Upload
panjulut
View
62
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dimanfaatkan sebaik-baiknya yah..
Citation preview
“Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)”
Tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan Inovasi Pembelajaran II
Semester Ganjil 2015/2016
Dosen Pembimbing:
1. Dr. Sukayasa, M.Pd.
2. Dr. H. Sudarman, M.Pd.
3. Drs. I Nyoman Murdiana, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 1 / Kelas A
1. ABDUR RAHIM CATUR PUTRA (A 231 13 058)
2. SITI FATIMAH (A 231 13 010)
3. HINDI MUCHAYARAH (A 231 13 011)
4. MARIAH ULFA (A 231 13 053)
5. FATNUR (A 231 13 102)
6. NERSY BANERINGGI (A 231 13 111)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
Palu – Sulawesi Tengah
November, 2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ―Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)‖ ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar dan Inovasi Pembelajaran II.
Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih banyak kepada dosen
pembimbing Mata Kuliah Teori Belajar dan Inovasi Pembelajaran II, Bapak Dr.
Sukayasa, M.Pd., Bapak Dr. H. Sudarman, M.Pd., dan Bapak Drs. I Nyoman
Murdiana, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah
ini. Kepada kedua orang tua yang terus mengirimkan do’anya serta rekan-rekan
mahasiswa yang telah banyak membantu baik dari segi moral maupun materi.
Penyusun menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam
penyajian dan referensi yang dapat penyusun pergunakan dan menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu dengan kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi sempurnanya makalah ini serta demi perbaikan dan
kesempurnaan pemahaman yang penyusun dapatkan dalam pembuatan tugas-tugas
lainnya. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Palu, 1 November 2015
Penyusun
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) ............................................................................................. 4
2.2 Teori yang Mendasari Model Pembelajaran Berbasis Proyek ............ 6
2.3 Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek ........................... 7
2.4 Tujuan dan Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek ................. 8
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek .... 9
2.6 Sintaks atau Fase-Fase Model Pembelajaran Berbasis Proyek ........... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 15
3.2 Saran .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17
LAMPIRAN ....................................................................................................... 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia
Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang
sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia
Indonesia seutuhnya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia
tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh
pemerintah melalui Depdiknas. Salah satu terobosan yang sering dilakukan
adalah dengan adanya pergantian Kurikulum, hingga sampai saat ini
Kurikulum 2013 yang digunakan. Dalam implementasi Kurikulum 2013 ini
diperlukan pendekatan yang dapat mengintregasikan antara aspek teoritis dan
praktis.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA atau yang
sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach).
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (dalam Kemendikbud, 2013). Dari berbagai kajian tentang
strategi pembelajaran, salah satu pendekatan yang mendekati konsepsi tersebut
adalah pendekatan projek atau yang dikenal sebagai Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project Based Learning).
Project Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan
suatu pendekatan pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip
konstruktivisme, problem solving, inquiri riset, integrated studies dan
refleksinya yang menekankan pada aspek kajian teoritis dan aplikasinya
(dalam Sudarya, 2008). Dalam Project Based Learning, siswa
mengembangkan suatu proyek bak secara individu ataupun secara kelompok
untuk menghasilkan suatu poduk, misalnya portofolio. Kemudian hasilnya
nanti akan disajikan. Pelaksanaan Project Based Learning dapat menggunakan
berbagai sumber belajar, baik itu secara teoritis dari buku-buku, jurnal atau
media lainnya yang nantinya akan di buktikan dengan pengamatan lapangan.
2
Dari sinilah siswa dapat lebih mandiri dalam belajar. Siswa dapat menemukan
sendiri apa yang mereka pelajari baik secara teoritis maupun praktis.
Pendekatan pembelajaran ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran
di sekolahnya, yang salah satunya adalah mata pelajaran Matematika. Untuk
mengetahui lebih jauh tentang model pembelajaran ini maka disusun makalah
ini dengan judul ―Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)‖.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, munculah
beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning)?
2. Teori–teori apakah yang mendasari model pembelajaran berbasis proyek?
3. Apakah karakteristik model pembelajaran berbasis proyek?
4. Apakah tujuan dan prinsip model pembelajaran berbasis proyek?
5. Apakah kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis proyek?
6. Bagaimana sintaks atau fase-fase model pembelajaran berbasis proyek?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning).
2. Untuk mengetahui teori–teori yang mendasari model pembelajaran
berbasis proyek.
3. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran berbasis proyek.
4. Untuk mengetahui tujuan dan prinsip model pembelajaran berbasis
proyek.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
berbasis proyek.
