Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KEEFEKTIFAN KEMAH WISATA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMK
NEGERI 1 BULUKUMBA
The Use of Tourist Camp in Learning Writing Poetry at X Class Students of SMK Negeri 1 Bulukumba
TESIS
Oleh
A.ABDUL RAHMAN
105.04.09.031.14
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
ii
TESIS
KEEFEKTIFAN KEMAH WISATA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X
SMK NEGERI 1 BULUKUMBA KABUPATEN BULUKUMBA
Yang disusun dan diajukan oleh
A.ABDUL RAHMAN
NIM: 105.04.09.031.14
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Tesis
pada tanggal 13 Juli 2016
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. H. M. Ide Said, DM., M. Pd. Dr. Sitti Aida Azis.M.Pd
Mengetahui,
Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Magister Bahasa Indonesia
Prof. Dr. H. M. Ide Said, DM., M. Pd. Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum.
iii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI Judul : Keefektifan Kemah Wisata dalam Pembelajaran Menulis
Puisi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba Kabupaten
Bulukumba
Nama : A.Abdul Rahman
NIM : 105.04.09.031.14
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Konsentrasi : -
Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Penguji Tesis pada
Tanggal 13 Juli 2016 dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan dan
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 13 Juli .2016
TIM Penguji
Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd ………………………….. (Ketua/Pembimbing/Penguji)
Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd ………………………….. (Sekretaris/Penguji) Dr. Syafruddin.M.Pd ………………………….. (Penguji)
Dr. Munirah, M.Pd ………………………….. (Penguji)
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawahini:
Nama : A.Abdul Rahman
Nomor Pokok : 105.04.09.031.14
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhanl
tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Makassar, 13 Juli 2016
Yang Menyatakan
Materai
6000
A.Abdul Rahman Nim. 105.04.09.031.14
v
ABSTRAK
A.ABDUL RAHMAN, 2016. Keefektifan Kemah Wisata dalam Pembelajaran
Menulis Puisi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba, dibimbing oleh
H. M. Ide Said, D.M. dan Sitti Aida Azis.
Tujuan Penelitian ini untuk melihat keterampilan menulis puisi melalui
keefektifan kemah wisata yang dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan
(pramenulis, menulis,dan pascamenulis), dan penilaian dalam meningkatkan
kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
eksperimen, prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini melalui tahapan yang
meliputi studi observasi, pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Data penelitian ini berupa data proses dan hasil observasi yang
diperoleh dari hasil pengamatan, catatan lapangan, dan dokumentasi. Sumber data
penelitian ini adalah siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Peneliti merupakan
instrumen utama dalam penelitian yang bertindak sebagai pengumpul data dengan
menggunakan instrumen penunjang berupa pedoman observasi, format catatan
lapangan, dan dokumentasi hasil penulisan puisi siswa.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pembelajaran menulis puisi
melalui keefektifan kemah wisata pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian belum maksimal karena adanya hambatan pada penyusunan rencana
pembelajaran yang disusun oleh guru dan sulitnya siswa memulai merangkai kata-
kata menjadi puisi. Akan tetapi, dapat dimaksimalkan dengan teratasinya
hambatan yang dialami pada observasi. Keefektifan kemah wisata dalam
pembelajaran menulis puisi telah tercapai dengan baik atau sudah 80,00% siswa
telah mampu menulis puisi.
vi
ABSTRACT
A.Abdul Rahman. 2016. The Use of Tourist Camp in Learning Writing Poetry at
X class students of SMK Negeri 1 Bulukumba, supervised by H.M. Ide Said,
D.M. and Sitti Aida Azis.
This study aimed to look at the effectiveness of the of writing poetry through
trevel camp made on the planning, implementation, (before writing, writing, and
after writing) and assesment to improve the ability to write poetry class X at SMK
Negeri 1 Bulukumba.
The design of the study was experimental research design execution procedures in
this study through the stages which include observational studies, preliminary
planning, implementation, observation, and reflection. This research data in the
form of process data and observations obtained form observations, field notes, and
documentation. J data sources were students in learning to write poetry.
Researcher was the main instrument in the research that act as data collectors by
supporting instrument in the from of guidelines for observation, field notes
format, and documentation of students’ poetry writing.
The results showed that the effectiveness of learning to write poetry through trevel
camp at planning, implemetation, and assessment was not maximized because of
constraints in the preparation of lesson plans prepared by teacher and the
difficulty student begin stringing words into poetry. However, it could be
maximized by covering constraints experienced in the observation. The
effectiveness travel camp in learning to write poetry has been achieved well or
owns 80% of students have been able to write poetry.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa
taala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul Keefektifan Kemah Wisata dalam
Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan tesis ini hingga
penyelesaiannya banyak hambatan yang penulis hadapi berupa kelemahan,
kekurangan, dan keterbatasan. Namun, berkat bimbingan, bantuan, arahan dari
dosen pembimbing, motivasi dari istri dan ketiga anak sebagai pembangkit
semangat, sehingga penulis dapat merampungkan tulisan ini dengan baik. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya.
Penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kapada Prof. Dr. H.M. Ide Said , D.M, M.Pd. pembimbing I
dan Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd. pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
memberikan perhatian, bimbingan, dan arahan yang penuh keramahan, serta
petuah-petuah yang sangat berarti bagi penulis. Dengan segala keramahan dan
keikhlasannya, sehingga kesulitan yang dihadapi penulis dapat mengatasinya.
Terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Irwan Akib, M.Pd.
Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar,
Prof. Dr. H.M. Ide Said, D.M, M.Pd. Ketua Program Studi Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. A. Rahman Rahim. M,Hum. penguji I
viii
Dr. Irwan Akib, M.Pd, penguji II Dr. Munirah, M.Pd. dan para Dosen serta
Karyawan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar dengan
penuh keramahan memberikan bantuan, pengetahuan, dan pengalaman kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan sampai pada penyelesaian tesis ini.
Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Dra.Hj Jumriah.M.Pd.
Kepala SMK Negeri 1 Bulukumba serta stafnya, yang telah menerima dan
melayani kebutuhan penulis selama penulis melakukan penelitian di sekolah.
Lebih khusus lagi ucapan terima kasih penulis kepada Hasna Paliwan, S.Pd., dan
Irawati Amin.S.Pd. Guru bahasa Indonesia kelas X ,XI,dan XII , yang dengan
tulus bekerja sama dengan penulis dan membantu kelancaran pelaksanaan
kegiatan penelitian.
Akhirnya, tak ada sesuatu yang patut penulis sampaikan kepada berbagai
pihak, kecuali hanya doa penulis. Kiranya Allah Swt melimpahkan berkah dan
hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, sehingga
penyusunan tesis ini sampai pada tahapan akhir dari rangkaian proses
penyelesaian pendidikan. Penulis memohon maaf jika terdapat khilafan selama
dalam studi hingga proses penyelesaian tesis ini. Semoga Allah Swt senantiasa
mengampuni kesalahan dan menjadikan kebaikan sebagai amal ibadah di sisi-
Nya. Amin.
Makassar, 13 Juli 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI …………………………………….. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .......................................................... iii
ABSTRAK …………………………………….………………………..…. iv
ABSTRACT …………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL …….………………………………………………… xii
DAFTAR BAGAN …………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xiv
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ………………………………………….. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 11
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 12
A. Kajian Teoretis ....................................................................... 12
1. Konsep Dasar Pembelajaran Menulis Puisi .......................... 12
2. Pengertian dan Jenis Kemah Wisata ................................... 20
x
3. Metode Kemah Wisata ........................................................ 21
4. Proses Pembelajaran Menulis ............................................... 25
B. Kajian Penelitian yang Relevan ……………………….…..... 33
C. Kerangka Pikir........................................................................ 36
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 38
A. Desain Penelitian .................................................................. 38
B. Variabel Penelitian ............................................................... 39
C. Definisi Operasional Variabel ............................................... 40
D. Populasi dan Sampel ........................................................... 41
E. Prosedur Penelitian ............................................................... 43
F. Tahap Pasca Eksperimen .................................................... 45
G. Instrumen Penelitian ............................................................ 45
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 48
I. Teknik Analisis Data ............................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………… 50
A. Hasil Penelitian ……………………………………………..... 50
1. Deskripsi Perencanaan Pembelajaran Menulis Puisi …. 52
2. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Ke-
mah Wisata ……………………………………………..… 53
3. Keefektifan Penerapan Kemah Wisata dalam Pem-
belajaran Menulis Puisi ………………………………..…. 68
B. Penyajian Hasil Analisis Data ..……………..……………..… 70
1. Analisis Uji t …………………………………………….…. 70
xi
2. Analisis SPSS ……………………………………………... 89
C. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………... 93
1. Pembahasan Hasil Penelitian Kegiatan Pertama ………. 94
2. Pembahasan Hasil Penelitian Kegiatan Kedua………... 99
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………………………………….…… 105
A. Simpulan …………………………………………………… 105
B. Saran ……………………………………………………….. 106
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 108
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 111
LAMPIRAN
1. INSTRUMEN PENELITIAN ..................................................... 112
2. IZIN PENELITIAN .................................................................... 117
3. OLAHAN DATA . ....................................................................... 130
xii
DAFTAR TABEL Nomor Halaman
1. Penskoran penilaian hasil pembelajaran menulis puisi 32
2. Kriteria penilaian/skor perolehan 32
3. Desain Penelitian 39
4. Keadaan Populasi 41
5. Keadaan Sampel 43
6. Contoh Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi 46
7. Penskoran Penilaian Tugas Menulis Puisi 46
8. Kriteria Penilaian 46
9. Aktivitas Siswa pada pertemuan I 55
10. Aktivitas Siswa pada pertemuan II 63
11. Distribusi Frekwensi dan Persentase Kelas Eksperimen 71
12. Konversi Angka kedalam Nilai Skala 1 - 10 73
13. Frekwensi dan Persentase Nilai Kompetensi Siswa 73
14. Jumlah Nilai Siswa Kelas Eksperimen 75
15. Kompetensi Menulis Puisi dengan Kemah Wisata 76
16. Distribusi Frekwensi dan Persentase Kelas Kontrol 77
17. Konversi Angka kedalam Nilai Berskala 1 – 10 79
18. Frekwensi dan Persentase Nilai Kompetensi 79
19. Jumlah Nilai Siswa Kelas Kontrol 80
20. Kompetensi Menulis Puisi tanpa Kemah Wisata 82
21. Nilai dan Nilai Kuadrat Kelas Eksperimen 83
xiii
22. Nilai dan Nilai Kuadrat Kelas Kontrol 85
xiv
DAFTAR BAGAN
Nomor Halaman
1. Kerangka pikir 38
2. Paradigma Penelitian Kelompok Eksperimen 40
3. Paradigma Penelitian Kelompok Kontrol 40
xv
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman
1. Instrumen penelitian 112
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 116
3. Izin penelitian 127
4. Olahan Data 130
5. Skor hasil penilaian menulis puisi 130
6. Hasil tulisan puisi 134
7. Panduan observasi 138
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar pada intinya mengubah perilaku seseorang dari yang tidak
mengerti menjadi mengerti. Sebagai makhluk ciptaan Allah pada dasarnya diri
manusia sudah memunyai naluri untuk belajar. Selama proses belajar inilah
diharapkan tercipta suasana yang kondusif, sehingga taransfer ilmu dapat terjadi
dengan baik.
Menurut De Porter dkk. (dalam Kusmianto 2007:1) bahwa belajar
melibatkan semua aspek kepribadian manusia pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh
di samping pengetahuan sikap dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa
datang. Oleh karena itu, proses belajar mengajar seorang guru diharapkan dapat
menciptakan lingkungan yang positif serta perencanaan pengajaran yang baik
Pengajaran sastra di sekolah tidak berdiri sendiri sebagai mata pelajaran
bahasa Indonesia. Dalam Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) atau Kurikuklum 2006, sastra dipandang sesuatu yang
dihasilkan dan dinikmati serta dapat disajikan dalam berbagai cara, yaitu langsung
diucapkan lewat radio, majalah,dan buku. Bahan pokok dalam pengajaran sastra
adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Salah satu hasil karya
sastra adalah puisi yang merupakan seni kreatif yang menggunakan bahasa
sebagai media untuk menyampaikan pikiran dan perasaan.
2
Menulis merupakan salah satu bentuk keterampilan yang harus dimiliki
siswa sejak sekolah dasar sampai pendidikan menengah. Bila seorang telah
memiliki kemampuan menulis yang memadai, maka wawasan berpikir kreatif dan
kritisnya dapat berkembang dengan baik. Keterampilan menulis sangat
bermanfaat bagi kepentingan pengembangan diri siswa, untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun di masyarakat.
Kegiatan menulis puisi dalam dunia pendidikan dipandang sangat penting
karena dapat melatih para siswa berpikir secara produktif. Untuk dapat berpikir
kreatif siswa memerlukan latihan terus menerus dan memilih tempat yang dapat
melahirkan kreativitas dalam berekspresi, mengasah kepekaan jiwa, dan
mengembangkan imajinasi mereka melalui kemah wisata sehingga memunculkan
imajinasinya untuk dapat menulis puisi. Oleh karena itu, siswa dalam melakukan
aktivitas menulis puisi memerlukan proses berulang-ulang sampai mencapai
kesempurnaan.
Menulis puisi merupakan salah satu bentuk cipta sastra yang sangat
imajinatif, dan sering menimbulkan masalah dalam pengajaran. Keadaan ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain cara penyajian. Pengajaran menulis
puisi lebih banyak diletakkan pada pemberian pengetahuan teori dibandingkan
dengan menciptakan proses pembelajaran berupa pengalaman langsung siswa
dalam menulis puisi. Hal tersebut terjadi karena mereka belum paham dan tahu
tentang bagaimana teknik dan strategi pembelajaran yang tepat untuk kemampuan
menulis puisi. Maka diperlukan upaya-upaya praktis untuk mengatasi kelemahan
dan kekurangan pembelajaran di sekolah. Salah satu cara yang dapat dilakukan
3
adalah dengan menerapkan metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang aktif,
kreatif, inovatif, dan menyenangkan (kemah wisata). Melalui penelitian ini salah
satu yang menarik untuk diteliti adalah keefektifan kemah wisata dalam
pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba Kabupaten
Bulukumba dengan menggunakan metode kemah wisata.
Melalui pengamatan (observasi) awal di SMK Negeri 1 Bulukumba,
Kabupaten Bulukumba sebagai sekolah sasaran penelitian ditemukan masalah
pembelajaran menulis puisi yang belum kondusif sebagaimana yang diharapkan.
Para guru bahasa dan sastra Indonesia di sekolah tersebut belum menerapkan cara
yang inovatif, kreatif, dan memadai untuk menciptakan proses pembelajaran
menulis puisi yang efektif. Suasana pembelajaran masih berlangsung secara
monoton, konvensional, dan menjemukan siswa. Salah satu kesulitan yang
dihadapi oleh guru adalah keterbatasan pengetahuan dan wawasan terhadap
teknik, strategi, dan metode pembelajaran menulis puisi,
Peneliti berharap agar semua siswa dapat menulis puisi. Namun,
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siswa kelas X Teknik
Audio Video dari 32 siswa hanya 8 orang siswa (40 %) saja yang mampu menuilis
puisi, ini berarti masih ada 24 orang siswa (60 %) siswa yang belum mampu
menulis puisi . Hal ini disebabkan oleh pembelajaran menulis puisi yang sering
disajikan hanya dengan teori-teori. Kesempatan untuk berimajinasi, menulis,
boleh dikatakan tidak pernah. Siswa hanya menyalin puisi orang – orang terkenal
seperti Chairil Anwar, tanpa pernah diberikan kesempatan untuk belajar menulis
puisi sendiri.
4
Dalam prosedur pengajaran puisi, terdapat empat rangkaian kegiatan,
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada aspek
mendengarkan (menyimak), siswa diharapkan mampu memahami dan
mengapresiasi puisi. Pada aspek berbicara, siswa diharapkan mampu membahas
puisi. Pada aspek membaca siswa mampu mendeklamasikan puisi dengan baik.
Pada aspek menulis, siswa mampu mengapresiasikan puisi dalam bentuk tulisan
dengan memajang pada madding di sekolah.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang diajarkan di sekolah,
baik pada tingkat sekolah menengah atas/ umum maupun kejuruan. Puisi adalah
salah satu bentuk karya sastra yang sangat menarik apabila dilihat dari bentuk dan
diksinya. Puisi sebagai bentuk karya sastra yang berbeda dengan karya sastra
lainnya. Namun, kemampuan siswa menulis puisi masih sangat minim.
Sebenarnya, pengajaran puisi di sekolah memilki peluang untuk meningkatkan
kemampuan apresiasi dan minat siswa terhadap puisi.
Akhir-akhir ini, siswa-siswa SMK banyak yang menjadi pelaku
kriminalitas misalnya, penganiayaan, tawuran, pencurian, dan penggunaan obat
terlarang. Hal ini terjadi karena kesibukan belajar dalam kelas yang
membosankan, yang hanya selalu menghapal karya orang padahal manusia lahir
semua memunyai potensi jika potensi itu tidak tersalurkan maka akan
menimbulkan reaksi negatif. Oleh karena itu, perasaan siswa perlu diasah agar
dapat menghargai dan berkarya. Cara mengasah perasaan imajinasi yang paling
baik melalui keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi. Hal ini
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Dave (2004 :36) bahwa “kegembiraan” ini
5
berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, dan terciptanya makna,
pemahaman, nilai yang membahagiakan si pebelajar. Selama proses belajar inilah
diharapkan tercipta suasana yang kondusif, sehingga siswa dapat berimajinasi
dengan baik.
Faktor lain penyebab kekurangberhasilan pembelajaran menulis puisi adalah
jika seorang guru tidak memiliki dedikasi yang tinggi terhadap sastra, khususnya
puisi maka ada kemungkinan mereka bermasa bodoh untuk mencari metode
yang cocok dengan tujuan pembelajaran menulis puisi, bahkan ada kemungkinan
mereka hanya memilih materi sastra yang mereka sukai saja, sehingga sebagian
kecil tujuan yang ditargetkan dalam kurikulum dapat tercapai. Priyatni (dalam
Syamsuddin,2006:9) mengemukakan bahwa pengajaran bahasa dan sastra
Indonesia menunjukkan adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan
kenyataan yang ada.
Berbagai masalah umum yang menjadi kendala dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Kendala tersebut oleh Siahaan (dalam Syamsuddin, 2006:10)
disebutkan antara lain adalah: kurikulum, proses belajar mengajar, metode
penyajian, sarana, materi pembelajaran, dan guru yang kurang menghayati ide
penyusunan silabus.
Tumpukan berbagai permasalahan dan kondisi pembelajaran di sekolah dan
apresiasi masyarakat, tentu saja tidak boleh dibiarkan dan berlangsung dari waktu
ke waktu. Diperlukan upaya keras dan semua komponen pendidikan. Guru
sebagai bagian utama dari sebuah pembelajaran dituntut untuk mampu mencari
6
metode, teknik, dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga kompetensi
menulis kreatif puisi dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Masalah rendahnya mutu keterampilan menulis siswa selama ini, ternyata
merupakan kendala pembelajaran menulis secara global telah melanda dunia
pendidikan di Indonesia. Hal ini bukan saja dialami oleh siswa di sekolah dasar
dan sekolah menengah, melainkan masalah tersebut telah mewabah sampai di
kalangan pendidikan tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian terhadap sejumlah mahasiswa
yang mengikuti Program Penyeteraan S1 di Universitas Negeri Makassar
ditemukan bahwa minat dan kreativitas mereka dalam menulis sangat rendah.
Karya tulis yang mereka buat hanyalah karya tulis yang ditugaskan oleh dosen
dalam mata kuliah menulis. Kualitas keilmiahannya buruk sekali.....tidak ada
dinamika ...dan cenderung plagiat Salam (dalam La Jarubi 2008 :4) Hal yang
sama dikemukakan pula oleh Ismail (dalam Salam, 2009 :9) bahwa pada
umumnya produktivitas menulis anak didik, baik yang ada di sekolah dasar
maupun di perguruang tinggi sangat rendah jika dibandingkan dengan
produktivitas menulis siswa-siswa yang sederajat di luar negeri, seperti di
Malaysia, Jepang, Australia, bahkan di Filipina. Umumnya mereka menghasilkan
karya tulis ilmiah antara lima buah sampai sembilan buah karya tulis sebelum
masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bahkan siswa-siswa di Amerika
Serikat menulis karya tulis ilmiah mencapai duabelas sampai empatbelas buah.
Kenyataan seperti temuan peneliti sebelumnya, ternyata dikeluhkan pula
oleh Irawati Amin yang mengajar di kelas XI dan guru bahasa Indonesia lainnya
7
yang mengajar X dan XII SMK Negeri 1 Bulukumba tentang kurangnya gairah
siswa mengikuti kegiatan menulis puisi dalam pembelajaran sastra.
Mencermati fenomena tersebut, maka peneliti melakukan observasi awal di
kelas pada bulan September 2015 ditemukan pula masalah pembelajaran menulis
puisi bahwa siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba belum memiliki
keterampilan menulis yang memadai. Hal ini bukan semata-mata disebabkan oleh
rendahnya kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran menulis puisi,
melainkan juga kurang tepatnya memilih metode pembelajaran menulis oleh guru
mata pelajaran. Di samping itu, guru dalam pembelajaran menulis masih
menekankan hasil daripada proses penulisan, dan belum memvokuskan siswa
sebagai subjek pembelajaran.
Kondisi tersebut yang menggugah perhatian peneliti untuk mengatasi
masalah pembelajaran menulis puisi melalui metode kemah wisata dan
berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar siswa kelas X SMK
Negeri 1 Bulukumba, maka dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi
digunakan metode kemah wisata.
Metode kemah wisata merupakan salah satu metode pembelajaran
kontekstual yang menitikberatkan siswa sebagai subjek pembelajaran, karena
siswa menemukan dan mengonstruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya.
Dengan demikian, siswa akan terlatih menyelesaikan sendiri setiap masalah yang
dihadapi, menemukan dan mentransformasikan suatu informasi yang didapatnya
ke dalam situasi nyata berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya.
8
Kegiatan pembelajaran menulis puisi yang memanfaatkan kemah wisata
dapat membangkitkan gairah dan kesungguhan siswa mengikuti proses
pembelajaran menulis puisi. Bila motivasi dan gairah menulis siswa telah
ditumbuhkan, maka masalah pembelajaran menulis pada umumnya dan menulis
puisi khususnya yang selalu menghantui guru dan siswa segera dapat diatasi.
Kemah wisata sebagai media pembelajaran puisi dapat mengatasi
kesulitan siswa dalam menulis puisi. Puisi yang ditulis oleh siswa dapat
menggambarkan ungkapan perasaan, dan sikap terhadap fenomena sosial yang
dirasakan dan dilihatnya.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terdahulu penulis dapat
menarik suatu simpulan umum bahwa proses pembelajaran menulis puisi lebih
efektif dan bermakna jika menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Keterlibatan siswa secara utuh dalam proses menulis puisi mampu
memberikan rasa senang mengikuti pelajaran serta meningkatkan proses dan hasil
belajar siswa.
