178
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

  • Upload
    vunga

  • View
    249

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

187

LAMPIRAN

TRANSKRIP

WAWANCARA

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 3: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

188

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN DARUSSALAM

JAGAD SYAHDANA, SALAH SATU PENDIRI, PEMILIK, DAN

PEMIMPIN REDAKSI BANTENHITS.COM

1. WAWANCARA TATAP

MUKA/LANGSUNG

Kantor Bantenhits.com, Tangerang, 17

November 2017

Pukul : 17:20 – 18:10

Transcript wawancara dengan Pak

Darussalam di lantai satu kantor

Bantenhits.com.

P : Peneliti

S: Syahdana

P: Boleh dijelaskan awal mula

terbentuknya dan tujuan dibentuknya

Bantenhits?

S : Jadi Bantenhits itu berdiri tahun 2013

ya, resmi launching itu Februari 2013.

Sebetulnya semangat-semangat awalnya

udah dari 2008-an ya. Waktu itu era

media online belum hingar bingar

seperti sekarang ya. Detik saja (waktu

itu) masih dipandang sebelah mata, yang

sekarang menjadi rujukan media online

di Indonesia.

2008 itu saya masih bekerja di salah satu

stasiun televisi, salah satu temen saya

juga masih bekerja di stasiun televisi,

yang satunya lagi kerja di media online

Okezone. Jadi pendirinya itu ada tiga.

Ada saya, Darussalam, Masud Ibnu

Samsuri, dan Ambarini Sekar Ningrum.

Kami bersepakat mendirikan Bantenhits

itu awalnya itu. Satu, hari itu sinyal-

sinyal bahwa media akan beralih

trendnya ke media online juga sudah

bisa diprediksi. Kedua, sebetulnya yang

lebih utama itu semangatnya karena kita

sama-sama merenung “Hari ini kira

bekerja ini media nasional, sebuah

televisi, dengan korporasi yang besar”.

Lalu kita merasa apa yang kita lakukan,

waktu itu kita masih jurnalis kan,

ternyata punya keterbatasan, apa yang

kita ingin, waktu itu saya pribadi

concern ke persoalan advokasi.

Bagaimana masyarakat di level yang

paling bawah itu bisa menikmati hak-

hak yang diberikan. Kan mereka karena

keterbatasan informasi. Konkretnya itu

saya mengadvokasi masyarakat miskin

yang tidak tercover sama jaminan

kesehatan, waktu itu BPJS belum ada.

Jaminan kesehatan daerah aja masih

kasuistik diterapkannya.

Sementara concern media kita waktu itu

kurang. Itu yang pertama. Kemudian

kita juga sering menemukan persoalan-

persoalan yang diadvokasikan. Waktu

itu kalau Anda tau kasus Prita

Mulyasari, waktu itu ada satu kasus

bareng Prita Mulyasari. Waktu itu mbak

Prita kasih tau ke saya “Mas, ada orang

buta huruf dipenjara oleh salah satu

perusahaan properti di Tangerang gara-

gara dia ga tau baca tulis, disangka dia

memalsukan bangunan, rumah, yang

kemudian juga digusur oleh properti itu.

Kita coba mengadvokasi tapi kemudian

kan juga terbentur oleh yang namanya

durasi, kepentingan redaksi, kita juga ga

bisa concern, ga bisa tuntas. Jadi nyaris

setiap pola advokasi kita tidak pernah

tuntas. Oleh karena itu kita merenung

bagaimana kita bisa punya media yang

fokus untuk menyuarakan hak-hak

kelompok itu.

Dan juga agar tidak terhalang dengan

kepentingan-kepentingan redaksi begitu.

Selain itu juga, kita merasa bahwa

konten lokal tidak diberikan porsi yang

cukup di media nasional itu, di tempat

kami kerja. Bahkan porsi yang

digunakan masih cenderung

menggunakan pola yang konvensional

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 4: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

189

juga. “Bad news is good news.” Padahal

kan hari ini juga kita sadar bahwa berita

baikpun adalah berita. Kita juga

menggeser paradigma bahwa orang hari

ini harus dirangsang atau diciptakan

inspirasi-inspirasi agar orang dapat

berbuat lebih baik begitu.

Kita sadar suara kita, kecil pengaruhnya

kalau kita menyalurkan aspirasi kita di

tempat kita kerja. Nah ini kita coba,

yaudah, kita bikin media yang

seminimal mungkin, menjadi antitesis

dari media-media konvensional yang

sudah ada. Nah, lahirlah muncul

Bantenhits ini.

P : Waktu terbentuk, apa mas sudah

keluar dari TV atau masih bekerja?

S : Awal-awal tahun kita masih tetap

bekerja, karena waktu itu kita sadar, kita

bukan korporasi, kita membuat

perusahaan penerbitan sendiri, tidak

dengan modal dasar bentuk finansial.

Kita sadar yang namanya modal bukan

hanya finansial, kepercayaan orang,

orang tau kita punya kepercayaan, kita

punya jaringan yang sudah terbangun.

Jadi kita pikir, modal kita itu sama

semangat. Di tengah perjalanan juga, ya

salah satu strategi kita ya akhirnya kita

terus tambal sulam. Jadi kita nyambi, ini

tetap berjalan, jadi honor kita dari media

kita bekerja, dipake buat ngidupin

temen-temen di sini.

Jadi tahun-tahun pertama itu, kita masih

tetap kerja di media kita masing-masing.

Saya tahun 2013 akhir saya sudah

resign. Saya dapat promosi di GlobalTV

waktu itu karena saya sepuluh tahun

bekerja, promosi jadi asisten produser.

Saya selesai ngikutin tes, terus psikotes,

akhirnya saya diapprove jadi asisten

produser. Saya ditunjukin media asisten

produser. Saya jam 11 lewat 40 atau

30an, menjelang istirahat ya, saya duduk

di meja itu, meja kursi jabatan tercepat.

Begitu saya duduk, ada pemred MNC,

mas Dedi Hendrayana. “Eh, kamu

ngapain di sini? “Oh saya ini, ditarik,

baru selesai tes,”. “Ga usah di sini, ikut

tes di sana tuh”. Waktu itu ada TV baru

launching di Jalan Jenderal Sudirman.

“Salarynya bisa dua kali lipat dari sini”

“Serius mas?” Akhirnya saya pamit,

pamitnya itu istirahat. Lari ke Sudirman,

tes, akhirnya diterima juga. Sama jadi

asisten produser. Tapi konsen saya lebih

ke mempersiapkan sumber daya, karena

kan waktu itu TV baru. Hari ini udah

bagus ya Tvnya.

Saya merekrut, selesai, 2014, dikasih SK

promosi, naik jabatan, tapi saya balas

dengan surat resign, karena saya pikir

saya harus concern, fokus di sini. Mulai

2014, saya menceburkan diri di

Bantenhits.

P : Kalau pemilihan Rubrik di

Bantenhits itu gimana mas?

S: Nah, kalau pemilihan rubrik itu,

idenya itu berawal dari trend. Trend

yang saya maksud itu begini, ketika

BantenHits hadir, arus informasi itu

sebegitu besarnya kan, jadi saya bilang

waktu itu ke temen-temen, hari ini

semua orang bisa bikin penerbitan, bisa

bikin media online, mau siapapun bisa

bikin. Arus informasi itu bisa lebih cepat

daripada media online. Ada Twitter, ada

Facebook, medsos segala macem,

instagram, whatsapp, segala macem.

Lalu kemudian kita sadar, informasi

begitu cepat, pemberitaan masif, detik

ini terjadi banjir, orang udah bisa

mengakses informasi tersebut, sampai

kita pada akhirnya di persimpangan,

Kita mau memilih sebagai media yang

tercepat, pasti konsekuensinya itu ga

mungkin dong, cepat menyajikan, tapi

mengabaikan isi. Nyaris semua media

yang cepat, isinya ga begitu ketat,

kontennya. Atau kita mengedepankan

isi? Nah di situ di persimpaangan itu ,

kita memilih, ngomongin konten yang

berbeda, kita mengedepankan isi ya.,

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 5: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

190

kualitas. Dipilihlah rubrik-rubrik yang

timeless, nah itu rubrik unggulan kita.

Ada persona, terus ada historia, historia

itu babad banten. Karena udah ada nama

majalah Historia, kita khawatir dianggap

plagiat, ya akhirnya udah jadi babad

banten. Bicara soal sejarah, sejarah

banten. Mungkin kalau Rika browsing,

searching-searching, ini media pertama

yang ngangkat, concern tentang sejarah

Banten. Walaupun secara riset, secara

konsistensi, masih harus dievaluasi

karena segala macam keterbatasan.

Ada persona, ada historia, ada cita rasa,

ada seni budaya, ada rumah kata. Jadi

dulu itu kita ingin, orang-orang

menikmati berita-berita timeless, berita

kebudayaan, berita kesenian, itu nyaris

seminggu sekali, saya inget sama

teorinya Herbert Marcuse, manusia

modern hari ini dipaksa untuk

kapitalisasi itu berjalan tanpa disadari, di

mana orang itu tanpa disadari disibukan

oleh rutininas, jadi mereka seneng kalau

punya rutinitas, padalah mereka kali di

jajah, dalam tanda kutip ya. Sehingga

nyaris mereka itu kaya robot, mereka

harus melakukan, bangun pagi,

berangkat, pulang sore, pulang tidur,

bangun lagi, berangkat lagi, gitu kan.

Nilai, sisi-sisi kemanusiaan mereka itu

nyaris engga tumbuh gitu kan, karena

dibentuk sedemikian rupa sama

kehidupan. Jadi kata Iqbal itu penyakit

manusia modern pertama itu karena

kurang merenung. Nah akhirnya saya

pun merasakan, kalau saya jenuh,

obatnya itu di hari Minggu. Hari Minggu

itu, salah satu media nasional kompas

minggu mengupas soal itu. Kenapa kita

dipaksa untuk menikmati berita begitu

yang enak buat otak, kenapa harus

seminggu sekali, kenapa ga tiap hari,

kita baca tentang kebudayaan, kita baca

sosok yang menginspirasi, kegiatan

kesenian setiap hari, gitu kan. Kita bisa

membaca puisi setiap hari, kita bisa

membaca Esai setiap hari. Sejarah setiap

hari. Akhirnya dipilihlah rubrik itu

supaya orang-orang modern itu dicekoki

itu berita timeless, yang berbobot

menurut kami, supaya bisa dinikmati

setiap hari. Itu awal pemilihan

rubriknya.

P : Kalau rubrik pilkada mas? Memang

buat menghadapi pilkada 2018?

S : karena ada kecenderungan setiap

perhelatan pilkada, waktu itu 2013,

pilkada yang pertama kita liput itu kan

pilkada kota tangerang, waktu itu kita

bersepakat karena ada banyak materi

pemberitaan yang bisa liput, akhirnya

dibuat rubrik sendiri. Bahkan waktu itu

ada subhalaman. Dari halaman pilkada

nanti ada halaman lagi, waktu itu begitu.

Jadi 2013, kemudian 2014, 2015, 2016,

sampe sekarang, ya kita persiapkan

pilkada serentak ini nih untuk rubrikasi

khusus

P : Kalau di setiap daerah di Banten ada

fokus tersendiri? Misalnya kalau Lebak

dan Pandeglang disebut daerah

tertinggal

S : Ya kalau Lebak, Pandeglang,

Kabupaten Serang, kita ada concern,

atensi khusus ke mereka itu, bagaimana

teman-teman bisa jadi jembatan,

menyuarakan aspirasi masyarakat kecil.

Karena kan kita tahu kan hari ini

masyarakat perkotaan lewat facebook.

Walaupun kita sadari pengaruh media

sosial sudah sampai sana. Cuma kan di

sebelah sana internet masih jarang, spot-

spot internet juga masih jarang. Mereka

juga masih keterbatasan untuk memiliki

gadget yang punya fasilitas itu. Ya

itulah, fokus kita, bagaimana caranya

menjadi jembatan aspirasi mereka,

orang-orang yang kehilangan suara

untuk disampaikan ke pengempu

kebijakan dan juga menyalurkan

kebijakan pemerintah supaya bisa

dimengerti dalam bahasa mereka.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 6: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

191

Kita soroti beberapa di daerah tertinggal

itu karena soal mentalitas ya. Sudah tau

daerah tertinggal ya, pejabatnya seolah-

olah ga merasa punya tanggung-jawab

untuk membangkitkan. Kita coba juga

merangsang mereka untuk lebih punya

tanggung-jawab yang kuat, punya

komitmen yang kuat untuk memajukan

daerah mereka. Kalau mereka lalai atau

lupa kita coba ingetin. Ada beberapa

kasus mereka misalkan, di Pandeglang

itu ada penyakit menahun, beberapa kali

kita beritakan akhirnya bisa

mendapatkan pengobatan yang layak.

P : Kalau „Berita Utama‟ dan „Sorot‟,

pemilihan beritanya bagaimana?

S: Nah kalau berita utama, kebijakan

redaksi, redaksi itu punya naluri, bahwa

berita ini layak jadi berita utama,

headline gitu kalau koran lokal.

Pertimbangannya satu, berita tersebut

juga menyangkut kepentingan banyak

orang. Isunya melibatkan tokoh,

pengambil keputusan. Misalnya hari ini

ada calo PNS. Kan itu ternyata hari ini

juga masih terjadi praktek-praktek kotor

kaya begitu. Kita melihat hal seperti itu

layak jadi berita utama. Lalu kalau soal

fokus, eh sorot, itu lebih ke bagaimana

kita bisa sebetulnya strategi kita aja,

sorot itu, apa memudahkan pembaca

untuk membaca dengan tuntas tema

pemberitaan tentang itu. Nah kita buka

seluruhnya sampai habis kasus itu,

memudahkan, kalau pembaca ingin

membaca misalnya kasus korupsi pasar

babakan.

Korupsinya ratu atut, nah di sorot itu.

Siapa saja yang terlibat, ketika dibuka,

pencarian muncul.

P : Kalau pemberitaan dengan video apa

ada pilihan khusus?

S: Jadi kita sadar hari ini apa namanya,

media online itu sudah keniscayaan

untuk menampilkan multiplatform.

Tidak terfokus pada tulisan. Kita

mencoba menampilkan menyajikan

media dengan video.

Kalau kebijakan kita sebenarnya setiap

artikel kita lengkapi dengan video,

Cuma hari ini belum konsisten di situ,

ada beberapa keterbatasan. Jadi tim yang

fokus untuk ngambil konten video itu

Yogi, editornya ada Hendra. Awalnya

diambil untuk rubrik timeless aja, kaya

sejarah, cita rasa, terus seni budaya,

persona, jadi rubrik unggulan kita

dilengkapi dengan video. Tapi kita

punya kebijakan lain, ya strategi kita

untuk mencuri perhatian pembaca.

P : Jadi perkembangannya gimana mas

dari awal terbentuk, saya sempat

ngobrol sama Mas Deni juga, katanya

beberapa bulan peringkat Alexanya naik,

kemudian turun lagi

S: Jadi yang luar biasa, Bantenhits tiada

dikelola oleh korporasi besar, bukan

dilahirkan dari jaringan besar

perusahaan media, misalnya radar

banten segala macam. Tapi kelahiran

bantenhits juga membuat warna, selama

september oktober, november, januari,

febuari, maret, april, mei kita jadi media

nomor satu di Banten. Kalau kita

ngobrol, evaluasi sama teman-teman,

hari ini kita bisa menguji komitmen,

semangat itu bisa mendorong kita

sampai ke titik itu. Jadi ketersediaan

modal, infrastruktur tidak bisa menjamin

media itu bisa dapet ke posisi itu.

Karena itu kan karena jumlah pembaca

ya.. jadi kita Alhamdulliah dipercaya

oleh pembaca karena ada beberapa

faktor, harus ada survei juga kenapa.

Yang jelas satu karena konsistensi dan

komitmen kita.

Kita di september itu jadi nomor satu,

pelan-pelan kita turun. Kita tahu

penyebabnya apa, treatmentnya juga kita

harus liat lagi. Kita sering berseloroh

kalau kita beri kesempatan dulu bagi

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 7: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

192

mereka-mereka (tertawa), ngalah dulu

lah.

Kita sadar ada beberapa, kita bukan

media perangkat yang memadai, ada

keterbatasan, ada saatnya. Semanagat

aja ga cukup, punya keterbatasan,

akhirnya kita stagnan. Ya ini dua bulan

istilahnya coba reborn. Tiga bulan empat

bulan lagi kita bisa kontek-kontekan lagi

sama Rika, “Rik, ini kita udah jadi

nomor satu lagi nih”.

P : Kalau secara bisnis mas, sebagai

media baru, kesulitan untuk menarik

iklan atau kerja sama ada?

S : Ada, karena salah satu pendapatan

terbesar kita kan dari iklan ya. Yang

menarik itu kalau buat saya secara

pribadi, eranya media online itu, orang

positif ya. Jadi postitifnya orang itu

sekreatif mungkin. Bukan soal nama

besar, soal kreatvitas. Jadi misalkan hari

ini, kita ke pengiklan itu bilang,

umpamanya kan pasang iklan, pasang

banner. Ini ada bla bla bla, padahal kan

trendnya udah ga begitu lagi. Bagaimana

pembaca iklan itu bisa berinteraksi kan.

Nah di media online itu, fasilitas untuk

itu sangat memungkinkan sekali.

Interaksi dialog. Kalau di koran,

launching promo ini. Informasinya

sampai, tapi kan bagaimana pembaca

bisa berinteraksi dengan iklan-iklan itu.

Ya kita berkompetisi bagaimana caranya

konsep kerja sama yang kreatif. Ini mau

lima tahun Bantenhits berdiri,

alhamdulilah, pendapatan iklan

walaupun belum seimbang dengan

pengeluaran tetapi kita sudah konsisten

ada ya. Konsisten untuk mendapatkan

beberapa kerja sama yang rutin.

Terutama dari pemerintah daerah.

Karena hari ini kita ga bisa menafikan

kalau kue iklan terbesar itu ada di

pemerintah daerah.

Nah hari ini, justru dari awal, mencoba

bergeser, bahwa kita harus bisa

meyakinkan swasta karena swasta. Hari

ini kita lagi penjajakan, sudah satu

minggu dengan perusahaan properti

raksasa di Tangerang.

P : kalau misalnya ada yang curiga,

media daerah dipengaruhi pemerintah

karena iklan itu gimana mas?

S : Ini memang penyakit klasik, dan

nyaris ada kecenderungan seperti itu.

Kalau pemerintah daerah sudah beriklan,

mereka menganggap mereka bisa

mendikte pemberitaan soal mereka gitu

kan. Alhamdulilah kita bisa konsisten

dengan komitmen kita dari awal bahwa

kepentingan apapun kita coba untuk

redaksi tidak terpengaruhi kepentingan-

kepentingan iklan segala macem.

Memang ada beberapa yang protes.

Sekali lagi ini balik ke strategi ya. Di

satu sisi kita tetap mengedepankan

idealisme redaksi bahwa redaksi tidak

bisa dipengaruhi sama iklan, Cuma

bagaimanapun juga nyatanya juga

pengiklan beriklan juga supaya pengen

aman kan. Kebijakan-kebijakan mereka

yang dalam tanda kutip rada rada ini,

tolong dong jangan tercium lah oleh

pemberitaan teman-teman.

Cuma ya kita buktikan. Kita sebutkan

misalnya Pandeglang, pernah bekerja

sama, kemudian ada kasus masyarakat

menyuarakan aspirasi dengan berunjuk

rasa, mereka sempat marah, kok, kita

kan sudah beriklan. Iya kita tau, Cuma

ya memang ga ada hubungannya.

Memang marah saat itu, tapi kita buru-

buru cari strategi bagaimana caranya

kemarahan mereka ga berlanjut. Kita

yakinkan apa yang kita lakukan itu

proposional. Jadi soal itu aja. Kota

tangearang, rutin kerja sama, setahun

dua kali setahun dua kali, tapi tetep,

justru kita bilang kami harus

memberitakan mungkin pemberitaan

yang kami sampaikan negatig buat

mereka, tapi kalau mereka cermati

dengan kepala dingin harusnya jadi

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 8: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

193

masukan buat mereka. Pengawasan dari

perangkat mereka kan terbatas, nah kami

yang dari orang luar justru tidak maksud

menghakimi. Justru kita kasih tau eh, ini

pengawasan, pola-pola pemerintahan

daerah ini masih ada celah, ada

kekurangannya loh. Jadi itu tadi, di awal

udah disampaikan bahwa kita udah

bergeser, udah ga lagi badnews is

goodnews. Goodnews juga kita tetap

harus katakan bahwa itu goodnews,

harapannya orang terinspirasi,

terangsang. Jadi lebih bagaimana kapan

kita harus ngelus, bahwa mengakui

bahwa program kalian berhasil. Kapan

kita katakan kalian salah, keliru. Kadang

dengan keras nyentil, eh jangan bandel

nih, melenceng.

P : Kalau kasus Pandeglang itu iklannya

gimana mas? Iklan banner apa kah?

S : Kita kerja sama pemberitaan

advertorial ya namanya. Porsi advetorial

berapa. Muncul berita negatif. Ya

begitu, mindset mereka masih begitu,

mereka anti sama pemberitaan begitu,

iklimnya dari dulu sampai hari ini

diciptakan seperti itu. Ada berita negatif

diredam, ada berita negatif diredam.

Justru kita ingin memunculkan suasana

yang benar-benar demokratis. Ini

kenyataannya negatif, ya kita sampaikan

supaya kita bareng-bareng mencarikan

solusi untuk itu. Kalau istilah Milan

Kundera itu imagalogi, imagalogi itu

megah di luar, keropos di dalam. Kita ga

mau pemerintahan di wilayah kita

begitu, keliatannya bagus, programnya

mentereng, kita ingin luar dalam bagus

lah gitu, sehat.

P : Kalau saya liat di website berita

daerah banten lainnya banyak banner

mas, kalau bantenhits memang khusus

advertorial aja atau gimana?

S : Kadang-kadang kita juga ada, Cuma

seringkali meyakinkan pengiklan, itu ga

efektif, karena itu tadi, platform yang

dimiliki online sangat banyak, itu udah

usang, bukan Cuma banner.

Kalau saya jadi pembaca juga ngapain

sih satu arah begitu, kita bikin dua arah.

Kita pernah bikin dua arah, proses

interaksi itu terjadi, jadi kalau dulu itu

bukan Cuma nempelin banner,

bagaimana ada interaksi, tanya jawab

segala macem. Kalau ada iklan

kemudiahan investasi, orang itu bisa

mengakses, bagaimana caranya upload

persyaratan administrasi, mereka bisa

langsung terkoneksi dengan website

langsung. Kita nempelin yang begitu

kalau terpaksa banner. Kita lebih ke

advertorial karena satu kita orang hari

ini sangat tergantung sama google. Saya

aja tanya martabak yang enak di mana

sama Ramzi. Ramzi tanya ke Google.

Oh ternyata martabak hoki di siini ada

enak. Kan mereka pengen produk

mereka tersebar luas begitu, akhirnya

kita yakinkan kalau yang efektif dengan

advertorial lalu kita maksimalkan search

engine kita kalau advertorial. Jadi kalau

misalkan Cuma banner, apa yang bisa

dimaksimalkan google dari banner itu?

Kalau konten kan bisa, kita pilih

beberapa keyword, kita bikinin tag, kita

maksimalkan di google. Itu kenapa sih

kita ga munculin (banner).

Jadi kalau orang masang banner ke kita,

justru kita yang kasih saran, memang

tujuannya apa? Ada yang ngerti, ada

juga yang engga, “saya maunya banner”

begitu. Tapi kebanyakan sih iya, setuju,

bener juga saya maunya itu.

P : Kalau ini mas, rutinitas di redaksi,

sempet tanya juga ke Mas Deni, ada

rapat redaksi gitu ga mas?

S : Ada, jadi sekarang itu penggantinya

newsroom itu, rapat redaksi, kalau di

media konvensional itu ada rapat redaksi

pagi, siang, sore, nentuin ini apa yang

jadi, proyeksi, plottingan, atau listing

dari teman-teman. Sekarang itu

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 9: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

194

walaupun ga tatap muka kan newsroom

bisa berjalan, weh hari ini ada berita apa,

ini, itu bagus tuh, kejar. Jadi rapat

redaksi harian dilakukan di group, kalau

rutin tatap muka, evaluasi, setiap

sebulan sekali. Setiap sebulan sekali

teman-teman dari daerah datang.

P : Kalau secara personal, pernah ga

dibilangin dari TV pindah ke milih

fokus di Bantenhits ga, sering dibilangin

ga suruh balik aja gitu?

S : Ya, sampe 2015 itu saya masih

dikasih pilihan untuk mungkin sampai

hari ini pilihan itu masih terbuka. Mau

ke TV biru, mau ke TV merah, ya Cuma

itu balik lagi tadi, kalau kata andy f noya

itu, mau jadi nahkoda di kapal kecil atau

ABK di kapal yang besar. Saya tahu

betul ngalamin keinginan, aspirasi saya,

saya orangnya itu meledak-ledak, jadi

kalau liputan itu lebih liar dalam tanda

kutip, saya harus tuntas, misalnya

masalah advokasi. Tapi di sana

kebijakannya kan satu konten lokal juga

sempit. Jadi ya udahlah, jadi yang luar

biasa saat psikotes, ini juga kenapa ya

mungkin saya harus punya media sendiri

begitu, jadi saat psikotes, kabar udah

ramai di redaksi global TV, saya dikasih

tau sama penanggung jawab liputan ya

“Kang, ini nolak nih, darus masuk

redaksi, bisa diacak-acak ini redaksi,

tapi kita yakinin, darus engga, bisa kerja

sama kok”. Saya taulah mereka kan

paradigmanya masih ini, saya dateng,

orangnya rada nyeleneh. Yaudahlah

psikotes aja, ternyata 3 hari kemudian

ditelpon, “Kang bisa ke kantor ga?”. Ini

psikotes udah turun, kemaren kan

temen-temen pada nolak, hasil psikotes

menyebutkan bahwa darus tulen

pemberontak.

Ya, saya sadarlah, saya ga mau

terkekang dengan kepentingan bisnis

yang terutama. Bisnis jadi awal bencana

media.

Walaupun kita tidak bisa menafikan

bahwa ini adalah lembaga bisnis. Kita ga

jadiin itu jadi orientasi utama, jadi ya

kenapa ga milih di sono, karena itu, kita

concern di sini. Karena potensi di daerah

sangat besar tapi porsi pemberitaan

kecil. Itu kan tanggung jawab sosial kita

juga kan. Alasan berikutnya tanggung

jawab sosial saya, teman-teman,

bagaimana potensi-potensi itu bisa kita

dayagunakan. Kalau banten dulu identik

dengan korupsi, keterbelakangan, kita

coba kikis paradigma itu bahwa di

Bantenhits juga ada loh wilayah yang

sangat modern, misalkan udah

paradigmanya udah ke teknologi,

pemerintahan udah menggunakan

teknologi informasi, kita rangsang

wilayah-wilayah yang lain untuk

mengikuti gitu.

Bahkan ada yang pesimistik, di Banten

itu kan pengguna internet masih kecil,

ini ngapain bantenhits ngapain jadi

media online di banten.

Saya waktu itu jawab, media bantenhits

hadir bukan hanya menyediakan

informasi kepada warga Banten tapi

bagaimana warga dunia, bisa mengakses

bantenhits. Kalau memang masih kecil

di Banten tapi kan di luar sudah luar

biasa, bisa dibuktikan, kita warga global

punya ketergantungan ke internet.

P : Kalau secara personal mas, memang

dari kecil di Banten atau bagaimana?

S : Justru engga, saya lahir di Jawa

Barat, sama Banten kan saudara

kandung ya, kemudian tumbuh jadi

remaja, mekar-mekarnya di Banten. Jadi

saya punya tanggung jawab untuk itu,

ini rumah saya yang kedua.

Saya lulus SMA pindah ke sini.

Pas lulus SMP bolak balik ke sini,

petualang, udah akrab.

Kuliahnya di tangerang.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 10: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

195

P : Kenapa buat buku Kebebasan

terkorupsi, korupsi kebebasan?

S : Nah itu koreksi buat internal, profesi

saya juga bahwa saya itu lagi liputan,

liputan ke Paku Haji, jadi dulu itu ada

bantuan dari pusat. Paku Haji itu salah

satu kecamatan di Kabupaten

Tangerang. Namanya Dana Alokasi

Khusus DAK, itu dananya 50 juta

sampai 100 juta untuk 1 SD. Nah dana

itu peruntukannya untuk merehab

sekolah. Nah saya menemukan kasus,

ada beberapa sekolah ga bisa

menuntaskan rehab mereka, uangnya

udah habis. Ketika saya dateng pertama

kali, saya dicurigai juga, saya belum tau

kondisi sebenernya bagaimana. Ketika

saya ngobrol, kepala sekolahnya

menyampaikan, “Mas, uang itu, sebelum

uang turun, bantuan dari pusat turun,

oknum LSM, oknum wartawan itu pada

datang ke kami, “kamu dapet bantuan

dari pusat, mana nih jatah kita?” gitu.

Dikasihlah sama mereka. Di daerah situ

masih takut sama wartawan, munculah

oknum-oknum. Dengan ketakukan itu

muncul oknum, memeras segala macem.

Saya wartawan, saya LSM. Begitu

bantuan turun, pihak sekolah bilang “Ini

mereka aja ga kerja, pada ngambil uang,

kita yang punya tanggung jawab

gimana? Ngambil juga? Akhirnya

ngambil”. Dari nilai 100 juta, dengan

kualitas piring begini, kalau berkurang

ga mungkin dapat piring kualitas

sebagus ini.

Banyak bangunan ga jadi, bangunan jadi

kualitas buruk.

Di situ akhirnya saya sadar bahwa

orang-orang kaya saya yang ngakunya

jurnalis juga punya andil dalam korupsi.

Itu yang pertama. Yang kedua, saya

tertarik penggunaan diksi itu salah satu

saya ngutip artikelnya pemred Jakarta

Post. Saya mikirin, orang-orang yang

punya euforia dengan kebebasan

terutama di dunia saja jurnalis juga

rawan menyalahgunakan kebebasan itu.

Kita bisa nemuin. Bahwa itu juga

otokritik buat profesi saya dunia pers,

kalian juga rentan menyalahgunakan

kebebasan. Kebebasan harusnya

digunakan untuk melayani publik

seluas-luasnya, bukan untuk

kepentingan pribadi atau kelompok

tertentu. Ada semacam paradoks, di satu

sisi wartawan rawan menyalahgunakan

kebebasannya, di satu sisi pengekangan

kebebasan pers juga masih terjadi. Jadi

judulnya itu.

2. WAWANCARA TATAP

MUKA/LANGSUNG

Tangerang, 2 Januari 2018

Pukul : 10:10 – 11:30

Wawancara dengan Darussalam Jagad

Syahdana di kantor Bantenhits.com

Peneliti : Selain bapak jadi salah satu

pendiri, bapak sebagai apa dan tugasnya

apa saja?

Syahdana : Saya di sini, kalau di jajaran

redaksi, pemimpin redaksi. Lebih

memanage gathering, liputan,

bagaimana menentukan proyeksi,

pengambilan isu-isu yang akan

diproyeksikan, didistribusikan ke temen-

temen. Terus, karena di sini belum ada

korektor, saya juga kadang-kadang

merangkap, mengoreksi, bukan soal

struktur berita dan lain-lain.

Mengantisipasi supaya berita tidak

menimbulkan delik atau berbau SARA

dan lain-lain. Selain bertanggung-jawab

soal keredaksian, terus mengatur

gathering, juga itu tadi. Saya, melakukan

koreksi naskah-naskah yang sudah

dipublish. Seperti itu.

Peneliti : kalau nulis juga?

Syahdana : Ya, nulis ada beberapa,

selain news, kadang-kadang kita bagi-

bagi sama temen-temen redaktur. Kalau

isu-isu yang ga didapet sama temen-

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 11: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

196

temen wartawan, kita bikin pembukanya

terus mereka yang tindak lanjuti. Saya

lebih nulis ke esai, esai sama beberapa

rubrik timeless kaya misalkan Babad

Banten, terus kadang nulis puisi, lebih

ke yang timeless lah.

Peneliti : Sebagai pemilik juga pak?

Syahdana : Iya, jadi, kalau di jajaran

direksi, saya itu direktur di perusahaan

yang menaungi Bantenhits.

Peneliti : Kalau kepemilikannya bapak

sendiri aja?

Syahdana : Kalau di komposisi di

perusahaan dua orang kepemilikannya.

Saya sama satu lagi namanya Mbak

Ambadini Sekar Ningrum. Saya

direktur, Mbak Dini Komisaris.

Peneliti : Kalau perusahaan atau

bantenhits ini pemodalnya siapa? Ada

pinjaman modalkah?

Syahdana : Kalau kita independen, ga

ada pemilik modal dari luar. Cuma saya

berdua sama Mbak Dini,

memaksimalkan sumber daya yang ada.

Ga ada pinjaman segala macam. Sejauh

ini tekanan dari pemilik modal, mungkin

kita pernah mengalami tekanan dari

pemodal, itu lumrah ya, kadang-kadang

orang beriklan itu, mereka menganggap,

mereka beriklan di kita, seolah-olah kita

ga boleh memberitakan hal yang buruk

tentang mereka. Itu bukan tekanan ya

sebetulnya, kita nyebutnya semacem

tantangan bagaimana kita bisa strategi

dengan pengiklan begitu. Kadang

mereka hari ini beriklan, besok kita

nemuin berita yang bersinggungan, ya

bagaimana caranya supaya mereka ga

marah, gitu kan. Ga putus beriklan. Kan

kita nyubit, kita elus lagi. Sejauh ini

juga, satu saya di jajaran direksi dan

redaksi menjabat, kadang ada halnya

kepentingan saya sebagai redaksi,

bagaimana kepentingan itu tidak

bercampur mempengaruhi ke redaksi.

Salah satu contoh, 2014 itu, saya sebagai

individu, sebagai warga negara republik

indonesia, menggugat salah satu produk

hukum kepala daerah, berproses ke

PTUN. Andai saya mau menggunakan

kewenangan saya di direksi ataupun di

redaksi, bisa saja saya waktu itu. Sampai

blas, ga ada beritanya sama sekali, di

Bantenhits ga ada justru. Malah di

media-media yang lain karena satu, saya

berusaha menjaga redaksi tetapi

independen.

Peneliti : Kalau bapak sendiri tergabung

di organisasi tertentu ga pak? Bisa yang

jurnalistik atau profesi wartawan

Syahdana : Saya dari 2009 sampai 2013

gabung di IJTI. Karena saya jurnalis

terlevisi, jadi gabung Ikatan Jurnalis

Televisi Indonesia. Tapi kemudian 2013,

saya ga jadi jurnalis televisi walaupun,

teman-teman di pusat masih bisa

mempertahankan keanggotaan saya

dengan syarat memproduksi konten-

konten TV, gitu kan. Lebih menarik diri

sampai 2013. 2010 pernah ikut training

advokasi Aliansi Jurnalistik Indonesia

AJI. Lain-lainnya engga. Saya punya

kecenderungan pingin jadi anggota di

AJI, tapi ga kesampaian. Organisasi-

organisasi lain, entah itu parpol atau

yang lainnya saya ga pernah tertarik

untuk bergabung.

Peneliti : Kalau PWI juga engga?

Syahdana : PWI engga, saya belum

pernah ikut kegiatan-kegiatan mereka.

Peneliti : Kalau begitu peliputan dan

penulisannya ikut kode etik jurnalistik

begitu pak?

Syahdana : Iya, kan selain UU 40, 1999.

Aturan keduanya itu kode etik

jurnalistik, kita ambil yang mengacu ke

KEJ yang diterbitkan Dewan Pers.

Semua wartawan di sini kita kasih buku

saku Dewan Pers yang isinya UU pers

1999, terus kode etik jurnalisitk, sama

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 12: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

197

standard program siaran P3SPSS,

khusus temen-temen TV. Buku saku

segede gini, itu sekitar tahun 2014 lah,

kita kasih ke temen-temen untuk jadi

acuan.

Peneliti : Kalau kode etiknya suka

diingetin lagi?

Syahdana : Ritme online itu kan tinggi

ya. Kadang-kadang naskah masuk dari

temen-temen wartawan di lapangan,

mereka dituntut untuk cepet,

mempublish. Belum lagi mereka harus

menetapkan standard penulisan segala

macem. Sampe akhirnya namanya kerja,

manusia, ada hal-hal yang lolos. Saya

sebagai korektor juga mengoreksi

apakah berita yang sudah seperti yang

ditetapkan UU 40 atau Kode etik

jurnalistik. Kalau misalkan ada

kekurangan kita informasikan ke

redaktur dan ke wartawan. Atau juga

kita bisa melakukan langkah antisipatif.

Misalnya pagi itu kita udah kasih

proyeksi apa yang harus dilakukan

temen-temen di hari ini, gitu, kita

kadang ngeliat, review, naskah-naskah

yang sudah dikirim temen-temen. Kalau

naskah bentuknya update, kadang kita

ingetin untuk bagaimana asas cover both

side itu dipatuhi walaupun kita dituntut

untuk cepat memberitakan. Itu terus juga

soal bagaimana si wartawan itu harus

terbuka menunjukan identitasnya gitu

kan. Itu pertama yang kita lakukan.

Kalau kita bertemu dengan narasumber

yang tertutup ya kita harus menyiapkan

strategi juga gitu kan. Setelah tahap

normatifnya kita tempuh, “Saya dari

wartawan Bantenhits, saya pingin

begini, begini, begini” Kemudian

ditolak, ya kita kasih tahu, wartawan kan

harus nyari jalan, gimana caranya

supaya informasi yang diinginkan

didapet. Kadang ya setelah perkenalan

secara terbuka, permohonan secara

terbuka, tidak dapat terpenuhi ya

akhirnya kita harus strategi kan, kadang

kita harus nyari jalan. Ya sedikit-sedikit

nakal lah. Entah kita minjem, nyamar,

yang penting tahapan menunjukkan

identitas diri yang jelas kepada

narasumber sudah dilakukan. Jadi bisa

pra liputan, bisa sesudah liputan atau

sedang melakukan liputan. Kita

ngingetin UUP sama KEJ itu harus

terpenuhi. Itu disela aktivitas yang

tinggi. Ya kadang kita lupa, setelah

dipublish, kita baca lagi, baru sadar.

Misalkan poin cover bothsidenya,

karena kita online, kadang-kadang kita

bisa punya kesempatan untuk

mengakomodir sisi lainnya di berita

selanjutnya. Tapi ya kalau untuk

menunjukan identitas secara jelas

kepada narasumber sudah dilakukan

atau belum kan kadang lolos. Kita ga tau

proses itu. Nanti setelah ketemu, naskah

udah dipublish, agak sedikit ya miss,

gimana tahapan itu udah dilalui?

Engga...Nah baru kita ini lagi.

Peneliti : Kalau di redaksi ada peraturan

tertulis terkait hal/peristiwa yang layak

diliput atau gaya penulisan gitu pak?

Syahdana : Ya itu sekarang dalam tahap

penulisan panduan penulisan bantenhits,

standard peliputan. Semoga sebelum

Februari sudah selesai karena itu PR

sebelum lima tahun itu harus ada.

Selama ini kita ngikutin pakem

penulisan yang sudah ada aja. Misalkan

dulu itu kita kasih wartawan pedoman

penulisan berita dari pikiran rakyat, kita

kasih ke temen-temen. Sama buku

jurnalistik dasar, luwi ishwara kalau ga

salah, untuk hal-hal yang basic. Sejauh

ini pedoman standard peliputan dan

penulisan kita masih dalam proses

penyusunan.

Peneliti : Tapi selama ini kalau liputan

itu aada peristiwa atau hal yang biasanya

diliput? Kalau waktu itu kan pernah

ngobrol tentang yang lebih ke

masyarakat. Mungkin ada yang tentang

meliput tokoh publik atau bagaimana.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 13: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

198

Syahdana : Kalau itu kita lebih ke

bagaimana concern kita itu

menyuarakan, kan banyak masalah

sosial, gitu kan...yang kadang

terlupakan, ga pernah tersentuh dengan

kebijakan pemerintah, gitu kan. Kita

concern menyuarakan itu. Kan visi kita

itu bagaimana kita bisa ikut

memperbaiki kualitas kehidupan di

sekitar, di Banten, terutama. Kita lebih

ke mereka yang ga punya akses untuk

menyuarakan kepentingan mereka, gitu

kan. Kita lebih soal ke miskinan, orang

yang ga punya akses kesehatan, masih

banyak itu, nih hasil statistik BPS

Banten aja ada 65 persen warga Banten

itu memilih untuk mengobati

penyakitnya sendiri. Bayangin 65

persen, ada banyak faktor. Karena satu,

mereka tidak memiliki akses untuk

mendapatkan akses jaminan kesehatan,

atau mereka tidak memiliki kemampuan

ekonomi atau mereka tidak mempunyai

akses informasi. Tugas kita itu,

menyuarakan, bukan cuma

memberitakan tapi bisa memaksa

pemangku kebijakan untuk

melaksanakan kewajibannya. Jadi dulu

ada semacam pakem bahwa wartawan

itu tugasnya cuma ngeberitain doang.

Selanjutnya orang sakit itu diobatin oleh

pemerintah atau diri sendiri itu urusan

mereka gitu kan. Saya pikir tanggung

jawab moral jurnalis ga tuntas kalau

begitu kan. Saya pernah nemuin kasus

ada bayi miskin lahir di mauk. Bayi

nelayan. Lahir dalam keadaan sekarat,

sakit. Mungkin pas kita liput lagi kondisi

sekarat ya, begitu kita liput, harapannya

kita update lagi, pemerintah turun. Tapi

sebelum update, bayinya udah

meninggal. Kadang kita ga bisa

ngikutin, memang secara kewajiban,

gugurlah kewajiban jurnalis ketika ada

orang sakit kita beritain. Itu kemudian

lebih menjadi tanggung jawab

pemerintah kan. Cuma kadang ga cukup

menentukan standard sampai di situ.

Harus lebih progresif, kita paksa dalam

tanda kutip, si pemangku kebijakan itu

juga segera melakukan tindakannya

secara cepat.

Peneliti : Lebak dan Pandeglang kan

ditetapkan sebagai daerah tertinggal ya

pak, menurut bapak kenapa keduanya

ditetapkan sebagai daerah tertinggal?

Syahdana : Menurut saya karena capaian

indeks pembangunan manusianya yang

lemah, yang kedua juga sumber daya

alam kaitannya dengan PAD ya. Sumber

daya alam mereka potensinya banyak

tapi PADnya yang kecil. Kalau menurut

saya, justru daerah-daerah kaya Lebak

dan Pandeglang itu udah ga pantes jadi

daerah tertinggal, karena satu sumber

daya alam mereka yang sangat tinggi.

Kalau beberapa periode kita mengamati

justru status daerah tertinggal dari

pemerintah pusat ke dua daerah itu, agak

sedikit kontras dengan habit pejabatnya.

Waktu itu ada event, hari koperasi kalau

ga salah, pejabatnya nyawer. Ngasih-

ngasih uang gitu kan, kaya bandar don

juan gitu, kan kita bingung. Status

daerah ini kan daerah tertinggal,

sementara kebiasaan orang-orang kaya

gitu masih ada. Orang dangdutan,

pejabat atau orang-orang yang punya

pengaruh luar biasa di daerah itu

kemudian nyawer. Jadi sebetulnya, apa

namanya, lebih ke orang-orang di daerah

itu ya, kalau orang di daerah itu punya

sense yang tinggi untuk ngebangun

daerah mereka, saya pikir ga ada daerah

tertinggal itu. Mereka punya potensi

kok. Ya itu balik lagi. Masih banyak

orang yang responsibility terhadap

lingkungannya masyarakatnya masih

lemah. Setiap lima tahun, si warga ini

tetap jadi komoditi elektoral mereka.

Selanjutnya ya mereka lupa lah. Itu lah

kadang kita bingung, ini daerah

tertinggal tapi kok pejabatnya bisa

nyawer gitu kan. Ya jadi kita kadang

mikir apa mungkin status daerah

tertinggal itu bahkan dijadikan ladang

segelintir orang untuk ngambilin

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 14: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

199

proyek-proyek nasional. Saya

menganalogikan begini loh, orang

miskin itu ga selamanya harus dibantu

sama pemerintah. Sepanjang pemerintah

itu melakukan kajian komprehensif di

keluarga miskin itu. Kan keluarga

miskin bisa dilihat dari beberapa sisi

kan. Kita harus melakukan kajian

penyebab miskin ini. Kalau ada orang

yang sakit terus, ga ada orang bekerja,

ga ada yang berpendidikan tinggi jadi

miskin. Jadi kan fokus bantuan itu

diberikan ke tiga hal itu, pendidikan,

kesehatan, sama pekerjaan. Nah subsidi

dong, pendidikan, kesehatan, lapangan

kerja. Setelah ketiga hal itu terpenuhi,

udah ga harus dibantu lagi kan. Mereka

sudah lepas dari kemiskinan.

Peneliti : Kalau menurut bapak,

infrastruktur, khususnya infrastruktur

jalan mempengaruhi ga pak?

Syahdana : Iya, sangat-sangat

mempengaruhi. Ini kita lagi dalam

proyek bikin program ekspedisi garis

terluar Banten. Kalau program BiTVnya

itu Banten Dari Dekat. Ini kita lagi riset,

apa saja dan berapa infrastruktur jalan

yang rusak.

Peneliti : Kalau di Bantenhits sendiri

pak, dapat dikatakan cukup sering ga

pak memberitakan tentnag infrastruktur

jalan?

Syahdana : Ya, setahun ini, pemberitaan

kita dihiasi sama infrastruktur, warga

miskin yang tidak memiliki hunian yang

layak dan warga miskin yang tidak

memiliki akses kesehatan. Ketiga hal itu

PR besar. Itu butuh sinergitias

pemerintah provinsi, pemerintah

kabupaten kota, sama masyarakat juga.

Karena ga mungkin lah semua bisa

dikerjakan oleh pemerintah. Nah kita,

bantenhits itu, tidak dalam konteks

menjual dalam tanda kutip kemiskinan.

Kita ingin menyampaikan fakta yang

mungkin tidak didapat oleh program-

program pendataan pemerintah. Lalu

kita juga, sebaliknya, ketika ada

program-program pro rakyat yang

tujuannya untuk mensejahterakan

masyarakat, kita kasih, kita beritakan,

harapannya kita harus jadi jembatan dari

warga untuk menyampaikan aspirasi,

jembatan juga bagi pemerintah

menyampaikan kebijakan kepada rakyat.

Peneliti : Pemberitaan di Bantenhits

yang tentang infrastruktur jalan apa

banya di baca pak?

Syahdana : Hmmm..tergantung

daerahnya ya. Di beberapa daerah

memang jadi pembahasan, link kita itu

di share-share..kaya misalnya di

Pandeglang. Tapi tidak terlalu ini,

dibandingkan dengan perilaku pejabat.

Perilaku pejabat itu lebih banyak dibaca.

Misalnya pejabat ini, gaya pemimpinnya

begini, begini. Setelah itu baru

infrastruktur jalan. Untuk daerah-daerah

tertentu kaya Pandeglang.

Peneliti : Tapi Bantenhits tetap publikasi

berita-berita seperti infrastruktur jalan?

Syahdana : Ya kita kan targetnya bukan

hanya soal bagaimana meraup, mencuri

perhatian pembaca sebanyak-banyaknya.

Tanggung jawab yang lebih esensial itu

menyampaikan informasi.

Peneliti : Kalau ini pak, pemilihan kata

tag/label/topik „jalan rusak‟? Kenapa

kata itu?

Syahdana : Jadi itu tadi, karena sebagai

untuk menunjukan bahwa kita concern

untuk perbaikan lingkungan di sekitar

kita...karena orang kalau ngomongin

Banten, lima tahun ke belakang itu pasti

ngomongin soal jalan rusak, orang

miskin yang kelaparan. Masih soal-soal

yang, padahal kalau kita lihat secara

geografis, Banten ke ibu kota itu ya

istilahnya selemparan batu. Seberapa

jauh sih Banten ke Jakarta, ngomongin

pusat pemerintahan. Di ujung kulon aja

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 15: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

200

ga jauh-jauh amat, kalau kita ngomongin

tentang daerah yang di luar pulau Jawa.

Jarak itu masih dalam batas yang wajar

tapi masalah sosial itu terjadi di Banten.

Ya kita ngeliat, ada yang ga beres ini,

entah di pengelolaan, pengelolaan

pemerintahan atau di hal-hal yang

lainnya. Untuk menarik benang merah,

di mana masalahnya, kita munculin

fakta-fakta dulu. Setelah kita munculin

fakta, kita paksa dalam tanda kutip

pemangku kebijakan untuk bekerja. Jadi

pemberian tag itu untuk menunjukan

kalau kita peduli terhadap perubahan

kualitas kehidupan di sekitar kita.

Peneliti : apa tag dapat mempermudah

pembaca juga pak untuk mencari topik

tertentu?

Syahdana : Ya, selain itu juga

memudahkan, dalam strategi pemasaran

juga sebetulnya masuk. Ya kita dalam

bentuk tag keyword jalan rusak itu bisa

optimal di search engine googlenya. Di

search engine, lewat keyword jalan

rusak bisa dibaca gitu.

Peneliti : Kalau berita-berita di tag itu

apa saja pak? Mungkin ada berita-berita

tentang proyek mangkrak atau yang

lainnya

Syahdana : Yang terkait jalan itu, jalan

rusak, terus proyek sedang berjalan, lalu

proyek yang sudah dilakukan tapi tidak

dilanjutkan. Bisa rencana-renca

pemerintah untuk melakukan

pembangunan jalan-jalan.

Peneliti : Mau tanya pak, kalau

wartawan-wartawan di Lebak dan

Pandeglang itu apa pemilihan

berdasarkan gendernya atau asal

daerahnya begitu?

Syahdana : Jadi, Padenglang sama

Lebak ini daerah yang menurut saya,

dari sisi luasan dan dari kondisi medan.

Kadang-kadang di Lebak itu ada satu

daerah namanya Lebak Selatan..kan

umumnya kalau sudah naik ke puncak,

ini jadi ujung, ujung daerah itu, di sana

engga, abis naik puncak kita harus turun,

nyusurin laut lagi, belum batas daerah

itu. Itu yang berbatasan langsung dengan

Sukabumi. Lebak sama Pandeglang itu

kita butuh, pemilihan wartawannya itu

orang yang punya daya juang, jelajah

tinggi yang bisa survive, engga

ngebedain mau itu laki-laki atau

perempuan. Temen-temen dari wilayah

manapun, sepanjang siap atau merasa

tertantang dengan kondisi yang ada di

Lebak, di Pandeglang, ya temen-temen

bisa mencoba. Sepanjang Bantenhits

berdiri untuk kabupaten Lebak, selalu

diemban sama wartawan yang

domisilinya di Lebak. Untuk Pandeglang

itu pernah kita menempatkan orang yang

bukan dari Pandeglang, dari Serang.

Teman-teman yang tertantang dan

sanggup ya dipersilakan. Bahkan temen

kita yang dari luar Lebak dan

Pandeglang yang bersedia untuk

bertugas di Lebak Selatan atau

Pandeglang Selatan bahkan kita kasih

dorongan yang lebih. Misalkan kita

kasih motor yang khusus daerah-daerah

sana. Semi-semi trial. Tapi sejauh ini

belum dapet wartawan Lebak Selatan.

Masih dicover sama wartawan Lebak.

Pandeglang Selatan masih dicover sama

Pandeglang. Misalnya jam segini ada

kebakaran di daerah...Bayah, Lebak

Selatan...jangan harap kaya di

Tangerang, kita dapet videonya..gitu kan

lagi nyala. Kalau dikejar, dari Lebak, ya

3-4 jam. Kita aja dulu pernah ke

Cisungsang, Kecamatan Cilograng, Desa

Sukaresmi. Kita pernah ada kegiatan

budaya di sana. Di Cisungsang, kita

berangkat dari sini, malem, nyampe sana

udah pagi. Itu bener-bener, ketemu

puncak gunung, masih ada, nyusurin

pantai sampai ke Lebak Selatan itu.

Sejauh ini belum ada yang khusus di

pesisir Lebak Selatan dan Pandeglang

Selatan. Kita ngandelin yang dari pusat

aja.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 16: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

201

Peneliti : Wartawan di Lebak dan

Pandeglang apa ada rutinitas pak?

Misalnya hari kerja senin-jumat di

puspem pusat pemerintahan begitu?

