23
Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457 Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 88 KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE Wahyuddin Manambun 1 dan Thelly S.H Sembor 2 1 Wahyuddin Manambun, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, 2 Thelly S.H Sembor, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, [email protected] ABSTRAK Banjir merupakan sebuah keadaan dimana daerah yang biasanya tidak tergenang oleh air menjadi tergenang, dan keadaan seperti ini sangat merugikan seperti terhambatnya jalur transportasi yang berimbas pada laju roda perekonomian suatu daerah. Di Kelurahan Oyehe dan Keluruhan Kalibobo banjir terjadi menyebabkan genangan di beberapa titik, hal ini terjadi karena drainase yang tidak mampu lagi bekerja sebagaimana mestinya untuk menampung dan mengalirkan debit air, Faktor utama penyebab banjir yang terjadi pada wilayah Distrik Nabire, khususnya pada daerah Kelurahan Oyehe dan Kelurahan Kalibobo adalah terganggunya aliran air yang disebabkan oleh ulah manusia dan aktivitas alam yang menyebabkan sedimentasi dan sampah yang menumpuk di drainase. Kata kunci : Banjir, Drainase, Sedimen. 1. PENDAHULUAN Nabire adalah sebuah distrik yang berada di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, Indonesia, sekaligus merupakan ibu kota kabupaten Nabire. Di Nabire terdapat lapangan terbang dan pelabuhan yang menghubungkan Nabire dan Kabupaten lain yang ada di indonesia. Perkembangan jumlah penduduk yang tiap tahun bertambah, menuntut pemerintrah untuk lebih memperhatikan saran dan prasarana drainase untuk menunjang kelancaran mobilisasi kendaraan di Kota Nabire. Dengan adanya sedimentasi, sampah yang terus meningkat dan drainase yang belum ada, mengakibatkan penurunan kinerja drainase di Kota Nabire serta mengganggu kenyamanan bagi pengguna jalan itu sendiri, berkaitan dengan hal tersebut diatas maka di butuhkan suatu penyelesaian yang dapat diterima oleh semua pihak tetapi secara teknis mampu mengatasi permasalahan banjir saai ini dan di masa mendatang. Itu yang membuat kami untuk melakukan penilitian ini dengan judul KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Bagaimana merencanakan dimensi drainase pada wilayah yang belum ada dan dimensi saluran yang memerlukan perubahan. 2. Bagaimana pola jaringan drainase kota nabire untuk perencanaan yang baik. Adapun tujuan kajian ini adalah : 1. Mengidentifikasi karakteristik drainase yang ada 2. Merencanakan drainase yang tidak berfungsi dengan baik agar pola alirannya dapat berjalan dengan lancar pada cuaca normal maupun cuaca hujan. 3. Sebagai salah satu syarat akademi guna memperoleh gelar sarjana teknik sipil. 4. Sebagai sumber rekomendasi ( masukan ) kepada pemerintah setempat tentang masalah drainase dan penanganaannya.

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

  • Upload
    others

  • View
    48

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 88

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Wahyuddin Manambun1 dan Thelly S.H Sembor2

1 Wahyuddin Manambun, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, 2 Thelly S.H Sembor, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, [email protected]

ABSTRAK Banjir merupakan sebuah keadaan dimana daerah yang biasanya tidak tergenang oleh air menjadi

tergenang, dan keadaan seperti ini sangat merugikan seperti terhambatnya jalur transportasi yang

berimbas pada laju roda perekonomian suatu daerah.

Di Kelurahan Oyehe dan Keluruhan Kalibobo banjir terjadi menyebabkan genangan di beberapa

titik, hal ini terjadi karena drainase yang tidak mampu lagi bekerja sebagaimana mestinya untuk

menampung dan mengalirkan debit air, Faktor utama penyebab banjir yang terjadi pada wilayah

Distrik Nabire, khususnya pada daerah Kelurahan Oyehe dan Kelurahan Kalibobo adalah

terganggunya aliran air yang disebabkan oleh ulah manusia dan aktivitas alam yang menyebabkan

sedimentasi dan sampah yang menumpuk di drainase.

Kata kunci : Banjir, Drainase, Sedimen.

