112

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

  • Upload
    lythuy

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

KAJIAN EKONOMI REGIONALPROVINSI SUMATERA UTARA

TRIWULAN IV-2008

BANK INDONESIA MEDAN2008

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

Visi Bank Indonesia:“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupuninternasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasiyang rendah dan stabil”.

Misi Bank Indonesia:“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilanmoneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasionaljangka panjang yang berkesinambungan”.

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia:“Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak danatau berprilaku yang terdiri atas Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas danKebersamaan”.

Visi Kantor Bank Indonesia Medan:“Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatanperan dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan”.

Misi Kantor Bank Indonesia Medan:“Berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatanpelaksanaan tugas bidang ekonomi moneter, sistem pembayaran, pengawasan bank sertamemberikan saran kepada pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya”.

Kalender PublikasiPeriode Publikasi PublikasiKER Triwulan I Pertengahan MeiKER Triwulan II Pertengahan AgustusKER Triwulan III Pertengahan NovemberKER Triwulan IV Pertengahan Februari

Penerbit:Kantor Bank Indonesia MedanJl. Balai Kota No.4MEDAN, 20111 IndonesiaTelp : 061-4150500 psw. 1729, 1770Fax : 061-4152777 , 061-4534760Homepage : www.bi.go.id

www.d-bes.netEmail : [email protected]

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

i

KATA PENGANTAR

Kita mencermati banyak hal penting pada tahun 2008 yang dapat diambilsebagai pelajaran dalam menyongsong masa depan perekonomian SumateraUtara. Efek kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada bulan Mei,misalnya, serta krisis keuangan global, ternyata memberikan dampak padameningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap tingkat harga dan pada akhirnyaberkontribusi terhadap inflasi. Hal yang menggembirakan adalah kondisitersebut tidak serta merta membuat laju pertumbuhan ekonomi terpurukmelainkan masih mampu mencapai pertumbuhan yang moderat.

Pada triwulan IV-2008, perekonomian Sumut menunjukkan perkembangan yang positif yaitutumbuh sebesar 6,98% (yoy) meskipun lebih rendah dibandingkan periode triwulan sebelumnyasebesar 7,67% (yoy), namun lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2007 sebesar 4,8%. Dari sisipermintaan, pertumbuhan ekonomi Sumut didorong oleh konsumsi dan investasi, yang tumbuh8,07% dan 9,97%. Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didominasi oleh sektor jasa-jasa.Pada triwulan laporan, sektor jasa-jasa tumbuh 11,50% dan menyumbang 9,98% terhadappertumbuhan ekonomi Sumut. Tingginya pertumbuhan tersebut disumbang oleh sub sektorjasa pemerintahan umum seiring dengan peningkatan realisasi anggaran pembangunan daerahterutama pada akhir tahun anggaran.

Perkembangan inflasi di Sumut menunjukkan tekanan dari sisi administered price dan sisieksternal yang cukup besar, yaitu kenaikan harga BBM dan harga berbagai komoditas pangandi pasar internasional. Hal ini mengakibatkan harga beberapa barang kebutuhan pokokmasyarakat, khususnya bahan makanan yang harganya berfluktuasi mengalami peningkatansignifikan, sehingga mendorong peningkatan laju inflasi di Sumut. Tingkat inflasi Sumut padatriwulan IV-2008 (Desember 2008) tercatat 10,72% (yoy), namun masih lebih rendahdibandingkan inflasi nasional sebesar 11,06% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Sumut juga didukung oleh perkembangan fungsi intermediasiperbankan. Dana pihak ketiga yang dihimpun bank umum pada posisi Desember 2008 tumbuh18,21% (yoy) sehingga mencapai Rp84,29 triliun, sementara kredit yang disalurkan tumbuh23,10% (yoy) sehingga mencapai Rp66,72 triliun.

Sementara itu, perkembangan ekonomi, moneter dan perbankan daerah yang dinamismenghendaki bahwa pada tahun 2009, Bank Indonesia tetap memberikan perhatian pada upayauntuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dengan tetap mengawal inflasi dan kestabilansektor perbankan.

Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, khususnya PemerintahProvinsi Sumut dan BPS Sumut serta kalangan perbankan yang telah membantu dalampenyusunan buku kajian ini berupa penyediaan data dan informasi yang diperlukan. Kamiberharap agar hubungan yang lebih baik dapat terjalin di masa mendatang. Semoga buku kajianini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2009BANK INDONESIA MEDAN

Romeo RissalPemimpin

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

ii

Daftar IsiKata Pengantar .............................................................................................................. iDaftar Isi .......................................................................................................................iiDaftar Tabel ..................................................................................................................ivDaftar Grafik ................................................................................................................ vDaftar Lampiran ............................................................................................................viTabel Perkembangan Ekonomi, Moneter dan Perbankan Sumatera Utara .............................vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................ ix

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ..................................................... 11.1. Kondisi Umum ............................................................................................ 11.2. Sisi Permintaan ........................................................................................... 3

1. Konsumsi ...............................................................................................32. Investasi .................................................................................................63. Ekspor dan Impor ....................................................................................8

1.3. Sisi Penawaran .........................................................................................121. Sektor Pertanian ....................................................................................122. Sektor Industri Pengolahan ..................................................................... 153. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ...................................................174. Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan......................................................195. Sektor Bangunan ...................................................................................196. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................217. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih...............................................................228. Sektor Jasa-jasa .....................................................................................24

BOKS 1 Survei Persepsi Bisnis 2009 ................................................................................. 25

BOKS 2 Revitalisasi Perkebunan Sumut 2008 ................................................................... 27

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ......................................................................292.1. Kondisi Umum .........................................................................................292.2. Inflasi Sumut Triwulan IV-2008 ....................................................................292.3. Inflasi Bulanan (mtm) .................................................................................302.4. Inflasi Tahunan (yoy) ..................................................................................35

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ..............................................................373.1. Kondisi Umum .........................................................................................373.2. Intermediasi Perbankan ..............................................................................38

1. Penghimpunan Dana Masyarakat ............................................................382. Penyaluran Kredit ..................................................................................393. Kredit UMKM .......................................................................................41

3.3. Stabilitas Sistem Perbankan .........................................................................431. Resiko Kredit .........................................................................................432. Resiko Likuiditas ....................................................................................433. Resiko Pasar ..........................................................................................44

3.4. Perbankan Syariah .....................................................................................453.5. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) .....................................................................463.6. Bank Berkantor Pusat di Medan ..................................................................47

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

iii

BOKS 3 Program Klaster di Sumatera Utara ..................................................................... 48

BOKS 4 Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD) ............................................................. 51

BOKS 5 Kredit Usaha Rakyat (KUR) ................................................................................. 53

BOKS 6 Akselerasi Perbankan Shariah dan Pengembangan UMKM melaluiParade Ekonomi Shariah (PES) Sumut 2008 .......................................................... 55

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ...............................................................584.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumut 2009 ...................... 584.2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Sumut............................................ 59

BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN .............................................................615.1. Kegiatan Transaksi BI-RTGS Perbankan Sumatera Utara ..................................615.2. Transaksi Kliring ........................................................................................645.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow dan Outflow) .................................665.4. Temuan Uang Palsu ..................................................................................675.5. Penyediaan Uang Yang Layak Edar ..............................................................685.6. Transaksi Jual Beli UKA dan TC Pada PVA Non Bank .......................................69

BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................. 716.1. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah ...................................................... 71

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Angka Pengangguran ............. 712. Lapangan Pekerjaan Utama ....................................................................723. Status Pekerjaan Utama ..........................................................................73

6.2. Perkembangan Kesejahteraan .....................................................................731. Nilai Tukar Petani ...................................................................................732. Wisatawan Mancanegara .......................................................................753. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang .............................................76

BAB 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ........................................................ 777.1. Perkiraan Ekonomi .................................................................................... 777.2. Perkiraan Inflasi Daerah .............................................................................. 78

LAMPIRAN

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

iv

Daftar Tabel1.1. Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tahunan Provinsi Sumut (%) ...............................................31.2. Pertumbuhan Ekonomi Sumut (% yoy) ...........................................................................31.3. Nilai Ekspor Triwulan IV-2008 ......................................................................................111.4. Nilai Impor Triwulan IV-2008 ......................................................................................111.5. Target Penanaman Padi Tahun 2009 ............................................................................141.6. Alokasi Penyaluran Pupuk di Sumut ..............................................................................151.7. Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Sumut (%) .............................................................181.8. Perkembangan Arus Barang di Pelabuhan Belawan (ton) .................................................191.9. Perkembangan Kegiatan Bank .....................................................................................191.10. Perkembangan Pembangunan Perumahan di Kota Medan ............................................201.11. Jumlah Penumpang Domestik dan Internasional di Bandara Polonia ................................211.12. Jumlah Penumpang Dalam Negeri di Pelabuhan Belawan ..............................................221.13. Penanggulangan Krisis Listrik Sumut Tahun 2008 .........................................................231.14. Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Jangka Menengah .......................................242.1. Sentra Penghasil Tanaman Cabe di Sumut .....................................................................343.1. Indikator Utama Perbankan Sumut ...............................................................................373.2. Suku Bunga Giro, Tabungan, Deposito dan Kredit ..........................................................445.1. Transaksi BI-RTGS Perbankan di Wilayah Sumut (RpMiliar) ................................................635.2. Perkembangan Transaksi Kliring dan Cek/BG Kosong (RpMiliar) ........................................655.3. Perkembangan Aliran Kas di Wilayah Sumut (RpMiliar) ....................................................675.4. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Sumut (Satuan Lembar) ........................................685.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC (Ribu USD) ...............................................706.1. Indikator Tenaga Kerja Sumut Menurut Kegiatan Utama .................................................726.2. Angkatan Kerja Menurut Lapangan Kerja Utama ...........................................................72

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

v

Daftar Grafik1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumut ................................................................................21.2. Perkembangan Kegiatan Usaha di Sumut ........................................................................21.3. Indeks Keyakinan Konsumen .........................................................................................41.4. Komponen Indeks Keyakinan Saat Ini .............................................................................41.5. Komponen Indeks Ekspektasi ........................................................................................41.6. Pertumbuhan Penjualan Elektronik .................................................................................41.7. Pertumbuhan Penjualan BBM ........................................................................................51.8. Penjualan Makanan dan Tembakau ................................................................................51.9. Penjualan Perlengkapan Rumah Tangga ..........................................................................51.10. Penjualan Pakaian dan Perlengkapan ............................................................................51.11. Posisi Penyaluran Kredit Konsumsi oleh Bank Umum di Sumut ..........................................61.12. Penyaluran Kredit Baru untuk Konsumsi oleh Bank Umum di Sumut ..................................61.13. Pengadaan Semen di Sumut ........................................................................................71.14. Penjualan Bahan Konstruksi .........................................................................................71.15. Impor Barang Modal ..................................................................................................81.16. Impor Barang Modal Utama ........................................................................................81.17. Posisi Penyaluran Kredit Investasi oleh Bank Umum di Sumut ............................................81.18. Penyaluran Kredit Baru untuk Konsumsi oleh Bank Umum di Sumut ..................................81.19. Perkembangan Nilai Ekspor Impor .............................................................................101.20. Perkembangan Volume Ekspor Impor .......................................................................101.21. Volume Muat Barang di Pelabuhan Belawan ................................................................101.22. Neraca Perdagangan Sumut ......................................................................................101.23. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Utama ..................................................................111.24. Nilai Tukar Petani Sumut ..........................................................................................131.25. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Pertanian .................................151.26. Nilai dan Volume Ekspor Plastik, Karet dan Produk Turunannya ......................................161.27. Nilai dan Volume Ekspor Makanan, Minuman dan Tembakau ........................................161.28. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Industri Pengolahan ..................171.29. Nilai dan Penjualan Pedagang Besar dan Eceran ...........................................................181.30. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor PHR ..........................................181.31. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Konstruksi .................................201.32. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Pengangkutan & Komunikasi ......221.33. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Jasa-Jasa ..................................242.1. Inflasi Bulanan dan Tahunan Sumut ..............................................................................302.2. Inflasi Bulanan Sumut dan Nasional ..............................................................................312.3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar ....................................................312.4. Perkembangan Harga Barang dan Jasa Menurut Pengusaha ............................................322.5. Ekspektasi Konsumsi Terhadap Harga Barang dan Jasa ....................................................322.6. Perkembangan Harga Mingguan Beberapa Komoditas di Medan .....................................332.7. Perkembangan Harga Beras Mingguan di Kota Medan (Juli-Desember 2008) .....................342.8. Perkembangan Volume Produksi .................................................................................352.9. Inflasi Tahunan Sumut dan Nasional .............................................................................363.1. Net Interest Margin (NIM) ...........................................................................................373.2. Perkembangan DPK ...................................................................................................383.3. Perkembangan Struktur DPK .......................................................................................383.4. DPK Menurut Kelompok Bank .....................................................................................383.5. Perkembangan Kredit Sumut .......................................................................................393.6. Kredit Modal Kerja Sumut ...........................................................................................393.7. Kredit Investasi Sumut ................................................................................................393.8. Kredit Konsumsi Sumut ..............................................................................................39

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

vi

3.9. Struktur Kredit Menurut Sektor Ekonomi .......................................................................403.10. Perkembangan Kredit Menurut Sektor Ekonomi .............................................................403.11. Kredit Menurut Kelompok Bank ..................................................................................403.12. Perkembangan LDR Sumut .........................................................................................413.13. Kredit UMKM ...........................................................................................................413.14. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah menurut Penggunaan ................................................423.15. Kredit UMKM Menurut Sektor Ekonomi .......................................................................423.16. NPL UMKM Menurut Sektor Ekonomi ..........................................................................423.17. NPL Gross .................................................................................................................433.18. NPL Menurut Sektor Ekonomi ......................................................................................433.19. Cash Ratio ................................................................................................................443.20. Perkembangan Aset, Pembiayaan, DPK Perbankan Syariah ..............................................453.21. FDR Perbankan Syariah ...............................................................................................453.22. Perkembangan Aset, Kredit, DPK BPR ...........................................................................463.23. LDR BPR....................................................................................................................463.24. Perkembangan Aset, Kredit, DPK Bank Berkantor Pusat di Medan ....................................473.25. LDR Bank Berkantor Pusat di Medan ............................................................................475.1. Perkembangan Nilai dan Volume Transaksi RTGS Sumut (outgoing) ..................................615.2. Perkembangan Nilai dan Volume Transaksi RTGS Sumut (incoming) ..................................615.3. Perkembangan Nilai dan Volume Transaksi RTGS Antar Bank ...........................................625.4. Perkembangan Transaksi Kliring ...................................................................................645.5. Grafik Penolakan Cek/BG kosong .................................................................................645.6. Perkembangan Aliran Uang Kartal melalui KBI Medan dan KBI Sibolga ...............................665.7. Perkembangan Jumlah PTTB di Sumut ..........................................................................695.8. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA & TC melalui PVA bukan bank di Sumut .................707.1. Ekspektasi Konsumen 6 bulan yad ................................................................................787.2. Ekspektasi Kegiatan Usaha Triwulan I-2009 ...................................................................787.3. Ekspektasi Harga 3 Bulan yad ......................................................................................79

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

vii

Daftar Lampiran

A. PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha

B. PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut

Lapangan Usaha

C. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku

D. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000

E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

2004 2005 2006 2006 2006 2006 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008

Des Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

% 5.74 4.5 2.89 5.7 6.5 9.63 8.58 9.03 6.53 4.01 0 0 4.45 0 0 5.5 0 0 7.26 0 0 6.98

% 6.82 22.51 20.24 18.43 16.36 6.08 6.69 5.73 6.92 6.6 1.14 0.38 0.92 0.21 1.57 2.18 1.35 -0.3 0.21 1.36 0.36 0.57

% 7.43 12.75 12.75 12.5 11.25 9.75 9 8.5 8.25 8.25 8 8 8 8 8.25 8.5 8.75 9 9.25 9.5 9.5 9.25

% 6.43 12 11.5 9.37 7.9 7 9.68 4.04 8.47 3.13 6.21 7.75 7.41 8.07 8.07 8.07 7.5 9.08 9.45 9.45 9.75 9.92

% 12.74 14.71 14.91 14.94 14.53 14.26 13.22 12.94 11.8 11 11.76 11.63 11.75 11.61 11.49 11.5 11.83 11.89 12.27 12.84 13.11 13.43

% 12.72 14.91 15.4 15.26 14.97 14.37 13.15 12.9 11.55 11.51 11.42 11.24 11.49 11.35 11.38 11.19 11.64 11.7 12.16 12.95 13.48 13.84

% 12.66 14.22 13.68 13.41 13.15 13 12.61 11.8 10.67 11.12 11.09 11.11 11.04 11.08 12.1 11.19 11.43 11.62 12.08 12.45 12.34 12.76

% 12.86 14.72 14.95 15.62 14.78 15.27 14.87 14.22 13.51 13.27 13.24 13.08 12.98 12.72 12.6 12.52 12.57 11.03 12.66 12.89 12.95 13.1

% 6.03 10.63 10.39 10.23 9.59 8.56 7.75 7.1 6.91 6.91 6.87 6.67 6.53 6.41 6.56 6.72 6.94 7.45 8.54 8.95 9.36 9.93

% 4.24 4.83 4.89 4.71 4.52 4.2 3.79 3.51 3.5 3.46 3.4 3.34 3.26 3.26 3.25 3.22 3.23 3.24 3.29 3.34 3.39 3.36

% 2.29 2.55 2.7 2.8 2.77 2.65 2.54 2.55 2.51 2.51 2.36 2.29 2.3 2.3 2.42 2.42 2.4 2.44 2.47 2.42 2.45 2.29

Rp 38.39 44.22 44.16 45.35 47.27 49.77 51.16 51.2 54.82 59.7 59.55 59.92 59.48 60.47 60.85 62.32 62.95 63.23 66.18 68.6 70.35 69.36

Rp 1.15 1.43 1.55 1.7 1.88 2.08 1.97 2.16 2.27 2.87 2.53 2.29 2.48 2.38 2.29 2.69 2.71 2.48 3.08 2.58 2.43 3.34

- Kas di bank Rp 0.85 1.03 1.05 1.03 1.12 1.27 1.15 1.25 1.37 1.6 1.59 1.39 1.59 1.51 1.42 1.81 1.78 1.56 2.15 1.95 1.81 2.67

- Giro di BI Rp 0.3 0.4 0.5 0.67 0.76 0.81 0.82 0.91 0.9 1.27 0.94 0.9 0.89 0.87 0.87 0.88 0.93 0.92 0.93 0.63 0.62 0.67

Rp 37.24 42.79 42.61 43.65 45.39 47.69 49.19 49.04 52.55 56.83 57.02 57.63 57 58.09 58.56 59.63 60.24 60.75 63.1 66.02 67.92 66.02

- Deposito Rp 18.25 25.04 25.4 25.93 26.84 27.34 28.12 26.89 28.9 30.42 30.35 30.33 29.82 30.76 30.97 30.9 31.56 32.46 34.52 36.88 38.31 36.88

- Tabungan Rp 18.99 17.75 17.21 17.72 18.55 20.35 21.07 22.15 23.65 26.41 26.67 27.3 27.18 27.33 27.59 28.73 28.68 28.29 28.58 29.14 29.61 29.14

Rp 51.47 61.99 63.32 66.01 70.83 73.11 73.85 74.65 81.75 87.49 84.83 89.07 90.2 90.92 91.23 92.87 92.59 93.9 97.46 106.41 112.83 106.41

- Konvensional Rp 50.5 61.22 62.59 65.17 69.51 71.71 72.59 73.05 79.99 85.52 82.76 86.96 88 88.69 88.9 90.44 90.04 91.27 94.83 103.67 110.06 103.67

- Shariah Rp 0.97 0.77 0.73 0.84 1.32 1.4 1.26 1.6 1.76 1.96 2.07 2.11 2.2 2.23 2.33 2.43 2.55 2.63 2.63 2.74 2.77 2.74

Rp 26.5 35.37 35.62 37.24 39.37 41.37 41.56 44.9 49.11 54.2 53.51 54.86 54.78 56.85 59.46 62.34 61.77 64.2 65.87 67.92 68.72 66.72

- Konvensional Rp 25.5 34.13 34.39 35.81 37.85 39.79 40.14 43.09 47.11 52.09 51.34 52.62 52.42 54.35 56.81 59.52 58.78 61.08 62.76 64.82 65.63 63.37

- Shariah Rp 1 1.24 1.23 1.43 1.52 1.58 1.42 1.81 2 2.11 2.17 2.24 2.36 2.5 2.65 2.82 2.99 3.12 3.11 3.1 3.09 3.35

Rp 45.45 52.31 52.32 54.13 57.54 60.37 60.78 62.6 67.26 71.3 70.71 72.44 72.08 73.28 74.27 75.72 76.22 76.86 77.97 82.63 84.63 82.63

- Konvensional Rp 44.86 51.68 51.73 53.49 56.83 59.55 60.15 61.68 66.24 70.14 69.47 71.13 70.8 71.89 72.8 74.18 74.83 75.47 76.6 81.25 83.12 81.25

- Shariah Rp 0.59 0.63 0.59 0.64 0.71 0.82 0.63 0.92 1.02 1.16 1.24 1.31 1.28 1.39 1.47 1.54 1.39 1.39 1.37 1.38 1.51 1.38

Rp 1.7 1.67 1.05 1.04 1.11 0.98 1.38 1.05 1.84 2.04 2.7 1.13 1.71 1.64 2.11 1.85 1.82 2.32 3.5 8.97 12.79 8.97

- Konvensional Rp 1.66 1.62 1.04 1.01 1.06 0.93 1.37 1.02 1.79 1.97 2.64 1.11 1.68 1.6 2.06 1.79 1.75 2.24 3.41 8.87 12.68 8.87

- Shariah Rp 0.04 0.05 0.01 0.03 0.05 0.05 0.01 0.03 0.05 0.07 0.06 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11 0.1

Kredit Mikro Rp 0.52 0.57 0.59 0.55 0.6 0.65 0.76 0.85 0.95 1.03 1.07 1.13 1.17 1.27 1.26 1.28 1.35 1.37 1.53 1.56 1.6 1.56

Kredit Kecil Rp 3.76 4.66 4.75 5.04 5.39 5.67 6.13 6.74 7.56 7.77 7.92 8.23 8.5 8.49 9.2 9.56 9.94 10.24 10.57 10.49 10.64 10.49

- Jumlah UMK Rp 4.28 5.23 5.34 5.59 5.99 6.32 6.89 7.59 8.51 8.81 8.99 9.36 9.67 9.76 10.46 10.84 11.29 11.61 12.1 12.05 12.24 12.05

- Pangsa UMK % 16.15 14.79 14.99 15.01 15.21 15.28 16.58 16.9 17.33 16.25 16.8 17.06 17.65 17.17 17.59 17.39 18.28 18.08 18.37 17.74 17.81 18.06

Laba (Rugi)

b.Uang Kuasi

Asset

Kredit

D P K

e. Giro

Uang Beredar (M2)

a.Uang Kartal & Giral (M1)

BI Rate

a. Antarbank

b. Kredit

- Modal Kerja

d. Tabungan

PERKEMBANGAN EKONOMI, MONETER DAN PERBANKAN SUMATERA UTARANominal dalam Triliun Rupiah

- Konsumsi

c. Deposito

- Investasi

Indikator

a. PDRB triwulanan

b. Inflasi bulanan

2007

INDIKATOR EKONOMI

INDIKATOR MONETER

Suku Bunga :

INDIKATOR PERBANKAN

A. Kegiatan Usaha

B. Kredit Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

Kredit Menengah Rp 7.93 10.45 10.6 11.19 11.42 11.91 11.74 12.71 13.52 13.62 14.13 14.74 15.05 15.06 16.5 17.18 17.57 18.07 18.32 18.35 18.45 18.35

- Jumlah UMKM Rp 12.21 15.68 15.94 16.78 17.41 18.23 18.63 20.3 22.03 22.43 23.12 24.1 24.72 24.82 26.96 28.02 28.86 29.68 30.42 30.4 30.69 30.4

- Pangsa UMKM % 46.08 44.33 44.75 45.06 44.22 44.07 44.83 45.21 44.86 41.38 43.21 43.93 45.12 43.66 45.34 44.95 46.72 46.23 46.18 44.76 44.66 45.56

% 58.31 67.62 68.08 68.8 68.42 68.53 68.38 71.73 73.02 76.01 75.68 75.73 76.01 77.58 80.06 82.33 81.04 83.53 84.48 82.2 81.2 80.75

- Konvensional % 56.84 66.04 66.48 66.95 66.6 66.82 66.73 69.86 71.12 74.27 73.9 73.98 74.04 75.6 78.04 80.24 78.55 80.93 81.93 79.78 78.96 77.99

- Shariah % 169.49 196.83 208.47 223.44 214.08 192.68 225.4 196.74 196.08 181.39 175 170.99 185.08 179.86 180.27 183.12 215.11 224.46 227.01 224.64 204.64 242.75

% 2.99 9.31 9.49 10.14 9.88 9.36 8.6 8.37 8.01 6.24 6.24 6.33 3.63 3.58 3.43 3.32 3.53 3.45 3.16 3.32 3.3 3.32

- Konvensional % 3.09 9.53 9.73 10.4 10.06 9.58 8.72 8.57 8.14 6.3 6.31 6.38 3.57 3.5 3.34 3.21 3.42 3.35 3.06 3.09 3.06 3.09

- Shariah % 0.38 3.52 2.98 3.69 5.47 4.01 5.35 4.16 4.95 4.99 5.14 5.13 4.93 5.4 5.42 5.62 5.71 5.46 5.23 8.24 8.41 8.24

% 1.4 6.11 6.57 6.32 5.69 4.69 3.12 2.4 2.76 1.42 1.42 2.81 1.57 1.54 1.42 1.37 1.4 1.34 1.28 1.4 1.4 1.4

- Konvensional % 1.44 6.22 6.72 6.44 5.73 4.75 3.11 2.39 2.73 1.34 1.56 2.79 1.48 1.44 1.31 1.25 1.28 1.22 1.16 1.19 1.18 1.19

- Shariah % 0.37 3.09 2.53 3.37 4.76 3.04 3.48 2.65 3.47 3.23 3.36 3.26 3.61 3.66 3.6 3.88 3.91 3.66 3.7 5.9 5.95 5.9

Rp 15.48 20.15 19.34 20.37 21.28 22.66 23.33 24.1 27.56 30.98 29.88 30.81 30.9 31.51 33.35 36.69 35.36 36.85 37.72 39.11 37.59 36.03

Rp 5.29 7.15 7.64 8.21 8.79 9.42 8.94 10.48 10.42 11.17 11.52 11.51 10.74 11.1 12.35 11.17 11.44 11.93 12.16 12.73 14.96 14.38

Rp 5.73 8.07 8.63 8.65 9.3 9.29 9.3 10.32 11.14 12.06 12.11 12.54 13.14 14.24 13.76 14.48 14.97 15.42 15.99 16.08 16.17 16.08

Rp 3.69 4.85 4.76 5.46 5.51 5.86 5.24 6.11 7.39 9.56 9.29 9.37 9.23 9.33 9.83 9.09 8.74 9.13 9.45 9.33 9.3 9.33

Rp 0.01 0 0 0 0.01 0.01 0.03 0.26 0.27 0.01 0.01 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02 0.02 0.02 0.21 0.91 0.98 0.91

Rp 7.23 9.44 10.01 10.27 10.94 11.86 11.71 12.5 13.27 14.89 15.27 15.89 14.81 15.26 16.57 17.4 16.74 17.65 17.49 18.81 19.24 18.81

Rp 0.01 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.01 0.01 0.01 0.01

Rp 0.92 1.3 1.25 1.17 1.61 1.75 1.53 1.64 1.97 1.81 1.66 1.7 1.71 1.77 1.85 1.95 2.07 2 2.06 2.34 2.33 2.34

Rp 6.26 8.71 8.39 8.77 9.12 9.56 10.71 10.84 11.49 11.33 11.6 11.63 12.05 12.15 13.03 14.19 14.42 14.82 15.56 15.42 15.73 15.42

Rp 0.47 0.72 0.68 0.7 0.71 0.72 0.69 0.68 0.73 0.71 0.77 0.77 0.8 0.76 0.89 0.9 0.91 0.98 1 1.02 1.01 1.02

Rp 1.65 1.78 1.44 1.72 1.76 1.91 1.92 2.09 2.4 2.34 2.41 2.49 2.57 2.91 3.07 3.11 3.2 3.46 3.56 3.56 3.56 3.56

Rp 0.46 0.52 0.48 0.56 0.42 0.44 0.46 0.49 0.44 0.43 0.43 0.41 0.41 0.42 0.42 0.95 0.44 0.47 0.49 0.05 0.44 0.05

Rp 5.82 8.06 8.55 8.58 9.29 9.26 9.27 10.29 11.14 13.1 12.07 12.57 13.17 14.25 13.78 14.73 15.23 15.67 16.04 16.03 16.12 16.03

Rp 8.21 9.53 9.71 10.47 12.15 12.68 11.58 13.57 14.72 14.48 13.69 14.81 15.08 15.19 15.69 16.09 15.98 16.11 14.87 16.61 16.71 16.61

Rp 18.99 17.75 17.21 17.72 18.55 20.35 21.07 22.15 23.65 26.41 26.67 27.3 27.18 27.33 27.59 28.73 28.68 28.29 28.58 29.14 29.61 29.14

Rp 18.25 25.04 25.4 25.93 26.84 27.34 28.12 26.89 28.9 30.42 30.35 30.33 29.82 30.76 30.97 30.9 31.56 32.46 34.52 36.88 38.31 36.88

Rp 5.12 5.75 5.73 5.74 6.78 6.42 6.43 8.39 8.14 7.65 8.62 8.26 9.74 9.37 9.01 8.14 10.16 9.73 10.33 9.81 11.84 9.81

Rp 0.73 0.8 0.83 0.84 0.82 0.88 0.88 0.78 0.76 0.76 0.76 0.79 0.78 0.79 0.79 0.8 0.82 0.81 0.79 0.8 0.8 0.8

Rp 0.35 0.3 0.31 0.3 0.33 0.35 0.36 0.38 0.45 0.42 0.43 0.44 0.45 0.43 0.45 0.43 0.46 0.46 0.49 0.5 0.5 0.53

Rp 0.25 0.23 0.24 0.23 0.28 0.26 0.28 0.3 0.35 0.32 0.32 0.32 0.33 0.33 0.34 0.33 0.36 0.36 0.38 0.38 0.38 0.38

Rp 0.08 0.07 0.08 0.07 0.09 0.09 0.1 0.11 0.13 0.13 0.14 0.14 0.15 0.14 0.14 0.13 0.15 0.15 0.14 0.15 0.15 0.14

Rp 0.17 0.15 0.14 0.14 0.15 0.16 0.12 0.17 0.17 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.19 0.18 0.19 0.19 0.2 0.19 0.19 0.21

38 38 39 39 39 40 41 41 43 44 44 44 44 44 44 44 44 45 45 45 45 45

56 56 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59

11 12 12 14 15 16 16 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 18 18 18 18 18

- Channeling

G. Perkembangan BPR

- Konstruksi

- Perdagangan

- Undisburse Loan

F. Lainnya

- Angkutan

- Jasa Dunia Usaha

- Jasa Sosial

- Lainnya

Kredit Modal Kerja

Kredit Investasi

Kredit Konsumsi

Menurut Sektor :

LDR

NPL Gross

NPL Net

- Jumlah BPR & BPRS

- Jumlah Kantor BUS & UUS

H. Jaringan Kantor Perbankan

- Asset

- Kredit

- Tabungan

- Deposito

- Jumlah Bank Umum

C. Rasio

D. Perkreditan

Menurut Penggunaan :

- Tabungan

- Deposito

- Giro

E. DPK

- Pertanian

- Pertambangan

- Industri

- LGA

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

Ringkasan Eksekutif

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

viii

RINGKASAN EKSEKUTIF

PerekonomianSumuttahun 2008

diperkirakantumbuh6,37% (yoy).

