Karya Tulis

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang saya mengangkat masalah ini adalah keprihatinan saya atas kondisi Indonesia saat ini pada bencana alam yang sering terjadi di bumi pertiwi. Berbagai bencana alam seperti tsunami, tanah longsor, gunung meletus, banjir, gempa bumi yang telah meluluh lantakkan seluruh bangunanbangunan masyarakat hingga memakan korban yang jumlahnya tidak sedikit. Beratus-ratus nyawa hingga ribuan nyawa pun melayang akibat bencana alam yang terjadi di Indonesia. Korbannya pun tidak mengenal usia baik balita, remaja, dewasa hingga usia lanjut.

Tak hanya itu, bangunan-bangunan bersejarah pun rusak parah akibat bencana alam yang terjadi di bumi pertiwi ini. Seperti letusan dahsyat gunung merapi yang menyapu sejumlah wilayah di Yogyakarta pada tahun 1006 M sempat membuat candi-candi di Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah. Tidak sedikit stupa candi yang rontok dan jatuh ke tanah akibat letusan dahsyat itu. Dan beberapa candi tidak berdiri tegak.

Mungkin dengan saya mengangkat masalah ini, masyarakat atau anda yang membaca tahu apa penyebab kerusakan bangunan-bangunan bersejarah

13

terutama pada candi prambanan. Dan latar belakang saya yang terakhir adalah saya ingin candi prambanan berdiri kokoh kembali setelah terjadi gempa dengan solusi yang ada baik dari pemerintah maupun dari UNESCO yang ikut berperan sebagai jembatan bagi negara-negara yang ingin membantu rehabilitasi Candi Prambanan lantaran candi ini telah menjadi bagian dari apa yang diistilahkan sebagai world heritage.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menjelaskan tentang masalah yang saya angkat yaitu tentang Pengaruh Bencana Alam Letusan Gunung Merapi Terhadap Keberadaan Candi Prambanan, saya dapat menggunakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan pada Candi Prambanan? 2. Pengaruh apa saja yang terjadi terhadap keberadaan Candi Prambanan setelah terjadi bencana alam letusan gunung merapi? 3. Bagaimana solusinya agar Candi Prambanan tetap berdiri kokoh seperti semula?

1.3 Tujuan Penulisan Ada beberapa penulisan saya antara lain : a. Tujuan umum

14

Menjelaskan pengaruh yang terjadi terhadap keberadaan Candi Prambanan setelah terkena bencana alam.

b.

Tujuan Khusus

Menjelaskan solusi yang harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia terhadap kerusakan yang dialami Candi Prambanan setelah terkena bencana alam.

1.4 Manfaat Penulisan

Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang Candi Prambanan kepada masyarakat luas khususnya masyarakat Indonesia, membantu masyarakat untuk dapat menjaga keberadaan Candi Prambanan, dan yang terakhir adalah untuk membantu masyarakat mencari solusi yang harus dilakukan terhadap kerusakan Candi Prambanan setelah terkena gempa.

1.5 Ruang Lingkup Studi Wisata

Penulis membatasi ruang lingkup penulisan adalah Candi Prambanan. 1.5.1 Objek Kegiatan 1.5.2 Subjek Kegiatan : Candi Prambanan : Sumber-sumber buku dan informasi dan internet yang berhubungan dengan Candi Prambanan

15

1.5.3 Waktu Kegiatan 1.5.4 Lokasi

: 29 April 2009 : Terletak di Pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km Selatan Semarang persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengaruh

Pengertian

pengaruh

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2002,849) yaitu: Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Sedangkan pengertian pengaruh menurut Badudu dan Zain (1994, 1031) yaitu sebagai berikut: Pengaruh adalah (1) daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi ; (2) sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain; dan (3) tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lan. Sehingga, dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai seberapa besar daya yang ada atau ditimbulkan dari gempa bumi terhadap keberadaan Candi Prambanan.