Menurut Esten ( dalam Nauman, 2000:15) ada tiga proses penciptaan
puisi, yaitu proses konsentrasi, intensifikasi, dan pengimajinasian. Ketiga proses
ini harus diciptakan oleh guru dalam pembelajaran menulis puisi. Penulis
mencoba bahwa kemah wisata sebagai media pembelajaran dalam menulis puisi.
pengimajinasian bagi orang yang dapat membaca alam dan apa yang ia lihat dapat
hayatinya. Maka sangat tepat jika kemah wisata sebagai media pembelajaran
penulisan puisi.
9
Dari uraian di atas, penelitian tentang pembelajaran menulis puisi berbasis
kemah wisata perlu dilakukan di SMK Negeri 1 Bulukumba. Penelitian ini dengan
judul ”Keefektifan Kemah Wisata dalam Pembelajaran Menulis Puisi Siswa
Kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba Kabupaten Bulukumba”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis puisi melalui kemah
wisata ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi melalui kemah
wisata ?
3. Apakah efektif, pembelajaran menulis puisi melalui kemah wisata ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis puisi melalui kemah
wisata
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi melalui kemah
wisata.
3. Mendeskripsikan penilaian keefektifan pembelajaran menulis puisi melalui
kemah wisata.
10
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bersifat
teoretis maupun bersifat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan sumbangan penelitian berupa pengetahuan penerapan metode
kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi siswa SMK.
2. Bagi guru bahasa, penelitian ini dapat dijadikan acuan belajar dan penilaian
diri terhadap kemampuan yang dimilikinya.
3. Memberikan masukan bagi peneliti selanjutnya, lebih khusus penelitian
tentang pembelajaran menulis puisi melalui keefektifan kemah wisata
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa, dan peneliti
pendidikan, sebagai berikut.
1. Sebagai bahan masukan kepada guru bahasa Indonesia tentang
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis puisi
melalui kemah wisata.
2. Bagi siswa, penelitian pembelajaran menulis puisi melalui pemanfaatan
kemah wisata memberikan peluang untuk mengespresikan pikiran,
perasaan, pengalaman, pengamatan, dan imajinasinya berkenaan dengan
ide yang akan ditulis dalam puisi.
11
3. Bagi peneliti dari penelitian ini dapat menambah wawasan, pengalaman,
dan pengetahuan pembelajaran menulis puisi yang inovatif serta lebih
menunjang dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka yang diuraikan pada penelitian ini merupakan landasan teori
yang dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian, baik dalam
hal pengumpulan data, maupun penarikan simpulan. Sehubungan dengan masalah
yang diteliti, kerangka teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah
(1) Penelitian yang relevan, (2) hakikat menulis, (3) konsep dasar pembelajaran
menulis puisi, (4) pengertian dan jenis kemah wisata, (5) Metode Kemah Wisata,
(6) Proses Pembelajaran Menulis.
A. Kajian Teoretis
1. Konsep Dasar Pembelajaran Menulis Puisi
Kegiatan menulis puisi adalah kegiatan yang bersifat produktif-kreatif.
Kegiatan ini dilaksanakan suatu proses yang dinamakan proses kreatif. Rampan
( dalam Salam, 2006:1) menyatakan bahwa proses kreatif mengalir di dalam
suasana kreatif yang memungkinkan lahirnya karya-karya yang secara bahasa
indah dan dari segi pemikiran cukup mendalam. Sejalan dengan pendapat di atas,
Mulyati (2002:28) menyatakan bahwa proses kreatif berkembang jika terdapat
empat unsur terkait. Unsur-unsur tersebut adalah (1) pengenalan pribadi dan
pengetahuan, (2) dorongan internal dan eksternal siswa (3) kebermaknaan belajar,
dan (4) hasil yang bernilai bagi orang lain. Dengan terpenuhinya keempat unsur
13
kreatif tersebut, kegiatan pembelajaran menulis puisi akan mencapai hasil yang
maksimal.
Dalam kegiatan menulis puisi, siswa perlu mendapat suatu arahan sehingga
memudahkannya dalam proses pembelajaran. Sukristanto (dalam Syamsuddin,
2006:13) mengemukakan bahwa kemampuan menulis puisi dapat dicapai dengan
bimbingan yang sistematis serta latihan yang intensif. Siswa hendaknya diarahkan
dan dibimbing tahap demi tahap tentang apa yang harus dilakukannya. Proses
pelaksanaan menulis puisi sebaiknya memperhatikan tahap-tahap kreativitas yang
dikemukakan oleh Rhodes (dalam Endraswara, 2003:218) yaitu tahap preparasi,
inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Pada tahap preparasi, dilaksanakan kegiatan
pengumpulan data atau informasi yang akan dijadikan bahan penulisan. Tahap
inkubasi dilakukan dalam usaha untuk mengendapkan atau mematangkan ide-ide
yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya. Tahap iluminasi merupakan
tahap pelahiran ide, gagasan atau pengalaman ke dalam bentuk puisi. Tahap yang
terakhir adalah verifikasi, yaitu kegiatan menilai puisi hasil karya sendiri.
Selain melalui suatu proses yang saling menunjang, pembelajaran menulis
puisi juga sebaiknya dipertimbangkan karateristik siswa. Kesesuaian karakteristik
siswa tersebut berkaitan dengan perkembangan jiwa, kemampuan bahasa, dan
lingkungan siswa. Ketiga aspek tersebut harus dipertimbangkan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran menulis puisi. Pertimbangan tersebut bertujuan agar
kegiatan pembelajaran menjadi sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga akan
membuatnya merasa senang dalam belajar. Dengan demikian, rasa senang itu
akan membuat siswa memperoleh hasil yang optimal dalam belajar.
14
Menulis puisi banyak manfaatnya bagi siswa. Melalui puisi siswa dapat
mengekspresikan diri dan melatih kepekaan dan kekayaan bahasanya. Karena
manfaat tersebut kegiatan menulis puisi perlu diajarkan kepada siswa. Pere (dalam
Syamsuddin, 2006:14) mengidentifikasikan enam alasan pentingnya pembelajaran
menulis puisi. Keenam alasan tersebut adalah (1) menulis puisi memberikan
kegembiraan yang menyenangkan dan murni, (2) menulis puisi dapat memberikan
pengetahuan tentang konsep dunia sekitar siswa, (3) menulis puisi mendorong
siswa untuk menghargai bahasa dan mengembangkan kosa kata yang tepat dan
bervariasi, (4) menulis puisi dapat membantu siswa mengidentifikasi orang-orang
dan situasi tertentu, (5) menulis puisi dapat membantu siswa mengekspresikan
suasana hati dan membantu siswa memahami perasaan mereka sendiri, dan (6)
menulis puisi dapat membuka, dan menumbuhkan kepekaan serta wawasan siswa
terhadap lingkungan.
Dalam menulis puisi yang pertama-tama dilakukan adalah menentukan
tema. Tema adalah pokok persoalan yang akan dikemukakan dalam bentuk puisi.
Jika sudah menemukan dan menentukan tema yang akan ditulis menjadi puisi,
kita perlu mengembangkan tema itu, hal-hal apa yang akan dikemukakan dalam
puisi. Hal-hal yang akan dikemukakan dalam puisi itu akan dicari melalui
pemikiran atau pengamatan yang dilakukan dalam kemah wisata. Dan hasil
pengamatan itu kemudian dipilih dan ditentukan mana yang akan diungkapkan
dalam puisi.
Dalam mengungkapkan kata-kata ke dalam puisi diperlukan pemilihan
kata-kata yang tepat (diksi), bukan hanya tepat maknanya melainkan juga harus
15
tepat bunyinya. Penyusunan kata-kata itu harus sedemikian rupa sehingga
menimbulkan kesan estetis (indah). Selain itu, pendayagunaan majas harus
diperhatikan agar puisi yang dibuat semakin baik.
Sejauh ini, sangat sedikit referensi yang menyajikan model cara-cara
menulis puisi. Sebagian besar buku tentang puisi berisi teori-teori apa itu puisi,
apa saja unsur-unur puisi, dan bagaimana memahami, menganalisis, serta
mengapresiasi puisi. Endraswara, (2003:215-233) dalam buku Membaca, Menulis,
dan Mengajarkan Sastra, menyajikan beberapa cara, langkah, dan model menulis
puisi. Endraswara secara spesifik mendasarkan aktivitas penulisan puisi melalui
aktivitas sanggar/bengkel sastra. Secara ringkas, model yang ditawarkan
Endraswara bertitik tolak dari teori proses kreatif (tahap-tahap proses kreatif).
Model merangkai kata menjadi larik puisi, juga menekankan pada proses,
tetapi dengan memperhitungkan langkah-langkah secara berkesinambungan.
Ada sembilan langkah dalam model ini. Langkah pertama sampai
kedelapan dimaksudkan untuk membantu siswa mengembangkan kreativitas,
membiasakan menyatakan ide, terampil berbahasa, dan terampil menggunakan
aspek-aspek puisi, sedang langkah terakhir adalah langkah inti sekaligus sasaran
terakhir untuk mengondisikan siswa dapat mengungkapkan gagasan, ide, dan
kreativitasnya dalam bentuk puisi sesuai kompetensi yang dituntut. Masing-
masing langkah diberi nama sesuai dengan tuntutan perangkat-perangkat literer
puisi yang perlu dikuasai, seperti yang diuraikan berikut ini.
Langkah pertama bertajuk “Keinginan”
Siswa diminta menulis tiga sampai empat baris dalam waktu tiga menit.
16
Setiap baris tulisan siswa harus berhubungan satu dengan yang lain dan baris
pertama dimulai dengan frasa “Aku ingin …”. Untuk mengembangkan imajinasi
siswa, dalam tiga atau empat baris tulisannya tersebut harus mengandung unsur
(1) warna, (2) manusia, dan (3) sebuah tempat.
Langkah kedua, “Simile”
Siswa dilatih terampil menggunakan majas perbandingan. Puisi sebagai
karya sastra yang padat makna dan padat pengungkapannya menuntut
keterampilan menggunakan perbandingan-perbandingan. Lewat langkah ini,
perangkat literer sebuah puisi dituntutkan kepada siswa secara tidak langsung.
Siswa diminta menulis 4-7 baris (meningkat dari langkah pertama) dalam waktu
yang sama (tiga menit). Kali ini setiap baris boleh berhubungan, boleh tidak, dan
tiap baris harus mengandung kata “seperti” atau “mirip”. Siswa secara bebas
diajak membuat perbandingan-perbandingan yang baru dan segar.
Langkah ketiga diberi nama “Tiruan bunyi”
Pada langkah ini siswa diajak untuk terampil menggunakan bunyi sebagai
salah satu unsur puisi yang utama dalam rangka mendapatkan keindahan dan
tenaga ekspresif (Pradopo, 2000:22). Tiruan bunyi dalam puisi berfungsi untuk
menimbulkan tanggapan yang jelas dari kata-kata yang tidak menunjukkan adanya
hubungan dengan hal yang ditunjuk, misalnya gemerincing genta rebana
(Pradopo, 2000:32).Ketentuan-ketentuan pada langkah ketiga ini pada dasarnya
hampir sama dengan langkah sebelumnya. Siswa diminta memulai 4-7 baris
dalam waktu tiga menit. Setiap baris harus ada tiruan bunyi dari hewan atau
benda.
17
Langkah keempat berlatih secara terfokus
Langkah keempat mirip dengan langkah pertama. Bedanya pada langkah
keempat siswa diajak. Untuk itu, langkah keempat ini diberi nama “Alam”. Aturan
main masih sama dengan aturan sebelumnya 4-7 baris, waktu tiga menit, boleh
berhubungan atau boleh juga tidak. Aturan tambahan, setiap baris harus ada
gambaran alam (gunung, bukit, laut ), dan harus ada sebuah warna.
Langkah kelima mengembangkan imajinasi siswa
Langkah ini diberi nama “Mimpi”. Pada langkah ini siswa diajak
berimajinasi secara bebas.”Toh semua itu cuma mimpi”, begitulah saran yang
dapat diberikan kepada siswa untuk mengembangkan daya khayalnya. Siswa tetap
menulis 4-7 baris dalam waktu tiga menit. Setiap baris harus saling berhubungan.
Baris pertama dimulai dengan frasa “Aku bermimpi…”. Dalam baris-baris itu
harus ada (1) warna, (2) tiruan bunyi, (3) manusia, dan (4) nama tempat.
Langkah ini keenam bertajuk “Fantasi tak masuk akal”.
Langkah keenam dimaksudkan untuk lebih memperdalam latihan pada
langkah ke-5. Pada langkah ini siswa diajak kembali menjadi kanak-kanak dengan
fantasi-fantasinya yang sering tidak masuk akal. Rambu-rambu pada langkah ini:
(1) siswa menulis 7 baris dalam waktu 3 menit, (2) setiap baris harus saling
berhubungan, (3) baris pertama dimulai dengan kata “Kutemukan…”, (4) baris-
baris dalam puisi itu mengandung unsur (a) warna, (b) hewan atau benda, dan (c)
alam. Aturan pokok pada langkah ini adalah bahwa fantasi yang dibuat harus
berupa sesuatu yang tidak masuk akal sehingga akan menuntun siswa secara bebas
berekspresi.
18
Langkah ketujuh adalah metafor
Langkah ini sebenarnya merupakan pendalaman dari langkah ke-2
“simile”.Yang membedakan ialah jika simile adalah perbandingan yang
sederhana, sedangkan metafor perbandingan langsung yang tidak menggunakan
kata pembanding. Perbedaan lain, metafor lebih dimaksudkan untuk menyatakan
sesuatu hal yang sama atau seharga dengan hal lain, yang sesungguhnya tdak
sama (Pradopo, 2000:66). Dengan kata lain tuntutan keterampilan berbahasa pada
langkah metafor lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan berbahasa pada
langkah simile.
Rambu-rambu pada langkah ini juga semakin ditingkatkan, yakni (1) tujuh
baris dalam tiga menit, (2) setiap baris boleh berhubungan , boleh juga tidak, (3)
setiap baris harus ada metafor dengan menggunakan kata “adalah”, (4) dalam
baris-baris tersebut harus mengandung unsur (a) warna, (b) hewan atau benda, (c)
manusia, (4) tempat, dan (e) alam.
Langkah kedelapan, “Menjelma hewan menjelma benda”
Imajinasi dan fantasi-fantasi besar siswa harus terus difasilitasi. Dengan
tuntunan atau syarat-syarat yang lebih ketat siswa terus dimotivasi untuk berlatih
menulis. Langkah ini dimaksudkan semakin memperhebat imajinasi siswa dan
mulai diarahkan. Siswa diajak menjelmakan dirinya menjadi seekor hewan atau
benda. Dengan cara ini, siswa akan dengan bebas berekspresi dan berimajinasi.
Siswa tetap dapat diminta menulis 7 baris dalam waktu 3 menit. Dalam puisi
siswa harus menjelma menjadi hewan atau benda, sehingga di dalam puisi itu
sekurang-kurangnya ada seekor hewan jika siswa mengekspresikan dirinya
19
sebagai hewan, atau sebuah benda jika siswa ingin mengekspresikan dirinya
sebagai sebuah benda. Dalam ketujuh baris itu harus ada unsur : (1) warna, (2)
manusia, (3) tempat,dan (4) alam.
Sampai pada langkah kedelapan ini diharapkan siswa sudah menjadi terbiasa
mengungkapkan diri, berekspresi, berimajinasi dari yang sederhana sampai yang
paling tinggi. Siswa sudah mengenal penggunaan simbol-smbol, tanda-tanda, dan
metafor-metafor. Yang lebih penting dari semua itu, siswa terlibat secara aktif,
berlatih dengan santai tanpa beban, dan siswa merasa nyaman dengan proses ini
.Sebagamana telah dipaparkan sebelumnya bahwa langkah pertama sampai
langkah kedelapan ini pada dasarnya merupakan langkah antara untuk membantu
siswa dapat menulis puisi. Penulisan puisi yang sesungguhnya terletak pada
langkah yang kesembilan atau yang terakhir.
Langkah kesembilan ini diberi judul “Menulis puisi secara utuh”
Pada langkah ini siswa diajak merefleksi segala pengalamannya. Seluruh
pengalaman itu dicoba untuk dihadirkan kembali. Siswa diminta memunculkan
tekad, niat, keinginan, dan mimpi-mimpinya. Siswa diminta memilih satu diantara
sekian banyak tekad, niat, keinginan, dan mimpi tersebut. Akibatnya siswa
diminta menuliskan refleksinya dalam sebuah puisi apa pun. Sedapat mungkin,
teknik-teknik yang sudah dilatihkan harus tampak dalam puisinya. Siswa diminta
menulis dan terus menulis, jangan berhenti hanya untuk memilih-milih kata.
2. Pengertian dan Jenis Kemah Wisata
Kemah wisata terdiri dari dua kata yaitu kemah dan wisata dimana arti
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga adalah : (1) kemah adalah
20
tempat tinggal darurat, biasanya berupa tenda yang ujungnya hampir menyentuh
tanah dibuat dari kain terpal dan sebagainya, (2) wisata adalah bepergian bersama-
sama untuk memperluas pengetahuan, menulis, melukis, bersenang-senang dan
sebagainya. Piknik adalah perjalanan yang memanfaatkan potensi sumber daya
alam dan tata lingkungan sebagai objek tujuan wisata, bahari bepergian menikmati
alam laut, budaya bepergian bersama-sama dengan tujuan mengenali hasil
kebudayaan setempat.
Berkemah adalah membawa anak kesuatu tempat untuk melakukan
kegiatan yang telah diprogramkan, dengan tujuan melatih anak bagaimana anak
bekerja sama dengan orang lain, bagaimana cara membuat tempat beristirahat
yang nyaman dan aman. Selain itu, berkemah juga baik untuk merangsang
kecerdasan natural (naturalist intelligence) anak. Hal ini sejalan yang
dikemukakan oleh dr. Maya dan Wido, 2006 (perkembangan anak.com) yang
menyatakan membiarkan anak berada di ruang terbuka dapat mendorong anak
mengetahui banyak informasi dan pengetahuan tentang bentuk alam yang ada di
sekitarnya.
Kegiatan berkemah memang tidak mudah, sebab orang tua beranggapan
berkemah adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk bisa bersenang-
senang bersama teman, jika diizinkan, mereka takut kalau-kalau nanti terjadi
sesuatu yang tidak diharapkan. Tetapi jika dilarang, anak biasanya akan marah
dan merasa kecewa. Menyikapi hal ini, sebagai upaya untuk menhidarkan
perasaan khawatir yang berlebihan maka orang tua seyogyanya meyakinkan
21
terlebih dahulu bahwa anak akan mengikuti acara berkemah bersama orang-orang
yang bisa dipercaya (guru) dan lokasi yang tidak membahayakan (aman).
Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat memberikan pengertian
kemah wisata adalah mendirikan tempat istirahat di lokasi yang memiliki
keindahan alam atau ciri khas yang dapat memancing siswa berimajinasi dalam
pembelajaran menulis puisi.
3. Metode Kemah Wisata
1) Alasan Memilih Metode Kemah wisata Belajar di sekolah pada umumnya berlangsung di dalam kelas. Dengan
melakukan pembelajaran menulis puisi di luar kelas dengan kemah wisata,
diharapkan siswa: (1) memperoleh pengalaman langsung, (2) mengumpulkan
bahan untuk pelajaran, (3) mengarahkan dan memperluas minat, (4) memperkaya
pembelajaran menulis puisi, (5) membuktikan benar tidaknya pengertian yang
diperoleh di dalam kelas, (6) melatih berimajiansi, tanggung jawab dan saling
percaya mempercayai.
Dengan memerhatikan hal di atas, kemah wisata memungkinkan siswa lebih
sanang belajar, mencari, mengamati, berimajinasi, bahkan melahirkan ide-ide
yang nantinya dapat dituangkan lewat tulisan puisi , bukan hanya duduk
mendengarkan dan mencatat yang disampaikan guru. Sebaliknya, guru tidak lelah
karena tidak terus- menerus berbicara, hal ini sesuai dengan pola pengajaran
kontekstual yang dituntut dalam Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
2) Tujuan dan Sasaran Metode Kemah Wisata
22
Kemah wisata bukan hanya bersenang-senang atau beramai-ramai,
melainkan memunyai tujuan pendidikan, di antaranya supaya siswa bisa
memunculkan imajinasinya dengan kondisi alam yang asri, memunyai sikap
positif diawal kegiatan menulis puisi, keterampilan dalam mengamati,
menyelidiki, mensistematisasi suatu pelajaran, memperoleh pengetahuan baru,
melengkapi atau memperdalam bahan yang telah dipelajari, memupuk kerjasama
atau belajar berani bekerja secara individual.
Adapun sasaran kemah wisata dalam penelitian ini sesuai dengan latar
permasalahan penelitian yang dilakukan, yakni (1) masalah penelitian berasal dari
persoalan yang terjadi dalam kelas, yakni suasana yang menjenuhkan dan
membosankan sehingga kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah, (2)
adanya tindakan untuk memperbaiki permasalahan pembelajaran, yaitu melalui
keefektifan kemah wisata di lokasi objek wisata pantai pasir putih (Bira).
3) Langkah-langkah Kemah Wisata
Kemah wisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-langkah yang
baik, di antaranya : persiapan dan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
1) Persiapan dan Perencanaan
Mempersiapkan dan merencanakan kemah wisata hendaknya bersama-
sama dengan siswa. Hal-hal yang perlu dibicarakan bersama di antaranya (a)
tujuan dan sasaran yang akan dituju, (b) aspek-aspek atau permasalahan yang
akan diselidiki, (c) membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan
kemah wisata, (d) membentuk kelompok, dan (e) waktu kemah wisata ditetapkan.
2) Pelaksanaan Kemah Wisata
23
Sebelum siswa di bawah berkemah ke objek penelitian terlebih dahulu
dibuatkan permintaan izin dari orang tua, Kemah wisata hendaknya dilakukan
dengan tertib. Seluruh siswa mempersiapkan kelengkapan yang diperlukan,
kemudian melaporkan kepada kelompok atau regu. Setiap siswa hendaknya
mengecek kembali tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah
pelaksanaan kemah wisata dalam penelitian ini adalah seagai berikut.
a. Siswa diberikan lembar kerja.
b. Siswa diberikan penjelasan teknis penulisan puisi pada lembar kerja
c. Siswa dipersilahkan berkelompok menuju objek penelitian.
d. Siswa mengamati lingkungan wisata
e. Setelah waktu penulisan larik-larik puisi di lapangan telah habis. Siswa
dipersilahkan mengumpulkan tugasnya pada ketua kelompoknya.
f. Bermain –main bersama dipantai.
g. Setelah waktu bermain selesai, siswa berkumpul dikemah untuk
dibagikan kembali lembar kerja yang telah dikumpulnya untuk diedit .
h. Setelah waktu pengeditan selesai, siswa diminta untuk bersiap-siap
meninggalkan obyek wisata dengan tertib.
i. Puisi yang telah diperbaiki dikumpul kembali untuk dikoreksi/dinilai
oleh guru bahasa Indonesia
j. Puisi yang telah dinilai, dipersilahkan tampil ke depan untuk mewakili
kelompoknya membacakan puisinya untuk ditanggapi oleh kelompok
lain.
24
k. Setelah pembacaan puisi secara berkelompok telah selesai maka guru
mengumumkan puisi terbaik dan memberikan penguatan,selanjutnya
untuk dipublikasikan di mading sekolah.
3) Tindak Lanjut
Kemah wisata bukan berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat
simpulan - simpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak lanjut.
Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu belum
tentu diamati oleh yang lain, sedangkan tujuan kemah wisata ialah supaya semua
orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu, dalam tindak lanjut ini
siswa diberikan kembali tugas pekerjaan rumah secara bekelompok untuk
mendatangi suatu objek tertentu sesuai pilihannya sendiri. Hasil pekerjaan rumah
ini harus dilaporkan dan dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi atau
mendemonstrasikan. Dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian tentang kegiatan
mereka, apakah kemah wisata itu berjalan lancar , tertib, dan bermanfaat?
Kekurangan-kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana kemungkinan untuk
memperbaikinya.?.
Bertitik tolak dari pemahaman inilah maka penulis memilih metode
kemah wisata dalam pengajaran menulis puisi, dengan memperhatikan bahasa,
diksi, pengimajinasian, dan keotentikan makna yang terkandung sebagai bentuk
ekspresi kreatif-estetis.
4. Proses Pembelajaran Menulis
Perencanaan merupakan suatu bentuk program kegiatan yang disusun
secara sistimatis dan dilaksanakan secara runtut untuk memperlancar pelaksanaan
25
kegiatan tertentu dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai. Hal ini sejalan
yang dikemukakan oleh Uno (2008:2), bahwa perencanaan yakni suatu cara yang
memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan
berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi
sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan pembelajaran harus direncanakan dengan persiapan yang matang
dan sistimatis, serta memperbesar peluang pada siswa untuk terlibat dalam
penetapan proses pembelajaran, maka perencanaan yang telah dirancang oleh guru
dalam Rencana Program Pembelajaran (RPP) harus melihat situasi dan kondisi
siswa dan sarana sekolah. Hal tersebut,dikemukakan oleh Hunt dan Moore (dalam
La Jarubi, 2008:29) bahwa rancangan strategi sebelum proses pembelajaran harus
memperhatikan pengalaman-pengalaman intraksi guru dengan siswa dalam
pembelajaran yang sama, kelas yang sama, sedangkan rancanag dalam proses
pembelajaran harus memperhatikan kondisi aktual dan kenyataan riil dari siswa
saat proses pembelajaran itu berlangsung.
Pembelajaran dalam paradikma konsruktivistik tidak lagi diartikan sebagai
pewaris pengetahuan atau nilai-nilai kultural objektif, tetapi sebagai upaya
membantu siswa belajar mengkonstruksi dan memaknai segala objek ajar. Hal
tersebut sejalan yang dikemukakan oleh Alwasilah (dalam Lajarubi, 2008 : 30 )
”Hal yang paling berharga dalam proses belajar adalah pemberdayaan siswa
untuk memaknai sendiri fenomena sosial (mulai dalam kelas sampai luar
kelas), misalnya melalui proses menulis matematika berbasis problem, sains
investigatif, dan study sosial berdasarkan pengalaman. Tugas guru adalah
26
menciptakan suasana belajar agar siswa merevisi kembali pemaknaan
(pemahaman) itu dengan sejumlah teknik, seperti mengajukan kontradiksi,
informasi baru, pernyataan, atau saran penelitian. Intinya adalah menantang
dan mempertanyakan kebenaran konsep sementara yang diyakini”.
Menurut pandangan konsruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh siswa, Ia harus aktif melakukan
kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal
yang sedang dipelajari. Guru harus menjadi motivator untuk menata lingkungan
yang memberi peluang optimal bagi terjadinya pembelajaran dan menumbuhkan
kesadaran pada peserta didik sehingga menentukan terwujudnya gejala belajar
yakni timbulnya niat belajar dari siswa. Dengan demikian, kendali belajar
sepenuhnya berada pada peserta didik. Untuk melaksanakan pembelajan menulis
pada kegiatan kemah wisata, maka guru harus melakukan (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) penilaian. Adapun, tiga uraian tersebut sebagai berikut :
1. Perencanaan Pembelajaran
Penyusunan program pembelajaran yang dimaksudkan di sini, adalah
rencana pembelajaran dalam satu pertemuan pembelajaran Semester II tahun
pelajaran 2015/2016 dilaksanakan selama 4 X 45 menit
Rencana pembelajaran yang digunakan, sebagai berikut:
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
b. Motivasi
c. Penyampaian Tujuan Pembelajaran
27
2. Kegiatan Inti
a. Mengajak siswa berjalan-jalan mengamati lingkungan objek wisata
b. Mengajak siswa merenung tentang apa yang ia amati, lihat, temukan,
dan perasaan hatinya
c. Pemberian tugas menulis puisi
d. Diskusi kelompok tentang puisi yang ia tulis
e. Mengumpulkan hasil puisi yang telah direvisi
f. Pembahasan hasil pembelajaran
g. Siswa diberi kesempatan bertanya
3. Kegiatan Akhir
a. Simpulan
b. Pemberian tugas
Rencana program pembelajaran yang disusun peneliti untuk
menciptakan pembelajaran aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan.
Pembelajaran ini memberi gambaran yang utuh, langkah-langkah yang dilakukan
guru secara menyeluruh. Yang lebih penting adalah pembelajaran ini dapat
mengatasi kesulitasan siswa dalam menulis puisi.
Pengembangan RPP dalam kaitannya dengan tugas guru, Cynthia (dalam
Mulyasa, 2008:158) berpendapat, bahwa proses pembelajaran yang dimulai
dengan fase pengembangan rencana pembelajaran, ketika kompetensi dan
metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan
materi standar, serta mengantisipasi siswa dan masalah-masalah yang mungkin
timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, tanpa rencana pembelajaran, seorang
28
guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran, baik untuk satu kali
pertemuan maupun beberapa kali pertemuan. Guru yang belum berpengalaman
pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih rinci dibandingkan guru
yang telah berpengalaman dalam bidangnya.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis
Pelaksanaan pembelajaran menulis dilakukan berdasarkan pada rencana
kegiatan yang telah disusun. Hal ini harus diikuti oleh siswa selama melakukan
proses pembelajaran menulis pada kegiatan kemah wisata. Dalam pelaksanaannya
pembelajaran menulis tidak dilakukan dalam sekali jadi, tetapi harus melalui tahap
demi tahap. Hal ini sejalan dengan Aminuddin (1996:45) yang menyatakan,
bahwa jika dilihat dari segi pelaksanaannya, pembelajaran menulis tidak
dilaksanakan serempak melainkan secara bertahap, menggunakan pendekatan
proses yang meliputi tahap perencanaan, tahap penulisan, dan tahap pascamenulis.
Berdasarkan pandangan tersebut, maka pelaksanaan kemah wisata dalam
kegiatan pembelajaran menulis puisi dibagi menjadi tiga tahapan, meliputi : (1)
pramenulis, (2) menulis, dan (3) swasunting. Adapun, uraian dari ketiga tahapan
tersebut sebagai berikut.
Pertama, pramenulis merupakan suatu tahap dalam proses pembelajaran
menulis yang didalamnya seorang penulis mencari dan menemukan ide yang akan
memungkinkan untuk ditulis. Kemudian, jika sudah menemukan dan menetukan
ide-ide yang akan ditulis menjadi puisi, kita perlu mengembangkannya dengan
cara melakukan bernalar untuk memunculkan pengimajinasian yang berhubungan
dengan lingkungan, kegiatan berikutnya adalah mengembangkan kata kata yang
29
tepat, penyusunan kata-kata itu harus sedemikian rupa sehingga menimbulkan
kesan estetis menjadi kalimat-kalimat, kalimat-kalimat tersebut akan menjadi
larik-larik dalam puisi.
Pendayagunaan majas harus diperhatikan agar puisi yang dibuat semakin
baik. Untuk mencapai harapan-harapan di atas, maka diperlukan metode latihan.
Namun yang paling utama dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi adalah
latihan dan latihan menulis puisi. Melalui latihan-latihan, siswa diharapkan
tumbuh menjadi seorang penulis puisi yang memiliki tingkat kepercayaan diri
yang tinggi. Hal ini, sejalan dengan Dave (2004 :119) yang menyatakan
”Belajar bukan hanya menyerap informasi pasif, melainkan aktif menciptakan pengetahuan dan keterampilan. Upaya benar-benar bergantung pada pembelajar dan bukan merupakan tanggung jawab fasilitatornya. Fasilitator hanya berkewajiban menata meja dengan makanan yang meransang selera dan bergizi, sedangkan kewajiban untuk memakannya ada pada pembelajar sendiri,menyediakan segalanya bagi pembelajar lalu menyuapinya mereka akan berakibat buruk bagi fasilitator dan pembelajar”. Kedua, pada tahap menulis, guru mengarahkan siswa untuk
mengembangkan tema yang telah ditentukan oleh siswa itu sendiri, kemudian
tahap merangkum dan mengembangkan kata menjadi larik.-larik dalam puisi.
Tompkins dan Hoskisson (1994:15) menyatakan, bahwa kegiatan dalam tahap
menulis adalah draf kasar, menulis petunjuk, dan menekankan pada isi bukan
bukan mekanika kebahasaan. Penyusunan kata-kata dilakukan oleh siswa dengan
menulis apa yang ada dalam hayalan dan ia lihat di objek wisata. Guru
membangun situasi tanpa tekanan, yakni situasi membolehkan siswa berbuat
kesalahan dalam menulis, karena kesalahan sebagai bagian dari proses menulis.
30
Ketiga, setelah siswa melakukan proses menulis puisi dilokasi kemah
wisata, maka siswa bersama dengan teman kelompoknya melakukan editing untuk
tulisannya sebelum dilakukan penilaian oleh guru, Editing bukan semata-mata
tugas editor. Penulis yang baik juga melakukan juga editing untuk tulisannya
sendiri dan melakukan swasunting untuk memperbaiki tata bahasa kalimat dan
tulisan, swasunting tidak hanya berlaku bagi penulis pemula, semua penulis
hendaknya melakukannya.
3. Penilaian Pembelajaran Menulis Puisi
Penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada penilaian proses
dan penilaian hasil. Hal ini juga senada yang diungkapkan Mulyasa, (2006:101)
bahwa penilaian penulisan puisi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil,
Rofi’uddin dan Dimiyanti (dalam,Lajarubi,2008:43) menyatakan bahwa penilaian
proses diorientasikan pada kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar menulis dan
dapat memberikan balikan kepada guru.
Observasi informal bertujuan untuk mengetahui secara nyata tentang :
(1) apa saja yang dilakukan siswa saat menulis, (2) bagaimana sikap mereka
terhadap tugas menulis, yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa
berupa kesenangan mengikuti kegiatan kreativitas menulis puisi di objek wisata.
Penilaian hasil, untuk menentukan kualifikasi kemampuan menulis puisi,
penilaian dilakukan dengan menggunakan panduan penilaian puisi. Berdasarkan
panduan itu ada lima komponen yang menjadi fokus penilaian yaitu ; (1) Tema
(2) Diksi (3) Makna, (4) Tata Bahasa, dan (5) Bahasa kias. Hal ini, sejalan yang
31
dikemukakan oleh Tompkins (1990:245) menyatakan bahwa untuk mengetahui
perkembangan dan kemajuan pembelajaran menulis siswa digunakan penilaian
proses menulis dan penilaian hasil. Oleh karena itu, penilaian yang digunakan
dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan penilaian proses dan penilaian
hasil.
Selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung, guru mengadakan
penilaian proses dan akhir kegiatan pembelajaran diadakan penilaian hasil
pembelajaran.
1. Penilaian Proses
Aspek yang dinilai dalam penilaian proses adalah :
a. Aktivitas belajar individual (aktif atau pasif)
b. Peran serta dalam kelompok (aktif atau pasif)
2. Penilaian Hasil
a. Hasil pembelajaran yang diharapkan adalah semua siswa dapat menulis
puisi tentang lingkungan, kehidupan nelayang, dan keindahan pantai.
Sehingga puisi yang diciptakan menggambarkan tentang apa yang ia
amati dan renungkan. Maka aspek yang dinilai adalah tema, bunyi, irama,
diksi, bahasa kias
b. Kriteria penilaian apabila 75 % siswa mendapat 73 maka pembelajaran
menulis puisi dapat dinyatakan berhasil.
c. Penskoran
32
Tabel 1
Penskoran
No Aspek yang Dinilai Skor Bobot Skor Perolehan
1
2
3
4
5
Tema
Diksi
Makna
Tata Bahasa
Bahasa Kias
0 – 5
0 – 5
0 – 5
0 – 5
0 – 5
2
2
2
2
2
Nilai Akhir
Keterangan skor perolehan :
1. 41 – 50 baik sekali 2. 31 – 40 baik 3. 21 – 30 cukup 4. 11 – 20 kurang 5. 1 – 10 sangat kurang
Penentuan Skor dengan Pedoman Penilaian
Tabel 2 Kriteria Penilaian
No Kriteria Penilaian/Skor
Perolehan
Aspek yang Dinilai
Tema Diksi Makna Tata
Bahasa Bahasa
Kias
1 2 3 4 5 6
Paling baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Kosong
5 4 3 2 1 0
Penentuan nilai dengan rumus : Nilai Akhir = Skor perolehan dibagi skor maksimal dikali bobot B. Kajian Penelitian yang Relevan
Menurut Mursal Esten (dalam Budiarman, 2003:2) ada tiga proses
33
penciptaan puisi, yaitu proses konsentrasi, intensifikasi, dan pengimajinasian.
Ketiga proses ini harus diciptakan oleh guru dalam pembelajaran menulis puisi.
Berdasarkan uraian tentang berbagai kondisi pembelajaran menulis puisi seperti
yang diuraikan di atas, penelitian ini penting untuk dilakukan. Keefektifan kemah
wisata dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri 1
Bulukumba Kabupaten Bulukumba menjadi salah satu alternatif pembelajaran
menulis puisi.
Penelitian yang serupa belum pernah dilakukan secara mendalam dan fokus
pada penggunaan teknik kemah wisata dalam menulis puisi. Namun, terdapat
beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan memiliki karakter maupun bidang
kajian dengan penelitian ini. Keefektifan pengajaran puisi dengan menggunakan
metode bermain peran pada siswa SMA Negeri di Kabupaten Bantaeng, oleh
Muhammad Nasir, Tahun 2005 dengan hasil penelitian metode bermain peran
efektif digunakan dalam pengajaran puisi. Keefektifan penggunaan rekaman
bencana alam tsunami dalam pembelajaran menulis puisi kelas X SMA Negeri 1
Watansoppeng, oleh Andi Budiarman, Tahun 2007 dengan hasil penelitian
penggunaan rekaman bencana alam tsunami efektif digunakan dalam
pembelajaran menulis puisi.
Hakikat Menulis
Menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan
dipelajari. Menulis merupakan kegiatan produktif yang dilakukan secara kontinyu
dan berulang-ulang (rekustif). Hal ini, sejalan yang dikemukakan oleh Tarigan
(2000:21) bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
34
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan grafik tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran
menulis adalah proses kegiatan tulis-menulis yang bertujuan agar para siswa pada
sekolah menengah kejuruan mampu menerapkan pengetahuan berbahasa sesuai
dengan fungsi bahasa sebagai alat berkomunikasi tulis.
Menulis adalah rangkaian proses berpikir. Proses berpikir berkaitan erat
dengan kegiatan penalaran. Penalaran yang baik dapat menghasilkan tulisan yang
baik pula, bahkan tanpa penalaran tidak akan ada pengetahuan yang benar.
Syafi’ie (1988:182) mengemukakan bahwa salah satu substansi retorika menulis
adalah penalaran yang baik. Dalam hal ini, berarti untuk menghasilkan suatu
karya yang baik dan benar harus dilakukan penalaran secara cermat dengan
berdasarkan pikiran yang logis. Penalaran yang salah akan menuntun kepada hasil
karya yang tidak baik dan salah. Hal yang sama juga dikemukakan D’Angelo
(dalam Tarigan 2000 :22) menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara
tertentu.
Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami
dan dipelajari. Menulis sebagai suatu proses atas beberapa tahapan. Tompkins dan
Hoskisson (1994:89) menguraikan tahapan menulis, yaitu (1) pramenulis, (2)
pengedrafan, (3) perbaikan, (4) penyuntingan, dan (5) puplikasi.
Pada pramenulis, siswa diberi kesempatan berjalan-jalan mengamati lingkungan
objek wisata, kegiatan selanjutnya adalah mengimajinasikan apa yang siswa lihat,
pikirkan, bayangkan, dan ungkapan perasaannya semua siswa melakukan hal ini.
35
Pada tahap ini siswa diminta menuliskan satu bait atau lebih yang memiliki makna
estetika berkaitan imajinasinya terhadap pengamatan, dan ungkapan perasaannya.
Pada penulisan siswa dibimbing merangkum dan mengembangkan kata menjadi
larik-larik dalam puisi. Tahapan selanjutnya adalah memadukan dan mengolah
larik-larik yang telah dibuat sehingga menjadi bait-bait yang padu. Siswa
membuat beberapa bait, setiap bait tersebut lalu ditata sehingga menjadi sebuah
puisi. Pada tahap perbaikan, siswa merevisi puisi yang telah dibuatnya. Siswa
dapat meminta bantuan teman kelompoknya maupun teman dari kelompok lain
untuk membantu dan mempertimbangkan tema puisi yang dikemukakan. Pada
tahap penyuntingan, diberikan kepada guru untuk memperbaiki aspek mekanik
(ejaan, tanda baca, pilihan kata/diksi, tema, dan struktur kalimat) yang tidak sesuai
dengan kaidah penulisan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki tulisan (puisi)
siswa.
Tapi kita perlu ingat menuntut kesempurnaan tulisan anak adalah kerangka
pikir yang buruk untuk menjadikannya seorang penulis. Tidak hanya
menyingkirkan kreativitas dan kesenangan, hal tersebut juga bisa menimbulkan
kelumpuhan besar bagi penulis. Gunakan kata-kata pujian sebagai cara yang
efektif untuk memotivasi siswa dalam menulis. Untuk saran dan kritik atas tulisan
siswa, tunggu sampai siswa betul-betul mulai menganggap dirinya sebagai penulis
karena saat itu mereka lebih berminat pada cara-cara menulis puisi yang lebih
baik. Pada tahap publikasi, siswa diminta mengetik puisi yang telah dikoreksi dan
dijilid kemudian diserahkan ke perpustakaan sekolah untuk dibaca oleh siswa.
36
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran menulis merupakan salah satu aspek keterampilan
berbahasa. Hal itu tersurat dalam standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia
untuk SMK, bahwa ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia mencakup
komponen berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis ) dan
kemampuan bersastra (Depdiknas, 2006:37)
Pembelajaran aspek menulis di kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba sesuai
dengan kurikulum 2013 dan kurikulum 2006, termasuk menulis puisi. Salah satu
kompetensi dasar menulis materi pelajaran semester genap, Dari kompetensi ini
diharapkan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi, siswa akan
memiliki kemampuan menulis puisi yang memadai. Namun, harapan agar siswa
memiliki keterampilan menulis puisi belum dapat dicapai. Hal ini disebabkan oleh
tidak terciptanya suasana yang kondusif dalam kelas dan jenuh selalu belajar
dalam kelas.
Kenyataan menunjukkan bahwa kurang senangnya mengikuti
pembelajaran menulis puisi dalam kelas merupakan suatu problem pembelajaran
yang belum mampu diatasi oleh guru dan siswa sebagai subjek belajar. Salah satu
penyebabnya adalah metode dan strategi yang dipilih oleh guru atau munculnya
kejenuhan / kebosanan belajar yang selalu diapit diantara empat dinding tembok.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dalam melaksanakan pembelajaran menulis
puisi dianjurkan mengunakan pembelajaran kontekstual. Oleh karena itu, peneliti
menawarkan keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi.
Keefektifan kemah wisata sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran
37
menulis puisi yang dapat menyenangkan, menggairahkan, dan membangkitkan
minat belajar, sehingga siswa dapat berimajinasi dan bernalar untuk menuangkan
ide-ide yang ingin ia sampaikan lewat puisi, sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ditargetkan kurikulum, yaitu mampu mengungkapkan pikiran, pendapat,
gagasan dan perasaan dalam berbagai bentuk tulisan puisi.
Kerangka pikir yang telah diuraikan di atas dapat dilihat dalam bagan berikut.
Gambar 1. Bagan kerangka pikir
Makna
Menulis Puisi Bebas
Tema
Diksi
Tata Bahasa
Bahasa Kias
Kemah Wisata
Efektif
Tidak Efektif
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan alasan
penelitian ini berusaha untuk mencari keefektifan suatu variabel terhadap variabel
lainnya. Desain penelitian ini adalah pretest posttest, dan control group design
(Arikunto, 2010:125). Gambar desain dapat dilihat seperti di bawah ini.
Tabel 3 DesainPenelitian Pretest, Posttest, dan Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen (E) O1 X O2
Kontrol (K) O3 - O4
Keterangan:
E : kelompok eksperimen
K : kelompok kontrol
O1: pretest kelompok eksperimen
O2: posttest kelompok eksperimen
O3: pretest kelompok kontrol
O4: posttest kelompok kontrol
Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan dengan
kemah wisata, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi
perlakuan dengan kemah wisata. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas
kelompok kontrol dibiarkan alami seperti keseharian guru dalam mengajar.
39
Paradigma merupakan gambaran mengenai hubungan antarvariabel dalam
penelitian. Paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Paradigma Kelompok Eksperimen
Gambar 2 Bagan Paradigma Penelitian Kelompok Eksperimen b. Paradigma Kelompok Kontrol
Gambar 3 : Bagan Paradigma Penelitian Kelompok Kontrol
Berdasarkan desain dan paradigma penelitian tersebut masing-masing
kelompok dikenai pengukuran pretest dan posttest. Manipulasi eksperimen semua
menggunakan kemah wisata pada kelompok eksperimen dan tanpa menggunakan
kemah wisata pada kelompok kontrol.
B. Variabel Penelitian
Kerlinger (dalam Arikunto,2010:159), mendefinisikan bahwa,variabel
sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf
dalam konsep kesadaran. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu
variabel bebas (X) yang memengaruhi atau variabel penyebab dan variabel terikat
(Y) yaitu variabel akibat atau variable terikat. Kemah Wisata sebagai variabel
bebas dan tingkat kemampuan menulis puisi sebagai variabel terikat.
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penulisan ini akan di definisikan sebagai berikut ;
Menulis Puisi Luar Kelas/ Kemah Wisata
Kelompok Eksperimen
Menulis Puisi
Dalam Kelas Kelompok Kontrol
40
1. Kemah wisata adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di tempat wisata
baik di daerah pesisir maupun daerah pegunungan. Kemah wisata terdiri
atas dua kata yaitu kemah dan wisata di mana dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia edisi ketiga adalah (1) kemah adalah tempat tinggal
darurat, biasanya berupa tenda yang ujungnya hampir menyentuh tanah
dibuat dari kain terpal dan sebagainya,(2) wisata adalah bepergian
bersama-sama untuk memperluas pengetahuan, menulis, melukis,
bersenang-senang, dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat memberikan
pengertian kemah wisata adalah mendirikan tempat istrahat di lokasi yang
memiliki keindahan alam atau ciri khas yang dapat memancing siswa
berimajinasi dalam pembelajaran menulis puisi.
2. Pembelajaran menulis puisi adalah pembelajaran yang dilaksanakan dan
dirancang dengan perencanaan yang merupakan suatu bentuk program
kegiatan yang disusun secara sistematis dan dilaksanakan secara runtut
untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yang
hendak dicapai.
