32
Judul Makalah Kekerasan Anak di Sekolah di NAD dan Nias Sri Walny Rahayu dkk Peneliti Unsyiah, Retno S, dkk Peneliti UNS Solo Hasil Riset For Every Child Health, Education, Equality, Protection ADVANCE HUMANITY

kekerasan anak di sekolah

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kekerasan anak di sekolah

Judul MakalahKekerasan Anak di Sekolahdi NAD dan Nias

Sri Walny Rahayu dkkPeneliti Unsyiah,Retno S, dkkPenelitiUNS Solo

Hasil Riset

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Page 2: kekerasan anak di sekolah

• Pada umumnya masyarakat termasuk anak-anak menganggapbahwa kekerasan dianggap wajar dan diperlukan sebagai bagian dariproses belajar untuk mengajarkan kedisiplinan dan kepatuhan padaanak-anak.

• Kekerasan terhadap anak merupakan bagian dari konstruksi sosialdan berkaitan dengan kebiasaan yang berlaku di masyarakat dantelah membudaya. Sehingga tanpa disadari bahwa konstruksi sosialtersebut justru menumbuhsuburkan perilaku kekerasan anak.

• Berdasarkan hasil tabulasi data melalui kuesioner tentang masalahperlindungan anak terhadap 350 responden anak di Aceh Besardalam penjaringan aspirasi untuk drafting Qanun PerlindunganAnak, Plan Aceh, Desember 2006 70 % dari 350 responden anakdi 7 Kabupaten di Nangroe Aceh Darussalam mengatakan bahwamereka pernah mengalami kekerasan di sekolah

Latar Belakang

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Page 3: kekerasan anak di sekolah

• Pasal 54 Undang-undang Perlindungan Anak no 23 tahun 2002menegaskan :

”anak-anak di dalam sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasanyang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya,didalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikanlainnya”.

• Tercantum dalam UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tanggano 23 tahun 2003

”Anak-anak sebagai bagian dari lingkup rumah tangga jugamendapatkan perlindungan hukum dari tindak kekerasan “

• Pada dasarnya semua bentuk kekerasan tidak bisa ditolerir apalagikekerasan yang terjadi di sekolah. Institusi sekolah adalah lingkunganterdekat anak dimana hampir sepanjang usia anak akan dihabiskan disana sehingga bisa dikatakan bahwa lingkungan tersebut palingberpengaruh terhadap hidup anak khususnya pembentukan watakdan perilaku mereka.

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Page 4: kekerasan anak di sekolah

Guru merupakan elemen penting pada pendidikan formal

secara ideal dituntut memiliki

Kemampuan Pedagogis:

kemampuan menguasai materi ajar, kemampuan memanage kelasdengan baik

Kemampuan Andragogis:

kemampuan psikologis dan sosial, dalam menghadapi bebagai siswadengan kemampuan daya serap dan nalar yang bervariasi dan latarbelakang siswa seperti sosial, ekonomi dan budaya yang bervariasi

Pendidikan yang baik tidak hanya menekankan pada

peningkatan dan pengembangan di ranah

IQ(Intelektual Quatient), tetapi juga meliputi ranah EQ(EmotionalQuatient) kecerdasan Emosi dan Sosial, juga

SQ(Spiritual Quatient)

Page 5: kekerasan anak di sekolah

Tujuan Pendidikan Nasional: Mengasah kecerdasan intelektual, emosi dan spiritualsiswa agar tumbuh dan berkembang secara seimbang untuk itu pendidikan harusdiarahkan kepada proses emansipasi para mitra didik, agar anak memiliki bekal untukmengatasi dan memecahkan persoalan hidup yang dihadapi di masyarakat

Fenomena Model Pendidikan yang membelenggu inisiatif dan kreativitas anak bagipengembangan potensi dan daya imajinasinya digambarkan Paulo Freire(1985)seorang Pembela Hak Anak dalam bidang Pendidikan dengan Teori Pendidikan GayaBank:

1. Guru mengajar, murid diajar

2. Guru mengetahui segalanya, murid tidak tahu apa-apa

3. Guru Berfikir, murid difikirkan

4. Guru Bercerita, murid patuh mendengarkan

5. Guru menentukan Peraturan, Murid Diatur

6. Guru Memilih dan Memaksakan pilihannya, murid menyetujui

7. Guru Berbuat, murid membayangkan dirinya juga akan berbuat seperti

perbuatan gurunya

8. Guru memilih bahan dan isi pelajaran

9. Guru mencampur adukkan kewenangan ilmu pengetahuan dan

kewenangan jabatannya yang ia lakukan untuk menghalangi kebebasan

berfikir murid

10.Guru adalah subyek dalam proses belajar dan murid adalah obyek belaka

Page 6: kekerasan anak di sekolah

Tujuan Penelitian

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Diperlukan kajian yang bertujuan :

1)Mendapatkan data tentang kekerasan terhadap anak di sekolah(kekerasan fisik, psikis, seksual dan ekonomi).

