Upload
truonganh
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Jakarta (BBTKLPP Jakarta) Tahun
2014. LAKIP disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BBTKLPP Jakarta Tahun 2014 merupakan
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi BBTKLPP Jakarta atas penggunaan
anggaran dan hasil pencapaian kinerja termasuk menguraikan keberhasilan dan
hambatan/permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang diambil
dalam kurun waktu satu tahun (Januari - Desember 2014). Langkah-langkah yang
dilakukan terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan program-program sebagai wujud
nyata pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi BBTKLPP Jakarta yang termuat dalam
Permenkes RI No. 2349/MENKES/PER/IV/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, dan
Kepmenkes RI No. 266/MENKES/SK/2004, tentang Kriteria Klasifikasi Unit Pelaksana
Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
Demikian laporan kinerja ini disusun untuk dapat digunakan sebagai
informasi/gambaran kinerja BBTKLPP Jakarta Tahun 2014 yang telah dilaksanakan untuk
melangkah kearah perbaikan dan pengembangan kegiatan dan program selanjutnya pada
tahun mendatang. Terima kasih.
Jakarta, Jakarta 2015
Kepala
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan
dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Dr. P.A. Kodrat Pramudho, SKM, MKes
NIP. 195703061980031002
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam rangka mendukung visi Kementerian Kesehatan yaitu “Masyarakat Sehat
yang Mandiri dan Berkeadilan” BBTKLPP Jakarta sebagai UPT Ditjen PP dan PL sesuai
dengan Permenkes RI No. 2349/MENKES/PER/IV/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit melaksanakan kegiatan yang mendukung program Kementerian Kesehatan.
Kegiatan BBTKLPP Jakarta yang dilakukan di lima wilayah layanan (DKI Jakarta,
Jawa Barat, Banten, Lampung dan Kalimantan Barat) dijabarkan dalam program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Total realisasi penyerapan anggaran BBTKLPP Jakarta dari pagu Rp
22.952.445.000,- adalah Rp 20.524.165.406 (89,42%). Secara keseluruhan pencapaian
kinerja BBTKLPP Jakarta sebesar 100 %.
Keberhasilan pencapaian kinerja yang dilaksanakan selama Tahun 2014 didukung
oleh potensi kekuatan yang ada di BBTKLPP Jakarta antara lain dengan terakreditasinya
laboratorium dengan ISO 17025 tahun 2008 untuk laboratorium pengujian oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN), serta registrasi Kompetensi No: 0004/LPJ/labling.1/LRK/KLH
tanggal 20 Oktober 2010, yang menyatakan BBTKLPP Jakarta merupakan laboratorium
rujukan Nasional. Bertambahnya parameter yang terakreditasi baik laboratorium
pengujian maupun parameter laboratorium kalibrasi menjadi 86 parameter sampai tahun
2014. Meningkatnya KLB yang direspon < 24 jam dan meningkatnya kajian dan analisis
faktor risiko penyakit menjadi 35 kab/kota di wilayah kerja. Meningkatnya kajian dan
evaluasi dampak kesehatan lingkungan menjadi 111 kawasan sampai tahun 2014 serta
Meningkatnya kemampuan rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan sampai dengan tahun 2014 sebanyak 29 rancang
bangun. Selain itu terdapat sarana prasarana laboratorium dan perkantoran yang
memadai, sumber daya manusia yang cukup, baik kualitas dan kuantitas, sumber dana
yang memadai serta kerjasama lintas sektor dan lintas program yang baik.
iii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar .............................................................................................................................. i
Ringkasan Eksekutif........................................................................................................................ ii
Daftar Isi.......................................................................................................................................... iii
Daftar Tabel..................................................................................................................................... Iv
Daftar Grafik..................................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................................
1
B. Maksud dan tujuan................................................................................................................... 1
C. Tugas pokok dan fungsi............................................................................................................ 2
D. Struktur Organisasi ................................................................................................................... 3
BAB II Perencanaan Kinerja
A. PERENCANAAN KINERJA....................................................................................................... 5
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI..........................................................................................
B. REALISASI ANGGARAN ........................................................................................................
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................
LAMPIRAN
- Perjanjian Kinerja 2014
- Penetapan Kinerja 2014
6
32
33
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan untuk sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setingginya dapat terwujud merupakan kehendak dari seluruh rakyat. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat menentukan bukan hanya membuat rakyat sehat, akan tetapi
menunjang peningkatan produktifitas dan pendapatan penduduk. Untuk mempercepat
keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan
yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan sektor terkait, pemerintahan, dan swasta,
Laporan kinerja instansi pemerintah disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Sistem akuntabilitas kinerja dan anggaran dalam perspektif UU No.17 Tahun 2003
tentang keuangan negara mengarahkan bahwa penyusunan program dan kegiatan tahunan
dilakukan dengan pendekatan berbasis kinerja. Instansi pemerintah wajib mendefinisikan
seluruh sasaran strategis, kebijakan program, dan kegiatan yang akan diimplementasikan dalam
satu tahun kegiatan, yang kemudian diformulasikan dalam lembar rencana kinerja yang
mencantumkan angka target kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada
tingkat sasaran dan kegiatan.
Sehubungan dengan kebijakan tersebut, maka BBTKLPP Jakarta yang merupakan UPT
Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab ke Dirjen PP dan PL pada
setiap tahun menyampaikan laporan kinerja instansi pemerintah sebagai wujud
pertanggungjawaban, walaupun kemampuan pengukuran kinerja masih terbatas pada
pengukuran daya serap dan prosentase output.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan laporan kinerja BBTKLPP Jakarta Tahun 2014 adalah
untuk mengetahui kinerja dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi secara
tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan program-program yang telah
dilaksanakan selama satu tahun (Tahun Anggaran 2014) dan lima tahunan ( Tahun 2010-2014).
2
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), dalam
pelaksanaan program-program didasarkan atas landasan hukum, sebagai berikut :
a. UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
b. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1144/MENKES/Per/VIII/2009, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI.
c. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 266/MENKES/SK/III/2004, tentang Kriteria Klasifikasi
Unit Pelaksana Teknis dibidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit
Menular.
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2349/MENKES/PER/VI/2011, tentang Organisasi dan
TataKerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit.
Berdasarkan landasan hukum tersebut BBTKLPP Jakarta sebagai UPT di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ditjen PP dan PL
dan dipimpin oleh seorang kepala, mempunyai :
Tugas : melaksanakan surveilens epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium
rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan
teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB) di bidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan
matra.
BBTKLPP Jakarta mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan surveilans epidemiologi
b. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL)
c. Pelaksanaan laboratorium rujukan
d. Pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna
e. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi
f. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini, dan penanggulangan
KLB/wabah dan bencana
g. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
i. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pemberantasan penyakit menular,
kesehatan lingkungan, dan kesehatan matra
j. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan BBTKLPP
3
D. STRUKTUR ORGANISASI :
Struktur organisasi BBTKLPP Jakarta terdiri dari :
1. Bagian Tata Usaha
2. Bidang Surveilans Epidemiologi
3. Bidang Pengembangan Teknologi dan Labratorium
4. Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
5. Instalasi
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Instalasi :
Instalasi yang berkembang sampai Tahun 2014 di BBTKLPP Jakarta terdiri dari :
1. Instalasi Laboratorium Fisika Kimia Media Cair
2. Instalasi Laboratorium Fisika Kimia Media Padat dan B3
3. Instalasi Laboratorium Fisika Kimia Udara gas dan Radiasi
4. Instalasi Laboratorium Biologi Lingkungan
5. Instalasi Mikrobiologi dan Parasitologi
6. Instalasi Media & Reagensia
7. Instalasi Pengendalian Mutu
8. Instalasi Sarana dan Prasarana
9. Instalasi Pengkajian dan Penerapan Teknologi Tepat Guna
10. Instalasi K3 dan Pengelolaan Limbah
11. Instalasi Pendidikan dan Pelatihan
12. Instalasi Pelayanan
13. Instalasi Laboratorium Virologi dan Imunoserologi
14. Instalasi Entomologi dan Pengendalian Vektor
15. Instalasi Laboratorium Kalibrasi dan instrumen
16. Instalasi Pengendalian Penyakit Tidak Menular
17. Instalasi Pengelolaan Data dan Perpustakaan
18. Instalasi Teknologi Informasi dan kehumasan.
Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional di BBTKLPP Jakarta terdiri dari :
a. Jabatan Fungsional Entomologi.
b. Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
c. Sanitarian
d. Epidemiologi
4
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2349/MENKES/PER/XI/2011,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, BBTKLPP Jakarta melayani 5 (lima) Provinsi yang
meliputi Propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Banten, dan Kalimantan Barat.
