10
1 Kajian Degradasi Ekosistem ... (Listyaningsih, et al) KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP POPULASI POLYMESODA EROSA DI SEGARA ANAKAN, CILACAP (Assessment of Mangrove Ecosystem Degradation to the Population of Polymesoda erosa in Segara Anakan, Cilacap) Dyah Dwi Listyaningsih, Fredinan Yulianda, Erwin Riyanto Ardli Prodi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Gedung Sekolah Pascasarjana Kampus IPB Baranangsiang Bogor 16144 E-mail: [email protected] ABSTRACT Segara Anakan is an unique ecosystem with lagoons, mangrove and lowland. One of biota living in mangrove ecosystem is Polymesoda erosa. The species is valuable both economically and ecologically. This study aims to determine population of P. erosa and to analyze its relationship with mangrove degradation in Segara Anakan, Cilacap. Purposive Random Sampling was used to collect the clams data and plots sampling techniques were applied to obtain vegetation data. The result shows that there are very weak correlations between P. erosa and mangrove. Based on GIS analysis, mangrove area in Segara Anakan was 8036.9 ha. P. erosa strongly correlates to environmental components namely water content of soil, temperature and light intensity . People utilized P. erosa as source of food, income and land hoard. Keywords: mangrove, degradation, P. erosa, Segara Anakan ABSTRAK Segara Anakan merupakan ekosistem unik dengan laguna, bakau dan dataran rendah. Salah satu biota yang tinggal di ekosistem mangrove adalah Polymesoda erosa yang merupakan spesies berharga secara ekonomi dan ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi P. erosa dan menganalisis hubungannya dengan degradasi mangrove di Segara Anakan, Cilacap. Teknik Purposive Random Sampling digunakan untuk mengumpulkan data kerang dan teknik pengambilan sampel plot diterapkan untuk memperoleh data vegetasi. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan korelasi sangat lemah antara P. erosa dan mangrove yang mengindikasikan tidak berhubung secara langsung. Berdasarkan analisis GIS, kawasan mangrove di Segara Anakan adalah 8.036,9 ha. P. erosa sangat berkorelasi dengan komponen lingkungan yaitu kandungan air dalam substrat, suhu dan salinitas. Penduduk memanfaatkan P. erosa sebagai sumber makanan, pendapatan dan penimbun tanah. Kata kunci: mangrove, degradasi, P. erosa, Segara Anakan

KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

1Kajian Degradasi Ekosistem ... (Listyaningsih, et al)

KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAPPOPULASI POLYMESODA EROSA DI SEGARA ANAKAN, CILACAP(Assessment of Mangrove Ecosystem Degradation to the Population of

Polymesoda erosa in Segara Anakan, Cilacap)

Dyah Dwi Listyaningsih, Fredinan Yulianda, Erwin Riyanto ArdliProdi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Gedung Sekolah Pascasarjana Kampus IPB Baranangsiang Bogor 16144E-mail: [email protected]

ABSTRACTSegara Anakan is an unique ecosystem with lagoons, mangrove and lowland. One of biota living inmangrove ecosystem is Polymesoda erosa. The species is valuable both economically and ecologically.This study aims to determine population of P. erosa and to analyze its relationship with mangrovedegradation in Segara Anakan, Cilacap. Purposive Random Sampling was used to collect theclams data and plots sampling techniques were applied to obtain vegetation data. The result showsthat there are very weak correlations between P. erosa and mangrove. Based on GIS analysis,mangrove area in Segara Anakan was 8036.9 ha. P. erosa strongly correlates to environmentalcomponents namely water content of soil, temperature and light intensity. People utilized P. erosa assource of food, income and land hoard.

Keywords: mangrove, degradation, P. erosa, Segara Anakan

ABSTRAKSegara Anakan merupakan ekosistem unik dengan laguna, bakau dan dataran rendah. Salahsatu biota yang tinggal di ekosistem mangrove adalah Polymesoda erosa yang merupakan spesiesberharga secara ekonomi dan ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi P.erosa dan menganalisis hubungannya dengan degradasi mangrove di Segara Anakan, Cilacap.Teknik Purposive Random Sampling digunakan untuk mengumpulkan data kerang dan teknikpengambilan sampel plot diterapkan untuk memperoleh data vegetasi. Berdasarkan hasil analisis,ditemukan korelasi sangat lemah antara P. erosa dan mangrove yang mengindikasikan tidakberhubung secara langsung. Berdasarkan analisis GIS, kawasan mangrove di Segara Anakanadalah 8.036,9 ha. P. erosa sangat berkorelasi dengan komponen lingkungan yaitu kandunganair dalam substrat, suhu dan salinitas. Penduduk memanfaatkan P. erosa sebagai sumber makanan,pendapatan dan penimbun tanah.