Kemah Wisata dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan aktif dan
menyenangkan. Siswa diajak berlomba menulis puisi secara mandiri dan secara
bersama-sama.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173).
41
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1
Bulukumba tahun pelajaran 2015 – 2016 yang berjumlah 14 kelas meliputi kelas
X AP1, X AP2 ,X AP3,X AK1,X AK2, X PM, X BB1,X BB2, X TKJ1,X
TKJ2,X TKR1,X TKR2,X TAV,dan X NKPI dengan jumlah keseluruhan 521
siswa. Di SMK Negeri 1 Bulukumba pembagian kelas dilakukan secara kelompok
program keahlian, tidak ada kelas yang dianggap lebih unggul dibandingkan kelas
lainnya dapat dilihat tabel berikut.
Tabel 4 Keadaan Populasi
No
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah Siswa
1. X AP1 8 32 40
2. X AP2 8 30 38
3. X AP3 11 28 39
4. X AK1 9 30 39
5. X AK2 9 30 39
6. X PM 23 16 39
7. X BB1 0 34 34
8. X BB2 0 34 34
9. X TKJ1 30 10 40
10. X TKJ2 29 11 40
11. X TKR1 40 0 40
12. X TKR2 40 0 40
13. X NKPI 37 0 37
14. X TAV 32 0 32
Jumlah Siswa 256 265 521
Sumber Data : Wakasek Kesiswaan SMK Negeri 1 Bulukumba Tanggal 13 Juli 2015
42
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto,2010:174). Penarikan sampel harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau
dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling
terhadap seluruh kelas yang termasuk anggota populasi. Pengambilan sampel
secara acak kelas sederhana dilakukan dengan cara diundi. Cara ini
memungkinkan seluruh populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel dalam penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X
NKPI sebagai kelas kontrol dan kelas X TAV sebagai kelas eksperimen dapat
dilihat tabel berikut.
Tabel 5 Keadaan Sampel
No
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah Siswa
1. X TAV 32 0 32
2 X NKPI 37 0 37
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Tahap Praeksperimen
43
Sebelum penelitian dilakukan pretest berupa tes kemampuan
menulis puisi terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Pretest ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam
menulis puisi. Pretest dilakukan untuk menyamakan kemampuan awal
yang dimiliki sampel.
2. Tahap Eksperimen
Setelah pretest dilakukan pada kedua kelompok dan dianggap
memiliki kemampuan yang sama, selanjutnya adalah pemberian
perlakuan atau treatment untuk mengetahui peningkatan kemampuan
menulis puisi yang dimiliki siswa. Untuk kelompok eksperimen diberi
perlakuan dengan pelaksanaan kemah wisata dalam pembelajaran
keefektifan kemah wisata sedangkan untuk kelompok kontrol
pembelajaran dilakukan tanpa pemberian perlakuan kemah wisata.
a. Kelompok Eksperimen
Langkah-langkah pembelajaran keefektipan menulis puisi
dengan kemah wisata adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu keefektifan
menulis puisi dengan kemah wisata;
2) Guru memberikan contoh teks puisi kepada siswa;
3) Siswa diminta membaca dan mengamati contoh teks puisi;
4) Siswa berlatih menulis puisi dengan kemah wisata;
5) Guru dan siswa membuat kesepakatan untuk serius dalam
melakukan proses pembel ajaran ini agar hasil penelitian yang
44
diperoleh bisa objektif dan benar-benar mencermingkan
keefektifan kemah wisata dalam menulis puisi.
6) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok (A, B, C, dan D) dan
mintalah masing-masing kelompok memberi nama
kelompoknya
7) Guru membacakan puisi. Siswa mencatat hal-hal penting
8) Setiap kelompok menyiapkan anggotanya untuk menyimak
pembacaan puisi;
9) Guru meminta siswa yang mewakili kelompok untuk maju ke
depan kelas. Guru menyiapkan flipchard atau papan tulis yang
akan digunakan siswa menulis jawaban;
10) Guru menilai jawaban siswa
11) Guru menyimpulkan materi pembelajaran;
b. Kelompok Kontrol
Langkah-langkah pembelajaran menulis puisi tanpa kemah
wisata adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,yaitu menulis puisi.
2) Siswa diminta membaca dan mengamati contoh puisi
3) Setelah mengamati contoh puisi siswa mulai menulis puisi.
4) Guru mengadakan evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran
menulis puisi.
F. Tahap Pasca Eksperimen
45
Setelah kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan atau treatment,
langkah selanjutnya yaitu pemberian posttest. Pemberian posttest ini
bertujuan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan menulis puisi setelah
diberi perlakuan. Tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui apakah kelompok
eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
G. Instrumen Penelitian
1. Pengertian Instrumen
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes. Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,2010:193).Tes
tersebut meliputi kemampuan menulis puisi. Tes kemampuan menulis
puisi dalam penelitian ini berbentuk pemainan .
Skor didapat dari hasil pekerjaan siswa yang diukur menggunakan
instrumen yang telah dibuat. Penilaian dilakukan dengan penilaian ulang.
Peneliti terlebih dahulu menilai hasil tulisan siswa dengan menggunakan
kriteria penilaian yang sudah dibuat. Kriteria penilaian menulis puisi
terdiri dari pilihan tema, bunyi, irama, diksi, dan bahasa kias.
46
Tabel 6 Contoh Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi
No.
Nama
Aspek yang Dinilai
Tema
Diksi
Makna
Tata Bahasa
Bahasa
Kias
Jumlah
Skor
0 – 5 0 – 5 0 – 5 0 – 5 0 – 5
1. 2. 3.
dst... Tabel 7 Penskoran Penilaian Tugas Menulis Puisi
No. Aspek yang Dinilai Skor Bobot Skor Perolehan
1. 2. 3. 4. 5.
Tema Diksi Makna Tata Bahasa Bahasa Kias
0-5 0-5 0-5 0-5 0-5
20 20 20 20 20
25 100 Nilai Akhir
Tabel 8 Kriteria Penilaian
N0. Kriteria Penilaian/ Skor Perolehan
Aspek yang Dinilai
Tema Diksi Makna Tata Bahasa
Bahasa Kias
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Paling baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Kosong
5 4 3 2 1 0
Penentuan nilai dengan rumus:
Nilai Akhir = Skor perolehan dibagi skor maksimal dikali bobot.
47
2. Uji Instrumen
a. Validitas Penelitian
Validitas ini digunakan untuk mengetahui kemampuan soal dalam
mengungkapkan isi suatu konsep yang diukur. Uji validitas juga
menggunakan validitas konstruksi yang dilakukan dengan expert
judgement, yaitu meminta pendapat dari ahli. Dalam hal ini pendapat
ahli yang digunakan adalah pendapat dari mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba.
b. Reliabilitas Penelitian
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui ketetapan instrumen
penelitian dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus
koefisien alphacronbach yang dihitung menggunakan bantuan
computer program SPSS versi 17.0.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar.
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil dari kemampuan menulis puisi. Tes
dilakukan sebanyak dua kali,yaitu sebelum perlakuan(pretest) dan sesudah
perlakuan (posttest). Pretest berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal
menulis puisi
Kemah Wisata sebelum siswa mendapatkan perlakuan. Posttest berfungsi
untuk mengetahui kemampuan akhir menulis puisi siswa pada kelompok
48
eksperimen setelah mendapatkan perlakuan dengan Kemah Wisata. Kedua tes ini
juga diberikan pada kelompok kontrol, untuk mengetahui perbedaan kemampuan
menulis puisi antara siswa yang menggunakan kemah wisata dan yang tidak.
I. Teknik Analisis Data
Penerapan teknik analisis data menggunakan uji-t. Teknik analisis data ini
dibantu dengan menggunakan program SPSS 17.0. Dalam sebuah penelitian
yang menggunakan analisis data dengan uji-t -test, terdapat dua asumsi yang
harus dipenuhi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas (Arikunto, 2010: 307).
1. Persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengkaji normal tidaknya sebaran
data penelitian. Uji normalitas dilakukan pada skor pretest dan posttest
dengan menggunakan rumus kolmogorov smirnov yang dilakukan
dengan kaidah nilai p pada taraf signifikan si alpha sebesar 5%. Jika
p>0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian dimaksudkan untuk mengetahui apakah
sampel yang diambil dari populasi penelitian memiliki varian yang sama
dan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara yang satu
dengan yang lain. Uji homogenitas dilakukan pada skor hasil pretest dan
posttest dengan kaidah jika nilai signifikan dihitung lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05(5%). Perhitungan homogenitas dilakukan dengan ban
tuan computer program SPSS 17.0. Berdasarkan pada perhitungan
49
tersebut dapat diketahui perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok
tersebut dan dapat diketahui keefektifan dari kemah wisata dalam
menulis puisi.
2. Penerapan Teknik Analisis Data
Analisis data ini bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian,
yaitu untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi yang
signifikan antara kelompok yang diberi pembelajaran dengan melakukan
kemah wisata dan kelompok yang diberi pembelajaran tampa Kemah
Wisata. Selain itu,untuk mengetahui keefektifan Kemah Wisata dalam
pembelajaran kemampuan menulis puisi. Berikut adalah hasil analisis data
dengan menggunakan uji-t.
a. Uji-t Sampel Berhubungan
Uji-t sampel berhubungan dalam penelitian ini digunakan
untuk menguji perbedaan kemampuan menulis puisi antara sebelum
dan sesudah dilakukan pembelajaran menulis puisi ,baik kelompok
control maupun kelompok eksperimen. Penghitungan uji-t sampel
berhubungan dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
b. Uji Sampel Bebas
Uji-t sampel bebas dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Penghitungan uji-t sampel
bebas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan metode penelitian yang
telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini dipaparkan hasil
penelitian keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi siswa
kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba. Tiap pertemuan pertama pada setiap
eksperimen dilaksanakan 4 jam pelajaran ( 4 x 45 menit) di tempat
dilaksanakannya kemah wisata.
Paparan dalam hasil penelitian diperoleh dari pemantauan melalui kegiatan
kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri 1
Bulukumba. Data penelitian ini terdiri atas data proses dan data hasil kegiatan
menulis siswa ketika melakukan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi.
Data hasil diperoleh dari hasil tulisan puisi yang dilakukan siswa di tempat kemah
wisata. Paparan ini diperoleh melalui catatan lapangan, dokumentasi, dan
observasi terhadap setiap kegiatan kemah wisata siswa dalam pembelajaran
menulis puisi, pemaparan pelaksanaan eksperimen diawali dengan penggambaran
perencanaan dan pelaksanaan eksperimen, serta gambaran penilaian.
1. Deskripsi Perencanaan Pembelajaran Menulis Puisi
a. Studi Pendahuluan
Penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan untuk mendapatkan
gambaran awal tentang keseriusan siswa atau kesenangan dan kemampuan
51
mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan dalam bentuk tulisan
sastra (puisi). Setelah didapatkan gambaran, selanjutnya bersama guru kolaborator
menyampaikan kepada siswa akan diadakan kemah wisata dalam pembelajaran
menulis puisi, yang diawali dengan mengucapkan salam, siswa menjawab salam
dan melanjutkan dengan ucapan kapan diadakan kemah wisata dalam
pembelajaran menulis pak ?, menjawab pertayaan siswa dengan ramah,
menyampaikan tujuan pembelajaran menulis, memotivasi siswa, menyampaikan
tentang apa yang perlu dipersiapkan untuk mengikuti kemah wisata dalam
pembelajaran menulis puisi termasuk izin dari orang tua/wali siswa.
b. Perencanaan Observasi Pembelajaran Menulis Puisi
Perencanaan pembelajaran dengan keefektifan kemah wisata di lokasi
sekolah dalam pembelajaran menulis puisi pada eksperimen disusun sebelum
melaksanakan observasi. Rencana eksperimen disusun oleh peneliti dan guru
bahasa Indonesia kelas X dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang
disajikan dalam waktu 4 jam pelajaran ( 4 x 45 menit ) yang dilakukan sebanyak
dua kali pertemuan.
Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang dengan memperhatikan
standar kompetensi. Oleh karena itu, upaya observasi yang dilakukan memiliki
tujuh komponen, yaitu :(1) indikator, (2) tujuan pembelajaran, (3) materi ajar, (4)
metode pengajaran, (5) langkah-langkah pembelajaran, (6) sumber, alat dan media
pembelajaran, dan (7) penilaian (penilaian proses dan hasil )
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dicantumkan
dalam observasi SMKN 1 Bulukumba pada mata pelajaran bahasa Indonesia
52
semester genap kelas X pada aspek keterampilan menulis disesuaikan dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Adapun, kompetensi
dasar yang diharapkan dapat dicapai adalah menulis puisi. Berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar tersebut dirumuskan indikator sebagai berikut :
(1) mampu menulis puisi yang berisi gagasan sendiri, (2) mampu menampilkan
pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik untuk menyampaikan maksud, dan
(3) menyunting tulisan dan memublikasikan puisi dengan cara membaca didepan
teman, memajankan pada mading sekolah.
Berdasarkan tujuan pembelajaran menulis puisi, guru dan peneliti dapat
merumuskan butir pembelajaran yang direncanakan berfokus pada menulis
“Merangkai kata menjadi larik puisi” .Kemudian dirumuskan menjadi tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada eksperimen satu , sebagai berikut. Siswa
dapat : (1) menuliskan hasil imajinasinya menjadi puisi, (2) mengedit tulisan, (3)
membaca puisi didepan teman kelasnya.
Metode pembelajaran yang akan digunakan adalah ceramah, jalan melihat
keindahan alam atau objek yang ditempati berkemah, dan penugasan. Ceramah
digunakan ketika guru memberikan arahan tentang bagaimana menulis puisi,
memotivasi siswa melakukan pengimajinasian. Jalan-jalan digunakan untuk
menjaring ide-ide siswa dalam menulis puisi. Penugasan adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menulis puisi dalam lembaran yang telah
disediakan.
2. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Kemah
Wisata
53
a. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi Pertemuan Pertama pada
Kelas Eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran eksperimen pertama dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa sebagai berikut.
a) Kegiatan siswa pada tahap pramenulis meliputi : (1) menjawab salam guru,
(2) memperhatikan tujuan pembelajaran, dan (3) berjalan-jalan dengan
teman kelompoknya mengamati alam dilokasi kemah.
b) Kegiatan siswa pada tahap menulis, meliputi : (1) menentukan tema, (2)
mulai menulis kata menjadi larik-larik puisi, dan (3) melakukan editing
tulisan dalam kelompoknya.
c) Kegiatan siswa pada tahap selanjutnya, meliputi : (1) mengumpulkan hasil
tulisannya, (2) mendengarkan hasil penilaian/koreksi dari guru mata
pelajaran bahasa Indonesia, (3) mewakili kelompoknya membacakan puisi
hasil ciptaannya sendiri untuk ditanggapi oleh kelompok lain.
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen direncanakan 2 kali
pertemuan. Tiap-tiap pertemuan dilaksanakan dalam waktu yang telah
ditentukan, yaitu (1) pertemuan pertama akan dilaksanakan dalam waktu 2
x 45 menit, (2) pertemuan kedua dilaksanakan dalam waktu 2 x 45 menit.
Pertemuan pertama direncanakan pada hari Selasa, 1 Maret 2016, jam ke-
8, dan ke-9 (pukul 13.15 – 14,45 wita). Pertemuan kedua direncanakan
hari Rabu, 2 Maret 2016, jam ke-3, dan ke-4 (pukul 08,45 - 10,15 wita)
Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah siswa dapat : menulis kreatif puisi. Sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
54
pertemuan pertama, yaitu siswa dapat : (1) menulis puisi yang berisi gagasan
sendiri , (2) menampilkan kata yang tepat dan rima yang menarik untuk
menyampaikan maksud, dan (3) menulis puisi minimal satu bait.
Tujuan pembelajaran yang dicapai pada pertemuan kedua, yaitu siswa
dapat : (1) membacakan puisi di depan teman-temanya, (2) mengeritik dan
menerima keritikan demi kesempurnaan tuisan ( puisi) ,(3) mendokumentasikan
dan memajankan puisi di mading sekolah.
Materi pembelajaran yang dipilih berdasarkan kompetensi dasar menulis
kreatif puisi dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba, yaitu menulis teks puisi untuk
mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan dalam berbagai bentuk
tulisan sastra. Kegiatan pembelajaran menulis puisi yang dilakukan adalah
menulis puisi dengan tema yang ditentukan oleh siswa.
Pembelajaran menulis kreatif puisi melalui keefektifan kemah wisata
pada kelas eksperimen dilakukan oleh Irawati Amin. S.Pd. Selaku guru bahasa
Indonesia di kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba. Pelaksanaan pembelajaran
merupakan langkah kedua setelah perencanaan pembelajaran dilakukan. Pada
tahap ini, semua komponen yang telah disiapkan dalam dalam tahap perencanaan
diterapkan sesuai dengan tahap penulisan.
Metode yang digunakan adalah keefektifan kemah wisata yang dapat
memberikan rasa sejuk , ketenangan, kegembiraan. Akhirnya siswa dapat
berimajinasi dengan baik, karena suasana yang asri sehingga dapat
55
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan gagasan dalam bentuk tulisan (puisi).
Adapun, teknik yang digunakan dalam pembelajaran ceramah dan penugasan.
Setelah membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa siswa
dan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran, guru mengemukakan tujuan
pembelajaran saat itu, yakni menulis kreatif puisi. Kemudian meminta kepada
siswa untuk mengamati lingkungan sekitar kemah atau tempat instirahat
sementara dalam waktu ± 25 menit dengan pengawasan guru mata pelajaran
bahasa Indonesia. Kegiatan siswa selanjutnya, menulis hasil imajinasi, gagasan
atau pikiran dalam lembaran yang telah disiapkan, dan kegiatan guru mengamati
keaktifan , keseriusan siswa mengikuti pembelajaran menulis puisi.
Demikian paparan data keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran
pramenulis dan menulis puisi pada kelas eksperimen. Selanjutnya akan dilakukan
pemaparan data dalam bentuk aktivitas siswa selama pertemuan pertama kelas
eksperimen. Adapun, bentuk aktivitas siswa secara umum dalam pembelajaran
menulis puisi pada tahap pramenulis dan menulis dapat dilihat dalam Tabel 9
berikut.
Tabel 9. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama
No Kegiatan Pembelajaran Kualifikasi
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1 2 3 4
Memberi salam hormat kepada guru, melaporkan kondisi kehadiran, dan membalas salam guru. Menyimak dan merespons secara positif terhadap motivasi yang sampaikan oleh guru Sangat antusias memperhatikan penjelasan guru mengungkapkan pikiran, perasaan, dan gagasan dalam menulis kreatif puisi Berjalan-jalan atau duduk ditempat yang ia senangi untuk memunculkan ide-ide pikiran
√
√
√
√
56
5 6 7 8
atau berimajinasi Menerima lembaran kerja dari guru Menulis puisi dengan gagasan sendiri pada pada lembaran kerja Menyunting tulisan sendiri atau teman dengan memperhatikan ejaan, diksi Mengumpulkan hasil tulisan (puisi)
√
√
√
√
Hasil observasi siswa dalam keefektifan kemah wisata dalam
pembelajaran menulis puisi tercantum pada Tabel 9 menunjukkan, bahwa masih
ada sebagian kecil siswa yang belum memusatkan perhatian penjelasan awal guru,
motivasi tentang materi menulis kreatif puisi, berjalan-jalan ataupun duduk di
tempat yang ia senangi dan mengedit tulisan dalam keefektifan kemah wisata.
Adapun, kekurangan yang ditemukan dalam tahap ini akan diperbaiki pada
eksperimen berikutnya
Hasil penilaian yang diperoleh peneliti dalam proses maupun hasil
terhadap kegiatan siswa kelas X menunjukkan bahwa pada tahap pramenulis dan
menulis. Siswa masih terkendala dalam menulis puisi, bahkan tidak memiliki
keberanian untuk melakukan pembelajaran menulis. Setelah dilakukan penjelasan
bahwa menulis puisi punya manfaat terhadap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Karena secara praktis dalam kehidupan siswa sudah mengungkapkan pikiran,
gagasan, perasaan dalam bentuk berbicara dengan teman atau secara lisan tapi
bukan dalam bentuk tertulis. Setelah memahami manfaat menulis puisi bagi
kehidupan siswa, ternyata guru merespon dengan baik.
Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian proses dan
penilaian hasil. Penilaian proses meliputi aktivitas siswa selama kegiatan kemah
wisata dalam pembelajaran menulis puisi (pramenulis, menulis, dan
57
pascamenulis). Aspek yang dinilai berdasarkan rambu-rambu yang sudah
disiapkan. Adapun, hasil penilaian proses pada tahap pembelajaran menulis
melalui lembar observasi dapat dicapai oleh semua siswa dapat disajikan dalam
uraian kegiatan pembelajaran menulis puisi.
Pelaksanaan penilaian proses pembelajaran pada tahap pramenulis, siswa
menunjukkan aktivitas yang tinggi dalam berbagai kesempatan untuk banyak
mendapatkan informasi yang berkaitan penjelasan guru tentang bagaimana
menulis puisi, cara memunculkan imajinasi, gagasan, dan mengungkapkan
perasaan lewat tulisan. Sumber informasi yang berkaitan dengan tema puisi yang
akan ditulis dapat diakses melalui pengamatan langsung terhadap lingkungan,
duduk merenung, dan sharing dengan masyarakat dimana siswa melakukan
kemah wisata.
Penilaian pembelajaran direncanakan adalah penilaian proses dan penilaian
hasil. Penilaian proses yang diamati tentang bagaimana tampilan siswa : (1)
merespons kegiatan kemah wisata yang dilakukan (2) keaktifan dalam menulis,
(3) diksi, (4) makna (5) tata bahasa (6) kerja sama dalam kelompok ketika
mengedit tulisan. Perencanaan yang berkaitan dengan penilaian hasil adalah hasil
tulisan siswa yang dikumpulkan dan diberi nilai meliputi (1) bahasa, (2) imajinasi,
(3) nuansa makna, dan (4) kreativitas.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi Pertemuan Kedua Kelas
Eksperimen
Tahap pembelajaran pascamenulis dilaksanakan pada pertemuan kedua,
hari selasa, 8 Maret 2016, jam ke-8, dan ke-9 (pukul 13,15-14,45 wita).
58
Pelasanaan pembelajaran pascamenulis yang difokuskan pada : (1) membacakan
puisi di depan kelas, (2) menerima keritikan demi kesempurnaan puisi,(3)
mendokumentasikan dan memajankan puisi di mading sekolah.
Kegiatan awal pada pertemuan ini, guru menyampaikan salam, menyapa
siswa dengan ramah, dan memotivasi siswa. Kemudian, guru menyampaikan
penjelasan singkat tentang konsep dan langkah-langkah kegiatan dalam publikasi
serta aturan main, seperti peran pembaca dan pendengar. Misalnya, dalam
mempresentasekan hasil tulisan puisi yang ditulis dalam kelas dengan
menggunakan LCD serta memperhatikan tema, diksi, makna, ejaan, dan bahasa.
Begitu pula ketika membaca puisi tidak boleh monoton, suara harus jelas, dan
apresiasi. Hal ini penting agar puisi yang dibaca dapat dipahami oleh pendengar.
