berbagai macam,diantaranya adalah di bawah ini.
Menurut Polaritasnya :
- Kapasitor Polar
Memiliki polaritas (+) dan (-).
Dalam pemasangannya harus diperhatikan polaritasnya dan tidak boleh dipasang terbalik.
Pada bodynya terdapat tanda polaritasnya untuk menandai kaki yang berpolaritas (+) atau
(-).
- Kapasitor Non Polar(Bipolar Capasitor)
Jenis kapasitor ini bisa dipasang bolak-balik.
Menurut Bahan Pembuatannya :
Kapasitor pada dasarnya adalah 2 buah lempeng logam(dielectric) yang dipisahkan oleh
sebuah bahan isulator. Nah,bahan isulator inilah yg menentukan nama kapasitor tersebut.
Menurut bahan pembuatannya jenis2 kapasitor adalah :
- Kapasitor Elektrolit → isulatornya dibuat dari bahan elektrolit
- Kapasitor Mika → bahan isulatornya dibuat dari mika
- Kapasitor Udara → bahan isulatornya dibuat dari udara.
- Kapasitor Kertas,tantalum,milar,dsb.
Menurut Ketetapan Nilainya
- Kapasitor Tetap/permanen
Nilai kapasitasnya tidak bisa diubah-ubah.
- Kapasitor Variable atau sering juga disebut VC atau Varco (variable capasitor)
Kapasitor jenis ini bisa kita ubah-ubah nilainya.
CARA MENGHITUNG NILAINYA
Nilai kapasitor dapat kita lihat pada tulisan yang terdapat pada body-nya, misalnya 10
uF/16 V artinya nilai kapasitor itu adalah 10 mikro Farad dan bisa bekerja pada tegangan
maximal 16 V,jika melebihi 16 V maka kapasitor ini akan mengalami 'break down' alias
ko'it:-).
Farad adalah satuan nilai kapasitas dari kapasitor.
1 uF → 1 mikro Farad = 1 x 10 pangkat (-6) Farad = 0.000001 Farad
1 nF → 1 nano farad = 1 x 10 pangkat (-9) Farad
1 pF → 1 piko Farad = 1 x 10 pangkat (-12) Farad
# Kode Angka Pada Kapasitor
Untuk kapasitor yang nilai kapasitasnya di bawah 1 uF biasanya nilai kapasitasnya dituliskan
dalam kode angka.
Contoh :
1. 104 → 10 x 10 pangkat 4 (dalam satuan piko Farad) = 100000 pF atau 100 nF atau 0.1 uF
2. 222 → 22 x 10 pangkat 2 (pF) = 2200 pF atau 2.2 nF
* caranya adalah kita tulis ulang 2 angka pertama,kemudian kita kalikan dengan 10 pangkat
angka terakhirnya.
3. 4n7 → 4.7 nano Farad
4. 2p5 → 2.5 piko Farad
Kapasitor yang bernilai di bawah 1 uF umumnya adalah jenis non polar,kecuali yang jenis
elektrolit.
HUBUNGAN YANG ADA PADA KAPASITOR
a. Hubungan Seri
Kapasitor yang dihubungkan seri akan mempunyai muatan yang sama.
CARA MENGUKUR KEADAAN KAPASITOR
Cara Menghitung Kapasitor Seri - Paralel
Pada gambar dibawah ini dapat kita lihat sebuah
rangkaian kapasitor kombinasi yang terdiri dari
rangkaian kapasitor serial dan rangkaian kapasitor
parallel.
V ab=QC1
; V bc=QC2
; V cd=QC3
; V ad=QC s
1C s
= 1C1
+ 1C2
+ 1C3
Q=Q1=Q2=Q3
Untuk mencari nilai capasitansi total kita dapat menggunakan kombinasi dari persamaan
capasitor serial dan persamaan capasitor parallel.
Persamaan Capasitor serial : 1/Ct = 1/C1 + 1/C2 + .........+ 1/Cn
Persamaan Capasitor parallel : Ct = C1 + C2 + .... + Cn
Dari kedua persamaan diatas kita dapat mengkombinasikanya untuk menghitung nilai
capasitansi pengganti dari rangkaian capasitor serial-parallel seperti yang terlihat pada
gambar.