Strategi organisasi dalam melaksanakan tupoksi secara optimal agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setingginya dapat terwujud adalah:
a. Menjaga dan meningkatkan kualitas hasil kerja surveilans epidemiologi, analisis dampak
kesehatan lingkungan , teknologi laboratorium serta dukungan asministrasi dan manajemen
b. Memperoleh peningkatan dukungan unit utama agar UPT lebih dilibatkan dalam program-
program kerja di tiap subdirektorat serta penguatan anggaran untuk menjalankan tupoksi
c. Meningkatkan kerjasama dan jejaring dengan unit kerja dan pemangku kepentingan baik di
wilayah layanan maupun secara nasional dan internasional.
5
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Rencana kinerja tahunan yang dituangkan dalam perjanjian kinerja tahunan Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta berupa besaran target
sasaran/indikator yang ingin dicapai pada tahun 2014 sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama : Tercapainya jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan
untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak
menular prioritas dan faktor risiko lingkungannya 100%
Indikator Kinerja Kegiatan :
1. Jumlah kinerja surveilans epidemiologi dengan :
1) Jumlah KLB yang direspon <24 jam 90%
2) Jumlah kajian dan analisis faktor resiko penyakit di Kab/kota menjadi 25%
3) Jumlah kegiatan kewaspadaan dini penyakit potensial wabah secara
berkesinambungan 60%
4) Jumlah jejaring kemitraan surveilans epidemiologi dengan provinsi/kab/kota wilayah
layanan 70%
2. Jumlah kinerja analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) dengan :
1) Jumlah kemampuan kajian dan evaluasi dampak kesehatan lingkungan 80 Lokasi
2) Jumlah kemampuan kajian dan evaluasi pengendalian FRKL 75 %.
3) Jumlah kesiapsiagaan dan respon cepat terhadap pencemaran lingkungan/bencana
kumulatif sampai dengan tahun ini adalah 50 kejadian.
4) Jumlah kemampuan rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan 85%
3. Jumlah kinerja pengembangan teknologi laboratorium (PTL) dengan :
1) Jumlah kemampuan uji laboratorium kesehatan lingkungan dan penyakit potensial
wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko kesehatan
lingkungannya 95%
2) Jumlah kemampuan uji kendali mutu dan kalibrasi 95%
3) Jumlah parameter terakreditasi 85%
4) Jumlah tenaga teknis tersertifikasi 85%.
5) Jumlah binatang uji coba 100 %
4. Jumlah dukungan administrasi dan manajemen dengan :
1) Jumlah peralatan esensial dan sarana penunjang operasional 1 PT
2) Jumlah penyelenggaraan pelatihan teknis bidang PP & PL 15 jenis
6
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Capaian Kinerja BBTKLPP Jakarta disusun berdasarkan data kinerja Kegiatan Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Data dimaksud diuraikan dalam pengukuran kinerja
kegiatan dan Pengukuran pencapaian sasaran selama 1(satu) tahun anggaran, yaitu tahun
2014. Capaian Kinerja Kegiatan diperoleh melalui perhitungan persentase pencapaian
rencana tingkat capaian (target) setiap indikator kinerja, baik input maupun output, yaitu
membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, membandingkan antara
realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir, membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah, analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
serta alternative solusi yang telah dilakukan, analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya,
dan analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian
pernyataan kinerja.
Hasil Pengukuran Indikator Kinerja Utama sebagai berikut
Jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah,
penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungannya
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :
Target : 12.000 sampel (100%)
Realisasi : 13.078 sampel
% Capaian : 13.078/12.000 x 100% = 108,98%
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 60% 75% 80% 100% 100%
REALISASI KINERJA 71,33% 128,41% 223,04% 117,7% 108,98%
%CAPAIAN KINERJA 118,8% 171,2% 277,3% 117,7% 108,98%
Trend jumlah pemeriksaan laboratorium cenderung meningkat dari tahun 2010 – 2012,
sedangkan tahun 2013 sampai 2014 cenderung menurun. Penurunan ini karena adanya
kebijakan untuk tidak mengejar kuantitas pemeriksaan laboratorium dari eksternal, tapi
7
lebih fokus pada pemeriksaan laboratorium dari hasil kegiatan bidang dan peningkatan
kualitas pemeriksaan laboratorium.
Hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan setiap indikator kinerja kegiatan sebagai
berikut:
A.1. BIDANG SURVEILANS EPIDEMIOLOGI :
1. Jumlah KLB yang direspon < 24 jam.
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :
Target : 90%
Realisasi : 100%
% capaian : 100/90 x 100% = 111,11%
Realisasi 100% didapat dari 7 KLB yang dilaporkan semuanya direspon
7 KLB yang direspon yaitu :
a) KLB Difteri Kota.Bogor
b) KLB Leptospirosis DKI Jakarta
c) KLB Difteri Kab.Lebak
d) KLB Flu Burung DKI Jakarta
e) KLB Malaria Kab. Pesawaran
f) KLB Difteri Kab.Lebak
g) KLB Diare Kab. Pandeglang
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 50% 70% 75% 80% 90% REALISASI KINERJA 57% 83% 83,34% 88,89% 100%
%CAPAIAN KINERJA 114% 118,57% 111,1% 111,1% 111,1%
Tren realisasi kinerja cenderung meningkat periode 2010 sampai dengan 2014. Hal
ini dimungkinkan karena telah terjalin komunikasi yang efektif dan jejaring surveilans
epidemiologi yang cukup antara SE BBTKLPP Jakarta dengan unit-unit surveilans di
wilayah layanan maupun di unit utama. Wilayah layanan mulai mempercayai
kemampuan SE BBTKLPP Jakarta dalam melakukan kerjasama penyelidikan
epidemiologi, observasi faktor risikonya yang berbasis laboratorium.
8
Telah terjalin kesepakatan koordinasi dengan wilayah layanan Prov/Kab/Kota
terkait, apabila terjadi KLB penyakit dan Keracunan Makanan yang tidak dapat
ditanggulangi oleh sumber daya sendiri, akan berkoordinasi dengan BBTKLPP Jakarta.
Hal ini juga ditunjang dengan kemampuan BBTKLPP Jakarta yang meningkat dalam
melakukan penanggulangan KLB/Bencana dan cepat merespon KLB yang terjadi di
wilayah layanannya.
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
a) Masalah yang dihadapi :
1) Kesulitan melakukan investigasi karena adanya penolakan oleh pengelola
lokasi/ perusahaan untuk dilakukan wawancara, diambil sampel untuk
kebutuhan penyelidikan epidemiologi ( PE ), karena dianggap sedang
berurusan dengan hukum.
2) Informasi waktu kejadian KLB diterima sering terlambat sehingga sulit
menemukan bukti-bukti / sampel yang representatif mendukung
penyelidikan epidemiologi (PE).
3) Keterbatasan kemampuan pemeriksaan laboratorium bidang penyakit dapat
menyulitkan penyelidikan epidemiologi yang dilaksanakan.
b) Alternatif solusi yang dilakukan :
1) Meningkatkan komunikasi efektif antara BBTKLPP dengan LP-LS di daerah
layanan seperti pelayanan melalui telepon on line 24 jam.
2) Mengembangkan kemampuan pemeriksaan laboratorium bidang penyakit
khususnya penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB.
