kasus jiwa pasien dengan gangguan zat adiktif

Embed Size (px)

Citation preview

BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tn.M,usia 17,saat ini masih duduk dibangku SMU di Jakarta,sejak mengkonsumsi Napza 3 tahun lalu,perilaku klien terlihat aneh oleh keluarganya. Pada saat dilakukan pengkajian klien sering mengeluh pusing,mual dan demam. Klien terlihat lesu,mata klien merah dan sayu,nada bicara klien kadang-kadang tinggi.Jika klien sakau klien sering membanting-banting barang di sekitarnya. Klien mengatakan tidak bisa tidur selama 2 hari. Suhu badan klien 38C.Klien mengatakan tidak dapat menahan diri untuk tidak menggunakan napza. Di pergelangan tangan klien terlihat luka bekas sayatan. Klien merasa tidak berguna lagi,klien merasa sudah tidak berharga yang ada hanya membebani keluarga saja. Klien tampak menyendiri.Klien tampak tidak bersemangat.

B. Analisa Data No. 1. Data Fokus DS : - Klien mengatakan tidak bisa tidur selama 2 hari. DO: - Klien terlihat lesu,mata klien merah dan sayu. DS : - Klien mengeluh mual,pusing dan demam. DO: - Suhu klien 38C DS : - Klien merasa tidak berguna lagi. - Klien merasa sudah tidak berharga yang ada hanya membebani keluarga saja. DO: - Klien tampak menyendiri. 4. DS : ---DO: - Klien sering membanting-banting barang di sekitarnya. - Nada bicara klien kadang-kadang tinggi. 5. DS: - Klien mengatakan tidak dapat menahan diri untuk menggunakan napza. DO : - Klien tampak tidak bersemangat Koping individu tidak efektif: Ketidakmampuan menahan sugesti. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain. Masalah Gangguan pola istirahat: tidur

2.

Gangguan rasa nyaman nyeri Gangguan konsep diri: harga diri rendah.

3.

6.

DS : - Klien mengeluh demam DO : - Di pergelangan tangan klien terlihat luka bekas sayatan - Suhu klien 38C

Resiko infeksi

9

C. Pohon Masalah Pohon masalahnya adalah sebagai berikut: Gangg.rasa nyaman nyeri

Resiko infeksi

Resiko mencederai diri sendiri & orang lain Gangg.Pola istirahat: tidur

Gangg.konsep diri: Harga diri Rendah

Koping individu tidak efektif: Ketidakmampuan menahan sugesti

Dari pohon masalah diatas didapat diagnosa keperawatan sebagai berikut : 1. Gangguan pola istirahat: tidur 2. Gangguan rasa nyaman nyeri 3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah 4. Resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan 5. Koping individu tidak efektif: ketidakmampuan menahan sugesti 6. Resiko infeksi

D. Intervensi Keperawatan 1. Gangguan pola istirahat: tidur Intervensi: a. Kolaborasi pemberian obat tidur b. Gosok punggung c. Beri susu hangat d. Berbicara lembut 10

e. Libatkan keluarga f. Temani menjelang tidur g. Buat jadwal tetap untuk bangun dan tidur h. Hindari tidur di luar jam tidur i. j. Mandi sore dengan air hangat Hindari minum yang dapat mencegah tidur seperti: kopi,dll

k. Lakukan metode relaksasi seperti: napas dalam 2. Gangguan rasa nyaman nyeri Intervensi:

a. Kaji intensitas nyeri b. Amati bahasa tubuh dan ekspresi klien yang menyatakan ketidaknyamanan c. Beri kompres panas d. Beri makanan porsi kecil sering dan tidak merangsang e. Beri obat-obatan mengurangi rasa sakit 3. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah Intervensi: a. Pendidikan untuk klien, menganjurkan klien untuk mengikuti sesisesi yang diadakan perawat secara individu sesuai kebutuhan klien. b. Bina hubungan saling percaya antara perawat-klien. c. Bantu klien mengidentifikasi kemampuan aspek positif yang dimiliki dan bisa dikembangkan secara positif serta mengurangi hal-hal yang negatif dalam diri klien. d. Rencanakan bersama klien aktivitas apa yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan. e. Beri reinforcement positif atas keterlibatan klien dan keluarga. f. Beri penjelasan pada keluarga tentang cara pendekatan dan penerimaan klien. 4. Resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan Intervensi: a. Lindungi klien. 11 b. Bantu klien untuk menguatkan koping yang konstruktif. c. Dorong klien untuk menggali perasaan &mengekspresikan perasannya. d. Bantu klien untuk meningkatkan harga diri. e. Bantu klien untuk dapat mendapatkan dukungan sosial f. Tingkatkan kerja sama tim kesehatan. g. Bantu membuat jadwal bersama klien untuk melakukan aktivitas. h. Dorong klien untuk mengikuti kegiatan terapi kelompok.

5. Koping individu tidak efektif: Ketidakmampuan menahan sugesti Intervensi: a. Bina hubungan saling percaya antara perawat - klien. b. Bicara dengan terang dan jelas, menghadap ke arah klien. c. Kurangi suara-suara dalam ruangan yang tidak perlu saat bicara dengan klien. d. Ulangi,kemudian persingkat, bila klien kelihatan tidak mengerti semua maksud. e. Gunakan sentuhan dan gerakan untuk meningkatkan komunikasi. f. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya. g. Ulangi ucapan klien agar tidak terjadi salah persepsi perawat - klien. h. Jika klien hanya dapat mengerti bahasa isyarat, hadirkan interpreter/penerjemah.

6. Resiko infeksi Intervensi: a. Kaji tanda-tanda infeksi b. Lakukan perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik c. Memantau & menurunkan penyebaran infeksi d. Ajarkan klien & keluarga mengenai cara kontrol infeksi serta menghambat penyebarannya. e. Kolaborasi antibiotik sesuai indikasi

12 E. Implementasi Keperawatan

No. 1

Masalah Keperawatan Gangguan pola istirahat : Tidur

Implementasi a. Memberikan susu hangat. b. Berbicara lembut pada setiap bertemu klien c. Libatkan keluarga.

d. Membantu klien untuk membuat jadwal tetap untuk bangun dan tidur. e. Mengajarkan klien untuk tidak tidur di luar jam tidur. f. Membantu klien untuk mandi sore dengan air hangat. g. Mengajarkan klien metode relaksasi seperti: napas dalam. 2 Gangguan rasa nyaman nyeri a. Mengobservasi intensitas nyeri. b. Mengamati bahasa tubuh dan ekspresi klien yang menyatakan ketidaknyamanan saat berbicara& bertemu dengan perawat. c. Memberikan kompres panas pada perut klien. d. Memberikan makanan porsi kecil sering dan tidak merangsang e. Kolaborasi untuk memberikan obat-obatan mengurangi rasa sakit sesuai indikasi. f. Memberikan makanan porsi kecil sering dan tidak merangsang g. Kolaborasi untuk memberikan obat-obatan mengurangi rasa sakit sesuai indikasi. a. Observasi tanda-tanda infeksi. b. Melakukan perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik. c. Memantau dan menurunkan penyebaran infeksi. d. Mengajarkan klien serta menghambat penyebarannya. e. Kolaborasi untuk memberikan antibiotik

3

Resiko infeksi

sesuai indikasi 4 Gangguan konsep diri: Harga diri rendah SP 1: a. Mengkaji kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. c. Membantu klien memilih kegiatan yang akan di latih sesuai dengan kemampuan klien. d. Melatih kemampuan yang dimiliki klien. e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien. f. Menganjurkan klien memasukkan kegiatannya dalam jadwal kegiatan harian klien. SP 2: a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien yang telah dibuat klien, bersama perawat dan klien b. Melatih kemampuan klien yang kedua c. Menganjurkan klien memasukkan kegiatannya dalam jadwal kegiatan harian klien. SP 1: a. Menanyakan pada klien penyebab klien mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. b. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. c. Mengobservasi perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. d. Mengidentifikasi akibat dari perilaku mencederai diri. e. Mengajarkan klien cara untuk mengontrol perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. f. Membantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol perilaku

5

Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

g. SP 2: a.

mencederai diri. Menganjurkan klien memasukkan cara tersebut ke dalam jadwal harian klien.

