Upload
maria-yuni
View
54
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dd
Citation preview
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN GANGGUAN
SISTEM IMUNOLOGI “SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS ”
DI RUANG MARIA 3 KAMAR 310 BED 2
RS. SANTO BORROMEUS
I. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Ny. N
Umur : 35 tahun 3 bulan 28 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal, Jam Masuk : 24 Maret 2013, pukul 15 : 30 WIB
Tanggal, Jam Pengkajian : 25 Maret 2013, pukul 11 : 30 WIB
No.Register : RI – 13 – 005554
Diagnosa Medis : SLE
Alamat : Komp. Permata Hijau R. C2
b. Identitas Keluarga / Penanggung Jawab
Nama : Tn. W
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : Pegawai Chevron Geotherm
Hubungan dengan klien : Suami
Alamat : Komp. Permata Hijau R. C2
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Klien
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk Rumah Sakit
Klien mengatakan masuk Rumah Sakit untuk menjalani
kemoterapi pengobatan SLE
b) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri sendi sejak 1 tahun yang lalu
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh nyeri di sendi dengan skala 4 ( 1 – 10 ). Nyeri
sering muncul saat melakukan aktivitas. Nyeri bertambah saat
beraktivitas dan berkurang saat beristirahat.
Skala nyeri :
0 : tidak ada nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : nyeri berat
10 : nyeri tidak terkontrol
d) Keluhan yang menyertai
Klien mengeluh pusing
e) Riwayat tindakan konservatif dan pengobatan yang telah didapat
Klien mengatakan sebelum menjalani kemoterapi, telah
mengonsumsi obat obatan steroid selama ± 7 tahun.
Xarelto : sebagai antikoagulan
Selvim : mengurangi kadar LDL
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a) Riwayat alergi :
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik obat
maupun makanan.
b) Riwayat penyakit sebelumnya :
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit
sebelumnya. Klien terdiagnosa SLE sejak tahun 2006
c) Riwayat operasi :
Klien mengatakan belum pernah mengalami operasi
d) Riwayat transfusi :
Klien mengatakan belum pernah transfusi
e) Riwayat pengobatan :
Klien mengatakan mengonsumsi obat – obatan steroid untuk
pengobatan SLE
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Riwayat penyakit anggota keluarga yang menurun dan atau menular :
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit anggota keluarga
yang menurun / menular
2) Keadaan kesehatan lingkungan rumah
Klien mengatakan tinggal di kompleks perumahan yang jarang
penduduknya
3. Data Biologis
a. Penampilan Umum
Klien tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, terpassang infus
R. As 10 tetes / menit di tangan kiri. Tidak terpasang selang oksigen.
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg di arteri brakhialis
Nadi : 70 x / menit, di arteri radial, teratur
Suhu : 36,5 °C
Pernapasan : 18 x / menit, jenis pernapasan regular
c. Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 54 kg
IMT :
( Klien dalam kategori : normal )
d. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik Per Sistem
1) Sistem Pernapasan
a) Anamnese
Klien mengatakan tidak ada keluhan. Tidak ada sesak dan
batuk
b) Inspeksi
Hidung :
Pernapasan cuping hidung tidak terlihat, tidak ada deviasi
septum nasi, mukosa hidung lembab, secret/lender tidak ada, tidak
ada polip, tidak terpasang oksigen.
Bentuk dada : simetris, pergerakan dada simetris
Deviasi trakea : tidak ada, retraksi dada : tidak ada
Pola irama pernapasan : regular, dyspnea : tidak ada
c) Palpasi
Daerah sinus paranasalis : tidak terdapat nyeri tekan
Vocal / tactil fremitus : simetris antara kanan dan kiri
d) Perkusi
Terdengar : sonor
Batas paru : kiri : ICS 7 – 8, kanan : ICS 4 - 5
e) Auskultasi
Vesikular : normal
Bronchial : normal
Bronchovesikular : normal
Vocal resonan : sama di kedua lapang paru kanan dan
kiri
f) Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
2) Sistem Kardiovaskuler
a) Anamnese
Klien mengatakan tidak ada keluhan
b) Inspeksi
Ictus cordis tidak terlihat, tidak ada tanda-tanda edema,
clubbing of the finger tidak ada,epistaksis tidak ada, sianosis tidak
ada.
c) Palpasi
Ictus cordis teraba di ICS 5 midclavicularis, thrill tidak ada,
capilary refill time normal ± 2-3 detik. Tidak ada edema.
d) Perkusi
Terdengar pekak.
