Jurnal Yoghurt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

yoghurt

Citation preview

  • PENGARUH SUBSTRAT TEPUNG TERIGU, TEPUNG BERAS, SUSU KEDELAI DAN

    SUSU BUBUK TERHADAP FERMENTASI YOGHURT DENGAN STARTER BIOKUL

    DAN PLAIN YOGHURT.

    Muhammad Lukman Nur Hakim, Ratri Rahmawati, Taufik Nuraziz

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

    Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax : (024) 7460058

    [email protected]

    Abstrack

    Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui pengaruh jenis substrat (bahan baku) dengan jenis

    starter biokul dan plain yoghurt serta pengaruh waktu terhadap yoghurt yang dihasilkan. Ada tiga

    tahap dalam pembuatan yoghurt yaitu pasteurisasi substrat, penambahan starter dan inkubasi.

    Hasil percobaan kami menunjukkan substrat paling baik bagi yoghurt ialah susu bubuk dengan

    starter biokult. Semua variabel mengalami penurunan kadar glukosa (%s) karena bakteri asam

    laktat memecah glukosa menjadi asam laktat, sedangkan densitas semua variabel relative naik

    karena koagulasi kasein yang menyebabkan kenaikan viskositas. Derajat keasaman (pH) setiap

    variabel mengalami penuruan akibat terbentuknya asam laktat dari fermentasi glukosa.

    Kata kunci : yoghurt, biokul, susu bubuk

    Abstract

    The purpose of this experiment were to determine effect of adding various substrate with two kinds

    of starter (biokult and plain yoghurt) and optimum time for fermentation toward yoghurt. The three

    steps to produce yoghurt are substrate pasteurization, adding starter and incubation. The result

    of this experiment represent that the good substrate was milk powder used biokul as starter. All of

    variables decreasing of glucose (%S) because of lactic acids microbial which decompose glucose become lactic acid, while variabels density increase relatively because casein coagulation cause viscositys increasing. Degree of acidity (pH) variables decrease because lactid acid formation as the result of glucose fermentation.

    Keywords: yoghurt, biokul, milk powder

    PENDAHULUAN

    Yoghurt adalah minuman sehat yang terbuat

    dari fermentasi susu sapi. Yoghurt dibuat

    melalui proses fermentasi menggunakan

    campuran bakteri Lactobacillus bulgaricus

    dan Streptococcus thermophillus, yang dapat

    menguraikan gula susu (laktosa) menjadi

    asam laktat. Adanya asam laktat inilah yang

    menyebabkan yoghurt berasa asam (Belitz

    dan Grosch, 1987; anonym,2012)

    TINJAUAN PUSTAKA

    Spesifikasi Bahan Baku

    Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat

    dari susu kering yang solid. Susu bubuk

    mempunyai daya tahan yang lebih lama

    daripada susu cair dan tidak perlu disimpan

    dalam lemari es karena kandungan uap airnya

    sangat rendah. Berikut ini adalah komposisi

    susu bubuk (dancow)

  • Tabel.1 Komposisi Susus Bubuk

    Dancow Tiap 40 Gram

    Komposisi Jumlah

    Lemak 6 gram

    Protein 5 gram

    Karbohidrat 26 gram

    Tepung beras ialah partikel beras

    yang berbentuk butiran halus atau

    sangat halus tergantung proses

    penggilingannya. Berikut ini adalah

    komposisi tepung beras :

    Table.2 Komposisi Tepung Beras

    Tiap 100 Gram

    Komposisi Jumlah

    Kalori (gr) 364

    Protein (gr) 7

    Karbohidrat (gr) 80

    Lemak (gr) 0.3

    sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I., (1996). Susu kedelai atau lebih tepatnya

    adalah sari kedelai adalah semacam

    minuman dari kacang kedelai,

    berwarna putih kekuningan mirip

    dengan susu. Berikut ini adalah

    komposisi susu kedelai tiap 100 gram

    Table.3 Komposisi Susu Kedelai Tiap

    100 Gram

    Komponen Susu kedelai

    Kalori (Kkal) 41

    Protein (gr) 3.5

    Lemak (gr) 2.5

    Karbohidrat (gr) 5

    sumber : Departemen Kesehatan

    Republic Indonesia

    YOGHURT

    Yoghurt merupakan hasil olahan susu

    yang diproses melalui proses fermentasi

    dengan penambahan kultur organism yang

    baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat

    (sebagai starter). Dalam aksinya, bakteri ini

    akan mengubah laktosa (gula susu) menjadi

    asam laktat. (Purwiyanto, Haryadi, 2005 ;

