41
Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Batuk : Studi Pada Elit Desa Tugas Akhir Disusun Oleh : Eunice Eilina Ramelan 472013004 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola

Konsumsi Masyarakat Desa Batuk : Studi Pada Elit Desa

Tugas Akhir

Disusun Oleh :

Eunice Eilina Ramelan

472013004

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

2

Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola

Konsumsi Masyarakat Desa Batuk : Studi Pada Elit Desa

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana gizi

Disusun Oleh :

Eunice Eilina Ramelan

472013004

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 3: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi
Page 4: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi
Page 5: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

i

Page 6: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

ii

Page 7: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

iii

Page 8: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

iv

Page 9: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ........................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

Pendahuluan ......................................................................................................... 1

Metodologi ........................................................................................................... 3

Persiapan Kelembagaan dan Sosial ............................................................ 3

Perencanaan ................................................................................................ 4

Rangkaian Intervensi .................................................................................. 4

Evaluasi....................................................................................................... 5

Pengumpulan dan Analisis Data .......................................................... 5

Hasil dan Pembahasan.......................................................................................... 6

Kesimpulan dan Saran.......................................................................................... 17

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 19

Lampiran ............................................................................................................. 21

a. Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 21

b. Informent Consend .................................................................................. 24

c. Dokumentasi .......................................................................................... 29

Page 10: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian ................................................... ..21

Lampiran 4 Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) ....................... ..24

Lampiran 5. Kuesioner Penelitian ……………………………………………..……….25

Lampiran 6. Foto penelitian……………………………………………..………………29

Page 11: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik responden……...……………………………….………….....7

Tabel 2. Hasil pengukuran tekanan darah, kadar gula puasa, asam urat, dan kolesterol

pada responden……...…………………………….……………………..…7

Tabel 3. Hasil analisis konsumsi responden berdasarkan food recall 24 jam..…….10

Tabel 4. Hasil pengukuran tekanan darah, kadar gula puasa, asam urat, dan kolesterol

pada responden pada hari kedua …………………………………………..13

Tabel 5. Hasil analisis konsumsi responden berdasarkan food recall 24 jam pada hari

kedua……………………………………………………………………....15

Page 12: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

viii

KAJI TINDAK PARTISIPATIF DALAM RANGKA PERBAIKAN POLA

KONSUMSI MASYARAKAT DESA BATUR : STUDI PADA ELIT DESA

R.L.N.K Retno Triandhini 1, Theresia Pratiwi Elingsetyo S

2, Eunice Eilina Ramelan

3

Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.

Email: [email protected]

Abstrak

Pendahuluan: Pola makan merupakan cara mengatur jumlah dan jenis makanan

untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah atau membantu kesembuhan

penyakit. Asupan gizi pada makanan harus seimbang dan sesuai kebutuhan tubuh.

Jika seseorang kelebihan asupan makan akan menyebabkan penyakit yaitu sindrom

metabolik. Penyebab terjadinya penyakit sindrom metabolik antara lain pola makan,

jenis kelamin, merokok dan konsumsi alkohol. Tujuan: Melihat perubahan pola

makan pada elit desa setelah di berikan intervensi gizi. Metode: Desain penelitian

yang digunakan adalah Kaji-Tindak Partisipasif yang merupakan kombinasi kegiatan

penelitian (research) dan tindakan (action) dengan melibatkan partisipasi dari

masyarakat yang menjadi sasaran penelitian. Hasil: Sebagian besar responden

mengalami perubahan pada asam urat, kolesterol, tekanan darah, kadar gula dan food

recall. Perubahan pengukuran klinis dapat dipengaruhi oleh asupan makan yang

dikonsumsi. Selain asupan makan perubahan disebabkan oleh pemberian pendidikan

gizi dan mengubah cara memasak seperti mengurangi masakan yang bersantan,

mengontrol bahan tambahan (MSG, gula dan garam).

Kata kunci: Sindrom metabolik, Pola konsumsi makan, Obesitas.

Abstrack

Introduction: Food pattern is a way for regulate amount and kind of foods that have

function on maintain health and prevent or cure diseases. Nutritional intake in food

should be balanced and appropriate the needs of the body. If someone is an excess

intake of food will cause people have metabolic syndrome. The causes of the

occurrence metabolic syndrome are, diet, sex, smoking and alcohol consumption.

Purpose: To see dietary changes in elite village after nutritional interventions.

Method: The research design used was participatory astio review which is a

combination of research activities and action by involving. Result: The most of

participants had the changes in uric acid, cholesterol, blood pressure, sugar levels

and food recall. The changes of clinical measurements could be affected by

comsumption of food. In addition the change intake of food changes caused by the

granting of nutrition education and change of cooking method such as reducing food

rich coconut milk, control the use of additives (MSG, sugar and salt

Keyword: metabolic syndrome, food consumption pattern,obesity.

Page 13: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

1

Pendahuluan

Pola makan makan adalah suatu usaha dalam mengatur jumlah dan jenis

makanan dengan maksud tertentu, seperti mempertahankan kesehatan, status gizi,

mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.1 Faktor yang mempengaruhi pola

makan yaitu aktivitas, jenis kelamin, faktor ekonomi dan pendidikan.2 Pola makan

dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas asupan makan, jika kuantitas dan kualitas

memenuhi kebutuhan tubuh maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan yang

baik.

Asupan makan yang salah seperti mengkonsumsi tinggi lemak, gula dan

garam, memasak ulang sayur, sering mengkonsumsi makanan bersantan akan

menimbulkan dampak buruk pada kesehatan. Tubuh membutuhkan asupan gizi yang

terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Setiap makanan

mengandung zat gizi yang berbeda-beda kadarnya dengan makanan lain, sedangkan

tubuh membutuhkan zat gizi dengan kadar tertentu.3 Asupan gizi pada makanan

harus seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh. Asupan makan yang

masuk tidak boleh lebih atau kurang. Asupan makan yang tidak seimbang membuat

pasokan energi tidak sesuai dengan yang dikeluarkan oleh energi.4 Perbaikan asupan

makan dan peningkatan status gizi yang seimbang dengan yang diperlukan tubuh

merupakan unsur penting yang berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup

manusia, kreatif dan produktif .2

Kehidupan sosial dan kesibukan seseorang akan mempengaruhi pola makan,

mereka yang suka makanan instan seperti fast food (mie instan dan sarden). Makanan

fast food atau siap saji biasanya mengandung zat gizi yang rendah seperti vitamin,

serat, kalsium dan magnesium.2 Makanan yang siap saji cenderung tinggi lemak

jenuh dan gula, rendah serat dan rendah zat gizi mikro. Dampak dari kelebihan

konsumsi makanan yang mengandung kadar lemak maupun kalori tinggi, jika

dikonsumsi setiap hari dalam jumlah yang banyak dapat mengakibatkan sindrom

metabolik (obesitas, gizi lebih, hipertensi dan dyslipidemia).5 Secara umum asupan

makan dewasa yang baik yaitu perbandingan komposisi dari karbohidrat 50-65%,

protein 10-20% dan lemak 20-30%.6

Sindrom metabolik adalah salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang

merupakan penyakit yang memiliki kondisi medis yang kronis dan tidak menular dari

Page 14: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

2

orang ke orang, PTM umumnya berkembang secara lambat dan dalam waktu yang

lama dan dapat menyebabkan kematian. Faktor yang berhubungan dengan sindrom

metabolik antara lain pola makan, aktifitas fisik, Faktor genetik, jenis kelamin, etnis,

merokok dan konsumsi alkohol.7

Prevalensi kematian penyakit sindrom metabolik

dari waktu ke waktu semakin naik seperti hipertensi 7,6% (2007) menjadi 9,5%

(2013), stroke dari 8,3% (2007) menjadi 12,1% (2013) dan diabetes mellitus dari

1,1% (2007) menjadi 2,1% (2013).8

Penyakit kardiometabolik dari tahun ketahun semakin meningkat,

berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengan tahun 2016, dilaporkan

penyakit tidak menular pada tahun 2016 secara keseluruhan adalah 943.927 kasus.

