88
KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI DI PONDOK KARYA PEMBANGUNAN AL HIDAYAH, KENALI ASAM BAWAH SKRIPSI GUSTIN PRATIWI NIM. TP. 110303 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT

SANTRIWATI DI PONDOK KARYA PEMBANGUNAN

AL HIDAYAH, KENALI ASAM BAWAH

SKRIPSI

GUSTIN PRATIWI

NIM. TP. 110303

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT

SANTRIWATI DI PONDOK KARYA PEMBANGUNAN

AL HIDAYAH, KENALI ASAM BAWAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Islam dalam Jurusan Pendidikan Agama islam

GUSTIN PRATIWI

NIM. TP. 110303

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

i

Page 3: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

ii

Page 4: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

iii

Page 5: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI
Page 6: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

PERSEMBAHAN

بسم الله الرحن الرحيم Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin . . . .

Segala puji dan Syukur kupersembahkan bagi Sang Penggenggam Langit dan

Bumi, dengan Rahman dan Rahim yang menghampar melebihi luasnya

angkasa raya. Dzat yang menganugerahkan kedamaikan bagi jiwa yang

senantiasa rindu akan Kebesaran-Nya.

Lantunan shalawat beriring salam penggugah hati dan jiwa, menjadi

persembahan penuh kerinduan pada Sang Revolusioner Islam, pembangun

peradaban manusia yang beradab Habibana wa Nabiyyana Muhammad Saw.

Tetes peluh yang membasahi asa, yang pernah menghiasi hari-hari ni menjadi

tangisan penuh Kesyukuran dan Kebahagiaan yang tumpah dalam sujud

panjang. Alhamdulillaah ‘Ala Kulli Haal.. Maha besar Allah , sembah sujud

sedalam qalbu hamba haturkan atas karunia dan rizki yang tiada taranya.

iv

v

Page 7: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

Pada akhirnya tugas akhir (skripsi) ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya

ini merupakan wujud dari kegigihan dalam ikhtiar untuk sebuah makna

kesempurnaan dengan tanpa berharap melampaui kemaha sempurnaan sang

Maha Sempurna. Dengan hanya mengharap ridho-Mu semata,

kupersembahkan karya ini untuk yang termulia Ayahanda Munawir dan

Ibunda Susiani Tercinta yang do’anya senantiasa mengiringi dalam setiap

derap langkahku dalam meniti kesuksesan. Do’amu hadirkan keridhoan

untukku, petuahmu menuntun jalanku, Pelukmu berkahi hidupku, di antara

Perjuangan dan Lantunan Do’a malammu.

Untuk yang tersayang Adik Dika Hidayatullah dan Nafila Ahlaa El Ramadhani

dan segenap keluarga besarku, terima kasih atas Do’a, motivasi, dan

dukungannya selama ini.

Untukmu Guru-guruku, semoga Allah selalu melindungi dan meninggikan

derajatmu di dunia dan Akhirat. Semoga ilmu yang telah diajarkan

menuntunku menjadi pribadi yang berharga di dunia, dan bernilai di Akhirat

kelak. Aamiin ya Robbal ‘aalamiin....

Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan PAI 2011 yang selalu

mendukung dan memberikan support dalam penulisan Skripsi ini, semoga kita

senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.

Ya Allah, jadikanlah Iman, Ilmu, dan Amalku sebagai Lentera jalan hidupku,

keluarga, dan saudara-saudaraku.

MOTTO

(1)النساء:

Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah di

waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian

apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu

(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang

vi

Page 8: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (QS. An Nisa‟:

103). (Departemen Agama RI, 2005: 138)

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيمSyukur alhamdulillah penulis ungkapkan kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, skrispi yang berjudul “Kecerdasan Spiritual dalam

Disiplin Shalat Santriwati di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi”

sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas

Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi dapat penulis selesaikan

dengan baik sesuai dengan jadual penyelesaian skripsi yang telah penulis

agendakan.

vii

Page 9: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

Penyusunan dan penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusinya.

Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan

kepada:

1. Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan

Thaha Saifuddin Jambi.

2. Dr. Hj. Armida, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi;

3. Dra. Hasnidar Karim, M.Pd.I, dan Ridwan, M.Psi selaku pembimbing yang

telah membimbing penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini dengan baik;

4. Bapak/Ibu Dosen dan segenap civitas akademik Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN STS Jambi, yang telah mengampu mata kuliah selama penulis

melaksanakan studi di UIN STS Jambi;

5. Ibu Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi beserta segenap karyawan yang

telah banyak membantu penulis dalam menemukan rujukan yang berkenaan

dengan karya tulis ini;

Serta kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, baik moril

maupun materiil dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Hanya Allah SWT yang dapat memberikan

ganjaran pahala kepada mereka semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentunya belum sempurna sebagaimana

diharapkan, serta masih memiliki berbagai kesalahan dan kekurangan, oleh karena

itu, saran dan krtitikan yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, guna

kesempurnaannya pada masa yang akan datang. Penulis berharap, mudah-

mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, dan seluruh

masyarakat pada umumnya.

Jambi, Mei 2019

Penulis,

viii

Page 10: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

Gustin Pratiwi

NIM. TP. 130303

ABSTRAK

Gustin Pratiwi : Kecerdasan Spiritual Dalam Disiplin Shalat Santriwati di Pondok

Pesantren Modern Al Hidayah Jambi, 2019

Disiplin shalat dalam konteks perwujudan nilai-nilai kecerdasan dalam

kehidupan sehari-hari merupakan sebuah proses pembiasaan individu dalam

menginternalisasikan nilai-nilai tersebut sehingga menjadi sebuah sikap dan perilaku

yang kemudian mewarnai sikap hidup seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk

mengkaji nilai-nilai kecerdasan spiritual dari sebuah proses pengamalan disiplin

shalat dalam kehidupan santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi.

Kegunaan penelitian ini untuk melihat implikasi pembiasaan diri dalam menerapkan

disiplin shalat dalam kehidupan sehar-hari santriwati.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut

pandang pendidikan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

sosiologis-antropologis dengan data-data empiris yang relevan. Temuan yang berhasil

ix

Page 11: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

dirumuskan dalam penelitian ini mencakup beberapa hal, yaitu: 1) disiplin shalat

santriwati merupakan norma positif yang terintegrasi dalam peraturan dan tata tertib

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi. 2) pelaksanaan disiplin santriwati

bertumpu pada bimbingan dan konseling pengurus organisasi ORSADA (Organisasi

Santri Al Hidayah) dan ustadzah pengasuhan santri. 3) penerapan disiplin shalat

santriwati mencakup seluruh dimensi kehidupan santriwati, baik yang bersifat

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pertama, nilai-nilai kecerdasan dalam

penerapan disiplin shalat santriwati yang mencakup tiga hal pokok, yaitu: a)

kecerdasan spiritual, b) kecerdasan emosional, c) kecerdasan sosial. Saran dari

penelitian agar seluruh stakeholder pondok pesantren melihat bahwa penerapan

sanksi dari penerapan disiplin shalat tersebut merupakan salah satu bentuk dari

internalisasi nilai-nilai kecerdasan dari ibadah shalat. Kedua, Peraturan dan disiplin

ibadah shalat bagi santriwati di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah tidak berdiri

sendiri, tetapi terintegrasi dalam peraturan dan disiplin pondok secara keseluruhan.

Ketiga, Peraturan dan disiplin yang telah ditetapkan di Pondok Pesantren Modern Al

Hidayah Jambi merupakan pedoman sehari-hari dalam menjalankan seluruh aktivitas

pondok baik yang bersifat intrakurikuler maupun ekstrakurikuler

Kata Kunci : Kecerdasan, spiritual, disiplin, santriwati

ABSTRACT

Gustin Pratiwi : Spiritual Intelligence in Prayer Discipline Female Students in

Islamic Modern Boarding School of Al Hidayah Jambi, 2019

Discipline prayer in the context of the embodiment of the values of

intelligence in everyday life is a process of habituation of individuals in

internalizing these values so that it becomes an attitude and behavior then

influenced the person's attitude to life. This study aims to assess the values of

spiritual intelligence of a process of disciplined practice of prayer in the life of

female students of Islamic Modern Boarding School of Al Hidayah Jambi. The

usefulness of this research to look at the implications of habituation in the

discipline of prayer in students daily activities. This study is a qualitative

descriptive study viewed through an educational point using a data collection

instrument interview, observation and documentation. The approach used is a

sociological-anthropological approach with empirical data that are relevant. The

x

Page 12: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

findings were successfully formulated in this study includes several things,

namely: 1) the discipline of female students prayer is a positive norm that is

integrated into the rules and regulations of Islamic Modern Boarding School of Al

Hidayah Jambi. 2) implementation of female students discipline relies on

guidance and counseling organization committee ORSADA (Al Hidayah Islamic

Students Organization) and the cleric parenting students. 3) application of the

discipline of female students prayer covers all dimensions of life, both intra and

extra activities. The conclusion of this study is the first, the values of intelligence

in female students prayer discipline prayer that covers three main topics, namely:

a) spiritual intelligence, b) emotional intelligence, c) social

intelligence. Recommendations from the study so that all stakeholders boarding

school to see that the imposition of sanctions on the discipline of prayer is one

form of internalization of values intelligence of worship. Second, regulation and

discipline of praying for female students in Islamic Modern Boarding School of

Al Hidayah Jambi not stand alone, but integrated in the rules and disciplines lodge

overall. Third, regulation and discipline that have been established in Islamic

Modern Boarding School of Al Hidayah Jambi daily guidance in carrying out all

the activities the lodge both intra and extra activities.

Keywords : Intelligence, Spiritual, Discipline, Female Students

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

NOTA DINAS .................................................................................................... ii

SURAT PENGESAHAN ................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... v

MOTTO .............................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Fokus Penelitian ...................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 6

xi

Page 13: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ........................................................................ 8

1. Kecerdasan ........................................................................ 8

2. Spiritual ............................................................................. 8

3. Kecerdasan Spiritual ......................................................... 9

B. Studi Relevan .......................................................................... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian .......................................... 20

B. Setting dan Subjek Penelitian.................................................. 20

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 21

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 22

E. Teknik Analisis Data ............................................................... 24

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................... 25

G. Rencana dan Waktu Penelitian................................................ 26

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum....................................................................... 28

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................. 28

2. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Modern

Al Hidayah Kota Jambi ..................................................... 31

3. Keadaan Guru dan Karyawan ............................................ 35

4. Keadaan Santri dan Santriwati .......................................... 38

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Disiplin Santri dan Santriwati Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah Kota Jambi ....................................... 40

2. Pelaksanaan Ibadah Shalat Santriwati Pondok

Pesantren Modern Al Hidayah Kota Jambi ....................... 49

3. Disiplin Shalat Santriwati dalam Menciptakan

Kecerdasan Spiritual .......................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 72

B. Saran ........................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA

CURRICULUM VITAE

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

Page 14: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah

muncul di Indonesia, merupakan sistem pendidikan yang tertua saat ini dan

dianggap sebagai produk budaya Indonesia sebagai indigenous. Pendidikan ini

semula merupakan pendidikan agama Islam yang dimulai sejak munculnya

masyarakat Islam nusantara pada abad ke-13. Beberapa abad kemudian

penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat

pengajian. Bentuk ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat

menginap santri, yang kemudian disebut pesantren. Meskipun bentuknya masih

xii

Page 15: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

sederhana, pada saat itu pendidikan pesantren merupakan satu-satunya lembaga

pendidikan yang terstruktur, sehingga pendidikan ini dianggap sangat bergengsi.

Di lembaga inilah kaum muslimin Indonesia mendalami doktrin dasar Islam,

khususnya terkait dengan praktik-praktik kehidupan keagamaan. (Mas‟ud dkk.,

2005: 12)

Pesantren atau yang lebih dikenal dengan pondok pesantren memiliki akar

sejarah yang panjang. Namun kehidupan pesantren secara relatif dapat ditemukan

asal-usulnya dimulai pada awal abad ke-20 dalam tradisi pesantren telah membuat

peta pesantren di Jawa pada abad ke-19 adan aba ke-20 dengan menunjukkan

angka sekitar 40 pesantren yang berada di Jawa dan Jawa Timur merupakan pusat

pesantren terbesar, kemudian Jawa Tengah dan Jawa Barat seiring dengan

perkembangan zaman sampai meluas ke seluruh daerah di Indonesia. Adapun

tujuan pendirian pesantren adalah untuk menanamkan keimanan melalui praktik

ibadah, menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam melalui dakwah, dan

tuntunan amal dalam kehidupan sehari-hari. (Faisol, 2009: 138)

Pesantren merupakan lingkungan tempat terjadinya proses pendidikan dan

pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis, terprogram dan terencana

mulai dari tingkat dasar sampai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sehingga

hasilnya nanti maksimal, baik bagi pendidik maupun bagi orang yang menjadi

subjek pendidikan itu sendiri, yang dalam hal ini adalah peserta didik. Pesantren

merupakan pusat dari segala kegiatan pendidikan. Pendidikan berarti segala usaha

orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. (Yamin, 2012: 16)

Konstruksi akhlak dalam pendidikan ini, adalah bahwa anak-anak dituntut

untuk melakukan ibadah shalat lima waktu yang dilakukan di masjid, yaitu shalat

subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isya‟. Namun demikian, pada kenyataannya

yang terjadi di lapangan bahwasanya kurangnya kesadaran pada diri mereka untuk

pergi ke mesjid dalam kegiatan ibadah sholat, termasuk dalam melakukan shalat

lima waktu pada waktunya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al Qur‟an

sebagai berikut:

1

2

1

Page 16: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

( :1ىود)

Artinya: “Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang dan pada bahagian

permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu

menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi

orang-orang yang ingat”. (QS. Huud: 114). (Departemen Agama RI,

2005: 344)

Menurut para mufassirin, dalam ayat tersebut disebutkan waktu shalat,

yakni kedua tepi siang, yaitu shalat subuh dan ashar. Dan pada bahagian

permulaan malam, yaitu Maghrib dan Isya‟. Disamping itu juga, terdapat ayat lain

dalam al Qur‟an yang menjelaskan dimensi shalat dalam kehidupan manusia,

yaitu sebagai berikut:

:(87)الإسراء

Artinya: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam

dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesudah shalat subuh itu disaksikan

(oleh malaikat)”. (QS. Al Isra‟: 78). (Departemen Agama RI, 2005:

436)

Menurut para mufassirin, di dalam ayat tersebut dijelaskan waktu shalat,

yaitu sesudah matahari tergelincir, yaitu shalat Zhuhur dan Ashar. Sedangkan

gelap malam adalah shalat Magrib dan Isya‟ dan Qur‟anal Fajri, yaitu shalat

subuh. Konsekwensi logis dari pelaksanaan shalat adalah bahwa manusia

memiliki dua sisi dalam diri mereka masing-masing. Ada sisi baik dan adapula

sisi buruk, maka kemudian ibadah shalat diharapkan mampu memberikan dampak

3

Page 17: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

positif pada diri mereka dalam meningkatkan berbagai kompetensi dan kecerdasan

yang ada dalam diri mereka. Orang-orang yang menjadikan ibadah shalat sebagai

kebutuhan, akan mampu memberikan pengaruh positif yang kemudian

mempengaruhi seluruh aktivitasnya yang sering dikenal dengan akhlakul karimah.

Manusia telah dibekali dengan berbagai kemampuan dan potensi

individual agar tetap survival dalam kehidupannya. Kemampuan tersebut dapat

dikategorikan sebagai potensi-potensi psikologis yang masing-masing individu

memiliki persamaan dan perbedaan tergantung dari kecerdasan masing-masing

individu dalam mengolah dan mengelola potensi tersebut. Dalam kajian

kontemporer, kecerdasan manusia tidak lagi hanya bertumpu pada aspek

kecerdasan intelektual atau IQ (intelligence quotient). Manusia ternyata juga

memiliki kecerdasan-kecerdasan lain selain IQ, yakni EQ (emotional quotient)

dan SQ (spiritual quotient). Anggapan yang selama ini berkembang adalah bahwa

jika seseorang memiliki IQ yang tinggi maka ia akan meraih sukses dalam

hidupnya, mulai disanksikan dengan munculnya berbagai temuan ilmiah. Temuan

mutakhir menunjukkan bahwa ternyata IQ setinggi-tingginya, hanya menyumbang

kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup,

sedangkan 80 persen ditentukan oleh kekuatan-kekuatan lain, seperti kelas sosial

hingga nasib baik, dan doa. Kecerdasan emosional (emotional intelligence)

dengan kompetensi yang melekat di dalamnya bersinergi dengan kompetensi

kognitif. Maka kemudian kempleksitas pekerjaan akan banyak dipengaruhi oleh

kecerdasan emosional tersebut. (Goleman, 2006: 22-24)

Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri

terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, sedangkan spiritual adalah

hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Dengan demikian

maka kecerdasan spiritual adalah kemampuan menghadapi serta menyesuaikan

diri yang hubungannya dengan ke-Tuhanan Yang Maha Esa yang mana setiap

orang pasti memiliki kecerdasan spiritual dalam diri mereka masing-masing.

IQ, EQ dan SQ, sesungguhnya hanyalah merupakan konsep-konsep baru

yang diketengahkan oleh para psikolog mutakhir, terhadap berbagai potensi

kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Manusia sejak lahirnya telah memiliki

4

Page 18: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

potensi-potensi kecerdasan yang diberikan oleh Tuhan. Kecerdasan-kecerdasan

tersebut tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan pengalaman

manusia. Secara umum Alquran diturnkan oleh Allah adalah untuk mencerdaskan

ummat manusia, sehingga manusia bisa hidup dalam hidayah-Nya, mendapat

kelapangan, jaminan surga yang penuh kenikmatan bagi orang yang beriman dan

beramal saleh. Al Qur‟an diturunkan oleh Allah sebagai pembeda antara yang hak

dengan yang bathil. Fungsi ini akan berjalan efektif jika yang memahami al

Qur‟an adalah orang-orang yang cerdas. Untuk itu, Allah kemudian memberi

manusia potensi-potensi kecerdasan sebagai sarana untuk beriman dan beramal

saleh, seperti nafs, akal, qalb dan ruh. (Langgulung, 1988: 279-283).

Kecerdasan-kecerdasan manusia sebagaimana yang dijelaskan dalam al

Qur‟an tersebut, kemungkinan besar kalau tidak pasti sama dengan temuan para

pakar sebagaimana dikemukakan di atas, yang membedakannya hanya dari segi

peristilahan dan penjelasannya. Dengan demikian, maka pada prinsipnya para

pakar sepakat bahwa sumber utama kecerdasan manusia bersumber dari nilai-nilai

yang terdapat dalam ajaran agama.

Realitas yang terjadi dalam dunia pendidikan bahwa kecerdasan spiritual

yang terjadi pada diri santri/peserta didik sepertinya tidak bekerja dengan baik dan

sempurna. Contoh konkritnya dapat dilihat dalam hal shalat, shalat merupakan

ibadah yang dapat dikatakan masuk ke dalam kategori kecerdasan spiritual. Secara

teoritis dapat penulis kemukakan bahwa semakin baik shalat (ibadah) seseorang,

maka semakin baik pula kecerdasan spiritualnya. Kecerdasan spiritual tersebut

kemudian berimplikasi pada perilaku sehari-hari, termasuk hal-hal yang berkaitan

dengan kedisiplinan santriwati.

Implementasi kecerdasan pada kenyataannya yang terjadi di lapangan

tidak sesuai dengan konteks yang ada, dan pada akhirnya timbul penyimpangan,

yaitu pada disiplin shalat atau ketepatan waktu dalam mengerjakan shalat yang

mana di lapangan penelitian seluruh santriwati diwajibkan melakukan shalat

berjamah lima waktu di masjid, akan tetapi mereka tidak mengikuti atau mentaati

kewajiban yang ada.

