Kelompok 1 Laporan Keuangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

Penyajian Laporan Keuangan

Universitas Riau 2013Penyajian Laporan KeuanganKelompok 1:Nasta Aulia Listi (1002112249)Novitri Ruhinda Yani (1002120405)Rinda Permata Sari (1002155968)Yusniati (1002120455)Dosen Pembimbing: Dr. Taufeni Taufik,SE,M.Si,Ak

PSAK 1PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (REVISI 2009)

PENDAHULUANTujuanJika seorang investor ingin mengambil keputusan bisnis, maka salah satu pertimbangannya adalah dengan melihat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Kenapa laporan keuangan? Karena laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapt digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak luar. Laporan keuangan ini juga merekam peristiwa kejadian bisnis dalam bentuk unit moneter. Dengan disediakannya laporan keuangan maka keadaan ekonomi perusahaan ( yang dituang ke dalam bentuk angka-angka moneter) tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, tentu saja diperlukan komponen-komponen laporan keuangan yang lengkap.Dalam kaitannya dengan komponen laporan keuangan, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah mensahkan PSAK 1 (Revisi 2009) tentang penyajian laporan keuangan pada tanggal 15 Desember 2009 merupakan revisi dari PSAK 1 tahun 1998. Pada kesempatan ini, akan dipaparkan tentang beberapa perubahan-perubahan terkait dengan PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan yang lengkap, dan bagaimana bentuk penyajian laporan keuangan.\Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum yang selanjutnya disebut laporan keuangan agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporam keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. Laporan keuangan persetujuan umum (selanjutnya disebut sebagai laporan keuangan) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan keuangan tersebut.Ruang LingkupEntitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.LAPORAN KEUANGANLaporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunujukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajiakan informasi mengenai entitas yang meliputi:1. Asset2. Liabilitas3. Ekuitas4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dan kapasitasnya sebgaai pemilik6. Arus KasInformasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depana dan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Catatan atas laporan keuangan itu senditi berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan peruubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.Komponen Laporan Keuangan LengkapBerdasarkan PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15 Desember 2009 dan mulai efektif berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini:1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode3. Laporan perubahan ekuitas selama periode4. Laporan arus kas selama periode5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapakn suatu kebijakan akuntansu secara restropektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Karakteristik Umum1. Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAKLaporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan , kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa, dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap semua yang dipersyaratkan dalam SAK.Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat baik dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan atau materi penjelasan.2. Kelangsungan UsahaDalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selaian melakukannya. Jika manajemen meyyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, makan entitas mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.Dalam mempertimbangkan apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat, manajemen memerharikan semua informasi masa depan, paling sedikit (namun tidak dibatasi untuk) dua belas bulan dari akhir periode pelaporan. Tingkat pertimbangan tergantung pada dari setiap kasus. Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci.3. Dasar AkrualEntitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansui berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.4. Materialitas dan AgregasiEntitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan jumalah transaksi atau peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisahkan dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak diperlukan untuk memberikan suatu pengungkapan khusus yang diminta oleh suatu PSAK jika informasi tersebut tidak material.5. Saling HapusEntitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan lialibitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijikan oleh suatu PSAK. Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan keusangan atas persediaan dan penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.6. Frekuensi PelaporanEntitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu tahunan, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan :a. Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendekb. Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan yang tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan

7. Informasi KomparatifInformasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode berjalan. Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal dua laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan maka entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali secara retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan, maka entitas menyajikan minimal tiga laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan . entitas menyajikan laporan keuangan pada:a. Akhir periode berjalanb. Akhir periode sebelumnya, (yang sama dengan awal periode berjalan)c. Permulaan dari periode komparasi terawal

8. Konsistensi PenyajianPenyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali:a. Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lainnya akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25.b. Perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK

Laporan Posisi keuanganInformasi yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:1. Aset tetap2. Properti investasi3. Aset tidak berwujud4. Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (5), (8) dan (9)5. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas6. Aset biolojik7. Persediaan 8. Piutang dagang dan piutang lainnya9. Kas dan setara kas10. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 5811. Utang dagang dan terutang lainnya12. Kewajiban estimasi13. Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (11) dan (12)14. Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 4615. Liablitas dan set pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 4616. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 5817. Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas18. Modal sahan dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas indukAtas pertimbangan apakah pos-pos tambahan disajikan secara terpisah didasarkan atas penilaian dari:a. Sifat dan likuiditas assetb. Fungsi aset tersebut dalam entitasc. Jumlah, sifat dan jangka waktu liabilitas

Aset LancarEntitas mengklasifikasikan asset sebagai aset lancar jika:1. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal.2. Entitas memiliki asset untuk tujuan diperdagangkan.3. Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan atau 4. Kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan didalam PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Liabilitas Jangka PendekSuatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika:1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya.2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12bulan setelah periode pelaporan4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang=kurangnya 12bulan setelah periode pelaporanEntitas mengklasifikasikan liabiltas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas jangka panjang.

Laporan Laba Rugi KomprehensifEntitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang di akui dalam satu periode:1. Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif2. Dalam bentuk dua laporan:a. Laporan yang menunjukan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah)b. Laporan yang di mulai dengan laba rugi dan menunjakan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan komprehensif)

Laporan laba rugi komprehensif, sekurang kurangnya mencakup penyajian pospos berikut selama satu periode:1. Pendapatan2. Biaya keuangan3. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang di catat dengan menggunakan metode ekuitas 4. Beban pajak5. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:a. Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikanb. Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan asset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan6. Laba rugi7. Setiap komponen dari pendapatan komprehensif, lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf 8)8. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitasasias dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas9. Total laba rugi komprehensifLaporan Perubahan EkuitasEntitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukan:1. Total laba rugi komprehensif selama satu periode, yang menunjukan secara terpisah total jumlah yang dapat di distribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non pengendali2. Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang di akui sesuai dengan PSAK 253. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercepat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:a. Laba rugib. Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain c. Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalianEntitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode, dan nilai dividen persaham.Laporan Arus KasInformasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut. PSAK 2 mengatur pesyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.Catatan Atas Laporan KeuanganCatatan atas laporan keuangan:1. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 115-122. 2. Mengungkapkan informasi yang di isyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan .3. Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.

PSAK 2LAPORAN ARUS KAS (REVISI 2009)

PENDAHULUANTujuanInformasi tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta ketidakpastian perolehannya.Tujuan pernyataan ini adalah memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi,investasi,pendanaan (financing) selama suatu periode.Ruang LingkupEntitas harus menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan ini menggantikan PSAK2 (1994): Laporan Arus Kas.Para pengguna laporan berkepentingan untuk mengetahui bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak bergantung pada aktivitas entitas serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk entitas, seperti yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya, entitas memerlukan kas dangan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue producing activities). Entitas membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, melunasi kewajiban, dan membagikan dividen (returns) kepada para investor. Oleh karena itu pernyataan ini mewajibkan semua entitas menyajikan laporan arus kas.Kegunaan Informasi Arus KasJika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih entitas, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam mengahasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna menegmbangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.Kas dan Setara Kas Kas terdiri atas saldo kas ( cash on hand) dan rekening giro (demand deposits). Sedangkan setaras kas terdiri (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan sebagai setara kas, suatu investasi harus segera dapat dirubah menjadi kas, dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Karenanya, suatu investasi pada umumnya memenuhi syarat sebagai setara kas, hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bukan atau kurang sejak tanggal perolehannya.Penyajian Laporan Arus KasLaporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi,investasi,pendanaan. Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi,investasi,pendanaan. Dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut. 1. Aktivitas OperasiJumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi tentang unsur tertentu arus kas historis, bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.Arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapam laba atau rugi neto. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa2. Penerimaan kas dari royalty,fees,komisi dan pendapatan lain3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa4. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan premi,klaim,anuitas, dan manfaat polis lain6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diindentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan (dealing)