Batas – batas jantung :
Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
Kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Kiri bawah : SIC IV linea medio clavicularis sinistra
e) Auskultasi
Bunyi jantung I terdengar saat ekspirasi
HR 70 x / menit
Bunyi jantung II terdengar saat inspirasi
Bunyi jantung tambahan : murmur tidak ada, irama gallop tidak ada
f) Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
3) Sistem Pencernaan
a) Anamnese
Klien mengatakan tidak ada keluhan. Nafsu makan klien baik.
Tidak ada keluhan mual muntah
b) Inspeksi
Mulut :
Bibir simetris, stomatitis tidak ada, lidah bersih, gingivitis tidak
ada, gusi, berdarah tidak ada, tonsil T1 ( ukuran normal).
Gigi :
Caries tidak ada, gigi tanggal tidak ada
Abdomen :
Bentuk abdomen datar, bayangan / gambaran bendungan
pembuluh darah vena tidak ada, distensi abdomen tidak terlihat.
c) Auskultasi
Bising usus terdengar 20 x / menit
d) Palpasi
Nyeri tekan di region / kuadran : tidak ada
Nyeri lepas di region / kuadran : tidak ada
Massa / benjolan : tidak ada
Nyeri tekan / lepas titik Mc Burney: tidak ada
Hepat tidak teraba, tidak ada nyeri tekan di hepar
Limpa tidak teraba, tidak da nyeri tekan di limpa
e) Perkusi
Terdengar timpani.
f) Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
4) Sistem Perkemihan
a) Anamnese
Klien mengatakan tidak ada keluhan. Tidak ada rasa nyeri saat
berkemih
b) Inspeksi
Distensi pada regio hipogastrika tidak ada
Tidak terpasang kateter urine
c) Palpasi
Nyeri tekan pada regio hipogastrika tidak ada
d) Perkusi
Regio hipogastrika terdengar pekak.
Tidak ada nyeri saat costa vertebral angle kanan dan kiri di ketuk.
e) Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
5) Sistem Persarafan
a) Anamnese
Klien mengatakan tidak ada keluhan
b) Inspeksi
Bentuk muka simetris, mulut simetris
Sensibilitas ekstremitas atas
Sensibilitas ekstremitas bawah
Pergerakan ekstremitas terkoordinir : tidak ditemukan
Tingkat kesadaran : Kualitatif : CM
Kuantatif : GCS 15 ( E : 4, M : 6, V : 5 )
Uji saraf cranial :
Nervus I ( olfaktorius ) :
Klien dapat mencium bau -bauan
Nervus II ( optikus ) :
Klien dapat membaca dengan jelas
Nervus III ( oculomotorius ) :
Klien mampu menggerakan bola mata ke kanan dan kiri
Nervus IV ( troklearis ) :
Klien dapat menggerakkan bola mata ke atas dan bawah
Nervus V ( trigeminus ) :
Klien dapat merasakan sentuhan pada wajah
Nervus VI ( abdusen ) :
Klien dapat memutar kedua bola mata
Nervus VII ( facialis ) :
Klien dapat menggerakkan bibnir, pipi, dahi dan alis
Nervus VIII ( vestibulokoklear ) :
Klien mampu mendengar suara baik telinga kanan maupun kiri
Nervus IX ( glosofaringeus ) :
Klien mampu menelan
Nervus X ( vagus ) :
Uvula berada di tengah
Nervus XI ( accesorius ) :
Klien mampu menggerakkan bahu dan menoleh
Nervus XII ( hipoglosus ) :
Klien mampu menjulurkan lidah, mampu menggerakan lidah.
c) Perkusi
Refleks fisiologis : Tendon biceps +/+
Tendon triceps +/+
Tendon Achilles +/+
Tendon patella +/+
Refleks patologis : refleks babinski --/--
d) Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
6) Sistem Muskuloskeletal
a) Anamnese
Klien mengeluh nyeri sendi
b) Inspeksi
Ekstremitas atas dapat menggerakkan kedua tangan dengan bebas
Ekstremitas bawah dapat menggerakkan kedua kaki dengan bebas
Rentang gerak / Range of Motion : normal
Nilai kekuatan otot : 5 5
5 5
Penggunaan balutan dan alat bantu berjalan tidak ada.
c) Palpasi
Nyeri tekan pada processus spinosus tidak ada
d) Masalah Keperawatan
Nyeri sendi
7) Sistem Panca Indra
a) Anamnese
Penglihatan : klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu
penglihatan
Pendengaran: klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu
Mendengar
b) Inspeksi
Penglihatan :
Konjugtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada edema
palpebra, pupil isokor, reaksi cahaya ada, diameter ± 3 cm
Pendengaran :
Pinna simetris, reflex cahaya politzer +/+, membrane timpani
utuh, battle signs tidak ada, pengeluaran cairan / darah dari telinga
tidak ada, lesi tidak ada.
