Upload
savitri-siskayani
View
253
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
I.JUDUL
Penentuan Kadar Klorida pada Air Bersih.
II. TUJUAN
1. Untuk dapat menentukan kadar klorida pada air bersih menggunakan metode
argentometri.
III. DASAR TEORI
Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang
memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/ perilaku hidup
bersih dan sehat.Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas
kesehatan . Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada
disekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya , kesehatan seseorang akan menjadi
buruk jika lingkungan yang ada disekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup
bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat.
(Depkes,2002)
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air
bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan
sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah
yang langsung dialirkan pada saluran / sungai. Hal tersebut meyebabkan
pendangkalan saluran / sungai, tersumbatnya saluran / sungai karena sampah pada
saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.
Masalah air merupakan masalah yang utama, baik masalah penyediaan air
bersih di kota dan didesa . maupun masalah penyaluran dan pngelolaan air buangan
penduduk dan idusteri. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahluk di dunia. Oleh
karen itu seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia berbagai upaya dilakukan
untuk menyediakan air bersih yang aman bagi kesehatan . Adapun air yang sehat
harus memenuhi empat kretiria parameter. Parameter pertama adalah parameter fisik
yang meliputi padatan terlarut, kekeruhan , warna, rasa, bau, dan suhu. Parameter
kedua adalah parameter kimiawi yang terdiri atas berbagai ion, senyawa beracun,
kandungan oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen kimia. Parameter yang ketiga
1
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
adalah parameter biologis meliputi jenis dan kandungan mikrooganisme baik hewan
maupun tumbuhan. Paramete yang terakhir adalah parameter radioaktif meliputi
kandungan bahan – bahan radio aktif, ( Kursusiarni, 2002 ).
Air minum di sebagian besar daerah tempat tinggal penduduk diperoleh dari
beberapa sumber air, diantaranya sumber air tanah yaitu air sumur. Air minum yang
sehat harus memenuhi persyaratan fisik, kimia dan mikrobiologi berdasarkan
Permenkes RI No. 907/ Menkes/SK/VII/2002 tentang kadar maksimal yang
diperbolehkan dalam air minum yaitu 250mg/l.
A. Persyaratan Kualitas Air
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air
yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis
(Notoatmodjo,2003).
1. Persyaratan Fisika Air
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai
berikut:
a. Jernih atau Tidak Keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid
dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air
semakin keruh.
b. Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang
berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya
bagi kesehatan.
c. Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam,
manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa
asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam
air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik
maupun asam anorganik.
d. Tidak berbau
2
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh
maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan
organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh
mikroorganisme air.
e. Temperaturnya normal
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak
terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang
dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan
mikro organisme.
f. Tidak mengandung zat padatan
Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air.
2. Persyaratan Kimia
Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia seperti
berikut:
a. pH Netral
Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat
asam atau basa. Contoh air yang terasa asam adalah air gambut.
Air murni mempunyai pH 7. apabila pH di bawah 7 air bersifat
asam, sedangkan di atas 7 berarti bersifat basa (rasanya pahit).
b. Tidak mengandung zat kimia beracun
Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia
beracun seperti sianida, sulfida, fenolik.Tidak mengandung
garam atau ion-ion logam seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, Cl,
Cr dan lain-lain.
c. Kesadahan rendah
Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yang
terlarut di dalam air terutama Ca dan Mg.
3
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
d. Tidak mengandung bahan organic
Kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi zat-zat
yang berbahaya bagi kesehatan. Bahan-bahan organnik itu
seperti NH4, H2S, SO42- dan NO3- (Kusnaedi,2002)
3. Sifat Kimia dan Fisika
1. Kelarutan
Kebanyakan klorida larut dalam air, seperti Merkurium (I) Klorida
(Hg2Cl2), Perak Klorida ( AgCl), Timbel Klorida (PbCl2) yang ini larut
sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih,
sedangkan tembaga ( I ) klorida (CuCl), bismut oksiklorida (BiOCl),
stibium oksiklorida (SbOCl), dan Merkurium ( II ) oksiklorida (Hg2OCl2),
tak larut dalam air. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan
natrium klorida, NaCl, 0,1M.
B. Analisis Klorida Secara Kuantitatif
Analisa klorida secara kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya analisa secara titrimetri dengan menggunakan metode argentometri.
Metode yang sering digunakan pada penetapan klorida adalah metode
argentometri. Metode argentometri (titrasi pengendapan) yang tergolong pada
pemeriksaan kimia secara titrimetri / volumetri.
a. Pengertian
Titrimetri atau analisa volumetri adalah salah satu cara pemerikasaan
jumlah zat kimia yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan
karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatan cukup tinggi,
juga dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat
yang berbeda-beda.
4
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
b. Prinsip
Dalam larutan netral atau sedikit basa, kalium kromat dapat menunjukan
titik akhir titrasi klorida dengan perak nitrat. Perak klorida yang terbentuk
diendapkan secara kuantitatif sebelum warna merah perak kromat terbentuk.
