Kata Mereka tentang Buku Ini

“Sebuah motivasi yang sangat menggelitik dari BungEko. Dan, memang demikianlah seharusnya. Disadariatau tidak, aktivitas utama seorang blogger adalahmenulis. Dengan melebarkan sayap ke ranah cetak,berarti Sang Blogger telah ’memaksimalkan apa yangbisa dimaksimalkan’. Membukukan blog adalah salahsatu tips yang layak dicoba. Berani? Salut untuk BungEko yang telah memulainya.”

-- Marsudiyanto, Super Blogger ISBA 2009,marsudiyanto.info.

“Saya kira ini buku yang bagus dan mencerahkan untukmemotivasi teman-teman blogger yang selama inimasih memiliki banyak kendala dalam membukukantulisan.”

-- Sawali Tuhusetya, blogger, sastrawan,penulis antologi cerpen Perempuan Bergaun Putih,

sawali.info.

“Buku ini secara detil, terperinci, dan sistematismenjelaskan proses penulisan buku. Disertai kisah-kisahmenarik behind the scene dunia penerbitan,menumbuhkan motivasi baru bagi ‘amatir’ untuk lebihgiat menulis. It’s not only a how-to book, but amotivation book as well.”

-- Ari Kurniawati, Kompasianer,http://kompasiana.com/aryhadi.

“Buku yang sangat menggugah gairah bagi siapapunyang merasa dirinya bisa dan mau menjadi penulis buku,terlebih bagi seorang blogger. Banyak hal yang bisadipelajari dari buku ini, seperti menentukan judul bukuyang memunyai nilai greget, kiat-kiat menembuspenerbit, hingga menerbitkan buku sendiri (selfpublishing). Tak cukup sampai di situ, Bung Eko jugamemberikan tips agar penulis tetap menegakkan kepalasaat naskahnya ditolak penerbit.”

-- M. Ali al-Hamidi, mahasiswa Sosiologi UIN SunanKalijaga Yogyakarta,sedang menggarap novel.

“Saya meyakini apa yang ditulis Dik Eko, bahwa sayayang mengaku sebagai blogger seharusnya malu kalautidak bisa menulis buku.”

-- Duto Sri Cahyono, mantan wartawan dan editorsejumlah media, pengelola omkicau.com.

Jangan Ngaku BloggerKalau Nggak Bisa Nulis Buku!

Motivasi & Panduan Praktis Menulis Buku untuk Blogger

Eko Nurhudawww.bungeko.com

Damar Panuluh Press

Jangan Ngaku BloggerKalau Nggak Bisa Nulis Buku!Motivasi & Panduan Praktis Menulis Buku untuk Blogger

DP.001.022012

©2012 Eko NurhudaHak cipta ada pada Penulis dilindungi undang-undang.

Hak penerbitan ada pada Damar Panuluh Press.

Cetakan pertama, Februari 2012

Penulis & Penyunting: Eko NurhudaTata letak & desain sampul: Bungeko Studio

Pencipta karakter pada sampul: Sindhu Pradana

Penerbit:Damar Panuluh PressBanjardawa RT 02 RW 07Kec. Taman, Pemalang 52361Telp./SMS: 0813 28 813933E-mail: damar.panuluh@gmail.com

Diterbitkan melalui:www.nulisbuku.com

Didistribusikan secara mandiri melalui jejaring sosial (Facebook,Twitter, GoodReads, dll.), blog pribadi penulis

(www.bungeko.com), Kompasiana, NulisBuku.com, sertametode direct selling lainnya. Penjualan secara massal di toko-

toko buku seluruh Indonesia segera menyusul, insya Allah.

Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku! | v

Bangkitkan Semangatdan Motivasi Menulis!

Kata pengantar oleh Duto Sri Cahyono(Mantan wartawan dan editor sejumlah media, pengelola www.omkicau.com)

KALI pertama diminta untuk memberikan “catatan”atas rencana penerbitan buku ini, saya hanyaterkekeh. “Emang saya pantas memberi catatan?”tanya saya.