2. Aktivitas InvestasiPengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah penting karena kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :1. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap,asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang dibangun sendiri2. Penerimaan kas dari penjualan asset tetap,asset tidak berwujud,dan asset jangka panjang lain3. Pembayaran kas untuk membeli instrument utang atau instrument akuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama(selain pembayaran kas untuk instrument yang diangap setara kas atau instrument yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)4. Penerimaan kas dari penjualan instrument utang dan instrument ekuitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama(selain pembayaran kas untuk instrument yang diangap setara kas atau instrument yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)5. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan)6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan)7. Pembayaran kas sehubungan dengan kontrak future,forward,opsi dan swap,kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan8. Penerimaan kas sehubungan dengan kontrak future,forward,opsi dan swap,kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan

3. Aktivitas PendanaanPengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrument modal lainb. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitasc. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi,pinjaman,wesel,hipotek,dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang laind. Pelunasan pinjamane. Pembayaran kas oleh lesse untuk mengurangi saldo liabilitas yang berkaitan dengan sewa pembiayaan

PSAK 3 (REVISI 2010)LAPORAN KEUANGAN INTERIM

PENDAHULUANRuang LingkupPernyataan ini tidak mengatur entitas mana yang disyaratkan untuk menerbitkan laporan keuangan interim, seberapa sering, atau berapa lama setelah akhir suatu periode interim. Namun, pemerintah, regulator pasar modal, bursa efek seringkali mensyaratkan entitas yang efek utang atau efek ekuitasnya diperdagangkan di bursa efek untuk menerbitkan laporan keuangan interim. Pernyataan ini diterapkan jika entitas disyaratkan atau memilih untuk menerbitkan laporan keuangan interim sesuai dengan SAK.

Setiap laporan keuangan, baik tahunan atau interim, dievaluasi kepatuhannya terhadap SAK. Fakta bahwa entitas mungkin tidak menyediakan laporan keuangan interim selama satu tahun buku tertentu atau menyediakan laporan keuangan interim yang tidak sesuai dengan Pernyataan ini, tidak menghalangi kepatuhan laporan keuangan tahunan terhadap SAK jika laporan keuangan tersebut mematuhi SAK.

Jika laporan keuangan interim dijelaskan sesuai dengan SAK, maka laporan keuangan interim harus sesuai dengan semua persyaratan dalam Pernyataan ini.

Defi nisi

Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap (seperti yang dijelaskan di PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan) atau laporan keuangan ringkas (seperti yang dijelaskan di Pernyataan ini) untuk suatu periode interim.

Periode interim adalah suatu periode laporan keuanganyang lebih pendek dari satu tahun buku penuh.

ISI LAPORAN KEUANGAN INTERIM

PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan menetapkan laporan keuangan lengkap meliputi:a. laporan posisi keuangan pada akhir periode;b. laporan laba rugi komprehensif selama periode;c. laporan perubahan ekuitas selama periode;d. laporan arus kas selama periode;e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; danf. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali secara retrospektif dari pos-pos dalam laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifi kasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Laporan keuangan interim berfokus pada aktivitas, peristiwa, dan kondisi baru serta tidak mengulangi informasi yang telah dilaporkan sebelumnya.

Komponen Minimal Laporan Keuangan InterimLaporan keuangan interim minimal mencakup komponen berikut:(a) laporan posisi keuangan ringkas;(b) laporan laba rugi komprehensif ringkas, yang disajikan:i dalam satu laporan laba rugi komprehensif ringkas; atauii dalam satu laporan laba rugi ringkas terpisah dan satu laporan laba rugi komprehensif ringkas.