17

2.2 Pengertian Bencana Alam

Pengertian bencana menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian atau penderitaan; malapetaka. Sedangkan menurut istilah pengertian bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia dan atau oleh keduanya yang menyebabkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana fasilitas umum serta menimbulkan masyarakat. gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bencana merupakan suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia dan atau keduanya yang menimbulkan kesusahan bagi manusia dan tata kehidupan penghidupan masyarakat.

2.3 Pengertian Gunung Merapi

Untuk dapat mengartikan gunung merapi, sebelumnya kita lebih dulu mengetahui apa arti dari gunung berapi. Meskipun memang agak susah untuk mendefinisikan apa itu gunung berapi atau gunung api, namun secara umun istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar

18

10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.

Jadi gunung Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini.

2.4Pengertian Candi

Pengertian candi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah bangunan kuno dibuat dari batu (sebagai tempat pemujaan). Jadi, candi adalah bangunan untuk memuliakan orang yang wafat, khususnya untuk orang-orang yang terkemuka atau raja.

2.5 Sekilas Tentang Candi Prambanan 2.5.1 Sejarah Dibangunnya Candi Prambanan

Candi Prambanan dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Baliting Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Candi prambanan merupakan candi hindu terbesar di Indonesia, berketinggian 47 meter, dbangun pada abad 9. Letaknya berada 17 km arah timur Yogyakarta di tepi jalan raya menuju Solo.

19

2.5.2 Bagian-bagian dari Candi Prambanan

Adapun beberapa candi yang berada di candi prambanan; Candi yang utama yaitu Candi Siwa (candi tengah), Candi Brahma (selatan), Candi Wisnu (Utara). Didepannya terletak Candi Wahana (kendaraan) sebagai kendaraan Trimuti. Candi Angkasa adalah kendaraan Brahma (Dewa Penjaga), Candi Nandi (kerbau) adalah kendaraan Siwa (Dewa Perusak) dan Candi Garuda adalah kendaraan Wisnu (Dewa Pencipta).

2.6 Sekilas Tentang Gunung Merapi

Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi objek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

2.6.1 Sejarah Geologis Gunung Merapi

Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia.

20

Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah afusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava. Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali.

Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822,1872, dan 1930. letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.

2.7 Sekilas Tentang Pengaruh Letusan Gunung Merapi Terhadap Candi Prambanan

Pengaruh letusan Gunung Merapi terhadap keberadaan Candi Prambanan merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan Candi Prambanan. Penulisan dari prasasti tahun 1041 yang disebut Culcuta Stone, menceritakan tentang kehidupan Raja Erlangga. Dalam prasasti tersebut terdapat kata Maha Pralaya atau Prahara dan Ekarnawa yang artinya pada saat itu Pulau Jawa seperti laun dan banyak orang binasa. Dari tulisan

21

Prasasti tersebut disebutkan pada tahun 1006 Gunung Merapi pernah meletus dengan dahsyat yang mengakibatkan beberapa kerusakan bangunan seperti candi-candi khususnya Candi Prambanan.

Karena akibat letusan Gunung Merapi, Candi Prambanan pun rusak. Upaya masyarakat untuk memperbaiki Candi Prambanan dimulai pada tahun 1918 dan sampai sekarang belum selesai. Bangunan utama Candi Prambanan baru diselesaikan pada tahun 1953. banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang ditempat lain.

Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang hanya tampak fondasinya saja.

Sekarang candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi ileh UNESCO mulai tahun 1991, berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan.

22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Deskripsi

Menurut Whitney,metode deskripsi adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.1Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat

deskripsi,gambaran atau lukisan secara sistematis,factual dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat-sifat,serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Dalam metode deskriptif,peneliti bisa saja membandingkan fenomenafenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Tetapi jangkauan waktunya adalah masa sekarang,karena jika jangkauannya masa lampau maka penelitian tersebut termasuk dalam metode sejarah.

3.2 Metode Observasi

Menurut ensiklopedia edisi 4 halaman 242, Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara teratur atau secara kebetulan yang dianggap sebagai pangkal mula segala pengolahan berdasarkan pengalaman. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi secara langsung ke objek Candi Prambanan yang dilaksanakan pada tanggal 29 April 2009.