1. PENDAHULUAN Nabire adalah sebuah distrik yang berada di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, Indonesia, sekaligus

merupakan ibu kota kabupaten Nabire. Di Nabire terdapat lapangan terbang dan pelabuhan yang

menghubungkan Nabire dan Kabupaten lain yang ada di indonesia. Perkembangan jumlah penduduk

yang tiap tahun bertambah, menuntut pemerintrah untuk lebih memperhatikan saran dan prasarana

drainase untuk menunjang kelancaran mobilisasi kendaraan di Kota Nabire.

Dengan adanya sedimentasi, sampah yang terus meningkat dan drainase yang belum ada,

mengakibatkan penurunan kinerja drainase di Kota Nabire serta mengganggu kenyamanan bagi

pengguna jalan itu sendiri, berkaitan dengan hal tersebut diatas maka di butuhkan suatu penyelesaian

yang dapat diterima oleh semua pihak tetapi secara teknis mampu mengatasi permasalahan banjir saai

ini dan di masa mendatang. Itu yang membuat kami untuk melakukan penilitian ini dengan judul

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimana merencanakan dimensi drainase pada wilayah yang belum ada dan dimensi saluran

yang memerlukan perubahan.

2. Bagaimana pola jaringan drainase kota nabire untuk perencanaan yang baik.

Adapun tujuan kajian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik drainase yang ada

2. Merencanakan drainase yang tidak berfungsi dengan baik agar pola alirannya dapat berjalan

dengan lancar pada cuaca normal maupun cuaca hujan.

3. Sebagai salah satu syarat akademi guna memperoleh gelar sarjana teknik sipil.

4. Sebagai sumber rekomendasi ( masukan ) kepada pemerintah setempat tentang masalah

drainase dan penanganaannya.

Page 2: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 89

2. STUDI PUSTAKA

Definisi Drainase Jalan Raya Drainase jalan raya adalah drainase yang melayani pembuangan kelebihan air pada suatu kota dengan

cara mengalirkannya melalui permukaan tanah (surface drainage) atau lewat di bawah permukaan

tanah (sub surface drainage), untuk dibuang ke sungai, lau atau danau.

Tujuan Drainase Jalan Raya

a. Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman. b. Pengendalian kelebihan air permukaan dapat dilakukan secara aman, lancar dan efisien serta

sejauh mungkin dapat mendukung kelestarian lingkungan.

c. Dapat mengurangi / menghilangkan genangan - genangan air yang menyebabkan bersarangnya

nyamuk malaria dan penyebab penyakit - penyakit lain, seperti demam berdarah, desentri serta

penyakit lain yang disebabkan kurang sehatnya lingkungan pemukiman.

d. Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana - sarana fisik antara lain : jalan, kawasan pemukiman,

kawasan perdagangan dari kerusakan dan atau gangguan kegiatan akibat tidak berfungsinya sarana

drainase.

Sistem Jaringan Drainase Fungsi jaringan drainase dari sistem air buangan yang dapat diperhatikan ada dua macam yaitu air

hujan dan air kotor. Cara sitem buangan dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian sebagai berikut :

1. Sistem jaringan drainase terpisah

2. Sistem jaringan drainase tercampur dan

3. Sistem jaringan drainase kombinasi

Pola Jaringan Drainase Pola jaringan drainase menurut Sidharta Karmawan (1997:1-8) terdiri dari sembilan macam, antara

lain:

1. Siku

2. Paralel

3. Grid Iron

4. Alamiah

5. Radial

6. Jaring – Jaring

7. Pola Perpendicular

8. Pola Interceptor dan Pola Zone

9. Pola Van

Bentuk Umum Saluran Terbuka Dan Fungsinya 1. Trapesium

Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar. Sifat

alirannya terus menerus dengan fluktuas kecil. Bentuk saluran ini dapat digunakan pada daerah

yang masih cukup tersedia lahan.

Page 3: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 90

Gambar 1. Bentuk Trapesium

2. Segi empat

Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar. Sifat

alirannya terus menerus dengan fluktuasi kecil.

3. METODE PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data Dalam menganalisa sistem drainase, diperlukan data-data yang digunakan. Pada penulisan tugas akhir

ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi secara langsung (primer)

maupun secara tidak langsung (sekunder).

Data Primer Data primer adalah data yang diambil atau ditinjau secara langsung oleh penulis ataupun merupakan

hasil wawancara dari orang yang terlibat dalam masalah yang difokuskan dalam tugas akhir ini.