Kegiatan selanjutnya, siswa diberikan kesempatan untuk membacakan hasil
tulisannya (puisi) di depan kelas. Siswa yang lain mendengarkan pembacaan puisi
sambil mencatat hal-hal yang menjadi kekurangan tulisan (puisi) teman dengan
mengecek aspek-aspek yang diamati. Catatan perbaikan tersebut diserahkan
setelah pembacan selesai.
Pelaksanaan pembelajaran tahap pascamenulis ini difokuskan pada :(1)
pemublikasian tulisan (puisi) dengan membacakan di depan kelas, (2) mengeritik
puisi teman demi kesempurnaan tulisan, dan (3) mendokumentasikan dan
memajangkan di mading sekolah. Kegiatan pembelajaran pemublikasian puisi
dengan membacakan di depan kelas dilakukan secara kelompok dan klasikal.
Pembacaan ditekankan pada ketepatan menyuarakan puisi. Ketepatan dilihat dari
lafal, intonasi, suara yang wajar. Saat salah seorang membaca puisi , siswa yang
59
lain siap dengan catatan untuk menyimak tentang isi puisi sambil mencatat
kesalahan unsur kebahasaanya. Ketika pembacaan selesai dilakukan, maka siswa
yang mencatat kesalahan atau kekurangan temannya diberi kesempatan
memberikan komentarnya untuk menyampaikan hasil catatannya.
Hasil catatan respon berupa pembetulan kesalahan dari temannya,
sebagian besar mereka dapat menerima dengan senang hati. Mereka telah
menyadari bahwa respon teman itu merupakan hasil perbaikan untuk kemajuan di
masa yang akan datang. Sebelumnya, guru sudah menanamkan nilai-nilai
berdiskusi itu sendiri bahwa keritikan, perbaikan adalah untuk kesempurnaan
puisi itu sendiri sebagai antisipasi sekaligus memberikan peningkatan penulisan
puisi selanjutnya.
Guru mengingatkan kembali bahwa bagi siswa yang merasa mengalami
kesalahan atau kekurangan hasil tulisan dapat dibetulkan kembali dengan cara
menuliskan pembetulannya. Saat menuliskan kembali puisinya tampak antusias.
Kemudian, siswa seakan berlomba menyelesaikannya untuk memajankan hasil
tulisannya di tempat yang telah disediakan (mading ) gambaran aktivitas siswa
dalam pembelajaran menulis puisi pada tahap pascamenulis adalah sebagai
berikut.
Siswa yang mewakili dari kelompok 1, melakukan pemublikasian dengan
membacakan puisi yang berjudul, “Pantaiku “ yang dibacakan oleh Safrijal
Prambana dengan memperhatikan ketepatan lafal, ketepatan intonasi, dan
kejelasan suara. Siswa yang baru saja membacakan puisi akan diberikan pujian
60
dan aplaus sebagai pemberi semangat kepada siswa yang akan tampil selanjutnya.
Teks puisi yang ditulis dan dibacakan Safrijal Prambana di bawah ini.
PANTAIKU
Aku Ingin terus mendengar suara ombak Yang membuat hati senang dan damai Bersama pasir putih yang indah Dihamparan luas dari ujung ke ujung
Dan melihat bulan yang terang Dan meraskan angin malam Melihat kepiting yang berjalan Yang diiringi alunan musik
Dan memandan pulau yang indah Pada malam hari menyalakan api unggun Berkumpul bersama memainkan gitar Sampai keesokan harinya Tetap bersama di pantai
Karya : kelompok 1
Siswa yang mewakili kelompok 2, melakukan pemublikasian dengan
membacakan puisi yang berjudul “Pantai Surgaku” yang dibacakan
Muh Zulfitarah dengan memperhatikan ketepatan lapal, ketepatan intonasi dan
kejelasan vokal akan diberikan pujian dan aplaus sebagai pemberi semangat
kepada siswa yang akan tampil.
“PANTAI SURGAKU”
Aku ingin pantaiku surga duniaku Dalam kegelapan ini kami menelurusuri Keindahan alam ini Kami tatap kedepan, kekanan, dan kekiri
Sungguh indah panorama pantai ini Henbusan angin begitu sejuk Terdengar suara ombak Syahdu mendayu ditelingaku
Kami tatap kedepan Memandang kapal-kapal Kokoh dan tangguh
61
Mengarungi pantai menghiasi laut Kami tatap kekiri Melihat pepohonan Dan kios-kios warga Ditepi pantai
Kami tatap kekanan Ada jutaan bebatuan Dan karang kecil Yang menjadi perhiasan pantai ini
Kami tatap kebawah Tempat kami berpijak Duduk di pasir Begitu halus dan putih
Kami tatap keatas Ada jutaan bitang menghiasi Langit dan mengelilingi bulan Bentuk ciptaan sang pencipta
Karya : kelompok 2
Siswa yang mewakili kelompok 3, melakukan pemublikasian dengan
membacakan puisi yang berjudul “Pantai Bira” yang dibacakan oleh Irianto
dengan memperhatiakan ketepatan lafal, ketepatan intonasi dan kejelasan suara
siswa yang baru saja membacakan puisi akan diberikan pujian dan aplaus sebagai
pemberi semangat kepada siswa yang belum mendapatkan kesempatan.
Pantai Bira Aku ingin ... Melihat laut yang sangat biru Bersama Teman-Temanku Dipantai Bira ...
Aku mendengar suara jangkrik Beriringan suara bisikan ombak Kudengar suara mesin Perahu nelayan yang sedang berlayar
Aku duduk dipinggir pantai Sambil menikmati indahnya alam Didepan terlihat pulau Dihiasi dengan pepohonan
62
Berdasarkan pedoman yang dapat dilakukan pada perevisian, tiap-tiap
kelompok membacakan hasil kerjanya. Diperoleh hasil kerja bahwa ada puisi
yang sudah bagus, tetapi perlu direvisi kata-katanya seperti “memandan
seharusnya memandang (tata bahasanya), dilihat luas seharus dipandang mata,dan
tidak ada kata diksi”, beberapa kata yang perlu diberikan huruf “ g” dalam hal ini
penyebabnya kemungkinan karena faktor bahasa daerah. Puisi yang dibacakan
oleh kelompok 1 sudah berbentuk puisi karena ditulis dalam dua bait tapi ini
belum layak dikatakan puisi sebab kalimat yang digunakan tidak ada kata
diksi/kata-kata sebagai simbol tapi menggunakan kalimat yang jelas. Pada puisi
kelompok 3 terdapat penulisan kata didepan yang seharusnya penulisan awalan di
yang seharusnya dipisah, maka penulisannya yang benar di depan karena kata
depan menunjukkan tempat bukan kata kerja. Hal ini memang menjadi masalah
dalam penulisan seseorang, yang kurang memperhatikan penulisan kata depan.
Untuk mengatasi hal tersebut, guru langsung memotivasi dan mengarahkan siswa
agar memberanikan diri tampil di depan kelas karena ini hanya proses
pembelajaran tampil di depan orang banyak, bacalah riwayat hidupnya sastrawan
yang hebat tak satupun orang yang langsung bisa tampil sempurna melainkan
banyak berlatih dan berlatih.
Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian proses dan
penilaian hasil. Penilaian proses meliputi aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran menulis puisi dari tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan
(pramenulis, menulis, pascamenulis )
63
Aktivitas guru di dalam kelas tentu selalu berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Keberhasilan guru menggunakan suatu
metode dalam kegiatan pembelajaran sangat ditentukan tercapainya tujuan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu, aktivitas guru dalam
pembelajaran pascamenulis sangat berhubungan dengan aktivitas siswa dalam
melakukan proses pembelajaran menulis puisi, seperti pada tabel 10.
Tabel 10. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua
No Kegiatan Pembelajaran
Kualifikasi Ket
Aktif Kurang
Aktif
Tidak
Aktif
1 2 3 4 5 6 7 8
Memberi salam hormat kepada guru,melaporkan kehadiran, dan membalas salam guru Menumbuhkan rasa senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Duduk sesuai dengan kelompok kerja yang telah ditetapkan Memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru Membacakan puisi didepan kelas dengan memperhatikan kewajaran intonasi, kelancaran lafal, dan kejelasan suara. Menyimak pembacaan puisi teman kelompok lain dan mencatat kesalahan tata bahasanya Memperbaiki kembali puisi sebagai perbaikan final dengan mepertimbangkan saran dari teman dan balikan dari guru Melakukan pendokumentasian dan pemajangan hasil puisi pada tempat yang telah disediakan mading
√ √
√ √
√
√
√
√
Pada tabel 10 diperlihatkan aktivitas siswa pada pertemuan kedua
menunjukkan bahwa indikator pembelajaran yang telah dirumuskan dalam RPP
64
sebagian besar tercapai. Hanya saja beberapa indikator yang belum optimal
pelaksanaanya. Aspek yang belum optimal akan diperbaiki pada pertemuan
berikutnya.
Hasil analisis penilaian proses yang dicapai siswa selama kegiatan
pembelajaran menulis pada tahap pascamenulis menunjukkan bahwa siswa yang
antusias mengikuti sebanyak 17 orang atau 68,00% siswa yang aktif dalam
mengatur setting kelas dan bergabung ke kelompoknya 24 orang atau 96 %, siswa
yang antusias menyimak dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan
oleh guru mencapai 17 orang atau 68, 00 %, siswa yang berani melakukan unjuk
kerja di depan kelas dengan memperhatikan ketepatan lapal, intonasi,dan
kejelasan suara 15 orang atau 60, 00%, keaktivan menyimak dan mencatat unsur
kriteria puisi telah mencapai 14 orang atau 56, 00 %, siswa yang aktif menulis
perbaikan tuisan berdasarkan saran teman dan dari guru mencapai 19 orang atau
76,00 %, siswa yang aktif melakukan pendokumentasian puisi pada tempat yang
telah disediakan 17 orang atau 68,00 % , siswa yang tidak meninggalkan kelas
tanpa seizin guru 22 orang atau 88,00 %. Rekaitulasi penilaian proses pn s puisi
c. Refleksi Pembelajaran Menulis Puisi Melalui Kemah Wisata
Refleksi data penelitian pembelajaran menulis puisi pada ini difokuskan
pada : 1) perencanaan pembelajaran, 2) pelaksanaan pembelajaran, dan 3)
penilaian pembelajaran. Adapun uraian dari ketiga aspek tersebut dapat disajikan
sebagai berikut.
1). Refleksi perencanaan pembelajaran menulis puisi melalui kemah wisata
65
Refleksi perencanaan pembelajaran menulis puisi pada merupakan hasil
pengamatan terhadap persiapan guru tehadap bahan pembelajaran menulis di
lokasi kemah wisata, meliputi RPP, media, alat dan sumber pembelajaran.
Adapun refleksi perencanaan pembelajaran menulis puisi sebagai berikut.
1. Guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tidak
memerhatian alokasi waktu dalam setiap komponen pembelajaran,
sehingga guru tidak dapat menggunakan waktu secara efektif. Pada
pertemuan perlu diperhatikan alokasi waktu pada setiap langkah kegiatan
pembelajaran agar guru dapat mengelolah waktu secara efektif.
2. Kegiatan pramenulis dapat direncanakan dengan berbagai cara, antara lain
latihan mengumpulkan ide-ide dengan berjalan-jalan, mengamati alam
sekitar, bahkan duduk menyendiri di tempat yang tenang nan sunyi.
Artinya penulis pemula memerlukan konsentrasi atau menjaukan dari
perasaan yang tidak bebas (senang), agar bisa menuangkan ide, gagasan
dan perasaanya kedalam kertas berupa puisi.
2). Refleksi pelaksanaan pembelajaran menulis puisi melalui kemah wisata
Refleksi pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dapat dibagi menjadi (1)
tahap pramenulis, (2) tahap menulis, dan(3) tahap pascamenulis. Adapun, wujud
pelaksanaan dari ketiga tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
Pertama, refleksi pelaksanaan pembelajaran menulis puisi tahap
pramenulis dilakukan oleh peneliti dan guru untuk mendapatkan gambaran
tercapainya tujuan pembelajaran menulis. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guru agar lebih baik pelaksanaanya pada kegiatan selanjutnya,
66
meliputi (1) mengamati alam dan berjalan-jalan untuk mengumpulkan ide,
gagasan, perasaan, dan guru hendaknya menentukan alokasi waktu sehingga siswa
bisa menggunakan waktu seefektif mungkin, (2) melalui pengamatan sebaiknya
tidak bebas (berkelompok) agar mereka betul mengamati, berjalan-jalan untuk
mengumpulkan ide-ide, gagasan, dan perasaan yang akan dituangkan lewat
tulisan. Bukan berjalan bebas (santai) tanpa tugas.
Kedua, refleksi pelaksanaan pembelajaran tahap menulis, meliputi : (1)
siswa mengembangkan ide-ide, gagasan, dan ungkapan perasaan dengan kata-kata
sehingga menjadi satu bait puisi (minimal), (2) siswa dilatih menuangkan idenya
lewat menulis puisi dengan tema ditentukan oleh siswa sendiri, (3) dalam proses
penyuntingan atau pengeditan hendaknya dilakukan dengan teman kelompok
melalui sharing, tetapi guru berperan sebagai pendamping. Penyuntingan
berkaitan dengan kata-kata yang bermakna kiasan dan yang lainnya dalam puisi,
siswa lebih banyak mengalami kesalahan. Oleh karena itu, setelah dilakukan
penyuntingan tulisan puisi oleh siswa akan dilakukan kembali sebelum memasuki
pertemuan kedua.
Ketiga, refleksi pelaksanaan pembelajaran tahap pascamenulis, meliputi :
(1) guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakan puisinya
di depan kelas bukan hanya perwakilan masing-masing dari kelompok yang
ditentukan oleh guru tetapi sebaiknya diacak, guru perlu memberikan perbaikan
atas tampilan unjuk kerja siswa sekaligus memberikan penguatan, (2) guru perlu
memberikan contoh membaca puisi di depan kelas sesuai dengan lafal, intonasi
yang wajar, ketepatan menyuarakan dengan wajar, dan penuh penghayatan.
67
Temuan tahap penilaian pembelajaran menulis puisi melalui kefektifan
kemah wisata sebagai berikut.
1) Dalam penilaian proses ditemukan adanya antusias, aktivitas, kerja sama,
dan merasa senang selama pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
melalui kemah wisata.
2) Untuk menilai antusias, aktivitas, produktivitas, dan kerja sama siswa
selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi tersebut bermanfaat untuk memberikan
arahan kepada guru tentang aktivitas yang perlu dilakukan dan harus
dikuasai oleh siswa.
Hasil analisis data penilaian hasil kerja atau puisi siswa dalam pembelajaran
menulis puisi berdasarkan beberapa indikator penilaian. Refleksi penilaian hasil
pembelajaran menurut hasil analisis data penilaian hasil kerja atau puisi siswa
dalam pembelajaran menulis kreatif puisi belum semua aspek mengalami
peningkatan yang signifikan. Hal ini, masih ada beberapa aspek pembelajaran
yang perlu dioptimalkan oleh guru, terutama berkenan dengan proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi penilaian pembelajaran menulis puisi
yang dilakukan oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba melalui keefektifan
kemah wisata dapat simpulkan sebagai berikut.
1. Penilaian proses dilaksanakan oleh guru sesuai dengan panduan
rambu-rambu analisis proses dan dilaksanakan dengan baik.
Tujuannya untuk memberikan catatan khusus tentang aktivitas siswa
yang perlu diperbaiki untuk pembelajaran menulis selanjutnya.
68
2. Penilaian hasil dilakukan guru dengan mengoreksi tulisan siswa
(puisi) berdasarkan rambu yang telah ditentukan. Penilaian hasil
pembelajaran menulis puisi bertujuan untuk menyempurnakan hasil
karya siswa untuk menjadi yang lebih baik dan meningkatkan
kemampuan guru dalam menganalisis perkembangan kemampuan
siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
3. Keefektifan Penerapan Kemah Wisata dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi pada
pertemuan pertama kelas eksperimen pada tabel di atas menunjukkan rasa senang
mengikuti pembelajaran menulis puisi, ini bisa dilihat sangat antusiasnya siswa
memperhatikan penjelasan guru bahasa Indonesia dan salah satu puisi siswa yang
ditulis, sebagai berikut.
Ombak dilaut (Muh.Ichwan, 29 Februari 2016) Indahnya ombak-ombak dilaut Pada saat berkejar-kejaran Itu semua karena alam Yang telah memancarkan keindahannya
Ombak –ombak dilaut Engkau sangat indah dipandangmata Ingin rasanya tetap bersamamu Walaupun badai menhadang
Hasil analisis penilaian proses yang berhasil dicapai siswa selama kegiatan
kemah wisata dalam pembelajaran tahap pramenulis dan menulis puisi
menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan kemah wisata sebanyak 28
orang atau 88,00% dari 32 jumlah siswa dikelas X, 3 orang siswa atau 9 ,00 %
sakit, dan 1 orang atau 3,00 % tidak mendapat izin dari orang tua. Kegiatan
69
pramenulis menunjukkan bahwa siswa yang antusias mengikuti kegiatan
apersepsi sebanyak 24 orang atau 75,00 %, siswa antusias memperhatikan tujuan
pembelajaran 24 orang atau 75,00 %, keseriusan menerima penjelasan materi
pembelajaran menulis kreatif puisi dari guru sebanyak 26 orang atau 82,00 % ,
siswa yang aktif berdiskusi dengan temannya untuk menentukan tema atau judul
sebanyak 26 0rang atau 82,00 %, siswa yang memliki kedisiplinan dalam
memanfaatkan waktu sebanyal 22 orang atau 69,00 %, dan tak satupun siswa yang
meninggalkan lokasi kemah wisata tanpa seizin guru.
Penilaian pembelajaran menulis puisi, siswa menunjukkan tanggung jawab
dan percaya diri terhadap puisi yang ia tulis, karena merasa yakin kebenarannya,
ketika kegiatan mengedit atau merevisi, tampak intraksi antar siswa dan kerja
sama untuk menyelesaikan tugas menulis puisi. Hasil unjuk kerja siswa dalam
keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi, hasil penilaian guru
bahasa Indonesia menunjukkan bahwa siswa yang mampu menulis puisi dengan
kateori baik 20 orang atau 63,00 %, siswa yang menulis dengan kategori cukup 8
orang atau 25,00 %, dan siswa yang tidak hadir dengan alasan sakit 3 orang atau
9,00% dan 1 orang siswa absen atau 3,00%ekafikulasi hasil mp
Penilaian pembelajaran menulis puisi, siswa menunjukkan tanggung jawab
dan percaya diri terhadap puisi yang ia tulis, karena merasa yakin kebenarannya,
ketika kegiatan mengedit atau merevisi, tanpak intraksi antar siswa dan kerja sama
untuk menyelesaikan tugas menulis puisi. Hasil unjuk kerja siswa dalam
keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi pada kegiatan
70
pertama. Pada penilaian hasil tulisan sebagian besar sudah menunjukkan puisi
yang baik (pemikiran, ide, bentuk, dan kesan).
Adapun, hasil tulisan (puisi) pada kegiatan kedua hasil penilaian guru
bahasa Indonesia menunjukkan bahwa siswa yang mampu menulis puisi dengan
baik 24 orang atau 87 %, siswa yang menulis dengan kategori sedang 3 orang
atau 10 %, siswa yang menulis dengan kategori cukup 1 orang atau 3 %. (pada
lampiran 3b).
B. Penyajian Hasil Analisis Data
Berdasarkan paparan, teori, pendekatan, dan data penelitian maka dapat
diuraikan dan dideskripsikan secara rinci hasil penelitian tentang keefektifan
kemah wisata dalam pembelajaran menulisk puisi siswa kelas X SMK Negeri 1
Bulukumba. Oleh karena itu, untuk mengungkap hal tersebut, analisis berikut ini
dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu penyajian data kemampuan menulis
puisi siswa kelas X SMK Negeri I Bulukumba kelompok eksperimen ( dengan
kemah wisata ) dan kelompok kontrol ( tanpa kemah wisata) dengan
menggunakan analisis uji t dan analisis SPSS versi 17,0.
1. Analisis uji t
a. Analisis Data Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen ( X.TAV) terdiri dari 32 orang siswa. Dari 32 orang
siswa hanya 27 orang saja yang mengikuti tes, 5 orang siswa yang tidak
mengikuti tes karena memiliki alasan yang berbeda, ada yang sakit, izin, alpa,
yang mengikuti kegiatan di luar sekolah. Dari 27 orang siswa yang dianalisis
diperoleh gambaran yaitu: tidak ada siswa yang memperoleh skor 20 sebagai skor
71
maksimal, skor 19 yang diperoleh 3 orang siswa, dan skor 15 yang terendah
dicapai 5 orang siswa.
Perolehan skor siswa tertinggi sampai skor terendah secara berurutan
dapat diuraikan sebagai berikut: skor tertinggi yang dicapai siswa yaitu 19 yang
diperoleh oleh 3 orang siswa (11,1%); sampel yang memperoleh skor 18
berjumlah 5 orang ( 18,5%) %); sampel yang memperoleh skor 17 berjumlah 8
orang ( 29,7%)%); sampel yang memperoleh skor 16 berjumlah 6 orang
( 22,5%)%); sampel yang memperoleh skor 15 berjumlah 5 orang ( 18,5%).
Gambaran lebih jelas dan tersusun rapi dari skor tertinggi sampai dengan
terendah yang diperoleh siswa kelas eksperimen beserta frekuensinya dapat dilihat
pada Tabel 11 berikut:
Tabel 11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Siswa Kelas Eksperimen
No Skor Mentah Frekuensi Persentase ( % )
1 1 3 4
1
2
3
4
5
19
18
17
16
15
3
5
8
6
5
11,1
18,5
29,5
22,5
18,5
Jumlah 28 100
72
Sebelum skor mentah ditransformasikan ke dalam nilai 1-10 , maka
terlebih dahulu ditentukan ukuran tendensi sentral yang digunakan dalam
mengolah data dalam bentuk rumus:
Xi = 60% dari skor maksimal
= 60% x 20
= 12
Langkah selanjutnya, mencari deviasi standar sebagai ukuran penyebaran
data. Rumus yang digunakan untuk menentukan deviasi standar, sebagai berikut:
Si = 푥 푋푖
= 푥 12
= 3
Dengan demikian, deviasi standar data tersebut adalah 3. Selanjutnya,
mean dan deviasi standar yang telah diperoleh ditransfer ke dalam konversi angka
berskala 1-10, untuk lebih jelasnya dapat diperlihatkan pada Tabel 12 berikut ini.
73
Tabel 12 Konversi Angka Kedalam Nilai Berskala 1-10
Skala Sigma Nilai Skala Angka Ekuivalen Nilai
Mentah
2,25
+1,75
+1,25
+0,75
+0,25
−0,25
−0,75
−1,25
−1,75
−2,25
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
12+(2,25 x 3) = 18,75
12+(1,75 x 3) = 17,25
12+(1,25 x 3) = 15,75
12+(0,75 x 3) = 14,25
12+(0,25 x 3) = 12,75
12−(0,25 x 3) =11,25
12−(0,75 x3) =9,75
12−(1,25 x 3 ) =8,25
12−( 1,75 x 3 ) =6,75
12−( 2,25 x 3 ) =5,25
19-20
17-18
16
14-15
13
11-12
10
8-9
7
<6
Berdasarkan Tabel 12 tersebut, skor mentah siswa dapat dikonversi ke
dalam nilai berskala 1-10 sekaligus dapat pula diketahui nilai, frekuensi, dan
persentase tingkat kemampuan menyimak puisi siswa kelas X SMK Negeri I
Bulukumba, seperti tampak pada Tabel 13 berikut ini.
