Upload
vunga
View
249
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
187
LAMPIRAN
TRANSKRIP
WAWANCARA
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
188
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN DARUSSALAM
JAGAD SYAHDANA, SALAH SATU PENDIRI, PEMILIK, DAN
PEMIMPIN REDAKSI BANTENHITS.COM
1. WAWANCARA TATAP
MUKA/LANGSUNG
Kantor Bantenhits.com, Tangerang, 17
November 2017
Pukul : 17:20 – 18:10
Transcript wawancara dengan Pak
Darussalam di lantai satu kantor
Bantenhits.com.
P : Peneliti
S: Syahdana
P: Boleh dijelaskan awal mula
terbentuknya dan tujuan dibentuknya
Bantenhits?
S : Jadi Bantenhits itu berdiri tahun 2013
ya, resmi launching itu Februari 2013.
Sebetulnya semangat-semangat awalnya
udah dari 2008-an ya. Waktu itu era
media online belum hingar bingar
seperti sekarang ya. Detik saja (waktu
itu) masih dipandang sebelah mata, yang
sekarang menjadi rujukan media online
di Indonesia.
2008 itu saya masih bekerja di salah satu
stasiun televisi, salah satu temen saya
juga masih bekerja di stasiun televisi,
yang satunya lagi kerja di media online
Okezone. Jadi pendirinya itu ada tiga.
Ada saya, Darussalam, Masud Ibnu
Samsuri, dan Ambarini Sekar Ningrum.
Kami bersepakat mendirikan Bantenhits
itu awalnya itu. Satu, hari itu sinyal-
sinyal bahwa media akan beralih
trendnya ke media online juga sudah
bisa diprediksi. Kedua, sebetulnya yang
lebih utama itu semangatnya karena kita
sama-sama merenung “Hari ini kira
bekerja ini media nasional, sebuah
televisi, dengan korporasi yang besar”.
Lalu kita merasa apa yang kita lakukan,
waktu itu kita masih jurnalis kan,
ternyata punya keterbatasan, apa yang
kita ingin, waktu itu saya pribadi
concern ke persoalan advokasi.
Bagaimana masyarakat di level yang
paling bawah itu bisa menikmati hak-
hak yang diberikan. Kan mereka karena
keterbatasan informasi. Konkretnya itu
saya mengadvokasi masyarakat miskin
yang tidak tercover sama jaminan
kesehatan, waktu itu BPJS belum ada.
Jaminan kesehatan daerah aja masih
kasuistik diterapkannya.
Sementara concern media kita waktu itu
kurang. Itu yang pertama. Kemudian
kita juga sering menemukan persoalan-
persoalan yang diadvokasikan. Waktu
itu kalau Anda tau kasus Prita
Mulyasari, waktu itu ada satu kasus
bareng Prita Mulyasari. Waktu itu mbak
Prita kasih tau ke saya “Mas, ada orang
buta huruf dipenjara oleh salah satu
perusahaan properti di Tangerang gara-
gara dia ga tau baca tulis, disangka dia
memalsukan bangunan, rumah, yang
kemudian juga digusur oleh properti itu.
Kita coba mengadvokasi tapi kemudian
kan juga terbentur oleh yang namanya
durasi, kepentingan redaksi, kita juga ga
bisa concern, ga bisa tuntas. Jadi nyaris
setiap pola advokasi kita tidak pernah
tuntas. Oleh karena itu kita merenung
bagaimana kita bisa punya media yang
fokus untuk menyuarakan hak-hak
kelompok itu.
Dan juga agar tidak terhalang dengan
kepentingan-kepentingan redaksi begitu.
Selain itu juga, kita merasa bahwa
konten lokal tidak diberikan porsi yang
cukup di media nasional itu, di tempat
kami kerja. Bahkan porsi yang
digunakan masih cenderung
menggunakan pola yang konvensional
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
189
juga. “Bad news is good news.” Padahal
kan hari ini juga kita sadar bahwa berita
baikpun adalah berita. Kita juga
menggeser paradigma bahwa orang hari
ini harus dirangsang atau diciptakan
inspirasi-inspirasi agar orang dapat
berbuat lebih baik begitu.
Kita sadar suara kita, kecil pengaruhnya
kalau kita menyalurkan aspirasi kita di
tempat kita kerja. Nah ini kita coba,
yaudah, kita bikin media yang
seminimal mungkin, menjadi antitesis
dari media-media konvensional yang
sudah ada. Nah, lahirlah muncul
Bantenhits ini.
P : Waktu terbentuk, apa mas sudah
keluar dari TV atau masih bekerja?
S : Awal-awal tahun kita masih tetap
bekerja, karena waktu itu kita sadar, kita
bukan korporasi, kita membuat
perusahaan penerbitan sendiri, tidak
dengan modal dasar bentuk finansial.
Kita sadar yang namanya modal bukan
hanya finansial, kepercayaan orang,
orang tau kita punya kepercayaan, kita
punya jaringan yang sudah terbangun.
Jadi kita pikir, modal kita itu sama
semangat. Di tengah perjalanan juga, ya
salah satu strategi kita ya akhirnya kita
terus tambal sulam. Jadi kita nyambi, ini
tetap berjalan, jadi honor kita dari media
kita bekerja, dipake buat ngidupin
temen-temen di sini.
Jadi tahun-tahun pertama itu, kita masih
tetap kerja di media kita masing-masing.
Saya tahun 2013 akhir saya sudah
resign. Saya dapat promosi di GlobalTV
waktu itu karena saya sepuluh tahun
bekerja, promosi jadi asisten produser.
Saya selesai ngikutin tes, terus psikotes,
akhirnya saya diapprove jadi asisten
produser. Saya ditunjukin media asisten
produser. Saya jam 11 lewat 40 atau
30an, menjelang istirahat ya, saya duduk
di meja itu, meja kursi jabatan tercepat.
Begitu saya duduk, ada pemred MNC,
mas Dedi Hendrayana. “Eh, kamu
ngapain di sini? “Oh saya ini, ditarik,
baru selesai tes,”. “Ga usah di sini, ikut
tes di sana tuh”. Waktu itu ada TV baru
launching di Jalan Jenderal Sudirman.
“Salarynya bisa dua kali lipat dari sini”
“Serius mas?” Akhirnya saya pamit,
pamitnya itu istirahat. Lari ke Sudirman,
tes, akhirnya diterima juga. Sama jadi
asisten produser. Tapi konsen saya lebih
ke mempersiapkan sumber daya, karena
kan waktu itu TV baru. Hari ini udah
bagus ya Tvnya.
Saya merekrut, selesai, 2014, dikasih SK
promosi, naik jabatan, tapi saya balas
dengan surat resign, karena saya pikir
saya harus concern, fokus di sini. Mulai
2014, saya menceburkan diri di
Bantenhits.
P : Kalau pemilihan Rubrik di
Bantenhits itu gimana mas?
S: Nah, kalau pemilihan rubrik itu,
idenya itu berawal dari trend. Trend
yang saya maksud itu begini, ketika
BantenHits hadir, arus informasi itu
sebegitu besarnya kan, jadi saya bilang
waktu itu ke temen-temen, hari ini
semua orang bisa bikin penerbitan, bisa
bikin media online, mau siapapun bisa
bikin. Arus informasi itu bisa lebih cepat
daripada media online. Ada Twitter, ada
Facebook, medsos segala macem,
instagram, whatsapp, segala macem.
Lalu kemudian kita sadar, informasi
begitu cepat, pemberitaan masif, detik
ini terjadi banjir, orang udah bisa
mengakses informasi tersebut, sampai
kita pada akhirnya di persimpangan,
Kita mau memilih sebagai media yang
tercepat, pasti konsekuensinya itu ga
mungkin dong, cepat menyajikan, tapi
mengabaikan isi. Nyaris semua media
yang cepat, isinya ga begitu ketat,
kontennya. Atau kita mengedepankan
isi? Nah di situ di persimpaangan itu ,
kita memilih, ngomongin konten yang
berbeda, kita mengedepankan isi ya.,
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
190
kualitas. Dipilihlah rubrik-rubrik yang
timeless, nah itu rubrik unggulan kita.
Ada persona, terus ada historia, historia
itu babad banten. Karena udah ada nama
majalah Historia, kita khawatir dianggap
plagiat, ya akhirnya udah jadi babad
banten. Bicara soal sejarah, sejarah
banten. Mungkin kalau Rika browsing,
searching-searching, ini media pertama
yang ngangkat, concern tentang sejarah
Banten. Walaupun secara riset, secara
konsistensi, masih harus dievaluasi
karena segala macam keterbatasan.
Ada persona, ada historia, ada cita rasa,
ada seni budaya, ada rumah kata. Jadi
dulu itu kita ingin, orang-orang
menikmati berita-berita timeless, berita
kebudayaan, berita kesenian, itu nyaris
seminggu sekali, saya inget sama
teorinya Herbert Marcuse, manusia
modern hari ini dipaksa untuk
kapitalisasi itu berjalan tanpa disadari, di
mana orang itu tanpa disadari disibukan
oleh rutininas, jadi mereka seneng kalau
punya rutinitas, padalah mereka kali di
jajah, dalam tanda kutip ya. Sehingga
nyaris mereka itu kaya robot, mereka
harus melakukan, bangun pagi,
berangkat, pulang sore, pulang tidur,
bangun lagi, berangkat lagi, gitu kan.
Nilai, sisi-sisi kemanusiaan mereka itu
nyaris engga tumbuh gitu kan, karena
dibentuk sedemikian rupa sama
kehidupan. Jadi kata Iqbal itu penyakit
manusia modern pertama itu karena
kurang merenung. Nah akhirnya saya
pun merasakan, kalau saya jenuh,
obatnya itu di hari Minggu. Hari Minggu
itu, salah satu media nasional kompas
minggu mengupas soal itu. Kenapa kita
dipaksa untuk menikmati berita begitu
yang enak buat otak, kenapa harus
seminggu sekali, kenapa ga tiap hari,
kita baca tentang kebudayaan, kita baca
sosok yang menginspirasi, kegiatan
kesenian setiap hari, gitu kan. Kita bisa
membaca puisi setiap hari, kita bisa
membaca Esai setiap hari. Sejarah setiap
hari. Akhirnya dipilihlah rubrik itu
supaya orang-orang modern itu dicekoki
itu berita timeless, yang berbobot
menurut kami, supaya bisa dinikmati
setiap hari. Itu awal pemilihan
rubriknya.
P : Kalau rubrik pilkada mas? Memang
buat menghadapi pilkada 2018?
S : karena ada kecenderungan setiap
perhelatan pilkada, waktu itu 2013,
pilkada yang pertama kita liput itu kan
pilkada kota tangerang, waktu itu kita
bersepakat karena ada banyak materi
pemberitaan yang bisa liput, akhirnya
dibuat rubrik sendiri. Bahkan waktu itu
ada subhalaman. Dari halaman pilkada
nanti ada halaman lagi, waktu itu begitu.
Jadi 2013, kemudian 2014, 2015, 2016,
sampe sekarang, ya kita persiapkan
pilkada serentak ini nih untuk rubrikasi
khusus
P : Kalau di setiap daerah di Banten ada
fokus tersendiri? Misalnya kalau Lebak
dan Pandeglang disebut daerah
tertinggal
S : Ya kalau Lebak, Pandeglang,
Kabupaten Serang, kita ada concern,
atensi khusus ke mereka itu, bagaimana
teman-teman bisa jadi jembatan,
menyuarakan aspirasi masyarakat kecil.
Karena kan kita tahu kan hari ini
masyarakat perkotaan lewat facebook.
Walaupun kita sadari pengaruh media
sosial sudah sampai sana. Cuma kan di
sebelah sana internet masih jarang, spot-
spot internet juga masih jarang. Mereka
juga masih keterbatasan untuk memiliki
gadget yang punya fasilitas itu. Ya
itulah, fokus kita, bagaimana caranya
menjadi jembatan aspirasi mereka,
orang-orang yang kehilangan suara
untuk disampaikan ke pengempu
kebijakan dan juga menyalurkan
kebijakan pemerintah supaya bisa
dimengerti dalam bahasa mereka.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
191
Kita soroti beberapa di daerah tertinggal
itu karena soal mentalitas ya. Sudah tau
daerah tertinggal ya, pejabatnya seolah-
olah ga merasa punya tanggung-jawab
untuk membangkitkan. Kita coba juga
merangsang mereka untuk lebih punya
tanggung-jawab yang kuat, punya
komitmen yang kuat untuk memajukan
daerah mereka. Kalau mereka lalai atau
lupa kita coba ingetin. Ada beberapa
kasus mereka misalkan, di Pandeglang
itu ada penyakit menahun, beberapa kali
kita beritakan akhirnya bisa
mendapatkan pengobatan yang layak.
P : Kalau „Berita Utama‟ dan „Sorot‟,
pemilihan beritanya bagaimana?
S: Nah kalau berita utama, kebijakan
redaksi, redaksi itu punya naluri, bahwa
berita ini layak jadi berita utama,
headline gitu kalau koran lokal.
Pertimbangannya satu, berita tersebut
juga menyangkut kepentingan banyak
orang. Isunya melibatkan tokoh,
pengambil keputusan. Misalnya hari ini
ada calo PNS. Kan itu ternyata hari ini
juga masih terjadi praktek-praktek kotor
kaya begitu. Kita melihat hal seperti itu
layak jadi berita utama. Lalu kalau soal
fokus, eh sorot, itu lebih ke bagaimana
kita bisa sebetulnya strategi kita aja,
sorot itu, apa memudahkan pembaca
untuk membaca dengan tuntas tema
pemberitaan tentang itu. Nah kita buka
seluruhnya sampai habis kasus itu,
memudahkan, kalau pembaca ingin
membaca misalnya kasus korupsi pasar
babakan.
Korupsinya ratu atut, nah di sorot itu.
Siapa saja yang terlibat, ketika dibuka,
pencarian muncul.
P : Kalau pemberitaan dengan video apa
ada pilihan khusus?
S: Jadi kita sadar hari ini apa namanya,
media online itu sudah keniscayaan
untuk menampilkan multiplatform.
Tidak terfokus pada tulisan. Kita
mencoba menampilkan menyajikan
media dengan video.
Kalau kebijakan kita sebenarnya setiap
artikel kita lengkapi dengan video,
Cuma hari ini belum konsisten di situ,
ada beberapa keterbatasan. Jadi tim yang
fokus untuk ngambil konten video itu
Yogi, editornya ada Hendra. Awalnya
diambil untuk rubrik timeless aja, kaya
sejarah, cita rasa, terus seni budaya,
persona, jadi rubrik unggulan kita
dilengkapi dengan video. Tapi kita
punya kebijakan lain, ya strategi kita
untuk mencuri perhatian pembaca.
P : Jadi perkembangannya gimana mas
dari awal terbentuk, saya sempat
ngobrol sama Mas Deni juga, katanya
beberapa bulan peringkat Alexanya naik,
kemudian turun lagi
S: Jadi yang luar biasa, Bantenhits tiada
dikelola oleh korporasi besar, bukan
dilahirkan dari jaringan besar
perusahaan media, misalnya radar
banten segala macam. Tapi kelahiran
bantenhits juga membuat warna, selama
september oktober, november, januari,
febuari, maret, april, mei kita jadi media
nomor satu di Banten. Kalau kita
ngobrol, evaluasi sama teman-teman,
hari ini kita bisa menguji komitmen,
semangat itu bisa mendorong kita
sampai ke titik itu. Jadi ketersediaan
modal, infrastruktur tidak bisa menjamin
media itu bisa dapet ke posisi itu.
Karena itu kan karena jumlah pembaca
ya.. jadi kita Alhamdulliah dipercaya
oleh pembaca karena ada beberapa
faktor, harus ada survei juga kenapa.
Yang jelas satu karena konsistensi dan
komitmen kita.
Kita di september itu jadi nomor satu,
pelan-pelan kita turun. Kita tahu
penyebabnya apa, treatmentnya juga kita
harus liat lagi. Kita sering berseloroh
kalau kita beri kesempatan dulu bagi
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
192
mereka-mereka (tertawa), ngalah dulu
lah.
Kita sadar ada beberapa, kita bukan
media perangkat yang memadai, ada
keterbatasan, ada saatnya. Semanagat
aja ga cukup, punya keterbatasan,
akhirnya kita stagnan. Ya ini dua bulan
istilahnya coba reborn. Tiga bulan empat
bulan lagi kita bisa kontek-kontekan lagi
sama Rika, “Rik, ini kita udah jadi
nomor satu lagi nih”.
P : Kalau secara bisnis mas, sebagai
media baru, kesulitan untuk menarik
iklan atau kerja sama ada?
S : Ada, karena salah satu pendapatan
terbesar kita kan dari iklan ya. Yang
menarik itu kalau buat saya secara
pribadi, eranya media online itu, orang
positif ya. Jadi postitifnya orang itu
sekreatif mungkin. Bukan soal nama
besar, soal kreatvitas. Jadi misalkan hari
ini, kita ke pengiklan itu bilang,
umpamanya kan pasang iklan, pasang
banner. Ini ada bla bla bla, padahal kan
trendnya udah ga begitu lagi. Bagaimana
pembaca iklan itu bisa berinteraksi kan.
Nah di media online itu, fasilitas untuk
itu sangat memungkinkan sekali.
Interaksi dialog. Kalau di koran,
launching promo ini. Informasinya
sampai, tapi kan bagaimana pembaca
bisa berinteraksi dengan iklan-iklan itu.
Ya kita berkompetisi bagaimana caranya
konsep kerja sama yang kreatif. Ini mau
lima tahun Bantenhits berdiri,
alhamdulilah, pendapatan iklan
walaupun belum seimbang dengan
pengeluaran tetapi kita sudah konsisten
ada ya. Konsisten untuk mendapatkan
beberapa kerja sama yang rutin.
Terutama dari pemerintah daerah.
Karena hari ini kita ga bisa menafikan
kalau kue iklan terbesar itu ada di
pemerintah daerah.
Nah hari ini, justru dari awal, mencoba
bergeser, bahwa kita harus bisa
meyakinkan swasta karena swasta. Hari
ini kita lagi penjajakan, sudah satu
minggu dengan perusahaan properti
raksasa di Tangerang.
P : kalau misalnya ada yang curiga,
media daerah dipengaruhi pemerintah
karena iklan itu gimana mas?
S : Ini memang penyakit klasik, dan
nyaris ada kecenderungan seperti itu.
Kalau pemerintah daerah sudah beriklan,
mereka menganggap mereka bisa
mendikte pemberitaan soal mereka gitu
kan. Alhamdulilah kita bisa konsisten
dengan komitmen kita dari awal bahwa
kepentingan apapun kita coba untuk
redaksi tidak terpengaruhi kepentingan-
kepentingan iklan segala macem.
Memang ada beberapa yang protes.
Sekali lagi ini balik ke strategi ya. Di
satu sisi kita tetap mengedepankan
idealisme redaksi bahwa redaksi tidak
bisa dipengaruhi sama iklan, Cuma
bagaimanapun juga nyatanya juga
pengiklan beriklan juga supaya pengen
aman kan. Kebijakan-kebijakan mereka
yang dalam tanda kutip rada rada ini,
tolong dong jangan tercium lah oleh
pemberitaan teman-teman.
Cuma ya kita buktikan. Kita sebutkan
misalnya Pandeglang, pernah bekerja
sama, kemudian ada kasus masyarakat
menyuarakan aspirasi dengan berunjuk
rasa, mereka sempat marah, kok, kita
kan sudah beriklan. Iya kita tau, Cuma
ya memang ga ada hubungannya.
Memang marah saat itu, tapi kita buru-
buru cari strategi bagaimana caranya
kemarahan mereka ga berlanjut. Kita
yakinkan apa yang kita lakukan itu
proposional. Jadi soal itu aja. Kota
tangearang, rutin kerja sama, setahun
dua kali setahun dua kali, tapi tetep,
justru kita bilang kami harus
memberitakan mungkin pemberitaan
yang kami sampaikan negatig buat
mereka, tapi kalau mereka cermati
dengan kepala dingin harusnya jadi
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
193
masukan buat mereka. Pengawasan dari
perangkat mereka kan terbatas, nah kami
yang dari orang luar justru tidak maksud
menghakimi. Justru kita kasih tau eh, ini
pengawasan, pola-pola pemerintahan
daerah ini masih ada celah, ada
kekurangannya loh. Jadi itu tadi, di awal
udah disampaikan bahwa kita udah
bergeser, udah ga lagi badnews is
goodnews. Goodnews juga kita tetap
harus katakan bahwa itu goodnews,
harapannya orang terinspirasi,
terangsang. Jadi lebih bagaimana kapan
kita harus ngelus, bahwa mengakui
bahwa program kalian berhasil. Kapan
kita katakan kalian salah, keliru. Kadang
dengan keras nyentil, eh jangan bandel
nih, melenceng.
P : Kalau kasus Pandeglang itu iklannya
gimana mas? Iklan banner apa kah?
S : Kita kerja sama pemberitaan
advertorial ya namanya. Porsi advetorial
berapa. Muncul berita negatif. Ya
begitu, mindset mereka masih begitu,
mereka anti sama pemberitaan begitu,
iklimnya dari dulu sampai hari ini
diciptakan seperti itu. Ada berita negatif
diredam, ada berita negatif diredam.
Justru kita ingin memunculkan suasana
yang benar-benar demokratis. Ini
kenyataannya negatif, ya kita sampaikan
supaya kita bareng-bareng mencarikan
solusi untuk itu. Kalau istilah Milan
Kundera itu imagalogi, imagalogi itu
megah di luar, keropos di dalam. Kita ga
mau pemerintahan di wilayah kita
begitu, keliatannya bagus, programnya
mentereng, kita ingin luar dalam bagus
lah gitu, sehat.
P : Kalau saya liat di website berita
daerah banten lainnya banyak banner
mas, kalau bantenhits memang khusus
advertorial aja atau gimana?
S : Kadang-kadang kita juga ada, Cuma
seringkali meyakinkan pengiklan, itu ga
efektif, karena itu tadi, platform yang
dimiliki online sangat banyak, itu udah
usang, bukan Cuma banner.
Kalau saya jadi pembaca juga ngapain
sih satu arah begitu, kita bikin dua arah.
Kita pernah bikin dua arah, proses
interaksi itu terjadi, jadi kalau dulu itu
bukan Cuma nempelin banner,
bagaimana ada interaksi, tanya jawab
segala macem. Kalau ada iklan
kemudiahan investasi, orang itu bisa
mengakses, bagaimana caranya upload
persyaratan administrasi, mereka bisa
langsung terkoneksi dengan website
langsung. Kita nempelin yang begitu
kalau terpaksa banner. Kita lebih ke
advertorial karena satu kita orang hari
ini sangat tergantung sama google. Saya
aja tanya martabak yang enak di mana
sama Ramzi. Ramzi tanya ke Google.
Oh ternyata martabak hoki di siini ada
enak. Kan mereka pengen produk
mereka tersebar luas begitu, akhirnya
kita yakinkan kalau yang efektif dengan
advertorial lalu kita maksimalkan search
engine kita kalau advertorial. Jadi kalau
misalkan Cuma banner, apa yang bisa
dimaksimalkan google dari banner itu?
Kalau konten kan bisa, kita pilih
beberapa keyword, kita bikinin tag, kita
maksimalkan di google. Itu kenapa sih
kita ga munculin (banner).
Jadi kalau orang masang banner ke kita,
justru kita yang kasih saran, memang
tujuannya apa? Ada yang ngerti, ada
juga yang engga, “saya maunya banner”
begitu. Tapi kebanyakan sih iya, setuju,
bener juga saya maunya itu.
P : Kalau ini mas, rutinitas di redaksi,
sempet tanya juga ke Mas Deni, ada
rapat redaksi gitu ga mas?
S : Ada, jadi sekarang itu penggantinya
newsroom itu, rapat redaksi, kalau di
media konvensional itu ada rapat redaksi
pagi, siang, sore, nentuin ini apa yang
jadi, proyeksi, plottingan, atau listing
dari teman-teman. Sekarang itu
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
194
walaupun ga tatap muka kan newsroom
bisa berjalan, weh hari ini ada berita apa,
ini, itu bagus tuh, kejar. Jadi rapat
redaksi harian dilakukan di group, kalau
rutin tatap muka, evaluasi, setiap
sebulan sekali. Setiap sebulan sekali
teman-teman dari daerah datang.
P : Kalau secara personal, pernah ga
dibilangin dari TV pindah ke milih
fokus di Bantenhits ga, sering dibilangin
ga suruh balik aja gitu?
S : Ya, sampe 2015 itu saya masih
dikasih pilihan untuk mungkin sampai
hari ini pilihan itu masih terbuka. Mau
ke TV biru, mau ke TV merah, ya Cuma
itu balik lagi tadi, kalau kata andy f noya
itu, mau jadi nahkoda di kapal kecil atau
ABK di kapal yang besar. Saya tahu
betul ngalamin keinginan, aspirasi saya,
saya orangnya itu meledak-ledak, jadi
kalau liputan itu lebih liar dalam tanda
kutip, saya harus tuntas, misalnya
masalah advokasi. Tapi di sana
kebijakannya kan satu konten lokal juga
sempit. Jadi ya udahlah, jadi yang luar
biasa saat psikotes, ini juga kenapa ya
mungkin saya harus punya media sendiri
begitu, jadi saat psikotes, kabar udah
ramai di redaksi global TV, saya dikasih
tau sama penanggung jawab liputan ya
“Kang, ini nolak nih, darus masuk
redaksi, bisa diacak-acak ini redaksi,
tapi kita yakinin, darus engga, bisa kerja
sama kok”. Saya taulah mereka kan
paradigmanya masih ini, saya dateng,
orangnya rada nyeleneh. Yaudahlah
psikotes aja, ternyata 3 hari kemudian
ditelpon, “Kang bisa ke kantor ga?”. Ini
psikotes udah turun, kemaren kan
temen-temen pada nolak, hasil psikotes
menyebutkan bahwa darus tulen
pemberontak.
Ya, saya sadarlah, saya ga mau
terkekang dengan kepentingan bisnis
yang terutama. Bisnis jadi awal bencana
media.
Walaupun kita tidak bisa menafikan
bahwa ini adalah lembaga bisnis. Kita ga
jadiin itu jadi orientasi utama, jadi ya
kenapa ga milih di sono, karena itu, kita
concern di sini. Karena potensi di daerah
sangat besar tapi porsi pemberitaan
kecil. Itu kan tanggung jawab sosial kita
juga kan. Alasan berikutnya tanggung
jawab sosial saya, teman-teman,
bagaimana potensi-potensi itu bisa kita
dayagunakan. Kalau banten dulu identik
dengan korupsi, keterbelakangan, kita
coba kikis paradigma itu bahwa di
Bantenhits juga ada loh wilayah yang
sangat modern, misalkan udah
paradigmanya udah ke teknologi,
pemerintahan udah menggunakan
teknologi informasi, kita rangsang
wilayah-wilayah yang lain untuk
mengikuti gitu.
Bahkan ada yang pesimistik, di Banten
itu kan pengguna internet masih kecil,
ini ngapain bantenhits ngapain jadi
media online di banten.
Saya waktu itu jawab, media bantenhits
hadir bukan hanya menyediakan
informasi kepada warga Banten tapi
bagaimana warga dunia, bisa mengakses
bantenhits. Kalau memang masih kecil
di Banten tapi kan di luar sudah luar
biasa, bisa dibuktikan, kita warga global
punya ketergantungan ke internet.
P : Kalau secara personal mas, memang
dari kecil di Banten atau bagaimana?
S : Justru engga, saya lahir di Jawa
Barat, sama Banten kan saudara
kandung ya, kemudian tumbuh jadi
remaja, mekar-mekarnya di Banten. Jadi
saya punya tanggung jawab untuk itu,
ini rumah saya yang kedua.
Saya lulus SMA pindah ke sini.
Pas lulus SMP bolak balik ke sini,
petualang, udah akrab.
Kuliahnya di tangerang.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
195
P : Kenapa buat buku Kebebasan
terkorupsi, korupsi kebebasan?
S : Nah itu koreksi buat internal, profesi
saya juga bahwa saya itu lagi liputan,
liputan ke Paku Haji, jadi dulu itu ada
bantuan dari pusat. Paku Haji itu salah
satu kecamatan di Kabupaten
Tangerang. Namanya Dana Alokasi
Khusus DAK, itu dananya 50 juta
sampai 100 juta untuk 1 SD. Nah dana
itu peruntukannya untuk merehab
sekolah. Nah saya menemukan kasus,
ada beberapa sekolah ga bisa
menuntaskan rehab mereka, uangnya
udah habis. Ketika saya dateng pertama
kali, saya dicurigai juga, saya belum tau
kondisi sebenernya bagaimana. Ketika
saya ngobrol, kepala sekolahnya
menyampaikan, “Mas, uang itu, sebelum
uang turun, bantuan dari pusat turun,
oknum LSM, oknum wartawan itu pada
datang ke kami, “kamu dapet bantuan
dari pusat, mana nih jatah kita?” gitu.
Dikasihlah sama mereka. Di daerah situ
masih takut sama wartawan, munculah
oknum-oknum. Dengan ketakukan itu
muncul oknum, memeras segala macem.
Saya wartawan, saya LSM. Begitu
bantuan turun, pihak sekolah bilang “Ini
mereka aja ga kerja, pada ngambil uang,
kita yang punya tanggung jawab
gimana? Ngambil juga? Akhirnya
ngambil”. Dari nilai 100 juta, dengan
kualitas piring begini, kalau berkurang
ga mungkin dapat piring kualitas
sebagus ini.
Banyak bangunan ga jadi, bangunan jadi
kualitas buruk.
Di situ akhirnya saya sadar bahwa
orang-orang kaya saya yang ngakunya
jurnalis juga punya andil dalam korupsi.
Itu yang pertama. Yang kedua, saya
tertarik penggunaan diksi itu salah satu
saya ngutip artikelnya pemred Jakarta
Post. Saya mikirin, orang-orang yang
punya euforia dengan kebebasan
terutama di dunia saja jurnalis juga
rawan menyalahgunakan kebebasan itu.
Kita bisa nemuin. Bahwa itu juga
otokritik buat profesi saya dunia pers,
kalian juga rentan menyalahgunakan
kebebasan. Kebebasan harusnya
digunakan untuk melayani publik
seluas-luasnya, bukan untuk
kepentingan pribadi atau kelompok
tertentu. Ada semacam paradoks, di satu
sisi wartawan rawan menyalahgunakan
kebebasannya, di satu sisi pengekangan
kebebasan pers juga masih terjadi. Jadi
judulnya itu.
2. WAWANCARA TATAP
MUKA/LANGSUNG
Tangerang, 2 Januari 2018
Pukul : 10:10 – 11:30
Wawancara dengan Darussalam Jagad
Syahdana di kantor Bantenhits.com
Peneliti : Selain bapak jadi salah satu
pendiri, bapak sebagai apa dan tugasnya
apa saja?
Syahdana : Saya di sini, kalau di jajaran
redaksi, pemimpin redaksi. Lebih
memanage gathering, liputan,
bagaimana menentukan proyeksi,
pengambilan isu-isu yang akan
diproyeksikan, didistribusikan ke temen-
temen. Terus, karena di sini belum ada
korektor, saya juga kadang-kadang
merangkap, mengoreksi, bukan soal
struktur berita dan lain-lain.
Mengantisipasi supaya berita tidak
menimbulkan delik atau berbau SARA
dan lain-lain. Selain bertanggung-jawab
soal keredaksian, terus mengatur
gathering, juga itu tadi. Saya, melakukan
koreksi naskah-naskah yang sudah
dipublish. Seperti itu.
Peneliti : kalau nulis juga?
Syahdana : Ya, nulis ada beberapa,
selain news, kadang-kadang kita bagi-
bagi sama temen-temen redaktur. Kalau
isu-isu yang ga didapet sama temen-
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
196
temen wartawan, kita bikin pembukanya
terus mereka yang tindak lanjuti. Saya
lebih nulis ke esai, esai sama beberapa
rubrik timeless kaya misalkan Babad
Banten, terus kadang nulis puisi, lebih
ke yang timeless lah.
Peneliti : Sebagai pemilik juga pak?
Syahdana : Iya, jadi, kalau di jajaran
direksi, saya itu direktur di perusahaan
yang menaungi Bantenhits.
Peneliti : Kalau kepemilikannya bapak
sendiri aja?
Syahdana : Kalau di komposisi di
perusahaan dua orang kepemilikannya.
Saya sama satu lagi namanya Mbak
Ambadini Sekar Ningrum. Saya
direktur, Mbak Dini Komisaris.
Peneliti : Kalau perusahaan atau
bantenhits ini pemodalnya siapa? Ada
pinjaman modalkah?
Syahdana : Kalau kita independen, ga
ada pemilik modal dari luar. Cuma saya
berdua sama Mbak Dini,
memaksimalkan sumber daya yang ada.
Ga ada pinjaman segala macam. Sejauh
ini tekanan dari pemilik modal, mungkin
kita pernah mengalami tekanan dari
pemodal, itu lumrah ya, kadang-kadang
orang beriklan itu, mereka menganggap,
mereka beriklan di kita, seolah-olah kita
ga boleh memberitakan hal yang buruk
tentang mereka. Itu bukan tekanan ya
sebetulnya, kita nyebutnya semacem
tantangan bagaimana kita bisa strategi
dengan pengiklan begitu. Kadang
mereka hari ini beriklan, besok kita
nemuin berita yang bersinggungan, ya
bagaimana caranya supaya mereka ga
marah, gitu kan. Ga putus beriklan. Kan
kita nyubit, kita elus lagi. Sejauh ini
juga, satu saya di jajaran direksi dan
redaksi menjabat, kadang ada halnya
kepentingan saya sebagai redaksi,
bagaimana kepentingan itu tidak
bercampur mempengaruhi ke redaksi.
Salah satu contoh, 2014 itu, saya sebagai
individu, sebagai warga negara republik
indonesia, menggugat salah satu produk
hukum kepala daerah, berproses ke
PTUN. Andai saya mau menggunakan
kewenangan saya di direksi ataupun di
redaksi, bisa saja saya waktu itu. Sampai
blas, ga ada beritanya sama sekali, di
Bantenhits ga ada justru. Malah di
media-media yang lain karena satu, saya
berusaha menjaga redaksi tetapi
independen.
Peneliti : Kalau bapak sendiri tergabung
di organisasi tertentu ga pak? Bisa yang
jurnalistik atau profesi wartawan
Syahdana : Saya dari 2009 sampai 2013
gabung di IJTI. Karena saya jurnalis
terlevisi, jadi gabung Ikatan Jurnalis
Televisi Indonesia. Tapi kemudian 2013,
saya ga jadi jurnalis televisi walaupun,
teman-teman di pusat masih bisa
mempertahankan keanggotaan saya
dengan syarat memproduksi konten-
konten TV, gitu kan. Lebih menarik diri
sampai 2013. 2010 pernah ikut training
advokasi Aliansi Jurnalistik Indonesia
AJI. Lain-lainnya engga. Saya punya
kecenderungan pingin jadi anggota di
AJI, tapi ga kesampaian. Organisasi-
organisasi lain, entah itu parpol atau
yang lainnya saya ga pernah tertarik
untuk bergabung.
Peneliti : Kalau PWI juga engga?
Syahdana : PWI engga, saya belum
pernah ikut kegiatan-kegiatan mereka.
Peneliti : Kalau begitu peliputan dan
penulisannya ikut kode etik jurnalistik
begitu pak?
Syahdana : Iya, kan selain UU 40, 1999.
Aturan keduanya itu kode etik
jurnalistik, kita ambil yang mengacu ke
KEJ yang diterbitkan Dewan Pers.
Semua wartawan di sini kita kasih buku
saku Dewan Pers yang isinya UU pers
1999, terus kode etik jurnalisitk, sama
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
197
standard program siaran P3SPSS,
khusus temen-temen TV. Buku saku
segede gini, itu sekitar tahun 2014 lah,
kita kasih ke temen-temen untuk jadi
acuan.
Peneliti : Kalau kode etiknya suka
diingetin lagi?
Syahdana : Ritme online itu kan tinggi
ya. Kadang-kadang naskah masuk dari
temen-temen wartawan di lapangan,
mereka dituntut untuk cepet,
mempublish. Belum lagi mereka harus
menetapkan standard penulisan segala
macem. Sampe akhirnya namanya kerja,
manusia, ada hal-hal yang lolos. Saya
sebagai korektor juga mengoreksi
apakah berita yang sudah seperti yang
ditetapkan UU 40 atau Kode etik
jurnalistik. Kalau misalkan ada
kekurangan kita informasikan ke
redaktur dan ke wartawan. Atau juga
kita bisa melakukan langkah antisipatif.
Misalnya pagi itu kita udah kasih
proyeksi apa yang harus dilakukan
temen-temen di hari ini, gitu, kita
kadang ngeliat, review, naskah-naskah
yang sudah dikirim temen-temen. Kalau
naskah bentuknya update, kadang kita
ingetin untuk bagaimana asas cover both
side itu dipatuhi walaupun kita dituntut
untuk cepat memberitakan. Itu terus juga
soal bagaimana si wartawan itu harus
terbuka menunjukan identitasnya gitu
kan. Itu pertama yang kita lakukan.
Kalau kita bertemu dengan narasumber
yang tertutup ya kita harus menyiapkan
strategi juga gitu kan. Setelah tahap
normatifnya kita tempuh, “Saya dari
wartawan Bantenhits, saya pingin
begini, begini, begini” Kemudian
ditolak, ya kita kasih tahu, wartawan kan
harus nyari jalan, gimana caranya
supaya informasi yang diinginkan
didapet. Kadang ya setelah perkenalan
secara terbuka, permohonan secara
terbuka, tidak dapat terpenuhi ya
akhirnya kita harus strategi kan, kadang
kita harus nyari jalan. Ya sedikit-sedikit
nakal lah. Entah kita minjem, nyamar,
yang penting tahapan menunjukkan
identitas diri yang jelas kepada
narasumber sudah dilakukan. Jadi bisa
pra liputan, bisa sesudah liputan atau
sedang melakukan liputan. Kita
ngingetin UUP sama KEJ itu harus
terpenuhi. Itu disela aktivitas yang
tinggi. Ya kadang kita lupa, setelah
dipublish, kita baca lagi, baru sadar.
Misalkan poin cover bothsidenya,
karena kita online, kadang-kadang kita
bisa punya kesempatan untuk
mengakomodir sisi lainnya di berita
selanjutnya. Tapi ya kalau untuk
menunjukan identitas secara jelas
kepada narasumber sudah dilakukan
atau belum kan kadang lolos. Kita ga tau
proses itu. Nanti setelah ketemu, naskah
udah dipublish, agak sedikit ya miss,
gimana tahapan itu udah dilalui?
Engga...Nah baru kita ini lagi.
Peneliti : Kalau di redaksi ada peraturan
tertulis terkait hal/peristiwa yang layak
diliput atau gaya penulisan gitu pak?
Syahdana : Ya itu sekarang dalam tahap
penulisan panduan penulisan bantenhits,
standard peliputan. Semoga sebelum
Februari sudah selesai karena itu PR
sebelum lima tahun itu harus ada.
Selama ini kita ngikutin pakem
penulisan yang sudah ada aja. Misalkan
dulu itu kita kasih wartawan pedoman
penulisan berita dari pikiran rakyat, kita
kasih ke temen-temen. Sama buku
jurnalistik dasar, luwi ishwara kalau ga
salah, untuk hal-hal yang basic. Sejauh
ini pedoman standard peliputan dan
penulisan kita masih dalam proses
penyusunan.
Peneliti : Tapi selama ini kalau liputan
itu aada peristiwa atau hal yang biasanya
diliput? Kalau waktu itu kan pernah
ngobrol tentang yang lebih ke
masyarakat. Mungkin ada yang tentang
meliput tokoh publik atau bagaimana.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
198
Syahdana : Kalau itu kita lebih ke
bagaimana concern kita itu
menyuarakan, kan banyak masalah
sosial, gitu kan...yang kadang
terlupakan, ga pernah tersentuh dengan
kebijakan pemerintah, gitu kan. Kita
concern menyuarakan itu. Kan visi kita
itu bagaimana kita bisa ikut
memperbaiki kualitas kehidupan di
sekitar, di Banten, terutama. Kita lebih
ke mereka yang ga punya akses untuk
menyuarakan kepentingan mereka, gitu
kan. Kita lebih soal ke miskinan, orang
yang ga punya akses kesehatan, masih
banyak itu, nih hasil statistik BPS
Banten aja ada 65 persen warga Banten
itu memilih untuk mengobati
penyakitnya sendiri. Bayangin 65
persen, ada banyak faktor. Karena satu,
mereka tidak memiliki akses untuk
mendapatkan akses jaminan kesehatan,
atau mereka tidak memiliki kemampuan
ekonomi atau mereka tidak mempunyai
akses informasi. Tugas kita itu,
menyuarakan, bukan cuma
memberitakan tapi bisa memaksa
pemangku kebijakan untuk
melaksanakan kewajibannya. Jadi dulu
ada semacam pakem bahwa wartawan
itu tugasnya cuma ngeberitain doang.
Selanjutnya orang sakit itu diobatin oleh
pemerintah atau diri sendiri itu urusan
mereka gitu kan. Saya pikir tanggung
jawab moral jurnalis ga tuntas kalau
begitu kan. Saya pernah nemuin kasus
ada bayi miskin lahir di mauk. Bayi
nelayan. Lahir dalam keadaan sekarat,
sakit. Mungkin pas kita liput lagi kondisi
sekarat ya, begitu kita liput, harapannya
kita update lagi, pemerintah turun. Tapi
sebelum update, bayinya udah
meninggal. Kadang kita ga bisa
ngikutin, memang secara kewajiban,
gugurlah kewajiban jurnalis ketika ada
orang sakit kita beritain. Itu kemudian
lebih menjadi tanggung jawab
pemerintah kan. Cuma kadang ga cukup
menentukan standard sampai di situ.
Harus lebih progresif, kita paksa dalam
tanda kutip, si pemangku kebijakan itu
juga segera melakukan tindakannya
secara cepat.
Peneliti : Lebak dan Pandeglang kan
ditetapkan sebagai daerah tertinggal ya
pak, menurut bapak kenapa keduanya
ditetapkan sebagai daerah tertinggal?
Syahdana : Menurut saya karena capaian
indeks pembangunan manusianya yang
lemah, yang kedua juga sumber daya
alam kaitannya dengan PAD ya. Sumber
daya alam mereka potensinya banyak
tapi PADnya yang kecil. Kalau menurut
saya, justru daerah-daerah kaya Lebak
dan Pandeglang itu udah ga pantes jadi
daerah tertinggal, karena satu sumber
daya alam mereka yang sangat tinggi.
Kalau beberapa periode kita mengamati
justru status daerah tertinggal dari
pemerintah pusat ke dua daerah itu, agak
sedikit kontras dengan habit pejabatnya.
Waktu itu ada event, hari koperasi kalau
ga salah, pejabatnya nyawer. Ngasih-
ngasih uang gitu kan, kaya bandar don
juan gitu, kan kita bingung. Status
daerah ini kan daerah tertinggal,
sementara kebiasaan orang-orang kaya
gitu masih ada. Orang dangdutan,
pejabat atau orang-orang yang punya
pengaruh luar biasa di daerah itu
kemudian nyawer. Jadi sebetulnya, apa
namanya, lebih ke orang-orang di daerah
itu ya, kalau orang di daerah itu punya
sense yang tinggi untuk ngebangun
daerah mereka, saya pikir ga ada daerah
tertinggal itu. Mereka punya potensi
kok. Ya itu balik lagi. Masih banyak
orang yang responsibility terhadap
lingkungannya masyarakatnya masih
lemah. Setiap lima tahun, si warga ini
tetap jadi komoditi elektoral mereka.
Selanjutnya ya mereka lupa lah. Itu lah
kadang kita bingung, ini daerah
tertinggal tapi kok pejabatnya bisa
nyawer gitu kan. Ya jadi kita kadang
mikir apa mungkin status daerah
tertinggal itu bahkan dijadikan ladang
segelintir orang untuk ngambilin
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
199
proyek-proyek nasional. Saya
menganalogikan begini loh, orang
miskin itu ga selamanya harus dibantu
sama pemerintah. Sepanjang pemerintah
itu melakukan kajian komprehensif di
keluarga miskin itu. Kan keluarga
miskin bisa dilihat dari beberapa sisi
kan. Kita harus melakukan kajian
penyebab miskin ini. Kalau ada orang
yang sakit terus, ga ada orang bekerja,
ga ada yang berpendidikan tinggi jadi
miskin. Jadi kan fokus bantuan itu
diberikan ke tiga hal itu, pendidikan,
kesehatan, sama pekerjaan. Nah subsidi
dong, pendidikan, kesehatan, lapangan
kerja. Setelah ketiga hal itu terpenuhi,
udah ga harus dibantu lagi kan. Mereka
sudah lepas dari kemiskinan.
Peneliti : Kalau menurut bapak,
infrastruktur, khususnya infrastruktur
jalan mempengaruhi ga pak?
Syahdana : Iya, sangat-sangat
mempengaruhi. Ini kita lagi dalam
proyek bikin program ekspedisi garis
terluar Banten. Kalau program BiTVnya
itu Banten Dari Dekat. Ini kita lagi riset,
apa saja dan berapa infrastruktur jalan
yang rusak.
Peneliti : Kalau di Bantenhits sendiri
pak, dapat dikatakan cukup sering ga
pak memberitakan tentnag infrastruktur
jalan?
Syahdana : Ya, setahun ini, pemberitaan
kita dihiasi sama infrastruktur, warga
miskin yang tidak memiliki hunian yang
layak dan warga miskin yang tidak
memiliki akses kesehatan. Ketiga hal itu
PR besar. Itu butuh sinergitias
pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten kota, sama masyarakat juga.
Karena ga mungkin lah semua bisa
dikerjakan oleh pemerintah. Nah kita,
bantenhits itu, tidak dalam konteks
menjual dalam tanda kutip kemiskinan.
Kita ingin menyampaikan fakta yang
mungkin tidak didapat oleh program-
program pendataan pemerintah. Lalu
kita juga, sebaliknya, ketika ada
program-program pro rakyat yang
tujuannya untuk mensejahterakan
masyarakat, kita kasih, kita beritakan,
harapannya kita harus jadi jembatan dari
warga untuk menyampaikan aspirasi,
jembatan juga bagi pemerintah
menyampaikan kebijakan kepada rakyat.
Peneliti : Pemberitaan di Bantenhits
yang tentang infrastruktur jalan apa
banya di baca pak?
Syahdana : Hmmm..tergantung
daerahnya ya. Di beberapa daerah
memang jadi pembahasan, link kita itu
di share-share..kaya misalnya di
Pandeglang. Tapi tidak terlalu ini,
dibandingkan dengan perilaku pejabat.
Perilaku pejabat itu lebih banyak dibaca.
Misalnya pejabat ini, gaya pemimpinnya
begini, begini. Setelah itu baru
infrastruktur jalan. Untuk daerah-daerah
tertentu kaya Pandeglang.
Peneliti : Tapi Bantenhits tetap publikasi
berita-berita seperti infrastruktur jalan?
Syahdana : Ya kita kan targetnya bukan
hanya soal bagaimana meraup, mencuri
perhatian pembaca sebanyak-banyaknya.
Tanggung jawab yang lebih esensial itu
menyampaikan informasi.
Peneliti : Kalau ini pak, pemilihan kata
tag/label/topik „jalan rusak‟? Kenapa
kata itu?
Syahdana : Jadi itu tadi, karena sebagai
untuk menunjukan bahwa kita concern
untuk perbaikan lingkungan di sekitar
kita...karena orang kalau ngomongin
Banten, lima tahun ke belakang itu pasti
ngomongin soal jalan rusak, orang
miskin yang kelaparan. Masih soal-soal
yang, padahal kalau kita lihat secara
geografis, Banten ke ibu kota itu ya
istilahnya selemparan batu. Seberapa
jauh sih Banten ke Jakarta, ngomongin
pusat pemerintahan. Di ujung kulon aja
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
200
ga jauh-jauh amat, kalau kita ngomongin
tentang daerah yang di luar pulau Jawa.
Jarak itu masih dalam batas yang wajar
tapi masalah sosial itu terjadi di Banten.
Ya kita ngeliat, ada yang ga beres ini,
entah di pengelolaan, pengelolaan
pemerintahan atau di hal-hal yang
lainnya. Untuk menarik benang merah,
di mana masalahnya, kita munculin
fakta-fakta dulu. Setelah kita munculin
fakta, kita paksa dalam tanda kutip
pemangku kebijakan untuk bekerja. Jadi
pemberian tag itu untuk menunjukan
kalau kita peduli terhadap perubahan
kualitas kehidupan di sekitar kita.
Peneliti : apa tag dapat mempermudah
pembaca juga pak untuk mencari topik
tertentu?
Syahdana : Ya, selain itu juga
memudahkan, dalam strategi pemasaran
juga sebetulnya masuk. Ya kita dalam
bentuk tag keyword jalan rusak itu bisa
optimal di search engine googlenya. Di
search engine, lewat keyword jalan
rusak bisa dibaca gitu.
Peneliti : Kalau berita-berita di tag itu
apa saja pak? Mungkin ada berita-berita
tentang proyek mangkrak atau yang
lainnya
Syahdana : Yang terkait jalan itu, jalan
rusak, terus proyek sedang berjalan, lalu
proyek yang sudah dilakukan tapi tidak
dilanjutkan. Bisa rencana-renca
pemerintah untuk melakukan
pembangunan jalan-jalan.
Peneliti : Mau tanya pak, kalau
wartawan-wartawan di Lebak dan
Pandeglang itu apa pemilihan
berdasarkan gendernya atau asal
daerahnya begitu?
Syahdana : Jadi, Padenglang sama
Lebak ini daerah yang menurut saya,
dari sisi luasan dan dari kondisi medan.
Kadang-kadang di Lebak itu ada satu
daerah namanya Lebak Selatan..kan
umumnya kalau sudah naik ke puncak,
ini jadi ujung, ujung daerah itu, di sana
engga, abis naik puncak kita harus turun,
nyusurin laut lagi, belum batas daerah
itu. Itu yang berbatasan langsung dengan
Sukabumi. Lebak sama Pandeglang itu
kita butuh, pemilihan wartawannya itu
orang yang punya daya juang, jelajah
tinggi yang bisa survive, engga
ngebedain mau itu laki-laki atau
perempuan. Temen-temen dari wilayah
manapun, sepanjang siap atau merasa
tertantang dengan kondisi yang ada di
Lebak, di Pandeglang, ya temen-temen
bisa mencoba. Sepanjang Bantenhits
berdiri untuk kabupaten Lebak, selalu
diemban sama wartawan yang
domisilinya di Lebak. Untuk Pandeglang
itu pernah kita menempatkan orang yang
bukan dari Pandeglang, dari Serang.
Teman-teman yang tertantang dan
sanggup ya dipersilakan. Bahkan temen
kita yang dari luar Lebak dan
Pandeglang yang bersedia untuk
bertugas di Lebak Selatan atau
Pandeglang Selatan bahkan kita kasih
dorongan yang lebih. Misalkan kita
kasih motor yang khusus daerah-daerah
sana. Semi-semi trial. Tapi sejauh ini
belum dapet wartawan Lebak Selatan.
Masih dicover sama wartawan Lebak.
Pandeglang Selatan masih dicover sama
Pandeglang. Misalnya jam segini ada
kebakaran di daerah...Bayah, Lebak
Selatan...jangan harap kaya di
Tangerang, kita dapet videonya..gitu kan
lagi nyala. Kalau dikejar, dari Lebak, ya
3-4 jam. Kita aja dulu pernah ke
Cisungsang, Kecamatan Cilograng, Desa
Sukaresmi. Kita pernah ada kegiatan
budaya di sana. Di Cisungsang, kita
berangkat dari sini, malem, nyampe sana
udah pagi. Itu bener-bener, ketemu
puncak gunung, masih ada, nyusurin
pantai sampai ke Lebak Selatan itu.
Sejauh ini belum ada yang khusus di
pesisir Lebak Selatan dan Pandeglang
Selatan. Kita ngandelin yang dari pusat
aja.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
201
Peneliti : Wartawan di Lebak dan
Pandeglang apa ada rutinitas pak?
Misalnya hari kerja senin-jumat di
puspem pusat pemerintahan begitu?
