Upload
cicci-chairunisa-masum
View
68
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugasnya Inna cantik :*
Citation preview
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi
pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula
menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan
menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara
dini dapat berlanjut hingga dewasa.
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat
diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk
tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh
makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis
yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa
selanjutnya.
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and
Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus
dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit
setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI
secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan
pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat
meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Rekomendasi tersebut
menekankan, secara sosial budaya MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah
dan mudah diperoleh di daerah setempat (indigenous food). Rekomendasi WHO/UNICEF di
atas sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional
(RPJPMN) bidang Kesehatan, antara lain dengan memberikan prioritas kepada perbaikan
kesehatan dan gizi bayi dan anak.
B. Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Ilmu Gizi
yang berjudul ” Kebutuhan Gizi Bayi Usia 0 – 24 bulan ”. Tujuan khusus penulisan makalah
ini adalah untuk mengetahui tentang pemberian makan pada bayi usia 0 – 24 bulan dan tips
pemberian makan agar dapat menambah pengetahuan penulis ataupun pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MAKANAN BAYI
Makanan yang paling sesuai untuk bayi adalah ASI ( air Susu Ibu ). Untuk mencapai
tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding,
WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu; pertama
memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua
memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir
sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai
anak berusia 24 bulan atau lebih. Rekomendasi tersebut menekankan, secara sosial budaya
MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di daerah
setempat (indigenous food).
Makanan bayi dan anak usia 6-24 bulan adalah terdiri dari Air Susu Ibu (ASI) dan
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu)
adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak
usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI.
MP-ASI lokal adalah MP-ASI yang diolah di rumah tangga atau di Posyandu,terbuat
dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh
masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi.
Seorang bayi selama dalam kandungan telah mengalami proses tumbuh kembang
sedemikian rupa, sehingga waktu bayi lahir berat badannya sudah mencapai berat badan
normal. Pertumbuhan dan perkembangan ini akan berlangsung baik dan sempurna, jika anak
mendapatkan makanan yang diberikan.
Keuntungan ASI
a. Asi mengandung hamper semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan konsentrasi
yang sesuai dengan kebutuhan bayi
b. Asi mengandung kadar laktosa yang tinggi, dimana laktosa ini dalam usus akan
mengalami peragian hingga membentuk asam laktat yang bermanfaat dalam usus
bayi:
3
1. Menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis
2. Merangsang pertumbuhan mikro organic yang dapat menghasilakan berbagai
asam organic dan mensintesa beberapa jenis vitamin dalam usus.
3. Memudahkan pengendapan kalsium kasenat ( protein susu)
4. Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral
c. Asi mengandung berbagai zat penolak yang dapat melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi
d. Asi lebih aman dari kontaminasi karena diberikan langsung maka kemungkinan
tercemar zat berbahay lebih kecil
e. Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta laktoglobulin .
f. Asi dapat sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih saying antara ibu dan bayi
g. Temperature asi sesuai dengan temperature tubuh bayi
h. Asi membantu pertumbuhan gigi lebih baik
i. Kemungkinan bayi tersedaka lebih kecil sekali karena payudara ibu telah diciptakan
sedemikian rupa.
j. Asi mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi
k. Asi ekonomis, praktis tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan
segar
l. Dengan memberikan asi kepada bayi berfungsi menjarangkan kehamlan
B. CARA PEMBERIAN ASI PADA BAYI
Beberapa alasan ibu dianjurkan menyusui bayinya segera setelah lahir sebagi berikut :
1. Menyusui bayi akan memberikan kepuasan dan ketenangan pada ibu, beberapa ahli
menyatakan bahwa menyusui akan memberikan rasa bangga pada ibu ia telah dapat
memberikan kehidupn pada bayinya
2. Hisapan bayi akan mempercepat kembalinya uterus ke ukuran normal
3. Hisapan bayi akan memperlancar produksi ASI
4. Penelitian membuktikan bahwa bay yang disusui segera setelah lahir lebih jarang
menderita penyakit infeksi dan gizi bayi pada tahun pertama jauh lebih baik
disbanding dengan bayi yang terlambat diberi ASI.
4
Komposisi ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu :
1. Kolostrum
2. Air susu transisi/peralihan
3. Air susu/matur
ASI Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum ini disekresi oleh
kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari keempat pasca persalinan. Kolostrum
merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket, dan berwarna kekuningan. Kolostrum
mengandung tinggi protein, mineral garam, vit A, nitrogen, sel darah putih dan antibody yang
tinggi daripada ASI matur. Selain itu,kolstrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa.