GGGAAAMMMBBBAAARRRAAANNN UUUMMMUUUMMM

Menutup tahun 2008, perekonomian Sumut tumbuh relatif cukupbaik yaitu diperkirakan sebesar 6,37% (pertumbuhan tahunan).Pencapaian kinerja ekonomi Sumut selama tahun 2008 tentunyamenjadi modal berharga untuk menghadapi tahun 2009. Tahun2008 diwarnai dengan sejumlah tantangan akan risiko eksternalyang kurang lebih sama dengan 2007 antara lain masih tingginyaharga minyak mentah, pengaruh lanjutan krisis subprime mortgagedi AS dan melemahnya ekonomi AS, yang mengakibatkanpertumbuhan ekonomi dunia melambat.

Di Sumut sendiri, efek kebijakan pemerintah untuk menaikkan hargaBBM pada bulan Mei serta krisis keuangan global ternyatamemberikan dampak pada meningkatnya ekspektasi masyarakatterhadap tingkat harga dan pada akhirnya mendorong kenaikaninflasi. Meskipun secara musiman, pola konsumsi yang meningkatmenjelang perayaan hari besar keagamaan masih menjadi pemicuinflasi. Yang menggembirakan, kondisi tersebut tidak membuatPDRB triwulan IV terpuruk, melainkan masih tetap mampu mencapaipertumbuhan yang moderat.

Perkembangan inflasi menunjukkan tekanan dari sisi administeredprice dan sisi eksternal yang cukup besar, yaitu kenaikan hargaBBM dan harga berbagai komoditas pangan di pasar internasional.Hal ini mengakibatkan harga beberapa barang kebutuhan pokokmasyarakat, khususnya bahan makanan yang harganya berfluktuasimengalami peningkatan signifikan, sehingga mendorongpeningkatan laju inflasi di Sumut.

Sementara itu, kegiatan di sektor keuangan khususnya fungsiintermediasi perbankan menunjukkan perkembangan dan kinerjayang masih membaik dan disertai dengan perkembangan yangmembaik di sisi sistem pembayaran non tunai.

Beberapa indikator kesejahteraan juga mengalami perbaikan yaitupenurunan tingkat pengangguran, penurunan angka kemiskinandan peningkatan Upah Minimum Kota dan Provinsi (UMK/UMP).

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN EEEKKKOOONNNOOOMMMIII MMMAAAKKKRRROOO

Kinerja perekonomian Sumut tahun 2008 belum terpengaruh secarasignifikan oleh gejolak keuangan global yang sedang terjadi. Secarakeseluruhan, perekonomian Sumut pada tahun 2008 diperkirakan

RINGKASAN EKSEKUTIF

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

ix

RINGKASAN EKSEKUTIF

tumbuh sekitar 6,37%, relatif melambat dibandingkan dengan tahun2007 sebesar 6,90%, namun masih pada level yang tinggi. Dari sisipermintaan, pertumbuhan masih ditopang oleh konsumsi danindikasi adanya perbaikan di investasi. Sementara itu, di tengahperlambatan ekonomi dunia, beberapa produk ekspor utama Sumutmulai menunjukkan penurunan, seperti CPO dan Karet yang anjlokakibat permintaan yang menurun. Sedangkan komoditas yang tetapmengalami peningkatan ekspor adalah aluminium, kopi, teh,rempah-rempah, tembakau dan biji coklat. Kondisi inimenggambarkan ekspor Sumut terbantu dengan banyaknyakomoditas ekspor yang didominasi bahan baku. Jadi, ketika negarabuyer lebih selektif mengimpor, komoditas lain masih bisa menjadipilihan. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan ekspor akansemakin menurun pada triwulan I 2009. Hal ini dikarenakan dampakgejolak ekonomi global yang mulai dirasakan menguat.

Pada triwulan IV-2008, perekonomian Sumut menunjukkanperkembangan yang positif sebesar 6,98% (yoy), melambatdibanding periode triwulan sebelumnya sebesar 7,67% (yoy). Di sisipenawaran, pertumbuhan ekonomi selama tahun 2008 kurangmenggambarkan kinerja yang baik dari sektor unggulan (pertanian),karena lebih didominasi oleh sektor jasa-jasa. Pada triwulan laporan,sektor jasa-jasa tumbuh 11,50% dan menyumbang 9,98%terhadap pertumbuhan ekonomi Sumut. Tingginya pertumbuhantersebut disumbang oleh sub sektor jasa pemerintahan umumseiring dengan peningkatan realisasi anggaran pembangunan daerahterutama pada akhir tahun anggaran. Sektor pengangkutan dankomunikasi tumbuh sebesar 8,54% yang ditopang oleh tingginyapertumbuhan subsektor komunikasi sebesar 10,04%. Sumutmemiliki potensi cukup besar dalam bisnis telekomunikasi, ditandaidengan 11 operator yang beroperasi di dalam negeri sudahmemasuki Sumut. Untuk pengembangan subsektor komunikasi kedepannya, Sumut berencana membangun 20 menara telekomunikasibersama yang secara bertahap akan terus dikembangkan. Hal inimemberikan implikasi, terjadinya proses transisi perekonomianSumut yang berbasis pengetahuan dan informasi.

Sektor pertanian pada triwulan IV-2008 tumbuh 4,67%, melambatdibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (7,81%).Faktor utama yang mempengaruhi melambatnya pertumbuhan disektor pertanian terutama adalah karena memasuki masa tanamyang dimulai sejak Oktober hingga Desember dan curah hujan yangtinggi sehingga mengganggu lahan tanam, juga kurangnyaketersediaan pupuk (khususnya pupuk bersubsidi).

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

x

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembanganperbankandi Sumut semakinmenunjukkanpeningkatan.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN IIINNNFFFLLLAAASSSIII

Tekanan terhadap harga-harga di Sumut pada triwulan IV-2008masih relatif cukup tinggi. Hal ini tercermin pada angka inflasi yanglebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secaratahunan inflasi Sumut pada akhir tahun 2008 adalah sebesar10,72% (yoy) lebih tinggi dibandingan dengan inflasi tahunan padaakhir bulan September 2008 (10,47%). Faktor yang mempengaruhiinflasi pada triwulan laporan terutama akibat faktor seasonal dandampak kenaikan harga bahan bakar juga terganggunya pasokanpada beberapa komoditas kelompok bahan makanan. Selain itu,kenaikan harga pada beberapa komoditas administered prices dankenaikan harga pada beberapa komoditas di kelompok sandang,termasuk di dalamnya kenaikan harga emas sebagai dampak darikenaikan harga emas di pasar internasional juga berpengaruhterhadap tekanan harga domestik. Meskipun demikian, inflasi Sumutmasih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 11,06 (yoy).

Namun demikian berbagai harapan menurunnya tingkat harga sudahmulai terlihat menyusul terus turunnya harga minyak dunia danproses penyesuaikan harga BBM dalam negeri. Sejak 1 Desember2008 pemerintah menurunkan harga premium sebesar 25%.Kembalinya harga BBM seperti semula memberi harapan besar bagimasyarakat terkait penurunan harga bahan pokok, yang berawal daripenurunan tarif angkutan umum. Penurunan ini juga telah membuattingkat kepercayaan masyarakat terhadap tingkat harga semakinmembaik. Pada triwulan II-2008, indeks ekspektasi konsumen beradapada level 104,34, saat ini menguat menjadi 109,10.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN PPPEEERRRBBBAAANNNKKKAAANNN

Perkembangan kegiatan usaha perbankan di Sumut sampai denganDesember 2008 masih menunjukkan kinerja yang baik.Penghimpunan dana masyarakat dan penyaluran kredit secaratriwulanan meningkat. Faktor yang mempengaruhi peningkatanpenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) antara lain adalahmeningkatnya outstanding deposito, giro dan tabungan. Sementaraitu, faktor yang mempengaruhi peningkatan outstanding kreditantara lain adalah suku bunga yang naik dan kebutuhan masyarakatdipenuhi dengan mengambil kredit. Dengan perkembangan tersebutmaka rasio penyaluran kredit terhadap dana yang dihimpun bank(LDR) di Sumut tercatat sebesar 79,03% pada akhir Desember 2008..

Pembiayaan sektor UMKM semakin meningkat dengan pangsapembiayaan sampai dengan Desember 2008 tercatat sebesar45,22% sedangkan Desember 2007 sebesar 43,05%. Begitu puladengan pembiayaan sektor UMK mencatat peningkatan sebesar36,96% dibanding Desember 2007. Dilihat dari aspek penggunaankredit maka kredit modal kerja masih merupakan pangsa

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

xi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Anggaranpendapatan daerahtahun 2009diproyeksikan naik9,87%.

pembiayaan kredit perbankan yang dominan, kemudian diikuti olehpembiayaan konsumsi dan investasi. Berdasarkan sektor ekonomi,pembiayaan kepada sektor Industri Pengolahan, Perdagangan danPertanian masih mendominasi.

Secara keseluruhan, resiko likuiditas dan resiko pasar masih dapattertangani dengan baik. Dari sisi risiko yang dihadapi perbankan,risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar masih relatif terjaga.Namun terdapat potensi tekanan kedepan, dipengaruhi oleh trendpeningkatan suku bunga, pengetatan likuiditas, serta pelemahannilai tukar rupiah.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH

Anggaran pendapatan daerah Sumut tahun 2009 diproyeksikansebesar Rp3,25 triliun, naik 9,87% dibanding tahun 2008 senilaiRp2,96 triliun. Sementara itu, belanja daerah selama tahun 2009diproyeksikan sebesar Rp3,62 triliun, sehingga defisit anggarantercatat mencapai Rp366,98 miliar. Defisit tersebut akan ditutupdengan pembiayaan daerah yang terdiri atas penerimaanpembiayaan sebesar Rp399,15 miliar dikurangi pengeluaranpembiayaan sebesar Rp32,17 miliar.

Belanja langsung didominasi oleh belanja barang dan jasa(Rp516,15 miliar) serta belanja modal (Rp769,20 miliar) untukmendukung pembangunan dan pelayanan kepada publik. Belanjatidak langsung didominasi oleh bagi hasil kepada kabupaten/kotadan pemerintah desa sebesar Rp792,57 miliar, belanja pegawaiRp577,99 miliar, belanja hibah sebesar Rp372,45 miliar, bantuankeuangan kepada kabupaten/kota dan pemerintahan desaRp200,48 miliar, belanja bantuan sosial Rp124,33 miliar sertabelanja tidak terduga Rp8,00 miliar.

Sementara itu, DIPA Sumut tahun 2009 sebesar Rp23,38 triliun,lebih besar dibanding tahun 2008 sebesar Rp22,38 triliun. AlokasiDIPA untuk daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) danDana Alokasi Khusus (DAK) untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov)Sumut serta 30 kabupaten/kota di Sumut sebesar Rp12,30 triliundan alokasi dana untuk 58 kantor kementerian negara/lembagasebesar Rp11,08 triliun.

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

xii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kondisiketenagakerjaandi Sumutmenunjukkanperkembanganyangmembaik

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN SSSIIISSSTTTEEEMMM PPPEEEMMMBBBAAAYYYAAARRRAAANNN

Nilai transaksi pembayaran non tunai melalui sistem Bank IndonesiaReal Time Gross Settlement (BI-RTGS) di wilayah perbankan SumateraUtara pada triwulan IV-2008 meningkat dibanding periode yangsama tahun sebelumnya. Nilai transaksi Incoming meningkat sebesar4,39% atau dari Rp49.897 miliar pada triwulan IV-2007 menjadiRp52.085 miliar.

Sementara itu transaksi BI-RTGS yang keluar dari wilayah perbankanSumatera Utara (Outcoming) sedikit mengalami penurunan.Transaksi Outcoming mengalami penurunan yang relatif kecil yaitusebesar 1,04% atau dari Rp52.903 miliar pada triwulan IV-2007menjadi Rp52.351 miliar.

Aktivitas transaksi non tunai melalui transaksi kliring mengalamipertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan periode yangsama tahun sebelumnya. Pada triwulan IV-2008 nilai nominaltransaksi kliring meningkat sebesar 10,68% atau dari Rp25.597milyar pada triwulan IV-2007 menjadi Rp28.332 milyar denganvolume transaksi yang juga meningkat sebesar 15,04% atau dari919.405 transaksi pada triwulan IV-2007 menjadi 1.057.714.

Jumlah temuan uang palsu menunjukkan peningkatan baik jumlahbilyet maupun nominal. Pada triwulan laporan ditemukan sebanyak203 bilyet uang palsu dengan nilai nominal sebesar Rp12.035.000.Peningkatan jumlah bilyet temuan uang palsu sebesar 42,96% dari142 bilyet, sedangkan nilai nominal sebesar 44,05% dariRp8.355.000.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN KKKEEETTTEEENNNAAAGGGAAAKKKEEERRRJJJAAAAAANNN DDDAAANNN KKKEEESSSEEEJJJAAAHHHTTTEEERRRAAAAAANNN

Meskipun pertumbuhan ekonomi saat ini belum dapatmenyelesaikan masalah ketimpangan pendapatan antar penduduk,namun terjaganya kondisi perekonomian menjadi penentukesejahteraan masyarakat. Beberapa indikator kesejahteraanmasyarakat Sumut hingga tahun 2008 menunjukkan arah perbaikan.Indikator dimaksud antara lain adalah ketenagakerjaan, angkakemiskinan, upah/gaji, dan kualitas hidup sebagaimana tercerminpada indeks pembangunan manusia (IPM). Angka pengangguransedikit menunjukkan perbaikan, demikian pula dengan persentasependuduk miskin tahun 2008 lebih rendah dari tahun 2007. Tingkatpengangguran terbuka (TPT) turun dari 10,10% pada Agustus 2007menjadi 9,10% pada Agustus 2008 namun masih lebih tinggidibandingkan dengan tingkat pengangguran nasional (8,39%).

Tingkat kemiskinan mencatat penurunan yaitu 13,90% pada Maret2007 menjadi 12,55% pada Maret 2008 dan lebih rendahdibandingkan dengan nasional (15,40%). Meskipun demikian, faktoryang mempengaruhi masih relatif lambatnya perbaikan indikatorkesejahteraan antara lain adalah kinerja perekonomian Sumut yang

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

PerekonomianSumuttriwulan I-2009diperkirakantumbuh positif.

walaupun dari sisi kuantitas pertumbuhannya cukup tinggi, namundari sisi kualitas masih belum optimal, yaitu pertumbuhan lebihdidorong oleh konsumsi, sementara investasi tumbuh relatif lambat.Dari sisi sektoral hal ini juga tercermin pada lambatnya pertumbuhandi sektor ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja, sepertisektor industri pengolahan.

PPPRRROOOSSSPPPEEEKKK PPPEEERRREEEKKKOOONNNOOOMMMIIIAAANNN

Pada triwulan I-2009 di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi duniadan domestik yang melambat, pertumbuhan ekonomi Sumutdiperkirakan akan melambat. Melambatnya pertumbuhan ekonomitersebut, disebabkan oleh relatif belum tingginya kegiatan ekonomipada awal tahun. Sementara itu respon di sisi sektoral terhadap sisipermintaan tercermin pada pertumbuhan beberapa sektor ekonomi.Sektor-sektor ekonomi yang tumbuh tinggi antara lain adalah sektorjasa-jasa, perdagangan; dan pengangkutan dan komunikasi.Sementara itu, sektor industri diperkirakan tumbuh relatif terbatas.

Dari sisi permintaan, perlambatan terutama dipengaruhi olehkonsumsi dan kegiatan investasi yang mengalami sedikit tekanan.Konsumsi menurun dipengaruhi oleh daya beli yang belum berubahsignifikan, ekspektasi konsumen yang melemah, inflasi yang masihtinggi dan disisi lain belanja pemerintah masih rendah. Investasisejalan dengan pelemahan ekonomi internasional dan domestikdiperkirakan masih tumbuh rendah, walaupun disisi lain tingkat sukubunga masih cukup rendah. Sementara itu, seiring denganpenurunan permintaan dunia, kegiatan ekspor hanya akanmengalami pertumbuhan yang relatif lambat. Impor diperkirakantumbuh lebih melambat yang dipengaruhi oleh perlambatanpertumbuhan konsumsi dan produksi yang juga ikut melambat.Dengan perkembangan tersebut, laju pertumbuhan ekonomi Sumutpada triwulan I-2009 diproyeksikan pada kisaran 6±1% (yoy).

Inflasi regional Sumut (yoy) pada triwulan I-2009 diperkirakan lebihrendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun masih dilevel yang tinggi. Pada tingkat harga, perkembangan pada triwulan Itahun 2009 diperkirakan sudah akan bergerak normal. Penyesuaiantingkat harga pada kelompok makanan sudah mengambil porsi yangcukup besar pada triwulan akhir tahun 2008, begitu pula padasektor transportasi dan bahan bakar BBM. Ekspektasi konsumen dankenaikan biaya produksi yang pada umumnya akan diikuti denganpeningkatan permintaan diperkirakan menjadi faktor pemicu inflasi.Dengan perkembangan tersebut, inflasi Sumut pada triwulan I-2009diproyeksikan pada kisaran 9±1% (yoy).

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

BAB I

Perkembangan EkonomiMakro Regional

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

1

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.1. KONDISI UMUM

Menutup tahun 2008, perekonomian Sumut tumbuh relatif cukup baik yaitu

diperkirakan sebesar 6,37%. Pencapaian kinerja ekonomi Sumut selama tahun 2008

tentunya menjadi modal berharga untuk menghadapi tahun 2009. Tahun 2008 diwarnai

dengan sejumlah tantangan akan risiko eksternal antara lain masih relatif tingginya harga

minyak mentah meskipun sudah mengalami penurunan, pengaruh lanjutan krisis

subprime mortgage di AS dan melemahnya ekonomi AS, yang mengakibatkan

pertumbuhan ekonomi dunia melambat.

Di Sumut sendiri, efek kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada bulan

Mei serta gejolak keuangan global ternyata memberikan dampak pada meningkatnya

ekspektasi masyarakat terhadap tingkat harga dan pada akhirnya mendorong kenaikan

inflasi. Meskipun secara musiman, pola konsumsi yang meningkat menjelang perayaan

hari besar keagamaan masih menjadi pemicu inflasi. Yang menggembirakan, kondisi

tersebut tidak membuat PDRB triwulan IV terpuruk namun masih tetap mampu

mencapai pertumbuhan yang moderat.

Pada triwulan IV-2008, perekonomian Sumut menunjukkan perkembangan yang positif

sebesar 6,98% (yoy) meskipun tumbuh lebih lambat dibanding periode triwulan

sebelumnya sebesar 7,67% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Sumut

didorong oleh konsumsi dan investasi, yang tumbuh 8,07% dan 9,97%. Di sisi

penawaran, pertumbuhan ekonomi selama tahun 2008 kurang menggambarkan

perekonomian Sumut dari sektor unggulan (pertanian), karena didominasi oleh sektor

jasa-jasa. Pada triwulan laporan, sektor jasa-jasa tumbuh 11,50% dan menyumbang

9,98% terhadap pertumbuhan ekonomi Sumut. Tingginya pertumbuhan tersebut

disumbang oleh sub sektor jasa pemerintahan umum seiring dengan peningkatan

realisasi anggaran pembangunan daerah terutama pada akhir tahun anggaran.

BBBAAABBB 111 PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN EEEKKKOOONNNOOOMMMIII MMMAAAKKKRRROOO RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

2

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumut Grafik 1.2. Perkembangan Kegiatan Usahadi Sumut

7.34

5.62

4.504.50

2.89

5.706.50

9.73

8.378.55

6.68

4.185.32

5.50

7.676.98

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008

%

Sumber : BPS Sumut Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), KBI Medan

Kegiatan konsumsi rumah tangga, yang merupakan penggerak utama ekonomi, masih

mampu tumbuh dan menjadi pendorong ekonomi di tengah tekanan inflasi yang

meningkat pasca kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008. Aktivitas konsumsi terutama

adalah belanja pemerintah, sementara konsumsi rumah tangga mengalami penurunan

akibat melemahnya daya beli. Penjualan barang durable goods seperti elektronik juga

masih tumbuh seiring dengan membaiknya keyakinan konsumen di triwulan ini. Untuk

membiayai konsumsi, masyarakat menggunakan tabungannya dan memanfaatkan

pinjaman perbankan (kredit konsumsi).

Kegiatan investasi swasta masih tumbuh meskipun mulai menunjukkan gejala

perlambatan. Investasi pemerintah pada triwulan laporan tumbuh tinggi terutama akibat

terdapat pengeluaran APBD untuk membiayai proyek-proyek akhir tahun. Pertumbuhan

ekspor dan impor mengalami perlambatan seiring penurunan permintaan internasional

dan domestik. Perlambatan ekspor khususnya disebabkan oleh tren pelemahan ekonomi

global yang menyebabkan turunnya permintaan dari negara-negara partner dagang

Sumut.

Dari sisi penawaran, sektor jasa-jasa mampu tumbuh paling tinggi khususnya pada

triwulan laporan. Sektor jasa-jasa, terutama jasa pemerintahan umum, menyumbang

pertumbuhan yang tinggi pada triwulan ini seiring maraknya aktivitas pengeluaran

pemerintah di akhir tahun. Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh tertolong oleh

pertumbuhan sektor komunikasi yang semakin berkembang pesat di Kota Medan,

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV*

2006 2007 2008

%

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

3

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

terbukti dari masuknya sepuluh dari sebelas operator jaringan selular yang ada di

Indonesia ke kota Medan. Sementara itu, sektor pertanian tumbuh paling rendah pada

triwulan ini seiring tibanya musim tanam di bulan September-Desember dan masih

terbatasnya ketersediaan pupuk khususnya pupuk bersubsidi.

Tabel 1.1. Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tahunan Provinsi Sumut (%)

I II III IV I II III IV*

Pertanian 0.61 5.13 6.27 5.91 3.02 5.06 6.13 7.79 7.81 4.67 6.59

PertambangandanPenggalian 1.13 1.42 1.17 -1.94 6.34 1.67 3.25 7.32 7.96 7.76 6.58

IndustriPengolahan 1.55 -3.02 -3.65 -5.72 1.77 -2.73 1.02 0.37 4.56 5.73 2.92

Listrik,GasdanAirBersih -5.09 -14.17 -11.72 -9.48 6.83 -7.84 -0.37 2.66 5.11 7.69 3.76

Bangunan 10.63 40.29 43.04 40.98 7.47 30.69 7.75 8.42 8.98 7.45 8.15

Perdagangan,HoteldanRestoran 7.69 -5.18 -5.65 -7.96 3.72 -3.93 4.20 3.94 8.20 8.08 6.11

PengangkutandanKomunikasi 18.76 45.56 49.94 46.65 7.40 34.52 8.91 7.87 9.44 8.54 8.69

KeuangandanJasaPerusahaan 20.74 39.83 37.67 34.30 10.29 28.98 12.11 8.59 9.38 7.17 9.26

Jasa-Jasa 16.44 25.44 21.27 18.24 4.14 16.64 7.36 9.03 10.35 11.50 9.57

PDRB 6.20 8.37 8.55 6.68 4.18 6.90 5.32 5.50 7.67 6.98 6.37Sumber:BPS

*angkasementara

SektorEkonomi 2008*20082007

20072006

1.2. SISI PERMINTAAN

Perekonomian Sumut pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuh sekitar 6,98%, sedikit

melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (7,67%). Sumber pertumbuhan

ekonomi berasal dari peningkatan investasi, sementara konsumsi tumbuh melambat.

Sementara itu, untuk kegiatan ekspor impor juga menunjukkan penurunan sehingga

sumbangan net ekspor impor terhadap pertumbuhan PDRB relatif rendah.

Tabel I.2. Pertumbuhan Ekonomi Sumut (% yoy)Sumut Q1-2008 Q2-2008 Q3-2008 Q4-2008 2008*

Konsumsi 9.70 8.95 9.30 8.07 9.00

Investasi 4.03 6.13 7.93 9.97 7.01

Ekspor 20.41 11.42 9.38 5.75 11.42

Impor 37.91 21.28 13.24 8.78 19.07

PDRB 5.32 5.50 7.67 6.98 6.37

Sumber : BPS

* angka sementara

1. Konsumsi

Pada triwulan IV-2008, konsumsi Sumut tumbuh 8,07%, sedikit menurun dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya 9,30%. Faktor yang mempengaruhi perlambatan

pertumbuhan konsumsi antara lain adalah daya beli masyarakat yang relatif turun dan

keyakinan konsumen yang relatif pesimistis. Sementara pembiayaan konsumsi dari bank

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

4

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

tercatat masih tinggi. Realisasi konsumsi pemerintah daerah hingga akhir bulan

Desember diperkirakan masih seperti pola tahun sebelumnya.

Indeks keyakinan konsumen masih berada pada level pesimistis. Rendahnya indeks

tersebut didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi saat ini maupun

ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan. Pertumbuhan indeks survei penjualan

eceran menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan barang-barang relatif sama dengan

triwulan sebelumnya.

Grafik 1.3. Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.4. Komponen Indeks KeyakinanSaat Ini

0

50

100

150

200

250

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008

Pembelian brg tahan lama Penghasilan saat ini

Sumber : Survei Konsumen, BI Medan

Sementara itu, hasil Survei Konsumen menunjukkan indeks ekspektasi konsumen

maupun indeks kondisi perekonomian meningkat dibandingkan dengan posisi triwulan

sebelumnya. Sejalan dengan perkembangan itu, keyakinan konsumen untuk melakukan

pembelian barang tahan lama diperkirakan mengalami peningkatan.

Grafik 1.5. Komponen Indeks Ekspektasi Grafik 1.6. Pertumbuhan Penjualan Elektronik

0

50

100

150

200

250

300

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008

% Rp Juta

Pertumbuhan (yoy) Penjualan Elektronik

Sumber : Survei Konsumen, BI Medan Sumber : Survei Penjualan Eceran, BI Medan

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008

Indeks Keyakinan Konsumen

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

Ekspektasi kondisi perekonomian Ekspektasi penghasilan

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

5

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Konsumsi barang tahan lama (durable goods) seperti elektronik masih menunjukkan

pertumbuhan pada triwulan laporan. Hal ini diindikasikan oleh perkembangan penjualan

elektronik di Sumut yang mulai meningkat setelah mengalami penurunan pada Agustus

2008. Realisasi penjualan elektronik pada bulan Desember 2008 naik 16% dibandingkan

dengan bulan Desember 2007.

Grafik I.7. Pertumbuhan Penjualan BBM Grafik I.8. Penjualan Makanan&Tembakau

0

20

40

60

80

100

120

140

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

%Rp juta

Penjualan Makanan dan Tembakau Pertumbuhan (yoy)

Sumber : Survei Penjualan Eceran, BI Medan

Sementara itu, konsumsi non durable goods (makanan dan non makanan) menunjukkan

peningkatan. Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) di Kota Medan, penjualan

kelompok makanan dan tembakau tumbuh 7,80% (qtq). Indikator konsumsi non

makanan yang tercermin dari penjualan BBM, penjualan perlengkapan rumah tangga

serta penjualan pakaian dan perlengkapannya tumbuh masing-masing sebesar 16,74%,

46,94 dan 211,54% (qtq).