1

F.L.Whitney,The Elements of Research,Prentice Hall Inc.,New York,1960,hal 160

23

3.3 Studi Pustaka

Dengan studi pustaka penulis memperoleh data dengan cara membaca bukubuku penunjang dan isinya yang berkaitan dengan Candi Prambanan. Dengan studi pustaka dapat mempermudah penulisan menyelesaikan karya tulis ini sehingga dapat selesai diwaktu yang tepat.

24

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah kelompok percandian Hindu yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad XI. Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung. Berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M Prasasti Singawargha sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukannya sebagai Raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan mataram ke jawa timur, berakibat yang terawatnya candi-candi di daerah ini ditambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali meletusnya gunung merapi menjadikan Candi Prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan. Sungguh menyedihkan itulah keadaan pada saat penemuan kembali Candi Prambanan.

Usaha pemugaran yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda berjalan sangat lamban dan akhirnya pekerjaan yang sangat berharga itu diselesaikan oelh bangsa Indonesia.

25

Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi Induk Roro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia pertama. Sampai sekarang pekerjaan pemugaran dilanjutkan, yaitu pemugaran Candi Brahma dan Candi Wisnu. Candi Brahma dipugar mulai tahun 1977 dan selesai pada tanggal 23 Maret 1987. sedangkan Candi Wisnu mulai dipugar pada tahun 1982 dan diresmikan oleh bapak Presiden Soeharto pada tanggal 27 April 1991.

4.1.2 Lokasi Candi Prambanan

Candi Roro Jonggrang atau yang sering disebut Candi Prambanan terletak persis di perbatasan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa tengah, 17 km ke arah timur dari kota Yogyakarta atau 53 km sebelah barat Solo. Komplek percandian Prambanan ini masuk ke dalam dua wilayah yakni komplek bagian barat masuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan bagian timur masuk wilayah propinsi Jawa tengah. Percandian Prambanan berdiri di sebelah timur sungai opak 200 meter sebelah utara jalan raya Yogya Solo.

4.1.3 Asal-usul Candi Prambanan

Gugusan candi ini dinamakan Prambanan karena terletak di daerah Prambanan. Nama Loro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang

26

menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung putri Prabu Boko.

4.1.4 Deskripsi Bangunan

Komplek percandian Prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas (latar pusat) yang makin ke dalam makin tinggi letaknya.

Berturut turut luasnya 390 meter persegi, panjang 222 meter persegi dan tinggi 110 meter persegi. Didalam latar tengah terdapat reruntuhan candi candi Perwara.

Apabila seluruhnya telah selesai dipugar, maka akan ada 224 buah candi yang ukuranya semua sama yaitu luas dasar 6 meter persegi dan tingginya 14 meter. Latar pusat adalah latar terpenting di atasnya berdiri 16 buah candi besar dan kecil. Candi candi utama berdiri atas dua deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi Bhama. Deret kedua yaitu candi Nandi, Candi Angsa dan Candi Garuda. Pada ujung ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi Apit. Delapan candi lainya lebih kecil. Empat diantaranya Candi Kelir dan empat candi lainya disebut Candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri dari 240 buah candi.

27

4.1.5 Candi-Candi di Prambanan 1. Candi Siwa

Candi dengan luas dasar 34 meter persegi dan tinggi 47 meter persegi adalah candi terbesar dan tertinggi. Dinamakan candi Siwa karena didalamanya terdapat arca Siwa Mahadewa yang merupakan arca terbesar. Bangunan ini terbagi atas tiga bagian secara vertical kaki, tubuh dan kepala atau atap. Kaki candi menggambarkan dunia bawah tempat manusia yang masih diliputi oleh hawa nafsu, tubuh candi

menggambarkan dunia tengah tempat manusia yang telah meninggalkan keduniaan dan di atas melukiskan dunia atas tempat para dewa.

