38
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)Tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan Inovasi Pembelajaran II Semester Ganjil 2015/2016 Dosen Pembimbing: 1. Dr. Sukayasa, M.Pd. 2. Dr. H. Sudarman, M.Pd. 3. Drs. I Nyoman Murdiana, M.Pd. Disusun Oleh: Kelompok 1 / Kelas A 1. ABDUR RAHIM CATUR PUTRA (A 231 13 058) 2. SITI FATIMAH (A 231 13 010) 3. HINDI MUCHAYARAH (A 231 13 011) 4. MARIAH ULFA (A 231 13 053) 5. FATNUR (A 231 13 102) 6. NERSY BANERINGGI (A 231 13 111) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO Palu Sulawesi Tengah November, 2015

Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dimanfaatkan sebaik-baiknya yah..

Citation preview

Page 1: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

“Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)”

Tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan Inovasi Pembelajaran II

Semester Ganjil 2015/2016

Dosen Pembimbing:

1. Dr. Sukayasa, M.Pd.

2. Dr. H. Sudarman, M.Pd.

3. Drs. I Nyoman Murdiana, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 1 / Kelas A

1. ABDUR RAHIM CATUR PUTRA (A 231 13 058)

2. SITI FATIMAH (A 231 13 010)

3. HINDI MUCHAYARAH (A 231 13 011)

4. MARIAH ULFA (A 231 13 053)

5. FATNUR (A 231 13 102)

6. NERSY BANERINGGI (A 231 13 111)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

Palu – Sulawesi Tengah

November, 2015

Page 2: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul ―Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning)‖ ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan

guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar dan Inovasi Pembelajaran II.

Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih banyak kepada dosen

pembimbing Mata Kuliah Teori Belajar dan Inovasi Pembelajaran II, Bapak Dr.

Sukayasa, M.Pd., Bapak Dr. H. Sudarman, M.Pd., dan Bapak Drs. I Nyoman

Murdiana, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah

ini. Kepada kedua orang tua yang terus mengirimkan do’anya serta rekan-rekan

mahasiswa yang telah banyak membantu baik dari segi moral maupun materi.

Penyusun menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam

penyajian dan referensi yang dapat penyusun pergunakan dan menyadari bahwa

dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu dengan kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun demi sempurnanya makalah ini serta demi perbaikan dan

kesempurnaan pemahaman yang penyusun dapatkan dalam pembuatan tugas-tugas

lainnya. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi

kita semua.

Palu, 1 November 2015

Penyusun

Kelompok 1

Page 3: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning) ............................................................................................. 4

2.2 Teori yang Mendasari Model Pembelajaran Berbasis Proyek ............ 6

2.3 Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek ........................... 7

2.4 Tujuan dan Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek ................. 8

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek .... 9

2.6 Sintaks atau Fase-Fase Model Pembelajaran Berbasis Proyek ........... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 15

3.2 Saran .................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

LAMPIRAN ....................................................................................................... 19

Page 4: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia

Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang

sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia

Indonesia seutuhnya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia

tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh

pemerintah melalui Depdiknas. Salah satu terobosan yang sering dilakukan

adalah dengan adanya pergantian Kurikulum, hingga sampai saat ini

Kurikulum 2013 yang digunakan. Dalam implementasi Kurikulum 2013 ini

diperlukan pendekatan yang dapat mengintregasikan antara aspek teoritis dan

praktis.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA atau yang

sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach).

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan

keterampilan (dalam Kemendikbud, 2013). Dari berbagai kajian tentang

strategi pembelajaran, salah satu pendekatan yang mendekati konsepsi tersebut

adalah pendekatan projek atau yang dikenal sebagai Pembelajaran Berbasis

Proyek (Project Based Learning).

Project Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan

suatu pendekatan pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip

konstruktivisme, problem solving, inquiri riset, integrated studies dan

refleksinya yang menekankan pada aspek kajian teoritis dan aplikasinya

(dalam Sudarya, 2008). Dalam Project Based Learning, siswa

mengembangkan suatu proyek bak secara individu ataupun secara kelompok

untuk menghasilkan suatu poduk, misalnya portofolio. Kemudian hasilnya

nanti akan disajikan. Pelaksanaan Project Based Learning dapat menggunakan

berbagai sumber belajar, baik itu secara teoritis dari buku-buku, jurnal atau

media lainnya yang nantinya akan di buktikan dengan pengamatan lapangan.

Page 5: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

2

Dari sinilah siswa dapat lebih mandiri dalam belajar. Siswa dapat menemukan

sendiri apa yang mereka pelajari baik secara teoritis maupun praktis.

Pendekatan pembelajaran ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran

di sekolahnya, yang salah satunya adalah mata pelajaran Matematika. Untuk

mengetahui lebih jauh tentang model pembelajaran ini maka disusun makalah

ini dengan judul ―Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning)‖.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, munculah

beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran berbasis proyek

(Project Based Learning)?

