Upload
sriputri-putzai-handayani
View
198
Download
4
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
KATARAK SENILIS IMATUR OD + KATARAK SENILIS MATUR OS +
PRESBIOPI ODS
LAPORAN KASUS23 JUNI 2012
Oleh : SRI PUTRI HANDAYANI
SMF/BAGIAN MATA RSUD RADEN MATTAHER/PSPD UNJAJAMBI 2012
Pendahuluan
Katarak berasal dari bahasa Yunani (Katarrhakies), Inggris (Cataract), dan Latin (Cataracta) air terjun. Indonesia bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh
Katarak penyebab utama kebutaan. 17juta populasi dunia buta disebabkan oleh
katarak, 2020 40 juta. 85% katarak yang berkaitan dengan usia, 15%
pybb lain
LAPORAN KASUSANAMNESA
Nama : Ny. NUmur : 70 tahunAlamat : Seberang Kota JambiPendidikan : Tidak SekolahPekerjaan : IRTStatus : Sudah Menikah
Keluhan Utama Mata sebelah kiri kaburAnamnesa Khusus ± 1 tahun yang lalu, kedua mata pasien mulai kabur, namun mata sebelah
kiri yang dirasa semakin kabur. Kabur dirasakan semakin berat semenjak 3 bulan belakangan ini. Pasien juga merasakan penglihatan seperti berkabut dan ada rasa gelap terutama pada mata kirinya.Apabila ditempat terang, atau terkena cahaya matahari, mata pasien terasa silau dan lama-kelamaan pedihMerah (-) Gatal (-), berair (-), riwayat trauma (-)
Riwayat penyakit yang lalu
- Hipertensi disangkal- Diabetes Melitus disangkal- Pasien menggunakan kacamata baca sejak umur 45 tahun
Anamnesa Keluarga Tidak ada penyakit yang sama
Riwayat Gizi Baik
Keadaan Sosial Ekonomi
Menengah
Penyakit Sistemik
- Trac Resp- Tract Digest- Cardio Vasc- Endokrin- Neurologi- Kulit- THT- Gilut- Lain-lain
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
I. PEMERIKSAAN VISUS DAN REFRAKSI
OD OS
VISUS : SC : 6/60, PH: 6/60 CC : STEN : - KOREKSI : S C as- ADDE : S +300
- SKIASKOPY : S C as
VISUS : SC : 1/300 CC : STEN : - KOREKSI : S C as- ADDE : S + 300
- SKIASKOPY : S C as
II. MUSCLE BALANCE
PERGERAKAN BOLA MATA Versi : BaikDuksi : Baik
Versi : BaikDuksi : Baik
III. PEMERIKSAAN EKSTERNAL
Papebra Superior : Hiperemis (-) edema (-)
Hiperemis (-) edema (-)
Papebra Inferior : Hiperemis (-) edema (-)
Hiperemis (-)edema (-)
Cilia : Trikiasis (-) madarosis (-)
Trikiasis (-)madarosis (-)
Ap.Lacrimalis : Sumbatan (-) Sumbatan (-)
Conj.Tars.Sup : Papil (-) folikel (-) lithiasis (-)
Papil (-)folikel (-)lithiasis (-)
Conj.Tars.Sup : Papil (-) folikel (-) lithiasis (-)
Papil (-)folikel (-)lithiasis (-)
Conj.Bulbi : Injeksi Siliar (-) Injeksi Konjunctiva (-)
Injeksi Siliar (-)Injeksi Konjunctiva (-)
Cornea : Edema (-) Jernih
Edema (-)Jernih
COA : Dalam, Hifema (-) Hipopion (-)
Dalam, Hifema (-) Hipopion (-)
Pupil : Bulat, regular Refleks Cahaya :- Direct (+)- Indirect (+)Diameter : 3 mm
Bulat, regularRefleks Cahaya :- Direct (+)- Indirect (+)Diameter : 3 mm
Iris : Coklat, Kripta jelas Coklat, Kripta jelas