    anonym,2012). Bahan dasar pembuatan

    yoghurt dapat berasal dari susu sapi segar

    atau susu kambing (susu segar dan susu

    pasteurisasi). Bahan tambahan yoghurt

    berupa susu skim dan rim untuk

    meningkatkan nilai gizi, pemanis, stabilizer,

    flavour, serta pewarna untuk menarik minat

    konsumen (tri Eko, Manik, 2007; anonym,

    2012)

    BAKTERI ASAM LAKTAT

    Pada fermentasi glukosa menjadi

    asam laktat melibatkan peran bakteri asam

    laktat (BAL). Pada percobaan ini digunakan

    biokul dan plain yoghurt sebagai starter.

    Starter biokult yang terdapat 4 BAL (Bakteri

    Asam Laktat) yaitu S.thermophilus,

    L.bulgaricus, L.achidophilus dan

    Bifidobacterium sedangkan plain yoghurt

    mengandung 2 BAL, yaitu S.thermophilus

    dan L.bulgaricus. Bio Kul dan plain yoghurt

    merupakan produk yoghurt komersial yang

    beredar di pasaran. biokul mengandung

    protein 5%, lemak 4%, karbohidrat 5% dan

    natrium sebanyak 1%. (vitalaya, 2012).

    sedangkan komposisi nutrisi plain yoghurt

    karbohidrat 6%, protein 5.7%, lemak 1%. BAL dapat memproduksi Senyawa bakteriosin

    bermanfaat karena menghambat bakteri

    patogen yang dapat merusak makanan ataupun

    membayakan kesehatan manusia, sehingga

    keamanan makanan lebih terjamin (Walstra dan Geurts, 2005; anonym, 2010)

    FERMENTASI YOGHURT

    Pengolahan yoghurt dimulai dengan

    persiapan starter atau kultur, yaitu

    membiakan kultur mumi S. thermophilus dan

    L. bulgaricus kemudian mencampurkannya

    sebelum diinokulasi pada susu yang akan

    difermentasi, dipasteurisasi, pada suhu 85 -

    90C sekitar 15 - 30 menit. Kemudian

    didinginkan sampai 43C, dan diinokulasi

    dengan 2 - 3 persen kultur campuran S.

    thermophilus dan L. bulgaricus dan

    diinkubasi pada suhu 43C selama 3 - 6 jam

    sampai diperoleh keasaman yang diinginkan

    yaitu 0,85-0,95 persen (asam laktat) dengan

  • nilai pH 4,4 - 4,5. Setelah itu produk

    didinginkan sampai suhu 5C (Anonym,

    2010) .

    Reaksinya:

    C6H12O6 2 C2H5OCOOH + Energi enzim

    Prosesnya:

    A. Glukosa asam piruvat (proses glikolisis)

    enzim

    C6H12O6 2 C2H5OCOOH + Energi B. Dehidrogenasi asam piruvat akan

    terbentuk asam laktat

    2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 2 C2H5OCOOH + 2 NAD

    piruvat dehidrogenenasa

    METODOLOGI PERCOBAAN Bahan- bahan yang digunakan adalah

    susu bubuk 400 ml, susu kedelai 400ml,

    tepung beras 400 ml tepung terigu 400ml,

    madu (6%W), biokult plain yoghurt (7%W),

    NaOH, aquades, fehling A dan B, indicator

    metilen blue. Sedangkan alat yang digunakan

    antaralain pipet, gelas ukur, labu ukur,

    kompor listrik, pignometer, buret, statif, klem

    dan thermometer.

    Langkah awal adalah pasteurisasi

    bahan baku sampai suhu 600C selama 30

    menit kemudian dinginkan mencapai suhu

    kamar 300C, lakukan pengaturan ph setelah

    itu tambahkan starter dan lakukan inkubasi.

    Langkah kedua adalah analisa hasil dengan

    titrasi menggunakan glukosa standar untuk

    mengetahui persentase penurunan kadar

    glukosa pada substrat (%S).