5

Page 19: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan suatu penelitian dalam bentuk penulisan proposal yang berjudul:

Kecerdasan Spiritual dalam Disiplin Shalat Santriwati di Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah Kota Jambi.

B. Fokus Penelitian

Terkait dengan hasil penelitian yang akurat dan akuntabel, maka seluruh

data-data penelitian harus disajikan dengan baik sesuai prosedur penelitian,

sehingga penelitian yang dilakukan tidak bersifat ambigu. Supaya peneliti lebih

terfokus pada permasalahan yang dibahas maka penulis memberi batasan masalah

pada permasalahan kecerdasan spiritual dalam disiplin shalat, khususnya yang

terkait dengan Kecerdasan Spiritual dalam shalat santriwati di Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah kota Jambi pada Tahun Pelajaran 2018/2019.

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa penelitian ini berupaya

menggali data-data dan fakta-fakta penelitian tentang bagaimana disiplin shalat

santri mampu meningkatkan kecerdasan spiritual santri. Maka kemudian, fokus

kajian tersebut menempatkan aktivitas santri dalam melaksanakan shalat lebih

dominan dibandingkan aktivitas lainnya yang terdapat dalam berbagai kegiatan di

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.

C. Rumusan Maslah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka

yang menjadi masalah pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana mendeskripsikan

kecerdasan spiritual dalam disiplin shalat santriwati di Pondok Pesantren Modern

Al Hidayah Kota Jambi. Berdasarkan pokok masalah tersebut, maka dirumuskan

beberapa point rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana disiplin shalat santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

Kota Jambi?

6

Page 20: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

2. Mengapa disiplin shalat santri belum mampu meningkatkan kecerdasan

spiritual di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Kota Jambi?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan formal tentunya memiliki tujuan yang akan dicapai,

sehingga kemudian berbagai aktivitas yang dilakukan selalu diarahkan pada

bagaimana mewujudkan tujuan tersebut. Demikian halnya dengan penelitian ini

tentunya memiliki maksud dan tujuan tertentu, adapun tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui kecerdasan spiritual dalam disiplin shalat santriwati di

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Kota Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai sumbangan pemikiran penulis bagi Pondok Pesantren Modern Al

Hidayah Kota Jambi tentang disiplin shalat dalam meningkatkan kecerdasan

spiritual santri.

b. Untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah penulis terima dari

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha

Saifuddin Jambi.

c. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana Strata Satu (S1)

pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakukltas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Kecerdasan

Kecerdasan dalam bahasa Inggris disebut intelligence dan dalam

bahasa Arab disebut al-dzaka menurut arti bahasa adalah pemahaman,

Page 21: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemampuan (al-

qudrah) dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna.

Crow dan Crow, mengemukakan bahwa intelligensi berarti

kapasitas umum dan seorang individu yang dapat dilihat pada

kesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntunan kebutuhan-kebutuhan

baru, keadaan rohaniah secara umum yang dapat disesuaikan dengan

problem-problem dan kondisi-kondisi yang baru di dalam kehidupan,

menyangkut kehidupan non-akademik, seperti masalah-masalah artistik

dan tingkah laku sosial. (Ramayulis, 2002: 89-90)

2. Spiritual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata spiritual ialah

spiritual/spi·ri·tu·al/a berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani,

batin). (KBBI Online) Danah zohar dan Ian Marshall mengartikan spiritual

sebagai “sesuatu yang menghidupkan” atau “semangat”. Sebagai

kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan

nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam

konteks makna yang lebih luas, dan kecerdasan untuk menilai bahwa

tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna daripada yang lain.

(Marshall dan Danah Zohar, 2009: 132)

7

Page 22: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

8

Mimi Doe dan Marsha Walch mengungkapkan bahwa spiritual

adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa

memiliki. Dan menurut Dean Hamer spiritualitas adalah kegiatan yang

menyangkut perasaan, gagasan, serta pewahyuan pribadi. Spiritualitas

lebih sering diasosiasikan dengan wilayah kehidupan manusia yang jauh

lebih mendalam. Bahkan Dean Hamer juga menyampaikan bahwa

spiritualitas merupakan sesuatu yang diturunkan oleh gen secara natural

(fitrah) dan dapat nurture (diajarkan). (Walch dan Mimi Doe, 2010: 127)

Serta menurut Hilmi al-Khulli, spiritual sebagai fakultas dimensi

non-material atau jiwa manusia. Ia menyebutnya sebagai “intan” yang

belum terasah dan dimiliki oleh setiap insan. Dan diperlukan untuk

mengenali dan menggosoknya sehingga mengkilap dengan keinginan dan

kesungguhan yang besar, dengan tujuan untuk menggunakannya menuju

kearifan, dan untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Dijelaskan Hilmi

al-Khulli, bahwa spiritual lebih kepada pemaknaan manusia secara lebih

mendalam terhadap esensi penciptaan manusia di dunia, dan kemudian

berusaha memahami dan menjalankan perintah yang menciptakannya. (Al

Khuli, 2012: 97)

Berdasarkan beberapa informasi yang digagas oleh beberapa pakar

tersebut di atas, maka penulis berpendapat bahwa spiritual merupakan

segala aktivitas manusia yang berkaitan dengan intuisi kejiwaan dan

memiliki korelasi dengan perbuatan dan perilaku yang dihasilkan manusia

dalam berbagai dimensi kehidupan manusia.

3. Kecerdasan Spirirtual

Danah Zohar dan Ian Marshall mendefinisikan kecerdasan spiritual

sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks

makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan

atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

Dan kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk

Page 23: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

9

memfungsikan IQ dan EQ secara efektif, SQ merupakan kecerdasan

tertinggi, dan di dalam ESQ kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk

memberi makna spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan, serta

mampu mensinergikan IQ, EQ, SQ secara kompheratif. (Agustian, 2011:

13)

Terkait dengan pembahasan kecerdasan seseorang, maka terdapat

beberapa dasar-dasar kecerdasan spiritual, yaitu sebagai berikut:

a. God-Spot (suara hati)

Suara hati manusia pada dasarnya bersifat universal dan merupakan

penjernihan emosi yang semua orang mengangguk bila melihat,

mendengar atau merasakan sesuatu kebenaran seperti di dalam surat al

Hasyr ayat 22-24. Sebagai contoh, dorongan ingin keadilan, ingin

bijaksana, ingin sejahtera, ingin memelihara, ingin menciptakan dan ingin

mengasihi, semua adalah sifat-sifat Allah. Dengan demikian sembilan

puluh Sembilan (99) sifat Allah SWT yang terdapat dalam al-Quran

merupakan sumber dari dasar spiritual manusia, yang ditemukannya pada

lubuk hati, karena suara hati tidak pernah berbohong tetapi akal dan

perasaan manusialah yang berubah, karena Allah Maha Mendengar dan

Maha Melihat, “sungguh Kami telah menciptakan manusia dan Kami tahu

apa yang dibisikkan hatinya kepadanya, Kami lebih dekat padanya dari

urat lehernya”. (QS. Surah Qaaf, 2004: 520)

b. Bijaksana

Untuk memahami suara hati perlu disadari secara sungguh-sungguh

bahwa semua sifat-sifat itu dirancang melalui satu kesatuan tauhid, yang

tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah, namun bersifat esa atau satu,

semua dilaksanaan secara seimbang dan bijaksana, maka untuk memilih

suatu kecerdasan spiritual, sepatutnyalah kita berpedoman serta

mempelajari secara keseluruhan sifat-sifat Allah melalui satu mekanisme

berpikir dan pelatihan yang terarah melalui rukun imam dan rukun Islam,

Page 24: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

10

tidak bisa pula hanya dipahami melalui otak atau sarana logis, tapi harus

melalui pencernaan hati yang bersih.

Pada hakikatnya segala keputusan yang akan diambil jika dilandasi

karena Allah, kita akan menemukan sebuah kebijakan mulia dengan penuh

percaya diri, keterbukaan berpikir, yang merupakan hal yang esensial

dalam pengambilan keputusan. Sebuah proses dinamis dimana kita

mengambil atau memilih diantara beragam alternatif yang merupakan

sebuah cerminan sifat bijaksana yang terpancar dari spektrum iman.

c. Integritas

Seorang santri harus tumbuh rasa ingin bekerja secara total,

sepenuh hati dan semangat tinggi yang berapa-api untuk meraih sebuah

keberhasilan, karena dengan integritas maka santri akan tampil menjadi

santri yang tidak mudah terhasut atau terbawa arus yang bisa terjerumus

pada kehancuran. Tetapi santri akan terdorong untuk meraih prestasi untuk

selalu mencari jalan untuk menemukan sukses.

d. Rasa aman

Di dalam suatu lingkungan, kita banyak melihat bahwa begitu

banyak orang yang melebihi diri kita dari segi harta benda, simbol

penghormatan, posisi, jabatan dan tingkat sosial. Hal ini sering kali

membuat orang menjadi rendah diri, bahkan kehilangan kepercayaan diri.

Tidak ada sebuah “pegangan” yang mampu memberikan kekuatan diri

sejati, tidak ada satupun “pedoman” atau “pegangan” yang dapat

menandingi keyakinan akan Allah yang agung, yang dengan-Nya kita

mampu membangun kepercayaan diri yang secara kritis dan melakukan

secara filtering dan influencing terhadap lingkungan sekitar, sehingga kita

merasa aman dengan berprinsip tiada sesuatu yang abadi.

“Stephan R.Covey sebagaiman dikutip oleh Ary Ginanjar Agustian

menjelaskan bahwa rasa aman kita berasal dari pengetahuan prinsip itu

berbeda dengan pusat-pusat lain yang disadari pada orang atau sesuatu

Page 25: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

11

yang selalu dan seketika berubah, prinsip yang benar tidaklah berubah”.

(Agustian, 2011: 77)

Dengan membaca uraian di atas, maka jelaslah bahwa prinsip itu

kekal, tidak peduli apapun yang terjadi tidak akan goyah, karena kekuatan

mental tauhid yang dimiliki jauh lebih berperan dari kekuatan fisik. Rasa

aman pribadi ada di dasar hati yaitu, La Ilaha Illallah.

e. Kepercayaan diri

Suatu kepercayaan diri yang mampu melihat manusia sebagai

manusia yang sesungguhnya yang muncul dari dalam diri sesesorang

disebabkan karna prinsip yang esa, bahwa Tuhanlah pusat dari

kepercayaan diri. John Fereira sebagaimana dikutip oleh Ary Ginanjar

Agustian menyatakan bahwa bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan

diri,disamping untuk mengendalikan dan menjaga keyakinan dirinya, juga

akan mampu membuat perubahan di lingkungannya.(Agustian, 2011: 79)

Rasa percaya diri dalam diri santri juga dipengaruhi oleh

kecerdasan spiritual yang dimilikinya. Santri-santri biasanya merasakan

ketakutan jika ia melakukan suatu kesalahan, namun jika tertanam dalam

diri santri bahwa hanya tuhannya yang wajib ditakuti oleh manusia, maka

Hal tersebut senantiasa akan menumbuhkan suatu prinsip dalam diri santri

yakni rasa percaya pada kemampuan yang ada pada diri mereka sendiri,

karena mereka lebih percaya pada kemampuan yang mereka miliki dengan

bantuan doa pada Tuhan Yang Maha Esa.

f. Motivasi

Seorang santri harus bercita-cita besar, berpikir maju dan dapat

menyadari bahwa dirinya memiliki dasar kecerdasan spiritual yaitu sifat

Allah. Untuk itu diupayakan agar dapat menghasilkan sebuah kekuatan

dan motivasi. Dengan sebuah keberanian dan kekuatan yang berlandaskan

pada iman tersebut akan tercipta sebuah jati diri (eksistensi) yang memiliki

nilai yang tinggi.

Page 26: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

12

Keberhasilan tidak memerlukan kecerdasan yang luar biasa,

keberhasilan tidak disebabkan keberuntungan, tetapi keberhasilan

ditentukan oleh ukuran dari keyakinan untuk meraih kemenangan dan

mempunyai cita-cita yang tinggi dan yakin bahwa akan mencapai dengan

suara hati sang Maha Besar.

4. Disiplin

Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan

tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan

atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang

berlaku. Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar.

Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.

Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam

beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan

terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian.

Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar

dapat berperilaku tertib.

5. Shalat

Secara etimologi, shalat berarti do‟a dan secara istilah menurut para

ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti

beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri

dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah, dengan syarat-

syarat yang telah ditentukan).

Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah

dengan maksud mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di

dalam jiwa rasa kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau

“mendzahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah

dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya” .

Dan dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi

antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang di dalamnya

merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan

Page 27: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

13

yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta

sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara‟.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa shalat

adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan

perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut

syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Dalam makna lain, shalat

juga merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam

rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

6. Santri

Kata “Santri” dalam pandangan Nurcholis Madjid dapat dilihat dari

dua pendapat, pertama, pendapat mengatakan bahwa ”santri” berasal dari

kata “ santri” sebuah kata dari bahasa ”sansekerta” yang artinya melek

huruf. Pendapat ini menurut Nurcholis Madjid agaknya didasarkan atas

kaum santri atas kelas literary bagi orang Jawa yang berusaha mendalami

ajaran agama melalui kitab-kitab yang ditulis dan berbahasa Arab. (Madjid,

1992: 36)

Kedua, pendapat mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya

berasal dari bahasa Jawa, dari kata “ cantik “, berarti seseorang yang selalu

mengikuti seorang ustadz kemana ustadz ini pergi menetap. Santri dalam

tradisi pesantren dibagi dalam dua kelompok santri yakni santri mukim,

yaitu santri yang datang dari luar daerah dan tinggal di dalam pondok, dan

kelompok santri kalong yaitu santri yang berasal dari daerah sekitar pondok

pesantren, mereka tinggal di rumah masing-masing bukan di dalam

pesantren. (Anwar, 2011: 51)

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penulis kemudian

menyimpulkan bahwa santri yang berada di Pondok Pesantren Modern Al-

Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi adalah santri mukim (santri yang

datang dari luar daerah dan tinggal di dalam pondok).

Page 28: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

14

7. Pondok Pesantren

Menurut Manfred Ziemek sebagaimana dikutip oleh Wahjoetomo,

kata pondok berasal dari Funduq (Arab) yang berarti ruang tidur atau wisma

sederhana karena pondok memang merupakan tempat penampungan

sederhana bagi para pelajar yang jauh dari tempat asalnya. Sedangkan kata

pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi awalan pe- dan akhiran –an

yang berarti menunjukkan tempat, maka artinya adalah “tempat para santri”.

(Wahjoetomo, 1997: 65)

8. Kecerdasan Spiritual dalam Disiplin Shalat

Ibadah shalat adalah ajaran agama yang diwahyukan dari Allah

kepada Nabi Muhammad Saw. Karena itu, ibadah shalat pasti mempunyai

banyak hikmah di dalamnya. Kalau kita pelajari al-Qur‟an dan as-Sunnah

maka akan kita temukan penjelasan tentang hikmah dari pelaksanaan ibadah

shalat, diantaranya yaitu pengaruh pelaksanaan terhadap kesehatan mental

manusia. Kesehatan mental seseorang berimplikasi pada bentuk

performance yang ditampilkannya, dimana nuansa religiusitas lebih

dominan berpengerah pada dirinya, sehingga perilaku yang ditampilkan

secara objektif memiliki kecerdasan yang kemudian mampu mewarnai

dimensi kehidupannya.

Dengan shalat manusia menyerahkan diri kepada-Nya, hal ini akan

membantu dalam meredakan ketegangan emosi manusia, karena seorang

mukmin mempunyai keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doanya dan

memecahkan masalah-masalahnya, serta memenuhi berbagai macam

kebutuhannya dan membebaskan diri dari kegelisahan dan kerisauan yang

menimpanya. Menghadap kepada Allah melalui shalat dan berdoa kepada-

Nya dengan harapan dikabulkan akan menimbulkan outosugesti yang akan

meredakan ketegangan emosi dan kegoncngan jiwa yang terjadi pada

manusia.

Melakukan shalat bukan sekedar melakukan gerakan-gerakan atau

membaca bacaan-bacaan formal semata. Melainkan melakukan kegiatan

Page 29: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

15

“syamil” (komprehensif) dan “mutawazin” (imbang) di antara tiga unsur

kemanusiaan kita. Shalat mencakup kegiatan fisik, ruh, dan juga pikiran.

Ketiga hal ini adalah pilar-pilar kehidupan manusia, yang justru ketiganya

bersatu padu dalam amalan shalat yang dilakukan. Melaksanakan ibadah

shalat dalam kehidupan seorang muslim pada prinsipnya tidak hanya

sekedar melepaskan kewajiban sebagai seorang hamba, akan tetapi ritual

ibadah tersebut harus melahirkan sebuah kondisi religiusitas, yaitu

kesalehan hidup yang kemudian berimplikasi pada tatanan kehidupannya

dalam interaksi sesama manusia, sehingga kemudian memberikan ekses

positif dalam membangun peradaban manusia tanpa melihat perbedaan

strata sosial, status ekonomi, pandangan politik, perbedaan mazhab yang

dianutnya dan berbagai perbedaan lainnya.

Di saat ketiga unsur hidup manusia itu menyatu dalam sebuah

pergerakan terpadu, di situlah akan menumbuhkan “keseimbangan”

pergerakan hidup manusia. Keseimbangan ini yang kemudian menjadi

pijakan kehidupan manusia yang sehat. Hanya dengan hidup yang imbang,

manusia mampu mendapatkan kehidupan yang sehat secara paripurna.

Selain tumbuhnya kehidupan yang sehat secara paripurna, dengan

keterlibatan tiga unsur tadi, manusia menjalin komunikasi paripurna pula

dengan Sang Pencipta. Komunikasi paripurna ini yang kemudian dikenal

dalam bahasa agama sebagai “khusyu‟”. Khusyu menjadi “hati” shalat yang

dilakukan. Shalat yang tidak memiliki khusyu‟ ibarat manusia yang tidak

berhati. Manusia yang tidak lagi berfungsi nuraninya, sehingga

pandangannya akan selalu tertumpu pada hal-hal lahiriyah semata.

B. Studi Relevan

Terdapat beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan nilai-nilai

kecerdasan spiritual dalam disiplin shalat. Namun demikian, penulis hanya

menampilkan beberapa hasil penelitian saja yang memiliki hubungan kuat dengan

penelitian yang dilakukan. Adapun hasil dari beberapa penelitian dapat penulis

paparkan sebagai berikut.

Page 30: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

16

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Parwati (2017) berjudul “Kecerdasan

Spiritual Melalui Kegiatan Shalat Berjamaah Dhuha dan Fardhu pada Siswa

Kelas IV di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar”. (Parwati, Skripsi 2017).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas IV memiliki kecerdasan

spiritual dengan indikator bahwa siswa memiliki sikap yang mudah bergaul

dan aktif, siswa memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi, siswa memiliki

kemampuan untuk menghadapi masalah, siswa memiliki kualitas hidup yang

bersumber pada nilai-nilai positif, siswa memiliki keengganan untuk

menyebabkan kerugian kepada orang lain, siswa kelas IV sering bertanya

“mengapa” atau “bagaimana jika?” kepada guru dan orang tua. Adapun

hambatan kecerdasan spiritual melalui kegiatan shalat berjamaah dhuha dan

fardhu pada siswa kelas IV antara lain: bimbingan guru di sekolah tidak

diikuti oleh orang tua ketika di rumah, beberapa siswa tidak membaca do‟a

dan hadist sebelum melaksanakan shalat berjamaah dhuha dan fardhu.

