Upload
muhammad-fajrul-ikshan
View
53
Download
28
Embed Size (px)
DESCRIPTION
xbxv
Citation preview
Karakter dan kepribadian seorang dokter yang dicintai oleh pasien
1. Karakter Seorang Dokter agar dapat dicintai oleh pasiennya
Karakter seorang dokter ditentukan oleh: motivasinya, cara bertindak dan melakukan
pekerjaan dalam profesinya, dan tanggung jawab sebagai seorang professional. Secara
umum karakter seorang dokter adalah meliputi 4 ciri utama:
1. Memegang teguh kehormatan profesinya
2. Tujuan utama adalah memberikan pelayanan kemanusiaan; penghargaan dan
penghasilan (finansial) merupakan pertimbangan sekunder
3. Melakukan pekerjaan (merawat penderita) dengan jujur dan hati hati
4. Bersikap rendah hati, sungguh sungguh, tidak gegabah, dan mendapat
pengakuan/ dapat diterima secara sosial dan moral.
Jadi karakter adalah satu set perilaku atau sikap yang mengacu pada standar yang
tertinggi dalam situasi apapun. Karakter tersebut terdiri dari nilai nilai yang diwujudkan
dalam sikap pada waktu melaksanakan tugas dan memberikan karakteristik pada waktu
mengambil keputusan. Karakter seorang dokter akan teruji pada waktu menghadapi
tekanan, situasi sulit, kenyataan yang berbeda dengan idealismenya, atau bila tidak
ada yang mengawasinya. Karakter selalu dimulai dari dalam diri seseorang dan
memancar, terlihat keluar, bukan sebaliknya. Oleh karena itu karakter adalah sesuatu
yang terus menerus bertumbuh dan harus dibangun, sehingga memerlukan waktu
untuk pengembangannya.
2. Kepribadian Seorang Dokter agar dapat dicintai oleh pasien
Seorang dokter yang baik mempunyai kepribadian yang menyenangkan, peduli ,
mampu melakukan hal-hal yang membuat pasien nyaman dan profesional. Tentunya
Anda membutuhkan hal tersebut. SehinngaSeorang dokter diharapkan dalam
menyarankan dan mengajarkan seorang pasien tidak terdapat rasa menggurui. Berikut
Kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang dokter :
Buatlah Orang Lain Merasa Dirinya sebagai Orang Penting
Tunjukkanlah dengan sikap dan ucapan bahwa anda menganggap orang lain itu
penting. Misalnya, jangan biarkan orang lain menunggu terlalu lama, katakanlah maaf
bila salah, tepatilah janji, dsb. Hargai setiap perkataan nya dan buat dia menjadi malu
karena kita terlalu peduli padanya.
Jadilah Pendengar yang Baik
Kalau bicara itu perak dan diam itu emas, maka pendengar yang baik lebih mulia dari
keduanya. Pendengar yang baik adalah pribadi yang dibutuhkan dan disukai oleh
semua orang. Berilah kesempatan kepada orang lain untuk bicara, ajukan pertanyaan
dan buat dia bergairah untuk terus bicara. Dengarkanlah dengan antusias, dan jangan
menilai atau menasehatinya bila tidak diminta. Inilah cara yang cukup efektif, jangan
suka memotong pembicaraan.
Usahkanlah Untuk Selalu Menyebutkan Nama Orang dengan Benar
Nama adalah milik berharga yang bersifat sangat pribadi. Umumnya orang tidak suka
bila namanya disebut secara salah atau sembarangan. Kalau ragu, tanyakanlah
bagaimana melafalkan dan menulis namanya dengan benar. Misalnya, orang yang
dipanggil Wilyem itu ditulisnya William, atau Wilhem? Sementara bicara, sebutlah
namanya sesering mungkin. Menyebut Andre lebih baik dibandingkan Anda. Pak Peter
lebih enak kedengarannya daripada sekedar Bapak. Panggil namanya, kalau belum
pasti dengan namanya maka pastikan lah.