    HASIL PERCOBAAN DAN

    PEMBAHASAN

    Hasil Percobaan

    Standarisai glukosa = F = 18.5 ml

    Tabel. 4 Data Hasil Percobaan Yoghurt

    Hari Inkubasi t0 t1 t2

    Susu

    Kedelai

    Biokult

    M 9 10.2 13.5

    1.074 1.086 1.09

    pH 3 3 2

    %S 8.845 % 7.64 % 4.587 %

    Susu

    Kedelai

    Plain

    Yoghurt

    M 9 8.8 14.5

    1.078 1.104 1.068

    pH 3 3 2

    %S 8.813 % 8.78 % 3.745 %

    Tepung

    beras

    Biokult

    M 5.6 8 8.3

    1.078 1.064 1.096

    pH 3 3 3

    %S 11.96 % 9.86 % 9.3 %

    Tepung

    beras plain

    Yoghurt

    M 7 8 8

    1.072 1.032 1.092

    pH 3 3 3

    %S 10.72 % 10.17 % 9.615 %

    Tepung

    terigu

    Biokult

    M 6.9 7.1 9.5

    1.094 1.104 1.108

    pH 3 3 3

    %S 10.603

    %

    10.32 % 8.12 %

    Tepung

    terigu Plain

    Yoghurt

    M 5.5 6.8 6.9

    1.088 1.056 1.096

    pH 3 3 3

    %S 11.94 % 11.079

    %

    10.58 %

    Susucbubuk

    Biokult

    M 5.3 6.2 10

    1.09 1.102 1.104

    pH 3 3 2

    %S 12.11 % 11.16 % 7.69 %

    Susu bubuk

    Plain

    Yoghurt

    M 5.3 5.5 6.5

    1.088 1.092 1.096

    pH 3 3 2

    %S 12.13 % 11.90 % 10.94 %

    Pembahasan

    Analisa Kadar Glukosa

    Setelah melakukan percobaan pembuatan

    yoghurt dengan berbagai variabel bahan dan

    starter didapatkan data kadar glukosa setiap

    harinya sebagai berikut :

  • Grafik. 1 Analisa Kadar Glukosa

    Pengaruh waktu terhadap kadar glukosa Pengaruh waktu terhadap kadar

    glukosa dapat kita lihat pada grafik 4.1

    dimana selama t0 sampai t2 semua variabel

    mengalami penurunan kadar glukosa yaitu

    dengan penurunan kadar glukosa sebanyak

    5.068% (II) > 4.41% (VII) > 4.265% (I) >

    2.66% (III) > 2.48% (V) > 1.36% (VI) >

    1.19% (VIII) > 1.11% (IV). Penurunan kadar

    glukosa ini terjadi karena adanya nutrisi

    glukosa dari substrat yang dikonsumsi oleh

    BAL selama proses inkubasi, sehingga

    semakin lama waktu inkubasi maka kadar

    glukosa akan semakin menurun.

    Pengaruh substrat terhadap kadar glukosa

    Dari grafik tersebut terlihat bahwa

    penurunan kadar glukosa terjadi pada

    masing-masing bahan baku (substrat) dengan

    dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat

    didalamnya. Susu kedelai sebanyak 5%

    karbohidrat tiap 100 gram susu kedelai,

    tepung beras sebanyak 80 % karbohidrat tiap

    100 gram, tepung terigu 77,3 % karbohidrat

    tiap 100 gram dan susu bubuk sebanyak 65%

    karbohidrat tiap 100 gram. Susu bubuk

    mengandung laktosa (disakarida) yang terdiri

    dari glukosa dan galaktosa. Susunan molekul

    yang lebih sederhana daripada oligosakarida

    dan polisakarida menyebabkan penurunan

    kadar karbohidrat lebih banyak. Hal ini

    sesuai dengan grafik 4.1 pada variabel susu

    bubuk dengan sarter biokult.

    Berikut adalah reaksi pengubahan

    karbohidrat menjadi asam laktat :

    H2O + (6C6H10O5)n HCL n

    C6H12O6 Karbohidrat

    glukosa (Slamet Sudarmadji dan Suhadi, 1994) Glukosa Lactobacillus asam laktat + etil

    alcohol + CO2 Dari mekanisme fermentasi tersebut kadar

    glukosa pada variabel berkurang karena

    aktivitas lactobacillus mengubahnya menjadi

    asam laktat.