2. Penelitian Indana Mashlahatur Rifqoh (2015) dengan judul “Pengaruh

Tingkat Kedisiplinan Shalat Fardlu Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

Pondok Pesantren Al-Hikmah Tugurejo Tugu Semarang”. (Rifqoh, Skripsi

2015). Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang menggunakan

metode survei dengan teknik analisis regresi sederhana. Teknik

pengambilan sampel menggunakan random Sampling dengan jumlah 45

santri. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan instrument

angket, dokumentasi dan observasi. Penelitian ini menghasilkan temuan

bahwa tingkat kedisiplinan shalat fardlu mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Al-Hikmah

Tugurejo Tugu Semarang.

3. Penelitian yang dilakukan Ulva Aryani (2017) dengan judul “Pengaruh

Pelaksanaan Shalat Fardhu Terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok

Pesantren Putri Al Latifiyyah Palembang”. (Aryani, Skripsi 2017). Dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari observasi,

wawancara, dokumentasi, dan angket dengan menggunakan analisa statistik

dalam bentuk rumus statistic product moment diperoleh kesimpulan akhir

Page 31: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

17

bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara pelaksanaan shalat

fardhu dengan kecerdasan emosional.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Yanda Irawan (2017) berjudul “Peran Guru

dalam Penanaman Nilai Karakter Religius di Lingkungan Sekolah pada Siswa

Kelas IV SDN No 20/ I Jembatan Mas”. (Irawan, Jurnal 2017). Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data

menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik

analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Kesimpulan penelitian ini adalah peran guru dalam

penanaman karakter religius di lingkungan sekolah pada siswa kelas IV

SDN No.20/I Jembatan Mas telah diupayakan memaksimalkan

menggunakan peran sebagai pendidik sekaligus berperan sebagai pengajar, di

dalam maupun luar kelas dan telah berkategori baik. Dengan cara

meluangan waktu untuk shalat berjamaah dengan tata tertib dan disiplin di

musholah, sopan santun berbicara antara peserta didik,peserta didik dan guru,

berpakaian menutup aurat, menbudayakan senyum, sapa dan salam,

memasangkan hasil karya peserta didik berupa photo dan moto yang

mengandung pesan nilai-nilai keagamaan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh M. Azir (2017) dengan judul “Pembentukan

Kecerdasan Spiritual pada Siswa Melalui Tahfidzul Qur‟an (Studi Multisitus

di Madrasah Ibtidaiyah Sa‟adatul Khidmah dan Madrasah Ibtidaiyah

Muhajirin Kota Jambi)”. (M. Azir, Tesis 2017). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pembentukan kecerdasan spiritual pada anak melalui

Tahfidzul Qur’an di MI Sa‟adatul Khidmah dan MI Muhajirin Kota Jambi

menggunakan metode Taqrir dalam pembelajaran Tahfidzul Qur’an dan

menggabungkan dengan metode direct instruction mampu meningkatkan

kecerdasan spiritual pada diri anak. Adapun wujud dari pembentukan

kecerdasan spiritual pada diri anak melalui Tahfidzul Qur’an mencakup tiga

aspek, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 32: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

18

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki persamaan dan

perbedaan dari beberapa hasil penelitian sebagaimana telah dipaparkan

sebelumnya. Persamaannya terletak pada domain kecerdasan spiritual secara

individual pada diri anak. Adapun perbedaannya terletak pada setting penelitian

dan objek pembahasan yang difokuskan pada bagaimana tingkat kecerdasan

spiritual dalam disiplin shalat santriwati. Sehingga kemudian fokus

pembahasannya terletak pada dimensi spiritual dalam nilai-nilai normatif

pendisiplinan shalat yang kemudian dapat diukur melalui indikator penampilan

santriwati dalam kehidupan sehari-hari di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

Jambi.

Page 33: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui

sudut pandang pendidikan dengan menggunakan instrument pengumpulan

data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

Mengkaji tentang kecerdasan spiritual dalam disiplin shalat santriwati di

Pondok Pesantren Modern Al- Hidayah Kota Jambi. Disebut kualitatif

karena sifat data yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif bukan

dengan cara kuantitatif. Dengan cara ini, diharapkan gambaran yang

konkrit mengenai kualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran penelitian

oleh data pengukuran formal.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang ditetapkan untuk

melakukan penelitian, situasi sosial dalam penelitian ini meliputi

aspek tempat (place), pelaku (action), dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis. (Sugiono, 2014: 297). Lokasi penelitian

berada di Pondok Pesantren Modern Al- Hidayah Kota Jambi yang

berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut pandang

pendidikan. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Penetapan setting penelitian menjadi urgen pada saat mana penelitian yang akan

dilaksanakan melihat bahwa objek penelitian yang kemudian menjadi fokus kajian

tergambar secara utuh sehingga mampu memberikan deskripsi terhadap peneliti

dalam menggali berbagai informasi dan fakta-fakta penelitian sebagai bagian dari

19

Page 34: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

20

proses dan prosedur penelitian yang sesungguhnya. Untuk itu, maka pemilihan

setting dan subjek penelitian berdampak secara langsung terhadap keutuhan

penelitian yang dilakukan.

1. Subjek Penelitian

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Subjek penelitian adalah kepala sekolah, ustadz, ustadzah, santriwati

dan orang tua, yang ditetapkan dengan teknik purpossivee sampling,

yaitu “…teknik yang didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat yang

ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya”. (Sugiyono,

2014: 202).

Berdasarkan teknik ini, maka sebagai key informan dalam

penelitian ini ditetapkan kepala sekolah, ustadz dan ustadzah, dan

sebagai respon ditetapkan santri. Sedangkan sebagai forman

tambahan ditetapkan orang tua yang diperoleh berdasarkan

wawancara, dokumentasi dan observasi mengamati secara langsung.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung

dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.

Data primer ini diperoleh melalui hasil observasi dan

wawancara kepada kepala sekolah dan ustadz serta ustadzah.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan

sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari majalah,

koran, buku, internet dan keterangan-keterangan lainnya atau

publikasi lainnya. Dalam penelitian ini adalah data yang diambil

Page 35: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

21

dari gambaran umum di Pondok Pesantren Modern Al- Hidayah

Pemerintah Provinsi Jambi sebagai berikut:

1) Historis dan geografis

2) Struktur organisasi

3) Keadaan

4) Keadaan sarana dan prasarana

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini orang dan materi yang

terdapat di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Pemerintah

Provinsi Jambi yang meliputi: kepala sekolah, ustadz, ustadzah,

santriwati, arsip dan pristiwa/kejadian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang diterapkan. (Arikunto,

2010: 297).

1. Observasi

Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan

merupakan kondisi sesorang yang terlibat dengan kegiatan sehari-

hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber

data penelitian. (Sugiyono, 2014: 64). Penulis menggunakan

metode observasi partisipan untuk melihat di lapangan tentang

bagaimana kecerdasan spiritual dalam disiplin shalat santriwati di

Pondok Pesantren Modern Al- Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.

Metode tersebut digunakan dalam upaya menggali berbagai

informasi dan fakta-fakta penelitian dengan cara mengamati secara

langsung bagaimana pelaksanaan disiplin ibadah shalat santri guna

melihat bagaimana dampak yang ditimbulkan terhadap kecerdasan

spiritual. Hal ini kemudian lebih menarik untuk diteliti disebabkan

Page 36: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

22

objek yang akan diteliti merupakan situasi yang sengaja dibentuk

melalui kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh pondok

pesantren. Dengan demikian, maka pengamatan yang dilakukan

dapat diimplementasikan dengan baik dalam berbagai kesempatan

yang terbuka bagi peneliti dengan melihat potensi waktu yang

tersedia selama santri berada dalam lingkungan pondok pesantren.

2. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. (Sugiyono, 2014:

72). Penulis menggunakan wawancara/ interview tidak terstruktur

untuk mengumpulkan data tentang kecerdasan spiritual dalam

disiplin shalat santriwati di Pondok Pesantren Modern Al- Hidayah

Pemerintah Provinsi Jambi.

Metode wawancara pada dasarnya merupakan salah satu alat

dalam menggali berbagai informasi dan fakta-fakta penelitian yang

terdapat dalam lapangan penelitian. Untuk itu, maka wawancara

yang dilakukan harus mampu mengganti inforamasi yang akurat

terkait dengan potensi spiritual dalam penerapan disiplin shalat

pada diri santri. Metode ini juga dapat memberikan kesempatan

yang luas kepada peneliti untuk menemukan data dan fakta-fakta

penelitian untuk kemudian dianalisa secara kualitatif dalam upaya

memberikan jawaban yang akurat terhadap persoalan utama dalam

penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu, dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. (Sugiyono, 2014: 84). Dan

dokumentasi yang penulis gunakan untuk memperoleh semua data

data yang berhubungan dengan gambaran umum di Pondok

Page 37: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

23

Pesantren Modern Al- Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi yang

meliputi:

1) Historis dan geografis

2) Struktur organisasi

3) Keadaan ustadz, ustadzah dan santri

4) Keadaan sarana dan prasarana

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.

1. Analisis Domain

Biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran/ pengertian

yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang tercakup

disuatu fokus/ pokok permasalahan yang diteliti. (Arikunto, 2010:

231). Analisis domain ini digunakan untuk menganalisis data yang

diperoleh dari lapangan penelitian secara garis besarnya yaitu

mengenai gambaran umum tentang Kecerdasan Spiritual dalam

Disiplin Shalat Santriwati di Pondok Pesantren Modern Al- Hidayah

Pemerintah Provinsi Jambi.

2. Analisis Komponensial

Analisis kompensional juga baru dilakukan setelah penelitian

mempunyai cukup banyak fakta/ informasi- informasi dari hasil

wawancara dan observasi yang melacak kontras-kontras tersebut oleh

peneliti dipikir/ dicarikan dimensi yang biasa mewadahinya.

(Arikunto, 2010: 213). Analisis kompensial ini digunakan untuk

menjawab permasalahan-permasalahan mengenai kecerdasan spiritual

Page 38: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

24

dalam disiplin shalat santriwati di Pondok Pesantren Modern Al-

Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.

3. Analisis Tema Kultural

Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan diantara

domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan dan

selanjutnya dinyatakan ke dalam tema/ judul penelitian. (Sugiyono,

2014: 148). Analisis tema kultural ini digunakan untuk mencari

kesimpulan mengenai kecerdasan spiritual dalam disiplin shalat

santriwati di Pondok Pesantren Modern Al- Hidayah Pemerintah

Provinsi Jambi.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaat kan

suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

perbandingan terhadap data itu. (Moleong, 2014: 330). Jadi dalam hal ini

mengecek sumber data yang diperoleh dilapangan berkenaan dengan

penelitian ini. Ada beberapa macam triangulasi yang penulis gunakan

yaitu sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini penulis

menggunakan triangulasi dengan sumber, yakni membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda, dalam hal penelitian kualitatif dapat

dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara;

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakan nya secara pribadi;

3. Membandingkan apa yang dikatakan nya sepanjang waktu;

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya, pemerintah;

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan”. (Moleong, 2014: 330-331).

Page 39: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

25

Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah :pertama,

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

teknik pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan

beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan

penyidik memanfaatkan penelitian atau pengamat lainnya untuk keperluan

pengecekan kembali derajat kepercayaan data atau dengan cara

membandingkan hasil pekerjaan seorangan alisis dengan analisis lainnya.

Sedangkan, triangulasi dengan teori ini dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu secara indukti dan logika. (Moleong, 2014: 331-332).

Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka di maksud

untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di

lapangan tentang kecerdasan spiritual dalam disiplin shalat santriwati di

Pondok Pesantren Modern Al- Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yang mana dimulai

dengan pembuatan proposal, pengajuan dosen pembimbing, perbaikan

proposal, seminar proposal, perbaikan hasil seminar, pengajuan izin riset,

pelaksanaan riset, dan penulisan skripsi, perbaikan skripsi, ujian

munaqasah, perbaikan hasilnya. Hasil sidang munaqasah dilanjutkan

dengan perbaikan dan penggandaan laporan penelitian skripsi, adapun

jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 40: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Catatan : Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu

No Kegiatan

2019

Januari 2019 Februari 2019 Maret 2019 April 2019 Mei 2019 Juni 2019

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Pembuatan

proposal

√ √

2 Seminar

proposal

3 Izin riset √ √

4 Pengumpulan

datan

√ √ √ √

5 Penulisan

skripsi

√ √ √

6 Perbaikan

skripsi

√ √ √

7 Pengandaan

laporan

8 Pendaftaran

ujian

munaqasah

9 Perbaikan

skripsi

√ √

10 Penyampaian

skripsi

26

Page 41: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

27

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dengan asas perikehidupan dan keseimbangan

antara kepentingan duniawi dan ukhrawi. Dengan demikian, maka

pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah semata, melainkan

menghendaki keselarasan hubungan antara manusian dengan Tuhannya,

antara sesame manusia serta lingkungan yang mengitarinya. Pentingnya

pembangunan di bidang mental spiritual ini terutama dalam menghadapi

berbagai konflik yang mungkin timbul sebagai akibat dari kemajuan di

bidang teknologi dan perkembangan di bidang fisik lainnya. Deskripsi

sebagaimana telah dipaparkan di atas merupakan salah satu point penting

yang melandasi pendirian Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Pemerintah

Provinsi Jambi.

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi

didirikan oleh Gubernur Jambi berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jambi

Nomor 226 Tahun 1983 tanggan 14 Juni 1983 sebagai lembaga pendidikan

agama guna mempersiapkan kader-kader pembangunan di daerah Jambi yang

berilmu, beramal, bertakwa, dan terampil. Adapun system dan metode

pgnajaran serta kurikulum mengacu pada Pondok Pesantren Modern serta

disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

mampu menjawab dan menunjang proses pembangunan serta kepentingan

umat Islam.

Pondok Pesantren Modern ini juga memiliki lokasi yang cukup strategis

dan terletak di tengah-tengah pemukiman masyarakat, sehingga kemudian

memberikan kemudahan akses bagi mereka yang

Page 42: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

28

akan menuntut ilmu dan atau sekedar berkunjung ke pesantren tersebut.

Posisinya yang strategis dan langsung berhadapan dengan masyarakat yang

memang mengharapkan adanya sebuah lembaga pendidikan yang bercirikan

khas ke-Islaman yang kemudian diharapkan mampu menjadi sebuah pusat

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam hal

penyiaran agama Islam.

Sesuai dengan kenyataan yang terdapat di lapangan penelitian, bahwa

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah merupakan lembaga pendidikan yang

berkesinambungan antara keagamaan dan keduniawian dengan dasar dan

tujuan dan pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan tradisi

kebudayaan Indonesia yang sedang membangun, terutama dalam aspek

mental spiritual. Adapun system pendidikan yang diterapkan di pesantren

tersebut adalah pola pondok pesantren modern dengan dasar aktualisasi

penanaman tauhid yaitu keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam

kerangka Negara Pancasila dan UUD 1945.

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah meletakkan pondasi pendidikan

yang berlandaskan pendidikan manusia seutuhnya yang meliputi pendidikan

lahiriah dan batiniah yang kemudian tercermin dalam kepribadian dan sikap

hidup para santri yang menuntut ilmu di dalamnya. Gambaran tersebut di

atas, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada manusia baik secara

personal maupun komunitas dengan alam sekitarnya. Untuk mewujudkan

cita-cita pesantren, maka dibentuklah sebuah pola yang disebut Dasar

Pendidikan Pesantren yang tertian dalam Panca Jiwa. Panca jiwa merupakan

jiwa pendidikan yang ditanamkan dan ditumbuhkembangkan pada tiap jiwa

santri untuk membentuk pribadi yang memiliki prinsip dan akan melandasi

seluruh hidup dan kehidupannya pada Panca Jiwa tersebut. Adapaun panca

jiwa tersebut adalah jiwa ikhlas, jiwa sederhana, jiwa mandiri, jiwa

ukhuwwah Islamiyah, dan jiwa bebas dan merdeka.

Jiwa ikhlas mengindikasikan bahwa segala amal dan perbuatan santri

hanya untuk beribadah kepada Allah SWT semata, sehingga kemudian segala

sesuatu yang berpotensi menghadirkan kemusyrikan akan dihilangkan

Page 43: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

29

melalui implementasi kurikulum yang ada. Oleh sebab itu, maka jiwa yang

ikhlas akan senantiasa memberikan motivasi kepada para santri untuk selalu

berikhtiar dengan hanya mengharapkan keridhoan dari Allah SWT. Adapun

jiwa sederhana merupakan sikap santri yang bersahaja dalam bingkai

kewajaran, dimana kesederhanaan mengandung unsur-unsur kekuatan,

kesanggupan, ketabahan hati, serta penguasaan diri, dan akan menjadi

kekuatan ampuh dalam menghadapi perjuangan hidup dan segala kesulitan

yang dihadapi. Sederhana bukan berarti miskin atau melarat, kesederhanaan

dalam kehidupan di pondok pesantren adalah sebagaimana memupuk

ukhuwwah diniyyah dalam mewujudkan pendidikan karakter.

Jiwa mandiri merupakan salah satu prinsip hidup di Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah. Mandiri merupakan kesanggupan menolong diri sendiri,

yang berarti mampu berdiri di atas kaki sendiri (berdikari). Santri dan

pesantren harus berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri, dengan tidak

menggantungkan dan menyandarkan kehidupannya kepada pihak lain,

meskipun tidak menolak bantuan dari pihak lain. Adapun jiwa ukhuwwah

Islamiyah dalam kehidupan pesantren dan masyarakat luas selalu diliputi

suasan dan perasaan persaudaraan yang akrab, sehingga senang dan susah

dirasakan besama dengan jalinan perasaan keagamaan yang akan lebih

mengarah pada persaudaraan dan persatuan ummat dalam masyarakat luas.

Sementara itu jiwa bebas dan merdeka dapat dimaknai sebagai sebuah

kekayaan berekspresi dalam bingkai moralitas dan akhlakul karimah. Bebas

artinya tidak terikat mati dan merdeka artinya tidak terjajah oleh suatu

kekuatan tertentu. Santri diberi kebebasan yang seluas-luasnya selama berada

dalam koridor ketentuan yang telah ditetapkan oleh pesantren. Para santri

didik untuk bebas berpikir dan berekspresi sesuai dengan kemampuan dan

bakat masing-masing santri, bebas menentukan masa depannya, bebas

menentukan jalan hidup di masyarakat. Namun demikian perlu digaris bawahi

bahwa yang dimaksud dengan kebebasan di sini adalah kebebasan dalam arti

yang positif.

Page 44: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

30

2. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Kota

Jambi

Kehidupan dalam pesantren sangan dinamis, dimana Kyai merupakan

figur sentral yang merupakan penentu arah kebijakan dari lembaga tersebut.

Tetapi seiring berjalannya waktu, dan semakin berkembangnya pondok

pesntren ini, maka dipandang perlu untuk membentuk suatu kepengurusan

yang disesuaikan dengan kebutuhan. Struktur kepengurusan tersebut meliputi

berbagai bidang yang dikelola oleh pondok pesantren dengan memberikan

tugas dan tanggung jawab kepada beberapa personalian yang dianggap

kompeten di bidangnya masing-masing. Kegiatan tersebut meliputi unsur

sekolah, dunia usaha, komite sekolah, koperasi, unit produksi, unit

pengabdian masyarakat dan lain sebagainya. Hal ini didukung pula oleh

sumber daya manusia yang berkualitas dan penempatan yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing.