Penyakit Hipertensi menempati urutan proporsi terbesar sebesar 60,00% dan

penyakit diabetes mellitus menempati urutan kedua sebesar 16,42%. Kedua penyakit

ini menjadi prioritas utama pengendalian penyakit tidak menular di Jawa Tengah.

Menurut data Profil Kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2014, penyakit

tidak menular seperti hipertensi esensial (25.541 kasus), hipertensi lain (9.330

kasus), diabetes mellitus non insulin (8.843 kasus) merupakan 3 penyakit paling

besar. Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, penyakit hipertensi masih menjadi urutan

pertama kasus penyakit tidak menular terbesar di Kabupaten Semarang.9 Kecamatan

Getasan merupakan salah satu daerah yang terletak di Kabupaten Semarang, menurut

Profil Kesehatan Puskesmas Getasan 2014, Desa Batur memiliki masalah penyakit

tidak mular tertinggi, seperti diabetes mellitus ( 36 kasus), hipertensi esensial (54

kasus) dan hipertensi lainnya (65 kasus).

Salah satu faktor penyabab penyakit sindrom metabolik adalah pola makan,

mengkonsumsi makan yang berlebihan terutama mengandung karbohidrat dan lemak

yang menyebabkan jumlah energi yang masuk kedalam tubuh tidak seimbang dengan

kebutuhan energi. Kelebihan energi didalam tubuh akan disimpan dalam bentuk

jaringan lemak yang lama-kelamaan akan mengakibatkan obesitas.10

Mengkonsumsi

serat yang cukup dapat mencegah kejadian obesitas. Serat mengabsobsi air,

memperluas penyerapan diusus dan memperlambat pergerakan makanan pada

saluran pencernaan sehingga menimbulkan rasa kenyang lebih lama.11

Salah satu

cara untuk dapat menurunkan prevalensi sindrom metabolik dengan mengkonsumsi

makanan dalam porsi yang sesuai dengan kebutuhan, membatasi asupan lemak, gula

dan garam, dan melakukan olahraga.12

Dengan dilakukan intervensi yang tepat pada

Page 15: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

3

Rencana Aksi

Persiapan sosial

Perubahan

pola makan

di

masyarakat

.

Dokumentasi

proses

setiap seseorang dapat menekan terjadinya penyakit sindrom metabolik. Dengan

dilakukan intervensi yang tepat pada tiap orang dapat menekan terjadinya penyakit

sindrom metabolik bertujuan untuk melihat perubahan pola makan pada elit desa

setelah di berikan intervensi gizi.

Metodologi

Penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Batur, Kecamatan Getasan pada

bulan Februari-Mei 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah Kaji-Tindak

Partisipasif yang merupakan kombinasi kegiatan penelitian (research) dan tindakan

(action) dengan melibatkan partisipasi dari masyarakat yang menjadi sasaran

penelitian. Melalui keterlibatan masyarakat, pendekatan ini diharapakan mampu

menurunkan prevalensi penyakit kardiometabolik melalui kesadaran dalam menjaga

pola makan.

Skema 1. Desain penelitian Kaji Tindak Partisipasif dalam rangka perbaikan pola

konsumsi masyarakat di desa Batur Kecamatan Getasan (Karwur, 2015,

unpublished).

Sebagai bagian dari rangkaian kaji tindak partisipatif, dilakukan kegiatan-

kegiatan seperti berikut ini:

I. Persiapan Kelembagaan dan Sosial

Refleksi

Intervensi Pola

Makan terkait

Penyakit-penyakit

Sindrom

kardiometabolik

(diabetes mellitus,

asam urat, stroke,

hipertensi)

Page 16: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

4

Persiapan kelembagaan dan sosial merupakan yang penting dalam melakukan

penelitian kaji tindak partsisipatif. Pelaksanaan persiapan kelembagaan ini

dilakukan dengan cara:

a. Memperoleh persetujuan pihak-pihak pemangku kepentingan yaitu Pemerintah

Daerah dalam hal ini pihak Kecamatan Getasan, Kepala Desa, Perangkat Desa

dan Kepala Dusun.

b. Melibatkan pihak pemangku kepentingan yaitu Pemerintah Daerah dalam hal ini

pihak Kecamatan Getasan, Kepala Desa, Perangkat Desa dan Kepala Dusun.

c. Mengkomunikasikan dengan pihak Pukesmas Getasan dan Bidan desa Batur.

d. Menjalin komunikasi dengan responden dan keluarganya.

II. Perencanaan

Pada tanggal 2 Maret 2017 peneliti mendatangi balai desa untuk menemui

Kepala Desa, peneliti diberikan waktu untuk bertemu kepala desa dan 5 kepala

dusun (Kadus Selo Duwur, Kadus Krangkeng, Kadus Batur Kidul, Kadus

Gondang, Kadus Rejosari). Selain dilakukan perkenalan dan penjelasan tentang

penelitian tentang Kaji-Tindak partisipasif yang akan dilakukan di Desa Batur,

peneliti mendiskusikan untuk mengetahui penyakit apa saja yang diderita oleh

masyarakat di Desa Batur. Berdasarkan hasil diskusi dengan kepala Desa

diperoleh, bahwa masyarakat di Desa Batur sebagian besar mempunyai penyakit

persendian, hipertensi, ISPA, kolesterol dan DM.

Berdasarkan hasil diskusi dengan kepala Desa, kepala Dusun, Kecamatan

Getasan dan data Puskesmas Getasan tahun 2016. Maka peneliti memutuskan

untuk fokus pada permasalahan kesehatan yang terkait dengan penyakit

metabolik yaitu hipertensi, asam urat, obesitas, dan diabetes mellitus.

Peneliti melibatkan kelompok masyarakat yang memiliki pengaruh dan

disegani oleh masyarakat (elit desa) sebagai responden. Masyarakat desa masih

menganggap elit desa sebagai panutannya karena elit desa dapat memberikan

teladan dan contoh perilaku yang baik untuk masyarakat desa.

