19
2 Tugas Makalah Kecelakaan Kerja Untuk memenuhi syarat mata kuliah K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Disusun Oleh : Aswar Haeruddin 443 12 004 1A.D4 Mesin Program Studi D4 Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) Tahun Akademik 2012 / 2013

Kece Laka Anker Ja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kecelakaankerjakecelakaankerjakecelakaankerjakecelakaankerja

Citation preview

2

Tugas

Makalah Kecelakaan Kerja

Untuk memenuhi syarat mata kuliah

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan

Disusun Oleh :

Aswar Haeruddin

443 12 004

1A.D4 Mesin

Program Studi D4 Teknik Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP)

Tahun Akademik 2012 / 2013

3

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “kecelakaan kerja ”

Makalah ini berisikan informasi tentang pengertian kecelakaan kerja, jenis – jenis

kecelakaan kerja, faktor-faktor terjadinya kecelakaan kerja dan Menjelaskan bagaimana cara

pencegahan kecelakaan kerja

makalah ini Alhamdulillah dapat kami selesaikan berkat tuntunan Tuhan Yang Maha

Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis

menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

membantu dalam pembuatan makalah ini.

Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada

kita semua. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik

dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis

berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita. Amin.

Penulis.

ii

4

Daftar Isi

Sampul Makalah ................................................................................................................... i

Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan.

A. Latar Belakang .................................................................................................... 5

B. Permasalahan ...................................................................................................... 7

C. Tujuan Pnulisan .................................................................................................. 7

D. Metode Penulisan ................................................................................................ 7

Bab II Pembahasan.

A. Pengertian Kecelakaan Kerja.. ............................................................................. 8

B. Jenis-jenis Kecelakaan kerja ............................................................................... 10

C. Penyebab Kecelakaan kerja ................................................................................ 11

D. Contoh kasus kecelakaan kerja ........................................................................... 15

E. Pencegahan Kecelakaan kerja ............................................................................. 16

Bab III Penutup

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 20

B. Saran ................................................................................................................... 20

iii

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecelakaan di tempat kerja membunuh dan memakan lebih banyak korban jika

dibandingkan dengan perang dunia. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan

bahwa setiap hari rata – rata 6.000 orang meninggal, setara den gan satu orang setiap 15

detik, atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan

pekerjaan mereka. Secara keseluruhan, kecelakaan di tempat kerja telah menewaskan

350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita d alam pekerjaan seperti

membongkar zat kimia beracun (ILO, 2003).

Kecelakaan pasti ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang hanya

memusatkan diri pada keuntungan dan kegagalan pemerintah untuk melaksanakan sistem

manajemen K3, merupakan dua penyebab bes ar kematian terhadap pekerja. Selain itu, di

negara – negara berkembang seperti Indonesia, undang–undang keselamatan kerja yang

berlaku tidak secara otomatis meningkatkan kondisi di tempat kerja, disamping hukuman

yang ringan bagi yang melanggar aturan. Dengan b erkembangnya kesadaran dan

kepedulian masyarakat terhadap masalah -masalah lingkungan menuntut untuk secara

profesional, terpadu dan berkesinambungan mengelola aspek lingkungan, kesehatan dan

keselamatan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja merup akan suatu kondisi-kondisi

dan faktor-faktor yang berdampak, atau dapat berdampak pada kesehatan dan

keselamatan kerja karyawan atau pekerja lainnya, termasuk tamu dan orang lain di tempat

kerja. Faktor-faktor yang dimaksud dapat berasal dari manusia itu s endiri, faktor

lingkungan kerja dan faktor peralatan kerja yang dapat menyebabkan terjadinya

kecelakaan kerja.

Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau

kerusakan. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan

yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa/luka/cacat maupun

pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya

hubungan kerja, (terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan).

Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan

tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda

tentunyahal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda.

Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai dimana banyak terjadi dilingkungan

6

pekerjaan non-formal. Hal ini yang menunjukan bahwa sanya pentingnya sebuah

keselamatan dalam bekerja, sekalipun sektor tersebut hanya sedikit bahkan tidak sama

sekali di dukung oleh pemerintah.

