69
KELARUTAN KELARUTAN DAN DAN PROSES DISTRIBUSI PROSES DISTRIBUSI

KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

KELARUTAN KELARUTAN DAN DAN

PROSES DISTRIBUSIPROSES DISTRIBUSI

Page 2: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

KONSEP LARUTAN DAN KONSEP LARUTAN DAN KELARUTANKELARUTAN

Kelarutan diartikan dalam bentuk Kelarutan diartikan dalam bentuk kuantitatif adalah konsentrasi zat terlarut kuantitatif adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperature dalam larutan jenuh pada temperature tertentu dan dari segi kualitatif bisa tertentu dan dari segi kualitatif bisa diartikan sebagai interaksi spontan dari diartikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk dua atau lebih zat untuk membentuk disperse molecular yang homogendisperse molecular yang homogen

Page 3: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

TINGKAT FASATINGKAT FASA

• Kelarutan dapat digambarkan Kelarutan dapat digambarkan dengan cara biasa dengan aturan dengan cara biasa dengan aturan Gibbs, yang digambarkan pada :Gibbs, yang digambarkan pada :

F = C – P + 2F = C – P + 2

Page 4: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

EKPRESI KELARUTANEKPRESI KELARUTAN

• Kelarutan juga secara kuantitaif menggambarkan bentuk dari molalitas, molaritas, dan persentase.

Page 5: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

INTERAKSI PELARUT DAN ZAT INTERAKSI PELARUT DAN ZAT TERLARUTTERLARUT

air merupakan pelarut yang baik air merupakan pelarut yang baik untuk garam, gula, dan senyawa untuk garam, gula, dan senyawa yang lainnya, walaupun minyak yang lainnya, walaupun minyak mineral dan benzen adalah pelarut mineral dan benzen adalah pelarut untuk zat yang sukar larut dalam air. untuk zat yang sukar larut dalam air. Penemuan empiris ini menyimpulkan Penemuan empiris ini menyimpulkan pernyataan “pernyataan “like dissolves likelike dissolves like”.”.

Page 6: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

PELARUT POLAR

Kelarutan dari obat harus memadai dalam kepolaran pelarut, oleh karena itu, disebut momen dipole.

Hildeldebrand menunjukkan, bagaimanapun, bahwa pertimbangan dari momen dipol saja tidak memuaskan untuk menjelaskan kelarutan dari senyawa polar dalam air. Kemampuan zat terlarut untuk membentuk ikatan hidrogen adalah faktor yang jauh lebih signifikan dibandingkan kepolaran yang ditunjukkan dalam momen dipol yang besar.

Page 7: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Air melarutkan fenol, alkohol, Air melarutkan fenol, alkohol, aldehid, keton, amin, dan aldehid, keton, amin, dan senyawa yang mengandung senyawa yang mengandung oksigen dan nitrogen yang oksigen dan nitrogen yang membentuk ikatan hidrogen membentuk ikatan hidrogen dengan air.dengan air.

Page 8: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

► Pelarut polar mengikuti mekanisme Pelarut polar mengikuti mekanisme sebagai berikut :sebagai berikut :

a.a. Pelarut polar mengurangi gaya interaksi Pelarut polar mengurangi gaya interaksi antara ion yang berlawanan dalam kristal.antara ion yang berlawanan dalam kristal.

b.b. Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen dari elektrolit kuat dengan reaksi asam-basa dari elektrolit kuat dengan reaksi asam-basa karena pelarut ini amphiprotic.karena pelarut ini amphiprotic.

c.c. Akhirnya, pelarut polar bisa melarutkan Akhirnya, pelarut polar bisa melarutkan molekul dan ion melalui interaksi gaya dipol, molekul dan ion melalui interaksi gaya dipol, secara parsial pada formasi ikatan hidrogen, secara parsial pada formasi ikatan hidrogen, yang mempengaruhi kelarutan dari senyawa. yang mempengaruhi kelarutan dari senyawa.

Page 9: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

PELARUT NON-POLAR Pelarut non-polar tidak bisa

mengurangi interaksi antara ion dari elektrolit kuat dan lemah karena pelarut kurang akan dielectric, juga tidak bisa memecah ikatan kovalen dan ion lemah dari elektrolit, karena pelarut ini tergabung ke dalam pelarut aprotic, dan tidak bisa ergabung membentuk jembatan hidrogen dengan molekul non elektrolit.