Reaksi
AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3
AgNO3 + KCl → AgCl + KNO3
Dalam titrasi pengendapan zat yang ditentukan bereaksi dengan zat
pentiter membentuk senyawa yang sukar larut dalam air, syarat-syaratnya:
a) Terjadinya kesetimbangan serbaneka harus berlangsung cukup cepat;
b) Zat yang akan ditentukan akan bereaksi secara stoikiometri dengan zat
pentiter;
c) Endapan yang terbentuk harus sukar larut sehingga terjamin Harus tersedia
cara penentuan titik akhir yang sesuai.
d) kesempurnaan reaksi sampai 99,9%;
Beberapa cara titrasi pengendapan yang melibatkan ion perak, diantaranya
adalah cara mohr, cara volhard dan cara fajans. Pada cara mohr ion-ion halida
(Cl-, Br-, I-) ditentukan dengan larutan baku perak nitrat, dengan memakai ion
kromat atau peralatan yang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi. Titrasi
larutan ion klorida 0,1 M dengan cara mohr, reaksinya sebagai berikut:
Ag - + Cl- → AgCl
Cara titrasi volhard dapat pula digunakan untuk menetukan ion-ion halida
dengan cara titrasi kembali. Penentuan ion klorida agak rumit dengan titrasi ini,
lantaran kelarutan AgCl lebih tinggi daripada kelarutan AgSCN, maka pada
penentuan ion klorida dengan cara volhard, titrasi harus dihentikan pada saat
timbulnya warna merah pertama kali, atau titrasi kembali dilakukan setelah
AgCl dipisahakan terlebih dahulu.
5
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
C. Larutan Blanko
Larutan blanko adalah larutan tidak berisi analit. Larutan blanko biasanya
digunakan untuk tujuan kalibrasi sebagai larutan pembanding dalam analisis
fotometri dan titrasi volumetri. Larutan blanko dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
a. Kalibrasi blanko (larutan yang digunakan untuk membuat titik nol
konsentrasi dari grafik kalibrasi; larutan ini hanya berisi pengencer
digunakan untuk membuat larutan standar)
b. Reagen blanko (larutan berisi reagen yang digunakan untuk melarutkan
sampel, pembacaan absorbansi untuk larutan ini biasanya dikurangi dari
pembacaan sampel)
c. Metode blanko (larutan yang diperlakukan sama dengan sampel,
ditambah dengan reagen yang sama, mengalamai kontak dengan alat yang
sama dan diperlakukan dengan prosedur yang sama)
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Buret 50 ml
Pipet volume 50 ml
Labu Takar 1000 ml
Erlenmeyer 250 ml
2. Bahan
H2SO4
NaOH
Indikator K2CrO4
AgNO3
Sampel B20
Sampel B66
Sampel M4
Sampel B13
Aquades
6
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
V. CARA KERJA
1. Dipipet 50 ml contoh, dan pindahkan dalam erlenmeyer.
2. Contoh dititrasi pada pH antara 7-10 diatur dengan menambahkan H2SO4
atau NaOH.
3. Ditambahkan indikator K2CrO4 2-3 tetes.
4. dititrasi dengan AgNO3 sehingga berubah warna menjadi kuning
kemerahan pada titik akhir.
5. 1 ml AgNO3 setara 35,450
6. Dibuat blanko dengan 50 ml aquades bebas klorida dengan perlakuan
sama seperti sampel.
VI. HASIL PENGAMATAN
1. Hasil titrasi sampel B13 : 2,12 ml
2. Hasil titrasi sampel B20 : 9,62 ml
3. Hasil Titrasi Sampel B66 : 8,72 ml
4. Hasil titrasi sampel M4 : 1,92 ml
5. Hasil titrasi Blanko : 0,3 ml
Pada titik akhir titrasi, ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi
warna kuning kemerahan.
VII. PERHITUNGAN
Perhitungan kadar klorida pada air bersih, dilakukan dengan menggunakan
rumus berikut :
Mg/L Cl = (A-B) x N x 35,450 x 1000
ml contoh
Keterangan :
A: ml titrasi untuk contoh
B: ml titrasi untuk blanko
N: normalitas AgNO3
7
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
1. Sampel B13
Diketahui : A = 2,12 ml
B = 0,3 ml
N = 0,0128
Mg/L Cl = (A-B) x N x 35,450 x 1000
ml contoh
Mg/L Cl = (2,12-0,3) x 0,0128 x 35,450 x 1000
50
= 16,493 mg/L
2. Sampel B20
Diketahui : A = 9,62
B = 0,3
N = 0,0128
Mg/L Cl = (A-B) x N x 35,450 x 1000
ml contoh
Mg/L Cl = (9,62-0,3) x 0,0128 x 35,450 x 1000
50
= 84,580 mg/L
3. Sampel B66
Diketahui : A = 8,72
B = 0,3
N = 0,0128
Mg/L Cl = (A-B) x N x 35,450 x 1000
ml contoh
Mg/L Cl = (8,72-0,3) x 0,0128 x 35,450 x 1000
50
= 76,413 mg/L
8
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
4. Sampel M4
Diketahui : A = 1,92
B = 0,3
N = 0,0128
Mg/L Cl = (A-B) x N x 35,450 x 1000
ml contoh
Mg/L Cl = (1,92-0,3) x 0,0128 x 35,450 x 1000
50
= 14,70 mg/L
VIII. PEMBAHASAN
Analisa klorida secara kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa
cara, diantaranya analisa secara titrimetri dengan menggunakan metode
argentometri. Metode yang sering digunakan pada penetapan klorida adalah
metode argentometri.