Seperti banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi di area pertambangan, dimana

para pekerjanya kurang menggunakan alat keselamatan kerja. Ada juga pekerjaan dalam

membangun bangunan di kota (pembangunan yang dibangun untuk pemerintah) dimana

pekerjanya hanya menggunakan topi, sendal, skrap (penutup hidung dan mulut). Mengapa

bisa hal tersebut dapat terjadi? Padahal bisa dilihat mata pemerintah tidak mungkin

sependek yang kita lihat.

7

B. Permasalahan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana pengertian kecelakaan kerja !

2. Menjelaskan jenis – jenis kecelakaan kerja !

3. Menjelaskan factor terjadinya kecelakaan kerja !

4. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan kecelakaan kerja !

C. Tujuan Penulisan.

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi mata kuliah K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan Hukum

Tenaga Kerja

2. Tujuan Khusus

- Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang Kecelakaan kerja

- Memberikan nilai penting tentang masalah kecelakaan kerja

- Memberikan cara pencegahan kecelakaan kerja.

D. Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode Studi kepustakaan,

yaitu mempelajari buku dan sumber lainnya untuk mendapatkan dasar ilmiah yang

berhubungan dengan permasalahan dalam makalah ini.

8

Bab II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecelakaan Kerja.

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki

yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan

kerugian baik korban manusia dan atau harta benda (Depnaker, 1999:4).

Kecelakaan kerja ( accident ) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak

diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian

terhadap proses (Didi Sugandi, 2003 : 171).

Menurut Undang-Undang nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja pasal 1 ayat 6, Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan

hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula

kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan

pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang

dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun

pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya

hubungan kerja, (terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan ).

Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki

dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda

tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda.

Dengan demikian menurut definisi tersebut ada 3 hal pokok yang perlu

diperhatikan :

a. Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki

b. Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan harta benda

c. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber energi yang

melebihi ambang batas tubuh atau struktur.

Adapun teori – teori penyebab kecelakaan kerja antara lain :

1. Teori Heinrich ( Teori Domino)

Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian

kejadian . Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut yaitu :

9

lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak aman,

kecelakaan, dan cedera atau kerugian ( Ridley, 1986 ).

2. Teori Multiple Causation

Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari satu

penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan, kondisi atau

situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya

kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti.

3. Teori Gordon

Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara

korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang

kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah

satudari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai

penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan maka karakteristik dari korban

kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung

harus dapat diketahui secara detail.

4. Teori Domino terbaru

Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori yang

mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah

ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan teori

Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam

mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

5. Teori Reason

Reason (1995,1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat

“lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan-

pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja,

6. Teori Frank E. Bird Petersen

Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan . Bird mengadakan

modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori manajemen,

yang intinya sebagai berikut (M.Sulaksmono,1997) :

Manajemen kurang control

Sumber penyebab utama

Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar)

Kontak peristiwa ( kondisi di bawah standar )

10

Kerugian gangguan ( tubuh maupun harta benda )

B. Jenis – Jenis Kecelakaan Kerja

Menurut Suma’mur, secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1) Kecelakaan industri ( industrial accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi ditempat

kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.

2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi di

luar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja

ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni:

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : Terjatuh, Tertimpa benda, Tertumbuk atau

terkena benda-benda, Terjepit oleh benda, Gerakan-gerakan melebihi kemampuan,

Pengaruh suhu tinggi, Terkena arus listrik, Kontak bahan-bahan berbahaya atau

radiasi.

2. Klasifikasi menurut penyebab :

- Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik.

- Alat angkut: alat angkut darat, udara, dan air.

- Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin,

alat-alat listrik, dan sebagainya.

- Bahan-bahan,zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak,gas,zat-zat kimia,

dan sebagainya.