Kalau saya bertanya seperti itu tentu wajar,karena saya sendiri yang sering ngaku sebagaiblogger tidak juga menerbitkan buku. Apakah itubuku atas pengalaman saya selama 25 tahunberkecimpung di dunia jurnalistik, maupunkumpulan artikel saya di blog omkicau.com.

Setelah membaca naskah buku ini saya barusadar, bahwa sebagaimana disebutkan Dik Eko, sayabisa mengangkat artikel-artikel di blog saya menjadisebuah buku. Apalagi, belakangan saya jugamembaca sebuah buku tentang hobi burung, yangpada beberapa bagian penting isinya adalah kutipanmentah-mentah sejumlah artikel di blog saya tanpasama sekali menyebut nama saya.

vi | Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku!

Dari sisi itu saya meyakini apa yang ditulis DikEko, bahwa saya yang mengaku sebagai bloggerseharusnya malu kalau tidak bisa menulis buku.Mengapa? Karena sejelek apa pun ide yang pernahsaya tuangkan dalam blog, tetap saja bisa dipetikmanfaatnya oleh orang lain. Juga, kalau banyakblogger bisa sukses menerbitkan buku denganmateri yang diangkat dari blog, seharusnya saya punbisa.

Tetapi apa lacur, ada saja alasan saya untukbertahan malu “tidak bisa menulis buku”. Saya bisamemberikan seribu satu alasan, baik alasan teknismaupun nonteknis. Tetapi, dari seribu satu alasanitu bisa saya ringkaskan kesimpulannya dalam tigakata: TIDAK ADA MOTIVASI!

Dus, dengan adanya buku Jangan Ngaku BloggerKalau Nggak Bisa Nulis Buku ini, terpecut jugamotivasi dan spirit saya. Suara gemeretak punterdengar dari bertemunya deret gigi atas danbawah saya, hehehe.

Anda? Baca saja deh. Bangunkan motivasi danspirit menulis Anda.

Solo, 11 Maret 2011.

Duto Sri Cahyonowww.omkicau.com

Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku! | vii

Daftar Isi

Kata Mereka tentang Buku Ini – i

Halaman Persembahan – v

Ucapan Terima Kasih – vii

Bangkitkan Semangat dan Motivasi Menulis! – ix

Dari Penulis – xiii

1. Setiap Blogger adalah Penulis – 1

2. Mengapa Menulis Buku? – 5

3. Mengintip Honor Penulis Buku – 9

4. Apa yang Ditulis? – 13

5. Menulis Buku How-To – 19

6. Membukukan Blog – 23

7. Merancang Judul Buku – 27

8. Menentukan Panjang Naskah – 33

viii | Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku!

9. Kelengkapan Naskah Buku – 37

10. The Power of Endorsement – 41

11. Memilih dan Memilah Penerbit Buku – 47

12. Mengirim Naskah ke Penerbit – 51

13. Pintu Masuk Naskah – 57

14. Penantian Panjang – 61

15. Satu Naskah Dua Penerbit – 65

16. Kuadran Penilaian Naskah – 69

17. Kalau Naskah Diterima – 75

18. Penantian Kedua – 81

19. Kalau Naskah Ditolak – 85

20. Mengapa Naskah Ditolak? – 89

21. Mencoba Self Publishing – 95

22. Peluang Bisnis Self Publishing – 99

23. Promo, Promo, dan Promosi – 103

24. Interaksi dengan Pembaca – 109

Daftar Pustaka – 113

Profil Penulis – 115

Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku! | 1

Setiap Bloggeradalah Penulis 1

SAYA tahu tidak semua orang sepakat, namun sayaselalu berkeyakinan bahwa setiap blogger padahakikatnya adalah seorang penulis. Dasarpemikirannya, pola kerja dan ritme aktivitas seorangblogger tidak jauh berbeda dengan penulis.