Kata kunci: mangrove, degradasi, P. erosa, Segara Anakan

Page 2: KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

Forum Geografi, Vol. 27, No. 1, Juli 2013: 1 - 102

PENDAHULUAN

Segara Anakan terletak di Pantai SelatanPulau Jawa dan secara administratif masukdalam wilayah kecamatan Kampung LautKabupaten Cilacap. Bila dipandang dariprespektif lingkungan hidup, SegaraAnakan sangat unik karena terdiri dari la-guna berair payau, hutan mangrove danlahan dataran rendah yang dipengaruhipasang surut. Kondisi ini menjadi potensialbagi berbagai biota untuk memijah danmencari makan. Salah satu biota yanghidup dalam ekosistem mangrove adalahPolymesoda erosa.

Luasan mangrove Segara Anakan daritahun ke tahun mengalami penurunan. Halini mengindikasikan adanya degradasi man-grove. Luasan mangrove Segara Anakanmenurut Ardli dan Wolff (2008) padatahun 1987 mencapai 15.827,6 ha, tahun1995 mencapai 10.974,6 ha, tahun 2004mencapai 9.271,6 ha dan tahun 2006mencapai 9.237,8 ha.

Degradasi yang terjadi terus-menerus diekosistem mangrove Segara Anakan dapatmenyebabkan perubahan kondisi dariekosistem tersebut. Tentunya hal iniberpengaruh juga terhadap P. erosa karenasecara langsung karena kerang inibergantung pada kondisi ekosistem mangrovesebagai habitat dan tempat mencarimakanan. Penurunan populasi hinggaancaman kepunahan dapat terjadi biladegradasi berlangsung dalam kurun waktutertentu. Hal ini diperparah dengan adanyaeksploitasi berlebihan dari masyarakatsekitar. Masyarakat menangkap kerang P.erosa tanpa memperhatikan ukuran ataupunbobot dari kerang tersebut karena kerangini memiliki nilai ekonomis yang cukuptinggi akibat kandungan gizi yangdimilikinya ataupun menjadi komoditipenting dan cangkangnya dapatdimanfaatkan sebagai bahan kerajinan

(Kresnasari, 2010). Oleh karena itupenelitian mengenai kondisi populasi P.erosa dan keterkaitan dengan degradasiekosistem mangrove perlu dilakukan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengkaji status populasi P. erosa danmengalisa keterkaitannya dengan degradasiekosistem mangrove yang terjadi di SegaraAnakan, Cilacap. Manfaat dari penelitianini adalah untuk pengelolaan dalam upayamemperbaiki kondisi lingkungan danpopulasi P. erosa di ekosistem mangroveSegara Anakan, Cilacap.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini secara keseluruhan di-laksanakan selama empat bulan dariOktober 2012 hingga Januari 2013 dikawasan ekosistem mangrove SegaraAnakan, Cilacap, Jawa Tengah. Kegiatanidentifikasi dan analisis sampeldilaksanakan di Laboratorium BiologiAkuatik Fakultas Biologi UNSOED.Pemilihan lokasi penelitian dilakukandengan metode purposive sampling berupapenempatan lokasi penelitian berdasarkanberbagai pertimbangan. Pertimbangan yangdigunakan pada penelitian ini antara lainkawasan mangrove yang berkriteria baik,sedang ataupun rusak sebagai akibat daridegradasi. Selain itu, penentuan stasiundiambil berdasarkan kondisi yangrepresentatif berdasar karakter habitat P.erosa. Metode lain yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode deskriptif.Dari dua belas stasiun pengambilan sampelterbagi menjadi empat kelompok stasiunberdasarkan tingkat kerusakan mangrove(Anwari et al., 2013). Tingkat kerusakanterbagi menjadi rusak berat (A), rusak (B),kurang bagus (C) dan bagus (D).