2)Mengetahui faktor-faktor penyebab kekerasan terhadap anak yangterjadi di sekolah.

3)Mengetahui potensi sumber daya yang ada di masyarakat dankhususnya di sekolah untuk mencegah dan menghapuskan kekerasanterhadap anak di sekolah.

4)Merumuskan rekomendasi dan tindakan-tindakan yang tepat bagiinstitusi sekolah untuk mencegah dan menghapuskan kekerasanterhadap anak di sekolah

Page 7: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Metode Penelitian

• Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional researchatau survey berparadigma quasi kualitatif.

• 17 Sekolah SD, 598 partisipan anak NAD sebanyak 313 dan Niassebanyak 285 yang tersebar pada 5 kabupaten terpilih yangmelaksanakan Program CLCC di Kabupaten Nias, Bireun, BenerMeriah, Aceh Jaya dan Aceh Selatan

• Sumber data :Data primer diperoleh melalui berbagai instrumenkuesioner, body map, child story, surat curhat, Indepth Interview,Focus Group Discussion (FGD), dan Wawancara Semi Terstruktur(WST). Sementara data sekunder dimaksudkan untuk melihatkondisi umum wilayah penelitian, data kekerasan anak yang dicatatdi kepolisian atau LSM.

Page 8: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Hasil Penelitian

Page 9: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Pemahaman mengenai anak

Anak Adalah....

(1)Titipan/berkat/karunia Tuhan Yang Maha Esa;

(2)Seseorang yang bersifat lemah sehingga memerlukanperlindungan dan kasih sayang orang dewasa (orang tua, guru);

(3)Seseorang yang harus dipenuhi hak-haknya seperti : pendidikan;kesehatan; keamanan; perlindungan; kesempatan mengeluarkanide, pendapat, dan gagasan; serta mendapatkan perlakuan yangsama;

(4)Seperti kertas putih sehingga baik buruknya anak tergantungpada orang dewasa.

Page 10: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Pemahaman mengenai anak

Anak Adalah seseorang yang berusia.....

• 5-10 tahun;• 0-12 tahun;• 0-7 tahun;• < 10 tahun;• <15 tahun;• 0-17 tahun;• 5-15 tahun;• 5-17 tahun;• 7-15 tahun;• 18 tahun ke bawah semenjak dari kandungan;• SD hingga SMA; dan• belum menikah.

Page 11: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Usia Anak

• anak adalah ketika masih balita sementara setelah umur lima tahunberarti dia bukan anak lagi;

• Dikatakan anak apabila dia masih pada jenjang Sekolah Dasar (SD),setelah lulus SD dia bukan anak-anak lagi;

• Pada usia 7 tahun anak sudah dianjurkan untuk sholat sehinggasetelah usia tersebut dia sudah dianggap dewasa;

• Anak adalah usia <15 tahun karena setelah 15 tahun sudah dianggapremaja;

Page 12: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Usia anak

• Anak adalah usia 0-17 tahun karena secara administrative pada usiaitu sudah diperbolehkan memperoleh KTP;

• anak merupakan usia 18 tahun ke bawah semenjak dari kandungan;

• anak dari usia SD s.d. SMU, sebelum memasuki usia Sekolah Dasardisebut Balita dan setelah SMU dinamakan remaja;

• umur bayi adalah : 0-1 tahun, balita : 1-5 tahun, anak : 6-13 tahun,dan usia remaja adalah : 14-17 tahun; dan

• usia anak tergantung dia sudah akil baligh atau belum.

Page 13: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Beda anak laki-laki dan perempuan

• secara umum orang dewasa (partisipan-red) menganggap sama antaraanak (murid) laki-laki dan perempuan, perbedaanya hanya caraberpakaian. Bagi masyarakat NAD, anak perempuan harus menutupaurat sehingga ketika pergi ke sekolah harus menggunakan jilbabsementara anak laki-laki lebih bebas walaupun tetap harus memenuhikaidah Islam.

• Dari aspek pendidikan, sesungguhnya tidak ada perlakuan yangberbeda diantara laki-laki dan perempuan. Tetapi ada kecenderunganlebih diutamakan kepada anak laki-laki karena laki-laki merupakanpemimpin dalam keluarga(ini sejalan dengan fenomena masihkentalnya Budaya Patriarkat).

