14
1 Karakteristik Sedimen Permukaan Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan Agusta Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] Chandra Joe Koenawan Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, joei [email protected] Andi Zulfikar Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRAK Agusta. 2016. Karakteristik Sedimen Permukaan Muara Di Sungai Kawal Kabupaten Bintan kepulauan riau, Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Chandra J. Koenawan, S.Pi, M.Si Pembimbing 2: Andi Zulfikar, S.Pi, MP. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juli 2016, bertujuan untuk mengetahui karakteristik sedimen permukaan dan kondisi parameter perairan yang terkait dengan sedimentasi di Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan menggunakan metode acak (random sampling) dengan menggunakan software sampling random dan didapatkan 39 titik koordinat penelitian. Sedangkan metode pengambilan data yang digunakan adalah metode survey secara in situ dan ex situ. Data yang diperoleh terdiri dari data primer dan sekunder yang dituangkan dalam bentuk tabel dan dijelaskan secara deskriptif. Berdasarkan pengamatan parameter perairan diperoleh hasil kecepataan arus dan kedalaman yang relatif rendah, nilai kekeruhan yang tingi dan tipe pasang surut semi diurnal. Untuk hasil analisis sedimen, diperoleh nilai mean size (Mz) berkisar antara 4,8 5,7 dengan 2 (dua) tipe butiran sedimen yaitu very fine sand (pasir sangat halus) dan coarse silt (lumpur kasar). Nilai sorting koefisien (δ) yang diperoleh berkisar antara 2,9 3,7 yang termasuk dalam kategori very poorly sorted (terpilah sangat buruk). Untuk nilai Skewness (SK 1) diperoleh nilai rata-rata yaitu -0,9 yang termasuk dalam kategori very coarse skewed (menyimpang sangat kasar), sedangkan nilai kurtosis (KG) yang dperoleh yaitu <0,67 yang termasuk dalam kategori very platykurtic, yang diartikan bahwa nilai tersebut memiliki kurva yang sangat datar. Dari hasil analisis menggunakan segitiga shepard yang dilakukan diperoleh 2 (dua) tipe tekstur butiran sedimen permukaan muara sungai, yaitu slightly gravelly sandy mud (campuran kerikil, pasir dan lumpur) dan gravelly mud (lumpur berkerikil). Kata Kunci : Muara, Sedimen, Parameter Perairan, Karakteristik Sedimen.

Karakteristik Sedimen Permukaan Muara Sungai Kawal ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Metode penentuan lokasi ... Untuk hasil analisis sedimen,

  • Upload
    dolien

  • View
    220

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

1

Karakteristik Sedimen Permukaan

Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan

Agusta

Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Chandra Joe Koenawan

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, joei [email protected]

Andi Zulfikar

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRAK

Agusta. 2016. Karakteristik Sedimen Permukaan Muara Di Sungai Kawal Kabupaten Bintan

kepulauan riau, Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan

dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Chandra J. Koenawan,

S.Pi, M.Si Pembimbing 2: Andi Zulfikar, S.Pi, MP.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juli 2016, bertujuan untuk mengetahui

karakteristik sedimen permukaan dan kondisi parameter perairan yang terkait dengan sedimentasi

di Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Metode penentuan lokasi

penelitian ditentukan menggunakan metode acak (random sampling) dengan menggunakan

software sampling random dan didapatkan 39 titik koordinat penelitian. Sedangkan metode

pengambilan data yang digunakan adalah metode survey secara in situ dan ex situ. Data yang

diperoleh terdiri dari data primer dan sekunder yang dituangkan dalam bentuk tabel dan dijelaskan

secara deskriptif. Berdasarkan pengamatan parameter perairan diperoleh hasil kecepataan arus dan

kedalaman yang relatif rendah, nilai kekeruhan yang tingi dan tipe pasang surut semi diurnal.

Untuk hasil analisis sedimen, diperoleh nilai mean size (Mz) berkisar antara 4,8 – 5,7 dengan 2

(dua) tipe butiran sedimen yaitu very fine sand (pasir sangat halus) dan coarse silt (lumpur kasar).

Nilai sorting koefisien (δ) yang diperoleh berkisar antara 2,9 – 3,7 yang termasuk dalam kategori

very poorly sorted (terpilah sangat buruk). Untuk nilai Skewness (SK 1) diperoleh nilai rata-rata

yaitu -0,9 yang termasuk dalam kategori very coarse skewed (menyimpang sangat kasar),

sedangkan nilai kurtosis (KG) yang dperoleh yaitu <0,67 yang termasuk dalam kategori very

platykurtic, yang diartikan bahwa nilai tersebut memiliki kurva yang sangat datar. Dari hasil

analisis menggunakan segitiga shepard yang dilakukan diperoleh 2 (dua) tipe tekstur butiran

sedimen permukaan muara sungai, yaitu slightly gravelly sandy mud (campuran kerikil, pasir dan

lumpur) dan gravelly mud (lumpur berkerikil).

Kata Kunci : Muara, Sedimen, Parameter Perairan, Karakteristik Sedimen.

2

Characteristics of Surface Sediments

in the River Estuary Kawal Bintan Regency in Riau Islands

Agusta

Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Chandra Joe Koenawan

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, joei [email protected]

Andi Zulfikar

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRACT

Agusta. 2016. Characteristics of Surface Sediments in the River Estuary Kawal Bintan Regency in

Riau Islands,Thesis. Tanjungpinang: Marine Sciences Department, Marine Sciences and

Fhiseries Faculty, University of Maritim Raja Ali Haji. Advisor: Chandra J. Koenawan,

S.Pi, M.Si Pembimbing 2: Andi Zulfikar, S.Pi, MP.