2. Teori–teori apakah yang mendasari model pembelajaran berbasis proyek?

3. Apakah karakteristik model pembelajaran berbasis proyek?

4. Apakah tujuan dan prinsip model pembelajaran berbasis proyek?

5. Apakah kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis proyek?

6. Bagaimana sintaks atau fase-fase model pembelajaran berbasis proyek?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini

adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran berbasis proyek

(Project Based Learning).

2. Untuk mengetahui teori–teori yang mendasari model pembelajaran

berbasis proyek.

3. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran berbasis proyek.

4. Untuk mengetahui tujuan dan prinsip model pembelajaran berbasis

proyek.

5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran

berbasis proyek.

Page 6: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

3

6. Untuk mengetahui sintaks atau fase-fase model pembelajaran berbasis

proyek.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang kami harapkan dari makalah ini adalah sebagai

berikut.

1. Manfaat Teoritis

Memberi masukan kepada teman mahasiswa jurusan Pendidikan

matematika dalam menganalisis proses berpikir siswa dalam materi

matematika berdasarkan model pembelajaran berbasis proyek

(Project Based Learning) agar kemudian dapat menggunakan metode

mengajar yang tepat guna menunjang peningkatan kualitas belajar.

Memberi informasi tentang proses berpikir siswa sebagai bahan

pertimbangan untuk melakukan langkah-langkah perbaikan berkaitan

dengan proses belajar mengajar matematika.

2. Manfaat Praktis

Memudahkan teman mahasiswa sebagai calon guru dalam penyampaian

materi sehingga dapat memudahkan siswa dalam pemahaman materi yang

disampaikan.

Page 7: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning)

Menurut Thomas dkk (dalam buku Made Wena, 2013: 144), pembelajaran

berbasis proyek (PBP) merupakan model pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan

melibatkan keja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks

berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat

menantang dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan

masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.

Menurut Bell (2005), ada beberapa pengertian mengenai model

pembelajaran berbasis proyek yaitu sebagai berikut.

1. Project Based Learning is curriculum fueled and standards based. Model

pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui

Pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan

memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing

peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan

berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

2. Project Based Learning asks a question or poses a problem that each

student can answer. Model Pembelajaran berbasis proyek adalah model

pembelajaran yang menuntut pengajar atau peserta didik mengembangkan

pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masing-

masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka

pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para

peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan

berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen

Page 8: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

5

secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada

akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.

3. Project Based Learning asks students to investigate issues and topics

addressing real-world problems while integrating subjects across the

curriculum. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model

pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat ―jembatan‖ yang

menghubungkan antar berbagai subjek materi. Selain itu, pembelajaran

berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik

dunia nyata.

4. Project Based Learning is a models that fosters abstract, intellectual tasks

to explore complex issues. Pembelajaran berbasis proyek merupakan

model pembelajaran yang memperhatikan pemahaman peserta didik

dalam melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis

informasi melalui cara yang bermakna.

Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan suatu model pembelajaran

yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah yang bermakna,

pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai

sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara

kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata. Pembelajaran

berbasis proyek ini tidak hanya mengkaji hubungan antara informasi teoritis

dan praktek, tetapi juga memotivasi siswa untuk merefleksi apa yang mereka

pelajari dalam pembelajaran dalam sebuah proyek nyata serta dapat

meningkatkan kinerja ilmiah mereka (dalam Grant, 2008).

Secara sederhana, Abidin (2014: 167) mengemukakan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang secara

langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan

penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek pembelajaran

tertentu.

Beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang

berorientasi pada kerja proyek yang diintegrasikan dengan kehidupan nyata

Page 9: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

6

dan dapat mengonstruksi pengetahuan awal siswa serta dapat mengembangkan

kemampuan dan keterampilan belajar siswa.

2.2 Teori yang Mendasari Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Teori-teori yang mendasari model pembelajaran berbasis proyek (Project

Based Learning), antara lain sebagai berikut.

1. Teori Aktivitas

Secara teoretis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga

didukung oleh teori aktivitas (dalam Hung dan Wong, 2000). Activity

theory menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas: (a)

tujuan yang ingin dicapai, (b) subjek yang berada dalam konteks, (c) suatu

masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan, (d) alat-

alat, dan (e) peraturan kerja dan pembagian tugas.

Dalam penerapannya di kelas bertumpu pada kegiatan belajar aktif

dalam bentuk melakukan sesuatu (doing) daripada kegiatan pasif

menerima transfer pengetahuan dari guru.

2. Teori Belajar Konstruktivisme

Pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori belajar

konstruktivistik, yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun

pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri (dalam

Murphy, 1997).

Pembelajaran berbasis proyek berangkat dari pandangan

konstruktivisme yang mengacu pada pendekatan kontekstual (dalam

Kamdi, 2007). Dengan demikian, pembelajaran berbasis proyek

merupakan metode yang menggunakan belajar kontekstual, dimana para

siswa berperan aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan,

meneliti, mempresentasikan, dan membuat dokumen. Pembelajaran

berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks

yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu

pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa

Page 10: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

7

mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Ketika

pembelajaran berbasis proyek dilakukan dalam model belajar kolaboratif

dalam kelompok kecil siswa, pembelajaran berbasis proyek juga mendapat

dukungan teoretis yang bersumber dari konstruktivisme social yang

memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan

intensitas interaksi antarpersonal (dalam Vygotsky, 1978; Moore, 2000).

