60
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Swamedikasi Diare pada Anak di RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan Bulan Juni 2015 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh : Gina Kamalia 12023

Karya Tulis Diare

  • Upload
    wulan

  • View
    304

  • Download
    65

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Karya Tulis Ilmiah Tentang Diare

Citation preview

Page 1: Karya Tulis Diare

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Swamedikasi Diare pada

Anak di RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai Tambun

Selatan Bulan Juni 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :

Gina Kamalia

12023

AKADEMI FARMASI IKIFA

JAKARTA

2015

Page 2: Karya Tulis Diare

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Swamedikasi Diare pada

Anak di RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai Tambun

Selatan Bulan Juni 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan

bidang Farmasi

Disusun Oleh :

Gina Kamalia

12023

AKADEMI FARMASI IKIFA

JAKARTA

2015

Page 3: Karya Tulis Diare

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik

yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Gina Kamalia

NIM : 12023

Tanda Tangan :

Tanggal : Agustus 2015

Page 4: Karya Tulis Diare

AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTA

PROGRAM D-3 ILMU KEFARMASIAN

PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

DIPLOMA TIGA FARMASI

NAMA : GINA KAMALIA

NIM : 12023

JUDUL :GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG

SWAMEDIKASI DIARE PADA ANAK DI PERUMAHAN

BEKASI TIMUR PERMAI TAMBUN SELATAN BULAN JUNI

2015

DISETUJUI OLEH

Pembimbing Pembimbing

(Aries Meryta, S.Farm., Apt) (Nia Lisnawati, S.Si., Apt)

Page 5: Karya Tulis Diare

AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTAPROGRAM D-3 ILMU KEFARMASIAN

PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAHDIPLOMA TIGA FARMASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SWAMEDIKASI DIARE PADA ANAK DI RW 012 PERUMAHAN BEKASI TIMUR PERMAI

TAMBUN SELATAN BULAN JUNI 2015

OlehGINA KAMALIA

NIM : 12023

Dipertahankan di hadapan Penguji KTI Program D-III Farmasi Akademi Farmasi IKIFA Pada bulan Agustus 2015

Mengesahkan,Direktur Akademi Farmasi IKIFA

Leonov Rianto, S.Si., M.Farm., Apt.

Penguji KTI : Tanda tangan

1. Leonov Rianto, S.Si., M.Farm., Apt 1. ……………..............

2. Yanthy Susanti, S.Si., Apt 2. ………………………

3. Aries Meryta, S.Farm., Apt 3. ………………………

4. Nia Lisnawati, S.Si., Apt 4. ………………………

Page 6: Karya Tulis Diare

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahhirobbil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, berkat rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Swamedikasi

Diare Anak di RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan bulan Juni

2015” sesuai waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas,

dari perhatian, bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang sungguh

berarti bagi penulis. Dengan rasa tulus ikhlas dan dengan segala kerendahan hati

pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Leonov Rianto, S.Si., M.Farm., Apt selaku Direktur Akademi

Farmasi IKIFA

2. Ibu Aries Meryta, S.Farm., Apt selaku dosen pembimbing I yang

senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ibu Nia Lisnawati, S.Si., Apt selaku dosen pembimbing II yang turut

senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penlis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

4. Bapak dan Ibu dosen serta staf Akademi Farmasi IKIFA yang telah

memberikan dukungan kepada penulis.

5. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan moril dan

materil serta motivasi dan doanya.

Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah masih banyak

kekurangan oleh karena itu penulis membuka saran untuk kemajuan penelitian

selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak

Jakarta, Agustus 2015

Penulis

Page 7: Karya Tulis Diare

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SWAMEDIKASI DIARE

PADA ANAK DI RW 012 PERUMAHAN BEKASI TIMUR PERMAI

TAMBUN SELATAN BULAN JUNI 2015

ABSTRAK

Dewasa ini sudah semakin banyak beredar makanan dan jajanan yang tidak sehat

dan tentunya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah

masalah pencernaan, khususnya diare. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran

tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Penyakit diare merupakan salah

satu penyebab utama kematian dan kesakitan anak-anak di negara ini. Oleh karena

itu, alasan penulis melakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran pengetahuan ibu di lingkungan tersebut tentang swamedikasi

diare pada anak, mengetahui alasan ibu melakukan swamedikasi, tempat ibu

memperoleh obat-obatan, sumber informasi bagi ibu melakukan swamedikasi serta

obat yang ibu gunakan untuk swamedikasi. Desain penelitian ini menggunakan

metode deskriptif kuantitatif dilakukan di RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai

Tambun Selatan selama bulan Juni 2015 dengan responden semua ibu yang

memiliki anak usia 5-11 tahun dan pernah melakukan swamedikasi diare pada anak.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 101 ibu. Hasil dari penelitian ini

adalah, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 62 responden (61,38%),

Jadi dapat disimpulkan gambaran pengetahuan ibu di lingkungan RW 012

perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan adalah baik. Alasan ibu untuk

melakukan swamedikasi sebanyak 48 responden (47,52%) menjawab karena hemat

biaya. Tempat ibu mendapatkan obat untuk swamedikasi adalah sebanyak 41

responden (40,60%) memilih toko obat. Dan yang menjadi sumber informasi bagi

ibu untuk melakukan swamedikasi adalah dari lingkungan sekitar dan teman yaitu

sebanyak 30 responden (29,70%). Serta obat yang ibu gunakan untuk swamedikasi

adalah sebanyak 47 responden (27,64%) memilih obat diare dengan golongan

khasiat adsorbensia.