Lensa : Keruh sebagian, iris shadow (+)
Keruh totalIris shadow (-)
Lain –lain
IV. PEMERIKSAAN SLIT LAMP DAN BIOMICROSKOPY
Cilia : Trikiasis (-) madarosis (-)
Trikiasis (-)madarosis (-)
Conjunctiva : Injeksi Siliar (-) Injeksi Konjunctiva (-)
Injeksi Siliar (-)Injeksi Konjunctiva (-)
Cornea : Edema (-) Jernih
Edema (-)Jernih
COA : Dalam, Hifema (-) Hipopion (-)
Dalam, Hifema (-) Hipopion (-)
Iris : Coklat, Kripta jelas Coklat, kripta jelas
Lensa : Keruh sebagian Keruh Total
V. TONOMETRI
PALPASI : NormalSCHIOTZ : tidak dilakukanAPPLANASIA : tidak dilakukan
Normaltidak dilakukantidak dilakukan
VI. GONIOSKOPY
tidak dilakukan tidak dilakukan
VII. VISUAL FIELD
Tes Konfrontasi: sama dengan pemeriksa Menyempit
VIII. PEMERIKSAAN PADA KEADAAN MIDRIASIS
OD OS
Lensa : Keruh sebagian Keruh total
Vitreous : Sulit dinilai Tidak bisa dinilai
Fundus : Sulit dinilai
Tidak bisa dinilai
IX. PEMERIKSAAN UMUM
Tinggi Badan : Cardio Vasc : tidak ada kelainan
Berat Badan : 70 kg G.I. Tract : tidak ada kelainan
Tekanan darah : 140/100 mmHg Paru-Paru : tidak ada kelainan
Nadi : 88 x/mnt Neurology : tidak ada kelainan
Suhu : afebris
Pernafasan : 16 x/mnt
X. PEMERIKSAAN LAIN
XI. DIAGNOSAKatarak Senilis Imatur OD + Katarak Senilis Matur OS + Presbiopi ODSXII. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS -XIII. ANJURAN PEMERIKSAAN- GDS- Darah Lengkap- Tonometri SchiotzXIV. PENGOBATAN - Mata Kanan: Karena penglihatan masih baik, sebaiknya tidak dilakukan operasi. Medikamentosa: Obat-obat penghambat katarak, seperti:1. Katarlen2. Vitamin- Mata Kiri:
Dilakukan operasi katarak dan IOL- Presbiopi: Menggunakan kaca mata baca +300
XV. PROGNOSAQuo Ad Vitam: ad bonam Quo Ad Fungsionam: dubia ad bonam
Embriologi Lensa
Anatomi Lensa
Fungsi Lensa:
1. Keseimbangan air dan elektrolit2. Media refraksi3. Akomodasi
KATARAK
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa atau kapsula lensa.
Klasifikasi Katarak:1. Katarak Developmental2. Katarak Degenarative3. Katarak Iatrogenik4. Katarak Sekunde
Katarak Senilis
semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun
Etiologi: Familial, proses penuaanFaktor Resiko: diet, merokok, sering
terpapar sinar UV
PATOFISIOLOGI
Perubahan lensa pada usia lanjut:1,6
Kapsul Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak), mulai presbiopia, bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur,dan terlihat bahan granular
Epitel – makin tipis Sel epitel (germinatif) pada equator bertambah besar dan berat , bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
Serat lensa :Lebih irregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel, brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nukleus ( histidin, triptofan, metionin, sistein, tirosin) lensa, sedang warna coklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan disbanding normal.