Grafik I.9. Penjualan Perlengkapan RT Grafik I.10. Penjualan Pakaian&Perlengkapan

-50

0

50

100

150

200

250

300

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008

%Rp Juta

Penjualan Pakaian & Perlengkapannya Pertumbuhan (yoy)

Sumber : Survei Penjualan Eceran, BI Medan

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

Rp juta%

Pertumbuhan (yoy) Penjualan BBM

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

Rp Juta%

Pertumbuhan (yoy) Penjualan PerlengkapanRT

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

6

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Dari sisi sumber pembiayaan yang berasal dari bank umum di Sumut, penyaluran kredit

baru untuk jenis penggunaan konsumsi pada triwulan IV-2008 mencapai Rp593,30

miliar, atau turun sekitar 34,81% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Grafik I.11. Posisi Penyaluran Kredit Konsumsi Grafik I.12. Penyaluran Kredit Baru untukoleh Bank Umum di Sumut konsumsi oleh Bank Umum di Sumut

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

% Rp Miliar

jumlah kredit pertumbuhan (yoy)

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), KBI Medan

Dalam rangka mengurangi beban masyarakat, terutama yang tergolong ke dalam Rumah

Tangga Sasaran (RTS), akibat kenaikan harga BBM pada akhir Mei 2008, pemerintah

telah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahap II mulai 16 hingga 26 September

2008.Untuk tahap II, BLT dialokasikan ke 145.199 kupon, dengan realisasi pembayaran

sebanyak 129.113 kupon dengan besaran dana Rp51,38 miliar atau sekitar 85%. Sisa

yang belum diuangkan dengan besaran dana Rp8,98 miliar atau 15%. Pembayaran

Bantuan Langsung Tunai tahap II kepada rumah tangga sasaran telah mulai dilaksanakan

pada tanggal 1 September 2008, serta diharapkan dapat selesai pada tanggal 31

Desember 2008.

2. Investasi

Total investasi pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuh 9,97% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan III-2008 sebesar 7,93% (yoy). Namun demikian,

berdasarkan data dari Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Sumut,

realisasi investasi dalam bentuk investasi langsung tahun 2008 menurun dibandingkan

tahun 2007. Penanaman Modal Asing (PMA) menurun hingga 24,58% dengan proyek

yang terealisasi sebanyak 19 proyek (USD249,08 juta) dan Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) juga mengalami penurunan sebesar 79,27% dengan proyek yang

terealisasi sebanyak 9 proyek(Rp346,53 miliar).

05101520253035404550

02468

1012141618

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

%Rp Triliun

posisi kredit pertumbuhan (yoy)

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

7

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Mengacu pada masih belum maksimalnya realisasi proyek yang sudah disetujui untuk

PMA dan PMDN, Pemprov Sumut akan menerapkan layanan terpadu satu pintu pada

tahun 2009 untuk menarik investor baru. Pelayanan terpadu satu pintu dibentuk dan

diterapkan guna menindaklanjuti keluhan investor pada ketidakpastian dan

ketidakjelasan biaya perizinan, prosedur dan waktu pengurusan sehingga ada yang

akhirnya mengalihkan investasinya ke daerah lain. Konsep layanan satu pintu ini

diharapkan sudah dapat diterapkan pada awal tahun 2009. Selain dapat menarik

investor baru maupun pengembangan/perluasan investasi, layanan satu pintu juga

diharapkan bisa memunculkan data akurat tentang investasi yang selama ini masih

berbeda antar instansi. Hal ini tentunya memerlukan dukungan seluruh pihak dalam

rangka menciptakan iklim investasi yang kondusif di Sumut.

Grafik I.13. Pengadaan Semen di Sumut Grafik I.14. Penjualan Bahan Konstruksi

0

200

400

600

800

1000

1200

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

% Rp Juta

Penjualan BahanKonstruksi Pertumbuhan (yoy)

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber : Survei Penjualan Eceran, KBI Medan

Indikator investasi pada sektor bangunan tercermin pada penjualan semen di Sumut

selama triwulan IV-2008 yang mencapai 205 ribu ton, atau tumbuh 20% (yoy),

sedangkan indeks penjualan bahan konstruksi juga terus mengalami peningkatan. Faktor

pendorong peningkatan penjualan semen antara lain adalah meningkatnya

pertumbuhan properti, khususnya untuk jenis properti hotel dan perumahan.

0

50

100

150

200

250

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

Ribu Ton%

Pengadaan Semen Pertumbuhan (yoy)

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

8

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

0

100

200

300

400

500

600

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

Rp Miliar%

jumlah kredit pertumbuhan (yoy)

Grafik I.15. Impor Barang Modal Grafik I.16. Impor Barang Modal Utama

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2007 2008

Ribu USD

Mesin Industri & Perlengkapannya Mesin Industri Tertentu

Sumber : Statistik Ekonomi & Keuangan Daerah (Sekda), KBI Medan

Sementara itu, investasi non bangunan selama tahun 2008 yang tercermin dari nilai

impor barang modal dan impor mesin industri tertentu, mengalami pertumbuhan yang

cukup tinggi. Nilai impor barang modal selama bulan Januari s.d. November 2008

tumbuh sebesar 93,38% (yoy), dengan nilai mencapai USD495,19 juta. Sementara itu,

nilai impor mesin industri tertentu yang merupakan kontributor utama impor barang

modal, tumbuh 79,92% (yoy), dengan nilai mencapai USD100,82 juta.

Grafik I.17. Posisi Penyaluran Kredit Investasi Grafik I.18. Penyaluran Kredit Baru untukoleh Bank Umum di Sumut Investasi oleh Bank Umum di Sumut

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), KBI Medan

Di sisi pembiayaan, penyaluran kredit baru untuk jenis penggunaan investasi turun

24,98% (yoy) dengan nilai Rp294,30 miliar. Sementara itu, posisi kredit investasi pada

akhir triwulan IV-2008 mencapai Rp14,38 triliun, atau tumbuh 28,74% (yoy) atau lebih

baik dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2008 (16,68%).

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2007 2008

Ribu USD

Impor Barang Modal

0

5

10

15

20

25

30

35

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

%Rp Triliun

posisi kredit pertumbuhan (yoy)

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

9

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

3. Ekspor - Impor

Di tengah perlambatan laju pertumbuhan ekonomi dunia yang disebabkan oleh gejolak

perekonomian global, perkembangan ekspor produk asal Sumut, diperkirakan tetap

mengalami pertumbuhan yang positif. Kinerja ekspor Sumut triwulan IV-2008

diperkirakan mengalami pertumbuhan 5,75% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan

III-2008 sebesar 9,38%. Penurunan ini tercermin dari pertumbuhan nilai ekspor selama

periode Oktober 2008 hingga November 2008 yang turun 5,84% (yoy) dengan nilai

sebesar USD1,26 miliar, sedangkan volume ekspor tumbuh 0,73% (yoy) mencapai 1,43

ribu ton. Ekspor terbesar disumbangkan oleh produk minyak hewan, nabati dan CPO,

dengan nilai mencapai USD618,69 juta atau turun 8,60% (yoy), diikuti oleh ekspor karet

Sumut yang mencapai USD227,22 juta atau mengalami pertumbuhan 0,49% (yoy).

Faktor yang mempengaruhi perlambatan ekspor terutama adalah melambatnya

pertumbuhan ekonomi nasional maupun pertumbuhan ekonomi dunia, khususnya untuk

produk manufaktur. Komoditi utama manufaktur Sumut antara lain adalah produk

makanan dan minuman, barang kimia, logam dasar, produk karet serta produk

tembakau.

Impor Sumut diperkirakan tumbuh 36,12% (yoy), sejalan dengan meningkatnya

permintaan dalam negeri, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan investasi. Nilai impor

Sumut triwulan IV-2008 (Oktober-November 2008) mencapai USD482,82 juta, atau

tumbuh sebesar 36,12% (yoy). Impor Sumut didominasi oleh impor barang modal

dengan nilai mencapai USD68,36 juta.

Kegiatan ekspor-impor Provinsi Sumut masih memberi andil yang signifikan terhadap

perekonomian Sumut. Sumut memang memiliki posisi strategis dalam perdagangan

dalam negeri khususnya dengan daerah-daerah di Indonesia Barat. Aktivitas

perdagangan antar daerah ini terlihat dari tingginya volume muat barang yang melalui

Pelabuhan Belawan. Di sisi lain, impor Sumut terus meningkat pada triwulan laporan,

khususnya impor dari luar negeri/antar negara. Peningkatan volume dan nilai impor ini

terkait dengan struktur ekonomi Sumut yang masih banyak tergantung pada pasokan

dari luar negeri baik untuk barang konsumsi akhir maupun barang setengah jadi.

Pertumbuhan ekonomi yang relatif solid di kisaran 6% tidak hanya dicukupi oleh

produksi maupun bahan baku yang berasal dari dalam negeri.

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

10

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

0

100,000,000

200,000,000

300,000,000

400,000,000

500,000,000

600,000,000

700,000,000

800,000,000

900,000,000

1,000,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2006 2007 2008

Kg Volume Ekspor Volume Impor

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2008

Ton

Muat Barang

0

100

200

300

400

500

600

700

800

1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

0*

11

*

2006 2007 2008

Juta USD

Dengan perkembangan ekspor dan impor tersebut, kondisi neraca perdagangan (trade

balance) Sumut masih berada dalam kondisi surplus. Nilai neraca perdagangan pada

November 2008 tercatat sebesar USD410,1 juta.

Grafik I.19. Perkembangan Nilai Ekspor & Impor Grafik I.20. Perkembangan VolumeEkspor & Impor

Sumber : BI

Grafik I.21. Volume Muat Barang di Grafik I.22. Neraca Perdagangan SumutPelabuhan Belawan

Sumber : BPS Sumut

Ekspor masih didominasi oleh produk manufaktur dengan pangsa hingga 79,22% dari

total nilai ekspor. Komoditas ekspor produk manufaktur yang utama tetap berupa

produk makanan dan minuman.

0

100,000,000

200,000,000

300,000,000

400,000,000

500,000,000

600,000,000

700,000,000

800,000,000

900,000,000

1,000,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2006 2007 2008

USDNilai Ekspor Nilai Impor

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

11

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Deskripsi Nilai Ekspor

TOTAL NILAI EKSPOR 1,257,183,181

Agriculture, Hunting and Fishing 261,162,078

Mining and Quarrying 96,578

Manufacturing 995,924,525Food products and beverages 676,107,507

Chemicals and chemical products 85,846,782

Basic metals 64,786,359

Rubber and plastics products 49,206,746

Tobacco products 32,279,155

Grafik I.23. Perkembangan Nilai Ekspor Tabel I.3. Nilai Ekspor Triwulan IV-2008*Produk Utama

*data s/d November 2008

Sumber : BI

Di sisi lain, impor masih didominasi oleh bahan baku untuk mendukung kegiatan

produksi terutama pada industri yang mengandung komponen impor tinggi (high import

content) seperti industri kimia dan industri barang dari logam. Produk dari industri-

industri ini kemudian menjadi komoditas ekspor yang dikirim kembali ke luar negeri,

seperti tampak pada produk ekspor utama Sumut. Produk-produk yang mendominasi

impor Sumut pada triwulan IV-2008 ini yaitu Kimia dan Bahan dari Kimia, Logam Dasar

dan Produk Makanan dan Minuman.

Tabel I.4. Nilai Impor Triwulan IV-2008*

Deskripsi Nilai Impor

TOTAL NILAI IMPOR 482,816,203

Agriculture, Hunting and Fishing 23,217,764

Mining and Quarrying 7,109,376

Manufacturing 452,489,063Chemicals and chemical products 149,498,042

Basic metals 66,240,404

Food products and beverages 61,160,580

Machinery and equipment 51,366,314

Non metalic mineral products 22,712,666Sumber : BI*data sampai dengan November 2008

0

100,000,000

200,000,000

300,000,000

400,000,000

500,000,000

600,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2006 2007 2008

USD

Mnyk hwn,nabati,CPOKaretAlumuniumKayuKopi,Teh,Rempah

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

12

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.3. SISI PENAWARAN

Perekonomian Sumut triwulan IV-2008 pada sisi penawaran terutama didukung oleh tiga

sektor non primer yaitu sektor jasa-jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi serta

sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masing-masing tumbuh 11,50%, 8,54%

dan 8,08 % (yoy). Sementara itu, sektor pertanian pada triwulan laporan menunjukkan

penurunan pertumbuhan sebesar 4,67% (yoy) dikarenakan faktor musiman setiap

triwulan IV, antara lain masuknya musim tanam dan gangguan cuaca.

Di sektor industri pengolahan, juga mengalami peningkatan pertumbuhan karena mulai

naiknya permintaan setelah sempat menurun akibat tekanan kenaikan biaya produksi

sebagai dampak kenaikan harga BBM dunia dan kenaikan harga bahan baku/mentah.

Sektor listrik, bangunan, transportasi-komunikasi dan keuangan serta jasa masih

mencatat pertumbuhan positif. Secara keseluruhan perekonomian Sumut di triwulan IV-

2008 sedikit melambat namun masih pada level yang tinggi. Sektor yang tumbuh relatif

tinggi merupakan sektor yang padat modal, sementara sektor ekonomi yang mampu

menyerap tenaga kerja lebih banyak tumbuh rendah.

1. Sektor Pertanian

Setelah pada periode sebelumnya nilai tambah sektor pertanian mengalami

pertumbuhan yang tinggi, pada triwulan ini sektor pertanian diperkirakan tumbuh

melambat yakni sebesar 4,67% (yoy). Tingginya curah hujan yang ada di Sumut

menyebabkan terjadinya pergeseran musim tanam padi. Petani mengejar curah hujan

agar tanaman padi cukup menerima pasokan air, sementara sebagian petani

mengkhawatirkan tingginya curah hujan tidak saja menggeser musim tanam, melainkan

menurunkan tingkat produktivitas padi. Dengan curah hujan tinggi, banyak padi

terserang hama kresek dan menyerang padi karena saat hujan kondisi padi lembab.

Akan tetapi pergeseran musim tanam padi tidak akan mempengaruhi target

produktivitas padi rata-rata di Sumut.

Perlambatan sektor pertanian pada triwulan IV-2008 sejalan dengan menurunnya tingkat

kesejahteraan petani. Hal ini antara lain tercermin dari penurunan nilai tukar petani (NTP)

yang merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani. Berdasarkan hasil

pemantauan BPS Sumut terhadap perkembangan harga-harga di kabupaten/kota di

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

13

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Provinsi Sumut, NTP pada bulan November 2008 sebesar 96,07, menurun 1,35 poin

dibandingkan angka NTP pada bulan Oktober 2008 yang sebesar 97,42.

Grafik I.24. Nilai Tukar Petani Sumut

Sumber : BPS, Sumut

Berdasarkan data Dinas Pertanian Sumut, produktivitas padi Sumut tahun 2008 naik

dibandingkan tahun 2007, yakni dari 4,3 ton/ha menjadi 4,4 ton/ha, dengan total luas

tanam hingga akhir Agustus 2008 sudah mencapai 193.000 ha. Hingga akhir tahun

2008, total luas tanam padi di Sumut diprediksi mencapai 229.075 ha dengan total luas

panen 747.143 ha. Bila dibandingkan dengan tahun 2007, terjadi penambahan luas

panen sebesar 2,03%. Begitu juga dengan produksi padi, meningkat 1,6%

dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 3.265.834 ton. Dari beberapa daerah sentra

penghasil padi, kabupaten dengan produksi padi terbaik adalah Simalungun yang

produksinya hingga akhir Agustus 2008 sudah mencapai 351.288,5 ton dengan luas

tanam 81.695 ha.

Meningkatnya produksi beras tahun 2008, membuat Sumut surplus beras 332.636 ton.

Dengan perhitungan produksi padi 3.320.545 ton itu (setara beras 2.098.584 ton),

sedangkan kebutuhan dari 12.914.600 jiwa penduduk Sumut sebesar 1.765.948 ton

atau mencapai 136,74 kg/kapita/tahun. Kondisi ini membuat Sumut berada pada urutan

kelima nasional sebagai surplus beras setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan

dan Sumbar.

80

85

90

95

100

105

110

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2006 2007 2008

%

Nilai Tukar Petani Pertumbuhan (yoy)

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

14

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Produktivitas Padi Sumut Tahun 2008

Luas Tanam Padi 229,075 ha

Luas Panen 747,143 ha

Produksi Padi 3,318,505 ton GKP

Produktivitas rata-rata 4,4 ton/ha

Pada tahun 2009, Sumatera Utara menargetkan penanaman padi sawah dan padi gogo

(ladang) seluas 805.831 hektar dengan sasaran produksi mencapai 3.487.882 ton. Untuk

mencapai target tersebut, Dinas Pertanian Sumut sedang menguji coba penanaman padi

hibrida dengan produktivitas rata-rata mencapai 12 ton/hektar yang dilakukan oleh

empat produsen bibit hibrida selaku pemulia tanaman dan menghasilkan beragam

varitas unggulan. Varitas yang diuji diperkirakan pada akhir Januari 2009 dan ditanam di

Kebun Balai Benih Induk (BBI) Murni Simpang Penara, Lubukpakam. Varitas unggulan

tersebut ialah varitas SL 8 produksi PT Sang HyanG Sri, bernas super dan bernas prima

oleh PT Sumber Alam Sutra (SAS), PP1 dan Maro produksi PT Dupont dan intani

diproduksi oleh Tanindo Subur Prima.

Tabel 1.5. Target Penanaman Padi Tahun 2009

Padi Sawah

Luas Tanam 741,203 ha

Sasaran Produksi 3,298,624 ton

Padi Gogo

Luas Tanam 64,628 ha

Sasaran Produksi 189,258 ton

Produktivitas Padi Rata-rata 45,99 kuintal / 4,599 ton/ha

Sumber : Dinas Pertanian, Sumut

Sementara itu, kelangkaan pupuk bersubsidi di Sumatera Utara (Sumut) khususnya

pupuk urea diperkirakan masih akan terjadi tahun 2009 mendatang, dikarenakan alokasi

pupuk untuk petani di Sumut pada tahun 2009 hanya 168.532 ton, atau tidak ada

penambahan dari alokasi tahun sebelumnya. Sementara kebutuhan pupuk urea untuk

Sumut diperhitungkan mencapai 300 ribu ton. Untuk mengantisipasinya, pemprov akan

tetap melakukan realokasi pupuk dari kebutuhan pupuk masing-masing kabupaten/kota

di Sumut, yang daya serap pupuknya rendah dialihkan ke daerah yang daya serapnya

tinggi antara lain Serdangbedagai, Langkat, Labuhan Batu, Deliserdang, dan Tanah Karo.

Untuk tahun 2009, alokasi pupuk Sumut berjumlah 359,28 ribu ton yang terdiri dari

pupuk urea, SP36, pupuk ZA, NPK dan pupuk organik serta alokasi tambahan dari

Menteri Pertanian sebanyak 35.000 ton pupuk urea.

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

15

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.6. Alokasi Penyaluran Pupuk di Sumut

2008 2009

1 Urea 168,532 168,532

2 SP36 4,291 40,438

3 ZA 4,722 44,297

4 NPK 20,960 75,000

5 Organik 10,000 29,000

210,513 359,276

Jenis PupukJumlah (Ton)

No.

Total

Sumber : Dinas Pertanian Sumut

Penurunan pertumbuhan sektor pertanian juga sejalan dengan penyaluran kredit

perbankan ke sektor ini yang menurun 8,09% (yoy). Nilai kredit ke sektor pertanian

mencapai Rp8,79 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu

sebesar Rp9,56 triliun.

Grafik I.25. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Sumutke Sektor Pertanian

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), KBI Medan

2. Sektor Industri Pengolahan

Pada triwulan IV-2008, sektor industri tumbuh 5,73% (yoy), meningkat dibandingkan

dengan triwulan III-2008 (4,56%). Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi

pertumbuhan di sektor industri Sumut, antara lain adalah permintaan domestik dan

internasional terhadap produk industri di Sumut yang meningkat. Indikator menunjukkan

bahwa impor bahan baku industri mengalami peningkatan.

0

2

4

6

8

10

12

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

Rp Triliun%posisi kredit pertumbuhan (yoy)

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

16

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Naiknya pertumbuhan sektor industri pengolahan terutama ditopang oleh subsektor

industri kimia dan barang dari karet, industri semen dan barang galian bukan logam

serta subsektor industri makanan, minuman dan tembakau. Dari hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU) KBI Medan, nilai dan volume ekspor plastik, karet pada Oktober dan

November 2008 justru menurun 0,38% dan 20,26% (yoy) dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2007. Sementara itu, permintaan dunia terhadap produk makanan,

minuman dan tembakau di Sumut diperkirakan masih mengalami pertumbuhan. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai ekspor produk ini Sumut selama Oktober dan November 2008

masih tumbuh sekitar 6,81% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun

2007.

Grafik I.26. Nilai dan Volume Ekspor Grafik I.27. Nilai dan Volume EksporPlastik, Karet dan Produk Turunannya Makanan, Minuman dan Tembakau

Sumber : Statistik Ekonomi & Keuangan Daerah (Sekda), KBI Medan

Sementara itu, dalam rangka mengantisipasi krisis listrik yang terjadi, industri di Sumut

telah melakukan penghematan melalui pengalihan waktu kerja. Kebijakan mengalihkan

hari kerja industri ke hari Minggu sudah dilakukan banyak pengusaha Sumatera Utara

khususnya Kota Medan sejak tiga tahun lalu. Keputusan yang dilakukan menyusul krisis

listrik yang terjadi di Sumatera Utara itu dilakukan tanpa melalui ketentuan pemerintah

namun konsensus antara pengusaha dan pekerja. Perusahaan yang sudah melakukannya

misalnya PT. Indocafe dan PT. Asia Sakti Biscuit. Keputusan itu dilakukan sebab di hari

Minggu, listrik tidak padam dan tekanan gas yang biasanya rendah di hari kerja biasanya

juga meningkat. Bagi sebagian besar industri, pilihan untuk menggunakan listrik PLN

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2007 2008

Ribu USDTon

Volume Ekspor Plastik, Karet Nilai Ekspor Plastik, Karet

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2007 2008

TonRibu USD

Nilai Ekspor Makanan, Minuman dan Tembakau

Volume Ekspor Makanan, Minuman dan Tembakau

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

17

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

masih dianggap lebih baik dibandingkan alternatif energi lainnya mengingat harga listrik

PLN relatif lebih murah.

Grafik I.28. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Sumutke Sektor Industri Pengolahan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

%Rp Triliun

posisi kredit pertumbuhan (yoy)

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), KBI Medan

Pertumbuhan sektor industri pengolahan didukung oleh penyaluran kredit perbankan ke

sektor industri pengolahan yang masih tetap tumbuh tinggi, yaitu mencapai 22,76%

(yoy). Nilai kredit ke sektor industri pengolahan mencapai Rp15,15 triliun, lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp12,08 triliun. Penyaluran kredit ke

sektor industri pengolahan didominasi oleh kredit subsektor tekstil, sandang, dan kulit.

3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor PHR pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuh 8,08% (yoy), sedikit lebih

rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2008 (8,20%). Pertumbuhan sektor PHR

terutama disumbang oleh subsektor hotel. Meningkatnya pertumbuhan subsektor ini

tidak terlepas dari tetap tingginya permintaan, khususnya tingkat hunian hotel

menjelang akhir tahun. Hal ini diperkuat oleh data terakhir dari BPS, yang menunjukkan

rata-rata tingkat hunian kamar (hotel bintang) di Sumut selama bulan Oktober 2008

mencapai 38,75%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar

35,75%. Sementara itu, subsektor perdagangan besar dan eceran mencatat

pertumbuhan sebesar 8,01% (yoy). Hasil SPE menunjukkan bahwa pada triwulan IV-

2008 penjualan pedagang besar dan eceran meningkat sekitar 84,68% (yoy) atau

mencapai Rp52,63 miliar. Beberapa prompt indicator pendukung pertumbuhan

subsektor ini antara lain adalah perkembangan arus barang di pelabuhan Belawan.

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

18

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

Rp Triliun%

posisi kredit pertumbuhan (yoy)

.

Tabel I.7. Tingkat Penghunian Kamar Hoteldi Sumut (%)

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bintang 1 44.76 34.36 32.82 16.00 47.23 39.24 35.57 28.05 33.37 21.78 26.30 28.42 24.65 24.00 22.23 27.99

Bintang 2 27.79 21.36 24.06 19.66 27.22 37.22 34.85 18.45 20.78 19.57 24.65 20.11 28.56 27.11 19.78 28.62

Bintang 3 85.73 78.92 55.71 49.55 67.26 53.76 55.95 63.40 56.94 54.63 68.56 63.57 63.88 56.68 45.34 47.48

Bintang 4 48.02 40.40 28.66 47.63 42.48 48.27 50.67 31.96 39.49 38.04 38.37 46.28 44.90 45.06 25.86 43.14

Bintang 5 40.73 58.17 48.05 57.72 64.03 48.06 75.85 54.96 71.76 53.92 46.09 63.35 70.68 71.28 42.32 53.26

Rata-rata Bintang 50.10 42.63 34.67 35.75 44.93 44.78 47.01 35.08 41.11 35.36 39.25 42.73 44.31 42.45 29.86 38.75

Tingkat Hunian Kamar20082007

Sumber : BPS, Sumut

Grafik I.29. Nilai Penjualan Grafik I.30. Penyaluran Kredit olehPedagang Besar dan Eceran Bank Umum di Sumut ke Sektor PHR

Sumber : Survei Penjualan Eceran, KBI Medan Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), KBI Medan

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit ke sektor perdagangan, hotel, dan restoran

tumbuh 39,80% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2008

dan triwulan II-2008 yang masing-masing sebesar 35,38% dan 30,92%. Posisi kredit

bank umum di Sumut ke sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada Desember 2008

mencapai Rp15,84 triliun yang didominasi oleh kredit ke subsektor perdagangan eceran.

0

20

40

60

80

100

120

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

%Rp Juta

Penjualan Pedagang Besar & Eceran

Pertumbuhan (% yoy)

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

19

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel I.8. Perkembangan Arus Barang di Pelabuhan Belawan (Ton)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov

Bongkar 577,957 632,467 567,841 642,440 708,819 728,702 690,559 590,997 484,863 525,323 599,777

Muat 53,610 74,975 37,945 46,012 55,535 72,716 81,180 65,261 71,506 58,017 96,787

2008

Sumber : BPS, Sumut

4. Sektor Keuangan

Sektor keuangan tumbuh 7,17% (yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan III-2008

(9,38%). Faktor yang mempengaruhi perlambatan di sektor ini diperkirakan adalah nilai

tambah sektor keuangan yang relatif menurun karena penurunan pendapatan kotor

(gross output). Namun kegiatan intermediasi perbankan relatif meningkat yang diikuti

dengan sedikit menurunnya NPLs.

Tabel I.9. Perkembangan Kegiatan Bank

2007

IV III IV

DPK Rp Triliun 71.30 77.97 84.29

Pertumbuhan (% yoy) 18.11 15.92 18.22

Kredit Rp Triliun 54.20 65.87 66.72

Pertumbuhan (% yoy) 31.01 34.13 23.10

UMKM Rp Triliun 22.43 30.42 30.17

Pertumbuhan (% yoy) 23.04 38.08 34.51

LDR % 76.01 84.48 79.03

NPL % 6.24 3.16 2.81

2008Uraian

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, KBI Medan

Di tengah gejolak perekonomian dunia, stabilitas sistem keuangan di Sumut hingga

triwulan IV-2008 masih tetap terkendali. Indikator kinerja perbankan masih menunjukkan

perkembangan yang cukup baik (secara lengkap dibahas pada Bab 3). Meskipun tekanan

inflasi mengalami peningkatan, NPL bank umum di Sumut masih terjaga pada level yang

cukup rendah.

5. Sektor Bangunan

Sektor bangunan dan konstruksi pada triwulan IV-2008 tumbuh 7,45% (yoy) menurun

dibandingkan triwulan III-2008 sebesar 8,98%. Penurunan pertumbuhan sektor

bangunan dan konstruksi tercermin dari hasil Survei Harga Properti Residensial Bank

Indonesia (SHPR). Hasil SHPR mengindikasikan bahwa perkembangan properti komersial

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

20

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

pada triwulan IV-2008 diperkirakan mengalami penurunan yang signifikan, terutama

untuk jenis perumahan tipe besar.

Tabel I.10. Perkembangan Pembangunan Perumahan di Kota Medan

Sumber : Survei Harga Properti Residensial, KBI Medan

Meskipun pertumbuhan sektor bangunan pada triwulan laporan relatif melambat

dibandingkan dengan triwulan III-2008, namun sektor bangunan masih berada pada

level pertumbuhan yang cukup tinggi yang dikonfirmasi oleh masih meningkatnya

konsumsi semen dan pertumbuhan tinggi penjualan bahan konstruksi hasil survei

penjualan eceran. Faktor lain yang mempengaruhi ialah masih maraknya pembangunan

properti komersial di Sumut, terutama di kota Medan. Indikator lainnya adalah

peningkatan kegiatan pembangunan infrastruktur, pembangunan gedung perhotelan

dan lain-lain.

Grafik I.31. Penyaluran Kredit Oleh Bank Umumdi Sumut ke Sektor Konstruksi

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

Rp Triliun%

posisi kredit pertumbuhan (yoy)

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, KBI Medan

0500

1,0001,5002,0002,5003,0003,5004,000

I II III IV I II III IV*

2007 2008

I-08 II-08 III-08 IV-08* I-08 II-08 III-08 IV-08*

Tipe Besar 1,786 2,051 1,362 30 479 1,679 1,654 7

Tipe Sedang 484 720 328 151 392 534 718 133

Tipe Kecil 386 837 479 670 421 621 695 271

Jumlah 2,656 3,608 2,169 851 1,292 2,834 3,067 411

Kelompok RumahTerjual (Unit)Dibangun (Unit)

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

21

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Sejalan dengan perkembangan di atas, pembiayaan yang dilakukan oleh bank umum di

Sumut ke sektor bangunan dan konstruksi tumbuh 10,45% (yoy)). Penyaluran kredit

sektor ini mencapai Rp2 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu

yang sebesar Rp1,81 triliun. Sebagian besar kredit disalurkan ke subsektor konstruksi

lainnya dan subsektor perumahan sederhana.

6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 8,54% (yoy). Faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan di sub sektor ini antara lain adalah relatif tingginya

peningkatan angkutan jalan raya (antar kota dalam dan luar propinsi) dan angkutan laut.