Kata kunci : Swamedikasi, penyakit diare, pengetahuan, penyebab diare

Page 8: Karya Tulis Diare

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.……………………………...…………………………………i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...………………………………….ii

HALAMAN PERSETUJUAN.……………………………………………………..iii

HALAMAN PENGESAHAN..…………………………………………………..…iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………...……………….v

ABSTRAK………......………………………………………………………………vi

DAFTAR ISI..…….………………………………………………………………..vii

DAFTAR TABEL…………...………………………………………………………ix

DAFTAR GAMBAR……………..………………………………………………….x

DAFTAR LAMPIRAN…….………………………………………………………..xi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang…………………..……………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah………………….…………………………………………….2

1.3 Tujuan Penelitian…….…………………………………………………………..3

1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………………….…3

1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………………………………………3

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………….3

1.4.1 Bagi Penulis……………………………………………………3

1.4.2 Bagi Akademik………………………………………...............3

1.4.3 Bagi Masyarakat……………………………………………….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………...……………………………………..4

2.1 Pengetahuan…………………………………………………..………………….4

2.1.1 Definisi Pengetahuan…………………………………………..4

2.2 Swamedikasi……………….…………………………………………………….6

2.2.1 Definisi Swamedikasi………………………………………….6

2.2.2 Manfaat Swamedikasi………………………………………….7

2.3 Diare…………….………………………………………………………………..7

2.3.1 Pengertian Diare………………………………………………..7

2.3.2 Penyebab Penyakit Diare………………………………………7

Page 9: Karya Tulis Diare

2.3.3 Diare pada Bayi dan Anak-anak……………………………….8

2.4 Obat-obat Diare…………………………………………………………………..9

2.4.1 Penggolongan Obat Diare………………………………………………….…10

2.4.2 Probiotik………………………………………………………11

2.4.3 Oralit………………………………………………………….11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………….……………………………….13

3.1 Desain Penelitian……………………………………………………………….13

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………..13

3.3 Definisi Operasional……………..……………………………………………..13

3.4 Populasi Sampel………………………………………………………………...15

3.5 Teknik Pengumpulan Data………………………..…………………………….16

3.6 Pengolahan Data…………………..…………………………............................16

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN……………………………………………...17

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………………………..……………. ………24

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………................25

Page 10: Karya Tulis Diare

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Takaran Pemberian Oralit (1 jam pertama)……………………………...11

Tabel II.2 Takaran Pemberian Oralit (setiap habis buang air)……………………...12

Tabel III.1 Definisi Operasional……………………………………………………13

Tabel IV.1 Gambaran pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada

anak di perumahan Bekasi Timur Permai TambunSelatan……..……...17

Tabel IV.2 Obat-obat yang digunakan untuk swamedikasi…...……………………18

Tabel IV.3 Alasan ibu melakukan swamedikasi…………………...…………...…..20

Tabel IV.4 Sumber informasi swamedikasi……………………………...................21

Tabel IV.5 Tempat memperoleh obat……………..………………………………..23

Page 11: Karya Tulis Diare

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 grafik gambaran pengetahuan ibu……………………………………18

Gambar IV.2 grafik obat yang digunakan untuk swamedikasi……………………..19

Gambar IV.3 grafik alasan ibu melakukan swamedikasi…...………………………21

Gambar IV.4 grafik sumber informasi swamedikasi……………………………….22

Gambar IV.5 grafik tempat memperoleh obat.……………………………………..23

Page 12: Karya Tulis Diare

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kuesioner……………...……………………………………..26

Lampiran 2. Skoring…………………...…………………………………………...29

Page 13: Karya Tulis Diare

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, sudah semakin banyak beredar makanan-makanan instan

serta makanan yang tidak lagi berasal dari bahan makanan yang alami atau

asli, melainkan sudah banyak mengandung bahan makanan maupun bahan

tambahan makanan sintetik, yang penggunaannya dapat memberikan dampak

negatif pada kesehatan tubuh, terutama pada kesehatan pencernaan, salah

satu dampak yang diakibatkan adalah timbulnya penyakit diare.

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal

atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan

volume, keenceran dan frekwensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti

lebih dari 3 kali dalam sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali dalam

sehari1. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab utama kematian dan

kesakitan anak-anak di negara sedang berkembang. Diperkirakan sekitar

1000 juta kejadian diare tiap tahun menyerang anak balita dengan perkiraan

5 juta kematian setiap tahun. Sekitar 80 % kematian ini terjadi pada dua

tahun pertama kehidupan anak2. Data nasional Depkes menyebutkan setiap

tahunnya di Indonesia 100.000 balita meninggal dunia karena diare,

sejumlah (1-2%) penderita jika tidak tertangani akan jatuh kedalam dehidrasi

dan jika tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal. Balita di

wilayah puskesmas Ponorogo bagian utara termasuk yang paling banyak

menderita diare yaitu sebanyak 167 balita. Oleh karena itu, faktor

pengetahuan ibu tentang diare sangatlah penting.3

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diare adalah

mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak terjamin kebersihannya,

lingkungan, peran keluarga, dan ekonomi. Makanan atau jajanan yang sering

dikonsumsi anak sekolah sangat sensitif terhadap pencemaran, yang

bersumber dari bahan tambahan pangan berupa pewarna tekstil, zat

pengawet, dan pemanis buatan. Pada umumnya murid sekolah tetap tergiur

untuk membeli jajanan tanpa menyadari bahayanya diantaranya adalah

diare.2

Page 14: Karya Tulis Diare

Diare dapat juga terjadi sebagai efek samping dari penggunaan obat

terutama antibiotik, selain itu bahan – bahan pemanis buatan seperti sarbitol

dan monitol yang ada dalam permen karet serta produk – produk bebas gula

lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak – anak dan dewasa

muda yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, orang tua berperan besar

dalam menentukan penyebab anak terkena diare.4

Kuman penyebab diare tumbuh subur di lingkungan yang lembab dan

sanitasinya tidak baik, serta pada air minum yang tidak terpelihara

kebersihannya. Faktor lingkungan yang meliputi air bersih dan sanitasi ini

memiliki peranan sangat penting sebagai media penularan dan dominan

dalam siklus penularan penyakit diare. Maka jajanan yang kurang bersih

dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi terutama diare, batuk, pilek,

cacingan, mual, muntah, tifus. Selain itu, jajanan kaki lima juga dapat

menimbulkan kekurangan energi dan protein, sehingga akan berdampak pada

tumbuh kembang anak yang tidak bisa optimal.5

Biasanya anak-anak mudah dan sering terkena diare, klasifikasi usia

anak yang dimaksudkan adalah antara usia 5-11 tahun menurut Depkes RI

(2009)6. Dikarenakan anak-anak senang sekali jajan sembarangan yang

tentunya makanan tersebut tidak terjamin kebersihan serta keamanan

makanannya sehingga anak tersebut mengalami diare. Anak usia sekolah

pada umumnya juga belum  paham betul akan arti kesehatan bagi tubuhnya

Oleh karena itu, alasan penulis melakukan penelitian mengenai

pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak untuk mengetahui

tingkat pengetahuan ibu dalam menangani diare pada anak sebelum

mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut oleh tenaga kesehatan.