Pengambilan sampel kerang dilakukan padaarea sampling dan melihat kondisi

Page 3: KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

3Kajian Degradasi Ekosistem ... (Listyaningsih, et al)

lingkungan khususnya kondisi mangroveyang terdapat disekitarnya. Pada setiapstasiun pengambilan sampel diambil tigatitik berbeda secara acak. Pengambilansampel P.erosa menggunakan plot sampling(1x1 m). Setiap plot digunakan sebagaiulangan. Metode pengambilan datavegetasi mangrove mengikuti kesesuaiandengan sampel kerang. Pengamatan man-grove terbagi menjadi pengamatan pohon,anakan dan semai, semak dan herba. Selainitu data yang diambil terdiri dari jumlah danjenis tegakan mangrove, diameter pohonserta keterangan lain yang mendukungkelengkapan data. Identifikasi mangrovedilakukan dengan berpedoman padaTomlinson (1994).

Pengukuran parameter lingkungandilakukan pada setiap titik pengambilan P.erosa dan pengamatan mangrove.Pengukuran parameter lingkungan terbagimenjadi dua tahap yaitu secara eksitu daninsitu. Selanjutnya, pemanfaatan P. erosadapat diketahui dengan cara menyebarkandaftar pertanyaan (quisioner) danwawancara pada masyarakat sekitar.

Metode yang digunakan untuk menentukanjumlah responden yaitu metode Solvin(Siregar, 2011) yaitu :

2Ne 1N n

Keterangan :n = Ukuran sampel atau jumlah

respondene = Nilai kritis (batas ketelitian 5%)N = Ukuran populasi dalam waktu

tertentu

Nilai kepadatan P. erosa dapat diartikanbanyaknya P. erosa per satuan unit luas plotyang diamati. Hasil yang didapat dianalisisdengan rumus sebagai berikut (Heryantoet al., 2006):

nXi

D

Keterangan :

= jumlah total individu jeniskerang I (ind)

D = kepadatan (ind/m2)n = luasan plot (m2)

Penentuan kelompok umur pada penelitianini menggunakan teknik pergeseran kelasmodus dengan analisis frekuensi panjang(Morton, 1984). Sedangkan, pola distribusidianalisis dengan menggunakan indeksvariansi menurut Spellerberg (1998) :

1 n

xxS

n

1-n

2

i2

Keterangan :S = sampel

ix = perbedaan nilai pada saat observasi

n = jumlah sampel

x = rata-rata sampel

Analisis data vegetasi menggunakanmetode menurut Dombois dan Ellenberg(1974), yaitu dengan mengetahui nilaikerapatan, kerapatan relatif, frekuensi,frekuensi relatif, dominansi, dominansirelatif dan nilai penting masing-masingkategori mangrove. Selain itu untukmengetahui degradasi mangrove digunakanpeta landsat 2012. Peta ini dapat diolahdengan menggunakan metode delineasipada software Arcgis 9 (Trial). Analisiskomponen lingkungan dilakukan denganPrincipal Component Analysis (PCA). Keter-kaitan antara kondisi mangrove dengankondisi populasi P. erosa dianalisis denganmenggunakan analisis regresi kubik.Dengan klasifikasi 0 tidak ada korelasi, 0

Page 4: KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

Forum Geografi, Vol. 27, No. 1, Juli 2013: 1 - 104

– 0.199 korelasi sangat lemah, 0.20 – 0.399korelasi rendah, 0.40 – 0.599 korelasi cukupkuat, 0.60 – 0.70 korelasi kuat, 0.80 – 1korelasi sangat kuat (Ridwan dan Sunarto,2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1 menunjukan nilai kepadatanpada masing-masing stasiun yang bervariasi.Secara keseluruhan, nilai kepadatan P. erosamencapai 9,83 + 4,68 ind/m2.

Kepadatan yang berbeda diduga terkaitdengan kondisi habitat dan lingkungan P.erosa. Selain itu jenis bivalvia termasuk P.erosa tidak tersebar secara normal. Hal inisesuai dengan pernyataan Kresnasari(2010) bahwa berbagai faktor lingkungandapat mempengaruhi turunnya produk-tivitas biota perairan. Selain itu Amin(2009) menyebutkan kepadatan P. erosadipengaruhi oleh perbedaan karakteristikdari masing-masing stasiun pengambilansampel. Hal ini sesuai dengan kondisilingkungan yang terdapat di lapangan baikdari kondisi substrat, salinitas maupunsuhu. Pada Gambar 1, terlihat bahwakelimpahan P. erosa dominan pada

kelompok stasiun B dan tidak ada padakelompok stasiun D yang memiliki man-grove kategori bagus.

