33
**Struktur Kayu---Univ. Kaltara** BAB I : PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal masyarakat, didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan dapat diperbaharui secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam pengerjaan, ringan, sesuai dengan lingkungan (environmental compatibility) telah membuat kayu menjadi bahan konstruksi yang dikenal di bidang konstruksi ringan (light construction). Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh kekuatannya saja, akan tetapi juga didasari oleh segi keindahannya. Secara alami kayu memiliki bermacam-macam warna dan bentuk serat, sehingga untuk bangunan expose material kayu tidak banyak memerlukan perlakuan tambahan. Pada perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu diperhatikan sifat- sifat dan jenis-jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu, sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu. Kebutuhan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan terus meningkat. Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan. Kayu-kayu yang beredar di pasaran sebagian besar berasal dari hutan alam yang dikelompokkan atas jenis-jensi komersial seperti kamper, bangkirai, keruing, kayu campuran (borneo). Karena kecepatan antara pemanenan dan penanaman tidak seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam kian menurun baik volume maupun mutunya yang mengakibatkan harga kayu menjadi relatif mahal. Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat: mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam 1

KARYA TULIS - Argo.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Struktur Kayu

Citation preview

**Struktur Kayu---Univ. Kaltara**

BAB I :PENDAHULUAN

LATAR BELAKANGKayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal masyarakat, didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan dapat diperbaharui secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam pengerjaan, ringan, sesuai dengan lingkungan (environmental compatibility) telah membuat kayu menjadi bahan konstruksi yang dikenal di bidang konstruksi ringan (light construction).Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh kekuatannya saja, akan tetapi juga didasari oleh segi keindahannya. Secara alami kayu memiliki bermacam-macam warna dan bentuk serat, sehingga untuk bangunan expose material kayu tidak banyak memerlukan perlakuan tambahan. Pada perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu diperhatikan sifat- sifat dan jenis-jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu, sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu.Kebutuhan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan terus meningkat. Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan. Kayu-kayu yang beredar di pasaran sebagian besar berasal dari hutan alam yang dikelompokkan atas jenis-jensi komersial seperti kamper, bangkirai, keruing, kayu campuran (borneo). Karena kecepatan antara pemanenan dan penanaman tidak seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam kian menurun baik volume maupun mutunya yang mengakibatkan harga kayu menjadi relatif mahal.Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat: mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya; serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi.

TUJUAN PENULISAN

Adapun dalam pembahasan kali ini adalah untuk memahami manfaat kayu dalam suatu struktur bangunan. Dan juga ha- hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kayu sebagai bahan dalam suatu struktur bangunan. Hal hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah sifat-sifat dari kayu yang akan digunakan dan juga klasifikasi kayu yang lolos standart structural kayu sebagai bahan kontruksi.

RUMUSAN MASALAH- Apa saja sifat-sifat kayu yang wajib diketahui secara umum?- Bagaimana kah ciri-ciri yang baik untuk digunakan dalam sebuah kontruksi?

MANFAAT PENULISANAdapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :1. Penulis dan pembaca dapat lebih memahami fungsi-fungsi kayu dalam suatu kontruksi2. Penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang jenis-jenis kayu yang cocok pada suatu kebutuhan struktur bangunan tertentu.3. Menambah pengetahuan dan ilmu bagi penulis dan pembaca4. Sebagai pemenuhan tugas yang diberikan dosen.

BAB IILANDASAN TEORIKayuadalah bagianbatangatau cabang serta rantingtumbuhanyang mengeras karena mengalamilignifikasi(pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja,kursi),bahan bangunan(pintu,jendela,rangka atap), bahankertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasiselulosadanligninpada dinding sel berbagaijaringandi batang. Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga 400 juta tahun yang lalu.manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untukbahan bakardanbahan konstruksiuntuk membuatrumahdansenjataserta sebagai bahan baku industri (misal pengemasan dankertas). Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca di masa pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhanKayu untuk komponen bangunan dari hutan alam pasokannya semakin menurun sejalan dengan degradasi hutan dan kenaikan kebutuhan akan kayu. Beberapa jenis kayu rakyat yang berasal dari hutan rakyat maupun tanaman kebun, dapat dikembangkan untuk komponen bangunan baik struktural maupun bukan struktural. Kayu rakyat pada umumnya berdiameter kecil, dari jenis cepat tumbuh dan tidak mendapatkan perlakuan silvikultur seperti kayu dari hutan tanaman, sehingga sifat kayunya umumnya kurang baik dibandingkan kayu dari hutan alam bahkan dari hutan tanaman sendiri. Kayu rakyat dapat dimanfaatkan untuk komponen bangunan rumah, jembatan, kapal dan tiang listrik. Sortimen kayu rakyat yang ada di pasaran umumnya tidak sesuai dengan persyaratan SNI. Peningkatan mutu dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi penggergajian, pengeringan, pengawetan dan membuat produk perekatan.Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifatyang berbeda-beda. Bahkan kayu berasal dari satu pohon memiliki sifat agak berbeda, jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya. Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut diketahui lebih dahulu, sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan,industri kayu maupun untuk pembuatan perabot. Sifat dimaksud antara lainyang bersangkutan dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat-sifat fisik, sifat-sifat mekanik dan sifat-sifat kimianya. Di samping sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu:1. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.2. Kayu tesusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa (unsure karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).3. Semua kayu bersifat anisotropic, yaitu memperllihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon.4. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekitarnya.5. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama jika kayu keadaannya kering.

BAB III :METODOLIGI

1. Metode Pustaka.Metode pustaka yaitu cara pengumpulan dan dengan cara membaca buku ataupun literature lain yang ada kaitanya terhadap obyek pembahasan.2. Metode Langsung.Metode langsung yaitu metode mencari data dengan browsing di internet untuk mencari informasi tentang obyek pembahasan.3. Metode Diskriptif Analitik.Metode diskriptif analitik yaitu metode mendiskripsikan dan menganalisa literature atau buku sebagai tambahan dalam kajian terhadap obyek yang ditulis.