The research was conducted on April - Juli 2016 in the Estuary Bintan Regency, kawal

in Riau Islands. The research aims to determine the characteristics of the surface sediments and

waters condition associated with sedimentation in the estuary. The method to determin the point

sample location of the study of primary and secondary data as outlined in table form and

explained was using random sampling with 39 points coordinate research . Method to collection

data was using survey analysis method at in situ and ex situ . The data consisted descriptively .

Based on observations of the water condition obtained results of velocity flow of relatively low

with depth , turbidity values are steeper with semi- diurnal tides . sediment analysis result ,

obtained a mean size ( Mz ) ranging from 4.8 to 5.7 with 2 ( two ) types of sediment grains were

very fine sand and coarse silt. The value of sorting coefficient ( δ ) obtained ranged from 2.9 to 3.7

was included in the category of very poorly sorted ( disaggregated very bad ) . The average of

Skewness values ( SK 1 ) obtained -0.9 and included in the category of very coarse skewed (

deviate very rough ) , while the value of kurtosis ( KG ) which was between ie < 0.67 were

included in the category of very platykurtic , which means that the value has a very flat curve .

Analysis conducted using triangular shepard analysis obtained two (2 ) types of granular texture

surface sediments in the estuary , which was slightly Gravelly sandy mud ( a mixture of gravel ,

sand and mud ) and Gravelly mud ( mud pebbly ) .

Keyword : Estuary, Sediments, waters parameter’s, Characteristics of Sediments

3

PENDAHULUAN

Sungai Kawal merupakan kawasan

perairan pesisir yang memiliki panjang

kurang lebih 8-12 km yang terletak di

Kelurahan Kawal Kecamatan Gunung

Kijang Kabupaten Bintan Kepulauan Riau.

Di sepanjang bibir sungai kawal terdapat

ekosistem mangrove yang masih

dipengaruhi oleh pasang surut air laut

terutama pada kawasan hulu sungai. Selain

itu ekosistem tersebut juga di pengaruhi oleh

karakteristik sedimen dasar perairan

tersebut.

Sedimen merupakan material yang

berasal dari perombakan batuan di daratan

yang terjadi pada periode tertentu kemudian

dibawa oleh media air atau udara kemudian

mengendap akibat proses gravitasi bumi.

Pada perairan sedimen terdiri dari 3 jenis

yaitu pasir, lumpur dan tanah liat (Daulay,

2014).

. Pada wilayah pesisir sungai kawal

terdapat berbagai aktifitas pesisir seperti

pemukiman penduduk, aktifitas transportasi

kapal dan pelabuhan kapal di mana tepatnya

aktivitas tersebut berada di muara sungai

kawal. Aktivitas tersebut akan memberikan

pengaruh terhadap karakteristik sedimen

dasar perairan. Hal ini sesuai yang

dikatakan oleh Rifardi (2008) bahwa pola

dan karakteristik sedimen dipegaruhi oleh

aktifitas artifisial (manusia) dan alam.

Selain aktifitas artifisial (manusia),

aktifitas oleh alam yang terjadi seperti

pasang surut dan arus juga akan memberikan

pengaruh terhadap karakteristik sedimen

dasar perairan. Dari beberapa aktifitas

tersebut akan menyebabkan terjadinya erosi

daratan serta pantai. Hasil erosi yang masuk

di perairan akan terbawa oleh aliran air

permukaan ke pesisir dan terjadi

pengadukan oleh arus air. Dampak erosi

tersebut akan memberikan perubahan

komposisi / karakteristik sedimen dasar

perairan yang juga akan memberikan

pengaruh terhadap ekositem yang hidup di

atasnya. Dengan demikian perlu

dilakukannya kajian mengenai kondisi dan

karakteristik sedimen permukaan di muara

perairan sungai kawal sehingga dapat

menggambarkan kondisi pesisir perairan

sungai kawal untuk upaya pengelolaan

pesisir Sungai Kawal Kelurahan Kawal

Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten

Bintan Kepulauan Riau.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang menjelaskan

adanya aktifitas artifisial (manusia) dan alam

yang terjadi di kawasan pesisir sungai kawal

tepatnya di muara sungai kawal, maka hal

tersebut akan menyebabkan terjadinya erosi

daratan serta pantai yang akan

mempengaruhi komposisi dan karakterisasi

sedimen dasar perairan, sehingga akan

berdampak pula pada kondisi perairan dan

ekosistem yang hidup di atasnya.

Oleh karena itu perlu dilakukan kajian

mengenai jenis dan karakteristik sedimen

permukaan muara sungai kawal serta faktor

– faktor oseanografi yang mempengaruhinya

berupa kekeruhan, pasang surut, dan

kecepatan arus di Muara Sungai Kawal

Kabupaten Bintan.

4

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai

oleh peneliti dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui karakteristik sedimen

permukaan perairan dan kondisi parameter

perairan yang terkait dengan sedimentasi di

Muara Sungai Kawal Kelurahan Kawal

Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten

Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini untuk

memberikan data deskriptif mengenai

karakteristik sedimen yang terdapat pada

Muara Sungai Kawal. Selain itu hasil dari

penelitian ini dapat dijadikan sebagai media

informasi untuk pihak terkait mengenai

kondisi sedimentasi dalam upaya

pengelolaan kawasan Pesisir Perairan Sungai

Kawal Kelurahan Kawal Kabupaten Bintan.

TINJAUAN PUSTAKA

Sedimen adalah partikel organik dan

anorganik yang terakumulasi secara bebas

(duxbury et al, 1991 dalam al mukminin, A,

2009 ). Sedimentasi adalah proses

pengendapan bahan-bahan organik dan

anorganik yang tersuspensi di dalam air dan

di angkut oleh air sehingga terjadi

pengendapan pada suatu tempat di mana air

tidak lagi sanggup membawa partikel-

partikel yang tersuspensi tersebut (Neshyba

dalam Tampubolon, 2010 ). Menurut Rifardi

(2008) ukuran butiran sedimen dapat

menjelaskan hal-hal berikut :

1) Menggambarkan daerah asal sedimen.