Secara umum menunjukan bahwa man-grove tidak berpengaruh secara langsungterhadap nilai kepadatan P. erosa. Tidakadanya individu P. erosa pada kelompokstasiun D dengan kategori mangrove baguskemungkinan disebabkan kondisi substratyang cenderung kering dan keras ataupunfaktor lingkungan lain yang kurangmendukung sehingga tidak memungkinkanbagi P. erosa untuk hidup pada kondisitersebut.

Peta persebaran P. erosa (Gambar 2)menunjukan wilayah yang memiliki nilaikelimpahan dominan tinggi berada dibagian tengah dan barat mangrove SegaraAnakan. Di lain sisi bagian tengah danbarat memiliki mangrove yang tergolongrusak hingga rusak berat. Bagian timurtergolong mangrove kategori bagus. Inimenunjukan bahwa mangrove tidakmempengaruhi kondisi populasi P. erosa.Pada bagian timur Segara Anakan, substratcenderung keras karena jarang terendamoleh pasang surut. Komposisi substrat yangtepat dapat mempermudah P. erosa

Gambar 1. Kepadatan P. erosa Berdasarkan Stasiun Pengamatan

Rusak berat

Rusak

Kurang bagus

Bagus

Page 5: KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

5Kajian Degradasi Ekosistem ... (Listyaningsih, et al)

menyaring makanan. Laju pertukaran airberlangsung cepat sehingga kadar oksigenterlarut menjadi banyak tersedia. Selainberbagai faktor yang telah disebutkan,faktor pemangsaan, penyebaran larva,pasang surut dan pengambilan P. erosa jugadapat mempengaruhi nilai kepadatan. Saatpenyebaran, larva mencari habitat yang

cocok. Berkembang menjadi bivalviamuda, menetap hingga dewasa dan matanggonad (Manzi dan Castagna, 1989).

Piramida sebaran umur yang terbentukmenggambarkan individu betina lebihmendominasi dibandingkan jantan.

Piramida (Gambar 3) juga menggambarkan

Gambar 2. Peta Persebaran P. erosa Berdasarkan Kelimpahan Setiap Stasiun Pengamatan

100 50 0 50 100

2-3.2

3.3-4.5

4.6-5.8

5.9-7.1

7.2-8.4

Piramida Sebaran Umur P.erosa

Kelompok Stasiun A

female

male

50 0 50

2-3.2

3.3-4.5

4.6-5.8

5.9-7.1

7.2-8.4

Piramida Sebaran Umur P.erosa

Kelompok Stasiun B

malefemale

50 0 50 100

2-3.2

3.3-4.5

4.6-5.8

5.9-7.1

7.2-8.4

Piramida Sebaran Umur P.erosa

Kelompok Stasiun C

male

female

Sumber: hasil analisis

Gambar 3. Piramida Sebaran Umur P. erosa Berdasarkan Kelas Ukuran Panjang

Page 6: KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

Forum Geografi, Vol. 27, No. 1, Juli 2013: 1 - 106

Tabel 1. Pola Distribusi P. Erosa

Sumber: hasil analisis

rendahnya individu anakan dan individutua. Jenis piramida ini biasa disebut denganpiramida sarang tawon kuno/old fashionedbeehive. Frekuensi kehadiran P. erosa yangmendominasi terlihat pada ukuran 4,6 – 5,8cm sebanyak 43 individu. Ukuran ini jugamemiliki daya tahan hidup yang lebih tinggidibanding dengan ukuran kurang dari 2 cm(Widowati et al., 2005). Kepadatan populasidan faktor fisik, kimia maupun biologishabitat mempengaruhi pertumbuhankerang khususnya pada cangkang danjaringan.

Tabel 1 menunjukan pola persebaranmengelompok. Ini merupakan bentukpenyebaran paling umum yang terjadi dialam. Pola mengelompok terjadi sebagaiakibat dari adanya perbedaan responterhadap perbedaan habitat secara lokal.Pola distribusi dari P. erosa terkait dengantingkah laku strategi reproduksi, kesediaanpakan dan kondisi lingkungan (Kresnasari,2010). Selain itu, pola sebaran dipengaruhioleh faktor kompetisi. Kompetisi ini dapatberupa perebutan makanan dan ruanguntuk hidup.