Gambar kosmos nampak pula dengan adanya arca dewa dewa dan mahluk surgawi yang menggambarkan Gunung Mahameru ( Mount Everest di India ) tempat para dewa. Pintu utama menghadap ke timur dengan tangga masuknya yang terbesar. Di tangan kirinya berdiri dua arca raksasa penjaga, dengan membawa gada yang merupakan manifestasi dari Siwa. Di dalam candi terdapat empat ruangan yang menghadap ke arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada di tengah tengah. Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainnya masing masing berisi arca : Siwa Maha Guru, Ganesha dan Durga.

28

Dasar kaki candi dikelilingi oleh selasar yang dibatasi oleh pagar langkan. Pada dinding langkan terdapat relief cerita Ramayana yang dapat diikuti dengan cara Pradaksina ( berjalan searah jarum jam) mulai dari pintu utama. Hiasan hiasan pada dinding sebelah luar berupa kinari kinari ( kepala raksasa yang lidahnnya berwujud sepasang mitologi) dan mahluk surgawi lainnya.

Atap candi bertingkat tingkat dengan susunan yang amat komplek masing masing dihiasi sejumlah ratna dan puncaknya terdapat ratna terbesar.

Arca-arca pada Candi Siwa Ada beberapa arca yang berada pada Candi Siwa, antara lain : 1. Arca Siwa Mahadewa

Menurut ajaran Trimurti Hindu, yang paling dihormati adalah dewa Brahma sebagai pencipta alam, kemudian dewa Wisnu sebagai pemelihara, dan dewa Siwa sebagai perusak alam.

29

Tetapi di India maupun di Indonesia , Siwa adalah dewa yang paling terkenal.

Di Jawa, dia dianggap yang tertinggi, karenanya ada yang menghormatinya sebagai Mahadewa. Arca ini mempunyai tinggi 3 meter berdiri di atas landasan batu setinggi 1 meter. Di antara kaki arca dan landasanya terdapat batu bundar berbentuk bunga teratai. Arca ini menggambarkan Raja Balitung, tanda tanda sebagai Siwa adalah tengkorak di atas Bulan Sabit pada mahkotanya, mata ketiga pada dahinya, bertangan empat berselampangkan ular, kulit harimau di pingganya serta senjata trisula pada sandaran arcanya. Tangan tanganya memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai, dan benda bulat sebagai benih alam semesta. Raja Balitung dipandang sebagai penjelmaan Siwa oleh keturunan dan rakyatnya.

2. Arca Siwa Mahaguru

Arca ini berwujud seorang tua yang berjanggut yang berdiri dengan perut gendut. Tangan kananya memegang tasbih, tangan kiri memegang kendi, dan bahunya terdapat kipas. Semuanya adalah tanda tanda seorang pertapa. Trisula yang

30

terletak di sebelah belakangnya menandakan senjata khas Siwa. Arca ini menggambarkan pendeta alam dalam istana Raja Balitung sekaligus seorang penasihat dan guru. Karena besar jasanya dalam menyebarkan agama Hindu Siwa, maka ia dianggap salah satu aspek atau bentuk dari Siwa.

3. Arca Ganesha

Arca ini berwujud manusia berkepala gajah, bertangan empat yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan tangan belakangnya memegang tasbih dan kampak sedangkan tangan tangannya memegang pahatan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk. Ujung belalainya dimasukan ke dalam mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak pernah puas meneguk ilmu pengetahuan. Ganesha memang menjadi lambang

kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, penghalau segala kesulitan. Pada mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak Siwa dan Uma, istrinya. Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus panglima perang Raja Balitung.

31

4. Arca Durga atau Loro Jonggrang

Arca ini berwujud seorang wanita bertangan delapan yang memegang beraneka macam senjata : cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, busur, panah, dan rambut berkepala Asura. Ia berdiri di atas benteng Nandi dalam sikap tribangga ( tiga gaya gerak yang membentuk tiga lekukan tubuh) Banteng Nandi sebenarnya penjelmaan Daru Asura yang menyamar.