Proses pada nukleus serabut- serabut terdorong ke arah tengah menjadi lebih padat (nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan kalsium dan sclerosis. Pada nucleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen berwarna coklat
Proses pada korteksTimbulnya celah celah di antara serabut-serabut lensa, yang berisi air dan penimbunan kalsium lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak,
Klasifikasi katarak senilis:
1. Katarak Nuklear2. Katarak Kortikal3. Katarak Subkapsular Posterios
Katarak Nuklear
Katarak Kortikal Katarak Subcapsular post
Berdasarkan Stadiumnya:
a. Stadium insipien : Stadium paling dini, Belum menimbulkan gangguan visus Dengan koreksi visus masih dapat 5/5 Kekeruhan dari perifer - berupa bercak – bercak “baji” Terutama korteks anterior.aksis relatif jernih ( spokes of
wheel)
b. Stadium immatur : Kekeruhan belum mengenai seluruh lensa Kekeruhan terutama di bagian posterior dan belkg
nukleus . Iris shadow test ( + ) ; daerah gelap akibat bayangan
iris pada bagian lensa yang keruh.
c. Stadium matur : Lensa menjadi keruh seluruhnya . Iris Shadow ( - ) . Tampak lensa seperti mutiara Pemeriksaan dengan mydriatil
d. Stadium hipermatur : Kekeruhan menyeluruh Korteks lensa mencair seperti bubur. Nukleus lensa turun karena daya beratnya. Katarak morgagni Iris tremulans : iris bergetar karena COA dalam karena
iris tak menempel di lensa dan bergetar bila digerakkan
Stadium Insipien Stadium Imatur
Stadium Matur Stadium Hipermatur
Diagnosis Katarak:
Berdasarkan anamnesis, Pemeriksaan fisik, dan lanjutan
Anamnesis:
Gejala utama: penurunan ketajaman penglihatan secara progresif Berkabut, berasap, penglihatan seperti tertutup film Merasa silau terhadap sinar matahari, dan kadang
merasa seperti ada film didepan mata Seperti ada titik gelap di depan mata Penglihatan ganda Perubahan daya lihat war
Lampu dan matahari sangat mengganggu Sering meminta ganti resep kaca mata Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain. Halo, warna disekitar sumber sinar Warna manik mata berubah atau putih Sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari Penglihatan dimalam hari lebih berkurang Sukar mngendarai kendaraan dimalam hari Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih
cerah Penglihatan menguning
Pemeriksaan FisikUntuk menegakkan diagnosa katarak dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
Pemeriksaan tajam penglihatan Pemeriksaan refleks pupil . Pemeriksaan oftalmoskop. Pemeriksaan Slit Lamp Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler.
Tatalaksana
Medikamentosa Pembedahan
Medikamentosa:
Penghambat aldose reduktase, sorbitol-lowering agent, aspirin, glutathion-raising agent dan antioksidan vitamin C dan E. Obat yang dikenal di pasaran dapat memperlambat proses pengeruhan antara lain Catalin®, Quinax®, Catarlen® dan Karyuni
Obat-obatan yang digunakan pada saat pre dan post operasi katarak, adalah:13
Midriasil Phenylephrin ophthalmic (Neo-Synephrine)
Kortikosteroid Prednisolon asetat 1%, dexametason 0,1%, dll
Antibiotik Ciprofloxasin, Eritromisin, dll
Anti Inflamasi Non Steroid Nepafenac, dll
Pembedahan:
Indikasi operasi katarak dibagi dalam 3 kelompok: Indikasi Sosial
penurunan tajam penglihatan pasien telah menurun hingga mengganggu kegiatan sehari-hari, maka operasi katarak bisa dilakukan.