    Pengaruh starter terhadap kadar glukosa Di semua substrat, kadar glukosa

    yoghurt dengan starter biokult mengalami

    kadar glukosa lebih banyak dari yoghurt

    dengan starter plain yoghurt. Penurunan

    kadar glukosa sebanyak 5.068% (II) > 4.41%

    (VII) > 4.265% (I) > 2.66% (III) > 2.48% (V)

    > 1.36% (VI) > 1.19% (VIII) > 1.11% (IV).

    Hal ini disebabkan dengan asumsi jumlah

    masing-masing bakteri sama, maka pada

    starter biokult yang terdapat 4 BAL (Bakteri

    0

    5

    10

    15

    t0 t1 t2

    % S

    waktu

    Grafik Kadar Glukosa (%S) vs Waktu

    Susu Kedelai biokult Susu kedelai Plain Yoghurt Tepung beras biokult

    Tepung beras Plain Yoghurt Tepung terigu Biokult Tepung terigu Plain Yoghurt

    Susu bubuk biokult Susu bubuk Plain Yoghurt

  • Asam Laktat) yaitu S.thermophilus,

    L.bulgaricus, L.achidophilus dan

    Bifidobacterium akan mengkonsumsi

    glukosa pada starter biokult lebih banyak

    daripada starter plain yoghurt yang hanya 2

    BAL, yaitu S.thermophilus dan L.bulgaricus.

    (Muawanah, 2007 ) (Semadi, 2012 )

    Pengukuran pH

    Setelah melakukan percobaan

    pembuatan Yoghurt dengan berbagai

    variabel bahan dan starter didapatkan

    perubahan pH setiap harinya sebagai berikut

    :

    Grafik. 2 pengukuran pH

    Pengaruh waktu terhadap pH Dapat kita lihat pada grafik 4.2

    dimana selama t0 sampai t1 semua variabel

    pH nya tetap yaitu pH 3 dan pada t2 ada

    sebagian pH yang berubah menjadi 2 yaitu

    substrat susu kedelai dan susu bubuk,

    sedangkan tepung beras dan terigutetap.

    Sehingga semakin lama waktu inkubasi

    mempengaruhi penurunan pH karena

    kenaikan konsentrasi asam pada proses

    inkubasi mikroba pada pembuatan yoghurt

    untuk variabel susu kedelai dan susu bubuk.

    Sedangkan pada tepung beras dan terigu

    masih belum berubah karena waktu t2 belum

    cukup untuk menurunkan pH. Penurunan pH

    yang terjadi selama proses penyimpanan

    dalam percobaan ini karena adanya

    pemecahan laktosa oleh B-galaktosidase

    menjadi asam laktat sehingga meningkatkan

    kadar asam seiring dengan lamanya waktu

    penyimpanan. Selama penyimpanan

    Lactobacillus memanfaatkan sumber nutrisi

    awal yaitu laktosa (glukosa dan galaktosa)

    yang berasal dari susu.

    Pengaruh substrat terhadap pH Pengaruh substrat terhadap pH dapat

    kita lihat pada grafik 4.2 dengan mengambil

    sampel substrat susu kedelai, tepung beras,

    tepung terigu dan susu bubuk dengan dengan

    starter biokult, dimana sampel susu kedelai

    dan susu bubuk mengalami penurunan pH,

    karena kandungan karbohidrat pada substrat

    yang lebih sederhana yaitu laktosa yang

    merupakan disakarida (glukosa dan

    galaktosa) daripada tepung terigu dan beras

    yang memiliki kandungan karbohidrat

    kompleks berupa pati. Dimana proses

    hidrolisa pati membutuhkan waktu yang

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    t0 t1 t2

    pH

    waktu

    Grafik pH vs Waktu

    Susu Kedelai biokult Susu kedelai Plain Yoghurt Tepung beras biokult

    Tepung beras Plain Yoghurt Tepung terigu Biokult Tepung terigu Plain Yoghurt

    Susu bubuk biokult Susu bubuk Plain Yoghurt

  • lebih lama daripada hidrolisa laktosa

    sehingga belum bisa menurunkan pH.