Mangrove kategori pohon hanya di-dominasi oleh Nypa Fruct icans . Saat

pengamatan banyak ditemukan pohon yangditebang dan hanya terdapat Nypa fruticanssebagai mangrove kategori pohon. Hal inisesuai dengan pernyataan Tumisem danSuwarno (2008) bahwa banyak mangrovekategori pohon terutama spesies Rhizophorasp. yang ditebang secara ilegal. Penebanganini berlatar belakang penggunaanRhizophora sp. sebagai kayu bakar industrigula kelapa di wilayah Cilacap. Spesies yangmendominasi pada kategori anakan adalahRhizophora apiculata. Semai, semak danherba didominasi oleh familia Acanthaceae.Kondisi tersebut mempengaruhi spesieslain. Semai, semak maupun herba spesieslain akan sulit berkembang karena kurangmendapat sinar matahari akibat tertutupoleh Acanthus.

Ardli dan Wolff (2008) menyatakan bahwaluas kawasan mangrove Segara Anakanpada tahun 1987 sebesar 15.827,6 ha.Tahun 1995 luasan mangrove menjadi10.974,6 ha. Tahun 2004 luasan mangrovemenurun kembali menjadi 9.271,6 ha danterus menerus mengalami penurunanhingga tahun 2006 mencapai 9.237,8 ha.Bila dibandingkan dengan luasan mangroveyang didapat dari analisis landsat 2012(Gambar 4) , luas mangrove hanya

Kelompok Stasiun Nilai x Nilai S-2 Perbandingan Pola Distribusi

A 5.11 19.6 x < S-2 Aggregate (mengelompok)

B 11.11 13.37 x < S-2 Aggregate (mengelompok)

C 17.33 269.78 x < S-2 Aggregate (mengelompok)

D - - x < S-2 Aggregate (mengelompok)

Keseluruhan 5.5 35.53 x < S-2 Aggregate (mengelompok)

Page 7: KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

7Kajian Degradasi Ekosistem ... (Listyaningsih, et al)

mencapai 8.036,9 ha. Dengan demikiankondisi mangrove Segara Anakan memangmengalami degradasi yang diindikasikandengan penurunan luasan mangrove.Penurunan ini disebabkan oleh berbagaihal, antara lain konversi lahan danpenebangan mangrove.

Sebaran karakteristik komponen lingkung-an dari keseluruhan stasiun tergambarpada hasil analisis PCA (Gambar 5). Hasilanalisis menunjukan bahwa faktor lingkung-an yang memiliki hubungan paling dekatdengan nilai kepadatan P. erosa adalahkandungan air dalam substrat, temperaturdan intensitas cahaya.. Semakin tinggitingkat penguapan (suhu tinggi) di suatuwilayah maka salinitas semakin tinggi danbegitupun sebaliknya. Selain itu wilayahSegara Anakan memiliki kondisi salinitasyang beragam.

Gambar 6 menunjukan hubungan antarakerapatan mangrove seluruh kategori

terhadap kepadatan P. erosa. Berdasarkananalisis regresi kubik, didapatkan nilai R2

kategori pohon sebesar 0,055. R2 untukkategori anakan sebesar 0,146. R2 untukkategori semai, semak dan herba adalah0,094. Secara keseluruhan mangrovetergolong memiliki hubungan yang sangatlemah terhadap kepadatan P. erosa.Kerapatan jenis mangrove tidak ber-pengaruh terhadap kepadatan P. erosa.Akan tetapi kerapatan mangrove didugaberpengaruh langsung terhadap kandunganbahan organik (Tis’in, 2008).

Umumnya pemanfaatan bagian daging P.erosa oleh masyarakat digunakan sebagaibahan makanan. P. erosa menjadi salah satusumber protein andalan setelah ikan.Khasanah et al., (2010) menyebutkanbahwa P. erosa mengandung rata-rata nilaiprotein hewani 55,96% dan lemak 6,53%.Tingginya pemanfaatan P. erosa olehmasyarakat sekitar menyebabkan kerang inimenjadi salah satu biota yang paling dicari

Gambar 4. Peta Luasan Mangrove Kawasan Segara Anakan, Cilacap

Page 8: KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

Forum Geografi, Vol. 27, No. 1, Juli 2013: 1 - 108

oleh para nelayan. Pendapatan nelayan darihasil pencarian P. erosa dapat dikatakancukup tinggi. Harga jual daging P.erosamencapai Rp. 15.000 per kg dan penjualandengan cangkang mencapai Rp. 4.000 perember. Masyarakat juga memanfaatkan

Sumber: hasil analisis

Gambar 5. Analisis PCA Kualitas Lingkungan

Sumber: hasil analisis

Gambar 6. Grafik Regresi Hubungan Mangrove Kategori Pohon, Anakan dan Kategori

cangkang kerang. Cangkang kerang diguna-kan untuk mempertinggi lahan desa agartidak terkena air pasang. Menurut masyarakatcangkang kerang digunakan untukmenimbun lahan karena lebih ekonomisdibandingkan menggunakan pasir.