2) Perbedaan jenis partikel sedimen.

3) Ketahanan partikel dari bermacam-

macam komposisi terhadap proses

weathering, erosi,abrasi dan transportasi

serta,

4) Jenis proses yang berperan dalam

transportasi dan deposisi sedimen.

Suatu endapan sedimen tersusun dari

berbagai ukuran partikel yang berasal dari

sumber yang berbeda-beda, dan

percampuran ukuran ini disebut dengan

istilah populasi. Ada tiga kelompok populasi

sedimen yaitu:

1. Gravel (kerikil), terdiri dari partikel

individual: boulder, cobble dan pebble.

2. Sand (pasir), terdiri dari: pasir sangat

kasar, kasar, medium, halus dan

sangat halus.

3. Mud (lumpur), terdiri dari clay dan silt.

Berdasarkan diameter butiran,

Wentworth dalam Rifardi (2008) membagi

sedimen sebagai berikut ini: boulders

(batuan) dengan diameter butiran lebih besar

dari 256 mm, gravel (kerikil) diameter 2

sampai 256 mm, very coarse sand (pasir

sangat kasar) diameter 1 sampai 2 mm,

coarse sand (pasir kasar) 0,5 sampai 1 mm,

fine sand (pasir halus) diameter 0,125

sampai 0,5 mm, very fine sand (pasir sangat

halus) diameter 0,0625 sampai 0,125 mm,

silt (lumpur) diameter 0,002 sampai 0,0625

mm, dan dissolved material (bahan-bahan

terlarut) diameter lebih kecil dari 0,0005

mm.

5

Gambar 1. Skala Wenworth

Berdasarkan Skala Wentworth

sedimen dapat dikelompokkan berdasarkan

ukuran butirnya, yakni lempung, lanau,

pasir, kerikil, koral (pebble), cobble, dan

batu (boulder). Skala tersebut menunjukkan

ukuran standar kelas sedimen dari fraksi

berukuran mikron sampai beberapa mm

dengan spektrum yang bersifat kontinu

(Dyer 1986 dan Davis 1993 dalam Rifardi,

2008). Penghitungan sedimen permukaan

berdasarkan proporsi kandungan ukuran

partikel kerikil, pasir, dan lumpur dapat

digolongkan menurut Diagram Sheppard.

Sistem klasifikasi ini berdasarkan Median

diameter (Md). Diagram Sheppard adalah

satu contoh diagram rangkap tiga (suatu alat

untuk grafik tiga satuan) sistem komponen

berjumlah 100%.

Gambar 2. Segitiga Shepard untuk Analisis

Butiran Sedimen (Rifardi,

2008)

Purnawan et al. (2012) dalam

Nugroho dan Basit (2014) mengatakan

bahwa faktor oseanografi yang berperan

dalam distribusi sedimen di suatu perairan

adalah arus, khususnya terhadap sedimen

tersuspensi (suspended sediment). Secara

umum partikel berukuran kasar akan

diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari

sumbernya, sebaliknya jika halus akan lebih

jauh dari sumbernya (Rifardi, 2008).

Mc Dowell dan O’Connor dalam

Tampubolon (2010), sebaran dan ukuran

partikel yang mengendap tergantung dari

kekuatan arus pasang surut dalam

menggerakkan dan mendistribusikan

sedimen tersebut.

Nilai kekeruhan perairan berkaitan

erat dengan jenis sedimen yang terakumulasi

dan kuat arus. Dimana pada perairan yang

kandungan sedimennya didominasi oleh

fraksi lumpur dan senantiasa teraduk oleh

arus akan lebih keruh jika dibanding dengan

perairan yang sedimennya berpasir (Lukman

dalam Tampubolon 2010).

6

Menurut Wibisono, (2005)

menyatakan bahwa kedalaman suatu

perairan didasari pada relief dasar dari

perairan tersebut. Kedalaman perairan laut

dibentuk oleh suatu bahan utama yaitu

sedimen (Satriadi, 2012).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan April – Agustus 2016 yang meliputi

survei lokasi, studi literatur, pembuatan

proposal, pengambilan data, pengolahan dan

analisis data, serta laporan penelitian.

Penelitian ini di lakukan di muara Sungai

Kawal Kelurahan Kawal Kecamatan

Gunung Kijang Kabupaten Bintan.

Gambar 3. Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada

penelitian ini adalah: Sampel sedimen pada

masing-masing titik penelitian. Peralatan

yang digunakan adalah: Alat tulis, Eckman

grab, Kantong plastik, Saringan bertingkat,

Current meter, GPS, Kamera, Alumunium

foil, Tabung silinder, Pipet gondok, oven,

Timbangan analitik, Turbidity meter.

Metode Penelitian

Stasiun penelitian ditentukan dengan

menggunakan metode acak (random

sampling), Dengan menggunakan software

sampling random didapatkan 39 titik

koordinat pengamatan sedimen yang

tersebar di wilayah muara sungai kawal.