Format dan Isi Laporan Keuangan InterimJika entitas menerbitkan laporan keuangan lengkap dalam laporan keuangan interimnya, maka format dan isi laporan keuangan interim tersebut sesuai dengan persyaratan PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan untuk suatu laporan keuangan lengkap.

Jika entitas menerbitkan laporan keuangan ringkas dalam laporan keuangan interimnya, maka laporan keuangan ringkas tersebut mencakup, minimal, setiap judul dan subjumlah yang tercakup dalam laporan keuangan tahunan terkini dan catatan penjelasan tertentu sebagaimana disyaratkan oleh Pernyataan ini. Pos atau catatan atas laporan keuangan tambahan tercakup dalam laporan keuangan tersebut jika kelalaian untuk mencantumkannya akan menyebabkan laporan keuangan ringkas menjadi menyesatkan. Catatan Penjelasan TertentuEntitas mencantumkan informasi minimal berikut dalam catatan atas laporan keuangan interim, jika material dan tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam laporan keuangan interim. Informasi tersebut secara normal dilaporkan dengan dasar awal tahun buku sampai tanggal pelaporan. Akan tetapi, entitas tetap mengungkapkan kejadian atau transaksi material untuk pemahaman atas periode interim kini:

a. suatu pernyataan bahwa kebijakan akuntansi dan metode perhitungan yang sama digunakan dalam laporan keuangan interim sebagaimana laporan keuangan tahunan terkini atau, jika kebijakan atau metode tersebut telah diubah, suatu penjelasan tentang sifat dan dampak dari perubahan tersebut;b. keterangan penjelasan tentang sifat musiman dan siklusan operasi interim;c. sifat dan jumlah pos-pos yang mempengaruhi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan neto, atau arus kas tidak biasa yang disebabkan oleh sifat, ukuran atau keterjadiannya;d. sifat dan jumlah perubahan dalam estimasi jumlah yang dilaporkan dalam periode-periode interim sebelum tahun buku kini atau perubahan estimasi jumlah yang dilaporkan di tahun-tahun buku sebelumnya, jika perubahan tersebut memiliki dampak yang material pada periode interim kini;e. penerbitan, pembelian kembali, dan pembayaran kembali efek utang dan efek ekuitas;f. dividen yang dibayarkan (agregat atau per saham) secara terpisah untuk saham biasa dan saham lain;g. informasi segmen berikut (pengungkapan informasi segmen disyaratkan dalam laporan keuangan interim hanya jika PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi segmen dalam laporan keuangan tahunannya):

(i) pendapatan dari pelanggan eksternal jika termasuk dalam pengukuran laba rugi segmen yang dikaji oleh organ pengambil keputusan atau, jika tidak termasuk, disediakan secara reguler untuk organ pengambil keputusan;(ii) pendapatan antar segmen jika termasuk dalam pengukuran laba rugi segmen yang dikaji oleh organ pengambil keputusan atau, jika tidak termasuk, disediakan secara reguler untuk organ pengambil keputusan;(iii) pengukuran laba rugi segmen;(iv) total aset yang mengalami perubahan material atas jumlah yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan terakhir;(v) penjelasan mengenai perbedaan dari laporan keuangan tahunan terakhir yang menggunakan(vi) dasar segmentasi atau yang menggunakan dasar pengukuran laba rugi segmen;(vii) rekonsiliasi jumlah laba rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi entitas sebelum beban pajak (pajak penghasilan) dan operasi yang dihentikan. Namun, jika entitas mengalokasikan pos seperti beban pajak (penghasilan pajak) dalam segmen dilaporkan, maka entitas diperbolehkan merekonsiliasi jumlah(viii) laba rugi segmen tersebut terhadap laba rugi setelah pos-pos tersebut dialokasikan. Pos-pos rekonsiliasi(ix) yang material diidentifi kasi secara terpisah dan dijelaskan di rekonsiliasi tersebut;

h. peristiwa material setelah akhir periode interim yang belum tercermin dalam laporan keuangan untuk periode interim tersebut;i. dampak perubahan komposisi entitas selama periode interim termasuk kombinasi bisnis, perolehan atau hilangnya pengendalian atas entitas anak dan investasi jangka panjang, restrukturisasi, dan operasi yang dihentikan. Dalam hal kombinasi bisnis, entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis; danj. perubahan liabilitas kontinjensi atau asset kontinjensi sejak akhir periode pelaporan tahunan terakhir.