2. Jumlah kajian dan analisis faktor risiko penyakit di Kab/Kota
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :
Target : 25%
Realisasi : 51,47%
% capaian : 51,47/25 x 100% = 205,9%
Target kumulatif kajian tahun 2014 sebesar 25% (25% x 68 kab/kota = 17 kajian di
kab/kota), realisasi kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 51,47%. (51,47% x 68 kab/kota=
35 kajian di kab/kota). Realisasi kumulatif s.d tahun 2013 sebesar 42,65% (29 kajian di
kab/kota). Jumlah kajian selama tahun 2014 sebanyak 6 kajian di kab/kota yaitu :
1) Kajian Faktor risiko DBD di Kota Tasikmalaya
9
2) Kajian Faktor Risiko Filariasis di Kab. Pandeglang
3) Kajian Faktor Risiko TB di Kota Sukabumi
4) Kajian Faktor Risiko PTM di Kota Cilegon
5) Kajian Faktor Risiko PTM di Kota Bandung
6) Kajian Faktor Risiko PTM di Jakarta Timur.
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 4% 10% 15% 20% 25% REALISASI KINERJA 4,4% 16,18% 16,18% 42,6% 51,47%
%CAPAIAN KINERJA 110% 161,8% 107,9% 213% 205,9%
Tren kecenderungan realisasi kinerja kajian dan analisis faktor risiko penyakit
dari tahun 2010 sampai dengan 2014 meningkat tajam. Hal ini menunjukkan
peningkatan sumber daya yang ada baik dari segi kuantitas anggaran maupun kapasitas
tenaga teknis surveilans epidemiologi serta laboratorium. Berdasarkan data yang ada,
peningkatan ini karena jumlah kabupaten/kota yang dilakukan kajian bertambah dari
segi kuantitasnya. Tahun 2010 hanya 2 (dua) kajian di 2 (dua) kab/kota, tahun 2011 ada
2 (dua) kajian di 3 (tiga) kab/kota. Hal ini juga menunjukkan mulai meningkat
kepercayaan kab/kota layanan kepada surveilans epidemiologi untuk bersama
melakukan kajian faktor risiko penyakit berbasis laboratorium.
Realisasi kinerja tahun 2011 dan tahun 2012 sama, dikarenakan jenis kajiannya
bertambah namun jumlah kab/kota lokasi kajian tetap. Sehingga dalam perhitungan
persentase capaian kinerja relatif menurun karena merupakan kumulatif dari tahun
sebelumnya.
Realisasi kinerja cenderung meningkat tajam pula dari tahun 2012 ke tahun
2013. Berdasarkan analisis data yang ada, pada tahun 2013 tercapai pelaksanaan 7
(tujuh) jenis kajian di lokasi 13 (tigabelas) kabupaten/kota. Peningkatan yang signifikan
ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan dan kebutuhan unit utama kepada UPT
dalam mendukung pelaksanaan program dan output kinerja PP dan PL. . Hal ini juga
menunjukkan jejaring dan kemitraan dengan LP-LS di wilayah layanan meningkat
dengan meningkatnya jumlah kab/kota yang dilakukan kajian karena adanya pula
kebutuhan wilayah layanan untuk dilakukan kajian faktor risiko penyakit berbasis
laboratorium oleh BBTKLPP Jakarta. Disatu sisi dengan banyaknya animo wilayah
10
layanan untuk dilakukan kajian factor risiko penyakit berdampak pada kebutuhan
alokasi dana yang lebih besar dalam kajian faktor risiko penyakit
Realisasi kinerja tahun 2014 relatif stabil, hal ini menunjukkan stabilitas
dukungan anggaran oleh unit utama kepada BBTKLPP Jakarta dalam pelaksanaan tusi
kajian faktor risiko penyakit.
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
a). Masalah yang dihadapi :
Faktor Internal :
- Keterbatasan anggaran yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah Kab/Kota
yang dilayani terutama untuk wilayah layanan yang diluar pulau Jawa
- Belum semua Kabupaten Kota wilayah layanan terfasilitasi kajian faktor risiko
penyakit karena terbatasnya anggaran dan SDM
- Kemampuan dan sarana prasarana laboratorium pengendalian penyakit masih
terbatas, belum mendukung semua pemeriksaan agent penyakit dan faktor
risikonya, termasuk deteksi agent di media lingkungan
- SDM Epidemiolog baik jumlah dan skill rasionya tidak sesuai dengan beban
kerjanya
- Belum mempunyai sentinel unit di wilayah layanan untuk mengkaji faktor
risiko penyakit secara rutin dan berkala karena keterbatasan anggaran
Faktor Eksternal :
- Belum semua Subdit DitJen PPPL memberikan Output Perencanaan BBTKLPP
yang sesuai dengan kemampuan BBTKLPP, sehingga tidak sesuai dengan
permintaan daerah layanan kepada BBTKLPP Jakarta dalam melakukan kajian
faktor risiko penyakit sesuai permasalahan yang ada di daerah tersebut.
- Belum semua subdit memberikan bimbingan evaluasi, monitoring dan
supervisi program pengendalian penyakit kepada BBTKLPP dalam
keterlibatannya sebagai UPT
b). Alternatif Solusi yang dilakukan.
Faktor Internal :
- Solusi untuk keterbatasan anggaran yang diberikan, focus pada pemilihan
wilayah kajian sesuai dengan analisis masalah dan kebutuhan wilayah layanan,
11
berdasarkan anggaran yang ada, koordinasi dengan pihak Dinkes Provinsi
wilayah layanan dan Subdit terkait dalam pemilihan kabupaten lokasi kajian.
- Melakukan jejaring dan pengembangan teknik laboratorium penyakit dan
meningkatkan kapasitas petugas laboratorium ke beberapa laboratorium
rujukan penyakit.
- Penambahan jumlah staf epidemiologi dan peningkatan kapasitas dengan
pelatihan PAEL, jafung epidemiologi, GIS
- Bermitra dengan Poltekkes sebagai human source di daerah layanan untuk
melakukan kegiatan bersama
- Bermitra dengan akademisi, yang mengirimkan mahasiswa-mahasiswanya
untuk magang dan penyusunan skripsi/tesis
- Berintegrasi dengan Dinkes, Poltekes dan lintas sector terkait di wilayah
layanan untuk membuat wilayah binaan/percontohan
Faktor Eksternal
- Sosialisasi dengan Subdit-subdit Ditjen PPPL tentang potensi dan kemampuan
BBTKLPP Jakarta dalam pengendalian penyakit mendukkung program PPPL
- Mulai banyak keterlibatan BBTKLPP Jakarta dalam survey-survey penyakit
mendukung program Ditjen PPPL, khususnya P2B2 dan PTM
- Keterlibatan BBTKLPP Jakarta dalam Pelatihan-pelatihan program
pengendalian penyakit yang diselenggarakan Ditjen PPPL
3. Jumlah kegiatan kewaspadaan dini penyakit potensial wabah secara
berkesinambungan pada kab/kota :
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :
Target : 60%
Realisasi : 73,5%
% Capaian : 73,5/60 x 100% = 122,5%
Target kumulatif s.d tahun 2014 sebesar 60% (60% x 68 kab/kota = 41 kegiatan).
Realisasi kumulatif s.d tahun 2014 sebesar 73,5% (73,50% x 68 kab/kota = 50
kegiatan). Realisasi kumulatif kegiatan kewaspadaan dini s.d tahun 2013 sebesar
63,2% (43 kegiatan). Jumlah kegiatan kewaspadaan dini selama tahun 2014 sebanyak 7
kab/kota, yaitu :
12
a) SKD Kab. Pangandaran
b) SKD Kab. Ciamis
c) SKD Kab. Tanggamus
d) SKD Kab. Kayong Utara
e) SKD Kota Depok
f) SKD Kab. Cianjur
g) SKD Natal/Tahun Baru Kab. Bandung Barat
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 10% 30% 40% 50% 60% REALISASI KINERJA 10,3% 72,05% 35,30% 63,2% 73,5%
%CAPAIAN KINERJA 103% 240,16 % 88,3% 126,5% 122,5%
Terjadi fluktuatif pencapaian target periode 2010-2012. Tahun 2011 pencapaian
kinerja lebih dari 200%, sementara tahun 2012 menurun menjadi 88,3%. Hal ini
disebabkan penganggaran meningkat pada tahun 2011 dan lokasi kegiatan lebih
banyak di wilayah layanan dalam sosialisasi dan diseminasi tentang tupoksi BBTKLPP
Jakarta. Tahun 2012 terjadi efisiensi anggaran yang berdampak terhadap penurunan
pencapaian kinerja.
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
a). Masalah yang dihadapi :.