BAB IV :PEMBAHASAN

Kayu Sebagai Bahan Kontruksi

Bahan konstruksi adalah bahan yang dipergunakan untuk mendukung beban dalam arti memerlukan analisa/perhitungan yang cukup cermat, dan untuk kayu mencakup bahan-bahan untuk kuda-kuda, jembatan, tiang pancang dan sebagainya. Wirjomartono (1977) menunjukkan bahwa penggunaan kuda-kuda kayu dapat menghemat biaya sekitar 40-50% dibandingkan jika menggunakan baja. Diperkirakan sekitar 80% konsumsi kayu diperuntukkan pada bangunan rumah/gedung, sedangkan yang 20% untuk perancah, jembatan, dermaga dan lain-lain. Penggunaan kayu untuk pembangunan jembatan dan tiang pancang tidak lebih dari 5%. Jika kita akan bicara tentang kayu sebagai bahan struktur bangunan, maka yang harus diperhatikan antara lain adalah kekuatan dan keawetan kayu, karena tujuan umum para pemilik bangunan maupun perencana adalah membangun/mempunyai gedung yang aman dan kuat konstruksinya, biaya konstruksinya murah, umur bangunan cukup lama serta biaya pemeliharaannya ringan.Sampai abad ke-20 sebagian besar dari hampir semua bangunan perumahan dan struktur bangunan komersial dibangun dari kayu. Karena masih berlimpahnya sumber kayu menyebakan hampir semua struktur bangunan perumahan, jembatan, bangunan komersial ringan, pabrik dan tiang menggunakan kayu solid. Sekarang bangunan tersebut lebih banyak menggunakan bahan kayu struktural yang lebih modern. Misalnya lantai, dinding, atap untuk konstruksi ringan umumnya dibuat dari papan kayu atau panel kayu. Kayu untuk keperluan bangunan umumnya dari kelas kuat I, II dan III dengan rasio kekuatan terhadap berat yang cukup tinggi, serta mempunyai kelas awet I atau II. Bila dari kelas awet III atau di bawahnya, maka kayu tersebut harus diawetkan terlebih dahulu.Dalam penggunaannya, kayu dipengaruhi oleh sifat-sifatnya, yaitu sifat fisis, mekanis, anatomis, kimia maupun sifat lainnya. Sifat tersebut dipengaruhi oleh jenis kayu, umur pohon, letak kayu dalam pohon, perbedaan tempat tumbuh serta faktor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhannya (Brown et al., 1952). Sebagai bahan bangunan, maka kayu harus memenuhi syarat tertentu seperti kerapatan, kembang susut, kekuatan dan keawetannya (Surjokusumo, 1982 dan Anonim, 2002).

Sifat-Sifat Fisik Kayu Kandungan airKayu merupakan material higroskopis, artinya kayu memiliki kaitan yang sangat erat dengan air baik berupa cairan maupun uap. Kemampuan menyerap dan melepaskan air sangat tergantung dari kondisi lingkungan seperti temperatur dan kelembaban udara.Kandungan air yang terdapat pada sebuah pohon kayu sangatlah bervariasi, tergantung pada jenis spesiesnya. Dalam satu spesies yang sama terjadi pula perbedaan kandungan air yang disebabkan oleh umur, ukuran pohon dan lokasi penanamannya. Pada bagian batang sebuah kayu terjadi perbedaan kandungan air, kandungan air pada kayu gubal lebih banyak dari pada kayu teras.Air yang terdapat pada batang kayu tersimpan dalam dua bentuk, yaitu air bebas (free water) yang terletak di antara sel-sel kayu dan air ikat (bound water) yang terletak pada dinding sel. Selama air bebas masih ada, maka dinding sel kayu akan tetap jenuh. Air bebas merupakan air pertama yang akan berkurang seiring dengan proses pengeringan, pengeringan selanjutnya akan mengurangi air ikat pada dinding sel.Ketika batang kayu mulia diolah (ditebang dan dibentuk), kandungan air pada batang berkisar antara 40% hingga 300%. Kandungan air ini dinamakan kandungan air segar. Setelah kayu ditebang dan mulai dibentuk atau diolah, kandungan air mulai bergerak keluar. Suatu kondisi dimana air bebas yang terletak antara sel-sel sudah habis, sedangkan air ikat pada dinding sel masih jenuh dinamakan titik jenuh serat (fibre saturation point). Kandungan air pada saat titik jenuh serat berkisar antara 25% sampai 30% bergantung pada jenis kayu itu sendiri.Pengeringan selanjutnya (kadar air di bawah titik jenuh serat) akan mengurangi kandungan air ikat pada dinding sel, menyebabkan terjadinya perubahan dimensi tampang melintang batang kayu, peningkatan kepadatan, peningkatan sifat-sifat mekanik dan ketahanan lapuk. Kandunga air pada kayu akan sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Bila kelembaban udara lingkungan meningkat, maka kandungan air pada kayu akan meningkat pula, dan begitu pula sebaliknya. Pada lingkungan yang memiliki kelembaban udara yang stabil, maka kandungan air pada kayu juga akan cendrung tetap.Kondisi kandungan air pada kayu yang tetap ini disebut kadar air seimbang (equilibrium moisture content) berkisar antara 12% sampai 17%.

Kepadatan kayuKepadatan atau berat unit sebuah kayu dinyatakan sebagai berat per unit volume. Hal ini ditunjukkan untuk mengetahui porositas atau prosentase rongga/void. Kepadatan dan volume sangat bergantung pada kandungan air. Kepadatan akan kecil pada inti kayu bagian dasar dan akan meningkat tajam ke arah luar penampang (cross section) dan meningkat secara perlahan ke arah ketinggian.Kepadatan suatu jenis kayu dapat dihitung dengan cara membandingkan antara berat kering kayu dengan volume basah. Berat kering kayu dapat diperoleh dengan cara menyimpan specimen kayu dalam oven pada suhu 105oC selama 24 jam atau hingga berat specimen kayu tetap.