Coba lihat, baik blogger maupun penulis sama-sama menulis—secara rutin. Ada blogger yangmenulis setiap hari, ada yang malah beberapa kalidalam sehari. Penulis juga begitu. Setiap penulisprofesional selalu menyisihkan waktu khusus untukmenulis setiap hari. Entah hanya sejam, dua jam,atau malah delapan jam per hari.

Tidak cuma asal menulis, blogger dan penulissama-sama menyampaikan gagasan atau pendapatmereka tentang sesuatu hal yang tengah hangatdibicarakan. Dan, pada akhirnya tulisan tersebutdipublikasikan agar masyarakat luas memahami

2 | Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku!

gagasan atau pendapat tersebut. Di sini baru munculperbedaan. Blogger mempublikasikan tulisan-tulisannya di blog milik sendiri, sebagian di situs-situs seperti Kompasiana atau Politikana, sedangkanpenulis mengirim tulisannya ke media cetak untukdimuat jika dianggap layak.

Diakui atau tidak, yang paling dekat dengandunia blog adalah dunia kepenulisan. Di saatseseorang memutuskan menjadi blogger, secaratidak sadar ia sebenarnya sedang melatih dirimenjadi seorang penulis. Pasalnya, mengelola blogmenuntut Anda terus memikirkan tulisan apa lagiyang akan disuguhkan kepada pembaca. Begitusebuah tulisan diposting dan dikomentari pembacahari ini, blogger musti memikirkan tulisan untukbesok.

Sama seperti penulis yang berusaha kerasmembuat tulisan semenarik mungkin, blogger jugadituntut menghasilkan tulisan yang mampumemikat perhatian pembaca sehingga mereka terusberkunjung setiap hari. Eksistensi seorang blogger,sekaligusnya blognya, ditentukan oleh pembaca.Apalah artinya seorang blogger tanpa pembaca?Karena itu, satu-satunya cara membuat pembacaterus datang adalah menulis posting menarik setiaphari.

Begitu pun penulis. Kebesaran seorang penulis

Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku! | 3

dipengaruhi oleh penerimaan pembaca terhadaptulisan-tulisannya. Semakin bagus dan menariktulisannya, maka semakin banyak pembacamenyukainya. Satu hal yang membedakan penulisdari blogger di sini adalah, penulis menyerahkansepenuhnya wewenang pemuatan tulisannya padaeditor media cetak yang ia kirimi naskah.Bandingkan dengan blogger yang bisa langsungmempublikasikan tulisannya sesaat setelah titikterakhir dalam tulisan tersebut ia ketik.

Berdasarkan kesamaan-kesamaan inilah sayaberpendapat setiap blogger adalah penulis, atausetidak-tidaknya calon penulis. Karenanya, sebagaiblogger Anda memiliki peluang sama besar denganpenulis untuk menulis buku. Sudah banyak bloggeryang membuktikan pendapat saya ini dengan buku-buku karya mereka. Jadi, sudah seharusnya Andayakin bahwa Anda pun bisa menulis buku. Kuncinyaterletak pada kemauan Anda sendiri. Kalau Andamau, saya yakin Anda pasti bisa melakukannya.

“Bagaimana saya bisa menulis buku, sedangkanuntuk menulis posting yang hanya sepanjang 300-400 kata saja sudah kesulitan.” Ada diantara Andayang beralasan begitu?

Oke, tulisan sepanjang 300-400 kata memangpendek. Bila diketik dua spasi di atas kertas A4,posting 400 kata tersebut menjadi 1,5 halaman. Itu

4 | Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku!

artinya, untuk menulis naskah buku setebal 100halaman Anda setidaknya membutuhkan sekitar 65posting. Berat? Memang berat, tapi justru kebiasaanmenulis posting sepanjang 300-400 kata setiap hariitu yang akan membuatnya terasa ringan.

Pertanyaannya, berapa lama waktu yang Andabutuhkan untuk menulis posting sepanjang 300-400kata itu? Setengah jam, sejam, atau bahkan dua jam?Normalnya, Anda hanya butuh 15 atau paling lama30 menit untuk menyelesaikan tulisan sepanjang 300-400 kata. Pertanyaan selanjutnya, berapa banyakwaktu yang bisa Anda sisihkan setiap hari untukmenyelesaikan naskah buku Anda? Sejam, dua jam,atau lima jam?

