31
NAMA: Mohammad Rivaldi KELOMPOK B10 NPM: 1102014159 L1 1 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CAIRAN DAN LARUTAN 1. DEFINISI Larutan adalah campuran homogan dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat lain dalam larutan disebut pelarut. KBBI Larutan adalah suatu campuran homogen satu zat atau lebih yang tersebar secara molekular dalam jumlah medium pelarut secukupnya Kamus Kedokteran Dorland edisi 28 Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas ( Sukmariah, M., & Kamianti, A. 1990. Kimia Kedokteran, Jakarta: Binarupa Aksara) Cairan di dalam tubuh didistribusi antara dua kompartemen cairan utama kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler. Cairan intraseluler (CIS) cairan di dalam tubuh adalah cairan intraselular. Sama kira – kira 25 L pada rata – rata pria dewasa (70kg). sebaliknya hanya setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular. Cairan ekstraselular (CES) Adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir kira – kira setengah cairan tubuh terkandung di dalam CES. Setelah usia satu tahun volume relatif

kekurangan cairan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cairan

Citation preview

Page 1: kekurangan cairan

NAMA: Mohammad Rivaldi

KELOMPOK B10

NPM: 1102014159

L1 1 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CAIRAN DAN LARUTAN

1. DEFINISILarutan adalah campuran homogan dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat lain dalam larutan disebut pelarut. KBBILarutan adalah suatu campuran homogen satu zat atau lebih yang tersebar secara molekular dalam jumlah medium pelarut secukupnya

Kamus Kedokteran Dorland edisi 28Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas( Sukmariah, M., & Kamianti, A. 1990. Kimia Kedokteran, Jakarta: Binarupa Aksara)

Cairan di dalam tubuh didistribusi antara dua kompartemen cairan utama kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler.

Cairan intraseluler (CIS)cairan di dalam tubuh adalah cairan intraselular. Sama kira – kira 25 L pada rata – rata pria dewasa (70kg). sebaliknya hanya setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

Cairan ekstraselular (CES)Adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir kira – kira setengah cairan tubuh terkandung di dalam CES. Setelah usia satu tahun volume relatif dari CES menurun sampai kira – kira sepertiga dari volume total. CES dibagi menjadi :

1. Cairan interstisial (CIT) Adalah Cairan di sekitar sel sama dengan kira – kira 8 liter pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial relatif terhadap ukuran tubuh.volume CIT kira – kira sebesar dua kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.

2. Cairan intravaskuler ( CIV)Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relative dari CIV sama pada orang dewasa dan anak – anak. Rata –rata volume darah orang dewasa adalah 5-6 l,3 l jumlah tersebut adalah plasma.sisanya 2 – 3 l terdiri dari sel darah merah yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai buffer tubuh yang penting.,Sel darah putih dan trombosit.

3. Cairan transelular CTSAdalah cairan yang terkandung di dalam ronngga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal,pericardial,pleural,synovial,

Page 2: kekurangan cairan

dan cairan intraocular,dan sekresi lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. namun, sejumlah cairan dapat saja bergerak ke dalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh saluran gastro intestinal (GI) secara mensekresi dan mereabsorpsi 6 – 8 liter per hari.

2. FUNGSIFungsi Cairan

a. Transportasi : nutrient,partikel kimiawi,partikel darah, energy,b. Pengatur suhu tubuhc. Pembentuk struktur tubuh

d.Memafisilitasi reaksi kimia dalam tubuh.misalnya metabolisme tubuh

Fungsi Larutan:Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru anatar solute

(zat yang dilarutkan) dan solven ( zat pelarut). Faktor Faktor yang mempengaruhi kelarutan:

1. Suhu Makin tinggi suhunya makin besar kelarutannya

2. Sifat solut dan solvent Berdasarkan polar dan non polarnya seperti hukum “like disolve like”Suatu solut polar akan larut pada solvent yang polar juga.

3. Tekanan Gas dalam cair tekanan parsial Diatur oleh hukum henry

C=kp Gas yang larut secara fisika

Semakin tinggi tekanan, semakin kecil kelarutan 4. Pengaruh ion sejenis

Adanya ion sejenis akan memperkecil kelarutan.

3. JENIS Berdasarkan kepekatan

- larutan tak jenuh, larutan yang mengandung solute kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh atau dengan kata lain partikel-partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi- larutan jenuh, larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak larut- larutan lewat jenuh, larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat terlarut pada keadaan jenuh atau dengan kata lain larutan tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga membentuk endapan.