Semakin banyak pengetahuan seorang ibu tentang swamedikasi diare

anak, diharapkan dapat menurunkan tingkat mortalitas anak akibat diare serta

dapat menigkatkan kwalitas hidup anak di daerah tempat dilakukannya

penelitian.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di

lingkungan RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan

Bekasi.

Page 15: Karya Tulis Diare

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu

tentang swamedikasi diare pada anak di lingkungan Rw 012 perumahan

Bekasi Timur Permai bulan Juni 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian adalah penulis ingin mengetahui :

1. Persentase pengetahuan ibu mengenai diare pada anak.

2. Persentase obat yang digunakan untuk swamedikasi.

3. Persentase alasan ibu melakukan swamedikasi.

4. Persentase sumber informasi yang didapat.

5. Persentase tempat memperoleh obat.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi penulis :

Memberikan pengetahuan lebih bagi penulis tentang bagaimana

swamedikasi diare pada anak yang paling sering dilakukan di masyarakat

serta swamedikasi diare yang paling tepat.

1.4.2. Manfaat bagi akademik :

Sebagai referensi bacaan bagi mahasiswa serta memberikan

informasi kepada institut tentang bagaimana pengetahuan ibu mengenai

swamedikasi diare anak.

1.4.3. Manfaat bagi masyarakat :

Meningkatkan pengetahuan ibu di lingkungan Rw 012 perumahan

Bekasi Timur Permai tentang kesehatan pencernaan serta penyakit-penyakit

pada pencernaan, khususnya diare.

Page 16: Karya Tulis Diare

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan7

Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca  indera manusia yaitu : indera penglihatan,

pendengaran, penciuman,  rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Tingkat Pengetahuan

Seorang ahli pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy)

pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir

pada manusia. Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi

dalam 6 kategori yaitu :

1. Pengetahuan (knowledge)

Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang

pernah dipelajari.

2. Pemahaman (comprehension)

Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.

3. Penerapan (application)

Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan

yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.

4. Analisis (analysis)

Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau

meneliti dan mencoba memahami struktur informasi.

5. Sintesis (synthesis)

Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah

ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola

yang tidak ada sebelumnya.

Page 17: Karya Tulis Diare

6. Evaluasi (evaluation)

Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan

kriteria-kriteria  yang ada biasanya pertanyaan memakai kata:

pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.

Cara untuk memperoleh pengetahuan ada 2 yaitu :

1. Cara Tradisional atau Non Ilmiah

a. Cara coba salah (Trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila

menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan

coba-coba saja.

Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering dipergunakan,

terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu

dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama

maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang

sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain

menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang mempunyai otoritas,

tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik

berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini

disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap

bahwa apa yang ditemukannya adalah sudah benar.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang

lalu.

d. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara pikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mempu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam

memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikirannya.

Page 18: Karya Tulis Diare

2. Cara Modern atau Cara Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah

2.2. SWAMEDIKASI

2.2.1. Definisi Swamedikasi

Swamedikasi, atau pengobatan sendiri adalah perilaku untuk

mengatasi sakit ringan sebelum mencari pertolongan ke petugas atau fasilitas

kesehatan, lebih dari 60% anggota masyarakat melakukan swamedikasi, dan

80% diantaranya mengandalkan obat modern.5

Swamedikasi adalah pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-

obatan atau menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit

yang dirasakan atau nyata. Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam

konteks orang mengobati diri sendiri, untuk meringankan penderitaan

mereka sendiri atau sakit. Dasar hokum permenkes

No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana swamedikasi adalah upaya

seseorangdalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi

dengan dokter terlebih dahulu. Namun bukan berarti asal mengobati, justru

pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakitnya dan

apoteker-lah yang bisa berperan disini. Apoteker bisa memberikan informasi

obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi

penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada lima komponen

informasi yang diperlukan untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat

modern, yaitu pengetahuan tentang kandungan bahan aktif obat , indikasi

obat, dosis, efek samping serta kontra indikasinya.5

Golongan obat diare yang boleh digunakan dalam swamedikasi yaitu,

golongan adstringensia contohnya asam samak (tannin), tannalbumin, dan

garam-garam bismuth (bismuth karbonat, bismuth salisilat). Golongan obat

ini dapat digunakan dalam swamedikasi karena termasuk dalam daftar

OWA.7

Adapun dampak positif dari swamedikasi antara lain :

a. Pencegahan maupun pengobatan yang lebih dini.

b. Biaya yang lebih terjangkau dan cepat.

Page 19: Karya Tulis Diare

Ada pula dampak negative dari swamedikasi, yaitu pengobatan yang kurang

rasional.

2.2.2. Manfaat Swamedikasi

Swamedikasi bermanfaat dalam pengobatan penyakit atau nyeri

ringan, jika dilakukan berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang obat

yang digunakan dan kemampuan nengenali penyakit atau gejala yang timbul.

Swamedikasi secara serampangan bukan hanya suatu pemborosan, namun

juga berbahaya.5

2.3. DIARE

2.3.1. Pengertian Diare9

Penyakit diare atau diarrhea adalah penyakit dimana penderita akan

mengalami rangsangan buang air besar yang terus menerus dengan tinja atau

feses yang masih memiliki kandungan air berlebih.

2.3.2. Penyebab Penyakit Diare

Diare bisa disebabkan karena alergi terhadap gula fruktosa atau

laktosa, memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan secara

berlebihan, kelebihan vitamin C, atau karena infeksi virus atau bakteri seperti

Escherichia coli, salmonella, dan vibrio cholera.