Tabel 2. Titik Koordinat Pengambilan

Sampel Sedimen

No X Coord Y Coord Type

1 104,6344 0,9875 Random 2 104,6368 0,9897 Random 3 104,638 0,9882 Random 4 104,6353 0,9889 Random 5 104,6377 0,9911 Random 6 104,6347 0,9933 Random 7 104,6371 0,9877 Random 8 104,6359 0,9899 Random 9 104,6363 0,9906 Random

10 104,6351 0,9928 Random 11 104,6375 0,9892 Random 12 104,6357 0,9871 Random 13 104,6381 0,9893 Random 14 104,6366 0,9878 Random 15 104,6348 0,9886 Random 16 104,6372 0,9907 Random 17 104,6384 0,9873 Random 18 104,6363 0,9917 Random 19 104,6351 0,9881 Random 20 104,6375 0,9903 Random 21 104,6369 0,9888 Random 22 104,6341 0,9876 Random 23 104,6366 0,9898 Random 24 104,6378 0,9883 Random 25 104,636 0,989 Random 26 104,6384 0,9912 Random 27 104,6364 0,9872 Random 28 104,6352 0,9894 Random 29 104,6346 0,9879 Random 30 104,637 0,9901 Random 31 104,6382 0,9886 Random 32 104,6355 0,9874 Random 33 104,6379 0,9896 Random 34 104,6373 0,9881 Random 35 104,6361 0,9903 Random 36 104,6362 0,9911 Random 37 104,6374 0,9877 Random 38 104,6368 0,9921 Random 39 104,6356 0,9884 Random

7

Pengambilan data

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei secara in

situ dan ex situ. Data yang diperoleh dari

penelitian ini berupa data primer dan data

skunder.

Prosedur Penelitian

Sampel sedimen diambil pada lokasi

atau titik yang sudah ditentukan dan

diplotkan pada peta dasar, Secara umum

cara metode pengambilan sampel adalah

sebagai berikut :

1) Tentukan lokasi atau titik sampling pada

peta dasar.

2) Buat identitas titik sampling pada peta

dasar dengan sistem penomoran.

3) Masing-masing nomor harus dilengkapi

dengan posisi letak lintang dan bujur

dalam lembaran terpisah dalam bentuk

table.

4) Buat transek pada dasar perairan

berdasarkan sebaran titik sampling

sebagai pedoman. Transek dibuat dengan

mempertimbangkan efisiensi waktu

sampling dan kondisi lapangan agar

pengambilan sampel dapat berjalan

dengan lancar.

5) Tentukan transek pengambilan sampel

prioritas yang akan menjadi alur pertama

dan seterusnya ke titik pengambilan

sampel lainnya.

6) Siapkan kantong untuk menyimpan

sampel.

7) Semua kantong sampel harus diberi label

yang berisi nmor titik sampling dan

waktu pengambilan .

8) Untuk mencegah hilangnya identitas sampel,

gunakan label yang tahan air dan reagen

kimia.

9) Apabila identitas sampel terhapus dan tidak

bisa di identifikasi lagi, jangan

menggunakan sampel tersebut untuk

kepentingan penelitian.

10) Jika semua persiapan telah selesai proses

pengambilan sampel bisa dilakukan, dimana

kapal penelitian dapat bergerak menuju titik

sampling pertama sesuai transek yang telah

dibuat.

11) Kapal penelitian harus berhenti pada titik

sampling yang diinginkan, jika alat untuk

mengambil sampel menggunakan Ekman

grab.

12) Ekman grab, diturunkan dari atas kapal

penelitian sampai mencapai dasar perairan.

13) Ekman grab, diturunkan dalam kondisi dua

rahang atau jepitan terbuka. Setelah

mencapai dasar perairan, tegangkan tali

Ekman grab dengan cara menarik tali

sampai tegak lurus dengan posisi Ekman

grab yang di dasar perairan, kemudian

jatuhkan pemberat untuk menutup rahang,

sehingga sedimen akan terambil waktu alat

ini diangkat keatas.

14) Tariklah Ekman grab kepermukaan dan

masukan sampel sedimen yang terambil

kedalam kantong sampel yang telah

disiapkan.

15) Setelah semua sampel diperoleh, simpanlah

sampel sedimen di tempat yang aman dari

kerusakan.

16) Proses pengambilan sampel selesai dan siap

dibawa ke laboratorim untuk dianalisis

sesuai dari tujuan penelitian.

8

Mean Size =

Ø𝟏𝟔+ Ø𝟖𝟒+𝟐Ø𝟓𝟎

𝟐 (Ø𝟖𝟒− Ø𝟏𝟔)+

Ø𝟓+ Ø𝟗𝟓+𝟐Ø𝟓𝟎

𝟐 (Ø𝟗𝟓− Ø𝟓)

17) Setelah sampling dilakukan semua alat

harus dibersihkan agar tidak terjadi

korosi akibat pengaruh air laut.

Pengamatan parameter perairan

Pengukuran kekeruhan perairan

diukur dengan menggunakan Turbidity

meter model (TU 2010) dengan satuan NTU

(Nephelometrik Turbidity Unit).

Kecepatan arus diukur dengan

menggunakan Current meter yang

dimasukkan kedalam badan permukaan

perairan, kemudian selanjutnya dilihat nilai

kecepatan arus nya pada layar display

dengan satuan waktu yaitu meter per detik

(m/det).

Data pasang surut tidak dihitung

langsung pada saat penelitian, data pasut

tersebut diperoleh dari instansi terkait yaitu

jawatan hidro-oseanografi TNI-AL.