Adanya peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain,

dan merefleksikan ide sendiri pada orang lain, adalah suatu bentuk

pembelajaran individu. Proses interaktif dengan kawan sejawat membantu

proses konstruksi pengetahuan. Dari perspektif teori ini pembelajaran

berbasis proyek dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan dan

memecahkan masalah secara kolaboratif.

2.3 Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing untuk

membedakan model satu dengan yang lain. Menurut Thomas (dalam Wena,

2013: 145), fokus pembelajaran berbasis proyek terletak pada prinsip dan

konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi

pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi

kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengonstruksi pengetahuan

mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.

Gaer (dalam Wena, 2013: 145) juga mengemukakan bahwa pembelajaran

berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman

belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.

Global School Net (2000) melaporkan hasil penelitian the Auto Desk

Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian

tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah model

pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,

2. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,

Page 11: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

8

3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas

permasalahan atau tantangan yang diajukan,

4. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan

mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,

5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,

6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah

dijalankan,

7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan

8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan

Pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

berbasis proyek memiliki karakteristik yaitu adanya permasalahan atau

tantangan yang diajukan kepada peserta didik, memberi pengalaman belajar

yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa, menghasilkan produk nyata, dan

proses evaluasi dijalankan secara kontinu.

2.4 Tujuan dan Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek bertujuan agar peserta didik mempunyai

kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya. Dalam model

pembelajaran berbasis proyek (PBP) peserta didik dilibatkan dalam

memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik

untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan

peserta didik yang realistik.

Model pembelajaran berbasis proyek (PBP) peserta didik dilibatkan dalam

memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik

untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan

peserta didik yang realistis. Menurut Purnawan (2007) mengungkapkan bahwa

pembelajaran berbasis proyek ini mengacu pada prinsip hal sebagai berikut:

1. Kurikulum, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek

sebagai pusat.

2. Responsibility, PBP menekankan responsibility dan answerability para

peserta didik ke diri dan panutannya.

Page 12: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

9

3. Realisme, kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa

dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas

otentik dan menghasilkan sikap profesional.

4. Active-Learning, menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan

keinginan peserta didik untuk menentukan jawaban yang relevan,

sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.

5. Umpan balik, meliputi diskusi dan presentasi serta evaluasi terhadap para

peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong ke

arah pembelajaran berdasarkan pengalaman.

6. Keterampilan umum, PBP dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan

pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada

ketrampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, keja kelompok

dan self management.

7. Driving Questions, PBP difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan

yang memicu peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan dengan

konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.

8. Constructive Investigation, PBP sebagai titik pusat, proyek harus

disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik.

9. Autonomy, proyek menjadikan aktifitas peserta didik yang penting.

Blumenfeld mendeskripsikan model pembelajaran berbasis proyek

berpusat pada proses relatif bejangka waktu, unit pembelajaran bermakna.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran berbasis

proyek adalah sebagai berikut.

1. Kelebihan dari Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Helm dan Kazt (dalam Abidin, 2014: 170) memandang model ini

memiliki keunggulan yakni dapat digunakan untuk mengembangkan (1)

kemampuan akademik siswa, (2) sosial emosional siswa, dan (3) berbagai

keterampilan berpikir yang dibutuhkan siswa dalam kehidupan nyata.

Page 13: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

10

Moursund, Bielefeldt, & Underwood (1997) meneliti sejumlah artikel

tentang proyek di kelas yang dapat dipertimbangkan sebagai bahan

testimonial terhadap guru, terutama bagaimana guru menggunakan proyek

dan persepsi mereka tentang bagaimana keberhasilannya. Atribut

kelebihan dari Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan motivasi.

Laporan-laporan tertulis tentang proyek banyak yang mengatakan

bahwa siswa sangat tekun sampai melewati batas waktu, berusaha

keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan bahwa belajar

dalam proyek lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum

yang lain.

b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Penelitian pada pengembangan kemampuan kognitif tingkat tinggi

siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat didalam tugas-

tugas pemecahan masalah. Banyak sumber yang mendeskripsikan

lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif

dan berhasil memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

c. Meningkatkan kolaborasi.

Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa

mengembangkan dan mempraktekkan keterampilan komunikasi

(dalam D.W. Johnson & R.T. Johnson, 1989). Kelompok kerja

koorperatif, evaluasi siswa, pertukaran evaluasi online adalah aspek-

aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru

konstuktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial,

dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan koloboratif

(dalam Vygotsky; 1978; Davidov, 1995).

d. Meningkatkan keterampilan mengolah sumber.

Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggung jawab

untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran berbasis

proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa

pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat

Page 14: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

11

alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk

menyelesaikan tugas.

2. Kekurangan dari Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek tidak terlepas dari kekurangan di

samping kelebihan yag dimiliki. Adapun kekurangan dari pembelajaran

berbasis proyek ini menurut Sani (2014: 177-178) yaitu:

1) Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan

dengan masalah kedisiplinan , untuk itu disarankan mengajarkan

dengan cara melatih dan menfasilitasi peserta didik dalam

menghadapi masalah.

2) Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk

menyelesaikan masalah.

3) Memerlukan biaya yang cukup banyak.

4) Banyak peralatan yang harus disediakan

2.6 Sintaks atau Fase-Fase Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Setiap pendekatan, model, metode, atau teknik memiliki prosedur

pelaksanaan yang terstruktur sesuai dengan karakteristiknya. Begitu pula

dengan model pembelajaran berbasis proyek, berikut ini sintaks (fase-fase)

pembelajaran berbasis proyek menurut Abidin (2014: 172-173), antara lain

sebagai berikut.

Fase 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential

Question).

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan

yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu

aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan

dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar

topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.

Fase 2: Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta

didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa ―memiliki‖

Page 15: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

12

atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan

aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,

dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta

mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu

penyelesaian proyek.

Fase 3: Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas

dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

(1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,

(2) membuat deadline penyelesaian proyek,

(3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,

(4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek, dan

(5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang

pemilihan suatu cara.

Fase 4: Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the

Students and the Progress of the Project)

Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas

peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan

cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain

pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar

mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat

merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

Fase 5: Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-

masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman

yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun

strategi pembelajaran berikutnya.

Fase 6: Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Page 16: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

13

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan

refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses

refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini

peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya

selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik

mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama

proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan

baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada

tahap pertama pembelajaran.

Keenam langkah tersebut mengandung interpretasi bahwa dalam

mengerjakan proyek, siswa dapat berkolaborasi dan melakukan investigasi

dalam kelompok kolaboratif antara 4-5 orang. Keterampilan-keterampilan

yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh siswa dalam timadalah

merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi, dan membuat konsensus tentang

tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan, apa dan bagaimana

mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam berinvestigasi. Keterampilan

yang dibutuhkan dan yang akan dikembangkan oleh siswa merupakan

keterampilan yang esensial sebagai landasan untuk keberhasilan proyek

mereka. Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan melalui kolaborasi

dalam tim menyebabkan pembelajaran menjadi aktif, di mana setiap individu

memiliki keterampilan yang bervariasi sehingga setiap individu mencoba

menunjukkan keterampilan yang mereka miliki dalam kerja tim mereka.

Pembelajaran secara aktif dapat memimpin siswa ke arah peningkatan

keterampilan dan kinerja ilmiah.Kinerja ilmiah tersebut mencakup prestasi

akademis, mutu interaksi hubungan antar pribadi, rasa harga diri, persepsi

dukungan sosial lebih besar, dan keselarasan antar para siswa.

Implikasi model pembelajaran berbasis proyek dalam proses belajar

mengajar adalah pembelajaran berbasis proyek memberikan kebebasan kepada

peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek

secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat

dipresentasikan kepada orang lain. Selain itu, dalam pembelajaran berbasis

Page 17: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

14

proyek siswa menjadi terdorong lebih aktif berakitivitas dalam belajar

sehingga dapat meningkatkan kinerja ilmiah siswa, sedangkan guru hanya

sebagai fasilitator dan mengevaluasi proses dan produk hasil kinerja siswa

meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan.

Pembelajaran berbasis proyek sebagai salah satu wahana yang

memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan

motivasi belajar dan kinerja ilmiah siswa dan membantu para siswa untuk

mengembangkan ketrampilan belajar jangka panjang. Para siswa mengetahui

bahwa mereka adalah mitra penuh dalam lingkungan pelajaran ini dan

bertanggung jawab dalam proses pelajaran. Selain itu, pembelajaran berbasis

proyek juga dapat meningkatkan keyakinan diri para siswa, motivasi untuk

belajar, kemampuan kreatif, dan mengagumi diri sendiri.Pembelajaran berbasis

proyek merupakan integrasi dari pembelajaran berbasis sains dan teknologi.

Implikasi tersebut sejalan dengan uraian yang diungkapkan oleh (dalam

Sampurno, 2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek

memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang

lebih menarik dan bermakna untuk pebelajar serta dapat meningkatkan kinerja

ilmiah siswa dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya berperan sebagai

fasilitator dan mediator.

Page 18: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

15

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai

berikut.

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah

suatu model pembelajaran yang berorientasi pada kerja proyek yang

diintegrasikan dengan kehidupan nyata dan dapat mengonstruksi pengetahuan

awal siswa serta dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan

belajar siswa.

2. Secara teoretis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga

didasari oleh teori aktivitas dan teori belajar konstruktivistik serta

pembelajaran berbasis proyek juga mendapat dukungan teoretis yang

bersumber dari konstruktivisme sosial yang memberikan landasan

pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi

antarpersonal. Sehingga dari perspektif teori ini pembelajaran berbasis

proyek dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan dan

memecahkan masalah secara kolaboratif.

3. Model pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik yaitu adanya

permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,

memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi

siswa, menghasilkan produk nyata, dan proses evaluasi dijalankan secara

kontinu.