Adapun data – data primer yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

- Lebar penampang drainase

- Kedalaman penampang drainase

- Kuesioner

Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diambil atau dikutip dari lembaga/instansi ataupun peneliti

sebelumnya dan bukan merupakan hasil observasi langsung dari penulis.

Adapun data – data sekunder yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

- Data curah hujan

- Peta kontur daerah studi

Lokasi Tempat penelitian berada pada wilayah Distrik Nabire,

Page 4: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 91

Gambar 2. Wilayah Pemerintah kabupaten Nabire

Sementara itu lokasi penelitian lebih detailnya berada di Distrik Nabire, Kelurahan Oyehe dan

Kelurahan Morgo

StudiGambar 3. Lay Out Lokasi Studi

Data Perencanaan Merupakan data-data sekunder dan data – data primer yang tercatat antara lain:

Topografi Daerah Perencanaan Topografi adalah gambaran tentang tingkat kemiringan dan ketinggian tanah dari permukaan.

Page 5: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 92

Gambar 4. Topografi Lokasi Studi

Hidrologi ( Curah Hujan ) Tabel 1. Data Curah Hujan Bulanan ( Milimeter ) Stasiun Meteorologi BMKG 2015

(Sumber : Data Curah Hujan BMKG)

Populasi Dalam penelitian ini, sebagai populasi adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Oyehe adalah

9.748 jiwa dan di Kelurahan Morgo 6.969 jiwa. Total keseluruhan penduduk adalah16.717 jiwa.

Analisa Catchment Area Dengan memperhatikan keadaan topografi Kabupaten Nabire dan lebih khususnya Distrik Nabire

maka dapat dianalisa bahwa kondisi area studi adalah daerah dataran.

Gambar 5. Catchment Area Lokasi Studi

Page 6: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 93

Bagan Alur Penelitian Untuk lebih jelasnya dapat dibaca melalui gambar flowchart tahapan penelitian dibawah :

Gambar 6. Bagan Alur Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Drainase Perwilayah Kelurahan Oyehe dan kelurahan Morgo terletak di distrik Nabire dengan luasan wilayah kelurahan

Oyehe 153.37 Ha dan 9 RW, Sedangkan kelurahan Morgo 88.24 Ha dan 7 RW. Dengan Ketinggian

bervariasi 1-500 mdpl. Untuk area lain di kedua wilayah adalah area permukiman penduduk, berikut

ini gambar identifikasi di setiap wilayah :

Tabel: 3.1

Pengumpulan

Data

Data Sekunder : - Data curah hujan

- Data informasi

umum ( profil

lokasi studi )

- Peta kontur lokasi

studi / data elevasi

Data Primer :

- Pengukuran

dimensi saluran (

Eksisting )

Analisa Dan Pengolahan data :

- Analisa curah hujan

- Analisa curah hujan maximum

(metode log person –III)

- Analisa debit banjir

- Analisa pola aliran

Hasil :Perencanaan

dimensi saluran

Selesai

Mulai

Page 7: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 94

Gambar 7. Layout Lokasi Studi

Wilayah X1 Wilayah X1 Terdiri dari jalan Merdeka, jalan cendrewasih dan jalan persinab, adalah kondisi wilayah

yang belum memiliki saluran dan membuat air tergenang tidak mengalir. Berikut ini adalah table

rekapitulasi wilayah X1 :

Tabel 2. Rekapitulasi Drainase Wilayah X1

Wilayah S1

Wilayah S1 terdiri dari jalan RE. Martadinata, jalan Samratulangi, jalan kusuma bangsa, jalan

Merdeka, jalan Yos Sudarso, jalan Trikora, jalan Kelapa Dua adalah kondisi saluran drainase yang

terdapat sedimen dan sampah yang membuat saluran menjadi tidak berfungsi mengalirkan air demgan

baik.Berikut ini tabel rekapitulasi wilayah S1.

Tabel 3. Rekapitulasi Drainase Wilayah S1

Page 8: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 95

Wilayah A1 Wilayah A1 terdiri dari jalan RE.Martadinata, jalan SMP 1, jalan Kesehatan, jalan Soetomo, jalan

Samratulangi, jalan Kusuma Bangsa, jalan Ambon, jalan Kendari, jalan Jayapura, jalan Jakarta, Pasar

Oyehe, jalan Merdeka, jalan Pepera, jalan Pemuda, jalan Sisingamangaraja, jalan Yos Sudarso, jalan

Trikora, jalan Patimura, jalan Siliwangi, jalan Baliem, jalan Cut Nyadien, jalan Hasanudin, jalan

Bhayangkara, jalan Sriwijaya, jalan Brawijaya, jalan Gajah Mada, jalan Marthatiahahu, Pasar

Kalibobo adalah Kondisi saluran drainase pada wilayah ini cukup bagus di karenakan air mengalir

dengan baik dan kondisi fisik saluran yang masih baik membuat saluran berfungsi dengan baik.

