Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan taufik
dan karunia dari-Nya sehingga Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Batam Tahun Anggaran 2019 dapat diselesaikan sesuai waktu yang
telah ditentukan
Laporan Tahunan ini merupakan salah satu wujud
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dijabarkan
dalam Visi, Misi, Sasaran serta Kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I
Batam selama satu tahun anggaran. Laporan ini diharapkan dapat
dipergunakan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki berbagai
kekurangan yang telah terjadi serta sebagai sarana perbaikan untuk tahun
berikutnya. Kegiatan operasional yang dilakukan oleh Balai Karantina
Pertanian Kelas I Batam meliputi tindakan karantina terhadap Media
Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (MP-HPHK) dan Media Pembawa
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (MP-OPTK) baik terhadap
lalulintas antar Negara (ekspor dan impor) maupun lalulintas antar area
(domestik).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung seluruh pelaksanaan kegiatan tupoksi Balai
Karantina Pertanian Kelas I Batam. Selain itu, atas dedikasi, loyalitas dan
kerja keras dari seluruh pihak yang terkait, Alhamdulillah pada tahun 2019
ini Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam telah melakukan audit eksternal
SNI ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu dan SNI ISO 37001:2016 Sistem
Manajemen Anti Penyuapan.
Kami menyadari bahwa Laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan sangat diharapkan sehingga
kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam pada tahun yang akan
datang menjadi lebih baik.
Sebagai penutup Laporan Tahunan 2019 ini, kami sampaikan sebuah
pantun yang menjadi ciri khas adat istiadat dan budaya di tanah Melayu.
ii
Memancing ikan di laut Natuna
Ikannya banyak, nelayan pun senang
Semoga laporan tahunan ini banyaklah guna
Untuk memperbaiki kinerja di masa datang
Bunga Bakung Mekar di waktu malam
Kuncup sendiri di siang hari
Majulah terus BKP Batam
Bersama rakyat melindungi negeri
Batam, 3 Januari 2020
Kepala Balai
Ir.Joni Anwar,M.MA
NIP.19640115 198303 1 001
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. iii
DAFTAR BAGAN ……………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. x
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………… xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………… 1
. 1. Sejarah Batam…………………………………………… 1
2. Visi, Misi dan Nilai-nilai……………………………… 12
B. Tujuan, Sasaran dan Struktur Organisasi 15
1. Tujuan ……………………………………………………. 15
2. Sasaran ……………………………………..…………… 16
3. Struktur Organisasi …………………………………… 16
4. Maksud dan Tujuan …………………..……………… 18
BAB II. KEGIATAN KETATAUSAHAAN
A. Tugas Pokok dan Fungsi …………………………………. 19
B. Program Kerja ………………………………………………. 19
C. Sumber Daya Manusia ……………………………………. 21
D. Keuangan …………………………………………………….. 69
BAB III. KEGIATAN OPERASIONAL PERKARANTINAAN
A. Kegiatan Operasional Karantina Hewan ……………… 73
1. Domestik Masuk......…………………………………... 76
2. Domestik Keluar ....……………………………………. 89
3. Ekspor ………………………………...............………. 101
4. Impor................ ……………………………………….. 106
5. Instalasi Karantina Hewan .........................…….. 110
6. Laboratorium Karantina Hewan................………. 111
iv
B. Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan ………… 174
1. Umum ……………………………………………………. 174
2. Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan ……….. 176
2.1. Impor ……………………….……………………… 176
2.2. Ekspor ……………………………………………… 184
2.3. Re-Ekspor …………………………………………. 187
2.4. Antar Area (Domestik) …………………………. 187
3. Kegiatan Program Data 2019 ………….……………. 192
3.1. Fumigasi Sertifikat Elektronik ……………….. 192
3.2. PPK Online ………………………………………… 193
4. Laboratorium Karantina Tumbuhan ……………… 195
4.1. Pemeriksaan Kesehatan Media Pembawa
OPT/OPTK …………………………………………
195
4.2. Penerapan Sistem Manajemen Mutu SNI
ISO/IEC 17025:2017…………………………….
205
4.3. Uji Banding dan Profisiensi
Laboratorium…… 206
5. Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK Tahun 2019 … 207
6. Kegiatan Pengawasan Karantina Tumbuhan …… 219
6.1. Pengawasan Melalui Monitoring PSAT
………….......................................................
219
6.2. Pengawasan Perlakuan Terhadap Media
Pembawa ………………………………………..…
219
7. Permasalahan Karantina Tumbuhan BKP Kelas I
Batam.........................................................……
220
C. Kegiatan Operasional Pengawasan dan Penindakan 222
1. Penyidikan Kasus Tindak Pidana Karantina
Hewan …………………………………………………….
222
2. Penyidikan Kasus Tindak Pidana Karantina
Tumbuhan.………………………………………………
224
v
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Kekuatan …………………………………………………….. 225
B. Kelemahan …………………………………………………… 226
C. Peluang ………………………………….……………………. 230
D. Tantangan ……………………………………………………. 231
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 234
B. Saran ……………………………………………………….. 234
LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 236
vi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I
Batam ………………………………………………………………
17
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar Kepegawaian Balai Karantina Pertanian Kelas I
Batam …………………………………………………………….
22
Tabel 2. Distribusi Pegawai Menurut Jabatan Struktural dan
Fungsional di Lingkungan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Batam…………………………………………………...
26
Tabel 3. Kenaikan Pangkat dan Jabatan…………………….......... 26
Tabel 4. Cuti Tahunan..........………………………………………….. 27
Tabel 5. Volume dan Frekuensi Domestik Masuk Ternak
Potong Tahun 2018-2019.............................................
79
Tabel 6. Volume dan frekuensi domestik masuk ternak bibit
tahun 2018–2019…. ……………….................................
80
Tabel 7. Volume dan Frekuensi Domestik Masuk Hewan
Kesayangan Tahun 2018–2019…………........................
81
Tabel 8. Volume dan Frekuensi Domestik Masuk Hewan
Eksotik Kesayangan Tahun 2018–2019.......................
82
Tabel 9. Volume dan Frekuensi Domestik Masuk Bahan Asal
Hewan Tahun 2018–2019............................................
84
Tabel 10. Volume dan Frekuensi Domestik Masuk Hasil Bahan
Asal Hewan Tahun 2018–2019....................................
86
Tabel 11. Volume dan Frekuensi Domestik Masuk Benda Lain
Tahun 2018–2019………...................……………………..
88
Tabel 12. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Ternak Bibit
Tahun 2018-2019…………………………………...............
92
Tabel 13. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Ternak
Potong Tahun 2018–2019……………….…………………..
92
Tabel 14. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Hewan
Kesayangan Tahun 2018–2019…………………………..
93
Tabel 15. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Hewan
viii
Eksotik Kesayangan Tahun 2018–2019……………….... 94
Tabel 16. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Bahan Asal
Hewan Tahun 2018–2019………………........................
95
Tabel 17. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Hasil Bahan
Asal Hewan Tahun 2018–2019………………………...…..
97
Tabel 18. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Bahan Asal
Hewan Tahun 2018–2019…………………….........……..
99
Tabel 19. Volume dan Frekuensi Ekspor Bahan Asal Hewan
Tahun 2018–2019.......................................................
102
Tabel 20. Volume dan Frekuensi Ekspor Sarang Burung Walet
Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2018–2019..........
103
Tabel 21. Volume dan Frekuensi Ekspor Madu Berdasarkan
Negara Tujuan Tahun 2018–2019...............................
105
Tabel 22. Volume dan Frekuensi Ekspor Taring Babi
Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2018-2019...……..
105
Tabel 23. Data Lalu-Lintas Impor Tahun 2018- 2019.................. 107
Tabel 24. Data Impor Bahan Asal Hewan Tahun 2018 – 2019..... 108
Tabel 25. Data Hasil Bahan Asal Hewan 2018-2019.................. 109
Tabel 26. Data Impor Berdasarkan Negara Asal tahun 2019...... 109
Tabel 27. Uji Profisiensi dan Uji Banding Laboratorium............ 112
Tabel 28. Jadwal Pelaksanaan dan Tim Pemantauan BKP Batam
Tahun Anggaran 2019.................................................
127
Tabel 29. Data Situasi HPHK di Kota Batam dan Kabupaten
Natuna Tahun 2018....................................................
129
Tabel 30. Jenis HPHK di Kota Batam Tahun 2017 dan Tahun
2018............................................................................
134
Tabel 31. Jenis HPHK di Kabupaten Natuna tahun 2017 dan
tahun 2018..................................................................
135
Tabel 32. Daftar Potensi Komoditi Produk Hewan Unggulan
(Sarang Burung Walet)..............................................
138
Tabel 33. Daftar Potensi Komoditi Produk Hewan Unggulan
ix
(Madu)......................................................................... 139
Tabel 34. Daftar Potensi Komoditi Produk Hewan Unggulan
(Taring Babi)................................................................
139
Tabel 35. Daftar Nama Perusahaan Fumigator............................ 193
Tabel 36. Frekuensi Permohonan Pengujian di Laboratorium
Karantina Tumbuhan Tahun 2019...............................
196
Tabel 37. Hasil Intersepsi Temuan Serangga Tahun 2019............ 198
Tabel 38. Hasil Intersepsi Temuan Nematoda Tahun 2019.......... 200
Tabel 39. Hasil Intersepsi Temuan Cendawan Tahun 2019.......... 201
Tabel 40. Frekuensi Pengujian Peronospora manshurica 2019..... 203
Tabel 41. Frekuensi Pengujian per bulan Tahun 2019................ 204
Tabel 42. Hasil Pemantauan OPT/OPTK Tahun 2019.................. 216
Tabel 43. Tabel Kebutuhan Pegawai Balai Karantina Pertanian
Kelas I Batam.............................................................
229
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Pelabuhan Batam dengan Singapura................ 2
Gambar 2. Jalur Perekonomian dari dan ke Kota Batam........... 3
Gambar 3. Peta Status dan Situasi HPHK di Kota Batam Tahun
2018……………………………………………….…............ 133
Gambar 4. Peta Status dan Situasi HPHK di Kab. Natuna
Tahun 2018............................................................. 133
Gambar 5. Pallet Besi................................................................ 183
Gambar 6. Pallet Pres Kardus………………………………………….. 183
Gambar 7. Pallet Plastik............................................................. 184
Gambar 8. Gejala Serangan Mycosphaerella fijiensis pada Daun
Pisang.......................................................................
209
Gambar 9. Gejala Serangan Tungau Phyllocoptruta oleivora
pada Daun Jeruk......................................................
211
Gambar 10 Gejala Serangan Tungau Phyllocoptruta oleivora
pada buah Jeruk.................................................... 211
Gambar 11 Tungau Phyllocoptruta oleivora pada Buah Jeruk..... 212
Gambar 12 Gejala Serangan dari kutu Phenacoccus manihoti pada Daun dan batang ubi kayu............................
214
Gambar 13 Kutu Putih Dysmicoccus neobrevipes....................... 215
Gambar 14 Cucumber Green Mottle Mosaic Virus (CGMMV) 216
xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Volume Domestik Masuk Berdasarkan Media
Pembawa Tahun 2018–2019……................................
77
Grafik 2. Frekuensi (kali) Domestik Masuk Berdasarkan Media
Pembawa Tahun 2018–2019 ……………………............
78
Grafik 3. Volume Domestik Keluar Berdasarkan Media
Pembawa Tahun 2018–2019....................................
90
Grafik 4. Frekuensi (Kali) Domestik Keluar Berdasarkan Media
Pembawa Tahun 2018–2019………………………….......
91
Grafik 5. Diagram Volume Pengeluaran Antar Area BAH pada
Tahun 2019…………………………………………….....…..
96
Grafik 6. Diagram Volume Pengeluaran Antar Area HBAH
pada Tahun 2019….……………………………...............
98
Grafik 7. Diagram Frekuensi Pengeluaran Antar Area HBAH
pada Tahun 2019......................................................
98
Grafik 8. Diagram Volume Pengeluaran Antar Area Benda Lain
pada Tahun 2019......................................................
100
Grafik 9. Diagram Frekuensi Pengeluaran Antar Area Benda
Lain pada Tahun 2019...……………………………………
101
Grafik 10. Perbandingan Frekuensi Pengujian Cemaran
Mikroba Tahun 2018 dan 2019 ................................
115
Grafik 11. Frekuensi Total Pengujian Cemaran Mikroba
Berdasarkan Parameter Uji Tahun 2019 sesuai SNI
2897:2008 .………………………………………….............
116
Grafik 12. Total Frekuensi Pengujian Cemaran Mikroba
Berdasarkan Parameter Uji dengan Metode Nissui
Tahun 2019 …………………………………………..…….
117
xii
Grafik 13. Jenis Sampel yang Masuk untuk Pengujian
Cemaran Mikroba Tahun 2019...............................
……………………………………….................................
118
Grafik 14. Perbandingan Jumlah Sampel Masuk untuk
Pengujian Nitrit pada Sampel Sarang Burung Walet
Tahun 2018 dan 2019…………………………………......
119
Grafik 15. Perbandingan Jumlah Sampel Ulas Darah Tahun
2018 dan 2019 ………………......................................
120
Grafik 16. Perbandingan Jumlah Pengujian Avian Influenza
(AI) Dengan metode PCR tahun 2018 dan
2019 ………………………………...................................
121
Grafik 17. Jenis Sampel Unggas yang Masuk untuk Pengujian
Avian Influenza dengan PCR di Tahun
2019 …………………………………….............................
122
Grafik 18. Grafik Situasi HPHK di Kota Batam Tahun
2018……..……………………............................…………
131
Grafik 19. Grafik Situasi HPHK di Natuna Tahun
2018…………………………………............................…..
132
Grafik 20. Volume Impor Media Pembawa Non-PSAT pada
Satuan Kilogram Tahun 2019.……………………………
176
Grafik 21. Perbandingan Volume Impor Media Pembawa Non-
PSAT Tahun 2014-2019…………………………………….
177
Grafik 22. Frekuensi Impor Media Pembawa Non-PSAT Tahun
2019........................................................................
177
Grafik 23. Perbandingan frekuensi Impor Media Pembawa Non-
PSAT TA. 2014 – 2019............…………………………..
178
Grafik 24. Volume Pemasukan Media Pembawa PSAT Tahun
2019……...................................................................
179
Grafik 25. Perbandingan Volume (Kg) Pemasukan Media
Pembawa PSAT Tahun 2014-2019...........................
179
Grafik 26. Frekuensi Pemasukan Media Pembawa PSAT Tahun
2019........................................................................
180
xiii
Grafik 27. Perbandingan Frekuensi Pemasukan Media
Pembawa PSAT Tahun 2014 – 2019………………........
181
Grafik 28. Frekuensi Pemasukan Media Pembawa Kemasan
Kayu Tahun 2019………………...................................
182
Grafik 29. Volume Pengeluaran/Ekspor Media Pembawa dalam
Satuan Kg Tahun 2019..............................................
185
Grafik 30. Perbandingan Volume Pengeluaran/Ekspor Media
Pembawa Tahun 2014-2019…………..........................
185
Grafik 31. Frekuensi Pengeluaran/Ekspor Media Pembawa
Tahun 2019……………………………….........................
186
Grafik 32. Perbandingan Frekuensi Pengeluaran/Ekspor Media
Pembawa Tahun 2014-2019……….............................
186
Grafik 33. Volume (Kg) Media Pembawa Antar Area (Domestik
Masuk) Tahun 2019.................................................. 187
Grafik 34. Perbandingan Volume (Kg) Media Pembawa Antar Area (Domestik Masuk) Tahun 2014-2019.................
188
Grafik 35. Frekuensi Antar Area (Domestik Masuk) Media
Pembawa Tahun 2019………………………………..…....
188
Grafik 36. Perbandingan Frekuensi Antar Area (Domestik
Masuk) Media Pembawa Tahun 2014-2019...............
189
Grafik 37. Volume (Kg) Antar Area (Domestik Keluar) Media
Pembawa Tahun 2019...............................................
190
Grafik 38. Perbandingan Volume (Kg) Antar Area (Domestik
Keluar) Media Pembawa Tahun 2014–2019...............
191
Grafik 39. Frekuensi Antar Area (Domestik Keluar) Media
Pembawa Tahun 2019.................………………………
192
Grafik 40. Frekuensi Permohonan Pengujian Laboratorium
Karantina Tumbuhan Tahun 2019............................
197
Grafik 41. Volume Temuan Serangga Laboratorium KT
2019…………………………….......................................
200
Grafik 42. Volume Temuan Cendawan Tahun 2019
……………………………………......................................
202
xiv
Grafik 43. Pengujian Peronospora manshurica Tahun
2019…………………………………………………..…………
204
Grafik 44. Pengujian Tribolium castaneum, Oryzaephilus
surinamensis dan Lasioderma serricorne Tahun
2019….……………………………………………….............
205
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Sejarah Batam
Pulau Batam terletak pada 10 Lintang Utara dan 104 ° 07' ° 07
Bujur Timur. Tanah tersebut ditandai dengan rolling bukit Medan
dengan tingkat tertinggi di 161 meter di atas permukaan laut.
Tumbuhan meliputi sebagian besar pulau dengan bakau di pesisir
pantai. Nama Barelang merupakan bentuk singkatan dari pulau
Batam, Rempang, dan Galang. Luas total Barelang adalah 715
km2. Sejarah Batam erat terjalin dengan dekat Pulau Bintan dan
sisanya dari Kepulauan Riau. Menurut sejarawan Cina, Batam
telah dihuni sejak 231 Masehi ketika Pulau Singapura masih
disebut 'Pulau Ujung' (Ujung Island). Kemudian datang kerajaan
Malaka mengambil alih kekuasaan mulai abad ke-13 dipimpin
oleh Sultan Johor yang memerintah sampai abad ke-18. Desa-desa
pesisir yang berhadapan dengan Singapura telah menjadi tempat
persembunyian untuk bajak laut yang membajak kapal-kapal di
selat. Pada tahun 1824 nama pulau lagi muncul dalam perjanjian
London, yang menyebabkan pembagian wilayah antara Belanda
dan Inggris. Batam dan pulau-pulau sekitarnya kemudian menjadi
bagian dari Riau Lingga Raya, situasi yang berlangsung sampai
1911, ketika pemerintahan kolonial Hindia Belanda mengambil
alih.
Kota Batam adalah kota yang strategis karena terletak di
jalur pelayaran internasional. Luas dari daratan ini 1.5 kali dari
luas Singapura yang menjadi tetangganya yakni 1.040 km persegi.
Iklim yang ada di kota ini adalah iklim tropis dengan daratan yang
berbukit serta memiliki banyak lembah. Tanah yang ada di Batam
ini bisa dikatakan kurang subur karena berjenis tanah merah.
2
Gambar 1. Peta Pelabuhan Batam dengan Singapura
Meski dikaruniai tanah yang kurang subur, tapi ada aspek
lain yang membuat Batam tampak menggoda bagi orang lain
untuk mengunjunginya. Batam bersebelahan dengan Selat
Singapura dan Malaysia di bagian utara, berbatasan dengan
Kabupaten Lingga di sebelah selatan, dengan Kabupaten Karimun
di barat serta arah timur dengan Pulau Bintan dan Tanjung
Pinang. Hal ini menjadikan Kota Batam sebagai jalur yang harus
dilewati oleh banyak pedagang mulai dari skala kecil sampai
pedagang besar. Hal ini karena sebagai jalur pelayaran
internasional menyebabkan kota ini mampu menjadi daya tarik
bagi orang luar untuk mendapatkan keuntungan.
Hal ini dapat dipahami karena dengan besarnya arus
perdagangan maka akan menimbulkan multiplier effect bagi bidang
usaha lainnya seperti semakin pesatnya kawasan hiburan,
semakin maraknya pusat perbelanjaan dan sebagainya. Multiplier
effect ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi kota Batam
langsung menanjak.
3
Gambar 2. Jalur Perekonomian dari dan ke Kota Batam
Dengan tujuan permulaan menjadikan Pulau Batam sebagai
Singapuranya Indonesia, mendorong pemerintah Indonesia
membuat keputusan untuk menjadikan Pulau Batam sebagai
daerah industri. Untuk mewujudkannya, rencana ini didukung
sepenuhnya oleh Badan Otorita Batam (BOB) atau yang lebih
dikenal sebagai Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau
Batam. Selanjutnya berubah nama menjadi Badan Pengusahaan
Batam (BP Batam). Batam memiliki sedikit perbedaan dengan kota
lain, bukan karena Batam berbatasan langsung dengan beberapa
negara tetangga.. Namun ada beberapa hal lain yang membuat
Batam sedikit istimewa. Batam memiliki dua otoritas sekaligus,
yakni Pemerintah Kota Batam dan Otorita Batam/BP Batam. Kota
Tanjungpinang (Ibukota Provinsi Kepulauan Riau) sebenarnya juga
memiliki BP Tanjungpinang, namun peran mereka mengelola
Tanjungpinang tidak sebesar peran BP Batam mengelola Kota
Batam.
BP Batam dibentuk oleh pemerintah pusat pada tahun 1970-
an untuk membangun dan mengembangkan Batam sebagai kota
industri yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
4
seluruh NKRI. Sebelum otonomi daerah berlaku, BP Batam yang
membangun infrastruktur di Kota Batam dengan dana dari
pemerintah pusat. Mereka membangun jalan, jembatan, rumah
sakit pemerintah hingga dam/waduk. Saat ini, setelah lebih dari
40 tahun berlalu, Batam menjelma menjadi salah satu pusat
perdagangan, pariwisata dan alih kapal.
a. Periode Masa Lampau
Sejarah Pulau Batam bisa ditelusuri sewaktu pertama kalinya
Bangsa Mongolia dan Indo-Aryan pindah menetap di kerajaan
Melayu, sekitar tahun 1000 M sebelum kerajaan Islam Malaka dan
Bintan berdiri. Waktu itu kolonial Belanda, Inggris, dan Portugis
belum tiba di Pulau Batam.
Pada 1513 M, Pulau Batam telah menjadi bagian dari kerajaan
Johor. Penduduk Pulau Batam diisi oleh orang–orang Melayu yang
dijuluki sebagai orang Selat atau orang Laut. Dalam versi lain,
sejarah tentang Pulau Batam ini diceritakan telah dihuni oleh
orang Selat pada abad 14 atau berkisar pada tahun 1300 M.
Orang – orang Selat ini menghuni pulau ini sejak kerajaan
Tumasik masih berdiri. Kerajaan Tumasik sekarang bernama
Singapura, sebuah negara kecil tapi sangat maju yang ada di Asia.
Pada saat itu, kekuasaan berpusat di Bentang yang hari ini
dikenal sebagai Pulau Bintan serta dipimpin oleh Laksamana
Hang Nadim. Pada saat itu, Laksamana Hang Nadim aktif
mengusir penjajah. Setelah kepemimpinan Laksamana Hang
Nadim estafet selanjutnya dipegang oleh Sultan Johor hingga
sampai pertengahan abad 18. Pada masa itu, Kerajaan Malaka
sedang dalam puncak masa kejayaan.
5
b. Periode Pendudukan kolonial
Keberadaan Selat Malaka pada abad ke-18 ternyata begitu
menggoda kaum penjajah untuk menguasainya. Keberadaan selat
ini sendiri memunculkan rivalitas di antara Inggris dan Belanda
untuk dapat menguasainya.
Pada saat itu, Bandara Singapura berkembang sangat pesat
sehingga Belanda melakukan berbagai strategi agar keinginannya
untuk menguasai perdagangan Melayu bisa berhasil. Hal ini
menyebabkan banyak para saudagar – saudagar datang dengan
sembunyi – sembunyi ke Singapura. Sedangkan Pulau Batam yang
berbatasan dengan Singapura menjadi tempat bersembunyi bagi
para pedagang dari gangguan patroli tentara Belanda.
Pada abad ke-18, Lord Minto dan Raffles dari kerajaan Inggris
melakukan transaksi barter dengan pemerintah kolonial Hindia
Belanda yang berakibat kepada penyerahan Pulau Batam -yang
disebut kembarannya Singapura- jatuh ke tangan Belanda. Orang
yang menjadi penguasa Batam untuk pertama kalinya adalah
Nong Isa atau Raja Isa bin Raja Ali. Beliau diperintah oleh Sultan
Riau dan Yang Dipertuan Muda Riau untuk memerintah kawasan
Nongsa dan daerah sekitarnya. Kawasan Nongsa dan daerah
sekitarnya inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Pulau
Batam. Surat perintah dari Sultan Riau dan Yang Dipertuan Muda
Riau tertanggal 22 Jumadil Akhir 1245 atau bertepatan dengan
kalender Masehi, yakni tanggal 18 Desember 1829.
Tanggal ini yang kemudian dijadikan sebagai tanggal Hari
Jadi Kota Batam. Dahulu Kota Batam bernama Pulau Batang.
Sejarah tentang asal usul nama ini tertulis pada sebuah peta yang
digunakan VOC pada tahun 1675. Peta ini tersimpan rapi di
Universitas Leiden Belanda.
6
c. Periode Globalisasi
Pada tahun 1960-an, Batam ditunjuk dan ditetapkan menjadi
basis logistik untuk minyak bumi yang bersumber di Pulau
Sambu, kota yang berumur sangat tua. Jauh lebih tua 1 abad dari
Kota Batam yang sekarang dijadikan tempat tujuan berinvestasi,
melakukan kegiatan ekonomi, perdagangan, alih kapal serta jasa
d. Sejarah Karantina Pertanian di Indonesia
Sejarah Karantina Pertanian di Indonesia diawali dengan
adanya penyebaran penyakit karat daun kopi yang disebabkan
oleh Hemileila vastatrix di Srilanka. Pada saat itu Indonesia masih
dalam penjajahan kolonial Hindia Belanda. Pemerintah kolonial
menyadari bahwa pada saat itu perkebunan kopi di Indonesia
merupakan sumber utama pendapatan. Selain itu pemerintah
kolonial juga menyadari adanya ancaman penyakit karat daun
kopi sehingga perlu upaya pencegahan terhadap penyebaran
penyakit tersebut di Indonesia. Dengan adanya ancaman penyakit
karat daun kopi maka lahirlah Ordonansi pertama di pemerintah
kolonial tentang karantina tumbuhan yaitu Ordonansi 19
Desember 1877 (Staatsblad No. 262) yang mengatur tentang
pelarangan pemasukan tanaman dan biji kopi dari Srilanka.
Beberapa waktu setelah terbitnya Ordonansi pertama, terbit
Ordonansi baru yaitu Ordonansi 28 Januari 1914 (Staatsblad
No.161) yang mengatur tentang pengawasan terhadap pemasukan
buah-buahan segar dari Australia yang dilakukan oleh seorang
ahli. Pada saat yang bersamaan dapat diketahui bahwa di daerah
bagian barat Australia sedang terjangkit hama lalat buah
(Mediteranean Fruitfly) atau dikenal dengan nama latin Ceratitis
capitata. Dari ordonansi inilah dibentuk organisasi
penyelenggaraan kegiatan perkarantinaan secara konstitusi
7
bernama Instituut voor Platenziekten en Cultures (Balai
Penyelidikan Penyakit Tanaman dan Budidaya).
Akan tetapi sejak tahun 1939 organisasi karantina yang
melaksanakan operasional karantina tumbuhan mengalami
perkembangan dan perubahan. Pada tahun tersebut telah
ditetapkan Dinas Karantina Tumbuh-tumbuhan (Plantequarantine
Dienst) yang menjadi salah satu Seksi dari Balai Penyelidikan
Hama dan Penyakit Tanaman (Instituut voor Plantenziekten).
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian tahun 1957 Dinas
Karantina Tumbuh-tumbuhan ditingkatkan statusnya dari status
Seksi menjadi status Bagian. Tahun 1961 Balai Penyelidikan
Hama dan Penyakit Tanaman (BPHT) diganti nama menjadi LPHT
(Lembaga Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman). Pada tahun
1969 organisasi karantina ditingkatkan statusnya menjadi Eselon
II dan diubah lagi menjadi Direktorat Karantina Tumbuh-
tumbuhan yang secara operasional berada di bawah Menteri
Pertanian namun secara administrasi berada di bawah Sekretaris
Jenderal.
Sebagai kelanjutan kegiatan perkarantinaan pasca
kemerdekaan, pemerintah menetapkan Undang-undang No. 2
Tahun 1961 tanggal 17 Februari 1961 (Lembaran Negara Nomor.
9/1961) serta Peraturan Pelaksanaan Nomor. 6/PMP/1961 dan
Nomor. 7/PMP/1961 yang ditunjukkan kepada Direktur Lembaga
Pengawetan Alam, Kebun Raya Bogor. Adapun pelaksanaannnya
dilakukan oleh senior karantina tumbuhan sebelum era TC
Inspektur Karantina Tumbuhan Ciawi Bogor. Perkembangan
organisasi karantina selanjutnya adalah dengan ditetapkannnya
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor.
178/Kpts/Org/4/1973 tahun 1973 tentang pemberian
8
kewenangan dari Jawatan Pertanian Rakyat kepada Direktorat
Karantina Tumbuh-tumbuhan.
Pada tahun 1974 organisasi karantina diintegrasikan dalam
suatu wadah Pusat Karantina Pertanian di bawah pengawasan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Seiring dengan
perkembangan era Orde Baru, organisasi Direktorat Karantina
Tumbuhan diubah menjadi Pusat Karantina Pertanian dengan
dibentuk cabang Karantina Tumbuhan di seluruh Indonesia
dengan status non struktural. Perubahan organisasi karantina ini
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
No.453/Kpts/Um/Org/6/1980 tahun 1980. Selain itu pada tahun
1980 juga telah terbit Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor.
861/Kpts/OT-210/12/1980 tanggal 21 Desember 1980 yang
selanjutnya dikembangkan rentang kendali manajemen secara
meluas.
Pusat Karantina Pertanian memiliki 5 Balai (Eselon III), 14
Stasiun (Eselon IV) dan 38 Pos (Eselon V) serta 105 Wilayah Kerja
(non struktural) yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun
tahun 1983 unsur Pusat Karantina Pertanian yang terdiri atas
karantina tumbuhan dan hewan diintegrasikan. Selain itu status
sebelumnya di bawah pengawasan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian dialihkan kembali ke Sekretaris Jenderal
dengan pembinaan operasional secara langsung di bawah Menteri
Pertanian.
Tahun 2001 dapat dianggap sebagai tahun tonggak sejarah
bagi perkembangan organisasi karantina pertanian Indonesia. Di
tahun-tahun sebelumnya dapat diketahui bahwa perkembangan
organisasi karantina melalui perjalanan yang panjang, berliku dan
melewati pasang surut. Berdasarkan Keppres Nomor. 58 tahun
9
2001 Karantina Pertanian telah berkembang menjadi Unit Eselon I
di lingkungan Departemen Pertanian.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam sebagai salah satu
Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian di wilayah
Kepulauan Riau mempunyai tugas pokok dan fungsi mencegah
masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina/HPHK
dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina/OPTK dari luar
negeri ke dalam wilayah Republik Indonesia dan dari satu area ke
area lain di dalam wilayah Indonesia serta keluarnya HPHK dan
OPTK dari dalam wilayah Indonesia. Tugas pokok dan fungsi
tersebut dilaksanakan melalui tindakan karantina ( 8P ) terhadap
hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan , tumbuhan
dan hasil tumbuhan yang diimpor, ekspor dan diantar areakan.
Karantina Pertanian dengan dasar Undang Undang Nomor 16
Tahun 1992 merupakan institusi yang menjadi ujung tombak
sektor pertanian di pintu-pintu lalulintas pemasukan dan
pengeluaran hasil pertanian, agar dapat turut berkontribusi
dengan pembangunan perekonomian dan pengamanan dari
ancaman masuk dan tersebarnya hama dan penyakit yang
berbahaya yang dapat mengancam sumber daya alam hayati. Saat
ini persayaratan karantina yang ketat dalam penerapan standar
internasional yang diatur dalam ketentuan WTO-SPS negara
tujuan ekspor. Tentunya karantina pertanian di Indonesia
diharapkan dapat berperan aktif menunjang upaya pemerintah
dalam pembangunan ekonomi di sektor pertanian yang
berorientasi pasar agar mampu meningkatkan daya saing produk
di pasar domestik maupun internasional.
Kebijakan Strategis Karantina Pertanian dalam rangka
menuju Karantina Tangguh, Profesional Terpercaya dengan
melakukan beberapa pendekatan yaitu: Penguatan Infrastruktur,
Penguatan Teknologi Informasi, Penguatan Sumber Daya Manusia,
10
Penguatan Kelembagaan, Penguatan Pengembangan Peraturan
Perundangan dan Sistem Perkarantinaan dan Public Awareness.
Karantina juga berperan penting dalam membantu para pelaku
usaha pertanian dalam upaya peningkatan daya saing komoditas
produk pertanian di pasar internasional, melalui sertifikasi
kesehatan produk pertanian yang akan diekspor dengan tujuan
untuk peningkatan sanitasi (kesehatan) produk pertanian
Indonesia agar bisa diterima dan memenuhi persyaratan teknis
(Sanitary and Phytosanitary Measures) negara-negara tujuan.
Selain itu peran karantina adalah terkait dengan dan
pengendalian produk-produk impor yang tidak memenuhi syarat
dan standar kesehatan manusia, hewan, tumbuhan serta
lingkungan hidup. Dilihat dari faktor teknis, permintaan komoditi
peternakan dan pertanian untuk usaha agribisnis maupun untuk
kebutuhan pangan ke depan diperkirakan akan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Tingginya permintaan
tersebut akan membuat peran dan tugas Karantina semakin
meningkat dalam melakukan pelayanan, dilain pihak masih ada
daerah pengeluaran yang belum di tempatkan petugas karantina.
Pembangunan pertanian menempatkan upaya melindungi dan
melestarikan sumber daya alam hayati, sebagai bagian dari
pembangunan sistim dan usaha agribisnis. Terkait dengan upaya
tersebut peranan karantina pertanian meliputi aspek keselamatan
sumber daya alam hayati, ketahanan dan keamanan pangan,
kelestarian lingkungan, tuntutan masyarakat atas produk
pertanian yang berkualitas dan pelayanan prima. Peranan
karantina dalam Program Ketahanan dan Keamanan Pangan
adalah membantu upaya peningkatan produktifitas melalui
pengamanan sumber daya alam hayati.
Permasalahan di atas secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh nyata pada pelaksanaan tindakan
karantina yang belum optimal mengakibatkan meningkatnya
11
resiko masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan
karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tanaman karantina
(OPTK) yang dilalulintaskan seiring dengan meningkatnya lalu
lintas kegiatan perdagangan produk – produk pertanian dari suatu
area ke area yang lain yang melalui pelabuhan di wilayah kerja
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam.
Secara geografis wilayah kerja UPT Balai Karantina Pertanian
Kelas I Batam relatif strategis sebagai jalur perdagangan
internasional. Hal ini dikarenakan berdekatan dengan 3 (tiga)
negara tetangga, yakni : Malaysia, Brunei Darussalam dan
Singapura. Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan
Negara tetangga tersebut maka wilayah kerja UPT Balai Karantina
Pertanian Kelas I Batam merupakan daerah yang sangat rawan
terhadap kemungkinan masuknya HPHK dari luar negeri ke
Indonesia, dimana Singapura merupakan Negara perdagangan dan
pusat distribusi dunia, sedangkan Malaysia merupakan Negara
yang belum bebas PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Kondisi ini
menjadi indikator pendukung memasuki area perdagangan
internasional, namun perlu didukung kemampuan daya saing.
JAMBIRIAU
KEPRI
TANJUNG SINABOI
KAYU KE MALAYSIA, ROKOK DAN CUKAI DAN
NARKOBA DARI MALAYSIA
DUMAI
LUNDUP ELEKTRONIK, MIRAS, NARKOBA, SEMBAKO,
PUPUK, BARANG BEKAS
RUPAT
HASIL LAUT, ARANG BAKAU DAN NARKOBA
NARKOBA, BARANG BEKAS, BAWANG DAN SEMBAKO
BENGKALIS : SEMBAKO, BAWANG DAN BARANG BEKAS
SELAT PANJANG : HASIL LAUT
TEMBILAHAN : BARANG BEKAS
KUALA ENOK : HASIL LAUT DAN BAWANG
BAGAN SIAPI-API : HASIL LAUT
BATAM
SENGKUANG
BELAKANG PADANG
PANTAI STRES
TANJUNG UNCANG
TANJUNG BALAI KARIMUN
TANJUNG PINANG
TANJUNG UBAN
TANJUNG BATU
KUNDUR
GALANG
REMPANG
KUALA TUNGKAL
SUNGAI BETARA
PERBATASAN PULAU KIJANG
15
TANJUNG BALAI ASAHAN
BELAWAN
LABUHAN BATU
SUMUT
ACEH
LANGSA
SABANG
LHOKSEUMAWE
TAMIANG
BABEL
PERAIRAN BELINYU JEBUS DAN
PULAU NANGKA
PEAIRAN TOBOALI GELASA
PANGKAL PINANG
PERAIRAN PULAU BELITUNG
SUMGAI PADANG DAN KELUMPANG
Gambar 3 Wilayah Kerawanan penyeludupan di kepulauan
Riau dan Pekan Baru
12
2 VISI, MISI DAN NILAI – NILAI
2.1 V I S I
Visi adalah gambaran umum masa depan organisasi yang
diinginkan dalam 5 tahun ke depan, sedangkan misi organisasi di
bidang pemerintahan adalah merupakan ungkapan dari tugas
pokok dan fungsi atau merupakan maksud dari keberadaan
organisasi.
Visi Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam adalah:
“Menjadi UPT Satker yang Tangguh dan Terpecaya’ di
Kepulauan Riau dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya
alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan
Keanekaragaman Hayati serta keamanan pangan”
Pengertian Tangguh dan Terpercaya adalah sebagai berikut:
Tangguh:
Penyelenggaraan karantina pertanian pada hakekatnya adalah
pewujudan pertahanan Negara di bidang Kelestarian Sumber daya
alam Hayati Hewan dan Tumbuhan. Prinsip pertahanan adalah
tangguh menghadapi serangan.
Terpecaya:
Keberhasilan berkaitan dengan peran serta masyarakat dan mitra
kerja baik didalam maupun di luar negeri, oleh karena itu setiap
kebijakan dan tindakan Barantan perlu mendapat kepercayaan
yang tinggi. Kepercayaan akan diperoleh antara lain melalui
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dibidang
perkarantinaan dan keamanan hayati
13
2.2 M I S I
Dengan mempertimbangkan tugas Pokok dan Fungsi, Prioritas
Nasional dan Kebijakan Kementerian Pertanian, maka Misi Balai
Karantina Pertanian Kelas I Batam ditetapkan adalah:
1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan
dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan
karantina (HPHK), dan Organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK);
2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan.
3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan akses pasar komoditas Pertanian;
4. Meningkatkan Citra dan Kualitas Layanan Publik;
2.3 NILAI-NILAI
Nilai – nilai yang ditanamkan dalam organisasi agar membudaya
dalam keseharian organisasi. Falsafah tidaklah berdiri sendiri
tetapi diturunkan dari visi dan misi , tujuannya agar nilai nilai
yang dibudayakan akan menjadi perilaku setiap individu dalam
organisasi agar tidak menyimpang dari visi dan misi.
NILAI-NILAI YANG DIBUDAYAKAN DI LINGKUNGAN BALAI KARANTINA
PERTANIAN KELAS I BATAM YAITU:
Berfikir Strategis untuk mencapai tujuan, artinya kami
selalu berupaya melakukan pilihan terbaik dalam
mencapai tujuan;
Berlaku ‘amanah’ dalam mengemban tugas,
mengandung arti professional yaitu selalu
mengembangkan kemampuan secara terus menerus
dalam bidang tugasnya, dan bertanggung jawab yaitu
menggunakan sumberdaya dengan efektif dan efisien
14
Inovatif, Terus kreatif mengembangkan cara cara terbaik
dalam mencapai tujuan;
Bekerjasama dan komunikatif, kami berkomunikasi
untuk memahami kebutuhan stakeholder dan
bekerjasama baik internal maupun eksternal dalam
mencapai tujuan;
Science base, kami memahami bahwa karantina adalah
pengelolaan resiko oleh karena itu selalu
mempertimbangan aspek teknologi dan ilmu
pengetahuan dalam memutuskan kebijakan;
Berdedikasi dalam pelayanan, Kami berusaha memiliki
komitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan sebaik mungkin.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian terhitung
mulai tanggal 18 Juni 2008, penyelenggaraan aturan
Karantina Pertanian Hewan dan Tumbuhan dilakukan oleh
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam. Unit Pelaksana
Teknis Badan Karantina Pertanian yang baru ini merupakan
perubahan bentuk hukum/organisasi yang sebelumnya di
bawah Otorita Batam (Subdit Karantina Otorita Batam).
Setelah Permentan Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Karantina Pertanian disahkan oleh Menteri Pertanian,
disusul dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
808/Kpts/KP.330/6/2008, tentang Pengangkatan Pejabat
Eselon III, IV dan V Lingkup Badan Karantina Pertanian
sebagai jabaran pelaksanaan tugas di Unit Pelaksana Teknis
Karantina Pertanian.
15
Dari pengembangan Organisasi Badan Karantina
Pertanian, Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam jumlah
pegawai saat ini 44 (empat puluh empat) orang terdiri dari
Struktural 5 orang, Karantina Hewan 17 orang, Karantina
Tumbuhan 19 orang dan petugas administrasi 3 orang.
Dalam menyelenggarakan tupoksi karantina hewan
dan karantina tumbuhan, Balai Karantina Pertanian
Kelas I Batam mendapat dukungan anggaran melalui DIPA
dari Kementerian Pertanian sejak tahun 2008. Pada tahun
2019 DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam sebesar
Rp. 9.828.825.000,- (Sembilan Milyar Delapan Ratus Dua
Puluh Delapan Juta Delapan Ratus Dua Puluh Lima Ribu
Rupiah). Dengan adanya dukungan anggaran dari
Kementerian Pertanian maka Rencana Strategis (Renstra)
Badan Karantina Pertanian dapat dilaksanakan di Batam.
Renstra merupakan suatu proses yang berorientasi pada
hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun
sampai dengan 5 (lima) tahun, dengan memperhitungkan
potensi, peluang dan permasalahan yang ada atau yang
mungkin timbul. Dengan perencanaan strategis yang jelas
dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat
menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang
dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan
akuntabilitas kinerja.