Berat jenis kayuBerat jenis adalah perbandingan antara kepadatan kayu dengan kepadatan air pada volume yang sama. Kayu terdiri dari bagian padat/sel kayu, air dan udara. Volume adalah jumlah dari volume bagian padat, volume air dan volume udara. Ketika kayu dimasukkan ke dalam oven atau dikeringkan, maka volume yang tetap tinggal adalah volume bagian padat dan volume udara saja, sedangkan airnya sudah menguap/hilang.Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda. Berat jenis kayu menentukan sifat sifat kayu tersebut. Semakin berat sebuah kayu maka kekuatan kayu juga semakin besar. Dan semakin ringan kayu maka semakin kecil juga kekuatannya. Berat jenis tergantung dari tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk pori pori. Kekerasan kayu`Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu. Contoh kayu yang sangat keras : Balau, giam, kayu besi, dll. Kayu keras contohnya : kulim, ilang, dll. Dan untuk kayu sedang contohnya : mahoni, meranti, dll. Sedangkan unttk kayu lunak contohnya : inus, balsa, dll.

Kepadatan / kerapatan kayuKepadatan kayu yaitu perbandingan antara berat kering oven dengan isi volume dari sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan kayu tergantung dari banyaknya dinding selnya banyak sehingga keadatannya tinggi maka kekuatannya akan tinggi pula. Contoh : kayu gubal susunan selnya masih renggang sehinga kekuatannya lebih rendah dibandingkan kayu teras.

Sifat mengembang dan menyusutKayu akan mengembang jika kadar airnya naik dan menyusut jika kadar airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak sama ada semua arah. Rata rata besarnya pengembangan dan penyusutan ada arah tangensial : 4 14 %, arah radial : 28%, arah axial : 0,1 0,2% TeksturTekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll). Arah SeratArah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring). Kesan RabaKesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll).Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu. Bau dan RasaBau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

Daya Hantar PanasSifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.

Daya Hantar ListrikPada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya

Sifat-Sifat Mekanik Kayu Kuat tarik sejajar seratElemen kontruksi yang menerima beban tarik dapat dengan mudah kita temukan pada konstruksi rangka. Kuat tarik dapat dihitung dengan cara membagi beban tarik dengan luas tampang (cross section). Kayu memiliki kuat tarik yang lebih besar pada arah panjang batang (sejajar serat) dari pada arah radial (tegak lurus serat), sehingga pada konstruksi kayu harus dihindari pembebanan tarik yang tegak lurus serat kayu. Kegagalan tarik memiliki kecendrungan untuk bergerak melalui bagian yang lebih rendah kepadatannya (kayu muda/gubal), tetapi berbentuk zig-zag pada kayu yang kepadatannya tinggi (kayu teras).Apabila batang kayu ditarik dengan beban tarik tertentu, maka panjang batang kayu akan bertambah. Regangan didefinisikan sebagai nilai banding antara pertambahan panjang dengan panjang batang awal. Untuk regangan yang kecil biasanya terjadi secara linier-elastik, sedangkan untuk nilai regangan yang besar terjadi secara nonlinier-nonelastik.

Kuat tekan sejejar seratBatang yang mengalami gaya tekan dijumpai pada konstruksi kuda-kuda dan elemen kolom pada portal. Kuat tekan dapat diperoleh dengan cara membagi besar gaya tekan dengan luas tampang batang. Menurut Koebler (1980), untuk batang yang memiliki panjang lebih dari 11 kali tebal batang, kegagalan tekan batang akan disertai dengan munculnya tekuk atau buckling pada batang.Menurut Somaji (1995), kuat tekan kayu pada arah tegak lurus serat berkisar antara 12% sampai 18% dari kuat tekan sejajar serat. Kuat tekan kayu baik arah sejajar serat maupun arah tegak lurus serat akan meningkat apabila kadar air menurun. Untuk kadar air di bawah 30% (titik jenuh serat), penururnan setiap 1% kandungan air akan meningkatkabn kuat tekan antara 4% sampai 6%.

Kuat lenturKuat lentur kayu merupakan salah satu sifat mekanik kayu yang tertinggi, bila dibandingkan dengan sifat mekanik yang lain seperti kuat tartik, kuat tekan, maupun kuat geser. Akibat kuat lentur yang tinggi dan berat jenis yang kecil menyebabkan kayu banyak dipakai untuk elemen lentur pada struktur ringan.

Kuat geser sejajar seratPada batang yang mengalami beban bending momen seringkali disertai dengan gaya geser. Kekuatan geser kayu akan didukung oleh zat lignin, oleh karena itu kuat geser kayu merupakan sifat mekanik kayu yang paling lemah disbanding dengan sifat mekanik lainnya. Kayu memiliki kuat geser sejajar serat yang lebih kecil dibandingkan dengan kuat geser tegak lurus serat. Cacat kayu seperti retak atau mata kayu akan sangat mempengaruhi kuat geser kayu.