Syahdana : Aturan baku yang belum
tertulis di kami itu wartawan dalam
tanda kutip haram ya ngeposnya di
pemerintahan. Kita menugaskan mereka
untuk keliling aja, di lingkungan
masyarakat. Setelah kondisi masyarakat,
aspirasi masyarakat seperti apa, mereka
masuk ke pemerintahan itu untuk
mendapatkan konfirmasi, kecuali
wartawan yang memang difokuskan
untuk liputan berita pemda. Belum ada
yang khusus kaya gitu, karena kan
pemda kadang ngirim rilis. Kita lebih
kasih proyeksi, arahan ke temen-temen
di wialyah situ buat berbaur masyarakat
terus. Supaya tau keadaan masyarakat
yang sesungguhnya kaya gimana. Kan
jadi visi kita lebih kena lah.
Peneliti : Tapi apa ada dorongan untuk
memberitakan tentang pemerintahan
atau agenda-agendanya? Kan tadi
katanya berita-berita pemerintahan itu
banyak yang suka
Syahdana : Ada, kita berusaha untuk
menjadi jembatan, mengungkap
persoalan di masyarakat, terus aspirasi-
aspirasi masyarakat. Kita juga
memberikan porsi yang sama juga untuk
pemerintah. Kaya misalkan kemaren kita
kumpulkan masalah-masalah jalan
rusak, kemiskinan, pendidikan, kita
ikutin agenda-agenda pemerintah,
gubernur, misalkan ke mana, peresmian
badan diklat. Dari situ kita tahu.
Memang judul liputannya seremoni tapi
dari bisa dilihat dari pidato-pidatonya
bahwa sumber daya manusia oleh
pemerintah menjadi keharusan,
disamping juga membangun
infrastruktur dan lainnya. Selain
pembangunan segala macam, SDM di
aparaturnya juga harus diperbaiki gitu.
Jangan sampai SDMnya standard atau
jauh di bawah standard, dipaksa untuk
menghadapi masalah sebanyak itu. Yang
ada nanti misalkan proyeknya komoditi
oknum, dimanfaatin. Di situ kita bisa
lihat keseriusan, kepala daerah A, kepala
daerah B. Cara kita harus bersinergi
dengan pemerintah itu ga harus menjilat
atau menjadi corong mereka. Kita
mencoba adil, seimbang aja. Kalau kita
lihat dia punya kesungguhan untuk
membangun daerahnya, kan itu kasat
mata, kita bisa lihat agenda mereka, kita
bisa lihat orang yang concernya pengen
ngebangun atau yang pengennya cuma
ngomong doang di media, kita bisa tahu
lah. Untuk kepala daerah yang punya
kesungguhan kita siap bersinergi,
tentunya dengan fungsi kita sebagai
kontrol sosial, pemberi informasi.
mereka sebagai pemangku kebijakan.
Yang menarik kan dulu, media lokal,
pilihannya itu mau bermesraan dengan
pemerintah untuk dapat kue iklan atau
bermusuhan dengan pemerintah dan ga
idup. Saya pikir itu perspektif lama.
Sekarang itu kita sama-sama sinergi.
Pemerintah punya hubungan simbiosis
mutualisme dengan pers karena pers
juga tidak harus menggadaikan
idealismenya. Kita dalam koridor
masing-masing. Kita bisa sinergi kok.
Saya pikir ini tantangan untuk semua
daerah. Media yang punya label media
lokal pasti bergitu.
Peneliti : Kalau ke wartawannya sendiri
pak, hari kerjanya gimana ya?
Syahdana : di bantenhits itu tugas temen
yang di lapangan terutama mereka
fleksibel. Kalau yang sifatnya harian,
mereka liput pagi sampai sore
ditugaskan. Kalau malam misalnya ada
peristiwa, tanpa ditugaskan oleh redaksi
pun ya kewajiban sebagai wartawan
pasti terpanggil. Kalau tiba-tiba ada
pembunuhan, ada kebakaran, bencana
alam, pada saat dia tidur kan ga
mungkin tidurnya diterusin. Lebih
fleksibel. Cuma ya itu hariannya lah ya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
202
Lalu kalau yang libur, sabtu minggu
sebenernya nerapin hari libur. Cuma
untuk temen-temen di redaktur, sabtu
minggu gantian, ada dua, Deni, Ramdzy,
sabtu siapa yang masuk siapa yang libur.
Supaya pemberitaan tetep update.
Peneliti : berarti wartawan-wartawannya
tetep kirim berita kalau Sabtu Minggu?
Syahdana : Iya, mereka siasatinnya
nyetok, nyetok berita timeless. Misalkan
berita wisata, kuliner.
Peneliti : Mereka berhak kasih usulan
berita pak?
Syahdana : Iya.
Peneliti : Mau tanya pak, kalau di
redaksi sendiri, apa ada dorongan untuk
menjalin hubungan dengan narasumber
pak? Misalnya rilis pers, dipublikasi.
Merasa kita butuh dia sebagai
narasumber.
Syahdana : Dimasukan secara khusus sih
engga ya. Ada beberapa lembaga yang
punya kontrak kerja sama dengan kita,
kita proyeksikan, wartawan untuk
memberitakan di lembaga yang kita
kerja sama sampai kerja samanya habis.
Tapi kalau ke personalnya engga. Tapi
karena ada satu lembaga, misalnya ke
PDAM yang sekarang sedang berjalan,
wartawan harus 2 kali seminggu ada
berita tentang PDAM misalkan. Ada kita
tempatkan begitu, advertorial. Kita kalau
melakukan strategi melakukan kerja
sama, kita ekspos, salah satu contoh kita,
ingin bekerja sama dengan salah satu
pemerintahan, kita berikan opsi,
bagaimana untuk menguntungkan
pemerintah. Di era media online ini
kadang masih ada aja pemerintahan atau
perusahaan yang terjebak dengan iklan
banner. Keberhasilan pembangunan,
pemerintah daerah dapat juga diketahui
dari banyaknya berita yang berhubungan
dengan kinerja mereka. Misalkan orang
luar, misalnya orang Jakarta, tahu
kinerja pemerintahan kabupaten
Pandeglang pasti dari Google kan. Kita
nyodorin, kalau kerja sama ga efektif
pake banner itu. Bagaimana berita-berita
itu efektif. Kita liputan, publikasi,
muncul di Google, kita presentasikan.
Kami siap kerja sama, kenapa sih kerja
sama sama kita efektif.
Peneliti : Tentang iklan nih pak, kalau
menghapus atau ga publikasi berita
karena tekanan pengiklan pernah?
Syahdana : Pernah, eh bukan iklan sih.
Sekali waktu itu, mungkin ini hal yang
menjadi dosa jurnalisme Bantenhits.
Menghapus ya, pernah, soal waktu itu
ada demo pabrik sepatu. Buruhnya
demo, kemudian kita publish beritanya.
Si perusahaan ini menyelesaikan dengan
buruh. Kalau ga salah beritanya cuma
ada di republika dan kita. Buyer yang
ada di Jerman itu, akan memutuskan
kontrak kerja dengan pabrik itu karena
ada berita itu. Lalu, datenglah orang
pabrik itu, kita ajak ke perusahaan
mereka. Kalau misalkan kontrak buyer
ini diputus, selesai semua, harus diPHK.
Waktu itu kita bisa saja bilang ini bukan
tanggung jawab kita. Kita bisa
memberikan space untuk bapak
klarifikasi masalah sudah selesai. Ga
mau, syarat buyernya tuh harus begitu.
Kita mikir berhari-hari, ya udah
akhirnya kita ambil langkah diskresi.
Kalau misalkan buruhnya jadi korbam,
kita ambil keputusan itu. Kalau desakan
untuk mencopot beberapa link, banyak
lah. Ada yang berita-berita
bersinggungan dengan pejabat terkait.
Banyak lah. kalau sebatas gitu kita ga
mentolerir. Apalagi yang iming-iming
dapat iklan segala macem. Banyak link
yang minta dicopot, ga pernah kita
lakukan.
Peneliti : Kalau iklan yang ditolak
karena kontennya ada pak?
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
203
Syahdana : Selama ini belum ada,
selama ini kontennya kita yang
menyediakan. Sepanjang yang sudah
berjalan itu, ada yang dari mereka tapi
kita koreksi ketat gitu, kalau misalkan
konten berpotensi menimbulkan delik
atau SARA, kita belum menemukan
kontennya misalnya yang ga mendidik
atau gimana gitu.
Peneliti : Kalau konsultan media ada ga
pak?
Syahdana : Konsultan media kita belum
ada. Yang formil ya, yang resmi terikat
dengan kontrak. Tapi karena kita punya
jaringan dengan teman-teman di media,
yang punya kapasitas, mumpuni dan
teruji. Ya konsultasi informal aja.
Beberapa senior kita yang di dewan
pers, atau yang menjadi ketua-ketua
perhimpunan wartawan, akademisi yang
jadi dosen-dosen. Informal konsultan.
Peneliti : berarti mengukur
kesuksesannya bagaimana pak?
Syahdana : Jadi, sukses itu dapat dilihat
dari beberapa. Kalau sukses untuk
mengambil hati pengiklan, syaratnya itu
harus sukses di peringkat Alexa. Mau ga
mau pengiklan itu acuannya itu.
Misalkan hari ini kita terus ngoyo terus
supaya Bantenhits bukan Cuma jadi
media nomor satu di Banten tapi bisa di
skala nasional. Mungkin kalau sukses
untuk mencari perhatian pengiklan bisa
jadi itu. Cuma ya kalau kerja keras kita
diganjar dengan peringkat yang bagus ya
bonus lah ya dari Allah. Target kita ga
melulu soal itu, jadi percuma juga kalau
misalkan rating kita bagus, lalu
kemudian kondisi sosial di masyarakat
ga berubah. Kualitas di Bantenhits ga
ada perubahan. Selanjtunya itu bonus
lah, kita harus realistis juga kadang,
kalau mau menarik perhatian pengiklan
ya secara peringkat harus leading. Ya
kadang, kita menerapkan skala priortias
ya..apakah secara tanggung jawab yang
lebih besar. Kalau secara peringkat
dapat ya Alhamdulilah lah ya.
Peneliti : Kalau melihat media lokal lain,
sebagai kompetitor dan kolaborator?
Syahdana : Ya saya liat kompetisi di era
media online ini lebih menarik gitu.
Menariknya itu, kalau misalkan ada
pengelola media online hari ini yang
masih punya paradigma, untuk
mengangkat medianya itu dengan cara
dengan bermesaran dengan penguasa itu
salah besar. Atau sebaliknya dengan
jurnalisme negatif, beritain berita jelek
terus, itu juga salah. Media online ini
dihadapi dengan kreativitas,
berkompetisi dengan kreativitas. Orang
yang tidak punya kreativitas tinggi maka
selesai lah. Zaman dulu mungkin bisa
secara kualitas medianya standard, tapi
pendekatan khusus dengan kekuasan,
akhirnya iklan didominasi sama mereka.
Nah hari ini ya ga bisa begitu, karena
kan, yang begitu, kekuasaan berganti,
selesai juga. Target sebenarnya itu
bagaimana kita punya tempat di hati
pembaca kan, bagaimana kita mampu
mencuri perhatian pembaca. Satu-
satunya cara, kita harus siap memberi
porsi yang lebih bagi mereka, mampu
mengcreate pola kerja sama yang tadi
tidak harus mengelu-elukan sehingga
meninabobokan pemerintah atau pihak-
pihak lain, tapi lebih ke mereka beriklan
di kita, ternyata belum pernah nemuin
cara-cara mengiklankan yang seperti ini.
Peneliti : Kalau kolaborasi bagaimana
pak? Mungkin ada suatu isu yang butuh
didorong bareng-bareng, begitu.
Syahdana : sebetulnya isu, common
issue itu tidak diformilkan “Eh isu ini
bagus nih, yuk bareng”, engga. Cuma
karena mereka punya sense yang sama,
isu ini harus jadi headline, kadang kita
dipertemukan diberita, dijadikan
headline, oh kita baru tau si media ini
punya sense yang sama dengan kita.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
204
Akhirnya kemudian isu yang itu jadi isu
bersama. Kaya misalkan soal
infrastruktur, beberapa, perilaku pejabat,
korupsi segala macem,
Peneliti : Bantenhits itu punya keinginan
untuk dapat sertifikasi dari Dewan Pers?
Syahdana : 2015 itu kita sudah ajukan
tapi pada saat itu 2015 akhir kebijakan
itu dibekukan untuk sementara karena
ada perdebatan dari beberapa organisasi
wartawan, masyarakat pers, insan pers.
Akhirnya langkah yang kita ajukan itu
terhenti, kita sudah siapkan syarat-
syaratnya. Kita merasa itu penting untuk
dilakukan. Perusahaan pers, harus
mendapatkan sertifikasi dari dewan pers,
tahun november 2017, kita baru dapet
edaran lagi. Per desember itu yang
kemarin dibekukan akan diberlanjutkan
lagi. Kita akan coba konsultasikan, ke
dewan pers, kalau itu sudah dijalankan
lagi atau tidak
Peneliti : Menurut bapak penting untuk
dapat sertifikasi dewan pers?
Syahdana : Penting ya, sertifikasi
perusahaan, kompetensi wartawan, itu
udah hasil perumusan masyarakat pers
sejak lama. Fenomena wartawan
gadungan, perusahaan pers abal-abal,
untuk meminimalisir itu kan. Tapi harus
efektif, jangan sampai kemudian, untuk
meminimalkan wartawan gadungan
dengan sertifikat kompetensi. Kemudian
bisa sertifikasi kommpetensi itu diobral.
Yang dulu wartawan gadungan liar itu
karena uji kompetensinya mudah
didapat jadi yang gadungan itu bisa
dapat. Cuma kita percaya, kaya misalkan
standard sertifikasi perusahaan itu, salah
satunya itu melampirkan slip gaji
karyawan, menentukan standard
pengupahan, bidang perusahaan di akts
itu harus di pers. Menurut saya bisa
mensortir perusahaan pers yang serius,
atau yang dibuat hanya untuk
kepentingan tertentu.
Peneliti : tadi kan ngebahasnya ke
pemerintah ya, kalau pebisnis dan
pengusahanya sendiri pak?
Syahdana : Sebenernya sama, kalau kita
melihat masalah sosial, ya soal ekspansi
properti, kita melihat perusahaan
properti raksasa itu ada di Banten.
Kadang mereka juga alergi, kan mereka
mau jaga sekali brand, ada pemberitaan
negatif soal mereka, ya buru-buru. Kalau
selama ini kita belum mengalami sih,
kalau liat riset di Atmakusuma itu di
Riau, saya pikir di sini juga sama, media
lokal itu dicekoki sama kue iklan,
harapannya ga ada berita negatif soal
mereka. Ya era media online itu
meruntuhkan pola-pola pengkondisian
semacam itu, jadi media mainstream
misalnya ditutup sama iklan, kemudian
beritanya muncul di media online. Di
Media A memberitakan perusahaan
properti itu. Ya ada beberapa kasus,
yang terbaru ekspansi di wilayah
Tangerang, ada beberapa perusahaan
properti raksasa yang ditolak sama
masyarakat, ya kita bisa memberitakan,
lepas dari tekanan bisnis. Ya memang
lazim ya, ga ada perusahaan yang
merelakan, brandnya rusak, gitu kan,
pasti mereka itu tujuannya kalau
beriklan, jangan sampai ada berita
negatif, pasti begitu lah. tapi kan ada
tanggung jawab buat masyarakat.
Gimana caranya kita memuaskan
pengiklan tapi ga kehilangan tanggung
jawab buat masyarakat. Itu caranya
gimana habis nyubit, nyubitnya ga
kerasa sakit gitu.
Peneliti : Kalau interaksi dengan
pembaca gimana pak?
Syahdana : Jadi, kita siapin beberapa
platform supaya akses interaksi itu bisa
dilakukan dengan apa saja, media sosial,
platform, kita akan siapkan forum. Yang
efektif sekarang media sosial facebook,
twitter, youtube.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
205
Peneliti : Kalau pembaca yang jadi
sumber berita ada ga pak?
Syahdana : Ada, terutama ke kegiatan
sosial. Pembaca kita misalnya ngadain
operasi pasar sembako murah.
Peneliti : Jadi mereka usulin?
Syahdana : Cahaya Madani Boarding
School, punya kegiatan yang pengen
diliput sama kita, awalnya chat di
facebook. Kita beritain, sering banget,
kegiatan sosial donor darah atau apa.
Peneliti : Kembali ke pemberitaan jalan
rusak pak, kan saya liat ada rilis persnya
Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah, itu
apa ada keraguan sebelum
memberitakannya? Bener ga ya jalannya
rusak?
Syahdana : Ya itu, verifikasi, itu salah
satu menguji kebenaran berita kalau di
kode etik itu. Kewajiban kita
mengcroscheck. Itu kan disampaikan ke
redaksi, kita publish. Idealnya, berita itu
jangan dipublish dulu. Tapi karena
rezimnya rezim media online, proses
verifikasi itu dilakukan setelah berita
pertama tayang, memang secara aturan
jurnalistik engga, fenomena detikcom,
online, meruntuhkan pakem jurnalistik,
akhirnya ada masalah-masalah begitu
kan, kaya misalkan kasus yang tadi itu,
verifikasinya dilakukan belakangan,
berita ini coba cek, ternyata bener, ke
dinas segala macem.
Peneliti : Berarti ada rasa percaya
dengan ikatan mahasiswanya pak?
Syahdana : Iya, tapi dengan catatan ya,
kalau diaturan jurnalistik kan harus
begitu. Walaupun teman-teman
mahasiswa yang menyampaikannya ya
harus dicek.
3. WAWANCARA MELALUI
[12:41, 1/2/2018] +62 856-9206-3657:
Pak Darus, saya ada yg lupa tanya
[12:42, 1/2/2018] +62 856-9206-3657:
Mau tanya pak, Ibu/Mbak Ambadini itu
selain pendiri dan pemilik, sebagai apa
ya pak?
[12:49, 1/2/2018] Pak Darussalam BTH:
Waalaikumsalam
[12:50, 1/2/2018] Pak Darussalam BTH:
Mba Dini pemilik aja. Dulu masih ada
jajaran redaksi. Sekarang sudah gak
aktif
[13:01, 1/2/2018] +62 856-9206-3657:
Oh begitu pak..kalau di website
Bantenhits kan ada keterangan Bu
Ambadini memegang bagian
pengembangan
usaha/marketing/keuangan. Berarti
bagian itu sekarang dipegang siapa ya
pak?
[13:12, 1/2/2018] Pak Darussalam BTH:
Ia. Dia sekarang fokus marketing aja.
Gak aktif di redaksi
[13:13, 1/2/2018] +62 856-9206-3657:
Oh begitu..jadi Bu Ambadini ga ikut
menentukan konten pemberitaan di
Bantenhits pak?
[13:19, 1/2/2018] Pak Darussalam BTH:
Gak ikut
[10:16, 1/5/2018] +62 856-9206-3657:
Mau tanya pak, Bantenhits apa punya
target pembaca ya? Mungkin
berdasarkan usia atau bagaimana
[10:19, 1/5/2018] Pak Darussalam BTH:
Target pembaca kita seluruh warga
Banten dan warga luar Banten yang
ingin tahu soal Banten...
[10:22, 1/5/2018] +62 856-9206-3657:
Oh begitu..sama satu lagi pak, kan bapak
bilang, ada konsultasi informal dengan
rekan rekan di media, akademisi, dewan
pers..itu biasanya ngomongin apa ya
pak? Kalau boleh tau..
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
206
[10:29, 1/5/2018] Pak Darussalam BTH:
Ngomongin seputar fenomena
pemberitaan, kecenderungan pembaca,
juga termasuk perilaku para pegiat
medianya..
[10:30, 1/5/2018] +62 856-9206-3657:
Oh begitu ya pak…kalau target jumlah
berita per hari per wartawan apakah ada
pak?
[10:46, 1/5/2018] Pak Darussalam BTH:
Ada.. minimal satu daerah kirim empat
berita
[11:05, 1/5/2018] +62 856-9206-3657:
Oh begitu..apa ada sanksi begitu pak
kalau targetnya ga terpenuhi?
[13:54, 1/5/2018] Pak Darussalam BTH:
Sanksinya sejauh ini teguran saja
[14:38, 1/5/2018] +62 856-9206-3657:
Oh begitu..baik pak. Terima kasih
banyak ya pak atas waktunya
[09:01, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:
Assalamualaikum pak Darus, maaf
ganggu lagi, saya ada pertanyaan lagi
pak..kalau di Bantenhits.com itu apa
wartawannya diberi deadline begitu
pak? Misalnya berita peristiwa
dikabarkan secepatnya begitu..
[09:42, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:
Waalaikumsalam
[09:43, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:
Iya. Betul
[09:43, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:
Peristiwa itu kita kasih toleransi paling
lama 1 jam dari kejadian, wartawan
harus melaporkan
[10:16, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:
Oh begitu pak...kalau rapat bulanan itu
Pak Darus yang pimpin ya pak?
[10:18, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:
Iya
[10:23, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:
Kalau yg rapat harian bagaimana pak?
[10:23, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:
Yang memberi proyeksi, follow up
begitu..
[10:29, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:
Rapat redaksi harian kadang dipimpin
saya juga. Tapi lebih sering sama Deni
atau teman di redaksi lainnya
[10:47, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:
Oh begitu..baik pak, terima kasih
[11:05, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:
Sama-sama
[12:32, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:
Oh iya pak, kelupaan, kalau wartawan di
pandeglang dan lebak kan cuma satu ya
pak, itu apa dianggap jadi keterbatasan
pak?
[15:48, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:
Eh maf pak, maaf salah pertanyaannya,
[15:49, 2/1/2018] +62 856-9206-3657:
Kalau di redaksi apa ada kebebasan bagi
setiap anggota redaksi buat
mengusulkan ide atau pemberitaan
tertentu?
[16:18, 2/1/2018] Pak Darussalam BTH:
Iya. Setiap wartawan bebas mengajukan
usulan-usulan peliputan
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
207
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ANANDA DENI,
REDAKTUR BANTENHITS.COM
1. WAWANCARA TATAP MUKA/LANGSUNG
Kantor Bantenhits.com, Tangerang, 16 November 2017
Pukul : 13:30 – 14:30
Hasil Observasi :
Kantor Bantenhits.com terletak di
Apartemen Modernland, Tower Kuning,
Blok YC-01-CB dan YC-GF-02. Kota
Tangerang. Di depan kantor
Bantenhits.com terdapat meja kecil dan
kursi berkapasitas sekitar empat orang.
Saat peneliti datang, terdapat dua laki-
laki dengan dua perempuan sedang
berbincang. Peneliti kemudian tahu
bahwa dua orang lelaki merupakan
anggota BITV, satu perempuan
merupakan sekretaris redaksi, dan satu
perempuan lagi merupakan bekas
anggota BITV yang kini bekerja dengan
Pemkot Tangerang dibagian pembuatan
video. Berdasarkan informasi yang
peneliti dapat, ia terkadang masih suka
berbincang di kantor Bantenhits.com.
Kantor mempunyai dua lantai. Lantai
pertama berisi meja dengan kapasitas
tempat duduk sekitar 12 orang. Selain
itu ada sebuah ruangan dengan pintu
kaca yang tertutup, di dalamnya terdapat
rak penuh buku. Peneliti kemudian tahu
bahwa itu adalah ruangan Darussalam
Jagad Syahdana (pemimpin redaksi
Bantenhits.com) Di lantai satu juga
terdapat meja lain yang berkapasitas
sekitar empat orang. Di sana terdapat
dua buah komputer jinjing dan
komputer. Satu komputer jinjing
digunakan oleh Ramdzy (asisten
redaktur) dan Ananda Deni (redaktur).
Di meja itu pula tedapat sebuah mesin
switcher yang biasanya digunakan untuk
produksi video/TV siaran langsung.
Wawancara kemudian dilakukan di
lantai dua. Lantai dua berisi tiga ruangan
yang peneliti belum ketahui apa
fungsinya. Kemudian terdapat sebuah
meja persegi panjang dengan kapasitas
tempat duduk sekitar enam orang. Di
sebelah meja terdapat rak yang berisi
sejumlah figura.
Transcript wawancara dengan Ananda
Deni
P : Peneliti
D : Deni
P: Boleh dijelaskan jabatan di Banten
Hits dan tugas atau jobdesc yang
bersangkutan?
D: Saya redaktur di BantenHits.
Redaktur itu tugasnya adalah
memberikan arahan kepada masing-
masing reporter di lapangan. Misalnya
hari ini ada proyeksi apa, atau isu atau
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
208
berita apa yang bisa mereka dapatkan.
Terus memfollow up kembali ketika
misalnya, karena kita kan online, jadi
tidak terhitung sama deadline ya.
Artinya kalau pagi pagi kita kasih
proyeksi, siang atau sore atau satu atau
beberapa jam kemudian kita follow up
lagi ke reporternya. Bagaimana proyeksi
yang sudah kita berikan? Apa
kendalanya? Kenapa belum ada? Karena
kan kita juga mengacu kepada waktu,
harus cepat gitu kan..
Apalagi berita-berita yang memang
peristiwa atau isu-isu yang memang
harus cepat di dapat begitu.
P : Selain itu ngedit berita juga ya mas?
D : Iya, selain itu, kita juga. Jadi setiap
naskah yang dikirim oleh reporter,
dikirim via email ke kantor, tidak
langsung dipublish oleh mereka, begitu.
Kan ada mekanismenya, naskah masuk,
kemudian kita edit, kita kemas,
dirapikan, secara struktur penulisan, lalu
ejaan yang disempurnakan itu seperti
apa, lalu baru dipublish.
P : Reporter kirimnya lewat email?
D : Iya, lewat email bisa, lewat media
apapun bisa. Kalau yang dikota kan
tidak ada masalah apapun dengan
jaringan. Teman-teman yang di daerah
seperti yang di Pandeglang dan Lebak,
mereka liputan di daerah-daerah yang
memang sulit paket data. Atau kadang-
kadang dikirim via email berat begitu.
Jadi kadang-kadang “Udahlah bang, gua
kirim via WA (Whatsapp) aja ya, karena
signalnya susah nih, berat”. Jadi via WA
bisa, via email bisa, apa aja yang penting
naskah itu masuk.
P : kalau yang di daerah seperi, ada
ditargetkan isu-isu tertentu? Misalnya ke
pedalaman begitu?
D: Tentu, misalnya, pemeberitaan yang
jauh lebih baik, apalagi mengangkat
tentang kehidupan masyarakat, apalagi
daerah Pandenglang, Lebak yang
memang masih daerah tertinggal ya di
Banten. Itu kan tentu banyak masyarakat
yang hidup dalam kemiskinan. Dia tidak
tercover oleh jaminan kesehatan, dia
sulit mendapatkan akses kesehatan,
pendidikan, terus ekonominya juga
rendah. Justru itu yang sebenarnya kita
dorong ke teman-teman. Jadi jangan
terfokus di perkotaan saja. Masyarakat-
masyarakat seperti itu yang
membutuhkan media sebagai
penyambung suara mereka. Mereka
butuh ini loh, mereka butuh infrastruktur
yang bagus, akses pendidikan yang
layak, mereka butuh jaminan kesehatan,
sementara sumber daya manusia mereka
pun tidak mumpuni untuk mengurus hal-
hal seperti itu, jadi media butuh, teman-
teman harus bisa menginformasikan ini
kepada stakeholder terkait, harapannya
agar jemput bola. Pemerintah Desa,
pemerintah Kecamatan jemput bola,
tidak lagi nunggu dengan adanya
pemberitaan itu.
P : Kalau setiap minggu ada rapat
redaksi?
D: Idealnya itu rapat satu bulan sekali.
Itu adalah evaluasi baik di newsroom,
Eh kalau di newsroom bisa tiap minggu.
Kalau semua reporter, redaktur, maupun
yang TV. Jadi bisa kita ke daerah atau
teman-teman daerah yang ke sini.
Kondisional aja sih..tapi ya memang
banyakan di kantor evaluasi bulanan itu.
Kalau untuk evaluasi yang sifatnya
rutin, kan sekarang udah azman group
WA. Jadi ketika pagi-pagi kasih
proyeksi, malamnya kita evaluasi,
kenapa proyeksi ini ga keambil?
Kenapa media lain dapat, kita ga dapat?
Jadi memang evaluasi itu ga harus
ketemu sebenarnya, tapi kalau evaluasi
satu bulan sekali dilakukan. Tapi kalau
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
209
yang sifatnya setiap hari atau setiap
minggu itu bisa di group WA.
P : Jadi kalau harian gitu Mas Deni yang
mimpin?
D : Harian sih bisa Pak Darusnya, bisa
saya, bisa redaktur, atau formatnya
bukan seperti rapat, evaluasi aja,
evaluasi hari ini, ini yang kurang,
kendalanya ini, untuk besok apa. Seperti
diskusi. Kalau kebijakan-kebijakan
strategis tentu Pak Darus pimpinan
redaksinya yang ngasih di group.
P : Kalau reporter di Lebak dan
Pandeglang sering kasih usul? Misalnya
lagi marak isu ini
D : Itu justru jadi dua arah, bisa jadi kita,
karena yang lebih paham di daerah kan
teman-teman di daerah. “Den, gua ada
isu ini nih, angle apa yang harus gua
ambil?”Misalnya ada orang kena tumor
misalnya, udah bertahun-tahun selalu
ditolak oleh rumah sakit dengan alasan
ga punya BPJS, ga punya KIS. Redaktur
yang mengarahkan..”Lu konfirmasi
mulai dari tetangga, gimana kehidupan
dia, apakah memang tidak mampu,
sehari-hari seperti apa”. Kemudian ke
Pemerintah Desa, jadi bertahap.
“Kenapa ini tidak tercover oleh jaminan
kesehatan, apa memang tidak
mempunyai KTP?” Karena menang kan
syaratnya itu adalah KTP dan KK untuk
jaminan kesehatan. “Iya tidak punya
KTP”, “Kenapa pemerintah Desa tidak
urus?” nah itu kan ditanyakan oleh si
wartawan. Atau masa iya pemerintah
Desa tidak tahu kalau ada warga yang
seperti ini, itu kan bisa saja terjadi.
Barulah ke pemerintah kabupaten, atau
BPJS, atau dinas sosial, “Bagaimana
solusinya agar si warga ini bisa,
misalkan harus dioperasi ke Rumah
Sakit yang lebih besar, seperti apa
langkahnya pemerintah daerah gitu
kan,” Ya mungkin dibantu dinas sosial,
diantarkan, itu kan kebijakannya
pemerintah daerah ya..gitu.
P : Kalau selain dari reporter, apa ada
dari rilis pers begitu?
D: Ada, tapi tetap kita cantumkan ya,
misalnya itu sumbernya dari lembaga ini
atau dari dinas ini, organisasi ini. Begitu
pun kita mengutip dari media lain, kita
cantumkan sumbernya.
P : Kalau ini mas, kan ada bagian „Berita
Utama‟ atau „Sorot‟, itu pemberitaannya
bagaimana ya?
D : Itu sebenarnya begini, berita utama
itu adalah berita-berita yang memang ini
menjadi perhatian publik, masyarakat.
Dan ini yang apa namanya, yang tentu
jadi perhatian masyarakat, misalnya
seperti wali kota Cilegon yang
tertangkap korupsi, kemiskinan,
pendidikan, itu jadi berita-berita utama
kita. Berita yang memang, kematian
seseorang yang tidak wajar.
Sorot itu berita-berita yang kita anggap,
ini harus tuntas. Artinya agar
memudahkan pembaca itu untuk “Oh ini
yang menjadi bahasan di BantenHits”
tuh ini 7 berita ini yang memang kita
kawal betul beritanya. Dipilih itu diskusi
dulu apakah berita ini layak untuk jadi
“Sorot”...karena kalau sudah masuk
“Sorot”, kuantitas beritanya pun harus
lebih banyak, lebih eksplor, begitu kan.
Misalnya tentang pembunuhan, harus
terus digali, diungkap. Digantinya ketika
dianggap ini sudah terungkap,
pembunuhnya siapa, diprosesnya
bagaimana, dihukumnya berapa tahun.
Nanti ada pergantian, muncul isu yang
lain.
P : Ada rubrik khusus untuk pilkada?
D: Iya itu memang rubrik khusus untuk
pilkada 2018. Ada empat, Lebak,
Serang, Tangerang Kota, (Tangerang)
Kabupaten. Itu memang secara tampilan
belum jadi betul, karena itu tadi,
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
210
sebelum beres, IT yang lama sudah
keburu kerja di tempat lain, nah jadi IT
yang sekarang masih membaca
strukturnya...yang membangun kan IT
yang lama. Jadi dia harus membaca dulu
tuh strukturnya.. karena kan agak susah
ya untuk begitu. Ibaratnya rumah itu
fondasinya harus tahu dulu.
Jadi iya, itu rubrik khusus pilkada
karena pilkada kan salah satu isu yang
menarik perhatian publik, karena kan
menyangkut dengan kepala daerah untuk
lima tahun mendatang nanti.
P: Dalam pemberitaan apa melihat
pesaing? Media berita lain di daerah
begitu
D : Ini sebenarnya masalah yang bisa
ditanyakan ke Pak Darus ya, cuma coba
nanti ditanyakan ke Pak Darus lagi.
Kami itu berusaha, di era sekarang,
semua orang mudah membuat sebuah
media. Dia punya badan hukum, dia
punya website, dia bisa buat media
online. Tapi menurut kami, pertama
tentu kecepatan untuk menampilkan
informasi. kedua tentu cover both side,
keberimbangan, segala macem, Ketiga
hal yang berbeda. Kami selalu berusaha
menampilkan informasi yang berbeda
dengan media lain. Setiap media pasti
begitu, karena gini, bisa saja apa yang
dalam sebuah peristiwa atau dalam
sebuah berita, media lain tidak bisa
dapat itu, kita coba dapatkan. Angle
yang beberda begitu karena sekarang
misalnya memberitakan banjir, anak
SMP lewat media sosial juga bisa. Dia
foto banjir, duh kampung gua banjir nih
tingginya satu meter. Terpenuhi kan 5 w
1 hnya , hampir terpenuhi. Tapi ya sdikir
yang bisa eklpor lebih jauh. Misalnya
kondisi psikologis korban banjir, kenapa
sih masih bertahan di situ walaupun
sering kebanjiran.
Itu yang kadang-kadang luput dari
teman-teman media, tapi ga semua ya,
beberapa lah. Sebenarnya itu kan
menjadi menarik untuk diulas. Apa
mereka sudah bertahun-tahun di sana,
usahanya di sana, kalau pindah rumah
juga susah, gitu kan. Atau kenapa sih
warga yang kebanjiran ga mau ngungsi.
Tidak cukup memberitakan si A ga mau
ngungsi.. Kenapa ga mau? Mungkin
khawatir bercampur dengan banyak
orang, eksplor lebih dalam.
Makanya kita menyajikan rubrik-rubrik
yang timeless begitu ya, seni budaya,
wisata, cita raasa. Karena kadang orang
jenuh juga, disuguhkan dnegn aberita
kriminal, korupsi.
Orang butuh juga berita berita misalnya
di mana sih tempat wisata yang masih
“perawan”, yang banyak orang lain
belum jamah. Kita plot teman-teman ke
arah sana. Misalnya di Koja, misalnya
belum bannyak orang tahu. Wisata-
wisata lain yang ga mainstream. Kita
sodorkan nih, warga banten, ada wista
yang belum banyak diketahui orang tapi
ga kalah dengan wisata lain. Begitu pula
dengan wisata, cita rasa, bagaimana
wisata di Banten, jadi perhatian kita
juga.
P : Kalau Mas sendiri, kenapa
bergabung dengan BantenHits?
D : Saya memang tertarik di dunia
jurnalis, Cuma saya salah masuk jurusan
sebenarnya ke jurusan ekonomi. Saya
ikut di media-media yang tidak tiap hari
menampilkan, dulu kan saya masih
kuliah, jadi tidak mengganggu kuliah.
Dulu saya menganggapnya tuh hobi. Ga
tau kenapa saya mau jadi jurnalis,
karena mungkin pertama, karena saya
basicnya juga di ya lumayan aktif di
organisasi kemahasiswaan. “Gua punya
cara nih untuk mengkritik kebijakan atau
mengangkat isu sosial itu lewat media”.
Dulu memang sempet ditawarin di
media-media besar, di Banten Raya, dan
lainnya. Sebenarnya Bantenhits ini
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
211
bukan media online pertama. Cuma gini,
kenapa saya suka di media yang baru,
ini kan saya masuk Agustus 2013,
Bantehits itu berdiri Februari 2013.
Pokoknya itu baru beberapa orang.
Kenapa saya pilih bantenhits...karena
saya suka online. Ego saya saat itu
adalah berita kita lebih cepat dibaca
orang ketimbang media cetak. Kedua,
saya masu besar bukan karena saya
berada di bayang-bayang media yang
besar. Orang melihat saya, bukan karena
lu tuh wartawan media besar ini tarohlah
Radar Banten atau detik.com. Saya suka
saya besar bukan karena medianya, tapi
karena tulisan saya, yang disukai banyak
pembaca. Pembaca yang ingin tahu isi
beritanya. Kemudian setelah saya
gabung juga, ya saya memutuskan
bahwa saya suka di BantenHits. Saya
lebih suka di medi abaru yang baru
berkemnag. Ya merasakan berdarah-
darahnya ikut berjuang, membangun,
syukur-syukur ke depannya berkembang
maju, walaupun kita ga punya kontribusi
secara materi, tapi saya merasakan gua
ikut kemajuan BantenHits.
P : Mungkin mas terpengaruh pak
Darusalam juga, reporter daerah,
nasional juga pernah. Suka kasih
pengetahuan begitu?
D : Karena saya punya kakak yang di
media juga, saya tanya..”Bang lu kenal
Pak Darus ga?” “Kenal tuh anak Global
dulunya” “Gimana bang orangnya?”
“Ya baik....begini begitu”. Yaudah saya
memutuskan. Saya sama sekali ga
pertanyakan gaji waktu itu. Karena
waktu itu saya masih bujangan,
alhamdulilah kebutuhan saya terpenuhi,
yang penting hobi saya terpenuhi, dan
kebetulan di Bantenhits di beda dengan
media-media di lain, unik, dulu tuh
tampilannya beda. Bantenhits itu tidak
menggunakan font yang idealnya sebuah
media ya. Bisa dilihat lah, nanti
ditanyakan ke Pak Darus juga, kenapa
font itu dipilih. Menurut saya unik, dan
saya liat, updatenya itu intens, ya mohon
maaf ga update, saya lihat di historisnya
indexnya nih updaten nih. Ya makanya
saya yakin ini website dikelola dengan
keseriusan, tidak main-main. Saya
melamar di sani, saya ga pertanyakan
gaji waktu itu, honor lu segitu ya pak
darus bilang.
P : Itu pertama jadi reporter dulu mas?
D : Iya, reporter itu saya Agustus sampai
2015. 2015 baru ditarik ke redaksi.
P : Orang Banten di sini?
D : Iya saya orang Lebak..
P : Dari lahir di Lebak?
D : Lahir di Lebak, kecil di Tangerang
sebenarnya. SMP di Rangkas, SMA di
Jakarta, kuliah di Rangkas...begitu. Mau
akhir semester, saya masuk ke sini.
P : Kalau dari masuk di Agustus 2013
sampai sekarang, perkembangan
Bantenhits sekarang bagaimana mas?
D : Perkembangan apa nih?
P : Mungkin beritanya makin mendalam,
updatenya makin banyak, pembacanya
juga makin banyak.
D : jadi, kita itu jadi kalau ngomongin
soal data. Kita pernah jadi media di
Banten itu nomor satu. Januari, Februari,
Maret, saya lupa trafficnya, kita bisa jadi
media nomor satu di Banten. Secara
kompetitor kita jauh, lebih di atas
media-media lain. Baik itu Radar
Banten, dan yang lain-lain media online.
Bantenhits kalau ga salah jadi satu
media yang punya layanan TV
Streamingnya. Kita mencoba konsep
artikel dengan video juga...seperti detik
begitu ya. Kita agak mengapdosi ke
sana. Perkembangannya sih saya bilang,
Alhamdulilah ya, bagus. Pertama, dari
kuantitas berita, waktu saya masuk itu
reporternya masih minim. Daerah ini
belum ada, daerah ini belum ada, jadi
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
212
masih terbatas reporternya. Sekarang
hampir setiap daerah ada. Cilegon satu,
Pandeglang satu, Lebak satu, Tangerang
kabupaten ada, kabupaten kota ada.
Walaupun idealnya ada dua, seperti
Lebak kan ada Lebak Selatan dan
Lebak, Pandeglang dengan Pandeglang
Selatan..Cibaliung ke sana. Serang
harusnya tiga karena kan Kota,
Kabupaten Serang dengan Pemprov.
Tapi ya udahlah...kan sambil mencari
begitu. Agak sulit juga sih mbak nyari
wartawan itu. Karena kita maunya gini,
bukan yang memang sudah jadi.
Kebanyakan di sini, teman-teman bukan
wartawan yang sudah jadi. Jadi basicnya
itu kadang masih nol. Yang penting lu
punya kemauan di dunia jurnalis, punya
niatan, konsistennya bagus, terus punya
kemauan, ya kita ambil, apalagi masih
kuliah, ya kita ambil. Kita kasih
fleksibilitas kalau lagi kuliah. Dari nol
ada, yang baru, kita arahin. Ni gua
punya buku baca, internet bisa browsing
sendiri. Dia bisa belajar sendiri
penulisannya bagaimana. Kita di group
(Whatsapp) sambil ngobrol “Ini begini
loh, ini begini.” Kita sebenarnya suka
sama yang masih pada muda-muda
karena daya kritisnya masih bagus gitu
mbak, ketimbang yang memang...kita
lebih suka yang muda, Pak Darus suka
yang darah muda gitu mbak. Jadi lebih
seger, lebih semangat, inovasinya lebih.
Di Bantenhits itu, semua orang berhak
kasih pendapat. Buat masukan, rubrik ini
begini, rubrik ini begini. Kita terbuka
aja, jadi Pak Darus ga selalu dia bos
maksudnya gitu, kita kaya keluarga, tapi
hal kerjaan ya harus profesional. Di
group juga becandaan. Jadi ga selalu
formal, ga juga.
P : Kalau saat jadi situs berita nomor
satu di Banten itu, kenapa mas kira-kira?
D : Itu memang berkaitan dengan,
pertama tentu artikel, kuantitas artikel,
banyak. Viewernya lagi banyak. Ada
berapa isu yang bagus. Ketiga, berkaitan
dengan SEOnya. Ya itu tadi, IT kita itu
baru dapat baru-baru ini. IT yang lama
udah kerja di tempat lain satu dua bulan
yang lain. Jadi, karena dia tidak
mengerjakan lagi, karena ga ada yang
mengerjakan sistemnya, jadi begitu.
Bahasa becandanya sih kasih
kesempatan ke media lain. Soalnya ga
ada yang bisa nyamain kita waktu itu,
minimal mendekati rating kita lah waktu
itu. Soalnya dulu rating kita di Alexa
100.000, yang lain 6.000-7.000 begitu.
P: Turun lagi karena IT dan SEO ya?
D: Ya ada pengaruh dari teman-teman di
sini juga yang mungkin mencari yang
terbaik. Soalnya mbak liat coba, Pak
Darus itu bukan pengusaha, bukan
pengurus parpol, bukan orang yang
punya uang banyak lah gitu. Bantenhits
juga bukan didukung oleh group besar
lain begitu, seperti Jawa Pos. Bantenhits
ya berangkat dari semangat aja,
semangat Mas Darus, Mbak Dini, Mas
Saud, semangat para pendiri. Karena
mereka merasa, ketika mereka bekerja di
media nasional, isu-isu di daerah itu
tidak terangkat, suara-suara di daerah itu
ga bisa tersalurkan di media-media
mereka, karena kan nasional. Maka
mungkin dibuatlah media Bantenhits
agar suara-suara rakyat kecil, terus
kemudian isu-isu di daerah yang tidak
tercover media nasional bisa tercover
oleh BantenHits. Begitu sih.
P : Kalau pendiri-pendiri yang lain suka
kasih masukan juga mas?
D: Ngasih, mbak dini kan bekas
okezone, pak masud, bekas di Indonesiar
juga sekarang. Kadang japri, hal yang
sifatnya strategis ga di group, japri aja.
P : Pendiri yang lain masih sibuk di
media lain?
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
213
D: Udah engga, udah fokus di sini.
Untuk membangun bantenhits. Pak
darus udah ga di media lain udah lama.
P : Itu di bawah yang di dalam ruangan
itu ruangannya Pak Darus ya mas?
D: Ia itu ruangannya, perpustakaan dia
sekalian. Dia jarang, kan sibuk untuk
kehidupan umat di Bantenhits. Kalau dia
di sini, siapa yang nyari gaji buat kita?
Kan harus nyari kerja sama, iklan segala
macem kan. Kita belum punya,
istilahnya marketing, kita masih buka
marketing freelance.
P: Iklan lazada?
D: Iklan itu dari google ads,
penghasilannya ga begitu signifikan. Per
click atau per transaksi berapa puluh
persen begitu. IT yang urus.
P : Google adsnya ga banyak?
D: Iya, kita mau evaluasi. Itu udah
terpasang beberapa bulan, pertama
nyaman ga buat pembaca. Kedua, karena
media kan ga lepas dari bisnis ya,
kontribusi pendapatannya berapa sih
sebenarnya begitu. Ya bukan nolak
rezeki, kalau mengganggu pembaca,
pendapatannya ga seberapa ya buat apa
sih.
Ada yang memang bukan google ads.
P : Kalau pemerintahan gitu suka
advertorial?
D : Ada rubrik khusus, rubrik orang
untuk kalau bahasa kita untuk
pencitraan. Rubrik pemerintah dan
swasta untuk memperkenalkan produk
mereka. Kalau produk mereka itu
program. Perusahaan produknya apa
jasa, atau apa. Di situ tempatnya. Ga
wajib ada rubrik itu. Yang penting kita
kasih label kalau ini advertorial loh.
Cuma ya kita kasih space untuk ada
pemberitaan yang sifatnya advertorial,
space sendiri, ada kontribusi ke kita, kita
kasih rubrik khusus.
P : Target jumlah berita?
D: Satu hari setiap reporter minimal 4
artikel, bagus lebih banyak. Ya kalau
kurang kita evaluasi, kan ada recap
beritanya, ada punishmentnya, yang
melampaui target ada rewardnya. Ga ada
istilah deadline, apalagi peristiwa, jam
10 ada peristiwa, jangan diendap
berjam-jam. Jangan kaya media cetak
harus kirim sore. Media cetak juga
wartawannya juga langsung kirim kalau
terpenuhi unsur beritanya. Kalau online,
ada apa dan dimananya langsung kirim
aja, karena ada running beritanya lagi,
space online kan ga terbatas.
P : Kalau editornya yang merangkai
informasi dari reporter ada mas?
D: Iya misalnya nih kecelakaan, di jalan
Ahmad Yani, mobil angkot nabrak
pemotor, jam berapa, kecamatan apa,
lalu kemudian angkot jurusan mana,
motor pengemudinya siapa. Yang
penting disampaikan ke redaksi karena
redaksi akan follow up lagi,
identitasnya, penyebab kecelakaannya.
Meninggal atau tidak korbannya, apa
pengemudi angkotnya mabuk. Bisa juga
ga punya SIM, atau izin trayeknya mati.
Itu kan banyak, di TKP bisa dieksplor.
P : Kalau penggunaan media sosial
dipakai mas?
D : Dipakai, Twitter, instagram,
instagram belum terlalu aktif, SDM
masih terbatas. BBM channel, facebook
yah. Karena belum ada IT, kita mau
masuk ke Line, yang lain belum
terkerjakan.
P: Kalau yang di bawah itu reporternya
yang pada ngumpul ya mas?
D : ada sekretaris redaksi, asisten
redaktur, ada anak BiTV. Karena kita
juga kerja sama pemkot Tangerang, dia
punya youtube tangerangTV, kita yang
kerjain. Kalau yang eksplor kota
Tangerang ya kita yang Tangerang.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
214
Mereka tinggal publish ke youtube.
Dubbing, editor, sepaket, kirim ke sana.
Ambil jasa kita mereka. Kita ngusulin
boleh, mereka yang arahin, ya oke. Yang
ga diacc ya ga usah. Mereka yang minta
karena mereka tahu kita punya tim TV
yang mumpuni. Mereka manggil, tanya
kita siap ga, yaudah jalan. Secara bisnis
dapat pemasukan juga.
P : kalo reporter ada prosedur tersendiri
sebelum resmi jadi reporter?
D: awalnya mereka magang, tetapi kita
kasih honor. Kita liat kinerja mereka.
Sebulan minimal 90 berita. Ya kalau
konsisten di angka itu ya kita tarik.
Honornya juga beda.
P: kalau asisten redaktur bantuin apa
mas?
D: ketika saya kasih proyeksi, dia follow
up. Misalkan hari ini Lebak proyeksinya
tanyakan ke bupati, ke dprd soal ini.
Ketika sampai dohor ga dapet, di follow
up lagi sama asrep begitu.
P : Pak Darussalam pernah bikin buku
mas?
D: Iya, nih, bawa aja bukunya
(mengambil buku di rak)
P : Oh iya mas, kalau Bantenhits itu
terdaftar di Dewan Pers?
D : masih dalam proses verifikasi,
karena masih ada beberapa item yang
harus dipenuhi. Tapi kan itu jadi
kontroversi juga, karena dianggap
dewan pers ini mengekang kebebasan
media, nanti dianggapnya oleh publik,
media yang tidak terdaftar di Dewan
Pers dianggap media abal-abal. Tapi ya
memang kita harus terdaftar di dewan
pers. Pertama perusahaan penerbitan itu
harus bidang usahanya itu harus
penerbitan aja di akte notarisnya. Kalau
dulu perusahaan pers di akta notaris
boleh bidang percetakan, penerbitan,
pengadaan jasa dan barang. Perusahaan
pengelola media bidang usahanya harus
bidang komunikasi dan informasi serta
pers. Kita udah revisi, makan waktu
beberapa bulan ke notaris, ada kali tiga
bulan. Tapi kita udah sih, akta
notarisnya.
P : Itu apa ya mas, seperti sertifikat
(menunjuk ke kertas berfigura)?
D: Ada kerja sama dengan media partner
juga, dikasih plakat, sebenarnya banyak
Cuma ga tau pada ke mana, ada yang
kasih ada yang engga. Kaya kemaren
sama superbrand dikasih tiket. Eh
webnya lagi down. Ya kemaren isu yang
bagus, kerja sama ada, malah
websitenya ga berjalan baik.
2. WAWANCARA TATAP
MUKA/LANGSUNG
Kantor Bantenhits.com, Tangerang, 24
November 2017
19:30 – 20:40
Hasil observasi :
Tiga ruangan di lantai dua ternyata ada
sejumlah fungsi. Ruangan pertama yaitu
ruangan penyuntingan video berisi satu
komputer iMac. Ruangan lainnya yaitu
ruang server, dan satu ruangan
merupakan toilet.
Transcript wawancara dengan Ananda
Deni
Lantai 2 Redaksi Bantenhits.com
P : Peneliti
D : Deni
P : Mas, situs webnya kenapa ga bisa
diakses ya beberapa hari lalu?
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
215
D : Sekarang tuh kita mau migrasi
sebenarnya, sekarang kan pakenya
joomla, Pak Darus pengen pindah ke
wordpress. Kata dia lebih bagus
wordpress. Jadi, lagi mulai migrasi
database segala macem.
ITnya yng baru tapi freelance. Kalau di
Tangerang, temen IT ada di media lain,
secara kompetitor kurang baik. Karena
sulit nyari IT jadi nyari IT media lain,
kitanya juga jadi susah berkembang,
pengen ini, pengen itu susah.
Kemaren dapet, dia pindah ke menara
siber apa gitu. Udah gitukan, kita butuh
IT itu paket komplit. Kita server sendiri
nih, jadi develop sendiri bisa, develop
website juga bisa. ada yang masih baru,
kan bukan website main-main, kalau
website pribadi mah ga masalah.
P : Seperti yang mas bilang di
wawancara sebelumnya, ada perhatian
ke Lebak dan Pandeglang terkait status
keduanya sebagai daerah tertinggal,
Menurut mas, apa yang membuat
Pandeglang/Lebak jadi daerah
tertinggal?
D : sebenarnya kan bukan media yang
nyebut, itu sesuai dengan keputusan
pemerintah pusat melalui perpres...no.
131 tahun 2015 tentang penetapan
daerah tertinggal. Pemerintah itu
menetapkan daerah tertinggal setiap
lima tahun sekali. Peraturan itu berlaku
2015 sampai tahun 2019. Nah Banten
masih punya dua daerah yang tertinggal,
Kabupaten Lebak dan Kabupaten
Pandeglang. Kenapa ada 121 yang
dikategorikan sebagai daerah tertinggal.
