39
Trombosis dan Tromboflebitis MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS DOSEN PENGASUH : NURNA NINGSIH, S.Kp., M. Kes DISUSUN OLEH: Rasmita Handika 04071003014 Sri Dewi Afsari 04071003028 Karolin Adhisty 04071003042 Hepiriyani 04071003045 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

  • Upload
    olien42

  • View
    2.173

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

Trombosis dan Tromboflebitis

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS

DOSEN PENGASUH : NURNA NINGSIH, S.Kp., M. Kes

DISUSUN OLEH:

Rasmita Handika 04071003014

Sri Dewi Afsari 04071003028

Karolin Adhisty 04071003042

Hepiriyani 04071003045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

Page 2: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,berkat rahmat dan

hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada

waktunya.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Nurna Ningsih, S.Kp., M. Kes, selaku

dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang telah memberikan bimbingan dalam

penyelesaian makalah ini. Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-

teman dan semua pihak yang terkait.

Tujuan penyusunan makalah ini untuk memberikan informasi dan pengetahuan

tentang perdarahan post partum.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam

penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penyusun harapkan.

Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.

Indralaya, April 2010

Penyusun,

Kelompok 13

Page 3: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang 1

I.2. Rumusan Masalah 4

I.3. Tujuan 5

BAB II ISI

II.1. Pengertian pengertian Trombosis 6

II.2. Atrial Trombosis 7

II.2.1 Definisi 7

II.2.2 Etiologi 7

II.2.3 Gambaran Klinis 7

II.2.4 Penatalaksanaan 8

II.3. Deep-Vein Trombosis 9

II.4. Faktor Resiko Utama Terjadinya Trombosis 10

II.5. Asuhan Keperawatan pada Trombosis 11

II.6. Pengertian Tromboflebitis 14

II.7. Pelvitromboflebitis 15

II.7.1. Penatalaksanaan 16

II.8. Tromboflebitis Femoralis 16

II.8.1. Penatalaksanaan 17

II.9. Asuhan Keperawatan pada Tromboflebitis 18

BAB III PENUTUP

III.1. Kesimpulan 21

III.2. Saran 22

Page 4: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

Daftar Pustaka 23

Page 5: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

            Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan oleh

perdarahan paska persalinan terjadi empat jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena

itulah penting sekali untuk memantau ibu secara ketat, segera setelah setiap tahapan atau

kala persalinan diselesaikan, khususnya pada saat setelah persalinan. Pemantauan ini

berupa konsultasi paska persalinan di ruangan maupun pemeriksaan-pemeriksaan yang

diperlukan.  Jika tanda-tanda vital dan tonus uterus masih dalam batas normal selama

dua jam pertama pasca persalinan, mungkin ibu tidak akan mengalami perdarahan paska

persalinan. Penting sekali untuk tetap berada di samping ibu dan bayinya selama dua

jam pertama pasca persalinan.

Tekanan darah dan denyut nadi harus diukur tiap 15 menit sekali, selama beberapa

jam pertama setelah pelahiran, atau lebih sering bila ada indikasi tertentu. Pemijatan

uterus untuk memastikan uterus menjadi keras juga diperlukan. Pemantauan suhu tubuh,

perdarahan harus diawasi. Tidak dianjurkan menggunakan kain pembebat perut selama

dua jam pertama pasca persalinan atau hingga ibu sudah stabil.

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 37,2 -

37,8oC oleh karena resorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi. Dalam hal

ini disebut demam resorbsi, hal ini adalah normal.

Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat

genitalia dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab

apapun. Mobilitas puereuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38 oC atau lebih

selama 2 hari. Da;am 10 hari pertama postpatum. Kecuali pada hari petama. Suhu diukur

4x sehari secara oral (dari mulut).