Sekarang coba kita hitung-hitungan sejenak.Andaikan Anda mampu menulis 400 kata (sekitar 1,5halaman A4 diketik spasi ganda) dalam waktusetengah jam, dan waktu khusus untuk menulisyang bisa Anda sisihkan setiap hari adalah empatjam. Maka, dalam sehari Anda dapat menulissepanjang sembilan halaman. Kalau Anda konsistenmenulis setiap hari, dalam 20 hari ke depan Andabakal mempunyai satu naskah setebal 180 halaman.Bagaimana, jadi terasa lebih mudah, bukan?

Tom Clancy, penulis novel-novel techno thriller,memakai rumus yang sama. Setiap hari ia secarakonsisten menulis 10 halaman, sehingga dapat

Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku! | 5

menyelesaikan novel setebal 300 halaman dalamsebulan. Begitu juga dengan Langit Kresna Hariadi,penulis novel sejarah super laris Gajah Mada. Dalamsebuah seminar di ajang Jogja Book Fair yang dihelatdi Jogja Expo Centre awal 2010 lalu, penulis inimenuturkan kiat-kiat menulisnya. Menurutnya, iatidak punya target khusus dalam menulis. Ia hanyaberusaha menulis 10 halaman setiap hari secarakonsisten.

Kebiasaan Andrias Harefa, penulis buku-bukubest seller yang juga penggagas situs motivasiPembelajar.com, rasanya bisa jadi panutan. Saatmulai belajar menulis, ia membuat target pribadiuntuk menulis satu halaman setiap hari selamasetahun. Bila lupa melakukannya sehari, hariberikutnya ia menulis dua halaman. Ketika mulaimenulis buku, ia tinggal menaikkan targetnya darisatu menjadi lima halaman sehari.

Para blogger yang terbiasa meng-update blogsehari sekali bisa mencontoh apa yang dilakukanAndrias Harefa tersebut. Sebagai langkah awal,cobalah menambah panjang posting dari 300-400kata menjadi paling tidak dua kali lipatnya. Kelak,ketika Anda sudah mantap ingin menulis buku,tingkatkan lagi panjang posting Anda sampaiakhirnya Anda terbiasa menulis 5-10 halaman sehari.

Sekali lagi, sudah seharusnya Anda yakin bahwa

6 | Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku!

Anda pun bisa menulis buku. Kuncinya terletakpada kemauan Anda sendiri. Kalau Anda mau, Andapasti bisa melakukannya. Ingat kata pepatah, “dimana ada kemauan di situ ada jalan”.

Nah, Anda mau mencoba? ***

Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku! | 7

MengapaMenulis Buku? 2

ADA banyak alasan mengapa seseorang menulisbuku. Alasan inilah yang mendorong orang tersebutterus menghasilkan karya demi karya. Alasan inipulalah yang membuatnya selalu bersemangatmencari ide dan tema tulisan, membaca setumpukbahan-bahan dan referensi, serta betah dudukmengetik berlama-lama di depan komputer.

Apa yang saya sebut “alasan” ini adalah apa yangkita kenal sebagai “motivasi”. Setiap orang pastimemiliki motivasi dalam dirinya saat melakukansesuatu, baik sadar maupun tidak. Motivasi inilahyang mendorongnya melakukan suatu tindakandengan tujuan yang telah ia tentukan (Sareb Putra:2007).

Motivasi menjadi penting karena dengan motivasiseseorang akan merasa antusias dalam melakukansesuatu. Norman Vincent Peale, motivator top dan

8 | Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku!

penulis buku-buku motivasi, mengatakan, “Adakeajaiban dalam antusiasme. Dia membedakanantara orang kebanyakan dengan orang sukses.”Jadi, kalau ucapan Vincent Peale ini coba kitajabarkan, orang sukses adalah orang yang merasaantusias dengan apa yang ia kerjakan. Berbedadengan orang kebanyakan yang melakukan sesuatutanpa antusiasme.