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. b. Mengajarkan dan melatih klien cara untuk mengontrol perilaku mencederai diri dengan cara kerja bakti. c. Menganjurkan klien untuk memasukkan cara dan kegiatan tersebut ke dalam jadwal harian klien. SP 3: a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. b. Mengajarkan dan melatih klien cara untuk mengontrol perilaku mencederai diri dengan cara verbal. c. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan tersebut ke dalam jadwal harian. SP 4: a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. b. Mengajarkan dan melatih klien cara mengontrol perilaku mencederai diri dengan cara spiritual yaitu dengan cara beribadah, berdoa atau pendekatan diri pada Tuhan. c. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan tersebut ke dalam jadwal kegiatan harian. SP 5: a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. b. Mengajarkan cara mengontrol perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan dengan cara minum obat. c. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan tersebut ke dalam jadwal kegiatan klien. 6 Koping individu tidak efektif: ketidakmampuan a. Mengajarkan klien untuk perubahan gaya hidup

menahan sugesti

dengan cara mendiskusikan koping yang biasa digunakan. b. Mengubah koping klien dari destruktif menjadi konstruktif. c. Mendorong keluarga untuk selalu memberikan support sistem pada tahap rehabilitasi klien.

15

F. Evaluasi

N o. 1

Masalah Keperawatan Gangguan pola istirahat: tidur

Evaluasi S : klien mengatakan sudah bisa tidur. O : klien terlihat segar, mata tidak merah dan tidak sayu. A : masalah teratasi. P : Perawat: Lanjutkan intervensi untuk mengatasi masalah fisik klien yang lain. Klien: Anjurkan klien melakukan tindakan yang membuat klien dapat mengatasi masalah gangguan pola istirahat : tidur.

2

Gangguan rasa nyaman nyeri

S : klien mengatakan sudah tidak pusing, tidak mual dan demam tidak ada. O : suhu badan klien normal yaitu : 37C. A : masalah teratasi. P : Perawat: Lanjutkan intervensi untuk mengatasi

masalah fisik klien yang lain. Klien: Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering. 3 Resiko infeksi S : Klien mengatakan demam sudah tidak ada O : Di pergelangan klien tampak adanya balutan Suhu badan klien normal yaitu : 37C. A : Resiko infeksi tidak terjadi P : perawat ; Lanjutkan perawatan luka bekas sayatan di pergelangan tangan klien. Klien ; Anjurkan klien dan keluarga untuk melanjutkan kontrol infeksi serta menghambat penyebarannya. 4 Gangguan konsep diri: Harga diri rendah S : - klien mengatakan sudah tidak berguna lagi. - Klien merasa sudah tidak membebani keluarga lain. O : ada kontak mata saat bicara dengan perawat. A : masalah teratasi sebagian. P : Perawat: Lanjutkan intervensi untuk membina rasa saling percaya antar perawat klien. Klien: Anjurkan klien untuk terus melatih kemampuan yang dimilikinya. 5 Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain S : -O : - nada bicara klien tidak tinggi. - tampak balutan pada pergelangan

tangan klien. - Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain tidak terjadi. A : masalah teratasi. P : Perawat: Lanjutkan intervensi untuk melatih klien mengontrol perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Klien: Anjurkan klien untuk terus menerapkan cara mengontrol perilaku mencederai diri sendiri, orang lain. 6 Koping individu tidak efektif : Ketidakmampuan menahan sugesti S : klien mengatakan sudah dapat menahan diri untuk tidak menggunakan napza. O : klien tampak bersemangat. A : masalah teratasi. P : Perawat: Lanjutkan intervensi untuk terus mendiskusikan koping yang biasa digunakan. Klien: Anjurkan klien untuk terus menggunakan koping yang efektif yang biasa digunakan klien.

18