Sedangkan Pengukuran kedalaman

dilakukan dengan menggunakan tonggak

berskala.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil

klasifikasi tekstur butiran sedimen kemudian

dihitung presentase masing-masing kelas

ukurannya. Nilai presentase ini selanjutnya

dipakai untuk menentukan presentas

komulatif guna menghitung berbagai

parameter statistika sedimen dengan rumus

sebagai berikut:

1) Diameter rata-rata (Mz)

Klasifikasi:

2) Skewness (SK 1)

Klasifikasi:

3) Sorting koofisien (δ1)

Klasifikasi:

4. Kurtosis (KG)

Klasifikasi:

Ø1 : coarse sand (pasir kasar)

Ø2 : medium sand (pasir menengah)

Ø3 : fine sand (pasir halus)

Ø4 : very fine sand (pasir sangat halus)

Ø5 : coarse silt (lumpur kasar)

Ø6 : medium silt (lumpur menengah)

Ø7 : fine silt (lumpur halus)

Ø8 : very fine silt (lumpur sangat halus)

>Ø8 : clay (liat)

+ 1,0 s.d + 0,3 : very fine skewed

+ 0,3 s.d + 0,1 : fine skewed

+ 0,1 s.d – 0,1 : near symmitrical

- 0,1 s.d – 0,3 : coarse skewed

> -0,3 : very coarse skewed

<0,25Ø : very well sorted (terpilah sangat baik)

0,35 – 0,50Ø : well sorted (terpilah baik)

0,50 – 0,71Ø : moderately well sorted (terpilah)

0,71 – 1,0Ø : moderately sorted (terpilah sedang)

1,0 – 2,0Ø : poorly sorted (terpilah buruk)

>2,0Ø : very poorly sorted (terpilah sangat buruk)

δ1 = Ø𝟖𝟒+ Ø𝟏𝟔

𝟒+ Ø𝟗𝟓+ Ø𝟓

𝟔,𝟔

KG = Ø𝟗𝟓+ Ø𝟓

𝟐,𝟒𝟒 (Ø𝟕𝟓+ Ø𝟐𝟓)

<0,67 : very platykurtic

0,67-0,90 : platykurtic

0,90-1,11 : mesokurtic

1,11-1,50 : leptokurtic

1,50-3,00 : very leptokurtic

>3,00 : extremely leptokurtic

9

Selanjutnya dilakukan klasifikasi

(penamaan) tipe sedimen (kerikil, pasir, dan

lumpur) dengan menggunakan diagram

segitiga shepard. Diagram segitiga shepard

dapat dilihat pada gambar Segitiga Shepard

untuk Analisis Butiran Sedimen (Rifardi,

2008) (Gambar 2). Sedangkan untuk data

kualitas perairan disajikan secara kualitatif

dalam bentuk tabel dan dianalisis secara

deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari segi geografis kelurahan kawal

terletak pada posisi 20 00’ LU 10 20’ LS

dengan batas sempadan yaitu, sebelah utara

berbatasan dengan desa teluk sebong,

sebelah selatan berbatasan dengan desa

gunung kijang, sebelah barat berbatasan

dengan kelurahan toapaya asri, dan sebelah

timur berbatasan dengan laut ( monografi

kawal, 2015). Lokasi penelitian berada pada

muara sungai kawal dengan 39 titik

koordinat pengamatan yang tersebar dari

mulai bibir muara sungai kawal sampai

dengan bagian luar muara mengarah kelaut.

Pada lokasi penelitian terdapat pelabuhan

penambatan kapal, jalur lintasan kapal, dan

terdapat beberapa pemukiman warga

disekitarnya.

Parameter Perairan

Tabel 3. Parameter Kualitas Perairan

Sumber: Data Primer 2016

Karakteristik Sedimen

1) Mean size (Mz)