Indikasi MedisPada beberapa keadaan di bawah ini, katarak perlu dioperasi segera, mis: Katarak matur/hipermatur, Glaukoma sekunder, Uveitis sekunder, Dislokasi/Subluksasio lensa, Benda asing intra-lentikuler, Retinopati diabetika, Ablasio retina
Indikasi KosmetikJika penglihatan hilang sama sekali akibat kelainan retina atau nervus optikus, namun kekeruhan katarak secara kosmetik tidak dapat diterima,
Kontraindikasi dan hati-hati untuk operasi katarak:
Infeksi sekitar mata Anel test. Tekanan bola mata cukup tinggi--> TIO Fungsi retina harus baik light
perception Keadaan umum harus baik.. ( hipertensi,
diabetes, batuk kronis, Adanya nystagmus,. Anevia gravis
Teknik-teknik pembedahan katarakTeknik pembedahan katarak yang dikenal saat ini adalah:
Discisio Lentis Extra Capsuler Cataract Extraction (ECCE) Intra Capsuler Cataractextraction (ICCE) Small Incision Cataract Surgery (SICS) Phacoemulcification Ekstraksi Linier
Afakia Setelah ekstraksi katarak mata tak
mempunyai lensa lagi yang disebut afakia. Tanda-tandanya adalah bilik mata depan dalam, iris tremulans dan pupil hitam
Pseudofakia/IOL(berupa lensa yang ditanam dalam mata, lensa kontak maupun kacamata)
Komplikasi Intraoperasi Perdarahan Prolaps iris Edema kornea Kerusakan endotel kornea Ruptur kapsula posterior Prolaps vitreus COA dangkal Dislokasi nukleus lensa ke
dalam vitreus
Komplikasi pascabedah dini Peradangan Hifema Edema kornea Kebocoran luka Prolaps iris Glaukoma sekunder Dislokasi IOL Endoftalmitis
Komplikasi pascabedah lanjut Ablasio retina Posterior Capsular Opacification (PCO) Cystoid Macular Edema (CME) Vitreous touch syndrome Bullous Keratopathy Glaukoma sekunder
Komplikasi yang dapat terjadi pada saat intra dan pasca operasi
Komplikasi/Penyulit
Glaukoma lens induced uveitis subluksasi lensa dislokasi lensa
Prognosis
Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik
PRESBIOPI
Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat. Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata
Etiologi:
Presbiopi disebabkan oleh proses penuaan. penebalan secara bertahap dan kehilangan fleksibilitas dari lensa Perubahan karena penuaan ini dikaitkan dengan perubahan pada protein di lensa mata yang membuat lensa lebih keras dan kurang elastis
TATALAKSANA
Eyewear/Kacamata Pembedahan
PEMBAHASAN Hasil Autoanamnesa
(dilakukan pada tanggal 9 Juni 2012) Pasien bernama Ny.N (70 tahun) mengeluh mata kiri kabur. Rasa kabur dirasakan ± 1 tahun yang lalu pada kedua mata,
namun mata sebelah kiri yang dirasa semakin kabur. Kabur dirasakan semakin berat semenjak 3 bulan belakangan
ini. Pasien juga merasakan penglihatan seperti berkabut dan ada
rasa gelap terutama pada mata kirinya. Apabila ditempat terang, atau terkena cahaya matahari,
mata pasien terasa silau dan lama-kelamaan pedih. Merah (-) Gatal (-), berair (-), riwayat trauma (-). Riwayat penyakit, seperti hipertensi disangkal, diabetes
melitus disangkal. Pasien menggunakan kacamata baca sejak umur 45 tahun.
Pemeriksaan Visus Mata Kanan
Pada mata kanan didapatkan hasil visus 6/60, kemudian dilakukan koreksi dengan teknik “trial lens” yaitu diberikan +125 dan -125 tidak ada perbaikan, kemudian ditambah menjadi +150 dan -150 juga tidak merasa ada perbaikan. Dan kemudian dilakukan pinhole, untuk mengetahui apakah terdapat kelainan refraksi atau media refraksi.
Pada pemeriksaan pinhole, didapatkan visus tetap 6/60 (tidak ada kemajuan). Hal ini mungkin disebabkan karena ada gangguan pada media refraksi.
Mata KiriPada mata kiri, pasien tidak dapat melihat kartu snelen card pada jarak 6 meter, kemudian dilakukan pemeriksaan hitung jari, namun juga tidak ada perbaikan, dan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan lambaian tangan. Pada pemeriksaan lambaian tangan pasien dapat mengetahui pergerakkan lambaian dan tangan dan berasal dari mana arahnya
Kemudian pada mata kanan dan kiri diberikan lensa +300
dan pasien disuruh untuk membaca dekat, dan pasien bisa membaca tapi terbatas hanya pada baris pertama.