Page 6: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

Beberapa faktor predisposisi

1) Kurang gizi atau nutrisi

2) Anemia

3) Higiene

4) Kelelahan

5) Proses persalinan bermasalah;

a. Partus lama / macet

b. Korioamnionitis

c. Persalinan traumatik

d. Kurang baiknya pencegahan infeksi

e. Manipulasi yang berlebihan

f. Dapat berlanjut keinfeksi dalam masa nifas

Bermacam-macam jalan masuk kuman kedalam alat kandungan, seperti eksogen

(kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dari dalam tubuh), dan

endogen (dari jalan lahir sendiri)

1) Streptococcus Haemoliticus Aerobik

2) Staphylococcus aureus

3) Escherichia coli

Cara terjadinya infeksi:

a. Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang berulang-

ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada didalam rongga rahim.

b. Alat-alat yang tidak suci hama.

c. Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal

dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya atau orang lain.

Adapun beberapa penyakit yang sering menyebabkan angka kesakitan dan kematin

yang tinggi pada ibu paska nifas adalah : 

Page 7: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

1. Metritis

Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan dan merupakan salah satu penyebab

terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi

abses pelvis, peritonitis, syok septik, thrombosis vena yang dalam, infeksi pelvik

menahun, dispareunia, penyumbatan tuba dan infertilitas. 

2. Bendungan payudara

Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam

rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. Hal ini bukan disebabkan overdistensi dari

saluran sistem laktasi.

Bila ibu menyusui bayinya :

o        Susukan sesering mungkin

o        Kedua payudara disusukan

o        Kompres hangat payudara sebelum disusukan

o        Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui

o        Sangga payudara

o        Kompres dingin diantara payudara untuk permulaan menyusui

 

3. Infeksi payudara

o        Mastitis

             yaitu   Infeksi parenkimal kelenjar mammae pada masa nifas dan menyusui.

Insidennya sekitar 2 %. Gejala-gejala mastitis supuratif jarang muncul sebelum akhir

sampai minggu ketiga atau keempat. Infeksi hampir selalu unilateral dan pembengkakan

bermakna biasanya mendahului inflamasi, yang tanda pertamanya adalah mengigil dan

rasa kaku segera diikuti demam dan takikardia. Payudara menjadi keras dan memerah,

dan sang ibu mengeluhkan nyeri. Sekitar 10 % wanita dengan mastitis mengalami abses

dan gejala-gejala konstitusional yang mendahului abses mammae biasanya parah.

Biasanya disebabkan oleh Staphilokokus aureus. Pengobatan dengan antibiotik.

Page 8: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

o        Abses payudara

                 Ditandai dengan keadaan menetapnya demam dalam waktu 48 sampai 72 jam

atau pertumbuhan massa yang teraba. Sonografi dapat membantu menegakkan

diagnosis. Drainase secara bedah penting dilakukan dan mungkin diperlukan anestesi

umum.Pada kasus awal, insisi tunggal dibagian atas bagian paling lunak pada area

fluktuasi biasanya sudah cukup namun abses multiple memerlukan beberapa insisi dan

satu jari harus dimasukkan untuk memecahkan dinding-dinding lokul. Kavitas yang

terbentuk akibat insisi ditutup secara longgar dengan perban, yang harus diganti setiap

24 jam.

4. Tromboflebitis

                  Yaitu perluasan atau invasi mikroorganisme pathogen yang mengikuti aliran

darah  di sepanjang vena dan cabang – cabangnya. Diklasifikasikan atas pelvio

tromboflebitis dan tromboflebitis femoralis., Pelvio tromboflebitis yaitu mengenai vena-

vena dinding uterus  dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena

hipogastrika. Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena

femoralis, vena poplitea dan vena sapena.

I.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Trombosis?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Atrial Trombosis?

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Deep-Vein Trombosis?

4. Faktor Risiko apa saja yang Utama dariTrombosis?

5. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Trombosis?

6. Apakah Pengertian dari tromboflebitis?

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pelvitromboflebitis?

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tomboflebitis Femoralis?

9. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada tromboflebitis?