4. Pembelajaran berbasis proyek bertujuan agar peserta didik mempunyai

kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya. Adapun

model pembelajaran berbasis proyek ini mengacu pada prinsip hal, yaitu:

(1) Kurikulum, (2) Responsibility, (3) Realisme, (4) Active-Learning, (5)

Umpan balik, (6) Keterampilan umum, (7) Driving Questions, (8)

Constructive Investigation, dan (9) Autonomy.

Page 19: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

16

5. Kelebihan model pembelajaran berbasis proyek adalah mengembangkan

kemampuan akademik dan keterampilan berpikir siswa, memberikan

pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek, mengalokasi waktu,

dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan untuk menyelesaikan

tugas, dan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. Namun, masih

ada beberapa kekurangan model tersebut diantaranya membutuhkan banyak

waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk, serta

membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai.

6. Sintaks (fase-fase) dari model pembelajaran berbasis proyek, antara lain:

Fase 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential

Question); Fase 2: Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the

Project); Fase 3: Menyusun Jadwal (Create a Schedule); Fase 4:

Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and

the Progress of the Project); Fase 5: Menguji Hasil (Assess the Outcome);

dan Fase 6: Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

3.2 Saran

Project Based Learning merupakan salah satu pendekatan dalam

pembelajaran yang sesuai dengan implementasi Kurikulum 2013, yang

menghendaki adanya pendekatan scientific dalam pembelajaran. Oleh karena

itu hendaknya untuk setiap guru dapat menerapkan model pembelajaran ini.

Karena dengan model pembelajaran seperti inilah siswa akan menjadi lebih

aktif dan kreatif, dengan belajar dari apa yang mereka lihat dari

lingkungannya.

Page 20: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

17

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2014). ―Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum

2013‖. Bandung: PT Refika Aditama.

Bell, B.F. (2005). ―Children’s Science, Contructivism and Learning in Science‖.

Towards a Model of Workplace Learning: The Learning Curriculum. Studies

in Continuing Education, 18(1), 43—58

Davydov, V.V. (1995). ―The Influence of L.S. Vygotsky on Education Theory,

Research, and Practice‖. Educational Researcher, 24(3), 12—21.

Gaer, S. (1998). ―What is Project-Based Learning?‖. Technology Horizon in

Education Journal, 23, 76 – 84.

Global School Net. (2000). ―Introduction to Networked Project-Based Learning‖.

Exploring the Environment.

Grant, M. M. (2008). ―Getting A Grip on Project-Based Learning‖. Theory, Cases,

Recomandations. A Middle School Computer Technologies Journal. Volume

5, Nomor 1.

Hung, D.W., & Wong, A.F.L. (2000). ―Activity Theory as a Framework fo Project

Work in Learning Environments‖. Educational Technology, 40(2), 33-37.

Johnson, D.W., & Johnson, R.T. (1989). ―Social Skills for Successful Gorup Work‖.

Educational Leadership, 47(4), 29—33.

Kamdi, Waras. (2007). ―Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk

Peningkatan Mutu Pembelajaran‖. Jurnal Gentengkali, 3(11-12).

Kemendikbud. (2013). ―Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum

2013‖. Jakarta.

Moore, D. (2000). ―Toward a Theory of Work-Based Learning‖. IEE Brief .

Page 21: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

18

Moursund, D., Bielefeldt, T., Ricketts, R., & Underwood, S. (1997). ―Effect

Practice: Computer Technology in Education. Eugene‖. OR: ISTE.

Murphy. (1997). ―Constructivist Learning Environment Educational Technology‖.

Publications Englewood Cliffs: New Jersey.

Purnawan, Yudi. (2007). ―Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek‖.

Tersedia dalam:https://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/17/pengenalan-

pbl/. (diakses pada 31 Oktober 2015).

Sampurno, A. (2009). ―Penerapan Metode Belajar Aktif dan Pembelajaran

Berbasis Proyek‖. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hlm. 52

Sani, Ridwan Abdullah. (2014). ―Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013‖. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudarya, Yahya. (2008). ―Pengembangan Project-Based Learning dalam Mata

Kuliah Evaluasi Pembelajaran di PGSD Bumi Siliwangi UPI‖. Jurnal

Pendidikan Dasar No.10 Oktober 2008. UPI: Bandung.

Thomas, J.W., Mergendoller, J.R. & Michaelson, A. (1999). ―Project Base

Learning: A Handbook of Middle and High School Teacher‖. Novato CA:

The Buck Institute for Education.

Vygotsky, L.S. (1978). ―Mind in Society. Cambridge‖. MA: Harvard University

Press.

Wena, Made. (2013). ―Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : suatu

Tinjauan Konseptual Operasional‖. Jakarta : Bumi Aksara.

Page 22: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

19

LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester :X / 2

Mata Pelajaran : Matematika-Wajib

Topik : Geometri

Waktu : 4 × 45 menit

A. Kompetensi Inti SMA kelas X:

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia

3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis,

bekerjasama, jujur dan percaya diri dalam menyelesaikan berbagai

permasalahan nyata.