B. TUJUAN, SASARAN, DAN STRUKTUR ORGANISASI
1. Tujuan
“Mencegah masuknya Hama Penyakit Hewan
Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK) melalui Pemeriksaan
Lalu Lintas Komoditas Hasil Pertanian di Pelabuhan
Laut/Bandar Udara, khususnya Batam, Pulau
16
Rempang dan Pulau Galang di Propinsi Kepulauan
Riau”.
Upaya pencegahan tersebut berdampak pada
kemampuan Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
dalam melindungi sumber daya alam hayati hewani
nabati serta meningkatnya pelayanan prima pada
pengguna jasa di bidang perkarantinaan.
2. Sasaran
2.1. Sasaran Jangka Panjang
Untuk mewujudkan sistem perkarantinaan
nasional yang tangguh, berbasiskan peraturan
perundangan yang kuat dalam suatu organisasi
yang kompatibel, berkelanjutan dan dinamis.
2.2. Sasaran Jangka Menengah
Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur
perkarantinaan sesuai dengan standar, guna
meningkatkan kemampuan operasional
pelaksanaan tindakan karantina, terutama
pengembangan sumber daya manusia dan
pengembangan program komputerisasi.
2.3. Sasaran Tahun Anggaran 2019
”Meningkatkan pelayanan sertifikasi ekspor/
impor hasil pertanian dan perlindungan/
pengamanan produksi pertanian nasional”.
3. Struktur Organisasi
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam adalah Unit
Pelaksana Teknis dari Badan Karantina Pertanian
yang bernaung di bawah Kementerian Pertanian.
Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I
Batam terdiri dari Kepala Balai, Sub-bagian Tata
17
Usaha, Seksi Karantina Hewan, Seksi Karantina
Tumbuhan, Seksi Pengawasan dan Penindakan serta
Kelompok Jabatan Fungsional.
BAGAN 1. STRUKTUR ORGANISASI BALAI KARANTINA
PERTANIAN KELAS I BATAM
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM
BAGIAN TATA
USAHA
SEKSI KARANTINA
TUMBUHAN
SEKSI KARANTINA
HEWAN
SEKSI PENGAWASAN &
PENINDAKAN
BADAN KARANTINA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
18
4. Maksud dan Tujuan
Laporan tahunan ini disusun dengan tujuan untuk
memberikan gambaran seluruh kegiatan Balai
Karantina Pertanian Kelas I Batam baik operasional,
pengelolaan keuangan maupun perkembangan lain
yang telah dicapai selama tahun 2019.
19
BAB II
KEGIATAN KETATAUSAHAAN
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam mempunyai
tugas pokok dan fungsi yaitu mencegah masuk dan
tersebarnya hama penyakit hewan karantina dan organisme
pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mencegah
keluarnya Hama Penyakit Hewan Karantina dan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina dari wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia ke luar negeri.
B. PROGRAM KERJA
Program Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi karantina
adalah sebagai berikut:
1. Menyusun program kegiatan tahunan untuk diajukan
kepada Kementerian Pertanian.
2. Melaksanakan kegiatan pembangunan.
3. Pengawasan lalu lintas produk pertanian baik hewan,
bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan serta
tumbuhan dan produk turunannya pada pintu-pintu
pemasukan di Batam yaitu di pelabuhan Batu Ampar,
Sekupang, Telaga Punggur, Batam Center, Kabil dan
Bandara Hang Nadim dalam bentuk pemeriksaan
dokumen, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, pengamatan, perlakukan, penahanan,
penolakan, pelepasan maupun pemusnahan.
4. Melakukan surveilance atau pemantauan Data dari
dinas dinas terkait HPHK
20
5. Melakukan surveilance atau pemantauan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang
terdapat di Batam dan melakukan pengawasan
implementasi ISPM #15 pada kemasan kayu yang
digunakan untuk mengekspor produk-produk yang
memerlukan kemasan kayu/palet dan pengawasan
Keamanan Pangan terhadap Pemasukan dan
Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan
sebagaimana ketentuan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 27/Permentan/PP.340/5/2009 juncto
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
38/PP.340/8/2009 juncto Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 88/Permentan/PP 340/12/2011.
6. Melakukan pengawasan dan pencegahan pemasukan
daging/komoditi ilegal ke Batam yang merupakan
barang larangan untuk diimpor ke Indonesia.
7. Melakukan pemberkasan pada kasus-kasus
penyelundupan pangan segar asal hewan dan pangan
segar asal tumbuhan serta mengajukan berkas kasus
perkara kepada instansi penegak hukum untuk
dilakukan proses hukum lebih lanjut.
8. Melakukan koordinasi dan sinergi dengan instansi
terkait agar penyelenggaraan karantina di Batam dapat
terlaksana dengan maksimal.
9. Melakukan sosialisasi kepada instansi terkait dan
stakeholder agar ketentuan karantina dapat dipahami
oleh seluruh masyarakat dan yang berkepentingan
sehingga ketentuan perkarantinaan dapat terlaksana
dengan maksimal di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Batam.
10. Melaksanakan tugas-tugas titipan dalam bentuk
pengawasan di pintu pemasukan baik di pelabuhan
21
laut maupun udara terhadap flora dan fauna yang
dilindungi atau yang dilarang pemasukan dan
pengeluarannya.
11. Melakukan pengawasan lalu lintas plasma nutfah
dalam rangka pelaksanaan keamanan hayati hewani.
12. Menyusun program kegiatan sebagai dasar acuan
kegiatan karantina dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab Balai Karantina Pertanian Kelas I
Batam.
13. Melakukan pemungutan PNBP dan menyetorkannya ke
kas negara.
14. Menyusun laporan kegiatan, laporan keuangan dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) serta laporan mutasi barang.
15. Menyelenggarakan urusan rumah tangga untuk
mendukung pelaksanaan tugas Balai Karantina
Pertanian Kelas I Batam.
16. Pengawasan pelaksanaan fumigasi pada produk hewan
maupun tumbuhan.
C. SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam melaksanakan tupoksi dan program kerja, Balai
Karantina Pertanian Kelas I Batam pada tahun 2019
didukung oleh 44 orang pegawai dengan perincian sebagai
berikut:
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam 1 orang.
Kepala Bagian Tata Usaha 1 orang;
Kepala Seksi Karantina Hewan 1 orang;
Kepala Seksi Karantina Tumbuhan 1 orang;
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan 1 orang;
Fungsional Karantina Hewan 17 orang;
Fungsional Karantina Tumbuhan 17 orang;
22
Fungsional Umum 2 orang;
Calon Fungsional 2 orang;
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2 orang.
Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
tersebut bertugas di pintu-pintu pemasukkan di Batam
dengan pembagian sebagai berikut:
14 Orang di Kantor BKP Kelas I Batam.
10 Orang di Wilker Pelabuhan Batu Ampar, dan Harbour
bay
4 Orang di Wilker Pelabuhan Ferry Batam Center.
4 Orang di Wilker Pelabuhan Sekupang dan Pelabuhan
Water Front
7 Orang di Wilker Pelabuhan Udara Hang Nadim.
5 Orang di Wilker Punggur dan Kabil
Jumlah pegawai tersebut di atas dirasakan masih
belum memadai untuk mencapai kinerja yang optimal. Untuk
itu diperlukan dukungan sumber daya manusia yang
proporsional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
yang diemban sehingga program kerja dapat tercapai dan
terlaksana dengan baik.
TABEL 1. DAFTAR KEPEGAWAIAN
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM
No Nama/NIP Pangkat/
Golongan
Pendidik
an
Terakhir
Jabatan
01. Ir. Joni Anwar,M.MA
19640115 198303 1 001
Pembina
Tk. I / IV –
b
S2 Kepala Balai
23
02. Muhammad Halim, SE
19720401 200212 1 001
Penata / III
- c
S1 Ka. Subbag TU
03. drh. Romauli Basa
Simatupang, M.H
19701111 200212 2 001
Pembina /
IV-a
S2 Kasi Wasdak
04. drh. Catrini Anawang Sih
19701105 200312 2 001
Pembina /
IV-a
S1 Kasi Karantina
Hewan
05. Willy Indra Yunan, SP
19731001 199803 1 001
Penata Tk. I
/ III-d
S1 Kasi Karantina
Tumbuhan
06. drh. I Nyoman Aryadi Kusuma
19700717 199903 1 001
Pembina
Tk. I / IV-b
S1 Medik Veteriner
Madya
07. drh. T. Iskandar, MH
19640813 199503 1 001
Pembina
Tk. I / IV-b
S2 Medik Veteriner
Madya
08. Salman El Ashani
19631118 198302 1 001
Penata Tk. I
/ III-d
SLTA Paramedik
Veteriner Penyelia
09. drh. Betha Tiurmatio Putri
Sihaloho
19900330 201403 2 001
Penata
Muda TK.1
/ III-b
S1 Medik Veteriner
Ahli Muda
10. drh. Yulia Hardhiyanti Putri
19850722 201101 2 013
Penata / III-
c
S1 Medik Veteriner
Muda / PPK
11. drh. Rydha Kurnia
19840327 201101 2 014
Penata / III-
c
S1 Medik Veteriner
Muda
12. Fuad Helmi Nasution, S.Sos
19781216 200212 1 002
Penata / III-
c
S1 Fungsional Umum
13. drh. Edy Candra Zebua
19831226 201503 1 001
Penata
Muda Tk. I
/ III-b
S1 Medik Veteriner
Pertama
14. Wasis Prihartono, SP
19760723 200901 1 005
Penata / III
- c
S1 POPT Ahli Muda
15. Setiadi Wibowo, SP
19860928 200912 1 003
Penata
Muda Tk. I
/ III-b
S1 POPT Ahli Pertama
16. Esti Wulandari, SP
19820617 201101 2 008
Penata / III
- c
S1 POPT Ahli Muda
24
17. Ima Rahimatussawaliyah, S.Si
19910510 201403 2 002
Penata
Muda Tk. I
/ III-b
S1 POPT Ahli Pertama
18. Defiana Prastiti, SP
19851213 200912 2 004
Penata
Muda Tk. I
/ III-b
S1 POPT Ahli Pertama
19. drh. Mia Zakia Romadhoni
19920320 201801 2 001
Penata
Muda Tk. I
/ III-b
S1 Calon Medik
Veteriner Ahli
Pertama
20. drh. Novialita Aesa Putri
19921119 201801 2 001
Penata
Muda Tk. I
/ III-b
S1 Medik Veteriner
Pertama
21. Dwi Pancawati, SP
19821002 201101 2 007
Penata
Muda Tk. I
/ III-b
S1 POPT Ahli Pertama
22. Riki Hikman Sahidin, S.Si
19830713 201403 1 001
Penata
Muda Tk. I
/ III-b
S1 POPT Ahli Pertama
23. Marta Sumarno, A.Md
19840306 200901 1 005
Penata
Muda / III-a
DIII Paramedik
Veteriner Mahir
24. Ugra Erika Novendrika, A.Md
19841120 200912 1 001
Penata
Muda / III-a
DIII Paramedik
Veteriner Mahir
25. Yusmawati, A.Md
19820525 200912 2 004
Penata
Muda / III-a
DIII Paramedik
Veteriner Mahir
26. Abdurrahman, A.Md
19871005 201101 1 007
Penata
Muda / III-a
DIII Paramedik
Veteriner Mahir
27 Hayuzar, A.Md
19850925 201101 1 012
Penata
Muda / III-a
DIII Paramedik
Veteriner Mahir
28. Yose Rizal
19730228 200212 1 003
Penata / III-
a
SLTA POPT Mahir
29. Eva Rahman
19770613 200604 1 001
Pengatur
Tk. I / II - d
SLTA Bendahara
Pengeluaran
25
30. Ferry Hamdani
19841229 200312 1 004
Penata
Muda / III -
a
SLTA POPT Mahir
31. Zulkifli
19780607 200212 1 001
Penata
Muda / III -
a
SLTA POPT Mahir
32. Dody Indra, A.Md
19840303 201503 1 002
Pengatur /
II-d
DIII Paramedik
Veteriner
33. Dika Wanandi Lukito
19910311 200912 1 002
Pengatur /
II-d
SLTA POPT Terampil
Pelaksana
34. Gunarto
19820606 200912 1 005
Pengatur /
II-c
SLTA POPT Terampil
Pelaksana
35. Darozat
19900601 200912 1 001
Pengatur /
II-c
SLTA POPT Terampil
Pelaksana
36. Ade Maman Rohmansyah
19881107 201101 1 010
Pengatur /
II-c
SLTA POPT Terampil
Pelaksana
37. Bambang Sanjaya
19890628 201101 1 002
Pengatur /
II-c
SLTA POPT Terampil
Pelaksana
38. Mukhlis Wahyudi
19800606 201403 1 002
Pengatur
Muda Tk. I
/ II-b
SLTA Paramedik
Veteriner Terampil
39. Hasanudin
19890529 201403 1 003
Pengatur
Muda Tk. I
/ II-b
SLTA POPT Terampil
Pelaksana
40. Ahmad Puji Hermawan
19860118 201503 1 001
Pengatur
Muda / II-a
SLTA Calon POPT Pemula
41. Dian Febriansyah
19890227 201503 1 001
Pengatur
Muda / II-b
SLTA POPT Terampil
Pelaksana
42. Irvanus
19870303 201503 1 001
Pengatur
Muda / II-a
SLTA Paramedik
Veteriner Pemula
43. Yermia Kaelan, SE.AK.CA.
19850821 201902 1 002
Penata
Muda / III-a
S2 Calon Analis
Keuangan
44. Aditya Darminta Putra, A.Md
19880829 201903 1 002
Pengatur /
II - c
DIII Calon Analis
Kepegawaian
26
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2019
1. Yermia Kaelan,
SE.AK.CA.MBA
19850821 201902 1 002
Penata
Muda / III-a
S2 Calon Analis
Keuangan
2. Aditya Darminta Putra, A.Md
19880829 201903 1 002
Pengatur /
II - c
DIII Calon Analis
Kepegawaian
TABEL 2. DISTRIBUSI PEGAWAI MENURUT JABATAN
STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM
NO UNIT KERJA
JABATAN
STRUKTU
RAL
FUNGS.
TERTEN
TU
FUNGS.
UMUM
CALO
N
FUNGS
CPNS JUML
AH
1
BKP KELAS I
BATAM
5 33 2 2 2 44
TABEL 3.KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN
1.1. Kenaikan Pangkat Priode April 2019
No NAMA / NIP PANGKAT/GOLONGAN
JABATAN LAMA (TMT) BARU (TMT)
1 Riki Hikman Sahidin,
S.Si
19830713 201403 1
001
Penata Muda /
III-a
Penata Muda
Tk. I / III-b
POPT Ahli Muda
27
2 Esti Wulandari, SP
19820617 201101 2
008
Penata Muda Tk.
I / III-b
Penata / III -
c
POPT Ahli Muda
3 Dika Wanandi Lukito
19910311 200912 1
002
Pengatur II-c Pengatur Tk.I
II-d
POPT Terampil
Pelaksana
1.2. Kenaikan Golongan Priode Oktober 2019
No NAMA / NIP PANGKAT/GOLONGAN
JABATAN LAMA (TMT) BARU (TMT)
1 Ferry Hamdani
19841229 200312 1
004
Pengatur Tk.I/II-d
Penata Muda
/ III - a
POPT Pertama
2 Dian Febriansyah
19890227 201503 1
001
Pengatur / II-a Pengatur
Muda / II-b
POPT Terampil
Pelaksana
3 Zulkifli
19780607 200212 1
001
Pengatur Tk.I/II-d
Penata Muda
/ III - a
POPT Mahir
4 Dody Indra, A.Md
19840303 201503 1
002
Pengatur / II - c Pengatur
Tk.I/II-d
Paramedik
Veteriner
DATA PEGAWAI YANG MELAKSANAKAN CUTI TAHUNAN
CUTI ALASAN PENTING DAN CUTI BERSALIN SELAMA TAHUN 2018
TABEL 4.CUTI TAHUNAN
Pegawai yang menjalankan Cuti Tahunan TA. 2019
No NAMA PEGAWAI TANGGAL JUMLAH
HARI
1 Mukhlis Wahyudi 03 - 11 Januari 2019 7 hari
2 Darozat 21 -23 Januari 2019 3 hari
3 Ugra Erika Novendrika 14 - 18 Januari 2019 5 hari
28
4
drh. Adi Ningrum
Kurniasari
01 - 06 Februari 2019 3 hari
5 drh. Rydha Kurnia
04 - 06 Februari 2019 2 hari
6 Dian Febriansyah
04 - 06 Februari 2019 2 hari
7 Yose Rizal
06 - 08 Februari 2019 3 hari
8 Irvanus 11 - 15 Februari 2019 5 hari
9 drh. Catrini Anawang
Sih 04 Februari 2019 1 hari
10 Willy Indra Yunan, SP
07 - 08 Februari 2019 2 hari
11 drh. Romauli Basa
Simatupang. MH 27 - 28 Februari 2019 2 hari
12 Zulkifli 22 dan 25 Februari
2019 2 hari
13 Marta Sumarno, A.Md 20 - 26 Maret 2019 5 hari
14 drh. I Nyoman Aryadi
Kusuma 05 - 06 Maret 2019 2 hari
15 Wasis Prihartono, SP 01 Maret 2019 1 hari
16 Bambang Sanjaya 08 - 12 Maret 2019 3 hari
17 drh. Catrini Anawang
Sih 22 Maret 2019 1 hari
18 drh. Betha Tiurmatio
Sihaloho 18 April 2019 1 hari
19 drh. Suryo Irianto Putro,
MM.,MH 18 April 2019 1 hari
20 Eva Rahman 01 - 04 April 2019 3 hari
21 drh. Adi Ningrum
Kurniasari 01 - 05 April 2019 4 hari
22 Ade Maman
Rohmansyah 08 - 12 April 2019 5 hari
29
23 Ugra Erika Novendrika,
A.Md 22 - 23 April 2019 2 hari
24 drh. Catrini Anawang
Sih 22 - 23 April 2019 2 hari
25 drh. Romauli Basa
Simatupang 18 April 2019 1 hari
26 Aditya Darminta Putra,
A.Md 29 April 2019 1 hari
27 drh. Betha Tiurmatio
Sihaloho 9 - 12 April 2019 4 hari
28 Zulkifli 03 - 06 Mei 2019 2 hari
29 Riki Hikman Sahidin,
S.Si 03 - 06 Mei 2019 2 hari
30 drh. T. Iskandar, MH 07 - 13 Mei 2019 5 hari
31 Bambang Sanjaya 27 - 31 Mei 2019 4 hari
32 drh. Mia Zakia
Romadhoni 31 Mei 2019 1 hari
33 drh. Novialita Aesa Putri 31 Mei 2019 1 hari
34 Ahmad Puji Hermawan 31 Mei 2019 1 hari
35 drh. Rydha Kurnia 31 Mei 2019 1 hari
36 drh.I. Nyoman Aryadi
Kusuma 31 Mei 2019 1 hari
37 Edi Kusnadi 31 Mei 2019 1 hari
38 Fuad Helmi Nasution,
S.Sos 31 Mei 2019 1 hari
39 Setiadi Wibowo, SP 31 Mei 2019 1 hari
40 Mukhlis Wahyudi 31 Mei 2019 1 hari
41 Salman El Ashani 31 Mei 2019 1 hari
42 Dody Indra, A.Md 31 Mei 2019 1 hari
43 Zulkifli 31 Mei 2019 1 hari
44 Irvanus 31 Mei 2019 1 hari
45 Eva Rahman 31 Mei 2019 1 hari
46 Ade Maman
Rohmansyah 31 Mei 2019 1 hari
30
47 Dian Febriansyah 31 Mei 2019 1 hari
48 Zulkifli 03 - 06 Mei 2019 2 hari
49 Riki Hikman Sahidin,
S.Si 03 - 06 Mei 2019 2 hari
50 drh. T. Iskandar, MH 07 - 13 Mei 2019 5 hari
51 Bambang Sanjaya 27 - 31 Mei 2019 4 hari
52 drh. Mia Zakia
Romadhoni 31 Mei 2019 1 hari
53 drh. Novialita Aesa Putri 31 Mei 2019 1 hari
54 Ahmad Puji Hermawan 31 Mei 2019 1 hari
55 drh. Rydha Kurnia 31 Mei 2019 1 hari
56 drh. I. Nyoman Aryadi
Kusuma 31 Mei 2019 1 hari
57 Edi Kusnadi 31 Mei 2019 1 hari
58 Fuad Helmi Nasution,
S.Sos 31 Mei 2019 1 hari
59 Setiadi Wibowo, SP 31 Mei 2019 1 hari
60 Mukhlis Wahyudi 31 Mei 2019 1 hari
61 Salman El Ashani 31 Mei 2019 1 hari
62 Dody Indra, A.Md 31 Mei 2019 1 hari
63 Zulkifli 31 Mei 2019 1 hari
64 Irvanus 31 Mei 2019 1 hari
65 Eva Rahman 31 Mei 2019 1 hari
66 Ade Maman
Rohmansyah 31 Mei 2019 1 hari
67 Dian Febriansyah 31 Mei 2019 1 hari
68 Dian Febriansyah 10 - 28 Juni 2019 15 hari
69 Bambang Sanjaya 1 - 21 Juni 2019 13 hari
70 Lia Herawati, SP 26- 29 Juni 2018 3 hari
71 drh. Betha Tiurmatio
Putri 28 Juni 2019 1 hari
72 Dika Wanandi Lukito 24 - 28 Juni 2019 5 hari
73 Dwi Pancawati, SP 24 - 28 Juni 2019 5 hari
31
74 drh. T. Iskandar, MH 15 - 31 Juli 2019 13 hari
75 Yusmawati, A.Md 1 - 12 Juli 2019 10 hari
76 drh. Adi Ningrum
Kurniasari 8 - 12 Juli 2019 5 hari
77 Lia Herawati, SP 18 - 24 Juli 2019 5 hari
78 Marta Sumarno, A.Md 1 - 12 Juli 2019 10 hari
79 Hasanudin 1 - 5 Juli 2019 5 hari
80 Riki Hikman Sahidin,
S.Si 1 - 12 Juli 2019 10 hari
81 Wasis Prihartono, SP 1 - 12 Juli 2019 10 hari
82 Esti Wulandari, SP 15 - 19 Juli 2019 5 hari
83 drh. Romauli Basa
Simatupang, MH 8 - 11 Juli 2019 4 hari
84 drh. I. Nyoman Aryadi
Kusuma 22 - 25 Juli 2019 4 hari
85 drh. Mia Zakia
Romadhoni 26 - 30 Juli 2019 3 hari
86 Ferry Hamdhani 9 - 12 Juli 2019 4 hari
87 Willy Indra Yunan, SP 8 - 9 Agustus 2019 2 hari
88 Hayuzar, A.Md 26 - 30 Agustus 2019 5 hari
89 Salman El Ashani 19 - 23 Agustus 2019 5 hari
90 Gunarto 28 - 30 Agustus 2019 3 hari
91 drh. Catrini Anawang
Sih 26 Agustus 2019 1 hari
93 Ugra Erika N, A.Md 26 - 30 Agustus 2019 5 hari
94 drh. Edy Candra Zebua 8 - 14 Agustus 2019 5 hari
95 Willy Indra Yunan, SP 2 September 2019 1 hari
96 Hayuzar, A.Md 2 - 3 September 2019 2 hari
97 Gunarto 2 - 13 September 2019 10 hari
98 Mukhlis Wahyudi 16 - 24 September 2019 7 hari
99 Dian Febriansyah 12 - 17 September 2019 4 hari
100 Irvanus 23 - 27 September 2019 5 hari
32
101 drh. Romauli Basa
Simatupang 19 - 20 September 2019 2 hari
102 Dika Wanandi Lukito 14 - 25 Oktober 2019 10 hari
103 Dian Febriansyah 14 - 16 Oktober 2019 3 hari
104 drh. Novialita Aesa Putri 21 - 31 Oktober 2019 9 hari
105 Wasis Prihartono, SP 8 - 9 Oktober 2019 2 hari
106 Salman El Ashani 28 30 Oktober 2019 3 hari
107 Yusmawati, A.Md 21 - 23 Oktober 2019 3 hari
108 Bambang Sanjaya 7 - 8 November 2019 2 hari
109 Willy Indra Yunan, SP 13 - 15 November 2019 3 hari
110 Yose Rizal 8 dan 11 November
2019 2 hari
111 Ahmad Puji Hermawan 25 - 29 November 2019 5 hari
112 drh. Mia Zakia
Romadhoni 28 - 29 November 2019 2 hari
113 Ade Maman
Rohmansyah 18 - 22 November 2019 5 hari
114 drh. Yulia Hardhiyanti
Putri 27 November 2019 1 hari
115 Dwi Pancawati, SP 18 -19 & 27 - 31
Desember 2019 5 hari
116 Esti Wulandari, SP 18 - 31 Desember 2019 8 hari
117 Setiadi Wibowo, SP 16 - 23 Desember 2019 6 hari
118 drh. I. Nyoman Aryadi
Kusuma 23 - 31 Desember 2019 5 hari
119 Irvanus 9 Desember 2019 1 hari
120 drh. Mia Zakia
Romadhoni 02 - 03 Desember 2019 2 hari
121 Riki Hikman
Sahidin,S.Si 26 - 31 Desember 2019 4 hari
122 drh. Rydha Kurnia 16 - 27 Desember 2019 8 hari
123 Yusmawati, A.Md 5 - 11 Desember 2019 5 hari
124 Salman El Ashani 16 - 18 Desember 2019 3 hari
125 Dody Indra, A.Md 30 - 31 Desember 2019 2 hari
33
126 drh.Romauli Basa
Simatupang 23 - 31 Desember 2918 5 hari
127 Wasis Prihartono, SP 23 Desember 2019 1 hari
128 Dwi Pancawati, SP 11 - 13 Desember 2019 3 hari
129 drh. Catrini Anawang
Sih 26 - 31 Desember 2019 4 hari
130 drh. Edy Candra Zebua 26 - 31 Desember 2019 4 hari
131 drh. Yulia Hardhiyanti
Putri
19-20, 26 - 27 & 31
Desember 2019 5 hari
Cuti Besar
1 drh. T. Iskandar, MH
NIP: 19640813 199503 1 001
1- 23 Agustus 2019 17 Hari
Diklat Pelatihan Dasar CPNS
NO Nama/NIP/Pangkat Jenis Kegiatan
1 Yermia Kaelan, SE., AK., CA.
19850821 201902 1 002
Peserta Latihan Dasar Gol.III,
Lingkup Badan Karantina
Pertanian tahun 2019, Bogor, 13
Juli s/d 16 September 2019
2 Aditya Darminta Putra, A.Md
19880829 201903 1 002
Peserta Latihan Dasar Gol.II,
Lingkup Badan Karantina
Pertanian tahun 2019, Bogor, 17
September s/d 1 November 2019
Pegawai yang mengikuti perjalanan dinas dalam rangka Latihan
Dasar, Diklat PPNS, Bimbingan Teknis, Apresiasi, Workshop, Temu
34
Koordinasi dan sejenisnya pada Subbag Tata Usaha, Seksi
Karantina Hewan, Seksi Karantina Tumbuhan dan Seksi
Pengawasan dan Penindakan selama tahun 2019 seperti tabel
dibawah ini:
1. Kegiatan Ketatausahaan
NO. NAMA/NIP JENIS KEGIATAN
1 Riki Hikman Sahidin, S.Si
NIP.198307132014031001
Undangan Workshop Penyusunan
Laporan Keuangan Semester II
TA.2019 Lingkup Badan Karantina
Pertanian, Bogor 8 - 16 Januari
2019
2 Dika Wanandi Lukito
NIP. 199103112009121002
Undangan Workshop Penyusunan
Laporan Keuangan Semester II
TA.2019 Lingkup Badan Karantina
Pertanian, Bogor 10 - 16 Januari
2019
3 Marta Sumarno, A.Md
NIP.198403062009011005
1 Undangan Workshop
Penyusunan Laporan
Keuangan Semester II
TA.2019
2. Undangan Penyusunan
Target dan Pagu Penggunaan
sebagian dana PNBP dalam
rangka penyusunan PAGU
indikatif RAPBN TA.2020
Kementerian Pertanian,
Bogor 8-13 Januari 2019
4 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.196206071989031002
Rapat Kerja Nasional
“Pembangunan Pertanian” Tahun
2019 dilanjutkan mengikuti Rapat
Kerja Nasional Badan Karantina
35
Pertanian di Hotel Bidakara
Jakarta 13-18 Januari 2019
5 Muhammad Yusran
NIP. 196112121983021001
Penjadwalan dan Batas Waktu
Pengusulan Kenaikan Pangkat
Periode 01-04-2019, Pekanbaru
14-16 Januari 2019
6 Bambang Sanjaya
19890628 201101 1 002
Undangan Workshop Penyusunan
Laporan Keuangan Semester II
TA.2019 Lingkup Badan Karantina
Pertanian, Bogor 10 – 16 Januari
2019
7 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.196206071989031002
1. Undangan Koordinasi
Pencegahan Media Pembawa
Hama dan Penyakit Hewan
Karantina (HPHK)
2. Konsultasi ke Sekretariat
Barantan, Banten dan
Jakarta 01 – 02 Februari
2019, 03 – 05 Februari 2019.
8 Eva Rahman
NIP. 197706132006041001
Undangan Penyusunan E –
Proposal Kegiatan TA 2020, Bogor
5 – 7 Februari 2019
9 drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP.19850722 201101 2 013
Apresiasi Peningkatan dan
Pemantapan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan
Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM), Bogor 5 – 9
Februari 2019
10 Muhammad Halim, SE
NIP.19720401 200212 1 001
Rapat Undangan Temu Koordinasi
Ketatausahaan Barantan, Bogor 06
– 08 Februari 2019
36
11 Dody Indra, A.Md
NIP.19840303 201503 1 002
Undangan Temu Koordinasi
Kehumasan, Bogor 13 – 15
Februari 2019
12 Muhammad Yusran
NIP.19611212 198302 1 001
Undangan Apresiasi
Ketatausahaan Tata Naskah Dinas
dan Tata Naskah Dinas Elektronik
Lingkup Kementerian Pertanian
untuk Wilayah Barat, Surabaya 13
– 15 Februari 2019
13 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.19620607 198903 1 002
Pembekalan Pejabat
Perbendaharaan Negara Lingkup
Kementerian Pertanian Tahun
2019, Jakarta 19 – 22 Februari
2019
14 drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP.19850722 201101 2 013
Pembekalan Pejabat
Perbendaharaan Negara Lingkup
Kementerian Pertanian Tahun
2019, Jakarta 20 – 21 Februari
2019
15 Lia Herawati, SP
NIP.19821219 200901 2 004
Undangan Workshop Sinkronisasi
Simonev dan SAKIP Badan
Karantina Pertanian, Yogyakarta
27 Februari – 28 Februari 2019
16 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.19620607 198903 1 002
Undangan Rapat Koordinasi UPT
Lingkup Badan Karantina
Pertanian TA. 2019, Bogor 24 – 27
Februari 2019
17 drh. Catrini Anawang Sih
NIP.197011152003122007
Undangan Rapat Koordinasi UPT
Lingkup Badan Karantina
Pertanian TA. 2019, Bogor 25 – 27
Februari 2019
37
18 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.19620607 198903 1 002
Seminar Rancangan Proyek
Perubahan, Bogor 05 – 07 Maret
2019
19 Muhammad Yusran
NIP. 19611212 198302 1
001
Undangan Kegiatan Agro Gemilang
“Pelepasan Produk Ekspor
Pertanian berupa Bungkil Kelapa”,
Tg. Balai Karimun 20 Maret 2019
20 Dian Febriansyah
NIP.19890227 201503 1 001
Undangan Rapat Koordinasi
Persiapan Pelaksanaan Revaluasi
Tahun 2019, Depok 20 s/d 22
Maret 2019
21 Eva Rahman
NIP.19770613 200604 1 001
Undangan Apresiasi Peningkatan
dan Pemantapan Bendahara
Pengeluaran dan Verifikator,
Lampung 26 s/d 29 Maret 2019
22 Abdurrahman ,AM.d
NIP.19871005 201101 1 007
Undangan Apresiasi Peningkatan
dan Pemantapan Bendahara
Pengeluaran dan Verifikator,
Lampung 26 s/d 29 Maret 2019
23 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.196206071989031002
Konsultasi Ke Badan Karantina
Pertanian, Jakarta 24 – 26 Maret
2019
24 Dody Indra, A.Md
NIP.19840303 201503 1 002
Pengambilan Sumpah PNS, Medan
26 Maret 2019
25 Ahmad Puji Hermawan
NIP.19860118 201503 1 001
Pengambilan Sumpah PNS, Medan
26 Maret 2019
26 drh. Mia Zakia Romadhoni
NIP.19920320 201801 2 001
Pengambilan Sumpah PNS, Medan
26 Maret 2019
27 drh. Novialita Aesa Putri
NIP.19921119 201801 2 001
Pengambilan Sumpah PNS, Medan
26 Maret 2019
38
28 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.196206071989031002
Undangan Sosialisasi SKP V2, Tj.
Balai Karimun 29 Maret 2019
29 Yermia Kaelan SE.,AK.,CA
NIP.19850821 201902 1 001
Undangan Sosialisasi SKP V2, Tj.
Balai Karimun 29 Maret 2019
30 Hayuzar, A.Md
NIP.19850925 201101 1
012
Undangan Sosialisasi SKP V2, Tj.
Balai Karimun 29 Maret 2019
31 Dian Febriansyah
NIP.19890227 201503 1 001
Undangan Sosialisasi SKP V2, Tj.
Balai Karimun 29 Maret 2019
32 Ugra Erika Novendrika,AM.d
NIP.19841120 200912 1 001
Undangan Rapat Koordinasi
Nasional TI Barantan, Ciawi 04 –
06 April 2019
33 Ade Maman Rohmansyah
NIP. 19881107 201101 1
010
Undangan Rapat Koordinasi
Nasional TI Barantan, Ciawi 04 –
06 April 2019
34 drh. Betha Tiurmatio
Sihaloho
NIP.19900330 201403 2 001
Pemanggilan Pelaksanaan
Asesmen Psikologis Bagi Calon
Peserta Program S2 dan S3, Bogor
04 – 05 April 2019
35 drh. Edy Candra Zebua
NIP.19831226 201503 1 001
Pemanggilan Pelaksanaan
Asesmen Psikologis Bagi Calon
Peserta Program S2 dan S3, Bogor
04 – 05 April 2019
36 Eva Rahman
NIP. 197706132006041001
Sosialisasi Jabatan Fungsional
Analisis Pengelolaan Keuangan
APBN, Pranata Keuangan APBN
dan Penata Laksana Barang,
Bogor 25 – 27 April 2019
37 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
Undangan Penyusunan Rencana
Kerja Anggaran Indikatif TA 2020
39
NIP.196206071989031002 Wilayah Timur, Makassar 23 – 26
April 2019
38 Yermia Kaelan SE.,AK.,CA
NIP.19850821 201902 1 001
Undangan Penyusunan Rencana
Kerja Anggaran Indikatif TA 2020
Wilayah Timur, Makassar 23 – 26
April 2019
39 Eva Rahman
NIP. 197706132006041001
Undangan Penyusunan Rencana
Kerja Anggaran Indikatif TA 2020
Wilayah Timur, Makassar 23 – 26
April 2019
40 Riki Hikman Sahidin, S.Si
NIP.19830713 201403 1 001
Tindaklanjut Hasil Reviu atas
Laporan Keuangan UAKPA/B
Lingkup Kementerian Pertanian di
Provinsi Kepulauan Riau per 30
Juni 2018, Tanjung Pinang 30
April 2019
41 Dika Wanandi Lukito
NIP.19910311 200912 1 002
Tindaklanjut Hasil Reviu atas
Laporan Keuangan UAKPA/B
Lingkup Kementerian Pertanian di
Provinsi Kepulauan Riau per 30
Juni 2018, Tanjung Pinang 30
April 2019
42 drh. Suryo Irianto Putro,
MM.,MH
NIP.19620607 198903 1 002
Menghadiri Acara Pelantikan
Pejabat Eselon III, IV dan V Lingkup
Badan Karantina Pertanian,
Jakarta 20 – 21 Mei 2019
43 drh. Adi Ningrum Kurniasari
NIP.19890731 201503 2 002
Peserta Pelatihan Bahasa Asing
(English Short Program), Bekasi 20
– 24 Mei 2019
40
44 Ade Maman Rohmansyah
NIP.19881107 201101 1 010
Peserta Pelatihan Bahasa Asing
(English Short Program), Bekasi 20
– 24 Mei 2019
45 drh. Romauli Basa
Simatupang
NIP.19701111200212 2 001
Undangan Pembangunan Zona
Integritas (ZI) Dalam Rangka
Strategi Nasional (Stranas)
Pencegahan Korupsi di Kawasan
Pelabuhan dan Bandar Udara,
Bogor 23 – 25 Mei 2019
46 Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1 001
Undangan Pembangunan Zona
Integritas (ZI) Dalam Rangka
Strategi Nasional (Stranas)
Pencegahan Korupsi di Kawasan
Pelabuhan dan Bandar Udara,
Bogor 23 – 25 Mei 2019
47 Dody Indra,A.Md
NIP. 19840303 201503 1 002
Temu Koordinasi Kehumasan,
Bogor2 – 4 Mei 2019
48 drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP. 19850722 201101 2 013
Konsultasi ke Kantor Wilayah
Kementerian Keuangan untuk
membahas revisi DIPA TA.2019,
Tanjung Pinang 19 Juni 2019
49 Lia Herawati, SP
NIP.19821219 200901 2 004
Konsultasi ke Kantor Wilayah
Kementerian Keuangan untuk
membahas revisi DIPA TA.2019,
Tanjung Pinang 19 Juni 2019
50 Yermia Kaelan,
SE,AK.CA.MBA
NIP.19850821 201902 1 002
Konsultasi ke Kantor Wilayah
Kementerian Keuangan untuk
membahas revisi DIPA TA.2019,
Tanjung Pinang 19 Juni 2019
51 Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP.19640115 198303 1 001
Koordinasi Antar UPT, Medan 11 –
12 Juni 2019
41
52 Ade Maman Rohmansyah
NIP. 19881107 201101 1 010
Undangan Bimbingan Teknis
Pengelolaan dan Informasi
Pelayanan Publik, Medan 26 -27
Juni 2019
53 Yermia Kaelan
SE,AK.CA.MBA
NIP.19850821 201902 1 002
Konsultasi ke Kantor Wilayah
Kementerian Keuangan untuk
membahas revisi DIPA Halaman III
TA.2019, Tanjung Pinang 27 Juni
2019
54 drh. Betha Tiurmatio Putri
Sihaloho
NIP. 19900330 201403 2 001
Pembekalan Calon Peserta Tugas
Belajar Program S2 dan S3
55 Setiadi Wibowo, SP
NIP. 19860928 200912 1 003
Panggilan Pelaksanaan Uji
Kompetensi, Bekasi 7 – 11 Juli
2019
56 drh. Edy Candra Zebua
NIP.19831226 201503 1 001
Panggilan Pelaksanaan Uji
Kompetensi, Bekasi 9 – 14 Juli
2019
57 Irvanus
NIP. 19870303 201503 1
001
Panggilan Pelaksanaan Uji
Kompetensi, Bekasi 4 – 8 Juli 2019
58 Dian Febriansyah
NIP. 19890227 201503 1
001
Koordinasi Antar UPT, BBKP
Soetta 9 – 12 Juli 2019
59 Irvanus
NIP. 19870303 201503 1 001
Koordinasi Antar UPT, BBKP Soetta
9 – 12 Juli 2019
60 drh. Romauli Basa
Simatupang
NIP.19701111 200212 2 001
Undangan Workshop PPNS,
Intelijen dan Polsus Barantan,
Yogyakarta 23 – 27 Juli 2019
42
61 Yose Rizal
NIP.19730228 200212 1 003
Undangan Workshop PPNS,
Intelijen dan Polsus Barantan,
Yogyakarta 23 – 27 Juli 2019
62 Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP.19640115 198303 1 001
Koordinasi Internal ke BKP Kelas II
Tanjungpinang, Tanjungpinang 18
– 19 Juli 2019
63 Willy Indra Yunan, SP
NIP.19731001 199803 1 001
Koordinasi Antar UPT, Jakarta 18 –
19 Juli 2019
64 Muhammad Halim, SE
NIP. 19720401 200212 1
001
Koordinasi Antar UPT, Jakarta 18 –
19 Juli 2019
65 drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP.19850722 201101 2 013
Pembahasan dan Penelaahan
Usulan Revisi Target dan PAGU
Penggunaan PNBP TA 2019
Lingkup Badan Karantina
Pertanian, Bogor 24 – 27 Juli 2019
66 Marta Sumarno, A.Md
NIP.19840306 200901 1 005
Pembahasan dan Penelaahan
Usulan Revisi Target dan PAGU
Penggunaan PNBP TA 2019
Lingkup Badan Karantina
Pertanian, Bogor 24 – 27 Juli 2019
67 Eva Rahman
NIP.19770613 200604 1 001
Pembahasan dan Penelaahan
Usulan Revisi Target dan PAGU
Penggunaan PNBP TA 2019
Lingkup Badan Karantina
Pertanian, Bogor 24 – 27 Juli 2019
68 Dody Indra, A.Md
NIP:19840303 201503 1 002
Bimbingan teknis Aplikasi E-
mutasi lingkup kementrian
pertanian, Cipayung 1-2 Agustus
2019
43
69 drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP: 19850722 201101 2
013
Forum Komunikasi Pelaku
Pengadaan Barang / Jasa,
Semarang 13–15 Agustus 2019
70 Ade Maman Rohmansyah
NIP. 19881107 201101 1
010
Forum Komunikasi Pelaku
Pengadaan Barang / Jasa,
Semarang 13–15 Agustus 2019
71 Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP.19640115 198303 1 001
Rapat Koordinasi, Jakarta 1
Agustus 2019
72 Eva Rahman
NIP.19770613 200604 1 001
Melaksanakan Konsultasi tentang
tata cara Penggunaan Kartu Kredit
Pemerintah oleh Bendahara
Pengeluaran, Tanjung Priuk 14 –
16 Agustus 2019
73 Dody Indra A.Md
NIP:19840303 201503 1 002
Pengusulan Kenaikan Pangkat,
Pekan Baru 15 - 16 Agustus
74 drh. Catrini Anawang Sih
NIP:19701105 200312 2
001
Evaluasi Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi (Stranas PK)
di Kawasan Bandara dan
Pelabuhan Lingkup Badan
Karantina Pertanian, Semarang 22
– 23 Agustus 2019
75 Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP:19640115 198303 1 001
Penyerahan Dokumen Kepemilikan
BMN (sertifikat Tanah), Jakarta
28 – 30 Agustus 2019
76
Dian Febriansyah
NIP: 19890227 201503 1
001
Penyerahan Dokumen Kepemilikan
BMN (sertifikat Tanah), Jakarta
28 – 30 Agustus 2019
77 Andurrahman, A.Md
NIP : 19871005 201101 1 007
Kunjungan PT Taspen KC Tanjung
Pinang Untuk Melaksanakan
Penyampaian Persyaratan
Pengajuan Pembayaran Asuransi
44
Kematian bagi Istri/Suami/Anak
Untuk Perserta Aktif, Tanjung
Pinang 15 Agustus 2019
78 Dian Febriansyah
NIP: 19890227 201503 1
001
Penyusunan dan verifikasi Rencana
Kebutuhan Barang Milik Negara
(RKBMN) Lingkup Kementrian
Pertanian TA 2021, Yogyakarta 8–
11 September 2019
79 Dody Indra, A.Md
NIP: 19840303 201503 1
002
Undangan Temu Koordinasi
Kepegawaian, Bogor 11 – 13
September 2019
80 Eva Rahman
NIP: 19770613 200604 1
001
Penegasan Kembali Pelaksanaan
Revisi Rencana Penarikan Dana
Dalam Halaman III DIPA, Tanjung
Pinang 16 September 2019
81 drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP: 19850722 201101 2
013
Penegasan Kembali Pelaksanaan
Revisi Rencana Penarikan Dana
Dalam Halaman III DIPA, Tanjung
Pinang 16 September 2019
82 Ir. Joni Anwar,M.MA
NIP:19640115 198303 1 001
Undangan Workshop Finalisasi
Penyusunan RKA_KL Barantan TA.