• Stereotype : anak laki-laki kuat, susah diatur, kurang mendengarkankata-kata gurunya, boros, sering tidak membuat PR, suka bermain didalam kelas. Sementara anak perempuan lebih penurut, motivasibelajar kuat, lebih pintar, rajin, dan sopan. Perempuan memerlukanpengawasan ekstra dibandingkan laki-laki.

Page 14: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Kekerasan anak adalah

• Sebagian besar partisipan (orang dewasa) menganggap bahwakekerasan kepada anak adalah bagian dari pendidikan dankedisiplinan. Batasan kekerasan apabila menimbulkan luka, berdarah,atau cidera.

EMPIRIK LAPANG DITEMUKAN:

“Kadang-kadang kekerasan dibutuhkan untuk mendorong dan memotivasi anakmematuhi tata tertib sekolah dan tidak mengulangi kekerasan”,

Bentuk konkritnya:

a.ditegur dan dinasehati;

b.membuat perjanjian tertulis agar tidak mengulangi;

c. jika dua hal di atas belum dapat mengubah perilaku maka dilakukan

kekerasan terhadap anak asalkan jangan melampaui batas;

d.memukul jangan terlalu keras;

e.hukuman berdiri di depan kelas jangan terlalu lama;

f. membersihkan sekolah;

g.mencabut rumput di panas matahari;

h.guru melempar kapur.

Page 15: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

PEMAHAMAN TENTANG KEKERASAN

Pemahaman oleh Guru:“Bukan kekerasan terhadap anak apabila memberi hukuman

kepada anak dalam bentuk yang tidak membahayakan fisikanak, misalnya memungut sampah. Ada kekerasan yangmerugikan dan ada yang menguntungkan mental anak. Yangmerusak fisik misalnya memukul telinga sampai melukai anak.Kalau memukul biasa bukan kekerasan. Yang termasukkekerasan adalah setrap, membentak dengan keras, mengataibodoh, membebani anak dengan tidak wajar misalnyamenyuruh mengangkat pagar sekian meter”.

Pemahaman oleh anak

“Harapan saya adalah lebih baik guru kejam daripada lembut,

kalau kejam biar cepat pandai kalau lembut kita bisa melawan.Bagi saya lebih baik guru kejam dari pada lembut. Lebih baikdipukul dari pada ditegur. Karena kalau kejam biar cepat pandaikita tidak boleh kecewa karena biar kita cepat pandai”

Page 16: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Kekerasan anak adalah

• Masih adanya anggapan bahwa untuk menjadi pandai orang tuanyamengajarkan (kekerasan) sehingga anak menjadi disiplin danpandai(membudayakan cara pandang keliru kepada generasiberikut).

• Penyebab lain dari perilaku kekerasan anak di sekolah adalah“Sistem Pengendalian Lokal” di sekolah yang ditemukan diNias. Sistem itu membolehkan tindakan kekerasan untuk membuatanak jera atau malu di depan orang lain.

• Hal lain yang sangat penting dari berbagai ungkapan partisipanadalah masih adanya penggunaan istilah “hukuman”. Istilah ini lebihmenekankan aspek memberi sanksi agar murid menjadi jera

Page 17: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Tingkat Kekerasan anak di sekolah

Angka 83,38 atau 87,37 bermakna bahwa setiap 100 anak pada lokasi penelitian

sebanyak 83 atau 87 murid pernah mengalami kekerasan di sekolah, entah

kekerasan itu dicubit, dipukul, di suruh berdiri, disuruh membersihkan WC, atau

dimaka dan dihina. Angka ini tampak fantastis karena angka itu dekat dengan

angka 100 artinya hampir semua murid pernah mengalami kekerasan di sekolah.

Page 18: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Tingkat Kekerasan anak berdasarkan jenis kelamin

Page 19: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Jenis Kekerasan

• Dari 17 SD yang menjadi sampel (9 SD di NAD dan 8 SD di Nias)ternyata ditemukan 34 jenis kekerasan 1.050 kasus kekerasan disekolah di NAD dan 1.344 kasus kekerasan di Nias.

• Seandainya dihitung secara matematis bahwa di Propinsi NADsetiap anak rata-rata mengalami 3-4 jenis kekerasan, sementara diKabupaten Nias setiap anak rata-rata mengalami hampir 5 jeniskekerasan.

• Kasus kekerasan anak seperti fenomena gunung es, boleh jadi apayang diungkapkan oleh anak-anak adalah hanya permukaannya sajamungkin masih banyak berbagai kasus kekerasan yang menimpamereka tetapi tidak terungkap pada saat penelitian dengan waktuyang relatif singkat sehingga tidak semua memori anak bisa terbukadan terkatakan.