Perilaku terhadap temperatur tinggiSebagian kayu tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa yang kesemuanya itu merupakan senyawa yang terbentuk dari unsur Carbon, Hidrogen dan Oksigen. Unsur-unsur ini (Carbon, Hidrogen dan Oksigen) mudah terbakarKayu digolongkan sebagai material yang mudah terbakar apabila ada peningkatan temperatur ruangan yang berlebihan. Oleh karena itu, kayu digolongkan sebagai material yang mudah terbakar (combustible material).Perilaku struktur kayu dalam merespon api berbeda dengan bahan struktur lainnya seperti beton atau baja. Ketika api sudah cukup untuk membakar kayu bagian luar, maka kayu bagian luar akan terbakar dan berubah menjadi arang. Waktu yang dibutuhkan oleh api untuk membakar kayu bagian luar sangat tergantung dari kadar air kayu awal, dimensi batang kayu, ketersediaan oksigen dan temperatur api itu sendiri. Oleh karena rendahnya angka penyebaran panas (thermal conductivity) kayu dan air yang ada dalam kayu, maka untuk temperatur yang kecil dibutuhkan waktu yang lama agar api dapat membakar bagian dalam kayu.Hemiselulosa pada kayu Oak mulai mengalami pyrolisis (penguraian/perubahan material akibat temperatur) pada temperature 150oC sampai 180oC. Pyrolisis pada selulosa terjadi pada temperature 280oC sampai 350oC, sedangkan lignin akan mulai mengalami pyrolisis pada temperatur 350oC sampai 400oC, dan pyrolisis yang lengkap pada lignin terjadi pada temperature 450oC sampai 500oC. Pyrolisis kayu dapat terjadi pada temperatur 150oC atau bahkan lebih rendah lagi jika waktu pembakaran diperpanjang.Akibat yang lebih jauh dari proses terbakarnya kayu pada bidang struktur adalah terjadinya perubahan sifat-sifat fisik dan mekanik dari kayu itu sendiri. Penurunan kekuatan kayu akibat terjadinya peningkatan temperatur tidak terjadi secara linier melainkan cendrung berbentuk lengkung. Perilaku ini disebabkan oleh kehadiran arang (sisa material kayu yang terbakar) yang berfungsi sebagai pelindung kayu bagian dalam, sehingga struktur terhindar dari keruntuhan seketika (brittle collapse).

Cacat Pada Kayu

Kerusakan atau cacat pada kayu dapat mengurangi kekuatan dan bahkan kayu yang cacat tersebut tidak dipakai sebagai bahan konstruksi. Cacat kayu yang sering terjadi adalah mata kayu, retak/belah, pecah, pingul, serat miring, gubal, lubang serangga, serta lapuk dan hati rapuh.

Mata kayu Sering terdapat pada batang kayu yang merupakan bekas cabang kayu yang patah. Pada daerah mata kayu terjadi pembengkokkan arah serat, sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang. Menurut Desch dan Dinwoodie (1981), penurunan kekuatan akibat mata kayu pada kuat geser dan kuat tekan tegak lurus tegak lurus serat relatif kecil, pada kuat tekan sejajar serat cukup besar, dan penurunan kekuatan yangpaling besar terjadi pada kuat tarik sejajar serat. Untuk keperluan konstruksi, dihindari penggunaan batang kayu yang memiliki mata kayu.

Retak/belah Pada kayu terjadi karena proses penurunan kandungan air (pengeringan) yang terlalu cepat. Proses pengeringan ini memaksa air pada batang bagian dalam kayu untuk segera keluar, sehingga terbentuklah retak. Pada batang kayu yang tipis, retak dapat terjadi lebih besar dan disebut dengan belah. Pecah dapat disebabkan karena jatuh saat menebang. Pingul merupakan kayu yang tidak persegian, terjadi karena kembang susut.Kondisi lingkungan yang memiliki kelembaban udara tidak tetap (fluktuatif) dapat menyebabkan ukuran batang kayu tidak stabil. Proses penyusutan (shrinkage) batang kayu terjadi apabila kelembaban udara di sekitar batang kayu memaksa air pada batang kayu keluar, dan sebaliknya apabila kandungan air pada kayu meningkat akibat tingginya kelembaban udara, maka batang kayu akan mengembang (swalling). Besarnya kembang susut paling kecil terjadi pada arah longitudinal, sedangkan kembang susut paling besar terjadi pada arah longitudinal.