Periode Laporan Keuangan Interim yang Disyaratkan untuk DisajikanLaporan interim mencakup laporan keuangan (ringkas atau lengkap) untuk periode-periode sebagai berikut:(a) laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dan laporan posisi keuangan komparatif per(b) akhir tahun buku sebelumnya.(c) laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim berjalan dan secara kumulatif untuk tahun buku(d) berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba rugi komprehensif komparatif untuk periode interim(e) yang dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahun buku sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku sebelumnya. Sebagaimana diperkenankan oleh PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan, laporan keuangan interim untuk setiap periode dapat menyajikan satu laporan laba rugi komprehensif, atau satu laporan laba rugi terpisah dan satu laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif).(f) laporan perubahan ekuitas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas komparatif untuk periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun keuangan sebelumnya.(g) laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan tanggal interim, dengan laporan arus kas komparatif periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku sebelumnya.

MaterialitasDalam memutuskan bagaimana cara mengakui, mengukur, mengklasifikasi, atau mengungkapkan unsur untuk tujuan pelaporan keuangan interim, maka materialitas dinilai terkait dengan data keuangan periode interim. Dalam menilai materialitas, perlu diketahui bahwa pengukuran interim dapat bergantung pada estimasi yang lebih besar dibandingkan pengukuran data keuangan tahunan.

PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGANTAHUNAN

Jika estimasi atas jumlah yang dilaporkan dalam periode interim berubah secara signifi kan selama periode interim terakhir dari tahun buku tetapi laporan keuangan terpisah tidak diterbitkan untuk periode interim terakhir tersebut, maka sifat dan jumlah dari perubahan estimasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tahunan untuk tahun buku tersebut.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interim sebagaimana yang diterapkan dalam laporan keuangan tahunan, kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan terkini yang akan tercermin dalam laporan keuangan tahunan berikutnya. Namun, frekuensi pelaporan entitas (tahunan, semesteran, atau kuartalan) tidak mempengaruhi pengukuran hasil tahunannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengukuran untuk tujuan pelaporan interim dibuat atas dasar awal tahun buku sampai tanggal pelaporan.

Pendapatan yang Diterima Secara Musiman, Siklusan, atau Tidak TeraturPendapatan yang diterima secara musiman, berulang, atau berkala dalam suatu tahun buku tidak diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal interim, jika antisipasi atau penangguhan tidak akan sesuai pada akhir tahun buku.

Biaya yang Terjadi Secara Tidak Beraturan Selama Tahun KeuanganBiaya yang terjadi secara tidak beraturan selama tahun keuangan diantisipasi atau ditangguhkan untuk tujuan pelaporan interim jika, dan hanya jika, hal tersebut adalah tepat untuk mengantisipasi atau menangguhkan jenis biaya tersebut pada akhir tahun keuangan.

Penggunaan EstimasiPenetapan prosedur pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan interim untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan adalah andal, serta pengungkapan yang sesuai untuk semua informasi keuangan material yang relevan untuk memahami posisi atau kinerja keuangan entitas. Jika pengukuran dalam laporan keuangan tahunan dan interim berdasarkan pada estimasi yang masuk akal, maka penyusunan laporan keuangan interim umumnya akan membutuhkan penggunaan metode estimasi yang lebih banyak daripada laporan keuangan tahunan.

