98
KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN THYPOID DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI: KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH RUANG SERUNIRSUD JOMBANG OLEH: WINDI YANUARTI NINGSIH NIM : 141210043 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017

KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN THYPOID DENGAN

MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI:

KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

RUANG SERUNIRSUD JOMBANG

OLEH:

WINDI YANUARTI NINGSIH

NIM : 141210043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

Page 2: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

i

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN THYPOID DENGAN

MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI:

KURANG DARIKEBUTUHAN TUBUH

RUANG SERUNI RSUD JOMBANG

OLEH:

WINDI YANUARTI NINGSIH

NIM : 141210043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

Page 3: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

ii

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN THYPOID DENGAN

MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI:

KURANG DARIKEBUTUHAN TUBUH

RUANG SERUNI RSUD JOMBANG

DiajukansebagaisalahsatusyaratmendapatkangelarAhliMadyaKeperawatan(A.Md.

Kep) Pada Program Studi Diploma III

KeperawatanSekolahTinggiIlmuKesehatanInsanCendekia MedikaJombang

OLEH:

WINDI YANUARTI NINGSIH

NIM. 141210023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

Page 4: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

NIM

Tempat, tanggal lahir

Institusi

:

:

:

:

WINDI YANUARTI NINGSIH

141210043

Mojokerto, 01 Januari 1996

Program Studi Diploma III Keperawatan

Menyatakan bahwaKarya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul"Asuhan

KeperawatanPada Klien Thypoid Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi:

Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Seruni RSUD Jombang" adalah bukan

Karya Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk

kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Jombang,16 Mei 2017

Yang Menyatakan

WINDI YANUARTI NINGSIH

Page 5: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

iv

MOTTO

“Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik maka kamu akan menjadi orang

yang terbaik”

PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT atas karunia serta kemudahan

yang telah diberikan, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

Saya persembahkan karya tulis ini untuk orang tua yang selalu senantiasa

merawat, membesarkan dan memberikan saya banyak pendidikan mulai dari hal

terkecil sampai sekarang, terimakasih bapak dan ibu karena selalu memanjatkan

doa disetiap sujudmu sehingga karya tulis ini terselesaikan.

Terima kasih juga untuk keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu

memberi dukungan, suport, serta selalu berbagi pengalaman.

Serta teman-teman DIII Keperawatan yang selama 3 tahun penuh dengan

canda tawa sudah pernah kita rasakan serta support dari kalian semua.

Terimakasih atas semuanya.

Page 6: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

v

Page 7: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

vi

Page 8: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan Bapak

Saekan dan ibu yang bernama Sukenik, penulis merupakan putri kedua dari dua

bersaudara.

Tahun 2008 penulis lulus dari SDN Jetis 4, tahun 2011 penulis lulus dari

SMPN 2 Jetis, tahun 2014 penulis lulus dari SMKN 1 Sooko. Pada tahun 2014

lulus seleksi masuk STIKes“Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur

Reguler. Penulis memilih Program Studi Diploma III keperawatan dari lima

program studi yang ada di STIKes ICMe Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 16 Mei 2017

WINDI YANUARTI NINGSIH

Page 9: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan

Keperawatan Pada Klien Thypoid Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi:

Kurang Dari Kebutuhan Tubuh” ini dengan sebaik-baiknya.Karya Tulis Ilmiahini

disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Keperawatan Program Studi Diploma III Keperawatan Stikes Insan Cendekia

Medika Jombang.

Terima kasih yang tak terhingga dan sebesar - besarnya saya sampaikan

kepada Imam Fatoni, SKM.,MM selaku Pembimbing Utama yang telah dengan

sabar dan penuh perhatian memberikan motivasi, bimbingan dan saran untuk

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Terima kasihkepada Dwi Harianto, S.Kep.,Ns selaku pembimbing kedua

yang telah menyediakan waktu dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan

dan masukan kepada penulis sejak awal hingga akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini

terselesaikan.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bantuan dari

berbagai pihak untuk itu perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada H. Bambang Tutuko, S.H,. S.Kep,. Ns,. M.H selaku

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.Maharani

Tri Puspitasari, S.Kep,. Ns,. MM selaku Ketua Program Studi Ahli Madya

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

Jombang.Ruliati, S.K.M,. M.Kes selaku Koordinator Karya Tulis Ilmiah Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

Page 10: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

ix

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya dan semua pihak yang telah

memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

sempurna, tetapi penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

profesi keperawatan.

Jombang, 16 Mei 2017

Penulis

Page 11: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

x

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN THYPOID DENGAN

MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI:

KURANGDARIKEBUTUHAN TUBUH

RUANG SERUNI RSUD JOMBANG

Oleh:

WINDI YANUARTI NINGSIH

Demam thypoid merupakan penyakit endemik dan masih menjadi masalah

kesehatan yang penting di berbagai negara, terutama negara berkembang termasuk

negara Indonesia yang disebabkan oleh Salmonella thypi.Demam thypoid dapat

ditularkan melalui secret dan saluran pernapasan dalam jangka waktu yang sangat

bervariasi.

Desain penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan metode studi

kasus.Partisipan yang digunakan adalah 2 klien dengan yang didiagnosa medik

mengalami thypoid dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh. Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi.

Hasil penelitian diruang seruni RSUD Jombang berdasarkan pengkajian

diketahui bahwa ibu An. R mengeluhkan anaknya tidak mau makan dan hanya

mau minum susu yang didukung dengan data obyektif lidah kotor, konjungtiva

pucat, sering mual dan muntah sedangkan ibu An. D mengatakan bahwa anaknya

hanya mau makan sekitar 3 sendok dengan data obyektif tampak muntah setiap

kali makan, lidah kotor. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan adalah

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi keperawatan

yang dilakukan pada ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

disusun berdasarkan kriteria NIC NOC tahun 2015 yang meliputi monitor nutrisi

dan terapi nutrisi. Implementasi pada An. R dan An. D dikembangkan dari hasil

kajian intervensi yang dilakukan dalam 3 hari.

Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari maka hasil evaluasi akhir

pada An. R dan An. D masalah sebagian teratasi, sehingga memerlukan

implementasi lanjutan karena masalah belum teratasi sepenuhnya.

Kata kunci : Asuhan keperawatan, thypoid, nutrisi

Page 12: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

xi

ABSTRACT

NURSING CARE TO THYPOID PATIENT WITH NUTRITION

DISPROPORTION PROBLEM : LESS THAN BODY NEED

IN SERUNI ROOM OF RSUD JOMBANG

By:

WINDI YANUARTI NINGSIH

Thypoid fever is endemic disease and still become important health

problem in many countries, especially in developing country including Indonesia

that caused by Salmonella Thypi. Thypoid fever can be spreaded by secret and

respiratory tract in vary time period.

Research design is descriptive by using Case study method. Participants

used are 2 clients that medically diagnosed get suffer thypoid with nutrition

disproportion problem: less than body need. Data collected by interview,

observation and documentation.

Research result in seruni room of RSUD Jombang based on assessment

known that Mrs R complain her child doesn’t want to eat and just want to drink

milk that supported by objective data of dirty tongue, pale conjunctiva, often

Nausea and vomiting while Mrs D says her child just want to eat about 3 spoons

by objective data looks vomiting when eating, dirty tongue. Nursing diagnosis

appointed is nutrition disproportion: less than body need. Nursing intervention

made to nutrition disproportion: less than body need arranged by NIC and NOC

criteria in year 2015 including nutrition monitoring and nutrition therapy.

Implementation to Mrs R anMrs D is developed by the result of intervention

assessment that done in 3 days.

After doing implementation for 3 days, final evaluation result to Mrs R an

Mrs D known that part of problem handled, so that it needs continously

implementation because the problem hasn’t handled all

Keywords : Nursing Care, Thypoid, Nutrition

Page 13: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR ............................................................................ i

HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iii

MOTTO……………… .................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI..... ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ........................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................. 1

1.2. Batasan Masalah ................................................................ 3

1.1. Rumusan Masalah ............................................................. 3

1.2. Tujuan ................................................................................ 4

1.3. Manfaat .............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Thypoid ................................................................ 6

2.2. Konsep Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari

Kebutuhan Tubuh .............................................................. 17

2.3. Konsep Tumbuh Kembang ................................................ 20

2.4 Konsep Asuhan Nutrisi ...................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian ............................................................... 31

3.2. Batasan Batasan Istilah ...................................................... 31

3.3. Partisipan ........................................................................... 32

3.4. Lokasi Penelitian Waktu Penelitian ................................... 32

3.5. Pengumpulan data ............................................................. 33

3.6. Uji Keabsahan data ............................................................ 34

3.7. Analisis Data ..................................................................... 35

3.8. Etik Penelitian ................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ................................................................................... 37

4.2 Pembahasan ....................................................................... 51

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................ 57

5.2 Saran .................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

LAMPIRAN

Page 14: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.2 Kebutuhan Nutrisi per Hari…………………………..... 20

Tabel 2.3

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10

Intervensi Keperawatan………………………………...

Identitas Kilien…………..……………………………..

Riwayat Penyakit………………………………………

Perubahan Pola Kesehatan……………………………..

Pemeriksaan Fisik……………………………………...

Pemeriksaan Diagnostik………………………………..

Terapi…………………………………….......................

Analisa Data……………………………………............

Intervensi Keperawatan………………………………...

Implementasi Keperawatan…………………………….

Evaluasi Keperawatan………………………………….

28

37

38

39

41

42

43

43

44

46

49

Page 15: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 WOC Thypoid………………………. 11

Page 16: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Jadwal Kegiatan laporan Karya Tulis Ilmiah

Lembar Permohonan Responden

Lembar Persetujuan Responden

Surat Pre Survei Data dari STIKes ICMe Jombang

Surat Penelitian dari STIKes ICMe Jombang

Lembar Disposisi

Surat Balasan penelitian

Lembar Konsultasi

Format Pengkajian Keperawatan

Page 17: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

xvi

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

%

0C

<

BB

Cm

CRT

DM

G

HT

Kg

Kkal

mL

mmHg

n-6

n-3

NANDA

NIC

NOC

RSUD

TB

WHO

WOC

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Persentase

Derajat Celcius

Kurang dari

Berat Badan

Sentimeter

Capillary Refill Time

Diabetes Melitus

Gram

Hipertensi

Kilo gram

Kilo kalori

Mililiter

Milimeter Merkuri Hydrargyrum

Benzylaminopurine

Glosarium

North American Nursing Diagnosis Association

Nursing Interventions Classification

Nursing Outcomes Classification

Rumah Sakit Umum Daerah

Tinggi Badan

World Health Organization

Web Of Caution

Page 18: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini demam thypoid merupakan penyakit endemik dan masih

menjadi masalah kesehatan yang penting di berbagai negara, terutama negara

berkembang termasuk negara Indonesia seperti daerah tropis dan

subtropis.Salmonella thypi mampu hidup dalam tubuh manusia, karena

manusia sebagai natural reservoir.Manusia dengan demam thypoid biasanya

mengenai saluran pencernaan dengan gejala umum demam dan gangguan

pencernaan.Demam thypoid dapat ditularkan melalui secret dan saluran

pernapasan dalam jangka waktu yang sangat bervariasi (Sodikin, 2012).

Peningkatan demam thypoid dikarenakan antara lain kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan, kebiasaan mencuci bahan mentah langsung konsumsi

dan kebiasaan makan diluar rumah dapat mengakibatkan bakteri masuk

melalui makanan dan minuman, yang sebagian dimusnahkan oleh asam

lambung dan sebagian kuman yang masih bertahan hidup dan mencapai usus

halus sehingga terjadi peningkatan asam lambung, maka terjadi mual, muntah

dan anoreksia yang berdampak pada penurunan nafsu makan sehingga

pemasukan nutrisi peroral berkurang, maka terjadi penurunan berat badan.

WHO (World Health Organization) menunjukkan jumlah kasus demam

thypoid di seluruh dunia mencapai 17 juta kasus. Data surveilans saat ini

memperkirakan di Indonesia ada 600.000 – 1,3 juta kasus demam thypoid

setiap tahunnya dengan lebih dari 20.000 kematian. Rata- rata di Indonesia,

Page 19: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

2

orang yang berusia 3-19 tahun memberikan angka sebesar 91% terhadap

kasus demam thypoid (WHO, 2012). Demam thypoid di Indonesia merupakan

jenis kasus penyakit yang cukup tinggi sekitar 28-810 kasus per-100.000

penduduk pertahun. Dari survey berbagai rumah sakit di Indonesia dari tahun

2008 sampai 2013 memperlihatkan peningkatan jumlah penderita sekitar

35,8% yaitu 19.596 menjadi 26.606 kasus (Depkes RI, 2013). Dan

berdasarkan Badan Kesehatan kabupaten Jombang pada tahun 2012 diketahui

jumlah penderita demam thypoid sejumlah 6.122 orang serta di ruang seruni

RSUD Jombang tahun 2014 terdapat 125 kasus dan pada tahun 2015 dari

bulan Januari sampai April terdapat 94 kasus. Pada tahun 2016 terdapat 437

kasus dan pada tahun 2017 sampai bulan januari terdapat 27 kasus.