Ini versinya pemerintah ya mbak.
Pertama itu perekonomian
masyarakatnya, kedua sumber daya
manusianya, ketiga sarana dan
prasarana, kemampuan keuangan
daerahnya, aksesibilatas, dan
karakteristik daerah.
Jadi kalau kata saya juga ga?
Maksudnya pandangan saya gitu.
P : Iya, sepengetahuan mas gitu.
D : Kayanya sih ga beda jauh dari itu
ya...kondisi yang kita temukan di dua
daerah itu dan mungkin di beberapa
daerah lain di Banten, gitu kan. Karena
gini, sumber daya manusia, contohnya,
pemerintah daerah di dua daerah itu
mengakui. Sumber daya manusia di
daerah mereka itu masih minim, itu
membuat jadi sulit, kenapa membuat
maju daerahnya, ya kalau rata rata
tingkat pendidikan mereka SMA,
langsung bekerja, kemudian ke luar
daerah juga kerjanya. Itu kan juga jadi
faktor sulit ya. Daerah itu menjawab
tantangan SDM. Kemudian aksesibilitas,
bicara tentang kemudahan warga
mendapatkan pelayanan. Yang sekarang
juga masih banyak tuh, bagaimana
masyarakat sulit, dari rumah mereka ke
puskesmas misalnya. Itu jalannya susah.
Misalnya di Lebak, dari wilayah selatan
sana, hanya ada satu rumah sakit, di
malingping. Nah, di Selatan itu kan ada
terbagi beberapa kecamatan. Rumah
sakit yang paling dekat itu ada di
kabupaten malingping misalnya. Untuk
ke kota, mereka butuh jarak puluhan
kilo. Sedangkan fasilitas di puskesmas
kan terbatas. Itu yang disebut mereka
sulit dapat akses pelayanan kesehatan.
Puskesmas fasilitas terbatas, jarak antara
rumah mereka dengan rumah sakit yang
ada di kota juga jauh. Terkadang mereka
bukan ke kota tapi ke luar daerah yang
jaraknya lebih dekat. Misalnya ke
Serang, tapi biasanya sih ke RSUD
Lebak dulu baru rujukan. Itu masalah
kesehatan. Ada kasus juga, saya lupa
beritanya, saya lupa judulnya. Jadi
karena jauh, ada pasien yang ga
tertolong, itu. Ini ngomongin lagi,
kenapa? Karena faktor infrastruktur
jalannya. Kalau jalanya rusak,
karakteristik wilayahnya juga jurang,
curam jalannya, itu kan juga jadi
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
216
hambatan, mobilitas si warga itu untuk
menuju puskesmas. Itu coba bayangin
aja, kita lagi sakit, jalan jelek, bisa
sampai kiloan meter. Warga, mau ke
puskesmas, ini jalannya rusak banget.
Gitu. Aksesibilitas itu juga dipengaruhi
infrastruktur jalan. Lalu juga banyak
jembatan yang ga layak, yang putus, ga
layak dilalui, ketika jembatan ini ga
diperbaiki, mereka harus cari jalan lain,
muter lah ya ibaratnya. Itu jaraknya
jauh. Nah, ngomongin indikator
perekonomian masyarakat. Berpengaruh
juga sama, ekonomi masyarakat juga ga
akan maju kalau sarananya ga
mendukung. Itu tadi, infrastukrtur, jalan,
dia mau ngangkut hasil panen dari satu
titik ke titik lain kan terhambat, butuh
waktu. Sedangkan yang bisa jadi dia
kesulitan untuk menjual, risiko besar
sehingga ia harus jual dengan harga
tinggi sementara pasar mintanya harga
rendah. Itu kan juga jadi faktor ya. Jadi
ekonomi masyarakatnya juga kurang
berkembang.
Lalu keuangan daerah. Keuangan daerah
itu sampai sekarang jadi alasan.
Pemerintah kabupaten Lebak dan
Pandeglang mengatakan keterbatasan
anggaran, solusi mereka adalah mencoba
menarik investasi ke daerah mereka agar
masuk, membantu perekonomian,
harapannya juga mungkin agar lapangan
pekerjaan terbuka. Banyak yang ditolak
oleh masyarakat sekitar, berbagai
macam alasan, mulai dari takutnya
merugikan warga setempat, pekerjanya
bukan dari tenaga kerja lokal, padahal
perusahaan juga membutuhkan
kualifikasi pekerjaan tertentu, sementara
masyarakatnya sendiri juga ga siap
dengan itu. Nah ini kan balik lagi ke
sumber daya manusia yang tadi gitu,
kenapa sumber daya manusia mungkin
jadi salah satu indikator daerah
tertinggal karena itu, ya mungkin
sumber daya manusianya di daerah tidak
siap juga gitu. Ketika perusahaan A
membutuhkan ini, di tenaga lokal tidak
ada. Otomatis mereka harus merekrut
dari luar, gitu.
Lalu soal sarana dan prasarana . Sarana
dan prasarana kesehatan, pendidikan
juga masih banyak, hampir ratusan kalau
kita catat, sekolah rusak, termasuk
negeri dengan swasta. Itu tadi, karena
masalah anggaran, mereka tidak bisa
dengan cepat untuk mempertbaiki itu,
ada yang ditopang APBD, daerah, ada
yang diusulkan ke pemerintah pusat.
Tapi masih banyak sekolah yang
menurut kami miris, kadang kala mereka
belajar di tempat yang tidak layak, ga
ada ubin, kadang ga ada bangku, meja.
Kadang ngampar lah gitu, dengan
kondisi mereka juga terancam karena
bangunannya juga tidak layak. Masih
banyak lah kita temukan di Lebak dan
Pandeglang khususnya, di dua daerah itu
karena kan wilayahnya juga luas. Lebak
itu kalau ga salah 28 kecamatan,
Pandeglang itu 32 kecamatan kalau ga
salah.
Jadi itu, menurut saya memang tepat sih
kalau kenapa pemerintah menetapkan
daerah tertinggal Lebak dan Pandeglang
mengacunya kepada itu ya. Karena
sampai sekarang kondisinya pun seperti
itu, ratusan jembatan masih harus
diperbaiki, sarana prasarana kesehatan,
pendidikan tidak layak, mendapatkan
pelayanan dokumen KTP saja misalnya,
mereka harus jalan jauh menempuh
puluhan kilo ke kantor disdukcapil.
Mereka harus mengorbankan waktu, di
sana birokrasinya masih lama, masih
butuh berhari-hari kan. Untuk dapetin
KK, KTP, blanko kadang kurang atau
engga ada. Itu kan ngomongin masalah
bagaimana kemudahan masyarakat
mendapatkan pelayanan. Itu memang
masih banyak ditemukan di dua daerah
tersebut. Fasilitas kesehatan yang kurang
memadai, mereka harus dirujuk ke
rumah sakit di luar daerah untuk
penyakit-penyakit tertentu. Karena
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
217
memang tidak ada fasilitas, jumlah
dokter masih minim. Itu juga masih ada.
P : Kan mas pernah cerita di Rangkas,
Lebak ya, itu mas liat situasi yang
seperti itu yang mas jelasin.
D : Ya iya, kan kita liputan di lapangan
nih, memang begitu kondisinya. Sekolah
ambruk, bisa karena faktor bangunan
yang udah lama ya, tidak kuat, ambruk.
Ada karena yang bangunannya dibangun
dengan spesifikasi yang tidak
seharusnya.
Ada dua jadi itu alasannya. Pertama,
bangunan itu sudah uzur, sudah lama,
harus diperbaiki. Sekolah mengusulkan,
tapi mungkin pemerintah daerah punya
skala prioritas ya.
Lalu ada juga karena dugaannya kualitas
hasil pelaksanaannya itu tidak baik,
tidak sesuai spesifikasi. Misalnya
harusnya ketebalan atau harusnya merek
ini, pakenya merek ini. Bisa jadi pemicu
ambruk juga. Itu sih beberapa yang kita
temukan.
P : Kalau di Pandeglang sendiri, mas
pernah liputan gitu?
D : Belum kalau di Pandeglang, tapi
hampir sama lah kalau soal infrastruktur.
Kita kan dapat gamabran visual dari
teman-teman di lapangan. Bagaimana
jalannya rusak, jangankah batu-batu,
masih tanah merah. Yang engga
mungkin dilalui oleh mobil dan motor,
apalagi kalau musim hujan, harus
didorong.
P : Kalau di Pandeglang kan ada
Kawasan Ekonomi Khusus dan Taman
Nasional, itu mempengaruhi ga mas
kalau jalan rusak atau tidak memadai?
D : Kawasan Ekonomi Khusus kan
masih dalam perkembangan.
Pemerintah, salah satunya, biar Kawasan
Ekonomi Khusus banyak dikunjungi dan
investor mau masuk ke sana,kan
pemerintah membangun tol kan..tol
Serang dan Panimbang. Kalau
infrastruktutnya bagus, sarana
prasarananya memadai, KEK pasti bisa
berkembang. Tinggal bagaimana sejauh
mana, pemerintah bisa memberdayakan
masyarakat di sana. Kalau
pemerintahnya tidak punya program
yang konkret, langkah yang baik,
bagaimana memberdayakan masyarakat
di sana, ya percuma juga. Artinya hanya
dinikmati oleh investor saja, oleh
wisatawan, tapi ekonomi masyarakatnya
ga berpengaruh pada tingkat
kesejahteraan masyarakat. Kalau
infrastruktutnya sudah bagus,
investasinya sudah masuk, PR
pemerintah adalah bagaimana dampak
dari itu adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di daerah itu,
misalkan penyerapan tenaga kerjanya
kah, pemebrdayaan UMKMNya kah
yang diperhatikan. Jangan sampai
mereka jadi penonton di sana. Saya rasa
kalau namanya satu kawasan ekonomi
pariwisata dan industri di daerah bisa
berkembang, asalkah pemerintah punya
program yang jelas untuk
masyarakatnya, pemerintah harus bisa
memastikan bahwa baik pengelola
kawasan wisata maupun perusahaan di
sana bisa memberikan jaminan terhadap
warga. Kalau perusahaan misalnya 60%
harus bisa menyerap tenaga kerja lokal.
Bagaimana pemerintah dan perusahaan
bersinergi bekerja sama memberikan
pemberdayaan pada masyarakat di situ,
lapangan kerja, home stay, cinderamata,
oleh-oleh. Tentu pemberdayaan dari
modal, kemasan, pemasaran, ga bisa
dilepas begitu aja pemerintah.
Terbatasnya di situ biasanya, masyarakat
punya produk, diberdayakan diberi
modal, tapi ketika pemerintahnya tidak
mampu untuk menyiapkan pasarnya, kan
percuma. Bingung nih pelaku
UMKMnya, kita sudah buat produk
sedemikian rupa tapi ga ada pasar nih.
Karena keterbatasan itu kan ya, ini
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
218
tugasnya pemerintah nih, sama
stakehiolder terkait, menurut saya si itu
mbak.
P : Balik lagi ke infrastruktur jalan nih
mas, kalau pemberitaan tentang jalan, itu
biasanya permintaan dari redaksi atau
dari wartawan di Pandeglangnya
langsung yang kasih tahu?
D : Mendapatkan informasi itu bisa dari
wartawannya, mereka lagi liputan
kemudian ini jalan rusak di sini, itu kan
upaya konfirmasi ke warga, “Ini jalan
rusak sudah berapa lama?” “Sudah
bertahun-tahun misalnya”, harus
konfirmasi lagi ke pemerintah desa,
pemerintah desa sudah ada upaya apa
nih ke pemerintah daerah agar jalan ini
diperbaiki. “Kita udah sering kok kirim
ke musrembangdes (Musyawarah
Rencana Pembangunan Desa) sampai ke
musyawarah tingkat kabupaten sudah
dilakukan tapi belum direalisasikan oleh
pemerintah daerah. Kenapa alasannya?
Kata pemerintah daerah, kita
menemukan, itu belum termasuk ke
dalam skala prioritas, masih ada skala
prioritas yang lain. Mungkin ada yang
lebih rusak daripada itu. Itu kadang
alasannya. Ada juga peran DPRD, kan
DPRD punya program reses, ada
program jaring aspirasi masyarakat ya.
Mereka menyerap apa sih kebutuhan
sebenernya, nah sekarang memang
masih didominasi dengan sarana
prasarana, infrastruktur yang memadai.
Itu yang masih dominan di daerah. Nah
itu kan salah satu bagian kenapa kita
menemukan jalan yang rusak di daerah
gitu. Jad ibisa dari keluhan awarga
kepada wartawan, bisa jadi temuan
wartawan sendiri, misalnya lagi liputan
ke mana, menemukan ini jalan kok rusak
banget ya, ini jalan bagus kok udah
bolong-bolong ya. Ini kenapa? Bisa gitu,
bisa dari masyarakat, bisa temuan
temen-temen wartawan saat mereka
liputan. Apalagi medsos banyak ya
mbak, orang ngepost jalan rusak, nah itu
kan bisa jadi sumber berita. Yang
tentunya harus dikonfirmasi dulu ke
pemerintah desanya, kalau jalan ya ke
dinas pekerjaan umum. Gitu mbak.
P : Kalau protyek jalan yang mangkrak
itu juga jadi masalah ya mas di
Pandeglang dan Lebak?
D : Kalau proyek mangkrak itu ada
beberapa faktor kalau kita amatin. Jadi,
proyek mangkrak itu bisa terjadi karena
pengawasan dinas terkaitnya lemah,
mereka beralasan kurang tenaga untuk
mengawasi, tenaga inti mereka ga cukup
untuk mengawasi segala kegiatan yang
ada. Proyek mangkrak itu bisa juga
terjadi karena faktor lain dalam
pelaksanaannya, entah mungkin
pemborongnya, perusahaannya, ada
masalah, sehingga tidak dilanjutkan, nah
proyek-proyek di daerah juga yang kita
sayangkan kemungkinan adanya
monopoli gitu mbak. Dugaan monopoli
itu adalah bagi-bagi jatah proyek, nah itu
ada isu seperti itu. Artinya proyek A
sudah di plot untuk perusahaan ini,
proyek B untuk perusahaan ini. Jadi, ada
sebagian fair, ada yang sebagian
mungkin tidak fair. Itu kenapa mungkin
juga hasilnya tidak maksimal. Ketegasan
pemerintah daerah sih, kepada
pemborong yang memang tidak sesuai
pekerjaannya. Kalau memang tidak baik
ya sudah, tidak usah diperpanjang, kasih
sanksi, agar tidak ikut lelang lagi.
Pemerintah daerah harusnya punya
rekam jejak peusahaan, kalau memang
rekam jejak perusahaan itu buruk, ya ga
usah ikut lelang gitu. Ga usah
mengerjakan proyek-proyek pemerintah,
karena kan nanti hasilnya ga baik.
P : Kalau berita pembangunan jalan itu
masuk ke rubrik metropolitan ya mas?
D : Iya, rubrik metropolitan.
P : Metropolitan itu isinya tentang apa
ya?
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
219
D : Isinya tentang mulai dari kesehatan,
pendidikan, terus peristiwa, terus
kriminalitas, itu kita masuk ke
metropolitam, politik juga masuk tapi
kalau pilkada kita punya rubrik sendiri.
P : Pernah masuk rubrik sorot kalau
pembangunan jalan itu?
D : Pembangunan jalan sih kalau sampai
saat ini belum, belum pernah, karena
kita anggap, kecuali begini sebuah
proyek yang sedang dikerjakan
memakan korban misalnya, atau
ditangani oleh aparat penegak hukum,
misalnya ada dugaan korupsinya, baru
kita bisa ambil di sorot...karenakan
masuk ke sorot itu butuh banyak artikel.
Ga bisa satu dua artikel, harus digalinya
lebih dalam. Kaya kasus korupsinya ratu
atut, karena banyak digalinya jadi masuk
sorot Bisa masuk sorot kalau misalnya
entah kita yang menemukan ada dugaan
korupsinya atau dari kejaksaan atau
kepolisian yang menemukan unsur
dugaan korupsi yang jalan. Misalnya
proyek korupsinya terjadinya begini,
proyek satu miliar tapi yang mereka
kerjakan hanya 500 juta, gitu. Nah
berarti itu sisanya kan ke mana duitnya?
Apa dibagi-bagi atau gimana.
Maksudnya itu contoh dugaan korupsi
proyek jalan.
P : Kalau berita tentang jalan apa
pernah coba berita investigasi gitu?
Yang lebih mendalam begitu
D : Jalan ya? Belum, investigasi kan
butuh waktu lama ya, nyita waktu
wartawan, sedangkan kita juga dituntut
untuk jangan sampai isu tiap hati itu
tertinggal, untuk jalan memang belum
pernah, belum pernah investigasi proyek
jalan tertentu. Tapi kalau memang itu
menjadi perhatian, kalau ada, itu hatus
diinvestigasi, ditelusuri gitu, sejauh ini
belum ada belum pernah investigasi
proyek jalan tertentu. Karena kita
anggap, kita belum mendapatkan, belum
ada temuan dari aparat juga, gitu.
P : Kalau feature mas? Yang soft news
gitu, misalnya pengalaman warga karena
jalannya rusak, kesulitan ke rumah sakit
atau ke pasar gitu,
D : Kita masukinnya ke hardnews aja,
jadi misalnya ketika warga ada yang
jatuh misalkan dari jembatan,
nyemplung gitu kan, ya itu memang
mungkin bukan full softnews tapi lebih
ke semi softnews gitu, tapi ga full
banget. Itu tadi ya, temen-temen di
lapangan juga kita tuntut untuk jangan
sampai ketinggalan isu harian. Kita juga
ingin memaksimalkan rubrik-rubrik
yang ada dulu, misalnya cita rasa,
wisata, gitu. Biasanya kita sisipkan di
sana sih, misalnya kita mengangkat
potensi wisata pantai, kita sisipkan
misalnya. Keindahan pantai di
pandeglang, dikeluhkan dengan jalan
yang tidak baik, jalan rusaknya kah.
Kalau softnewsnya yang fokus ke jalan
belum pernah, kalau ke kuliner, gitu
persona lebih ke situ dulu.
P : Kalau di pandeglang, Lebak ada
berita yang lewat video mas?
D : Ada, beritanya itu tentang anak
lumpuh, dia itu diduganya karena
imunisasi waktu umur berapa bulan gitu,
saya lupa detilnya. Itu ada videonya.
Cuma kalau untuk peristiwa-peristiwa
itu Lebak maupun Pandeglang belum
ada, karena itu tadi, biasa temen-temen
yang kan ambil gambar, belum biasa
ambil video kan agak susah, sedangkan
mereka itu basicnya anak-anak online.
Kan baru-baru ini nih kita nyoba untuk
artikel-video, artikel-video, temen-
temen juga sambil belajar untuk teman-
teman yang basicnya bukan anak TV,
lagi belajar. Lebak, Pandeglang, sama
Tangerang ini kan ada yang basicnya
bukan anak TV. Beda dengan yang di
Cilegon, Serang, itu memang punya
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
220
basic TV. Jadi ketika ngambil gambar ga
susah, teknik ambil gambar kan ada ya.
Mereka juga ada tekniknya ya mbak.
Intinya sambil belajar sih mbak. Jangan
ga bisa tapi ya belajar aja gitu. Di group
kan ada group Whatsapp, belajar ke
yang biasa ambil gambar, gimana
caranya gitu. Ketika evaluasi juga kita
kasih tutorial, gimana caranya.
P : Jadi yang di Pandeglang, Lebak di
bawain kamera dari sini?
D : Engga, pake ini (menunjuk telepon
genggam pintar).
P : Oh, terus langsung diedit di sana
atau gimana?
D : Engga, kirim pake google drive,
kirim linknya, ngeditnya di sini
(menunjuk ruangan di belakang dengan
komputer imac).
P : Oh..gabungin, tambahin logo
begitu?
D : Iya, proses editingnya di sini. Tapi
kalau yang sudah matang tanpa edit, kita
tambah captionnya dan logo aja. Tetep
di sini produksinya, editnya di sini.
P : Berarti kalau berita tentang jalan
belum ada videonya ya mas?
D : Jalan ya? Hmmmm...nanti deh kita
bikin..kalau butuh. Kita butuh sih, belum
ada.
P : Kalau ini mas, kembali ke sumber
berita mas, kalau dari pembaca ada ga
ya mas? Misalnya dari komentar, gitu
D : Ada, di media sosialnya Bantenhits,
atau di kolom komentar, di bawahnya
tuh ada kolom komentar untuk warga.
Ada yang via email, lewat email redaksi.
“Tolong dong ini jalannya rusak,
dibantu dengan pemberitaan”. Kita
misalkan ngangakat berita jalan yang
kondisinya rusak di daerah mana pun
itu, mereka merespon. “Iya itu bener tuh,
udah rusak berapa tahun, harus
diperbaikin tuh.” Bisa jadi tambahan
sumber kita. Tapi kita confirm fulu, Itu
kan biasanya lewat facebook ya, kita
inbox, “Mas, kita kutip ya, komentar
mas di sini”. Sambil kita nanya ulang,
“Memang gimana kondisinya, sebagai
warga apa harapannya?” Kita tanya
ulang lagi. Kan wawancara ga harus
langsung kan ya.
P : Di facebook ya biasanya ya?
D : Di medsosnya engga, di kolom
komentarnya loh. Di bawah artikel situ
kan ada kolom komentarnya kan. Cuma
memang secara teknis itu, kan di filter
nih, kadang ada komentar yang beriklan,
apa sih, iklan gitu yang tidak bagus,
memang hak mereka untuk beriklan.
Saya ga terlalu ini iklan yang dibacanya
ga bagus, saya ga suka, jadi saya filter.
Tapi kalau mau itu mengkritik kita,
katanya pemberitaan kita bohong, kita
kan berdasarkan narasumber ya. Mau
komplain berita, mengkritik, membully
media kita ya tetap dipublish. Kalau
saya, ya untuk iklan-iklan itu promo
begitu begitu ga saya publish. Kan ada
sistemnya untuk memilih komentar.
Tapi kalau mereka mengomentari berita
ya kita publish semua. Kalau iklan yang
begitu-begitu, kita engga, kita ga mau
mengganggu pembaca gitu, jadi risih
gitu. Kalau kritik dari netizen saya
masukan. Kritik kan bagus ya mbak,
bisa kita tanyain lagi ke wartawannya,
“ini berita lu katanya bohong nih, lu
punya beritanya ga?” rekaman misalnya,
lu kata siapa? Kan harus verifikasi
ulang, jangan sampai jadi masalah gitu.
Ketika menulis pemberitaan yang
bohong, kita mengharamkan banget
kalau berita bohong. Jangan buat
mengada-ada.
Ada juga yang kompalin katanya ga
cover both side, ga berimbang. Kan
online memang media yang sering
disebuat “nakal”.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
221
P : satu artikel satu sisi?
D : Iya, tapi kan kita berupaya untuk
mengkonfirmasi lagi kan kadang ga
dijawab, ga aktif. Itu kita kasih
keterangan, tapi kita harus uber
konfirmasi itu. Kan space onlinenya ga
terbatas. Kalau mau ngomong
seberapapun ada spacenya. Kita kan
juga diuber oleh waktu, kalau online
nungguin apa namanya, kita dapat bahan
niih satu masalah. Pejabat A dari mulai
kadis, kabid, kasi, ga bisa dihubungi
atau ga mau ngejawab, kan ga mungkin
berita itu ga naik gitu kan. Tetap harus
naik. Kalau koran ya sore kirim,
keterangannya ga bisa dikonfirmasi.
Kalau kita ya keterangannya belum
dapat tapi masih diupayakan, begitu lah.
Tapi tetap keberimbangan itu
diperhatikan dan diupayakan. Sering sih
ada yang komplain. Ini yang baru itu
adalah kita dapat komplain itu soal
korban kereta api. Katanya ga sesuai
dengan kondisi di lapangan. Saya belum
ngerti maksudnya ga sesuai itu
bagaimana, saya balas emailnya, belum
dijawab sama dia. Ada yang korban
hanyut. Wartawan itu kan ga boleh
menduga-duga sendiri kan ya. Kan kita
nyebutin kalau dia tenggelam karena ga
bisa berenang. Kan bukan kata
wartawan, tapi kata temennya misalnya,
atau dari petugas BPBDnya, atau dari
saksi yang ngeliat. Keterangan mereka
yang kita ambil kan, jadi kadang-kadang
pembaca juga mungkin wartawannya
nulisnya asal aja nih. Kan kita wartawan
ga mungkin nulis tanpa saksi, tanpa
keterangan dari orang gitu. Ga mungkin
, haram hukumnya untuk mengada-
ngada, opini sendiri, kecuali mungkin
untuk pemberitaan-pemberitaan yang
softnews memang imajinasi kita kan.
Kalau hardnews kan “Ini kayanya gara-
gara ini deh” ya ga bisa gitu.
P : Saya pernah belajar katanya berita
itu kebenarannya bertingkat gitu mas,
kalau satu berita diterbitin gitu, itu
kebenarannya yang ada, kalau ada fakta
lain ya...
D : Iya, karena gini, media itu bukan
mencari kebenaran yang hakiki. Kalau
ada kasus korupsi, ya media hanya
mencari kebenaran dari sudut
pandangnya dia. Nanti kalau kebenaran
ya nanti ada di pengadilan, gitu.
Kebenaran itu dari sudut pandang media
melalui sumber-sumber yang kita dapat.
Kan nanti tetep aja diujinya di
pengadilan. Bener ga sih sebenernya
gitu.
P : Kalau di Pandeglang dan Lebak
wartawannya ada berapa ya mas?
D : Di Pandeglang, Lebak ada satu. Ya
itu makanya kadang-kadang,
Pandeglang, Lebak kan luas, walaupun
Tangerang juga luas tapi kan akses
jalanya bagus. Coba kalau mbak ke
Pandeglang, ke Lebak, saya juga dulu
suka jatuh dari motor karena liputan
warga miskin gitu, liputan anak yang
dikeluarin dari sekolah karena ga bisa
bayar SPP. Mereka harus jalan kaki,
kiloan meter untuk ke sekolah, belum
nyampe sekolah aja udah capek. Ga
fokus kan belajar, gitu. Kalau
sekolahnya memadai lah. Udah jalannya
jauh, sekolahnya ga memadai. Misalnya
ngampar, beralaskan tanah, atau langit-
langit yang mau roboh, kan gimana mau
konsennya siswa belajar. Mereka
“dihantui” oleh hal-hal seperti itu, Jadi
ya memang benar kenapa indikator
daerah tertinggal itu sarana prasarananya
masih banyak yang tidak baik. Kalau
butuh data, kita kan keterangannya
berdasarkan dinas terkait yah, atau dari
dinas terkait atau dari kepala daerahnya.
Misalnya kemarin bupati bilang masih
ada 170 sekian jembatan rusak, kepala
dinasnya bilang masih ada 300 sekolah
yang rusak. Kepala dinas jalan, PUPR,
masih 80% jalan di wlilayah selatan itu
rusak. Saya lupa datanya, misalnya dari
ratusan kilo yang bagus baru sekian kilo,
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
222
sisanya rusak berat, ringan, sedang, gitu.
Kalau misalnya mba butuh nanti saya
coba bantu cari artikelnya. Saya lupa
spesifiknya.
P : Kalau wartawan Pandeglang, Lebak
cuma satu, ada hari liburnya ga mas?
Jadi ga full 7 hari seminggu gitu?
D : Ga ada libur sih, mereka sabtu
minggu tetep libur. Tapi maksudnya gini
loh, Minggu kita kasih libur, mereka
punya waktu libur satu hari. Tapi kan
namanya wartawan mah ga ada libur lah.
“Lu libur nih hari Minggu” Cuma kalau
ada peristiwa kebakaran kan ga mungkin
dia diem aja. Kalaupun dia lagi di luar
daerah, dia pasti telepon kan, kalau
misalnya wartawan online atau cetak
kan. Telepon ke petugas BPBD
misalnya, atau misalkan ada kebakaran
di kampung A, oh dia ada temen nih di
Kampung A, dia telepon. Atau dia
telepon kepala desanya, kan gitu, bisa
via kaya gitu, untuk online ya, ga begitu
sulit kaya TV.
P : Kalau mas, ngeditnya juga tiap hari?
D : Saya minggu, rolling sama yang di
bawah. Kalau sabtu saya libur, dia yang
masuk. Satu hari liburnya. Tapi bukan
berarti libur publish ya. Publish tetap
jalan, bagi tugasnya aja. Misalnya saya
sabtu masuk, dia ga masuk, nanti saya
minggu libur, dia masuk.
P : Kalau ngedit ga harus di kantor ga
sih mas? Misalnya lagi ga bisa ke kantor
gitu
D : Kalau hari kerja sih tetep harus di
sini. Kecuali saya sabtu kan ga diharusin
masuk kantor, kayanya ga optimal deh
mba kalo ga masuk kantor dan ngedit di
lapangan.
P : Biar fokus ya?
D : Pertama gitu, juga kadang jaringan
jelek. Kalau di sini kan enak, kita sendiri
ngedit, lebih fokus aja. Makanya kan
diberlakuin “Yaudah lu Sabtu masuk ga?
Gua ngedit Sabtu ya..gua ngedit
minggu” Kalau misalnya Senin Selasa
seterusnya ya kita berdua.
P : Oh iya, harapannya apa ya mas
dengan pembangunan jalan yang
diberitakan Bantenhits?
D : Dari pemberitaan-pemberitaan yang
Bantenhits sampain, pemerintah daerah
bener-bener, punya skala prioritas gitu.
Kadang ada praktik-praktik yang kotor
sebenernya, yang justru melihat, daerah
ini mengusulkan perbaikan jalan, daerah
ini mengusulkan perbaikan jalan. Karena
mungkin kedekatan, pribadi atau
kepentingan tertentu, misalnya nih ada
dua nih desa A dan desa B yang
mengusulkan perbaikan jalan. Nah,
karena waktu pilkada, suara di desa A
aja kecil, “Ah udah desa B dulu aja nih,
yang suara gua menang”. Nah kita
harapkan jangan kaya gitu, jadi kita
harapkan, harapan kita sih di tengah
kondisi keterbatasan anggaran, mereka
prioritaskan lah, kepada infrastruktur,
sarana dan prasararan. Jadi biaya-biaya
yang sekiranya bisa ditiadakan, ga usah
gitu. Kaya kemaren pemkab pandeglang
beli mobil dinas, empat. Fortuner, kan
kalau ukuran di daerah fortuner itu
mobil merah. Tapi kalau di Jakarta
mungkin biasa aja. Kalau di daerah
mobil mewah. Itu membuat
masyarakatnya sakit gitu loh mbak. “Ini
daerah katanya ga punya duit,
ngebangun jalan ga punya duit, tapi dia
beli mobil buat pejabat, empat, fortuner
lagi”. Kata orang sana kan mobil mewah
kalau di sini kan mungkin biasa-biasa
aja. Itu jadi salah satu alasan kenapa,
harapan kita sih itu tadi. Bener-bener
punya skala prioritas lah ya. Optimalkan
pengawasannya juga, dinas-dinas terkait
misalnya dinas PUPR, dinas pendidikan,
dinas kesehatan, rajin-rajinlah blusukan,
jangan bupatinya atau kepala daerahnya
aja tapi mereka harus rajin ke lapangan
buat ninjau langsung, terus koordinasi
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
223
antara pemerintah daerah, dinas gitu
kan, pemerintah kecamatan, pemerintah
desa juga harus baik. Termasuk juga
peran DPRD, kan mereka juga itu tadi
kan, mereka punya program ke daerah,
reses, menyerap aspirasi, objektif ketika
mengusulkan pembangunan..eh ketika
menerima usulan dari masyarakat,
anggota dewan ini harus objektif milih,
“oh ini bener-bener harus disegerakan
nih...karena kalau engga, bisa jadi
memakan korban”. “Oh ini jalan ini
harus segera nih, karena kebutuhan
ekonomi masyarakatnya di sini tinggi”.
Misalkan hasil panen harus di bawa.
Atau kalau engga diperbaiki, ini ngebul
nih, bisa ISPA kan masyarakat.
Kuncinya sih skala prioritas ya di tengah
keterbatasan biaya. Terus, perjalanan-
perjalanan dinas yang ga penting
dipangkas lah gitu, karena kan porsi
APBD kita kan masih besar ke belanja
ga langsung. Belanja ga langsung itu kan
kebutuhan pemerintah maksudnya kaya
gaji pegawai, perjalanan dinas. Nah
belanja langsung ini nih yang memang
alokasinya benar-benar yang langsung
nyentuh kepada masyarakat, gitu. Jalan,
jembatan kan di belanja langsung,
kadang-kadang itu masih ga seimbang
gitu. Misalkan biaya tidak langsung dari
APBDnya itu 60% untuk biaya ga
langsung. 40% untuk biaya langsung.
Atau 55% biaya tidak langsung, 45%nya
biaya langsung. Masih dominasinya
biaya tidak langsung, gitu. Nah itu
biaya-biaya yang memang kita harap
lebih besar lah biaya langsungnya, gitu.
Termasuk juga, dugaan-dugaan
monopoli proyek, yang itu tidak fair
sebenernya dilakukan. Harusnya
perusahaan ini yang berkualifikasi untuk
menang tetapi karena ada praktik-
praktik kotor begitu akhirnya
dimenangkan oleh kelompok-kelompok
tertentu. Nah itu kan juga ga baik ya
untuk pemberdayaan perusahaan
lokalnya. Jadi kita harap sih kaya gitu
mba, apa namanya, karena ngomongin
soal jalan, kan ngomongin soal kualitas,
bagaimana kualitas jalan itu benar-benar
dirasakan manfaatnya jangka panjang
oleh masyarakat. Nah, kenapa jalan baru
dua bulan, tiga bulan, empat bulan, baru
diperbaiki, udah rusak. Udah bolong-
bolong lah, nah itu kan mungkin kita
menduganya adalah speknya kontur
jalanya itu, ga sesuai. Ketebalannya
harusnya 5cm tapi ini cuma 3cm. Terus
ngomongin jalan berkaitan dengan lalu
lintas. Misalnya jalan yang seharusnya
ga dilalui lebih dari delapan ton, dilintasi
oleh kendaraan yang belasan ton
beratnya, nah itu kan juga butuh peran
dinas perhubungan, satpol PP yang
berhubungan dengan tambang pasirnya.
Kompleks sih mba, kalau ngomongin
soal jalan mah, apalagi kalau sudah ada
pertambangan ya, tambang pasir, pasti
saya, sepemandangan saya, daerah yang
ada pertambangan pasirnya, itu praktis
jalannya ga pernah awet. Kenapa sih
pemerintah Lebak dan Pandeglang itu ga
mencoba menerobos, mereka kan punya
sektor pariwisata yang bagus, pantai, itu
tadi kan Tanjung Lesung, Taman
Nasional Ujung Kulon, pantainya
Pandeglang juga bagus-bagus, terus
Curugnya, nah itu kenapa ga
dimaksimalin, udah, maksudnya Bali
juga bisa. Bali mereka stop tambang
pasirnya, mereka maksimalin potensi
wisatanya. Itu kan ga mungkin ada truk-
truk besar. Mbak, sekarang ke Baduy,
tapi jalan ke Baduynya tuh jelek. Saya
liat di data pengunjung ke Baduy, itu
menurun ya bisa aja faktor orang bosen
ke Baduy karena gitu-gitu aja. Atau
kedua bisa karena orang udah males ke
Baduy karena jalannya ada rusak.
Denger pengalaman temen gitu “Engga
kok udah bagus”, besok dia ke Baduy
lagi, udah jelek. Saya kan orang Lebak,
daripada ke Sawarna, lebih baik saya ke
Carita. Dulu nih ya, ga tau kalau
sekarang, dulu saya kalau ke Sawarna,
wah bagus banget kayanya. Tapi kan
ongkosnya itu lebih mahal. Pertama
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
224
risikonya jalan rusak, jauhnya bukan
main, mending saya ke Carita, nah itu
kan satu rupiah PAD hilang. Masuklah
PADnya ke Pandeglang yang Carita,
masuklah ke PADnya Serang yang
Anyer gitu kan. Akhirnya ga kegarab
gitu. Jadi percuma ketika jalannya
diperbaiki tetapi juga itu tadi ya,
pengawasan truk-truknya itu ga diawasi
bener-bener. Itu, ya itu kompleksnya
mba kalau ngomongin soal infrastruktur
jalan, banyak dinas yang harus berperan,
dinas perhubungan untuk
penindakannya, satpol pp untuk
penindakan terhadap tambang pasir
ilegalnya. Polisi juga bisa berperan
karena apa namanya, apakah kendaraan
ini dokumen-dokumennya lengkap,
pengemudinya punya SIM atau engga.
Jadi bukan cuma ngomongin dinas
pekerjaan umumnya aja. Dinas PU
misalnya udah “Nih gua kerjain jalan”,
udah bagus, speknya sesuai. Tapi kalau
truknya yang lewat lebih dari delapan
ton misalnya, jalan ini cuma bisa
maksimal lima ton. Dilewatin truk yang
muatannya bisa puluhan ton, belasan
ton, ya ga bakal awet lah.
Harapan kita sih itu, pemerintah soal
penanganan jalan harus benar, fair.
Fairnya itu dari proses perencanaan,
perencanaan itu artinya proses lelang,
penentuan pemenang lelang juga
transparan, jangan sampai ada monopoli
proyek.
Terus ketiga, lari ke pengawasan.
Diawasin nih pekerjaan-pekerjaan setiap
kontraktor, karena kalau ga diawasi kan
bisa jadi penyimpangan. Terus setelah
jadi, perawatannya gitu kan. Tegas sama
truk yang lalu lalang. Terus kalau
kontraktornya ketauan ga bener dalam
pengerjaan proyek, misalnya dari
laporan media, laporan warga, laporan
LSM..black list aja gitu.
P : Mau menyadarkan pemerintah gitu
ya mas intinya?
D : Kita pengen itu. Ya semua aspek
berkaitan ya kalau soal infrastruktur. Ya
soal maju atau engganya daerah,
pertumbuhan ekonominya lalu
keselamatan warganya. Kan kasusnya
juga banyak, jalan rusak itu merupakan
salah satu penyumbang angka terbesar
dalam kecelakaan lalu lintas kan.
Pemotor khususnya, mereka untuk
menghindari jalan jelek kan jadi nabrak
atau jatuh. Itu kan juga jadi prihatin kita.
P : Oh iya mas, sama ini yang katanya
Bantenhits jadi media nomor satu di
banten versi Alexa itu, kira-kira kenapa
bisa jadi media nomor satu di Banten?
D : iya, itu udah 24.000 sekarang. Lagi
manja, ini kita lagi bangun jadi 14.000.
karena jarang banget itu media di banten
bisa 1.000, rata-rata 2.000 atau 3.000
kalau ga salah. Karena memang, kalau
saya rasa begini, kalau saya rasa,
pemberitaan bantenhits itu memenuhi
kebutuhan pembaca. Kan ada media
yang dia lebih intens nulis sebuah kasus,
pembaca-pembaca yang kaya ibu rumah
tangga, ga mau, ya ga tertarik lah gitu ya
ibaratnya. Hanya sebagian aja gitu kan,
elemen-elemen anti korupsi atau LSM.
Tapi kan kaya pelajar, atau pegawai
negeri kan kurang tertarik sama berita-
berita kaya gitu. Jadi ya menurut saya
dulu disukain itu ya karena itu, karena
kontennya itu udah lengkap gitu mbak.
Berbagai sektor dia masuk gitu mba,
sekolah-sekolah berprestasi, kegiatan ini
kegiatan itu, itu ada.
3. WAWANCARA TATAP
MUKA/LANGSUNG
Kantor Bantenhits.com, Tangerang, 30
Desember 2017
16:20 – 17:40
Transcript wawancara dengan Ananda
Deni di lantai satu kantor
Bantenhits.com
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
225
Peneliti : Mas kan pernah menghabiskan
waktu di daerah Banten ya mas, di
Rangkas Lebak, Tangerang..Nah itu
merasa punya tanggung jawab sosial ga
mas buat membangun Banten?
Deni: Tanggung jawab sih pasti ada ya,
karena kita kan putra daerah. Apa yang
kita bisa, apa yang kita kasih ke daerah
itu, setiap orang, pasti ingin ikut gitu.
Ikut berpartisipasi, ikut berkontribusi
untuk kemajuan daerahnya gitu. Apapun
itu bentuknya. Baik itu tenaga, ataupun
memang dengan cara dia punya uang,
bisa berinvestasi. Buka perusahaan kan
juga bentuk untuk membantu
pemerintah daerah misalkan tenaga
kerja. Membantu mengurangi
pengangguran lah. Saya rasa semua
putra daerah punya beban untuk ikut
memajukan daerahnya, apalagi
daerahnya masih harus diperjuangkan.
Dari segi apapun. Daerah-daerah kaya
Lebak dan Pandeglang itu kan masih
kurang SDM. Tidak cukup hanya pintar,
gitu kan. Tidak cukup misalkan hanya
punya gelar, gitu. Tapi kalau dia ga
punya kreativitas, karya kan juga sulit
mengandalkan pemerintah daerah. Jadi,
beban itu pasti ada. Tapi bukan berarti
seseorang hijrah ke daerah lain bukan
berarti meninggalkan daerahnya begitu
karena kan hijrah secara personal, kita
ingin lebih sukses. Bukan berarti kita di
Lebak itu ga sukses tapi kan kita bangga
gitu ketika “Kamu dari mana?” “dari
Lebak, gitu”. Kalau saya, kontribusi
saya dengan cara jadi jurnalis.
Menyampaikan bukan melulu soal
buruknya Lebak tapi potensi yang
dimiliki Lebak, baik wisatanya, wisata
alam, wisata budayanya, religinya.
Kalau saya berteriak Lebak tuh punya
ini, ini, ini kan terbatas, kalau saya
pribadi. Tapi kalau kita jadi jurnalis,
melalui media itu salah satu cara efektif
secara personal, mengenalkan Lebak
bukan hanya daerah tertinggal, kemaren
ada jembatan ambruk segala macem.
Tidak hanya itu aja, Lebak itu punya
banyak siswa yang berprestasi loh, di
bidang olahraga, di bidang sains. Dan
juga Lebak itu ga salah loh sama daerah-
daerah lain, misalnya Bali. Cuma itu dia,
dibutuhkan kreatif dari pemerintah
daerahnya, pemuda-pemuda Lebaknya.
Bagaimana mengemas wisata di Lebak
misalnya, jadi lebih diminati sama
wisatawan.
Peneliti : Mas kan pernah bilang kalau
sekolah di jurusan ekonomi, itu nama
universitas atau sekolahnya apa?
Deni: Pernah kuliah, angkatan 2007,
namanya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
La Tansa Manshiro Rangkas Bitung.
Peneliti : Kembali bahas media nih mas,
kalau di sini ada peraturan tertulis
tentang hal-hal yang layak diliput?
Misalnya kalau ada yang berhubungan
dengan banyak orang, diliput.
Deni: Kalau itu lebih ke proyeksi sih ya.
Misalnya kenaikan harga gas gitu atau
beras. Itu kan berpengaruh ke semua
orang, ke pusat, daerah. Tentu itu
didorong ke wartawannya untuk diliput,
misalnya ke tingkat ecerannya apa lebih
mahal. Standardnya udah ada berapa
tapi ternyata lebih dari itu. Itu kan juga
bisa berpengaruh ke berbagai aspek.
Peneliti : Kalau di wartawan Lebak dan
Pandeglang ada rutinitas tertentu ga
mas? Misalnya Senin-Jumat di bagian
pemerintah aja, cari berita di situ aja.
Deni: Ga diproyeksi seperti itu sih
modelnya, Cuma kan kebanyakan
rutinitas teman-teman itu di pusat kota,
di pusat pemerintahan biasanya. Ga
mungkin teman-teman ada di setiap
pelosok, ga mungkin, karena kan kita
juga harus mendapatkan opini-opini
harian gitu. Apalagi tentang kegiatan
kegiatan pemerintah, isu-isu kebijakan
pemerintah, isu isu politik di DPRD. Itu
kan ga mungkin setiap wartawannya di
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
226
daerah. Nah, mereka makanya rata-rata
menghabiskan di pusat kota. Tapi ga kita
proyeksikan, lu Senin sampai Jumat ada
di puspem. Ngga. Kecuali gini, kita kan
sering dapet agenda kepala daerah, bisa
malem, bisa pagi. Kalau dapetnya
malam, ya kita bisa plot malam.
Misalnya Lebak ada agenda ini, ini, ini.
Misalkan agenda peresmian gedung
olahraga, nah diplot dari malem. Kamu
besok liputan ini ya, tapi kamu tanya
juga bagaimana upaya pemerintah
daerah untuk meningkatkan prestasi atlit
di Lebak. Itu diplot satu-satu. Di hari itu
ada tiga kegiatan kepala daerah. Satu
peresmian GOR, satu misalkan
mengunjungi korban kebakaran
misalnya, kita proyeksikan lu besok
tanya ini ya, berapa total unit damkar di
Lebak. Kalau di pelosok kan ga
terjangkau tuh sama damkar, nah
gimana itu upaya pemerintah. Kaya gitu-
gitu, jadi ga saklek, ga ada plotting di
pusat pemerintahan. Kecuali memang
ada agenda itu. Kan redaksi keterbatasan
mata. Teman-teman di redaksi yang
kadang lebih banyak tau. Informasi
sekecil apapun, temen-temen lebih tau di
lapangan dan mereka ketika mendapat
informasi itu harus lapor, report ke
group gitu. Dapet info ini nih, kamu
confirm ya ke si A, si B, si C.
Peneliti : Kalau berita-berita yang
banyak di baca itu apa mas di sini?
Secara umum.
Deni: Kriminalitas, pembunuhan,
apalagi secara sadis gitu ya. Pasti
banyak orang yang membaca. Kedua
infrastruktur, termasuk jalan, sarana
prasarana pendidikan, kesehatan. Terus
kemiskinan. Ada warga ga mampu,
menderita penyakit tertentu misalnya.
Ternyata dia ga dapet bantuan apapun
dari pemerintah. Biasanya pembaca juga
akan penasaran. Ada juga pembaca kita
kan relawan-relawan. Pembaca kita itu
ada relawan pusat nanya ke kita, ini
alamar yang bener di mana. Jadi
memang berita-berita seperti itu sih.
Kriminalitas cenderung ke itu tadi
pembunuhan yang sadis. Isu-isu korupsi
juga di Banten masih jadi
perhatian..gitu.
Peneliti: Berarti kalau infrastruktur jalan
itu dipublikasikan bukan cuma karena
ingin mengkritisi atau mengawal
pemerintah gitu mas? Tapi karena
pembaca juga banyak yang suka baca
atau perhatian gitu?
Deni :Orang tertarik. Kenapa? Kalau
saya melihat, media itu bukan ingin
membongkar atau memperlihatkan
keburukan suatu daerah. Tapi kita
ngingetin. Di titik ini, udah bertahun-
tahun jalan rusak. Masyarakat bilang
udah puluhan tahun jalan jembatan
belum dibangun. Jangan sampai timbul
korban. Nanti kan kalau timbul korban
baru dibangun. Nah, kita ingetin, gitu.
Coba prioritasin, gitu. Usulan bukan
hanya dari musrembang, bukan hanya
dari reses anggota DPRD atau dari
musyawarah pembangunan desa,
kecamatan, sampai kabupaten. Ketika
itu ada juga bisa dijadikan prioritas oleh
pemerintah daerah. Gitu. Lebih ke
mengingatkan. Ya kita tahu, anggaran
untuk khususnya Lebak Pandeglang itu
terbatas, tapi setidaknya prioritaskanlah,
jalan, gedung pendidikan, lainnya, yang
memang harus diperbaiki. Jangan
sampai ambruk baru diperbaiki. Lebih
baik mencegah, cost atau biayanya pun
pasti lebih kecil.
Peneliti : Kan saya pernah tanya ya mas,
harapan saat publikasi pemberitaan
infrastruktur jalan itu, lebih buat ke
pemerintah. Kalau buat pembaca secara
umum aja gimana?
Deni : Kalau secara langsung, message,
pesan itu buat pemerintah ya. Tapi kalau
ke masyarakat ya tentu masyarakat ya
ikut mengawal gitu loh. Ini kita dari
media udah kasih informasi, nah ini kita
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
227
kawal bareng-bareng nih. Sama NGO,
OKP-OKP, temen-temen aktivis di
daerah, kita kawal sama-sama ini ada
yang harus diperhatikan, ada orang
miskin yang belum dapet bantuan. Kita
kawal. Ini ada jalan yang rusak, kita
kawal. Ada dugaan kasus korupsi kita
kawal bareng-bareng. Jangan sampai
luput dari pemerintah. Jangan sampai
yang ga prioritas, jalan masih bagus tapi
malah diperbaiki. Sedangkan ini jalan
udah rusak puluhan tahun, kok ga
diperbaiki-perbaiki. Pemerintah kan
kadang “makanya bantu, sampaikan
kepada kami kalau ada yang memang
harus disampaikan”. Kan alasannya
kadang keterbatasan personil, pegawai.
Mengawasi seluruh kecamatan itu tidak
mudah. Jadi harapannya ketika kita
sebagai media menyampaikan informasi
itu kepada publik, publik juga ikut
mengawal. “Oh ternyata di sini ada jalan
rusak” Harapan kita kan mungkin ketika
berita itu dipublikasikan ada bantuan
dari pemerintah pusat, kan bisa saja,
membangun jembatan. Atau perusahaan-
perusahaan swasta dari CSRnya, bisa
menyumbangkan, alokasi dananya untuk
pembangunan gedung kesehatan,
pendidikan, jalan atau jembatan. Karena
kan pembaca itu definisinya bukan
hanya masyarakat biasanya yah. Kaya
itu pengusaha-pengusaha itu.
Peneliti : Kalau saya liat ada
label/tag/topik jalan rusak mas, itu dasar
pemberian katanya apa?
Deni : Pemilihan tag jalan rusak itu,
kalau redaktur itu memudahkan ketika
kita butuh dokumen. Ketika ada
pemberitaan yang dikomplain, untuk
recap. Kalau di online kan ada “Baca
juga”, mempermudah. Kalau
pertanyaannya kenapa jalan rusak?
Sebenarnya lebih mempersempit aja.
Tag itu sudah ada sebelum saya masuk,
eh..saya sudah tapi engga tahu itu
tagnya. Tag itu mungkin Pak Darus yang
buat ya. Untuk mempersempit sih. Kita
ingin menyaring, jalan ini rusak nih,
ternyata tahun depan masih rusak juga,
itu kan sebagai social control juga
memudahkan untuk mengawal. Cuma
kalau jalan bagus kan ga menarik juga.
Masyarakat kalau jalan itu bagus, itu
mah udah kewajiban pemerintah. Kalau
pemerintah memuluskan jalan, udah
kewajiban pemerintah tapi haknya
masyarakat juga untuk dapat
infrastruktur yang memadai. Jalan rusak
tuh masih banyak, baik kewenangan
provinsi maupun daerah. Jalan rusak kan
faktornya banyak, bukan aspalnya yang
ga bagus, mungkin juga karena sering
dilewati truk-truk yang bebannya
berlebih. Fungsinya tag jalan rusak, bagi
kami di redaksi, memudahkan aja sih
mbak. 2016 masyarakat teriak nih, jalan
ini dibangun dong. Kita ingin liat apa
saja yang belum dibangun, yang musti
difollow up, itu kan mempermudah. Si
pembaca pun, lebih mudah
mengkliknya. Ketimbang „jalan‟ aja.
Berarti semua jalan. Itu biar kita kawal
bareng-bareng sama masyarakat. Tag
jalan rusak ada jalan yang masih tanah,
licin, berlubang, begitu. Jalan rusak
yang sedang diperbaiki juga masuk situ.
Bukan soal memulu ini ada jalan rusak
tapi ada ini jalan rusak lagi diperbaiki
atau misalkan tahun ini pemerintah
daerah akan memperbaiki jalan rusak.
Ketimbang cuma „jalan‟. Itu cara untuk
mengkritisi pemerintah juga, ini daftar
jalan rusak yang ada di Banten.
Peneliti : Kalau dalam peliputan dan
penulisan gitu mengikuti pedoman atau
kode etik jurnalistik mas? Diingetin gitu
ke wartawannya?
Deni : Iya ada, secara point to point sih
engga ya, kan udah bisa dibaca sendiri.
Tapi ya, kita ingetin, “kamu, kode etik
itu harus jadi pedoman”. Mengenalkan
identitas diri sebagai jurnalis. Jangan
sampai narasumber tidak tahu kalau
temen temen jurnalis, kecuali
investigasi. Terus menghargai haknya
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
228
narasumber, upaya konfirmasi, untuk
mendapatkan keberimbangan berita.