III. Rangkaian Intervensi

Intervensi 1

Peneliti melakukan pemeriksaan kesehatan berupa pengukuran tekanan

darah, kadar gula, asam urat, kolesterol, dan antropometri menggunakan alat strip

(glukosa, kolesterol, asam urat), tensi meter, timbangan, dan mikrotoa.

Page 17: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

5

Intervensi 2

Melakukan food recall 24 jam selama 3 hari untuk mengetahui konsumsi

makanan selama 1 hari yang dilakukan pada 2 hari kerja (weekday) dan 1 kali

hari libur (weekend), untuk mengetahui pola makan dalam 1 hari penuh.

Intervensi 3

Penyerahan hasil pengukuran asam urat, kolesterol, kadar gula darah,

tekanan darah, food recall, dan konseling gizi. Penyerahan dilakukan secara

tertulis dan lisan agar responden mengetahui langsung hasil yang diperoleh

sebelumnya.

Intervensi 4

Pendampingan pengolahan makanan pada ibu rumah tangga dan

responden wanita, untuk mengetahui cara pengolahan bahan mentah menjadi

bahan siap saji, bahan tambahan apa saja yang digunakan dalam masakan.

Intervensi 5

Pemberian evaluasi kepada responden wanita dan ibu rumah tangga

terhadap pendampingan pengolahan bahan makanan dan peneliti mengingatkan

kembali cara untuk mengubah dan menjaga pola makan yang sehat.

Intervensi 6

Pengukuran tekanan darah, asam urat, gula darah puasa, dan kolesterol

kedua kalinya untuk melihat perubahan tekanan darah, asam urat, gula darah

puasa, dan kolesterol responden. Pengukuran dilakukan dua kali untuk melihat

ada perubahan atau tidak.

Intervensi 7

Melakukan food recall 24 jam yang kedua kalinya selama 3 hari untuk

melihat ada tidaknya perubahan konsumsi makan setelah diberikan pendidikan

gizi.

IV. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setelah masing-masing intervensi dilakukan untuk

melihat respon responden setelah dilakukan intervensi dan untuk merencanakan

tindakan yang akan dilakukan pada intervensi berikutnya.

Pengumpulan dan Analisis Data

Berdasarkan penelitian didapatkan berupa data primer dan sekunder. Data

primer meliputi kebiasaan makan dan konsumsi pangan dikumpulkan melalui

wawancara langsung dengan responden. Data sekunder didapatkan dari data

Page 18: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

6

kantor pemerintahan Desa dan kepala Dusun.

Pengumpulan data pada kaji tindak partisipasif berupa pendokumentasian

proses. Setiap bentuk program, pertemuan, dan kontak dengan kelompok

masyarakat, lembaga formal, maupun informal, dan keluarga didokumentasikan.

Data dinamis yang diperoleh dari proses kaji tindak partisipasif yaitu rencana-

aksi-refleksi merupakan input yang digunakan sebagai laporan akhir.

Hasil dan Pembahasan

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Penelitian Kaji-Tindak Partisipasif ini dilakukan di Desa Batur,

Kecamatan Getasan. Desa Batur terletak di lereng Gunung Merbabu dan

memiliki 19 Dusun yaitu DSn Krangkeng, DSn Selo Duwur, DSn Tekelan, DSn

Gondang, DSn Dukuh, DSn Batur Kidul, DSn Batur Wetan, DSn Ngeringin, DSn

Madu, DSn Kalitengah, DSn Sanggar, DSn Diwak, DSn Senden, DSn Rejosari,

DSn Wonosari, DSn Selo ngisor, DSn Tawang, DSn Ngelelo dan DSn Kaliduren.

Jarak dari Kecamatan Getasan menuju Kelurahan Desa Batur kurang lebih 2

kilometer. Masyarakat desa Batur sebagian besar memiliki mata pencaharian

sebagai petani sayur, buah dan berternak sapi perah. Jumlah penduduk desa Batur

pada tahun 2018 kurang lebih 8.205 ribu orang. Peneliti melibatkan 10 responden

dari 6 Dusun dan 3 Desa ( DSn. Selo duwur, DSn. Gondang, DSn. Dukuh, DSn.

Tekelan, DSn. Jetak, DSn. Rejosari) di Desa Batur, Desa Nanggulan dan Desa

Sleker untuk mengetahui pola konsumsi dan melakukan pengukuran asam urat,

kolesterol, kadar darah dan tekanan darah pada masyarakat desa Batur.

Gambar Peta Getasan

Page 19: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

7

Karakteristik Responden

Responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 10 elit desa yang

sebagian besar bekerja sebagai guru, kepala dusun dan mantan kepala dusun.

Usia responden berkisar antara 30 – 68 tahun. Pendidikan terakhir responden

yaitu SD, SMA dan Sarjana.

Tabel 1. Karakteristik responden.

No Inisial

nama Umur

Jenis

kelamin Pekerjaan

Pendidikan

terakhir

1 I 46 L Kadus Selo

Duwur SMA

2 R 49 L Kepsek SD N

2 Samirono Sarjana

3 AN 64 L Mantan

kepala Dusun SD

4 M 55 L Kepsek SD N

3 Batur

Sarjana

5 H 47 P Kepsek SD N

4 Batur Sarjana

6 A 59 L Kepsek SD N

1 Batur Sarjana

7 NG 68 L Petani SD

8 S 38 L Kepsek MI

Batur Sarjana

9 W 33 P Ketua PKK

Desa Batur SMA

10 P 37 P Guru paud Sarjana

Tabel 2. Hasil pengukuran tekanan darah, kadar gula puasa, asam urat, dan

kolesterol pada responden.

Nama Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Tekanan

Darah

(mmHg)

Gula Darah

Puasa

(mg/dl)

Kolesterol

(mg/dl)

Asam

Urat

(mg/dl)

IMT

(Kg/m2)

1 I L 46 120/90

(Normal)

123

(Tinggi)

180

(Normal)

6,3

(Normal)

28,36

(Obes)

2 R L 49 130/90

(Pra-HT)

75

(Normal)

250

(Tinggi)

5.4

(Normal)

25,28

(Gizi

lebih)

3 AN L 64 110/70

(Normal)

107

(Normal)

107

(Normal)

6,6

(Normal)

25,28

(Gizi

lebih)

Page 20: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

8

Sumber : IMT menurut Depkes RI 2004

Gizi kurang : <18,5 Kg/m2

Normal : 18,5-25,0 Kg/m2

Gizi lebih : 25,1-27,0 Kg/m2

Obesitas : >27,0 Kg/m2

4 M L 55 130/90

(Pra-HT)

77

(Normal)

170

(Normal)

7,7

(Tinggil)

20.7

(Normal)

5 H P 47 140/100

(HT- fase 1)

168

(Tinggi)

205

(Normal)

5,9

(Normal)

25,60

(Gizi

lebih)

Tabel 2. Hasil pengukuran tekanan darah, kadar gula puasa, asam urat, dan

kolesterol pada responden.