Sosok kyai dalam sebuah pesatren merupakan figur penting dalam

melihat keutuhan pesantren. Namun demikian potret kyai dapat hadir dalam

berbagai struktus sosial dalam komunitas pesantren. Seorang ustadz/ustadzah

misalnya dapat menghadirkan nilai-nilai kyai dalam dirinya selama mampu

memberikan dampak positif dalam pembangunan mentalitas dan spiritual

pada diri masing-masing santri. Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

Pemerintah Provinsi Jambi secara hirarki pesantren tidak meletakkan „kyai‟

sebagai tokoh utama dalam kehidupan pesantren secara keseluruhan. Tetapi

kata „kyai‟ terwakili dalam struktur organisasi kepesantrenan yang disebut

dengan „direktur‟ yang kemudian secara sosiologis-antropologis dapat

mewakili makna „kyai‟ dalam pengelolaan pesantren secara utuh dalam

bingkai pondok pesantren secara keseluruhan.

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah seiring dengan

perkembangannya dari waktu ke waktu telah melalui beberapa fase

perkembangan dengan karakter pimpinan masing-masing. Adapun beberapa

pimpinan yang pernah diberi amanah oleh Pemerintah Provinsi Jambi untuk

mengelola pesantren tersebut adalah sebagai berikut:

Page 45: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

31

Tabel 2. Daftar Nama-Nama Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al

Hidayah Sejak Berdiri Hingga Sekarang.

No. Nama Pimpinan Periode

Jabatan Keterangan

1 Prof. Dr. H. Sulaiman Abdullah, MA 1983-1996 Aktif

2 Hizbullah Razaq, BA 1996-1999 Aktif

3 H. Husin Abdul Wahab, Lc, MA 1999-2003 Aktif

4 Arsyad Abdul Mu‟iz, Lc 2003-2006 Aktif

5 H. Zayadi, SH 2006-2007 Aktif

6 H. Abdul Kadir Sobur, Ph.D

H. Zayadi, SH (Wakil Pimpinan) 2007-2009 Aktif

7 Drs. H. Ahmad, MM

H. Abdullah Hasyim, MA (Wakil

Pimpinan)

2009 Aktif

8 H. Hasan Kasim, SH

Drs. H. Satria Bachman, M.Pd.I (Wakil

Pimpinan)

2009-2011 Aktif

9 H. Husin Abdul Wahab, Lc, MA, Ph.D 2011-2019 Aktif

10 Dr. H. Umar Yusuf, M.HI

Dr. H. Hasbullah Ahmad, MA (Wakil

Pimpinan)

2019-sekarang Aktif

(Sumber: Dokumenasi PPM Al Hidayah Jambi 2019)

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat diperoleh informasi bahwa

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi sejak berdirinya hingga saat ini

dipimpin oleh beberapa 9 orang dengan kompetensi dan disiplin ilmu masing-

masing. Beberapa pimpinan sebagaimana dipaparkan pada tabel di atas

diangkat langsung oleh Pemerintah Provinsi Jambi yang dalam hal ini dan

berada di bawah koordinasi langsung Biro Kesejahtera sosial dan

kemasyarakatan Setda Provinsi Jambi. Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

Jambi dipimpin oleh seorang direktur sejak berdiri tahun 1983 yang diangkat

langsung oleh Pemerintah Provinsi Jambi, namun seiring dengan

perkembangan zaman maka pada tahun 2007 hingga saat ini direktur selaku

pimpinan dibantu oleh seorang wakil (wakil direktur) yang kemudian

bertugas untuk membantu pimpinan dalam pengelolaan pesantren secara

keseluruhan.

Page 46: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

32

Ciri khas yang ditampilkan Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

dapat dilihat pada sistem pengajarannya yang tidak hanya menitikberatkan

pada ilmu agama saja, tetapi juga ilmu-ilmu umum lainnya dimana seorang

santri dituntut mampu menjadi seorang manusia yang tidak hanya rajin

beribadah, tetapi juga mempunyai keterampilan untuk tetap survive di tengah-

tengah persaingan global.

Data-data yang tergambar pada tabel tersebut di atas memberikan

informasi yang akurat bahwa Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

Pemerintah Provinsi Jambi telah mengalami perjalanan waktu yang cukup

panjang dengan kehadiran beberapa figur dan tokoh „direktur‟ yang kemudian

diasumsikan sebagai „kyai‟ dan mampu memberikan pengayoman secara

struktural dan spiritual untuk kemudian dijadikan panutan dalam kehidupan

pesantren secara keseluruhan, terutama dalam berbagai kegiatan keagamaan

seperti disiplin shalat, disiplin belajar, disiplin mu‟amalah, dan dimensi

kehidupan santri lainnya. Setiap organisasi dalam standar operasional

pelaksanaan, memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan organisasi

lainnya. Oleh karena itu, maka setiap organisasi formal selalu mencantumkan

struktur organisasi sebagai deskripsi dengan penempatan orang-orang tertentu

sesuai dengan kapasitas dan kompetensi masing-masing.

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah sebagai sebuah organisasi

memiliki struktur kepengurusan yang bertanggung jawab langsung kepada

pimpinan dalam seluruh dimensi kehidupan dalam pesantren, terutama dalam

kaitannya dengan pendidikan mental spiritual para santri dan santriwati.

Struktur kepengurusan merupakan salah satu apsek penting dalam sebuah

organisasi, karena itu deskripsi dari sebuah organisasi merupakan penjelasan

secara global tentang bagaimana sebuah tanggung jawab diamanahkan

kepada seseorang untuk bertanggung jawab langsung kepada pimpinan

organisasi. Adapun struktur organisasi Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Tabel 3. Keadaan Sturktur Organisasi Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

Jambi Tahun Pelajaran 2019

Page 47: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

33

PEMBINA Gubernur Jambi

KOORDINATOR

Sekda Provinsi Jambi

SEKRETARIS H. Pungut Supriady,

M.HI

PIMPINAN Dr. H. Umar Yusuf, M.HI

DIRKETUR PENDIDIKAN DAN

H. Misbahul Wathon, Lc

H. Ahmad Farid, Lc

Mahyunani Arifin, S.I.P

Eko Firmansyah, S.Pd.I

Ibrahim, S.Th.I Moh. Al Fikri, S.Pd.I, M.Pd.I Dwi Yogo Jamaluddin. S.P

M. Khoiruddin. S.E

Rosniyati, S.Pd Isro Firdaus, S.Pd.I

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

SANTRI

PEMBINA

KOORDINATOR

DIREKTUR

SEKRETARIS

KAUR BID. PENGASUHAN

KAUR BID. PEMBANGUNAN, KEUANGAN DAN USAHA PONDOK

PENGASUH PUTRI

PENGASUH PUTRA

KEPALA MTS KEPALA MA KOPERASI PONDOK

PERLENGKAPAN DAN ASET

KEPALA MI KEPALA

(Sumber: Dokumentasi PPM Al Hidayah Jambi 2019)

SEKRETARIS Dr. H. Hasbullah Ahmad, MA

Wakil Direktur SEKRETARIS Dr. H. Muslim, M.Pd

Wakil Direktur

SEKRETARIS Hj. Supratini, S.Ag, M.M

BENDAHARA

STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN MODERN AL HIDAYAH JAMBI

HUMAS DAN KEPEGAWAIAN

Imatul Akbar, S.Kom

Page 48: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

34

34

3. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru dan karyawan merupakan dua komponen yang cukup vital dalam

sebuah lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan yang bercirikan ke-

Islaman seperti pondok pesantren. Hal ini mengingat bahwa seluruh aktivitas

santri dalam ruang lingkup pondok pesantren berlangsung dalam waktu 24 jam

dalam kampus, baik itu kegiatan yang bersifat formal maupun non formal. Guru

sebagaimana dipahami dalam dunia pendidikan adalah sosok individu yang

melakukan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai kepada santri, sementara

tenaga administrasi dan karyawan merupakan bagian dari pondok pesantren yang

bertugas melakukan tugas administratif terkait dengan pengelolaan pesantren,

baik yang bersifat intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

Tenaga pengajar yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di Pondok

Pesantren Modern Al Hidayah terdiri dari beberapa kualifikasi pendidikan, baik

S1, S2 dan S3 yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, baik dalam maupun

luar negeri dan alumnus dari berbagai Pondok Pesantren Modern yang ternama.

Adapun katagorisasi kualifikasi tenaga pengajar di pesantren tersebut adalah

sebagai berikut:

a. S3 (Doktoral)

b. S2 (Master)

c. S1 (Sarjana)

d. Alumni Pesantren Modern

Tenaga pengajar yang berperan aktif dalam proses belajar mengajar di

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi berjumlah 55 orang dengan latar

belakang pendidikan yang berbeda. Tenaga pengajar yang kemudian dalam

bahasa pesantren disebut dengan utadz/ustadzah secara kultural berperan pentinga

dalam proses internalisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan santri, sehingga

kemudian alur kehidupan santri dalam pesantren tidak terlepas dari bimbingan

para asatidz/ustadzah dalam rangka membentuk karakter pesantren pada diri

masing-masing santri. Secara rinci tenaga pengajar tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Page 49: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

35

35

Tabel 4. Keadaan Guru Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi Tahun

Pelajaran 2019.

No. Nama Pendidikan Tahun

Lulus Jenjang Jurusan

1 Dr. H. Umar Yusuf, M.HI S3 Syari’ah -

2 Dr. H. Hasbullah Ahmad, MA S3 Ushuluddin -

3 H. Ahmad Farid, Lc S1 Syariah 2005

4 H. Misbahul Wathon, Lc S1 Ushuluddin 2005

5 H. Hermanto Harun, Lc, MA., Ph. D S3 Syariah -

6 Pauzi, M.Pd.I S1 Pend. Bahasa Arab 2007

7 H. Abu Hasan Al Asyhari, Lc S1 TAFSIR/Ilmu Al quran

2008

8 Drs. Janiwar S1 Tafsir Hadist 1985

9 Mas'adi, S.Pd.I S1 PAI 2012

10 Humaedi, S.Pd.I S1 Pend Islam 2009

11 Akbar Imanuddin, S.Th.I., M.Ud S2 PAFI/PPI 2014

12 Gatot Widodo, S.Pd.I S1 PAI 2014

13 Andy Ariadi, S.Pd.I S1 PAI 2010

14 H. M. Harmin, Lc S1 SYARIAH ISLAM 2009

15 H. Rusnan Ahlannur, Lc S1 TAFSIR 2011

16 Ahmad Zakaria, S.Pd.I S1 Bahasa Arab 2009

17 Rizki Aprilianto, SH S1 HUKUM 2012

18 Eko Firmansyah, S.Pd.I S1 PAI 2013

19 Shafwan Hardiansyah, SE S1 Ekonomi Manajemen

2014

20 Wiwi Astuti, S.Th.I S1 TAFSIR 2008

21 Mieke Desiana, SS S1 Bahasa Sastra Arab 2004

22 Oktarina Sumba, S.TP S1 Teknologi Pertanian 2010

23 Hj. Malikal Bulkis Hadi, Lc S1 Syariah 2009

24 Yoan Adelinadinanti, S.Pd S1 Pend. Fisika 2011

25 Desi Trismayani, Lc S1 Hadist 2010

26 Kasmawati, S.Sos.I S1 BPI 2009

27 Siti Yami, S.Pd.I S1 Pend. Bahasa Arab 2009

28 Reni Hastuti, S.Pd S1 Pend. Matematika 2012

29 Sunarti, S.Pd.I S1 Pend. Bahasa Arab 2014

30 Hevni Siska Maryantama, S.Pd S1 Pend Biologi 2009

31 Muhammad Ridwan, S.Hum S1 Bahasa dan Sastra Arab

2015

32 Dewi Rulina Wati, S.Pd S1 Pend. Bahasa Inggris

2011

33 Iwing Derva Mutia, S.Pd S1 Pend. Fisika 2010

34 Prihartini Kusuma, S.Pd S1 Pend. Biologi 2014

35 Mahyunani Arifin, S.IP S1 Ilmu Hubungan Internasional

2011

36 Zakia Nur Rahma S1 Pend Bahasa dan Sastra Indonesia

2014

37 Sutriadi, S. Pd S1 Pend Bahasa Indonesia

2013

38 Muhammad Al Fikri S1 Manajemen Pend Agama Islam

2015

39 Rukiah, S.Th.I S1 Tafsir Hadist 2015

40 Apdoludin, s.Pd.I., M.Pd.I S2 TPI 2013

41 Hakimin, S.Kom S1 Sistem Informasi 2013

Page 50: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

36

36

42 Surisdawati, S.Pd S1 Pend. Bahasa Indonesia

2011

43 Budi Widia Wahyuni, S.Pd S1 Pend. Biologi 2010

44 Muhammad Yudi, S.Pd.I S1 PAI 2005

45 Sheyla Halimatul Adla, S.Pd S1 Bahasa Inggris 2015

46 H. Taswirul Afkar, Lc S1 SYARIAH ISLAM 2014

47 Tidjar Purbaya, SE S1 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

2012

48 Drs. Zainal Aripin S1 FIQIH / Hadist 1991

49 H. Al Mukmin, Lc S1 Syariah 2007

50 Endang Rukmana, Lc S1 SYARIAH ISLAM 2005

51 M. Hasbi Ash Shiddieqy, S.Kom S1 Teknik Informatika 2012

52 Taufiqurrohman, S.Pd S1 Pend. Bahasa Inggris

2011

53 Hasanur Rabiah, S.Pd S1 Pend. B. Indonesia -

54 Rinayah, S.H S1 HUKUM 2012

55 Wenni Mulyani, S.Pd S1 Pend. Fisika 2009

(Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Modern Al Hidayah 2019)

Sebagaimana lembaga pendidikan lainnya, Pondok Pesantren Modern

Al Hidayah Jambi juga memiliki beberapa karyawan yang membantu

pelaksanaan pendidikan secara keseluruhan, baik yang bersifat intrakurikuler

maupun ekstrakurikuler. Keberadaan karyawan tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan, terutama pondok

pesantren. Hal ini mengingat bahwa karyawan bertugas membantu pimpinan

dalam melaksanakan tugas ketatausahaan. Secara struktural, kehadiran

karyawan tidak bisa dipandang sebagai komunitas kelas dua dalam sebuah

organisai seperti pondok pesantren. Karyawan merupakan bagian penting

yang terintegrasi dalam seluruh dimensi kehidupan pondok pesantren, karena

ia akan selalu hadir dalam memenuhi kebutuhan administrasi pondok

pesantren, baik dari aspek formal maupun non formal. Maka dari itu,

karyawan memiliki status dan eksistensi yang sama dengan guru dalam

konteks pengelolaan pondok pesantren secara baik dan menyeluruh.

Demikian halnya yang terjadi di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

Pemerintah Provinsi Jambi, dimana kehadiran karyawan sangat dibutuhkan

dalam upaya membantu pimpinan dalam menjalankan roda organisasi,

sehingga kemudian seluruh civitas akademika pondok pesantren dapat

berjalan dengan baik.

Page 51: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

37

37

Adapun karyawan dan karyawati yang aktif dalam pengurusan Pondok

Pesantren Modern Al Hidayah Jambi berjumlah 32 orang dengan latar

belakang pendidikan yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan

kelembagaan. Adapun rincian karyawan yang aktif terlibat dalam kegiatan

pendidikan di pesantren tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 5. Keadaan Karyawan Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi

Tahun Pelajaran 2019

No. Spesifikasi Tugas Jumlah Keterangan

1 Administrasi 6 Aktif

2 Sopir 1 Aktif

3 Kesehatan 1 Aktif

4 Satpam 4 Aktif

5 Tukang Rumput 2 Aktif

6 Pengasuhan Santri 11 Aktif

7 Waserda 2 Aktif

8 Perpustakaan 1 Aktif

9 Pengelola Konsumsi 1 Aktif

10 Tukang Kebun 2 Aktif

11 Tukang Listrik 1 Aktif

JUMLAH 32 Orang Aktif

(Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Tahun 2019)

4. Keadaan Santri dan Santriwati

Santri dan santriwati merupakan sebutan yang diberikan kepada peserta

didik yang menuntut ilmu di pondok pesantren. Keberadaan mereka berbeda

dengan sekolah-sekolah lainnya apabila ditinjau dari aspek domisili. Para santri

dan santriwati yang belajar di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi

seluruhnya tinggal di dalam asrama yang telah disediakan oleh pondok dengan

peraturan dan tata tertib yang telah disosialisasikan kepada mereka pada saat

mereka mendaftarkan diri menjadi santri dan santriwati di pesantren tersebut.

Page 52: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

38

38

Keberadaan santri dan santriwati yang diasramakan membutuhkan

penanganan yang optimal agar keberadaan mereka selama berada di asrama

menjadi nyaman. Oleh sebab itu, maka pimpinan menempatkan beberapa

ustadz/ustadzah pada masing-masing asrama untuk memberikan bimbingan

kepada mereka selama berada di asrama. Beberapa ustadz/ustadzah yang

ditempatkan di asrama tergabung dalam pengasuhan santri yang bertanggung

jawab memobilisasi seluruh kegiatan santri, baik yang bersifat intrakurikuler

maupun ekstrakurikuler. Keberadaan ustadz/ustadzah pengasuh menjadi cukup

urgen mengingat bahwa para santri dan santriwati berasal dari beberapa

kabupaten/kota dalam provinsi Jambi, sehingga kemudian persoalan yang

dihadapi cukup kompleks seiring dengan karakteristik masing-masing

santri/santriwati. Adapun jumlah santri secara terperinci dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 6. Keadaan Santri dan Santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

Jambi Tahun Pelajaran 2019.

KELAS SISWA LOKAL JUMLAH PUTRA PUTRI JUMLAH

JUMLAH

PER

MADRASAH

KELAS I

PUTRA

A 31

164

351

772

B 35

C 31

D 35

E 32

PUTRI

K 11

187

A 34

B 34

C 35

D 35

E 38

KELAS II

PUTRA

A 39

113

249

B 37

C 37

PUTRI

A 35

136 B 35

C 36

D 30

KELAS III PUTRA

K 10

63 172 A 27

B 26

Page 53: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

39

39

PUTRI

K 11

109 A 32

B 32

C 34

I'DADI BARU

PUTRA A 35 35

84 84 PUTRI

B 26 49

C 23

I'DADI LAMA PUTRA A 24 24

54

313

PUTRI B 30 30

KELAS IV

PUTRA A 19

44

103 B 25

PUTRI A 30

59 B 29

KELAS V

PUTRA A 29 29

63 PUTRI

A 21 34

B 13

KELAS VI

PUTRA A 12

26

93

B 14

PUTRI

A 23

67 B 22

C 22

TOTAL 1169 498 671 1169 1169

(Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi Tahun 2019)

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Disiplin Santri dan Santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

Kota Jambi

Peraturan dan tata tertib merupakan salah satu ruh yang mewarnai

kehidupan dalam pondok pesantren yang kemudian menjadi acuan dalam berbagai

kegiatan kepesantrenan dalam kampus. Kemajuan pendidikan dalam sebuah

pesantren tidak terlepas dari implementasi dan penerapan disiplin bagi seluruh

santri dan santriwati. Hal ini mengingat bahwa kehidupan 24 jam bagi santri dan

santriwati harus ditata dan diatur sedemikian rupa sehingga mampu memberikan

dampak yang positif dalam pembinaan dan penanaman akhlakul karimah di

kalangan santri dan santriwati. Untuk itu, setiap pesantren menerapkan peraturan

dan disiplin yang telah dirumuskan sesuai dengan situasi dan kondisi sebuah

pesantren. Maka ketika persoalan tersebut dikonfirmasikan kepada Direktur

Page 54: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

40

40

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi selaku pimpinan melalui wawancara

yang dalam hal ini adalah Dr. H. Umar Yusuf, M.HI menjelaskan bahwa

kehidupan santri dan santriwati mulai dari bangun pagi hingga tidur malam semua

diatur dalam peraturan dan disiplin pondok. Hal dilakukan untuk memberikan

pendidikan karakter kepada mereka sebagai human resource yang kemudian

diharapkan dapat mewarnai mereka, baik selama menjadi santri maupun setelah

menyelesaikan pendidikan. (Wawancara, 31 Januari 2019).