Page 9: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

. 1.3. Tujuan

1.3.1.Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengertian Trombosis

2. Untuk mengetahui tentang Atrial Trombosis

3. Untuk mengetahui tentang Deep-Vein Trombosis

4. Untuk mengetahui Faktor Risiko apa saja yang Utama dariTrombosis

5. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Trombosis

6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tromboflebitis

7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pelvitromboflebitis

8. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada tromboflebitis

1.3.2.Tujuan Umum

Untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang Trombosis dan tromboflebitis

Page 10: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

BAB II

ISI

II.1 Pengertian Trombosis

–Trombosis adalah terbentuknya masa dari unsur darah didalam pembuluh darah vena

atau arteri pada makluk hidup. Trombosis merupakan istilah yang umum dipakai untuk

sumbatan pembuluh darah, baik arteri maupun vena. Trombosis hemostatis yang bersifat

self-limited dan terlokalisir untuk mencegah hilangnya darah yang berlebihan

merupakan respon normal tubuh terhadap trauma akut vaskuler, sedangkan trombosis

patologis seperti trombosis vena dalam (TVD), emboli paru, trombosis arteri koroner

yang menimbulkan infark miokard, dan oklusi trombotik pada serebro vaskular

merupakan respon tubuh yang tidak diharapkan terhadap gangguan akut dan kronik pada

pembuluh darah dan darah. Ahli bedah vaskular berperan untuk mengeluarkan trombus

yang sudah terbentuk yaitu dengan melakukan trombektomi.

—–Konsep trombosis pertama kali diperkenalkan oleh Virchow pada tahun 1856 dengan

diajukamya uraian patofisiologi yang terkenal sebagai Triad of Virchow, yaitu terdiri

dari abnormalitas dinding pembuluh darah, perubahan komposisi darah, dan gangguan

aliran darah.2 Ketiganya merupakan faktor-faktor yang memegang peranan penting

dalam patofisiologi trombosis. Dikenal 2 macam trombosis, yaitu :

1. Trombosis arteri

2. Trombosis vena

—–Etiologi trombosis adalah kompleks dan bersifat multifaktorial. Meskipun ada

perbedaan antara trombosis vena dan trombosis arteri, pada beberapa hal terdapat

keadaan yang saling tumpang tindih. Trombosis dapat mengakibatkan efek lokal adan

efek jauh. Efek lokal tergantung dari lokasi dan derajat sumbatan yang terjadi pada

pembuluh darah, sedangkan efek jauh berupa gejal-gejala akibat fenomena

tromboemboli. Trombosis pada vena besar akan memberikan gejala edema pada

ekstremitas yang bersangkutan. Terlepasnya trombus akn menjadi emboli dan

Page 11: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

mengakibatkan obstruksi dalam sistem arteri, seperti yang terjadi pada emboli paru, otak

dan lain-lain.

II.2 Atrial Trombosis

II.2.1 Definisi

—–Trombosis arteri adalah pembekuan darah di dalam pembuluh darah arteri terutama

sering terbentuk pada sekitar orifisium cabang arteri dan bifurkasio arteri.–

II.2.2 Etiologi

—–Penyebab/ kausa dapat lokal di tempat yang bersangkutan atau proksimalnya.

Sebagian besar adalah kelainan jantung seperti kelainan katup, Infark jantung, fibrilasi

artrium dan lain-lain. Dapat pula karena aneurisma aorta, bila trombusnya lepas dan

bergerak ke lokasi terjadinya trombosis. Trombus yang bergerak ini disebut embolus.

Sistem hemostatis terdiri dari 6 komponen utama yaitu trombosit, endotel vaskular,

faktor protein plasma prokoagulan, protein antikoagulan, protein fibrinoliti, dan protein

anti fibrinolitik. Semua komponen ini harus ada dalam jumlah yang cukup pada lokasi

yang tepat untuk mencegah hilangnya darah yang berlebihan setelah trauma vaskular,

dan pada saat yang sama mencegah terjadinya trombosis yang patologis.