Berdasarkan daya hantar listrik- larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Elektrolit kuat memiliki α=1 sedangkan elektrolit lemah memiliki koefisien ionisasi pada kisaran 0 <α< 1- larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini mempunyai nilai koefisien ionisasi α=0. Glukosa (C6H12O6), etanol (C2H5OH), gula tebu (C12H22O11), larutan urea (CO(NH2)2) merupakan beberapa

Page 3: kekurangan cairan

contoh senyawa yang dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut- larutan pekat: larutan yang mengandung lebih banyak solute dibanding solvent- larutan tidak pekat (encer): larutan yang relative lebih sedikit solute disbanding solvent

Berdasarkan fasanya

Solvent(Pelarut)

Contoh Solute(Terlarut)

Contoh Contoh campuran

Zat cair Air Zat cair Alkohol SpiritusZat cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk lasZat cair Air Zat padat Garam Larutan garam

Gas Udara Zat cair Minyak Wangi SprayGas O2 Gas He Gas untuk mengelasGas O2 Zat padat Naftalen Kamfer

Zat padat Cd Zat cair Hg Amalgam gigiZat padat Pd Gas H2 Gas ovenZat padat Au Zat padat Ag

4. PERBEDAANLarutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serta sama ukuran partikelnya, tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud cair, padat, atau gas. Cairan, terdiri dari unsur-unsur atau partikelpartikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah.

5. FAKTOR-FAKTOR KELARUTAN1. Suhu

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda pernah menjumpai orang yang kurang bertanggung jawab terhadap lingkungan, yaitu menangkap ikan dengan menggunakan strom listrik. Dengan alat tersebut mereka memasukkan aliran listrik ke dalam air sungai atau air laut. Mengapa air sungai tersebut dapat menghantarkan arus listrik dan ikan dapat tertraik oleh aliran listrik tersebut? Dalam air sungai terdapat zat-zat terlarut dan ternyata sebagian dari zat terlarut itu ada yang dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu terbukti dengan adanya ikan yang mati akibat sengatan arus listrik.

2. Daya hantar listrik

Page 4: kekurangan cairan

Air murni merupakan penghantar listrik yang buruk. Akan tetapi jika dalam air tersebut ditambahkan zat terlarut maka sifat daya hantarnya akan berubah sesua dengan jenis zat yang dilarutkan. Contoh, jika dalam air ditambahkan garam dapur, maka larutan ini akan dapat menghantarkan listrik dengan baik. Tetapi jika dalam air ditambahkan gula pasir, maka daya hantar listriknya tidak berbeda dengan air murni

LI 2 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KESEIMBANGAN CAIRAN

1. KOMPARTEMEN

Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus barier atan membran tersebut. Bila substansi zat 3 tersebut dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeable untuk substansi tersebut. Membran disebut semipermeabel (permeabel selektif) bila beberapa partikel dapat melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat menembusnya. Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak membutuhkan energi. Difusi Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi. 2. Peningkatan permeabilitas. 3. Peningkatan luas permukaan difusi. 4. Berat molekul substansi. 5. Jarak yang ditempuh untuk difusi Osmosis Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkat, konsentrasi air akan menurun. Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat yang terlarut, maka terjadi perpindahan air/ zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis. 4 Filtrasi Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran, dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik. Transport aktif Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan

Page 5: kekurangan cairan

partikel yang telah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K.

KOMPARTEMEN VOLUME CAIRAN (dalam liter)

PERSENTASE CAIRAN TUBUH

PERSENTASE BERAT TUBUH

Cairan Tubuh Total 42 100 60

Cairan Intra Sel (CIS) 28 67 40

Cairan Ekstra Sel (CES) 14 33 20

Plasma 2,8 6,6 (20% dari CES)

4

Cairan interstisium 11,2 26,4 (80% dari CES)

16

Limfe Dapat diabaikan

Dapat diabaikan Dapat diabaikan

Cairan trans-sel Dapat diabaikan

Dapat diabaikan Dapat diabaikan

2. KOMPOSISI

Komposisi Cairan Tubuh Telah disampaikan pada pendahuluan di atas bahwa cairan dalam tubuh meliputi lebih kurang 60% total berat badan laki-laki dewasa. Prosentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada wanita dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dati total berat badan. Pada bayi dan anak-anak, prosentase ini relative lebih besar dibandingkan orang dewasa dan lansia. Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. Dua pertiga bagian (67%) dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan sepertiganya (33%) berada di luar sel (cairan ekstrasel/ CES). CES dibagi cairan intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan, dan cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. Selain kedua kompartmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati cairan tubuh, yaitu cairan transel. Namun, volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dll. Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada cairan ekstrasel, sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak tampak dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan plasma

Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartmen terjadi karena adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan dan elektrolit antar kompartmen. Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi keseimbangan kembali.

Page 6: kekurangan cairan

3. SUMBER INPUT DAN OUTPUT CAIRAN

Intake cairan normal pada orang dewasa sehat memasukan cairan 90% intake cairan perhari (2500cc) dengan 10% didapatkan dari metabolisme.

