Upload
voxuyen
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota i
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota ini disusun
dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar
Sensus Ekonomi 2016 (Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini disusun sebagai
pedoman bagi BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan kegiatan
Pendataan UMK dan UMB SE2016.
Buku Pedoman ini memuat uraian tentang tujuan, konsep definisi,
organisasi lapangan, rekrutmen dan pelatihan petugas, metodologi, tahapan
kegiatan pencacahan dan pengolahan data serta informasi lain yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016. Kegiatan Pendataan
UMK dan UMB SE2016 mencakup seluruh unit usaha/perusahaan menengah dan
besar kecuali kategori G (dilakukan sampel) dan sampel usaha/perusahaan skala
mikro dan kecil yang berada dalam batas wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kepada semua jajaran, baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun
Kabupaten/Kota, agar dapat berpedoman pada buku ini dan bekerja dengan
sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya serta melakukan koordinasi
dengan pihak-pihak terkait, sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal sesuai
tujuan dan target yang telah ditetapkan.
Akhirnya, terima kasih dan apresiasi yang tinggi disampaikan kepada
seluruh jajaran BPS, BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota atas peran serta dalam
pelaksanaan kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016.
Jakarta, April 2017
Kepala Badan Pusat Statistik
Suhariyanto
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………….…………………………..…… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..………… v
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….…………… vi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….………… 1
1.1. Umum ……………………………………………………………………… 1
1.2. Landasan Hukum ………………………………………………………. 1
1.3. Tujuan ……………………………………………………………………… 1
1.4. Cakupan Wilayah ………………………………………………………. 2
1.5. Cakupan Unit usaha/perusahaan dan Aktivitasnya ………… 2
1.6. Karakteristik Usaha/Perusahan yang dikumpulkan ………… 3
1.7. Petugas Lapangan Pendataan UMK dan UMB SE2016……. 3
1.8. Jadwal Kegiatan ………………………………………………………… 4
1.9. Jenis Dokumen ……………………………………………….………… 5
1.10. Konsep dan Definisi …………………………………………………… 8
BAB II STRUKTUR DAN ORGANISASI LAPANGAN …………….…… 11
2.1. Struktur Organisasi Pendataan UMK dan UMB SE2016…… 11
2.2. Penanggung Jawab Pusat ………………………………………..… 11
2.3. Penanggung Jawab Daerah ………………………………..……… 12
BAB III REKRUTMEN DAN PELATIHAN PETUGAS …………………… 21
3.1. Rekrutmen ……………………………………………………………… 21
3.1. Alokasi Beban dan Kewajiban Petugas Lapangan ……….. 22
3.2. Persyaratan Umum Petugas Pendataan UMK dan UMB
SE2016 ……………………………………………………………………
22
3.3. Persyaratan Khusus Petugas Pendataan UMK dan UMB
SE2016 ……………………………………………………………………
23
3.4. Persyaratan Innas dan Petugas Pengolahan………………… 23
3.5. Pelatihan Petugas …………………………………………….……… 24
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota iv
BAB IV METODOLOGI …………………………………..…………….…… 25
4.1. Ruang Lingkup …………………………………………………….…… 25
4.2. Pendataan usaha/perusahaan Menengah dan Besar
(UMB) ……………………………………………………………………
29
4.3. Survei Usaha/Perusahaan Mikro dan Kecil (UMK) ……….. 51
BAB V PENGOLAHAN …………………………………………………..…. 67
5.1. Umum ………………………………………………………………………. 67
5.2. Jenis Dokumen ………………………………………………………….. 68
5.3. Metode Pengolahan …………………………………………………… 68
LAMPIRAN …………………………………………………………………..….… 73
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016 ………....... 4
Tabel 1.2 Daftar/Buku Pedoman Pendataan UMK dan UMB SE2016….... 5
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Arus Dokumen Pendataan UMK dan UMB SE2016 ……............. 7
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pendataan UMK dan UMB SE2016 ………… 11
Gambar 4.1 Diagram Alur Penentuan Unit Pencacahan UMK dan UMB…..... 26
Gambar 4.2 Diagram Alur Tata Cara Pencacahan SE2016-UMB-G.DSU ……. 45
Gambar 4.3 Diagram Alur Tata Cara Pencacahan SE2016-UMB-DSL .......... 46
Gambar 4.4 Diagram Alur Tata Cara Pencacahan SE2016-UMB untuk
Aktivitas Kantor Pusat ..........................................................
47
Gambar 4.5 Diagram Alur Penggunaan Daftar SE2016-UMB.SISIP ............. 49
Gambar 4.6 Diagram Alur Tata Cara Pencacahan SE2016-UMK-DSU........... 64
Gambar 5.1 Alur Pengolahan Data Pendataan UMK dan UMB SE2016 ……… 71
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 1
1 PENDAHULUAN
1.1. Umum
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan
Pusat Statistik (BPS) berkewajiban melaksanakan kegiatan Sensus Ekonomi (SE) pada
tahun yang berakhiran dengan angka enam. Sampai saat ini, BPS telah melaksanakan
amanat UU tersebut dan telah melaksanakan Sensus Ekonomi pada tahun 1986, tahun
1996, dan tahun 2006. Sensus Ekonomi yang dilaksanakan BPS pada tahun 2016
merupakan kegiatan Sensus Ekonomi yang keempat.
Kegiatan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) dilaksanakan secara bertahap, dimulai
dari kegiatan perencanaan dan persiapan pada tahun 2014, hingga kegiatan penyajian
dan diseminasi hasil pada tahun 2018. Pada Tahun 2016, BPS telah melaksanakan
kegiatan Listing Sensus Ekonomi Tahun 2016 yang disingkat dengan Listing SE2016.
Sedangkan kegiatan lanjutan SE2016 yang dilaksanakan pada tahun 2017 adalah
Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar SE2016 atau selanjutnya
disebut dengan Pendataan UMK dan UMB SE2016.
Dengan dilaksanakannya kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016 diharapkan
akan menghasilkan data rinci usaha/perusahaan Mikro Kecil dan Menengah Besar sebagai
dasar untuk perumusan berbagai kebijakan dan analisis secara makro maupun mikro.
Selain itu, hasil dari pendataan UMK dan UMB SE2016 ini juga digunakan sebagai
benchmarking dan basis data bagi berbagai survei lanjutan di bidang ekonomi.
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan SE2016 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.
1.3. Tujuan
Secara umum pendataan UMK dan UMB SE2016 bertujuan untuk mengetahui profil
usaha di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi
secara makro dan data yang dihasilkan akan digunakan sebagai acuan survei
selanjutnya. Pendataan UMK dan UMB SE2016 meliputi pengumpulan dan penyajian data
tentang kegiatan usaha/perusahaan UMK dan UMB secara rinci dan mutakhir menurut
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 2
kategori lapangan usaha (tidak termasuk kategori lapangan usaha pertanian) pada
tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
Secara khusus tujuan pendataan UMK dan UMB SE2016 adalah:
1. Mengetahui profil dan karakteristik usaha di Indonesia;
2. Memberi gambaran tentang level dan struktur ekonomi;
3. Mengetahui daya saing bisnis di Indonesia;
4. Mendapatkan struktur pengeluaran dan pendapatan dari kegiatan
usaha/perusahaan;
5. Mendapatkan gambaran permodalan, prospek dan kendala usaha/perusahaan;
6. Memperoleh data rinci usaha/perusahaan sebagai bahan perencanaan
pembangunan, baik mikro maupun makro;
7. Memperoleh benchmark dan basis data bagi berbagai survei lanjutan di bidang
ekonomi hingga Sensus Ekonomi selanjutnya.
1.4. Cakupan Wilayah
Cakupan wilayah kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016 dilaksanakan di 34
provinsi yang meliputi 514 kabupaten/kota di Indonesia.
1.5. Cakupan Unit Usaha/Perusahaan dan Aktivitasnya
Kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016 mencakup seluruh unit usaha/
perusahaan, baik usaha/perusahaan skala mikro, kecil, menengah, dan besar yang
berada dalam batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan aktivitas
ekonominya mencakup seluruh kategori/lapangan usaha, kecuali aktivitas pertanian,
kehutanan, dan perikanan (kategori A), aktivitas administrasi pemerintahan, pertahanan,
dan jaminan sosial wajib (kategori O), dan aktivitas rumah tangga sebagai pemberi kerja;
aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri(kategori T).
Dengan demikian, cakupan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh unit
usaha/perusahaan akan dicakup dalam Pendataan UMK dan UMB SE2016 adalah:
B. Pertambangan dan Penggalian;
C. Industri Pengolahan;
D. Pengadaan Listrik, Gas/Uap Air Panas, dan Udara Dingin;
E. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan
Aktivitas Remediasi;
F. Konstruksi;
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor;
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 3
H. Pengangkutan dan Pergudangan;
I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum;
J. Informasi dan Komunikasi;
K. Aktivitas Keuangan dan Asuransi;
L. Real Estat;
M. Aktivitas Profesional, Ilmiah Dan Teknis;
N. Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen
Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya;
P. Pendidikan;
Q. Aktivitas Kesehatan Manusia Dan Aktivitas Sosial; kecuali golongan pokok 87
(kegiatan sosial di dalam panti) dan golongan pokok 88 (kegiatan sosial di luar
panti)
R. Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi; kecuali golongan pokok 92 (Aktivitas Perjudian dan
Pertaruhan);
S. Aktivitas Jasa Lainnya; kecuali layanan kencan di dalam kelompok 96999, dan
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, organisasi politik
dalam golongan 9412, 942, dan 949.
U. Aktivitas Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya, kecuali
konsulat dan kedutaan besar.
1.6. Karakteristik Usaha/Perusahaan yang Dikumpulkan
Keterangan dan informasi yang dikumpulkan melalui kegiatan Pendataan UMK
dan UMB SE2016 antara lain:
1. Nama dan alamat usaha/perusahaan;
2. Karakteristik usaha/perusahaan;
3. Kendala, dan prospek usaha;
4. Pekerja dan Balas Jasa Pekerja;
5. Biaya/Pengeluaran usaha/perusahaan Selama Tahun 2016;
6. Produksi dan Pendapatan usaha/perusahaan Selama Tahun 2016;
7. Neraca Perusahaan;
8. Status Permodalan.
1.7. Petugas Lapangan Pendataan UMK dan UMB SE2016
Kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016 dilaksanakan oleh petugas lapangan
yang terdiri dari petugas pencacah (PCS) dan pengawas (PMS). Secara berjenjang,
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 4
kegiatan pencacahan oleh PCS akan dimonitor dan dikoordinasikan oleh PMS. PCS dan
PMS dipilih oleh BPS Kabupaten/Kota dan dilatih di BPS Provinsi/Kabupaten/Kota dan
sebelum melaksanakan tugas, para petugas lapangan tersebut akan diberikan pelatihan
oleh Instruktur Nasional (Innas).
1.8. Jadwal Kegiatan
Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016
No Kegiatan Waktu
(1) (2) (3)
1 Workshop Master Intama 29 Maret – 1 April 2017
2 Workshop Intama 10-14 April 2017
3 Publisitas Pendataan UMK dan UMB Mulai Mei 2017
4 Pelatihan Innas 3 – 6 Mei 2017: gel 1
16 – 19 Mei 2017 : gel 2
5 Pelatihan Innas Pengolahan Agustus 2017
6 Pelatihan Petugas Lapangan MII-MIV Juli 2017
7 Pelaksanaan Lapangan Agustus – September 2017
a. Pertemuan ke-I antara PCS dan PMS 4 Agustus 2017
b. Pertemuan ke-II antara PCS dan PMS
dihadiri pegawai organik BPS Kab/Kota 9 Agustus 2017
c. Pertemuan ke-III antara PCS dan PMS 18 Agustus 2017
d. Pertemuan ke-IV antara PCS dan PMS
dihadiri pegawai organik BPS Kab/Kota 23 Agustus 2017
e. Pertemuan ke-V antara PCS dan PMS
dihadiri pegawai organik BPS Kab/Kota 31 Agustus 2017
f. Pertemuan ke-VI antara PCS dan PMS 8 September 2017
g. Pertemuan ke-VII antara PCS dan PMS 22 September 2017
h. Batas akhir Pencacahan 30 September 2017
8 Pelaksanaan Lapangan Penjaminan Kualitas
SE2016
MII Agustus-MII September
2017
9 Editing/Coding Agustus- Oktober 2017
10 Pengolahan dan Tabulasi Sept – Des 2017
11 Tabulasi Hasil Januari 2018
12 Evaluasi Hasil Sementara Januari – Februari 2018
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 5
Kalender Kegiatan Agustus-September 2017
PMS harus mengorganisir kegiatan lapangan dalam lingkup cakupan kerjanya.
Waktu yang tersedia (dua bulan) harus dibagi-bagi untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
pencacahan, pengawasan dan pemeriksaan (Kalender pertemuan di atas).
Pada tanggal yang ditetapkan wajib dilaksanakan pertemuan, BPS
Kabupaten/Kota mengerahkan staf-nya untuk ikut dalam pertemuan, guna memastikan
bahwa proses Pendataan UMK dan UMB SE2016 dapat berlangsung sesuai jadwal, dan
meyakinkan bahwa setiap permasalahan dapat diselesaikan.
1.9. Jenis Dokumen
Tabel 1.2. Daftar/Buku Pedoman Pendataan UMK dan UMB SE2016
No Daftar/Buku Pedoman Keterangan Digunakan
Oleh
(1) (2) (3) (4)
1. SE2016-UMB.
PRODUKSI
Kuesioner Pendataan UMB Produksi
untuk kategori B,C,D,E dan F PCS, PMS
2. SE2016-UMB.
KEUANGAN
Kuesioner Pendataan UMB Jasa
Keuangan untuk kategori K PCS, PMS
3. SE2016-UMB.
NONKEUANGAN
Kuesioner Pendataan UMB Jasa
Non Keuangan untuk kategori
G,H,I,J,L,M,N,P,Q,R,S,U
PCS, PMS
4. SE2016-UMK Kuesioner Pendataan UMK untuk
semua kategori PCS, PMS
5. SE2016-UMK.DSU Daftar Sampel Utama UMK BPS Kab/Kota,
PCS, PMS
6. SE2016-UMK.DSP Daftar Sampel Pengganti UMK BPS Kab/Kota
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 6
No Daftar/Buku Pedoman Keterangan Digunakan
Oleh
(1) (2) (3) (4)
7. SE2016-UMB.DSL Daftar Sensus Lengkap UMB selain
UMB kategori G
BPS Kab/Kota,
PCS, PMS
8. FORM PERMINTAAN
PENGGANTIAN SAMPEL
Form untuk meminta penggantian
sampel
BPS Kab/Kota,
PCS, PMS
9.
FORM
PEMBERITAHUAN
PINDAH ALAMAT
Form untuk memberitahukan
sampel pindah alamat dan dapat
ditelusuri.
BPS Kab/Kota,
PCS, PMS
10. SE2016-UMB-G.DSU Daftar Sampel Utama UMB
Kategori G
BPS Kab/Kota,
PCS, PMS
11. SE2016-UMB-G.DSP Daftar Sampel Pengganti UMB
Kategori G BPS Kab/Kota
12. SE2016-UMB.SISIP
Daftar usaha/perusahaan UMB
yang baru ditemukan pada saat
pendataan
BPS Kab/Kota
13. Petunjuk Ringkas Petunjuk pengisian kuesioner untuk
usaha/perusahaan UMB PCS, PMS
14. Kartu Kendali PCS Kartu Kendali PCS (Softcopy akan
dikirim ke BPS Kabupaten/Kota) PCS
15. Kartu Monitoring PMS
Kartu monitoring PMS (Softcopy
akan dikirim ke BPS
Kabupaten/Kota)
PMS
16. Buku 1 Pedoman Teknis BPS Provinsi dan
BPS Kabupaten/Kota
BPS Provinsi,
BPS Kab/Kota
17. Buku 2 Pedoman Instruktur
Utama/Nasional Intama/Innas
18. Buku 3 Pedoman Pengawas PMS
19. Buku 4 Pedoman Pencacah PCS, PMS
20. Buku 5 Pedoman Penegasan dan Kasus
Batas PCS, PMS
21. Buku 6 Pedoman Editing Editor
22. Buku 7 Pedoman Pengolahan Pengolah
Berikut ini adalah gambar Arus Dokumen Pendataan UMK dan UMB SE2016
dimulai dari BPS Pusat sampai dengan dokumen yang sampai kepada Pencacah (PCS)
begitu pula pada saat pengiriman kembali dokumen dari pencacah sampai dengan
kepada BPS Pusat.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 7
BPS
BPS Provinsi
BPS Kab/Kota
Pengawas
Pencacah
1. SE2016-UMB.
PRODUKSI
2. SE2016-UMB.
KEUANGAN
3. SE2016-UMB.NON
KEUANGAN
4. SE2016-UMK
5. SE2016-UMK.DSU
6. SE2016-UMK.DSP
7. SE2016-UMB.DSL
8. Form permintaan
penggantian
sampel
9. SE2016-UMB-
G.DSU
10. SE2016-UMB-
G.DSP
11. SE2016-UMB.SISIP
12. Form
Pemberitahuan
Pindah Alamat
13. Petunjuk Ringkas
14. Kartu kendali PCS
15. Kartu Monitoring
PMS
16. Buku 1
17. Buku 2
18. Buku 3
19. Buku 4
20. Buku 5
21. Buku 6
22. Buku 7
1. SE2016-UMB.
PRODUKSI
2. SE2016-UMB.
KEUANGAN
3. SE2016-UMB.NON
KEUANGAN
4. SE2016-UMK
5. SE2016-UMK.DSU
6. SE2016-UMK.DSP
7. SE2016-UMB.DSL
8. Form permintaan
penggantian
sampel
9. SE2016-UMB-
G.DSU
10. SE2016-UMB-
G.DSP
11. SE2016-UMB.SISIP
12. Form
Pemberitahuan
Pindah Alamat
13. Petunjuk Ringkas
14. Kartu kendali PCS
15. Kartu Monitoring
PMS
16. Buku 1
17. Buku 2
18. Buku 3
19. Buku 4
20. Buku 5
21. Buku 6
22. Buku 7
1. SE2016-UMB.
PRODUKSI
2. SE2016-UMB.
KEUANGAN
3. SE2016-UMB.NON
KEUANGAN
4. SE2016-UMK
5. SE2016-UMK.DSU
6. SE2016-UMK.DSP
7. SE2016-UMB.DSL
8. Form permintaan
penggantian
sampel
9. SE2016-UMB-
G.DSU
10. SE2016-UMB-
G.DSP
11. SE2016-UMB.SISIP
12. Form
Pemberitahuan
Pindah Alamat
13. Petunjuk Ringkas
14. Kartu kendali PCS
15. Kartu Monitoring
PMS
16. Buku 1
17. Buku 2
18. Buku 3
19. Buku 4
20. Buku 5
21. Buku 6
22. Buku 7
1. SE2016-UMB.
PRODUKSI
2. SE2016-UMB.
KEUANGAN
3. SE2016-UMB.NON
KEUANGAN
4. SE2016-UMK
5. SE2016-UMK.DSU
6. SE2016-UMB.DSL
7. SE2016-UMB-
G.DSU
8. Form permintaan
penggantian
sampel
9. Form
Pemberitahuan
Pindah Alamat
10. Petunjuk Ringkas
11. Kartu kendali PCS
12. Kartu Monitoring
PMS
13. Buku 3
14. Buku 4
15. Buku 5
1. SE2016-UMB.
PRODUKSI
2. SE2016-UMB.
KEUANGAN
3. SE2016-UMB.NON
KEUANGAN
4. SE2016-UMK
5. SE2016-UMK.DSU
6. SE2016-UMB.DSL
7. SE2016-UMB-
G.DSU
8. Form permintaan
penggantian
sampel
9. Form
Pemberitahuan
Pindah Alamat
10. Petunjuk Ringkas
11. Kartu kendali PCS
12. Buku 4
13. Buku 5
Soft copy
(hasil pengolahan):
1. SE2016-
UMB.PRODUKSI
2. SE2016-
UMB.KEUANGAN
3. SE2016-UMB.NON
KEUANGAN
4. SE2016-UMK
5. Form
Pemberitahuan
Pindah Alamat
6. Kartu kendali PCS
ke Direktorat SIS
1. SE2016-UMB.
PRODUKSI
2. SE2016-UMB.
KEUANGAN
3. SE2016-UMB.NON
KEUANGAN
4. SE2016-UMK
5. SE2016-UMK.DSU
6. SE2016-UMK.DSP
7. SE2016-UMB.DSL
8. SE2016-UMB-G.DSU
9. SE2016-UMB-G.DSP
10. Form permintaan
penggantian sampel
11. Form Pemberitahuan
Pindah Alamat
12. Kartu Monitoring PMS
13. Kartu kendali PCS
1. SE2016-UMB.
PRODUKSI
2. SE2016-UMB.
KEUANGAN
3. SE2016-UMB.NON
KEUANGAN
4. SE2016-UMK
5. SE2016-UMK.DSU
6. SE2016-UMK.DSP
7. SE2016-UMB.DSL
8. SE2016-UMB-G.DSU
9. SE2016-UMB-G.DSP
10. Form permintaan
penggantian sampel
11. Form Pemberitahuan
Pindah Alamat
12. Kartu Monitoring PMS
13. Kartu kendali PCS
1. SE2016-UMB.
PRODUKSI
2. SE2016-UMB.
KEUANGAN
3. SE2016-UMB.NON
KEUANGAN
4. SE2016-UMK
5. SE2016-UMK.DSU
6. SE2016-UMB.DSL
7. SE2016-UMB-G.DSU
8. Form permintaan
penggantian sampel
9. Form Pemberitahuan
Pindah Alamat
10. Kartu Monitoring
PMS
11. Kartu kendali PCS
Gambar 1.1. Arus Dokumen Pendataan UMK dan UMB SE2016
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 8
1.10. Konsep dan Definisi
1. Establishment mengacu pada tempat berlangsungnya kegiatan usaha, yang
memenuhi kondisi: a) di bawah kendali manajemen yang tunggal; b) melibatkan
orang dan peralatan; c) memproduksi dan menjual barang atau menyediakan jasa.
Dalam kegiatan ini, unit (establishment) yang dimaksud dibedakan atas dua jenis,
yaitu unit usaha rumah tangga dan unit usaha/perusahaan.
a. Usaha rumah tangga adalah unit usaha yang dimiliki dan dikuasai maupun yang
hanya dikuasai oleh kepala dan atau anggota rumah tangga, dalam bentuk usaha
yang tidak berbadan hukum (unincorporated enterprise) dan tidak mempunyai
catatan keuangan yang telah dipisahkan dari keuangan rumah tangga (non-quasi
corporation). Dalam kegiatan ini, unit usaha rumah tangga mencakup unit usaha
yang terletak:
1) di dalam atau di lokasi bangunan tempat tinggal atau usaha rumahan,
seperti warung kelontong, industri kerajinan, tukang jahit, dan bengkel
sepeda;
2) di luar lokasi bangunan tempat tinggal dan menggunakan bangunan tak
tetap/sementara (usaha kaki lima), seperti pedagang pecel lele, tukang
cukur, dan lain-lain;
3) di luar lokasi bangunan tempat tinggal dan tidak menggunakan bangunan
(usaha keliling), seperti tukang gali pasir/kapur/batu, tukang giling padi
keliling, tukang borong bangunan perorangan, pedagang asongan, dan
tukang sol sepatu keliling.
b. Usaha/Perusahaan adalah unit yang memproduksi barang dan jasa untuk tujuan
mendapatkan laba atau keuntungan finansial lainnya bagi pemiliknya (market
product). Pada umumnya, unit tersebut mempunyai badan hukum, namun jika
tidak berbadan hukum unit tersebut mempunyai catatan keuangan/pembukuan
yang telah dipisahkan dari keuangan pemilik usaha/perusahaan (quasi
corporation). Dalam kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016, unit yang
dimaksud mencakup unit usaha/perusahaan yang terletak :
1) di dalam atau di lokasi bangunan tempat tinggal (dalam bentuk kuasi
korporasi), seperti unit usaha percetakan, pemborong bangunan, toko
kelontong, restoran, dan salon kecantikan;
2) di luar bangunan tempat tinggal dan menggunakan bangunan tetap (dalam
bentuk korporasi), seperti kantor/lokasi pertambangan, kantor/ lokasi
pembangkit dan pendistribusian listrik, kantor/lokasi penjernihan air,
kantor/pabrik (seluruh jenis industri pengolahan), kantor cabang bank, toko
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 9
sepatu, restoran, apotek, hotel, kantor usaha transportasi (seluruh moda),
sekolah, pesantren, rumah sakit, organisasi bisnis, kantor perwakilan
badan/organisasi internasional, dll.
c. Unit pembantu/penunjang adalah kegiatan ekonomi yang dalam memproduksi
barang/jasa terutama untuk keperluan kegiatan ekonomi yang secara struktural
berada di atasnya, baik kantor pusat, cabang, maupun perwakilan. Unit
pembantu pada umumnya tidak mempunyai kewenangan sebagaimana layaknya
perusahaan.
2. Status Badan usaha adalah bentuk pengesahan suatu unit usaha/ perusahaan pada
saat didirikan atau dibentuk, yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang
berwenang;
3. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku
mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia, yang dirinci menurut
kategori. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi,
tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal
atau informal;
4. Kategori adalah pokok penggolongan dari kegiatan usaha dan barang/ jasa yang
dihasilkan. Penggolongan tersebut diberi kode satu digit huruf alphabet. Dalam
KBLI, seluruh jenis kegiatan usaha dan barang/jasa yang dihasilkannya digolongkan
ke dalam 21 kategori dan diberi kode huruf dari A s.d U. Dalam kegiatan pendataan
UMK dan UMB SE2016, KBLI yang digunakan adalah KBLI 2015.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 11
BAB II. STRUKTUR DAN ORGANISASI LAPANGAN
2.1. Struktur Organisasi Pendataan UMK dan UMB SE2016
Untuk memperlancar pelaksanaan seluruh kegiatan Pendataan UMK dan UMB
SE2016, dibentuk organisasi lapangan mulai dari tingkat pusat sampai dengan para
pelaksana lapangan ditingkat Provinsi/Kabupaten/Kota. Tujuan utama membangun
struktur organisasi lapangan adalah untuk menentukan tugas-tugas para pelaksana
kegiatan pendataan UMK dan UMB SE2016 sesuai dengan struktur dan fungsinya pada
tingkat Pusat dan Daerah serta menyajikan alur pelaporan dan manajemen komunikasi.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang organisasi ini dapat dilihat pada
bagan organisasi berikut:
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pendataan UMK dan UMB SE2016
2.2. Penanggung Jawab Pusat
Pengarah kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016 adalah Kepala BPS RI.
Sebagai Penanggung Jawab Pendataan UMK dan UMB SE2016 lingkup kategori Statistik
2
BPS RI
BPS PROVINSI
Pengawas (PMS)
BPS KABUPATEN/KOTA
Pencacah (PCS)
Pencacah (PCS)
Pencacah (PCS)
Taskforce
BPS/BPS
Provinsi/BPSKab/
Kota
Pencacah UMB Kantor
Pusat
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 12
Distribusi dan Jasa adalah Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa dan Penanggung
Jawab Pendataan UMK dan UMB SE2016 lingkup kategori Statistik Produksi adalah
Deputi Bidang Statistik Produksi.
2.3. Penanggung Jawab Daerah
Penanggung jawab pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB SE2016 daerah baik
teknis maupun administrasi adalah Kepala BPS Provinsi dibantu Kepala BPS
Kabupaten/Kota. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota mengatur
segala hal mulai dari rekrutmen petugas, terkumpulnya seluruh dokumen hasil
pencacahan di lapangan, pengolahan data serta pengiriman hasil pengolahan data ke
BPS. Adapun tugas masing masing penangung jawab daerah sebagai berikut:
1. BPS Provinsi
a. Kepala BPS Provinsi selaku penanggung jawab
1) Bertanggung jawab terhadap seluruh aspek teknis maupun administrasi yang
berkaitan dengan Pendataan dan Pengolahan UMK dan UMB SE2016 pada
level Provinsi;
2) Mengkoordinir pelatihan petugas pendataan UMK dan UMB SE2016;
3) Mengkoordinir keterkaitan pekerjaan Pendataan dan Pengolahan UMK dan
UMB SE2016 antar Bidang/Bagian di BPS Provinsi;
4) Memantau dan mengevaluasi kegiatan pendataan UMK dan UMB S2016;
5) Merumuskan kebijakan dan tindak lanjut berdasarkan temuan dari hasil
lapangan petugas Penjaminan Kualitas SE2016;
6) Mengkomunikasikan hasil pendataan UMK dan UMB SE2016 ke eksternal stake
holder (Dinas dan institusi terkait).
b. Kepala Bidang Statistik Distribusi atau Pejabat yang ditunjuk selaku
ketua tim bidang teknis
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB SE2016
di Provinsi;
2) Membuat laporan secara lengkap mengenai pelaksanaan Pendataan UMK dan
UMB SE2016 yang menyangkut bidang teknis ditujukan ke BPS (Sekretariat
SE2016);
3) Melakukan koordinasi dengan Bagian Tata Usaha (TU) dalam hal administrasi
pengelolaan anggaran;
4) Menerima tabel-tabel pemeriksaan dari Bidang Integrasi Pengolahan Data
Statistik (IPDS) untuk melakukan evaluasi dan mengirimkan kembali hasil
evaluasi ke Bidang IPDS;
5) Mengkomunikasikan hasil pengolahan ke BPS Kabupaten/Kota;
6) Bertanggung jawab terhadap kualitas hasil pelaksanaan Pendataan UMK dan
UMB SE2016.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 13
c. Kepala Bidang IPDS atau Pejabat yang ditunjuk selaku ketua tim bidang
pengolahan
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengolahan UMK dan UMB SE2016;
2) Membuat dan mengeluarkan tabel-tabel pemeriksaan untuk dievaluasi oleh
Kepala Bidang Statistik Distribusi dan Kepala Bidang Statistik Produksi;
3) Melegalisasi dokumen pekerjaan pengolahan yang berkaitan dengan
administrasi pembayaran;
4) Membuat laporan mengenai pelaksanaan Pengolahan UMK dan UMB SE2016
yang menyangkut bidang teknis pengolahan bersama Kepala Bidang Statistik
Distribusi dan Kepala Bidang Statistik Produksi ditujukan ke Direktorat SIS;
5) Mengirimkan hasil pengolahan ke BPS (Direktorat SIS) sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
d. Kepala Bagian TU atau Pejabat yang ditunjuk selaku ketua tim bidang
administrasi
1) Menerima daftar dan buku pedoman Pendataan dan Pengolahan UMK dan
UMB SE2016 dari BPS RI.
2) Mengatur pengiriman daftar dan buku pedoman Pendataan dan Pengolahan
UMK dan UMB SE2016 ke setiap BPS Kabupaten/Kota sesuai alokasi dan
jadwal yang telah ditentukan;
3) Mengatur penerimaan dokumen Pendataan UMK dan UMB SE2016 dari setiap
BPS Kabupaten/Kota;
4) Menyelenggarakan pelatihan petugas Pengolahan UMK dan UMB SE2016;
5) Bertanggung jawab dalam hal pelaksanaan administrasi, pengelolaan
anggaran dan barang persediaan.
6) Membuat laporan mengenai pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB SE2016
yang menyangkut administrasi pengelolaan anggaran dan barang persediaan
bersama Kepala Bidang Statistik Distribusi dan Kepala Bidang IPDS;
7) Membuat laporan mengenai pelaksanaan Pengolahan UMK dan UMB SE2016
yang menyangkut bidang administrasi bersama Kepala Bidang IPDS.
e. Kepala Bidang Statistik Produksi atau Pejabat yang ditunjuk selaku wakil
ketua bidang teknis
1) Membantu ketua bidang teknis dalam pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB
SE2016 di Provinsi;
2) Membantu membuat laporan secara lengkap mengenai pelaksanaan
Pendataan UMK dan UMB SE2016 baik yang menyangkut bidang teknis
maupun administrasi dan ditujukan ke BPS (Sekretariat SE2016);
3) Menerima tabel-tabel pemeriksaan dari Bidang IPDS untuk melakukan
evaluasi dan mengirimkan kembali hasil evaluasi ke Bidang IPDS;
4) Mengkomunikasikan hasil pengolahan ke BPS Kabupaten/Kota;
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 14
5) Bertanggung jawab terhadap kualitas hasil pelaksanaan Pendataan UMK dan
UMB SE2016;
f. Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik atau Pejabat yang
ditunjuk selaku wakil ketua bidang pengolahan
1) Membantu mengevaluasi dan mencermati kewajaran data hasil pengolahan
sementara pendataan UMK dan UMB SE2016
2) Melaksanakan kegiatan analisis hasil Pendataan UMK dan UMB SE2016;
g. Kepala Bidang Statistik Sosial atau Pejabat yang ditunjuk selaku wakil
ketua bidang administrasi
1) Memantau pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB SE2016;
2) Memantau kualitas data Pendataan UMK dan UMB SE2016.
h. Anggota bidang teknis; pengolahan; dan administrasi
1) Kepala Seksi Statistik Niaga dan Jasa; Kepala Seksi Statistik Keuangan dan
Harga Produsen; Kepala Seksi Statistik Industri; dan Kepala Seksi Statistik PEK
atau pejabat yang ditunjuk selaku anggota bidang teknis bertugas:
a) Menyiapkan laporan secara lengkap mengenai pelaksanaan Pendataan
UMK dan UMB SE2016 baik yang menyangkut bidang teknis maupun
administrasi;
b) Menyiapkan bahan laporan tingkat kualitas hasil pelaksanaan Pendataan
UMK dan UMB SE2016;
c) Membantu Ketua melakukan pemeriksaan tabel-tabel dan melakukan
evaluasi atas hasil pengolahan data;
d) Mengevaluasi kewajaran data dan konsistensi hasil pengolahan;
e) Menyiapkan bahan hasil pengolahan untuk dikomunikasikan dengan BPS
Kabupaten/Kota;
2) Kepala Seksi IPD; Kepala Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik; dan Kepala
Seksi Analisis Statistik Lintas Sektor atau pejabat yang ditunjuk selaku
anggota bidang pengolahan bertugas:
a) Melaporkan perkembangan dan kendala pengolahan UMK dan UMB
SE2016;
b) Membantu Ketua mengeluarkan tabel-tabel pemeriksaan;
c) Menyiapkan bahan kelengkapan legalisasi dokumen pekerjaan
pengolahan yang berkaitan dengan administrasi pembayaran;
d) Menyiapkan bahan laporan mengenai pelaksanaan Pengolahan UMK dan
UMB SE2016 yang menyangkut bidang teknis dan kesesuaiannya dengan
administrasi;
e) Melaporkan adanya kendala akibat dari sistem aplikasi yang eror.
3) Kepala Subbagian Bina Program; Kepala Subbagian Keuangan; dan Kepala
Subbagian Umum atau pejabat yang ditunjuk selaku anggota bidang
administrasi bertugas:
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 15
a) Melaksanakan pengiriman daftar dan buku pedoman Pendataan dan
Pengolahan UMK dan UMB SE2016 ke setiap BPS Kabupaten/Kota sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan;
b) Melaksanakan penerimaan dokumen Pendataan UMK dan UMB SE2016
dari setiap BPS Kabupaten/Kota;
c) Menginventarisir kelengkapan berkas pengiriman dan penerimaan barang
serta dokumen;
d) Melaporkan kendala proses pengiriman dan penerimaan dokumen.
e) Melaksanakan briefing petugas Pengolahan UMK dan UMB SE2016;
f) Melaksanakan dan melaporkan perkembangan kegiatan administrasi,
pengelolaan keuangan dan barang persediaan.
g) Menyiapkan dokumen sumber terkait belanja berupa BAST, SPP, SPM,
dan SP2D serta memastikan dokumen sumber tersebut telah diinput
dalam aplikasi SAIBA dan SIMAK-BMN.
2. BPS Kabupaten/Kota
a. Kepala BPS Kabupaten/Kota selaku ketua pelaksana
1) Bertanggung jawab terhadap seluruh aspek yang berkaitan teknis maupun
administrasi dengan Pendataan dan editing/coding UMK dan UMB SE2016
pada level Kabupaten/Kota;
2) Mengatur perekrutan calon petugas PMS dan PCS yang berasal dari staf BPS
Kabupaten/Kota dan Mitra Statistik sesuai bab 3 tentang rekrutmen dan
pelatihan petugas;
3) Mengkoordinir pelatihan petugas pendataan UMK dan UMB SE2016;
4) Mengkomunikasikan hasil pendataan UMK dan UMB SE2016 ke eksternal stake
holder (Dinas dan institusi terkait).
b. Kepala Seksi Statistik Distribusi/ Kepala Seksi Statistik Produksi atau
Pejabat yang ditunjuk selaku wakil ketua bidang teknis
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan lapangan dan Kualitas Pendataan
UMK dan UMB SE2016 di Kabupaten/Kota;
2) Membuat laporan secara lengkap mengenai pelaksanaan lapangan Pendataan
UMK dan UMB SE2016 yang menyangkut bidang teknis;
3) Melaksanakan kegiatan lapangan sesuai dengan target dan jadwal waktu yang
ditentukan;
4) Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan editing/coding UMK dan UMB SE2016 di
BPS Kabupaten/Kota;
5) Membagi tugas para petugas lapangan sesuai dengan sampel yang sudah
ditentukan (SE2016-UMB.DSL, SE2016-UMB-G.DSU dan SE2016-UMK.DSU);
6) Melakukan penggantian sampel perusahaan dari daftar SE2016-UMB-G.DSP
atau SE2016-UMK.DSP berdasarkan informasi form permintaan penggantian
sampel dari PMS. Jika sampel sudah habis terpakai atau tidak ditemukan
maka Wakil Ketua Bidang Teknis BPS Kabupaten/Kota melaporkan kepada
Ketua Bidang Teknis BPS Provinsi.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 16
c. Kepala Seksi IPDS atau Pejabat yang ditunjuk selaku wakil ketua bidang
pengolahan
1) Bertanggung jawab terhadap kegiatan Integrasi Pengolahan Data hasil
Pendataan UMK dan UMB SE2016 di Kabupaten/Kota;
2) Memantau editing/coding dokumen SE2016-UMB dan SE2016-UMK.
d. Kepala Subbagian Tata Usaha atau Pejabat yang ditunjuk selaku wakil
ketua bidang administrasi
1) Menyiapkan instrumen pelaksanaan pendataan UMK dan UMB SE2016;
2) Mengkoordinir perekrutan PCS dan PMS pendataan UMK dan UMB SE2016;
3) Mengatur penerimaan dokumen dari BPS Provinsi dan mendistribusikan
kepada petugas di lapangan;
4) Menyiapkan dan mengumpulkan bukti tanda terima dokumen;
5) Menyelenggarakan pelatihan petugas pendataan UMK dan UMB SE2016;
6) Menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen hasil Pencacahan
(receiving/bacthing);
7) Mengirimkan dokumen hasil Pendataan UMK dan UMB SE2016 ke pusat
pengolahan yang telah ditetapkan;
8) Mengatur pelaksanaan administrasi, pengelolaan anggaran dan barang
persediaan.
9) Membuat laporan secara lengkap mengenai administrasi pengelolaan
anggaran dan barang persediaan pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB
SE2016 di Kabupaten/Kota.
e. Anggota Tim Pelaksana
- Kepala Seksi Statistik Produksi/ Kepala Seksi Statistik Distribusi atau pejabat yang
ditunjuk selaku anggota bidang teknis bertugas:
1) Membantu wakil ketua dalam pelaksanaan lapangan Pendataan UMK dan
UMB SE2016 di Kabupaten/Kota;
2) Menindaklanjuti hasil temuan petugas Penjaminan Kualitas SE2016;
3) Menyiapkan surat izin ke pengelola usaha/kawasan/perkantoran;
4) Menerima dokumen SE2016-UMB.PRODUKSI, SE2016-UMB.KEUANGAN,
SE2016-UMB.NONKEUANGAN, SE2016-UMK, SE2016-UMB.DSL, SE2016-
UMK.DSU, SE2016-UMK.DSP, SE2016-UMB-G.DSU, dan SE2016-UMB-G.DSP
dari petugas lapangan dan bertanggung jawab atas kelengkapan dokumen;
5) Memantau receiving-batching dokumen SE2016-UMB dan SE2016-UMK hasil
dari lapangan, baik yang telah terisi maupun yang belum terisi;
- Kepala Seksi Nerwilis atau pejabat yang ditunjuk selaku anggota bidang
pengolahan bertugas:
1) Memantau pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB SE2016;
2) Membantu/membimbing penyalinan laporan keuangan responden ke dalam
kuesioner UMK dan UMB SE2016 jika responden hanya melampirkan laporan
keuangannya saja.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 17
- Kepala Seksi Statistik Sosial atau pejabat yang ditunjuk selaku anggota bidang
administrasi bertugas:
1) Memantau pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB SE2016;
2) Membantu menyelenggarakan pelatihan petugas pendataan UMK dan UMB
SE2016
- 3 orang Staf atau pejabat yang ditunjuk selaku anggota bertugas:
1) Memantau pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB SE2016;
2) Membantu Menyelenggarakan pelatihan petugas pendataan UMK dan UMB
SE2016
3. Pengawas (PMS)
a. Mengikuti pelatihan petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016;
b. Menerima Daftar SE2016-UMB.PRODUKSI, SE2016-UMB.KEUANGAN, SE2016-
UMB.NON KEUANGAN, SE2016-UMK, SE2016-UMB.DSL, SE2016-UMB-G.DSU,
SE2016-UMK.DSU, Form Permintaan Penggantian Sampel, Form Pemberitahuan
Pindah Alamat, Petunjuk Ringkas, Kartu Monitoring PMS, dan Kartu Kendali PCS
dari BPS Kabupaten/Kota, kemudian mendistribusikan dokumen tersebut kepada
PCS kecuali Kartu Monitoring PMS;
c. Melakukan koordinasi dengan penguasa wilayah dan ketua Satuan Lingkungan
Setempat (SLS);
d. Mengawasi jalannya pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB SE2016 agar sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan;
e. Menindaklanjuti permintaan penggantian sampel, dan usaha/perusahaan yang
tidak dicacah dari PCS;
f. Menindaklanjuti form pemberitahuan pindah alamat;
g. Menyelenggarakan pertemuan berkala dengan staf BPS Kabupaten/Kota dan PCS
sesuai dengan jadwal yang ditentukan;
h. Mendiskusikan dan mengatasi permasalahan pencacahan yang dihadapi oleh
PCS;
i. Bersama dengan PCS melakukan kunjungan/pencacahan ulang terhadap
responden yang bermasalah;
j. Memeriksa jumlah dokumen SE2016-UMK dan SE2016-UMB yang terisi dengan
jumlah usaha/perusahaan yang ada pada dokumen SE2016-UMK.DSU, SE2016-
UMB-G.DSU, dan SE2016-UMB.DSL. Jika ada perbedaan tanyakan kepada PCS;
k. Memeriksa kewajaran dan konsistensi isian dokumen SE2016-UMK dan SE2016-
UMB yang telah diisi oleh PCS;
l. Memberikan kode KBLI 5 digit pada daftar SE2016-UMK dan SE2016-UMB sesuai
dengan kategori dan keterangan produk (barang dan jasa) yang
dihasilkan/dijual;
m. Mengisi Kartu Monitoring PMS;
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 18
n. Mengumpulkan dan menyerahkan seluruh dokumen hasil Pencacahan (dokumen
SE2016-UMB.PRODUKSI, SE2016-UMB.KEUANGAN, SE2016-UMB.NON
KEUANGAN, SE2016-UMK, SE2016-UMB-G.DSU, dan SE2016-UMK.DSU dan
SE2016-UMB.DSL, dan Kartu Monitoring PMS) kepada BPS Kabupaten/Kota;
o. Membantu menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
Penjaminan Kualitas SE2016;
p. Menjaga kerahasiaan jawaban responden, berkaitan identitas unit
usaha/perusahaan maupun karakteristik usaha. Pelanggaran ketentuan ini dapat
dikenakan pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dan pasal 36 UU No. 16
Tahun 1997 tentang Statistik;
q. Menepati jadwal waktu yang telah ditentukan.