Lonjakan tersebut bertepatan saat masa liburan sekolah. Sementara sub sektor

komunikasi diperkirakan tetap tumbuh tinggi, antara lain dipengaruhi oleh perilaku

masyarakat yang sudah memasukkan sarana komunikasi sebagai kebutuhan pokok (gaya

hidup), ditambah inovasi layanan sehingga mampu menjadikan harga lebih menarik dan

terjangkau. Hal tersebut dapat menarik dan menjaring masyarakat mengkonsumsi sektor

komunikasi menjadi lebih besar. Sementara itu, ditutupnya beberapa rute domestik

menyebabkan jumlah penumpang pesawat udara dengan tujuan domestik mengalami

penurunan yang signifikan. Sebaliknya, untuk rute international mengalami peningkatan

yang cukup signifikan.

Tabel I.11. Jumlah Penumpang Domestik dan InternasionalDi Bandara Polonia

Sep '08 Okt '08 Nov '08 Jan-Nov '07 Jan-Nov '08

Domestik

Datang 124,764 142,437 138,226 1,722,321 1,618,210 -6.04

Berangkat 125,253 168,395 151,261 1,885,147 1,798,484 -4.60

Internasional

Datang 33,908 44,249 35,433 399,749 424,256 6.13

Berangkat 37,273 38,728 39,659 400,270 415,505 3.81

Jumlah Penumpang% yoyRincian

Sumber : BPS, Sumut

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

22

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel I.12. Jumlah Penumpang Dalam NegeriDi Pelabuhan Belawan

Sep '08 Okt '08 Nov '08 Jan-Nov '07 Jan-Nov '08

Jumlah Kapal 194 159 200 2,473 2,332 -5.70

Penumpang

Datang 7,719 7,095 6,822 54,486 68,794 26.26

Berangkat 7,394 15,886 5,693 53,765 72,024 33.96

RincianJumlah Penumpang dan Jumlah Kapal

% yoy

Sumber : BPS, Sumut

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit ke sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh

signifikan yakni sebesar 41,48% (yoy). Nilai kredit sektor ini mencapai Rp1 triliun, lebih

tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp0,71 triliun. Penyaluran

kredit terbesar diperkirakan terutama terjadi di subsektor komunikasi.

Grafik I.32. Penyaluran Kredit Oleh Bank Umumdi Sumut ke Sektor Pengangkutan & Komunikasi

-

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

Rp Triliun%

posisi kredit pertumbuhan (yoy)

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, KBI Medan

7. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuh

7,69% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2008 dan triwulan yang sama tahun

sebelumnya. Pertumbuhan kinerja sektor ini ditopang terutama oleh pertumbuhan

subsektor gas kota dan listrik. Sektor gas kota tumbuh 11,47% (yoy) dan sektor listrik

tumbuh 7,29% (yoy). Gejolak ekonomi dunia yang menyebabkan terguncangnya sektor

industri tidak akan banyak berpengaruh pada permintaan gas di pasar domestik. Ini

disebabkan anjloknya permintaan industri akan dikompensasi naiknya permintaan

produsen listrik. Kondisi tersebut akan berdampak positif pada kinerja perusahaan

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

23

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

distributor gas nasional PT.Perusahaan Gas Negara (PGN). Hasil sementara, belum ada

pelanggan besar yang mengajukan pengurangan konsumsi gas di 2009. Jika kontrak

baru penjualan gas ke sektor listrik sebesar 260 juta kaki kubik (MMScfd) terealisasi,

maka minimal penjualan PGN di 2009 akan mencapai 700 MMScfd.

Dalam rangka menekan subsidi listrik, PGN akan mengoptimalkan penggunaan energi

primer berupa gas yang lebih murah dibandingkan solar. Untuk program optimalisasi

penggunaan gas tersebut, PGN sudah menyiapkan program optimalisasi penggunaan

gas pada 13 pembangkit listrik dengan total daya mencapai 9.511 MW. Beberapa

pembangkit yang masuk dalam program tersebut di luar pulau Jawa adalah PLTGU

Belawan, PLTG Teluk Lembu, PLTG Aceh Timur, serta pembangkit listrik di sistem

Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan pembangkit listrik di sistem Kalimantan Timur.

Sementara itu, sebagai upaya menanggulangi krisis listrik, selama tahun 2008, Sumut

telah menambah daya pembangkit sebesar 479 MW, yang dilakukan mulai Januari

hingga Desember 2008. Ini membuktikan keseriusan semua pihak baik PT.PLN maupun

pemerintah dalam menangani krisis ini.

Tabel I.13. Penanggulangan Krisis Listrik Sumut tahun 2008

Bulan Nama Pembangkit

Jan PLTG Pasir Paya 18 MW

Mar PLTG Glugur 12 MW

Mei Pembelian Energi PLTD Belawan 35 MW

Juli PLTU Sibayak unit 1 dan 2 10 MW

Pembelian Energi PLTD Belawan 30 MWPLTG Paya Pasir 34 MW

Sep PLTG Belawan 105 MW

PLTU Labuhan Angin unit 1 115 MWPerbaikan PLTGU ST 20 Belawan 120 MW

479 MW

Daya

TOTAL

Agt.

Des

Sumber : PT. PLN Sumut

Sebagai bukti komitmen dalam menanggulangi krisis listrik di Sumut, pemerintah

bersama-sama dengan PT. PLN juga telah berencana membangun pembangkit listrik

untuk jangka menengah.

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

24

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel I.14. Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Jangka Menengah

Tahun Nama Pembangkit2009 PLTG Barge Maunted (beli energi) 60 MW

PLTU Labuhan Angin Unit 2 115 MW

2010 PLTU Sumut 400 MWPLTU Meulaboh 200 MWPLTA Asahan I (swasta) 180 MWPLTP Sarulla I (swasta) 110 MW

2011 PLTP Sarulla II (swasta) 110 MWPLTU Kuala Tanjung (swasta) 225 MW

2012 PLTA Asahan III 174 MW

Daya

Sumber : PT. PLN Sumut

8. Sektor Jasa-Jasa

Sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2008 tumbuh 11,50% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan III-2008 dan triwulan IV-2007. Sektor ini merupakan sektor

yang tumbuh paling tinggi dari seluruh sektor ekonomi Sumut. Dilihat dari subsektornya,

nilai tambah sektor ini masih didominasi oleh nilai tambah yang bersumber dari

subsektor jasa pemerintahan dan subsektor jasa sosial dan kemasyarakatan. Faktor yang

mempengaruhi peningkatan pertumbuhan di sektor ini terutama adalah terkait dengan

datangnya musim liburan, sehingga arus wisatawan yang ke Sumut relatif meningkat.

Grafik I.33. Penyaluran Kredit Oleh Bank Umumdi Sumut ke Sektor Jasa-Jasa

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

Rp Triliun%

posisi kredit pertumbuhan (yoy)

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, KBI Medan

Penyaluran kredit ke sektor jasa-jasa tumbuh 49,71%, meningkat dibandingkan triwulan

III-2008 (42,37%). Nilai kredit sektor ini mencapai Rp4,16 triliun, lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,78 triliun.

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

25

KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Hasil survei terhadap 126 perusahaan menunjukkan bahwa pada sektor industri pengolahan,

perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan bahwa perkiraan produksi tahun 2009 masih

akan mengalami peningkatan, meskipun dalam level yang rendah. Peningkatan produksi

terutama terjadi pada bisnis hotel (BS 128,57), bisnis restoran (BS 118,18), perdagangan (BS

117,07) dan Industri Pengolahan (BS 101,49).

Namun demikian, masih terdapat kendala yang menyebabkan akan terjadinya penurunan

tenaga kerja perusahaan (BS 92,06), penurunan volume ekspor perusahaan (BS 77,50) serta

peningkatan harga jual produk (BS 107,94). Kendala Utama Bisnis yang sering dihadapi oleh

perusahaan meliputi persaingan dengan barang impor sejenis, krisis global yang sedang

dihadapi, hasil penjualan yang relatif berkurang, pembiayaan, dan produksi perusahaan yang

tidak stabil.

Secara umum, selain akan terjadi peningkatan produksi, situasi bisnis juga akan mengalami

perbaikan, kecuali terhadap sektor Industri pengolahan yang akan mengalami sedikit

penurunan. Berdasarkan orientasi perusahaan, peningkatan situasi bisnis akan terjadi pada

perusahaan yang berorientasi pasar domestik, sementara perusahaan yang berorientasi pasar

ekspor terlihat akan menghadapi situasi bisnis yang menurun. Pelemahan permintaan ekspor

menjadi salah satu penyebab dari penurunan bisnis perusahaan-perusahaan yang berorientasi

ekspor.

Ringkasan Indikator

Sumber : Survei Persepsi Bisnis 2009, KBI MedanKet. : Nilai dalam BS ( nilai di atas 100 menunjukkan optimis)

BOKS 1 SURVEI PERSEPSI BISNIS 2009

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

26

Gejolak ekonomi global yang terjadi saat ini terlihat memberikan pengaruh terhadap aktivitas

usaha beberapa perusahaan, dengan berbagai gradasi yang berbeda. Sebagian perusahaan

mengakui terkena dampak secara langsung (42,31%), namun lebih banyak lagi perusahaan

yang tidak secara langsung terkena dampak gejolak global (44,87%), bahkan terdapat

12,82% perusahaan yang tidak terpengaruh dengan adanya krisis global yang terjadi. Bagi

perusahaan yang terkena dampaknya, pengaruh yang terjadi terutama terhadap penjualan

perusahaan, impor bahan baku, hutang perusahaan, serta terjadinya penundaan kontrak

pembelian yang dilakukan oleh perusahaan.

Melihat keseluruhan indikator bisnis yang ada, yang perlu mendapat perhatian khusus adalah

adanya tendensi penurunan jumlah karyawan serta penurunan ekspor. Penurunan jumlah

karyawan dapat diartikan bahwa perusahaan akan melakukan PHK atau merumahkan

karyawan, terutama pada perusahaan yang berorientasi ekspor. Kekhawatiran berlanjutnya

penurunan permintaan ekspor menyebabkan beberapa perusahaan sudah bersiap untuk

merasionalisasi jumlah karyawan.

Mempertimbangkan situasi yang ada, maka perlu dilakukan perluasan dan pendalaman pasar

domestik, mengingat ancaman penurunan permintaan dari luar nampak sedemikian besar.

Hal ini dilakukan guna tetap memaksimalkan kapasitas produksi yang ada dan termasuk

jumlah pemakaian tenaga kerja.

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

27

KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Revitalisasi Perkebunan atau dikenal dengan Program Kredit Pengembangan Energi

Nabati-Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) memiliki sasaran komoditi kelapa sawit, karet

rakyat, dan kakao. Fokus revitalisasi perkebunan Sumatera Utara (Sumut) untuk tahun 2007

adalah kelapa sawit sedangkan untuk tahun 2008 adalah karet dan kakao.

Sebelas kabupaten di Sumut yang menjadi target Revitalisasi Perkebunan 2008 adalah

Langkat, Sergei, Madina, Batubara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Pakpak Barat,

Simalungun, Nias, Padang Lawas, dan Asahan. Sepanjang tahun 2008, KPEN-RP berhasil

dicapai di 4 kabupaten yaitu Binjai - Kab. Langkat dan Kisaran - Kab. Asahan masing-masing

untuk komoditi kakao, serta Sibolga - Kab. Tapanuli Tengah dan Gunung Sitoli – Kab.

Gunung Sitoli (Nias) masing-masing untuk komoditi karet.

No. Cabang Kabupaten Komoditi Bank PelaksanaLuas Lahan

(ha)

1 Binjai Langkat Kakao Bank Sumut Cab. Binjai 0.88

2 Kisaran Asahan Kakao Bank Sumut Cab. Kisaran 13.42

3 Sibolga Tapanuli Tengah Karet Bank Sumut Cab. Sibolga 3.5

4 Gunung Sitoli Gunung Sitoli Karet Bank Sumut Cab. Gunung Sitoli 5.26

23.06Total

Sumber: Laporan Perkembangan Penyaluran KPEN-RP

Bank Sumut menjadi bank pelaksana KPEN-RP untuk keempat daerah revitalisasi

perkebunan dengan total plafon Rp1,35 miliar dan total realisasi Rp. 122,25 juta. Gap antara

total plafon dan total realisasi merupakan potensi sekaligus tantangan bagi Sumut untuk

mengembangkan revitalisasi perkebunan.

Sepanjang pelaksanaannya dijumpai beberapa permasalahan atau kendala antara lain:

lahan yang diajukan belum bersertifikat.

lahan yang sudah diajukan Calon Petani Calon Lahan (CPCL) termasuk kawasan hutan

(SK. Menhut No.44 tahun 2005).

rendahnya nilai lahan masyarakat walaupun sudah bersertifikat.

sebagian masyarakat meminta program non mitra dengan komoditi tanaman kelapa

sawit.

saat peninjauan oleh Bank Pelaksana ternyata lahan sudah berpindah tangan.

BOKS 2 Revitalisasi Perkebunan Sumut 2008

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

28

Dari beberapa kendala tersebut mengerucut pada permasalahan lemahnya koordinasi antar

instansi, biaya sertifikasi yang relatif tidak sama untuk setiap kabupaten, dan kurangnya

kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan.

Pertemuan antara Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Bank Pelaksana,

BPN dan Kantor Bank Indonesia Medan pada 22 Juni 2007 menghasilkan “Pakta Integritas”,

yang isinya menuntut semua pihak yang terlibat dalam proyek KPEN-RP di Sumut

berkewajiban menaati, yang dilakukan dengan :

1. Penuh kejujuran dan ketulusan.

2. Penuh keterbukaan sehingga tidak ada satu proses pun yang ditutup-tutupi.

3. Bertanggung jawab sepenuhnya sampai proyek KPEN-RP terlaksana secara tuntas.

Semua pihak bersungguh dan bersinergi untuk mendorong realisasi revitalisasi

perkebunan sesuai kapasitasnya masing-masing. Dishutbun melakukan penetapan CPCL

dengan tidak mengabaikan SK Menhut No. 44 tahun 2005, tentang Hutan Lindung. Bank

pelaksana melakukan analisa kredit dengan prinsip kehati-hatian. BPN memberikan kebijakan

kemudahan sertifikasi lahan dalam bentuk resi terlebih dahulu. Kantor Bank Indonesia Medan

memfasilitasi pertemuan koordinasi dan mendorong semua pihak terkait.

Upaya yang telah dilakukan Kantor Bank Indonesia Medan, selain memfasilitasi

pertemuan dengan pihak-pihak terkait, juga mendorong perbankan agar dapat

merealisasikan program, menjadi narasumber dalam berbagai sosialisasi/seminar, menghadiri

pertemuan tim teknis program revitalisasi perkebunan, dan memonitor berjalannya program

revitalisasi perkebunan.

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

BAB II

Perkembangan InflasiDaerah

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

29

Perkembangan Inflasi Daerah

2.1. KONDISI UMUM

Kenaikan harga BBM dan dampak lanjutannya, ekspektasi negatif konsumen dan

meningkatnya harga beberapa komoditas penting yang diimpor menyebabkan inflasi di

Sumut pada bulan Desember 2008 masih berada di level yang tinggi (0,57%, mtm), dan

berada di atas nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,04%. Secara tahunan inflasi di

Sumut pada akhir tahun 2008 adalah sebesar 10,72% (yoy) lebih tinggi dibandingkan

dengan inflasi tahunan pada akhir bulan September 2008 (10,47%) dan akhir Desember

2007 (6,6%). Faktor yang mempengaruhi inflasi pada triwulan laporan antara lain adalah

terganggunya pasokan pada beberapa komoditas kelompok bahan makanan dan faktor

seasonal, termasuk di dalamnya kenaikan harga emas di pasar internasional.

Secara umum, faktor-faktor penyebab tekanan inflasi pada triwulan IV-2008 antara lain :

Faktor distribusi/gangguan pasokan pada beberapa komoditas bahan makanan.

Faktor seasonal pada akhir tahun.

Dampak lanjutan kenaikan harga BBM.

Ekspektasi inflasi yang masih tinggi.

Imported inflation.

2.2. INFLASI SUMUT TRIWULAN IV-2008

Inflasi Sumut pada triwulan IV-2008 lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada

bulan Desember inflasi Sumut tercatat sebesar 0,57% (mtm), lebih tinggi dibandingkan

inflasi Sumut pada September 2008 sebesar 0,25%, begitu juga bila dibandingkan inflasi

nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,04%. Secara tahunan, inflasi Sumut mencapai

10,72% (yoy) pada Desember 2008, lebih rendah daripada inflasi nasional yang sebesar

11,06%. Baik inflasi Sumut maupun nasional ini berada jauh di atas kisaran sasaran inflasi

IHK nasional tahun 2008 yang ditetapkan Pemerintah sebesar 5%±1%.

Sumber inflasi Sumut pada triwulan IV-2008 berasal dari kenaikan harga komoditas pada

kelompok bahan makanan, kelompok sandang, serta kelompok perumahan, air, listrik &

bahan bakar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan inflasi di Sumut antara

lain : kenaikan permintaan masyarakat menjelang natal dan tahun baru, peningkatan

BBBAAABBB 222 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

30

Perkembangan Inflasi Daerah

ekspektasi kenaikan harga oleh konsumen, serta masih tingginya harga emas yang disertai

dengan pola distribusi yang tidak lancar.

Grafik 2.1. Inflasi Bulanan & Tahunan Sumut

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008

% mtm% yoy

yoy mtm

Sumber : BPS, Sumut

2.3. INFLASI BULANAN (mtm)

Laju inflasi di Sumut pada bulan Desember 2008 mencapai 0,57% (mtm). Faktor utama

pendorong inflasi adalah gangguan pasokan dan dampak lanjutan kenaikan harga BBM

bersubsidi pada akhir Mei 2008 serta faktor musiman, sehubungan natal dan menjelang

akhir tahun. Pada bulan Oktober inflasi mencapai 1,19% (mtm), karena kenaikan harga

berbagai jenis ikan basah akibat keengganan nelayan melaut sebagai efek mahalnya harga

solar. Selanjutnya laju inflasi melambat pada bulan November 2008 menjadi 0,36% dan

kembali meningkat pada bulan Desember 2008 menjadi 0,57%. Beberapa komoditas

yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap inflasi di Sumut selama triwulan IV-

2008 adalah cabe merah, ikan dan emas perhiasan.

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

31

Perkembangan Inflasi Daerah

Grafik 2.2. Inflasi Bulanan Grafik 2.3. Perkembangan Nilai Tukar RupiahSumut & Nasional terhadap US Dollar

Sumber : BPS, Sumut Sumber : BI

Peningkatan laju inflasi pada triwulan IV-2008 seiring dengan melemahnya nilai tukar

rupiah serta menurunnya faktor ekspektasi. Nilai tukar rupiah secara rata-rata triwulanan

terdepresiasi dari Rp9.378/USD (September 2008) menjadi Rp10.950/USD (Desember

2008). Tekanan depresiatif mulai terjadi di penghujung triwulan III-2008 seiring dengan

perkembangan ekonomi global yang berpengaruh terhadap perilaku pemilik modal asing.

Risk aversion, atau sikap menghindari risiko dari para pelaku pasar, telah menyebabkan

tekanan pada rupiah. Sementara itu, para pelaku ekonomi (khususnya pengusaha,

pedagang eceran, dan konsumen) terhadap perkembangan harga barang dan jasa

tampaknya menunjukkan adanya ekspektasi inflasi yang cenderung menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Perkembangan ekspektasi tersebut diindikasikan oleh hasil beberapa survei yang dilakukan

oleh KBI Medan, yaitu Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Penjualan Eceran (SPE),

dan Survei Konsumen (SK).

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

Sumut Nasional

8800

9200

9600

10000

10400

10800

11200

11600

12000

12400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

Rp/USD

Kurs Tengah Bulanan

Rata-Rata Triwulanan

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

32

Perkembangan Inflasi Daerah

Grafik 2.4. Perkembangan Harga Barang & JasaMenurut Pengusaha

0

5

10

15

20

25

30

II III IV I II III IV*

2007 2008

SBT hasil SKDU

Sumber : SKDU, KBI Medan

Hasil SKDU menunjukkan bahwa sebagian besar para pengusaha responden SKDU

memperkirakan bahwa peningkatan harga jual/tarif barang/jasa yang terjadi pada triwulan

IV-2008 tidak setinggi pada triwulan III-2008. Hal ini tercermin dari angka SBT (saldo

bersih tertimbang) pada triwulan IV-2008 yang lebih rendah dibandingkan dengan hasil

survei pada triwulan III-2008. Kenaikan harga jual/tarif menurut para pengusaha masih

terjadi pada sektor-sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan industri pengolahan

(makanan, minuman dan tembakau). Kenaikan harga disebabkan oleh peningkatan biaya

bahan baku/material dan biaya operasional.

Grafik 2.5. Ekpektasi KonsumenTerhadap Harga Barang & Jasa

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008

%SBT

Ekspektasi thd hrg 3 blnyad Ekspektasi thd hrg 6 blnyad Inflasi Gabungan (mtm)

Sumber : Survei Konsumen, KBI Medan

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

33

Perkembangan Inflasi Daerah

Sejalan dengan para pengusaha, para responden Survei Konsumen selama bulan Oktober

hingga Desember 2008 juga pada umumnya memperkirakan bahwa akan terjadi kenaikan

harga barang dan jasa pada periode tersebut, namun relatif tidak setinggi kenaikan pada

triwulan III-2008. Menurut konsumen, kelompok barang dan jasa yang diperkirakan

berpeluang terbesar mengalami kenaikan harga adalah kelompok bahan makanan;

kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; serta kelompok perumahan,

listrik, air, gas, dan bahan bakar.

2.3.1. INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA

Pada triwulan IV-2008 inflasi di Sumut terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa.

Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok

dan tembakau serta kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar, sedangkan yang

terendah terjadi pada kelompok kesehatan. Komoditas yang mengalami kenaikan harga

tertinggi adalah cabe merah dan ikan-ikanan. Kenaikan harga komoditas ini mulai

meningkat sejak bulan November meskipun berfluktuasi. Produksi cabe merah dari daerah

penghasil terganggu akibat cuaca panas yang berkepanjangan. Pasokan cabe merah di

Sumut sebagian besar berasal dari Kabupaten Karo dan Simalungun, dengan produktivitas

tanaman cabe rata-rata tertinggi mencapai 7 ton/ha.

Berdasarkan hasil Survey Pemantauan Harga (SPH) secara mingguan, fluktuasi harga cabe

merah dan ikan meningkat terutama pada bulan November dan September. Hal ini

disebabkan kondisi cuaca dan gangguan pasokan serta kenaikan harga solar yang

menyebabkan nelayan enggan melaut.

Grafik 2.6. Perkembangan Harga MingguanBeberapa Komoditas di Medan

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Jul Agt Sep Okt Nov Des

Rp/GrRp/Kg

cabe merah ikan gembung segar emas

Sumber : Survei Pemantauan Harga KBI Medan, data diolah

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

34

Perkembangan Inflasi Daerah

Tabel 2.1. Sentra Penghasil Tanaman Cabedi Sumut

Kabupaten Pangsa Luas Tanaman

Karo >4 %

Deli Serdang >4 %

Simalungun >4 %

Tapanuli Selatan 3-4 %

Tapanuli Utara 3-4 %

Simalungun

Karo

Produktivitas Tertinggi

>7 ton/ha

Sumber : Departemen Pertanian

Sementara itu, sebagai komoditas yang memiliki bobot terbesar pada perhitungan

inflasi kelompok bahan makanan, pergerakan harga beras di Sumut cukup stabil dengan

tingkat fluktuasi yang rendah terutama periode November-Desember. Hal ini dipengaruhi

kecukupan pasokan serta faktor distribusi yang lancar. Produksi padi pada tahun 2008

diperkirakan sebesar 3.274.061 ton atau mengalami kenaikan sebesar 8.227 ton bila

dibandingkan produksi padi tahun 2007. Kenaikan produksi ini antara lain merupakan

dampak dari keberhasilan program pemerintah dibidang pertanian sehingga produktivitas

padi mengalami kenaikan sebesar 0,21 ku/ha atau 0,48%.

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras Mingguandi Kota Medan (Juli-Desember 2008)

6,800

7,000

7,200

7,400

7,600

7,800

8,000

8,200

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV

Jul Agt Sep Okt Nov Des

Rp/Kg

Sumber : Survei Pemantauan Harga KBI Medan, data diolah

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

35

Perkembangan Inflasi Daerah

Dilihat dari komponennya, inflasi Sumut pada triwulan IV 2008 bersumber dari kenaikan

inflasi non-inti dan inflasi inti. Kenaikan harga pada komponen volatile food cukup tinggi,

begitu pula dengan inflasi non-inti. Dampak lanjutan kenaikan harga BBM masih cukup

berpengaruh pada produktivitas industri di Sumut. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

menunjukkan bahwa secara rata-rata volume produksi industri di Sumut pada triwulan IV

2008 adalah sebesar SBT minus 5,89%, jauh menurun dibandingkan triwulan III 2008

yang tercatat sebesar SBT 8,62%.

Grafik 2.8. Perkembangan Volume Produksi

-10

-5

0

5

10

15

20

25

II III IV I II III IV*

2007 2008

SBT hasil SKDU

Sumber : SKDU, KBI Medan

2.4. INFLASI TAHUNAN (yoy)

Secara tahunan, kenaikan harga tertinggi terdapat pada kelompok bahan makanan

(5,64%), diikuti kelompok sandang (4,52%), dan kelompok perumahan, air, listrik, gas &

bahan bakar (3,11%). Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan IV-2008

dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi masyarakat serta perilaku produsen yang

menaikkan harga menjelang akhir tahun.

Pada kelompok sandang, inflasi yang terjadi merupakan dampak kenaikan harga emas

dunia dan menguatnya kurs US dollar, meskipun tidak sebesar inflasi pada triwulan III

2008. Sementara itu, pada kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar, kenaikan

harga terjadi pada bahan bakar rumah tangga yaitu minyak tanah dan gas. Hal ini

disebabkan kebijakan Pertamina yang menaikkan harga jual LPG non-subsidi (tabung 12

kg).

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

36

Perkembangan Inflasi Daerah

Grafik 2.9. Inflasi TahunanSumut & Nasional

0.00

4.00

8.00

12.00

16.00

20.00

24.00

2004 2005 2006 2007 2008

Sumut Nasional

Sumber : BPS, Sumut

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

BAB III

Perkembangan PerbankanDaerah

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

37

Perkembangan Perbankan Daerah

3.1. Kondisi Umum

Triwulan IV-2008, perbankan Sumut menunjukkan peningkatan kinerja. Di tengah

mengetatnya likuiditas, aset dan dana pihak ketiga (DPK) tetap tumbuh signifikan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal positif lainnya, pertumbuhan kredit diikuti dengan

penurunan Non Performing Loan (NPL). Kondisi ini merupakan indikasi perbankan semakin

mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit atau pembiayaan.

Tingkat LDR masih berada pada level yang cukup tinggi.

Tabel 3.1. Indikator Utama Perbankan Sumut

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

Aset (Rp juta) 73,435,174 74,331,062 81,301,147 87,070,623 87,544,986 92,503,273 96,965,914 107,546,959Pertumbuhan (qtq) 0.44% 1.22% 9.38% 7.10% 0.54% 5.66% 4.82% 10.91%Pertumbuhan (yoy) 15.76% 12.40% 15.27% 19.09% 19.21% 24.45% 19.27% 23.52%Kredit (Rp juta) 41,285,004 44,598,302 48,767,329 53,884,646 54,453,530 62,016,302 65,490,116 66,341,878Pertumbuhan (qtq) 0.43% 8.03% 9.35% 10.49% 1.06% 13.89% 5.60% 1.30%Pertumbuhan (yoy) 16.71% 20.53% 24.74% 31.07% 31.90% 39.06% 34.29% 23.12%

DPK (Rp juta) 60,554,769 62,325,171 66,942,447 70,997,709 71,746,296 75,415,519 77,632,850 83,940,773Pertumbuhan (qtq) 0.72% 2.92% 7.41% 6.06% 1.05% 5.11% 2.94% 8.13%Pertumbuhan (yoy) 16.23% 15.59% 16.82% 18.08% 18.48% 21.00% 15.97% 18.23%

LDR 68.18% 71.56% 72.85% 75.90% 75.90% 82.23% 84.36% 79.03%NPL gross 8.60% 8.37% 8.01% 6.24% 3.63% 3.32% 3.16% 2.81%NPL netto 3.12% 2.40% 2.76% 1.42% 1.57% 1.37% 1.28% 1.29%

2007 2008Indikator

Dari sisi risiko yang dihadapi perbankan, hingga triwulan IV-2008 risiko kredit, risiko

likuiditas, dan risiko pasar masih relatif terjaga. Perkembangan indikator makro perbankan

juga diikuti dengan peningkatan pendapatan perbankan yang tercermin dari Net Interest

Margin (NIM)

Grafik 3.1. Net Interest Margin (NIM)

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2008

NIM

BBBAAABBB 333PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

38

Perkembangan Perbankan Daerah

3.2. Intermediasi Perbankan

1. Penghimpunan Dana Masyarakat

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh perbankan Sumut relatif meningkat.

Pada triwulan IV-2008 DPK mencapai Rp83,94 triliun atau tumbuh 8,13% (qtq).

Pertumbuhan DPK ini ditunjang oleh pertumbuhan deposito yang cukup signifikan

(11,98%,qtq). Hal ini seiring dengan kenaikan suku bunga deposito (rata-rata tertimbang)

pada triwulan laporan yang terus merangkak naik dari 8,95% (Oktober 2008), 9,36%

(November 2008), dan 9,93% (Desember 2008) ditengarai menjadi stimulus peningkatan

deposito.