Output cairan normal:Sumber output cairan tubuh

a. Urine Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b. IWL (Insesible Water Loss) IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.

c. Keringat Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d. FecesPengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Page 7: kekurangan cairan

4. MEKANISME CAIRAN TUBUHo Difusi

Perpindahan partikel melewati membran permeabel sehingga kedua kompartemen larutan atau gas menjadi setimbang. Partikel listrik juga dapat berdifusi karena ion yang berbeda muatan dapat tarik menarik. Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus dari molekul dalam suatu larutan atau gas) dipengaruhi oleh :

ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul besar)konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah)temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan difusi)

o OsmosisPelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi. Tekanan osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang dibatasi suatu

PEMASUKAN AIR PENGELUARAN AIR

Jalur Jumlah (ml/hari) Jalur Jumlah (ml/hari)

Asupan cairan 1250 Kehilangan tak disadari (dari paru dan kulit yang tidak berkeringat)

900

H2O dalam makanan

1000 Keringat 100

H2O yang diproduksi oleh metabolism

350 Tinja 100

Urin 1500

Total pemasukkan 2600 Total pengeluaran 2600

PEMASUKAN GARAM PENGELUARAN GARAM

Jalur Jumlah (g/hari) Jalur Jumlah (g/hari)

Ingesti 10,5 Pengeluaran obligatorik melalui kerinat dan tinja

0,5

Ekskresi terkontrol di urin

10,0

Pemasukan total 10,5 Pengeluaran total 10,5

Page 8: kekurangan cairan

membran permeabel yang selektif. Proses osmosis (perpindahan pelarut dari dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi), dipengaruhi oleh : pergerakan air dan semi permeabilitas membrane.

o Transport AktifMerupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki gradien elektrokimia dari area berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi lebih tinggi. Pada proses ini memerlukan molekul ATP untuk melintasi membrane.

o FiltrasiFiltrasi adalah peristiwa sebuah benda cair dipaksa melintasi membran atau penyekat lain oleh perbedaan tekanan hidrostatik di kedua sisinya

Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui sistem endokrin, yakni:

o Aldosteron, berfungsi sebagai absorbsi natrium yang disekresi kelenjar adrenal dan tubulus ginjal.

o Prostaglandin, asam lemak yang berfungsi merespons radang, pada ginjal berfungsi mengatur sirkulasi ginjal.

o ADH, meningkatkan reabsorbsi air sehingga mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh.

o Mekanisme rasa haus, merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan produksi angiotensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk mengendalikan rasa haus.

Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman.Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi.Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn cairan antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine), ekresi pada proses metabolisme.

LI 3 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN ( Dehidrasi dan hipovolamia )

LO 1 DEFINISI

A. Dehidrasi adalah suatu kondisi tubuh yang abnormal di mana sel-sel tubuh kekurangan cairan. Otot, organ, dan jaringan di dalam tubuh terdiri dari 70% air, dan air juga sangat penting untuk berbagai proses tubuh.

Dehidrasi akan mengakibatkan banyak masalah dan gangguan bagi tubuh, seperti gangguan dalam pembuangan toksin (racun), pengiriman nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh, produksi energi, dan pelumasan sendi. Dehidrasi berat akan mempengaruhi sistem tubuh, dan juga dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit. Sementara natrium dan kalium adalah elektrolit yang berperan besar dalam proses-proses kritis

Page 9: kekurangan cairan

tubuh, seperti untuk kenormalan fungsi otot dan irama jantung. Dehidrasi berat bisa berkomplikasi serius dan mengancam jiwa, seperti syok, koma bahkan kematian.

Dehidrasi dikategorikan menjadi tiga; ringan, sedang dan berat. Yang mana ketiganya dikategorikan berdasarkan jumlah cairan yang hilang di dalam tubuh. Dehidrasi sedang hingga berat bisa berubah menjadi kondisi darurat yang mengancam jiwa. Bayi, anak-anak, atlet dan orang yang berusia lanjut sangat rentan terhadap dehidrasi dan komplikasinya, meskipun dehidrasi dialami semua kelompok usia

B. HipovolemiaHipovolemia adalah suatu keadaan dengan volume cairan tubuh berkurang; hal ini akan menyebabkan hipoperfusi jaringan. Hipovolemia dapat terjadi pada dua keadaan, yaitu deplesi volume dan dehidrasi (Unit Pendidikan KedokteranPengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007). Gejala- gejala klinis yang terjadi pada hipovolemia yaitu pusing, kelemahan, keletihan, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi dan oliguria, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering, mukosa mulut kering, mata cekung (Horne, 2001). 1) Deplesi Volume Deplesi volume adalah keadaan dimana cairan ekstrasel berkurang; kekurangan air dan natrium terjadi dalam jumlah yang sebanding. Misalnya hilangnya air dan natrium melalui saluran cerna seperti muntah dan diare, perdarahan atau melalui pipa naso-gastrik. Hilangnya air dan natrium juga dapat melalui ginjal (misalnya penggunaan diuretik, diuresis osmotik, salt-wasting, nephropathy, hipoaldosteronisme), melalui kulit dan saluran napas (misalnya insesible water Universitas Sumatera Utaralosses, keringat, luka bakar), atau melalui sekuestrasi cairan (misalnya pada obstruksi usus, trauma, fraktur, pankreatitis akut) (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007)