Penyakit diare ini juga dapat disebabkan dari beberapa faktor seperti :

1. Faktor infeksi.

a. Infeksi bakteri, infeksi pada tubuh yang diakibatkan dari adanya

bakteri seperti Vibrio coma, Escherichia coli, Salmonella, Shigella,

Compilobacter, Yersenia dan Acromonas.

b. Infeksi virus, virus yang mungkin jadi penyebab dari diare seperti

Entero virus (Virus echo,coxechasi dan poliomyelitis), Adeno virus,

Rata virus dan Astrovirus.

c. Infeksi parasit : cacing, protozoa dan jamur.

d. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat

pencernaan, seperti otitis media akut, tonsilopharingitis dan

sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak dibawah 2

tahun.

Page 20: Karya Tulis Diare

2. Bukan faktor infeksi

a. Aleri makanan seperti susu dan protein atau makanan yang lain.

b. Gangguan metabolik atau malarbsorpsi.

c. Iritasi langsung yang mungkin terjadi pada saluran pencernaan oleh

makanan.

d. Obat-obat seperti antibiotic atau obat yang lainnya.

e. Penyakit usus

f. Faktor psikologis rasa takut dan cemas juga dapat menjadi salah satu

penyebab dari penyakit ini.

g. Kurang gizi

2.3.3. Diare pada bayi dan anak-anak

1. Gejala Penyakit Diare dan Penanganan Penyakit Diare3

Penyebab umum diare pada anak-anak adalah karena adanya

infeksi dalam tubuh, salah mengonsumsi makanan (makanan

kadaluwarsa), alergi terhadap jenis makanan tertentu dan keracunan.

Bila diare tidak terlalu parah dan anak masih mau minum

banyak air, tubuhnya tidak akan banyak kehilangan cairan. Namun

bila anak tidak mau minum dan sering muntah, pengganti cairan

mutlak diperlukan karena bila tidak ia akan terkena dehidrasi, bawa

segera ke rumah sakit jika diperlukan.

2. Gejala Penyakit Diare dan Penanganan Penyakit Diare :

a. Buang air besar cair setiap 4-6 jam sekali

b. Anak akan mengalami demam

c. Mulut menjadi kering

d. Buang air kecil berkurang (frekuensi dan volumenya)

e. Mengantuk, lemas, menangis lirih

f. Mata cekung

g. Muntah-muntah

h. Ada bercak darah pada tinja

Page 21: Karya Tulis Diare

3. Penanganan Penyakit Diare

a. Beri penderita minum untuk pengganti cairan tubuh yang

hilang, paling tidak setiap 2 jam sekali sebanyak 2 ons atau

dapat juga diberikan oralit atau air tajin sebagai pengganti

cairan yang hilang.

b. Hindari makanan padat dan berserat dengan mengurangi

pemberian sayur dan buah-buahan karena akan sulit dicerna

oleh sikecil.

c. Tetap berikan ASI untuk sikecil yang sedang terserang diare.

Biasanya anak-anak yang terserang diare adalah anak-anak

yang kemungkinana tidak mendapatkan ASI.

d. Apabila anak yang mengalami diare segera bawa ke dokter

agar langsung mendapatkan penanganan sedini mungkin oleh

dokter. Sebab beberapa diare butuh antibiotik tertentu untuk

mengatasinya.

2.4. Obat-obat Diare8

cairan dehidrasi oral, yang bisa disebut oralit merupakan salah satu pilihan

untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit,

sehingga dapat menggantikan elektrolit yang ikut hilang bersama cairan, jika oralit

tidak tersedia, sup atau air biasa cukup membantu untuk mencegah dehidrasi.

Selain memberikan cairan, ASI maupun makanan pengganti ASI harus tetap

diberikan agar anak tidak kekurangan gizi hingga pertumbuhannya terganggu.

Sebaliknya, larutan yang hiperosmoler karena kandungan gulanya tinggi jangan

diberikan. Misalnya the yang sangat manis, softdrink, atau minuman buah dalam

kaleng yang sangat manis.

Orang tua harus tahu tanda-tanda memburuknya diare. Bawa anak ke

fasilitas layanan kesehatan atau dokter, jika kondisi anak tidak membaik dalam tiga

hari atau buang air besar (BAB) cair bertambah sering, muntah berulang-ulang,

makan atau minum sedikit, demam dan tinja anak berdarah.

Untuk penyakit diare dan obatnya, saat ini pasien sering diberikan probiotik

yang dicampurkan dalam minuman atau makanan anak. Tujuan pemberian probiotik

adalah untuk memperbanyak bakteri baik sehingga dapat mempersingkat lamanya

diare.

Page 22: Karya Tulis Diare

Pemberian obat diare pada anak memang sebaiknya tidak boleh

sembarangan, karena dapat menimbulkan risiko efek samping yang cukup

berbahaya. Risiko tersebut dapat berupa mual, muntah bahkan yang cukup berat

timbul ileus paralitik (gangguan pada usus) yang dapat berakibat sangat fatal,

bahkan tidak jarang membutuhkan pembedahan.

Beri anak minum air putih sebanyak mungkin untuk menggantikan cairan

tubuh yang hilang. Karena saat anak diare semua cairan tubuh akan keluar bersama

kotoran yang ia keluarkan. Hal tersebut dapat membuat tubuh anak menjadi lemas

dan lesu. Selain dengan air putih juga dapat diberikan oralit untuk menghentikan

diare anak.

Jangan berikan anak makanan yang berserat, sebab mengkonsumsi makanan

yang lembek atau buah berserat justru akan membuat diare anak semakin parah.

Apabila anak menyukai buah, dapat diberikan buah salak karena buah salak dapat

membuat tinja anak menjadi tidak encer atau cair lagi.

Serta dapat juga diberikan yoghort karena yoghort banyak mengandung

bakteri baik yang dapat membantu menyehatkan pencernaan anak. Namun jangan

diberikan olahan susu lainnya selain yoghort karena dapat memperburuk keadaan

anak.

2.4.1. Penggolongan obat diare12

1. Kemoterapeutika, untuk terapi kausal, yakni memberantas bakeri

penyebab diare, seperti antibiotika, sulfonamida, kinolon dan furazolidin.

