41
1 KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA Disampaikan dalam acara : Rapat Koordinasi Nasional Gubernur dan Bupati Lokasi PNPM Mandiri Perdesaan Jakarta, 31 Januari 2008

Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

1

KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RANGKA

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

MENTERI NEGARAPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

REPUBLIK INDONESIA

Disampaikan dalam acara :

Rapat Koordinasi Nasional Gubernur dan Bupati Lokasi PNPM Mandiri Perdesaan

Jakarta, 31 Januari 2008

Page 2: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

2

PENDAHULUANPENDAHULUAN

• RPJM Nasional Tahun 2004-2009 (Perpres Nomor 7 Tahun 2005) telah menetapkan 199 daerah yang dikategorikan tertinggal yang perlu mendapatkanpercepatan di dalam pembangunannya, agar setaradengan daerah maju.

• KPDT melalui Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor: 001/KEP-M-PDT/II/2005 telah menetapkan Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal (STRANAS PDT), yang merumuskan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi, dan Program Prioritas Pembangunan Daerah Tertinggal.

• Perpres Nomor 90 Tahun 2006 telah mengamanatkanperlunya percepatan pembangunan daerah tertinggalsecara koordinatif dan operasional, yang telahditindaklanjuti dengan penerbitan Permen PDT No: 07/Per/M-PDT/III/2007, tentang penyesuaian STRANAS PDT menjadi Strategi Nasional Percepatan PembangunanDaerah Tertinggal (STRANAS PPDT).

Page 3: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

3

PERMASALAHANPERMASALAHANPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

• Masih terdapat kesenjangan (disparitas) pembangunan antarwilayah yang ditandai dengan adanya wilayah-wilayah tertinggal.

• Hasil identifikasi menunjukkan terdapat 199 (43%) kabupaten tertinggal, dengankonsentrasi kawasan timur Indonesia 62%, dan kawasan barat Indonesia 38%.

• Perhatian pembangunan kawasan perbatasan yang masih menitikberatkanpendekatan keamanan dibanding kesejahteraan

• Permasalahan aspek pengembangan ekonomi lokal yaitu keterbatasanpengelolaan sumber daya lokal dan belum terintegrasinya dengan kawasanpusat pertumbuhan

• Permasalahan aspek pengembangan sumber daya manusia yaitu rendahnyakualitas sumber daya manusia

• Permasalahan aspek kelembagaan, terutama rendahnya kemampuankelembagaan aparat dan masyarakat

• Permasalahan aspek sarana dan prasarana terutama transportasi darat, laut, dan udara; telekomunikasi, dan energi, serta keterisolasian daerah.

• Permasalahan aspek karakteristik daerah terutama berkaitan dengan daerahrawan bencana (kekeringan, banjir, longsor, kebakaran hutan, gempa bumi, dll) serta rawan konflik sosial.

Page 4: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

4

1. Sikap afirmatif bagi daerah tertinggal dalam aspek kebijakan,perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, koordinasi, dan pengendalian;

2. Keselarasan dan keterpaduan diatara 3 (tiga) level pemerintahan, yaitu pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten dalam penentuan agenda kegiatan, perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi pembangunan daerah tertinggal;

3. Program dan instrumen pelaksanaan serta alokasi anggaran dari kementerian/lembaga yang memadai untuk memenuhi kebutuhanpembangunan daerah tertinggal.

4. Skema pendanaan khusus bagi pembangunan daerah tertinggal;

5. Adanya inisiatif provinsi dan kabupaten dalam menangani ketertinggalan daerahnya sesuai potensi, masalah dan kewenangan yang dimiliki;

6. Adanya strategi yang memiliki legalitas yang kuat untuk diacu oleh Kementerian dan Lembaga terkait;

7. Adanya pengaturan kewenangan, tanggung jawab, alokasi anggaran, mekanisme kerja, dan hubungan kerja antar instansi;

8. Adanya insentif yang memadai bagi mereka yang bekerja di daerahterpencil dan perbatasan.

PRASYARAT PERCEPATANPRASYARAT PERCEPATANPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Page 5: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

5

STRATEGI DAN

KEBIJAKAN

Page 6: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

6

Pilar pertama, meningkatkan kemandirian masyarakat dan daerah tertinggal,dilakukan melalui: (1) pengembangan ekonomi lokal, (2) pemberdayaan masyarakat, (3) penyediaan prasarana dan sarana lokal/perdesaan, dan (4) peningkatankapasitas kelembagaan pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat;

