44
1 KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL BERDASARKAN LAMA DEMAM PADA PASIEN SUSPEK DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN NANDA ERIKA P07534016030 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2019

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

  • Upload
    others

  • View
    33

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

1

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN HASIL UJI WIDAL BERDASARKAN LAMA

DEMAM PADA PASIEN SUSPEK DEMAM TIFOID

DI PUSKESMAS PADANG BULAN

MEDAN

NANDA ERIKA

P07534016030

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2019

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

2

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN HASIL UJI WIDAL BERDASARKAN LAMA

DEMAM PADA PASIEN SUSPEK DEMAM TIFOID

DI PUSKESMAS PADANG BULAN

MEDAN

Sebagai Syarat Menyeesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma III

NANDA ERIKA

P07534016030

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2019

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

3

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

4

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

5

PERNYATAAN

GAMBARAN HASIL UJI WIDAL BERDASARKAN LAMA DEMAM

PADA PASIEN SUSPEK DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS

PADANG BULAM MEDAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2019

Nanda Erika

P07534016030

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

6

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

KTI, JUNI 2019

Nanda Erika

Gambaran Hasil Uji Widal Berdasarkan Lama Demam Pada Pasien Suspek

Demam Tifoid Di Puskesmas Padang Bulan Medan

Vii+20 halaman,2 tabel,6 gambar,6 lampiran

ABSTRAK

Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang bersifat akut yang

disebabkan oleh bakteri Salmonella sp, Penyakit yang hampir semua ditemukan

terjadi pada masyarakat standart hidup dan kebersihan yang rendah cenderung

meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi pada

daerah tropic dibandingkan daerah berhawa dingin, Bakteri ini termasuk kuman

gram negative yang memiliki flagel ,tidak berspora, motil, berbentuk batang,

berkapsul dan bersifat fakultatif anaerob dengan karakteristik antigen O, H dan

Vi, pada manifestasi klinis yang timbul pada semua penderita demam tifoid ini

tidak khas dan sangat bervariasai sesuai dengan patogenitas demam tifoid. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menentukan diagnosa hasil tes widal pada pasien

suspek demam tifoid di Puskesmas Padang Bulan Medan. Jenis penelitian ini

adalah deskriptif dengan metode aglutinasi di Laboratorium Imunoserologi

Jurusan Analis Kesehatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03-05 Mei

2019. Di Laboratorium Imunoserologi Jurusan Analis Kesehatan. Hasil Penelitian

ini menunjukan bahwa dari 15 sampel yang diperiksa menunjukkan bahwa terjadi

aglutinasi pada 9 sampel (60%) dan 6 sampel (40%) tidak terjadi aglutinasi.

Kata Kunci : Demam Tifoid, Salmonella Thypi, Uji Widal

Daftar Bacaan : 12 (2004-2016)

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

7

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

KTI, JUNI 2019

NANDA ERIKA

DESCRIPTION OF THE RESUTS OF THE WIDAL TEST BASED ON

THE DURATION OF FEVER IN PARTIENTS SUSPECTED OF

TYPHOID FEVER IN THE PADANG BULAN MEDAN HEALTH

CENTER.

Vii+20 Pages, 2 tabel, 6 image, 6 attachments

ABSTRACT

Typhoid fever ia an acute systemic disease caused by Salmonella sp

bacteria, a disease that is almose all found to occur in the standart living

community and hygine tends to increase and endemic. Usually a high inedece in

the tropis compared to cold regions, these bacteria, inculde gram negative germ

that have flagellium, not sporous, motie, rod-shaped, encapsulated and facutative

anaerobs with thw aries in al typhoid fever sufferers are not uniqe and vary

graatly according to te pathogenicity of typhoid fever. The purpose of this study

was to determine the diagnosis of widal test results in patients suspected of

typhoid fever in Padang Bulan Health Center. The type of research was typhoid

fever in health analyts. Imi’s research was hedon may 02-05-2019. In the

Immunology to laboratory majoring in health analysts. The resuts of this study

indicate that of the is sampels examined showed that 9 sampels were agglutinated

(60%) and there was no agglutinateion of sampels (40%)

Keywoard : Thyphoid Fever, Salmonella Typhi Widal Test

Reading List : 12 (2004-2016)

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada TuhanYang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Gambaran Hasil Uji Widal Berdasarkan Lama Demam

Pada Pasien Suspek Demam Tifoid di Puskesmas Padang Bulan Medan”Karya

Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang

pendidikan Diploma III Poltekkes Kemenkes RI Jurusan Analis Kesehatan

Medan. Dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan, baik dalam kata-kata maupun penyajian, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan

Karya Tulis Ilmiah.

Dalam penyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak

menemukan hambatan dan kesulitan, tetapi dengan adanya bimbingan, bantuan

dan saran dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Medan.