Proses penetapan klorida dalam air bersih dengan menggunakan
metode argentometri adalah sebagai berikut : pertama, pipet 50 ml contoh, dan
pindahkan dalam erlenmeyer, kemudian contoh dititrasi pada pH antara 7-10
diatur dengan menambahkan H2SO4 atau NaOH,penambahan garam ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun tidak terlalu basa,
atau dapat dikatakan garam ini bertindak sebagai buffer, kemudian tambahkan
indikator K2CrO4 2-3 tetes, dititrasi dengan AgNO3 sehingga berubah warna
menjadi kuning kemerahan pada titik akhir. Disamping melakukan titrasi
terhadap contoh, dibuat juga larutan blanko dari aquades dengan perlakuan
yang sama seperti contoh. Larutan blanko adalah larutan tidak berisi analit.
Larutan blanko biasanya digunakan untuk tujuan kalibrasi sebagai larutan
pembanding dalam analisis fotometri dan titrasi volumetri. 1 ml AgNO3 setara
35,450.
9
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
Dari hasil pemgamatan diadapatkan volume titrasi sampel B13 adalah
2,12 ml, sampel B20 adalah 9,62 ml, sampel B66 adalah 8,72 ml, sampel M4
adalah 1,92 ml, dan hasil titrasi Blanko adalah 0,3 ml.
Penentuan kadar klorida pada masing-masing sample dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut :
Mg/L Cl = (A-B) x N x 35,450 x 1000
ml contoh
Keterangan :
A: ml titrasi untuk contoh
B: ml titrasi untuk blanko
N: normalitas AgNO3
Dari perhitungan menggunakan rumus di atas, didapatkan hasil sebagai
berikut : kadar klorida pada sampel B13 adalah 16,493 mg/L, sampel B20
adalah 84,580 mg/L, sampel B66 adalah 76,413 mg/L, dan sampel M4 adalah
14,70 mg/L. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa ke empat sampel memiliki
kadar klorida di bawah standar klorida yang diperbolehkan dalam air minum
yaitu 250 mg/L yang ditetapkan dalam Permenkes RI No. 907/
Menkes/SK/VII/2002.
IX. KESIMPULAN
1. Dari hasil pemgamatan diadapatkan volume titrasi sampel B13 adalah 2,12
ml, sampel B20 adalah 9,62 ml, sampel B66 adalah 8,72 ml, sampel M4
adalah 1,92 ml.
2. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan bahwa kadar klorida
pada sampel B13 adalah 16,493 mg/L, sampel B20 adalah 84,580 mg/L,
sampel B66 adalah 76,413 mg/L, dan sampel M4 adalah 14,70 mg/L.
3. Dari perhitungan dapat diketahui bahwa ke empat sampel memiliki kadar
klorida di bawah standar klorida yang diperbolehkan dalam air minum
10
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
yaitu 250 mg/L yang ditetapkan dalam Permenkes RI No. 907/
Menkes/SK/VII/2002.
X. SARAN
1. Disarankan kepada praktikan agar mempersipkan dan membersihkan alat
dengan benar sebelum melaksanakan praktikum agar kesalahan dalam
melakukan praktikum dapat diminimalisir.
2. Disarankan kepada praktikan agar lebih meningkatkan ketelitian dalam
melakukan pengukuran dan lebih teliti dalam menentukan titik akhir titrasi
sehingga dapat diperoleh hasil yang tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
11
Praktikum Kimia Analitik VIIKamis, 27 Oktober 2011
DAFTAR PUSTAKA
Hendrawati,Analisis Beberapa Parameter Kimia dan Kandungan Logam pada Sumber
Air Tanah di Sekitar Pemukiman Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jakarta: Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah.
http://monruw.wordpress.com/tag/larutan-blanko/http://www.x3-prima.com/2009/09/laporan-argentometri.html
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang
Standar Baku Mutu Air Minum.
Tim Pengajar Mata Kuliah Kimia Analitik.2011.Satuan Acara Praktikum Kimia Analitik
(Smester 1).Denpasar: Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan D3 Analis
Kesehatan
12