Pilar kedua, mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah, dilakukan melalui : (1) penyediaan informasi potensi sumberdaya wilayah, (2) pemanfatan teknologitepat guna, (3) peningkatan investasi dan kegiatan produksi, (4) pemberdayaandunia usaha dan UMKM, dan (5) pembangunan kawasan produksi;

Pilar ketiga, memperkuat integrasi ekonomi antara daerah tertinggal dandaerah maju, dilakukan melalui: (1) pengembangan jaringan ekonomi antar wilayah, (2) pengembangan jaringan prasarana antar wilayah, dan (3) pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi daerah.

Pilar keempat, meningkatkan penanganan daerah khusus yang memilikikarakteristik ‘keterisolasian ’, dilakukan melalui: (1) pembukaan keterisolasiandaerah (pedalaman, pesisir, dan pulau kecil terpencil), (2) penanganan komunitasadat terasing, dan (3) pembangunan daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil.

STRATEGI DASAR STRATEGI DASAR PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALPERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Untuk mengatasi permasalahan pembangunan daerah tertinggal dilakukanstrategi dasar melalui empat pilar :

Page 7: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

7

Kemandirian Masyarakat& Daerah

Pemanfaatan PotensiWilayah

Penanganan DaerahKhusus

Integrasi Ekonomi AntaraDaerah Tertinggal Dan

Daerah Maju

KERANGKA EMPAT PILAR STRATEGI KERANGKA EMPAT PILAR STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALPERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Page 8: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

8

PELAKSANA PERCEPATAN PELAKSANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

• Di era otonomi daerah ini pelaksana utama pembangunan daerah tertinggaladalah Kabupaten

• Provinsi berkewajiban melakukan koordinasi dan integrasi agar terjadi sinergikebijakan pembangunan daerah tertinggal di wilayahnya.

• Sektor (Kementerian/Lembaga) berkewajiban melaksanakan percepatanpembangunan di daerah tertinggal sesuai dengan prioritas sektor masing-masing.

• Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal berkewajiban melakukanperumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidangpembangunan daerah tertinggal, serta menyelenggarakan operasionalisasikebijakan dibidang bantuan infrastruktur perdesaan, pengembangan ekonomilokal dan pemberdayaan masyarakat.

Dengan sinergi semua stakeholder tersebut diharapkan sasaran strategis untukberkurangnya daerah tertinggal dan terisolir, berkurangnya indeks kemiskinan, meningkatnya pendapatan masyarakat dan tercapainya rehabilitasi daerah pascakonflik dan bencana alam dapat tercapai.

Page 9: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

9

KERANGKA PELAKSANAAN KEBIJAKAN KERANGKA PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALPERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

RPJM2004-2009

RPJM2004-2009

PRIORITAS

PengembanganEkonomi Lokal

Pemberdayaan Masyarakat

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Pengurangan Keterisolasian Daerah

Penanganan Karakteristik Khusus Daerah

MEKANISME PELAKSANAAN

SEKTOR

KPDT

DAERAH

MASYARAKAT/ SWASTA

SASARAN STRATEGIK

Berkurangnya Daerah Tertinggal, & Daerah Terisolir

Berkurangnya Indeks Kemiskinan

Meningkatnya PendapatanMasyarakat

Tercapainya Rehabilitasi Daerah Pasca Konflik dan Bencana

STRANAS PPDT

199Daerah

Tertinggal

ISUE STRATEGIS

ISUE STRATEGIS

RENSTRA K/L RKPRENJA K/L

RENSTRA K/L RKPRENJA K/L

DIA

CU

KE

BIJ

AK

AN

D

AN

ST

RA

TE

GI

Page 10: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

10

KERANGKA KOORDINASI PERENCANAAN KERANGKA KOORDINASI PERENCANAAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALPERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

TINGKATADMINISTRATIF

RENCANA JANGKA MENENGAH

STRATEGIRENCANA AKSI

PPDTRENCANA TAHUNAN

PUSAT

PROVINSI

KABUPATEN

RPJM NASIONAL

RPJM NASIONAL

RPJMPROVINSI

RPJMPROVINSI

RPJMKABUPATEN

RPJMKABUPATEN

STRANAS PPDT

RENSTRA K/L

RAN PPDTRAN PPDT

RENJA K/LRENJA K/L

STRADA PPDT PROV.