Keterpenuhan data pada saat pengumpulan data di lapangan sering tidak tercapai
sesuai harapan, karena petugas daerah pengelola data (pemegang program)
sedang tidak ada di tempat sehingga data tidak terkumpul dengan baik.
Kebijakan Sistem surveilans nasional mengatur bahwa daerah tidak ada keharusan
mengirimkan data ke B/BTKLPP sehingga prinsip kewaspadaan terhadap penyakit
dengan kegiatan pengumpulan data secara terus-menerus di B/BTKLPP sulit
terwujud.
13
a. Alternatif solusi yang dilakukan :.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi/mendatangi wilayah layanan.
Pembuatan website yang dapat diakses untuk menampung data dari daerah.
Usulan penguatan fungsi B/BTKLPP pada sistem surveilans nasional.
4. Jumlah jejaring kemitraan surveilans epidemiologi dengan provinsi/kab/kota
wilayah layanan.
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :
Target : 70%
Realisasi : 98,62%
% capaian : 98,62/70 x 100% = 140,9%
Target yang ditetapkan sebesar 70% sedangkan realisasi 98,6% diperoleh dari
perhitungan : Jumlah jejaring tahun 2014 dari total undangan yang masuk sebanyak 400
undangan dan yang direspon/dihadiri sebanyak 400 undangan dan pertemuan yang
dilaksanakan oleh BBTKLPP Jakarta mengundang 316 peserta, yang hadir sebanyak 306
peserta. Realisasinya adalah (400+306)/(400+316) x 100% = 98,62%
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 30% 40% 50% 60% 70% REALISASI KINERJA 36,7% 60% 73% 96% 98,62%
%CAPAIAN KINERJA 122% 150% 146% 160% 140,9%
Tren pencapaian realisasi kinerja jejaring kemitraan surveilans epidemiologi dengan
wilayah layanan meningkat tajam mulai tahun 2010 sampai dengan 2014. Secara
keseluruhan menunjukkan adanya peningkatan sosialisasi dan diseminasi BBTKLPP
Jakarta dengan provinsi/kabupaten/kota wilayah layanannya, sehingga komunikatif
efektif pun meningkat dalam kerjasama melaksanakan tusi masing-masing demi
pemecahan masalah kesehatan masyarakat. Hal ini juga menunjukkan peningkatan
kepercayaan dan kebutuhan kepada BBTKLPP Jakarta, baik oleh wilayah layanan
maupun unit utama, dalam melaksanakan surveilans faktor risiko berbasis laboratorium
14
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
a). Masalah yang dihadapi :
Faktor Internal :
- Keterbatasan anggaran yang diberikan, tidak dapat mengcover semua
Kabupaten Kota yang dilayani dalam pertemuan jejaring di awal dan diakhir
tahun dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan/program di wilayah layanan
Faktor Eksternal :
- Cepatnya rotasi pejabat struktural pada beberapa Provinsi dan Kab/Kota
wilayah layanan BBTKLPP Jakarta, menyebabkan harus selalu melakukan
koordinasi, jejaring, sosialisasi
b). Alternatif solusi yang dilakukan :
Faktor Internal :
- Mengirimkan surat penyampaian kegiatan BBTKLPP Jakarta per provinsi
wilayah layanan
- Melakukan koordinasi langsung ke Dinkes Provinsi dan Kab/Kota terkait
Faktor Eksternal :
- Selalu melakukan komunikasi efektif, koordinasi dan diseminasi informasi
kepada seluruh dinkes wilayah layanan
- Pengembangan media diseminasi melalui website, bulletin yang dikirimkan ke
seluruh wilayah layanan
- Peran aktif dalam pertemuan-pertemuan rakerkesnas, teknis program PPPL,
kegiatan-kegiatan ilmiah, dan pelaksana teknis program PPPL di daerah, serta
penanggulangan KLB/bencana/kesehatan matra di wilayah layanan
- Aktif mengikuti pameran pada HKN atau hari-hari penting di wilayah layanan,
dapat masuk dalam Rakerkesda wilayah layanan untuk sosialisasi.
15
A.2. BIDANG ADKL :
1. Jumlah kajian dan evaluasi dampak kesehatan lingkungan.
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :
Target : 80 Lokasi/kawasan
Realisasi : 111 lokasi/kawasan
% capaian : 111/80 x 100% = 138,75%
Target kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebanyak 80 lokasi. Realisasi kumulatif
sampai tahun 2014 sebanyak 111 lokasi. Realisasi kumulatif s.d tahun 2013 sebanyak 97
Lokasi. Kajian yang dilaksanakan selama satu tahun (2014) sebanyak 14 lokasi terdiri
dari :
a) Kajian dan Evaluasi dampak kesling Lokasi PDAM di Kab. Majalengka
b) Kajian dan Evaluasi dampak kesling di lokasi RS Banten
c) Kajian dan Evaluasi dampak kesling di Lokasi pemukiman pengguna PAM di Kota
Tasikmalaya
d) Kajian dan Evaluasi dampak kesling udara di lokasi pemukiman sekitar industri di
Cilegon
e) Penerapan TTG di wiltoh kab. Bandung
f) Penerapan TTG di kawasan desa Babakan Asem Kab. Tangerang Banten
g) Penerapan TTG wiltoh di kawasan desa Pasir Jambu + desa Cilengkrang kab.
Bandung Jabar
h) Penetapan TTG di kawasan desa Nagrak dan Sukarame Kab. Bandung Jabar
i) Kajian dan evaluasi dampak Kesling makanan dan minuman di kawasan kantin
Rutan dan LP di DKI Jakarta ( Rutan Salemba, Rutan Pondok Bambu)
j) Kajian dan evaluasi dampak Kesling makanan dan minuman di kawasan kantin RS
(RSCM, RS Fatmawati & RS Persahabatan)
k) Kajian dan evaluasi dampak Kesling makanan dan minuman di kawasan kantin
P2PL dan Kemenkes Kuningan Jakarta
l) Kajian dan evaluasi dampak Kesling depot air minum di Kab. Serang, Kab. Tulang
Bawang dan Kota Bandung)
m) Pemetaan depot air minum di Kab Tasikmalaya
n) Kajian dan evaluasi dampak kesling STBM di Kab. Ciamis Jabar.
16
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 23 Kawasan 33 Kawasan 56 Kawasan 72 Kawasan 80 Kawasan REALISASI KINERJA 23 Kawasan 52 Kawasan 59
Kaawasan 97 Kawasan 111 kawasan
%CAPAIAN KINERJA 100% 157,5% 105,36% 134,7% 138,75%
a) Kawasan dihitung berdasarkan kawasan yang dilakukan kajian sehingga dapat
dilakukan pada banyak kawasan
b) Meningkatnya jumlah anggaran sehingga jumlah lokasi pelaksanaan meningkat
dan jumlah kawasan kajian juga ikut meningkat
c) Pada tahun 2014 menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan pada tahun
2013 (14 kawasan), hal ini bukan terjadi karena penurunan jumlah kawasan
tetapi karena satu kawasan saat ini dihitung menjadi satu kawasan karena target
yang sudah tercapai
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
a) Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
- Pada kawasan tertentu terkadang belum ada kerja sama dengan Dinas
Kesehatan sehingga tidak diperbolehkan untuk melakukan
kajian/mengambil sampel didaerah tersebut.
- Kajian pada perusahaan/instansi akan lebih sulit untuk dilakukan karena
membutuhkan koordinasi dengan lintas sektor.
- Pada tahun awal anggaran masih terbatas sehingga lokasi kawasan
pelaksanaan terbatas.
- Pelaksanaan kegiatan harus disesuaikan dengan jadwal kegiatan Dinas
Kesehatan setempat sehingga terkadang mundur dari jadwal yang sudah
dibuat.
b) Alternatif Solusi
- Memberikan saran kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan jejaring
dengan lintas sektor yang terkait dengan bidang kesehatan (seperti : sektor
industri dan LH)
- Membuat jadwal alternatif untuk pelaksanaan kegiatan
17
- Saat jumlah anggaran masih sedikit, satu kawasan dapat dihitung lebih dari
satu kali sesuai dengan frekuensi pelaksanaan agar dapat mencapai target
- Membuat jadwal alternative untuk pelaksaan kegiatan
2. Jumlah kajian dan evaluasi pengendalian FRKL (Faktor Risiko Kesehatan
Lingkungan)
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :
Target : 75%
Realisasi : 100%
% capaian : 100/75 x 100% = 133,33%
Target kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebesar 75% (75% x 68 kab/kota = 51
kab/kota), realisasi kumulatif s.dn tahun 2014 sebesar 100% ( 68 kajian di kab/kota).