Tabel 13 Frekuensi dan Persentase Nilai Kompetensi Siswa Kelas
Eksperimen
74
No Skala Nilai Frekuensi Persentase ( % )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
3
13
6
5
0
0
0
0
0
0
11,11
48,15
22,22
18,52
0
0
0
0
0
0
Jumlah 27 100
Berdasarkan Tabel 13 diperoleh gambaran bahwa nilai yang diperoleh
sampel sangat bervariasi. Sebanyak 3 orang ( 11,11%) yang memperoleh nilai 10
sebagai nilai tertinggi; sampel yang memperoleh nilai 9 sebanyak 13 orang
( 48,15%); sampel yang memperoleh nilai 8 sebanyak 6 orang ( 22,22% ); dan
sampel yang memperoleh nilai 7 sebagai nilai terendah sebanyak 5 orang
( 18,52%).
75
Berdasarkan perolehan nilai dan persentase tersebut, dapat diketahui
jumlah nilai siswa dalam menulis puisi dengan keefektifan kemah wisata, seperti
tampak pada tabel 14 berikut.
Tabel 14 Jumlah Nilai Siswa Kelas Eksperimen
No Nilai Frekuensi ( N ) X ( Nilai x N )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
3
13
6
5
0
0
0
0
0
0
30
117
42
35
0
0
0
0
0
0
Jumlah 27 ∑푋 = 230
Berdasarkan Tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata atau
( X ) siswa kelas eksperimen ( keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran
menulis puisi ) adalah 8,51 yang diperoleh dari rumus:
X = N
X
76
X =
X = 8,51
Hasil nilai rata-rata tersebut dapat ditransformasikan ke dalam tabel
klasifikasi kompetensi siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba dalam menulis
puisi dengan keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Untuk mengetahui kompetensi siswa dalam menulis puisi, dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel 15 Kompetensi Menulis Puisi dengan Kemah Wisata dalam
Pembelajaran Menulis Puisi
No Interval Frekuensi Nilai Rata-Rata Tingkat Hasil Belajar
1
2
3
4
5
9,0-10
8,0-8,9
6,5-7,9
5,5-6,4
0,0-5,4
8
14
5
0
0
8,51
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Berdasarkan Tabel 15 tersebut, maka nilai rata-rata kompetensi menulis
puisi dengan keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi siswa
kelas eksperimen dikategorikan tinggi. Hal ini terlihat pada tabel di atas yang
77
menunjukkan bahwa nilai 8,51 berada pada rentang nilai 8,0-8,9 ( kategori
tinggi).
b. Analisis Data Kelas Kontrol
Pada kelas kontrol yakni kelas X.NKPI berjumlah 37 orang siswa. Akan
tetapi untuk memudahkan menganalisis maka jumlah sampel disamakan dengan
jumlah sampel pada kelas eksperimen yaitu 27 orang. Dari hasil analisis data tes
prestasi belajar bahasa Indonesia dalam hal ini menulis puisi dan dianalisis maka
diperoleh gambaran, yaitu: tidak ada siswa yang mampu memperoleh skor 100
sebagai skor maksimal. Skor tertinggi yang didapatkan pada kelas kontrol adalah
16 yang dicapai oleh 3 orang. Sedangkan skor terendah 11 dicapai oleh 5 orang.
Perolehan skor siswa dari skor tertinggi sampai skor terendah secara
berururtan dapat diuraikan sebagai berikut: skor tertinggi yang diperoleh oleh
siswa yaitu 16 yang diperoleh oleh 3 orang (11,0%); sampel yang memperoleh
skor 14 berjumlah 7 orang (26,0%); sampel yang memperoleh skor 13 berjumlah
7 orang (26,0%); sampel yang memperoleh skor 12 berjumlah 5 orang (18,5%);
sampel yang memperoleh skor 11 berjumlah 5 orang (18,5%).
Gambaran lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini:
Tabel 16 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Siswa Kelas Kontrol
No Skor Mentah Frekuensi Persentase ( % )
1 1 3 4
1
2
3
16
14
13
3
7
7
11,0
26,0
26,0
78
4
5
12
11
5
5
18,5
18,5
Jumlah 27 100
Sebelum skor mentah ditransformasikan ke dalam nilai berskala 1-10 ,
maka terlebih dahulu ditentukan ukuran tendensi sentral yang digunakan dalam
mengolah data dalam bentuk rumus:
Xi = 60% dari skor maksimal
= 60% x 20
= 12
Langkah selanjutnya, mencari deviasi standar sebagai ukuran penyebaran
data. Rumus yang digunakan untuk menetukan deviasi standar, sebagai berikut:
Si = 푥 푋푖
= 푥 12
=3
Dengan demikian, deviasi standar data tersebut adalah 15. Selanjutnya,
mean dan deviasi standar yang telah diperoleh ditransfper ke dalam konversi
angka berskala 1-10, untuk lebih jelasnya dapat diperlihatkan pada Tabel 11
berikut ini.
79
Tabel 17 Konversi Angka Kedalam Nilai Berskala 1-10
Skala Sigma Nilai Skala Angka Ekuivalen Nilai
Mentah
+2,25
+1,75
+1,25
+0,75
+0,25
−0,25
−0,75
−1,25
−1,75
−2,25
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
12+(2,25 x 3) = 18,75
12+(1,75 x 3) = 17,25
12+(1,25 x 3) = 15,75
12+(0,75 x 3) = 14,25
12+(0,25 x 3) = 12,75
12−(0,25 x 3) =11,25
12−(0,75 x3) =9,75
12−(1,25 x 3 ) =8,25
12−( 1,75 x 3 ) =6,75
12−( 2,25 x 3 ) =5,25
19-20
17-18
16
14-15
13
11-12
10
8-9
7
<6
Berdasarkan Tabel 17 tersebut, skor mentah siswa dapat dikonversi ke
dalam nilai berskala 1-10 sekaligus dapat pula diketahui nilai, frekuensi, dan
persentase tingkat kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri I
Bulukumba tanpa kemah wisata, seperti tampak pada Tabel 18 berikut ini.
Tabel 18 Frekuensi dan Persentase Nilai Kompetensi Siswa Kelas Kontrol
No Skala Nilai Frekuensi Persentase ( % )
1
2
10
9
0
0
0
0
80
3
4
5
6
7
8
9
10
8
7
6
5
4
3
2
1
3
7
7
10
0
0
0
0
11,11
25,93
25,93
37,03
0
0
0
0
Jumlah 27 100
Berdasarkan Tabel 18 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai yang
diperoleh sampel sangat bervariasi. Sebanyak 3 orang siswa memperoleh nilai 8
dengan persentase 11,11% sebagai perolehan nilai tertinggi dan yang lain tersebar
mulai dari nilai 7-5 dapat diuraikan sebagai berikut, sebanyak 25,93% atau 7
siswa memperoleh nilai 7 dan sebanyak 25,93% atau 7 orang siswa memperoleh
nilai 6 dan sebanyak 37,03% atau 10 orang siswa yang memperoleh nilai 5
sebagai nilai terendah.
Berdasarkan perolehan nilai dan persentase tersebut, dapat diketahui
jumlah nilai siswa dalam menulis puisi dengan tanpa kemah wisata, seperti
tampak pada tabel 19 berikut
Tabel 19 Jumlah Nilai Siswa Kelas Kontrol
No Nilai Frekuensi ( N ) X ( Nilai x N )
81
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0
3
7
7
10
0
0
0
0
0
0
24
49
42
50
0
0
0
0
Jumlah 27 ∑푋 = 165
Berdasarkan Tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata atau
( X ) siswa kelas kontrol tanpa kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi
adalah 5,7 yang diperoleh dari rumus:
X = N
X
X =
X = 6,11
Hasil nilai rata-rata tersebut dapat ditransformasikan ke dalam tabel
klasifikasi kompetensi siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba dalam menulis
puisi tanpa kemah wisata dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk
82
mengetahui kompetensi siswa dalam menulis puisi, dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel 20 Kompetensi Menulis Puisi tanpa Kemah Wisata dalam
Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas Kontrol
No Interval Frekuensi Nilai Rata-Rata Tingkat Hasil Belajar
1
2
3
4
5
9,0-10
8,0-8,9
6,5-7,9
5,5-6,4
0,0-5,4
0
3
9
15
0
6,11
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Berdasarkan Tabel 20 tersebut, maka nilai rata-rata kompetensi menulis
puisi dengan tanpa kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas
kontrol dikategorikan rendah. Hal ini terlihat pada tabel di atas yang menunjukkan
bahwa nilai 6,11 berada pada rentang nilai 5, 5-6,4 ( kategori rendah).
c. Analisis Keefektifan Kemah Wisata dalam Pembelajaran Menulis Puisi Siswa
Kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba
Berdasarkan hasil analisis data tes kelas eksperimen dan kontrol dapat
diketahui keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas
83
X SMK Negeri I Bulukumba, untuk menghitung tersebut, digunakan rumus uji t
sebagai berikut.
Diketahui:
N = 27
X = M1 =230/27 = 8,51
X = M2 = 165/27 = 6,11
d.b = 27-1 = 26
Ditanyakan:
t = .....?
Penyelesaian:
Sebelum mencari nilai t, terlebih dahulu dicari nilai ∑ X12 dan ∑ X 22
karena nilainya belum ditentukan.
∑ X12 = ....?
Adapun rumus untuk mencari nilai ∑ X12 menurut Arikunto adalah:
∑ X12 = ∑ X2 -
Nx 2)(
∑ X2 = Jumlah skor (12+ n2)
(∑ X)2 = Jumlah skor pangkat kuadrat
N = Jumlah sampel
Adapun jumlah X dan X2 pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel
21 di bawah ini
Tabel 21 Nilai dan Nilai Kuadrat yang Diperoleh pada Kelas Eksperimen
84
No. X X2
1 10 100
2 10 100
3 10 100
4 9 81
5 9 81
6 9 81
7 9 81
8 9 81
9 9 81
10 9 81
11 9 81
12 9 81
13 9 81
14 9 81
15 9 81
16 9 81
17 8 64
18 8 64
19 8 64
20 8 64
21 8 64
22 8 64
85
Lanjutan Tabel 21
23 7 49
24 7 49
25 7 49
26 7 49
27 7 49
∑ X = 230 ∑ X2 = 1982
∑ X12 = ∑ X2 -
Nx 2)(
∑ X12 = 1982-
27230 2
∑ X12 = 1982- 27
52900
∑ X12 = 1982 – 1959,25
∑ X12 = 22,75
Setelah jumlah ∑ X12 ditemukan maka, selanjutnya dicari nilai ∑ X22
∑ X22 = ....?
rumus untuk mencari nilai ∑ X22 sama dengan rumus sebelumnya yaitu:
∑ X12 = ∑ X2 -
Nx 2)(
Adapun jumlah X dan X2 pada kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 22 berikut:
Tabel 22 Nilai dan Nilai Kuadrat yang diperoleh pada Kelas Kontrol
86
No. X X2
1 8 64
2 8 64
3 8 64
4 7 49
5 7 49
6 7 49
7 7 49
8 7 49
9 7 49
10 7 49
11 6 36
12 6 36
13 6 36
14 6 36
15 6 36
16 6 36
17 6 36
18 5 25
19 5 25
20 5 25
21 5 25
22 5 25
87
Lanjutan Tabel 22
23 5 25
24 5 25
25 5 25
26 5 25
27 5 25
∑ X =165 ∑ X2 = 1037
∑ X12 = ∑ X2 -
Nx 2)(
∑ X12 =1037 - 27
)165( 2
∑ X12 = 1037- 27
27225
∑ X12 = 1037 – 1008,33
∑ X12 = 28,67
Setelah jumlah ∑ X12 ditemukan maka, selanjutnya dicari nilai ∑ X22
∑ X22 = ....?
rumus untuk mencari nilai ∑ X22 sama dengan rumus sebelumnya yaitu:
∑ X12 = ∑ X2 -
Nx 2)(
Setelah jumlah ∑ X12 dan jumlah ∑ X22 didapat maka langkah
selanjutnya menghitung nilai t:
88
t =
)1(
22
21
21
NN
XX
MM
t =
)127(2767,2875,22
11,651,8
t =
)26(2742,514,2
t =
70242,514,2
t = 073247863,0
4,2
t = 270643424,0
4,2
t = 8,896
Hipotesis yang diuji dengan statistik uji t adalah kemah wisata efektif
dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba.
Hipotesis ini adalah hipotesis alternatif (Ha) Dalam penelitian ini, terungkap
bahwa kelompok siswa yang memanfaatkan kemah wisata dalam pembelajaran
menulis puisi memiliki nilai yang lebih tinggi, maka pengetesan yang digunakan
adalah pengetesan satu arah.
Dalam pengujian statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai berikut:
H0: th < tt (terima) lawan H0: th ≥ tt (tolak)
89
Setelah diadakan perhitungan berdasarkan hasil statistik inferensial
(eksperimen) jenis uji t diperoleh nilai t hitung: 8,896 dan d.b =52 dengan
signifikansi 0,05 dan taraf kepercayaan 0,95. Dengan taraf signifikan 0,05 yang
diambil oleh peneliti maka hal ini meyakinkan bahwa keefektifan kemah wisata
dalam pembelajaran menulis puisi sangat berpengaruh dan efektif digunakan.
Nilai yang dihasilkan mencerminkan bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel.
Makanya H0 ditolak dan H1 diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ada ttabel
dengan taraf kepercayaan 0,95 dengan derajat bebas yang diambil oleh peneliti
adalah 52 namun pada tabel distribusi t tidak ada angka 52 tetapi angka yang
mendekati 52 yaitu 60 maka dihasilkan 1,67 (lihat pada lampiran distribusi t).
Kriteria pengujiannya adalah: H0 diterima jika thitung < ttabel dan H0 ditolak jika
thitung ≥ ttabel.
Ternyata thitung (8,896) > ttabel (1,67).
Berdasarkan perhitungan di atas, maka H0 ditolak dan Ha (hipotesis
penelitian) diterima. Dengan demikian, keefektifan kemah wisata efektif dalam
pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba.
2. Analisis SPSS
Data Hasil Penelitian
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 10 8 10 8 10 8 9 7 9 7
90
Lanjutan Data Hasil Penelitian 9 7 9 7 9 7 9 7 9 7 9 6 9 6 9 6 9 6 9 6 9 6 8 6 8 5 8 5 8 5 8 5 8 5 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5
Statistik Deskriptif
Statistics
27 270 0
8.222 5.6667.1716 .220088.000 6.0000
8.0 6.00.8916 1.14354.795 1.308.582 .389.448 .448
-.083 .266.872 .8723.0 4.007.0 4.00
10.0 8.00222.0 153.00
ValidMissing
N
MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceSkewnessStd. Error of SkewnessKurtosisStd. Error of KurtosisRangeMinimumMaximumSum
KelasEksperimen Kelas Kontrol
91
Frequency Table
Histogram
Kelas Eksperimen
5 18.5 18.5 18.514 51.9 51.9 70.45 18.5 18.5 88.93 11.1 11.1 100.0
27 100.0 100.0
7.08.09.010.0Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Kelas Kontrol
5 18.5 18.5 18.55 18.5 18.5 37.0
14 51.9 51.9 88.93 11.1 11.1 100.0
27 100.0 100.0
4.005.006.008.00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Kelas Eksperimen11.010.09.08.07.06.0
Fre
qu
en
cy
12.5
10.0
7.5
5.0
2.5
0.0
Kelas Eksperimen
Mean =8.22 Std. Dev. =0.892
N =27
92
Statistik Inferensial T-Test
Kelas Kontrol9.008.007.006.005.004.003.00
Freq
uenc
y
12.5
10.0
7.5
5.0
2.5
0.0
Kelas Kontrol
Mean =5.67 Std. Dev. =1.144
N =27
Group Statistics
27 8.2222 .89156 .1715827 5.6667 1.14354 .22008
KelasEksperimenKontrol
NilaiN Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
1.051 .310 9.158 52 .000 2.55556 .27906 1.99559 3.11552
9.158 49.080 .000 2.55556 .27906 1.99479 3.11632
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
NilaiF Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
93
C. Pembahasan Hasil Penelitian Bagian ini membahas hasil penelitian tentang kegiatan pembelajaran
menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba melalui keefektifan
kemah wisata yang telah disajikan pada bagian analisis data dalam keterkaitannya
dengan masalah teori. Dari hasil penelitian dari ketiga rumusan masalah maka
pembelajaran menulis puisi sangat efektif dengan melihat kegiatan yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pada kegiatan pertama dan
dilanjutkan pada kegiatan kedua sangat efektif atau signifikan peningkatannya
dalam pembelajaran menulis puisi dan dalam analisis uji-t dinyatakan H0 ditolak
H1 diterima.
Dari 27 orang siswa kelas eksperimen yang dianalisis diperoleh
gambaran yaitu: tidak ada siswa yang memperoleh skor 20 sebagai skor
maksimal, skor 19 yang diperoleh 3 orang siswa, dan skor 15 yang terendah
dicapai 5 orang siswa.
Perolehan skor siswa tertinggi sampai skor terendah secara berurutan
dapat diuraikan sebagai berikut: skor tertinggi yang dicapai siswa yaitu 19 yang
diperoleh oleh 3 orang siswa (11,1%); sampel yang memperoleh skor 18
berjumlah 5 orang ( 18,5%) %); sampel yang memperoleh skor 17 berjumlah 8
orang ( 29,7%)%); sampel yang memperoleh skor 16 berjumlah 6 orang
( 22,5%)%); sampel yang memperoleh skor 15 berjumlah 5 orang ( 18,5%).
Setelah diadakan perhitungan berdasarkan hasil statistik inferensial
(eksperimen) jenis uji t diperoleh nilai t hitung: 8,896 dan d.b =52 dengan
signifikansi 0,05 dan taraf kepercayaan 0,95. Dengan taraf signifikan 0,05 yang
94
diambil oleh peneliti maka hal ini meyakinkan bahwa keefektifan kemah wisata
dalam pembelajaran menulis puisi sangat berpengaruh dan efektif digunakan.
Nilai yang dihasilkan mencerminkan bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel.
Makanya H0 ditolak dan H1 diterima.
Pembahasan yang melandasi penelitian ini adalah kegiatan aktivitas
pembelajaran menulis puisi melalui keefektifan kemah wisata. Pembahasan setiap
kegiatan mencakup: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (pramenulis, menulis, dan
pascamenulis) dan, (3) penilaian. Adapun uraian setiap kegiatan sebagai berikut:
1. Pembahasan hasil penelitian kegiatan pertama
a. Perencanaan pembelajaran menulis puisi
Pembahasan ini difokuskan pada hasil penelitian yang berkaitan dengan
perencanaan. Kegiatan pembelajaran yang dirancang dengan metode kefektifan
kemah wisata menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran menulis di alam
bebas dan di kelas disusun dalam bebarapa komponen, yaitu (1) kompetensi inti,
(2) kompetensi dasar, (3) indikator pencapaian kompetensi, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pembelajaran, (6) kegiatan pembelajaran, (7)
penilaian,pembelajaran remedial,dan pengayaan, (8) media dan sumber belajar,
penilaian (dilengkapi dengan instrumen penilaian yang sesuai dengan metode
yang digunakan dalam proses pembelajaran di alam bebas).
Komponen-komponen yang tercakup dalam perencanaan pembelajaran di
atas harus disusun secara rinci dan spesifik, sehingga mudah dilaksanakan oleh
perancangnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (dalam Mulyasa.2006:35),
bahwa semua komponen tersebut dirancang secara rinci, spesifik, oprasional, dan
95
dapat dilaksanakan. Berdasarkan pemikiran tersebut, dalam perencanaan
pembelajaran ini berawal dari kompetensi dasar yang dijabarkan ke dalam
komponen indikator pembelajaran. Kemudian dari indikator tersebut dirumuskan
tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis
puisi. Bila tujuan pembelajaran telah ditentukan, maka pemilihan materi menulis
kreatif puisi yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, dan minat
siswa, serta kemampuan siswa siswa berimajinasi perlu dipertimbangkan.
Kegiatan pembelajaran menulis puisi yang dilakukan oleh siswa pada
kegiatan pertama ternyata belum maksimal. Setelah diamati kegiatan tersebut,
ternyata ditemukan fenomena dari aspek perencanaan, seperti belum ada alokasi
waktu yang disiapkan pada setiap langkah pembelajaran dan masih banyak
komponen perencanaan yang tidak disusun baik, sehingga ketidaksistimatisan
tersebut berimplikasi pada proses dan hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi pada kegiatan pertama
Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi melalui kefektifan kemah wisata
dilakukan dalam dua tahap pembelajaran, meliputi: tahap pramenulis, menulis,
dan tahap pascamenulis. Tahapan-tahapan pembelajaran menulis puisi tersebut
dalam pelaksanaannya selalu disertai pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengetahui realisasi program yang telah dibuat dan hasil yang dicapai.
Adapun, pelaksanaan tahapan-tahapan pembelajaran menulis di atas dapat
diuraikan sebagai berikut:
Pertama, dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi pada tahap
pramenulis dan menulis kegiatan pertama ternyata siswa belum mampu
96
mengerjakan tugas pembelajaran dengan baik. Misalnya : masih ada sebagian
kecil siswa belum mampu berimajinasi. Oleh karena itu, perlu latihan dalam
melakukan penuangan ide-ide kedalam kertas dengan menuliskan kata sebanyak-
banyaknya lewat penglihatan, pendengaran, dan merenungkan lewat imajinasi
pikiran masing-masing.
Kegiatan pembelajaran menulis difokuskan pada penuangan ide-ide ke
dalam kertas (puisi). Pada tahap ini siswa diberi kebebasan mengeksplorasi ide-
idenya, dan imajinasinya kedalam bentuk kata-kata. Dalam kegiatan pembelajaran
ini guru memberi motivasi kepada siswa tentang pentingnya menulis dan
manfaatnya menulis puisi, selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru tetap
memantau kegiatan yang dilakukan siswa dalam penulisan puisi. Apabila ada
siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis, maka guru dapat mengarahkan
teman kelompoknya untuk membantu penyelesaian kesulitan tersebut.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya, guru mengarahkan siswa untuk
melakukan penyuntingan tulisan dilakukan dengan sharing dengan teman. Hal ini
sangat penting untuk memeriksa puisi yang ditulis. Dalam menerapkan
penyuntingan tulisan teman, guru memberikan arahan tentang hal-hal yang perlu
disunting dan memberikan bimbingan kepada siswa peserta kemah wisata.
Kedua, kegiatan tahap pascamenulis dilakukan setelah siswa selesai
melakukan kegiatan menulis puisi. Ada tiga hal yang harus dilakukan siswa
dalam kegiatan pascamenulis, yakni membacakan puisinya dengan suara yang
wajar, intonasi, dan lafal yang tepat. Pembacaan puisi siswa di depan kelas diatur
dengan perwakilan kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Ketika siswa
97
membacakan puisinya di depan kelas, guru menugaskan siswa yang lain untuk
menyimak dan mencatat bentuk kesalahan. Setelah itu siswa diberikan
kesempatan untuk menyampaikan komentarnya dan menyerahkan catatan
perbaikan kepada teman yang selesai membacakan puisinya. Selama pembacaan
ditemukan beberapa kesalahan pada kegiatan pertama. Hal ini tidak diberikannya
contoh pembacaan oleh guru bahasa Indonesia. Bila ada siswa yang malu dan
ragu-ragu, maka guru langsung memberikan motivasi dan trik-trik awal yang
perlu dilakukan oleh siswa menjelang gilirang tampil.