- Lingkungan kerja ( diluar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah)

3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan : Patah tulang, Dislokasi (keseleo),

Regang otot (urat), Memar dan luka dalam yang lain, Amputasi, Luka di

permukaan, Geger dan remuk, Luka bakar, Keracunan-keracunan mendadak,

Pengaruh radiasi

4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh : Kepala, Leher, Badan,

Anggota atas, Anggota bawah, Banyak tempat, Letak lain yang tidak termasuk

dalam klsifikasi tersebut.

11

C. Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan dapat mengakibatkan luka (injury), kerusakan pada properti,

penghentian atau jeda pada proses produksi yang berdampak interupsi pada proses bisnis,

ataupun kombinasi dari kesemuanya (Stranks, 2003).

Terdapat dua aspek spesifik terkait dengan kecelakaan kerja yakni resiko dan

bagaimana tenaga kerja mengenali adanya resiko tersebut. Elemen resiko dapat dikatakan

terkait dengan proses, mesin, akses pada gedung, kurangnya supervisi dan kontrol,

maupun pengunaan material yang berbahaya. Bagaimana tenaga kerja mengenali adanya

resiko di tempat kerja merupakan fitur dari pengalamannya di masa lampau, pelatihan,

maupun sikap aman yang umumnya dimiliki. Strategi pencegahan kecelakaan kerja

seharusnya diarahkan pada upaya reduksi akan bahaya di tempat kerja dan peningkatan

kesadaran tenaga kerja akan adanya resiko bahaya di tempat kerja mereka (Stranks,

2003).

Hasil riset NCS menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan kerja 88% adalah

adanya unsafe behavior, 10% karena unsafe condition dan 2% tidak diketahui

penyebabnya. Penelitian lain yang dilakukan oleh DuPont Company menunjukkan bahwa

kecelakaan kerja 96% disebabkan oleh unsafe behavior dan 4% disebabkan oleh unsafe

condition (Patria, 2003).

Unsafe behavior adalah tipe perilaku yang mengarah pada kecelakaan seperti

bekerja tanpa menghiraukan keselamatan, melakukan pekerjaan tanpa ijin, menyingkirkan

peralatan keselamatan, operasi pekerjaan pada kecepatan yang berbahaya, menggunakan

peralatan tidak standar, bertindak kasar, kurang pengetahuan, cacat tubuh atau keadaan

emosi yang terganggu.

Menurut Suizer dalam Patria (2003) peningkatan peraturan keselamatan; safety

training ; peningkatan alat-alat produksi; penegakan disiplin dan lain-lain belum cukup

untuk mencegah kecelakaan kerja. Perubahan yang didapatkan tidak bisa bertahan lama

karena para pekerja kembali pada kebisaaan lama yaitu unsafe behavior. Berdasarkan

acuan bahwa unsafe behavior merupakan penyumbang terbesar dalam terjadinya

kecelakaan kerja maka untuk mengurangi kecelakaan kerja dan untuk meningkatkan

safety performance hanya bisa dicapai dengan usaha memfokuskan pada pengurangan

unsafe behavior.

Dalam artikel Konsep Penyebab Kecelakaan yang diterbitkan dalam situs

binakesehatankerja.com, Riyadi (2007) menuliskan Bernardino Ramazzini (1664 - 1714)

yang dikenal sebagai funder K3 dengan bukunya Discourse on the diseases of workers

12

mengaitkan penyakit pasien dengan pekerjaannya dan mulai mengembangkan ilmu

kedokteran dari perspektif sosiomedicine. Ramazzini menyatakan bahwa ada dua

kelompok besar penyebab penyakit akibat kerja yaitu bahaya yang terkandung di dalam

bahan-bahan yang digunakan ketika bekerja dan adanya gerakan-gerakan janggal yang

dilakukan oleh para pekerja ketika bekerja (ergonomic factors).

Adapun konsep berikutnya yang dicantumkan pula oleh Riyadi adalah Heinrich

Model. Pada tahun 1931, H.W. Heinrich melakukan survey terhadap sekitar 550.000

kejadian kecelakaan dan menyimpulkan bahwa dari satu kejadian fatal atau kecelakaan

serius, terdapat 29 kecelakaan kecil dan 300 kondisi yang berpotensi tinggi menyebabkan

terjadinya kecelakaan. Heinrich pun mengemukakan bahwa 88% dri semua kasus

kecelakaan tersebut disebabkan oleh perilaku tidak aman (unsafe act) dan 10% oleh

kondisi tidak aman (unsafe condition)

Munculnya teori Heinrich menandai era perkembangan manajemen modern.