Berikut ini tabel rekapitulasi wilayah A1.

Tabel 4. Rekapitulasi Drainase Wilayah A1

Keterangan :

a. PS = Panjang Saluran

b. TS = Tinggi Saluran

c. LA = Lebar Atas

d. LB = Lebar Bawah

e. TSE = Tinggi Sedimentasi

f. Sek = Sekolah

g. Psr = Pasar

h. Trml = Terminal

Page 9: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 96

i. T.Smph = Tempat Sampah

j. Prtok = Pertokoan

k. Halt = Halte

l. KP = Kantor Pemerintah

m. M/G = Masjid/Gereja

n. TR = Tempat Rekreasi

o. A =Luas Area Pengair

AnalisaTeknis

Perhitungan Data Curah Hujan Perhitungan debit curah hujan rata – rata dilakukan dengan metode Log Pearson dikarenakan

pertimbangan ini lebih fleksibel dan dapat digunakan untuk semua sebaran data. Data yang digunakan

dalam perhitungan adalah data dari tahun 2006 – 2015 yang didapat dari Stasiun BMKG Kabupaten

Nabire.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Curah Hujan

(sumber : Hasil Analisa Lapangan)

Xi = 1

𝑛∑ 𝑋𝑖

Xi = 1

10 x 6267.5

Xi = 626.75 Log Xi = 2.80

Deviasi Standar (S) = √∑(𝐋𝐨𝐠 𝐗𝐢−𝐋𝐨𝐠 𝐗𝐢 )𝟐

𝐧−𝟏

= √0,0527

10−1 = 0.0765

S = 0,0765

Koefisien Kepencengan (Penyimpangan) (Cs)

Cs = 𝐧 ∑(𝐋𝐨𝐠 𝐗𝐢−𝐋𝐨𝐠 𝐗𝐢)𝟑

(𝐧−𝟏).(𝐧−𝟐).(𝐒)𝟑

No Tahun Debit Maks

(mm)

Log X1

(mm)

(Log X1 - Log

Xi) (mm)

(Log X1 - Log

Xi)² (mm)

(Log X1 - Log

Xi)³ (mm)

1 2006 498.8 2.7 -0.1 0.01 -0.001000

2 2007 459.4 2.66 -0.14 0.0196 -0.002744

3 2008 838.1 2.92 0.12 0.0144 -0.000008

4 2009 599.4 2.77 -0.03 0.0009 -2.7E-05

5 2010 581.6 2.76 -0.04 0.0016 -6.4E-05

6 2011 657.3 2.82 0.02 0.0004 8E-06

7 2012 705.7 2.84 0.04 0.0016 6.4E-05

8 2013 707.7 2.85 0.05 0.0025 0.000125

9 2014 577.1 2.76 -0.04 0.0016 -6.4E-05

10 2015 642.4 2.81 0.01 0.0001 1E-06

Jumlah 6267.5 27.89 0.0527 -0.003709

Page 10: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 97

= 10 (−𝟎.𝟎𝟎𝟑𝟕𝟎𝟗)

(10−1).(10−2).(0,0765)3= - 1.1506

Cs = - 1.1506 ≈ - 1.2 (Kemencengan Negatif)

Untuk periode 2 tahun :

Untuk nilai K di peroleh dari table 2.4 (Kemencengan Negatif)

K = 0.195

Maka untuk debit yang terjadi pada 2 tahunan adalah :

X2 = Xi + K2 x S

X2 = 2.80 + 0.195 x 0,0765

X2 = 2.81

Debit dengan periode 2 tahunan dapat di hitung dengan anti logaritmanya yaitu:

Q2 = arc Log 2.8 = 645.55 m³/dt

Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan curah hujan di sajikan dalam table berikut :