—–Ada 3 hal yang berpengaruh dalam pembentukan/ timbulnya trombus ini (trias

Virchow) :

1. Kondisi dinding pembuluh darah (endotel)

2. Aliran darah yang melambat/ statis

3. Komponen yang terdapat dalam darah sendiri berupa peningkatan koagulabilitas

II.2.3 Gambaran Klinis

Gejala klinik yang ditimbulkan sangat bervariasi dari yang ringan sampai

yang berat. Apakah yang terkena arteri yang besar/ utama atau cabang-cabangnya.

Page 12: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

Apakah kolateral cukup banyak, karena prognosisnya tergantung pada arteri mana

yang terlibat dan yang penting adalah kecepatan dan ketepatan dokter bertindak.

Gejala yang dapat muncul antara lain :

1. Gejala awal biasanya adalah nyeri pada daerah yang bersangkutan, bisa nyeri

hebat apabila daerah yang terkena cukup luas. Pada pasien muda biasanya

kejadiannya lebih akut, rasa nyeri lebi hebat, tetapi justru prognosisnya lebih

baik karena keadaan pembuluh darah relatif lebih baik. Pada pasien yang lebih

tua, dimana sudah terjadi kelainan kronis arteri, bila timbul trombosis akut

biasanya tidak begitu jelas gejalanya dan nyerinya tidak begitu hebat, pada

pasien seperti ini justru prognosisnya lebih buruk.

2. Mati rasa

3. Kelemahan otot

4. Rasa seperti ditusuk-tusuk.

Bila gejalnya lengkap/ komplit, maka di temukan “5 P”, yaitu :

- Pain

- Paleness

- Paresthesia

- Paralysis

- Pulsessness

Sebagai pegangan utama, bila ada pasien dengan keluhan nyeri hebat pada

daerah ekstremitas dan nadi tidak dapat diraba, maka diagnosis trombosis akut

arteri ini harus ditegakkan dan ditindak lanjuti.

II.2.4 Penatalaksanaan

Garis besar rencana perawatan dari trombosis arteri adalah : 1

1. Diagnosis dini dan tindakan segera. Dari anamnesis dan gejala klinis kita

harus bisa menegakkan diagnosis. Bila ada fasilitas pemeriksaan penunjang,

dapat dikerjakan tetapi jangan terlalu memakan banyak waktu yang

mengakibatkan terapi/ tindakan menjadi terlambat.

2. Pasien harus istirahat baring/ dirawat dan diberikan analgetik. Pemberian

antikoagulan seperti heparin dan LMWH penting untuk mencegah meluasnya

Page 13: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

proses trombosis, biasanya diberikan selama 10 hari, sesudah itu berangsurangsur

diganti per oral. Pemberian terbaik adalah dengan pemberian langsung

intraarterial.

3. Tindakan bedah berperan penting, karena trombus yang terjadi dikeluarkan

melalui arteriotomi yang bisa dilakukan dengan anestesi lokal. Alat yang

dipakai adalah kateter Fogarty yang mempunyai balon diujungnya. Setelah

kateter menembus trombus, balom dikembangkan dan ditarik keluar untuk

mengeluarkan trombus. Tindakan ini berhasil sangat baik bila kejadiannya

benar-benar akut dan pasien yang relatif muda.

4. Setelah dilakukan trombektomi maka tindakan lain yang terus dilakukan

terutama heparinisasi.

II.3 Deep-Vein Trombosis

Deep-Vein Trombosi atauTrombosis Vena Dalam adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi /trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian.Trombosis Vena Dalam (DVT) menyerang pembuluh-pembuluh darah system vena dalam. Serangan awalnya disebut trombosis vena dalam akut. Emboli paru-pariu merupakan resiko yang cukup bermakna pada trombosis vena dalam.Kebanyakan trombosis vena dalam berasal dari ekstrimitas bawah. Banyak yang senbuh spontan, dan sebagian lainnya berpotensi membentuk emboli. Penyakit ini dapat menyerang satu vena bahkan lebih. Vena-vena di betis adalah vena-vena yang paling sering terserang. Trombosis pada vena poplitea, femoralis super fisialis, dan segmen-segmen vena ileofemoralis juga sering terjadi.