2. Ibu Endang Sofia Siregar, S.Si, M.Si selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan Medan.

3. Ibu Ice Ratnalela Siregar S,si,M.Kessebagai Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing

penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu dr.Lestari Rahma, MKT sebagai Dosen Penguji I dan Ibu Sri Bulan

Nst,ST,M.Kes Sebagai Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan

dan masukkan untuk Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Jurusan Analis Kesehatan Medan yang telah membimbing

dan mengajari penulis selama mengikuti perkuliahan di Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Medan Jurusan Analis Kesehatan Medan.

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

9

6. Teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orangtua saya tercinta bapak

Sartono dan ibu Parjiyem yang telah memberikan kasih sayang kepada

penulis dan pengorbanan baik material maupun mmoral yang tidak dapat

terbalas dan ternilai selama mengikuti pendidikan, dan kepada teman-

teman saya Rini andriani, Dewi efrin, Rini deswitasari, Sintia

apriani,Cindy Maulina Rahmadani yang telah banyak memberikan

semangat dan doa kepada penulis.

7. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan

angkatan 2016. Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran Karya

Tulis Ilmiah ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penulis juga berharap

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca.

Medan, Juni 2019

Penulis

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

10

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Tujuan Penelitian 3

1.3.1. Tujuan Umum 3

1.3.2. Tujuan Khusus 3

1.4. Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam Tifoid 4

2.1.1. Pengertian Demam Tifoid 4

2.1.2. Etiologi Demam Tifoid 5

2.1.3. Patogenitas Demam Tifoid 5

2.1.4. Gambaran Klinis 6

2.1.5. Gejala Klinis 6

2.2. Diagnosis Demam Tifoid 7

2.3 Tinjauan Tentang Salmonella 7

2.3.1. Pengertian Salmonella 7

2.3.2. Morfologi 8

2.3.3 . Struktur Antigen Salmonella 8

2.3.4. Cara Penularan 9

2.4. Kerangka Konsep 9

2.5. Defenisi Operasional 10

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 11

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 11

3.3. Popolasi dan Sampel Penelitian 11

3.3.1. Populasi Penelitian 11

3.3.2. Sampel Penelitian 11

3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 11

3.5. Alat, Bahan dan Reagensia 12

3.5.1. Alat 12

3.5.2. Bahan 12

3.5.3. Reagensia 12

3.6. Prosedur Kerja 12

3.6.1. Cara Pengambilan Specimen 12

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

11

3.6.2. Cara Kerja Pemisahan Serum 13

3.6.3. Tes Widal Metode Slide 13

3.7. Interprestasi Hasil 14

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil 16

4.2. Pembahasan 17

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 19

5.2. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang bersifat akut,dapat

disebabkan oleh Salmonella serotipe typi,Salmonella serotipe paratypi A, B dan

C,ditandai dengan demam berepanjangan, bakterimia tanpa perubahan pada

sistem endotel, invasi dan multiplikasi bakteri dalam sel pagosit monokuler pada

hati dan limpa. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang dapat terjadi di

negara beriklim tropis dan sub tropis. Manifestasi klinis demam tifoid dimulai dari

yang ringan (demam tinggi,denyut,jantung lemah,sakit kepala) komplikasi pada

hati dan limpa (Ghadia Putri Setiana, 2016).

Demam tifoid merupakan penyakit yang hampir semua ditemukan terjadi

pada masyarakat dengan standart hidup dan kebersihan yang rendah, cenderung

meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi pada

daerah tropik dibandingkan daerah berhawa dingin. Sumber penularan penyakit

demam tifoid adalah penderita yang aktif, penderita dalam fase konvalesen, dan

kronik karier. Demam Tifoid juga dikenali dengan nama lain yaitu Typhus

Abdominalis, Typhoid fever atau Entric fever (Syarifah Nurlaila, 2013).

Demam tifoid disebaban oleh infeksi bakteri Salmonella enterica,

terutama serotype Salmonella typi(S.typi). Bakteri ini termasuk kuman gram

negatif yang memiliki flagel, tidak berspora, motil, berbentuk batang, berkapsul

dan bersifat fakultatif anaerob dengan karakteristik antigen O, H dan Vi. Demam

merupakan keluhan dan gejala klinis yang timbul pada semua penderita demam

tifoid ini. Namun, pada manifestasi klinis demam tifoid tidak khas dan sangat

bervariasi sesuai dengan patogenitas demam tifoid. Untuk menentukan diagnosis

pasti dari penyakit ini diperlukan pemeriksaan laboratorium (Fatmawati Rachman,

2011).

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

13

Prevalensi demam tifoid paling tinggi pada usia 3-19 tahun karena pada

usia tersebut orang-orang cenderung memiliki aktivitas fisik yang banyak,

sehingga kurang memperhatikan pola makannya, akibatnya mereka cenderung

lebih memilih makan di luar rumah, yang sebagian besar kurang memperhatikan

higenitas. Insidensi demam tifoid khususnya banya terjadi pada anak usia sekolah.

