9
KESELAMATAN KERJA PERTAMBANGAN Oleh: Adam Indra Juhaimi, S.Sos Industri pertambangan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan Nasional & Daerah. Industri pertambangan sebagai salah satu sektor yang padat modal, padat karya juga merupakan sektor operasional yag padat resiko dan padat bahaya. Pada saat ini pasar nasional & dunia tidak hanya mensyaratkan kualitas serta kuantitas fisik dari bahan tambang, melainkan kualitas lain seperti K3 dan kepedulian lingkungan dalam proses penambangan. Adapun fase kegiatan pertambangan yaitu sebagai berikut: 1. Eksplorasi: proses pencarian bahan tambang berdasarkan data-data penunjang yang tersedia 2. Konstruksi: pembangunan sarana-prasarana yang dibutuhkan di area pertambangan 3. Eksploitasi & produksi: kegiatan penambangan, penggalian, pemurnian, pengangkutan & pengepalan/pengiriman dilakukan 4. Reklamasi: kegiatan reboisasi dan social recovery Keselamatan kerja usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa kecelakaan serta memberikan lingkungan kerja yang

DocumentK3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

K3 dalam tambang

Citation preview

Page 1: DocumentK3

KESELAMATAN KERJA PERTAMBANGAN

Oleh: Adam Indra Juhaimi, S.Sos

Industri pertambangan memiliki peran yang sangat penting

dalam pembangunan Nasional & Daerah. Industri pertambangan

sebagai salah satu sektor yang padat modal, padat karya juga

merupakan sektor operasional yag padat resiko dan padat

bahaya.

Pada saat ini pasar nasional & dunia tidak hanya

mensyaratkan kualitas serta kuantitas fisik dari bahan tambang,

melainkan kualitas lain seperti K3 dan kepedulian lingkungan

dalam proses penambangan.

Adapun fase kegiatan pertambangan yaitu sebagai berikut:

1. Eksplorasi: proses pencarian bahan tambang berdasarkan

data-data penunjang yang tersedia

2. Konstruksi: pembangunan sarana-prasarana yang

dibutuhkan di area pertambangan

3. Eksploitasi & produksi: kegiatan penambangan,

penggalian, pemurnian, pengangkutan &

pengepalan/pengiriman dilakukan

4. Reklamasi: kegiatan reboisasi dan social recovery

Keselamatan kerja usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa kecelakaan

serta memberikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman sehingga dicapai hasil

yang menguntungkan dan bebas dari bahaya.

Tujuan keselamatan kerja adalah:

1. Mencegah agar karyawan tidak mengalami kecelakaan

2. Tidak terjadi kerusakan atau kerugian pada alat-alat

Page 2: DocumentK3

Ada 3 macam bahaya, yaitu:

1. Bahaya terlihat: bahaya yang menyebabkan kerusakan nyata dan dapat terlihat

secara langsung

2. Bahaya tersembunyi: bahaya yang tidak dapat terlihat secara langsung

3. Bahaya berkembang: bahaya yang jika tidak ditangani akan menjadi lebih

parah

Resiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya kecelakaan karena terpapar

dari suatu bahaya.

Apa itu incident? Definisi umum incident/kejadian yang

beresiko/berpotensi menimbulkan kecelakaan:

1. Tidak direncanakan

2. Tidak diinginkan

3. Tidak diduga

4. Terjadi kapan saja

5. Dimana saja

6. Menimpa siapa saja

7. Tidak mengakibatkan luka/cedera/bahkan kematian

8. Tidak mengakibatkan kerusakan peralatan dan atau lingkungan

9. Near miss/hampir celaka

Jenis-jenis kecelakaan seperti terjatuh/tergelincir, terpukul, terbentur,

terjepit, terkena aliran listrik, kemasukan benda, dll.

Kecelakaan Tambang menurut KEPMEN 555 K 1995: Kecelakaan

dikategorikan sebagai kecelakaan tambang apabila memenuhi 5 kriteria di bawah

ini:

1. Benar-benar terjadi

2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin

3. Akibat kegiatan usaha pertambangan

4. Terjadi pada jam kerja

Page 3: DocumentK3

5. Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau area proyek

pertambangan

Semua incident yang berpotensi terjadi kecelakaan harus dengan segera

dilakukan penyelidikan/investigasi agar ditemukan akar permasalahan dari

incident tersebut. Adapun pendorong kecelakaan adalah:

Tindakan Tidak Aman (TTA)

Kondisi Tidak Aman (KTA)

Penyebab Utama Kecelakaan adalah:

1. Jalan pintas

2. Prosedur dilanggar

3. Tidak melapor fatigue

4. Identifikasi bahaya ditempat kerja yang tidak memadai

5. Kurang pengawasan

Metode dan Langkah Kontrol Resiko:

1. Risk register

2. Risk assessment

3. Acceptable point of risk

4. Residual risk

Hierarki Kontrol Resiko:

a. Melakukan analisa secara optimal untuk melakukan usaha ELIMINASI

bahaya

b. Melakukan analisa lanjutan dengan melakukan tindakan SUBSTITUSI

(mengganti) hal-hal yang paling mungkin dilakukan

c. Melakukan metode teknik yang dapat menunjang proses REKAYASA

ENGINEERING

d. Melengkapi semua langkah pekerjaan dengan syarat-syarat

ADMINISTRATIF

Page 4: DocumentK3

e. Melengkapi pekerja dengan ALAT PELINDUNG DIRI yang disesuaikan

dengan pekerjaan yang dilakukan atau sesuai dengan SOP

f. Melakukan pekerjaan dengan aman sesuai dengan prosedur

g. Menerapkan prinsip ALARP (As Long As Reasonable & Practicable): kontrol

resiko seminima mungkin dengan metode kerja yang paling memungkinkan

Komitmen Management Sebagai Kunci Keberhasilan K3:

1. Menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan keputusan

perusahaan dalam mengutamakan keselamatan kerja

2. Menyediakan anggaran, tenaga kerja, dan sarana yang berkualitas di bidang

K3

3. Menetapkan personal yang bertanggung jawab dalam penanganan K3

4. Perencanaan K3 yang terkoordinasi

5. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3

Kewajiban Pengawas Operasional dan Pengawas Teknis berdasarkan KEPMEN

555 K 1995

Pasal 12, pengawas operasional wajib:

a. Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk keselamatan

semua pekerja tambang menjadi bawahannya

b. Melakukan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian

c. Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan dari semua

oaring yang ditugaskan kepadanya

d. Membuat dan menandatangani laporan-laporan pemeriksaan, inspeksi dan

pengujian

Pasal 13, pengawas teknis wajib:

a. Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk keselamatan

pemasangan dan pekerjaan serta pemeliharaan yang benar dari semua

peralatan yang menjadi tugasnya

b. Mengawasi dan memeriksa semua pemesinan dan kelistrikan dalam ruang

lingkup yang menjadi tanggung jawabnya

Page 5: DocumentK3

c. Menjamin bahwa selalu dilaksanakannya penyelidikan, pemeriksaan, dan

pengujian dari pekerjaan pemesinan dan kelistrikan serta peralatan

d. Membuat dan menandatangani laporan penyelidikan, pemeriksaan dan

pengujian

e. Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua pemesinan dan

peralatan sebelum digunakan, setelah dipasang, dipasang kembali, atau

diperbaiki

f. Merencanakan diadakannya jadwal pemeliharaan yang telah direncanakan

serta semua perbaikan pemesinan tambang, pengangkutan, pembuat jalan, dan

semua mesin lainnya yang digunakan

Kampanye K3:

Kendala yang ditemui dalam implementasi K3, secara terang-terangan maupun

tersembunyi:

Atasan yang melanggar K3 secara terang-terangan

Atasan yang tidak mendukung dalam kampanya K3

Mereka yang tidak menghadiri rapat K3

“K3 adalah tugas Safety Officer bukan tugas kami”

“Kami tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan K3”

Kampanye K3 menghabiskan uang perusahaan saja

Tidak melaporkan kondisi tidak aman atau kecelakaan kecil karena

beranggapan bahwa hal tersebut tidak membahayakan

“Saya sibuk dengan pekerjaan saya dan tidak ada waktu untuk memperhatikan

K3’

Menyebabkan akses ke pintu atau menuju tempat penting lainnya terhambat

“Dia saja tidak mematuhinya, kenapa saya harus mematuhi?”

Dalam pasal 32, Kepmentamban No.555.K/26/M.PE/1995 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum menyangkut hal

kewajiban karyawan.

Page 6: DocumentK3

Statistik K3 adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai ‘OHS

Performance Programs’. Hal ini sudah diatur dalam Kepmen 555 Th.1995 pasal

47 mengenai Statistik Kecelakaan Tambang. Kegunaan dari statistic K3 yaitu:

1. Mengidentifikasi naik turunnya (trend) dari suatu timbulnya kecelakaan kerja

2. Mengetahui peningkatan atau berbagai hal yang memperburuk kinerja K3

3. Membandingkan kinerja antara tempat kerja dan industry yang serupa

4. Memberikan informasi mengenai prioritas pengalokasian dana K3

5. Memonitor kinerja organisasi, khususnya mengenai persyaratan untuk

penyediaan sistem/tempat kerja yang aman

Yang harus diperhatikan agar terwujudnya K3, yaitu:

1. Mengidentifikasi bahaya dalam pekerjaan yang akan dilakukan apakah aman

atau tidak

2. Untuk semua pekerjaan wajib mengikuti Prosedur Kerja Aman

(PKA)/Standard Operational Procedure (SOP)

3. Izin mengemudi

4. Bekerja dekat dinding tebing/areal yang mudah longsor

5. Melakukan isolasi dan lock out

6. Memastikan sarana pelindung dan pencegahan jatuh saat bekerja di ketinggian

7. Memastikan semua pemeliharaan dan pengoperasian mesin dan alat

pengangkat serta penyangga beban sudah aman

8. Memastikan semua pekerjaan di ruang terbatas dilakukan secara aman oleh

pekerja yang berkompeten

9. Memastikan semua perlindungan diri telah memadai saat bekerja di dekat air

Prinsip-prinsip K3, yaitu:

1. Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan selamat tanpa harus ada cidera

2. Setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya

3. Setiap penyebab kecelakaan harus dicegah/ditiadakan

Upaya-upaya agar bekerja dengan aman, yaitu :

1. Mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan

Page 7: DocumentK3

2. Mengetahui langkah/tahapan pekerjaan tersebut

3. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dari pekerjaan yang akan

dilakukan

4. Mengetahui cara mengendalikan terhadap bahaya-bahaya tersebut

Pola pikir keselamatan yaitu :

1. Safety sebagai hak dan kewajiban

2. Patuhi prosedur

3. Jangan pernah ambil jalan pintas

4. Melapor apabila ada hal yang membahayakan