PENYAJIAN KEMBALI PERIODE INTERIM YANG TELAH DILAPORKAN SEBELUMNYA

Perubahan kebijakan akuntansi, selain yang diatur dalam ketentuan transisi suatu PSAK baru, dicerminkan dengan:a. penyajian kembali laporan keuangan interim periode lalu dalam tahun keuangan berjalan dan periode interim komparatif dalam setiap tahun keuangan lalu yang akan disajikan kembali dalam laporan keuangan tahunan sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan; ataub. jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif pada awal tahun keuangan dari penerapan kebijakan akuntansi baru untuk semua periode lalu, maka dilakukan penyesuaian laporan keuangan periode interim lalu dalam tahun keuangan berjalan, dan periode interim komparatifnya dalam tahun keuangan lalu untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal.

ISAK 17LAPORAN KEUANGAN INTERIM DAN PENURUNAN NILAI

PENDAHULUAN

ISAK 17 mengatur rugi penurunan nilai atas goodwill, investasi pada instrumen ekuitas, dan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, tidak dapat dibalikkan pada periode interim, ketika rugi penurunan nilai menjadi tidak ada atau telah berkurang jika penilaiannya hanya dilakukan pada periode interim.

Referensi PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Latar BelakangEntitas disyaratkan untuk menilai penurunan nilai goodwill pada setiap akhir periode pelaporan, investasi pada instrumen ekuitas, dan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan pada akhir setiap periode pelaporan dan, jika disyaratkan, mengakui rugi penurunan nilai pada tanggal tersebut sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2010): Penurunan Nilai Aset dan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Namun, pada akhir periode pelaporan berikutnya, kondisi mungkin telah berubah sehingga rugi penurunan nilai dapat dikurangi atau dihindari jika penilaian penurunan nilai hanya dibuat pada tanggal tersebut. Interpretasi ini memberikan panduan mengenai apakah rugi penurunan nilai tersebut dapat dibalik.

Interpretasi ini membahas interaksi antara persyaratan dalam PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim dengan pengakuan rugi penurunan nilai atas goodwill dalam PSAK 48 (revisi 2010): Penurunan Nilai Aset dan beberapa aset keuangan tertentu dalam PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, serta dampak interaksi tersebut atas laporan keuangan interim dan laporan keuangan tahunan selanjutnya.

PermasalahanPSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim paragraf 28 mensyaratkan entitas untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interim sebagaimana yang diterapkan dalam laporan keuangan tahunannya. Paragraf 28 tersebut juga menyatakan bahwa frekuensi pelaporan entitas (tahunan, semesteran, atau kuartalan) tidak mempengaruhi pengukuran hasil tahunannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengukuran untuk tujuan pelaporan interim dibuat atas dasar awal tahun buku sampai tanggal pelaporan.

PSAK 48 (revisi 2010): Penurunan Nilai Aset paragraf 124 menyatakan bahwa rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode selanjutnya.

PSAK 55 (revisi 2006) paragraf 70 menyatakan bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifi kasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi.

PSAK 55 (revisi 2006) paragraf 66 mensyaratkan bahwa rugi penurunan nilai untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan (misalnya rugi penurunan nilai atas instrumen ekuitas yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar yang tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal) tidak boleh dibalik.Interpretasi ini membahas hal-hal berikut ini:Apakah entitas membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode interim atas goodwill serta investasi pada instrumen ekuitas dan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan jika suatu kerugian tidak akan diakui, atau kerugian yang lebih kecil akan diakui, jika penilaian penurunan nilai hanya dilakukan pada akhir periode pelaporan selanjutnya?

INTERPRETASIEntitas tidak membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode interim sebelumnya berkaitan dengan goodwill atau investasi pada instrumen ekuitas atau asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan.

Sumber :Hepi Prayudiawan SE, Ak, M.Si : Seminar Akuntansi Universitas Mercu BuanaIkatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, revisi 2009Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, revisi 2010

Kelompok 1 Laporan KeuanganUniversitas Riau