Syahdana : Aturan baku yang belum

tertulis di kami itu wartawan dalam

tanda kutip haram ya ngeposnya di

pemerintahan. Kita menugaskan mereka

untuk keliling aja, di lingkungan

masyarakat. Setelah kondisi masyarakat,

aspirasi masyarakat seperti apa, mereka

masuk ke pemerintahan itu untuk

mendapatkan konfirmasi, kecuali

wartawan yang memang difokuskan

untuk liputan berita pemda. Belum ada

yang khusus kaya gitu, karena kan

pemda kadang ngirim rilis. Kita lebih

kasih proyeksi, arahan ke temen-temen

di wialyah situ buat berbaur masyarakat

terus. Supaya tau keadaan masyarakat

yang sesungguhnya kaya gimana. Kan

jadi visi kita lebih kena lah.

Peneliti : Tapi apa ada dorongan untuk

memberitakan tentang pemerintahan

atau agenda-agendanya? Kan tadi

katanya berita-berita pemerintahan itu

banyak yang suka

Syahdana : Ada, kita berusaha untuk

menjadi jembatan, mengungkap

persoalan di masyarakat, terus aspirasi-

aspirasi masyarakat. Kita juga

memberikan porsi yang sama juga untuk

pemerintah. Kaya misalkan kemaren kita

kumpulkan masalah-masalah jalan

rusak, kemiskinan, pendidikan, kita

ikutin agenda-agenda pemerintah,

gubernur, misalkan ke mana, peresmian

badan diklat. Dari situ kita tahu.

Memang judul liputannya seremoni tapi

dari bisa dilihat dari pidato-pidatonya

bahwa sumber daya manusia oleh

pemerintah menjadi keharusan,

disamping juga membangun

infrastruktur dan lainnya. Selain

pembangunan segala macam, SDM di

aparaturnya juga harus diperbaiki gitu.

Jangan sampai SDMnya standard atau

jauh di bawah standard, dipaksa untuk

menghadapi masalah sebanyak itu. Yang

ada nanti misalkan proyeknya komoditi

oknum, dimanfaatin. Di situ kita bisa

lihat keseriusan, kepala daerah A, kepala

daerah B. Cara kita harus bersinergi

dengan pemerintah itu ga harus menjilat

atau menjadi corong mereka. Kita

mencoba adil, seimbang aja. Kalau kita

lihat dia punya kesungguhan untuk

membangun daerahnya, kan itu kasat

mata, kita bisa lihat agenda mereka, kita

bisa lihat orang yang concernya pengen

ngebangun atau yang pengennya cuma

ngomong doang di media, kita bisa tahu

lah. Untuk kepala daerah yang punya

kesungguhan kita siap bersinergi,

tentunya dengan fungsi kita sebagai

kontrol sosial, pemberi informasi.

mereka sebagai pemangku kebijakan.

Yang menarik kan dulu, media lokal,

pilihannya itu mau bermesraan dengan

pemerintah untuk dapat kue iklan atau

bermusuhan dengan pemerintah dan ga

idup. Saya pikir itu perspektif lama.

Sekarang itu kita sama-sama sinergi.

Pemerintah punya hubungan simbiosis

mutualisme dengan pers karena pers

juga tidak harus menggadaikan

idealismenya. Kita dalam koridor

masing-masing. Kita bisa sinergi kok.

Saya pikir ini tantangan untuk semua

daerah. Media yang punya label media

lokal pasti bergitu.

Peneliti : Kalau ke wartawannya sendiri

pak, hari kerjanya gimana ya?

Syahdana : di bantenhits itu tugas temen

yang di lapangan terutama mereka

fleksibel. Kalau yang sifatnya harian,

mereka liput pagi sampai sore

ditugaskan. Kalau malam misalnya ada

peristiwa, tanpa ditugaskan oleh redaksi

pun ya kewajiban sebagai wartawan

pasti terpanggil. Kalau tiba-tiba ada

pembunuhan, ada kebakaran, bencana

alam, pada saat dia tidur kan ga

mungkin tidurnya diterusin. Lebih

fleksibel. Cuma ya itu hariannya lah ya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 17: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

202

Lalu kalau yang libur, sabtu minggu

sebenernya nerapin hari libur. Cuma

untuk temen-temen di redaktur, sabtu

minggu gantian, ada dua, Deni, Ramdzy,

sabtu siapa yang masuk siapa yang libur.

Supaya pemberitaan tetep update.

Peneliti : berarti wartawan-wartawannya

tetep kirim berita kalau Sabtu Minggu?

Syahdana : Iya, mereka siasatinnya

nyetok, nyetok berita timeless. Misalkan

berita wisata, kuliner.

Peneliti : Mereka berhak kasih usulan

berita pak?

Syahdana : Iya.

Peneliti : Mau tanya pak, kalau di

redaksi sendiri, apa ada dorongan untuk

menjalin hubungan dengan narasumber

pak? Misalnya rilis pers, dipublikasi.

Merasa kita butuh dia sebagai

narasumber.

Syahdana : Dimasukan secara khusus sih

engga ya. Ada beberapa lembaga yang

punya kontrak kerja sama dengan kita,

kita proyeksikan, wartawan untuk

memberitakan di lembaga yang kita

kerja sama sampai kerja samanya habis.

Tapi kalau ke personalnya engga. Tapi

karena ada satu lembaga, misalnya ke

PDAM yang sekarang sedang berjalan,

wartawan harus 2 kali seminggu ada

berita tentang PDAM misalkan. Ada kita

tempatkan begitu, advertorial. Kita kalau

melakukan strategi melakukan kerja

sama, kita ekspos, salah satu contoh kita,

ingin bekerja sama dengan salah satu

pemerintahan, kita berikan opsi,

bagaimana untuk menguntungkan

pemerintah. Di era media online ini

kadang masih ada aja pemerintahan atau

perusahaan yang terjebak dengan iklan

banner. Keberhasilan pembangunan,

pemerintah daerah dapat juga diketahui

dari banyaknya berita yang berhubungan

dengan kinerja mereka. Misalkan orang

luar, misalnya orang Jakarta, tahu

kinerja pemerintahan kabupaten

Pandeglang pasti dari Google kan. Kita

nyodorin, kalau kerja sama ga efektif

pake banner itu. Bagaimana berita-berita

itu efektif. Kita liputan, publikasi,

muncul di Google, kita presentasikan.

Kami siap kerja sama, kenapa sih kerja

sama sama kita efektif.

Peneliti : Tentang iklan nih pak, kalau

menghapus atau ga publikasi berita

karena tekanan pengiklan pernah?

Syahdana : Pernah, eh bukan iklan sih.

Sekali waktu itu, mungkin ini hal yang

menjadi dosa jurnalisme Bantenhits.

Menghapus ya, pernah, soal waktu itu

ada demo pabrik sepatu. Buruhnya

demo, kemudian kita publish beritanya.

Si perusahaan ini menyelesaikan dengan

buruh. Kalau ga salah beritanya cuma

ada di republika dan kita. Buyer yang

ada di Jerman itu, akan memutuskan

kontrak kerja dengan pabrik itu karena

ada berita itu. Lalu, datenglah orang

pabrik itu, kita ajak ke perusahaan

mereka. Kalau misalkan kontrak buyer

ini diputus, selesai semua, harus diPHK.

Waktu itu kita bisa saja bilang ini bukan

tanggung jawab kita. Kita bisa

memberikan space untuk bapak

klarifikasi masalah sudah selesai. Ga

mau, syarat buyernya tuh harus begitu.

Kita mikir berhari-hari, ya udah

akhirnya kita ambil langkah diskresi.

Kalau misalkan buruhnya jadi korbam,

kita ambil keputusan itu. Kalau desakan

untuk mencopot beberapa link, banyak

lah. Ada yang berita-berita

bersinggungan dengan pejabat terkait.

Banyak lah. kalau sebatas gitu kita ga

mentolerir. Apalagi yang iming-iming

dapat iklan segala macem. Banyak link

yang minta dicopot, ga pernah kita

lakukan.

Peneliti : Kalau iklan yang ditolak

karena kontennya ada pak?

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 18: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

203

Syahdana : Selama ini belum ada,

selama ini kontennya kita yang

menyediakan. Sepanjang yang sudah

berjalan itu, ada yang dari mereka tapi

kita koreksi ketat gitu, kalau misalkan

konten berpotensi menimbulkan delik

atau SARA, kita belum menemukan

kontennya misalnya yang ga mendidik

atau gimana gitu.

Peneliti : Kalau konsultan media ada ga

pak?

Syahdana : Konsultan media kita belum

ada. Yang formil ya, yang resmi terikat

dengan kontrak. Tapi karena kita punya

jaringan dengan teman-teman di media,

yang punya kapasitas, mumpuni dan

teruji. Ya konsultasi informal aja.

Beberapa senior kita yang di dewan

pers, atau yang menjadi ketua-ketua

perhimpunan wartawan, akademisi yang

jadi dosen-dosen. Informal konsultan.

Peneliti : berarti mengukur

kesuksesannya bagaimana pak?

Syahdana : Jadi, sukses itu dapat dilihat

dari beberapa. Kalau sukses untuk

mengambil hati pengiklan, syaratnya itu

harus sukses di peringkat Alexa. Mau ga

mau pengiklan itu acuannya itu.

Misalkan hari ini kita terus ngoyo terus

supaya Bantenhits bukan Cuma jadi

media nomor satu di Banten tapi bisa di

skala nasional. Mungkin kalau sukses

untuk mencari perhatian pengiklan bisa

jadi itu. Cuma ya kalau kerja keras kita

diganjar dengan peringkat yang bagus ya

bonus lah ya dari Allah. Target kita ga

melulu soal itu, jadi percuma juga kalau

misalkan rating kita bagus, lalu

kemudian kondisi sosial di masyarakat

ga berubah. Kualitas di Bantenhits ga

ada perubahan. Selanjtunya itu bonus

lah, kita harus realistis juga kadang,

kalau mau menarik perhatian pengiklan

ya secara peringkat harus leading. Ya

kadang, kita menerapkan skala priortias

ya..apakah secara tanggung jawab yang

lebih besar. Kalau secara peringkat

dapat ya Alhamdulilah lah ya.

Peneliti : Kalau melihat media lokal lain,

sebagai kompetitor dan kolaborator?

Syahdana : Ya saya liat kompetisi di era

media online ini lebih menarik gitu.

Menariknya itu, kalau misalkan ada

pengelola media online hari ini yang

masih punya paradigma, untuk

mengangkat medianya itu dengan cara

dengan bermesaran dengan penguasa itu

salah besar. Atau sebaliknya dengan

jurnalisme negatif, beritain berita jelek

terus, itu juga salah. Media online ini

dihadapi dengan kreativitas,

berkompetisi dengan kreativitas. Orang

yang tidak punya kreativitas tinggi maka

selesai lah. Zaman dulu mungkin bisa

secara kualitas medianya standard, tapi

pendekatan khusus dengan kekuasan,

akhirnya iklan didominasi sama mereka.

Nah hari ini ya ga bisa begitu, karena

kan, yang begitu, kekuasaan berganti,

selesai juga. Target sebenarnya itu

bagaimana kita punya tempat di hati

pembaca kan, bagaimana kita mampu

mencuri perhatian pembaca. Satu-

satunya cara, kita harus siap memberi

porsi yang lebih bagi mereka, mampu

mengcreate pola kerja sama yang tadi

tidak harus mengelu-elukan sehingga

meninabobokan pemerintah atau pihak-

pihak lain, tapi lebih ke mereka beriklan

di kita, ternyata belum pernah nemuin

cara-cara mengiklankan yang seperti ini.

Peneliti : Kalau kolaborasi bagaimana

pak? Mungkin ada suatu isu yang butuh

didorong bareng-bareng, begitu.

Syahdana : sebetulnya isu, common

issue itu tidak diformilkan “Eh isu ini

bagus nih, yuk bareng”, engga. Cuma

karena mereka punya sense yang sama,

isu ini harus jadi headline, kadang kita

dipertemukan diberita, dijadikan

headline, oh kita baru tau si media ini

punya sense yang sama dengan kita.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 19: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

204

Akhirnya kemudian isu yang itu jadi isu

bersama. Kaya misalkan soal

infrastruktur, beberapa, perilaku pejabat,

korupsi segala macem,

Peneliti : Bantenhits itu punya keinginan

untuk dapat sertifikasi dari Dewan Pers?

Syahdana : 2015 itu kita sudah ajukan

tapi pada saat itu 2015 akhir kebijakan

itu dibekukan untuk sementara karena

ada perdebatan dari beberapa organisasi

wartawan, masyarakat pers, insan pers.

Akhirnya langkah yang kita ajukan itu

terhenti, kita sudah siapkan syarat-

syaratnya. Kita merasa itu penting untuk

dilakukan. Perusahaan pers, harus

mendapatkan sertifikasi dari dewan pers,

tahun november 2017, kita baru dapet

edaran lagi. Per desember itu yang

kemarin dibekukan akan diberlanjutkan

lagi. Kita akan coba konsultasikan, ke

dewan pers, kalau itu sudah dijalankan

lagi atau tidak

Peneliti : Menurut bapak penting untuk

dapat sertifikasi dewan pers?

Syahdana : Penting ya, sertifikasi

perusahaan, kompetensi wartawan, itu

udah hasil perumusan masyarakat pers

sejak lama. Fenomena wartawan

gadungan, perusahaan pers abal-abal,

untuk meminimalisir itu kan. Tapi harus

efektif, jangan sampai kemudian, untuk

meminimalkan wartawan gadungan

dengan sertifikat kompetensi. Kemudian

bisa sertifikasi kommpetensi itu diobral.

Yang dulu wartawan gadungan liar itu

karena uji kompetensinya mudah

didapat jadi yang gadungan itu bisa

dapat. Cuma kita percaya, kaya misalkan

standard sertifikasi perusahaan itu, salah

satunya itu melampirkan slip gaji

karyawan, menentukan standard

pengupahan, bidang perusahaan di akts

itu harus di pers. Menurut saya bisa

mensortir perusahaan pers yang serius,

atau yang dibuat hanya untuk

kepentingan tertentu.

Peneliti : tadi kan ngebahasnya ke

pemerintah ya, kalau pebisnis dan

pengusahanya sendiri pak?

Syahdana : Sebenernya sama, kalau kita

melihat masalah sosial, ya soal ekspansi

properti, kita melihat perusahaan

properti raksasa itu ada di Banten.

Kadang mereka juga alergi, kan mereka

mau jaga sekali brand, ada pemberitaan

negatif soal mereka, ya buru-buru. Kalau

selama ini kita belum mengalami sih,

kalau liat riset di Atmakusuma itu di

Riau, saya pikir di sini juga sama, media

lokal itu dicekoki sama kue iklan,

harapannya ga ada berita negatif soal

mereka. Ya era media online itu

meruntuhkan pola-pola pengkondisian

semacam itu, jadi media mainstream

misalnya ditutup sama iklan, kemudian

beritanya muncul di media online. Di

Media A memberitakan perusahaan

properti itu. Ya ada beberapa kasus,

yang terbaru ekspansi di wilayah

Tangerang, ada beberapa perusahaan

properti raksasa yang ditolak sama

masyarakat, ya kita bisa memberitakan,

lepas dari tekanan bisnis. Ya memang

lazim ya, ga ada perusahaan yang

merelakan, brandnya rusak, gitu kan,

pasti mereka itu tujuannya kalau

beriklan, jangan sampai ada berita

negatif, pasti begitu lah. tapi kan ada

tanggung jawab buat masyarakat.

Gimana caranya kita memuaskan

pengiklan tapi ga kehilangan tanggung

jawab buat masyarakat. Itu caranya

gimana habis nyubit, nyubitnya ga

kerasa sakit gitu.

Peneliti : Kalau interaksi dengan

pembaca gimana pak?

Syahdana : Jadi, kita siapin beberapa

platform supaya akses interaksi itu bisa

dilakukan dengan apa saja, media sosial,

platform, kita akan siapkan forum. Yang

efektif sekarang media sosial facebook,

twitter, youtube.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 20: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

205

Peneliti : Kalau pembaca yang jadi

sumber berita ada ga pak?

Syahdana : Ada, terutama ke kegiatan

sosial. Pembaca kita misalnya ngadain

operasi pasar sembako murah.

Peneliti : Jadi mereka usulin?

Syahdana : Cahaya Madani Boarding

School, punya kegiatan yang pengen

diliput sama kita, awalnya chat di

facebook. Kita beritain, sering banget,

kegiatan sosial donor darah atau apa.

Peneliti : Kembali ke pemberitaan jalan

rusak pak, kan saya liat ada rilis persnya

Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah, itu

apa ada keraguan sebelum

memberitakannya? Bener ga ya jalannya

rusak?

Syahdana : Ya itu, verifikasi, itu salah

satu menguji kebenaran berita kalau di

kode etik itu. Kewajiban kita

mengcroscheck. Itu kan disampaikan ke

redaksi, kita publish. Idealnya, berita itu

jangan dipublish dulu. Tapi karena

rezimnya rezim media online, proses

verifikasi itu dilakukan setelah berita

pertama tayang, memang secara aturan

jurnalistik engga, fenomena detikcom,

online, meruntuhkan pakem jurnalistik,

akhirnya ada masalah-masalah begitu

kan, kaya misalkan kasus yang tadi itu,

verifikasinya dilakukan belakangan,

berita ini coba cek, ternyata bener, ke

dinas segala macem.

Peneliti : Berarti ada rasa percaya

dengan ikatan mahasiswanya pak?

Syahdana : Iya, tapi dengan catatan ya,

kalau diaturan jurnalistik kan harus

begitu. Walaupun teman-teman

mahasiswa yang menyampaikannya ya

harus dicek.

3. WAWANCARA MELALUI

WHATSAPP

[12:41, 1/2/2018] +62 856-9206-3657:

Pak Darus, saya ada yg lupa tanya

[12:42, 1/2/2018] +62 856-9206-3657:

Mau tanya pak, Ibu/Mbak Ambadini itu

selain pendiri dan pemilik, sebagai apa

ya pak?

[12:49, 1/2/2018] Pak Darussalam BTH:

Waalaikumsalam

[12:50, 1/2/2018] Pak Darussalam BTH:

Mba Dini pemilik aja. Dulu masih ada

jajaran redaksi. Sekarang sudah gak

aktif

[13:01, 1/2/2018] +62 856-9206-3657:

Oh begitu pak..kalau di website

Bantenhits kan ada keterangan Bu

Ambadini memegang bagian

pengembangan

usaha/marketing/keuangan. Berarti

bagian itu sekarang dipegang siapa ya

pak?

[13:12, 1/2/2018] Pak Darussalam BTH:

Ia. Dia sekarang fokus marketing aja.

Gak aktif di redaksi

[13:13, 1/2/2018] +62 856-9206-3657:

Oh begitu..jadi Bu Ambadini ga ikut

menentukan konten pemberitaan di

Bantenhits pak?

[13:19, 1/2/2018] Pak Darussalam BTH:

Gak ikut

[10:16, 1/5/2018] +62 856-9206-3657:

Mau tanya pak, Bantenhits apa punya

target pembaca ya? Mungkin

berdasarkan usia atau bagaimana

[10:19, 1/5/2018] Pak Darussalam BTH:

Target pembaca kita seluruh warga

Banten dan warga luar Banten yang

ingin tahu soal Banten...

[10:22, 1/5/2018] +62 856-9206-3657:

Oh begitu..sama satu lagi pak, kan bapak

bilang, ada konsultasi informal dengan

rekan rekan di media, akademisi, dewan

pers..itu biasanya ngomongin apa ya

pak? Kalau boleh tau..

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 21: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

206

[10:29, 1/5/2018] Pak Darussalam BTH:

Ngomongin seputar fenomena

pemberitaan, kecenderungan pembaca,

juga termasuk perilaku para pegiat

medianya..

[10:30, 1/5/2018] +62 856-9206-3657:

Oh begitu ya pak…kalau target jumlah

berita per hari per wartawan apakah ada

pak?

[10:46, 1/5/2018] Pak Darussalam BTH:

Ada.. minimal satu daerah kirim empat

berita

[11:05, 1/5/2018] +62 856-9206-3657:

Oh begitu..apa ada sanksi begitu pak

kalau targetnya ga terpenuhi?

[13:54, 1/5/2018] Pak Darussalam BTH:

Sanksinya sejauh ini teguran saja

[14:38, 1/5/2018] +62 856-9206-3657:

Oh begitu..baik pak. Terima kasih

banyak ya pak atas waktunya

[09:01, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:

Assalamualaikum pak Darus, maaf

ganggu lagi, saya ada pertanyaan lagi

pak..kalau di Bantenhits.com itu apa

wartawannya diberi deadline begitu

pak? Misalnya berita peristiwa

dikabarkan secepatnya begitu..

[09:42, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:

Waalaikumsalam

[09:43, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:

Iya. Betul

[09:43, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:

Peristiwa itu kita kasih toleransi paling

lama 1 jam dari kejadian, wartawan

harus melaporkan

[10:16, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:

Oh begitu pak...kalau rapat bulanan itu

Pak Darus yang pimpin ya pak?

[10:18, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:

Iya

[10:23, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:

Kalau yg rapat harian bagaimana pak?

[10:23, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:

Yang memberi proyeksi, follow up

begitu..

[10:29, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:

Rapat redaksi harian kadang dipimpin

saya juga. Tapi lebih sering sama Deni

atau teman di redaksi lainnya

[10:47, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:

Oh begitu..baik pak, terima kasih

[11:05, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:

Sama-sama

[12:32, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:

Oh iya pak, kelupaan, kalau wartawan di

pandeglang dan lebak kan cuma satu ya

pak, itu apa dianggap jadi keterbatasan

pak?

[15:48, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:

Eh maf pak, maaf salah pertanyaannya,

[15:49, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:

Kalau di redaksi apa ada kebebasan bagi

setiap anggota redaksi buat

mengusulkan ide atau pemberitaan

tertentu?

[16:18, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:

Iya. Setiap wartawan bebas mengajukan

usulan-usulan peliputan

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 22: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

207

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ANANDA DENI,

REDAKTUR BANTENHITS.COM

1. WAWANCARA TATAP MUKA/LANGSUNG

Kantor Bantenhits.com, Tangerang, 16 November 2017

Pukul : 13:30 – 14:30

Hasil Observasi :

Kantor Bantenhits.com terletak di

Apartemen Modernland, Tower Kuning,

Blok YC-01-CB dan YC-GF-02. Kota

Tangerang. Di depan kantor

Bantenhits.com terdapat meja kecil dan

kursi berkapasitas sekitar empat orang.

Saat peneliti datang, terdapat dua laki-

laki dengan dua perempuan sedang

berbincang. Peneliti kemudian tahu

bahwa dua orang lelaki merupakan

anggota BITV, satu perempuan

merupakan sekretaris redaksi, dan satu

perempuan lagi merupakan bekas

anggota BITV yang kini bekerja dengan

Pemkot Tangerang dibagian pembuatan

video. Berdasarkan informasi yang

peneliti dapat, ia terkadang masih suka

berbincang di kantor Bantenhits.com.

Kantor mempunyai dua lantai. Lantai

pertama berisi meja dengan kapasitas

tempat duduk sekitar 12 orang. Selain

itu ada sebuah ruangan dengan pintu

kaca yang tertutup, di dalamnya terdapat

rak penuh buku. Peneliti kemudian tahu

bahwa itu adalah ruangan Darussalam

Jagad Syahdana (pemimpin redaksi

Bantenhits.com) Di lantai satu juga

terdapat meja lain yang berkapasitas

sekitar empat orang. Di sana terdapat

dua buah komputer jinjing dan

komputer. Satu komputer jinjing

digunakan oleh Ramdzy (asisten

redaktur) dan Ananda Deni (redaktur).

Di meja itu pula tedapat sebuah mesin

switcher yang biasanya digunakan untuk

produksi video/TV siaran langsung.

Wawancara kemudian dilakukan di

lantai dua. Lantai dua berisi tiga ruangan

yang peneliti belum ketahui apa

fungsinya. Kemudian terdapat sebuah

meja persegi panjang dengan kapasitas

tempat duduk sekitar enam orang. Di

sebelah meja terdapat rak yang berisi

sejumlah figura.

Transcript wawancara dengan Ananda

Deni

P : Peneliti

D : Deni

P: Boleh dijelaskan jabatan di Banten

Hits dan tugas atau jobdesc yang

bersangkutan?

D: Saya redaktur di BantenHits.

Redaktur itu tugasnya adalah

memberikan arahan kepada masing-

masing reporter di lapangan. Misalnya

hari ini ada proyeksi apa, atau isu atau

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 23: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

208

berita apa yang bisa mereka dapatkan.

Terus memfollow up kembali ketika

misalnya, karena kita kan online, jadi

tidak terhitung sama deadline ya.

Artinya kalau pagi pagi kita kasih

proyeksi, siang atau sore atau satu atau

beberapa jam kemudian kita follow up

lagi ke reporternya. Bagaimana proyeksi

yang sudah kita berikan? Apa

kendalanya? Kenapa belum ada? Karena

kan kita juga mengacu kepada waktu,

harus cepat gitu kan..

Apalagi berita-berita yang memang

peristiwa atau isu-isu yang memang

harus cepat di dapat begitu.

P : Selain itu ngedit berita juga ya mas?

D : Iya, selain itu, kita juga. Jadi setiap

naskah yang dikirim oleh reporter,

dikirim via email ke kantor, tidak

langsung dipublish oleh mereka, begitu.

Kan ada mekanismenya, naskah masuk,

kemudian kita edit, kita kemas,

dirapikan, secara struktur penulisan, lalu

ejaan yang disempurnakan itu seperti

apa, lalu baru dipublish.

P : Reporter kirimnya lewat email?

D : Iya, lewat email bisa, lewat media

apapun bisa. Kalau yang dikota kan

tidak ada masalah apapun dengan

jaringan. Teman-teman yang di daerah

seperti yang di Pandeglang dan Lebak,

mereka liputan di daerah-daerah yang

memang sulit paket data. Atau kadang-

kadang dikirim via email berat begitu.

Jadi kadang-kadang “Udahlah bang, gua

kirim via WA (Whatsapp) aja ya, karena

signalnya susah nih, berat”. Jadi via WA

bisa, via email bisa, apa aja yang penting

naskah itu masuk.

P : kalau yang di daerah seperi, ada

ditargetkan isu-isu tertentu? Misalnya ke

pedalaman begitu?

D: Tentu, misalnya, pemeberitaan yang

jauh lebih baik, apalagi mengangkat

tentang kehidupan masyarakat, apalagi

daerah Pandenglang, Lebak yang

memang masih daerah tertinggal ya di

Banten. Itu kan tentu banyak masyarakat

yang hidup dalam kemiskinan. Dia tidak

tercover oleh jaminan kesehatan, dia

sulit mendapatkan akses kesehatan,

pendidikan, terus ekonominya juga

rendah. Justru itu yang sebenarnya kita

dorong ke teman-teman. Jadi jangan

terfokus di perkotaan saja. Masyarakat-

masyarakat seperti itu yang

membutuhkan media sebagai

penyambung suara mereka. Mereka

butuh ini loh, mereka butuh infrastruktur

yang bagus, akses pendidikan yang

layak, mereka butuh jaminan kesehatan,

sementara sumber daya manusia mereka

pun tidak mumpuni untuk mengurus hal-

hal seperti itu, jadi media butuh, teman-

teman harus bisa menginformasikan ini

kepada stakeholder terkait, harapannya

agar jemput bola. Pemerintah Desa,

pemerintah Kecamatan jemput bola,

tidak lagi nunggu dengan adanya

pemberitaan itu.

P : Kalau setiap minggu ada rapat

redaksi?

D: Idealnya itu rapat satu bulan sekali.

Itu adalah evaluasi baik di newsroom,

Eh kalau di newsroom bisa tiap minggu.

Kalau semua reporter, redaktur, maupun

yang TV. Jadi bisa kita ke daerah atau

teman-teman daerah yang ke sini.

Kondisional aja sih..tapi ya memang

banyakan di kantor evaluasi bulanan itu.

Kalau untuk evaluasi yang sifatnya

rutin, kan sekarang udah azman group

WA. Jadi ketika pagi-pagi kasih

proyeksi, malamnya kita evaluasi,

kenapa proyeksi ini ga keambil?

Kenapa media lain dapat, kita ga dapat?

Jadi memang evaluasi itu ga harus

ketemu sebenarnya, tapi kalau evaluasi

satu bulan sekali dilakukan. Tapi kalau

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 24: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

209

yang sifatnya setiap hari atau setiap

minggu itu bisa di group WA.

P : Jadi kalau harian gitu Mas Deni yang

mimpin?

D : Harian sih bisa Pak Darusnya, bisa

saya, bisa redaktur, atau formatnya

bukan seperti rapat, evaluasi aja,

evaluasi hari ini, ini yang kurang,

kendalanya ini, untuk besok apa. Seperti

diskusi. Kalau kebijakan-kebijakan

strategis tentu Pak Darus pimpinan

redaksinya yang ngasih di group.

P : Kalau reporter di Lebak dan

Pandeglang sering kasih usul? Misalnya

lagi marak isu ini

D : Itu justru jadi dua arah, bisa jadi kita,

karena yang lebih paham di daerah kan

teman-teman di daerah. “Den, gua ada

isu ini nih, angle apa yang harus gua

ambil?”Misalnya ada orang kena tumor

misalnya, udah bertahun-tahun selalu

ditolak oleh rumah sakit dengan alasan

ga punya BPJS, ga punya KIS. Redaktur

yang mengarahkan..”Lu konfirmasi

mulai dari tetangga, gimana kehidupan

dia, apakah memang tidak mampu,

sehari-hari seperti apa”. Kemudian ke

Pemerintah Desa, jadi bertahap.

“Kenapa ini tidak tercover oleh jaminan

kesehatan, apa memang tidak

mempunyai KTP?” Karena menang kan

syaratnya itu adalah KTP dan KK untuk

jaminan kesehatan. “Iya tidak punya

KTP”, “Kenapa pemerintah Desa tidak

urus?” nah itu kan ditanyakan oleh si

wartawan. Atau masa iya pemerintah

Desa tidak tahu kalau ada warga yang

seperti ini, itu kan bisa saja terjadi.

Barulah ke pemerintah kabupaten, atau

BPJS, atau dinas sosial, “Bagaimana

solusinya agar si warga ini bisa,

misalkan harus dioperasi ke Rumah

Sakit yang lebih besar, seperti apa

langkahnya pemerintah daerah gitu

kan,” Ya mungkin dibantu dinas sosial,

diantarkan, itu kan kebijakannya

pemerintah daerah ya..gitu.

P : Kalau selain dari reporter, apa ada

dari rilis pers begitu?

D: Ada, tapi tetap kita cantumkan ya,

misalnya itu sumbernya dari lembaga ini

atau dari dinas ini, organisasi ini. Begitu

pun kita mengutip dari media lain, kita

cantumkan sumbernya.

P : Kalau ini mas, kan ada bagian „Berita

Utama‟ atau „Sorot‟, itu pemberitaannya

bagaimana ya?

D : Itu sebenarnya begini, berita utama

itu adalah berita-berita yang memang ini

menjadi perhatian publik, masyarakat.

Dan ini yang apa namanya, yang tentu

jadi perhatian masyarakat, misalnya

seperti wali kota Cilegon yang

tertangkap korupsi, kemiskinan,

pendidikan, itu jadi berita-berita utama

kita. Berita yang memang, kematian

seseorang yang tidak wajar.

Sorot itu berita-berita yang kita anggap,

ini harus tuntas. Artinya agar

memudahkan pembaca itu untuk “Oh ini

yang menjadi bahasan di BantenHits”

tuh ini 7 berita ini yang memang kita

kawal betul beritanya. Dipilih itu diskusi

dulu apakah berita ini layak untuk jadi

“Sorot”...karena kalau sudah masuk

“Sorot”, kuantitas beritanya pun harus

lebih banyak, lebih eksplor, begitu kan.

Misalnya tentang pembunuhan, harus

terus digali, diungkap. Digantinya ketika

dianggap ini sudah terungkap,

pembunuhnya siapa, diprosesnya

bagaimana, dihukumnya berapa tahun.

Nanti ada pergantian, muncul isu yang

lain.

P : Ada rubrik khusus untuk pilkada?

D: Iya itu memang rubrik khusus untuk

pilkada 2018. Ada empat, Lebak,

Serang, Tangerang Kota, (Tangerang)

Kabupaten. Itu memang secara tampilan

belum jadi betul, karena itu tadi,

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 25: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

210

sebelum beres, IT yang lama sudah

keburu kerja di tempat lain, nah jadi IT

yang sekarang masih membaca

strukturnya...yang membangun kan IT

yang lama. Jadi dia harus membaca dulu

tuh strukturnya.. karena kan agak susah

ya untuk begitu. Ibaratnya rumah itu

fondasinya harus tahu dulu.

Jadi iya, itu rubrik khusus pilkada

karena pilkada kan salah satu isu yang

menarik perhatian publik, karena kan

menyangkut dengan kepala daerah untuk

lima tahun mendatang nanti.

P: Dalam pemberitaan apa melihat

pesaing? Media berita lain di daerah

begitu

D : Ini sebenarnya masalah yang bisa

ditanyakan ke Pak Darus ya, cuma coba

nanti ditanyakan ke Pak Darus lagi.

Kami itu berusaha, di era sekarang,

semua orang mudah membuat sebuah

media. Dia punya badan hukum, dia

punya website, dia bisa buat media

online. Tapi menurut kami, pertama

tentu kecepatan untuk menampilkan

informasi. kedua tentu cover both side,

keberimbangan, segala macem, Ketiga

hal yang berbeda. Kami selalu berusaha

menampilkan informasi yang berbeda

dengan media lain. Setiap media pasti

begitu, karena gini, bisa saja apa yang

dalam sebuah peristiwa atau dalam

sebuah berita, media lain tidak bisa

dapat itu, kita coba dapatkan. Angle

yang beberda begitu karena sekarang

misalnya memberitakan banjir, anak

SMP lewat media sosial juga bisa. Dia

foto banjir, duh kampung gua banjir nih

tingginya satu meter. Terpenuhi kan 5 w

1 hnya , hampir terpenuhi. Tapi ya sdikir

yang bisa eklpor lebih jauh. Misalnya

kondisi psikologis korban banjir, kenapa

sih masih bertahan di situ walaupun

sering kebanjiran.

Itu yang kadang-kadang luput dari

teman-teman media, tapi ga semua ya,

beberapa lah. Sebenarnya itu kan

menjadi menarik untuk diulas. Apa

mereka sudah bertahun-tahun di sana,

usahanya di sana, kalau pindah rumah

juga susah, gitu kan. Atau kenapa sih

warga yang kebanjiran ga mau ngungsi.

Tidak cukup memberitakan si A ga mau

ngungsi.. Kenapa ga mau? Mungkin

khawatir bercampur dengan banyak

orang, eksplor lebih dalam.

Makanya kita menyajikan rubrik-rubrik

yang timeless begitu ya, seni budaya,

wisata, cita raasa. Karena kadang orang

jenuh juga, disuguhkan dnegn aberita

kriminal, korupsi.

Orang butuh juga berita berita misalnya

di mana sih tempat wisata yang masih

“perawan”, yang banyak orang lain

belum jamah. Kita plot teman-teman ke

arah sana. Misalnya di Koja, misalnya

belum bannyak orang tahu. Wisata-

wisata lain yang ga mainstream. Kita

sodorkan nih, warga banten, ada wista

yang belum banyak diketahui orang tapi

ga kalah dengan wisata lain. Begitu pula

dengan wisata, cita rasa, bagaimana

wisata di Banten, jadi perhatian kita

juga.

P : Kalau Mas sendiri, kenapa

bergabung dengan BantenHits?

D : Saya memang tertarik di dunia

jurnalis, Cuma saya salah masuk jurusan

sebenarnya ke jurusan ekonomi. Saya

ikut di media-media yang tidak tiap hari

menampilkan, dulu kan saya masih

kuliah, jadi tidak mengganggu kuliah.

Dulu saya menganggapnya tuh hobi. Ga

tau kenapa saya mau jadi jurnalis,

karena mungkin pertama, karena saya

basicnya juga di ya lumayan aktif di

organisasi kemahasiswaan. “Gua punya

cara nih untuk mengkritik kebijakan atau

mengangkat isu sosial itu lewat media”.

Dulu memang sempet ditawarin di

media-media besar, di Banten Raya, dan

lainnya. Sebenarnya Bantenhits ini

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 26: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

211

bukan media online pertama. Cuma gini,

kenapa saya suka di media yang baru,

ini kan saya masuk Agustus 2013,

Bantehits itu berdiri Februari 2013.

Pokoknya itu baru beberapa orang.

Kenapa saya pilih bantenhits...karena

saya suka online. Ego saya saat itu

adalah berita kita lebih cepat dibaca

orang ketimbang media cetak. Kedua,

saya masu besar bukan karena saya

berada di bayang-bayang media yang

besar. Orang melihat saya, bukan karena

lu tuh wartawan media besar ini tarohlah

Radar Banten atau detik.com. Saya suka

saya besar bukan karena medianya, tapi

karena tulisan saya, yang disukai banyak

pembaca. Pembaca yang ingin tahu isi

beritanya. Kemudian setelah saya

gabung juga, ya saya memutuskan

bahwa saya suka di BantenHits. Saya

lebih suka di medi abaru yang baru

berkemnag. Ya merasakan berdarah-

darahnya ikut berjuang, membangun,

syukur-syukur ke depannya berkembang

maju, walaupun kita ga punya kontribusi

secara materi, tapi saya merasakan gua

ikut kemajuan BantenHits.

P : Mungkin mas terpengaruh pak

Darusalam juga, reporter daerah,

nasional juga pernah. Suka kasih

pengetahuan begitu?

D : Karena saya punya kakak yang di

media juga, saya tanya..”Bang lu kenal

Pak Darus ga?” “Kenal tuh anak Global

dulunya” “Gimana bang orangnya?”

“Ya baik....begini begitu”. Yaudah saya

memutuskan. Saya sama sekali ga

pertanyakan gaji waktu itu. Karena

waktu itu saya masih bujangan,

alhamdulilah kebutuhan saya terpenuhi,

yang penting hobi saya terpenuhi, dan

kebetulan di Bantenhits di beda dengan

media-media di lain, unik, dulu tuh

tampilannya beda. Bantenhits itu tidak

menggunakan font yang idealnya sebuah

media ya. Bisa dilihat lah, nanti

ditanyakan ke Pak Darus juga, kenapa

font itu dipilih. Menurut saya unik, dan

saya liat, updatenya itu intens, ya mohon

maaf ga update, saya lihat di historisnya

indexnya nih updaten nih. Ya makanya

saya yakin ini website dikelola dengan

keseriusan, tidak main-main. Saya

melamar di sani, saya ga pertanyakan

gaji waktu itu, honor lu segitu ya pak

darus bilang.

P : Itu pertama jadi reporter dulu mas?

D : Iya, reporter itu saya Agustus sampai

2015. 2015 baru ditarik ke redaksi.

P : Orang Banten di sini?

D : Iya saya orang Lebak..

P : Dari lahir di Lebak?

D : Lahir di Lebak, kecil di Tangerang

sebenarnya. SMP di Rangkas, SMA di

Jakarta, kuliah di Rangkas...begitu. Mau

akhir semester, saya masuk ke sini.

P : Kalau dari masuk di Agustus 2013

sampai sekarang, perkembangan

Bantenhits sekarang bagaimana mas?

D : Perkembangan apa nih?

P : Mungkin beritanya makin mendalam,

updatenya makin banyak, pembacanya

juga makin banyak.

D : jadi, kita itu jadi kalau ngomongin

soal data. Kita pernah jadi media di

Banten itu nomor satu. Januari, Februari,

Maret, saya lupa trafficnya, kita bisa jadi

media nomor satu di Banten. Secara

kompetitor kita jauh, lebih di atas

media-media lain. Baik itu Radar

Banten, dan yang lain-lain media online.

Bantenhits kalau ga salah jadi satu

media yang punya layanan TV

Streamingnya. Kita mencoba konsep

artikel dengan video juga...seperti detik

begitu ya. Kita agak mengapdosi ke

sana. Perkembangannya sih saya bilang,

Alhamdulilah ya, bagus. Pertama, dari

kuantitas berita, waktu saya masuk itu

reporternya masih minim. Daerah ini

belum ada, daerah ini belum ada, jadi

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 27: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

212

masih terbatas reporternya. Sekarang

hampir setiap daerah ada. Cilegon satu,

Pandeglang satu, Lebak satu, Tangerang

kabupaten ada, kabupaten kota ada.

Walaupun idealnya ada dua, seperti

Lebak kan ada Lebak Selatan dan

Lebak, Pandeglang dengan Pandeglang

Selatan..Cibaliung ke sana. Serang

harusnya tiga karena kan Kota,

Kabupaten Serang dengan Pemprov.

Tapi ya udahlah...kan sambil mencari

begitu. Agak sulit juga sih mbak nyari

wartawan itu. Karena kita maunya gini,

bukan yang memang sudah jadi.

Kebanyakan di sini, teman-teman bukan

wartawan yang sudah jadi. Jadi basicnya

itu kadang masih nol. Yang penting lu

punya kemauan di dunia jurnalis, punya

niatan, konsistennya bagus, terus punya

kemauan, ya kita ambil, apalagi masih

kuliah, ya kita ambil. Kita kasih

fleksibilitas kalau lagi kuliah. Dari nol

ada, yang baru, kita arahin. Ni gua

punya buku baca, internet bisa browsing

sendiri. Dia bisa belajar sendiri

penulisannya bagaimana. Kita di group

(Whatsapp) sambil ngobrol “Ini begini

loh, ini begini.” Kita sebenarnya suka

sama yang masih pada muda-muda

karena daya kritisnya masih bagus gitu

mbak, ketimbang yang memang...kita

lebih suka yang muda, Pak Darus suka

yang darah muda gitu mbak. Jadi lebih

seger, lebih semangat, inovasinya lebih.

Di Bantenhits itu, semua orang berhak

kasih pendapat. Buat masukan, rubrik ini

begini, rubrik ini begini. Kita terbuka

aja, jadi Pak Darus ga selalu dia bos

maksudnya gitu, kita kaya keluarga, tapi

hal kerjaan ya harus profesional. Di

group juga becandaan. Jadi ga selalu

formal, ga juga.

P : Kalau saat jadi situs berita nomor

satu di Banten itu, kenapa mas kira-kira?

D : Itu memang berkaitan dengan,

pertama tentu artikel, kuantitas artikel,

banyak. Viewernya lagi banyak. Ada

berapa isu yang bagus. Ketiga, berkaitan

dengan SEOnya. Ya itu tadi, IT kita itu

baru dapat baru-baru ini. IT yang lama

udah kerja di tempat lain satu dua bulan

yang lain. Jadi, karena dia tidak

mengerjakan lagi, karena ga ada yang

mengerjakan sistemnya, jadi begitu.

Bahasa becandanya sih kasih

kesempatan ke media lain. Soalnya ga

ada yang bisa nyamain kita waktu itu,

minimal mendekati rating kita lah waktu

itu. Soalnya dulu rating kita di Alexa

100.000, yang lain 6.000-7.000 begitu.

P: Turun lagi karena IT dan SEO ya?

D: Ya ada pengaruh dari teman-teman di

sini juga yang mungkin mencari yang

terbaik. Soalnya mbak liat coba, Pak

Darus itu bukan pengusaha, bukan

pengurus parpol, bukan orang yang

punya uang banyak lah gitu. Bantenhits

juga bukan didukung oleh group besar

lain begitu, seperti Jawa Pos. Bantenhits

ya berangkat dari semangat aja,

semangat Mas Darus, Mbak Dini, Mas

Saud, semangat para pendiri. Karena

mereka merasa, ketika mereka bekerja di

media nasional, isu-isu di daerah itu

tidak terangkat, suara-suara di daerah itu

ga bisa tersalurkan di media-media

mereka, karena kan nasional. Maka

mungkin dibuatlah media Bantenhits

agar suara-suara rakyat kecil, terus

kemudian isu-isu di daerah yang tidak

tercover media nasional bisa tercover

oleh BantenHits. Begitu sih.

P : Kalau pendiri-pendiri yang lain suka

kasih masukan juga mas?

D: Ngasih, mbak dini kan bekas

okezone, pak masud, bekas di Indonesiar

juga sekarang. Kadang japri, hal yang

sifatnya strategis ga di group, japri aja.

P : Pendiri yang lain masih sibuk di

media lain?

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 28: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

213

D: Udah engga, udah fokus di sini.

Untuk membangun bantenhits. Pak

darus udah ga di media lain udah lama.

P : Itu di bawah yang di dalam ruangan

itu ruangannya Pak Darus ya mas?

D: Ia itu ruangannya, perpustakaan dia

sekalian. Dia jarang, kan sibuk untuk

kehidupan umat di Bantenhits. Kalau dia

di sini, siapa yang nyari gaji buat kita?

Kan harus nyari kerja sama, iklan segala

macem kan. Kita belum punya,

istilahnya marketing, kita masih buka

marketing freelance.

P: Iklan lazada?

D: Iklan itu dari google ads,

penghasilannya ga begitu signifikan. Per

click atau per transaksi berapa puluh

persen begitu. IT yang urus.

P : Google adsnya ga banyak?

D: Iya, kita mau evaluasi. Itu udah

terpasang beberapa bulan, pertama

nyaman ga buat pembaca. Kedua, karena

media kan ga lepas dari bisnis ya,

kontribusi pendapatannya berapa sih

sebenarnya begitu. Ya bukan nolak

rezeki, kalau mengganggu pembaca,

pendapatannya ga seberapa ya buat apa

sih.

Ada yang memang bukan google ads.

P : Kalau pemerintahan gitu suka

advertorial?

D : Ada rubrik khusus, rubrik orang

untuk kalau bahasa kita untuk

pencitraan. Rubrik pemerintah dan

swasta untuk memperkenalkan produk

mereka. Kalau produk mereka itu

program. Perusahaan produknya apa

jasa, atau apa. Di situ tempatnya. Ga

wajib ada rubrik itu. Yang penting kita

kasih label kalau ini advertorial loh.

Cuma ya kita kasih space untuk ada

pemberitaan yang sifatnya advertorial,

space sendiri, ada kontribusi ke kita, kita

kasih rubrik khusus.

P : Target jumlah berita?

D: Satu hari setiap reporter minimal 4

artikel, bagus lebih banyak. Ya kalau

kurang kita evaluasi, kan ada recap

beritanya, ada punishmentnya, yang

melampaui target ada rewardnya. Ga ada

istilah deadline, apalagi peristiwa, jam

10 ada peristiwa, jangan diendap

berjam-jam. Jangan kaya media cetak

harus kirim sore. Media cetak juga

wartawannya juga langsung kirim kalau

terpenuhi unsur beritanya. Kalau online,

ada apa dan dimananya langsung kirim

aja, karena ada running beritanya lagi,

space online kan ga terbatas.

P : Kalau editornya yang merangkai

informasi dari reporter ada mas?

D: Iya misalnya nih kecelakaan, di jalan

Ahmad Yani, mobil angkot nabrak

pemotor, jam berapa, kecamatan apa,

lalu kemudian angkot jurusan mana,

motor pengemudinya siapa. Yang

penting disampaikan ke redaksi karena

redaksi akan follow up lagi,

identitasnya, penyebab kecelakaannya.

Meninggal atau tidak korbannya, apa

pengemudi angkotnya mabuk. Bisa juga

ga punya SIM, atau izin trayeknya mati.

Itu kan banyak, di TKP bisa dieksplor.

P : Kalau penggunaan media sosial

dipakai mas?

D : Dipakai, Twitter, instagram,

instagram belum terlalu aktif, SDM

masih terbatas. BBM channel, facebook

yah. Karena belum ada IT, kita mau

masuk ke Line, yang lain belum

terkerjakan.

P: Kalau yang di bawah itu reporternya

yang pada ngumpul ya mas?

D : ada sekretaris redaksi, asisten

redaktur, ada anak BiTV. Karena kita

juga kerja sama pemkot Tangerang, dia

punya youtube tangerangTV, kita yang

kerjain. Kalau yang eksplor kota

Tangerang ya kita yang Tangerang.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 29: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

214

Mereka tinggal publish ke youtube.

Dubbing, editor, sepaket, kirim ke sana.

Ambil jasa kita mereka. Kita ngusulin

boleh, mereka yang arahin, ya oke. Yang

ga diacc ya ga usah. Mereka yang minta

karena mereka tahu kita punya tim TV

yang mumpuni. Mereka manggil, tanya

kita siap ga, yaudah jalan. Secara bisnis

dapat pemasukan juga.

P : kalo reporter ada prosedur tersendiri

sebelum resmi jadi reporter?

D: awalnya mereka magang, tetapi kita

kasih honor. Kita liat kinerja mereka.

Sebulan minimal 90 berita. Ya kalau

konsisten di angka itu ya kita tarik.

Honornya juga beda.

P: kalau asisten redaktur bantuin apa

mas?

D: ketika saya kasih proyeksi, dia follow

up. Misalkan hari ini Lebak proyeksinya

tanyakan ke bupati, ke dprd soal ini.

Ketika sampai dohor ga dapet, di follow

up lagi sama asrep begitu.

P : Pak Darussalam pernah bikin buku

mas?

D: Iya, nih, bawa aja bukunya

(mengambil buku di rak)

P : Oh iya mas, kalau Bantenhits itu

terdaftar di Dewan Pers?

D : masih dalam proses verifikasi,

karena masih ada beberapa item yang

harus dipenuhi. Tapi kan itu jadi

kontroversi juga, karena dianggap

dewan pers ini mengekang kebebasan

media, nanti dianggapnya oleh publik,

media yang tidak terdaftar di Dewan

Pers dianggap media abal-abal. Tapi ya

memang kita harus terdaftar di dewan

pers. Pertama perusahaan penerbitan itu

harus bidang usahanya itu harus

penerbitan aja di akte notarisnya. Kalau

dulu perusahaan pers di akta notaris

boleh bidang percetakan, penerbitan,

pengadaan jasa dan barang. Perusahaan

pengelola media bidang usahanya harus

bidang komunikasi dan informasi serta

pers. Kita udah revisi, makan waktu

beberapa bulan ke notaris, ada kali tiga

bulan. Tapi kita udah sih, akta

notarisnya.

P : Itu apa ya mas, seperti sertifikat

(menunjuk ke kertas berfigura)?

D: Ada kerja sama dengan media partner

juga, dikasih plakat, sebenarnya banyak

Cuma ga tau pada ke mana, ada yang

kasih ada yang engga. Kaya kemaren

sama superbrand dikasih tiket. Eh

webnya lagi down. Ya kemaren isu yang

bagus, kerja sama ada, malah

websitenya ga berjalan baik.

2. WAWANCARA TATAP

MUKA/LANGSUNG

Kantor Bantenhits.com, Tangerang, 24

November 2017

19:30 – 20:40

Hasil observasi :

Tiga ruangan di lantai dua ternyata ada

sejumlah fungsi. Ruangan pertama yaitu

ruangan penyuntingan video berisi satu

komputer iMac. Ruangan lainnya yaitu

ruang server, dan satu ruangan

merupakan toilet.

Transcript wawancara dengan Ananda

Deni

Lantai 2 Redaksi Bantenhits.com

P : Peneliti

D : Deni

P : Mas, situs webnya kenapa ga bisa

diakses ya beberapa hari lalu?

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 30: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

215

D : Sekarang tuh kita mau migrasi

sebenarnya, sekarang kan pakenya

joomla, Pak Darus pengen pindah ke

wordpress. Kata dia lebih bagus

wordpress. Jadi, lagi mulai migrasi

database segala macem.

ITnya yng baru tapi freelance. Kalau di

Tangerang, temen IT ada di media lain,

secara kompetitor kurang baik. Karena

sulit nyari IT jadi nyari IT media lain,

kitanya juga jadi susah berkembang,

pengen ini, pengen itu susah.

Kemaren dapet, dia pindah ke menara

siber apa gitu. Udah gitukan, kita butuh

IT itu paket komplit. Kita server sendiri

nih, jadi develop sendiri bisa, develop

website juga bisa. ada yang masih baru,

kan bukan website main-main, kalau

website pribadi mah ga masalah.

P : Seperti yang mas bilang di

wawancara sebelumnya, ada perhatian

ke Lebak dan Pandeglang terkait status

keduanya sebagai daerah tertinggal,

Menurut mas, apa yang membuat

Pandeglang/Lebak jadi daerah

tertinggal?

D : sebenarnya kan bukan media yang

nyebut, itu sesuai dengan keputusan

pemerintah pusat melalui perpres...no.

131 tahun 2015 tentang penetapan

daerah tertinggal. Pemerintah itu

menetapkan daerah tertinggal setiap

lima tahun sekali. Peraturan itu berlaku

2015 sampai tahun 2019. Nah Banten

masih punya dua daerah yang tertinggal,

Kabupaten Lebak dan Kabupaten

Pandeglang. Kenapa ada 121 yang

dikategorikan sebagai daerah tertinggal.

Ini versinya pemerintah ya mbak.

Pertama itu perekonomian

masyarakatnya, kedua sumber daya

manusianya, ketiga sarana dan

prasarana, kemampuan keuangan

daerahnya, aksesibilatas, dan

karakteristik daerah.