Protein utama pada kolostrum adalah immunoglobulin (Ig G, Ig A dan Ig M) yang digunakan
sebagai zat antibody untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.
Meskipin kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita tetapi volume kolostrum
yang ada dalam payudara mendeksti kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume
kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.
Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak
terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi
bayi makanan yang akan dating.
ASI Transisi/ Peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
ASI matang, yaitu sejak hari ke 4 sampai hari ke 10. Selama dua minggu,volume air susu
bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobulin dan
protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meingkat.
ASI Matur disekresi pada hari ke10 dan seterusnya. ASI Matur tampak berwarna
putih. Kandungan ASI matur relative konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan. Air susu
yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih
encer. Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein,
mineral dan air. Selanjutnya air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak
dan nutrisi. Hindmilk akan membuat bayi lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi akan
membutuhkan keduanya, baik foremilk dan hindmilk. Dibawah ini bias kita lihat perbedaan
komposisi antara kolostrum, ASI transisi dan ASI matur.
5
Tabel perkiraan kebutuhan ASI bagi bayi dengan Berat badan usia 1-24 minggu
Usia bayi Kebutuhan perhari
Minggu ke 1
Minggu ke 2-3
Minggu ke 4-7
Minggu ke 8-12
Minggu ke 12-24
100- 450 ml
450- 600 ml
600 - 650 ml
650-750 ml
750-850 ml
Sumber : Syahmin Moejie Pemeliharaan Gizi bayi dan balita, 1988
C. HAL HAL YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI
Pada ibu yang normal dapat menghasilkan Asi kira kira 550-1000 ml setiap hari,
jumlah Asi tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa factor sbb :
1. Makanan ibu.
Untuk membantu produksi Asi yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori,
protein,lemak, vitamin serta mineral yang cukup, selain itu ibu dianjurkan minum lebih
banyak kira-kira 8-12 gelas sehari.
2. Ketenangan jiwa dan pikiran
Ada 2 reflek yang sangat dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu yaitu :
1. Reflek prolactin
Pada waktu bayi mengisap payudara ibu, ibu menerima rangsangan neuro
hormonal pada putting dan areola, rangsangan melalui nervus vagus diteruskan ke
hipophisa lalu ke lobus anterior, lobus anterior akan mengeluarkan hormone
prolactin dan masuk melalui peredaran darah sampai pada kelenjar kelenjar
pembuat Asiterangsang untuk memproduksi Asi.
2. Reflex let down
Reflek ini mengakibatkan memancarnya Asi keluar, isapan bayi akan merangsang
putting susu dan areola yang dikirim lobus posterior melalui nervus vagus , dari
glandula pituitary posterior dikeluarkan hormone oxitosin ke dalam peredaran
6
darah yang menyebabkan adanya kontraksi otot otot nyopitel dari saluran air susu.
Karena adanya kontraksi ini maka Asi akan terperas keluar kea rah ampulla.
3. Penggunaan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.
4. Perawatan payudara
Tujuan perawatan payudara selama menyusui adalah :
a. Untuk memelihara kebersihan payudara
b. Memperbanyak dan memeperlancar produksi ASI.
Tabel Kandungan kolostrum, ASI transisi dan ASI matur
NO KANDUNGAN KOLOSTRUM ASI TRANSISI ASI MATUR
1. ENERGI (kg/kal) 57,0 63,0 65,0
2. LAKTOSA (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0
3. LEMAK (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8
4. PROTEIN (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324
5. MINERAL (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2
6. Ig A (gr/100 ml) 335,9 - 119,6
7. Ig G (gr/100 ml) 5,9 - 2,9
8. Ig M (gr/100 ml) 17,1 - 2,9
9. LISOSIN (gr/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
10. LAKTOFERIN 420-520 - 250-270
o Karbohidrat
o Protein : whey > casein sehingga protein lebih mudah dicerna
o Lemak : DHA, AA yg berperan penting dlm prtumbuhan otak
o Laktosa : sumber kh, sumber energi, meningkatkan absorbsi kalsium dan
merangsang pertumbuhan laktobacillus bifidus
o Vit A (berkisar 200 iu/dl)
o Zat besi 0,5-1 mg/liter
7
o Taurin : as.amino yg berfungsi sebagai neurotransmitter, berperan penting dlm
maturasi otak bayi
o Laktobacillus ; menghambat pertumbuhan mikroorganisme ex. E. Coli
penyebab diare
o Laktoferin : menghambat bakteri stafilokokus dan jamur kandida
o Lisozim : memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insiden karies
dentis
o Immunoglobulin
D. BEDA ASI DENGAN SUSU FORMULA
1. Sumber susu
Susu formula = susu sapi yang diformulasikan sedemikian rupa menyerupai ASI dengan
penambahan zat gizi lainnya
2. Zat-zat gizi : KH, P, L,air, vit dan mineral
3. Zat-zat biologis
Hanya di ASI ada antibodi, lactobacillus, probiotik, sistem kekebalan, immunologlobulin,
sedangkan disusu formula tidak ada
4. Laktosa
Walaupun struktur kandungan laktosanya sama, namun laktosa di susu formula sering jadi
masalah, karna laktosa di asi mudah diserap, sedangkan laktosa susu formula belum tentu
dapat diserap bayi.