Kalau konfirmasi ga dapet-dapet ya,
online itu bisa memberitakan terlebih
dahulu, dengan catatan masih terus
dikonfirmasi. Kalau sekarang kan ga
harus wawancara langsung. Terus, di
mana-mana bisa ketemu kepala daerah.
Kalau lagi rapat internal, rapat dengan
DPRD, kan bisa ditemuin. Tetep harus
ada keberimbangan, harus didapat.
Verifikasi juga harus dilakukan.
Peneliti : Kalau mas tergabung di
perkumpulan jurnalis atau wartawan?
Deni : Kalau saya sih engga. Kalau
tanya kenapa, mungkin lebih enak
jawabnya Pak Darus. Kalau kita kan
gimana redaksi ya. Kecuali temen-temen
di group wartawan Lebak, itu kan ga
berbadan hukum. Ga ada legalitasnya,
gabung aja. Kalau kaya serikat media
online ya kalau ga salah, kita ga gabung.
Pemimpin sampai wartawannya ga
gabung. Saya ga tau kenapa. Kalau
teman-teman di daerah ada organisasi
profesi, PWI. Kan kalau mau disebut
wartawan harus punya kartu PWI, uji
kompetensi. Ya harus ikut uji
kompetensi dulu, lewat PWI dulu, AJI
bisa. Ya kita dorong temen-temen. Haris
udah, Engkos udah, Mahyadi kalau ga
salah udah. Ya nanti kalau saya gantian
sama si Ramzy, belum tau siapa yang
mau ikut duluan.
Peneliti : Kalau organisasi atau
perkumpulan yang lain mas ikut?
Deni : Kalau pas zaman di kampus sih
iya. Organisasi kemahasiswaan. Ga
sempet kalau sekarang. Ntar nebeng
nama doang. Ga sempet, pulang
langsung ke rumah, malem ngetik lagi.
Peneliti : Balik ke berita lagi nih mas,
kalau gaya penulisan berita tertentu ada
ga?
Deni : Ya..yang lebih memudahkan
piramida terbalik. Inti beritanya
langsung tau, ketimbang melandai-
landai. Kecuali untuk yang feature.
Kalau straight news, intinya langsung di
leadnya. Bagi kami di redaktur,
memudahkan karena kita lebih gampang
membuat kalimat-kalimat yang ga perlu,
kalau terlalu boros penulisan
kalimatnya. Langsung aja kepada intinya
gitu. Kalau misalnya ada demo, di mana,
nuntut apa, siapa, kapan, udah ada di
leadnya. Uraianya di bawah. Kalau ke
wartawan ya diarahin, jangan terlalu
boros. Cuma ga sering mungkin, ya
tugas kita di redaktur, nyusun ulang
naskahnya temen-temen. Kalau malem,
ya suka kasih tahu, “tolong dong,
caption fotonya, tulis lagi ada apa,
sedang apa” Misalnya wawancara
bupati, dalam momen apa, kunjungan
apa. Gaya penulisan pasti beda-beda
setiap orang. Tapi saya ingetin jangan
mendayu-dayu yang straight news. Kaya
unjuk rasa, kebakaran, langsung aja.
Peneliti : Kalau berita dari wartawan
yang dikirim ke redaksi ada yang pernah
ga dipublikasi mas?
Deni : pernah, karena gini, jangan
sampai, ada leluconnya “wartawan dua
paragraf”. Tapi selama dia sudah
memenuhi unsurnya, kan udah jadi
beritanya, kalau online. Kita yakin,
wartawan ini akan running lagi.
Kebakaran dipicunya karena ini, ini, ini.
Harus uber-uberan dengan media lain.
Kalau berita yang seremoni, isu, punya
waktu banyak. Saya menekankan begini
ke wartawan, hindarin, buat berita yang
lu ga kasih tahu, orang itu udah tahu.
Maksudnya, ga perlu dibuat berita,
orang udah tahu. Ya daya kritisnya
wartawan, ga monoton, jangan ikut alur
narasumber. Wartawan itu menurut
saya, pura-pura ga tau, tapi sebenernya
tau. Kalau kita ga paham, ya kita ga bisa
menggali. Saya selalu ingetin, sebelum
wawancara, pahami dulu materinya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
229
Pertanyaannya tanda kutip, nakal lah.
Jangan yang dengan mudah orang
pikirkan, biar ga monoton. Ada anak
muda ditangkat polisi, pake ganja.
Dihukum. Semua orang udah tau, kalau
ga dipenjara ya direhab. Coba tanya si
pemakainya, apa karena lingkungan,
karena pengen coba-coba. Kalau di
penjual, apa untuk kebutuhan hidup,
atau yang lainnya. Itu kan memperkaya
wawasan orang, ketimbang kamu nulis
„pemuda, pakai ganja, ditangkep polisi,
dihukum sekian‟. Saya rasa semua orang
udah tahu, ditangkep dihukum. Kurang
menarik. Kenapa lu ga tanya lagi soal
kenapa jualan ganja. Emang lu awalnya
pake juga apa gimana. Banjir juga, ya
kalau ga ngungsi ya diem, liat sudut
pandang yang lain. Tiap tahun banjir tuh
kenapa, gali dong. Boleh berita
pertamanya begitu, berita selanjutnya
yang dalam.
Peneliti : Kalau contoh berita yang ga
dipublikasi ada mas?
Deni : Hmmm..bukan ga dipublikasi
sih...Cuma ditahan dulu. “berita ini gua
tahan dulu ya, tambahin informasinya”
Peneliti : Kalau yang ga dipublikasi gitu
karena tekanan pengiklan ada mas?
Deni : Ini lebih ke Pak Darus yang
jawab. Tapi menghapus berita itu
sebenernya haram. Ga ada istilah hapus.
Berita itu terhapus kalau ada masalah di
sistem, maintanance. Nih berita berita
kita banyak nih yang hilang. Kita kan
migrasi database udah beberapa kali.
Waktu itu ada bupati komplain, “ini
beritanya udah judulnya begini kok
ilang”. Minta maaf, ini karena sistem,
jadi itu linknya ga kebaca. Nah,
pengiklan, ga ada istilah, sepengalaman
saya di sini, dindingnya itu kan beda.
Iklan itu kan ada berkaitan penunjang
pemasukan redaksi, makanya kita coba,
temen-temen wartawan itu jangan
dibebani dengan iklan. Sebisa mungkin,
dijaga relnya. “Kewajiban lu tuh liputan,
jangan sibuk nyari iklan”. Emang ga
dipungkiri juga, kalau ada yang ngiklan,
khususnya pemerintah, ada rasa gak
enak. Nah khusus yang satu ini, ga
pernah ada, menghapus, tidak menaikan.
Saya kan di redaktur, email masuk ada.
Belum pernah dapet instruksi, “berita ini
jangan dinaikin ya”. Ga pernah ada. Kita
ngasih kebebasan ke temen-temen
wartawan untuk memberitakan apa pun.
Mau itu potensi daerah, kekurangan
daerah, bukan berarti kita menelanjangi
daerah ya, tapi itu kan bagian dari kita
untuk mengingatkan. Cara kita untuk
mengkritik pemerintah. Kita ga pernah
ngelarang-larang. “jangan liputan ini”,
ga pernah. Misalnya wartawannya lagi
ke Tangerang, walaupun dia wartawan
Lebak, lagi di Tangerang, ada acara apa
di Tangerang, ya silakan aja. Asal
koordinasi aja di group. “Mau ngambil
ini di Tangerang, boleh ga?” kata yang
di Tangerang silakan, lagi ga liputan di
sana. Ga masalah, kita ga pernah
ngebatasin.
Peneliti : Kalau dorongan untuk
memuaskan narasumber ada ga sih mas?
Misalnya lagi liputan tentang jalan
rusak, minta keterangan ke warga atau
gerakan mahasiswa, ada rasa pengen
untuk follow up terus. Atau menjalin
hubungan baik dengan gerakan
mahasiswanya gitu.
Deni : Bukan memuaskan kali ya, lebih
ke beban, kewajiban. Ya kalau saya
pribadi, ya itu, ketika kita melihat
sesuatu yang bikin kita terenyuh, tentu
kewajiban kita. Tapi kan kita ga bisa
ngomong sendiri, kita butuh komentar,
apa kata warga, apa harapan warga, ga
mungkin media beropini sendiri kan. Ya
tentu, harus bertanya. Ketika dipublish
ya, apalagi, apa yang kita publish
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
230
direspons langsung sama pemerintah,
secara pribadi ya kita ikut berkontribusi,
mengingatkan pemerintah daerah. Kita
kasih ruang buat masyarakat untuk
menyampaikan. Zaman bisa WhatsApp,
warga bisa kirim fotonya, ceritakan jalan
rusak berapa tahun, menimbulkan
korban jiwa ga, udah berapa tahun,
memang pemdesnya ga pernah
mengusulkan? Itu kan bisa komunikasi
via WhatsApp gitu. Bukan lebih
memuaskan ya, lebih kepada memang,
itu tugas kita, media, menyampaikan
informasi. Ketika itu ditanggapi ya
bersyukur, bisa jadi jembatan di pelosok,
yang susah menyuarakan harapan
mereka, kesejahteraan hidup,
infrastruktur yang memadai.
Peneliti : Kalau dari LSM, aktivis gitu
sering menyuarakan opini atau hal-hal
lain ke media sini mas? Lewat email
atau apa gitu?
Deni : Sering, banyak. Cuma karena kita
media online, bahkan ada yang dari
Sumatera, cuma ya kita ga ambil.
Kadang-kadang ada rilis-rilis dari LSM,
mahasiswa, masuk ke kita, sebenernya
ga karena kita ga mau naikin. Kita ga
punya kepentingan apa-apa. Kadang
berita lagi banyak, temen-temen juga
nunggu beritanya harus segera tayang,
kadang terlupakan. Bisa kita naikin
besok, kalau bukan peristiwa. Biasanya
kan teman-teman LSM atau mahasiswa
kirimnya tentang isu, opini mereka
terkait kebijakan A, B. Banyak yang
dinaikin juga. Cuma jarang dari LSM,
biasanya mahasiswa, dari forum-forum.
Ada juga NGO atau LSM sih.
Peneliti : Kalau antara media gimana
mas? Kompetisi dengan media lain atau
kolaborasi gitu, yuk dorong isu ini sama-
sama, biar sadar pemerintahnya, apa
gimana.
Deni : Iya, jadi, kalau saya sih gini, ga
terlalu menekankan ke teman-teman, ga
harus semua, kecuali isu besar ya,
penangkapan ganja satu ton, ya kita
tegor ya, masa ga dapet, itu kan
peristiwa besar. Berarti kamu wartawan,
harus bisa ningkatin jaringan di
lapangan. Kalaupun ga dapet ya teguran,
apa alasannya, kalaupun kamu lagi di
luar daerah, bagaimanapun harus dapet.
Nah, soal isu media ini ngangkat isu ini,
ga semua harus seragam sih mba,
kecuali tadi saya bilang, pejabat A
ditahan, pertama peristiwa, terus itu kan
jadi perhatian media. lalu media ini
dapet warga miskin yang tinggal di
bekas kandang kambing, kita ga dapet,
bukan berarti harus dapet, tapi ya kita
tegur tentu, kamu ke mana, dia dapet
loh. Kan jaringan beda-beda ya mbak,
apalagi yang masih muda, kan masih
baru baru. Tapi Alhamdulilah bagus.
Redaksi juga ngawasin, jangan sampe
bobol.
Peneliti : Kalau target audiens atau
pembaca di Bantenhits.com ada mas?
Deni : Kita sih mau semua audiens
menikmati. Karena kita ada kuliner,
gaya hidup, komunitas juga ada, ada
seni budaya. Kita pengen semua orang
dapet informasi dari kita. Apa saja
komunitas di Banten, gaya hidupnya
gimana, kita sampaikan. Jadi ya pelajar
lah, sampai usia 50. Ga kita bisa
generalisir yah..targetnya semua baca.
Pelajar, remaja, dewasa, orang tua.
Peneliti : Saya mau tanya ini mas, kan
pernah Pak Darus bilang, dari pihak
pemerintah Pandeglang kaya „negor‟
Bantenhits. Kalau dari Lebak pernah
mas?
Deni : Pernah sih, tapi jarang langsung
ke kantor, paling ke wartawan. Ya
keberatan dengan judul, isi beritanya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
231
Tapi kita intinya, namanya media, kan
judulnya menggelitik, atau bahasa yang
bagi mereka gimana gitu. Komplain,
sepanjang itu hasil konfirmasi, hasil
peliputan ya ga masalah. Masa iya kita
kritik orang tapi kita anti kritik. Kota
tangerang juga, walau dia udah kerja
sama sama kita, ya kalau memang ada
yang harus dikritis ya kritisi. Kaya
kemaren itu ada warga miskin rumahnya
ambruk, kakinya kena ambrukan rumah.
Dia tolak bantuan. Kenapa dia tolak?
Karena diduga bantuannya ga full
diterima sama dia. Tentu kita sebagai
mitra yang baik ya, mitra yang baik itu,
gini mbak, kadang-kadang mitra yang
baik itu, pemerintah atau apa,
nangkepnya, dengan asumsi kalau udah
kerja sama, “Lah kan kita udah kerja
sama”. Sekarang saya tanya ke mbak,
kalau punya temen, temen yang baik
menurut mbak, gimana?
Peneliti : yang jujur?
Deni : ingetin kalau kita salah kan, sama
aja sama kita dan pemerintah. Kita
mitra, teman, ketika kamu salah, ya kita
ingetin. Masa lu salah, kita diem aja.
Salah kita ingetin, kinerja lu baik, dapat
penghargaan dari kementerian, kita
bantu publikasikan. Ini teman gua nih,
kinerjanya bagus. Wali kota dapat
penghargaan. Bukan hanya di kota ya,
mengekang kebebasan berekspresinya
jurnaslis kan salah. Ya itu hampir terjadi
di setiap daerah mungkin, tapi tidak
disama ratakan juga personalnya. Ada
pejabat yang dia tahu, beriklan di media,
bukan berarti dia bisa membatasi ruang
gerak, pemberitaan media. ada juga yang
kaya gitu, yang sudah paham konteks
bermitra dengan media seperti apa. Ada
yang keberatan sama judul berita, isi
berita tapi sepanjang berita itu bukan
bohong, ada faktanya, rekamannya, kita
kan bisa beragumentasi. Lebak sama
Pandeglang biasanya ke wartawannya,
wartawannya sampein ke saya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
232
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ENGKOS KOSASIH,
WARTAWAN BIRO PANDEGLANG BANTENHITS.COM
1. WAWANCARA MELALUI WHATSAPP
[15:47, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Ini a, sudah berapa lama kerja jadi
wartawan di Bantenhits? Dan selama
jadi wartawan di bantenhits apa pernah
tulis berita tentang jalan di Pandeglang?
Misalnya tentang jalan yg rusak atau yg
lainnya..
[15:48, 11/26/2017] Engkos BTH:
Hampir satu tahun, sudha sering nulis
terkait jalan di pandeglang
[15:48, 11/26/2017] Engkos BTH:
Contoh jalan rusak, pembangunan jalan
yang tidak sesuai spek, pengerjaan
lambat ada juga yang mangkrak
[15:50, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kalau pemberitaan
tentang jalan itu sumbernya dari mana
a? Dari aduan warga kah atau dari siapa?
[15:51, 11/26/2017] Engkos BTH:
Pertama dari keluhan warga, setelah itu
camat dan intansi terkait
[15:53, 11/26/2017] Engkos BTH:
DPRD Wakil/Bupati Pandeglang
[15:57, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..pernah ga aa lagi jalan
ke mana gitu terus liat ada jalan rusak,
lalu aa tulis beritanya? Jadi berdasarkan
observasi atau pengamatan wartawan
begitu pemberitaanya
[15:57, 11/26/2017] Engkos BTH:
Pernah. Cuman setelah itu minta
tanggapan warga
[15:58, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh..contohnya pemberitaan jalan
apa tuh a? Contoh nama jalannya begitu
[16:00, 11/26/2017] Engkos BTH:
Contoh : Bertahun-tahun jalan di
Cibitung Pandeglang Tidak Pernah di
Bangun.
Jalan Menuju KEK Tanjung Lesung
Berlubang
[16:01, 11/26/2017] Engkos BTH:
Begini Penampakan Jalan Cibitung
Pandeglang
[16:02, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh itu contoh judul beritanya ya
a?
[16:02, 11/26/2017] Engkos BTH: Iya
[16:03, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Kalau keluhan warga apa pernah
dapat informasi lewat media sosial?
[16:05, 11/26/2017] Engkos BTH:
Pernah, sering bahkan warga curhat di
facebook. Karna di Pandeglang masih
banyak infrastruktur jalan yang sangat
memprihatinkan
[16:06, 11/26/2017] Engkos BTH: Cuma
biasanya saya konfirmasi ulang. Takut
hoax �
[16:06, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...contoh judul berita yg
berdasarkan curhat warga di facebook
itu ada ga a?
[16:08, 11/26/2017] Engkos BTH:
Enggak ada soalnya di konfirmasi ulang,
pernah juga wakil bupati curhat di akun
instagramnya.
[16:09, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..
[16:09, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Jadi yg warga curhat itu setelah
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
233
dicek ga sesuai sama yg diceritakan atau
bagaimana a?
[16:10, 11/26/2017] Engkos BTH: Iya
setelah warga curhat di fb, stelah itu di
cek bener enggak kondisi jalannya
seperti itu.
[16:10, 11/26/2017] Engkos BTH: Tadi
itu kata saya takut hoax
[16:12, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...kalau dari organisasi
mahasiswa pernah ga a yg protes terkait
jalan?
[16:13, 11/26/2017] Engkos BTH:
Sering
[16:13, 11/26/2017] Engkos BTH: Ya
itu, permasalah jalan di pandeglang
menjadi PR terbesar sehingga semua
ikut menyoroti nya.
[16:15, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu, kalau dari organisasi
mahasiswa biasanya lewat apa mas
kritik dari merekanya? Rilis pers kah
atau bagaimana?
[16:15, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: *a
[16:16, 11/26/2017] Engkos BTH:
Tergantung isu yang mereka bawa,
kadang demo, kadang melalui rilis pers
atau saya yang minta tanggapan ke
mereka.
[16:18, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu.. kalau di berita
berjudul "percantik kota, pemkab
pandeglang dianggap tak punya skala
prioritas" tanggal 27 Oktober kan ada
narasumber ketua PMII Pandeglang, nah
itu aa yang minta tanggapan ke beliau
atau bagaimana?
[16:21, 11/26/2017] Engkos BTH: Ia
saya yang minta tanggapan ke mereka.
[16:23, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kalau audiensi warga
Cibitung dan dinas PUPR 30 Oktober itu
kan ada aktivis GMNI juga ya a, itu aa
taunya ada audiensi dari mana?
[16:34, 11/26/2017] Engkos BTH: Ada
warga Cibitung yang ngasih tau bahwa
akan audiensi, pas kesana di dampingi
oleh aktivis GMNI
[16:40, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..maaf ya a banyak
nanya ini saya �.
[16:40, 11/26/2017] Engkos BTH:
Enggak apa-apa.
[16:47, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: kalau dari DPRD komisi III a,
saya liat di beberapa berita
narasumbernya dari Fraksi PKB Meddy
Kumardi, apa anggota lain dari komisi
III suka kasih komentar juga terkait
pembangunan jalan? Kalau iya, siapa a?
[16:54, 11/26/2017] Engkos BTH: Oh
iya kebanyakan persoalan jalan ada di
daerahnya meddy Dapil 6
[16:55, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kalau ini a, yg katanya
ada 4 dari 5 proyek pembangunan
infrastruktur jalan di pandeglang selatan
dikerjakan kontraktor luar daerah. Itu
apa ada upaya untuk minta keterangan
dari perusahaan kontraktornya?
[16:58, 11/26/2017] Engkos BTH: Ada
cuman nomor nya enggak dapat.
[17:04, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu, keempat proyek jalan
itu apa aa masih usaha untuk perhatikan
perkembangan proyeknya?
[17:05, 11/26/2017] Engkos BTH:
Masih kebetulan saya sering kordinasi
dengan warga dan kepala UPT wilayah
nya
[17:08, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Kalau ini a, apa aa pernah dengar
kalau pandeglang dan lebak
dikategorikan sebagai daerah tertinggal?
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
234
Kalau iya, apa aa setuju kalau
pandeglang dikategorikan sebagai
daerah tertinggal?
[17:11, 11/26/2017] Engkos BTH: Kalau
menurut saya, saya kurang setuju kalau
pandeglang dan lebak di jual-jual
sebagai daerah tertinggal.
[17:14, 11/26/2017] Engkos BTH: Ia
Sering denger
[17:17, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kenapa mas kurang
setuju?
[17:20, 11/26/2017] Engkos BTH: Kalau
di katagerokian sebagai daerah
tertinggal, Nantinya Pandeglang akan
terus dijual-jual kemiskinannya oleh
oknum tidak bertanggung jawab.
[17:24, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...oknumnya bisa dari
lembaga apa a?
[17:27, 11/26/2017] Engkos BTH:
Begini pandeglang selalu di gembor-
gemborkan sebagai daerah tertinggal
oleh pemipinnya sendiri, untuk
mendapatkan bantuan keuangan dari
provinsi dan pusat. Setelah mendapat
bantuan pejabat di pandeglang selalu
gagal dalam menyerap anggaran hal itu
dilihat dari Sisa Lebih Penggunaan
Anggaran (Silpa) yang setiap tahunnya
selalu membengkak mencapar 2-3 ratus
miliar.
[17:33, 11/26/2017] Engkos BTH:
Padahal APBD Pandeglang sangat kecil
tapi kenapa tidak bisa memanfaatkan
anggaran yang di berikan oleh privinsi
dan pusat.
[17:40, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...tapi apa kalau aa liat,
infrastruktur jalan di Pandeglang
memang butuh dikembangkan atau
diperbaiki?
[17:48, 11/26/2017] Engkos BTH:
Untuk meningkatkan kesejahtraan
ekonomi perlu ada pembangunan, dan
perbaikan infrastruktur.
[17:48, 11/26/2017] Engkos BTH: Jalan
[18:19, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Sip a...oh iya, mau tanya, kenapa
aa tertarik masuk jadi wartawan
bantenhits ya?
[18:31, 11/26/2017] Engkos BTH:
Pertama saya seneng nulis, kedua
Bantenhits bagi saya media yang tetap
mempertahankan idealisnya. Sebelum
saya jadi wartawan saya adalah relawan
anak dan lansia dan bantenhits media
terupdet di dalam gerakan ke relawanan
itu.
[18:32, 11/26/2017] Engkos BTH:
Makannya saya mencoba belajar nulis di
bantenhits
[18:41, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..relawan anak dan
lansianya itu maksudnya tergabung
dalam organisasi relawan a? Kalau iya,
ada namanya ga a?
[18:43, 11/26/2017] Engkos BTH: Ada
Pandeglang Care Movement.
[18:49, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kalau latar belakang
pendidikan aa apa ya?
[18:50, 11/26/2017] Engkos BTH:
Madrasah Aliyah (MA) Swasta.
[18:57, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: oke a. Pernah belajar tentang
penulisan atau jurnalistik ga a? Atau
otodidak aja gitu?
[18:59, 11/26/2017] Engkos BTH:
Belum pernah, kalau di sebut otodidak
enggak juga karna saya sering bertanya
sama yang lebih senior tenang
jurnalistik.
[19:13, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh oke a..tanya"nya sama senior
di bantenhits atau gimana a?
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
235
[19:14, 11/26/2017] Engkos BTH:
Kadang sama di bantenhits kadang sama
wartawan yang bukan di bantenhits.
[19:34, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Ok begitu a.. wartawan media
mana itu a kalau boleh tau?
[19:35, 11/26/2017] Engkos BTH:
Banyak ada RMOL, RRI, Inilahbanten,
Metrotv
[19:36, 11/26/2017] Engkos BTH: Yang
wartawan inilahbanten itu mantan
wartawan bantenhits di pandeglang,
sebelum saya jadi wartawan
[19:46, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu... kalau di bantenhits,
apa wartawan juga coba diarahkan
merekam video juga selain berita dalam
bentuk teks dan foto?
[19:49, 11/26/2017] Engkos BTH: Iya
selain naskah dan poto kita juga di
arahkan untuk rekam vidio
[20:13, 11/26/2017] +62 856-9206-
3657: Oke, kalau proses kirim berita ke
redaksinya bagaimaba ya a? naskahnya
dikirim lewat email atau bagaimana?
[20:16, 11/26/2017] Engkos BTH:
Lewat email
[09:02, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..sip a. Kalau setiap hari
di bantenhits ada rapat redaksi begitu ga
a?
[09:10, 11/27/2017] Engkos BTH:
Enggak ada paling rapat bulanan. Tapi
tauan engak taubada enggak tau enggak
soalnya belum nyampe setahun di
bantenhits
[09:14, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...kalau harian gitu ada
arahan ga a misalnya dari whatsapp
group atau apa?
[09:15, 11/27/2017] Engkos BTH: Ada
misal ada naskah yang harus di runing
trus dan kalau ada proyeksi.
[09:22, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...kalau rapat
bulanannya aa pernah ikut?
[09:23, 11/27/2017] Engkos BTH:
Pernah, kalau enggak ikut rapat bulanan
biasanya ke kitanya jadi pemalas,
soalnya enggak ada motivasi di awal
bulan�
[09:35, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh.. kalau rapat bulanan biasanya
di mana a?
[09:59, 11/27/2017] Engkos BTH: Di
kantor bantenhits tangerang
[10:28, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh ok a...kalau rapat atau
koordinasi gitu apa obrolannya formal
atau santai tapi serius aja gitu a? Kaya
teman saja bukan kaya dengan atasan
dan bawahan?
[10:32, 11/27/2017] Engkos BTH: Ya
formal santai tapi serius
[11:30, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kalau jam kerjanya
gimana a?
[11:32, 11/27/2017] Engkos BTH: Kalau
di obline 24 jam, ada naskah langsung
kirim. Jam gak jadi patokan. Apakagi
kalau ada kejadian harus secepatnya
turun kelapangan, bikin naskah dan
kirim
[11:33, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...seminggu 7 hari itu
atau ada hari libur a?
[11:34, 11/27/2017] Engkos BTH:
Enggak ada kalau sabtu-minggu bebas.
Ada naskah kirim gak ada mau gimana
lagi.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
236
[11:35, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...berarti ada target
jumlah naskah yg dikirim ga a?
[11:37, 11/27/2017] Engkos BTH:
Minimal per hari tiga, maksimal
sebanyak banyaknya
[11:38, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...kalau kurang dari 3
apa dapat sanksi atau teguran gitu a?
[11:39, 11/27/2017] Engkos BTH:
Enggak sih belum pernah dapat sanksi
atau teguran paling juga nanya. Hari ini
liputan kemana kok naskah sepi.
[11:40, 11/27/2017] Engkos BTH:
Tinggal kita ngejelasin. Udah bos
bantenhits.com itu paling baik dan
pengertian��
[11:44, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh...sebagai wartawan apa punya
kebebasan a untuk kasih usulan
pemberitaan?
[11:48, 11/27/2017] Engkos BTH:
Enggak, cuman kita di kasih kebebasan
untuk nulis apapun yang kita mau tulis.
Kita bebas ber ekspresi. Kalau
seremonial harus di kemas sebisa
mungkin jangan terlalu seremoniak
[12:02, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...kalau pemberitaan
tentang jalan? Apa pernah usulan
pemberitaan tentang jalan disetujui?
[12:04, 11/27/2017] Engkos BTH:
Maksudnya usulan kayak gimana
[12:10, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Misalnya aa liat ada jalan rusak
begitu atau ada kabar pembangunan
jalan mangkrak, terus kasih tau ke
redaksi lalu dipublikasi beritanya di
bantenhits hehe
[12:12, 11/27/2017] Engkos BTH: Oh
enggak, ya kita kirim aja naskahnya.
Jadi gak ada usulan, kata saya tadi saya
bebas nulis apapun untuk di kirim ke
bantenhit, dan bantenhits tidak pernah
intervensi atas berita yang saya kirim�
[12:18, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...
[12:20, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Kalau ini a, mau balik lagi tanya
tentang narasumber, kalau yg
"Gemasaba" itu kan pernah komentar
juga ya masalah pembangunan jalan, itu
aa yg menghubungi gemasabanya atau
mereka yg hubungin wartawan?
[12:22, 11/27/2017] Engkos BTH: saya
yang menghubungi Nya
[12:25, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..oke a... apa ada
harapan tertentu ketika aa menulis
pemberitaan tentang jalan rusak?
[12:28, 11/27/2017] Engkos BTH: Oh
begini teh, setiap saya nulis pemberitaan
tentang keluhan masyarakat baik itu
kesehatan, sosial, jalan dll. Saya harap
pemerintah daerah dapat peka terhadap
perosalan masyarakat, karna maaf yak
teh saya lihat pejabat pemerintah tidak
memiliki sense of crisis
[12:28, 11/27/2017] Engkos BTH:
*persoalan
[12:28, 11/27/2017] Engkos BTH:
Masyarakat
[12:31, 11/27/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...sense of crisis
maksudnya bagaimana ya a?
[12:32, 11/27/2017] Engkos BTH:
Kepekaan terhadap persoalan
masyarakat teh.
[12:33, 11/27/2017] Engkos BTH:
Contoh perosalan jalan, kesehatan,
kemiskinan.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
237
2. WAWANCARA TATAP MUKA/LANGSUNG
Pandeglang, 24 Desember 2017
Hasil observasi :
Peneliti bertemu Kosasih secara
langsung di Terminal Labuan,
Pandeglang. Kosasih mempunyai
rencana untuk liputan terkait tempat
wisata di Pandeglang, yaitu Pantai
Carita. Hal ini dikarenakan sedang
adanya periode liburan hari raya Natal
2017. Oleh karena itu wawancara
dilakukan disela-sela liputan Kosasih di
Pantai Carita. Ia menggunakan sepeda
motor, mengitari beberapa lokasi
pariwisata di Pantai Carita. Sebagai
wartawan ia berkomunikasi lewat
WhatsApp menggunakan telepon
genggam pintarnya. Ia juga
menggunakan telepon genggam
pintarnya untuk melakukan aktivitas
jurnalistik.
Transcript wawancara dengan Engkos
Kosasih :
P : Peneliti
K : Kosasih
P: Kan saya udah tanya kenapa aa
masuk di Bantenhits, nah sebenernya aa
mau jadi wartawan itu kenapa?
K: Sebetulnya dorongan sih, dorongan
karena, selain hobi nulis ya, dorongan
karena ingin membantu lah. Media
dipakai buat alat membantu.
P : Kalau kemarin kan katanya tugas jadi
wartawan di Bantenhits itu liputan,
boleh dijelasin ga abis liputan itu
ngapain?
K : Iya, abis liputan ditulis, terus dikirim
ke redaktur.
P: Terus kalau sebelum resmi jadi
wartawan Bantenhits apa ada masa uji
coba dulu begitu a?
K: iya, ada uji cobanya 6 bulan.
P : Ada peraturan penulisan misalnya
gaya penulisan atau sesuai kode etik
atau gimana?
K : Ya, harus sesuai kode etik,
P : Terus, pernah dibilangin ga gitu
untuk menyerap aspirasi masyarakat?
K: Sering, kalau bantenhits ya, lebih ke
masyarakat. Apalagi di daerah. Pak
Darus ngomong, kalau ada salah satu
wartawan yang ga bisa diarahin, apalagi
untuk menyerap aspirasi masyarakat.
Kalau ke masyarakat agak kurang.
P : Kalau kesulitan narasumber, itu
gimana?
K : Pertama datang dulu ya, kalau
misalkan butuh konfirmasi berita, kan
kalau hardnews sifatnya harus
berimbang. Kalau online kan running
news, secepat mungkin kan harus naik
dan harus cepet konfirmasi. Konfirmasi,
bikin beberapa angle dis ana. Kalau
kesulitan, biasanya kepala dinas itu pada
menghindar yah. Kan ada buku tamu,
difoto aja, nyari dia ga ketemu-ketemu,
telpon ga diangkat, di-WA ga dibales.
Itu baru ditaikin. Di bawahnya dikasih
keterangan, sudah berusaha
menghubungi, buktinya ada kan kita,
tanda tangan buku tamu itu.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
238
P: Kalau ditegur pernah a? “kenapa
berita kamu begini” begitu?
K : Sering, “Saya kan udah berusaha
menghubungi bapak, ditelpon, diWA,
bahkan saya sudah ke kantor bapak”.
Tapi ya..gitu.
P : Kalau Bu Irna sama Pak Tantonya
pernah kaya gitu?
K: Engga, kepala dinasnya doang.
P : Aa masih aktif di gerakan anak dan
lansia?
K: Masih, cuma agak jarang. Kemarin
juga baru kunjungan ke salah satu rumah
warga. Rumah warga yang tidak layak
lah..
P : Oh itu bagian dari gerakan itu atau
sekalian liputan?
K : Sekalian liputan
P : Terus ada organisasi atau gerakan
lain yang aa jadi anggotanya?
K : Ada, dulu sebelum jadi wartawan,
sekarang udah ga aktif.
P : Kalau organisasi wartawan a?
K : Ada, ikut PWI. Baru ikut KLW
(Karya Latih Wartawan).
P : KLW itu ngapain aja a?
K : Kita dikasih arahan tentang kode etik
jurnalistik terus ngisi soal.
P :: Soalnya tentang kode etik?
K : Kode etik, sejarah pers. Ikut di Kota
Tangerang kemaren.
P : PWInya cabang Pandeglang tapi
tesnya di Tangerang?
K : Iya
P : Kalau sama wartawan lain kan
katanya suka nanya nanya tentang
jurnalistik, selain itu suka ngobrolin hal
lain? Misalnya tentang suatu isu gitu?
Kejar isu yang ini, gitu.
K : Jarang sih, kita sebisa-bisa main isu.
Paling ada beberapa orang lah ya, dua
tiga.
P : Mungkin lebih ke berlomba-lomba
untuk ngejar berita yang eksklusif atau
berbeda dari dia?
K : Kalau disebut berlomba-lomba sih
pasti ada ya, namanya juga masing-
masing media, pasti ada. Pandeglang
juga ada kaya gitu. Jadi bobol-bobolan
kaya gitu.
P : Kalau ini a, sebagai laki-laki merasa
lebih fleksibel atau mobilitasnya lebih
tinggi gitu ga, misalnya ada liputan di
mana bisa langsung liputan?
K : Tergantung orangnya aja.
P : Berita yang ga dipublikasi ada ga a?
Sudah dikirim ke redaksi tapi ga
dipublikasi?
K : Belum pernah sih, selalu dipublish,
baik Deni (redaktur) mah orangnya.
P : Wartawan Pandeglang itu cuma satu
a? Susah ga kalau cuma satu?
K : Ya susah, karena sangat luas
Pandeglang, 32 kecamatan.
P : Kalau biasanya sehari-hari ada
tempat rutin untuk liputan?
K : Di sekitar gedung DPRD, bupati,
setda, semua deket di lingkungan itu. Itu
tempat nongkrong pagi-pagi. Hampir
setiap hari. Sebetulnya ga susah
ngehubungin DPRD ya, yang susah itu
menghubungi kepala dinas, padahal
bupati selalu kasih arahan. Jangan alergi
sama wartawan, kalian besar karena
wartawan. Tapi kenapa begitu.
P : Kalau dari pemerintah sendiri apa
ada acara kumpul-kumpul sama jurnalis
begitu a?
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
239
K : Ada, meskipun jarang ya, ada.
Setahun paling dua, tiga kali. Bulan
kemarin ada. Sillahturahim biasa aja.
Mendekatkan diri sama pejabat-pejabat.
P : Saya pernah liat berita aa yang Pak
Tanto sidak infrastruktur jalan, itu diajak
apa gimana a?
K : Iya, ajudannya ngajak. “Bapak mau
sidak nih, siapa yang mau ikut?”
P : Kalau Bu Irna ga sidak a?
K : Lain lagi itu urusannya.
P : Saya mau nanya tentang Bantenhits
nih a, kalau pemilik Bantenhits aa tau
siapa?
K : Bang Darus
P : Suka kasih nasihat atau arahan gitu
selain tadi yang diarahkan buat
menyerap aspirasi masyarakat?
K : Ya paling kalau rapat evaluasi.
P : Kalau menurut aa pers/media itu
punya tanggung jawab sosial?
K : Ya punya, dari berita-beritanya.
Untuk sekarang Pandeglang apa-apa
dipotong, ya mungkin sekarang
Pandeglang belum keliatan potensi-
potensi daerahnya, atau pemimpin
daerahnya yang kurang menyerap
anggaran, karena setiap tahun selalu ada
penggelembungan silpadi Pandeglang.
Padahal Pandeglang butuh perhatian
serius dari pemerintah pusat. Potensi
wisata banyak, pertanian, laut, banyak
potensi wisata di Pandeglang tapi gini-
gini aja dari tahun ke tahun. Jalan ancur,
yang lebih miris kemarin, cuma
ketinggalan sih. Ketinggalan ngeliput.
Ada ibu ibu mau melahirkan,
melahirkan di rumah warga. Lantaran
jalan menuju ke puskesmasnya ancur.
Dah naik di mnc tv itu.
P : Aa lagi liputan yang lain ya?
K : Iya, lagi liputan yang lain, liputan
janda sama anaknya yang tinggal di
kandang ternak. ini liputannya dikirimin
sama temen saya, katanya udah tayang.
[menunjukan pertukaran pesan di
WhatsApp dengan wartawan lain yang
mengirimkn video berita tentang ibu
hamil yang terpaksa melahirkan di
rumah warga, video berlogo iNewsTV.
Kosasih juga memutarkan videonya
untuk peneliti].
P : Kalau di Kawasan Ekonomi Tanjung
Lesung, jalannya sudah baik a?
K : Masih belum, di sana juga banyak
sampah. Dulu pernah beritain pas
Kawasan Ekonomi Khusus banyak
sampah di pinggir jalan. Sampai jadi
pembahasan itu berita setiap pertemuan
KEK. Dari tahun ke tahun persoalan
KEK itu ga pernah selesai, apalagi
persoalan lahan ya, lahan di KEK.
P : Apa aa suka merhatiin pembaca
Bantenhits suka baca berita tentang apa?
K : Kalau di Pandeglang sendiri sih
pembaca Bantenhits lebih suka ke sosial
ya, kalau berita-berita tentang politik
kurang. Tapi gimana ya, sama redaktur
disuruhnya di pemerintahan, ya cuman
seminggu sekali turun ke lapangan,
nyari-nyari isu daerah, nyari-nyari isu
sosial. Setiap Sabtu Minggu aja pasti
turun ke lapangan. Sekalian pulang ya
ke rumah.
P : Oh kalau hari kerja di pusat
pemerintahan sana?
K : Iya, kalau Senin-Jumat biasanya di
sana. Awal masuk di Bantenhits juga
disuruh milih, maunya di daerah mana,
Serang, Tangerang, Pandeglang.
“Pandeglang Selatan bang” “Jangan
dulu, lu di pemerintahan aja dulu”.
Kenapa pengen di Pandeglang Selatan?
Lebih menarik, yang tadi itu, banyak
kemasyarakatannya. Persoalan sosial
yang belum terselesaikan. Tapi ya
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
240
katanya ya, 2018, mau diprioritaskan
jalan ke daerah Selatan. 2018.
P : Aa sendiri memang asli orang
Pandeglang ya?
K : Asli orang Pandeglang. Lahir di
Pandeglang Selatan, sekolah di daerah
sana. Cuma pas masuk PCM
(Pandeglang Care Movement) sering
main ke Pandeglang.
P : Oh begitu, kalau wawancara di sini
itu pakai bahasa daerah atau gimana a?
K : kadang Indonesia kadang daerah.
Kebanyakan warga di sini itu sama
wartawan takut, banyak oknum-oknum,
banyak wartawan ga jelas yang
ngemanfaatin nama wartawan. Banyak
yang ngaku-ngaku Radar, Bantenpos,
masuk ke sekolahan sekolahan. Pernah
ada nih wawancara sama kepala sekolah,
“a jangan dinaikin ya beritanya”
“Kenapa Pak?, saya jauh jauh ke sini”,
“Saya ga punya uang untuk bayarnya.”
“Saya bukan butuh uang pak, maaf”
“Kok gini ya, biasanya ada yang minta
uang” Saya diem aja, ga banyakin
omong lagi.
P : Berita apa itu a?
K : Berita kegiatan mereka. Khususnya
daerah Selatan ya, banyak (wartawan)
yang kaya gitu.
P : Kan tadi kita ngobrolnya banyak
tentang pemerintah ya a, kalau
pengusaha begitu apa perlu dikawal
juga?
K : Kalau pengusaha ya, secara pribadi
ya, saya liat, pengusaha yang kaya
gimana. Contoh kemarin, pengusaha
UMKM dia bikin gitar. Dia bilang,
“saya ingin memperkerjakan pemuda”.
Saya angkat. Ya selagi kepentingannya
untuk orang banyak, bukan buat diri
sendiri ya saya angkat. Kalau untuk
dirinya senditi saya males angkatnya.
Dia sampai dipanggil sama bupati.
P : Kalau perusahaan besar gitu a? Kan
mereka punya kewajiban CSR gitu..
K : Iya, itu suka ngeliput juga. Tapi dana
itu seringnya digunain buat dana sosial
sunatan masal kaya gitu. Tapi Pak wakil
bupati minta kalau dana CSR jangan
dikebanyakin untuk sunatan masal,
mending ke rumah tidak layak huni,
infrastruktur jalan..karena sangat butuh
Pandeglang, rumah tidak layak huni
masih ada di mana-mana.
P : Kalau partai politik kan bisa
ditemuin di lembaga pemerintahan ya a,
itu ada pilihan tersendiri ga?
K : Ya kalau di DPRD kalau mau
ngomong ya kita kutip. Yang kemarin
itu dari PKB ya, Pak Meddy itu, dia
sering ngomong, apalagi jalannya ada di
wilayah dia, di daerah Selatan.
P : Oh iya a, aa nama Madrasah
Aliyahnya apa ya? Dan lulus tahun
berapa?
K : Al-Jamiatusysyuban lulus tahun
2013.
P : Itu diejanya gimana ya a?
K : (Menulis di kertas peneliti)
P : Kalau aa aktif di gerakan/organisasi
gitu a sekarang?
J : PCM (Pandeglang Care Movement)
ya. Saya hanya bisa sebatas kasihan
sama orang, ga bisa nolongin lebih
banyak. Kasihan amat ya..misalkan
ngeliat yang tumor. Cuma sebatas
kasihan. Terus ketemu, ngobrol ngobrol
sama mereka, masuk di sana karena satu
pikiran. Sebetulnya background saya
mah pecinta alam. Himpunan Pemuda
Pecinta Alam. Sekarang udah ga aktif.
Pendirinya tiga orang, saya, teman saya,
teman saya satu lagi.
P : Oh iya a, kalau menurut aa
infrastruktur jalan apa berpengaruh ya
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
241
buat kawasan ekonomi khusus dan yang
lainnya di Pandeglang?
K : Iya, sangat berpengaruh besar.
Khususnya untuk pertumbuhan ekonomi
ya. Apalagi hasil bumi dari daerah
selatan. Kan banyak hasil bumi dari
daerah selatan. Pengusaha hasil bumi
selalu mengeluh karena untuk mengirim
barang dari Jakarta nyampe delapan jam.
Kelapa, pisang, sayuran, banyak.
P : Kalau Taman Nasional Ujung Kulon
a? Infrastruktur jalannya gimana?
K : Parah itu infrastruktur jalannya.
Daerah selatan itu. Lebih parah dari
Tanjung Lesung. Kemarin itu teman-
teman relawan (PCM) ke sana, daerah
Ranca Pinang. Cuma waktu itu saya lagi
banyak kegiatan. Kegiatan Explore
Pandeglang. Ekspos daerah sana yang ga
terekspos. Kegiatan relawan sama
santunan ke 100 anak yatim 100 lansia.
Miris-miris daerah sana, saya cuma liat
video yang dikirimin. Bahkan ada salah
satu warga yang ga tau sama mukanya
bupati. Aneh kan. Mungkin bupatinya
jarang „main‟ ke sana ya. Ngadain acara
ya di Alun-alun Pandeglang. Ya aspirasi
masyarakat sana ya ga pernah nyampe
ke sini.
P : Bu Irna jarang turun ke lapangan a?
K : Kalau ga ada kegiatan di luar ya
sering turun ke lapangan. Sering cuma
jarang ke daerah sana. Mungkin terlalu
jauh atau entah apa. Cepet responnya,
misalnya ada isu tentang masyarakat
lansia atau gizi buruk atau apa naik ke
berita. Dia langsung telpon ke kepala
UPT, suruh ditanganin. Bupati yang
sekarang cepet responnya. Cuma antara
bupati dengan SKPD, sama anak
buahnya aja, kayanya ga sinkron.
SKPD-SKPDnya gitu aja monoton.
Entah ibu Irnanya ga tegas atau apa.
Bahkan Ibu Irna suka curhat ke kita. “Ini
gimana, ibu pengen memajukan
Pandeglang tapi ibu kan punya anak
buah. Dari perangkat desa sampai
SKPD. Masa harus ibu terus, mereka ke
mana?”. Sering dia ngomong gitu.
3. WAWANCARA
MELALUI WHATSAPP
[13:14, 1/2/2018] +62 856-9206-
3657: Assalamualaikum a Engkos.
Saya mau tanya beberapa pertanyaan
lagi apa boleh?
[13:19, 1/2/2018] Engkos BTH:
Boleh
[13:21, 1/2/2018] +62 856-9206-
3657: Aa kalau di redaksi, dapat
arahan itu dari siapa ya a biasanya?
[13:22, 1/2/2018] Engkos BTH: Dari
bang darus, sama bang deni.
[13:23, 1/2/2018] +62 856-9206-
3657: Kalau Bang Ramzy engga ya
a?
[13:24, 1/2/2018] Engkos BTH:
Jarang bang ramzy mah karna ada
yang lebih atas dari dia kan
[13:25, 1/2/2018] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kalau Bu/mbak
Ambadini atau Pak Bhisma pernah
ga a?
[13:25, 1/2/2018] Engkos BTH:
Ambadini juga pernah, tapi yang
lebih sering bang darus sama bang
deni
[13:26, 1/2/2018] +62 856-9206-
3657: Oh begitu... kalau Bu
Ambadini kasih arahannya tentang
liputan gitu a?
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
242
[13:30, 1/2/2018] Engkos BTH:
Kalau mba dini, bukan tentang
liputan teh, soal pemasukan dan
pengeluaran bantenhits aja.
[13:31, 1/2/2018] +62 856-9206-
3657: Oh..oke a..jadi mba dini ga
ikut nentuin konten beritanya gitu a?
[13:32, 1/2/2018] Engkos BTH: Iya
[13:35, 1/2/2018] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..oke a. Terima
kasih..Selamat Tahun Baru
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
243
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN FARIZ ABDULLAH,
WARTAWAN BIRO LEBAK BANTENHITS.COM
1. WAWANCARA MELALUI
[08:21, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oke a, mau tanya, kenapa aa
tertarik jadi wartawan/jurnalis?
[08:22, 12/22/2017] Fariz BTH: Dari
kecil soalnya orang tua juga di jurnalis
tambah kuliah juga jurusan jurnalis.
Alasan lainnya lantaran kerjanya
menantang juga bermanfaat untuk
masyarakat
[08:24, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu a..kalau alasan
bergabung di Bantenhits kenapa a?
[08:26, 12/22/2017] Fariz BTH: Satu
satunya media online yang masih
mengedepankan kepentingan publik,
juga dalam struktural nya tersusun.
[08:27, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Strukturanya tersusun bagaimana
a maksudnya?
[08:28, 12/22/2017] Fariz BTH: Jadi
kalau mau ngirim berita masih
mengedepankan susunan redaksi, jadi
wartawan kirim berita ke redaksi diedit
oleh redaktur baru dipublish. Kalau
media online lain wartawan nya bisa
langsung publish sendiri.
[08:31, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu a..aa sejak kapan jadi
wartawan di Bantenhits? Dan tugas
sebagai wartawan itu apa saja?
[08:33, 12/22/2017] Fariz BTH: Kalau
di Banten Hits sejak tahun 2015
[08:34, 12/22/2017] Fariz BTH:
Mencari, meliput, menulis dan dikirim
ke redaksi
[08:38, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh oke a. Sebelum resmi jadi
wartawan Bantenhits apa ada prosedur
tertentu gitu a? Misalnya ada tes atau
masa percobaan selama beberapa bulan
dulu?
[08:39, 12/22/2017] Fariz BTH: Ada,
kita masuk diseleksi. Tes wawancara
dan kalau keterima masa percobaan
selama 6 bulan.
[08:43, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kalau sekarang udah
kerja, jam kerjanya gimana a?
[08:43, 12/22/2017] Fariz BTH:
Kerjanya 24 jam , setiap peristiwa
diusahakan ngga boleh lolos
[08:45, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu...dalam seminggu apa
ada hari libur begitu a?
[08:46, 12/22/2017] Fariz BTH: Iya ada
libur hari sabtu itu biasanya dikasih
keringanan buat berleha-leha, tapi kalau
ada peristiwa besar ya tetep aja harus
liputan.
[08:50, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kalau pas hari kerja
apa ada target jumlah berita a?
[08:51, 12/22/2017] Fariz BTH:
Minimal 5 berita
[08:54, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Ohh kalau kurang apa ada sanksi
gitu a?
[09:00, 12/22/2017] Fariz BTH: Teguran
biasa, Sp 1,2,3
[09:01, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kalau sehari hari ada
rapat gitu a sama anggota redaksi?
[09:02, 12/22/2017] Fariz BTH: Sebulan
sekali
[09:02, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Sebulan sekali itu bahas apa aja a?
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
244
[09:04, 12/22/2017] Fariz BTH:
Evaluasi bulanan, kinerja selama satu
bulan dan program kedepannya
[09:06, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..kalau di hari kerja apa
ada arahan untuk liputan atau follow up
isu tertentu dari Mas Deni atau yang
lain?
[09:07, 12/22/2017] Fariz BTH: Ada
[09:08, 12/22/2017] Fariz BTH: Liat
sikon
[09:11, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oo oke a. Kalau hal
hal/peristiwa/isu/sosok yang menurut aa
layak dijadiin berita itu apa ya a?
[09:12, 12/22/2017] Fariz BTH:
Semuanya layak dijadikan berita selama
cover both side
[09:16, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..oh iya a, mau tanya,
kalau kirim berita ke redaksi itu lewat
email atau apa ya a?
[09:23, 12/22/2017] Fariz BTH: Via
[09:42, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh oke a, kalau yg kadang ada
arahan harian itu lewat apa a? Whatsapp
atau bagaimana?
[09:43, 12/22/2017] Fariz BTH: Group
[09:58, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh oke a, balik ke yg cover both
side tadi a, apa ada peraturan penulisan
dari redaksi begitu?
[09:59, 12/22/2017] Fariz BTH: Dari
redaksi ngga ada tapi semua mengerucut
ke kode etik jurnalistik
[10:01, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oo begitu..
[10:01, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Kalau menurut aa, tulisan yg
objektif itu seperti apa?
[10:02, 12/22/2017] Fariz BTH: Sesuai
dengan fakta dilapangan, tidak memihak
[10:02, 12/22/2017] Fariz BTH: Dan
tidak dibuat buat
[10:07, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oo oke a. Mau tanya a, apa aa
tahu kalau Lebak jadi salah satu daerah
tertinggal 2015-2019 yg ditetapkan
pemerintah?
[10:08, 12/22/2017] Fariz BTH: Iya
[10:09, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Menurut aa kenapa Lebak jadi
daerah tertinggal?
[10:10, 12/22/2017] Fariz BTH: Waduh
bukan kapasitas sebenernya kalau jawab
hal itu. Tapi kalau ditanya menurut,
karena memang letak wilayah nya yang
masih di plosok dan infrastruktur masih
sulit
[10:13, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oo begitu. Kalau infrastruktur
jalan bagaimana a di sana?
[10:14, 12/22/2017] Fariz BTH: Mulai
membaik
[10:15, 12/22/2017] Fariz BTH:
Walaupun ada beberapa jalan yang
kondisi nya rusak
[10:18, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: O begitu..kalau tentang
infrastruktur jalan apa aa sering
memberitakan?
[10:30, 12/22/2017] Fariz BTH: Iya
[10:38, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oke a..kalau berita tentang
infrastruktur jalan sumber-sumbernya
dari mana ya a?
