Kecelakaan Nuklir Atau Kebocoran Nuklir Adalah Dampak Yang Paling Ditakutkan Dibalik Manfaaat Energi Nuklir Bagi Manusia

Embed Size (px)

Citation preview

Kecelakaan Nuklir atau Kebocoran nuklir adalah dampak yang paling ditakutkan dibalik manfaaat energi nuklir bagi manusia. Dalam catatan sejarah manusia terdapat kejadian kecelakan nuklir terbesar di dunia di antaranya adalah kecelakaan Chernobyl, Three Mile Island Amerika dan mungkin di Fukushima Jepang. Kebocoran nuklir terjadi ketika sistem pembangkit tenaga nuklir atau kegagalan komponen menyebabkan inti reaktor tidak dapat dikontrol dan didinginkan sehingga bahan bakar nuklir yang dilindungi yang berisi uranium atau plutonium dan produk fisi radioaktif mulai memanas dan bocor. Sebuah kebocoran dianggap sangat serius karena kemungkinan bahwa kontainmen reaktor mulai gagal, melepaskan elemen radioaktif dan beracun ke atmosfir dan lingkungan. Dari sudut pandang pembangunan, sebuah kebocoran dapat menyebabkan kerusakan parah terhadap reaktor, dan kemungkinan kehancuran total.Beberapa kebocoran nuklir telah terjadi, dari kerusakan inti hingga kehancuran total terhadap inti reaktor. Dalam beberapa kasus hal ini membutuhkan perbaikan besar atau penutupan reaktor nuklir. CHERNOBYLpada tahun 1986 sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir pernah meledak di Chernobyl, Ukraina. Pada pukul 01:23 malam, 26 April 1986, Reaktor nomor 4 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, Ukraina, meledak saat sedang dilakukan uji keamanan, ledakan yang membawa kehancuran yang begitu dahsyat untuk daerah sekitarnya, efek ledakan bahkan dirasakan sampai Inggris dan Skandinavia. melesatkan 2.000 ton penutup beton ke atas udara seperti koin. Inti nuklir bertebaran menghujani bangunan disekitar, membakar seluruh kota. Terbakar selama 10 hari, berputar-putar membawa gumpalan isotop radioaktif yang setara dengan 400 bom Hiroshima .Hal ini menyebabkan krisis fatal yang masih dirasakan sampai hari ini. Lima persen dari besar anggaran nasional Ukraina sampai sekarang masih didedikasikan untuk mengatasi konsekuensi ledakan, seperti kanker akibat radiasi.Tanpa Ampun antara tahun 1990 dan 1998, telah terdiagnosis kasus gondok sebanyak 1.791 kasus pada anak-anak Ukraina, yang hidup di wilayah di sekitar Pembangkit Tenaga Nuklir Chernobyl. Para ahli telah menghubungkan semua penyakit kanker ini dengan kecelakaan nuklir Chernobyl. Diperkirakan akan didapati semakin banyak kasus.Kecacatan pada Rancangan Pembangkit tenaga nuklir Chernobyl menggunakan reaktor nuklir yang dikenal sebagai RBMK-1000, dibangun dan dirancang oleh orang Soviet, dan kemudian hingga saat ini tidak digunakan di mana pun di dunia. RMBK-1000 menggunakan balok-balok grafit sebagai pengganti air ya didinginkan. Hal ini dikembangkan karena dua alasan: untuk membangkitkan listrik, dan juga menyediakan plutonium dalam tingkat persenjataan bagi Uni Soviet secara terus-menerusini adalah salah satu produk samping sistem grafit. Selama perang dingin, Uni Soviet berketetapan untuk memproduksi senjata penghancur massal, setara dengan program senjata nuklir Amerika Serikat. Dengan suplai plutonium secara terus-menerus dan bisa diandalkan maka Uni Soviet bisa terus-menerus memperluas persenjataan nuklir mereka dan secara bersamaan menyediakan listrik bagi negara mereka.Namun demikian, masalah pada RBMK-1000, sebagaimana dinyatakan dalam laporan Chernobyl Ten Years