3
6. Untuk mengetahui sintaks atau fase-fase model pembelajaran berbasis
proyek.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang kami harapkan dari makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Manfaat Teoritis
Memberi masukan kepada teman mahasiswa jurusan Pendidikan
matematika dalam menganalisis proses berpikir siswa dalam materi
matematika berdasarkan model pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning) agar kemudian dapat menggunakan metode
mengajar yang tepat guna menunjang peningkatan kualitas belajar.
Memberi informasi tentang proses berpikir siswa sebagai bahan
pertimbangan untuk melakukan langkah-langkah perbaikan berkaitan
dengan proses belajar mengajar matematika.
2. Manfaat Praktis
Memudahkan teman mahasiswa sebagai calon guru dalam penyampaian
materi sehingga dapat memudahkan siswa dalam pemahaman materi yang
disampaikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)
Menurut Thomas dkk (dalam buku Made Wena, 2013: 144), pembelajaran
berbasis proyek (PBP) merupakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan
melibatkan keja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks
berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat
menantang dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan
masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.
Menurut Bell (2005), ada beberapa pengertian mengenai model
pembelajaran berbasis proyek yaitu sebagai berikut.
1. Project Based Learning is curriculum fueled and standards based. Model
pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui
Pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
2. Project Based Learning asks a question or poses a problem that each
student can answer. Model Pembelajaran berbasis proyek adalah model
pembelajaran yang menuntut pengajar atau peserta didik mengembangkan
pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masing-
masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para
peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan
berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen
5
secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada
akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.
3. Project Based Learning asks students to investigate issues and topics
addressing real-world problems while integrating subjects across the
curriculum. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat ―jembatan‖ yang
menghubungkan antar berbagai subjek materi. Selain itu, pembelajaran
berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik
dunia nyata.
4. Project Based Learning is a models that fosters abstract, intellectual tasks
to explore complex issues. Pembelajaran berbasis proyek merupakan
model pembelajaran yang memperhatikan pemahaman peserta didik
dalam melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis
informasi melalui cara yang bermakna.
Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan suatu model pembelajaran
yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah yang bermakna,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai
sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara
kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata. Pembelajaran
berbasis proyek ini tidak hanya mengkaji hubungan antara informasi teoritis
dan praktek, tetapi juga memotivasi siswa untuk merefleksi apa yang mereka
pelajari dalam pembelajaran dalam sebuah proyek nyata serta dapat
meningkatkan kinerja ilmiah mereka (dalam Grant, 2008).
Secara sederhana, Abidin (2014: 167) mengemukakan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang secara
langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan
penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek pembelajaran
tertentu.
Beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang
berorientasi pada kerja proyek yang diintegrasikan dengan kehidupan nyata
6
dan dapat mengonstruksi pengetahuan awal siswa serta dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilan belajar siswa.
2.2 Teori yang Mendasari Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Teori-teori yang mendasari model pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning), antara lain sebagai berikut.
1. Teori Aktivitas
Secara teoretis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga
didukung oleh teori aktivitas (dalam Hung dan Wong, 2000). Activity
theory menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas: (a)
tujuan yang ingin dicapai, (b) subjek yang berada dalam konteks, (c) suatu
masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan, (d) alat-
alat, dan (e) peraturan kerja dan pembagian tugas.
Dalam penerapannya di kelas bertumpu pada kegiatan belajar aktif
dalam bentuk melakukan sesuatu (doing) daripada kegiatan pasif
menerima transfer pengetahuan dari guru.
2. Teori Belajar Konstruktivisme
Pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori belajar
konstruktivistik, yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun
pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri (dalam
Murphy, 1997).
Pembelajaran berbasis proyek berangkat dari pandangan
konstruktivisme yang mengacu pada pendekatan kontekstual (dalam
Kamdi, 2007). Dengan demikian, pembelajaran berbasis proyek
merupakan metode yang menggunakan belajar kontekstual, dimana para
siswa berperan aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan,
meneliti, mempresentasikan, dan membuat dokumen. Pembelajaran
berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks
yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu
pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa
7
mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Ketika
pembelajaran berbasis proyek dilakukan dalam model belajar kolaboratif
dalam kelompok kecil siswa, pembelajaran berbasis proyek juga mendapat
dukungan teoretis yang bersumber dari konstruktivisme social yang
memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan
intensitas interaksi antarpersonal (dalam Vygotsky, 1978; Moore, 2000).
Adanya peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain,
dan merefleksikan ide sendiri pada orang lain, adalah suatu bentuk
pembelajaran individu. Proses interaktif dengan kawan sejawat membantu
proses konstruksi pengetahuan. Dari perspektif teori ini pembelajaran
berbasis proyek dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan dan
memecahkan masalah secara kolaboratif.