Dari hasil perhitungan diatas bahwa intensitas curah hujan semakin naik maka harus ada perencanaan

dimensi yang lebih baik atau baru dari dimensi yang sekarang agar dapat mengalirkan debit air

dengan baik juga.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Curah Hujan Tahunan

Perhitungan Intensitas Curah Hujan

I = 𝟗𝟎% .𝑿𝑻

𝟒

Maka untuk periode yang terjadi 2 tahun adalah :

I = 𝟗𝟎% . 645.55

𝟒 = 145.25 mm/jam

Maka untuk periode yang terjadi 5 tahun adalah :

I = 𝟗𝟎% . 𝟕𝟐𝟒.𝟒𝟑

𝟒 = 163 mm/jam

Maka untuk periode yang terjadi 10 tahun adalah :

I = 𝟗𝟎% . 𝟕𝟓𝟖.𝟕𝟖

𝟒 = 189.70 mm/jam

Perhitungan Debit Air Hujan

Dalam perhitungan debit banjir di gunakan persamaan dasar yang di gunakan untuk mendimensi

saluran drainase yaitu metode rasional. Dimana pada daerah studi di pilih koefisien pengaliran 0,7

sesuai dengan table 2.6.

Q = 0,00278 . C .I . A

Untuk wilayah X1

Untuk periode 2 tahun saluran di Jalan Merdeka (X1a)

C = 0,7 (table 2.6)

A = 38400 m²

I = 145.25 mm/jam

Stasiun Tahun

periode (T)

P = 1/T

.100% S Cs K XT

XT

(m³/dt)

2 0.5 0.0765 -

1.2 0.195 2.81 645.55

Nabire 5 0.2 0.0765 -

1.2 0.844 2.86 724.43

10 0.1 0.0765 -

1.2 1.086 2.88 758.78

Page 11: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 98

Q = 0.00278 x 0.7 x 145.25 x 38400 = 1.0854 m³/dt

Untuk periode 5 tahun saluran di Jalan Merdeka (X1a)

C = 0,7 (table 2.6)

A = 38400 m²

I = 163 mm/jam

Q = 0.00278 x 0.7 x 163 x 38400 = 1.2180 m³/dt

Untuk periode 10 tahun saluran di Jalan Merdeka (X1a)

C = 0,7 (table 2.6)

A = 38400 m²

I = 189.7 mm/jam

Q = 0.00278 x 0.7 x 189.7 x 38400 = 1.4175 m³/dt

Perhitungan Debit Air Limbah Q = 150 liter/jiwa/hari x 70% jumlah penduduk x A

Jika di ketahui penduduk kelurahan Oyehe dan kelurahan Morgo adalah 9.748 + 6.969 = 16.717 jiwa

dengan luas area kelurahan Oyehe dan kelurahan Morgo adalah yaitu 10.12 + 10.93 = 21.05 Ha maka

perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut :

Untuk Proyeksi Penduduk 2 Tahun adalah :

Proyeksi 2 Tahun = P0 .(1 + 𝑟)𝑛

= 16717 x (1 + 0.1151)² = 16938 jiwa

Q2 = 150 x 0,7 x 16938 x 21.05

Q2 = 37.437.214 lt/jiwa/hari

Q2 =0.37437 m³/dt

Untuk Proyeksi Penduduk 5 Tahun adalah :

Proyeksi 5 Tahun = P0 .(1 + 𝑟)𝑛

= 16717 x (1 + 0.1151)5= 16717 jiwa

Q5 = 150 x 0,7 x 16717 x 21.05

Q5 = 36948749.37 lt/jiwa/hari

Q5 = 0,36949 m³/dt

Untuk Proyeksi Penduduk 10 Tahun adalah :

Proyeksi 10 Tahun = P0 .(1 + 𝑟)𝑛

= 16717 x (1 + 0.1151)10= 16718 jiwa

Q10 = 150 x 0,7 x 16718 x 21.05

Q10 = 36.948.749.27 lt/jiwa/hari

Q10 = 0.369487 m³/dt

Perhitungan Debit Maksimum Perhitungan debit maksimum dapat di lakukan dengan cara menambahkan perhitungan debit akibat

hujan dengan debit air limbah yang kemudian dikalikan koefisien 1,1 karena perhitungan di tambah

dengan yang dapat pada aliran banjir sebesar 10%. Secara detail perhitungan debit maksimum dapat

di lihat pada table berikut.