Penderitaterjadi penurunan nafsu makan karena merasa mual, muntah,

lidahnya kotor dan rasa pahit waktu makan. Hal ini menyebabkan asupan

makanan tidak adekuat, sedangkan kebutuhan gizi pada penderita penyakit

infeksi demam thypoid cenderung meningkat, sehingga akan berpengaruh

terhadap perubahan status gizi (Sudoyo & Aru, 2009).

Salmonella thypi yang masuk makanan dan minuman yang sudah

tercemar.Setelah sampai di lambung kuman mencapai usus halus dan setelah

menembus dinding usus sehingga mencapai limfoid plaque payeri yang

mengalami hipertrofi setelah mengadakan multiplikasi di usus halus.Setelah

salmonella thypi mengadakan multiplikasi, mengakibatkan inflamasi pada

daerah setempat yang dapat mempengaruhi mekanisme kerja usus dan

mengiritasi mukosa usus.Apabila pristaltik usus meningkat pergerakan isi usus

lebih cepat, diruang usus terisi udara yang berakibat pada lambung sehingga

Page 20: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

3

terjadi peningkatan asam lambung, maka mengakibatkan mual, muntah dan

anoreksia yang berdampak pada penurunan nafsu makan sehingga pemasukan

nutrisi peroral berkurang. Maka dapat terjadi lemah atau lemas dan bahkan

dapat mengganggu aktivitas secara mandiri (Rampengan, 2008)

Penanganan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada

demam thypoid adalah dengan cara diberikan bubur saring yang bertujuan

untuk menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran cerna atau

perforasi usus kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat

kesembuhan. Menurut (Suntoso dan Angela 2009).Melakukan pendidikan

kesehatan tentang diet pasien dan menganjurkan pasien untuk makan sedikit

tapi sering.Terapi nutrisi, monitor nutrisi, manajemen berat badan dan bantuan

peningkatan berat badan (Bulechek, 2015).Tujuan diet adalah untuk

memberikan makanan yang tidak memberatkan kerja lambung dan

menetralkan sekresi asam lambung yang berlebih.

1.2 Batasan Masalah

Asuhan keperawatan pada anak thypoid dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di ruang Seruni

RSUD Jombang.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada anak thypoid dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Ruang seruni

RSUD Jombang?

Page 21: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

4

1.4 Tujuan Penulisan

1.4.1 Tujuan Umum

Melakukan upaya penyelesaian masalah pada kasus pasien demam

thypoidyang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan

menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan yang disusun

secara sistematis dan komprehensif.

1.4.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian pada anak demam thypoid di ruang Seruni

RSUD Jombang.

2) Menentukan prioritas diagnose keperawatan pada anak demam

thypoid di ruang Seruni RSUD Jombang.

3) Merencanakan tindakan keperawatan pada anak demam thypoid di

ruang Seruni RSUD Jombang.

4) Melaksanakan perencanaan tindakan keperawatan pada anak

demam thypoid di ruang Seruni RSUD Jombang.

5) Melaksanakan evaluasi keperawatan pada anak demam thypoid di

ruang Seruni RSUD Jombang.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Mengembangkan asuhan keperawatan pada anak thypoid dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tuhuh.

Sehingga dapat membantu klien dalam melakukan perawatan secara

mandiri tanpa bantuan orang lain dan meminimalkan penularan.

Page 22: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

5

1.5.2 Manfaat Praktis

Mengembangkan dan meningkatkan mutu serta membantu petugas

rumah sakit untuk mengembangkan asuhan keperawatan yang secara

terus-menerus diperbarui.

Page 23: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Demam Thypoid

2.1.1. Definisi

Demam thypoidadalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran cerna,

dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, biasanya terjadi gangguan

pencernaan dan gangguan kesadaran (Sodikin, 2011).

Demam thypoid merupakan penyakit infeksi menular yang terjadi pada

anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan yang biasanya

banyak terjadi pada anak usia 5-19 tahun. Penyakit ini berhubungan erat

dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.kematian demam thypoid

pada anak lebih rendah bila di banding dengan dewasa (Dewi, 2011).

2.1.2. Klasifikasi demam thypoid menurut WHO (2003):

1. Demam thypoid akut non komplikasi

Penderita dikarakterisasi dengan demam berkepanjangan abnormalis

fungsi bowel (konstipasi pada pasien dewasa dan diare pada anak), sakit

kepala, malaise, dan anoreksia. Saat periode demam, sampai 25% penyakit

menunjukkan adanya resespot pada dada, abdomen dan punggung.

2. Demam thypoid dengan komplikasi

Keadaan penderita demam thypoid mungkin dapat berkembang

menjadi komplikasi parah. Bergantung pada kualitas pengobatan dan

6

Page 24: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

7

keadaan kliniknya, hingga 10% pasien dapat mengalami komplikasi,

mulai dari melena, perforasi dan usus.

3. Keadaan karier

Keadaan karier thypoid terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur

pasien. Karier typhoid bersifat kronis dalam hal sekresi Salmenella typhi

di feses.

2.1.3. Etiologi

(Rasmilah 2012) mengatakan sumber penularan utama demam thypoid

adalah penderita itu sendiri dan karier yang dapat mengeluarkan berjuta-juta

kuman Salmonella typhi dalam tinja, dan tinja inilah yang menjadi sumber

penularan.

Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di

dalam air, es, sampah, dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan

(suhu) 60oC selama 15 – 20 menit, pasteurisasi, pendidihan, dan khlorinisasi

(Harahap, 2011).

Salmonella typhi mempunyai beberapa komponen antigen, yaitu:

1) Antigen O (Antigen Somatik), terletak pada lapisan luar dari tubuh

kuman. Mempunyai struktur kimia lipopolisakarida/endotoksin, tahan

terhadap panas dan alkohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid.

2) Antigen H (Antigen Flagella) yang terletak pada flagella, fimbriae atau

pili dari kuman. Mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan

terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas alkohol.

Page 25: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

8

3) Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang

dapat melindungi kuman terhadap fagositosis (Harahap, 2011).

Selain itu, Salmonella typhi juga dapat menghambat proses

aglutinasi antigen O oleh anti O serum. Antigen Vi berhubungan

dengan daya invasif bakteri dan efektivitas vaksin (Putra, 2012).

Ketiga macam antigen tersebut di dalam tubuh penderita akan

menimbulkan pula pembentukan 3 macam antibodi yang lazim

disebut aglutinin (Harahap, 2011).

2.1.4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada anak umumnya bersifat lebih ringan, lebih

bervariasi bila dibandingkan dengan penderita dewasa. Bila hanya

berpegang pada gejala atau tanda klinis, akan lebih sulit untuk

menegakkan diagnosis demam thypoid pada anak, terutama pada penderita

yang lebih muda, seperti pada thypoid kongenital ataupun thypoid pada

bayi. Masa inkubasi rata-rata bervariasi antara 7-20 hari, dengan masa

inkubasi terpendek 3 hari dan terpanjang 60 hari.Dikatakan bahwa masa

inkubasi mempunyai korelasi dengan jumlah kuman yang ditelan, keadaan

umum atau status gizi serta status imunologis penderita.

Secara garis besar gejala-gejala yang timbul dapat dikelompokkan:

1) Demam satu minggu atau lebih

2) Gangguan saluran pencernaan

3) Gangguan kesadaran

Page 26: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

9

Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit

infeksi akut pada umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual,

muntah, diare, konstipasi.Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu

badan yang meningkat.Pada minggu kedua, gejala atau tanda klinis

menjadi makin jelas, berupa demam remiten, pembesaran hati dan limpa,

perut kembung mungkin disertai gangguan kesadaran dari yang ringan

sampai berat.

2.1.5. Pemeriksaan Diagnostik

(Arif Mansjoer, 2003) mengatakan biakan darah yang positif memastikan

demam thypoid, sedangkan biakan darah negatif tidak menyingkirkan

demamthypoid.Peningkatan titer uji widal tes 4 kali lipat selama 2-3

minggu memastikan diagnosis demam thypoid.Reaksi widal tes tunggal

dengan titer antibodi O 1/320 atau titer antibodi H 1/640 menyokong

diagnosis demam thypoid.

Widal Tes

1) Widal tes merupakan reaksi serologis yang digunakan untuk

membantu menegakkan diagnosa demam thypoid. Dasar widal tes

adalah reaksi aglutinasi antara antigen salmonella thypi dengan

antibodi yang terdapat pada serum penderita (Rampengan, 2008).

2) Pemeriksaan widal tes

Metode yang dikenal menurut (Rampengan, 2008), yaitu:

a) Widal cara tabung (konvensional)

b) Salmonella slide test (cara slide)

Page 27: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

10

Nilai sensitifitas, spesifisitas serta reaksi widal tes sangat bervariasi

dari satu laboratorium dengan laboratorium lainnya.Disebut tidak

sensitif karena adanya sejumlah penderita dengan hasil biakan

positif tetapi tidak pernah dideteksi adanya antibodi dengan tes ini,

sehingga sulit untuk memperlihatkan kenaikan titer yang

berarti.Widal sebaiknya tidak dilakukan hanya satu kali saja

melainkan perlu satu seri pemeriksaan, kecuali bila hasil tersebut

sesuai atau melewati nilai standart setempat.

2.1.6. Patofisiologi

Proses infeksi diawali dengan masuknya kuman salmonella thypi

melalui makanan dan minuman yang sudah tercemar. Setelah sampai di

lambung, sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung.Sebagian

kuman yang masih bertahan hidup melintasi sawar lambung mencapai

usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque payeri yang mengalami

hipertrofi, setelah mengadakan multiplikasi di usus halus.Salmonella

thypiyang sudah mengadakan multiplikasi mengakibatkan inflamasi pada

daerah setempat yang dapat mempengaruhi mekanisme kerja usus dan

mengiritasi mukosa usus.Peningkatan pristaltik ususmengakibatkan

pergerakan isi usus lebih cepat, sehingga diruang usus terisi udara yang

berakibat pada lambung.Maka dapat terjadi peningkatan asam lambung

dan mengakibatkan mual, muntah dan anoreksia yang berdampak pada

penurunan nafsu makan sehingga pemasukan nutrisi peroral berkurang

(Rampengan, 2008).

Page 28: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

11

Gambar 2.1 WOC demam thypoid

Bakteri Salmonella thypi

Masuk ke saluran cerna melalui

makanan dan minuman

Peradangan pada saluran

cerna

Sebagian

dimusnahkan

asam lambung

Merangsang pelepasan zat

pirogen dan leukosit Peningkatan produksi asam

lambung

Zat pirogen beredar

beredar dalam darah Mual, muntah

Hipotalamus Berat badan

menurun

MK :

Ketidakseimbangan nutrisi :

kurang dari kebutuhan tubuh

Merespon dengan

meningkatkan suhu

tubuh

Demam thypoid /

typus abdominalis

Inflamasi kuman

pada usus halus

Peningkatan

suhu tubuh

Sebagian menetap dan sebagian

menetap di ileum terminalis

MK:

Hipertermia Perdarahan dan

perforasi

Kurang

Informasi

Tubuh banyak

kehilangan

cairan (darah)

MK :

Defisiensi

pengetahuan

MK :

Kekurangan volume

cairan

Page 29: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

12

2.1.7. Komplikasi

Komplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam 2 bagian menurut

(Rampengan, 2008) yaitu:

1) Komplikasi pada usus halus

a) Perdarahan usus

b) Perforasi usus

c) Peritonitis

2) Komplikasi di luar usus halus

a) Bronkitis

b) Bronkopnemonia

c) Ensepalopati

d) Kolesistitis

e) Meningitis

f) Miokarditis

g) Karier kronik

2.1.8. Penatalaksanaan

Penanganan demam thypoid menurut (Rampengan, 2008) adalah:

Penderita yang dirawat dengan diagnosis demam thypoid harus dianggap

dan dirawat sebagai penderita demam thypoid yang secara garis besar ada

3 bagian, yaitu:

1) Perawatan

Penderita perlu dirawat di rumah sakit untuk observasi serta

pengobatan.

Page 30: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

13

Penderita harus istirahat 5-7 hari bebas panas, tetapi tidak harus tirah

baring. Mobilisasi dilakukan sewajarnya, pada penderita dengan

kesadaran yang menurun harus diobservasi agar tidak terjadi

aspirasi.Untuk lamanya perawatan sampai saat ini sangat bervariasi

tidak ada keseragaman, tergantung kondisi penderita adanya

komplikasi atau tidak.

2) Diet

Penderita diberi diet yang terdiri dari bubur saring terlebih dahulu

kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi.Beberapa peneliti

menganjurkan makanan padat dini yang wajar sesuai dengan keadaan

penderita dengan memperhatikan segi kualitas dan kuantitas dapat

diberikan dengan aman. Pemberian makanan padat dini banyak

memberikan keuntungan, seperti dapat menekan turunnya berat badan

selama perawatan, dapat menekan penurunan kadar albumin dalam

serum dan dapat mengurangi kemungkinan kejadian infeksi lain

selama perawatan.