KESIMPULAN
Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di
dalammedan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
muatanlistrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh
MichaelFaraday (1791-1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun
kata"kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro
Voltaseorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore),
berkenaandengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi
dibandingkomponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan
bahasaInggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti
bahasaPerancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau SpanyolCondensador
BAB III
DIODA
Pengertian Dioda
Menurut bahan semikonduktor ada 2 jenis dioda
1. Dioda Silikon
2. Dioda Germanium
Dioda dengan bias Maju Dioda dengan bias Negatif
Karakteristik unik zener bekerja
pada bias negatif.
Simbol Dioda Zener
Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin memiliki
saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektroda aktif dimana isyarat listrik
dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena karakteristik satu arah yang
dimilikinya. Dioda varikap (VARIable CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai
kondensator terkendali tegangan.
Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik
menyearahkan.
Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir
dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya
(disebut kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik
dari katup pada transmisi cairan.
Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benar-
benar menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi mempunyai
karakteristik listrik tegangan-arus taklinier kompleks yang bergantung pada teknologi yang
digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak
ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga
disebut katup termionik). Saat ini dioda yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor
seperti silikon atau germanium.
Kegunaan Dioda
Fungsi dioda antara lain
1. Untuk penyerah arus
2. Sebagai catu daya
3. Sebagai penyaring atau pendeteksi dan
4. Untuk stabilisator tegangan
Selain sebagai penyearah arus, dioda juga dapat dipakai sebagai detector yaitu untuk
mendeteksi sinyal-sinyal kecil. Dioda zener dipakai sebagai stabilisator tegangan catu daya.
LED (Light Emitting Dioda) yaitu dioda yang dapat memancarkan cahaya biasanya dipakai
sebagai lampu control. Dioda sebagai penyearah arus mempunyai rangkaian sebagai berikut :
1. Penyearah setengah gelombang (half wave)
2. Penyearah gelombang penuh (full wave)
Jenis jenis Dioda
a. Dioda Pemancar Cahaya (LED)
Bila dioda dibias forward, electron pita konduksi melewati junction dan jatuh ke
dalam hole. Pada saat elektron-elektron jatuh dari pita konduksi ke pita valensi, mereka
memancarkan energi. Pada dioda Led energi dipancarkan sebagai cahaya, sedangkan pada
dioda penyearah energi ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan bahan dasar
pembuatan Led seperti gallium, arsen dan phosfor parik dapat membuat Led dengan
memancarkan cahaya warna merah, kuning, dan infra merah (tak kelihatan). Led yang
menghasilkan pancaran yang kelihatan dapat berguna pada display peralatan, mesin
hitung, jam digital dan lain-lain. Sedangkan Led infra merah dapat digunakan dalam sistim
tanda bahaya pencuri dan lingkup lainnya yang membutuhkan cahaya tak kelihatan.
Keuntungan lampu Led dibandingkan lampu pijar adalah umurnya panjang, teganagnnya
rendah dan saklar nyala matinya cepat. Gambar 2.1 dibawah ini menjukkan lambang atau
simbol dari macam dioda.
b. Dioda Photo
Energi thermal menghasilkan pembawa minoritas dalam dioda, makin tinggi suhu
makin besar arus dioda yang terbias reverse. Energi cahaya juga menghasilkan pembawa
minoritas. Dengan menggunakan jendela kecil untuk membuka junction agar terkena
sinar, pabrik dapat membuat dioda photo. Jika cahaya luar mengenai junction dioda photo
yang dibias reverse akan dihasilkan pasangan electron-hole dalam lapisan pengosongan.
Makin kuat cahaya makin banyak jumlah pembawa yang dihasilkan cahaya makin besar
arus reverse. sebab itu dioda photo merupakan detektor cahaya yang baik sekali. Gambar
1b menunjukkan lambang atau symbol dari dioda photo.
c. Dioda Varactor
Seperti kebanyakan komponen dengan kawat penghubung, dioda mempunyai
kapasitansi bocor yang mempengaruhi kerja pada frekuensi tinggi, kapasitansi luar ini
biasanya lebih kecil dari 1 pF. Yang lebih penting dari kapasitansi luar ini adalah
kapasitansi dalam junction dioda. Kapasitansi dalam ini kita sebut juga kapasitansi
peralihan CT. Kata peralihan disini menyatakan peralihan dari bahan type-p ke typr-n.