Page 12: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 99

Tabel 7. Rekapitulasi Debit Maksimum

Page 13: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 100

(Sumber:Hasil perhitungan)

Page 14: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 101

Maka dari perhitungan debit telah di hitung dan debit maksimal telah di ketahui, X1a = 1.606, X1b =

0.652, X1c = 1.372, S1a = 1.20, S1b = 1.58, S1c = 0.92, S1d = 1.31, S1e = 0.54, S1f = 0.66, S1g =

0.79, A1a = 2.29, A1b = 0.92, A1c = 0.86, A1d = 1.65, A1e = 1.83, A1f = 2.23, A1g = 2.14, A1h =

2.09, A1i = 2.16, A1j = 1.91, A1k = 1.57, A1l = 1.13, A1m = 3.89, A1n = 3.73, A1o = 1.98, A1p =

1.92, A1q = 2.43, A1r = 1.19, A1s = 0.60, A1t = 0.59, A1u = 0.59, A1v = 0,90, A1w = 0.89, A1x =

0.89, Aly = 0.89, A1z = 0.98, A1aa = 0.92, A1ab = 1.34, A1ac = 2.66 yang berada pada table 2.8

di atas maka tahap selanjutnya adalah tahap kontrol dimensi saluran drainase yang di khususkan

pada wilayah yang mengalami sedimentasi yaitu pada wilayah S1a – S1g dan melakukan

perencanaan drainase pada wilayah yang belum ada sama sekali drainase yaitu pada wilayah X1a –

X1c dengan menggunakan cara analisa hidrolika.

Analisa Hidrolika

Kontrol Dimensi Eksisting Dalam analisa ini perlu dilakukan control dimensi eksisting terhadap dimensi untuk mengecek

dimensi drainase yang ada masih mampu debit yang ada.

Tabel 8. Wilayah Yang Di Tinjau S1a – S1g

(Sumber : Lapangan)

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada perhitungan berikut :

Saluran Primer di Jalan RE Martadinata (S1a)

Qr = 1.20 m³/dt

b = 1.0 h (table 2.12)

n = 0,013 (table 2.8)

Vr = 1,5 m/dt (table 2.11)

Sehingga :

A = b .h

= 1.0 h . h

= 1.0 h²

A =𝑄

𝑉 =

1.20

1.0

1.0 h² = 1.20

1.0

h² =1.20 m²

Page 15: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 102

h = 1.09 m

b = 1.0 h

= 1.09 m

A = b. h

= 1.09 x 1.09

= 1.18 m²

P = b + 2 h

= 1,09 + (2 . 1,09)

= 3.27 m²

R = A/P

= 1.18/3.27

= 0.36 m

I = [𝑣 𝑥 𝑛

𝑅2/3 ]2

=[1,5 𝑥 0,013

0,362/3 ]2

= [0,025]2= 0,00065

W = dari table 2.7 = 0,20

V = 1

𝑛 𝑥 (𝑅)

2

3 𝑥 (𝐼)1

2

= 1

0,013 𝑥 (0,36)

2

3 𝑥 (0,00065)1

2

= 0.99 m/dt< V … OK!!!!

Qmaks = V . A

= 0.99 x 1.18

= 1.18 m³/dt < Qr … OK

Gambar 8. Eksisting Saluran Drainase

Dapat di simpulkan bahwa dimensi eksisting saluran harus di ubah sesuai dimensi rencana karna

tidak memenuhi kapasitas.

Gambar 9. Eksisting Saluran Drainase

Page 16: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 103

Gambar 10. Saluran Drainase Baru

Tabel 9. Rekapitulasi Kontrol Dimensi Wilayah S1a – S1g

Dari perhitungan di atas dapat di lihat saluran drainase S1a, S1b, S1c, S1d dan S1f , sudah tidak

mampu menampung debit maksimum, sehingga yang terjadi dapat mengakibatkan genangan yang

mengganggu aktfitas, untuk menanggulangi masalah tersebut perlu dilakukan analisa pola aliran

agar air yang mengalir dengan baik.