Pendapat tersebut didukung oleh salah seorang ustadzah pengasuh putri,

yaitu ustadzah Sunarti, S.Pd.I dalam sebuah wawancara dengan penulis

menjelaskan bahwa kehidupan santri, khususnya santriwati dalam kehidupan

sehari-hari diatur melalui penerapan peraturan disiplin yang telah disosialisasikan

kepada mereka pada saat mereka mendaftarkan diri menjadi santri di Pondok

Pesantren Modern Al Hidayah Jambi. Seluruh aktivitas santriwati, baik yang

bersifat intrakurikuler maupun ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan

peraturan dan disiplin yang telah ditetapkan. Konsekwensi logis dari penerapan

peraturan dan disiplin tersebut adalah bahwa apabila terdapat santri atau santriwati

melanggar peraturan dan disiplin akan diberikan sanksi yang mendidikan sesuai

dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Penerapan peraturan dan disiplin

tersebut dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran dan pendidikan kepada

mereka, sehingga masing-masing santri dan santriwati dapat memiliki karakter

yang baik dengan dukungan moralitas dan akhlakul karimah sebagaimana

diharapkan. (Wawancara, 1 Februari 2019).

Sebagai bentuk cross check terhadap informasi tersebut di atas, penulis

kemudian melakukan observasi di lapangan penelitian dengan mengamati

aktivitas santri dan santriwati baik dalam kegiatan intrakurikuler seperti belajar

efektif pada pagi dan siang hari, maupun kegiatan ekstrakurikuler lainnya seperti

kegiatan kepanduan, muhadlarah, muhadatsah dan kegiatan ekstrakurikuler

lainnya. Pada saat observasi, penulis melihat langsung bagaimana seluruh santri

dan santriwati mengikuti kegiatan tersebut sesuai jadwal masing-masing kegiatan.

Dan hal yang menarik pada saat observasi adalah bahwa ketika kegiatan

muhadlarah sedang berlangsung seluruh santri dan santriwati berada di ruangan

Page 55: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

41

41

masing-masing sesuai dengan pembagian kelompok, kecuali yang diberi tugas

untuk piket asrama. (Observasi, 5 Februari 2019).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi

tersebut maka penulis berpendapat bahwa seluruh kegiatan santri dan santriwati

tidak bisa dipisahkan dari tata tertib dan disiplin yang telah ditetapkan oleh

pondok. Implikasi penting dari penerapan peraturan dan disiplin adalah

pembentukan karakter dan kepribadian santri/ santriwati sehingga kemudian

dalam menjalani kehidupan di pesantren, secara tidak langsung mereka telah

menanamkan nilai-nilai karakter pada diri mereka masing-masing. Dan hal ini

sesuai dengan ungkapan hikmah yang menyatakan الحق بلا نظام قد يغلبه الباطل بنظام

yang artinya bahwa suatu kebenaran yang tidak dilandasi dengan sistem yang baik

akan mudah dikalahkan oleh kebathilan yang didukung dengan sistem yang baik.

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa peraturan dan disiplin

merupakan salah satu ruh yang hidup dan berjalan dalam kehidupan pesantren.

Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap penerapan peraturan dan

tata tertib pasti ditemukan beberapa individu yang melanggar (indisipliner) tata

tertib dan disiplin tersebut. Untuk itu, standar umum dalam implementasi sebuah

peraturan adalah penerapan sanksi yang disesuaikan dengan tingkat pelanggaran

masing-masing individu. Menarik untuk didiskusikan lebih lanjut bahwa proses

penerapan peraturan dan disiplin di pondok pesantren membutuhkan waktu ruang,

sehingga kemudian seluruh elemen pondok pesantren dipandang cakap dalam

memahami konsepsi-konsepsi peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan.

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi merupakan salah satu pondok

pesantren modern yang ada di Jambi dengan status santri yang terdiri dari laki-laki

dan perempuan dimana masing-masing santri dan santriwati hidup bersosialisasi

sesuai dengan kapasitas masing-masing. Secara hirarki, peraturan dan disiplin

yang ada di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi sepenuhnya

dilaksanakan dengan pengawasan dari para pengasuh yang telah ditetapkan oleh

pimpinan. Salah satu motor penggerak dari implementasi peraturan dan disiplin

tersebut adalah organisasi santri yang dikenal dengan ORSADA (Organisasi

Santri Al Hidayah). Organisasi ORSADA sebagai motor penggerak di kalangan

Page 56: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

42

42

santri dan santriwati diarahkan melalui pembimbing organisasi dan bekerjasama

dengan para pengasuh. Ketika persoalan tersebut di atas dikonfirmasikan dengan

Direktur Pendidikan dan Pengasuhan yang dalam hal ini adalah Ustadz H.

Misbahul Wathon, Lc melalui sebuah wawancara dengan penulis, beliau

menjelaskan bahwa dalam penerapan peraturan dan disiplin di Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah Jambi telah diatur sesuai dengan tugas dan fungsi masing-

masing. Santri putra dimbimbing langsung oleh pengasuh putra dan santriwati

dibimbing oleh pengasuh putri melalui hirarki kepengurusan dalam ORSADA.

Adapun hal-hal yang terkait dengan pelanggaran berat yang lakukan oleh santri

dan santriwati maka terlebih dahulu dikomunikasi melalu rapat terbatas dengan

melihat tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh santri dan santriwati. Salah satu

pola yang diterapkan dalam rangka mengakomodir tingkat pelanggaran santri dan

santriwati adalah komunikasi dua arah dengan melibatkan pengasuh putra dan

putri untuk kemudian dilakukan rapat dan musyawarah dan selanjutkan

dikomunikasikan dengan pimpinan pondok. (Wawancara, 9 Februari 2019).

Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh sekretaris pondok yaitu

Ustadz H. Pungut Supriady, M.HI melalui sebuah wawancara dengan penulis.

Pada kesempatan wawancara tersebut beliau mengemukakan bahwa penangan

santri dan santriwati yang melanggara peraturan dan disiplin pondok diselesaikan

melalui beberapa tahapan. Tahap pertama dibahas pada tingkat ORSADA

kemudian dilanjutkan melalui rapat internal pengasuh putra dan putri, apabila

belum ditemukan solusi yang terbaik bagi mereka yang melanggara peraturan dan

disiplin pondok maka akan dimusyawarahkan lebih lanjut melalui rapat pimpinan

dengan mengakomodir pendapat dari pengasuh putra dan pengasuh putri. Pola

penyelesaian masalah santri dan santriwati melalui tahapan sebagaimana telah

dijelaskan di atas, menurut beliau lebih akomodatif sehingga masing-masing

ustadz dan ustadzah yang telah diberikan amanah untuk membina dan

membimbing santri dan santriwati dapat mengemukakan berbagai informasi

terkait dengan penanganan kasus santri dan santriwati yang melanggar peraturan

dan disiplin pondok. (Wawancara, 9 Februari 2019).

Page 57: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

43

43

Terkait data-data yang penulis peroleh di lapangan penelitian perihal

bagaimana penyelesaian masalah santri dan santriwati yang melanggar peraturan

dan disiplin, penulis kemudian mengamati beberapa kegiatan musyawarah

internal pengasuh putra dan putri bersama-sama dengan Direktur Pendidikan dan

Pengasuhan perihal santri dan santriwati yang ditemukan melanggar peraturan dan

disiplin pondok seperti kasus mengambil hak milik orang lain tanpa izin

pemiliknya. Hasil dari pengamatan tersebut, penulis memperoleh data-data yang

cukup akurat bahwa santri dan santriwati dengan kasus mengambil hak milik

orang lain tanpa izin diberikan sanksi bertahap sesuai dengan peraturan dan

disiplin pondok, mulai dari pemanggilan orang tua hingga diberhentikan secara

tidak hormat dari Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi. Pengamatan

tersebut penulis lakukan baik dengan melihat dokumen hasil rapat maupun dengan

bertanya dengan ustadz atau ustadzah pengasuh perihal penyelesaian kasus santri

seperti kasus yang telah dijelaskan sebelumnya. (Observasi, 16 Februari 2019).

Infomasi tersebut dalam pandangan penulis perlu diperkuat dengan data-

data lapangan lainnya. Oleh sebab itu, penulis melakukan pengamatan terhadap

dokumentasi pengasuhan santri tentang bagaimana penyelesaian kasus santri dan

santriwati yang termasuk dalam katagori berat. Pada kesempatan observasi

tersebut penulis mendapat informasi dokumentatif yang menunjukkan bahwa

santri dan santriwati yang pelanggarannya termasuk dalam katagori pelanggaran

berat, maka terdapat beberapa santri dan santriwati yang diberikan sanksi dengan

pemanggilan orang tua dengan penegasan bahwa apabila di kemudian melakukan

pelanggaran yang serupa, maka pondok akan memberikan sanksi yang berat

dengan memberhentikan secara tidak hormat dari Pondok Pesantren Modern Al

Hidayah Jambi. Dokumentasi tersebut penulis peroleh dari pengamatan terhadap

buku induk penanganan santri bermasalah yang termasuk dalam katagori

pelanggaran berat dan perlu diambil tindakan untuk memberikan pembelajaran

yang berharga bagi santri dan santriwati indisipliner. (Observasi, 16 Februari

2019).

Data-data yang diperoleh dari lapangan penelitian sebagaimana telah

dipaparkan sebelumnya dalam pandangan penulis belum dapat dijadikan alasan

Page 58: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

44

44

kuat dalam mengambil kesimpulan. Oleh sebab itu, penulis berupaya melakukan

observasi langsung di lapangan penelitian dengan cara menyaksikan langsung

bagaimana penyelesaian santriwati yang melanggar peraturan dan disiplin pondok

dalam katagori ringan dan sedang. Pada kesempatan observasi tersebut, penulis

mengamati bagaimana bagian keamanan puteri yang sedang memberikan sanksi

bagi santriwati yang tidak mengikuti kegiatan belajar siang (dars al idhofi).

Pemberian sanksi yang diberikan oleh pengurus ORSADA puteri bagi santriwati

yang tidak mengikuti pelajaran siang (dars al idhofi) disesuaikan dengan tingkat

pelanggaran santriwati. Pada kesempatan tersebut, tampak pengurus ORSADA

putri memberikan sanksi dengan meminta mereka yang melanggar peraturan dan

disiplin pondok untuk membersihkan kamar mandi putri. Hasil pengamatan

tersebut mengindikasikan bahwa dalam hal pemberian sanksi bagi santri dan

santriwati yang melakukan pelanggaran ringan dan sedang cukup diselesaikan

pada tingkat penguruh organisasi, dengan catatan bahwa mereka yang telah

melanggar peraturan dan disiplin didokumentasikan secara tertulis melalui buku

induk pelanggaran santriwati. (Observasi, 18 Februari 2019).

Berdasarkan informasi tersebut di atas, maka penulis berpendapat bahwa

dalam penyelesaian kasus santri dan santriwati yang melanggar peraturan dan

disiplin pondok diberikan sanksi sesuai dengan kadar pelanggaran yang dilakukan

dengan menerapkan pola tahapan. Kasus santri dan santriwati yang termasuk

dalam katagori ringan dan sedang cukup diselesaikan pada tingkat pengurus

organisasi ORSADA dan pengasuhan santri baik di putra maupun di putri. Terkait

dengan penyelesaian kasus santri dan santriwati yang termasuk dalam katagori

berat, maka dimusyawarahkan melalui hearing pendapat dari pengasuhan putra

dan pengasuhan putri dengan mengakomodir seluruh informasi tentang santri dan

santriwati yang indisipliner. Apabila kasus pelanggaran tersebut dianggap cukup

bukti dan termasuk dalam katagori berat maka kemudian akan diambil tindakan

lebih lanjut, baik dengan pemanggilan orang tua/wali santri dan santriwati

maupun sanksi pemberhentian santri dan santriwati secara tidak hormat.

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa masing-masing sanksi

yang diberikan kepada santri dan santriwati yang melanggar peraturan dan disiplin

Page 59: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

45

45

disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya. Maka kemudian perlu ditelusuri

tentang bagaimana proses internalisasi peraturan dan disiplin di Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah Jambi. Untuk memperoleh informasi yang akurat dan

akuntabel, maka penulis mewawancarai langsung Direktur Pendidikan dan

Pengasuh yang dalam hal ini adalah Ustadz H. Misbahul Wathon, Lc. Pada

kesempatan wawancara tersebut beliau menjelaskan bahwa sanksi yang akan

diberikan kepada santri dan santriwati yang indisipliner tidak diberikan secara

tiba-tiba. Akan tetapi terlebih dahulu dilakukan sosialisasi dan penjelasan secara

bertahap yang dimulai dari proses administrasi penerimaan santri dan santriwati

baru. Dimana pada saat itu, santri dan santriwati diwawancarai secara verbal

terkait dengan rambu-rambu disiplin yang akan diterapkan di Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah yang kemudian diperkuat dengan penandatanganan Pakta

Integritas di atas materai sebagai bentuk pertanggung jawaban atas pemberikan

sanksi dikemudian hari. Namun demikian, hal tersebut dianggap belum kuat

secara administratif, maka kemudian orang tua/wali santri juga diwawancarai

secara terpisah untuk memberikan informasi awal terkait dengan pola pendidikan

di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah, terutama hal-hal yang berkaitan dengan

peraturan dan disiplin pondok yang harus dipatuhi oleh masing-masing santri dan

santriwati. (Wawancara, 23 Februari 2019).

Pendapat tersebut di atas kemudian diperkuat oleh ketua Pengasuhan Santri

putra yang dalam hal ini adalah Ustadz Eko Firmansyah, S.Pd.I dalam sebuah

wawancara dengan penulis. Pada kesempatan wawancara tersebut beliau

menyatakan bahwa peraturan dan disiplin yang diterapkan di Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah tidak berbeda antara putra dan putri. Pemberian informasi

awal tentang peraturan dan disiplin pondok diberikan pada saat santri dan

santriwati mendaftarkan diri menjadi santri dan santriwati di Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah Jambi. Adapun tahapan berikutnya diberikan pada saat

mereka telah memasuki masing-masing asrama melalui pengurus organisasi

ORSADA dan pengasuhan santri putra dan putri. (Wawancara, 23 Februari 2019).

Hal senada juga disampaikan salah seorang ustadzah pengasuhan santri putri

yang dalam hal ini adalah Ustadzah Dewi Rulina Wati, S.Pd dalam sebuah

Page 60: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

46

46

wawancara dengan penulis. Pada kesempatan wawancara tersebut beliau

mengemukakan bahwa proses sosialisasi peraturan dan disiplin Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah Jambi, khususnya bagi santriwati dilaksanakan dalam dua

tahapan. Tahap pertama disampakan secara umum di depan seluruh santriwati

dengan menghadirkan seluruh pengasuhan putri dan para pengurus organisasi

ORSADA putri. Tahapan keduan disampaikan pada saat mereka telah memasuki

masing-masing asrama yang telah ditentukan. Ketua ORSADA putri yang

ditunjuk oleh pengasuhan putri untuk menyampaikan di asrama yang kemudian

ditugaskan kepada beberapa pengurus organisasi untuk dijelaskan pada masing-

masing asrama. Setelah prosesi pemaparan, langkah selanjutnya adalah

ditempelkan pada papan informasi di masing-masing asrama dengan tujuan agar

seluruh santriwati dapat melihat, membaca, dan mengimplementasikannya dalam

kehidupan sehari-hari. (Wawancara, 23 Februari 2019).

Akurasi dan akuntabilitas data-data lapangan dalam sebuah penelitian

membutuhkan dukungan informasi lain, sehingga kemudian kesimpulan yang

diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk itu, penulis melakukan

pengamatan tentang bagaimana pola sosialisasi peraturan dan disiplin di Pondok

Pesantren Modern Al Hidayah Jambi. Observasi pertama yang penulis lakukan

adalah dengan mendatangi asrama putra untuk melihat apakah peraturan dan tata

tertib tersebut benar-benar ditampilkan di depan umum dengan cara

menempelkannya pada papan informasi yang terdapat di asrama. Dalam

pengamatan tersebut penulis melihat secara langsung bahwa salah satu informasi

yang ditampilkan pada papan pengumuman di asrama putra adalah uraian

peraturan dan disiplin Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi yang

ditandatangani langsung oleh pimpinan pondok. (Observasi, 6 Maret 2019).

Informasi tersebut memperkuat asumsi dasar penulis bahwa peraturan dan disiplin

pondok sudah disosialisasikan secara konkrit di kalangan santri putra. Langkah

selanjutnya yang penulis lakukan adalah mengamati langsung keadaan di asrama

putri, apakah hal yang sama juga dilakukan pengurus ORSADA putri dan

pengasuhan putri. Ketika penulis melakukan pengamatan langsung di asrama

putri, diperoleh informasi yang akurat bahwa pola sosialisasi peraturan dan

Page 61: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

47

47

disiplin pondok sebagaimana telah dilakukan di asrama putra, ternyata dilakukan

juga di asrama putri. Dengan demikian, maka penulis menyimpulkan bahwa

penyampaian dan sosialisasi peraturan dan disiplin pondok telah dilakukan secara

konkrit sehingga kemudian seluruh santri dan santriwati dapat melihat,

mengamati, dan memahami, serta menerapkan peraturan dan disiplin tersebut

dalam kehidupan mereka sehari-hari. (Observasi, 6 Maret 2019).

Berdasarkan informasi tersebut di atas, maka penulis berpendapat bahwa

segala sesuatu yang berkaitan dengan peraturan dan disiplin Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah Jambi telah melalui beberapa rangkaian. Mulai dari

perumusan, pembahasan, dan kemudian sosialisasi di kalangan santri dan

santriwati sehingga kemudian diharapkan mereka dapat menjadikannya sebagai

pedoman sehari-hari dalam menjalankan seluruh aktivitas pondok baik yang

bersifat intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

Atas dasar beberapa data lapangan tersebut di atas, maka tindakan sanksi

yang diterapkan oleh pondok secara faktual telah memenuhi standar operasional

sebagaiaman diterapkan dalam berbagai organisasi. Dan dengan demikian, maka

penerapan sanksi bagi santri dan santrwiati yang melakukan pelanggaran terhadap

peraturan dan disiplin tersebut dapat dilakukan baik secara persuasif maupun

tindakan yang disesuaikan dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Berdasarkan informasi tersebut juga, maka ujung titik sentral dari implementasi

peraturan dan disiplin Pondok Pesantren Modern Al Hidayah adalah para

pengasuhan putra dan putri dengan berkoordinasi dengan pengurus organisai

ORSADA putra dan putri.

Terkait denan kecerdasan spiritual melalui penerapan disiplin santri dan

santriwati, maka pada prinsipnya tidak dapat dipisahkan dari kekuatan mentalitas

pengurus ORSADA putra dan putri, termasuk para pengasuhan santri. Hal yang

menurut penulis menjadi prinsip utama adalah follow up dari peraturan dan

disiplin tersebut. Dimana dalam konteks peningkatan kecerdasan spiritual tidak

terlepas dari pola pembiasaan dan uswah hasanah (panutan). Para santri dan

santriwati dalam kehidupan sehari-hari akan melihat dan mengamati sejauh mana

peran para pengurus ORSADA dalam memberikan suri tauladan bagi mereka,

Page 62: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

48

48

terutama dalam menerapkan disiplin sholat berjama‟ah. Demikian juga halnya

pengurus ORSADA akan mudah mengimplementasikan kecerdasan spiritual

melalui disiplin sholat apabila diberi tuntunan yang baik oleh para pengasuhan

santri. Dengan demikian, maka pada persoalan tersebut di atas akan terjadi konsep

kausalitas atau pola hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lain.