Kapasitansi peralihan dikenal juga sebagai kapasitansi lapisan pengosongan , kapasitansi
barier dan kapasitansi junction. Apakah kapasitansi peralihan itu?. Perhatikan gambar
Lapisan pengosongan melebar hingga perbedaan potensial sama dengan tegangan riverse
yang diberikan.Makin besar tegangan riverse makin lebar lapisan pengosongan. Karena
lapisan pengosongan hamper tak ada pembawa muatan ia berlaku seperti isolator atau
dielektrik. Dengan demikian kita dapat membayangkan daerah p dan n dipisahkan oleh
lapisan pengosongan seperti kapasitor keeping sejajar dan kapasitor sejajar ini sama dengan
kapasitansi peralihan. Jika dinaikkan teganag riverse membuat lapisan pengosongan menjadi
lebar, sehingga seperti memisahkan keeping sejajar terpisah lebih jauh. Dan sebagai
akibatnya kapasitansi peralihan dari dioda berkurang bila tegangan riverse bertambah. Dioda
silicon yang memanfaatkan efek kapasitansi yang berubah-ubah ini disebut varactor. Dalam
banyak aplikasi menggantikan kapasitor yang ditala secara mekanik, dengan perkataan lain
varaktor yang dipasang parallel dengan inductor merupakan rangkaian tangki resonansi.
Dengan mengubah-ubah tegangan riverse pada varactor kita dapat mengubah frekuensi
resonansi. Pengontrolan secara elektronik pada frekuensi resonansi sangat bermanfaat dalam
penalaan dari jauh.
d. Dioda Schottky
Dioda schottky menggunakan logam emas, perak atau platina pada salah satu sisi
junction dan silicon yang di dop (biasanya type-n) pada sisi yang alain. Dioda semacam ini
adalah piranti unipolar karena electron bebas merupakan pembawa mayoritas pada kedua
sisi junction. Dan dioda Schottky ini tidak mempunyai lapisan pengosongan atau
penyimpanan muatan, sehingga mengakibatkan ia dapat di switch nyala dan mati lebih
cepat dari pada dioda bipolar. Sebagai hasilnya piranti ini dapat menyearahkan frekuensi
diatas 300 Mhz dan jauh diatas kemampuan dioda bipolar.
e. Dioda Step-Recovery
Dengan mengurangi tingkat doping dekat junction pabrik dapat membuat dioda step-
recovery piranti yang memanfaatkan penyimpanan muatan. Selama konduksi forward
dioda berlaku seperti dioda biasa dan bila dibias riverse dioda ini konduksi sementara
lapisan pengosongan sedang diatur dan kemudian tiba-tiba saja arus riverse menjadi nol.
Dalam keadaan ini seolah-olah dioda tiba-tiba terbuka menjepret (snaps open) seperti
saklar, dan inilah sebabnya kenapa dioda step-recovery sering kali disebut dioda snap.
Dioda step-recovery digunakan dalam rangkaian pulsa dan digital untuk menghasilkan
pulsa yang sangat cepat.Snap-off yang tiba-tiba dapat menghasilkan pensaklaran on-off
kurang dari 1 ns. Dioda khusus ini juga digunakan dalam pengali frekuensi.
f. Dioda Zener
Dioda zener dibuat untuk bekerja pada daerah breakdown dan menghasilkan tegangan
breakdown kira-kira dari 2 samapai 200 Volt. Dengan memberikan tegangan riverse
melampaui tegangan breakdown zener, piranti berlaku seperti sumber tegangan konstan.