Struktur DPK triwulan IV-2008 didominasi oleh deposito yang nilainya mencapai

Rp38,43 triliun atau 45,78% dari total DPK. Sementara itu, tabungan dan giro masing-

masing sebesar Rp30,44 triliun (36,25% dari total DPK) dan Rp15,07 triliun (17,95% dari

total DPK). Berdasarkan kelompok bank, pada triwulan IV-2008 Bank Swasta Nasional

memiliki pangsa terbesar dalam penghimpunan dana pihak ketiga yaitu 49,78% dari total

dana pihak ketiga perbankan Sumut, diikuti Bank Umum Pemerintah (40,81%) dan Bank

Asing Campuran (9,40%).

Grafik 3.4. DPK menurut Kelompok Bank

Bank Asing &Campuran

9%

Bank Swasta

Nasional

50%

Bank Umum

Pemerintah

41%

DPK

Grafik 3.2. Perkembangan DPK Grafik 3.3. Perkembangan Struktur DPK

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

39

Perkembangan Perbankan Daerah

Struktur dana pihak ketiga ditinjau dari komposisi komponen pembentuknya (giro,

tabungan, dan deposito) maupun berdasarkan kelompok bank relatif tetap tiap triwulan.

Dana pihak ketiga utamanya dibentuk oleh deposito dan penghimpunannya didominasi

oleh Bank Swasta Nasional.

2. Penyaluran Kredit

Kredit di triwulan IV mencapai Rp66,34 triliun, tumbuh 1,30% (qtq) atau 25,66%

(yoy). Hal ini mengindikasikan bahwa perlambatan perekonomian Sumut tidak

berpengaruh signifikan terhadap realisasi kredit.

Berdasarkan penggunaannya kredit modal kerja masih dominan dalam porsi

penyaluran kredit (53,74%). Sedangkan pangsa kredit konsumsi dan kredit investasi

masing-masing sebesar 24,58% dan 21,68%. Meskipun demikian realisasi kredit modal

kerja mengalami penurunan sebesar 4,51% (qtq). Sebaliknya kredit investasi dan kredit

konsumsi justru meningkat (qtq) masing-masing sebesar 18,22% dan 1,99%. Nilai realisasi

kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi triwulan IV-2008 masing-masing

sebesar Rp35,65 triliun, Rp14,38 triliun, dan Rp16,31 triliun. Tiap triwulan, struktur kredit

Sumut berdasarkan penggunaannya cenderung tetap.

0

10

20

30

40

50

60

70

0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.0040.0045.00

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

Rp triliun% Perkembangan KreditSumut

Total Kredit (Rp triliun) %qtq %yoy

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

Rp triliun%Kredit Modal Kerja Sumut

Kredit Modal Kerja (Rp triliun) %qtq %yoy

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

Rp triliun%Kredit Konsumsi Sumut

Kredit Konsumsi (Rp triliun) %qtq %yoy

0

2

4

6

8

10

12

14

16

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

Rp triliun%Kredit Investasi Sumut

Kredit Investasi Sumut (Rp triliun) %qtq %yoy

Grafik 3.5. Perkembangan Kredit Sumut Grafik 3.6. Kredit Modal Kerja Sumut

Grafik 3.7. Kredit Investasi Sumut Grafik 3.8. Kredit Konsumsi Sumut

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

40

Perkembangan Perbankan Daerah

Secara sektoral kredit yang disalurkan perbankan Sumut terkonsentrasi pada

sektor industri pengolahan dan sektor lainnya. Pada triwulan IV-2008 kredit sektor

industri pengolahan (Rp18,61 triliun) dan sektor lainnya (Rp15,84 triliun) memiliki porsi

masing-masing sebesar 28,05% dan 23,88% dari total kredit (Rp66,34 triliun). Selanjutnya

diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran 23,88% (Rp15,84 triliun) dan sektor

pertanian 13,25% (Rp8,79 triliun).

Pada triwulan IV-2008, sektor industri pengolahan, sektor lainnya, dan sektor

perdagangan, hotel, dan restoran meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq)

masing-masing sebesar 6,42%, 1,69%, dan 1,80%. Sedangkan sektor pertanian menurun

sebesar 6,94% (qtq).

Dominasi kredit sektor industri pengolahan ini dirasa wajar mengingat sektor ini memiliki

Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar di Sumut, sekaligus sebagai penyumbang laju

pertumbuhan ekonomi Sumut terbesar.

Grafik 3.11. Kredit menurut Kelompok Bank

Bank Asing &Campuran

9%

Bank SwastaNasional

41%

Bank UmumPemerintah

50%

Kredit

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2006 2007 2008

Struktur Kreditmenurut Sektor Ekonomi

Pertanian PertambanganIndustri Pengolahan Listrik Gas dan AirKonstruksi Perdagangan, Hotel dan RestoranPengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi Jasa Dunia UsahaJasa Sosial Masyarakat Lainnya

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2006 2007 2008

Rp triliunPerkembangan Kredit menurut Sektor Ekonomi

Pertanian PertambanganIndustri Pengolahan Listrik Gas dan Air

Konstruksi Perdagangan, Hotel dan RestoranPengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi Jasa Dunia UsahaJasa Sosial Masyarakat Lainnya

Grafik 3.9. Struktur Kredit menurut SektorEkonomi

Grafik 3.10. Perkembangan Kredit menurutSektor Ekonomi

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

41

Perkembangan Perbankan Daerah

Ditinjau berdasarkan kelompok bank, Bank Umum Pemerintah memiliki pangsa terbesar

dalam penyaluran kredit dibandingkan kelompok bank lainnya yaitu 49,72%. Pangsa

kelompok Bank Swasta Nasional dan Bank Asing dan Campuran masing-masing 40,88%

dan 9,40%.

Kegiatan intermediasi perbankan triwulan IV-2008 mengalami perlambatan. Hal ini

terlihat dari penurunan Loan to Deposit Ratio (LDR) dari 84,36% pada triwulan III-2008

menjadi 79,03% pada triwulan IV-2008. Akselerasi penghimpunan DPK (8,13%,qtq) yang

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan realisasi kredit (1,30%,qtq) menyebabkan LDR

sedikit menurun.

Grafik 3.12. Perkembangan LDR Sumut

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

Perkembangan LDR Sumut

3. Kredit UMKM

Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (kredit UMKM) masih didominasi oleh

kredit menengah. Pada triwulan IV-2008 kredit menengah mencapai Rp18,11 triliun.

Sedangkan kredit kecil dan mikro masing-masing Rp10,08 triliun dan Rp1,6 triliun. Nilai

kredit menengah dan kecil masing-masing turun 1,15% (qtq) dan 1,11% (qtq).

Grafik 3.13. Kredit UMKM

0

5

10

15

20

25

30

35

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

Rp triliunKredit UMKM

Mikro Kecil Menengah

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

42

Perkembangan Perbankan Daerah

Bila ditinjau lebih jauh, struktur kredit menengah didominasi oleh kredit modal kerja,

kontradiktif dengan kredit mikro dan kecil yang justru didominasi oleh kredit konsumsi.

Ditinjau dari sisi sektoral, kredit UMKM didominasi oleh sektor lainnya dan sektor

perdagangan, hotel, dan restoran. Pada triwulan IV-2008 sektor lainnya mencapai

Rp10,92 triliun atau 36,66% dari total kredit UMKM sebesar Rp29,78 triliun. Sektor

perdagangan, hotel, dan restoran mencapai Rp10,07 triliun atau 33,81% dari total kredit

UMKM.

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga memiliki tingkat NPL tertinggi

dibandingkan sektor UMKM lainnya. Nilainya mencapai RP323,04 miliar atau 37,33%

dari total NPL UMKM sebesar RP 865,32 miliar.

Modal Kerja41%

Investasi12%

Konsumsi47% Kredit Kecil

Modal Kerja58%Investasi

13%

Konsumsi29%

Kredit Menengah

Grafik 3.14. Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah menurut Penggunaan

Grafik 3.15. Kredit UMKM menurutSektor Ekonomi

Grafik 3.16. NPL UMKM menurut SektorEkonomi

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

43

Perkembangan Perbankan Daerah

3.3. Stabilitas Sistem Perbankan

Sepanjang triwulan IV-2008, stabilitas perbankan Sumut relatif terjaga.

1. Risiko Kredit

Risiko kredit perbankan secara agregat menunjukkan tren menurun. Salah satu

indikatornya adalah penurunan NPL gross dan nilainya di bawah 5%. NPL gross triwulan

IV-2008 sebesar 2,81% menurun dibandingkan triwulan III-2008 sebesar 3,16%.

Ditinjau dari sisi sektoral, sektor industri pengolahan mendominasi NPL. NPL sektor

industri pengolahan mencapai Rp630,15 miliar atau 33,59% dari total NPL sebesar Rp1,88

triliun. Selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar Rp426,81 miliar

(22,75% dari total NPL) dan sektor pertanian sebesar Rp298,27 miliar (15,90% dari total

NPL) menempati porsi terbesar kedua dan ketiga NPL Sumut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sektor yang memiliki porsi dominan

dalam realisasi kredit juga memiliki risiko kredit (NPL) yang relatif lebih tinggi dibandingkan

sektor lainnya.

2. Risiko Likuiditas

Likuiditas perbankan mengetat sebagaimana tampak dari indikator cash ratio

yang menunjukkan tren menurun. Cash ratio triwulan IV-2008 sebesar 5,55%

menurun bila dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,42%.

8.60% 8.37%8.01%

6.24%

3.63% 3.32% 3.16%2.81%

0.00%1.00%

2.00%3.00%

4.00%5.00%6.00%

7.00%8.00%9.00%

10.00%

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

NPL (%)

Grafik 3.17. NPL gross Grafik 3.18. NPL menurut Sektor Ekonomi

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

44

Perkembangan Perbankan Daerah

Grafik 3.19. Cash Ratio

9.04%9.32% 8.97%

8.02%7.44%

6.62% 6.42%

5.55%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%6.00%

7.00%

8.00%

9.00%

10.00%

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

Cash Ratio (%)

Selain dipicu oleh likuiditas global, ketatnya likuiditas perbankan juga didorong oleh

struktur DPK yang terkonsentrasi pada dana jangka pendek. Kondisi ini membuat bank

berisiko mengalami mismatch atau ketidaksesuaian tenor mengingat sebagian besar kredit

yang disalurkan justru berjangka menengah dan panjang.

3. Risiko Pasar

Bagi bank, risiko pasar terutama tercermin pada tingkat suku bunga dan nilai tukar.

Tingkat suku bunga giro, tabungan, deposito, dan kredit cenderung naik. Bahkan pada

akhir triwulan laporan, suku bunga deposito mencapai 9,93%.

Tabel 3.2. Suku Bunga Giro, Tabungan, Deposito, dan Kredit

Bulan Giro Tabungan Depos ito Kredit Bulan Giro Tabungan Depos ito Kredit

J an 2007 2.67% 4.08% 8.18% 14.04% J an 2008 2.36% 3.40% 6.87% 11.76%Feb 2007 2.55% 3.88% 8.03% 13.81% Feb 2008 2.29% 3.34% 6.67% 11.63%Mar 2007 2.54% 3.79% 7.77% 13.42% Mar 2008 2.30% 3.26% 6.53% 11.75%Apr 2007 2.51% 3.62% 7.59% 13.26% Apr 2008 2.39% 3.24% 6.41% 11.61%Mei 2007 2.49% 3.47% 7.25% 13.00% Mei 2008 2.43% 3.25% 6.56% 11.49%J un 2007 2.55% 3.51% 7.10% 12.94% J un 2008 2.42% 3.22% 6.72% 11.50%J ul 2007 2.49% 3.41% 6.93% 12.58% J ul 2008 2.40% 3.23% 6.94% 11.83%Agt 2007 2.54% 3.53% 7.02% 11.55% Agt 2008 2.44% 3.24% 7.45% 11.89%S ept 2007 2.51% 3.50% 6.91% 11.80% S ept 2008 2.47% 3.29% 8.54% 12.27%Okt 2007 2.52% 3.51% 6.95% 12.23% Okt 2008 2.42% 3.34% 8.95% 12.84%Nov 2007 2.57% 3.49% 6.91% 11.92% Nov 2008 2.45% 3.39% 9.36% 13.11%Des 2007 2.51% 3.46% 6.91% 11.83% Des 2008 2.29% 3.36% 9.93% 13.43%

rata-rata tertimbang

Peningkatan suku bunga deposito merupakan sinyal semakin ketatnya likuiditas

perbankan. Hal ini merupakan konsekuensi logis mengingat perbankan membutuhkan

dana untuk menyalurkan kredit. Penurunan BI Rate dari 9,50% menjadi 9,25% kemudian

turun lagi menjadi 8,75% tidak serta-merta diikuti dengan penurunan suku bunga

simpanan dan kredit. Suku bunga giro dan tabungan relatif sensitif terhadap penurunan BI

Rate. Sedangkan suku bunga deposito dan kredit relatif lebih rigid untuk turun.

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

45

Perkembangan Perbankan Daerah

Sementara itu, risiko yang terkait dengan nilai tukar relatif terkendali. Beberapa ketentuan

terkait pembatasan exposure valas disinyalir mampu meredam fluktuasi nilai tukar.

3.4. Perbankan Syariah

Meskipun pangsa perbankan syariah masih relatif kecil, namun indikator-indikator utama

perbankan syariah relatif naik. Aset perbankan syariah pada triwulan IV-2008 mencapai

Rp3,15 triliun atau tumbuh 19,77% (qtq). Dana pihak ketiga (DPK) yang terhimpun

perbankan syariah mencapai Rp1,8 triliun atau tumbuh 31,39%. Sementara itu

pembiayaan perbankan syariah mencapai Rp3,35 triliun atau meningkat 7,71% (qtq).

Grafik 3.20. Perkembangan Aset, Pembiayaan, DPKPerbankan Syariah

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

Rp triliunPerkembangan Asset, Pembiayaan, DPK

Perbankan Syariah

Aset Pembiayaan DPK

Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan fungsi intermediasi perbankan

syariah mencapai 204,36% atau menurun 9,98%(qtq). Perbankan syariah perlu

memperhatikan struktur pembiayaan dan mengedepankan prisnsip kehati-hatian

mengingat FDR yang terlalu tinggi juga mengandung risiko.

Grafik 3.21. FDR Perbankan Syariah

0.00%

50.00%

100.00%

150.00%

200.00%

250.00%

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

FDR

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

46

Perkembangan Perbankan Daerah

3.5. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Secara umum, indikator BPR menunjukkan peningkatan. Aset BPR hingga triwulan IV-2008

mencapai Rp0,53 triliun atau meningkat 8,16% (qtq). DPK BPR mencapai Rp0,35 triliun

atau meningkat 2,94% (qtq). Meskipun demikian kredit yang tersalurkan melalui BPR tidak

mengalami pertumbuhan bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang besarnya mencapai

Rp0,38 triliun.

Grafik 3.22. Perkembangan Aset, Kredit, DPK BPR

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

Rp triliunPerkembangan Asset, Kredit, DPK BPR

Asset Kredit DPK

Fungsi intermediasi BPR triwulan IV-2008 mengalami sedikit perlambatan dibandingkan

triwulan sebelumnya. LDR BPR sebesar 108,57% menurun bila dibandingkan triwulan III-

2008 sebesar 111,76%.

Grafik 3.23. LDR BPR

127.27%

107.14%117.45%

101.68% 100.00%106.45%

111.76% 108.57%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

140.00%

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

LDR BPR

3.6. Bank Berkantor Pusat di Medan

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

47

Perkembangan Perbankan Daerah

Perkembangan kinerja 2 bank yang berkantor pusat di Medan, Bank Sumut dan Bank

Mestika Dharma menunjukkan penurunan. Indikasi ini terlihat dari menurunnya aset,

kredit, dan DPK bank yang berkantor pusat di Medan.

Grafik 3.24. Perkembangan Aset, Kredit, DPKBank Berkantor Pusat di Medan

0

5

10

15

20

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

Rp triliun

Perkembangan Asset, Kredit, DPK

Bank Berkantor Pusat di Medan

Asset DPK Kredit

Pada triwulan IV-2008, aset kedua bank tersebut mencapai Rp14,80 triliun atau menurun

2,90% (qtq). Dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp11,39 triliun atau menurun 6,28% (qtq)

dan kredit mencapai Rp10,14 triliun atau menurun 0,24 triliun (qtq).

Grafik 3.25. LDR Bank Berkantor Pusat di Medan

59.69 62.34 63.31 66.9372.69

78.8683.69

89.09

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00

100.00

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

2007 2008

%LDR

LDR kedua bank tersebut sebesar 89,09% atau meningkat dibandingkan triwulan III-2008

sebesar 83,69%.

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

48

KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Program Klaster di Sumatera Utara (Sumut) diawali dengan pelaksanaan Program

Inisiatif Pilot Project Klaster Industri Pengolahan Ubi Kayu / Opak di Pegajahan-Serdang

Bedagai. Klaster terpilih ini merupakan hasil survei terhadap 5 kandidat yaitu : kelompok

pedagang bakso, pengrajin bordir, pengrajin dodol, ibu-ibu nelayan, dan pengrajin ubi kayu.

Dasar pemilihan klaster pengolahan ubi kayu menjadi opak adalah sesuai dengan kriteria dari

Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM. Tujuan klaster opak adalah memberdayakan kelompok

usaha mikro khususnya di desa Pegajahan yang awalnya berupa klaster semi aktif, setelah

dilaksanakan bantuan teknis dan pendampingan oleh Bank Indonesia mampu ditingkatkan

menjadi klaster aktif dan berkembang secara mandiri.

Secara garis besar desain pengembangan klaster opak di Pegajahan-Serdang Bedagai

dilakukan dengan keterhubungan dari hulu ke hilir, penguatan organisasi kelompok-

kelompok kecil, keterlibatan KKMB untuk memfasilitasi hubungan kelompok dengan bank,

dan menjaga saluran pemasaran.

Pelaksanaan pemberian bantuan teknis oleh Bank Indonesia Medan meliputi:

menghubungkan kelompok pengrajin opak dengan pihak lembaga keuangan bank,

pendampingan oleh konsultan KKMB yang ditunjuk oleh Bank Indonesia terhadap pengrajin

opak, pembentukan dan pemberdayaan kelompok-kelompok pengrajin agar menjadi

organisasi yang kompak, pelatihan terhadap beberapa aspek yang mempengaruhi kinerja

kelompok, sosialisasi konsep klaster, serta pendampingan untuk menemukan teknologi

proses pengolahan lanjutan opak.

Keberhasilan yang dicapai dari Pilot Project Klaster Opak di Pegajahan-Serdang

Bedagai :

Penyaluran modal kerja oleh Unit Syariah Bank Sumut sebesar Rp.256 juta untuk 138

orang pengrajin, masing-masing Rp.2 juta pada tahap I dan Rp.765 juta untuk 153 orang

masing-masing Rp.5 juta pada tahap II.

Debitur

Kredit Modal Kerja

Tahap I Rp. 256 juta 138 KK (@ Rp. 2 juta)

Tahap II Rp. 765 juta 153 KK (@ Rp. 5 juta)

Kredit Investasi Rp. 200 juta kelompok klaster Opak-Pegajahan

Kredit

BOKS 3 Program Klaster di Sumatera Utara

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

49

Pengrajin termotivasi meningkatkan usahanya dengan membentuk kelompok-kelompok

kecil yang solid sehingga terjadi kerjasama yang baik antara pengrajin-kelompok-

pemasok bahan baku.

Peningkatan produktivitas sebesar 122%, terlihat dari jumlah produksi mencapai 20 ton

per hari dari semula 9 ton per hari.

Jumlah pengrajin meningkat dari 138 KK menjadi 152 KK

Para pengrajin mulai memodifikasi peralatan produksi dan proses pengolahan lebih lanjut.

Evaluasi terkini terhadap klaster Opak-Pegajahan menunjukkan sudah terciptanya

business linkage dari hulu ke hilir serta perluasan pemasaran hingga NAD dan Riau. Kondisi

ini memungkinkan penambahan fasilitas kredit oleh Unit Syariah Bank Sumut.

Mengulang keberhasilan Pilot Project klaster opak, Kantor Bank Indonesia Medan

berhasil menginisiasi terbentuknya klaster nelayan-kelompok Mutiara Kerang dengan

pemberian bantuan modal kerja melalui BMT Hidayah. Bantuan yang diberikan berupa kapal

bermotor dan pukat ikan gembung sebagai bentuk community development atau corporate

social responsibility.

Meneruskan keberhasilan Pilot Project Klaster Opak dan klaster nelayan-kelompok

Mutiara Kerang, Kantor Bank Indonesia Medan mengkaji kemungkinan pembentukan klaster

yang lain seperti:

No. Potensi Lokasi Keterangan1 Pembentukan Klaster

BebekKec. Pantai Cermin,Serdang Bedagai

Pembentukan klasterbebek

2 Kampung Nelayan Belawan Pembentukan klasterdan Pembiayaan

3 Manunggal Mina Sejati(Unit PembenahanRakyat)

Jl. Setia Budi PasarI Kel. Tj. Sari Kec.Medan Selayang -Medan

Penambahan modal danpengembangan klasterikan lele

4 KSU. Mitra SepakatBidang Usaha: IkanMas

Desa Limau Mungkur,Kec. STM. HilirKab. Deli Serdang

Pembentukan klasterdan pembiayaan ikanmas

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

50

Berdasarkan feasibility study dan survei yang dilakukan Kantor Bank Indonesia Medan,

prioritas pengembangan klaster pada tahun 2009 semester I adalah klaster ikan lele

(Kelompok Manunggal Mina Sejati) dan klaster ikan mas (KSU Mitra Sepakat).

Pengembangan beberapa klaster di Sumut yang dimotori oleh Kantor Bank Indonesia

Medan, diharapkan mampu menjadi katalis dalam pencapaian tujuan antara pembentukan

klaster dengan pengembangan UMKM serta tujuan akhir penyaluran kredit modal kerja dari

perbankan.

Selain itu, pembentukan klaster ini membawa keuntungan seperti lokalisasi ekonomi,

pemusatan tenaga kerja, kemudahan akses pada pertukaran informasi dan standar kinerja,

serta memunculkan peluang terciptanya produk komplemen.

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

51

KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD) dibentuk dengan tujuan untuk

mempertahankan dan meningkatkan kesinambungan pembiayaan sektor perbankan kepada

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sasaran peminjamnya adalah UMKM yang hendak

mengembangkan usahanya. Pola penjaminannya berupa risk sharing antara Pemerintah Daerah

(dana abadi yang disisihkan dari APBD dan ditempatkan di BPD atau Bank Umum) dan PT.

Askrindo atau Lembaga Penjamin Kredit lainnya.

Kantor Bank Indonesia Medan berperan memfasilitasi dan memonitor skim penjaminan

kredit dan pembiayaan UMKM di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Hal ini sejalan dengan

komitmen Bank Indonesia yang tertuang dalam pilar 1 Arsitektur Perbankan Indonesia (API),

Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional, melalui peningkatan akses kredit dan

pembiayaan UMKM.

Di wilayah Sumut, pelaksanaan program ini diawali dengan penandatanganan MoU

antara Pemerintah Daerah (Pemprov. Sumut, Pemkab. Tapanuli Utara, dan Pemkab. Tapanuli

Selatan) dengan Bank Sumut.

Kab. Tapanuli Utara Kab. Tapanuli Selatan Prov. Sumatera Utara

Penempatan dana APBD

dana Rp. 1,4 miliar Rp. 1,5 miliar Rp. 2,05 miliar

gearing ratio 5 kali 5 kali 5 kali

maks. kredit yang

dapat disalurkan Rp. 7,0 miliar Rp. 7,5 miliar Rp. 10,25 miliar

Kredit yang tersalurkan* Rp. 840 juta - Rp. 843 juta

Kreditur Bank Sumut Bank Sumut Bank Sumut

Debitur 23 - 24

Suku Bunga 2% < suku bunga pasar 2% < suku bunga pasar 2% < suku bunga pasar

Risiko Penjaminan

Bank Sumut 25% 30% 30%

Pemda 37,5% 35% 35%

Askrindo 37,5% 35% 35%

Keterangan

*Posisi September 2008

Sumber: Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Daerah, Bank Sumut, dan PT. Askrindo

BOKS 4 Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD)

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

52

Program ini memberikan manfaat bagi UMKM karena memberikan kemudahan akses

kredit dengan tingkat suku bunga di bawah suku bunga pasar dan meningkatkan produktivitas

UMKM. Bagi perbankan, program ini berpeluang meningkatkan keuntungan sekaligus

menurunkan risiko karena risiko penjaminan ditanggung pula oleh Pemda dan PT. Askrindo,

meningkatkan kapasitas pemberian kredit serta keuntungan yang diperoleh tanpa penambahan

modal, dan menjamin bank mendapatkan pelunasan lebih cepat dibandingkan jika harus

melikuidasi debitur. Sedangkan bagi pemerintah, program ini berdampak positif bagi stabilitas

sosial, peningkatan pendapatan dan tabungan melalui peningkatan pajak.

Di samping peran tersebut di atas, Kantor bank Indonesia Medan juga senantiasa

berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, DPRD, dan Dinas terkait untuk mendorong

pembiayaan UMKM melalui skim penjaminan. Dengan cara ini diharapkan posisi kredit yang

tersalurkan di Kab. Tapanuli Utara (60,00%) dan Provinsi Sumut (41,12%) dapat ditingkatkan,

sekaligus merealisasikan penyaluran kredit di Kab. Tapanuli Selatan.

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

53

KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan jawaban bagi pelaku UMKM produktif yang

usahanya feasible namun belum bankable. KUR dapat menjembatani permasalahan UMKM

dari perspektif UMKM maupun perspektif perbankan. Ditinjau dari perspektif UMKM seperti

persyaratan jaminan fisik yang diminta bank, prosedur pengajuan kredit yang sulit, dan

tingginya tingkat suku bunga perbankan. Dari perspektif perbankan, UMKM dianggap sektor

yang berisiko tinggi (high risk), jaminan terbatas, dan sulit mendapatkan UMKM yang

potensial dibiayai.

Pelaksanaan KUR mengacu pada MoU mengenai Penjaminan Pembiayaan kepada

UMKM dan Koperasi antara Departemen Pelaksana Teknis, Lembaga Penjamin Kredit, dan

Bank Pelaksana ini terealisasi dengan baik di Sumut.

Departemen Pelaksana Teknis Bank Pelaksana Lembaga Penjamin Kredit

Departemen Keuangan BRI Perum. Sarana Pengembangan Usaha

Departemen Pertanian Bank Mandiri PT. AskrindoDepartemen Kehutanan BNIDepartemen Kelautan dan Perikanan BTN

Departemen Perindustrian Bank BukopinKementerian negara Koperasi dan UKM Bank Syariah Mandiri

Kantor Bank Indonesia Medan berperan sebagai counterpart dari Komite Kebijakan,

membantu melakukan monitoring perkreditan melalui Sistem Informasi Debitur (SID), bekerja

sama dengan bank pelaksana menyusun kriteria UMKM produktif yang feasible namun tidak

bankable, serta memfasilitasi perbankan dengan sektor riil melalui bantuan teknis.

Realisasi KUR nasional hingga Desember 2008 melalui 6 bank pelaksana mencapai

Rp12,62 triliun kepada 1,67 juta debitur. Ditinjau dari sisi sektoral, KUR terbanyak diterima

debitur yang bergerak di sektor perdagangan, hotel dan restoran (60,13%), sektor pertanian

(21,26%), sektor jasa (3,27%), sektor industri pengolahan (2,11%), dan sisanya ke sektor-

sektor lain.

Di Sumut, KUR yang tersalurkan hingga Desember 2008 mencapai Rp698,4 miliar

kepada 69.253 debitur. Berdasarkan penggunaannya KUR lebih banyak untuk kredit modal

kerja (76,34%) selebihnya merupakan kredit investasi.

BOKS 5 Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

54

1,922,8351,885,508

1,575,226698,400

664,502653,245

423,292384,298

331,001325,922324,346314,068

284,199275,544

252,592238,556

218,633215,205211,719

190,043152,653148,285

130,326123,833113,633103,272

87,67087,560

73,89773,86263,401

38,39138,268

- 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000

JAWA TIMURJAWA TENGAH

JAWA BARATSUMATERA UTARA

SULAWESI SELATANDKI JAKARTA

RIAUSUMATERA SELATAN

LAMPUNGKALIMANTAN BARAT

KALIMANTAN TENGAHNANGGROE ACEH DARUSSALAM

BALISUMATERA BARAT

BANTENKALIMANTAN TIMUR

JAMBIKALIMANTAN SELATAN

D.I. YOGYAKARTASULAWESI UTARA

NTTSULAWESI TENGAH

NTBPAPUA

BENGKULUSULAWESI TENGGARA

KEPULAUAN RIAUSULAWESI BARAT

MALUKUGORONTALO

IRIAN JAYA BARATBANGKA BELITUNG

MALUKU UTARA

Sumut menduduki peringkat keempat dari 33 provinsi di Indonesia setelah Jawa

Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat atau tertinggi di luar Jawa. Hal positif lainnya, tingkat

non performing loan (NPL) KUR Sumut rendah (0,84%). Indikasi tersebut menunjukkan

debitur KUR di Sumut menggunakan KUR dengan sebaik-baiknya.

Kantor Bank Indonesia Medan senantiasa memfasilitasi KUR dan menghimbau

perbankan untuk memperhatikan penyaluran KUR yang tepat sasaran, sehingga prestasi KUR

Sumut dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

55

KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Sumut memiliki potensi untuk berkembangnya bank shariah, mengingat sekitar 90 persen

pelaku ekonominya adalah Usaha Mikro dan Kecil (UKM). Sebagai upaya mengembangkan

potensi ini, KBI Medan menggagas pelaksanaan parade ekonomi shariah (PES) yang bertujuan

untuk peningkatan akselerasi perbankan shariah dan pengembangan UMKM di Sumatera

Utara. Kegiatan PES di Sumut tersebut berlangsung di Istana Kesultanan Deli (Istana

Maimoon) Medan tanggal 26 s.d. 29 Desember 2008.