Freuensi sering jajan sembarangan yang tingkat kebersihannya masih kurang,

merupakan faktor penularan penyakit demam tifoid. Bakteri Salmonella typhi

banyak berkembang biak dalam makanan yang kurang dijaga higenitasnya (Galuh

Rumaningrum, 2014).

Di negara berkembang demam tifoid diperkirakan sekitar 150 kasus

perjuta populasi 1 juta tahun di Amerika Latin dan 1.000 kasus perjutaan populasi

pertahun dibeberapa negara Asia. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi

menahun yang dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Anak merupakan paling

rentan demam tifoid.Walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa.

Dihampir semua daerah endemik, insiden demam tifoid banyak terjadi pada anak

usia 3-9 tahun. Morbilitas di seluruh dunia, setidaknya 7 juta kasus baru dan

hingga 600 ribu kematian dilaporkan tiap tahunnya(WHO,2013).

Di Indonesia demam tifoid menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit

terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit. Pada tahun 2009 yaitu sebanyak

80.850 kasus dan yang meninggal sebanyak 1.747 orang. Sedangkan pada tahun

2010 kasus demam tifoid yaitu 41.081 kasus dan yang meninggal sebanyak 274

orang(Kemenes RI,2011).

Diagnosa demam tifoid dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan

widal. Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan aglutinasi yang menggunakan

suspensi bakteri Salmonella typi dan Salmonella paratypi sebagai antigen untuk

mendeteksi adanya antibody terhadap kedua bakteri Salmonella tersebut dalam

serum penderita. Indikasi pemeriksaan widal yaitu untuk membantu menegakkan

diagnosis penyakit demam tifoid(Handojo,2004).

Uji Widal adalah suatu pemeriksaan laboratorium guna mendeteksi ada

atau tidaknya antibodi penderita tersangka terhadap antigen Samolnella typi yaitu

antibodi terhadap antigen O (dari tubuh kuman). Antigen H (flagel kuman), dan

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

14

antigen Vi (kapsul kuman). Dari etiga antibodi, hanya antibodi terhadap antigen H

dan O yang mempunyai nilai diagnostik demam tifoid (Vika Rahma Velina,

2016).

Puskesmas Padang Bulan adalah Pusat Kesehatan masyarakat Jamin

Ginting Medan, melayani pengobatan,imunisasi,partus. Puskesmas merupakan

tempat berobat bagi seluruh masyarakat. Terdiri dari tenaga dokter,bidan dan

perawat yang menjalankan kegiatan medis sesuai bidangnya masing-masing

pengobatan yang di lakukan ialah seperti pemeriksaan,berobat,partus dan lainnya

layanan puskesmas ini baik,siap membantu pasien yang berlokasi dipusat pasar.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil kesimpulan

permasalahan sebagai berikut apakah, pasien dengan lama demam pada pasien

suspek demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typi.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah suspek demam tifoid perlu dilakukan Tes

Serologi Widal.

1.3.2. Tujuan Khusus

Menentukan diagnosa hasil tes widal pada pasien suspek demam tifoid.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Sebagi sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama

kuliah di bidang ilmu Serologi dalam bentuk penelitian ilmiah mengenai Uji Tes

Serologi Widal pada Suspek Demam Tifoid Di Laboratorium Serologi Jurusan

Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Medan.

1.4.2. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu tambahan pustaka

tentang mengenai Uji Tes Serologi Widal Pada Suspek Demam Tifoid Di

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

15

Laboratorium Serologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekes Kemenkes Medan

sehingga dapat dijadikan pembelajaran di perukuliahan.

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam Tifoid

2.1.1. Pengertian Demam Tifoid

Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau tifoid fever.

Demam tifoid ialah penyakit akut yang biasanya terdapat pada saluran

pencernaan(usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai

gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran

(Astuti,2013).

Demam tifoid memiliki salah satu keluhan utama berupa demam yang

merupakan suatau gejala tidak spesifik mengingat terdapat memberikan hasil yang

tidak selalu tepat, Meskipun demikian, terdapat pemeriksaan laboratorium lain

berupa tes serologi yang memerlukan waktu yang lebih singkat dan biaya yang

relatif lebih murah dibandingkan dengan kultur dari darah seperti tes widal dan tes