Page 10: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

PELARUT SEMIPOLARPELARUT SEMIPOLAR

Pelarut semipolar seperti keton dan alkohol, Pelarut semipolar seperti keton dan alkohol, bisa mengurangi level kepolaran pada molekul bisa mengurangi level kepolaran pada molekul pelarut non-polar, seperti benzen, yang telah pelarut non-polar, seperti benzen, yang telah terpolarisasi dan menjadi larut dalam alkohol.terpolarisasi dan menjadi larut dalam alkohol.

Faktanya, pelarut non-polar dapat bisa Faktanya, pelarut non-polar dapat bisa berfungsi sebagai pelarut intermediet, yang berfungsi sebagai pelarut intermediet, yang bisa meningkatkan ketercampuran cairan polar bisa meningkatkan ketercampuran cairan polar dan non-polar.dan non-polar.

Page 11: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

KELARUTAN GAS DIDALAM CAIRAN• Larutan didalam sediaan kefarmasian

adalah HCL, NH4OH, dan preparat effervesen yang mengandung CO2 yang terlarut dan dibawah tekanan positif.

• Kelarutan gas didalam cairan adalah konsentrasi dari gas yang terlarut ketika mencapai kesetimbangan dengan gas murni yang berada diatas larutan

Page 12: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Kelarutan gas dalam cairan bergantung terutama pada :

a. Tekanan,b. Temperatur,c. Adanya garam,d. Reaksi Kimia.

Page 13: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

EFEK TEKANAN Efek dari tekanan digambarkan

dengan hukum Henry, yang mana berbunyi :“setiap larutan encer pada temperatur konstan, konsentrasi gas yang terlarut setara dengan tekanan parsial yang berada diatas larutan ketika mencapai kesetimbangan”

C2 = σp

Page 14: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Di dalam dunia kefarmasian hukum Henry dipergunakan pada sediaan Effervesen.

Page 15: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

EFEK SUHUEFEK SUHU

Semakin meningkatnya suhu maka Semakin meningkatnya suhu maka kelarutan gas akan menurun, yang kelarutan gas akan menurun, yang menyebabkan besarnya menyebabkan besarnya kecenderungan gas untuk menyebar.kecenderungan gas untuk menyebar.

Page 16: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

SALTING OUT

Gas terkdang dibebaskan dari larutan yang terlarut pada sebuah elektrolit.

Penomena ini bisa dijelaskan dengan “menambahkan sejumlah garam kedalam larutan berkarbonasi”

Page 17: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

EFEK REAKSI KIMIA

Peneraan hukum Henry, secara tegas mengatakan bahwa gas yang sukar larut dalam larutan dan tidak bereaksi dengan berbagai cara di dalam pelarut.

Page 18: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

PERHITUNGAN PERHITUNGAN KELARUTANKELARUTAN

Rumus :Rumus :

VVgas STPgas STP = = σσpp

V V solnsoln

Dimana :Dimana : σσ = Konstanta Henry = Konstanta Henry

αα = Koefisen bunsen = Koefisen bunsen

Page 19: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

KELARUTAN CAIRAN DALAM KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRANCAIRAN

Merupakan campuran dua atau lebih cairan Merupakan campuran dua atau lebih cairan secara bersama didalam preparasi dalam secara bersama didalam preparasi dalam larutan di bidang kefarmasian.larutan di bidang kefarmasian.

Page 20: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

LARUTAN IDEALLARUTAN IDEAL

• Mengikuti hukum Raoult’s, Mengikuti hukum Raoult’s, ppii = p = pi i ccXXii

• Disebut larutan ideal ketika kedua Disebut larutan ideal ketika kedua campuran menunjukkan campuran menunjukkan penyimpangan yang negatif.penyimpangan yang negatif.

• Sistem cair – cair bisa dipecah Sistem cair – cair bisa dipecah menjadi dua kategori :menjadi dua kategori :

a.a. Kelarutan sempurnaKelarutan sempurna

b.b. Kelarutan parsialKelarutan parsial

Page 21: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

KELARUTAN SEMPURNAKELARUTAN SEMPURNA

• Biasanya kelarutan sempurna diperoleh pada pelarut polar dan semipolar.