    Pengaruh starter terhadap pH Pengaruh starter terhadap pH dapat

    kita lihat juga pada grafik 4.2 dengan

    mengambil sampel substrat tepung beras

    akan tetapi dengan starter berbeda yaitu

    biokult (S.thermophilus, L.bulgaricus,

    L.achidophilus dan Bifidobacterium) dan

    plain yoghurt (S.thermophilus dan

    L.bulgaricus), dimana pH dari keduanya

    belum berubah. Artinya dalam waktu t2

    pengaruh dari masing-masing starter belum

    optimal dengan asumsi jumlah masing-

    masing bakteri sama, dikarenakan pada t2

    nutrisi yang akan dikonsumsi BAL dari

    masing-masing starter masih dalam proses

    hidrolisa pati menjadi glukosa, sehingga

    belum menurunkan pH substrat tersebut.

    (Anis, 2001).

    Pengukuran Densitas

    Setelah melakukan percobaan

    pembuatan Yoghurt dengan berbagai

    variabel bahan dan starter didapatkan

    perubahan densitas setiap harinya sebagai

    berikut :

    Grafik. 3 Pengukuran Densitas

    Pengaruh waktu terhadap densitas Pengaruh waktu terhadap densitas

    dapat kita lihat pada grafik 4.3 dimana selama

    t0 sampai t2 semua variabel mengalami

    kenaikan densitas yaitu dengan kenaikan

    densitas sebanyak 0.016gr/ml (I), 0.018gr/ml

    (III), 0.02gr/ml (IV), 0.014gr/ml (V),

    0.008gr/ml (VI), 0.014gr/ml (VII),

    0.008gr/ml (VIII).Kenaikan densitas

    disebabkan oleh aktivitas Lactobacillus yang

    menghasilkan asam laktat dan menyebabkan

    pH medium menjadi turun. Penurunan pH

    menyebabkan penggumpalan protein susu

    terutama kasein sehingga membentuk

    gel.Proses penggumpalan kasein terjadi bila

    telah tercapai titik isoelektrik pada protein,

    dimana muatan pada permukaan protein

    sama dengan nol. Protein pada susu

    mengandung muatan negative sedangkan

    molekul asam laktat bermuatan positif

    akibatnya apabila terjadi persinggungan

    antara kedua bahan tersebut maka akan

    terjadi proses netralisasi yang menyebabkan

    protein mengendap. Sehingga, viskositas

    meningkat yang diikuti dengan kenaikan

    densitas. Jadi kenaikan densitas sebanding

    1.021.031.041.051.061.071.081.09

    1.11.111.12

    t0 t1 t2

    Den

    sita

    s (g

    r/m

    l)

    waktu

    Grafik Densitas vs Waktu

    Susu Kedelai biokult Susu kedelai Plain Yoghurt Tepung beras biokult

    Tepung beras Plain Yoghurt Tepung terigu Biokult Tepung terigu Plain Yoghurt

    Susu bubuk biokult Susu bubuk Plain Yoghurt

  • dengan lamanya waktu inkubasi pada

    yoghurt.

    Pada grafik 4.3 dapat kita lihat

    terdapat penurunan densitas pada variabel

    susu kedelai plain yoghurt pada t0 sampai t2

    yaitu dari t1 1.078 gr/ml ke 1.068 gr/ml hal

    ini disebabkan karena koagulasi protein susu

    berhenti disebabkan oleh pengotor yang

    membuat yoghurt rusak, selain itu juga

    karena bakteri telah memasuki fase death

    phase yang artinya aktivitas bakteri menjadi

    sangat jauh berkurang. Kerusakan dapat

    diakibatkan oleh mikroba lainnya seperti

    tumbuhnya miselium dan spora, bisa juga

    karena adanya bau yang menyimpang,

    pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan

    secara mikroskopis untuk mengetahui

    kerusakannya (Sugiarto, 1997).

    Pengaruh substrat terhadap densitas Kemudian pengaruh substrat terhadap

    densitas dapat kita lihat pada grafik 4.3

    dengan mengambil sampel substrat susu

    kedelai, tepung beras, tepung terigu dan susu

    bubuk dengan dengan starter biokult,

    mengalami kenaikan densitas, yaitu sebesar

    0.016gr/ml (I), 0.018gr/ml (III), 0.014gr/ml

    (V) dan 0.014gr/ml (VII). Dimana kenaikan

    densitas masing-masing bahan baku

    (substrat) dipengaruhi oleh kandungan

    karbohidrat didalamnya. Susu kedelai

    sebanyak 5% karbohidrat tiap 100 gram susu

    kedelai, tepung beras sebanyak 80 %

    karbohidrat tiap 100 gram, tepung terigu 77,3

    % karbohidrat tiap 100 gram dan susu bubuk

    sebanyak 65% karbohidrat tiap 100 gram.