2. Obstipansia untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan diare

dengan beberapa cara, yakni :

a. Zat-zat penekan peristaltic sehingga memberikan lebih banyak waktu

untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus : candu dan

alkaloidanya, derivate-deivat pethidin (difenoksilat dan loperamida)

dan antikolinergik (atropine, ekstrak belladonna).

b. Adstringensia, yang menciutkan selaput lender usus, misalnya asam

samak (tannin), dan tannalbumin, garam-garam bismuth, dan

aluminium.

c. Adsorbensia, misalnya carbo adsorbens yang pada permukaannya

dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) adakalanya

Page 23: Karya Tulis Diare

berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga

mucilagines, zat-zat lendir yang menutupi selaput lender usus dan

luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung, umpamanya kaolin,

pectin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain dalam buah apel)

dan garam-garam bismut, serta aluminium.

3. Spasmolitika, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot

yang sering kali mengakibatkan nyeri perut pada diare, antara lain

papaverin dan oksifenonium.

2.4.2. Probiotik

Probiotik adalah sebutan untuk bakteri menguntungkan yang

ditemukan dalam saluran pencernaan kita, yang keberadaannya membantu

memastikan kesehatan seluruh sistem pencernaan. Probiotik adalah bakteri

baik bagi usus, yang membantu menyeimbangkan ekosistem dalam tubuh

terutama saluran pencernaan. Perkembangan Probiotik dalam saluran

pencernaan sekaligus untuk menekan pertumbuhan jenis bakteri yang

berbahaya. Jadi jelas, tanpa probiotik, maka usus kita akan dipenuhi oleh

bakteri berbahaya yang menjadi penyebab utama diare dan sakit perut.10

2.4.3. Oralit

Oralit adalah larutan untuk merawat diare. Larutan ini sering disebut

rehidrasi oral. Larutan ini mempunyai komposisi campuran Natrium klorida,

Kalium klorida, glukosa anhidrat dan natrium bikarbonat. Larutan rehidrasi

oral ini mempunyai nama generik oralit dan larutan ini sekarang dijual

dengan berbagai merek dagang.11

Oralit tersedia dalam bentuk serbuk untuk dilarutkan dan dalam

bentuk larutan diminum perlahan-lahan.

Tabel II.1 Takaran Pemberian Oralit untuk Mengatasi Diare (1 jam pertama)

umur < 1 tahun 1 - 4 tahun 5 - 12 tahun dewasa

300 ml dalam 1,5

gelas

600 ml dalam 3

gelas

1,2 l dalam 6 gelas 2,4 l dalam 12

gelas

Page 24: Karya Tulis Diare

Tabel II.2 Takaran Pemberian Oralit untuk Mengatasi Diare (setiap habis buang air)

umur < 1 tahun 1 - 4 tahun 5 - 12 tahun dewasa

100 ml dalam 0,5

gelas

200 ml dalam 1

gelas

300 ml dalam 1,5

gelas

400 ml dalam 5

gelas

Page 25: Karya Tulis Diare

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode survey deskriptif

kuantitatif yaitu dengan penelitian yang menjelaskan data dan karakteristik populasi

atau fenomena yang dipelajari : menjawab beberapa pertanyaan mengenai penyakit

diare. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang

sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan

langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan atau analisis data,

membuat kesimpulan dan laporan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilakukan di lingkungan masyarakat RW 012

perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan

pada bulan Juni 2015.

3.3. Definisi Operasional

Tabel III.1 Definisi Operasional

NoVariable

Dependen

Definisi

OperasionalAlat Ukur Hasil Ukur Nilai Ukur

1. Pengetahua

n ibu

tentang

diare

Pengertian dan

hal-hal lain

yang berkaitan

dengan diare

yang diketahui

oleh ibu

Kuesioner

no : 1-10

1. dikatakan baik jika persentase ≥80%2. dikatakan cukup jika persentase 60-79%3. dikatakan kurang jika persentase <60%

Ordinal

No Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Nilai Ukur

Page 26: Karya Tulis Diare

Independen Operasional Ukur

1. Tingkat

Pendidikan

Jenjang

Pendidikan

Responden

Kuesioner 1. SD

2. SMP

3. SMA

4.Perguruan

Tinggi

Ordinal

2. Alasan Alasan ibu

melakukan

swamedikasi

Kuesioner

no : 11

1. Hemat biaya

2. Keraguan

terhadap tenaga

medis

3. Tempat

pelayanan

kesehatan yang

jauh

Nominal

3. Tempat

pembelian

obat

Tempat

responden

mendapatkan

obat untuk

swamedikasi

Kuesioner

no : 12

1. Apotek

2. Toko obat

3. Warung

Nominal

4. Sumber

informasi

Sumber

informasi

untuk

melakukan

swamedikasi

Kuesioner

no : 13

1. Tetangga

2. Keluarga

3. Teman

4. Media sosial

5. Lain-lain

Nominal

5. Obat yang

digunakan

Obat yang

digunkan

responden

Kuesioner

no : 14

1. Lacto B

2. Entrostop

3. Guanistrep

4. Oralit

5. Lodia

6. Lain-lain

Nominal

Page 27: Karya Tulis Diare

3.4. Populasi Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak di RW

012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan. Sampel pada penelitian ini

adalah ibu yang mempunyai anak usia 5-11 tahun yang pernah melakukan

swamedikasi pada anaknya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis

dalam penelitian ini adalah cluster random sampling dengan sampel sebesar 20%

dari jumlah RT di RW 012 yaitu sebanyak 5 RT dengan jumlah responden sebanyak

101 responden.

Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria

menentukan dapat atau tidaknya sampel digunakan. Adapun kriteria inklusi dan

eksklusi sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili

dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi

dalam penelitian ini adalah :

a. Ibu yang tinggal di RT 18,19,20,21,22 di lingkungan RW 012 Bekasi

Timur Permai Tambun Selatan

b. Ibu yang pernah melakukan swamedikasi diare kepada anaknya

c. Memiliki anak usia 5-11 tahun

d. Bersedia untuk diwawancara

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang tidak pernah

melakukan swamedikasi diare pada anaknya, ibu yang tidak memiliki anak

usia 5-11 tahun dan ibu yang tidak tinggal di wilayah RW 012 perumahan

Bekasi Timur Permai Tambun Selatan.