PATOFISIOLOGIPenyabab utama trombosis Vena belum jelas, sama halnya dengan trombosis arteri, pada trombosis vena juga dapat disebabkan oleh TRIAS VIRCHOW:

Stasis aliran darah vena, terjadi bila aliran darah melambat, seperti pada gagal jantung atau syok; ketika vena berdilatasi, sebagai akibat terapi obat, dan bila kontraksi otot skeletal berkurang, seperti pada istirahat lama, paralysis ekstremitas atau anastesi.Hal-hal tersebut menghilangkan pengaruh dari pompa vena perifer, meningkatkan stagnasi dan pengumpulan darah di ekstremitas bawah.

Page 14: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

Cedera dinding pembuluh darah, diketahui dapat mengawali pembentukan thrombus. Penyebabnya adalah trauma langsung pada pembuluh darah, seperti fraktur dan cedera jaringan lunak, dan infuse intravena atau substansi yang mengiritasi, seperti kalium klorida, kemoterapi, atau antibiotic dosis tinggi.

Hiperkoagulabilitas darah, terjadi paling sering pada pasien dengan penghentian obat antikoagulan secara mendadak. Kontrasepsi oral dan sejumlah besar diskrasia.Rangsangan trombosis venaMe ↑ kan resistensi aliran vena dari ekstremitas bawahPengosongan vena tergangguRangsangan trombosis venape↑an vol. dan tek.darah vena↓Stasis & penimbunan darah di ekstremitasTrombus melekat di PDRisiko embolisasiEmboli menuju sirkulasi paru

II.4 Faktor Risiko Utama Terjadinya TrombosisImobilitas yang nyatadehidrasikeganasan lanjutdiskrasia darahriwayat DVTvarises vena, danOperasi atau truma pada tungkai bawah atau pelvis.

Faktor PredisposisiPemakaian obat anti hamil yang mengandung esterogenkehamilangagal jantung kongestif kronikobesitas

Manifestasi KlinisEmboli paru, sebagai petunjuk klinis pertama dari trombosisEdema dan pembengkakan ekstremitas karena aliran darah tersumbatNyeri tekan akibat inflamasi dinding venaTanda Homan : nyeri tekan pada betis sewaktu dorsofleksi kakiTanda Lowenburg : nyeri di paha atau betis sewaktu pengembungan manset

Page 15: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

Peningkatan turgor jaringan,Kenakan suhu kulitBintik-bintik dan sianosis karena stagnasi aliranPenurunan Hb

II.5 Asuhan Keperawatan Pada Trombosis

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, program pengobatan yang ditandai dengan:

Pernyataan tentang persepsi masalah

Ketidakmampuan dalam mengikuti instruksI

Berkembangnya/tendensi untuk terjadinya komplikasi.

PENCEGAHAN

Pencegahan merupakan perawaan yang terbaik pada trombosis vena dalam seperti :

Mobilisasi dini

Pemakaian stoking elastik

Page 16: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

Di gunakan pagi hari sebelum tungkai diturunkan dari tempat tidur dan diepas

pada malam hari

Stoking ini memberi tekanan secara terus menerus dan merata di seluruh

permukaan betis, menurunkan diameter vena superficial di tungkai, sehingga

meningkatkan aliran vena yang lebih dalam.