Jika tegangan yang diberikan mencapai nilai breakdown, pembawa minoritas lapisan
pengosongan dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk
mengeluarkan electron dari orbit luar. Efek zener berbeda-beda, bila dioda di-dop banyak
maka lapisan pengosongan amat sempit. sehingga medan listrik pada lapisan pengosongan
sangat kuat. Pada gambar 3 menunjukkan kurva tegangan arus dioda zener. Pada dioda
zener breakdown mempunyai knee yang sangat tajam, diikuti dengan kenaikan arus yang
hampir vertikal. Perhatikan bahwa tegangan kira-kira konstan sama dengan Vz pada
sebagian besar daerah breakdown. Lembar data biasanya menentukan nilai VZ pada arus
test IZT tertentu diatas knee ( perhatikan gambar2.3 )
Cara Menghitung nilainya
Dissipasi daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan dengan arusnya, yaitu:
PZ = VZ x IZ
Misalkan :
jika Vz=13.6 V dan Iz= 15mA, Hitunglah daya dissipanya.
Jawab: Pz = 13,6 x 0,015 = 0,204 W
Selama PZ kurang dari rating daya Pz maks dioda zener tidak akan rusak. Dioda zener
yang ada dipasaran mempunyai rating daya dari ¼ W sampai lebih dari 50 W. Lembar data
kerap kali menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat ditangani tanpa
melampaui rating dayanya. Arus maksimum diberi tanda IZm. Hubungan antara Izm dan
rating daya adalah:
Penggunaan dioda Zener sangat luas, kedua setelah dioda penyearah. Dioda silikon ini
dioptimumkan bekerja pada daerah breakdown dan dioda zener adalah tulang punggung
regulator tegangan. Jika dioda zener bekerja dalam daerah breakdown, bertambahnya
tegangan sedikit akan menghasilkan pertambahan arus yang besar. Ini menandakan bahwa
dioda zener pempunyai inpedansi yang kecil. Inpedansi dapat dihitung dengan bantuan
rumus:
Hubungan yang
ada pada Dioda
Dalam berbagai rangkaian elektronika komponen semikonduktor diode sering kita jumpai
jenis dan type yang berbeda beda tergantung dari model dan tujuan penggunaan rangkaian
tersebut dibuat. Kata dioda berasal daripendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di
berarti dua) mempunyai duabuah elektroda yaitu anoda dan katoda. Anoda digunakan untuk
polaritas positif dan katoda untuk polaritas negatip. Didalam diode terdapat junction
(pertemuan)dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu.
Diodasemikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada
satdioda memperoleh catu arah maju (forward bias). Pada kondisi ini diodadikatakan bahwa
dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar danmempunyai tahanan dalam dioda relative
kecil. Sedangkan bila dioda diberi catuarah terbalik (Reverse bias) maka diode tidak bekerja
dan pada kondisi ini diodemempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit
mengalir. Dari kondisitersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja
antaralain sebagai penyearah gelombang (rectifier), disamping kegunaan-kegunaanlainya
misalnya sebagai Klipper, Clamper , pengganda tegangan dan lain-lain.
Cara Mengukur Keadaan Dioda
Dalam Ilmu Elektronika dioda merupakan salah satu komponen yang sering di
pergunakan untuk menyearahkan sebuah gelombang listrik. Komponen seperti dioda
biasanya dapat di jumpai dalam rangkaian rangkaian penyearah baik penyearah gelombang
penuh ataupun penyearah setengah gelombang.
Dioda adalah salah satu komponen elektronika pasif. Dioda memiliki buah dua kutub
yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Dioda terbuat dari bahan semi konduktor tipe P dan semi
konduktor tipe N yang di saling dihubungkan.
Karena sifat dioda yang bekerja sebagai konduktor jika kita beri bias maju dan
bekerja sebagai isolator pada bias mundur, maka.. dioda sering digunakan sebagai penyearah
(rectifier) arus bolak-balik. Contoh penggunaannya adalah pada rangkaian adaptor, DC power
supply (Catu Daya DC) dan sebagainya.
Untuk mengetahui dioda dalam keadaan baik atau rusak kita dapat mengukurnya
menggunakan Multimeter atau ohmmeter. Karena sifat dioda hanya mampu mengalirkan arus
searah saja maka pemasangan multimeter terhadap dioda harus dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
* Terminal positif (+) Multimeter di hubungkan dengan kaki katoda dioda.
* Terminal negatif (-) Multimeter dihubungkan dengan kaki anoda dioda.