Pembahasan lebih lanjut tentang bagaimana kedudukan disiplin sholat yang

merupakan bagian dari peraturan disiplin Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

Jambi mampu meningkatkan kecerdasan spiritual santri dan santriwati selama

merek menuntut ilmu di pesantren tersebut. Analisa secara konkrit tentang

pembahasan tersebut di atas akan penulis paparkan pada pembahasan berikutnya,

yakni pelaksanaan ibadah sholat yang dikhususkan di kalangan santriwati mampu

meningkatkan semangat mental spiritual yang kemudian mengarah pada

kecerdasan spiritual santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi.

2. Pelaksanaan Ibadah Shalat Santriwati Pondok Pesantren Modern Al

Hidayah Kota Jambi

Ibadah shalat di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi tidak hanya

terbatas pada ritual agama saja, tetapi ibadah tersebut merupakan salah satu sarana

untuk membangun karakter seluruh masyarakat pesantren, terutama santriwati

yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Terdapat beberapa hadits Nabi

Muhammad Saw yang menjelaskan ibadah shalat yang merupakan salah satu dari

lima rukun Islam, diantaranya adalah hadits riwayat Ibn „Umar sebagai berikut:

عمر ث نا عب يد الل بن موسى قال أخب رن حنظلة بن أب سفيان عن عكرمة بن خالد عن ابن حد سلم على خس ش ى الل عليو وسل م رضي الل عن هما قال قال رسول الل صل هادة أن ل إلو :بن الإ

وأن مم دا رسول الل وإقام الص لة وإيتاء الز كاة والج وصوم رمضان )رواه البخارى( إل الل

Artinya: “Telah berkata kepada kami „Ubaidullah bin Musa berkata: kami

diberitahun Hanzalah bin Abi Sufyan dari „Ikrimah bin Khalid dari Ibn

„Umar ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: Islam didirikan atas lima

perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa

Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat,

Page 63: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

49

49

melaksanakan ibadah haji, dan berpuasa pada bulan ramadhan”. (HR.

Bukhari). (Shahih Bukhari, Juz 1 Bab Iman Nomor Hadits: 7).

Hadits tersebut di atas merupakan salah satu hadits riwayat Ibn „Umar yang

menjelaskan bahwa ibadah shalat merupakan salah satu rukun Islam disamping

syahadat, zakat, haji, dan puasa ramadhan. Disamping itu juga, terdapat hadits

riwayat Muslim yang menjelaskan posisi shalat dalam syari‟at Islam. Hadits

tersebut secara konkrit berbunyi:

ث نا مم د بن عبد الل بن ني الم ث نا أبو خالد ي عن سليمان بن حي ان الحر عن أب حد دان حد سلم مالك الشجعي عن سعد بن عب يدة عن ابن عمر عن الن ب صل ى الل عليو وسل م قال بن الإ

ى أن ي وح د الل وإقام الص لة وإيتاء الز كاة وصيام رمضان والج ف قال رجل الج على خسة عل عتو من رسول الل صل ى الل عليو و )رواه سل م وصيام رمضان قال ل صيام رمضان والج ىكذا س

مسلم(

Artinya: “Telah berkata kepada kami Muhammad bin „Abdullah bin Numair al

Hamdany, telah berkata kepada kami Abu Khalid yaitu Sulaiman bin

Hayyan al Ahmar dari Abi Malik al Asyja‟i dari Sa‟ad bin „Ubaidah

dari Ibn „Umar dari Rasulullah Saw berkata: “Islam didirkan atas lima

perkara: mengesakan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa

ramadhan, dan haji, lalu sahabat bertanya: apakah urutannya haji dulu

baru puasa ramadhan? Rasulullah Saw menjawab: “tidak, puasa

ramadhan kemudian haji”. Demikian yang telah saya dengan dari

Rasulullah Saw”. (Shahih Muslim, 2010: 31).

Terdapat hadits lain yang semakna dan menjelaskan tentang posisi iman,

Islam, dan ihsan secara bersamaan yang kemudian ditutup dengan penjelasan

tentang hari kiamat. Hadits ini diriwayatkan langsung oleh Abu Hurairah sebagai

berikut:

ث نا وكيع عن كهمس بن السن عن عبد الل بن ب ريدة عن ي ث نا علي بن مم د حد يى بن ي عمر حد ند الن ب صل ى الل عليو وسل م فجاء رجل شديد ب ياض عن ابن عمر عن عمر قال كن ا جلوسا ع

الثياب شديد سواد شعر الر أس ل ي رى عليو أث ر سفر ول ي عرفو من ا أحد فجلس إل ال ن ب صل ى الل

Page 64: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

50

50

سلم قال شهادة عليو وسل م فأس أن ند ركب تو إل ركبتو ووضع يديو على فخذيو ث قال ي مم د ما الإب يت ف قال صدقت ل إلو إل الل وأن رسول الل وإقام الص لة وإيتاء الز كاة وصوم رمضان وحج ال

يمان قال أن ت ؤمن بلل وملئ نا منو يسألو ويصدقو ث قال ي مم د ما الإ كتو ورسلو وكتبو والي وم ف عجب نا حسان قال الخر والقدر خيه وشره قال صدقت ف عجب منو يسألو ويصدقو ث قال ي مم د ما الإ

سئول عن ها بعلم من أن ت عبد الل كأن ك ت راه فإن ك إن ل ت راه فإن و ي راك قال فمت الس اعة قال ما الم فاة فما أمارت ها قال أن تلد المة رب ت ها قال وكيع ي عن تلد العجم العرب وأن ت رى ال الس ائل قال

عليو وسل م ب عد ثلث العراة العالة رعاء الش اء ي تطاولون ف البناء قال ث قال ف لقين الن ب صل ى الل )رواه دينكم ف قال أتدري من الر جل ق لت الل ورسولو أعلم قال ذاك جبيل أتكم ي علمكم معال

مسلم(Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: pada suatu hari Rasulullah

tampak di tengah-tengah orang banyak lalu ada seorang lelaki yang

putih pakaiannya dan sangat hitam rambutnya tidak tampak sedikitpun

tanda-tanda perjalanannya dan diantara kami tidak ada satupun yang

mengetahui siapa dia. Dia datang dan duduk dengan Rasulullah sambil

meletakkan tangannya di atas paha dan kepada beliau kemudian

bertanya, Wahai Rasulullah! Apakah Iman itu?” Beliau menjawab,

“Iman adalah hendaknya kamu beriman kepada Allah, beriman kepada

malaikat-Nya, beriman kepada kitab-Nya, beriman bahwa kamu akan

bertemu dengan-Nya, beriman kepada Rasul-Nya, dan kamu beriman dengan adanya kebangkitan di akhirat.” Lelaki itu bertanya lagi,

“Wahai Rasulullah! Apakah Islam itu?” Beliau menjawab, “Hendaklah

kamu menyembah Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan apapun,

mendirikan shalat wajib, menunaikan zakat, berpuasa di bulan

Ramadhan,” Laki-laki itu bertanya lagi “Wahi Rasulullah!, Apakah

Ihsan itu? Beliau menjawab, hendaknya kamu menyembah Allah

seolah-olah kamu melihat-Nya, meskipun kamu tidak melihat-Nya,

sesungguhnya Dia melihatmu”. Laki-laki itu bertanya lagi, “Wahai

Rasulullah!, Kapankah hari kiamat itu?,” Beliau menjawab,” Orang

yang ditanya tentang itu tidak lebih tahu dari yang bertanya, tetapi akan

aku beritahu kepadamu tanda-tandanya. Apabila budak perempuan

melahirkan majikannya maka itulah tanda hari kiamat, apabila orang

telanjang dan tidak beralas kaki menjadi pemimpin manusia maka

itulah tanda-tanda hari kiamat, dan apabila penggembala telah

bermewahan dengan gedung-gedung yang megah, maka itulah tanda-

tanda hari kiamat. Laki-laki itu berkata:” Cukup..”. kemudian laki-laki

itu meghilang dari penglihatan. Kemudian Rasulullah menghampiriku

dan bertanya ”Tahukah kamu siapa dia?” aku menjawab “ Allah dan

Page 65: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

51

51

Rasul-Nya lebih mengetahui” lantas beliau berkata:” Dialah Jibril, yang

mengajarkan agama kepada kalian”. (HR. Muslim). (Shahih Muslim,

2010: 29).

Beberapa hadits sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya memberikan

informasi yang sangat akurat bahwa ibadah shalat tidaklah semata-semata sebagai

ibadah ritual semata, tetapi ia merupakan salah satu rukun Islam dari lima rukun

yang telah disebutkan dalam beberapa hadits tersebut. Dengan demikian, maka

pelaksanaan ibadah shalat di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi

dijadikan salah satu pondasi kuat dalam merumuskan peraturan dan disiplin yang

kemudian menjadi acuan bagi santriwati. Adapun penjelasan tentang ibadah shalat

dalam al Qur‟an, terdapat beberapa ayat yang menjelaskan secara konkrit tentang

ibadah shalat. Diantaranya adalah surat An Nur ayat 56 yang berbunyi sebagai

berikut:

:(65)النور

Artinya: “Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada

rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (QS. An Nur: 56). (Departemen

Agama RI, 2005: 554).

Disamping ayat tersebut di atas, pada prinsipnya al Qur‟an telah

memberikan penjelasan tentang posisi ibadah shalat dalam Islam dalam banyak

tempat dalam al Qur‟an. Namun demikian, penulis hanya menampilkan beberapa

ayat al Qur‟an saja yang dianggap cukup representatif dalam menjelaskan posisi

ibadah shalat dalam Islam. Adapun ayat lain dalam al Qur‟an yang menjelaskan

tentang ibadah shalat adalah surat al Baqarah ayat 110 sebagai berikut:

:البقرة()

Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan kebaikan apa saja yang

kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada

Page 66: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

52

52

sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat apa-apa yang kamu

kerjakan”. (QS. Al Baqarah: 110). (Departemen Agama RI, 2005).

Berdasarkan penjelasan beberapa hadits dan ayat al Qur‟an tersebut di atas,

maka dapat penulis kemukakan bahwa perintah shalat mengandung makna yang

tersurat dan tersirat bagi manusia, agar kemudian mereka dapat melaksanakan

perintah Allah sebagaimana telah dijelaskan. Implementasi ibadah shalat dalam

konteks pendidikan akhlak di pesantren merupakan wadah pembentukan karakter

santriwati dengan tujuan bahwa santriwati yang telah menyelesaikan pendidikan

dari pesantren mampu mengimplementasikannya dalam kehidupannya sehari-hari

di tengah-tengah masyarakat. Adapun karakter yang dimaksud dalam

pendisiplinan ibadah shalat bagi santriwati adalah meningkatkan kecerdasan

spiritual dan emosional sebagai modal utama kehidupan sehari-hari. Dan oleh

karena itu, maka pendisiplinan ibadah shalat di Pondok Pesantren Modern Al

Hidayah Jambi adalah dalam rangka membiasakan santriwati dalam

melaksanakan perintah agama sehingga kemudian pembiasaan tersebut secara

perlahan namun pasti menjadi sebuah kebutuhan hidup bagi santriwati.

Pendisiplinan ibadah shalat dalam konteks pembiasaan santriwati dalam

melaksanakan perintang agama merupakan salah satu karakter pendidikan

berbasis pondok pesantren. Dengan pembiasaan mendisiplin diri, maka para

santriwati tidak merasa terbebani oleh rutinitas yang cukup padat dalam

kehidupan sehari-hari di pesantren. Untuk memperoleh informasi yang akurat

terkait dengan pembahasan tersebut di atas, maka penulis mengkonfirmasikan

langsung dengan Direktur Pendidikan dan Pengasuhan Santri, yaitu Ustadz H.

Misbahul Wathon, Lc melalui wawancara dengan penulis. Pada kesempatan

wawancara tersebut, beliau menjelaskan bahwa pelaksanaan ibadah shalat di

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah sudah terintegrasi langsung dalam

peraturan dan disiplin pondok secara keseluruhan dengan tujuan bahwa

pendisiplinan ibadah shalat santriwati akan melahirkan pembiasaan yang positif,

sehingga kemudian mereka tidak merasa terbebani dalam menjalankan peraturan

Page 67: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

53

53

dan disiplin, terutama dalam menjalankan ibadah shalat lima waktu. (Wawancara,

20 Maret 2019).

Informasi yang sama juga disampaikan oleh ketua pengasuhan putri, yaitu

ustadzah Mahyunani Arifin, S.I.P pada saat penulis mewawancarai beliau. Pada

kesempatan wawancara tersebut, beliau mengemukakan bahwa santriwati yang

selama ini mondok di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi berasal dari

berbagai wilayah dalam Provinsi Jambi dengan latar belakang yang berbeda-beda

pula, sehingga kemudian membutuhkan pendekatan persuasif yang diharapkan

mampu memberikan dampak positif terhadap pelaksanaan dan implementasi

peraturan dan disiplin pondok secara keseluruhan. Adapun ibadah shalat lima

waktu pada dasarnya telah dicantumkan dalam uraian peraturan dan tata tertib

santriwati, baik pada saat kegiatan belajar mengajar formal di kelas, maupun pada

saat mereka sedang berada di asrama. Kegiatan santriwati yang berkenaan dengan

disiplin shalat lima waktu dimulai dari bangun subuh untuk melaksanakan ibadah

shalat subuh berjama‟ah di masjid putri, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

belajar mengajar formal di kelas, dan setelah itu mereka melaksanakan shalat

Dzuhur berjama‟ah, setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan makan siang dan

kemudian belajar siang/sore hingga waktu ashar tiba. Setelah menyelesaikan

kegiatan belajar mengajar untuk pelajaran sore, mereka kemudian kembali ke

asrama masing-masing dan dilanjutkan dengan shalat Ashar berjama‟ah di masjid.

Setelah selesai kegiatan sore, para santriwati kemudian melaksanakan ibadah

shalat Maghrib dan Isya‟ secara berjama‟ah di masjid dan kemudian dilanjutkan

dengan belajar individual di kelas masing-masing. (Wawancara, 5 April 2019).

Sebagai cross check atas informasi tersebut di atas, kemudian penulis

mewawancarai beberapa santriwati yang terdiri dari Siti Fatimah kelas satu,

Marini Handayani kelas dua, Khairani Mardiyah kelas tiga, Halimatussa‟diyah

kelas empat, Zakiyah Darajat kelas lima, dan Vina Khairunnisa‟ kelas enam. Pada

kesempatan wawancara dengan penulis, mereka menjelaskan bahwa pelaksanaan

ibadah shalat lima waktu bagi santriwati merupakan peraturan dan disiplin yang

terintegrasi dengan kegiatan pondok lainnya, sehingga satu kegiatan santriwati

tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan lainnya. Adapun pengawasan dan kontrol

Page 68: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

54

54

pelaksanaan ibadah shalat merupakan tugas dan tanggung jawab dari para

pengurus ORSADA putri yang tergabung dalam pengurus organisasi bagian

keamanan dan ibadah. Merekalah yang kemudian melihat, memantau, dan

menginventarisir santriwati yang tidak melaksakan ibadah shalat lima waktu

secara berjama‟ah tanpa alasan udzur syar‟i. Adapun pemberian sanksi bagi

mereka yang melanggar disiplin dilakukan oleh pengurus organisasi ORSADA

putri, yakni bagian keamanan dan ibadah. Bentuk sanksi yang diberikan adalah

menghafalkan surat-surat pendek sampai dengan membersihkan lingkungan

asrama. Terkait dengan santriwati dengan tingkat pelanggaran sedang dan berat,

maka kemudian dikoordinasikan dengan ustadzah pengasuh putri untuk diambil

tindakan lebih lanjut. (Wawancara, 5 April 2019).

Data-data penelitian yang valid dan akuntabel adalah data-data yang

didukung dengan informasi lain terkait dengan fokus penelitian. Untuk

memperoleh data lapangan yang akuntabel, penulis kemudian melakukan

pengamatan langsung di lapangan penelitian tentang bagaimana pendisiplinan

ibadah shalat santriwati di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi. Tahap

awal yang penulis lakukan adalah dengan mengikuti para santriwati dalam

kegiatan shalat berjama‟ah di masjid putri, kemudian memantau kegiatan mereka

setelah selesai shalat dengan sekali-kali mengajukan beberapa pertanyaan kepada

mereka terkait dengan fokus penelitian ini. Pada kesempatan observasi tersebut,

penulis melihat bahwa setelah selesai belajar mengajar formal pagi, para

santriwati bergegas pulang ke asrama masing-masing dan bersiap-siap untuk

melaksanakan ibadah shalat Dzuhur secara berjama‟ah. Adapun yang menjadi

imam terkadang dari pengurus organisasi, tetapi pada kesempatan lain mereka

diimami oleh ustadzah pengasuhan putri. Demikian halnya pada saat pelaksanaan

shalat Ashar, Magrib, dan Isya, dimana seluruh santriwati yang tidak berhalangan

(udzur syar’i) diwajibkan mengikuti shalat berjama‟ah di masjid. Disamping itu

juga, penulis mengamati bagaimana kegiatan shalat para pengurus organisasi

ORSADA putri, apakah mereka shalat di asrama masing-masing atau tetap

melaksanakan shalat berjama‟ah di masjid. Hal ini dalam pandangan penulis

cukup urgen dalam melihat bagaimana dampak pola uswatun hasanah (pemberian

Page 69: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

55

55

contoh teladan) dalam konteks pembiasaan santriwati. Ketika penulis mengamati

kegiatan para pengurus organisasi dalam pelaksanaan ibadah shalat lima waktu,

memang tidak seluruhnya hadir di masjid untuk melaksanakan shalat berjama‟ah

dengan berbagai alasan yang dianggap logis, seperti mereka yang terlibat

langsung dalam pengawasan dan pengontrolan santriwati di beberapa asrama yang

memang berjauhan. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa penulis juga

mendapatkan pengurus organisasi yang indisipliner terkait dengan keharusan

berjama‟ah di masjid, sehingga hal tersebut menjadi preseden buruk bagi

santriwati secara keseluruhan. (Observasi, 6 April 2019).

Terhadap apa yang telah penulis kemukakan melalui verifikasi informasi

yang diperoleh oleh beberapa informan tentang bagaimana pendisiplinan ibadah

shalat bagi santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi, dipandang

perlu didukung dengan data-data lapangan lainnya yang kemudian secara faktual

mampu memberikan data-data atau fakta penelitian, baik yang mendukung

maupun memberikan sanggahan terhadap informasi yang telah dikemukakan

sebelumnya. Untuk itu, penulis mengumpulan beberapa informasi lain terkait

dengan pendisiplinan shalat santri dalam upaya peningkatan kecerdasan spiritual

santriwati. Penulis kemudian mewawancarai beberapa ustadzah pengasuhan

santriwati tentang langkah-langkah konstruktif lainnya yang dilakukan dalam

upaya pendisiplinan shalat santri, hal ini mengingat bahwa dalam suatu komunitas

tertentu yang kemudian hidup di dalamnya beberapa orang yang memiliki

karakter tersendiri dalam kurun waktu yang cukup lama dengan penerapan

peraturan dan tata tertib yang dilengkapi dengan pemberian sanksi bagi mereka

yang melanggar aturan tersebut akan melahirkan suatu kondisi tertentu dimana

diantara komunitas tersebut akan mengalami tingkat kejenuhan tertentu yang

dibarengi dengan upaya-upaya indisipliner seperti malas, bosan, mengganggu

orang lain, meremehkan pengurus organisasi, dan membuat hal-hal yang

bertentang dengan aturan dan tata tertib yang telah ditetapkan.