Durga berhasil mengalahkanya dan menginjaknya sehingga dari mulutnya keluarlah Asura yang lalu ditangkapnya. Ia adalah salah satu aspek dari sakti isteri Siwa.

Menurut metologi ia tercipta dari lidah lidah api yang keluar dari tubuh para dewa. Durga adalah dewa kematian, karenanya arca ini menghadap ke utara yang merupakan arah mata angin kematian. Sebenarnya arca ini sangat indah apabila dilihat dari kejauhan nampak seperti hidup dan tersenyum namun hidungnya telah dirusak oleh tangan tangan jahil. Arca ini menggambarkan permaisuri Raja Belitung.

32

2. Candi Brahma

Luas dasarnya 20 m2 dan tingginya 37 meter. Di dalam satu- satunya ruangan yang ada berdirilah arca Brahma berkepala empat dan berlengan empat. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak. Salah satu tangannya memegang tasbih yang menggambarkan waktu dan yang satu memegang kamandalu tempat air. Keempat wajahnya menggambarkan keempat kitab suci Weda masing masing menghadap keempat arah mata angin. Keempat lengannya menggambarkan keempat arah mata angin. Sebagai pencipta, ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Dasar kaki candi juga dikelilingi oleh selasar yang dibatasi oleh pagar langkan dimana pada dinding langkan sebelah dalam terpahat relief lanjutan cerita ramayana dan relief serupa pada candi Siwa hingga tamat.

3. Candi Wisnu

Bentuk dan ukuran relief serta hiasan dinding luarnya sama dengan Candi Brahma. Di dalam satu satunya ruangan yang ada berdirilah arca Wisnu bertangan empat yang memegang gada, cakra, tiram. Pada dinding langkan sebelah dalam terpahat relief cerita kresna sebagai avatara atau penjelmaan Wisnu dan Balarama (Baladewa) kakaknya.

33

4. Candi Nandi

Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu satunya ruangan yang ada, terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka dengan panjang 2 meter. Di sudut belakangnya terdapat arca Dewa Candra. Candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh.

5. Candi Angsa

Candi ini berisi satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 meter persegi dan tingginya 22 meter. Mungkin ruangan ini hanya digunakan untuk kandang angsa atau hewan yang biasa dikendarai oleh Brahma.

6. Candi Garuda

Bentuk dan ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan Candi Angsa. Di dalam satu satunya ruangan yang ada terdapat arca kecil yang berwujud seekor garuda di atas seekor naga.

7. Candi Apit

34

Luas dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 meter, ruanganya kosong, mungkin candi ini digunakan untuk bersemedi untuk memasuki candi induk. Karena keindahanya mungkin digunakan untuk menanamkan estetika dalam komplek percandian Prambanan.

8. Candi Kelir

Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 meter. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk fungsinya sebagai penolak bala.

9. Candi Sudut

Ukuran candi candi ini sama dengan candi kelir.

4.1.6 Candi candi lain di sekitar Prambanan 1. Candi Lumbung, Bubrah dan Sewu

Ketiga candi ini tinggal reruntuhan kecuali candi Sewu yang masih bisa dinikmati keindahanya, semuanya terletak dalam komplek candi Prambanan.

2. Candi Plaosan

35

Letaknya 1 km ke arah timur candi Sewu. Candi ini dibangun pada pertengahan abad 9 M oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah kepada permaisurinya. Kelompok Candi Plaosan Lor (utara) terdiri atas dua candi induk, 58 perwara dan 126 buah stupa. Kelompok candi Plaosan kidul (selatan) hanya berupa sebuah candi. Halaman candi induk terbagi 2 yang masing masing di atasnya berdiri sebuah biara bertingkat dua . Tingkat atas untuk tempat tinggal para pendeta Budha dan tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan.

3. Candi Sajiwon

Letak candi ini 2 km ke arah tenggara dari percandian Prambanan. Sebagian besar hanya berupa reruntuhan. Pada kaki candi terpahat relief cerita bintang yang mengandung nilai nilai filsafat.