Perencanaan Drainase Wilayah Yang Belum Ada Sama Sekali Drainase

Tabel 10. Wilayah yang di tinjau X1a – X1c

Page 17: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 104

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada perhitungan berikut:

Qr = 1.966 m³/dt

b = 1.5 h (table 2.12)

n = 0,013 (table 2.8)

Vr = 1,5 m/dt (table 2.11)

Sehingga :

A = b .h

= 1.5 h . h

= 1.5 h²

A =𝑄

𝑉 =

1.966

1.5

1.5 h² = 1.966

1.5

h² = 0.87 m²

h = 0.93 m

b = 1.5 h

= 1.39 m

A = b. h

= 1.39 x 0.93

= 1.29 m²

P = b + 2 h

= 1.39 + (2 . 0,93)

= 3.25 m²

R = A/P

= 1.29/3.25

= 0.39 m

I = [𝑣 𝑥 𝑛

𝑅2/3 ]2

=[1,5 𝑥 0,013

0,392/3 ]2

= [0,036]2= 0,00133

W = dari table 2.7 = 0,25

V = 1

𝑛 𝑥 (𝑅)

2

3 𝑥 (𝐼)1

2

= 1

0,013 𝑥 (0,39)

2

3 𝑥 (0,00133)1

2

= 1.49 m/dt< V … OK!!!!

Qmaks = V . A

= 1.49 x 1.29

= 1.94 m³/dt < Qr … OK

Tabel 11. Rekapitulasi Kontrol Dimensi Wilayah X1a – X1c

Gambar 11. Saluran Drainase Baru

Page 18: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 105

Setelah di lakukan perhitungan dimnesi selanjutnya adalah merencanakan pola aliran agar air dapat

mengalir dengan baik dan tidak menyebabkan genangan

Analisa Pola Aliran Pada aliran pola saluran drainase kota nabire menggunakan pola jaring-jaring yang mengikuti arah jalan raya

dan cocok untuk daerah dengan topografi yang cukup datar, sesuai dengan prinsip pengaliran yang baik harus

di salurkan secepat mungkin sehingga tidak terjadi peluapan di badan jalan.

Gambar 12. Pola Aliran Drainase Eksisting

Wilayah S1a – S1g

pada lokasi studi wilayah drainase S1a = JL. RE Martadinata, S1b = JL. Samrat ulangi, S1c = JL. Kusuma

Bangsa, S1d = JL. Merdeka dan S1f = JL. Kelapa Dua tidak perlu di ubah pola aliran karena sudah sesuai

elevasi untuk mengalirkan air dengan baik,

Gambar 13. Sketsa Pola Aliran air di JL. Persinab

Keterangan :

a. = Saluran yang ada sedimentasi

b. = Tidak ada saluran

c. = Saluran yang baik

d. = Pola aliran air

Page 19: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 106

Gambar 14. Pola Aliran Yang baru

Pembahasan Kontrol Dimensi Eksisting Dan Perencanaan Drainase Wilayah Yang Belum Ada Sama Sekali Drainase

Perhitungan data curah hujan menggunakan metode log person type III dengan mempertimbangkan data curah

hujan paling maksimum untuk mendapatkan beban aliran yang di rencanakan dapat terpenuhi.

Page 20: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 107

Tabel 12. Rekapitulasi Debit Maksimum

(Sumber :Hasil perhitungan)

Page 21: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 108

Setelah di dapat debit maksimum yang telah di hitung maka selanjutnya adalah mengontrol dimensi eksisting

pada wilayah yang khusus mengalami sedimentasi yaitu wilayah S1a – S1g dan merencanakan drainase pada

wilayah yang belum ada drainase sama sekali yaitu wilayah X1a – X1c. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada

tabel berikut :

Tabel 13. Rekapitulasi Kontrol Dimensi Wilayah S1a – S1g

Dari perhitungan di atas dapat di lihat saluran drainase S1a, S1b, S1c, S1d dan S1f , sudah tidak mampu

menampung debit maksimum, sehingga yang terjadi dapat mengakibatkan genangan yang mengganggu

aktfitas, untuk menanggulangi masalah tersebut perlu dilakukan analisa pola aliran agar air yang mengalir

dengan baik. Dan untuk Perencanaan Drainase Wilayah Yang Belum Ada Sama Sekali Drainase dapat di lihat

pada tabel berikut :

Tabel 14. Rekapitulasi Kontrol Dimensi Wilayah X1a – X1

Setelah di lakukan perhitungan dimnesi selanjutnya adalah merencanakan pola aliran agar air dapat mengalir

dengan baik dan tidak menyebabkan genangan.