IgM anti Salmonella typhi. Kedua tes tersebut sudah banyak digunakan untuk

mendiagnosis demam tifoid,khususnya tes widal yang sudah banya digunakan di

dunia termasuk di negara berkembang. Tes Widal merupakan tes serologi yang

rutin digunakan untu menegakkan diagnosis demam tifoid mengingat tes widal

merupakan salah satu modalitas uji diagnosis yang relatif murah, mudah dikerjaan

dan memberikan hasil yang cepat. Pada tes widal dilakukan pemeriksaan reaksi

antigen kuman Salmonella typhi dengan aglutnin, dimana semakin tinggi

titernya,maka semakin besar kemungkinan terinfeksi kuman Salmonella typi

tersebut, Namun tes widal hanya dapat dilakukan mulai akhir minggu pertama

karena umumnya aglutinin akan meningkat cepat dan mencapai puncak pada hari

ke-8 dan hari ke-10 hingga ke-12 setelah onset demam.Umumnya aglutinin aan

mengingat cepat dan mencapai pada puncak pada minggu ke-4 dan akan tetap

tinggi pada beberapa minggu. Oleh arena itu,jika tes widal digunakan sebagai

satu-satunya pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis demam tifoid

pada negara endemik seperti indonesia, maka akan memberikan hasil yang kurang

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

17

akurat dengan banyaknya hasil false-positife maupun false-negative. (Agung Putri

Satwika, 2013).

Salmonella typi dan Salmonella paratypi masuk kedalam tubuh manusia

melalui makanan yang terkontaminasi bakteri. Sebagianbakteri dimusnahkan oleh

asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan berkembang biak.Di

organ-organ ini bakteri meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembang

biak di luar sel atau ruang sinusoid dan menimbulkan keradangan. Proses ini akan

berlangsung selama 7-10 hari. Selanjutnya masuk kedalam sirkulasi darah lagi

yang mengakibatkan bakterimia yang kedua kalinya(Stadium bakterimia II)

dengan disertai tanda-tanda dan gejala penyakit infeksi sistemi,seperti

demam,malaise,milagia,sakit kepala dan sakit perut(Irianto,2014).

2.1.2. Etiologi Demam Tifoid

Etiologi dari demam tifoid adalah Salmonella typi, termasuk dalam genus

Salmonella. Salmonella bersifat bererak, berbentuk batang, tidak membentuk

spora, tidak berakapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan kimia, tahan

beberapa hari/minggu pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makan kering bahan

farmasi dan tinja Salmonella mati pada suhu 54,4ºC dalam 1 jam, atau 60ºC dalam

15 menit (Widagho, 2011).

2.1.3. Patogenitas Demam Tifoid

Demam typoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh bakteri

S.typhi. Penyakit ini khusus menyerang manusia, bakteri ini ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kotoran atau tinja dari seseorang

pengidap atau penderita demam typoid. Bakteri S.typhimasuk melalui mulut dan

hanyut ke saluran pencernaan. Apabila bakteri masuk ke dalam tubuh manusia,

tubuh akan berusaha untuk mengeliminasinya. Tetapi bila bakteri dapat bertahan

dan jumlah yang masuk cukup banyak, maka bakteri akan berhasil mencapai usus

halus dan berusaha masuk ke dalam tubuh yang akhirnya dapat merangsang sel

darah putih untuk menghasilkan interleukin dan merasang terjadinya gejala

demam, perasaan lemah, sakit kepala,nafsu makan berkurang, sakit perut,

gangguan buang air besar serta gejala lainnya, Gejala klinik penyakit ini adalah

demam tinggi pada minggu ke 2 dan ke 3, biasanya dalam 4 minggu gejala

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

18

tersebut telah hilang, meskipun kadang-kadang bertambah lebih lama, Gejala

yang lain yang sering ditemukan adalah anoreksia, malaise, nyeri otot, sakit

kepala, batuk, bradikardia dan konstipasi, selain itu dapat dijumpai adanya

pembesaran hati dan limpa, bintik rose sekitar umbilicius yang kemudian diikuti

terjadinya ulserasi pada Peyer patches pada daerah ilium, yang kemudian diikuti

terjadinya perdarahan karena terjadi perforasi. Masa inkubasi demam tifoid

umumnya 1-3 minggu, tetapi bisa lebih singkat yaitu 3 hari atau lebih lama

sampai dengan 3 bulan, waktu inkubasi sangat tergantung pada kuantitas bakteri

dan host factorserta karakteristik strain bakteri yang menginfeksi. Dosis infetif

rata-rata bagi manusia cukup 106 organisme untuk menimbulkan infeksi klini atau

sub klinik. Pada manusia S.typhi dapat menimbulkan demam enterik (Darmawati,

S. 2009).

2.1.4. Gambaran Klinis

Gambaran klinis tifoid sangat bervariasi,dari gejala yang ringan sekali

(sehingga tidak terdiagnosa) dan dengan gejala yang khas (sindrom demam tifoid)

sampai dengan gejala klinis berat yang disertai komplikasi. Fambran klinis juga

bervariasi berdasarkan daerah atau negara, serta menurut waktu gambaran klinis

di negara berkembang dapat berbeda dengan negara maju dan gambaran klinis

tahun 2000 dapat berbeda dengan tahun enam puluhan pada daerah yang sama

(Kemenkes, 2006).