2.3 Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing untuk
membedakan model satu dengan yang lain. Menurut Thomas (dalam Wena,
2013: 145), fokus pembelajaran berbasis proyek terletak pada prinsip dan
konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi
pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi
kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengonstruksi pengetahuan
mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.
Gaer (dalam Wena, 2013: 145) juga mengemukakan bahwa pembelajaran
berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman
belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.
Global School Net (2000) melaporkan hasil penelitian the Auto Desk
Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian
tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah model
pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
2. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
8
3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan,
4. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan,
7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan
8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
Pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
berbasis proyek memiliki karakteristik yaitu adanya permasalahan atau
tantangan yang diajukan kepada peserta didik, memberi pengalaman belajar
yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa, menghasilkan produk nyata, dan
proses evaluasi dijalankan secara kontinu.
2.4 Tujuan dan Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek bertujuan agar peserta didik mempunyai
kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya. Dalam model
pembelajaran berbasis proyek (PBP) peserta didik dilibatkan dalam
memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik
untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan
peserta didik yang realistik.
Model pembelajaran berbasis proyek (PBP) peserta didik dilibatkan dalam
memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik
untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan
peserta didik yang realistis. Menurut Purnawan (2007) mengungkapkan bahwa
pembelajaran berbasis proyek ini mengacu pada prinsip hal sebagai berikut:
1. Kurikulum, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek
sebagai pusat.
2. Responsibility, PBP menekankan responsibility dan answerability para
peserta didik ke diri dan panutannya.
9
3. Realisme, kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa
dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas
otentik dan menghasilkan sikap profesional.
4. Active-Learning, menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan
keinginan peserta didik untuk menentukan jawaban yang relevan,
sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
5. Umpan balik, meliputi diskusi dan presentasi serta evaluasi terhadap para
peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong ke
arah pembelajaran berdasarkan pengalaman.
6. Keterampilan umum, PBP dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan
pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada
ketrampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, keja kelompok
dan self management.
7. Driving Questions, PBP difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan
yang memicu peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan dengan
konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
8. Constructive Investigation, PBP sebagai titik pusat, proyek harus
disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik.
9. Autonomy, proyek menjadikan aktifitas peserta didik yang penting.
Blumenfeld mendeskripsikan model pembelajaran berbasis proyek
berpusat pada proses relatif bejangka waktu, unit pembelajaran bermakna.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Adapun kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran berbasis
proyek adalah sebagai berikut.
1. Kelebihan dari Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Helm dan Kazt (dalam Abidin, 2014: 170) memandang model ini
memiliki keunggulan yakni dapat digunakan untuk mengembangkan (1)
kemampuan akademik siswa, (2) sosial emosional siswa, dan (3) berbagai
keterampilan berpikir yang dibutuhkan siswa dalam kehidupan nyata.
10
Moursund, Bielefeldt, & Underwood (1997) meneliti sejumlah artikel
tentang proyek di kelas yang dapat dipertimbangkan sebagai bahan
testimonial terhadap guru, terutama bagaimana guru menggunakan proyek
dan persepsi mereka tentang bagaimana keberhasilannya. Atribut
kelebihan dari Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan motivasi.
Laporan-laporan tertulis tentang proyek banyak yang mengatakan
bahwa siswa sangat tekun sampai melewati batas waktu, berusaha
keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan bahwa belajar
dalam proyek lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum
yang lain.
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Penelitian pada pengembangan kemampuan kognitif tingkat tinggi
siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat didalam tugas-
tugas pemecahan masalah. Banyak sumber yang mendeskripsikan
lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif
dan berhasil memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
c. Meningkatkan kolaborasi.
Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa
mengembangkan dan mempraktekkan keterampilan komunikasi
(dalam D.W. Johnson & R.T. Johnson, 1989). Kelompok kerja
koorperatif, evaluasi siswa, pertukaran evaluasi online adalah aspek-
aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru
konstuktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial,
dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan koloboratif
(dalam Vygotsky; 1978; Davidov, 1995).
d. Meningkatkan keterampilan mengolah sumber.
Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggung jawab
untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran berbasis
proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat
11
alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
2. Kekurangan dari Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek tidak terlepas dari kekurangan di
samping kelebihan yag dimiliki. Adapun kekurangan dari pembelajaran
berbasis proyek ini menurut Sani (2014: 177-178) yaitu:
1) Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan
dengan masalah kedisiplinan , untuk itu disarankan mengajarkan
dengan cara melatih dan menfasilitasi peserta didik dalam
menghadapi masalah.
2) Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk
menyelesaikan masalah.