2019, Tangerang 24-27 September
2019
83 drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP: 19850722 201101 2
013
Undangan Workshop Finalisasi
Penyusunan RKA_KL Barantan TA.
2019, Tangerang 24-27 September
2019
84 Eva Rahman
NIP: 19770613 200604 1
001
Undangan Workshop Finalisasi
Penyusunan RKA_KL Barantan TA.
2019, Tangerang 24-27 September
2019
45
85. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP:19640115 198303 1 001
Undangan Workshop Finalisasi
Penyusunan RKA_KL Barantan TA.
2019, Tangerang 24-27 September
2019
86. drh. Catrini Anawang Sih
NIP:19701105 200312 2
001
Undangan Workshop Finalisasi
Penyusunan RKA_KL Barantan TA.
2019, Tangerang 24-27 September
2019
87. Dika Wanandi Lukito
NIP. 199103112009121002
Persiapan Penyusunan Laporan
Keuangan Triwulan III TA.2019,
Semarang 7 – 12 Oktober 2019
88. Dian Febriansyah
NIP.19890227 201503 1 001
Persiapan Penyusunan Laporan
Keuangan Triwulan III TA.2019,
Semarang 7 – 12 Oktober 2019
89. drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP: 19850722 201101 2
013
Undangan Pembahasan dan
Penelahan Revisi Target dan Pagu
Penggunaan PNBP TA.2019
Lingkup Badan Karantina
Pertanian, Bogor 8 - 11 Oktober
2019
90. Eva Rahman
NIP: 19770613 200604 1
001
Undangan Pembahasan dan
Penelahan Revisi Target dan Pagu
Penggunaan PNBP TA.2019
Lingkup Badan Karantina
Pertanian, Bogor 9 - 11 Oktober
2019
91. Marta Sumarno, A.Md
NIP. 19840306 200901 1
005
Undangan Penyusunan dan
Pembahasan Rencana Usulan
Target dan Pagu PNBP Tahun 2021
Lingkup Badan Karantina
46
Pertanian, Makasar 16 - 18 Oktober
2019
92. Bambang Sanjaya
NIP. 19890628 201101 1
002
Undangan Penyusunan dan
Pembahasan Rencana Usulan
Target dan Pagu PNBP Tahun 2021
Lingkup Badan Karantina
Pertanian, Makasar 16 - 18 Oktober
2019
93. drh. Catrini Anawang Sih
NIP:19701105 200312 2
001
Undangan Deklarasi Agen
Perubahan, Bogor 16-18 Oktober
2019
94. Yermia Kaelan,
SE.AK.CA.MBA
NIP. 19850821 201902 1
002
Undangan Deklarasi Agen
Perubahan, Bogor 16-18 Oktober
2019
95. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Undangan Pelantikan, Jakarta 14
Oktober 2019
96. Muhammad Halim, SE
NIP.19720401 200212 1 001
Undangan Pelantikan, Jakarta 14
Oktober 2019
97. Abdurrahman, A.Md
NIP.198710052011011007
Workshop Penyusunan Bahan
Notificasi Domestic Support (DS)
Sektor Pertanian Indonesia 2019
Lingkup UPT Badan Karantina
Pertanian, Bali 30 Oktober 2019 – 1
November 2019
98. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Undangan Pisah Sambut Menteri
Pertanian dan Undangan Ramah
47
Tamah dengan Menteri Pertanian,
Jakarta 19 – 22 Oktober 2019
99. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Undangan Serah Terima Jabatan
Menteri Pertanian Periode 2014 –
2019 dengan Menteri Pertanian
Republik Indonesia Periode 2014 –
2019, Jakarta 24 – 25 Oktober
2019
100
.
Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Koordinasi Operator eMonev
Bappenas dan eMonev SAKIP
Kementerian Pertanian Tahun
Anggaran 2019, Tanjung Pinang 31
Oktober 2019 – 1 November 2
101
.
Yermia Kaelan
SE.AK.CA.MBA
NIP. 19850821 201902 1
002
Koordinasi Operator eMonev
Bappenas dan eMonev SAKIP
Kementerian Pertanian Tahun
Anggaran 2019, Tanjung Pinang 31
Oktober 2019 -1 November 2
102
.
Ade Maman Rohmansyah
NIP. 19881107 201101 1
010
Undangan Workshop SIRUP tahun
Anggaran 2020, Yogyakarta 11 – 13
November 2019
103
.
drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP. 19850722 201101 2
013
Undangan Workshop SIRUP tahun
Anggaran 2020, Yogyakarta 11 – 13
November 2019
104
.
Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Workshop Zona Integritas (ZI)
dalam Rangka Stranas Pencegahan
Korupsi dam Menuju WBK/WBBM,
Yogyakarta 13 – 15 November 2019
105
.
drh. Catrini Anawang Sih
NIP:19701105 200312 2
001
Workshop Zona Integritas (ZI)
dalam Rangka Stranas Pencegahan
48
Korupsi dam Menuju WBK/WBBM,
Yogyakarta 13 – 15 November 2019
106
.
Fuad Helmi Nasution, S.Sos
NIP. 19781216 200212 1
002
Undangan In House Training
Kehumasan, Karimun 14 – 15
November 2019
107. Dody Indra, A.Md
NIP. 19840303 201503 1 002
Undangan Bimbingan Teknis
Konten Kreatif Audio Visual,
Surabaya 12 – 15 November 2019
108. Yermia Kaelan,
SE.AK.CA.MBA
NIP. 19850821 201902 1 002
Persiapan Penyusunan LAKIN TA.
2019, Jakarta 17 – 19 November
2019
109. drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP. 19850722 201101 2 013
Penyerahan DIPA Tahun Anggaran
2020 dan Koordinasi Pelaksanaan
Anggaran 2019/2020,
Tanjungpinang 9 November 2019
110. Muhammad Halim, SE
NIP.19720401 200212 1 001
Penyerahan DIPA Tahun Anggaran
2020 dan Koordinasi Pelaksanaan
Anggaran 2019/2020,
Tanjungpinang 9 November 2019
111. Eva Rahman
NIP. 197706132006041001
Melaksanakan Kegiatan Konsultasi
Pencairan Anggaran Tahun 2020
dan Melaksanakan Kegiatan
Konsultasi Perlengkapan dan
Pemusnahan Dokumen
Operasional, Jakarta 20 - 22
November 2019
112. Ahmad Puji Hermawan
NIP.19860118 201503 1 001
Melaksanakan Kegiatan Konsultasi
Pencairan Anggaran Tahun 2020
dan Melaksanakan Kegiatan
Konsultasi Perlengkapan dan
49
Pemusnahan Dokumen
Operasional, Jakarta 20 - 22
November 2019
113. Muhammad Halim, SE
NIP.19720401 200212 1 001
Melaksanakan Kegiatan Konsultasi
Perencanaan Anggaran Tahun
2020 dan Melaksanakan Kegiatan
Konsultasi Verifikasi Dokumen
SPM, Jakarta 25 – 27 November
2019
114. Abdurrahman, A.Md
NIP.198710052011011007
Melaksanakan Kegiatan Konsultasi
Perencanaan Anggaran Tahun
2020 dan Melaksanakan Kegiatan
Konsultasi Verifikasi Dokumen
SPM, Jakarta 25 – 27 November
2019
115. Dian Febriansyah
NIP. 19890227 201503 1 001
Melaksanakan Kegiatan Konsultasi
terkait Aplikasi SIMAK dan SAIBA
dan Melaksanakan Kegiatan
Validasi Laporan Keuangan,
Jakarta 27 – 29 November 2919
116. Dika Wanandi Lukito
NIP. 19910311 200912 1 002
Melaksanakan Kegiatan Konsultasi
terkait Aplikasi SIMAK dan SAIBA
dan Melaksanakan Kegiatan
Validasi Laporan Keuangan,
Jakarta 27 – 29 November 2919
117. Yermia Kaelan,
SE.AK.CA.MBA
NIP. 19850821 201902 1 002
Melaksanakan Penyesuaian
Halaman III DIPA, Tanjungpinang
29 November 2019
118. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1 001
Rapat Koordinasi Persiapan
Pendampingan Kostratani, Jakarta 4
– 6 Desember 2019
50
119. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1 001
Undangan Temu Nasional
KOSTRATANI, Jakarta 10 -11
Desember 2019
2.Kegiatan Karantina Tumbuhan
NO NAMA/NIP TUJUAN PERJALANAN DINAS
120. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1 001
Undangan Rapat Koordinasi Badan
Karantina Pertanian TA 2019, Bogor
12 – 14 Desember 2019
121. Muhammad Halim, SE
NIP.19720401 200212 1 001
Undangan Rapat Koordinasi Badan
Karantina Pertanian TA 2019,
Bogor 12 – 14 Desember 2019
122. Aditya Darminta Putra A,Md
NIP. 19880829 201903 1
002
Penerapan E-Kehadiran Lingkup
Barantan, Jakarta 10 – 12
Desember 2019
123. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Temu Akrab Keluarga PNS
Kementerian Pertanian, Bogor 20 –
22 Desember 2019
124. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Temu Koordinasi Akhir Tahun
2019, Medan 23 Desember 2019
125. Abdurrahman, A.Md
NIP.198710052011011007
Revisi Anggaran Tahun 2019,
Tanjungpinang 20 Desember 2019
126. Eva Rahman
NIP. 197706132006041001
Revisi Anggaran Tahun 2019,
Tanjungpinang 20 Desember 2019
127. Yermia Kaelan, SE.
AK.CA.MBA
NIP. 19850821 201902 1
002
Laporan Kinerja Balai Karantina
Pertanian, Tanjungpinang 26 s/d
27 Desember 2019
51
01 Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Pemanggilan Peserta Pelatihan
Kepemimpinan Tk. IV Angkatan
XVII, 21-31 Januari 2019
02 Wasis Prihartono, SP
NIP. 19760723 200901 1
005
Rapat Kerja Nasional Badan
Karantina Pertanian, Jakarta 14-
18 Januari 2019
03 Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Pemanggilan peserta pelatihan
kepemimpinan Tk. IV Angkatan
XVII, Bogor 01 – 06 Februari 2019
04 Riki Hikman Sahidin, S.Si
NIP.198307132014031001
Undangan Bimbingan Teknis,
Bekasi 10 – 16 Februari 2019
05 Lia Herawati, SP
NIP.19821219 200901 2 004
Undangan Rapat Temu Koordinasi
Auditor dalam Pelaksanaan SAP,
Bogor 6 – 8 Februari 2019
06 Lia Herawati, SP
NIP.19821219 200901 2 004
Undangan Temu Teknis
Laboratorium dengan Tema
“Akseptabilitas Laboratorium
Penguji Lingkup Karantina
Pertanian di Era Revolusi Industri
4.0”, Bogor 20 – 22 Februari 2019
07 Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Tahap Membangun Komitmen
Bersama, Bogor 13 Februari – 28
Februari 2019
08. Wasis Prihartono, SP
NIP. 19760723 200901 1
005
Undangan Rapat Koordinasi UPT
Lingkup Badan Karantina
Pertanian TA. 2019, Bogor 25 – 27
Februari 2019
09. Riki Hikman Sahidin, S.Si
NIP. 19830713 201403 1
001
Undangan Pertemuan Teknis
Lembaga Penilai Kesesuaian,
Jakarta 27 - 28 Maret 2019
52
10. Setiadi Wibowo, SP
NIP.19860928 200912 1 003
Undangan Kajian Hasil Monitoring
dan Temu Nasional PMHP Lingkup
Badan Karantina Pertanian,
Jakarta 27 s/d 29 Maret 2019
11. Lia Herawati, SP
NIP.19821219 200901 2 004
Undangan Kegiatan Apresiasi
ISPM, Medan 27 s/d 29 Maret
2019
12. Yose Rizal
NIP. 19730228 200212 1 003
Penugasan untuk melakukan Audit
Ulang, Pontianak 27 s/d 29 Maret
2019
13. Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1 001
Melakukan Konsultasi dengan
coach, Bogor 28 s/d 29 Maret 2019
14 Ahmad Puji Hermawan
NIP.19860118 201503 1 001
Pengambilan Calon Peserta
Pelatihan Dasar Fungsional Medik
Veteriner, POPT Ahli, dan POPT
Teramoil Tahun 2019, Bekasi 01 -
30 April 2019
15.
Dian Febriansyah
NIP.19890227 201503 1 001
Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK
Jeruk,Pisang, Ubi Kayu, Cucurbite,
Natuna 11 – 13 April 2019
16 Dwi Pancawati, SP
NIP. 19821002 201101 2 007
Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK
Jeruk,Pisang, Ubi Kayu, Cucurbite,
Natuna 11 – 13 April 2019
17.
Hasanudin
NIP. 19890529 201403 1 003
Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK
Jeruk,Pisang, Ubi Kayu, Cucurbite,
Natuna 11 – 13 April 2019
18.. drh. Suryo Irianto
Putro,MM.,MH
NIP.19620607 198903 1 002
Seminar Laboratorium
Kepemimpinan dan Konsultasi ke
Badan Karantina Pertanian, Bogor –
Jakarta 08 – 10 Mei 2019
53
19. Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Seminar Laboratorium
Kepemimpinan, Bogor 06 – 10 Mei
2019
20. drh. Romauli Basa
Simatupang, MH
NIP.19701111 200212 2 001
Undangan Kegiatan Ekspos Ekspor
“Pelepasan EKspor Produk Pertanian
Berupa Daging Kelapa, Air Kelapa
dan Ekspor Perdana Kulit Kayo
Bakau”, Karimun 21- 22 Mei 2019
21. Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Undangan Kegiatan Ekspos Ekspor
“Pelepasan EKspor Produk Pertanian
Berupa Daging Kelapa, Air Kelapa
dan Ekspor Perdana Kulit Kayo
Bakau”, Karimun 21- 22 Mei 2019
22. Yose Rizal
NIP.19730328 20012 1 003
Penugasan Audit Ulang PT. Agricon
Putra Citra, Pekanbaru 15 – 17 Mei
2019
23. Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Undangan Workshop SPI Badan
Karantina Pertanian TA.2019,
Medan 13 – 15 Juni 2019
24. drh. Adi Ningrum Kurniasari
NIP. 19890731 201503 2
002
Undangan Workshop SPI Badan
Karantina Pertanian TA.2019,
Medan 13 – 15 Juni 2019
25. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP.19640115 198303 1 001
Pembahasan Pedoman Lalu Lintas
Media Pembawa HPHK/OPTK
melalui Perdagangan Online, Bogor
26 - 28 Juni 2019
26. Yose Rizal
NIP.19730228 20012 1 003
Penugasan Audit Ulang PT.Dwi
Rutin Nusantara, Pekanbaru 3 – 5
Juli 2019
54
27. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP.19640115 198303 1 001
Menghadiri Acara Pelepasan Ekspor
Pertanian Berupa Kulit Kayu Bakau
di Tanjung Balai Karimun, Tanjung
Balai Karimun 18 Agustus 2019
28. drh. Romauli Basa
Simatupang M.H
NIP:19701111 200212 2 001
Menghadiri Acara Pelepasan Ekspor
Pertanian Berupa Kulit Kayu Bakau
di Tanjung Balai Karimun, Tanjung
Balai Karimun 18 Agustus 2019
29. drh. Catrini Anawang Sih
NIP:19701105 200312 2
001
Menghadiri Acara Pelepasan Ekspor
Pertanian Berupa Kulit Kayu Bakau
di Tanjung Balai Karimun, Tanjung
Balai Karimun 18 Agustus 2019
30. Willy Indra Yunan, SP
NIP : 19731001 199803 1
001
Menghadiri Acara Pelepasan Ekspor
Pertanian Berupa Kulit Kayu Bakau
di Tanjung Balai Karimun, Tanjung
Balai Karimun 18 Agustus 2019
31. Yose Rizal
NIP.19730228 20012 1 003
Menghadiri Acara Pelepasan Ekspor
Pertanian Berupa Kulit Kayu Bakau
di Tanjung Balai Karimun, Tanjung
Balai Karimun 18 Agustus 2019
32. Setiadi Wibowo, SP
NIP : 19860928 200912 1
003
Menghadiri Acara Pelepasan Ekspor
Pertanian Berupa Kulit Kayu Bakau
di Tanjung Balai Karimun, Tanjung
Balai Karimun 18 Agustus 2019
33. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP.19640115 198303 1 001
Undangan Kegiatan FGD Akselerasi
Ekspor, Tanjung Pinang27 Agustus
2019
34. Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Undangan Kegiatan FGD Akselerasi
Ekspor, Tanjung Pinang27 Agustus
2019
55
35. Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Undangan Tindak Lanjut Hasil Joint
System Review (JSR) 2019, Jakarta 5
– 7 September 2019
36. Yose Rizal
NIP: 19730228 200212 1
003
Undangan Tindak Lanjut Hasil Joint
System Review (JSR) 2019, Jakarta 5
– 7 September 2019
37. Gunarto
NIP: 19820606 200912 1
005
Undangan Bimbingan Teknis Sistem
Manajemen Mutu Perlakuan
Fumigasi SF, Bekasi 23 - 28
September 2019
38. Yose Rizal
NIP.19730328 20012 1 003
Penugasan Untuk Melakukan Audit
Ulang, Dumai 19-21 September
2019
39. Wasis Prihartono , SP
NIP. 19760723 200901 1
005
Undangan Kegiatan Temu
Koordinasi Pejabat Fungsional POPT
Tahun 2019, Bogor 16 – 18 Oktober
2019
40. Riki Hikman Sahidin, S.Si
NIP. 19830713 201403 1
001
Seminar Hasil Pemantauan OPTK,
Bandung 22 – 25 Oktober 2019
41. Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Seminar Hasil Pemantauan OPTK,
Bandung 22 – 25 Oktober 2019
42. Ade Maman Rohmansyah
NIP. 19881107 201101 1
010
Pelaksaan Sosialisasi, Bimbingan
Teknis, dan Uji Coba Mandatory
Sistem INSW, Bekasi23 – 25 Oktober
2019
43. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Sosialisasi Rancangan Undang-
Undang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan (RUU KHIT), Medan 24 –
26 Oktober 2019
56
44. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Untuk mengetahui potensi wilayah
terhadap lalu lintas MP-OPTK/HPHK
di daerah hinterland Batam maka
diperlukan koordinasi dengan Dinas
Pertanian dan Perternakan
Kabupaten Natuna, Natuna 4 – 6
November 2019
45. Riki Hikman Sahidin, S.Si
NIP. 19830713 201403 1
001
Sehubungan dengan telah
selesainya pelaksanaan seminar
Hasil Pemantauan OPTK tahun2019
di tingkat Nasional maka dilakukan
Sosialisasi Hasil Seminar tersebut
ditingkat wilayah Pemantauan.,
Natuna 4 – 6 November 2019
46. Esti Wulandari, SP
NIP: 19820617 200101 2
008
Permohonan Bimtek Pengujian PCR
Real Time dan Deteksi, Idenfifikasi
Nematoda, Jakarta 13 – 16
November 2019
47. Ima Rahimatussawaliyah,
S.Si
NIP: 19910510 201403 2
002
Permohonan Bimtek Pengujian PCR
Real Time dan Deteksi, Idenfifikasi
Nematoda, Jakarta 13 – 16
November 2019
48. Bambang Sanjaya
NIP.19890628 201101 1 002
Undangan Mengikuti Pelatihan
Teknis (kompetensi) Fumigasi Fosfin
(PH3), Medan 18 - 23 November 2019
49. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Melaksanakan koordinasi kegiatan
pengawasan dan penindakan HPHK
dan OPTK, Medan 17 – 19 November
2019
50. drh. Romauli Basa
Simatupang
Melaksanakan koordinasi kegiatan
pengawasan dan penindakan HPHK
57
NIP.197011112002122001 dan OPTK, Medan 17 – 19 November
2019
51. Ferry Hamdani
NIP. 19841229 200312 1
004
Undangan Pelatihan Teknis
(Kompetensi) Fumigasi Methyl
Bromide (CH3Br), Tanjungpinang 18
– 23 November 2019
52. Darozat
NIP. 19900601 200912 1
001
Undangan Pelatihan Teknis
(Kompetensi) Fumigasi Methyl
Bromide (CH3Br), Tanjungpinang 18
– 23 November 2019
53. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP. 19640115 198303 1
001
Sinergi Untuk Peningkatan Ekspor
dan Investasi di Kabupaten
Karimun, Karimun 20 November
2019
54. Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Sinergi Untuk Peningkatan Ekspor
dan Investasi di Kabupaten
Karimun, Karimun 20 November
2019
55. Willy Indra Yunan, SP
NIP. 19731001 199803 1
001
Mengikuti pelatihan Teknis
(Kompetensi) Fumigasi Sulfuryl
Fluoride (SF), Pekanbaru 2 – 7
Desember 2019
56. Yose Rizal
NIP.19730228 200212 1 002
Mengikuti pelatihan Teknis
(Kompetensi) Fumigasi Sulfuryl
Fluoride (SF), Pekanbaru 2 – 7
Desember 2019
57. Yose Rizal
NIP.19730228 200212 1 002
Undangan Refresher Training &
Reassessment Auditor PH3, Bekasi 9
– 13 Desember 2019
3. Kegiatan Karantina Hewan
58
NO. NAMA/NIP JENIS KEGIATAN
1 drh. Catrini Anawang Sih
NIP.197011152003122007
Rapat Kerja Nasional Badan
Karantina Pertanian, Jakarta 14 -
18 Januari 2019
2 drh. Catrini Anawang Sih
NIP.197011152003122007
Undangan Bimbingan Teknis
Pedoman Verifikasi Pemanasan
Terhadap Sarang Walet untuk
Pengeluaran RRT, Jakarta 29 – 31
Januari 2019
3 drh.Rydha Kurnia
NIP.19840327 201101 2
014
Undangan Bimbingan Teknis
Pedoman Verifikasi Pemanasan
Terhadap Sarang Walet untuk
Pengeluaran RRT, Jakarta 29 – 31
Januari 2019
4 drh.Yulia Hardhiyanti Putri
NIP.19850722 201101 2
013
Undangan Koordinasi Pencegahan
Media Pembawa Hama dan Penyakit
Hewan Karantina (HPHK), Banten
01 – 02 Februari 2019
5 drh. Catrini Anawang Sih
NIP.197011152003122007
Undangan Bimbingan Teknis
Pedoman Verifikasi Pemanasan
terhadap Sarang Walet untuk
Pengeluaran ke Negara RRT,
Jakarta 01 Februari 2019
6 drh.Rydha Kurnia
NIP.19840327 201101 2
014
Undangan Bimbingan Teknis
Pedoman Verifikasi Pemanasan
terhadap Sarang Walet untuk
Pengeluaran ke Negara RRT,
Jakarta 01 Februari 2019
7 Abdurrahman, A.Md
NIP.198710052011011007
Pelatihan Penyusunan Notifikasi
Domestik Support Khusus UPT
Lingkup Badan Karantina
59
Pertanian, Surabaya 05 – 08
Februari 2019
8 drh. Betha Tiurmatio Putri
Sihalolo
NIP. 19900330 201101 2
014
Undangan Bimbingan Teknis,
Bekasi 10 – 16 Februari 2019
9 Ugra Erika Novendrika,
A.Md
NIP.198411202009121001
Undangan Workshop Aplikasi
Penetapan Instalasi Karantina
Hewan (APIKH) TA. 2019, Bogor 06
– 08 Februari 2019
10 drh. Mia Zakia Romadhoni
NIP. 19920320 201901 2
007
Undangan Temu Teknis
Laboratorium dengan Tema
“Akseptabilitas Laboratorium
Penguji Lingkup Karantina
Pertanian di Era Revolusi Industri
4.0, Bogor 20 – 22 Februari 2019
11 drh. Rydha Kurnia
NIP.19840327 201101 2
014
Temu Koordinasi Pejabat
Fungsional Dokter Hewan Karantina
dan Paramedik Karantina Hewan
Lingkup Badan Karantina
Pertanian, Bogor 22 – 24 Februari
2019
12 drh. Edy Candra Zebua
NIP. 19831226 201503 2
002
Calon Peserta Tes Potensi
Akademik, Jakarta 22 – 23 Februari
2019
13 drh. Betha Tiurmatio Putri
Sihalolo
NIP. 19900330 201101 2
014
Calon Peserta Tes Potensi
Akademik, Jakarta 22 – 23 Februari
2019
14 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
Undangan Kegiatan Agro Gemilang
“Pelepasan Ekspor Produk
60
NIP.19620607 198903 1
002
Pertanian berupa karet (Hevea
Brasiliensis), Arang dan Babi
Potong, Tg.pinang 08 Maret 2019
15 drh. Romauli Basa
Simatupang
NIP.197011112002122001
Undangan Kegiatan Agro
Gemilang “Pelepasan Ekspor
Produk Pertanian berupa karet
(Hevea Brasiliensis), Arang dan
Babi Potong, Tg.pinang 08 Maret
2019
16 drh. Catrini Anawang Sih
NIP. 19701115 200312 2
007
Pembahasan Rancangan Pedoman
Pengawasan Pemasukan IAS, Depok
11 s/d 13 Maret 2019
17 Ugra Erika Novendrika
NIP.19841120 200912 1
001
Undangan Bimbingan Teknis
Petugas Pengambil Contoh Media
Pembawa HPHK, Bekasi 18 s/d 23
Maret 2019
18 drh. Edy Candra Zebua
NIP.19831226 201503 1
001
Undangan Bimbingan Teknis
Tindakan Karantina Terhadap
Bahan Biologi dan Vektor, Bekasi
25 – 30 Maret 2019
19 drh. Mia Zakia Romadhoni
NIP.19920320 201801 2
001
Pengambilan Calon Peserta
Pelatihan Dasar Fungsional Medik
Veteriner, POPT Ahli, dan POPT
Terampil Tahun 2019, Bekasi 01 -
30 April 2019
20 drh. Novialita Aesa Putri
NIP.19921119 201801 2
001
Pengambilan Calon Peserta
Pelatihan Dasar Fungsional Medik
Veteriner, POPT Ahli, dan POPT
Teramoil Tahun 2019, Bekasi 01 - 30
April 2019
61
21 Irvanus
NIP. 19870303 201503 1
001
Melaksanakan Kegiatan
Pemantauan HPHK, Bukittinggi 10 –
12 April 2019
22 drh. Suryo Irianto
Putro,MM.,MH
NIP.19620607 198903 1
002
Undangan Rapat Koordinasi Lintas
Instansi Se-Sumatera Dalam Rangka
Mencegah Masuk dan Tersebarnya
Penyakit Jembarana, Tg. Pinang 14 -
15 April 2019
23 drh. Catrini Anawang Sih
NIP. 19701115 200312 2
007
Undangan Rapat Koordinasi Lintas
Instansi Se-Sumatera Dalam Rangka
Mencegah Masuk dan Tersebarnya
Penyakit Jembarana, Tg. Pinang 14 -
15 April 2019
24 drh. Catrini Anawang Sih
NIP. 19701115 200312 2
007
Undangan Sosialisasi Kebijakan
Karantina Produk Hewan,
Yogyakarta
24 – 26 April 2019
25 drh. I. Nyoman Aryadi
Kusuma
NIP.19700717 199903 1
001
Undangan Bimbingan Teknis
HACCP pada Komoditas Sarang
Burung Walet Ekspor ke Negara
Tiongkok, Bekasi
29 – 30 April 2019
26 drh. Rydha Kurnia
NIP.19840327 201101 2
014
Undangan Bimbingan Teknis
HACCP pada Komoditas Sarang
Burung Walet Ekspor ke Negara
Tiongkok, Bekasi
29 – 30 April 2019
27 drh. T.Iskandar, MH
NIP.19640813 199503 1
001
Melaksanakan Kegiatan
Pemantauan HPHK Tahun 2019,
Tg.pinang 25 – 26 April 2019
62
28 Mukhlis Wahyudi
NIP.19800606 201403 1
002
Melaksanakan Kegiatan Pemantauan
HPHK Tahun 2019, Tg.pinang 25 –
26 April 2019
29 Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP.19640115 198303 1
001
Pembahasan Pedoman Lalu Lintas
Media Pembawa HPHK/OPTK
melalui Perdagangan Online, Bogor
26 - 28 Juni 2019
30 drh.Adi Ningrum Kurniasari
NIP.19890731 201503 2
002
Workshop pemantauan daerah sebar
hama penyakit hewan karantina
[HPHK], Palembang 31 Juli 2019 1-
2 Agustus 2019
31 drh. Rydha Kurnia
NIP.19840327 201101 2
014
Workshop pemantauan daerah
sebar hama penyakit hewan
karantina [HPHK], Palembang 31
Juli 2019 1-2 Agustus 2019
32 drh. Catrini Anawang Sih
NIP. 19701115 200312 2
007
Undangan uji konsep implementasi
pedoman tentang prior Notice
pemasukan ( MPHPHK), Bogor 1-2
Agustus 2019
33 Muhammad Halim, SE
NIP: 19720401 200212 1
001
Panggilan Calon Peserta Pelatihan
Dasar Fungsional Paramedik
Veteriner Tahun 2019, Bogor 18 – 31
Agustus 2019
34 Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP:19640115 198303 1
001
Permohonan Personel ( Mengikuti
gelar perkara internal terkait
pemasukan Media pembawa HPHK
yang diduga ex-impor tanpa
dilengkapi dengan persyaratan
karantina ), Tabjung Balai Karimun
23 Agustus 2019
63
35 drh. Romauli Basa
Simatupang M.H
NIP:19701111 200212 2
001
Permohonan Personel ( Mengikuti
gelar perkara internal terkait
pemasukan Media pembawa HPHK
yang diduga ex-impor tanpa
dilengkapi dengan persyaratan
karantina ), Tabjung Balai Karimun
23 Agustus 2019
36 drh. Catrini Anawang Sih
NIP.197011152003122007
Undangan Kegiatan Evaluasi Teknis
Perkarantina Hewan, Bogor 10 – 13
September 2019
37. drh. Novialita Aesa Putri
NIP: 19921119 201801 2
001
Undangan Seminar Hasil Monitoring
Produk Hewan, Yogyakarta 19 – 21
September 2019
38. drh.Rydha Kurnia
NIP.19840327 201101 2
014
Undangan Sosialisasi Perubahan
Segel dan Health Certificate For
Animal Products Australia, Jakarta
30 September 2019 1 Oktober 2019
39. drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP. 19850722 201101 2
013
Kegiatan Seminar African Swine
Fever (ASF), Jakarta 7 - 8 Oktober
2019
40.
drh. Rydha Kurnia
NIP.19840327 201101 2
014
Undangan Workshop HPHK dan
Tindakan Karantina Hewan TA.2019,
Malang 15 -18 Oktober 2019
41. drh. Mia Zakia Romadhoni
NIP. 19920320 201801 2
001
Undangan Workshop HPHK dan
Tindakan Karantina Hewan TA.2019,
Malang 15 -18 Oktober 2019
42. Ugra Erika Novendrika,
A.Md
NIP.198411202009121001
Pelaksaan Sosialisasi, Bimbingan
Teknis, dan Uji Coba Mandatory
Sistem INSW, Bekasi23 – 25 Oktober
2019
64
43. drh. T. Iskandar, MH
NIP. 19640813 199503 1
001
Rapat Koordinasi Regional,
Pekanbaru 23 – 25 Oktober 2019
44. drh. Catrini Anawang Sih
NIP:19701105 200312 2
001
Undangan Penyusunan Konsep
Revisi Permetan No.
41/Permetan/OT.140/3/2013
Tentang Tindakan Karantina Hewan
Terhadap Pemasukan Atau
Pengeluaran Sarang Walet ke dan
dari dalam Wilayah Negara RI,
Jakarta 22 – 23 Oktober 2019
45. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP:19640115 198303 1
001
Sosialisasi Rancangan Undang-
Undang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan (RUU KHIT), Medan 24 –
26 Oktober 2019
46. drh.I Nyoman Aryadi
Kusuma
NIP. 19700717 199903 1
001
Undangan Workshop Nasional
Analisis Risiko TA.2019, Bogor 30
Oktober 2019 -1 November 2019
47. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP:19640115 198303 1
001
Untuk mengetahui potensi wilayah
terhadap lalu lintas MP-OPTK/HPHK
di daerah hinterland Batam maka
diperlukan koordinasi dengan Dinas
Pertanian dan Perternakan
Kabupaten Natuna, Natuna 4 – 6
November 2019
48. drh. Yulia Hardhiyanti Putri
NIP. 19850722 201101 2
013
Permohonan Bimtek Kontrol Positif
AI dan Uji Nitrit, Jakarta 13 – 16
November 2019
65
49. drh. Mia Zakia Romadhoni
NIP. 19920320 201901 2
007
Permohonan Bimtek Kontrol Positif
AI dan Uji Nitrit, Jakarta 13 – 16
November 2019
50. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP:19640115 198303 1
001
Melaksanakan koordinasi kegiatan
pengawasan dan penindakan HPHK
dan OPTK, Medan 17 – 19 November
2019
51. drh. Romauli Basa
Simatupang, M.H
NIP:19701111 200212 2
001
Melaksanakan koordinasi kegiatan
pengawasan dan penindakan HPHK
dan OPTK, Medan 17 – 19 November
2019
52. drh. Catrini Anawang Sih
NIP:19701105 200312 2
001
Workshop Pengawasan Hewan IAS,
Bogor 21 -23 November 2019
53. Dody Indra, A.Md
NIP. 19840303 201503 1
002
Melaksanakan Kegiatan
Pengantaran Sampel Pemantauan
HPHK 2019, Bukittinggi 21 – 22
November 2019
54. Ir. Joni Anwar, M.MA
NIP:19640115 198303 1
001
Rapat Koordinasi (Rakor) Rabies se-
Sumatera Tahun 2019, Aceh 26 -29
November 2019
55. drh. Rydha Kurnia
NIP.19840327 201101 2
014
Undangan Dalam Rangka Entry
Meeting Audit Tempat Pemrosesan
Sarang Burung Walet Oleh GACC,
Jakarta 9 – 10 Desember 2019
56. drh. Catrini Anawang Sih
NIP:19701105 200312 2
001
Undangan Dalam Rangka Entry
Meeting Audit Tempat Pemrosesan
Sarang Burung Walet Oleh GACC,
Jakarta 9 – 10 Desember 2019
66
4. Kegiatan Penindakan dan Pengawasan
NO. NAMA/NIP JENIS KEGIATAN
1 drh. Romauli Basa
Simatupang
NIP.197011112002122001
Undangan Rapat Koordinasi
Naisonal Kewasdakan Tahun 2019,
Bogor 6 – 8 Februari 2019
2 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.19620607 198903 1 002
Melaksanakan Koordinasi
Kewasdakan ke Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang 14 –
16 Februari 2019
3 drh. Romauli Basa
Simatupang
NIP.197011112002122001
Melaksanakan Koordinasi
Kewasdakan ke Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang 14 –
16 Februari 2019
4 Yose Rizal
NIP.19730228 200212 1 002
Melaksanakan Koordinasi
Kewasdakan ke Balai Karantina
Pertanian Kelas I Semarang 14 –
16 Februari 2019
5 drh. Romauli Basa
Simatupang
NIP.197011112002122001
Koordinasi dengan instansi terkait
dalam rangka pelepasan produk
pertanian dari Batam, Tg.pinang
11 - 12 Maret 2019
6 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.19620607 198903 1 002
Koordinasi dengan instansi terkait
dalam rangka pelepasan produk
pertanian dari Batam, Tg.pinang
11 - 12 Maret 2019
7 Ferry Hamdhani
NIP.19841229 200312 1 004
Koordinasi dengan instansi terkait
dalam rangka pelepasan produk
pertanian dari Batam, Tg.pinang
11 - 12 Maret 2019
8 Yose Rizal Koordinasi dengan Dinas
Ketahanan Pangan, Pertanian dan
67
NIP. 19730228 200212 1
003
Kesehatan Hewan Provinsi Kepri
dan Protokoler Gubernur Kepri
rangka pelepasan produk
pertanian, Tanjungpinang 15
Maret 2019
9 drh. Romauli Basa
Simatupang
NIP.197011112002122001
Koordinasi dengan Dinas
Ketahanan Pangan, Pertanian dan
Kesehatan Hewan Provinsi Kepri
dan Protokoler Gubernur Kepri
rangka pelepasan produk
pertanian, Tanjungpinang 15 Maret
2019
10 drh. Romauli Basa
Simatupang
NIP.197011112002122001
Koordinasi Kewasdakan, Tanjung
Priok 03 – 05 April 2019
11 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.19620607 198903 1 002
Koordinasi Kewasdakan, Tanjung
Priok 03 – 05 April 2019
12 Bambang Sanjaya
NIP. 19890628 201101 1 002
Koordinasi Kewasdakan, Tanjung
Priok 03 – 05 April 2019
13 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.19620607 198903 1 002
Melaksanakan Koordinasi
Kewasdakan, Surabaya 11 – 12
April 2019
14 drh. Romauli Basa
Simatupang
NIP.197011112002122001
Melaksanakan Koordinasi
Kewasdakan, Surabaya 11 – 12
April 2019
15 drh. Romauli Basa
Simatupang,MH
NIP.19701111 200212 2 001
Koordinasi Kewasdakan, Padang –
Medan 11 – 14 Juni 2019
16 Ferry Hamdhani
NIP. 19841229 200312 1 004
Koordinasi Kewasdakan, Padang –
Medan 11 – 14 Juni 2019
68
17 Yose Rizal
NIP. 19730228 200212 1 003
Koordinasi Kewasdakan, Padang –
Medan 11 – 14 Juni 2019
18 drh. Romauli Basa
Simatupang
NIP.197011112002122001
Undangan Rapat Koordinasi
Penguatan Sinergisitas
Pengawasan dan Penindakan
Pertanian, Medan 24 – 26 Juni
2019
19 drh. Romauli Basa
Simatupang M.H
NIP:19701111 200212 2 001
Undangan In House Training
Manajemen Penyidikan, Pekanbaru
03 – 04 September 2019
20 drh. Romauli Basa
Simatupang M.H
NIP:19701111 200212 2 001
Undangan Rapat Monitoring Dan
Evaluasi Kerjasama Kewasdakan Di
Wilayah Perbatasan Darat dan
Perairan Indonesia, Bandung 23 –
25 Oktober 2019
21 drh. Suryo Irianto Putro,
MM, MH
NIP.19620607 198903 1 002
Koordinasi Kewasdakan ke “BBKP
Soetta”, Jakarta 7-9 Januari 2019
69
D. KEUANGAN
DATA UMUM SATUAN KERJA
Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai
Karantina Pertanian Kelas I Batam Tahun Anggaran 2019 Nomor
SP DIPA/018-12.2.393012/2019 tanggal 5 Desember 2018, maka
data umum Satuan Kerja adalah sebagai berikut:
Departemen/Lembaga
(kode)
: Pertanian (018)
Unit Organisasi (kode) : Badan Karantina Pertanian (12)
Satuan Kerja (kode) : Balai Karantina Pertanian Kelas I
Batam
(393012)
Wilayah/Propinsi (kode) : Batam (32)
Fungsi (kode) : Ekonomi (04)
Sub Fungsi (kode) : Pertanian, Kehutanan, Perikanan
dan Kelautan
(04.03)
Program (kode) : Program Peningkatan Kualitas
Pengkarantinaan Pertanian dan
Pengawasan Keamanan Hayati
(018.12.1
5)
70
Kegiatan (kode) : Peningkatan Kualitas Pelayanan
Karantina Pertanian dan
Pengawasan Keamanan Hayati
(1823)
Pemimpin Kegiatan : Ir. Joni Anwar , M.MA
Pejabat Pembuat
Komitmen
: drh. Yulia Hardhiyanti Putri
Bendahara Pengeluaran : Eva Rahman
Pejabat Penerbit SPM : Muhammad Yusran
Alamat : Jl. M. Nahar No. 01 Batam Centre, Batam
Jumlah : Rp. 7.973.169.000
(Tujuh Miliar Sembilan ratus tujuh puluh
tiga juta seratus enam puluh Sembilan ribu)
018.12.15
:
Program Peningkatan Kualitas
Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan
Keamanan Hayati
1823 : Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina
Pertanian dan Pengawasan Keamanan
Hayati
1823.002 : Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian
dan Pengawasan Keamanan Hayati
Pengesahan Daftar Isian Perlaksanaan Anggaran (DIPA) Balai
Karantina Pertanian Kelas I Batam Tahun Anggaran 2019 telah
mengalami beberapa kali perubahan mulai dari perubahan revisi I
71
(pertama) sampai dengan revisi IV (keempat) revisi perubahan target
penambahan PNBP sebagai berikut.