Motivasi pula yang membuat seorang biasamencapai hal-hal luar biasa. Banyak hal besar didunia ini yang dilakukan oleh orang-orang biasadengan motivasi luar biasa dan antusiasme tinggi.Anda tahu Wright bersaudara? Duo penggagaspesawat terbang ini hanyalah montir biasa. Namun,motivasi kuat untuk dapat terbang seperti burung dilangit telah memicu semangat mereka. Mesin mobilmereka kreasikan sedemikian rupa sehinggaterciptalah pesawat terbang pertama di dunia.

Anda tentu kenal Ade Rai. Tapi Anda mungkintak menyangka jika binaragawan terpopuler diIndonesia tersebut sewaktu kecil badannya kuruskering. Bahkan, seperti diungkap di banyak media,Ade Rai kecil adalah anak yang sakit-sakitan.Berbekal motivasi ingin menjadi anak sehat dantidak gampang sakit, ia lantas masuk ke sebuah gymdan mulai melatih fisiknya. Dan, motivasi sederhanaitu telah mengubahnya menjadi Ade Rai seperti yang

Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku! | 9

kita kenal hari ini.Begitu pula dengan seorang penulis buku. Ia pasti

mempunyai motivasi tertentu saat menulis bukunya.Ada satu tujuan tertentu yang hendak ia capaidengan buku tersebut. Dan, itulah yangmembuatnya tetap bersemangat menulis halamandemi halaman, bab demi bab, setiap waktu. Ia baruakan berhenti menulis jika tujuannya tercapai. Kalausatu buku belum bisa mengantarkannya pada tujuantersebut, maka ia akan menulis buku kedua, ketiga,keempat, dan seterusnya.

Alasan atau motivasi menulis setidaknya ada limamacam;1. Motivasi psikologis, yakni adanya keinginan

untuk menunjukkan eksistensi diri. AbrahamMaslow meletakkan kebutuhan akan eksistensidiri dalam puncak piramida yang ia susun,menandakan bahwa setiap orang membutuhkanpengakuan dari orang lain. Berbagai haldilakukan orang untuk memperoleh pengakuandari lingkungan sekitarnya. Dan, menulis bukuadalah salah satu cara yang bisa ditempuh.Bahkan, boleh dibilang menulis buku merupakancara paling tepat untuk mengaktualisasikan diri.Karena buku merupakan produk intelektual yangbersifat massal, seorang penulis buku bakalmemperoleh pengakuan (kredibilitas dalam

10 | Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku!

bidang yang ia tulis) dari masyarakat luas.2. Motivasi sosiologis, yakni keinginan untuk

menjadi terkenal. Popularitas adalah dambaansebagian orang, dan menulis buku dipandangmembuka peluang besar untuk itu. Coba lihat,siapa yang mengenal Fira Basuki sebelum iamenulis novel trilogi Pintu, Jendela, dan Atap(ketiganya diterbitkan Grasindo)? Mungkin hanyaterbatas pada keluarga, teman, dan rekansekantornya di sebuah radio di Singapura. Tapikini, setelah ia menulis banyak novel hampirseluruh penggemar novel mengenalnya.

3. Motivasi idealis. Meskipun jarang ditemukan,namun tidak sedikit penulis buku yangmenjadikan idealismenya sebagai motivasimenulis. Ragam idealisme ini ada banyak. Bisajadi niat mulia untuk berbagi ilmu pengetahuankepada sesama, melakukan kritik terhadappenyimpangan sosial yang sedang terjadi, ataumenyampaikan ajaran-ajaran agama. Sayangnya,banyak sekali buku-buku idealis yang jeblokangka penjualannya. Sebagian karena dirasaterlalu ‘berat’ bagi pembaca, sebagian lagi karenatemanya tidak populer. Buku-buku agamatergolong lebih ‘aman’. Apalagi jika ditulisdengan gaya bahasa populer dan temanya banyakdicari.

Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku! | 11

4. Motivasi finansial, alias keinginan untuk mencarimateri. Di era informasi seperti sekarang, menulisbuku bisa menjadi sumber penghasilan yanglumayan. Profesi fulltime writer, di mana seluruhkebutuhan hidupnya dipenuhi dari penghasilanmenulis, sudah banyak dijalani. Biasanya, parafulltime writer ini tidak hanya menulis buku, tapijuga rajin menulis kolom di media cetak.Hasilnya? Tidak sedikit dari mereka yang hidupdi atas rata-rata, bahkan tergolong kaya raya.

Ambil contoh penulis novel Ayat-ayat Cinta,Habiburrahman El Shirazy. Dari hanya seorangpengajar honorer bergaji Rp100.000/bulan,alumnus Universitas al-Azhar Kairo ini telahberubah menjadi milyarder. Dari novel Ayat-ayatCinta saja ia telah menghasilkan setidaknya duamilyar rupiah. Ini belum menghitung royalti daripembuatan film karena Ayat-ayat Cinta jugadiangkat ke layar lebar dan menjadi film yangpaling banyak ditonton sepanjang tahun 2008.

Di Yogyakarta, bila seorang penulis mampumenulis satu naskah buku (150-250 halaman A4,spasi dua) setiap bulan, maka ia dijaminberpenghasilan setidaknya Rp 2 juta. Untukukuran Yogyakarta, penghasilan sebesar ini sudahtergolong tinggi. Bandingkan dengan upahminimum provinsi (UMP) DI Yogyakarta yang 1,5

12 | Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku!

kali lebih kecil1.5. Motivasi lain-lain, misalnya mendongkrak karir.

Bagi dosen, rajin menulis buku bakal melejitkankarirnya. Semakin banyak buku yang ia tulis,semakin cepat posisi puncak (lektor atau profesor)ia raih. Kok bisa? Sebab, setiap karya tulis yangdihasilkan dosen akan mendapat poin atau angkakredit tertentu. Besar poin ini diatur dalam edaranresmi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi(Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional.

Motivasi lain yang biasa dijadikan alasanmenulis buku adalah merekam sejarah. Entah itusejarah dirinya sendiri, keluarga, maupun sejarahbangsa. Buku-buku seri kenangan yang ditulisNh. Dini bisa jadi contoh. Mulai dari SebuahLorong di Kotaku, Padang Ilalang di Belakang Rumah,Langit dan Bumi Sahabat Kami, Sekayu, dan KuncupBerseri (kesemuanya diterbitkan Gramedia),adalah buku-buku yang menceritakan masa laluNh. Dini dan keluarganya di sebuah kampungkecil bernama Sekayu di Semarang, sejak ia kecilhingga beranjak dewasa.

Satu alasan lain lagi adalah menulis untukamal. Komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) yangdipelopori Helvy Tiana Rosa sering melakukan

1 http:// jogja.tribunnews.com/2011/11/22/ump-diy-ditetapkan-rp-892.660, diaksespada 20 Desember 2011.

Jangan Ngaku Blogger Kalau Nggak Bisa Nulis Buku! | 13

proyek buku amal seperti ini. Proyek inimelibatkan banyak penulis yang kesemuanyaanggota FLP, di mana masing-masing penulisdiminta membuat satu cerpen. Cerpen-cerpentersebut lalu dikumpulkan menjadi sebuah bukuantologi. Penulisnya tidak mendapatkan imbalansama sekali, kecuali rasa bangga karena karyanyadibukukan. Sementara hasil penjualan bukudisumbangkan kepada pihak-pihak yang berhakmenerimanya.

Seorang penulis buku mungkin hanya memilikisatu motivasi, tapi bisa juga kesemua motivasi diatas sekaligus. Tak apa. Semakin banyakmotivasinya, semakin besar antusiasme dansemangatnya. Buku Anda hanya bisa diselesaikanjika Anda mempunyai motivasi. Jadi, apa punmotivasi Anda, pegang itu baik-baik dan jadikanpenyuluh semangat setiap kali Anda menemuikendala.

*****