Pengertian Kayu AlamiKayu alami adalah kayu yang berasal dari tempat penebangan pohon kemudian dibawa ke tempat mesin penggergajian (saw mills) dan dipotong menjadi bentuk papan (ukuran papan). Kayu bentuk papan tersebut disusun dan diangin-anginkan selama beberapa hari pada udara terbuka (ditempat terlindung dari matahari dan hujan). Setelah diangin-anginkan kayu tersebut dimasukan kedalam tempat pengeringan (kiln) sampai kandungan airnya mencapai 10-18%. Setelah itu, baru dipotong-potong sesuai kebutuhan dan siap untuk digunakan.Pertumbuhan PohonPohon memerlukan air dan garam mineral. Zat-zat tersebut diserap oleh akar sebagai getah dan sinar matahari yang menyinari klorofil (zat hijau daun) bercampur dengan karbondioksida dari udara dapat membuat pohon tumbuh.Setiap musim panas, pohon membuat sel baru, Pertumbuhan lingkaran tahun dapat terlihat ketika pohon ditebang. Sebagian besar batang pohon terdiri dari getah kayu yang tumbuh terus, tetapi pada akhirnya bagian tengah batang pohon berhenti tumbuh kemudian mengeras serta membentuk teras.Sebagian besar pertumbuhan pohon terjadi pada lapisan kambium, terletak di bawah lapisan kulit batang yang melindunginyaJenis-Jenis KayuAda dua jenis kayu, yaitu : Kayu LunakKayu lunak berasal dari pohon berdaun konifer (jarum). Pada umumnya, lebih halus dari kayu keras. Sebagian konstruksi bangunan biasanya menggunakan kayu lunak sebab lebih murah dan mudah didapat.Kayu lunak mempunyai 2 macam sel yaitu : sel trakeid dan sel parenkim. Keduanya terlihat seperti tube dengan dua ujung tertutup. Sel tersebut membawa sari makanan untuk disalurkan ke dalam dan juga memberi kekuatan pada pohon. Ada beberapa jenis kayu lunak, yaitu : Kayu Damar, Kayu MelurKekerasan sedang, serat halus. Kegunaan : untuk membuat rangka pintu, jendela, kursi taman, peti, perkakas. Kayu Pinus, Kayu FlamboyanKekerasan sedang, serat lurus terpadu. Kegunaan : untuk membuat barang-barang bubutan, barang-barang hiasan (ukiran ringan) Kayu KerasKayu berasal dari pohon decidious (berdaun lebar). Pada musim dingin daunnya akan rontok/gugur. Kayu keras lebih kompleks daripada kayu lunak karena memiliki 5 macam sel Ada beberapa jenis kayu lunak, yaitu : Kayu Jati Kekerasan sedang, serat lurus terpadu. Kegunaan : serbaguna, misal untuk membuat mebel, air, vener, laminating. Kayu MahoniKekerasan sedang, serat lurus. Kegunaan : untuk membuat barang-barang ukiran, alat/perkakas rumah tangga. Kayu Sonokeling, Kayu Sonokembang, Kayu Sawo, Kayu BalsaKekerasan sedang, serat lurus terpadu. Kegunaan : seni ukir mewah, patung, perkakas, bubutan, gagang kapak, palu ukir, vener mewah.Kelebihan KayuKelebihan kayu adalah : Mudah untuk dikerjakan Mudah dalam pengeleman Hangat jika disentuh/dipegang Penampilan menarik Mudah diperoleh Harganya relatif murah Sebagai isolator listrik dan panasKelemahan KayuKelemahan kayu adalah : Membutuhkan obat anti insektisida dan jamur untuk melindungi kayu Kayu mudah retak atau pecah sepanjang arah serat kayu Kayu tidak dapat dicor seperti logam Ukuran terbatas sesuai keadaan pohonnya Kayu dapat melengkung dan dapat menyusut. Kayu dapat menyusut pada waktu kering dan akan mengembang lagi jika menyerap air. Hal tersebut menyebabkan beberapa pintu dan jendela kayu sulit dibuka dengan lancar selama musim dingin ketika kondisi berkabut. Kayu lebih menyusut pada bagian dengan arah serat melintang daripada di bagian yang arah seratnya searah, Penyusutan lebih besar pada bagian yang searah dengan lingkaran tahun daripada bagian yang memotong lingkaran tahun. Jika batang pohon dipotong melintang, kayu pohon tersebut akan kering dan menyusut.Daftar Kayu Di IndonesiaSebagaimana kita ketahui, Indonesia adalah suatu negeri yang sangat kaya terhadap kayu, baik kaya dalam jenisnya maupun kaya dalam arti kualitasnya. Jenis-jenis pohon di Indonesia sangat banyak jumlahnya, sedang jika kita melihat gambar peta Indonesia ternyata pulau-pulau besar seperti pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya masih banyak terdapat hutan sebagai penghasil kayu. Hal itu terbukti bahwa Indonesia memiliki sekitar 4.000 jenis pohon, yang berpotensi untuk digunakan sebagai kayu bangunan. Akan tetapi hingga saat ini hanya sekitar 400 jenis (10%) yang memiliki nilai ekonomi dan lebih sedikit lagi, 260 jenis, yang telah digolongkan sebagai kayu perdagangan. Berikut ini adalah daftar nama-nama kayu atau kelompok kayu menurut nama perdagangannya, sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 163/Kpts-II/2003 tanggal 26 Mei 2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan; dengan beberapa penyesuaian.

Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu SajaNo.Nama PerdaganganNama IlmiahNama-nama Daerah

1.AgatisAgathis spp.Damar (Jw.), dama (Slw.), damar bindang (Klm.), damar sigi (Smt.). (Ingg.): kauri pine.

2.BalauShorea spp. (misalnya S. materialis Ridl., S. maxwelliana King, S. scrobiculata Burck); Parashorea spp.Damar laut (Smt.), semantok (Aceh), amperok, anggelam, selangan batu (Klm.)

3.Balau merahShorea spp. (mis. S. collina Ridl., S. guiso (Blanco) Bl.)Balau laut, damar laut merah, batu tuyang, putang, lempung abang. Ingg.: red selangan.

4.BangkiraiShorea spp. (mis. S. kunstleri King, S. laevis Ridley, S. laevifolia Endert); Hopea spp. (mis. H. celebica Burck, H. semicuneata Sym.)Benuas, balau mata kucing, hulo dereh, puguh, jangkang putih, kerangan (Smt.), bubuh (Bk.)

5.Damar WulanAraucaria spp. (mis. A. cunninghamii D. Don, A. hunsteinii K.Schum.)Alloa, ningwik, pien (Pap.). Ingg.: araucaria.

6.Belah DurenDurio spp. (terutama Durio carinatus Mast.); Coelostegia spp.Durian burung, lahong, layung, apun, begurah, punggai, durian hantu, enggang

7.GiaHomalium tomentosum (Roxb.) Benth., Homalium foetidum (Roxb.) Benth.Delingsem (Jw.), kayu batu, melunas, kayu kerbau, momala (Slw.)

8.GiamCotylelobium spp. (mis. C. burckii Heim, C. lanceolatum Craib, C. melanoxylon PierreGiam durian, resak bukit tembaga; giam padi, resak daun kecil, resak batu; giam tembaga, resak daun lebar; resak gunung

9.JelutungDyera spp.Pulai nasi, pantung gunung, melabuai

10.KapurDryobalanops spp. (di antaranya D. oblongifolia Dyer, D. sumatrensis (Gmelin) Kosterm.)Kamper (kayu), kayu kayatan, empedu, keladan

11.Kapur petanangDryobalanops oblongifolia DyerKapur guras (Smt.), kapur paya (Mly.), kelansau (Swk.)

12.KenariCanarium spp., Dacryodes spp. , Santiria spp., Trioma spp.Kerantai, ki tuwak, binjau, asam-asam, kedondong (kedundung), resung, bayung, ranggorai, mertukul

13.KeruingDipterocarpus spp. (mis. D. applanatus V.Sl., D. baudii Korth., D. elongatus Korth. dll.)Keruing arong, kekalup; Lagan sanduk, mara keluang; Keruing tempudau; tempurau, merkurang, kawang, apitong

14.KulimScorodocarpus borneensis Becc.Kayu bawang hutan (Klm.)