c) Palpasi
Penglihatan : TIO kedua mata sama
Pendengaran : pinna simetris
d) Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
8) Sistem Endokrin
a) Anamnesa
Klien mengatakan tidak ada keluhan
b) Inspeksi
Bentuk tubuh : gigantisme : tidak, kretinisme : tidak
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
Pembesaran pada ujung – ujung ekstremitas bawah/atas : tidak ada
Lesi : tidak ada
c) Palpasi
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
d) Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
9) Sistem Reproduksi
Tidak dilakukan anamnese dan pengkajian fisik pada sistem
reproduksi.
10) Sistem Integumen
a) Anamnese
Klien mengatakan ada ruam kupu – kupu di pipi. Ruamnya
bertambah parah jika terkena sinar matahari.
b) Inspeksi
Rambut : lebat, warna hitam, distribusi merata
Bentuk kuku : normal
Kulit kemerahan
Lesi tidak ada
Ptekiae tidak ada
Ekimosis tidak ada
c) Palpasi
Tekstur kulit halus
Turgor kulit baik
Nyeri tekan tidak ada
d) Masalah Keperawatan
Gangguan integritas kulit
4. Data Psikologis
a. Status emosi
Klien tampak tenang
b. Konsep Diri
Gambaran diri : klien seorang wanita berusia 35 tahun dengan
tinggi badan 150 cm dan berat badan 54 kg
Harga diri : klien sudah merasa dihargai karena perhatian
yang diterima
Ideal diri : klien tidak merasa malu dengan penyakitnya
Identitas diri : klien mengatakan sakitnya mengganggu
aktivitasnya
Peran : klien berperan sebagai ibu rumah tangga
Gaya komunikasi : klien menggunakan bahasa indonesia
Pola interaksi : klien mampu berinteraksi dengan orang lain
dan kelurga
Pola mengatasi masalah : dengan tenang
5. Data Sosial-Spiritual
a. Pendidikan pekerjaan
Perguruan tinggi
b. Hubungan sosial
Klien terlihat sangat dekat dengan keluarganya
c. Sosial dan kultur
Sunda
d. Gaya hidup
Klien mengatakan bahwa beliau berusaha hidup dengan sederhana
e. Arti kehidupan
anugerah dari Tuhan
f. Arti kematian
Takdir, tidak dapat diganggu gugat
g. Arti sehat
Dapat melakukan aktivitas apapun tanpa merasa nyeri
h. Arti sakit
Cobaan dari Tuhan
i. Hubungan dengan Tuhan
Klien masih menjalani ibadah sesuai keyakinannya.
j. Harapan tentang sehat dan sakit
Bisa berkumpul dengan keluarga.
k. Kegiatan agama yang diikuti
Tidak ada.
6. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya
Klien mengatakan penyakit sangat menyakitkan karena membuatnya tidak
dapat beraktivitas secara optimal
7. Data Penunjang
a. Laboratorium
Tidak ada
b. Radiologi
Tidak ada
c. Terapi
Terapi Obat
1. Dexamethason
Golongan : -
Dosis : 1 x 2 amp
Indikasi : obat anti inflamasi, anti alergi dan untuk pengobatan
rheumatoid arthristik
Kontra indikasi : tidak boleh diberikan pada penderita herpes simplex
pada mata; tuberkulose aktif, peptic ulcer aktif atau
psikosis. Jangan diberikan pada wanita hamil karena
akan terjadi hypoadrenalism pada bayi yang
dikandungnya.
Efek samping : dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti
kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan
pertumbuhan anak. Penimbunan garam, air dan
kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan
dengan beberapa glucocorticoid lainnya. Penambahan
nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
2. Rantin
Golongan : -
Dosis : 1 x 1 amp
Indikasi : Ulkus duodenum aktif, ulkus lambung aktif yang tidak
membahayakan dan kondisi hipersekretori patologikal
seperti Sindroma Zollinger-Ellison.
Kontra Indikasi : Disfungsi ginjal & hati, hamil, menyusui, anak-anak,
keganasan lambung.
Efek Samping : Sakit kepala, pusing, gangguan saluran pencernaan,
ruam kulit.