3) Memerlukan biaya yang cukup banyak.
4) Banyak peralatan yang harus disediakan
2.6 Sintaks atau Fase-Fase Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Setiap pendekatan, model, metode, atau teknik memiliki prosedur
pelaksanaan yang terstruktur sesuai dengan karakteristiknya. Begitu pula
dengan model pembelajaran berbasis proyek, berikut ini sintaks (fase-fase)
pembelajaran berbasis proyek menurut Abidin (2014: 172-173), antara lain
sebagai berikut.
Fase 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential
Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan
yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar
topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
Fase 2: Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa ―memiliki‖
12
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
Fase 3: Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
(1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
(2) membuat deadline penyelesaian proyek,
(3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
(4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
(5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
Fase 4: Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the
Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan
cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain
pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
Fase 5: Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
Fase 6: Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
13
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya
selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap pertama pembelajaran.
Keenam langkah tersebut mengandung interpretasi bahwa dalam
mengerjakan proyek, siswa dapat berkolaborasi dan melakukan investigasi
dalam kelompok kolaboratif antara 4-5 orang. Keterampilan-keterampilan
yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh siswa dalam timadalah
merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi, dan membuat konsensus tentang
tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan, apa dan bagaimana
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam berinvestigasi. Keterampilan
yang dibutuhkan dan yang akan dikembangkan oleh siswa merupakan
keterampilan yang esensial sebagai landasan untuk keberhasilan proyek
mereka. Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan melalui kolaborasi
dalam tim menyebabkan pembelajaran menjadi aktif, di mana setiap individu
memiliki keterampilan yang bervariasi sehingga setiap individu mencoba
menunjukkan keterampilan yang mereka miliki dalam kerja tim mereka.
Pembelajaran secara aktif dapat memimpin siswa ke arah peningkatan
keterampilan dan kinerja ilmiah.Kinerja ilmiah tersebut mencakup prestasi
akademis, mutu interaksi hubungan antar pribadi, rasa harga diri, persepsi
dukungan sosial lebih besar, dan keselarasan antar para siswa.
Implikasi model pembelajaran berbasis proyek dalam proses belajar
mengajar adalah pembelajaran berbasis proyek memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek
secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat
dipresentasikan kepada orang lain. Selain itu, dalam pembelajaran berbasis
14
proyek siswa menjadi terdorong lebih aktif berakitivitas dalam belajar
sehingga dapat meningkatkan kinerja ilmiah siswa, sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator dan mengevaluasi proses dan produk hasil kinerja siswa
meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan.
Pembelajaran berbasis proyek sebagai salah satu wahana yang
memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi belajar dan kinerja ilmiah siswa dan membantu para siswa untuk
mengembangkan ketrampilan belajar jangka panjang. Para siswa mengetahui
bahwa mereka adalah mitra penuh dalam lingkungan pelajaran ini dan
bertanggung jawab dalam proses pelajaran. Selain itu, pembelajaran berbasis
proyek juga dapat meningkatkan keyakinan diri para siswa, motivasi untuk
belajar, kemampuan kreatif, dan mengagumi diri sendiri.Pembelajaran berbasis
proyek merupakan integrasi dari pembelajaran berbasis sains dan teknologi.
Implikasi tersebut sejalan dengan uraian yang diungkapkan oleh (dalam
Sampurno, 2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek
memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang
lebih menarik dan bermakna untuk pebelajar serta dapat meningkatkan kinerja
ilmiah siswa dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya berperan sebagai
fasilitator dan mediator.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai
berikut.
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah
suatu model pembelajaran yang berorientasi pada kerja proyek yang
diintegrasikan dengan kehidupan nyata dan dapat mengonstruksi pengetahuan
awal siswa serta dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan
belajar siswa.
2. Secara teoretis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga
didasari oleh teori aktivitas dan teori belajar konstruktivistik serta
pembelajaran berbasis proyek juga mendapat dukungan teoretis yang
bersumber dari konstruktivisme sosial yang memberikan landasan
pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi
antarpersonal. Sehingga dari perspektif teori ini pembelajaran berbasis
proyek dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan dan
memecahkan masalah secara kolaboratif.
3. Model pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik yaitu adanya
permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi
siswa, menghasilkan produk nyata, dan proses evaluasi dijalankan secara
kontinu.
4. Pembelajaran berbasis proyek bertujuan agar peserta didik mempunyai
kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya. Adapun
model pembelajaran berbasis proyek ini mengacu pada prinsip hal, yaitu:
(1) Kurikulum, (2) Responsibility, (3) Realisme, (4) Active-Learning, (5)
Umpan balik, (6) Keterampilan umum, (7) Driving Questions, (8)
Constructive Investigation, dan (9) Autonomy.