2.klasifikasi

Klasifikasi Dehidrasi menurut WHO:

Dehidrasi ringan,dehidrasi sedang,dehidrasi berat

Dehidrasi dapat digolongkan berdasarkan :

Derajat :1. Dehidrasi Ringan dicirikan dengan kehilangan 5% dari berat badan

sebelum sakit.2. Dehidrasi Sedang dicirikan dengan kehilangan 5% sampai 10%

dari berat badan sebelum sakit3. Dehidrasi Berat dicirikan dengan kehilangan lebih dari 10% berat

badan sebelum sakit Tipe :

1. Dehidrasi isotonis dicirikan dengan deficit air dan elektrolit yang terjadi dalam proporsi seimbang.( sekitar 70% kasus dehidrasi dihubungkan dengan diare pada bayi)

2. Dehidrasi hipertonik dicirikan dengan kehilangan cairan melebihi kehilangan elektrolit. Terjadi pada sekitar 20% kasus dehidrasi akibat diare berat pada bayi.

3. Dehidrasi hipotonik dicirikan dengan kehilangan sejumlah elektrolit melebihi kehilangan cairan. Pada bayi,sebanyak 10% kasus dehidrasi yang terjadi akibat diare berat.

Page 10: kekurangan cairan

3. etiologi

-Latihan yang berlebihan yang tidak dibarengi dengan asupan minuman

-Sinar panas matahari yang panas. -Diet keras dan drastis. -Adanya pemanas dalam ruangan. -Cuaca/musim yang tidak menguntungkan (terlalu dingin).

-Ruangan ber AC , walaupun dingin tetapi kering.-Obat-obatan yang digunakan terlalu lama

      Muntah : Muntah juga bisa menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi seseorang untuk mengganti air dengan minum itu jika mereka tidak dapat mentelerir cairan

2.      Diabetes : Pada orang dengan diabetes gula darah menyebabkan kadar gula tumpah ke dalam air seni dan air kemudian berikut yang dapat menyebabkan dehidrasi yang signifikan.Untuk alas an ini,sering kencing dan haus yang berlebihan adalah gejala awal diabetes.

3.      Burns : Korban luka bakar mengalami dehidrasi karena kulit yang rusak tidak dapat mencegah cairan dan merembes keluar dari tubuh.Penyakit peradangan lain dari kulit juga terkait dengan kehilangan cairan.

4.      Ketidakmampuan untuk minum cairan : Keridamampuan untuk minum memadai adalah penyebab potensial lainnya degidrasi.Apakah itu adalah kurangnya ketersediaan air atau kurangnya kekuatan untuk minum jumlah yang cukup,ditambah dengan kehilangan air rutin.

5.      Diare : Keluarnya sekresi saluran cerna bagian bawah banyak mengandung natrium,kalium.Dan pada diare konsistensi feces encer atau bahkan sangat encer,Hal ini berarti volume air lebih banyak.

4.MANIFESTASI

1. Dehidrasi RinganDehidrasi tingkatan ini dicirikan dengan tanda muka memerah, rasa yang sangat haus, kulit kering dan pecah-pecah, volume urin berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya, pusing dan lemah, kram otot terutama pada kaki dan tangan, kelenjar air mata berkurang kelembabannya, sering mengantuk, mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.

2. Dehidrasi SedangDehidrasi tingkatan ini di tandai dengan penurunan tekanan darah, dalam kondisi tertentu gampang sekali pingsan, kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung, kejang, perut kembung, gagal jantung, ubun-ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.

3. Dehidrasi BeratDehidrasi pada tingkatan ini sangatlah berbahaya jika tidak segera dilakukan pertolongan dan penanganan,karna bisa mengakibatkan kematian. Tanda-tandanya adalah : kesadaran

Page 11: kekurangan cairan

berkurang, tidak buang air kecil, tangan dan kaki dingin serta lembab, denyut nadi semakin cepat dan lemah sehingga tidak teraba, tekanan darah turun drastis sehingga tidak dapat diukur, ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.