Setelah dilakukan pemeriksaan visus, maka dilakukan pemeriksaan luar.
Pada pemeriksaan luar, didapatkan semuanya dalam batas normal, namun hanya ditemukan kekeruhan pada lensa di mata kiri dan keruh sebagian pada mata kanan.
Untuk membuktikan hal tersebut, maka dilakukan pemeriksaan dengan slitlamp dan oftalmoskop, namum sebelumnya pasien diberi tetesan midriasil. Selain itu, dilakukan pemeriksan iris shadow test, pada mata kanan (+) dan pada mata kiri (-)
Pada pemeriksaan slitlamp, pada mata kanan ditemukan kekeruhan sebagian, dan pada mata kiri ditemukan kekeruhan total.
Pada pemeriksaan oftalmoskop, pemeriksaan pada mata kanan sulit dinilai, karena yang tampak hanya sedikit dibagian fundus.
Sedangkan pada mata kiri, tidak bisa dilakukan, karena pada pemeriksaan tidak bisa dinilai fundusnya, yang tampak hanya bayangan putih.
Analisa Diagnosa Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang telah dilakukan, dignosa pasien ini adalah: “Katarak Senilis Imatur OD + Katarak Senilis Matur OS + Presbiopi ODS”
Diagnosis ditegakkan dengan jalan menyingkirkan diagnosis banding tersebut melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan
Rencana penatalaksanaannya adalah ekstraksi lensa dan pemasangan lensa tanam (IOL). Pembedahan dilakukan atas indikasi perbaikan visus dan adanya gangguan aktifitas sehari-hari penderita
Operasi dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2012 dengan teknik prosedur SICS
Untuk persiapan pembedahan direncanakan pemeriksaan menyeluruh dan perbaikan keadaan umum pasien. Serta dianjurkan untuk pemeriksan GDS, darah rutin, dan tonometri.
Prognosis pasien ini quo ad vitam bonam, quo ad functionam dubia ad bonam.
KESIMPULAN
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun
Penyebab terjadinya katarak senilis ialah karena proses degeneratif
Pengobatan pada katarak adalah pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-tiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004. Hal:200-7 World Health Organization and International Agency for the Prevention of Blindness. Developing an
Action Plan to Prevent Blindness. 2004 Wijaya, Nana, Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-6. Jakarta: Abaditegal. 1993. Hal: 190-212 Vaughan DG, Asbury T, riordan-Eva P. Oftalmology Umum. Edisi 14. Jakarta: Penerbit Widya medika.
2000 Lang,G. Glaukoma. In: Ophtalmology A Pocket Textbook Atlas. 2ed ed. New York:Thieme Stuttgart.
2007. p: 174-189 American Academi of Ophthalmology. Basic clinical science; Lens and Cataract. Section 11. 1999-
2000. p.7-21, 40-43, 64-76, 140-150 Augestein CR. On the growth and internal structure of the human lens. In: NIH Publis Access. 2010 Danysh BP, Duncan MK. The Lens Capsule. In: NIH Publis Access. 2009 National Eye Institute. Cataract. Downloaded from:
http://www.nei.nih.gov/health/cataract/cataract_facts.asp#top Perdami. Panduan Manajemen klinis Perdami. Jakarta: PP Perdami. 2006. Hal 51 Allen D. Cataract. In: BMJ Publishing Group Ltd. 2008 Kohnen T, et al. Cataract Surgery with Implantation IOL. In: Dtsch Arztebl Int. 2009 Victor VD, et al. Senile Cataract. In: Medscape Referance. 2012. Downloaded from:
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview Sinha, et al. Etiopathogenesis of cataract: Journal review. In: Indian Journal of Opthalmology. 2009. Ilyas S. Dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-tiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2009. Hal:135 American Academi of Ophthalmology. Basic clinical science; Optic, Refraction, and Contact Lens.
Section 3. 1997-1998. p.145
TERIMA KASIH