16
5. Kelebihan model pembelajaran berbasis proyek adalah mengembangkan
kemampuan akademik dan keterampilan berpikir siswa, memberikan
pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek, mengalokasi waktu,
dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan untuk menyelesaikan
tugas, dan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. Namun, masih
ada beberapa kekurangan model tersebut diantaranya membutuhkan banyak
waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk, serta
membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai.
6. Sintaks (fase-fase) dari model pembelajaran berbasis proyek, antara lain:
Fase 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential
Question); Fase 2: Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the
Project); Fase 3: Menyusun Jadwal (Create a Schedule); Fase 4:
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and
the Progress of the Project); Fase 5: Menguji Hasil (Assess the Outcome);
dan Fase 6: Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
3.2 Saran
Project Based Learning merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran yang sesuai dengan implementasi Kurikulum 2013, yang
menghendaki adanya pendekatan scientific dalam pembelajaran. Oleh karena
itu hendaknya untuk setiap guru dapat menerapkan model pembelajaran ini.
Karena dengan model pembelajaran seperti inilah siswa akan menjadi lebih
aktif dan kreatif, dengan belajar dari apa yang mereka lihat dari
lingkungannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. (2014). ―Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
2013‖. Bandung: PT Refika Aditama.
Bell, B.F. (2005). ―Children’s Science, Contructivism and Learning in Science‖.
Towards a Model of Workplace Learning: The Learning Curriculum. Studies
in Continuing Education, 18(1), 43—58
Davydov, V.V. (1995). ―The Influence of L.S. Vygotsky on Education Theory,
Research, and Practice‖. Educational Researcher, 24(3), 12—21.
Gaer, S. (1998). ―What is Project-Based Learning?‖. Technology Horizon in
Education Journal, 23, 76 – 84.
Global School Net. (2000). ―Introduction to Networked Project-Based Learning‖.
Exploring the Environment.
Grant, M. M. (2008). ―Getting A Grip on Project-Based Learning‖. Theory, Cases,
Recomandations. A Middle School Computer Technologies Journal. Volume
5, Nomor 1.
Hung, D.W., & Wong, A.F.L. (2000). ―Activity Theory as a Framework fo Project
Work in Learning Environments‖. Educational Technology, 40(2), 33-37.
Johnson, D.W., & Johnson, R.T. (1989). ―Social Skills for Successful Gorup Work‖.
Educational Leadership, 47(4), 29—33.
Kamdi, Waras. (2007). ―Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk
Peningkatan Mutu Pembelajaran‖. Jurnal Gentengkali, 3(11-12).
Kemendikbud. (2013). ―Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum
2013‖. Jakarta.
Moore, D. (2000). ―Toward a Theory of Work-Based Learning‖. IEE Brief .
18
Moursund, D., Bielefeldt, T., Ricketts, R., & Underwood, S. (1997). ―Effect
Practice: Computer Technology in Education. Eugene‖. OR: ISTE.
Murphy. (1997). ―Constructivist Learning Environment Educational Technology‖.
Publications Englewood Cliffs: New Jersey.
Purnawan, Yudi. (2007). ―Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek‖.
Tersedia dalam:https://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/17/pengenalan-
pbl/. (diakses pada 31 Oktober 2015).
Sampurno, A. (2009). ―Penerapan Metode Belajar Aktif dan Pembelajaran
Berbasis Proyek‖. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hlm. 52
Sani, Ridwan Abdullah. (2014). ―Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013‖. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sudarya, Yahya. (2008). ―Pengembangan Project-Based Learning dalam Mata
Kuliah Evaluasi Pembelajaran di PGSD Bumi Siliwangi UPI‖. Jurnal
Pendidikan Dasar No.10 Oktober 2008. UPI: Bandung.
Thomas, J.W., Mergendoller, J.R. & Michaelson, A. (1999). ―Project Base
Learning: A Handbook of Middle and High School Teacher‖. Novato CA:
The Buck Institute for Education.
Vygotsky, L.S. (1978). ―Mind in Society. Cambridge‖. MA: Harvard University
Press.
Wena, Made. (2013). ―Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : suatu
Tinjauan Konseptual Operasional‖. Jakarta : Bumi Aksara.
19
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester :X / 2
Mata Pelajaran : Matematika-Wajib
Topik : Geometri
Waktu : 4 × 45 menit
A. Kompetensi Inti SMA kelas X:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis,
bekerjasama, jujur dan percaya diri dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan nyata.