• Kelarutan sempurna tidak memberikan masalah bagi seorang farmasis di dalam preparasi.

Page 22: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

KELARUTAN PARSIAL• Disini cukup mengulang point –

point sebagai berikut :a. Kelarutan parsial yang saling

menguntungkan dipengaruhi oleh suhu.b. Pengetahuan tentang diagram fasa

Page 23: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

PENGARUH ZAT ASINGPENGARUH ZAT ASING

►Penambahan pada sistem cairan dua Penambahan pada sistem cairan dua fasa, yang menyebabkan mempunyai fasa, yang menyebabkan mempunyai tiga komponen.tiga komponen.

►Ketika penambahan zat ketiga Ketika penambahan zat ketiga kelarutan meningkat, hal ini dikenal kelarutan meningkat, hal ini dikenal dengan dengan micellar solubilizationmicellar solubilization

Page 24: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

SISTEM TIGA KOMPONENSISTEM TIGA KOMPONEN

Prinsipnya adalah bahwa didalam Prinsipnya adalah bahwa didalam sistem terdiri dari satu, dua, atau sistem terdiri dari satu, dua, atau titigga kelarutan parsial yang saling a kelarutan parsial yang saling berpasangan.berpasangan.

Page 25: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

KONSTANTA DIELEKTRIK DAN KELARUTAN

Paruta dan rekan mempelajari tentang obat dengan rentang kelarutan yang memiliki bermacam konstanta dielektrik.

Gorman dan Hall memperoleh hubungan garis lurus antara ketika mereka memplot fraksi mol dari metil salisilat dengan kontanta dielektrik dari campuran isopropanol dan air.

Page 26: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Hubungan MolekuL

• Kier dan Hall dengan mengamati kelarutan hidrokarbon cair,alkohol,eter, dan ester di dalam air..Mereka menggunakan suatu indeks topologic (struktur) X (chi) yang mempunyai nilai yang bergantung pada gambaran struktur dan gugus fungsi dari molekul tertentu. Teknik ini disebut Hubungan Molekuler

• 0X dan 1X digunakan untuk mendeskripsikan molekul• Contohnya,untuk meneliti propane

Page 27: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

CH2

H3C CH3

Dengan mengabaikan Hidrogen, carbon 1 dihubungkan melalui satu ikatan ke karbon pusat yang terikat dengan karbon-karbon lain oleh dua ikatan.. Kebalikan akar kuadrat “valensi” oleh karena itu adalah (1.2)-1/2 = 0,707 untuk ikatan kiri dan ikatan kanan kebalikannya. Semua ini dijumlahkan menghasilkan :

1X = 0,707 + 0,707 = 1,414

Page 28: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Luas Permukaan Molekuler dan Kelarutan

• Untuk Menentukan Kelarutan digunakan metode yang terdiri dari analisis regresi dimana In kelarutan dari zat terlarut sebanding dengan luas permukaan total. Kecuali olefin, persamaan yang memberikan korelasi terbaik dengan senyawa 158 adalahdengan persamaan :

log (kelarutan) = 0.0168 ( TSA) + 4.44

keterangan : TSA = total surface area

In (Kelarutan) = -0.0430 ( HYSA)

- 0,0586 (FGSA) + 8.003 I + 4.420

Page 29: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt
Page 30: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Kelarutan Zat Padat Dalam Cairan

Larutan Ideal• Faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat

dalam larutan ideal bergantung pada temperatur, titik leleh zat padat, panas peleburan molar ∆Hf, yaitu panas yang diabsorpsi apabila zat padat meleleh

• Persamaan yang diturunkan dari pertimbangan termodinamik untuk larutan ideal zat padat dalam cairan adalah :

- log X2i = ∆Hf (To – T)

2,303R (T.To)

Page 31: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Dimana X2i adalah kelarutan ideal zat terlarut yang dinyatakan dalam fraksi mol, To adalah titik leleh zat terlarut padat dalam derajat mutlak, dan T adalah temperatur mutlak larutan

Page 32: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Larutan non IdeaL / Larutan Nyata

Larutan tidak ideal atau larutan nyata adalah Larutan yang menyebabkan terjadinya perubahan sifat kompennya pada saat dilakukan Pencampuran. Bisa terjadi kerena Pelepasan Panas atau adanya zat yang diabsorpsi.