Jadi kalau kata saya juga ga?

Maksudnya pandangan saya gitu.

P : Iya, sepengetahuan mas gitu.

D : Kayanya sih ga beda jauh dari itu

ya...kondisi yang kita temukan di dua

daerah itu dan mungkin di beberapa

daerah lain di Banten, gitu kan. Karena

gini, sumber daya manusia, contohnya,

pemerintah daerah di dua daerah itu

mengakui. Sumber daya manusia di

daerah mereka itu masih minim, itu

membuat jadi sulit, kenapa membuat

maju daerahnya, ya kalau rata rata

tingkat pendidikan mereka SMA,

langsung bekerja, kemudian ke luar

daerah juga kerjanya. Itu kan juga jadi

faktor sulit ya. Daerah itu menjawab

tantangan SDM. Kemudian aksesibilitas,

bicara tentang kemudahan warga

mendapatkan pelayanan. Yang sekarang

juga masih banyak tuh, bagaimana

masyarakat sulit, dari rumah mereka ke

puskesmas misalnya. Itu jalannya susah.

Misalnya di Lebak, dari wilayah selatan

sana, hanya ada satu rumah sakit, di

malingping. Nah, di Selatan itu kan ada

terbagi beberapa kecamatan. Rumah

sakit yang paling dekat itu ada di

kabupaten malingping misalnya. Untuk

ke kota, mereka butuh jarak puluhan

kilo. Sedangkan fasilitas di puskesmas

kan terbatas. Itu yang disebut mereka

sulit dapat akses pelayanan kesehatan.

Puskesmas fasilitas terbatas, jarak antara

rumah mereka dengan rumah sakit yang

ada di kota juga jauh. Terkadang mereka

bukan ke kota tapi ke luar daerah yang

jaraknya lebih dekat. Misalnya ke

Serang, tapi biasanya sih ke RSUD

Lebak dulu baru rujukan. Itu masalah

kesehatan. Ada kasus juga, saya lupa

beritanya, saya lupa judulnya. Jadi

karena jauh, ada pasien yang ga

tertolong, itu. Ini ngomongin lagi,

kenapa? Karena faktor infrastruktur

jalannya. Kalau jalanya rusak,

karakteristik wilayahnya juga jurang,

curam jalannya, itu kan juga jadi

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 31: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

216

hambatan, mobilitas si warga itu untuk

menuju puskesmas. Itu coba bayangin

aja, kita lagi sakit, jalan jelek, bisa

sampai kiloan meter. Warga, mau ke

puskesmas, ini jalannya rusak banget.

Gitu. Aksesibilitas itu juga dipengaruhi

infrastruktur jalan. Lalu juga banyak

jembatan yang ga layak, yang putus, ga

layak dilalui, ketika jembatan ini ga

diperbaiki, mereka harus cari jalan lain,

muter lah ya ibaratnya. Itu jaraknya

jauh. Nah, ngomongin indikator

perekonomian masyarakat. Berpengaruh

juga sama, ekonomi masyarakat juga ga

akan maju kalau sarananya ga

mendukung. Itu tadi, infrastukrtur, jalan,

dia mau ngangkut hasil panen dari satu

titik ke titik lain kan terhambat, butuh

waktu. Sedangkan yang bisa jadi dia

kesulitan untuk menjual, risiko besar

sehingga ia harus jual dengan harga

tinggi sementara pasar mintanya harga

rendah. Itu kan juga jadi faktor ya. Jadi

ekonomi masyarakatnya juga kurang

berkembang.

Lalu keuangan daerah. Keuangan daerah

itu sampai sekarang jadi alasan.

Pemerintah kabupaten Lebak dan

Pandeglang mengatakan keterbatasan

anggaran, solusi mereka adalah mencoba

menarik investasi ke daerah mereka agar

masuk, membantu perekonomian,

harapannya juga mungkin agar lapangan

pekerjaan terbuka. Banyak yang ditolak

oleh masyarakat sekitar, berbagai

macam alasan, mulai dari takutnya

merugikan warga setempat, pekerjanya

bukan dari tenaga kerja lokal, padahal

perusahaan juga membutuhkan

kualifikasi pekerjaan tertentu, sementara

masyarakatnya sendiri juga ga siap

dengan itu. Nah ini kan balik lagi ke

sumber daya manusia yang tadi gitu,

kenapa sumber daya manusia mungkin

jadi salah satu indikator daerah

tertinggal karena itu, ya mungkin

sumber daya manusianya di daerah tidak

siap juga gitu. Ketika perusahaan A

membutuhkan ini, di tenaga lokal tidak

ada. Otomatis mereka harus merekrut

dari luar, gitu.

Lalu soal sarana dan prasarana . Sarana

dan prasarana kesehatan, pendidikan

juga masih banyak, hampir ratusan kalau

kita catat, sekolah rusak, termasuk

negeri dengan swasta. Itu tadi, karena

masalah anggaran, mereka tidak bisa

dengan cepat untuk mempertbaiki itu,

ada yang ditopang APBD, daerah, ada

yang diusulkan ke pemerintah pusat.

Tapi masih banyak sekolah yang

menurut kami miris, kadang kala mereka

belajar di tempat yang tidak layak, ga

ada ubin, kadang ga ada bangku, meja.

Kadang ngampar lah gitu, dengan

kondisi mereka juga terancam karena

bangunannya juga tidak layak. Masih

banyak lah kita temukan di Lebak dan

Pandeglang khususnya, di dua daerah itu

karena kan wilayahnya juga luas. Lebak

itu kalau ga salah 28 kecamatan,

Pandeglang itu 32 kecamatan kalau ga

salah.

Jadi itu, menurut saya memang tepat sih

kalau kenapa pemerintah menetapkan

daerah tertinggal Lebak dan Pandeglang

mengacunya kepada itu ya. Karena

sampai sekarang kondisinya pun seperti

itu, ratusan jembatan masih harus

diperbaiki, sarana prasarana kesehatan,

pendidikan tidak layak, mendapatkan

pelayanan dokumen KTP saja misalnya,

mereka harus jalan jauh menempuh

puluhan kilo ke kantor disdukcapil.

Mereka harus mengorbankan waktu, di

sana birokrasinya masih lama, masih

butuh berhari-hari kan. Untuk dapetin

KK, KTP, blanko kadang kurang atau

engga ada. Itu kan ngomongin masalah

bagaimana kemudahan masyarakat

mendapatkan pelayanan. Itu memang

masih banyak ditemukan di dua daerah

tersebut. Fasilitas kesehatan yang kurang

memadai, mereka harus dirujuk ke

rumah sakit di luar daerah untuk

penyakit-penyakit tertentu. Karena

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 32: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

217

memang tidak ada fasilitas, jumlah

dokter masih minim. Itu juga masih ada.

P : Kan mas pernah cerita di Rangkas,

Lebak ya, itu mas liat situasi yang

seperti itu yang mas jelasin.

D : Ya iya, kan kita liputan di lapangan

nih, memang begitu kondisinya. Sekolah

ambruk, bisa karena faktor bangunan

yang udah lama ya, tidak kuat, ambruk.

Ada karena yang bangunannya dibangun

dengan spesifikasi yang tidak

seharusnya.

Ada dua jadi itu alasannya. Pertama,

bangunan itu sudah uzur, sudah lama,

harus diperbaiki. Sekolah mengusulkan,

tapi mungkin pemerintah daerah punya

skala prioritas ya.

Lalu ada juga karena dugaannya kualitas

hasil pelaksanaannya itu tidak baik,

tidak sesuai spesifikasi. Misalnya

harusnya ketebalan atau harusnya merek

ini, pakenya merek ini. Bisa jadi pemicu

ambruk juga. Itu sih beberapa yang kita

temukan.

P : Kalau di Pandeglang sendiri, mas

pernah liputan gitu?

D : Belum kalau di Pandeglang, tapi

hampir sama lah kalau soal infrastruktur.

Kita kan dapat gamabran visual dari

teman-teman di lapangan. Bagaimana

jalannya rusak, jangankah batu-batu,

masih tanah merah. Yang engga

mungkin dilalui oleh mobil dan motor,

apalagi kalau musim hujan, harus

didorong.

P : Kalau di Pandeglang kan ada

Kawasan Ekonomi Khusus dan Taman

Nasional, itu mempengaruhi ga mas

kalau jalan rusak atau tidak memadai?

D : Kawasan Ekonomi Khusus kan

masih dalam perkembangan.

Pemerintah, salah satunya, biar Kawasan

Ekonomi Khusus banyak dikunjungi dan

investor mau masuk ke sana,kan

pemerintah membangun tol kan..tol

Serang dan Panimbang. Kalau

infrastruktutnya bagus, sarana

prasarananya memadai, KEK pasti bisa

berkembang. Tinggal bagaimana sejauh

mana, pemerintah bisa memberdayakan

masyarakat di sana. Kalau

pemerintahnya tidak punya program

yang konkret, langkah yang baik,

bagaimana memberdayakan masyarakat

di sana, ya percuma juga. Artinya hanya

dinikmati oleh investor saja, oleh

wisatawan, tapi ekonomi masyarakatnya

ga berpengaruh pada tingkat

kesejahteraan masyarakat. Kalau

infrastruktutnya sudah bagus,

investasinya sudah masuk, PR

pemerintah adalah bagaimana dampak

dari itu adalah meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di daerah itu,

misalkan penyerapan tenaga kerjanya

kah, pemebrdayaan UMKMNya kah

yang diperhatikan. Jangan sampai

mereka jadi penonton di sana. Saya rasa

kalau namanya satu kawasan ekonomi

pariwisata dan industri di daerah bisa

berkembang, asalkah pemerintah punya

program yang jelas untuk

masyarakatnya, pemerintah harus bisa

memastikan bahwa baik pengelola

kawasan wisata maupun perusahaan di

sana bisa memberikan jaminan terhadap

warga. Kalau perusahaan misalnya 60%

harus bisa menyerap tenaga kerja lokal.

Bagaimana pemerintah dan perusahaan

bersinergi bekerja sama memberikan

pemberdayaan pada masyarakat di situ,

lapangan kerja, home stay, cinderamata,

oleh-oleh. Tentu pemberdayaan dari

modal, kemasan, pemasaran, ga bisa

dilepas begitu aja pemerintah.

Terbatasnya di situ biasanya, masyarakat

punya produk, diberdayakan diberi

modal, tapi ketika pemerintahnya tidak

mampu untuk menyiapkan pasarnya, kan

percuma. Bingung nih pelaku

UMKMnya, kita sudah buat produk

sedemikian rupa tapi ga ada pasar nih.

Karena keterbatasan itu kan ya, ini

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 33: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

218

tugasnya pemerintah nih, sama

stakehiolder terkait, menurut saya si itu

mbak.

P : Balik lagi ke infrastruktur jalan nih

mas, kalau pemberitaan tentang jalan, itu

biasanya permintaan dari redaksi atau

dari wartawan di Pandeglangnya

langsung yang kasih tahu?

D : Mendapatkan informasi itu bisa dari

wartawannya, mereka lagi liputan

kemudian ini jalan rusak di sini, itu kan

upaya konfirmasi ke warga, “Ini jalan

rusak sudah berapa lama?” “Sudah

bertahun-tahun misalnya”, harus

konfirmasi lagi ke pemerintah desa,

pemerintah desa sudah ada upaya apa

nih ke pemerintah daerah agar jalan ini

diperbaiki. “Kita udah sering kok kirim

ke musrembangdes (Musyawarah

Rencana Pembangunan Desa) sampai ke

musyawarah tingkat kabupaten sudah

dilakukan tapi belum direalisasikan oleh

pemerintah daerah. Kenapa alasannya?

Kata pemerintah daerah, kita

menemukan, itu belum termasuk ke

dalam skala prioritas, masih ada skala

prioritas yang lain. Mungkin ada yang

lebih rusak daripada itu. Itu kadang

alasannya. Ada juga peran DPRD, kan

DPRD punya program reses, ada

program jaring aspirasi masyarakat ya.

Mereka menyerap apa sih kebutuhan

sebenernya, nah sekarang memang

masih didominasi dengan sarana

prasarana, infrastruktur yang memadai.

Itu yang masih dominan di daerah. Nah

itu kan salah satu bagian kenapa kita

menemukan jalan yang rusak di daerah

gitu. Jad ibisa dari keluhan awarga

kepada wartawan, bisa jadi temuan

wartawan sendiri, misalnya lagi liputan

ke mana, menemukan ini jalan kok rusak

banget ya, ini jalan bagus kok udah

bolong-bolong ya. Ini kenapa? Bisa gitu,

bisa dari masyarakat, bisa temuan

temen-temen wartawan saat mereka

liputan. Apalagi medsos banyak ya

mbak, orang ngepost jalan rusak, nah itu

kan bisa jadi sumber berita. Yang

tentunya harus dikonfirmasi dulu ke

pemerintah desanya, kalau jalan ya ke

dinas pekerjaan umum. Gitu mbak.

P : Kalau protyek jalan yang mangkrak

itu juga jadi masalah ya mas di

Pandeglang dan Lebak?

D : Kalau proyek mangkrak itu ada

beberapa faktor kalau kita amatin. Jadi,

proyek mangkrak itu bisa terjadi karena

pengawasan dinas terkaitnya lemah,

mereka beralasan kurang tenaga untuk

mengawasi, tenaga inti mereka ga cukup

untuk mengawasi segala kegiatan yang

ada. Proyek mangkrak itu bisa juga

terjadi karena faktor lain dalam

pelaksanaannya, entah mungkin

pemborongnya, perusahaannya, ada

masalah, sehingga tidak dilanjutkan, nah

proyek-proyek di daerah juga yang kita

sayangkan kemungkinan adanya

monopoli gitu mbak. Dugaan monopoli

itu adalah bagi-bagi jatah proyek, nah itu

ada isu seperti itu. Artinya proyek A

sudah di plot untuk perusahaan ini,

proyek B untuk perusahaan ini. Jadi, ada

sebagian fair, ada yang sebagian

mungkin tidak fair. Itu kenapa mungkin

juga hasilnya tidak maksimal. Ketegasan

pemerintah daerah sih, kepada

pemborong yang memang tidak sesuai

pekerjaannya. Kalau memang tidak baik

ya sudah, tidak usah diperpanjang, kasih

sanksi, agar tidak ikut lelang lagi.

Pemerintah daerah harusnya punya

rekam jejak peusahaan, kalau memang

rekam jejak perusahaan itu buruk, ya ga

usah ikut lelang gitu. Ga usah

mengerjakan proyek-proyek pemerintah,

karena kan nanti hasilnya ga baik.

P : Kalau berita pembangunan jalan itu

masuk ke rubrik metropolitan ya mas?

D : Iya, rubrik metropolitan.

P : Metropolitan itu isinya tentang apa

ya?

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 34: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

219

D : Isinya tentang mulai dari kesehatan,

pendidikan, terus peristiwa, terus

kriminalitas, itu kita masuk ke

metropolitam, politik juga masuk tapi

kalau pilkada kita punya rubrik sendiri.

P : Pernah masuk rubrik sorot kalau

pembangunan jalan itu?

D : Pembangunan jalan sih kalau sampai

saat ini belum, belum pernah, karena

kita anggap, kecuali begini sebuah

proyek yang sedang dikerjakan

memakan korban misalnya, atau

ditangani oleh aparat penegak hukum,

misalnya ada dugaan korupsinya, baru

kita bisa ambil di sorot...karenakan

masuk ke sorot itu butuh banyak artikel.

Ga bisa satu dua artikel, harus digalinya

lebih dalam. Kaya kasus korupsinya ratu

atut, karena banyak digalinya jadi masuk

sorot Bisa masuk sorot kalau misalnya

entah kita yang menemukan ada dugaan

korupsinya atau dari kejaksaan atau

kepolisian yang menemukan unsur

dugaan korupsi yang jalan. Misalnya

proyek korupsinya terjadinya begini,

proyek satu miliar tapi yang mereka

kerjakan hanya 500 juta, gitu. Nah

berarti itu sisanya kan ke mana duitnya?

Apa dibagi-bagi atau gimana.

Maksudnya itu contoh dugaan korupsi

proyek jalan.

P : Kalau berita tentang jalan apa

pernah coba berita investigasi gitu?

Yang lebih mendalam begitu

D : Jalan ya? Belum, investigasi kan

butuh waktu lama ya, nyita waktu

wartawan, sedangkan kita juga dituntut

untuk jangan sampai isu tiap hati itu

tertinggal, untuk jalan memang belum

pernah, belum pernah investigasi proyek

jalan tertentu. Tapi kalau memang itu

menjadi perhatian, kalau ada, itu hatus

diinvestigasi, ditelusuri gitu, sejauh ini

belum ada belum pernah investigasi

proyek jalan tertentu. Karena kita

anggap, kita belum mendapatkan, belum

ada temuan dari aparat juga, gitu.

P : Kalau feature mas? Yang soft news

gitu, misalnya pengalaman warga karena

jalannya rusak, kesulitan ke rumah sakit

atau ke pasar gitu,

D : Kita masukinnya ke hardnews aja,

jadi misalnya ketika warga ada yang

jatuh misalkan dari jembatan,

nyemplung gitu kan, ya itu memang

mungkin bukan full softnews tapi lebih

ke semi softnews gitu, tapi ga full

banget. Itu tadi ya, temen-temen di

lapangan juga kita tuntut untuk jangan

sampai ketinggalan isu harian. Kita juga

ingin memaksimalkan rubrik-rubrik

yang ada dulu, misalnya cita rasa,

wisata, gitu. Biasanya kita sisipkan di

sana sih, misalnya kita mengangkat

potensi wisata pantai, kita sisipkan

misalnya. Keindahan pantai di

pandeglang, dikeluhkan dengan jalan

yang tidak baik, jalan rusaknya kah.

Kalau softnewsnya yang fokus ke jalan

belum pernah, kalau ke kuliner, gitu

persona lebih ke situ dulu.

P : Kalau di pandeglang, Lebak ada

berita yang lewat video mas?

D : Ada, beritanya itu tentang anak

lumpuh, dia itu diduganya karena

imunisasi waktu umur berapa bulan gitu,

saya lupa detilnya. Itu ada videonya.

Cuma kalau untuk peristiwa-peristiwa

itu Lebak maupun Pandeglang belum

ada, karena itu tadi, biasa temen-temen

yang kan ambil gambar, belum biasa

ambil video kan agak susah, sedangkan

mereka itu basicnya anak-anak online.

Kan baru-baru ini nih kita nyoba untuk

artikel-video, artikel-video, temen-

temen juga sambil belajar untuk teman-

teman yang basicnya bukan anak TV,

lagi belajar. Lebak, Pandeglang, sama

Tangerang ini kan ada yang basicnya

bukan anak TV. Beda dengan yang di

Cilegon, Serang, itu memang punya

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 35: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

220

basic TV. Jadi ketika ngambil gambar ga

susah, teknik ambil gambar kan ada ya.

Mereka juga ada tekniknya ya mbak.

Intinya sambil belajar sih mbak. Jangan

ga bisa tapi ya belajar aja gitu. Di group

kan ada group Whatsapp, belajar ke

yang biasa ambil gambar, gimana

caranya gitu. Ketika evaluasi juga kita

kasih tutorial, gimana caranya.

P : Jadi yang di Pandeglang, Lebak di

bawain kamera dari sini?

D : Engga, pake ini (menunjuk telepon

genggam pintar).

P : Oh, terus langsung diedit di sana

atau gimana?

D : Engga, kirim pake google drive,

kirim linknya, ngeditnya di sini

(menunjuk ruangan di belakang dengan

komputer imac).

P : Oh..gabungin, tambahin logo

begitu?

D : Iya, proses editingnya di sini. Tapi

kalau yang sudah matang tanpa edit, kita

tambah captionnya dan logo aja. Tetep

di sini produksinya, editnya di sini.

P : Berarti kalau berita tentang jalan

belum ada videonya ya mas?

D : Jalan ya? Hmmmm...nanti deh kita

bikin..kalau butuh. Kita butuh sih, belum

ada.

P : Kalau ini mas, kembali ke sumber

berita mas, kalau dari pembaca ada ga

ya mas? Misalnya dari komentar, gitu

D : Ada, di media sosialnya Bantenhits,

atau di kolom komentar, di bawahnya

tuh ada kolom komentar untuk warga.

Ada yang via email, lewat email redaksi.

“Tolong dong ini jalannya rusak,

dibantu dengan pemberitaan”. Kita

misalkan ngangakat berita jalan yang

kondisinya rusak di daerah mana pun

itu, mereka merespon. “Iya itu bener tuh,

udah rusak berapa tahun, harus

diperbaikin tuh.” Bisa jadi tambahan

sumber kita. Tapi kita confirm fulu, Itu

kan biasanya lewat facebook ya, kita

inbox, “Mas, kita kutip ya, komentar

mas di sini”. Sambil kita nanya ulang,

“Memang gimana kondisinya, sebagai

warga apa harapannya?” Kita tanya

ulang lagi. Kan wawancara ga harus

langsung kan ya.

P : Di facebook ya biasanya ya?

D : Di medsosnya engga, di kolom

komentarnya loh. Di bawah artikel situ

kan ada kolom komentarnya kan. Cuma

memang secara teknis itu, kan di filter

nih, kadang ada komentar yang beriklan,

apa sih, iklan gitu yang tidak bagus,

memang hak mereka untuk beriklan.

Saya ga terlalu ini iklan yang dibacanya

ga bagus, saya ga suka, jadi saya filter.

Tapi kalau mau itu mengkritik kita,

katanya pemberitaan kita bohong, kita

kan berdasarkan narasumber ya. Mau

komplain berita, mengkritik, membully

media kita ya tetap dipublish. Kalau

saya, ya untuk iklan-iklan itu promo

begitu begitu ga saya publish. Kan ada

sistemnya untuk memilih komentar.

Tapi kalau mereka mengomentari berita

ya kita publish semua. Kalau iklan yang

begitu-begitu, kita engga, kita ga mau

mengganggu pembaca gitu, jadi risih

gitu. Kalau kritik dari netizen saya

masukan. Kritik kan bagus ya mbak,

bisa kita tanyain lagi ke wartawannya,

“ini berita lu katanya bohong nih, lu

punya beritanya ga?” rekaman misalnya,

lu kata siapa? Kan harus verifikasi

ulang, jangan sampai jadi masalah gitu.

Ketika menulis pemberitaan yang

bohong, kita mengharamkan banget

kalau berita bohong. Jangan buat

mengada-ada.

Ada juga yang kompalin katanya ga

cover both side, ga berimbang. Kan

online memang media yang sering

disebuat “nakal”.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 36: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

221

P : satu artikel satu sisi?

D : Iya, tapi kan kita berupaya untuk

mengkonfirmasi lagi kan kadang ga

dijawab, ga aktif. Itu kita kasih

keterangan, tapi kita harus uber

konfirmasi itu. Kan space onlinenya ga

terbatas. Kalau mau ngomong

seberapapun ada spacenya. Kita kan

juga diuber oleh waktu, kalau online

nungguin apa namanya, kita dapat bahan

niih satu masalah. Pejabat A dari mulai

kadis, kabid, kasi, ga bisa dihubungi

atau ga mau ngejawab, kan ga mungkin

berita itu ga naik gitu kan. Tetap harus

naik. Kalau koran ya sore kirim,

keterangannya ga bisa dikonfirmasi.

Kalau kita ya keterangannya belum

dapat tapi masih diupayakan, begitu lah.

Tapi tetap keberimbangan itu

diperhatikan dan diupayakan. Sering sih

ada yang komplain. Ini yang baru itu

adalah kita dapat komplain itu soal

korban kereta api. Katanya ga sesuai

dengan kondisi di lapangan. Saya belum

ngerti maksudnya ga sesuai itu

bagaimana, saya balas emailnya, belum

dijawab sama dia. Ada yang korban

hanyut. Wartawan itu kan ga boleh

menduga-duga sendiri kan ya. Kan kita

nyebutin kalau dia tenggelam karena ga

bisa berenang. Kan bukan kata

wartawan, tapi kata temennya misalnya,

atau dari petugas BPBDnya, atau dari

saksi yang ngeliat. Keterangan mereka

yang kita ambil kan, jadi kadang-kadang

pembaca juga mungkin wartawannya

nulisnya asal aja nih. Kan kita wartawan

ga mungkin nulis tanpa saksi, tanpa

keterangan dari orang gitu. Ga mungkin

, haram hukumnya untuk mengada-

ngada, opini sendiri, kecuali mungkin

untuk pemberitaan-pemberitaan yang

softnews memang imajinasi kita kan.

Kalau hardnews kan “Ini kayanya gara-

gara ini deh” ya ga bisa gitu.

P : Saya pernah belajar katanya berita

itu kebenarannya bertingkat gitu mas,

kalau satu berita diterbitin gitu, itu

kebenarannya yang ada, kalau ada fakta

lain ya...

D : Iya, karena gini, media itu bukan

mencari kebenaran yang hakiki. Kalau

ada kasus korupsi, ya media hanya

mencari kebenaran dari sudut

pandangnya dia. Nanti kalau kebenaran

ya nanti ada di pengadilan, gitu.

Kebenaran itu dari sudut pandang media

melalui sumber-sumber yang kita dapat.

Kan nanti tetep aja diujinya di

pengadilan. Bener ga sih sebenernya

gitu.

P : Kalau di Pandeglang dan Lebak

wartawannya ada berapa ya mas?

D : Di Pandeglang, Lebak ada satu. Ya

itu makanya kadang-kadang,

Pandeglang, Lebak kan luas, walaupun

Tangerang juga luas tapi kan akses

jalanya bagus. Coba kalau mbak ke

Pandeglang, ke Lebak, saya juga dulu

suka jatuh dari motor karena liputan

warga miskin gitu, liputan anak yang

dikeluarin dari sekolah karena ga bisa

bayar SPP. Mereka harus jalan kaki,

kiloan meter untuk ke sekolah, belum

nyampe sekolah aja udah capek. Ga

fokus kan belajar, gitu. Kalau

sekolahnya memadai lah. Udah jalannya

jauh, sekolahnya ga memadai. Misalnya

ngampar, beralaskan tanah, atau langit-

langit yang mau roboh, kan gimana mau

konsennya siswa belajar. Mereka

“dihantui” oleh hal-hal seperti itu, Jadi

ya memang benar kenapa indikator

daerah tertinggal itu sarana prasarananya

masih banyak yang tidak baik. Kalau

butuh data, kita kan keterangannya

berdasarkan dinas terkait yah, atau dari

dinas terkait atau dari kepala daerahnya.

Misalnya kemarin bupati bilang masih

ada 170 sekian jembatan rusak, kepala

dinasnya bilang masih ada 300 sekolah

yang rusak. Kepala dinas jalan, PUPR,

masih 80% jalan di wlilayah selatan itu

rusak. Saya lupa datanya, misalnya dari

ratusan kilo yang bagus baru sekian kilo,

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 37: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

222

sisanya rusak berat, ringan, sedang, gitu.

Kalau misalnya mba butuh nanti saya

coba bantu cari artikelnya. Saya lupa

spesifiknya.

P : Kalau wartawan Pandeglang, Lebak

cuma satu, ada hari liburnya ga mas?

Jadi ga full 7 hari seminggu gitu?

D : Ga ada libur sih, mereka sabtu

minggu tetep libur. Tapi maksudnya gini

loh, Minggu kita kasih libur, mereka

punya waktu libur satu hari. Tapi kan

namanya wartawan mah ga ada libur lah.

“Lu libur nih hari Minggu” Cuma kalau

ada peristiwa kebakaran kan ga mungkin

dia diem aja. Kalaupun dia lagi di luar

daerah, dia pasti telepon kan, kalau

misalnya wartawan online atau cetak

kan. Telepon ke petugas BPBD

misalnya, atau misalkan ada kebakaran

di kampung A, oh dia ada temen nih di

Kampung A, dia telepon. Atau dia

telepon kepala desanya, kan gitu, bisa

via kaya gitu, untuk online ya, ga begitu

sulit kaya TV.

P : Kalau mas, ngeditnya juga tiap hari?

D : Saya minggu, rolling sama yang di

bawah. Kalau sabtu saya libur, dia yang

masuk. Satu hari liburnya. Tapi bukan

berarti libur publish ya. Publish tetap

jalan, bagi tugasnya aja. Misalnya saya

sabtu masuk, dia ga masuk, nanti saya

minggu libur, dia masuk.

P : Kalau ngedit ga harus di kantor ga

sih mas? Misalnya lagi ga bisa ke kantor

gitu

D : Kalau hari kerja sih tetep harus di

sini. Kecuali saya sabtu kan ga diharusin

masuk kantor, kayanya ga optimal deh

mba kalo ga masuk kantor dan ngedit di

lapangan.

P : Biar fokus ya?

D : Pertama gitu, juga kadang jaringan

jelek. Kalau di sini kan enak, kita sendiri

ngedit, lebih fokus aja. Makanya kan

diberlakuin “Yaudah lu Sabtu masuk ga?

Gua ngedit Sabtu ya..gua ngedit

minggu” Kalau misalnya Senin Selasa

seterusnya ya kita berdua.

P : Oh iya, harapannya apa ya mas

dengan pembangunan jalan yang

diberitakan Bantenhits?

D : Dari pemberitaan-pemberitaan yang

Bantenhits sampain, pemerintah daerah

bener-bener, punya skala prioritas gitu.

Kadang ada praktik-praktik yang kotor

sebenernya, yang justru melihat, daerah

ini mengusulkan perbaikan jalan, daerah

ini mengusulkan perbaikan jalan. Karena

mungkin kedekatan, pribadi atau

kepentingan tertentu, misalnya nih ada

dua nih desa A dan desa B yang

mengusulkan perbaikan jalan. Nah,

karena waktu pilkada, suara di desa A

aja kecil, “Ah udah desa B dulu aja nih,

yang suara gua menang”. Nah kita

harapkan jangan kaya gitu, jadi kita

harapkan, harapan kita sih di tengah

kondisi keterbatasan anggaran, mereka

prioritaskan lah, kepada infrastruktur,

sarana dan prasararan. Jadi biaya-biaya

yang sekiranya bisa ditiadakan, ga usah

gitu. Kaya kemaren pemkab pandeglang

beli mobil dinas, empat. Fortuner, kan

kalau ukuran di daerah fortuner itu

mobil merah. Tapi kalau di Jakarta

mungkin biasa aja. Kalau di daerah

mobil mewah. Itu membuat

masyarakatnya sakit gitu loh mbak. “Ini

daerah katanya ga punya duit,

ngebangun jalan ga punya duit, tapi dia

beli mobil buat pejabat, empat, fortuner

lagi”. Kata orang sana kan mobil mewah

kalau di sini kan mungkin biasa-biasa

aja. Itu jadi salah satu alasan kenapa,

harapan kita sih itu tadi. Bener-bener

punya skala prioritas lah ya. Optimalkan

pengawasannya juga, dinas-dinas terkait

misalnya dinas PUPR, dinas pendidikan,

dinas kesehatan, rajin-rajinlah blusukan,

jangan bupatinya atau kepala daerahnya

aja tapi mereka harus rajin ke lapangan

buat ninjau langsung, terus koordinasi

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 38: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

223

antara pemerintah daerah, dinas gitu

kan, pemerintah kecamatan, pemerintah

desa juga harus baik. Termasuk juga

peran DPRD, kan mereka juga itu tadi

kan, mereka punya program ke daerah,

reses, menyerap aspirasi, objektif ketika

mengusulkan pembangunan..eh ketika

menerima usulan dari masyarakat,

anggota dewan ini harus objektif milih,

“oh ini bener-bener harus disegerakan

nih...karena kalau engga, bisa jadi

memakan korban”. “Oh ini jalan ini

harus segera nih, karena kebutuhan

ekonomi masyarakatnya di sini tinggi”.

Misalkan hasil panen harus di bawa.

Atau kalau engga diperbaiki, ini ngebul

nih, bisa ISPA kan masyarakat.

Kuncinya sih skala prioritas ya di tengah

keterbatasan biaya. Terus, perjalanan-

perjalanan dinas yang ga penting

dipangkas lah gitu, karena kan porsi

APBD kita kan masih besar ke belanja

ga langsung. Belanja ga langsung itu kan

kebutuhan pemerintah maksudnya kaya

gaji pegawai, perjalanan dinas. Nah

belanja langsung ini nih yang memang

alokasinya benar-benar yang langsung

nyentuh kepada masyarakat, gitu. Jalan,

jembatan kan di belanja langsung,

kadang-kadang itu masih ga seimbang

gitu. Misalkan biaya tidak langsung dari

APBDnya itu 60% untuk biaya ga

langsung. 40% untuk biaya langsung.

Atau 55% biaya tidak langsung, 45%nya

biaya langsung. Masih dominasinya

biaya tidak langsung, gitu. Nah itu

biaya-biaya yang memang kita harap

lebih besar lah biaya langsungnya, gitu.

Termasuk juga, dugaan-dugaan

monopoli proyek, yang itu tidak fair

sebenernya dilakukan. Harusnya

perusahaan ini yang berkualifikasi untuk

menang tetapi karena ada praktik-

praktik kotor begitu akhirnya

dimenangkan oleh kelompok-kelompok

tertentu. Nah itu kan juga ga baik ya

untuk pemberdayaan perusahaan

lokalnya. Jadi kita harap sih kaya gitu

mba, apa namanya, karena ngomongin

soal jalan, kan ngomongin soal kualitas,

bagaimana kualitas jalan itu benar-benar

dirasakan manfaatnya jangka panjang

oleh masyarakat. Nah, kenapa jalan baru

dua bulan, tiga bulan, empat bulan, baru

diperbaiki, udah rusak. Udah bolong-

bolong lah, nah itu kan mungkin kita

menduganya adalah speknya kontur

jalanya itu, ga sesuai. Ketebalannya

harusnya 5cm tapi ini cuma 3cm. Terus

ngomongin jalan berkaitan dengan lalu

lintas. Misalnya jalan yang seharusnya

ga dilalui lebih dari delapan ton, dilintasi

oleh kendaraan yang belasan ton

beratnya, nah itu kan juga butuh peran

dinas perhubungan, satpol PP yang

berhubungan dengan tambang pasirnya.

Kompleks sih mba, kalau ngomongin

soal jalan mah, apalagi kalau sudah ada

pertambangan ya, tambang pasir, pasti

saya, sepemandangan saya, daerah yang

ada pertambangan pasirnya, itu praktis

jalannya ga pernah awet. Kenapa sih

pemerintah Lebak dan Pandeglang itu ga

mencoba menerobos, mereka kan punya

sektor pariwisata yang bagus, pantai, itu

tadi kan Tanjung Lesung, Taman

Nasional Ujung Kulon, pantainya

Pandeglang juga bagus-bagus, terus

Curugnya, nah itu kenapa ga

dimaksimalin, udah, maksudnya Bali

juga bisa. Bali mereka stop tambang

pasirnya, mereka maksimalin potensi

wisatanya. Itu kan ga mungkin ada truk-

truk besar. Mbak, sekarang ke Baduy,

tapi jalan ke Baduynya tuh jelek. Saya

liat di data pengunjung ke Baduy, itu

menurun ya bisa aja faktor orang bosen

ke Baduy karena gitu-gitu aja. Atau

kedua bisa karena orang udah males ke

Baduy karena jalannya ada rusak.

Denger pengalaman temen gitu “Engga

kok udah bagus”, besok dia ke Baduy

lagi, udah jelek. Saya kan orang Lebak,

daripada ke Sawarna, lebih baik saya ke

Carita. Dulu nih ya, ga tau kalau

sekarang, dulu saya kalau ke Sawarna,

wah bagus banget kayanya. Tapi kan

ongkosnya itu lebih mahal. Pertama

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 39: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

224

risikonya jalan rusak, jauhnya bukan

main, mending saya ke Carita, nah itu

kan satu rupiah PAD hilang. Masuklah

PADnya ke Pandeglang yang Carita,

masuklah ke PADnya Serang yang

Anyer gitu kan. Akhirnya ga kegarab

gitu. Jadi percuma ketika jalannya

diperbaiki tetapi juga itu tadi ya,

pengawasan truk-truknya itu ga diawasi

bener-bener. Itu, ya itu kompleksnya

mba kalau ngomongin soal infrastruktur

jalan, banyak dinas yang harus berperan,

dinas perhubungan untuk

penindakannya, satpol pp untuk

penindakan terhadap tambang pasir

ilegalnya. Polisi juga bisa berperan

karena apa namanya, apakah kendaraan

ini dokumen-dokumennya lengkap,

pengemudinya punya SIM atau engga.

Jadi bukan cuma ngomongin dinas

pekerjaan umumnya aja. Dinas PU

misalnya udah “Nih gua kerjain jalan”,

udah bagus, speknya sesuai. Tapi kalau

truknya yang lewat lebih dari delapan

ton misalnya, jalan ini cuma bisa

maksimal lima ton. Dilewatin truk yang

muatannya bisa puluhan ton, belasan

ton, ya ga bakal awet lah.

Harapan kita sih itu, pemerintah soal

penanganan jalan harus benar, fair.

Fairnya itu dari proses perencanaan,

perencanaan itu artinya proses lelang,

penentuan pemenang lelang juga

transparan, jangan sampai ada monopoli

proyek.

Terus ketiga, lari ke pengawasan.

Diawasin nih pekerjaan-pekerjaan setiap

kontraktor, karena kalau ga diawasi kan

bisa jadi penyimpangan. Terus setelah

jadi, perawatannya gitu kan. Tegas sama

truk yang lalu lalang. Terus kalau

kontraktornya ketauan ga bener dalam

pengerjaan proyek, misalnya dari

laporan media, laporan warga, laporan

LSM..black list aja gitu.

P : Mau menyadarkan pemerintah gitu

ya mas intinya?

D : Kita pengen itu. Ya semua aspek

berkaitan ya kalau soal infrastruktur. Ya

soal maju atau engganya daerah,

pertumbuhan ekonominya lalu

keselamatan warganya. Kan kasusnya

juga banyak, jalan rusak itu merupakan

salah satu penyumbang angka terbesar

dalam kecelakaan lalu lintas kan.

Pemotor khususnya, mereka untuk

menghindari jalan jelek kan jadi nabrak

atau jatuh. Itu kan juga jadi prihatin kita.

P : Oh iya mas, sama ini yang katanya

Bantenhits jadi media nomor satu di

banten versi Alexa itu, kira-kira kenapa

bisa jadi media nomor satu di Banten?

D : iya, itu udah 24.000 sekarang. Lagi

manja, ini kita lagi bangun jadi 14.000.

karena jarang banget itu media di banten

bisa 1.000, rata-rata 2.000 atau 3.000

kalau ga salah. Karena memang, kalau

saya rasa begini, kalau saya rasa,

pemberitaan bantenhits itu memenuhi

kebutuhan pembaca. Kan ada media

yang dia lebih intens nulis sebuah kasus,

pembaca-pembaca yang kaya ibu rumah

tangga, ga mau, ya ga tertarik lah gitu ya

ibaratnya. Hanya sebagian aja gitu kan,

elemen-elemen anti korupsi atau LSM.

Tapi kan kaya pelajar, atau pegawai

negeri kan kurang tertarik sama berita-

berita kaya gitu. Jadi ya menurut saya

dulu disukain itu ya karena itu, karena

kontennya itu udah lengkap gitu mbak.

Berbagai sektor dia masuk gitu mba,

sekolah-sekolah berprestasi, kegiatan ini

kegiatan itu, itu ada.

3. WAWANCARA TATAP

MUKA/LANGSUNG

Kantor Bantenhits.com, Tangerang, 30

Desember 2017

16:20 – 17:40

Transcript wawancara dengan Ananda

Deni di lantai satu kantor

Bantenhits.com

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 40: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

225

Peneliti : Mas kan pernah menghabiskan

waktu di daerah Banten ya mas, di

Rangkas Lebak, Tangerang..Nah itu

merasa punya tanggung jawab sosial ga

mas buat membangun Banten?

Deni: Tanggung jawab sih pasti ada ya,

karena kita kan putra daerah. Apa yang

kita bisa, apa yang kita kasih ke daerah

itu, setiap orang, pasti ingin ikut gitu.

Ikut berpartisipasi, ikut berkontribusi

untuk kemajuan daerahnya gitu. Apapun

itu bentuknya. Baik itu tenaga, ataupun

memang dengan cara dia punya uang,

bisa berinvestasi. Buka perusahaan kan

juga bentuk untuk membantu

pemerintah daerah misalkan tenaga

kerja. Membantu mengurangi

pengangguran lah. Saya rasa semua

putra daerah punya beban untuk ikut

memajukan daerahnya, apalagi

daerahnya masih harus diperjuangkan.

Dari segi apapun. Daerah-daerah kaya

Lebak dan Pandeglang itu kan masih

kurang SDM. Tidak cukup hanya pintar,

gitu kan. Tidak cukup misalkan hanya

punya gelar, gitu. Tapi kalau dia ga

punya kreativitas, karya kan juga sulit

mengandalkan pemerintah daerah. Jadi,

beban itu pasti ada. Tapi bukan berarti

seseorang hijrah ke daerah lain bukan

berarti meninggalkan daerahnya begitu

karena kan hijrah secara personal, kita

ingin lebih sukses. Bukan berarti kita di

Lebak itu ga sukses tapi kan kita bangga

gitu ketika “Kamu dari mana?” “dari

Lebak, gitu”. Kalau saya, kontribusi

saya dengan cara jadi jurnalis.

Menyampaikan bukan melulu soal

buruknya Lebak tapi potensi yang

dimiliki Lebak, baik wisatanya, wisata

alam, wisata budayanya, religinya.

Kalau saya berteriak Lebak tuh punya

ini, ini, ini kan terbatas, kalau saya

pribadi. Tapi kalau kita jadi jurnalis,

melalui media itu salah satu cara efektif

secara personal, mengenalkan Lebak

bukan hanya daerah tertinggal, kemaren

ada jembatan ambruk segala macem.

Tidak hanya itu aja, Lebak itu punya

banyak siswa yang berprestasi loh, di

bidang olahraga, di bidang sains. Dan

juga Lebak itu ga salah loh sama daerah-

daerah lain, misalnya Bali. Cuma itu dia,

dibutuhkan kreatif dari pemerintah

daerahnya, pemuda-pemuda Lebaknya.

Bagaimana mengemas wisata di Lebak

misalnya, jadi lebih diminati sama

wisatawan.

Peneliti : Mas kan pernah bilang kalau

sekolah di jurusan ekonomi, itu nama

universitas atau sekolahnya apa?

Deni: Pernah kuliah, angkatan 2007,

namanya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

La Tansa Manshiro Rangkas Bitung.

Peneliti : Kembali bahas media nih mas,

kalau di sini ada peraturan tertulis

tentang hal-hal yang layak diliput?

Misalnya kalau ada yang berhubungan

dengan banyak orang, diliput.

Deni: Kalau itu lebih ke proyeksi sih ya.

Misalnya kenaikan harga gas gitu atau

beras. Itu kan berpengaruh ke semua

orang, ke pusat, daerah. Tentu itu

didorong ke wartawannya untuk diliput,

misalnya ke tingkat ecerannya apa lebih

mahal. Standardnya udah ada berapa

tapi ternyata lebih dari itu. Itu kan juga

bisa berpengaruh ke berbagai aspek.

Peneliti : Kalau di wartawan Lebak dan

Pandeglang ada rutinitas tertentu ga

mas? Misalnya Senin-Jumat di bagian

pemerintah aja, cari berita di situ aja.

Deni: Ga diproyeksi seperti itu sih

modelnya, Cuma kan kebanyakan

rutinitas teman-teman itu di pusat kota,

di pusat pemerintahan biasanya. Ga

mungkin teman-teman ada di setiap

pelosok, ga mungkin, karena kan kita

juga harus mendapatkan opini-opini

harian gitu. Apalagi tentang kegiatan

kegiatan pemerintah, isu-isu kebijakan

pemerintah, isu isu politik di DPRD. Itu

kan ga mungkin setiap wartawannya di

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 41: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

226

daerah. Nah, mereka makanya rata-rata

menghabiskan di pusat kota. Tapi ga kita

proyeksikan, lu Senin sampai Jumat ada

di puspem. Ngga. Kecuali gini, kita kan

sering dapet agenda kepala daerah, bisa

malem, bisa pagi. Kalau dapetnya

malam, ya kita bisa plot malam.

Misalnya Lebak ada agenda ini, ini, ini.

Misalkan agenda peresmian gedung

olahraga, nah diplot dari malem. Kamu

besok liputan ini ya, tapi kamu tanya

juga bagaimana upaya pemerintah

daerah untuk meningkatkan prestasi atlit

di Lebak. Itu diplot satu-satu. Di hari itu

ada tiga kegiatan kepala daerah. Satu

peresmian GOR, satu misalkan

mengunjungi korban kebakaran

misalnya, kita proyeksikan lu besok

tanya ini ya, berapa total unit damkar di

Lebak. Kalau di pelosok kan ga

terjangkau tuh sama damkar, nah

gimana itu upaya pemerintah. Kaya gitu-

gitu, jadi ga saklek, ga ada plotting di

pusat pemerintahan. Kecuali memang

ada agenda itu. Kan redaksi keterbatasan

mata. Teman-teman di redaksi yang

kadang lebih banyak tau. Informasi

sekecil apapun, temen-temen lebih tau di

lapangan dan mereka ketika mendapat

informasi itu harus lapor, report ke

group gitu. Dapet info ini nih, kamu

confirm ya ke si A, si B, si C.

Peneliti : Kalau berita-berita yang

banyak di baca itu apa mas di sini?

Secara umum.

Deni: Kriminalitas, pembunuhan,

apalagi secara sadis gitu ya. Pasti

banyak orang yang membaca. Kedua

infrastruktur, termasuk jalan, sarana

prasarana pendidikan, kesehatan. Terus

kemiskinan. Ada warga ga mampu,

menderita penyakit tertentu misalnya.

Ternyata dia ga dapet bantuan apapun

dari pemerintah. Biasanya pembaca juga

akan penasaran. Ada juga pembaca kita

kan relawan-relawan. Pembaca kita itu

ada relawan pusat nanya ke kita, ini

alamar yang bener di mana. Jadi

memang berita-berita seperti itu sih.

Kriminalitas cenderung ke itu tadi

pembunuhan yang sadis. Isu-isu korupsi

juga di Banten masih jadi

perhatian..gitu.

Peneliti: Berarti kalau infrastruktur jalan

itu dipublikasikan bukan cuma karena

ingin mengkritisi atau mengawal

pemerintah gitu mas? Tapi karena

pembaca juga banyak yang suka baca

atau perhatian gitu?

Deni :Orang tertarik. Kenapa? Kalau

saya melihat, media itu bukan ingin

membongkar atau memperlihatkan

keburukan suatu daerah. Tapi kita

ngingetin. Di titik ini, udah bertahun-

tahun jalan rusak. Masyarakat bilang

udah puluhan tahun jalan jembatan

belum dibangun. Jangan sampai timbul

korban. Nanti kan kalau timbul korban

baru dibangun. Nah, kita ingetin, gitu.

Coba prioritasin, gitu. Usulan bukan

hanya dari musrembang, bukan hanya

dari reses anggota DPRD atau dari

musyawarah pembangunan desa,

kecamatan, sampai kabupaten. Ketika

itu ada juga bisa dijadikan prioritas oleh

pemerintah daerah. Gitu. Lebih ke

mengingatkan. Ya kita tahu, anggaran

untuk khususnya Lebak Pandeglang itu

terbatas, tapi setidaknya prioritaskanlah,

jalan, gedung pendidikan, lainnya, yang

memang harus diperbaiki. Jangan

sampai ambruk baru diperbaiki. Lebih

baik mencegah, cost atau biayanya pun

pasti lebih kecil.

Peneliti : Kan saya pernah tanya ya mas,

harapan saat publikasi pemberitaan

infrastruktur jalan itu, lebih buat ke

pemerintah. Kalau buat pembaca secara

umum aja gimana?

Deni : Kalau secara langsung, message,

pesan itu buat pemerintah ya. Tapi kalau

ke masyarakat ya tentu masyarakat ya

ikut mengawal gitu loh. Ini kita dari

media udah kasih informasi, nah ini kita

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 42: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

227

kawal bareng-bareng nih. Sama NGO,

OKP-OKP, temen-temen aktivis di

daerah, kita kawal sama-sama ini ada

yang harus diperhatikan, ada orang

miskin yang belum dapet bantuan. Kita

kawal. Ini ada jalan yang rusak, kita

kawal. Ada dugaan kasus korupsi kita

kawal bareng-bareng. Jangan sampai

luput dari pemerintah. Jangan sampai

yang ga prioritas, jalan masih bagus tapi

malah diperbaiki. Sedangkan ini jalan

udah rusak puluhan tahun, kok ga

diperbaiki-perbaiki. Pemerintah kan

kadang “makanya bantu, sampaikan

kepada kami kalau ada yang memang

harus disampaikan”. Kan alasannya

kadang keterbatasan personil, pegawai.

Mengawasi seluruh kecamatan itu tidak

mudah. Jadi harapannya ketika kita

sebagai media menyampaikan informasi

itu kepada publik, publik juga ikut

mengawal. “Oh ternyata di sini ada jalan

rusak” Harapan kita kan mungkin ketika

berita itu dipublikasikan ada bantuan

dari pemerintah pusat, kan bisa saja,

membangun jembatan. Atau perusahaan-

perusahaan swasta dari CSRnya, bisa

menyumbangkan, alokasi dananya untuk

pembangunan gedung kesehatan,

pendidikan, jalan atau jembatan. Karena

kan pembaca itu definisinya bukan

hanya masyarakat biasanya yah. Kaya

itu pengusaha-pengusaha itu.

Peneliti : Kalau saya liat ada

label/tag/topik jalan rusak mas, itu dasar

pemberian katanya apa?

Deni : Pemilihan tag jalan rusak itu,

kalau redaktur itu memudahkan ketika

kita butuh dokumen. Ketika ada

pemberitaan yang dikomplain, untuk

recap. Kalau di online kan ada “Baca

juga”, mempermudah. Kalau

pertanyaannya kenapa jalan rusak?

Sebenarnya lebih mempersempit aja.

Tag itu sudah ada sebelum saya masuk,

eh..saya sudah tapi engga tahu itu

tagnya. Tag itu mungkin Pak Darus yang

buat ya. Untuk mempersempit sih. Kita

ingin menyaring, jalan ini rusak nih,

ternyata tahun depan masih rusak juga,

itu kan sebagai social control juga

memudahkan untuk mengawal. Cuma

kalau jalan bagus kan ga menarik juga.

Masyarakat kalau jalan itu bagus, itu

mah udah kewajiban pemerintah. Kalau

pemerintah memuluskan jalan, udah

kewajiban pemerintah tapi haknya

masyarakat juga untuk dapat

infrastruktur yang memadai. Jalan rusak

tuh masih banyak, baik kewenangan

provinsi maupun daerah. Jalan rusak kan

faktornya banyak, bukan aspalnya yang

ga bagus, mungkin juga karena sering

dilewati truk-truk yang bebannya

berlebih. Fungsinya tag jalan rusak, bagi

kami di redaksi, memudahkan aja sih

mbak. 2016 masyarakat teriak nih, jalan

ini dibangun dong. Kita ingin liat apa

saja yang belum dibangun, yang musti

difollow up, itu kan mempermudah. Si

pembaca pun, lebih mudah

mengkliknya. Ketimbang „jalan‟ aja.

Berarti semua jalan. Itu biar kita kawal

bareng-bareng sama masyarakat. Tag

jalan rusak ada jalan yang masih tanah,

licin, berlubang, begitu. Jalan rusak

yang sedang diperbaiki juga masuk situ.

Bukan soal memulu ini ada jalan rusak

tapi ada ini jalan rusak lagi diperbaiki

atau misalkan tahun ini pemerintah

daerah akan memperbaiki jalan rusak.

Ketimbang cuma „jalan‟. Itu cara untuk

mengkritisi pemerintah juga, ini daftar

jalan rusak yang ada di Banten.

Peneliti : Kalau dalam peliputan dan

penulisan gitu mengikuti pedoman atau

kode etik jurnalistik mas? Diingetin gitu

ke wartawannya?

Deni : Iya ada, secara point to point sih

engga ya, kan udah bisa dibaca sendiri.

Tapi ya, kita ingetin, “kamu, kode etik

itu harus jadi pedoman”. Mengenalkan

identitas diri sebagai jurnalis. Jangan

sampai narasumber tidak tahu kalau

temen temen jurnalis, kecuali

investigasi. Terus menghargai haknya

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 43: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

228

narasumber, upaya konfirmasi, untuk

mendapatkan keberimbangan berita.

Kalau konfirmasi ga dapet-dapet ya,

online itu bisa memberitakan terlebih

dahulu, dengan catatan masih terus

dikonfirmasi. Kalau sekarang kan ga

harus wawancara langsung. Terus, di

mana-mana bisa ketemu kepala daerah.