2.1.5. Gejala Klinis Demam Tifoid

Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding

dengan penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10-20 hari. Setelah masa

inkubasi maka ditemukan gejala prodromal,yaitu perasaan tidak enak badan, lesu,

nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat. Pada minggu pertama gejala klinis

penyakit ini ditemukkan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut

pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,

muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak di perut, batuk, dan epistaksis. Pada

pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat demam adalah

meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hari hingga malam hari. Dalam

minggu kedua gejala-gelaja menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relatif,

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

19

lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor)

hepatomegali, spenomegali, meteorismus dan gangguan mental (Irianto,2014).

2.2. Diagnosis Demam Tifoid

Penegakan diagnosis demam tifoid dengan kultur menggunakan

pemeriksaan lab widal. Di daerah endemis, demam lebih dari 1 minggu yang tidak

diketahui penyebabnya harus dipertimbangan sebagai tifoid sampai terbukti apa

penyebabnya. Beberapa pemeriksaan penunjang yang sering dijadikan untuk

mendiagnosis demam tifoid terdiri dari pemeriksaan darah, identifikasi kuman

melalui isolasi/biakan, identifikasi kuman uji serologis serta identifiasi uman

secara molekuler.

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium didasarkan pada 3 prinsip yaitu :

1. Isolasi bakteri

2. Deteksi antigen mikroba

3. Retasi antibody terhadap organisme penyebab

Uji widal adalah salah satu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi.

Aglutinasi yang spesifik terhadap Salmonlla typi terhadap dalam serum penderita

demam tifoid. Pada orang yang pernah tertular Salmonella typi pemeriksaan ini

dilakukan di laboratorium untuk mengetahui hasil dari aglutinasi, dan mengetahui

penyebab dari demam tifoid dari bakteri Salmonella typi(Word Health

Organization,2003).

Besar titer antibodi yang bermakna untuk diagnosis demam tifoid di

Indonesia belum didapatkan kesepakatan, tetapi beberapa peneliti menyebutkan

bahwa uji widal memiliki kriteria interpretatif apabila didapatkan titer O 1/320.

Titer O 1/320 jika positif maka sudah menandakan pasien tersebut demam tifoid

(Silvia Khairani, 2018).

2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Demam Tifoid

Faktor-faktor yang sangat erat hubungannya dengan kejadian demam

tifoid adalah hygiene perorangan yang rendah meliputi kebiasan cuci tangan,

hygiene makanan dan minuman yang rendah seperti mencuci sayuran dengan air

yang terkontaminasi atau penyajian makanan yang kurang sehat, sanitasi

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

20

lingkungan merupakan salah satu penyebab terjadi kejadian demam tifoid terlihat

dari keadaan sanitasi lingkungan (Yuli Wulan Sari, 2013).

2.4. Tinjauan Tentang Salmonella

2.4.1. Pengertian Salmonella

Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobscteria gram negatif

berbentu tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifoid. Salmonella adalah

penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan(foodborne

diseases). Pada umunya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ

pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut Salmonellosis

(Linda Ayu Lestari, 2016).

2.4.2. Morfologi

Bakteri Salmonella typi atau Salmonella paratypi dari genus Salmonella.

Bakteri ini berbentuk batang gram negative,tidak membentuk spora

motil,berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak dengan rambut getar, bakteri

ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es,

sampah, dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan (suhu60ºC) selama

15-20 menit, pasteurisasi, pendidikan dan khlorinisasi (Jawetz,2008).

2.4.3. Struktur Antigen Salmonella

S.typhi adalah bakteri enteric yang bersifat gram negative, mempunyai

antigen permukaan yang cukup komplek dan mempunyai peran penting dalam

proses patogenitas, selain itu juga berperan dalam proses terjadinya respon imun

pada individu yang terinfeksi. Antigen permukaan tersebut terdiri dari antigen

flagel (antigen H), antigen somatic (antigen O) dan antigen kapsul atau antigen K

(antigen Vi). Antigen O disebut juga sebagai antigen dinding sel karena antigen

tersebut adalah bagian auter layer dari dinding sel bakteri gram negatif, Antigen O

tersusun dari LPS (Lipo Polisakarida) yang berfungsi pula sebagai endotoksin

resisten terhadap pemanasan 100ºC, alcohol dan asam reaksi aglutinasinya

berebentuk butir-butir pasir. Antigen H atau antigen flagel, antigen ini terdiri dari

satu protein yang dikode oleh gen flg yang berada pada lous fli C, Antigen H

bersifat termolabil dan dapat rusa oleh alcohol, pemanasan pada suhu diatas 60ºC

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

21

dan asam dimana pada reaksi aglutinasinya berebentuk butir-butir pasir yang

hilang bila dikocok. Antigen H terdiri dari fase yaitu antigen H fase 1 (H1) dan

antigen H fase 2 (H2) sehingga dapat dijumpai S.typhi serovar H1 dan bakteri

S.typhi serovar H 2. Sedangkan antigen H 1 terdiri dari H1-d dan H1-j sehingga

dapat dijumpai pula S. typhi serovar H1-d yang tersebar luas di seluruh dunia dan

