Upload
andikageorgia
View
6
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
K3 dalam tambang
Citation preview
KESELAMATAN KERJA PERTAMBANGAN
Oleh: Adam Indra Juhaimi, S.Sos
Industri pertambangan memiliki peran yang sangat penting
dalam pembangunan Nasional & Daerah. Industri pertambangan
sebagai salah satu sektor yang padat modal, padat karya juga
merupakan sektor operasional yag padat resiko dan padat
bahaya.
Pada saat ini pasar nasional & dunia tidak hanya
mensyaratkan kualitas serta kuantitas fisik dari bahan tambang,
melainkan kualitas lain seperti K3 dan kepedulian lingkungan
dalam proses penambangan.
Adapun fase kegiatan pertambangan yaitu sebagai berikut:
1. Eksplorasi: proses pencarian bahan tambang berdasarkan
data-data penunjang yang tersedia
2. Konstruksi: pembangunan sarana-prasarana yang
dibutuhkan di area pertambangan
3. Eksploitasi & produksi: kegiatan penambangan,
penggalian, pemurnian, pengangkutan &
pengepalan/pengiriman dilakukan
4. Reklamasi: kegiatan reboisasi dan social recovery
Keselamatan kerja usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa kecelakaan
serta memberikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman sehingga dicapai hasil
yang menguntungkan dan bebas dari bahaya.
Tujuan keselamatan kerja adalah:
1. Mencegah agar karyawan tidak mengalami kecelakaan
2. Tidak terjadi kerusakan atau kerugian pada alat-alat
Ada 3 macam bahaya, yaitu:
1. Bahaya terlihat: bahaya yang menyebabkan kerusakan nyata dan dapat terlihat
secara langsung
2. Bahaya tersembunyi: bahaya yang tidak dapat terlihat secara langsung
3. Bahaya berkembang: bahaya yang jika tidak ditangani akan menjadi lebih
parah
Resiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya kecelakaan karena terpapar
dari suatu bahaya.
Apa itu incident? Definisi umum incident/kejadian yang
beresiko/berpotensi menimbulkan kecelakaan:
1. Tidak direncanakan
2. Tidak diinginkan
3. Tidak diduga
4. Terjadi kapan saja
5. Dimana saja
6. Menimpa siapa saja
7. Tidak mengakibatkan luka/cedera/bahkan kematian
8. Tidak mengakibatkan kerusakan peralatan dan atau lingkungan
9. Near miss/hampir celaka
Jenis-jenis kecelakaan seperti terjatuh/tergelincir, terpukul, terbentur,
terjepit, terkena aliran listrik, kemasukan benda, dll.
Kecelakaan Tambang menurut KEPMEN 555 K 1995: Kecelakaan
dikategorikan sebagai kecelakaan tambang apabila memenuhi 5 kriteria di bawah
ini:
1. Benar-benar terjadi
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan
4. Terjadi pada jam kerja
5. Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau area proyek
pertambangan
Semua incident yang berpotensi terjadi kecelakaan harus dengan segera
dilakukan penyelidikan/investigasi agar ditemukan akar permasalahan dari
incident tersebut. Adapun pendorong kecelakaan adalah:
Tindakan Tidak Aman (TTA)
Kondisi Tidak Aman (KTA)
Penyebab Utama Kecelakaan adalah:
1. Jalan pintas
2. Prosedur dilanggar
3. Tidak melapor fatigue
4. Identifikasi bahaya ditempat kerja yang tidak memadai
5. Kurang pengawasan
Metode dan Langkah Kontrol Resiko:
1. Risk register
2. Risk assessment
3. Acceptable point of risk
4. Residual risk
Hierarki Kontrol Resiko:
a. Melakukan analisa secara optimal untuk melakukan usaha ELIMINASI
bahaya
b. Melakukan analisa lanjutan dengan melakukan tindakan SUBSTITUSI
(mengganti) hal-hal yang paling mungkin dilakukan
c. Melakukan metode teknik yang dapat menunjang proses REKAYASA
ENGINEERING
d. Melengkapi semua langkah pekerjaan dengan syarat-syarat
ADMINISTRATIF
e. Melengkapi pekerja dengan ALAT PELINDUNG DIRI yang disesuaikan
dengan pekerjaan yang dilakukan atau sesuai dengan SOP
f. Melakukan pekerjaan dengan aman sesuai dengan prosedur
g. Menerapkan prinsip ALARP (As Long As Reasonable & Practicable): kontrol
resiko seminima mungkin dengan metode kerja yang paling memungkinkan
Komitmen Management Sebagai Kunci Keberhasilan K3:
1. Menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan keputusan
perusahaan dalam mengutamakan keselamatan kerja
2. Menyediakan anggaran, tenaga kerja, dan sarana yang berkualitas di bidang
K3
3. Menetapkan personal yang bertanggung jawab dalam penanganan K3
4. Perencanaan K3 yang terkoordinasi
5. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3
Kewajiban Pengawas Operasional dan Pengawas Teknis berdasarkan KEPMEN
555 K 1995
Pasal 12, pengawas operasional wajib:
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk keselamatan
semua pekerja tambang menjadi bawahannya
b. Melakukan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian
c. Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan dari semua
oaring yang ditugaskan kepadanya
d. Membuat dan menandatangani laporan-laporan pemeriksaan, inspeksi dan
pengujian
Pasal 13, pengawas teknis wajib:
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk keselamatan
pemasangan dan pekerjaan serta pemeliharaan yang benar dari semua
peralatan yang menjadi tugasnya
b. Mengawasi dan memeriksa semua pemesinan dan kelistrikan dalam ruang
lingkup yang menjadi tanggung jawabnya
c. Menjamin bahwa selalu dilaksanakannya penyelidikan, pemeriksaan, dan
pengujian dari pekerjaan pemesinan dan kelistrikan serta peralatan
d. Membuat dan menandatangani laporan penyelidikan, pemeriksaan dan
pengujian
e. Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua pemesinan dan
peralatan sebelum digunakan, setelah dipasang, dipasang kembali, atau
diperbaiki
f. Merencanakan diadakannya jadwal pemeliharaan yang telah direncanakan
serta semua perbaikan pemesinan tambang, pengangkutan, pembuat jalan, dan
semua mesin lainnya yang digunakan
Kampanye K3:
Kendala yang ditemui dalam implementasi K3, secara terang-terangan maupun
tersembunyi:
Atasan yang melanggar K3 secara terang-terangan
Atasan yang tidak mendukung dalam kampanya K3
Mereka yang tidak menghadiri rapat K3
“K3 adalah tugas Safety Officer bukan tugas kami”
“Kami tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan K3”
Kampanye K3 menghabiskan uang perusahaan saja
Tidak melaporkan kondisi tidak aman atau kecelakaan kecil karena
beranggapan bahwa hal tersebut tidak membahayakan
“Saya sibuk dengan pekerjaan saya dan tidak ada waktu untuk memperhatikan
K3’
Menyebabkan akses ke pintu atau menuju tempat penting lainnya terhambat
“Dia saja tidak mematuhinya, kenapa saya harus mematuhi?”
Dalam pasal 32, Kepmentamban No.555.K/26/M.PE/1995 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum menyangkut hal
kewajiban karyawan.
Statistik K3 adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai ‘OHS
Performance Programs’. Hal ini sudah diatur dalam Kepmen 555 Th.1995 pasal
47 mengenai Statistik Kecelakaan Tambang. Kegunaan dari statistic K3 yaitu:
1. Mengidentifikasi naik turunnya (trend) dari suatu timbulnya kecelakaan kerja
2. Mengetahui peningkatan atau berbagai hal yang memperburuk kinerja K3
3. Membandingkan kinerja antara tempat kerja dan industry yang serupa
4. Memberikan informasi mengenai prioritas pengalokasian dana K3
5. Memonitor kinerja organisasi, khususnya mengenai persyaratan untuk
penyediaan sistem/tempat kerja yang aman
Yang harus diperhatikan agar terwujudnya K3, yaitu:
1. Mengidentifikasi bahaya dalam pekerjaan yang akan dilakukan apakah aman
atau tidak
2. Untuk semua pekerjaan wajib mengikuti Prosedur Kerja Aman
(PKA)/Standard Operational Procedure (SOP)
3. Izin mengemudi
4. Bekerja dekat dinding tebing/areal yang mudah longsor
5. Melakukan isolasi dan lock out
6. Memastikan sarana pelindung dan pencegahan jatuh saat bekerja di ketinggian
7. Memastikan semua pemeliharaan dan pengoperasian mesin dan alat
pengangkat serta penyangga beban sudah aman
8. Memastikan semua pekerjaan di ruang terbatas dilakukan secara aman oleh
pekerja yang berkompeten
9. Memastikan semua perlindungan diri telah memadai saat bekerja di dekat air
Prinsip-prinsip K3, yaitu:
1. Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan selamat tanpa harus ada cidera
2. Setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya
3. Setiap penyebab kecelakaan harus dicegah/ditiadakan
Upaya-upaya agar bekerja dengan aman, yaitu :
1. Mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan
2. Mengetahui langkah/tahapan pekerjaan tersebut
3. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dari pekerjaan yang akan
dilakukan
4. Mengetahui cara mengendalikan terhadap bahaya-bahaya tersebut
Pola pikir keselamatan yaitu :
1. Safety sebagai hak dan kewajiban
2. Patuhi prosedur
3. Jangan pernah ambil jalan pintas
4. Melapor apabila ada hal yang membahayakan