Nama Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Tekanan

Darah

(mmHg)

Gula Darah

Puasa

(mg/dl)

Kolesterol

(mg/dl)

Asam

Urat

(mg/dl)

IMT

(Kg/m2)

6 A L 59 140/100

(HT- fase 1)

120

(Tinggi)

225

(Tinggi)

9,3

(Tinggi)

26,95

(Gizi

lebih)

7 NG L 68 120/80

(Normal)

87

(Normal)

160

(Normal)

13,5

(Tinggi)

20,41

(Normal)

8 S L 38 110/90

(Normal)

85

(Normal)

111

(Normal)

7,1

(Normal)

23,04

(Normal)

9 W P 33 110/90

(Normal)

85

(Normal)

146

(Normal)

7,6

(Normal)

24.6

(Normal)

10 P P 37 110/80

(Normal)

85

(Normal)

152

(Normal)

11,0

(Tinggi)

25,39

(Gizi

lebih) Sumber : menurut WHO Tekanan darah : <120/80 mmHg (Normal)

: 120/80 – 139-89 mmHg (Pra-Hipertensi)

: 140/90 – 159/99 mmHg (Hipertensi Fase 1)

Asam urat pria : 3.5 - 7 mg/dl (Normal)

Asam urat wanita : 2.6 – 6 mg/dl (Normal)

Kolesterol : <200 mg/dl (Normal)

Gula darah puasa : <110 mg/dl (Normal)

Berdasarkan data pengukuran pada tabel. 2 diketahui 3 dari 10 responden

memiliki tekanan darah, asam urat, kolesterol dan gula darah puasa yang normal.

Pengukuran pada salah satu responden (A) menunjukkan bahwa tekanan darah, asam

urat, kolesterol dan gula darah puasa semuanya diatas nilai rata-rata. Sedangkan 2

responden (NG dan P) memiliki asam urat tinggi dan kadar gula darah puasa,

kolesterol, dan tekanan darah normal. Pada pengukuran tekanan darah pra-hipertensi

berjumlah 2 responden (R dan M), tekanan darah normal 1 responden (I) dan tekanan

darah hipertensi fase 1 berjumlah 1 responden (H). Pengukuran GDP tinggi

berjumlah 2 responden (I dan H) dan GDP normal 2 responden (R dan M).

Pengukuran kolesterol normal berjumlah 3 responden (I, M dan H) dan kolesterol

tinggi 1 responden (R). Sedangkan asam urat normal berjumlah 3 responden (I, R

dan H) dan 1 responden (M) mempunyai asam urat tinggi.

Hasil pengkuran asam urat, kolesterol, tekanan darah dan kadar gula darah

yang tinggi akan beresiko terjadinya sindrom metabolik. Faktor yang mempengaruhi

Page 21: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

9

terjadinya sindrom metabolik yaitu umur, pola makan, dan jenis kelamin. Umur

merupakan salah satu penyebab terjadinya sindrom metabolik. Dari hasil penelitian

diketahui responden yang berumur di bawah 40 tahun cenderung memiliki hasil

pengukuran klinis yang lebih baik dibandingan responden yang berumur 40 tahun ke

atas. Menurut Ayu (2011) dan Untari (2017) semakin bertambah umur maka resiko

penyakit mulai meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 60-74 tahun berbagai

ras.13,14

Hal ini terjadi karena perubahan komposisi tubuh pada usia tua, yang

mengalami penurunan massa otot dan menyebabkan penurunan basal metabolik

rate.15

Wanita pada usia >45 tahun paling rentan terkenal penyakit salah satunya

asam urat, hipertensi dan kolesterol, karena sebelum mengalami menopose wanita

terlindungi dari penyakit kardiovaskuler karena aktifitas hormone ekstrogen yang

berperan dalam meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein).13

Selain faktor umur, tingkat pendidikan merupakan mayoritas penderita

obesitas diderita responden tamatan perguruan tinggi. Semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka semakin cepat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan disekitar.

Selain itu, pendidikan seseorang yang tinggi mempunyai keadaan sosial ekonomi

yang semakin baik.16

Dengan meningkatnya pendapatan dan perubahan gaya hidup,

maka akan mengancam kelompok usia lanjut. Seseorang dengan usia lanjut akan

mempercepat peningkatatan prevalensi penyakit non infeksi, seperti obesitas,

diabetes mellitus, penyakit jantung dan resiko terjadinya sindrom metabolik. 17

Obesitas merupakan salah satu penyebab terjadinya sindrom metabolik.

Obesitas disebabkan karena tidak seimbangnya asupan energi dengan yang

dikeluarkan sehingga berlebihannya asupan akan menumpuk di jaringan adiposa,

penumpukan yang berlebihan energi dapat menimbulkan obesitas. Kelebihan energi

dapat disebabkan karena berlebihan asupan energi atau kurangnya pengeluaran

energi. Maka dari itu, seseorang dengan penyakit obesitas semakin lama tidak

dilakukan penanganan akan beresiko terjadinya sindrom metabolik dan menimbulkan

penyakit komplikasi.

Indeks Massa Tubuh merupakan salah satu indikator umum yang digunakan

untuk mengetahui apakah seseorang beresiko terjadinya suatu penyakit seperti

obesitas, kolesterol, jantung dan diabetes mellitus. Faktor yang mempengaruhi IMT

tinggi atau obesitas yaitu asupan karbohidrat, protein, lemak, energi dan kebiasaan

makan.18

Menurut I-Chien (2018) bahwa usia berhubungan dengan IMT yang

Page 22: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

10

sebagian besar disebabkan oleh 2 penyakit kardiometabolik yaitu hipertensi dan

hiperglikemia.19

Obesitas dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler sebab

terkait dengan sindrometabolik yang terdiri dari resistensi insulin, DM, hipertensi,

dyslipidemia, dan hiperurisemia yang dapat dilihat dengan indeks massa tubuh (IMT)

dimana seseorang dikatakan obesitas jika nilai IMT ≥25 kg/m.20

Tabel 3. Hasil analisis konsumsi responden berdasarkan food recall 24 jam.

Sumber : Depkes RI 1996

Defisit berat (DB) : <70%

Defisit sedang (DS) : 70-79%

Defisit ringan (DR) : 80-89%

Normal : 90-119%

Kelebihan : >120%

Berdasarkan tabel. 3 diperoleh protein dengan hasil defisit rendah berjumlah

5 responden, protein defisit berat berjumlah 2 responden, protein lebih berjumlah 1

responden, protein normal berjumlah 1 responden dan defisit sedang berjumlah 1

responden. Konsumsi lemak lebih pada responden berjumlah 9 responden dan lemak

normal berjumlah 1 responden. Sedangkan asupan karbohidrat yang memiliki asupan

defisit rendah berjumlah 1 responden, karbohidrat lebih berjumlah 5 responden,

No Nama Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Protein

(Gram)

Lemak

(Gram)

Karbohidrat

(Gram)

Energi

(Kal)

1 I L 46 43.58

(DB)

41.13

(Lebih)

326.55

(DR)

1799.86

(DB)

2 R L 49 49.19

(DR)

40.39

(Lebih)

348.63

(Lebih)

1611.43

(DR)

3 AN L 64 38.8

(DR)

64.08

(Lebih)