STRADA PPDT PROV.

RENSTRA SKPD

RAD PPDT PROV.

RAD PPDT PROV.

STRADA PPDTKAB

STRADA PPDTKAB

RENSTRA SKPD

RENJA SKPD PROV

RENJA SKPD PROV

RAD PPDT KAB

RAD PPDT KAB

RENJA SKPD KAB.

RENJA SKPD KAB.

RASRAS

RASSKPD

RASSKPD

RASSKPD

RASSKPD

Page 11: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

11

LANGKAHLANGKAH--LANGKAH STRATEGISLANGKAH STRATEGISPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

• Revisi STRANAS PDT menjadi STRANAS PPDT

• Penyusunan Rancangan INPRES Percepatan Pembangunan DaerahTertinggal

• Penyusunan RAN PPDT Tahun 2008

• Fasilitasi Penyusunan STRADA PPDT Provinsi dan Kabupaten

• Fasilitasi Penyusunan RAD PPDT Tahun 2008 Provinsi danKabupaten

• Fasilitasi Penetapan Desa Tertinggal

• Perumusan Desa Model dalam rangka Percepatan PembangunanDesa Tertinggal

• Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Undang-Undang PolaPembangunan Daerah Tertinggal

• Evaluasi Paruh Waktu dan Reformulasi Kebijakan PembangunanDaerah Tertinggal

Page 12: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

12

Mempercepat proses pemulihan danpertumbuhan sosial ekonomi daerah-daerah tertinggal dan khusus

Percepatan Pembangunan DaerahTertinggal dan Khusus (P2DTK) (51 Kabupaten)

6

NO KEGIATAN TUJUAN

1Percepatan Pembangunan KawasanProduksi Daerah Tertinggal (P2KPDT)(62 Kabupaten)

memfasilitasi pengembangan kawasan produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, hutan tanaman industri, dan industri pengolahan di daerah tertinggal

2 Percepatan Pebangunan PusatPertumbuhan Daerah Tertinggal (P4DT) (42 Kabupaten)

membangun pusat pertumbuhan sumber daya lokal di daerah tertinggal, danmeningkatkan sinergi pembangunan antara daerah

3Percepatan Pembangunan InfrastrukturPerdesaan Daerah Tertinggal (P2IPDT)(148 Kabupaten)

penyediaan prasarana & sarana sosial dasar di perdesaan

4Percepatan Pembangunan WilayahPerbatasan (P2WP) (26 Kabupaten)

mempercepat pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kapasitas masyarakat diwilayah perbatasan

5Percepatan Pembangunan SosialEkonomi Daerah Tertinggal (P2SEDT) (148 Kabupaten)

Penguatan kapasitas kelembagaanmasyarakat dalam memanfaatkansumberdaya pembangunan

KEGIATAN UTAMA/INSTRUMEN KEGIATAN UTAMA/INSTRUMEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2008PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2008

Page 13: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

13

FOKUS PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Page 14: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

14

PRIORITAS GREEN DEVELOPMENTPRIORITAS GREEN DEVELOPMENT

1. Green Energy (Desa Terang), Pembangunan Perdesaaan Daerah tertinggal yang belum tersentuh aliran listrik PLN, melalui pembangunan PLTS, PLTH serta dengan pemanfaatan energi alternatif lainnya untuk mengurangi ketergantungan pemanfaatan fosil yang sudah langka dan mahal. Pelaksanaan pembangunan Desa Terang melalui program Pengurangan Keterisolasian Daerah melalui kegiatan P2IPDT dengan lokasi di Daerah Tertinggal serta program Ekonomi Lokal dengan Kegiatan P4DT dengan lokasi di Daerah Tertinggal;

2. Green Estate, Pembangunan Daerah Tertinggal, mempunyai sasaran untuk penanaman satu juta pohon dimulai pada tahun 2008, sekaligus pengurangan dampak pemanasan global, dengan tanaman pohon produksi, seperti: Karet dan Sawit Unggul serta pelestarian lingkungan hidup dengan penanaman pohon mangrove. Pelaksanaan Green Estate Pembangunan Daerah Tertinggal melalui melalui program Ekonomi Lokal dengan kegiatan P2KPDT di Daerah Tertinggal dan Kegiatan P4DT dengan lokasi di Daerah Tertinggal;