3. D iphenhydramine
Golongan : -
Dosis : 1 x 2 cc
Indikasi : digunakan untuk mengurangi gejala kondisi alergi
termasuk urtikaria, angioedema, rhinitis, dan
gangguan pruritus pada kulit. Selain itu, juga
digunakan sebagai antimuntah pada terapi mual dan
muntah.
Kontra indikasi : pasien dengan riwayat penyakit asma dan kehamilan,
bayi baru lahir / premature.
Efek Samping : -
d. Acara infuse
R. As 10 tetes / menit
e. Mobilisasi
Klien dianjurkan bedrest.
B. Pengelompokan Data
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengeluh nyeri sendi
2. Klien mengatakan nyeri akan
bertambah saat beraktivitas
3. Klien mengatakan ruam yang ada di
pipinya akan bertambah parah jika
terkena sinar matahari
4. Klien banyak bertanya mengenai
proses kemoterapi
1. Skala nyeri 5
2. Klien mendapat injeksi
Dextramethason 1 x 2 amp
3. Tampak ruam kupu – kupu di pipi
4. Klien tampak cemas
C. Analisa Data
No. Data Senjang Etiologi Masalah
1. DS :
Klien mengeluh
nyeri sendi
Klien mengatakan
nyeri akan
bertambah saat
beraktivitas
DO :
Skala nyeri 5
Klien mendapat
injeksi
Dextramethason
1 x 2 amp
SLE
Kerusakan jaringan di sendi
Atralgia
Arthritis
Pembengkakan sendi
Nyeri
Nyeri
2. DS :
Klien mengatakan
ruam yang ada di
pipinya akan
bertambah parah
jika terkena sinar
matahari
DO :
Tampak ruam
kupu – kupu di
pipi
SLE
Kerusakan jaringan di kulit
Ruam kupu - kupu
sensitive terhadap sinar UV
Gangguan integritas kulit
Gangguan integritas
kulit
3. DS :
Klien banyak
bertanya mengenai
proses kemoterapi
DO :
Klien tampak
cemas
SLE
Kerusakan jaringan di sendi
Atralgia
Arthritis
Nyeri
Kemoterapi
Kurang pengetahuan tentang kemoterapi
Cemas
Cemas
II. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan sendi
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya ruam pada kulit
3. Cemas berhubungan dengan pelaksanaan kemoterapi
III. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan sendi
- Setelah diberikan
asuhan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri pasien berkurang
- Kriteria hasil :
a) Mengungkapkan keluhan hilangnya/ berkurangnya nyeri
b) Menunjukkan posisi/ekspresi wajah rileks
c) Dapat beristirahat dan mendapatkan pola tidur yang adekuat.
1. Tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar metode pemajanan pada udara terbuka
2. Pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu penghangat, penutup tubuh hangat.
3. Kaji keluhan nyeri. Perhatikan lokasi/karakter dan intensitas (skala 0-10)
4. Lakukan penggantian balutan dan debridemen setelah pasien di beri obat dan/atau pada hidroterapi.
5. Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri.
Suhu berubah dan gerakan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan ujung saraf.
Pengaturan suhu dapat hilang karena luka bakar mayor. Sumber panas eksternal perlu untuk mencegah menggigil..
Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya keterlibatan jaringan/kerusakan tetapi biasanya paling berat selama penggantian balutan dan debridemen.
Menurunkan terjadinya distress fisik dan emosi sehubungan dengan penggantian balutan dan debridemen.
Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat meningkatkan mekanisme koping.
6. Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif, napas dalam, bimbingan imajinasi dan visualisasi.
7. Berikan aktivitas terapeutik tepat untuk usia/kondisi.
8. Kolaborasi:Berikan analgesic (narkotik dan non-narkotik) sesuai indikasi.
Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi dan meningkatkan rasa control, yang dapat menurunkan ketergantungan farmakologis.
Membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang di alami dan memfokuskan kembali perhatian.
Membantu mengurangi nyeri.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi/malar pada lapisan kulit
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, integritas kulit membaik dengan Kriteria hasil : Pertumbuhan jaringan kulit meningkat
1. Kaji kulit setiap hari. Catat warna, turgor,sirkulasi dan sensasi. Gambarkan lesi dan amati perubahan
2. Pertahankan/instruksikan dalam hygiene kulit, mis, membasuh kemudian mengeringkannya dengan berhati-hati dan melakukan masase dengan menggunakan lotion atau krim.
Menentukan garis dasar di man perubahan pada status dapat di bandingkan dan melakukan intervensi yang tepat.