243.06

(Normal)

1673.62

(Normal)

4 M L 55 56.32

(Normal)

43.53

(Normal)

271.84

(Lebih)

2033.68

(Normal)

5 H P 47 39.47

(DB)

50.56

(Lebih)

243.00

(DS)

1609.00

(DS)

6 A L 59 50.75

(DR)

50.51

(Lebih)

237.44

(DS)

1611.43

(DB)

7 NG L 68 50.916

(DR)

52.97

(Lebih)

251.701

(DS)

1677.5

(DB)

8 S L 38 50.35

(DR)

66.841

(Lebih)

313.414

(Lebih)

2086.94

(DR)

9 W P 33 43.49

(DS)

35.061

(Lebih)

348.79

(Lebih)

1914.11

(DR)

10 P P 37 91.96

(Lebih)

77.91

(Lebih)

367.50

(Lebih)

2517.31

(Lebih)

Page 23: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

11

karbohidrat defisit sedang berjumlah 3 responden dan karbohidrat normal berjumlah

1 responden. Energi yang mempunyai hasil defisit berat berjumlah 3 responden,

asupan kalori defisit rendah berjumlah 3 responden, asupan kalori sedang berjumlah

1 responden, asupan kalori normal berjumlah 2 responden dan asupan kalori lebih

berjumlah 1 responden.

Berdasarkan hasil food recall 24 jam diperoleh keseluruhan responden

mempunyai asupan protein, karbohidrat, dan kalori yang masih rendah, asupan lemak

pada responden keseluruhan mempunyai asupan lemak tinggi. Salah satu responden

yaitu responden P mempunyai asupan protein, karbohidrat, lemak dan kalori tinggi,

tingginya asupan makan dapat disebabkan oleh mengkonsumsi makan yang berlebih

seperti mengkonsumsi nasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan, mengkonsumsi

lemak (makanan yang digoreng, telur, daging yang dimasak dengan santan).

Seseorang yang mengkonsumsi makan berlebih dapat menyebabkan terjadinya resiko

penyakit kardiometabolik yaitu hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas.

Kebiasaan mengkonsumsi atau pengolahan bahan makanan dengan cara

ditumis, digoreng dan pemakaian santan yang berlebihan merupakan salah satu

penyebab asupan lemak tinggi yang dapat menyebabkan obesitas. Sebagian

responden beranggapan bahwa tidak mengkonsumsi sumber protein hewani tidak

akan meningkatkan asupan lemak. Hal ini menyebabkan sumber lemak dari minyak

dan santan tidak terkendali.

Pola makan yang tidak seimbang seperti makanan yang berlebihan yang tidak

sesuai dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan obesitas. Ketika seseorang

mengkonsumsi makan secara berlebihan, makanan tersebut akan diubah menjadi

lemak, sedangkan seseorang mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan maka

proporsi tubuhnya akan normal. Salah satu dampak dari obesitas yaitu terjadinya

kelebihan asupan energi dibandingkan yang diperlukan oleh tubuh sehingga

kelebihan asupan energi tersebut dapat disimpan dalam bentuk lemak. Makanan yang

terdapat didalam tubuh dapat diubah menjadi energi seperti karbohidrat, protein dan

lemak. Asupan karbohidrat, lemak, protein yang berlebih, maka makanan

berkarbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah yang terbatas dan

sisanya lemak, pada protein akan dibentuk menjadi protein tubuh dan sisanya lemak,

sedangkan lemak akan disimpan sebagai lemak.21

Page 24: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

12

Asupan gizi, pola makan, aktifitas fisik, gaya hidup, paparan penyakit kronis

dan presentase lemak dapat mempengaruhi jumlah Indeks Massa Tubuh (IMT).22

Bahwa semakin tinggi asupan makan maka semakin tinggi pula seseorang

mengalami peningkatan IMT. Seseorang yang mempunyai penyakit kronis dapat

juga dipengaruhi oleh kondisi fisik dan pola makan sehingga dapat mempengaruhi

IMT.

Responden memiliki hasil pengukuran asam urat, kolesterol, tekanan darah

dan gula darah dengan hasil normal dan tinggi. Sedangkan untuk recall 24 jam masih

ada responden yang memiliki asupan dengan hasil rendah. Pengukuran dan recall

dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan responden saat penelitian dilakukan.

Setelah mengetahui kondisi kesehatan responden peneliti melakukan intervensi gizi

meliputi pemberian pendidikan gizi dan membantu cara pengolahan bahan makan

dengan benar. Intervensi-intervensi ini dilakukan kepada semua responden dengan

tujuan untuk agar responden dapat mengubah pola makannya menjadi lebih baik dan

dapat menularkan informasi pola makan yang baik kepada masyarakat di desanya.

Penyerahan hasil pengukuran asam urat, kolesterol, kadar gula, tekanan darah,

recall 24 jam dan konseling gizi

Setelah di lakukan pengukuran asam urat, kolesterol, kadar gula darah,

tekanan darah, dan food recall 24 jam. Peneliti memberikan hasil pengukuran awal,

food recall 24 jam, dan konseling, hal ini dilakukan untuk memberitahukan hasil

pengukuran yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Penyerahan ini dilakukan

dengan cara memperlihatkan hasil yang sudah tertera di kertas kepada setiap

responden secara lisan, mempermudah responden untuk membaca dan memahami

isinya. Tanggapan responden ingin mengetahui lebih lanjut setelah dilakukan

pengukuran klinis dan recall 24 jam. Peneliti juga mengingatkan kembali kepada

responden bahwa pola makan yang baik dan sehat dapat mengubah resiko penyakit

kardiometabolik (asam urat, obesitas, dan hipertensi). Peneliti juga berdiskusi dengan

responden wanita dan ibu rumah tangga tentang konsumsi makanan yang harus

dikurangi, seperti makanan bersantan, gorengan, makanan yang tinggi gula dan

garam, konsumsi air putih dan melakukan olahraga.

Page 25: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

13

Pendampingan pengolahan makanan pada ibu rumah tangga dan responden

wanita

Setelah melakukan pemberian hasil awal, peneliti mendatangi setiap rumah

responden untuk membantu memasak seperti mengolah bahan mentah menjadi bahan

siap saji, pemberian pendidikan gizi tentang penggunaan bahan tambahan

(pengurangan garam, gula, kecap manis). Responden memberikan tanggapan kepada

peneliti secara lisan bahwa mereka ingin mengubah cara memasak untuk menjaga

pola makan yang lebih baik, memberi pendidikan gizi tentang pola makan dan cara

memasak kepada masyarakat lain. Peneliti juga berdiskusi dengan ibu rumah tangga

dan responden wanita tentang makanan sehat yang dapat diterapkan di keluarga

responden seperti mengkonsumsi buah-buahan, mengkonsumsi sayur, mengurangi

makanan yang bersantan, mengurangi garam, gula, dan MSG, konsumsi lauk yang

berprotein hewani dan nabati, kurangi makanan yang dimasak berulang kali karena

dapat mengakibatkan berkurangnya zat gizi yang ada didalam makanan seperti

protein yang mengalami denaturasi ketika saat dipanaskan. Perubahan cara memasak

akan mempengaruhi pengukuran klinis dan konsumsi makan responden.