4. Petugas Pencacahan Lapangan (PCS)
a. Mengikuti pelatihan petugas Pencacahan Pendataan UMK dan UMB SE2016;
b. Menerima dokumen SE2016-UMB.PRODUKSI, SE2016-UMB.KEUANGAN, SE2016-
UMB.NON KEUANGAN, SE2016-UMK SE2016-UMB-G.DSU dan SE2016-UMK.DSU,
SE2016-UMB.DSL, dan Kartu Kendali PCS dari PMS;
c. Memberitahukan dan meminta izin pihak pengelola atau administrator di pusat
gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, aparat desa/lurah, RW dan RT,
sebelum melakukan Pendataan UMK dan UMB SE2016 pada wilayah tersebut
bersama PMS;
d. Menyampaikan penjelasan tentang maksud, tujuan dan manfaat SE2016, serta
jaminan kerahasiaan data yang diberikan pada saat kunjungan ke responden;
e. Melakukan pencacahan setiap usaha/perusahaan yang menjadi tanggung
jawabnya dengan menggunakan kuesioner yang sesuai (SE2016-
UMB.PRODUKSI, SE2016-UMB.KEUANGAN, SE2016-UMB.NON KEUANGAN,
SE2016-UMK);
f. Mengisi Kartu Kendali PCS;
g. Memeriksa kewajaran dan konsistensi isian hasil wawancara. Bila ada yang
meragukan, pencacah harus kembali menanyakan kembali kepada responden;
h. Mengikuti pertemuan dengan PMS untuk membahas berbagai temuan/masalah
yang ditemukan di lapangan dan cara mengatasinya;
i. Menerima dan menyelesaikan tugas dari PMS terkait isian dokumen yang masih
meragukan dan melakukan pencacahan ulang dengan didampingi PMS untuk
usaha/perusahaan yang masih memerlukan klarifikasi lebih lanjut;
j. Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan (dokumen SE2016-
UMB.PRODUKSI, SE2016-UMB.KEUANGAN, SE2016-UMB.NON KEUANGAN,
SE2016-UMK, SE2016-UMB-G.DSU dan SE2016-UMK.DSU dan SE2016-UMB.DSL)
ke PMS. Khusus untuk kuesioner hasil pencacahan, diserahkan secara bertahap;
k. Membuat Berita Acara terkait usaha/perusahaan yang tutup/tidak ditemukan
dengan diketahui oleh PMS dan Kepala BPS Kabupaten/Kota;
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 19
l. Melaporkan penggantian sampel kepada PMS dengan memberikan form
“Permintaan Penggantian Sampel” yang telah diisi informasi usaha/perusahaan
yang akan diganti. Setelah form “Permintaan Penggantian Sampel” yang telah
dilengkapi usaha/perusahaan pengganti diperoleh dari PMS, PCS menindaklanjuti
untuk melakukan pendataan usaha/perusahaan pengganti.
m. Memberitahukan sampel yang pindah alamat dan dapat ditelusuri kepada PMS
dengan mengisi form pemberitahuan pindah alamat.
n. Menjaga kerahasiaan jawaban responden, berkaitan identitas unit
usaha/perusahaan maupun karakteristik usaha. Pelanggaran ketentuan ini dapat
dikenakan pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dan pasal 36 UU No. 16
Tahun 1997 tentang Statistik;
o. Menepati jadwal waktu yang telah ditentukan.
5. Taskforce
a. Menerima dan melaksanakan tugas pendataan UMK dan UMB SE2016 dari Kepala
BPS dan BPS Provinsi/Kabupaten/Kota;
b. Membantu PCS dan PMS untuk melaksanakan pendataan UMK dan UMB SE2016
bila terdapat usaha/perusahaan tertentu yang sulit atau bermasalah (non
response) setelah sebelumnya dibantu oleh PMS;
c. Menindaklanjuti hasil temuan petugas Penjaminan Kualitas SE2016 yang
memerlukan revisit/kunjungan ulang berdasarkan tugas dari Kepala BPS
Kabupaten/Kota.
6. Pencacah UMB Kantor Pusat
a. Mengikuti pelatihan pendataan UMK dan UMB SE2016;
b. Melakukan pendataan UMB Kantor Pusat yang berada dalam wilayah kerja
Provinsi/Kabupaten/Kota;
7. Editor di Tingkat Kabupaten/Kota
a. Mengikuti pelatihan/briefing editing/coding Pendataan UMK dan UMB SE2016;
b. Menghitung dan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian jumlah dokumen
SE2016-UMB.PRODUKSI, SE2016-UMB.KEUANGAN, SE2016-UMB.NONKEUANGAN,
dan SE2016-UMK, dengan jumlah usaha/perusahaan pada daftar
SE2016-UMB.DSL, SE2016-UMB-G.DSU, SE2016-UMB-G.DSP, SE2016-UMK.DSU,
dan SE2016-UMK.DSP;
c. Melakukan editing/coding dokumen SE2016-UMB.PRODUKSI, SE2016-
UMB.KEUANGAN, SE2016-UMB.NONKEUANGAN, dan SE2016-UMK, sesuai dengan
pedoman yang ditentukan;
d. Menyerahkan dokumen SE2016-UMB.PRODUKSI, SE2016-UMB.KEUANGAN,
SE2016-UMB.NONKEUANGAN, dan SE2016-UMK, yang sudah selesai editing/coding
kepada pengawas editing/coding;
e. Membuat laporan perkembangan editing/coding yang menjadi tanggung jawabnya.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 20
8. Pengawas Editing/Coding di Tingkat Kabupaten/Kota
a. Mengikuti pelatihan/briefing editing/coding Pendataan UMK dan UMB SE2016;
b. Memantau dan mengevaluasi kinerja editor secara berkala;
c. Membuat laporan perkembangan editing/coding.
9. Petugas Entri dan Validasi Data SE2016-UMK dan SE2016-UMB di Tingkat
Provinsi
a. Mengikuti pelatihan/briefing pengolahan data dokumen hasil Pendataan UMK dan
UMB SE2016 (SE2016-UMB.PRODUKSI, SE2016-UMB.KEUANGAN, SE2016-
UMB.NONKEUANGAN, SE2016-UMK, SE2016-UMK.DSU, SE2016-UMK.DSP, SE2016-
UMB.DSL dan SE2016-UMB-G.DSP);
b. Mengambil dokumen yang akan diolah dari petugas penyimpanan dokumen;
c. Melakukan entri dan validasi data dokumen hasil Pendataan UMK dan UMB
SE2016;
d. Memperhatikan pesan-pesan/keterangan yang muncul di layar dari program;
e. Membuat resume permasalahan yang timbul dan menyerahkannya kepada
penanggung jawab pengolahan;
f. Membuat laporan perkembangan entri dan validasi data yang menjadi tanggung
jawabnya.
10. Pengawas Pengolahan Data SE2016-UMK dan SE2016-UMB di Tingkat
Provinsi
a. Mengikuti pelatihan/briefing pengolahan data dokumen hasil Pendataan UMK dan
UMB SE2016;
b. Menyiapkan dan memantau jalannya Sistem Pengolahan Data;
c. Memantau dan mengevaluasi kinerja petugas entri dan validasi data secara
berkala;
d. Membuat laporan perkembangan entri dan validasi data hasil Pendataan UMK
dan UMB SE2016.
11. Pengawas Validasi Konten SE2016-UMK dan SE2016-UMB di Tingkat
Provinsi
a. Mengikuti pelatihan/briefing pengolahan data dokumen hasil Pendataan UMK dan
UMB SE2016;
b. Membantu pengawas pengolahan data dalam memantau jalannya pengolahan;
c. Menyelesaikan permasalahan isian dokumen yang tidak sesuai dengan rule
validasi;
d. Mengkomunikasikan isian dokumen yang masih error dan tidak wajar ke BPS
Kabupaten/Kota;
e. Memeriksa tabel-tabel dari sistem untuk dilakukan evaluasi terhadap kewajaran
dan konsistensi isian;
f. Membuat laporan perkembangan validasi konten pengolahan UMK dan UMB
SE2016.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 21
3 BAB I. REKRUTMEN DAN PELATIHAN PETUGAS
3.1. Rekrutmen
Kegiatan rekrutmen petugas pada Pendataan UMK dan UMB SE2106 perlu
direncanakan dan dilaksanakan sebaik-baiknya agar diperoleh petugas yang bertanggung
jawab, disiplin, ulet dan teliti. Hal ini untuk menjamin kegiatan hasil Pendataan UMK dan
UMB SE2106 yang lebih berkualitas.
Petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016 meliputi mitra statistik dan staf organik
BPS yang terlatih dan berpengalaman (diutamakan petugas yang juga terlibat dalam
kegiatan pendataan listing SE2016). Petugas pendataan ini ditetapkan oleh Kepala BPS
Kab/Kota. Petugas yang direkrut haruslah orang yang bersedia dan siap untuk
melaksanakan kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016. Seluruh petugas mitra statistik
akan terikat kontrak atau perjanjian kerja dengan BPS dan diresmikan dengan
menandatangani surat perjanjian kerja. Isi perjanjian hendaknya dibaca, dipahami dan
ditandatangani oleh petugas yang bersangkutan. Selanjutnya seluruh petugas diwajibkan
ikut dalam kegiatan pelatihan petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016.
Petugas yang direkrut BPS Kabupaten/Kota untuk kegiatan Pendataan UMK dan
UMB SE2016 terdiri dari petugas pengawas (PMS), serta petugas pencacah (PCS).
Instruktur Nasional (Innas) akan memberikan pelatihan tentang tata cara Pendataan
UMK dan UMB SE2016 beserta karakteristik usahanya kepada PMS dan PCS.
Tahapan perekrutan petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016 adalah:
1. BPS Kabupaten/Kota membentuk panitia seleksi calon petugas.
2. Calon petugas mengajukan permohonan kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota
dengan melampirkan persyaratan dan biodata sesuai format tertentu (memuat :
nama, pendidikan, pengalaman sebagai petugas survei/sensus BPS, dll).
3. Calon Petugas organik BPS akan diseleksi oleh panitia seleksi calon petugas.
4. Calon petugas yang berstatus PNS Non BPS melampirkan surat izin dari instansinya.
4. BPS Kabupaten/Kota melakukan seleksi calon petugas sesuai kebutuhan.
5. Panitia seleksi membuat laporan kegiatan perekrutan petugas.
6. Calon petugas yang terpilih diikutsertakan dalam pelatihan petugas Pendataan UMK
dan UMB SE2016.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 22
3.2. Alokasi Beban dan Kewajiban Petugas Lapangan
Alokasi beban petugas pendataan UMK dan UMB SE2016 ditentukan sebagai
berikut:
1. Seorang PMS membawahi tiga orang PCS.
2. Seorang PCS mempunyai beban tugas maksimum 40 usaha/perusahaan UMB dan
atau 60 usaha/perusahaan UMK.
Kewajiban petugas lapangan yang telah ditetapkan Kepala BPS Kabupaten/Kota
atau pejabat BPS yang ditunjuk, adalah:
1. Melaksanakan tugas sebagaimana tertuang dalam kontrak (perjanjian) kerja atau
sesuai perintah dan arahan BPS Provinsi atau BPS Kabupaten/Kota.
2. Memperlihatkan surat tugas atau tanda pengenal kepada responden atau aparat
pemda setempat (kelurahan/desa/nagari).
3. Menggunakan Instrumen Pendataan SE2016 (kuesioner dan daftar UMK SE2016 dan
UMB SE2016) pada saat melaksanakan pencacahan.
4. Memperhatikan nilai agama, adat istiadat, tata krama, serta selalu menjaga
ketertiban umum.
5. Menyerahkan dokumen hasil Pendataan UMK dan UMB SE2016 secara berjenjang,
dan tidak melakukan moral hazard.
6. Menjaga kerahasiaan jawaban responden, berkaitan identitas unit usaha/perusahaan
maupun karakteristik usaha. Pelanggaran ketentuan ini dapat dikenakan pidana
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dan pasal 36 UU No. 16 Tahun 1997 tentang
Statistik.
3.3. Persyaratan Umum Petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016
a. Diutamakan berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau lebih tinggi
dan berpengalaman pada saat Listing SE2016;
b. Mampu bekerja sama dengan petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016 lainnya;
c. Mampu membaca dan menulis serta berkomunikasi dengan baik;
d. Bersikap dan berperilaku baik (jujur, disiplin, sopan santun, dan rapih) dan
mempunyai keinginan kuat mendapatkan hasil terbaik, ulet dan bekerja keras;
e. Mengenal wilayah tugasnya dengan baik;
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 23
f. Bersedia melakukan perjanjian kerja untuk melaksanakan tugas tertentu, pada
periode tertentu, dan dengan hasil yang berkualitas sesuai ketentuan dan pedoman
yang berlaku.
3.4. Persyaratan Khusus Petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016
Persyaratan Khusus untuk Petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016 adalah
sebagai berikut:
1. Petugas Pengawas (PMS)
Petugas pengawas (PMS) adalah staf BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau mitra
yang ditunjuk. Syarat sebagai petugas PMS adalah :
a. Berdisiplin dan berkomitmen pada tugas-tugas PMS;
b. Mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan petugas pencacah (PCS) yang
menjadi tanggung jawabnya;
c. Mampu berkoordinasi dan bekerja sama dengan petugas lainnya, serta dengan BPS
Kabupaten/Kota, pihak Pemda, dan tokoh masyarakat pada lokasi pengawasannya;
d. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat di wilayah tugasnya;
e. Diutamakan yang berpengalaman sebagai petugas sensus/survei BPS;
f. Diutamakan berasal dari wilayah kerja yang akan menjadi beban tugasnya;
g. Mengikuti kegiatan pelatihan petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016.
2. Petugas Pencacah (PCS)
Petugas pencacah (PCS) adalah staf BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau mitra yang
ditunjuk. Syarat sebagai PCS adalah:
a. Disiplin dan berkomitmen pada tugas sebagai PCS;
b. Mampu berkomunikasi dengan baik dengan responden;
c. Mampu bekerjasama dan berkoordinasi dengan sesama PCS/PMS, pegawai BPS, dan
tokoh masyarakat (RT/RW/Dukuh/Ketua SLS);
d. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat di wilayah tugasnya;
e. Diutamakan berasal dari wilayah kerja yang akan menjadi beban tugasnya;
f. Mengikuti kegiatan pelatihan petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 24
3.5. Persyaratan Innas dan Petugas Pengolahan
a) Instruktur Nasional
Instruktur nasional (Innas) adalah pegawai BPS Pusat dan BPS Daerah,
diutamakan dari subject matter terkait. Tugas utama Innas adalah melatih petugas
lapangan, dengan persyaratan khusus sbb:
a. Berpendidikan minimal DIII;
b. Mampu mengajar dan menyampaikan materi dengan jelas dan sistematis;
c. Mampu menguasai kelas dan mengkoordinasi para peserta dengan baik;
d. Berwibawa dan bertanggung jawab;
e. Mengikuti pelatihan Innas Pendataan UMK dan UMB SE2016.
b) Editor Editor adalah mitra atau staf BPS Kabupaten/Kota yang ditunjuk. Persyaratan
sebagai editor adalah:
a. Berdisiplin dan berkomitmen pada tugas sebagai editor;
b. Mengikuti kegiatan briefing atau pelatihan editor.
c) Petugas Entri Data
Petugas entri data adalah mitra atau staf BPS Provinsi dan staf BPS
Kabupaten/Kota yang ditunjuk. Persyaratan sebagai seorang entri data adalah:
a. Berdisiplin dan berkomitmen pada tugas sebagai petugas entri data;
b. Mengikuti kegiatan briefing atau pelatihan entri data.
3.6. Pelatihan Petugas
1. Pelatihan Petugas Lapangan
Pelatihan Petugas lapangan Pencacah (PCS) dan Pengawas (PMS) selama 4 hari
efektif. Pelatihan dilakukan di TC Pelatihan provinsi/kabupaten/kota. Materi yang
disampaikan meliputi materi pendataan UMK dan UMB SE2016.
2. Pelatihan/Briefing Petugas Entri Data
Briefing petugas entri data dilakukan selama 1 hari, di BPS provinsi. Materi
yang disampaikan meliputi install sistem/aplikasi entri, dan pelatihan entri data.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 25
4 METODOLOGI
4.1. Ruang Lingkup
Hasil pendaftaran (Listing) Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) tercatat sebanyak
26,71 juta usaha/perusahaan. Bila dibedakan menurut skala usaha, 26,26 juta
usaha/perusahaan (98,33 persen) berskala Usaha Mikro Kecil (UMK) dan 0,45 juta
usaha/perusahaan (1,67 persen) berskala Usaha Menengah Besar (UMB).
Dalam pendataan UMK dan UMB SE2016, unit pencacahan usaha/perusahaan
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu perusahaan menengah dan perusahaan
besar (UMB), dan usaha mikro dan usaha kecil (UMK). Secara umum kriteria
pengelompokan usaha/perusahaan didasarkan pada status badan usaha, jumlah tenaga
kerja, omset dan kriteria sektoral lain. Penerapan kriteria pengelompokan
usaha/perusahaan antar kategori/golongan pokok dapat berbeda dan dapat merupakan
kombinasi dari berbagai kriteria tersebut. Proses klasifikasi UMB, dan UMK seperti pada
Gambar 4.1.
a. Penentuan usaha/perusahaan Menengah dan Besar
Cakupan usaha/perusahaan menengah dan besar (UMB) ditentukan berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan suatu usaha/perusahaan masuk ke
dalam kategori usaha/perusahaan menengah dan besar dilakukan dengan tahapan:
1) Kriteria subject matter (SM) yaitu usaha/perusahaan dikategorikan sebagai UMB
berdasarkan kepada:
i. KBLI
ii. Badan Usaha
iii. Jumlah Tenaga Kerja
iv. Kriteria sektoral lainnya
Kriteria tersebut diterapkan untuk menetapkan UMB dari populasi usaha/perusahaan
hasil listing SE2016-L2.
2) Treshold undang-undang, yaitu usaha/perusahaan dikategorikan sebagai UMB
apabila nilai omset > 2,5 miliar rupiah sesuai dengan batas minimum yang
tercantum dalam Undang-undang no 20 tahun 2008 tentang usaha kecil, mikro,
menengah dan besar.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 26
Kriteria subject matter dan treshold undang-undang secara rinci tercantum pada
Lampiran 1.
Gambar 4.1. Diagram Alur Penentuan Unit Pencacahan UMK dan UMB
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 27
b. Cakupan unit pencacahan UMB adalah:
1) Usaha/perusahaan hasil listing SE2016 yang memenuhi kriteria SM dari SE2016-
L2.
2) Usaha/perusahaan hasil listing SE2016-L2 yang tidak memenuhi kriteria SM,
tetapi memiliki omset > 2.5 miliar rupiah.
3) Usaha/perusahaan lewat cacah yang diusulkan oleh BPS Provinsi maupun SM.
4) Usaha/perusahaan menengah dan besar yang ditemukan pada saat pencacahan
SE2016-UMB dan beroperasi secara komersial sebelum pendaftaran SE2016
(sebelum Juni 2016)
5) Jaringan usaha bukan unit pembantu/penunjang
c. Cakupan usaha/perusahaan Mikro dan Kecil
Usaha/perusahaan mikro dan kecil (UMK) yang dicakup dalam SE2016 adalah merupakan
komplemen dari UMB dengan terlebih dahulu memisahkan unit pembantu/penunjang
yang bukan merupakan unit pencacahan. Cakupan usaha/perusahaan mikro dan kecil
berdasarkan KBLI 2 digit yang telah ditentukan sebagai berikut:
Kategori KBLI Deskripsi
B 05 Pertambangan Batu Bara dan Lignit
B 07 Pertambangan Bijih Logam
B 08 Pertambangan dan Penggalian Lainnya
B 09 Aktivitas Jasa Penunjang Pertambangan
C 10 Industri Makanan
C 11 Industri Minuman
C 12 Industri Pengolahan Tembakau
C 13 Industri tekstil
C 14 Industri Pakaian Jadi
C 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
C 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
C 17 Industri Kertas dan Barang Dari Kertas
C 18 Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman
C 19 Industri Produk Dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi
C 20 Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan Kimia
C 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisional
C 22 Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik
C 23 Industri Barang Galian Bukan Logam
C 24 Industri Logam Dasar
C 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin Dan Peralatannya
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 28
Kategori KBLI Deskripsi
C 26 Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik
C 27 Industri Peralatan Listrik
C 28 Industri Mesin Dan Perlengkapan ytdl
C 29 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi Trailer
C 30 Industri Alat Angkutan Lainnya
C 31 Industri Furnitur
C 32 Industri Pengolahan Lainnya
C 33 Reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan
D 35 Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas Dan Udara Dingin
E 36 Pengelolaan Air
E 37 Pengelolaan Air Limbah
E 38 Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah
E 39 Aktivitas Remediasi dan Pengelolaan Sampah Lainnya
F 41 Konstruksi Gedung
F 42 Konstruksi Bangunan Sipil
F 43 Konstruksi Khusus
G 45 Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
G 46 Perdagangan Besar, Bukan Mobil Dan Sepeda Motor
G 47 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil Dan Motor
H 49 Angkutan darat dan angkutan melalui saluran pipa
H 50 Angkutan perairan
H 52 Pergudangan Dan Aktivitas Penunjang Angkutan
H 53 Aktivitas Pos dan kurir
I 55 Penyediaan Akomodasi
I 56 Penyediaan Makanan Dan Minuman
J 58 Aktivitas Penerbitan
J 59 Aktivitas Produksi Gambar Bergerak, Video Dan Program Televisi, Perekaman Suara Dan Penerbitan Musik
J 60 Aktivitas Penyiaran Dan Pemrograman
J 61 Telekomunikasi
J 62 Aktivitas Pemrograman, Konsultasi Komputer Dan Kegiatan YBDI
J 63 Aktivitas Jasa Informasi
K 64 Aktivitas Jasa Keuangan, Bukan Asuransi Dan Dana Pensiun
K 66 Aktivitas Penunjang Jasa Keuangan, Asuransi Dan Dana Pensiun
L 68 Real Estat
M 69 Aktivitas Hukum Dan Akuntansi
M 70 Aktivitas Kantor Pusat dan Konsultasi Manajemen
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 29
Kategori KBLI Deskripsi
M 71 Aktivitas Arsitektur Dan Keinsinyuran; Analisis Dan Uji Teknis
M 72 Penelitian Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
M 73 Periklanan Dan Penelitian Pasar
M 74 Aktivitas profesional, ilmiah dan teknis lainnya
M 75 Aktivitas Kesehatan Hewan
N 77 Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi
N 78 Aktivitas Ketenagakerjaan
N 79 Aktivitas Agen Perjalanan, Penyelenggara Tur Dan Jasa Reservasi Lainnya
N 80 Aktivitas Keamanan dan Penyelidikan
N 81 Aktivitas Penyedia Jasa Untuk Gedung Dan Pertamanan
N 82 Aktivitas Administrasi Kantor, Aktivitas Penunjang Kantor Dan Aktivitas Penunjang Usaha Lainnya
P 85 Pendidikan
Q 86 Aktivitas Kesehatan Manusia
R 90 Aktivitas Hiburan, Kesenian Dan Kreativitas
R 91 Perpustakaan, Arsip, Museum Dan Kegiatan Kebudayaan Lainnya
R 93 Aktivitas Olahraga Dan Rekreasi Lainnya
S 94 Aktivitas Keanggotaan Organisasi
S 95 Reparasi Komputer Dan Barang Keperluan Pribadi Dan Perlengkapan Rumah Tangga
S 96 Aktivitas Jasa perorangan lainnya
4.2. Pendatataan usaha/perusahaan Menengah dan Besar (UMB)
a. Kegiatan Pendataan UMB
Pada tahun 2017 pendataan usaha/perusahaan menengah dan besar (UMB)
khusus kategori G dilakukan secara sampel sedangkan UMB non kategori G dilakukan
secara sensus.
b. Kelompok Pencacahan UMB
Jumlah UMB yang dilakukan secara sensus sebesar 370 ribu usaha/perusahaan
yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok kuesioner, yaitu kuesioner UMB Produksi,
Kuesioner UMB Non Jasa Keuangan, dan Kuesioner UMB Jasa Keuangan. Pengelompokan
tersebut bertujuan untuk mempermudah proses pendataan.