Realisasi Jumlah kajian dan evaluasi pengendalian FRKL s.d. tahun 2013 sebesar 73,5%
(50 kab/kota). Kajian yang dilaksanakan selama satu tahun (2014) sebanyak 22 kajian
di Kab/kota terdiri dari :
a) SFRKL Air PAM di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
b) SFRKL Air PAM di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat
c) SFRKL Air PAM di Kota Depok, Jawa Barat
d) SFRKL Air PAM di Kota Singkawang, KalimantannBarat
e) SFRKL Air PAM di Kabupaten Pesawaran, Lampung
f) SFRKL udara di Kota Cilegon, Banten
g) SFRKL Pelayanan Kesehatan di Kab Tangerang, Banten
h) SFRKL Pelayanan Kesehatan di Kab Serang, Banten
i) SFRKL Pelayanan Kesehatan di Kota Serang, Banten
j) SFRKL Pelayanan Kesehatan di Kab Pandeglang, Jawa Barat
k) SFRKL Pelayanan Kesehatan di Kab Lebak, Banten
l) SFRKL Pelayanan Kesehatan di Kab Cirebon, Jawa Barat
m) SFRKL Pelayanan Kesehatan di Kab Kuningan, Jawa Barat
n) SFRKL Pelayanan Kesehatan di Kab Purwakarta, Jawa Barat
o) SFRKL Pelayanan Kesehatan di Kab Karawang, Jawa Barat
p) Pemetaan Depot Air Minum di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
q) Pemetaan Depot Air Minum di Kabupaten Serang, Jawa Barat
r) Pemetaan Depot Air Minum di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung
s) Pemetaan Depot Air Minum di Kota Bandung, Jawa Barat
t) Pemetaan Depot Air Minum di Jakarta Barat, DKI Jakarta
18
u) SFRKL STBM di Kab. Ciamis Jawa Barat
v) SFRKL udara di Kab. Bekasi, Jawa Barat.
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 17% 36,76% 54% 69% 75% REALISASI KINERJA 16,67% 41,67% 54,40% 73,53% 100%
%CAPAIAN KINERJA 98% 113,36% 100,74% 106,5% 133,33%
Setelah dihitung secara akumulatif lima tahun, ternyata kajian belum dilakukan di
semua Kabupaten/Kota wilayah layanan BBTKLPP Jakarta. Hal ini disebabkan
karena kajian dapat dilakukan lebih dari satu kali pada satu Kabupaten/Kota. Jadi
kajian belum 100% dilakukan di wilayah layanan semua Kabupaten/Kota.
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
a) Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
- Data sanitasi dasar di Dinas Kesehatan terkadang belum data terbaru
sehingga berbeda dengan data di lapangan.
- Depot Air Minum Isi Ulang belum semuanya terdaftar di Dinas Kesehatan
sehingga terkadang enggan untuk diperiksa kualitas airnya.
- PDAM di Kota masih menjadi satu dengan PDAM Kabupaten sehingga harus
melakukan koordinasi dengan dua Dinas Kesehatan.
- Kawasan industri yang berpotensi menimbulkan pencemaran tidak
bersedia di ambil sampel udara di dalam kawasan sehingga sampel diambil
di sekitar kawasan.
- Kajian dilakukan pada Kabupaten/Kota yang sama
b) Alternatif Solusi
- Memberikan saran kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan update data
sarana prasarana terkait sanitasi dasar
19
- Memberikan saran kepada Dinas Kesehatan agar melakukan pencatatan
TTU, TPM, Depot Air Minum Isi Ulang dan lain-lain setiap tahun sehingga
apabila terdapat peningkatan jumlah sarana dapat tercatat.
- Meminta Dinas Kesehatan terkait untuk melakukan koordinasi dengan
Dinas Kesehatan dan PDAM terkait dan membangun jejaring dalam
melakukan pengawasan kualitas air minum
- Memberikan saran kepada Dinas Kesehatan untuk meningkatkan
koordinasi dan jejaring dengan lintas sektor, terutama dengan bidang yang
terkait dengan bidang kesehatan seperti perindustrian dan lingkungan
hidup
- Melakukan kajian pada Kabupaten/Kota yang belum pernah dilakukan
kajian
3. Jumlah kesiapsiagaan & respon cepat terhadap situs/pencemaran
lingkungan/bencana.
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini : Target : 50 Kejadian
Realisasi : 62 Kejadian
% capaian : 124%
Target kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebanyak 50 kejadian, realisasi kumulatif
s.d tahun 2014 sebesar 62 kejadian. Realisasi kumulatif s.d tahun 2013 sebanyak 48
kejadian. Respon cepat yang dilaksanakan selama satu tahun (2014) sebanyak 15
kejadian terdiri dari :
a) Rapid asssement banjir di Kel. Pangadegan Kec.Pancoran, Jakarta Selatan
b) Rapid assessment banjir di Posko Pengungsian, Dinas Olah raga & GOR Jakarta Timur
c) Rapid assessment pencemaran gas di klinik Sapta Prima, Kota Bekasi
d) Fogging dalam rangka perkemahan Bakti Wira Kartika, Tingkat Nasional, Cibubur,
Jakarta Timur.
e) Persiapan Haji di Asrama Haji PondokGede
f) Persiapan Haji di Aero Caterig Service, Kab. Tangerang
g) Situasi khusus Haji di Asrama Haji PondokGede
h) Situasi khusus Haji di Aero Caterig Service, Kab. Tangerang
i) Persiapan haji di asrama Haji Jakarta-Bekasi, Kota Bekasi
j) Pelaksanaan pemeriksaan haji di Asrama Haji Jakarta-Bekasi, Kota Bekasi
k) Pencemaran gas di Kab. Purwakarta
20
l) Rapid assesment kabut asap di Kab. Pontianak
m) Pengambilan sampel di Dit. P2PL, Jakarta Pusat.
n) Kesiapsiagaan di Kab. Pontianak
o) Pencemaran merkuri, di Kab. Lebak, Banten
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 10 Kejadian 21 Kejadian 33 Kejadian 46 Kejadian 50 Kejadian REALISASI KINERJA 10 Kejadian 22 Kejadian 33 Kejadian 48 Kejadian 63 Kejadian
%CAPAIAN KINERJA 100% 105% 100% 104,35% 126%
a) Target selalu tercapai untuk Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan
Situasi Khusus/Bencana/Pencemaran karena masih sering terjadi
bencana/pencemaran di wilayah layanan BBTKL PP Jakarta
b) Terdapat bencana yang rutin seperti banjir sehingga setiap tahun pasti terjadi
bencana
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
a) Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
- Jumlah anggaran semakin meningkat sehingga jumlah SFRKL Situasi
Khusus/Bencana/Pencemaran semakin meningkat
- Terdapat bencana yang sudah rutin terjadi sehingga sudah dipersiapkan di
awal tahun
- Penyebab terjadinya pencemaran, terutama udara terkadang tidak
ditemukan karena informasi terlambat diterima
- Terdapat pencemaran terkait parameter yang tidak dapat diperiksa oleh
BBTKLPP Jakarta atau dapat diperiksa tetapi limit deteksi alat terlalu besar
b) Alternatif Solusi
- Mempersiapkan untuk bencana banjir, mulai dari rapid assessment, buffer
stock sampai dengan alat RO untuk penanggulangan banjir
- Meningkatkan jejaring dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sehingga
dapat segera diinformasikan bila terdapat kejadian pencemaran
- Meningkatkan kemampuan laboratorium BBTKLPP Jakarta
21
4. Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan.
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini : Target : 85%
Realisasi : 116%
% capaian : 136,47%
Target kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebanyak 85% (85% x 25 rancang bangun =
22 rancang bangun), realisasi kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebanyak 29 rancang
bangun. Realisasi kumulatif s.d tahun 2013 sebanyak 18 rancang bangun. Rancang
bangun model dan teknologi tepat guna yang dilaksanakan selama satu tahun 2014
sebanyak 11 rancang bangun terdiri dari :
a) Teknologi pengolahan IPAL Tahu di Kel. Purwoasri, Metro Utara Kota Metro,
Lampung
b) Pengolahan air komunal kapasitas 200 l/air di Kel. Purwoasri, Metro Utara Kota
Metro, Lampung
c) Teknologi biogas plat di Kel. Karangrejo, Kec.Metro Utara, Kota Metro, Lampung
d) Teknologi biogas plat dan biogas terpal di Kel. Banjarsari, Metro Utara, Kota Metro,
Lampung.
e) Reaktor biogas dari limbah kotoran sapi di desa Ciporeat, Kec. Cilengkrang, Kab.
Bandung, Jawa Barat.
f) Jamban dan septic Tank komunal di desa Pasir Jambu, Kec. Pasir Jambu, Kab.
Bandung, Jawa Barat
g) TTG Penyediaan air bersih hidram (hidraulic Ram) di desa Pasir Jambu, Kec. Pasir
Jambu, Kab. Bandung, Jawa Barat
h) Teknologi pengolahan air minum di desa Babakan Asem, Kec. Teluknaga, Kab.
Tangerang, Banten
i) Teknologi septictank komunal di desa Sukarame, Kec. Pacet, Kab. Bandung, Jawa
Barat
j) Teknologi septictank komunal di desa Nagrak, Kec. Pacet, Kab. Bandung, Jawa Barat.
k) Digester Biogas dari Tinja di desa Nagrak, Kec. Pacet, Kab. Bandung, Jawa Barat.
22
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 40% 50% 60% 75% 85% REALISASI KINERJA 44% 52% 60% 72% 116%
%CAPAIAN KINERJA 110% 104% 100% 96% 136,47%
Realisasi target hampir tercapai setiap tahun kecuali tahun 2013 dimana realisasi
kinerja hanya 72% dari target yang ditetapkan sebesar 75%. Hal ini menyebabkan
capaian kinerja tidak mencapai 100% oleh karena keterbatasan anggaran dan sumber
daya (SDM) untuk menambahkan kegiatan rancang bangun di tahun 2013.
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
a) Penyebab Keberhasilan / Kegagalan
- Meningkatnya anggaran ditahun 2014
- Meningkatnya kemampuan BBTKLPP Jakarta dalam mengembangkan
teknologi tepat guna
- Menyesuaikan jenis TTG dengan permasalahan dimasyarakat/kebutuhan
masyarakat di wilayah layanan
- Menentukan lokasi TTG agar dapat dipelihara kelanjutannya oleh masyarakat
yang diberikan TTG
b) Alternatif Solusi
- Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat, melakukan survey
awal untuk penentuan lokasi TTG.
- Memilih lokasi yang lebih membutuhkan TTG dan sudah ada kelompok
masyarakat sehingga TTG yang diberikan terpelihara dan dapat dikembangkan.
- Sebelum membuat TTG melaksanakan pertemuan dengan masyarakat agar
masyarakat dapat berperan serta dan merasa memiliki TTG tersebut sehingga
dapat terus terawat dan terpelihara
23
A.3 . BIDANG PTL
1. Jumlah uji laboratorium kesehatan lingkungan dan penyakit potensial wabah,
penyakit Menular /tidak menular prioritas dan faktor resiko kesehatan
lingkungan.
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini : Target : 95%
Realisasi : 114,7%
% capaian : 114,7%/95% = 120,7%
Target kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebanyak 95% (95% x 150 = 143 uji lab
kesling dan penyakit, sedangkan realisasi kumulatif sampai dengan tahun 2014
sebanyak 114,7% (114,7% x 150 = 172) uji lab Kesling dan penyakit. Realisasi kumulatif
s.d tahun 2013 sebanyak 165 uji lab. Jumlah uji laboratorium kesehatan lingkungan dan
penyakit yang dilaksanakan selama satu tahun (2014) sebanyak 7 (172-165)
kemampuan uji lab terdiri dari : Boron, Barium (Ba), Stibium (Sb), Cobalt (Co), Talium
(Tl), TOC, Legionella.
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 60% 65% 70% 90% 95% REALISASI KINERJA 71,33% 88% 89% 122,2% 114,7%
%CAPAIAN KINERJA 118,8% 135,38% 127% 135,7% 120,7%
Realisasi terhadap kegiatan yang terkait dengan kemampuan uji laboratorium
kesehatan lingkungan dan penyakit potensial wabah, penyakit Menular /tidak
menular prioritas dan faktor resiko kesehatan lingkungan sejak 2010 sampai dengan
tahun 2014 telah mencapai target yang ditetapkan, bahkan sejak tahun 2010
sampai dengan tahun 2014 telah melampaui target yang ditetapkan dengan capai
kinerja melebihi 100 %.
24
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
Keberhasilan capaian kinerja kegiatan terkait dengan kemampuan uji laboratorium
kesehatan lingkungan dan penyakit potensial wabah, penyakit Menular /tidak
menular prioritas dan faktor resiko kesehatan lingkungan diakibatkan oleh beberapa
faktor antara lain:
a) Target yang direncanakan kecil, dengan memperhatikan kondisi anggaran saat
itu yang cukup kecil, jika target diperbesar terdapat kekhawatiran tidak tercapai.
Namun diperjalanan anggaran yang tersedia bertambah, tetapi target yang
direncanakan tidak direvisi.
b) Penambahan peralatan laboratorium
c) Peningkatan kemampuan uji laboratorium dilaksanakan dititikberatkan pada
optimalisasi peralatan laboratorium yang ada di BBTKLPP Jakarta.
d) Penambahan instalasi laboratorium yang terkait dengan penyakit, seperti :
instalasi laboratorium klinis, dan instalasi laboratorium mikro dan parasit.
Dengan berdirinya laboratorium tertentu terpicu menambah kemampuan uji
laboratorium untuk operasional laboratorium tersebut, sehingga secara langsung
menambah kemampuan uji laboratorium.
e) Kepercayaan pusat untuk mendukung kegiatan program yang terkait dengan
pemeriksaan ILI dan SARI, sehingga laboratorium terus memaksimalkan sumber
daya yang ada.
2. Jumlah uji kendali mutu dan kalibrasi
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :
Target : 95%
Realisasi : 343,5%
% Capaian : 343,5%/95% = 361,6%
Target kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebesar 95% (95% x 200) uji kendali mutu
dan kalibrasi = 190 uji kendali mutu), realisasi kumulatif sampai dengan tahun 2014
sebesar 343,5% (687/200 x 100%) uji kendali mutu dan kalibrasi. realisasi kumulatif s.d
tahun 2013 sebesar 580 uji, Jumlah uji kendali mutu dan kalibrasi yang dilaksanakan
selama satu tahun (2014) sebanyak 107 uji kendali mutu dan kalibrasi terdiri dari :
a) Kendali mutu ruangan :lab biologi, lab kimia, lab udara, lab kalibrasi, lab
instrumen, ruang media & reagensia.
25
b) Kendali mutu alat :lemari pendingi, BOD Incubator, lemari sampel,
refrigerator, oven, spektro, lemari spl, incubator, waterbath dan laminar.
c) Uji Banding dengan :BBTKL Surabaya (S04,sadah,Cl,pH, N02, NO3, NH3),
BBTKL Banjarbaru (Cl, Fe, Ni, Pb, Cu) antar lab di DKI dan sekitar
(Mn,Co,Pb,Cd,Cr,Zn,pH), BTKL Manado (Fe,Mn,Ni,Cu,Pb,Zn), BTKL PPMakasar
(Cl,Fe,Cu,Pb,Ni)
d) Uji profisiensi dgn LIPI :Air limbah (pH,Pb,Cr,Zn); air minum kemasan (Cd,Co,Mn)
e) Kalibrasi alat eksternal :termoglas,luxmeter,termo digital,HVAS starplex)
internal(spektrophotometer)
f) Kualitas aquades :DHL,pH,Cu,Cd,Cr total, Ni,Pb,Zn,Clor total,Amonia/nitrogen
organik
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
60% 70% 80% 90% 95% REALISASI KINERJA 60% 185% 128% 243,3% 343,5%
%CAPAIAN KINERJA 100% 264,3% 160% 270% 361,6%
Realisasi terhadap kegiatan yang terkait dengan uji kendali mutu dan kalibrasi sejak
2010 sampai dengan tahun 2014 telah mencapai target yang ditetapkan, bahkan
sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 telah melampaui target yang
ditetapkan dengan capai kinerja melebihi 100 %, walaupun pada tahun 2012 terjadi
penurunan, kemudian meningkat kembali hingga tahun 2014.