Setelah melakukan pendampingan kepada ibu rumah tangga dan responden

wanita, 2 minggu kemudian, peneliti melakukan evaluasi kepada ibu rumah tangga

dan responden wanita. Evaluasi diberikan untuk melihat adakah perubahan cara

memasak dan pola makan yang sudah dilakukan responden dan ibu rumah tangga

setelah diberikan asuhan gizi. Didapatkan 6 responden sudah melakukan perubahan

seperti merubah cara memasak dan pola makan hal ini disebabkan karena mereka

ingin hidup sehat dan terhindar dari resiko penyakit kardiometabolik. Menurut

wawancara responden, 4 responden belum dapat mengubah pola makan karena

mereka belum bisa mengubah kebiasaan makan dan cara memasak yang sudah

dilakukan sebelumnya. Mengubah perilaku dan kebiasaan seseorang apalagi suatu

masyarakat bukan hal yang mudah karena butuh waktu lama untuk dapat mengubah

kebiasaan yang buruk menjadi baik. Menurut Diah (2015) seseorang memiliki

kebiasaan makan yang baik atau mengkonsumsi beranekagaram makanan belum

tentu menjamin tercukupinya jumlah asupan makan yang dibutuhkan.23

Tabel. 4 Hasil pengukuran tekanan darah, kadar gula darah puasa, asam urat,

dan kolesterol responden pada hari kedua.

No Nama Tekanan Darah

(mmHg)

Gula Darah

Puasa

Kolesterol

(mm/dL)

Asam Urat

(mm/dL)

Page 26: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

14

Tabel. 4 Hasil pengukuran tekanan darah, kadar gula darah puasa, asam urat,

dan kolesterol responden pada hari kedua.

Sumber : menurut WHO

Tekanan darah : 120/80 mmHg (Normal)

: 120/80 – 139-89 mmHg (Pra-Hipertensi)

: 140/90 – 159/99 mmHg (Hipertensi Fase 1)

Asam urat pria : 3.5 - 7 mg/dl (Normal)

Asam urat wanita : 2.6 – 6 mg/dl (Normal)

Kolesterol : <200 mg/dl (Normal)

Gula darah puasa : <110 mg/dl (Normal)

Berdasarkan tabel 4 sebagian responden mengalami perubahan nilai

pengukuran klinis dan sebagian yang lain tidak mengalami perubahan. Tiga

responden mempunyai perubahan tekanan darah yaitu responden I dari 120/90

mmHg (normal) menuju 130/90 mmHg (pra-hipertensi), responden M dari 130/90

mmHg (pra-hipertensi) menuju 120/110 (normal) dan responden A dari 140/100

mmHg (Hpr- fase 1) menuju 130/90 mmHg (pra-hiper). Dua responden mempunyai

perubahan gula darah puasa yaitu responden I dari 123 mg/dl (tinggi) menuju 70

mg/dl (normal) dan responden A dari 120 mg/dl (tinggi) menuju 98 mg/dl (normal).

(mg/dL)

1 I 130/90

(Pra-Hpr)

70

(Normal)

195

(Normal)

5.6

(Normal)

2 R 130/90

(Pra-Hpr)

95

(Normal)

187

(Normal)

5.1

(Normal)

No Nama Tekanan Darah

(mmHg)

Gula Darah

Puasa

(mg/dL)

Kolesterol

(mm/dL)

Asam Urat

(mm/dL)

3 AN 110/100

(Normal)

85

(Normal)

85

(Normal)

5,1

(Normal)

4 M 120/110

(Normal)

87

(Normal)

168

(Normal)

6,4

(Normal)

5 H 140/90

(Hiper-Fase 1)

120

(Tinggi)

210

(Tinggi)

5,0

(Normal)

6 A 130/90

(Pra-Hpr)

98

(Normal)

173

(Normal)

6,3

(Normal)

7 NG 110/70

(Normal)

104

(Normal)

208

(Normal)

5,6

(Normal)

8 S 110/90

(Normal)

81

(Normal)

229

(Tinggi)

6,1

(Normal)

9 W 120/100

(Normal)

109

(Normal)

123

(Normal)

5,6

(Normal)

10 P 110/100

(Normal)

96

(Normal)

144

(Normal)

4,0

(Normal)

Page 27: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

15

Pada pengukuran kolesterol 4 responden mengalami perubahan yaitu responden R

dari 250 mg/dl (tinggi) menuju 187 mg/dl (normal), responden H 205 mg/dl (normal

menuju 210 mg/dl (tinggi), responden A 120 mg/dl (tinggi) menuju 173 mg/dl

(tinggi) dan responden S dari 111 mg/dl (normal) menuju 229 mg/dl (tinggi).

Sedangkan pada asam urat mempunyai perubahan dari asam urat tinggi menuju asam

urat normal sebanyak 4 responden yaitu responden M dari 7,7 mg/dl menuju 6,4

mg/dl, responden A dari 9,3 mg/dl menuju 6,3 mg/dl, responden NG dari 13,5 mg/dl

menuju 5,6 mg/dl dan responden P dari 11,0 mg/dl menuju 4,0 mg/dl.

Tabel 5. Hasil analisis konsumsi responden berdasarkan food recall 24 jam hari

kedua.

Sumber : Depkes RI 1996

Defisit berat (DB) : <70%

Defisit sedang (DS) : 70-79%

Defisit ringan (DR) : 80-89%

Normal : 90-119%

Kelebihan : >120%

Berdasarkan data pada tabel. 5 dapat dilihat bahwa adanya perubahan recall

pada recall kedua. Empat responden mempunyai perubahan asupan protein yaitu

responden AN dari 38,8g (defisit) menjadi 50,55g (normal), responden M dari

56,32g (normal) menjadi 69,18g (lebih), responden A dari 50,75g (defisit) menjadi

No

Nama

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Protein

(Gram)

Lemak

(Gram)

Karbohidrat

(Gram)

Energi

(Kal)

1 I L 46 63.60

(DR)

42.86

(Lebih)

506.9

(Lebih)

2117.41

(DS)

2 R L 49 51.25

(DR)

31.8

(Lebih)

262.16

(Normal)

1561.5

(DB)

3 AN L 64 50.55

(Normal)

38.96

(Lebih)

204

(DR)

1358

(DS)

4 M L 55 69.18

(Lebih)

75,96

(Lebih)

210.9

(DR)

1512.5

(DS)

5 H P 47 38.01

(DB)

15.4

(DB)

235.21

(DS)

1215.38

(DB)

7 NG L 68 41.65

(DS)

18.56

(DS)

256.83

(Normal)

1321.50

(DB)

8 S L 38 52.55

(DB)

44.73

(DB)

387.85

(Normal)

1355.75

(DB)

9 W P 33 46.13

(DR)

25.90

(Lebih)

216.92

(DB)

1271.38

(DB)

10 P P 37 47.8

(DR)

36.43

(Lebih)

224.95

(DB)

1671.88

(DS)

Page 28: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

16

76,37g (lebih) dan responden P mempunyai asupan 91,96g (lebih) ke 47,8g (defisit).