No
Pagu ( Rp) Jenis Revisi
Revisi
Ke Keterangan
Semula Menjadi
1
7.973.169.000
DIPA AWAL
3 7.973.169.000 8.278.596.000 Penambahan
Pagu PNBP 1
Ke 1 20-04-2019
3 8.278.596.000 9.052.707.000 Penambahan
Pagu PNBP 2
Ke 2 24-06-2019
4 9.052.707.000 9.228.825.000 Penambahan
Pagu PNBP 3
Ke 3 30-08-2019
5 9.228.825.000 9.828.825.000 Penambahan
Pagu PNBP 4
Ke 4 24-10-2019
REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA
Tahun 2019 terealisasi sebesar Rp,9.730.966.886.- dari Pagu
Anggaran sebesar Rp. 9.828.825.000,-atau 98.60%. Sisa Pagu Rp.
97.858.114
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja DIPA TA. 2019 per Sumber
Dana:
.
DATA RINCIAN ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA DIPA TA 2018
PER JENIS BELANJA
(Dalam Rupiah)
Kode Uraian Jenis
Belanja Anggaran
Realisasi
Belanja
Persentase
(%)
51 Belanja Pegawai 3.447.160.000 3.440.888.425. 99.90
72
52
53
Belanja Barang
Belanja Modal
4.556.018.000
1.825.647.000
4.482.189.317
1.807.889.144
98.4
99.10
JUMLAH 9.828.825.000 9.730.966.886 98.90
DATA RINCIAN ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA DIPA TA 2019
PER SUMBER DANA
Uraian Pagu Realisasi
Belanja
Persentase
(%)
Rupiah Murni 7.720.625.000 7.666.947.131 99.3
PNBP 2.108.200.000
2.064.019.755 97.9
JUMLAH 9.828.825.000 9.730.966.886 98.60
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Tahun Anggaran 2019 target penerimaan telah mengalami perubahan
anggaran belanja yang bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP), perubahan tersebut yaitu pada priode April 2019 dan priode
Oktober 2019 dengan target kelebihan PNBP TA 2019, sehingga
penggunaan sebagian dana PNBP digunakan untuk membiayai kegiatan
sesuai KMK No. 422/02/2013, tentang persetujuan penggunaan
sebagian dana PNBP pada Badan Karantina Pertanian Kementerian
Pertanian, adapun rincian awal dan penambahan target PNBP adalah
sebagai berikut :
Tahun 2019
(Dalam Rupiah )
Tahun MAP TARGET REALISASI %
73
2019 425331 Rp
3.219.280.000
Rp
4.437.554.725
137.84
425699 Rp
1.020.910.000
Rp
1.365.200.000
133.72
Total Rp
4.240.190.000
Rp
5.802.754.725
136.85
BAB III
KEGIATAN OPERASIONAL PERKARANTINAAN
A. KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA HEWAN
Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Batam merupakan
salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di Lingkungan Badan
Karantina Pertanian (Barantan) yang mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan operasional karantina hewan dan
tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati, hewani, dan
nabati. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian
Republik Indonesia (Permentan) Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.
Kegiatan operasional karantina hewan serta pengawasan
kemanan hayati dan hewani yang dimaksud dalam Permentan
Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, yaitu
diantaranya melakukan tindakan karantina 8P pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,
pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit
hewan karantina (HPHK); melakukan pemantauan daerah sebar
HPHK; melakukan pembuatan koleksi HPHK; dan melakukan
pengawasan keamanan hayati dan hewani.
74
Media pembawa HPHK merupakan hewan, bahan asal hewan
(BAH), hasil bahan asal hewan (HBAH), atau benda lain yang dapat
membawa HPHK. Hama penyakit hewan karantina merupakan
semua hama, hama penyakit, dan penyakit hewan yang berdampak
sosio-ekonomi nasional dan perdagangan internasional serta
menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat veteriner yang
dapat digolongkan menurut tingkat risikonya.
Hama penyakit hewan karantina dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu Golongan I dan Golongan II. Hal ini
sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian Republik
Indonesia Nomor 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang
Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina,
Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa bahwa HPHK.
Penetapan ini dilakukan berdasarkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kondisi penyebaran HPHK.
Golongan I merupakan HPHK yang belum/sudah terdapat di
wilayah negara Republik Indonesia, mempunyai sifat dan potensi
penyebaran penyakit yang serius dan cepat, belum diketahui cara
penanganannya, membahayakan kesehatan manusia,
menimbulkan dampat soisal yang meresahkan masyarakat,
dan/atau menimbulkan kerugian ekonomi yang tinggi. Hama
penyakit hewan karantina yang menjadi prioritas pencegahan
masuknya ke dalam wilayah negara Republik Indonesia,
diantaranya penyakit mulut dan kuku/foot and mouth disease,
bovine spongiform encephalopathy (BSE), dan rift valley fever (RVF)
dan African Swine Fever (ASF).
Hama penyakit hewan karantina yang menjadi Golongan II
merupakan HPHK yang tidak mempunyai sifat dan potensi
penyebaran penyakit yang serius dan cepat, diketahui cara
penanganannya, tidak membahayakan kesehatan manusia, tidak
menimbulkan dampak sosial yang meresahkan masyarakat, tidak
menimbulkan kerugian ekonomi yang tinggi, dan/atau sudah
75
terdapat di suatu area dalam wilayah Indonesia. Hama penyakit
hewan yang menjadi prioritas pencegahan masuknya ke dalam
wilayah Batam adalah rabies/penyakit anjing gila. Hal ini
dikarenakan Provinsi Kepulauan Riau merupakan daerah bebas
rabies, sesuai dengan SK Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 240/Kpts/PD.650/4/2015 tentang Pernyataan Provinsi
Kepulauan Riau Bebas dari Penyakit Anjing Gila (Rabies).
Tindakan karantina hewan dilaksanakan berdasarkan
Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan, dan Tumbuhan serta Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan. Pelaksanaan
kegiatan operasional karantina hewan di BKP Kelas I Batam,
meliputi tindakan karantina hewan dalam pemasukkan media
pembawa HPHK dari luar negeri ke dalam wilayah Batam (impor),
tindakan karantina hewan dalam pengeluaran media pembawa
yang dikirim ke luar negeri (ekspor), dan tindakan karantina hewan
untuk media pembawa HPHK yang dilalulintaskan antar area di
wilayah Negara Republik Indonesia (domestik masuk dan domestik
keluar).
Kegiatan operasional karantina hewan di BKP Kelas I Batam
dilaksanakan di tempat pemasukan dan pengeluaran media
pembawa HPHK yang telah ditetapkan berdasarkan Permentan
Nomor 44/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Tempat Pemasukan
dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, yaitu Bandara Udara
Hang Nadim, Pelabuhan Laut Sekupang, Pelabuhan Laut Batu
Ampar, Pelabuhan Laut Kabil, Pelabuhan Laut Harbourbay,
Pelabuhan Laut Waterfront, Pelabuhan Laut Nongsa, Pelabuhan
Laut Batam Centre, Pelabuhan Laut Telaga Punggur, dan Kantor
Pos Batam.
Kegiatan operasional karantina hewan dalam pemasukan
media pembawa HPHK dari luar negeri ke dalam wilayah Batam
76
(impor) dilalulintaskan melalui Pelabuhan Laut Batu Ampar dan
Pelabuhan Laut Sekupang. Kegiatan operasional karantina hewan
dalam pengeluaran media pembawa HPHK dari dalam wilayah
Batam ke luar negeri (ekspor) dilalulintaskan melalui Bandar Udara
Hang Nadim, Kantor Pos Batam, Pelabuhan Laut Batu Ampar,
Pelabuhan Laut Harbourbay, Pelabuhan Laut Sekupang, dan
Pelabuhan Laut Batam Centre. Sedangkan media pembawa HPHK
yang dilalulintaskan antar area (domestik masuk dan domestik
keluar) memiliki enam wilayah kerja, yaitu Bandar Udara Hang
Nadim, Kantor Pos Batam, Pelabuhan Laut Batu Ampar, Pelabuhan
Laut Harbourbay, Pelabuhan Laut Sekupang, dan Pelabuhan Laut
Telaga Punggur.
Tindakan karantina hewan dilaksanakan di instalasi karantina
hewan (IKH) di dalam atau di luar tempat pemasukan atau tempat
pengeluaran media pembawa HPHK. Berdasarkan Permentan
Nomor 70/Permentan/KR.100/12/2015 tentang Instalasi
Karantina Hewan, IKH terdiri atas sementara, permanen, pasca
masuk, pasca masuk permanen, pengamanan maksimum, serta di
negara asal dan/atau di negara transit. Instalasi karantina hewan
yang dimaksud dapat disediakan oleh pemerintah atau pihak lain.
Jenis IKH yang digunakan untuk melakukan tindakan
karantina hewan di BKP Kelas I Batam adalah instalasi karantina
permanen. Instalasi karantina permanen adalah tempat untuk
melakukan tindakan karantina terhadap hewan, BAH, atau HBAH
yang dapat digunakan dalam jangka waktu satu tahun sampai
dengan tiga tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan lima
tahun (Kementan 2015). Instalasi karantina hewan yang digunakan
di BKP Kelas I Batam disediakan oleh pihak lain atau pihak ketiga
yang telah memenuhi persyaratan penetapan IKH sesuai dengan
Permentan Nomor 70/Permentan/KR.100/12/2015 tentang
Instalasi Karantina Hewan dan ditetapkan oleh Kepala Badan
Karantina Pertanian.
77
1. DOMESTIK MASUK
Batam merupakan kota yang didesain sebagai kota industri
sejak awal dibentuk. Oleh karena itu ketersediaan pangan dan
produksi di Batam tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat Batam sehingga dilakukan pemasokan dari daerah lain
untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Batam.
Pemasukan media pembawa antar area ke Batam yang
dilakukan sertifikasi terdiri atas hewan, BAH, HBAH, dan benda
lain. Media pembawa tersebut didominasi oleh komoditas hewan
yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Volume
domestik masuk berdasarkan media pembawa pada tahun 2018–
2019 disajikan pada Grafik 20 dan Frekuensi (kali) domestik masuk
berdasarkan media pembawa tahun 2018–2019 dapat dilihat pada
Grafik 1.
Grafik 1. Volume domestik masuk berdasarkan media pembawa
tahun 2018–2019
Pemasukan media pembawa antar area pada tahun 2019
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 untuk semua
0.00
10,000,000.00
20,000,000.00
30,000,000.00
40,000,000.00
50,000,000.00
60,000,000.00
Hewan (ekor) BAH HBAH Benda Lain
5,227,497.00
24,810,091.47
2,673,033.00
12,036,914.007,316,081.00
50,392,228.57
5,882,369.30
14,392,725.00Vo
lum
e (k
g)
2018 2019
78
jenis media pembawa. Pemasukan media pembawa antar area
dengan volume tertinggi adalah BAH sebesar 50.392.228,57 kg
sedangkan media pembawa dengan volume terendah adalah HBAH
sebesar 5.882.369,30 kg. Persentase peningkatan tertinggi terjadi
signifikan pada pemasukan BAH sebesar 103,11% sedangkan
persentase peningkatan terendah adalah pemasukan hewan
sebesar 39,95%.
Grafik 2. Frekuensi (kali) domestik masuk berdasarkan media
pembawa tahun 2018–2019
Frekuensi pemasukan media pembawa antar area pada tahun
2019 meningkat dibandingkan tahun 2018 untuk semua jenis
media pembawa. Frekuensi tertinggi pemasukan media pembawa
antar area, yaitu BAH sebanyak 7.522 kali sedangkan frekuensi
terendah adalah sebanyak 571 kali untuk benda lain. Persentase
peningkatan frekuensi tertinggi sebesar 85,50% untuk BAH
sedangkan persentase peningkatan frekuensi terendah sebesar
35,20% untuk hewan.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan korelasi antara
peningkatan volume dengan peningkatan frekuensi. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan pangan masyarakat yang
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
Hewan BAH HBAH Benda Lain
2,491
4,055
1,279
336
3,368
7,522
2,319
571
Fre
kuen
si (
kali)
2018 2019
79
ditunjukkan dengan adanya peningkatan secara signifikan pada
pemasukan BAH ke Batam dari daerah lain.
a. Hewan
Hewan merupakan salah satu media pembawa yang
dilalulintaskan ke Batam. Jenis hewan yang dilalulintaskan, yaitu
diantaranya ternak potong, ternak bibit, hewan kesayangan, dan
hewan eksotik kesayangan. Volume dan frekuensi domestik masuk
ternak potong tahun 2018-2019 disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Volume dan Frekuensi Domestik Masuk Ternak Potong
Tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
DOC 4.824.946 758 6.555.885 1.039
Ayam Potong 50.930 75 213.800 197
Babi Potong 3.500 21 24 2
Domba Potong 248 18 162 15
Kambing Potong 19.381 208 29.696 348
Kerbau 2 1 1 1
Sapi Potong 3.230 224 4.839 289
Total 4.902.237 1.305 6.804.407 1.891
Pemasukan ternak potong antar area pada tahun 2019
mengalami peningkatan volume dan frekuensi dibandingkan tahun
2018, yaitu peningkatan volume sebesar 38,80% dan frekuensi
sebesar 44,90%. Peningkatan tertinggi ditunjukkan pada
pemasukan ayam potong, yaitu volume sebesar 213.800 ekor
dengan persentase peningkatan sebesar 319,79% dan frekuensi
sebanyak 197 kali. Ayam potong yang dilalulintaskan ke wilayah
80
Batam berasal diantaranya dari Kabupaten Bintan, Kota Tanjung
Pinang, Kabupaten Karimun, Kabupaten Siak, dan Kabupaten
Indragiri Hilir. Pemasukan ternak potong antar area tertinggi adalah
DOC dengan volume 6.555.885 ekor dan frekuensi sebanyak 1.039
kali. Pemasukan DOC didominasi dari Jawa Timur, Sumatera
Utara, Riau, Kabupaten Bintan, dan Jawa Barat.
Pemasukan ternak potong antar area tahun 2019 secara total
menunjukkan adanya peningkatan, tetapi peningkatan tidak terjadi
pada semua jenis ternak potong. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya penurunan secara siginifikan pada pemasukan babi potong,
yaitu volume sebesar 24 ekor dan frekuensi sebanyak 2 kali.
Pemasukan babi potong ke Batam pada tahun 2019 hanya berasal
dari Pulau Bulan sedangkan tahun 2018 pemasukan babi potong
berasal dari Pulau Bulan dan Sumatera Utara. Hal ini diduga
disebabkan oleh mewabahnya penyakit african swine fever
(ASF)/demam babi afrika di Sumatera Utara. Wabah ASF di
Sumatera Utara resmi dinyatakan pada Desember 2019 sesuai
dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
820/KPTS/PK.320/M/12/2019 tentang Pernyataan Wabah
Penyakit Demam Babi Afrika pada Beberapa Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Utara.
Mewabahnya penyakit ASF di Sumatera Utara menuntut
petugas karantian hewan melakukan pengawasan maksimum
terhadap media pembawa penyakit ASF di tempat pemasukan dan
tempat pengeluaran sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Kementan 2019).
Tabel 6. Volume dan frekuensi domestik masuk ternak bibit tahun
2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
81
DOD 17.200 22 47.635 25
DOQ 1.000 1 8.200 4
Domba Bibit 109 5 - -
Kambing Bibit 4.459 71 - -
Sapi Bibit 350 18 5 1
Total 23.118 117 55.840 30
Pemasukan ternak bibit antar area pada tahun 2019
menunjukkan adanya peningkatan volume dibandingkan tahun
2018, yaitu volume 55.840 ekor sedangkan frekuensi mengalami
penurunan, yaitu menjadi 30 kali pemasukan. Pemasukan ternak
bibit antar area tertinggi adalah DOD dengan volume 47.635 ekor
dan frekuensi sebanyak 25 kali. Pemasukan DOD didominasi dari
Kota Surabaya dan Kabupaten Mojokerto. Sedangkan pemasukan
sapi bibit mengalami penurunan yang signifikan serta tidak ada
pemasukan domba bibit dan kambing bibit ke wilayah Batam pada
tahun 2019.
Tabel 7. Volume dan frekuensi domestik masuk hewan
kesayangan tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Anjing 44 35 45 36
Kucing 18 15 37 28
Ayam Hias 441 142 430 124
Ayam Kampung 1.444 44 1.115 131
Burung 25.756 679 22.133 802
Burung Pipit 235.201 50 325.500 66
Kuda - - 25 5
Total 262.904 965 349.285 1.192
82
Pemasukan hewan kesayangan antar area pada tahun 2019
mengalami peningkatan volume dan frekuensi dibandingkan tahun
2018, yaitu volume sebesar 349.285 ekor dan frekuensi sebanyak
1.192 kali. Lalu lintas domestik masuk hewan kesayangan yang
baru di tahun 2019 adalah kuda, yaitu volume 25 ekor dengan
frekuensi pengiriman sebanyak 5 kali. Pemasukan kuda ke Batam
berasal dari Sumatera Barat.
Pemasukan hewan penular rabies (HPR) ke wilayah Batam
mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor
240/Kpts/PD.650/4/2015 tentang Pernyataan Provinsi Kepulauan
Riau Bebas dari Penyakit Anjing Gila (Rabies). Tindakan karantina
yang dilakukan terhadap pemasukan HPR dilaksanakan sesuai
dengan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor
87/Kpts/KR.120/L/1/2016 tentang Petunjuk Teknis Tindakan
Karantina Hewan Terhadap Hewan Penular Rabies, yaitu
pemasukan HPR ke area bebas rabies dengan tidak menerapkan
vaksinasi hanya berasal dari area bebas rabies dengan tidak
menerapkan vaksinasi. Oleh karena itu pemasukan HPR ke wilayah
Batam hanya berasal dari area bebas rabies dengan tidak
menerapkan vaksinasi. Hal ini dapat dilihat dari daerah asal HPR
yang masuk ke wilayah Batam, yaitu meliputi Kabupaten Karimun,
Kabupaten Bintan, dan Kota Tanjung Pinang.
Pemasukan HPR ke wilayah Batam sebagai HPR organik dapat
berasal dari daerah selain area bebas rabies dengan tidak
menerapkan vaksinasi. Hal ini sesuai dengan Keputusan Kepala
Badan Karantina Pertanian Nomor 87/Kpts/KR.120/L/1/2016
tentang Petunjuk Teknis Tindakan Karantina Hewan Terhadap
Hewan Penular Rabies, yaitu pemasukan HPR organik bertujuan
untuk kepentingan kedinasan dan tidak dikembangbiakan selama
bertugas di luar kesatuan atau tempat asalnya. Pemasukan HPR
organik harus memenuhi persyaratan karantina, yaitu dilengkapi
sertifikat kesehatan yang diterbitkan oleh dokter hewan karantina
83
di tempat pengeluaran dan tidak menunjukkan gejala HPHK
(Barantan 2016). Pemasukan HPR organik ke wilayah Batam pada
tahun 2019 sejumlah 4 ekor dengan frekuensi sebanyak 2 kali. HPR
organik tersebut merupakan anjing pelacak milik Bea Cukai yang
bertugas untuk kepentingan kedinasan di Batam.
Tabel 8. Volume dan frekuensi domestik masuk hewan eksotik
kesayangan tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Hamster 182 4 2.569 21
Iguana 10 5 3 2
Kelinci 1.532 35 5.503 95
Kura-Kura - - 16 2
Marmut 141 9 290 26
Sugar Glider 11 6 6 3
Tokek 8 3 10 1
Ular 1 1 14 8
Total 1.885 63 8.411 158
Pemasukan hewan eksotik kesayangan antar area pada tahun
2019 mengalami peningkatan volume dan frekuensi dibandingkan
tahun 2018, yaitu volume sebesar 8.411 ekor dan frekuensi
sebanyak 158 kali. Tiga besar hewan eksotik kesayangan yang
sering dilalulintaskan ke wilayah Batam, yaitu meliputi kelinci,
hamster, dan marmut.
Hewan eksotik kesayangan lainnya yang dilalulintaskan ke
Batam adalah iguana dan ular. Dua hewan ini diduga termasuk ke
dalam kelompok Jenis Asing Invasif (JAI), yaitu jenis asing invasif
merupakan spesies asing yang bukan bagian dari suatu ekosistem
yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem, lingkungan,
84
kerugian ekonomi, dan/atau berdampak negatif terhadap
keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia (Barantan 2019).
Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor
3252/Kpts/KR.120/K/12/2019 tentang Deskripsi dan Visualisasi
Jenis Asing Invasif Kelompok Hewan, menyatakan bahwa hewan
yang dikelompokkan sebagai JAI terdiri atas tikus coypus
(Myocastor coypus), musang ekor pendek (Mustela erminea), bajing
abu-abu (Sciurus carolinensis), tikus rumah (Mus musculus), tikus
rumah (Rattus rattus), rusa merah (Cervus elaphus), kodok tebu
(Bufo marinus), Iguana iguana, ular pyton burma (Pyton molurus
bivitatus), Aedes albopictus, dan Anopheles quadrimaculatus.
Dampak negatif yang ditimbulkan JAI kelompok hewan,
menuntut peran petugas karantina hewan dalam melaksanakan
pengawasan terhadap JAI kelompok hewan sesuai dengan Surat
Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor
3253/KPTS/KR.120/K/12/2019 tentang Pedoman Pengawasan
terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Jenis Asing Invasif
Kelompok Hewan, yaitu pejabat karantina hewan melaksanakan
pengawasan JAI kelompok hewan terintegrasi dengan pelaksanaan
tindakan karantina terhadap hewan sebagai media pembawa HPHK.
Tata cara pengawasan terintegrasi dengan pelaksanaan tindakan
karantina berupa identifikasi dan pencatatan.
b. Bahan Asal Hewan (BAH)
Bahan asal hewan yang dilalulintaskan ke wilayah Batam
didominasi oleh komoditas hewan yang bertujuan untuk
pemenuhan kebutuhan pangan. Volume dan frekuensi domestik
masuk bahan asal hewan tahun 2018-2019 disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Volume dan frekuensi domestik masuk bahan asal hewan
tahun 2018–2019
85
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume (kg) Frekuen
si (kali) Volume (kg)
Frekuen
si (kali)
Daging Anjing 920,00 23 - -
Daging Ayam 7.126.479,00 505 14.530.180,70 1005
Daging Babi 583.197,70 785 1.765.016,00 1940
Daging Bebek /
Itik 84.017,00 30 68.171,00 40
Daging Kambing 2.908,00 53 9.846,00 65
Daging Kerbau 116.704,00 12 11.496,00 8
Daging Sapi 152.328,20 210 106.249,00 228
Jerohan Ayam 17.116,00 16 23.030,00 32
Jerohan Babi 21.289,90 477 2.022.271,60 1235
Jerohan Sapi 4.509,00 13 1.270,00 17
Sarang Burung
Walet 41.390,87 1419 56.252,27 1935
Susu Sapi 1.075.268,80 165 2.456.154,00 318
Telur Arab 23.500,00 7 19.000,00 5
Telur Ayam
Konsumsi 3.425.699,00 180 5.760.889,00 440
Telur Bebek 14.500,00 6 12.000,00 5
Telur Tetas* 12.088.430,00 98 23.543.196,00 230
Total 24.778.257,47 3.999 50.385.021,57 7.503
* satuan dalam butir
Pemasukan BAH antar area pada tahun 2019 menunjukkan
adanya peningkatan volume dan frekuensi dibandingkan tahun
2018, yaitu volume sebesar 50.385.021,57 kg dan frekuensi
sebanyak 7.503 kali. Tiga besar BAH berdasarkan volume
pemasukan tertinggi adalah telur tetas, daging ayam, dan telur
ayam konsumsi.
Daerah asal pemasukan telur tetas didominasi Kabupaten Deli
serdang, Kota Medan, dan Kabupaten Tangerang. Pemasukan
daging ayam berasal dari Kota Medan, Kota Jakarta Selatan,
Kabupaten Jombang, dan Kabupaten Sidoarjo. Daerah asal
86
pemasukan telur ayam konsumsi adalah Sumatera Utara. Hal ini
menunjukkan bahwa Sumatera Utara merupakan provinsi utama
yang memasok kebutuhan pangan masyarakat Batam karena
disetiap jenis media pembawa berasal dari Sumatera Utara.
Sertifikasi terhadap daging anjing mulai dihentikan pada bulan
Juni 2018. Hal ini sesuai dengan Kajian Pusat Karantina Hewan
dan Keamanan Hayati Hewani tanggal 31 Mei 2018 tentang
permasalahan lalu lintas daging anjing dan kucing. Hasil kajian
tersebut menjelaskan bahwa daging anjing dan kucing tidak
termasuk dalam definisi pangan (peternakan), tidak termasuk
kategori pangan lokal (karena bukan sebagai pengganti pangan
pokok), anjing dan kucing bukan termasuk ternak tetapi termasuk
hewan peliharaan (kategori hewan kesayangan dan hewan jasa),
proses penangkapan anjing hingga pemingsanan sebelum
pemotongan tidak memnuhi prinsip kesejahteraan hewan, dan
daging anjing tidak memenuhi persyaratan kesehatan masyarakat
veteriner, yaitu tidak dapat dijamin higiene dan sanitasinya. Oleh
karena itu pada tahun 2019 tidak ada sertifikasi terhadap daging
anjing.
c. Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH)
Hasil bahan asal hewan merupakan media pembawa yang
dikategorikan sebagai media pembawa risiko rendah. Umumnya,
HBAH yang dilalulintaskan ke wilayah Batam merupakan
komoditas hewan yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan
pangan. Volume dan frekuensi domestik masuk hasil bahan asal
hewan tahun 2018-2019 dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Volume dan frekuensi domestik masuk hasil bahan asal
hewan tahun 2018–2019
Media Pembawa Tahun 2018 Tahun 2019
87
Volume (kg) Frekuensi
(kali) Volume (kg)
Frekuensi
(kali)
Daging Ayam
Olahan 1.384.797,25 434 3.140.451,50 813
Daging Babi
Olahan 2.919,00 22 - -
Daging Bebek
Olahan 171,00 4 820,00 23
Daging Sapi
Olahan 188.873,96 363 262.960,80 537
Daging Olahan
Lainnya 48.975,00 23 8.146,00 6
Es Krim 672.700,00 57 1.632.865,00 132
Keju 158.845,30 167 435.675,00 448
Krim 46.711,00 35 60.785,00 55
Mentega (Butter) 71.755,58 61 136.170,00 113
Susu Olahan 33.737,00 39 51.966,00 43
Telur Asin 6.340,00 6 1.000,00 1
Yoghurt 57.208,77 68 151.530,00 148
Total 2.673.033,86 1.279 5.882.369,30 2.319
Pemasukan HBAH antar area pada tahun 2019 menunjukkan
adanya peningkatan volume dan frekuensi dibandingkan tahun
2018, yaitu volume sebesar 5.882.369,30 kg dan frekuensi
sebanyak 2.319 kali. Domestik masuk HBAH tertinggi adalah
daging ayam olahan, yaitu volume 3.140.451,50 kg dan frekuensi
sebanyak 813 kali. Daerah asal domestik masuk daging ayam
olahan meliputi Kota Medan, Kota Jakarta Utara, Kota Jakarta
Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Bekasi, dan Kabupaten
Serang.
Tindakan karantina terhadap pemasukan HBAH mengacu
pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor
65/Permentan/PD.410/5/2014 tentang Tindakan Karantina
Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Hasil Bahan Asal
88
Hewan Konsumsi dan Keputusan Kepala Badan Karantina
Pertanian Nomor 2205/KPTS/KR.120/K/12/2017 tentang
Pedoman Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan
Pengeluaran Produk Hewan Di Dalam Wilayah Negara Republik
Indonesia.
d. Benda Lain
Benda lain merupakan media pembawa yang dikategorikan
sebagai media pembawa risiko rendah. Jenis media pembawa yang
termasuk benda lain yang dilalulintaskan ke wilayah Batam pada
tahun 2019 meliputi kroto, lipan/kelabang, obat dan vitamin
hewan, pakan ternak, ulat hongkong, ulat jerman, vaksin, dan
bahan biologik lainnya. Volume dan frekuensi domestik masuk
benda lain tahun 2018-2019 disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Volume dan frekuensi domestik masuk benda lain
tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume (kg) Frekuensi
(kali) Volume (kg)
Frekuensi
(kali)
Jangkrik 47 8 - -
Kroto 59 8 80 3
Lipan/ Kelabang 96 16 132 22
Obat dan
Vitamin* 4.153 5 28 5
Pakan Ternak 11.980.200 117 14.305.650 233
Ulat Hongkong 2.794 47 4.049 98
Ulat Jerman 237 15 384 24
Vaksin* 49.262 114 80.201 184
Bahan Biologik
Lainnya 66 6 2.200 1
Total 12.036.914 336 14.392.724 570
*Satuan dalam kemasan
89
Pemasukan benda lain antar area pada tahun 2019
menunjukkan adanya peningkatan volume dan frekuensi
dibandingkan tahun 2018, yaitu volume sebesar 14.392.724 kg dan
frekuensi sebanyak 570 kali. Pemasukan antar area tertinggi
ditunjukkan oleh volume pakan ternak sebesar 14.305.650 kg dan
frekuensi sebanyak 233 kali. Pakan ternak yang masuk ke Batam
berasal dari Sumatera Utara.
Vaksin merupakan benda lain yang berada diurutan kedua
yang sering dilalulintaskan ke Batam. Vaksin digolongkan sebagai
bahan biologik sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Karantina
Pertanian Nomor 1962/KPTS/KR.120/K/11/2017 tentang
Pedoman Deskripsi dan Kategorisasi Risiko Bahan Biologi,
menyatakan bahwa bahan biologi terdiri atas spesimen, biakan,
master seed, vaksin aktif, vaksin inaktif, dan vaksin produk
rekayasa genetik. Tindakan karantina yang dilakukan terhadap
vaksin mengacu pada Keputusan Kepala Badan Karantina
Pertanian Nomor 1961/KPTS/KR.120/K/11/2017 tentang
Tindakan Karantina Hewan terhadap Bahan Biologi, yaitu
pemeriksaan dokumen berupa kelengkapan, kebenaran, dan
keabsahan terhadap surat keterangan untuk benda lain serta
pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan terhadap kemasan,
kesesuaian keterangan pada kemasan dan perubahan suhu
penyimpanan.
2. DOMESTIK KELUAR
Batam merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi
Kepulauan Riau yang menjadi salah satu titik penting dalam lalu
lintas antar area. Didukung dengan frekuensi penerbangan yang
paling tinggi serta banyaknya jalur kapal ke pulau-pulau sekitar
Pulau Batam. Hal ini yang menjadikan komoditas yang telah
masuk maupun yang ada di Batam didistribusikan ke berbagai
90
pulau-pulau sekitar.
Komoditas media pembawa domestik keluar yang melalui
pemeriksaan Karantina hewan berupa hewan, BAH, HBAH dan
benda lain. Media pembawa yang dilalulintaskan tersebut sebagian
besar untuk pemenuhan kebutuhan pangan untuk pulau sekitar
Batam terutama untuk wilayah Kepulauan Riau. Komoditas
lainnya yang keluar Batam adalah hewan kesayangan yang banyak
diminati di Pulau Jawa. Volume domestik keluar berdasarkan
media pembawa tahun 2018-2019 disajikan pada Grafik 3 dan
frekuensi domestik keluar berdasarkan media pembawa tahun
2018-2019 pada Grafik 4.
Grafik 3. Volume domestik keluar berdasarkan media pembawa
tahun 2018–2019
Terlihat grafik diatas adanya peningkatan pengeluaran media
pembawa BAH, HBAH, dan benda lain selama tahun 2019
dibandingkan dengan tahun 2018. Sedangkan pengeluaran media
pembawa antar area hewan hidup mengalami penurunan sebesar
0.92%. Media pembawa dengan volume tertinggi lalulintasnya
adalah BAH sebesar 1.035.824 kilogram sedangkan media
pembawa dengan Volume terendah adalah media pembawa benda
6,683,108
451,442 183,754 73,374
6,384,939
1,035,824 244,584
128,135
-
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
7,000,000
8,000,000
Hewan (ekor) BAH (Kg) HBAH (Kg) BENDA LAIN
VO
LUM
E
2018 2019
91
lain yaitu 128.135 kg. Persentase peningkatan BAH sebesar 5.24%
dari tahun 2018 sedangkan HBAH terjadi kenaikan yang tidak
signifikan sebesar 1.77%.
Grafik 4 Frekuensi (Kali) domestik keluar berdasarkan media
pembawa tahun 2018–2019
Frekuensi pengeluaran domestik secara umum tidak ada
perbedaan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Frekuensi
pengeluaran tertinggi masih pada media pembawa hewan yang
mana mengalami penurunan sebesar 1% dibandingkan tahun 2018.
Sementara itu, frekuensi pengeluaran terendah berupa benda lain,
yaitu hanya sebanyak 331 kali.
a. Hewan
Hewan merupakan salah satu media pembawa yang
dilalulintaskan dari Batam. Berdasarkan UU Nomor 21 Tahun
2019, hewan adalah binatang atau satwa yang seluruh atau
sebagian dari siklus hidupnya berada di darat, air, dan/atau udara,
baik yang dipelihara maupun yang di habitatnya. Sebagian besar
hewan yang dilalulintaskan keluar Kota Batam merupakan jenis
hewan yang dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Jenis hewan
7,044
2,758 2,255
434
7,023
3,394
2,207
331
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
Hewan BAH HBAH BENDA LAIN
KA
LI
2018 2019
92
yang dilalulintaskan diantaranya, yaitu ternak bibit, ternak potong,
hewan kesayangan dan hewan eksotik. Data lalu lintas volume dan
frekuensi pengeluaran domestik tersebut pada Tabel 12.
Tabel 12. Volume dan frekuensi domestik keluar ternak bibit tahun
2018-2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
DOD 350 2 1.500 6
Total 350 2 1.500 6
Pengeluaran ternak bibit DOD antar area pada tahun 2019
menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya baik secara volume maupun frekuensi. Volume
pengeluaran DOD pada tahun 2019 sebesar 1.500 ekor dengan
frekuensi 6 kali. Persentase peningkatan DOD dibandingkan
dengan tahun sebelumnya sebesar 328.57%. DOD yang
dilalulintaskan keluar dari Kota Batam dengan tujuan Tanjung
Balai Karimun dan Kota Tanjung Pinang.
Tabel 13. Volume dan frekuensi domestik keluar ternak potong
tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
DOC 6.203.016 1.418 5.521.403 1.109
Ayam Potong 130.052 150 425.690 405
Babi Potong 2.371 30 360 10
Kambing Potong 85 7 216 12
Sapi Potong 28 5 33 11
Total 6.335.552 1.610 5.947.702 1.547
93
Pengeluaran ternak potong antar area pada tahun 2019
mengalami penurunan volume dan frekuensi dibandingkan dengan
tahun 2018, yaitu penurunan volume sebesar 6,12 % sedangkan
frekuensi sebesar 3,91%. Penurunan terjadi pada pengeluaran
DOC, yaitu volume menjadi 5.521.403 ekor dengan frekuensi 1.109
kali. Hal ini juga terjadi pada lalu lintas pengeluaran babi potong,
yaitu penurunan volume sebesar 84,82% dan frekuensi 66,67%.
Berbeda dengan DOC dan babi potong, terjadi peningkatan
lalulintas pengeluaran antar area ternak potong, yaitu ayam potong,
kambing potong dan sapi potong. Pengeluaran antar area ternak
potong dengan tujuan diantaranya Kota Tanjung Pinang dan
Tanjung Balai Karimun.
Tabel 14. Volume dan frekuensi domestik keluar hewan
kesayangan tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Volume
(ekor)
Volume
(ekor)
Anjing 149 116 145 125
Kucing 242 175 240 172
Ayam Hias 2.704 681 3.061 814
Ayam Kampung 144 27 80 37
Burung 25.756 679 22.133 802
Burung Pipit 4.812 16 600 2
Total 313.065 5.365 390.465 5.378
Pengeluaran antar area hewan kesayangan pada tahun 2019
mengalami peningkatan volume dan frekuensi dibandingkan
dengan tahun 2018, yaitu 390.465 ekor dengan frekuensi 5.378
kali. Pengeluaran hewan kesayangan tertinggi yaitu ayam hias
sebesar 3.061 ekor dengan frekuensi 814 kali selama tahun 2019.
Sedangkan pengeluaran hewan kesayangan berupa burung kicau
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
94
Tabel 15. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Hewan Eksotik
Kesayangan Tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Volume
(ekor)
Frekuensi
(kali)
Berang-Berang 2 1 - -
Hamster 40 3 13 3
Iguana 3 3 24 9
Kadal 1 1 5 2
Kelinci 5 3 67 15
Kumbang Kelapa 34.000 28 45.100 39
Kura-Kura 42 8 2 1
Lumba-lumba 2 1 - -
Marmut 4 1 14 2
Musang 2 1 - -
Singa Laut 1 1 - -
Sugar Glider 14 7 8 2
Tokek 12 7 1 1
Ular 2 1 18 13
Mamalia Kecil Liar
Lainnya 1 1
- -
Lebah - - 10 2
Total 34.131 67 45.264 90
Pengeluaran antar area hewan eksotis kesayangan mengalami
peningkatan pada tahun 2019 baik volume dan frekuensi
dibandngkan dengan tahun 2018, yaitu dengan volume 45.264 ekor
dan frekuensi 90 kali. Hewan eksotis kesayangan ini merupakan
peliharaan penghobi sehingga untuk lalulintasnya sering dilakukan
untuk keperluan kontes atau perlombaan. Hampir semua jenis
95
hewan eksotis kesayangan mengalami peningkatan lalulintas pada
tahun 2019 baik secara volume maupun frekuensi.
b. Bahan Asal Hewan
Pengiriman media pembawa ke luar Pulau Batam didominasi
oleh daging ayam baik yang segar maupun daging ayam beku,
daging bebek, kemudian daging sapi. Daging hewan tersebut
dikirim keluar dari Batam dengan tujuan daerah pulau sekitar
seperti Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, dan Kabupaten
Bintan. Data pengeluaran BAH dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Bahan Asal
Hewan Tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume (kg) Frekuensi
(kali) Volume (kg)
Frekuensi
(kali)
Colostrum* 600 1 300 1
Daging Ayam 225.086 793 425.206 865
Daging Babi 19.795 138 64.390 327
Daging Bebek /
Itik 96.949 63 7.600 165
Daging Kambing 13.592 315 14.864 341
Daging Kerbau 50 2 10.000 2
Daging Sapi 54.479 588 66.490 487
Jerohan Ayam 485 1 1.845 9
Jerohan Sapi 405 5 338 6
Madu 399 8 480 2
Sarang Burung
Walet 346 2 31.848 882
Susu Sapi 23.602 735 25.149 152
Telur Ayam 2.272 27 32.100 104
Telur Bebek 13.062 75 21 1
Telur Tetas * 210 1 352.200 3
96
Telur Burung
Puyuh 100 3 2.977 46
Tulang 10 1 17 1
Total 451.442 2.758 1.035.824 3.394
Pengeluaran antar area BAH pada tahun 2019 mengalami
peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2018 baik volume
maupun frekuensi, yaitu 1.035.824 kilogram dengan frekuensi
3.394 kali. Kenaikan ini terjadi pada keseluruhan media pembawa
BAH. Kenaikan tertinggi yaitu daging ayam beku dengan volume
425.206 kilogram dengan frekuensi 865 kali. Peningkatan yang
tinggi juga terlihat pada pengeluaran antar area telur tetas dengan
volume 352.200 butir dengan frekuensi 3 kali. Dibandingkan tahun
2018, pengeluaran telur tetas sebesar 210 butir dengan frekuensi 1
kali.
Grafik 5. Diagram Volume Pengeluaran Antar Area BAH pada
Tahun 2019
Pada tahun 2019 pengeluaran antar area BAH paling tinggi
Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Pinang.
0%
41%
6%1%1%1%6%0%0%0%3%
2%3%0%
34%
0%0%
40%
Colostrum*
Daging Ayam
Daging Babi
Daging Bebek / Itik
Daging Kambing
Daging Kerbau
Daging Sapi
Jerohan Ayam
Jerohan Sapi
Madu
Sarang Burung Walet
97
c. Hasil Bahan Asal Hewan
Hasil Bahan Asal Hewan merupakan komoditas yang
dilalulintaskan keluar kota Batam. Hasil Bahan Asal Hewan
merupakan produk hewan yang telah diolah sehingga memiliki
resiko yang rendah untuk membawa HPHK.
Tabel 17. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Hasil Bahan
Asal Hewan Tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume (kg) Frekuensi
(kali) Volume (kg)
Frekuensi
(kali)
Daging Ayam
Olahan 55197,3 621 96062 640
Daging Babi
Olahan 5781 57 98 3
Daging Bebek
Olahan 220 3 190 1
Daging Sapi
Olahan 45721,92 757 90 1
Daging Olahan
Lainnya 3090,74 48 35696 541
Es Krim 22335 55 29960 66
Keju 14584,5 327 23734 393
Krim 35 1 9 1
Mayonaise 1331 61 621 33
Mentega (Butter) 83 12 812 12
Susu Olahan 2527 39 33272 197
Telur Asin 17263 45 17363 53
Yoghurt 15584,45 229 6677 266
Total 183.753,9 2.255 244.584 2.207
Pengeluaran antar area HBAH mengalami peningkatan pada
volume yaitu 244.584 kilogram. Sedangkan jumlah frekuensi
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2018.
Peningkatan terjadi pada MP daging ayam olahan yaitu 96.062
98
kilogram dengan frekuensi 640 kali. sedangkan penurunan terjadi
terhadap pengeluaran daging babi olahan. Penurunan mencapai
5.898%. Hal ini diduga dikarenakan oleh merebaknya penyakit ASF.
