KARYA TULIS

Embed Size (px)

Citation preview

BATIK di MATA DUNIA

Karya Tulis Karya Tulis ini dibuat sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir Di SMP Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 Oleh Swesty Suci Lailia / 9H / 27 NIS : 11,987 SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

HALAMAN PENULISKarya Tulis ini dibuat sebagai Tugas untuk Mengakhiri Pendidikan SMP Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

Surakarta, 23 Oktober 2010

Penulis : Nama Kelas / No. NIS : Swesty Suci Lailia : IX H / 27 : 11,987

Karya Tulis ini disahkan oleh : Pembimbing I, MARIA SUSANDANI, S. Pd NIP. Pembimbing II,

SUPRIYANTO, S.Pd NIP.

Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Surakarta

Wali Kelas IX H

Drs. H. HARJONO Pembina NIP 19520406 198003 1 008

RULIANA KUSWARTINAH, S. Pd. Penata Tk I NIP 19600924 1983 03 2017

Karya Tulis ini telah diperiksa oleh : Pemeriksa I,

MARIA SUSANDANI, S.Pd. NIP Pemeriksa II,

SUPRIYANTO, S.Pd. NIP

Motto

"Seni adalah kebohongan yang menyadarkan kita akan kebenaran. Pablo Picasso (1881 1973), seniman dan pelukis asal Spanyol Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah bambu yang mampu bertahan melengkung melawan terpaan angin. (Bruce Lee, Aktor Laga Kungfu) ""Semua urusan manusia melibatkan usaha dan hasil. Kegigihan dalam berusaha adalah ukuran untuk meraih hasil itu. James Allen (18551942), Menteri Pertahanan Selandia Baru (19121920)"

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini kupersembahkan kepada : 1.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena karunianya-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis Batik di Mata Dunia ini dengan baik. Karya tuis ini disusun secara khusus untuk memenuhi sebagai syarat mengikuti Ujian Sekolah dan Ujian Nasional 2010 / 2011. Karya tuli ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kepala SMP Negeri 1 Surakarta 2. Pembimbing I 3. Pembimbing II 4. Wali kelas IX H Akhirnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ini, masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN A. Penjelasan JudulBatik di Mata Dunia merupakan judul yang saya pilih untuk pembuatan karya tulis ini. Batik di Mata Dunia berarti pandangan atau tanggapan dunia internasional mengenai batik yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia serta bentuk penghargaan mereka terhadap batik yang oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Dan di dalam karya tulis ini akan berisi mengenai sejarah batik, jenis- jenis batik, tanggapan atau pandangan dunia internasional terhadap batik yang kian lama telah mendunia, serta berbagai macam hal yang berhubungan dengan batik.

B. Alasan Pemilihan JudulAlasan saya memilih judul Batik di Mata Dunia sebagai karya tulis saya karena menurut saya pada saat ini batik tidak hanya dikenal masyarakat Indonesia, akan tetapi juga sudah mulai dikenal dan diakui oleh dunia internasional sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, sehingga banyak negara- negara di luar negeri memberikan pandangan mereka. Kebanyakan dari mereka mempunyai sikap positif dan menghargai sekali batik yang ada di Indonesia. Mereka mengapresiasi batik dengan beragam cara. Mulai dari mengenakan batik di acara atau perayaan tertentu, sampai pertemuan kenegaraan. Jadi, menurut saya Batik di Mata Dunia merupakan judul yang paling tepat, sesuai dengan keadaan seperti yang terjadi sekarang ini.

C. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Judul B. Alasan Pemilihan Judul C. Langkah langkah Penulisan KAJIAN TEORI PENUTUP A. Simpulan B. Saran- saran C. Penutup

BAB II BAB III

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian BatikBatik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa amba yang berarti menulis dan titik. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya wax-resist dyeing. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya Batik Cap yang memungkinkan masuknya lakilaki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak Mega Mendung, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

B. Sejarah Batik Mengenai asal mula Batik Indonesia, ada beberapa pendapat : a. Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik. b. Ditinjau dari design batik dan proses Loax-resist tehnique

Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa : 1. Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang disebut RoKechr, di China pada zaman dinasti Tang, di Bangkok dan Turkestan Timur. Design batik dari daerah-daerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India mencapai puncaknya pada abad 17-19. 2. Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatera. 3. Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut. c. Ditinjau dari sejarah Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau Tang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri. Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru.

C. Perkembangan Batik di IndonesiaSejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal

diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

D. Proses Pembuatan BatikDalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

E. Macam Macam Batik1. Batik Pecinan / Cina Bangsa Cina sudah lama dikenal sebagai Bangsa perantau. Mereka juga dikenal teguh dalam melestarikan adat budaya leluhurnya. Biasanya di negeri perantauan mereka memadukan budaya mereka dengan budaya lokal sebagai bentuk akulturasi budaya. Begitu juga yang terjadi di Indonesia khususnya pada Batik. Keturunan dari para perantau Cina di Indonesia biasanya memproduksi Batik untuk komunitas sendiri atau juga diperdagangkan. Batik produksi mereka yang disebut Batik Pecinan memiliki ciri khas warnanya cukup variatif dan cerah, dalam selembar kain banyak menampilkan bermacam warna. Motif yang digunakan banyak memasukkan unsur budaya Cina seperti motif burung Hong atau merak, dan Naga. Biasanya pola batik Pecinan lebih rumit dan halus. Pada jaman dahulu Batik Pecinan yang berbentuk sarung dipadukan dengan Kebaya Encim sebagai busana khas para wanita keturunan Cina di Indonesia. Di Pekalongan yang terkenal memproduksi Batik Pecinan salah satunya ialah Tan Tjie Hou. 2. Batik Belanda Pada zaman penjajahan Belanda tentunya banyak warga Belanda yang tinggal dan menetap di Indonesia. Mereka ternyata tertarik juga dengan budaya lokal. Sama seperti warga keturunan Cina, warga keturunan Belanda banyak juga yang membuat

dan memproduksi batik. Batik yang dihasilkan warga keturunan Belanda ini mempunyai ciri khas tersendiri. Motif yang digunakan kebanyakan bunga-bunga yang banyak terdapat di Eropa seperti Tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana. Batik model ini sangat disukai di Eropa. Tokoh yang terkenal membuat Batik Belanda di Pekalongan yaitu Van Zuylen dan J.Jans. Karya-karya mereka mendominasi pada abad 20 silam. 3. Batik Rifaiyah Batik jenis ini mendapat pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam motif motif yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama persis sesuai aslinya. Sesuai hal itu corak dalam batik rifaiyah terutama yang mengenai motif hewan terlihat kepalanya terpotong. Karena dalam ajaran Islam semua wujud binatang sembelihan yang dihalalkan harus dipotong kepalanya. Biasanya warga keturunan Arab memproduksi batik jenis ini. 4. Batik Pengaruh Kraton Pembuat batik di Pekalongan sering membuat batik yang motifnya merupakan ciri khas dari Batik Kraton Yogyakarta ataupun Surakarta. Motif gaya kraton yang biasanya di pakai yaitu semen, cuwiri, parang dll. Walaupun bermotif pengaruh kraton tetapi teknik pembuatan dan pewarnaanya dengan gaya Pekalongan. Sehingga lebih unik dan menarik. Perlu diketahui gaya Pekalongan adalah gaya Pesisiran jadi lebih bebas dan banyak mendapat berbagai pengaruh dari luar keraton. 5. Batik Jawa Baru Di produksi sesudah era batik Jawa Hokokay. Dalam Batik Jawa Baru motif dan warna yang ada pada era batik Jawa Hokokay lebih disederhanakan, tetapi masih berciri khas pagi sore tanpa tumpal. Kebanyakan menggunakan motif rangkaian bunga dan lung lungan.