Page 20: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Jenis Kekerasan terhadap Anak di Sekolah

No Jenis Kekerasan NAD Nias1 Dipukul dengan tangan 58,79 81,1

2 Dipukul dengan alat 46,65 0,0

3 Ditampar 16,93 34,4

4 Dijewer 32,59 33,0

5 Dicubit 44,73 58,2

6 Dilempar penghapus /sapu/kapur 16,29 22,8

7 Disuruh berdiri 37,70 49,5

8 Dimaki, dihina, dimarahi, dibentak,

dipermalukan, digertak

14,06 69,1

Page 21: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Bentuk Kekerasan unik yang ditemukan di NAD

Gigit Karet

Beberapa anak yang sering melakukan keributan di kelas dihukum oleh gurunyadengan cara anak disuruh menggigit karet gelang dan setelah itu ditarik kedepansejauh mungkin lalu dilepaskan. Sehingga karet gelang yang dilepaskan akanmengenai bibir dan menimbulkan rasa sakit.

Model periksa kuku

Memiliki kuku panjang tidak diperkenankan di sekolah. Pada saat adapemeriksaan kuku dari guru, murid disuruh menguncupkan jari tanganyasehingga ujung-ujung jarinya bertemu. Kemudian bagi yang kukunya panjangdipukul pakai bambu bulat, yang terkadang menimbulkan kuku patah. Hukumanini menimbulkan sakit dan ngilu.

Pukul telapak tangan

Beberapa murid di SD Mawar (bukan nama sebenarnya) masih berada di warung,padahal lonceng tanda masuk sudah berbunyi. Mereka tetap di warung karenaguru belum masuk kelas. Akhirnya mereka masuk kelas setelah kelihatan gurujuga memasuki ruangan kelas. Tanpa mereka duga, anak-anak mendapatkanhukuman dengan cara dipukul telapak tangannya hingga memerah dan merekamengaku baru sembuh hingga dua hari.

Page 22: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Fenomena Kekerasan thd Anak DiSekolah

• Ahmad (bukan nama sebenarnya) harus berdiri di depan kelas dari jampertama hingga istirahat gara-gara dia tidak hafal UUD 1945(TIDAKPROPORSIONAL).

• Penjaga sekolah menyuruh anak-anak membersihkan sampah dilingkungan sekolah, dan apabila tidak mengikuti perintah itu mereka(murid) akan dipukul menggunakan ranting(TIDAK PROPORSIONAL).

• Abu (bukan nama sebenarnya) mempergunakan sandal, lalu ketahuanoleh gurunya dan secara spontan meminta sandal tersebut dandilempar di WC sekolah kemudian dikunci. Sebenarnya Abu melakukanitu karena ia hanya memiliki satu sepatu yang terkena air hujan seharisebelumnya(TIDAK KONTEKSTUAL)

• Ada siswa yang terpaksa harus menerima hukuman di sekolah karenatidak pergi TPA (Taman Pendidikan Alquran) karena kebetulan guru TPAdia sekaligus guru di sekolah(RELASI KUASA).

Page 23: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Penyebab Kekerasan anak di sekolah

• Pihak Guru :

(1) kesejahteraan guru; (2) tanggung jawab guru SD terlalu beratkarena harus menguasai semua mata pelajaran; (3) Adanyamasalah guru di rumah kemudian dibawa ke sekolah; dan (4) gurukurang sabar menghadapi murid; (5) pemahaman batasankekerasan yang masih berbeda; (6) budaya

• Pihak Anak :

paling banyak adalah karena tidak membuat PR atau tugasdisamping sebab yang lain seperti : ribut di kelas, tidakmemperhatikan guru saat mengajar, tidak hafal pelajaran, tidakbisa menjawab pertanyaan guru, berkelahi, dan lain sebagainya

Page 24: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

SURAT CURHAT ANAK/MURID KEPADA GURUNYA:

Bismillahrrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr.Wb.