Kalau lagi rapat internal, rapat dengan

DPRD, kan bisa ditemuin. Tetep harus

ada keberimbangan, harus didapat.

Verifikasi juga harus dilakukan.

Peneliti : Kalau mas tergabung di

perkumpulan jurnalis atau wartawan?

Deni : Kalau saya sih engga. Kalau

tanya kenapa, mungkin lebih enak

jawabnya Pak Darus. Kalau kita kan

gimana redaksi ya. Kecuali temen-temen

di group wartawan Lebak, itu kan ga

berbadan hukum. Ga ada legalitasnya,

gabung aja. Kalau kaya serikat media

online ya kalau ga salah, kita ga gabung.

Pemimpin sampai wartawannya ga

gabung. Saya ga tau kenapa. Kalau

teman-teman di daerah ada organisasi

profesi, PWI. Kan kalau mau disebut

wartawan harus punya kartu PWI, uji

kompetensi. Ya harus ikut uji

kompetensi dulu, lewat PWI dulu, AJI

bisa. Ya kita dorong temen-temen. Haris

udah, Engkos udah, Mahyadi kalau ga

salah udah. Ya nanti kalau saya gantian

sama si Ramzy, belum tau siapa yang

mau ikut duluan.

Peneliti : Kalau organisasi atau

perkumpulan yang lain mas ikut?

Deni : Kalau pas zaman di kampus sih

iya. Organisasi kemahasiswaan. Ga

sempet kalau sekarang. Ntar nebeng

nama doang. Ga sempet, pulang

langsung ke rumah, malem ngetik lagi.

Peneliti : Balik ke berita lagi nih mas,

kalau gaya penulisan berita tertentu ada

ga?

Deni : Ya..yang lebih memudahkan

piramida terbalik. Inti beritanya

langsung tau, ketimbang melandai-

landai. Kecuali untuk yang feature.

Kalau straight news, intinya langsung di

leadnya. Bagi kami di redaktur,

memudahkan karena kita lebih gampang

membuat kalimat-kalimat yang ga perlu,

kalau terlalu boros penulisan

kalimatnya. Langsung aja kepada intinya

gitu. Kalau misalnya ada demo, di mana,

nuntut apa, siapa, kapan, udah ada di

leadnya. Uraianya di bawah. Kalau ke

wartawan ya diarahin, jangan terlalu

boros. Cuma ga sering mungkin, ya

tugas kita di redaktur, nyusun ulang

naskahnya temen-temen. Kalau malem,

ya suka kasih tahu, “tolong dong,

caption fotonya, tulis lagi ada apa,

sedang apa” Misalnya wawancara

bupati, dalam momen apa, kunjungan

apa. Gaya penulisan pasti beda-beda

setiap orang. Tapi saya ingetin jangan

mendayu-dayu yang straight news. Kaya

unjuk rasa, kebakaran, langsung aja.

Peneliti : Kalau berita dari wartawan

yang dikirim ke redaksi ada yang pernah

ga dipublikasi mas?

Deni : pernah, karena gini, jangan

sampai, ada leluconnya “wartawan dua

paragraf”. Tapi selama dia sudah

memenuhi unsurnya, kan udah jadi

beritanya, kalau online. Kita yakin,

wartawan ini akan running lagi.

Kebakaran dipicunya karena ini, ini, ini.

Harus uber-uberan dengan media lain.

Kalau berita yang seremoni, isu, punya

waktu banyak. Saya menekankan begini

ke wartawan, hindarin, buat berita yang

lu ga kasih tahu, orang itu udah tahu.

Maksudnya, ga perlu dibuat berita,

orang udah tahu. Ya daya kritisnya

wartawan, ga monoton, jangan ikut alur

narasumber. Wartawan itu menurut

saya, pura-pura ga tau, tapi sebenernya

tau. Kalau kita ga paham, ya kita ga bisa

menggali. Saya selalu ingetin, sebelum

wawancara, pahami dulu materinya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 44: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

229

Pertanyaannya tanda kutip, nakal lah.

Jangan yang dengan mudah orang

pikirkan, biar ga monoton. Ada anak

muda ditangkat polisi, pake ganja.

Dihukum. Semua orang udah tau, kalau

ga dipenjara ya direhab. Coba tanya si

pemakainya, apa karena lingkungan,

karena pengen coba-coba. Kalau di

penjual, apa untuk kebutuhan hidup,

atau yang lainnya. Itu kan memperkaya

wawasan orang, ketimbang kamu nulis

„pemuda, pakai ganja, ditangkep polisi,

dihukum sekian‟. Saya rasa semua orang

udah tahu, ditangkep dihukum. Kurang

menarik. Kenapa lu ga tanya lagi soal

kenapa jualan ganja. Emang lu awalnya

pake juga apa gimana. Banjir juga, ya

kalau ga ngungsi ya diem, liat sudut

pandang yang lain. Tiap tahun banjir tuh

kenapa, gali dong. Boleh berita

pertamanya begitu, berita selanjutnya

yang dalam.

Peneliti : Kalau contoh berita yang ga

dipublikasi ada mas?

Deni : Hmmm..bukan ga dipublikasi

sih...Cuma ditahan dulu. “berita ini gua

tahan dulu ya, tambahin informasinya”

Peneliti : Kalau yang ga dipublikasi gitu

karena tekanan pengiklan ada mas?

Deni : Ini lebih ke Pak Darus yang

jawab. Tapi menghapus berita itu

sebenernya haram. Ga ada istilah hapus.

Berita itu terhapus kalau ada masalah di

sistem, maintanance. Nih berita berita

kita banyak nih yang hilang. Kita kan

migrasi database udah beberapa kali.

Waktu itu ada bupati komplain, “ini

beritanya udah judulnya begini kok

ilang”. Minta maaf, ini karena sistem,

jadi itu linknya ga kebaca. Nah,

pengiklan, ga ada istilah, sepengalaman

saya di sini, dindingnya itu kan beda.

Iklan itu kan ada berkaitan penunjang

pemasukan redaksi, makanya kita coba,

temen-temen wartawan itu jangan

dibebani dengan iklan. Sebisa mungkin,

dijaga relnya. “Kewajiban lu tuh liputan,

jangan sibuk nyari iklan”. Emang ga

dipungkiri juga, kalau ada yang ngiklan,

khususnya pemerintah, ada rasa gak

enak. Nah khusus yang satu ini, ga

pernah ada, menghapus, tidak menaikan.

Saya kan di redaktur, email masuk ada.

Belum pernah dapet instruksi, “berita ini

jangan dinaikin ya”. Ga pernah ada. Kita

ngasih kebebasan ke temen-temen

wartawan untuk memberitakan apa pun.

Mau itu potensi daerah, kekurangan

daerah, bukan berarti kita menelanjangi

daerah ya, tapi itu kan bagian dari kita

untuk mengingatkan. Cara kita untuk

mengkritik pemerintah. Kita ga pernah

ngelarang-larang. “jangan liputan ini”,

ga pernah. Misalnya wartawannya lagi

ke Tangerang, walaupun dia wartawan

Lebak, lagi di Tangerang, ada acara apa

di Tangerang, ya silakan aja. Asal

koordinasi aja di group. “Mau ngambil

ini di Tangerang, boleh ga?” kata yang

di Tangerang silakan, lagi ga liputan di

sana. Ga masalah, kita ga pernah

ngebatasin.

Peneliti : Kalau dorongan untuk

memuaskan narasumber ada ga sih mas?

Misalnya lagi liputan tentang jalan

rusak, minta keterangan ke warga atau

gerakan mahasiswa, ada rasa pengen

untuk follow up terus. Atau menjalin

hubungan baik dengan gerakan

mahasiswanya gitu.

Deni : Bukan memuaskan kali ya, lebih

ke beban, kewajiban. Ya kalau saya

pribadi, ya itu, ketika kita melihat

sesuatu yang bikin kita terenyuh, tentu

kewajiban kita. Tapi kan kita ga bisa

ngomong sendiri, kita butuh komentar,

apa kata warga, apa harapan warga, ga

mungkin media beropini sendiri kan. Ya

tentu, harus bertanya. Ketika dipublish

ya, apalagi, apa yang kita publish

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 45: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

230

direspons langsung sama pemerintah,

secara pribadi ya kita ikut berkontribusi,

mengingatkan pemerintah daerah. Kita

kasih ruang buat masyarakat untuk

menyampaikan. Zaman bisa WhatsApp,

warga bisa kirim fotonya, ceritakan jalan

rusak berapa tahun, menimbulkan

korban jiwa ga, udah berapa tahun,

memang pemdesnya ga pernah

mengusulkan? Itu kan bisa komunikasi

via WhatsApp gitu. Bukan lebih

memuaskan ya, lebih kepada memang,

itu tugas kita, media, menyampaikan

informasi. Ketika itu ditanggapi ya

bersyukur, bisa jadi jembatan di pelosok,

yang susah menyuarakan harapan

mereka, kesejahteraan hidup,

infrastruktur yang memadai.

Peneliti : Kalau dari LSM, aktivis gitu

sering menyuarakan opini atau hal-hal

lain ke media sini mas? Lewat email

atau apa gitu?

Deni : Sering, banyak. Cuma karena kita

media online, bahkan ada yang dari

Sumatera, cuma ya kita ga ambil.

Kadang-kadang ada rilis-rilis dari LSM,

mahasiswa, masuk ke kita, sebenernya

ga karena kita ga mau naikin. Kita ga

punya kepentingan apa-apa. Kadang

berita lagi banyak, temen-temen juga

nunggu beritanya harus segera tayang,

kadang terlupakan. Bisa kita naikin

besok, kalau bukan peristiwa. Biasanya

kan teman-teman LSM atau mahasiswa

kirimnya tentang isu, opini mereka

terkait kebijakan A, B. Banyak yang

dinaikin juga. Cuma jarang dari LSM,

biasanya mahasiswa, dari forum-forum.

Ada juga NGO atau LSM sih.

Peneliti : Kalau antara media gimana

mas? Kompetisi dengan media lain atau

kolaborasi gitu, yuk dorong isu ini sama-

sama, biar sadar pemerintahnya, apa

gimana.

Deni : Iya, jadi, kalau saya sih gini, ga

terlalu menekankan ke teman-teman, ga

harus semua, kecuali isu besar ya,

penangkapan ganja satu ton, ya kita

tegor ya, masa ga dapet, itu kan

peristiwa besar. Berarti kamu wartawan,

harus bisa ningkatin jaringan di

lapangan. Kalaupun ga dapet ya teguran,

apa alasannya, kalaupun kamu lagi di

luar daerah, bagaimanapun harus dapet.

Nah, soal isu media ini ngangkat isu ini,

ga semua harus seragam sih mba,

kecuali tadi saya bilang, pejabat A

ditahan, pertama peristiwa, terus itu kan

jadi perhatian media. lalu media ini

dapet warga miskin yang tinggal di

bekas kandang kambing, kita ga dapet,

bukan berarti harus dapet, tapi ya kita

tegur tentu, kamu ke mana, dia dapet

loh. Kan jaringan beda-beda ya mbak,

apalagi yang masih muda, kan masih

baru baru. Tapi Alhamdulilah bagus.

Redaksi juga ngawasin, jangan sampe

bobol.

Peneliti : Kalau target audiens atau

pembaca di Bantenhits.com ada mas?

Deni : Kita sih mau semua audiens

menikmati. Karena kita ada kuliner,

gaya hidup, komunitas juga ada, ada

seni budaya. Kita pengen semua orang

dapet informasi dari kita. Apa saja

komunitas di Banten, gaya hidupnya

gimana, kita sampaikan. Jadi ya pelajar

lah, sampai usia 50. Ga kita bisa

generalisir yah..targetnya semua baca.

Pelajar, remaja, dewasa, orang tua.

Peneliti : Saya mau tanya ini mas, kan

pernah Pak Darus bilang, dari pihak

pemerintah Pandeglang kaya „negor‟

Bantenhits. Kalau dari Lebak pernah

mas?

Deni : Pernah sih, tapi jarang langsung

ke kantor, paling ke wartawan. Ya

keberatan dengan judul, isi beritanya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 46: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

231

Tapi kita intinya, namanya media, kan

judulnya menggelitik, atau bahasa yang

bagi mereka gimana gitu. Komplain,

sepanjang itu hasil konfirmasi, hasil

peliputan ya ga masalah. Masa iya kita

kritik orang tapi kita anti kritik. Kota

tangerang juga, walau dia udah kerja

sama sama kita, ya kalau memang ada

yang harus dikritis ya kritisi. Kaya

kemaren itu ada warga miskin rumahnya

ambruk, kakinya kena ambrukan rumah.

Dia tolak bantuan. Kenapa dia tolak?

Karena diduga bantuannya ga full

diterima sama dia. Tentu kita sebagai

mitra yang baik ya, mitra yang baik itu,

gini mbak, kadang-kadang mitra yang

baik itu, pemerintah atau apa,

nangkepnya, dengan asumsi kalau udah

kerja sama, “Lah kan kita udah kerja

sama”. Sekarang saya tanya ke mbak,

kalau punya temen, temen yang baik

menurut mbak, gimana?

Peneliti : yang jujur?

Deni : ingetin kalau kita salah kan, sama

aja sama kita dan pemerintah. Kita

mitra, teman, ketika kamu salah, ya kita

ingetin. Masa lu salah, kita diem aja.

Salah kita ingetin, kinerja lu baik, dapat

penghargaan dari kementerian, kita

bantu publikasikan. Ini teman gua nih,

kinerjanya bagus. Wali kota dapat

penghargaan. Bukan hanya di kota ya,

mengekang kebebasan berekspresinya

jurnaslis kan salah. Ya itu hampir terjadi

di setiap daerah mungkin, tapi tidak

disama ratakan juga personalnya. Ada

pejabat yang dia tahu, beriklan di media,

bukan berarti dia bisa membatasi ruang

gerak, pemberitaan media. ada juga yang

kaya gitu, yang sudah paham konteks

bermitra dengan media seperti apa. Ada

yang keberatan sama judul berita, isi

berita tapi sepanjang berita itu bukan

bohong, ada faktanya, rekamannya, kita

kan bisa beragumentasi. Lebak sama

Pandeglang biasanya ke wartawannya,

wartawannya sampein ke saya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 47: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

232

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ENGKOS KOSASIH,

WARTAWAN BIRO PANDEGLANG BANTENHITS.COM

1. WAWANCARA MELALUI WHATSAPP

[15:47, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Ini a, sudah berapa lama kerja jadi

wartawan di Bantenhits? Dan selama

jadi wartawan di bantenhits apa pernah

tulis berita tentang jalan di Pandeglang?

Misalnya tentang jalan yg rusak atau yg

lainnya..

[15:48, 11/26/2017] Engkos BTH:

Hampir satu tahun, sudha sering nulis

terkait jalan di pandeglang

[15:48, 11/26/2017] Engkos BTH:

Contoh jalan rusak, pembangunan jalan

yang tidak sesuai spek, pengerjaan

lambat ada juga yang mangkrak

[15:50, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kalau pemberitaan

tentang jalan itu sumbernya dari mana

a? Dari aduan warga kah atau dari siapa?

[15:51, 11/26/2017] Engkos BTH:

Pertama dari keluhan warga, setelah itu

camat dan intansi terkait

[15:53, 11/26/2017] Engkos BTH:

DPRD Wakil/Bupati Pandeglang

[15:57, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..pernah ga aa lagi jalan

ke mana gitu terus liat ada jalan rusak,

lalu aa tulis beritanya? Jadi berdasarkan

observasi atau pengamatan wartawan

begitu pemberitaanya

[15:57, 11/26/2017] Engkos BTH:

Pernah. Cuman setelah itu minta

tanggapan warga

[15:58, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh..contohnya pemberitaan jalan

apa tuh a? Contoh nama jalannya begitu

[16:00, 11/26/2017] Engkos BTH:

Contoh : Bertahun-tahun jalan di

Cibitung Pandeglang Tidak Pernah di

Bangun.

Jalan Menuju KEK Tanjung Lesung

Berlubang

[16:01, 11/26/2017] Engkos BTH:

Begini Penampakan Jalan Cibitung

Pandeglang

[16:02, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh itu contoh judul beritanya ya

a?

[16:02, 11/26/2017] Engkos BTH: Iya

[16:03, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Kalau keluhan warga apa pernah

dapat informasi lewat media sosial?

[16:05, 11/26/2017] Engkos BTH:

Pernah, sering bahkan warga curhat di

facebook. Karna di Pandeglang masih

banyak infrastruktur jalan yang sangat

memprihatinkan

[16:06, 11/26/2017] Engkos BTH: Cuma

biasanya saya konfirmasi ulang. Takut

hoax �

[16:06, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...contoh judul berita yg

berdasarkan curhat warga di facebook

itu ada ga a?

[16:08, 11/26/2017] Engkos BTH:

Enggak ada soalnya di konfirmasi ulang,

pernah juga wakil bupati curhat di akun

instagramnya.

[16:09, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..

[16:09, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Jadi yg warga curhat itu setelah

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 48: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

233

dicek ga sesuai sama yg diceritakan atau

bagaimana a?

[16:10, 11/26/2017] Engkos BTH: Iya

setelah warga curhat di fb, stelah itu di

cek bener enggak kondisi jalannya

seperti itu.

[16:10, 11/26/2017] Engkos BTH: Tadi

itu kata saya takut hoax

[16:12, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...kalau dari organisasi

mahasiswa pernah ga a yg protes terkait

jalan?

[16:13, 11/26/2017] Engkos BTH:

Sering

[16:13, 11/26/2017] Engkos BTH: Ya

itu, permasalah jalan di pandeglang

menjadi PR terbesar sehingga semua

ikut menyoroti nya.

[16:15, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu, kalau dari organisasi

mahasiswa biasanya lewat apa mas

kritik dari merekanya? Rilis pers kah

atau bagaimana?

[16:15, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: *a

[16:16, 11/26/2017] Engkos BTH:

Tergantung isu yang mereka bawa,

kadang demo, kadang melalui rilis pers

atau saya yang minta tanggapan ke

mereka.

[16:18, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu.. kalau di berita

berjudul "percantik kota, pemkab

pandeglang dianggap tak punya skala

prioritas" tanggal 27 Oktober kan ada

narasumber ketua PMII Pandeglang, nah

itu aa yang minta tanggapan ke beliau

atau bagaimana?

[16:21, 11/26/2017] Engkos BTH: Ia

saya yang minta tanggapan ke mereka.

[16:23, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kalau audiensi warga

Cibitung dan dinas PUPR 30 Oktober itu

kan ada aktivis GMNI juga ya a, itu aa

taunya ada audiensi dari mana?

[16:34, 11/26/2017] Engkos BTH: Ada

warga Cibitung yang ngasih tau bahwa

akan audiensi, pas kesana di dampingi

oleh aktivis GMNI

[16:40, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..maaf ya a banyak

nanya ini saya �.

[16:40, 11/26/2017] Engkos BTH:

Enggak apa-apa.

[16:47, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: kalau dari DPRD komisi III a,

saya liat di beberapa berita

narasumbernya dari Fraksi PKB Meddy

Kumardi, apa anggota lain dari komisi

III suka kasih komentar juga terkait

pembangunan jalan? Kalau iya, siapa a?

[16:54, 11/26/2017] Engkos BTH: Oh

iya kebanyakan persoalan jalan ada di

daerahnya meddy Dapil 6

[16:55, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kalau ini a, yg katanya

ada 4 dari 5 proyek pembangunan

infrastruktur jalan di pandeglang selatan

dikerjakan kontraktor luar daerah. Itu

apa ada upaya untuk minta keterangan

dari perusahaan kontraktornya?

[16:58, 11/26/2017] Engkos BTH: Ada

cuman nomor nya enggak dapat.

[17:04, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu, keempat proyek jalan

itu apa aa masih usaha untuk perhatikan

perkembangan proyeknya?

[17:05, 11/26/2017] Engkos BTH:

Masih kebetulan saya sering kordinasi

dengan warga dan kepala UPT wilayah

nya

[17:08, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Kalau ini a, apa aa pernah dengar

kalau pandeglang dan lebak

dikategorikan sebagai daerah tertinggal?

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 49: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

234

Kalau iya, apa aa setuju kalau

pandeglang dikategorikan sebagai

daerah tertinggal?

[17:11, 11/26/2017] Engkos BTH: Kalau

menurut saya, saya kurang setuju kalau

pandeglang dan lebak di jual-jual

sebagai daerah tertinggal.

[17:14, 11/26/2017] Engkos BTH: Ia

Sering denger

[17:17, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kenapa mas kurang

setuju?

[17:20, 11/26/2017] Engkos BTH: Kalau

di katagerokian sebagai daerah

tertinggal, Nantinya Pandeglang akan

terus dijual-jual kemiskinannya oleh

oknum tidak bertanggung jawab.

[17:24, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...oknumnya bisa dari

lembaga apa a?

[17:27, 11/26/2017] Engkos BTH:

Begini pandeglang selalu di gembor-

gemborkan sebagai daerah tertinggal

oleh pemipinnya sendiri, untuk

mendapatkan bantuan keuangan dari

provinsi dan pusat. Setelah mendapat

bantuan pejabat di pandeglang selalu

gagal dalam menyerap anggaran hal itu

dilihat dari Sisa Lebih Penggunaan

Anggaran (Silpa) yang setiap tahunnya

selalu membengkak mencapar 2-3 ratus

miliar.

[17:33, 11/26/2017] Engkos BTH:

Padahal APBD Pandeglang sangat kecil

tapi kenapa tidak bisa memanfaatkan

anggaran yang di berikan oleh privinsi

dan pusat.

[17:40, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...tapi apa kalau aa liat,

infrastruktur jalan di Pandeglang

memang butuh dikembangkan atau

diperbaiki?

[17:48, 11/26/2017] Engkos BTH:

Untuk meningkatkan kesejahtraan

ekonomi perlu ada pembangunan, dan

perbaikan infrastruktur.

[17:48, 11/26/2017] Engkos BTH: Jalan

[18:19, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Sip a...oh iya, mau tanya, kenapa

aa tertarik masuk jadi wartawan

bantenhits ya?

[18:31, 11/26/2017] Engkos BTH:

Pertama saya seneng nulis, kedua

Bantenhits bagi saya media yang tetap

mempertahankan idealisnya. Sebelum

saya jadi wartawan saya adalah relawan

anak dan lansia dan bantenhits media

terupdet di dalam gerakan ke relawanan

itu.

[18:32, 11/26/2017] Engkos BTH:

Makannya saya mencoba belajar nulis di

bantenhits

[18:41, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..relawan anak dan

lansianya itu maksudnya tergabung

dalam organisasi relawan a? Kalau iya,

ada namanya ga a?

[18:43, 11/26/2017] Engkos BTH: Ada

Pandeglang Care Movement.

[18:49, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kalau latar belakang

pendidikan aa apa ya?

[18:50, 11/26/2017] Engkos BTH:

Madrasah Aliyah (MA) Swasta.

[18:57, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: oke a. Pernah belajar tentang

penulisan atau jurnalistik ga a? Atau

otodidak aja gitu?

[18:59, 11/26/2017] Engkos BTH:

Belum pernah, kalau di sebut otodidak

enggak juga karna saya sering bertanya

sama yang lebih senior tenang

jurnalistik.

[19:13, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh oke a..tanya"nya sama senior

di bantenhits atau gimana a?

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 50: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

235

[19:14, 11/26/2017] Engkos BTH:

Kadang sama di bantenhits kadang sama

wartawan yang bukan di bantenhits.

[19:34, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Ok begitu a.. wartawan media

mana itu a kalau boleh tau?

[19:35, 11/26/2017] Engkos BTH:

Banyak ada RMOL, RRI, Inilahbanten,

Metrotv

[19:36, 11/26/2017] Engkos BTH: Yang

wartawan inilahbanten itu mantan

wartawan bantenhits di pandeglang,

sebelum saya jadi wartawan

[19:46, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu... kalau di bantenhits,

apa wartawan juga coba diarahkan

merekam video juga selain berita dalam

bentuk teks dan foto?

[19:49, 11/26/2017] Engkos BTH: Iya

selain naskah dan poto kita juga di

arahkan untuk rekam vidio

[20:13, 11/26/2017] +62 856-9206-

3657: Oke, kalau proses kirim berita ke

redaksinya bagaimaba ya a? naskahnya

dikirim lewat email atau bagaimana?

[20:16, 11/26/2017] Engkos BTH:

Lewat email

[09:02, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..sip a. Kalau setiap hari

di bantenhits ada rapat redaksi begitu ga

a?

[09:10, 11/27/2017] Engkos BTH:

Enggak ada paling rapat bulanan. Tapi

tauan engak taubada enggak tau enggak

soalnya belum nyampe setahun di

bantenhits

[09:14, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...kalau harian gitu ada

arahan ga a misalnya dari whatsapp

group atau apa?

[09:15, 11/27/2017] Engkos BTH: Ada

misal ada naskah yang harus di runing

trus dan kalau ada proyeksi.

[09:22, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...kalau rapat

bulanannya aa pernah ikut?

[09:23, 11/27/2017] Engkos BTH:

Pernah, kalau enggak ikut rapat bulanan

biasanya ke kitanya jadi pemalas,

soalnya enggak ada motivasi di awal

bulan�

[09:35, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh.. kalau rapat bulanan biasanya

di mana a?

[09:59, 11/27/2017] Engkos BTH: Di

kantor bantenhits tangerang

[10:28, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh ok a...kalau rapat atau

koordinasi gitu apa obrolannya formal

atau santai tapi serius aja gitu a? Kaya

teman saja bukan kaya dengan atasan

dan bawahan?

[10:32, 11/27/2017] Engkos BTH: Ya

formal santai tapi serius

[11:30, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kalau jam kerjanya

gimana a?

[11:32, 11/27/2017] Engkos BTH: Kalau

di obline 24 jam, ada naskah langsung

kirim. Jam gak jadi patokan. Apakagi

kalau ada kejadian harus secepatnya

turun kelapangan, bikin naskah dan

kirim

[11:33, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...seminggu 7 hari itu

atau ada hari libur a?

[11:34, 11/27/2017] Engkos BTH:

Enggak ada kalau sabtu-minggu bebas.

Ada naskah kirim gak ada mau gimana

lagi.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 51: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

236

[11:35, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...berarti ada target

jumlah naskah yg dikirim ga a?

[11:37, 11/27/2017] Engkos BTH:

Minimal per hari tiga, maksimal

sebanyak banyaknya

[11:38, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...kalau kurang dari 3

apa dapat sanksi atau teguran gitu a?

[11:39, 11/27/2017] Engkos BTH:

Enggak sih belum pernah dapat sanksi

atau teguran paling juga nanya. Hari ini

liputan kemana kok naskah sepi.

[11:40, 11/27/2017] Engkos BTH:

Tinggal kita ngejelasin. Udah bos

bantenhits.com itu paling baik dan

pengertian��

[11:44, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh...sebagai wartawan apa punya

kebebasan a untuk kasih usulan

pemberitaan?

[11:48, 11/27/2017] Engkos BTH:

Enggak, cuman kita di kasih kebebasan

untuk nulis apapun yang kita mau tulis.

Kita bebas ber ekspresi. Kalau

seremonial harus di kemas sebisa

mungkin jangan terlalu seremoniak

[12:02, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...kalau pemberitaan

tentang jalan? Apa pernah usulan

pemberitaan tentang jalan disetujui?

[12:04, 11/27/2017] Engkos BTH:

Maksudnya usulan kayak gimana

[12:10, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Misalnya aa liat ada jalan rusak

begitu atau ada kabar pembangunan

jalan mangkrak, terus kasih tau ke

redaksi lalu dipublikasi beritanya di

bantenhits hehe

[12:12, 11/27/2017] Engkos BTH: Oh

enggak, ya kita kirim aja naskahnya.

Jadi gak ada usulan, kata saya tadi saya

bebas nulis apapun untuk di kirim ke

bantenhit, dan bantenhits tidak pernah

intervensi atas berita yang saya kirim�

[12:18, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...

[12:20, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Kalau ini a, mau balik lagi tanya

tentang narasumber, kalau yg

"Gemasaba" itu kan pernah komentar

juga ya masalah pembangunan jalan, itu

aa yg menghubungi gemasabanya atau

mereka yg hubungin wartawan?

[12:22, 11/27/2017] Engkos BTH: saya

yang menghubungi Nya

[12:25, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..oke a... apa ada

harapan tertentu ketika aa menulis

pemberitaan tentang jalan rusak?

[12:28, 11/27/2017] Engkos BTH: Oh

begini teh, setiap saya nulis pemberitaan

tentang keluhan masyarakat baik itu

kesehatan, sosial, jalan dll. Saya harap

pemerintah daerah dapat peka terhadap

perosalan masyarakat, karna maaf yak

teh saya lihat pejabat pemerintah tidak

memiliki sense of crisis

[12:28, 11/27/2017] Engkos BTH:

*persoalan

[12:28, 11/27/2017] Engkos BTH:

Masyarakat

[12:31, 11/27/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...sense of crisis

maksudnya bagaimana ya a?

[12:32, 11/27/2017] Engkos BTH:

Kepekaan terhadap persoalan

masyarakat teh.

[12:33, 11/27/2017] Engkos BTH:

Contoh perosalan jalan, kesehatan,

kemiskinan.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 52: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

237

2. WAWANCARA TATAP MUKA/LANGSUNG

Pandeglang, 24 Desember 2017

Hasil observasi :

Peneliti bertemu Kosasih secara

langsung di Terminal Labuan,

Pandeglang. Kosasih mempunyai

rencana untuk liputan terkait tempat

wisata di Pandeglang, yaitu Pantai

Carita. Hal ini dikarenakan sedang

adanya periode liburan hari raya Natal

2017. Oleh karena itu wawancara

dilakukan disela-sela liputan Kosasih di

Pantai Carita. Ia menggunakan sepeda

motor, mengitari beberapa lokasi

pariwisata di Pantai Carita. Sebagai

wartawan ia berkomunikasi lewat

WhatsApp menggunakan telepon

genggam pintarnya. Ia juga

menggunakan telepon genggam

pintarnya untuk melakukan aktivitas

jurnalistik.

Transcript wawancara dengan Engkos

Kosasih :

P : Peneliti

K : Kosasih

P: Kan saya udah tanya kenapa aa

masuk di Bantenhits, nah sebenernya aa

mau jadi wartawan itu kenapa?

K: Sebetulnya dorongan sih, dorongan

karena, selain hobi nulis ya, dorongan

karena ingin membantu lah. Media

dipakai buat alat membantu.

P : Kalau kemarin kan katanya tugas jadi

wartawan di Bantenhits itu liputan,

boleh dijelasin ga abis liputan itu

ngapain?

K : Iya, abis liputan ditulis, terus dikirim

ke redaktur.

P: Terus kalau sebelum resmi jadi

wartawan Bantenhits apa ada masa uji

coba dulu begitu a?

K: iya, ada uji cobanya 6 bulan.

P : Ada peraturan penulisan misalnya

gaya penulisan atau sesuai kode etik

atau gimana?

K : Ya, harus sesuai kode etik,

P : Terus, pernah dibilangin ga gitu

untuk menyerap aspirasi masyarakat?

K: Sering, kalau bantenhits ya, lebih ke

masyarakat. Apalagi di daerah. Pak

Darus ngomong, kalau ada salah satu

wartawan yang ga bisa diarahin, apalagi

untuk menyerap aspirasi masyarakat.

Kalau ke masyarakat agak kurang.

P : Kalau kesulitan narasumber, itu

gimana?

K : Pertama datang dulu ya, kalau

misalkan butuh konfirmasi berita, kan

kalau hardnews sifatnya harus

berimbang. Kalau online kan running

news, secepat mungkin kan harus naik

dan harus cepet konfirmasi. Konfirmasi,

bikin beberapa angle dis ana. Kalau

kesulitan, biasanya kepala dinas itu pada

menghindar yah. Kan ada buku tamu,

difoto aja, nyari dia ga ketemu-ketemu,

telpon ga diangkat, di-WA ga dibales.

Itu baru ditaikin. Di bawahnya dikasih

keterangan, sudah berusaha

menghubungi, buktinya ada kan kita,

tanda tangan buku tamu itu.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 53: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

238

P: Kalau ditegur pernah a? “kenapa

berita kamu begini” begitu?

K : Sering, “Saya kan udah berusaha

menghubungi bapak, ditelpon, diWA,

bahkan saya sudah ke kantor bapak”.

Tapi ya..gitu.

P : Kalau Bu Irna sama Pak Tantonya

pernah kaya gitu?

K: Engga, kepala dinasnya doang.

P : Aa masih aktif di gerakan anak dan

lansia?

K: Masih, cuma agak jarang. Kemarin

juga baru kunjungan ke salah satu rumah

warga. Rumah warga yang tidak layak

lah..

P : Oh itu bagian dari gerakan itu atau

sekalian liputan?

K : Sekalian liputan

P : Terus ada organisasi atau gerakan

lain yang aa jadi anggotanya?

K : Ada, dulu sebelum jadi wartawan,

sekarang udah ga aktif.

P : Kalau organisasi wartawan a?

K : Ada, ikut PWI. Baru ikut KLW

(Karya Latih Wartawan).

P : KLW itu ngapain aja a?

K : Kita dikasih arahan tentang kode etik

jurnalistik terus ngisi soal.

P :: Soalnya tentang kode etik?

K : Kode etik, sejarah pers. Ikut di Kota

Tangerang kemaren.

P : PWInya cabang Pandeglang tapi

tesnya di Tangerang?

K : Iya

P : Kalau sama wartawan lain kan

katanya suka nanya nanya tentang

jurnalistik, selain itu suka ngobrolin hal

lain? Misalnya tentang suatu isu gitu?

Kejar isu yang ini, gitu.

K : Jarang sih, kita sebisa-bisa main isu.

Paling ada beberapa orang lah ya, dua

tiga.

P : Mungkin lebih ke berlomba-lomba

untuk ngejar berita yang eksklusif atau

berbeda dari dia?

K : Kalau disebut berlomba-lomba sih

pasti ada ya, namanya juga masing-

masing media, pasti ada. Pandeglang

juga ada kaya gitu. Jadi bobol-bobolan

kaya gitu.

P : Kalau ini a, sebagai laki-laki merasa

lebih fleksibel atau mobilitasnya lebih

tinggi gitu ga, misalnya ada liputan di

mana bisa langsung liputan?

K : Tergantung orangnya aja.

P : Berita yang ga dipublikasi ada ga a?

Sudah dikirim ke redaksi tapi ga

dipublikasi?

K : Belum pernah sih, selalu dipublish,

baik Deni (redaktur) mah orangnya.

P : Wartawan Pandeglang itu cuma satu

a? Susah ga kalau cuma satu?

K : Ya susah, karena sangat luas

Pandeglang, 32 kecamatan.

P : Kalau biasanya sehari-hari ada

tempat rutin untuk liputan?

K : Di sekitar gedung DPRD, bupati,

setda, semua deket di lingkungan itu. Itu

tempat nongkrong pagi-pagi. Hampir

setiap hari. Sebetulnya ga susah

ngehubungin DPRD ya, yang susah itu

menghubungi kepala dinas, padahal

bupati selalu kasih arahan. Jangan alergi

sama wartawan, kalian besar karena

wartawan. Tapi kenapa begitu.

P : Kalau dari pemerintah sendiri apa

ada acara kumpul-kumpul sama jurnalis

begitu a?

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 54: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

239

K : Ada, meskipun jarang ya, ada.

Setahun paling dua, tiga kali. Bulan

kemarin ada. Sillahturahim biasa aja.

Mendekatkan diri sama pejabat-pejabat.

P : Saya pernah liat berita aa yang Pak

Tanto sidak infrastruktur jalan, itu diajak

apa gimana a?

K : Iya, ajudannya ngajak. “Bapak mau

sidak nih, siapa yang mau ikut?”

P : Kalau Bu Irna ga sidak a?

K : Lain lagi itu urusannya.

P : Saya mau nanya tentang Bantenhits

nih a, kalau pemilik Bantenhits aa tau

siapa?

K : Bang Darus

P : Suka kasih nasihat atau arahan gitu

selain tadi yang diarahkan buat

menyerap aspirasi masyarakat?

K : Ya paling kalau rapat evaluasi.

P : Kalau menurut aa pers/media itu

punya tanggung jawab sosial?

K : Ya punya, dari berita-beritanya.

Untuk sekarang Pandeglang apa-apa

dipotong, ya mungkin sekarang

Pandeglang belum keliatan potensi-

potensi daerahnya, atau pemimpin

daerahnya yang kurang menyerap

anggaran, karena setiap tahun selalu ada

penggelembungan silpadi Pandeglang.

Padahal Pandeglang butuh perhatian

serius dari pemerintah pusat. Potensi

wisata banyak, pertanian, laut, banyak

potensi wisata di Pandeglang tapi gini-

gini aja dari tahun ke tahun. Jalan ancur,

yang lebih miris kemarin, cuma

ketinggalan sih. Ketinggalan ngeliput.

Ada ibu ibu mau melahirkan,

melahirkan di rumah warga. Lantaran

jalan menuju ke puskesmasnya ancur.

Dah naik di mnc tv itu.

P : Aa lagi liputan yang lain ya?

K : Iya, lagi liputan yang lain, liputan

janda sama anaknya yang tinggal di

kandang ternak. ini liputannya dikirimin

sama temen saya, katanya udah tayang.

[menunjukan pertukaran pesan di

WhatsApp dengan wartawan lain yang

mengirimkn video berita tentang ibu

hamil yang terpaksa melahirkan di

rumah warga, video berlogo iNewsTV.

Kosasih juga memutarkan videonya

untuk peneliti].

P : Kalau di Kawasan Ekonomi Tanjung

Lesung, jalannya sudah baik a?

K : Masih belum, di sana juga banyak

sampah. Dulu pernah beritain pas

Kawasan Ekonomi Khusus banyak

sampah di pinggir jalan. Sampai jadi

pembahasan itu berita setiap pertemuan

KEK. Dari tahun ke tahun persoalan

KEK itu ga pernah selesai, apalagi

persoalan lahan ya, lahan di KEK.

P : Apa aa suka merhatiin pembaca

Bantenhits suka baca berita tentang apa?

K : Kalau di Pandeglang sendiri sih

pembaca Bantenhits lebih suka ke sosial

ya, kalau berita-berita tentang politik

kurang. Tapi gimana ya, sama redaktur

disuruhnya di pemerintahan, ya cuman

seminggu sekali turun ke lapangan,

nyari-nyari isu daerah, nyari-nyari isu

sosial. Setiap Sabtu Minggu aja pasti

turun ke lapangan. Sekalian pulang ya

ke rumah.

P : Oh kalau hari kerja di pusat

pemerintahan sana?

K : Iya, kalau Senin-Jumat biasanya di

sana. Awal masuk di Bantenhits juga

disuruh milih, maunya di daerah mana,

Serang, Tangerang, Pandeglang.

“Pandeglang Selatan bang” “Jangan

dulu, lu di pemerintahan aja dulu”.

Kenapa pengen di Pandeglang Selatan?

Lebih menarik, yang tadi itu, banyak

kemasyarakatannya. Persoalan sosial

yang belum terselesaikan. Tapi ya

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 55: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

240

katanya ya, 2018, mau diprioritaskan

jalan ke daerah Selatan. 2018.

P : Aa sendiri memang asli orang

Pandeglang ya?

K : Asli orang Pandeglang. Lahir di

Pandeglang Selatan, sekolah di daerah

sana. Cuma pas masuk PCM

(Pandeglang Care Movement) sering

main ke Pandeglang.

P : Oh begitu, kalau wawancara di sini

itu pakai bahasa daerah atau gimana a?

K : kadang Indonesia kadang daerah.

Kebanyakan warga di sini itu sama

wartawan takut, banyak oknum-oknum,

banyak wartawan ga jelas yang

ngemanfaatin nama wartawan. Banyak

yang ngaku-ngaku Radar, Bantenpos,

masuk ke sekolahan sekolahan. Pernah

ada nih wawancara sama kepala sekolah,

“a jangan dinaikin ya beritanya”

“Kenapa Pak?, saya jauh jauh ke sini”,

“Saya ga punya uang untuk bayarnya.”

“Saya bukan butuh uang pak, maaf”

“Kok gini ya, biasanya ada yang minta

uang” Saya diem aja, ga banyakin

omong lagi.

P : Berita apa itu a?

K : Berita kegiatan mereka. Khususnya

daerah Selatan ya, banyak (wartawan)

yang kaya gitu.

P : Kan tadi kita ngobrolnya banyak

tentang pemerintah ya a, kalau

pengusaha begitu apa perlu dikawal

juga?

K : Kalau pengusaha ya, secara pribadi

ya, saya liat, pengusaha yang kaya

gimana. Contoh kemarin, pengusaha

UMKM dia bikin gitar. Dia bilang,

“saya ingin memperkerjakan pemuda”.

Saya angkat. Ya selagi kepentingannya

untuk orang banyak, bukan buat diri

sendiri ya saya angkat. Kalau untuk

dirinya senditi saya males angkatnya.

Dia sampai dipanggil sama bupati.

P : Kalau perusahaan besar gitu a? Kan

mereka punya kewajiban CSR gitu..

K : Iya, itu suka ngeliput juga. Tapi dana

itu seringnya digunain buat dana sosial

sunatan masal kaya gitu. Tapi Pak wakil

bupati minta kalau dana CSR jangan

dikebanyakin untuk sunatan masal,

mending ke rumah tidak layak huni,

infrastruktur jalan..karena sangat butuh

Pandeglang, rumah tidak layak huni

masih ada di mana-mana.

P : Kalau partai politik kan bisa

ditemuin di lembaga pemerintahan ya a,

itu ada pilihan tersendiri ga?

K : Ya kalau di DPRD kalau mau

ngomong ya kita kutip. Yang kemarin

itu dari PKB ya, Pak Meddy itu, dia

sering ngomong, apalagi jalannya ada di

wilayah dia, di daerah Selatan.

P : Oh iya a, aa nama Madrasah

Aliyahnya apa ya? Dan lulus tahun

berapa?

K : Al-Jamiatusysyuban lulus tahun

2013.

P : Itu diejanya gimana ya a?

K : (Menulis di kertas peneliti)

P : Kalau aa aktif di gerakan/organisasi

gitu a sekarang?

J : PCM (Pandeglang Care Movement)

ya. Saya hanya bisa sebatas kasihan

sama orang, ga bisa nolongin lebih

banyak. Kasihan amat ya..misalkan

ngeliat yang tumor. Cuma sebatas

kasihan. Terus ketemu, ngobrol ngobrol

sama mereka, masuk di sana karena satu

pikiran. Sebetulnya background saya

mah pecinta alam. Himpunan Pemuda

Pecinta Alam. Sekarang udah ga aktif.

Pendirinya tiga orang, saya, teman saya,

teman saya satu lagi.

P : Oh iya a, kalau menurut aa

infrastruktur jalan apa berpengaruh ya

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 56: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

241

buat kawasan ekonomi khusus dan yang

lainnya di Pandeglang?

K : Iya, sangat berpengaruh besar.

Khususnya untuk pertumbuhan ekonomi

ya. Apalagi hasil bumi dari daerah

selatan. Kan banyak hasil bumi dari

daerah selatan. Pengusaha hasil bumi

selalu mengeluh karena untuk mengirim

barang dari Jakarta nyampe delapan jam.

Kelapa, pisang, sayuran, banyak.

P : Kalau Taman Nasional Ujung Kulon

a? Infrastruktur jalannya gimana?

K : Parah itu infrastruktur jalannya.

Daerah selatan itu. Lebih parah dari

Tanjung Lesung. Kemarin itu teman-

teman relawan (PCM) ke sana, daerah

Ranca Pinang. Cuma waktu itu saya lagi

banyak kegiatan. Kegiatan Explore

Pandeglang. Ekspos daerah sana yang ga

terekspos. Kegiatan relawan sama

santunan ke 100 anak yatim 100 lansia.

Miris-miris daerah sana, saya cuma liat

video yang dikirimin. Bahkan ada salah

satu warga yang ga tau sama mukanya

bupati. Aneh kan. Mungkin bupatinya

jarang „main‟ ke sana ya. Ngadain acara

ya di Alun-alun Pandeglang. Ya aspirasi

masyarakat sana ya ga pernah nyampe

ke sini.

P : Bu Irna jarang turun ke lapangan a?

K : Kalau ga ada kegiatan di luar ya

sering turun ke lapangan. Sering cuma

jarang ke daerah sana. Mungkin terlalu

jauh atau entah apa. Cepet responnya,

misalnya ada isu tentang masyarakat

lansia atau gizi buruk atau apa naik ke

berita. Dia langsung telpon ke kepala

UPT, suruh ditanganin. Bupati yang

sekarang cepet responnya. Cuma antara

bupati dengan SKPD, sama anak

buahnya aja, kayanya ga sinkron.

SKPD-SKPDnya gitu aja monoton.

Entah ibu Irnanya ga tegas atau apa.

Bahkan Ibu Irna suka curhat ke kita. “Ini

gimana, ibu pengen memajukan

Pandeglang tapi ibu kan punya anak

buah. Dari perangkat desa sampai

SKPD. Masa harus ibu terus, mereka ke

mana?”. Sering dia ngomong gitu.

3. WAWANCARA

MELALUI WHATSAPP

[13:14, 1/2/2018] +62 856-9206-

3657: Assalamualaikum a Engkos.

Saya mau tanya beberapa pertanyaan

lagi apa boleh?

[13:19, 1/2/2018] Engkos BTH:

Boleh

[13:21, 1/2/2018] +62 856-9206-

3657: Aa kalau di redaksi, dapat

arahan itu dari siapa ya a biasanya?

[13:22, 1/2/2018] Engkos BTH: Dari

bang darus, sama bang deni.

[13:23, 1/2/2018] +62 856-9206-

3657: Kalau Bang Ramzy engga ya

a?

[13:24, 1/2/2018] Engkos BTH:

Jarang bang ramzy mah karna ada

yang lebih atas dari dia kan

[13:25, 1/2/2018] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kalau Bu/mbak

Ambadini atau Pak Bhisma pernah

ga a?

[13:25, 1/2/2018] Engkos BTH:

Ambadini juga pernah, tapi yang

lebih sering bang darus sama bang

deni

[13:26, 1/2/2018] +62 856-9206-

3657: Oh begitu... kalau Bu

Ambadini kasih arahannya tentang

liputan gitu a?

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 57: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

242

[13:30, 1/2/2018] Engkos BTH:

Kalau mba dini, bukan tentang

liputan teh, soal pemasukan dan

pengeluaran bantenhits aja.

[13:31, 1/2/2018] +62 856-9206-

3657: Oh..oke a..jadi mba dini ga

ikut nentuin konten beritanya gitu a?

[13:32, 1/2/2018] Engkos BTH: Iya

[13:35, 1/2/2018] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..oke a. Terima

kasih..Selamat Tahun Baru

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 58: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

243

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN FARIZ ABDULLAH,

WARTAWAN BIRO LEBAK BANTENHITS.COM

1. WAWANCARA MELALUI

WHATSAPP

[08:21, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oke a, mau tanya, kenapa aa

tertarik jadi wartawan/jurnalis?

[08:22, 12/22/2017] Fariz BTH: Dari

kecil soalnya orang tua juga di jurnalis

tambah kuliah juga jurusan jurnalis.

Alasan lainnya lantaran kerjanya

menantang juga bermanfaat untuk

masyarakat

[08:24, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu a..kalau alasan

bergabung di Bantenhits kenapa a?

[08:26, 12/22/2017] Fariz BTH: Satu

satunya media online yang masih

mengedepankan kepentingan publik,

juga dalam struktural nya tersusun.

[08:27, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Strukturanya tersusun bagaimana

a maksudnya?

[08:28, 12/22/2017] Fariz BTH: Jadi

kalau mau ngirim berita masih

mengedepankan susunan redaksi, jadi

wartawan kirim berita ke redaksi diedit

oleh redaktur baru dipublish. Kalau

media online lain wartawan nya bisa

langsung publish sendiri.

[08:31, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu a..aa sejak kapan jadi

wartawan di Bantenhits? Dan tugas

sebagai wartawan itu apa saja?

[08:33, 12/22/2017] Fariz BTH: Kalau

di Banten Hits sejak tahun 2015

[08:34, 12/22/2017] Fariz BTH:

Mencari, meliput, menulis dan dikirim

ke redaksi

[08:38, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh oke a. Sebelum resmi jadi

wartawan Bantenhits apa ada prosedur

tertentu gitu a? Misalnya ada tes atau

masa percobaan selama beberapa bulan

dulu?

[08:39, 12/22/2017] Fariz BTH: Ada,

kita masuk diseleksi. Tes wawancara

dan kalau keterima masa percobaan

selama 6 bulan.

[08:43, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kalau sekarang udah

kerja, jam kerjanya gimana a?

[08:43, 12/22/2017] Fariz BTH:

Kerjanya 24 jam , setiap peristiwa

diusahakan ngga boleh lolos

[08:45, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu...dalam seminggu apa

ada hari libur begitu a?

[08:46, 12/22/2017] Fariz BTH: Iya ada

libur hari sabtu itu biasanya dikasih

keringanan buat berleha-leha, tapi kalau

ada peristiwa besar ya tetep aja harus

liputan.

[08:50, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kalau pas hari kerja

apa ada target jumlah berita a?

[08:51, 12/22/2017] Fariz BTH:

Minimal 5 berita

[08:54, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Ohh kalau kurang apa ada sanksi

gitu a?

[09:00, 12/22/2017] Fariz BTH: Teguran

biasa, Sp 1,2,3

[09:01, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kalau sehari hari ada

rapat gitu a sama anggota redaksi?

[09:02, 12/22/2017] Fariz BTH: Sebulan

sekali

[09:02, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Sebulan sekali itu bahas apa aja a?

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 59: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

244

[09:04, 12/22/2017] Fariz BTH:

Evaluasi bulanan, kinerja selama satu

bulan dan program kedepannya

[09:06, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..kalau di hari kerja apa

ada arahan untuk liputan atau follow up

isu tertentu dari Mas Deni atau yang

lain?

[09:07, 12/22/2017] Fariz BTH: Ada

[09:08, 12/22/2017] Fariz BTH: Liat

sikon

[09:11, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oo oke a. Kalau hal

hal/peristiwa/isu/sosok yang menurut aa

layak dijadiin berita itu apa ya a?

[09:12, 12/22/2017] Fariz BTH:

Semuanya layak dijadikan berita selama

cover both side

[09:16, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..oh iya a, mau tanya,

kalau kirim berita ke redaksi itu lewat

email atau apa ya a?

[09:23, 12/22/2017] Fariz BTH: Via

email

[09:42, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh oke a, kalau yg kadang ada

arahan harian itu lewat apa a? Whatsapp

atau bagaimana?

[09:43, 12/22/2017] Fariz BTH: Group

WhatsApp

[09:58, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh oke a, balik ke yg cover both

side tadi a, apa ada peraturan penulisan

dari redaksi begitu?

[09:59, 12/22/2017] Fariz BTH: Dari

redaksi ngga ada tapi semua mengerucut

ke kode etik jurnalistik

[10:01, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oo begitu..

[10:01, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Kalau menurut aa, tulisan yg

objektif itu seperti apa?

[10:02, 12/22/2017] Fariz BTH: Sesuai

dengan fakta dilapangan, tidak memihak

[10:02, 12/22/2017] Fariz BTH: Dan

tidak dibuat buat

[10:07, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oo oke a. Mau tanya a, apa aa

tahu kalau Lebak jadi salah satu daerah

tertinggal 2015-2019 yg ditetapkan

pemerintah?

[10:08, 12/22/2017] Fariz BTH: Iya

[10:09, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Menurut aa kenapa Lebak jadi

daerah tertinggal?

[10:10, 12/22/2017] Fariz BTH: Waduh

bukan kapasitas sebenernya kalau jawab

hal itu. Tapi kalau ditanya menurut,

karena memang letak wilayah nya yang

masih di plosok dan infrastruktur masih

sulit

[10:13, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oo begitu. Kalau infrastruktur

jalan bagaimana a di sana?

[10:14, 12/22/2017] Fariz BTH: Mulai

membaik

[10:15, 12/22/2017] Fariz BTH:

Walaupun ada beberapa jalan yang

kondisi nya rusak

[10:18, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: O begitu..kalau tentang

infrastruktur jalan apa aa sering

memberitakan?

[10:30, 12/22/2017] Fariz BTH: Iya

[10:38, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oke a..kalau berita tentang

infrastruktur jalan sumber-sumbernya

dari mana ya a?

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 60: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

245

[10:54, 12/22/2017] Fariz BTH:

Masyarakat dan pejabat yang

membidangi

[11:38, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu a..kalau narasumber

dari organisasi atau gerakan mahasiswa

ada ga a?