2.2 Memiliki sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda

dan kreatif

Page 23: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

20

3.13. Mendeskripsikan konsep jarak dan sudut antar titik dan garis dan bidang

melalui demonstrasi menggunakan alat peraga atau media lainnya

4.13. Menggunakan berbagai prinsip bangun datar dan ruang dalam

menyelesaikan masalah nyata berkaitan dengan jarak dan sudut antara titik,

garis dan bidang.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi.

1. Menemukan konsep jarak antara titik dengan titik, titik dengan garis, titik

dengan bidang, garis dengan garis.

2. Menemukan konsep sudut antaragaris dengan garis dan garis dengan

bidang melalui demonstrasi menggunakan alat peraga atau media lainnya

3. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang

relevan yang berkaitan dengan konsep menentukan jarak dan sudut antara

titik dan garis dan bidang

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran berbasis proyek serta kegiatan diskusi dan

pembelajaran kelompok dalam pembelajaran geometri ini diharapkan siswa

dapat:

1. Menuliskan definisi jarak duatitik, titik dengan garis, titik dengan bidang,

garis dengan garis, dengan kalimat sendiri, secara tepat, sistematis, dan

menggunakan simbol yang benar.

2. Mengimplementasikan konsep jarak 2 titik, titik dengan garis, titik dengan

bidang, garis dengan garis dalam pemecahan masalah matematika non rutin.

E. Materi Matematika

1. Materi Prasyarat

- Konsep pythagoras

- Konsep perbandingan trigonometri

2. Materi Pokok

- Jarak antara dua titik

- Jarak antara titik dengan garis

- Jarak antara titik dengan bidang

- Jarak antara garis dengan garis

Page 24: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

21

F. Model/Metode Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Model

pembelajaran adalah Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)

menggunakan kelompok diskusi yang berbasis masalah.

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Pra Pembelajaran

1. Guru mengkondisikan kelas dalam suasana

kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran.

2. Guru memberikan motivasi tentang

pentingnya memahami Geometri khususnya

materi jarak dan sudut antar titik dan garis

dan bidangdan mengaitkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai.

4. Guru menginformasikan tentang proses

pembelajaran yang akan dilakukan termasuk

aspek-aspek yang dinilai selama proses

pembelajaran berlangsung.

5. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan

pertanyaan secara klasikal yang bersifat

menuntun dan menggali.

10 menit

Inti

Fase-1: Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start

With the Essential Question)

Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang

bersifat eksplorasi pengetahuan yang telah

dimiliki siswa berdasarkan pengalaman

belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta

70 menit

Page 25: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

22

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

didik dalam melakukan suatu aktivitas.

Bagaimana menentukan jarak antara titik

dengan garis?

Bagaimana menentukan jarak titik dengan

bidang?

Bagaimana menentukan jarak antara garis

dengan bidang?

Bagaimana menentukan jarak antara bidang

dengan bidang?

Fase-2: Mendesain Perencanaan Proyek

(Design a Plan for the Project)

Guru mengorganisir siswa kedalam

kelompok-kelompok yang heterogen (4-5)

orang. Heterogen berdasarkan tingkat kognitif

atau etnis

Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk

menentukan ketua dan sekretaris secara

demokratis, dan mendeskripsikan tugas

masing-masing setiap anggota kelompok.

Guru dan peserta didik membicarakan aturan

main untuk disepakati bersama dalam proses

penyelesaian proyek. Hal-hal yang disepakati:

pemilihan aktivitas, waktu maksimal yang

direncanakan, sansi yang dijatuhkan pada

pelanggaran aturan main, tempat pelaksanaan

proyek, hal-hal yang dilaporkan, serta alat

dan bahan yang dapat diakses untuk

Page 26: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

23

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

membantu penyelesaian proyek

Fase-3: Menyusun Jadwal (Create a

Schedule)

Guru memfasilitasi peserta didik untuk

membuat jadwal aktifitas yang mengacu pada

waktu maksimal yang disepakati.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk

menyusun langkah alternatif, jika ada sub

aktifitas yang molor dari waktu yang telah

dijadwalkan.

Guru meminta setiap kelompok menuliskan

alasan setiap pilihan yang telah dipilih.

Fase-4: Memonitor peserta didik dan

kemajuan proyek (Monitor the Students and

the Progress of the Project)

Guru Membagikan Lemba Kerja siswa yang

berisi tugas peroyek dengan tagihan: 1)

menuliskan informasi yang secara eksplisit

dinyatakan dalam tugas, 2) menuliskan

beberapa pertanyaan yang terkait dengan

masalah/tugas yang diberikan, 3) menuliskan

konsep-konsep/prinsip-prinsip matematika

berdasarkan pengalaman belajarnya yang

terkait dengan tugas, 4) mengaitkan konsep-

konsep yang dinyatakan secara eksplisit

dalam tugas dengan konsep-konsep/prinsip-

Page 27: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

24

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

prinsip yang dimiliki oleh siswa berdasarkan

pengalaman belajarnya, 5) melakukan

dugaan-dugaan berdasarkan kaitan konsep

poin 4), 6) menguji dugaan dengan cara

mencoba, 6) menarik kesimpulan

Guru memonitoringterhadap aktivitas peserta

didik selama menyelesaikan proyek dengan

cara melakukan skaffolding jika terdapat

kelompok membuat langkah yang tidak tepat

dalam penyelesaian proyek.