3. Green Bank, Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai sasaran untuk pendirian Mikro Banking di Perdesaan, sekaligus sebagai upaya pengembangan ekonomi lokal diperdesaan. Selama ini masyarakat di perdesaan sangat lemah dibidang permodalan. Pelaksanaan pendirian mikro banking melalui program Pengembangan Ekonomi Lokal termasuk dalam kegiatan P2KPDT di Daerah Tertinggal;

4. Green Movement (Kader Penggerak Pembangunan Satu Bangsa - KPPSB), Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai sasaran Penguatan Kelembagaan, selama ini kelembagaan yanga ada kurang dimanfaatkan sebagai motor penggerak Pembangunan Daerah Tertinggal. Pelaksanaannya melalui Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dengan kegiatan P2SEDT dengan lokasi di Daerah Tertinggal;

5. Green Belt, Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai sasaran penanganan daerah perbatasan untuk memperkecil disintegrasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat diwilayah perbatasan dengan negara tetangga. Pelaksanaan pembangunan Beranda Depan Bangsa melalui program Penanganan Karakteristik Khusus Daerah serta kegiatan P2WP dengan program Pemberdayaan Masyarakat dengan kegiatan P2DTK di Daerah Tertinggal.

Sedangkan untuk menyongsong tahun anggaran 2008-2009, KPDT telah mendesain program prioritas yang diusung melalui tema GREEN DEVELOPMENT yang meliputi:

Page 15: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

15

PENDEKATAN PERCEPATAN PENDEKATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

TAHUN 2008TAHUN 2008--20092009

RekapitulasiProgram Sektor

Sinergitas AntarProgram Sektor

SinkroniasaiProgram Sektor

Daerah Terpencil Pulau Kecil

PendekatanSektoral

PendekatanKewilayahan

2008

2009

KARAKTER RENCANA AKSI NASIONAL PPDTKARAKTER RENCANA AKSI NASIONAL PPDT

PE

ND

EK

AT

AN

PE

MB

AN

GU

NA

NP

EN

DE

KA

TA

N P

EM

BA

NG

UN

AN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN

Pada saat ini, RAN PPDT masih disusun berdasarkan Pendekatan Sektoral dengan melakukan RekapitulasiProgram dan Kegiatan Sektor. Kedepan, harus menuju pada Pendekatan Kewilayahan dengan melakukanSinkronisasi Program Sektor untuk terjadinya Sinergitas Program dan Kegiatan antar sektor.

Page 16: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

16

SKEMA DESA MODEL

DESA MODEL

P2IPDT

P2WP P2DTK

P2KPDT P4DT

P2SEDT

DESA MODELDAERAH SEKTOR (K/L)

SWASTA/MASYARAKAT

TAHAP INISIASI

TAHAP PENGEMBANGAN

Prov. & Kab

Desa Model diintervensi2-4 Kegiatan InstrumenKPDT

Kedepan, Desa Model diintervensi olehseluruh stakeholder

Page 17: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

17

INTEGRASI P2DTK - PNPM

Page 18: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

18

INTEGRASI P2DTKINTEGRASI P2DTK--PNPMPNPM

• Perubahan pada pengorganisasian Tim Koordinasi dimana Tim Koordinasi P2DTK berubah menjadi Tim Koordinasi PNPM yang dibentuk oleh Gubernur dan Bupati.

• Mekanisme perencanaan P2DTK akandisinkronkan dengan program lainya danperencanaan reguler.

Page 19: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

19

TUJUAN P2DTKTUJUAN P2DTK

MEMPERCEPAT PEMULIHAN DAN PERTUMBUHAN SOSIAL EKONOMIDAERAH-DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS

Meningkatkankapasitas

pemerintahdaerah dalammemfasilitasipembangunan

Partisipastif

(1)

Memberdayakanmasyarakat

dan lembagamasyarakat

dalamperencanaanpartisipatif.

(2)

Melembagakanpelaksanaan

pembangunanpartisipatif

untukmenjaminkebutuhan

dasar,hukum,iklim usaha.

(3)

Memperbesarakses

masyarakatterhadapKeadilan

(4)

Meningkatkankemudahan

hidupmasyarakat

miskin denganpenyediaansarana danprasarana

Sosek(5)

Page 20: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

20

TUJUAN P2DTKTUJUAN P2DTK

MEMPERCEPAT PEMULIHAN DAN PERTUMBUHAN SOSIAL EKONOMIDAERAH-DAERAH TERTINGGAL DAN KHUSUS

Meningkatkankapasitas

pemerintahdaerah dalammemfasilitasipembangunan

Partisipastif

(1)

Memberdayakanmasyarakat

dan lembagamasyarakat

dalamperencanaanpartisipatif.