Kepada ibu guruku, saya ingin ibu waktu masuk kelas tidak marahdan kalau kami tidak buat PR, karena saya perlu ngaji, bantu ibu dirumah, kalau sampai di sekolah jangan cubit karena kami harusngaji/bantu ibu. Bapak dan ibu harus sayang sama kami karena kamimasih kecil kami ingin guru tidak marah, baik hati jangan sukamemukul itulah yang kami harapkan pada guru, hanya ini yang dapatsaya sampaikan semoga harapan saya dapat dipenuhi

Wassalam

Page 25: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Pelaku Kekerasan anak di sekolah

No PelakuNAD

JumlahNias

JumlahL P L P

1 Kepala Sekolah 0,29 0,1 0,39 1,37 3,3 4,67

2 Guru Kelas 25,05 42,1 67,15 20,88 24,18 45,06

3 Guru Olahraga 12,38 0 12,38 3,30 3,02 6,32

4 Guru Agama 5,43 0,76 6,19 3,30 3,57 6,87

5 Guru BK 0 0 0 0,00 0,00 0,00

6 Staff TU 0 0 0 0,27 0,00 0,27

7 Penjaga Sekolah 1,52 0 1,52 0,55 0,27 0,82

8 Teman 7,33 1,62 8,95 19,23 15,93 35,16

9 Guru Lain (BI dan

Matematika

1,24 2,1 3,34 0,00 0,82 0,82

Page 26: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Usia Pelaku

Page 27: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Waktu dan tempat kejadian

No Tempat Kejadian NAD Nias

1 Dalam kelas (jam belajar) 76,00 37,89

2 Luar kelas (jam belajar) 10,00 12,33

3 Dlm kelas (jam istrht) 3,24 11,89

4 Luar kelas (jam istrht) 9,52 18,06

5 Ruang Guru/ Kepala Sekolah 0,10 4,85

6 Kamar mandi 0,67 1,32

7 Lain-lain (mushola, ruang ganti,

kantin)

0,48 13,66

Page 28: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

Perasaan dan yang dilakukan anak setelah menerimakekerasan

• Ketika mendapatkan kekerasan partisipan anak baik di NAD dan Niasmengaku : sedih, takut, marah, benci, tidak enak, kesal, malu,kecewa, kesal, sakit, bersabar, dan biasa saja.

"bu, jangan pukul aku dong karena rasanya sakit dan malu di sekolahsama teman-teman. Aku nanti diejek lagi. Bu, aku sih ga memaksatapi aku hanya meminta belas kasihan ibu. Bu, jangan marah ya danjangan diberitahukan pada teman-teman dan guru-guru di sekolah yabu".

• Reaksi anak-anak ketika mereka mengalami kekerasan diantaranyaadalah (1) diam saja karena takut dihukum lagi; (2) menangis; (3)membalas (terutama apabila pelakunya adalah teman); (4) bersabar;(5) tetap berteman; (6) melaporkan kepada orang tua; (7) merintihkesakitan; (8) melaporkan kepada kepala sekolah; (9) malas pergi kesekolah.

Page 29: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

• Setelah mereka mengalami kekerasan beberapa dari merekabercerita/curhat kepada: (1) teman dekat biasanya berjenis kelaminyang sama (misalanya kalau korbanya perempuan bercerita kepadaperempuan), (2) kepala sekolah dan guru; (3) kakak/abang; (4) tidakbercerita kepada siapapun

• Tanggapan orang yang diajak bercerita oleh anak tidak selalumembuat anak menjadi lebih baik karena justru ada yangmencemoohnya. Berikut ini beberapa tanggapan yang diberikan olehteman curhat anak : (1) diam saja; (2) memarahinya; (3) akanmembantu membalaskan perbuatan temannya; (4) akan menegurpelakunya (teman-red); (5) ditertawakan; (6) menyalahkan guru; (7)menasehatinya, seperti : “jangan nakal lagi ya..”, “kamu tetap harussekolah” “bersabarlah”; dan (8) mencemooh, seperti : “mampuslah”,“biar kapok”, “rasain”.

Perasaan dan yang dilakukan anak setelah menerimakekerasan

Page 30: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

• Tidak kekerasan anak bukanlah sesuatu yang tidak bisa diminimalkanatau bahkan dihilangkan, asalkan ada komitmen dari semua pihak.

• Beberapa potensi sekolah yang dapat mengurangi perilaku kekerasananak adalah (1) adanya kode etik guru dan tata tertib sekolah; (2)adanya komite sekolah; (3) adanya bantuan dana baik dari BOSataupaun Pemerintah Daerah; (4) adanya lembaga-lembaga yangpeduli terhadap sekolah ramah anak, misalnya : Pemerintah, LSM,UN; (5) adanya penjaga sekolah; (6) sumber daya guru.

Potensi sumber daya untuk meminimalkan tindakkekerasan

Page 31: kekerasan anak di sekolah

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY

STOP KEKERASAN ANAK

Page 32: kekerasan anak di sekolah

TERIMA KASIH

For Every ChildHealth, Education, Equality, ProtectionADVANCE HUMANITY