Fase-5: Menguji Hasil (Assess the

Outcome)

Guru telah melakukan penilaian selama

monitoring dilakukan dengan mengacu pada

rubrik penilaian.yang bertujuan: mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam

mengevaluasi kemajuan masing- masing

peserta didik, memberi umpan balik tentang

tingkat pemahaman yang sudah dicapai

peserta didik, membantu pengajar dalam

menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

Fase-6. Mengevaluasi Pengalaman

(Evaluate the Experience)

Peserta didik secara berkelompok melakukan

refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek

yang sudah dijalankan. Hal-hal yang

Page 28: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

25

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang

dialami dan cara mengatasinya dan perasaan

yang dirasakan pada saat menemukan solusi

dari masalah yang dihadapi. Selanjutnya

kelompok lain diminta menanggapi.

Penutup

Guru memfasilitasi peserta didik untuk

menyimpulkan hasil temuan barunya,

Guru memberikan tugas proyek pada buku

halaman 312 untuk dikerjakan selama satu

minggu.

10 menit

H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Mistar, busur, klinometer

2. Lembar penilaian

I. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian: pengamatan, penugasan (proyek) dan tes tertulis

2. Prosedur Penilaian:

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Sikap

a. Terlibat aktif dalam

pembelajaran

geometri.

b. Bekerjasama dalam

kegiatan kelompok.

c. Toleran terhadap

proses pemecahan

masalah yang berbeda

dan kreatif.

Pengamatan Selama pembelajaran dan

saat diskusi

Page 29: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

26

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

2. Pengetahuan

a. Menjelaskan konsep

menentukan jarak

antara titik dan garis

dan bidang secara

tepat, sistematis, dan

menggunakan simbol

yang benar.

b. Menentukan jarak

antara titik dan garis

dan bidang secara

tepat dan kreatif.

Penugasan dalam

bentuk proyeks dan

tes

Pengamatan proses

pelaksanaan proyek

pembelajaran

Hasil akhir dalam presentase

dan laporan

3.

Keterampilan

a. Terampil menerapkan

konsep/prinsip dan

strategi pemecahan

masalah yang relevan

yang berkaitan

dengan nilai fungsi di

berbagai kuadran.

Pengamatan

Penyelesaian tugas (baik

individu maupun kelompok)

dan saat diskusi

J. Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Tes tertulis

(contoh soal)

Wani hendak merayakan ulang tahunnya yang ke-17 dengan memberikan

dekorasi pada kamarnya yang berbentuk balok. Dekorasinya berupa

menghubungkan pita dari sebuah lampu yang terletak di tengah langit-langit

kamar dengan titik sudut pada bagian lantai kamar. Jika langit-langit kamar

berukuran 2,4 x 1,8 meter, dan tingginya 3 meter.

Page 30: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

27

1. Sketsalah masalah Wani dalam sebuah gambar!

2. Identifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi oleh Wani!

3. Tuliskan strategi–strategi yang bisa digunakan Wani untuk menyelesaikan

masalah!

4. Dengan menggunakan salah satu strategi, berapakah panjang pita minimal

yang perlu dipersiapkan oleh Wani

5. Jika seandainya Wani diminta oleh temannya untuk melakukan hal yang

sama pada kamar temannya yang ukurannya berbeda, tuliskan cara yang

dapat digunakan oleh Wani untuk menyelesaikan masalah temannya.

Page 31: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

28

Alternatif Pedoman Penilaian:

No Aspek yang dinilai Skor

a Sketsa yang dibuat oleh siswa

Jika siswa mampu membuat sketsa dengan baik,skornya 2

Jika siswa mampu membuat sketsa tapi belum

tepat,skornya 1

Jika siswa tidak mampu membuat sketsa,skornya 0

2

b Masalah-masalah yang dikemukakan oleh siswa

Jika siswa mampu mengemukakan masalah dan berkaitan

dengan persoalan,skornya 2

Jika siswa mampu mengemukakan masalah tapi tidak

sesuai dengan persoalan yang diminta,skornya 1

Jika siswa tidak mampu mengemukakan masalah, skornya

0

2

c Strategi-strategi yang dikemukakan oleh siswa

Jika siswa mampu mengemukakan strategi pemecahan

masalah dan berkaitan dengan persoalan,skornya 2

Jika siswa mampu mengemukakan strategi pemecahan

masalah tapi tidak sesuai dengan persoalan yang

diminta,skornya 1

Jika siswa tidak mampu mengemukakan strategi

pemecahan masalah, skornya 0

2

d Alternatif jawaban :

Siswa menggunakan sketsa untuk menyelesaikan masalah

dan memberikan simbol-simbol matematika yang sesuai

2

Page 32: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

29

Misalnya siswa memberikan nama lampu dengan titik P,

langit-langit kamar adalah bidang EFGH dan lantai kamar

adalah bidang ABCD.