Page 33: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Ada 3 Tahap dalam Proses ini, yaitu :

1.Tahap pertama menyangkut pemindahan satu molekul dari fase terlarut pada temperatut tertentu. Kerja pemecahan ikatan antara 2 molekul yang berdekatan adalah 2 w22,dimana notasi 22 adalah interaksi antara molekul zat terlarut.

Page 34: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

2. Tahap kedua menyangkut pembentukan lubang dalam pelarut yang cukup besar untuk menerima molekul zat terlarut. Kerja yang dibutuhkan untuk tahap ini adalah w11 daimana angka itu adalah energi interaksi antara molekul-molekul pelarut.

3. Molekul Zat terlarut akhirnya ditempatkan dalam lubang dalam pelarut dan pertambahan kerja atau penurunan energi petensial dalah langkah ini adalah –w12. Angka 12 adalah energi interaksi zat terlarut dengan pelarut.

Page 35: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Pendekatan Kelarutan Hildebrand yang Diperluas

Metode ini memungkinkan seseorang menghitung kelarutan zat terlarut polar dan nonpolar dalam pelarut yang berkisar dari hidrokarbon nonpolar sampai pelarut yang sangat polar seperti alkohol, glikol dan air.

Persamaan kelarutan yang digunakan dalam pendekatan EHS adalah

- log X2 = -log X2i + A ( w11 + w22 – 2 W)

Dimana bentuk terakhir berhubungan dengan persamaan untuk log γ2, dari Hildebrand dan Scatchard

Page 36: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt
Page 37: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt
Page 38: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Solvasi dan asosiasi dalam larutan senyawa polar

Campuran antara pelarut dan zat terlarut disebut solvation. Apabila terjadi interaksi antara antara molekul sejenis dari salah satu komponen dalam larutan, gejala ini disebut asosiasi. Tipe interaksi ini ditunjukan oleh dimerisasi asam benzoat dalam beberapa pelarut nonpolar atau saling berhubungannya molekul air dengan ikatan hidrogen. Hal ini menyebabkan harga panas pelarutan positif dan penyimpangan positif dari hukum raoult.

Page 39: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Pengaruh interaksi khusus yang dikenal sebagai solvasi dan asosiasi , tidak dapat dihitung dengan cara yang memuaskan dengan rumus scatchard-hildebrand, tetapi membutuhkan penanganan yang lebih sempurna.

Page 40: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Kelarutan dan panas Kelarutan dan panas pelarutanpelarutan

• Keunggulan temperatur terhadap kelarutan dari nonelektrolit, elektrolit lemah, dan elektrolit kuat sangat tinggi dalam larutan non ideal dapat digunakan istilah panas pelarutan ΔHf

• Untuk nonelektrolit dan elektrolit lemah, menggunakan persamaan :

• Ln c” = ∆Hf (T” – T’)

c’ R (T’T”)

Page 41: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Untuk elektrolit kuat: R digantikan dengan vR, dimana v adalah jumlah ion

• Istilah c’ dan c” adalah konsentrasi seperti molar, molal, fraksi mol, gram/liter, dan persen.

• ΔHf adalah panas pelarutan cal/mol

• R = 1,9872 cal/mole deg

Page 42: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Kelarutan dari elektrolit kuatKelarutan dari elektrolit kuat• Proses endotermik adalah kenaikan temperatur

menaikkan kelarutan zat padat yang mengabsorbsi panas apabila dilarutkan, Pengaruh ini sesuai dengan asas Le Chatelier, bahwa sistem cenderung menyesuaikan diri sendiri dengan cara sedemikian rupa sehingga akan melawan suatu tantangan misalnya kenaikan temperatur.

• Proses eksotermik adalah jika panas dilepaskan , temperatur larutan naik dan wadah terasa hangat bila disentuh, kelarutan dalam hal ini akan turun dengan naiknya temperatur, juga mengikuti asas Le Chatelier.

Page 43: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Zat padat umumnya termasuk dalam kelompok senyawa yang menyerap panas apabila dilarutkan.