On, yaitu bahwa rancangan ini sangat berbahaya, dan tidak memiliki toleransi bagi kesalahan operator, juga tak memiliki rutinitas operasional bagi pengaman kesalahan yang terpasang.Singkatnya, pada tipe reaktor nuklir yang dibangun dan digunakan di Amerika Serikat dan di mana pun, jika reaktor mulai kehilangan air pendingin, maka reaktor tersebut mulai mengurangi kecepatan pembelahan (produksi tenaga) hal ini dengan sendirinya berupaya menurunkan panas yang disebabkan oleh berkurangnya pendinginan. Dalam RBMK-1000, jika sistem kehilangan air pendingin, maka akan memicu pembelahan lebih cepat, dan inti menjadi semakin panas. Ini sungguh-sungguh bertentangan dengan respons ideal terhadap berkurangnya air pendingin, dan banyak negara berusaha meyakinkan bahwa Uni Soviet bisa dikatakan bermain api (nuklir). Sudah jelas bahwa bangsa Soviet bersedia mengambil risiko itu guna memperoleh plutoniumDua pekerja terbunuh seketika, dan dua puluh sembilan orang berkubang dalam radiasi yang begitu tinggi sehingga mereka bisa dikatakan tewas mulai itu. meski sebagian besar di antara mereka masih hidup selama beberapa minggu di rumah sakit, dan merasakan penderitaan tahap akhir keracunan yang ekstrem ini. Ratusan ribu orang dievakuasi dari kota-kota di sekitarnya, tak terhitung banyaknya hewan yang dimusnahkan untuk menghindari tertelan daging yang telah terkena radiasi beracun, dan banyak negara-negara Eropa menolak pengapalan padi dari wilayah mana pun yang berada dekat dengan Ukraina, meminta para penduduk untuk mencuci semua buah-buahan serta sayur sayuran, meski mereka adalah penduduk asli negara mereka sendiri.Kecelakaan Chernobyl terjadi karena beberapa pekerja mencoba melakukan eksperimen secara tidak resmi dan berkekuatan rendah, yang mencakup tindakan mematikan sistem pendingin darurat. Pada saat setiap orang menyadari bahwa inti terlalu panas, semua sudah terlambat untuk memutar balikkan proses ini (mereka kurang hati-hati dengan membiarkan panas membengkokan saluran di mana serpihan-serpihan bahan bakar seharusnya masuk kesana) hal berikutnya yang mereka tahu adalah atap telah terbang, dua orang tewas dan awan gas yang mematikan telah menyebar di seluruh daerah.Reaktor Chernobyl akhirnya dimasukkan ke dalam sebuah struktur beton yang disebut sebagai Sarkofagus. Lebih dari enam ratus ribu pekerja, yang dikenal sebagai liquidator bekerja untuk membersihkan reaktor dan konstruksi Sarkofagus. Lapisan semen dibangun dengan buruk, dan mulai terjad kebocorari radiasi beberapa tahun setelah konstruksi ini selesai. Semakin banyak pekerjaan yang dilakukan untuk memastikan kekokohannya, temy. keamanannya masih diragukan. Kecelakaan nuklir Chernobyl adalah kecelakaan nuklir terburuk sepanta si masa.Sekarang kota ini menjadi kota mati yang telah ditinggalkan penduduknya dan tak bisa ditinggali akibat efek radiasi nuklir yang sangat mematikan, bahkan radiasi nuklir tersebut masih terasa sampai sekarang.Dampak KesehatanKecelakaan ini memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang yang berbahaya bagi manusia. Dampak kesehatan, ekonomi, sosial dan psikologis dapat terjadi bagi manusia yang tertimpa.Sebenarnya mekanisme pertahan tubuh manusia dapat melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya lainnya. Namun radiasi pada jumlah tertentu tidak bisa ditoleransi oleh mekanisme pertahanan tubuh itu. Proses ionisasi pada sel-sel tubuh karena proses radiasi dapat merusak sel-sel dan organ tubuh yang menimbulkan berbagai manifestasi.Berat ringannya dampak radiasi nuklir bagi kesehatan tergantung beberapa faktor. Faktor tersebut meliputi jumlah kumulatif radiasi yang terpapar, jarak dengan sumber radiasi dan lama paparan radiasi.Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih berbahaya.Dampak sesaat atau segera setelah terkena paparan radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara lain mual muntah, iare, sakit kepala dan demam.Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara lain mual muntah, diare, sakit kepala dan demam.Sedangkan dampak jangka menengah atau beebrapa hari setelah paparan adalah pusing, mata berkunang-kunangDisorientasi atau bingung menentukan arah, lemah, letih dan tampak lesu, muntah darah atau berak darah, kerontokan rambut dan kebotakan, tekanan darah rendah , gangguan pembuluh darah dan luka susah sembuh.Dampak jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun.Beberapa dampak kesehatan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain Kanker terutama kanker kelenjar gondok, mutasi genetik, penuaan dini dan gangguan sistem saraf dan reproduk.Dampak jangka panjang terutama terjadi pada gangguan kesehatan khususnya kanker.Kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl, Ukraina pada April 1986. Radiasi ledakan itu meledak dan telontar 1500 meter ke udara, yang membuat radiasi paparan sampai jauh ke Eropa. Selain memicu evakuasi ribuan warga dari sekitar lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan para korban hingga bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan bahkan kematian. Bahkan sampai saat ini daerah tersebut dibiarkan tanpa berpenghuni.Sekotar 60% anak ukrania mengalami kanker gondok, 10% anak menalami gangguan mental, banyak anak mengalami kelainan genetik. Sebagia besar anak Ukrania diduga telah mengalami kelainan pertahanan tubuh setelah terjadinya peristiwa itu. Bahkan beberapa hewan mengalami kerlainan genetik.Pada tahun 1990 1998, didapatkan terjadi peningkatan kasus kanker kelenjar gondok sebanyak 1.791 kasus pada anak-anak Ukraina, yang hidup di wilayah di sekitar Pembangkit Tenaga Nuklir Chernobyl. Para ahli telah menghubungkan semua penyakit kanker kelenjar gondok ini dengan kecelakaan nuklir Chernobyl.Laporan Kemeny Commission menyebutkan pada kecelakaan Three Mile Island didapatkan tidak ada potensi mengakibatkan kanker atau kasus yang mungkin muncul akan kecil sekali sehingga sangat tidak mungkin untuk mendeteksinya. Kesimpulan yang sama juga terhadap potensi gangguan kesehatan lainnyaPencegahanBila sebuah reaktor nuklir sudah dinyatakan terjadi kebocoran harus dilakukan penanganan sesuai dengan skala kecelakaan yang terjadi sesuai standar Internasional.Semua masyarakat dalam jangkauan tertentu harus segera dievakuasi dari resiko terkena paparan tersebut. Bagi semua orang yang telah berada dalam erea daerah paparan harus segera dilakukan skrening tes adanya kontaminasi radiasi dalam tubuhnya. Bila terdapat masyarakat yang terkontaminasi harus segera diisolasi dan dilakkan perawatandanpemantauan kesehatannya.Semua masyarakat dalam paparan bencana kebocoran reaktor nukklirsementara belum diungsikan harus tinggal di dalam rumah dan tidak boleh enyalakan AC untuk mencegah kontaminasi dengan udara luar. Masyarakat juga dilarang mengkonsumsi air kran, sayuran, buah-buan ataubahan makanan yang telah terkontaminasi dengan udara luar.