3) Obat-obatan

Demam thypoid merupakan penyakit infeksi dengan angka kematian

yang tinggi sebelum adanya obat-obatan antimikroba (10-15%). Sejak

adanya obat antimikroba terutama kloramfenikol angka kematian

menurun secara drastis (1-4%).

a) Kloramfenikol

Adanya resistensi kuman salmonella terhadap kloramfenikol di

berbagai daerah, tapi tetap digunakan sebagai obat pilihan.Dalam

Page 31: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

14

pemberiankloramfenikol tidak terdapat kesamaan dosis. Dosis

yang

dianjurkan ialah 50-100 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari. Untuk

neonates, penggunaan obat ini sebaiknya dihindari dan bila

terpaksa, dosis tidak boleh melebihi 25 mg/kgBB/hari, selama10

hari.

b) Tiamfenikol

Pemberian tiamfenikol, demam turun setelah 5-6 hari.Komplikasi

hematologi pada pengguaan tiamfenikol lebih jarang

dilaporkan.Dosis oral yang dianjurkan 50-100 mg/kgBB/hari,

selama 10-14 hari.

c) Kotrimoksasol

Kelebihan kotrimoksasol antara lain dapat digunakan untuk kasus

yang resisten terhadap kloramfenikol, penyerapan di usus cukup

baik. Dosis oral yang dianjurkan adalah 30-40 mg/kgBB/hari

sulfametoksazol dan 6-8 mg/kgBB/hari untuk trimetropim,

diberikan dalam 2 kali pemberian, selama 10-14 hari.

d) Ampisilin dan Amoksilin

Digunakan pada pengobatandemam thypoid, terutama pada kasus

resisten terhadap kloramfenikol.Dosis yang dianjurkan adalah:

1) Ampisilin 100-200 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari.

2) Amoksilin 100 mg/kgBB/hari, selama 10-14 hari.

Page 32: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

15

Pengobatan demam thypoid yang menggunakan obat kombinasi

tidak memberikan keuntungan yang lebih baik bila diberikan obat

tunggal.

1) Seftriakson

Dosis yang dianjurkan adalah 50-100 mg/kgBB/hari, tunggal

atau dibagi dalam 2 dosis IV.

2) Sefotaksim

Dosis yang dianjurkan adalah 150-200 mg/kgBB/hari dibagi

dalam 3-4 dosis IV.

3) Siprofloksasin

Dosis yang dianjurkam 2x200-400 mg oral pada anak berumur

lebih dari 10 tahun.

4) Kortikosteroid

Diberikan dengan indikasi yang tepat karena dapat

menyebabkan perdarahan usus dan relaps. Tetapi, pada kasus

berat penggunaan kortikosteroid secara bermakna menurunkan

angka kematian.

2.1.9. Pencegahan

Pencegahan menurut (Rampengan, 2008) dapat dibagi atas:

1) Usaha terhadap lingkungan hidup:

a) Penyediaan air minum yang memenuhi syarat

Air minum bersih tidak mengandung kuman atau racun, atau

minuman

Page 33: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

16

ringan yang tidak mengandung zat mineral.

b) Pembuangan kotoran manusia yang higienis

Manusia yang sehat dapat terpapar dengan bakteri atau kuman

pada kotoran sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit jika

lingkungan tidak higienis.

c) Pemberantasan lalat

Lalat merupakan salah satu hewan yang lebih cepat dalam

penyebaran

kuman, karena setelah hinggap ditempat kotor lalat dapat terbang

dan hinggap di makanan yang akan dikonsumsi.

d) Pengawasan terhadap penjual makanan

Anak-anak yang khususnya harus lebih memperhatikan makanan

yang akan dibeli dan dimakan, karena anak-anak belum tau mana

makanan yang layak dikonsumsi atau tidak.

2) Usaha terhadap manusia:

a) Imunisasi

Vaksin yang terbuat dari salmonella yang dilemahkan dari strain

Ty 21a pada pemberian oral memberikan perlindungan 87-95%

selama 36 bulan.

b) Menemukan dan mengobati karier

Jika dapat megetahui dan menemui penyebab pembawa penyakit

akan lebih mudah untuk mengobati.

c) Pendidikan kesehatan masyarakat

Page 34: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

17

Masyarakat dapat lebih mengenal demam thypoid itu sendiri dan

jika terjangkit dapat mengenali tanda gejala sehingga dapat

melakukan pencegahan awal.

2.2 Konsep Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh

2.2.1. Definisi

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan

nutrisi tidak cukup memenuhi kebutuhan metabolik (Springfield, 2015).

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu

keadaan ketika individu yang tidak puasa mengalami atau berisiko

mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang

tidak adekuat atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk

kebutuhan metabolik (Carpenito Lynda Juall, 2007).

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi menurut (Suardi, 2008), yaitu:

1) Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsumsi makan,

haltersebutdapatdisebabkanolehkurangnyainformasisehinggadapat

terjadikesalahanpemenuhankebutuhangizi.

2) Kebiasaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak

memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.

Page 35: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

18

3) Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi status gizi karena penyediaan

makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang lebih.

4) Usia

Usia 0-10 tahun metabolisme basal bertambah dengan cepat

sehubungan dengan faktor tumbuh kembang. Sedangkan setelah usia

20 tahun relatif konstan karena sel-sel sudah tidak bertumbuh secara

cepat saat seperti golden age.

5) Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar daripada

wanita.

2.2.3. Metode menentukan kekurangan nutrisi (Hidayat Alimul, 2006).

1) Riwayat makanan

Meliputi informasi atau keterangan tentang pola makan, tipe makanan

yang dihindari, makanan yang disukai dapat digunakan untuk

membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang.

2) Kemampuan makan

Kemampuan untuk mengunyah, menelan dan makan sendiri tanpa

bantuan orang lain.

3) Jumlah asupan dan aktifitas

Aktifitas yang dilakukan klien sangat berpengaruh pada jumlah

makanan yang dikonsumsi.

Page 36: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

19

4) Penampilan Fisik

Dilihat dari rambut yang tidak kering dan rontok, mata cerah dan tidak

ada rasa sakit, mukosa bibir tidak kering, kulit tubuh halus dan tidak

bersisik.

5) Pengukuran Antropometrik

Meliputi pengukuran tinggi badan dan berat badan sehingga dapat

terlihat pola pertumbuhan dan perkembangan. Dengan menentukan

berat badan ideal :

Salah satu parameter untuk mengetahui keseimbangan energi

seseorang melalui penentuan berat badat ideal dan indeks massa tubuh.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan(cm)-100] – [10% (tinggi badan-100)]

Adapun rumus untuk mengukur indeks massa tubuh :

Indeks massa tubuh = Berat badan (kg)

Tinggi badan2 (m)

Dengan melakukan pengukuran tersebut kita dapat mengetahui apakah

sudah memenuhi keseimbangan energi atau belum.

2.2.4. Metode Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Pada orang yang sehat tidak ada metode khusus dalam memenuhi

kebutuhan nutrisi. Sedangkan pada klien dengan gangguan kondisi

kesehatannya mengalami hambatan dalam pemenuhan nutrisi. Meskipun

sakit, kebutuhan nutrisi harus tetap terpenuhi sehingga proses kesembuhan

dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, perawat harus kompeten

dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi klien (Asmadi, 2008).

Page 37: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

20

Tabel 2.2 kebutuhan nutrisi per hari.

Kelompok

umur

BB

(KG)

TB

(cm)

Energi

(kkal)

Protein

(g)

Lemak (g) Karbohidrat

(g)

Serat

(g)

Air

(mL)

Total n-6 n-3

Bayi/Anak

0-6 bulan 6 61 550 12 34 4,4 0,5 58 0 -

7-11 bulan 9 71 725 18 36 4,4 0,5 82 10 800

1-3 tahun 13 91 1125 26 44 7,0 0,7 155 16 1200

4-6 tahun 19 112 1600 35 62 10,0 0,9 220 22 1500

7-9 tahun 27 130 1850 49 72 10,0 0,9 254 26 1900

Laki-laki

10-12 tahun 34 142 2100 56 70 12,0 1,2 289 30 1800

13-15 tahun 46 158 2475 72 83 16,0 1,6 340 35 2000

16-18 tahun 56 165 2675 66 89 16,0 1,6 368 37 2200

19-29 tahun 60 168 2725 62 91 17,0 1,6 375 38 2500

30-49 tahun 62 168 2625 65 73 17,0 1,6 394 38 2600

50-64 tahun 62 168 2325 65 65 14,0 1,6 349 33 2600

Perempuan

10-12 tahun 36 145 2000 60 67 10,0 1,0 275 28 1800

13-15 tahun 46 155 2125 69 71 11,0 1,1 292 30 2000

16-18 tahun 50 158 2125 59 71 11,0 1,1 292 30 2200

19-29 tahun 54 159 2250 56 75 12,0 1,1 309 32 2500

30-49 tahun 55 159 2150 57 60 12,0 1,1 323 30 2600

50-64 tahun 55 159 1900 57 53 11,0 1,1 285 28 2600

Hamil (+an)

Trimester 1 +180 +20 +6 +2,0 +0,3 +25 +3 +300

Trimester 2 +300 +20 +10 +2,0 +0,3 +40 +4 +300

Trimester 3 +300 +20 +10 +2,0 +0,3 +40 +4 +300

Menyusui

(+an)

6 bulan

pertama +330 +20 +11 +2,0 +0,2 +45 +5 +500

(Sumber : RISKESDAS 2007 dan 2010).

2.3 Konsep Tumbuh Kembang:

2.3.1. Definisi

Pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang dilalui manusia

secara ilmiah. Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya

sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur sedangkan

perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang

dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Hidayat Alimul,

2008). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari

Page 38: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

21

pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual maupun

emosional. Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa

perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel

hingga perubahan organ tubuh. Intelektual dapat dilihat dari kemampuan

secara simbolik maupun abstrak, dan yang terakhir secara emosional anaka

dapat dilihat dari perilaku social dilingkungan anak.

Masa sekolah, pada masa ini perkembangan anak masih sangat

dipengaruhi lingkungan keluarga, sebagai orang tua harus mengetahui

pertumbuhan dan berkembangan anaknya terutama pada usia ini karena

pertumbuhan anak-anak sangat pesat. Perkembangan masa sekolah ini

lebih cepat dalam kemampuan fisik dan kognitif dibandingkan dengan

masa prasekolah.

2.3.2. Tahapan Tumbuh Kembang Anak:

1) Masa Prenatal

Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase

fetus.Pada masa embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari

konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang

cepat. Pada masa fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran.

2) Masa Posnatal

Terdiri atas masa neonatus, bayi, prasekolah, sekolah dan masa remaja.

3) Masa Neonatus (0-28 hari)

Pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir yang diawali dengan

masaneonatus (0-28 hari). Masa ini merupakan masa terjadinya

Page 39: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

22

kehidupan yang baru dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi

semua sistem organ tubuh.

4) Masa Bayi

Masa bayi ini dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama

(antara usia 1-12 bulan), pertumbuhan dan perkembangan pada masa

ini dapat belangsung secara terus-menerus, khususnya dalam

peningkatan susunan syaraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun), kecepatan

pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan

pada perkembangan motorik.

5) Masa Prasekolah (1-3 tahun)

Berlangsung stabil dan masih terjadi peningkatan pertumbuhan serta

perkembangan, khususnya pada aktivitas fisik dan kemampuan

kognitif.

6) Masa Sekolah (4-18 tahun)

Lebih cepat dalam kemampuan fisik dan kognitif dibandingkan dengan

masa prasekolah.

7) Masa Remaja (12-20 tahun)

Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada perempuan

dan laki-laki.Pada umumnya wanita dua lebih cepat untuk masuk tahap

remaja atau pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki dan

perkembangan ini ditunjukkan pada perkembangan pubertas.

2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak:

1) Faktot genetik

a) Faktor keturunan, masa konsepsi

Page 40: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

23

b) Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang hidup

c) Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan

lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil optimal.

2) Faktor eksternal/lingkungan

Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir

hayatnya dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi

bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.

a) Keluarga

b) Teman sebaya

c) Pengalaman hidup

d) Kesehatan

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan pada Demam Thypoid

Berdasarkan tanda dan gejala penyakit demam thypoid, maka asuhan

keperawatan yang prioritas ditegakkan adalah berisikan tentang pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi.

2.4.1.Pengkajian

Langkah awal pada proses keperawatan melalui kegiatan pengumpulan

data yang akurat dari pasien untuk mengetahui berbagai permasalahan

yang ada. Perawat harus dapat menciptakan hubungan saling membantu,

membangun kepercayaan dalam melakukan pengkajian atau melakukan

pemeriksaan fisik keperawatan (Hidayat Alimul, 2012).

Demam thypoid pada umumnya menyerang anak-anak dan anak muda

antara umur 5-19 tahun.Pada anak umur 5 tahun keatas merupakan masa

Page 41: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

24

anak mulai mengenal lingkungan dan mengkonsumsi makanan serta

minuman yang belum diketahui kebersihannya secara jelas.