Grafik 6. Diagram volume pengeluaran antar area HBAH pada
tahun 2019
Grafik 7. Diagram frekuensi pengeluaran antar area HBAH pada
tahun 2019
39%
0%0%0%15%
12%
10%
0%0%0%
14%
7% 3%
Daging Ayam Olahan
Daging Babi Olahan
Daging Bebek Olahan
Daging Sapi Olahan
Daging Olahan Lainnya
Es Krim
Keju
Krim
Mayonaise
Mentega (Butter)
Susu Olahan
29%
0%0%0%
25%3%
18%
0%1%1%
9%
2%12%
Daging Ayam Olahan
Daging Babi Olahan
Daging Bebek Olahan
Daging Sapi Olahan
Daging Olahan Lainnya
Es Krim
Keju
Krim
Mayonaise
Mentega (Butter)
Susu Olahan
99
Pada gambar di atas dapat dilihat pengeluaran antar area
HBAH didominasi oleh daging ayam olahan sebesar 39% dengan
frekuensi 29% dari keseluruhan lalulintas pengeluaran antar area
sepanjang tahun 2019.
d. Benda Lain
Tabel 18. Volume dan Frekuensi Domestik Keluar Benda Lain
Tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume (kg) Frekuens
i (kali)
Volume
(kg)
Frekuens
i (kali)
Jangkrik 3458,5 245 899 171
Kroto 11 2
Obat dan
Vitamin* 2382 12 64 9
Pakan Hewan
(ternak) 6000 2 79750 28
Pupuk Organik 3100 14 3348 14
Sampel
Laboratorium 589,5 30 109 20
Ulat Hongkong 1011 8 - -
Ulat Jerman 16 1 - -
Vaksin (botol) 20831 53 43928 83
Vaksin (vial) 35738 64 - -
Awetan Nyamuk 234 1 - -
Minyak Buaya - - 28 1
Tengkorak
Buaya - - 2 2
Gigi Buaya - - 5 2
Total 73.374
434 128.135 331
Pengeluaran antar area komoditas benda lain dari Batam pada
tahun 2019 mengalami peningkatan baik dari segi volume
dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu 128.135. sedangkan
frekuensi terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2018.
100
Pada gambar dibawah terlihat volume benda lain tertinggi adalah
lalulintas pengeluran pakan ternak sebesar 62% dari total lalulintas
benda lain sepanjang tahun 2019. Sedangkan frekuensi tertinggi
adalah lalulintas jangkrik sebesar 52% dari total frekuensi
pengeluaran antar area ditahun 2019.
Grafik 8. Diagram volume pengeluaran antar area benda lain
pada tahun 2019
1%0%
62%
3%0% 34%
0%
0%
0%0%
0%
Jangkrik
Obat dan Vitamin*
Pakan Hewan (ternak)
Pupuk Organik
Sampel Laboratorium*
Vaksin*
Bahan Biologik Lainnya
Minyak Buaya
Tengkorak Buaya
Gigi Buaya
101
Grafik 9. Diagram frekuensi pengeluaran antar area benda lain pada
tahun 2019.
3. EKSPOR
Ekspor merupakan kegiatan perdagangan barang dan jasa
milik dalam negeri yang dijual dan dikirimkan ke luar negeri dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan. Hal ini menjadi salah satu
alasan suatu negara untuk meningkatkan kegiatan ekspor. Oleh
karena itu Kementerian Pertanian membuat program akselerasi
ekspor. Salah satu program Badan Karantina Pertanian untuk
mendukung akeselerasi ekspor adalah “Agro Gemilang,” yaitu Ayo
Galakkan Ekspor Melalui Generasi Milenial Bangsa.
Komoditas hewan yang diekspor melalui Batam merupakan
produk hewan dan turunannya, yaitu meliputi empedu kering,
madu, sarang burung walet, dan taring babi. Volume dan frekuensi
ekspor bahan asal hewan tahun 2018–2019 disajikan pada Tabel
18.
52%
3%8%
4%6%25%
0%
0%
1%
1%
2%
Jangkrik
Obat dan Vitamin*
Pakan Hewan (ternak)
Pupuk Organik
Sampel Laboratorium*
Vaksin*
Bahan Biologik Lainnya
Minyak Buaya
Tengkorak Buaya
Gigi Buaya
102
Tabel 19. Volume dan Frekuensi Ekspor Bahan Asal Hewan Tahun
2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume (kg) Frekuensi
(kali) Volume (kg)
Frekuensi
(kali)
Empedu Kering - - 13,15 3
Madu 52.620,15 17 92.159,70 15
Sarang Burung
Walet 12.029,26 593 8.283,96 513
Cannies Pig 20,00 12 38,75 37
Total 64.669,41 622 100.495,56 568
Ekspor bahan asal hewan pada tahun 2019 dari Batam ke
negara lain berdasarkan volume mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2018, yaitu peningkatan volume total menjadi
100.495,56 kg atau meningkat sebanyak 55,40%. Sedangkan
frekuensi ekspor mengalami penurunan menjadi 568 kali
pengiriman.
Upaya peningkatan ekspor yang dapat dilakukan, yaitu salah
satunya melaksanakan program Agro Gemilang berupa bimbingan
teknis kepada petani (kelompok tani) maupun pelaku usaha
pertanian. Target dari program Agro Gemilang meliputi peningkatan
jumlah eksportir, diversifikasi produk, serta peningkatan volume
dan frekuensi.
a. Sarang Burung Walet
Sarang burung walet menjadi salah satu media pembawa yang
mengalami penurunan lalu lintas ekspor ke negara tujuan. Hal ini
dapat dilihat dari volume total ekspor sarang burung walet pada
tahun 2019 hanya sebesar 8.283,96 kg dan frekuensi sebanyak 513
kali (Tabel 16).
Sarang burung walet yang disertifikasi oleh BKP Kelas I Batam
diekspor ke berbagai negara. Volume dan frekuensi ekspor sarang
103
burung walet beradasarkan negara tujuan tahun 2018–2019 dapat
dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Volume dan Frekuensi Ekspor Sarang Burung Walet
Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2018–2019
Media Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume (kg) Frekuensi
(kali) Volume (kg)
Frekuensi
(kali)
Australia 1.396,00 94 1.174,00 102
Germany 7,85 4 1,50 1
Hongkong 2.666,50 55 1.530,00 56
Laos 9,00 5 1,00 2
Macau 70,50 10 44,00 5
Malaysia 3.501,66 146 1.499,10 81
Singapore 4.374,25 276 3.996,41 260
Taiwan 2,00 1 1,00 1
Selandia Baru 1,50 1 1,25 1
Spanyol - - 1,00 1
Vietnam - - 32,00 1
Zambia - - 2,70 2
Total 12.029,26 592 8.283,96 513
Negara yang sering menjadi tujuan ekspor sarang burung walet
pada tahun 2019 adalah Singapore, tetapi dilihat dari volume dan
frekuensi ekspor mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018.
Hal ini juga terjadi pada negara tujuan lainnya seperti Australia,
Jerman, Hongkong, Laos, Makau, Malaysia, Taiwan, dan Selandia
Baru.
Persentase penurunan volume ekspor sarang burung walet
mencapai 45,21% dan penurunan frekuensi sebesar 15,59%. Hal ini
dapat disebabkan oleh adanya persaingan pasar antara eksportir
Indonesia dengan eksportir negara lain di negara tujuan. Selain itu
adanya persiapan perusahaan eksportir untuk melaksanakan
ekspor ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sehingga perusahaan
104
eksportir fokus dalam melaksanakan persiapan dan mengurangi
ekspor ke negara selain RRT.
Republik Rakyat Tiongkok merupakan negara konsumen
sarang burung walet terbesar, hal ini memicu Indonesia sebagai
negara produsen sarang burung walet berupaya menembus pasar
RRT secara langsung. Sarang burung walet yang akan dikirim ke
RRT harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
Permentan Nomor 41/Permentan/OT.140/3/2013 tentang
Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan atau Pengeluaran
Sarang Burung Walet Ke dan Dari Dalam Wilayah Negara Republik
Indonesia. Tindakan karantina hewan terhadap sarang burung
walet yang akan dikeluarkan ke RRT dapat mengacu pada Surat
Keputusan (SK) Kepala Barantan Nomor
823/KPTS/OT.140/L/3/2013 tentang Pedoman Persyaratan dan
Tindakan Karantina Hewan terhadap Pengeluaran Sarang Burung
Walet Dari Wilayah Negara Republik Indonesia ke Republik Rakyat
China.
Sarang burung walet yang diekspor ke RRT harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu persyaratan administrasi;
persyaratan kemasan, barcode, dan label; persyaratan IKH, dan
persyaratan rumah walet. Di wilayah Batam terdapat empat
perusahaan yang telah memenuhi persyaratan untuk melakukan
ekspor ke RRT, yaitu PT. Hadiah Surga, PT. Best Quality Tanjung,
PT. Puri Indo Walet, dan PT. Sumber Daya Favorit. Salah satu
perusahaan eksportir, yaitu PT. Hadiah Surga sudah terdaftar di
negara RRT dan dapat melakukan ekspor sarang burung walet ke
RRT. Sedangkan tiga perusahaan lainnya berstatus menunggu hasil
audit dari pemerintah RRT.
b. Madu
Madu merupakan salah satu media pembawa yang rutin di lalu
lintaskan dari Batam ke negara lain, yaitu China, Malaysia, dan
105
Singapore. Volume dan frekuensi ekspor madu berdasarkan negara
tujuan tahun 2018–2019 disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Volume dan Frekuensi Ekspor Madu Berdasarkan
Negara Tujuan Tahun 2018–2019
Media
Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume (kg) Frekuensi
(kali) Volume (kg)
Frekuensi
(kali)
China - - 5.837,10 1
Malaysia 776,00 5 1.780,00 8
Singapore 51.844,15 12 84.542,60 6
Total 52.620,15 17 92.159,70 15
Ekspor madu pada tahun 2019 mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2018 berdasarkan volume, yaitu menjadi
92.159,70 kg. Sedangkan frekuensi mengalami penurunan menjadi
15 kali pengiriman. Negara tujuan yang mendominasi ekspor madu
adalah Singapura.
c. Taring Babi
Taring babi merupakan bahan asal hewan yang rutin diekspor
pada tahun 2019. Volume dan frekuensi ekspor taring babi
berdasarkan negara tujuan tahun 2018–2019 disajikan pada Tabel
22.
Tabel 22. Volume dan Frekuensi Ekspor Taring Babi Beradasarkan
Negara Tujuan Tahun 2018–2019
Media
Pembawa
Tahun 2018 Tahun 2019
Volume (kg) Frekuensi
(kali) Volume (kg)
Frekuensi
(kali)
India - - 0,10 1
Kamboja 18,00 11 35,90 30
Malaysia - - 0,10 1
106
Singapore 1,00 1 - -
Vietnam 1,00 1 2,65 5
Total 20,00 13 38,75 37
Taring babi yang diekspor ke negara tujuan dalam kondisi
bersih dan kering. Ekspor taring babi pada tahun 2019 mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2018, yaitu volume menjadi 38,75
kg dan frekuensi sebanyak 37 kali. Negara tujuan yang
mendominasi ekspor taring babi adalah Kamboja. Taring babi yang
diekspor ke negara tujuan diperuntukkan sebagai souvenir.
4. IMPOR
Kegiatan tindakan karantina hewan untuk impor yang
dilaksanakan oleh seksi karantina hewan BKP Kelas I Batam,
meliputi impor produk hewan untuk mencukupi kebutuhan pangan
di Batam. Komoditas karantina hewan yang diimpor ke Batam
berupa BAH, yaitu daging sapi, daging kambing/domba, dan HBAH
pangan berupa olahan susu. Daging sapi merupakan media
pembawa karantina hewan yang dominan diimpor dari luar negeri.
Tahun 2019 di wilayah kerja BKP Kelas I Batam terdapat 4
(empat) importir yang telah mendapatkan izin untuk melakukan
importasi produk hewan berupa daging sapi, jeroan sapi, dan
daging kambing/domba; 7 (tujuh) perusahaan sebagai importir
olahan susu.
Peraturan perundangan yang menjadi acuan tindakan
karantina hewan terhadap BAH yang diimpor ke wilayah Batam,
diantaranya UU Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan, dan Tumbuhan; PP Nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina
Hewan; Permentan Nomor 34/Permentan/PK.210/07/2016
tentang Pemasukan Karkas, Daging, jeroan dan/atau Olahannya ke
Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia; Permentan Nomor
23/Permentan/P.K.210/5/2018 tentang Perubahan atas Peraturan
107
Menteri Pertanian Nomor 34/Permentan/Pk.210/7/2016 tentang
Pemasukan Karkas, Daging, Jeroan, Dan/Atau Olahannya Ke
Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia; Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia (Permendag) Nomor 59/M-
DAG/PER/8/2016 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Hewan
dan Produk Hewan sebagaimana telah diubah dengan Permendag
Nomor 13/M-DAG/PER/2/2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 59/M-DAG/PER/8/2016 tentang
Ketentuan Impor dan Ekspor Hewan dan Produk Hewan. Hal ini
sesuai dengan kesepakatan antara Kementerian Pertanian dan
Kementerian Perdagangan yang tercantum dalam UU Nomor 41
tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pemasukan
HBAH ke dalam Negara Republik Indonesia mengacu kepada
Permentan Nomor 65/Permentan/PD.410/5/2014 tentang
Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran
Hasil Bahan Asal Hewan Konsumsi.
Tabel 23. Data Lalulintas Impor Tahun 2018- 2019
Media
Pembawa
2018 2019
Volume Frekuensi Volume Frekuensi
Hewan 3.750 ekor 3 - -
BAH 2.381.975,15 kg 233 1.381.276,12 kg 110
HBAH 1.290.700,80 kg 28 3.340.702,21 kg 65
Pemasukan kedalam negara Republik Indonesia yang
selanjutnya disebut impor pada tahun 2019 terjadi penurunan
secara frekuensi dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu 175 kali.
Pada tahun 2018 terdapat impor hewan kesayangan yaitu burung
sejumlah 3750 ekor dengan frekuensi 3 kali. Impor bahan asal
hewan terjadi penurunan pada tahun 2019 yaitu volume
1.281.276,12 kilogram dengan frekuensi 110 kali. sedangkan pada
tahun 2018 impor bahan asal hewan sejumlah 2.381.975,15
108
kilogram dengan frekuensi 233 kali. Peningkatan impor hasil bahan
asal hewan terjadi peningkatan baik volume maupun frekuensi.
Pada tahun 2019 volume impor hasil bahan asal hewan sejumlah
3.340.702,21 kilogram dengan frekuensi 65 kali.
a. Bahan Asal Hewan
Impor bahan asal hewan ke kota batam untuk pemenuhan
kebutuhan pangan. Impor bahan asal hewan adalah media
pembawa daging sapi beku, jerohan dan daging kambing beku.
Tabel 24. Data Impor Bahan Asal Hewan Tahun 2018 - 2019
MEDIA PEMBAWA
2018 2019
JUMLAH
(kilogram) FREK
JUMLAH
(kilogram) FREK
Daging Kambing 115.349,84 12 35.475 3
Daging Sapi 2.031.408,50 187 1.131.233,71 77
Jerohan Sapi 235.216,81 34 214.567,41 30
Total 2.381.975,15 233 1.381.276,12 110
Penurunan impor bahan asal hewan terjadi pada setiap jenis
media pembawa yaitu daging kambing, daging sapi maupun jerohan
sapi. Penurunan terjadi baik volume maupun frekuensi. Volume
impor daging kambing pada tahun 2019 sebesar 35.475 kilogram
dengan frekuensi 3 kali. sedangkan pada tahun 2018, volume
sebesar 115.349,84 kilogram, frekuensi 12 kali. Begitu juga impor
daging sapi beku pada tahun 2019 sejumlah 1.131.233,71 kilogram
dengan frekuensi pemasukan sejumlah 77 kali. Tahun 2018,
volume impor daging sapi beku sejumlah 2.031.408,5 kilogram
dengan 187 kali pemasukan.
Pemasukan daging impor ke dalam wilayah Indonesia sesuai
dengan kesepakatan antara Kementerian Pertanian dan
Kementerian Perdagangan yang tercantum dalam UU Nomor 41
tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan pasal 36B
109
dinyatakan pemasukan ternak dan produk hewan dari luar negeri
hanya dilakukan apabila produksi dan pasokan ternak dan produk
hewan dalam negeri belum mencukupi kebutuhan masyarakat.
Persetujuan Impor tersebut memuat tentang jumlah dan jenis
produk yang diizinkan untuk diimpor, negara asal dan pelabuhan
pemasukan.
b. Hasil Bahan Asal Hewan
Tabel 25. Data Hasil Bahan Asal Hewan 2018-2019
MEDIA
PEMBAWA
2018 2019
JUMLAH
(kilogram) FREK
JUMLAH
(kilogram) FREK
Susu Olahan 1.290.700,80 28 3.340.702,21 65
Impor Hasil Bahan Asal Hewan pada tahun 2019 terjadi
peningkatan. Volume impor pada tahun 2019 yaitu 3.340.702,21
kilogram dengan frekuensi 65 kali. Produk olahan susu olahan yang
diimpor berupa susu steril dan Sweetened Condensed Milk.
Tabel 26. Data Impor Berdasarkan Negara Asal tahun 2019
NEGARA MEDIA
PEMBAWA
2018
2019
JUMLAH
(kilogram)
FREK
JUMLAH
(kilogram) FREK
Australia
Daging
Kambing 115.349,84 12 35.475,00 3
Daging Sapi 1.800.089,46 142 985.828,06 56
Jerohan
Sapi 235.216,81 34 214.567,41 30
Malaysia
Burung* 3.750 2 - -
Susu
Olahan 1.036.800 17 2.826.271,61 47
Singapore Susu
Olahan - - 70.876,81 3
110
Selandia
Baru Daging Sapi 188.551,5 36 272.433,60 5
Spanyol Daging Sapi 42.767,54 9 74.528,84 18
Thailand Susu
Olahan 253.900,8 11 238.032,00 13
TOTAL 3.676.426,95 264
4.718.013,33
175
Pemasukan bahan asal hewan berupa daging sapi beku,
jerohan sapi dan daging kambing berasal dari negara Australia,
Selandia Baru dan Spanyol. Sebagian besar berasal dari negara
Australia. Impor daging sapi dari negara Australia pada tahun 2019
sebesar 985.828,06 kilogram. Sedangkan dari negara Selandia Baru
sebesar 272.433,60 kilogram. Impor daging sapi beku asal Selandia
Baru meningkat dari tahun 2018 yang volumenya 188.551,5
kilogram.
5. Instalasi Karantina Hewan
Berdasarkan ketentuan pelaksanaan tindakan karantina,
bahan asal hewan yang diimpor dari luar negeri dimasukkan ke
dalam IKH untuk dilakukan tindakan karantina. Balai Karantina
Pertanian Kelas I Batam belum mempunyai IKH untuk produk
hewan sehingga IKH disediakan oleh pihak swasta dalam hal ini
importir. Instalasi karantina hewan milik importir ditetapkan oleh
Kepala Barantan setelah melalui penilaian kelayakan IKH sesuai
dengan Permentan Nomor 70/Permentan/KR.100/12/2015.
Instalasi Karantina Hewan ini merupakan instalasi karantina
permanen yang dapat dipergunakan untuk jangka waktu 1 sampai
3 tahun.
Instalasi Karantina Hewan di BKP Kelas I Batam terdapat 9
(Sembilan) IKH yang terdiri 4 IKH impor produk, 4 IKH sarang
burung wallet dan 1 IKH telur tetas.
111
6. Laboratorium Karantina Hewan
a. Latar Belakang Laboratorium Karantina Hewan
Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Batam adalah laboratorium yang melakukan kegiatan rutin
pengujian laboratorium terhadap hewan hidup, Bahan Asal Hewan
(BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH). Pengujian yang
dilakukan meliputi Cemaran Mikroba (Colliform, E. Coli, Salmonella
spp., Total Plate Count (TPC), Staphylococcus sp), pemeriksaan awal
(screening) bakteri Bacillus anthracis yang dilakukan dengan
metode pewarnaan Giemsa pada sampel preparat ulas darah,
pengujian Deteksi Virus Avian Influenza secara cepat dengan Rapid
test, Deteksi Virus Avian Influenza dengan metode PCR (Polymerase
Chain Reaction), Deteksi Antibodi Virus Avian Influenza dengan uji
HA HI test, Uji Rose Bengal Test (RBT), dan Rapid test kandungan
Nitrit pada sampel Sarang burung walet.
Gedung Laboratorium Karantina Hewan terletak di kantor
induk BKP I Batam yang terdiri dari 2 lantai dan dilengkapi dengan
genset dan sarana prasarana laboratorium. Kegiatan pengujian di
laboratorium Karatina Hewan meliputi pengujian pada sampel yang
dikirim dari wilayah kerja sebagai bagian dari tindakan karantina
hewan dan kegiatan monitoring terhadap sampel yang masuk.
Pengujian dilakukan oleh personil laboratorium yang terdiri dari 2
orang Medik veteriner dan 3 orang Paramedik veteriner.
b. Akreditasi Laboratorium
Pada Bulan Agustus 2016, Laboratorium Karantina Hewan
mendapatkan sertifikat akreditasi sebagai Laboratorium Penguji
dengan ruang lingkup Identifikasi Virus Avian influenza dengan
metode PCR (Polymerase Chain Reaction) pada sampel swab kloaka
dan swab trakhea unggas, sedangkan pada bulan Agustus tahun
2017 laboratorium karantina hewan menambah ruang lingkup
112
yaitu untuk mengetahui jumlah total bakteri atau Total Plate Count
(TPC) pada sampel daging, telur, susu serta hasil olahannya dengan
metode Pour plate yang dilakukan bersamaan dengan surveilan
akreditasi laboratorium yang pertama oleh Komite Akreditasi
Nasional.
Pada Bulan November 2018, Laboratorium Karantina Hewan
melakukan surveilan ke-2 akreditasi laboratorium oleh Komite
Akreditasi Nasional. Akhir tahun 2019, Laboratorium Karantina
Hewan melakukan persiapan reakreditasi laboratorium dan
menambah ruang lingkup Deteksi Virus Avian Influenza dengan uji
HA HI.
Standar Acuan yang dipakai Laboratorium Karantina Hewan
ISO/IEC 17025:2017
SNI 2897:2008, Metode Pengujian Cemaran Mikroba dalam
daging, telur, dan susu, serta hasil olahannya.
SNI 7388:2009, Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam
pangan.
SNI ISO 7218 : 2012, Mikrobiologi dalam pangan dan pakan,
Persyaratan umum dan pedoman untuk pengujian mikrobiologi.
Peraturan Meteri Pertanian No.41/Permentan/OT.140/3/2013
UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2014 tentang Standardisasi
dan penilaian kesesuaian (SNI)
Operating Prosedur Compact Dry Nissui
OIE 2015, Chapter 2.3.4 Avian Influenza
OIE 2018, Chapter 3.3.4 Avian Influenza
c. Uji Profisiensi dan Uji Banding Laboratorium
Tabel 27. Uji Profisiensi dan Uji Banding Laboratorium
No
Uji
Banding/
Uji
Profisiensi
Jenis
ruang
lingkup
pengujian
Waktu
pelaksanaan Penyelenggara Hasil
113
1 Uji
Profisiensi
Deteksi
Virus Avian
Influenza
dengan
metode
PCR
11-12
Agustus
2014
BBUSKP Memuaskan
2 Uji
Profisiensi
Uji TPC
metode
pour plate
15 Agustus
2016 BBUSKP Memuaskan
3 Uji
Banding
Uji TPC
metode
pour plate
7-9 Agustus
2017
SKP Tanjung
Balai Asahan Memuaskan
4 Uji
Banding
Uji TPC
metode
pour plate
8-10
Agustus
2017
BBUKP Memuaskan
5 Uji
Profisiensi
Deteksi
Virus Avian
Influenza
dengan
metode HA
HI
18-20
September
2017
BBUSKP Memuaskan
6 Uji
Profisiensi
Deteksi
Virus Avian
Influenza
dengan
metode HA
HI
12-14
September
2019
BBUSKP Memuaskan
7 Uji
Banding
Deteksi
Virus Avian
Influenza
dengan
metode
PCR
17-18
Oktober
2019
BBUSKP Memuaskan
Laboratorium karantina hewan mengikuti Uji profisiensi dan
Uji Banding sebagai persyaratan wajib dan sebagai jaminan legalitas
Laboratorium Karantina Hewan mampu melakukan pengujian
114
terhadap ruang lingkup yang diajukan pada Komite Akrditasi
Nasional (KAN), dengan mengikuti uji profisiensi dan uji banding
dapat mengukur kemampuan laboratorium dalam melakukan
pengujian dan menghasilkan hasil uji yang tepat, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan, juga dapat menjadi koreksi untuk
laboratorium dalam memperbaiki dan meningkatkan kerja dan
kompetensi baik penyelia, analis serta metode yang digunakan
dalam pengujian.
Untuk Uji Profisiensi diadakan oleh Balai Besar Uji Standar
Karantina Pertanian (BBUSKP) dimana BBUSKP merupakan salah
satu laboratorium yang ditunjuk oleh KAN untuk penyelenggaraan
Uji Profisiensi. Semenjak Tahun 2014 dimana Laboratorium
Karantina Hewan mulai menyusun akreditasi laboratorium sampai
Tahun 2019, sudah mengikuti Uji Profisiensi dan Uji Banding
laboratorium sebanyak kurang lebih 7 kali, selain itu laboratorium
karantina hewan juga melakukan verifikasi metode pengujian dan
uji kompetensi antar analis untuk menjaga kompetensi analis dan
penyelia dalam melakukan pengujian.
d. Pengujian Laboratorium untuk Tindakan Karantina Hewan
(TKH)
Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan
(HBAH)
115
Grafik 10. Perbandingan Frekuensi Pengujian Cemaran
Mikroba Tahun 2018 dan 2019
Pengujian Cemaran Mikroba terhadap BAH dan HBAH
dilakukan dengan metode Rapid Test Compact Dry NISSUI
dan konvensional menurut SNI 2897:2008. Frekuensi total
pengujian sampel tahun 2019 untuk cemaran mikroba adalah
1326, mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2018 yang
berjumlah 1462 (Grafik 10). Penurunan tersebut karena
berhubungan dengan menurunnya jumlah sampel yang dikirim dari
wilayah kerja ke laboratorium untuk dilakukan pengujian. Untuk
pengujian dengan parameter Total Plate Count (TPC) sudah tidak
menggunakan metode Rapid Test dengan Compact Dry NISSUI,
namum menggunakan metode konvensional sesuai dengan SNI
2897:2008, untuk pengujian E.coli, Salmonella, Coliform pada
BAH/HBAH pengujian dilakukan dengan metode konvensional
sesuai dengan SNI 2897:2008, sedangkan E.coli, Salmonella pada
telur ayam dan Staphylococcus sp pada BAH dan HBAH dilakukan
pengujian dengan biakan sederhana metode Compact Dry Nissui.
116
Grafik 11. Frekuensi Total Pengujian Cemaran Mikroba
Berdasarkan Parameter Uji Tahun 2019 sesuai SNI
2897:2008
Laboratorium karantina hewan melakukan pengujian
cemaran mikroba dengan 4 parameter sesuai SNI 2897:2008 pada
tahun 2019. Kegiatan laboratorium Karantina Hewan di BKP Kelas
I Batam dibagi menjadi 2 bagian yaitu kegiatan pengujian
laboratorium sebagai bagian dari tindakan karantina dan
monitoring pengujian. Jenis pengujian yang paling banyak
dilakukan adalah Total Plate Count sebanyak 1176 pengujian, E.coli
sebanyak 1155 pengujian, Colliform sebanyak 1155 pengujian, dan
Salmonella spp sebanyak 1155 pengujian (Grafik 11). Hal ini
berhubungan dengan jenis media pembawa yang dilalulintaskan
dan permohonan uji sesuai dengan permintaan Dokter Hewan
karantina yang berwenang di tempat pemasukan dan pengeluaran
Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (MP HPHK) serta
tidak lepas dari target/sasaran HPHK yang utama.
117
Grafik 12. Total Frekuensi Pengujian Cemaran Mikroba
berdasarkan Parameter Uji dengan metode Nissui Tahun
2019
Selain dilakukan pengujian dengan metode konvensional
yang mengacu pada SNI 2897:2008, pengujian sampel cemaran
mikroba juga dilakukan dengan metode Compact Dry Nissui dengan
tujuan memperoleh hasil uji yang cepat dan tepat dengan metoda
yang valid dan akurat dalam mendukung tindakan karantina yang
dilakukan. Metode ini hanya memerlukan waku 2-3 hari dalam
pengujian.
Laboratorium Karantina Hewan melakukan pengujian 3
parameter cemaran mikroba dengan dengan metode Compact Dry
Nissui pada tahun 2019. Jenis pengujian yang paling banyak
dilakukan adalah E.coli sebanyak 144 pengujian kemudian
Staphylococcus sebanyak 72 pengujian dan Salmonella spp
sebanyak 43 pengujian (Grafik 12). Hal ini berhubungan dengan
jenis media pembawa yang dilalulintaskan dan permohonan uji
sesuai dengan permintaan Dokter Hewan yang berwenang di tempat
118
pemasukan dan pengeluaran Media Pembawa Hama Penyakit
Hewan Karantina (MP HPHK) serta tidak lepas dari target/sasaran
HPHK yang utama.
Grafik 13. Jenis sampel yang masuk untuk Pengujian Cemaran
Mikroba Tahun 2019
Frekuensi jumlah BAH dan HBAH yang dilakukan pengujian
di Laboratorium Karantina Hewan berupa daging ayam, daging
bebek, daging kerbau, daging sapi, telur ayam, dan daging
olahannya dapat dilihat pada Grafik 13. Jenis sampel yang paling
banyak masuk pemeriksaan laboratorium untuk dilakukan
pengujian adalah daging ayam yaitu sebanyak 597 sampel.
119
Grafik 14. Perbandingan jumlah sampel masuk untuk pengujian
nitrit pada sampel sarang burung walet Tahun 2018 dan
2019.
Sampel sarang burung walet juga dilakukan pengujian nitrit
dengan Nitrit test (rapid test) sebanyak 641 pengujian pada tahun
2018, hal ini menunjukkan peningkatan dimana tahun 2019
pengujian nitrit pada sarang burung walet sebanyak 725 pengujian.
Pengujian nitrit dilakukan untuk mengetahui atau screening awal
kadar nitrit pada sarang burung walet.
Untuk sapi bibit juga dilakukan pengujian terhadap RBT test
pada sampel serum screening awal terhadap pengujian penyakit
Brucella abortus yang akan di kembangbiakan, pada tahun 2019
sebanyak 19 sampel dilakukan pengujian RBT test pada sapi bibit
yang dilalulintaskan.
Hewan Hidup
Pemeriksaan Mikroskopis
Pada hewan hidup yang dilalulintaskan, jenis pengujian
disesuaikan dengan jenisnya. Untuk ternak potong sapi, domba dan
kambing sampel yang dikirim berupa ulas darah, pengujian
dilakukan dengan metode pewarnaan Giemsa untuk pemeriksaan
120
awal bakteri Bacillus anthracis. Pemeriksaan ulas darah dengan
metode pewarnaan Giemsa diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10x100.
Grafik 15. Perbandingan Jumlah Sampel Ulas Darah Tahun
2018 dan 2019
Perbandingan jumlah sampel ulas darah sapi di tahun 2019
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 (Grafik 15).
Penurunan tersebut karena berhubungan dengan menurunnya
jumlah sampel yang diantar ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian oleh wilayah kerja Sampel ulas darah dengan jumlah
terbanyak biasanya diterima Laboratorium Karantina Hewan pada
saat bulan Juni, Juli dan Agustus. Ketiga bulan tersebut bersamaan
dengan Hari Raya Idul Adha dimana pada saat itu kebutuhan
masyarakat akan sapi potong dan kambing potong meningkat
untuk kebutuhan Qurban.
Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
Unggas yang dilalulintaskan dilakukan pengujian terhadap
virus Avian Influenza (AI) dengan pengambilan sampel swab kloaka
atau trakea. Pengambilan sampel swab dilakukan pada ayam
121
dewasa atau burung dan unggas lainnya yang dilalulintaskan
melalui pelabuhan laut atau bandara yang merupakan wilayah
kerja BKP Batam. Pengujian AI di laboratorium karantina hewan
pada tahun 2019 dilakukan dengan metode PCR, permohonan jenis
metode pengujian ditentukan oleh dokter hewan di wilayah kerja
masing-masing berdasarkan pemeriksaan fisik dan anamnesa dari
dokter hewan yang bertugas.
Grafik 16. Perbandingan Jumlah Pengujian Avian Influenza
(AI) Dengan metode PCR tahun 2018 dan 2019
Pada grafik 16. dapat dilihat perbandingan jumlah pengujian
Avian Influenza (AI) dengan metode PCR melalui pengambilan
sampel swab kloaka/trakea unggas. Dibandingkan dengan tahun
2018, maka pada tahun 2019 terjadi kenaikan yang signifikan
terhadap jumlah sampel yang diuji. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan permintaan pengujian terhadap sampel unggas yang
akan dilalulintaskan. Selain itu juga berkaitan dengan syarat
pemenuhan sebagai laboratorium terakreditasi untuk ruang
lingkup pengujian Identifikasi Virus Avian Influenza (AI) sebagai
target pengujian laboratorium dengan metode PCR. Laboratorium
122
Karantina Hewan mendapatkan sertifikasi akreditasi sebagai
Laboratorium penguji dengan ruang lingkup Identifikasi Virus Avian
Influenza (AI) dengan metode PCR, dengan Nomor akreditasi LP-
1032-IDN di Bulan Agustus tahun 2016.
Pengujian Avian Influenza dengan metode PCR dilakukan
pada sampel swab kloaka dan sampel swab trakhea dengan media
transport KPS 3%, untuk ayam dilakukan pengambilan sampel
swab kloaka sedangkan jenis burung dilakukan pengambilan
sampel berupa swab trakhea.
Grafik 17. Jenis Sampel unggas yang masuk untuk pengujian
Avian Influenza dengan PCR di tahun 2019
Pada grafik 12 dapat dilihat perbandingan jumlah pengujian
terhadap jenis sampel unggas yang masuk. Sampel unggas yang
paling banyak diterima dan dilakukan pemeriksaan laboratorium
untuk dilakukan pengujian Avian Influenza dengan PCR adalah
Burung Kacer sebanyak 356 sampel dan Burung Murai Batu
sebanyak 257 sampel. Selama pengujian pada tahun 2019 hasil
pengujian adalah negatif. Laboratorium Karantina Hewan juga
melakukan uji monitoring HA HI pada sampel Ayam Broiler pada
bulan November dalam rangka persiapan penambahan ruang
lingkup untuk uji HA HI.
123
Pengujian Laboratorium untuk Kegiatan Monitoring
Laboratorium Karantina Hewan melakukan monitoring
sebagai bagian dari tugas yang dilaksanakan selain dari tugas
pokok yaitu melakukan pengujian laboratorium untuk tindakan
karantina. Target pengujian cemaran mikroba dalam rangka
monitoring terhadap lalulintas Pangan Segar Asal Hewan (PSAH)
adalah TPC, E.coli, Coliform dan Salmonella. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan metode konvensional (SNI) 2897:2008.
Komoditas yang dilakukan monitoring yaitu daging ayam, daging
sapi, daging ayam atau sapi olahan, daging bebek. Selain itu
terdapat pula jeroan ayam, telur ayam, dari beberapa jenis
komoditas yang dilakukan monitoring, daging sapi merupakan
komoditas impor, sedangkan komoditas lain merupakan komoditas
domestik.
Laboratorium Karantina Hewan juga melakukan uji
monitoring HA HI pada sampel ayam broiler yang dimulai pada
bulan November Tahun 2019 dalam rangka persiapan penambahan
ruang lingkup pengujian Avian Influenza dengan uji HA HI sampel
serum darah.
Hasil laboratorium terhadap monitoring PSAH yang
dilakukan pada tahun 2019 telah memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan dalam SNI, beberapa komoditas yang perlu catatan
telah dilaporkan untuk dilakukan perbaikan dalam hal penanganan
produk dari pabrik sampai dengan peredarannya.
6. Pemantauan HPHK
a. Latar Belakang
Badan Karantina Pertanian melalui Unit Pelaksana Teknisnya
di seluruh Indonesia berperan aktif dalam upaya mencegah masuk,
tersebar dan keluarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK).
Bahwa untuk memperoleh informasi mengenai status Hama
Penyakit Hewan karantina (HPHK) di suatu negara, area, atau
124
tempat, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000
tentang Karantina Hewan Pasal 76 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (2)
dilakukan melalui kegiatan pengamatan baik secara langsung di
tempat pemasukan, transit, pengeluaran, instalasi karantina, dan
alat angkut, maupun tidak langsung di tempat lainnya dengan
melibatkan atau memperoleh informasi dari pihak yang berwenang
dalam kegiatan tersebut.
Pengamatan terhadap situasi HPHK dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu secara langsung dan/ atau secara tidak langsung.
Berdasarkan Permentan No 22/Permentan/OT.140/4/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina
Pertanian (UPTKP) dalam melaksanakan kegiatan operasional
perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan
keamanan hayati, hewani, dan nabati juga menyelenggarakan
fungsi pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK. Fungsi
pemantauan UPTKP tersebut selanjutnya dilaksanakan dengan
melakukan pengamatan status dan situasi HPHK pada area dimana
UPTKP berada.
Pengamatan status dan situasi HPHK dilakukan untuk
mengumpulkan informasi status dan situasi HPHK yang dilakukan
secara langsung di tempat pemasukan, transit, pengeluaran,
instalasi karantina, dan alat angkut atau secara tidak langsung
dengan memperoleh informasi dari instansi berwenang yaitu Balai
Besar Veteriner/ Balai Veteriner dan Dinas yang membidangi fungsi
kesehatan hewan di Propinsi, Kabupaten dan/ atau Kota. Informasi
status dan situasi hama penyakit hewan karantina yang telah
diperoleh selanjutnya diverifikasi dan dikompilasi dalam bentuk
peta status dan situasi hama penyakit hewan karantina yang akan
dilakukan pembaharuan setiap tahun.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian
Nomor 611/KPTS/KR.110/K/03/2019 tentang Pedoman
Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina Tahun
125
2019, pemantauan hama penyakit hewan karantina tahun 2019
dibagi menjadi 2 (dua) prioritas yaitu prioritas nasional dan prioritas
regional. Prioritas nasional ditujukan untuk pengumpulan data dan
informasi Status dan Situasi hama penyakit hewan karantina dalam
hal penyusunan peta hama penyakit hewan karantina. Adapun
prioritas regional ditujukan untuk mendukung program
Kementerian Pertanian dan evaluasi tindakan karantina hewan
yang telah dilakukan.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam (BKP Batam) sebagai
penyelenggara perkarantinaan di wilayah kerja UPT Badan
Karantina Pertanian memiliki peran yang strategis dalam lalu lintas
perdagangan hewan dan produk hewan dengan tujuan mencegah
masuk, tersebar dan keluarnya HPHK. Sebagai wujud pelaksanaan
tugas dan fungsi dalam mencegah masuk, tersebar dan keluarnya
HPHK, karantina hewan perlu meningkatkan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap hewan dan produknya yang dilalulintaskan,
selain itu karantina hewan juga perlu mengembangkan sikap
kewaspadaan dan deteksi dini terhadap penyakit hewan serta
sistem pengendalian penyebaran penyakit hewan terutama penyakit
hewan strategis dan penyakit zoonosis. Kewaspadaan dan deteksi
serta sistem pengendalian penyebaran penyakit hewan dini dapat
dilaksanakan dengan menerapkan pemantauan dan surveilans
penyakit hewan secara berkala melalui pendekatan epidemiologi
veteriner. Dengan adanya peta status dan situasi HPHK di
Indonesia, kebijakan pencegahan penyebaran HPHK di dalam
wilayah negara Republik Indonesia diharapkan akan menjadi lebih
optimal.
b. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pemantauan daerah sebar HPHK tahun
2019 yang dilakukan oleh BKP Batam adalah untuk memperoleh
informasi serta memetakan status dan situasi HPHK di daerah
sebar BKP Batam, menyusun peta HPHK dan untuk mendukung
126
program surveilan/ pemberantasan/pembebasan penyakit hewan
di Kota Batam dan Kabupaten Natuna.
c. Materi
Pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan
kuisioner sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Karantina
Pertanian Nomor 611/KPTS/KR.110/K/03/2019 tentang Pedoman
Pemantauan Daerah Sebar HPHK Tahun 2019. Kuesioner untuk
pengumpulan basis data informasi status dan situasi HPHK
menggunakan Format I. Kuisioner tersebut dipergunakan pada saat
tim pemantauan melakukan perjalanan dinas untuk memperoleh
informasi status dan situasi HPHK dilakukan secara tidak
langsung, dengan memperoleh informasi dari Dinas yang
membidangi fungsi kesehatan hewan yaitu :
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kota Batam;
Dinas Pertahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan
Provinsi Kepulauan Riau, Tanjung Pinang;
Dinas Pertanian Kabupaten Natuna; dan
Balai Veteriner Bukittinggi, Sumatera Barat
d. Metode
1. Pengumpulan Informasi
Metode pengumpulan informasi dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kuesioner dan Focus Group
Discussion (FGD) atau In Depth Interview (lDI). Kuesioner untuk
pengumpulan basis data informasi status dan situasi HPHK
mempergunakan Format I. Kuesioner tersebut dipergunakan
pada saat Tim Pengamatan melakukan perjalanan dinas
pengumpulan informasi. Untuk menggali informasi yang lebih
mendalam, Tim dapat melakukan pendekatan PE dengan
metode Focus Group Discussion (FGD) atau In Depth Interview
(lDI). Dengan demikian, apabila dinilai perlu untuk menggali
informasi yang lebih detil, tim perlu menyusun pertanyaan yang
127
terperinci dan bersifat terbuka guna memperdalam informasi
yang akan diperoleh. Metode FGD atau IDI dapat digunakan
pada saat workshop regional pemetaan HPHK.
2. Penyajian lnformasi
Setelah melakukan pengumpulan informasi, tim
menyusun matriks skenario pencegahan risiko keluar dan
masuknya HPHK mempergunakan Format II, menyusun peta
matrik HPHK mempergunakan Format III, menyusun peta
komoditi strategis mempergunakan Format lV, menyusun peta
matriks sentra peternakan menggunakan format IV, menyusun
peta matriks data temuan HPHK/data interpretasi Laboratorium
menggunakan Format V, dan menyusun peta matriks lalulintas
alat angkut menggunakan Format VI.
e. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pemantauan daerah sebar HPHK tahun 2019 di
UPTKP BKP Batam dilaksanakan selama bulan Maret-April 2019.
