13
PATUNG SOEKARNO HATTA Patung Soekarno-Hatta akan menyambut setiap pengunjung bandara. Tujuan didirikannya monumen ini adalah untuk mengenang kedua proklamator Soekarno-Hatta dan mengenalkan kepada bangsa lain yang masuk dan keluar dari Indonesia melalui pintu gerbang bandara ini. 1

Karya Seni Rupa Nusantara

  • Upload
    chojiro

  • View
    25.122

  • Download
    13

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karya Seni Rupa Nusantara

PATUNG SOEKARNO HATTA

Patung Soekarno-Hatta akan menyambut setiap pengunjung bandara. Tujuan didirikannya

monumen ini adalah untuk mengenang kedua proklamator Soekarno-Hatta dan mengenalkan

kepada bangsa lain yang masuk dan keluar dari Indonesia melalui pintu gerbang bandara ini.

1

Page 2: Karya Seni Rupa Nusantara

Garuda Wisnu Kencana

Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit

Unggasan – Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan

karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta.

Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya

dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.

Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam

agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti),

mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat

dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah

mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda

untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang

akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.

Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km

sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa

Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu

Kencana ini merupakan simbol dari misi

penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini

terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat

4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60

meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini

akan menjadi patung terbesar di dunia dan

mengalahkan Patung Liberty.

2

Page 3: Karya Seni Rupa Nusantara

Patung di Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang

terletak di Magelang-Kabupaten Magelan-Jawa Tengah-

Indonesia.

Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat

daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut

Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut

agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi

pada masa pemerintahan wangsa Syailendra

Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya

menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata

Sambharabhudhara, yaitu artinya gunung (bhudara) di mana di lereng-

lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi

rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para

Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur.

Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan

"beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana

bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya

ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah

sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya

untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950

berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat

pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah

dan Kahulunan, Casparis memperkirakan,

pendiri Borobudur adalah raja dari dinasti

Syailendra bernama Samaratungga sekitar 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan

pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan

waktu setengah abad.

3

Page 4: Karya Seni Rupa Nusantara

Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah berusia

lebih dari setengah milenium. Kemunculannya memiliki

cerita tersendiri, terkait dengan masuknya Islam Jawa.

Salah satu anggota Wali Songo menciptakannya dengan

mengadopsi Wayang Beber yang berkembang pada

masa kejayaan Hindu-Budha. Adopsi itu dilakukan

karena wayang terlanjur lekat dengan orang Jawa

sehingga menjadi media yang tepat untuk dakwah

menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang

bentuk seni rupa. Alhasil, diciptakan wayang kulit

dimana orang hanya bisa melihat bayangan.

Pagelaran wayang kulit dimainkan oleh seorang yang

kiranya bisa disebut penghibur publik terhebat di dunia.

Bagaimana tidak, selama semalam suntuk, sang dalang

memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang

merupakan orang-orangan berbahan kulit kerbau

dengan dihias motif hasil kerajinan tatah sungging (ukir

kulit). Ia harus mengubah karakter suara, berganti

intonasi, mengeluarkan guyonan dan bahkan menyanyi.

Untuk menghidupkan suasana, dalang dibantu oleh

musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang

menyanyikan lagu-lagu Jawa.

4

Page 5: Karya Seni Rupa Nusantara

BATIK PARANG RUSAK

BARONG [Batik Tulis] Zat

Warna : Soga Alam Kegunaan :

Sebagai kain panjang Unsur

Motif : Parang, Mlinjon Ciri

Khas : Kerokan

Filosofi : Parang

menggambarkan senjata,

kekuasaan. Ksatria yang

menggunakan batik ini bisa

berlipat kekuatannya.

BATIK TRUNTUM {Batik

Tulis] Zat Warna : Soga Alam

Kegunaan : Dipakai saat

pernikahan Ciri Khas : Kerokan

Filosofi : Truntum artinya

menuntun, diharapkan orang tua

bisa menuntun calon pengantin.

BATIK SIDO MUKTI [Batik

Tulis] Zat Warna : Soga Alam

Kegunaan : Sebagai kain dalam

upacara perkawinan Filosofi :

Diharapkan selalu dalam

kecukupan dan kebahagiaan.

Unsur Motif : Gurda

5

Page 6: Karya Seni Rupa Nusantara

BATIK PARANG KUSUMO

{Batik Tulis] Zat Warna :

Naphtol Kegunaan : Sebagai

kain saat tukar cincin Unsur

Motif : Parang, Mlinjon Ciri

Khas : Kerokan Filosofi :

Kusumo artinya bunga yang

mekar, diharapkan pemakainya

terlihat indah

BATIK KAWUNG [Batik Tulis]

Zat Warna : Naphtol Kegunaan :

Sebagai Kain Panjang Unsur

Motif : Geometris Filosofi :

Biasa dipakai raja dan

keluarganya sebagai lambang

keperkasaan dan keadilan

BATIK CIPTONING [Batik

Tulis] Zat Warna : Soga Alam

Kegunaan : Sebagai kain panjang

Unsur Motif : Parang, Wayang

Ciri Khas : Kerokan Filosofi :

Diharapkan pemakainya menjadi

orang bijak, mampu memberi

petunjuk jalan yang benar

6

Page 7: Karya Seni Rupa Nusantara

BATIK PAMILUTO [Batik

Tulis] Zat Warna : Soga Alam

Kegunaan : Sebagai kain

panjang saat pertunangan

Unsur Motif : Parang, Ceplok,

Truntum dan lainnya Filosofi :

Pamiluto berasal dari kata

“pulut”, berarti perekat, dalam

bahasa Jawa bisa artinya

kepilut [tertarik].