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
245
[10:54, 12/22/2017] Fariz BTH:
Masyarakat dan pejabat yang
membidangi
[11:38, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu a..kalau narasumber
dari organisasi atau gerakan mahasiswa
ada ga a?
[11:40, 12/22/2017] Fariz BTH: Ada
[11:40, 12/22/2017] Fariz BTH: Dprd
juga
[11:40, 12/22/2017] Fariz BTH: Aktivis
[11:41, 12/22/2017] Fariz BTH:
Pengamat
[11:45, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu a..kalau sumbernya dari
pembaca ada ga a? Misalnya dari
komentar di media sosial begitu
[11:46, 12/22/2017] Fariz BTH: Bisaa
juga tapi tetep harus konfirm ulang
terhadap yang dituju
[11:49, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oo oke a..kalau dari aduan
pembaca di kolom komentar media
sosialnya Bantenhits apa pernah a?
Misalnya protes jalan rusak atau proyek
mangkrak begitu
[11:54, 12/22/2017] Fariz BTH: Iya
pernah, tapi tetep harus confirm ke
pejabat terkait biar beritanya cover both
side
[12:02, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh oke a..kalau dari pemerintah
sendiri a, apa pernah protes gitu ke aa
kalau diberitakan yg 'jelek-jelek' gitu a?
[12:02, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: *pemerintah daerah
[12:05, 12/22/2017] Fariz BTH: Kalau
ngga konfirmasi dulu pasti protes
[12:17, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oo gitu..tapi berarti ada
kebebasan buat nulis kan ya a?
[12:23, 12/22/2017] Fariz BTH: Ngga
bebas juga karena kan ada kode etik itu
[12:27, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oo begitu..kalau dari redaksi a,
apa boleh mengusulkan ide berita?
[12:28, 12/22/2017] Fariz BTH: Berhak
[12:48, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oo oke a...kalau dengan atasan
gaya komunikasinya apa formal atau
gimana a?
[13:44, 12/22/2017] Fariz BTH: Biasa
aja
[14:14, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oo oke a..
[14:15, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Kalau menurut aa kenapa
infrastruktur jalan yang rusak layak
untuk diberitakan?
[15:50, 12/22/2017] Fariz BTH: Supaya
pemkab tergugah untuk memperbaiki,
karena memang terkadang pemkab juga
tidak menge
[15:50, 12/22/2017] Fariz BTH: Menget
[15:50, 12/22/2017] Fariz BTH:
Mengetahui
[18:16, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Oh begitu..apa menurut aa media
punya peran untuk mengawal
pemerintah atau pebisnis?
[20:34, 12/22/2017] Fariz BTH:
Pemerintah
[20:38, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Apa itu menurut aa pers/media
punya fungsi tanggung jawab sosial a?
[20:51, 12/22/2017] Fariz BTH: Punya
atuh
[20:52, 12/22/2017] +62 856-9206-
3657: Bisa dijelasin ga a bagaimana
fungsi tanggung jawab sosialnya?
Mungkin dari berita berita yang dipilih
�
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
246
[21:09, 12/22/2017] Fariz BTH: Contoh
berita yang bersifat pengumuman
rekrutmen cpns ataupun mutasi, kan
kalau itu ngga jadi dilaksanakan ataupun
hoax jadi beban moral
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
247
LAMPIRAN
FOTO
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
248
LAMPIRAN FOTO
Ket. foto (kiri-kanan) : Ananda Deni, Peneliti, Darussalam Jagad Syahdana di Kantor
Bantenhits.com, Kota Tangerang.
Ket. foto (kiri-kanan) : Peneliti, Engkos Kosasih di Terminal Labuan, Kabupaten
Pandeglang.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
249
Ket. foto : Lantai 1 Kantor Bantenhits.com, nampak di sebelah kiri Achmad
Ramdzy (asisten redaktur Bantenhits.com), kanan adalah ruangan dari Syahdana.
Ket. foto : Lantai 1 Kantor Bantenhits.com, tampak dari pintu depan.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
250
LAMPIRAN
DAFTAR
ARTIKEL DAN
ARTIKEL
PANDEGLANG
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
251
DAFTAR ARTIKEL BANTENHITS.COM TENTANG INFRASTRUKTUR JALAN DI PANDEGLANG TAHUN 2017
No. Tanggal Judul Link Penulis Sumber
1 29
Januari
2017
Swadaya, Warga
Perbaiki Jalan Raya
Pandeglang – Labuan
http://bantenhits.com/2017/01/29/warga
-perbaiki-jalan-raya-pandeglang-labuan/
Engkos
Kosasih
Alfiah salah seorang warga.
2 1
Februari
2017
Warga Sesalkan
Perbaikan Jalan
Pandeglang – Labuan
Asal asalan
http://bantenhits.com/2017/02/01/warga
-sesalkan-perbaikan-jalan-pandeglang-
labuan-asal-asalan/
Engkos
Kosasih
Ucu Fahmi warga; Pengamatan
Wartawan Banten Hits Saepulloh
3 2
Februari
2017
Jembatan di Desa
Taruma Negara
Pandeglang Nyaris
Ambles
http://bantenhits.com/2017/02/02/jemba
tan-di-desa-taruma-negara-pandeglang-
nyaris-ambles/
Engkos
Kosasih
Dede Taufik Iskanda warga setempat
4 18
Februari
2017
Gemasaba Soroti
Buruknya Kondisi Jalan
di Pandeglang
http://bantenhits.com/2017/02/18/gemas
aba-soroti-buruknya-kondisi-jalan-di-
pandeglang/
Engkos
Kosasih
Sekretaris DPC Gerakan Mahasiswa
Satu Bangsa (Gemasaba) Pandeglang,
Sobana Ilham
5 18
Februari
2017
Kondisi Jalan Rusak,
Pemkab Pandeglang
Koordinasikan ke Pusat
http://bantenhits.com/2017/02/18/kondi
si-jalan-rusak-pemkab-pandeglang-
koordinasikan-ke-pusat/
Engkos
Kosasih
Sekretaris DPC Gerakan Mahasiswa
Satu Bangsa (Gemasaba) Pandeglang,
Sobana Ilham & Kepala Dinas
Pekerjaan Umun Dan Penataan Ruang
(PUPR) kabupaten Pandeglang Anwari
Husnira & Irna Narulita Bupati
Pandeglang
6 20
Februari
2017
Temui DBMTR
Banten, Tanto Akan
Pertanyakan
Pemeliharaan Jalan
http://bantenhits.com/2017/02/20/temui-
dbmtr-banten-tanto-akan-pertanyakan-
pemeliharaan-jalan-pandeglang-labuan/
Engkos
Kosasih
Wakil Bupati Pandeglang, Tanto
Warsono Arban
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
252
Pandeglang-Labuan
7 4 Maret
2017
Soroti Infrastruktur,
Mahasiswa Minta
Pemkab Pandeglang
Transparan soal
Rencana Pembangunan
http://bantenhits.com/2017/03/04/soroti-
infrastruktur-mahasiswa-minta-pemkab-
pandeglang-transparan-soal-rencana-
pembangunan/
Ananda
Deni
Gerakan Mahasiswa Pandeglang Raya
(Gempar) Deni Iskandar
8 9 Maret
2017
Jalan Rusak di Cililitan
Pandeglang Lama Tak
Diperbaiki
http://bantenhits.com/2017/03/09/jalan-
rusak-di-cililitan-pandeglang-lama-tak-
diperbaiki/
Engkos
Kosasih
Kades Cililitan, Yayan Mardiyana &
Kasi Pembangunan Kecamatan Picung,
Roni
9 10 Maret
2017
Minim PJU, Akses
Jalan Cililitan-Kolelet
Dikeluhkan Warga
http://bantenhits.com/2017/03/10/minim
-pju-akses-jalan-cililitan-kolelet-
dikeluhkan-warga/
Engkos
Kosasih
Bambang Ferdiansyah, Ketua Karang
Taruna Picung & Jaka, salah seorang
warga
10 15 Maret
2017
Amblas Sejak
Desember, Jalan Raya
Cibaliung Dibiarkan
http://bantenhits.com/2017/03/15/ambla
s-sejak-desember-jalan-raya-cibaliung-
dibiarkan/
Engkos
Kosasih
Ketua Himpunan Pemuda Pecinta
Alam (Hippa Alam) Cigeulis, Davied
Becek
11 15 April
2017
Bertahun-tahun
Dibiarkan Rusak,
Begini Penampakan
Jalan di Cibitung
Pandeglang
http://bantenhits.com/2017/04/15/bertah
un-tahun-dibiarkan-rusak-begini-
penampakan-jalan-di-cibitung-
pandeglang/
Engkos
Kosasih
Apipi warga Desa Manglid & Hafid,
warga
12 19 April
2017
Komisi III Sebut
Rp45,7 M untuk
Infrastruktur di
Pandeglang Tak
Realistis
http://bantenhits.com/2017/04/19/komis
i-iii-sebut-rp45-7-m-untuk-
infrastruktur-di-pandeglang-tak-
realistis/
Engkos
Kosasih
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten
Pandeglang, Iing Andri (Politisi Partai
Demokrat)
13 21 April Pemkab Gelontorkan http://bantenhits.com/2017/04/21/pemk Engkos Camat Majasari, Neneng Nuraeni,
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
253
2917 Rp1,5 Miliar Perbaiki
Jalan Ciekek Pagerbatu
ab-gelontorkan-rp1-3-miliar-perbaiki-
jalan-ciekek-pagerbatu/
Kosasih Lurah Pagerbatu, Yana & tokoh
masyarakat setempat, Endim Dimyati
14 21 April
2017
Baksos di Pagerbatu,
PWI Ingatkan Pemkab
Pandeglang soal
Infrastruktur
http://bantenhits.com/2017/04/21/bakso
s-di-pagerbatu-pwi-ingatkan-pemkab-
pandeglang-soal-infrastruktur/
Engkos
Kosasih
Agus Lani pengurus PWI Pandeglang
& Lurah Pagerbatu, Yana
15 14 Juli
2017
Temui DPRD, Forum
Patia Sampaikan
Persoalan Infrastruktur
http://bantenhits.com/2017/07/14/temui-
dprd-forum-patia-sampaikan-persoalan-
infrastruktur/
Engkos
Kosasih
Iis Nursalim, Ketua Forum Patia
Bangkit (FPB) & Ketua Komisi III
DPRD Pandeglang, Iing Andri
16 31 Juli
2017
Wabup Pandeglang
Kecewa Perbaikan
Jalan Masih Asal-
asalan
http://bantenhits.com/2017/07/31/wabu
p-pandeglang-kecewa-perbaikan-jalan-
masih-asal-asalan/
Engkos
Kosasih
Wakil Bupati Pandeglang, Tanto
Warsono Arban & Kasi Pengendalian
Kawasan Permukiman dan Prasarana
Umum DPKPP Pandeglang, Ahmad
Jamaludin
17 21
Agustus
2017
Bertahun-tahun Jalan
Rusak, Warga Demo
Kantor Bupati
Pandeglang
http://bantenhits.com/2017/08/21/bertah
un-tahun-jalan-rusak-warga-demo-
kantor-bupati-pandeglang/
Engkos
Kosasih
warga dari Aliansi Masyarakat
Sukaresmi Menggugat (AMSM)
18 30
Agustus
2017
Pembangunan Jalan di
Pandeglang Baru 40
Persen, PUPR: Oktober
100 Persen
http://bantenhits.com/2017/08/30/pemb
angunan-jalan-di-pandeglang-baru-40-
persen-pupr-oktober-100-persen/
Engkos
Kosasih
Kepala Dinas PUPR Pandeglang
Anwari Husnira
19 31
Agustus
2017
Ini Temuan Tanto Saat
Tinjau Proyek Jalan
Saruni dan Kadubale
http://bantenhits.com/2017/08/31/ini-
temuan-tanto-saat-tinjau-proyek-jalan-
saruni-dan-kadubale/
Engkos
Kosasih
Wakil Bupati Pandeglang Tanto
Warsono Arban
20 28 Kualitas Proyek Jalan http://bantenhits.com/2017/09/28/kualit Engkos Wakil Bupati Pandeglang Tanto
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
254
Septemeb
er 2017
di Cigeulis Pandeglang
Buruk
as-proyek-jalan-di-cigeulis-pandeglang-
buruk/
Kosasih Warsono Arban & Sekretaris Dinas
PUPR Nunung Fauzi
21 30
Septembe
r 2017
Dinas PUPR
Pandeglang Bantah
Pengawasan Proyek
Lemah
http://bantenhits.com/2017/09/30/dinas-
pupr-pandeglang-bantah-pengawasan-
proyek-lemah/
Engkos
Kosasih
Kepala Dinas PUPR Pandeglang Girgi
Jantoro
22 2 Oktober
2017
Proyek Jalan
Ciwangun-Cikadu
Dikeluhkan Warga
http://bantenhits.com/2017/10/02/proye
k-jalan-ciwangun-cikadu-dikeluhkan-
warga/
Engkos
Kosasih
Afifi Budi warga & Hata Suhata
23 3 Oktober
2017
Dinas PUPR
Pandeglang Pastikan
Pembangunan Jalan
Ciwangun-Cikadu
Segera Dilanjutkan
http://bantenhits.com/2017/10/03/dinas-
pupr-pandeglang-pastikan-pembangun-
jalan-ciwangun-cikadu-segera-
dilanjutkan/
Engkos
Kosasih
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Pandeglang, Dana
24 5 Oktober
2017
Kepung Pendopo,
Warga Pandeglang
Tuntut Perbaikan Jalan
http://bantenhits.com/2017/10/05/kepun
g-pendopo-warga-pandeglang-tuntut-
perbaikan-jalan/
Engkos
Kosasih
Ramsudin & Haetami warga
Rancapinang, Kecamatan Cimanggu
25 5 Oktober
2017
Pemkab Pandeglang
Prioritas Perbaikan
Jalan Rancapinang
http://bantenhits.com/2017/10/05/pemk
ab-pandeglang-prioritas-perbaikan-
jalan-rancapinang/
Engkos
Kosasih
Sekda Pandeglang, Feri Hasanudin
26 5 Otkober
2017
Pemkab Pandeglang
Dinilai Lamban
Sampaikan Informasi
Pembangunan kepada
http://bantenhits.com/2017/10/05/pemk
ab-pandeglang-dinilai-lamban-
sampaikan-informasi-pembangunan-
kepada-warga/
Engkos
Kosasih
anggota DPRD Kabupaten Pandeglang,
Khumaedi
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
255
Warga
27 9 Oktober
2017
Pemkab Pandeglang
Ancam Blacklist
Pelaksana Proyek
Rp5,1 Miliar
http://bantenhits.com/2017/10/09/pemk
ab-pandeglang-ancam-blacklist-
pelaksana-proyek-rp5-1-miliar/
Engkos
Kosasih
Wakil Bupati Pandeglang, Tanto
Warsono Arban & Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Pandeglang Girgi Jantoro
28 13
Oktober
2017
Warga Cibitung Ancam
Demo Dinas PUPR
Pandeglang
http://bantenhits.com/2017/10/13/warga
-cibitung-ancam-demo-dinas-pupr-
pandeglang/
Engkos
Kosasih
Afifi Budi warga & Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Pandeglang Girgi Jantoro
29 14
Oktober
2017
Instruksi Tanto Tak
Digubris, Proyek Jalan
Marapat-Camara
Terbengkalai
http://bantenhits.com/2017/10/14/instru
ksi-tanto-tak-digubris-proyek-jalan-
marapat-camara-terbengkalai/
Engkos
Kosasih
Ridwan Nurseha, salah satu warga &
Camat Cigeulis, Suntama
30 15
Oktober
2017
Mahasiswa Sesalkan
Sikap Lemah Pemkab
Pandeglang
http://bantenhits.com/2017/10/15/mahas
iswa-sesalkan-sikap-lemah-pemkab-
pandeglang/
Engkos
Kosasih
Sekretaris Gemasaba Pandeglang,
Shobhana Ilham
31 16
Oktober
2017
PT Tjendana Kersmulti
Utama Lanjutkan
Betonisasi Ciwangun-
Cikadu
http://bantenhits.com/2017/10/16/pt-
tjendana-kersmulti-utama-lanjutkan-
betonisasi-ciwangun-cikadu/
Engkos
Kosasih
Perwakilan PT Tjendana Kersmulti
Utama Tedi Lazuardi; Pelaksana
lapangan Jajat Permana & Afifi Budi,
salah seorang warga Kecamatan
Cibitung
32 16
Oktober
2017
Dinas PUPR Akan Kaji
Proyek Jalan Marapat-
Camara, Tanto :
Enggak Perlu Kajian
Lagi!
http://bantenhits.com/2017/10/16/dinas-
pupr-akan-kaji-proyek-jalan-marapat-
camara-tanto-enggak-perlu-kajian-lagi/
Engkos
Kosasih
Kepala Dinas PUPR Pandeglang Girgi
Jantoro & Wakil Bupati Pandeglang
Tanto Warsono Arban
33 17 Tanto Pastikan http://bantenhits.com/2017/10/17/tanto- Engkos Wakil Bupati Pandeglang Tanto
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
256
Oktober
2017
Pelaksana Proyek Jalan
Marapat – Camara
Diblacklist
pastikan-pelaksana-proyek-jalan-
marapat-camara-diblacklist/
Kosasih Warsono Arban;
34 23
Oktober
2017
Unggah Foto Proyek
Jalan, Tanto: Luar
Biasa Kerjaan Ente
http://bantenhits.com/2017/10/23/ungga
h-foto-proyek-jalan-tanto-luar-biasa-
kerjaan-ente/
Engkos
Kosasih
Unggahan Tanto; komentar akun
@Dede_supriyadi; akun
@Diana_Jayabaya; @Arbul_pratama
35 24
Oktober
2017
Proyek Asal-asalan,
DPKPP Pandeglang
Sebut Minim Tenaga
Pengawas
http://bantenhits.com/2017/10/24/proye
k-asal-asalan-dpkpp-pandeglang-sebut-
minim-tenaga-pengawas/
Engkos
Kosasih
Kepala DPKPP Pandeglang, Syarif
Hidayat
36 27
Oktober
2017
Mahasiswa Menduga
Proyek di Pandeglang
Sarat Kongkalikong
http://bantenhits.com/2017/10/27/mahas
iswa-menduga-proyek-di-pandeglang-
sarat-kongkalingkong/
Engkos
Kosasih
koordinator aksi, Tb Muhamad Afandi
(GMNI)
37 27
Oktober
2017
Percantik Kota, Pemkab
Pandeglang Dianggap
Tak Punya Skala
Prioritas
http://bantenhits.com/2017/10/27/perca
ntik-kota-pemkab-pandeglang-
dianggap-tak-punya-skala-prioritas/
Engkos
Kosasih
Ketua PMII Pandeglang Ajat Sudrajat
& Ketua GMNI Pandeglang Tb A.
Indra
38 30
Oktober
2017
Mahasiswa: Pemkab
Pandeglang Harus
Tegas terhadap
Kontraktor Nakal
http://bantenhits.com/2017/10/23/mahas
iswa-pemkab-pandeglang-harus-tegas-
terhadap-kontraktor-nakal/
Engkos
Kosasih
Ketua Gemasaba Pandeglang, Rian
Supriatna
39 30
Oktober
2017
Betonisasi Ciwangun-
Cikadu Lamban, Warga
Datangi Kantor Dinas
PUPR Pandeglang
http://bantenhits.com/2017/10/30/betoni
sasi-ciwangun-cikadu-lamban-warga-
datangi-kantor-dinas-pupr-pandeglang/
Engkos
Kosasih
Hatta Suhata mewakili warga Cibitung;
Kabid Bina Marga Dinas PUPR
Pandeglang Dana Mulyana; Wakil
Direksi PT Tjendana Kersomulti
Utama Jajat Permana
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
257
40 30
Oktober
2017
Kinerja Dikritik,
Pejabat PUPR
Pandeglang: Emang
Saya Mau Jadi Kabid?
http://bantenhits.com/2017/10/30/kinerj
a-dikritik-pejabat-pupr-pandeglang-
emang-saya-mau-jadi-kabid/
Engkos
Kosasih
Aktivis GMNI Dean Bayu Pradana;
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Pandeglang, Dana; Kepala UPT
Wilayah VII Zaenal Huri
41 31
Oktober
2017
Bina Marga Pandeglang
Ungkap Alasan
Lambannya Proyek
Jalan Ciwangu-Cikadu
http://bantenhits.com/2017/10/31/bina-
marga-pandeglang-ungkap-alasan-
lambannya-proyek-jalan-ciwangu-
cikadu/
Engkos
Kosasih
Kabid Bina Marga (BM) DPUPR
Kabupaten Pandeglang Dana Mulyana;
Kepala UPT DPUPR Wilayah VII
Zaenal Huri
42 31
Oktober
2017
80 Persen Jalan di
Pandeglang Selatan
Rusak Parah
http://bantenhits.com/2017/10/31/80-
persen-jalan-di-pandeglang-selatan-
rusak-parah/
Engkos
Kosasih
Kepala UPT Dinas PUPR Wilayah VII,
Zaenal Huri
43 3
Novembe
r 2017
Garap Proyek Miliaran
di Pandeglang, Kinerja
Kontraktor Luar Daerah
Dikeluhkan
http://bantenhits.com/2017/11/02/garap-
proyek-miliaran-di-pandeglang-kinerja-
kontraktor-luar-daerah-dikeluhkan/
Engkos
Kosasih
Kepala UPT Dinas PUPR Pandeglang
Wilayah VII, Zaenal Huri
44 3
Novembe
r 2017
Irna Harus Panggil
Dinas PUPR soal
Lambatnya
Pembangunan Jalan
http://bantenhits.com/2017/11/03/irna-
harus-panggil-dinas-pupr-soal-
lambatnya-pembangunan-jalan/
Engkos
Kosasih
Anggota Komisi III DPRD Pandeglang
dari Fraksi PKB Meddy Kumaedi
45 5
Novembe
r 2017
Komunitas Mobil
Engkel Tutup Lubang
di Jalan Padali-Sumur
http://bantenhits.com/2017/11/05/komu
nitas-mobil-engkel-tutup-lubang-di-
jalan-padali-sumur/
Engkos
Kosasih
Ivhey penggerak Komunitas Mobil
Engkel
46 29 Pelajar di Pandeglang http://bantenhits.com/2017/11/29/pelaja Darussa Ketua Pimpinan Cabang Ikatan
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
258
Novembe
r 2017
Setiap Hari Lintasi
Jalan Berlumpur Ini
r-di-pandeglang-setiap-hari-lintasi-
jalan-berlumpur-ini/
lam J.
Syahda
na
Mahasiawa Muhammadiyah (PC IMM)
Kabupaten Pandeglang lewat siaran
pers
47 4
Desember
2017
Proyek Jalan
Ciwangun-Cikadu
Dipastikan Tak Selesai
Sesuai Jadwal
http://bantenhits.com/2017/12/04/proye
k-jalan-ciwangun-cikadu-dipastikan-
tak-selesai-sesuai-jadwal/
Engkos
Kosasih
Kepala UPT DPUPR Wilayah VII
Jaenal Huri & Wakil Direksi PT
Tjendana Kersomulti Utama, Jajat
Permana
48 12
Desember
2017
Pemkab Beri
Kesempatan PT
Tjendana Kersomulti
Selesaikan Betonisasi
Ciwangun-Cikadu
http://bantenhits.com/2017/12/12/pemk
ab-beri-kesempatan-pt-tjendana-
kersomulti-selesaikan-betonisasi-
ciwangun-cikadu/
Engkos
Kosasih
Kadis PUPR Pandeglang, Jantoro
49 26
Desember
2017
UPT VII PUPR
Pandeglang Klaim
Pengerjaan Jalan 85
Persen
http://bantenhits.com/2017/12/26/upt-
vii-pupr-pandeglang-klaim-pengerjaan-
jalan-85-persen/
Engkos
Kosasih
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)
VII Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten
Pandeglang Zaenal Huri
50 28
Desember
2017
Belasan Tahun, Jalan
Penghubung antar
Kecamatan di
Pandeglang Dibiarkan
Rusak
http://bantenhits.com/2017/12/28/belasa
n-tahun-jalan-penghubung-antar-
kecamatan-di-pandeglang-dibiarkan-
rusak/
Engkos
Kosasih
Firdaus Kepala Desa (Kades) Pasir
Durung
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
259
ARTIKEL BANTENHITS.COM TENTANG INFRASTRUKTUR
JALAN DI PANDEGLANG TAHUN 2017
Pandeglang - Kondisi Jalan Pandeglang-Labuan, tepatnya di Kampung Nyi
Masropoh, Desa Mandala Sari, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang,
dikhawatirkan warga. pasalnya, tak sidikit pengendara bermotor yang terlibat kecelakaan akibat lubang di jalan tersebut.
Karena tak juga diperbaiki pemerintah, warga secara swadaya berinisiatif memperbaiki
kerusakan jalan dengan biaya dan peralatan seadanya, Minggu (28/1/2017).
"Sudah puluhan kali pengedara motor kecelakaan. Kalau terus dibiarkan semakin banyak
yang kecelakaan di sini. Makanya, warga dengan dana seadanya perbaiki," kata Alfiah salah seorang warga.
Warga berharap, pemerintah daerah maupun pusat untuk diminta segera memperbaiki
jalan agar kondisinya lebih layak.
"Biar enggak terus-terusan mengancam keselamatan warga," pintanya.(Ep)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
260
Perbaikan Jalan Raya Pandeglang-Labuan yang disesalkan warga karena terkesan asal
asalan (Istimewa)
Pandeglang - Perbaikan jalan raya Pandeglang Labuan di Kadu Gadung, Desa
Sindanglaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang disesalkan warga setempat.
Pasalnya perbaikan tersebut jalan terkesan asal-asalan karena hanya menggunakan tanah dan batu untuk menutupi bagian jalan yang berlubang.
"Setelah memakan banyak korban akhirnya diperbaiki, namun pekerjaan asal asalan.
Masa perbaikannya pake tanah merah dan batu kecil, seharusnya diaspal," sesal Ucu
Fahmi warga setempat kepada Banten Hits, Rabu (1/2/2017).
Dengan menerjunkan satu unit mobil pick up pekerja yang mengaku dari Dinas Pekerjaan
Umum (DPU) Provinsi Banten satu persatu menutupi lupang-lubang yang berada di jalan
tersebut dengan cara manual.
"Itu dikerjakanya sekitar jam tiga (15:00 WIB red), pas saya tanya mereka bilang utusan
dari PU Provinsi Banten," kata Ucu.
Sebelumnya dilokasi tersebut, Sejumlah warga Kampung Kadu Gadung, Desa Sindang
Laya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, menanam pohon pisang di Jalan
Raya Pandeglang-Labuan sebagai bentuk protes lambannya pemeliharaan jalan berlubang di kawasan itu, Selasa (27/12/2016).
Wartawan Banten Hits Saepulloh melaporkan, sejak beberapa bulan terakhir sejumlah
jalan nasional di Kabupaten Pandeglang rusak dan berlubang akibat terus menerus
diguyur hujan. Salah satunya Jalan Raya Pandeglang-Labuan.
BACA JUGA: Jalan Raya Pandeglang-Labuan Ditanami Pohon Pisang
Karena kondisi jalan yang berlubang praktis membahayakan pengguna jalan. Jika
pengendara tidak berhati-hati saat melintasi kawasan ini, mereka akan mengalami kecelakaan.
"Karena jalan ini seperti kebun pisang banyak lubangnya. Makanya kita tanami pisang,"
sindir Ucu Fahmi, warga Pagelaran usai melakukan aksi tanam pohon pisang di lokasi tersebut kepada Banten Hits, Selasa (27/12/2016).(Ep)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
261
Jembatan penghubung antara kampung Tarikolot dengan kampung Bangkak, Desa
Taruma Nagara kondisinya miring (Banten Hits/Engkos Kosasih)
Pandeglang - Jembatan penghubung antara kampung Tarikolot dengan Kampung
Bangkak, Desa Taruma Nagara, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang sejak 2010
dibiarkan miring dan nyaris ambles.
"Saya dan masyarakat sangat berharap jembatan itu perbaikan, karena kalau di biarkan
seperti ini takut membahayakan warga saat melintas," Dede Taufik Iskanda warga setempat kepada Banten Hits, Kamis (2/2/2017).
Tak hanya dijadikan akses utama warga kampung Tarikolot dan Bangkok, Jembatan
tersebut dijadikan akses menuju perkebunan kelapa sawit PT Globar Agro Lestari (GAL) dan mengangkut hasil penen kelapa sawit.
Namun sangat disayangkan, kondisi jembatan tersebut luput dari perhatian Pemerintah Desa dan pihak perusahanan.
"Sampai sekarang belum perbaikan, seharusnya kan ada dana CSR dari PT GAL, kok
kenapa tidak di pakai untuk memperbaiki jambatan,terus dana CSR selama Ini kemana," sesalnya.
Saat berita ini dimuat Banten Hits masih berupaya mengkonfirmasi kepada pihak desa setempat dan PT Globar Agro Lestari (GAL).(Ep)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
262
Kerusakan jalan di Desa Brebes, Kecamatan Panimbang, Pandeglang. Jalan ini
merupakan jalur menuju Tanjung Lesung yang merupakan wilayah yang ditetapkan
sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) oleh Presiden Joko Widodo. (Banten Hits/
Engkos Kosasih)
Pandeglang - Kondisi infrastruktur jalan di wilayah Provinsi Banten masih menjadi PR
bagi pemerintah pusat dan daerah. Pengerjaan yang asal-asalan dan kerap dilalui oleh
truk-truk melebihi tonase merupakan sejumlah faktor penyebab kondisi jalan yang
memadai tak bisa dirasakan lama oleh masyarakat.
Sekretaris DPC Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Pandeglang, Sobana Ilham
mengatakan, tak sedikit jalan di Kabupaten Pandeglang yang seolah dibiarkan rusak.
Padahal, kondisi tersebut mengancam keselamatan pengendara kendaraan.
"Apakah pajak yang selama ini dibayarkan masyarakat tidak cukup untuk menangani
persoalan itu?," tanya Ilham, Jumat (17/2/2017).
Ia juga menyangkan ketidaktegasan pemerintah melalui dinas terkait terhadap truk-truk
yang masih saja membandel mengangkut material dengan kondisi muatan yang melebihi
tonase yang bisa mempengaruhi terhadap kualitas jalan yang baru diperbaiki.
"Kami minta, pemerintah daerah dalam hal ini gubernur maupun bupati tak lalai soal ini
karena menyangkut keselamatan rakyatnya. Pemerintah harus tegas kepada siapa saja yang melanggar peraturan," pintanya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
263
Pandeglang - Kondisi infrastruktur jalan di wilayah Provinsi Banten masih menjadi PR
bagi pemerintah pusat dan daerah. Pengerjaan yang asal-asalan dan kerap dilalui oleh
truk-truk melebihi tonase merupakan sejumlah faktor penyebab kondisi jalan yang memadai tak bisa dirasakan lama oleh masyarakat.
Sekretaris DPC Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Pandeglang, Sobana Ilham
mengatakan, tak sedikit jalan di Kabupaten Pandeglang yang seolah dibiarkan rusak.
Padahal, kondisi tersebut mengancam keselamatan pengendara kendaraan.
BACA JUGA: Gemasaba Soroti Buruknya Kondisi Jalan di Pandeglang
"Apakah pajak yang selama ini dibayarkan masyarakat tidak cukup untuk menangani persoalan itu?," tanya Ilham, Jumat (17/2/2017).
Menanggapi kondisi infrastuktur jalan di sejumlah wilayah yang mengalami keruskaan,
salah satunya akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesnug di
jalan raya Panimbang Tanjung Lesung, Kepala Dinas Pekerjaan Umun Dan Penataan
Ruang (PUPR) kabupaten Pandeglang Anwari Husnira mengaku sudah berkoordinasi
dengan pemerintah pusat.
"Insya Allah sudah dikoordinasi dengan pihak pusat dan untuk rambu akan segera di
konfirmasi ulang dengan pihak Dinas Perhubungan(Dishub)," terang Anwar.
Anwari mengatakan, untuk infrastruktur jalan dibawah kewenangan pemerintah setempat akan terus dilakukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) PUPR masing-masing wilayah.
"Untuk jalan kabupaten kami berusaha secara rutin melakukan perbaikan dan dilakukan oleh pihak UPT," terangnya.
Sebelumnya, Pasangan Irna Narulita-Tanto Warsono Arban berjanji menyelesaikan
persoalan infrastruktur jalan di Pandeglang dalam waktu empat tahun. Meski begitu, Irna
tidak mengesampingkan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan program
lainnya.
BACA JUGA: Irna Pastikan Pembangunan Jalan di Pandeglang Selesai Empat Tahun
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
264
"Semua memang jadi prioritas. Ibu berharap empat tahun di sisa kepemimpinan Ibu dan
Pak Tanto (pembangunan jalan) bisa selesai, bisa tuntas," kata Irna usai menghadiri
sidang paripurna di Gedung DPRD Pandeglang.(Ep)
Tanto Warsono Arban. (Banten Hits/ Engkos Kosasih)
http://www.bantenhits.com/mega-metropolitan/berita/50461/temui-dbmtr-banten-tanto-
akan-pertanyakan-pemeliharaan-jalan-pandeglang-labuan
Pandeglang - Dalam waktu dekat, Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban akan mendatangi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten.
Kepada awak media, Senin (20/2/2017), rencana tersebut terkait dengan penanganan dan
pengawasan jalan yang berada di wilayah Pandeglang.
"Kita banyak terima laporan dari masyarakat bahwa pengerjaannya asal-asalan," ujar
Tanto.
Hasil pantauan Pemkab Pandeglang kata Tanto, kerusakan jalan seperti Jalan Saketi,
Menes, Cikedal dan Cisata.
"Kerusakannya bervariasi, tapi yang paling parah di ruas Jalan Pandeglang-Labuan.
Makanya dalam waktu dekat ini kita akan ke sana untuk menanyakan hal ini," jelasnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
265
Pandeglang - Kondisi infrastruktur di Kabupaten Pandeglang kembali disorot. Gerakan
Mahasiswa Pandeglang Raya (Gempar) menilai, masih banyak ruas jalan yang luput dari perhatian pemerintah daerah setempat.
"Kondisi jalan rusak dan berlubang harus jadi fokus kepemimpinan Irna-Tanto," kata Deni Iskandar dalam keterangan tertulis yang diterima Banten Hits, Sabtu (4/3/2017).
Jalan-jalan tersebut kata Deni tentu menjadi kewenangan Pemkab Pandeglang. Terkait
dengan jalan yang menjadi domain pemerintah provinsi maupun pusat, Deni mendorong agar Pemkab Pandeglang aktif mengkoordinasikannya kepada pihak terkait.
"Contohnya, di Kecamatan Pagelaran. Kondisi infrastruktur di sana parah. Tidak jarang
kecelakaan terjadi karena rusaknya jalan. Ini tentu harus disikapi dan jadi perhatian
serius," ujar Deni.
Deni mendorong, Pemkab Pandeglang mempublikasikan seluruh rencana pembangunan
daerah yang akan dilakukan. Pasalnya kata Deni, selama ini publik tak mengetahui
sehingga pembangunan di Pandeglang terkesan tak transparan.
"Tidak ada transparansi masalah pembangunan. Sejauh ini, pemda juga belum
mempublish hasil Musrenbang, RPJMD maupun RPJP," kata mahasiswa asal Pandeglang
yang kuliah di UIN Syarif Hidayatullah ini.
Dengan perkembangan teknologi informasi, pemerintah sambung Deni seharusnya bisa
memanfaatkan agar setiap rencana maupun pembangunan yang dilaksanakan secara utuh
diketahui masyarakat.
"Ini juga berkaitan dengan masalah reformasi birokrasi di Pandeglang," tandasnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
266
Kerusakan jalan menuju kantor Kecamatan Picung sudah lama dikeluhkan warga. Namun
sayang, hingga kini pemerintah daerah setempat tak juga memperbaiki. (Banten Hits/
Engkos Kosasih)
Pandeglang - Warga di Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang mengeluhkan
kerusakan jalan di Kampung Cibagolo. Pasalnya, meski kerusakan jalan menuju kantor kecamatan tersebut sudah lama, namun hingga kini belum juga diperbaiki.
Kerusakan di jalan tersebut diperparah saat musim hujan. Jika hujan lebat, air akan
menggenangi lubang-lubang yang berada di badan jalan.
"Kami hanya bisa melakukan pemeliharaan alakadarnya saja. Soalnya, jalan itu jadi
kewenangan pemerintah kabupaten," ucap Kades Cililitan, Yayan Mardiyana, Rabu
(8/3/2017).
Sayangnya, warga harus lebih bersabar untuk menikmati jalan memadai. Pasalnya,
pemerintah tak menganggarkan dana untuk perbaikan jalan tersebut dalam waktu dekat.
"Tidak masuk dalam APBD murni, tapi mudah-mudahan saja di perubahan bisa
direalisasi. Di tingkat kecamatan selalu kami usulkan melalui musrenbang," pungkas Kasi Pembangunan Kecamatan Picung, Roni.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
267
Minimnya PJU di akses jalan Kampung Cililitan-Kolelet Pandeglang dikeluhkan warga.
(Banten Hits/ Engkos Kosasih)
Pandeglang - Kondisi akses jalan dari Kampung Cililitan menuju Kampung Kolelet,
Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang dikeluhkan warga.
Minimnya Penerangan Jalan Umum (PJU) di jalan perkebunan kelapa sawit milik PT
Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII tersebut tak jarang membahayakan pengendara
kendaraan, terutama sepeda motor.
"Kalaupun ada itu lampu-lampu yang dipasang warga," tutur Jaka, salah seorang warga,
Kamis (9/3/2017).
Selain itu, gelapnya kondisi jalan juga dikhawatirkan timbulnya aksi kejahatan yang
menyasar warga yang melewati jalan tersebut. Tak hanya PJU, perbaikan terhadap
kondisi jalan juga diharapkan segera dilakukan pihak terkait.
"Iya, termasuk infrastruktur jalannya juga harus diperbaiki. Kalau ada PJU tapi kondisi
jalannya rusak tetap saja," kata Bambang Ferdiansyah, Ketua Karang Taruna Picung menambahkan.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
268
Jalan raya Cibaliung, di Kampung Lampis, Desa Tarumanagara, Kecamatan Cigeulis
yang tak kunjung diperbaiki (Banten Hits/Engkos)
Pandeglang - Jalan raya Cibaliung, tepatnya di Kampung Lampis, Desa Tarumanagara,
Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang amblas sejak Desember tahun 2016 lalu. hingga kini jalan tersebut tak kunjung diperbaiki pemerintah.
Ketua Himpunan Pemuda Pecinta Alam (Hippa Alam) Cigeulis, Davied Becek mengaku heran jalan tersebut tak kunjung diperbaiki pemerintah.
"Aneh ke mana tugas pemerintah atau Dinas terkait selama ini, seharusnya mereka lebih
sigap dalam mengambil tindakan," kata Davied kepada Banten Hits,Rabu (15/3/2017).
Davied menjelaskan, ablasnya jalan yang diperkirakan mencapai 10 meter tersebut
disebabkan curah hujan pada bulan Desember lalu cukup tinggi dan kontur tanah yang labil.
Jika terus dibiarkan pemerintah, kata dia, bisa membahayahakan pengguna jalan. Dirinya
berharap kepada pemerintah untuk segera memperbaiki jalan tersebut.
"Pemerintah harus segera mengambil tindakan, karena kalau dibairkan bisa
membahayakan pengguna jalan, apa lagi sekarang bahu jalan dan tiang listik sudah mulai miring," jelasnya.(Ep)
Kondisi jalan di wilayah Cibitung, Pandeglang. Meski sudah bertahun-tahun rusak, jalan
ini tak kunjung diperbaiki. Foto diambil Kamis (13/4/2017). (Banten Hits/ Engkos
Kosasih)
Pandeglang - Tak sedikit wilayah di Kabupaten Pandeglang yang belum tersentuh
pembangunan. Pelayanan dasar seperti kondisi infrastruktur yang memadai rupanya masih banyak belum dirasakan masyarakat, salah satunya di Kecamatan Cibitung.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
269
Tengok saja kondisi jalannya. Sudah bertahun-tahun, ruas jalan di wilayah tersebut
dibiarkan rusak. Perbaikan seadanya tentu saja bukan menjadi solusi, bahkan membuat
kondisi jalan semakin dikeluhkan.
Selain berlubang dan bergelombang, ruas jalan yang tak jauh dari kantor Kecamatan
Cibitung ini pun becek. Bagi pengendara kendaraan bermotor sudah barang tentu harus
ekstra hati-hati melintasinya.
"Kami pernah bicara masalah ini ke pihak kecamatan, akan tetapi hanya ditutup dengan
bebatuan. Tidak akan selesai, karena bukan hanya butuh dihampar batu, sudah harus
dibangun," kata Apipi warga Desa Manglid.
Menurutnya, dari 10 desa yang ada di Kecamatan Cibitung, hanya jalan di satu desa yang
kondisinya lumayan baik.
Hafid, warga lainnya mengeluh setiap kali melewati jalan tersebut. Terutama saat kondisi
jalan becek dan menyebabkan ruas jalan licin akibat tanah yang sudah bercambur air.
"Udah mirip sawah ini jalan, cepat-cepat diperbaiki lah. Kasihan warga kalau lewat sini, apalagi yang bawa sepeda motor harus hati-hati banget," katanya.(Nda)
Pandeglang - Kabupaten Pandeglang mendapat bantuan keuangan (bankeu) sebesar
Rp90 Miliar. Dari bankeu Pemprov Banten itu, 50 persen atau Rp45,7 Miliar dialokasikan untuk penanganan infrastruktur jalan.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Pandeglang, Iing Andri menilai, anggaran Rp45,7
tersebut justru tak realistis. Alokasi itu masih dirasa minim jika melihat kondisi
infrastruktur di kabupaten yang dipimpin Irna Narulita ini.
"Kenapa tidak dialokasikan 70 persen?. Enggak realistis kalau hanya 50 persen untuk
menangangi infrastruktur. Lihat kondisinya, kita masih butuh dana besar untuk bidang
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
270
itu. Mayoritas masyarakat saat kita reses maupun usulan musrenbang adalah
infrastruktur," papar Iing, Rabu (19/4/017).
Sulit menurutnya melakukan percepatan pembangunan jika dana yang dialokasikan tak
lebih dari 50 persen. Tak sebanding dengan kondisi infrastruktur jalan yang masih banyak
perlu mendapat perbaikan.
Iing menyarankan pengerjaan fisik yang dananya bersumber dari bankeu melalui sistem
lelang. Pasalnya, dengan Penunjukkan Langsung (PL) akan mempengaruhi terhadap hasil
pengerjaan yang tidak maksimal.
"Kalau dengan PL, pengerjaan akan tersebar prosesnya tidak akan maksimal,"
tambahnya.
Dirinya juga mewanti-wanti agar pengerjaan tidak dilakukan secara asal-asalan dan
selesai tepat pada waktunya. Politisi Partai Demokrat ini meminta kepada SKPD
penerima agar segera merealisasikan pembangunan melalui dengan perencanaan yang
matang.
"Saya pesimis ini bisa terserap optimal jika pemkab lamban menyelesaikan Rencana
Kerja Anggaran (RKA), maka saya pesimis Bankeu bisa terserap optimal. APBD kita
sudah mulai berjalan maka dari itu realisasi bankeu juga harus dipercepat,"
jelasnya.(Nda)
Anggaran sebesar Rp1,3 Miliar dialokasikan untuk pembangunan Jalan Ciekek-
Pagerbatu, Pandeglang. (Banten Hits/ Engkos Kosasih)
Pandeglang - Pembangunan jalan akses Ciekek menuju Pagerbatu, Kecamatan Majasari,
Kabupaten Pandeglang dalam waktu dekat akan dilakukan.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
271
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang menggelontorkan dana sebesar Rp1,5
Miliar untuk membangun jalan yang lokasinya tepat berada di bawah kaki Gunung
Karang tersebut.
"Pembangunannya diusulkan tahun 2016. Dana itu untuk pembangunan di 20 titik," kata
Camat Majasari, Neneng Nuraeni, Jumat (21/4/2017).
Jalan Ciekek-Pagerbatu memang kondisinya memprihatinkan. Padahal, letak wilayah ini
tak jauh dengan pusat pemerintahan Pandeglang.
Neneng menjelaskan, pembangunan yang segera dimulai ditarget selesai pada triwulan
keempat.
"Pengerjaannya di triwulan kedua tahun ini. Semua pekerjaan dilakukan dengan sistem
Penunjukkan Langsung (PL) akan tetapi dikoordinasikan dulu dengan ULP," terangnya.
Selain itu, dari pagu indikatif Kecamatan Majasari juga mengalokasikan dana Rp230 juta.
Anggaran tersebut untuk menyokong pembangunan di 8 titik jalan Pagerbatu.
"Paving blok dan taman pintar. Untuk titik nol pembangunan Ciekek-Pagerbatu saya
belum tahu," ucapnya.
Sementara itu, Lurah Pagerbatu, Yana, justru menyebut jika pembangunan Jalan Ciekek-
Pagerbatu tak sesuai dengan harapan. Pasalnya, titik nol pembangunan bukan dimulai dari
Pagerbatu.
"Masih simpang siur, tapi seharusnya awal mula pembangunan dari atas (Pagerbatu-red),
karena jalan sepanjang 6 kilometer yang mengelilingi Pagerbatu itu yang rusak parah,"
katanya.
Hal senada diutarakan tokoh masyarakat setempat, Endim Dimyati.
"Kalau bisa mulainya dari atas biar ketika ada kekurangan bisa diambil dari perubahan," imbuhnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
272
Pengobatan gratis digelar di Kelurahan Pagerbatu, Pandeglang. Selain pengobatan gratis,
17 anak dikhitan massal gratis. (Banten Hits/ Engkos Kosasih)
Pandeglang - Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang dipilih
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sebagai lokasi bakti sosial berupa khitan massa dan
pengobatan gratis.
Selain usulan dari masyarakat, bakti sosial (baksos) di Pagerbatu juga bertujuan
mengingatkan Pemkab Pandeglang terkait dengan kondisi infrastruktur, khususnya di
wilayah yang letaknya tak jauh dari pusat pemerintahan Pandeglang tersebut.
"Kondisi infrastruktur jalan masih perlu menjadi perhatian pemerintah. Skala prioritas,
agar mobilitas warga tidak terganggu," kata Agus Lani pengurus PWI Pandeglang, Kamis
(20/4/2017).
BACA JUGA: Jalan Rusak di Pagerbatu Pandeglang, Warga: Percuma Jadi Kelurahan
kalau Pembangunan Tidak Diprioritaskan
Bakti sosial kata Agus juga menjadi sarana bagi PWI untuk ikut memberikan kontribusi
bermanfaat kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, PWI mengharapkan mampu
mensuarakan aspirasi dan keinginan masyarakat.
"Sebagai social control, kita ingin terus berkontribusi kepada masyarakat sesuai dengan
tugas dan peran kami," ujarnya.
Lurah Pagerbatu, Yana mengaku, bakti sosial PWI sangat membantu masyarakat,
khususnya bagi masyarakat kurang mampu. Lebih dari itu, pihaknya berharap, kehadiran
PWI mampu mendorong percepatan pembangunan di wilayahnya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
273
"Sebagai mitra pemerintah, saya berharap insan pers selalu menyajikan pemberitaan-
pemberitaan yang faktual," katanya.
Kegiatan bakti sosial digelar di SDN Pagerbatu 2. Tak kurang, 17 anak dikhitan massal
gratis. Sementara, pengobatan gratis didominasi oleh kaum ibu yang ingin memeriksa
kondisi kesehatan.(Nda)
Bertemu dengan DPRD, Forum Patia menyampaikan persoalan infrastruktur jalan di
Pandeglang. (Banten Hits/Engkos Kosasih)
Pandeglang - Infrastruktur dinilai merupakan tulang punggung penggerak roda
perekonomian masyarakat. Kualitas jalan diharapkan bisa ditingkatkan agar manfaatnya bisa dirasakan lebih lama oleh masyarakat.
"Mudahnya jalan rusak disebabkan karena kondisi tanah yang labil sehingga jika hanya
dilakukan pengerasan akan kurang efektif," kata Iis Nursalim, Ketua Forum Patia Bangkit
(FPB) usai menemui Komisi III DPRD, Dinas PUPR dan Bappeda, di gedung DPRD
Pandeglang, Jumat (14/7/2017).
"Harus cor beton, kalau tidak jalan di Patia bakal mudah rusak," tambahnya.
Iis mengaku, DPRD sangat merespon usulan tersebut dan mendorong Pemkab
Pandeglang agar dialokasikan dana sebesar Rp15 Miliar untuk peningkatan jalan.
"Komisi III, dinas PUPR dan Bappeda sangat merespon kami. Melalui Banggar, mereka
akan mendorong agar pemkab mengalokasikan anggaran untuk Jalan Patia," terangnya.
Ketua Komisi III DPRD Pandeglang, Iing Andri memastikan, akan memperjuangkan
aspirasi warga.
"Kami berkomitmen memperjuangkan aspirasi masyarakat agar proses percepatan
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
274
pembangunan di Pandeglang dapat segera terealisasikan dan manfaatnya bisa benar-benar dirasakan masyarakat," paparnya.(Nda)
Sidak, Wabup Pandeglang Tanto Warsono Arban masih menemukan perbaikan jalan
yang dilakukan asal-asalan. (Banten Hits/Engkos Kosasih)
Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban kembali menandai
beberapa titik jalan menggunakan pilok, Senin (31/7/2017).
Sejumlah titik jalan yang ditandai Tanto di antaranya berada di ruas Jalan SMK
Mekarjaya, Kecamatan Mekarjaya dan di Kampung Cidahu Tonggoh, Kecamatan
Cadasari.
Tanto kecewa melihat kualitas perbaikan di dua ruas jalan yang dilakukan dua pelaksana.
Untuk perbaikan Jalan Mekarjaya sepanjang 550 meter yang dikerjakan CV Intan
Karyamas, Pemkab Pandeglang menggelontorkan dana Rp272 juta. Sementara, perbaikan
ruas jalan Cidahu dengan panjang 750 meter oleh CV Mustika Ciherang menelan dana
sebesar Rp760 juta.
Sayangnya, kedua proyek tersebut dinilai tidak dikerjakan dengan baik dan terkesan asal-
asalan. Salah satunya, Tanto menemukan kerusakan di ruas jalan yang baru diperbaiki
tersebut.
BACA JUGA: Di Medsos Wabup Tanto Minta Pelaksana Proyek Jalan Bongkok-Ramaya
Bertanggung Jawab
"Masih saja di beberapa titik kualitas pekerjaannya kurang bagus. Saya minta ini
diperbaiki. Apalagi hotmix inik rentan kalau terus menerus kena air, dan ini banyak yang
tipis dan bolong-bolong bisa cepet hancur," papar Tanto.
Kecewa dengan apa yang ia temukan, Tanto minta agar Dinas Perumahan Kawasan
Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Pandeglang tidak melakukan Provisional Hand
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
275
Over (PHO) atau serah terima pekerjaan.
"Jangan dulu PHO. Kita cek dulu, apakah pelaksana sudah memperbaiki atau belum. Ini
dekat dengan pusat pemerintahan, bagaimana yang di pelosok,"
Sementara itu, Kasi Pengendalian Kawasan Permukiman dan Prasarana Umum DPKPP
Pandeglang, Ahmad Jamaludin memastikan, akan memanggil pelaksana pekerjaan untuk
segera memperbaiki.
"Kami akan panggil pelaksananya sesuai instruksi pak wagub. Apalagi ini kan sudah
ditandai beliau," tandasnya.(Nda)
Kecewa karena infrastruktur buruk, warga Sukaremsi menggelar unjuk rasa di kantor
bupati Pandeglang. (Banten Hits/Engkos Kosasih)
Pandeglang - Kantor Bupati Pandeglang di Jalan Bhayangkara didemo warga dari
Aliansi Masyarakat Sukaresmi Menggugat (AMSM), Senin (21/8/2017). Selain di kantor
bupati, unjuk rasa juga digelar warga di gedung DPRD.
Unjuk rasa warga terkait dengan kondisi infrastruktur jalan di Kecamatan Sukaresmi yang
sudah bertahun-tahun tak tersentuh oleh pembangunan.
"Sukaresmi adalah daerah yang punya potensi di sektor pertanian terbesar di Pandeglang,
tapi sayang kami tidak pernah merasakan kehadiran pemerintah. Buktinya, masih banyak
jalan yang bertahun-tahun dibiarkan rusak," kata Didi koordinator aksi saat berorasi.