-Mengenali tanda-tanda awal haus (dehidrasi) :-Merasa lelah tanpa alasan-Merasa terbakar, wajah memerah-Merasa mudah tersinggung dan marah tanpa alasan-Merasa gelisah-Merasa terkucilkan dan tidak cukup baik-Merasa depresi-Merasa kepala berat/sempoyongan-Gangguan tidur, terutama orang tua-Rasa tak sabar yang tidak jelas-Rentang perhatian (fokus) yang amat sempit-Pendek nafas pada orang sehat tanpa penyakit paru atau infeksi-Mencari minuman, seperti kopi, teh, soda, dan alkohol-Mimpi tentang laut,sungai, hal-hal yang bersumber air

4. PATOFISIOLOGI dehidrasi tergantung pada tipe dehidrasi

1. Dehidrasi isotonic a. kehilangan cairan terutama komponen esktrasel dan volume darah sirkulasib. Kadar Na+ menurun atau normal, Cl- menurun, dan K menurun atau normal.2. Dehidrasi hipertonika. Cairan berpindah dari kompartemen intrasel ke ekstrasel menyebabkan kejangb. Kadar Na+ meningkat, Cl- meningkat, dan K bervariasi.3. Dehidrasi hipotonik a. Cairan berpindah dari kompartemen ekstrasel ke intrasel mengakibatkatkan syok

hipovalemik b. Kadar Na+ menurun, Cl- menurun, dan K bervariasi.

6.PENATALAKSANAAN

Lakukan pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan keluar secara berkala sesuai kebutuhan. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24jam (30 ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Menghitung kebutuhan cairan sendiri, termasuk jumlah insensible water loss sangat perludilakukan setiap hari. Perhatian tanda-tanda kelebihan cairan seprti ortopnea, sesak nafas, perubahan pola tidur, atau kofusion. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi.

Dehidrasi hippertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur.

Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang mengandung sodium seperti jus tomat juga dapat diberikan isotonik yang ada di pasaran.

Daehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan sama seperti diatas tetapi dibutuhkan

Page 12: kekurangan cairan

kadar sodium yang lebih tinggi.

Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral.

LI 4 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT (hiponatremia,hipokalemia,hipokloremia)

1.DEFINISI

Cairan tubuh selain mengandung air juga mengandung bahan lain yang diperlukan oleh tubuh seperti elektrolit. Elektrolit dalam cairan tubuh terdiri dari kation dan anion. Kation utama dalam cairan tubuh adalah natrium (Na+ ) dan kalium (K+ ), sedangkan anion utama adalah klorida (Cl- )

1.Hiponatremia dapat terjadi karena penambahan air atau penurunan cairan kaya natrium yang digantikan oleh air. Gejala neurologis biasanya tidak terjadi sampai kadar natrium serum turun kira-kira 120-125 mEq/L (Horne, 2001). Menurut waktu terjadinya, hiponetremia dapat dibagi dalam 2 jenis (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007): 1) Hiponatremia akut Hiponatremia akut adalah kejadian hiponatremi yang berlangsung cepat yaitu kurang dari 48 jam. Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang.

2) Hiponatremia kronik Hiponatremia kronik adalah kejadian hiponatremia yang berlangsung lambat yaitu lebih dari 48 jam. Pada keadaan ini tidak terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang (ada proses adaptasi), gejala yang timbul hanya ringan seperti lemas atau mengantuk. d. Hipernatremia Hipernatremia adalah suatu keadaan dengan defisit cairan relatif. Hipernatremia jarang terjadi, umumnya disebabkan resusitasi cairan menggunakan larutan NaCl 0.9% (kadar natrium 154 mEq/L) dalam jumlah besar. Hipernatremia juga dijumpai pada kasus dehidrasi dengan rasa haus (misal pada kondisi kesadaran terganggu atau gangguan mental) (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007). e. Isonatremia Isonatremia adalah suatu keadaan patologis yang tidak menyebabkan gangguan pada kadar natrium di dalam plasma (osmolalitas plasma tetap berada dalam keadaan normal). Menurut Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI ( 2007) keadaan seperti ini dapat dijumpai pada : 1) Turunnya kadar Na tubuh total diikuti oleh berkurangnya air tubuh total dalam jumlah seimbang. Terjadi karena pemberian diuretik jangka panjang atau pada beberapa kondisi seperti muntah, diare, perdarahan dan thrid space sequestration. 2) Kondisi normal (steady state). 3) Peningkatan Na tubuh total diimbangi oleh peningkatan air tubuh total. Terjadi pada pemberian natrium isotonik berlebihan (hipervolemia).

3. Hipokalemia merupakan kejadian yang sering dijumpai. Penyebab hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut (Unit Pendidikan KedokteranPengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007) : 1) Asupan Kalium Kurang Asupan kalium normal berkisar antara 40-120 mEq per hari. Hipokalemia akibat asupan kalium kurang biasanya disertai oleh masalah lain misalnya pada pemberian diuretik atau pemberian diet rendah kalori pada program menurunkan berat badan (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007). 2) Pengeluaran Kalium Berlebihan Pengeluaran kalium

Page 13: kekurangan cairan

berlebihan terjadi melalui saluran cerna, ginjal atau keringat. Pada saluran cerna bawah (diare, pemakaian pencahar), kalium keluar bersama bikarbonat (asidosis metabolik). Pengeluaran kalium yang berlebihan melalui ginjal dapat terjadi pada pemakaian diuretik. Pengeluaran kalium berlebihan Universitas Sumatera Utaramelalui keringat dapat terjadi bila dilakukan latihan berat pada lingkungan yang panas sehingga produksi keringat mencapai 10 L (Unit Pendidikan KedokteranPengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007). 3) Kalium Masuk ke Dalam Sel Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta-andrenergik, paralisis periodik hipokalemik, hipotermia. Defisit ion kalium tergantung pada lamanya kontak dengan penyebab dan konsentrasi ion kalium serum (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007). Tanda-tanda dan gejala yang terjadi pada hipokalemia yaitu keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau kendur, mual, muntah, ileus, parestesia, peningkatan efek digitalis, penurunan konsentrasi urin (mis; poliuria) (Horne, 2001).