Riwayat penyakit :

1) Keluhan utama : Pada umumnya klien dengan demam thypoid

mengeluh tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, kurang

semangat serta nafsu makan berkurang (pada masa inkubasi).

2) Riwayat kesehatan sekarang : Apa yang dirasakan atau dialami klien

hingga masuk rumah sakit (perjalanan penyakit).

3) Riwayat kesehatan dahulu : Apakah sudah pernah mengalami sakit

demam thypoid sebelumnya dan pernah di rawat di rumah sakit dengan

penyakit yang sama.

a) Riwayat kehamilan dan kelahiran :

Keadaan ibu saat hamil, gizi dan obat-obatan yang pernah

dikonsumsi.

b) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan :

Pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia.

c) Imunisasi

Apakah anak mendapat imunisasi secara lengkap sesuai dengan

usianya dan jadwal pemberian serta efek sampingnya seperti panas

dan alergi.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Apakah di dalam keluarga pasien ada yang pernah mengalami

demam thypoid.

e) Riwayat psikososial

Page 42: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

25

Psikososial sangat mempengaruhi terhadap psikologi pasien,

dengan timbul gejala-gejala yang di alami.Apakah pasien dapat

menerimanya.

1. Pola nutrisi dan metabolisme

Terjadi penurunan nafsu makan karena terjadi gangguan pada

usus halus.

2. Pola eliminasi alvi dan urine

Penderita mengalami konstipasi karena tirah baring dan

diare.Sedangkan eliminasi urine tidak mengalami gangguan.

3. Pola istirahat tidur

Selama sakit penderita merasa tidak dapat istirahat karena

pasien merasa sakit perutnya mual.

4. Pola aktivitas dan latihan

Aktivitas pasien akan terganggu katena tirah baring total, agar

tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan pasien dibantu.

5. Pola kognitif

Apakah pasien mengalami keluhan tentang panca indera.

4) Pemeriksaan fisik

1) Kesadaran dan keadaan umum

Mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.

2) Kepala

Rata-rata rambutnya tipis dan agak kemerahan jika anak

mengalami kekurangan nutrisi.

Page 43: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

26

3) Mata

Jika hemoglobin rendah maka konjungtiva akan pucat, pupil

isokor.

4) Hidung

Tidak ada nyeri tekan, mukosa lembab dan tidak ada pernafasan

cuping hidung.

5) Mulut

Mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah dan lidah tampak kotor.

6) Toraks dan paru

Tidak ada keluhan sesak nafas, bentuk dada simetris, irama nafas

teratur.

7) Abdomen

Di dapat limpa hati membesar dengan konsistensi lunak serta nyeri

tekan pada abdomen.Perkusi di dapatkan perut kembung serta pada

auskultasi pristaltik usus meningkat.

8) Ekstremitas dan persendian

Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstremitas, turgor

menurun, akral hangat, pasien lemah.

2.4.2.Analisa Data

Upaya untuk memberikan justifikasi pada data yang telah di kumpulkan

dengan melakukan perbandingan data subyektif dan obyektif yang

dikumpulkan dari berbagai sumber berdasarkan standart nilai normal

Page 44: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

27

untuk menemukan kemungkinan pengkajian ulang atau pengkajian

tambahan tentang data yang ada (Hidayat Alimul, 2012).

2.4.3.Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,

keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang actual dan potensial. Diagnosa keperawatan ini

dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi tanggung

gugat perawat.Kategori diagnosis keperawatan.

1) Diagnosa keperawatan aktual

Diagnosa keperawatan aktual terdiri pernyataan masalah (problem, P),

pernyataan penyebab (Etiologi, E) dan pernyataan tanda dan gejala

(symptom, S).

2) Diagnosa keperawatan resiko tinggi

Diagnosis keperawatan ini merupakan keputusan klinis tentang

individu, keluarga atau komunitas yang sangat rentang terhadap

masalah dibandingkan pihak lain ada situasi yang sama atau hampir

sama.

3) Diagnosis keperawatan kemungkinan

Pernyataan tentang masalah-masalah yang di duga masih memerlukan

data tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan

adanya tanda dan gejala utama adanya faktor resiko.

Page 45: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

28

Diagnosayang sering muncul pada demam thypoidmenurut (NANDA, 2015):

1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan tidak ada nafsu makan dan mual.

2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

2.4.4Intervensi Keperawatan

Proses penyusunan rencana keperawatan yang dibutuhkan untuk

mencegah dan menghilangkan masalah-masalah pasien. Rencana-rencana

tersebut bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya

komplikasi yang mungkin muncul.

Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan tidak ada nafsu makan dan mual.

Tabel 2.3 intervensi : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Batasan Karakteristik:

1. Berat badan 20% atau lebih di

bawah rentang berat badan

ideal

2. Bising usus hiperaktif

3. Cepat kenyang setelah makan

4. Diare

5. Gangguan sensasi rasa

6. Kehilangan rambut berlebihan

7. Kelemahan otot pengunyah

8. Kelemahan otot untuk

menelan

9. Kerapuhan kapiler

10. Kesalahan informasi

11. Kesalahan persepsi

12. Ketidakmampuan memakan

makanan

13. Kram abdomen

14. Kurang informasi

15. Kurang minat pada makanan

16. Membran mukosa pucat

17. Nyeri abdomen

NOC :

Status Nutrisi

Indikator:

1. Asupan Gizi

2. Asupan Makanan

3. Asupan Cairan

4. Energi

5. Rasio berat badan/tinggi badan

6. Hidrasi

Skala:

1. Sangat menyimpang

2. Banyak menyimpang

3. Cukup menyimpang

4. Sedikit menyimpang

5. Tidak menyimpang

Nafsu makan

Indikator:

1. Hasrat/keinginan untuk makan

2. Mencari makanan

3. Menyenangi makanan

4. Merasakan makanan

5. Energi untuk makan

NIC :

Monitor Nutrisi

1. Timbang berat badan pasien

2. Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

3. Monitor adanya penurunan

berat badan

4. Monitor kekeringan, rambut

kusam dan mudah patah

5. Monitor adanya warna pucat,

kemerahan dan jaringan

konjungtiva yang kering

6. Monitor turgor kulit

7. Monitor kulit kering

8. Identifikasi abnormalitas

eliminasi bowel

9. Identifikasi perubahan nafsu

makan

10. Monitor adanya mual muntah

11. Monitor diet asupan kalori

Terapi Nutrisi

1. Lengkapi pengkajian nutrisi

sesuai kebutuhan

2. Monitor intake

Page 46: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

29

18. Penurunan berat badan

dengan asupan makan adekuat

19. Sariawan rongga mulut

20. Tonus otot menurun

6. Intake makanan

7. Intake nutrisi

8. Intake cairan

9. Rangsangan untuk makan

Skala:

1. Sangat terganggu

2. Banyak terganggu

3. Cukup terganggu

4. Sedikit terganggu

5. Tidak terganggu

makanan/cairan dan hitung

masukan kalori per hari

3. Kaji kebutuhan nutrisi

parenteral

4. Ciptakan lingkungan yang

membuat suasana yang

menyenangkan

5. Berikan perawatan mulut

sebelum makan sesuai

kebutuhan

6. Pastikan makanan lunak,

lembut dan tidak

mengandung asam sesuai

kebutuhan

2.4.5.Implementasi

Merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan

melaksanakan berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan

(Hidayat Alimul, 2012).

2.4.6.Evaluasi

Tahap akhir dari proses keperawatan dengan menilai sejauh mana rencana

dan tindakan perawat yang telah dilakukan. Serta perbandingan keadaan

pasien dan kriteria hasil (Nikmatur & Saiful, 2012).

1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.

3. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan.

4. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

Page 47: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus.Studi kasus yang menjadi

pokok bahasan penelitian ini adalah digunakan untuk mengeksplorasi masalah

asuhan keperawatan pada klien demam thypoid dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup satu unit.Satu unit

dapat berarti satu klien, keluarga, kelompok, komunitas atau institusi.Unit yang

menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang

berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, fakto-faktor yang

mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan

kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau

pemaparan tertentu.Meskipun yang di teliti hanya berbentuk unit tunggal,

namun dianalisis secara mendalam meliputi berbagai aspek (Soekidjo, 2012).

3.2. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahi judul penelitian, maka peneliti

sangat perlu memberikan batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

3.2.1 Asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan

terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan

Page 48: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

31

pada reaksi dan respons untuk individu pada suatu kelompok atau

perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik aktual

maupun potensial.

3.2.2 Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran

cerna, dengan gejala demam kurang lebih satu minggu, biasanya terjadi

gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (Sodikin, 2011).

3.2.3 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan

nutrisi tidak cukup memenuhi kebutuhan metabolik (Herdman, 2015)

3.2.4 Masalah: Diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya

dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara

aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.

3.3. Partisipan

Partisipan dalam keperawatan adalah pasien dan keluarga. Subyek yang

digunakan adalah 2 klien, dalam penelitian ini adalah anak dengan masalah

keperawatan dan diagnosa medis yang sama, yaitu klien demam thypoid dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1. Lokasi

Studi kasus ini dilaksanakan di ruang Seruni RSUD Jombang.

3.4.2. Waktu

Waktu yang telah ditetapkan adalah mulai Januari-Maret 2017.

31

3

Page 49: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

32

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2011). Dalam studi kasus ini menggunakan metode pengumpulan

data dalam penelitian deskriptif, yaitu :

1) Wawancara

Wawancara berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit

sekarang-dahulu-keluarga dll.Dalam mencari informasi, peneliti melakukan 2

jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan

subyek (klien) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga klien).

2) Observasi dan pemeriksaan fisik

Observasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian

untuk menyadari adanya rangsangan. Pengamatan dapat dilakukan dengan

seluruh alat indra, tidak terbatas hanya pada apa yang dilihat (Saryono, 2013).

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat),

pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan

perasaan.Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan

gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk

membantu mengerti perilaku manusia dan untuk evaluasi yaitu melakukan

pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap

pengukuran tersebut.

Observasi ini menggunakan observasi partisipasi (participant observation)

adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data

Page 50: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

33

studi kasus melalui pengamatan.Pemeriksaan fisik pada studi kasus ini dengan

pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi pada sistem tubuh

klien.

3) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kegiatan mencari data atau variabel dari

sumber berupa catatan, transkip, buku,surat kabar, agenda, dan sebagainya.

Yang diamati dalam studi dokumentasi adalah benda mati (Saryono, 2013).

Dalam studi kasus ini dokumentasi yang digunakan berupa hasil dari rekam

medik, literatur, pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan.

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menghasilkan validitas data studi kasus

yang tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrument

utama), uji keabsahan data dilakukan dengan:

1) Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan sampai kegiatan studi kasus

berakhir dan memperoleh validitas tinggi. Dalam studi kasus ini waktu yang

tentukan adalah 3 hari akan tetapi apabila belum mencapai validitas data

yang diinginkan maka waktu untuk mendapatkan data studi kasus

diperpanjang satu hari, sehingga waktu yang diperlukan dalam studi kasus

adalah 4 hari.

2) Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data

utama yaitu klien, keluarga dan perawat untuk memperjelas data atau

informasi yang telah diperoleh.

Page 51: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

34

3.7 Analisa data

Analisa data dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang

digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil

interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan

masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan

studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan

dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi

dalam intervensi tersebut.

Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu :

1) Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, obsrevasi, dokumentasi) hasil

studi di tempat pengambilan studi kasus.Hasil ditulis dalam bentuk catatan,

kemudian disalin dalam bentuk transkip (catatan tersruktur).

2) Mereduksi data

Data hasil wawancara seluruh data yang diperoleh dari lapangan ditelaah,

dicatat kembali dalam bentuk uraian atau laporan yang lebih rinci dan

sistematis dan dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan

menjadi data subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

Page 52: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

35

3) Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks

naratif.Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas

dari klien.

4) Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan.Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.Data yang

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan, dan evaluasi.

3.8 Etika Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1) Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

Memberikan bentuk persetujuan antara dan responden studi kasus dengan

memberikan lembar persetujuan. Tujuan Informed Consent adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan studi kasus.

2) Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika studi kasus merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek studi kasus dengan cara memberikan atau

menempatkan nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil studi kasus yang akan disajikan.

3) Confidentiality (kerahasiaan)

Page 53: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

36

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti studi kasus.

Page 54: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengumpulan Data

Pengkajian di lakukan di RSUD Jombang JL. KH. Wahchid Hasyim

No. 52 Jombang Ruang Seruni, dengan kapasitas ruangan terdiri dari

50tempat tidur yang meliputi 8 tempat tidur HCU, 8 tempat tidur kelas I, 14

tempat tidur kelas II dan 20 tempat tidur untuk kelas III. Disertai fasilitas

taman bermain anak-anak untuk klien.