Didi mencontohkan sejumlah titik jalan tersebut di antaranya, Jalan Cibungur-Simpang,
Kubangkampil-Pamatangkanas, Terusan-Sidamukti, dan Sanggoma-Kubangkampil.
Menurutnya, buruknya infrasktur mencerminkan minimnya perhatian pemerintah daerah.
"Puluhan tahun kami hidup di sini, tapi tidak pernah merasakan jalan yang indah, seindah
senyum ibu Irna Narulita," kata Didi menyidir.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
276
Pengunjuk rasa mengancam tidak akan membayar pajak jika pemerintah tak kunjung
memperbaiki kondisi jalan. Mereka juga meminta anggota dewan untuk melihat langsung
kondisi jalan di wilayah mereka.
“Anggota DPRD dapil IV jangan diam diri saja, lihat langsung dan perjuangkan aspirasi
kami," tegasnya.(Nda)
Ilustrasi, Perbaikan jalan di wilayah Serang. (Banten Hits)
Pandeglang - Proyek pembangunan jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang baru mencapai 40 persen.
Kepala Dinas PUPR Pandeglang Anwari Husnira memastikan, progres 100 persen akan
teracapai pada bulan Oktober 2017.
"Insya Allah antara September-Oktober sudah selesai 100 persen.
kecuali yang baru selesai lelang ya. Tatpi, yang lelang di awal Mei bisa selesai sekarang-
sekarang," kata Anwari, Rabu (30/8/2017)
Dari panjang 700 kilometer, tahun ini Dinas PUPR membangun sekitar 70 kilometernya.
Anwari mengatakan, tinggal 13 titik ruas jalan yang belum dibangun.
"Tahun ini ada 190 titik yang harus dikerjakan, 13 lagi menunggu proses lelang," tandasnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
277
Wabup Pandeglang Tanto Warsono Arban meninjau hasil pengerjaan jalan di Majasari
dan Banjar. Tanto menemukan ada beberapa titik jalan yang harus segera diperbaiki.
(Banten Hits/Engkos Kosasih)
Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban kembali meninjau langsung hasil pengerjaan jalan, Selasa (29/8/2017).
Dua titik pekerjaan yang ditinjau Tanto adalah proyek betonisasi di Kelurahan Saruni,
Kecamatan Majasari dan hotmix di Desa Kadubale, Kecamatan Banjar yang merupakan
penghubung Kadubale dengan Kaduranggem.
Tanto menegaskan, pengawasan perlu dilakukan mengingat kondisi tanah di Pandeglang
yang tergolong labil. Pengawasan juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi.
"Kondisi tanah kita kan tergolong labil jadi perlu diawasi betul," kata Tanto.
Dari hasil monitoringnya, Tanto mengaku ada sejumlah titik yang perlu diperbaiki.
Namun menurutnya, kerusakan tidak terlalu parah dan sudah disampaikan ke pihak pelaksana untuk segera diperbaiki.
"Kondisi beton Cipacung-Pakuhaji sebagian besar lumayan baik, hanya ada beberapa
yang minor dan perlu perbaikan seperti jalan kurang padat, tapi sudah kami sampaikan ke
pihak ketiga. Begitu juga, jalan di Kadubale . Yang terpenting bagi kami, volume nya jangan sampai fiktif, seperti ketebalan dan volume dikurangi," bebernya.
Secara keseluruhan kata Tanto, hasilnya bisa dilihat langsung setelah tujuh hari.
"Ini kan masih dalam proses pembangunan, belum serah terima. Maka, kerusakan yang
ditemukan harus segera diperbaiki. Nanti juga kan ada masa pemeliharaan sehingga
hasilnya maksimal," jelasnya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
278
Tanto mengingatkan kepada pengusaha agar mengerjakan pembangunan sesuai dengan
spesifikasi. Tanto mengancam, pemkab akan menunda pembayaran jika hasil pekerjaan
mengecewakan.
"Kami tunda pembayarannya sampai jalan sesuai spesifikasi," tegasnya.(Nda)
Tinjau langsung proyek betonisasi Jalan Marapat-Camara, Wabup Tanto nilai kualitas
pembangunan jalan tersebut buruk. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)
Pandeglang - Proyek betonisasi Jalan Marapat-Camara, Desa Karyabuana, Kecamatan
Cigeulis, Kabupaten Pandeglang mendapat sorotan Wakil Bupati Tanto Warsono Arban.
BACA JUGA: Bertahun-tahun Jalan Rusak, Warga Demo Kantor Bupati Pandeglang
Diduga dikerjakan asal-asalan, kualitas pembangunan jalan sepanjang 800 meter itu pun
dinilai buruk. Sepanjang 200 meter, kerusakan di beberapa titik jalan nampak sekali
terlihat.
"Sangat buruk, sampaikan kepada pelaksananya agar dibongkar dan diperbaiki, karena
banyak yang retak," pesan Tanto kepada Sekretaris Dinas PUPR Nunung Fauzi, Rabu
(27/9/2017).
BACA JUGA: Anggota DPRD Pandeglang Dituding Main Proyek
Dinas PUPR pun memastikan akan memberikan sanksi kepada pelaksana proyek jika
pekerjaan tidak sesuai spesifikasi.
"Kami akan panggil. Kalau memang tidak sesuai spek kita akan berikan sanksi," ucap
Nunung.
Terkait pengawasan yang menjadi tanggung jawab PUPU, Nunung menegaskan jika hal
tersebut sudah dilakukan bersama konsultan pengawas. Nunung justru beralasan,
buruknya kualitas proyek disebabkan kualitas beton yang buruk.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
279
Tidak hanya berkualitas buruk, masih ada 500 meter lagi yang belum dikerjakan pihak
kontraktor. Menurut warga, tidak segera rampungnya pengerjaan dikarenakan pekerjaan
yang tidak dilakukan setiap hari.
BACA JUGA: Pembangunan Jalan di Pandeglang Baru 40 Persen, PUPR: Oktober 100
Persen
"Ini mengganggu pengendara. Kalau dikerjakan setiap hari mungkin sudah selesai," tutur
Ridwan.
Proyek betonisasi senilai Rp1,7 miliar tersebut dilaksanakan oleh CV Asa Media
Solusindo dengan nomor SPK: 600/12/SP KONST/PPJ/DPUPR-/2017 dengan waktu pengerjaan Juni-Oktober.(Nda)
Ilustrasi. Perbaikan jalan. (Banten Hits)
Pandeglang - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten
Pandeglang membantah jika dinilai pengawasan terhadap proyek tidak dilakukan secara maksimal.
Hal tersebut menanggapi penilaian Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban yang
mengaku, tidak sedikit kualitas proyek buruk karena tidak sesuai spesifikasi.
BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk
Kepala Dinas PUPR Pandeglang Girgi Jantoro memastikan, monitoring sudah dilakukan
dengan maksimal.
"Sudah berjalan baik. Hanya saja, kurang dalam pengendalian. Itu yang akan menjadi
bahan evaluasi kami ke depan," kata Girgi, saat dihubungi Jumat (29/9/2017)
Terkait sejumlah proyek yang dinilai buruk, PUPR sambung Girgi akan melakukan
pembinaan hingga sanksi kepada kontraktor dan konsultan pengawas.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
280
"Kita lihat hasil pengerjaannya baru kita bicara sanksi," ujarnya.
BACA JUGA: Kualitas Proyek Buruk, Tanto ke Kontraktor: Jangan Cari Celah Lain-lainlah!
Terkait mangkraknya proyek betonisasi Jalan Marapat-Camara, Girgi justru mengaku
belum mendapat laporan. Ia malah mengarahkan untuk mengkonfirmasi hal itu kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut.
"Biar jelas, tanya langsung saja ke PPK-nya," tandas Girgi.(Nda)
Pandeglang - Warga Kecamatan Cibutung, Kabupaten Pandeglang mengeluh soal proyek
pembangunan ruas Jalan Ciwangun-Cikadu. Pasalnya, sudah hampir satu bulan tidak ada
aktivitas apapun di proyek yang didanai oleh DAK 2017 senilai Rp5,1 miliar tersebut.
BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk
"Terpaksa kami lewat jalan alternatif lain, itu pun kondisinya rusak parah," ujar Hata
Suhata, Minggu (1/10/2017).
Pantauan Banten Hits, proyek peningkatan jalan yang dikerjakan PT Tjendana Kersomulti
Utama tersebut baru dikerjakan sekitar 10 persen. Pembangunan harus rampung pada
awal Desember 2017.
"Ini sebenarnya ada apa, kenapa pembangunannya ditunda-tunda begini? Mana
pengawasan dinas terkait?" tanya Afifi Budi warga lainnya.
BACA JUGA: Dinas PUPR Pandeglang Bantah Pengawasan Proyek Lemah
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
281
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pandeglang Girgi Jantoro
belum merespon pesan singkat dan telepon dari wartawan yang akan meminta
penjelasaan terkait proyek tersebut.(Nda)
Pandeglang - Proyek Ruas Jalan Ciwangun-Cikadu, di Kecamatan Cibitung, Kabupaten
Pandeglang terhenti. Pekerjaan senilai Rp5,1 miliar itu pun dikeluhkan warga dan
pengguna kendaraan.
BACA JUGA: Proyek Jalan Ciwangun-Cikadu Dikeluhkan Warga
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pandeglang,
Dana memastikan, proyek peningkatan jalan tersebut akan segera dilanjutkan.
"Kami sudah hubungi pelaksana lapangan dan direktur (PT Tjendana Kersomulti Utama).
Dalam waktu dekat proyek segera dilanjutkan," kata Dana, Senin (2/10/2017).
Dana menerangkan, terhentinya proyek disebabkan karena terkendala plant beton.
BACA JUGA: Dinas PUPR Pandeglang Bantah Pengawasan Proyek Lemah
"Pihak pelaksana juga sedang minta bantuan ke plant lain agar bisa masuk ke Ciwangun. Kami terus pantau perkembangannya," pungkasnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
282
Unjuk rasa ratusan warga menutut perbaikan jalan yang bertahun-tahun rusak. (Foto:
Engkos Kosasih/Banten Hits)
Pandeglang - Ratusan warga Rancapinang, Kecamatan Cimanggu berunjuk rasa di depan
pendopo bupati Pandeglang, Kamis (5/10/2017). Pantauan Banten Hits, massa yang
menggunakan puluhan kendaraan tiba di alun-alun sekitar pukul 14.15 WIB langsung berjalan menuju pendopo.
BACA JUGA: Mahasiswa Pandeglang Kritik Satu Tahun Kepemimpinan Irna-Tanto
Meski diguyur hujan, massa tetap menggelar aksinya untuk menyampaikan aspirasi
kepada Bupati Pandeglang Irna Narulita terkait infrastruktur yang layak.
"Kami mengingikan infrastruktur jalan ditingkatkan, bertahun-tahun daerah kami tidak
pernah merasakan bagusnya jalan," kata Ramsudin salah satu pengunjuk rasa.
BACA JUGA: Bertahun-tahun Jalan Rusak, Warga Demo Kantor Bupati Pandeglang
Warga menilai aksi mereka merupakan hal yang wajar mengingat banyak janji yang
diucapkan namun tidak kunjung dipenuhi.
"Kami sudah bosan dengan janji-jani manis yang tidak ada buktinya. Bicara keterbatasan
anggaran, tapi Silpa mencapai Rp282 miliar," kata Haetami pengunjuk rasa lainnya saat
berorasi.
BACA JUGA: Mobil Dinas Mewah untuk Pejabat Vertikal, Irna: Buang-buang
Anggaran, Enggaklah
Tidak hanya kepada pemerintah daerah, warga juga kecewa dengan kinerja anggota
dewan yang dinilai lemah dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
283
Pandeglang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang memprioritaskan pekerjaan
perbaikan jalan di Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu. Hal itu dikatakan Sekda
Pandeglang, Feri Hasanudin saat menanggapi ribuan massa dari Desa Rancapinang,
Kamis (5/10/2017).
"Sebetulnya sudah kami rancang dengan Bappeda, saya sudah masukan ke perencanaan
sebelum didemo, jadi Insya Allah 2018 kita akan bangun, kita prioritaskan jalan
Rancapinang secara permanen," kata Feri.
BACA JUGA : Kepung Pendopo, Warga Pandeglang Tuntut Perbaikan Jalan
Feri mengakui masih banyak infrastruktur jalan di Kabupaten Pandeglang yang belum
terbangun. Akan tetapi menurutnya, Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang, mempunyai
konsekuensi akan membangun di masa kepemimpinnannya.
"Setiap pembangunan harus bertahap, untuk Rancapinang pun akan bertahap, jadi kami
minta masyarakat bersabar," ungkapnya.
Sebelumnya, ratusan warga Rancapinang, Kecamatan Cimanggu berunjuk rasa di depan
pendopo bupati Pandeglang, Kamis (5/10/2017). Pantauan Banten Hits, massa yang
menggunakan puluhan kendaraan tiba di alun-alun sekitar pukul 14.15 WIB langsung
berjalan menuju pendopo.(Zie)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
284
Bupati Pandeglang Irna Narulita saat meresmikan Jembatan Manggungjayaa. (Dok.
Banten Hits
Pandeglang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang dinilai lamban
menyampaikan informasi kepada masyarakat terkait pembangunan yang akan
dilaksanakan.
BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk
"Wajar ketika ada masyarakat yang berunjuk rasa," kata anggota DPRD Kabupaten
Pandeglang, Khumaedi, kepada Banten Hits, Kamis (5/10/2017).
Kata Khumaedi, reaksi masyarakat menuntut perbaikan jalan disebabkan tidak sampainya
informasi pembangunan kepada masyarakat.
"Iya (jalan Rancapinang) itu akan dibangun tahun 2018 dengan anggaran Rp6,5 miliar.
Ini karena masyarakat tidak dapat informasi itu. Jadi wajar kalau mereka demo karena
mereka tidak tahu," terang Khumaedi.
BACA JUGA: Kepung Pendopo, Warga Pandeglang Tuntut Perbaikan Jalan
Khumaedi meminta agar hal tersebut menjadi bahan evaluasi pemerintah daerah. Segera
sampaikan hal-hal yang akan direalisasikan kepada masyarakat.
BACA JUGA: Komisi III Sebut Rp45,7 M untuk Infrastruktur di Pandeglang Tak
Realistis
"Saya harap camat dan kepala desa bisa aktif, sampaikan ke warga. Saya dari dapil sana,
apapun yang menyangkut dengan kepentingan warga saya akan kawal dan dukung,"
ucapnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
285
Wabup Pandeglang Tanto Warsono Arban. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)
Pandeglang - PT Tjendana Kersomulti Utama selaku pelaksana proyek Jalan
Ciwangung-Cikadu, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang didesak untuk
secepatnya menyelesaikan pekerjaannya. Sebelumnya, proyek senilai Rp5,1 miliar tersebut terhenti dengan alasan terkendala oleh plant beton.
BACA JUGA: Proyek Jalan Ciwangun-Cikadu Dikeluhkan Warga
"Minggu ini harus segera di tindaklanjuti. Kalau tidak juga dikerjakan, saya ke sana,"
kata Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban, Senin (9/10/2017)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pandeglang Girgi Jantoro
diminta turun tangan agar persoalan tersebut tidak berlarut-larut dan proyek bisa
diselesaikan tepat waktu, 6 Desember 2017.
"Waktunya sangat terbatas. Dengan anggaran segitu sangat mepet sekalia. Jika tidak
dilanjutkan secepatnya kita putus kontraknya dan blacklist perusahaannya," tegas Tanto.
BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk
Terpisah, Girgi Jantoro mengaku, pekerjaan telah dilanjutkan kembali.
"Kemarin itu Pak Dana (Pejabat Pembuat Komitmen-red) sudah turun ke lapangan, dan
informasinya pekerjaan sudah dilakukan," katanya.
Soal adendum, Girgi mengaatakan tidak mengetahui secara detail dan menyarankan untuk
menanyakan hal tersebut kepada PPK.
"Saya lupa detailnya, coba hubungi PPK-nya," pungkasnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
286
Hampir sebulan, proyek Jalan Ciwangun-Cikadu tidak dilanjutkan oleh pihak pelaksana.
(Dok. Banten Hits/Engkos Kosasih)
Pandeglang - Kesal karena proyek pembangunan Jalan Ciwangung-Cikadu tidak kunjung
juga dikerjakan, warga di Kecamatan Cibitung mengancam akan berunjuk rasa di Kantor
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pandeglang.
"Kemarin, kita sudah tanya soal kelanjutan proyek itu kepada camat. Beliau mengaku
sudah menyurati dinas terkait, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda proyek itu
akan dilanjutkan pembangunanannya," kata Afifi Budi salah satu warga, Jumat
(13/10/2017).
Padahal, Kepala Dinas PUPR Pandeglang Girgi Jantoro menyatakan, proyek peningkatan
senilai Rp5,1 miliar tersebut akan segera dilakukan oleh PT Tjendana Kersomulti Utama
selaku pelaksana proyek.
BACA JUGA: Dinas PUPR Pandeglang Pastikan Pembangunan Jalan Ciwangun-Cikadu
Segera Dilanjutkan
"Jika dalam satu minggu tidak juga dikerjakan, kami pastikan akan berunjuk rasa di Dinas
PUPR," tegasnya.
Terpisah, Girgi mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima pegawainya,
pengecoran akan segera dilakukan menunggu Batching plant. Ia memastikan kembali,
proyek yang pelaksananya terancam di-blacklist tersebut akan segera dilakukan.
BACA JUGA: Pemkab Pandeglang Ancam Blacklist Pelaksana Proyek Rp5,1 Miliar
"Karena ngantre, jadi mulai minggu ini pengecoran akan dilaksanakan kembali,"
katanya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
287
Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban meminta kepada Dinas
PUPR untuk menegur pihak pelaksana proyek Jalan Marapat-Camara agar memperbaiki
pekerjaannya.
Tanto meminta agar sejumlah titik pada ruas jalan tersebut dibongkar dan diperbaiki
karena kualitas pengerjaannya dianggap sangat buruk. Selain kualitas, CV Asa Media
Solusindo juga baru menyelesaikan 300 meter dari 800 meter yang seharusnya
dikerjakan.
BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk
Sudah dua pekan lebih instruksi tegas Tanto. Namun, belum ada tanda-tanda, pelaksana
akan melanjutkan kembali proyek senilai Rp1,7 miliar tersebut.
"Alat-alatnya saja sudah dibawa sama pemborong kemarin," tutur Ridwan Nurseha, salah
satu warga yang rumahnya berada di pinggir jalan, Sabtu (14/10/2017).
BACA JUGA: Kualitas Proyek Buruk, Tanto ke Kontraktor: Jangan Cari Celah Lain-
lainlah!
Hal itu dibenarkan oleh Camat Cigeulis, Suntama. Ia mengaku, belum lama ini sudah
melaporkan hal itu kepada Kepala Dinas PUPR Pandeglang, Girgi Jantoro minggu
kemarin.
"Iya, beberapa hari lalu saya sudah laporkan. Kemarin memang saya lihat sudah tidak ada
alat konstruksinya. Nanti saya laporkan lagi," tandasnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
288
Aksi unjuk rasa warga di Kantor Bupati Pandeglang menuntut perbaikan jalan yang sudah
bertahun-tahun dibiarkan rusak. (Dok. Banten Hits)
Pandeglang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang dinilai tidak serius dalam
mewujudkan pembangunan yang berkualitas. Instruksi Wakil Bupati Pandeglang Tanto
Warsono Arban yang tidak digubris oleh pelaksana proyek Jalan Marapat-Camara
membuktikan sikap lemah Pemkab Pandeglang.
BACA JUGA: Instruksi Tanto Tak Digubris, Proyek Jalan Marapat-Camara Terbengkalai
"Sikap lemah pemerintah daerah justru dimanfaatkan oleh pengusaha. Ini seolah
membuktikan mereka pemda tidak serius membangun," kata Sekretaris Gemasaba
Pandeglang, Shobhana Ilham, kepada Banten Hits, Minggu (15/10/2017).
Gemasaba sangat mengapresiasi blusukan yang kerap kali dilakukan Tanto meninjau
langsung pekerjaan pembangunan. Namun yang disayangkan, tindak lanjut dinas terkait
yang seolah tidak bernyali menegur dan memberikan sanksi tegas kepada pelaksana
nakal.
Terpisah, Kepala DPUPR Pandeglang Girgi Jantoro mengaku, belum menerima laporan
terkait pembongkaran Jalan Marapat-Camara.
"Belum ada laporan dari Pak Kabid (Dana Mulyana). Tapi tahun depan, akan dialihkan ke
DAK," ujarnya.
BACA JUGA: Warga Cibitung Ancam Demo Dinas PUPR Pandeglang
Terkait dengan alat-alat konstruksi yang sudah tidak berada di lokasi proyek, Girgi
mengaku jika alat-alat sedang dialihkan ke pihak lain.
"Saya sudah perintahkan Pak Kabid agar menelusuri," pungkasnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
289
Pandeglang - Proyek betonisasi peningkatan jalan Ciwangun-Cikadu di Kecamatan
Cibitung, Kabupaten Pandeglang yang pengerjaannya sempat terhenti, dilanjutkan
kembali PT Tjendana Kersmulti Utama, Minggu (15/10/2017).
Perwakilan PT Tjendana Kersmulti Utama Tedi Lazuardi mengaku, proyek tersebut
sempat mangkrak lantaran terkendala batching plan yang rusak, sehingga pihaknya harus
menunggu ada perbaikan terlebih dahulu.
"Kami baru menyelesaikan betonisasi kurang lebih sepanjang 500 meter, adapun
kekurangannya kami akan kerjakan kembali karena beberapa minggu ini ada kendala,"
ujarnya.
Proyek betonisasi dengan panjang 2.650 KM, ketebalan 2,5 sentimeter dan lebar 4
sentimeter tersebut menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar RP 5,1 miliar.
Pelaksana lapangan Jajat Permana menyampaikan, selama proses pembangunan
dilakukan, pihaknya meminta kepada semua elemen masyarakat untuk ikut serta dalam
melakukan pengawasan pada proyek tersebut supaya kualitas pembangunannya lebih
bagus dan sesuai harapan.
"Setiap pembangunan itu harus diawasi, sehingga proses pembangunannya berjalan
dengan baik dan menghasilkan yang optimal. Pada intinya kami siap bertanggungjawab,"
ucapnya.
Sementara itu, Afifi Budi, salah seorang warga Kecamatan Cibitung mengapresiasi
dilanjutkannya proyek betonisasi tersebut. Afifi mengaku akan turut terlibat mengawasi
proyek tersebut agar berjalan sesuai dengan harapan warga.
"Tentunya kami sangat mengapresiasi. Semoga betonisasinya berkualitas, tidak cepat
rusak, sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat," harapnya.(Rus)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
290
Pandeglang - Instruksi Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban agar CV Asa
Media Solusindo membongkar hasil pengerjaan ruas Jalan Marapat-Camara, di
Kecamatan Cigeulis, tidak kunjung dilakukan.
BACA JUGA: Instruksi Tanto Tak Digubris, Proyek Jalan Marapat-Camara Terbengkalai
Kepala Dinas PUPR Pandeglang Girgi Jantoro mengungkap alasan kenapa proyek
betonisasi yang dianggap buruk tersebut tidak juga dibongkar.
"Secara kasat mata memang itu harus dibongkar, tapi kita masih harus kaji, apakah itu
harus dibongkar atau groutingterlebih dahulu," kata Girgi, Senin (16/10/2017)
Tanto yang geram mendengar alasan tersebut mengatakan, bahwa tidak perlu lagi
dilakukan kajian. Pemkab Pandeglang kata Tanto sudah dirugikan dengan proyek yang
terkesan asal-asalan tersebut.
BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk
"Sudah jadi keputusan yang mutlak, harus dibongkar!. Kami tidak terima dengan kualitas
seperti itu, jadi enggak perlu ada kajian lagi. Sudah jelas itu kualitasnya buruk, kita yang
dirugikan kepada dinas tidak dukung," tegas Tanto.
Terkait proyek tersebut, Dinas PUPR sudah kerap memanggil pihak pelaksana proyek
senilai Rp1.797.403.500 tersebut, namun selalu diabaikan. Perusahaan ini pun terancam
di-blacklist.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
291
Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban memastikan, CV Asa
Media Solusindo selaku pelaksana proyek Jalan Marapat-Camara bakal mendapat sanksi tegas.
Sebelumnya, Tanto meminta agar pengusaha membongkar kembali hasil pengerjaan
senilai Rp1,7 miliar tersebut lantaran dinilai berkualitas buruk. Namun, instruksi Tanto
tak kunjung digubris.
BACA JUGA: Instruksi Tanto Tak Digubris, Proyek Jalan Marapat-Camara Terbengkalai
"Pemda harus bertindak dengan mem-blacklist perusahaan itu. Semua jajaran sudah
setuju," kata Tanto, Selasa (17/10/2017).
Menurut Tanto, langkah tegas tersebut sangat tepat diambil mengingat CV Asa Media
Solusindo yang tidak kunjung memperbaiki pekerjaannya. Ditambah lagi, pelaksana
justru memindahkan alat konstruksinya ke lokasi lain dengan meninggalkan sisa
pekerjaan yang masih harus dikerjakan sekitar 500 meter.
"Info dari Dinas PUPR tidak ada progres pekerjaan. Saya sudah laporkan ke Ibu Bupati,
sekda dan inspektorat," ujarnya.
Tanto mengimbau kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin), dan Gabungan Pengusaha
Indonesia (Gapensi) agar menyeleksi betul pengusaha. Dirinya juga meminta agar Unit
Layanan Pengadaan (ULP) lebih selektif mengikutsertakan perusahaan yang akan
mengikuti tender.
BACA JUGA: Kualitas Proyek Buruk, Tanto ke Kontraktor: Jangan Cari Celah Lain-
lainlah!
"ULP harus memberikan persyaratan khusus kepada pengusaha agar para pengusaha yang
tidak bonafit tidak bisa masuk," tegasnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
292
Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban kembali menyoroti hasil
proyek pembangunan infrastruktur jalan. Tanto memang kerap kali menemukan hasil
pengerjaan jalan yang menurutnya dikerjakan asal-asalan oleh pihak pelaksana.
BACA JUGA: Kualitas Proyek Jalan di Cigeulis Pandeglang Buruk
Kali ini, proyek jalan yang disorot Tanto adalah pembangunan dan peningkatan
infrastruktur permukiman di Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang.
Melalui akun Instragamnya tantoarban, Tanto menunggah sejumlah foto yang
menunjukkan hasil pengerjaan jalan desa senilai Rp119 juta yang dilakukan CV. Perdana.
Dalam foto tersebut nampak terlihat jelas bagaimana hasil pemasangan paving block yang
terkesan dikerjakan asal jadi.
"Wahai pengusaha nakal yang baik hati dan tidak sombong, luar biasa kerjaan ente yang
sampe acak-acakan begini(emoji kesal)," tulis Tanto, Senin (23/10/2017) sambil
menambahkan dengan tagar #Bongkar #Pemkabpandeglang #Inspektoratpandeglang.
BACA JUGA: Tanto Pastikan Pelaksana Proyek Jalan Marapat-Camara Diblacklist
Unggahan Tanto langsung mendapat ratusan like dan puluhan komentar.
"Langsung Blacklist Pak wakil," kata akun @Diana_Jayabaya
"Ketua suruh bongkar lagi aja, trus pasang lagi, bahaya itu," komentar akun
@Dede_supriyadi
Sementara akun @Arbul_pratama menilai, buruknya hasil proyek dikarenakan masih
adanya budaya setoran.
"Selama masih ada budaya setoran, kerjaan akan tetap begitu pak wakil, tumpas saja
pak," katanya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
293
Pandeglang - Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban banyak menemukan hasil
proyek pembangunan infrastruktur jalan yang terkesan dikerjakan asal-asalan oleh
kontraktor. Namun sayang, sejumlah temuan Tanto seolah tidak digubris oleh dinas terkait.
BACA JUGA: Mahasiswa Sesalkan Sikap Lemah Pemkab Pandeglang
"Pemkab Pandeglang ini aneh. Banyak pekerjaan mengecewakan masyarakat tapi
terkesan dibiarkan," kata Ketua Gemasaba Pandeglang, Rian Supriatna, kepada Banten
Hits, Senin (23/10/2017).
Menurutnya, Pemkab Pandeglang terkesan tak serius membangun infrastruktur memadai
bagi masyarakat. Mahasiswa juga kecewa ancaman bakal mem-blacklist kontraktor yang
terbukti berkinerja buruk tidak juga dilakukan.
BACA JUGA: Tanto Pastikan Pelaksana Proyek Jalan Marapat-Camara Diblacklist
"Pemkab Pandeglang harusnya tegas terhadap kontraktor nakal. Pengawasan jangan jadi
ajang transaksional seolah membiarkan kualitas jalan yang buruk," tegas Rian.
"Masalah kualitas pembangunan sudah jadi masalah klasik. Pemkab harus benar-benar
tegas. Postingan wabup di media sosial yang mengungkap kekesalannya seolah beliau
sudah putus asa karena banyak pekerjaan yang mengecewakan tidak juga ditindaklanjuti," sebut Rian.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
294
Kepala DPKPP Pandeglang, Syarif Hidayat. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)
Pandeglang - Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP)
Kabupaten Pandeglang meminta CV Pradana selaku pelaksana proyek peningkatan jalan
Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang memperbaiki kembali pekerjaannya.
"Kami tidak akan menerima hasil pekerjaan yang asal-asalan," kata Kepala DPKPP
Pandeglang, Syarif Hidayat, Selasa (24/10/2017).
Proyek senilai Rp119 juta tersebut sebelumnya mendapat sorotan Wakil Bupati
Pandeglang Tanto Warsono Arban. Melalui akun Instagram miliknya, Tanto menyidir
hasil pekerjaan kontraktor.
BACA JUGA: Unggah Foto Proyek Jalan, Tanto: Luar Biasa Kerjaan Ente
Syarif beralasan banyak ditemukannya hasil proyek yang terkesan asal jadi dikarenakan
tidak optimalnya pengawasan lantaran minimnya tenaga konsultan pengawas dan tim
monitoring.
"Saya selalu sampaikan, pengawasan tidak bisa hanya mengadalkan kami, semua pihak
harus ikut terlibat. Ke depan kita evaluasi kinerja pengawas," terang Syarif.
Syarif mengaku, bahwa pekerjaan belum mencapai 100 persen. Meski telah PHO,
kontraktor mempunyai kewajiban pemeliharaan enam bulan ke depan.
BACA JUGA: Pembangunan Jalan di Pandeglang Baru 40 Persen, PUPR: Oktober 100
Persen
"Kalau tidak dipelihara kami blacklist," ancam Syarif.
Lebih lanjut Syarif mengaku, di sisa waktu pengerjaan, DPKPP masih mempunyai
ratusan pekerjaan yang harus diselesaikan pada akhir tahun. Untuk itu, pihaknya
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
295
mengarahkan agar pekerjaan dilakukan siang dan malam.
"Akhir November semoga selesai," imbuhnya.(Nda)
Pandeglang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang mengalokasikan dana
sebesar Rp1 miliar lebih untuk melakukan penataan lingkungan di pusat kota. Sayangnya,
upaya pemerintah daerah untuk mempercantik kota menuai kritik.
Kritikan itu datang dari elemen mahasiswa. Mereka menilai, penataan lingkungan di
pusat kota belum terlalu mendesak. Pasalnya, masih banyak infrastruktur jalan dan
jembatan di pelosok yang seharusnya mendapat perhatian lebih pemerintah.
BACA JUGA: Bertahun-tahun Jalan Rusak, Warga Demo Kantor Bupati Pandeglang
Ketua PMII Pandeglang Ajat Sudrajat menilai, hal ini mencerminkan ketidakberpihakan
pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah.
"Pemkab tidak bisa memprioritaskan mana yang seharusnya didahulukan," kata Ajatm,
Kamis (26/10/2017).
Menurutnya, manfaat penataan lingkungan tidak mempunyai dampak langsung terhadap
masyarakat. Berbeda dengan perbaikan jalan dan jembatan.
"Kalau persoalan jalan sangat sulit dibangun. Tapi kalau menyangkut dengan kepentingan
pemerintah, mempercantik lingkungan kantor kok cepat sekali," sesalnya.
BACA JUGA: Bupati Irna Bingung bagaimana Memajukan Pandeglang
Hal senada dikatakan Ketua GMNI Pandeglang Tb A. Indra. Kata dia, banyak kondisi
infrastruktur yang seharusnya menjadi skala prioritas pemerintah daerah.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
296
"Sah-sah saja mempercantik kota. Tapi, masih banyak wilayah yang belum tersebut
pembangunan. Itu yang seharusnya menjadi prioriotas," saran Indra.
Dua pekerjaan yang dilakukan Pemkab Pandeglang di wilayah kota, yakni penataan
lingkungan dan publik utility di Jalan A. Satryiawija dan Jalan A. Yani.(Nda)
Unjuk rasa mahasiswa desak Pemkab Pandeglang berani memberikan sanksi tegas
terhadap kontraktor nakal. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)
Pandeglang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang diminta bernyali memberi sanksi tegas terhadap kontraktor nakal yang mengabaikan kualitas pekerjaan.
BACA JUGA: Instruksi Tanto Tak Digubris, Proyek Jalan Marapat-Camara Terbengkalai
Berunjuk rasa di depan gedung bupati dan Dinas PUPR Pandeglang, Jumat (27/10/2017,
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menuntut pemerintah daerah serius
membangun infrastruktur memadai.
"Kalau kualitas pembangunannya banyak yang buruk, maka sulit bagi Pandeglang lepas
dari status daerah tertinggal. Dinas PUPR jangan jadi banci, blacklist saja para pengusaha
nakal" kata koordinator aksi, Tb Muhamad Afandi dalam orasinya.
Buruknya kualitas proyek dinilai karena lemahnya pengawasan, baik yang dilakukan
Dinas PUPR maupun DPRD sebagai lembaga yang juga mempunyai fungsi pengawasan.
BACA JUGA: Proyek Asal-asalan, DPKPP Pandeglang Sebut Minim Tenaga Pengawas
"Kami menduga ada kongkalikong, antara pengusaha, PUPR dan DPRD (komisi III).
Untuk itu, kami juga mendesak aparat hukum turun tangan jika ditemukan adanya
indikasi KKN," tegas Afandi.
Ancaman akan mem-blacklist kontraktor nakal juga diharapkan tidak sekedar gertak
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
297
sambal.
BACA JUGA: Pemkab Pandeglang Ancam Blacklist Pelaksana Proyek Rp5,1 Miliar
"Bupati Irna jangan seperti orang bingung. Alasan keterbatasan anggaran tidak masuk
akal jika pengelolaannya dilakukan dengan baik," kata Ketua GMNI Pandeglang, Tb. A. Indra menambahkan.(Nda)
Pandeglang - Sejumlah waga Cibitung mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang, Senin (30/10/2017). Kedatangan
mereka untuk meminta kepastian rampungnya proyek betonisasi Jalan Ciwangung-
Cikadu yang dikerjakan PT Tjendana Kersmulti Utama senilai Rp5,1 miliar.
BACA JUGA: Mahasiswa Menduga Proyek di Pandeglang Sarat Kongkalingkong
"Kami minta kejelasan. Akibat pekerjaan yang lambat, ada seorang wanita yang terpaksa
melahirkan di jalan karena harus melalui jalur lain dengan kondisi yang rusak. Belum
lagi, aktivitas ekonomi warga juga terganggu karena pengusaha belum juga
menyelesaikan tanggung jawabnya," papar Hatta Suhata mewakili warga.
Menanggapi hal itu, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Pandeglang Dana Mulyana
memastikan, sanksi blacklist akan diberikan kepada pihak pelaksana jika tidak mampu
menyelesaikan pembangunan tepat waktu.
"Kita sudah sering menegur. Laporan yang kami terima progresnya bagus. Kalau tidak
selesai tepat waktu kita pasti blacklist," kata Dana.
BACA JUGA: Pemkab Pandeglang Ancam Blacklist Pelaksana Proyek Rp5,1 Miliar
Wakil Direksi PT Tjendana Kersomulti Utama Jajat Permana mengaku siap, menerima
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
298
sanksi tegas pemerintah jika pekerjaan tidak selesai sesuai kontrak. Menurutnya, ada
sejumlah faktor yang menyebabkan lambatnya pekerjaan, salah satunya terkait
pengalihan di pola beton
"Kita siap diblacklist kalu pekerjaan itu tidak sesuai kontrak," pungkasnya.
BACA JUGA: PT Tjendana Kersmulti Utama Lanjutkan Betonisasi Ciwangun-Cikadu
Sempat memanas, audiensi diakhiri dengan membuat kesepakatan tertulis antara
pengusaha dengan masyarakat.(Nda)
Pandeglang - Audiensi antara warga Cibitung dengan Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang terkait penanganan jalan, Senin
(30/10/2017), sempat memanas. Aktivis GMNI Dean Bayu Pradana yang turut
mendampingi warga menilai tidak ada progres yang jelas dalam pembangunan yang
dilakukan Dinas PUPR Pandeglang.
BACA JUGA: Betonisasi Ciwangun-Cikadu Lamban, Warga Datangi Kantor Dinas
PUPR Pandeglang
Padahal kata dia, Wakil Bupati Tanto Warsono Arban sudah kerap kali menginstruksikan
Kadis PUPR Girgi Jantoro dan jajarannya untuk turun langsung meninjau pembangunan.
"Jangankan Pak Girgi kadisnya, kabid (Bina Marga Dana Mulyana) saja telat turun ke
lapangan. Berapa ratus kali yang demo di sini menyuarakan aspirasi. Tapi selama ini,
apakah progres pembangunan menjadi lebih baik, saya rasa tidak," tuding Bayu.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
299
BACA JUGA: Instruksi Tanto Tak Digubris, Proyek Jalan Marapat-Camara Terbengkalai
"Kalau pejabat di PUPR tidak mampu kerja, saya sarankan mengajukan pensiun dini saja
agar tercipta reformasi birokrasi yang sesuai," saran Bayu.
"Saya diangkat jadi kabid oleh pimpinan. Kata Ibu Bupati berhenti, saya siap berhenti
sekarang juga saya siap. Emangnya saya mau jadi kabid?" jawab Dana.
Bayu juga mendengar Kepala UPT Wilayah VII Zaenal Huri yang menganggap dirinya
dilangkahi warga.
BACA JUGA: Wabup Pandeglang Kecewa Perbaikan Jalan Masih Asal-asalan
"Kok saya tidak tahu (warga mau audiensi), malah tahu dari Pak Kadis? Apa saya kurang
komunikatif dengan masyarakat?" tanya Zaenal.
"Di mana masyarakat Pandeglang hari ini tidak santun?" tegas Bayu
mempertanyakan.(Nda)
Pandeglang - Lambannya pengerjaan betonisasi Jalan Ciwangun-Cikadu, Kecamatan
Cibitung oleh PT Tjendana Kersomulti Utama disebabkan tidak adanya koordinasi antara
konsultan pengawas dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR)
Kabupaten Pandeglang.
Kabid Bina Marga (BM) DPUPR Kabupaten Pandeglang Dana Mulyana mengaku,
selama ini tidak mengetahui progres pembangunan tersebut lamban. Lantaran selama ini
pihaknya selalu mendapat laporan bagus terkait progres pembangunan jalan tersebut.
"Selama ini laporan ke kami bagus saja. Dengan (audiensi) begini kita bisa tau bahwa
progresnya masih kecil," kata Dana di DPUPR Pandeglang, Senin (30/10/2017).
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
300
Kepala UPT DPUPR Wilayah VII Zaenal Huri menambahkan, tidak pernah mendapat
laporan tertulis atau lisan dari konsultan pengawas mengenai progres pengerjaan
betonisasi Jalan Ciwangun-Cikadu di Kecamatan Cibitung.
"Sampai dengan hari ini Konsultan pengawas bisa dikatakan iya kurang koordinasi
dengan kami, khususnya dengan UPT enggak tahu kalau ke bidang," jelas Zaenal.
Menurut Zaenal, pihaknya selalu memonitoring pembangunan infrastruktur jalan yang
ada di wilayah zona enam. Hanya saja Zaenal mengakui pihaknya kekurangan personil
untuk monitoring proyek di enam kecamatan yang masuk wilayah UPT VII.
"Harusnya si pemborong memberikan jadwal kepada kami, karena kami yang paling
dekat untuk mengawasi. Jadi kami bisa tahu dilaksanakan atau tidaknya sesuai dengan
jadwal. Saat ini di UPT saya hanya ada 12 personil mengawasi enam kecamatan.
Sementara enggak mungkin kan kita selalu mengawasinya," terangnya.(Rus)
Pandeglang - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
(PUPR) Wilayah VII Kabupaten Pandeglang mencatat, 80 persen jalan di zona VI
kondisinya rusak parah. Zona VI merupakan wilayah di Pandeglang Selatan meliputi
Kecamatan Panimbang, Sobang, Cigelis, Cibaliung, dan Cimanggu, Cibitung dan Sumur.
"Dari 143,6 kilometer, betonisasi baru dilakukan 28-30 kilometer. Sisanya rusak ringan,
sedang dan berat. Saat ini kami sedang upayakan mengajukan ke kementerian," kata
Kepala UPT Dinas PUPR Wilayah VII, Zaenal Huri, kepada Banten Hits, Selasa
(31/10/2017)
BACA JUGA: Pembangunan Jalan di Pandeglang Baru 40 Persen, PUPR: Oktober 100
Persen
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
301
Zaenal mengatakan, 60 persen kondisi jalan rusak berada di wilayah Rancecet dan
Rancapinang di Kecamatan Cimanggu. Ia mengaku, bukan persoalan mudah mengatasi
kerusakan jalan di wilayah Pandeglang. Menurutnya, butuh 3 sampai 4 tahun.
"Kita upayakan, semoga bisa dibangun tahun depan, tapi bertahap disesuaikan dengan
keuangan," tutupnya.(Nda)
Pandeglang - Empat dari lima proyek pembangunan infrastrukatur jalan di Pandeglang
selatan dikerjakan oleh kontraktor luar daerah. BACA JUGA: 80 Persen Jalan di
Pandeglang Selatan Rusak Parah.
Keempat proyek tersebut adalah peningkatan Jalan Sukajadi-Curug di Kecamatan
Cibaliung dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rp2,7 miliar dan Jalan Umbulan-Situ
Potong di Kecamatan dengan HPS Rp3,6 miliar. Kedua proyek ini dikerjakan PT
Virginindo Utama Karya yang beralamat di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Proyek Jalan Sumur-Taman Jaya dengan HPS Rp4,9 miliar dikerjakan oleh PT Delbifer
Cahaya Cemerlang yang juga beralamat di Kemayoran dan proyek Jalan Ciwangun-
Cikadu senilai Rp5,1 miliar dikerjakan PT Tjendana Kersomulti Utama, Bengkulu.
BACA JUGA: Kualitas Proyek Buruk, Tanto ke Kontraktor: Jangan Cari Celah Lain-
lainlah!
Sayangnya, mengerjakan proyek dengan nilai yang besar, kinerja perusahaan luar daerah
ini justru dikeluhkan hingga tak jarang mendapat teguran Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) Pandeglang.
"Sulit banget menjalankan instrusi. Sudah sering ditegur PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen, tapi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Biasa-biasa saja," kata
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
302
Kepala UPT Dinas PUPR Pandeglang Wilayah VII, Zaenal Huri melalui pesat WhatsApp,
Rabu (1/11/2017).
BACA JUGA: Mahasiswa Menduga Proyek di Pandeglang Sarat Kongkalingkong.
Tak hanya itu, Zaenal juga mengeluhkan kinerja mereka yang terkesan lamban.
"Saya harap pengerjaan tepat mutu dan tepat waktu agar hasilnya bisa dirasakan lama
oleh masyarakat," imbau Zaenal.(Nda)
Ilustrasi perbaikan jalan. (Banten Hits)
Pandeglang - Anggota Komisi III DPRD Pandeglang dari Fraksi PKB Meddy Kumaedi
meminta kepada pejabat terutama pejabat di lingkup Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) tidak terus-menerus mengeluh terkait lambatnya pembangunan
jalan yang dilakukan oleh sejumlah kontraktor.
"Jangan terus mengeluh di sosmed karena tidak ada pengaruh sama sekali," kata Meddy,
Jumat (3/11/2017).
BACA JUGA: Unggah Foto Proyek Jalan, Tanto: Luar Biasa Kerjaan Ente
Persoalan tersebut kata Meddy tidak akan bisa diselesaikan jika pejabatnya hanya
mengeluh. Pasalnya, yang kini dibutuhkan adalah solusi agar berbagai persoalan dalam
proyek bisa diatasi.
Seharusnya kata dia, Bupati Pandeglang Irna Narulita memanggil SKPD terkait untuk
mendiskusikan dan mencari solusi dari persoalan tersebut.
"Diskusikan dan cari jalan keluarnya," saran Meddy.
BACA JUGA: Garap Proyek Miliaran di Pandeglang, Kinerja Kontraktor Luar Daerah
Dikeluhkan
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
303
Meddy juga menyayangkan lambatnya pembangunan jalan, terutama proyek di wilayah
selatan Pandeglang. Selain merugikan masyarakat, hal ini dinilai akan menjadi preseden
buruk bagi Pemkab Lebak dan DPRD.
"Masyarakat akan menyorot soal ini," sesalnya.(Nda)
Pandeglang - Pengemudi angkutan barang dari Komunitas Mobil Engkel bergotong-
royong dibantu aparat kepolisian Polsek Sumur menambal lubang yang terdapat di
sejumlah titik di ruas jalan Padali-Sumur, Desa Kertajaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten
Pandeglang.
BACA JUGA: Jalan Rusak di Cililitan Pandeglang Lama Tak Diperbaiki
Gerakan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kondisi jalan yang bertahun-tahun
dibiarkan rusak. Apalagi, ruas jalan tersebut adalah akses satu-satunya warga untuk
menuju Kota Pandeglang.
"Hasil swadaya, kita tambal lubang-lubang jalan dengan batu dan tanah," kata Ivhey
penggerak Komunitas Mobil Engkel kepada Banten Hits, Jumat (3/11/2017).
BACA JUGA: Pemerintah Tak Punya Anggaran, Jalan Poros Desa di Lebak Diperbaiki
Pengusaha
Aksi menambal lubang jalan berangkat dari kekhawatiran pengguna kendaraan dengan
kerusakan di ruas jalan yang juga menjadi akses menuju tempat wisata Pulau Oar dan
Peucang tersebut.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
304
"Banyak kendaraan yang kecelakaan. Apalagi jika akhir pekan, jalan ini ramai dilalui
warga yang akan berwisata ke pulau itu," ungkapnya.
BACA JUGA: Tanam Pohon Pisang di Jalan, Mahasiswa Tuding Pemkot Serang Tak
Serius Tangani Infrastruktur
Ia bersama pengemudi lainnya berharap, selain perhatian pemerintah daerah, pengusaha
setempat juga turut berpartisipasi ikut menjaga infrasatruktur jalan di wilayah
tersebut.(Nda)
Kondisi jalan berlumpur di Desa Sindangresmi.(FOTO: Nurman/ IMM PC Pandeglang)
Pandeglang - Warga dua Desa Pasir Lancar dan Desa Sindang Resmi, Kecamatan
Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, setiap hari hari harus melintasi jalan berlumpur
yang menjadi penghubung dua desa tersebut. Meski jadi akses utama, namun jalan
tersebut tak pernah tersentuh perbaikan.
Yang lebih memprihatinkan, pelajar yang melintasi jalan tersebut terpaksa harus melepas sepatu, kemudian membersihkan lumpur di kaki mereka setelah tiba di sekolah.
"Lokasi Sekolah SMPN 2 Sindangreami terletak di Desa Pasir Lancar. Beberapa warga
dan anak sekolah yang nekat melewati jalan tersebut harus rela berlumpur serta kesulitan
saat melintas. Pelajar bahkan terpaksa melepas sepatu mereka saat melintas di jalan yang
rusak itu," kata Nurman, warga setempat yang juga Ketua Pimpinan Cabang Ikatan
Mahasiawa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Pandeglang lewat siaran pers yang dikirim ke Banten Hits, Selasa (28/11/2017) malam.
Menurut Nurman, kerusakan jalan di desanya sudah terjadi sekitar tiga tahun yang lalu.
Kerusakan jalan ini disebabkan karena seringnya truk bermuatan berat yang mengangkut
batu untuk proyek di Desa Pasir Lancar melintas di jalan ini.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
305
"Memang beberapa tahun yang lalu jalan tersebut pernah dibangun, namun sampai saat ini pembangunan tidak terlihat lagi," terang Nurman.
"Pemerintah Desa terkait seolah diam dengan kondisi jalan tersebut. Padahal anggaran
ADD jelas adanya. Kami paham barangkali Desa Sindangresmi mendahulukan
pembangunan yang lain yang lebih digunakan oleh warga desanya, tetapi apakah Pemdes
Sindangresmi tidak melihat anak sekolah kesulitan saat mengakses jalan menuju
sekolahnya," sambungnya.
Nurman menegaskan, IMM Pimpinan Cabang Pandeglang meminta Pemerintah Desa Sindangresmi transparan soal penggunaan APBDes.
"Jika tidak (segera dibangun), kami akan tindaklanjuti persoalan ini. Kami bukan
menakut-nakuti, melainkan hanya mengingatkan, bahwa memperjuangkan hak hukumnya
jihad," tegasnya.(Rus)
Progres pelaksanaan proyek Jalan Ciwangun-Cikadu yang hingga Senin (4/12/2017) baru
mencapai 65 persen.(Istimewa)
Pandeglang - Tenggat pengerjaan proyek betonisasi jalan Ciwangun-Cikadu di
Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, sesuai Surat Perjanjian Kontrak (SPK)
jatuh pada 6 Desember 2017. Namun, hingga Senin (4/12/2017), pengerjaan proyek
tersebut baru menapai 65 persen.
"Dengan sisa waktu yang ada, pengerjaan tidak akan selesai. Belum diukur (pekerjaanya).
Tapi perkiraan sampai dengan minggu lalu sekitar 55 persen. Progres betonnya saja,
kalau plus pekerjaan minor mungkin sekitar 60 sampai dengan 65 persen," kata Kepala
UPT DPUPR Wilayah VII Jaenal Huri, Senin (4/12/2017).
BACA JUGA: Garap Proyek Miliaran di Pandeglang, Kinerja Kontraktor Luar Daerah Dikeluhkan
Jaenal menjelaskan, meski proyek yang memakan anggaran sebesar Rp 5,1 Miliar dari
Dana Alokasi Khusus (DAK) 2017 tidak akan selesai, masih ada satu kesempatan lagi
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
306
bagi PT Tjendana Kersomulti Utama sebagai pelaksana proyek tersebut untuk mengajukan adendum.
"Itu pun kalau disetujui oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Mungkin kalau pun dikasih tambah waktu maksimum 20 hari. Dan Itu kena denda keterlambatan," jelasnya.
Jaenal mengaku sampai saat ini, DPUPR Banten terus mendesak kepada pelaksana untuk
segera menyelesaikan pekerjaan, karena kalau tidak diselesaikan bisa putus kontrak.
"Kami terus mendesak sampai hari ini. Alasan terbaru pelaksana, batching plant yang suplai beton katanya mogok kerja udah dua hari ini," ujarnya.
BACA JUGA: Pemkab Pandeglang Ancam Blacklist Pelaksana Proyek Rp5,1 Miliar
Sebelumnya saat menggelar pertemuan dengan masyarakat Cibitung di Kantor DPUPR
Pandeglang Senin (30/10/2017) lalu. Wakil Direksi PT Tjendana Kersomulti Utama, Jajat
Permana, mengaku siap di-blacklist apabila pekerjaannya tidak selesai dengan kontrak waktu yang disepakti.
"Karena dalam aturannya sudah jelas, kalau dalam kontrak tanggal 6 (Desember 2017) itu
tidak selesai, itu ada adendum waktu sampai dengan waktu tertentu tapi dengan pinalti
(denda)," kata Jajat.(Rus)
Kadis PUPR Pandeglang, Girgi Jantoro. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)
Pandeglang - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten
Pandeglang memberikan kesempatan selama 50 hari kepada PT Tjendana Kersomulti
untuk menyelesaikan proyek betonisasi ruas Jalan Ciwangun-Cikadu. Pemberian
kesempatan diberikan setelah masa pelaksanaan pekerjaan proyek Rp5,1 miliar tersebut berakhir pada 6 Desember 2017 lalu.
BACA JUGA: Proyek Jalan Ciwangun-Cikadu Dipastikan Tak Selesai sesuai Jadwal
"Iya sudah habis waktunya, tapi kan masih ada tahapan. Kita berikan kesempatan selama
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
307
50 hari, tapi tetap kita kenakan denda," kata Kadis PUPR Pandeglang, Jantoro, Selasa
(12/12/2017).