Heindrich model digambarkan dalam sederetan model kartu domino (teori domino).

Menurut Heinrich terjadinya accident (kecelakaan) sampai terjadi kerugian karena faktor-

faktor sebelumnya, yaitu kondisi kerja & perilaku kerja, human factor, lingkungan.

Dikutip oleh Sukisni (2003) dari Thabani Adnan (1991), mekanisme terjadinya

kecelakaan kerja disebabkan oleh adanya interaksi di antara 5 faktor di mana satu dan

yang lainnya saling berkaitan.

1. Faktor I

Ancestry atau hereditas dan lingkungan social antara lain sikap keras kepala,

berani menempuh resiko tanpa perhitungan yang didapat dari keturunan dan pengaruh

lingkungan yang kurang baik misalnya gerombolan penjahat, narkotika, dll dapat

mempengaruhi sifat seseorang. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan seseorang bekerja

kurang berhati-hati sehingga membuat kecelakaan dan akhirnya mengakibatkan

kecelakaan.

2. Faktor II

Kesalahan atau kelemahan sifat perseorangan merupakan penunjang terjadinya

kecelakaan. Hal ini ditandai dengan kurangnya pendidikan, sikap yang akngkuh, cacat

mental dan fisik yang diderita . Kebanyakan tindakan-tindakan dari seseorang yang

bersifat demikian akan menyebabkan cenderung bertindak salah dalam pekerjaannya.

3. Faktor III

13

Perbuatan-perbuatan yang berbahaya dan atau kondisi kerja yang berbahaya atau

tidak menguntungkan berupa fisik maupun mekanis, sebagai contoh adalah melepaskan

alat pengaman, alat kerja yang tidak memadai, mesin yang tua dan usang.

4. Faktor IV

Faktor keempat adalah kecelakaan itu sendiri, kecelakaan yang terjadi akan menimpa

karyawan atau secara tidak langsung menyebabkan kecelakaan pada orang lain.

5. Faktor V

Kerugian atau kelainan akibat kecelakaan, kerugian dapat menimpa pekerja,

pengusaha, masyarakat konsumen.

Heinrich mengusulkan model 5 domino. Menurutnya kecelakaan terjadi karena

reaksi berantaidari kejadian. Bila faktor I jatuh maka akan menimpa II dan seterusnya

sampai V sehingga menimbulkan kerugian namun kecelakaan bisa dicegah ketika salah

satu domino diambil..

Dalam seni pencegahan kecelakaan, dari kelima faktor ini yang paling relevan

untuk diadakan koreksi adalah faktor III, dan dapat ditingkatkan kewaspadaan dengan

pendidikan, penataran, supervisi, melatih keterampilan, memperbaiki budaya kerja dan

lain-lain. Bila faktor III ini dapat diatasi, maka kejadian kecelakaan dapat dikurangi atau

setidaknya dihindari.

14

D. Contoh Kasus Kecelakaan Kerja

Judul kasus : Kematian karena terlindas mesin penggulung di saat melakukan pembersihan serat

Petugas operator

Wanita, seorang operator pembersihan serat pada mesin

penggulung

Tugas kerja Melakukan pembersihan mesin penggulung

Waktu Bulan Desember tahun X sekitar jam 2:30 sore

Tempat kejadian Area pembersihan mesin penggulung

Peralatan atau benda

yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan

Tiang transmisi

Urutan kejadian Pada hari itu saksi peristiwa sedang membantu kepala regu nya si korban

yang bermarga Ceng, dia menyatakan : pada sekitar jam 2:30 sore saya

membantu korban melakukan pembersihan mesin penggulung. Saya

mengguna kan alat pengangkut untuk pindah ke tiang yang menyangga

mesin kemudian memasangnya di tempat yang tetap. Korban berdiri di

sebelah kanan, saya membantu di sebelah kirinya. Dia menyalakan mesin

penggulung untuk pengoperasian se rat yang akan dibersihkan.