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
Keberhasilan capaian kinerja kegiatan terkait dengan kendali mutu dan kalibrasi
diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain :
a) Target yang direncanakan kecil, dengan memperhatikan kondisi anggaran saat
itu yang cukup kecil, jika target diperbesar terdapat kekhawatiran tidak tercapai.
Namun diperjalanan anggaran yang tersedia bertambah, tetapi target yang
direncanakan tidak direvisi.
26
b) Tuntutan akreditasi laboratorium sesuai dengan ISO 17025:2008, bahwa kendali
mutu dilakukan secara internal dan external. Kendali mutu internal tidak hanya
dilakukan pada perangkat (alat, metode, bahan, dokumen) pada saat pengujian
sampai dengan hasil pengujian keluar saja, tetapi terkait pula pada lingkungan
laboratorium, seperti : bagaimana kondisi kualitas dan kenyamanan ruang kerja
laboratorium (suhu, kelembaban, kebisingan, kandungan mikro dsb) sesuai
persyaratan.
c) Peningkatan kemampuan uji laboratorium terkait dengan penambahan instalasi
laboratorium baru, yang harus diikuti dengan kendali mutu maupun kalibrasi
peralatan yang digunakan dalam pengujian sehingga hasil pengujian dijamin
validitasnya.
d) Penambahan parameter terakreditasi pada tahun 2014 yang harus dipersiapkan
kualitasnya melalui pengendalian mutu dan kalibrasi alat terkait dengan jenis
parameter yang diusulkan.
e) Meningkatnya keikutsertaan pelaksanaan uji banding antar B/BBTKLPP dan uji
profesiensi yang diadakan oleh LIPI, KAN atau instansi lainnya.
3. Jumlah parameter yang terakreditasi
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini : Target : 85%
Realisasi : 107,5%
% capaian : 107,5%/85% = 126,5%
Target kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebanyak 85% (85% x 80 parameter = 68
parameter), sedangkan realisasi kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebanyak 107,5%
(107,5% x 80 = 86 parameter terakreditasi). Realisasi kumulatif s.d 2013 sebesar 55
parameter. Jumlah parameter yang terakreditasi selama satu tahun (2014) sebanyak 31
( 86 – 55 parameter ) terdiri dari :
Kimia : Air dan limbah : Suhu, TSS, TDS, PH, Salinitas, COD, BOD ,Cl, DO, SO4, Cu, Pb, Mn,
Fe, Cd, Zn,kesadahan,NH3-N,NO2-N,F,Ni,Arsen,Al,Se,Cr terlarut,Cr total,DHL, Surfaktan
amoniak,Crom Val 6, PO4, kekeruhan.
Biologi : Total coliform dan Fecal Coli dalam air, E.coli dalam makanan, E Coli dalam air,
angka kuman (usap).
Udara : Emisi gas buangan (SO2), udara ambient (SO2, Nox, H25, NH3, Ozon, TSP, Pb),
(HF, HCL, H25, NH3, kebisingan, debu, cahaya dan panas).
B3 : Preparasi TCLP, px.TCLP : Pb, Cu, Cd, Zn, Cr, Ag,, Hg, As, Se).
27
Suhu : Enclouser, Termometer digital, Termometer gelas.
Masa :Timbangan, anak timbangan
Volumetrik : pipet, labu ukur, buret
Instrumen : pH meter, Lux meter, spektrofotometer, konduktimeter, salinometer,
turbidimeter
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 50% 60% 70% 75% 85% REALISASI KINERJA 55% 55% 54% 91,7% 107,5%
%CAPAIAN KINERJA 110% 91,67% 77,14% 122,3% 126,5%
Dalam kurun waktu 5 tahun, realisasi terhadap kegiatan yang terkait dengan jumlah
parameter terakreditasi telah mencapai target yang ditetapkan, kecuali pada tahun
2011 (55%), dan 2012 (54%). Sedangkan % capaian kinerja dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012 terjadi penurunan capaian, kemudian pada tahun 2013 dan 2014
meningkat kembali dan 2014. Pada tahun 2010, 2013 dan tahun 2014 telah
melampaui target yang ditetapkan dengan capaian kinerja melebihi 100%.
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
Keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja kegiatan terkait dengan parameter yang
terakreditasi dari laboratorium penguji dan kalibrasi sesuai ISO 17025:2008
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a) Selama kurun waktu tahun 2010 – 2014, pada tahun 2011 dan 2012 persentase
capaian kinerja tidak tercapai, yaitu pada tahun 2011 (91,67%) dan tahun 2012
(77,14%), yang disebabkan laboratorium BBTKLPP Jakarta tidak mengusulkan
penambahan parameter terakreditasi, mengingat pada tahun 2010 telah
dilakukan asesmen dalam rangkah reakreditasi laboratorium penguji dan
sampai dengan awal tahun 2011 telah menindaklanjuti hasil temuan
ketidaksesuaian, para pemegang parameter keberatan untuk menambah
parameter,dan untuk sementara waktu lebih baik fokus mempertahankan
akreditasi saja.
28
b) Pada tahun 2011 dan 2012 lebih fokus kearah pengembangan kemampuan
pemeriksaan yang terkait dengan parameter pemeriksaan penyakit.
c) Pada tahun 2012 telah diusulkan penambahan parameter sebanyak 28
parameter, dan telah di surveilan oleh pihak KAN. Namun dalam
pelaksanaananya, hasil ketidaksesuaian yang ditemukan dan telah ditindak
lanjuti perbaikan temuan, sampai akhir tahun belum mendapatkan persetujuan
penambahan parameter, sehingga penambahan parameter tersebut belum dapat
ditambahkan kedalam realisasi kinerja (seharusnya menjadi 72
parameter=90%). Adapun parameter yang diusulkan berasal dari lab. kimia,
biologi, B3, dan udara.
d) Pada tahun 2013 dilakukan penelusuran ke KAN, dan mendapat respon dari KAN
bahwa parameter yang diusulkan tidak semua mendapat persetujuan KAN,
khususnya untuk parameter yang terkait dengan laboratorium udara dan
biologi, karena adanya masalah di internal KAN, tentang kompetensi asesor
kurang sesuai dengan bidangnya.
e) Parameter yang belum disetujui, pada tahun 2014 saat reakreditasi laboratorium
penguji telah diusulkan kembali, dan pada Oktober 2014 BBTKLPP Jakarta telah
mendapat surat keputusan dari KAN, tentang penambahan parameter dan saat
ini parameter laboratorium penguji menjadi 75 parameter dan laboratorium
kalibrasi menjadi 11 jenis alat kalibrasi.
f) Tuntutan penggunaan logo akreditasi KAN pada sertifikat hasil uji (SHU) sampel,
jika jumlah parameter yang terakreditasi sebanyak 60 % dari jumlah parameter
acuan Peraturan yang ada digunakan dalam SHU sampel.
4. Jumlah binatang uji
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :
Target : 100%
Realisasi : 100%
% capaian : 100%
Target kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebanyak 100% (15 binatang uji),
sedangkan realisasi kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebanyak 100%. Realisasi
kumulatif s.d 2013 sebanyak 12 binatang uji. Jumlah binatang uji selama satu tahun
(2014) sebanyak 3 binatang uji terdiri dari : tikus, lalat dan nyamuk penyebab malaria.
29
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 20% 27% 42% 85% 100% REALISASI KINERJA 20% 33,3% 73,3% 102,7% 100%
%CAPAIAN KINERJA 100% 123,3% 173,6% 120,8% 100%
Realisasi tehadap kegiatan yang terkait dengan binatang uji sejak tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014 telah mencapai target yang ditetapkan, bahkan pada tahun 2011,
2012 dan 2013 telah melampaui target yang ditetapkan dengan capaian kinerja lebih
dari 100%.