Pada 4 responden mempunyai perubahan asupan lemak yaitu responden M dari

43,53g (normal) menjadi 75,96g (lebih), responden H dari 50,56g (lebih) menjadi

15,4g (defisit), responden NG 52,97g (lebih) menjadi 18,56g (defisit) dan responden

S dari 66,84g (lebih) menuju 44,73g (defisit). Terdapat 9 responden yang mengalami

perubahan asupan karbohidrat seperti responden I 326.55g (defisit) menuju 506,9g

(lebih), responden R dari 348,63g (lebih) menuju 262,16g (normal), responden AN

dari 243,06 (normal) ke 204 (defisit), responden M dari 271,84g (lebih) menuju

210,9g (defisit), responden A 237,44 (defisit) menuju 374,61g (lebih), responden NG

dari 251,70 (defisit) menuju 256,83 (normal), responden S mempunyai asupan

313,41 (lebih) menuju 387,85 (normal), 2 responden mempunyai perubahan asupan

lebih ke asupan defisit yaitu responden W 348,79g (lebih) ke 216,92g (defisit) dan

responden P 367,50g (lebih) ke 224,95g (defisit). Sedangkan 3 responden

mempunyai perubahan pada asupan energi, responden AN 1673,43kal (normal)

menuju 1358kal (defisit), responden M 2033,68kal (normal) menuju 1512,5kal

(defisit) dan responden P 2517,31kal (lebih) menuju 1671,88 kal (defisit).

Berdasarkan tabel. 5 nilai asupan makan dari asupan protein, lemak,

karbohidrat dan asupan kalori keseluruhan responden memiliki berubah. Perubahan

asupan yang melonjak diperoleh dari mereka yang mengkonsumsi jajan diluar dan

makan di hajatan. maka sebab itu asupan lemak, karbohidrat, protein naik dan tidak

dapat dikontrol. Pada saat pengambilan data penelitian dilakukan, di desa responden

sedang banyak acara hajatan. Responden tidak dapat mengontrol asupan lemak,

karbohidrat, dan protein. Sedangkan perubahan asupan yang rendah pada beberapa

responden disebabkan mereka mengkonsumsi makan dengan porsi yang sedikit.

Penurunan asupan makan dapat disebabkan karena jumlah porsi makanan

yang dikonsumsi oleh responden masih kurang. Menurut Pedoman Gizi Seimbang,

jumlah yang kurang dan juga pola kosumsi yang salah seperti menu makanan yang

tidak seimbang dan kurang varian dapat menyebabkan asupan energi tidak

tercukupi.24

Penurunan energi dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan

penurunan berat badan dan keadaan kekurangan gizi yang lain. Sedangkan jika

konsumsi energi yang berlebihan maka akan menyebabkan kegemukan dan resiko

penyakit degenerative.

Page 29: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

17

Berdasarkan tabel. 4 pada pengukuran tekanan darah, asam urat, kolesterol

dan kadar gula pada pengukuran pertama dan kedua menunjukkan, 2 responden

mempunyai hasil pengukuran asam urat, kolesterol, hipertensi dan kadar gula darah

yang normal atau tidak terjadi perubahan. Menurut responden, mereka dapat

mengontrol asupan makan dan cara memasak yang dapat mengakibatkan terjadinya

kenaikan atau penurunan pengukuran asam urat, kolesterol, tekanan darah dan kadar

gula darah yang dapat mengakibatkan terjadinya resiko kardiometabolik.

Setiap responden mempunyai perubahan pengukuran klinis dan recall yang

berbeda-beda setiap responden. Ada 2 bentuk responden yaitu responden aktif dan

responden pasif. Responden aktif memiliki keingintauan yang tinggi, seperti

menanyakan dengan hasil yang tinggi apakah akan dapat normal dalam waktu yang

singkat, konsumsi makan apa saja yang seharusnya jika hasil recall dan pengukuran

klinis tinggi, maka dari itu responden dapat cepat mengubah pola makan, cara

memasak yang salah. sedangkan responden pasif keingintauannya rendah, sebab itu

responden dengan keingintauan yang rendah akan menyebabkan kesusahan untuk

mengubah pola makan, cara memasak yang salah dan tetap dilakukan seperti

melakukan pemanasan ulang makanan, penggunaan MSG, gula, garam yang

berlebihan.

Mengubah pengolahan bahan makan tidak saja mempengaruhi pola makan

tetapi juga dapat mempengaruhi pengukuran klinis yang berdampak pada naik

turunnya recall dan asam urat, kolesterol, gula darah dan tekanan darah. Faktor lain

yang menyebabkan penurunan pola makan yaitu pemberian pendidikan gizi dan

kesadaran akan pentingnya asupan makan. Perubahan asupan makan dapat diubah

dengan cara mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi, mengurangi

MSG, garam, gula, tidak melakukan pemanasan ulang pada bahan makanan,

konsumsi buah dan melakukan olahraga. Perlunya evaluasi tentang perubahan

asupan makan dan cara memasak yang sudah dilakukan, diharapkan responden dapat

mengubah cara memasak, meningkatkan pola makan yang sehat dan informasi

tentang pola makan dapat di dibagikan kepada masyarakat yang lain.

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 30: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

18

Pada penelitian ini, penyakit sindrom metabolik dapat dipengaruhi oleh pola

makan dan asupan karbohidrat, lemak, protein dan energi. Pola makan yang benar

dan sehat dapat memperlambat terjadinya resiko sindrom metabolik. Perubahan elit

desa dipengaruhi oleh terjadinya perubahan pola makan, cara memasak, melakukan

aktifitas fisik dan mengurangi pemanasan ulang masakan. Elit desa merupakan

seseorang yang disegani dan dipercaya untuk dapat memberikan penyuluhan kepada

masyarakat untuk dapat mengubah asupan makan.

Saran untuk elit desa di Desa Batur, perlunya pencegahan terjadinya penyakit

sindrom metabolik seperti asam urat, kolesterol, obesitas, hipertensi dan jantung,

yang dapat diperbaiki melalui perbaikan pola hidup dengan menghindari pola asupan

garam, lemak dan gula yang tinggi, menghentikan merokok dan melakukan olahraga.

Bagi peneliti selanjutnya, perlunya peningkatan program promosi kesehatan

untuk meningkatkan pengetahuan resiko terjadinya sindrom metabolik supaya dapat

mengatur pola hidup sehat. Perlu ditingkatkan dalam pemberian konseling gizi.

Page 31: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

19

Daftar pustaka

1. Departemen Kesehatan RI (Depkes). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta; 2009

2. Suci P S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makan mahasiswa

kesehatan masyarakat fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan universitas islam

negeri syarif hidayatullah Jakarta tahun 2011. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayarullah. Jakarta; 2009

3. Miko A, Dina B P. Hubungan Pola Makan pagi dengan status gizi pada

mahasiswa poltekkes kemenkes Aceh. Jurnal AcTion; 2016 November; Vol 1,

Nomor 2.