(2)

Melembagakanpelaksanaan

pembangunanpartisipatif

untukmenjaminkebutuhan

dasar,hukum,iklim usaha.

(3)

Memperbesarakses

masyarakatterhadapKeadilan

(4)

Meningkatkankemudahan

hidupmasyarakat

miskin denganpenyediaansarana danprasarana

Sosek(5)

PADA INTINYA P2DTK INGIN MENDORONG PERBAIKAN

KUALITAS PROSES MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DARI TINGKAT DESA HINGGA KABUPATEN

Page 21: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

21

PERENCANAAN KABUPATEN

BLOCK GRANT KABUPATEN

KEGIATAN UTAMA :• Infrastruktur• Pelayanan Umum (Pendidikan &

Kesehatan)• Pengembangan Sektor Swasta• Pengembangan Kapasitas SDM Kab&Kec• Mediasi dan penguatan Hukum

Masyarakat

PERENCANAAN MASYARAKAT

BLOCK GRANT KECAMATAN

Page 22: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

22

PERENCANAAN KABUPATEN

BLOCK GRANT KABUPATEN

KEGIATAN UTAMA :• Infrastruktur• Pelayanan Umum (Pendidikan &

Kesehatan)• Pengembangan Sektor Swasta• Pengembangan Kapasitas SDM Kab&Kec• Mediasi dan penguatan Hukum

Masyarakat

PERENCANAAN MASYARAKAT

BLOCK GRANT KECAMATANMEMPERTEMUKAN PERENCANAAN

PARTISIPATIF (masyarakat) DENGAN PERENCANAAN KABUPATEN (dinas).

Page 23: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

23

2

1

3

10

9

87

6

5

4

NAD

Sumut

Bengkulu

Lampung

KalbarKalteng

Sulteng Malut

Maluku

NTT

LOKASI P2DTKLOKASI P2DTKUntuk tahap pertama P2DTK dikembangkan di 10 provinsi. Pertimbangan pemilihan

lokasi antara lain: Kabupaten dalam kategori daerah tertinggal. Mengutamakan daerah perbatasan, kepulauan dan paska konflik. Lokasi yang sedang tidak dikelola oleh program lain (seperti PPK dan P2KP).

Page 24: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

24

RINCIAN LOKASI P2DTK

2.499 Ds186 Kec51 Kab10 ProvinsiTOTAL

2.499

317

383

345

254

344

373

188

295

JumlahDesa

19 Kab2 ProvinsiSub Total

186 Kec32 Kab8 ProvinsiSub Total

2Sumatera Utara

17NADP2DTK NAD-Nias

2

205Maluku Utara

325Maluku

254Sulawesi Tengah

173Kalimantan Tengah

283Kalimantan Barat

296NTT

173Lampung

183BengkuluP2DTK Umum

1

JumlahKec

JumlahKab

ProvinsiProgramNo

Page 25: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

25

PERKEMBANGANDAERAH TERTINGGAL

Page 26: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

26

KWADRAN I : Daerah dengan tingkat pertumbuhan indeks tinggi dankondisi daerah antara sangat tertinggal dan parah

KWADRAN II : Daerah dengan tingkat pertumbuhan indeks tinggi dankondisi daerah antara agak tertinggal dan maju

KWADRAN III : Daerah dengan tingkat pertumbuhan indeks rendah dankondisi daerah antara agak tertinggal dan maju

KWADRAN IV : Daerah dengan tingkat pertumbuhan indeks rendah dankondisi daerah antara sangat tertinggal dan parah

UNTUK EVALUASI

POSISI DAERAH TERTINGGAL DIBAGI DALAM 4 KWADRAN :

Page 27: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

27

PERKEMBANGAN POSISI KWADRAN DAERAH TERTINGGAL

-1,50

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

-4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00

KWADRAN II9 Kab

KWADRAN I86 Kab

Puncak Jaya

Yahukimo

Konawe Selatan

Pidie

Pamekasan

Madiun

Garut

Buton

Jayapura

Dera

jat

Kete

rtin

gg

ala

n

KUANDRAN III18 Kab

KUANDRAN IV86 Kab

Pertumbuhan Indeks

POSISI KWADRAN TAHUN 2004

(1,500)

(1,000)