15.MalapariPongamia pinnata (L.) PierreMalapari

16.MatoaPometia spp.; mis. P. pinnata Forster & Forster, P. ridleyi KingKasai, taun, kungki, hatobu, kayu sapi (Jw.), tawan (Mlku.), ihi mendek (Irian Jaya)

17.Medang/PedangCinnamomum spp.Sintuk, sintok lancing, ki teja, ki tuha, ki sereh, selasihan

18.Meranti kuningShorea spp. (di antaranya: S. acuminatissima Sym., S. balanocarpoides Sym., S. faguetiana Heim, S. gibbosa Brandis, Shorea scollaris V.Sl.;Damar hitam, damar kalepek; Damar hitam katup; Bangkirai guruk, karamuku; Damar buah, mereng-kuyung; Damar tanduk. Ingg.: yellow seraya.

19.Meranti merahShorea spp. (di antaranya: S. johorensis Foxw., S. lepidota BI., S. leprosula Miq., S. ovalis BI., S. palembanica Miq., S. platyclados V.Sl. ex Foxw., S. leptoclados Sym., dll.)Majau, meranti merkuyung; Meranti ketrahan; Meranti tembaga, kontoi bayor; Meranti kelungkung; Tengkawang majau; Banio, ketir; Seraya merah, campaga, lempong, kumbang, meranti ketuko, cupang. Ingg.: red seraya, red lauan.

20.Meranti putihShorea spp. (di antaranya: S. assamica Dyer, S. bracteolata Dyer, S. javanica K. et. Val., S. lamellata Foxw., S. ochracea Sym., S. retinodes V.SI., S. virescens Parijs, S. koordersi Brandis, dll.)Damar mesegar; Bunyau, damar kedontang; Damar mata kucing, damar kaca, damar kucing; Damar tunam, damar pakit; Damar kebaong, baong, bayong, baung, belobungo, kontoi tembaga; Balamsarai, damar mansarai; Damar maja, kontoi sabang; Kikir, udang, udang ulang, damar hutan, anggelam tikus, maharam potong, pongin, awan punuk, mehing (Smt., Kal.); Damar lari-lari, lalari, temungku, tambia putih (Slw.), Damar tenang putih, hili, honi (Mlku.). Ingg.: white meranti.

21.MerawanHopea spp. (mis. H. dasyrrachis V.Sl., H. dyeri Heim, H. sangal Korth., dll.)Tekam, tekam rayap; Bangkirai tanduk, emang, amang besi; Cengal, merawan telor; Ngerawan, cengal balau

22.MerbauIntsia spp. (terutama I. bijuga O.K., I. palembanica Miq.)Merbau asam, ipi (NT.), kayu besi (Papua); Ipil, anglai, maharan; Tanduk (Mlku.)

23.MersawaAnisoptera spp. (mis. A. laevis Ridl., A. marginata Korth., A. thurifera Bl.)Cengal padi, damar kunyit; Masegar (Smt.), ketimpun (Klm.), mersawa daun besar; tabok, tahan

24.NyatohPalaquium spp., Payena spp., Madhuca spp.Suntai, balam, jongkong, hangkang, katingan, mayang batu, bunut, kedang, bakalaung, ketiau, jengkot, kolan

25.PalapiHeritiera (Tarrietia) spp.; mis. H. javanica (Bl.) Kosterm., H. simplicifolia (Mast.) Kosterm., H. littoralis Ait., H. sylvatica S. VidalMengkulang, teraling; Dungun, talutung, lesi-lesi.

26.PenjalinCeltis spp.Rempelas, ki jeungkil, ki endog (Sd.), cengkek (Jw.), pusu (Sumbawa)

27.PerupukLophopetalum spp.; mis. L. javanicum (Zoll.) Turcz., L. multinervium Ridl., L. subobovatum King, L. wightianum Arn.Kerupuk (Smt.), pasana (Klm.), mandalaksa (Jw.), aras

28.PinangPentace spp.Melunak, ki sigeung, ki sinduk, kelembing

29.PulaiAlstonia spp. (di antaranya A. pneumatophora Back., A. scholaris R.Br., A. spatulata Bl., A. macrophylla Wall., A. spectabilis R.Br.)Kayu gabus, rita, gitoh, bintau, basung, pule, pulai miang. Ingg.: white cheesewood, milkwood, milky pine.

30.RasamalaAltingia excelsa NoroaTulasan (Smt.), mandung (Min.), mala (Jw.)

31.ResakVatica spp.; mis. V. maingayi Dyer, V. oblongifolia Hook.f., V. rassak Bl.Damar along, resak putih

Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial DuaNo.Nama PerdaganganNama IlmiahNama-nama Daerah

1.BakauRhizophora spp. dan Bruguiera sppTumu, Lenggadai, Jangkar, Tanjang, Putut, Busing, Mata buaya

2.BayurPterospermum spp.Balang, Walang, Wadang, Wayu

3.BenuangOctomeles sumatrana Miq.Benuang bini (Klm.), winuang (Slw.)