4.1.2 Pengkajian

1. Identiras klien

Tabel 4.1 Identitas Klien Identitas Klien Klien 1 Klien 2

Nama

Umur

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Status Perkawinan

Alamat

Suku / bangsa

Tanggal MRS

Tanggal Pengkajian

Jam Masuk

No. RM

Diagnosa Masuk

An. R

4 tahun

Islam

Belum sekolah

Belum bekerja

Belum kawin

Pulo, Jombang

Jawa

18-1-2017

23-1-2017

23.00 WIB

340170

Thypoid

An. D

5 tahun

Islam

TK

Belum bekerja

Belum kawin

Megaluh, Jombang

Jawa

18-1-2017

23-1-2017

21.10 WIB

206315

Thypoid

Page 55: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

38

2. Riwayat Penyakit

Tabel 4.2 Riwayat Penyskit Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2

Keluhan Utama

Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Kehamilan dan

Persalinan

Imunisasi

Ibu klien mengatakan

anaknya mengalami

penurunan nafsu makan.

Tidak mau makan hanya

minum susu yang

terkadang dimuntahkan.

Ibu klien mengatakan

awalnya badan anaknya

panas sejak pukul 12.00

wib disertai muntah ±5x

dan mengatakan perutnya

sakit, tetapi hanya

dibiarkan di rumah selama

2 hari. Kemudian orang tua

klien membawa klien ke

RSUD Jombang pada

tanggal 18-1-2017 pukul

23.00 wib. Karena panas

yang tidak juga normal dan

muntah yang tidak kunjung

berkurang.

Ibu klien mengatakan

bahwa klien tidak

mempunyai riwayat

penyakit seperti maag.

Klien juga tidak

mempunyai riwayat operasi

maupun alergi terhadap

obat ataupun makanan.

Ibu klien mengatakan saat

mengandung, beliau selalu

memeriksakan

kandungannya ke bidan,

serta tidak mempunyai

riwayat HT, DM ataupun

perdarahan. Klien lahir

secara normal dengan BB

3,3 kg.

Ibu klien mengatakan klien

sudah mendapatkan

imunisasi hepatitis, DPT,

BCG, polio dan campak.

Sedangkan imunisasi

lanjutan hepatitis dan

campak belum dilakukan

karena dilakukan pada

sekolah dasar bekisar usia

7-9 tahun.

Ibu klien mengatakan

anaknya mengalami

penurunan nafsu makan.

Makan 3-4 sendok dan

minum susu terkadang

dimuntahkan.

Ibu klien mengatakan

awalnya badan anaknya

panas naik turun sejak

tanggal 15-1-2017, terjadi

penurunan nafsu makan

dan muntah ±4x dalam

sehari. Tetapi hanya

dibiarkan di rumah selama

3 hari. Kemudian klien

dibawa oleh orang tuanya

ke RSUD Jombang pada

tanggal 18-1-2017 pukul

21.10 wib. Karena panas

yang tidak juga normal dan

muntah yang tidak kunjung

berkurang.

Ibu klien mengatakan

bahwa klien tidak

mempunyai riwayat

penyakit seperti maag.

Klien juga tidak

mempunyai riwayat operasi

maupun alergi terhadap

obat ataupun makanan.

Ibu klien mengatakan saat

mengandung, beliau hanya

sekali memeriksakan

kandungannya ke bidan

dan tidak mempunyai

riwayat HT, DM ataupun

perdarahan. Klien lahir

secara SC dengan BB 2,6

kg.

Ibu klien mengatakan klien

sudah mendapatkan

imunisasi hepatitis, DPT,

BCG, polio dan campak.

Sedangkan imunisasi

lanjutan hepatitis dan

campak belum dilakukan

karena dilakukan pada

sekolah dasar bekisar usia

7-9 tahun.

Page 56: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Tahap Kognitif

Riwayat Pertumbuhan dan

perkembangan

Riwayat Keluarga

Anak mampu menjawab

pertanyaan dengan tepat

misal 2+ 3 = 5.

BB/TB : 12kg/96cm

Ibu klien mengatakan klien

dapat mengangkat kepala

pada usia 4 bulan, duduk

usia 8 bulan, merangkak

usia 8 bulan.Berjalan usia

15 bulan, bisa bicara 13

bulan.

Ibu klien mengatakan

bahwa dalam keluarga

tidak ada yang memiliki

riwayat penyakit diabetes

maupun hipertensi.

Anak mampu menjawab

pertanyaan dengan tepat

misal 4+ 5 = 9.

BB/TB : 17kg/102cm

Ibu klien mengatakan klien

dapat mengangkat kepala

pada usia 4 bulan, duduk

usia 9 bulan, merangkak

usia 9,5 bulan.Berjalan usia

14 bulan, bisa bicara 16

bulan.

Ibu klien mengatakan

bahwa dalam keluarga

tidak ada yang memiliki

riwayat penyakit diabetes

maupun hipertensi.

3. Perubahan Pola Kesehatan

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan

Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2

Pola manajemen

kesehatan

Pola nutrisi

Ibu klien mengetahui sedikit

banyak bagaimana pola hidup

sehat. Ibu klien juga

memberikan perubahan

makanan yang berbeda setiap

harinya. Saat sakit diberi obat-

obatan warung.Berhubung

penyakit klientak kunjung

sembuh akhirnya klien dibawa

keluarga berobat ke RSUD

Jombang.

Di rumah :Ibu klien

mengatakan sebelum sakit

klien makan 3x/hari dengan

menu nasi, sayur danlauk pauk

sesuai keinginan klien, ibu

klien juga mengatakan

anaknya suka jajan makanan

ringan seperti ciki-ciki dan

mie. Minum air putih ±600ml/

hari dan minum susu setiap

hari. Tetapi sekitar 6 hari yang

lalu nafsu makan dan minum

susu berkurang karena mual

dan lidah terasa pahit saat

makan.

Di RS : Ibu klien mengatakan

nafsu makan menurun karena

Ibu klien kurang mengetahui

bagaimana pola hidup sehat.

Ibu klien jarang mengganti

menu makanan karena sibuk

berdagang. Saatklien sakit,

hanya diberi obat-obatan

warung atau ke tukang pijat

saja.berhubung klien

memerlukan perawatan,

keluarga klien memutuskan

berobat di RSUD Jombang.

Di rumah : Ibu klien

mengatakan sebelum sakit

klien makan 3x/hari dengan

menu nasi, sayur danlauk pauk

sesuai selera atau seadanya,

ibu klien juga mengatakan

anaknya suka jajan makanan

ringan seperti ciki-ciki, mie

dan juga suka makanan pedas.

Minum air putih kurang lebih

±800ml/ hari.

Di RS : Ibu klien mengatakan

nafsu makan menurun karena

mual, lidah terasa pahit saat

Page 57: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Pola eliminasi

Pola istirahat – tidur

Personal Hygiene

Pola Aktivitas

mual, muntah, lidah terasa

pahit saat makan dan lidah

kotor, saat di rumah sakit

hanya mau sedikit minum

susu dan tidak mau makan.

Di rumah : Ibu klien

mengatakan klien BAK

dirumah kurang lebih 8x

/hari, warna kuning jernihdan

BAB 1x/ hari, warna kuning

dengan konsistensi padat.

Di RS : Ibu klien mengatakan

ketika dirumah sakit klien

mengatakan BAK 5x/ hari

warna kuning jernih dan BAB

kurang teratur.

Di rumah :Ibu klien

mengatakan klien tidur dengan

nyenyak selama 7-9 jam/hari.

Di RS : Ibu klien mengatakan

bahwa klien susah tidur,

sering terbangun dan rewel.

Di rumah : Ibu klien

mengatakan klien mandi

2x/hari, menggosok gigi, ganti

pakaian, keramas 3x/minggu

dan memotong kuku setiap

minggu.

Di RS : Ibu klien mengatakan

bahwa selama di RS klien

hanya di seka 2x/hari dan

ganti baju, klien tidak mau

menggosok gigi.

Di rumah : Ibu klien

mengatakan saat di rumah

klien melakukan aktivitas

seperti belajar bersama orang

tuanya, bermain dengan

teman-temanya, bahkan

kadang bermain sendiri

dengan mainan yang

dimilikinya.

Di RS : Ibu klien mengatakan

klien lebih sering diam,

berbaring juga duduk di

tempat tidurnya. Klien kadang

bercanda dengan ibunya dan

bermain mainan yang

dibawakan dari rumah seperti

mobil dan robot.

makan dan lidah kotor, saat di

rumah sakit hanya minum

susu dan makan 3-4 sendok

kadang dimuntahkan.

Di rumah : Ibu klien

mengatakan klien BAK

dirumah kurang lebih 7x

/hari, warna kuning jernihdan

BAB kurang teratur, warna

kuning dengan konsistensi

padat.

Di RS : Ibu klien mengatakan

ketika dirumah sakit klien

mengatakan BAK 4x/ hari

warna kuning jernih dan BAB

kurang teratur.

Di rumah :Ibu klien

mengatakan klien tidur dengan

nyenyak selama 7-8 jam/hari.

Di RS : Ibu klien mengatakan

klien bisa tidur nyenyak bila

suasana ruangan tidak ramai.

Di rumah : Ibu klien

mengatakan klien mandi

2x/hari, menggosok gigi, ganti

pakaian, keramas 3-4x/minggu

dan memotong kuku setiap

minggu.

Di RS : Ibu klien mengatakan

bahwa selama di RS klien

hanya di seka 2x/hari dan

ganti baju, klien menggosok

gigi 1x/hari.

Di rumah : Ibu klien

mengatakan saat di rumah

klien melakukan aktivitas

seperti sekolah, bermain

dengan teman-temanya seperti

kelereng, petak umpet dll.

Di RS : Ibu klien mengatakan

klien lebih sering diam,

berbaring juga duduk di

tempat tidurnya. Klien kadang

bermain gadget milik ibunya.

Page 58: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

4. Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik Klien 1 Klien 2

Keadaan umum

Kesadaran

Tanda-tanda vital

Pemeriksaan Fisik

Head To Toe

a. Kepala

b. Mata

c. Hidung

d. Mulut

e. Telinga

f. Toraks dan paru

g. Jantung

h. Abdomen

Lemah

Composmentis (GCS : 4 5 6)

TD : 90/50 mmHg

N : 114x/menit

S : 37,4oC

R : 25x/menit

Rambut tipis dan lurus,

rambut agak kemerahan dan

kulit kepala bersih tapi mudah

patah, tidak ada benjolan dan

lesi pada kepala, wajah

simetris, gerakan pipi normal,

tidak ada bendungan vena

jugularis, tidak ada benjolan

kelenjar tiroid dan dapat

bergerak normal ke kanan kiri

atas dan bawah.

Mata tidak strabismus, alis

mata simetris, pupil isokor,

reflek cahaya (+), mata

cowong, konjungtiva pucat.

Bentuk simetris, tidak ada

nyeri tekan, mukosa lembab,

tidak ada lesi, tidak ada

pernafasan cuping hidung.

Mukosa kering, bibir pecah-

pecah, lidah kotor dan

hiperemesis, tidak terdapat

caries gigi, tidak ada faringitis.

Daun telinga simetris, bersih,

tidak ada nyeri, tidak ada lesi

dan benjolan, pendengaran

normal.

Bentuk dada simetris, tidak

ada keluhan sesak nafas, batuk

kadang-kadang, suara nafas

vasikuler, dan irama nafas

teratur, pernafasan 25x/menit.

Tidak ada nyeri dada, irama

jantung teratur, CRT < 3 detik.

Bentuk simetris, supel, tidak

ada lesi, auskultasi timpani,

Lemah

Composmentis (GCS : 4 5 6)

TD : 100/70 mmHg

N :100x/menit

S : 37oC

R : 23x/menit

Rambut tebal dan agak

keriting, rambut agak

kemerahan dan kulit kepala

sedikit kotor, tidak ada

benjolan dan lesi pada kepala,

wajah simetris, gerakan pipi

normal, tidak ada bendungan

vena jugularis, tidak ada

benjolan kelenjar tiroid dan

dapat bergerak normal ke

kanan kiri atas dan bawah.

Mata tidak strabismus, alis

mata simetris, pupil isokor,

reflek cahaya (+), mata

cowong.

Bentuk simetris, tidak ada

nyeri tekan, mukosa lembab,

tidak ada lesi, tidak ada

pernafasan cuping hidung.

Mukosa kering, bibir pecah-

pecah, lidah kotor dan

hiperemesis, terdapat caries

gigi sebelah kanan bawah

bagian belakang, tidak ada

faringitis.

Daun telinga simetris, bersih,

tidak ada nyeri, tidak ada lesi

dan benjolan, pendengaran

normal.

Bentuk dada simetris, tidak

ada keluhan sesak nafas, tidak

batuk, suara nafas vasikuler,

dan irama nafas teratur,

pernafasan 23x/menit.

Tidak ada nyeri dada, irama

jantung teratur, CRT < 3 detik.

Bentuk simetris, supel, tidak

ada lesi, auskultasi

Page 59: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

i. Ekstremitas dan

persendian

Data Psikososial

Dampak Hospitalisasi

tidak ada nyeri tekan, tidak

teraba massa dan tidak ada

pembesaran hepar, terdapat

peningkatan bising usus.