Latihan gerak kaki dan jari secara aktif

Saat pasien di tempat tidur, kaki & tungkai bawah harus ditinggikan beberapa

derajat melebihi jantung. Posisi ini memungkinkan vena superficial & tibialis

mengosongkan diri dengan cepat & tetap kolaps

Latihan tungkai aktif & pasif khususnya yang melibatkan otot betis, harus

dilakukan sebelum & sesudah operasi untuk meningkatkan aliran vena

Latihan menarik nafas dalam membantu pengosongan vena besar.

pemberian antikoagulan (bila ada indikasi)

PENATALAKSANAAN

Tujuan penanganan medis DVT adalah mencegah perkembangan dan pecahnya

thrombus beserta risikonya yaitu Embolisme Paru dan mencegah tromboemboli

kambuhan.

Terapi antikoagulan dapat mencapai kedua tujuan itu. Heparin yang diberikan selama 10

– 12 hari dengan infuse berkelanjutan, dapat mencegah berkembangnya bekuan darah

dan tumbuhnya bekuan baru. 4 – 7 hari sebelum terapi heparin intravena berakhir, pasien

mulai diberikan antikoagulan oral. Pasien mendapat antikoagulan oral selama 3 bulan

atau lebih untuk pencegahan jangka panjang.

Intervensi Keperawatan.

Tirah baring, peninggian ekstremitas yang terkena, stoking elastic, dan analgetik

untuk mengurangi nyeri adalah tambahan untuk terapi ini. Biasanya diperlukan

tirah baring 5 – 7 hari setelah terjadi DVT. Ketika pasien mulai berjalan, harus

dipakai stoking elastik. Berjalan-jalan akan lebih baik daripada berdiri atau

Page 17: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

duduk lama-lama. Latihan di tempat tidur, seperti dorsofleksi kaki melawan

papan kaki, juga dianjurkan.

Kompres hangat dan lembab pada ekstremitas yang terkena dapat mengurangi

ketidaknyamanan sehubungan dengan DVT. Analgetik ringan untuk mengontrol

nyeri, sesuai resep, akan menambah rasa nyaman.

Penyuluhan pasien yang menjalani terapi antikoagulan

1. Minum tablet antikoagulan pada waktu yang sama setiap hari, biasanya antara

jam 08.00 – 09.00 pagi

2. Mengenakan atau membawa identitas yang menunjukan bahwa sedang

memakai antikoagulan

3. Mematuhi setiap kunjungan untuk uji darah

4. Jangan minium salah salah satu obat berikut tanpa persetujua dokter.

( vitamin, obat flu, antibiotic, aspirin, minyak mineral, dan obat antiradang )

Karena obat tersebut mempengaruhi kerja antikoagulan.

5. Hindari alcohol, karena dapat mengganggu respon tubuh terhadap

antikoagulan

6. Hindari perubahan pola makan, diet yang drastic atau perubahan kebiasaan

makan yang mendadak

7. Jangan minum obat Caumadin, kecuali dianjurkan oleh dokter atau perawat

8. Jangan menghentikan Coumadin yang telah direpkan kecuali atas saran dokter

atau perawat

9. Apabila berobat ke dokter lain, tunjukkan bahwa sedang memakai

antikoagulan

10. Hubungi dokter pribadi ebelum mencabut gigi atau pembedahan elektif

11. Apabila muncul salah satu tanda berikut, laporkan segera kepada dokter;

a. Pingsan, pusing, atau semakin lemah

b. Sakit kepala atau perut yang berat

c. Warna urine merah atau cokelat

d. Adanya perdarahan, seperti luka yag tidak berhenti berdarah

Page 18: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

e. Lecet yang bertambah ukurannya, perdarahan hidung atau perdarahan

abnormal pada setiap bagian tubuh

f. Tinja merah atau hitam

g. Kulit kemerahan

12. Hindari cedera yang dapat mengakibatkan perdarahan

13. wanita harus memberitahu dokter apabila ada dugaan hamil.

II.6 Pengertian tromboflebitis

Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai

pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca

partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan

fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan keopala

janin selama kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang

menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian

bawah. Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,

tromboflebitis adalah perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti

aliran darah di sepanjang vena dan cabang-cabangnya.