BACA JUGA: Dinas PUPR Akan Kaji Proyek Jalan Marapat-Camara, Tanto: Enggak
Perlu Kajian Lagi!
Jika pelaksana tak mampu menyelesaikan pekerjaan, Girgi memastikan PT Tjendana
Kersomulti akan di-blacklist.
"Diberikan kesempatan sudah, kalau tidak selesai juga kita blacklist. Tapi optimis selesai.
Keterlambatan kemarin karena medan jalan yang menyebabkan mobil pengirim batching
plant terporosok dan sering kalinya batching plant yang kosong karena banyak pesanan,"
pungkas Girgi.(Nda)
UPT VII PUPR Pandeglang Klaim Pengerjaan Jalan 85 Persen
Proyek Jalan Marapat-Camar. (Dok. Banten Hits/Engkos Kosasih)
Pandeglang – Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) VII Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang Zaenl Huri optimis, seluruh proyek bisa
rampung tepat waktu.
“Saya sih optimis. Saat ini sudah 85 persen. Ini saja saya masih di lapangan untuk
memantau sejumlah pekerjaan, saya pelototi terus pekejerkaan kontraktor,” kata Zaenal
saat dihubungi, Selasa (26/12/2017).
BACA JUGA: Tanto Pastikan Pelaksana Proyek Jalan Marapat-Camara Diblacklist
Namun, dari 14 paket pekerjaan. Zanel mengatakan, ada tiga paket yang belum
dikerjakan sampai kontrak yang ditentukan. Tiga pekerjaan itu yakni Jembatan Cinengah-
Karangbolong di Kecamatan Cigeulis, Jalan Marapat-Camara di Kecamatan Cigeulis dan
Jalan Sukajadi-Curug di Kecamatan Cibaliung.
“Sudah kita panggil mereka (pengusaha), mereka mengajukan adendum ke PUPR. Dari
informasinya diberikan kesempatan, tapi yang jembatan Cinengah-Karangbolong belum
ada informasi,” pungkasnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
308
Belasan Tahun, Jalan Penghubung antar Kecamatan di Pandeglang Dibiarkan
Rusak
28 Desember 2017
Kondisi jalan Pasir Durung, Pandeglang. Sudah bertahun-tahun, jalan penghubung
antar kecamatan ini kondisinya dibiarkan rusak. (Foto: Engkos Kosasih/Banten Hits)
Pandeglang – Hampir lima belas tahun, kondisi jalan Pasir Durung-Kadu Melati,
Kecamatan Sindangresmi tidak tersentuh oleh perbaikan. Sekitar 2 kilometer ke arah
utara, merupakan wilayah yang masuk dalam proyek pembangunan Tol Serang-
Panimbang.
Padahal, jalan Pasir Durung-Kadu Melati merupakan jalan penghubung antara Kecamatan
Sindangresmi-Patia dan Picung.
Firdaus Kepala Desa (Kades) Pasir Durung yang kembali terpilih pada saat Pilkada
serentak tahun 2017 mengakui, sejak menjabat sebagai Kades Pasir Durung pada periode
2003, jalan tersebut belum pernah diperbaiki pemerintah daerah. Padahal, usulan agar
cepat dilakukan perbaikan sudah sering kali diajukan melalui Musrenbang.
“Kemarin (bulan lalu) ada dari dinas PU yang mengukur. Katanya sih tahun depan mau
dibangun,” ujar Firdaus, Kamis (28/12/2017).
Firdaus menyayangkan belum meratanya pembangunan di Pandeglang. Peningkatan
kualitas jalan dirasa masih berpusat di wilayah perkotaan.
“Jangan di kota aja jalan itu bagus, kami juga yang ada di di pinggiran ingin merasakan,”
ucapnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
309
LAMPIRAN
DAFTAR
ARTIKEL DAN
ARTIKEL
LEBAK
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
310
DAFTAR ARTIKEL BANTENHITS.COM TENTANG INFRASTRUKTUR JALAN DI LEBAK TAHUN 2017
No. Tanggal Judul Berita Link Berita Penulis Sumber /Narasumber
1 11
Januari
2017
Begini Penampakan
Genangan Air di Depan
Gerbang Citra Maja
Raya
http://bantenhits.com/2017/01/11/begini-
penampakan-genangan-air-di-depan-gerbang-
citra-maja-raya/
Fariz
Abdullah
Sanyoto, salah seorang
pengguna kendaraan
2 19
Januari
2017
Sindir Pemerintah,
Aktivis Galakkan
Gerakan Sayang Jalan
di Lebak
http://bantenhits.com/2017/01/19/sindir-
pemerintah-aktivis-galakkan-gerakan-sayang-
jalan-di-lebak/
Fariz
Abdullah
Koordinator GSJ, Agif Aqsa
(fakrab)
3 22
Januari
2017
Protes Jalan Rusak,
Mahasiswa dan Warga
Tanam Pohon di Jalan
Rangkasbitung-Cikande
http://bantenhits.com/2017/01/22/protes-jalan-
rusak-mahasiswa-dan-warga-tanam-pohon-
pisang-di-jalan-raya-rangkasbitung-cikande/
Fariz
Abdullah
Dedin Wahyudin, aktivis
Imala
4 1
Februari
2017
Fakrab Pertanyakan
Kinerja Pengawas Jalan
Nasional di Lebak
http://bantenhits.com/2017/02/01/farkab-fakrab-
pertanyakan-kinerja-pengawas-jalan-nasional-
di-lebak/
Fariz
Abdullah
Front Aksi Mahasiswa
Rakyat Banten (Fakrab)
5 2
Februari
2017
Giliran DPRD Angkat
Bicara soal Perbaikan
Jalan Nasional di Lebak
http://bantenhits.com/2017/02/02/giliran-dprd-
angkat-bicara-soal-perbaikan-jalan-nasional-di-
lebak/
Fariz
Abdullah
anggota Komisi III DPRD
Lebak Dian/ DPD PKS
Lebak
6 2
Februari
2017
Jembatan yang
Diresmikan Puan
Maharani di Lebak
http://bantenhits.com/2017/02/02/jembatan-
yang-diresmikan-puan-maharani-di-lebak-
terancam-ambels/
Fariz
Abdullah
Kepala desa Sangkanmanik,
Jaya & Kepala Bidang
Pemeliharaan Jalan dan
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
311
Terancam Amblas Jembatan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
(PUPR) Kabupaten Lebak
Entoy Sapeudin
7 3
Februari
2017
Pemkab Lebak
Pertanyakan Keseriusan
Pusat Tangani Jalan
Rusak
http://bantenhits.com/2017/02/03/pemkab-lebak-
pertanyakan-keseriusan-pusat-tangani-jalan-
rusak/
Fariz
Abdullah
Kabag Humas Setda Lebak,
Eka Prasetiawan
8 5
Februari
2017
Jembatan Tutul Rusak
Parah, Jalan
Rangkasbitung-Cikande
Jadi Langganan Macet
http://bantenhits.com/2017/02/05/jembatan-
tutul-rusak-parah-jalan-rangkasbitung-cikande-
jadi-langganan-macet/
Fariz
Abdullah
Harto, salah seorang warga
9 10
Februari
2017
Jalur Saketi-Malingping
Amblas, Arus Lalu
Lintas Dialihkan
http://bantenhits.com/2017/02/10/jalan-saketi-
malingping-amblas-arus-lalu-lintas-dialihkan/
Fariz
Abdullah
Iti Jaya Baya Bupati Lebak
melalui akun Instagramnya
Viajayabay & Kasatlantas
Polres Lebak AKP Roby
Heri Saputra
10 16
Februari
2017
Jalan Nasional di Lebak
Rusak, Bupati Iti Ngaku
Kerap Dibully
http://bantenhits.com/2017/02/16/jalan-nasional-
di-lebak-rusak-bupati-iti-ngaku-kerap-dibully/
Fariz
Abdullah
Bupati Lebak Hj Iti Octavia
Jayabaya
11 19
Februari
2017
Truk Bermuatan Bata
Ringan Terguling di
Jalan Rangkasbitung-
Cipanas
http://bantenhits.com/2017/02/19/truk-
bermuatan-bata-ringan-terguling-di-jalan-
rangkasbitung-cipanas/
Fariz
Abdullah
Jahari salah seorang warga
& Satlantas Polres Lebak,
Briptu Mulya Purnama
12 19
Februari
2017
Dihadapan Anggota
DPR, Iti Tagih Janji
Pemerintah Pusat soal
Bantuan Jembatan
http://bantenhits.com/2017/02/20/dihadapan-
anggota-dpr-ri-iti-tagih-janji-pemerintah-pusat-
soal-bantuan-jembatan/
Fariz
Abdullah
Bupati Lebak Iti Octavia
Jayabaya
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
312
13 20
Februari
2017
Bupati Iti Ultimatum
Pemerintah Pusat soal
Kerusakan Jalan
Nasional di Lebak
http://bantenhits.com/2017/02/20/bupati-iti-
ultimatum-pemerintah-pusat-soal-kerusakan-
jalan-nasional-di-lebak/
Fariz
Abdullah
Pimpinan Komisi V DPR RI
Michael Wattimena &
Bupati Lebak Iti Octavia
Jayabaya
14 20
Februari
2017
Perbaiki Jalan Nasional,
Pemerintah Pusat
Gelontorkan Rp. 120
Miliar ke Lebak
http://bantenhits.com/2017/02/20/perbaiki-jalan-
nasional-pemerintah-pusat-gelontorkan-rp-120-
miliar-ke-lebak/
Fariz
Abdullah
Pimpinan Komisi V DPR RI
Michael Wattimena &
Bupati Lebak Iti Octavia
Jayabaya
15 21
Februari
2017
Pemrov Banten Target
Penanganan Jalan
Rusak Dua Tahun
http://bantenhits.com/2017/02/21/tahun-2017-
pemprov-banten-akan-perbaiki-jalan-rusak-di-
lebak/
Fariz
Abdullah
Kepala Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
(PUPR) Provinsi Banten,
Hadi Suryadi
16 22
Februari
2017
Dekat dengan
Puspemkab Lebak,
Jalan Penghubung Tiga
Desa Nyaris Putus
http://bantenhits.com/2017/02/22/dekat-dengan-
puspemkab-lebak-jalan-penghubung-tiga-desa-
nyaris-putus/
Fariz
Abdullah
Toha warga Desa
Karyajaya, Kecamatan
Cimarga& Imam Fajrin
warga Cilangkap,
Kecamatan Kalanganyar
17 23
Februari
2017
Tak Kunjung
Diperbaiki, Pemkab
Lebak Perbaiki Ruas
Jalan Nasional
Soekarno – Hatta
http://bantenhits.com/2017/02/23/tak-kunjung-
diperbaiki-pemkab-lebak-perbaiki-ruas-jalan-
nasional-soekarno-hatta/
Fariz
Abdullah
Kepala Bidang
Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan PUPR Kabupaten
Lebak, Entoy Saepudin &
Pimpinan Komisi V DPR RI
Michael Wattimena
18 23
Februari
2017
Pemkab Lebak Diminta
Normalisasi Drainase
Jalan Rangkasbitung-
Cimarga
http://bantenhits.com/2017/02/23/pemkab-lebak-
diminta-normalisasi-drainase-jalan-
rangkasbitung-cimarga/
Fariz
Abdullah
anggota DPRD Lebak
Komisi IV, Dian Wahyudi
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
313
19 7 Maret
2017
Langganan Macet,
Pemkab Lebak Akan
Lebarkan Jalan Dewi
Sartika
http://bantenhits.com/2017/03/07/langganan-
macet-pemkab-lebak-akan-lebarkan-jalan-dewi-
sartika/
Fariz
Abdullah
Kepala Bidang
Pembangunan Jalan dan
Jembatan Dinas Pekerjaan
Umun dan Perumahan
Rakyat (PUPR) Kabupaten
Lebak, Indrawan & Eneng
salah satu warga setempat
20 13 Maret
2017
Jalan Penghubung Dua
Kampung di Cipanas
Lebak Putus, Ini Opsi
PUPR
http://bantenhits.com/2017/03/13/jalan-
penghubung-dua-kampung-di-cipanas-lebak-
putus-ini-opsi-pupr/
Fariz
Abdullah
Kabid Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan Dinas PUPR,
Entoy Saepudin &
21 26 Maret
2017
Warga Protes Proyek
Gorong-Gorong
Rangkasbitung –
Cigelung
http://bantenhits.com/2017/03/26/warga-protes-
proyek-gorong-gorong-rangkasbitung-cigelung/
Fariz
Abdullah
Iwan Kurniawan, tokoh
pemuda setempat
22 7 April
2017
Perbaikan Jalan
Multatuli
Rangkasbitung Telan
Anggaran Rp1,9 Miliar
http://bantenhits.com/2017/04/07/perbaikan-
jalan-multatuli-rangkasbitung-telan-anggaran-1-
9-miliar/
Fariz
Abdullah
Kepala Bidang
Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan Dinas PUPR
Lebak, Entoy Saepudin
23 26 April
2017
Akses Menuju
Gunungkencana Rusak
Parah, Banyak
Kendaraan Amblas
http://bantenhits.com/2017/04/26/akses-menuju-
gunungkencana-rusak-parah-banyak-kendaraan-
amblas/
Fariz
Abdullah
Madsarif warga Cigoong
Selatan & Rizky warga
24 22 Mei
2017
Telan Dana Rp600 Juta,
Proyek Jalan Cilebang-
Nyalindung Lebak
Diduga Asal-asalan
http://bantenhits.com/2017/05/22/telan-dana-
rp600-juta-proyek-jalan-cilebang-nyalindung-
lebak-diduga-asal-asalan/
Fariz
Abdullah
Nanang Setiawan salah
seorang warga& Kabid
Pembangunan Jalan dan
Jembatan Dinas PUPR
Lebak Indrawan
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
314
25 23 Mei
2017
Pemerintah Tak Punya
Anggaran, Jalan Poros
Desa di Lebak
Diperbaiki Pengusaha
http://bantenhits.com/2017/05/23/pemerintah-
tak-punya-anggaran-jalan-poros-desa-di-lebak-
diperbaiki-pengusaha/
Fariz
Abdullah
Agus Wijaya pemilik Hotel
Mutiara; Aang salah
seorang warga
26 24 Mei
2017
Komisi IV Minta
Pemkab Lebak Tegas
Terhadap Kontraktor
Nakal
http://bantenhits.com/2017/05/24/komisi-iv-
minta-pemkab-lebak-tegas-terhadap-kontraktor-
nakal/
Fariz
Abdullah
anggota Komisi IV DPRD
Lebak Dian Wahyudi/
Ketua DPD PKS Lebak
27 2 Juni
2017
Warga Tanam Pohon
Pisang di Ruas Jalan
Rangkasbitung-Cipanas
http://bantenhits.com/2017/06/02/warga-tanam-
pohon-pisang-di-ruas-jalan-rangkasbitung-
cipanas/
Fariz
Abdullah
Kabid Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan Dinas PUPR
Lebak Entoy Saepudin &
Adrai, salah seorang warga
28 5 Juni
2017
Jelang Arus Mudik
2017, Sejumlah Ruas
Jalan di Lebak Mulai
Diperbaiki
http://bantenhits.com/2017/06/05/jelang-arus-
mudik-2017-sejumlah-ruas-jalan-di-lebak-
mulai-diperbaiki/
Fariz
Abdullah
Entoy Sapeudin, Kepala
Bidang Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan PUPR Lebak
& Bupati Lebak Iti Octavia
Jayabaya
29 13 Juni
2017
Sering Dilewati
Kendaraan Besar, Jalan
Desa Ciginggang Rusak
Parah
http://bantenhits.com/2017/06/13/sering-
dilewati-kendaraan-besar-jalan-desa-ciginggang-
rusak-parah/
Fariz
Abdullah
Kepala Desa Ciginggang,
Adang & Kabid
Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan Dinas Pekerjaan
Umum Perumahan Rakyat
(PUPR) Lebak Entoy
Saepudin
30 7 Juli
2017
Jalan Rusak di Lebak,
Warga Menulis di Kaca
Mobil yang Berdebu;
“Aweh Tiap Hari
http://bantenhits.com/2017/07/07/jalan-rusak-di-
lebak-warga-menulis-di-kaca-mobil-yang-
berdebu-aweh-tiap-hari-begini-bu-bupati/
Fariz
Abdullah
Akun facebook Yayasan
Ishlahul Ummah Albantani;
Akun Hendra Yana; Akun
Facebook Anggota DPRD
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
315
Begini Bu Bupati!” Banten Sanuji Pentamarta
31 11 Juli
2017
Tingkatkan Kualitas
Infrastruktur, Lima
Ruas Jalan di Lebak
Gunakan CTB
http://bantenhits.com/2017/07/11/tingkatkan-
kualitas-infrastruktur-lima-ruas-jalan-di-lebak-
gunakan-ctb/
Fariz
Abdullah
Kepala Bidang
Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan DPUPR Lebak
32 19 Juli
2017
Alokasikan Rp140 Juta,
Pemdes Warungbanten
Bangun Jalan Rabat
Beton
http://bantenhits.com/2017/07/19/alokasikan-
rp140-juta-pemdes-warungbanten-bangun-jalan-
rabat-beton/
Fariz
Abdullah
Kepala Desa Warungbanten,
Ruhandi
33 20 Juli
2017
Jalan Rusak, Warga
Citeras Lebak Taruh
Kursi di Tengah Jalan
http://bantenhits.com/2017/07/20/jalan-rusak-
warga-citeras-lebak-taruh-kursi-di-tengah-jalan/
Fariz
Abdullah
Budi Suhardi salah satu
warga setempat
34 12
Septembe
r 2017
Proyek Jalan Nasional
di Lebak Dikeluhkan
http://bantenhits.com/2017/09/12/proyek-jalan-
nasional-di-lebak-dikeluhkan/
Fariz
Abdullah
Yana salah satu warga
35 6 Oktober
2017
Gelontorkan Ratusan
Miliar untuk Wilayah
Selatan, Bupati Lebak:
Enggak Ada Istilah
Anak Tiri!
http://bantenhits.com/2017/10/06/gelontorkan-
ratusan-miliar-untuk-wilayah-selatan-bupati-
lebak-enggak-ada-istilah-anak-tiri/
Fariz
Abdullah
Bupati Lebak, Iti Octavia
Jayabaya
36 26
Oktober
2017
Peningkatan Jalan
Komplek Pendidikan
Rangkasbitung
Rampung
http://bantenhits.com/2017/10/26/peningkatan-
jalan-komplek-pendidikan-rangkasbitung-
rampung/
Fariz
Abdullah
Kabid Peningkatan Jalan
dan Jembatan Dinas
Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR)
Kabupaten Lebak, Indrawan
& Ridwan, salah seorang
pelajar
37 30 Aktivitas Pengerukan http://bantenhits.com/2017/10/30/aktivitas- Fariz salah satu warga yang minta
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
316
Oktober
2017
Tanah di Padasuka
Lebak Dikeluhkan
pengerukan-tanah-di-padasuka-lebak-
dikeluhkan/
Abdullah namanya tidak disebut &
Kepala Desa Padasuka
Irawati
38 8
Novembe
r 2017
Warga Minta
Kerusakan Jalan Sunan
Kalijaga Segera
Diperbaiki
http://bantenhits.com/2017/11/08/warga-minta-
kerusakan-jalan-sunan-kalijaga-segera-
diperbaiki/
Fariz
Abdullah
Rohmat salah seorang
pengendara sepeda motor
39 13
Novembe
r 2017
Jelang Akhir Tahun,
PUPR Provinsi Banten
Kebut Pekerjaan Jalan
Rusak di Lebak
http://bantenhits.com/2017/11/13/jelang-akhir-
tahun-pupr-provinsi-banten-kebut-pekerjaan-
jalan-rusak-di-lebak/
Fariz
Abdullah
Kuncoro Adi dakiri,
Pelaksana Tekhnis (Peltek)
balai jembatan dan jalan
PUPR Banten
40 8
Desember
2017
Dihadapan Menteri
Rini, Iti Jayabaya
Curhat soal Kondisi
Lebak
http://bantenhits.com/2017/12/08/dihadapan-
menteri-rini-iti-jayabaya-curhat-soal-kondisi-
lebak/
Fariz
Abdullah
Bupati Lebak Iti Octavia
Jayabaya
41 26
Desember
2017
Tahun Depan, Belanja
Infrastruktur di Lebak
Diharap Tak Kurang
25%.
http://bantenhits.com/2017/12/26/tahun-depan-
belanja-infrastruktur-di-lebak-diharap-tak-
kurang-25/
Fariz
Abdullah
Kabid Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Bappeda
Lebak, Widi Ferdian
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
317
ARTIKEL BANTENHITS.COM TENTANG INFRASTRUKTUR
JALAN
DI LEBAK TAHUN 2017
Begini Penampakan Genangan Air di Depan Gerbang Citra Maja Raya
Published 12 months ago on January 11, 2017 By Fariz Abdullah
Genangan air di pintu perlintasan kereta api ruas Jalan Kopo-Maja. (Banten Hits/ Fariz
Abdullah)
Banten Hits – Genangan air akibat kerusakan jalan di Jalan Kopo-Maja, tepatnya di pintu
perlintasan Kereta Api (KA) dikeluhkan para pengguna kendaraan.
Jika musim hujan, titik jalan yang berada di depan Gerbang Citra Maja Raya (CMR),
Kampung Mulih, Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak tersebut
dipastikan tergenang air hingga 30 centimeter.
Pantauan Banten Hits, para pengendara kendaraan yang tak ingin kendaraannya
terjelembab harus ekstra hati-hati saat melewati genangan air.
“Mengganggu banget, kalau lewat kita harus benar-benar hati,” ujar Sanyoto, salah
seorang pengguna kendaraan, Selasa (10/1/2017)
Menurutnya, genangan air terjadi karena tidak adanya drainase di titik tersebut sehingga
saat hujan turun, air dipastikan merendam jalan rusak.
“Kiri-kanan bahu jalan tidak ada drainase makanya pasti air menggenang terus,”
keluhnya.
Meski genangan air di ruas jalan yang menjadi akses menuju Tangerang ini sudah
berlangsung lama, namun belum ada upaya dari pihak terkait untuk mengatasinya.
“Jalan ini jadi jalan alternatif masyarakat dari Lebak dan Serang yang akan menuju
Tangerang dan sebaliknya. Masyarakat lebih memilih lewat jalan ini ketimbang melalui
Cikande,” jelasnya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
318
Hal senada dikatakan pengguna kendaraan roda empat, Nurdin yang mengaku kerap
kesulitan saat melewati genangan air.
“Kasihan masyarakat yang kendaraannya jenis sedan, pasti mentok kalau lewat situ.
Mudah-mudahan bisa cepat diperbaiki,” harapnya.(Nda)
Sindir Pemerintah, Aktivis Galakkan Gerakan Sayang Jalan di Lebak
Published 11 months ago on January 19, 2017 By Fariz Abdullah
Aksi menandai lubang jalan oleh Fakrab. Gerakan yang diberi nama Gerakan Sayang
Jalan ini merupakan bentuk keprihatinan sekaligus sindiran terhadap pemerintah dalam
menanganijalan rusak di Lebak. (Banten Hits/ Fariz Abdullah)
Lebak – Satu per satu lubang yang berada di wilayah Rangkasbitung, Kabupaten Lebak
ditandai menggunakan pilok berwarna putih oleh sejumlah anak muda. Aksi menandai
lubang jalan dilakukan bukan bertujuan mengotori ruas jalan.
Gerakan menandai lubang dengan membentuk lingkaran yang mengelilingi lubang jalan
dilakukan Front Aksi Mahasiswa Rakyat Banten (Farkab) sebagai bentuk sindirian
kepada pemerintah daerah dalam menangani kerusakan jalan. Gerakan ini diberi nama
Gerakan Sayang Jalan (GSJ).
“Kami ingin gotong royong dan kepedulian lingkungan sekitar itu tumbuh lagi. Gerakan
ini merupakan sikap kritis terhadap pemerintah agar lebih maksimal menangani persoalan
infrastruktur,” kata Koordinator GSJ, Agif Aqsa kepada Banten Hits, Kamis (19/1/2017).
Seharusnya, pmerintah lebih cepat tanggap terhadap kondisi jalan rusak berlubang karena
dapat membahayakan pengendara kendaraan. Ia juga mengajak kepada masyarakat untuk
lebih peduli terhadap kondisi fasilitas publik tersebut.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
319
“Kami ingin menularkan spirit gotong royong. Jadi, revolusi mental itu bukan hanya
diiklankan saja tanpa tindakan nyata. Kalau mau revolusi mental ya mari ini saatnya
bekerja dan peduli, jangan cuek dan diam,” imbau Agif.
Sebagai tahap awal GSJ, dilakukan di wilayah Rangkasbitung saat kondisi arus lalu lintas
lengang. Ke depan, gerakan ini juga dilakukan di ruas-ruas jalan lain, baik jalan provinsi
maupun nasional yang berada di Kabupaten Lebak.
“Prioritas kita yang pertama adalah jalan yang padat dan ramai dilalui pengendara, artinya
potensi kecelakaan akibat lubang itu tinggi,” jelasnya.(Ep)
Protes Jalan Rusak, Mahasiswa dan Warga Tanam Pohon di Jalan Rangkasbitung-
Cikande
Published 11 months ago on January 22, 2017 By Fariz Abdullah
Aktivis Imala saat menanam pisang dijalan Rangkasbitung -Cikande (Banten Hits/ Fariz
Abdullah)
Lebak – Kecewa dengan kondisi jalan yang tak kunjung diperbaiki. Ikatan Mahasiswa
Lebak (Imala) bersama warga menanam pohon di Jalan Ir. Soetami, Km 5
Rangkasbitung, tepatnya di Kampung Ciawi, Desa Nameng, Kecamatan Rangkasbitung,
Kabupaten Lebak, Sabtu (21/1/2017).
Aksi tanam pohon pisang merupakan bentuk sindirian kepada pemerintah terhadap
kondisi ruas jalan nasional yang tak kunjung diperbaiki. Sehingga, mengakibatkan
kerusakan parah dan berlubang pada jalan yang menghubungkan Rangkasbitung dan
Cikande Kabupaten Serang tersebut.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
320
“Aksi ini bentuk keprihatinan mahasiswa dan masyarakat kepada pemerintah yang
membiarkan kondisi jalan rusak parah dan berlubang,” kata Dedin Wahyudin, aktivis
Imala.
Kata dia, sebagai jalur yang ramai dilintasi kendaraan. Seharusnya, pemerintah lebih peka
terhadap kondisi jalan di Lebak, karena membahayakan bagi pengguna jalan.
“Semakin banyak jalan berlubang, semakin banyak pula potensi kecelakaan. Harusnya,
pemerintah lebih peka terhadap jalan-jalan rusak di Kabupaten Lebak,” tegasnya.
Ujang salah satu warga Desa Sukamanah mengatakan, Jalan Rangkasbitung dan Cikande
sudah hampir tiga tahun dibiarkan rusak dan kerap terjadi kecelakaan yang menimbulkan
korban jiwa.
“Jalan ini hampir tiga tahun kondisinya rusak parah dan berlubang, sudah banyak
memakan korban, bahkan sampai ada yang meninggal dunia,” terangnya. (Ep)
Fakrab Pertanyakan Kinerja Pengawas Jalan Nasional di Lebak
Published 11 months ago on February 1, 2017 By Fariz Abdullah
Lebak – Front Aksi Mahasiswa Rakyat Banten (Fakrab) mempertanyakan kinerja tim
pengawasan jalan nasional yang ada di Kabupaten Lebak. Pasalnya sejumlah ruas jalan
yang baru saja diperbaiki sudah mulai kembali rusak.
Presidium Fakrab Hendayana Musalev mengatakan, jalan nasional yang berada di sekitar
Malingping sepertri Pasir Gedong Cilangkahan yang belum lama dibangun sudah rusak.
Padahal jalan tersebut dibangun dari uang rakyat yang nilainya miliaran rupiah.
“Masa baru beberapa bulan saja kondisi jalan tersebut sudah rusak parah, kemana ini tim
pengawas jalan ?,”kata Musalev kepada Banten Hits, Rabu (1/2/2017).
Pria yang akrab disapa Yana ini menuding, jalam tersebut dikerjakan asal asalan,
ditambah lagi lalu lalangnya kendaraan besar yang melebihi tonase dibiarkan tanpa ada
tindakan tegas .
“Ini sangat mengkhawatirkan sekaligus menyesakan anggaran miliaran rupiah
kekuatannya hanya beberapa saat saja, ada apa dengan Banten?,” sesal Yana.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
321
Tak hanya ruas jalan Pasir Gedong Cilangkahan, lanjutnya, dibeberapa titik dari mulai
Malingping sampai daerah Cibareno perbatasan Povinsi Jawa Barat juga dibairkan rusak,
sehingga sangat rawan terjadinya kecelakaan.
“Kami memastikan tidak akan lama lagi jalanan yang belum lama dibangun kemungkinan
akan rusak kembali jika situasi ini terus dibiarkan,” ungkapnya.
Yana juga mengkritik kinerja pengawas, terhadap beberapa titik pembanguan jalan yang
mangkrak tanpa ada tindaklanjut. Dengan demikian pihaknya meminta kepada penegak
hukum untuk segara mengambil tindakan tegas.
“Kami menduga ada hal yang tidak beres dalam proses pengerjaan ruas jalan tersebut dan
kami mendesak agar aparat penegak hukum untuk segera bertindak,” tutupnya.(Ep)
Giliran DPRD Angkat Bicara soal Perbaikan Jalan Nasional di Lebak
Published 11 months ago on February 2, 2017 By Fariz Abdullah
Lebak – Buruknya kualitas jalan nasional di Kabupaten Lebak menyisakan pertanyaan
sejumlah pihak atas kinerja pengawas jalan nasional di wilayah Lebak. Pasalnya, hampir
dipastikan seluruh jalan milik pemerintah pusat kondisinya rusak dan memprihatinkan.
Sebelumnya, Front Aksi Mahasiswa Rakyat Banten (Farkab) mempertanyakan kinerja
tim pengaws jalan nasional yang berada di Kabupaten Lebak. Pasalnya sejumlah ruas
jalan yang baru diperbaiki sudah mulai rusak kemabli.
BACA JUGA: Fakrab Pertanyakan Kinerja Pengawas Jalan Nasional di Lebak
Kini giliran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lebak angkat bicara
soal kinerja pengawas jalan nasional di Lebak, karena hampir seluruhnya kondisi jalan
dalam keadaan rusak parah dan tidak pernah tersentuh perhatian pemerintah.
“Kemana ini pekerja pengawas jalan nasional? Masa iya tidak ada pos anggaran untuk
perbaikan jalan nasional yang ada di Kabupaten Lebak,” sesal anggota Komisi III DPRD
Lebak Dian kepada Banten Hits, Kamis (2/2/2017).
Menurutnya, jalan nasional yang rusak parah tidaknya hanya terjadi di Lebak selatan
melainkan jalan dan jembatanh di wilayah nyaris amblas.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
322
“Jalan Citeras terakhir diperbaiki 3 tahun lalu, hingga sekarang belum diperbaiki lagi
apalagi untuk Jembatan dari awal dibangun belum pernah diperbaiki,” ungkap Ketua
DPD PKS Lebak ini.
“Kalau jalan seperti ini kan masyarakat jadi malas melintas , apalagi ini akses jalan
terdekat menuju Jakarta belum lagi kemarin (1/2/2017) ada kendaraan pasir yang
menghantam rumah warga karena jalan rusak,” sambungnya.
BACA JUGA: Truk Terguling di Jalan Raya Rangkasbitung Cikade Hantam Dua Rumah
Warga
Dian berharap pemerintah pusat tidak menutup mata persoalan insfratuktur jalan nasioan
yang berada di Lebak., karena kondisinya sudah memprihatinkan.(Ep)
Jembatan yang Diresmikan Puan Maharani di Lebak Terancam Amblas
Published 11 months ago on February 2, 2017 By Fariz Abdullah
Angkur Angin Jembatan Sangiang Desa Singkamanik tergeser dan terancam ambrol
(istimewa). Lebak
Lebak – Jembatan gantung di Kampung Sangiang, Desa Sangkanmanik, Kecamatan
Cimarga, Kabupaten Lebak mulai rusak dan terancam ambles, disebabkan longsor sepdan
sungai akibat hujan sejan dua pekan lalu melanda wilayah tersebut.
Jembatan dengan panjang 70 meter dan Lebar 1,7 meter yang diresmikan Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan
Maharani 17 Februari 2016 lalu, kondisinya pondasi angkur angin sudah terpisah dari
badan jembatan.
“Sekarang pondasi jembatan angkur angin dari badan Jembatan tergeser,
penyebabnya karena longsor dua minggu yang lalu akibat curah hujan yang cukup tinggi
yang menjadikan arus air sungai cukup tinggi pula,” kata Kepala desa Sangkanmanik,
Jaya kepada awak media, Kamis (2/2/2017).
Terpisah, Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak Entoy Sapeudin mengaku telah melakukan
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
323
survei kepada jembatan yang dibangun oleh PT. Amarta dari anggaran APBN pada 2016
silam.
“Sedang kita survei dan lihat kondisinya semoga tidak berdampak kepada bangunan
jembatannya,”kata Entoy Sapeudin.
Berdasarkan hail peninjauan dilokasi, kondisi jembatan tersebut sangat mengkhawatirkan
jika tidak segera diperbaiki.
“Kita belum bisa berbicara anggaran, tapi memang kalau kondisinya darurat satu-satunya
cara harus diusulkan melalui BTT (Bantuan Tak terduga),” ungkapnya.(Ep)
Pemkab Lebak Pertanyakan Keseriusan Pusat Tangani Jalan Rusak
Published 11 months ago on February 3, 2017 By Fariz Abdullah
Kerusakan jalan di salah satu titik jalur Rangkasbitung-Cikande. (Istimewa).
Lebak – Kondisi jalan nasional yang berada di Kabupaten Lebak mendapat sorotan.
Sejumlah elemen menilai, pemerintah pusat setengah hati menangani jalan yang sering
kali dikeluhkan warga.
BACA JUGA: Fakrab Pertanyakan Kinerja Pengawas Jalan Nasional di Lebak
Jalur Rangkasbitung-Cikande salah satunya. Anggota DPRD Lebak dari Fraksi PKS,
Dian Wahyudi, mempertanyakan pengawasan terhadap salah satu jalan alternatif dari
Jakarta menuju Serang tersebut. Lalu, kondisi jalur di wilayah Lebak selatan yang juga
tak kalah memprihatinkan.
Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya melalui Kabag Humas Setda Lebak, Eka Prasetiawan
mengaku, pihaknya mempertanyakan keseriusan pemerintah pusat untuk membantu
kondisi infrastruktur di Kabupaten Lebak agar lebih layak. Apalagi, saat ini Lebak masih
menyandang sebagai daerah tertinggal yang memang butuh dukungan dari pemerintah
pusat dan provinsi.
BACA JUGA: Giliran DPRD Angkat Bicara soal Perbaikan Jalan Nasional di Lebak
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
324
“Pemkab Lebak sudah mengajukan beberapa kali permohonan kepada kementerian agar
memperbaiki kerusakan jalan nasional yang ada di Lebak, tapi sampai sekarang belum
ada jawaban,” kata Eka, Jumat (3/2/2017).
Diharapkan, pemerintah pusat segera merealisasikan permohonan tersebut. Terutama,
pada jalur Rangkasbitung-Cikande yang banyak dilalui masyarakat.
“Semoga tahun ini diperbaiki. Tidak dibiarkan berlarut-larut kerusakannya. Kita
khawatir, mengancam keselamatan pengendara,” imbuhnya.(Nda)
Jembatan Tutul Rusak Parah, Jalan Rangkasbitung-Cikande Jadi Langganan
Macet
Published 11 months ago on February 5, 2017 By Fariz Abdullah
Kerusakan parah di Jembatan Tutul menyebabkan ruas Jalan Rangkasbitung-Cikande
menjadi langganan macet terutama pada saat akhir pekan dan hari libur. (Banten Hits/
Fariz Abdullah)
Lebak – Ruas Jalan Rangkasbitung-Cikande kerap menjadi langganan macet. Kemacetan
yang sering kali terjadi pada saat akhir pekan tersebut disebabkan kerusakan parah di
sejumlah titik. Salah satunya kerusakan parah di Jembatan Tutul, Desa Citeras,
Rangkasbitung.
“Hampir tiap malam Minggu atau saat libur sudah pasti macet di sini (Jembatan Tutul).
Sudah langganan,” kata Harto, salah seorang warga, Minggu (5/2/2017).
Kemacetan dari dua arah di titik tersebut hingga mengular kiloanmeter. Tak hanya di
Jembatan Tutul, kerusakan juga berada di sejumlah titik jalan. Kemacetan ditambah
dengan banyaknya truk-truk pengangkut pasir basah yang melaju lambat.
“Pemerintah Pusat harus cepat memperbaiki karena menghambat lalu lintas. Jangan
sampai terkesan Lebak tidak diperhatikan,” ujarnya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
325
Kondisi jalan yang bergelombang dan berlubang juga mengakibatkan jarak tempuh antara
Rangkasbitung-Cikande bisa ditempuh tiga puluh menit, kini pengendara kendaraan
butuh waktu satu jam.
Meski kemacetan di Jembatan Tutul sudah berlangsung cukup lama, namun tak ada satu
pun petugas baik dari Dinas Perhubungan (Dishub) maupun petugas Satlantas yang
mengatur arus lalu lintas. Di lokasi tersebut, hanya nampak sejumlah warga yang secara
sukarela membantu memudahkan pengendara melewati titik jalan rusak.(Nda)
Jalur Saketi-Malingping Amblas, Arus Lalu Lintas Dialihkan
Published 11 months ago on February 10, 2017 By Fariz Abdullah
Lebak – Ruas jalan Saketi – Malingping tepatnya di Kampung Sawah desa Tamansari
Kecamatan Banjarsari amblas, Jumat (10/2/2017). Hal tetsebut dipicu setelah tanah
penopang jalan nasional tersebut longsor akibat diguyur hujan akhir akhir ini.
Informasi diperoleh Banten Hits, amblasnya jalan beton tersebut itu terjadi sekitar pukul
3.00 WIB, usai dilalui kendaraan besar jenis truk tronton pengakut besi yang memaksa
melintas dari arah Saketi menuju Malingping.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengimbau kepada
masyarakat yang berkendara melintasi jalur Saketi – Malingping untuk berhati-hati
lantaran panjang amblasnya jalan tersebut mencapai empat meter dan kedalaman
mencapai dua meter.
“Mohon berhati-hati dan waspada bagi Masyarakat Yg melewati jalur Saketi-Malimping
mengalami amblas parah dgn kedalamab 2M panjandrum 25M tepatnya Berada di kp.
Sawah Desa Tamansari Kecamatan Banjarsari , Muspika ( camat, polsek&koramil) &
relawan sdg mengevakuasi,” tulis Iti melalui akun Instagram Viajayabaya,
Jumat (10/2/2017).
Sementara Kasatlantas Polres Lebak AKP Roby Heri Saputra mengatakan, amblasnya
jalan Saketi – Malingping arus lalu lintas dialihkan sementara.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
326
“Pengaturan dan pengalihan arus kendaraan yang dari Malimping menuju Saketi di
alihkan ke Cijaku-Gunungkencana-Cileles-Cikulur-Pandeglang. Dari arah Saketi
Pandeglang menuju Malimping Lebak di arahkan menuju Gunungkencana Lebak atau
arah Cikeusik Malimping,” tutur Roby.
Kejadian tersebut sudah informasi dan koordinasi dengan kementrian PUPR untuk
menurunkan alat berat mengantisipasi dan perbaikan badan jalan sementara agar dapat
dilewati kendaraan.
“Alat berat sudah tiba ke TKP namun belum dapat mengerjakan pengisian batu karena
dasar tanah masih berpotensi untuk bergeser sehingga pengisian batu hanya dilakukan
manual dan di berikan pembatas jalan untukk roda dua dapat melewati jalan dan tetap
dilakukan pengaturan pengalihan arus,” pungkasnya.(EP)
Jalan Nasional di Lebak Rusak, Bupati Iti Ngaku Kerap Dibully
Published 10 months ago on February 16, 2017 By Fariz Abdullah
Bupati Lebak saat menyerahkan proposal pengajuan perbaikan jalan nasional di
Lebak kepada pimpinan Komisi V DPR RI Michael Wattimena (Banten hits/Fariz
Abdullah)
Lebak – Bupati Lebak Hj Iti Octavia Jayabaya mengaku kerap dibully soal kerusakan
jalan nasional yang berada di wilayah Kabupaten Lebak. Tak tanggung-tanggung,
cemoohan yang dilontarkan haters di beberapa media sosial kepadanya seperti tak pernah
berhenti sampai saat ini, akan tetapi, sikap dari netizen tersebut sangat ia maklumi,
lantaran mereka tidak tahu jika kerusakan jalan nasional itu bukanlah kewenangan
Kabupaten.
Menurut Iti, mungkin selama ini masyarakat tahunya jika setiap kerusakan jalan
merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Maka dari itu, dirinya menghimbau agar
masyarakat mengetahui terlebih dahulu seluk beluk permasalahan, sebelum
memberikan kritik.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
327
“Saya merasakan betul rasanya dibully di media sosial, apalagi terkait kerusakan jalan
nasional yang ada di Kabupaten Lebak. Akan tetapi hal tersebut sah sah saja, mungkin
mereka tidak tahu jika Pemkab tidak mempunyai kewenangan untuk
memperbaikinya,”kata Iti kepada awak media seusai mengikuti acara sosialisasi program
PKH di gedung PGRI Jalan Siliwangi Pasir Ona, Kamis(16/2/2017).
Iti mengatakan, saat ini sepengetahuannya di Kabupaten Lebak terdapat jalan nasional
yang mengalami kerusakan cukup berat, diantaranya berada di Kampung Tanjakan Bang
Arum, dimana pada lokasi tersebut merupakan ruas jalan Nasional Rangkasbitung-
Cigeulung. Selain itu, kerusakan juga terjadi diruas jalan nasional Rangkasbitung-Citeras,
serta Ruas Jalan Simpang Beyeh-Malingping.
“Dimana pada ketiga lokasi tersebut merupakan jalur utama masyarakat untuk bepergian
keluar daerah,” jelas Iti.
Untuk itu, selaku pimpinan di daerah, Iti sudah menyampaikan keluhan terkait kerusakan
jalan nasional di Kabupaten Lebak kepada kementerian PUPR selaku lembaga terkait.
Dan secara kebetulan, masukan dari Pemda tersebut langsung direspon oleh pemerintah
pusat.
“Banyak lah yang rusak, makanya saya kasian mendengar banyaknya keluhan dari warga.
Saya selalu ngoceh ngoceh ke pemerimtah pusat agar jalan nasional yang ada di Lebak
agar segera diperbaiki, syukur Alhamdulillah. Pada tanggal 20 nanti anggota DPR RI dari
Komisi V akan turun ke Lebak,”kata Iti lagi.(Zie)
Truk Bermuatan Bata Ringan Terguling di Jalan Rangkasbitung-Cipanas
Published 10 months ago on February 19, 2017 By Fariz Abdullah
Kerusakan di ruas Jalan Rangkasbitung-Cipanas kembali mengancam keselamatan
pengendara kendaraan. Sebuah truk bermuatan bata ringan terguling di
ruas jalan tersebut. (Banten Hits/ Fariz Abdullah)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
328
Lebak – Truk bermuatan bata ringan (hebel) terguling di Jalan Raya Rangkasbitung-
Cipanas, tepatnya di Kampung Papanggo Timur, desa Jatimulya, Kecamatan
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Sabtu (18/2/2017).
Sekitar pukul 16.00 WIB, truk bernopol B 9407 YD yang dikemudikan Saepudin warga
Pamarayan Serang melaju dari Jakarta menuju Pasir Ona. Saat melintas di Papanggo
Timur sesaat setelah melewati perlintasan kereta api, truk tiba-tiba saja miring dan
terguling.
“Jalannya yang rusak. Ini sudah keempat kalinya kecelakaan seperti ini,” kata Jahari salah
seorang warga, kepada wartawan.
Kata dia, meski kerusakan jalan sudah sangat sering mengancam keselamatan pengendara
kendaraan, namun hingga kini tak juga diperbaiki pemerintah.
“Kemarin mobil pengangkut bambu dan pasir, sekarang hebel. Cepat diperbaikilah,
jangan tunggu banyak korban,” harapnya.
Anggota Satlantas Polres Lebak, Briptu Mulya Purnama menuturkan, kendaraan
bertonase berat memang diimbau tak melintasi ruas jalan tersebut.
“Sopirnya sudah kita minta keterangan termasuk mengamankan surat-surat
kendaraannya,” katanya.(Nda)
Dihadapan Anggota DPR, Iti Tagih Janji Pemerintah Pusat soal Bantuan Jembatan
Published 10 months ago on February 20, 2017 By Fariz Abdullah
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya saat menerima kunjungan sejumlah anggota Komisi V
DPR RI dan para pejabat Kementerian (Banten Hits/Fariz Abdullah)
Lebak – Sejumlah anggota komisi V DPR RI, Pejabat Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
329
Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Senin (20/2/2017) melakukan kunjungan
ke Kabupaten Lebak untuk meninjau jalan nasionaal yang saat ini kondisinya rusak parah.
Pantauan Banten Hits di lokasi, para pejabat tersebut tiba di Pendopo Kabupaten Lebak
sekitar pukul 11.30 WIB dengan pengawalan sejumlah anggota Polisi langsung disambut
hangat seluruh jajaran pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Lebak termasuk
mantan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya.
Di hadapan anggota DPR RI, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dengan menggebu-gebu
menagih janji pemerintah pusat yang akan memberikan dan mempermudah bantuan
jembatan pasca terealisasinya pembangunan 10 jembatan yang telah diresmikan Menteri
Koordinator Pemberdayaan Kemanusiaan dan Kebudayaan Puan Maharani.
BACA JUGA: Jembatan Rusak Telan Korban Jiwa, Pemkab Lebak Minta Kades Peka
Kondisi Infrastruktur
“Kita dijanjikan, jika bisa menyelesaikan dalam waktu 3 bulan akan dipermudah dan
diberikan bantuan jembatan. Tapi apa hingga saat ini tidak ada realisasi itu yang ada
DAK (Dana Alokasi Khusus) kita dipotong,” cetus Iti di hadapan para tamunya tersebut.
Menurutnya, pemerintah Kabupaten Lebak sangat membutuhkan intervensi pemerintah
pusat untuk menyelesaikan persoalan infrastruktur, termasuk memperhatikan jalan
nasional yang berada di Lebak yang kondisinya rusak, karena kata dia, kerap disalahkan
warganya.
“APBD kita tidak cukup untuk mengatasi persoalan infrastruktur tolong lah jalan nasional
di Lebak ini banyak dan saat ini kondisinya rusak parah , masyarakat mengeluh dan selalu
menyalahkan saya,”keluhnya.
Iti berharap segala persoalan infrastruktur di daerahnya bisa terselesaikan lantaran
warganya tidak tahu menahu soal mana jalan yang dimilik nasional atau daerah, yang
mereka tahu hanya Bupati yang paling bertanggungjawab.
BACA JUGA: Fakrab Pertanyakan Kinerja Pengawas Jalan Nasional di Lebak
“Bisa mati dibunuh masyarakat saya kalau dibiarkan terus, saya sudah ajukan bantuan
beberapa kali tapi tidak juga direalisasi saya harap bisa segera ada jalan
keluar,”pintanya.(Ep)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
330
Bupati Iti Ultimatum Pemerintah Pusat soal Kerusakan Jalan Nasional di Lebak
Published 10 months ago on February 20, 2017 By Fariz Abdullah
Bupati Lebak saat menyerahkan proposal pengajuan perbaikan jalan nasional di Lebak
kepada pimpinan Komisi V DPR RI Michael Wattimena (Banten hits/Fariz Abdullah).
Lebak – Sejumlah anggota komisi V DPR RI, Pejabat Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan
Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Senin (20/2/2017) melakukan kunjungan ke
Kabupaten Lebak untuk meninjau jalan nasionaal yang saat ini kondisinya rusak parah
yang membahayakan pengguna jalan.
Kehadiran sejumlah tersebut dimanfaatkan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya selian
menagih janji bantuan jembatan, Iti juga mengultimatum pemerintah pusat soal rusaknya
jalan nasional yang di Lebak dan ia meminta untuk segara di perbaiki. Bahkan
rusaknya jalan tersebut putri dari mantan Bupati Lebak Mulyaadi Jayabaya kerap di-bully
warganya.
BACA JUGA: Jalan Nasional di Lebak Rusak, Bupati Iti Ngaku Kerap Dibully
“Pemerintah Kabupaten Lebak terus menerima bully dari masyarakat karena kondisi jalan
yang rusak. Padahal kita sudah bekerja, berusaha semaksimal mungkin,” ungkap Iti.
Upaya Pemkab Lebak kepada pemerintah pusat untuk meminta perbaikan infrastuktur
jalan sudah dilakukan termasuk beberapa kali mengajukan proposal. Namun, sayang
pengajuan tersebut belum saja direspon.
“Sudah beberapa kali kita ajukan dan ini komisi V berkunjung ke Lebak melihat secara
langsung. Kita jelaskan kondisi keadaan infrastruktur dan kita serahkan juga proposal
permohonan perbaikan jalan nasional di Kabupaten Lebak,” papar Iti.
BACA JUGA: Di Hadapan Anggota DPR RI, Iti Tagih Janji Pemerintah Pusat soal
Bantuan Jembatan
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
331
Sementara, Pimpinan Komisi V DPR RI Michael Wattimena mengatakan, pihaknya
sudah mengetahui secara langsung kondisi infrastruktur di Kabupaten Lebak atas dasar
hal itu memang Kabupaten Lebak.sebagai daerah penyanggah ibu kota perlunya
intervensi pemerintah pusat supaya adanya peningkatan infastruktur jalan.
“Perlu segera diperbaiki akan kita sampaikan agar pemerintah pusat segera
merealisasikan perbaikan jalan nasional di Kabupaten Lebak yang mulai dikeluhkan,”
katanya.(Ep)
Perbaiki Jalan Nasional, Pemerintah Pusat Gelontorkan Rp. 120 Miliar ke Lebak
Published 10 months ago on February 20, 2017 By Fariz Abdullah
pemerintah pusat gelontorkan ratusan juta ke pemkab lebak banten.
Lebak – Sejumlah ruas jalan nasional yang berada di kabupaten Lebak mengalami rusak
parah hingga kerap terjadinya kecelakan yang dialami kendaraan bermotor baik roda dua
ataupun roda empat.
Sejumlah ruas jalan nasional yang saat ini kondisinya rusak parah diantaranya jalan Raya
Rangkasbitung -Cigelung, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Raya Malingping, Jalan
Pamubulan Kilometer 3 dan akses jalan menuju Terminal Mandala.
Namun masalah infrastruktur jalan nasional di Lebak yang rusak segera terselesaikan.
Pasalnya pemerintah pusat sudah siap menggelontorkan anggaran sebesar Rp 120 miliar
untuk memperbaiki ruas jalan nasional rusak di Kabupaten Lebak yang kerap dikeluhkan
masyarakat.
“Tahun ini diselesaikan persoalan jalan rusak, kedatangan DPR RI bersama dengan mitra
lengkap seperti Kementrian PUPR, BMKG, Kemenhub tidak lain sebagai bentuk
kepedulian pemerintah pusat untuk Kabupaten Lebak,” kata Pimpinan Komisi V DPR RI
Michael Wattimena kepada awak media.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
332
Menurutnya, lambatnya penanganan perbaikan jalan nasional di Lebak ini lantaran
peralihan status jalan yang diterima pemerintah pusat baru terjadi di tahun 2015 sehingga
di tahun 2016 pemerintah pusat baru melakukan inventarisir jalan yang rusak.
“Dan tahun ini sudah disiapkan anggaran perbaikan jalan rusak,” katanya.
Michael mengaku Kabupaten Lebak memang perlu mendapatkan perhatian pemerintah
pusat karena sebagai daerah penyanggah ibu kota yang memiliki sumberdaya alam
dan sejumlah destinasi pariwisata, seharusnya Lebak sudah didukung dengan
infrastruktur yang memadai.
“Kualitas jalan juga akan kita utamakan. Jadi perbaikan tahun ini diharapkan bisa berjalan
maksimal meskipun dalam pengerjaannya pemerintah Kabupaten Lebak tidak memiliki
kewenangan yang luas,” jelasnya.