6. Batik Jlamprang Motif motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik adalah salah satu batik yang cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini

merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Batik Jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan. 7. Batik Terang Bulan Suatu desain batik dimana ornamennya hanya di bagian bawah saja baik itu berupa lung lungan atau berupa ornamen pasung atasnya kosong atau berupa titik titik . Batik Terang Bulan ini disebut juga Gedong atau Ram raman. 8. Batik Cap Kombinasi Tulis Batik kombinasi tulis sebenarnya batik cap di mana proses kedua atau sebelum disoga direntes atau dirining oleh pembatik tulis sehingga batik kelihatan seperti ditulis. Hal ini dilakukan untuk mempercepat produksi batik dan keseragaman. 9. Batik Tiga Negeri Pekalongan Seperti halnya batik batik negara lain dimana dalam satu kain terdapat warna merah biru soga yang semua dibuat di Pekalongan terkadang warna biru diganti ungu dan hijau. 10. Sogan Pekalongan Batik dengan proses dua kali dimana proses pertama latar putih kadang ada coletan, dan untuk proses kedua batik ditanahi penuh atau ornamen plataran berupa titik halus baru setelah itu disoga. Batik Soga terlihat klasik 11. Tribusana Merupakan batik baru dimana cara pembuatan proses kedua direntas atau riningan dan kebanyakan motif motif nya lung lungan lanjuran. Batik Tribusana ini ada yang tahunan dan polos. 12. Batik Pangan / Petani Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah dikala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing masing dan batik ini dikerjakan secara tidak professional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar. 13. Coletan

Dimana dalam suatu kain batik pewarnaan di sebagian tempat menggunakan sistem colet dengan kuas dan untuk pencelupan hanya sekali kecuali warna soga, warna warna lain menggunakan colet. 14. Batik Kemodelan Adalah batik batik klasik baik itu dari gaya Yogya maupun Solo, dibuat dengan komposisi baru dengan pewarnaan Pekalongan dan kelihatan modern. Hal ini sangat popular di era zaman Soekarno untuk membuat batik Yogya dan Solo untuk ditambahi warna. 15. Batik Osdekan Dalam suatu kain batik akan timbul satu warna akan dibatik lagi terus ditimpa dengan warna lagi baik itu berupa warna tua muda atau warna lain, hal ini membuat warna batik lebih hidup dan seperti ada bayang bayang. 16. Batik Modern Batik yang dalam prosesnya terutama dalam pewarnaan menggunakan sistem baru yang biasanya dalam pencelupan sekarang menggunakan sistem lain baik tu berupa gradasi, urat kayu maupun rintang broklat. Motif motif ini adalah motif baru yang berhubungan dengan estetika. Komposisi bebas batik ini popular di era tahun 80 an. 17. Batik Kontemporer Suatu batik yang tidak lazim kelihatan batik, tetapi masih menggunakan proses pembuatannya sama seperti membuat batik. 18. Batik Cap Batik yang pembuatannya menggunakan alat beebentuk cap atau stamp baik itu proses coletan maupun keliran. Jenis batik yang berkembang di Indonesia : 1. Batik Kraton Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton.

Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang biasa seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk Udan Liris, dan beberapa motif lainnya. 2. Batik Sudagaran Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isenisen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah. 3. Batik Petani Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak professional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar. 4. Batik Belanda Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bungabunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.

5. Batik Cina/Pecinan Batik Cina merupakan akulturasi budaya antara perantau dari Cina dengan budaya lokal Indonesia. Ciri khas batik ini warnanya variatif dan cerah, dalam satu kain menampilkan banyak warna. Motifnya banyak mengandung unsur budaya Cina seperti motif burung hong (merak) dan naga. Pola batiknya lebih rumit dan halus.

6. Batik Jawa Hokokai Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar belakang (isenisen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.