Petugas pengumpul data yang mencacah UMB adalah diutamakan staf BPS
Propinsi/Kabupaten/Kota/KSK, bila tidak memungkinkan bisa menggunakan mitra
statistik. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kombinasi antara wawancara
dan self enumeration, artinya petugas pengumpul data melakukan wawancara untuk
rincian-rincian pertanyaan yang memungkinkan datanya dikumpulkan melalui
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 30
wawancara, sedangkan untuk rincian-rincian pertanyaan lain yang pengisiannya
memerlukan waktu yang lama, diserahkan kepada responden. Sebelum menyerahkan
kuesioner, petugas harus menjelaskan tata cara pengisian, dan konsep definisi yang
digunakan kepada contact person dan berikan lembar petunjuk pengisian Daftar SE2016-
UMB bila diperlukan.
Khusus untuk perusahaan dengan KBLI 70100 Aktivitas Kantor Pusat wawancara
atau pengiriman kuesioner UMB Jasa Non Keuangan akan dilakukan oleh subject matter
BPS, BPS Provinsi dan BPS kabupaten/kota. Untuk selanjutnya Kantor Pusat akan
memberitahukan/memerintahkan cabang-cabangnya untuk mengisi kuesioner UMB.
Selanjutnya BPS Kabupaten/Kota bertugas untuk memonitor apakah penyelesaian
pengisian dokumen sudah selesai atau belum.
Unit pencacahan usaha/perusahaan UMB adalah establishment dan dibedakan
dalam 3 (tiga) daftar perusahaan dengan pencacahan sebagai beriku:
1) Kuesioner UMB Produksi (SE2016-UMB.PRODUKSI)
Usaha/perusahaan UMB yang termasuk dalam kelompok pencacahan UMB
Produksi adalah usaha/perusahaan yang termasuk sektor produksi. Kelompok ini
meliputi Perusahaan UMB Kategori (B) Pertambangan dan Penggalian; (C) Industri
Pengolahan; (D) Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin; (E)
Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah dan Daur Ulang Sampah, dan Kegiatan
Remediasi, dan (F) Konstruksi.
2) Kelompok Kuesioner UMB Jasa Keuangan (SE2016-UMB.KEUANGAN)
Kelompok kuesioner UMB Jasa Keuangan adalah perusahaan UMB berkategori
(K) Aktivitas Keuangan dan Asuransi.
3) Kuesioner UMB Jasa Non Keuangan (SE2016-UMB.NONKEUANGAN)
Usaha/perusahaan yang termasuk kelompok kuesioner UMB Jasa Non
Keuangan adalah usaha/perusahaan menengah dan besar yang berkategori (G)
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor; (H)
Pengangkutan dan Pergudangan; (I) Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan
Minum; (J) Informasi dan Komunikasi; (L) Real Estat; (M) Aktivitas Profesional, Ilmiah
dan Teknis; (N) Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya; (P) Pendidikan; (Q)
Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial; (R) Kesenian, Hiburan dan Rekreasi;
(S) Aktivitas Jasa Lainnya dan (U) Aktivitas badan internasional dan badan ekstra
internasional lainnya.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 31
c. Daftar SE2016-UMB.DSL
Daftar SE2016-UMB.DSL adalah daftar usaha/perusahaan berskala menengah
dan besar non kategori G dan beberapa KBLI kategori G yang akan dicacah secara
lengkap pada pelaksanaan kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016. Untuk kategori
”G” Perdagangan Besar dan Eceran; Perawatan dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
yang akan dicacah secara lengkap hanya usaha/perusahaan menengah dan besar
dengan kode KBLI diawali dengan kode 45, 46, dan KBLI 47111, 47191, 47301.
Keterangan rincian dan kolom pada Daftar SE2016-UMB.DSL adalah sebagai berikut:
1. Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama Provinsi.
2. Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten/kota.
3. Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan.
4. Kolom (1) : No. Urut, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut
usaha/perusahaan menengah dan besar yang menjadi unit
pencacahan yang berada dalam suatu kecamatan.
5. Kolom (2) : Kode Desa/Kelurahan, yang tercantum pada kolom ini adalah kode
dan nama desa/kelurahan.
6. Kolom (3) : NBS/SBS, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor Blok
Sensus/subblok sensus SE2016 dimana usaha/perusahaan UMB
berada
7. Kolom (4) : NUP (Nomor Urut perusahaan), yang tercantum pada kolom ini adalah
nomor urut perusahaan UMB dalam suatu dalam suatu BS/SBS.
8. Kolom (5) : Nama Usaha/Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah
nama usaha/perusahaan yang terpilih sebagai sampel.
9. Kolom (6) : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari
usaha/perusahaan yang tercantum pada kolom (5).
10. Kolom (7) : Nama Penanggung Jawab, yang tercantum pada kolom ini adalah
nama penanggung jawab untuk usaha/perusahaan pada kolom (5).
11. Kolom (8) : Kegiatan Utama/Kategori/KBLI , yang tercantum pada kolom ini
adalah kegiatan utama usaha/perusahaan yang terpilih sebagai
sampel beserta kategori dan Kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI) 2015.
12. Kolom (9) : Jenis Kuesioner, yang tercantum pada kolom ini adalah kode jenis
kuesioner yang digunakan untuk melakukan pencacahan.
- Bila kode 1, maka kuesioner yang digunakan untuk melakukan
pencacahan adalah SE2016-UMB.PRODUKSI.
- Bila kode 2, maka kuesioner yang digunakan untuk melakukan
pencacahan adalah SE2016-UMB.KEUANGAN.
- Bila kode 3, maka kuesioner yang digunakan untuk melakukan
pencacahan adalah SE2016-UMB.NONKEUANGAN.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 32
-
13. Kolom (10) : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan
usaha/perusahaan, yaitu:
1 = Ditemukan
bila usaha/perusahaan pada saat pencacahan dapat ditemukan dan sesuai baik
nama dan alamat-nya.
2 = Pindah dan dapat ditelusuri (dalam kabupaten/kota yang sama)
bila ternyata usaha/perusahaan sudah pindah (dalam kabupaten/kota yang
sama) tetapi masih bisa ditelusuri :
1. Jika lokasi baru berada pada wilayah kerja PCS maka perbaiki alamat yang
tercantum pada kolom (2), kolom (3) dan kolom (6) serta lakukan
pencacahan terhadap perusahaan tersebut.
2. Jika lokasi baru berada diluar wilayah kerja PCS maka :
a) PCS menyampaikan informasi tersebut ke PMS dengan memberikan kode
2* di Kolom (10) Daftar SE2016-UMB.DSL untuk baris usaha/perusahaan
tersebut dan memperbaiki alamat yang tercantum pada kolom (2),
kolom (3), dan kolom (6). PCS menyalin seluruh isian usaha/perusahaan
tersebut s.d. kolom (9) dengan menggunakan alamat yang baru dalam
form pemberitahuan pindah alamat.
b) PMS menyampaikan informasi tersebut (form pemberitahuan pindah
alamat) ke BPS Kabupaten/Kota
c) BPS Kabupaten/Kota memberikan informasi tersebut (form
pemberitahuan pindah alamat) kepada PCS yang wilayah kerjanya
menjadi lokasi baru usaha/perusahaan melalui PMS lokasi baru
d) PCS di lokasi baru menambahkan data usaha/perusahaan tersebut
(disalin dari form pemberitahuan pindah alamat) pada baris kosong
Daftar SE2016-UMB.DSL yang menjadi tanggung jawabnya
e) PCS di lokasi baru melakukan pendataan usaha/perusahaan tersebut
3 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri
bila dari hasil kunjungan ternyata usaha/perusahaan tersebut telah pindah
alamat dan tidak dapat ditelusuri.
4 = Tidak ditemukan
bila dari hasil kunjungan ternyata tidak dapat menemukan usaha/ perusahaan
tersebut, orang disekitar alamat usaha/perusahaan tersebut tidak mengetahui
keberadaan perusahaan tersebut.
5 = Ganda/double
bila ternyata usaha/perusahaan tercatat lebih dari satu kali. Ciri dari
usaha/perusahaan ganda/double bila nama perusahaan, alamat, penanggung
jawab, dan KBLI sama untuk beberapa perusahaan/usaha.
6 = Tutup
bila dari hasil kunjungan ternyata usaha/perusahaan tersebut telah tutup
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 33
artinya perusahaan telah menghentikan kegiatan produksi maupun
administrasi.
14. Kolom (11) : Jaringan usaha/perusahaan, kolom ini berisi kode jaringan
usaha/perusahaan yaitu :
1 = Bukan unit penunjang/pembantu
2 = Unit penunjang/pembantu (jika berisi kode ini
lanjutkan ke kolom (13))
15. Kolom (12) : Kategori Desember 2016, kolom ini berisi kategori dalam KBLI dari
usaha/perusahaan kondisi Desember 2016
16. Kolom (13) : Kesimpulan, yaitu :
1. Dicacah dengan SE2016-UMB.PRODUKSI, jika isian pada kolom (12) berisi
kode kategori B, C, D, E dan F
2. Dicacah dengan SE2016-UMB.KEUANGAN, jika isian pada kolom (12) berisi
kode kategori K
3. Dicacah dengan SE2016-UMB.NON KEUANGAN, jika isian pada kolom (12)
berisi kode kategori G, H, I, J, L, M, N, P, Q, R, S dan U
4. Tidak di cacah, jika isian :
- Pada kolom (10) berkode 3 s.d 6
- Pada kolom (10) berkode 1 s.d 2 dan kolom (11) berkode 2
5. Tidak dicacah karena kolom (10) berkode 2* (form pemberitahuan pindah
alamat).
d. Kerangka Sampel SE2016-UMB Kategori G
Kerangka sampel yang digunakan untuk dasar penarikan sampel UMB-G adalah
daftar nama dan alamat usaha/perusahaan menengah besar kategori G yang
dilengkapi dengan alamat, KBLI, dan tenaga kerja serta omset hasil pencacahan
SE2016-L2. Sebelum penarikan sampel, UMB-G pada setiap kabupaten/kota
dikelompokan menurut 2 digit KBLI.
PCS melakukan pencacahan dengan kuesioner SE2016-UMB sesuai isian kolom
(12) jika Kolom (10) hasil pencacahan berisi kode 1-2 dan kolom (11) jaringan
usaha/perusahaan berkode 1
PCS tidak melakukan wawancara lebih lanjut kepada usaha/perusahaan dengan
kuesioner SE2016-UMB dan melaporkan kepada PMS jika :
- Kolom (10) isiannya kode 3 s.d. 6
- Kolom (10) isiannya kode 1-2 dan kolom (11) berkode 2
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 35
)(])1([
])1([
22
22
rka
h
a
h
h mmMKK
MKKm
e. Alokasi sampel SE2016-UMB Kategori G
Total sampel pada setiap kabupaten/kota harus dialokasikan menurut 2 digit
KBLI yang telah ditentukan. Pengalokasian sampel menurut 2 digit KBLI tetap
memperhatikan population size, dan keragaman karakteristik tenaga kerja atau omset
dalam setiap 2 digit KBLI.
Untuk KBLI yang telah ditentukan, alokasi sampel sebagai berikut:
KBLI Deskripsi KBLI Fraksi
Sampling
45 Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 1
46 Perdagangan Besar, Bukan Mobil Dan Sepeda Motor 1
47111 Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya
makanan, minuman atau tembakau di supermarket/minimarket 1
47191
Perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya bukan
makanan, minuman atau tembakau (barang barang kelontong) di
toserba (department store)
1
47301 Perdagangan eceran bahan bakar kendaraan di SPBU 1
Untuk KBLI lainnya yang dialokasikan dengan rumus sebagai berikut dengan:
mh : Target sampel UMB-G suatu kabupaten/kota menurut 2 digit KBLI h
mk : Target sampel UMB-G suatu kabupaten/kota.
mr : Target UMB-G yang disensus
Mh : Populasi UMB suatu kabupaten/kota hasil pendaftaran SE2016
menurut 2 digit KBLI h.
K : Konstanta terpenuhinya minimum ukuran sampel untuk kemungkinan
domain terkecil (K2 = 0,5)
a : Parameter antara 1.0 dan 2.0 yang merefleksikan generalisasi untuk
seluruh kisaran alokasi antara proportional dan equal (a = 1,5)
f. Penarikan sampel SE2016-UMB kategori G
Setelah alokasi sampel dilakukan sesuai dengan 2 digit KBLI yang telah
dilakukan, selanjutnya adalah penarikan sampel. Metode penarikan UMB-G dilakukan
secara sistematic sampling dan antar KBLI 2 digit, dilakukan secara terpisah
(independent). KBLI 2 digit, jumlah tenaga kerja, dan omset sebagai statistical
arrangement, artinya, sebelum penarikan sampel, UMB-G diurutkan menurut KBLI 5
digit, jumlah tenaga kerja, dan omset, agar jumlah UMB-G yang terpilih pada setiap 2
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 36
digit KBLI sebanding terhadap population size. Hasil penarikan sampel tersebut
dituangkan dalam Daftar Sampel Utama UMB-G (SE2016-UMB-G.DSU).
g. Daftar SE2016-UMB-G.DSU
Daftar SE2016-UMB-G.DSU adalah daftar yang memuat nama
usaha/perusahaan UMB yang terpilih sebagai sampel UMB-G dan berbagai
karakteristiknya. Dengan berdasarkan daftar ini, PCS mengunjungi dan melakukan
pencacahan usaha/perusahaan yang menjadi beban tugasnya.
Keterangan Rincian dan Kolom Daftar SE2016-UMB-G.DSU adalah sebagai berikut:
1. Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama Provinsi.
2. Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten/kota
3. Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan
4. Kolom (1) : No. Urut Sampel, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut
sampel yang terpilih sebagai sampel UMB-G dalam suatu
kabupaten/kota.
5. Kolom (2) : Kode dan Nama Desa/Kelurahan, yang tercantum pada kolom ini
adalah kode dan nama desa/kelurahan
6. Kolom (3) : NBS/NSBS, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor Blok
Sensus dan Subblok Sensus dimana sampel usaha UMB-G berada.
7. Kolom (4) : NUP (Nomor Urut Perusahaan), yang tercantum pada kolom ini
adalah nomor urut perusahaan dalam satu BS/SBS yang bersumber
dari Daftar SE2016-L2.
8. Kolom (5) : Nama usaha/perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah
nama usaha/perusahaan yang terpilih sebagai sampel.
9. Kolom (6) : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari
usaha/perusahaan yang tercantum pada kolom (5).
10. Kolom (7) : Nama Penanggung jawab, yang tercantum pada kolom ini adalah
nama pengusaha/pelaku usaha.
11. Kolom (8) : Kegiatan Utama/ Kategori & KBLI, yang tercantum pada kolom ini
adalah kegiatan utama usaha/perusahaan yang terpilih sebagai
sampel beserta kategori dan kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI) dari kegiatan utama.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 37
12. Kolom (9) : Jenis Kuesioner, yang tercantum pada kolom ini adalah kode 3 yaitu
jenis kuesioner SE2016-UMB.NONKEUANGAN
13. Kolom (10) : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan
usaha/perusahaan, yaitu:
1 = Ditemukan
bila usaha/perusahaan pada saat pencacahan dapat ditemukan dan sesuai baik
nama dan alamat
2 = Pindah dan dapat ditelusuri (dalam kabupaten/kota yang sama)
bila ternyata usaha/perusahaan sudah pindah (dalam kabupaten/kota yang
sama) tetapi masih bisa ditelusuri:
1. Jika lokasi baru berada pada wilayah kerja PCS maka perbaiki alamat yang
tercantum pada kolom (2), kolom (3) dan kolom (6) serta lakukan
pencacahan terhadap perusahaan tersebut.
2. Jika lokasi baru berada diluar wilayah kerja PCS maka :
a) PCS menyampaikan informasi tersebut ke PMS dengan memberikan kode 2* di Kolom (10) Daftar SE2016-UMB-G.DSU untuk baris
usaha/perusahaan tersebut dan memperbaiki alamat yang tercantum
pada kolom (2), kolom (3), dan kolom (6). PCS menyalin seluruh isian usaha/perusahaan tersebut dalam form pemberitahuan pindah alamat
b) PMS menyampaikan informasi tersebut (lembar form pemberitahuan pindah alamat) ke BPS Kabupaten/Kota
c) BPS Kabupaten/Kota memberikan informasi tersebut (form pemberitahuan pindah alamat) kepada PCS yang wilayah kerjanya
menjadi lokasi baru usaha/perusahaan melalui PMS lokasi baru
d) PCS di lokasi baru melakukan pendataan usaha/perusahaan 3 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri
bila dari hasil kunjungan ternyata usaha/perusahaan tersebut telah pindah
alamat dan tidak dapat ditelusuri. Bila dijumpai hal demikian, maka PCS harus
melaporkan ke PMS.
4 = Tidak ditemukan
bila dari hasil kunjungan ternyata tidak dapat menemukan usaha/perusahaan
tersebut, orang disekitar alamat usaha/perusahaan tersebut tidak mengetahui
keberadaan perusahaan tersebut. Bila dijumpai hal demikian, maka PCS harus
melaporkan ke PMS.
5 = Ganda/double bila ternyata usaha/perusahaan tercatat lebih dari satu kali. Ciri dari usaha/perusahaan ganda/double bila nama perusahaan, alamat, penanggung
jawab, dan KBLI sama untuk beberapa usaha/perusahaan. Bila dijumpai hal
demikian, maka PCS harus melaporkan ke PMS. 6 = Tutup
bila hasil kunjungan ternyata usaha/perusahaan tersebut telah tutup artinya perusahaan telah menghentikan kegiatan produksi maupun administrasi. Bila
dijumpai hal demikian, maka PCS harus melaporkan ke PMS.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 38
14. Kolom (11) : Jaringan usaha/perusahaan, kolom ini berisi kode jaringan
usaha/perusahaan yaitu :
1 = Bukan unit penunjang/pembantu
2 = Unit penunjang/pembantu (jika berisi kode ini maka
lapor kepada PMS dan mengisi form permintaan
penggantian sampel)
15. Kolom (12) : Kategori Desember 2016, kolom ini berisi kategori dari
usaha/perusahaan kondisi Desember 2016
16. Kolom (13) Kesimpulan, yaitu:
1. Dicacah dengan SE2016-UMB.NON KEUANGAN jika kolom (10) kode 1
atau 2, kolom (11) kode 1 dan kolom (12) tetap berkode G
2. Dicacah dengan SE2016-UMB.PRODUKSI dan minta sampel pengganti
jika kolom (10) berkode 1 atau 2, kolom (11) kode 1 dan kolom (12) B,
C, D, E, F
3. Dicacah dengan SE2016-UMB.KEUANGAN dan minta sampel pengganti
jika kolom (10) kode 1 atau 2, kolom (11) kode 1 dan kolom (12) K
4. Dicacah dengan SE2016-UMB.NON KEUANGAN dan minta sampel
pengganti jika kolom (10) kode 1 atau 2, kolom (11) kode 1 dan kolom
(12) H, I, J, L, M, N, P, Q, R, S dan U
5. Diganti sampel jika kolom (10) kode 3 s.d. 6 atau kolom (11) kode 2
6. Tidak dicacah, jika kolom (10) berkode 2*
7. Tidak dicacah karena sudah penggantian lebih dari 2 kali atau sudah tidak
tersedia lagi sampel pengganti.
Jika kolom (10) hasil pencacahan berisi kode 1-2 dan kolom (11) jaringan
perusahaan/usaha berkode 1, maka PCS melakukan pencacahan dengan jenis kuesioner
SE2016-UMB sesuai dengan kategori hasil pencacahan pada kolom (12).