4.BerumbungAdina minutiflora Val.); Pertusadina spp.Kayu lobang, Barumbung, Kayu gatal

5.BintangurCalophyllum spp.; mis. C. calaba L., C. inophyllum L., C. papuanum Lauterb., C. pulcherrimum Wall.ex Choisy, C. soulattri Burm.f.Bintangor, penaga; Nyamplung; Sulatri; Bunoh, bintangur bunut

6.BipaPterygota spp.Kayu wipa

7.BowoiSerianthes minahassae Merr. & Perry (Syn. Albizia minahasae Koord.)Rayango, Merang, Terangkuse

8.BugisKoordersiodendron pinnatum Merr.Grepau

9.CengeMastixia rostrata BI.Cenge, Cingo

10.DuabangaDuabanga moluccana BI.Benuang laki, Takir, Aras, Raju mas

11.EkaliptusEucalyptus spp.; mis. E. alba Reinw.ex Bl., E. deglupta Bl., E. urophylla S.T. BlakeKayu putih; Leda, aren (Mlku.), tampai; Ampupu (Timor),

12.GelamMelaleuca spp.Kayu putih

13.GempolNauclea spp.Wosen, Klepu pasir, Anggrit

14.GopasaVitex spp.Teraut, Laban

15.Gerunggang/DerumCratoxylum spp.; mis. C. arborescens (Vahl) Bl., C. cochinchinense (Lour.) Bl.Madang baro; Mampat, butun; kemutul, temau; edat

16.JabonAnthocephalus spp. (A. chinensis (Lamk.) A.Rich ex Walp. dan A. macrophyllus (Roxb.) Havil.)Kelampayan (Mly.), laran (Klm.), semama (Amb.). Ingg.: cadamba.

17.Jambu-jambuSyzygium spp. [3]Kelat, Ki tembaga, Jambu

18.Kapas-kapasanExbucklandia populnea R. BrownHapas-hapas, Tapa-tapa, Leman

19.Kayu keretaSwintonia spp.Rengas sumpung, Merpauh, Bagel mirah

20.KecapiSandoricum spp.Papung, Kelam, Sentul

21.Kedondong HutanSpondias spp.Coco, Kacemcem leuweung

22.KelumpangSterculia spp.Kepuh, Kalupat, Lomes

23.Kembang semangkokScaphium macropodum J. B.Kepayang, merpayang (Smt.)

24.KempasKoompassia malaccensis Maing.Hampas, impas, tualang ayam

25.KenangaCananga sp.Kananga

26.KeranjiDialium spp.; mis. D. indum L., D. platysepalum Baker, D. procerum (v.Steen.) SteyKayu lilin; Maranji

27.KetapangTerminalia spp.Kalumpit, Klumprit, Jelawai, Jaha

28.KetimunanTimonius spp.Seranai, Temirit, Kayu reen

29.LancatMastixiodendron spp.Kundur, Modjiu, Raimagago

30.LaraMetrosideros spp. dan Xanthostemon spp.Lompopaito, Nani, Langera

31.MahangMacaranga spp.Merkubung, Mara, Benua

32.MedangLitsea firma Hook f.; Dehaasia spp.Manggah, Huru kacang, Keleban, Wuru, Kunyit

33.MempisangMezzetia parviflora Becc.; Xylopia spp.; Alphonsea spp.; Kandelia candel DruceMahabai, Hakai rawang, Empunyit, Jangkang, Banitan, Pisang-pisang

34.MendarahanMyristica spp., Knema spp.Darah-darah, Tangkalak, Au-au, Ki mokla, Kumpang, Kayu luo, Huru

35.MenjalinXanthophyllum spp.Lilin, Ki endog, Segi landak

36.MentibuDactylocladus stenostachys Oliv.Jongkong, merebung

37.MerambungVernonia arborea Han.Merambung, sembung

38.PunakTetramerista glabra Miq.Kayu malaka (Smt.), cerega (Klm.)

39.PuspaSchima spp.; terutama S. wallichii Korth.Seru (Jw.), simartolu (Smt.), madang gatal (Klm.)

40.RengasGluta aptera (King) Ding HouRengas tembaga, Rangas

41.SanintenCastanopsis argentea A. DC.Sarangan (Jw.), ki hiur (Sd.), kalimorot

42.SengonParaserianthes falcataria (L) NielsenJeungjing, Tawa kase, Sika (Maluku)

43.SepatBerrya cordofolia Roxb.Waru gunung, Kalong

44.SesendokEndospermum spp.; mis. E. diadenum (Miq.) Airy Shaw, E. moluccanum (T & B) Kurz, E. peltatum Merr.Sendok-sendok, kayu labuh (Smt.), kayu bulan (Mly.), garung (Klm.); Kayu raja (Mlku.)

45.SimpurDillenia spp.; mis. D. grandifolia Wall., D. obovata Hoogl., D. pentagyna Roxb.Sempur, segel, janti, dongi

46.SurianToona sureni Merr.Suren, kalantas

47.TembesuFagraea spp.; mis. F. fragrans Roxb., F. sororia J.J. Sm.Tomasu (Smt.), kulaki (Slw.), malbira, ki tandu

48.TempinisSloetia elongata Kds.Damuli, Kayu besi

49.TepisPolyalthia glauca Boerl.Banitan, Pemelesian, Kayu tinyang, Kayu bulan, Banet, Kayu kalet

50.TenggayunParartocarpus spp.Buku ongko, Pejatai, Purut bulu

51.TerapArtocarpus spp.Cempedak, Kulur, Tara, Teureup

52.TerentangCampnosperma spp.; mis. C. auriculatum (Bl.) Hook.f., C. brevipetiolatum Volkens, dll.Tumbus (Smt.), pauh lebi

53.Terentang ayamBuchanania spp.Pauhan, Antumbus, Talantang

54.T u s a mPinus spp.Pinus, Damar batu, Uyam

55.UtupAromadendron sp.U t u p

Kelompok Jenis Kayu Eboni/Kelompok Indah SatuNo.Nama PerdaganganNama IlmiahNama-nama Daerah

1.Eboni bergarisDiospyros celebica Bakh.Maitong, Kayu lotong, Sora, Amara

2.Eboni hitamDiospyros rumphii Bakh.Kayu hitam, Maitem, Kayu waled

3.E b o n iDiospyros spp.; di antaranya D. areolata King et G., D. cauliflora BI., D. ebenum Koen, D. ferrea Bakh., D. lolin Bakh., D. macrophylla BI.Baniak, Toli-toli, Kayu arang, Kanara, Gito-gito, Bengkoal, Malam

Kelompok Jenis Kayu Indah/Kelompok Indah DuaNo.Nama PerdaganganNama IlmiahNama-nama Daerah