[11:40, 12/22/2017] Fariz BTH: Ada

[11:40, 12/22/2017] Fariz BTH: Dprd

juga

[11:40, 12/22/2017] Fariz BTH: Aktivis

[11:41, 12/22/2017] Fariz BTH:

Pengamat

[11:45, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu a..kalau sumbernya dari

pembaca ada ga a? Misalnya dari

komentar di media sosial begitu

[11:46, 12/22/2017] Fariz BTH: Bisaa

juga tapi tetep harus konfirm ulang

terhadap yang dituju

[11:49, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oo oke a..kalau dari aduan

pembaca di kolom komentar media

sosialnya Bantenhits apa pernah a?

Misalnya protes jalan rusak atau proyek

mangkrak begitu

[11:54, 12/22/2017] Fariz BTH: Iya

pernah, tapi tetep harus confirm ke

pejabat terkait biar beritanya cover both

side

[12:02, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh oke a..kalau dari pemerintah

sendiri a, apa pernah protes gitu ke aa

kalau diberitakan yg 'jelek-jelek' gitu a?

[12:02, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: *pemerintah daerah

[12:05, 12/22/2017] Fariz BTH: Kalau

ngga konfirmasi dulu pasti protes

[12:17, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oo gitu..tapi berarti ada

kebebasan buat nulis kan ya a?

[12:23, 12/22/2017] Fariz BTH: Ngga

bebas juga karena kan ada kode etik itu

[12:27, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oo begitu..kalau dari redaksi a,

apa boleh mengusulkan ide berita?

[12:28, 12/22/2017] Fariz BTH: Berhak

[12:48, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oo oke a...kalau dengan atasan

gaya komunikasinya apa formal atau

gimana a?

[13:44, 12/22/2017] Fariz BTH: Biasa

aja

[14:14, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oo oke a..

[14:15, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Kalau menurut aa kenapa

infrastruktur jalan yang rusak layak

untuk diberitakan?

[15:50, 12/22/2017] Fariz BTH: Supaya

pemkab tergugah untuk memperbaiki,

karena memang terkadang pemkab juga

tidak menge

[15:50, 12/22/2017] Fariz BTH: Menget

[15:50, 12/22/2017] Fariz BTH:

Mengetahui

[18:16, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Oh begitu..apa menurut aa media

punya peran untuk mengawal

pemerintah atau pebisnis?

[20:34, 12/22/2017] Fariz BTH:

Pemerintah

[20:38, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Apa itu menurut aa pers/media

punya fungsi tanggung jawab sosial a?

[20:51, 12/22/2017] Fariz BTH: Punya

atuh

[20:52, 12/22/2017] +62 856-9206-

3657: Bisa dijelasin ga a bagaimana

fungsi tanggung jawab sosialnya?

Mungkin dari berita berita yang dipilih

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 61: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

246

[21:09, 12/22/2017] Fariz BTH: Contoh

berita yang bersifat pengumuman

rekrutmen cpns ataupun mutasi, kan

kalau itu ngga jadi dilaksanakan ataupun

hoax jadi beban moral

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 62: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

247

LAMPIRAN

FOTO

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 63: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

248

LAMPIRAN FOTO

Ket. foto (kiri-kanan) : Ananda Deni, Peneliti, Darussalam Jagad Syahdana di Kantor

Bantenhits.com, Kota Tangerang.

Ket. foto (kiri-kanan) : Peneliti, Engkos Kosasih di Terminal Labuan, Kabupaten

Pandeglang.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 64: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

249

Ket. foto : Lantai 1 Kantor Bantenhits.com, nampak di sebelah kiri Achmad

Ramdzy (asisten redaktur Bantenhits.com), kanan adalah ruangan dari Syahdana.

Ket. foto : Lantai 1 Kantor Bantenhits.com, tampak dari pintu depan.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 65: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

250

LAMPIRAN

DAFTAR

ARTIKEL DAN

ARTIKEL

PANDEGLANG

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 66: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

251

DAFTAR ARTIKEL BANTENHITS.COM TENTANG INFRASTRUKTUR JALAN DI PANDEGLANG TAHUN 2017

No. Tanggal Judul Link Penulis Sumber

1 29

Januari

2017

Swadaya, Warga

Perbaiki Jalan Raya

Pandeglang – Labuan

http://bantenhits.com/2017/01/29/warga

-perbaiki-jalan-raya-pandeglang-labuan/

Engkos

Kosasih

Alfiah salah seorang warga.

2 1

Februari

2017

Warga Sesalkan

Perbaikan Jalan

Pandeglang – Labuan

Asal asalan

http://bantenhits.com/2017/02/01/warga

-sesalkan-perbaikan-jalan-pandeglang-

labuan-asal-asalan/

Engkos

Kosasih

Ucu Fahmi warga; Pengamatan

Wartawan Banten Hits Saepulloh

3 2

Februari

2017

Jembatan di Desa

Taruma Negara

Pandeglang Nyaris

Ambles

http://bantenhits.com/2017/02/02/jemba

tan-di-desa-taruma-negara-pandeglang-

nyaris-ambles/

Engkos

Kosasih

Dede Taufik Iskanda warga setempat

4 18

Februari

2017

Gemasaba Soroti

Buruknya Kondisi Jalan

di Pandeglang

http://bantenhits.com/2017/02/18/gemas

aba-soroti-buruknya-kondisi-jalan-di-

pandeglang/

Engkos

Kosasih

Sekretaris DPC Gerakan Mahasiswa

Satu Bangsa (Gemasaba) Pandeglang,

Sobana Ilham

5 18

Februari

2017

Kondisi Jalan Rusak,

Pemkab Pandeglang

Koordinasikan ke Pusat

http://bantenhits.com/2017/02/18/kondi

si-jalan-rusak-pemkab-pandeglang-

koordinasikan-ke-pusat/

Engkos

Kosasih

Sekretaris DPC Gerakan Mahasiswa

Satu Bangsa (Gemasaba) Pandeglang,

Sobana Ilham & Kepala Dinas

Pekerjaan Umun Dan Penataan Ruang

(PUPR) kabupaten Pandeglang Anwari

Husnira & Irna Narulita Bupati

Pandeglang

6 20

Februari

2017

Temui DBMTR

Banten, Tanto Akan

Pertanyakan

Pemeliharaan Jalan

http://bantenhits.com/2017/02/20/temui-

dbmtr-banten-tanto-akan-pertanyakan-

pemeliharaan-jalan-pandeglang-labuan/

Engkos

Kosasih

Wakil Bupati Pandeglang, Tanto

Warsono Arban

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 67: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

252

Pandeglang-Labuan

7 4 Maret

2017

Soroti Infrastruktur,

Mahasiswa Minta

Pemkab Pandeglang

Transparan soal

Rencana Pembangunan

http://bantenhits.com/2017/03/04/soroti-

infrastruktur-mahasiswa-minta-pemkab-

pandeglang-transparan-soal-rencana-

pembangunan/

Ananda

Deni

Gerakan Mahasiswa Pandeglang Raya

(Gempar) Deni Iskandar

8 9 Maret

2017

Jalan Rusak di Cililitan

Pandeglang Lama Tak

Diperbaiki

http://bantenhits.com/2017/03/09/jalan-

rusak-di-cililitan-pandeglang-lama-tak-

diperbaiki/

Engkos

Kosasih

Kades Cililitan, Yayan Mardiyana &

Kasi Pembangunan Kecamatan Picung,

Roni

9 10 Maret

2017

Minim PJU, Akses

Jalan Cililitan-Kolelet

Dikeluhkan Warga

http://bantenhits.com/2017/03/10/minim

-pju-akses-jalan-cililitan-kolelet-

dikeluhkan-warga/

Engkos

Kosasih

Bambang Ferdiansyah, Ketua Karang

Taruna Picung & Jaka, salah seorang

warga

10 15 Maret

2017

Amblas Sejak

Desember, Jalan Raya

Cibaliung Dibiarkan

http://bantenhits.com/2017/03/15/ambla

s-sejak-desember-jalan-raya-cibaliung-

dibiarkan/

Engkos

Kosasih

Ketua Himpunan Pemuda Pecinta

Alam (Hippa Alam) Cigeulis, Davied

Becek

11 15 April

2017

Bertahun-tahun

Dibiarkan Rusak,

Begini Penampakan

Jalan di Cibitung

Pandeglang

http://bantenhits.com/2017/04/15/bertah

un-tahun-dibiarkan-rusak-begini-

penampakan-jalan-di-cibitung-

pandeglang/

Engkos

Kosasih

Apipi warga Desa Manglid & Hafid,

warga

12 19 April

2017

Komisi III Sebut

Rp45,7 M untuk

Infrastruktur di

Pandeglang Tak

Realistis

http://bantenhits.com/2017/04/19/komis

i-iii-sebut-rp45-7-m-untuk-

infrastruktur-di-pandeglang-tak-

realistis/

Engkos

Kosasih

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten

Pandeglang, Iing Andri (Politisi Partai

Demokrat)

13 21 April Pemkab Gelontorkan http://bantenhits.com/2017/04/21/pemk Engkos Camat Majasari, Neneng Nuraeni,

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 68: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

253

2917 Rp1,5 Miliar Perbaiki

Jalan Ciekek Pagerbatu

ab-gelontorkan-rp1-3-miliar-perbaiki-

jalan-ciekek-pagerbatu/

Kosasih Lurah Pagerbatu, Yana & tokoh

masyarakat setempat, Endim Dimyati

14 21 April

2017

Baksos di Pagerbatu,

PWI Ingatkan Pemkab

Pandeglang soal

Infrastruktur

http://bantenhits.com/2017/04/21/bakso

s-di-pagerbatu-pwi-ingatkan-pemkab-

pandeglang-soal-infrastruktur/

Engkos

Kosasih

Agus Lani pengurus PWI Pandeglang

& Lurah Pagerbatu, Yana

15 14 Juli

2017

Temui DPRD, Forum

Patia Sampaikan

Persoalan Infrastruktur

http://bantenhits.com/2017/07/14/temui-

dprd-forum-patia-sampaikan-persoalan-

infrastruktur/

Engkos

Kosasih

Iis Nursalim, Ketua Forum Patia

Bangkit (FPB) & Ketua Komisi III

DPRD Pandeglang, Iing Andri

16 31 Juli

2017

Wabup Pandeglang

Kecewa Perbaikan

Jalan Masih Asal-

asalan

http://bantenhits.com/2017/07/31/wabu

p-pandeglang-kecewa-perbaikan-jalan-

masih-asal-asalan/

Engkos

Kosasih

Wakil Bupati Pandeglang, Tanto

Warsono Arban & Kasi Pengendalian

Kawasan Permukiman dan Prasarana

Umum DPKPP Pandeglang, Ahmad

Jamaludin

17 21

Agustus

2017

Bertahun-tahun Jalan

Rusak, Warga Demo

Kantor Bupati

Pandeglang

http://bantenhits.com/2017/08/21/bertah

un-tahun-jalan-rusak-warga-demo-

kantor-bupati-pandeglang/

Engkos

Kosasih

warga dari Aliansi Masyarakat

Sukaresmi Menggugat (AMSM)

18 30

Agustus

2017

Pembangunan Jalan di

Pandeglang Baru 40

Persen, PUPR: Oktober

100 Persen

http://bantenhits.com/2017/08/30/pemb

angunan-jalan-di-pandeglang-baru-40-

persen-pupr-oktober-100-persen/

Engkos

Kosasih

Kepala Dinas PUPR Pandeglang

Anwari Husnira

19 31

Agustus

2017

Ini Temuan Tanto Saat

Tinjau Proyek Jalan

Saruni dan Kadubale

http://bantenhits.com/2017/08/31/ini-

temuan-tanto-saat-tinjau-proyek-jalan-

saruni-dan-kadubale/

Engkos

Kosasih

Wakil Bupati Pandeglang Tanto

Warsono Arban

20 28 Kualitas Proyek Jalan http://bantenhits.com/2017/09/28/kualit Engkos Wakil Bupati Pandeglang Tanto

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 69: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

254

Septemeb

er 2017

di Cigeulis Pandeglang

Buruk

as-proyek-jalan-di-cigeulis-pandeglang-

buruk/

Kosasih Warsono Arban & Sekretaris Dinas

PUPR Nunung Fauzi

21 30

Septembe

r 2017

Dinas PUPR

Pandeglang Bantah

Pengawasan Proyek

Lemah

http://bantenhits.com/2017/09/30/dinas-

pupr-pandeglang-bantah-pengawasan-

proyek-lemah/

Engkos

Kosasih

Kepala Dinas PUPR Pandeglang Girgi

Jantoro

22 2 Oktober

2017

Proyek Jalan

Ciwangun-Cikadu

Dikeluhkan Warga

http://bantenhits.com/2017/10/02/proye

k-jalan-ciwangun-cikadu-dikeluhkan-

warga/

Engkos

Kosasih

Afifi Budi warga & Hata Suhata

23 3 Oktober

2017

Dinas PUPR

Pandeglang Pastikan

Pembangunan Jalan

Ciwangun-Cikadu

Segera Dilanjutkan

http://bantenhits.com/2017/10/03/dinas-

pupr-pandeglang-pastikan-pembangun-

jalan-ciwangun-cikadu-segera-

dilanjutkan/

Engkos

Kosasih

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang (PUPR)

Pandeglang, Dana

24 5 Oktober

2017

Kepung Pendopo,

Warga Pandeglang

Tuntut Perbaikan Jalan

http://bantenhits.com/2017/10/05/kepun

g-pendopo-warga-pandeglang-tuntut-

perbaikan-jalan/

Engkos

Kosasih

Ramsudin & Haetami warga

Rancapinang, Kecamatan Cimanggu

25 5 Oktober

2017

Pemkab Pandeglang

Prioritas Perbaikan

Jalan Rancapinang

http://bantenhits.com/2017/10/05/pemk

ab-pandeglang-prioritas-perbaikan-

jalan-rancapinang/

Engkos

Kosasih

Sekda Pandeglang, Feri Hasanudin

26 5 Otkober

2017

Pemkab Pandeglang

Dinilai Lamban

Sampaikan Informasi

Pembangunan kepada

http://bantenhits.com/2017/10/05/pemk

ab-pandeglang-dinilai-lamban-

sampaikan-informasi-pembangunan-

kepada-warga/

Engkos

Kosasih

anggota DPRD Kabupaten Pandeglang,

Khumaedi

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 70: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

255

Warga

27 9 Oktober

2017

Pemkab Pandeglang

Ancam Blacklist

Pelaksana Proyek

Rp5,1 Miliar

http://bantenhits.com/2017/10/09/pemk

ab-pandeglang-ancam-blacklist-

pelaksana-proyek-rp5-1-miliar/

Engkos

Kosasih

Wakil Bupati Pandeglang, Tanto

Warsono Arban & Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang (PUPR)

Pandeglang Girgi Jantoro

28 13

Oktober

2017

Warga Cibitung Ancam

Demo Dinas PUPR

Pandeglang

http://bantenhits.com/2017/10/13/warga

-cibitung-ancam-demo-dinas-pupr-

pandeglang/

Engkos

Kosasih

Afifi Budi warga & Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang (PUPR)

Pandeglang Girgi Jantoro

29 14

Oktober

2017

Instruksi Tanto Tak

Digubris, Proyek Jalan

Marapat-Camara

Terbengkalai

http://bantenhits.com/2017/10/14/instru

ksi-tanto-tak-digubris-proyek-jalan-

marapat-camara-terbengkalai/

Engkos

Kosasih

Ridwan Nurseha, salah satu warga &

Camat Cigeulis, Suntama

30 15

Oktober

2017

Mahasiswa Sesalkan

Sikap Lemah Pemkab

Pandeglang

http://bantenhits.com/2017/10/15/mahas

iswa-sesalkan-sikap-lemah-pemkab-

pandeglang/

Engkos

Kosasih

Sekretaris Gemasaba Pandeglang,

Shobhana Ilham

31 16

Oktober

2017

PT Tjendana Kersmulti

Utama Lanjutkan

Betonisasi Ciwangun-

Cikadu

http://bantenhits.com/2017/10/16/pt-

tjendana-kersmulti-utama-lanjutkan-

betonisasi-ciwangun-cikadu/

Engkos

Kosasih

Perwakilan PT Tjendana Kersmulti

Utama Tedi Lazuardi; Pelaksana

lapangan Jajat Permana & Afifi Budi,

salah seorang warga Kecamatan

Cibitung

32 16

Oktober

2017

Dinas PUPR Akan Kaji

Proyek Jalan Marapat-

Camara, Tanto :

Enggak Perlu Kajian

Lagi!

http://bantenhits.com/2017/10/16/dinas-

pupr-akan-kaji-proyek-jalan-marapat-

camara-tanto-enggak-perlu-kajian-lagi/

Engkos

Kosasih

Kepala Dinas PUPR Pandeglang Girgi

Jantoro & Wakil Bupati Pandeglang

Tanto Warsono Arban

33 17 Tanto Pastikan http://bantenhits.com/2017/10/17/tanto- Engkos Wakil Bupati Pandeglang Tanto

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 71: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

256

Oktober

2017

Pelaksana Proyek Jalan

Marapat – Camara

Diblacklist

pastikan-pelaksana-proyek-jalan-

marapat-camara-diblacklist/

Kosasih Warsono Arban;

34 23

Oktober

2017

Unggah Foto Proyek

Jalan, Tanto: Luar

Biasa Kerjaan Ente

http://bantenhits.com/2017/10/23/ungga

h-foto-proyek-jalan-tanto-luar-biasa-

kerjaan-ente/

Engkos

Kosasih

Unggahan Tanto; komentar akun

@Dede_supriyadi; akun

@Diana_Jayabaya; @Arbul_pratama

35 24

Oktober

2017

Proyek Asal-asalan,

DPKPP Pandeglang

Sebut Minim Tenaga

Pengawas

http://bantenhits.com/2017/10/24/proye

k-asal-asalan-dpkpp-pandeglang-sebut-

minim-tenaga-pengawas/

Engkos

Kosasih

Kepala DPKPP Pandeglang, Syarif

Hidayat

36 27

Oktober

2017

Mahasiswa Menduga

Proyek di Pandeglang

Sarat Kongkalikong

http://bantenhits.com/2017/10/27/mahas

iswa-menduga-proyek-di-pandeglang-

sarat-kongkalingkong/

Engkos

Kosasih

koordinator aksi, Tb Muhamad Afandi

(GMNI)

37 27

Oktober

2017

Percantik Kota, Pemkab

Pandeglang Dianggap

Tak Punya Skala

Prioritas

http://bantenhits.com/2017/10/27/perca

ntik-kota-pemkab-pandeglang-

dianggap-tak-punya-skala-prioritas/

Engkos

Kosasih

Ketua PMII Pandeglang Ajat Sudrajat

& Ketua GMNI Pandeglang Tb A.

Indra

38 30

Oktober

2017

Mahasiswa: Pemkab

Pandeglang Harus

Tegas terhadap

Kontraktor Nakal

http://bantenhits.com/2017/10/23/mahas

iswa-pemkab-pandeglang-harus-tegas-

terhadap-kontraktor-nakal/

Engkos

Kosasih

Ketua Gemasaba Pandeglang, Rian

Supriatna

39 30

Oktober

2017

Betonisasi Ciwangun-

Cikadu Lamban, Warga

Datangi Kantor Dinas

PUPR Pandeglang

http://bantenhits.com/2017/10/30/betoni

sasi-ciwangun-cikadu-lamban-warga-

datangi-kantor-dinas-pupr-pandeglang/

Engkos

Kosasih

Hatta Suhata mewakili warga Cibitung;

Kabid Bina Marga Dinas PUPR

Pandeglang Dana Mulyana; Wakil

Direksi PT Tjendana Kersomulti

Utama Jajat Permana

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 72: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

257

40 30

Oktober

2017

Kinerja Dikritik,

Pejabat PUPR

Pandeglang: Emang

Saya Mau Jadi Kabid?

http://bantenhits.com/2017/10/30/kinerj

a-dikritik-pejabat-pupr-pandeglang-

emang-saya-mau-jadi-kabid/

Engkos

Kosasih

Aktivis GMNI Dean Bayu Pradana;

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang (PUPR)

Pandeglang, Dana; Kepala UPT

Wilayah VII Zaenal Huri

41 31

Oktober

2017

Bina Marga Pandeglang

Ungkap Alasan

Lambannya Proyek

Jalan Ciwangu-Cikadu

http://bantenhits.com/2017/10/31/bina-

marga-pandeglang-ungkap-alasan-

lambannya-proyek-jalan-ciwangu-

cikadu/

Engkos

Kosasih

Kabid Bina Marga (BM) DPUPR

Kabupaten Pandeglang Dana Mulyana;

Kepala UPT DPUPR Wilayah VII

Zaenal Huri

42 31

Oktober

2017

80 Persen Jalan di

Pandeglang Selatan

Rusak Parah

http://bantenhits.com/2017/10/31/80-

persen-jalan-di-pandeglang-selatan-

rusak-parah/

Engkos

Kosasih

Kepala UPT Dinas PUPR Wilayah VII,

Zaenal Huri

43 3

Novembe

r 2017

Garap Proyek Miliaran

di Pandeglang, Kinerja

Kontraktor Luar Daerah

Dikeluhkan

http://bantenhits.com/2017/11/02/garap-

proyek-miliaran-di-pandeglang-kinerja-

kontraktor-luar-daerah-dikeluhkan/

Engkos

Kosasih

Kepala UPT Dinas PUPR Pandeglang

Wilayah VII, Zaenal Huri

44 3

Novembe

r 2017

Irna Harus Panggil

Dinas PUPR soal

Lambatnya

Pembangunan Jalan

http://bantenhits.com/2017/11/03/irna-

harus-panggil-dinas-pupr-soal-

lambatnya-pembangunan-jalan/

Engkos

Kosasih

Anggota Komisi III DPRD Pandeglang

dari Fraksi PKB Meddy Kumaedi

45 5

Novembe

r 2017

Komunitas Mobil

Engkel Tutup Lubang

di Jalan Padali-Sumur

http://bantenhits.com/2017/11/05/komu

nitas-mobil-engkel-tutup-lubang-di-

jalan-padali-sumur/

Engkos

Kosasih

Ivhey penggerak Komunitas Mobil

Engkel

46 29 Pelajar di Pandeglang http://bantenhits.com/2017/11/29/pelaja Darussa Ketua Pimpinan Cabang Ikatan

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 73: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

258

Novembe

r 2017

Setiap Hari Lintasi

Jalan Berlumpur Ini

r-di-pandeglang-setiap-hari-lintasi-

jalan-berlumpur-ini/

lam J.

Syahda

na

Mahasiawa Muhammadiyah (PC IMM)

Kabupaten Pandeglang lewat siaran

pers

47 4

Desember

2017

Proyek Jalan

Ciwangun-Cikadu

Dipastikan Tak Selesai

Sesuai Jadwal

http://bantenhits.com/2017/12/04/proye

k-jalan-ciwangun-cikadu-dipastikan-

tak-selesai-sesuai-jadwal/

Engkos

Kosasih

Kepala UPT DPUPR Wilayah VII

Jaenal Huri & Wakil Direksi PT

Tjendana Kersomulti Utama, Jajat

Permana

48 12

Desember

2017

Pemkab Beri

Kesempatan PT

Tjendana Kersomulti

Selesaikan Betonisasi

Ciwangun-Cikadu

http://bantenhits.com/2017/12/12/pemk

ab-beri-kesempatan-pt-tjendana-

kersomulti-selesaikan-betonisasi-

ciwangun-cikadu/

Engkos

Kosasih

Kadis PUPR Pandeglang, Jantoro

49 26

Desember

2017

UPT VII PUPR

Pandeglang Klaim

Pengerjaan Jalan 85

Persen

http://bantenhits.com/2017/12/26/upt-

vii-pupr-pandeglang-klaim-pengerjaan-

jalan-85-persen/

Engkos

Kosasih

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)

VII Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten

Pandeglang Zaenal Huri

50 28

Desember

2017

Belasan Tahun, Jalan

Penghubung antar

Kecamatan di

Pandeglang Dibiarkan

Rusak

http://bantenhits.com/2017/12/28/belasa

n-tahun-jalan-penghubung-antar-

kecamatan-di-pandeglang-dibiarkan-

rusak/

Engkos

Kosasih

Firdaus Kepala Desa (Kades) Pasir

Durung

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 74: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

259

ARTIKEL BANTENHITS.COM TENTANG INFRASTRUKTUR

JALAN DI PANDEGLANG TAHUN 2017

Pandeglang - Kondisi Jalan Pandeglang-Labuan, tepatnya di Kampung Nyi

Masropoh, Desa Mandala Sari, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang,

dikhawatirkan warga. pasalnya, tak sidikit pengendara bermotor yang terlibat kecelakaan akibat lubang di jalan tersebut.

Karena tak juga diperbaiki pemerintah, warga secara swadaya berinisiatif memperbaiki

kerusakan jalan dengan biaya dan peralatan seadanya, Minggu (28/1/2017).

"Sudah puluhan kali pengedara motor kecelakaan. Kalau terus dibiarkan semakin banyak

yang kecelakaan di sini. Makanya, warga dengan dana seadanya perbaiki," kata Alfiah salah seorang warga.

Warga berharap, pemerintah daerah maupun pusat untuk diminta segera memperbaiki

jalan agar kondisinya lebih layak.

"Biar enggak terus-terusan mengancam keselamatan warga," pintanya.(Ep)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 75: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

260

Perbaikan Jalan Raya Pandeglang-Labuan yang disesalkan warga karena terkesan asal

asalan (Istimewa)

Pandeglang - Perbaikan jalan raya Pandeglang Labuan di Kadu Gadung, Desa

Sindanglaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang disesalkan warga setempat.

Pasalnya perbaikan tersebut jalan terkesan asal-asalan karena hanya menggunakan tanah dan batu untuk menutupi bagian jalan yang berlubang.

"Setelah memakan banyak korban akhirnya diperbaiki, namun pekerjaan asal asalan.

Masa perbaikannya pake tanah merah dan batu kecil, seharusnya diaspal," sesal Ucu

Fahmi warga setempat kepada Banten Hits, Rabu (1/2/2017).

Dengan menerjunkan satu unit mobil pick up pekerja yang mengaku dari Dinas Pekerjaan

Umum (DPU) Provinsi Banten satu persatu menutupi lupang-lubang yang berada di jalan

tersebut dengan cara manual.

"Itu dikerjakanya sekitar jam tiga (15:00 WIB red), pas saya tanya mereka bilang utusan

dari PU Provinsi Banten," kata Ucu.

Sebelumnya dilokasi tersebut, Sejumlah warga Kampung Kadu Gadung, Desa Sindang

Laya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, menanam pohon pisang di Jalan

Raya Pandeglang-Labuan sebagai bentuk protes lambannya pemeliharaan jalan berlubang di kawasan itu, Selasa (27/12/2016).

Wartawan Banten Hits Saepulloh melaporkan, sejak beberapa bulan terakhir sejumlah

jalan nasional di Kabupaten Pandeglang rusak dan berlubang akibat terus menerus

diguyur hujan. Salah satunya Jalan Raya Pandeglang-Labuan.

BACA JUGA: Jalan Raya Pandeglang-Labuan Ditanami Pohon Pisang

Karena kondisi jalan yang berlubang praktis membahayakan pengguna jalan. Jika

pengendara tidak berhati-hati saat melintasi kawasan ini, mereka akan mengalami kecelakaan.

"Karena jalan ini seperti kebun pisang banyak lubangnya. Makanya kita tanami pisang,"

sindir Ucu Fahmi, warga Pagelaran usai melakukan aksi tanam pohon pisang di lokasi tersebut kepada Banten Hits, Selasa (27/12/2016).(Ep)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 76: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

261

Jembatan penghubung antara kampung Tarikolot dengan kampung Bangkak, Desa

Taruma Nagara kondisinya miring (Banten Hits/Engkos Kosasih)

Pandeglang - Jembatan penghubung antara kampung Tarikolot dengan Kampung

Bangkak, Desa Taruma Nagara, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang sejak 2010

dibiarkan miring dan nyaris ambles.

"Saya dan masyarakat sangat berharap jembatan itu perbaikan, karena kalau di biarkan

seperti ini takut membahayakan warga saat melintas," Dede Taufik Iskanda warga setempat kepada Banten Hits, Kamis (2/2/2017).

Tak hanya dijadikan akses utama warga kampung Tarikolot dan Bangkok, Jembatan

tersebut dijadikan akses menuju perkebunan kelapa sawit PT Globar Agro Lestari (GAL) dan mengangkut hasil penen kelapa sawit.

Namun sangat disayangkan, kondisi jembatan tersebut luput dari perhatian Pemerintah Desa dan pihak perusahanan.

"Sampai sekarang belum perbaikan, seharusnya kan ada dana CSR dari PT GAL, kok

kenapa tidak di pakai untuk memperbaiki jambatan,terus dana CSR selama Ini kemana," sesalnya.

Saat berita ini dimuat Banten Hits masih berupaya mengkonfirmasi kepada pihak desa setempat dan PT Globar Agro Lestari (GAL).(Ep)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 77: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

262

Kerusakan jalan di Desa Brebes, Kecamatan Panimbang, Pandeglang. Jalan ini

merupakan jalur menuju Tanjung Lesung yang merupakan wilayah yang ditetapkan

sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) oleh Presiden Joko Widodo. (Banten Hits/

Engkos Kosasih)

Pandeglang - Kondisi infrastruktur jalan di wilayah Provinsi Banten masih menjadi PR

bagi pemerintah pusat dan daerah. Pengerjaan yang asal-asalan dan kerap dilalui oleh

truk-truk melebihi tonase merupakan sejumlah faktor penyebab kondisi jalan yang

memadai tak bisa dirasakan lama oleh masyarakat.

Sekretaris DPC Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Pandeglang, Sobana Ilham

mengatakan, tak sedikit jalan di Kabupaten Pandeglang yang seolah dibiarkan rusak.

Padahal, kondisi tersebut mengancam keselamatan pengendara kendaraan.

"Apakah pajak yang selama ini dibayarkan masyarakat tidak cukup untuk menangani

persoalan itu?," tanya Ilham, Jumat (17/2/2017).

Ia juga menyangkan ketidaktegasan pemerintah melalui dinas terkait terhadap truk-truk

yang masih saja membandel mengangkut material dengan kondisi muatan yang melebihi

tonase yang bisa mempengaruhi terhadap kualitas jalan yang baru diperbaiki.

"Kami minta, pemerintah daerah dalam hal ini gubernur maupun bupati tak lalai soal ini

karena menyangkut keselamatan rakyatnya. Pemerintah harus tegas kepada siapa saja yang melanggar peraturan," pintanya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 78: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

263

Pandeglang - Kondisi infrastruktur jalan di wilayah Provinsi Banten masih menjadi PR

bagi pemerintah pusat dan daerah. Pengerjaan yang asal-asalan dan kerap dilalui oleh

truk-truk melebihi tonase merupakan sejumlah faktor penyebab kondisi jalan yang memadai tak bisa dirasakan lama oleh masyarakat.

Sekretaris DPC Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Pandeglang, Sobana Ilham

mengatakan, tak sedikit jalan di Kabupaten Pandeglang yang seolah dibiarkan rusak.

Padahal, kondisi tersebut mengancam keselamatan pengendara kendaraan.

BACA JUGA: Gemasaba Soroti Buruknya Kondisi Jalan di Pandeglang

"Apakah pajak yang selama ini dibayarkan masyarakat tidak cukup untuk menangani persoalan itu?," tanya Ilham, Jumat (17/2/2017).

Menanggapi kondisi infrastuktur jalan di sejumlah wilayah yang mengalami keruskaan,

salah satunya akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesnug di

jalan raya Panimbang Tanjung Lesung, Kepala Dinas Pekerjaan Umun Dan Penataan

Ruang (PUPR) kabupaten Pandeglang Anwari Husnira mengaku sudah berkoordinasi

dengan pemerintah pusat.

"Insya Allah sudah dikoordinasi dengan pihak pusat dan untuk rambu akan segera di

konfirmasi ulang dengan pihak Dinas Perhubungan(Dishub)," terang Anwar.

Anwari mengatakan, untuk infrastruktur jalan dibawah kewenangan pemerintah setempat akan terus dilakukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) PUPR masing-masing wilayah.

"Untuk jalan kabupaten kami berusaha secara rutin melakukan perbaikan dan dilakukan oleh pihak UPT," terangnya.

Sebelumnya, Pasangan Irna Narulita-Tanto Warsono Arban berjanji menyelesaikan

persoalan infrastruktur jalan di Pandeglang dalam waktu empat tahun. Meski begitu, Irna

tidak mengesampingkan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan program

lainnya.

BACA JUGA: Irna Pastikan Pembangunan Jalan di Pandeglang Selesai Empat Tahun

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 79: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

264

"Semua memang jadi prioritas. Ibu berharap empat tahun di sisa kepemimpinan Ibu dan

Pak Tanto (pembangunan jalan) bisa selesai, bisa tuntas," kata Irna usai menghadiri

sidang paripurna di Gedung DPRD Pandeglang.(Ep)

Tanto Warsono Arban. (Banten Hits/ Engkos Kosasih)

http://www.bantenhits.com/mega-metropolitan/berita/50461/temui-dbmtr-banten-tanto-

akan-pertanyakan-pemeliharaan-jalan-pandeglang-labuan

Pandeglang - Dalam waktu dekat, Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban akan mendatangi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten.

Kepada awak media, Senin (20/2/2017), rencana tersebut terkait dengan penanganan dan

pengawasan jalan yang berada di wilayah Pandeglang.

"Kita banyak terima laporan dari masyarakat bahwa pengerjaannya asal-asalan," ujar

Tanto.

Hasil pantauan Pemkab Pandeglang kata Tanto, kerusakan jalan seperti Jalan Saketi,

Menes, Cikedal dan Cisata.

"Kerusakannya bervariasi, tapi yang paling parah di ruas Jalan Pandeglang-Labuan.

Makanya dalam waktu dekat ini kita akan ke sana untuk menanyakan hal ini," jelasnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 80: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

265

Pandeglang - Kondisi infrastruktur di Kabupaten Pandeglang kembali disorot. Gerakan

Mahasiswa Pandeglang Raya (Gempar) menilai, masih banyak ruas jalan yang luput dari perhatian pemerintah daerah setempat.

"Kondisi jalan rusak dan berlubang harus jadi fokus kepemimpinan Irna-Tanto," kata Deni Iskandar dalam keterangan tertulis yang diterima Banten Hits, Sabtu (4/3/2017).

Jalan-jalan tersebut kata Deni tentu menjadi kewenangan Pemkab Pandeglang. Terkait

dengan jalan yang menjadi domain pemerintah provinsi maupun pusat, Deni mendorong agar Pemkab Pandeglang aktif mengkoordinasikannya kepada pihak terkait.

"Contohnya, di Kecamatan Pagelaran. Kondisi infrastruktur di sana parah. Tidak jarang

kecelakaan terjadi karena rusaknya jalan. Ini tentu harus disikapi dan jadi perhatian

serius," ujar Deni.

Deni mendorong, Pemkab Pandeglang mempublikasikan seluruh rencana pembangunan

daerah yang akan dilakukan. Pasalnya kata Deni, selama ini publik tak mengetahui

sehingga pembangunan di Pandeglang terkesan tak transparan.

"Tidak ada transparansi masalah pembangunan. Sejauh ini, pemda juga belum

mempublish hasil Musrenbang, RPJMD maupun RPJP," kata mahasiswa asal Pandeglang

yang kuliah di UIN Syarif Hidayatullah ini.

Dengan perkembangan teknologi informasi, pemerintah sambung Deni seharusnya bisa

memanfaatkan agar setiap rencana maupun pembangunan yang dilaksanakan secara utuh

diketahui masyarakat.

"Ini juga berkaitan dengan masalah reformasi birokrasi di Pandeglang," tandasnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 81: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

266

Kerusakan jalan menuju kantor Kecamatan Picung sudah lama dikeluhkan warga. Namun

sayang, hingga kini pemerintah daerah setempat tak juga memperbaiki. (Banten Hits/

Engkos Kosasih)

Pandeglang - Warga di Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang mengeluhkan

kerusakan jalan di Kampung Cibagolo. Pasalnya, meski kerusakan jalan menuju kantor kecamatan tersebut sudah lama, namun hingga kini belum juga diperbaiki.

Kerusakan di jalan tersebut diperparah saat musim hujan. Jika hujan lebat, air akan

menggenangi lubang-lubang yang berada di badan jalan.

"Kami hanya bisa melakukan pemeliharaan alakadarnya saja. Soalnya, jalan itu jadi

kewenangan pemerintah kabupaten," ucap Kades Cililitan, Yayan Mardiyana, Rabu

(8/3/2017).

Sayangnya, warga harus lebih bersabar untuk menikmati jalan memadai. Pasalnya,

pemerintah tak menganggarkan dana untuk perbaikan jalan tersebut dalam waktu dekat.

"Tidak masuk dalam APBD murni, tapi mudah-mudahan saja di perubahan bisa

direalisasi. Di tingkat kecamatan selalu kami usulkan melalui musrenbang," pungkas Kasi Pembangunan Kecamatan Picung, Roni.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 82: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

267

Minimnya PJU di akses jalan Kampung Cililitan-Kolelet Pandeglang dikeluhkan warga.

(Banten Hits/ Engkos Kosasih)

Pandeglang - Kondisi akses jalan dari Kampung Cililitan menuju Kampung Kolelet,

Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang dikeluhkan warga.

Minimnya Penerangan Jalan Umum (PJU) di jalan perkebunan kelapa sawit milik PT

Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII tersebut tak jarang membahayakan pengendara

kendaraan, terutama sepeda motor.

"Kalaupun ada itu lampu-lampu yang dipasang warga," tutur Jaka, salah seorang warga,

Kamis (9/3/2017).

Selain itu, gelapnya kondisi jalan juga dikhawatirkan timbulnya aksi kejahatan yang

menyasar warga yang melewati jalan tersebut. Tak hanya PJU, perbaikan terhadap

kondisi jalan juga diharapkan segera dilakukan pihak terkait.

"Iya, termasuk infrastruktur jalannya juga harus diperbaiki. Kalau ada PJU tapi kondisi

jalannya rusak tetap saja," kata Bambang Ferdiansyah, Ketua Karang Taruna Picung menambahkan.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 83: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

268

Jalan raya Cibaliung, di Kampung Lampis, Desa Tarumanagara, Kecamatan Cigeulis

yang tak kunjung diperbaiki (Banten Hits/Engkos)

Pandeglang - Jalan raya Cibaliung, tepatnya di Kampung Lampis, Desa Tarumanagara,

Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang amblas sejak Desember tahun 2016 lalu. hingga kini jalan tersebut tak kunjung diperbaiki pemerintah.

Ketua Himpunan Pemuda Pecinta Alam (Hippa Alam) Cigeulis, Davied Becek mengaku heran jalan tersebut tak kunjung diperbaiki pemerintah.

"Aneh ke mana tugas pemerintah atau Dinas terkait selama ini, seharusnya mereka lebih

sigap dalam mengambil tindakan," kata Davied kepada Banten Hits,Rabu (15/3/2017).

Davied menjelaskan, ablasnya jalan yang diperkirakan mencapai 10 meter tersebut

disebabkan curah hujan pada bulan Desember lalu cukup tinggi dan kontur tanah yang labil.

Jika terus dibiarkan pemerintah, kata dia, bisa membahayahakan pengguna jalan. Dirinya

berharap kepada pemerintah untuk segera memperbaiki jalan tersebut.

"Pemerintah harus segera mengambil tindakan, karena kalau dibairkan bisa

membahayakan pengguna jalan, apa lagi sekarang bahu jalan dan tiang listik sudah mulai miring," jelasnya.(Ep)

Kondisi jalan di wilayah Cibitung, Pandeglang. Meski sudah bertahun-tahun rusak, jalan

ini tak kunjung diperbaiki. Foto diambil Kamis (13/4/2017). (Banten Hits/ Engkos

Kosasih)

Pandeglang - Tak sedikit wilayah di Kabupaten Pandeglang yang belum tersentuh

pembangunan. Pelayanan dasar seperti kondisi infrastruktur yang memadai rupanya masih banyak belum dirasakan masyarakat, salah satunya di Kecamatan Cibitung.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 84: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

269

Tengok saja kondisi jalannya. Sudah bertahun-tahun, ruas jalan di wilayah tersebut

dibiarkan rusak. Perbaikan seadanya tentu saja bukan menjadi solusi, bahkan membuat

kondisi jalan semakin dikeluhkan.

Selain berlubang dan bergelombang, ruas jalan yang tak jauh dari kantor Kecamatan

Cibitung ini pun becek. Bagi pengendara kendaraan bermotor sudah barang tentu harus

ekstra hati-hati melintasinya.

"Kami pernah bicara masalah ini ke pihak kecamatan, akan tetapi hanya ditutup dengan

bebatuan. Tidak akan selesai, karena bukan hanya butuh dihampar batu, sudah harus

dibangun," kata Apipi warga Desa Manglid.

Menurutnya, dari 10 desa yang ada di Kecamatan Cibitung, hanya jalan di satu desa yang

kondisinya lumayan baik.

Hafid, warga lainnya mengeluh setiap kali melewati jalan tersebut. Terutama saat kondisi

jalan becek dan menyebabkan ruas jalan licin akibat tanah yang sudah bercambur air.

"Udah mirip sawah ini jalan, cepat-cepat diperbaiki lah. Kasihan warga kalau lewat sini, apalagi yang bawa sepeda motor harus hati-hati banget," katanya.(Nda)

Pandeglang - Kabupaten Pandeglang mendapat bantuan keuangan (bankeu) sebesar

Rp90 Miliar. Dari bankeu Pemprov Banten itu, 50 persen atau Rp45,7 Miliar dialokasikan untuk penanganan infrastruktur jalan.

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Pandeglang, Iing Andri menilai, anggaran Rp45,7

tersebut justru tak realistis. Alokasi itu masih dirasa minim jika melihat kondisi

infrastruktur di kabupaten yang dipimpin Irna Narulita ini.

"Kenapa tidak dialokasikan 70 persen?. Enggak realistis kalau hanya 50 persen untuk

menangangi infrastruktur. Lihat kondisinya, kita masih butuh dana besar untuk bidang

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 85: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

270

itu. Mayoritas masyarakat saat kita reses maupun usulan musrenbang adalah

infrastruktur," papar Iing, Rabu (19/4/017).

Sulit menurutnya melakukan percepatan pembangunan jika dana yang dialokasikan tak

lebih dari 50 persen. Tak sebanding dengan kondisi infrastruktur jalan yang masih banyak

perlu mendapat perbaikan.

Iing menyarankan pengerjaan fisik yang dananya bersumber dari bankeu melalui sistem

lelang. Pasalnya, dengan Penunjukkan Langsung (PL) akan mempengaruhi terhadap hasil

pengerjaan yang tidak maksimal.

"Kalau dengan PL, pengerjaan akan tersebar prosesnya tidak akan maksimal,"

tambahnya.

Dirinya juga mewanti-wanti agar pengerjaan tidak dilakukan secara asal-asalan dan

selesai tepat pada waktunya. Politisi Partai Demokrat ini meminta kepada SKPD

penerima agar segera merealisasikan pembangunan melalui dengan perencanaan yang

matang.

"Saya pesimis ini bisa terserap optimal jika pemkab lamban menyelesaikan Rencana

Kerja Anggaran (RKA), maka saya pesimis Bankeu bisa terserap optimal. APBD kita

sudah mulai berjalan maka dari itu realisasi bankeu juga harus dipercepat,"

jelasnya.(Nda)

Anggaran sebesar Rp1,3 Miliar dialokasikan untuk pembangunan Jalan Ciekek-

Pagerbatu, Pandeglang. (Banten Hits/ Engkos Kosasih)

Pandeglang - Pembangunan jalan akses Ciekek menuju Pagerbatu, Kecamatan Majasari,

Kabupaten Pandeglang dalam waktu dekat akan dilakukan.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 86: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

271

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang menggelontorkan dana sebesar Rp1,5

Miliar untuk membangun jalan yang lokasinya tepat berada di bawah kaki Gunung

Karang tersebut.

"Pembangunannya diusulkan tahun 2016. Dana itu untuk pembangunan di 20 titik," kata

Camat Majasari, Neneng Nuraeni, Jumat (21/4/2017).

Jalan Ciekek-Pagerbatu memang kondisinya memprihatinkan. Padahal, letak wilayah ini

tak jauh dengan pusat pemerintahan Pandeglang.

Neneng menjelaskan, pembangunan yang segera dimulai ditarget selesai pada triwulan

keempat.

"Pengerjaannya di triwulan kedua tahun ini. Semua pekerjaan dilakukan dengan sistem

Penunjukkan Langsung (PL) akan tetapi dikoordinasikan dulu dengan ULP," terangnya.

Selain itu, dari pagu indikatif Kecamatan Majasari juga mengalokasikan dana Rp230 juta.

Anggaran tersebut untuk menyokong pembangunan di 8 titik jalan Pagerbatu.

"Paving blok dan taman pintar. Untuk titik nol pembangunan Ciekek-Pagerbatu saya

belum tahu," ucapnya.

Sementara itu, Lurah Pagerbatu, Yana, justru menyebut jika pembangunan Jalan Ciekek-

Pagerbatu tak sesuai dengan harapan. Pasalnya, titik nol pembangunan bukan dimulai dari

Pagerbatu.

"Masih simpang siur, tapi seharusnya awal mula pembangunan dari atas (Pagerbatu-red),

karena jalan sepanjang 6 kilometer yang mengelilingi Pagerbatu itu yang rusak parah,"

katanya.

Hal senada diutarakan tokoh masyarakat setempat, Endim Dimyati.

"Kalau bisa mulainya dari atas biar ketika ada kekurangan bisa diambil dari perubahan," imbuhnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 87: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

272

Pengobatan gratis digelar di Kelurahan Pagerbatu, Pandeglang. Selain pengobatan gratis,

17 anak dikhitan massal gratis. (Banten Hits/ Engkos Kosasih)

Pandeglang - Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang dipilih

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sebagai lokasi bakti sosial berupa khitan massa dan

pengobatan gratis.

Selain usulan dari masyarakat, bakti sosial (baksos) di Pagerbatu juga bertujuan

mengingatkan Pemkab Pandeglang terkait dengan kondisi infrastruktur, khususnya di

wilayah yang letaknya tak jauh dari pusat pemerintahan Pandeglang tersebut.

"Kondisi infrastruktur jalan masih perlu menjadi perhatian pemerintah. Skala prioritas,

agar mobilitas warga tidak terganggu," kata Agus Lani pengurus PWI Pandeglang, Kamis

(20/4/2017).

BACA JUGA: Jalan Rusak di Pagerbatu Pandeglang, Warga: Percuma Jadi Kelurahan

kalau Pembangunan Tidak Diprioritaskan

Bakti sosial kata Agus juga menjadi sarana bagi PWI untuk ikut memberikan kontribusi

bermanfaat kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, PWI mengharapkan mampu

mensuarakan aspirasi dan keinginan masyarakat.

"Sebagai social control, kita ingin terus berkontribusi kepada masyarakat sesuai dengan

tugas dan peran kami," ujarnya.

Lurah Pagerbatu, Yana mengaku, bakti sosial PWI sangat membantu masyarakat,

khususnya bagi masyarakat kurang mampu. Lebih dari itu, pihaknya berharap, kehadiran

PWI mampu mendorong percepatan pembangunan di wilayahnya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 88: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

273

"Sebagai mitra pemerintah, saya berharap insan pers selalu menyajikan pemberitaan-

pemberitaan yang faktual," katanya.

Kegiatan bakti sosial digelar di SDN Pagerbatu 2. Tak kurang, 17 anak dikhitan massal

gratis. Sementara, pengobatan gratis didominasi oleh kaum ibu yang ingin memeriksa

kondisi kesehatan.(Nda)

Bertemu dengan DPRD, Forum Patia menyampaikan persoalan infrastruktur jalan di

Pandeglang. (Banten Hits/Engkos Kosasih)

Pandeglang - Infrastruktur dinilai merupakan tulang punggung penggerak roda

perekonomian masyarakat. Kualitas jalan diharapkan bisa ditingkatkan agar manfaatnya bisa dirasakan lebih lama oleh masyarakat.

"Mudahnya jalan rusak disebabkan karena kondisi tanah yang labil sehingga jika hanya

dilakukan pengerasan akan kurang efektif," kata Iis Nursalim, Ketua Forum Patia Bangkit

(FPB) usai menemui Komisi III DPRD, Dinas PUPR dan Bappeda, di gedung DPRD

Pandeglang, Jumat (14/7/2017).

"Harus cor beton, kalau tidak jalan di Patia bakal mudah rusak," tambahnya.

Iis mengaku, DPRD sangat merespon usulan tersebut dan mendorong Pemkab

Pandeglang agar dialokasikan dana sebesar Rp15 Miliar untuk peningkatan jalan.

"Komisi III, dinas PUPR dan Bappeda sangat merespon kami. Melalui Banggar, mereka

akan mendorong agar pemkab mengalokasikan anggaran untuk Jalan Patia," terangnya.

Ketua Komisi III DPRD Pandeglang, Iing Andri memastikan, akan memperjuangkan

aspirasi warga.

"Kami berkomitmen memperjuangkan aspirasi masyarakat agar proses percepatan

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 89: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

274

pembangunan di Pandeglang dapat segera terealisasikan dan manfaatnya bisa benar-benar dirasakan masyarakat," paparnya.(Nda)

Sidak, Wabup Pandeglang Tanto Warsono Arban masih menemukan perbaikan jalan

yang dilakukan asal-asalan. (Banten Hits/Engkos Kosasih)

Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban kembali menandai

beberapa titik jalan menggunakan pilok, Senin (31/7/2017).

Sejumlah titik jalan yang ditandai Tanto di antaranya berada di ruas Jalan SMK

Mekarjaya, Kecamatan Mekarjaya dan di Kampung Cidahu Tonggoh, Kecamatan

Cadasari.

Tanto kecewa melihat kualitas perbaikan di dua ruas jalan yang dilakukan dua pelaksana.

Untuk perbaikan Jalan Mekarjaya sepanjang 550 meter yang dikerjakan CV Intan

Karyamas, Pemkab Pandeglang menggelontorkan dana Rp272 juta. Sementara, perbaikan

ruas jalan Cidahu dengan panjang 750 meter oleh CV Mustika Ciherang menelan dana

sebesar Rp760 juta.

Sayangnya, kedua proyek tersebut dinilai tidak dikerjakan dengan baik dan terkesan asal-

asalan. Salah satunya, Tanto menemukan kerusakan di ruas jalan yang baru diperbaiki

tersebut.

BACA JUGA: Di Medsos Wabup Tanto Minta Pelaksana Proyek Jalan Bongkok-Ramaya

Bertanggung Jawab

"Masih saja di beberapa titik kualitas pekerjaannya kurang bagus. Saya minta ini

diperbaiki. Apalagi hotmix inik rentan kalau terus menerus kena air, dan ini banyak yang

tipis dan bolong-bolong bisa cepet hancur," papar Tanto.

Kecewa dengan apa yang ia temukan, Tanto minta agar Dinas Perumahan Kawasan

Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Pandeglang tidak melakukan Provisional Hand

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 90: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

275

Over (PHO) atau serah terima pekerjaan.

"Jangan dulu PHO. Kita cek dulu, apakah pelaksana sudah memperbaiki atau belum. Ini

dekat dengan pusat pemerintahan, bagaimana yang di pelosok,"

Sementara itu, Kasi Pengendalian Kawasan Permukiman dan Prasarana Umum DPKPP

Pandeglang, Ahmad Jamaludin memastikan, akan memanggil pelaksana pekerjaan untuk

segera memperbaiki.

"Kami akan panggil pelaksananya sesuai instruksi pak wagub. Apalagi ini kan sudah

ditandai beliau," tandasnya.(Nda)

Kecewa karena infrastruktur buruk, warga Sukaremsi menggelar unjuk rasa di kantor

bupati Pandeglang. (Banten Hits/Engkos Kosasih)

Pandeglang - Kantor Bupati Pandeglang di Jalan Bhayangkara didemo warga dari

Aliansi Masyarakat Sukaresmi Menggugat (AMSM), Senin (21/8/2017). Selain di kantor

bupati, unjuk rasa juga digelar warga di gedung DPRD.

Unjuk rasa warga terkait dengan kondisi infrastruktur jalan di Kecamatan Sukaresmi yang

sudah bertahun-tahun tak tersentuh oleh pembangunan.

"Sukaresmi adalah daerah yang punya potensi di sektor pertanian terbesar di Pandeglang,

tapi sayang kami tidak pernah merasakan kehadiran pemerintah. Buktinya, masih banyak

jalan yang bertahun-tahun dibiarkan rusak," kata Didi koordinator aksi saat berorasi.

Didi mencontohkan sejumlah titik jalan tersebut di antaranya, Jalan Cibungur-Simpang,

Kubangkampil-Pamatangkanas, Terusan-Sidamukti, dan Sanggoma-Kubangkampil.

Menurutnya, buruknya infrasktur mencerminkan minimnya perhatian pemerintah daerah.