4. Candi Boko

Letaknya 3 km ke arah selatan dari percandiaan Prambanan, berdiri di atas bukit kidul yang merupakan lanjutan dari pegunungan seribu dengan pemandangan alam nan permai di sekitarnya. Bangunan ini sangat unik berbeda dengan bangunan bangunan lain di sekitarnya dan lebih mengesankan sebuah keraton (istana).

36

Diperkirakan Balaputera Dewa dan Dinasti Syailendra yang beragama budha mendirikanya pada pertengahan abad 9 M sebagai benteng pertahanan yang strategis terhadap Rakai Pikatan. Menurut legenda disinalah letak istana Ratu Boko, ayah Loro Jonggrang.

5. Candi Banyunibo

Candi ini terletak 200 meter ke arah tenggara dari candi Boko, berdiri di atas sebuah lembah. Banyu berarti air, nibo berarti jatuh menetas.

6. Candi Sari

Sari berarti indah atau cantik sesuai bentuknya yang ramping. Mungkin karena keindahanya yang menarik perhatian ia dinamakan demikian. Puncak atapnya berhiasakan 9 stupa yang sama sebangun dan tersusun dalam tiga deret. Di bawah masing - masing stupa terdapat ruangan ruangan yang bertingkat 2 yang digunakan sebagai tempat meditasi dan mengajar.

Arca arca Bodhisattwa terpahat pada dinding luarnya. Dinding ini dihias dengan amat indahnya biara Budha yang dibangun pada abad 8 M ini terletak pada sisi kiri jalan raya Yogya Solo, masuk 500

37

meter ke arah utara. Bangunan dengan panjang 17, 32 meter dan lebar 10 meter ini merupakan sebagian saja dari kumpulan candi yang telah hilang .

7. Candi Kalasan

Peninggalan agama Budha tertua di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa tengah adalah candi Kalasan. Candi ini terletak pada sisi sebelah kanan jalan raya Yogya Solo 13 km masuk beberapa puluh meter ke arah selatan. Candi ini didirikan oleh Panangkaran, raja kedua dari kerajaan Mataram kuno pada abad 8 M sebagai persembahan kepada Dewi Tara. Lengkung kala makara dengan hiasan khayangan di atasnya terpahat pintu masuk dengan begitu indahnya. Keindahan hiasan dan relief reliefnya disebabkan oleh sejenis semen kuno bajralepa. Candi ini dianggap permata kesenian Jawa Tengah.

8 Candi Sambisari

Letaknya 5,5 km dari percandiaan Prambanan ke arah barat dan 2,5 km ke arah utara dari jalan raya Yogya Solo. Setelah terpendam, selama berabad abad karena letusan Gunung Merapi pada bulan juli 1966 ditemukan kembali secara kebetulan oleh seorang petani yang

38

tengah mengerjakan sawahnya. Kemudian di perbaiki dan pada tahun 1986 telah selesai.

4.1.7

Peta Susunan Candi Prambanan

39

4.2 Pengaruh Letusan Gunung Merapi Terhadap Candi Prambanan

Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822,1872, dan 1930. letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.

Tentang Merapi, meski sudah lama saya membaca teorinya van Bemmelen tentang erupsi dahsyat 1006 M yang memaksa migrasi Kerajaan Mataram

40

Hindu ke Jawa Timur, sebelumnya saya merasa ragu. Apalagi pak MT Zen yang berkali-kali mendaki Merapi, dalam sarasehan menyambut VIG 2006 kemarin menyatakan tidak ada endapan vulkanik sangat asam sebagai bukti terjadinya erupsi eksplosif di Merapi. Namun pasca gempa 2006 ini dan setelah secara kebetulan membaca erupsi Gunung St Helena 1980 di Wikipedia, saya jadi ada gambaran tentang (kemungkinan) letusan Merapi saat itu. Mungkin saja letusan itu didahului dengan gempa kuat seperti gempa 2006 ini, dengan episentrum persis di bawah lereng barat Merapi, hingga lereng itu ambrol, longsor ke barat daya mengubur candi Borobudur dan merusak Candi Prambanan, sekaligus membuka diatrema hingga ke puncaknya. Akibatnya magma pada reservoir di bawah puncak Merapi langsung berhubungan dengan udara luar, hingga langsung keluar