5. Sistem kekebalan
Sistem kekebalan asi tidak dapat tergantikan oleh susu formula karena itu diturunkan oleh
ibu.
6. Kerentanan terhadap penyakit dan obesitas
7. IQ anak dan kecerdasan
8
8. Tumbuh kembang
E. PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK
1. Makanan Bayi Umur 0-6 Bulan
Berikan hanya ASI saja sampai berumur enam bulan (ASI Eksklusif). Kontak fisik
dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama 30 menit pertama setelah lahir.
Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Berikan ASI dari
kedua payudara, berikan ASI dari satu payudara sampai kosong kemudian pindah ke
payudara lainnya (Depkes RI, 2005).
Kolostrum jangan dibuang tetapi harus segera diberikan pada bayi. Walaupun
jumlahnya sedikit, namun sudah memenuhi kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama.
Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia dua tahun. Waktu dan lama menyusui
tidak perlu dibatasi dan frekuensinya tidak perlu dijadwal (diberikan pagi, siang dan malam
hari). Serta sebaiknya jangan memberikan makanan atau minuman (air kelapa, air tajin, air
teh, madu, pisang, dan lain-lain) pada bayi sebelum diberikan ASI karena sangat
membahayakan kesehatan bayi dan mengganggu keberhasilan menyusui (Depkes RI, 2005).
2. Makanan Bayi Umur 6-9 Bulan
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Pemberian ASI diteruskan.
2. Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi sudah
memiliki refleks mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara lain bubur susu,
biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan
untuk pertama kali satu jenis MP-ASI dan berikan sedikit demi sedikit mulai dengan
jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap,
kemudian baru diberikan jenis MP-ASI yang lain.
9
3. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI dimanfaatkan
seoptimal mungkin.
4. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit
menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit dengan
sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.
3. Makanan Bayi Umur 9-12 Bulan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Pemberian ASI diteruskan.
2. Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan lembek yaitu berupa nasi tim/ saring
bubur saring dengan frekuensi dua kali sehari.
3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit
dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/ margarin. Bahkan
makanan ini dapat menambah kalori bayi, disamping memberikan rasa enak juga
mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak. Nasi
tim bayi harus diatur secara berangsur. Lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan
makanan keluarga.
4. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Dipilih makanan yang bernilai gizi tinggi,
seperti bubur kacang hijau, buah dan lain-lain. Diusahakan agar makanan selingan
dibuat sendiri agar kebersihan terjamin.
4. MAKANAN ANAK USIA 1-2 TAHUN
Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi anak usia 1-2 tahun hendaknya digunakan kebutuhan
prinsip sebagai berikut :
1. Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari makanan pokok,
minyak dan zat lemak serta gula
2. Berikan sumber protein nabati dan hewani
3. Jangan memaksa anak makan makanan yang tidak disenangi, berikan makanan lain
yang dapat diterima, misalnya jika anak menolak sayuran mungkin karena cara
memasaknya, buatlah cara lain, jika masih menolak gantilah sayuran dengan
menambah buah buahan yang penting anak mendapat vitamin dan mineral.
10
4. Berikan makanan selingan ( makanan ringan ) seperti biscuit dsb diberikan antara
waktu pagi, siang dan malam.
Makanan anak usia 1 tahun belum banyak berbeda dengan makanan waktu usia
kurang dari 1 tahun, sebagaimana telah dijelaskan bahwa anak disapih lebih baik pada umur 2
tahun, sehingga pada umur 1 tahun ASI masih diberikan pada anak.
Pada umumnya makanan masih berbentuk lunak, baik nasi, sayur dan lauk pauk
seperti daging hendaknya dimasak sedemikian rupa sehingga anak mudah mengunyahnya dan
pencernaan mudah mencerna. Anak mulai diajak makan bersama keluarga.
F. Kebutuhan Gizi Anak Usia 0-24 Bulan
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan dan tinggi badan.