1.BonginIrvingia malayana Oliv.Pauh kijang, Sepah, Kayu batu

2.BungurLagerstroemia speciosa Pers.Ketangi, wungu (Jw.), tekuyung, benger

3.CempakaMichelia spp., Elmerrillia spp.Minjaran, Wasian, Manglid, Sitekwok, Kantil (Jw.), Capuka

4.CendanaSantalum album L.Kayu kuning, Lemo daru

5.DahuDracontomelon spp.; mis. D. dao Merr. & Rolfe, D. mangiferum Bl.Dao, basuong (Smt.), sengkuang (Mly.), koili

6.JoharSenna spp.[4]Juar, Trengguli, Sebusuk, Bobondelan

7.KukuPericopsis mooniana Thw.Kayu laut, Papus, Nani laut

8.KupangOrmosia spp.Kayu ruan, Saga

9.LasiAdina fagifolia Ridl.Adina, Kilaki

10.MahoniSwietenia spp.; mis. S. macrophylla King, S. mahagoni (L.) Jacq.Mahoni

11.MelurDacrydium spp.; Podocarpus spp. dan Phyllocladus spp. Mis. Dacrydium junghuhnii Miq.Alau, cemantan (Klm.); Jamuju, kayu embun (Slw.), sampinur bunga (Smt.); Sampinur tali; Kayu cina; Ki merah, Sandu

12.MembacangMangifera spp.Ambacang, Asam, Limus piit, Mempelam, Wani, Mangga

13.MindiMelia spp.; terutama M. azedarach L.Bawang kungut

14.NyirihXylocarpus granatum J. KonigNyireh, Niri

15.PasangQuercus spp.Mempening, Baturua, Kasunu, Triti

16.Perepat daratCombretocarpus rotundatus Dans.Marapat, Teruntum batu

17.Raja bungaAdenanthera sppSaga, Segawe, Klenderi

18.RengasGluta spp.; Melanorrhoea spp.Ingas, Suloh, Rangas, Rengas burung

19.RaminGonystylus bancanus KurzGaharu buaya, Medang keladi, Keladi, Miang

20.Sawo kecikManilkara spp.; mis. M. fascicularis H.J. Lam & Maas Geest., M. kauki (L.) Dub.Subo, Ki sawo

21.SalimuliCordia spp.Kendal, Klimasada, Purnamasada

22.SindurSindora spp.; mis. S. bruggemanii de Wit, S. coriacea Maing., S. wallichii GrahamSepetir (Mly.), sasundur (Klm.), mobingo (Slw.)

23.SonokembangPterocarpus indicus Willd.Angsana, Linggua, Nala, Candana

24.SonokelingDalbergia latifolia Roxb.Linggota, sono sungu, sonobrits

25.SungkaiPeronema canescens JackJati seberang, Jati londo

26.TanjungMimusops elengi L.Sawo manuk (Jw.), karikis (Slw.)

27.TaposElateriospermum tapos BI.Kelampai, Setan, Kedui, Wayang

28.Tinjau belukarPteleocarpus lampongus Bakh.Lontar kuning

29.ToremManilkara kanosiensis H.j. L. et B. M.Sawai, Torem

30.TrembesiSamanea saman Merr.Ki hujan

31.UlinEusideroxylon zwageri T.et B.Kayu besi, bulian, kokon

32.WeruAlbizia procera Benth.Beru, Ki hiyang, Bengkal

Cara Menggolongkan Jenis-Jenis KayuLembaga Penelitian Hasil Hutan di Bogor telah melakukan penelitian-penelitian menegnai kayu-kayu di Indonesia. Kayu-kayu ramuan untuk keperluan pembangunan dinilai menurut keawetannya dan kekuatannya. Selanjutnya dari kedua penelitian ini dapat ditentukan tingkat pemakaiannya.1. Tingkat KeawetannyaYang menentukan keawetan kayu ialah daya tahan kayu terhadap pengaruh perusakan oleh rayap-rayap, serangga, binatang-binatang kecil lainnya dan pengaruh alamiah seperti panas matahari dan sebagainya. Untuk keperluan ini maka diadakan penelitian sebagai berikut:a. Kayu ditempatkan di tanah lembab.b. Kayu ditempatkan di tempat yang tidak terlindung, tetapi dicegah masuknya air di dalamnya.c. Kayu ditempatkan di tempat yang terlindungid. Kayu ditempatkan ditempat yang terlindung dan terpelihara. Selain daripada itu diselidiki pula daya tahan kayu terhadap rayap dan serangga.e. Kayu termakan oleh rayapf. Kayu termakan oleh beberapa macam serangga (kumbang, bubuk kayu).Dari ke enammacam penelitian tersebut di atas, kayu digolongkan dalam 5 tingkatan (klas) dan angka dalam daftar IV menunjukkan jumlah tahun selama kayu itu masih tetap dalam keadaan baik,Tingkat(klas)abcdef

IIIIIIIV

V853Singkat sekaliSingkat sekali201510Beberapa tahunSingkat sekaliTak terbatasTak terbatasLama10-20 tahun

Singkat Tak terbatasTak terbatasTak terbatasMinimum 20 tahunMaksimum 20 tahunTidakTidakAgak cepatCepat sekaliCepat sekaliTidakTidakTidakTidak berbahayaCepat sekali

2. Tingkat KekuatannyaDi Indonesia jarang sekali diuji kuat tarik kayu. Untuk menentukan tingkat kekuatan kayu kita berpangkal pada kuat lentur, kuat desak dan berat jenis kayu. Berat jenis ini ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaan kering udara. Dalam daftar ini diberikan kuat lentur, kuat desak, dan berat jenis untuk kelima tingkat (klas) kekuatan.

TingkatIIIIIIIVV

a. Kuat lentur dalam kg/cm2b. Kuat desak dalam kg/cm2c. Berat jenis1100

750

0,9725

425

0,6500

300

0,4360

215

0,3