Pergerakan sendi bebas tidak

ada kelainan ekstremitas, tidak

ada kelainan tulang belakang,

turgor kulit kering, akral

hangat dan tidak ada lesi.

Klien sering merengek dan

rewel. Klien menangis jika

akan dilakukan tindakan

seperti injeksi.

Hubungan dengan orang lain

baik mampu berikteraksi.

Ibu klien mengatakan klien

rewel sejak MRS, sering

mengajak ibunya ataupun

tetangga yang menjenguk

untuk pulang dan klien sering

meminta mainan baru.

timpani,tidak ada nyeri tekan,

tidak teraba massa dan tidak

ada pembesaran hepar,

terdapat peningkatan bising

usus.

Pergerakan sendi bebas tidak

ada kelainan ekstremitas, tidak

ada kelainan tulang belakang,

turgor kulit kering, akral

hangat dan tidak ada lesi.

Klien terlihat diam dan tenang

saat akan dilakukan tindakan

seperti injeksi.

Hubungan klien dengan orang

lain baik mampu berikteraksi.

Ibu klien mengatakan klien

tidak rewel dan bisa

beradaptasi.

5. Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 4.5 Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Klien 1 Klien 2 Nilai Normal

Pemeriksaan Darah

HEMATOLOGI

CELL DYN

- Hemoglobin

- Lekosit

- Hematokrit

- Eritrosit

- Trombosit

IMUNOLOGI

IgM S. Thypi Cito

- IgM S. Thypi

Widal

- O

- H

- PA

- PB

9,9

12.900

29,7

4.910.000

146.000

6

1/320

1/320

Negatif

1/80

13,2

19.000

43,4

7.650.000

200.000

4

1/160

1/80

Negatif

1/80

11,4 - 17,7 g/dl

4.700 - 10.300 /cmm

37 - 48 %

L 4,5-5,5 ; P 4-5 jt/ul

150.000 – 350.000 /cmm

Page 60: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

6. Terapi

Tabel 4.6 Terapi

Klien 1 Klien 2

Infus D5 ½ NS 1000 cc/24 jam

Injeksi Meropenem 3x300 mg (IV)

Injeksi Calsan 3x300 mg (IV)

Paracetamol 3x15 cc (oral)

Infus D5 ½ NS 1000 cc/24 jam

Injeksi Viccilin Sx 3x750 mg (IV)

Injeksi Calsan 3x300 mg (IV)

Pyrex 3x20 cc (IV)

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.7 Analisa Data Analisa Data Etiologi Masalah

Klien 1

DS :Ibu klien mengatakan

anaknya tidak nafsu makan.

Tidak mau makan nasi

hanya minum susu yang

terkadang dimuntahkan.

DO :

1. Keadaan umum lemah

2. Klien tampak pucat

3. Mata cowong

4. Konjungtiva pucat

5. Lidah kotor

6. Sering muntah saat

makan

7. Albumin : 3,1 gr

8. TTV :

TD : 90/50 mmHg

N : 114x/menit

S : 37,4oC

R : 25x/menit

Penurunan nafsu makan

dan mual muntah.

Ketidakseimbangan nutrisi:

kurang dari kebutuhan

tubuh

Klien 2

DS : Ibu klien mengatakan

anaknya mengalami

penurunan nafsu makan.

Makan 3-4 sendok dan

minum susu terkadang

dimuntahkan.

DO :

1. Keadaan umum lemah

2. Klien tampak pucat

3. Mata cowong

4. Klien tampak lemas

5. Lidah kotor

6. Kulit muntah saat

makan

7. Albumin : 3,4 gr

8. TTV :

TD : 100/70 mmHg

N :100x/menit

S : 37oC

R : 23x/menit

Penurunan nafsu makan

dan mual muntah.

Ketidakseimbangan nutrisi:

kurang dari kebutuhan

tubuh

Page 61: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Klien 1 : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan mual

muntah.

Klien 2 : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan mual

muntah.

4.1.5 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi

Klien 1

Ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan

tubuhberhubungan

dengan penurunan nafsu

makan dan mual.

NOC

Status Nutrisi

Indikator:

7. Asupan Gizi

8. Asupan Makanan

9. Asupan Cairan

10. Energi

11. Rasio berat badan/tinggi badan

12. Hidrasi

Skala:

6. Sangat menyimpang

7. Banyak menyimpang

8. Cukup menyimpang

9. Sedikit menyimpang

10. Tidak menyimpang

Nafsu makan

Indikator:

10. Hasrat/keinginan untuk

makan

11. Mencari makanan

12. Menyenangi makanan

13. Merasakan makanan

14. Energi untuk makan

15. Intake makanan

16. Intake nutrisi

17. Intake cairan

18. Rangsangan untuk makan

Skala:

6. Sangat terganggu

7. Banyak terganggu

NIC

Monitor Nutrisi

12. Timbang berat badan

pasien

13. Monitor adanya

penurunan berat badan

14. Monitor kekeringan,

rambut kusam dan

mudah patah

15. Monitor adanya warna

pucat, kemerahan dan

jaringan konjungtiva

yang kering

16. Monitor turgor kulit

17. Monitor kulit kering

18. Identifikasi

abnormalitas eliminasi

bowel

19. Identifikasi perubahan

nafsu makan

20. Monitor adanya mual

muntah

Terapi Nutrisi

1. Kaji kebutuhan nutrisi

parenteral

2. Ciptakan lingkungan

yang membuat suasana

yang menyenangkan

3. Berikan perawatan

mulut sebelum makan

sesuai kebutuhan

4. Pastikan makanan

Page 62: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

8. Cukup terganggu

9. Sedikit terganggu

10. Tidak terganggu

lunak, lembut dan tidak

mengandung asam

sesuai kebutuhan

Klien 2

Ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan

tubuhberhubungan

dengan tidak ada nafsu

makan dan mual.

NOC

Status Nutrisi

Indikator:

1. Asupan Gizi

2. Asupan Makanan

3. Asupan Cairan

4. Energi

5. Rasio berat badan/tinggi badan

6. Hidrasi

Skala:

1. Sangat menyimpang

2. Banyak menyimpang

3. Cukup menyimpang

4. Sedikit menyimpang

5. Tidak menyimpang

Nafsu makan

Indikator:

1. Hasrat/keinginan untuk

Makan

2. Mencari makanan

3. Menyenangi makanan

4. Merasakan makanan

5. Energi untuk makan

6. Intake makanan

7. Intake nutrisi

8. Intake cairan

9. Rangsangan untuk makan

Skala:

1. Sangat terganggu

2. Banyak terganggu

3. Cukup terganggu

4. Sedikit terganggu

5. Tidak terganggu

NIC

Monitor Nutrisi

1. Timbang berat badan

pasien

2. Monitor adanya

penurunan berat badan

3. Monitor kekeringan,

rambut kusam dan

mudah patah

4. Monitor adanya warna

pucat, kemerahan dan

jaringan konjungtiva

yang kering

5. Monitor turgor kulit

6. Monitor kulit kering

7. Identifikasi

abnormalitas eliminasi

bowel

8. Identifikasi perubahan

nafsu makan

9. Monitor adanya mual

muntah

Terapi Nutrisi

1. Kaji kebutuhan nutrisi

parenteral

2. Ciptakan lingkungan

yang membuat suasana

yang menyenangkan

3. Berikan perawatan

mulut sebelum makan

sesuai kebutuhan

4. Pastikan makanan

lunak, lembut dan tidak

mengandung asam

sesuai kebutuhan

Page 63: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

4.1.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan Diagnosa

Keperawatan 23-01-2017 24-01-2017 25-01-2017

Klien 1 Implementasi Implementasi Implementasi

Ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan tidak mau

makan dan mual

muntah.

08.00

09.30

09.50

10.00

10.20

10.30

10.45

10.50

11.25

11.40

12.00

1. Membina

hubungan

saling percaya

pada klien dan

keluarga klien

untuk menjalin

kerja sama

yang baik.

2. Menimbang

berat badan

untuk

memonitor

penurunan dan

kenaikan berat

badan.

3. Memonitor

tanda rambut

kering kusam

mudah patah

4. Memonitor

konjungtiva

yang kering

5. Memonitor

turgor kulit

6. Memonitor

kulit kering

7. Melakukan

identifikasi

abnormalitas

eliminasi

bowel

8. Melakukan

identifikasi

perubahan

nafsu makan

9. Melakukan

oral hygiene

10. Memonitor

mual muntah

11. Melakukan

kolaborasi

08.00

08.15

08.30

09.00

09.10

10.30

11.00

11.30

1. Melakukan oral

hygiene

2. Memonitor

tanda

kekeringan

rambut kusam,

mudah patah

3. Memonitor

konjungtiva

yang kering

4. Memonitor

turgor kulit

5. Memonitor

kulit kering

6. Melakukan

identifikasi

abnormalitas

eliminasi bowel

7. Melakukan

kolaborasi

dengan tim

dokter untuk

pemberian

terapi:

a. Memonitor

tetesan

cairan infus

D5 ½ NS

1000 cc/24

jam

b. Injeksi

Meropenem

3x300 mg

c. Injeksi

Calsan

3x300 mg

d. Paracetamol

3x15 cc

8. Melakukan

identifikasi

adanya

perubahan

nafsu makan

08.00

08.15

08.30

09.00

09.10

11.00

11.30

11.40

1. Melakukan

oral hygiene

2. Memonitor

tanda

kekeringan

rambut kusam,

mudah patah

3. Memonitor

konjungtiva

yang kering

4. Memonitor

turgor kulit

5. Melakukan

identifikasi

abnormalitas

eliminasi

bowel

6. Melakukan

kolaborasi

dengan tim

dokter untuk

pemberian

terapi:

a. Memonitor

tetesan cairan

infus D5 ½

NS 1000

cc/24 jam

b. Injeksi

Meropenem

3x300 mg

c. Injeksi

Calsan 3x300

mg

d. Paracetamol

3x15 cc

7. Melakukan

identifikasi

adanya

perubahan

nafsu makan

8. Memonitor

mual muntah

Page 64: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

12.15

12.20

12.30

dengan tim

dokter untuk

pemberian

terapi:

a. Memonitor

tetesan cairan

infus D5 ½

NS 1000

cc/24 jam

b. Injeksi

Meropenem

3x300 mg

c. Injeksi

Calsan 3x300

mg

d. Paracetamol

3x15 cc

12. Mengkaji

kebutuhan

nutrisi

parenteral

13. Menciptakan

lingkungan

menyenang-

kan

14. Memastikan

makanan

lembut

11.40

12.00

12.20

9. Memonitor

mual muntah

10. Mengkaji

kebutuhan

nutrisi

parenteral

11. Menciptakan

lingkungan

menyenang-

kan

12.00

12.15

9. Mengkaji

kebutuhan

nutrisi

parenteral

12. Menciptakan

lingkungan

menyenang-

kan.

Klien 2 Implementasi Implementasi Implementasi

Ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan penurunan

makan dan mual

muntah.

09.00

10.10

10.25

10.35

1. Membina

hubungan

saling percaya

pada klien dan

keluarga klien

untuk menjalin

kerja sama

yang baik dan

komunikasi

terapeutik

2. Menimbang

berat badan

untuk

memonitor

penurunan dan

kenaikan berat

badan.

3. Memonitor

tanda rambut

kering kusam

mudah patah

4. Memonitor

konjungtiva

08.45

09.05

09.15

09.40

10.00

11.10

11.25

1. Melakukan oral

hygiene

2. Memonitor

tanda

kekeringan

rambut kusam,

mudah patah

3. Memonitor

konjungtiva

yang kering

4. Memonitor

turgor kulit

5. Memonitor

kulit kering

6. Melakukan

identifikasi

abnormalitas

eliminasi bowel

7. Melakukan

kolaborasi

08.45

09.05

09.15

09.40

11.50

1. Melakukan

oral hygiene

2. Memonitor

tanda

kekeringan

rambut kusam,

mudah patah

3. Memonitor

turgor kulit

4. Memonitor

adanya kulit

kering

5. Melakukan

kolaborasi

dengan tim

dokter untuk

pemberian

terapi:

a. Memonitor

tetesan cairan

infus D5 ½

Page 65: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

10.40

10.55

11.15

11.20

11.40

12.00

12.10

12.25

12.45

13.00

yang kering

5. Memonitor

turgor kulit

6. Memonitor

kulit kering

7. Melakukan

identifikasi

abnormalitas

eliminasi

bowel

8. Melakukan

identifikasi

perubahan

nafsu makan

9. Melakukan

oral hygiene

10. Memonitor

mual muntah

11. Melakukan

kolaborasi

dengan tim

dokter untuk

pemberian

terapi:

a. Memonitor

tetesan cairan

infus D5 ½

NS 1000

cc/24 jam

b. Injeksi

viccilin Sx

3x750 mg

c. Injeksi

Calsan 3x300

mg

d. Pyrex 3x20

cc

12.Mengkaji

kebutuhan

nutrisi

parenteral

13. Menciptakan

lingkungan

menyenang-

kan

14. Makanan

lunak dan

lembut

11.50

12.05

12.25

12.40

13.00

dengan tim

dokter untuk

pemberian

terapi:

a. Memonitor

tetesan

cairan infus

D5 ½ NS

1000 cc/24

jam

b. Injeksi

viccilin Sx

3x750 mg

c. Injeksi

Calsan

3x300 mg

d. Pyrex 3x20

cc

8. Melakukan

identifikasi

perubahan

nafsu makan

9. Memonitor

mual muntah

10. Mengkaji

kebutuhan

nutrisi

parenteral

11. Menciptakan

lingkungan

menyenang-

kan

12. Makanan

lunak dan

lembut

12.20

12.45

NS 1000

cc/24 jam

b. Injeksi

viccilin Sx

3x750 mg

c. Injeksi

Calsan 3x300

mg

d. Pyrex 3x20

cc

6. Memonitor

mual muntah

7. Mengkaji

kebutuhan

nutrisi

parenteral

Page 66: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

4.1.7 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.10 Evaluasi Keperawatan Diagnosa Hari 1 Hari 2 Hari 3

Klien 1

Dx

:Ketidakseimbanga

n nutrisi: kurang

dari kebutuhan

tubuhberhubungan

dengan penurunan

nafsu makan dan

mual muntah.