Kegiatan presentasi puisi tersebut disambut dengan sangat antusias oleh
siswa, karena mereka dapat melatih mental untuk berani tampil di depan kelas dan
berlatih merespon dengan baik setiap tanggapan yang diajukan oleh temannya.
Kemudian siswa menuliskan kembali perbaikan kesalahan setelah mendapatkan
saran-saran baik dari temannya maupun balikan dari guru.
Kegiatan pembelajaran pascamenulis selanjutnya adalah guru
mengarahkan siswa untuk melakukan pemajanan puisi pada tempat yang telah
disediakan. Dalam kegiatan dokumentasi dan pemajanan puisi pada kegiatan
pertama siswa tampak masih ada yang belum melakukan pemajanan.
c. Pelaksanaan penilaian pembelajaran menulis puisi pada pertemuan pertama
Pelaksanaan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran menulis puisi siswa
kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba melalui kefektifan kemah wisata dibagi
menjadi dua macam penilaian, yaitu (1) penilaian proses pembelajaran menulis
puisi dan (2) penilaian hasil tulisan puisi siswa. Penilaian proses adalah suatu
bentuk penilaian kinerja siswa dalam mengikuti seluruh rangkaian pelaksanaan
98
kegiatan pembelajaran menulis dari tahap pramenulis sampai tahap pascamenulis.
Penilaian hasil adalah suatu bentuk penilaian produk dari kegiatan pembelajaran
menulis, dalam wujud puisi.
Hasil penilaian terhadap kegiatan pembelajaran menulis puisi melalui
keefektifan kemah wisata dilakukan dalam dua bentuk penilaian. Hal ini sejalan
dengan Tomkins (1994:131), yang menyatakan bahwa untuk mengetahui
perkembangan dan kemajuan pembelajaran menulis dan kemampuan menulis
siswa digunakan penilaian proses menulis dan penilaian hasil.
Penilaian poses meliputi penilaian secara keseluruhan proses kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa mulai tahap pramenulis sampai
pascamenulis. Dalam penilaian proses kegiatan pembelajaran ditemukan adanya
antusias, aktivitas, produktivitas dan kesenagan mengikuti pembelajaran menulis
puisi melalui keefektifan kemah wisata. Untuk menilai kesemuanya ini dalam
pembelajaran menulis puisi sangatlah efektif bila pelaksanaan pembelajaran
dilakukan di luar kelas atau di tempat wisata.
Penilaian hasil meliputi hasil tulisan puisi siswa yang dinilai berdasarkan
rambu-rambu yang telah disiapkan. Penilaian hasil dapat meningkatkan guru
dalam meganalisis perkembangan kemampuan siswa dalam menulis puisi yang
dimanfaatkan sebagai dasar perbaikan pembelajaran setiap siswa terhadap apa
yang dipelajarinya, tampak pada keberhasilan tujuan pengajaran. Penilaian hasil
terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran dikumpulkan melalui tahap
pramenulis, menulis dan pascamenulis.
99
Secara umum penilaian hasil pembelajaran menulis puisi melalui
keefektifan kemah wisata pada kegiatan pertama menunjukkan bahwa siswa yang
mampu menulis puisi dengan baik 19 orang atau 60,00 %, siswa yang menulis
dengan kategori cukup 9 orang atau 28, 00 %, siswa yang tidak hadir 4 orang atau
12, 00 %.(pada lampiran 2b)
Berdasarkan pelaksanaan penilaian hasil tulisan yang dicapai oleh siswa
selama pembelajaran menulis puisi pada kegiatan pertama, dapat
direkomendasikan bahwa semua aspek di atas diajarkan ulang pada kegiatan
kedua. Akan tetapi, pada aspek-aspek tertentu yang belum maksimal perlu
mendapatkan penekanan pada pelaksanaan pembelajaran menulis kegiatan kedua
dan bagi siswa yang belum maksimal akan mendapat perhatian dan bimbingan
khusus agar supaya siswa mampu menulis puisi dengan baik sesuai dengan aturan
yang telah di berikan dan mampu membacakan di depan temannya.
2. Pembahasan Hasil Penelitian Kegiatan Kedua
a. Perencanaan pembelajaran menulis puisi pada kegiatan kedua
perencanaan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi melalui keefektifan
kemah wisata pada kegiatan kedua merupakan perbaikan dari perencanaan
kegiatan pertama yang menekankan pada aspek-aspek yang dianggap sulit
diselesaikan oleh siswa. Dalam proses pembelajaran semua aspek pada kegiatan
pertama tetap dipelajari pada kegiatan kedua dan guru membawa siswa
melakukan kemah wisata pada lokasi yang berbeda sebelumnya. Jika pada pada
kegiatan pertama perencanaan pembelajaran tidak ada alokasi waktu untuk setiap
langkah kegiatan pembelajaran, maka pada kegiatan kedua hal yang diperbaiki
100
oleh guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, yakni adanya
pembagian waktu untuk mengefektifkan pelaksanaan setiap langkah
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran menulis direncanakan oleh peneliti dan guru
kolaborator pada kegiatan kedua di samping alokasi waktu, juga disiapkan sarana
penunjang proses pembelajaran. Sarana pembelajaran yang dimaksud, meliputi
suasana belajar yang menyenangkan, papan pengalas untuk menulis serta alam
yang lebih asri yang dapat membangkitkan imajinasi siswa. Oleh karena itu,
perencanaan pembelajaran menulis puisi pada kegiatan kedua memberikan
gambaran bahwa hasil pembelajaran yang dicapai telah mencapai standar
maksimal.
Menulis puisi sangat membantu siswa untuk memindahkan informasi
secara akurat dari diri seseorang ke dalam tulisan. Menulis juga memberikan
nuansa baru bagi pikiran, perasaan, dan dunia batin pembaca. Berkaitan dengan
itu keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi salah satu
aktivitas yang dilakukan siswa SMK Negeri 1 Bulukumba dalam pembelajaran
menulis. Sejalan dengan ini, Tarigan (dalam republik puisi
reeve.blogspot.com/2008) menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu proses
perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan,
keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang
penulis. Hal itu didukung oleh Komadi (dalam republik puisi-
reeve.blogspot.com/2008) mengatakan enam langkah yang harus dilakukan dalam
menulis puisi sebagai berikut:
101
(1) sebelum menulis puisi, sebanyak mungkin membaca puisi-puisi yang ada
dibuku dan majalah, (2) mencari inspirasi dengan mengamati alam lingkungan
sekitar karena hal itu akan memperluas pengalaman estetik kita untuk dituangkan
ke dalam puisi, (3) cobalah membawa catatan kemana kita pergi. Hal ini untuk
mencatat ide yang terlintas dalam pikiran kita agar tidak cepat hilang, (4) tulis apa
yang ada dalam pikiran, perasaan, kegelisaan kita dalam bentuk kata-kata dalam
puisi bebas tanpa beban, (5) baca dan perbaiki puisi yang sudah dibuat, dan (6)
publikasikan ke media massa atau minta kritik, saran dari orang lain sehingga
puisi yang dibuat menjadi semakin manarik dan memunyai nilai estetika tinggi.
Pendalaman materi tersebut dapat memperluas wawasan siswa terhadap aktivitas
menulisnya.
Guru harus dapat mendesain kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa. Sejalan dengan hal itu, Tarigan (dalam La Jarubi 2008:192) menyatakan
bahwa peran guru dalam aktivitas pembelajaran memenuhi kualifikasi sebagai
berikut: (1) informator atau penyampai informasi, (2) organisator mengelolah
kegiatan pembelajaran, (3) konduktor menjaga dan mengatur keserasian kegiaatan
pembelajaran agar terarah kesasaran yang telah ditentukan, (4) inisiator pengambil
inisiatif pertama, sehingga muncul gairah kerja, (5) moderator pengantar siswa ke
arah masalah, (6) fasilitator pemberi kemudahan belajar kepada siswa,
(7) evaluator penilai kegiatan pembelajaran, terutama prestasi belajar siswa.
Dengan demikian, setiap guru dituntut kemampunnya dalam membuat rancangan,
melaksanakan, dan menilai program pembelajaran. Hal ini, Hamalik ( dalam
Mulyasa.2006:52 ) berpendapat bahwa guru yang baik akan berusaha sedapat
102
mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah faktor mengantar keberhasilan guru
yakni senantiasa membuat perencanaan sebelum mengajar agar siswa diharapkan
aktivitas belajar menulisnya menjadi lebih menyenangkan dan terarah.
b. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi melalui keefektifan kemah wisata
dibagi menjadi dua tahap pelaksanaan, yakni : (1) tahap pramenulis dan menulis,
(2) tahap pascamenulis. Tahapan-tahapan pembelajaran menulis tersebut
diuraikan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi tahap pramenulis dan menulis
Berdasarkan uraian dalam analisis data menunjukkan, bahwa pembelajaran
menulis puisi dengan menggunakan keefektifan kemah wisata telah
mengantarkan siswa senang mengikuti pelajaran menulis dan mampu berimajinasi
setelah berjalan-jalan mengamati alam yang asri. Sejalan hal itu, Komadi (dalam
republikpuisi-reeve.blogspot.com/2008) mengemukakan mencari inspirasi dengan
mengamati alam lingkungan sekitar karena hal itu akan memperluas pengalaman
estetik kita untuk dituangkan ke dalam puisi.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa siswa tidak mengalami kendala
dalam berimajinasi seperti pada kegiatan sebelumnya, siswa semakin senang dan
sangat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran pramenulis menulis puisi,
setelah waktu pramenulis selesai siswa semakin atusias melanjutkan dengan
kegiatan menulis puisi. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis
puisi adalah keefektifan kemah wisata dengan komponen-komponennya, seperti
ceramah, menemukan ide, diskusi dan penugasan telah melatih siswa mampu
103
menuangkan ide-ide, kegelisahan, dan perasaannya kedalam tulisan puisi. Dalam
kelompok kerja siswa dapat membantu teman yang mengalami kesulitan dalam
menuangkan idenya kedalam kata-kata puisi, sportif menyelesaikan tugas menulis
dan selalu disiplin menggunakan waktu.
Berdasarkan paparan dalam analisis data pada kegiatan kedua, maka
kegiatan pembelajaran menulis yang dilakukan oleh semua siswa terteliti telah
mampu: (1) menuangkan ide, gagasan atau ungkapan perasaanya ke dalam kata-
kata estetik (puisi), (2) melakukan penyuntingan tulisan puisi.
Hasil temuan yang berkaitan dengan keefektifan kemah wisata dalam
pembelajaran menulis puisi menunjukkan, bahwa siswa telah mampu menulis
puisi dengan baik dan efektif. Hal ini tampak pada hasil kerja siswa, setiap puisi
yang ditulis sudah merupakan ungkapan perasaan siswa berdasarkan
pengalamannya yang dituangkan melalui kata-kata. Samuel Johnson (dalam
republik puisi-reeve.blogspot.com/2008) menyatakan bahwa puisi adalah
peluapan spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, diberi cikal bakal dari
emosi yang terpadu kembali dalam kedamaian.
Perevisian atau perbaikan dilakukan peneliti melalui proses pembelajaran
yang berulang-ulang baik yang terjadwal maupun yang tidak terjadwal.
Diharapkan siswa memperoleh pengalaman dari aktivitas tersebut. Menulis
merupakan suatu proses penuangan gagasan secara tertulis yang masih perlu
diproses ulang atau diperbaiki sharing antarsiswa.
Penilaian hasil meliputi produk puisi siswa yang dinilai bedasarkan
rambu-rambu hasil yang telah disiapkan. Penilaian hasil dapat meningkatkan
104
kemampuan guru dalam menganalisis perkembangan kemampuan siswa dalam
menulis puisi yang dimanfaatkan sebagai dasar perbaikan pembelajaran setiap
siswa. Sasaran yang dinilai dalam penilaian produk puisi adalah tingkat
penguasaan siswa terhadap apa yang dipelajarinya tampak pada keberhasilan
tujuan pengajaran. Penilaian hasil terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran
dikumpulkan melalui tahap pramenulis, menulis, dan pascamenulis.
Secara umum, temuan penilaian hasil pembelajaran menulis puisi melalui
keefektifan kemah wisata menunjukkan, bahwa semua siswa terteliti telah
mencapai 80,00% (kriteria ketuntasan klasikal).
Secara khusus penilaian hasil tulisan siswa selama pembelajaran menulis
puisi pada kegiatan kedua. Adapun, hasil tulisan (puisi) pada kegiatan kedua hasil
penilaian peneliti menunjukkan bahwa siswa yang mampu menulis puisi dengan
baik 10 orang atau 28,00 %, siswa yang menulis dengan kategori cukup 6 orang
atau 20, 00 %, siswa yang menulis dengan kategori baik sekali 16 orang atau 52,
00 %. Jadi siswa yang mampu menulis puisi dengan baik dan baik sekali 80,00%.
Berdasarkan temuan penilian hasil tulisan puisi yang dicapai oleh siswa
selama pembelajaran menulis puisi pada kegiatan kedua, semua siswa yang diteliti
telah mencapai stándar ketuntasan belajar. Walaupun, ada siswa yang mengalami
sedikit hambatan dalam penuangan ide dan gagasan sehingga dapat diatasi dengan
bimbingan peneliti. Dengan demikian, hasil tulisan puisi dan siswa pada kegiatan
kedua telah menunjukkan peningkatan yang signifikan.
105
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah
dipaparkan pada bab IV, maka dalam bab ini dikemukakan simpulan dan saran
yang berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi melalui keefektifan kemah
wisata. Simpulan hasil penelitian dan pembahasannya yang berkaitan dengan
pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba. Saran
berupa sumbangan pemikiran peneliti malalui hasil penelitian ini.
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran menulis puisi yang dilakukan
oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba melalui keefektifan kemah wisata
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan proses dilaksanakan oleh guru sesuai dengan panduan
rambu-rambu analisis proses dan dilaksanakan dengan baik.
Tujuannya untuk memberikan catatan khusus tentang aktivitas siswa
yang perlu diperbaiki untuk pembelajaran menulis selanjutnya.
2. Pelaksanaan proses dilakukan peneliti dengan mengoreksi tulisan
siswa (puisi) berdasarkan rambu yang telah ditentukan. Pelaksanaan
Penilaian hasil pembelajaran menulis puisi bertujuan untuk
menyempurnakan hasil karya siswa menjadi lebih baik dan
meningkatkan kemampuan peneliti dan guru dalam menganalisis
perkembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
106
3. Penilaian proses menunjukkan peningkatan efektivitas dalam
memberikan arahan kepada siswa tentang aktivitas yang harus
dilakukan dan keterampilan menulis puisi yang harus dikuasai oleh
siswa kelas X SMKN 1 Bulukumba melalui keefektifan kemah
wisata. Penilaian hasil pembelajaran menulis puisi siswa kelas
eksperimen pada kegiatan pertama dari 32 orang siswa kelas X TAV
hanya 28 orang siswa yang mengikuti pembelajaran menulis puisi.
Pada kegiatan ini baru 18 orang siswa yang mampu menulis puisi
dengan kategori baik atau 60 % ini belum tuntas secara klasikal. Maka
peneliti melanjutkan penelitian pada kegiatan berikutnya dengan
memperbaiki aspek perencanaan dan mengoptimalkan pelaksanaan
proses. Kemudian, penilaian hasil pada kegiatan kedua menunjukkan
peningkatan signifikan, yaitu tinggal 6 orang siswa yang menulis puisi
dengan kategori cukup atau 20%, ini berarti sudah tuntas secara
klasikal atau 80,00% siswa mampu menulis puisi dengan baik.
Dengan demikian hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa
pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba melalui
keefektifan kemah wisata mengalami peningkatan yang signifikan dari 60 % pada
kegiatan pertama menjadi 80 % pada kegiatan kedua..
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran menulis puisi melalui
keefektifan kemah wisata, maka dikemukakan saran sebagai berikut:
107
1. Bagi guru, agar membuat perencanaan pembelajaran yang disusun
secara matang dengan mempertimbangkan aspek kondisi siswa
sebelum melaksanakan pembelajaran.
2. Guru yang mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran
menulis puisi hendaknya menggunakan keefektifan kemah wisata.
Metode tersebut terbukti dan dapat mengatasi masalah pembelajaran
menulis puisi di kelas, karena siswa dapat berimajinasi dan menyusun
kata-kata menjadi sebuah puisi.
3. Sebaiknya guru mencari solusi dan memilih metode yang tepat dalam
mengelolah pembelajaran sehingga materi yang sulitpun dapat diatasi
dengan baik. Pembelajaran menulis dianggap sulit bagi siswa tetapi
pada kenyataanya dapat dijadikan lebih mudah karena pemilihan
metode yang tepat.
4. Sebaiknya guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak hanya
menilai hasil belajar, tetapi lebih menekankan penilaian proses
pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang inovatif adalah
keefektifan kemah wisata dalam pembelajaran menulis puisi.
5. Kepada guru kegiatan pembelajaran menulis puisi sebaiknya
dilaksanakan dialam terbuka (diluar kelas) supaya siswa dapat
merenung, berimajinasi dan akhirnya dapat ia tuangkan dalam bentuk
tulisan (puisi).
108
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1996. Isi dan Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia : Pendekatan Terpadu dan Pendekatan Proses. Malang : FPBS IKIP Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta Budiarman, Andi. 2007. Keefektifan Penggunaan Rekaman Bencana Alam
Tsunami dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X SMA Negeri 1 Watansoppeng.(Hasil Penelitian). Soppeng SMA Negeri I Lili Riaja
Dave, Meier. 2004. The Accelerated Learning Handbook.Bandung. Kaifa Depdiknas. 2006.Standar Isi.Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP)
Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra. Yogyakarta .Kota Kembang.
Hidayat, Kosasi, dkk. 1987. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung:Bina Cipta..
Jarubi, La. 2008. Penerapan Metode Konstruktivistik dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Argumentasi Siswa.Tesis tidak diterbitkan. Makassar. Universitas Negeri Makassar
Kusmianto, Arif. 2007. Meningkatkan Ketuntasan Belajar Fisika dengan Menggunakan Media A”deneng (Hasil Penelitian) SMP Negri 3 Bulukumba
Masnur, M. 2008 Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual. Jakarta : Bumi Aksara
Muliati, Yeti. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Mulyasa, E. 2006. Kurukulum Satuan Pendidikan : Sebuah Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
109
_________.2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara
Nasir, Muhammad. 2005.Keefektifan Pengajaran Puisi dengan Menggunakan Metode Bermain Peran pada Siswa SMA Negeri di Kabupaten Bantaeng.Tesis tidak diterbitkan. Makassar. Universitas Negeri Makassar.
Nauman, Indra Jaya. 2000. Penuntun Mengenali, Memahami, dan Menghargai
Puisi. Jakarta: Adi Cita. Nurgiyantoro, Burhan.1996. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Phyllis, Creme. 2008. Panduan Menulis untuk Mahasiswa dan Pelajar . Jakarta :
Macanan Jaya Cemerlang
Pradopo, Rachmad, Djoko. 2000 Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Pupuh, Fathurrahman. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : .Refika
Aditama
Salam. 2009. Pendidikan Penulisan Kreatif. Makassar :Badan Penerbit UNM Makassar
Syafi’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta : Depdikbud
Syamsuddin. 2006.Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi melalui Metode
Karyawisata Siswa Kelas VII.c SMP Negeri 3 Bulukumba.(Hasil Penelitian) SMP Negeri 3 Bulukumba
Tarigan, Henry Guntur 2000, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tompkins, L.M and Hoskisson, K. 1994. Language Art Content and Teaching Strategies. New York : Macmillan.
110
Tompkins, G.E. 1990.Teaching Writing : Balancing Process and Product. New York : Macmillan
Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
111
RIWAYAT HIDUP
A.Abdul Rahman dilahirkan di Bulukumba,
Kabupaten Bulukumba pada tanggal 12 Desember 1970.
Penulis merupakan anak ketiga dari enam bersaudara,
buah kasih sayang pasangan H. Andi Mansur Rasyid,
dan Sitti Hasmah
Penulis memulai pendidikan dibangku SD Negeri 7 Ela-Ela. Selanjutnya,
penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Bulukumba, dan pendidikan
menengah atas di SMA Negeri 198 Bulukumba. Pada tahun 1992, penulis
melanjutkan pendidikan di Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Ujungpandang dan
lulus pada Fakultas Bahasa dan Seni, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan
Daerah, program studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Bugis D-3. Pada tahun
2007 terangkat menjadi CPNS di SMP Negeri 8 Bulukumba dan pada tahun 2009
menyelesaikan Pendidikan di Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
Muhammadiyah Bulukumba. Pada tahun 2013 di mutasi ke SMK Negeri 1
Bulukumba sampai sekarang dan pada tahun 2014 terdaftar sebagai mahasiswa
Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Makassar
Berkat rahmat Allah swt dan iringan doa dari orang tua, istri, saudara, putra-putri
dan semua sahabat, perjuangan panjang penulis dalam mengikuti pendidikan di
perguruan tinggi ini dapat berhasil dengan tersusunnya tesis yang berjudul”
Keefektifan Kemah Wisata dalam Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas X
SMK Negeri 1 Bulukumba Kabupaten Bulukumba ”
112
Lampiran ; Instrumen Soal Instrumen Penelitian Kelas Eksperimen
Nama : …………………………. Nis : ………………………… Kelas : ……………….. I. Tulislah nama, Nis, dan kelas!
II. Berilah tanda silang ( X) huruf di muka jawaban yang benar!
Soal Pilihan Ganda 1. Tema puisi “ Senja di pelabuhan kecil” adalah…
a Ketuhanan b Kemanusian c Kekecewaan d Kasih tak sampai
2. Perasaan yang terkandung dalam puisi “ Senja di pelabuhan kecil” adalah… a Keharuan b Kepasrahan c Kegembiraan d Kedukaan
3. Puisi “ Senja di pelabuhan kecil” beraliran … a Ekspresionis b Impresionis c Psikologis d Romantis
4. Dalam puisi “ Senja di pelabuhan kecil” kepada siapakah dia berbicara… a Kepada diri sendiri b Kepada orang lain c Kepada kekasihnya d Kepada siapa saja
5. Maksud penyair dengan” senja di pelabuhan kecil” adalah… a Kota kecil yang ada di pelabuhan b Kesedihan di sebuah pelabuhan kecil c Kemarahan yang terjadi dipelabuhan kecil d Cerita yang terjadi di sebuah pelabuhan kecil
6. Siapakah yang berbicara dalam puisi “ Senja di pelabuhan kecil”adalah…
a Pengarang b Orang lain c Pemuda d Aku lirik
7. “Ini kali tidak ada yang mencari cinta diantara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal-kapal perahu tiada berlaut mengembus air dalam mempercaya mau berpaut Makna puisi di atas adalah….