Dengan mengedepankan peran Pemerintahan dan pihak swasta terutama leadership

Gubernur Kepala Daerah, Wakil Gubernur, Walikota, Bappeda, Kadin, ASBISINDO, MES dan

berbagai lembaga lainnya. PES dan berbagai kegiatan perbankan shariah dan UKM lainnya

ternyata memberikan syiar ekonomi dan perbankan yang sangat positif. Sedangkan KBI

Medan lebih banyak berperan sebagai penggerak atau motivator. Kehadiran Dewan

Gubernur yang diwakili oleh bapak Muliaman D. Hadad dalam acara pembukaan PES dan

sekaligus bertemu muka dengan MES Sumut dan NAD juga menorehkan pesan syiar bahwa

Bank Indonesia bersungguh mendorong perkembangan perbankan shariah dan UKM.

PES memanfaatkan two pronged approaches. Pertama, mendorong terbangunnya proyek

percontohan bisnis shariah dan terbentuknya sistem pengembangan wiraswasta dan UKM

oleh lembaga keuangan shariah dan lembaga peduli UKM lainnya. Melalui berbagai contoh

nyata, sesungguhnya PES membuat sebuah pernyataan syiar bahwa ekonomi dan perbankan

Shariah menjangkau rakyat kecil. Sebuah kebutuhan yang sangat riil dari masyarakat Sumut

dengan tingkat kemiskinan yang masih bertengger pada angka di atas 10%. Kedua,

mendorong peningkatan investasi di daerah. Ekonomi shariah juga memiliki potensi dan

kemampuan untuk mendorong investasi khususnya PMA shariah. Gubernur dan Pemda

Sumut mengharapkan BI untuk memberikan advis dan bimbingan dalam rangka peningkatan

PMA shariah. Dalam kaitan itu, BI Medan akan menggagas kerjasama dengan MES mulai

tahun 2009 untuk mendorong investasi shariah di Sumut dan NAD.

PES memunculkan percontohan pembiayaan usaha mikro oleh perbankan dan BMT kepada

1430 mudhorib yaitu pengusaha Mikro dari berbagai pelosok. Program ini memberikan citra

bahwa sistem keuangan shariah lebih ”ramah lingkungan”, dan lebih merakyat. Apalagi

agunan bukan merupakan persyaratan utama dalam shariah.

BOKS 6 Akselerasi Perbankan Shariah dan PengembanganUMKM melalui Parade Ekonomi Shariah (PES) Sumut 2008

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

56

Guna lebih melantangkan gaung ekonomi shariah pada umumnya dan sistem keuangan

shariah pada khususnya, diberikan sedikit flavour yaitu adanya Rekor dari MURI yang

disampaikan langsung oleh Jaya Suprana. Rekor Dunia dari MURI ini ternyata memberikan

citra bukan hanya bahwa ekonomi shariah menjangkau rakyat kecil, dan ekonomi shariah

sangat cocok untuk rakyat Sumut, tapi juga Bank Indonesia adalah lembaga motivator yang

berada di garda terdepan mendukung program Pemda memacu UKM, membangun

terciptanya sistem pembentukan wiraswasta dan mengentaskan kemiskinan.

Ada berbagai lessons learned dan pemaknaan intelektual dari perjalanan kegiatan KBI

Medan menjadi katalisator dan motivator pengembangan perbankan shariah, pengembangan

wiraswasta dan UKM (ekonomi kerakyatan) sejak 2007 yang berkulminasi pada acara PES

2008 tersebut :

1. Bila dikonseptualisasikan secara baik, peran KBI dalam ekonomi kerakyatan sangat

berpotensi dijadikan sebagai strategi dari sistem pengendalian inflasi di daerah dan

kontribusi nyata dari KBI untuk mendorong pembangunan ekonomi daerah.

2. Peran KBI sebagai motivator dan katalisator pengembangan perbankan shariah dan UKM,

pengembangan wiraswasta dan sektor riil dengan memanfaatkan dukungan perbankan

daerah juga sangat berpotensi dijadikan alat mengendalikan sisi supply inflasi daerah.

Namun peran ini membutuhkan sebuah conceptual framework dan langkah-langkah

yang harus disinkronkan dengan program kantor pusat.

3. Munculnya BI sebagai motivator ekonomi kerakyatan ini ternyata tidak hanya memberikan

citra yang sangat baik di pemerintahan dan masyarakat tapi juga memudahkan

pelaksanaan tugas-tugas pokok lainnya. Misalnya, berkoordinasi dengan Gubernur, Wakil

Gubernur, Bupati, Walikota, serta para pengusaha daerah.

4. Dalam rangka menjalankan tugas pokok konvensional Bank Indonesia, sumbangsih dan

peran KBI dalam mendukung ekonomi kerakyatan di daerah membuat kehadiran KBI di

daerah terasa lebih bermakna.

Dapat ditambahkan bahwa “event” PES Sumut 2008 dibuka oleh Gubernur Sumut yang

ditandai dengan pemukulan bedug serta penandatanganan nama di ‘Kalender Raksasa’ untuk

tahun Hijriyah ukuran 5x10 meter oleh Gubsu diikuti Wagubsu Gatot Pujonugroho, Deputi

Gubernur BI Muliaman D.Hadad, Pemimpin BI Medan Romeo Rissal dan pejabat lainnya.

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

57

Parade Ekonomi Shariah (PES) dengan topik “ Shariah untuk Semua” dirangkaikan dengan

berbagai kegiatan, di antaranya peluncuran (launching) website D-Bes.net (Data Bisnis

Ekonomi Sumut) dan IGOS Sumatera.com (Indonesia Goes Open Source) yang ditangani

anak-anak muda Kota Medan serta penandatangan Mou antara IGOS Sumatera.Com dengan

Telkom kandatel Medan, Seminar Economic Outlook 2009, Seminar Enterpreunership ala

Medan, dan Talkshow IGOS & Mobile Technology.

Bagian lain dari rangkaian acara PES adalah pameran bank dan ekonomi syariah, bazar UMK

dan plaza jongkok, kampus digital dan kegiatan sosial (donor darah, pemberian layanan

kesehatan gratis, sunatan massal, kompetisi band, Parade Beduk Tahun Baru Hijriah, lomba

tari melayu dan parade kendaraan hias).

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

BAB IV

Perkembangan KeuanganDaerah

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

58

Perkembangan Keuangan Daerah

4.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumut 2009

Berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), defisit anggaran Sumut tahun

2008 (defisit pada APBD induk maupun perubahan APBD tahun berjalan), seluruhnya

sudah dapat tertutupi dari dana pembiayaan daerah, termasuk dari sisa lebih perhitungan

anggaran tahun 2007. Seluruh defisit perhitungan anggaran tahun 2008 tertutupi

seluruhnya dari pembiayaan daerah dan merupakan satu kesatuan dalam sistem

pengelolaan keuangan daerah bersama alokasi pendapatan dan belanja.

Sebelum perubahan APBD 2008 jumlah pembiayaan netto sebesar Rp357,83 miliar lebih,

sebesar Rp331,98 miliar digunakan untuk menutup defisit anggaran, sehingga masih

terdapat sisa lebih pembiayaan sebesar Rp25,85 miliar. Sisa lebih pembiayaan tersebut

kemudian dipergunakan untuk menutup defisit pada rancangan perubahan APBD Sumut

2008 sebesar Rp20,11 miliar dan masih tersisa Rp5,74 miliar untuk menutup penurunan

sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya.

Setelah adanya perhitungan APBD Sumut tahun anggaran 2007 terdapat sisa lebih

perhitungan anggaran sebesar Rp394,25 miliar sehingga terjadi penurunan sebesar

Rp5,71 miliar dibanding dengan alokasi yang diproyeksikan sebelumnya pada APBD

Induk 2008 Sumut sebesar Rp400 miliar.

Penerimaan pembiayaan yang selama ini digunakan Sumut untuk menutupi

defisit anggaran berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun

sebelumnya, sedangkan sumber penerimaan pembiayaan lainnya seperti hasil penjualan

kekayaan daerah yang dipisahkan atau penerimaan pinjaman daerah, belum pernah

digunakan sebagai penutup defisit anggaran. Apabila APBD Sumut sudah mampu

surplus, maka penggunaan dana pembiayaan dapat diarahkan untuk pengeluaran

pembiayaan seperti penyertaan modal atau investasi daerah maupun transfer ke rekening

dana cadangan.

BBBAAABBB 444 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

59

Perkembangan Keuangan Daerah

Dasar hukum pemanfaatan komposisi pembiayaan daerah adalah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah Pasal 22 Ayat 1 yang menegaskan bahwa struktur APBD merupakan

satu kesatuan terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

Struktur APBD yang menggunakan pembiayaan daerah ini masih sejalan dengan struktur

APBD seperti diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29

Tahun 2002 yang sebelumnya merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam

pengelolaan keuangan daerah.

Anggaran pendapatan daerah Sumut tahun 2009 diproyeksikan sebesar Rp3,25 triliun,

naik 9,87% dibanding tahun 2008 senilai Rp2,96 triliun. Sementara itu, belanja daerah

selama tahun 2009 diproyeksikan sebesar Rp3,62 triliun, sehingga defisit anggaran

tercatat mencapai Rp366,98 miliar. Defisit tersebut diproyeksikan dapat ditutupi dengan

pembiayaan daerah yang terdiri atas penerimaan pembiayaan sebesar Rp399,15 miliar

dikurangi pengeluaran pembiayaan sebesar Rp32,17 miliar.

Belanja langsung didominasi oleh belanja barang dan jasa (Rp516,15 miliar) serta belanja

modal (Rp769,20 miliar) untuk mendukung pembangunan dan pelayanan kepada publik.

Belanja tidak langsung didominasi oleh bagi hasil kepada kabupaten/kota dan pemerintah

desa sebesar Rp792,57 miliar, belanja pegawai Rp577,99 miliar, belanja hibah sebesar

Rp372,45 miliar, bantuan keuangan kepada kabupaten/kota dan pemerintahan desa

Rp200,48 miliar, belanja bantuan sosial Rp124,33 miliar serta belanja tidak terduga

Rp8,00 miliar.

4.2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Sumut

Alokasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Sumatera Utara tahun 2009

diperkirakan menurun dibanding tahun 2008. Berkurangnya alokasi DIPA ini dikarenakan

penerimaan pendapatan secara nasional yang berkurang akibat penurunan ekspor akibat

banyak barang yang ditolak, penurunan tarif pajak, penerimaan dari bea cukai dan pos-

pos penerimaan lainnya. Dengan berkurangnya penerimaan itu maka aloksi DIPA setiap

propinsi juga ikut berkurang. Untuk itu diharapkan agar setiap daerah yang menggali

potensi sumber-sumber pendapatannya agar tetap dapat membangun daerahnya.

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

60

Perkembangan Keuangan Daerah

Realisasi DIPA 2008

Pagu DIPA Sumut tahun 2008 sebesar Rp9 triliun (termasuk dana BRR Nias sebesar Rp800

miliar), hingga Oktober 2008 sudah terealisasi hingga 60% atau Rp5,4 triliun lebih. Dari

dana yang sudah dialokasikan, kemungkinan tidak terserap semua karena realisasi di

lapangan bisa lebih kecil dibanding alokasi yang sudah dianggarkan. Dana yang terserap

sampai Oktober 2008 tersebut yakni untuk belanja pegawai sebesar 86%, belanja barang

52%, belanja modal 40%, belanja lain-lain 42%, bantuan sosial 50% dan subsidi 50%.

DIPA tidak hanya berfungsi sebagai anggaran, melainkan bisa mendorong ekonomi

daerah. Oleh karena itu diharapkan agar DIPA dapat cepat direalisir.

DIPA Sumut tahun 2009 sebesar Rp23,38 triliun, lebih besar dibanding tahun 2008

sebesar Rp22,38 triliun. Alokasi DIPA untuk daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum

(DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut serta

30 kabupaten/kota di Sumut sebesar Rp12,30 triliun dan alokasi dana untuk 58 kantor

kementerian negara/lembaga sebesar Rp11,08 triliun. Penerima DIPA Sumut terbesar

yaitu Kota Medan sebesar Rp906,286 miliar, diikuti Kabupaten Dairi (Rp875,217 miliar),

Kabupaten Nias (Rp711,913 miliar), Kabupaten Langkat (Rp661,455 miliar) dan Pemprov

Sumut (Rp807,358 miliar). Alokasi DIPA terbesar untuk kementerian negara/lembaga

yaitu Departemen Pendidikan Nasional (Rp2,03 triliun), diikuti Departemen Pekerjaan

Umum (Rp1,36 triliun), Departemen Agama (Rp1,07 triliun) dan Polri (Rp1,00 triliun).

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

BAB V

PerkembanganSistem Pembayaran

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

61

Perkembangan Sistem Pembayaran

5.1. Kegiatan Transaksi BI-RTGS Perbankan Sumatera Utara

Nilai transaksi pembayaran non tunai melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS) di wilayah perbankan Sumatera Utara yang meliputi wilayah kerja KBI

Medan dan KBI Sibolga, pada triwulan IV 2008 meningkat dibanding periode yang sama

tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terlihat dari meningkatnya nilai nominal transaksi

BI-RTGS yang masuk ke wilayah perbankan Sumatera Utara (Incoming) dan nilai nominal

transaksi BI-RTGS yang berasal dari dan ke perbankan yang ada di wilayah perbankan

Sumatera Utara (From To). Sementara itu transaksi BI-RTGS yang keluar dari wilayah

perbankan Sumatera Utara (Outcoming) sedikit mengalami penurunan.

Grafik 5.1. Perkembangan Nilai & Volume Grafik 5.2. Perkembangan Nilai & VolumeTransaksi RTGS Sumut (Outgoing) Transaksi RTGS Sumut (Incoming)

Sumber : BI Medan

Nilai transaksi Incoming pada triwulan IV 2008 meningkat sebesar 4,39% atau dari

Rp49.897 miliar pada triwulan IV 2007 menjadi Rp52.085 miliar dengan volume transaksi

yang juga meningkat sebesar 20,17% atau dari 69.420 transaksi menjadi 83.425

transaksi. Nilai transaksi yang berasal dari dan ke perbankan yang ada di wilayah

perbankan Sumatera Utara (From To) meningkat cukup signifikan yaitu sebesar

15,54% dari Rp20.271 miliar menjadi Rp23.421 miliar pada periode laporan dengan

BBBAAABBB 555 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2006 2007 2008

Nominal (Miliar Rp) Volume

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2006 2007 2008

Nominal (Miliar Rp) Volume

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

62

Perkembangan Sistem Pembayaran

volume transaksi yang juga meningkat 11,19% atau dari 25.244 transaksi menjadi 28.068

transaksi. Transaksi Outcoming mengalami penurunan yang relatif kecil yaitu sebesar

1,04% atau dari Rp52.903 miliar pada triwulan IV 2007 menjadi Rp52.351 miliar

walaupun volume transaksi meningkat signifikan yaitu sebesar 25,38% atau dari 59.757

transaksi menjadi 74.924 transaksi. Meningkatnya transaksi melalui BI-RTGS ini

mengindikasikan tingginya kebutuhan masyarakat pengguna jasa perbankan terhadap

transfer dana antar bank dan wilayah yang cepat, aman, efisien.

Grafik 5.3. Perkembangan Nilai & VolumeTransaksi RTGS Antar Bank

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2006 2007 2008

Nominal (Miliar Rp) Volume

Sumber : BI Medan

Apabila dibandingkan triwulan sebelumnya, nilai transaksi BI-RTGS baik transaksi

Outgoing dan transaksi Incoming maupun nilai transaksi yang berasal dari dan ke

perbankan mengalami penurunan yang cukup signifikan, masing-masing sebesar 11,56%,

11,22% dan 6,87%.

Rata-rata perhari nilai transaksi Outgoing BI-RTGS pada periode triwulan IV 2008 adalah

sebesar Rp872,52 miliar dengan rata-rata volume transaksi sebanyak 1.249 transaksi dan

nilai transaksi Incoming BI-RTGS sebesar Rp868,08 miliar dengan volume transaksi

sebanyak 1.390 transaksi. Sementara itu transaksi antar bank dari dan ke perbankan yang

ada di wilayah perbankan Sumatera Utara perharinya tercatat sebesar Rp390,35 miliar

dengan volume transaksi sebanyak 468 transaksi. Data perkembangan transaksi BI-RTGS

terlihat pada tabel dibawah ini.

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

63

Perkembangan Sistem Pembayaran

Tabel 5.1. Transaksi BI-RTGS Perbankan di Wilayah Sumatera Utara

Nominal Volume Nominal Volume Nominal Volume

2006 Jumlah 166,584 183,484 130,531 180,169 59,877 69,665

Medan 163,878 181,095 127,965 177,293 59,740 69,377

Sibolga 2,706 2,389 2,566 2,876 137 288

2007 Jumlah 197,808 213,314 180,033 238,772 78,051 85,234

Subtotal 44,847 47,219 43,335 50,897 20,870 18,803

Medan 44,321 46,796 42,824 50,036 20,861 18,729

Sibolga 526 423 511 861 9 74

Subtotal 45,703 48,914 36,765 54,050 17,492 19,130

Medan 44,810 48,498 35,965 53,177 17,317 19,017

Sibolga 893 416 800 873 175 113

Subtotal 54,355 57,424 50,036 64,405 19,418 22,057

Medan 53,802 56,958 49,020 63,311 19,215 21,928

Sibolga 553 466 1,016 1,094 203 129

Subtotal 52,903 59,757 49,897 69,420 20,271 25,244

Medan 52,411 59,214 48,775 68,270 20,158 25,057

Sibolga 492 543 1,122 1,150 113 187

2008 Jumlah 239,392 289,532 228,235 331,048 96,651 113,640

Subtotal 53,899 57,445 51,225 70,911 19,488 24,013

Medan 53,571 57,063 50,585 70,014 19,473 23,914

Sibolga 328 382 640 897 15 99

Subtotal 73,948 84,298 66,256 95,695 28,592 33,387

MEDAN 73,728 83,497 65, 324 94,363 28,556 3 3,175

SIBOLGA 220 801 932 1,332 36 212

Subtotal 59,193 72,865 58,669 81,017 25,150 28,172

MEDAN 59,102 72,497 58, 233 80,195 25,136 2 8,088

SIBOLGA 91 368 437 822 14 84

Subtotal 52,351 74,924 52,085 83,425 23,421 28,068

MEDAN 52,245 74,492 51, 149 82,449 23,396 2 7,943

SIBOLGA 107 432 936 976 25 125

PERIODE REGIONFrom To From To

Nominal dlm Milyar Rp.

Triw-III

Triw-IV

Triw-IV

Triw-III

Triw-I

Triw-II

Triw-I

Triw-II

Tabel diatas menggambarkan aliran transaksi pada sistem BI-RTGS di wilayah Prov insi Su matera Utara, yang

meliput i wilayah kerja KBI Medan dan KBI Sibolga. Data pada tab el tersebut menunjukkan aktivitas transaksi

pembayaran melalui sistem BI-RTGS setiap tr iwulannya. Ta bel From menunjukkan nilai dan volume transaksi dari

wilayah asal ke wilayah lain (Outg oing). Tabel To menggambarkan nilai maupun v olu me transaksi yang masu k ke

suatu wilayah (Incoming). Sementara untuk Tabel From - To menunjukkan nilai maupun volume transaksi yang

berasal dari satu wilayah saja, misalny a transaksi antar nasabah dari satu bank ke bank lain dalam satu wilayah

yang sama.

Sumber : BI Medan

5.2. Transaksi Kliring

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

64

Perkembangan Sistem Pembayaran

Aktivitas transaksi non tunai melalui transaksi kliring di wilayah perbankan

Sumatera Utara mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan transaksi

kliring pada periode yang sama tahun sebelumnya, baik jumlah nilai nominal maupun

volume transaksi. Pada triwulan IV 2008 nilai nominal transaksi kliring meningkat sebesar

10,68% atau dari Rp25.597 milyar pada triwulan IV 2007 menjadi Rp28.332 milyar

dengan volume transaksi yang juga meningkat sebesar 15,04% atau dari 919.405

transaksi pada triwulan IV 2007 menjadi 1.057.714 transaksi. Pertumbuhan nilai transaksi

kliring tersebut seiring dengan meningkatnya volume transaksi kliring selama periode

laporan dan jumlah kantor bank umum yang operasional di Sumatera Utara.

Dibandingkan transaksi kliring periode triwulan sebelumnya, nilai transaksi kliring pada

periode laporan mengalami penurunan baik nilai nominal maupun volume kliring, masing-

masing sebesar 14,00% dan 8,63%. Rata-rata perhari nilai transaksi kliring pada periode

laporan mencapai Rp472 miliar dengan volume transaksi mencapai 17.629 transaksi.

Grafik 5.4. Grafik 5.5.Perkembangan Transaksi Kliring Grafik Penolakan Cek/BG Kosong

Sumber : BI Medan

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

900,000

950,000

1,000,000

1,050,000

1,100,000

1,150,000

1,200,000

I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08 IV-08

(mily

ar

Rp

.)

Vo

lum

e(T

ran

6sa

ksi

/Le

mb

ar)

Volume Kliring Nominal Kliring

-

50

100

150

200

250

300

350

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08 IV-08

(milyar

Rp

.)

Vo

lum

e(T

ran

saks

i/Le

mb

ar)

Cek/BG Kosong Nominal Cek/BG Kosong

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

65

Perkembangan Sistem Pembayaran

Sementara itu, perkembangan jumlah penolakan Cek dan Bilyet Giro Kosong di wilayah

perbankan Sumatera Utara meningkat cukup signifikan apabila dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya, peningkatan jumlah nilai cek dan bilyet giro kosong

sebesar 105,81% dari Rp155 milyar pada triwulan IV 2007 menjadi Rp319 milyar,

sedangkan peningkatan jumlah warkat cek dan bilyet giro kosong yaitu sebesar 97,56%

dari 7.637 warkat menjadi 15.088 warkat.

Dibandingkan periode triwulan sebelumnya, jumlah penolakan Cek dan Bilyet Giro Kosong

juga meningkat, baik nilai nominal maupun jumlah warkat. Nilai nominal cek dan bilyet

giro kosong meningkat 16,00% dari Rp275 miliar pada triwulan III 2008 menjadi Rp319

miliar, sedangkan jumlah warkat meningkat sebesar 34,22% dari 11.241 warkat menjadi

15.088 warkat. Data perkembangan nilai transaksi kliring pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring dan Cek/BG Kosong (RpMiliar)

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL

1Volume Kliring Penyerahan

(dlm satuan Lembar Warkat/Transaksi)938,983 939,235 992,547 919,405 3,790,170 1,115,616 1,136,402 1,157,592 1,057,714 4,467,324 17.87%

2 Nominal Kliring Penyerahan (Rp. Milyar) 23,143 23,376 25,897 25,597 98,013 30,331 31,985 32,944 28,332 123,592 26.10%

3Volume Kliring Retur

(dlm satuan Lembar Warkat/Transaksi)12,314 12,759 11,085 13,764 49,922 12,917 13,465 16,159 19,695 62,236 24.67%

4 Nominal Kliring Retur (Rp. Milyar) 221 222 212 261 916 272 307 391 437 1,407 53.60%

5Volume Penolakan Cek & BG Kosong (dlm

satuan Lembar Warkat/ Transaksi)4,661 4,493 4,969 7,637 21,760 9,213 9,886 11,241 15,088 45,428 108.77%

6 Nominal Cek & BG Kosong (Rp. Milyar) 90 84 109 155 438 185 218 275 319 997 127.63%

7

Ratio Volume Cek & BG Kosong thdp Volume

Kliring Penyerahan (dlm satuan

Lembar Warkat/ Transaksi)

0.004964 0.004784 0.005006 0.008306 0.005741 0.008258 0.008699 0.009711 0.014265 0.010169

8Ratio Nominal Cek & BG Kosong thdp Nominal

Kliring Penyerahan (Rp. Milyar)0.003889 0.003593 0.004209 0.006055 0.004469 0.006099 0.006816 0.008347 0.011259 0.008067

9Rata-rata Volume Kliring/hari (dlm

satuan Lembar Warkat/ Transaksi)14,904 15,149 15,509 14,366 14,981 18,909 18,038 18,087 17,629 18,160 21.22%

10Rata-rata Nominal Kliring/hari (Rp.

Milyar)367 377 405 400 387 514 508 515 472 502 29.69%

11Rata-rata Volume Cek & BG Kosong/hari (dlm

satuan Lembar Warkat/ Transaksi)74 72 78 119 86 156 157 176 251 185 114.71%

12Rata-rata Nominal Cek & BG Kosong/hari (Rp.

Milyar)1 1 2 2 2 3 3 4 5 4 134.10%

? YOY2007 2008

No Uraian

Sumber : BI Medan

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

66

Perkembangan Sistem Pembayaran

5.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow dan Outflow)

Pada triwulan IV-2008, aliran uang kartal melalui Bank Indonesia Medan dan Bank

Indonesia Sibolga (Sumatera Utara) menunjukkan posisi Netinflow atau jumlah uang kartal

yang masuk (Inflow) ke Bank Indonesia lebih besar dibanding jumlah uang kartal yang

keluar (Outflow). Posisi netinflow pada periode ini tercatat sebesar Rp1.212 miliar setelah

dua triwulan sebelumnya mengalami posisi netoutflow. Posisi netinflow yang terjadi pada

periode laporan ditengarai dengan oleh meningkatnya transaksi masyarakat dari dalam

maupun luar kota Medan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam menghadapi

perayaan keagamaan Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.

Data jumlah aliran uang kartal di Provinsi Sumatera Utara secara tahunan (yoy)

menunjukkan peningkatan yang signifikan baik Inflow maupun Outflow. Aliran uang

kartal Inflow meningkat 20,19%, dari Rp4.592 miliar pada triwulan IV 2007 menjadi

Rp5.519 miliar dan aliran uang kartal Outflow meningkat 21,41%, dari Rp5.480 miliar

pada triwulan IV 2007 menjadi Rp4.307 miliar. Apabila dibandingkan triwulan

sebelumnya, jumlah aliran uang kartal Inflow meningkat sebesar 26,64%, dari triwulan

sebelumnya sebesar Rp4.358 miliar sedangkan jumlah aliran uang kartal Outflow menurun

sebesar 17,46%, dari triwulan sebelumnya sebesar Rp5.218 miliar.

Rata-rata per hari jumlah aliran uang kartal inflow pada triwulan IV 2008 mencapai

Rp79,4 miliar sedangkan outflow mencapai Rp75,3 miliar.

Grafik 5.6. Perkembangan Aliran Uang Kartal Melalui KBI Medan dan KBI Sibolga

Sumber : BI Medan

Posisi Kas Bank Indonesia yang tercatat pada KBI Medan dan KBI Sibolga, sampai

dengan akhir periode triwulan IV-2008 tercatat sebesar Rp1.347 miliar atau 1,97% lebih

besar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.321 miliar.

Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, posisi Kas pada triwulan laporan 2,81%

lebih besar yaitu dari Rp1.321 milyar menjadi Rp1.347 milyar.

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

67

Perkembangan Sistem Pembayaran

Tabel 5.3. Perkembangan Aliran Kas di Wilayah Sumatera Utara

Sumber : BI Medan

5.4. Temuan Uang Palsu

Pada triwulan IV 2008, jumlah temuan uang palsu yang dilaporkan ke KBI Medan

menunjukkan peningkatan baik jumlah bilyet maupun nominal. Data tersebut didasarkan

pada jumlah uang palsu yang ditemukan atau teridentifikasi dalam sistem perbankan yang

ada di wilayah kerja KBI Medan. Pada triwulan laporan ditemukan sebanyak 203 bilyet

uang palsu dengan nilai nominal sebesar Rp12.035.000 atau meningkat signifikan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan jumlah bilyet temuan uang palsu sebesar

42,96% dari 142 bilyet, sedangkan nilai nominal sebesar 44,05% dari Rp8.355.000.

Secara tahunan jumlah bilyet dan nilai temuan uang palsu meningkat yaitu masing-

masing sebesar 15,34% dan 56,30%. Namun temuan uang palsu tersebut relatif sangat

kecil bila dibandingkan dengan jumlah uang masuk ke Bank Indonesia (Inflow) pada

periode laporan, dengan ratio hanya sebesar 0,00000133%.

Sama dengan periode sebelumnya, denominasi pecahan Rupiah, uang kertas

pecahan Rp50.000,- merupakan jenis pecahan uang Rupiah yang paling banyak

dipalsukan yaitu sebanyak 95 bilyet (47%) dari total temuan uang palsu, diikuti pecahan

Rp100.000,- (33%), pecahan Rp20.000,- (13%), pecahan Rp10.000,- (7%) sedangkan

uang pecahan Rp5.000,- tidak ditemukan. Sementara itu dari KBI Sibolga tidak terdapat

laporan temuan uang palsu pada periode laporan.

Tabel 5.4. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Sumatera Utara (Satuan Lembar)

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

68

Perkembangan Sistem Pembayaran

Sumber : BI Medan

Untuk menekan jumlah beredarnya uang palsu di wilayah Sumatera Utara, KBI

Medan dan KBI Sibolga tetap melakukan upaya penanggulangan secara kontinyu, baik

preventif maupun represif. Langkah preventif dimaksud antara lain meningkatkan

pemahaman masyarakat dengan melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah

kepada kalangan pelajar, mahasiswa, akademisi, masyarakat, pelaku usaha, pegawai

negeri, kepolisian serta penyebaran informasi kepada perbankan di wilayah Sumatera

Utara. Upaya represif yang dilakukan adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan

pihak-pihak instansi pemerintah yang berwenang.

5.5. Penyedian Uang Yang Layak Edar

Pada triwulan IV 2008 jumlah uang kartal yang telah dicatat sebagai PTTB sebesar

Rp860 milyar (16% dari nilai Inflow) atau menurun sebesar 14,60% dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.007 milyar. Menurunnya ratio PTTB pada

periode laporan mengindikasikan bahwa tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat

dalam menggunakan uang kertas pada transaksi tunai telah cukup baik, sehingga

kerusakan fisik uang kertas lebih terjaga dan waktu penggunaannya jadi lebih lama.