Mutasi Genetik Akibat Bencana Nuklir

Menurut beberapa peneliti, radiasi yang bocor dari reaktor nuklir Fukushima, Jepang, yang diakibatkan oleh bencana tsunami, telah menyebabkan terjadinya mutasi kupu-kupu yang berada di sekitarnya., walaupun dampaknya belum terjadi pada manusia. Para ilmuwan yakin, radioaktif merusak pewarisan genotip.Mutasi adalah bukti pertama bahwa radiasi menyebabkan terjadinya perubahan genetik pada makhluk hidup. Para peneliti khawatir hal tersebut akan memengaruhi kesehatan manusia, walaupun belum ada bukti. Para ilmuwan mengatakan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh radiasi Fukushima terhadap kesehatan manusia. Namun, contoh paling nyata dari efek radiasi terlihat pada perubahan fisik sejumlah kupu-kupu, yang oleh para ilmuwan dikatakan karena terkena radiasi. Radiasi bahan radioaktif yang masih terjadi di Jepang bisa menyebabkan mutasi genetik pada generasi kupu-kupu berikutnya. Perubahan gen diperkirakan terjadi ketika binatang itu masih dalam bentuk larva setelah bencana reaktor Maret 2011 lalu di Fukushima. Setelah bermetamorfosis, larva berubah menjadi kupu-kupu yang memiliki ketidaknormalan bentuk menunjukkan adanya perubahan genetik, seperti mata yang melekuk, bentuk kaki dan antena yang aneh, dan sayap yang kecil. Menurut Kepala tim peneliti dari "University of Ryukyus", Okinawa, Joji Otaki, temuan ini sangat mengejutkan sekaligus memprihatinkan."Serangga tergolong spesies yang sangat tahan terhadap radiasi. Dalam konteks ini, temuan kami sangat mengejutkan," ungkap Otaki dikutip Press TV, Selasa (14/8)Peneliti terus membiakkan keturunan serangga itu di laboratorium. 18 persen keturunannya juga mengalami mutasi. Pada generasi ketiga, jumlah kupu-kupu dengan bentuk yang tidak normal bertambah hingga 34 persen, walaupun salah satu orangtuanya berasal dari populasi yang sehat.Enam bulan setelah bencana Fukushima, para peneliti kembali mengumpulkan 240 jenis kupu-kupu biru dari kawasan sekitar reaktor. 52 persen keturunannya juga menderita mutasi genetik.Hasil penelitian membuktikan, bahwa radiasi bahan radioaktif di Fukushima merusak pewarisan genotip atau susunan genetik kupu-kupu. Demikian pernyataan para ilmuwan dalam jurnal online "Scientific Reports". Kupu-kupu dianggap para pakar sebagai semacam indikator alam. Jika mereka bereaksi terhadap lingkungan, maka ini bisa menunjukkan perubahan di masing-masing ekosistem. Penemuan ini membuktikan bahwa zat pencemar menjadi penyebab kerusakan ekologi. Saya belum tahu pengaruhnya terhadap manusia, ujar Joji Otaki dari Universitas Ryukyus di Okinawa, salah satu anggota penelitian.Para ilmuwan telah mengetahui bahwa radiasi dapat sangat berbahaya terhadap manusia dan hewan. Penelitian dari tragedi Fukushima dan Chernobyl ini memberikan informasi berharga mengenai betapa bahayanya zat radioaktif terhadap populasi manusia, ujar Tim Mousseau dari Universitas South Carolina.Walaupun kerusakan itu tidak dapat dihindari, tapi kupu-kupu itu dapat bertahan terhadap pengaruh radiasi, ujar Otaki. Namun, profesor yang meneliti hal tersebut, Jogi Otaki, memperingatkan untuk tidak terlalu cepat menarik kesimpulan. Hasil penelitian tidak bisa dianggap memiliki dampak yang sama bagi jenis hewan lain atau bahkan manusia. Kini para pakar berencana untuk meneliti jenis binatang lain.

Mutasi Gen Pada Kelinci Akibat Radiasi Fukushima Jepang

Jangkauan dari radiasi Nuklir di Fukusima Jepang melampui perkiraan. Radiasi dari nuklir tersebut telah mengakibatkan terjadinya ganguan pada mahluk hidup yang berada disekitarnya. Dalam gambar di atas terlihat seekor anak kelinci yang lahir tanpa telinga (ear-less) yang diperkirakan akibat terkena radiasi dari kebocoran Nuklir Fukusima. Anak kelinci tanpa telinga tersebut ditemukan di dekat lokasi kebocoran nuklir di PLTN Fukushima, Jepang, sebulan yang lalu. Demikian seperti dilansir dari news.com.au, Senin (13/6/2011).Diketahui bahwa PLTN Fukushima memang mengalami kerusakan akibat mega tsunami yang menerjang Jepang, Maret lalu. Terjangan tsunami yang mencapai tinggi hingga 10 meter menyapu habis kawasan tersebut dan menghancurkan sejumlah reaktor nuklir yang ada di dalamnya.Pasca ledakan yang memicu kebocoran nuklir di PLTN Fukushima, pemerintah setempat memperingatkan warga sekitar untuk tetap berada di dalam rumah, mematikan AC dan tidak menggunakan air dari keran sebagai air minum.

Para ahli sempat merasa cemas dengan level radiasi yang ada di wilayah sekitar PLTN. Sedangkan pemerintah Jepang sendiri telah melipatgandakan perkiraan jumlah radiasi yang akan dikeluarkan oleh reaktor tersebut.Badan Keselamatan Nuklir dan Industri Jepang justru menyebut bahwa beberapa inti reaktor nuklir meleleh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini disampaikan dalam sebuah media briefing di Tokyo baru-baru ini.Sementara itu, sekitar lebih dari 90 ribu orang tercatat masih tinggal di pengungsian pasca 3 bulan tsunami terjadi. Jumlah korban tewas dikonfirmasi mencapai 15.413 orang, sedangkan sebanyak 8.069 orang dinyatakan masih hilang. Kejadian ini memicu kekawatiran akan lahirnya bayi-bayi yang mengalami kecacatan akibat radiasi tersebut.