Tabel 4. Nilai dan Tipe Mean Size Sedimen

Perairan

Sampling MEAN Description

S1 5.047 Coarse Silt

S2 5.497 Coarse Silt

S3 5.770 Coarse Silt

S4 5.519 Coarse Silt

S5 5.572 Coarse Silt

S6 5.023 Coarse Silt

S7 5.120 Coarse Silt

S8 5.098 Coarse Silt

S9 5.113 Coarse Silt

S10 5.307 Coarse Silt

S11 5.148 Coarse Silt

S12 5.027 Coarse Silt

S13 5.001 Coarse Silt

S14 4.882 Very fine sand

S15 5.348 Coarse Silt

S16 5.596 Coarse Silt

S17 4.891 Very fine sand

S18 5.669 Coarse Silt

S19 5.410 Coarse Silt

S20 5.690 Coarse Silt

S21 5.436 Coarse Silt

S22 5.023 Coarse Silt

S23 5.674 Coarse Silt

S24 5.530 Coarse Silt

S25 5.228 Coarse Silt

S26 5.521 Coarse Silt

S27 5.420 Coarse Silt

S28 5.111 Coarse Silt

S29 5.011 Coarse Silt

S30 5.726 Coarse Silt

S31 5.567 Coarse Silt

S32 5.099 Coarse Silt

S33 5.587 Coarse Silt

S34 5.378 Coarse Silt

S35 5.233 Coarse Silt

S36 5.291 Coarse Silt

S37 5.622 Coarse Silt

S38 5.738 Coarse Silt

S39 5.231 Coarse Silt

Sumber: Data Primer 2016

No Parameter Alat yang di

gunakan

n

Kisaran Rata-

rata

1 Kedalaman (m) Wave Pole 39 0,7 - 3,2 1,46 2 Kekeruhan (NTU) Turbidity 39 0,56 - 5,77 3,35

3 Kecepatan arus (m/s) Current meter 39 0,1 - 0,4 0,25 4 Pasang surut (m) - 29 1 - 2,3 1,72

10

2) Sorting koofisien

Tabel 5. Nilai dan Tipe Sorting Sedimen

Perairan

Sampling SORTING Description

S1 3.620 Very Poorly Sorted

S2 3.220 Very Poorly Sorted

S3 3.006 Very Poorly Sorted

S4 3.227 Very Poorly Sorted

S5 3.212 Very Poorly Sorted

S6 3.639 Very Poorly Sorted

S7 3.555 Very Poorly Sorted

S8 3.582 Very Poorly Sorted

S9 3.569 Very Poorly Sorted

S10 3.338 Very Poorly Sorted

S11 3.528 Very Poorly Sorted

S12 3.635 Very Poorly Sorted

S13 3.657 Very Poorly Sorted

S14 3.753 Very Poorly Sorted

S15 3.282 Very Poorly Sorted

S16 3.069 Very Poorly Sorted

S17 3.745 Very Poorly Sorted

S18 3.091 Very Poorly Sorted

S19 3.276 Very Poorly Sorted

S20 3.120 Very Poorly Sorted

S21 3.259 Very Poorly Sorted

S22 3.639 Very Poorly Sorted

S23 2.951 Very Poorly Sorted

S24 3.249 Very Poorly Sorted

S25 3.484 Very Poorly Sorted

S26 3.256 Very Poorly Sorted

S27 3.338 Very Poorly Sorted

S28 3.576 Very Poorly Sorted

S29 3.651 Very Poorly Sorted

S30 3.096 Very Poorly Sorted

S31 3.211 Very Poorly Sorted

S32 3.582 Very Poorly Sorted

S33 3.182 Very Poorly Sorted

S34 3.372 Very Poorly Sorted

S35 3.481 Very Poorly Sorted

S36 3.433 Very Poorly Sorted

S37 3.184 Very Poorly Sorted

S38 3.084 Very Poorly Sorted

S39 3.482 Very Poorly Sorted

Sumber: Data Primer 2016

3) Skewness

Tabel 6. Nilai dan Tipe skewness Sedimen

Perairan

Sampling SKEWNESS Description

S1 -0.994 Very Coarse Skewed

S2 -0.993 Very Coarse Skewed

S3 -0.993 Very Coarse Skewed

S4 -0.993 Very Coarse Skewed

S5 -0.993 Very Coarse Skewed

S6 -0.994 Very Coarse Skewed

S7 -0.994 Very Coarse Skewed

S8 -0.994 Very Coarse Skewed

S9 -0.994 Very Coarse Skewed

S10 -0.994 Very Coarse Skewed

S11 -0.994 Very Coarse Skewed

S12 -0.994 Very Coarse Skewed

S13 -0.994 Very Coarse Skewed

S14 -0.994 Very Coarse Skewed

S15 -0.993 Very Coarse Skewed

S16 -0.993 Very Coarse Skewed

S17 -0.994 Very Coarse Skewed

S18 -0.993 Very Coarse Skewed

S19 -0.994 Very Coarse Skewed

S20 -0.993 Very Coarse Skewed

S21 -0.993 Very Coarse Skewed

S22 -0.994 Very Coarse Skewed

S23 -0.993 Very Coarse Skewed

S24 -0.994 Very Coarse Skewed

S25 -0.994 Very Coarse Skewed

S26 -0.994 Very Coarse Skewed

S27 -0.994 Very Coarse Skewed

S28 -0.994 Very Coarse Skewed

S29 -0.994 Very Coarse Skewed

S30 -0.993 Very Coarse Skewed

S31 -0.993 Very Coarse Skewed

S32 -0.994 Very Coarse Skewed

S33 -0.993 Very Coarse Skewed

S34 -0.994 Very Coarse Skewed

S35 -0.994 Very Coarse Skewed

S36 -0.994 Very Coarse Skewed

S37 -0.993 Very Coarse Skewed

S38 -0.993 Very Coarse Skewed

S39 -0.994 Very Coarse Skewed

Sumber: Data Primer 2016

11

4) Kurtosis

Tabel 7. Nilai dan Tipe Kurtois Sedimen

Perairan

Sampling KURTOSIS Description

S1 0.477 Very Platykurtic

S2 0.564 Very Platykurtic

S3 0.630 Very Platykurtic

S4 0.593 Very Platykurtic

S5 0.642 Very Platykurtic

S6 0.459 Very Platykurtic

S7 0.479 Very Platykurtic

S8 0.493 Very Platykurtic

S9 0.492 Very Platykurtic

S10 0.469 Very Platykurtic

S11 0.479 Very Platykurtic

S12 0.458 Very Platykurtic

S13 0.458 Very Platykurtic

S14 0.427 Very Platykurtic

S15 0.469 Very Platykurtic

S16 0.519 Very Platykurtic

S17 0.435 Very Platykurtic

S18 0.581 Very Platykurtic

S19 0.526 Very Platykurtic

S20 0.618 Very Platykurtic

S21 0.535 Very Platykurtic

S22 0.459 Very Platykurtic

S23 0.507 Very Platykurtic

S24 0.653 Very Platykurtic

S25 0.646 Very Platykurtic

S26 0.654 Very Platykurtic

S27 0.658 Very Platykurtic

S28 0.573 Very Platykurtic

S29 0.520 Very Platykurtic

S30 0.662 Very Platykurtic

S31 0.649 Very Platykurtic

S32 0.545 Very Platykurtic

S33 0.628 Very Platykurtic