2.2 Memiliki sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda
dan kreatif
20
3.13. Mendeskripsikan konsep jarak dan sudut antar titik dan garis dan bidang
melalui demonstrasi menggunakan alat peraga atau media lainnya
4.13. Menggunakan berbagai prinsip bangun datar dan ruang dalam
menyelesaikan masalah nyata berkaitan dengan jarak dan sudut antara titik,
garis dan bidang.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi.
1. Menemukan konsep jarak antara titik dengan titik, titik dengan garis, titik
dengan bidang, garis dengan garis.
2. Menemukan konsep sudut antaragaris dengan garis dan garis dengan
bidang melalui demonstrasi menggunakan alat peraga atau media lainnya
3. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang
relevan yang berkaitan dengan konsep menentukan jarak dan sudut antara
titik dan garis dan bidang
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran berbasis proyek serta kegiatan diskusi dan
pembelajaran kelompok dalam pembelajaran geometri ini diharapkan siswa
dapat:
1. Menuliskan definisi jarak duatitik, titik dengan garis, titik dengan bidang,
garis dengan garis, dengan kalimat sendiri, secara tepat, sistematis, dan
menggunakan simbol yang benar.
2. Mengimplementasikan konsep jarak 2 titik, titik dengan garis, titik dengan
bidang, garis dengan garis dalam pemecahan masalah matematika non rutin.
E. Materi Matematika
1. Materi Prasyarat
- Konsep pythagoras
- Konsep perbandingan trigonometri
2. Materi Pokok
- Jarak antara dua titik
- Jarak antara titik dengan garis
- Jarak antara titik dengan bidang
- Jarak antara garis dengan garis
21
F. Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Model
pembelajaran adalah Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)
menggunakan kelompok diskusi yang berbasis masalah.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Pra Pembelajaran
1. Guru mengkondisikan kelas dalam suasana
kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran.
2. Guru memberikan motivasi tentang
pentingnya memahami Geometri khususnya
materi jarak dan sudut antar titik dan garis
dan bidangdan mengaitkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
4. Guru menginformasikan tentang proses
pembelajaran yang akan dilakukan termasuk
aspek-aspek yang dinilai selama proses
pembelajaran berlangsung.
5. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan
pertanyaan secara klasikal yang bersifat
menuntun dan menggali.
10 menit
Inti
Fase-1: Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start
With the Essential Question)
Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang
bersifat eksplorasi pengetahuan yang telah
dimiliki siswa berdasarkan pengalaman
belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta
70 menit
22
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Bagaimana menentukan jarak antara titik
dengan garis?
Bagaimana menentukan jarak titik dengan
bidang?
Bagaimana menentukan jarak antara garis
dengan bidang?
Bagaimana menentukan jarak antara bidang
dengan bidang?
Fase-2: Mendesain Perencanaan Proyek
(Design a Plan for the Project)
Guru mengorganisir siswa kedalam
kelompok-kelompok yang heterogen (4-5)
orang. Heterogen berdasarkan tingkat kognitif
atau etnis
Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk
menentukan ketua dan sekretaris secara
demokratis, dan mendeskripsikan tugas
masing-masing setiap anggota kelompok.
Guru dan peserta didik membicarakan aturan
main untuk disepakati bersama dalam proses
penyelesaian proyek. Hal-hal yang disepakati:
pemilihan aktivitas, waktu maksimal yang
direncanakan, sansi yang dijatuhkan pada
pelanggaran aturan main, tempat pelaksanaan
proyek, hal-hal yang dilaporkan, serta alat
dan bahan yang dapat diakses untuk
23
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
membantu penyelesaian proyek
Fase-3: Menyusun Jadwal (Create a
Schedule)
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
membuat jadwal aktifitas yang mengacu pada
waktu maksimal yang disepakati.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyusun langkah alternatif, jika ada sub
aktifitas yang molor dari waktu yang telah
dijadwalkan.
Guru meminta setiap kelompok menuliskan
alasan setiap pilihan yang telah dipilih.
Fase-4: Memonitor peserta didik dan
kemajuan proyek (Monitor the Students and
the Progress of the Project)
Guru Membagikan Lemba Kerja siswa yang
berisi tugas peroyek dengan tagihan: 1)
menuliskan informasi yang secara eksplisit
dinyatakan dalam tugas, 2) menuliskan
beberapa pertanyaan yang terkait dengan
masalah/tugas yang diberikan, 3) menuliskan
konsep-konsep/prinsip-prinsip matematika
berdasarkan pengalaman belajarnya yang
terkait dengan tugas, 4) mengaitkan konsep-
konsep yang dinyatakan secara eksplisit
dalam tugas dengan konsep-konsep/prinsip-
24
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
prinsip yang dimiliki oleh siswa berdasarkan
pengalaman belajarnya, 5) melakukan
dugaan-dugaan berdasarkan kaitan konsep
poin 4), 6) menguji dugaan dengan cara
mencoba, 6) menarik kesimpulan
Guru memonitoringterhadap aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan proyek dengan
cara melakukan skaffolding jika terdapat
kelompok membuat langkah yang tidak tepat
dalam penyelesaian proyek.