2.ETIOLOGI

Factor resiko Tanda klinis

Hiponatremia1. Kehilangan natrium melalui :-Cairan gastrointestinal (misalnya ; diare)-berkeringat,penggunaan diuretic2. peningkatan cairan melalui :-pemberian makanan hipotonik-banyak minum3.berbagai kondisi :-luka bakar,stroke

Kram otot,Kram abdomen,Anoreksia,mual dan muntah,Hipotensi postural,Kejang,KomaGambaran laboraturium :-natrium 135 mEq/l-osmolalitas serum 285 mEq/l-natrium urine 20 mEq/l-berat jenis urine 1,010

Hypernatremia1.kehilangan cairan berlebih melalui:-IWL (insensible water loss) melalui hiperventilasi-diare2.pembatasan cairan3.asupan natrium berlebih melalui : - pemberian natrium parenteral -pemberian makan hipertonik tanpa diimbangi dengan cairan dalam jumlah yang cukup.3. berbagai kondisi seperti :

- Diabetes inspidus- Heat stroke- Penggunaan garam berlebih

Sangat haus,mukosa membrane sangat kering dan kaku.lidah merah ,kering ,bengkak.Pada hypernatremia berat

- Perilaku agitasi- Keletihan- Disorientasi- Halusinasi

Gambaran laboraturium :Natrium>145 mEq/lOsmolalitas serum .95 mEq/lBj urine <1,015

Page 14: kekurangan cairan

3.MANIFESTASI KLINIS

4.PATOFISIOLOGI

a. Asupan makanan- rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L- asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel- anoreksia nervosa- pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan

b. Keluarnya natrium dari saluran pencernaan- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna - operasi saluran cerna- bulimia- kehilangan potassium

c. Keluarnya natrium dari ginjal- gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH → pengeluaran Na, Cl dan

air- diuretik

d. Pengaruh hormon- ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal → cairan

ekstraselular menjadi lebih banyak mengandung air → kadar Na berkurang- Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison) →

produksi hormon adreno-kortikal berkurang → pengeluaran Na dan retensi K

5.HASIL LAB

LI 5 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ADAB MINUM

Al-Quran

(QS. Al-Waqi’ah: 68-69) 

{ تشربون الذي المآء نحن{ 68أفرءيتم أم المزن من أنزلتموه ءأنتم{69المنزلون }

”Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan.” 

( QS. Al-Araf : 31 )

Page 15: kekurangan cairan

ال إنه تسرفوا وال واشربوا وكلوا مسجد كل عند زينتكم خذوا آدم بني ياالمسرفين  يحب

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

HADIST

1. Memulai minum dengan membaca basmallah.

Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.

Dalilnya:

Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)

2. Minum dengan tangan kanan.Dalilnya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim).

3. Tidak bernafas dan meniup air minum.Dalilnya:

Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

4. Bernafas tiga kali ketika minum.Dalilnya:

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.

5. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.Dalilnya:

Page 16: kekurangan cairan

Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR Bukhari no. 5627).

6. Minum dengan posisi duduk.Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135)

7. Menutup bejana air pada malam hari.“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam,

ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim)

8. Jangan menyantap makanan dan minuman dalam keadaan masih sangat panas ataupun sangat dingin karena hal ini membahayakan tubuh.Mendinginkan makanan hingga layak disantap akan mendatangkan berkah berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Sesungguhnya yang demikian itu dapat mendatangkan berkah yang lebih besar.” (HR. Ahmad)

9. Apabila lalat terjatuh dalam minumanNabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Apabila lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia mencelupkan lalat tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu sayapnya ada penyakit dan di sayap yang lain 

10 Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas.Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di awalnya dan memuji Allah di akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalam‘Amalul Yaumi wallailah (472))Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamminum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.”  (HR. Bukhari dan Muslim)

10. Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamdalam sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam gelas.”(HR. Bukhari)

11. Berdoa sebelum minum susu dan berkumur-kumur sesudahnya.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika minum susu maka ucapkanlah, ‘Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu’ (Ya Allah berkahilah kami pada susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari itu) karena tidak ada makanan dan minuman yang setara dengan susu.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (5957), dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’(381))Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Apabila kalian minum susu maka berkumur-kumurlah, karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada mulut.” (HR. Ibnu Majah (499))