• Sebagai contoh; natrium sulfat, dalam bentuk hidrat , Na2SO4.10H2O, dengan temperatur 32°C, proses pelarutan (disolusi) endotermik, dan kelarutan naik dengan naiknya temperatur. Diatas titik ini, senyawa dalam bentuk anhidrat, Na2SO4, proses pelarutan (disolusi) eksotermik, dan kelarutan turun dengan naiknya temperatur.

Page 44: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Natrium klorida tidak menyerap atau melepaskan panas, apabila dilarutkan dalam air; maka kelarutannya tidak banyak berubah dengan berubahnya temperatur, dan panas pelarutannya kira-kira 0.

• Gejala ini dapat diterangkan dalam bentuk panas pelarutan, ΔH. Besaran ini dikenal sebagai panas pelarutan parsial atau panas pelarutan diferensial.

Page 45: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Panas pelarutan zat yang berbentuk kristal adalah perbedaan antara panas sublimasi zat padat, seperti diberikan oleh energi kisi kristal dan panas hidrasi ion dalam larutan; ∆H (larutan) = ∆Hsubl + ∆Hhyd

• Energi kisi adalah energi yang dibutuhkan untuk memisahkan 1 mol dari kristal ke dalam ion-ionnya dalam wujud gas atau energi untuk menguapkan zat padat; NaClpadat → Na+ gas + Cl- gas

• panas hidrasi adalah panas yang dilepaskan ketika ion-ion gas terhidrasi, hal ini dipengaruh oleh jari-jari sebuah ion.

Page 46: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Proses hydration dapat di tuliskan :

Na+gas + Cl- → Na+aq + Cl-aq• Dalam larutan ideal, tidak akan terjadi hidrasi

(solvasi), dan panas yang diabsorpsi hanyalah panas yang dibutuhkan untuk mengubah kristal ke cairan.

• nilai positif dari ∆H menunjukan menyerap panas; negatif menandakan bahwa melepaskan panas.

• Fase gibb, larutan padat dalam cairan, karena tekanan biasanya tetap pada 1 atm jadi tidak perlu ditentukan, aturan fase menjadi :

F = C – P + 1

Page 47: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Kelarutan elektrolit yang sukar Kelarutan elektrolit yang sukar larutlarut

• Apabila elektrolit yang sukar larut dilarutkan untuk membentuk larutan jenuh, kelarutan digambarkan oleh tetapan khusus, yaitu : Ksp dari senyawa.

• Contoh : perak klorida contoh garam yang sukar larut, karena konsentrasi fase padat biasanya konstan maka : AgClpadat ↔ Ag+ + Cl- apabila ditambahkan kedalam larutan perak klorida, kesetimbangan akan berubah. Penambahan ion sejenis adalah mengurangi kelarutan elektrolit yang sukar larut.

Page 48: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Garam-garam yang tidak mempunyai ion yang sejenis dengan elektrolit yang sukar larut, pengaruhnya berlawanan; pada konsentrasi sedang, garam ini menaikkan dan bukan menurunkan kelarutan karena adanya penurunan koefisien keaktifan.

• Didapat kesimpulan bahwa ; jika seorang ahli farmasi ingin mencegah pengendapan garam yang sukar larut dalam air, dia dapat menambahkan sejumlah zat yang dapat

Page 49: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• mengikat dan mengurangi konsentrasi salah satu ion sehingga garam lebih banyak dapat berubah dari keadaan tidak terlarut menjadi keadaan terlarut sampai tetapan hasil kali kelarutan tercapai dan kesetimbangan terjadi.

• Contoh : Fe(OH)3 dapat digabungkan oleh pembentukan kompleks dengan natrium sitrat, lebih banyak Fe3+ masuk dalam larutan akan menjaga Ksp supaya konstan.

Page 50: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Kelarutan elektrolit lemahKelarutan elektrolit lemah

• Elektrolit lemah ini umumnya tidak sangat larut dalam air tetapi larut dalam larutan asam encer, seperti senyawa atropin sulfat dan tetrakain hidroklorida dibetuk dengan mereaksikan senyawa asam dengan basa.

• Penambahan basa kedalam larutan garam senyawa ini mengendapkan basa bebas dari larutan apabila kelarutan basa dalam air rendah.

Page 51: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Menghitung kelarutan Menghitung kelarutan elektrolit lemah apabila elektrolit lemah apabila

dipengaruhi pHdipengaruhi pH• Kelarutan elektrolit lemah sangat dipengaruhi

oleh pH larutan.• Untuk menjamin larutan homogen yang jernih

dan keefektifan terapi yang maksimum, pembuatan harus disesuaikan pada pH optimum.