Page 9: KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

9Kajian Degradasi Ekosistem ... (Listyaningsih, et al)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasanpenelitian maka dapat disimpulkan bahwa:(1) Ekosistem mangrove Segara Anakanmengalami degradasi yang diindikasikandengan penur unan luas dan saat inimencapai 8.036,9 ha; (2) Populasi P. erosamemiliki nilai kepadatan sebesar 9,83 +4,68 ind/m2, ukuran panjang dominan 4,6

DAFTAR PUSTAKA

Amin R. (2009). Potensi Kerang Kepah (Polymesoda erosa) Perairan Pemangkat SambasKalimantan Barat (Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro: 183-246.

Anwari MS, Sunarto, Dulbahri, Suwarno, Hadi S. (2013). Struktur dan Komposisi MangroveBerdasarkan Tingkat Kerusakan di Segara Anakan, Cilacap. Jurnal Waratropika.Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (sedang dicetak).

Ardli ER, M Wolff. (2008). Land use and land cover change affecting habitat distributionin the Segara Anakan lagoon, Java, Indonesia. Regional Environmental Change.DOI:10.1007/ s10113-008-0072-6.

Dombois M, H Ellenberg. (1974). Aims and Methodes of Vegetation Ecology.John Wiley. NewYork. hlm 547 .

Heryanto, Marsetiowati R, Yulianda F. (2006). Metode Survei dan Pemantauan PopulasiSatwa. Seri Kelima tentang Siput dan Kerang. Cibinong: Bidang Zoologi PusatPenelitian Biologi-LIPI: 56.

Khasanah F, E Supriyantini, SY Wulandari. (2010). Kandungan Nutrisi Kerang Totok padaVariasi Ukuran Cangkang di Pulau Gombol, Cilacap. Majalah Ilmu Kelautan.

Kresnasari D. (2010). Analisis Bioekologi : Sebaran Ukuran Kerang Totok (Polymesoda erosa)Di Segara Anakan Cilacap (Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.

Manzi JJ, Castagna M. (1989). Hatchery Production of Nursery Stock Clams.In Clam Mariculturein North America.Elsevier. New York: 285-296.

Morton B. (1984). A Review of Polymesoda erosa (Geloina) Gray 1842 (Bivalvia:Corbiculidae) from Indo-Pasific Mangrove. Journal Asian Marine Biology 1 : 77-86.

Siregar S. (2011). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

– 5,8 cm, mengelompok dan melimpahpada bagian barat maupun tengah SegaraAnakan dengan kondisi mangrove relatifrusak; (3) Faktor lingkungan yangberpengaruh adalah kandungan air dalamsubstrat, temperatur dan intensitas cahaya;(4) Masyarakat memanfaatkan P. erosasebagai sumber makanan, pendapatan danmenimbun lahan.

Page 10: KAJIAN DEGRADASI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP …

Forum Geografi, Vol. 27, No. 1, Juli 2013: 1 - 1010

Spellerberg FI. (1998). Global Ecology and Biogeography Letters. Blackwell publishing.hlm 317-333.

Tis’in M. (2008). Tipologi Mangrove dan Keterkaitannya Dengan Populasi GastropodaLittorina neritoides (LINNE,1758) di Kepulauan Tankeke, Kabupaten Takalar, SulawesiSelatan [Tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Tomlinson PB. (1994). The Botany of Mangrove. Cambridge University Press. Cambridge.hlm412.

Tumisem, Suwarno. (2008). Degradasi Hutan Bakau Akibat Pengambilan Kayu Bakar olehIndustri Kecil Gula Kelapa di Cilacap. Forum Geografi. 22 (2) : 159-168.

Widowati I, J Suprijanto, R Hartati, SAP Dwiono. (2005). Hubungan Dimensi Cangkangdengan Berat Kerang Totok Polymesoda erosa (Bivalvia : Corbiculidae) dari SegaraAnakan Cilacap, Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Akuakultur Berkelanjutan, FakultasBiologi Program Sarjana Perikanan dan Kelautan Universitas Jendral Soedirman,Purwokerto. 48-50 hlm.