Bersikaplah Ramah dan Sopan
Semua orang senang bila diperlakukan dengan ramah. Keramahan membuat orang lain
merasa diterima dan dihargai. Keramahan membuat orang merasa betah berada di
dekat Anda. Jadi bersikaplah ramah pada siapapun.
Bermurah Hatilah
Anda tidak akan menjadi miskin karena memberi dan tidak akan kekurangan karena
berbagi. Seorang yang sangat bijak pernah menulis, Orang yang murah hati berbuat
baik kepada dirinya sendiri. Dengan demikian kemurahan hati disatu sisi baik buat
Anda, dan disisi lain berguna bagi orang lain.
Hindari Kebiasaan Mengkritik, Mencela atau Menganggap Remeh
Umumnya orang tidak suka bila kelemahannya diketahui oleh orang lain, apalagi
dipermalukan. Semua itu menyerang langsung ke pusat harga diri dan bisa membuat
orang mempertahankan diri dengan sikap yang tidak bersahabat. Jadi jangan ejek
temanmu yang salah, berusahalah untuk menghargai pendapatnya walau kamu tidak
setuju dengan pendapatnya.
Bersikap Asertif
Orang yang disukai bukanlah orang yang selalu berkata Ya, tetapi orang yang bisa
berkata Tidak bila diperlukan. Sewaktu-waktu bisa saja prinsip atau pendapat Anda
berseberangan dengan orang lain. Anda tidak harus menyesuaikan diri atau
memaksakan mereka menyesuaikan diri dengan Anda. Jangan takut untuk berbeda
dengan orang lain. Yang penting perbedaan itu tidak menimbulkan konflik, tapi
menimbulkan sikap saling pengertian.
Perbualah Apa yang Anda Ingin Orang Lain Perbuat Kepada Anda
Perlakuan apapun yang anda inginkan dari orang lain yang dapat menyukakan hati,
itulah yang harus anda lakukuan terlebih dahulu. Anda harus mengambil inisiatif untuk
memulainya. Misalnya, bila ingin diperhatikan, mulailah memberi perhatian. Bila ingin
dihargai, mulailah menghargai orang lain.
Cintailah Diri Sendiri
Mencintai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya, menyukai dan melakukan
apapun yang terbaik untuk diri sendiri. Ini berbeda dengan egois yang berarti
mementingkan diri sendiri atau egosentris yang berarti berpusat kepada diri sendiri.
Semakin Anda menyukai diri sendiri, semakin mudah Anda menyukai orang lain, maka
semakin besar peluang Anda untuk disukai orang lain. Dengan menerima dan menyukai
diri sendiri, Anda akan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, menerima mereka
dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, bekerjasama dengan mereka dan
menyukai mereka. Pada saat yang sama tanpa disadari Anda memancarkan pesona
pribadi yang bisa membuat orang lain menyukai Anda.
Enam Cara Melembutkan Hati
Sering muncul dalam benak kita, “Ada apa dengan hatiku, kok sepertinya g` mempan nasihat? Mengapa belakangan ini, aku merasa jauh dari Allah, apa karena hati ini telah keras membatu, tertutup dari rahmat Allah? Oh Ya Allah!”
Beragam pertanyaan maupun pernyataan seperti itu kerap menyelimuti diri kita, bukan? Tak dipungkiri, hati kita bisa selembut sutera namun bisa pula mengeras dan membatu seperti batu besar di tengah sungai.
Kini, saatnya kita mengikuti dan mencucup obat pelembut hati berikut ini, seperti yang direkomendasikan oleh sebagian ulama.
Pertama, membaca al-Qur`an dan dzikrullah. Al-Qur`an dan berdzikir atau ingat pada Allah merupakan obat hati pertama yang paling mujarrab bagi hati yang beku. Dalam Al-Qur`an dan dzikir kepada Allah tersimpan segala obat semua penyakit dan penawar duka.
Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka; apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Qs. Al-Anfal : 02)
Suatu hari, datanglah seseorang kepada Rasulullah lalu berkata: “Aku ingin mengadu tentang keadaan hatiku.” Rasul berkata, “Bacalah Al-Qur`an, Allah berfirman: Al-Qur`an adalah obat dari penyakit yang ada dalam hati.”