S34 0.652 Very Platykurtic

S35 0.644 Very Platykurtic

S36 0.562 Very Platykurtic

S37 0.661 Very Platykurtic

S38 0.664 Very Platykurtic

S39 0.645 Very Platykurtic

Sumber: Data Primer 2016

Jenis tekstur sedimen

1) Tekstur sedimen

Tabel 8. Tekstur Sedimen Perairan

Sampling Tekstur

S1 Gravelly Mud

S2 Slightly Gravelly Sandy Mud

S3 Slightly Gravelly Sandy Mud

S4 Gravelly Mud

S5 Gravelly Mud

S6 Gravelly Mud

S7 Gravelly Mud

S8 Gravelly Mud

S9 Gravelly Mud

S10 Slightly Gravelly Sandy Mud

S11 Gravelly Mud

S12 Gravelly Mud

S13 Gravelly Mud

S14 Gravelly Mud

S15 Slightly Gravelly Sandy Mud

S16 Slightly Gravelly Sandy Mud

S17 Gravelly Mud

S18 Slightly Gravelly Sandy Mud

S19 Slightly Gravelly Sandy Mud

S20 Gravelly Mud

S21 Slightly Gravelly Sandy Mud

S22 Slightly Gravelly Sandy Mud

S23 Slightly Gravelly Sandy Mud

S24 Gravelly Mud

S25 Gravelly Mud

S26 Gravelly Mud

S27 Gravelly Mud

S28 Gravelly Mud

S29 Gravelly Mud

S30 Gravelly Mud

S31 Gravelly Mud

S32 Gravelly Mud

S33 Gravelly Mud

S34 Gravelly Mud

S35 Gravelly Mud

S36 Gravelly Mud

S37 Gravelly Mud

S38 Gravelly Mud

S39 Gravelly Mud

Sumber: Data Primer 2016

12

2. Segitiga shepard

Gambar 5. Hasil Analisis Diagram Segitiga

Shepard (Sumber: Data Primer

2016)

Pembahasan

Dari hasil pengamatan parameter

perairan yang dilakukan, diperoleh nilai

kedalaman berkisar antara 0,7 – 3,2 meter.

Kedalaman tertinggi berada pada daerah

penambatan kapal ikan sedangkan kedalam

terendah berada pada daerah tepi daratan.

Pada kedalaman tertinggi memiliki nilai

kekeruhan yang rendah, hal ini di karenakan

kedalaman yang tinggi memiliki volume air

yang lebih luas, sehingga partikel-partikel

yang terlarut juga akan lebih tersebar di

bandingkan dengan badan perairan yang

memiliki kedalaman dan volume air yang

lebih kecil. Sedangkan nilai kekeruhan yang

relatif tinggi berada pada sebelah barat

lokasi penelitian, hal tersebut dikarenakan

pada lokasi tersebut sedang terjadi kegiatan

reklamasi (penimbunan) lahan.

Nilai parameter kecepatan arus relatif

rendah, hal tersebut dikarenakan banyaknya

titik lokasi penelitian yang berada pada

daerah pemukiman, sehingga membuat arus

dan gelombang yang ada terpecah akibat

terkena tiang-tiang rumah masyarakat, selain

itu juga ada beberapa lokasi penelitian yang

terletak di tepi pulau yang membuat arus

terhalang oleh pulau.

Tipe pasang surut pada lokasi

penelitian yaitu memiliki tipe semi diurnal.

Dari data pasang surut yang diambil selama

29 (dua puluh Sembilan) hari, diperoleh nilai

tinggi pasang surut berkisar antara 1 – 2,3

meter dengan nilai rata-rata 1,72 meter.

Karaketristik sedimen

Pada daerah penelitian ini nilai

butiran sedimennya diklasifikasikan

menjadi 2 (dua) tipe yaitu very fine sand

(pasir sangat halus) dan coarse silt (lumpur

kasar). Diameter ukuran butiran sedimen di

dominasi oleh tipe lumpur. Hal ini

berkaitan pada nilai kecepatan arus yang

tergolong rendah yaitu rata-rata 0,25 m/s

yang berkesusaian dengan pernyataan

Thruman dalam Tampubolon (2010) yang

menyatakan bahwa pergerakan sedimen

dipengaruhi oleh kecepatan arus dan

ukuran butiran sedimen. Semakin besar

ukuran butiran sedimen tersebut maka

kecepatan arus yang dibutuhkan juga akan

semakin besar untuk mengangkut partikel

sedimen tersebut. Dikarenakan rendahnya

nilai kecepatan arus pada daerah penelitian

ini maka membuat daya kekuatan arus

untuk membawa butiran sedimen juga

semakin rendah sehingga menyebabkan

sedimen lumpur masih mendominasi di

wilayah penelitian tersebut.

Mendominasinya jenis sedimen

lumpur dan kedalaman perairan yang relatif

rendah, membuat nilai kekeruhan yang ada

pada daerah penelitian ini tergolong tinggi.

13

Hal ini dikarenakan ukuran butiran sedimen

lumpur yang tergolong berukuran kecil atau

halus akan lebih mudah teraduk atau

tersupensi ke dalam badan perairan dari pada

sedimen yang memiliki ukuran butiran besar

atau kasar, sesuai dengan pernyataan

Lukman dalam Tampubolon (2010) dimana

pada perairan yang kandungan sedimennya

didominasi oleh fraksi lumpur dan

senantiasa teraduk oleh arus akan lebih

keruh jika dibanding dengan perairan yang

sedimennya berpasir. Selain itu, kedalaman

perairan yang relatif rendah akan membuat

partikel-partikel sedimen tersuspensi lebih

mencolok atau menumpuk di banding

dengan perairan yang memiliki kedalaman

yang tinggi.

Nilai Skewness (SK 1) yang di peroleh

rata-rata yaitu -0,9 yang termasuk dalam

kategori tipe very coarse skewed

(menyimpang sangat kasar). Nilai Skewness

negatif menggambarkan kecenderungan

partikel-partikel mengarah kearah yang

cenderung kasar. Hal ini sesuai pada nilai

ukuran mean size (diameter rata-rata) butiran

sedimen yang di dominasi oleh tipe coarse

silt (lumpur kasar), dimana lumpur tersebut

tergolong dalam kategori lumpur yang

kasar.