PCS harus melaporkan kepada PMS, dan selanjutnya PMS akan melaporkan ke BPS Kabupaten/Kota untuk mendapatkan sampel pengganti jika :
- Kolom (10) berkode 3 s/d 6
- Kolom (10) berkode 1-2 dan kolom (11) berkode 2 - Kolom (10) berkode 1-2 dan kolom (11) berkode 1 dan isian kolom (12) bukan kategori
G (akan tetapi usaha yang berubah kategori tersebut tetap dicacah)
PCS melaporkan permintaan penggantian sampel kepada PMS dengan mengisi form
permintaan penggantian sampel
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 41
h. Pembentukan Sampel Pengganti SE2016-UMB-G
Pembentukan sampel pengganti dilakukan untuk menyediakan daftar
usaha/perusahaan sebagai pengganti dari usaha/perusahaan yang ada dalam Daftar
SE2016-UMG-G.DSU. Pembentukan sampel pengganti ini dilakukan dengan paket
program yang telah disediakan bersamaan dengan penarikan sampel utama. Namun
demikian, tatacara pembentukan sampel pengganti diuraikan sebagai berikut :
Pemilihan “usaha/perusahaan sampel pengganti” dilakukan setelah pemilihan
“usaha/perusahaan sampel utama” dalam satu kabupaten selesai dilakukan.
usaha/perusahaan yang telah terpilih sebagai “ usaha/perusahaan sampel utama” tidak
boleh dijadikan sebagai “ usaha/perusahaan sampel pengganti”. Usaha/perusahaan
sampel pengganti adalah usaha/perusahaan berikutnya yang memiliki 2 digit KBLI yang
sama dengan usaha/perusahaan sampel utama selam masih tersedia dalam kerangka
sampel. Pemilihan usaha/perusahaan pengganti dilakukan bertahap, yaitu :
1. Cari usaha dalam desa/kelurahan yang sama dengan usaha/perusahaan sampel
utama. Jika tidak ditemukan 2 digit KBLI yang sama dalam desa/kelurahan yang
sama, maka;
2. Cari dalam kecamatan yang sama. Jika tidak ditemukan 2 digit KBLI yang sama
dalam kecamatan yang sama, maka;
3. Cari di kecamatan lain.
Uraian 1 sampai dengan 3 dilakukan mulai dari 5 dijit sampai dengan 2 dijit KBLI yang
ditentukan. Daftar usaha yang merupakan sampel pengganti dituangkan dalam Daftar
Sampel Pengganti Usaha UMB-G (SE2016-UMB-G.DSP).
i. Daftar SE2016-UMB-G.DSP
Daftar SE06-UMB-G.DSP adalah daftar yang memuat nama usaha/perusahaan
UMB-G yang digunakan sebagai sampel pengganti bila usaha/perusahaan yang
tercantum pada Daftar SE2016-UMB-G.DSU gagal untuk dicacah. Sampel pengganti harus
berasal dari Daftar SE2016-UMB-G.DSP. Tidak semua usaha/perusahaan sampel utama
memiliki sampel pengganti. Penggantian sampel dilakukan oleh Kasie Statistik Distribusi
BPS Kabupaten/Kota berdasarkan informasi dari PMS.
Secara garis besar keterangan Rincian dan Kolom, sama dengan SE2016-UMB-
G.DSU. Keterangan kolom (1) – (13) Daftar SE2016-UMB-G.DSP, sama dengan
keterangan kolom (1) – (13) Daftar SE2016-UMB-G.DSU. Angka yang tercantum di kolom
(14) adalah merupakan nomor urut sampel utama yang akan diganti. Dengan kata lain,
usaha yang tercantum di Daftar SE2016-UMB-G.DSP kolom (5) adalah calon pengganti
usaha/perusahaan sampel utama dengan nomor urut sampel seperti pada Daftar
SE2016-UMB-G.DSP kolom (14).
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 42
j. Penggunaan SE2016-UMB-G.DSP
1. Usaha/perusahaan sampel utama dan sampel pengganti, disusun sedemikian rupa
sehingga tiap usaha/perusahaan sampel utama akan memiliki dua sampel
pengganti yang mempunyai kode 2 digit KBLI yang sama.
2. Penggantian sampel hanya dapat dilakukan dua kali.
3. Tahapan penggantian sampel:
i Lakukan pencacahan terhadap usaha/perusahaan sampel utama
(SE2016-UMB-G.DSU)
Jika usaha/perusahaan sampel utama tersebut tidak dapat dicacah karena
alasan :
a. Kolom (10) berkode 3, 4 , 5 dan 6
b. Kolom (10) berkode 1-2 dan kolom (11) berkode 2
c. Kolom (10) berkode 1-2 dan kolom (11) berkode 1 dan kolom (8)
berbeda dengan kolom (12)
maka:
ii Lakukan Penggantian Sampel Tahap pertama, yaitu melakukan pencacahan
usaha/perusahaan sampel pengganti (SE2016-UMB-G.DSP) yang nomor urut
sampelnya sama dengan sampel utama (tercantum dalam Daftar
SE2016-UMB-G.DSP kolom (14), NUS sampel utama.
iii Jika usaha/perusahaan sampel pengganti tidak dapat dicacah karena alasan
yang sudah ditetapkan, maka:
iv Lakukan Penggantian Sampel Tahap 2, yaitu melakukan pencacahan
usaha/perusahaan sampel pengganti (SE2016-UMB-G.DSP) yang nomor urut
sampelnya sama dengan sampel utama (tercantum dalam Daftar
SE2016-UMB-G.DSP kolom (14), NUS sampel utama.
v Kemudian isikan identitas usaha/perusahaan pada sampel pengganti pada
blok I SE2016-UMB.NONKEUANGAN.
4. Contoh:
i. Pada saat PCS melakukan pencacahan usaha sampel utama SE2016-UMB-
G.DSU kolom (1), untuk NUS 89 yaitu Columbia, PT dengan nup 22 KBLI
47599, ternyata tidak dapat dicacah karena tutup, maka usaha Columbia, PT
tersebut harus diganti dengan Daftar Sampel Perusahaan Pengganti
(SE2016-UMB-G.DSP) yang kolom (14)-nya bernomor 89, yaitu MAIFAN, PT
dengan nup 5 KBLI 47726.
ii. Jika usaha sampel pengganti yang kolom (14)-nya 89, yaitu MAIFAN, PT, juga
tidak dapat dicacah, maka lakukan penggantian kedua dengan nomor urut
sampel utama 89 yaitu TOKO MAS NOVITA nup 215 KBLI 47852. Namun, jika
tidak tersedia lagi dalam daftar SE2016-UMB-G.DSP maka tidak dilakukan
penggantian sampel
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 44
k. Tata Cara Pencacahan SE2016-UMB
Tahapan pencacahan SE2016-UMB, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. mempelajari uraian KBLI perusahaan-perusahaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Dengan berbekal Daftar SE2016-UMB.DSL/SE2016-UMB-G.DSU petugas
mengunjungi perusahaan yang alamatnya tercantum pada kolom (6).
3. PCL harus yakin, bahwa alamat yang dikunjungi adalah adalah alamat dari
perusahaan yang menjadi unit pencacahan.
4. Selanjutnya hubungi penanggung jawab yang tercatat pada kolom (7).
Apabila nama yang tercantum tidak ada, tanyakan penanggung jawab yang
menggantikannya.
5. Perlu dijelaskan maksud dan tujuan pendataan UMB SE2016 dan
konsep/definisi serta tata cara pengisian daftar. Lakukan wawancara untuk
karakteristik/item pertanyaan yang memungkinkan pengumpulan datanya
melalui wawancara, sedangkan untuk karakteristik lain yang membutuhkan
waktu yang lebih lama atau harus mencatat/menyalin dari berkas
perusahaan, maka pengisiannya diserahkan kepada responden.
6. Perlu dilakukan perjanjian kapan pengisian kuesioner dapat diselesaikan.
7. Lakukan kontak via telpon atau alat komunikasi lain sebelum datang pada
tanggal yang sudah ditentukan.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 45
Dokumen UMB.DSU.G
Cari Usaha / Perusahaan berdasarkan UMB.DSU.G
Usaha ditemukan?(kol. 10 kode 1 atau 2)
Ya
Apakah diluar Wilayah PCL?
(kol. 10 kode 2*)
Form UMB.DSU.G
Isi Kolom (13) dengan kode 6
YaForm
Pemberitahuan Pindah Alamat
Apakah unit penunjang?(kol. 11 kode 2)
Tidak
Form UMB.DSU.G
Isi kolom (13) dengan kode 5
Ya
Apakah kol. 12 berkode
B,C,D,E, atau F?
Apakah kol 12 berkode K?
TIdak
Form UMB.DSU.G
Isi kolom (13) dengan kode 2
Ya
Form UMB.DSU.G
Isi kolom (13) dengan kode 3
Ya
Isi Form Sampel
PenggantiSTOP
MULAI
Tidak
Apakah kategori berubah?
Tidak
Ya
Form UMB.DSU.G
Isi kolom (13) dengan kode 1
Tidak
Form UMB.DSU.G
Isi kolom (13) dengan kode 4
Tidak
Cacah dengan SE16
UMB.Keuangan
Cacah dengan SE16
UMB.Produksi
Cacah dengan SE16 UMB.Non
Keuangan
Gambar 4.2. Diagram Alur Tata Cara Pencacahan SE2016-UMB-G.DSU
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 46
Dokumen UMB.DSL
Cari Usaha / Perusahaan berdasarkan UMB.DSL
Usaha ditemukan?(kol. 10 kode 1 atau 2)
YaApakah diluar Wilayah. PCL?
(kol. 10 kode 2*)
Form UMB.DSLIsi Kolom (13) dengan kode 5
YaForm
Pemberitahuan Pindah Alamat
Apakah unit penunjang?(kol. 11 kode 2)
Tidak
Form UMB.DSLIsi kolom (13) dengan kode 4
Ya
Apakah kol. 12 berkodeB,C,D,E, atau F?
Tidak
Apakah kol 12 berkode K?
TIdak
Tidak
Form UMB.DSLIsi kolom (13) dengan kode 1
Ya
Form UMB.DSLIsi kolom (13) dengan kode 2
Ya
Form UMB.DSLIsi kolom (13) dengan kode 3
MULAI
Tidak
STOP
Cacah dengan SE16 UMB.Non
Keuangan
Cacah dengan SE16
UMB.Keuangan
Cacah dengan SE16
UMB.Keuangan
Gambar 4.3. Diagram Alur Tata Cara Pencacahan SE2016-UMB-DSL
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 47
Gambar 4.4. Diagram Alur Tata Cara Pencacahan SE2016-UMB untuk Aktivitas
Kantor Pusat
Hubungi Contact person
SE2016-UMB.DSL
Dgn KBLI = 70100
Pelajari uraian KBLI Mendatangi
Perusahaan
Tidak
Ya
Hubungi Contact Person
Lakukan perjanjian, kapan
kuesioner dapat diambil
Lakukan kontak sebelum datang
mengambil kuesioner yang telah diisi
Isian sudah benar?
Tidak
Selesai
Ya
Lakukan pendekatan agar kantor pusat perusahaan bersedia mendistribusikan
kuesioner ke kantor cabang
SM berkoordinasi dengan BPS Provinsi/Kabupaten/Kota memberitahu
kuesioner telah didistribusikan oleh Kantor
Pusat perusahaan ke kantor cabang
BPS Provinsi/Kabupaten/Kota memonitor penerimaan kuesioner
dan pengisian oleh kantor cabang
Cari informasi lain Yakin perusahaan yang
didatangi Benar?
Jelaskan maksud dan tujuan pencacahan SE2016-UMB, konsep dan definisi serta
tatacara pengisian kuesioner
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 48
l. Tahapan Penggunaan Daftar SE2016-UMB.DSL SISIP
1. BPS kabupaten/kota mencermati SE2016-UMB.DSL dan SE2016-UMB-G.DSU, jika
ada usaha UMB yang belum masuk dalam daftar, maka BPS kabupaten/ kota
mencatat usaha/perusahaan tersebut dalam SE2016-UMB.SISIP.
2. Petugas Task Force dibekali Daftar SE2016-UMB.SISIP untuk mencatat
usaha/perusahaan yang tidak terdapat dalam SE2016-UMB.DSL/SE2016-UMB-
G.DSU hasil laporan dari BPS kabupaten/kota.
3. Lakukan wawancara dengan pengelola/penanggung jawab usaha/ perusahaan
yang ditemukan untuk memperoleh informasi tentang nomor telepon, bulan dan
tahun berdiri, kode KBLI, jenis kegiatan utama, produk utama yang dihasilkan,
badan usaha, dan jaringan usaha.
4. Tata cara pengisian SE2016-UMB.DSL SISIP adalah sebagai berikut:
i. Isikan rincian Provinsi, Kabupaten, dan Kecamatan.
ii. Kolom (1) : Tuliskan nomor urut
iii. Kolom (2) : Tuliskan nama Usaha/perusahaan
iv. Kolom (3) : Tuliskan nama Desa/Kelurahan
v. Kolom (4) : Tuliskan Nomor Blok Sensus/Nomor Sub Blok Sensus
vi. Kolom (5) : Tuliskan alamat usaha/perusahaan
vii. Kolom (6) : Tuliskan nomor telepon
viii. Kolom (7) : Tuliskan bulan dan tahun berdiri (beroperasi secara
komersial)
ix. Kolom (8) : Tuliskan kegiatan utama
x. Kolom (9) : Tuliskan produk utama yang dihasilkan
xi. Kolom (10) : Tuliskan kode badan usaha
xii. Kolom (11) : Tuliskan kode jaringan usaha
xiii. Kolom (12) : Tuliskan jumlah tenaga kerja
xiv. Kolom (13) : Tuliskan kualifikasi usaha jika usaha tersebut termasuk
kategori Konstruksi dan Akomodasi
xv. Kolom (14) : Tuliskan kategori dan kode KBLI
xvi. Kolom (15) : Cek kelayakan UMB yaitu:
1. Ditemukan pada saat pencacahan, beroperasi secara
komersial sebelum listing Juni 2016
2. Ditemukan pada saat pencacahan, beroperasi secara
komersial setelah listing Juni 2016
3. Bukan UMB
xvii. Kolom (16) : Jika Kolom (15) berkode 1 maka isikan Nomor Urut
Perusahaan yang akan menjadi unit pencacahan. Nomor urut
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 49
perusahaan untuk usaha/perusahaan yang berasal dari Daftar
SE2016-UMB.SISIP dimulai dari 9000 untuk setiap kecamatan.
5. Jika kolom (15) berkode 1, kolom (14) bukan kategori G dan kolom (11)
jaringan usaha berkode 1 s.d 5 maka lakukan pencacahan dengan
menggunakan kuesioner UMB yang sesuai. Salin kolom (16) Nomor Urut
Perusahaan ke dalam kuesioner UMB yang sesuai.
Gambar 4.5. Diagram Alur Penggunaan Daftar SE2016-UMB.SISIP
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 51
4.3. Survei Usaha/Perusahaan Mikro dan Kecil (UMK)
Berbeda dengan pengumpulan data Usaha Menengah dan Besar (UMB) yang
dilakukan secara sensus (kecuali untuk Kategori G), pengumpulan data (UMK) dilakukan
secara sampel, dengan jumlah sampel sebesar 1,5 juta usaha.
a. Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan untuk dasar penarikan sampel usaha mikro dan
kecil (UMK) adalah daftar nama dan alamat usaha/perusahaan yang dilengkapi dengan
alamat, KBLI, dan tenaga kerja serta omset hasil pencacahan SE2016 dengan Daftar
SE2016-L2. Sebelum penarikan sampel, UMK pada setiap kabupaten/kota dikelompokan
menurut 2 digit KBLI.
b. Alokasi Sampel
Target sampel UMK sebesar 1,5 juta usaha. Target sampel tersebut harus
dialokasikan ke 514 Kabupaten/kota dan ke kedalaman 2 digit KBLI yang telah
ditetapkan.
1) Alokasi Sampel Kabupaten/Kota
Alokasi sampel menurut kabupaten/kota didasarkan pada hasil pengolahan
Daftar SE2016-RBL dengan menggunakan rumus:
dengan :
k : 1,2,3,…514
mk1 : Target sampel UMK kabupaten/kota ke-k
K : Konstanta terpenuhinya minimum ukuran sampel untuk kemungkinan
domain terkecil (K2 = 0,5)
a : parameter antara 1.0 dan 2.0 yang merefleksikan generalisasi untuk
seluruh kisaran alokasi antara proportional dan equal (a = 1,5)
Mk1 : Populasi usaha suatu kabupaten/kota ke-k
Alokasi per kabupaten yang dihasilkan, kemudian dijumlahkan untuk
mendapatkan target sampel tingkat Provinsi:
mp : Target sampel suatu Provinsi
jutaMKK
MKKm
a
k
a
k
k 5,1])1([
])1([
1
22
1
22
1
34,......2,1,1 pmm kp
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 52
Data hasil pengolahan Daftar SE2016-RBL yang digunakan sebagai dasar
pengalokasian sampel per kabupaten, belum dipilah berdasarkan skala usaha
(penentuan skala usaha dilakukan kemudian), sehingga data SE2016-RBL masih
mengandung unit kegiatan usaha yang tidak dijadikan unit pencacahan 2017,
masih mengandung usaha/perusahaan menengah dan besar dan jaringan usaha
unit pembantu/penunjang.
2) Alokasi Sampel menurut Cakupan KBLI
Total sampel pada setiap kabupaten/kota harus dialokasikan menurut 2 digit
KBLI yang telah ditentukan. Pengalokasian sampel menurut 2 digit KBLI tetap
memperhatikan population size, dan keragaman karakteristik tenaga kerja atau
omset dalam setiap 2 digit KBLI.
Untuk KBLI yang jumlah usahanya kurang dari 30 (rare cases), alokasi sampel
sebagai berikut:
Jumlah Usaha menurut KBLI Fraksi Sampling
1 – 15 1
16 – 30 ½
Untuk KBLI yang jumlah usahanya lebih dari 30 dialokasikan dengan rumus
sebagai berikut dengan :
mki : Target sampel UMK suatu kabupaten/kota ke-k menurut KBLI 2 digit ke-i
(untuk Mki > 30).
mk1 : Target sampel UMK suatu kabupaten/kota ke-k.
mr1 : Target sampel/sensus UMK rare cases kabupaten/Kota ke-k
Mki : Populasi UMK suatu kabupaten/kota ke-k hasil pendaftaran SE2016
menurut 2 digit KBLI ke-i.
K : Konstanta terpenuhinya minimum ukuran sampel untuk kemungkinan
domain terkecil (K2 = 0,5)
a : Parameter antara 1.0 dan 2.0 yang merefleksikan generalisasi untuk
seluruh kisaran alokasi antara proportional dan equal (a = 1,5)
c. Penarikan Sampel
Setelah alokasi sampel sesuai dengan 2 digit KBLI yang telah dilakukan pada
setiap Kabupaten/Kota, selanjutnya dilakukan penarikan sampel. Metode penarikan UMK
)(])1([
])1([11
22
22
rka
ki
a
ki
ki mmMKK
MKKm
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 53
dilakukan secara sistematic sampling dan antar KBLI 2 digit dilakukan secara terpisah
(independent). KBLI 2 digit, jumlah tenaga kerja, dan omset sebagai statistical
arrangement, artinya, sebelum penarikan sampel, UMK diurutkan menurut KBLI 5 digit,
jumlah tenaga kerja, dan omset, agar jumlah UMK yang terpilih pada setiap 5 digit KBLI
sebanding terhadap population size. Hasil penarikan sampel tersebut dituangkan dalam
Daftar Sampel Utama (SE2016-UMK.DSU).
d. Daftar SE2016-UMK.DSU
Daftar SE2016-UMK.DSU adalah daftar yang memuat nama usaha/ perusahaan
yang terpilih sebagai sampel UMK dan berbagai karakteristiknya. Dengan berdasarkan
daftar ini, PCS mengunjungi dan melakukan pencacahan usaha/perusahaan yang menjadi
beban tugasnya.
Keterangan Rincian dan Kolom Daftar SE2016-UMK.DSU adalah sebagai berikut:
1. Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama Provinsi.
2. Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten/kota
3. Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan
4. Kolom (1) : No. Urut Sampel, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut
usaha/perusahaan kecil dan mikro yang terpilih sebagai sampel
dalam suatu kabupaten/kota.
5. Kolom (2) : Kode dan Nama Desa/Kelurahan, yang tercantum pada kolom ini
adalah kode dan nama desa/kelurahan
6. Kolom (3) : NBS/NSBS, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor Blok
Sensus dan Subblok Sensus dimana sampel usaha UMK berada.
7. Kolom (4) : Nomor Urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah
nomor urut usaha dalam Blok Sensus dan Subblok Sensus yang
bersumber dari Daftar SE2016-L2.
8. Kolom (5) : Nama Kepala Rumahtangga
9. Kolom (6) : Nama usaha/perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah
nama usaha/perusahaan yang terpilih sebagai sampel.
10. Kolom (7) : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari
usaha/perusahaan yang tercantum pada kolom (6).
11. Kolom (8) : Nama Penanggung jawab, yang tercantum pada kolom ini adalah
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 54
nama pengusaha/pelaku usaha.
12. Kolom (9) : Kegiatan Utama/ kategori/KBLI, yang tercantum pada kolom ini
adalah kegiatan utama usaha/perusahaan yang terpilih sebagai
sampel beserta kode kategori dan kode Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI) usaha/perusahaan yang didasarkan pada
uraian kegiatan utama.
13. Kolom (10) : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan
Usaha/perusahaan, yaitu:
1 = Ditemukan
bila usaha/perusahaan pada saat pencacahan dapat ditemukan dan sesuai baik
nama dan alamat
2 = Pindah dan dapat ditelusuri (dalam kabupaten/kota yang sama)
bila ternyata usaha/perusahaan sudah pindah (dalam kabupaten/kota yang
sama) tetapi masih bisa ditelusuri:
1. Jika lokasi baru berada pada wilayah kerja PCS maka perbaiki alamat yang
tercantum pada kolom (2), kolom (3) dan kolom (7) serta lakukan
pencacahan terhadap perusahaan tersebut.
2. Jika lokasi baru berada diluar wilayah kerja PCS maka :
a) PCS menyampaikan informasi tersebut ke PMS dengan memberikan
kode 2* di Kolom (10) Daftar SE2016-UMK.DSU untuk baris
usaha/perusahaan tersebut dan memperbaiki alamat yang tercantum
pada kolom (2), kolom (3), dan kolom (7). PCS menyalin seluruh
isian usaha/perusahaan tersebut dalam form pemberitahuan pindah
alamat
b) PMS menyampaikan informasi tersebut (form pemberitahuan pindah
alamat) ke BPS Kabupaten/Kota
c) BPS Kabupaten/Kota memberikan informasi tersebut (form
pemberitahuan pindah alamat) kepada PCS yang wilayah kerjanya
menjadi lokasi baru usaha/perusahaan melalui PMS lokasi baru
d) PCS di lokasi baru melakukan pendataan usaha/perusahaan
tersebut.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 55
3 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri
bila dari hasil kunjungan ternyata usaha/perusahaan tersebut telah pindah
alamat dan tidak dapat ditelusuri. Bila dijumpai hal demikian, maka PCS harus
melaporkan ke PMS.