Fase-5: Menguji Hasil (Assess the
Outcome)
Guru telah melakukan penilaian selama
monitoring dilakukan dengan mengacu pada
rubrik penilaian.yang bertujuan: mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing- masing
peserta didik, memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai
peserta didik, membantu pengajar dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Fase-6. Mengevaluasi Pengalaman
(Evaluate the Experience)
Peserta didik secara berkelompok melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek
yang sudah dijalankan. Hal-hal yang
25
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang
dialami dan cara mengatasinya dan perasaan
yang dirasakan pada saat menemukan solusi
dari masalah yang dihadapi. Selanjutnya
kelompok lain diminta menanggapi.
Penutup
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyimpulkan hasil temuan barunya,
Guru memberikan tugas proyek pada buku
halaman 312 untuk dikerjakan selama satu
minggu.
10 menit
H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
1. Mistar, busur, klinometer
2. Lembar penilaian
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: pengamatan, penugasan (proyek) dan tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1. Sikap
a. Terlibat aktif dalam
pembelajaran
geometri.
b. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
c. Toleran terhadap
proses pemecahan
masalah yang berbeda
dan kreatif.
Pengamatan Selama pembelajaran dan
saat diskusi
26
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
2. Pengetahuan
a. Menjelaskan konsep
menentukan jarak
antara titik dan garis
dan bidang secara
tepat, sistematis, dan
menggunakan simbol
yang benar.
b. Menentukan jarak
antara titik dan garis
dan bidang secara
tepat dan kreatif.
Penugasan dalam
bentuk proyeks dan
tes
Pengamatan proses
pelaksanaan proyek
pembelajaran
Hasil akhir dalam presentase
dan laporan
3.
Keterampilan
a. Terampil menerapkan
konsep/prinsip dan
strategi pemecahan
masalah yang relevan
yang berkaitan
dengan nilai fungsi di
berbagai kuadran.
Pengamatan
Penyelesaian tugas (baik
individu maupun kelompok)
dan saat diskusi
J. Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Tes tertulis
(contoh soal)
Wani hendak merayakan ulang tahunnya yang ke-17 dengan memberikan
dekorasi pada kamarnya yang berbentuk balok. Dekorasinya berupa
menghubungkan pita dari sebuah lampu yang terletak di tengah langit-langit
kamar dengan titik sudut pada bagian lantai kamar. Jika langit-langit kamar
berukuran 2,4 x 1,8 meter, dan tingginya 3 meter.
27
1. Sketsalah masalah Wani dalam sebuah gambar!
2. Identifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi oleh Wani!
3. Tuliskan strategi–strategi yang bisa digunakan Wani untuk menyelesaikan
masalah!
4. Dengan menggunakan salah satu strategi, berapakah panjang pita minimal
yang perlu dipersiapkan oleh Wani
5. Jika seandainya Wani diminta oleh temannya untuk melakukan hal yang
sama pada kamar temannya yang ukurannya berbeda, tuliskan cara yang
dapat digunakan oleh Wani untuk menyelesaikan masalah temannya.
28
Alternatif Pedoman Penilaian:
No Aspek yang dinilai Skor
a Sketsa yang dibuat oleh siswa
Jika siswa mampu membuat sketsa dengan baik,skornya 2
Jika siswa mampu membuat sketsa tapi belum
tepat,skornya 1
Jika siswa tidak mampu membuat sketsa,skornya 0
2
b Masalah-masalah yang dikemukakan oleh siswa
Jika siswa mampu mengemukakan masalah dan berkaitan
dengan persoalan,skornya 2
Jika siswa mampu mengemukakan masalah tapi tidak
sesuai dengan persoalan yang diminta,skornya 1
Jika siswa tidak mampu mengemukakan masalah, skornya
0
2
c Strategi-strategi yang dikemukakan oleh siswa
Jika siswa mampu mengemukakan strategi pemecahan
masalah dan berkaitan dengan persoalan,skornya 2
Jika siswa mampu mengemukakan strategi pemecahan
masalah tapi tidak sesuai dengan persoalan yang
diminta,skornya 1
Jika siswa tidak mampu mengemukakan strategi
pemecahan masalah, skornya 0
2
d Alternatif jawaban :
Siswa menggunakan sketsa untuk menyelesaikan masalah
dan memberikan simbol-simbol matematika yang sesuai
2
29
Misalnya siswa memberikan nama lampu dengan titik P,
langit-langit kamar adalah bidang EFGH dan lantai kamar
adalah bidang ABCD.