Adapun etiologi dari tromboplebitis adalah sebagai berikut

a. Perluasan infeksi endometrium

b. Mempunyai varises pada vena

c. Obesitas

d. Pernah mengalami tramboflebitis

e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up

untuk waktu yang lama

f. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.

g. Perubahan susunan darah

h. Penyumbatan darah yang membeku

Page 19: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

i. Perubahan laju peredaran darah

Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Pelvio tamboflebitis

2. Tomboflebitis femoralis

II.7. Pelvitromboflebitis

Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum,

yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena

ialah vena overika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak

dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika

dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan

peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari vena uterna ialah ke vena iliaka komunis.

Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum.

Adapun tanda dan gejala dari pelvio tomboflebitis adalah sebagi berikut :

1) Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian

samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.

2) Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:

a) Mengigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40

menit)dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3

hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.

b) Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang diikuti

penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada

endometritis)

c) Penyaklit dapat langsung selama 1-3 bulan

d) Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana, terutama ke

paru-paru

3) Abses pada pelvis

Page 20: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

4) Gambaran darah

a) Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar

kesirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)

b) Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum

mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena

bakterinya adalah anaerob.

5) Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang

paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam

pemeriksaan dalam.

II.7.1. Penatalaksanaan

1. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan

menggunakan teknik aseptik yang baik

2. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan

mencegah terjadinya emboli pulmonum

3. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau

dugaan adanya emboli pulmonum

4. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli

septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang

dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.

II.8. Tomboflebitis Femoralis

Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena

vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum.

Tanda dan gejala adalah sebagi berikut

1) Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari,

kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai

dengan menggigil dan nyeri sekali.

Page 21: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

2) Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan

tanda-tanda sebagai berikut:

a) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar

bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.

b) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras

pada paha bagian atas

c) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha

d) Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi

bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.

e) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada

umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai

dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah

ke atas.

f) Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau

dengan meregangkan tendo akhiles(tanda homan positif)

II.8.1 Penatalaksanaan

1. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas

bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.

2. Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung

kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong

kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.

3. Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang memiliki

varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah

kondisi stasis.

4. Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum

bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit

dibawahnya.

5. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.

Page 22: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

6. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan

diberikan.

7. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.

8. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai

instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan

kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat.

9. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.

10. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan

pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya

peningkatan atau penurunan ukuran.

11. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal

untuk mengkaji pendarahan jika klien dalam terapi antikoagulan.

12. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan

pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan

episiotomi.

13. Yakinkan klien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada

masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu.

14. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.

15. Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan

melalui terapi sub kutan

16. Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus

memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan

bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dlakukan.

II.9. Asuhan Keperawatan

Adapun diagnose yang mungkin muncul pada ibu postpartum dengan

tromboflebitis adalah :

1. Perubahan per fusi jaringan b/d edema

Tujuan :

Page 23: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

- Pengisian kapiler adekuat

- Penurunan edema dan eritema

Intervensi

- Anjurkan tirah baring

- Kaji pengisian kapiler dan periksa tanda homern

- Anjurkan untuk meningkatkan telapak kaki dengan kaki bawah diatas ketinggian

jantung

- Lakukan ambulasi, progresip setelah fase akut

- Berikan kompres hangat, lembab pada ekstemilasi yang sakit

Rasionalisasi :

- Meminimlahkan kemungkinan perubahan posisi trombosit dengan menciptakan emboh

- Penurunan kapiler dengan tanda human positif menandakan TVD

- Mengosongkan vena – vena super final dan tibial dengan cepat dan mempertahankan

vena tetap kolaps

- Menaikan aliran bank vena membantu mencegah statis

- Menaikan sirkulasi kearea, dengan menaikan vasodilasi aliran baik vena dengan

resulasi vena

2. Nyeri akut b/d adanya proses implamasi, sparmevaskuler akumulasi asam laktat

Tujuan :

- Meningkatkan kenyaman

- Istirahat dengan tepat

- Nyeri hilang

Intervensi :