4 = Tidak ditemukan
bila dari hasil kunjungan ternyata tidak dapat menemukan usaha/perusahaan
tersebut, orang disekitar alamat usaha/perusahaan tersebut tidak mengetahui
keberadaan perusahaan tersebut. Bila dijumpai hal demikian, maka PCS harus
melaporkan ke PMS.
5 = Ganda/double
bila ternyata usaha/perusahaan tercatat lebih dari satu kali. Ciri dari
usaha/perusahaan ganda/double bila nama perusahaan, alamat, penanggung
jawab, dan KBLI sama untuk beberapa usaha/perusahaan. Bila dijumpai hal
demikian, maka PCS harus melaporkan ke PMS.
6 = Tutup
bila hasil kunjungan ternyata usaha/perusahaan tersebut telah tutup artinya
perusahaan telah menghentikan kegiatan produksi maupun administrasi. Bila
dijumpai hal demikian, maka PCS harus melaporkan ke PMS.
14. Kolom (11) : Jaringan usaha/perusahaan kolom ini berisi kode jaringan
usaha/perusahaan yaitu :
1 = Bukan unit penunjang/pembantu
2 = Unit penunjang/pembantu (jika berisi kode ini lapor kepada PMS
dan mengisi form permintaan penggantian sampel
15. Kolom (12) : Kategori Hasil Pencacahan, yang tercantum pada kolom ini adalah
kategori hasil pencacahan dari usaha/perusahaan.
16. Kolom (13) : Kesimpulan yaitu :
1. Dicacah, jika isian pada kolom (10) berkode 1 s.d 2 dan kolom (11) berkode
1 dan kolom (8) sama dengan kolom (12)
2. Diganti, jika isian :
- Pada kolom (10) berkode 3 s.d 6
- Pada kolom (10) berkode 1 s.d 2 dan kolom (11) berkode 2
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 56
- Pada kolom (10) berkode 1 s.d 2 dan kolom (11) berkode 1 dan
kolom(9) berbeda dengan kolom (12)
3. Tidak dicacah jika kolom (10) kode 2* (Form pemberitahuan pindah alamat).
4. Tidak dicacah karena sudah penggantian lebih dari 2 kali atau sudah tidak
tersedia lagi sampel pengganti.
Jika kolom (10) hasil pencacahan berisi kode 1-2 dan kolom (11) jaringan
usaha/perusahaan berkode 1, maka PCS melakukan pencacahan menggunakan
kuesioner SE2016-UMK.
PCS harus melaporkan kepada PMS, dan selanjutnya PMS akan melaporkan ke BPS
Kabupaten/Kota untuk mendapatkan sampel pengganti jika :
- Kolom (10) berkode 1-2 dan kolom (11) berkode 2
- Kolom (10) berkode 3 s/d 6
- Kolom (10) berkode 1-2 dan kolom (11) berkode 1 dan isian kode kategori pada
kolom (9) berbeda dengan isian pada kolom (13)
PCS melaporkan permintaan penggantian sampel kepada PMS dengan mengisi form
permintaan penggantian sampel
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 58
Mekanisme Penggantian Sampel
i. PCS melaporkan kepada PMS dengan memberikan form “Permintaan Penggantian
Sampel” yang telah diisi informasi usaha/perusahaan yang akan diganti.
ii. PMS menyampaikan form “Permintaan Penggantian Sampel” yang telah diisi
informasi usaha/perusahaan yang akan diganti kepada BPS Kabupaten/Kota.
iii. BPS Kabupaten/Kota memberikan kepada PMS form “Permintaan Penggantian
Sampel” yang telah dilengkapi usaha/perusahaan pengganti.
iv. PMS memberikan kepada PCS form “Permintaan Penggantian Sampel” yang telah
dilengkapi usaha/perusahaan pengganti.
v. PCS menindaklanjuti untuk melakukan pendataan usaha/perusahaan pengganti.
dan melakukan
e. Form Permintaan Penggantian Sampel
Form permintaan penggantian sampel terdiri dari 14 kolom. PCS mengisi kolom
(1) s.d kolom (14) pada baris keterangan sampel = “DIGANTI”, sedangkan kasie
distribusi BPS Kabupaten/Kota mengisi kolom (1) s.d kolom (14) baris keterangan
sampel = “PENGGANTI”. Keterangan Rincian dan Kolom form permintaan penggantian
sampel adalah sebagai berikut:
1. Rincian Propinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama propinsi.
2. Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten/kota
3. Rincian nama PMS, yang tercantum pada rincian ini adalah nama PMS
4. Rincian nama PCS, yang tercantum pada rincian ini adalah nama PCS
5. Kolom (1) : Nomor Urut
6. Kolom (2) : Keterangan sampel, terdiri dari 2 baris yaitu : “DIGANTI” dan
“PENGGANTI”
7. Kolom (3) : Jenis Daftar pada baris “DIGANTI” terdiri dari :
1. SE2016-UMB-G.DSU
2. SE2016-UMK.DSU
8. Kolom (4) : NUS pada baris “DIGANTI” disalin dari kolom (1) dari daftar SE2016-
UMB-G.DSU/SE2016-UMK.DSU dari usaha/ perusahaan yang akan
diganti
9. Kolom (5) dan Kolom (6) Kode dan Nama Kecamatan pada baris “DIGANTI” disalin
dari rincian kecamatan pada daftar SE2016-UMB-G.DSU/SE2016-
UMK.DSU dari usaha/perusahaan yang akan diganti
10. Kolom (7) dan Kolom (8) Kode dan Nama Desa/Kelurahan pada baris “DIGANTI”
disalin dari SE2016-UMB-G.DSU/SE2016-UMK.DSU kolom (2) dari
usaha/perusahaan yang akan diganti
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 59
11. Kolom (9) : NBS/NSBS pada baris “DIGANTI”, disalin dari SE2016-UMB-
G.DSU/SE2016-UMK.DSU kolom (3) dari usaha/perusahaan yang akan
diganti
12. Kolom (10) : NUP pada baris “DIGANTI” disalin dari SE2016-UMB-G.DSU/SE2016-
UMK.DSU kolom (4) dari usaha/perusahaan yang akan diganti.
13. Kolom (11) : Nama usaha/perusahaan pada baris “DIGANTI”, disalin dari
SE2016-UMB-G.DSU kolom (5) atau dari SE2016-UMK.DSU kolom
(6) dari usaha/perusahaan yang akan diganti.
14. Kolom (12) : Alamat pada baris “DIGANTI” disalin dari SE2016-UMB-G.DSU kolom
(6) atau dari SE2016-UMK.DSU kolom (7) dari usaha/perusahaan
yang akan diganti.
15. Kolom (13) : Kegiatan Utama/kategori/KBLI pada baris “DIGANTI”, disalin dari
disalin dari SE2016-UMB-G.DSU kolom (8) atau dari SE2016-
UMK.DSU kolom (9) dari usaha/perusahaan yang akan diganti.
16. Kolom (14) : Alasan diganti pada baris “DIGANTI”, berisi alasan dari
usaha/perusahaan sampel utama yang akan diganti terdiri dari:
1. Pindah dan tidak dapat ditelusuri
2. Tidak ditemukan
3. Ganda/Double
4. Tutup
5. Unit Penunjang/Pembantu
6. Kategori berbeda
17. Kolom (3) : Jenis Daftar pada baris “PENGGANTI”, terdiri dari :
3. SE2016-UMB-G.DSP
4. SE2016-UMK.DSP
18. Kolom (4) : NUS pada baris “PENGGANTI” disalin dari kolom (14) dari daftar
SE2016-UMB-G.DSP/SE2016-UMK.DSP dari usaha/perusahaan
pengganti.
19. Kolom (5) dan Kolom (6) Kode dan Nama Kecamatan pada baris “PENGGANTI”
disalin dari rincian kecamatan pada daftar SE2016-UMB-
G.DSP/SE2016-UMK.DSP dari usaha/perusahaan pengganti
20. Kolom (7) dan Kolom (8) Kode dan Nama Desa/Kelurahan pada baris
“PENGGANTI”, disalin dari SE2016-UMB-G.DSP/SE2016-UMK.DSP
kolom (2) dari usaha/perusahaan pengganti
21. Kolom (9) : NBS/NSBS pada baris “PENGGANTI”, disalin dari disalin dari SE2016-
UMB-G.DSP/SE2016- UMK.DSP kolom (3) dari usaha/perusahaan
pengganti
22. Kolom (10) : NUP pada baris “PENGGANTI” disalin dari SE2016-UMB-
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 60
G.DSP/SE2016-UMK.DSP kolom (4) dari usaha/perusahaan
pengganti.
23. Kolom (11) : Nama usaha/perusahaan pada baris “PENGGANTI”, disalin dari
disalin dari SE2016-UMB-G.DSP kolom (5) atau dari SE2016-
UMK.DSP kolom (6) dari usaha/perusahaan pengganti.
24. Kolom (12) : Alamat pada baris “PENGGANTI” disalin dari disalin dari SE2016-
UMB-G.DSP kolom (6) atau dari SE2016-UMK.DSP kolom (7) dari
usaha/perusahaan pengganti.
25. Kolom (13) : Kegiatan Utama/kategori/KBLI pada baris “PENGGANTI”, disalin dari
disalin dari SE2016-UMB-G.DSP kolom (8) atau dari SE2016-
UMK.DSP kolom (9) dari usaha/perusahaan pengganti.
f. Pembentukan Sampel Pengganti UMK
Pembentukan sampel pengganti dilakukan untuk menyediakan daftar
usaha/perusahaan sebagai pengganti dari usaha/perusahaan yang ada dalam Daftar
SE2016-UMK.DSU. Pembentukan sampel pengganti ini dilakukan dengan paket program
yang telah disediakan bersamaan dengan penarikan sampel utama. Namun demikian,
tatacara pembentukan sampel pengganti diuraikan sebagai berikut :
Pemilihan “ usaha/perusahaan sampel pengganti” dilakukan setelah pemilihan “
usaha/perusahaan sampel utama” dalam satu kabupaten selesai dilakukan.
Usaha/perusahaan yang telah terpilih sebagai “perusahaan/usaha sampel utama” tidak
boleh dijadikan sebagai “usaha/perusahaan sampel pengganti”. Usaha/perusahaan
sampel pengganti adalah usaha/perusahaan berikutnya yang memiliki KBLI yang sama
dengan usaha/perusahaan sampel utama. Pemilihan usaha/perusahaan pengganti
dilakukan bertahap, yaitu :
1. Pencarian dilakukan pada blok sensus yang sama dengan usaha/perusahaan sampel
utama, jika tidak ditemukan KBLI yang sama dalam blok sensus tersebut, maka
2. Cari usaha dalam desa/kelurahan yang sama dengan usaha/perusahaan sampel
utama. Jika tidak ditemukan KBLI yang sama dalam desa/kelurahan yang sama,
maka:
3. Cari dalam kecamatan yang sama. Jika tidak ditemukan KBLI yang sama dalam
kecamatan yang sama, maka:
4. Cari di kecamatan lain.
Uraian 1 sampai dengan 4 dilakukan mulai dari 5 dijit sampai dengan 2 dijit KBLI yang
ditentukan. Daftar usaha/perusahaan yang merupakan sampel pengganti dituangkan
dalam Daftar Sampel Pengganti Usaha (SE2016-UMK.DSP).
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 61
PRO
VIN
SI :
KABU
PATE
N/K
OTA
:
NA
MA
PM
S :
NA
MA
PCS
:
NBS
/KE
GIA
TAN
UTA
MA
KOD
EN
AM
AKO
DE
NA
MA
KA
TEG
ORI
KBL
I
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Kode
Kol
om (3
) :
Kode
Kol
om (1
4) :
1. S
E201
6-U
MB-
G.D
SU1.
Pin
dah
dan
tida
k da
pat d
itel
usur
i4.
Tut
up
2. S
E201
6-U
MK.
DSU
2. T
idak
dit
emuk
an5.
Uni
t pem
bant
u/pe
nunj
ang
3. S
E201
6-U
MB-
G.D
SP3.
Gan
da/d
oubl
e 6.
Kat
egor
i ber
beda
4. S
E201
6-U
MK.
DSP
PEN
GG
AN
TI
DIG
AN
TI
PEN
GG
AN
TI
DIG
AN
TI
DIG
AN
TI
PEN
GG
AN
TI
DIG
AN
TI
PEN
GG
AN
TI
DIG
AN
TI
DIG
AN
TI
PEN
GG
AN
TI
PEN
GG
AN
TI
PERM
INTA
AN
PEN
GG
AN
TIA
N S
AM
PEL
KETE
RAN
GA
N
SAM
PEL
NO
URU
T
JEN
IS
DA
FTA
RN
US
KECA
MA
TAN
DES
A/K
ELU
RAH
AN
/NA
GA
RIN
UP
NA
MA
USA
HA
/PER
USA
HA
AN
ALA
MA
TA
LASA
N
DI G
AN
TI
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 62
g. Daftar SE2016-UMK.DSP
Daftar SE06-UMK.DSP adalah daftar yang memuat nama usaha/perusahaan
yang digunakan sebagai sampel pengganti bila usaha/perusahaan yang tercantum pada
Daftar SE2016-UMK.DSU gagal untuk dicacah. Sampel pengganti harus berasal dari
Daftar SE2016-UMK.DSP. Tidak semua usaha/perusahaan sampel utama memiliki sampel
pengganti. Penggantian sampel dilakukan oleh Kasie Statistik Distribusi BPS
Kabupaten/Kota berdasarkan informasi dari PMS.
Secara garis besar keterangan Rincian dan Kolom, sama dengan SE2016-UMK.DSU.
Keterangan kolom (1) – (13) Daftar SE2016-UMK.DSP, sama dengan keterangan kolom
(1) – (13) Daftar SE2016-UMK.DSU.
Kode KBLI yang tercantum di kolom (9) dicetak tebal (bold) sesuai dengan cakupan 2
digit KBLI. Angka yang tercantum di kolom (14) adalah merupakan nomor urut sampel
utama yang akan diganti. Dengan kata lain, usaha yang tercantum di Daftar SE2016-
UMK.DSP kolom (6) adalah calon pengganti usaha/perusahaan sampel utama dengan
nomor urut sampel seperti pada Daftar SE2016-UMK.DSP kolom (14).
h. Penggunaan SE2016-UMK.DSP
1. Usaha/perusahaan sampel utama dan sampel pengganti, disusun sedemikian rupa
sehingga tiap usaha/perusahaan sampel utama akan memiliki satu atau dua
sampel pengganti yang mempunyai kode 2 dijit KBLI yang sama.
2. Penggantian sampel hanya dapat dilakukan paling banyak dua kali, jika pada
daftar SE2016-UMK.DSP tidak ada lagi sampel pengganti maka STOP.
3. Tahapan penggantian sampel:
i. Lakukan pencacahan terhadap usaha/perusahaan sampel utama
(SE2016-UMK.DSU)
Jika usaha/perusahaan sampel utama tersebut tidak dapat dicacah karena
alasan yang telah ditetapkan yaitu :
- Kolom (10) berkode 3 s.d 6
- Kolom (10) berkode 1-2 dan kolom (11)=2
- Kolom (10) berkode 1-2 dan kolom (11) berkode 1 dan kolom (9) berbeda
dengan kolom (12), maka:
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 64
ii. Lakukan Penggantian Sampel Tahap I, yaitu melakukan pencacahan
usaha/perusahaan sampel pengganti (SE2016-UMK.DSP) yang nomor urut
sampelnya sama dengan sampel utama (tercantum dalam Daftar
SE2016-UMK.DSP kolom (14), NUS sampel utama.
iii. Jika usaha/perusahaan sampel pengganti tidak dapat dicacah karena alasan
yang telah ditetapkan maka:
iv. Lakukan Penggantian Sampel Tahap 2, yaitu melakukan pencacahan
usaha/perusahaan sampel pengganti berikutnya (SE2016 UMK.DSP) yang
nomor urut sampelnya sama dengan sampel utama (tercantum dalam Daftar
SE2016 UMB-G.DSP kolom (14), NUS sampel utama).
v. Kemudian isikan identitas usaha/perusahaan pada sampel pengganti pada blok
I SE2016-UMK
4. Contoh:
i Pada saat PCS melakukan pencacahan usaha sampel utama SE2016-UMK.DSU
kolom (1), untuk NUS 8 usaha WARUNG <NYOMAN CATRI> dengan kategori G
KBLI 47242 nup 23, ternyata tidak dapat dicacah karena tutup, maka usaha
WARUNG <NYOMAN CATRI> tersebut harus diganti dengan usaha pada Daftar
Sampel Perusahaan Pengganti (SE2016-UMK.DSP) yang kolom (14)-nya bernomor
8, yaitu TOKO <WINARTI>. dengan kategori G KBLI 47242 nup 10.
ii Jika sampel usaha TOKO <WINARTI>. tidak dapat dicacah juga, maka lakukan
penggantian kedua dengan nomor urut sampel utama 8 pada daftar SE2016-
UMK.DSP yaitu TOKO <MADE RUDI> dengan KBLI 47242 nup 15.
iii Kemudian isikan identitas perusahaan/usaha sampel pengganti TOKO <MADE
RUDI> pada Blok I Daftar SE2016-UMK.
i. Tata Cara Pencacahan SE2016-UMK
Tahapan pencacahan SE2016-UMK, dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut :
1. PCS mempelajari uraian kegiatan utama usaha/perusahaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Dengan berbekal Daftar SE2016-UMK.DSU petugas mengunjungi usaha/perusahaan
yang alamatnya tercantum pada kolom (7).
3. PCL harus yakin, bahwa alamat yang dikunjungi adalah alamat dari usaha/
perusahaan yang menjadi unit pencacahan.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 65
4. Selanjutnya hubungi penanggung jawab yang tercatat pada kolom (8). Apabila
nama yang tercantum tidak ada, tanyakan penanggung jawab yang
menggantikannya.
5. Perlu dijelaskan maksud dan tujuan pendataan UMK SE2016 dan konsep/definisi
serta tata cara pengisian daftar. Lakukan wawancara untuk karakteristik/item
pertanyaan yang memungkinkan pengumpulan datanya melalui wawancara,
sedangkan untuk karakteristik lain yang membutuhkan waktu yang lebih lama atau
harus mencatat/menyalin dari berkas usaha/perusahaan, maka pengisiannya
diserahkan kepada responden.
6. Perlu dilakukan perjanjian kapan pengisian kuesioner dapat diselesaikan.
7. Lakukan kontak via telpon atau alat komunikasi lain sebelum datang pada tanggal
yang sudah ditentukan.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 66
Dokumen UMK.DSU
Cari Usaha / Perusahaan berdasarkan UMK.DSU
Usaha ditemukan?(kol. 10 kode 1 atau 2)
YaApakah diluar Wilayah. PCL?
(kol. 10 kode 2*)
Form UMK.DSU
Isi Kolom (13)Dengan kode 3
YaForm
Pemberitahuan Pindah Alamat
Apakah unit penunjang?(kol. 11 kode 2)
Tidak
Apakah Kategori Berubah ?
Tidak
Form UMK.DSUIsi kolom (13) dengan kode 2
Ya
MULAI
Form UMK.DSU
Isi Kolom (13)Dengan kode 2 (atau 4)
Tidak
STOP
Form Penggantian
Sampel
Form UMK.DSUIsi kolom (13) dengan kode 1
Tidak
Ya
Cacah dengan Kuesioner SE16
UMK
Gambar 4.6. Diagram Alur Tata Cara Pencacahan SE2016-UMK-DSU
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 67
5 PENGOLAHAN
5.1. Umum
Secara umum, kegiatan pengolahan SE2016 UMK dan UMB dilakukan secara
berjenjang dimulai dari BPS Kabupaten/Kota sampai dengan BPS Provinsi. Kegiatan
pengolahan yang dilakukan BPS Kabupaten/Kota antara lain meliputi penerimaan dan
pengelompokan dokumen, editing coding, dan entri/update daftar sampel, sedangkan
di BPS Provinsi dilakukan penerimaan dokumen, entri dan validasi dokumen
pencacahan.
Untuk memperlancar pelaksanaan pengolahan baik di BPS Kabupaten/Kota
maupun di BPS Provinsi, masing-masing tahapan pengolahan di koordinir oleh subject
matter teknis maupun non teknis sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Kegiatan penerimaan dokumen di BPS Kabupaten/Kota menjadi tanggungjawab dari
Sub Bagian Tata Usaha (TU), editing coding dikoordinir oleh Seksi Statistik Distribusi
dan Seksi Statistik Produksi, sedangkan entri/update Daftar Sample di koordinir oleh
Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS). Kegiatan penerimaan
dokumen di BPS Provinsi dikoordinir oleh Bagian TU , sedangkan kegiatan pengolahan
entri data menjadi tanggung jawab Bidang IPDS. Subject matter teknis di BPS Provinsi
juga ikut membantu dalam hal mengontrol validitas isian dokumen.
Sistem pengolahan data dikembangkan di BPS oleh Direktorat SIS. Dalam
pengembangannya dibantu oleh Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan
Survei, Direktorat Statistik Industri, Direktorat Statistik Distribusi, Direktorat Statistik
Keuangan, TI dan Pariwisata, Direktorat Neraca Produksi, Direktorat Neraca
Pengeluaran, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik sebagai nara sumber
materi. Sistem pengolahan data ini didistribusikan ke seluruh pusat pengolahan baik di
BPS Provinsi maupun di BPS Kabupaten/Kota. Direktorat SIS juga bertanggungjawab
mengkonsolidasikan seluruh hasil pengolahan Pendataan SE2016 UMK dan UMB ini.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, pada pengolahan SE2016
UMK dan UMB yang selenggarakan pada tahun 2017 ini memberikan keleluasaan
kepada usaha/perusahaan yang ingin melakukan pengisian data secara online.