"Puluhan tahun kami hidup di sini, tapi tidak pernah merasakan jalan yang indah, seindah

senyum ibu Irna Narulita," kata Didi menyidir.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 91: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

276

Pengunjuk rasa mengancam tidak akan membayar pajak jika pemerintah tak kunjung

memperbaiki kondisi jalan. Mereka juga meminta anggota dewan untuk melihat langsung

kondisi jalan di wilayah mereka.

“Anggota DPRD dapil IV jangan diam diri saja, lihat langsung dan perjuangkan aspirasi

kami," tegasnya.(Nda)

Ilustrasi, Perbaikan jalan di wilayah Serang. (Banten Hits)

Pandeglang - Proyek pembangunan jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang baru mencapai 40 persen.

Kepala Dinas PUPR Pandeglang Anwari Husnira memastikan, progres 100 persen akan

teracapai pada bulan Oktober 2017.

"Insya Allah antara September-Oktober sudah selesai 100 persen.

kecuali yang baru selesai lelang ya. Tatpi, yang lelang di awal Mei bisa selesai sekarang-

sekarang," kata Anwari, Rabu (30/8/2017)

Dari panjang 700 kilometer, tahun ini Dinas PUPR membangun sekitar 70 kilometernya.

Anwari mengatakan, tinggal 13 titik ruas jalan yang belum dibangun.

"Tahun ini ada 190 titik yang harus dikerjakan, 13 lagi menunggu proses lelang," tandasnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 92: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

277

Wabup Pandeglang Tanto Warsono Arban meninjau hasil pengerjaan jalan di Majasari

dan Banjar. Tanto menemukan ada beberapa titik jalan yang harus segera diperbaiki.

(Banten Hits/Engkos Kosasih)

Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban kembali meninjau langsung hasil pengerjaan jalan, Selasa (29/8/2017).

Dua titik pekerjaan yang ditinjau Tanto adalah proyek betonisasi di Kelurahan Saruni,

Kecamatan Majasari dan hotmix di Desa Kadubale, Kecamatan Banjar yang merupakan

penghubung Kadubale dengan Kaduranggem.

Tanto menegaskan, pengawasan perlu dilakukan mengingat kondisi tanah di Pandeglang

yang tergolong labil. Pengawasan juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi.

"Kondisi tanah kita kan tergolong labil jadi perlu diawasi betul," kata Tanto.

Dari hasil monitoringnya, Tanto mengaku ada sejumlah titik yang perlu diperbaiki.

Namun menurutnya, kerusakan tidak terlalu parah dan sudah disampaikan ke pihak pelaksana untuk segera diperbaiki.

"Kondisi beton Cipacung-Pakuhaji sebagian besar lumayan baik, hanya ada beberapa

yang minor dan perlu perbaikan seperti jalan kurang padat, tapi sudah kami sampaikan ke

pihak ketiga. Begitu juga, jalan di Kadubale . Yang terpenting bagi kami, volume nya jangan sampai fiktif, seperti ketebalan dan volume dikurangi," bebernya.

Secara keseluruhan kata Tanto, hasilnya bisa dilihat langsung setelah tujuh hari.

"Ini kan masih dalam proses pembangunan, belum serah terima. Maka, kerusakan yang

ditemukan harus segera diperbaiki. Nanti juga kan ada masa pemeliharaan sehingga

hasilnya maksimal," jelasnya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 93: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

278

Tanto mengingatkan kepada pengusaha agar mengerjakan pembangunan sesuai dengan

spesifikasi. Tanto mengancam, pemkab akan menunda pembayaran jika hasil pekerjaan

mengecewakan.

"Kami tunda pembayarannya sampai jalan sesuai spesifikasi," tegasnya.(Nda)

Tinjau langsung proyek betonisasi Jalan Marapat-Camara, Wabup Tanto nilai kualitas

pembangunan jalan tersebut buruk. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)

Pandeglang - Proyek betonisasi Jalan Marapat-Camara, Desa Karyabuana, Kecamatan

Cigeulis, Kabupaten Pandeglang mendapat sorotan Wakil Bupati Tanto Warsono Arban.

BACA JUGA: Bertahun-tahun Jalan Rusak, Warga Demo Kantor Bupati Pandeglang

Diduga dikerjakan asal-asalan, kualitas pembangunan jalan sepanjang 800 meter itu pun

dinilai buruk. Sepanjang 200 meter, kerusakan di beberapa titik jalan nampak sekali

terlihat.

"Sangat buruk, sampaikan kepada pelaksananya agar dibongkar dan diperbaiki, karena

banyak yang retak," pesan Tanto kepada Sekretaris Dinas PUPR Nunung Fauzi, Rabu

(27/9/2017).

BACA JUGA: Anggota DPRD Pandeglang Dituding Main Proyek

Dinas PUPR pun memastikan akan memberikan sanksi kepada pelaksana proyek jika

pekerjaan tidak sesuai spesifikasi.

"Kami akan panggil. Kalau memang tidak sesuai spek kita akan berikan sanksi," ucap

Nunung.

Terkait pengawasan yang menjadi tanggung jawab PUPU, Nunung menegaskan jika hal

tersebut sudah dilakukan bersama konsultan pengawas. Nunung justru beralasan,

buruknya kualitas proyek disebabkan kualitas beton yang buruk.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 94: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

279

Tidak hanya berkualitas buruk, masih ada 500 meter lagi yang belum dikerjakan pihak

kontraktor. Menurut warga, tidak segera rampungnya pengerjaan dikarenakan pekerjaan

yang tidak dilakukan setiap hari.

BACA JUGA: Pembangunan Jalan di Pandeglang Baru 40 Persen, PUPR: Oktober 100

Persen

"Ini mengganggu pengendara. Kalau dikerjakan setiap hari mungkin sudah selesai," tutur

Ridwan.

Proyek betonisasi senilai Rp1,7 miliar tersebut dilaksanakan oleh CV Asa Media

Solusindo dengan nomor SPK: 600/12/SP KONST/PPJ/DPUPR-/2017 dengan waktu pengerjaan Juni-Oktober.(Nda)

Ilustrasi. Perbaikan jalan. (Banten Hits)

Pandeglang - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten

Pandeglang membantah jika dinilai pengawasan terhadap proyek tidak dilakukan secara maksimal.

Hal tersebut menanggapi penilaian Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban yang

mengaku, tidak sedikit kualitas proyek buruk karena tidak sesuai spesifikasi.

BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk

Kepala Dinas PUPR Pandeglang Girgi Jantoro memastikan, monitoring sudah dilakukan

dengan maksimal.

"Sudah berjalan baik. Hanya saja, kurang dalam pengendalian. Itu yang akan menjadi

bahan evaluasi kami ke depan," kata Girgi, saat dihubungi Jumat (29/9/2017)

Terkait sejumlah proyek yang dinilai buruk, PUPR sambung Girgi akan melakukan

pembinaan hingga sanksi kepada kontraktor dan konsultan pengawas.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 95: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

280

"Kita lihat hasil pengerjaannya baru kita bicara sanksi," ujarnya.

BACA JUGA: Kualitas Proyek Buruk, Tanto ke Kontraktor: Jangan Cari Celah Lain-lainlah!

Terkait mangkraknya proyek betonisasi Jalan Marapat-Camara, Girgi justru mengaku

belum mendapat laporan. Ia malah mengarahkan untuk mengkonfirmasi hal itu kepada

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut.

"Biar jelas, tanya langsung saja ke PPK-nya," tandas Girgi.(Nda)

Pandeglang - Warga Kecamatan Cibutung, Kabupaten Pandeglang mengeluh soal proyek

pembangunan ruas Jalan Ciwangun-Cikadu. Pasalnya, sudah hampir satu bulan tidak ada

aktivitas apapun di proyek yang didanai oleh DAK 2017 senilai Rp5,1 miliar tersebut.

BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk

"Terpaksa kami lewat jalan alternatif lain, itu pun kondisinya rusak parah," ujar Hata

Suhata, Minggu (1/10/2017).

Pantauan Banten Hits, proyek peningkatan jalan yang dikerjakan PT Tjendana Kersomulti

Utama tersebut baru dikerjakan sekitar 10 persen. Pembangunan harus rampung pada

awal Desember 2017.

"Ini sebenarnya ada apa, kenapa pembangunannya ditunda-tunda begini? Mana

pengawasan dinas terkait?" tanya Afifi Budi warga lainnya.

BACA JUGA: Dinas PUPR Pandeglang Bantah Pengawasan Proyek Lemah

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 96: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

281

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pandeglang Girgi Jantoro

belum merespon pesan singkat dan telepon dari wartawan yang akan meminta

penjelasaan terkait proyek tersebut.(Nda)

Pandeglang - Proyek Ruas Jalan Ciwangun-Cikadu, di Kecamatan Cibitung, Kabupaten

Pandeglang terhenti. Pekerjaan senilai Rp5,1 miliar itu pun dikeluhkan warga dan

pengguna kendaraan.

BACA JUGA: Proyek Jalan Ciwangun-Cikadu Dikeluhkan Warga

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pandeglang,

Dana memastikan, proyek peningkatan jalan tersebut akan segera dilanjutkan.

"Kami sudah hubungi pelaksana lapangan dan direktur (PT Tjendana Kersomulti Utama).

Dalam waktu dekat proyek segera dilanjutkan," kata Dana, Senin (2/10/2017).

Dana menerangkan, terhentinya proyek disebabkan karena terkendala plant beton.

BACA JUGA: Dinas PUPR Pandeglang Bantah Pengawasan Proyek Lemah

"Pihak pelaksana juga sedang minta bantuan ke plant lain agar bisa masuk ke Ciwangun. Kami terus pantau perkembangannya," pungkasnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 97: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

282

Unjuk rasa ratusan warga menutut perbaikan jalan yang bertahun-tahun rusak. (Foto:

Engkos Kosasih/Banten Hits)

Pandeglang - Ratusan warga Rancapinang, Kecamatan Cimanggu berunjuk rasa di depan

pendopo bupati Pandeglang, Kamis (5/10/2017). Pantauan Banten Hits, massa yang

menggunakan puluhan kendaraan tiba di alun-alun sekitar pukul 14.15 WIB langsung berjalan menuju pendopo.

BACA JUGA: Mahasiswa Pandeglang Kritik Satu Tahun Kepemimpinan Irna-Tanto

Meski diguyur hujan, massa tetap menggelar aksinya untuk menyampaikan aspirasi

kepada Bupati Pandeglang Irna Narulita terkait infrastruktur yang layak.

"Kami mengingikan infrastruktur jalan ditingkatkan, bertahun-tahun daerah kami tidak

pernah merasakan bagusnya jalan," kata Ramsudin salah satu pengunjuk rasa.

BACA JUGA: Bertahun-tahun Jalan Rusak, Warga Demo Kantor Bupati Pandeglang

Warga menilai aksi mereka merupakan hal yang wajar mengingat banyak janji yang

diucapkan namun tidak kunjung dipenuhi.

"Kami sudah bosan dengan janji-jani manis yang tidak ada buktinya. Bicara keterbatasan

anggaran, tapi Silpa mencapai Rp282 miliar," kata Haetami pengunjuk rasa lainnya saat

berorasi.

BACA JUGA: Mobil Dinas Mewah untuk Pejabat Vertikal, Irna: Buang-buang

Anggaran, Enggaklah

Tidak hanya kepada pemerintah daerah, warga juga kecewa dengan kinerja anggota

dewan yang dinilai lemah dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 98: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

283

Pandeglang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang memprioritaskan pekerjaan

perbaikan jalan di Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu. Hal itu dikatakan Sekda

Pandeglang, Feri Hasanudin saat menanggapi ribuan massa dari Desa Rancapinang,

Kamis (5/10/2017).

"Sebetulnya sudah kami rancang dengan Bappeda, saya sudah masukan ke perencanaan

sebelum didemo, jadi Insya Allah 2018 kita akan bangun, kita prioritaskan jalan

Rancapinang secara permanen," kata Feri.

BACA JUGA : Kepung Pendopo, Warga Pandeglang Tuntut Perbaikan Jalan

Feri mengakui masih banyak infrastruktur jalan di Kabupaten Pandeglang yang belum

terbangun. Akan tetapi menurutnya, Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang, mempunyai

konsekuensi akan membangun di masa kepemimpinnannya.

"Setiap pembangunan harus bertahap, untuk Rancapinang pun akan bertahap, jadi kami

minta masyarakat bersabar," ungkapnya.

Sebelumnya, ratusan warga Rancapinang, Kecamatan Cimanggu berunjuk rasa di depan

pendopo bupati Pandeglang, Kamis (5/10/2017). Pantauan Banten Hits, massa yang

menggunakan puluhan kendaraan tiba di alun-alun sekitar pukul 14.15 WIB langsung

berjalan menuju pendopo.(Zie)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 99: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

284

Bupati Pandeglang Irna Narulita saat meresmikan Jembatan Manggungjayaa. (Dok.

Banten Hits

Pandeglang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang dinilai lamban

menyampaikan informasi kepada masyarakat terkait pembangunan yang akan

dilaksanakan.

BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk

"Wajar ketika ada masyarakat yang berunjuk rasa," kata anggota DPRD Kabupaten

Pandeglang, Khumaedi, kepada Banten Hits, Kamis (5/10/2017).

Kata Khumaedi, reaksi masyarakat menuntut perbaikan jalan disebabkan tidak sampainya

informasi pembangunan kepada masyarakat.

"Iya (jalan Rancapinang) itu akan dibangun tahun 2018 dengan anggaran Rp6,5 miliar.

Ini karena masyarakat tidak dapat informasi itu. Jadi wajar kalau mereka demo karena

mereka tidak tahu," terang Khumaedi.

BACA JUGA: Kepung Pendopo, Warga Pandeglang Tuntut Perbaikan Jalan

Khumaedi meminta agar hal tersebut menjadi bahan evaluasi pemerintah daerah. Segera

sampaikan hal-hal yang akan direalisasikan kepada masyarakat.

BACA JUGA: Komisi III Sebut Rp45,7 M untuk Infrastruktur di Pandeglang Tak

Realistis

"Saya harap camat dan kepala desa bisa aktif, sampaikan ke warga. Saya dari dapil sana,

apapun yang menyangkut dengan kepentingan warga saya akan kawal dan dukung,"

ucapnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 100: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

285

Wabup Pandeglang Tanto Warsono Arban. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)

Pandeglang - PT Tjendana Kersomulti Utama selaku pelaksana proyek Jalan

Ciwangung-Cikadu, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang didesak untuk

secepatnya menyelesaikan pekerjaannya. Sebelumnya, proyek senilai Rp5,1 miliar tersebut terhenti dengan alasan terkendala oleh plant beton.

BACA JUGA: Proyek Jalan Ciwangun-Cikadu Dikeluhkan Warga

"Minggu ini harus segera di tindaklanjuti. Kalau tidak juga dikerjakan, saya ke sana,"

kata Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban, Senin (9/10/2017)

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pandeglang Girgi Jantoro

diminta turun tangan agar persoalan tersebut tidak berlarut-larut dan proyek bisa

diselesaikan tepat waktu, 6 Desember 2017.

"Waktunya sangat terbatas. Dengan anggaran segitu sangat mepet sekalia. Jika tidak

dilanjutkan secepatnya kita putus kontraknya dan blacklist perusahaannya," tegas Tanto.

BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk

Terpisah, Girgi Jantoro mengaku, pekerjaan telah dilanjutkan kembali.

"Kemarin itu Pak Dana (Pejabat Pembuat Komitmen-red) sudah turun ke lapangan, dan

informasinya pekerjaan sudah dilakukan," katanya.

Soal adendum, Girgi mengaatakan tidak mengetahui secara detail dan menyarankan untuk

menanyakan hal tersebut kepada PPK.

"Saya lupa detailnya, coba hubungi PPK-nya," pungkasnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 101: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

286

Hampir sebulan, proyek Jalan Ciwangun-Cikadu tidak dilanjutkan oleh pihak pelaksana.

(Dok. Banten Hits/Engkos Kosasih)

Pandeglang - Kesal karena proyek pembangunan Jalan Ciwangung-Cikadu tidak kunjung

juga dikerjakan, warga di Kecamatan Cibitung mengancam akan berunjuk rasa di Kantor

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pandeglang.

"Kemarin, kita sudah tanya soal kelanjutan proyek itu kepada camat. Beliau mengaku

sudah menyurati dinas terkait, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda proyek itu

akan dilanjutkan pembangunanannya," kata Afifi Budi salah satu warga, Jumat

(13/10/2017).

Padahal, Kepala Dinas PUPR Pandeglang Girgi Jantoro menyatakan, proyek peningkatan

senilai Rp5,1 miliar tersebut akan segera dilakukan oleh PT Tjendana Kersomulti Utama

selaku pelaksana proyek.

BACA JUGA: Dinas PUPR Pandeglang Pastikan Pembangunan Jalan Ciwangun-Cikadu

Segera Dilanjutkan

"Jika dalam satu minggu tidak juga dikerjakan, kami pastikan akan berunjuk rasa di Dinas

PUPR," tegasnya.

Terpisah, Girgi mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima pegawainya,

pengecoran akan segera dilakukan menunggu Batching plant. Ia memastikan kembali,

proyek yang pelaksananya terancam di-blacklist tersebut akan segera dilakukan.

BACA JUGA: Pemkab Pandeglang Ancam Blacklist Pelaksana Proyek Rp5,1 Miliar

"Karena ngantre, jadi mulai minggu ini pengecoran akan dilaksanakan kembali,"

katanya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 102: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

287

Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban meminta kepada Dinas

PUPR untuk menegur pihak pelaksana proyek Jalan Marapat-Camara agar memperbaiki

pekerjaannya.

Tanto meminta agar sejumlah titik pada ruas jalan tersebut dibongkar dan diperbaiki

karena kualitas pengerjaannya dianggap sangat buruk. Selain kualitas, CV Asa Media

Solusindo juga baru menyelesaikan 300 meter dari 800 meter yang seharusnya

dikerjakan.

BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk

Sudah dua pekan lebih instruksi tegas Tanto. Namun, belum ada tanda-tanda, pelaksana

akan melanjutkan kembali proyek senilai Rp1,7 miliar tersebut.

"Alat-alatnya saja sudah dibawa sama pemborong kemarin," tutur Ridwan Nurseha, salah

satu warga yang rumahnya berada di pinggir jalan, Sabtu (14/10/2017).

BACA JUGA: Kualitas Proyek Buruk, Tanto ke Kontraktor: Jangan Cari Celah Lain-

lainlah!

Hal itu dibenarkan oleh Camat Cigeulis, Suntama. Ia mengaku, belum lama ini sudah

melaporkan hal itu kepada Kepala Dinas PUPR Pandeglang, Girgi Jantoro minggu

kemarin.

"Iya, beberapa hari lalu saya sudah laporkan. Kemarin memang saya lihat sudah tidak ada

alat konstruksinya. Nanti saya laporkan lagi," tandasnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 103: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

288

Aksi unjuk rasa warga di Kantor Bupati Pandeglang menuntut perbaikan jalan yang sudah

bertahun-tahun dibiarkan rusak. (Dok. Banten Hits)

Pandeglang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang dinilai tidak serius dalam

mewujudkan pembangunan yang berkualitas. Instruksi Wakil Bupati Pandeglang Tanto

Warsono Arban yang tidak digubris oleh pelaksana proyek Jalan Marapat-Camara

membuktikan sikap lemah Pemkab Pandeglang.

BACA JUGA: Instruksi Tanto Tak Digubris, Proyek Jalan Marapat-Camara Terbengkalai

"Sikap lemah pemerintah daerah justru dimanfaatkan oleh pengusaha. Ini seolah

membuktikan mereka pemda tidak serius membangun," kata Sekretaris Gemasaba

Pandeglang, Shobhana Ilham, kepada Banten Hits, Minggu (15/10/2017).

Gemasaba sangat mengapresiasi blusukan yang kerap kali dilakukan Tanto meninjau

langsung pekerjaan pembangunan. Namun yang disayangkan, tindak lanjut dinas terkait

yang seolah tidak bernyali menegur dan memberikan sanksi tegas kepada pelaksana

nakal.

Terpisah, Kepala DPUPR Pandeglang Girgi Jantoro mengaku, belum menerima laporan

terkait pembongkaran Jalan Marapat-Camara.

"Belum ada laporan dari Pak Kabid (Dana Mulyana). Tapi tahun depan, akan dialihkan ke

DAK," ujarnya.

BACA JUGA: Warga Cibitung Ancam Demo Dinas PUPR Pandeglang

Terkait dengan alat-alat konstruksi yang sudah tidak berada di lokasi proyek, Girgi

mengaku jika alat-alat sedang dialihkan ke pihak lain.

"Saya sudah perintahkan Pak Kabid agar menelusuri," pungkasnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 104: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

289

Pandeglang - Proyek betonisasi peningkatan jalan Ciwangun-Cikadu di Kecamatan

Cibitung, Kabupaten Pandeglang yang pengerjaannya sempat terhenti, dilanjutkan

kembali PT Tjendana Kersmulti Utama, Minggu (15/10/2017).

Perwakilan PT Tjendana Kersmulti Utama Tedi Lazuardi mengaku, proyek tersebut

sempat mangkrak lantaran terkendala batching plan yang rusak, sehingga pihaknya harus

menunggu ada perbaikan terlebih dahulu.

"Kami baru menyelesaikan betonisasi kurang lebih sepanjang 500 meter, adapun

kekurangannya kami akan kerjakan kembali karena beberapa minggu ini ada kendala,"

ujarnya.

Proyek betonisasi dengan panjang 2.650 KM, ketebalan 2,5 sentimeter dan lebar 4

sentimeter tersebut menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar RP 5,1 miliar.

Pelaksana lapangan Jajat Permana menyampaikan, selama proses pembangunan

dilakukan, pihaknya meminta kepada semua elemen masyarakat untuk ikut serta dalam

melakukan pengawasan pada proyek tersebut supaya kualitas pembangunannya lebih

bagus dan sesuai harapan.

"Setiap pembangunan itu harus diawasi, sehingga proses pembangunannya berjalan

dengan baik dan menghasilkan yang optimal. Pada intinya kami siap bertanggungjawab,"

ucapnya.

Sementara itu, Afifi Budi, salah seorang warga Kecamatan Cibitung mengapresiasi

dilanjutkannya proyek betonisasi tersebut. Afifi mengaku akan turut terlibat mengawasi

proyek tersebut agar berjalan sesuai dengan harapan warga.

"Tentunya kami sangat mengapresiasi. Semoga betonisasinya berkualitas, tidak cepat

rusak, sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat," harapnya.(Rus)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 105: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

290

Pandeglang - Instruksi Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban agar CV Asa

Media Solusindo membongkar hasil pengerjaan ruas Jalan Marapat-Camara, di

Kecamatan Cigeulis, tidak kunjung dilakukan.

BACA JUGA: Instruksi Tanto Tak Digubris, Proyek Jalan Marapat-Camara Terbengkalai

Kepala Dinas PUPR Pandeglang Girgi Jantoro mengungkap alasan kenapa proyek

betonisasi yang dianggap buruk tersebut tidak juga dibongkar.

"Secara kasat mata memang itu harus dibongkar, tapi kita masih harus kaji, apakah itu

harus dibongkar atau groutingterlebih dahulu," kata Girgi, Senin (16/10/2017)

Tanto yang geram mendengar alasan tersebut mengatakan, bahwa tidak perlu lagi

dilakukan kajian. Pemkab Pandeglang kata Tanto sudah dirugikan dengan proyek yang

terkesan asal-asalan tersebut.

BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk

"Sudah jadi keputusan yang mutlak, harus dibongkar!. Kami tidak terima dengan kualitas

seperti itu, jadi enggak perlu ada kajian lagi. Sudah jelas itu kualitasnya buruk, kita yang

dirugikan kepada dinas tidak dukung," tegas Tanto.

Terkait proyek tersebut, Dinas PUPR sudah kerap memanggil pihak pelaksana proyek

senilai Rp1.797.403.500 tersebut, namun selalu diabaikan. Perusahaan ini pun terancam

di-blacklist.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 106: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

291

Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban memastikan, CV Asa

Media Solusindo selaku pelaksana proyek Jalan Marapat-Camara bakal mendapat sanksi tegas.

Sebelumnya, Tanto meminta agar pengusaha membongkar kembali hasil pengerjaan

senilai Rp1,7 miliar tersebut lantaran dinilai berkualitas buruk. Namun, instruksi Tanto

tak kunjung digubris.

BACA JUGA: Instruksi Tanto Tak Digubris, Proyek Jalan Marapat-Camara Terbengkalai

"Pemda harus bertindak dengan mem-blacklist perusahaan itu. Semua jajaran sudah

setuju," kata Tanto, Selasa (17/10/2017).

Menurut Tanto, langkah tegas tersebut sangat tepat diambil mengingat CV Asa Media

Solusindo yang tidak kunjung memperbaiki pekerjaannya. Ditambah lagi, pelaksana

justru memindahkan alat konstruksinya ke lokasi lain dengan meninggalkan sisa

pekerjaan yang masih harus dikerjakan sekitar 500 meter.

"Info dari Dinas PUPR tidak ada progres pekerjaan. Saya sudah laporkan ke Ibu Bupati,

sekda dan inspektorat," ujarnya.

Tanto mengimbau kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin), dan Gabungan Pengusaha

Indonesia (Gapensi) agar menyeleksi betul pengusaha. Dirinya juga meminta agar Unit

Layanan Pengadaan (ULP) lebih selektif mengikutsertakan perusahaan yang akan

mengikuti tender.

BACA JUGA: Kualitas Proyek Buruk, Tanto ke Kontraktor: Jangan Cari Celah Lain-

lainlah!

"ULP harus memberikan persyaratan khusus kepada pengusaha agar para pengusaha yang

tidak bonafit tidak bisa masuk," tegasnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 107: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

292

Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban kembali menyoroti hasil

proyek pembangunan infrastruktur jalan. Tanto memang kerap kali menemukan hasil

pengerjaan jalan yang menurutnya dikerjakan asal-asalan oleh pihak pelaksana.

BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk

Kali ini, proyek jalan yang disorot Tanto adalah pembangunan dan peningkatan

infrastruktur permukiman di Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang.

Melalui akun Instragamnya tantoarban, Tanto menunggah sejumlah foto yang

menunjukkan hasil pengerjaan jalan desa senilai Rp119 juta yang dilakukan CV. Perdana.

Dalam foto tersebut nampak terlihat jelas bagaimana hasil pemasangan paving block yang

terkesan dikerjakan asal jadi.

"Wahai pengusaha nakal yang baik hati dan tidak sombong, luar biasa kerjaan ente yang

sampe acak-acakan begini(emoji kesal)," tulis Tanto, Senin (23/10/2017) sambil

menambahkan dengan tagar #Bongkar #Pemkabpandeglang #Inspektoratpandeglang.

BACA JUGA: Tanto Pastikan Pelaksana Proyek Jalan Marapat-Camara Diblacklist

Unggahan Tanto langsung mendapat ratusan like dan puluhan komentar.

"Langsung Blacklist Pak wakil," kata akun @Diana_Jayabaya

"Ketua suruh bongkar lagi aja, trus pasang lagi, bahaya itu," komentar akun

@Dede_supriyadi

Sementara akun @Arbul_pratama menilai, buruknya hasil proyek dikarenakan masih

adanya budaya setoran.

"Selama masih ada budaya setoran, kerjaan akan tetap begitu pak wakil, tumpas saja

pak," katanya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 108: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

293

Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban banyak menemukan hasil

proyek pembangunan infrastruktur jalan yang terkesan dikerjakan asal-asalan oleh

kontraktor. Namun sayang, sejumlah temuan Tanto seolah tidak digubris oleh dinas terkait.

BACA JUGA: Mahasiswa Sesalkan Sikap Lemah Pemkab Pandeglang

"Pemkab Pandeglang ini aneh. Banyak pekerjaan mengecewakan masyarakat tapi

terkesan dibiarkan," kata Ketua Gemasaba Pandeglang, Rian Supriatna, kepada Banten

Hits, Senin (23/10/2017).

Menurutnya, Pemkab Pandeglang terkesan tak serius membangun infrastruktur memadai

bagi masyarakat. Mahasiswa juga kecewa ancaman bakal mem-blacklist kontraktor yang

terbukti berkinerja buruk tidak juga dilakukan.

BACA JUGA: Tanto Pastikan Pelaksana Proyek Jalan Marapat-Camara Diblacklist

"Pemkab Pandeglang harusnya tegas terhadap kontraktor nakal. Pengawasan jangan jadi

ajang transaksional seolah membiarkan kualitas jalan yang buruk," tegas Rian.

"Masalah kualitas pembangunan sudah jadi masalah klasik. Pemkab harus benar-benar

tegas. Postingan wabup di media sosial yang mengungkap kekesalannya seolah beliau

sudah putus asa karena banyak pekerjaan yang mengecewakan tidak juga ditindaklanjuti," sebut Rian.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 109: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

294

Kepala DPKPP Pandeglang, Syarif Hidayat. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)

Pandeglang - Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP)

Kabupaten Pandeglang meminta CV Pradana selaku pelaksana proyek peningkatan jalan

Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang memperbaiki kembali pekerjaannya.

"Kami tidak akan menerima hasil pekerjaan yang asal-asalan," kata Kepala DPKPP

Pandeglang, Syarif Hidayat, Selasa (24/10/2017).

Proyek senilai Rp119 juta tersebut sebelumnya mendapat sorotan Wakil Bupati

Pandeglang Tanto Warsono Arban. Melalui akun Instagram miliknya, Tanto menyidir

hasil pekerjaan kontraktor.

BACA JUGA: Unggah Foto Proyek Jalan, Tanto: Luar Biasa Kerjaan Ente

Syarif beralasan banyak ditemukannya hasil proyek yang terkesan asal jadi dikarenakan

tidak optimalnya pengawasan lantaran minimnya tenaga konsultan pengawas dan tim

monitoring.

"Saya selalu sampaikan, pengawasan tidak bisa hanya mengadalkan kami, semua pihak

harus ikut terlibat. Ke depan kita evaluasi kinerja pengawas," terang Syarif.

Syarif mengaku, bahwa pekerjaan belum mencapai 100 persen. Meski telah PHO,

kontraktor mempunyai kewajiban pemeliharaan enam bulan ke depan.

BACA JUGA: Pembangunan Jalan di Pandeglang Baru 40 Persen, PUPR: Oktober 100

Persen

"Kalau tidak dipelihara kami blacklist," ancam Syarif.

Lebih lanjut Syarif mengaku, di sisa waktu pengerjaan, DPKPP masih mempunyai

ratusan pekerjaan yang harus diselesaikan pada akhir tahun. Untuk itu, pihaknya

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 110: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

295

mengarahkan agar pekerjaan dilakukan siang dan malam.

"Akhir November semoga selesai," imbuhnya.(Nda)

Pandeglang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang mengalokasikan dana

sebesar Rp1 miliar lebih untuk melakukan penataan lingkungan di pusat kota. Sayangnya,

upaya pemerintah daerah untuk mempercantik kota menuai kritik.

Kritikan itu datang dari elemen mahasiswa. Mereka menilai, penataan lingkungan di

pusat kota belum terlalu mendesak. Pasalnya, masih banyak infrastruktur jalan dan

jembatan di pelosok yang seharusnya mendapat perhatian lebih pemerintah.

BACA JUGA: Bertahun-tahun Jalan Rusak, Warga Demo Kantor Bupati Pandeglang

Ketua PMII Pandeglang Ajat Sudrajat menilai, hal ini mencerminkan ketidakberpihakan

pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah.

"Pemkab tidak bisa memprioritaskan mana yang seharusnya didahulukan," kata Ajatm,

Kamis (26/10/2017).

Menurutnya, manfaat penataan lingkungan tidak mempunyai dampak langsung terhadap

masyarakat. Berbeda dengan perbaikan jalan dan jembatan.

"Kalau persoalan jalan sangat sulit dibangun. Tapi kalau menyangkut dengan kepentingan

pemerintah, mempercantik lingkungan kantor kok cepat sekali," sesalnya.

BACA JUGA: Bupati Irna Bingung bagaimana Memajukan Pandeglang

Hal senada dikatakan Ketua GMNI Pandeglang Tb A. Indra. Kata dia, banyak kondisi

infrastruktur yang seharusnya menjadi skala prioritas pemerintah daerah.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 111: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

296

"Sah-sah saja mempercantik kota. Tapi, masih banyak wilayah yang belum tersebut

pembangunan. Itu yang seharusnya menjadi prioriotas," saran Indra.

Dua pekerjaan yang dilakukan Pemkab Pandeglang di wilayah kota, yakni penataan

lingkungan dan publik utility di Jalan A. Satryiawija dan Jalan A. Yani.(Nda)

Unjuk rasa mahasiswa desak Pemkab Pandeglang berani memberikan sanksi tegas

terhadap kontraktor nakal. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)

Pandeglang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang diminta bernyali memberi sanksi tegas terhadap kontraktor nakal yang mengabaikan kualitas pekerjaan.

BACA JUGA: Instruksi Tanto Tak Digubris, Proyek Jalan Marapat-Camara Terbengkalai

Berunjuk rasa di depan gedung bupati dan Dinas PUPR Pandeglang, Jumat (27/10/2017,

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menuntut pemerintah daerah serius

membangun infrastruktur memadai.

"Kalau kualitas pembangunannya banyak yang buruk, maka sulit bagi Pandeglang lepas

dari status daerah tertinggal. Dinas PUPR jangan jadi banci, blacklist saja para pengusaha

nakal" kata koordinator aksi, Tb Muhamad Afandi dalam orasinya.

Buruknya kualitas proyek dinilai karena lemahnya pengawasan, baik yang dilakukan

Dinas PUPR maupun DPRD sebagai lembaga yang juga mempunyai fungsi pengawasan.

BACA JUGA: Proyek Asal-asalan, DPKPP Pandeglang Sebut Minim Tenaga Pengawas

"Kami menduga ada kongkalikong, antara pengusaha, PUPR dan DPRD (komisi III).

Untuk itu, kami juga mendesak aparat hukum turun tangan jika ditemukan adanya

indikasi KKN," tegas Afandi.

Ancaman akan mem-blacklist kontraktor nakal juga diharapkan tidak sekedar gertak

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 112: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

297

sambal.

BACA JUGA: Pemkab Pandeglang Ancam Blacklist Pelaksana Proyek Rp5,1 Miliar

"Bupati Irna jangan seperti orang bingung. Alasan keterbatasan anggaran tidak masuk

akal jika pengelolaannya dilakukan dengan baik," kata Ketua GMNI Pandeglang, Tb. A. Indra menambahkan.(Nda)

Pandeglang - Sejumlah waga Cibitung mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang, Senin (30/10/2017). Kedatangan

mereka untuk meminta kepastian rampungnya proyek betonisasi Jalan Ciwangung-

Cikadu yang dikerjakan PT Tjendana Kersmulti Utama senilai Rp5,1 miliar.

BACA JUGA: Mahasiswa Menduga Proyek di Pandeglang Sarat Kongkalingkong

"Kami minta kejelasan. Akibat pekerjaan yang lambat, ada seorang wanita yang terpaksa

melahirkan di jalan karena harus melalui jalur lain dengan kondisi yang rusak. Belum

lagi, aktivitas ekonomi warga juga terganggu karena pengusaha belum juga

menyelesaikan tanggung jawabnya," papar Hatta Suhata mewakili warga.

Menanggapi hal itu, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Pandeglang Dana Mulyana

memastikan, sanksi blacklist akan diberikan kepada pihak pelaksana jika tidak mampu

menyelesaikan pembangunan tepat waktu.

"Kita sudah sering menegur. Laporan yang kami terima progresnya bagus. Kalau tidak

selesai tepat waktu kita pasti blacklist," kata Dana.

BACA JUGA: Pemkab Pandeglang Ancam Blacklist Pelaksana Proyek Rp5,1 Miliar

Wakil Direksi PT Tjendana Kersomulti Utama Jajat Permana mengaku siap, menerima

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 113: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

298

sanksi tegas pemerintah jika pekerjaan tidak selesai sesuai kontrak. Menurutnya, ada

sejumlah faktor yang menyebabkan lambatnya pekerjaan, salah satunya terkait

pengalihan di pola beton

"Kita siap diblacklist kalu pekerjaan itu tidak sesuai kontrak," pungkasnya.

BACA JUGA: PT Tjendana Kersmulti Utama Lanjutkan Betonisasi Ciwangun-Cikadu

Sempat memanas, audiensi diakhiri dengan membuat kesepakatan tertulis antara

pengusaha dengan masyarakat.(Nda)

Pandeglang - Audiensi antara warga Cibitung dengan Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang terkait penanganan jalan, Senin

(30/10/2017), sempat memanas. Aktivis GMNI Dean Bayu Pradana yang turut

mendampingi warga menilai tidak ada progres yang jelas dalam pembangunan yang

dilakukan Dinas PUPR Pandeglang.

BACA JUGA: Betonisasi Ciwangun-Cikadu Lamban, Warga Datangi Kantor Dinas

PUPR Pandeglang

Padahal kata dia, Wakil Bupati Tanto Warsono Arban sudah kerap kali menginstruksikan

Kadis PUPR Girgi Jantoro dan jajarannya untuk turun langsung meninjau pembangunan.

"Jangankan Pak Girgi kadisnya, kabid (Bina Marga Dana Mulyana) saja telat turun ke

lapangan. Berapa ratus kali yang demo di sini menyuarakan aspirasi. Tapi selama ini,

apakah progres pembangunan menjadi lebih baik, saya rasa tidak," tuding Bayu.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 114: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

299

BACA JUGA: Instruksi Tanto Tak Digubris, Proyek Jalan Marapat-Camara Terbengkalai

"Kalau pejabat di PUPR tidak mampu kerja, saya sarankan mengajukan pensiun dini saja

agar tercipta reformasi birokrasi yang sesuai," saran Bayu.

"Saya diangkat jadi kabid oleh pimpinan. Kata Ibu Bupati berhenti, saya siap berhenti

sekarang juga saya siap. Emangnya saya mau jadi kabid?" jawab Dana.

Bayu juga mendengar Kepala UPT Wilayah VII Zaenal Huri yang menganggap dirinya

dilangkahi warga.

BACA JUGA: Wabup Pandeglang Kecewa Perbaikan Jalan Masih Asal-asalan

"Kok saya tidak tahu (warga mau audiensi), malah tahu dari Pak Kadis? Apa saya kurang

komunikatif dengan masyarakat?" tanya Zaenal.

"Di mana masyarakat Pandeglang hari ini tidak santun?" tegas Bayu

mempertanyakan.(Nda)

Pandeglang - Lambannya pengerjaan betonisasi Jalan Ciwangun-Cikadu, Kecamatan

Cibitung oleh PT Tjendana Kersomulti Utama disebabkan tidak adanya koordinasi antara

konsultan pengawas dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR)

Kabupaten Pandeglang.

Kabid Bina Marga (BM) DPUPR Kabupaten Pandeglang Dana Mulyana mengaku,

selama ini tidak mengetahui progres pembangunan tersebut lamban. Lantaran selama ini

pihaknya selalu mendapat laporan bagus terkait progres pembangunan jalan tersebut.

"Selama ini laporan ke kami bagus saja. Dengan (audiensi) begini kita bisa tau bahwa

progresnya masih kecil," kata Dana di DPUPR Pandeglang, Senin (30/10/2017).

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 115: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

300

Kepala UPT DPUPR Wilayah VII Zaenal Huri menambahkan, tidak pernah mendapat

laporan tertulis atau lisan dari konsultan pengawas mengenai progres pengerjaan

betonisasi Jalan Ciwangun-Cikadu di Kecamatan Cibitung.

"Sampai dengan hari ini Konsultan pengawas bisa dikatakan iya kurang koordinasi

dengan kami, khususnya dengan UPT enggak tahu kalau ke bidang," jelas Zaenal.

Menurut Zaenal, pihaknya selalu memonitoring pembangunan infrastruktur jalan yang

ada di wilayah zona enam. Hanya saja Zaenal mengakui pihaknya kekurangan personil

untuk monitoring proyek di enam kecamatan yang masuk wilayah UPT VII.

"Harusnya si pemborong memberikan jadwal kepada kami, karena kami yang paling

dekat untuk mengawasi. Jadi kami bisa tahu dilaksanakan atau tidaknya sesuai dengan

jadwal. Saat ini di UPT saya hanya ada 12 personil mengawasi enam kecamatan.

Sementara enggak mungkin kan kita selalu mengawasinya," terangnya.(Rus)

Pandeglang - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

(PUPR) Wilayah VII Kabupaten Pandeglang mencatat, 80 persen jalan di zona VI

kondisinya rusak parah. Zona VI merupakan wilayah di Pandeglang Selatan meliputi

Kecamatan Panimbang, Sobang, Cigelis, Cibaliung, dan Cimanggu, Cibitung dan Sumur.

"Dari 143,6 kilometer, betonisasi baru dilakukan 28-30 kilometer. Sisanya rusak ringan,

sedang dan berat. Saat ini kami sedang upayakan mengajukan ke kementerian," kata

Kepala UPT Dinas PUPR Wilayah VII, Zaenal Huri, kepada Banten Hits, Selasa

(31/10/2017)

BACA JUGA: Pembangunan Jalan di Pandeglang Baru 40 Persen, PUPR: Oktober 100

Persen

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 116: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

301

Zaenal mengatakan, 60 persen kondisi jalan rusak berada di wilayah Rancecet dan

Rancapinang di Kecamatan Cimanggu. Ia mengaku, bukan persoalan mudah mengatasi

kerusakan jalan di wilayah Pandeglang. Menurutnya, butuh 3 sampai 4 tahun.

"Kita upayakan, semoga bisa dibangun tahun depan, tapi bertahap disesuaikan dengan

keuangan," tutupnya.(Nda)

Pandeglang - Empat dari lima proyek pembangunan infrastrukatur jalan di Pandeglang

selatan dikerjakan oleh kontraktor luar daerah. BACA JUGA: 80 Persen Jalan di

Pandeglang Selatan Rusak Parah.

Keempat proyek tersebut adalah peningkatan Jalan Sukajadi-Curug di Kecamatan

Cibaliung dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rp2,7 miliar dan Jalan Umbulan-Situ

Potong di Kecamatan dengan HPS Rp3,6 miliar. Kedua proyek ini dikerjakan PT

Virginindo Utama Karya yang beralamat di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Proyek Jalan Sumur-Taman Jaya dengan HPS Rp4,9 miliar dikerjakan oleh PT Delbifer

Cahaya Cemerlang yang juga beralamat di Kemayoran dan proyek Jalan Ciwangun-

Cikadu senilai Rp5,1 miliar dikerjakan PT Tjendana Kersomulti Utama, Bengkulu.

BACA JUGA: Kualitas Proyek Buruk, Tanto ke Kontraktor: Jangan Cari Celah Lain-

lainlah!

Sayangnya, mengerjakan proyek dengan nilai yang besar, kinerja perusahaan luar daerah

ini justru dikeluhkan hingga tak jarang mendapat teguran Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang (PUPR) Pandeglang.

"Sulit banget menjalankan instrusi. Sudah sering ditegur PPK (Pejabat Pembuat

Komitmen, tapi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Biasa-biasa saja," kata

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 117: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

302

Kepala UPT Dinas PUPR Pandeglang Wilayah VII, Zaenal Huri melalui pesat WhatsApp,

Rabu (1/11/2017).

BACA JUGA: Mahasiswa Menduga Proyek di Pandeglang Sarat Kongkalingkong.

Tak hanya itu, Zaenal juga mengeluhkan kinerja mereka yang terkesan lamban.

"Saya harap pengerjaan tepat mutu dan tepat waktu agar hasilnya bisa dirasakan lama

oleh masyarakat," imbau Zaenal.(Nda)

Ilustrasi perbaikan jalan. (Banten Hits)

Pandeglang - Anggota Komisi III DPRD Pandeglang dari Fraksi PKB Meddy Kumaedi

meminta kepada pejabat terutama pejabat di lingkup Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang (PUPR) tidak terus-menerus mengeluh terkait lambatnya pembangunan

jalan yang dilakukan oleh sejumlah kontraktor.

"Jangan terus mengeluh di sosmed karena tidak ada pengaruh sama sekali," kata Meddy,

Jumat (3/11/2017).

BACA JUGA: Unggah Foto Proyek Jalan, Tanto: Luar Biasa Kerjaan Ente

Persoalan tersebut kata Meddy tidak akan bisa diselesaikan jika pejabatnya hanya

mengeluh. Pasalnya, yang kini dibutuhkan adalah solusi agar berbagai persoalan dalam

proyek bisa diatasi.

Seharusnya kata dia, Bupati Pandeglang Irna Narulita memanggil SKPD terkait untuk

mendiskusikan dan mencari solusi dari persoalan tersebut.

"Diskusikan dan cari jalan keluarnya," saran Meddy.

BACA JUGA: Garap Proyek Miliaran di Pandeglang, Kinerja Kontraktor Luar Daerah

Dikeluhkan

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 118: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

303

Meddy juga menyayangkan lambatnya pembangunan jalan, terutama proyek di wilayah

selatan Pandeglang. Selain merugikan masyarakat, hal ini dinilai akan menjadi preseden

buruk bagi Pemkab Lebak dan DPRD.

"Masyarakat akan menyorot soal ini," sesalnya.(Nda)

Pandeglang - Pengemudi angkutan barang dari Komunitas Mobil Engkel bergotong-

royong dibantu aparat kepolisian Polsek Sumur menambal lubang yang terdapat di

sejumlah titik di ruas jalan Padali-Sumur, Desa Kertajaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten

Pandeglang.

BACA JUGA: Jalan Rusak di Cililitan Pandeglang Lama Tak Diperbaiki

Gerakan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kondisi jalan yang bertahun-tahun

dibiarkan rusak. Apalagi, ruas jalan tersebut adalah akses satu-satunya warga untuk

menuju Kota Pandeglang.

"Hasil swadaya, kita tambal lubang-lubang jalan dengan batu dan tanah," kata Ivhey

penggerak Komunitas Mobil Engkel kepada Banten Hits, Jumat (3/11/2017).

BACA JUGA: Pemerintah Tak Punya Anggaran, Jalan Poros Desa di Lebak Diperbaiki

Pengusaha

Aksi menambal lubang jalan berangkat dari kekhawatiran pengguna kendaraan dengan

kerusakan di ruas jalan yang juga menjadi akses menuju tempat wisata Pulau Oar dan

Peucang tersebut.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 119: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

304

"Banyak kendaraan yang kecelakaan. Apalagi jika akhir pekan, jalan ini ramai dilalui

warga yang akan berwisata ke pulau itu," ungkapnya.

BACA JUGA: Tanam Pohon Pisang di Jalan, Mahasiswa Tuding Pemkot Serang Tak

Serius Tangani Infrastruktur

Ia bersama pengemudi lainnya berharap, selain perhatian pemerintah daerah, pengusaha

setempat juga turut berpartisipasi ikut menjaga infrasatruktur jalan di wilayah

tersebut.(Nda)

Kondisi jalan berlumpur di Desa Sindangresmi.(FOTO: Nurman/ IMM PC Pandeglang)

Pandeglang - Warga dua Desa Pasir Lancar dan Desa Sindang Resmi, Kecamatan

Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, setiap hari hari harus melintasi jalan berlumpur

yang menjadi penghubung dua desa tersebut. Meski jadi akses utama, namun jalan

tersebut tak pernah tersentuh perbaikan.

Yang lebih memprihatinkan, pelajar yang melintasi jalan tersebut terpaksa harus melepas sepatu, kemudian membersihkan lumpur di kaki mereka setelah tiba di sekolah.

"Lokasi Sekolah SMPN 2 Sindangreami terletak di Desa Pasir Lancar. Beberapa warga

dan anak sekolah yang nekat melewati jalan tersebut harus rela berlumpur serta kesulitan

saat melintas. Pelajar bahkan terpaksa melepas sepatu mereka saat melintas di jalan yang

rusak itu," kata Nurman, warga setempat yang juga Ketua Pimpinan Cabang Ikatan

Mahasiawa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Pandeglang lewat siaran pers yang dikirim ke Banten Hits, Selasa (28/11/2017) malam.

Menurut Nurman, kerusakan jalan di desanya sudah terjadi sekitar tiga tahun yang lalu.

Kerusakan jalan ini disebabkan karena seringnya truk bermuatan berat yang mengangkut

batu untuk proyek di Desa Pasir Lancar melintas di jalan ini.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 120: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

305

"Memang beberapa tahun yang lalu jalan tersebut pernah dibangun, namun sampai saat ini pembangunan tidak terlihat lagi," terang Nurman.

"Pemerintah Desa terkait seolah diam dengan kondisi jalan tersebut. Padahal anggaran

ADD jelas adanya. Kami paham barangkali Desa Sindangresmi mendahulukan

pembangunan yang lain yang lebih digunakan oleh warga desanya, tetapi apakah Pemdes

Sindangresmi tidak melihat anak sekolah kesulitan saat mengakses jalan menuju

sekolahnya," sambungnya.

Nurman menegaskan, IMM Pimpinan Cabang Pandeglang meminta Pemerintah Desa Sindangresmi transparan soal penggunaan APBDes.

"Jika tidak (segera dibangun), kami akan tindaklanjuti persoalan ini. Kami bukan

menakut-nakuti, melainkan hanya mengingatkan, bahwa memperjuangkan hak hukumnya

jihad," tegasnya.(Rus)

Progres pelaksanaan proyek Jalan Ciwangun-Cikadu yang hingga Senin (4/12/2017) baru

mencapai 65 persen.(Istimewa)

Pandeglang - Tenggat pengerjaan proyek betonisasi jalan Ciwangun-Cikadu di

Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, sesuai Surat Perjanjian Kontrak (SPK)

jatuh pada 6 Desember 2017. Namun, hingga Senin (4/12/2017), pengerjaan proyek

tersebut baru menapai 65 persen.

"Dengan sisa waktu yang ada, pengerjaan tidak akan selesai. Belum diukur (pekerjaanya).

Tapi perkiraan sampai dengan minggu lalu sekitar 55 persen. Progres betonnya saja,

kalau plus pekerjaan minor mungkin sekitar 60 sampai dengan 65 persen," kata Kepala

UPT DPUPR Wilayah VII Jaenal Huri, Senin (4/12/2017).

BACA JUGA: Garap Proyek Miliaran di Pandeglang, Kinerja Kontraktor Luar Daerah Dikeluhkan

Jaenal menjelaskan, meski proyek yang memakan anggaran sebesar Rp 5,1 Miliar dari

Dana Alokasi Khusus (DAK) 2017 tidak akan selesai, masih ada satu kesempatan lagi

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 121: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

306

bagi PT Tjendana Kersomulti Utama sebagai pelaksana proyek tersebut untuk mengajukan adendum.

"Itu pun kalau disetujui oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Mungkin kalau pun dikasih tambah waktu maksimum 20 hari. Dan Itu kena denda keterlambatan," jelasnya.

Jaenal mengaku sampai saat ini, DPUPR Banten terus mendesak kepada pelaksana untuk

segera menyelesaikan pekerjaan, karena kalau tidak diselesaikan bisa putus kontrak.

"Kami terus mendesak sampai hari ini. Alasan terbaru pelaksana, batching plant yang suplai beton katanya mogok kerja udah dua hari ini," ujarnya.

BACA JUGA: Pemkab Pandeglang Ancam Blacklist Pelaksana Proyek Rp5,1 Miliar

Sebelumnya saat menggelar pertemuan dengan masyarakat Cibitung di Kantor DPUPR

Pandeglang Senin (30/10/2017) lalu. Wakil Direksi PT Tjendana Kersomulti Utama, Jajat

Permana, mengaku siap di-blacklist apabila pekerjaannya tidak selesai dengan kontrak waktu yang disepakti.

"Karena dalam aturannya sudah jelas, kalau dalam kontrak tanggal 6 (Desember 2017) itu

tidak selesai, itu ada adendum waktu sampai dengan waktu tertentu tapi dengan pinalti

(denda)," kata Jajat.(Rus)

Kadis PUPR Pandeglang, Girgi Jantoro. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)

Pandeglang - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten

Pandeglang memberikan kesempatan selama 50 hari kepada PT Tjendana Kersomulti

untuk menyelesaikan proyek betonisasi ruas Jalan Ciwangun-Cikadu. Pemberian

kesempatan diberikan setelah masa pelaksanaan pekerjaan proyek Rp5,1 miliar tersebut berakhir pada 6 Desember 2017 lalu.

BACA JUGA: Proyek Jalan Ciwangun-Cikadu Dipastikan Tak Selesai sesuai Jadwal

"Iya sudah habis waktunya, tapi kan masih ada tahapan. Kita berikan kesempatan selama

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 122: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

307

50 hari, tapi tetap kita kenakan denda," kata Kadis PUPR Pandeglang, Jantoro, Selasa

(12/12/2017).

BACA JUGA: Dinas PUPR Akan Kaji Proyek Jalan Marapat-Camara, Tanto: Enggak

Perlu Kajian Lagi!