Tangan kami berdua masing-masi ng memegang 2 ikat serat PE dan

mengikuti arah putaran mesin untuk menarik keluar bahan tersebut

(gambar 2.1). Tiba- tiba ka ki korban tertarik keluar dan terletak di atas

tumpukan serat PE, dia segera menekan tombol penghenti darurat untuk

menghentikan mesin yang berputar. Tetapi dia tetap tergulung ke da lam

(bagian kaki tergulung lebih dulu, tubuh dan bagian lainnya juga

tergulung ke dalam). Saya segera memegang mesin dan berusaha

mematikan putaran, akhirnya dengan salah satu kaki sa ya tergulung ke

atas oleh serat PE, mesin baru benar-benar berhenti berputar. Saya

membuka ikatan serat PE di se kitar kaki dan segera turun ke bawah

untuk menolongnya. Manajer pabrik segera datang, kita bersama – sama

membuka ikatan serat PE di seputar badan korban, kemudian

mengirimnya ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan, tetapi pada hari

it u jam 3 sore karena luka yang parah dia tak tertolong hingga meninggal

dunia.

15

Tahapan penyebab Keterangan

Penyebab Umum 1. Tidak memasang tutup pengaman, peralatan

pengaman pada posisi yang tepat di mesin

penggulung. (lingkungan yang tidak aman).

2. Tidak memasang tombol penghenti darurat yang

diberi tanda dengan jelas pada mesin tersebut

(gambar 2.2).(lingkungan yang tidak aman).

Analisa Penyebab Terperinci Tidak menetapkan rencana pemeriksaan otomatis

untuk melakukan pemeriksaan otomatis.

Penyebab Pokok 1. Tidak memberikan pendidikan dan pelatihan

keselamatan dan kesehatan kerja untuk pekerja

dalam melakukan pekerjaan dan pencegahan

kecelakaan.

2. Kurangnya kesadaran pekerja akan keselamatan.

Strategi Pengendalian 1. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan

kerja yang diperlukan pekerja guna meningkatkan pengetahuan

keselamatan dan kesehatan kerja, demi mencegah terjadinya

kecelakaan yang sama.

2. Selama melakukan proses pekerjaan yang mungkin berbahaya, seperti

pembersihan mesin, penambahan minyak, pemeriksaan, perbaikian

atau pengaturan, mesin harus berhenti beroperasi. Untuk mencegah

orang lain menghidupkan mesin, maka mesin harus di kunci atau

diberi tanda peringatan, pemilik usaha harus memasang tutup

pengaman atau peralatan pembatas. Membuat perencanaan ulang

pembagian tenaga kerja.

3. Seluruh petugas keselamatan dan kesehatan tenaga kerja harus

bertanggungjawab menjalankan rencana penanggulangan kecelakaan,

rencana penanganan darurat, sert a melakukan bimbingan pelaksanaan

setiap departemen.

16

E. Pencegahan Kecelakaan Kerja

Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut

keselamatan kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M yaitu :

a. Manusia.

b. Manajemen ( unsur pengatur ).

c. Material ( bahan-bahan ).

d. Mesin ( peralatan ).

17

e. Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).

Kecelakaan terjadi karena adanya ketimpangan dalam unsur 5M, yang dapat

dikelompokan menjadi tiga kelompok yang saling terkait, yaitu :

Manusia, Perangkat keras dan Perangkat lunak. Oleh karena itu dalam melaksanakan

pencegahan dan pengendalian kecelakaan adalah dengan pendekatan kepada ketiga unsur

kelompok tersebut, yaitu :

Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia, antara lain :

Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh keserasian antara

bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan tugasnya.

Pembinaan pengetahuan dan keterampilan melalui training yang relevan

dengan pekerjaannya.

Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertndak sesuai dengan

keperluan perusahaan.

Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas.

Pengawasan dan disiplin yang wajar.

Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat keras, antara lain :

Perancangan, pembangunan, pengendalian, modifikasi, peralatan kilang,

mesin-mesin harus memperhitungkan keselamatan kerja.

Pengelolaan penimbunan, pengeluaran, penyaluran, pengangkutan,

penyusunan, penyimpanan dan penggunaan bahan produksi secara tepat sesuai

dengan standar keselamatan kerja yang berlaku.

Pemeliharaan tempat kerja tetap bersih dan aman untuk pekerja.

Pembuangan sisa produksi dengan memperhitungkan kelestarian lingkungan.

Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan manusia.

Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat lunak, harus melibatkan seluruh level

manajemen, antara lain :

Penyebaran, pelaksanaan dan pengawasan dari safety policy.

Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan pembagian tanggung jawab.

Penentuan pelaksanaan pengawasan, melaksanakan dan mengawasi

sistem/prosedur

kerja yang benar.

Pembuatan sistem pengendalian bahaya.

18

Perencanaan sistem pemeliharaan, penempatan dan pembinaan pekerja yang

terpadu.

Penggunaan standard/code yang dapat diandalkan.

Pembuatan sistem pemantauan untuk mengetahui ketimpangan yang ada.

Adapun cara pengendalian lingkungan kerja untuk meminimalisir kecelakaan

para pekerja sebagai berikut :

Pengendalian teknik

Pengendalian administrative

Menggunakan APD

Berbagai cara yang umum digunakan untuk meningkatkan keselamatankerja

dalam industri dewasa ini diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Peraturan-peraturan, yaitu ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-

halseperti kondisi kerja umum, perancangan, konstruksi,

pemeliharaan,pengawasan, pengujian dan pengoperasian peralatan industri,

kewajiban-kewajiban para pengusaha dan pekerja, pelatihan, pengawasan

kesehatan,pertolongan pertama dan pemeriksaan kesehatan.

b. Standarisasi, yaitu menetapkan standar-standar resmi, setengah resmi,

ataupuntidak resmi.

c. Pengawasan, sebagai contoh adalah usaha-usaha penegakan peraturan

yangharus dipatuhi.

d. Riset teknis, termasuk hal-hal seperti penyelidikan peralatan dan ciri-ciri

daribahan berbahaya, penelitian tentang pelindung mesin, pengujian

maskerpernapasan, penyelidikan berbagai metode pencegahan ledakan gas dan

debudan pencarian bahan-bahan yang paling cocok serta perancangan tali

kerekandan alat kerekan lainya

e. Riset medis, termasuk penelitian dampak fisiologis dan patologis dari faktor-

faktor lingkungan dan teknologi, serta kondisi-kondisi fisik yang

amatmerangsang terjadinya kecelakaan.

f. Riset psikologis, sebagai contoh adalah penyelidikan pola-pola psikologisyang

dapat menyebabkan kecelakaan.

g. Riset statistik, untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan yang terjadi,

berapabanyak, kepada tipe orang yang bagaimana yang menjadi korban,

dalamkegiatan seperti apa dan apa saja yang menjadi penyebab.

19

Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja

Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan

berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja

basah dan ventilasi pergantian udara.

Pengendalian administrasi: mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan

keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda – tanda

peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan

pelatihan sistem penangganan darurat.

Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan kesehatan.

20

Bab. III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Dari peulisan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kecelakaan

kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang

mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan

kerugian baik korban manusia dan atau harta bendaUntuk mewujudkan lingkungan kerja

yang kondusif sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dibutuhkan

kerjasama antara Pemerintah, Perusahaan yang terkait, dan tenaga kerja.

Setiap tenaga kerja harus mengetahui tentang kesehatan dan keselamatan kerja

sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

B. Saran.

Sebagai seorang tenaga kerja tentunya kita sangat dekat dengan kecelakaan kerja,

tapi semua itu bisa terhindarkan jikalaukita dalam melakukan aktifitas pekerjaan kita

selalu kedepankan ke hati-hatian. Setiap melakukan pekerjaan utamakan keselamatan

kerja.