113
a Si aku lirik pasrah b Si aku lirik tak mau bercinta lagi c Si aku lirik mengalami kekecewaan d Si aku lirik marah
8. Di tinjau dari kandungan isi dan bahasa yang dipergunakan pengarang puisi “ Senja di pelabuhan kecil” adalah…
a Personal, impresif, diafan b personal, impresif, prismatis c personal, impresif, hermetis d Impresonal, diafan, prismatis
9. Nada puisi “ Senja di pelabuhan kecil”adalah… a Menasihati b Menggurui c Mengimbau d Memelas
10. Aliran sastra Chairil Anwar adalah… a Ekspresionis b Impresionis c Kubuisme d Dadaisme
11. Puisi ” Sebuah Kamar” memiliki tema… a Penderitaan b Kemanusian c kemiskinan d Ironi kehidupan
12. Perasaan yang terkandung dalam puisi ” Sebuah Kamar” adalah… a Benci b Suka c Belas kasihan d Simpati
13. “ Sebuah jendela menyerahkan kamar ini, pada dunia, pada dunia. Maksud kalimat di atas adalah…
a Sebuah keluarga yang ingin membuka rahasianya kepada orang banyak
b Si aku lirik bersimpati kepada keluarganya c Si aku lirik berimpati kepada keluarganya d Si aku lirik kecewa dengan keadaan keluarganya
14. Suasana yang tercermin dalam puisi ” Sebuah Kamar” di atas adalah… a Antipati b Kegelisahan c Ketenangan d Main-main
15. Puisi ” Sebuah Kamar” beraliran… a Simbolis b Naturalis c Mistis
114
d Ekspresionis 16. ” Sebuah Kamar” maknanya…
a Sebuah penderitaan b Sebuah penjara c Sebuah keluarga d Sebuah penyerahan
17. “ Matanya menatap orang terselip di batu” maknanya adalah… a Penderitaan seseorang yang tak ada orang lain bisa menolong b Orang yang tak berdaya karena terhimpit penderitaan c Orang yang benar-benar terselip di batu d Orang yang putus asa dan pasrah
18. Puisi ” Sebuah Kamar” bernada sinis sebab… a Ibuku tertidur dalam sendu b Sekeliling dunia bunuh diri c Aku salah Satu d Terlalu sempit buat menyuap nyawa
19. Dalam ” Sebuah Kamar” kepada siapakah dia berbicara… a Kepada diri sendiri b Kepada orang lain c Kepada pembaca d Kepada pemerintah
20. Akhir puisi ” Sebuah Kamar” adalah… a Kesedihan b Kekecewaan c Kegagalan d Kegembiraan
115
KUNCI JAWABAN
SENJA DI PELABUHAN KECIL
1. c 6. d 2. d 7. a 3. a 8. b 4. c 9. b 5. b 10. a
SEBUAH KAMAR 11. d 16. a
12. a 17. c 13. a 18. b 14. a 19. a 15 .d 20. b
116
Lampiran 1a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah/Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 BULUKUMBA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X / 2
Alokasi Waktu : 3 Pertemuan (2 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti :
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,
117
menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks
anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan
negosiasi
2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun
dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot ( puisi )
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun
tulisan
1) Menentukan struktur teks anekdot ( puisi )
2) Menentukan kaidah/ ciri bahasa teks anekdot ( puisi )
4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik secara lisan maupun
tulisan
1) memaknai isi teks anekdot ( puisi )
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah proses mengamati berbagai fakta , menanya konsep, mencoba,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan, peserta didik dapat:
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,
menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks
anekdot
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot
3.1 Menentukan struktur teks anekdot ( puisi )
3.2 Menentukan kaidah/ ciri bahasa teks anekdot ( puisi )
4.1 Memaknai isi teks anekdot ( puisi )
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual
Teks anekdot , puisi (halaman 112 dan114)
118
2. Konseptual
a. Struktur teks anekdot ( puisi )
Struktur teks anekdot adalah abstrak, orientasi, krisis
b. Kaidah/ciri bahasa teks anekdot ( puisi )
c. Makna teks anekdot ( puisi )
3. Metakognitif
a. Struktur teks anekdot ( puisi )
b. Kaidah/ciri bahasa teks anekdot ( puisi )
4. Prosedural
Struktur teks anekdot ( puisi )
Menulis Puisi
E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda
mensykuri anugerah Tuhan dan pertanyaan
dari guru berhubungan dengan
pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi dengan
proaktif tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
4. Peserta didik mengambil undian bertuliskan
nomor 1,2,3,4.
10 menit
119
5. Peserta didik berkelompok sesuai dengan
nomor yang sama dengan jujur.
Inti 1. Peserta didik membaca teks anekdot
dengan disiplin (mengamati).
2. Peserta didik mencermati struktur dan
kaidah/ciri bahasa teks anekdot dengan
disiplin (mengamati).
3. Peserta didik bertanya jawab dengan
proaktif tentang struktur dan kaidah/ciri
bahasa teks anekdot dengan disiplin
(menanya).
4. Peserta didik membaca teks anekdot yang
lain dengan disiplin (mengamati)
5. Secara berdiskusi peserta didik menetukan
struktur dan kaidah/ciri bahasa teks
anekdot dengan penuh tanggung jawab.
(mencoba dan mengasosiasi)
6. Secara berdiskusi peserta didik
menginterpretasi makna/isi teks anekdot
dengan penuh tanggung jawab
(mengasosiasi)
7. Peserta didik secara berkelompok
menuliskan laporan kerja kelompok
tentang struktur dan kaidah, serta makna
teks anekdot. (mengomunikasikan)
8. Secara bergantian setiap kelompok
membacakan hasil kerja kelompok di
depan kelas (mengomunikasikan)
9. Kelompok lain menanggapi kelompok
yang maju ke depan kelas dengan proaktif
.
70 menit
120
Penutup 1. Siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
2. Siswa melakukan evaluasi pembelajaran.
3. Siswa saling memberikan umpan balik
hasil evaluasi pembelajaran yang telah
dicapai.
4. Siswa menyepakati tugas portofolio, yakni
mencari dan menentukan struktur dan ciri
bahasa dalam teks anekdot yang ditulis.
10 menit
F. Penilaian,Pembelajaran Remedial,dan Pengayaan
A. Penilaian Autentik
1. Penilaian proses
Penilaian Sikap
No Aspek yang
Dinilai
Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
1. Religius Pengamatan Proses
Lembar
Pengamatan 2. Tanggung jawab
3. Disiplin
4. Proaktif
5. Jujur
2. Penilaian Hasil
a. Penilaian Pengetahuan
No Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
1. Menjelaskan struktur
teks anekdot
Tes
tertulis
Uraian Jelaskan struktur
teks anekdot
121
( puisi ) !
2. Menjelaskan ciri
bahasa teks anekdot
Tes
tertulis
uraian Jelaskan ciri
bahasa teks
anekdot ( puisi )
beserta
contohnya!
b. Penilaian Keterampilan
3. Menafsirkan isi teks
anekdot ( puisi )
Tes
tertulis
Uraian Tafsirkanlah isi
teks anekdot
( puisi )
4. Menjelaskan makna
teks anekdot ( puisi )
Tes
tertulis
Uraian Jelaskanlah
makna teks
anekdot ( puisi )
B. Pedoman Penskoran
No.
Soal
Petunjuk Penskoran Skor
1. Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
2.
Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
3. Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
4 Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
122
C. Pembelajaran Remedial dan pengayaan
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Power Point,
2. Alat: LCD, laptop, teks anekdot
3. Sumber Belajar
Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik . 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Handiyani, Seni dkk. 2013. Bahasa Indonesia 1. Bandung: Facil.
Keterangan
Nilai = Perolehan skor x 100 Jumlah skor maksimal
Bulukumba, Januari 2016
Mengetahui
Kepala sekolah Guru Mata Pelajaran,
Dra Hj JUMRIAH.M.Pd A.ABDUL RAHMAN, S. Pd.
NIP. 196012201986022004 NIP. 197012122007011038
123
Lampiran 1b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah/Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 BULUKUMBA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X / 2
Alokasi Waktu : 3 Pertemuan (2 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti :
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
124
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,
menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks
anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan
negosiasi
2.3 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun
dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot ( puisi )
3.2 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun
tulisan
3) Menentukan struktur teks anekdot ( puisi )
4) Menentukan kaidah/ ciri bahasa teks anekdot ( puisi )
4.2 Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik secara lisan maupun
tulisan
2) memaknai isi teks anekdot ( puisi )
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah proses mengamati berbagai fakta , menanya konsep, mencoba,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan, peserta didik dapat:
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,
menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks
anekdot
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot
3.3 Menentukan struktur teks anekdot ( puisi )
3.4 Menentukan kaidah/ ciri bahasa teks anekdot ( puisi )
4.2 Memaknai isi teks anekdot ( puisi )
D. Materi Pembelajaran
125
1. Faktual
Teks anekdot , puisi (halaman 112 dan114)
2. Konseptual
a. Struktur teks anekdot ( puisi )
Struktur teks anekdot adalah abstrak, orientasi, krisis
b. Kaidah/ciri bahasa teks anekdot ( puisi )
c. Makna teks anekdot ( puisi )
3. Metakognitif
a. Struktur teks anekdot ( puisi )
b. Kaidah/ciri bahasa teks anekdot ( puisi )
4. Prosedural
Struktur teks anekdot ( puisi )
Menulis Puisi
E Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Memberi salam kepada siswa 2. Apersepsi 3. Mengecek kehadiran siswa. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Memberi motivasi
B. Kegiatan Inti
Melakukan pengamatan di sekitar lingkungan objek wisata dengan berjalan-jalan, untuk memancing proses konsentrasi, intensifikasi, dan pengimajian. (20 menit)
1. Siswa merekam yang ia amati disekitar objek wisata atau mencatat hasil pengamatan
2. Setelah pengamatan telah selesai maka siswa kembali ke lokasi kemah atau tempat istirahat dan menerima penjelasan materi.(10 menit)
3. Siswa melakukan penulisan puisi pada tempat yang ia senangi. 4. Setelah waktu penulisan berakhir maka setiap siswa mengedit tulisan
puisinya bersama teman kelompoknya 5. Setelah semua kelompok telah mengedit puisinya maka siswa dapat
mengumpulkan tugasnya. 6. penulis bersama siswa menyimpulkan materi diskusi dan memberi
penguatan. (no 1 – 6, 45 menit)
126
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa bersama penulis melakukan refleksi.(10 menit) 2. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah (5 menit)
F. Penilaian
1. Penilaian proses belajar. 2. Penilaian hasil belajar. 3. Alat penilaian : - lembar observasi
Penskoran Penilaian Hasil Belajar
No. Aspek yang Dinilai Skor Bobot Skor Perolehan
1. 2. 3. 4. 5.
Tema Diksi Makna Tata Bahasa Bahasa Kias
0-5 0-5 0-5 0-5 0-5
2 2 2 2 2
Nilai akhir
Kriteria Penilaian
N0. Kriteria Penilaian/ Skor Perolehan
Aspek yang Dinilai Tema Diksi Makna Tata
Bahasa Bahasa Kias
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Paling baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Kosong
5 4 3 2 1 0
Penentuan nilai dengan rumus:
Nilai Akhir = Skor perolehan dibagi skor maksimal dikali bobot.
Bulukumba, Januari 2016
Mengetahui
Kepala sekolah Guru Mata Pelajaran,
127
Dra Hj JUMRIAH.M.Pd A.ABDUL RAHMAN, S. Pd.
NIP. 196012201986022004 NIP. 197012122007011038
128
129
130
Lampiran. 2a Skor Hasil Penilaian Puisi (kegiatan pertama) Keefektifan Kemah Wisata dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba
No.
Nama
Aspek Yang Dinilai Tema
Diksi Makna Tata
Bahasa Bahasa
Kias 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
AA AB AC AD AE AF
3 4 4 3 - 3 4 3 4 2 - 3 4 3 3 3 4 - 4 - 3 4 - 4 4 4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 4 - 4 5 3 4 4 - 3 5 4 5 4 4 - 4 - 4 4 - 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 3 2 -- 4 3 3 3 2 - 3 3 2 3 4 4 - 3 - 4 3 - 3 3 3 3 4 4 3 4 4
4 3 4 3 - 3 4 2 4 3 - 3 4 3 4 3 3 - 5 - 4 4 - 5 4 4 4 4 4 4 5 4
4 3 4 3 - 3 4 2 4 3 - 3 4 3 4 3 3 - 5 - 4 4 - 5 4 4 4 4 4 4 5 4
131
Lampiran.2b Distribusi Nilai (kegiatan pertama)
Keefektifan Kemah Wisata dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba
No. Nama siswa Aspek yang dinilai Skor
Perolehan Nilai Tema Diksi Makna
Tata
Bahasa Bahasa Kias
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
AA AB AC AD AE AF
6 8 8 6 - 6 8 6 8 4 - 6 8 6 6 6 8 - 8 - 6 8 - 8 8 8 6 6 8 6 8 8
8 8 8 8 - 8 10 6 8 8 - 6 10 8 10 8 8 - 8 - 8 8 - 8 8 20 20 20 20 20 25 20
12 12 12 8 -- 12 12 12 12 8 -
12 12 8 12 8 12 -
12 - 8 12 - 8 8 8 8 8 8 8 8 8
8 8 10 8 - 8 8 6 8 6 - 8 10 8 10 6 8 -
10 - 8 10 -
10 8 10 10 8 10 8 10 10
8 6 8 6 - 6 8 4 8 6 - 6 8 6 8 6 6 -
10 - 8 8 -
10 8 8 8 8 8 8
10 8
38 38 36 28 -
36 38 28 36 26 -
30 38 28 36 36 38 -
38 -
38 36 -
38 36 32 30 30 32 30 36 32
76 76 72 56 -
72 76 56 72 52 -
60 76 56 72 72 76 -
76 -
76 72 -
76 72 64 60 60 64 60 72 64
Jumlah 194 226 280
232 208 944 1888
Nilai Rata-rata 6,06 7,06 8,75
7.25
6,50 7,37 7,37
132
Lampiran.3a. Distribusi Skor Hasil Penilaian Puisi (kegiatan kedua)
Keefektifan Kemah Wisata dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba No.
Nama Siswa
Aspek Yang Dinilai Tema
Diksi Makna Tata
Bahasa Bahasa
Kias 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
AA AB AC AD AE AF
4 4 4 3 1 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2
4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 3 4 5 4 5 5 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4
4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4
5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 2 4 4 4 5 5 5 3 5 3 5 5 3 5 5 5 3 5 5 3 5 5
133
Lampiran.3b. Distribusi Nilai (kegiatan kedua)
Keefektifan Kemah Wisata dalam Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X SMK Negeri 1 Bulukumba
No. Nama siswa Aspek yang dinilai
Skor
Perolehan Nilai
Tema Diksi
Makna Tata
Bahasa
Bahasa
Kias
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
AA AB AC AD AE
AF
8 8 8 6 2 6 8 6 8 6 4 6 8 6 8 8 8 6 8 6 8 8 4 8 8 6 8 6 8 8 4 8
8 8 8 8 4
10 10 8 8 8 6 8
10 8
10 10 8 4 8 6 8 8 6 8 8 4 8 6 8 8 6 8
8 8 8 8 4
10 10 8 8 8 6 8
10 8
10 10 8 4 8 6 8 8 6 8 8 8 6 8 8 6 8 8
16 16 16 12 8
16 16 12 12 12 8
12 16 12 16 16 16 8
16 8
16 16 12 16 16 8
16 8
16 16 12 16
10 8 10 8 4 8 10 8 10 8 4 8 8 8 10 10 10 6 10 6 10 10 6 10 10 6 10 6 10 10 6 10
50 48 50 42 22 50 54 42 46 42 28 42 52 42 54 54 50 28 50 32 50 50 34 50 50 32 48 34 50 48 36 50
200 192 200 168 88
200 216 168 186 168 112 168 208 168 216 216 200 112 200 128 200 200 132 200 200 128 196 132 200 192 144 200
Jumlah 218
244
248 432 268 1410 5640
Nilai Rata-rata 70,4 76,2 76,8 78,8 83,2 77,8 77,8
134
Lampiran. 4a. Hasil tulisan puisi pada kegiatan pertama
135
Lampiran. 4a. Hasil tulisan puisi
136
Lampiran. 4a. Hasil tulisan puisi
137
Lampiran. 4b. Hasil tulisan puisi pada kegiatan kedua
PANTAI PASIR PUTIH
Aku ingin lebih lama lagi Merasakan keindahan dan Hembusan angin di pinggir Pantai pada malam hari ini
Serpihan pasir putih Yang begitu lembut Membuat diriku semalam Mengagumi pantai pasir putih Lampu-lampu di malam hari Yang menghiasi pinggir pantai Bagaikan bintang-bintang Yang menghiasi langit
Suara ombak yang bergemuruh Tak beraturan bagaikan suara Kapal yang akan sandar di pelabuhan Pantai pasir putih keindahanmu
Sungguh tak dapat kulupakan Batu karang yang di terjang ombak Menghasilkan suara keras Yang sangat bergemuruh Karya : Syahrul Ramadhan
PANTAI BIRA
Aku ingin... Pantai bira yang begitu indah Lautmu sangat biru Karangmu begitu banyak dan indah
Sinar matahari Yang menyilaukan mata Tiupan angin menghilangkan dahaga Suatu ombak uang menubruk karang Bagaikan surga di mataku
Saat matahari terbit Keindahanmu mulai terlihat Saat matahari terbenam Keindahanmu mulai bertambah
Di pantai ini kita bahagia Di pantai ini kita bahagia Tak akan terlupa
138
Hidup di pantai ini
Karya :ADI YAKSA Lampiran Panduan observasi penilaian proses Panduan Observasi Penilaian Proses Pembelajaran Tahap Pramenulis pada pertemuan pertama
No Nama siswa
Aspek yang Diamati Kualifikasi Klp
Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 PB
B C K SK
I
1 A. M. YUSRAN A.MUH.APRISAL.S ADNAN ALMUHAIMIN ADRIAN AKMAL GIFARI ANDI MUH. GHIFARI
2 3 4 5 6 7 ANDRA RAMADAN 8 ARIANDI
II
9 AWAL RESKI AZMAL AZHAYAT DANDI DEKA SAPUTRA DENI FEBRIANSYAH
10 11 12 13 14 DWIKI HERMAWAN 15 DZULJALALI WAL IKRAM 16 ERWIN JUHRA
III
17 FAUZAN ARIF HAERUL HAJAR ASWAD IAN FARHAN IKBAL
18 19 20 21 22 INDRIAWAN 23 IRHAM SYAH 24 IRSAL
IV
25 MUAMMAR AMRULLAH MUH ARSY CHAIDIR M MUH. AEDIL AHYAR H MUH. HASFIL RIZAL MUH. ICHWAN
26 27 28 29 30 MUH.ZULFITRA IDRIS 31 MUHAMMAD ASWIM 32 MUHAMMAD HAMDI .A
Skala Penilaian : 5(PB) : jika semua aspek yang diamati terpenuhi 4(B) : jika 7 – 6 aspek yang terpenuhi 3(C) : jika 5 – 4 aspek yang terpenuhi
139
2(K) : jika 3 – 2 aspek yang terpenuhi 1(SK) : jika 1 aspek yang terpenuhi Penetapan persentase nilai siswa di dasarkan pada rumus : ܲ =
x 100 % ( Nurgiayantoro, 1996)
Keterangan : P = Tingkat persentase yang dicari, F = Skor perolehan siswa N = Jumlah siswa yang terteliti, dan 100 = Bilangan tetap
Gambar : kemah atau tempat istirahat sementara
140
Gambar : siswa berimajinasi dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi di pantai Bira
Gambar : siswa mengedit puisi yang telah ditulisnya di tempat istirahat dengan susana bersemangat.
Gambar : siswa sedang melakukan penulisan puisi dengan konsentrasi
141
Gambar di lokasi pantai Bira pasir putih
142
Laporan Hasil
A. Nilai Pembelajaran Menulis Puisi
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, maka langkah-langkah penilaian
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel Distibusi Skor Hasil Penulisan Puisi Kelas X SMKN 1 Bulukumba
No Nama
Aspek Yang Dinilai
Tema Diksi Makna Tata
Bahasa Bahasa Kias
1 A. M. YUSRAN
2 A.MUH.APRISAL.S
3 ADNAN ALMUHAIMIN
4 ADRIAN
5 AKMAL GIFARI
6 ANDI MUH. GHIFARI
7 ANDRA RAMADAN
8 ARIANDI
9 AWAL RESKI
10 AZMAL AZHAYAT
11 DANDI
12 DEKA SAPUTRA
13 DENI FEBRIANSYAH
14 DWIKI HERMAWAN
143
15 DZULJALALI WAL IKRAM
16 ERWIN JUHRA
17 FAUZAN ARIF
18 HAERUL
19 HAJAR ASWAD
20 IAN FARHAN
21 IKBAL
22 INDRIAWAN
23 IRHAM SYAH
24 IRSAL
25 MUAMMAR AMRULLAH
26 MUH ARSY CHAIDIR M
27 MUH. AEDIL AHYAR H
28 MUH. HASFIL RIZAL
29 MUH. ICHWAN
30 MUH.ZULFITRA IDRIS
31 MUHAMMAD ASWIM
32 MUHAMMAD HAMDI .A
Jumlah
Nilai Rata-Rata
144
Tabel Distribusi Nilai Pembelajaran Menulis Puisi Kelas X SMKN 1 Bulukumba
No Nama
Aspek Yang Dinilai Skor
Prolehan Nilai
Tema Diksi Makna Tata
Bahasa
Bahasa
Kias
1 A. M. YUSRAN
2 A.MUH.APRISAL.S
3 ADNAN ALMUHAIMIN
4 ADRIAN
5 AKMAL GIFARI
6 ANDI MUH. GHIFARI
7 ANDRA RAMADAN
8 ARIANDI
9 AWAL RESKI
10 AZMAL AZHAYAT
11 DANDI
12 DEKA SAPUTRA
13 DENI FEBRIANSYAH
14 DWIKI HERMAWAN
15 DZULJALALI WAL IKRAM
16 ERWIN JUHRA
17 FAUZAN ARIF
18 HAERUL
145
19 HAJAR ASWAD
20 IAN FARHAN
21 IKBAL
22 INDRIAWAN
23 IRHAM SYAH
24 IRSAL
25 MUAMMAR AMRULLAH
26 MUH ARSY CHAIDIR M
27 MUH. AEDIL AHYAR H
28 MUH. HASFIL RIZAL
29 MUH. ICHWAN
30 MUH.ZULFITRA IDRIS
31 MUHAMMAD ASWIM
32 MUHAMMAD HAMDI .A
Jumlah
Nilai Rata-Rata
B. Analisi Hasil Evaluasi
Berdasarkan dari tabel di atas, maka hasil pembelajaran menulis puisi
melalui kemah wisata pada kelas X SMKN 1 Bulukumba pada kegiatan pertama
masih mencapai 60 % yang mampu menulis puisi dengan baik dan pada kegiatan
pembelajaran kedua mencapai 80 % siswa yang mampu menulis puisi dengan
baik, maka keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan kemah wisata
146
menunjukkan peningkatan yang signifikan dan efektif digunakan dalam
pembelajaran sastra (puisi). Begitu pula dari hasil analisis data uji-t dan analisis
SPSS versi 17.0 menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya t hitung
lebih besar daripada t table.