S : Ibu klien mengatakan

anaknya tidak nafsu

makan. Tidak mau makan

nasi hanya minum susu

yang terkadang

dimuntahkan.

O :

1. keluarga klien, klien

dan perawat dapat

bekerja sama dalam

proses asuhan

keperawatan

2. Berat badan turun

3. Rambut tipis, lurus dan

kemerahan

4. Konjungtiva pucat

5. Turgor kulit kering

6. Klien tidak mengalami

konstipasi atau diare

7. Lidah tampak kotor

8. Klien muntah saat

makan

9. Sudah dilakukan injeksi

10. BAB klien tidak teratur

11. Klien tidak mau makan

hanya minum susu

A: Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

S : Ibu klien mengatakan

anaknya muntah saat

makan dan nafsu makan

berkurang.

O :

1. Lidah tampak kotor

2. Rambut tipis, lurus

dan kemerahan

3. Konjungtiva pucat

4. Turgor kulit kering

5. Klien tidak mengalami

konstipasi atau diare

6. Sudah dilakukan

injeksi

7. BAB klien tidak

teratur

8. Klien muntah saat

makan

9. Klien makan tapi tidak

habis satu porsi

A : Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi

dilanjutkan

S : Ibu klien mengatakan

anaknya muntah saat

makan dan nafsu makan

berkurang.

O :

1. Lidah tampak kotor

2. Rambut tipis, lurus dan

kemerahan

3. Konjungtiva pucat

4. Turgor kulit kering

5. Klien tidak mengalami

konstipasi atau diare

6. Sudah dilakukan

injeksi

7. BAB klien tidak

teratur

8. Klien muntah saat

makan

9. Klien makan tapi tidak

habis satu porsi

A : Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi

dilanjutkan

Klien 2 S : Ibu klien mengatakan

anaknya makan 3-4

sendok merasa mual dan

kemudian muntah saat

makan dan nafsu makan

berkurang.

O :

1. keluarga klien, klien dan

perawat dapat bekerja

sama dalam proses

asuhan keperawatan

2. Berat badan turun

3. Rambut tebal, keriting

dan kemerahan

4. Konjungtiva non anemis

5. Turgor kulit kering

6. Klien tidak mengalami

konstipasi atau diare

7. Lidah tampak kotor

8. Klien muntah saat

makan

S : Ibu klien mengatakan

anaknya merasa mual

dan muntah saat makan.

O :

1. Melakukan oral

hygiene

2. Rambut tebal,

keriting dan

kemerahan

3. Konjungtiva non

anemis

4. Turgor kulit kering

5. Klien tidak

mengalami

konstipasi atau diare

6. Sudah dilakukan

injeksi

7. Lidah tampak kotor

8. Klien muntah saat

makan

9. Klien mau makan

S : Ibu klien mengatakan

nafsu makan anaknya

baik sudah mau makan

nasi dan roti serta minum

susu.

O :

1. Melakukan oral

hygiene

2. Rambut tebal,

keriting dan

kemerahan

3. Turgor kulit kering

4. Klien tidak

mengalami konstipasi

atau diare

5. Sudah dilakukan

injeksi

6. Lidah tampak kotor

7. Klien mual saat

makan

Page 67: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

9. Sudah dilakukan injeksi

12. BAB klien tidak teratur

13. Klien makan tapi satu

porsi tidak habis

A: Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

tapi satu porsi tidak

habis

A: Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

A: Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Page 68: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

4.2 Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan membahas dan menjelaskan

kesenjangan yang terjadi antara praktik dan teori pada studi kasus yang

dilakukan di RSUD Jombang pada An. R dan An. D sesuai dengan teori

yang ada. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memecahkan masalah dari

kesenjangan yang terjadi dan ditemukan, sehingga dapat digunakan sebagai

tindak lanjut dalam penerapan asuhan keperawatan:

4.2.1Pengkajian

1. Data Subjektif

Pada data subjektif dari pengkajian antara 2 klien didapatkan keluhan

yang sama yaitu penurunan nafsu makan, mual dan muntah disertai

lemas, tetapi penurunan nafsu makan klien 1 lebih berat daripada klien 2.

Menurut Rampengan (2008) mengatakan bahwa manifestasi klinis

thypoid adalah keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada

umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, bibir

kering, bibir pecah, diare atau konstipasi, lidah tertutup selaput putih

kotor (coated tongue), abdomen kembung (meteorismus) dan suhu badan

yang meningkat, pembesaran hati dan limpa, mungkin disertai gangguan

kesadaran dari yang ringan sampai berat.

Menurut peneliti terdapat kesenjangan antara teori dan praktik karena

peneliti menemukan tingkat respon yang berbeda dalam penerimaan

nutrisi yang ditunjukkan oleh klien yang berbeda.Adapun pada klien 1

lebih melakukan penolakan dalam penerimaan nutrisi daripada klien 2.

Page 69: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

2. Data Obyektif

Pemeriksaan fisik pada data obyektif antara klien 1 dan klien 2

didapatkan pemeriksaan fisik dengan tanda gejala yang tidak sama yakni

pada klien 1 ditemukan TD : 90/50 mmHg, N : 114x/menit, S : 37,4oC, R :

25x/menit, kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, klien hanya mau minum

susu dan tidak mau makan sedangkan pada klien 2 TD : 100/70 mmHg, N

:100x/menit, S : 37oC, R : 23x/menit, kesadaran composmentis, GCS 4-5-

6, mau makan nasi 3-4 sendok.

Menurut Aden (2010) bahwa pada pengkajian biasanya nafsu makan

klien berkurang karena terjadi gangguan pada usus halus, kemudian

dijelaskan Rampengan (2008) bahwa selama sakit klien mengalami

merasakan sakit pada perutnya karena mual, muantah, diare atau

konstipasi.

Menurut peneliti ditemukan data yang sama klien 1 dan klien 2

masing-masing mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah saat

makan diserta badan lemas. Hanya saja klien 2 masih mau makan 3-4

sendok, dibandingkan dengan klien 1 yang hanya mau minum susu saja.

1.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan pada klien 1 dan klien 2 berdasarkan hasil

pengkajian, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan diagnostik yang

didapatkan menunjukkan masalah yang dialami kedua klien adalah

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penuruan nafsu makan dan mual, muntah.

Page 70: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Menurut Herdman (2015) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mau makan dan mual,

muntah. Dengan data subyektif: ibu klien mengatakan tidak mau makan

hanya minum susu kadang dimuntahkan. Data obyrktif: bibir kering dan

pecah-pecah, lidah kotor (coated tongue).

Menurut peneliti klien dengan riwayat thypoid dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh tidak segera

diaatasi akan mengalami penurunan berat badan yang berhubugan dengan

asupan yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik. Diagnosa

keperawatan ini diambil dari batasan karakteristik yang muncul pada tanda

gejala kedua klien.

4.2.3Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang diberikan pada klien 1 dan klien 2 adalah,

pada klien 1 diberikan infus D5 ½ NS 1000 cc/24 jam,injeksi Meropenem

3x300 mg melalui IV,injeksi Calsan 3x300 mg melalui IV, paracetamol

3x15 cc/oral. Sedangkan pada klien 2 diberikan infus D5 ½ NS 1000 cc/24

jam,injeksi viccilin Sx 3x750 mg melalui IV,injeksi Calsan 3x300 mg

melalui IV,pyrex 3x20 cc (IV).

Menurut peneliti intervensi keperawatan digunakan sesuai dengan

keluhan utama dan tanda gejala yang dialami oleh klien 1 dan klien 2.

Intervensi keperawatan menurut NIC-NOC (2015) dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh menggunakan

NOC status nutrisi dengan NIC Manajemen nutrisi : Mengkaji adanya

alergi makanan dan jika klien didapat mempunyai alergi makanan dapat

Page 71: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

dicegah dalam pemberian makanan, melakukan perawatan mulut sebelum

makan, pastikan diet mencakup makanan tinggi kandungan serat untuk

mencegah konstipasi, berikan kalori tentang kebutuhan nutrisi, beri obat-

obatan sebelum makan jika diperlukan, Monitor kalori dan asupan

makanan, monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan

berat badan. NOC nafsu makan dengan NIC monitor nutrisi : Timbang

berat badan pasien, monitor adanya penurunan berat badan, monitor turgor

kulit, monitor kulit kering, monitor adanya mual muntah, identifikasi

abnormalitas eliminasi bowel, monitor diet dan asupan makanan,

identifikasi perubahan nafsu makan , monitor kekeringan, rambut kusam

dan mudah patah, monitor adanya warna pucat, kemerahan dan jaringan

konjungtiva yang kering, monitor Hb dan kadar Ht, monitor makanan

kesukaan, monitor pertumbuhan dan perkembangan.

Menurut peneliti intervensi keperawatan yang digunakan sesuai

dengan keluhan dan tanda gejala yang dialami oleh klien 1 dan klien 2.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang diberikan pada klien 1 dan klien 2

sudah sesuai dengan apa yang ada pada intervensi keperawatan, tetapi

untuk kolaborasi pemberian terapi pada klien 1 diberikan infus D5 ½ NS

1000 cc/24 jam,injeksi Meropenem 3x300 gr melalui IV,injeksi Calsan

3x300 gr melalui IV, paracetamol 3x15 cc/oral. Sedangkan pada klien 2

diberikan infus D5 ½ NS 1000 cc/24 jam,injeksi viccilin Sx 3x750 gr

melalui IV,injeksi Calsan 3x300 gr melalui IV,pyrex 3x20 cc. Hal ini

Page 72: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

menunjukkan bahwa pada kedua klien dengan masalah keperawatan yang

sama tapi tidak sama dalam pemberian terapi.

Menurut Hidayat Alimul (2012), merupakan tahap keempat dalam

proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai tindakan keperawatan

yang telah disusun pada tahap perencanaan. Jenis tindakan pasa

implementasi ini terdairi dari tindakan mandiri dan kolaborasi.

Menurut peneliti implementasi yang dilakukan pada studi kasus pada

kedua klien dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh sudah sesuai dengan intervensi. Jika ada penambahan

pada implementasi untuk kolaborasi dengan tim dokter itu dilakukan untuk

mempercepat kesembuhan klien dalam pemenuhan nutrisi.

1.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan pada klien 1 dan klien 2 yang dilakukan selama

3 hari, pada hari pertama dan hari kedua yang belum mencapai kriteria

hasil karena keluhan dan tanda gejala yang dialami klien masih teratasi

sebagian dan masih sama dengan saat pengkajian dilakukan yakni kedua

klien masih mengalami penurunan nafsu makan, rasa mual masih muncul

dan muntah saat makan. Pada hari ketiga klien 1 dan klien 2 mengalami

perubahan evaluasi keperawatan yang menunjukkan adanya peningkatan

nafsu makan, tidak lagi mual dan muntah saat makan, keadaan umum

kedua klien juga baik. Bahkan klien 2 menurut visite dokter sudah

diperbolehkan pulang sedangkan klien 1 masih terjadi muntah tetapi

keadaan umum sudah baik dan mau makan.

Page 73: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Menurut Nikmatur & Saiful (2102), ini adalah tahap akhir dari proses

keperawatan dengan menilai sejauh mana rencana dan tindakan perawat

yang telah dilakukan. Serta perbandingan keadaan pasien dan kriteria hasil

yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Adapun kriteria hasil yang

harus dicapai untuk memperoleh evaluasi yang maksimal untuk klien

dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

adalah adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, berat badan

ideal sesuai dengan tinggi badan, mampu mengidentifikasi kebutuhan

nutrisi, menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan

Menurut peneliti pada hari kedua kedua klien menunjukkan hasil yang

berbeda karena masih mengeluh ingin muntah tetapi klien sudah

menunjukkan peningkatan nafsu makan yang baik dibandingkan dengan

klien 2.