• Kesetimbangan dalam larutan jenuh dari elektrolit lemah yang sukar larut adalah

Hp padat ↔ Hp larutan

Page 52: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Karena konsentrasi bentuk tidak terionisasi dalam larutan Hplarutan biasanya konstan, tetapan kesetimbangan untuk kesetimbangan larutan, persamaan, adalah : So = (HP)larut

• Tetapan untuk kesetimbanagn asam-basa, persamaannya: Ka = (H3O+)(P-)

(HP)

Page 53: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Persamaan kelarutan dapat ditulis dengan bentuk logaritma:

pHp = pKa + log S – So• So• Dimana dibawah pHp ini obat akan terpisah

dari larutan sebagai asam tidak terdisosiasi.• Suatu penurunan yang analog dapat dilakukan

untuk mendapatkan persamaan kelarutan basa lemah sebagai fungsi pH larutan, persamaannya adalah :

pHp = pKw – pKb + log S – So

So

Page 54: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Pengaruh pelarut pada kelarutan Pengaruh pelarut pada kelarutan obatobat

• Elektrolit lemah dapat bersifat seperti elektrolit kuat dan seperti nonelektrolit dalam larutan.

• Apabila larutan pada pH dimana obat seluruhnya berbentuk ion, maka larutan tersebut bersifat larutan elektrolit kuat dan kelarutan tidak dipengaruhi.

• Apabila pH disesuaikan dengan harga pH dimana molekul tidak terdisosiasi diproduksi dalam konsentrasi yang cukup untuk mencapai kelarutan dalam bentuk ini terjadilah pengendapan.

Page 55: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

• Zat terlarut lebih larut dalam campuran pelarut daripada satu pelarut saja yang disebut consolvency.

• Pelarut yang dalam kombinasi menaikkan kelarutan zat terlarut disebut consolvent

Page 56: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Pengaruh gabungan pH Pengaruh gabungan pH dan pelarutdan pelarut

Pelarut mempengaruhi kelarutan elektrolit lemah dalam larutan yang didapar, dengan 2 cara :

1. Penambahan alkohol kedalam larutan yang didapar dari elektrolit lemah dalam air – menaikkan kelarutan zat yang tidak terionisasi dengan mengatur polaritas pelarut pada harga yang lebih diinginkan.

2. Karena kurang polar dibandingkan air, alkohol menurunkan disosiasi elektrolit lemah, dan kelarutan obat turun apabila tetapan disosiasi turun (pKa naik).

Page 57: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Pengaruh Surfaktan

Obat yang bersifat asam lemah dan basa lemah dapat dilarutkan dengan bantuan kerja penglarutan dari zat aktif penglarutan dari zat aktif permukaan. Gliserin dan etanol merupakan contoh dari pengaruh zat aktif permukaan pada kelarutan obat dalam bentuk kuantitatif bersama-sama dengan pengaruh pelarutan dari pelarut.

Page 58: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Pengaruh kompleksasi dalam Sistem Multikomponen

Sediaan farmasetik umumnya terdiri lebih dari satu obat tunggal dalam larutan. Fritz telah memperlihatkan bahwa apabila beberapa obat bersama-sama dengan zat tambahan farmasetik berinteraksi dalam larutan membentuk kompleks yang tidak larut, profil kelarutan sederhana dari masing-masing obat tidak dapat digunakan untuk memperkirakan kelarutan dalam campuran dari masing-masing isi.

Page 59: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Pengaruh faktor lain pada kelarutan zat padat

Ukuran dan bentuk partikel kecil juga mempengaruhi kelarutan. Konfigurasi molekul dan macam penyusunan dalam kristal juga mempunyai beberapa pengaruh pada kelarutan, dan partikel simetris dapat kurang larut daripada partikel tidak simetris. Ini disebabkan pada kenyataan bahwa kelarutan bergantung sebagian pada kerja yang dibutuhkan untuk memisahkan partikel zat terlarut berbentuk kristal.