S. typhiserovar H-j yang hanya dijumpai di Indonesia. Strain bakteri

S.typhiserovar H-j bersifat kurang motil pada media semi solid agar dan kurang

invasive apabila dibandingkan dengan S.typhi serovar H-d. Antigen Vi atau

antigrn kapsul, yaitu antigen yang terdiri dari polimer polisakarida dan bersifat

asam. Antigen Vi yang dimiliki oleh bakteri berfungsi sebagai antiopsonik dan

antipagositik, ekspresi antigen tersebut dikode oleh gen tviA yang berada di dalam

lokus via B, tidak semua strain S.typhimengekspresikan antigen Vi. Antigen ini

mudah rusak oleh pemanasan selama 1 jam pada suhu 60ºC (Darmawati,S, 2009).

2.4.4. Cara Penularan Salmonella

Basil Salmonella menular ke manusia melalui makan dan minuman. Jadi

makan atau minuman yang dikonsumsi manusia telah tercemar oleh komponen

feses atau urin dari pengidap tifoid beberapa kondisi kehidupan manusia yang

sangat berperan,pada penularan adalah :

1. Higine perorangan yang rendah, seperti mencuci tangan yang tidak

terbiasa.

2. Higine makanan dan minuman yang rendah,faktor ini paling berperan pada

penularan tifoid banyak sekali contoh unuk ini diantaranya: makanan yang

dicuci dengan air yang terkontaminasi (seperti sayur-sayuran dan buah-

buahan)

3. Sanitasi lingkungan yang kumuh, dimana pengelolahan air limbah, kotoran

dan sampah yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan (Kemenkes,

2006).

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

22

2.5. Kerangka Konsep

2.6. Defenisi Operasional

1. Suspek Demam Tifoid adalah dugaan awal apakah pasien terinfeksi

bakteri penyebab demam tifoid atau tidak

2. Demam Tifoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh bakteri

S.typhi. yang menyerang manusia melalui makanan yang terkontaminasi

tinja seseorang yang terinfeksi S.typhi.

3. Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan serologis untuk mendeteksi

antibodi terhadap Salmonella typi.

4. Positif : terjadi aglutinasi.

5. Negatif : tidak terjadi aglutinasi.

Suspek demam

tifoid

Pemeriksaan widal

Positif

Negatif

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

23

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan menggunakan metode aglutinasi di Laboratorium Imunoserologi

jurusan Analis Kesehatan Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Serologi Poltekkes

Kemenkes RI Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Juni 2019.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh sampel pasien suspek demam tifoid

yang berada di Puskesmas Padang Bulan.

3.3.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 15 sampel pasien

rawat jalan dengan suspek menderita demam tifoid di Puskesmas Padang Bulan.

3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan mulai dari observasi awal dengan

mulai pengumpulan jurnal atau study literature yang mendukung penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengambilan sampel pada pasien. Kemudian dilakukan

pemeriksaan widal dengan metode Aglutinasi. Hasil pemeriksaan widal diolah

dan dianalisis.

3.5. Alat, Bahan dan Reagensia

3.5.1. Alat

Slide tes, pipet tetes, tabung reaksi, rotator, tangkai pengaduk, sentrifius.

3.5.2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah Darah dari suspek penderita demam tifoid.

3.5.3. Reagensia

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

24

Reagensia yang digunakan adalah Antigen Salmonella typi tipe O dan H,

Antigen Salmonella paratypi A tipe AO, AH Salmonella paratypi B tipe BO, BH,

Antigen Salmonella paratypi C tipe CO Dan CH.

3.6. Prosedur Kerja

3.6.1. Cara Pengambilan Specimen

1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan .

2. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

3. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakuan

aktifitas.

4. Pasang tali pembendung (toqniquet) kira-kira 10 cm di atas lipatan siku.

5. Pilih vena bagian median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan untuk

memastikan posisi vena.

6. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol

tunggu kering, Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

7. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap keatas. Jika

jarum telah masuk kedalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam

sepuid. Usahakan sekali tusuk vena.

8. Setelah volume darah dianggap cukup,lepas torniquit dan minta pasien

membuka kepalan tangannya,volume darah yang diambil kira-kira 3 kali

jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan

9. Letakkan kapas ditempat suntikan lalu segera lepaskan/tari jarum,tekan

kapas beberapa saat lalu plaster selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik

jarum sebelum torniquit dibuat (Assyfa, 2016).

3.6.2. Cara Pemisahan Serum

Darah yang telah diambil didiamkan sampai membeku. Kemudian darah di

centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Lapisan jernih yang

berwarna kuning dibagian atas adalah serum Segera diambil menggunakan pipet

mikro dan dimasukkan kedalam tabung lain yang bersih dan kering untuk

dilakukan pemeriksaan (Assyfa, 2016).