Gambar berikut merupakan contoh cara pemasangan multimeter terhadap dioda :
Keterangan gambar :
Pada rangkaian gambar A, apabila pointer dari multimeter atau ohmmeter menunjukan nilai
tertentu, maka dioda tersebut dapat di katakan rusak. Karena pada dioda tersebut sudah
terjadi hubung singkat.
Pada rangkaian gambar B, apabila pointer dari multimeter atau ohmmeter tidak menunjukan
sama sekali, maka dioda dapat dikatakn rusak karena sudah putus.
Kesimpulan
Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja.
Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta
merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa terjadi
konduksi. Ini disebabkan karenaadanya dinding deplesi (deplesion layer). Untuk dioda yang
terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas 0.7 volt. Kira-kira 0.2 volt batas
minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium
BAB IV
TRANSISTOR
PENGERTIAN TRANSISTOR
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di
satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor
adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian
analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian2 digital,
transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat
dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-
komponen lainnya.
KEGUNAAN
transistor digunakan sebagai switch untuk menghidupkan komponen yang
mempunyai arus yang lebih besar berbanding arus yang dapat dibekalkan oleh
microcontroller. Ini kerana, microcontroller hanya dapat memberikan voltage 5V.
Transistor mempunyai tiga kaki dan di label CBE iaitu Collector, Base dan Emitter.
Transistor mempunyai dua jenis iaitu jenis NPN dan PNP. Gambar schematic di atas adalah
menggunakan transistor NPN. Transistor adalah controlled current iaitu arus pada collector
akan mengalir sekiranya terdapat arus pada base. Arus pada collector akan menghidupkan
sebarang komponen di collector atau load. Contoh komponen yang boleh di pasang pada load
adalah LED yang banyak, Backlight LCD, Relay dan sebagainya.
Bagi mengawal arus base, microcontroller akan memberikan voltage sama ada low
logic 0V atau high logic 5V. Jika microcontroller memberi 0V, transistor akan OFF dan load
tidak berfungsi. Jika microcontroller memberi 5V, transistor akan ON dan load juga akan
dihidupkan.
Selari dengan load, terdapat diode di pasang. Ini berfungsi untuk inductive load
seperti relay. Coil relay mempunyai inductor. Apabila transistor di matikan, arus di dalam
coil tidak boleh di hentikan begitu sahaja. Ia memerlukan laluan lain untuk turun kepada
kosong. Jadi, diode di pasang bagi mengalirkan arus daripada inductor tersebut.
JENIS-JENIS TRANSISTOR
Simbol Transistor dari Berbagai Tipe Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan
banyak kategori:
Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan
lain-lain
Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET),
IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta
pengembangan dari transistor yaitu IC
(Integrated Circuit) dan lain-lain.
Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau
P-channel
Maximum kapasitas daya: Low Power,
Medium Power, High Power
Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor,
Microwave, dan lain-lain
Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara
kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau negatifnya
berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor
(C), dan basis (B).
PNP P-channel
NPN N-channel
BJT JFET
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan
perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang
mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor
dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau hFE. β biasanya berkisar sekitar
100 untuk transistor-transisor BJT.
FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET
(IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET
(MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda
dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini
membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga
membentuk sebuah dioda antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung
vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan
keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode.
Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET
menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode,
gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate
adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara
source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik.
Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement.
CARA MENGHITUNG TRANSISTOR
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya
menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus
listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas
dinamakan depletion zone dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi
dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama
mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya
(dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik
utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan
yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk
masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
* Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
* Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-
lain
* Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET,
HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
* Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
* Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
* Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave,
dan lain-lain
* Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
HUBUNGANNYA
Transistor adalah termasuk komponen utama dalam elektronika. Transistor terbuat
dari 2 dioda germanium yang disatukan. Tegangan kerja transistor sama dengan dioda yaitu
0,6 volt. Saat ini hampir semua perangkat elektronika menggunakan transistor sebagai
komponen utama selain IC. Transistor juga merupakan komponen yang paling rawan
mengalami kerusakan, karena kelemahan yang dimilikinya. Nah, bagaimana cara mengetahui
dan mengetes kerusakan transistor tersebut ? Silahkan simak terus artikel berikut.