Sehingga pada pengolahan SE2016 UMK dan UMB ini terdapat dua jenis aplikasi yang
dikembangkan yaitu aplikasi client server desktop base dan aplikasi pengolahan web
based.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 68
5.2. Jenis Dokumen Pengolahan
Jenis dokumen yang diolah dalam pelaksanaan Pendataan UMK dan UMB
SE2016 adalah:
No Daftar/Buku Pedoman Keterangan
(1) (2) (3)
1. SE2016-UMB. PRODUKSI Kuesioner Pendataan UMB Produksi untuk
kategori B,C,D,E dan F
2. SE2016-UMB. KEUANGAN Kuesioner Pendataan UMB Jasa Keuangan
untuk kategori K
3. SE2016-UMB.
NONKEUANGAN
Kuesioner Pendataan UMB Jasa Non
Keuangan untuk kategori
G,H,I,J,L,M,N,P,Q,R,S,U
4. SE2016-UMK Kuesioner Pendataan UMK untuk semua
kategori
5. SE2016-UMB.DSL Daftar Sensus Lengkap UMB termasuk
kategori G pada KBLI tertentu
6. SE2016-UMB.SISIP Daftar usaha/perusahaan UMB yang baru
ditemukan pada saat pendataan
7. SE2016-UMB-G.DSU Daftar Sampel Utama UMB Kategori G
8. SE2016-UMK.DSU Daftar Sampel Utama UMK
Kemudian, untuk menunjang kegiatan monitoring pengolahan diperlukan
beberapa informasi yang bersumber dari beberapa dokumen yaitu, Kartu Kendali PCS,
Kartu Monitoring PMS, dan beberapa template laporan lainnya.
5.3. Metode Pengolahan
Pengolahan dokumen hasil Pendataan SE2016 UMK dan UMB dapat dilakukan
dengan dua jenis yaitu menggunakan aplikasi client server desktop base dan aplikasi
pengolahan web based. Pada pengolahan client server desktop base, tahapan
pengolahan yang lakukan terdiri dari dua tahap yaitu tahap pengolahan data pra-
komputer dan tahap pengolahan data dengan komputer
Tahap pengolahan data pra komputer yaitu kegiatan pengolahan yang harus
dilakukan sebelum dilakukan input data ke dalam aplikasi pengolahan. Tahapan
tersebut terdiri dari :
a. Penerimaan dokumen (receiving)
b. Pengelompokkan dokumen (batching)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 69
c. Penyuntingan dan Penyandian (editing dan coding)
Sedangkan tahapan pengolahan data dengan komputer adalah sebagai berikut:
a. Entri data
b. Validasi
c. Tabulasi data
Kegiatan editing dan coding yang merupakan bagian dari kegiatan pengolahan
pra komputer dilaksanakan sedekat mungkin dengan lapangan yaitu di BPS
Kabupaten/Kota dengan maksud untuk mempermudah melakukan konfirmasi isian
dokumen apabila terdapat keragu-raguan dalam memperbaiki isian. Dengan demikian
proses pengolahan data dapat berjalan dengan baik sehingga dapat diperoleh data
yang akurat. Editing dan coding ini dilakukan dengan berpedoman pada buku pedoman
editing (Buku 6)
Pengolahan dengan komputer merupakan kegiatan pengolahan data hasil editing
dan coding dengan menggunakan program aplikasi pengolahan data entry dan validasi
hingga diperoleh clean data.
Kemudian, apabila pada waktu pelaksanaan pendataan, usaha/perusahaan yang
dikategorikan sebagai usaha menengah besar ingin melakukan pengisian data secara
mandiri maka disediakan juga sistem pengisian kuesioner berbasis web yang dapat
digunakan secara langsung oleh responden. Pada pengisian data dengan menggunakan
web ini memerlukan informasi yang valid mengenai email perusahaan. Oleh karena itu
PCS harus berupaya untuk mendapatkan informasi email yang valid dari
usaha/perusahaan yang hendak menginput data secara mandiri. Hal ini sangat penting
untuk dilakukan karena usaha/perusahaan hanya akan mengisi kuesioner melalui tautan
link yang dikirimkan oleh BPS melalui email perusahaan.
Selanjutnya, setelah usaha/perusahaan menerima email yang berisi tautan link
isi kuesioner, maka usaha/perusahaan dapat melakukan input data sendiri ke dalam
aplikasi web. Pengisian langsung oleh perusahaan ini dapat dilakukan dalam periode
waktu yang telah di tetapkan. Kemudian, setelah perusahaan mengisi dengan benar,
maka isian kuesioner langsung dapat di submit ke dalam aplikasi. Sebagai bukti bahwa
usaha/perusahaan tersebut telah mengirimkan data, maka sistem akan secara otomatis
mengeluarkan bukti pengiriman data ke perusahaan tersebut. Apabila sampai dengan
batas periode waktu yang telah ditetapkan, tetapi usaha/perusahaan belum merespon,
maka menjadi tanggung jawab dari sekretariat SE2016 UMK dan UMB di BPS
Kabupaten/Kota untuk aktif melakukan komunikasi ke usaha/perusahaan tersebut.
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 70
Pengisian data melalui aplikasi web oleh usaha/perusahan tentunya sedikit
berbeda dengan pengolahan data melalui aplikasi client server desktop base. Pada
aplikasi web, tahapan pra komputer yaitu, penerimaan dan pengelompokan, serta
editing coding tidak dilakukan. Hal ini akan berakibat beberapa isian variabel masih
mengandung kesalahan terutama dalam hal pengkodean. Selain itu beberapa
aturan validasi dan konsistensi yang kompleks tidak diaplikasikan langsung ke
dalam aplikasi web. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah usaha/perusahaan
mengisikan data. Akan tetapi rule validasi lengkap yang sama tetap diterapkan
pada kedua jenis pengolahan ini pada tahap validasi. Oleh karena itu, pada entri
melalui aplikasi web ini diperlukan satu tahapan lagi di BPS Kabupaten/Kota untuk
memeriksa kelengkapan isian yang menjadi mandatory variable terutama dalam hal
pengkodean. Apabila ditemukan beberapa isian masih belum lengkap, maka
subject matter teknis selaku koordinator editing coding harus melakukan konfirmasi
kembali ke usaha/perusahaan.
Data yang masuk ke dalam aplikasi web selanjutnya dapat di akses oleh BPS
Provinsi pada Bidang IPDS. Data ini kemudian di download dan di impor ke dalam
aplikasi client server desktop base. Pada tahap ini, petugas validasi melakukan
validasi terhadap keseluruhan isian dokumen. Rule validasi yang terapkan pada
usaha/perusahaan yang melakukan entri melalui web ini sama dengan
usaha/perusahaan yang respon melalui dokumen hardcopy. Apabila ditemukan
masih ada isian yang tidak konsisten, maka dilakukan treatment yang sama dengan
entri dan validasi biasa. Dalam hal ini, subject matter teknis berperan aktif untuk
memvalidasi dan apabila perlu melakukan konfirmasi kembali ke BPS
Kabupaten/Kota mengenai isian data.
Setelah pengolahan selesai dilakukan dan telah diperoleh clean data, maka file
hasil pengolahan Pendataan UMK dan UMB SE2016 dikirimkan ke BPS dengan
media pengiriman tercepat baik melalui email, filelib, maupun media transportasi
data yang lain. Hal-hal yang berkaitan dengan pengolahan data, dapat di
komunikasikan ke subdit Integrasi Pengolahan Data (IPD) BPS melalui email ke
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 71
Mekanisme pengolahan yang lebih jelas, dapat di lihat pada Gambar dibawah ini.
MEKANISME PENGOLAHAN SE2016-UMK dan UMB
IPD
/IP
DS
Dis
trib
usi
TU
PC
L/P
ML
BPS Provinsi BPS Kab/Kota Perusahaan
1. SE2016-UMB. DSL
2. SE2016-UMB-G.DSU
3. SE2016-UMK. .DSU
4. SE2016-
UMB.PRODUKSI
5. SE2016 -
UMB.KEUANGAN
6. SE2016-UMB.NON
KEUANGAN
7. SE2016 - UMK
Entri data
PCL berkunjung ke
usaha/ perusahaan
Perusahaan
ingin entri onlinePetugas mendata
dgn kuesioner
PCL mengisi Kartu
Kendali
Perusahaan
menerima email
Perusahaan
membuka tautan
Perusahaan melakukan
input data ke web
aplikasi
Perusahaan
mengirimkan hasil entri
melalui web aplikasi
Petugas validasi
melakukan validasi
perusahaan
PCL meminta email
utk link kuesioner dan
menyerahkan kartu
kendali ke PML
Perusahaan
respon?
Y
Receiving Batching
Clean ?
PML memeriksa
Kartu Kendali dan
menyerahkan ke
BPS Kab/Kota
(distribusi)
IPDS entri di web dan
mengirimkan tautan
kuesioner ke
perusahaan
PCL menyerahkan
dokumen ke PML
PML memeriksa isian
Kuesioner (Prod, Keu, Non
Keu, UMK) dan
mengelompokkan dok di
wilayah tugas nya (20 dok)
dan menyerahkan ke BPS
Kab/Kota (TU)
Editing
Coding
IPDS Update
1. SE2016-UMB. DSL
2. SE2016-UMB-G.DSU/P
3. SE2016-UMK. .DSU/P
ke dalam web
Pengiriman DokumenReceiving
Batching
Memeriksa
permintaan entri
online dan
mengirim ke IPDS
Verifikasi.
IPDS mengeluarkan
list isian Kategori dan
KBLI yg harus di
coding
Distribusi melengkapi
isian
IPDS melakukan
update data di web
Entri Form pindah
alamat
Y
T
Y
Petugas Validasi
konten
T
Perusahaan
mendapatkan bukti
pengiriman
dokumen dari
sistem di web
Memeriksa kelengkapan untuk persiapan
editing coding
PML memeriksa
Daftar Sampel
(DSL/DSU)
Memeriksa
DSL/DSU
dan mengirim
ke IPDS
T
Gambar 5.1. Alur Pengolahan Data UMK dan UMB SE2016
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 75
Lampiran 1 : kriteria kategori UMK dan UMB dari subject matter (SM) dan
treshold undang-undang
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 78
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Pelatihan Petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016
HARI WAKTU MATERI PEMBAHASAN KET
HARI I
07.30 – 08.00 Registrasi
08.00 – 08.30 Pembukaan
08.30 – 10.00 Pendahuluan Dan Organisasi
Lapangan PCS, PMS
10.00 – 10.15 COFFEE BREAK
10.15 - 12.15 Metodologi, Tata cara Pencacahan dan Tata Cara Pengisian, UMB
Produksi Blok I -II
PCS, PMS
12.15 – 13.30 ISHOMA
13.30 - 15.30 UMB-Produksi Blok III - IV PCS, PMS
15.30 – 16.00 ISHOMA
16.00 - 18.00 UMB -Produksi Blok IV - V PCS, PMS
HARI II
08.00 - 10.00 UMB -Produksi Blok V dan Blok VI PCS, PMS
10.00 – 10.15 COFFEE BREAK
10.15 - 12.15 UMB -Produksi Blok VI PCS, PMS
12.15 – 13.30 ISHOMA
13.30 - 15.30 UMB -Produksi Blok VII s.d XI PCS, PMS
15.30 – 16.00 COFFEE BREAK
16.00 - 18.00 UMB - Keuangan PCS, PMS
HARI III
08.00 - 10.00 UMB - Keuangan dan UMB - Non
Keuangan PCS, PMS
10.00 – 10.15 COFFEE BREAK
10.15 - 12.15 UMB-Non Keuangan dan UMK PCS, PMS
12.15 – 13.30 ISHOMA
13.30 - 15.30 Role Playing PCS, PMS
15.30 – 16.00 COFFEE BREAK
16.00 - 18.00 Diskusi Hasil Role Playing PCS, PMS
HARI I
08.00 - 10.00 Pendalaman PCS, PMS
10.00 – 10.15 COFFEE BREAK
10.15 - 12.15 Pengawasan dan Kasus Batas PMS
12.15 – 13.30 ISHOMA
13.30 - 15.30 Pengawasan dan Kasus Batas PMS
15.30 – 16.00 COFFEE BREAK
16.00 - 17.00 Diskusi (pleno) PMS
17.00 - 18.00 Penutupan PMS
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 79
Lampiran 3. Alokasi Petugas Pendataan UMK dan UMB SE2016 TA 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1100 35.410 5.310 40.720 744 257 1.001
1101 680 45 725 14 5 19
1102 970 88 1.058 20 7 27
1103 1.270 128 1.398 26 9 35
1104 1.430 126 1.556 28 10 38
1105 1.900 216 2.116 38 13 51
1106 1.420 198 1.618 29 10 39
1107 1.550 286 1.836 34 12 46
1108 2.470 350 2.820 51 17 68
1109 2.460 351 2.811 50 17 67
1110 2.570 405 2.975 54 18 72
1111 3.250 452 3.702 67 23 90
1112 970 110 1.080 20 7 27
1113 1.220 70 1.290 23 8 31
1114 1.610 139 1.749 31 11 42
1115 900 113 1.013 18 6 24
1116 670 40 710 13 5 18
1117 930 98 1.028 19 7 26
1118 1.080 85 1.165 21 7 28
1171 2.790 1.199 3.989 77 26 103
1172 630 66 696 13 5 18
1173 1.860 250 2.110 38 13 51
1174 1.940 426 2.366 44 15 59
1175 840 69 909 16 6 22
1200 77.540 15.170 92.710 1.701 577 2.278
1201 490 18 508 10 4 14
1202 2.280 227 2.507 44 15 59
1203 1.290 82 1.372 25 9 34
1204 1.760 151 1.911 34 12 46
1205 1.590 116 1.706 30 10 40
1206 1.320 122 1.442 26 9 35
1207 2.620 366 2.986 54 18 72
1208 3.860 671 4.531 82 28 110
1209 3.470 391 3.861 68 23 91
1210 1.540 133 1.673 30 10 40
1211 2.000 427 2.427 45 15 60
1212 7.950 2.072 10.022 185 62 247
1213 4.820 748 5.568 100 34 134
1214 1.000 75 1.075 19 7 26
1215 1.070 90 1.160 21 7 28
1216 370 17 387 8 3 11
1217 880 73 953 17 6 23
1218 3.660 393 4.053 71 24 95
1219 2.140 201 2.341 42 14 56
1220 1.180 62 1.242 22 8 30
1221 1.340 135 1.475 27 9 36
1222 1.630 178 1.808 33 11 44
1223 1.590 235 1.825 33 11 44
1224 490 20 510 10 4 14
1225 330 4 334 7 3 10
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 80
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1271 1.340 148 1.488 27 9 36
1272 1.990 193 2.183 39 13 52
1273 2.680 425 3.105 56 19 75
1274 1.850 194 2.044 36 12 48
1275 13.060 6.258 19.318 375 125 500
1276 2.550 383 2.933 53 18 71
1277 2.280 446 2.726 50 17 67
1278 1.120 116 1.236 22 8 30
1300 40.820 7.144 47.964 877 300 1.177
1301 410 63 473 9 3 12
1302 2.190 291 2.481 45 15 60
1303 2.060 358 2.418 44 15 59
1304 1.770 167 1.937 35 12 47
1305 2.700 290 2.990 53 18 71
1306 2.800 308 3.108 55 19 74
1307 3.380 324 3.704 66 22 88
1308 2.530 270 2.800 50 17 67
1309 1.720 163 1.883 34 12 46
1310 1.190 97 1.287 23 8 31
1311 1.770 281 2.051 38 13 51
1312 2.290 376 2.666 49 17 66
1371 6.540 2.510 9.050 172 58 230
1372 1.240 234 1.474 27 9 36
1373 1.130 98 1.228 22 8 30
1374 1.180 162 1.342 25 9 34
1375 2.330 559 2.889 53 18 71
1376 2.050 417 2.467 46 16 62
1377 1.540 176 1.716 31 11 42
1400 33.120 9.924 43.044 811 273 1.084
1401 1.860 264 2.124 38 13 51
1402 2.210 421 2.631 48 16 64
1403 2.550 399 2.949 53 18 71
1404 1.780 341 2.121 39 13 52
1405 2.260 476 2.736 50 17 67
1406 3.670 774 4.444 82 28 110
1407 2.290 416 2.706 50 17 67
1408 3.000 912 3.912 73 25 98
1409 2.510 465 2.975 54 18 72
1410 1.240 201 1.441 27 9 36
1471 7.150 4.403 11.553 231 77 308
1473 2.600 852 3.452 66 22 88
1500 21.050 3.819 24.869 458 157 615
1501 1.460 125 1.585 29 10 39
1502 1.910 307 2.217 40 14 54
1503 1.450 205 1.655 31 11 42
1504 1.460 180 1.640 30 10 40
1505 1.460 175 1.635 30 10 40
1506 1.310 130 1.440 26 9 35
1507 1.900 282 2.182 40 14 54
1508 1.760 230 1.990 36 12 48
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 81
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1509 1.910 335 2.245 41 14 55
1571 4.860 1.715 6.575 124 42 166
1572 1.570 135 1.705 31 11 42
1600 40.370 7.266 47.636 870 295 1.165
1601 2.010 287 2.297 42 14 56
1602 2.810 323 3.133 56 19 75
1603 2.450 358 2.808 50 17 67
1604 2.350 253 2.603 47 16 63
1605 1.280 109 1.389 25 9 34
1606 2.120 271 2.391 43 15 58
1607 2.950 354 3.304 59 20 79
1608 1.430 106 1.536 27 9 36
1609 2.300 239 2.539 45 15 60
1610 2.600 207 2.807 50 17 67
1611 1.120 48 1.168 21 7 28
1612 910 57 967 18 6 24
1613 720 39 759 13 5 18
1671 9.600 3.817 13.417 256 86 342
1672 1.820 316 2.136 39 13 52
1673 1.570 119 1.689 30 10 40
1674 2.330 363 2.693 49 17 66
1700 14.590 2.161 16.751 304 107 411
1701 1.380 136 1.516 27 9 36
1702 1.950 255 2.205 40 14 54
1703 1.550 181 1.731 31 11 42
1704 870 34 904 16 6 22
1705 1.100 81 1.181 22 8 30
1706 1.260 159 1.419 25 9 34
1707 880 30 910 16 6 22
1708 1.020 79 1.099 19 7 26
1709 860 58 918 17 6 23
1771 3.720 1.148 4.868 91 31 122
1800 41.570 6.790 48.360 877 295 1.172
1801 1.390 147 1.537 28 10 38
1802 2.560 184 2.744 48 16 64
1803 4.150 630 4.780 86 29 115
1804 4.520 450 4.970 88 30 118
1805 4.780 750 5.530 99 33 132
1806 2.910 318 3.228 57 19 76
1807 1.760 118 1.878 33 11 44
1808 1.870 359 2.229 41 14 55
1809 2.070 145 2.215 39 13 52
1810 2.600 325 2.925 53 18 71
1811 890 95 985 18 6 24
1812 1.350 131 1.481 27 9 36
1813 780 57 837 15 5 20
1871 7.580 2.651 10.231 194 65 259
1872 2.360 430 2.790 51 17 68
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 82
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1900 10.760 1.784 12.544 230 79 309
1901 1.980 308 2.288 41 14 55
1902 1.620 370 1.990 37 13 50
1903 1.360 105 1.465 26 9 35
1904 1.120 167 1.287 24 8 32
1905 1.090 64 1.154 21 7 28
1906 1.360 113 1.473 26 9 35
1971 2.230 657 2.887 55 19 74
2100 13.110 6.923 20.033 397 135 532
2101 1.680 448 2.128 40 14 54
2102 1.140 252 1.392 26 9 35
2103 880 123 1.003 19 7 26
2104 850 55 905 17 6 23
2105 600 67 667 12 4 16
2171 5.920 5.268 11.188 231 77 308
2172 2.040 710 2.750 52 18 70
3100 67.960 57.911 125.871 2.585 863 3.448
3101 590 28 618 11 4 15
3171 13.660 17.406 31.066 664 222 886
3172 14.380 9.547 23.927 479 160 639
3173 9.800 10.455 20.255 426 142 568
3174 16.520 10.195 26.715 531 177 708
3175 13.010 10.280 23.290 474 158 632
3200 237.450 53.658 291.108 5.318 1.783 7.101
3201 17.330 4.557 21.887 403 135 538
3202 11.490 1.640 13.130 233 78 311
3203 11.150 1.295 12.445 219 73 292
3204 16.850 3.691 20.541 374 125 499
3205 10.800 1.192 11.992 210 70 280
3206 8.060 551 8.611 149 50 199
3207 6.530 702 7.232 127 43 170
3208 5.100 698 5.798 103 35 138
3209 12.730 2.063 14.793 265 89 354
3210 7.550 1.223 8.773 157 53 210
3211 6.210 990 7.200 129 43 172
3212 8.950 1.336 10.286 184 62 246
3213 7.800 1.125 8.925 159 53 212
3214 5.100 1.326 6.426 119 40 159
3215 11.070 2.395 13.465 245 82 327
3216 12.330 4.055 16.385 308 103 411
3217 8.300 1.417 9.717 175 59 234
3218 3.270 238 3.508 61 21 82
3271 6.250 2.300 8.550 163 55 218
3272 3.460 795 4.255 78 26 104
3273 18.070 7.552 25.622 491 164 655
3274 3.570 1.119 4.689 88 30 118
3275 11.790 5.555 17.345 336 112 448
3276 9.950 3.022 12.972 242 81 323
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 83
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3277 4.500 1.031 5.531 101 34 135
3278 6.720 1.472 8.192 149 50 199
