3
Kami baru saja bikin ebook tentang VERIFIKASI PAYPAL TANPA KARTU KREDIT dan VCC. Ebooknya bisa didownload disini. Gratis! 1. Beranda 2. Out of The Box Trik Mengajar Supaya Siswa Tertarik dan Termotivasi Saya sebenarnya bukanlah seorang guru, namun hanya seorang yang suka berbagi ilmu meskipun cuma sedikit. Semenjak SMA, saya sudah terbiasa berbagi ilmu. Pertama kali saya berbagi ilmu dalam “jumlah besar” adalah ketika saya bertukar ilmu dengan seorang guru SMA saya. Jadi guru jangan naif, kadang murid lebih pintar. Saya sebut bertukar ilmu karena beliau mengajarkan saya pelajaran fisika (karena beliau bukan guru kelas saya) dan saya mengajarkan beliau menggunakan komputer. Pada masa itu komputer masih merupakan barang langka sehingga hanya sedikit orang yang bisa dan kebetulan saya adalah orang yang beruntung itu. Dari pengalaman berkali-kali menjadi tentor dalam beberapa pelatihan blog, Linux, marketing, MLM dan juga duduk sebagai siswa, saya kemudian menetapkan standar bagaimana cara untuk mengajar itu. Mengajar itu horisontal, bukan vertikal Sifat mengajar yang horisontal berarti kita sebagai tentor menempatkan diri sama tinggi dengan siswa kita. Kita berbicara sebagai orang yang lebih dahulu tahu, bukan lebih pintar. Kita mentransfer ilmu, bukan memberi ilmu. Saya seringnya mengatakan seperti ini setelah perkenalan:

Kami Baru Saja Bikin eBook Tentang

  • Upload
    dojook

  • View
    213

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Demikian cara mengajar yang disarankan

Citation preview

  • Kami baru saja bikin ebook tentang VERIFIKASI PAYPAL TANPA KARTU KREDIT dan VCC.

    Ebooknya bisa didownload disini. Gratis!

    1. Beranda

    2. Out of The Box

    Trik Mengajar Supaya Siswa Tertarik dan Termotivasi Saya sebenarnya bukanlah seorang guru, namun hanya seorang yang suka berbagi ilmu meskipun cuma sedikit. Semenjak SMA, saya sudah terbiasa berbagi ilmu. Pertama kali saya berbagi ilmu dalam jumlah besar adalah ketika saya bertukar ilmu dengan seorang guru SMA saya.

    Jadi guru jangan naif, kadang murid lebih pintar.

    Saya sebut bertukar ilmu karena beliau mengajarkan saya pelajaran fisika (karena beliau bukan guru

    kelas saya) dan saya mengajarkan beliau menggunakan komputer. Pada masa itu komputer masih

    merupakan barang langka sehingga hanya sedikit orang yang bisa dan kebetulan saya adalah orang

    yang beruntung itu. Dari pengalaman berkali-kali menjadi tentor dalam beberapa pelatihan blog,

    Linux, marketing, MLM dan juga duduk sebagai siswa, saya kemudian menetapkan standar

    bagaimana cara untuk mengajar itu.

    Mengajar itu horisontal, bukan vertikal

    Sifat mengajar yang horisontal berarti kita sebagai tentor menempatkan diri sama tinggi dengan

    siswa kita. Kita berbicara sebagai orang yang lebih dahulu tahu, bukan lebih pintar. Kita mentransfer

    ilmu, bukan memberi ilmu. Saya seringnya mengatakan seperti ini setelah perkenalan:

  • Saya berdiri di depan anda sekalian bukan karena saya lebih pintar dari anda, namun hanya karena

    saya mengenal ilmu ini lebih dahulu daripada anda. Mungkin suatu saat diantara anda sekalian ada

    yang lebih mengerti ilmu ini daripada saya. Saya berkeyakinan kuat akan hal ini.