(0,500)

-

0,500

1,000

1,500

(3,000) (2,000) (1,000) - 1,000 2,000 3,000 4,000

Puncak JayaPidie

YahukimoKonawe Selatan

Pamekasan

Madiun

Garut

Buton

Jayapura

Der

ajat

Ket

erti

ng

gal

an

Pertumbuhan Indeks

KUADRAN II20 Kab

KUADRAN III13 Kab

KUADRAN I75 Kab

KUADRAN IV91 Kab

POSISI KWADRAN TAHUN 2007

Dari tahun 2004 menuju ke tahun 2007 berdasarkan posisi kuadran, terdapat 11 Kabupaten (5,5%) yang mengalami kenaikan, 183 Kabupaten (92,0%) stagnan/tetap posisinya, 5 Kabupaten (2,5%) mengalami penurunan kuadran. Sedangkan Kabupaten yang berada di kuadran II dan III (sebanyak 33 Kabupaten pada tahun 2007) memiliki potensi terentaskan lebih cepat dari status sebagai Daerah Tertinggal dibandingkan Kabupaten yang berada di kuadran I dan IV.

Page 28: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

28

PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGALPER ASPEK

Kwadran 2004 2007 Naik

Kwadran I 88 88 0,00%

Kwadran II 13 13 0,00%

Kwadran III 27 23 -14,81%

Kwadran IV 71 75 5,63%

Kwadran 2004 2007 Naik

Kwadran I 83 67 -19,28%

Kwadran II 14 30 114,29%

Kwadran III 48 33 -31,25%

Kwadran IV 54 69 27,78%

Kwadran 2004 2007 Naik

Kwadran I 65 58 -10,77%

Kwadran II 36 43 19,44%

Kwadran III 48 43 -10,42%

Kwadran IV 50 55 10,00%

Selama kurun waktu 2004 – 2007 telah terjadi perubahan kondisi daerahtertinggal berdasarkan 6 (enam) aspek ketertinggalan sebagai berikut :

Kwadran 2004 2007 Naik

Kwadran I 87 73 -16,09%

Kwadran II 18 32 77,78%

Kwadran III 27 13 -51,85%

Kwadran IV 67 81 20,90%

ASPEK EKONOMI LOKAL ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA

ASPEK INFRASTRUKTUR ASPEK CELAH FISKAL

Page 29: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

29

PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGALPER ASPEK

Kwadran 2004 2007 Naik

Kwadran I 24 91 279,17%

Kwadran II 46 48 4,35%

Kwadran III 55 53 -3,64%

Kwadran IV 74 7 -90,54%

Kwadran 2004 2007 Naik

Kwadran I 65 52 -20,00%

Kwadran II 36 48 33,33%

Kwadran III 70 52 -25,71%

Kwadran IV 28 49 75,00%

ASPEK AKSESTABILITAS ASPEK KARAKTERISTIK DAERAH

Daerah yang mengalami pertumbuhan

Sangat Cepat :

1. Aceh Utara

2. Kepulauan Mentawai

Lanjutan

Sangat Lambat13 Kab

Lambat45 Kab

Cukup Cepat100 Kab

Cepat39 Kab

Sangat Cepat2 Kab

Kecepatan Pertumbuhan Daerah Tertinggal :

Page 30: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

30

Dari evaluasi sementara yang dilakukan KPDT bersama Bappenas dengan menggunakan indikator yang sama ketika penetapan 199 kabupaten tertinggal, pada Tahun 2007 terdapat 28 kabupaten yang masuk kategori maju.

A

A

A

B

B

B

C

C

C

D

D

D

E

E

PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL BERDASARKAN STATUS KETERTINGGALANBERDASARKAN STATUS KETERTINGGALAN

Page 31: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

31

DAERAH POTENSIAL MAJUDAERAH POTENSIAL MAJUTerdapat 28 kabupaten yang berdasarkan indeks masuk katagori daerahyang trendnya akan lepas dari ketertinggalan mulai tahun 2007, yaitu :