Kehidupan Fauna di Wilayah Ledakan Reaktor Chernobyl Belum NormalRadiasi akibat ledakan Reaktor Nuklir Chernobyl, Ukraina berdampak buruk terhadap kehidupan fauna disekitarnya. Keadaannya malah jauh lebih buruk dari yang diperkirakan selama ini, demikian hasil sebuah studi menunjukkan belum lama ini. Hasil penelitian ini bertentangan dengan kayakinan bahwa kehidupan hewan liar setempat telah normal.Studi tersebut menunjukkan bahwa jumlah lebah, kupu-kupu, cicak, belalang dan hewan-hewan lainnya, jumlahnya lebih sedikit di kawasan-kawasan yang tercemar dibanding wilayah-wilayah lain. Keadaan itu akibat tingginya level radiasi yang masih menyelimuti akibat ledakan yang terjadi lebih dari 20 tahun silam itu.Temuan tersebut menentang hasil riset sebelumnya yang mengasumsikan bahwa populasi hewan telah normal di seputar tempat ledakan Chernobyl di Ukraina, yang dulu sempat memaksa ribuan hewan mati atau mengungsi meninggalkan habitat mereka dan menjauhi kawasan tersebut.Menurut prakirakan jumlah kematian langsung yang berkaitan dengan insiden tersebut sangat beragam. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan jumlahnya sekitar 9.000 ekor sementara kelompok lingkungan hidup, Greenpeace, meperkirakan jumlah kematian mencapai 93.000 ekor.Kami heran melihat belum adanya dilakukan serangkaian studi tentang masalah ini, ujar Anders Moller, seorang periset di National Centre untuk Scientific Research di Perancis yang mengepalai penelitian tersebut. Baru kamilah yang pertama kalinya melakukan penelitian yang menfokuskan pada populasi hewan yang masih tersisa di kawasan itu, katanya lagi.Kalangan peneliti mengatakan mereka telah membandingkan populasi hewan di bebagai kawasan yang mengandung radioaktif dengan tempat-tempat yang tidak begitu tercemar radioaktif dan hasilnya mereka temukan bahwa sejumlah kawasan nyaris sepenuhnya tidak ada lagi hewan hidup.Ada berbagai kawasan dengan jumlah hewan melimpah mencapai rata-rata 100 ekor per meter persegi. Kemudian ada sejumlah kawasan tak sampai satu ekor setiap jenis hewan rata-rata per meter per segi, hal yang sama juga terjadi bagi semua spesies hewan lainnya.Kalangan peneliti juga menemukan, hewan-hewan yang tingal dekat reaktor nuklir Chernobyl, yang meliputi kawasan yang tempo hari sempat saat memasukinya harus memakai alat pelindung setelah terjadinya ledakan pada April 1986, memiliki lebih banyak hewan cacat, termasuk perubahan warna dan mengalami cacat, dibanding yang normal. Biasanya hewan-hewan yang cacat makannya lebih cepat. Ini tampaknya ada kaitannya karena hewan-hewan tersebut lebih susah lari menyelamatkan diri.Kami menemukan tingginya jumlah hewan yang cacat adalah akibat insiden tersebut, ujarnya.Temuan-temuan tersebut mementang pandangan bahwa peristiwa Chernobyl tidak berdampak buruk secara ekologi, kendati kenyataan bahwa kalangan pejabat Ukraina telah berhasil memulihkan kelasterian alam seperti serigala, bison dan beruang. Menurut Moller, hasil penelitian sebelumnya di kawasan itu mengabaikan fakta bahwa populasi hewan telah tumbuh tak terhalangi akibat ketidak hadiran manusia selama sekitan tahun setelah terjadinya ledakan tersebut.Kami ingin mengajukan sebuah pertanyaan: Adakah hewan semakin banyak atau semakin sedikit jumlahnya di kawasan-kawasan yang tercemar? Jelas, jumlahnya semakin sedikit, ujar Moller yang telah bekerja di Chernobyl sejak tahun 1991 itu.Sementara para peniliti lebih memusatkan perhatiannya pada radius 300 kilometer dari reaktor nuklir Chernobyl, jatuhan ledakan tersebut meliputi wilayah yang sangat luas di Eropa Timur yang juga meliputi wilayah Rusia dan Belarus.