Terkait dengan data yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis paparkan

kembali bahwa diantara ustadzah pengasuhan santriwati yang dikonfirmasi adalah

ustadzah Reni Hastuti, S.Pd. Pada kesempatan wawancara tersebut beliau

Page 70: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

56

56

menjelaskan bahwa pendisiplinan ibadah shalat santriwati Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah Jambi tidak cukup dengan hanya pola pemberian tauladan

yang baik (pola uswatun hasanah), baik yang dilakukan oleh para pengurus

organisasi (ORSADA) putri, maupun yang dilakukan oleh para ustadzah, akan

tetapi harus diimplementasikan melalui standar operasional pelaksanaan (SOP)

yang kemudian diintegrasikan melalui peraturan dan tata tertib pondok.

Disiplin shalat bagi santriwati kemudian diatur secara konkrit melalui

peraturan dan tertib yang terintegrasi dalam peraturan Pondok Pesantren Modern

Al Hidayah Jambi. Peraturan tersebut disamping mencakup berbagai hal terkait

dengan tata cara beraktivitas santri dan santriwati, juga meliputi pelaksanaan

ibadah shalat mereka. Ketentuan tersebut kemudian diperkuat dengan pemberian

sanksi bagi santri dan santriwati yang melanggarnya dengan tiga katagori

pelanggaran, yaitu pelanggaran ringan, sedang, dan pelanggaran berat dengan

konsekwensi sanksi atau hukuman masing-masing tingkat pelanggaran.

Pelanggaran berat dalam disiplin ibadah shalat santriwati misalnya, dilakukan

pemanggilan terhadap orang tua/wali santri untuk membicarakan kelangsungan

studi putrinya di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi, bisa juga dalam

bentuk pemberian skorsing, dan atau pemberhentian santriwati dengan tidak

hormat. (Wawancara, 9 April 2019).

Pendapat tersebut di atas kemudian diperkuat oleh pernyataan yang

disampaikan oleh direktur pendidikan dan pengasuhan santri yang dalam hal ini

adalah ustadz H. Misbahul Wathon, Lc pada saat penulis meminta konfirmasi

beliau melalui wawancara. Di sela-sela wawancara kepada penulis beliau

mengutarakan bahwa hakikat dari penerapan disiplin adalah pemberian sanksi.

Oleh sebab itu, maka setiap peraturan dan disiplin yang dirumuskan harus

dibarengi dengan sanksi yang kemudian disesuaikan dengan tingkat pelanggaran,

termasuk dalam ibadah shalat. Dengan demikian, maka pemberian sanksi bagi

santriwati yang melanggar peraturan dan disiplin shalat adalah sebuah upaya

dalam memberikan pelajaran (i’tibar) kepada santriwati yang lain, agar dalam

mengikuti seluruh kegiatan di pondok selalu berpijak pada peraturan dan disiplin

yang telah ditetapkan oleh pondok. (Wawancara, 9 April 2019).

Page 71: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

57

57

Informasi yang senada dengan pendapat tersebut di atas juga disampaikan

oleh salah seorang santriwati kelas empat yaitu Maria Ulfah dalam sesi

wawancara dengan penulis. Ketika penulis mewawancarainya, ia kemudian

menyatakan bahwa seluruh kegiatan santriwati Pondok Pesantren Modern Al

Hidayah Jambi diatur sedemikian rupa melalui peraturan dan tata tertib yang

disampaikan di setiap semester, tepatnya setelah para santriwati mengikuti liburan

semester dan kemudian masuk kembali ke asrama masing-masing. Maka pada

saat mereka telah memasuki asrama, masing-masing pengurus organisasi

membacakan peraturan dan tata tertib untuk dijadikan acuan dalam kehidupan

sehari-hari dalam beraktivitas dalam lingkungan pondok. Sanksi-sanksi juga

dipaparkan bagi mereka yang melanggar peraturan dengan katagori pelanggaran

ringan, sedang, dan pelanggaran berat. Adapun terkait dengan pelaksanaan ibadah

shalat berjama‟ah di masjid putri, biasanya bagian ibadah menjelaskan secara

detail tentang berbagai kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan ibadah

santriwati, baik itu sholat berjama‟ah, membaca al Qur‟an dan kegiatan ibadah

lainnya. (Wawancara, 9 April 2019).

Hal yang sama juga disampaikan oleh beberapa santriwati yaitu Bilqis

Musyarrafah kelas 2, Nurhasanah kelas 3, dan Aida Mawaddah kelas 5 dalam sesi

wawancara kepada penulis. Pada kesempatan wawancara tersebut mereka

menjelaskan bahwa santriwati yang melanggar peraturan ibadah sholat dengan

catatan tidak melaksanakan sholat berjama‟ah di masjid yang dibuktikan dengan

absensi yang dimonitoring oleh bagian ibadah ORSADA biasanya akan dipanggil

ke persidangan ORSADA untuk diberikan sanksi sesuai dengan tingkat

pelanggaran. Adapun sanksi tersebut seperti menghafalkan beberapa surat pendek,

membersihkan tempat wudhu masjid putri, dan sanksi lainnya yang bersifat

mendidik. (Wawancara, 9 April 2019).

Data-data lapangan tersebut di atas dalam pandangan penulis perlu dicross

check melalui pengamatan langsung di lapangan penelitian. Untuk itu, penulis

kemudian melakukan observasi terkait dengan pemberian sanksi-sanksi bagi

santriwati yang melanggara peraturan dan disiplin ibadah sholat berjama‟ah.

Langkah pertama yang penulis lakukan adalah dengan mengikuti kegiatan sholat

Page 72: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

58

58

berjama‟ah di masjid putri, setelah itu mengikuti kegiatan membaca al Qur‟an di

masjid baik itu individual maupun kelompok. Langkah berikutnya adalah

mengamati kegiatan yang dilakukan oleh bagian ibadah ORSADA terkait dengan

pelaksanaan ibadah sholat berjama‟ah dan ibadah lainnya seperti membaca al

Qur‟an. Langkah berikutnya adalah memantau kegiatan santriwati pada sore hari

setelah selesai pelaksanaan ibadah sholat Ashar berjama‟ah di masjid.

Kesempatan observasi tersebut penulis manfaatkan untuk menyaksikan

langsung bahwa terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan pengurus organisasi

ORSADA bagian ibadah. Diantaranya adalah bagian ibadah ORSADA terlihat

sedang mengumpulkan beberapa santriwati di depan kamar bagian ibadah.

Diantara personalia bagian ibadah kemudian memverifikasi data-data santriwati

yang dalam catatan mereka melanggara peraturan dan disiplin pondok dengan

tidak mengikuti sholat berjama‟ah di masjid. Setelah mereka memperoleh data-

data faktual melalui cross check informasi, beberapa santriwati sebagaimana telah

disebutkan di atas diberi tugas tertentu sebagai sanksi atas pelanggaran yang telah

mereka lakukan. Diantara mereka ada yang mendapat tugas menghafalkan

beberapa surat pendek dari al Qur‟an, ada juga yang dijadikan jasus (mata-mata

bagian ibadah), dan diantara mereka ada yang diberikan tugas langsung untuk

membersihkan tempat wudhu di seputar masjid putri sebagai bentuk sanksi atas

pelanggaran mereka dengan tidak mengikuti kegiatan sholat berjama‟ah dalam

katagori sedang. (Observasi, 6 April 2019).

Berdasarkan beberapa informasi yang diperoleh di lapangan penelitian, baik

itu bersumber dari wawancara dengan para informan, maupun melalui

pengamatan lansung terkait dengan fokus penelitian, maka penulis berpendapat

bahwa salah satu pola yang diterapkan di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah

dalam upaya peningkatan spirit kecerdasan spiritual melalui pendisiplinan shalat

adalah pemberian suri tauladan (pola uswatun hasanah), baik yang dilakukan oleh

para pengurus organisasi (ORSADA) putri, maupun pemberian contoh tauladan

yang dilakukan oleh ustadzah pengasuhan santriwati putri.

Disamping pemberian suri tauladan dalam hal bagaimana meningkatkan

kedisiplinan santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi, juga

Page 73: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

59

59

diterapkan sistem pemberian sanksi bagi santriwati yang melanggar peraturan dan

disiplin pondok, khususnya peraturan dan disiplin bagian ibadah. Penulis juga

berpendapat bahwa penegakan disiplin dan peraturan pondok tidak cukup dengan

hanya memberikan contoh yang baik kepada para santri dan santriwati (pola

uswatun hasanah), tetap harus diimplementasikan dalam bentuk kegiatan konkrit,

seperti pemberian sanksi langsung kepada mereka yang terbukti melanggar

peraturan dan disiplin tersebut, baik itu pelanggaran ringan, sedang, maupun

pelanggaran berat dengan konsekwensi sanksi masing-masing tingkat

pelanggaran.

Konklusi dari beberapa pembahasan pada bagian ini adalah bahwa peraturan

dan disiplin ibadah shalat bagi santri dan santriwati di Pondok Pesantren Modern

Al Hidayah tidak berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dalam peraturan dan disiplin

pondok secara keseluruhan. Adapun sisi perbedaannya adalah terletak pada aspek

implementasi peraturan dan disiplin tersebut, dimana masing-masing point dari

peraturan dan tata tertib tersebut dilaksanakan sesuai dengan bidang masing-

masing. Peraturan dan tata tertib pada saat kegiatan belajar mengajar yang bersifat

klasikal diberlakukan pada saat pendidikan formal sedang berlangsung, sehingga

kemudian bagi santri dan santriwati yang melanggar tata tertib dan disiplin

tersebut akan diberikan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya pada saat

kegiatan pendidikan formal pagi hari. Adapun pemberian sanksi bagi santri dan

santriwati yang melanggar peraturan dan disiplin pada saat mereka berada di

asrama, maka pemberian sanksi pun diberikan di asrama yang dilaksanakan

langsung oleh pengurus organisasi ORSADA dengan bimbingan dan arahan para

ustadz dan ustadzah pengasuhan santri. Terkait dengan pelanggaran yang

termasuk dalam katagori berat dan berpotensi pada pemberhentian santri dan

santriwati dari Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi, maka akan

dimusyawarahkan secara serius dalam rapat format bersama direktur pendidikan

dan pengasuhan santri dan pimpinan pondok dengan menghadirkan data-data dan

fakta yang aktual sesuai dengan hasil monitoring terhadap akumulasi pelanggaran

yang dilakukan oleh santri dan santriwati.

Page 74: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

60

60

3. Disiplin Shalat Santriwati dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Sebagaimana telah dipaparkan pada pembahasan seblumnya bahwa disiplin

shalat santrwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi tidak berdiri sendiri,

akan tetapi ia terintegrasi dalam peraturan dan disiplin pondok yang mencakup

seluruh aspek kehidupan santri dan santriwati selama berada dalam lingkungan

pondok. Oleh sebab itu, ketika pembahasan diarahkan pada bagaimana disiplin

shalat santri maka pembahasan tersebut tidak boleh bersifat parsial, namun harus

mencakup seluruh aspek kehidupan santri dan santriwati. Akan tetapi, pada aspek

implementasi peraturan dan disiplin tersebut maka tidak terlalu dipermasalahkan

apabila pembahasan diarahkan pada bagaimana urgensi disiplin shalat santriwati

dalam meningkatkan kecerdasan spiritual mereka.

Pembentukan kecerdasan spiritual membutuhkan proses yang professional

dan proporsional, namun tidak terukur seiring intensitas waktu yang dibutuhkan

sehingga tidak dapat diukur secara matematis kapan seseorang akan

mengimplementasikan nilai-nilai dari kecerdasan spiritual tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk melihat secara konkrit bagaimana eksistensi disiplin

sholat dalam menciptakan kecerdasan spiritual santriwati di Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah Jambi, penulis kemudian mewawancarai langsung Pimpinan

Pondok, yaitu Dr. H. Umar Yusuf, M.HI. Pada kesempatan wawancara tersebut

beliau menjelaskan bahwa peraturan dan disiplin ibadah sholat santriwati yang

terintegrasi dalam tata tertib pondok secara umum merupakan salah satu bentuk

pendidikan karakter yang diberikan kepada seluruh santri dan santriwati, sehingga

kemudian secara defacto dapat dilihat implementasinya dalam kehidupan mereka

sehari-hari, baik pada saat kegiatan belajar mengajar formal yang dilaksanakan

pada pagi hari, maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang dilaksanakan

di lingkungan masjid, lapangan olah raga, dan asrama santri. (Wawancara, 18

April 2019).

Informasi tersebut di atas perlu didukung dengan data-data lapangan

lainnya, maka kemudian penulis melakukan konfirmasi langsung dengan direktur

pendidikan dan pengasuhan santri yaitu ustadz H. Misbahul Wathon, Lc melalui

wawancara terstruktur. Pada kesempatan wawancara tersebut beliau menyatakan

Page 75: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

61

61

bahwa penerapan disiplin dalam ibadah sholat berjama‟ah khususnya bagi

santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi merupakan langkah-

langkah konstruktif dan progressif yang dilakukan oleh pondok untuk

memberikan pengayaan spiritual pada diri santri sehingga kemudian setelah

mereka menjalankan disiplin tersebut akan menghasilkan pembiasaan. Meskipun

pada awalnya santriwati membutuhkan adaptasi yang kadang-kadang

menimbulkan sikap keterpaksaan pada diri mereka, namun seiring dengan

berjalannya waktu maka hal-hal yang selama ini dianggap sesuatu yang sulit

untuk dilaksanakan, mereka kemudian mulai terbiasa dengan rutinitas kegiatan

pondok, terutama kegiatan santriwati yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah

sholat berjama‟ah. (Wawancara, 18 April 2019).

Sebagai bentuk cross check terhadap beberapa informasi yang telah

diperoleh di lapangan penelitian, penulis kemudian melakukan observasi dengan

cara mengamati beberapa dokumen kehadiran santriwati dalam kegiatan shoalat

berjama‟ah di masjid. Dalam pengamatan dokumentasi kehadiran tersebut, penulis

memperoleh informasi yang valid bahwa jumlah pelanggar disiplin sholat

berjama‟ah didominasi oleh santriwati baru. Hal ini mengindikasikan bahwa

ternyata santriwati baru belum sepenuhnya mampu melaksanakan tata tertib dan

disiplin sholat berjama‟ah disebabkan proses adaptasi yang membutuhkan proses

yang lebih lanjut. Dari pengamatan tersebut diperoleh data-data lapangan bahwa

santriwati yang sering tidak melaksanakan ibadah sholat berjama‟ah adalah

mereka yang masih duduk di kelas satu. Karena masih dalam proses adaptasi,

maka kemudian ustadzah pengasuhan putri belum menerapkan sanksi yang sesuai

dengan karakteristik pelanggaran sebagaimana diatur dalam tata tertib dan disiplin

pondok. (Observasi, 20 April 2019).

Sebagaimana dipaparkan pada landasan teori bahwa kecerdasan spiritual

merupakan kemampuan menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks

makna yang lebih luas dan kaya, yakni kemampuan untuk menilai bahwa tindakan

atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

Terkait dengan konstruksi teoritis di atas maka nilai-nilai kecerdasan spiritual

dalam disiplin sholat adalah bagaimana pembiasaan yang merupakan hasil dari

Page 76: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

62

62

pendisiplinan diri mampu mewarnai sikap dan perilaku seorang santriwati dalam

kehidupannya sehari-hari di asrama dan pada saat mereka kembali ke masyarakat.

Santriwati yang terbiasa dengan disiplin sholat berjama‟ah di masjid akan mudah

memenuhi tuntutan dari tata tertib dan disiplin yang telah ditetapkan oleh pondok,

tanpa harus diperintah terlebih dahulu oleh ustadzah pengasuhan putri. Fenomena

tersebut ketika dikonfirmasikan dengan salah seorang ustadzah pengasuhan putri

yaitu ustadzah Mahyunani Arifin, S.I.P dalam kesempatan wawancara dengan

penulis menjelaskan bahwa santriwati yang sudah menjadikan disiplin sholat

berjama‟ah di masjid sebagai kebiasaan, akan berdampak pada kehidupannya

sehari-hari di lingkungan asrama. Ketika waktu sholat telah tiba, maka ia pun

akan berangkat ke masjid untuk melaksanakan ibadah sholat berjama‟ah tanpa

menunggu perintah dari pengurus ORSADA. (Wawancara, 22 April 2019).

Informasi tersebut di atas kemudian diperkuat oleh pendapat salah ustadzah

pengasuh putri lainnya, yaitu ustadzah Sri Wahyuni, S.Pd pada kesempatan

wawancara dengan penulis. Ketika penulis mengkonformasikan hal tersebut,

beliau kemudian memaparkan bahwa santriwati yang mendisiplinkan dirinya

dengan penuh kesadaran akan mudah menjalani kehidupan di pesantren dengan

segala keterbatasannya. Perilaku dan akhlaknya mengalami perubahan ke arah

yang lebih baik, seperti tata krama ketika berinteraksi dengan sesama teman,

interaksinya dengan santriwati kelas atas, dan pada saat berkomunikasi dengan

pengurus ORSADA dan ustadzah pengasuhan putri. Demikian halnya ketika

berada di dalam masjid, ia akan mudah mengikuti rangkaian kegiatan sholat

berjama‟ah yang kemudian dilanjutkan dengan aktivitas membaca al Qur‟an

setelah selesai menunaikan ibadah sholat berjama‟ah. (Wawancara, 22 April

2019).

Supaya informasi yang telah diperoleh sebelumnya terlebih dahulu di-cross

check melalui informasi agar data-data lapangan tersebut lebih objektif dan

faktual sesuai rambu-rambu penelitian. Untuk itu, penulis kemudian

mewawancarai beberapa santriwati terkait dengan nilai-nilai kecerdasan spiritual

yang terdapat dalam disiplin shalat. Diantara santriwati yang dimintai konfirmasi

adalah Yuni Marfuah santriwati kelas 3 melalui wawancara dengan penulis. Pada

Page 77: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

63

63

kesempatan wawancara tersebut, ia menjelaskan bahwa penerapan disiplin shalat

di kalangan santriwati baru masih cukup sulit untuk untuk diterapkan mengingat

bahwa proses adaptasi bagi mereka dengan lingkungan baru membutuhkan waktu

yang cukup lama hingga mencapai tiga bulan lamanya. Adapun santriwati yang

telah duduk di kelas dua dan seterusnya tidak terlalu sulit bagi mereka untuk

mengikuti peraturan dan disiplin shalat yang telah ditetapkan oleh pondok, karena

memang mereka sudah terbiasa menjalani kehidupan dalam lingkungan pesantren

dengan peraturan dan tata tertib yang ada.

Beberapa santriwati yang sudah cukup lama nyantri di Pondok Pesantren

Modern Al Hidayah Jambi sudah merasa nyaman dengan peraturan dan disiplin

yang ada, khususnya disiplin tentang pelaksanaan ibadah shalat berjama‟ah di

masjid. Salah satu indikatornya adalah bahwa mereka tampak khusyu‟ dalam

melaksanakan shalat berjama‟ah, dan kondisi ini cukup berbeda ketika pandangan

dialihkan kepada mereka yang baru memulai adaptasi dengan rutinitas dan

disiplin pondok, mereka masih tanpak kurang bersahaja yang ditandai sering

terlambat (masbuq) datang ke masjid sementara yang lain sedang melaksanakan

shalat berjama‟ah di masjid. (Wawancara, 22 April 2019).