- Kaji tingkat nyeri

- Anjurkan tirah baring dengan tepat

Page 24: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

- Pantau TTV

- Tinggikan area sakit d/ berikan ayunan

- Kolaborasi pemberian obat – obatan sesuai indikasi (analgetik, (narkotik non narkotik))

- Beri kompres hangat

Rasionalisasi

- Jelasnya arteri, hipoksia, dengan luasnya udem berkenaan dengan terdirinya trobosit

pada didnding vena terimlamasi mengimobilisasikan ekstremitar yang sakit untuk

menurunkan sensai nyeri berkenaan dengan gerakan otot

- Menurunkan ketidaknyaman berkenaan kontraksi otot

- Penaikan TTV dapat menandakan penaikan nyeri

- Mendorong aliran bahkan vena memudahkan sirkulasi ayunan kaki ini jaga tekanan

kaki

- Menghilangkan nyeri dengan menggerakan otot

- Menaikan vasodiatasi dengan menaikan sirkulasi, merilexan otot, merangsang

pelapasan endorferi

3. Ansietas b/d perubahan pada status kesehatan

Tujuan

- mengungkapkan kesadaran tentang perasaan ansietas

- ansietas berkurang

- menurunkan tanda perilaku seperti gelisah dengan iritabilitas

Intervensi

- pantau vital sign

- bantu klien d/ merawat diri sendiri dengan bayiRasionalisasi :

- Menurunkan rasa takut, akan ketidaktahuan dan menaikan pembelajaran klien dengan

keterbukaan dengan tindakan

- Dapat menunjukan perubahan pada tingkat asisietas

- Asisietas klien dapat ber Q bia ia menemukan bahwa kebutuhannya terpencil d/ bahwa

Page 25: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

ia mampu mengatasi d/ terlibat dengan tugas – tugas keperawatan diri sendiri

Implementasi keperawatan

setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan tindakan yang

nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan berupa berkurangnya masalah. Pada tahap

implementasi ini terdiri dari beberapa kegiatan seperti: validasi rencana keperawatan,

mendiskusikan atau mendokumentasikan rencana keperawatan, serta melanjutkan

pengumpulan data.

Dalam implementasi keperawatan, tindakan harus cukup mendetail dan jelas

supaya semua tenaga keperawatan dapat menjalankannya dengan baik dalam waktu

yang telah ditentukan.perawat dapat melaksanakan langsung atau berkolaborasi dengan

para tenaga kesehatan lainnya.

Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan,

dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan menilai

sejauh mana masalah dapat teratasi. Disamping itu, perawat jga memberikan umpan

balik atau pengkajian ulang jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai, maka dalam hal

ini proses keperawatan dapat dimodifikasi.

Page 26: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

BAB III

PENUTUP

III. 1. Kesimpulan

Dari makalah di atas dapat kami simpulkan bahwa:

Trombosis adalah terbentuknya masa dari unsur darah didalam pembuluh darah

vena atau arteri pada makluk hidup.

Trombosis diklasifikasikan menjadi trombosis arteri dan vena

Pada trombosis vena dapat menyebabkan terjadinya emboli pada paru-paru dan

jantung

Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai

pembentukan pembekuan darah.

Tromboflebitis dapat terjadi pasca partum

Tromboflebitis diklasifikasikan menjadi Pelvio tamboflebitis dan Tomboflebitis

femoralis

III. 2. Saran

Demikianlah penyusunan makalah tentang perdarahan postpartum ini. Tak ada

gading yang tak retak, dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan dimasa yang akan

datang.

Page 27: K13_Trombosis Dan Tromboflebitis

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, agung. 12 mei 2009. Asuhan Keperawatan infeksi nifas. http://hidayat2.wordpress.com. 8 april 2010

Poli kandungan RSHS Bandung. 27 mei 2009. SAP kurangnya pengetahuan mengenai tromboemboli. http:// tutorialkuliah. Blogspot.com. 8 april 2010