Pola Aliran Air Dari perhitungan di atas pergitungan kontrol dimensi dan merencenakan drainase yang baru pada wilayah belum

sama sekali untuk tahapan selanjutnya adalah pola aliran air terhadap kondisi topografi daerah tersebut.

Gambar 15. Pola Aliran Drainase Eksisting

Dengan melihat pola aliran eksisting di lokasi studi pada wilayah yang di khususkan yaitu wilayah drainase

S1a = JL. RE Martadinata, S1b = JL. Samratulangi, S1c = JL. Kusuma Bangsa, S1d = JL. Merdeka dan S1f =

JL. Kelapa Dua tidak perlu di ubah pola aliran karena sudah sesuai elevasi untuk mengalirkan air dengan baik,

dan untuk pola aliran yang baru pada wilayah X1a – X1c tetap mengikuti pola jaring jaring yang mengikuti

arah jalan raya yang sudah ada, hanya pada wilayah X1a = JL. Merdeka air dari drainase baru di alirkan pada

Page 22: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 109

drainase saluran sekunder X1d = JL. Merdeka yang selanjutnya akan di alirkan ke saluran drainase di JL. RE.

Martadinata dan ke JL. Yos Sudarso, untuk wilayah X1b = JL. Cenderawasih air dari drainase baru di alirkan

pada drainase saluran sekunder S1e = JL. Trikora dan wilayah X1c = JL. Persinab air dari drainase baru dan

air yang di terima dari X1b = JL. Cebderawasih di alirkan pada drainase saluran sekunder S1e = JL. Trikora

hingga di alirkan ke pumbuangan akhir di laut, dengan adanya sistem drainase yang baru ini aliran air dapat

mengalir dengan baik .

Gambar 16. Pola Aliran Yang baru

Rekomendasi Dari hasil Pembahasan, maka ada beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Dalam sistem drainase eksisting pada wilayah X1a, X1b. X1c harus dibuat agar dapat mengatasi genangan

yang tiap tahunnya debit air semakin meningkat.

2. Pada wilayah S1e = jalan Yos Sudarso dan S1f = Trikora , 2 dimensi saluran eksisting tetap di pertahankan

karna memenuhi kapasitas dimensi sesuai dengan dimensi rencana dengan melakukan penanganan dengan

cara pembersihan sedimentasi di saluran,

3. Sedangkan untuk 5 saluran di wilayah S1a = RE Maretadinata,S1b = jalan Samratulangi, S1c = jalan

Kusuma Bangsa, S1d = jalan Merdeka, S1g jalan Kelapa Dua harus di buat saluran baru agar dapat

menampung debit air.

4. Perlu di buatkan saringan sampah pada bagi intel saluran agar sampah tidak menumpuk di saluran S1c =

jalan Kusuma Bangsa.

5. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan 1. Dengan adanya analisa drainase maka genangan yang terjadi bisa di cegah karena sudah ada perubahan

dimensi atau pembersihan sedimentasi dan ada drainase yang baru yang berfungsi untuk selanjutnya

mengalirkan air dengan baik

Tabel 15. Rekapitulasi Kontrol Dimensi Wilayah S1a – S1g

( Sumber : Hasil Perhitungan )

Page 23: KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA NABIRE

Volume 6 No. 1 Juni 2017 ISSN :2302-3457

Portal Sipil, Wahyuddin Manambun dan Thelly SH Sembor, (hal.88-110) 110

Tabel 16. Rekapitulasi Kontrol Dimensi Wilayah X1a – X1c

Saran Adapun saran yang penulis dapat sampaikan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk ikut menjaga dan memelihara

saluran drainase dan tidak membuang sampah di drainase tersebut.

2. Pemerintah di harapkan memperhatikan keadaan saluran yang tidak berfungsi dengan baik agar tidak terjadi

genangan dengan cara pengerukan sedimentasi.

6. DAFTAR PUSTAKA Dr. Ir. Suripin, M. Eng 2004. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan Penerbit ANDI, Yogyakarta

Ir. I Made Kamiana, MT 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan air.Penerbit GrahaI lmu,

Yogyakarta.

Kodoatie, Robert J dan Sugiyanto, 2002.Banjir , Beberapa penyebab dan Metode pengendaliannya, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta

Teo Pakabu, Analisa Sistem Drainase Jalan Raya di Depan Hotel Sentani Indah Kabupaten Jayapura. 2011

eprints.undip.ac.id