Page 28: Karya Tulis Diare

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data dapat dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang

didapat melalui wawancara dengan menggunakan lembar pertanyaan (kuesioner)

yang merupakan suatu teknik pengambilan data yang dilakukan melalui serangkaian

pertanyaan yang ditujukan kepada responden adapun pengambilan atau

pengumpulan data dengan langkah-langkah yang dilakukan :

1. Penentuan lokasi penelitian.

2. Melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui masalah.

3. Meminta izin kepada ketua rukun warga (RW) untuk melakukan penelitian.

4. Meminta persetujuan kepada responden.

5. Membagikan kuesioner kepada responden.

6. Memeriksa kelengkapan pengisian jawaban.

7. Memberikan tanda terimakasih berupa kenang-kenangan.

3.6. Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan

komputer dan adapun mekanisme pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah proses yang dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data

yang diperoleh dari hasil kuesioner.

2. Scoring

scoring adalah suatu proses dimana data yang telah diperoleh dari jawaban

atau hasil kuesioner diberikan skor sebagai tolak ukur penilaian.

3. Entry

Entry adalah data yang telah diberikan skor dimasukan ke dalam alat

pengolah data (komputer) atau program pengelola data tertentu.

4. Cleaning

Cleaning adalah proses pembersihan data-data yang tidak cocok dengan

penelitian yang telah dilakukan sehingga siap untuk dilakukan analisis data.

Page 29: Karya Tulis Diare

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan perumahan Bekasi Timur Permai RW

012 Tambun Selatan, dengan responden yaitu semua ibu di lingkungan tersebut yang

memiliki anak usia 5-11 tahun dan pernah melakukan swamedikasi penanganan

diare pada anaknya. Data diperoleh dengan metode kuesioner yang terdiri dari 10

pertanyaan mengenai pengetahuan dan 4 pertanyaan lainnya merupakan pertanyaan

penunjang untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Kemudian jawaban yang diberikan oleh responden menjadi data pada

penelitian ini. Setelah dilakukan perhitungan maka dapat diketahui gambaran

pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak, yaitu :

4.1.1. Pengetahuan Ibu Tentang Diare

Tabel IV.1 Gambaran pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak perumahan Bekasi Timur Permai RW 012 Tambun Selatan

No. Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1.

2.

3.

Baik

Cukup

Kurang

62

36

3

61,38

35,64

2,97

Total 101 100

Berdasarkan data di atas dapat diketahui gambaran pengetahuan ibu tentang

swamedikasi diare pada anak di RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai

Tambun Selatan dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 62 responden

(61,38%), pengetahuan cukup sebanyak 36 responden (35,64%), dan

pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (2,97%). Jadi gambaran tingkat

pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di lingkungan tersebut

Page 30: Karya Tulis Diare

dapat dikategorikan baik yaitu sebanyak 62 responden (61,38%) dikarenakan

masyarakat di lingkungan tersebut rata-rata sudah mengetahui cara melakukan

swamedikasi diare pada anak sehingga memiliki pengetahuan yang baik.

BAIK CUKUP KURANG

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

61.38%

35.64%

2.97%

KATEGORI

Gambar IV.1 Grafik gambaran pengetahuan ibu

4.1.2. Obat yang digunakan oleh ibu

Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui obat yang digunakan oleh ibu

untuk melakukan swamedikasi. Dengan data sebagai berikut :

Tabel IV.2 Obat-obat yang digunakan

No Golongan Obat Jumlah Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Adstringensia

Adsorbensia

Kemoterapeutika

Penekan Peristaltik

Elektrolit

Probiotik

21

59

8

13

41

28

12,35

34,70

4,72

7,64

24,12

16,47

Total 170 100

Page 31: Karya Tulis Diare

Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui obat-obat yang

digunakan oleh ibu ibu di lingkungan RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai

Tambun Selatan. Obat digolongkan berdasarkan kelas terapinya, obat yang

diunakan ibu antara lain, golongan obat Adstringensia (Diapet) sebanyak 21

responden (12,35%), Adsorbensia (Neo kaolana, New diaform, New diatab, Neo

entrostop, dan Norit) sebanyak 59 responden (34,70%), Kemoterapeutika

(Nifural) 8 responden (4,72%), Penekan Peristaltik (Lopamid, Lodia) 13

responden (7,64%), Elektrolit (Oralit, Pedialit, Renalit, Pharolit) sebanyak 41

responden (24,12%), dan Probiotik (Lacto B, Probiokid) sebanyak 28 responden

(16,47%). Jadi golongan obat-obatan yang banyak digunakan ibu untuk

swamedikasi adalah golongan Adsorbensia yaitu sebanyak 59 responden

(34,70%). Golongan obat adsorbensia lebih banyak dipilih dikarenakan lebih

mudah mendapatkannya serta biasanya golongan obat tersebut memiliki harga

yang cenderung lebih murah.

Adstringen

sia

Adsorben

sia

Kemoter

apeu

tika

Peneka

n Perista

ltik

Elektr

olit

Probiotik

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

12.35%

34.70%

4.72% 7.64%

24.12%16.47%

Golongan Obat

Gambar IV.2 Grafik obat yang digunakan untuk swamedikasi

Page 32: Karya Tulis Diare

4.1.3. Alasan ibu melakukan swamedikasi

Pertayaan ini bertujuan untuk mengetahui alasan ibu melakukan

swamedikasi. Adapun data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel IV.3 Alasan ibu melakukan swamedikasi

No. Alasan Jumlah Persentase (%)

1.

2.

3.

Hemat biaya

Keraguan terhadap tenaga

medis

Tempat pelayanan

kesehatan yang jauh.

48

22

31

47,52

21,78

30,70

Total 101 100

Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui yang menjadi alasan

ibu melakukan swamedikasi, beberapa alasan tersebut adalah hemat biaya

sebanyak 48 responden (47,52%), keraguan terhadap tenaga medis sebanyak 22

responden (21,78%), tempat pelayanan kesehatan yang jauh sebanyak 31

responden (30,70%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui yang menjadi

alasan mayoritas ibu melakukan swamedikasi adalah karena hemat biaya yaitu

sebanyak 48 responden (47,52%) ini dikarenakan masyarakat di lingkungan

penelitian lebih memilih untuk berhemat dengan melakukan swamedikasi

daripada harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak jika harus pergi ke dokter.