Dalam ayat lain, Allah berfirman: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Qs. Al-Israa`: 82)
Ibnu Jauzi berkata mengenai kata ‘penawar’ pada ayat tersebut. Katanya, “Tentang penawar ini ada tiga pendapat: 1. Penawar dari kesesatan 2. Penawar dari penyakit 3. penawar berupa keterangan hukum-hukum dan kewajiban-kewajiban.
Kedua, merendahkan diri dan menangis di hadapan Allah. Obat kedua ini dapat kita lakukan dengan menghadirkan bayangan kematian yang akan datang tanpa permisi, mengingat dosa, membaca ayat-ayat Al-Qur`an yang berisi ancaman, dan membaca buku atau kitab yang mengupas masalah akhirat.
Ketiga, mengadiri majelis ilmu. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berjalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Tumurdzi). Ilmu sangat penting bagi hati ini. Menurut sebagian ulama, jika hati tidak diisi ilmu selama tiga hari, hati itu akan mati.
Dengan menghadiri majelis ilmu, banyak pelajaran dan hikmah kaum shalihin yang bisa kita ambil. Ilmu adalah ibadah hati. Obat ketiga ini layak untuk ‘diminum’ dengan aktif menghadiri majelis-majelis ilmu yang mengajak kepada kebaikan, kebenaran, dan mengantarkan kita untuk lebih mengetahui tentang Islam dan Iman kepada Allah serta Rasul-Nya.
Keempat, mengasihi anak yatim. “Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : “Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi..” ([HR. Thabrani).
Seseorang yang mengasihi anak yatim berarti dia memposisikan hati dan dirinya sebagai ayah atau ibu atau saudara bagi mereka. Maka secara naluriah akan terhimpun rasa kasih sayang dan kelembutan hati di dalamnya. Dengan demikian tidak mengherankan bahwa salah satu hikmah menyantuni dan
mengasihi anak yatim adalah melembutkan hati. Dalam haditsnya Rasulullah bersabda, “Kasihilah yang ada di bumi maka yg dilangit akan mengasihimu.”
Kelima, mengingat mati. Diriwayatkan bahwa ketika sepertiga malam terakhir telah tiba, beliau berdiri dan berkata: “Wahai umat manusia, ingatlah Allah, ingatlah Allah, akan datang tiupan terompet kiamat diikuti oleh tiupan terompet kiamat berikutnya. Kematian pasti akan datang dengan menyimpan keadaaan di dalamnya.” (HR. Tumurdzi)
Dengan ingat mati, bukan saja hati menjadi lebih sensitive terhadap kemaksiatan. Lebih dari itu, ingat mati akan membawa pada zuhud kepada dunia, tidak berangan-angan panjang.
Sayidina Utsman bin Affan r.a. pernah melihat keranda jenazah lewat di hadapannya, lalu beliau menangis hingga jatuh pingsan. Setelah siuman, beliau berkata, “Kuburan adalah salah satu tingkatan di akhirat. Jika ia selamat, maka selanjutnya akan lebih mudah. Namun, jika ia celaka dalam kuburannya, maka tingkatan berikutnya akan jauh lebih sulit ia lalui.” Beliau juga berkata, “Tidak pernah aku melihat sebuah pemandangan yang lebih menakutkan selain kuburan.”
Keenam, berziarah kubur. Dari Anas bin Malik ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Dahulu aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur namun sekarang lakukanlah sebab ia bisa membuat hati menjadi lembut, mata menangis, ingat akhirat, namun jangan ucapkan kata-kata yang tidak baik.”
Al-Munawi berkata, “Ziarah kubur adalah obat bagi yang merasa hatinya keras dan terkungkung dalam dosa.”
Ketahuilah, hati ini adalah raja seluruh anggota tubuh yang melekat. Baik-buruk dan naik-turunnya kualitas ibadah kita tergantung pada ‘raja’. Maka jadikan raja dalam diri kita ini bersemayam dengan sehat, tidak kekurangan bacaan Al-Qur`an, dzikrullah, majelis ilmu, ingat mati, dan ziarah kubur.
~~~~ Ali Akbar Bin Agil ~~~~~