Jika pelaksana tak mampu menyelesaikan pekerjaan, Girgi memastikan PT Tjendana

Kersomulti akan di-blacklist.

"Diberikan kesempatan sudah, kalau tidak selesai juga kita blacklist. Tapi optimis selesai.

Keterlambatan kemarin karena medan jalan yang menyebabkan mobil pengirim batching

plant terporosok dan sering kalinya batching plant yang kosong karena banyak pesanan,"

pungkas Girgi.(Nda)

UPT VII PUPR Pandeglang Klaim Pengerjaan Jalan 85 Persen

Proyek Jalan Marapat-Camar. (Dok. Banten Hits/Engkos Kosasih)

Pandeglang – Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) VII Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang Zaenl Huri optimis, seluruh proyek bisa

rampung tepat waktu.

“Saya sih optimis. Saat ini sudah 85 persen. Ini saja saya masih di lapangan untuk

memantau sejumlah pekerjaan, saya pelototi terus pekejerkaan kontraktor,” kata Zaenal

saat dihubungi, Selasa (26/12/2017).

BACA JUGA: Tanto Pastikan Pelaksana Proyek Jalan Marapat-Camara Diblacklist

Namun, dari 14 paket pekerjaan. Zanel mengatakan, ada tiga paket yang belum

dikerjakan sampai kontrak yang ditentukan. Tiga pekerjaan itu yakni Jembatan Cinengah-

Karangbolong di Kecamatan Cigeulis, Jalan Marapat-Camara di Kecamatan Cigeulis dan

Jalan Sukajadi-Curug di Kecamatan Cibaliung.

“Sudah kita panggil mereka (pengusaha), mereka mengajukan adendum ke PUPR. Dari

informasinya diberikan kesempatan, tapi yang jembatan Cinengah-Karangbolong belum

ada informasi,” pungkasnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 123: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

308

Belasan Tahun, Jalan Penghubung antar Kecamatan di Pandeglang Dibiarkan

Rusak

28 Desember 2017

Kondisi jalan Pasir Durung, Pandeglang. Sudah bertahun-tahun, jalan penghubung

antar kecamatan ini kondisinya dibiarkan rusak. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)

Pandeglang – Hampir lima belas tahun, kondisi jalan Pasir Durung-Kadu Melati,

Kecamatan Sindangresmi tidak tersentuh oleh perbaikan. Sekitar 2 kilometer ke arah

utara, merupakan wilayah yang masuk dalam proyek pembangunan Tol Serang-

Panimbang.

Padahal, jalan Pasir Durung-Kadu Melati merupakan jalan penghubung antara Kecamatan

Sindangresmi-Patia dan Picung.

Firdaus Kepala Desa (Kades) Pasir Durung yang kembali terpilih pada saat Pilkada

serentak tahun 2017 mengakui, sejak menjabat sebagai Kades Pasir Durung pada periode

2003, jalan tersebut belum pernah diperbaiki pemerintah daerah. Padahal, usulan agar

cepat dilakukan perbaikan sudah sering kali diajukan melalui Musrenbang.

“Kemarin (bulan lalu) ada dari dinas PU yang mengukur. Katanya sih tahun depan mau

dibangun,” ujar Firdaus, Kamis (28/12/2017).

Firdaus menyayangkan belum meratanya pembangunan di Pandeglang. Peningkatan

kualitas jalan dirasa masih berpusat di wilayah perkotaan.

“Jangan di kota aja jalan itu bagus, kami juga yang ada di di pinggiran ingin merasakan,”

ucapnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 124: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

309

LAMPIRAN

DAFTAR

ARTIKEL DAN

ARTIKEL

LEBAK

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 125: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

310

DAFTAR ARTIKEL BANTENHITS.COM TENTANG INFRASTRUKTUR JALAN DI LEBAK TAHUN 2017

No. Tanggal Judul Berita Link Berita Penulis Sumber /Narasumber

1 11

Januari

2017

Begini Penampakan

Genangan Air di Depan

Gerbang Citra Maja

Raya

http://bantenhits.com/2017/01/11/begini-

penampakan-genangan-air-di-depan-gerbang-

citra-maja-raya/

Fariz

Abdullah

Sanyoto, salah seorang

pengguna kendaraan

2 19

Januari

2017

Sindir Pemerintah,

Aktivis Galakkan

Gerakan Sayang Jalan

di Lebak

http://bantenhits.com/2017/01/19/sindir-

pemerintah-aktivis-galakkan-gerakan-sayang-

jalan-di-lebak/

Fariz

Abdullah

Koordinator GSJ, Agif Aqsa

(fakrab)

3 22

Januari

2017

Protes Jalan Rusak,

Mahasiswa dan Warga

Tanam Pohon di Jalan

Rangkasbitung-Cikande

http://bantenhits.com/2017/01/22/protes-jalan-

rusak-mahasiswa-dan-warga-tanam-pohon-

pisang-di-jalan-raya-rangkasbitung-cikande/

Fariz

Abdullah

Dedin Wahyudin, aktivis

Imala

4 1

Februari

2017

Fakrab Pertanyakan

Kinerja Pengawas Jalan

Nasional di Lebak

http://bantenhits.com/2017/02/01/farkab-fakrab-

pertanyakan-kinerja-pengawas-jalan-nasional-

di-lebak/

Fariz

Abdullah

Front Aksi Mahasiswa

Rakyat Banten (Fakrab)

5 2

Februari

2017

Giliran DPRD Angkat

Bicara soal Perbaikan

Jalan Nasional di Lebak

http://bantenhits.com/2017/02/02/giliran-dprd-

angkat-bicara-soal-perbaikan-jalan-nasional-di-

lebak/

Fariz

Abdullah

anggota Komisi III DPRD

Lebak Dian/ DPD PKS

Lebak

6 2

Februari

2017

Jembatan yang

Diresmikan Puan

Maharani di Lebak

http://bantenhits.com/2017/02/02/jembatan-

yang-diresmikan-puan-maharani-di-lebak-

terancam-ambels/

Fariz

Abdullah

Kepala desa Sangkanmanik,

Jaya & Kepala Bidang

Pemeliharaan Jalan dan

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 126: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

311

Terancam Amblas Jembatan Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang

(PUPR) Kabupaten Lebak

Entoy Sapeudin

7 3

Februari

2017

Pemkab Lebak

Pertanyakan Keseriusan

Pusat Tangani Jalan

Rusak

http://bantenhits.com/2017/02/03/pemkab-lebak-

pertanyakan-keseriusan-pusat-tangani-jalan-

rusak/

Fariz

Abdullah

Kabag Humas Setda Lebak,

Eka Prasetiawan

8 5

Februari

2017

Jembatan Tutul Rusak

Parah, Jalan

Rangkasbitung-Cikande

Jadi Langganan Macet

http://bantenhits.com/2017/02/05/jembatan-

tutul-rusak-parah-jalan-rangkasbitung-cikande-

jadi-langganan-macet/

Fariz

Abdullah

Harto, salah seorang warga

9 10

Februari

2017

Jalur Saketi-Malingping

Amblas, Arus Lalu

Lintas Dialihkan

http://bantenhits.com/2017/02/10/jalan-saketi-

malingping-amblas-arus-lalu-lintas-dialihkan/

Fariz

Abdullah

Iti Jaya Baya Bupati Lebak

melalui akun Instagramnya

Viajayabay & Kasatlantas

Polres Lebak AKP Roby

Heri Saputra

10 16

Februari

2017

Jalan Nasional di Lebak

Rusak, Bupati Iti Ngaku

Kerap Dibully

http://bantenhits.com/2017/02/16/jalan-nasional-

di-lebak-rusak-bupati-iti-ngaku-kerap-dibully/

Fariz

Abdullah

Bupati Lebak Hj Iti Octavia

Jayabaya

11 19

Februari

2017

Truk Bermuatan Bata

Ringan Terguling di

Jalan Rangkasbitung-

Cipanas

http://bantenhits.com/2017/02/19/truk-

bermuatan-bata-ringan-terguling-di-jalan-

rangkasbitung-cipanas/

Fariz

Abdullah

Jahari salah seorang warga

& Satlantas Polres Lebak,

Briptu Mulya Purnama

12 19

Februari

2017

Dihadapan Anggota

DPR, Iti Tagih Janji

Pemerintah Pusat soal

Bantuan Jembatan

http://bantenhits.com/2017/02/20/dihadapan-

anggota-dpr-ri-iti-tagih-janji-pemerintah-pusat-

soal-bantuan-jembatan/

Fariz

Abdullah

Bupati Lebak Iti Octavia

Jayabaya

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 127: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

312

13 20

Februari

2017

Bupati Iti Ultimatum

Pemerintah Pusat soal

Kerusakan Jalan

Nasional di Lebak

http://bantenhits.com/2017/02/20/bupati-iti-

ultimatum-pemerintah-pusat-soal-kerusakan-

jalan-nasional-di-lebak/

Fariz

Abdullah

Pimpinan Komisi V DPR RI

Michael Wattimena &

Bupati Lebak Iti Octavia

Jayabaya

14 20

Februari

2017

Perbaiki Jalan Nasional,

Pemerintah Pusat

Gelontorkan Rp. 120

Miliar ke Lebak

http://bantenhits.com/2017/02/20/perbaiki-jalan-

nasional-pemerintah-pusat-gelontorkan-rp-120-

miliar-ke-lebak/

Fariz

Abdullah

Pimpinan Komisi V DPR RI

Michael Wattimena &

Bupati Lebak Iti Octavia

Jayabaya

15 21

Februari

2017

Pemrov Banten Target

Penanganan Jalan

Rusak Dua Tahun

http://bantenhits.com/2017/02/21/tahun-2017-

pemprov-banten-akan-perbaiki-jalan-rusak-di-

lebak/

Fariz

Abdullah

Kepala Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang

(PUPR) Provinsi Banten,

Hadi Suryadi

16 22

Februari

2017

Dekat dengan

Puspemkab Lebak,

Jalan Penghubung Tiga

Desa Nyaris Putus

http://bantenhits.com/2017/02/22/dekat-dengan-

puspemkab-lebak-jalan-penghubung-tiga-desa-

nyaris-putus/

Fariz

Abdullah

Toha warga Desa

Karyajaya, Kecamatan

Cimarga& Imam Fajrin

warga Cilangkap,

Kecamatan Kalanganyar

17 23

Februari

2017

Tak Kunjung

Diperbaiki, Pemkab

Lebak Perbaiki Ruas

Jalan Nasional

Soekarno – Hatta

http://bantenhits.com/2017/02/23/tak-kunjung-

diperbaiki-pemkab-lebak-perbaiki-ruas-jalan-

nasional-soekarno-hatta/

Fariz

Abdullah

Kepala Bidang

Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan PUPR Kabupaten

Lebak, Entoy Saepudin &

Pimpinan Komisi V DPR RI

Michael Wattimena

18 23

Februari

2017

Pemkab Lebak Diminta

Normalisasi Drainase

Jalan Rangkasbitung-

Cimarga

http://bantenhits.com/2017/02/23/pemkab-lebak-

diminta-normalisasi-drainase-jalan-

rangkasbitung-cimarga/

Fariz

Abdullah

anggota DPRD Lebak

Komisi IV, Dian Wahyudi

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 128: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

313

19 7 Maret

2017

Langganan Macet,

Pemkab Lebak Akan

Lebarkan Jalan Dewi

Sartika

http://bantenhits.com/2017/03/07/langganan-

macet-pemkab-lebak-akan-lebarkan-jalan-dewi-

sartika/

Fariz

Abdullah

Kepala Bidang

Pembangunan Jalan dan

Jembatan Dinas Pekerjaan

Umun dan Perumahan

Rakyat (PUPR) Kabupaten

Lebak, Indrawan & Eneng

salah satu warga setempat

20 13 Maret

2017

Jalan Penghubung Dua

Kampung di Cipanas

Lebak Putus, Ini Opsi

PUPR

http://bantenhits.com/2017/03/13/jalan-

penghubung-dua-kampung-di-cipanas-lebak-

putus-ini-opsi-pupr/

Fariz

Abdullah

Kabid Pemeliharaan Jalan

dan Jembatan Dinas PUPR,

Entoy Saepudin &

21 26 Maret

2017

Warga Protes Proyek

Gorong-Gorong

Rangkasbitung –

Cigelung

http://bantenhits.com/2017/03/26/warga-protes-

proyek-gorong-gorong-rangkasbitung-cigelung/

Fariz

Abdullah

Iwan Kurniawan, tokoh

pemuda setempat

22 7 April

2017

Perbaikan Jalan

Multatuli

Rangkasbitung Telan

Anggaran Rp1,9 Miliar

http://bantenhits.com/2017/04/07/perbaikan-

jalan-multatuli-rangkasbitung-telan-anggaran-1-

9-miliar/

Fariz

Abdullah

Kepala Bidang

Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan Dinas PUPR

Lebak, Entoy Saepudin

23 26 April

2017

Akses Menuju

Gunungkencana Rusak

Parah, Banyak

Kendaraan Amblas

http://bantenhits.com/2017/04/26/akses-menuju-

gunungkencana-rusak-parah-banyak-kendaraan-

amblas/

Fariz

Abdullah

Madsarif warga Cigoong

Selatan & Rizky warga

24 22 Mei

2017

Telan Dana Rp600 Juta,

Proyek Jalan Cilebang-

Nyalindung Lebak

Diduga Asal-asalan

http://bantenhits.com/2017/05/22/telan-dana-

rp600-juta-proyek-jalan-cilebang-nyalindung-

lebak-diduga-asal-asalan/

Fariz

Abdullah

Nanang Setiawan salah

seorang warga& Kabid

Pembangunan Jalan dan

Jembatan Dinas PUPR

Lebak Indrawan

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 129: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

314

25 23 Mei

2017

Pemerintah Tak Punya

Anggaran, Jalan Poros

Desa di Lebak

Diperbaiki Pengusaha

http://bantenhits.com/2017/05/23/pemerintah-

tak-punya-anggaran-jalan-poros-desa-di-lebak-

diperbaiki-pengusaha/

Fariz

Abdullah

Agus Wijaya pemilik Hotel

Mutiara; Aang salah

seorang warga

26 24 Mei

2017

Komisi IV Minta

Pemkab Lebak Tegas

Terhadap Kontraktor

Nakal

http://bantenhits.com/2017/05/24/komisi-iv-

minta-pemkab-lebak-tegas-terhadap-kontraktor-

nakal/

Fariz

Abdullah

anggota Komisi IV DPRD

Lebak Dian Wahyudi/

Ketua DPD PKS Lebak

27 2 Juni

2017

Warga Tanam Pohon

Pisang di Ruas Jalan

Rangkasbitung-Cipanas

http://bantenhits.com/2017/06/02/warga-tanam-

pohon-pisang-di-ruas-jalan-rangkasbitung-

cipanas/

Fariz

Abdullah

Kabid Pemeliharaan Jalan

dan Jembatan Dinas PUPR

Lebak Entoy Saepudin &

Adrai, salah seorang warga

28 5 Juni

2017

Jelang Arus Mudik

2017, Sejumlah Ruas

Jalan di Lebak Mulai

Diperbaiki

http://bantenhits.com/2017/06/05/jelang-arus-

mudik-2017-sejumlah-ruas-jalan-di-lebak-

mulai-diperbaiki/

Fariz

Abdullah

Entoy Sapeudin, Kepala

Bidang Pemeliharaan Jalan

dan Jembatan PUPR Lebak

& Bupati Lebak Iti Octavia

Jayabaya

29 13 Juni

2017

Sering Dilewati

Kendaraan Besar, Jalan

Desa Ciginggang Rusak

Parah

http://bantenhits.com/2017/06/13/sering-

dilewati-kendaraan-besar-jalan-desa-ciginggang-

rusak-parah/

Fariz

Abdullah

Kepala Desa Ciginggang,

Adang & Kabid

Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan Dinas Pekerjaan

Umum Perumahan Rakyat

(PUPR) Lebak Entoy

Saepudin

30 7 Juli

2017

Jalan Rusak di Lebak,

Warga Menulis di Kaca

Mobil yang Berdebu;

“Aweh Tiap Hari

http://bantenhits.com/2017/07/07/jalan-rusak-di-

lebak-warga-menulis-di-kaca-mobil-yang-

berdebu-aweh-tiap-hari-begini-bu-bupati/

Fariz

Abdullah

Akun facebook Yayasan

Ishlahul Ummah Albantani;

Akun Hendra Yana; Akun

Facebook Anggota DPRD

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 130: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

315

Begini Bu Bupati!” Banten Sanuji Pentamarta

31 11 Juli

2017

Tingkatkan Kualitas

Infrastruktur, Lima

Ruas Jalan di Lebak

Gunakan CTB

http://bantenhits.com/2017/07/11/tingkatkan-

kualitas-infrastruktur-lima-ruas-jalan-di-lebak-

gunakan-ctb/

Fariz

Abdullah

Kepala Bidang

Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan DPUPR Lebak

32 19 Juli

2017

Alokasikan Rp140 Juta,

Pemdes Warungbanten

Bangun Jalan Rabat

Beton

http://bantenhits.com/2017/07/19/alokasikan-

rp140-juta-pemdes-warungbanten-bangun-jalan-

rabat-beton/

Fariz

Abdullah

Kepala Desa Warungbanten,

Ruhandi

33 20 Juli

2017

Jalan Rusak, Warga

Citeras Lebak Taruh

Kursi di Tengah Jalan

http://bantenhits.com/2017/07/20/jalan-rusak-

warga-citeras-lebak-taruh-kursi-di-tengah-jalan/

Fariz

Abdullah

Budi Suhardi salah satu

warga setempat

34 12

Septembe

r 2017

Proyek Jalan Nasional

di Lebak Dikeluhkan

http://bantenhits.com/2017/09/12/proyek-jalan-

nasional-di-lebak-dikeluhkan/

Fariz

Abdullah

Yana salah satu warga

35 6 Oktober

2017

Gelontorkan Ratusan

Miliar untuk Wilayah

Selatan, Bupati Lebak:

Enggak Ada Istilah

Anak Tiri!

http://bantenhits.com/2017/10/06/gelontorkan-

ratusan-miliar-untuk-wilayah-selatan-bupati-

lebak-enggak-ada-istilah-anak-tiri/

Fariz

Abdullah

Bupati Lebak, Iti Octavia

Jayabaya

36 26

Oktober

2017

Peningkatan Jalan

Komplek Pendidikan

Rangkasbitung

Rampung

http://bantenhits.com/2017/10/26/peningkatan-

jalan-komplek-pendidikan-rangkasbitung-

rampung/

Fariz

Abdullah

Kabid Peningkatan Jalan

dan Jembatan Dinas

Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang (PUPR)

Kabupaten Lebak, Indrawan

& Ridwan, salah seorang

pelajar

37 30 Aktivitas Pengerukan http://bantenhits.com/2017/10/30/aktivitas- Fariz salah satu warga yang minta

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 131: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

316

Oktober

2017

Tanah di Padasuka

Lebak Dikeluhkan

pengerukan-tanah-di-padasuka-lebak-

dikeluhkan/

Abdullah namanya tidak disebut &

Kepala Desa Padasuka

Irawati

38 8

Novembe

r 2017

Warga Minta

Kerusakan Jalan Sunan

Kalijaga Segera

Diperbaiki

http://bantenhits.com/2017/11/08/warga-minta-

kerusakan-jalan-sunan-kalijaga-segera-

diperbaiki/

Fariz

Abdullah

Rohmat salah seorang

pengendara sepeda motor

39 13

Novembe

r 2017

Jelang Akhir Tahun,

PUPR Provinsi Banten

Kebut Pekerjaan Jalan

Rusak di Lebak

http://bantenhits.com/2017/11/13/jelang-akhir-

tahun-pupr-provinsi-banten-kebut-pekerjaan-

jalan-rusak-di-lebak/

Fariz

Abdullah

Kuncoro Adi dakiri,

Pelaksana Tekhnis (Peltek)

balai jembatan dan jalan

PUPR Banten

40 8

Desember

2017

Dihadapan Menteri

Rini, Iti Jayabaya

Curhat soal Kondisi

Lebak

http://bantenhits.com/2017/12/08/dihadapan-

menteri-rini-iti-jayabaya-curhat-soal-kondisi-

lebak/

Fariz

Abdullah

Bupati Lebak Iti Octavia

Jayabaya

41 26

Desember

2017

Tahun Depan, Belanja

Infrastruktur di Lebak

Diharap Tak Kurang

25%.

http://bantenhits.com/2017/12/26/tahun-depan-

belanja-infrastruktur-di-lebak-diharap-tak-

kurang-25/

Fariz

Abdullah

Kabid Perencanaan,

Pengendalian dan Evaluasi

Pembangunan Bappeda

Lebak, Widi Ferdian

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 132: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

317

ARTIKEL BANTENHITS.COM TENTANG INFRASTRUKTUR

JALAN

DI LEBAK TAHUN 2017

Begini Penampakan Genangan Air di Depan Gerbang Citra Maja Raya

Published 12 months ago on January 11, 2017 By Fariz Abdullah

Genangan air di pintu perlintasan kereta api ruas Jalan Kopo-Maja. (Banten Hits/ Fariz

Abdullah)

Banten Hits – Genangan air akibat kerusakan jalan di Jalan Kopo-Maja, tepatnya di pintu

perlintasan Kereta Api (KA) dikeluhkan para pengguna kendaraan.

Jika musim hujan, titik jalan yang berada di depan Gerbang Citra Maja Raya (CMR),

Kampung Mulih, Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak tersebut

dipastikan tergenang air hingga 30 centimeter.

Pantauan Banten Hits, para pengendara kendaraan yang tak ingin kendaraannya

terjelembab harus ekstra hati-hati saat melewati genangan air.

“Mengganggu banget, kalau lewat kita harus benar-benar hati,” ujar Sanyoto, salah

seorang pengguna kendaraan, Selasa (10/1/2017)

Menurutnya, genangan air terjadi karena tidak adanya drainase di titik tersebut sehingga

saat hujan turun, air dipastikan merendam jalan rusak.

“Kiri-kanan bahu jalan tidak ada drainase makanya pasti air menggenang terus,”

keluhnya.

Meski genangan air di ruas jalan yang menjadi akses menuju Tangerang ini sudah

berlangsung lama, namun belum ada upaya dari pihak terkait untuk mengatasinya.

“Jalan ini jadi jalan alternatif masyarakat dari Lebak dan Serang yang akan menuju

Tangerang dan sebaliknya. Masyarakat lebih memilih lewat jalan ini ketimbang melalui

Cikande,” jelasnya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 133: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

318

Hal senada dikatakan pengguna kendaraan roda empat, Nurdin yang mengaku kerap

kesulitan saat melewati genangan air.

“Kasihan masyarakat yang kendaraannya jenis sedan, pasti mentok kalau lewat situ.

Mudah-mudahan bisa cepat diperbaiki,” harapnya.(Nda)

Sindir Pemerintah, Aktivis Galakkan Gerakan Sayang Jalan di Lebak

Published 11 months ago on January 19, 2017 By Fariz Abdullah

Aksi menandai lubang jalan oleh Fakrab. Gerakan yang diberi nama Gerakan Sayang

Jalan ini merupakan bentuk keprihatinan sekaligus sindiran terhadap pemerintah dalam

menanganijalan rusak di Lebak. (Banten Hits/ Fariz Abdullah)

Lebak – Satu per satu lubang yang berada di wilayah Rangkasbitung, Kabupaten Lebak

ditandai menggunakan pilok berwarna putih oleh sejumlah anak muda. Aksi menandai

lubang jalan dilakukan bukan bertujuan mengotori ruas jalan.

Gerakan menandai lubang dengan membentuk lingkaran yang mengelilingi lubang jalan

dilakukan Front Aksi Mahasiswa Rakyat Banten (Farkab) sebagai bentuk sindirian

kepada pemerintah daerah dalam menangani kerusakan jalan. Gerakan ini diberi nama

Gerakan Sayang Jalan (GSJ).

“Kami ingin gotong royong dan kepedulian lingkungan sekitar itu tumbuh lagi. Gerakan

ini merupakan sikap kritis terhadap pemerintah agar lebih maksimal menangani persoalan

infrastruktur,” kata Koordinator GSJ, Agif Aqsa kepada Banten Hits, Kamis (19/1/2017).

Seharusnya, pmerintah lebih cepat tanggap terhadap kondisi jalan rusak berlubang karena

dapat membahayakan pengendara kendaraan. Ia juga mengajak kepada masyarakat untuk

lebih peduli terhadap kondisi fasilitas publik tersebut.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 134: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

319

“Kami ingin menularkan spirit gotong royong. Jadi, revolusi mental itu bukan hanya

diiklankan saja tanpa tindakan nyata. Kalau mau revolusi mental ya mari ini saatnya

bekerja dan peduli, jangan cuek dan diam,” imbau Agif.

Sebagai tahap awal GSJ, dilakukan di wilayah Rangkasbitung saat kondisi arus lalu lintas

lengang. Ke depan, gerakan ini juga dilakukan di ruas-ruas jalan lain, baik jalan provinsi

maupun nasional yang berada di Kabupaten Lebak.

“Prioritas kita yang pertama adalah jalan yang padat dan ramai dilalui pengendara, artinya

potensi kecelakaan akibat lubang itu tinggi,” jelasnya.(Ep)

Protes Jalan Rusak, Mahasiswa dan Warga Tanam Pohon di Jalan Rangkasbitung-

Cikande

Published 11 months ago on January 22, 2017 By Fariz Abdullah

Aktivis Imala saat menanam pisang dijalan Rangkasbitung -Cikande (Banten Hits/ Fariz

Abdullah)

Lebak – Kecewa dengan kondisi jalan yang tak kunjung diperbaiki. Ikatan Mahasiswa

Lebak (Imala) bersama warga menanam pohon di Jalan Ir. Soetami, Km 5

Rangkasbitung, tepatnya di Kampung Ciawi, Desa Nameng, Kecamatan Rangkasbitung,

Kabupaten Lebak, Sabtu (21/1/2017).

Aksi tanam pohon pisang merupakan bentuk sindirian kepada pemerintah terhadap

kondisi ruas jalan nasional yang tak kunjung diperbaiki. Sehingga, mengakibatkan

kerusakan parah dan berlubang pada jalan yang menghubungkan Rangkasbitung dan

Cikande Kabupaten Serang tersebut.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 135: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

320

“Aksi ini bentuk keprihatinan mahasiswa dan masyarakat kepada pemerintah yang

membiarkan kondisi jalan rusak parah dan berlubang,” kata Dedin Wahyudin, aktivis

Imala.

Kata dia, sebagai jalur yang ramai dilintasi kendaraan. Seharusnya, pemerintah lebih peka

terhadap kondisi jalan di Lebak, karena membahayakan bagi pengguna jalan.

“Semakin banyak jalan berlubang, semakin banyak pula potensi kecelakaan. Harusnya,

pemerintah lebih peka terhadap jalan-jalan rusak di Kabupaten Lebak,” tegasnya.

Ujang salah satu warga Desa Sukamanah mengatakan, Jalan Rangkasbitung dan Cikande

sudah hampir tiga tahun dibiarkan rusak dan kerap terjadi kecelakaan yang menimbulkan

korban jiwa.

“Jalan ini hampir tiga tahun kondisinya rusak parah dan berlubang, sudah banyak

memakan korban, bahkan sampai ada yang meninggal dunia,” terangnya. (Ep)

Fakrab Pertanyakan Kinerja Pengawas Jalan Nasional di Lebak

Published 11 months ago on February 1, 2017 By Fariz Abdullah

Lebak – Front Aksi Mahasiswa Rakyat Banten (Fakrab) mempertanyakan kinerja tim

pengawasan jalan nasional yang ada di Kabupaten Lebak. Pasalnya sejumlah ruas jalan

yang baru saja diperbaiki sudah mulai kembali rusak.

Presidium Fakrab Hendayana Musalev mengatakan, jalan nasional yang berada di sekitar

Malingping sepertri Pasir Gedong Cilangkahan yang belum lama dibangun sudah rusak.

Padahal jalan tersebut dibangun dari uang rakyat yang nilainya miliaran rupiah.

“Masa baru beberapa bulan saja kondisi jalan tersebut sudah rusak parah, kemana ini tim

pengawas jalan ?,”kata Musalev kepada Banten Hits, Rabu (1/2/2017).

Pria yang akrab disapa Yana ini menuding, jalam tersebut dikerjakan asal asalan,

ditambah lagi lalu lalangnya kendaraan besar yang melebihi tonase dibiarkan tanpa ada

tindakan tegas .

“Ini sangat mengkhawatirkan sekaligus menyesakan anggaran miliaran rupiah

kekuatannya hanya beberapa saat saja, ada apa dengan Banten?,” sesal Yana.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 136: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

321

Tak hanya ruas jalan Pasir Gedong Cilangkahan, lanjutnya, dibeberapa titik dari mulai

Malingping sampai daerah Cibareno perbatasan Povinsi Jawa Barat juga dibairkan rusak,

sehingga sangat rawan terjadinya kecelakaan.

“Kami memastikan tidak akan lama lagi jalanan yang belum lama dibangun kemungkinan

akan rusak kembali jika situasi ini terus dibiarkan,” ungkapnya.

Yana juga mengkritik kinerja pengawas, terhadap beberapa titik pembanguan jalan yang

mangkrak tanpa ada tindaklanjut. Dengan demikian pihaknya meminta kepada penegak

hukum untuk segara mengambil tindakan tegas.

“Kami menduga ada hal yang tidak beres dalam proses pengerjaan ruas jalan tersebut dan

kami mendesak agar aparat penegak hukum untuk segera bertindak,” tutupnya.(Ep)

Giliran DPRD Angkat Bicara soal Perbaikan Jalan Nasional di Lebak

Published 11 months ago on February 2, 2017 By Fariz Abdullah

Lebak – Buruknya kualitas jalan nasional di Kabupaten Lebak menyisakan pertanyaan

sejumlah pihak atas kinerja pengawas jalan nasional di wilayah Lebak. Pasalnya, hampir

dipastikan seluruh jalan milik pemerintah pusat kondisinya rusak dan memprihatinkan.

Sebelumnya, Front Aksi Mahasiswa Rakyat Banten (Farkab) mempertanyakan kinerja

tim pengaws jalan nasional yang berada di Kabupaten Lebak. Pasalnya sejumlah ruas

jalan yang baru diperbaiki sudah mulai rusak kemabli.

BACA JUGA: Fakrab Pertanyakan Kinerja Pengawas Jalan Nasional di Lebak

Kini giliran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lebak angkat bicara

soal kinerja pengawas jalan nasional di Lebak, karena hampir seluruhnya kondisi jalan

dalam keadaan rusak parah dan tidak pernah tersentuh perhatian pemerintah.

“Kemana ini pekerja pengawas jalan nasional? Masa iya tidak ada pos anggaran untuk

perbaikan jalan nasional yang ada di Kabupaten Lebak,” sesal anggota Komisi III DPRD

Lebak Dian kepada Banten Hits, Kamis (2/2/2017).

Menurutnya, jalan nasional yang rusak parah tidaknya hanya terjadi di Lebak selatan

melainkan jalan dan jembatanh di wilayah nyaris amblas.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 137: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

322

“Jalan Citeras terakhir diperbaiki 3 tahun lalu, hingga sekarang belum diperbaiki lagi

apalagi untuk Jembatan dari awal dibangun belum pernah diperbaiki,” ungkap Ketua

DPD PKS Lebak ini.

“Kalau jalan seperti ini kan masyarakat jadi malas melintas , apalagi ini akses jalan

terdekat menuju Jakarta belum lagi kemarin (1/2/2017) ada kendaraan pasir yang

menghantam rumah warga karena jalan rusak,” sambungnya.

BACA JUGA: Truk Terguling di Jalan Raya Rangkasbitung Cikade Hantam Dua Rumah

Warga

Dian berharap pemerintah pusat tidak menutup mata persoalan insfratuktur jalan nasioan

yang berada di Lebak., karena kondisinya sudah memprihatinkan.(Ep)

Jembatan yang Diresmikan Puan Maharani di Lebak Terancam Amblas

Published 11 months ago on February 2, 2017 By Fariz Abdullah

Angkur Angin Jembatan Sangiang Desa Singkamanik tergeser dan terancam ambrol

(istimewa). Lebak

Lebak – Jembatan gantung di Kampung Sangiang, Desa Sangkanmanik, Kecamatan

Cimarga, Kabupaten Lebak mulai rusak dan terancam ambles, disebabkan longsor sepdan

sungai akibat hujan sejan dua pekan lalu melanda wilayah tersebut.

Jembatan dengan panjang 70 meter dan Lebar 1,7 meter yang diresmikan Menteri

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan

Maharani 17 Februari 2016 lalu, kondisinya pondasi angkur angin sudah terpisah dari

badan jembatan.

“Sekarang pondasi jembatan angkur angin dari badan Jembatan tergeser,

penyebabnya karena longsor dua minggu yang lalu akibat curah hujan yang cukup tinggi

yang menjadikan arus air sungai cukup tinggi pula,” kata Kepala desa Sangkanmanik,

Jaya kepada awak media, Kamis (2/2/2017).

Terpisah, Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak Entoy Sapeudin mengaku telah melakukan

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 138: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

323

survei kepada jembatan yang dibangun oleh PT. Amarta dari anggaran APBN pada 2016

silam.

“Sedang kita survei dan lihat kondisinya semoga tidak berdampak kepada bangunan

jembatannya,”kata Entoy Sapeudin.

Berdasarkan hail peninjauan dilokasi, kondisi jembatan tersebut sangat mengkhawatirkan

jika tidak segera diperbaiki.

“Kita belum bisa berbicara anggaran, tapi memang kalau kondisinya darurat satu-satunya

cara harus diusulkan melalui BTT (Bantuan Tak terduga),” ungkapnya.(Ep)

Pemkab Lebak Pertanyakan Keseriusan Pusat Tangani Jalan Rusak

Published 11 months ago on February 3, 2017 By Fariz Abdullah

Kerusakan jalan di salah satu titik jalur Rangkasbitung-Cikande. (Istimewa).

Lebak – Kondisi jalan nasional yang berada di Kabupaten Lebak mendapat sorotan.

Sejumlah elemen menilai, pemerintah pusat setengah hati menangani jalan yang sering

kali dikeluhkan warga.

BACA JUGA: Fakrab Pertanyakan Kinerja Pengawas Jalan Nasional di Lebak

Jalur Rangkasbitung-Cikande salah satunya. Anggota DPRD Lebak dari Fraksi PKS,

Dian Wahyudi, mempertanyakan pengawasan terhadap salah satu jalan alternatif dari

Jakarta menuju Serang tersebut. Lalu, kondisi jalur di wilayah Lebak selatan yang juga

tak kalah memprihatinkan.

Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya melalui Kabag Humas Setda Lebak, Eka Prasetiawan

mengaku, pihaknya mempertanyakan keseriusan pemerintah pusat untuk membantu

kondisi infrastruktur di Kabupaten Lebak agar lebih layak. Apalagi, saat ini Lebak masih

menyandang sebagai daerah tertinggal yang memang butuh dukungan dari pemerintah

pusat dan provinsi.

BACA JUGA: Giliran DPRD Angkat Bicara soal Perbaikan Jalan Nasional di Lebak

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 139: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

324

“Pemkab Lebak sudah mengajukan beberapa kali permohonan kepada kementerian agar

memperbaiki kerusakan jalan nasional yang ada di Lebak, tapi sampai sekarang belum

ada jawaban,” kata Eka, Jumat (3/2/2017).

Diharapkan, pemerintah pusat segera merealisasikan permohonan tersebut. Terutama,

pada jalur Rangkasbitung-Cikande yang banyak dilalui masyarakat.

“Semoga tahun ini diperbaiki. Tidak dibiarkan berlarut-larut kerusakannya. Kita

khawatir, mengancam keselamatan pengendara,” imbuhnya.(Nda)

Jembatan Tutul Rusak Parah, Jalan Rangkasbitung-Cikande Jadi Langganan

Macet

Published 11 months ago on February 5, 2017 By Fariz Abdullah

Kerusakan parah di Jembatan Tutul menyebabkan ruas Jalan Rangkasbitung-Cikande

menjadi langganan macet terutama pada saat akhir pekan dan hari libur. (Banten Hits/

Fariz Abdullah)

Lebak – Ruas Jalan Rangkasbitung-Cikande kerap menjadi langganan macet. Kemacetan

yang sering kali terjadi pada saat akhir pekan tersebut disebabkan kerusakan parah di

sejumlah titik. Salah satunya kerusakan parah di Jembatan Tutul, Desa Citeras,

Rangkasbitung.

“Hampir tiap malam Minggu atau saat libur sudah pasti macet di sini (Jembatan Tutul).

Sudah langganan,” kata Harto, salah seorang warga, Minggu (5/2/2017).

Kemacetan dari dua arah di titik tersebut hingga mengular kiloanmeter. Tak hanya di

Jembatan Tutul, kerusakan juga berada di sejumlah titik jalan. Kemacetan ditambah

dengan banyaknya truk-truk pengangkut pasir basah yang melaju lambat.

“Pemerintah Pusat harus cepat memperbaiki karena menghambat lalu lintas. Jangan

sampai terkesan Lebak tidak diperhatikan,” ujarnya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 140: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

325

Kondisi jalan yang bergelombang dan berlubang juga mengakibatkan jarak tempuh antara

Rangkasbitung-Cikande bisa ditempuh tiga puluh menit, kini pengendara kendaraan

butuh waktu satu jam.

Meski kemacetan di Jembatan Tutul sudah berlangsung cukup lama, namun tak ada satu

pun petugas baik dari Dinas Perhubungan (Dishub) maupun petugas Satlantas yang

mengatur arus lalu lintas. Di lokasi tersebut, hanya nampak sejumlah warga yang secara

sukarela membantu memudahkan pengendara melewati titik jalan rusak.(Nda)

Jalur Saketi-Malingping Amblas, Arus Lalu Lintas Dialihkan

Published 11 months ago on February 10, 2017 By Fariz Abdullah

Lebak – Ruas jalan Saketi – Malingping tepatnya di Kampung Sawah desa Tamansari

Kecamatan Banjarsari amblas, Jumat (10/2/2017). Hal tetsebut dipicu setelah tanah

penopang jalan nasional tersebut longsor akibat diguyur hujan akhir akhir ini.

Informasi diperoleh Banten Hits, amblasnya jalan beton tersebut itu terjadi sekitar pukul

3.00 WIB, usai dilalui kendaraan besar jenis truk tronton pengakut besi yang memaksa

melintas dari arah Saketi menuju Malingping.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengimbau kepada

masyarakat yang berkendara melintasi jalur Saketi – Malingping untuk berhati-hati

lantaran panjang amblasnya jalan tersebut mencapai empat meter dan kedalaman

mencapai dua meter.

“Mohon berhati-hati dan waspada bagi Masyarakat Yg melewati jalur Saketi-Malimping

mengalami amblas parah dgn kedalamab 2M panjandrum 25M tepatnya Berada di kp.

Sawah Desa Tamansari Kecamatan Banjarsari , Muspika ( camat, polsek&koramil) &

relawan sdg mengevakuasi,” tulis Iti melalui akun Instagram Viajayabaya,

Jumat (10/2/2017).

Sementara Kasatlantas Polres Lebak AKP Roby Heri Saputra mengatakan, amblasnya

jalan Saketi – Malingping arus lalu lintas dialihkan sementara.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 141: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

326

“Pengaturan dan pengalihan arus kendaraan yang dari Malimping menuju Saketi di

alihkan ke Cijaku-Gunungkencana-Cileles-Cikulur-Pandeglang. Dari arah Saketi

Pandeglang menuju Malimping Lebak di arahkan menuju Gunungkencana Lebak atau

arah Cikeusik Malimping,” tutur Roby.

Kejadian tersebut sudah informasi dan koordinasi dengan kementrian PUPR untuk

menurunkan alat berat mengantisipasi dan perbaikan badan jalan sementara agar dapat

dilewati kendaraan.

“Alat berat sudah tiba ke TKP namun belum dapat mengerjakan pengisian batu karena

dasar tanah masih berpotensi untuk bergeser sehingga pengisian batu hanya dilakukan

manual dan di berikan pembatas jalan untukk roda dua dapat melewati jalan dan tetap

dilakukan pengaturan pengalihan arus,” pungkasnya.(EP)

Jalan Nasional di Lebak Rusak, Bupati Iti Ngaku Kerap Dibully

Published 10 months ago on February 16, 2017 By Fariz Abdullah

Bupati Lebak saat menyerahkan proposal pengajuan perbaikan jalan nasional di

Lebak kepada pimpinan Komisi V DPR RI Michael Wattimena (Banten hits/Fariz

Abdullah)

Lebak – Bupati Lebak Hj Iti Octavia Jayabaya mengaku kerap dibully soal kerusakan

jalan nasional yang berada di wilayah Kabupaten Lebak. Tak tanggung-tanggung,

cemoohan yang dilontarkan haters di beberapa media sosial kepadanya seperti tak pernah

berhenti sampai saat ini, akan tetapi, sikap dari netizen tersebut sangat ia maklumi,

lantaran mereka tidak tahu jika kerusakan jalan nasional itu bukanlah kewenangan

Kabupaten.

Menurut Iti, mungkin selama ini masyarakat tahunya jika setiap kerusakan jalan

merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Maka dari itu, dirinya menghimbau agar

masyarakat mengetahui terlebih dahulu seluk beluk permasalahan, sebelum

memberikan kritik.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 142: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

327

“Saya merasakan betul rasanya dibully di media sosial, apalagi terkait kerusakan jalan

nasional yang ada di Kabupaten Lebak. Akan tetapi hal tersebut sah sah saja, mungkin

mereka tidak tahu jika Pemkab tidak mempunyai kewenangan untuk

memperbaikinya,”kata Iti kepada awak media seusai mengikuti acara sosialisasi program

PKH di gedung PGRI Jalan Siliwangi Pasir Ona, Kamis(16/2/2017).

Iti mengatakan, saat ini sepengetahuannya di Kabupaten Lebak terdapat jalan nasional

yang mengalami kerusakan cukup berat, diantaranya berada di Kampung Tanjakan Bang

Arum, dimana pada lokasi tersebut merupakan ruas jalan Nasional Rangkasbitung-

Cigeulung. Selain itu, kerusakan juga terjadi diruas jalan nasional Rangkasbitung-Citeras,

serta Ruas Jalan Simpang Beyeh-Malingping.

“Dimana pada ketiga lokasi tersebut merupakan jalur utama masyarakat untuk bepergian

keluar daerah,” jelas Iti.

Untuk itu, selaku pimpinan di daerah, Iti sudah menyampaikan keluhan terkait kerusakan

jalan nasional di Kabupaten Lebak kepada kementerian PUPR selaku lembaga terkait.

Dan secara kebetulan, masukan dari Pemda tersebut langsung direspon oleh pemerintah

pusat.

“Banyak lah yang rusak, makanya saya kasian mendengar banyaknya keluhan dari warga.

Saya selalu ngoceh ngoceh ke pemerimtah pusat agar jalan nasional yang ada di Lebak

agar segera diperbaiki, syukur Alhamdulillah. Pada tanggal 20 nanti anggota DPR RI dari

Komisi V akan turun ke Lebak,”kata Iti lagi.(Zie)

Truk Bermuatan Bata Ringan Terguling di Jalan Rangkasbitung-Cipanas

Published 10 months ago on February 19, 2017 By Fariz Abdullah

Kerusakan di ruas Jalan Rangkasbitung-Cipanas kembali mengancam keselamatan

pengendara kendaraan. Sebuah truk bermuatan bata ringan terguling di

ruas jalan tersebut. (Banten Hits/ Fariz Abdullah)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 143: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

328

Lebak – Truk bermuatan bata ringan (hebel) terguling di Jalan Raya Rangkasbitung-

Cipanas, tepatnya di Kampung Papanggo Timur, desa Jatimulya, Kecamatan

Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Sabtu (18/2/2017).

Sekitar pukul 16.00 WIB, truk bernopol B 9407 YD yang dikemudikan Saepudin warga

Pamarayan Serang melaju dari Jakarta menuju Pasir Ona. Saat melintas di Papanggo

Timur sesaat setelah melewati perlintasan kereta api, truk tiba-tiba saja miring dan

terguling.

“Jalannya yang rusak. Ini sudah keempat kalinya kecelakaan seperti ini,” kata Jahari salah

seorang warga, kepada wartawan.

Kata dia, meski kerusakan jalan sudah sangat sering mengancam keselamatan pengendara

kendaraan, namun hingga kini tak juga diperbaiki pemerintah.

“Kemarin mobil pengangkut bambu dan pasir, sekarang hebel. Cepat diperbaikilah,

jangan tunggu banyak korban,” harapnya.

Anggota Satlantas Polres Lebak, Briptu Mulya Purnama menuturkan, kendaraan

bertonase berat memang diimbau tak melintasi ruas jalan tersebut.

“Sopirnya sudah kita minta keterangan termasuk mengamankan surat-surat

kendaraannya,” katanya.(Nda)

Dihadapan Anggota DPR, Iti Tagih Janji Pemerintah Pusat soal Bantuan Jembatan

Published 10 months ago on February 20, 2017 By Fariz Abdullah

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya saat menerima kunjungan sejumlah anggota Komisi V

DPR RI dan para pejabat Kementerian (Banten Hits/Fariz Abdullah)

Lebak – Sejumlah anggota komisi V DPR RI, Pejabat Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 144: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

329

Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Senin (20/2/2017) melakukan kunjungan

ke Kabupaten Lebak untuk meninjau jalan nasionaal yang saat ini kondisinya rusak parah.

Pantauan Banten Hits di lokasi, para pejabat tersebut tiba di Pendopo Kabupaten Lebak

sekitar pukul 11.30 WIB dengan pengawalan sejumlah anggota Polisi langsung disambut

hangat seluruh jajaran pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Lebak termasuk

mantan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya.

Di hadapan anggota DPR RI, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dengan menggebu-gebu

menagih janji pemerintah pusat yang akan memberikan dan mempermudah bantuan

jembatan pasca terealisasinya pembangunan 10 jembatan yang telah diresmikan Menteri

Koordinator Pemberdayaan Kemanusiaan dan Kebudayaan Puan Maharani.

BACA JUGA: Jembatan Rusak Telan Korban Jiwa, Pemkab Lebak Minta Kades Peka

Kondisi Infrastruktur

“Kita dijanjikan, jika bisa menyelesaikan dalam waktu 3 bulan akan dipermudah dan

diberikan bantuan jembatan. Tapi apa hingga saat ini tidak ada realisasi itu yang ada

DAK (Dana Alokasi Khusus) kita dipotong,” cetus Iti di hadapan para tamunya tersebut.

Menurutnya, pemerintah Kabupaten Lebak sangat membutuhkan intervensi pemerintah

pusat untuk menyelesaikan persoalan infrastruktur, termasuk memperhatikan jalan

nasional yang berada di Lebak yang kondisinya rusak, karena kata dia, kerap disalahkan

warganya.

“APBD kita tidak cukup untuk mengatasi persoalan infrastruktur tolong lah jalan nasional

di Lebak ini banyak dan saat ini kondisinya rusak parah , masyarakat mengeluh dan selalu

menyalahkan saya,”keluhnya.

Iti berharap segala persoalan infrastruktur di daerahnya bisa terselesaikan lantaran

warganya tidak tahu menahu soal mana jalan yang dimilik nasional atau daerah, yang

mereka tahu hanya Bupati yang paling bertanggungjawab.

BACA JUGA: Fakrab Pertanyakan Kinerja Pengawas Jalan Nasional di Lebak

“Bisa mati dibunuh masyarakat saya kalau dibiarkan terus, saya sudah ajukan bantuan

beberapa kali tapi tidak juga direalisasi saya harap bisa segera ada jalan

keluar,”pintanya.(Ep)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 145: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

330

Bupati Iti Ultimatum Pemerintah Pusat soal Kerusakan Jalan Nasional di Lebak

Published 10 months ago on February 20, 2017 By Fariz Abdullah

Bupati Lebak saat menyerahkan proposal pengajuan perbaikan jalan nasional di Lebak

kepada pimpinan Komisi V DPR RI Michael Wattimena (Banten hits/Fariz Abdullah).

Lebak – Sejumlah anggota komisi V DPR RI, Pejabat Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Senin (20/2/2017) melakukan kunjungan ke

Kabupaten Lebak untuk meninjau jalan nasionaal yang saat ini kondisinya rusak parah

yang membahayakan pengguna jalan.

Kehadiran sejumlah tersebut dimanfaatkan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya selian

menagih janji bantuan jembatan, Iti juga mengultimatum pemerintah pusat soal rusaknya

jalan nasional yang di Lebak dan ia meminta untuk segara di perbaiki. Bahkan

rusaknya jalan tersebut putri dari mantan Bupati Lebak Mulyaadi Jayabaya kerap di-bully

warganya.

BACA JUGA: Jalan Nasional di Lebak Rusak, Bupati Iti Ngaku Kerap Dibully

“Pemerintah Kabupaten Lebak terus menerima bully dari masyarakat karena kondisi jalan

yang rusak. Padahal kita sudah bekerja, berusaha semaksimal mungkin,” ungkap Iti.

Upaya Pemkab Lebak kepada pemerintah pusat untuk meminta perbaikan infrastuktur

jalan sudah dilakukan termasuk beberapa kali mengajukan proposal. Namun, sayang

pengajuan tersebut belum saja direspon.

“Sudah beberapa kali kita ajukan dan ini komisi V berkunjung ke Lebak melihat secara

langsung. Kita jelaskan kondisi keadaan infrastruktur dan kita serahkan juga proposal

permohonan perbaikan jalan nasional di Kabupaten Lebak,” papar Iti.

BACA JUGA: Di Hadapan Anggota DPR RI, Iti Tagih Janji Pemerintah Pusat soal

Bantuan Jembatan

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 146: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

331

Sementara, Pimpinan Komisi V DPR RI Michael Wattimena mengatakan, pihaknya

sudah mengetahui secara langsung kondisi infrastruktur di Kabupaten Lebak atas dasar

hal itu memang Kabupaten Lebak.sebagai daerah penyanggah ibu kota perlunya

intervensi pemerintah pusat supaya adanya peningkatan infastruktur jalan.

“Perlu segera diperbaiki akan kita sampaikan agar pemerintah pusat segera

merealisasikan perbaikan jalan nasional di Kabupaten Lebak yang mulai dikeluhkan,”

katanya.(Ep)

Perbaiki Jalan Nasional, Pemerintah Pusat Gelontorkan Rp. 120 Miliar ke Lebak

Published 10 months ago on February 20, 2017 By Fariz Abdullah

pemerintah pusat gelontorkan ratusan juta ke pemkab lebak banten.

Lebak – Sejumlah ruas jalan nasional yang berada di kabupaten Lebak mengalami rusak

parah hingga kerap terjadinya kecelakan yang dialami kendaraan bermotor baik roda dua

ataupun roda empat.

Sejumlah ruas jalan nasional yang saat ini kondisinya rusak parah diantaranya jalan Raya

Rangkasbitung -Cigelung, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Raya Malingping, Jalan

Pamubulan Kilometer 3 dan akses jalan menuju Terminal Mandala.

Namun masalah infrastruktur jalan nasional di Lebak yang rusak segera terselesaikan.

Pasalnya pemerintah pusat sudah siap menggelontorkan anggaran sebesar Rp 120 miliar

untuk memperbaiki ruas jalan nasional rusak di Kabupaten Lebak yang kerap dikeluhkan

masyarakat.

“Tahun ini diselesaikan persoalan jalan rusak, kedatangan DPR RI bersama dengan mitra

lengkap seperti Kementrian PUPR, BMKG, Kemenhub tidak lain sebagai bentuk

kepedulian pemerintah pusat untuk Kabupaten Lebak,” kata Pimpinan Komisi V DPR RI

Michael Wattimena kepada awak media.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 147: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

332

Menurutnya, lambatnya penanganan perbaikan jalan nasional di Lebak ini lantaran

peralihan status jalan yang diterima pemerintah pusat baru terjadi di tahun 2015 sehingga

di tahun 2016 pemerintah pusat baru melakukan inventarisir jalan yang rusak.

“Dan tahun ini sudah disiapkan anggaran perbaikan jalan rusak,” katanya.

Michael mengaku Kabupaten Lebak memang perlu mendapatkan perhatian pemerintah

pusat karena sebagai daerah penyanggah ibu kota yang memiliki sumberdaya alam

dan sejumlah destinasi pariwisata, seharusnya Lebak sudah didukung dengan

infrastruktur yang memadai.

“Kualitas jalan juga akan kita utamakan. Jadi perbaikan tahun ini diharapkan bisa berjalan

maksimal meskipun dalam pengerjaannya pemerintah Kabupaten Lebak tidak memiliki

kewenangan yang luas,” jelasnya.

Sementara Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya berharap anggaran perbaikan jalan nasional

untuk daerahnya segera bisa terealisasi karena Lebak sangat membutuhkan perhatian

pemerintah pusat.