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
Keberhasilan capaian kinerja kegiatan terkait dengan binatang uji disebabkan oleh
beberapa factor, antara lain :
- Dukungan peralatan entomologi (alat uji) yang cukup memadai
- Kemampuan sumber daya manusia yang cukup baik
- Etos kerja yang bagus, walaupun dukungan dana cukup minim akan tetapi
mengoptimalkan kinerja pelaksana keiatan
- Kerjasama tim pelaksana yang cukup solid dan handal
5. Jumlah tenaga teknis yang kompeten (tersertifikasi)
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini : Target : 85%
Realisasi : 100%
% capaian : 117,6%
Target kumulatif sampai dengan tahun 2014 sebanyak 85% (85% x 80 tenaga kompeten
= 68 tenaga teknis kompeten), sedangkan realisasi kumulatif sampai dengan tahun 2014
sebanyak 100%. Jumlah tenaga teknis yang kompeten (tersertifikasi) selama satu tahun
(2014) sebanyak 149 tenaga teknisi terdiri dari :
30
1) Pelatihan SDM teknis :
a) Internal :
Peningkatan SDM teknis yang diselenggarakan di lingkungan kantor BBTKLPP
Jakarta, dengan cara mendatangkan narasumber. Kegiatan ini dilakukan mengingat
permintaan materi pelatihan tersebut cukup banyak dan bersifat umum. Selain itu
dalam rangka efisien anggaran dan menjangkau cakupan petugas, praktek materi
langsung menggunakan peralatan laboratorium. Adapun jenis pelatihan/inhouse
training yang telah diselenggarakan dan jumlah SDM yang mengikuti sbb :
BOD seed (8 Mei 2014) diikuti 16 orang,
MDL UB & UE (9 Mei) diikuti 25 orang
Kompetensi personil (7-8 Juli):
1. Gravi & Volum diikuti 25 orang ,
2. Mikrobiologi diikuti 7 orang,
3 AAS & Spektro diikuti 22 orang
Pengambilan sampel emisi sumber tidak bergerak (1-2 Sept) diikuti 18
orang,
Refresh ISO 17025:2008 diikuti seluruh karyawan BBTKLPP Jakarta
b) External :
Peningkatan SDM dilaksanakan dimana penyelnggaranya oleh instansi lain.
Adapun jenis pelatihan yang telah diselenggarakan dan jumlah SDM yang
mengikuti sbb :
Workshop metrologi Laboratorium Kalibrasi diikuti 2 orang,
Kultur Isolasi & pemurnian TB diikuti 1 orang,
Konfirmasi vektor dgn presipitin & elisa reader diikuti 6 orang
Kusta & Frambusia diikuti 5 orang.
2) Kompetensi SDM teknis :
Pelaksanaan kompetensi personil :
a) Gravi & Volum diikuti 6 orang
b) Mikrobiologi diikuti 5 orang.
c) 3 AAS & Spektro diikuti 13 orang.
31
b.Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 30% 50% 65% 75% 85% REALISASI KINERJA 46,2% 84,6% 112,82% 318,3% 100%
%CAPAIAN KINERJA 154% 169,2% 173,6% 424,4% 117,6%
Realisasi terhadap kegiatan yang terkait dengan jumlah tenaga teknis kompeten
yang bersertifikat sejak 2010 sampai dengan tahun 2014 telah mencapai target yang
ditetapkan, bahkan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 telah melampaui
target yang ditetapkan dengan capai kinerja melebihi 100 %.
c. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
Keberhasilan capaian kinerja kegiatan terkait dengan kendali mutu dan kalibrasi
diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Kebutuhan peningkatan SDM yang bersifat umum dan terkait orang banyak
dilaksanakan secara inhouse training.
b. Peningkatan anggaran peningkatan SDM.
A.4. BAGIAN TATA USAHA
a. Meningkatnya dukungan administrasi dan manajemen dengan :
1) Jumlah peralatan esensial dan sarana penunjang operasional 1 PT
Dari tahun 2010 – 2014 setiap tahun selalu ada pengadaan peralatan
laboratorium dan pendukung laboratorium
2) Meningkatnya kemampuan penyelenggaraan pelatihan teknis bidang PP dan PL
adalah 15 jenis pelatihan teknis dari 14 jenis pelatihan yang direncanakan (107,1
%).
32
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
Perbandingan antara realisasi dan capaian kinerja kemampuan penyelenggaraan
pelatihan teknis
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 7 Jenis 7 Jenis 12 Jenis 14 Jenis 15 Jenis REALISASI KINERJA 6 jenis 8 Jenis 17 jenis 15 jenis 15 jenis
%CAPAIAN KINERJA 85,7% .114,3% 141,7% 107% 100%
Trend capaian kemampuan penyelenggaraan pelatihan teknis dari tahun 2010 –
2012 cenderung meningkat dan dua tahun terakhir yaitu 2013-2014 tetap, hal ini
berhubungan dengan pendanaan yang meningkat dari tahun 2010-2012, dan dua
tahun terakhir pendanaan cenderung tetap.
B. REALISASI ANGGARAN
Target dan realisasi anggaran selama lima tahun (2010 – 2014)
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 TARGET 10.961.600.000 15.707.806.000 15.311.553.000 24.922.670.000 22.952.445.000
REALISASI 10.537.500.000 15.403.093.353 13.968.025.647 21.370.501.163 20.524.165.406 % 96% 98% 91% 86% 89,42%
Trend target anggaran yang didapat BBTKLPP Jakarta cenderung meningkat.
Peningkatan yang tertinggi pada tahun 2011 sekitar lima milyard untuk pengadaan alat
laboratorium. Tahun 2012 terjadi penarikan dana yang sudah dianggarkan ke satker
Ditjen PP dan PL pagu sekitar lima milyard untuk pembayaran tunjangan kinerja.
33
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Jakarta ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun
2014. Kinerja BBTKLPP Jakarta dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya diukur
berdasarkan tingkat penggunaan anggaran dan tingkat pencapaian kegiatan keluaran (output
kegiatan) selama periode 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014.
Pencapaian kinerja output pelaksanaan kegiatan pada Program Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan pada Tahun 2014 untuk semua indikator kinerja kegiatan sudah
tercapai dengan baik, bahkan persen capaian ada yang melebihi 100%.
Sehubungan tahun 2014 merupakan tahun terakhir untuk rencana lima tahunan, maka
dibuat analisis capaian kinerja indikator BBTKLPP Jakarta selama lima tahun ( 2010 – 2014).
Untuk pencapaian indikator kinerja kegiatan selama lima tahun terdapat tiga indikator yang
tidak mencapai hasil 100% yaitu indikator jumlah parameter yang terakreditasi, dimana persen
capaian untuk tahun 2011 dan 2012 tidak mencapai target karena pada tahun 2011 dan 2012
tidak ada penambahan parameter, karena fokus ke pengembangan kemampuan pemeriksaan.
Indikator jumlah kajian dan evaluasi pengendalian FRKL tahun tidak 100% capaiannya pada
tahun 2010 karena keterbatasan pendanaan serta Indikator jumlah rancang bangun model dan
teknologi tepat guna pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tidak tercapai 100 %
capaiannya pada tahun 2013 oleh karena keterbatasan anggaran dan sumber daya (SDM).
Untuk dapat meningkatkan capaian kinerja di BBTKLPP Jakarta pada tahun tahun
berikutnya, diharapkan meningkatkan sistem kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Dalam meningkatkan mutu perencanaan diharapkan perencanaan berdasarkan
evidance base, lebih mencurahkan konsentrasinya terhadap pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing, koordinasi rutin, peningkatan advokasi, sosialisasi, desiminasi
informasi dengan lintas program dan lintas sektor serta kegiatan yang terarah serta
berkesinambungan, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan menindak lanjuti hasil pertemuan
untuk koreksi dan perbaikan pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya.
34
LAMPIRAN :
A. PERJANJIAN KINERJA (Penetapan Kinerja) TAHUN 2014
Perjanjian Kinerja selama tahun 2014 yang di tanda tangani oleh Direktur Jenderal PP
dan PL dan Rencana Kerja Tahunan 2014 serta Penetapan Kinerja Tahun 2014
(Terlampir)