Sementara Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya berharap anggaran perbaikan jalan nasional
untuk daerahnya segera bisa terealisasi karena Lebak sangat membutuhkan perhatian
pemerintah pusat.
“Saya harap benar dan bisa segera direalisasikan , Kabupaten Lebak ini sangat butuh
perhatian pemerintah pusat karena keterbatasan anggaran yang dimiliki,” jelasnya.(Ep)
Pemrov Banten Target Penanganan Jalan Rusak Dua Tahun
Published 10 months ago on February 21, 2017 By Fariz Abdullah
Ilustrasi (net)
Lebak – Sepanjang 60 kilometer jalan milik Pemerintah Provinsi Banten yang ada di
Kabupaten Lebak kondisinya rusak parah. Kerusakan diakibatkan banyaknya kendaraan
over tonase, dan bencana alam yang terjadi beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Hadi
Suryadi mengatakan, kerusakan jalan nasional di Banten masih 20 persen terletak di
Kabupaten Lebak, terutama wilayah selatan.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
333
“Tahun ini perbaikan akan kita maksimalkan, insya Allah akan selesai semuanya,” kata
Hadi, Senin (20/2/2017).
Menurutnya, kerusakan terjadi di ruas Jalan Cipanas-Warungbanten, Cikotok-Batas Jabar,
Maja-Koleang dan sejumlah ruas jalan lainnya. Hadi memastikan, penanganan selesai
dalam waktu dua tahun.
“Kita intens perbaiki, target tahun ini selesai. Tapi, tahun ini anggaran Pemprov Banten
dipangkas Rp340 Miliar. Tapi yang jelas kita berusaha,” ucapnya.(Zie)
Dekat dengan Puspemkab Lebak, Jalan Penghubung Tiga Desa Nyaris Putus
Published 10 months ago on February 22, 2017 By Fariz Abdullah
Ruas Jalan Penghubung Tiga Desa di Kabupaten Lebak Nyaris Putus (Banten Hits/Fariz
Abdullah)
Lebak- Jalan penghubung tiga desa di Kecamatan Cimarga dan Kalanganyar tepatnya di
kampung Cinangka, Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar saat ini kondisinya nyaris
putus akibat kontur tanah yang terus tergerus pasca hujan mengguyur Kabupaten Lebak
beberapa waktu lalu.
Pantauan Banten Hits dilapangan, jalan poros desa yang menghubungkan esa Cilangkap
dengan Desa Karyajaya, Kecamatan Cimarga dan Desa Pasir Kupa, Kecamatan
Kalanganyar tersebut sudah lama tak diperbaiki pemerintah daerah sehingga
menyebabkan kondisinya semakin parah setelah diguyur hujan.
“Jangankan untuk dilalui oleh pengendara kendaraan roda empat atau lebih, pengendara
roda dua saja kerepotan untuk melewatinya, sudah berlubang, berlumpur sekarang nyaris
putus,” kata Toha warga Desa Karyajaya, Kecamatan Cimarga kepada Banten Hits, Rabu
(22/2/2017).
Toha mengatakan, jalan ini sebenarnya hanya berjarak empat kilometer saja dengan pusat
pemerintahan Kabupaten Lebak. Namun sudah beberapa tahun terakhir kondisi jalan
semakin parah dan pengendara semakin sulit untuk melintasinya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
334
“Sepanjang jalan poros desa itu banyak banget yang rusak mulai di Kampung Parakan,
hingga Pariuk Nangkub, belum dari arah Desa Cilangkap saat ini kondisinya banyak
lubang besar. Nah sekarang nyaris putus,” tuturnya.
Toha mengaku, untuk persoalan kecelakaan sudah tidak aneh lagi menyusul adanya
musim penghujan setiap kali kendaraan roda dua melintas pasti ada saja yang terpeleset
dan kemudian jatuh.
“Kami hanya ingin segera diperbaiki apalagi ini sudah mau nyaris putus kendaraan roda
empat sudah sulit melintas jangan sampai kami terisolir,” pintanya.
Hal senada dikatakan Imam Fajrin warga Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar.
Menurutnya, jalan menuju Rangkasbitung dari arah Cilangkap dan Pasir Kupa,
Kecamatan Kalanganyar kini kondisinya rusak berat dan sudah tak ada pilihan lagi.
Karena itu pihaknya berharap Pemkab Lebak untuk segera memperbaikinya.
” Kami ini sudah dua tahun lebih disuguhi jalan yang kondisinya rusak berat.Padahal
jalan ini jaraknya hanya sekitar 3 atau 4 km saja ke pusat kota Rangkasbitung,”
tandasnya.(Zie)
Tak Kunjung Diperbaiki, Pemkab Lebak Perbaiki Ruas Jalan Nasional Soekarno –
Hatta
Published 10 months ago on February 23, 2017 By Fariz Abdullah
Petugas PUPR Kabupaten Lebak ketika melalukan perbaikan jalan di ruas jalan Bypass
Soekaeno- Hatta (Banten Hits/FariZ)
Lebak – Pemerintah Kabupaten Lebak berinisiatif memperbaiki ruas jalan nasional di
jalan Bypass Soekarno – Hatta yang dibiarkan rusak parah pemerintah pusat. Perbaikan
jalan yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang ( PUPR) setempat dengan
cara menutup jalan berlubnag yang menyerupai kubangan kerbau dengan material batu.
“Kita perbaiki dengan pemadatan saja agar tidak berlubang meskipun ini masuknya ruas
jalan nasional,” kata Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan PUPR Kabupaten
Lebak, Entoy Saepudin Kepada Banten Hits, Kamis (23/2/2017).
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
335
Menurutnya, pemadatan dilakukan dengan menggunakan material batu dengan
menggunakan alat berat sehingga kerusakan bisa sedikit diminimalisir dan menekan
angka kecelakan bagi pengguna jalan.
“Kondisinya sudah rusak parah jadi kita perbaiki seadanya agar tidak terlalu parah, yang
penting layak untuk dilalui dan mampu meminimalisir kecelakaan,” katanya.
Perbaikan dilakukan menyusul banyaknya keluhan masyarakat yang juga mencuat
dibeberapa media, kata dia belum lagi banyaknya laporan mengenai meningkatnya
jumlah laka lantas akibat jalan rusak.
“Sebenarnya ini ruas jalan nasional tapi dari pada dibiarkan terlalu lama dan semakin
parah kita inisiatif untuk perbaiki saja,” ucapnya.
Selian Jalan Bypass Soekarno – Hatta, Jalan nasional di lebak seperti jalan Rangkasbitung
– Cigelung, Jalan Raya Malingping, Jalan Pamubulan Kilometer 3 dan akses jalan
menuju terminal mandala dalam kondisi rusak parah.
Untuk menyelesaikan masalah infrastruktur jalan nasional di Lebak yang rusak segera
terselesaikan. Pasalnya pemerintah pusat sudah siap menggelontorkan anggaran sebesar
Rp 120 miliar untuk memperbaiki ruas jalan nasional rusak di Kabupaten Lebak yang
kerap dikeluhkan masyarakat.
BACA JUGA: Perbaiki Jalan Nasional, Pemerintah Pusat Gelontorkan Rp. 120 Miliar ke
Lebak
“Tahun ini diselesaikan persoalan jalan rusak, kedatangan DPR RI bersama dengan mitra
lengkap seperti Kementrian PUPR, BMKG, Kemenhub tidak lain sebagai bentuk
kepedulian pemerintah pusat untuk Kabupaten Lebak,” kata Pimpinan Komisi V DPR RI
Michael Wattimena kepada awak media.(Ep)
Pemkab Lebak Diminta Normalisasi Drainase Jalan Rangkasbitung-Cimarga
Published 10 months ago on February 23, 2017 By Fariz Abdullah
Drainase di jalan Rangkasbitung - Cimarga yang diminta untuk di normalisasi Pemkab
Lebak (Banten Hits/Fariz)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
336
Lebak – Pemerintah Kabupaten Lebak diminta melakukan normalisasi drainase jalan
Rangkasbitung – Cimarga tepatnya di Kampung Aweh, Desa Aweh, Kecamatan
Kalanganyar, karena musim penghujan menyebabkan volume air bertambah sehingga
menggenangi jalan.
“Drainasenya tidak jalan , jadi di musim penghujan airnya meluap dan menggenang
sampai ke jalan,”kata anggota DPRD Lebak Komisi IV, Dian Wahyudi kepada Banten
Hits, Kamis (23/2/2017).
Kata Dian, tindakan cepat harus segera diberikan lantaran kondisi jalan keadaan rusak
dan berlubang khawatir saat adanya genangan menilbulkan rawan terjadinya kecelakaan
“Jalannyakan rusak khawatir karena tergenang air lubang tidak terlihat akhirnya
menyebabkan kecelakaan,” ujar Ketua DPD PKS ini.
Normalisasi drainase juga dinilai perlu mengingat kondisi cuaca yang masih kategori
ekstrim yang dapat menyebabkan volume air bertambah yang akhirnya menimbulkan
banjir.
“Saya berharap ada langkah pasti dari pemerintah daerah karena memang jaraknya hanya
beberapa meter saja dari Puspemkab (Pusat Pemerintahan Kabupaten) Lebak,”
pintanya.(Ep)
Langganan Macet, Pemkab Lebak Akan Lebarkan Jalan Dewi Sartika
Published 10 months ago on March 7, 2017 By Fariz Abdullah
Petugas PUPR Kabupaten Lebak ketika melakukan pengukuran di jalan Dewi
Sartika.(Banten Hits/Fariz Abdullah)
Lebak – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melakukan pelebaran badan jalan di
Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, tepatnya di Jalan Dewi
Sartika atau yang dikenal dengan Blok M lantaran menjadi langganan macet.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
337
Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umun dan Perumahan
Rakyat (PUPR) Kabupaten Lebak, Indrawan mengatakan, pelebaran dilakukan karena
memang jalan Dewi Sartika jadi langganan macet karena kondisi jalan yang sempit
namun arus lalu lintas padat.
“Jalan Dewi Sartika ini menghubungkan ke komplek pendidikan jadi padat oleh pelajar
yang pulang pergi ke sekolah,” kata Indrawan, Selasa (7/3/2017).
Ia menjelaskan, Jalan Dewi Sartika akan dilebarkan menjadi sembilan meter termasuk
trotoar satu meter. Sehingga, akan menggusur sejumlah rumah warga yang tepat berada di
badan jalan.
“Kita hanya teknisnya saja, pembebasan dilakukan oleh pemerintahan dan itu sudah
selesai jadi tinggal kita laksanakan pembongkaran saja,” ujarnya.
Indrawan mengaku, pelaksanaan pelebaran akan dilaksanakan pada April 2017 mengingat
saat ini tim masih melakukan pengukuran dan pembongkaran, agar saat pelaksanaan
pelebaran tidak ada kendala dan bisa berjalan dengan maksimal.
“Total panjang yang dilakukan pelebaran 230 meter dengan anggaran Rp 1,6 Miliar untuk
pelebaran dan pembangunan gorong-gorong,” jelasnya.
Sementara Eneng salah satu warga setempat mengatakan, pihaknya mendukung penuh
proses pelebaran jalan di dewi sartika Blok M ini karena memang kerap menjadi
langganan macet.
“Kita mendukung namun, kita minta pemerintah perhitungkan kembali batas jalan dengan
rumah warga karena tidak mungkin pintu rumah warga dengan bahu jalan tidak ada jarak
sama sekali,” pintanya.(Zie)
Jalan Penghubung Dua Kampung di Cipanas Lebak Putus, Ini Opsi PUPR
Published 9 months ago on March 13, 2017 By Fariz Abdullah
Jalan penghubung dua kampung di Cipanas Lebak putus. (istimewa)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
338
Lebak – Jalan penghubung antara Kampung Bondong dengan Kampung Seah,
Desa/Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Jumat (10/3/2017), putus akibat longsor.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui Dinas Pekerjaan Umum Perumahan
Rakyat (PUPR) kini tengah menghitung berapa total anggaran yang dibutuhkan untuk
menangani putusnya jalan.
Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR, Entoy Saepudin mengatakan, ada
dua opsi agar warga tak lagi harus menempuh jarak kiloanmater karena putusnya jalan
tersebut.
“Bisa perbaikan atau kita relokasi. Tapi opsi relokasi ini jelas tidak mudah,” kata Entoy,
Senin (13/3/2017).
Relokasi ruas Jalan Kadubitung-Bujal akan membutuhkan kurang lebih 211 meter dengan
lebar 3 meter. Hal ini dipastikan akan menggunakan area persawahan warga yang berada
di sisi jalan.
“Kita tawarkan Rp150 ribu per meter, tapi warga minta lebih tinggi. Makanya kita
konsultasikan dulu,” katanya.
Selain penanganan jalan, PUPR juga berencana membangun dam dan drainse. Pasalnya,
kondisi jalan sambung Entoy memang rentang terhadap longsor karena berada diantara
area persawahan dan aliran sungai.
“Segala sesuatunya akan kita siapkan dengan matang,” tutupnya.(Nda)
Warga Protes Proyek Gorong-Gorong Rangkasbitung – Cigelung
Published 9 months ago on March 26, 2017 By Fariz Abdullah
Warga nampak sedang melakukan protes kepada pelaksana.(Banten Hits/Fariz Abdullah)
Lebak – Keberadaan material proyek pembuatan saluran air atau gorong-gorong di
sepanjang jalan Nasional Rangkasbitung-Cigeulung, diprotes warga Kampung Cijalur,
Desa Sindang Mulya, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak. Pasalnya, pihak PT Pilar
Sejati, selaku pelaksana dinilai mengesampingkan keselamatan warga, lantaran dengan
sengaja menyimpan material proyek berupa batu, pasir dan kerikil di sembarang tempat.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
339
Bahkan, sebagian besar material proyek tersebut tergeletak di badan jalan, sehingga
keberadaan material itu menganggu pengguna jalan.
“Material proyek yang disimpan pelaksana di sembarang tempat sangat menganggu
masyarakat, khusunya pengguna jalan, lantaran batu dan pasir di simpan begitu saja di
pinggir jalan raya,” kata Iwan Kurniawan, tokoh pemuda setempat kepada wartawan,
Minggu(26/7/2017).
Akibatnya, lanjut Iwan, banyak pengguna jalan yang terpeleset hanya karena berusaha
menghindari keberadaan bahan bahan matrial itu. Apalagi pada malam hari ruas jalan
Nasional Rangkasbitung-Cigeulung tersebut sangat gelap, tidak memiliki sarana
penerangan jalan, sehingga jika pengguna kendaraan melintas di malam hari, maka kerap
mengalami kecelakaan.
“Kami mengharapkan agar pihak pelaksana segera merapihkan keberadaan bahan bahan
materialnya, agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan,” jelas Iwan.
Entoy Saefudin, Kepala bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan pada Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lebak, mengaku tidak tahu menahu soal pekerjaan
tersebut. Lantaran, kegiatan itu dikerjakan pengusaha Jakarta dan berasal dari dana
APBN.
“Itu pekerjaan PUPR Provinsi, kita tidak mempunyai kewenangan untuk mengomentari.
Hanya saja, saya berharap mereka memasang rambu rambu atau papan proyek, agar
masyarakat lebih berhati hati lagi jika melintasi jalan tersebut, lantaran sedang ada
perbaikan,” tandas Entoy.(Zie)
Perbaikan Jalan Multatuli Rangkasbitung Telan Anggaran Rp1,9 Miliar
Published 9 months ago on April 7, 2017 By Fariz Abdullah
Ruas Jalan Multatuli dalam proses perbaikan, perbaikan dilakukan tengah malam agar
tidak terjadi kemacetan.(Banten Hits/Fariz Abdullah)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
340
Lebak – Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang
(PUPR) Kabupaten Lebak menganggarkan APBD senilai Rp1,98 Miliar untuk
memperbaiki ruas jalan Multatuli Kecamatan Rangkasbitung.
Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Lebak, Entoy Saepudin
mengatakan, perbaikan ruas jalan Multatuli sepanjang 1,1 kilometer itu, dilakukan
lantaran kualitas jalan sudah tidak masuk standar perkotaan sehingga perlu dilakukan
perbaikan.
“Kualitas jalan perkotaan berbeda dengan pedesaan, kalau di perkotaan sudah banyak
tambalan dan marka jalan terputus kan tidak elok dilihat,” kata Entoy, Jumat (7/4/2017).
Menurutnya, perbaikan jalan yang menelan anggaran sebanyak Rp1,98 miliar tersebut.
saat ini, tengah dalam pengerjaan Pemerintah Kabupaten Lebak agar pusat kota
Rangkasbitung yang menjadi icon Kabupaten Lebak bisa terlihat menarik.
“Kita akan kerjakan sesuai dengan juknis dan kelasnya,”katanya.
Entoy menjelaskan perbaikan ruas jalan di wilayah kota bukan hanya jalan Multatuli
melainkan jalan TB Suryaatmaja atau balong Ranca Lentah juga akan dilakukan pada
tahun ini.
“Tb Suryaatmaja akan diperbaiki sepanjang 380 meter dengan anggaran Rp450 juta yang
dilakukan pihak rekanan,” jelasnya.
Entoy menghimbau, seluruh pengguna jalan sebaiknya bisa menyesuaikan kekuatan jalan
wilayah perkotaan yang berada di kelas III B dengan tonase 8 ton.
“Kalau lebih dari 8 ton saya harap tidak melintas ke perkotaan karena memang akan cepat
merusak kondisi jalan meskpun baru diperbaiki,” imbuhnya.(Zie)
Akses Menuju Gunungkencana Rusak Parah, Banyak Kendaraan Amblas
Published 8 months ago on April 26, 2017 By Fariz Abdullah
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
341
Sebuah kendaraan amblas saat melintas di jalur Tajur-Pasirmaliti, Kabupaten Lebak.
Kerusakan parah di akses jalan menuju Gunungkencana itu sudah lama dikeluhkan
warga. (Banten Hits/ Fariz Abdullah)
Lebak – Ruas Jalan Tajur-Pasirmalati, di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak rusak
parah. Kerusakan di jalur lintas Sampay-Rangkasbitung tersebut sudah berlangsung lama.
Namun hingga kini tak kunjung diperbaiki.
Akibat kerusakan jalan yang menjadi akses menuju Cileles dan Gunungkencana tersebut,
tak sedikit kendaraan roda empat yang amblas dan pengendara sepeda motor yang
terjatuh.
“Kalau musim hujan sudah pasti licin, lubang-lubang jalan tergenang air yang
membahayakan pengendara,” tutur Madsarif warga Cigoong Selatan, Rabu (26/4/2017).
Untuk menghindari kecelakaan yang lebih banyak, warga mengalihkan pengendara ke
lintas Pabuaran. Warga berharap, pemerintah daerah segera memperbaiki ruas jalan
tersebut.
“Pemerintah meminta warga taat pajak, sementara hak dasar masyarakat mendapat
infrastruktur memadai justru diabaikan, kata Rizky warga lainnya menambahkan.(Nda)
Telan Dana Rp600 Juta, Proyek Jalan Cilebang-Nyalindung Lebak Diduga Asal-
asalan
Published 7 months ago on May 22, 2017 By Fariz Abdullah
Kecewa dengan hasil pengerjaan, warga Sobang Lebak tanam pohon diJalan Cilebang-
Nyalindung. (Banten Hits/ Fariz Abdullah)
Lebak – Warga Desa Sukajaya, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak kecewa dengan
hasil pengerjaan Jalan Cilebang-Nyalindung.
Pasalnya, baru sebulan rampung dikerjakan, aspal di beberapa titik di jalan sepanjang 1,7
kilometer tersebut sudah mengelupas. Bahkan, tak sedikit pula lubang di badan jalan.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
342
Warga yang kecewa dengan kualitas pengerjaan yang dilakukan CV Mansyur Putra
Abadi tersebut menanam pohon ubi. Warga menduga, proyek dikerjalan secara asal-
asalan dan tak sesuai dengan spesifikasi. Alhasil, hasil proyek jauh dari kualitas yang
semestinya.
“Masa baru dibangun sudah banyak yang rusak, bagaimana ini pekerjaannya,” tanya
Nanang Setiawan salah seorang warga, Senin (22/5/2017).
Nanang menyayangkan, dana sebesar Rp600 juta yang dikucurkan Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Lebak tak menghasilkan kualitas pekerjaan yang manfaatnya bisa dirasakan
masyarakat dalam waktu lama.
Selain itu, Nanang juga menilai, buruknya hasil proyek karena lemahnya pengawasan
yang dilakukan Dinas PUPR Lebak.
Terpisah, Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Lebak Indrawan
mengaku, akan menegur pelaksana kegiatan.
“Kita tegur pemborongnya, karena masih tanggung jawab mereka,” singkat
Indrawan.(Nda)
Pemerintah Tak Punya Anggaran, Jalan Poros Desa di Lebak Diperbaiki
Pengusaha
Published 7 months ago on May 23, 2017 By Fariz Abdullah
Perbaikan jalan poros Desa Cilangkap Lebak yang dilakukanpengusaha. Untuk perbaikan
di ruas jalan tersebut, pemerintah desa setempat mengaku takmempunyai anggaran.
(Banten Hits/ Fariz Abdullah)
Lebak – Kondisi ruas jalan poros Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten
Lebak sudah lama dibiarkan rusak.
Selain akibat sering kalinya tergenang air karena sistem drainase yang buruk, kerusakan
juga disebabkan lalu lalangnya kendaraan berat di ruas jalan tersebut.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
343
Pemerintah desa setempat tak bisa berbuat banyak dengan kondisi buruknya infrastruktur
tersebut karena anggaran yang tidak tersedia.
“Saya sudah musyawarah dengan desa, tapi katanya tidak ada anggaran, jadi kita bangun
dengan uang pribadi saja,” kata Agus Wijaya pemilik Hotel Mutiara, Selasa (23/5/2017).
Menurutnya, kerusakan jalan yang merupakan akses utama warga menuju perkotaan
tersebut diduga karena pembangunan salah satu perumahan dan sarana olahraga yang
menyebkan tidak berfungsinya dengan baik sistem drainase.
“Kita hanya bisa bangun 200 meter dengan ketebalan 15 meter. Ya sekitar Rp70 juta,”
ucapnya.
Ia berharap, seluruh elemen masyarakat tak terkecuali pengusaha bisa ikut peduli
terhadap kondisi infrastruktur di Lebak sebagai hak dasar warga yang harus terpenuhi.
“Terima kasih sudah peduli dengan kondisi jalan yang memang menghubungkan dengan
desa lainnya. Apalagi kalau musim hujan, kasihan siswa yang akan menuju sekolah
(SMPN 4 Kalanganayar). Kami harap, pemerintah tidak tinggal diam dengan kerusakan
jalan lain,” pinta Aang salah seorang warga.(Nda)
Komisi IV Minta Pemkab Lebak Tegas Terhadap Kontraktor Nakal
Published 7 months ago on May 24, 2017 By Fariz Abdullah
Ilustrasi. Perbaikan jalan. (Banten Hits)
Lebak – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak diminta tegas terhadap kontraktor-
kontraktor nakal yang berani bermain-main dengan kualitas proyek pemerintah.
Hal tersebut dikatakan anggota Komisi IV DPRD Lebak Dian Wahyudi menyikapi hasil
pengerjaan CV Mansyur Putra Abadi pelaksana proyek Jalan Cilebang-Nyalindung,
Kecamatan Sobang.
BACA JUGA: Telan Dana Rp600 Juta, Proyek Jalan Cilebang-Nyalindung Lebak Diduga
Asal-asalan
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
344
Tak sekedar menegur, Dian mendorong pemkab berani memberikan sanksi tegas terhadap
kontraktor nakal.
“Jangan hanya ditegur dan minta mereka tanggung jawab,” kata Dian, Selasa (23/5/2017).
Lebih dari itu, Pemkab Lebak diminta tak segan-segan mem-blacklist kontraktor yang
memang tak bisa melaksanakan kegiatan sesuai dengan spek pengerjaan yang ditentukan.
“Blacklist saja! Jangan sampai timbul pandagan negatif,” tegas Ketua DPD PKS Lebak
ini.
Ia juga meminta Dinas PUPR meningkatkan pengawasan pada setiap pekerjaan yang
dilakukan kontraktor.
“Pantau dan kroscek agar setiap pekerjaan dilakukan dengan benar,” tandasnya.(Nda)
Warga Tanam Pohon Pisang di Ruas Jalan Rangkasbitung-Cipanas
Published 7 months ago on June 2, 2017 By Fariz Abdullah
(Banten Hits/ Fariz Abdullah)
Lebak – Tak kunjung diperbaiki, ruas Jalan Rangkasbitung-Cipanas tepatnya di Desa
Jatimulya, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak ditanami pohon pisang.
Aksi tanam pohon pisang itu merupakan kekecewaan warga lantaran kerusakan jalan di
dekat pintu perlintasan kereta api tersebut tak juga ditangani.
“Kerusakan jalan ini sudah sering menyebabkan kecelakaan dan membahayakan
pengendara,” tutur Adrai, salah seorang warga, Jumat (2/6/2017).
BACA JUGA: Truk Bermuatan Bata Ringan Terguling di Jalan Rangkasbitung-Cipanas
Menurutnya, meski diperbaiki namun usia kualitas perbaikan oleh dinas terkait tak
bertahan lama. Ia menduga, perbaikan dilakukan dengan asal-asalan.
“Iya titik tanjakan bang arum. Sudah pernah diperbaiki tapi cepat banget rusak,” katanya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
345
Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Lebak Entoy Saepudin
mengatakan, kerusakan di jalan tersebut merupakan kewenangan pusat karena status jalan
itu (Pandeglang-Rangkasbitung-Cigeulung) nasional.
“Kami tidak bisa apa-apa. Hanya kita menyarankan, perbaikan juga dibarengi dengan
perbaikan drainase,” ucapnya.
Sementara itu, saat akan dikonfirmasi awak media, Satker Jalan Nasional Pandeglang-
Rangkasbitung-Cigeulung Endang Mako sedang tidak ada di kantornya.
BACA JUGA: Kantor Satker PU Banten Diduga Jadi Tempat Memadu Kasih
Tak hanya Endang, tak satu pun pegawai yang terlihat di kantor yang berada di Jalan
Multatuli Rangkasbitung tersebut.(Nda)
Jelang Arus Mudik 2017, Sejumlah Ruas Jalan di Lebak Mulai Diperbaiki
Published 7 months ago on June 5, 2017 By Fariz Abdullah
Jalan Laskar Ampera Kaduagung Timur, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak saat
sedang diperbaiki.(Banten Hits/Fariz Abdullah)
Lebak- Pemerintah Kabupaten Lebak, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) tengah gencar melakukan pemeliharaan dan perbaikan sejumlah ruas
jalan menghadapi arus mudik hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah.
Entoy Sapeudin, Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan PUPR Lebak
mengatakan, saat ini ada dua ruas jalan yang tengah diperbaiki, yakni Jalan Arif Rahman
hakim dan laskar ampera di Desa Kaduagung Timur, Kecamatan Cibadak, Kabupaten
Lebak.
“Kita perbaiki karena memang kondisinya sudah rusak parah,” kata Entoy kepada Banten
Hits, Senin (5/6/2017).
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
346
Menurutnya, dua ruas jalan ini merupakan jalur cepat penghubung Kabupaten Lebak
dengan Kabupaten Serang, sehingga diprediksi kepadatan kendaraan yang akan melalui
jalur ini akan meningkat pada arus mudik 2017.
“Perbaikan ini juga dilaksanakan setelah jalan Soekarno-Hatta bypass milik Satker
nasional sudah diperbaiki, karena jika tidak jalan akan kembali rusak dalam waktu
dekat,” tuturnya.
Entoy menjelaskan, perbaikan ruas jalan tersebut dipastikan akan maksimal, lantaran
beberapa saat sebelumnya jalan sudah dilakukan uji coba kelayakan tanah.
“Kita uji coba dengan pengerasan , labil atau tidak tanahnya ketika dilintasi kendaraan
besar. Ternyata setelah beberapa saat dibiarkan tanah tetap stabil sehingga secepatnya
kita laksanakan hotmix,” jelas Entoy.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, akan terus
memaksimalkan perbaikan infrastruktur mendasar di Kabupaten Lebak meski dengan
anggaran yang terbatas.
“Kita akan terus maksimalkan juga perbaikan infrastruktur di kabupaten Lebak,” ujar Iti.
Untuk diketahui, selain Jalan Arief Rahman Hakim dan laskar ampera, perbaikan juga
dilakukan di Jalan Sampay -Cileles, Gunung Kencana- Banjarsari, Jalan Arif Rahman
Hakim, Rangkasbitung-Lewi Damar-Bojongmanik, Cipanas-Muncang dan Muncang-
Sajira.(Zie)
Sering Dilewati Kendaraan Besar, Jalan Desa Ciginggang Rusak Parah
Published 6 months ago on June 13, 2017 By Fariz Abdullah
Ilustrasi. Kondisi jalan di Cibitung Pandeglang. (Banten Hits)
Lebak – Jalan Desa Ciginggang, Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak
kondisinya rusak parah dan berlumpur. Kerusakan sudah terjadi sejak satu tahun lalu.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
347
Kepala Desa Ciginggang, Adang mengatakan, kerusakan jalan sepanjang 600 meter
tersebut disebabkan akibat seringnya lalu lalang kendaraan besar.
“Saya harap dilakukan betonisasi agar lebih kuat karena jalan ini sering dilewati
kendaraan bertonase berat,” tutur Adang, Selasa (13/6/2017).
Jalan ini merupakan jalang penghubung antara Kampung Rajawana dengan Kampung
Solok Barang. Warga juga menggunakan jalan tersebut sebagai akses menuju Kota
Rangkasbitung.
Terpisah, Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan
Rakyat (PUPR) Lebak Entoy Saepudin menjelaskan, perbaikan jalan tersebut seharusnya
dilakukan pemerintah desa. Namun, memungkinan dibangun Pemkab Lebak jika
anggarannya tersedia.
“Lihat dulu anggarannya ya, cukup atau tidak,” singkatnya.(Nda)
Jalan Rusak di Lebak, Warga Menulis di Kaca Mobil yang Berdebu; “Aweh Tiap
Hari Begini Bu Bupati!”
Published 6 months ago on July 7, 2017 By Fariz Abdullah
Lebak – Sudah tiga bulan, ruas Jalan Maulana Yusuf, di Desa Aweh, Kecamatan
Kalanganyar, Kabupaten Lebak dibiarkan rusak oleh pemerintah daerah setempat.
Pada musim kemarau, kerusakan jalan menyebabkan debu bertebaran. Sementara saat
musim hujan, air menggenangi titik-titik kerusakan jalan.
Tak tahan dengan kondisi tersebut, sebuah akun facebook Yayasan Ishlahul Ummah
Albantani memposting foto sebuah mobil yang dipenuhi oleh debu yang disebabkan debu
jalan. Sebuah kalimat yanga ditujukan kepada Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya
nampak jelas pada kaca depan mobil yang tertutup debu.
“Aweh tiap hari begini bu bupati!!!,” begitu kalimat yang tertulis di kaca mobil yang
diunggah akun Ummah, Jumat (7/7/2017).
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
348
Kondisi tersebut sangat disayangkan mengingat jarak antara wilayah Aweh dengan pusat
pemerintahan hanya 1 kilometer. Selain membahayakan pengguna kendaraan, warga
khawatir, jika kerusakan dibiarkan berlarut-larut dapat menganggu kesehatan.
Akun Yayasan Ishlahul Ummah Albantani juga menandai postingannya kepada sejumlah
pengguna medsos lainnya, dengan harapan keluhannya bisa mendapat perhatian dari
dinas terkait.
“Dengan kerendahan hati Bpk ibu tolong sampein sama bu bupati. Ini sudah tiga bulan
begini jalanan kebul (ngebul) kalo hujan becek minta ampun. TOLONG LAH SEGERA
DIASPAL YG BENER KASIAN MASYARAKAT NANTI KENA ISPA. DOSA LAH
PEMERINTAH. DESA AWEH 1km dari pusat kota alun2 Rangkasbitung. Mangga
(silahkan) diteruskan, mudahan sampai ke bu bupati tercinta. Maaf bpk ibu yg ditag,
kalau tida berkenan ya hapus saja,” harap Ummah.
Postingan tersebut mengundang banyak komentar dari pengguna facebook lainnya.
“Iya udah banyak korban juga tuh. Kerikil berhamburan dan pengguna roda 2 jatuh ada
juga yg meninggal,” kata akun Riyadi.
Akun Hendra Yana berharap agar kerusakan jalan cepat ditangani. Namun kata dia, meski
diperbaiki, kualitas jalan tak akan bertahan lama jika masih banyak truk pengangkut pasir
basah melebihi tonase masih melintas.
“Ya mga mga aja cepet diperbaiki dibangun betonisasi. kalo pun di hotmix konstruktur
jalan gak akan kuat lama. Dengan adanya truk yg melebihi tonase dan membawa pasir
basah itu jg penyebab nya. Kita jg tdk bsa salah kan satu intansi,” tuturnya.
Anggota DPRD Banten Sanuji Pentamarta turut berkomentar. Bakal calon bupati Lebak
ini mengatakan, perlu ada kajian serius terhadap kerusakan jalan tersebut.
“Saya perhatikan sudah lama ruas tersebut tidak bagus.. Sering rusak kembali.. Mudah
parah.. Perlu kajian serius.. Melibatkan banyak pihak termasuk dukungan masyarakat
dan Pemerintah Desa..perbaikan segera.. Nampaknya perlu juga di perhatian serius
drainase nya.. Di samping kualitas pembangunan jalan yang terbaik.. Bertahan lama..
Perencanaan, pembuatan, pengawasan dan pemeliharaan menjadi satu paket..,” papar
Sanuji melalui akun facebook Sanujisp.
“Saya perhatikan sudah lama runs tersebut tidak bagus.. Sering rusak kembali.. Mudah
parah.. Perlu kajian serius.. Melibatkan banyak pihak termasuk dukungan masyarakat dan
Pemerintah Desa..perbaikan segera.. Nampaknya perlu juga di perhatian serius drainase
nya.. Di samping kualitas pembangunan jalan yang terbaik.. Bertahan lama.. Perencanaan,
pembuatan, pengawasan dan pemeliharaan menjadi satu paket,”tulis Akun Facebook
SanujiSp anggota DPRD Provinsi Banten.
Sementara itu, Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Lebak, Entoy
Saepudin mengaku, kerusakan jalan tersebut sudah pernah diperbaiki.
“Tidak mungkin perbaikan dilakukan dengan pengaspalan karena kendaraan yang
melintas juga melebihi kapasitas. Jadi, pada tahun 2018 akan dibetonisasi dan itu
prioritas,” terangnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
349
Tingkatkan Kualitas Infrastruktur, Lima Ruas Jalan di Lebak Gunakan CTB
Published 6 months ago on July 11, 2017 By Fariz Abdullah
Lebak – Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) setempat mengaku, peningkatan kualitas ruas jalan di Kabupaten Lebak
akan menggunakan Cement Treatmen Based (CTB) lantaran adanya kekurangan yang
menyebabkan pengguna jalan mengeluh karena jalan beton yang bergelombang.
“Kita terus berinovasi karena peningkatan jalan menggunakan beton mulai dikeluhkan
pengguna jalan. Saat ini kita sedang coba menggunakan CTB,” kata Entoy Saepudin
Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan DPUPR Lebak kepada Banten Hits,
Selasa (11/7/2017).
Entoy menjelaskan, ruas jalan di Kabupaten Lebak yang sudah menggunakan CTB yakni,
jalan Gedong-Sekarwangi di Kecamatan Curugbitung sepanjang 9 kilometer, Pasir
Kacapi-Curugbitung sepanjang 4,4 kilometer, Sajira-Kalawijo sepanjang 6,78 kilometer,
Ciminyak-Kadubitung sepanjang 1,5 kilometer dan Bolang-Wanasalam sepanjang 2,5
kilometer dengan ketebalan 25 centimeter.
“Penggunaan CTB ini kekuatannya hampir sama dengan beton, dengan keunggulan
bagian permukaan tidak akan bergelombang karena sudah include dengan hotmix,”
jelasnya.
Menurutnya, baru Kabupaten Lebak saja di Provinsi Banten yang menerapkan
peningkatan ruas jalan menggunakan CTB, lantaran keberadaan alat bernama Wirtgen ini
sangat langka karena di Indonesia baru ada 5 unit termasuk milik salah satu pengusaha di
Lebak.
“Kualitasnya hampir sama dengan jalan di bandara, jalan tol belum lagi estimasi harga
yang lebih murah 40 persen dari beton,” ungkapnya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
350
Penerapan CTB baru dilakukan pada tahun ini, karena memang pemkab terus beinovasi
agar kualitas infrastruktur di Kabupaten Lebak bisa terus berkembang dan meningkat.
“Total anggaran keseluruhan menghabiskan Rp. 52 miliar dan 2 ruas jalan sudah selesai
yakni Sajira-Kalawijo dan Pasir Kacapi-Curugbitung,” tutupnya.(Zie)
Alokasikan Rp140 Juta, Pemdes Warungbanten Bangun Jalan Rabat Beton
Published 5 months ago on July 19, 2017 By Fariz Abdullah
Pembangunan jalan lingkungan Desa Warungbanten, Lebak. (Facebook/Desa
Warungbanten)
Lebak – Pemerintah Desa (Pemdes) Warungbanten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten
Lebak mengalokasikan dana Rp140 juta dari APBDes 2017 untuk membangun jalan rabat
beton.
Kepala Desa Warungbanten, Ruhandi mengatakan, peningkatan jalan lingkungan
Ciparay-Nagajaya sepanjang 173 meter dan lebar 3 meter dengan ketebalan 15 centimeter
tersebut dikarenakan kerusakan jalan yang sudah parah sehingga sulit dilalui kendaraan
bermotor.
“Kita perbaiki dengan rabat beton agar kekuatannya juga maksimal,” kata Ruhandi ketika
dihubungi Banten Hits, Rabu (19/7/2017).
Proses pengerjaan yang melibatkan seluruh masyarakat bertujuan agar budaya gotong
royong tetap terjaga.
Peningkatan jalan akan dilanjutkan hingga ke Kampung Warungbanten sepanjang 2,5
kilometer.
“Ini baru tahap pertama nanti kita lanjutkan. Jalan menghubungkan empat kampung yakni
Nagajaya-Ciaparay dan Cibadak-Warungbanten.
“Saya berharap walau ada anggaran dari pemerintah, masyarakat tetap mengedepankan
gotong royong dan ikut memeliharanya agar manfaatnya bisa dirasakan lebih lama,”
pesan Ruhandi.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
351
Jalan Rusak, Warga Citeras Lebak Taruh Kursi di Tengah Jalan
Published 5 months ago on July 20, 2017 By Fariz Abdullah
Salah satu warga ketika menaruh kursi di jalan Rangkasbitung - Cikande.(Banten
Hits/Fariz Abdullah)
Lebak – Warga di Jalan Ir Soetami, Cikande Raya, KM 10 Rangkasbitung, tepatnya di
Kampung Pabuaran Ketug, Desa Citeras, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak,
sepakat menaruh kursi di tengah jalan.
Aksi itu terpaksa mereka lakukan, karena banyak warga setempat yang menjadi korban
kecelakaan karena kondisi jalan rusak.
“Ditaruh kursi ini sebagai tanda saja bagi pengendara, biar tahu ada lubang yang bisa
membahayakan mereka, karena hampir tiap hari terjadi kecelakaan,” ujar Budi Suhardi
salah satu warga setempat kepada wartawan, Kamis (20/7/2017).
Lubang ditengah jalan ini, lanjut Budi, sudah lama dibiarkan, sehingga hal ini penyebab
terjadinya kecelakaan yang dipicu adanya kendaraan truk yang bermuatan pasir basah.
Karena itu, sudah banyak memakan korban, terutama menimpa pengendara roda dua.
Selain itu, kata dia, pemicu teradinya kecelakaan disebabkan truk bermuatan pasir basah
bebas berlalulintas yang membuat kondisi jalanan di jalur ini licin.
“Disamping jalan berlubang, jalan ini juga disebabkan karena masih dilintasi truk pasir
bermuatan basah, hingga menyebabkan jalanan jadi licin yang mengakibatkan terjadinya
korban kecelakaan berjatuhan, sering terjadi kecelakaan pada malam hari karena lubang
tak terlihat,” tuturnya.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Lebak memperhatikan kondisi jalan di jalur ini
sebagai upaya pencegahan, agar tidak lagi bertambah korban yang berjatuhan serta
mengambil tindakan kepada truk yang mengangkut pasir basah.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
352
“Seharusnya pemerintah respon cepat memperhatikan kualitas kondisi jalan tanpa harus
menunggu korban kecelakaan berjatuhan,” tutupnya.(Zie)
Proyek Jalan Nasional di Lebak Dikeluhkan
Published 3 months ago on September 12, 2017 By Fariz Abdullah
Lebak – Proyek jalan nasional, tepatnya di Desa Gunungbatu, Kecamatan Cilograng,
Kabupaten Lebak dikeluhkan warga. Pasalnya, akibat pengerjaan jalan sejumlah tiang
listrik terancam roboh.
“Malah satu tiang sudah roboh,” kata Yana salah satu warga kepada Banten Hits, Selasa
(12/9/2017).
Robohnya tiang listrik diduga akibat terkikisnya badan jalan dikarenakan pengerjaan
yang tidak melalui perhitungan matang. Parahnya, kata Yana tiang-tiang listrik tersebut
hanya bertumpu pada tanah bibir tebing yang telah terkikis.
“Kalau ini tidak cepat ditangani akan sangat mengancam keselamatan warga. Kami minta
pihak kontraktor dan PLN segera menangani agar tidak timbul korban,” harapnya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
353
Gelontorkan Ratusan Miliar untuk Wilayah Selatan, Bupati Lebak: Enggak Ada
Istilah Anak Tiri!
Published 3 months ago on October 6, 2017 By Fariz Abdullah
Iti Octavia Jayabaya. (Foto: Fariz Abdullah/Banten Hits)
Lebak – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menegaskan, Pemkab Lebak konsisten dalam
pemerataan pembangunan. Pemkab Lebak juga memiliki komitmen kuat untuk
memajukan wilayah Lebak selatan.
“Jadi saya tegaskan ya, tidak ada itu istilah anak tiri atau memarginalkan Lebak selatan!”
kata Iti, saat menghadiri HUT ke-7 Ponpes Terpadu Al Furqon, di Desa Bejod,
Kecamatan Wanasalam, Jumat (6/10/2017).
Tidak sedikit anggaran yang dikucurkan Pemkab Lebak bagi 10 kecamatan di Lebak
selatan, kata Iti menunjukkan keseriusan Pemkab Lebak dalam pemerataan
pembangunan, khususnya di wilayah tersebut.
Lebak- Sebanyak 77 miliar anggaran Pemerintah Kabupaten Lebak digelontorkan untuk
pembangunan di 10 kecamatan wilayah Lebak selatan. Hal itu dilakukan sebagai bukti
bahwa pemkab Lebak serius untuk memajukan wilayah Lebak selatan.
Menurutnya, saat ini pemerintah Kabupaten Lebak tengah fokus melakukan pemerataan
pembangunan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. Terbukti tahun 2017 ini,
sambung Iti , total anggaran yang digelontorkan untuk 10 kecamatan di wilayah Lebak
selatan ada sekitar Rp. 230 miliar.
“Tahun ini, pemkab mengalokasikan Rp230 miliar. Anggaran ini total dari jumlah alokasi
anggaran pembangunan dengan bantuan keuangan seperti ADD, dan bagi hasil,” ujarnya.
Sejumlah pembangunan juga telah terealisasi. Contohnya, peningkatan status puskesmas
di tiga kecamatan yakni Panggarangan, Cihara dan Citorek.
“Belum lagi tuntasnya jalan strategis kabupaten yakni Bojongleles-Malingping sepanjang
73 kilometer,” katanya.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
354
Iti berharap, hal tersebut memotivasi masyarakat untuk terus bersama-sama membangun
Lebak dan mewujudkan program percepatan pembangunan.
“Saya harap masyarakat bisa ikut andil dan mendukung semua program yang
dicanangkan pemerintah,” tutupnya.(Nda)
Peningkatan Jalan Komplek Pendidikan Rangkasbitung Rampung
Published 2 months ago on October 26, 2017 By Fariz Abdullah
Peningkatan Jalan Komplek Pendidikan Rangkasbitung selesai dilakukan. (Foto: Fariz
Abdullah/Banten Hits)
Lebak – Proyek peningkatan Jalan Komplek Pendidikan, di Kelurahan Muara Ciujung
Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak selesai dilakukan.
Kabid Peningkatan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
(PUPR) Kabupaten Lebak, Indrawan mengatakan, proyek tersebut menelan anggaran
Rp1,6 miliar.
“Perbaikan dengan hotmix karena memang kondisi jalan yang sudah harus ditingkatkan,”
kata Indrawan kepada awak media, Kamis (26/10/2017).
Dinas PUPR juga membangun jalur pedestrian bagi para pejalan kaki.
“Banyak masyarakat, terutama pelajar berjalan di bahu jalan. Selain berbahaya ini juga
bisa menyebabkan kemacetan, untuk itu kita bangun pedestrian,” jelasnya.
Ridwan, salah seorang pelajar mengaku, lebih nyaman berjalan di atas jalur pedestrian.
“Kita lebih nyaman, tidak was-was karena lalu lalang kendaraan,” akunya.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
355
Aktivitas Pengerukan Tanah di Padasuka Lebak Dikeluhkan
Published 2 months ago on October 30, 2017 By Fariz Abdullah
Pemilik lahan menyebut jika pengerukan sengaja dilakukan lantaran tanahnya dipakai
untuk membangun jalan. (Foto: Fariz Abdullah/Banten Hits)
Lebak – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak diminta segera mengambil tindakan
terkait aktivitas pengerukan tanah di Kampung Kalahang, Desa Padasuka, Kecamatan
Warunggung.
“Enem meter badan jalan sudah mulai tergerus, pemerintah harus segera mengambil
tindakan,” kata salah satu warga yang minta namanya tidak disebut kepada Banten Hits,
Senin (30/10/2017).
Menurutnya, jika pengerukan terus dilakukan, bukan tidak mungkin longsor akan
berpotensi terjadi di jalan poros desa yang merupakan jalur alternatif warga.
“Jalan itu sudah ada dari tahun 1975,” katanya.
Kepala Desa Padasuka Irawati mengaku, pihaknya sudah sering kali memperingatkan
agar pengerukan lahan tersebut dihentikan. Kata dia, pengerukan pertama kali dilakukan
pada tahun 2016 lalu.
“Waktu itu, kami cepat mengundang Adung (pemilik lahan) dihadiri BPD, kepolisian,
tokoh masyarakat, LSM dan wartawan. Kami tegur, karena jalan itu merupakan akses
masyarakat menuju ke desa lain. Tentu, sangat disayangkan kalau sampai jalan itu
longsor akibat kepentingan pribadi,” terang Irawati.
Terpisah, Adung mengatakan, pengerukan dilakukan lantaram merasa tidak dihargai
karena sebagian tanah miliknya digunakan membangun jalan.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
356
“Itu yang saya tunggu. Saya juga manusia, sengaja saya keruk karena tidak ada yang
datang, apalagi tanah yang dipakai jalan itu adalah milik saya pribadi. Awalnya, jalan
yang di hotmix itu hanya akses menuju ke kuburan bukan jadi jalan poros desa,”
tukasnya.(Nda)
Warga Minta Kerusakan Jalan Sunan Kalijaga Segera Diperbaiki
Published 2 months ago on November 8, 2017 By Fariz Abdullah
Ilustrasi kerusakan di ruas jalan menuju Kawasan Banten Lama. (Dok. Banten Hits)
Lebak – Kerusakan di ruas Jalan Sunan Kalijaga, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak
mulai dikeluhkan warga. Selain menyebabkan arus lalu lintas tersendat, lubang pada jalan
juga dirasa membahayakan pengguna kendaraan.
“Sudah macet banyak lubang pula, tolong pemerintah diperbaiki,” tutur Rohmat salah
seorang pengendara sepeda motor, Rabu (8/11/2017).
BACA JUGA: 80 Persen Jalan di Pandeglang Selatan Rusak Parah
Kerusakan pada badan jalan juga semakin mengancam keselamatan pengendara usai
diguyur hujan lebat. Apalagi, ruas jalan tersebut tak pernah sepi dari lalu lalang
kendaraan.
“Saya harap secepatnya diperbaiki, jangan menunggu ada korban baru bertindak,” ucap
Rohmat.
Banten Hits masih berupaya meminta penjelasan dari Balai Pelaksana Teknis Jalan dan
Jembatan (BPTJJ) wilayah Kabupaten Lebak.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
357
Jelang Akhir Tahun, PUPR Provinsi Banten Kebut Pekerjaan Jalan Rusak di
Lebak
Ilustrasi (Dok. Banten Hits)
http://bantenhits.com/2017/11/13/jelang-akhir-tahun-pupr-provinsi-banten-kebut-
pekerjaan-jalan-rusak-di-lebak/
Lebak – Pemerintah Provinsi Banten, melalui Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan
(BPTJJ) Kabupaten Lebak mengaku telah mempercepat pekerjaan dibeberapa wilayah.
Kuncoro Adi dakiri, Pelaksana Tekhnis (Peltek) balai jembatan dan jalan PUPR Banten
mengatakan, beberapa pekerjaan sedang dalam proses finishing mengingat waktu sudah
mendekati akhir tahun.
“Kita optimis selesai sesuai dengan target pekerjaan,” kata Kuncoro saat ditemui awak
media diruang kerjanya, Senin (13/11/2017).
Kuncoro menyebutkan, ruas jalan yang tengah dalam proses finishing yakni Maja –
Koleang sepanjang 500 Meter, Cikotok – Batas Jabar dan baru-baru ini Sunan Kalijaga
akan dikerjakan.
“Anggaran berasal dari ABT atau perubahan, untuk Kalijaga sekitar minggu depan
dikerjakan,” tuturnya.
Untuk jalan yang sudah rampung, tambah Kuncoro, meliputi Gunung Madur dengan
material beton sepanjang 3 kilometer dan Cipanas 2 kilometer.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
358
“Kita juga akan Perbaiki jalan Warungbanten yang saat ini tertimbun longsor, rencana
akan dibronjong dan perbaikan jalan,”pungkasnya.(Zie)
Dihadapan Menteri Rini, Iti Jayabaya Curhat soal Kondisi Lebak
Published 2 weeks ago on December 8, 2017 By Fariz Abdullah
Bupati Iti Jayabaya menyampaikan kondisi Kabupaten Lebak dihadapan Menteri BUMN
Rini Soemarno. Iti mengaku, persoalan di Lebak tidak bisa diatasi hanya dengan
mengandalkan APBD. (Foto: Fariz Abdullah/Banten Hits)
Lebak – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengeluhkan kondisi infrastruktur serta
sarana dan prasarana yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah. Iti
berharap, semakin banyak bantuan dari pemerintah pusat maupun pihak lain dalam
menyelesaikan berbagai persoalan tersebut.
BACA JUGA: Ratusan Jembatan di Kabupaten Lebak Rusak
Hal itu disampaikan Iti dihadapan Menteri BUMN Rini M. Soemarno yang berkunjung ke
Kabupaten Lebak dalam rangka meresmikan tiga jembatan gantung yang dibangun dari
dana CSR bank (BNI, BRI dan Mandiri), Jumat (8/12/2017).
“Masih banyak jembatan dan sarana lainnya yang menjadi pekerjaan rumah kami. Tentu
saja, menyelesaikan itu semua tida bisa hanya mengandalkan APBD sehingga perlu
banyak uluran tangan dari pihak lain,” kata Iti, di Kalanganyar.
BACA JUGA: Menteri BUMN Resmikan Tiga Jembatan Gantung di Lebak
Selain persolan infrastruktur, Iti juga menyampaikan soal kondisi listrik yang kerap kali
byarpet, terutama di wilayah Lebak selatan. Kondisi tersebut dinilai dapat menghambat
percepatan pembangunan di Lebak.
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
359
“Apalagi di sana ada pabrik es. Kami harap Ibu Menteri bisa mendorong aspirasi ini
karena Lebak memang masih banyak kekurangan,” ujarnya.
BACA JUGA: Tak Bantu UMKM, Pengusaha Besar Siap-Siap Angkat Kaki dari Lebak
Tidak hanya itu, mantan anggota DPR RI ini juga meminta Kementerian BUMN
memberikan pembinaan lingkungan terhadap para UMKM, terutama dalam masalah
permodalan.(Nda)
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
360
LAMPIRAN
FORM
KONSULTASI
SKRIPSI
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018
Proses Gatekeeping Pemberitaan..., Rika Kurniawati, FIKOM, 2018