4. Yuliarti N. A to Z Food Suplement. Yogyakarta: Penerbit CV Andi Offset.2009

5. Almatsier,Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

2009.

6. Lingga, L.2012. Program Anti-X tanpa obat, sindrom X: Diabetes Tipe-2

Hiperkolesterolemia dan Hipertrigliserida, Hipertensi, dan Obesitas. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo.

7. Sihombing M, Tuminah S. Hubungan Komponen Sindrom Metabolik dengan

Resiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di Lima Kelurahan Kecamatan Bogor Tengah.

MAedia Litbangkes, 2015; Vol.25 No.4

8. (RISKESDAS) Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.Jakarta; 2013.

9. Dinkes Kabupaten Semarang. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang.

Dinas Kesehatan Kabupatan Semarang.

10. Trisna I, Hamid, S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada wanita

dewasa (30-50 tahun) di Kecamatan Lubuk Sikaping tahun 2008. Jurnal Kesehatan

Masyarakat. 2009; 3(2): 68-71.

11. Thompson JL MM, Voughan LA. Science of Nutrition. 2nd edition. USA: Pearson

Education Inc; 2011.

12. Sada M. Hubungan Body Image, Pengetahuan Gizi Seimbang, dan Aktifitas Fisik

Terhadap Status Gizi Mahasiswa Politeknik Kesehatan Jayapura. Media Gizi Masyarakat

Indonesia. 2012; 2(1):44-48

13. Aisyah A.F. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi

Primer di Desa Trunuh Klaten Selatan. STIKes Aisyiyah. Jogyakarta 2011.

14. Untari I, Sarifah S, Sulastri. Hubungan antara Penyakit Gout dengan Jenis

Kelamin dan Umur pada Lansia. Universitas Muhammadiyah Magelang; 2017.

Page 32: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

20

15. Magdalena, Mahpolah, Yusuf A.. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Sindrom Metabolik pada Penderita Rawat Jalan di RSUD Ulin Banjarmasin.

Jurnal Skala Kesehatan; 2014; Volume.5 No.2

16. Wahyuanasari, I., Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Usia

Produktif. Surabaya, Universitas Airlangga; 2012.

17. Praditiwi, R., Skripsi: Faktor Risiko yang Memengaruhi Terjadinya Penyakit

Sindroma Metabolik. Surabaya: FKM Unair; 2008.

18. Hartyaningtyas Y.G, Fatmah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Massa

Tubuh (IMT) Pada Mahasiswa SMA Marsudirini Bekasi Tahun 2013. FKI UI.

2013.

19. I-Chien Wu, Yu-Hung Chang, I-Shou Chang, Yi-Fen Tsai Cardiometabolic

disorder reduces survival prospects more than suboptimal body mass index

irrespective of age or gender: a longitudinal study of 377,929 adults in Taiwan.

BMC Public Health; 2018 18:142.

20. Suyono S. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes dan

Patofisiologi Diabetes Melitus. Dalam: Sugondo S, Soewondo P, Subekti I, editor

(penyunting). Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Edisi ke-2. Jakarta:

FKUI; 2009. hlm. 7-18.

21. Evan, Joko W, Erlisa C. Hubungan antara pola makan dengan kejadian obesitas

pada mahasiswa di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Jurnal Nursing

News; 2017; Vol 2, No 3,

22. Sari, RI. Faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja usia 12-15 tahun di

Indonesia tahun 2007 (analisis data sekunder Riskesdas tahun 2007). Jakarta:

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2012.

23. Diah. N I, Mustamin, Aswita A. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Tingkat

Kecukupan Energi Dan Protein Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Makasar.

Media Gizi Pangan, Vol. XIX, Edisi 1.2015.

24. Supariasa, IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC. 2014.

Page 33: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

21

Lampiran

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian kesbangpol

Page 34: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

22

Lampiran 2. Surat perijinan penelitian di Nanggulan

Page 35: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

23

Lampiran 3. Surat perijinan penelitian di Dusun Jetak

Page 36: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

24

Peneliti

(……………………)

Lampiran 4. Kuesioner

FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN

(Informend Consent)

Saya yang bernama Eunice Eilina Ramelan, mahasiswa Ilmu Gizi, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, dan saat ini sedang

melakukan penelitian untuk digunakan sebagai salah satu syarat menyelesaikan program

sarjana Ilmu Gizi. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola konsumsi makanan

masyarakat Desa Batur Kecamatan Getasan.

Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa

adanya dan juga kesediannya untuk diizinkan melakukan wawancara Food Recall 24 jam

yang akan dilakukan selama 3 hari. Jika Bapak/Ibu/Saudara bersedia, silahkan mendatangani

persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu/Saudara.

Setelah Bapak/Ibu/Saudara memahami penjelasan tersebut dengan penuh kesadaran

dan tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi:

a) Data yang diperoleh dari penelitian ini dijaga kerahasiaan dan hanya

dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.

b) Bapak/Ibu/Saudara berhak memutuskan untuk keluar/tidak berpartisipasif lagi

dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun, Jika ada hal

yang kurang dipahami Bapak/Ibu/Saudara, dapat ditanyakan langsung kepada

penelitian.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara menjadi partisipasif dalam

penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Desa Getasan, …….. 2017

Responden

(……………………)

Page 37: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

25

Lampiran 5. Kuesioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Nama Responden

Tanggal

I. Profil Responden

1 Umur

2 Tanggal Lahir

3 Alamat

4 Jenis Kelamin 1) Laki-laki

2) Perempuan

5 Pendidikan 1) Tidak Sekolah

2) Tamat SD

3) Tamat SMP

4) Tamat SMA/SMK

5) Tamat

D1/D2/Perguruan

Tinggi

6 Penghasilan Perbulan 1) 0-Rp 500.000

2) Rp 500.000- Rp

1.500.000

3) Rp 1.500.000 – Rp

3.000.000

4) Lebih dari Rp

3.000.000

7 Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah didiagnosis

menderita penyakit tidak menular

(DM,Hipertensi/Jantung) oleh tenaga kesehatan

1) Ya

2) Tidak

8 Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengkonsumsi Obat-

obat atau vitamin secara rutin

1) Ya

2) Tidak

Page 38: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

26

II. Pola Makan (Recall 24 jam) Hari Ke:

Waktu Makan Nama

Makanan jenis

Banyak

URT Gram

Pagi

Snack Pagi

Siang

Snack Sore

Malam

Page 39: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

27

III. Pola Makan (Recall 24 jam) Hari Ke:

Waktu Makan Nama

Makanan jenis

Banyak

URT Gram

Pagi

Snack Pagi

Siang

Snack Sore

Malam

Page 40: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

28

IV. Pola Makan (Recall 24 jam) Hari Ke:

Waktu Makan Nama

Makanan jenis

Banyak

URT Gram

Pagi

Snack Pagi

Siang

Snack Sore

Malam

Page 41: Kaji Tindak Partisipatif Dalam Rangka Perbaikan Pola ... text.pdfDiajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana gizi

29

Lampiran 6. Foto penelitian