BATIK CUWIRI [Batik Tulis]

Zat Warna : Soga Alam

Kegunaan : Sebagai

“Semek’an” dan Kemben.

Dipakai saat upacara “mitoni”

Unsur Motif : Meru, Gurda

Filosofi : Cuwiri artinya kecil-

kecil, Diharapkan pemakainya

terlihat pantas dan dihormati

BATIK NITIK KARAWITAN

[Batik Tulis] Zat Warna : Soga

Alam Kegunaan : Sebagai kain

panjang Ciri Khas : Kerokan

Unsur Motif : Ceplok Filosofi :

Pemakainya orang yang

bijaksana

7

Page 8: Karya Seni Rupa Nusantara

Lukisan Piayu Laut Karya M. Rusli

Penjelasan seputar lukisan Piayu Laut. Lukisan di atas dibuat pada tahun 2007. Menggunakan media kanvas dan cat minyak. Lukisan ini mengangkat perkampungan pulau Batam yang masih terbelakang. Saat ini Piayu Laut sudah memiliki bangunan SD, mushala dan beberapa, sebuah sarana berobat, serta beberapa warung.

Perkampungan Piayu Laut dihuni suku dari etnis Melayu dan Cina. Penghasilan utama

adalah sebagai nelayan. Jalan darat menuju Piayu Laut sejauh masih jalan tanah campur bouksit. Ada jalan yang hampir tidak bisa dilalui karena terkena longsor. Piayu laut berpotensi sebagai tempat alternatif rekreasi keluarga yang murah. 

Lukisan di samping ini menceritakan tentang korban mode. Banyak orang senang mode. Hanya saja tidak

pandai menempatkan diri. Ini dia lukisannya.

 Bunga mencerminkan keindahan. Pada jaman yang di dera beribu masalah, terkadang kita melupakan untuk melakukan refleksi diri. Melupakan pada alam di sekitar kita. Berjuta ciptaan Tuhan yang kita lupakan. Padahal di sana banyak filosofi yang bisa kita tangkap. Bunga adalah simbol keindahan. Bunga dapat memberikan inspirasi pada manusia untuk membangun perdamaian dan keindahan. Keindahan

akan terbangun bila kita peduli pada Sang Pencipta. Dengan cara sangat sederhana yakni bersyukur dan ihklas .

 

8

Page 9: Karya Seni Rupa Nusantara

Lukisan di samping adalah manusia robot. Manusia robot seperti apa ya? Adalah manusia yang bekerja

seperti mesin demi uang. Manusia yang tidak memperhatikan kesehatan, keseimbangan hidup.

Manusia robot bekerja siang dan malam bukan karena di dasari etos kerja. Tapi bekerja berdasarkan quadran waktu I ( penting dan mendesak ) dari Quadran waktu Steven Covey penulis buku laris Seven Habit Highly Effevtive People. Seperti apakah wujudnya? Lukisan ini dilukis oleh Bayu, Sarjana seni rupa.

 

 Berikut adalah lukisan tentang pesawat. Pesawat tempur Bangsa Indonesia. Meski pesawatnya sudah termakan usia, dengan peralatan tempur yang tersedia ini masih tersimpan semangat untuk menjaga kedaulatan RI. Lukisan ini mencerminakan peralatan tempur bangsa yang harus mengawasi wilayah kelautan dan daratan yang sangat luas. Tak ada kata menyerah menjaga kedaulatan bangsa. Lukisan ini dilukis oleh M. Rusli.

Lukisan ini mengangkat tema budaya. Peduli pada budaya berarti ikut mencintai warisan leluhur.

9

Page 10: Karya Seni Rupa Nusantara

Berikut adalah Lukisan manusia topeng. manusia-manusia munafik yang mengejar uang dan kekuasaan dengan pendekatan berlindung di balik topeng. Topeng itu adalah

kekuasaan, peraturan, undang-undang.

Belenggu Cinta

Cinta melahirkan kesetiaan, perhatian. Cinta mendorong produktifitas. Cinta adalah anugrah, begitu  kata Jansen Simano.   Jansen dalam bukunya 8 Etos Kerja mengangkat sebuh kisah  tentang kisah cinta seekor burung elang dengan tuannya yaitu Jenghis Khan. Dalam suatu perjalanan perang Jenghis Khan sangat kehausan. Ia ingin menum tapi tidak air. Setelah berusaha akhirnya berhasil menemukan sumber air dari air tejun yang mengalir. Masalah timbul ketika Jengis Khan ingin minum tiba-tiba ia disambar oleh burung Elang sehingga air yang ada di tangan Jengis Khan tumpah. Kejadian itu berlangsung beberapa kali sehingga Jenghis Khan marah. Jengis Khan  mengambil pedangnya lalu menebas leher si burung elang.

Jengis Khan tidak langsung minum, ia penasaran kenapa burung elang nya selalu menghalang-halalngi dirinya ketika ingin meminum air tersebut. Ternyata setelah memanjat ke atas  jengis khan mendapat  pemandangan  berupa  ular besar yang sudah mati dan dipenuhi ulat, bakteri.

Tangan – Tangan Hitam Rahim

10