Tabel 28. Jadwal Pelaksanaan dan Tim Pemantauan BKP Batam
Tahun Anggaran 2019
Tanggal Kegiatan Tim Pelaksana
Kegiatan Keterangan
21 Maret
2019
Rapat Koordinasi
persiapan pemantauan
2019
Tim Pemantauan
Pembahasan
pelaksanaan
Kegiatan
pemantauan
daerah sebar
HPHK 2019
10-16
April 2019
Distribusi surat
pemberitahuan
permohonan data untuk
pemantauan ke beberapa
instansi terkait
Drh. Adi Ningrum
Secara langsung
dan/ atau via
128
10 – 12
April 2019
Perjalanan tim
pemantauan ke Balai
Veteriner Bukittinggi,
Sumatera Barat
Irvanus Pengambilan data
dan diskusi
16 April
2019
Perjalanan tim
pemantauan ke Dinas
Ketahanan Pangan dan
Pertanian kota Batam
Drh. Betha Tiurmatio
Abdurrahman, A.Md
Dody Indra, A.Md
Koordinasi
pelaksanaan
pemantauan
25 April
2019
Perjalanan tim
pemantauan ke Dinas
Pertahanan Pangan,
Pertanian, dan Kesehatan
Hewan Provinsi Kepulauan
Riau, Tanjung Pinang
Drh. T. Iskandar, MH
Muklis W
Pengambilan data
dan diskusi
26 April
2019
Perjalanan tim
pemantauan ke Dinas
Ketahanan Pangan dan
Pertanian kota Batam
Drh. I Nyoman Aryadi
Kusuma
Hayuzar, A.Md
Martha S, A.Md
Pengambilan data
dan diskusi
15 Juli
2019
Perjalanan tim
pemantauan ke Dinas
Ketahanan Pangan dan
Pertanian kota Batam
drh. Yulia Hardhiyanti
Putri
Ugra Erika Novendrika
Salman
Pengambilan surat
pengantar data
5 Juli
2019
Pengumpulan data
pemantauan ke Ketua
Pemantauan
Tim Pemantauan
26 Juli
2019
Rapat Internal Hasil
Pemantauan Tim Pemantauan
31 Juli – 2
Agustus
2019
Workshop Regional
Pemetaan HPHK
Drh. Adi Ningrum
Drh. Rydha Kurnia
Presentasi dan
diskusi
15-18
Oktober
2019
Workshop Nasional
Pemetaan HPHK oleh pusat
Drh. Rydha Kurnia
Drh. Mia Zakia
Romadhoni, M.Si
Presentasi dan
diskusi
129
f. Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pengamatan status dan situasi HPHK ini
mendapatkan data dan informasi tentang kejadian penyakit yang
ada di Kota Batam dan kabupaten Natuna. Data penyakit yang
diperoleh dari masing-masing dinas kabupaten/kota adalah data
penyakit tahun 2018, yang selanjutnya dikompilasi dari:
Balai Veteriner Regional II Bukittinggi;
Dinas Pertahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan
Provinsi Kepulauan Riau, Tanjung Pinang
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam; dan
Dinas Pertanian Kabupaten Natuna.
Tabel 29. Data Situasi HPHK di Kota Batam dan Kabupaten
Natuna Tahun 2018
No
Kabupate
n/
Kota
Kecam
ata
n
Desa
Jen
is H
PH
K
Meto
de U
ji
Data
Uji
Lab
Pasif
Data
Hasil
Surv
eila
ns
+ - + -
1
BATAM
Galang Karas Anaplasmos
is
Giemsa
57 55
Sekupang Tanjung
Riau
Anaplasmos
is
Giemsa
7 3
Galang Karas Babesiosis Giemsa
2 84
Galang Karas Jembrana/
Penyakit
Rama Dewa
ELISA
1 2
Galang Karas Jembrana/
Penyakit
Rama Dewa
PCR
1 49
130
Batam
Kota
Belian Avian
Influenza
(AI)
HA/HI
5 58
Batam
Kota
Teluk
Tering
Avian
Influenza
(AI)
HA/HI
7 28
Lubuk
Baja
Lubuk
Baja
Kota
Avian
Influenza
(AI)
HA/HI
9 75
Galang Rempang
Cate
Avian
Influenza
(AI)
HA/HI
10 0
Galang
Rempang
Cate
New Castle
Disease/
Tetelo
(sero+)
HA/HI 1
0
0 5 0
Galang Karas Theileriosis Giemsa
33 29
Galang Pulau
Tanjung
Kubu
Kel.
Bulang
Lintang
dan
Desa
Rempang
Cate Kel.
Rempang
Cate
Theileriosis Giemsa
33 7
Bulang Bulang
Lintang
Classical
Swine Fever
(CSF)
(sero+)
ELISA 9
0
3
0
2 NATUNA Bunguran
Timur
Ranai Anaplasmos
is
Giemsa
14 24
131
Bunguran
Timur
Sungai
Ulu
Anaplasmos
is
Giemsa
4 8
Bunguran
Timur
Ranai Babesiosis Giemsa
4 34
Bunguran
Timur
Ranai Theileriosis Giemsa
20 18
Bunguran
Timur
Sungai
Ulu
Theileriosis Giemsa
8 4
Berdasarkan hasil pengamatan Status dan Situasi HPHK
Tahun 2018 di Kota Batam terdapat 7 (tujuh) jenis HPHK yaitu
Anaplasmosis, Babesiosis, Jembrana/ Penyakit Rama Dewa, Avian
Influenza (AI), New Castle Desease/ Tetelo (sero+), Theileriosis dan
Classical Swine Fever (CSF) (sero+).
Tabel pengamatan Status dan Situasi HPHK untuk wilayah
Batam menunjukkan grafik seperti gambar dibawah ini:
Grafik 18. Grafik Situasi HPHK di Kota Batam Tahun 2018
Berdasarkan hasil pengamatan Status dan Situasi HPHK
Tahun 2018 di Kabupaten Natuna terdapat 3 (enam) jenis HPHK
yang dilakukan surveilans yaitu Anaplasmosis, Babesiosis, dan
Theileriosis. Dari tabel pengamatan Status dan Situasi HPHK
132
tersebut bila dituangkan dalam grafik maka untuk wilayah
Kabupaten Natuna dapat terlihat seperti gambar dibawah ini :
Gambar 19. Grafik Situasi HPHK di Natuna Tahun 2018
Adanya temuan Avian Influenza dan Newcastle Desease (ND)/
Tetelo di kota Batam dan Natuna belum dapat dikatakan suatu
kasus penyakit karena dilakukan dengan metode uji Serologis (uji
HA/HI) sehingga masih perlu dilakukan uji lanjutan untuk
memperkuat diagnosa contohnya adalah uji Polymerase Chain
Reaction (PCR).
133
Gambar 3. Peta Status dan Situasi HPHK di Kota Batam tahun
2018
Gambar 4. Peta Status dan Situasi HPHK di Kab. Natuna tahun
2018
134
Dinamika status dan situasi HPHK di Kota Batam dan
Kabupaten Natuna
Melalui pengamatan status dan situasi HPHK tahun 2018
diketahui bahwa di kota Batam ditemukan HPHK Gol II yaitu
Anaplasmosis, Babesiosis, Jembrana/ Penyakit Rama Dewa, Avian
Influenza (AI), New Castle Desease/ Tetelo (sero+), Theileriosis dan
Classical Swine Fever (CSF) (sero+). HPHK tersebut ditemukan di
daerah Kecamatan Galang, Sekupang, Kota Batam, Lubuk Baja dan
Bulang. Jumlah HPHK yang ditemukan pada tahun 2018 sebanyak
tujuh jenis, yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah HPHK
pada tahun 2017, yaitu berjumlah enam jenis HPHK. Jenis HPHK
pada tahun 2017 di kota Batam yaitu : Avian Influenza,
Anaplasmosis, Babesiosis, Jembrana, New Castle Desease/ Tetelo
(sero+) dan Theileriosis yang ditemukan di daerah Kecamatan
Bulang, Galang dan Sekupang.
Tabel 30. Jenis HPHK di Kota Batam tahun 2017 dan tahun
2018
Jenis HPHK Tahun
2017 2018
Avian Influenza √ √
Anaplasmosis √ √
Babesiosis √ √
Jembrana √ √
New Castle Desease (ND) (sero+) √ √
Theileriosis √ √
Classical Swine Fever (CSF) (sero+) - √
Pada pengamatan status dan situasi HPHK tahun 2018
ini diketahui bahwa pada tahun 2018 di Kabupaten Natuna
ditemukan 4 (empat) jenis HPHK golongan II yaitu Anaplasmosis,
135
Babesiosis, dan Theileriosis di Kecamatan Bunguran Timur. Bila
dibanding tahun 2017 penyakit yang ditemukan lebih banyak
yaitu 6 (enam) jenis HPHK golongan II yaitu : Avian Influenza,
Anaplasmosis, Babesiosis, Jembrana, Newcastle Disease dan
Theileriosis yang ditemukan di Kecamatan Bunguran Timur,
Bunguran Barat dan Bunguran Tengah.
Tabel 31. Jenis HPHK di Kabupaten Natuna tahun 2017 dan
tahun 2018
Jenis HPHK Tahun
2017 2018
Avian Influenza √ -
Anaplasmosis √ √
Babesiosis √ √
Jembrana √ -
New Castle Desease (ND) (sero+) √ -
Theileriosis √ √
Kota Batam merupakan daerah yang didesain sebagai
daerah industri sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat Batam sebagian besar didatangkan dari luar daerah
Batam. Letak kota Batam yang sangat berdekatan dengan negara
lain seperti Singapura dan Malaysia menyebabkan Kota Batam
memiliki potensi penyebaran HPHK yang tinggi.
Kabupaten Natuna merupakan salah satu daerah terluar
Indonesia. Letaknya sangat strategis karena berbatasan dengan
negara Malaysia. Kebutuhan masyarakat di kabupaten Natuna
sebagian besar masih didatangkan dari Provinsi Kalimantan Barat
dan Kota Tanjung Pinang. Kondisi ini menyebabkan Kabupaten
Natuna menjadi daerah yang memiliki potensi penyebaran HPHK
yang tinggi.
136
Rekomendasi Langkah-Langkah Manajemen Risiko Untuk
Meminimalisir Kemungkinan Penyebaran HPHK
Lalu lintas ternak dan produknya merupakan bagian yang
sangat penting dalam penyebaran suatu penyakit. Oleh karena itu
pengawasan lalu lintas ternak dan produknya melalui tindakan
karantina yang ketat dapat mencegah penjalaran suatu penyakit
dari satu tempat ke tempat lainnya. Tindakan karantina yang
dikenal sebagai tindakan 8 (delapan) P yaitu : Pemeriksaan,
Pengasingan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan,
Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan. BKP Kelas I Batam
melakukan pemeriksaan dokumen dan fisik yang merupakan
langkah manajemen resiko untuk mencegah keluar atau
tersebarnya penyakit HPHK di Kota Batam dan Kabupaten Natuna.
Untuk memperkuat tindakan yang diambil BKP Kelas I Batam juga
melakukan uji Laboratorium contohnya untuk Avian Influenza (AI)
telah dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan PCR.
Adapun langkah-langkah yang akan ditingkatkan sebagai
bentuk upaya pencegahan keluarnya atau tersebarnya HPHK
tersebut adalah :
Upaya akreditasi laboratorium untuk menjamin mutu pengujian
HPHK;
Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia dalam
melakukan pengujian yang berkaitan dengan HPHK yang
ditemukan dengan melakukan bimbingan teknis/magang dan
inhouse training;
Peningkatan sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait
yang membidangi fungsi kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner mengenai pelaksanaan tindakan
karantina, kegiatan sosialisasi dengan instansi pemerintah
terkait di pelabuhan (KSOP, TNI, POLRI, Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP), Karantina Ikan, perusahaan penyedia alat
angkut, BKSDA, ASDP, pengguna jasa dan masyarakat
137
mengenai status dan situasi HPHK di wilayah Batam dan Natuna
serta dampaknya terhadap masyarakat.
Secara umum upaya yang ditempuh oleh dinas terkait dalam
penanganan HPHK adalah dengan cara pencegahan, pengendalian
dan pemberantasan penyakit hewan. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya mencegah munculnya penyakit hewan baik yang pernah
muncul maupun yang belum pernah muncul, sehingga ternak
terbebas dari serangan penyakit. Pengamatan penyakit ditempuh
dengan jalan monitoring, pengawasan lalu lintas ternak, surveilans
penyakit. Program kesehatan hewan yang dilakukan adalah dengan
vaksinasi, pengobatan dan stamping out jika diperlukan. Selain itu
dilaksanakan pula penerapan program public awareness yang
merupakan upaya efektif dalam memberikan pembelajaran kepada
masyarakat baik dengan cara sosialisasi/penyuluhan
pembagian/penyebaran leaflet.
Rekomendasi Komoditi Hewan dan Produk Hewan Strategis
yang Dapat Didorong Untuk Akselerasi Perdagangan Khususnya
Ekspor
Potensi komoditi hewan dan produk hewan yang dinilai dapat
dijadikan sebagai komoditi unggulan untuk ekspor di Batam adalah
sarang burung walet, madu, dan taring babi yang baru menjadi
komoditas ekspor yang diperuntukkan sebagai souvenir.
Pada tahun 2018 total sarang burung walet yang di ekspor
dari kota Batam ke luar negeri sebanyak 11.451,76 kg dengan
frekuensi sebanyak 565 kali sedangkan untuk madu sebanyak
52.620,15 kg dengan frekuensi sebanyak 13 kali. Sementara taring
babi telah diekspor sebanyak 20 kg sebanyak 12 kali selama tahun
2018.
Sarang burung walet dan Madu yang diekspor dari Batam ini
sebagian besar berasal dari kota-kota lain di Indonesia yang
138
kemudian diproses lebih lanjut seperti pencucian untuk sarang
burung walet dan siap untuk diekspor ke luar negeri. Daftar
pengguna jasa yang rutin melakukan ekspor sarang burung walet
dan Madu dari Batam ke luar negeri adalah sebagai berikut:
Tabel 32 Daftar Potensi Komoditi Produk Hewan Unggulan
(Sarang Burung Walet)
No Nama/ Alamat
Produksi
tahun 2018
(kg)
Jangkauan
Akses Pasar
saat ini
1
Eni / PT. Hadiah Surga
Komp kara Industrial Park
Blk E No.8
937,5 Malaysia
2
Gitmir / Jl Kartini Iv Blok F
No 25 Rt 004 Rw 002
Sungai Harapan, Sekupang
Kota Batam
1167.16 Malaysia
3 Lee Cheen Wee 336 Malaysia
4
Leshandi
Perumahan Aggrek Sari
Blok F6 No. 9 Batam
368 Singapore
5 PT. Sumber Walet Alam 751,5 Singapore
6
PT.Sumber Daya Favorit /
Tunas Industrial Estate
1423,5 Australia,
Hongkong, New
Zealand
7 Rohaini / Pasar Mitra 2 349,5 Singapore
8 Sutomo Tono 338,5 Malaysia
9 CV Indomal Abadi 400 Hong Kong
(Sumber: Data Eksport IQFAST Balai Karantina Pertanian Kelas I
Batam tahun 2018)
139
Tabel 33. Daftar Potensi Komoditi Produk Hewan Unggulan
(Madu)
No Nama/ Alamat
Produksi
tahun 2017
(kg)
Jangkauan
Akses Pasar
saat ini
1 Best Quality Tanjung /
Sekupang 51466,15 Singapore
2 Teo Eng Seng 244 Singapore
(Sumber: Data Eksport IQFAST Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
tahun 2018)
Tabel 34. Daftar Potensi Komoditi Produk Hewan Unggulan
(Taring Babi)
No Nama/ Alamat
Produksi
tahun 2018
(kg)
Jangkauan
Akses Pasar
saat ini
1
Aidil Putra / Kavling
Sumber Seraya Blok A14
No.65 RT 3 RW 8 Batu
aji
18 Kamboja,
Singapura
2 Miko / Batam Park Blok
D 13 2
Vietnam,
Kamboja
(Sumber: Data Eksport IQFAST Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
tahun 2018)
Data dan informasi yang telah diperoleh melalui kegiatan
pemantauan ini selanjutnya dipaparkan dalam suatu kegiatan
workshop Regional wilayah Sumatera yang meliputi BBKP Belawan,
BKP I Padang, BKP I Pekanbaru, BKP I Jambi, BKP I Batam, BKP I
Palembang, BKP II Medan, BKP kls II Tanjung Pinang, BKP II
140
Tanjung Pinang, BKP II Pangkal Pinang, SKP I Banda Aceh, SKP I
Bengkulu, SKP I Tanjung Balai Asahan, SKP kls II Tanjung Balai
Karimun.
Kegiatan ini bertujuan untuk saling berbagi data dan
informasi jenis HPHK yang ditemukan di daerah Sumatera. Data
dan informasi HPHK yang telah dihimpun melalui kegiatan
workshop Regional ini selanjutnya dipresentasikan kembali dalam
kegiatan workshop nasional untuk memberikan gambaran status
dan situasi penyakit yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Dari data yang diperoleh melalui Kegiatan Workshop Nasional
pemantauan daerah sebar Hama Penyakit Hewan Karantina
Pertanian (HPHK) Tahun 2019 akan menjadi acuan dalam
melakukan pengendalian penyakit dan pengawasan lalu litas media
pembawa di tahun yang akan datang khususnya di kota Batam dan
Kabupaten Natuna serta Indonesia pada umumnya sehingga perlu
dilakukan diskusi lanjutan dalam rangka melengkapi data yang
diperlukan serta melakukan sosialisasi dengan instansi terkait yang
menangani bidang kesehatan hewan dan pengawasan lalu lintas
media pembawa HPHK yang ada di Kota Batam dan Natuna antara
lain Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kota Batam, Dinas
Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau,
Dinas Pertanian Kabupaten Natuna, Balai Veteriner Bukittinggi,
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau melalui Seksi
Konservasi Wilayah II Batam. Melalui kegiatan ini diharapkan
adanya persamaan pemahaman dan informasi tentang situasi
HPHK yang ada sehingga dapat dilakukan suatu sinergistas
kebijakan dalam rangka pengawasan lalu lintas media pembawa
HPHK di kota Batam dan Kabupaten Natuna.
f. Kesimpulan
Kegiatan pengamatan status dan situasi hama penyakit
hewan karantina yang didasarkan pada data tahun 2018
141
ini ditemukan jenis HPHK Golongan II sebagai mana diatur
dalam Kepmentan Nomor. 3238/Kpts/PD.630/9/2009
tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan
Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa.
Pengamatan Status dan Situasi HPHK berdasarkan data
tahun 2017 terdapat 6 (enam) jenis HPHK yang dilakukan
surveilans yaitu Avian Influenza, Anaplasmosis, Babesiosis,
Jembrana, Theileriosis dan sero positif New Castle Desease/
Tetelo.
Pengamatan Status dan Situasi HPHK berdasarkan data
tahun 2018 terdapat 7 (enam) jenis HPHK yang dilakukan
surveilans yaitu Avian Influenza, Anaplasmosis, Babesiosis,
Jembrana, Theileriosis serta sero positif New Castle Desease
(ND) dan Classical Swine Fever (CSF).
Komoditi produk hewan strategis yang dapat di dorong
untuk akselerasi perdagangan khususnya ekspor adalah
sarang burung wallet, madu dan taring babi.
g. Saran
Kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait mengenai
kewaspadaan keluar masuknya Media Pembawa HPHK dan
data produksi sarang walet .
Koordinasi dengan instansi daerah terkait data produksi
sarang burung walet dan lokasi rumah walet yang belum
teregistrasi di seluruh wilayah kerja BKP Batam.
Perlu dilakukan penyampaian Hasil Seminar Nasional
pemantauan kepada instansi yang terkait dalam pelaksanaan
kegiatan pemantauan
Hasil pemetaan status dan situasi HPHK dapat mudah
diakses dan digunakan sebagai bahan acuan tindakan
karantina hewan.
142
Untuk Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
melaksanakan bimbingan teknis pengujian yang tepat, cepat
dan akurat serta pembuatan petunjuk teknis (juknis) yang
dapat dilakukan oleh seluruh UPT.
7. Monitoring Produk Hewan
Tindakan Karantina terhadap produk hewan berupa bahan
asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang dilalulintaskan antar
area di dalam wilayah Republik Indonesia, diutamakan dilakukan
ditempat pengeluaran. Tindakan karantina ditempat pemasukan
dilakukan oleh petugas karantina dengan melakukan pemeriksaan
baik pemeriksaan dokumen dan fisik serta keutuhan kemasan, hal
ini dilakukan untuk menjamin bahan asal hewan (BAH) dan hasil
bahan asal hewan (HBAH) tersebut dalam kondisi baik selama
proses logistik dan tidak ada perubahan kualitas. Namun demikian
tidak semua produk hewan dapat dilakukan pemeriksaan secara
detail. Berdasarkan hal tersebut maka disusun Pedoman
Monitoring Poduk yang diterbitkan dalam Keputusan Kepala Badan
Karantina Pertanian No. 2464/Kpts/KR.120/K/11/2018 tentang
Pedoman Monitoring Terhadap Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan
Asal Hewan. Pedoman ini digunakan sebagai bahan evaluasi
terhadap tindakan karantina dan sebagai bahan pertimbangan
untuk menetukan kebijakan pelayanan karantina hewan. Di dalam
pedoman ini telah diatur tentang ruang lingkup dan tahapan
rencana pengambilan sampel yang rekapitulasinya ditampilkan ke
dalam format yang terdapat dalam pedoman.
Adapun hasil monitoring produk hewan yang dilakukan oleh
BKP Kelas I Batam tahun 2019 pada lampiran berikut:
143
FORM 1 REKAPITULASI HASIL MONITORING
UPTKP : BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM
Periode : TAHUN 2019
A. Hasil Monitoring Pemasukan BAH dan HBAH ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
DAGING SAPI
1 18/12/201
8
PT. DEWI
KARTIKA
INTI
Daging
sapi
- 3888 AUSTRALI
A
- Residu
Hormon
TBA
HPLC Tidak
terdeteksi
BMR SNI 01-6366-
2000
TBA: 0,002 ppm
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
Penambahan
pengajuan alokasi
anggaran untuk
pelaksanaan
monitoring produk
hewan
2 18/12/201
8
PT.
SERAYA
MUTIARA
SEJATI
Daging
sapi
- 968 AUSTRALI
A
- Residu
Hormon
TBA
HPLC Tidak
terdeteksi
BMR SNI 01-6366-
2000
TBA: 0,002 ppm
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
144
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
3 18/12/201
8
PT. BATAM
FROZEN
FOOD
Daging
sapi
- 3085 AUSTRALI
A
- Residu
Hormon
TBA
HPLC Tidak
terdeteksi
BMR SNI 01-6366-
2000
TBA: 0,002 ppm
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
4 16/01/201
9
PT. ANEKA
TATA
NIAGA
Daging
sapi
24.995,9
0 kg
3085 AUSTRALI
A
8815734 Total
Mikroba TPC
7,2 x 10⁴
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
S. aureus: 1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
Penambahan alat
dan bahan
laboratorium
untuk
mendukung
pelaksanaan
monitoring
produk hewan
Penambahan
pengajuan
alokasi anggaran
untuk
pelaksanaan
monitoring
produk hewan
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹
koloni/g
S. aureus <1x10¹
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
5
5
18/01/201
9
Daging
sapi
14.540,7
4 kg
3888 AUSTRALI
A
8824962 Total
Mikroba TPC
2,5x10⁴
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
145
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PT. DEWI
KARTIKA
INTI
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹
koloni/g
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
S. aureus: 1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
S. aureus <1x10¹
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
6
22/01/201
9
PT. BATAM
FROZEN
FOOD
Daging
sapi
24.991,5
0 kg
3085 AUSTRALI
A
8834089 Total
Mikroba TPC
2,9x10³
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
146
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
7
01/02/201
9
PT. BATAM
FROZEN
FOOD
Daging
sapi
20.657,4
0 kg
Est.
10.21431/L
U
SPANYOL ES15180
02483
Total
Mikroba TPC
7,7x10⁴
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
8
21/02/201
9
PT. BATAM
FROZEN
FOOD
Daging
sapi
24.850,7
0 kg
3085 AUSTRALI
A
8851087 Total
Mikroba TPC
7,3x10⁴
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
147
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
9 01/03/201
9
PT. DEWI
KARTIKA
INTI
Daging
sapi
24.495,7
0 kg
ME43
SELANDIA
BARU
NZL2019/
RIVER1/4
0182
Total
Mikroba TPC
8,0 x 10²
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
10 06/03/201
9
PT.
SERAYA
MUTIARA
SEJATI
Daging
sapi
15.505,5
0 kg
968 AUSTRALI
A
8872509 Total
Mikroba TPC
2,3 x10⁴
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli : 1x10¹
koloni/g
S. aureus : 1x10²
koloni/g
Salmonella :
Negatif
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹
koloni/g
S. aureus <1x10¹
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
148
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
11 15/04/201
9
PT. BATAM
FROZEN
FOOD
Daging
sapi
21.887,0
1 kg
ME43 SELANDIA
BARU
NZL2019/
RIVER1/4
0560
Total
Mikroba TPC
1,9x10⁵
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform: 1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹
koloni/g
Coliform <1x10¹
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
12 23/05/201
9
PT.
SERAYA
MUTIARA
SEJATI
Daging
sapi
24.996,8
0 kg
260 AUSTRALI
A
8980411 Total
Mikroba TPC
1,5x10⁴
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
149
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Salmonella Kultur Negatif
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform: 1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
13 20/06/201
9
PT. BATAM
FROZEN
FOOD
Daging
sapi
24.998,4
6 kg
3085 AUSTRALI
A
8984171 Total
Mikroba TPC
8,0x10³
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform: 1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
150
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 20/06/201
9
PT. DEWI
KARTIKA
INTI
Daging
sapi
24.985,9
6 kg
3085 AUSTRALI
A
9003360 Total
Mikroba TPC
1,1 x 10⁴
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform: 1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
JEROAN SAPI
15 23/04/201
9
PT. ANEKA
TATA
NIAGA
Jeroan
sapi
(Jantung)
5.780,50
kg
3888 AUSTRALI
A
8933495 Total
Mikroba TPC
6,0x10⁴
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform: 1x10²
koloni/g
Penambahan alat
dan bahan
laboratorium
untuk
mendukung
pelaksanaan
monitoring
produk hewan
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
151
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
Penambahan
pengajuan
alokasi anggaran
untuk
pelaksanaan
monitoring
produk hewan
16 30/04/201
9
PT. DEWI
KARTIKA
INTI
Jeroan
sapi
(paru)
7.344,40
kg
13 AUSTRALI
A
8961928 Total
Mikroba TPC
1,6x10³
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform: 1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
17 10/06/201
9
PT. BATAM
FROZEN
FOOD
Jeroan
sapi
(paru)
9.995,93
kg
67 AUSTRALI
A
9008515
Total
Mikroba TPC
2,2x104
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
E. coli MPN <0,036x10²
koloni/g
152
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Coliform <0,036x10²
koloni/g
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform: 1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
Salmonella Kultur Negatif
18 11/06/201
9
PT.
SERAYA
MUTIARA
SEJATI
Jeroan
sapi
(hati)
14.998,7
0 kg
968 AUSTRALI
A
8998627 Total
Mikroba TPC
3,3 x 10⁴
koloni/g
BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform: 1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
153
NO
TGL
MONITO
RING
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI NO
APPROVA
L UNIT
USAHA
NEGARA
ASAL
NO HC
NEGARA
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS HASIL
EVALUASI
PELAKSANAAN
MONITORING JENIS JUMLAH
JENIS
PENGUJIA
N
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Sampel yang diuji
memenuhi standar
mutu
B. Hasil Monitoring Pemasukan BAH dan HBAH dari Satu Area ke Area Lain di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 12/01/2019 PT. MULTI
ERA CIPTA
Daging
ayam
beku
11.000,0
0 kg
BBKP
Belawan
Medan 2019.1.01
00.0.K12.
K.000003
Total Mikroba TPC 1,5 x 105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
S. aureus:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Penambaha
n alat dan
bahan
laboratoriu
m untuk
mendukung
pelaksanaa
n
monitoring
produk
hewan
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
S. aureus <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
154
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
Penambaha
n
pengajuan
alokasi
anggaran
untuk
pelaksanaa
n
monitoring
produk
hewan
2 16/01/2019 PT. DEWI
KARTIKA
UTAMA INTI
Daging
ayam
beku
20.000,0
0 kg
BBKP
Surabaya
Kab.
Jombang
2019.1.04
01.0.K12.
K.00241
Total Mikroba TPC 2,0 x 10⁴ koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
S. aureus:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
S. aureus <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
3 16/01/2019 PT. MINANG
JAYA
SEJAHTERA
Daging
ayam
beku
12.000,0
0 kg
BBKP
Surabaya
Kab.
Jombang
2019.1.04
01.0.K12.
K.000403
Total Mikroba TPC 2,0 x 10⁴ koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
S. aureus <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
155
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
E. coli: 1x10¹
koloni/g
S. aureus:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
4 18/01/2019 PT. FAST
FOOD
INDONESIA
Daging
ayam
beku
10.000,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Jakarta
Selatan
2019.1.03
00.0.K12
K.000085
Total Mikroba TPC 8,4x10⁴ koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
S. aureus:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
S. aureus <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
156
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
5 25/01/2019 PT. MULTI
ERA CIPTA
Daging
ayam
beku
20.000,0
0 kg
BBKP
Surabaya
Kab.
Sidoarjo
2019.1.04
01.0.K12.
K.001233
Total Mikroba TPC 3,0 x 103 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
S. aureus:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
S. aureus 1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
6 01/02/2019 PT. MULTI
ERA CIPTA
Daging
ayam
beku
7.000,00
kg
BBKP
Tanjung
Priok
Kab.
Sleman
2019.1.03
00.0.K12.
K.000433
Total Mikroba TPC 1,6 x 105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli Compact
Dry Nissui <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
157
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
7 06/02/2019 PT. DEWI
KARTIKA
UTAMA INTI
Daging
ayam
beku
13.148,0
0 kg
BBKP
Belawan
Medan 2019.1.01
00.0.K12.
K.000040
Total Mikroba TPC 1,8x105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
Coliform 1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
8 07/02/2019 Total Mikroba TPC 1,7x10⁴ koloni/g
158
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PT. FAST
FOOD
INDONESIA
Daging
ayam
beku
10.500,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Jakarta
Selatan
2019.1.03
00.0.K12
K.000582
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
Coliform 1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
9 07/02/2019 PT. MULTI
ERA CIPTA
Daging
ayam
beku
10.500,0
0 kg
BBKP
Belawan
Medan 2019.1.01
00.0.K12.
K.000051
Total Mikroba TPC 3,8x105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
S. aureus 1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
159
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
S. aureus:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
10 08/02/2019 PT. MINANG
JAYA
SEJAHTERA
Daging
ayam
beku
10.500,0
0 kg
BBKP
Surabaya
Kab.
Jombang
2019.1.04
01.0.K12.
K.002000
Total Mikroba TPC 5,4x10⁴ koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
Coliform <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
160
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
11 09/02/2019 PT. MULTI
ERA CIPTA
Daging
ayam
beku
12.000,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Kab.
Jombang
2019.1.03
00.0.K12.
K.000568
Total Mikroba TPC 1,2x105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
Coliform <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
12 15/02/2019 PT. DEWI
KARTIKA
UTAMA INTI
Daging
ayam
beku
26.500,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Kab.
Sleman
2019.1.03
00.0.K12.
K.000722
Total Mikroba TPC 3,3 x 103 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
S. aureus <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
161
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
S. aureus:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
13 01/03/2019 PT. FAST
FOOD
INDONESIA
Daging
ayam
beku
12.000,0
0 kg
BBKP
Belawan
Medan 2019.1.01
00.0.K12
K.000076
Total Mikroba TPC 3,8x105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
S. aureus:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
S. aureus 3x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
162
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 01/03/2019 PT. MULTI
ERA CIPTA
Daging
ayam
beku
24.800,0
0 kg
BBKP
Belawan
Medan 2019.1.01
00.0.K12.
K.000077
Total Mikroba TPC 1,8x104 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
S. aureus:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
S. aureus <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
15 12/03/2019 PT. FAST
FOOD
INDONESIA
Daging
ayam
beku
10.800,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Jakarta
Selatan
2019.1.03
00.0.K12
K.001088
Total Mikroba TPC 8,4x105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
Coliform 1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
163
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
16 22/03/2019 PT. DEWI
KARTIKA
UTAMA INTI
Daging
ayam
beku
26.500,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Kab.
Sleman
2019.1.03
00.0.K12.
K.001161
Total Mikroba TPC 8,0x102 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
Coliform <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
164
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
17 09/04/2019 PT. DEWI
KARTIKA
UTAMA INTI
Daging
ayam
beku
12.000,0
0 kg
BBKP
Surabaya
Kab.
Jombang
2019.1.04
01.0.K12.
K.00831
Total Mikroba TPC 1,8x103 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
Coliform <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
18 15/04/2019 PT. MULTI
ERA CIPTA
Daging
ayam
beku
10.500,0
0 kg
BBKP
Belawan
Medan 2019.1.01
00.0.K12.
K.000140
Total Mikroba TPC 1,5x103 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
Coliform <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
165
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
19 18/04/2019 PT. MULTI
ERA CIPTA
Daging
ayam
beku
26.500,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Kab.
Sleman
2019.1.03
00.0.K12.
K.001746
Total Mikroba TPC 1,0x104 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli Compact
Dry Nissui
<1x10¹ koloni/g
Coliform <1x10¹ koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
166
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
20 26/04/2019 PT. FAST
FOOD
INDONESIA
Daging
ayam
beku
9.354,00
kg
BBKP
Tanjung
Priok
Jakarta
Selatan
2019.1.03
00.0.K12
K.001901
Total Mikroba TPC 2,3x105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
21 27/04/2019 PT. SERAYA
MUTIARA
SEJATI
Daging
ayam
beku
26.500,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Kab.
Sleman
2019.030
0.0.K12.K
.001982
Total Mikroba TPC 3,5x102 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
167
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
22 30/04/2019 PT. DEWI
KARTIKA
UTAMA INTI
Daging
ayam
beku
26.500,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Kab.
Sleman
2019.1.03
00.0.K12.
K.002000
Total Mikroba TPC 1,7x105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
168
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
23 30/04/2019 PT. MINANG
JAYA
SEJAHTERA
Daging
ayam
beku
12.000,0
0 kg
BBKP
Surabaya
Kab.
Jombang
2019.1.04
01.0.K12.
K.007499
Total Mikroba TPC 1,5x105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
24 06/05/2019 PT. MULTI
ERA CIPTA
Daging
ayam
beku
26.500,0
0 kg
BBKP
Surabaya
Kab.
Sidoarjo
2019.1.04
01.0.K12.
K.007958
Total Mikroba TPC 1,8x104 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
169
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
25 09/05/2019 PT. MINANG
JAYA
SEJAHTERA
Daging
ayam
beku
26.500,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Kab.
Sleman
2019.1.03
00.0.K12.
K.002306
Total Mikroba TPC 2,0x104 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
170
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
26 23/05/2019 PT. DEWI
KARTIKA
UTAMA INTI
Daging
ayam
beku
26.500,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Kab.
Sleman
2019.1.03
00.0.K12.
K.002478
Total Mikroba TPC 6,4x104 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
27 23/05/2019 PT. FAST
FOOD
INDONESIA
Daging
ayam
beku
10.044,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Jakarta
Selatan
2019.1.03
00.0.K12
K.002471
Total Mikroba TPC 1,5x105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
E. coli MPN <0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
171
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
28 24/05/2019 PT. MULTI
ERA CIPTA
Daging
ayam
beku
12.000,0
0 kg
BBKP
Belawan
Medan 2019.1.01
00.0.K12.
K.000199
Total Mikroba TPC 1,7x105 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
172
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
29 26/06/2019 PT. FAST
FOOD
INDONESIA
Daging
ayam
beku
10.050,0
0 kg
BBKP
Tanjung
Priok
Jakarta
Selatan
2019.1.03
00.0.K12
K.002916
Total Mikroba TPC 4,5x104 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
30 03/07/2019 PT. FAST
FOOD
INDONESIA
Daging
ayam
beku
12.000,0
0 kg
BBKP
Belawan
Medan 2019.1.01
00.0.K12.
K.000277
Total Mikroba TPC 7,4x103 koloni/g BMCM SNI
7388:2009
TPC: 1x10⁶
koloni/g
E. coli: 1x10¹
koloni/g
E. coli
MPN
<0,036x10²
koloni/g
Coliform <0,036x10²
koloni/g
Salmonella Kultur Negatif
173
NO
TGL
MONITORI
NG
NAMA
IMPORTIR
KOMODITI
UPT ASAL DAERAH
ASAL
NO HC
ASAL
PENGUJIAN
ANALISIS
HASIL
EVALUASI
PELAKSANA
AN
MONITORING
JENIS JUMLAH JENIS
PENGUJIAN
METODE
UJI HASIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Coliform:
1x10²
koloni/g
Salmonella:
Negatif
Sampel yang
diuji memenuhi
standar mutu
174
B. KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA TUMBUHAN
1. UMUM
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam (BKP Batam)
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22 tahun 2008
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional
perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan
keamanan hayati, hewani dan nabati (Pasal 2). Dalam pelaksanaan
tugas tersebut diselengarakan fungsi-fungsi yakni pelaksanaan
tindakan karantina tumbuhan (8P); pemantauan daerah sebar
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK); pembuatan
koleksi OPTK; pengelolaan laboratorium; pengelolaan data,
informasi dan dokumentasi serta pemberian pelayanan teknis.
Pelayanan Tindakan Karantina Tumbuhan di BKP Batam
meliputi:
1. Pelayanan tindakan karantina tumbuhan terhadap media
pembawa OPTK yang dimasukkan dari luar negeri (Impor). Impor
yang termasuk dalam pengawasan BKP Batam meliputi Media
Pembawa Pangan Segar Asal Tumbuhan (MP-PSAT) berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 55/ Permentan/ KR. 040/
11/ 2016 tentang Pangan Segar Asal Tumbuhan dan Kemasan
Kayu berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12 Tahun
2009. Disamping itu juga, mempertimbangkan pelaksanaan
Permentan Nomor 42/Permentan/OT.140/6/2012 dan
Permentan Nomor 20/Permentan/KR.040/6/2017 karena Pulau
Batam merupakan salah satu pelabuhan yang ditunjuk sebagai
pintu pemasukan buah, sayur segar dan umbi lapis. Terhadap
risiko OPTK, BKP Batam mengacu pada Permentan Nomor 31 /
Permentan / KR.010/ 7/ 2018
2. Pelayanan tindakan karantina tumbuhan terhadap media
pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)/OPTK yang
dikirim ke luar negeri (Ekspor/Re-Ekspor).
175
3. Pelayanan tindakan karantina tumbuhan terhadap media
pembawa OPTK yang dilalulintaskan antar area di dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pelayanan tindakan
karantina tumbuhan antar area berdasarkan Permentan Nomor
11/Permentan/OT.140/2/2009.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
20/Permentan/KR.040/4/2019 tentang Tempat Pemasukan dan
Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, BKP Kelas I Batam
ditetapkan 10 tempat yaitu:
1. Pelabuhan Batu Ampar
2. Pelabuhan Sekupang
3. Ferry Terminal Batam Center
4. Pelabuhan Telaga Punggur
5. Pelabuhan Kabil
6. Bandara Hang Nadim
7. Kantor Pos Batam
8. Pelabuhan International Harbour Bay
9. Pelabuhan International Nongsa
10. Pelabuhan International Water Front
Namun kegiatan operasional lingkup BKP Kelas I Batam, baru
dapat dilaksanakan di 6 (enam) wilayah kerja tempat
pemasukan/pengeluaran yaitu :
1. Wilker Pelabuhan Laut Batu Ampar
2. Wilker Pelabuhan Laut Sekupang
3. Wilker Pelabuhan Laut Kabil & Punggur
4. Wilker Pelabuhan Laut Batam Center
5. Wilker Bandar Udara Hang Nadim
6. Kantor Pos Batam
176
2. TINDAKAN PEMERIKSAAN DAN PEMBEBASAN
2.1. IMPOR
2.1.1. Pemeriksaan Pemasukan Media Pembawa Non-PSAT
Volume tindakan karantina tumbuhan terhadap media
pembawa OPTK Non PSAT ditunjukkan pada Grafik 47. Pada tahun
2019 mengalami fluktuasi setiap bulannya, volume tertinggi terjadi
di Bulan September (4.641.781 Kg) dan terendah pada Bulan Juni
(2.583.024 Kg). Jika dibandingkan dengan tahun 2018, tahun
2019 ada penurunan impor Media Pembawa Non PSAT (grafik20).
Grafik 20. Volume Impor Media Pembawa Non-PSAT pada Satuan
Kilogram Tahun 2019
6,418,822
12,256,727
9,860,266
5,994,180
8,977,213
4,537,013
8,814,010
13,639,838
10,445,993
8,812,014
5,463,326 11,578,070
Volume Impor Media Pembawa Non-PSAT pada Satuan Kilogram Tahun 2019
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
177
Grafik 21. Perbandingan Volume Impor Media Pembawa Non-PSAT
Tahun 2014-2019
Frekuensi tindakan karantina tumbuhan terhadap media
pembawa non PSAT pada Grafik 20, setiap bulannya pada tahun
2019 juga mengalami fluktuasi, frekuensi tertinggi (233 kali) terjadi
di Bulan September dan terendah pada Bulan Juni (120 kali).
Grafik 22. Frekuensi Impor Media Pembawa Non-PSAT Tahun 2019
15,165,097 11,358,623
14,215,262
100,671,302
135,278,523
106,797,472
-
20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
100,000,000
120,000,000
140,000,000
160,000,000
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Perbandingan Volume Impor Media Pembawa Non-PSAT Tahun 2014-2019
Perbandingan VolumeImpor Media PembawaNon-PSAT Tahun 2014-2019
171
159
192
197
163
120
141
166
233207
143128
0
50
100
150
200
250
Frekuensi Pemasukan Media Pembawa Bukan PSAT (Impor)
Frekuensi PemasukanMedia Pembawa BukanPSAT (Impor)
178
Selanjutnya apabila dibandingkan dengan tahun 2018
frekuensi impor non PSAT mengalami penurunan sebanyak 604
kali. Perbandingan frekuensi impor non PSAT dari tahun 2014
sampai tahun 2019 dapat di lihat pada grafik 23.