    Jadi semakin banyak kandungan karbohidrat

    dalam substrat akan meningkatkan densitas

    dari yoghurt selama waktu inkubasi.

    Pengaruh starter terhadap densitas Di semua substrat, densitas yoghurt

    dengan starter biokult mengalami kenaikan

    densitas lebih banyak dari yoghurt dengan

    starter plain yoghurt.Yaitu dengan kenaikan

    densitas sebanyak 0.016gr/ml (I), 0.018gr/ml

    (III), 0.02gr/ml (IV), 0.014gr/ml (V),

    0.008gr/ml (VI), 0.014gr/ml (VII),

    0.008gr/ml (VIII). Hal ini disebabkan dengan

    asumsi jumlah masing-masing bakteri sama,

    maka pada starter biokult yang terdapat 4

    BAL (Bakteri Asam Laktat) yaitu

    S.thermophilus, L.bulgaricus, L.achidophilus

    dan Bifidobacterium akan mengkonsumsi

    glukosa pada starter biokult lebih banyak

    daripada starter plain yoghurt yang hanya 2

    BAL, yaitu S.thermophilus dan L.bulgaricus.

    ( Sirait, Celly H.,1984)

    KESIMPULAN

    Bahan baku yang menghasilkan

    yoghurt dengan kualitas baik ialah susu

    bubuk dan susu kedelai dengan starter yang

    paling baik ialah biokult karena terdapat 4

    jenis BAL dengan asumsi masing-masing

    bakteri jumlahnya sama Kadar glukosa (%S)

    setiap variabel mengalami penurunan selama

    fermentasi karena bakteri asam laktat

    memecah glukosa menjadi asam laktat..

    Densitas pada semua variabel relative

    mengalami kenaikan selama fermentasi

    karena terjadi koagulasi kasein sehingga

    viskositas meningkat. Namun pada variabel

    susu kedelai dengan starter plain yoghurt

    terjadi penurunan densitas akibat kontaminan

    mikroba yang menghentikan proses

    fermentasi. pH setiap variabel selama

    fermentasi menurun karena laktosa dijadikan

    sumber energy oleh bakteri asam laktat,

    menghasilkan asam laktat yang membuat

    suasana asam.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anis S, Dyah.2010.Karakteristik Sosis

    Probiotik Daging Sapi Mengunakan

    lactobacillus casei dab

    Bificlobacterium bifidum pada lama

    penyimpanan yang bebeda. Fakultas

    Peternakan Universitas Diponegoro,

    Kampus Tembalang.

    anonym, 2010. yoghurt. available on internet.

    http:// usu. repository/yoghurt.

    diakses pada tanggal 26 Maret pukul

    06.00

  • Anonym. 2012. Yoghurt. available on internet

    http://id.digilib.unimus.ac.id/jtptuni

    mus-gdl-danialnur diakses pada

    tanggal 26 maret 2014 pukul 06.30

    pm

    Lokakarya Fungsional Non Peneliti.

    Balai Penelitian Ternak. Bogor

    Muawanah, Anna.2001. Pengaruh Lama

    Inkubasi dan Variasi Jenis Starter

    Terhadap Kadar Gula, Asam Laktat,

    Total Asam dan pH Yoghurt Susu

    Kedelai . FSTUIN Syarif

    Hidayatullah.Jakarta.

    Semadi, Nyoman A. 2012. Pemilihan dan

    Penanganan Starter Yoghurt

    Ditingkat Industri. Faculty of

    Agricultural Technology, Udayana

    University Kampus Bukit Jimbaran.

    Bali.

    Sirait, Celly H.1984. Proses pengolahan

    Susu Menjadi Yoghurt. Balai

    penelitian Ternak. Bogor.

    Sugiarto. 1997. Proses Pembuatan dan

    Penyimpanan Yoghurt yang Baik.

    Vitalaya, Vicha et. all. 2012 Kesesuaian

    Standar Mutu Bio Kul Yoghurt Strawberry berdasarkan SNI

    2981_2009 dan Codex Stan 243 2003. Jurusan Teknologi Hasil

    Pertanian Fakultas Teknologi

    Pertanian Universitas Brawijaya.

    Malang