Siswa dapat mengidentifikasi masalah, bahwa pemecahan
masalahnya dengan menghitung panjang PA, PB, PC, dan
PD kemudian menjumlahkannya.
Menghitung panjang PA dengan menggunakan segitiga
AEP yang berupa segitiga siku-siku.
Dengan melihat sketsa yang ada siswa dapat melihat bahwa
garis PA, adalah sisi miring dari segitiga AEP.
Panjang PE :
PE2 = (½ EF)
2 + (½ EH)
2
= (½(2,4))2 + ( ½ (1,8))
2
= (1,2)2 + (0,9)
2
= 1,44 + 0,81
= 2,25
PE = 25,2
= 1,5 meter
Panjang AP :
AP2 = PE
2 + AE
2
= (1,5)2 + 3
2
= 2,25 + 9
= 11,25
HB = 25,11
Karena AP = PB = PC = PD, maka PB = PC = PD =
25,11
2
2
2
2
2
2
2
2
2
30
Dengan demikian panjang pita = AP + PB + PC + PD =
4xAP = 4x 25,11 416,13 meter
Keterangan :
Nilai 0 diberikan jika siswa tidak mampu melaksanakan
prosedur yang diminta
Nilai 1 diberikan jika siswa mampu melaksanakan
prosedur yang diminta tetapi hanya sebagian
Nilai 2 diberikan jika siswa mampu melaksanakan
prosedur yang diminta dengan benar
Siswa mungkin memberikan alternatif jawaban yang lain
dengan menggunakan segitiga yang lain sebagai
patokannya. Masing diberikan pedoman penskoran dengan
mengacu pada penilaian holistik yang memuat proses
pemecahan yang terutama meliputi pemahaman,
komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan
istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi
memecahkan masalah dan hasil akhir
e. Ide umum pemecahan masalah yang dikemukakan oleh
siswa
Jika siswa mampu mengemukakan ide pemecahan masalah
dan berkaitan dengan persoalan,skornya 2
Jika siswa mampu mengemukakan idepemecahan masalah
tapi tidak sesuai dengan persoalan yang diminta,skornya 1
Jika siswa tidak mampu mengemukakan ide pemecahan
masalah, skornya 0
2
31
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu Pengamatan :
Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa
Sikap
Aktif Bekerjasam
a
Toleran Kreatif
K
B
B S
B
K
B
B S
B
K
B
B S
B
K
B
B S
B
1
2
3
4
Keterangan:
KB : Kurang baik
B : Baik
SB : Sangat baik
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran geometri
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan konsisten
32
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan
kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan
konsisten.
Indikator sikap kreatif terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan
kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak memunculkan ide terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk memunculkan ide terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum
konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk memunculkan ide
terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus
menerus dan konsisten.
33
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu Pengamatan :
Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan
masalah
KT T ST
1
2
3
Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
yang relevan yang berkaitan dengan menentukan jarak antara titik dan garis dan
bidang.
1. Kurangterampiljika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menentukan
jarak antara titik dan garis dan bidang
2. Terampiljika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan
menentukan jarak antara titik dan garis dan bidang tetapi belum tepat.
3. Sangat terampill,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan
dengan menentukan jarak antara titik dan garis dan bidang dan sudah tepat.
34
LEMBAR KERJA PROYEK
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester :X / 2
Mata Pelajaran : Matematika-Wajib
Topik : Geometri
Waktu : 4 × 45 menit
Kelompok : ..............................................................
Tugas Kelompok :...............................................................
Nama Kelompok : ..............................................................
Langkah-langkah penyelesaian proyek:
1. Siapkan alat/bahan untuk penyelesaian proyek
2. Tentukan objek yang akan diamati
3. Lakukan pengukuran berdasarkan jenis tugas yang diberikan
4. Menyajikan hasil pengukuran dalam Lembar Kerja Proyek
5. Diskusikan dan simpulkan hasil pengukuran
6. Sajikan hasil diskusi dalam diskusi kelas
Sajikan hasil pengukuran ke dalam Tabel dibawah ini
No. Hasil pengukuran jarak Besar sudut yang terbentuk Keterangan
1
2
3
35
4
5
6
7
8
9
10
Jarak terpendek : .................... Besar Sudut :
..............................
Jarak Terpanjang : .................... Besar Sudut :
..............................
Kesimpulan :
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
.......................................................................
Tuliskan Anggota Kelompokmu disini
:
1. ........................................
2. ........................................
3. ........................................
4. ........................................