3279 2.520 318 2.838 50 17 67
3300 215.270 38.675 253.945 4.584 1.539 6.123
3301 8.560 1.366 9.926 178 60 238
3302 10.140 1.785 11.925 214 72 286
3303 6.320 758 7.078 125 42 167
3304 5.430 779 6.209 111 37 148
3305 7.230 1.028 8.258 147 49 196
3306 4.430 542 4.972 88 30 118
3307 5.720 907 6.627 119 40 159
3308 7.410 1.023 8.433 150 50 200
3309 5.720 1.101 6.821 124 42 166
3310 8.340 1.212 9.552 170 57 227
3311 6.210 1.429 7.639 140 47 187
3312 5.180 590 5.770 102 34 136
3313 6.220 1.189 7.409 134 45 179
3314 5.450 995 6.445 116 39 155
3315 6.020 667 6.687 118 40 158
3316 4.660 676 5.336 95 32 127
3317 3.750 645 4.395 80 27 107
3318 6.560 1.328 7.888 144 48 192
3319 6.070 1.274 7.344 134 45 179
3320 7.780 1.453 9.233 167 56 223
3321 5.370 626 5.996 106 36 142
3322 6.100 1.060 7.160 129 43 172
3323 5.030 705 5.735 102 34 136
3324 5.360 816 6.176 111 37 148
3325 5.570 560 6.130 107 36 143
3326 6.640 1.136 7.776 140 47 187
3327 7.540 887 8.427 149 50 199
3328 9.030 1.200 10.230 181 61 242
3329 8.790 710 9.500 165 55 220
3371 2.150 432 2.582 47 16 63
3372 5.990 2.059 8.049 152 51 203
3373 2.530 396 2.926 53 18 71
3374 10.840 5.842 16.682 328 110 438
3375 3.880 720 4.600 83 28 111
3376 3.250 779 4.029 75 25 100
3400 30.590 6.734 37.324 683 229 912
3401 3.470 299 3.769 66 22 88
3402 8.380 1.289 9.669 173 58 231
3403 4.550 351 4.901 85 29 114
3404 8.900 2.846 11.746 221 74 295
3471 5.290 1.949 7.239 138 46 184
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 84
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3500 233.450 54.471 287.921 5.287 1.776 7.063
3501 3.610 395 4.005 71 24 95
3502 4.830 748 5.578 100 34 134
3503 4.810 538 5.348 95 32 127
3504 7.010 1.248 8.258 149 50 199
3505 7.090 1.116 8.206 147 49 196
3506 8.570 1.551 10.121 182 61 243
3507 11.550 2.343 13.893 252 84 336
3508 5.590 1.080 6.670 121 41 162
3509 12.250 2.396 14.646 265 89 354
3510 11.160 2.164 13.324 241 81 322
3511 5.060 859 5.919 107 36 143
3512 5.010 674 5.684 101 34 135
3513 5.620 859 6.479 116 39 155
3514 8.380 2.140 10.520 194 65 259
3515 11.560 4.426 15.986 304 102 406
3516 6.550 1.111 7.661 138 46 184
3517 8.500 1.547 10.047 181 61 242
3518 6.030 913 6.943 124 42 166
3519 4.040 547 4.587 82 28 110
3520 4.560 510 5.070 89 30 119
3521 4.090 527 4.617 83 28 111
3522 5.290 940 6.230 113 38 151
3523 5.420 1.084 6.504 119 40 159
3524 5.590 1.310 6.900 127 43 170
3525 7.290 2.111 9.401 175 59 234
3526 4.690 597 5.287 94 32 126
3527 3.540 439 3.979 70 24 94
3528 4.390 672 5.062 91 31 122
3529 5.610 721 6.331 113 38 151
3571 3.460 914 4.374 81 27 108
3572 2.290 453 2.743 51 17 68
3573 7.610 2.717 10.327 195 65 260
3574 3.020 582 3.602 66 22 88
3575 2.950 508 3.458 63 21 84
3576 1.830 410 2.240 42 14 56
3577 3.060 792 3.852 71 24 95
3578 18.860 12.066 30.926 617 206 823
3579 2.680 463 3.143 57 19 76
3600 54.200 21.820 76.020 1.455 488 1.943
3601 5.430 701 6.131 109 37 146
3602 4.790 547 5.337 94 32 126
3603 12.750 6.558 19.308 377 126 503
3604 5.480 1.165 6.645 122 41 163
3671 9.780 5.915 15.695 311 104 415
3672 3.730 1.436 5.166 99 33 132
3673 4.960 1.264 6.224 115 39 154
3674 7.280 4.234 11.514 228 76 304
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 85
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5100 32.560 10.748 43.308 819 276 1.095
5101 2.300 351 2.651 48 16 64
5102 2.940 514 3.454 62 21 83
5103 5.440 3.930 9.370 190 64 254
5104 4.700 959 5.659 103 35 138
5105 1.860 281 2.141 39 13 52
5106 1.810 197 2.007 36 12 48
5107 2.930 352 3.282 58 20 78
5108 3.790 532 4.322 78 26 104
5171 6.790 3.632 10.422 205 69 274
5200 33.530 4.275 37.805 676 227 903
5201 4.700 490 5.190 92 31 123
5202 5.660 472 6.132 107 36 143
5203 7.330 456 7.786 135 45 180
5204 2.620 456 3.076 56 19 75
5205 1.540 139 1.679 30 10 40
5206 2.140 218 2.358 42 14 56
5207 1.050 190 1.240 23 8 31
5208 1.750 111 1.861 33 11 44
5271 4.530 1.462 5.992 113 38 151
5272 2.210 281 2.491 45 15 60
5300 28.090 2.997 31.087 563 195 758
5301 770 81 851 16 6 22
5302 1.320 143 1.463 26 9 35
5303 1.300 63 1.363 24 8 32
5304 1.650 75 1.725 30 10 40
5305 1.250 84 1.334 24 8 32
5306 1.310 149 1.459 26 9 35
5307 1.190 56 1.246 22 8 30
5308 1.050 57 1.107 20 7 27
5309 1.740 133 1.873 33 11 44
5310 1.670 240 1.910 34 12 46
5311 2.180 174 2.354 42 14 56
5312 1.000 82 1.082 20 7 27
5313 1.640 176 1.816 33 11 44
5314 830 46 876 16 6 22
5315 1.180 170 1.350 25 9 34
5316 300 11 311 6 2 8
5317 1.190 57 1.247 22 8 30
5318 860 35 895 16 6 22
5319 640 25 665 12 4 16
5320 330 9 339 7 3 10
5321 910 45 955 18 6 24
5371 3.780 1.086 4.866 91 31 122
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 86
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6100 21.290 5.387 26.677 502 173 675
6101 2.090 289 2.379 43 15 58
6102 980 126 1.106 21 7 28
6103 1.010 132 1.142 21 7 28
6104 1.250 271 1.521 28 10 38
6105 1.500 365 1.865 35 12 47
6106 1.830 410 2.240 42 14 56
6107 1.390 315 1.705 32 11 43
6108 980 239 1.219 23 8 31
6109 870 101 971 18 6 24
6110 890 125 1.015 19 7 26
6111 530 37 567 10 4 14
6112 2.100 423 2.523 46 16 62
6171 4.210 2.203 6.413 127 43 170
6172 1.660 351 2.011 37 13 50
6200 18.590 3.271 21.861 404 139 543
6201 2.180 618 2.798 53 18 71
6202 2.320 568 2.888 54 18 72
6203 2.040 182 2.222 39 13 52
6204 1.010 130 1.140 21 7 28
6205 1.110 127 1.237 23 8 31
6206 580 61 641 12 4 16
6207 780 99 879 16 6 22
6208 870 101 971 18 6 24
6209 1.280 96 1.376 25 9 34
6210 840 71 911 16 6 22
6211 990 92 1.082 20 7 27
6212 1.020 81 1.101 20 7 27
6213 900 46 946 17 6 23
6271 2.670 999 3.669 70 24 94
6300 30.600 5.076 35.676 649 220 869
6301 2.130 228 2.358 42 14 56
6302 1.840 209 2.049 37 13 50
6303 3.560 641 4.201 77 26 103
6304 1.840 172 2.012 36 12 48
6305 1.170 140 1.310 24 8 32
6306 1.870 185 2.055 37 13 50
6307 1.820 148 1.968 35 12 47
6308 2.530 119 2.649 46 16 62
6309 1.680 299 1.979 36 12 48
6310 2.190 337 2.527 46 16 62
6311 960 69 1.029 18 6 24
6371 6.400 1.784 8.184 152 51 203
6372 2.610 745 3.355 63 21 84
6400 23.590 8.156 31.746 606 206 812
6401 1.800 287 2.087 38 13 51
6402 1.080 191 1.271 23 8 31
6403 3.210 662 3.872 71 24 95
6404 1.880 489 2.369 45 15 60
6405 1.550 414 1.964 37 13 50
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 87
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6409 1.440 153 1.593 28 10 38
6411 190 7 197 5 2 7
6471 4.570 2.718 7.288 145 49 194
6472 6.030 2.707 8.737 169 57 226
6474 1.840 528 2.368 45 15 60
6500 5.430 1.239 6.669 127 44 171
6501 750 153 903 17 6 23
6502 1.060 211 1.271 24 8 32
6503 200 17 217 5 2 7
6504 1.310 242 1.552 29 10 39
6571 2.110 616 2.726 52 18 70
7100 22.400 3.932 26.332 486 166 652
7101 1.110 65 1.175 21 7 28
7102 2.670 347 3.017 54 18 72
7103 1.230 132 1.362 25 9 34
7104 870 52 922 17 6 23
7105 1.700 178 1.878 34 12 46
7106 1.480 215 1.695 31 11 42
7107 620 33 653 12 4 16
7108 600 65 665 12 4 16
7109 880 50 930 17 6 23
7110 490 24 514 10 4 14
7111 630 24 654 12 4 16
7171 4.830 1.907 6.737 129 43 172
7172 2.400 482 2.882 53 18 71
7173 1.220 184 1.404 26 9 35
7174 1.670 174 1.844 33 11 44
7200 20.920 2.812 23.732 432 148 580
7201 1.060 45 1.105 20 7 27
7202 2.350 297 2.647 48 16 64
7203 1.010 125 1.135 21 7 28
7204 1.410 155 1.565 28 10 38
7205 1.810 166 1.976 36 12 48
7206 1.610 181 1.791 32 11 43
7207 1.030 83 1.113 21 7 28
7208 2.570 211 2.781 49 17 66
7209 1.240 80 1.320 23 8 31
7210 1.270 48 1.318 24 8 32
7211 720 56 776 14 5 19
7212 960 89 1.049 19 7 26
7271 3.880 1.276 5.156 97 33 130
7300 55.000 11.616 66.616 1.226 419 1.645
7301 1.010 80 1.090 19 7 26
7302 2.480 277 2.757 49 17 66
7303 1.410 134 1.544 28 10 38
7304 1.970 275 2.245 40 14 54
7305 2.210 229 2.439 43 15 58
7306 4.100 618 4.718 85 29 114
7307 1.860 176 2.036 36 12 48
7308 2.280 403 2.683 49 17 66
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 88
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
7309 2.000 269 2.269 41 14 55
7310 1.400 150 1.550 28 10 38
7311 4.080 530 4.610 82 28 110
7312 1.930 143 2.073 37 13 50
7313 3.110 418 3.528 63 21 84
7314 2.080 295 2.375 43 15 58
7315 2.330 287 2.617 47 16 63
7316 1.320 194 1.514 27 9 36
7317 1.890 168 2.058 37 13 50
7318 1.140 133 1.273 23 8 31
7322 1.520 205 1.725 32 11 43
7325 1.520 357 1.877 35 12 47
7326 1.290 184 1.474 27 9 36
7371 8.520 5.305 13.825 275 92 367
7372 1.820 388 2.208 41 14 55
7373 1.730 398 2.128 39 13 52
7400 21.190 2.752 23.942 439 151 590
7401 760 49 809 15 5 20
7402 1.760 175 1.935 35 12 47
7403 1.900 119 2.019 35 12 47
7404 1.690 240 1.930 35 12 47
7405 1.720 118 1.838 32 11 43
7406 1.160 92 1.252 23 8 31
7407 850 41 891 17 6 23
7408 1.030 109 1.139 21 7 28
7409 800 24 824 15 5 20
7410 770 42 812 15 5 20
7411 710 36 746 13 5 18
7412 550 6 556 11 4 15
7413 670 19 689 13 5 18
7414 720 18 738 13 5 18
7415 430 7 437 9 3 12
7471 3.600 1.318 4.918 93 31 124
7472 2.070 339 2.409 44 15 59
7500 10.320 1.077 11.397 205 70 275
7501 1.080 86 1.166 21 7 28
7502 2.830 225 3.055 54 18 72
7503 1.180 76 1.256 22 8 30
7504 1.510 57 1.567 28 10 38
7505 1.040 49 1.089 20 7 27
7571 2.680 584 3.264 60 20 80
7600 8.790 851 9.641 173 60 233
7601 1.550 108 1.658 29 10 39
7602 3.030 247 3.277 58 20 78
7603 790 39 829 15 5 20
7604 1.730 330 2.060 38 13 51
7605 1.040 79 1.119 20 7 27
7606 650 48 698 13 5 18
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 89
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
8100 12.530 1.620 14.150 260 90 350
8101 960 78 1.038 18 6 24
8102 690 50 740 14 5 19
8103 2.270 213 2.483 44 15 59
8104 990 59 1.049 19 7 26
8105 660 63 723 13 5 18
8106 1.110 46 1.156 21 7 28
8107 680 43 723 14 5 19
8108 640 22 662 12 4 16
8109 570 15 585 11 4 15
8171 3.230 981 4.211 79 27 106
8172 730 50 780 15 5 20
8200 8.040 1.068 9.108 168 60 228
8201 680 51 731 14 5 19
8202 340 27 367 7 3 10
8203 590 66 656 12 4 16
8204 1.000 79 1.079 19 7 26
8205 1.060 130 1.190 22 8 30
8206 450 38 488 9 3 12
8207 420 18 438 8 3 11
8208 240 6 246 5 2 7
8271 2.070 578 2.648 50 17 67
8272 1.190 75 1.265 22 8 30
9100 8.140 1.589 9.729 189 67 256
9101 720 120 840 15 5 20
9102 550 62 612 12 4 16
9103 310 23 333 7 3 10
9104 680 73 753 14 5 19
9105 1.400 447 1.847 36 12 48
9106 390 102 492 10 4 14
9107 620 112 732 14 5 19
9108 390 76 466 9 3 12
9109 140 6 146 4 2 6
9110 280 6 286 6 2 8
9111 240 3 243 5 2 7
9112 130 1 131 4 2 6
9171 2.290 558 2.848 53 18 71
9400 16.580 4.807 21.387 423 151 574
9401 1.330 514 1.844 36 12 48
9402 830 317 1.147 22 8 30
9403 1.160 384 1.544 30 10 40
9404 1.310 375 1.685 32 11 43
9408 980 188 1.168 22 8 30
9409 1.110 220 1.330 25 9 34
9410 280 58 338 7 3 10
9411 510 53 563 11 4 15
9412 1.420 755 2.175 43 15 58
9413 430 69 499 10 4 14
9414 390 56 446 9 3 12
9415 360 46 406 8 3 11
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 90
Lanjutan lampiran 3.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
9416 470 28 498 9 3 12
9417 330 17 347 7 3 10
9418 440 29 469 9 3 12
9419 360 43 403 8 3 11
9420 330 78 408 8 3 11
9426 350 52 402 8 3 11
9427 170 24 194 4 2 6
9428 180 14 194 4 2 6
9429 140 13 153 4 2 6
9430 340 30 370 7 3 10
9431 80 6 86 3 1 4
9432 110 11 121 3 1 4
9433 100 29 129 3 1 4
9434 90 4 94 3 1 4
9435 110 2 112 3 1 4
9436 200 7 207 5 2 7
9471 2.670 1.385 4.055 80 27 107
1.544.850 372.833 1.917.683 35.528 12.015 47.543
KODEUSAHA MIKRO
KECIL (UMK)
USAHA
MENENGAH DAN
BESAR (UMB)
TOTAL UMK
dan UMB
PERKIRAAN
JUMLAH PCS
PERKIRAAN
JUMLAH PMS
PERKIRAAN JUMLAH
PETUGAS (PCS DAN
PMS)
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 91
Lampiran 4. Kartu Kendali PCS
Provinsi : ……………………………………………………………… Jenis Kuesioner (Lingkari Salah Satu )
Kabupaten/Kota : ………………………………………………………………
Kecamatan : ………………………………………………………………
Kelurahan/Desa/Nagari : ………………………………………………………………
Nomor Blok Sensus (NBS) : ………………………………………………………………
Nomor Subblok Sensus (NSBS) : ………………………………………………………………
Nomor Urut Usaha/Perusahaan (NUP) : ……………………………………………………………… Nama Petugas
Nama Perusahaan : ……………………………………………………………… NIP / NMS
Alamat Perusahaan : ……………………………………………………………… Nomor HP
Kode Pos : ………………………………………………………………
No. Telepon/Fax : ……………………………………………………………… Tanda Tangan
Email : ………………………………………………………………
Contact Person : ………………………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………………………
Nomor HP : ………………………………………………………………
KEGIATAN KUNJUNGAN PETUGAS PENCACAH
(1) (2) (3)
Antar dokumen/ w aw ancara (I)
II
III
IV
V
Dokumen masuk
Catatan : 1. Kartu ini harus dilaporkan kepada PMS setiap pertemuan
Catatan : 2. Untuk usaha/perusahaan yang akan mengisi data secara online kartu ini harus segera diserahkan ke BPS Kabupaten/Kota melalui PMS dan pastikan alamat email perusahaan penerima link terisi pada kolom (6)
Catatan : 3. Akhir pelaksanaan, kartu kendali diserahkan ke BPS Kabupaten/Kota melalui PMS
Kunjungan ke:
Apakah isian
kuesioner
lengkap ?
1. Ya, 2.
Tidak
IDENTITAS PERUSAHAAN
Tanggal
Nama yang memberi
keterangan di perusahaan/
penerima dokumen
Jabatan
1. SE2016-UMB PRODUKSI
2. SE2016-UMB.KEUANGAN
3. SE2016-UMB.NON KEUANGAN
KARTU KENDALI PCSPENDATAAN UMK DAN UMB SE2016
IDENTITAS KARTU KENDALI
(4) (5)
: ..……...…………………………
: ..……...…………………………
: ..……...…………………………
(7)
Tanda tangan
responden
(6)
Janji / hasil yang diperoleh
atau catatan petugas
: ..……...…………………………
4. SE2016-UMK
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 92
Lampiran 5. Kartu Monitoring PMS
Provinsi : ……………………………
Target usaha/
perusahaan
Kabupaten/Kota : …………………………… 1. ……………..…
Nama PMS : …………………………… 2. ……………..…
HP : …………………………… 3. ……………..…
Tanda tangan : ……………………………
Jumlah
Jumlah Kumulatif (5)+(6)+(7)+(8) Jumlah Kumulatif
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
III
(6)
I
II
KeteranganDiterima oleh PMS Masih di
usaha/
perusahaan
Belum
didistri-
busikan
Jumlah
usaha/
perusahaan
tidak didata
Yang diperiksa PMS
……………………
Nomor
PCS
Pertemu-
an ke:Tanggal
Kuesioner
Tanda
tangan
PCS
KARTU MONITORING PMS
PENDATAAN UMK DAN UMB SE2016
Nama PCS No. HP
……………………
……………………
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 93
Lampiran 6. Penjelasan Khusus
a. Kartu Kendali PCS Pendataan UMK dan UMB.
Kartu ini digunakan PCS untuk memonitor aktifitas proses pengiriman dan
penerimaan kuesioner ke usaha/perusahaan. Pencatatan dimulai dari tanggal saat
dokumen dikirim ke usaha/perusahaan sampai saat dokumen diterima oleh PCS.
1. Isikan identitas perusahaan (sesuaikan identitas di SE2016-UMB.DSL/UMB-
G.DSU/UMK-DSU)
2. Isikan identitas kartu kendali, dengan melingkari jenis kuesioner yang sesuai
3. Isikan nama petugas/NIP/NMS/No HP dan tanda tangan
4. Isikan form kegiatan kunjungan PCS pada kolom :
Kolom 1 info jadwal kunjungan mulai mengantar sampai menerima
dokumen kembali
Kolom 2 isikan tanggal saat kunjungan dilakukan
Kolom 3 isikan pemberi keterangan dari usaha/perusahaan
Kolom 4 isikan jabatan pemberi keterangan dari usaha/perusahaan
Kolom 5 isikan kondisi kuesioner saat memberi/menerima, kode 1 lengkap
dan kode 2 jika tidak lengkap.
Kolom 6 isikan catatan PCS terkait keinginan usaha/perusahaan seperti
kuesioner diisi langsung, ditinggal dan info kapan kuesioner selesai serta info
kuesioner diambil PCS secara langsung atau dikirim ke BPS atau mengisi data
secara online dengan menginfokan alamat email usaha/perusahaan.
Kolom 7 isikan tanda tangan responden
b. Kartu Monitoring PMS Pendataan UMK dan UMB SE2016
Kartu ini digunakan PMS untuk memonitor progress pendataan dari 3 (tiga) PCS.
Info progress diperoleh dari 8 (delapan) kali hasil pertemuan PMS dan PCS.
1. Isikan identitas wilayah, provinsi, kabupaten/kota.
2. Isikan Nama PMS/nomor HP dan Tanda tangan
3. Isikan Nama ketiga PCS serta target masing-masing usaha/perusahaan
Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten / Kota 94
4. Isikan Form Monitoring PMS pada kolom :
Kolom 1 info nomor PCS yang sesuai nomor PCS di pojok kanan atas.
Kolom 2 info terkait jadwal pertemuan
Kolom 3 isikan tanggal pertemuan PMS dan PCS
Kolom 4 – 11 Info progress terkait jumlah kuesioner
Kolom 4 isikan jumlah dokumen yang diterima
Kolom 5 isikan jumlah kumulatif dokumen yang diterima untuk masing-
masing PCS
Kolom 6 isikan jumlah dokumen yang masih berada di usaha/ perusahaan
Kolom 7 isikan jumlah dokumen yang belum didistribusikan
Kolom 8 isikan jumlah dokumen yang tidak didata karena pindah dan tidak
dapat ditelusuri, tidak ditemukan, ganda, dan tutup
Kolom 9 isikan jumlah kolom (5)+(6)+(7)+(8)
Kolom 10 isikan jumlah dokumen yang sudah diperiksa
Kolom 11 isikan jumlah kumulatif dokumen yang sudah diperiksa untuk
masing-masing PCS.
Kolom 12 isikan tanda tangan PCS untuk memastikan PCS mengetahui
kebenaran isiannya
Kolom 13 isikan kolom keterangan untuk memperjelas info terkait isian.