Siswa dapat mengidentifikasi masalah, bahwa pemecahan

masalahnya dengan menghitung panjang PA, PB, PC, dan

PD kemudian menjumlahkannya.

Menghitung panjang PA dengan menggunakan segitiga

AEP yang berupa segitiga siku-siku.

Dengan melihat sketsa yang ada siswa dapat melihat bahwa

garis PA, adalah sisi miring dari segitiga AEP.

Panjang PE :

PE2 = (½ EF)

2 + (½ EH)

2

= (½(2,4))2 + ( ½ (1,8))

2

= (1,2)2 + (0,9)

2

= 1,44 + 0,81

= 2,25

PE = 25,2

= 1,5 meter

Panjang AP :

AP2 = PE

2 + AE

2

= (1,5)2 + 3

2

= 2,25 + 9

= 11,25

HB = 25,11

Karena AP = PB = PC = PD, maka PB = PC = PD =

25,11

2

2

2

2

2

2

2

2

2

Page 33: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

30

Dengan demikian panjang pita = AP + PB + PC + PD =

4xAP = 4x 25,11 416,13 meter

Keterangan :

Nilai 0 diberikan jika siswa tidak mampu melaksanakan

prosedur yang diminta

Nilai 1 diberikan jika siswa mampu melaksanakan

prosedur yang diminta tetapi hanya sebagian

Nilai 2 diberikan jika siswa mampu melaksanakan

prosedur yang diminta dengan benar

Siswa mungkin memberikan alternatif jawaban yang lain

dengan menggunakan segitiga yang lain sebagai

patokannya. Masing diberikan pedoman penskoran dengan

mengacu pada penilaian holistik yang memuat proses

pemecahan yang terutama meliputi pemahaman,

komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan

istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi

memecahkan masalah dan hasil akhir

e. Ide umum pemecahan masalah yang dikemukakan oleh

siswa

Jika siswa mampu mengemukakan ide pemecahan masalah

dan berkaitan dengan persoalan,skornya 2

Jika siswa mampu mengemukakan idepemecahan masalah

tapi tidak sesuai dengan persoalan yang diminta,skornya 1

Jika siswa tidak mampu mengemukakan ide pemecahan

masalah, skornya 0

2

Page 34: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

31

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X/2

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Waktu Pengamatan :

Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama Siswa

Sikap

Aktif Bekerjasam

a

Toleran Kreatif

K

B

B S

B

K

B

B S

B

K

B

B S

B

K

B

B S

B

1

2

3

4

Keterangan:

KB : Kurang baik

B : Baik

SB : Sangat baik

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran geometri

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam

pembelajaran

2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran

tetapi belum konsisten

3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas

kelompok secara terus menerus dan konsisten

Page 35: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

32

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan

kelompok.

2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan

kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.

3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan

kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan

kreatif.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan

masalah yang berbeda dan kreatif.

2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses

pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.

3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap

proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan

konsisten.

Indikator sikap kreatif terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan

kreatif.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak memunculkan ide terhadap proses

pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk memunculkan ide terhadap

proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum

konsisten.

3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk memunculkan ide

terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus

menerus dan konsisten.

Page 36: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

33

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X/2

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Waktu Pengamatan :

Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama Siswa

Keterampilan

Menerapkan konsep/prinsip

dan strategi pemecahan

masalah

KT T ST

1

2

3

Keterangan:

KT : Kurang terampil

T : Terampil

ST : Sangat terampil

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah

yang relevan yang berkaitan dengan menentukan jarak antara titik dan garis dan

bidang.

1. Kurangterampiljika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan

strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menentukan

jarak antara titik dan garis dan bidang

2. Terampiljika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip

dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan

menentukan jarak antara titik dan garis dan bidang tetapi belum tepat.

3. Sangat terampill,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan

konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan

dengan menentukan jarak antara titik dan garis dan bidang dan sudah tepat.

Page 37: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

34

LEMBAR KERJA PROYEK

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester :X / 2

Mata Pelajaran : Matematika-Wajib

Topik : Geometri

Waktu : 4 × 45 menit

Kelompok : ..............................................................

Tugas Kelompok :...............................................................

Nama Kelompok : ..............................................................

Langkah-langkah penyelesaian proyek:

1. Siapkan alat/bahan untuk penyelesaian proyek

2. Tentukan objek yang akan diamati

3. Lakukan pengukuran berdasarkan jenis tugas yang diberikan

4. Menyajikan hasil pengukuran dalam Lembar Kerja Proyek

5. Diskusikan dan simpulkan hasil pengukuran

6. Sajikan hasil diskusi dalam diskusi kelas

Sajikan hasil pengukuran ke dalam Tabel dibawah ini

No. Hasil pengukuran jarak Besar sudut yang terbentuk Keterangan

1

2

3

Page 38: Kelompok 1 (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

35

4

5

6

7

8

9

10

Jarak terpendek : .................... Besar Sudut :

..............................

Jarak Terpanjang : .................... Besar Sudut :

..............................

Kesimpulan :

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

.......................................................................

Tuliskan Anggota Kelompokmu disini

:

1. ........................................

2. ........................................

3. ........................................

4. ........................................