Grafik 23. Perbandingan frekuensi Impor Media Pembawa
Non-PSAT TA. 2014 - 2019
2.1.2. Pemeriksaan Pemasukan Media Pembawa PSAT
Media Pembawa (MP) PSAT merupakan media pembawa yang
dimasukan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
harus memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 55
tahun 2016 yang berhubungan erat terhadap keamanan pangan
dari bahaya cemaran kimia maupun biologi.
Pada tahun 2019 pemasukan MP-PSAT setiap bulannya
terjadi fluktuasi jumlah yang dimasukan, volume tertinggi terjadi di
Bulan Agustus (2.696.740 Kg) dan terendah pada Bulan Juni
(961.884 Kg), dapat dilihat pada Grafik 24. Bila dibandingan
Frekuensi Pemasukan Media Pembawa…
0
2000
4000
6000
8000
2014 2015 2016 2017 2018 2019
3823
7230
1252 2200 26242020
Frekuensi Pemasukan Media Pembawa Bukan PSAT
Frekuensi Pemasukan MediaPembawa Bukan PSAT
179
dengan volume pemasukan tahun 2018, tahun 2019 ada sedikit
kenaikan volume pemasukan PSAT, terlihat pada Grafik 25.
Grafik 24. Volume Pemasukan Media Pembawa PSAT Tahun
2019
Grafik 25. Perbandingan Volume (Kg) Pemasukan Media
Pembawa PSAT Tahun 2014-2019
2662584
1234514
2174777
24459102492105
961884
1865034
2696740
2485432
1678216
2488475
2266141
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
Jan
uar
i
Feb
ruar
i
Mar
et
Ap
ril
Mei
Jun
i
Juli
Agu
stu
s
Sep
tem
ber
Okt
ob
er
No
vem
ber
Des
emb
er
Volume Pemasukan Media Pembawa PSAT (Impor)
Volume PemasukanMedia Pembawa PSAT(Impor)
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
35000000
40000000
45000000
50000000
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Perbandingan Volume (Kg) Pemasukan Media Pembawa PSAT Tahun 2014-2019
Perbandingan Volume (Kg)Pemasukan Media PembawaPSAT Tahun 2014-2019
180
Terhadap frekuensi pemeriksaan/pengawasan pemasukan
MP-PSAT pada tahun 2019 setiap bulannya juga mengalami
fluktuasi, frekuensi tertinggi terjadi pada Bulan Januari (88 kali)
dan frekuensi terendah terjadi pada Bulan Juni (37 kali). Frekuensi
pemasukan MP-PSAT dalam tahun 2019 mengalami fluktuasi
seperti ditunjukkan pada Grafik 26.
Grafik 26. Frekuensi Pemasukan Media Pembawa PSAT
Tahun 2019
Pada Grafik 27 menunjukkan bahwa frekuensi pada tahun
2019 lebih rendah (808 kali) daripada tahun 2018 yaitu sebanyak
1030 kali.
88
45
7277 77
37
62
8576
55
7064
0102030405060708090
100
Frekuensi Pemasukan Media Pembawa PSAT (Impor)
Frekuensi PemasukanMedia Pembawa PSAT(Impor)
181
Grafik 27. Perbandingan Frekuensi Pemasukan Media Pembawa
PSAT Tahun 2014 – 2019
2.1.3. Pemeriksaan Pemasukan Kemasan Kayu
Implementasi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12 Tahun
2009 perihal pemasukan kemasan kayu ke dalam wilayah Negara
Republik Indonesia. Pada tahun 2019 Frekuensi tertinggi
Pemasukan Media Pembawa berupa pallet terjadi di bulan
September (90 kali) dan terendah pada Bulan Desember ( 15 kali ).
Apabila ditinjau dari jumlah pallet yang masuk, maka bulan
Januari ada pemasukan palet terbanyak yaitu 2613 case,
sedangkan yang paling sedikit pada bulan Mei 2019 yaitu 882 case.
3823
1146797 954 1030
808
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Perbandingan Frekuensi Pemasukan Media Pembawa PSAT Tahun 2014-2019
Perbandingan FrekuensiPemasukan Media PembawaPSAT Tahun 2014-2019
182
Grafik 28. Frekuensi Pemasukan Media Pembawa Kemasan Kayu
Tahun 2019
Saat ini banyak perusahaan memilih untuk menggunakan
kemasan atau pengganjal yang berbahan non kayu seperti besi
(Gambar 5), pres kardus (Gambar 6) atau plastik (Gambar 7).
Sebagian besar kemasan kayu yang masuk merupakan
kemasan yang digunakan untuk kebutuhan industri di Pulau
Batam.
79
61
4249 48
3426
57
90
61
86
15
0102030405060708090
100
Frekuensi Pemasukan Media Pembawa Kemasan Kayu Tahun 2019
Frekuensi PemasukanMedia PembawaKemasan Kayu Tahun2019
183
Gambar 5. Pallet Besi
Gambar 6. Pallet Pres Kardus
184
Gambar 7. Pallet Plastik
2.2 EKSPOR
Kegiatan pelayanan tindakan karantina tumbuhan terhadap
pengeluaran/ekspor komoditas fluktuasi setiap bulannya. Pada
Bulan Desember merupakan ekspor dengan volume terbanyak
yaitu 96.167.776 kg sedangkan Bulan Februari merupakan ekspor
dengan volume paling sedikit yaitu 35.147.301 kg. (Grafik 29)
Bila dibandingkan dengan tahun 2018, di tahun 2019 terjadi
peningkatan jumlah ekspor/pengeluaran sebesar 150.341.500 kg.
Grafik 30.
Pada tahun 2019 frekuensi pengeluaran media pembawa
keluar negeri (ekspor) setiap bulannya mengalami fluktuasi yang
tidak jauh berbeda. Dilihat dari grafik frekuensi tertinggi terjadi di
Bulan Juli sebanyak 307 kali dan frekuensi pengeluaran terendah
terjadi di Bulan Januari 179 kali. Jika dibandingkan dengan
frekuensi ekspor tahun 2018, maka di tahun 2019 terjadi kenaikan
jumlah frekuensi ekpor (Grafik 31). Ekspor produk pertanian di
Batam didominasi produk dari kakao dan olahannya.
185
Grafik 29. Volume Pengeluaran/Ekspor Media Pembawa
dalam Satuan Kg Tahun 2019
Grafik 30. Perbandingan Volume Pengeluaran/Ekspor Media
Pembawa Tahun 2014-2019
-
20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
100,000,000
120,000,000
Jan
uar
i
Feb
ruar
i
Mar
et
Ap
ril
Mei
Jun
i
Juli
Agu
stu
s
Sep
tem
ber
Okt
ob
er
No
vem
ber
Des
emb
er
Volume Pengeluaran Media Pembawa Tahun 2019
Volume Pengeluaran MediaPembawa Tahun 2019
212113508187045888
244492529
390873549534260601
684602101
Perbandingan Volume Media Pembawa Ekspor 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
186
Grafik 31.Frekuensi Pengeluaran/Ekspor Media Pembawa
Tahun 2019
Grafik 32. Perbandingan Frekuensi Pengeluaran/Ekspor
Media Pembawa Tahun 2014-2019
0
50
100
150
200
250
300
350
179 183
226265
242
189
307
234254
186
247 244
Frekuensi Pengeluaran (Ekspor) Media Pembawa Tahun 2019
Frekuensi Pengeluaran (Ekspor) Media Pembawa Tahun 2019
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Perbandingan Frekuensi Pengeluaran/Ekspor Media Pembawa Tahun 2014-2019
Perbandingan Frekuensi Pengeluaran/Ekspor Media Pembawa Tahun 2014-2019
187
2.3. RE-EKSPOR
Sepanjang tahun 2019 BKP Batam tidak melayani kegiatan
re-ekspor.
2.4. ANTAR AREA (DOMESTIK)
2.4.1. Domestik Masuk
Kegiatan domestik masuk pada tahun 2019 baik hasil
tanaman maupun bibit tanaman setiap bulannya mengalami
fluktuasi, untuk volume terjadi lonjakan tertinggi pada Bulan Juli
sebesar 4.388.015 kg dan terendah terjadi pada Bulan Pebruari
sebesar 656.437 Kg (Grafik 33). Perbandingan Volume kegiatan
Domestik masuk dari tahun 2014 sampai tahun 2019 dapat dilihat
dari grafik 34.
Rekapitulasi Domestik Masuk Media Pembawa dapat dilihat
di lampiran 5.
Grafik 33. Volume (Kg) Media Pembawa Antar Area
(Domestik Masuk) Tahun 2019
903651656437
1152960
391495713879261464988
4388015
981194
40110291695373
1482610
4116909
Volume Pemasukan Media Pembawa Antar Area (Domestik Masuk)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
188
Grafik 34. Perbandingan Volume (Kg) Media Pembawa Antar
Area (Domestik Masuk) Tahun 2014-2019
Grafik 35. Frekuensi Antar Area (Domestik Masuk) Media
Pembawa Tahun 2019
Dari data frekuensi sebagai mana terlihat pada Grafik 35
terlihat bahwa grafik frekuensi tindakan karantina tumbuhan
60003796
98597611
78867083
49336619
38018456
26156049
0
20000000
40000000
60000000
80000000
100000000
120000000
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Volume Pemasukan Media Pembawa Antar Area (Domestik Masuk)
2014
2015
2016
2017
2018
2019
542
488
501
477
414382508
457
472
454
375349
Frekuensi Pemasukan Media Pembawa Antar Area (Domestik Masuk)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
189
antar area domestik masuk cenderung berfluktuasi frekuensi
tertinggi terjadi di Bulan Januari (542) dan terendah terjadi di
Bulan Desember (349)
Bila dibandingkan dengan tahun 2018, frekuensi antar area
masuk mengalami penurunan sebanyak 3.428. Perbandingan
frekuensi domestik masuk dari tahun 2014 sampai tahun 2019
dapat dilihat pada grafik 36.
Grafik 36. Perbandingan Frekuensi Antar Area (Domestik
Masuk) Media Pembawa Tahun 2014-2019
Media Pembawa yang dilalulintaskan antar area melalui BKP
Batam terdapat 204 jenis antara lain:
a. Hasil tumbuhan hidup (cabe, bunga potong, buah, sayur dan
tanaman hias).
b. Hasil tumbuhan mati (akar bajakah, rotan).
c. Benih tumbuhan (bibit kelapa sawit, benih kelapa sawit dan
tanaman hortikultura).
0
2000
4000
6000
8000
10000
2014 2015 2016 2017 2018 2019
5233 57874504
7667 8847
5419
Frekuensi Pemasukan Media Pembawa Antar Area (Domestik
Masuk)
Frekuensi PemasukanMedia Pembawa AntarArea (Domestik Masuk)
190
2.4.2. Domestik Keluar
Pada grafik kegiatan domestik keluar tahun 2019 (Grafik 37)
pengeluaran domestik tertinggi terjadi pada Bulan Juli sebesar
2.026.844 Kg dan terendah sebesar 622.480 Kg pada Bulan
Februari 2019. Apabila dibandingkan dengan tahun 2018, pada
tahun 2019 volume pengeluaran mengalami kenaikan yang sangat
tinggi sebesar 10.552.313, yaitu dari 5.381.678 kg menjadi
15.933.991 kg. Perbandingan Volume pengeluaran antar area dari
tahun 2014 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada grafik 38.
Grafik 37. Volume (Kg) Antar Area (Domestik Keluar) Media
Pembawa Tahun 2019
1,136,772 622,480
1,314,723
1,313,478
1,437,765
898,196 2,026,844
1,102,372
853,566
1,717,364
1,888,116
1,622,315
Volume Pengeluaran Media Pembawa Antar Area (Domestik Keluar)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
191
Grafik 38. Perbandingan Volume (Kg) Antar Area (Domestik
Keluar) Media Pembawa Tahun 2014–2019
Frekuensi pengeluaran antar area di tahun 2019
menunjukan grafik fluktuatif. Frekuensi tertinggi terjadi pada
Bulan Desember (1305) dan terendah terjadi di Bulan Februari
(502). (Grafik 39). Selanjutnya bila dibandingkan dengan tahun
2018, terjadi kenaikan frekuensi yang cukup tinggi yaitu dari 8.007
pada tahun 2018 menjadi 11.541 pada tahun 2019. Dapat dilihat
dengan jelas pada Grafik. 39 dan 40. Rekapitulasi Domestik Keluar
Media Pembawa dapat dilihat di lampiran 6.
1,670,871 633,241
3,140,674
1,035,384
5,381,678 15,933,991
Perbandingan Volume Antar Area (Domestik Keluar) Tahun 2014-2019
2014
2015
2016
2017
2018
2019
192
Grafik 39. Frekuensi Antar Area (Domestik Keluar)
Media Pembawa Tahun 2019
3. KEGIATAN PROGRAM DATA 2018
3.1. Fumigasi Sertifikat Elektronik
Pada Tahun 2019 Balai Karantina Kelas I Batam telah
memiliki 3 (tiga) perusahaan Kemasan Kayu (ISPM#15) yaitu
PT. Eka Surya Sejati, PT. Bintang Terang Sejati dan PT. Kayu
Kreasi Indonesia. Sedangkan perusahaan fumigasi
teregristrasi oleh Badan Karantina Pertanian juga ada 3 (tiga)
yaitu PT. Veronika Prima Sanita, PT. Sucofindo dan PT.
Batam Agung Lestari. Dari Bulan Oktober kegiatan di PT.
Sucofindo tidak ada karena perusahaan terlambat
mengajukan perpanjangan izin ke Badan Karantina
Pertanian. Untuk sertifikasi pallet perusahaan kayu dan
jumlah methyl bromide yang dipakai pada masing-masing
perusahaan adalah:
708
502
683
983 975
813
101010891067
11671239
1305
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Frekuensi Pengeluaran Media Pembawa Antar Area (Domestik Keluar)
Frekuensi PengeluaranMedia Pembawa AntarArea (Domestik Keluar)
193
Tabel 35 Daftar Nama Perusahaan Fumigator
Nama Perusahaan Sertifikasi
(Pallet)
Jumlah
Penggunaan
Methyl Bromide
(Kg)
PT. Bintang Terang Sejati (ID-
079)
212056 -
PT. Eka Surya Sejati (ID-054) 118701 -
PT. Kayu Kreasi Sejahtera (ID-
132)
75266 -
PT. Sucofindo (ID-0005-MB) - 211.2
PT. Veronica Prima
Santika(ID-0118-MB)
- 1973.6
PT. Batam Agung Lestari
(ID0160-MB)
- 2409.5
3.2. PPK On-line
Permohonan Pemeriksaan Karantina (PPK) secara on-line
diselenggarakan dalam rangka meningkatkan akurasi data,
mempercepat entri data dan persiapan single sign on INSW
pelayanan karantina tumbuhan kepada importir/eksportir lingkup
wilayah pelayanan karantina tumbuhan. Perusahaan yang telah
menggunakan sarana PPK On-line dan datanya telah terkirim ke
server UPT maka print out SP-1 dari PPK On-line yang telah dicap
dan ditandatangani oleh pengguna jasa dapat dijadikan sebagai
pengganti formulir SP-1 konvensional. Sarana yang dapat
digunakan ada dua macam yaitu PPKOn-line berbasis aplikasi
desktop dan PPK On-line berbasis website.
Kebutuhan Sistem dalam pelaksanaan PPK On-line adalah :
194
1. Perangkat Keras (Hardware)
a. Prosesor Intel Pentium III ke atas;
b. Memori 512 MB;
c. Resolusi layer 1024 x 768;
d. Ruang kosong hardisk minimal 1 GB;
e. Jaringan Internet;
f. Printer.
2. Perangkat Lunak (Software)
a. Sistem Operasi Windows XP ke atas;
b. PDF Reader;
c. Microsoft Excel.
Metode Pelaksanaan :
1. Menginventarisir pengguna jasa yang potensial (sering
melakukan transaksi karantina dan memiliki akses internet);
2. Memilih satu atau dua pengguna jasa sebagai modeluntuk uji
coba;
3. Jika sudah berjalan dengan baik bisa diperluas dengan
beberapa pengguna jasa lainnya yang sudah ditargetkan.
Kunci Keberhasilan:
1. Komitmen Kepala UPT dalam penerapannya;
2. Sosialisasi kepada pengguna jasa tentang manfaat
penggunaan PPK On-line bagi pengguna jasa dalam pengajuan
permohonan;
3. Memberikan service door to door dalam menginstalasi aplikasi
PPK On-line ke Pengguna Jasa yang memerlukan bantuan
instalasi tanpa dipungut biaya;
4. Mendahulukan pelayanan kepada pengguna jasa yang
mengajukan perhohonan secara elektronik;
195
5. Memberikan penghargaan kepada pengguna jasa yang aktif
menggunakan PPK On-line;
6. Memperluas pemanfaatan PPK On-line ke seluruh wilayah
kerja yang potensial.
Penerapan PPK On-line KT di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Batam selama tahun 2019 sudah mencapai 90 persen dari
pengguna jasa rutin. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pengguna jasa untuk mengajukan PPK On-line yaitu:
1. Surat Pernyataan;
2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Perusahaan;
3. Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan;
4. Fotokopi KTP Penanggungjawab Perusahaan;
5. Fotokopi Surat Keterangan Domisili Perusahaan yang masih
berlaku;
6. Fotokopi Angka Pengenal Importir Produksi;
Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan PPK On-line
Karantina Tumbuhan yaitu:
a. Terganggunya jaringan internet yang menyebabkan transfer
data dari pengguna jasa ke Barantan dan ke UPT tidak
lancar;
b. PPK On-line Karantina Tumbuhan versi IQFAST aplikasi sering
mengalami error sehingga pengguna jasa lebih disarankan
untuk beralih ke PPK On-line KT versi web.
4. LABORATORIUM KARANTINA TUMBUHAN
4.1 Pemeriksaan Kesehatan Media Pembawa OPT/OPTK
Laboratorium Karantina Tumbuhan telah melakukan
pemeriksaan kesehatan untuk serangga, cendawan dan
nematoda. Frekuensi permohonan untuk keseluruhan sampel
yang diuji pada Tahun 2019 ditampilkan dalam Tabel berikut ini:
196
Tabel 36. Frekuensi Permohonan Pengujian di Laboratorium
Karantina Tumbuhan Tahun 2019
Bulan
2019
Jumlah
Sampel
Frekuensi Pengujian
Lab.
Serangga
Lab.
Cendawan
Lab.
Nematoda
Januari 305 223 185 49
Februari 246 202 151 24
Maret 255 202 153 28
April 313 255 192 29
Mei 327 249 184 46
Juni 181 128 93 19
Juli 277 203 141 50
Agustus 243 201 131 30
September 256 199 147 33
Oktober 327 242 210 37
November 278 226 148 40
Desember 300 227 174 23
Total 3308 2557 1909 408
Frekuensi pengujian selama Tahun 2019 pada
Laboratorium Karantina Tumbuhan sebanyak 3.308
permohonan pengujian. Pada laboratorium Karantina
Tumbuhan, pengujian serangga sebanyak 2.557 pengujian,
pengujian cendawan sebanyak 1.909 pengujian dan pengujian
nematoda sebanyak 408 pengujian.
197
Grafik pengujian di laboratorium Karantina Tumbuhan
sebagai berikut:
Grafik 40. Frekuensi Permohonan Pengujian Laboratorium
Karantina Tumbuhan Tahun 2019
Hasil intersepsi pengujian pada Tahun 2019 di dapatkan 3 (tiga)
jenis OPTK yaitu: Peronospora manshurica (OPTK A2 Gol. 2),
Ditylenchus destructor (OPTK A1 Gol. 1 ), Cucumber Green Mottle
Mosaic Tobamovirus (CGMMV) (OPTK A1 Gol. 1), dan Phyllocoptruta
oleivora pada Jeruk (OPTK A2 Gol. 2). Cucumber Green Mottle
Mosaic Tobamovirus (CGMMV) (OPTK A1 Gol. 1), dan Phyllocoptruta
oleivora pada Jeruk (OPTK A2 Gol. 2) merupakan OPTK yang
diperoleh dari hasil pemantauan Tahun 2019.
Tabel hasil intersepsi temuan serangga selama Tahun 2019 adalah
sebagai berikut:
0
50
100
150
200
250
300
350
Frekuensi Permohonan Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Tahun 2019
Jumlah Sampel Frekuensi Pengujian Lab. Serangga
Frekuensi Pengujian Lab. Cendawan Frekuensi Pengujian Lab. Nematoda
198
Tabel 37 Hasil Intersepsi Temuan Serangga Tahun 2019
No. Nama Spesies ( OPT/OPTK) Penggolongan Frekuensi
Temuan
1 2 3 4
1 Ahasverus advena OPT 64
2 Aphis craccivora OPT 179
3 Liriomyza huidobrensis OPT 7
4 Cadra cautella OPT 12
5 Callosobruchus chinensis OPT 6
6 Carpophilus dimidiatus OPT 28
7 Cryptolestes ferrugineus OPT 42
8 Spodoptera litura, OPT 11
9 Liriomyza huidobrensis OPT 13
10 Myzus persicae OPT 33
11 Phyllotreta vittata OPT 19
12 Plutella xylostella OPT 125
13 Tribolium castaneum OPT 13
14 Dinoderus minutus OPT 2
15 Drosophila melanogaster OPT 5
16 Lasioderma serricorne OPT 7
17 Croccidolomia binotalis OPT 13
18 Aspidiotus destructor OPT 1
19 Bemisia tabaci OPT 2
20 Phenacoccus sp. OPT 2
21 Phyllocoptruta oleivora OPTK 5
22 Plusia chalcites OPT 1
23 Acarus siro OPT 1
24 Lyposcelis sp. OPT 1
25 Xylocoris spp. OPT 4
26 Necrobia rupifes OPT 1
27 Sinoxylon unidentatum OPT 1
199
28 Bradysia odoriphaga OPT 27
29 Enochrus melanocephalus OPT 29
30 Liposcelis decolor OPT 7
31 Liposcelis entomophila OPT 20
32 Alphitobius laevigatus OPT 1
33 Enochrus testaceus OPT 1
34 Liposcelis bostrychopila OPT 2
35 Liriomyza sp OPT 8
36 Spodoptera exigua OPT 1
37 Stegobium paniceum OPT 2
38 Thrips tabaci OPT 11
39 Delia sp OPT 5
40 Oryzaephilus surinamensis OPT 1
41 Oxytelus sculptus OPT 1
42 Tignola fasciata OPT 1
43 Lachesilla quercus OPT 1
44 Myzus persicae OPT 4
45 Trogium pilsatorium OPT 1
46 Tribolium confosum OPT 1
47 Trogoderma variabile OPT 1
Grafik temuan serangga di laboratorium Karantina
Tumbuhan tahun 2019 sebagai berikut:
200
Grafik 41 Volume Temuan Serangga Laboratorium KT 2019
Tabel Hasil intersepsi temuan nematoda selama Tahun 2019
adalah sebagai berikut:
Tabel 38 Hasil Intersepsi Temuan Nematoda Tahun 2019
No. Nama Spesies ( OPT/OPTK) Penggolongan Frekuensi
Temuan
1. Meloidogyne spp OPT 1
2. Ditylenchus destructor OPTK 1
3. Aphelenchoides obtusus OPT 1
4. Ditylenchus spp OPT 1
5. Aphelenchoides spp OPT 1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Volume Temuan Serangga OPT/OPTK pada Laboratorium Entomologi Tahun 2019
201
Tabel hasil intersepsi temuan cendawan selama Tahun 2019
adalah sebagai berikut:
Tabel 39 Hasil Intersepsi Temuan Cendawan Tahun 2019
No. Nama OPT/K Penggolongan Total
1 Bipolaris spicifera OPT 3
2 Curvularia lunata OPT 33
3 Epicoccum nigrum OPT 180
4 Melanospora zamiae OPT 138
5 Stemphylium botryosum OPT 3
6 Alternaria alternata OPT 407
7 Alternaria japonica OPT 68
8 Cladosporium variabile OPT 165
9 Alternaria longissima OPT 38
10 Alternaria raphani OPT 3
11 Aspergillus flavus OPT 63
12 Bipolaris cynodontis OPT 56
13 Colletotrichum capsici OPT 25
14 Embellisia allii OPT 8
15 Penicillium digitatum OPT 72
16 Peronospora manshurica OPTK 95
17 Torula herbarum OPT 22
18 Ulocladium sp. OPT 11
19 Cladosporium cladosporioides OPT 34
20 Epicoccum purparescens OPT 25
21 Cladosporium sphaerospermum OPT 37
22 Alternaria brassicicola OPT 38
23 Aspergillus niger OPT 16
24 Colletotrichum gleosporioides OPT 13
25 Guignardia musae OPT 1
26 Melanospora longiseta OPT 1
27 Mycosphaerella musicola OPT 1
202
28 Nigrospora sphaerica OPT 3
29 Nigrospora sp. OPT 4
30 Puccinia arachidis OPT 32
31 Botryodiplodia theobromae OPT 24
32 Botrytis cinerea OPT 37
33 Fusarium sp OPT 86
34 Puccinia calcitrapae OPT 1
35 Stemphylium spp OPT 17
36 Fusarium oxysporum OPT 18
37 Stemphylium botryosum OPT 7
38 Uromyces geranii OPT 10
39 Fusarium decemcellulare OPT 1
40 Stemphylium herbarum OPT 10
41 Alternaria helianthi OPT 1
Grafik temuan cendawan di laboratorium Karantina
Tumbuhan tahun 2019 sebagai berikut:
Grafik 42 Volume Temuan Cendawan Tahun 2019
0
50
100
150
200
250
300
350
Volume Temuan Cendawan OPT/OPTK pada Laboratorium Mikologi di Laboratorium Karantina
Tumbuhan
203
Pengujian Peronospora manshurica pada kedelai
dilanjutkan dengan uji tetrazolium test. Seluruh hasil
pengujian menunjukkan spora tidak viabel (tidak memiliki
daya tumbuh). Frekuensi pengujian disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 40 Frekuensi Pengujian Peronospora manshurica 2019
No. Bulan Frekuensi Pengujian
Tetrazolium Test
Pada Spora
Peronospora
manshurica
Frekuensi Hasil
Pengujian Tetrazolium
Test Spora
Viabel Tidak Viabel
1 Januari 8 0 8
2 Februari 6 0 6
3 Maret 12 0 12
4 April 9 0 9
5 Mei 9 0 9
6 Juni 2 0 2
7 Juli 12 0 12
8 Agustus 9 0 9
9 September 6 0 6
10 Oktober 7 0 7
11 November 7 0 7
12 Desember 11 0 11
Total 98 0 98
204
Grafik 43 Pengujian Peronospora manshurica Tahun 2019
Pengujian untuk parameter uji Tribolium castaneum,
Oryzaephilus surinamensis dan Lasioderma serricorne pada Media
Pembawa Tembakau (Nicotiana tabacum) dan Biji Coklat
(Theobroma cacao) yang merupakan parameter ruang lingkup
akreditasi. Frekuensi pengujian disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 41 Frekuensi Pengujian per bulan Tahun 2019
Frekuensi Pengujian Peronospora manshurica pada Kedelai dengan Tetrazolium Test
Januari Februari Maret April Mei Juni
Juli Agustus September Oktober November Desember
No. Bulan Jumlah
sampel
Frekuensi Pengujian
Tribolium
castaneum
Lasioderma
serricorne
Oryzaephilus
surinamensis
1 Januari 8 0 0 0
2 Februari 6 0 0 0
3 Maret 9 0 0 1
4 April 0 0 0 0
5 Mei 6 0 0 0
6 Juni 6 0 0 0
7 Juli 6 0 0 0
8 Agustus 6 0 0 0
205
Grafik 44 Pengujian Tribolium castaneum, Oryzaephilus
surinamensis dan Lasioderma serricorne Tahun 2019
4.2 Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO/ IEC 17025: 2017
Sejak Bulan September Tahun 2014 laboratorium Karantina
Tumbuhan memulai penerapan Sistem Manajemen Mutu SNI
ISO/IEC 17025: 2008 untuk ruang lingkup pengujian cendawan
Peronospora manshurica pada Media Pembawa biji Kedelai (Glycine
max) dengan metode pengamatan langsung (direct inspection) dan
pencucian (washing test). Sertifikasi Komite Akreditasi Nasional
untuk ruang lingkup ini didapat pada Bulan Agustus 2016. Audit
Surveilen dari Tim Assesor Komite Akreditasi Nasional (KAN)
dilaksanakan pada Bulan Februari 2017 dan tidak ditemukan
ketidaksesuaian secara teknis pada ruang lingkup yang telah
0
5
10
15
Frekuensi Pengujian serangga Tribolium castaneum, Oryzaephilus surinamensis dan Lasioderma serricorne
Ruang Lingkup Akreditasi
Jumlah sampel
Frekuensi Pengujian Tribolium castaneum
Frekuensi Pengujian Lasioderma serricorne
Frekuensi Pengujian Oryzaephilus surinamensis
9 September 6 0 1 0
10 Oktober 9 1 0 0
11 November 9 2 1 0
12 Desember 12 1 0 0
Total 83 4 2 1
206
terakreditasi di laboratorium Karantina Tumbuhan. Pada tanggal
26 -27 Nopember 2018 dilaksanakan Surveilen kedua dari Asesor
KAN dan Perluasan Ruang Lingkup (PRL) untuk parameter uji
Tribolium castaneum, Oryzaephilus surinamensis dan Lasioderma
serricorne pada Media Pembawa Tembakau (Nicotiana tabacum) dan
Biji Coklat (Theobroma cacao). Metode yang digunakan untuk
pengujian serangga pada PRL adalah secara morfologi. Sertifikat
Komite Akreditasi Nasional untuk ruang lingkup dengan parameter
uji Tribolium castaneum, Oryzaephilus surinamensis dan
Lasioderma serricorne ini terhitung pada tanggal 1 April Tahun
2019.
4.3 Uji Banding dan Uji Profisiensi Laboratorium Karantina
Tumbuhan
Untuk menjamin mutu hasil pengujian dan dalam memantau
pelaksanaan pengujian, laboratorium BKP Batam melaksanakan
kegiatan pengendalian mutu antara lain: penyeliaan, partisipasi
dalam kegiatan uji banding dan uji profisiensi. Pada Tahun 2019
Laboratorium Karantina Tumbuhan mengikuti Uji Banding
Identifikasi cendawan Peronospora manshurica pada biji kedelai
secara Morfologi yang diadakan oleh Laboratorium Karantina
Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dengan
jumlah peserta sebanyak 4 laboratorium. Laboratorium Karantina
Tumbuhan BKP Batam mendapat hasil sesuai dengan kode lab LP
04 dengan hasil memuaskan.
Selain uji banding untuk cendawan Peronospora manshurica
pada kedelai, laboratorium Karantina Tumbuhan BKP Kelas I
Batam juga mengikuti uji banding identifikasi serangga Gudang (
Alphitobius diaperinus, Hypothenemus hampei, Lasioderma
serricorne, Tribolium castaneum, Oryzaephilus surinamensis )
menggunakan metode Deteksi dan Identifikasi secara pemeriksaan
langsung dengan kode lab L.6 yang dilaksanakan oleh Balai
207
Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung pada bulan
Desember 2019 yang diikuti oleh 5 laboratorium Karantina
Tumbuhan. Hasil uji banding belum keluar dan belum
disampaikan oleh UPT penyelenggara.
5. Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK Tahun 2019
Salah satu tugas dan fungsi karantina tumbuhan adalah
melaksanakan pemantauan. Pemantauan merupakan kesepakatan
karantina antar negara Asia Pacific yang diatur melalui
International Standards for Phytosanitary Measure (ISPM) Nomor 6
tentang Guidelines for Surveillance dan kewajiban untuk
melaksanakan ISPM Nomor17 Pest reporting, dimana antar negara
Asia Pacific harus mengupdate data keberadaan OPTK di
negaranya. Berdasarkan pada Surat Edaran Kepala Badan
Karantina Nomor S-1270/KR.020/K/1/2019 tentang Arahan
Pelaksanaan Pemantauan OPTK 2019 disebutkan bahwa
pemantauan tahun 2019 memperhatikan hal – hal berikut:
1. Sesuai dengan program Kementerian Pertanian, maka
kegiatan pemantauan OPTK tahun 2019 dilakukan terhadap
tanaman padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang
putih, cabai dan rempah-rempah, serta tanaman lain yang
merupakan komoditasi eks-impor maupun tanaman
unggulan daerah masing-masing UPT.
2. Kegiatan pemantauan OPTK juga merujuk pada laporan
temuan OPTK pada tahun sebelumnya, baik hasil
pemantauan maupun intersepsi UPT karantina Pertanian
setempat serta sumber referensi lain.
Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Kota Batam serta survey awal yang dilakukan maka ditentukan
target pemantauan OPT/OPTK tahun 2019 untuk wilayah Batam
dan Natuna yaitu:
208
1. Cendawan Mycosphaerella fijiensis pada Pisang dengan
Kategori OPTK A2 Gol. I.
2. Tungau Phyllocoptruta oleivora pada Jeruk dengan Kategori
OPTK A2 Gol. II.
3. Kutu Phenacoccus manihoti (Cassava Mealybug) dengan
Kategori OPTK A2 Gol II dan Kutu Dysmicoccus neobrevipes
(Grey Pineapple Mealybug) dengan Kategori OPTK A2 Gol II
pada tanaman Ubi Kayu.
4. Cucumber Green Mottle Mosaic Tobamovirus (CGMMV) pada
tanaman Cucurbitae dengan Kategoro OPTK A1 Gol. I
Selanjutnya data hasil pemantauan tersebut diharapkan
dapat menjadi masukan dan sebagai bahan pertimbangan yang
tepat dalam mengevaluasi daftar OPTK, sehingga kebijaksanaan
untuk keperluan pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan
dengan lebih tepat.
1. Cendawan Mycosphaerella fijiensis pada Pisang dengan Kategori
OPTK A2 Gol. I.
Mycosphaerella fijiensis merupakan cendawan yang
termasuk ke dalam filum Ascomycota, kelas Dothideomycetes, Ordo
Capnodiales dan Famili Mycosphaerellaceae. Gejala pertama kali
yang dapat dilihat adalah timbul streaks (bercak) pudar, coklat
kemerahan di permukaan bawah daun. Streak memanjang, sedikit
lebih lebar untuk membentuk ciri garis sempit, coklat kemerahan
dengan dimensi 20x2 mm dengan sumbu panjang sejajar dengan
pembuluh daun. Bintik tersebut sering terdapat secara tumpang
tindih untuk membentuk bintik majemuk. Warna bintik garis
terlihat jelas di permukaan daun atas, berubah menjadi coklat tua,
hampir hitam.
Bercak akhirnya membentuk lesion fusiform atau elips yang
bergabung membentuk batas seperti genangan ait dengan
209
lingkaran (halo) berwarna kuning dan akhirnya bergabung
membentuk nekrosis ekstensi daun.
M.fijiensis tidak segera membunuh tanaman, namun
melemahkannya terlebih dahulu dengan cara menurunkan
kapasitas fotosintesis daun, yang menyebabkan pengurangan
jumlah dan kualitas buah, dan menginduksi pematangan buah
premature. Selain menjadikan tanaman pisang sebagai inang
utama, M.fijiensis juga dapat menginfeksi tanaman hias Heliconia
psittacorum.
Gambar 8. Gejala serangan Mycosphaerella fijiensis pada daun
pisang
2. Tungau Phyllocoptruta oleivora pada Jeruk dengan Kategori OPTK
A2 Gol. II.
Tungau Phyllocoptruta oleivora ini pernah ditemukan di
Wilayah Kelurahan Tembesi pada pemantauan 2017. Karat tungau
dianggap hama yang paling penting dari jeruk. Selain
mempengaruhi penampilan luar buah, dapat menyebabkan ukuran
buah dan berat buah berkurang, dan meningkatkan penurunan
buah serta penurunan kualitas buah.
Gejala serangan tungau ini pada buah jeruk menyebabkan
permukaan kulit jeruk seperti terkelupas, berwarna keperakan,
cokelat kemerahan atau kehitaman. Serangan berat menyebabkan
210
daun mengalami warna cokelat perunggu dan menyebabkan
tanaman mati. Gejala serangan Tungau Phyllocoptruta
oleivorasecara ekonomis sangat merugikan pada saat fase buah.
Serangan pada buah muda yang berumur 2 – 3 bulan dari saat
berbunga merupakan fase kritis terhadap gejala kerusakan.
Serangan awal pada buah menimbulkan gejala warna buah
keperakan hingga kecokelatan tergantung dari jenis jeruknya.
Perubahan warna kulit buah jeruk diakibatkan oleh kerusakan
jaringan tanaman pada lapisan sel epidermis rusak dan seiring
dengan perkembangan buah maka akan tampak gejala bekas
tusukan pada permukaan kulit buah. Serangan tungau ini
berpengaruh terhadap pertumbuhan diameter, bobot dan
kandungan nutrisi buah serta dapat mengakibatkan gugur buah
lebih dini.
Phyllocoptruta oleivora hidup di permukaan tanaman Citrus
spp., terutama pada buah dan daun yang menyebabkan kerusakan
pada sel-sel epidermis. Tungau lebih memilih cuaca hangat dan
lembab.
Pengamatan populasi dilakukan pada permukaan daun
bagian atas dan bawah serta permukaan kulit buah. Untuk
menentukan keberadaan hama ini di lapangan dapat ditentukan
dengan gejala serangan berwarna keperakan atau cokelat
kekuningan pada permukaan kulit buah.
211
Gambar 9 . Gejala serangan Tungau Phyllocoptruta oleivora pada
daun Jeruk
Gambar 10. Gejala serangan Tungau Phyllocoptruta oleivora
pada buah Jeruk
Morfologi tungau Phyllocoptruta oleivora tubuh berwarna
kuning dan berbentuk pipih. Panjang tubuh betina 150 – 165 µm,
sedangkan jantan sekitar 135 µm. Tungau betina dewasa
meletakkan telur pada buah dan permukaan daun. Pada suhu
32°C, periode inkubasi telur berlangsung selama 3 hari.
212
Perkembangan generasi tungau berlangsung selama 7 – 10 hari
pada musim panas dan hingga 14 hari pada musim dingin. Lama
hidup tungau betina dewasa kurang dari 20 hari dan menghasilkan
20 telur. Phyllocoptruta oleivora dapat menghasilkan 20 generasi
per tahun. Pada musim dingin di beberapa daerah, tungau dewasa
tidak dapat bereproduksi dan akan berhibernasi di bagian tangkai
daun atau gulungan daun pada tanaman inangnya. Kondisi cuaca
yang hangat dan kelembaban tertentu dapat mendukung
perkembangan tungau.
Tungau jantan ukuran tubuhnya lebih kecil, lebih runcing
dan mempunyai kaki yang relatif panjang dan gerakannya lebih
aktif daripada yang betina. Lama hidup tungau dewasa
berlangsung 23 hari.
Gambar 11. Tungau Phyllocoptruta oleivora pada buah Jeruk
3. Kutu Phenacoccus manihoti (Cassava Mealybug) dengan Kategori
OPTK A2 Gol II dan Kutu Dysmicoccus neobrevipes (Grey Pineapple
Mealybug) dengan Kategori OPTK A2 Gol II pada tanaman Ubi Kayu.
a. Kutu Phenacoccus manihoti (OPTK A2 Gol II)
Phenacoccus manihoti adalah sejenis kutu daun yang bersifat
oligofag (serangga yang dapat memakan tanaman dari beberapa
spesies yang masih dalam satu famili).Phenacoccus manihoti
bereproduksi dengan cara partenogenesis thelytokous dan melewati
empat bentuk larva yang memiliki jumlah segmen antennal yang
berbeda. Mealybugs dicatat untuk produksi sekresi lilin dermal.
213
Tubuh ditutupi dengan lilin yang memproduksi pori-pori yang
berfungsi lilin untuk spesies tertentu didasarkan pada
spekulasi.Kumparan lilin yang lebih lama yang disekresikan akan
digigit terlebih dahulu oleh predator dan memberi kesempatan bagi
tungau ini untuk melarikan diri.Betina memiliki fekuinditas
tertinggi pada hari pertama atau kedua oviposisi.Suhu optimal
untuk populasi tungau ini adalah antara 20 dan 30 derajat celcius.
Tungau ini memiliki daya tahan tubuh yang rendah selama musim
hujan karena dicuci dari tanaman.
Tungau Phenacoccus manihoti dapat menyebabkan
kerusakan hingga 54% pada akar dan 100% pada daun di lokasi
infestasi. Saat menginfeksi singkong, tungau ini menyebabkan
berkurangnya kandungan mineral dan gizi pada jaringan. Jika
tanaman menjadi stres selama musim kemarau, maka tanaman
akan lebih rentan terhadap infestasi.
Gejala serangan tungau Phenacoccus manihoti pada daun ubi
kayu menyebabkan stunting, distorsi daun (perubahan bentuk
daun), dieback (mati pucuk) dan melemahnya batang yang
digunakan untuk perbanyakan tanaman. Serangan tungau ini juga
menyebabkan tanaman sulit melakukan fotosintesis dan tanaman
menjadi kerdil. Tungau ini tidak menyebabkan kerusakan yang
signifikan pada tanaman inang yang hanya berfungsi sebagai
pendukung sementara untuk populasi dari serangga yang menimpa
mereka.
Telur tungau ini berbentuk lonjong (panjang 0,30-0,75 mm;
lebar 0,15-0,30 mm), berwarna kuning keemasan dan tertutup di
ovisac wol yang terletak di ujung posterior betina dewasa.
214
Gambar 12. Gejala Serangan dari kutu Phenacoccus manihoti
pada Daun dan batang ubi kayu
Larva instar pertama bersegmen 6, dengan panjang tubuh
0,40-0,75 mm dan lebar 0,20-0,30 mm dan pada instar berikutnya
bersegmen 9. Pada instar kedua berukuran 1,00-1,10 mm dan
0,50-0,65 mm, instar ketiga berukuran 1,10-1,50 mm dan 0,50-
0,60 mm;dan instar keempat berukran 1,10-2,6 mm dan 0,50-1,40.