Page 74: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sesuai dengan apa yang penulis dapatkan pada laporan studi kasus

pembahasan asuhan keperawatan klien yang mengalami thypoid dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh di ruang

Seruni RSUD Jombang, maka penulis mengambil kesimpulan:

5.1.1 Pengkajian

Klien 1 dan klien 2 didapatkan keluhan utama dan tanda gejala

sesuai dengan tanda gejala yang terdapat pada penderita penyakit

thypoid. Tetapi, ada keluhan lain yang muncul dan tidak sesuai dengan

tanda gejala penderita thypoid yaitu pada klien 1 muncul batuk.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Dari pengkajian klien dan klien 2, penulis mengambil diagnosa

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan tidak mau makan dan mual muntah. Penulis memprioritaskan

diagnosa ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada

urutan pertama karena apabila masalah tidak segera ditangani dengan

cepat dan tepat maka semua kebutuhan klien akan selalu memerlukan

bantuan dari keluarga dan orang lain.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Pada klien 1 dan klien 2 intervensi keperawatan yang digunakan

bersumber :NANDA NIC-NOC, 2015. Intervensi yang digunakan

adalah NOC status nutisi : manajemen nutrisi, adanya peningkatan

Page 75: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

58

berat badan sesuai dengan tujuan, tidak terjadi penuruan berat badan

yang berarti, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, berat badan ideal sesuai

dengan tinggi badan. Pada tahap ini penulis mendapatkan tidak ada

kesenjangan antara teori dan fakta, hal ini dikarenakan intervensi yang

dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien.Sehingga

intervensi yang dibuat dapat mengatasi masalah yang dialami.

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Pada klien 1 dan klien 2 intervensi keperawatan yang digunakan

adalah intervensi NOC dan NIC. Implementasi keperawatan dilakukan

sesuai dengan intervensi, tetapi intervensi mengenai kolaborasi dengan

tim dokter mengenai terapi dan tim gizi mengenai diet antara klien 1

dan klien 2 mendapat terapi yang sama dalam pengobatan penyakit

thypoid. Implementasi yang dapat dilakukan oleh peneliti selama 3

hari dengan hasil secara umum kondisi kesehatan klien membaik atau

sudah pulih.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan pada klien 1 dan klien 2 didapatkan pada

hari pertama dan kedua mengeluh tidak nafsu makan, setiap makan

hanya 3-4 sendok kadang dimuntahkan, susu masih mau tapi jarang

tetapi pada klien 2 lebih suka minum air mineral, badan masih merasa

lemas. Hari ketiga tingkat nafsu makan meningkat berangsur membaik

dan tidak muntah saat makan.

Dengan demikian intervensi dan implementasi yang sudah

dilakukan selama 3 hari didapatkan evaluasi dengan masalah

Page 76: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

59

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh dalam tahap

teratasi sebagian pada klien 2 sedangkan pada klien 1 masalah teratasi.

5.2 Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran

antara lain:

1. Pelayan kesehatan

Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat di Rumah Sakit

dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan khususnya thypoid dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Klien dan Keluarga klien

Setelah adanya pendidikan kesehatan yang dilakukan penulis selama

proses pemberian asuhan keperawatan, diharapkan keluarga klien mandiri

dapat mencegah, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan baik bagi

individu, keluarga maupun masyarakat, sehingga tercapai derajat

kesehatan yang optimal.

3. Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan tambahan bahan ajar untuk mahasiswa tentang

asuhan keperawatan thypoid dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi:

kurang dari kebutuhan tubuh.

4. Penulis

Penulis dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara

maksimal sesuai peraturan dan etika yang berlaku.

Page 77: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba

Medika

Bulechek. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia

2013.www.depkes.go.id diakses tanggal 18 Desember 2016

Dinkes, Kabupaten Jombang. 2014. ProfilKesehatanKabupaten Jombang Tahun

2014.www.depkes.go.id diakses pada tanggal 19 Desember 2016

Dorland. 2012. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta : EGC

Franti D. 2015.http://eprints.ums.ac.id diakses tanggal 8 Desember 2016.

Seran Eunike Risani, Henry Palandeng, Vandy D Kallo. 2015. Hubungan Personal

Hygiene dengan KejadianDemam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas

Tumaratas. Fakultas Kedokteran: Sam Ratulangi. Vol 3 no.2 diakses 7

Desember 2016.

Herdman, (2015-2017). NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi

2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2012. BukuAjar Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).

Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi .Surabaya : Healt Books

Publishing.

Tri, Maharani, dkk.. 2016. Buku Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah : Studi

Kasus, Jombang : STIKes ICMe

Moorhead, Sue. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 5.

Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Salemba

Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka

Cipta.

Riskesdas. 2010. RisetKesehatanDasar. Riskesdas 2010.Jakarta:BadanPenelitian

Dan PengembanganKesehatanKementrianKesehatan RI.

Rohmah, Nikmatur & Walid Saiful. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Page 78: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Sodikin.2011. AsuhanKeperawatanAnakGangguanSistem Gastrointestinal Dan

Hepatobilier, Jilid 1.Jakarta:SalembaMedika.

Rampengan, 2008. Buku Infeksi Tropik pada Anak, Edisi 2Jakarta :EGC.

Wahyu Rahayu Utaminingsih, 2010. Menjadi Dokter Bagi Anak Anda,

Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.

Page 79: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Lampiran 1

Page 80: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Lampiran 2

Page 81: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Lampiran 3

Page 82: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Lampiran 3

Page 83: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Lampiran 4

Page 84: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Lampiran 5

Page 85: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Lampiran 6

Page 86: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Lampiran 7

Page 87: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Lampiran 8

Page 88: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan
Page 89: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Lampiran 8

Page 90: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan
Page 91: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES ”ICME” JOMBANG

2017

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Tanggal MRS : Jam :

Tanggal Pengkajian : Diagnosa Medis :

No. RM :

I. IDENTITAS ANAK

Nama :

Tempat tgl. lahir :

Jenis kelamin :

Pendidikan :

Agama :

Alamat :

PENANGGUNG JAWAB BIAYA

Nama Ayah/Ibu :

Pekerjaan Ayah/Ibu :

Pendidikan Ayah/Ibu :

Suku/Bangsa :

Alamat :

II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1. Keluhan Utama :

2.Riwayat Penyakit Sekarang :

III. RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA

1. Penyakit kronik dan menular Ya, Jenis: Tidak

2. Riwayat alergi Ya, Jenis: Tidak

3. Riwayat operasi Ya, Jenis: Tidak

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1.Penyakit yang pernah diderita keluarga : Ya, Jenis Tidak

2.Lingkungan rumah/ komunitas: ...............................................

V. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

1. Lahir cukup bulan Ya Tidak

2. Spontan Ya Tidak

3. Langsung menangis Ya Tidak

Penyakit Ibu yang dialami saat hamil Infeksi Eklamsi

HT Perdarahan

DM Lain-lain:

Lampiran 9

Page 92: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

a. Ditolong siapa :

b. BBL :

c. PBL :

4. Operasi Ya Tidak

VI. IMUNISASI

BCG :……x, umur…… Campak :……x, umur……

DPT :……x, umur…… Polio :……x, umur……

Hepatitis :……x, umur……

VII. RIWAYAT PERTUMBUHAN &PERKEMBANGAN A. Pertumbuhan

Umur

1. Triwulan I

2. Triwulan II

3. Triwulan III

4. Usia 12 bulan

:

:

:

:

Berat badan

………………………

………………………

………………………

………………………

Tinggi badan

………………………

………………………

………………………

………………………

B. Perkembangan Motorik Perkembangan

1. Menghisap

:

Usia

………………………

Somnolen Gelisah

2. GCS :

Eye (E)……. Verbal (V)……. Motorik (M)…….

Total nilai : ………………………………..

3. Reflek : ……………………………………

4. Koordinasi gerak Ya Tidak

5. Kejang Ya Tidak

6. Kepala dan wajah : ……………………….

7. Mata :

Sklera Putih Merah

Icterus Perdarahan

Konjungtiva Pucat Merah

Pupil Isokor Anisokor

Miosis Midriasis

8. Leher : ……………………………………..

C. Perkembangan Eliminasi

a. Produksi urine : …………..ml, frekuensi : ……………x/hari

b. Warna : ………………. Bau : ………………

c. Masalah kandung kemih :

Tidak ada masalah Menetes Inkontenensia

Obliguri Nyeri Retensi

Poliuri Panas Hematuri

Dysuri Sering Terpasang kateter

Cystotomi

Lainnya, sebutkan : …………………………….

D. Pencernaan – Eliminasi ALVI

Page 93: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

a. Mulut dan tenggorokan

Mulut Lembab Merah Stomatitis

Lidah Hiperemek Kotor Lain-lain………

Kebersihan rongga mulut Bau Tidak berbau

Gigi bersih Gigi kotor

Tenggorokan Nyeri telan Sulit menelan

b. Abdomen

Kembung Benjolan

Ascites Normal

Nyeri tekan, lokasi : ……………………..

Benjolan, lokasi : ……………………..

c. Masalah usus besar & rectum/anus

BAB .............x / hari

Tidak ada masalah Diare Colostomi

Konstipasi Feces berdarah Wasir

Incontenensia Feces berlendir

Obat pencahar Ya Tidak

Lavemen Ya Tidak

E. Otot, tulang dan integumen

a. Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM)

Bebas Terbatas

Parese Ya Tidak

Paralise Ya Tidak

Hemaparese Ya Tidak

b. Kemampuan kekuatan otot (ekstremitas)

Atas Tidak ada kelainan Peradangan

Patah tulang Perlukaan

Lokasi : ................ Lokasi : ...............

Bawah Tidak ada kelainan Peradangan

Patah tulang Perlukaan

Lokasi : ………… Lokasi : ………...

Tulang Belakang Lordosis Skoliosis

Kiposis Lain-lain : ……...

c. Integumen

Warna kulit : Akral :

Ikterik Panas

Sianotik Dingin kering

Pucat Dingin basah

Kemerahan Hangat

Pigmentasi

Turgor kulit Normal Menurun

F. Reproduksi – Seksual

a. Laki-laki

Kelamin, bentuk Normal Tidak

Kebersihan Bersih Kotor

b. Perempuan

Page 94: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Payudara

Bentuk Simetris Asimetris

Benjolan Ya Tidak

Kelamin

Bentuk Normal Tidak

Keputihan Y a Tidak

Siklus Haid ……………………. hari

VIII. POLA FUNGSI KESEHATAN

1.Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit

………………………………………………………………

………………………………………………………………

2. Kebutuhan nutrisi

a. TB ………… cm

b. BB sebelum sakit ………….. kg

c. Pemenuhan kebutuhan nutrisi …………. kg

Minum Di Rumah Di Rumah Sakit

1. Jenis

2. Frekuensi

3. Jumlah

4. Kebiasaan

d. Keluhan/masalah

Mual Kesukaran Makan

Muntah Masalah Cerna

Sakit Mulut

3. Istirahat dan Tidur Waktu Di Rumah Di Rumah Sakit

Siang

Malam

Keluhan/masalah yang dirasakan : …………………………………

4. Kognitif – Perseptual

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

5. Persepsi diri – Konsep diri

Ekspresi dan Emosi

Makan Di Rumah Di Rumah Sakit

1. Komposisi

2. Frekuensi

3. Jumlah

4. Nafsu Maka

5. Pantangan

Page 95: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Senang Sedih Gelisah

Takut Marah Mudah Tersinggung

6. Peran dan hubungan dengan lingkungan sekitar

a. Hubungan dengan kelurga : ……………………………………….

b.Hubungan dengan teman/pasien lain : ……………………………

c. Hubungan dengan petugas kesehatan : ……………………………

7. Kebersihan diri Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit

1. Mandi

2. Gosok gigi

3. Keramas

4. Ganti pakaian

8. Nilai – pola keyakinan

a. Menjalankan Ibadah : ……………………………………………..

b. Persepsi tentang penyakit : ……………………………………….

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG ( Lab, X ray, USG, dsb )

X. TERAPI

Jombang, ……….………..…..2017

Mahasiswa,

(Windi Yanuarti Ningsih)

Page 96: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

ANALISA DATA

Nama :

No. RM :

No Data Etiologi Masalah Keperawatan

Data Subyektif :

Data Obyektif :

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. .....................................................................

2. .....................................................................

INTERVENSI

Nama :

No. RM :

Hari/

Tgl

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan&

Kriteria Hasil Waktu Rencana Tindakan

IMPLEMENTASI

Page 97: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan

Nama :

No. RM :

Hari/

Tgl

Diagnosa

Keperawatan Waktu Implentasi Paraf

EVALUASI

Nama :

No. RM :

Hari/

Tgl

Diagnosa

Keperawatan Waktu Perkembangan Paraf

Lampiran 10

Page 98: KARYATULISILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/242/1/WINDI YANUARTI NINGSIH .pdfvii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, 01 Januari 1996 dari pasangan