CARA MENGUKUR KEADAAN TRANSISTOR
Transistor memiliki 3 kaki yaitu :
EMITOR (E)
BASIS (B)
COLECTOR (C)
Jenis transistor ada 2 yaitu :
1. Transistor PNP (anoda katoda anoda / kaki katoda yang disatukan)
2. Transistor NPN (katoda anoda katoda / kaki anoda yang disatukan)
Contoh transistor : C 828, FCS 9014, FCS 9013, TIP 32, TIP 31, C5149, C5129, C5804,
BU2520DF, BU2507DX, dll
Simbol di rangkaian : “Q”, simbol gambarnya dibawah ini :
Menentukan Kaki Transistor
Menentukan Kaki Basis
Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 atau X100.
Misalkan kaki transistor kita namakan A, B, dan C.
Bila probe merah / hitam => kaki A dan probe lainnya => 2 kaki lainnya secara bergantian
jarum bergerak semua dan jika dibalik posisi hubungnya tidak bergerak semua maka itulah
kaki BASIS.
Menentukan Kaki Colector NPN
Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K atau X10K.
Bila probe merah => kaki B dan probe hitam => kaki C. Kemudian kaki A (basis) dan kaki B
dipegang dengan tangan tapi antar kaki jangan sampai terhubung. Bila jarum bergerak sedikit
berarti kaki B itulah kaki COLECTOR.
Jika kaki basis dan colector sudah diketahui berarti kaki satunya adalah emitor.
Mengukur Transistor Dengan Multitester
Batas ukur pada Ohmmeter X10 / X100
Transistor PNP
KESIMPULAN
Untuk menggunakan sebuah transistor kita harus bisa menentukan jenis transistor
tersebut, selain itu kita juga harus tahu menentukan kaki-kaki transistor (basis,collector dan emitternya) karena apabila semuanya itu salah maka rangkaian kita akan gagal.Cara mengetahui transistor jenis PNP atau NPN, anda harus menggunakan multimeter.Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menentukan transistor jenis PNP atau jenis NPN adalah sebagai berikut :- Hubungkan tesled hitam (+) pada salah satu kaki transistor.- Kemudian hubungkan tesled merah (-) pada kedua kaki lainnya secara bergantian. Apabila
jarum bergerak pada keadaan keduanya maka transistor tersebut NPN, jika jarum bergerak hanya pada salah satu keadaan maka ganti pencolok hitam menjadi merah dan lakukan yang sama.
- Jika jarum bergerak pada kedua kakinya yang lain maka transistor itu bocor,jika jarum tidak bergerak sama sekali maka transistor tersebut putus.
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menentukan basis,kolektor maupun emitternya yaitu:1. Dengan teori segitiga kita dapat menentukan basisnya,namun cara ini tidak bisa kita
gunakan jika kaki transistor berbentuk segitiga sama sisi.2. Ada juga transistor yang kaki emittornya di beri tanda titik atau kuping.3. Cara yang paling efektif adalah menggunakan multimeter. Ketika kita telah menentukan
basisnya,kita bisa menentukan kolektor dan emittornya dengan cara mengukur besar resistansinya. Resistansi basis-kolektor lebih besar daripada basis-emittor.
DAFTAR PUSTAKA
- Resistivity of Carbon, Amorphous oleh Dana Klavansky, editor Glen Elert.
(http://hypertextbook.com/facts/2007/DanaKlavansky.shtml)
- Electronics and Communications Simplified by A. K. Maini, 9th Ed., Khanna
Publications(India)
- www.duniaelektronika.blogspot.com
- www.wikipedia.com
- Jakarta; ErlanggaMillman, Jacob & Cristos C. Jalkias. 1986
- Jakarta; ErlanggaHttp:\\.id.wikipedia.org/wiki/transistor” kategori transistor
- Electronics and Communications Simplified by A.K. Maini, 9th Ed., Khanna
Publications
- Resistivity of Carbon, Amorphous oleh DanaKlavansky, editor Glen Elert.
- "Carbon-film resistors: Carbon film resistorsfeature up to 5W power rating".
Globalsources.com.