Page 60: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

DISTRIBUSI ZAT TERLARUT DI ANTARA PELARUT YANG TIDAK BERCAMPUR

Jika kelebihan cairan atu zat padat ditambahkan ke dalam campuran dari dua cairan tidak bercampur, zat itu akan mendistribusi diri di antara ke dua fase, sehingga masing-masing menjadi jenuh. Jika zat itu ditambahkan ke dalam pelarut tidak tercampur dalam jumlah yang tidak cukup untuk menjenuhkan larutan, maka zat tersebut tetap berdistribusi diantara ke dua lapisan dengan perbandingan konsentrasi tertentu.

Page 61: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Jika C1 dan C2 adalah konsentrasi kesetimbangan zat dalam pelarut1 dan pelarut2, persamaan kesetimbangan menjadi :

= K

Tetapan kesetimbangan K dikenal sebagai perbandingan distribusi, koefisien distribusi atau koefisien partisi. Persamaan diatas dikenal dengan hukum distribusi.

C1

C2

Page 62: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Pengetahuan tentang partisi penting untuk ahli farmasi, karena prinsip ini melibatkan beberapa ilmu farmasetik. Termasuk disini sistem pengawetan minyak-air, kerja obat pada tempat yang tidak spesifik, absorpsi dan distribusi obat ke seluruh tubuh.

Page 63: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Pengaruh disosiasi ionik dan asosiasi molekuler pada partisi.

Zat terlarut dapat berada sebagian atau keseluruhan sebagai molekul terasosiasi dalam salah satu fase atau dapat terdisosiasi dalam ion-ion pada salah satu dari fase tersbut. Hukum distribusi digunakan hanya untuk konsentrasi zat yang umum pada ke dua fase, yaitu monomer atau molekul sederhana dari zat terlarut.

Page 64: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Ekstraksi

Untuk menentukan efisiensi pelarut terhadap pelarut yang dapat mengekstraksi dari pelarut kedua – suatu pengerjaan yang secara umum dapat digunakan dalam kimia analitik dan kimia organik.

Adanya zat terlarut lain seperti garam, dapat juga berakibat terbentuknya komplek dengan zat terlarut atau dengan pengusiran garam dari satu fase.

Page 65: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Kerja pengawetan dari asam lemah dalam sistem air

Larutan makanan, obat dan kosmetik merupakan sasaran kerusakan oleh enzim mikroorganisme, yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian. Enzim-enzim ini dihasilkan oleh ragi, kapang dan bakteri, dan organisme seperti ini harus dimatikan atau pertumbuhannya di hambat untuk pencegahan pengrusakan.

Sterilisasi dan penambahan zat kimia pengawet adalah metode umum yang digunakan dalam bidang farmasi untuk mengawetkan larutan obat terhadap serangan dari berbagai mikroorganisme.

Page 66: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Rahn dan Conn memperlihatkan bahwa kerja pengawet atau bakteristatis dari asam-asam benzoat dan asam-asam sejenis, disebabkan hampir seluruhnya oleh asam yang tidak terdisosiasi dan tidak dalam bentuk ionik.

Bakteri dalam sistem minyak-air umumnya terdapat pada fase air dan pada antar muka minyak-air. Oleh karena itu, keunggalan asam lemah seperti asam benzoat sebagai pengawet dalam sistem ini merupakan akibat dari konsentrasi asam tidak terdisosiasi dalam fase air.

Page 67: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Kerja obat dan Koefisien partisi

Pada abad peralihan, Mayer dan Overton mengajukan hipotesis bahwa kerja narkotik dari obat nonspesifik adalah fungsi koefisien distribusi suatu senyawa antara medium lipoid dan air. Belakangan disimpulkan bahwa norkosis hanya merupakan fungsi dari konsentrasi obat dalam lemak dari sel. Jadi, berbagai variasi obat dengan tipe kimia yang berbeda akan menghasilkan kerja narkotik yang sama pada konsentrasi sama dalam sel lemak dari suatu bahan.

Page 68: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

Koefisien partisi minyak-air adalah suatu petunjuk sifat hipofilik atau hidrofobik dari molekul obat. Lewatnya obat melalui membran lemak dan interaksi dengan makromolekul pada reseptor kadang-kadang berhubungan baik dengan koefisien partisi oktanol / air dari obat.

Page 69: KELARUTAN DAN PROSES DISTRIBUSI.ppt

SELESAI