12. Larangan bernafas di dalam gelas ketika minum termasuk adab. Karena dikhawatirkan akan mengotori air minum atau ada sesuatu yang jatuh dari mulut atau dari hidung atau semacamnya. (Syarh Shahih Muslim, 3/160)

Page 17: kekurangan cairan

Hal yang sama juga disampaikan Ibnul Qoyim,

كان إن سيما وال ألجلها يعاف كريهة رائحة النافخ فم من يكسبه فإنه الشراب في النفخ وأمابين : سلم و عليه الله صلى الله رسول جمع ولهذا تخالطه النافخ فأنفاس وبالجملة الفم متغير

فيه والنفخ اإلناء التنفسفي عن النهي

Meniup minuman bisa menyebabkan air itu terkena bau yang tidak sedap dari mulup orang yang meniup. Sehingga membuat air itu menjijikkan untuk diminum. Terutama ketika terjadi bau mulut. Kesimpulannya, nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman itu. Karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan larangan bernafas di dalam gelas dengan meniup isi gelas. (Zadul Ma’ad, 4/215).

 http://nandarnurse.blogspot.com/2012/01/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit.html#ixzz3Rid6WC5F 

http://muslimah.or.id/aqidah/adab-makan-dan-minum.html

http://www.organisasi.org/1970/01/fungsi-cairan-tubuh-manusia-gejala-dehidrasi-dan-cara-mengatasi-kehilangan-cairan-tubuh.html

Sherwood, Lauralee. (2004). Human physiology: From cells to systems. 5th ed. California: Brooks/ Cole-Thomson Learning, Inc.

Page 18: kekurangan cairan

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalance.pdf

http://www.medicinesia.com/harian/fisiologi-cairan-dan-elektrolit/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kelarutan/

(Ilmu Penyakit Dalam Jilid I hlm.799)Gangguan keseimbangan air-elektrolit dan asam-basa edisi ke-3

(Sherwood L (2011), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 6th ed, Jakarta: EGC)

( Sukmariah, M., & Kamianti, A. 1990. Kimia Kedokteran, Jakarta: Binarupa Aksara)

Kamus Kedokteran Dorland edisi 28

Hipovolemi 1) Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa dan elektrolit. 2) Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik. 3) Rehidrasi oral pada diare pediatrik. Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena sesuai pesanan / order dari medis.Catatan : Rehidrasi pada kecepatan yang berlebihan dapat menyebabkan GJK (gagal ginjal jantung kongestif) 4)Tindak an terhadap penyebab dasar.\ 

Page 19: kekurangan cairan

1. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit Definisi

Gangguan yang berhubungan dengan ketidakseimbangan natrium dan kalium. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit Dan Asam-Basa Edisi Ke-3

Hiponatremia

Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah

Berdasarkan waktu terjadinya, dibagi menjadi:Hiponatremia kronik. Disebut kronik bila kejadian hiponatremia berlangsung lambat yaitu >48jam. Pada keadaan ini tidak terjadi gejl yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang, gejala yang terjadi hanya ringan seperti lemas atau mengantuk. Kelompok ini disebut juga sebagagai hiponatremia asimptomatikHiponatremia akut. Disebut akut bila kejadian hiponatremia berlangsung cepat yaitu <48jam. Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang erat seperti penurunan ksadaran atau kejang. Hal ini terjadi kibat adanya edema sel otak karena air dari ekstrasel masuk ke intrasel yang osmolalitasnya lebih tinggi. Kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremi simptomatikatau hiponatremia berat

Penyebab

e. Asupan makanan- rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L- asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel- anoreksia nervosa- pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan

f. Keluarnya natrium dari saluran pencernaan- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna - operasi saluran cerna- bulimia- kehilangan potassium

g. Keluarnya natrium dari ginjal- gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH → pengeluaran Na, Cl dan

air- diuretik

h. Pengaruh hormon- ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal → cairan

ekstraselular menjadi lebih banyak mengandung air → kadar Na berkurang- Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison) →

produksi hormon adreno-kortikal berkurang → pengeluaran Na dan retensi K

Page 20: kekurangan cairan

Manifestasi klinis dan pemeriksaan

Hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium yang hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak bergejala), dan gejala awal biasanya berupa mual dan muntah. Gangguan saluran cerna: mual, muntah, diare, perut nyeri dan keram; Gangguan jantung : hipotensi; Gangguan neuromuskular : kelemahan otot; Lain-lain : kulit kering, pucat, membran mukosa kering,sakit kepala,depresi,kejang.