Terkait dengan informasi sebelumnya, penulis juga mewawancarai salah

seorang santriwati yang bernama Rahma Zuita kelas 5 tentang bagaimana nilai-

nilai kecerdasan spiritual dari penerapan disiplin shalat bagi santriwati Pondok

Pesantren Modern Al Hidayah Jambi. Pada kesempatan wawancara tersebut ia

menjelaskan kepada penulis bahwa penerapan disiplin shalat sangat positif dalam

meningkatkan kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial.

Lebih lanjut menurutnya bahwa santriwati yang terbiasa dengan shalat berjama‟ah

di masjid berdampak langsung dan tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Dampak lansung yang dapat dilihat dari sikap sehari-hari adalah mereka rajin

beribadah kepada Allah SWT, ibadah tersebut tidak hanya terlihat kedisiplinan

dalam melaksanakan shalat wajib secara berjama‟ah di masjid, tetapi

dikerjakannya juga shalat-shalat sunnah lainnya seperti shalat dhuha dan shalat

tahajjud. Adapun dampak lain yang tidak langsung adalah sikap hidup sehari

dalam bergaul dalam lingkup pesantren, pada umumnya mereka memiliki perilaku

Page 78: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

64

64

yang sopan dan santun baik kepada teman sebaya dan orang-orang yang lebih

dewasa lainnya seperti pengurus ORSADA dan ustadzah pengasuhan santriwati.

(Wawancara, 22 April 2019).

Informasi lain terkait dengan pembahasan tersebut di atas dikemukakan

ketua pengasuhan putri, yaitu ustadzah Mahyunani Arifin, S.I.P dalam

kesempatan wawancara dengan penulis menjelaskan bahwa santriwati yang sudah

terbiasa dengan menerapkan disiplin shalat berjama‟ah berdampak dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Hal dapat dilihat dari sikap hidup mereka dalam

bergaul, terutama terhadap guru baik yang mengajarnya langsung di kelas maupun

tidak, mereka tampak lebih sopan dan santun kepada para guru. Disamping itu

juga, bahwa sikap hidup mereka terindikasi positif yang ditandai dengan

minimnya pelanggaran yang mereka lakukan, baik ketika berada dalam suasana

belajar mengajar pada pagi hari maupun ketika sedang berada di asrama pada saat

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti muhadlarah, pramukan dan kegiatan

keasramaan lainnya. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa tidak

seluruhnya bersikap ideal sebagaimana disebutkan di atas. Diantara mereka juga

masih ditemukan beberapa santriwati yang disamping aktif dalam disiplin ibadah

shalat berjama‟ah di masjid, tetapi pada sisi lain kadang-kadang alpa dalam

kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan alasan yang kurang logis. Dan masih

juga ditemukan diantara mereka yang memang aktif dalam kedisiplinan dalam

shalat berjama‟ah tetapi kurang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler lainnya

seperti pada saat kegiatan gotong royong pembersihan asrama, muhadatsah dan

pemberian mufrodat pagi dan beberapa kegiatan keasramaan lainnya.

(Wawancara, 19 Maret 2019).

Validasi terhadap beberapa informasi tersebut di atas, perlu dilakukan cross

check di lapangan penelitian. Langkah konkrit yang penulis lakukan adalah

melakukan pengamatan langsung terhadap sikap hidup sehari-hari di asrama

terhada beberapa santriwati yang dalam notasi penulis memiliki catatan positif

dalam menjalankan disiplin ibadah shalat berjama‟ah di masjid. Langkah pertama

yang penulis lakukan adalah dengan mengamati langsung kegiatan santriwati

tersebut dalam dua kondisi, pertama ketika berada dalam suasana belajar mengajar

Page 79: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

65

65

pada pagi hari dan pada saat mereka sedang berada di asrama untuk mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Pengamatan pertama yang penulis lakukan

dengan melihat langsung tingkat kehadiran santriwati tersebut di kelas selama

proses belajar mengajar berlangsung. Pada kesempatan observasi tersebut penulis

menyaksikan langsung kegiatan santriwati tersebut pada saat proses belajar

mengajar formal di sekolah, dan pada umumnya mereka terlibat aktif dalam

kegiatan formal tersebut, meskipun pada kesempatan lain diantara mereka masih

ditemukan yang tidak aktif dalam kegiatan pendidikan formal tersebut. Demikian

halnya ketika penulis mengamati kegiatan mereka pada saat di asrma, santriwati

yang terbiasa dengan pendisiplinan diri dalam shalat berjama‟ah di masjid, pada

umumnya mereka juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti

muhadlarah, pramuka dan kegiatan lainnya di asrama. (Observasi, 20 Maret

2019).

Data-data dan informasi terebut di atas menurut penulis perlu didukung

dengan hasil observasi lainnya, khususnya dalam kegiatan ekstrakurikuler. Oleh

sebab itu, penulis kemudian melakukan pengamatan dalam kegiatan muhadlarah

yang dilaksanakan pada malam hari di kelas. Namun sebelumnya, penulis

melakukan pendataan terlebih dahulu terhadap beberapa santriwati yang dianggap

representasi dari santriwati lainnya untuk kemudian diobservasi kegiatannya.

Selanjutnya penulis mengamati terlebih dahulu tingkat kehadiran mereka dalam

kegiatan muhadlarah melalui absensi ruang muhadlarah, langkah selanjutnya

adalah mengamati tingkat keaktifan mereka dalam mengikuti kegiatan

muhadlarah tersebut. Pada kesempatan pengamatan tersebut, penulis melihat

bahwa mereka yang dalam pemantauan penulis terlibat aktif dalam kegiatan yang

dimaksud sehingga kemudian penulis berasumsi bahwa penerapan peraturan dan

disiplin shalat berimplikasi pada kecerdasan spiritual, emosional, dan sosial

santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi. (Observasi, 20 Maret

2019).

Disamping itu juga, penulis mengamati kembali kegiatan mereka dalam

kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan pada hari Sabtu sore. Pada saat

pengamatan, penulis melihat bahwa mereka terlihat cukup antusias dalam

Page 80: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

66

66

kegiatan tersebut, diantara mereka ada yang bermain peran, ada juga yang

bernyanyi dengan ciri yel-yel masing kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan

tersebut, penulis kemudian berpendapat bahwa ternyata nilai-nilai kecerdasan

spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial cukup andil dalam

mewarnai para santriwati dalam kehidupan sehari-hari selama berada dalam

lingkungan pondok. (Observasi, 20 Maret 2019).

Adapun kegiatan lainnya yang tidak luput dari pengamatan penulis adalah

kegiatan pemberian mufrodat (kosa kata baru) dan muhadatsah (latihan

percakapan) pada pagi hari setelah selesai melaksanakan shalat Subuh berjama‟ah.

Pada kesempatan observasi tersebut penulis melibatkan diri dalam proses

pemberikan mufrodat baru di asram yang kemudian dilanjutkan dengan latihan

muhadatsah dengan pola saling berhadap-hadapan. Disela-sela kegiatan tersebut

penulis mengamati keaktifan beberapa santriwati yang masuk dalam notasi

penulis sebelumnya. Ketika observasi berlangsung, penulis melihat mereka cukup

aktif dalam berinteraksi dengan teman-temannya dengan menggunakan bahasa

Arab dan bahasa Inggris sesuai dengan hari-hari penggunaan bahasa. Diantara

mereka saling bertanya dan kemudian dijawab oleh yang lain dengan

menggunakan bahwa Arab yang sederhana sesuai dengan kemampuan yang

selama ini dipelajarinya. Apabila mereka mendapat kesulitan tentang mufrodat

baru dalam bahasa Arab, mereka kemudian membuka kamus yang memang sudah

mereka persiapkan dan atau bertanya langsung kepada pengurus ORSADA yang

tergabung dalam bagian bahasa ORSADA. Hasil dari observasi ini menunjukkan

bahwa wujud konkrit dari penerapan peraturan dan disiplin shalat di Pondok

Pesantren Modern Al Hidayah cukup mewarnai kehidupan santriwati dalam

berbagai kehidupan mereka, baik pada proses belajar mengajar formal maupun

kegiatan yang dilaksanakan di asrama. (Observasi, 20 Maret 2019).

Berdasarkan data-data dan informasi yang diperoleh melalui wawancara dan

observasi tersebut. Penulis kemudian berpendapat bahwa penerapan peraturan dan

disiplin ibadah shalat santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi

berdampak dalam seluruh kehidupan santriwati, baik ketika mereka mengikuti

proses belajar mengajar formal yang dilaksanakan pada pagi hari, maupun

Page 81: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

67

67

kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang dilaksanakan di asrama. Nilai-nilai faktual

dari pelaksanaan disiplin shalat dalam bentuk kecerdasan spiritual dapat dilihat

kekhusyu‟an santriwati dalam melaksanakan shalat, baik shalat fardhu maupun

shalat masnunah lainnya. Adapun kecerdasan emosional santriwati dapat dilihat

dari sikap tampilan mereka berkomunikasi dengan orang lain dimana mereka

mampu menata emosional dalam berinteraksi. Sementara kecerdasan social dapat

dilihat dari bagaimana sikap santriwati bersosialisasi dengan orang lain, sehingga

dari proses interaksi dan sosialisasi mereka memiliki kepekaan sosial untuk

membantu orang lain atas panggilan hati nurani.

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas, maka penulis berkesimpulan

bahwa implementasi peraturan dan disiplin shalat berdampak pada tiga kecerdasan

sekaligus, yaitu: kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan

sosial. Untuk menggambarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memaparkan

peta konsep berikut ini.

Tabel 7. Peta Konsep Disiplin Shalat Santriwati dalam Meningkatkan tiga

kecerdasan di Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi

(Sumber: Peraturan dan Tata Tertib Santri/Santriwati Pondok Pesantren Modern Al

Hidayah Jambi Tahun 2019)

Peta konsep yang merupakan interpretasi dari pengamalan nilai-nilai

disiplin shalat santri dalam kaitannya dengan peningkatan kecerdasan spiritual,

kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial di Pondok Pesantren Modern Al

PROSES

KECERDASAN

SPIRITUAL

KECERDASAN

EMOSIONAL

KECERDASAN

SOSIAL

Kegiatan

Intrakurikule

Kegiatan

Ekstrakurikule

PERATURAN

DAN DISIPLIN

SHALAT

Page 82: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

68

68

Hidayah Jambi merupakan aktualisasi dari pelaksanaan peraturan dan tata tertib

serta disiplin pondok pada umumnya yang menghendaki timbulnya dimensi

spiritual dalam konteks حبل من الناس di tengah-tengah homogenitas santri, baik

suku, ras, dan latar belakang kehidupan keluarga. Berdasarkan peta konsep

tersebut di atas, penulis kemudian berpendapat bahwa konstruksi hukum yang

tersurat dalam peraturan dan disiplin yang telah ditetapkan oleh pondok melalui

rapat dan musyawarah untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam

menjalankan seluruh aktivitas Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi,

merupakan rambu-rambu dalam kehidupan pondok yang bersifat mengikat bagi

seluruh santri dan santriwati yang hidup di dalamnya dengan konsekwensi bahwa

bagi mereka yang melakukan pelanggaran terhadap norma-norma tersebut akan

diberikan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Secara terperinci maka disiplin shalat yang merupakan domain utama dalam

pembahasan penelitian ini merupakan sumber norma-norma hukum dalam

konteks pondok pesantren yang kemudian dijadikan pedoman dalam proses

pelaksanaan berbagai kegiatan, baik itu intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

Kegiatan santriwati dalam intrakurikuler dan ekstrakurikuler merupakan wujud

internalisasi dari peraturan dan disiplin ibadah shalat tersebut yang kemudian

melahirkan kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial

setelah melalui proses pembiasaan dalam kegiatan sebagaimana telah disebutkan

sebelumnya. Beberapa kecerdasan sebagaimana dijelaskan di atas kemudian

diimplementasikan dalam bentuk perilaku dan tampilang masing-masing

santriwati dalam berinteraksi. Apakah interaksi itu terhadap teman sebaya atau

dengan orang yang lebih dewasa seperti kakak kelas yang menjadi pengurus

dalam organisasi ORSADA Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi, dan

atau ketika berinteraksi dengan para ustadz dan ustadzah tanpa ada pengecualian,

apakah ustadz/ustadzah tesebut mengajar atau tidak di kelasnya dalam proses

belajar mengajar formal sekolah di pagi hari.

Aktualisasi dari penerapan disiplin ibadah shalat santriwati tidak tampak

secara tiba-tiba, akan tetapi membutuhkan proses lebih lanjut yang kemudian

diimplementasikan dalam berbagai kegiatan, baik intrakurikuler maupun

Page 83: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

69

69

ekstrakurikuler. Kehadiran ustadzah pengasuhan santriwati dalam kehidupan

sehari-hari santriwati merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari penerapan

peraturan dan disiplin shalat yang telah ditetapkan oleh ponok. Oleh sebab itu,

maka ustadzah pengasuhan santriwati dalam kapasitasnya sebagai pembina,

pembimbing, dan sekaligus pengasuh bagi seluruh santriwati yang menetap di

asrama dalam seluruh kegiatan kepesantrenan. Disamping pembimbing, para

ustadzah pengasuhan santriwati juga berperan sebagai konselor dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh santriwati, termasuk dalam hal ibadah

shalat berjama‟ah di masjid. Pola pendekatan persuasif yang mereka terapkan

ternyata mampu memberikan sugesti positif terhadap santriwati yang sering

melanggar disiplin shalat berjama‟ah.

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka internalisasi disiplin shalat

selalu diberikan dalam bentuk arahan dan taushiyah sehingga kemudian para

santriwati mampu melaksanakan shalat berjama‟ah dengan khusyu‟ disebabkan

meningkatnya pemahaman mereka terhadap hakikat dari pelaksanaan ibadah

shalat itu sendiri. Kondisi sebagaimana telah dipaparkan di atas dalam pandangan

penulis menjadi sebuah rumusan tertentu dalam melihat bagaimana kecerdasan

spiritual itu timbul dalam kehidupan pesantren melalui berbagai kegiatan yang

muaranya bersumber dari penanaman dan pembiasan disiplin diri dalam

melaksanakan ibadah shalat berjama‟ah di masjid.

Nilai-nilai spiritual dari implementasi disiplin shalat santri dapat kemudian

dilihat dalam ranah kehidupan sehari-hari, baik dalam hal interaksi maupun dalam

menjalankah peraturan dan tata tertib lainnya. Sehingga dengan demikian, kualitas

hidup para santri akan tergambar secara utuh melalui pemberlakuan disiplin shalat

dengan tetap memperhatikan hal-hal yang kemudian berimplikasi pada pengaruh

negatif dalam diri santri. Untuk menghindari ekses negatif tersebut, maka

kehadiran ustadz/ustadzah sebagai pembimbing spiritual santri menjadi urgen

guna membantu para santri melalui masa-masa transisi yang memang secara

psikologis merupakan bagian dari kehidupan mereka. Dan untuk itu, maka

pemberlakuan disiplin shalat santri pada prinsipnya merupakan upaya psikologis

Page 84: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

70

70

yang sistemis dalam rangka meningkatkan kecerdasan spiritual santri Pondok

Pesantren Modern Al Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi.

Kehidupan sosial santriwati dalam konteks nilai-nilai spiritual sebagaimana

telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya menghadirkan sebuah nuansa

sosial, dimana masing-masing santriwati memiliki karakter individual yang

mengarah pada aspek toleransi dalam keberagaman, terutama dalam kehidupan di

pondok pesantren. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan santriwati

terdapat perilaku menyimpang dari tata tertib dan peraturan yang telah ditetapkan

sebelumnya, namun demikian dapat penulis paparkan lebih lanjut bahwa dengan

aktualisasi nilai-nilai disiplin shalat tersebut secara tidak langsung menimbulkan

karakter individual yang mengarah pada pembentukan jati diri santriwati sebagai

seorang pelajar yang didik dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai

pendekatan yang merupakan bagian dari sunnah pondok pesantren.

Page 85: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

71

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya tentang

nilai-nilai kecerdasan spiritual dalam disiplin ibadah shalat, maka penulis

merumuskan beberapa hal sebagai kesimpulan dari penelitian ini, yaitu

sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan disiplin shalat santriwati Pondok Pesantren Modern

Al Hidayah setelah diberikan Qudwah Hasanah (pemberian suri

tauladan) dari para asatidz dan ustadzah serta pengurus organisasi

ORSADA dalam kurun waktu 24 jam secara berkala dengan mengacu

pada Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) yang telah ditetapkan oleh

pondok dalam bentuk peraturan dan tata tertib serta memberlakukan

sanksi bagi mereka yang melanggar peraturan dan disiplin.

2. Implementasi peraturan dan disiplin shalat berdampak pada tiga

kecerdasan sekaligus, yaitu: kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional,

dan kecerdasan social. Namun, disiplin shalat santri belum sepenuhnya

mampu meningkatkan kecerdasan spiritual di Pondok Pesantren Modern

Al Hidayah Kota Jambi dikarenakan adanya faktor-faktor yang

menghambat seperti sifat malas, kurangnya kesadaran untuk beribadah,

dan lain sebagainya.

B. Saran

Terkait dengan hasil dari penelitian ini yang fokus pembahasannya

adalah bagaimana nilai-nilai kecerdasan spiritual dalam disiplin shalat

santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi. Berdasarkan

kesimpulan dan temuan dari penelitian ini, maka

71

Page 86: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

penulis menyampaikan saran kepada beberapa pihak terkait sebagai berikut:

1. Direktur Pondok Pesantren Modern Al Hidayah, agar membuat peraturan dan tata

tertib lebih spesifik lagi, sehingga dapat memudahkan santriwati dalam menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pengasuhan Santriwati, agar lebih professional dan proporsional dalam melakukan

konseling terhadap beberapa santriwati yang melanggar peraturan dan disiplin,

khususnya disiplin shalat berjama‟ah.

3. Santriwati Pondok Pesantren Modern Al Hidayah Jambi, agar memaknai secara serius

tentang nilai-nilai kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial

dalam penerapan peraturan dan disiplin ibadah shalat berjama‟ah.

4. Para peneliti berikutnya, agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai pembanding

terhadap penelitian yang dilakukan pada masa yang akan datang.

72

Page 87: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra, 2005

Al-Khuli, Hilmi, Menyingkap Rahasia Gerakan-Gerakan Sholat, Yogyakarta: DIVA Press,

2012

Anwar, Kasful, Kepempimpinan Pesantren: Menawarkan Model kepemimpinan Kolektif dan

Responsif, Jambi: CV. Bonazab, 2011

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2010

Faisol, Amir, Tradisi Keilmuan Pesantren, Yogyakarta: Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga),

2009

Ginanjar, Ary Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan spiritual,

Jakarta Arga Publishing, 2011

Goleman, Daniel, Working With Emotional Intelligence, New York: Bantam Dell, 2006

Langgulung, Hasan, Pendidikan Islam dalam Abad ke 21, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988

Madjid, Nurcholis, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina,

1992

Marshall, Ian, Danah Zohar, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir

Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan, Bandung: Mizan, 2009

Mas‟ud, Abdurrahman dkk., Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005

Moleong, Lexy. J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014

Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2002

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jakarta:

Gema Insani Press, 1997

Walch, Marsha, Mimi Doe, 10 Prinsip Spiritual Parenting, Bandung: Mizan, 2010

Yamin, Martinis, Orientasi Baru Ilmu Pendidikan, Jakarta: Refensi, 2012

viii

Page 88: KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI …repository.uinjambi.ac.id/1789/1/BOOKMARK SKRIPSI ALL GUSTIN P… · KECERDASAN SPIRITUAL DALAM DISIPLIN SHALAT SANTRIWATI