Grafik 5.7. Perkembangan Jumlah PTTB di Sumatera Utara

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

69

Perkembangan Sistem Pembayaran

Sumber : BI Medan

5.6. Transaksi Jual Beli UKA dan TC Pada PVA Non Bank

Pedagang Valuta Asing (PVA) sebagaimana diatur dalam PBI No.9/11/PBI/2007

tanggal 5 September 2007 tentang Pedagang Valuta Asing dengan ketentuan teknis

pelaksanaan diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.9/23/DPM tanggal 8

Oktober 2007 adalah merupakan lembaga penunjang sektor keuangan memiliki peranan

yang cukup strategis, khususnya dalam perkembangan pasar valuta asing domestik antara

lain mendukung peningkatan penerimaan devisa nasional melalui pengembangan

pariwisata. Dengan peranan yang cukup strategis ini, Bank Indonesia secara

berkesinambungan melakukan upaya pembinaan dan pengawasan kepada PVA. Dengan

langkah ini diharapkan akan tercipta iklim usaha yang lebih sehat, akuntabilitas transaksi

serta kesinambungan kegiatan usaha yang dikelola oleh pelaku-pelaku usaha PVA.

Kegiatan usaha PVA adalah Jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan Pembelian Traveller’s

Cheque (TC).

Perkembangan transaksi PVA bukan bank di wilayah Provinsi Sumatera Utara

menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada triwulan III 2008, transaksi beli

UKA maupun TC tercatat sebesar $14.161 ribu atau meningkat 19,92% dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar $11.809 ribu. Sementara itu

nilai transaksi jual UKA maupun TC tercatat sebesar $14.113 ribu atau meningkat 19,28%

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar $11.832 ribu.

Jumlah pedagang valuta asing (PVA) bukan bank sampai dengan periode triwulan

III 2008 tercatat sebanyak 44 PVA atau mengalami pertumbuhan sebesar 7,32%, dari 41

PVA menjadi 44 PVA, dengan beroperasinya 3 (tiga) perusahaan PVA bukan bank di kota

Medan.

Tabel 5.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC (Ribu USD)

Page 93: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

70

Perkembangan Sistem Pembayaran

Sumber : BI Medan

Meningkatnya nilai transaksi valuta asing melalui PVA bukan bank di wilayah

Provinsi Sumatera Utara, antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah wisatawan

mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui 3 pintu masuk antara

lain Bandar Udara Polonia, Pelabuhan Laut Belawan dan Pelabuhan Laut Tanjung Balai

Asahan. Sebagian besar wisman yang datang di Sumatera Utara berasal dari negara-

negara ASEAN, dengan wisman berkebangsaan Malaysia merupakan yang terbesar, diikuti

Singapura dan Belanda. Faktor lain yang mempengaruhi adalah transaksi juan beli valuta

asing yang dilakukan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia dan Singapura,

penggunaan UKA untuk keperluan medis (berobat) dengan negara tujuan yang paling

diminati adalah Malaysia dan Singapura, pendidikan, menunaikan ibadah haji, wisata

rohani ke luar negeri dan perdagangan.

Grafik 5.8. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TCMelalui PVA Bukan Bank di Sumatera Utara

Sumber : BI Medan

Jenis valuta asing yang paling dominan dalam transaksi jual beli valuta asing di

wilayah provinsi Sumatera Utara adalah mata uang Malaysia Ringgit (MYR) dan Singapura

Dollar (SGD), hal ini seiring dengan banyak transaksi masyarakat yang melakukan aktivitas

ekonomi dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura.

Page 94: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

BAB VI

PerkembanganKetenagakerjaan Daerahdan Kesejahteraan

Page 95: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

71

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

6.1. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Angka Pengangguran

Sumatera Utara merupakan provinsi yang jumlah penduduknya cukup besar dan

menempati urutan ke-empat setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada

tahun 2008, penduduk Provinsi Sumatera Utara sebanyak 13,04 juta orang. Sementara itu

jumlah penduduk Jawa Barat sebanyak 40,92 juta orang, Jawa Timur sebanyak 37,09 juta

orang dan Jawa Tengah sebanyak 32,63 juta orang. Besarnya jumlah penduduk di provinsi

ini berdampak langsung dengan besarnya jumlah angkatan kerja (usia 15 tahun keatas)

yang tersedia. Pada Agustus 2008, terjadi penambahan angkatan kerja sebanyak 541.825

orang. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 sebanyak 8.919.973

orang dan pada Agustus 2007 sebanyak 8.378.148 orang.

Penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatera Utara cukup baik, sebab dalam kurun waktu

Agustus 2007 – Agustus 2008, penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 457.466

orang. Pada Agustus 2007, jumlah penduduk Sumatera Utara yang bekerja sebanyak

5.082.797 orang, dan pada Agustus 2008 naik menjadi 5.540.263 orang.

Sejalan dengan penambahan jumlah penduduk yang bekerja tersebut di atas, jumlah

pengangguran turun sebanyak 16.795 orang. Pada Agustus 2007, jumlah pengangguran

terbuka sebanyak 571.334 orang, dan pada Agustus 2008 turun menjadi 554.539 orang.

Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun dari 10,10 % pada Agustus

2007 menjadi 9,10 % pada Agustus 2008. Dari jumlah pengangguran pada Agustus

2007, sekitar 49,35 % berada di daerah perkotaan dan 50,65 % di daerah pedesaan.

Sedangkan pada Agustus 2008, sebesar 53,59 % penganggur berada di perkotaan dan

46,41 % berada di pedesaan.

BBBAAABBB 666PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAHDAN KESEJAHTERAAN

Page 96: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

72

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Tabel 6.1. Indikator Tenaga Kerja Sumut Menurut Kegiatan Utama

Februari Agustus Februari Agustus

1 Penduduk usia 15 tahun ke atas Orang 8,287,473 8,378,148 8,794,804 8,919,973

2 Angkatan Kerja Orang 5,647,710 5,654,131 5,930,892 6,094,802

Bekerja Orang 5,047,615 5,082,797 5,346,414 5,540,263

Penganggur Orang 600,095 571,334 566,478 554,539

3 Bukan Angkatan Kerja Orang 2,639,763 2,724,017 2,863,912 2,825,171

4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 68,15 67,49 67,44 68,33

5 Tingkat Pengangguran Terbuka % 10,63 10,10 9,55 9,10

2007 2008Kegiatan Utama Satuan

Sumber : BPS, Sumut

2. Lapangan Pekerjaan Utama

Penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatera Utara masih bertumpu pada Sektor

Pertanian. Sebagian besar penduduk di daerah pedesaan bekerja di sektor ini. Pada

Agustus 2008, sekitar 71,21 % penduduk di daerah pedesaan bekerja di Sektor Pertanian

dan sisanya (28,79 %) bekerja di Non Pertanian. Sebaliknya, penduduk perkotaan pada

umumnya bekerja di Sektor Perdagangan dan Sektor Jasa Kemasyarakatan. Struktur

penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatera Utara tidak menunjukkan perubahan yang

signifikan, dan sektor pertanian masih menjadi tumpuan untuk menampung jumlah

angkatan kerja yang ada.

Tabel 6.2. Angkatan Kerja menurut Lapangan Kerja Utama

Februari Agustus Februari Agustus

1 Pertanian 49,70 47,60 49,40 47,12

2 Pertambangan & Penggalian 0,50 0,43 0,50 0,29

3 Industri 9,20 7,61 7,60 8,08

4 Listrik, Gas dan Air 0,40 0,18 0,20 0,17

5 Konstruksi 3,40 4,76 4,00 4,93

6 Perdagangan 18,80 18,80 21,00 20,20

7 Transportasi 5,80 6,39 5,40 6,12

8 Keuangan 1,10 1,29 1,10 1,05

9 Jasa Kemasyarakatan 11,20 12,93 10,80 12,04

100 100 100 100

2007 2008Lapangan Kerja Utama

Jumlah

Sumber : BPS, Sumut

3. Status Pekerjaan Utama

Page 97: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

73

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Pada bulan Agustus 2008, komposisi status pekerjaan utama penduduk usia 15 tahun ke

atas yang bekerja di Sumatera Utara yang terbesar adalah buruh/karyawan yaitu 28,40%.

Dibandingkan dengan bulan Agustus 2007, terjadi penurunan sebesar 3,70%. Sebaliknya,

pekerja tidak dibayar meningkat dari 17,78% pada Agustus 2007 menjadi 20,62% pada

Agustus 2008. Penduduk yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap

pada Agustus 2008 sebesar 20,12%, berusaha sendiri tanpa dibantu buruh sebesar

19,69%, berusaha dibantu buruh tetap sebesar 2,78%. Penduduk yang bekerja dengan

status pekerja bebas di pertanian dan pekerja bebas non pertanian pada bulan Agustus

2008 masing-masing 4,74% dan 3,65%.

6. 2. PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN

1. Nilai Tukar Petani

Pada November 2008, NTP Provinsi Sumatera Utara tercatat sebesar 96,07, atau

mengalami penurunan 1,39 % bila dibandingkan dengan NTP Oktober 2008 sebesar

97,42. Sedangkan NTP Provinsi Sumatera Utara per subsektor masing-masing tercatat

sebesar 93,87 untuk subsektor padi & palawija (NTPP), 109,19 untuk subsektor

hortikultura (NTPH), 89,37 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 98,23

untuk subsektor peternakan (NTPT), dan 103,97 untuk subsektor perikanan (NTN).

Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga

komoditas pertanian yang dihasilkan petani yang beragam. Pada November 2008, It

Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 1,33 % dibandingkan dengan It

Oktober 2008, yaitu dari 114,70 menjadi 113,18. Penurunan It terjadi pada dua subsektor,

yakni subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 1,46 % dan subsektor

tanaman perkebunan rakyat sebesar 4,29 %. Sedangkan It tiga subsektor lainnya

mengalami kenaikan, yakni subsektor hortikultura sebesar 2,13 %, subsektor peternakan

sebesar 0,62 %, dan subsektor perikanan sebesar 0,17 %.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa

yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian

terbesar darinya, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk

memproduksi hasil pertanian. Pada November 2008, Ib Provinsi Sumatera Utara naik

Page 98: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

74

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

sebesar 0,06 % bila dibandingkan dengan Ib Oktober 2008, yaitu dari 117,74 menjadi

117,80. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor, yakni subsektor tanaman pangan

sebesar 0,02 %, hortikultura sebesar 0,06 %, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,10

%, peternakan sebesar 0,05 %, dan perikanan sebesar 0,10 %.

NTP Subsektor

a. Subsektor Padi & Palawija (NTPP)

Pada November 2008, NTPP terjadi penurunan sebesar 1,49 %, dan hal ini karena

perubahan It (-1,46%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,02 %).

Penurunan yang terjadi pada It karena penurunan pada subkelompok padi sebesar 1,39 %

yaitu dari 108,89 menjadi 107,38 dan subkelompok palawija sebesar 1,66 % yaitu dari

125,11 menjadi 123,04. Di sisi lain kenaikan pada Ib karena perubahan pada indeks biaya

produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,18 %, sedangkan indeks

subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) hanya turun sebesar 0,01 %.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada November 2008, NTPH terjadi kenaikan sebesar 2,07 %, dan hal ini karena

perubahan It (2,13%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,06 %). Kenaikan

yang terjadi pada It karena kenaikan pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 6,87 %

yaitu dari 116,53 menjadi 124,54 dan subkelompok buah-buahan sebesar 0,47 % yaitu

dari 129,74 menjadi 130,35. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena kenaikan

indeks BPPBM sebesar 0,36 %, tidak dapat diimbangi oleh penurunan IKRT sebesar

0,01%.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada November 2008, NTPR terjadi penurunan sebesar 4,38 %, dan hal ini karena

perubahan It (-4,29%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,10 %).

Penurunan yang terjadi pada It karena penurunan indeks subkelompok tanaman

perkebunan rakyat sebesar 4,29 % yaitu dari 110,05 menjadi 105,33. Di sisi lain

perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT yang naik sebesar 0,06 % dan indeks

BPPBM naik sebesar 0,25 %.

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Page 99: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

75

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Pada November 2008, NTPT terjadi kenaikan sebesar 0,57 %, dan hal ini karena

perubahan It (0,62%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,05 %). Kenaikan

yang terjadi pada It karena kenaikan pada subkelompok ternak besar, ternak kecil,

unggas, dan hasil ternak yaitu masing-masing sebesar 0,28 %, 0,64 %, 1,16 %, dan 2,04

%. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib karena perubahan pada subkelompok

IKRT naik sebesar 0,07 % yaitu dari 116,05 menjadi 116,13 dan indeks BPPBM sebesar

0,03 yaitu dari 115,18 naik menjadi 115,22.

e. Subsektor Perikanan (NTN)

Pada November 2008, NTN terjadi kenaikan sebesar 0,07 %, dan hal ini karena perubahan

It (0,17%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,10 %). Kenaikan yang terjadi

pada It karena perubahan pada subkelompok penangkapan ikan yang naik sebesar 0,13

% dan budidaya ikan naik sebesar 0,53 %. Di pihak lain, perubahan kenaikan pada Ib

karena subkelompok IKRT naik sebesar 0,15 % dan BPPBM naik sebesar 0,15 %.

Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di

wilayah pedesaan. Pada November 2008, terjadi inflasi di wilayah pedesaan Sumatera

Utara sebesar 0,02 % yang disebabkan indeks kelompok makanan jadi, minuman & rokok

naik sebesar 0,37 %, perumahan naik sebesar 0,38 %, sandang naik sebesar 0,72 %,

kesehatan naik sebesar 2,91 %, pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 0,84 %,

serta transportasi & komunikasi naik sebesar 0,26 %, sedangkan indeks kelompok bahan

makanan turun sebesar 0,71 %.

2. Wisatawan Mancanegara

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui tiga

pintu masuk pada November 2008 mencapai 12.783 orang, yang mengalami peningkatan

sebesar 4,07% dibandingkan bulan Oktober 2008. Jika dibandingkan bulan yang sama

tahun lalu, jumlah wisman bulan November 2008 mengalami peningkatan sebesar 0,52%,

yaitu dari 12.717 orang menjadi 12.783 orang. Secara kumulatif (Januari-November),

wisatawan mancanegara yang datang di Sumatera Utara melalui tiga pintu masuk pada

tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 11,78% dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya, yaitu dari 120.286 orang pada periode Januari-November 2007

menjadi 134.454 orang pada Januari-November 2008.

Page 100: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

76

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Pada periode Januari-November 2008, wisman yang datang di Sumatera Utara sebagian

besar berasal dari negara-negara ASEAN, dan wisman berkebangsaan Malaysia

merupakan yang terbesar yakni sebanyak 72.805 orang, atau 54,15% dari total wisman

yang datang di Sumatera Utara, kemudian diikuti oleh Singapura 8.512 orang (6,33%)

dan berkebangsaan Belanda sebanyak 6.612 orang (4,92%).

3. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) yang merupakan indikator tingkat produktivitas hotel, di

Sumatera Utara pada bulan Oktober 2008 masih menunjukkan angka yang rendah, yaitu

di bawah 40%. Untuk hotel berbintang, tingkat penghunian kamar hanya sebesar

38,75%. Pada tingkat hunian yang demikian, artinya jika angka-angka yang diberikan

oleh hotel memang menggambarkan kinerja hotel, maka hotel-hotel berbintang di

Sumatera Utara masih pada level yang rendah. Namun demikian, Tingkat Penghunian

Kamar (TPK) hotel berbintang di Sumatera Utara pada Oktober 2008 lebih tinggi 8,89 poin

dibanding TPK September 2008 sebesar 29,86 %. Selanjutnya bila diamati menurut

klasifikasi hotel, TPK hotel bintang lima mencapai 53,26 % dan merupakan TPK tertinggi

dibanding kelas hotel berbintang yang lain. Sedangkan TPK hotel terendah adalah hotel

bintang satu yang hanya mencapai 27,99 %.

Rata-rata Lama Menginap Tamu

Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Sumatera

Utara bulan Oktober 2008 mencapai 1,45 hari, yang mengalami penurunan 0,10 hari

dibandingkan rata-rata lama menginap tamu pada bulan September 2008. Rata-rata lama

menginap tamu asing pada bulan Oktober 2008 turun 0,11 hari jika dibandingkan dengan

rata-rata lama menginap tamu asing bulan September 2008. Begitu pula rata-rata lama

menginap tamu domestik pada bulan Oktober 2008 turun 0,09 hari dibandingkan dengan

rata-rata lama menginap tamu domestik bulan September 2008. Secara keseluruhan, rata-

rata lama menginap tamu asing pada bulan Oktober 2008 lebih tinggi dibandingkan tamu

domestik yakni masing-masing sebesar 1,78 hari dan 1,42 hari.

Page 101: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

BAB VII

Perkiraan Ekonomi danInflasi Daerah

Page 102: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

77

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

7.1. Perkiraan Ekonomi

Pada tahun 2009, indikator-indikator awal perekonomian Sumut menunjukkan terjadinya

perlambatan pertumbuhan beberapa komponen permintaan agregat, khususnya ekspor

dan investasi. Untuk itu diperlukan perhatian yang besar pada upaya untuk mendukung

pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengawal inflasi dan kestabilan sektor keuangan

dalam jangka menengah. Perekonomian Sumut triwulan I-2009, diperkirakan masih

tumbuh positif dengan kecenderungan menurun. Faktor eksternal dari krisis keuangan

dan ekonomi global yang terus berlanjut diperkirakan berdampak pada penurunan

permintaan atas berbagai komoditas di dalam negeri terutama sektor pertanian dan

pertambangan. Konsumsi masyarakat diperkirakan menurun sejalan dengan berakhirnya

perayaan beberapa hari raya keagamaan dan semakin lemahnya daya beli masyarakat.

Untuk mengimbangi daya beli yang menurun, masyarakat diyakini akan tetap

menggunakan dukungan pembiayaan dari lembaga keuangan bank (kredit konsumsi)

maupun non-bank (misalnya pegadaian) di samping memanfaatkan dana tabungan

mereka.

Investasi diperkirakan sedikit melemah pada awal tahun khususnya yang dilakukan oleh

Pemerintah, sebagai kompensasi selesainya realisasi belanja pada triwulan-triwulan

sebelumnya. Ekspor diprediksi menurun mengingat krisis ekonomi di tingkat global masih

terus berlangsung sehingga mengakibatkan menurunnya permintaan dari luar negeri,

meskipun diversifikasi dan pencarian negara baru tujuan ekspor sedang digalakkan. Impor

diperkirakan tumbuh moderat seiring pemenuhan permintaan domestik.

Penguatan mata uang Dollar Amerika Serikat dan lonjakan harga-harga komoditas

internasional merupakan dua hal utama yang akan memberikan dampak besar bagi

perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Sementara itu,

pelemahan rupiah telah menimbulkan perasaan ketidakpastian pada dunia usaha dan

menyebabkan penyesuaian harga barang-barang impor yang memberatkan ekonomi

nasional dan regional.

BAB 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

Page 103: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

78

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Dari sisi sektoral, siklus panen pertanian yang umumnya terjadi pada triwulan I diharapkan

dapat mendorong aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. Produktivitas sektor industri relatif

masih berkutat dengan upaya menekan biaya produksi sehingga nilai tambah produksi

ekonomi yang dihasilkan tetap tidak akan mampu menyerap tenaga kerja secara

optimal. Kendala utama yang masih menghadang di depan mata adalah proses

penyesuaian tingkat harga yang masih akan terus berjalan.

Grafik 7.1. Ekspektasi Konsumen 6 bulan yad Grafik 7.2. Ekspektasi Kegiatan UsahaTriwulan I-2009

Sumber : SK, KBI Medan Sumber : SKDU, KBI Medan

Dari hasil survey SKDU KBI Medan, kegiatan usaha diperkirakan akan meningkat

dibandingkan triwulan IV-2008. Ekspektasi meningkatnya perekonomian berasal dari

penurunan harga BBM oleh pemerintah sejak 1 Desember 2008 dan aktivitas menjelang

Pemilihan Umum April 2009 baik untuk Legislatif maupun Eksekutif yang telah

menimbulkan harapan bahwa tahun 2009 dapat menjadi titik awal pertumbuhan yang

berkelanjutan dan diproyeksikan untuk triwulan I-2009, perekonomian Sumut tumbuh

pada kisaran 6±1% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, laju pertumbuhan ekonomi

Sumut pada tahun 2009 diproyeksikan pada kisaran 5±1% (yoy). Namun demikian, untuk

mencapai laju pertumbuhan tersebut, diperlukan upaya yang lebih bersungguh dalam hal

peningkatan investasi, pemberdayaan pertanian rakyat, pengembangan UMKM dan

peningkatan ekspor.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

Indeks Penghasilan Saat Ini

Ekspektasi Penghasilan 6 bln yad

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I*

2006 2007 2008

%

Page 104: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

79

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

7.2. Perkiraan Inflasi Daerah

Perkembangan eksternal dan permintaan dalam negeri yang melemah telah menyebabkan

berkurangnya tekanan inflasi di dalam negeri. Kelompok harga makanan yang bergejolak

(volatile food) mencatat penurunan laju inflasi yang besar dibandingkan bulan

sebelumnya. Hal ini terkait dengan masih berlanjutnya penurunan harga komoditas

internasional. Meski mereda, potensi tekanan di sisi inflasi inti masih ada terkait dengan

pelemahan nilai tukar rupiah. Meski demikian, tekanan tersebut masih dapat

dikompensasi sebagian oleh penurunan harga komoditas internasional.

Memasuki tahun 2009, tekanan inflasi berpeluang menurun khususnya pada inflasi

volatile food termasuk faktor imported inflation, serta pengawalan ekspektasi masyarakat

terhadap inflasi ke depan agar senantiasa stabil. Pengawalan ekspektasi masyarakat

terhadap inflasi ke depan agar senantiasa stabil juga dipengaruhi oleh masuknya musim

panen pada triwulan I-2009. Stabilitas volatile food juga akan didukung oleh kebijakan-

kebijakan pemerintah untuk menjaga pasokan dan kelancaran distribusi bahan makanan.

Ekspektasi masyarakat terhadap inflasi pada 2009 diperkirakan akan mengalami sedikit

peningkatan, namun masih cukup terkendali. Hal ini diindikasikan oleh hasil survei kepada

konsumen di Sumut di bawah ini.

Grafik 7.3. Ekspektasi Harga 3 bulan yad

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008

Sumber : SK, KBI Medan

Page 105: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

80

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Dari perkembangan dan kondisi yang terjadi di Sumut, pada triwulan I-2009, laju inflasi

diprakirakan terus menurun menuju kisaran 9±1% (yoy), yang ditunjang oleh

berlanjutnya kondisi faktor-faktor pendukung tersebut diatas. Di sisi lain, persoalan sekitar

distribusi dan tata niaga beberapa komoditas utama juga diperkirakan masih menyisakan

masalah untuk diselesaikan, termasuk masalah infrastruktur yang kurang memadai dan

membutuhkan perbaikan. Dengan perkembangan tersebut, inflasi Sumut pada tahun

2009 diperkirakan berada pada kisaran 7±1%. Hal ini diperkirakan dapat dicapai apabila

dilakukan upaya pengendalian inflasi yang terkoordinasi dan berkelanjutan antar berbagai

instansi di daerah Sumut dan Bank Indonesia.

Page 106: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

Lampiran

Page 107: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III

1. PERTANIAN 8,499,279.30 11,663,509.31 9,335,211.88 10,400,071.73 9,728,906.56 11,176,188.83 11,471,451.00 12,164,629.62a. Tanaman Bahan Makanan 2,551,534.31 4,908,342.68 2,975,324.93 3,570,534.99 2,833,619.10 3,747,548.06 3,478,774.62 3,687,837.54b. Tanaman Perkebunan 3,686,896.20 4,327,561.32 4,085,002.50 4,520,670.25 4,390,786.87 4,837,538.79 5,301,866.78 5,553,959.17c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 918,955.77 948,668.95 814,333.24 854,883.55 1,027,924.46 1,055,987.85 1,085,966.75 1,179,823.31d. K e h u t a n a n 409,904.93 510,775.53 484,557.12 448,553.92 454,837.38 468,321.76 499,406.43 540,104.60e. P e r i k a n a n 931,988.08 968,160.82 975,994.08 1,005,429.02 1,021,738.76 1,066,792.36 1,105,436.42 1,202,905.01

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 533,941.78 606,054.31 613,626.10 622,921.26 635,149.62 653,865.57 691,444.08 726,169.13

a. Minyak dan gas bumi 248,119.61 304,993.27 308,644.11 310,497.17 311,896.72 325,462.81 345,590.08 364,402.51

b. Penggalian. 285,822.18 301,061.04 304,981.99 312,424.09 323,252.90 328,402.76 345,854.00 361,766.63

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 10,986,024.69 10,955,457.68 11,089,780.89 11,621,239.02 11,799,264.52 12,261,572.21 12,384,292.13 13,176,486.58

a. Industri M i g a s 69,278.90 67,673.88 69,018.25 72,354.52 74,271.89 77,974.94 79,984.50 83,520.77

1). Pengilangan Minyak Bumi 69,278.90 67,673.88 69,018.25 72,354.52 74,271.89 77,974.94 79,984.50 83,520.77

2). Gas Alam Cairb. Industri bukan Migas 10,916,745.79 10,887,783.80 11,020,762.65 11,548,884.51 11,724,992.63 12,183,597.27 12,304,307.63 13,092,965.81

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 6,251,144.62 6,030,256.93 6,136,413.06 6,513,578.28 6,621,908.76 6,792,951.82 6,775,557.69 7,280,918.182). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 54,206.31 57,573.85 55,877.03 57,109.64 57,584.80 62,260.33 62,305.88 66,647.943). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 538,660.87 552,286.87 535,652.63 552,968.25 565,477.98 602,683.13 613,075.13 654,424.504). Kertas dan Barang cetakan 100,634.39 102,402.40 103,786.18 106,499.13 107,046.28 121,444.45 121,485.59 126,294.235). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 1,841,151.71 1,948,980.62 1,943,966.50 2,009,197.66 2,032,229.75 2,123,367.86 2,203,017.77 2,317,055.926). Semen & Brg. Galian bukan logam 555,295.41 557,701.25 577,562.86 601,739.00 613,632.27 650,419.16 658,663.90 699,015.107). Logam Dasar Besi & Baja 1,139,483.41 1,212,759.83 1,234,997.11 1,251,708.03 1,263,231.34 1,352,819.89 1,387,693.79 1,454,377.098). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 420,804.13 410,814.29 416,613.92 439,846.95 447,310.44 460,505.03 464,756.33 475,320.539). Barang lainnya 15,364.94 15,007.76 15,893.34 16,237.56 16,571.02 17,145.60 17,751.55 18,912.33

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 442,505.84 444,704.72 454,048.65 478,352.24 478,680.87 497,920.02 520,955.67 546,462.65a. L i s t r i k 259,903.93 274,165.55 282,433.65 306,732.50 311,922.49 320,517.68 338,111.97 352,943.61b. Gas Kota 81,776.11 70,149.29 69,178.00 66,294.90 60,337.96 64,526.85 66,512.99 72,409.55c. Air bersih 100,825.80 100,389.88 102,437.00 105,324.84 106,420.41 112,875.50 116,330.71 121,109.48

5. B A N G U N A N 2,498,602.04 2,445,127.52 2,483,033.24 2,573,848.45 2,666,455.45 2,763,319.05 2,917,531.79 3,059,477.19

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 8,336,205.53 8,617,168.68 8,602,966.54 8,818,158.21 8,974,345.35 9,537,535.98 9,456,920.94 10,392,004.18a. Perdagangan Besar dan Eceran 7,409,063.04 7,692,927.64 7,666,394.20 7,829,359.28 7,961,671.63 8,437,987.72 8,332,047.98 9,181,611.87b. H o t e l 121,972.79 125,395.13 126,296.98 130,920.95 131,379.01 147,795.08 158,096.88 165,387.50c. R e s t o r a n 805,169.70 798,845.91 810,275.36 857,877.98 881,294.71 951,753.19 966,776.09 1,045,004.81

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 3,820,406.44 3,903,088.70 3,984,268.22 4,189,050.73 4,251,581.68 4,423,403.45 4,520,275.59 4,910,834.51a. P e n g a n g k u t a n 3,070,269.06 3,181,814.74 3,212,197.82 3,380,951.39 3,420,246.36 3,618,063.93 3,710,806.37 4,092,964.11

1). Angkutan Rel 24,621.92 24,838.27 24,770.59 26,658.63 26,710.66 28,470.89 28,577.99 30,463.112). Angkutan Jalan raya 1,648,774.34 1,698,072.36 1,730,740.00 1,822,350.54 1,836,481.51 1,935,064.65 1,980,690.03 2,273,626.593). Angkutan laut, & SDP 232,583.68 254,150.43 242,983.94 245,438.79 250,452.30 273,891.10 282,212.53 301,493.414). Angkutan Udara 670,972.39 695,456.41 712,234.85 768,519.82 781,122.86 822,037.67 862,797.28 909,198.345). Jasa Penunjang Angkutan 493,316.73 509,297.27 501,468.44 517,983.60 525,479.03 558,599.61 556,528.54 578,182.66

b. K o m u n i k a s i 750,137.38 721,273.96 772,070.40 808,099.34 831,335.32 805,339.52 809,469.22 817,870.40

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 2,667,397.04 2,749,254.98 2,842,358.71 2,977,020.77 3,094,690.17 3,225,153.26 3,352,207.75 3,491,484.22a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 795,474.68 879,485.50 887,161.19 935,238.30 990,634.07 1,072,969.13 1,143,668.98 1,201,637.93b. Sewa Bangunan 1,517,933.04 1,513,973.60 1,580,689.94 1,652,304.64 1,702,847.87 1,735,919.16 1,788,634.54 1,856,024.63c. Jasa Perusahaan 353,989.31 355,795.88 374,507.58 389,477.84 401,208.23 416,264.96 419,904.24 433,821.66