1. MADIUN

2. KUANTAN SENGINGI

3. DHARMASRAYA

4. TANA TORAJA

5. TAKALAR

6. GUNUNG MAS

7. ACEH TENGAH

8. SITUBONDO

9. PAMEKASAN

10. JAYAPURA

21. MALINAU

22. BARITO KUALA

23. NUNUKAN

24. ACEH BESAR

25. WONOGIRI

26. KARANGASEM

27. BELITUNG

28. LAHAT

1. REMBANG2. KONAWE SELATAN3. WAKATOBI4. ACEH TAMIANG5. SOLOK6. LEBAK

7. BOMBANA8. PADANG PARIAMAN 9. MUSI RAWAS10. KULON PROGO11. GARUT12. PANDEGLANG

Dan 12 kabupaten yang trendnya berpotensi lepas dari ketertinggalan padatahun 2008, yaitu :

11. BANGKALAN

12. KUTAI BARAT

13. PIDIE

14. NATUNA

15. PINRANG

16. BIREUEN

17. BONDOWOSO

18. SAMBAS

19. KUPANG

20. ACEH UTARA

Page 32: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

32

PRIORITAS INTERVENSI TAHUN 2009

Berdasarkan hasil evaluasi perkembangan daerahtertinggal, dan dengan mempertimbangkan sasaranuntuk mempercepat pengentasan daerah tertinggal, maka prioritas sasaran lokasi pembangunan daerahtertinggal tahun 2009 sesuai aspek ketertinggalandaerah sebagai berikut :

Page 33: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

33

DAERAH PRIORITAS INTERVENSI DAERAH PRIORITAS INTERVENSI PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN EKONOMIEKONOMI

14. MALUKU TENGGARA

13. KOLAKA

12. KULON PROGO

11. LAMPUNG UTARA

10. LAMPUNG TIMUR

9. KEPAHING

8. BENGKULU SELATAN

7. BANYU ASIN

6. MUSI RAWAS

5. ROKAN HULU

4. NIAS

3. BENER MERIAH

2. NAGAN RAYA

1. ACEH TAMIANG

28. KONAWE SELATAN

27. MUNA

26. BANTAENG

25. BULUKUMBA

24. BANGGAI

23. GUNUNG KIDUL

22. BANJARNEGARA

21. GARUT

20. SUKABUMI

19. LAMPUNG SELATAN

18. BENGKULU UTARA

17. OGAN ILIR

16. OKU SELATAN

15. OKI

Page 34: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

34

11. OKI

10. BARRU

9. PANGKAJENE KEPULAUAN

8. KETAPANG

7. PANDEGLANG

6. TRENGGALEK

5. LAMPUNG UTARA

4. BANYU ASIN

3. MUSI RAWAS

2. SWAHLUTO/SIJUJUNG

1. NIAS

22. KONAWE SELATAN

21. LUWU TIMUR

20. SINJAI

19. BULUKUMBA

18. SINTANG

17. SANGGAU

16. LEBAK

15. GARUT

14. SUKABUMI

13. LAMPUNG SELATAN

12. OGAN ILIR

DAERAH PRIORITAS INTERVENSI DAERAH PRIORITAS INTERVENSI PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIAPEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA

Page 35: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

3515. ENREKANG

14. BARRU

13. PANGKAJENE KEPULAUAN

12. BARITO SELATAN

11. KETAPANG

10. KULON PROGO

9. KEPAHING

8. BENGKULU SELATAN

7. MUSI RAWAS

6. ROKAN HULU

5. PASAMAN BARAT

4. SWAHLUTO/SIJUJUNG

3. SOLOK

2. BENER MERIAH

1. NAGAN RAYA

30. PULANG PISAU

29. LAMANDAU

28. KAPUAS HULU

27. SINTANG

26. SANGGAU

25. BENGKAYANG

24. BELITUNG TIMUR

23. BANGKA SELATAN

22. REJANG LEBONG

21. OGAN ILIR

20. OKU SELATAN

19. MALUKU TENGGARA

18. KOLAKA UTARA

17. KOLAKA

16. MAMUJU UTARA

37. KONAWE SELATAN

36. MUNA

35. LUWU TIMUR

34. SINJAI

33. BANTAENG

32. BULUKUMBA

31. BANGGAI

DAERAH PRIORITAS INTERVENSI DAERAH PRIORITAS INTERVENSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Page 36: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