Pemeriksaan penunjang :- Natrium serum : akan <137 mEq/l- Osmolalitas serum : menurun, kecuali pada kasus pseudohiponatremia, azotemia, atau

mencerna toksin yang meningkatkan osmolalitas.- Berat jenis urin : menurun karena upaya ginjal untuk mengekskresikan kelebihan air.- Natrium urin : menurun (biasanya <20 mEq/l)

Penanganan

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengobatan yang tepat sasaran.• Perlu dibedakan apakah kejadian hiponatremia, akut atau kronik.• Tanda atau penyakit lain yang menyertai hiponatremia perlu dikenali (deplesi

volume, dehidrasi, gagal jantung, gagal ginjal)• Hiponatremia akut, koreksi Na dilakukan secara cepat dengan pemberian

larutan natrium hipertonik intravena. Kadar natrium plasma dinaikkan sebanyak 5 mEq/L dari kadar natrium awal dalam waktu 1 jam. Setelah itu, kadar natrium plasma dinaikkan sebesar 1 mEq/L setiap 1 jam sampai kadar natrium darah mencapai 130 mEq/L. Rumus yang dipakai untuk mengetahui jumalah natrium dalam larutan natrium hipertonik yang diberikan adalah 0,5 x Berat Badan (kg) x delta Na. Delta natrium adalah selisih antara kadar natrium yang diinginkan dengan kadar natrium awal.

• Hiponatremia kroni, koreksi Na dilakukan secara perlahan yaitu sebesar 0,5 mEq/L setiap 1 jam, maksimal 10 mEq/l dalam 24 jam. Bila delta Na sebesar 8 mEq/L, dibutuhkan waktu pemberian selama 16 jam. Rumus yang diapakai adalah sama dengan di atas. Natrium yang diberikan dapat dalam bentuk natrium hipertoikintravena atau natrium oral.

Hipokalemia

Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3,5 mEq

Penyebab

a. Asupan makanan- rendahnya kadar K di makanan kurang dari 3.5 mEq/L- malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang- anoreksia nervosa- alkoholisme

b. Keluarnya kalium dari saluran pencernaan- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna

Page 21: kekurangan cairan

- operasi saluran cerna, fistula saluran cerna- bulimia

c. Keluarnya kalium dari ginjal- fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut- diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium - hemodialisis, peritoneal dialisis

d. Pengaruh hormon- penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan ekskresi kalium dan retensi natrium - stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh- penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki efek seperti aldosteron

e. Gangguan fungsi selular- trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi- menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan ke dalam cairan intra vaskular

f. Redistribusi kalium- alkalosis metabolik, menarik kalium masuk ke dalam sel- insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel

Manifestasi klinis dan pemeriksaan

Defisit kalium dapat memperlambat kontraksi otot, baik otot rangka maupun otot saluran pencernaan.Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, diare, distensi abdomen, gangguan peristaltik dan ileus; Gangguan neuromuskular : kelemahan otot, penurunan refleks tendon, paralisis otot pernapasan; Gangguan ginjal : poliuria dan polidipsia

Pemeriksaan penunjang :- Kalium serum : nilai akan >3.5 mEq/l- Gas darah arteri : dapat menunjukan alkalosis metabolik (peningkatan pH dan HCO3

-)- Elektrokardiogram : depresi sekmen ST, gelombang Tdatar, adanya gelombang U,

distrimia ventrikel

Penanganan

Indikasi koreksi kalium dapat dibagi dalam:a. Indikasi mutlak, pemberian kalium mutlak segera diberikan yaitu pada

keadaan; 1) pasien sedang dalam pengobatan digitalis, 2) pasien dengan ketoasidosis diabetik, 3) pasien dengan kelemahan otot pernapasan, 4) pasien dengan hipokalemia berat (K<2mEq/L).

b. Indikasi kuat, kalium harus diberikan dalam waktu todak terlalu lama yaitu pada keadaan; 1) insufisiensi koroner/iskemia otot jantung , 2) ensefalopati hepatikum, 3) pasien memakai obat yang dapatmenyebabkan perpindahan kalium dari ekstrasel ke intrasel

c. Indikasi sedang, pemberian kalium tidak perlu segeran seperti pada; hipokalemia ringan (K antara 3-3,5mEq/L).

Pemberian kalium lebih disenangi dalam bentuk oral oleh karena lebih mudah. Pemberian 40-60 mEq dapat menaikan kadar kalium sebesar 1-1,5 mEq/L, sedang pemberian 135-160 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 2,5-3,5 mEq/L.

Page 22: kekurangan cairan

Pemberian kalium intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan melalui vena yang besar dengan kecepatan 10-20 mEq/jam. Pada keadaan aritmia yang berbahaya atau kelumpuhan otot pernapasan, dapat diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/jam. KCl dilarutkan sebanyak 20 mEq dalam 100 cc NaCl isotonik. Bila melalui vena perifer, KCl maksimal 60 mEq dilarutkan dalam NaCl isotonik 1000 cc, sebab bila melebihi ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan sklerosis vena.

Hipokloremia

Hipokloremik (kadar klorida yang rendah dalam tubuh) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi klorida dalam darah kurang dari 96 - 106 mEq / L

Eksresi tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium, tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi pilorus atau duodenum