Kebutuhan energi dan protein bayi dan balita relatif besar jika dibandingkan dengan orang dewasa sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara anak perempuan dan laki-laki dalam hal kebutuhan energi dan protein. Kecukupan akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia, namun untuk protein, angka kebutuhannya bergantung pada mutu protein. Semakin baik mutu protein, semakin rendah angka kebutuhannya.
Mutu protein bergantung pada susunan asam amino yang membentuknya, terutama asam amino esensial.
Tabel Jumlah Kebutuhan Zat Gizi yang Dianjurkan untuk Anak Indonesia
11
Konsumsi pangan anak bayi dan balita harus cukup dan seimbang karena anak balita sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Kebutuhan gizi bayi usia 6-12 bulan adalah 650 kkal dan 16 gram protein. Kandungan gizi ASI adalah 400 kkal dan 10 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP ASI adalah 250 kkal dan 6 gram protein.
Kebutuhan gizi bayi usia 12 – 24 bulan adalah sekitar 850 kkal dan 20 gram protein. Kandungan gizi ASI adalah sekitar 350 kkal dan 8 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP ASI adalah sekitar 500 kkal dan 12 gram protein. Karbohidrat diperlukan sebagai sumber energi dan sekitar 60-70% energi total dianjurkan berasal dari karbohidrat. MP ASI hendaknya mengandung protein bermutu tinggi dengan jumlah yang mencukupi. Bahan makanan hewani seperti telur, daging, 9 susu dan ikan mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan bahan makanan nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian.
Semakin bertambah usia bayi maka protein yang dibutuhkan semakin meningkat. Setelah menginjak usia satu tahun bayi membutuhkan protein sekitar dua kali lipat pada masa sebelumnya.
MP ASI yang baik harus menyediakan energi yang cukup tinggi. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan penambahan lemak dan gula. Lemak dapat diberikan sampai kandungannya dapat menyediakan energi sebanyak 25%. Lemak nabati dan asam lemak tak jenuh baik untuk diberikan pada bayi. Lemak merupakan sumber energi dengan konsentrasi tinggi. Lemak berfungsi sebagai sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin A, D, E, dan K, serta memberi rasa gurih dan sedap pada makanan.
Vitamin yang dibutuhkan terdiri dari vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, sedangkan yang larut dalam air adalah vitamin vitamin C, B1, Riboflavin, Niasin, B6, B12, asam folat, dan vitamin lain yang tergolong vitamin B kompleks. Mineral dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Unsur Fe (besi) dan I (iodium) merupakan 2 jenis mineral bayi yang jarang terpenuhi sehingga mengakibatkan anemia dan gondok. Setelah bayi berumur 6 bulan, bayi harus mulai diberikan makanan yang mengandung zat besi (sereal,
12
daging, sayuran hijau), yang dapat menjamin pasokan zat besi yang mencukupi untuk pertumbuhan yang sehat. Jenis mineral lainnya yang dibutuhkan bayi seperti kalsium, fosfor dan seng.
Pada umumnya bayi yang baru lahir mempunyai jadwal makan yang tidak teratur, bayi bisa makan sebanyak 6-12 kali atau lebih dalam 24 jam tanpa jadwal yang teratur. Menyusui bayi dapat dilakukan setiap 3 jam alasannya karena lambung bayi akan kosong dalam waktu 3 jam sehabis menyusui. Sejalan dengan bertambahnya usia, jarak antara waktu menyusui menjadi lebih lama, karena kapasitas lambungnya membesar dan produksi susu ibu meningkat.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan bayi masih berlangsung sampai dewasa.
Pertumbuhan itu akan berlangsung dengan baik dan sempurna tergantung pada makanan yang
diberikan pada anak. Makanan bayi yang paling sesuai adalah ASI.Oleh karena itu sebagai
perawat kita harus mengetahui bagaimana pemberian nutrisi pada bayi dan anak sesuai
dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan
B. Saran
Bagi para ibu agar tetap menjaga kebutuhan gizi seimbang bagi balitanya. Dan Bagi
tenaga kesehatan, agar melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu pedesaan akan perhitungan
pemenuhan gizi seimbang pada balita. Sebagai tenanga kesahatan kita harus bisa
memberikan pengetahuan tentang gizi yang baik dan seimbang kepada para orang tua supaya
orang tua bisa memberikan gizi yang cukup bagi anak-anaknnya, sehingga balita dengan gizi
13
buruk akan semakin berkurang dan kualitas kesehatan masyarakat pun akan semakin
meningkat.
14
Daftar Pustaka
Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Kanisius
Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak (Editor : Monica Ester ).
Jakarta : EGC
Sediaoetama, A. D. 1985. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.