Pada tungau betina dewasa, berbentuk bulat telur, mawar
merah muda dan ditaburi lilin putih dan berbedak. Mata yang
relatif menonjol, kaki sudah berkembang dengan baik dan memiliki
ukuran yang sama. Segmentasi tubuh mealybug tampak
jelas.Segmen tubuh mengandung filamen lilin lateral dan caudal
putih yang sangat pendek dalam bentuk pembengkakan yang
menghasilkan tampilan bergigi dengan garis besar tubuh.
b. Kutu Dysmicoccus neobrevipes (OPTK A2 Gol II)
Kutu Dysmicoccus neobrevipes adalah kutu putih dengan
distribusi pantropis. Kerusakan utama yang disebabkan oleh D.
neobrevipes adalah karena perannya sebagai vektor dari layu kutu
putih. Spesies Dysmicoccus neobrevipes termasuk kedalam tipe
215
ovovivipar (tidak bertelur) dimana nimfa instar 1 dan instar 2 aktif
bergerak untuk mendapatkan tempat hidup yang nyaman dan
mencari makan.Kutu putih ini mempunyai sekta yg lebih pendek
dibandingkan dengan Dysmicoccus brevipes. Serangga betina
mengalami empat kali fase perkembangan dimana terjadi 3 kali
pergantian kulit sebelum menjadi dewasa. Serangga dewasa
mempunyai warna dominan abu – abu yang muncul dari hasil
kombinasi dengan lapisan lilin yang menutupinya. Tubuh
berbentuk oval dan mempunyai ukuran panjang 1,49 mm dengan
lebar 1,02 mm. Antena terdiri dari sepuluh segmen; punggung
dilapisi dengan lapisan lilin.
Gejala serangan yang muncul pada tanaman yang terserang
yaitu terjadi discoloration (perubahan warna) klorosis pada
tanaman, menghasilkan banyak eksudat berupa embun madu,
tanaman menjadi kerdil, terjadi malfromasi pada daun, daun muda
dan buah rontok hingga menyebabkan kematian tanaman.
Gambar 13. Kutu putih Dysmicoccus neobrevipes
4. Cucumber Green Mottle Mosaic Tobamovirus (CGMMV)
pada tanaman Cucurbitae dengan Kategoro OPTK A1 Gol. I
216
CGGMV merupakan anggota Genus Tobamovirus yang
menginfeksi tanaman cucurbits di Indonesia. Gejala yang paling
umum dari tanaman yang terinfeksi adalah mosaik pada daun dan
bintik – bintik, pertumbuhan terhambat dan malformasi daun dan
buah.
Virus CGMMV ini menyerang daun muda dengan bintik –
bintik hijau dan hijau muda, bahkan bintik – bintik kuning – hijau.
Bintik-bintik ini memiliki tingkat perkembangan yang lebih lambat
daripada bagian daun lainnya. Terkadang vena tetap berwarna
hijau.
Pada infeksi berat, daun muda bahkan berubah bentuk.
Aktivitas virus berkurang ketika daun menua. Buah yang terbentuk
kecil ( kerdil ). Hasil panen berkurang 25% bahkan lebih jika tidak
ada tindakan kontrol yang diperhitungkan.
Gambar 14. Cucumber green mottle mosaic virus (CGMMV)-
Berdasarkan pemantauan yang telah dilaksanakan diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 42 Hasil Pemantauan OPT/OPTK Tahun 2019
Tanaman
Inang
Target
Pemantauan
Lokasi Hasil Pengujian
Hasil Uji Lab
BKP Batam
Hasil Uji
Lab
BBUSKP
Pisang Mycosphaerella
fijiensis
Nongsa
Epicoccum
purpurascens
Epicoccum
purpurasce
217
ns,
Guignardia
musae
Barelang
Epicoccum
purpurascens
, Bipolaris sp,
Nigrospora
sphaerica
Epicoccum
purpurasce
ns,
Guignardia
musae
Sagulung Nigrospora
sphaerica,
Guignardia
musae
Nigrospora
sphaerica,
Botridiplodi
a
theobroma
e
Sei
temiang
Melanospora
longiseta
Epicoccum
purpurasce
ns,
Guignardia
musae
Sei Beduk Negatif (-) Negatif (-)
Tembesi Mycosphaerel
la musicola
Melanospor
a longiseta
Natuna Nigrospora
sphaerica,
Torula
herbarum
Nigrospora
sphaerica,
Torula
herbarum,
Cordona
musae
Nongsa Tidak diuji Positif (+)
218
Cucurbita
e
Cucumber
Green Mottle
Mosaic
Tobamovirus
(CGMMV)
Sagulung
(oyong)
Tidak diuji Positif (+)
Sagulung
(ketimun)
Tidak diuji Negatif (-)
Sei
Temiang
(ketimun)
Tidak diuji Negatif (-)
Jeruk
Phyllocoptruta
oleivora
Nongsa Positif (+) Positif (+)
Barelang Positif (+) Positif (+)
Sei
temiang
Positif (+) Positif (+)
Tembesi Positif (+) Positif (+)
Natuna
Positif (+) Positif (+)
Ubi Kayu Phenacoccus
manihoti
Dysmicoccus
neobrevipes
Nongsa
Bemisia
tabaci
Barelang Aspidiotus
destructor
Sei
temiang
Phenacoccus
sp
Phenacocc
us similis
Sei Beduk -
Tembesi Phenacoccus
sp
Phenacocc
us similis
Natuna
Bemisia
tabaci
219
6. KEGIATAN PENGAWASAN KARANTINA TUMBUHAN
6.1 Pengawasan Melalui Monitoring PSAT
Penyempurnaan peraturan mengenai Pengawasan PSAT
terus dilakukan. Pada bulan November 2016 ditetapkan
Permentan No 55/PERMENTAN/KR.040/11/2016 yang menjadi
landasan bagi Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam terhadap
adanya pemasukan maupun pengeluaran PSAT di lingkup
tempat pemasukan dan pengeluaran PSAT di kota Batam.
Pada tahun 2019, berdasarkan surat nomor 8148/ KR.040/
K/04/ 2019, tindakan monitoring keamanan PSAT yang perlu
dilakukan di Balai Karantina Pertanian I Batam yaitu: bawang
bombai dari India, Beras pecah dari Thailand, buah anggur dan
apel dari China, buah kelengkeng dari Thailand, sayuran bunga
kol dan sawi putih dari China, serta buah anggur dari Australia.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam melakukan pengujian
dengan mempertimbangkan frekuensi jenis PSAT yang masuk.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam melakukan monitoring
pada 6 ( enam ) komoditas PSAT, yaitu: buah apel dari Amerika
Serikat, sayuran bunga kol dan sawi putih dari China, cabe
kering dari India, buah apel dan anggur dari China.
6.2. Pengawasan Perlakuan Terhadap Media Pembawa
Pada Tahun 2019 Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
telah melaksanakan pengawasan perlakuan fumigasi sebanyak 147
kali, Sedangkan pengawasan perlakuan spraying dan heat
treatment sebanyak 97 kali terhadap media pembawa tembakau
kering asal Brasil.
220
7. PERMASALAHAN KARANTINA TUMBUHAN BKP KELAS I
BATAM
1. Kuantitas dan kualitas serta proporsi antara pegawai
administrasi, POPT Ahli dan Terampil masih sangat kurang.
Jumlah POPT sebanyak 19 orang ; meliputi POPT Ahli (7), dan
POPT Terampil (12). Karena terbatasnya petugas administrasi
sehingga petugas POPT yang sudah terbatas jumlahnya harus
merangkap sebagai petugas administrasi keuangan, seperti
petugas SAI, SIMAK BMN, tim pengadaan barang dan jasa,
bendaharawan, dll;
2. Pengembangan SDM melalui bimbingan teknis dan magang
belum sepenuhnya dapat maksimal sesuai dengan kebutuhan
pengembangan disebabkan alokasi anggaran yang terbatas;
3. Peraturan khusus Badan Pengusahaan Batam dengan
peraturan Kementerian Pertanian mengenai perbedaan tempat
pemasukan dan tempat pengeluaran;
4. Pada kegiatan antar area, daerah asal yang statusnya bebas
OPTK masih mengeluarkan dokumen KT-12, sehingga
dikeluarkan KT-9 di daerah tujuan. Hal ini tidak sesuai dengan
Permentan Nomor 11 tahun 2009 dimana seharusnya daerah
asal yang bebas OPTK hanya mengeluarkan dokumen SP-5;
5. Khusus pelaksanaan Karantina Tumbuhan di Zona
Perdagangan Bebas (Free Trade Zone) termasuk Batam, Bintan
dan Karimun, tidak hanya berdasarkan peraturan perundang-
undangan Karantina Tumbuhan sebagaimana diberlakukan di
wilayah Indonesia lainnya tetapi juga mempertimbangkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku khusus di FTZ
yaitu Undang-undang Nomor 44 tahun 2007 tentang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-
undang, Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Perubahan peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007
221
tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas,
dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2012 tentang
Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan dan Cukai serta Tata
Laksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari
serta Berada di Kawasan yang Telah Ditetapkan Sebagai
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
222
C. KEGIATAN OPERASIONAL PENGAWASAN DAN
PENINDAKAN
Operasional Pengawasan dan Penindakan diharapkan
dapat meningkatkan komitmen pemerintah dalam hal ini
Balai Pertanian Kelas I Batam dan instansi terkait serta
masyarakat dalam hal melindungi sumber kekayaan hayati
serta perekonomian bangsa yaitu :
Mengoptimalkan Pengawasan terjadinya pemasukan
ilegal media Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK)
dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
dalam wilayah kerja Balai Pertanian Kelas I Batam.
Meminimalisasi Kegiataan Penyeludupan Hama Penyakit
Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK).
Meningkatkan Peran serta seluruh Instansi yang memiliki
fungsi pengawasan dan penindakan dalam pengendalian
masuk dan menyebarnya Hama Penyakit Hewan
Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK) ke dalam wilayah Negara Kesatuan RI.
Memberikan akses bagi upaya perlindungan kekayaan
alam hayati serta perekonomian bangsa.
1. Penyidikan Kasus Tindak Pidana Karantina Hewan
Adanya Pemeriksaan fisik di luar tempat-tempat
pemasukan dan pengeluaran dilakukan untuk
memberikan pelayanan bagi pengguna jasa karantina
tumbuhan dan hewan, yang akan dilalulintaskan antar
area, ekspor dan import dari dan ke wilayah tertentu.
Disamping itu hasil diharapkan pula dapat menjadi
bahan informasi sehingga dapat meramalkan
kemungkinan-kemungkinan munculnya beberapa
223
potensi OPTK/HPHK di suatu daerah.
Selama Tahun 2019, Seksi Pengawasan dan Penindakan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam melaksanakan
kerjasama dengan instansi terkait dalam hal pengawasan
dan penindakan serta patroli pada saat menjelang hari
hari besar. Dengan dilaksanakannya kerjasama dalam
hal pengawasan dan penindakan yaitu dengan POLDA
Kepulauan Riau, LANAL BATAM, Bea dan Cukai Batam
dan Komando Armada RI kawasan Barat Pangkalan
Utama TNI AL IV, DITPOLAIR Kepulauan Riau beserta
instansi terkait. DITPOLAIR Kepulauan Riau
melaksanakan penahanan burung dan dilanjutkan
dengan penindakan proses hukum, sedangkan BKP
Batam sebagai Ahli dalam proses penyidikan serta
memberikan bantuan berupa pengujian laboratorium dan
telah divonis 2 tahun penjara
Seksi Pengawasan dan Penindakan dengan Seksi
Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I
menggagalkan beberapa kali pemasukan hewan dan
tumbuhan dari mancanegara, baik lokal maupun
internasional. Beberapa diantaranya berasal dari Negara
tetangga, Malaysia dan Singapura. Dilaksanakan
penahanan sebanyak 10 Kali terdiri dari bidang Hewan 7
kali, bidang Tumbuhan 3 kali, Penangkapann sebanyak 3
kali terdiri dari bidang Hewan 2 kali dan bidang
Tumbuhan 1 kali, Pemusnahan sebanyak 1 kali
sedangkan penolakan dilaksanakan sebanyak 18 kali
terdiri dari bidang hewan 15 kali dan bidang tumbuhan
sebanyak 3 kali. (data Terlampir).
Alasan penahanan dikarenakan Media Pembawa yang
dimasukan tidak dilengkapi dengan surat kesehatan
224
hewan karantina. Media Pembawa yang ditahan tersebut
ada yang dilakukan tindakan penolakan ke
daerah/Negara asal, dilepas-liarkan dan ada pula yang
dilakukan pemusnahan. (Data terlampir)
2. Penyidikan Kasus Tindak Pidana Karantina Tumbuhan
Sepanjang tahun 2019 tidak ada kegiatan penyidikan
kasus tindak pidana karantina tumbuhan.
225
BAB IV
PEMBAHASAN
Perubahan lingkungan strategis yang sangat pesat akan
mempengaruhi kinerja penyelenggaraan perkarantinaan di Batam.
Pengaruh lingkungan strategis tersebut berhubungan dengan
internal Karantina Batam (sumber daya yang ada) dan pengaruh
lingkungan eksternal sebagai tantangan yang dihadapi serta
peluang yang dapat diraih dalam menetapkan rencana strategis
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam.
A. KEKUATAN
Sebagai institusi yang sudah lama menyelenggarakan
fungsi perkarantinaan, Karantina Tumbuhan dan Hewan
Batam mempunyai kekuatan sebagai berikut:
1. Berubah status kelembagaan Karantina dari Sub
Direktorat Karantina Otorita Batam menjadi Balai
Karantina Pertanian Kelas I Batam sebagaimana
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Karantina Pertanian. Surat Keputusan Ketua Otorita
Batam Nomor 03/KPTS/KA/I/2003 mendukung
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Karantina di
Batam serta dukungan pembinaan teknis dan
anggaran dari Badan Karantina Pertanian dengan
demikian maka sumber daya dapat dimanfaatkan
secara maksimal.
2. Dalam menyelenggarakan kegiatannya, karantina telah
memiliki landasan hukum yang kuat yaitu Undang-
undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Peraturan Pemerintah
226
Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Karantina Tumbuhan dan berbagai Peraturan Menteri
serta Juklak dan Juknis untuk penyelenggaraan
perkarantinaan di Indonesia.
3. Memiliki sejumlah sumber daya manusia yang
kompeten dalam penyelenggaraan perkarantinaan
antara lain pejabat fungsional Medik dan Paramedik
Veteriner, POPT Ahli dan Terampil, Pejabat Struktural,
PPNS, Polsus dan Intelijen.
4. Karantina sebagai salah satu unsur CIQS (Custom,
Immigration, Quarantine and Security) mempunyai
kompetensi pengawasan lalu lintas komoditi pertanian
di pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran seperti
bandara, pelabuhan laut, sungai, kantor pos dan
Exit/Entry point di lintas batas (border crossing).
5. Lingkup pengendalian karantina bersifat nasional
meliputi semua unit-unit kerja karantina yang tersebar
di seluruh Indonesia.
B. KELEMAHAN
1. Kurangnya jumlah petugas dibanding luas wilayah
kerja (Pulau Batam 412 Km2) dan masih kurangnya
kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan
tuntutan peran baru karantina di era globalisasi
perdagangan dunia.
Pada saat ini dengan keterbatasan jumlah pegawai
terdapat beberapa tugas yang belum dilaksanakan
secara maksimal yaitu:
a. Pemeriksaan lalu lintas domestik,
b. Pemeriksaan dalam masa karantina pada
pemasukan hewan hidup domestik,
227
c. Pemeriksaan fisik terhadap produk-produk
pertanian perlu dilaksanakan secara maksimal
sebagaimana seharusnya,
d. Surveilance belum dapat dilaksanakan dengan
baik,
e. Pemeriksaan laboratorium masih perlu
ditingkatkan,
f. Pengurusan perencanaan belum direncanakan
secara maksimal.
Berikut gambaran yang dapat disajikan berupa beban
pekerjaan yang ada dan jumlah minimal pegawai,
didasarkan kepada asumsi jam kerja pegawai adalah
37 jam dan 30 menit per minggu maka kebutuhan
pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
dirincikan sebagai berikut:
a. Pelabuhan Sekupang terdapat pelabuhan
domestik, pelabuhan internasional dan
pelabuhan Beton Sekupang (Pelni) yang sering
dijadikan tempat pendaratan kapal yang
beroperasi 7 hari tiap minggu dan 12 jam hingga
24 jam per hari maka kebutuhan pegawai
minimal untuk pelabuhan ini adalah 12 (dua
belas) orang namun yang ada saat ini hanya 8
(delapan) orang.
b. Pelabuhan Batu Ampar merupakan pelabuhan
domestik dan pelabuhan internasional yang
melayani kapal kayu maupun kapal cargo
dengan jam kerja 7 hari per minggu dan 24 jam
per hari, maka kebutuhan minimal pegawai
untuk melayani pelabuhan ini adalah 30 orang
namun yang ada saat ini makin berkurang dari
228
tahun 2010 yaitu 19 (sembilan belas) orang
menjadi 9 (sembilan) orang.
c. Bandara Hang Nadim dengan jam kerja 7 hari per
minggu dan 12 jam per hari maka dibutuhkan
pegawai 15 orang, namun jumlahnya tetap
dibawah kebutuhan yaitu hanya ada 5 (lima)
orang.
d. Pelabuhan Batam Center dibutuhkan pegawai 10
orang, tidak ada penambahan maupun
pengurangan, jumlahnya tetap 5 (lima) orang.
e. Pelabuhan Kabil dan Telaga Punggur dibutuhkan
pegawai 8 orang sedangkan pegawai yang ada
hanya 5 (lima) orang.
f. Petugas Laboratorium dibutuhan 15 orang
sedangkan pegawai yang ada hanya 5 (lima)
orang.
g. Petugas penyusun program diperlukan 5 orang,
tidak dijabarkan karena merangkap tugas
dengan tenaga Administrasi.
h. Petugas administrasi diperlukan 5 orang,
merangkap tugas dengan bendahara.
i. Pengurus rumah tangga 2 orang dirangkap oleh
Tata Usaha.
j. Pengurus barang 3 orang masih merangkap
tugas di teknis.
k. Petugas pengelola keuangan 5 orang sedangkan
pegawai yang ada hanya 1 (satu) orang.
229
Hal ini sebagaimana tertuang dalam tabel kebutuhan
pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam sebagai
berikut:
TABEL 43. TABEL KEBUTUHAN PEGAWAI BALAI KARANTINA
PERTANIAN KELAS I BATAM
No Lokasi Kerja/
Bidang pekerjaan
Kebutuhan
Pegawai
Ketersediaan
Pegawai
1 Pelabuhan Laut Sekupang 12 orang 8 orang
2 Pelabuhan Laut Batu
Ampar 30 orang 9 orang
3 Bandar Udara Hang Nadim 15 orang 5 orang
4 Pelabuhan Ferry Batam
Center 10 orang 5 orang
5 Pelabuhan laut Kabil dan
Telaga Punggur 8 orang 5 orang
9 Petugas Laboratorium 15 orang 5 orang
10 Petugas PNBP 3 orang -
11 Petugas penyusun
program 5 orang -
12 Petugas Administrasi 5 orang -
13 Pengurus Rumah tangga 2 orang -
14 Pengurus barang 3 orang -
15 Petugas pengelola
keuangan 5 orang 1 orang
JUMLAH 113 orang 38 orang
230
2. Sarana dan prasarana pendukung masih kurang
memadai untuk terselenggaranya karantina yang
optimal.
3. Penerapan reward dan punishment belum optimal.
4. Budaya kerja SDM belum sepenuhnya memadai.
C. PELUANG
1. Keberadaan Karantina Pertanian sebagai salah satu
dari unsur CIQS yaitu Custom, Imigration, Quarantine
and Security, dimana karantina mempunyai
kompetensi pengawasan lalu lintas komoditi pertanian
di pintu pemasukan dan pengeluaran yaitu pelabuhan
laut, sungai, bandar udara, kantor pos dan entry point
di lintas batas (border crossing).
2. Meningkatnya peran perkarantinaan sebagai sub
sistem perdagangan dengan pentingnya persyaratan
kualitas sehingga karantina dapat berperan sebagai
akselarator dan fasilitas dalam perdagangan dan
sebagai faktor penentu keberhasilan untuk dapat
diterima (acceptability) di negara importir melalui
sertifikasi karantina.
3. Meningkatnya peran perkarantinaan sebagai salah
satu “economic tool” dalam perdagangan bebas dunia
dimana pasar dalam negeri akan menjadi bagian dari
pasar internasional dan akan semakin terbukanya
pasar internasional bagi pemasaran produk pertanian
dalam negeri. Disamping itu sebaliknya dikhawatirkan
Indonesia dapat menjadi “dumping ground” bagi produk
luar negeri (impor). Dalam hal ini karantina dapat
menetapkan persyaratan karantina yang lebih ketat
sebagai upaya menghambat lajunya impor tersebut
dengan pemberlakuan ketentuan SPS.
231
4. Keanggotaan Indonesia dalam organisasi Internasional
seperti WTO, OIE, Komisi Perlindungan Tanaman
Internasional (ICPM), Komisi Perlindungan Tanaman
Asia Pasifik (APPC), memberi hak berdaulat
(souvereignth) untuk menerapkan ketentuan-
ketentuan dan berbagai agreement bagi kepentingan
nasional. Indonesia dapat menggunakan haknya sesuai
dengan isi kesepakatan internasional tersebut
sepanjang mempunyai alasan yang kuat seperti
kesetaraan (equivalency), ilmiah (scientific justification),
atau lainnya sesuai dengan isi perjanjian.
5. Meningkatnya peranan perkarantinaan dalam
perlindungan kekayaan sumber daya alam hayati
dengan mengawasi lalu lintas plasma nutfah.
6. Meningkatnya kerjasama antar instansi pemerintah
(nasional, regional dan internasional) melalui forum
koordinasi dan komunikasi, melibatkan peran
karantina sebagai fasilitas kepentingan berbagai
subsektor dan sektor yang terkait.
D. TANTANGAN
1. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia
menghasilkan sejumlah perjanjian dan kesepakatan di
bidang pertanian dengan kebijakan mengurangi segala
bentuk hambatan terhadap akses pasar seperti tarif,
kuota, proteksi, subsidi, termasuk yang terkait dengan
perkarantinaan yaitu perjanjian tentang sanitasi dan
fitosanitasi (agreement on sanitary and phytosanitary
measures).
2. Diperlukan sistem perkarantinaan yang mampu
mendorong dan meningkatkan daya saing produk
agribisnis di pasar global.
232
3. Mengupayakan penyelenggaraan perkarantinaan yang
sesuai dengan kemajuan teknologi, globalisasi,
otonomisasi daerah dan arah kebijakan sistem
pembangunan dan usaha agribisnis.
4. Adanya tuntutan konsumen akan pangan yang
berkualitas, aman untuk dikonsumsi dengan
meningkatkan kemampuan laboratorium karantina
yang terakreditasi sebagai fasilitas jasa untuk
keamanan produk di pasaran.
5. Mewujudkan tuntutan masyarakat atas pelayanan
prima dari aparat pemerintah. Sebagai penyelenggara
pelayanan publik, Balai Karantina Pertanian Kelas I
Batam harus dapat menyesuaikan diri atas tuntutan
masyarakat tersebut. Pelayanan yang diberikan harus
dapat memberikan kepuasan publik yang dilayani.
6. Meningkatnya pembangunan Pulau Batam dan
bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan
peningkatan jumlah pelabuhan-pelabuhan dengan
bertambahnya arus lalu lintas perdagangan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk terutama kebutuhan
komoditi pertanian.
7. Penyelenggaraan karantina banyak berkaitan dengan
sektor lain diantaranya adalah Sektor Perdagangan,
Perhubungan, Kehutanan, Lingkungan Hidup,
Kesehatan, Hukum dan HAM, Kejaksaaan dan
Kepolisian.
8. Sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000,
pelaksanaan perkarantinaan merupakan fungsi
Pemerintah Pusat. Namun Pemerintah Daerah sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Otonomi Daerah (OTDA) perlu dilibatkan dalam
233
pengambilan beberapa kebijakan yang menyangkut
kepentingan daerah setempat seperti wabah atau
eksploitasi hama dan penyakit.
9. Tuntutan atas budaya kerja aparatur pemerintah yang
bersih dan transparan.
234
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Status dan situasi HPHK pada wilayah kerja Balai Karantina
Pertanian Kelas I Batam diperoleh pemetaan penyakit di Kota
Batam dan Kabupaten Natuna dengan dasar sesuai
Kepmentan 3238/2009 yaitu:
a. HPHK Golongan I : Tidak ada
b. HPHK Golongan II : Anaplasmosis, Avian Influenza,
Babesiosis, Hog Cholera, Infectious Bovine Rhinotracheitis
(IBR), Jembrana, Theileriosis, Newcastle Disease (ND).
2. Dalam rangka meminimalisasi risiko penyebaran penyakit
hewan telah dilakukan langkah-langkahpencegahan :
- Dinas. Rekomendasi Pemasukan/Pengeluaran ternak dari
daerah asal dan tujuan, Surat Keterangan Kesehatan
Hewan (SKKH) dari daerah asal, Hasil Uji Laboratorium
dari Laboratorium Pemerintah/Terakreditasi terhadap
penyakit yang bebas khususnya Brucellosis, dan penyakit
Jembrana serta HPHK lainnya.
- Karantina: Screening test, pemeriksaan fisik di tempat
pemasukan/pengeluaran dan Instalasi Karantina Hewan.
B. SARAN
1. Diperlukan peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman
potensi masuk dan tersebarnya berbagai macam penyakit
dengan pelaksanaan tindakan karantina secara optimal.
2. Koordinasi antar instansi terkait yaitu Karantina Pertanian
seksi Karantina Hewan, Dinas yang membidangi fungsi
Peternakan, Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
235
Veteriner serta Balai Veteriner Bukittinggi dalam rangka
pencegahan dan penyebaran Hama Penyakit Hewan
Karantina.
3. Perlunya dilakukan surveilens rutin untuk monitoring status
dan situasi HPHK di wilayah kerja.
DATA PENEGAKKAN HUKUM TAHUN 2019
NO UPT KH/KT
KATEGORI URAIAN SINGKAT
KEJADIAN
BARANG BUKTI
LOKASI WAKTU KEJADIA
N
ADMINDIK TERSANGKA PENYIDIK UU YANG DITEGAKKAN
STATUS KET
1 ---------------------------NIHIL---------------------------------
LAPORAN PENANGKAPAN
UPT : BKP KELAS I BATAM
BULAN : 2019
NO LOKASI (WILKER) JE
NIS
KE
GIA
TA
N
(KD
/MD
/I/E)
KA
TA
GO
RI
(KH
/KT
)
WA
KT
U
KE
JA
DIA
N
ME
DIA
PE
MB
AW
A
VO
LU
ME
JU
ML
AH
&
SA
TU
AN
AS
AL
TU
JU
AN
AL
AT
AN
GK
UT
PE
MIL
IK
(NA
MA
&A
LA
MA
T)
AD
MIN
IST
RA
SI
INS
TA
NS
I
TE
RK
AIT
AL
AS
AN
P
EN
AN
GK
AP
AN
1 6 2 5 3 4 7
1 Batu Ampar I KH 2019-06-14
11:30:05
Pohon Gaharu
1 box Malaka - malaysia
Batam Kantor Pos
MAYLDHA GAHARU
PLANTATION
LOT 1036,
JALAN DATO HJ. MOKHMIN,
TAMBAK PAYA,
75460, AIR
MOLEK, MALAKA - MALAYSIA
2019.2.4601.0.T01.I.
000002
NIHIL TIDAK DISERTAI SURAT KESEHATAN
DAN SERTIFIKAT KARANTINA DARI NEGARA ASAL
2 Pelabuhan Laut Batam Centre
I KH 2019-06-14
11:30:05
Burung Murai Batu
2 ekor Pasir gudang- Malaysia
Batam Kapal Laut MV
Soim DUSUN TEMPEL
2019.1.4605.0.T01.I.
000002
NIHIL TIDAK DISERTAI SURAT KESEHATAN DAN SERTIFIKAT
GEMBIRA 3
RT 001 RW 010,
NGRONGGOT,
NGANJUK
KARANTINA DARI NEGARA ASAL
3 Pelabuhan Laut Batu Ampar
I KT 2019-08-01
08:41:04
BAWANG
PUTIH;
Umbi 28000
kg
Jurong Singapo
re
Batam Kapallaut
PT. LAUTAN DAMAI
SEJAHTERA
RUKO
ROYAL SINCOM BLOK E
NO.3 BATAM -
KOTA
BATAM
2019.2.4601.0.T08.I.
000003
NIHIL TIDAK DILAPORKAN KEPADA PETUGAS KARANTINA, TIDAK
DILENGKAPI SERTIFIKAT KESEHATAN
TUMBUHAN / PHYTOSANITARI CERTIFICATE DARI
NEGARA ASAL
LAPORAN PEMUSNAHAN
UPT : BBKP KELAS I BATAM
BULAN : 2019
NO WAKTU PELAKSANAAN
MEDIA PEMBAWA
LOKASI VOLUME JUMLAH & SATUAN
DASAR PEMUSNAHAN
ADMINISTRASI ALASAN PEMUSNAHAN
TEKNIS PEMUSNAHAN
VOLUME SATUAN
1 2019-04-16 13:33:00
DAGING ANJING
Wilker Pelabuhan Laut Sekupang
100 KILOGRAM
Tidak dilengkapi dokumen dari daerah asal
- DRH. T. ISKANDAR, MH
Wilker Pelabuhan Laut Sekupang
100 KILOGRAM
DAGING ANJING
LAPORAN PENAHANAN
UPT : BKP KELAS I BATAM
BULAN : 2019
NO WILKER
JE
NIS
K
EG
IAT
AN
(KD
/MD
/I/E)
KA
TA
GO
RI
(KH
/KT
)
WA
KT
U
KE
JA
DIA
N
ME
DIA
P
EM
BA
WA
VO
LU
ME
JU
ML
AH
&
SA
TU
AN
AS
AL
TU
JU
AN
AL
AT
A
NG
KU
T
PE
MIL
IK(N
AM
A&
AL
A
MA
T)
NO
MO
R
PE
NA
HA
NA
N
AL
AS
AN
P
EN
AH
AN
A
N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Wilker Pelabuhan Laut
Batu Ampar
I KH 2019-04-10
11:54:02
SARANG
BURUN
G (BELUM DIBERS
IHKAN)
60 kg Johor bahru ,
Malaysia
Kota Batam
Kapallaut syafrizal 2019.1.4601.0.T8A.I.000002
Tidak dilengkapi dokumen perkarantinaan
2 Wilker
Pelabuhan Laut Batam
Centre
I KH 2019-
04-25 09:55:35
BURUN
G TUWU
4
EKOR
STULANG
LAUT - MALAYSIA
Kota
Batam
KapalLaut Hasin 2019.1.4605.0.T8A.I.0
00001
Tidak dilengkapi dokumen
perkarantinaan
3 Wilker Pelabuh
an Laut Telaga
Punggur
MD KH 2019-04-15
11:12:04
BurungBeo
Siamang
1 ekor 1 ekor
BANDAR MAS
BLOK D-2 NO 15 BATAM -
KOTA JAMBI
Kota Batam
Kapallaut afrisal 2019.1.4606.0.T8A.M.000001
Tidak dilengkapi dokumen perkarantinaan
4 Pelabuh
an Harbour
bay
Penahanan MV Brilian/R
ina
KH 19 Juni
2019
Kaki
babi, Kuping babi,
Ceker ayam dan
Babat sapi
18
container
Taiwan Cina MV
Brilian/Rina
Toni - Bersandar ke Batam dengan
modus kapten kapal pelarian dari Cina
5 Wilker
Pelabuhan Laut
Batu
I KT 2019-
07-19 17:00:55
BAWAN
G PUTIH
Umbi
28000 KILOGRAM
Jurong
Singapore
Sekup
angBatam
KapalLaut PT.
LAUTAN DAMAI
SEJAHTER
2019.2.4601.0.T08.I.0
00003
Tidak Dilaporkan Kepada
Petugas Karantina, Tidak Dilengkapi Sertifikat
Kesehatan Tumbuhan /
Ampar A RUKO
ROYAL SINCOM BLOK E
NO.3 BATAM -
KOTA
BATAM
Phytosanitari Certificate Dari Negara Asal
6 Kantor pos/wilk
er batam center
I KT 21-10-2019
Bibit Kaktus
4 batang
Moong ching mai,
thailand
Batam Rudi Lim Komp.villans
park no.45 Jl. Kuda laut
, batam
201924601.0.T08.I.000004
Tidak dilengkap dokumen persyaratan perkarantinaan
7 WilkerPelabuha
nLautBatuAmpar
MD KH 2019-11-05
20:18:04
PAKAN TERNA
K
160000 KG
PelabuhanBelawan -
KOTA MEDAN
BatuAmpar -
KOTA BATA
M
Kapal Laut PT. PERINTIS
USAHA MULYA
BATAM -
KOTA BATAM
2019.1.4601.0.T8A.M.000001
Tidak di lengkapidokumenperkarantina
an
8 WilkerP
elabuhanLautBatuAmpar
MD KH 2019-
11-05 20:30:20
Telur
Ayam
140.00
0 KG
Pelabuhan
Belawan– KOTA
MEDAN
BatuA
mpar– KOTA BATA
M
Kapal Laut PT
PERINTIS USAHA MULYA
BATAM – KOTA
BATAM
2019.1.4601.0.T8A.M.
000002
Tidak di lengkapi dokumen
perkarantinaan
9 WilkerPelabuhanLautBa
tuAmpar
MD KT 2019-11-05
18:35:47
Non benih
JAGUN
G
20.000 KG
PelabuhanBelawan -
KOTA
MEDAN
BatuAmpar - KOTA
BATAM
Kapal Laut PT. ERA CINTA
INDONESIA
BATAM - KOTA
BATAM
2019.2.4601.0.T08.M.000001
10 WilkerPelabuhanLautSe
kupang
MD KH 2019-12-17
16:44:14
SARANG BURUN
G (BELUM DIBERS
IHKAN)
10.00 Kg
Siak Riau
Batam Kapal Laut YACOB ABDI JL. RAYA
KM. 5 RT/RW 002/005
KEL. PERAWANG KEC.
TUALANG KAB. SIAK - KABUPATE
N S I A K
2019.1.4603.0.K8A.M.001891
Tidak dilengkapi dokumen perkarantinaan
LAPORAN PENOLAKAN
UPT : BKP KELAS I BATAM
BULANAN : 2019
NO
WILKER JENIS KEGIATAN (KD/MD/I/E)
KATAGORI
(KH/KT)
WAKTU KEJADIAN
MEDIA PEMBAW
A
VOLUME JUMLAH & SATUAN
ASAL TUJUAN
ALAT ANGKU
T
PEMILIK(NAMA & ALAMAT)
ALASAN PENOLAKAN
1 6 2 5 3 4 7
1 Wilker Pelabuha
n Laut Batu
Ampar
I KT 08/02/2019 15:33:05
BIBIT KAKTUS
105 buah/butir/bat
ang
Chiang Mai
KOTA BATA
M
KAPAL LAUT
- Tidak dilengkapi dokumen perkarantinaan
2 Wilker Pelabuha
n Laut
Batu Ampar
I KH 09/02/2019 10:31:54
LABA-LABA
1 EKOR 9 BOTOL
Czech Republic
KOTA BATA
M
POST STNISLAV NACIK Tidak disertai sertifikat kesehatan/surat keterangan asal dan jumlah komoditas
tidak sesuai dg resi, serta diindikasi dapat menjadi IAS.
3 Wilker Pelabuha
n Laut Batu
Ampar
I KH 2019-04-15 09:34:48
SARANG BURUNG
(BELUM DIBERSIHKAN)
60 kg Johor Bahru ,
Malaysia
Kota Batam
Kapal laut
syafrizal Tidak dilengkapi dokumen perkarantinaan
4 Wilker Pelabuha
n
Sekupang
MD KH 2019-04-01 12:41:30
DAGING BABI
100 KG Tanjung Batu, Kab.
Karimun -
Kabupat
en Karimun
Kota Batam
Kapal laut
kuding Tidak dilengkapi dokumen perkarantinaan
5 Wilker
Pelabuhan
Sekupang
MD KH 2019-04-02
12:08:09
DAGING
ANJING
50 kg Jl.
Sunaryo, Tanjung
Batu Barat, Kundur,
Kab. Karimun -
Kabupat
Kota
Batam
Kapal
laut
JAMES BUDIYANTO
PAKPAHAN
Tidak dilengkapi dokumen
perkarantinaan
en Karimun
6
Wilker Pelabuhan Laut
Batam Centre
I KH 2019-04-25 14:26:25
BURUNG TUWU
4 ekor Stulang Laut - Malaysia
Kota Batam
Kapal laut
Hasin Tidak dilengkapi dokumen perkarantinaan
7 Wilker Pelabuhan Laut
Telaga Punggur
MD KH 2019-04-18 15:08:46
Burung Beo
Siamang
1 ekor 1 ekor
Bandar Mas Blok D-2
No 15 Batam - Kota
Jambi
Kota Batam
Kapal laut
Afrisal Tidak dilengkapi dokumen perkarantinaan
8 Wilker Bandara
Hang Nadim
MD KH 2019-05-20 11:04:09
SarangBurungWalet
35 KG Jl. Achmad
Jaiz No.52a Surabay
a - Kota Surabay
a
Kota Batam
PesawatUdara
PT. DIAN MEGA KURNIA Tidak dilengkapi dokumen perkarantinaan
9 WilkerPelabuhanLautBatuAm
par
I KT 06-09-2018 KAYU GAHARU
1 box Malacca -
MALAY
SIA
Batam Kantor Pos
Mayldha Gaharu Plantation
Lot 1036, Jalan Dato Hj.
Mokhmin, Tambak Paya, 75460, Air Molek, Malaka -
Malaysia
Tidak dilengkapi dokumen perkarantinaan
10 Pelabuhan
Harbourb
ay
Penahanan MV
Brilian/Rina
KH 01 Juli 2019
Kaki babi, Kuping babi,
Ceker ayam dan
Babat
sapi
18 container Taiwan Cina MV Brilian/R
ina
Toni
- Bukan daerah tujuan, dan daerah bebas Flu
africa pada babi
11 WilkerPelabuhanLa
utSekupang
MD KH 2019-07-03 15:02:59
KucungAnggora
1 ekor Ab. Kepulau
an Meranti
Batam Kapal laut
M.Ilfari Jl. Pertanian Rt/Rw
001/009, Selatpanjang Kota, Kec. Tebing Tinggi, Kab. Kepulauan Meranti -
Riau
Tidak Disertai Surat Kesehatan dan Sertifikat
Karantina dari Negara Asal
12 WilkerPel
abuhanLautSekupa
ng
MD KH 2019-07-12
18:27:48
Sapipoton
g
53 ekor Sepahat
Kec Bukitbat
u,
Bengkalis – Kab. Bengkali
Sekup
ang Batam
Kapal
laut
Abdullah
SEPAHAT KEC BUKITBATU, BENGKALIS
- KABUPATEN
BENGKALIS
Tidak Disertai Surat
Kesehatan dan Sertifikat Karantina dari Negara Asal.
s
13
WilkerPel
abuhanLautBatam Centre
I KH 2019-07-05
09:25:58
BURUNG
MURAI BATU
2 ekor PasirGu
dang, Johor - MALAY
SIA
Pelabu
hanBatam
Center
Batam
Kapalla
utL
SOIM
DUSUN TEMPEL RT 001 RW 010, NGRONGGOT,
NGANJUK - KABUPATEN
NGANJUK
Tidak Disertai Surat
Kesehatan Dan Sertifikat Karantina Dari Negara Asal
14
WilkerPel
abuhanLautBatuAm
par
I KT 2019-08-01
08:41:04
BAWANG
PUTIH;
Umbi 28000
kg
6a
Senoko South Road
Singapore
758092 -
Singapore
Sekup
ang Batam
KapalLa
ut
PT. LAUTAN DAMAI
SEJAHTERA RUKO ROYAL SINCOM BLOK E NO.3 BATAM -
KOTA BATAM
Tidak Dilaporkan Kepada Petugas Karantina, Tidak dan memiliki sertifikat
karantina dari daerah asal
15
WilkerPelabuhanLautSekupa
ng
MD
KH
17-09-2019
DOC
8000 Ekor
Kabupaten
Kampar
Batam /
sekup
ang
KapalLaut/ KM. GM.Bint
an Adi Saputra
PT.MalindoFeedmill KabupatenKampar
Tidak Dilaporkan Kepada Petugas Karantina, Tidak dan Tidak Melalui Pintu
Pelabuhan Yang Telah Di Tetapkan (pelabuhan laut Jembatan 2 (dua) Barelang
16
WilkerPelabuhanLautSekupa
ng
MD
KH
17-09-2019
DOC
10.000 Ekor
Kabupaten
Kampar
Batam /
sekup
ang
KapalLaut/ KM. GM.Bint
an Adi Saputra
UD.Fadilah Kabupaten Kampar
Tidak Dilaporkan Kepada Petugas Karantina, Tidak dan Tidak Melalui Pintu
Pelabuhan Yang Telah Di Tetapkan (pelabuhan laut Jembatan 2 (dua) Barelang
17
WilkerPel
abuhanLautSekupa
ng
MD
KH
17-09-2019
DOC
7500 Ekor
Kabupat
en Deli serdang
Batam
/ sekupang
KapalLa
ut/ KM. GM.Bintan Adi
Saputra
King Expedisi
Kabupaten deli serdang
Tidak Dilaporkan Kepada
Petugas Karantina, Tidak dan Tidak Melalui Pintu Pelabuhan Yang Telah Di
Tetapkan (pelabuhan laut Jembatan 2 (dua) Barelang
18
WilkerPelabuhanLa
utSekupang
MD
KH
06-09-2019
Ayampoto
ng/
BROILER
3.300 Ekor
Siak,
Tanjung
buton , Riau
Batam
/
sekupang
KapalLaut/KM.D
ANU
Sanusi
Siak ,tanjungbuton , Riau
Tidak Dilaporkan Kepada Petugas Karantina, Tidak
dan Tidak Melalui Pintu Pelabuhan Yang Telah Di Tetapkan (pelabuhan laut
Jembatan 2 (dua) Barelang