menghasilkan erupsi besar tipe plinian. Mekanisme sejenis juga berlangsung menjelang erupsi St Helena dan saat itu magnitud gempanya pun tak besar (5,1 menurut USGS) Tapi sudah cukup membuat lereng utara gunung (dan juga cryptodome di puncaknya) rontok dengan volume ultragigantik (3 milyar meter kubik).

Meletusnya gunung merapi pada tahun 1006 M, merupakan salah satu factor penyebab terjadinya kerusakan pada Candi Prambanan. Karena hal terebut, Candi Prambanan menjadi rusak parah dan perlu direnovasi kembali.

4.3 Upaya Pemerintah Terhadap Kerusakan Candi Prambanan

41

Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. beberapa saat kemudian Isac Groneman melakukan pembongkaran besarbesaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Pada tahun 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.

Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batubatu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.

42

Selain itu, upaya kita untuk menjaga Candi Prambanan agar tetap utuh, walaupun sebagian besar bangunan atau batu-batu asli sudah hilang dan rusak karena beberapa bencana alam yang merusak Candi Prambanan, namun kita sebagai masyarakat Indonesia ikut serta dalam memelihara dan menjaga keutuhan budaya warisan nenek moyang kita yang merupakan salah satu keajaiban di dunia. Salah satunya dengan tidak mengambil batu-batu asli candi, menjaga agar batu-batu asli candi prambanan tidak hilang dan harus merenovasi ulang apabila candi Prambanan mulai rusak.

Sekarang, candi ini adalah sebuah situs yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan.

43

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: Pertama, beberapa faktor yang mempengaruhi kerusakan Candi Prambanan adalah bencana alam khususnya letusan gunung merapi pada tahun 1006 M, yang megakibatkan Candi Prambanan rusak parah dan perlu direnovasi ulang oleh pemerintah Indonesia dengan bantuan dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural

Organization), yaitu organisasi dunia yang melindungi kebudayaan dan pendidikan di dunia.

Kedua, upaya pemerintah Indonesia agar Candi Prambanan tetap berdiri kokoh, yaitu dengan merenovasi kembali Candi Prambanan atau candicandi disekitar Candi Prambanan yang rusak parah akibat bencana alam khususnya letusan gunung merapi pada tahun 1006 M. Selain itu, masyarakat Indonesia harus menjaga keutuhan serta kekokohan Candi Prambanan agar budaya warisan Indonesia tidak akan hilang akibat ulah manusia atau akibat bencana alam yang datang secara tiba-tiba dan dapat merusak Candi Prambanan.

44

5.2 Saran

Dalam kesempatan ini, penulis menyarankan agar masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang tinggal di Yogyakarta, dapat menjaga keutuhan dan dapat melestarikan warisan budaya dari nenek moyang kita, agar kelak tidak menghilang untuk generasi muda Indonesia. Marilah kita menjaga bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Indonesia, khususnya Candi Prambanan agar tetap berdiri kokoh dengan beberapa upaya yang sudah dijelaskan. Dan jadikanlah Indonesia menjadi negara yang indah dengan bangunan bersejarah khususnya Candi Prambanan.

45

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. Suntoro, Sucipto. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Hamada Putra. _ _ _ _1994. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta: PT. Humas Jaya. Ichtiar Baru

Web Site Internet :

www. Candi prambanan. com www. Gunung merapi. com www. Pengaruh letusan gunung merapi terhadap candi prambanan. com

46

LAMPIRAN

Candi utama (Siwa) dari kompleks candi Prambanan

Patung Ganesha di Prambanan

PETA SUSUNAN CANDI PRAMBANAN

47

48