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

25

3.6.3. Tes Widal Metode Slide

1. Persiapkan enam buah slide tes widal dan buat lingkaran pada masing-

masing slide

2. Kemudian beri label lingkaran slide “H”, “O”, “A”, “B”, kontrol negatif (-

) dan kontrol positif (+)

3. Teteskan satu tetes serum undilusi 20µl pada empat lingkaran pertama

dengan menggunakan pipet pastur steril. Satu tetes serum kontrol

positif(+) dan serum kontrol negatif (-) diteteskan pada masing-masing

lingkaran kelima dan keenam

4. Teteskan satu tetes antigen H Salmonella enterica serotype typi (flagellar)

pada lingkaran pertama,satu tetes antigen O Salmonella enterica serotype

typi(somatik) ditambahkan pada lingkaran kedua

5. Satu tetes antigen A dan B Salmonella enterica serotypr typi (flagellar)

pada lingkaran kelima dan keenam

6. Dengan menggunakan tangkai pengaduk serum dan antigen dicampur

bersama-sama secara merata dan disebarkan sampai mengisi keseluruh

permukaan lingkaran

7. Kemudian rotator selama satu menit

8. Lakukan observasi untuk melihat ada tidaknya aglutinasi makroskopis

9. Jika dengan pencampuran 20µl serum dan satu tets antigen terjadi

aglutinasi maka titernya adalah 1:80.Kemudian dilakukan pengenceran

dengan pencampuran 10µl serum dan satu tetes antigen,jika terjadi

aglutinasi maka titernya adalah 1:160. Lakukan pengenceran sampai tidak

terjadi aglutinasi lagi. Aglutinasi terakhir dipakai sebagai titer (Wardana,

dkk, 2011).

3.7. Interpretasi Hasil

Positif terjadinya Aglutinasi.

Negatif tidak terjadinya Aglutinasi.

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

26

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 15 sampel pasien

suspek Demam tifoid di Puskesmas padang bulan medan, dan dilakukan uji tes

Serologu Widal di Lobaratorium Poltekkes jurusan Analis Kesehatan Medan di

jalan William Iskandar Pasar V Barat No.4 Medan Estate.

Diagram 4.1. Hasil Pemeriksaan Pasien Demam Tifoid Di Puskesmas Padang

Bulan Medan

Berdasarkan keseluruhan terdapat 9 orang (60%) terjadi aglutinasi, dan

sebanyak 6 orang (40%) tidak terjadi aglutinasi.

60%

40%

Positif

negatif

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

27

Diagram 4.2. Hasil Pemeriksaan Demam Tifoid (+)

Berdasarkan aglutinasi pada pasien suspek demam tifoid di puskesmas

padang bulan medan, terdapat 9 orang (60%).

Diagram 4.3. Hasil Pemeriksaan Demam Tifoid (-)

40%

60%

Pemeriksaan Demam Tifoid (+)

Total

Positif

60%

40%

Pemeriksaan Demam Tifoid (-)

Total

Negatif

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

28

Berdasarkan tidak terjadinya aglutinasi pada pasien suspek demam tifoid

di puskesmas padang bulan medan, terdapat 6 orang (40%).

4.2. Pembahasan

Berdasarka penelitian terhadap 15 sampel Pasien Suspek Demam Tifoid

Di Puskesmas Padang Bulan Medan, Terdapat 6 sampel (40%) tidak terjadi

Aglutinasi dan 9 sampel (60%) terjadi Aglutinasi. Hal ini dipengaruhi oleh

makanan yang terkontaminasi Bakteri S.typhi dan faktor kekebalan tubuh yang

menurun, kurangnya kebersihan lingkungan dan kurangnya vaksinasi terhadap

masyarakat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh fakultas Andalas

Padang Tahun 2016, Bahwa peneyebab utama seseorang terinfeksi Demam Tifoid

adalah makanan yang terkontaminasi Bakteri S.typhi. Dan sejumlah penelitian

yang membahas nilai dari Uji Didalam tunggal telah banyak dilakukan yang

menghasilkan data nilai tersebut meragukan untuk dijadikan patokan dalam

membantu diagnosis Demam Tifoid tersebut.

Oleh karena itu, dibutuhkan informasi yang lebih detail tentangg riwayat

medis, riwayat berpergian dan riwayat vaksinasi pasien. Selaina itu rendahnya

nilai sensitivitas dan spesifikasi Uji Didalam menjadikan Uji ini harus

dikombinasikan dengan gejala klinis dan biarkan kuman untuk dapat

mendiagnosis Demam Tifoid.