3615. PANGKAJENE

KEPULAUAN

14. BARITO SELATAN

13. TRENGGALEK

12. PACITAN

11. KULON PROGO

10. LAMPUNG UTARA

9. KEPAHING

8. BENGKULU SELATAN

7. PASAMAN BARAT

6. SWAHLUTO/SIJUJUNG

5. SOLOK

4. NIAS

3. BENER MERIAH

2. NAGAN RAYA

1. ACEH TAMIANG

30. PULANG PISAU

29. LAMANDAU

28. BENGKAYANG

27. GARUT

26. BELITUNG TIMUR

25. BANGKA SELATAN

24. BENGKULU UTARA

23. REJANG LEBONG

22. OKU SELATAN

21. MALUKU TENGGARA

20. KOLAKA UTARA

19. KOLAKA

18. MAMUJU UTARA

17. ENREKANG

16. BARRU

37. KONAWE SELATAN

36. MUNA

35. LUWU TIMUR

34. SINJAI

33. BANTAENG

32. BULUKUMBA

31. BANGGAI

DAERAH PRIORITAS INTERVENSI DAERAH PRIORITAS INTERVENSI PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN DAN PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN DAN

KEMAMPUAN FISKALKEMAMPUAN FISKAL

Page 37: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

3717. OKU SELATAN

16. OKI

15. MALUKU TENGGARA

14. KOLAKA UTARA

13. KOLAKA

12. MAMUJU UTARA

11. ENREKANG

10. BARITO SELATAN

9. KETAPANG

8. PANDEGLANG

7. LAMPUNG TIMUR

6. BANYU ASIN

5. MUSI RAWAS

4. ROKAN HULU

3. PASAMAN BARAT

2. SOLOK

1. NIAS

33. KONAWE SELATAN

32. MUNA

31. LUWU TIMUR

30. BANGGAI

29. PULANG PISAU

28. LAMANDAU

27. KAPUAS HULU

26. SINTANG

25. SANGGAU

24. BENGKAYANG

23. LEBAK

22. SUKABUMI

21. BELITUNG TIMUR

20. BANGKA SELATAN

19. LAMPUNG SELATAN

18. BENGKULU UTARA

DAERAH PRIORITAS INTERVENSI DAERAH PRIORITAS INTERVENSI PEMBANGUNAN AKSESIBILITASPEMBANGUNAN AKSESIBILITAS

Page 38: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

3814. REJANG LEBONG

13. KOLAKA UTARA

12. MAMUJU UTARA

11. ENREKANG

10. BARITO SELATAN

9. PANDEGLANG

8. TRENGGALEK

7. PACITAN

6. KULON PROGO

5. KEPAHING

4. PASAMAN BARAT

3. SWAHLUTO/SIJUJUNG

2. SOLOK

1. BENER MERIAH

25. SINJAI

24. BANTAENG

23. BANGGAI

22. KAPUAS HULU

21. SANGGAU

20. GUNUNG KIDUL

19. BANJARNEGARA

18. GARUT

17. SUKABUMI

16. BELITUNG TIMUR

15. BENGKULU UTARA

DAERAH PRIORITAS INTERVENSI PEMBANGUNAN DAERAH PRIORITAS INTERVENSI PEMBANGUNAN KARAKTERISTIK DAERAHKARAKTERISTIK DAERAH

Page 39: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

39

REKOMENDASI EVALUASI PARUH WAKTUREKOMENDASI EVALUASI PARUH WAKTU

1. Percepatan pembangunan di Daerah Tertinggal masih memerlukanperbaikan dan penanganan secara khusus terutama dari aspekregulasi;

2. Upaya perbaikan sistem penyerapan anggaran belum menunjukkanhasil yang maksimal;

3. Pola komunikasi dan koordinasi lintas Kementerian/ Lembaga sertadaerah perlu ditingkatkan dengan mengaktifkan POKJA-POKJA yang telah disepakati;

4. Sinergitas kegiatan antar Kementerian/Lembaga dalampembangunan daerah tertinggal perlu ditingkatkan dalam rangkaoptimalisasi anggaran.

Berdasarkan hasil evaluasi paruh waktu pembangunan daerahtertinggal, direkomendasikan beberapa hal antara lain :

Page 40: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

40

Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggalsangat mendukung program PNPM dalam rangkapengentasan kemiskinan dan pengurangankesenjangan antar wilayah yang telah terbukti dapat :

– Secara langsung membuka peluang kerja bagi pendudukmiskin;

– Menimbulkan multiplier pada pendapatan dan investasi didaerah.

Sehingga diharapkan PNPM menjadi bagian yang tidakterpisahkan dari program untuk menciptakan peluangkerja dan memberantas kemiskinan.

PENUTUPPENUTUP

Page 41: Kebijakan Percepatan Pembangunan Pdt

41

Sekian&

Terima Kasih