9. JASA - JASA 4,205,844.61 4,391,758.46 4,419,456.98 4,483,145.25 4,519,726.12 4,805,282.92 5,146,726.28 5,347,922.54a. Pemerintahan Umum 2,778,632.09 2,805,935.65 2,820,349.49 2,864,273.14 2,891,344.97 3,048,646.01 3,316,594.85 3,445,893.26b. S w a s t a 1,427,212.52 1,585,822.81 1,599,107.49 1,618,872.12 1,628,381.14 1,756,636.91 1,830,131.43 1,902,029.28

1). Sosial Kemasyarakatan 560,233.56 609,862.91 604,916.44 615,032.53 619,915.04 668,697.58 692,722.43 724,401.612). Hiburan dan Rekreasi 212,543.37 220,797.02 223,619.77 228,634.46 230,234.09 248,698.02 257,627.99 272,761.293). Perorangan dan RT 654,435.59 755,162.88 770,571.28 775,205.13 778,232.01 839,241.31 879,781.01 904,866.38

P D R B 41,990,207.28 45,776,124.35 43,824,751.2 46,163,807.7 46,148,800.3 49,344,241.3 50,461,805.2 53,815,470.6

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

2008

LAMPIRAN APDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah)Gross Domestic Regional Product at Current Prices

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

2007LAPANGAN USAHA

2006

Page 108: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

2006Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III

1. PERTANIAN 5,818,734.23 6,058,392.29 5,826,698.12 5,976,708.64 5,994,355.59 6,429,719.44 6,280,779.82 6,443,578.44a. Tanaman Bahan Makanan 1,891,762.16 2,099,137.42 1,889,908.67 1,974,632.40 1,948,973.77 2,320,131.40 2,015,621.91 2,086,775.87b. Tanaman Perkebunan 2,404,180.54 2,389,148.43 2,349,010.74 2,396,799.66 2,426,643.57 2,469,156.47 2,608,866.51 2,665,010.94c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 599,072.60 617,942.22 620,314.09 626,178.56 638,830.51 646,511.28 648,786.30 662,636.14d. K e h u t a n a n 320,284.85 329,423.02 342,167.72 349,706.76 349,212.28 347,586.27 356,294.24 361,615.54e. P e r i k a n a n 603,434.09 622,741.20 625,296.91 629,391.27 630,695.47 646,334.01 651,210.86 667,539.95

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 290,222.50 306,052.24 306,783.47 307,589.32 308,624.92 316,002.48 329,241.33 332,081.03

a. Minyak dan gas bumi 140,281.95 147,418.84 147,911.85 147,500.84 146,545.39 151,981.32 159,503.63 159,752.64

b. Penggalian. 149,940.54 158,633.40 158,871.62 160,088.48 162,079.53 164,021.15 169,737.70 172,328.39

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,804,079.00 5,972,603.38 5,858,831.02 5,876,877.80 5,906,887.84 6,013,312.05 5,880,394.12 6,144,770.10

a. Industri M i g a s 29,568.67 28,688.75 29,020.02 29,448.76 30,071.44 30,288.78 30,047.45 30,265.02

1). Pengilangan Minyak Bumi 29,568.67 28,688.75 29,020.02 29,448.76 30,071.44 30,288.78 30,047.45 30,265.02

2). Gas Alam Cairb. Industri bukan Migas 5,774,510.33 5,943,914.63 5,829,811.00 5,847,429.05 5,876,816.40 5,983,023.28 5,850,346.67 6,114,505.07

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 3,598,051.51 3,667,122.42 3,567,743.41 3,608,369.22 3,636,613.92 3,701,347.04 3,573,088.05 3,767,806.812). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 33,141.73 35,007.86 33,677.56 33,810.88 33,860.93 36,254.90 33,680.04 34,811.853). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 322,359.01 344,367.23 328,044.22 328,230.11 328,585.97 335,610.23 328,351.01 331,632.194). Kertas dan Barang cetakan 44,307.46 45,185.36 44,967.21 45,546.09 45,074.32 50,379.51 45,451.42 46,161.765). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 1,051,354.71 1,125,692.45 1,117,014.71 1,086,689.28 1,081,077.82 1,103,932.73 1,118,129.37 1,161,182.116). Semen & Brg. Galian bukan logam 258,995.24 258,230.02 266,080.21 269,031.99 274,000.58 273,441.19 269,960.81 280,960.747). Logam Dasar Besi & Baja 306,766.31 310,823.49 314,024.97 315,445.85 316,760.57 318,000.05 318,937.58 327,051.838). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 150,348.18 148,321.69 148,606.15 150,595.18 151,129.52 154,287.83 152,895.22 154,791.119). Barang lainnya 9,186.18 9,164.11 9,652.56 9,710.45 9,712.77 9,769.80 9,853.17 10,106.66

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 172,116.69 186,575.20 184,228.77 185,245.29 183,868.82 186,764.21 190,033.45 194,703.69a. L i s t r i k 108,193.15 126,075.83 124,950.42 125,886.51 125,611.20 126,544.72 128,830.83 132,717.84b. Gas Kota 20,244.11 17,970.14 15,838.99 15,532.46 13,987.37 14,719.55 14,992.61 15,066.68c. Air bersih 43,679.43 42,529.23 43,439.36 43,826.31 44,270.26 45,499.94 46,210.00 46,919.17

5. B A N G U N A N 1,588,115.04 1,597,362.32 1,616,690.41 1,638,456.94 1,706,786.12 1,721,182.44 1,752,857.80 1,785,613.23

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 4,502,037.25 4,613,748.88 4,528,820.31 4,574,353.78 4,669,356.54 4,807,309.69 4,707,418.67 4,949,229.91a. Perdagangan Besar dan Eceran 3,992,230.20 4,112,164.82 4,020,463.54 4,062,366.50 4,150,821.73 4,274,082.72 4,171,217.83 4,399,260.64b. H o t e l 68,115.05 66,828.91 68,469.14 69,797.26 70,990.12 73,699.88 75,646.19 78,007.73c. R e s t o r a n 441,692.00 434,755.15 439,887.62 442,190.02 447,544.69 459,527.08 460,554.65 471,961.54

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 2,168,562.01 2,227,957.90 2,241,537.75 2,277,934.20 2,329,132.46 2,426,534.28 2,417,997.77 2,492,892.93a. P e n g a n g k u t a n 1,772,466.45 1,804,887.54 1,816,634.48 1,844,574.70 1,883,928.30 1,959,818.95 1,947,757.18 2,006,540.30

1). Angkutan Rel 9,635.75 9,799.69 9,846.95 10,154.84 10,390.01 10,824.84 10,652.93 10,984.812). Angkutan Jalan raya 738,963.31 751,982.79 764,315.31 769,317.64 785,534.44 825,702.32 810,360.01 857,746.293). Angkutan laut, & SDP 119,691.81 127,610.37 121,459.18 122,208.28 122,972.56 129,192.67 129,616.61 133,294.134). Angkutan Udara 590,041.80 589,508.29 601,661.10 619,395.46 638,164.26 654,454.64 662,273.25 661,402.155). Jasa Penunjang Angkutan 314,133.78 325,986.40 319,351.94 323,498.48 326,867.02 339,644.47 334,854.39 343,112.92

b. K o m u n i k a s i 396,095.56 423,070.36 424,903.27 433,359.50 445,204.16 466,715.33 470,240.58 486,352.63

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 1,589,151.25 1,611,070.73 1,665,355.09 1,691,535.81 1,752,653.97 1,806,232.63 1,808,456.65 1,850,149.17a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 494,864.32 495,603.75 519,139.63 544,556.89 575,580.33 592,169.71 619,525.01 641,555.67b. Sewa Bangunan 851,599.47 874,984.02 902,413.83 902,772.17 929,716.72 960,938.04 943,219.15 959,770.71c. Jasa Perusahaan 242,687.46 240,482.96 243,801.63 244,206.75 247,356.93 253,124.87 245,712.49 248,822.79

9. JASA - JASA 2,324,212.60 2,365,742.96 2,409,367.95 2,413,650.82 2,420,435.60 2,539,835.99 2,627,023.37 2,663,428.08a. Pemerintahan Umum 1,543,706.87 1,556,126.72 1,586,381.59 1,586,765.91 1,591,709.47 1,662,838.24 1,745,873.22 1,769,362.05b. S w a s t a 780,505.73 809,616.23 822,986.36 826,884.91 828,726.13 876,997.75 881,150.15 894,066.03

1). Sosial Kemasyarakatan 230,545.12 234,710.49 237,714.78 240,169.23 240,339.10 259,045.84 261,620.10 263,325.082). Hiburan dan Rekreasi 138,159.93 139,988.78 142,830.55 143,567.79 145,089.32 152,752.83 152,962.41 157,382.643). Perorangan dan RT 411,800.67 434,916.97 442,441.03 443,147.89 443,297.71 465,199.08 466,567.65 473,358.31

P D R B 24,257,230.57 24,939,505.9 24,638,312.9 24,942,352.6 25,272,101.9 26,246,893.2 25,994,203.0 26,856,446.6

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAPANGAN USAHA2007 2008

LAMPIRAN BPDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara ADH Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah)Gross Domestic Regional Product at Constant Prices Year 2000

Page 109: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

Trw.I Trw.II Trw.III Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III

1. PERTANIAN 3.70 (0.71) 3.66 (32.85) 35.85 -19.15 11.41 -6.45 14.88 2.64 6.04a. Tanaman Bahan Makanan 14.42 (5.81) 5.40 (34.40) 89.75 -38.55 20.00 -20.64 32.25 -7.17 6.01b. Tanaman Perkebunan (5.92) 4.77 3.91 (19.10) 15.99 -4.47 10.67 -2.87 10.17 9.60 4.75c. Peternakan dan Hasil-hasilnya (2.12) 4.91 2.17 (53.44) 3.23 -14.16 4.98 20.24 2.73 2.84 8.64d. K e h u t a n a n 18.49 (31.95) 4.18 (35.72) 24.61 -5.13 -7.43 1.40 2.96 6.64 8.15e. P e r i k a n a n 8.01 9.49 0.55 (41.71) 3.95 0.74 3.02 1.62 4.41 3.62 8.82

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 13.59 (2.84) 4.61 (34.44) 13.91 0.89 1.51 1.96 2.95 5.75 5.02

a. Minyak dan gas bumi 9.99 4.83 5.98 (47.01) 22.92 1.20 0.60 0.45 4.35 6.18 5.44

b. Penggalian. 17.88 (11.35) 2.81 (17.42) 6.09 0.58 2.44 3.47 1.59 5.31 4.60

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 11.90 (3.01) 5.12 6.84 0.32 0.63 4.79 1.53 3.92 1.00 6.40

a. Industri M i g a s 10.64 (8.74) 6.15 (31.50) -2.32 1.99 4.83 2.65 4.99 2.58 4.42

1). Pengilangan Minyak Bumi 10.64 (8.74) 6.15 (31.50) -2.32 1.99 4.83 2.65 4.99 2.58 4.42

2). Gas Alam Cairb. Industri bukan Migas 11.92 (2.95) 5.11 7.22 0.33 0.62 4.79 1.52 3.91 0.99 6.41

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 6.74 0.56 5.26 38.71 -2.61 0.79 6.15 1.66 2.58 -0.26 7.462). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 4.00 (7.65) 6.38 (93.51) 6.21 -2.95 2.21 0.83 8.12 0.07 6.973). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 29.40 0.74 6.15 (44.03) 2.53 -3.01 3.23 2.26 6.58 1.72 6.744). Kertas dan Barang cetakan 9.46 2.06 4.42 (20.65) 1.98 1.13 2.61 0.51 13.45 0.03 3.965). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 7.44 (4.28) 2.93 6.75 5.86 -0.26 3.36 1.15 4.48 3.75 5.186). Semen & Brg. Galian bukan logam 34.65 (3.40) 6.14 7.39 0.43 3.56 4.19 1.98 5.99 1.27 6.137). Logam Dasar Besi & Baja 49.09 (16.33) 5.34 102.17 7.08 1.22 1.35 0.92 7.09 2.58 4.818). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 8.25 (7.44) 5.62 (41.92) -2.37 1.41 5.58 1.70 2.95 0.92 2.279). Barang lainnya 15.00 (5.00) 5.82 (93.03) -2.32 5.90 2.17 2.05 3.47 3.53 6.54

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 4.95 (1.89) (0.87) (3.64) 2.03 0.57 5.35 0.07 4.02 4.63 4.90a. L i s t r i k 2.51 (5.86) (2.37) (17.41) 8.26 0.37 8.60 1.69 2.76 5.49 4.39b. Gas Kota 11.62 9.65 0.46 0.30 -14.22 -1.38 -4.17 -8.99 6.94 3.08 8.87c. Air bersih 12.48 7.16 5.35 60.06 -0.87 2.49 2.82 1.04 6.07 3.06 4.11

5. B A N G U N A N 5.71 (0.03) 3.45 52.89 -2.14 1.55 3.66 3.60 3.63 5.58 4.87

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 11.82 (1.81) 6.41 7.95 3.17 0.03 2.50 1.77 6.28 -0.85 9.89a. Perdagangan Besar dan Eceran 11.74 (1.92) 6.44 5.15 3.65 -0.17 2.13 1.69 5.98 -1.26 10.20b. H o t e l 15.29 (7.08) 7.94 26.11 0.41 3.12 3.66 0.35 12.50 6.97 4.61c. R e s t o r a n 12.22 0.54 5.71 38.99 -0.79 1.43 5.87 2.73 7.99 1.58 8.09

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 10.64 (3.98) 5.21 23.22 3.10 1.15 5.14 1.49 4.04 2.19 8.64a. P e n g a n g k u t a n 10.48 (8.30) 5.13 25.68 3.39 1.19 5.25 1.16 5.78 2.56 10.30

1). Angkutan Rel 3.70 (7.94) 3.64 129.93 -0.11 0.71 7.62 0.20 6.59 0.38 6.602). Angkutan Jalan raya 6.34 (10.61) 5.32 5.50 2.56 2.35 5.29 0.78 5.37 2.36 14.793). Angkutan laut, & SDP 0.35 (7.89) 2.68 79.60 9.27 -4.39 1.01 2.04 9.36 3.04 6.834). Angkutan Udara 50.85 (6.04) 4.92 139.01 3.65 2.41 7.90 1.64 5.24 4.96 5.385). Jasa Penunjang Angkutan 11.22 (1.18) 5.35 7.44 3.24 -1.54 3.29 1.45 6.30 -0.37 3.89

b. K o m u n i k a s i 11.41 16.49 5.50 14.10 1.90 1.01 4.67 2.88 -3.13 0.51 1.04

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 9.34 5.72 6.07 21.30 2.68 3.78 4.74 3.95 4.22 3.94 4.15a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 9.18 2.07 7.23 (7.66) 6.35 4.86 5.42 5.92 8.31 6.59 5.07b. Sewa Bangunan 7.40 7.71 6.03 29.67 0.38 3.74 4.53 3.06 1.94 3.04 3.77c. Jasa Perusahaan 25.96 11.31 0.68 112.14 4.25 1.49 4.00 3.01 3.75 0.87 3.31

9. JASA - JASA 8.69 8.63 4.10 20.82 3.01 2.01 1.44 0.82 6.32 7.11 3.91a. Pemerintahan Umum 6.56 12.85 5.23 11.02 -0.63 2.14 1.56 0.95 5.44 8.79 3.90b. S w a s t a 13.63 (0.52) 1.32 45.91 10.09 1.77 1.24 0.59 7.88 4.18 3.93

1). Sosial Kemasyarakatan 1.38 3.00 2.93 79.87 6.51 1.38 1.67 0.79 7.87 3.59 4.572). Hiburan dan Rekreasi 21.20 1.26 1.23 71.65 2.76 2.39 2.24 0.70 8.02 3.59 5.873). Perorangan dan RT 19.65 (2.77) 0.44 20.55 15.54 1.91 0.60 0.39 7.84 4.83 2.85

P D R B 8.54 (0.74) 4.74 -0.85 8.79 -4.07 5.34 -0.03 6.92 2.26 6.65

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

2008

LAMPIRAN CPertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara

Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)Growth Rate of Economy

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAPANGAN USAHA2006 2007

Page 110: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

Trw.I Trw. II Trw.III Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III

1. PERTANIAN (0.41) (4.86) 2.92 3.31 4.12 -3.82 2.57 0.30 7.26 -2.32 2.59a. Tanaman Bahan Makanan 8.31 (12.08) 3.67 2.11 10.96 -9.97 4.48 -1.30 19.04 -13.12 3.53b. Tanaman Perkebunan (7.27) (2.08) 5.11 4.96 -0.63 -1.68 2.03 1.25 1.75 5.66 2.15c. Peternakan dan Hasil-hasilnya (12.47) (4.13) (0.79) 3.05 3.15 0.38 0.95 2.02 1.20 0.35 2.13d. K e h u t a n a n 18.49 (2.76) (8.58) 1.40 2.85 3.87 2.20 -0.14 -0.47 2.51 1.49e. P e r i k a n a n 7.91 3.27 1.73 1.62 3.20 0.41 0.65 0.21 2.48 0.75 2.51

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.14 0.48 3.45 2.42 5.45 0.24 0.26 0.34 2.39 4.19 0.86a. Minyak dan gas bumi (1.57) 3.95 4.96 1.95 5.09 0.33 -0.28 -0.65 3.71 4.95 0.16b. Penggalian. 5.27 (2.26) 2.18 2.81 5.80 0.15 0.77 1.24 1.20 3.49 1.53

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.90 (1.26) 2.51 2.76 2.90 -1.90 0.31 0.51 2.14 -2.53 4.50a. Industri M i g a s 0.36 (1.31) 2.88 4.35 -2.98 1.15 1.48 2.11 0.72 -0.80 0.72

1). Pengilangan Minyak Bumi 0.36 (1.31) 2.88 4.35 -2.98 1.15 1.48 2.11 0.72 -0.80 0.722). Gas Alam Cair

b. Industri bukan Migas 3.92 (1.25) 2.51 2.75 2.93 -1.92 0.30 0.50 2.15 -2.54 4.521). Makanan, Minuman dan Tembakau 2.04 1.05 3.99 3.53 1.92 -2.71 1.14 0.78 2.33 -3.98 5.452). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki (4.62) (5.67) 2.20 3.61 5.63 -3.80 0.40 0.15 7.07 -7.10 3.363). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 11.66 (0.76) (1.06) 0.22 6.83 -4.74 0.06 0.11 2.14 -2.16 1.004). Kertas dan Barang cetakan 5.61 (1.90) 1.66 3.44 1.98 -0.48 1.29 -1.04 11.77 -9.78 1.565). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 4.58 (2.93) 0.58 0.43 7.07 -0.77 -2.71 -0.52 2.11 1.29 3.856). Semen & Brg. Galian bukan logam 28.04 2.24 2.04 2.68 -0.30 3.04 1.11 1.85 -0.20 -1.27 4.077). Logam Dasar Besi & Baja (0.79) (4.92) 2.25 2.17 1.32 1.03 0.45 0.42 0.39 0.29 2.548). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 5.33 (4.17) 2.74 4.71 -1.35 0.19 1.34 0.35 2.09 -0.90 1.249). Barang lainnya 2.36 (8.79) 3.20 4.36 -0.24 5.33 0.60 0.02 0.59 0.85 2.57

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 1.87 (3.99) (1.94) (4.35) 8.40 -1.26 0.55 -0.74 1.10 1.74 2.95a. L i s t r i k 1.93 (6.77) (3.85) (7.48) 16.53 -0.89 0.75 -0.22 0.74 1.81 3.02b. Gas Kota 3.63 5.82 0.24 1.73 -11.23 -11.86 -1.94 -9.95 -1.00 1.77 6.91c. Air bersih 0.86 4.88 5.16 5.11 -2.63 2.14 0.89 1.01 2.78 1.56 1.53

5. B A N G U N A N 3.53 (0.74) 2.82 4.25 0.58 1.21 1.35 4.17 0.84 1.84 1.87

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 10.03 (1.35) 3.53 5.29 2.48 -1.84 1.01 2.08 2.95 -2.08 5.14a. Perdagangan Besar dan Eceran 10.20 (1.62) 3.57 5.37 3.00 -2.23 1.04 2.18 2.97 -2.41 5.47b. H o t e l 2.01 0.92 2.55 3.64 -1.89 2.45 1.94 1.71 3.82 2.64 3.12c. R e s t o r a n 8.75 3.21 3.06 4.13 -1.57 1.18 0.52 1.21 2.68 0.22 2.48

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 5.77 (2.33) 3.91 4.50 2.74 0.61 1.62 2.25 4.18 -0.35 3.10a. P e n g a n g k u t a n 4.29 (4.21) 3.96 4.51 1.83 0.65 1.54 2.13 4.03 -0.62 3.02

1). Angkutan Rel 2.70 (6.16) 3.51 4.27 1.70 0.48 3.13 2.32 4.19 -1.59 3.122). Angkutan Jalan raya 2.51 (4.23) 3.84 4.49 1.76 1.64 0.65 2.11 5.11 -1.86 5.853). Angkutan laut, & SDP (0.16) (10.03) 1.56 4.05 6.62 -4.82 0.62 0.63 5.06 0.33 2.844). Angkutan Udara 24.05 0.29 4.68 5.51 -0.09 2.06 2.95 3.03 2.55 1.19 -0.135). Jasa Penunjang Angkutan 4.56 (3.66) 4.88 4.32 3.77 -2.04 1.30 1.04 3.91 -1.41 2.47

b. K o m u n i k a s i 10.83 3.68 3.74 4.47 6.81 0.43 1.99 2.73 4.83 0.76 3.43

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 5.24 5.00 4.11 3.82 1.38 3.37 1.57 3.61 3.06 0.12 2.31a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 0.97 5.53 5.60 6.46 0.15 4.75 4.90 5.70 2.88 4.62 3.56b. Sewa Bangunan 7.40 4.40 3.05 2.20 2.75 3.13 0.04 2.98 3.36 -1.84 1.75c. Jasa Perusahaan 11.23 8.88 6.70 4.50 -0.91 1.38 0.17 1.29 2.33 -2.93 1.27

9. JASA - JASA 3.72 5.35 2.75 3.26 3.14 1.84 0.18 0.28 4.93 3.43 1.39a. Pemerintahan Umum 1.18 8.20 2.91 3.79 2.45 1.94 0.02 0.31 4.47 4.99 1.35b. S w a s t a 10.74 (1.85) 2.28 1.76 4.52 1.65 0.48 0.22 5.82 0.47 1.47

1). Sosial Kemasyarakatan 1.03 1.86 2.52 1.47 4.05 1.28 1.03 0.07 7.78 0.99 0.652). Hiburan dan Rekreasi 14.06 (2.24) 3.24 3.67 2.43 2.03 0.52 1.06 5.28 0.14 2.893). Perorangan dan RT 16.88 (4.14) 1.76 1.24 5.47 1.73 0.16 0.03 4.94 0.29 1.46

P D R B 4.11 (1.37) 3.01 3.65 2.81 -1.21 1.23 1.32 3.93 -1.04 3.32

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

2008

LAMPIRAN DPertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara

Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)Growth Rate of Economy

LAPANGAN USAHA2006 2007

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

Page 111: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

Trw.I Trw. II Trw.III Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw. II Trw. III

1. PERTANIAN 30.19 30.20 29.89 29.56 25.27 21.30 22.53 21.08 22.65 22.73 22.60a. Tanaman Bahan Makanan 9.62 9.13 9.18 9.02 10.60 6.79 7.73 6.14 7.59 6.89 6.85b. Tanaman Perkebunan 10.28 10.85 10.76 10.81 9.36 9.32 9.79 9.51 9.80 10.51 10.32c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4.52 4.78 4.66 4.57 2.08 1.86 1.85 2.23 2.14 2.15 2.19d. K e h u t a n a n 2.21 1.51 1.51 1.46 1.12 1.11 0.97 0.99 0.95 0.99 1.00e. P e r i k a n a n 3.57 3.93 3.78 3.69 2.12 2.23 2.18 2.21 2.16 2.19 2.24

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.97 1.93 1.92 1.89 1.33 1.40 1.35 1.38 1.33 1.37 1.35a. Minyak dan gas bumi 1.03 1.09 1.11 1.08 0.67 0.70 0.67 0.68 0.66 0.68 0.68b. Penggalian. 0.93 0.83 0.82 0.81 0.66 0.70 0.68 0.70 0.67 0.69 0.67

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 24.76 24.19 24.28 24.27 24.13 25.30 25.17 25.57 24.85 24.54 24.48a. Industri M i g a s 0.26 0.24 0.24 0.24 0.15 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16

1). Pengilangan Minyak Bumi 0.26 0.24 0.24 0.24 0.15 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.162). Gas Alam Cair

b. Industri bukan Migas 24.50 23.96 24.04 24.04 23.98 25.15 25.02 25.41 24.69 24.38 24.331). Makanan, Minuman dan Tembakau 10.45 10.59 10.64 10.87 13.33 14.00 14.11 14.35 13.77 13.43 13.532). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 2.09 1.94 1.97 1.98 0.13 0.13 0.12 0.12 0.13 0.12 0.123). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 2.21 2.24 2.27 2.20 1.21 1.22 1.20 1.23 1.22 1.21 1.224). Kertas dan Barang cetakan 0.29 0.30 0.30 0.30 0.22 0.24 0.23 0.23 0.25 0.24 0.235). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 4.30 4.14 4.07 3.93 4.27 4.44 4.35 4.40 4.30 4.37 4.316). Semen & Brg. Galian bukan logam 1.24 1.20 1.22 1.21 1.22 1.32 1.30 1.33 1.32 1.31 1.307). Logam Dasar Besi & Baja 1.57 1.32 1.33 1.29 2.67 2.82 2.71 2.74 2.74 2.75 2.708). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 1.82 1.70 1.71 1.73 0.90 0.95 0.95 0.97 0.93 0.92 0.889). Barang lainnya 0.54 0.52 0.52 0.53 0.03 0.04 0.04 0.04 0.03 0.04 0.04

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 1.16 1.15 1.08 0.99 0.99 1.04 1.04 1.04 1.01 1.03 1.02a. L i s t r i k 0.84 0.80 0.74 0.66 0.62 0.64 0.66 0.68 0.65 0.67 0.66b. Gas Kota 0.18 0.20 0.19 0.18 0.15 0.16 0.14 0.13 0.13 0.13 0.13c. Air bersih 0.14 0.15 0.15 0.15 0.22 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23

5. B A N G U N A N 3.88 3.91 3.86 3.84 5.35 5.67 5.58 5.78 5.60 5.78 5.69

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 18.14 17.95 18.23 18.78 18.83 19.63 19.10 19.45 19.33 18.74 19.31a. Perdagangan Besar dan Eceran 16.57 16.37 16.64 17.19 16.81 17.49 16.96 17.25 17.10 16.51 17.06b. H o t e l 0.24 0.22 0.23 0.23 0.27 0.29 0.28 0.28 0.30 0.31 0.31c. R e s t o r a n 1.34 1.36 1.37 1.37 1.75 1.85 1.86 1.91 1.93 1.92 1.94

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 7.53 7.29 7.32 7.34 8.62 9.09 9.07 9.21 8.96 8.96 9.13a. P e n g a n g k u t a n 6.22 5.75 5.77 5.78 6.95 7.33 7.32 7.41 7.33 7.35 7.61

1). Angkutan Rel 0.03 0.03 0.03 0.03 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.062). Angkutan Jalan raya 4.07 3.67 3.69 3.70 3.70 3.95 3.95 3.98 3.92 3.93 4.223). Angkutan laut, & SDP 0.34 0.31 0.31 0.31 0.56 0.55 0.53 0.54 0.56 0.56 0.564). Angkutan Udara 0.70 0.66 0.66 0.67 1.52 1.63 1.66 1.69 1.67 1.71 1.695). Jasa Penunjang Angkutan 1.08 1.08 1.08 1.08 1.11 1.14 1.12 1.14 1.13 1.10 1.07

b. K o m u n i k a s i 1.31 1.54 1.55 1.79 1.67 1.76 1.75 1.80 1.63 1.60 1.52

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 4.81 5.13 5.19 5.23 6.00 6.49 6.45 6.71 6.54 6.64 6.49a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 1.93 1.99 2.03 2.08 1.85 2.02 2.03 2.15 2.17 2.27 2.23b. Sewa Bangunan 2.52 2.73 2.76 2.76 3.34 3.61 3.58 3.69 3.52 3.54 3.45c. Jasa Perusahaan 0.37 0.41 0.39 0.39 0.81 0.85 0.84 0.87 0.84 0.83 0.81

9. JASA - JASA 7.56 8.27 8.22 8.09 9.48 10.08 9.71 9.79 9.74 10.20 9.94a. Pemerintahan Umum 5.17 5.88 5.91 5.84 6.04 6.44 6.20 6.27 6.61 6.57 6.40b. S w a s t a 2.38 2.39 2.31 2.25 3.44 3.65 3.51 3.53 3.81 3.63 3.53

1). Sosial Kemasyarakatan 0.72 0.75 0.74 0.71 1.31 1.38 1.33 1.34 1.45 1.37 1.352). Hiburan dan Rekreasi 0.30 0.30 0.29 0.29 0.48 0.51 0.50 0.50 0.54 0.51 0.513). Perorangan dan RT 1.36 1.34 1.28 1.24 1.66 1.76 1.68 1.69 1.82 1.74 1.68

P D R B 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

2008

LAMPIRAN EStruktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara

Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product at Current Prices

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAPANGAN USAHA2006 2007

Page 112: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - …. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera

HHHaaalllaaammmaaannn iiinnniii ssseeennngggaaajjjaaa dddiiikkkooosssooonnngggkkkaaannn

TTThhhiiisss pppaaagggeee iiisss iiinnnttteeennntttiiiooonnnaaallllllyyy bbblllaaannnkkk