Dari hasil analisis yang dilakukan

diperoleh hasil nilai sorting koefisien (δ)

yaitu berkisar antara 2,9 – 3,7, nilai tersebut

menunjukkan bahwa keseragaman butiran

sedimen tergolong dalam kategori very

poorly sorted (terpilah sangat buruk).

Dikarenakan lokasi penelitian merupakan

jalur pelayaran kapal, hal tersebut membuat

aktivitas kapal yang bergerak melewati silih

berganti sehingga membuat kecepatan arus

dan gelombang pada suatu waktu di lokasi

tersebut menjadi tidak stabil. Tidak

stabilnya kecepatan arus tersebut akan

membuat pengendapan sedimen juga

menjadi tidak stabil, hal ini berkesusaian

dengan pernyataan sebaliknya jika Poorly

sorted sediment (terpilah buruk) maka

kekuatan arus pada perairan tersebut tidak

stabil, artinya pada kondisi waktu tertentu

terjadi arus dengan kekuatan yang besar

dan berubah dalam kondisi lain melemah

kembali (Rifardi, 2008).

Nilai kurtosis (KG) Dari hasil

analisis diperoleh nilainya yaitu <0,67,

sehingga nilai tersebut di kategorikan

dalam very platykurtic yang diartikan

bahwa nilai tersebut memiliki kurva yang

sangat datar. Hal ini berkesesusaian dengan

nilai sorting koefisien yang diperoleh yang

tergolong dalam kategori very poorly sorted

(terpilah sangat buruk), dimana sesuai

dengan yang dikatakan Rifardi (2008),

bahwa kurva yang sangat datar

menggambarkan sedimen yang terpilah

buruk atau kurva BIMODAL disebut

platykurtic.

Dari hasil analisis pengklasifikasian

ukuran butiran sedimen menggunakan

segitiga shepard, diperoleh 2 (dua) tipe

tekstur butiran sedimen dasar perairan, yaitu

slightly gravelly sandy mud (campuran

kerikil, pasir dan lumpur) dan gravelly mud

(lumpur berkerikil) .

14

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian yang dilakukan

diperoleh hasil bahwa karakteristik sedimen

permukaan perairan muara Sungai Kawal

didominasi oleh tipe coarse silt (lumpur

kasar), dengan 2 (dua) tipe tekstur butiran

sedimen, yaitu slightly gravelly sandy mud

(campuran kerikil, pasir dan lumpur) dan

gravelly mud (lumpur berkerikil).

Nilai kecepatan arus yang tergolong

rendah membuat daya kekuatan arus untuk

membawa butiran sedimen juga semakin

rendah sehingga sedimen lumpur

mendominasi di wilayah penelitian tersebut.

Pada penelitian ini hanya meneliti

karakteristik sedimen permukaan muara

Sungai Kawal Kabupaten Bintan Kepulauan

Riau Secara Umum. Disarankan untuk

dilakukan penelitian lanjutan mengenai

karakteristik sedimen tersebut, seperti hal

nya laju sedimen, pola sebaran, dan hal

lainnya yang terkait mengenai sedimen.

DAFTAR PUSTAKA

Amrul, N, Z, M, H. 2004. Kualitas

Fisika Kimia Sedimen serta

hubunganya terhadap Struktur

Makrozoobentos di Estuaria Percut Sei

Tuan Kabupaten Deli Serdang. Institud

Pertanian Bogor 2004.

Anggari, A, S. 2015. Karakterisasi Sedimen

Dasar Perairan Pesisir Tanjung Unggat

Kecamatan Bukit Bestari Kota

Tanjungpinang. Universitas Maritim Ali

Haji. Tanjung pinang.

Dahuri, R. 1996. Aplikasi Teknologi

Sistem Informasi Geografis (SIG)

untuk Perencanaan dan Pengelolaan

Tata Ruang Wilayah Pesisir. Bogor:

PPLH.

Daulay, A. 2014. Karakteristik Sedimen Di

Perairan Sungai Carang Kota Rebah

Kota Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau. Jurnal. Universitas

Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang.

Khuzaimah, N. 2013. Studi Penyebaran

Sedimen Muara di Sungai Jeneberang.

Univesitas Hassanudin. Makasar.

Korwa, et al.. 2013. Karakteristik Sedimen

Litoral di Pantai Sindulang Satu.

Jurnal. Universitas Samratulangi.

Manado.

Mukminin, A. 2009. Proses Sedimentasi di

perairan pantai Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Provinsi Kepulauan Riau.

Universitas Riau.

Nontji, A.2007. Laut Nusantara. Penerbit

Djambatan : Jakarta.

. 1993. Laut Nusantara. Jakarta:

Djambatan.

Nugroho, S, A. Dan Basit, A. 2014. Sebaran

Sedimen Berdasarkan Analisis Ukuran

Butir di Teluk Weda Maluku Utara.

Jurnal. LIPI. Ambon.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Suatu

Pendekatan Ekologis. (Marine Biology.

An Ecological Approach).

Diterjemahkan oleh H. M. Eidman,

Koesoebiono, D. G. Bengen Hutomo

dan S. Sukardjo. Gramedia, Jakarta. 480

Hal.

Rifardi, 2008. Tekstur Sedimen:Sampling

dan Analisis.Pekanbaru.UNRI Press.

, 2012. Ekologi Sedimen Laut Modern

Edisi Revisi. Pekanbaru. UNRI Press.

Satriadi, A. 2012. Studi Batimetri dan Jenis

Sedimen Dasar Laut di Perairan Marina

Semarang Jawah Tengah . Jurnal.

Universitas Diponegoro. Semarang.

Tampubolon, S. 2010. Sedimen di Muara

Aek Tolang Pandan Sumatra Utara.

Skripsi Ilmu Kelautan UNRI Pekanbaru:

tidak diterbitkan.