Page 33: Karya Tulis Diare

Hemat BiayaKeraguan terhadap

tenaga medis

Tmpt Plyanan

Jauh

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

47.52%

21.78%30.70%

Alasan Swamedikasi

Gamabar IV.3 Grafik alasan ibu melakukan swamedikasi

4.1.4. Sumber informasi swamedikasi

Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui sumber informasi bagi ibu

melakukan swamedikasi dengan data sebagai berikut :

Tabel IV.4 Sumber informasi swamedikasi

No. Tempat mendapat informasi Jumlah Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Tetangga

Keluarga

Teman

Media sosial

Media cetak

30

21

30

8

12

29,70

20,80

29,70

7,92

11,88

Total 101 100

Page 34: Karya Tulis Diare

Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui lebih banyak ibu yang

mendapatkan informasi mengenai swamedikasi adalah bersumber dari teman yaitu

sebanyak 30 responden (29,70%) dan Tetangga sebanyak 30 responden (29,70%).

Adapula sumber informasi lainnya yaitu, keluarga sebanyak 21 responden (20,80%),

media sosial sebanyak 8 responden (7,92%) dan terakhir media cetak sebanyak 12

responden (11,88%). Jadi rata-rata para ibu mendapatkan sumber informasi untuk

melakukan swamedikasi adalah berasal dari Tetangga dan teman, karena teman dan

tetangga adalah orang terdekat yang biasanya adalah tempat berbagi cerita serta

berbagi informasi.

Tetangga Keluarga Teman Media Sosial

Media Cetak

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

29.70%20.80%

29.70%

7.92% 11.88%

Sumber Informasi

Gambar IV.4 Grafik sumber informasi swamedikasi

4.1.5. Tempat ibu mendapatkan obat untuk swamedikasi

Pertanyaan bertujuan untuk mengetahui dimana ibu mendapatkan obat untuk

melakukan swamedikasi diare pada anak. Dengan data yang telah diperoleh

sebagai berikut :

Page 35: Karya Tulis Diare

Tabel IV.5 Tempat ibu mendapatkan obat untuk swamedikasi

No.Tempat memperoleh

ObatJumlah Persentase (%)

1.

2.

3

Apotek

Toko Obat

Warung

35

41

25

34,65

40,60

24,75

Total 101 100

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa semua ibu yang pernah

melakukan swamedikasi diare pada anak lebih banyak memperoleh obat dari

toko obat yaitu sebanyak 41 responden (40,60%), lainnya memperoleh obat dari

apotek yaitu sebanyak 35 responden (34,65%) dan juga warung yaitu sebanyak

25 responden (24,75%).

Jadi rata-rata ibu di lingkungan RW 012 lebih banyak memilih toko obat

sebagai tempat untuk mendapatkan obat untuk swamedikasi kemungkinan

dikarenakan tempatnya yang lebih dekat dan harga obat yang cenderung lebih

murah dibandingkan dengan membeli obat di apotek, akan tetapi meskipun lebih

murah, kualitas dan keaslian obat tetap terjamin jika dibandingkan dengan

membeli obat di warung.

Apotek Toko Obat Warung0.00%

10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

34.65%40.60%

24.75%

Tmpt Mndaptkn Obat

Gambar IV.5 Grafik tempat ibu mendapatkan obat

Page 36: Karya Tulis Diare

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Penelitian ini mengambil judul “Gambaran pengetahuan ibu tentang

swamedikasi diare pada anak di RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai Tambun

Selatan”. Gambaran pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Gambaran pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di

lingkungan RW 012, kategori pengetahuan baik sebanyak 62 responden

(61,38%).

2. Alasan mayoritas ibu melakukan swamedikasi adalah hemat biaya dengan

jumlah responden sebanyak 48 responden (47,52%).

3. Tempat mendapatkan obat untuk swamedikasi yang banyak dipilih ibu

adalah toko obat yaitu sebanyak 41 responden (40,60%).

4. Sumber informasi ibu untuk melakukan swamedikasi adalah dari tetangga

dan teman yaitu sebanyak 30 responden (29,70%).

5. Golongan obat yang banyak dipilih ibu adalah golongan adsorbensia yaitu

sebanyak 59 responden (34,70%).

5.2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu :

1. RW 012 Perumahan Bekasi Timur Permai Tambun Selatan

Meningkatkan pengetahuan masyarakat di lingkungan RW 012, khususnya

pengetahuan tentang swamedikasi diare pada anak.

2. Responden

Meningkatkan pengetahuan agar lebih aktif mengikuti penyuluhan-

penyuluhan dan aktif mencari informasi baik dari media cetak atau media

elektronik.

3. Akademik

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian

selanjutnya atau dijadikan referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan

kefarmasian khususnya tentang swamedikasi diare pada anak.

Page 37: Karya Tulis Diare

DAFTAR PUSTAKA

1. Anik Purwanti. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Diare pada Balita di Desa Nglebak Tawangmangu karanganyar.

2. Prasistyani Lartiana. 2006. Hubungan Sanitasi Lingkungan Keluarga Dengan Frekuensi Diare dan Status Gizi pada Balita di Desa Segiri Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

3. Dwi Mariastuti. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare pada Balita Usia 1-5 Tahun.

4. Soekidjo. 2005. cara memperoleh pengetahuan.from http://bungamasamba.blogspot.com/2010/10/karya-ilmiah-gambaran-kejadian-penyakit.html

5. Wulandari Niken. 2010. from http://niken-wulandari.blogspot.com/2010/01/swamedikasi.html

6. Ristiyanti Lia (2012).menurut depkes RI(2009) ilmu kesehatan masyarakat.from http://ilmu-kesehatan-masyarakat.blogspot.com/2012/05/kategori-umur.html

7. Notoadmodjo Soekidjo (2002).pengertian pengetahuan menurut para ahli.from http://pengertian-definisi-adalah.blogspot.com/2013/08/pengertian-pengetahuan-menurut-para-ahli.html

8. Hasrul lukman (2014).ilmu farmasi: diare dan sembelit.from http://lukmanhasrul.blogspot.com/2014/10/ilmu-farmasi-diare-dan-sembelit.html?m=1

9. Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja(2007).obat-obat penting.alex media komputindo,jakarta

10. S.sulaksono (2013). Cara khasiat manfaat.from http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/probiotik-dan-manfaatnya-bagi-kesehatan.html

11. Wikipedia(2013).oralit.from http://id.wikipedia.org/wiki/oralit12. Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja(2007).obat-obat penting.alex media

komputindo,jakarta

Page 38: Karya Tulis Diare

AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTA

KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SWAMEDIKASI DIARE

PADA ANAK DI RW 012 PERUMAHAN BEKASI TIMUR PERMAI TAMBUN

SELATAN BULAN JUNI 2015

LINGKARILAH SALAH SATU JAWABAN YANG MENURUT IBU BENAR DAN ISILAH TITIK-TITIK YANG TERSEDIA

Responden No :

Hari, tanggal :

I. Kriteria Responden1. Nama :2. Umur ibu :3. Umur anak :4. Alamat :5. Pendidikan terakhir ibu

a. Tidak tamat SDb. SD/sederajatc. SMP/sederajatd. SMA/sederajate. Perguruan tinggi/sederajat

Selamat pagi/selamat siang

Kuesioner ini dibuat untuk mendapatkan data mengenai pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di RW 012 perumahan Bekasi Timur Permai Tmbun Selatan. Hasil penelitian ini akan dipergunakan untuk tujuan akademik dalam rangka penyusunan karya tulis ilmiah. Untuk itu, sudilah kiranya ibu menjawab seluruh pertanyaan ini sesuai petunjuk dan dijawab dengan sejujur-jujurnya. Atas perhatiannya dan kerja sama ibu, saya mengucapkan terimakasih.

Page 39: Karya Tulis Diare

1. Seorang anak dikatakan diare apabila ?

a. Buang air besar 2 kali sehari feses tidak encer

b. Buang air besar encer terus menerus lebih dari 3 kali sehari

2. Salah satu tindakan penanganan diare adalah ?

a. Memberikan makanan lunak atau buah berserat tinggi

b. Memberikan larutan pengganticairan tubuh (oralit)

3. Salah satu tanda anak mengalami dehidrasi adalah ?

a. Berat badan anak naik

b. Mata cekung tidak berair serta mulut kering

4. Takaran pemberian oralit yang tepat untuk mengatasi diare anak adalah ?

a. 400 ml dalam 5 gelas

b. 300 ml dalam 1,5 gelas

5. Apakah tindakan pertama kali yang harus dilakukan disaat anak mengalami

dehidrasi ?

a. Didiamkan saja

b. Memberikan oralit

6. Salah satu penyebab diare pada anak adalah ?

a. Minum air yang telah masak/matang

b. Mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih

7. Di bawah ini merupakan makanan yang harus dihindari oleh penderita diare

adalah ?

a. Nasi, pisang dan sereal

b. Makanan berserat (sayur-sayuran)

8. Manakah yang merupakan gejala awal diare ?

a. Anak mengalami demam dan flu

b. Buang air besar menjadi lebih sering dan feses makin cair

9. Hal apakah yang dapat dilakukan untuk mencegah diare ?

a. Mengkonsumsi makanan yang belum matang

b. Menjaga kebersihan makanan

10. Cara membuat larutan LGG sendiri adalah ?

a. 2 sendok teh gula, 1 sendok teh garam dan segelas air (200ml)

b. 1 sendok teh gula, ¼ sendok teh garam dan segelas air (200ml)

Page 40: Karya Tulis Diare

11. Apakah yang menjadi alasan ibu melakukan swamedikasi atau pengobatan

sendiri ?

a. Hemat biaya

b. Keraguan terhadap tenaga medis

c. Tempat pelayanan kesehatan yang jauh

12. Dimanakah tempat ibu bisa mendapatkan obat untuk pengobatan sendiri ?

a. Apotek

b. Toko obat

c. Warung

13. Dari manakah sumber informasi yang ibu dapatkan ?

a. Tetangga

b. Keluarga

c. Teman

d. Media sosial

e. Media cetak

14. Obat apa yang ibu gunakan untuk mengatasi diare pada anak ? (boleh lebih

dari satu)

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Page 41: Karya Tulis Diare

SKORING

Pengetahuan

No Pertanyaan Jawaban Skoring Nilai yang

diharapkan

1. Seorang anak

dikatakan diare

apabila

a.BAB 2 kali sehari

feces tidak encer0

1b.BAB encer terus

menerus >3 kali

sehari

1

2. Salah satu

tindakan

penanganan diare

adalah

a.memberikan

makanan lunak atau

buah berserat tinggi

01

b. memberikan oralit 1

3 Salah satu tanda

anak mengalami

dehidrasi adalah

a.berat badan anak

naik0

1b.mata cekung tidak

berair, mulut kering1

4. Takaran pemberian

oralit yang tepat

untuk mengatasi

diare pada anak

adalah

a.400 ml dalam 5

gelas0

1b.300 ml dalam 1,5

gelas 1

5. Apakah tindakan

pertama kali yang

harus dilakukan

disaat anak

mengalami

dehidrasi

a.didiamkan saja

0

1b.memberikan oralit

1

6. Salah satu

penyebab diare

pada anak adalah

a.minum air yang

telah masak/matang 0

1b.mengkonsumsi

makanan dan

minuman yang tidak

bersih

1

Page 42: Karya Tulis Diare

7. Di bawah ini

merupakan

makanan yang

harus dihindari

oleh penderita

diare adalah

a.nasi, pisang dan

sereal 0

1b.susu tinggi laktosa

1

8. Manakah yang

merupakan gejala

awal diare

a.anak mengalami

demam dan flu0

1b.BAB menjadi

lebih sering dan

feces makin cair

1

9. Hal apakah yang

dapat dilakukan

untuk mencegah

diare

a.mengkonsumsi

makanan yang

belum matang0

1

b.menjaga

kebersihan makanan1

10. Cara membuat

larutan LGG

sendiri

a.2 sendok teh gula,

1 sendok teh garam

dan segelas air

(200ml)

0

1b.1 sendok teh gula,

¼ sendok teh garam

dan segelas air

(200ml)

1

Jumlah total scoring 10