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

29

BAB 5

KESEIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan lama demam pada pasien suspek demam tifoid di puskesmas

padang bulan medan, dari demam 3-5 hari sebanyak 6 pasien (40%) tidak terjadi

aglutinasi,dan dengan lama demam 6-9 hari sebanyak 9 pasien (60%) terjadi

aglutinasi.

Berdasarkan aglutinasi pada pasien suspek demam tifoid di puskesmas

padang bulan medan, sebanyak 2(13%) pasien terjadi aglutinasi pada antigen O,

dan sebanyak 3(20%) pasien terjadi aglutinasi pada antigen H, dan sebanyak 4

(26%) pasien terjadi aglutinasi pada antigen AH, dan sebanyak 6 (40%) pasien

tidak terjadi aglutinasi.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian hasil uji widal pada pasien suspek demam typoid di

Puskesmas Padang Bulan Medan. Penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi penderita suspek demma typoid sebaiknya harus menjaga pola hidup

yang sehat.

2. Pentingnya menjaga kebersihan bagi penderita suspek demam typoid.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan tes uji serologi

widal dengan menggunakan metode yang lain.

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

30

DAFTAR PUSTAKA

Agung Putri,dkk, 2013. Uji Diagnostik Tes Serologi Widal dibandingkan dengan

IgM anti Salmonella Typi.

Astuti, 2013. Demam Tifoid Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Darmawati, S.2009. Keanekaragaman Genetik Salmonella Typhi Fikkes Unimus.

Fatmawati, 2011. Uji Diagnostik Tes Serologi Widal di Bandingkan Dengan

Kultur Darah untuk Diagnosis Demam Tifoid Pada Anak Universitas

Diponegoro.

Ghadia Putri,dkk, 2016. Perbadingan Metode Diagnosis Demam Tifoid

Comparison of Methods For Diagnosis of Typhoid Fever, Unpad..

Handojo, 2004. Imunoasai Terapan Pada Beberapa Penyakit Infeksi, Surabaya

AUP.

Iranto, 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis dan Virologi Medis, Bandung.

Jawetz, 2008. Mikrobiologi kedokteran, Jakarta.

Kemenkes,2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid.

Linda Ayu L, 2016. Gambaran Hasil Pemeriksaan Widal Slide Menggunakkan

Serum dan Plasma EDTA penderita demam tifoid, Poltekkes Kendari.

Vika Rahma,dkk, 2016. Uji Widal Berdasarkan Lama Demam Pada Pasien

Suspek Demam Tifoid, Unand.

Yatnita, 2011, Bakteri Salmonella Typi dan Demam Tifoid, Unand.

Yuli Wulan Sari,2013. Faktor dan Santasi Lingkungan Hubungannya Dengan

Kejadian Demam Tifoid, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

31

Tabel 4.1.Data Hasil Pemeriksaan Demam Tifoid Di Puskesmas

Padang Bulan Medan

ID Pasien Hasil

C1

C2

C3

C4

C5

C6

C7

C8

C9

C10

C11

C12

C13

C14

C15

Negatif

Negatif

Positif

Negatif

Positif

Positif

Positif

Negatif

Positif

Negatif

Negatif

Positif

Positif

Positif

Positif

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

32

Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Demam Tifoid (+)

No Hasil

C1 Positif

C2 Positif

C3 Positif

C4 Positif

C5 Positif

C6 Positif

C7 Positif

C8 Positif

C9 Positif

Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Demam Tifoid (-)

No Hasil

C1 Negatif

C2 Negatif

C3 Negatif

C4 Negatif

C5 Negatif

C6 Negatif

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

33

Lampiran II

Tabel 4.2.Pemeriksaan Berdasarkan Lama Demam Pada Pasien Suspek

Demam Tidoid Di Puskesmas Padang Bulan Medan

ID Pasien Hasil

C1

C2

C3

C4

C5

C6

C7

C8

C9

C10

C11

C12

C13

C14

C15

Negatif

Negatif

Positif

Negatif

Positif

Positif

Positif

Negatif

Positif

Negatif

Negatif

Positif

Positif

Positif

Positif

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

34

LAMPIRAN GAMBAR

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

35

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

36

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

37

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

38

LAMPIRAN JADWAL PENELITIAN

NO

JADWAL

BULAN

D

E

S

E

M

B

E

R

J

A

N

U

A

R

I

F

E

B

R

U

A

R

I

M

A

R

E

T

A

P

R

I

L

M

E

I

J

U

N

I

J

U

L

I

A

G

U

S

T

U

S

1 Pengajuan

Judul

2 Konsultasi

Judul

3 Bimbingan

Proposal

4 Ujian

Seminar

Proposal

5 Perbaikan

Proposal

6 Pelaksanaan

Penelitian

7 Penulisan

KTI

8 Ujian Sidang

KTI

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

39

9 Perbaikan

KTI

10 Judisium

11 Wisuda

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

40

LAMPIRAN GAMBAR

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

41

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

42

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

43

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN HASIL UJI WIDAL …

44