“Saya harap benar dan bisa segera direalisasikan , Kabupaten Lebak ini sangat butuh

perhatian pemerintah pusat karena keterbatasan anggaran yang dimiliki,” jelasnya.(Ep)

Pemrov Banten Target Penanganan Jalan Rusak Dua Tahun

Published 10 months ago on February 21, 2017 By Fariz Abdullah

Ilustrasi (net)

Lebak – Sepanjang 60 kilometer jalan milik Pemerintah Provinsi Banten yang ada di

Kabupaten Lebak kondisinya rusak parah. Kerusakan diakibatkan banyaknya kendaraan

over tonase, dan bencana alam yang terjadi beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Hadi

Suryadi mengatakan, kerusakan jalan nasional di Banten masih 20 persen terletak di

Kabupaten Lebak, terutama wilayah selatan.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 148: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

333

“Tahun ini perbaikan akan kita maksimalkan, insya Allah akan selesai semuanya,” kata

Hadi, Senin (20/2/2017).

Menurutnya, kerusakan terjadi di ruas Jalan Cipanas-Warungbanten, Cikotok-Batas Jabar,

Maja-Koleang dan sejumlah ruas jalan lainnya. Hadi memastikan, penanganan selesai

dalam waktu dua tahun.

“Kita intens perbaiki, target tahun ini selesai. Tapi, tahun ini anggaran Pemprov Banten

dipangkas Rp340 Miliar. Tapi yang jelas kita berusaha,” ucapnya.(Zie)

Dekat dengan Puspemkab Lebak, Jalan Penghubung Tiga Desa Nyaris Putus

Published 10 months ago on February 22, 2017 By Fariz Abdullah

Ruas Jalan Penghubung Tiga Desa di Kabupaten Lebak Nyaris Putus (Banten Hits/Fariz

Abdullah)

Lebak- Jalan penghubung tiga desa di Kecamatan Cimarga dan Kalanganyar tepatnya di

kampung Cinangka, Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar saat ini kondisinya nyaris

putus akibat kontur tanah yang terus tergerus pasca hujan mengguyur Kabupaten Lebak

beberapa waktu lalu.

Pantauan Banten Hits dilapangan, jalan poros desa yang menghubungkan esa Cilangkap

dengan Desa Karyajaya, Kecamatan Cimarga dan Desa Pasir Kupa, Kecamatan

Kalanganyar tersebut sudah lama tak diperbaiki pemerintah daerah sehingga

menyebabkan kondisinya semakin parah setelah diguyur hujan.

“Jangankan untuk dilalui oleh pengendara kendaraan roda empat atau lebih, pengendara

roda dua saja kerepotan untuk melewatinya, sudah berlubang, berlumpur sekarang nyaris

putus,” kata Toha warga Desa Karyajaya, Kecamatan Cimarga kepada Banten Hits, Rabu

(22/2/2017).

Toha mengatakan, jalan ini sebenarnya hanya berjarak empat kilometer saja dengan pusat

pemerintahan Kabupaten Lebak. Namun sudah beberapa tahun terakhir kondisi jalan

semakin parah dan pengendara semakin sulit untuk melintasinya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 149: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

334

“Sepanjang jalan poros desa itu banyak banget yang rusak mulai di Kampung Parakan,

hingga Pariuk Nangkub, belum dari arah Desa Cilangkap saat ini kondisinya banyak

lubang besar. Nah sekarang nyaris putus,” tuturnya.

Toha mengaku, untuk persoalan kecelakaan sudah tidak aneh lagi menyusul adanya

musim penghujan setiap kali kendaraan roda dua melintas pasti ada saja yang terpeleset

dan kemudian jatuh.

“Kami hanya ingin segera diperbaiki apalagi ini sudah mau nyaris putus kendaraan roda

empat sudah sulit melintas jangan sampai kami terisolir,” pintanya.

Hal senada dikatakan Imam Fajrin warga Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar.

Menurutnya, jalan menuju Rangkasbitung dari arah Cilangkap dan Pasir Kupa,

Kecamatan Kalanganyar kini kondisinya rusak berat dan sudah tak ada pilihan lagi.

Karena itu pihaknya berharap Pemkab Lebak untuk segera memperbaikinya.

” Kami ini sudah dua tahun lebih disuguhi jalan yang kondisinya rusak berat.Padahal

jalan ini jaraknya hanya sekitar 3 atau 4 km saja ke pusat kota Rangkasbitung,”

tandasnya.(Zie)

Tak Kunjung Diperbaiki, Pemkab Lebak Perbaiki Ruas Jalan Nasional Soekarno –

Hatta

Published 10 months ago on February 23, 2017 By Fariz Abdullah

Petugas PUPR Kabupaten Lebak ketika melalukan perbaikan jalan di ruas jalan Bypass

Soekaeno- Hatta (Banten Hits/FariZ)

Lebak – Pemerintah Kabupaten Lebak berinisiatif memperbaiki ruas jalan nasional di

jalan Bypass Soekarno – Hatta yang dibiarkan rusak parah pemerintah pusat. Perbaikan

jalan yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang ( PUPR) setempat dengan

cara menutup jalan berlubnag yang menyerupai kubangan kerbau dengan material batu.

“Kita perbaiki dengan pemadatan saja agar tidak berlubang meskipun ini masuknya ruas

jalan nasional,” kata Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan PUPR Kabupaten

Lebak, Entoy Saepudin Kepada Banten Hits, Kamis (23/2/2017).

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 150: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

335

Menurutnya, pemadatan dilakukan dengan menggunakan material batu dengan

menggunakan alat berat sehingga kerusakan bisa sedikit diminimalisir dan menekan

angka kecelakan bagi pengguna jalan.

“Kondisinya sudah rusak parah jadi kita perbaiki seadanya agar tidak terlalu parah, yang

penting layak untuk dilalui dan mampu meminimalisir kecelakaan,” katanya.

Perbaikan dilakukan menyusul banyaknya keluhan masyarakat yang juga mencuat

dibeberapa media, kata dia belum lagi banyaknya laporan mengenai meningkatnya

jumlah laka lantas akibat jalan rusak.

“Sebenarnya ini ruas jalan nasional tapi dari pada dibiarkan terlalu lama dan semakin

parah kita inisiatif untuk perbaiki saja,” ucapnya.

Selian Jalan Bypass Soekarno – Hatta, Jalan nasional di lebak seperti jalan Rangkasbitung

– Cigelung, Jalan Raya Malingping, Jalan Pamubulan Kilometer 3 dan akses jalan

menuju terminal mandala dalam kondisi rusak parah.

Untuk menyelesaikan masalah infrastruktur jalan nasional di Lebak yang rusak segera

terselesaikan. Pasalnya pemerintah pusat sudah siap menggelontorkan anggaran sebesar

Rp 120 miliar untuk memperbaiki ruas jalan nasional rusak di Kabupaten Lebak yang

kerap dikeluhkan masyarakat.

BACA JUGA: Perbaiki Jalan Nasional, Pemerintah Pusat Gelontorkan Rp. 120 Miliar ke

Lebak

“Tahun ini diselesaikan persoalan jalan rusak, kedatangan DPR RI bersama dengan mitra

lengkap seperti Kementrian PUPR, BMKG, Kemenhub tidak lain sebagai bentuk

kepedulian pemerintah pusat untuk Kabupaten Lebak,” kata Pimpinan Komisi V DPR RI

Michael Wattimena kepada awak media.(Ep)

Pemkab Lebak Diminta Normalisasi Drainase Jalan Rangkasbitung-Cimarga

Published 10 months ago on February 23, 2017 By Fariz Abdullah

Drainase di jalan Rangkasbitung - Cimarga yang diminta untuk di normalisasi Pemkab

Lebak (Banten Hits/Fariz)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 151: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

336

Lebak – Pemerintah Kabupaten Lebak diminta melakukan normalisasi drainase jalan

Rangkasbitung – Cimarga tepatnya di Kampung Aweh, Desa Aweh, Kecamatan

Kalanganyar, karena musim penghujan menyebabkan volume air bertambah sehingga

menggenangi jalan.

“Drainasenya tidak jalan , jadi di musim penghujan airnya meluap dan menggenang

sampai ke jalan,”kata anggota DPRD Lebak Komisi IV, Dian Wahyudi kepada Banten

Hits, Kamis (23/2/2017).

Kata Dian, tindakan cepat harus segera diberikan lantaran kondisi jalan keadaan rusak

dan berlubang khawatir saat adanya genangan menilbulkan rawan terjadinya kecelakaan

“Jalannyakan rusak khawatir karena tergenang air lubang tidak terlihat akhirnya

menyebabkan kecelakaan,” ujar Ketua DPD PKS ini.

Normalisasi drainase juga dinilai perlu mengingat kondisi cuaca yang masih kategori

ekstrim yang dapat menyebabkan volume air bertambah yang akhirnya menimbulkan

banjir.

“Saya berharap ada langkah pasti dari pemerintah daerah karena memang jaraknya hanya

beberapa meter saja dari Puspemkab (Pusat Pemerintahan Kabupaten) Lebak,”

pintanya.(Ep)

Langganan Macet, Pemkab Lebak Akan Lebarkan Jalan Dewi Sartika

Published 10 months ago on March 7, 2017 By Fariz Abdullah

Petugas PUPR Kabupaten Lebak ketika melakukan pengukuran di jalan Dewi

Sartika.(Banten Hits/Fariz Abdullah)

Lebak – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melakukan pelebaran badan jalan di

Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, tepatnya di Jalan Dewi

Sartika atau yang dikenal dengan Blok M lantaran menjadi langganan macet.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 152: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

337

Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umun dan Perumahan

Rakyat (PUPR) Kabupaten Lebak, Indrawan mengatakan, pelebaran dilakukan karena

memang jalan Dewi Sartika jadi langganan macet karena kondisi jalan yang sempit

namun arus lalu lintas padat.

“Jalan Dewi Sartika ini menghubungkan ke komplek pendidikan jadi padat oleh pelajar

yang pulang pergi ke sekolah,” kata Indrawan, Selasa (7/3/2017).

Ia menjelaskan, Jalan Dewi Sartika akan dilebarkan menjadi sembilan meter termasuk

trotoar satu meter. Sehingga, akan menggusur sejumlah rumah warga yang tepat berada di

badan jalan.

“Kita hanya teknisnya saja, pembebasan dilakukan oleh pemerintahan dan itu sudah

selesai jadi tinggal kita laksanakan pembongkaran saja,” ujarnya.

Indrawan mengaku, pelaksanaan pelebaran akan dilaksanakan pada April 2017 mengingat

saat ini tim masih melakukan pengukuran dan pembongkaran, agar saat pelaksanaan

pelebaran tidak ada kendala dan bisa berjalan dengan maksimal.

“Total panjang yang dilakukan pelebaran 230 meter dengan anggaran Rp 1,6 Miliar untuk

pelebaran dan pembangunan gorong-gorong,” jelasnya.

Sementara Eneng salah satu warga setempat mengatakan, pihaknya mendukung penuh

proses pelebaran jalan di dewi sartika Blok M ini karena memang kerap menjadi

langganan macet.

“Kita mendukung namun, kita minta pemerintah perhitungkan kembali batas jalan dengan

rumah warga karena tidak mungkin pintu rumah warga dengan bahu jalan tidak ada jarak

sama sekali,” pintanya.(Zie)

Jalan Penghubung Dua Kampung di Cipanas Lebak Putus, Ini Opsi PUPR

Published 9 months ago on March 13, 2017 By Fariz Abdullah

Jalan penghubung dua kampung di Cipanas Lebak putus. (istimewa)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 153: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

338

Lebak – Jalan penghubung antara Kampung Bondong dengan Kampung Seah,

Desa/Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Jumat (10/3/2017), putus akibat longsor.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui Dinas Pekerjaan Umum Perumahan

Rakyat (PUPR) kini tengah menghitung berapa total anggaran yang dibutuhkan untuk

menangani putusnya jalan.

Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR, Entoy Saepudin mengatakan, ada

dua opsi agar warga tak lagi harus menempuh jarak kiloanmater karena putusnya jalan

tersebut.

“Bisa perbaikan atau kita relokasi. Tapi opsi relokasi ini jelas tidak mudah,” kata Entoy,

Senin (13/3/2017).

Relokasi ruas Jalan Kadubitung-Bujal akan membutuhkan kurang lebih 211 meter dengan

lebar 3 meter. Hal ini dipastikan akan menggunakan area persawahan warga yang berada

di sisi jalan.

“Kita tawarkan Rp150 ribu per meter, tapi warga minta lebih tinggi. Makanya kita

konsultasikan dulu,” katanya.

Selain penanganan jalan, PUPR juga berencana membangun dam dan drainse. Pasalnya,

kondisi jalan sambung Entoy memang rentang terhadap longsor karena berada diantara

area persawahan dan aliran sungai.

“Segala sesuatunya akan kita siapkan dengan matang,” tutupnya.(Nda)

Warga Protes Proyek Gorong-Gorong Rangkasbitung – Cigelung

Published 9 months ago on March 26, 2017 By Fariz Abdullah

Warga nampak sedang melakukan protes kepada pelaksana.(Banten Hits/Fariz Abdullah)

Lebak – Keberadaan material proyek pembuatan saluran air atau gorong-gorong di

sepanjang jalan Nasional Rangkasbitung-Cigeulung, diprotes warga Kampung Cijalur,

Desa Sindang Mulya, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak. Pasalnya, pihak PT Pilar

Sejati, selaku pelaksana dinilai mengesampingkan keselamatan warga, lantaran dengan

sengaja menyimpan material proyek berupa batu, pasir dan kerikil di sembarang tempat.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 154: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

339

Bahkan, sebagian besar material proyek tersebut tergeletak di badan jalan, sehingga

keberadaan material itu menganggu pengguna jalan.

“Material proyek yang disimpan pelaksana di sembarang tempat sangat menganggu

masyarakat, khusunya pengguna jalan, lantaran batu dan pasir di simpan begitu saja di

pinggir jalan raya,” kata Iwan Kurniawan, tokoh pemuda setempat kepada wartawan,

Minggu(26/7/2017).

Akibatnya, lanjut Iwan, banyak pengguna jalan yang terpeleset hanya karena berusaha

menghindari keberadaan bahan bahan matrial itu. Apalagi pada malam hari ruas jalan

Nasional Rangkasbitung-Cigeulung tersebut sangat gelap, tidak memiliki sarana

penerangan jalan, sehingga jika pengguna kendaraan melintas di malam hari, maka kerap

mengalami kecelakaan.

“Kami mengharapkan agar pihak pelaksana segera merapihkan keberadaan bahan bahan

materialnya, agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan,” jelas Iwan.

Entoy Saefudin, Kepala bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan pada Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lebak, mengaku tidak tahu menahu soal pekerjaan

tersebut. Lantaran, kegiatan itu dikerjakan pengusaha Jakarta dan berasal dari dana

APBN.

“Itu pekerjaan PUPR Provinsi, kita tidak mempunyai kewenangan untuk mengomentari.

Hanya saja, saya berharap mereka memasang rambu rambu atau papan proyek, agar

masyarakat lebih berhati hati lagi jika melintasi jalan tersebut, lantaran sedang ada

perbaikan,” tandas Entoy.(Zie)

Perbaikan Jalan Multatuli Rangkasbitung Telan Anggaran Rp1,9 Miliar

Published 9 months ago on April 7, 2017 By Fariz Abdullah

Ruas Jalan Multatuli dalam proses perbaikan, perbaikan dilakukan tengah malam agar

tidak terjadi kemacetan.(Banten Hits/Fariz Abdullah)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 155: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

340

Lebak – Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang

(PUPR) Kabupaten Lebak menganggarkan APBD senilai Rp1,98 Miliar untuk

memperbaiki ruas jalan Multatuli Kecamatan Rangkasbitung.

Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Lebak, Entoy Saepudin

mengatakan, perbaikan ruas jalan Multatuli sepanjang 1,1 kilometer itu, dilakukan

lantaran kualitas jalan sudah tidak masuk standar perkotaan sehingga perlu dilakukan

perbaikan.

“Kualitas jalan perkotaan berbeda dengan pedesaan, kalau di perkotaan sudah banyak

tambalan dan marka jalan terputus kan tidak elok dilihat,” kata Entoy, Jumat (7/4/2017).

Menurutnya, perbaikan jalan yang menelan anggaran sebanyak Rp1,98 miliar tersebut.

saat ini, tengah dalam pengerjaan Pemerintah Kabupaten Lebak agar pusat kota

Rangkasbitung yang menjadi icon Kabupaten Lebak bisa terlihat menarik.

“Kita akan kerjakan sesuai dengan juknis dan kelasnya,”katanya.

Entoy menjelaskan perbaikan ruas jalan di wilayah kota bukan hanya jalan Multatuli

melainkan jalan TB Suryaatmaja atau balong Ranca Lentah juga akan dilakukan pada

tahun ini.

“Tb Suryaatmaja akan diperbaiki sepanjang 380 meter dengan anggaran Rp450 juta yang

dilakukan pihak rekanan,” jelasnya.

Entoy menghimbau, seluruh pengguna jalan sebaiknya bisa menyesuaikan kekuatan jalan

wilayah perkotaan yang berada di kelas III B dengan tonase 8 ton.

“Kalau lebih dari 8 ton saya harap tidak melintas ke perkotaan karena memang akan cepat

merusak kondisi jalan meskpun baru diperbaiki,” imbuhnya.(Zie)

Akses Menuju Gunungkencana Rusak Parah, Banyak Kendaraan Amblas

Published 8 months ago on April 26, 2017 By Fariz Abdullah

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 156: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

341

Sebuah kendaraan amblas saat melintas di jalur Tajur-Pasirmaliti, Kabupaten Lebak.

Kerusakan parah di akses jalan menuju Gunungkencana itu sudah lama dikeluhkan

warga. (Banten Hits/ Fariz Abdullah)

Lebak – Ruas Jalan Tajur-Pasirmalati, di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak rusak

parah. Kerusakan di jalur lintas Sampay-Rangkasbitung tersebut sudah berlangsung lama.

Namun hingga kini tak kunjung diperbaiki.

Akibat kerusakan jalan yang menjadi akses menuju Cileles dan Gunungkencana tersebut,

tak sedikit kendaraan roda empat yang amblas dan pengendara sepeda motor yang

terjatuh.

“Kalau musim hujan sudah pasti licin, lubang-lubang jalan tergenang air yang

membahayakan pengendara,” tutur Madsarif warga Cigoong Selatan, Rabu (26/4/2017).

Untuk menghindari kecelakaan yang lebih banyak, warga mengalihkan pengendara ke

lintas Pabuaran. Warga berharap, pemerintah daerah segera memperbaiki ruas jalan

tersebut.

“Pemerintah meminta warga taat pajak, sementara hak dasar masyarakat mendapat

infrastruktur memadai justru diabaikan, kata Rizky warga lainnya menambahkan.(Nda)

Telan Dana Rp600 Juta, Proyek Jalan Cilebang-Nyalindung Lebak Diduga Asal-

asalan

Published 7 months ago on May 22, 2017 By Fariz Abdullah

Kecewa dengan hasil pengerjaan, warga Sobang Lebak tanam pohon diJalan Cilebang-

Nyalindung. (Banten Hits/ Fariz Abdullah)

Lebak – Warga Desa Sukajaya, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak kecewa dengan

hasil pengerjaan Jalan Cilebang-Nyalindung.

Pasalnya, baru sebulan rampung dikerjakan, aspal di beberapa titik di jalan sepanjang 1,7

kilometer tersebut sudah mengelupas. Bahkan, tak sedikit pula lubang di badan jalan.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 157: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

342

Warga yang kecewa dengan kualitas pengerjaan yang dilakukan CV Mansyur Putra

Abadi tersebut menanam pohon ubi. Warga menduga, proyek dikerjalan secara asal-

asalan dan tak sesuai dengan spesifikasi. Alhasil, hasil proyek jauh dari kualitas yang

semestinya.

“Masa baru dibangun sudah banyak yang rusak, bagaimana ini pekerjaannya,” tanya

Nanang Setiawan salah seorang warga, Senin (22/5/2017).

Nanang menyayangkan, dana sebesar Rp600 juta yang dikucurkan Pemerintah Kabupaten

(Pemkab) Lebak tak menghasilkan kualitas pekerjaan yang manfaatnya bisa dirasakan

masyarakat dalam waktu lama.

Selain itu, Nanang juga menilai, buruknya hasil proyek karena lemahnya pengawasan

yang dilakukan Dinas PUPR Lebak.

Terpisah, Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Lebak Indrawan

mengaku, akan menegur pelaksana kegiatan.

“Kita tegur pemborongnya, karena masih tanggung jawab mereka,” singkat

Indrawan.(Nda)

Pemerintah Tak Punya Anggaran, Jalan Poros Desa di Lebak Diperbaiki

Pengusaha

Published 7 months ago on May 23, 2017 By Fariz Abdullah

Perbaikan jalan poros Desa Cilangkap Lebak yang dilakukanpengusaha. Untuk perbaikan

di ruas jalan tersebut, pemerintah desa setempat mengaku takmempunyai anggaran.

(Banten Hits/ Fariz Abdullah)

Lebak – Kondisi ruas jalan poros Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten

Lebak sudah lama dibiarkan rusak.

Selain akibat sering kalinya tergenang air karena sistem drainase yang buruk, kerusakan

juga disebabkan lalu lalangnya kendaraan berat di ruas jalan tersebut.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 158: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

343

Pemerintah desa setempat tak bisa berbuat banyak dengan kondisi buruknya infrastruktur

tersebut karena anggaran yang tidak tersedia.

“Saya sudah musyawarah dengan desa, tapi katanya tidak ada anggaran, jadi kita bangun

dengan uang pribadi saja,” kata Agus Wijaya pemilik Hotel Mutiara, Selasa (23/5/2017).

Menurutnya, kerusakan jalan yang merupakan akses utama warga menuju perkotaan

tersebut diduga karena pembangunan salah satu perumahan dan sarana olahraga yang

menyebkan tidak berfungsinya dengan baik sistem drainase.

“Kita hanya bisa bangun 200 meter dengan ketebalan 15 meter. Ya sekitar Rp70 juta,”

ucapnya.

Ia berharap, seluruh elemen masyarakat tak terkecuali pengusaha bisa ikut peduli

terhadap kondisi infrastruktur di Lebak sebagai hak dasar warga yang harus terpenuhi.

“Terima kasih sudah peduli dengan kondisi jalan yang memang menghubungkan dengan

desa lainnya. Apalagi kalau musim hujan, kasihan siswa yang akan menuju sekolah

(SMPN 4 Kalanganayar). Kami harap, pemerintah tidak tinggal diam dengan kerusakan

jalan lain,” pinta Aang salah seorang warga.(Nda)

Komisi IV Minta Pemkab Lebak Tegas Terhadap Kontraktor Nakal

Published 7 months ago on May 24, 2017 By Fariz Abdullah

Ilustrasi. Perbaikan jalan. (Banten Hits)

Lebak – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak diminta tegas terhadap kontraktor-

kontraktor nakal yang berani bermain-main dengan kualitas proyek pemerintah.

Hal tersebut dikatakan anggota Komisi IV DPRD Lebak Dian Wahyudi menyikapi hasil

pengerjaan CV Mansyur Putra Abadi pelaksana proyek Jalan Cilebang-Nyalindung,

Kecamatan Sobang.

BACA JUGA: Telan Dana Rp600 Juta, Proyek Jalan Cilebang-Nyalindung Lebak Diduga

Asal-asalan

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 159: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

344

Tak sekedar menegur, Dian mendorong pemkab berani memberikan sanksi tegas terhadap

kontraktor nakal.

“Jangan hanya ditegur dan minta mereka tanggung jawab,” kata Dian, Selasa (23/5/2017).

Lebih dari itu, Pemkab Lebak diminta tak segan-segan mem-blacklist kontraktor yang

memang tak bisa melaksanakan kegiatan sesuai dengan spek pengerjaan yang ditentukan.

“Blacklist saja! Jangan sampai timbul pandagan negatif,” tegas Ketua DPD PKS Lebak

ini.

Ia juga meminta Dinas PUPR meningkatkan pengawasan pada setiap pekerjaan yang

dilakukan kontraktor.

“Pantau dan kroscek agar setiap pekerjaan dilakukan dengan benar,” tandasnya.(Nda)

Warga Tanam Pohon Pisang di Ruas Jalan Rangkasbitung-Cipanas

Published 7 months ago on June 2, 2017 By Fariz Abdullah

(Banten Hits/ Fariz Abdullah)

Lebak – Tak kunjung diperbaiki, ruas Jalan Rangkasbitung-Cipanas tepatnya di Desa

Jatimulya, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak ditanami pohon pisang.

Aksi tanam pohon pisang itu merupakan kekecewaan warga lantaran kerusakan jalan di

dekat pintu perlintasan kereta api tersebut tak juga ditangani.

“Kerusakan jalan ini sudah sering menyebabkan kecelakaan dan membahayakan

pengendara,” tutur Adrai, salah seorang warga, Jumat (2/6/2017).

BACA JUGA: Truk Bermuatan Bata Ringan Terguling di Jalan Rangkasbitung-Cipanas

Menurutnya, meski diperbaiki namun usia kualitas perbaikan oleh dinas terkait tak

bertahan lama. Ia menduga, perbaikan dilakukan dengan asal-asalan.

“Iya titik tanjakan bang arum. Sudah pernah diperbaiki tapi cepat banget rusak,” katanya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 160: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

345

Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Lebak Entoy Saepudin

mengatakan, kerusakan di jalan tersebut merupakan kewenangan pusat karena status jalan

itu (Pandeglang-Rangkasbitung-Cigeulung) nasional.

“Kami tidak bisa apa-apa. Hanya kita menyarankan, perbaikan juga dibarengi dengan

perbaikan drainase,” ucapnya.

Sementara itu, saat akan dikonfirmasi awak media, Satker Jalan Nasional Pandeglang-

Rangkasbitung-Cigeulung Endang Mako sedang tidak ada di kantornya.

BACA JUGA: Kantor Satker PU Banten Diduga Jadi Tempat Memadu Kasih

Tak hanya Endang, tak satu pun pegawai yang terlihat di kantor yang berada di Jalan

Multatuli Rangkasbitung tersebut.(Nda)

Jelang Arus Mudik 2017, Sejumlah Ruas Jalan di Lebak Mulai Diperbaiki

Published 7 months ago on June 5, 2017 By Fariz Abdullah

Jalan Laskar Ampera Kaduagung Timur, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak saat

sedang diperbaiki.(Banten Hits/Fariz Abdullah)

Lebak- Pemerintah Kabupaten Lebak, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat (PUPR) tengah gencar melakukan pemeliharaan dan perbaikan sejumlah ruas

jalan menghadapi arus mudik hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah.

Entoy Sapeudin, Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan PUPR Lebak

mengatakan, saat ini ada dua ruas jalan yang tengah diperbaiki, yakni Jalan Arif Rahman

hakim dan laskar ampera di Desa Kaduagung Timur, Kecamatan Cibadak, Kabupaten

Lebak.

“Kita perbaiki karena memang kondisinya sudah rusak parah,” kata Entoy kepada Banten

Hits, Senin (5/6/2017).

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 161: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

346

Menurutnya, dua ruas jalan ini merupakan jalur cepat penghubung Kabupaten Lebak

dengan Kabupaten Serang, sehingga diprediksi kepadatan kendaraan yang akan melalui

jalur ini akan meningkat pada arus mudik 2017.

“Perbaikan ini juga dilaksanakan setelah jalan Soekarno-Hatta bypass milik Satker

nasional sudah diperbaiki, karena jika tidak jalan akan kembali rusak dalam waktu

dekat,” tuturnya.

Entoy menjelaskan, perbaikan ruas jalan tersebut dipastikan akan maksimal, lantaran

beberapa saat sebelumnya jalan sudah dilakukan uji coba kelayakan tanah.

“Kita uji coba dengan pengerasan , labil atau tidak tanahnya ketika dilintasi kendaraan

besar. Ternyata setelah beberapa saat dibiarkan tanah tetap stabil sehingga secepatnya

kita laksanakan hotmix,” jelas Entoy.

Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, akan terus

memaksimalkan perbaikan infrastruktur mendasar di Kabupaten Lebak meski dengan

anggaran yang terbatas.

“Kita akan terus maksimalkan juga perbaikan infrastruktur di kabupaten Lebak,” ujar Iti.

Untuk diketahui, selain Jalan Arief Rahman Hakim dan laskar ampera, perbaikan juga

dilakukan di Jalan Sampay -Cileles, Gunung Kencana- Banjarsari, Jalan Arif Rahman

Hakim, Rangkasbitung-Lewi Damar-Bojongmanik, Cipanas-Muncang dan Muncang-

Sajira.(Zie)

Sering Dilewati Kendaraan Besar, Jalan Desa Ciginggang Rusak Parah

Published 6 months ago on June 13, 2017 By Fariz Abdullah

Ilustrasi. Kondisi jalan di Cibitung Pandeglang. (Banten Hits)

Lebak – Jalan Desa Ciginggang, Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak

kondisinya rusak parah dan berlumpur. Kerusakan sudah terjadi sejak satu tahun lalu.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 162: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

347

Kepala Desa Ciginggang, Adang mengatakan, kerusakan jalan sepanjang 600 meter

tersebut disebabkan akibat seringnya lalu lalang kendaraan besar.

“Saya harap dilakukan betonisasi agar lebih kuat karena jalan ini sering dilewati

kendaraan bertonase berat,” tutur Adang, Selasa (13/6/2017).

Jalan ini merupakan jalang penghubung antara Kampung Rajawana dengan Kampung

Solok Barang. Warga juga menggunakan jalan tersebut sebagai akses menuju Kota

Rangkasbitung.

Terpisah, Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan

Rakyat (PUPR) Lebak Entoy Saepudin menjelaskan, perbaikan jalan tersebut seharusnya

dilakukan pemerintah desa. Namun, memungkinan dibangun Pemkab Lebak jika

anggarannya tersedia.

“Lihat dulu anggarannya ya, cukup atau tidak,” singkatnya.(Nda)

Jalan Rusak di Lebak, Warga Menulis di Kaca Mobil yang Berdebu; “Aweh Tiap

Hari Begini Bu Bupati!”

Published 6 months ago on July 7, 2017 By Fariz Abdullah

Lebak – Sudah tiga bulan, ruas Jalan Maulana Yusuf, di Desa Aweh, Kecamatan

Kalanganyar, Kabupaten Lebak dibiarkan rusak oleh pemerintah daerah setempat.

Pada musim kemarau, kerusakan jalan menyebabkan debu bertebaran. Sementara saat

musim hujan, air menggenangi titik-titik kerusakan jalan.

Tak tahan dengan kondisi tersebut, sebuah akun facebook Yayasan Ishlahul Ummah

Albantani memposting foto sebuah mobil yang dipenuhi oleh debu yang disebabkan debu

jalan. Sebuah kalimat yanga ditujukan kepada Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya

nampak jelas pada kaca depan mobil yang tertutup debu.

“Aweh tiap hari begini bu bupati!!!,” begitu kalimat yang tertulis di kaca mobil yang

diunggah akun Ummah, Jumat (7/7/2017).

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 163: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

348

Kondisi tersebut sangat disayangkan mengingat jarak antara wilayah Aweh dengan pusat

pemerintahan hanya 1 kilometer. Selain membahayakan pengguna kendaraan, warga

khawatir, jika kerusakan dibiarkan berlarut-larut dapat menganggu kesehatan.

Akun Yayasan Ishlahul Ummah Albantani juga menandai postingannya kepada sejumlah

pengguna medsos lainnya, dengan harapan keluhannya bisa mendapat perhatian dari

dinas terkait.

“Dengan kerendahan hati Bpk ibu tolong sampein sama bu bupati. Ini sudah tiga bulan

begini jalanan kebul (ngebul) kalo hujan becek minta ampun. TOLONG LAH SEGERA

DIASPAL YG BENER KASIAN MASYARAKAT NANTI KENA ISPA. DOSA LAH

PEMERINTAH. DESA AWEH 1km dari pusat kota alun2 Rangkasbitung. Mangga

(silahkan) diteruskan, mudahan sampai ke bu bupati tercinta. Maaf bpk ibu yg ditag,

kalau tida berkenan ya hapus saja,” harap Ummah.

Postingan tersebut mengundang banyak komentar dari pengguna facebook lainnya.

“Iya udah banyak korban juga tuh. Kerikil berhamburan dan pengguna roda 2 jatuh ada

juga yg meninggal,” kata akun Riyadi.

Akun Hendra Yana berharap agar kerusakan jalan cepat ditangani. Namun kata dia, meski

diperbaiki, kualitas jalan tak akan bertahan lama jika masih banyak truk pengangkut pasir

basah melebihi tonase masih melintas.

“Ya mga mga aja cepet diperbaiki dibangun betonisasi. kalo pun di hotmix konstruktur

jalan gak akan kuat lama. Dengan adanya truk yg melebihi tonase dan membawa pasir

basah itu jg penyebab nya. Kita jg tdk bsa salah kan satu intansi,” tuturnya.

Anggota DPRD Banten Sanuji Pentamarta turut berkomentar. Bakal calon bupati Lebak

ini mengatakan, perlu ada kajian serius terhadap kerusakan jalan tersebut.

“Saya perhatikan sudah lama ruas tersebut tidak bagus.. Sering rusak kembali.. Mudah

parah.. Perlu kajian serius.. Melibatkan banyak pihak termasuk dukungan masyarakat

dan Pemerintah Desa..perbaikan segera.. Nampaknya perlu juga di perhatian serius

drainase nya.. Di samping kualitas pembangunan jalan yang terbaik.. Bertahan lama..

Perencanaan, pembuatan, pengawasan dan pemeliharaan menjadi satu paket..,” papar

Sanuji melalui akun facebook Sanujisp.

“Saya perhatikan sudah lama runs tersebut tidak bagus.. Sering rusak kembali.. Mudah

parah.. Perlu kajian serius.. Melibatkan banyak pihak termasuk dukungan masyarakat dan

Pemerintah Desa..perbaikan segera.. Nampaknya perlu juga di perhatian serius drainase

nya.. Di samping kualitas pembangunan jalan yang terbaik.. Bertahan lama.. Perencanaan,

pembuatan, pengawasan dan pemeliharaan menjadi satu paket,”tulis Akun Facebook

SanujiSp anggota DPRD Provinsi Banten.

Sementara itu, Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Lebak, Entoy

Saepudin mengaku, kerusakan jalan tersebut sudah pernah diperbaiki.

“Tidak mungkin perbaikan dilakukan dengan pengaspalan karena kendaraan yang

melintas juga melebihi kapasitas. Jadi, pada tahun 2018 akan dibetonisasi dan itu

prioritas,” terangnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 164: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

349

Tingkatkan Kualitas Infrastruktur, Lima Ruas Jalan di Lebak Gunakan CTB

Published 6 months ago on July 11, 2017 By Fariz Abdullah

Lebak – Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat (PUPR) setempat mengaku, peningkatan kualitas ruas jalan di Kabupaten Lebak

akan menggunakan Cement Treatmen Based (CTB) lantaran adanya kekurangan yang

menyebabkan pengguna jalan mengeluh karena jalan beton yang bergelombang.

“Kita terus berinovasi karena peningkatan jalan menggunakan beton mulai dikeluhkan

pengguna jalan. Saat ini kita sedang coba menggunakan CTB,” kata Entoy Saepudin

Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan DPUPR Lebak kepada Banten Hits,

Selasa (11/7/2017).

Entoy menjelaskan, ruas jalan di Kabupaten Lebak yang sudah menggunakan CTB yakni,

jalan Gedong-Sekarwangi di Kecamatan Curugbitung sepanjang 9 kilometer, Pasir

Kacapi-Curugbitung sepanjang 4,4 kilometer, Sajira-Kalawijo sepanjang 6,78 kilometer,

Ciminyak-Kadubitung sepanjang 1,5 kilometer dan Bolang-Wanasalam sepanjang 2,5

kilometer dengan ketebalan 25 centimeter.

“Penggunaan CTB ini kekuatannya hampir sama dengan beton, dengan keunggulan

bagian permukaan tidak akan bergelombang karena sudah include dengan hotmix,”

jelasnya.

Menurutnya, baru Kabupaten Lebak saja di Provinsi Banten yang menerapkan

peningkatan ruas jalan menggunakan CTB, lantaran keberadaan alat bernama Wirtgen ini

sangat langka karena di Indonesia baru ada 5 unit termasuk milik salah satu pengusaha di

Lebak.

“Kualitasnya hampir sama dengan jalan di bandara, jalan tol belum lagi estimasi harga

yang lebih murah 40 persen dari beton,” ungkapnya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 165: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

350

Penerapan CTB baru dilakukan pada tahun ini, karena memang pemkab terus beinovasi

agar kualitas infrastruktur di Kabupaten Lebak bisa terus berkembang dan meningkat.

“Total anggaran keseluruhan menghabiskan Rp. 52 miliar dan 2 ruas jalan sudah selesai

yakni Sajira-Kalawijo dan Pasir Kacapi-Curugbitung,” tutupnya.(Zie)

Alokasikan Rp140 Juta, Pemdes Warungbanten Bangun Jalan Rabat Beton

Published 5 months ago on July 19, 2017 By Fariz Abdullah

Pembangunan jalan lingkungan Desa Warungbanten, Lebak. (Facebook/Desa

Warungbanten)

Lebak – Pemerintah Desa (Pemdes) Warungbanten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten

Lebak mengalokasikan dana Rp140 juta dari APBDes 2017 untuk membangun jalan rabat

beton.

Kepala Desa Warungbanten, Ruhandi mengatakan, peningkatan jalan lingkungan

Ciparay-Nagajaya sepanjang 173 meter dan lebar 3 meter dengan ketebalan 15 centimeter

tersebut dikarenakan kerusakan jalan yang sudah parah sehingga sulit dilalui kendaraan

bermotor.

“Kita perbaiki dengan rabat beton agar kekuatannya juga maksimal,” kata Ruhandi ketika

dihubungi Banten Hits, Rabu (19/7/2017).

Proses pengerjaan yang melibatkan seluruh masyarakat bertujuan agar budaya gotong

royong tetap terjaga.

Peningkatan jalan akan dilanjutkan hingga ke Kampung Warungbanten sepanjang 2,5

kilometer.

“Ini baru tahap pertama nanti kita lanjutkan. Jalan menghubungkan empat kampung yakni

Nagajaya-Ciaparay dan Cibadak-Warungbanten.

“Saya berharap walau ada anggaran dari pemerintah, masyarakat tetap mengedepankan

gotong royong dan ikut memeliharanya agar manfaatnya bisa dirasakan lebih lama,”

pesan Ruhandi.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 166: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

351

Jalan Rusak, Warga Citeras Lebak Taruh Kursi di Tengah Jalan

Published 5 months ago on July 20, 2017 By Fariz Abdullah

Salah satu warga ketika menaruh kursi di jalan Rangkasbitung - Cikande.(Banten

Hits/Fariz Abdullah)

Lebak – Warga di Jalan Ir Soetami, Cikande Raya, KM 10 Rangkasbitung, tepatnya di

Kampung Pabuaran Ketug, Desa Citeras, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak,

sepakat menaruh kursi di tengah jalan.

Aksi itu terpaksa mereka lakukan, karena banyak warga setempat yang menjadi korban

kecelakaan karena kondisi jalan rusak.

“Ditaruh kursi ini sebagai tanda saja bagi pengendara, biar tahu ada lubang yang bisa

membahayakan mereka, karena hampir tiap hari terjadi kecelakaan,” ujar Budi Suhardi

salah satu warga setempat kepada wartawan, Kamis (20/7/2017).

Lubang ditengah jalan ini, lanjut Budi, sudah lama dibiarkan, sehingga hal ini penyebab

terjadinya kecelakaan yang dipicu adanya kendaraan truk yang bermuatan pasir basah.

Karena itu, sudah banyak memakan korban, terutama menimpa pengendara roda dua.

Selain itu, kata dia, pemicu teradinya kecelakaan disebabkan truk bermuatan pasir basah

bebas berlalulintas yang membuat kondisi jalanan di jalur ini licin.

“Disamping jalan berlubang, jalan ini juga disebabkan karena masih dilintasi truk pasir

bermuatan basah, hingga menyebabkan jalanan jadi licin yang mengakibatkan terjadinya

korban kecelakaan berjatuhan, sering terjadi kecelakaan pada malam hari karena lubang

tak terlihat,” tuturnya.

Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Lebak memperhatikan kondisi jalan di jalur ini

sebagai upaya pencegahan, agar tidak lagi bertambah korban yang berjatuhan serta

mengambil tindakan kepada truk yang mengangkut pasir basah.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 167: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

352

“Seharusnya pemerintah respon cepat memperhatikan kualitas kondisi jalan tanpa harus

menunggu korban kecelakaan berjatuhan,” tutupnya.(Zie)

Proyek Jalan Nasional di Lebak Dikeluhkan

Published 3 months ago on September 12, 2017 By Fariz Abdullah

Lebak – Proyek jalan nasional, tepatnya di Desa Gunungbatu, Kecamatan Cilograng,

Kabupaten Lebak dikeluhkan warga. Pasalnya, akibat pengerjaan jalan sejumlah tiang

listrik terancam roboh.

“Malah satu tiang sudah roboh,” kata Yana salah satu warga kepada Banten Hits, Selasa

(12/9/2017).

Robohnya tiang listrik diduga akibat terkikisnya badan jalan dikarenakan pengerjaan

yang tidak melalui perhitungan matang. Parahnya, kata Yana tiang-tiang listrik tersebut

hanya bertumpu pada tanah bibir tebing yang telah terkikis.

“Kalau ini tidak cepat ditangani akan sangat mengancam keselamatan warga. Kami minta

pihak kontraktor dan PLN segera menangani agar tidak timbul korban,” harapnya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 168: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

353

Gelontorkan Ratusan Miliar untuk Wilayah Selatan, Bupati Lebak: Enggak Ada

Istilah Anak Tiri!

Published 3 months ago on October 6, 2017 By Fariz Abdullah

Iti Octavia Jayabaya. (Foto: Fariz Abdullah/Banten Hits)

Lebak – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menegaskan, Pemkab Lebak konsisten dalam

pemerataan pembangunan. Pemkab Lebak juga memiliki komitmen kuat untuk

memajukan wilayah Lebak selatan.

“Jadi saya tegaskan ya, tidak ada itu istilah anak tiri atau memarginalkan Lebak selatan!”

kata Iti, saat menghadiri HUT ke-7 Ponpes Terpadu Al Furqon, di Desa Bejod,

Kecamatan Wanasalam, Jumat (6/10/2017).

Tidak sedikit anggaran yang dikucurkan Pemkab Lebak bagi 10 kecamatan di Lebak

selatan, kata Iti menunjukkan keseriusan Pemkab Lebak dalam pemerataan

pembangunan, khususnya di wilayah tersebut.

Lebak- Sebanyak 77 miliar anggaran Pemerintah Kabupaten Lebak digelontorkan untuk

pembangunan di 10 kecamatan wilayah Lebak selatan. Hal itu dilakukan sebagai bukti

bahwa pemkab Lebak serius untuk memajukan wilayah Lebak selatan.

Menurutnya, saat ini pemerintah Kabupaten Lebak tengah fokus melakukan pemerataan

pembangunan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. Terbukti tahun 2017 ini,

sambung Iti , total anggaran yang digelontorkan untuk 10 kecamatan di wilayah Lebak

selatan ada sekitar Rp. 230 miliar.

“Tahun ini, pemkab mengalokasikan Rp230 miliar. Anggaran ini total dari jumlah alokasi

anggaran pembangunan dengan bantuan keuangan seperti ADD, dan bagi hasil,” ujarnya.

Sejumlah pembangunan juga telah terealisasi. Contohnya, peningkatan status puskesmas

di tiga kecamatan yakni Panggarangan, Cihara dan Citorek.

“Belum lagi tuntasnya jalan strategis kabupaten yakni Bojongleles-Malingping sepanjang

73 kilometer,” katanya.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 169: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

354

Iti berharap, hal tersebut memotivasi masyarakat untuk terus bersama-sama membangun

Lebak dan mewujudkan program percepatan pembangunan.

“Saya harap masyarakat bisa ikut andil dan mendukung semua program yang

dicanangkan pemerintah,” tutupnya.(Nda)

Peningkatan Jalan Komplek Pendidikan Rangkasbitung Rampung

Published 2 months ago on October 26, 2017 By Fariz Abdullah

Peningkatan Jalan Komplek Pendidikan Rangkasbitung selesai dilakukan. (Foto: Fariz

Abdullah/Banten Hits)

Lebak – Proyek peningkatan Jalan Komplek Pendidikan, di Kelurahan Muara Ciujung

Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak selesai dilakukan.

Kabid Peningkatan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

(PUPR) Kabupaten Lebak, Indrawan mengatakan, proyek tersebut menelan anggaran

Rp1,6 miliar.

“Perbaikan dengan hotmix karena memang kondisi jalan yang sudah harus ditingkatkan,”

kata Indrawan kepada awak media, Kamis (26/10/2017).

Dinas PUPR juga membangun jalur pedestrian bagi para pejalan kaki.

“Banyak masyarakat, terutama pelajar berjalan di bahu jalan. Selain berbahaya ini juga

bisa menyebabkan kemacetan, untuk itu kita bangun pedestrian,” jelasnya.

Ridwan, salah seorang pelajar mengaku, lebih nyaman berjalan di atas jalur pedestrian.

“Kita lebih nyaman, tidak was-was karena lalu lalang kendaraan,” akunya.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 170: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

355

Aktivitas Pengerukan Tanah di Padasuka Lebak Dikeluhkan

Published 2 months ago on October 30, 2017 By Fariz Abdullah

Pemilik lahan menyebut jika pengerukan sengaja dilakukan lantaran tanahnya dipakai

untuk membangun jalan. (Foto: Fariz Abdullah/Banten Hits)

Lebak – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak diminta segera mengambil tindakan

terkait aktivitas pengerukan tanah di Kampung Kalahang, Desa Padasuka, Kecamatan

Warunggung.

“Enem meter badan jalan sudah mulai tergerus, pemerintah harus segera mengambil

tindakan,” kata salah satu warga yang minta namanya tidak disebut kepada Banten Hits,

Senin (30/10/2017).

Menurutnya, jika pengerukan terus dilakukan, bukan tidak mungkin longsor akan

berpotensi terjadi di jalan poros desa yang merupakan jalur alternatif warga.

“Jalan itu sudah ada dari tahun 1975,” katanya.

Kepala Desa Padasuka Irawati mengaku, pihaknya sudah sering kali memperingatkan

agar pengerukan lahan tersebut dihentikan. Kata dia, pengerukan pertama kali dilakukan

pada tahun 2016 lalu.

“Waktu itu, kami cepat mengundang Adung (pemilik lahan) dihadiri BPD, kepolisian,

tokoh masyarakat, LSM dan wartawan. Kami tegur, karena jalan itu merupakan akses

masyarakat menuju ke desa lain. Tentu, sangat disayangkan kalau sampai jalan itu

longsor akibat kepentingan pribadi,” terang Irawati.

Terpisah, Adung mengatakan, pengerukan dilakukan lantaram merasa tidak dihargai

karena sebagian tanah miliknya digunakan membangun jalan.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 171: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

356

“Itu yang saya tunggu. Saya juga manusia, sengaja saya keruk karena tidak ada yang

datang, apalagi tanah yang dipakai jalan itu adalah milik saya pribadi. Awalnya, jalan

yang di hotmix itu hanya akses menuju ke kuburan bukan jadi jalan poros desa,”

tukasnya.(Nda)

Warga Minta Kerusakan Jalan Sunan Kalijaga Segera Diperbaiki

Published 2 months ago on November 8, 2017 By Fariz Abdullah

Ilustrasi kerusakan di ruas jalan menuju Kawasan Banten Lama. (Dok. Banten Hits)

Lebak – Kerusakan di ruas Jalan Sunan Kalijaga, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak

mulai dikeluhkan warga. Selain menyebabkan arus lalu lintas tersendat, lubang pada jalan

juga dirasa membahayakan pengguna kendaraan.

“Sudah macet banyak lubang pula, tolong pemerintah diperbaiki,” tutur Rohmat salah

seorang pengendara sepeda motor, Rabu (8/11/2017).

BACA JUGA: 80 Persen Jalan di Pandeglang Selatan Rusak Parah

Kerusakan pada badan jalan juga semakin mengancam keselamatan pengendara usai

diguyur hujan lebat. Apalagi, ruas jalan tersebut tak pernah sepi dari lalu lalang

kendaraan.

“Saya harap secepatnya diperbaiki, jangan menunggu ada korban baru bertindak,” ucap

Rohmat.

Banten Hits masih berupaya meminta penjelasan dari Balai Pelaksana Teknis Jalan dan

Jembatan (BPTJJ) wilayah Kabupaten Lebak.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 172: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

357

Jelang Akhir Tahun, PUPR Provinsi Banten Kebut Pekerjaan Jalan Rusak di

Lebak

Ilustrasi (Dok. Banten Hits)

http://bantenhits.com/2017/11/13/jelang-akhir-tahun-pupr-provinsi-banten-kebut-

pekerjaan-jalan-rusak-di-lebak/

Lebak – Pemerintah Provinsi Banten, melalui Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan

(BPTJJ) Kabupaten Lebak mengaku telah mempercepat pekerjaan dibeberapa wilayah.

Kuncoro Adi dakiri, Pelaksana Tekhnis (Peltek) balai jembatan dan jalan PUPR Banten

mengatakan, beberapa pekerjaan sedang dalam proses finishing mengingat waktu sudah

mendekati akhir tahun.

“Kita optimis selesai sesuai dengan target pekerjaan,” kata Kuncoro saat ditemui awak

media diruang kerjanya, Senin (13/11/2017).

Kuncoro menyebutkan, ruas jalan yang tengah dalam proses finishing yakni Maja –

Koleang sepanjang 500 Meter, Cikotok – Batas Jabar dan baru-baru ini Sunan Kalijaga

akan dikerjakan.

“Anggaran berasal dari ABT atau perubahan, untuk Kalijaga sekitar minggu depan

dikerjakan,” tuturnya.

Untuk jalan yang sudah rampung, tambah Kuncoro, meliputi Gunung Madur dengan

material beton sepanjang 3 kilometer dan Cipanas 2 kilometer.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 173: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

358

“Kita juga akan Perbaiki jalan Warungbanten yang saat ini tertimbun longsor, rencana

akan dibronjong dan perbaikan jalan,”pungkasnya.(Zie)

Dihadapan Menteri Rini, Iti Jayabaya Curhat soal Kondisi Lebak

Published 2 weeks ago on December 8, 2017 By Fariz Abdullah

Bupati Iti Jayabaya menyampaikan kondisi Kabupaten Lebak dihadapan Menteri BUMN

Rini Soemarno. Iti mengaku, persoalan di Lebak tidak bisa diatasi hanya dengan

mengandalkan APBD. (Foto: Fariz Abdullah/Banten Hits)

Lebak – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengeluhkan kondisi infrastruktur serta

sarana dan prasarana yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah. Iti

berharap, semakin banyak bantuan dari pemerintah pusat maupun pihak lain dalam

menyelesaikan berbagai persoalan tersebut.

BACA JUGA: Ratusan Jembatan di Kabupaten Lebak Rusak

Hal itu disampaikan Iti dihadapan Menteri BUMN Rini M. Soemarno yang berkunjung ke

Kabupaten Lebak dalam rangka meresmikan tiga jembatan gantung yang dibangun dari

dana CSR bank (BNI, BRI dan Mandiri), Jumat (8/12/2017).

“Masih banyak jembatan dan sarana lainnya yang menjadi pekerjaan rumah kami. Tentu

saja, menyelesaikan itu semua tida bisa hanya mengandalkan APBD sehingga perlu

banyak uluran tangan dari pihak lain,” kata Iti, di Kalanganyar.

BACA JUGA: Menteri BUMN Resmikan Tiga Jembatan Gantung di Lebak

Selain persolan infrastruktur, Iti juga menyampaikan soal kondisi listrik yang kerap kali

byarpet, terutama di wilayah Lebak selatan. Kondisi tersebut dinilai dapat menghambat

percepatan pembangunan di Lebak.

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 174: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

359

“Apalagi di sana ada pabrik es. Kami harap Ibu Menteri bisa mendorong aspirasi ini

karena Lebak memang masih banyak kekurangan,” ujarnya.

BACA JUGA: Tak Bantu UMKM, Pengusaha Besar Siap-Siap Angkat Kaki dari Lebak

Tidak hanya itu, mantan anggota DPR RI ini juga meminta Kementerian BUMN

memberikan pembinaan lingkungan terhadap para UMKM, terutama dalam masalah

permodalan.(Nda)

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 175: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

360

LAMPIRAN

FORM

KONSULTASI

SKRIPSI

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 176: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 177: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018

Page 178: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5154/3/LAMPIRAN.pdfkc.umn.ac.id

Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018