    Pernyataan diatas sudah memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih santai dan lebih

    menikmati kebersamaannya dengan anda. Jika kelas sudah santai dan dinikmati, maka pelajaran

    mudah diberikan. Dalam memberikan pelajaran, anggaplah kita sedang bercerita tentang

    pengalaman sehingga ilmu apapun itu tidak terkesan menyeramkan.

    Mengajar itu memberikan motivasi

    Murid yang termotivasi, tidak mencontek.

    Dalam mengajar, pastikan selalu memberikan motivasi kepada murid-murid kita. Motivasi bisa

    dilakukan di seluruh waktu, namun ada waktu-waktu yang terbaik.

    Motivasi di pertemuan pertama

    Untuk ini saya menjiplak guru SD saya dulu, namanya pak Jamari, beliau adalah guru IPA kelas 2.

    Saat pertemuan pertama, beliau membawa sebuah gambar Thomas Alva Edison dan memajangnya

    di depan kelas lalu bercerita tentang Thomas Alva Edison. Ketika saya naik kelas, saya melihat guru

    saya itu melakukan hal yang serupa pada adik kelas saya. Ya, setidaknya bagi anak-anak kelas 2

    SD, kisah Edison itu inspiratif.

    Motivasi pada tengah pelajaran

    Saya terbiasa memberikan hadiah bagi mereka yang dapat mengerjakan sesuatu yang saya

    tugaskan di tengah-tengah pelajaran. Ini saya tiru dari seorang guru biologi SMP saya. Reward itu

    bisa berupa makanan atau minuman dan terkadang alat tulis. Reward ini bisa menyesuaikan dengan

  • kebutuhan. Mungkin untuk guru sekolah bisa dengan menjanjikan kebebasan pekerjaan rumah bagi

    yang dapat menjawab pertanyaan. Yah, hal-hal semacam itulah, tergantung bagaimana kreatifitas

    dan keadaan.

    Motivasi di akhir pelajaran

    Untuk ini saya mencontoh dari tayangan di TV yang menampilkan kilasan sebelum jeda iklan. Saya

    terbiasa memberikan preview pelajaran selanjutnya pada bagian yang menarik sebelum kelas

    berakhir. Hal ini membuat siswa kita menjadi semangat untuk mengikuti kelas kita selanjutnya.

    Penasaran adalah senjata guru untuk membuat kelasnya menjadi diminati oleh murid-

    muridnya.

    Dan tak lupa, sebagai seorang guru kita haruslah menjadi seseorang yang dapat menyakinkan murid

    kita bahwa mereka hebat. Kita harus bisa menanamkan kepada mereka bahwa mereka pasti bisa

    melakukan apa saja asalkan berusaha dengan baik. Hal ini dapat kita tempuh dengan menghindari

    kalimat-kalimat yang menurunkan keyakinan terhadap diri mereka sendiri. Saya sendiri berpendapat

    bahwa tidak ada orang bodoh, hanya saja memiliki pemahaman yang berbeda.

    Mengajar itu memberikan contoh

    Seorang guru SMA saya pernah mengatakan bahwa ajarkan apa yang kamu bisa, bukan apa yang

    kamu tahu. Maksudnya adalah apa yang kita ajarkan sebaiknya adalah sesuatu yang kita mengerti

    dan bisa kita lakukan. Lakukan dengan memberikan contoh. Ketika memberikan pelatihan, saya

    lebih banyak memberikan contoh dan mempraktekkan langsung supaya siswa mengerti dan tidak

    hanya mengimajinasikan dalam pikiran saja. Oleh karena itu sebagai guru kita harus paham konsep

    dari suatu hal yang diajarkan. Pemahaman konsep akan membuat kita mudah memberikan contoh

    apa saja dan memecahkan problematika yang mungkin dihadapi oleh para siswa.

    Hal-hal diatas hanyalah sekelumit dari bagaimana mengajar yang baik. Selain dari pengalaman

    mengajar, pengalaman saya duduk sebagai siswa dari kecil hingga dewasa juga mempengaruhi

    kesimpulan tentang bagaimana seharusnya seorang guru itu mengajar. Mungkin ada yang mau

    menambahkan?