Mempertahankan kebersihan karena kulit yang kering dapat menjadi barier infeksi
3. Gunting kuku secara teratur.
4. Tutupi luka tekan yang terbuka dengan pembalut yang steril atau barrier protektif, mis, duoderm, sesuai petunjuk.
5. Kolaborasigunakan/berikan obat-obatan topical sesuai indikasi
Kuku yang panjang dan kasar meningkatkan risiko kerusakan dermal.
Dapat mengurangi kontaminasi bakteri, meningkatkan proses penyembuhan.
Digunakan pada perawatan lesi kulit.
3. Cemas berhubungan dengan pelaksanaan kemoterapi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien mengetahui penatalaksanaan kemoterapi. Kriteria Hasil : Menyatakan
pemahaman tentang penyakitnya dan rencana tindakan kemoterapi
Menyatakan tidak gugup dan takut
Ekspresi wajah
1. Berikan informasi tentang tujuan, prosedur kerja, persiapan sebelum kemoterapi dan perawatan setelah kemoterapi
2. Berikan informasi tentang tindakan yang di programkan meliputi efek samping dari kemoterapi
3. Ikutsertakan orang – orang yang berarti bagi klien dalam setiap tindakan atau penyuluhan untuk memberi dukungan
4. Pertahankan control neyri yang efektif
Mengetahui apa yang diharapkan dari tindakan medis dapat membantu kepatuhan pasien dan membantu menurunkan cemas yang berhubungan dengan tindakan medis.
Sistem pendukung yang kuat penting dalam membantu individu secara efektif mengatasi masalah dengan penyakit kronis.Nyeri dapat mencetuskan cemas.
rileks
IV. Implementasi Keperawatan
No. Tgl / Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Nama
1. Senin
25 Maret 2013
09.00
09.30
10.00
Cemas berhubungan dengan
pelaksanaan kemoterapi
Cemas berhubungan dengan
pelaksanaan kemoterapi
Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan adanya ruam
pada kulit
Mengobservasi keadaan klien. Klien tampak cemas dengan
adanya pelaksanaan kemoterapi sehingga banyak bertanya
mengenai prosedur pelaksanaannya
Menjelaskan kepada klien mengenai prosedur kemoterapi
dengan Mabthera dan efeks sampingnya
Menyarankan kepada klien untuk menghindari sinar UV
karena akan memperparah ruam. Jika berada terlalu lama di
luar ruangan, usahakan untuk menggunakan lotion / krim.
Mery
Mery
Mery
10.25
10.45
11.00
11.30
12.00
12.30
Nyeri berhubungan dengan
pembengkakan sendi
Nyeri berhubungan dengan
pembengkakan sendi
Nyeri berhubungan dengan
pembengkakan sendi
Nyeri berhubungan dengan
Memberikan obat via bolus :
Dextramathason 1 x 2 amp
Rantin 1 x 1 amp
Diphenhydramine 1 x 2 cc
Mengobsevasi TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 68 x / menit
S : 36, 5 °C
R : 18 x /menit
SpO2 : 93 %
Pelaksanaan kemoterapi. Pemberian Mabthera 565 mg dalam
500 cc NaCl 0,9 % mulai tetesan lambat. Dimulai dengan
21cc / jam
Tetesan Mabthera menjadi 42cc / jam
Tetesan Mabthera menjadi 60cc / jam
Tetesan Mabthera menjadi 80cc / jam
12.40
13.15
pembengkakan sendi
Nyeri berhubungan dengan
pembengkakan sendi
Mengobservasi TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 68 x /menit
S : 37, 5 °C
Klien tampak sangat kesakitan. Klien mengatakan sendinya
seperti digesek. Skala nyeri klien 8
Mengobservasi keadaan umum klien. Klien tidak terlihat
kesakitan lagi. Klien mengatakan nyerinya berkurang. Skala
nyeri klien 4
Mery
Mery
V. Evaluasi
No. Tgl / Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Senin
25 Maret 2013
Nyeri berhubungan dengan
pembengkakan sendi
S : klien mengatakan nyeri sendinya berkurang setelah
dilakukan kemoterapi
O : skala nyeri klien 4, klien tidak tampak kesakitan
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan ruam di kulit
S : klien mengatakan sudah berusaha untuk tidak terlalu
terkena sinar matahari
O : ruam kupu-kupu mulai berkurang
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Cemas berhubungan dengan
pelaksanaan kemoterapi
S : klien mengatakan sudah mengerti mengenai pelaksanan
kemoterapi
O : klien tidak terlihat cemas dan tampak siap untuk
menjalankan kemoterapi
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan