Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ISSN 2685-578X
Volume 2 , Nomor 1, Edisi Januari 2020
Jurnal PBI NOMMENSEN
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
(UHKBPNP)
Alamat Kantor:
Jl. Sangnauwaluh No. 4 Pematangsiantar (2 1132 )
STRUKTUR ORGANISASI JURNAL PBI NOMMENSEN
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Pembina
Rektor, Prof. Dr. Sanggam Siahaan, M.Hum.
Plt. Wakil Rektor I, Prof. Dr. Selviana Napitupulu, M.Hum.
Penanggungjawab
Plt. Dekan, Pdt. Dr. Nurliani Siregar, M.Pd.
Plt. Dekan I, Bertharia S. Hutauruk, S.Pd., M.Hum.
Ketua Redaksi
Dr. Jumaria Sirait, M.Pd.
Sekretaris Redaksi
Plt. Wakil Dekan III, Gr. Bangun Munte, S.Pd., M.M.
Monalisa Frince S, S.Pd., M.Pd.
Bendahara
Plt. Wakil Dekan II, Osco P. Sijabat, S.Pd., M.Pd.
Marlina A. Tambunan, S.Pd., M.Pd.
Dewan Redaksi
Drs. Ronald Hasibuan, M.Pd.
Dra. Elfrida Pasaribu, M.M.
Drs. Harlim Lumbantobing, M.Pd.
Tanggapan C. Tampubolon, S.Pd., M.Pd.
Reviewer Internal
Prof. Dr. Sanggam Siahaan, M.Hum.
Prof. Dr. Selviana Napitupulu, M.Hum.
Dr. Hilman Pardede, M.Pd.
Dr. Bloner Sinurat, M.Hum.
Reviewer Eksternal/ Mitra Bestari Prof.
Dr. Khairil Ansari, M.Pd. (Unimed) Prof.
Dr. Tiur Asi Siburian, M.Pd. (Unimed)
Editor Teknik
Junifer Siregar, S.Pd., M.Pd.
Martua Reynhat Sitanggang Gusar, S.Pd., M.Pd.
Vita R. Saragih, S.Pd., M.Pd.
Sekretariat/ Administrasi
Manuel B. Situmorang, S.Pd.
Edi Saputra
Beresman Siburian
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga Jurnal PBI Nommensen
Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar dapat menerbitkan tulisan-tulisan
penelitian pada Volume 2 Edisi Januari 2020.
Jurmal PBI Nommensen Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020 berisikan sepuluh tulisan tentang pendidikan
bahasa di sekolah, sastra, dan nilai budaya. Selain dosen dari Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
turut juga dosen dari Universitas HKBP Nommensen, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Simalungun.
Nomor ini dimulai dengan tulisan Jumaria Sirait dengan judul Hubungan Pemahaman Makna
Konseptual dan Makna Asosiatif Terhadap Wacana Deskripsi Oleh Mahasiswa Sem. I Prodi Pendidikan Bahasa
Indonesia, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar T.A 2019/2020. Marlina A Tambunan dengan judul
Moralitas dalam Novel “Laksamana Malahayati Sang Perempuan Keumala” (Tinjauan Pragmatik). Junifer
Siregar dengan judul Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi
Oleh Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Pematangsiantar. Monalisa Frince S dengan judul Pemerolehan Bahasa
Anak Studi Kasus Usia Tiga Tahun. Martua R Sitanggang dengan judul Kemampuan Mengubah Puisi Menjadi
wacana narasi dengan Metode Inkuiri oleh Siswa Kelas X SMK Swasta Yapim Biru-biru Tahun Pembelajaran
2019/2020. Vita Riahni Saragih dengan judul Analisis Nilai-Nilai Didaktis pada Novel “Surga Yang Tak
Dirindukan” Karya Asma Nadia. Ronald Hasibuan dengan judul Studi Korelasi Kemampuan Membaca
Pemahaman dengan Tingkat Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Mahasiswa Strata Satu (S1) Program Studi
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen.
Paulina Herlina Norayanti dengan judul Analisis feminis teologis terhadap Budaya Populer “Perempuan :
Kecantikan dan Gaya Hidup”. Memet Sudaryanto dengan judul Pembelajaran Teks Argumentasi dengan
Stimulus Mind-Map pada Siswa SMA Kota Surakarta. Berlian Turnip dengan judul Kesantunan Berbahasa dalam
Novel “Ayahku Bukan Pembohong” Karya Tere Liye.
Jurnal Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020 ini dapat terbit adalah atas kerja keras dan perhatian dari banyak
pihak, oleh karena itu redaksi mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang berkenan memberikan
masukan kepada redaksi dan juga mereview tulisan yang ada. Juga kepada anggota redaksi yang juga meluangkan
waktu untuk bekerja agar Jurnal ini dapat terbit. Redaksi juga memohon maaf untuk segala kekurangan yang
terdapat pada jurnal ini dan akan kami perbaiki pada edisi berikutnya.
Pematangsiantar, Januari 2020
Redaksi
VOLUME 2, NOMOR I, EDISI JANUARI 2020 ISSN 2685-578X
PBI NOMMENSEN
DAFTAR ISI
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Hubungan Pemahaman Makna Konseptual dan Makna Asosiatif Terhadap Wacana Deskripsi Oleh Mahasiswa
Sem. I Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar T.A 2019/2020. (JUMARIA SIRAIT) hal 1 - 19
Moralitas dalam Novel “Laksamana Malahayati Sang Perempuan Keumala” (Tinjauan Pragmatik) (MARLINA A TAMBUNAN) hal 20 - 50
Korelasi Penguasaan Kalimat Efektif Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Oleh Siswa Kelas
XI SMK Negeri 2 Pematangsiantar (JUNIFER SIREGAR) hal 51 - 62
Pemerolehan Bahasa Anak Studi Kasus Usia Tiga Tahun (MONALISA FRINCE S) hal 63 - 74
Kemampuan Mengubah Puisi Menjadi wacana narasi dengan Metode Inkuiri oleh Siswa Kelas X SMK Swasta Yapim Biru-biru Tahun Pembelajaran 2019/2020 (MARTUA R SITANGGANG) hal 75 - 95
Analisis Nilai-Nilai Didaktis pada Novel “Surga Yang Tak Dirindukan” Karya Asma Nadia (VITA RIAHNI SARAGIH) hal 96 - 105
Studi Korelasi Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Tingkat Kemampuan Menulis Teks Eksposisi
Mahasiswa Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. (RONALD HASIBUAN) hal 106 - 126
Analisis feminis teologis terhadap Budaya Populer “Perempuan : Kecantikan dan Gaya Hidup” (PAULINA HERLINA NORAYANTI) hal 127 – 140
Pembelajaran Teks Argumentasi dengan Stimulus Mind-Map pada Siswa SMA Kota Surakarta (MEMET SUDARYANTO) hal 141 – 153
Kesantunan Berbahasa dalam Novel “Ayahku Bukan Pembohong” Karya Tere Liye
(BERLIAN TURNIP) hal 154-163
JURNAL PBI NOMMENSEN FKIP UHKBPNP
PEMATANGSIANTAR
EDISI JANUARI
2020
1
HUBUNGAN PEMAHAMAN MAKNA KONSEPTUAL DAN MAKNA ASOSIATIF
TERHADAP WACANA DESKRIPSI OLEH MAHASISWA SEM. I PRODI
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA, UNIVERSITAS
HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR T.A 2019/2020
Oleh :
Dr. Jumaria Sirait, M.Pd.
Dosen LLDikti Wil.I Sumut dpk. FKIP-UHKBPNP
Email: [email protected]
Abstrak
Kajian dalam penelitian ini adalah pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif
yang dikorelasikan terhadap wacana deskripsi oleh mahasiswa semester I Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
T.A.2019/2020. Berdasarkan kajian penelitian, maka pertanyaan penelitian yang menjadi
rumusan masalah dinyatakan dalam kalimat “Bagaimanakah hubungan pemahaman makna
konseptual dan makna asosiatif terhadap wacana deskripsi oleh mahasiswa semester I
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia?” Sekaitan dengan pelaksanaan penelitian,
peneliti menerapkan rancangan penelitian korelasional, yaitu mengkaji hubungan variabel
pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif terhadap wacana deskripsi.
Penelitian ini dilaksanakan di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP-UHKBPNP
dengan alasan: (1) Sepengetahuan peneliti belum pernah dikaji masalah tersebut; (2) Dari segi
koordinasi, waktu, biaya dan tenaga, serta keadaan, peneliti merasa terbantu karena di lokasi
tempat tugas; (3) jumlah populasi layak untuk dijadikan sebuah penelitian, sesuai dengan
masalah yang telah ditentukan; (4) Pelaksanaan penelitian dimulai pada November 2019 -
Pebruari 2020 dengan jumlah responden penelitian 32 orang. Selanjutnya, instrumen yang
digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian adalah tes. Pemilihan
instrumen ini sudah relevan dengan masalah yang diteliti.
Setelah melaksanakan penelitian, diperoleh: (1) Terdapat korelasi positif pemahaman
makna konseptual dan makna asosiatif terhadap pemahaman wacana deskripsi dari mahasiswa
Semester I Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP-UHKBPNP T.A.2019/2020.
(2) Hubungan tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang pemahaman makna konseptual
dan makna asosiatifnya tinggi, menunjukkan pemahaman wacana deskripsi yang tinggi juga.
(3) Kriteria pengujian hipotesis penelitian adalah tolak H0 apabila r0 > rt , selanjutnya terima
H0 apabila r0 ≤ rt pada taraf signifikansi α = 0,05 atau 5%. (4) Interpretasi terhadap t0 adalah
dengan membandingkan df atau db pada tabel r dengan rumus (N1 + N2 ) yakni 32 + 32 – 2 =
62. Selanjutnya, df 62 pada rt pada taraf signifikansi 5% = 1,99 sehingga berdasarkan
perhitungan diperoleh r0 sebesar = 2,60. (5) Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis
penelitian, diperoleh r0 > rt yakni 2,60 > 1,99.
Kata Kunci: pemahaman, makna konseptual, makna asosiatif, wacana deskripsi
2
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai wadah interaksi antar penutur dengan
pengengar. Sebagai alat komunikasi, bahasa berperan penting dalam seluruh aktivitas
manusia, misalnya menyampaikan gagasan atau ide, mengungkapkan hasrat jiwa dan
keinginan tertentu terhadap sesama, mengungkap cita-cita dan keinginan lawan bicara, dan
sebagainya yang sesuai dengan hakikat bahasa itu sendiri dalam kehidupan manusia. Intinya,
melalui bahasa, hasrat dan cita-cita dapat tersampaikan dengan baik. Oleh karena begitu
pentingnya bahasa itu, maka pengajaran bahasa harus dilakukan dengan serius, ditangani lebih
baik, agar bahasa tersebut dapat memenuhi perannya sebagai alat komunikasi. Berdasarkan
peran bahasa fungsi komunikasi terealisasikan terutama untuk tujuan ungkapan penting antara
pengguna bahasa dengan orang yang mendengarkan, baik secara lisan maupun tulis. Atas
dasar kepentingan inilah, kaidah-kaidah bahasa, terutama bahasa Indonesia perlu dikuasai
untuk dipedomani dalam kegiatan berbahasa. Kaidah-kaidah bahasa Indonesia diperoleh lewat
pemahaman terhadap tatabahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia yang dituturkan secara verbal maupun non-verbal mempunyai
aturan atau kaidah-kaidah, patokan yang tersistem dalam kebahasaan Indonesia. Penutur harus
taat pada aturan yang telah ditetapkan tersebut karena berfungsi sebagai acuan untuk
menentukan benar atau salah dalam produktivitas berbahasa. Hal ini berkenaan dengan
keterampilan berbahasa seseorang, baik secara lisan maupun tulisan, sangat ditentukan oleh
pengetahuannya tentang kaidah-kaidah atau aturan/norma yang berlaku dalam suatu bahasa.
Oleh karena itu, kajian tentang bahasa lazim ditinjau dari sudut hakikat serta fungsinya.
Terkait dengan hakikatnya, bahasa dikaji oleh ahli-ahli dalam linguistik, sedangkan
pengkajian dari segi fungsi bahasa merupakan ruang tempat berkomunikasi, yaitu wadah
penghubung dalam pengantar dalam persahabatan dan bersosialisasi dengan sesama manusia.
Salah satu cabang kebahasaan atau tatabahasa Indonesia ialah morfologi. Secara
etimologi morfologi terdiri dari kata morf yang berarti bentuk, dan logi artinya ilmu. Secara
sederhana, morfologi adalah ilmu tentang bentuk kata. Selanjutnya, secara luas, morfologi
adalah ilmu kebahasaan yang mengkaji proses pembentukan kata (proses morfologis), tatacara
urutan komposisi kata, jenis atau kelas kata, dan nosi kata. Aspek morfologis menyangkut
penggambaran satuan-satuan morfemis dengan huruf-huruf. Morfemis ialah bersifat morfem,
sedangkan morfem ialah satuan bahasa yang terkecil yang mengandung makna, baik makna
leksikal maupun gramatikal. Adapun yang dimaksud dengan proses morfologis adalah proses
pembentukan kata-kata dari bentuk dasarnya. Ada 3 hal terpenting dalam pembentukan kata,
yakni: pembentukan afiks, reduplikasi atau pengulangan, dan proses pemajemukan
(kompositum).
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk membina dan mengembangkan
bahasa Indonesia seperti, melaksanakan seminar dan kongres bahasa, menerbitkan berbagai
majalah bahasa dan sastra, buku-buku yang berkenaan dengan bahasa serta mengasuh acara
Pembinaan Bahasa Indonesia melalui media televisi, dan RRI. Hal ini membuktikan bahwa
sesungguhnya fenomena bahasa terkait dengan kebutuhan semua lapisan masyarakat
penuturnya. Dengan demikian, upaya standarisasi bahasa adalah untuk kepentingan
dinamisasi, sehingga pengembangannya bukan hanya tanggung jawab ahli/pakar bahasa,
tetapi juga segenap lapisan masyarakat pemakainya. Dengan kata lain, segenap lapisan
masyarakat harus sanggup bertanggungjawab atas perkembangan bahasa Indonesia.
3
Pengajaran bahasa Indonesia, termasuk juga sasteranya pada tiap tingkat atau level
pendidikan seharusnyalah mendapat perhatian besar, sebab tujuan pengajaran bahasa
Indonesia sangat berkaitan erat dengan proses pengajaran bahasa itu sendiri. Bagaimana
keberhasilan proses pengajaran akan terbukti dari hasil pengajaran (output). Demikian halnya
pengajaran bahasa Indonesia yang baku dapat tercapai, apabila dikuasai benar pola-pola
penyampaiannya kepada anak didik, baik pembakuan struktur kalimat maupun penggunaan
kosa kata. Seorang guru Bahasa Indonesia harus mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia
sebagai bidang studi yang diasuhnya. Guru Bahasa Indonesia hendaknya memiliki kreativitas
dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Ia tidak cukup bersandar/
berfokus pada buku teks yang ada saja, tetapi harus berusaha mencari sumber-sumber bahan
lainnya seperti: majalah, surat kabar, serta berbagai referensi yang berkaitan penuh dengan
pokok pembelajaran anak didiknya. Hal ini juga akan menjadikan anak didik yang diasuhnya
lebih tanggap, kreatif, dan cepat mandiri dalam belajar. Para siswa akan mau mencari sendiri
bahan yang berhubungan dengan pelajarannya di luar yang sudah diberikan gurunya.
Bahasa terdiri dari dua unsur, yakni: unsur bentuk dan unsur makna. Dalam Bahasa
Indonesia kedua unsur tersebut selalu mengalami perkembangan, sebagaimana yang telah
diuraikan sebelumnya. Dalam proses perkembangan tersebut, sudah pasti terdapat perubahan-
perubahan tentang kaidah-kaidah atau patokan-patokan yang berlaku di dalam bahasa
Indonesia. Hal ini jelas kita ketahui dari pelajaran Tatabahasa. Dan menurut pengamatan
peneliti, terdapatnya kesalahan berbahasa Indonesia di kalangan masyarakat, khususnya di
kalangan anak didik kemungkinan besar disebabkan kesalahan pembentukan kata. Banyak
kalimat yang digunakan tidak efektif, karena pembentukan kata-kata pada kalimat itu tidak
tepat.
Menyikapi kenyataan pahit di atas, peneliti tertarik dan termotivasi untuk mengkaji
sekaligus meneliti masalah pemahaman makna kata yang dihubungkan dengan kajian wacana.
Karena itu, peneliti menetapkan pilihan kajian penelitian yang berjudul: “Hubungan
Pemahaman Makna Konseptual dan Makna Asosiatif Terhadap Wacana Deskripsi Oleh
Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas HKBP
Nommensen Pematangsiantar T.A.2019/2020”. Penelitian ini diharapkan menjadi solusi
untuk menjawab pertanyaan yang muncul dari masalah utama penelitian, yakni pemahaman
makna konseptuan dan asosiatif yang dikorelasikan terhadap pemahaman wacana.
2. Identifikasi Masalah
Yang menjadi identifikasi permasalahan penelitian ini adalah:
1. Pemahaman siswa tentang makna kata
2. Pemahaman siswa tentang jenis-jenis makna kata
3. Pemahaman siswa tentang makna konseptual dan assosiatif
4. Kemampuan siswa memaknai kata, baik dalam kalimat maupun wacana
3. Pembatasan Masalah
4
Batasan masalah penelitian adalah “Hubungan Pemahaman Makna Konseptual dan
Makna Asosiatif Terhadap Wacana Deskripsi Oleh Mahasiswa Sem.I Prodi Pendidikan
Bahasa Indonesia, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar T.A. 2019/2020”.
4. Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah Hubungan Pemahaman
Makna Konseptual dan Makna Asosiatif Terhadap Wacana Deskripsi Oleh Mahasiswa
Semester I Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar T.A. 2019/2020”.
5. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian harus ada tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengungkap hubungan pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif terhadap
wacana deskripsi oleh mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,
Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar pada kurun waktu T.A.2019/2020”.
6. Kebermanfaatan Penelitian
Setiap penelitian mempunyai manfaat, antara lain:
a. Secara teoretis kebermanfaatan penelitian ini adalah untuk mengkaji teori-teori
kebahasaan yang diperlukan pada pembelajaran Bahasa dan Sastera Indonesia,
terutama dalam pembelajaran makna kata dan pemahaman wacana bahasa
Indonesia.
b. Secara khusus, penelitian ini memperdalam wawasan berpikir dan
mengembangkan pengetahuan penulis terhadap masalah pemaknaan kata melalui
pemahaman tentang makna konseptual dan assosiatif yang dihubungkan dengan
pemahaman wacana.
c. Pemahaman mahasiswa terhadap makna kata dapat mengembangkan sikap positif
dan kreativitas mahasiswa dalam memahami wacana yang sangat bermanfaat
mengembangkan pola pikir dan wawasan intelektual, serta membangkitkan
motivasi belajar mahasiswa.
B. KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
1. Pengertian Makna
Ahli Tatabahasa Tjiptadi (1984:19) berpendapat bahwa suatu kata memiliki makna
atau arti yang terkandung dari diri suatu kata itu sendiri, maka arti kata sangat bertalian dengan
referensi atau bendanya dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Demikian sebaliknya, andaikan
kata tertentu tidak dapat dikaitkan terhadap bendanya pada saat maupun kondisi tertentu,
bagaimana sekalipun makna dari kata itu tidak pernah mungkin didapatkan. Dengan perkataan
lain, akan muncul kata tanpa makna karena tidak merujuk benda atau referennya. Senada
dengan pendapat ini, Abdul Chaer menyatakan bahwa ragam atau jenis makna ada 7 yaitu: (1)
Berdasarkan jenis semantiknya dibedakan menjadi makna leksikal dan gramatikal; (2)
5
Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dibedakan menjadi makna
referensial dan makna nonreferensial; (3) Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah
kata atau leksem dibedakan menjadi makna denotasi dan konotasi; (4) Berdasarkan ketepatan
maknanya dibedakan menjadi makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna
khusus; (5) Berdasarkan ada atau tidak adanya hubungan (asosiasi, refleksi) makna sebuah
kata dengan makna kata lain dibagi menjadi makna konseptual dan makna assosiatif; (6)
Berdasarkan bisa atau tidaknya diramalkan atau ditelusuri, baik secara leksikal maupun
gramatikal dibagi menjadi makna idiomatikal dan peribahasa; dan (7) Kata atau leksem yang
tidak memiliki arti sebenarnya, yaitu oposisi dari makna sebenarnya disebut makna kias.
Sekaitan dengan kajian penelitian ini, maka jenis makna yang menjadi fokus penelitian
adalah jenis makna nomor 5 (lima) di atas, yakni makna konseptual dan asosiatif yang dikaji
secara mendalam.
2. Ragam Makna
Beragam konsep yang berkaitan dengan arti atau makna suatu kata, yaitu makna
denotatif, konotatif, leksikal, serta gramatikal. Berikut ini adalah pengertian dari konsep-
konsep tersebut menurut beberapa pakar bahasa. Salah satu pakar bernama Maskurun
(1984:10) berpendapat bahwa makna denotatif adalah makna dasar, makna umum, apa
adanya, netral tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan. Selanjutnya Daniel Parera
(1991:69) berasumsi tentang makna denotatif (langsung/konseptual), yakni makna langsung,
konseptual atau denotatif yang bermakna kata atau leksem yang didasarkan atas penunjukkan
langsung (lugas) pada suatu hal atau obyek di luar bahasa. Makna langsung atau makna lugas
bersifat obyektif, karena langsung menunjuk objeknya.
Senada dengan pendapat di atas, Harimurti Kridalaksana (1993:40) juga menyatakan
pendapatnya tentang makna denotatif, yakni makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar, yang berarti makna kata yang sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan observasi, hasil
pengukuran dan pembatasan. Makna denotatif didasarkan atas penunjukan yang lugas pada
sesuatu di luar bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu.
Memperhatikan dan memahami beberapa argument pakar di atas, maka disimpulkan
bahwa makna denotatif adalah makna lugas atau makna yang sebenarnya dari yang tersurat
secara eksplisit dan berperan sebagaimana adanya, berlaku secara universal, meniadakan
kiasan atau nilai rasa kata yang memiliki makna di luar yang tersurat, dalam artian mempunyai
arti tersembunyi secara implisit.
Pengertian makna konotatif adalah kebalikan dari makna denotatif, jika makna
denotatif berkenaan dengan makna sebenarnya, maka makna konotatif adalah makna yang
tidak sebenarnya, makna yang sarat dengan kiasan bernilai rasa lain di balik yang tertulis atau
tersurat, nilai rasa dapat saja dibumbui dari kondisi sosial pribadi maupun masyarakat, kondisi
kurun waktu tertentu, serta syarat-syarat lain sebagai penambah yang berada di luar konsep
dan disertakan pada suatu makna konseptual.
Kata leksikal senada dengan leksikon atau leksem merupakan simbol atau lambang
dari suatu benda, kejadian, suatu objek, dan yang lainnya. Terlepas dari konteksnya,
menjadikan unsur bahasa yang melekat bermakna bahwa penggunaan bahasa yang lepas atau
bebas. Contohnya: tikus adalah sebuah kata yang berarti "binatang pengerat yang bisa
menyebabkan penyakit tifus". Secara jelas kata tikus dapat bermakna leksikal pada beberapa
6
deretan kalimat: (a) Tikus mati diterkam kucing itu. (b) Kucing mati karena makan tikus. (c)
Serangan tikus mengakibatkan gagal panen. (d) Kucing makan tikus mati. Berdasarkan
keempat kalimat ini, kata tikus semuanya bermakna konseptual atau langsung. Jika
dibandingkan dengan makna asosiatif atau bermakna kiasan adalah pada kalimat: Ternyata
dirinya yang menjadi tikus di organisasi itu. Dengan demikian, makna leksikal (dari leksikon)
adalah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus.
Berbicara tentang makna gramatikal atau grammar berkenaan dengan tatabahasa atau
kebahasaan. Jadi makna gramatikal adalah makna kata yang bersumber sebagai produk proses
tatabahasa yang lazim dinamai dengan nosi bahasa. Contohnya: kata karangan sebagai proses
morfologis dari karang+an yang mengandung nosi-an, adalah hasil. Oleh karena itu, makna
yang muncul akibat hubungan di antara unsur-unsur pembentuk kata, frasa, klausa, dan
kalimat sebagai unsur yang lebih besar lazim disebut makna gramatikal.
Berkenaan dengan makna asosiatif atau makna kiasan selalu diasosiasikan dengan
perasaan batin, opini, maupun pengiasan berdasarkan pemikiran sendiri yang muncul secara
otomatis antara manusia penyapa dan manusia yang disapa. Kebermaknaan ini timbul karena
perilaku pengasosiasian emosi pengguna bahasa dengan berbagai kata yang merupakan reson
stimulus pendengarnya. Dengan demikian, kebermaknaan asosiatif mencakup totalitas
keterkaitan makna terhadap nalar di luar konteks. Ia berkaitan penuh dengan masyarakat tutur,
penutur, emosi penutur, serta value atau nilai-nilai masyarakat tutur dan dinamisasi bahasa
yang seirama dengan keinginan penutur.
Dari sudut nilai rasa yang terkandung di dalam kata, Leech (1976) dalam
(Parera,1991:72), membedakan makna kias (asosiatif) atas: (1) Konotatif meaning atau makna
konotatif atau makna kolokatif yang mengandung makna suatu kata dijabarkan oleh penutur
bahasa itu sendiri. Makna kata secara kolokatif adalah makna alamiah atau natural meaning.
(2) Reflectif meaning atau makna reflektif ialah suatu makna kata yang di dalamnya terdapat
makna konseptual serta makna konseptual lainnya, yang sering berpihak pada hal magig dan
sakral, bersih, bersifat tabu atau pantang, minim etika, tidak halal, sering didapatkan dari data
empiris maupun peristiwa masa lampau. (3) Stilistics meaning atau makna stilistika adalah
kebermaknaan suatu kata oleh penutur sesuai dengan situasi dan kondisi serta konteks
masyarakat tuturnya. Selanjutnya dimaknai, bahwa bahasa secara otonom adalah sebagai
unsur utama yang membedakan manusia pemakai bahasa dengan insan lain di muka bumi ini.
(4) Afectif meaning atau makna afektif adalah suatu makna kata secara lazim digunakan oleh
penutur sesuai dengan emosi jiwa dalam berkomunikasi. (5) Interpretatif meaning
atau makna interpretatif adalah sebuah kata yang bermakna sesuai dengan interpretasi maupun
komentar dan argumentasi oleh orang-orang yang membaca, yang mendengarkan, serta kajian
penulis, pembicara, pendengar dan pembaca.
3. Perubahan Makna
Perubahan makna suatu kata atau sering juga disebut dengan pergeseran makna terjadi
sebagai akibat dari kedinamisan zaman yang drastis berubah inklut dengan bahasa yang
digunakan penutur maupun terjadi karena perbedaan penerimaan oleh alat indera dalam
mereaksi bahasa itu. Beragam jenis perubahan makna, antara lain adalah:
1) Perluasan makna atau generalisasi adalah makna suatu kata yang meluas daripada
asal katanya. Misalnya: kata Ibu adalah orang tua perempuan kandung yang
7
melahirkan (secara asal), akan tetapi zaman kini, kata tersebut berperan secara
universal sebagai sebutan bagi perempuan orang dewasa yang dihormati. Misalnya:
kata Ibu Angkat, Ibu Theresia, Ibu Asuh, Ibu Kartini, Ibu Negara, dll.
2) Penyempitan makna atau spesialisasi adalah makna suatu kata yang menyempit
daripada asal katanya. Misalnya: kata Pendeta, dahulu makna asalnya adalah para
cendekiawan yang berpengetahuan dan berwawasan luas, akan tetapi saat ini
maknanya menyempit, yaitu pelayan umat kristiani. Disamping itu, ada contoh lain,
seperti: guru, ulama, Sarjana, Madrasah, Nasib, Sastra, dll.
3) Peningkatan makna atau ameliorasi adalah makna suatu kata yang mempunyai
value atau nilai rasa kata tertinggi daripada asal katanya. Misalnya: kata wanita
memiliki nilai rasa kata lebih tinggi daripada cewek atau perempuan. Kata istri dan
nyonya lebih tinggi nilai rasa katanya daripada bini. Kata pria lebih berstatus nilai
rasa daripada laki-laki atau lelaki. Kata sahabat lebih tinggi nilai rasa katanya
daripada kawan atau rekan, dll.
4) Penurunan makna atau peyorasi adalah makna suatu kata yang nilai rasa katanya
menurun daripada terdahulu. Misalnya: dahulu kata abang disebut bagi pria si
kakak, akan tetapi saat ini kata tersebut dipakai bagi para lelaki dengan status sosial
ekonomi rendah, ibarat abang gojeg, abang becak, abang satpam, dan abang
jampang.
5) Perubahan makna atau asosiasi adalah makna suatu kata berubah sebagai dampak
dari kesamaan karakter dan ditunjukkan oleh makna tidak sebenarnya atau kiasan.
Misalnya: kata ranting bermakna cabang dari pohon, namun dalam sebuah
organisasi ranting bermakna sub-organisasi; kata garam bermakna bumbu dapur
yang rasanya asin untuk memberikan rasa pada makanan supaya tidak hambar, akan
tetapi di lingkungan agama seperti istilah jadilah garam dunia dapat bermakna
pemberi rasa kepada banyak orang supaya bermanfaat.
6) Perubahan makna secara sinestesia adalah makna suatu kata berubah sebagai
dampak dari kompetensi yang tidak sama dalam merespon karena 2 panca indera
yang tidak sama pula. Misalnya: Hatinya dingin. Kata dingin sesungguhnya
diperuntukkan bagi perasa kulit.
7) Persamaan makna atau pertalian bentuk kata adalah makna suatu kata yang
disesuaikan dengan suratan maupun lafal kata tertentu. Saat berbahasa secara lisan
maupun tulisan, besar kemungkinan ditemui kata-kata bersamaan makna.
Persamaan atau pertalian bentuk kata dapat dikemukakan atas homonim, homofon,
homograf, dan polisemi sebagaimana dijabarkan sebagai berikut.
a. Frasa atau kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang ejaan serta
ucapannya sama, akan tetapi maknanya berbeda disebut homonim. Misalnya:
Ular Kobra itu mengeluarkan bisa (racun). Adik bisa mengangkat kotak berat itu
(mampu/dapat).
b. Beberapa kata mempunyai bunyi sama akan tetapi ejaannya tidak sama disebut
homofon. Misalnya: Akibat perbuatannya, pencuri itu dikenai sanksi (ganjaran).
Mereka sangsi ke pesta karena takut kena hujan (ragu-ragu).
8
c. Beberapa kata mempunyai penulisan yang sama, akan tetapi artinya berbeda
disebut homograf. Misalnya: Saya tahu bahwa dia sudah pergi (sudah
mengetahui si dia meninggal dunia). Saya suka pergi membeli tahu
(memberitahukan makanan kesukaan).
d. Sebuah kata berkemungkinan mempunyai beberapa makna disebut polisemi.
Misalnya: Surat itu pakai amplop (bungkus surat). Amplop surat pakai logo
(kertas surat). Berikan saja amplop, semua urusanmu selesai (sogok).
8) Idiomatics meaning atau makna peribahasa adalah makna sesuatu kata sesuai penjajakan dari hasil dapat atau tidak dapat diramalkan atau ditelusuri. Pembagian idiom adalah sebagai berikut:
a. Full Idiom atau idiom penuh adalah keseluruhan bentuknya menjadi satu kesatuan utuh, hingga maknanya bersumber dari kesatuan itu juga. Misalnya: bertangan dingin artinya bekerja serasi; buah hati artinya kesayangan.
b. Specially idiom atau idiom sebagaian adalah sebagian atau salah satu aspeknya tetap mempunyai makna harfiahnya tersendiri. Misalnya: gugur di medan perang artinya mati bela negara. Wafat artinya mati secara kerohanian.
c. Kebermaknaan peribahasa adalah makna terjajaki serta dapat dicek keberadaannya berdasarkan unsur pembentuknya, oleh karena keberadaannya dapat diasosiasikan dengan makna asli dan makna sebagai peribahasa. Beberapa kata utama sebagai pembentuk pribahasa adalah bak, bagai, bagaikan, seperti, laksana, umpama, ibarat, dll. Akan tetapi, ada kalanya terdapat beberapa peribahasa tidak menerapkan beberapa kata seperti lazimnya pribahasa, pun demikian, nuansa peribahasanya masih kelihatan.
4. Urgensi Pendidikan Bahasa Indonesia di PT
Mata Kuliah Bahasa Indonesia sebagai MKDU di PT merupakan pembelajaran yang
cenderung diarahkan untuk pemertahanan bahasa Indonesia itu sendiri. Proses pembelajaran
ini dilaksanakan agar bahasa Indonesia tetap dihayati, dimiliki, dan dilestarikan sehingga tidak
punah, terutama untuk generasi muda yang masih labil serta rentan dengan kebudayaan
mancanegara. Disamping itu, para mahasiswa akan mendapatkan panduan dalam penyusunan
tugas-tugas perkuliahan dan laporan tugas akhir seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Selain itu, kalangan mahasiswa juga sangat perlu menyadari akan fungsi dan kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi Negara, sehingga mahasiswa
terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam konteks bahasa lisan maupun tulisan.
Dalam komunikasi lisan, mahasiswa diharapkan mampu menyampaikan hasrat hatinya,
gagasan/ide-ide cemerlangnya dengan baik sesuai dengan situasi dan kondisi. Sedangkan
dalam komunikasi tulis, mahasiswa terampil menuliskan semua pikirannya atau idenya
dengan benar berdasarkan kaidah struktur bahasa Indonesia yang baku, terutama bidang ejaan.
Dalam menulis, mahasiswa sangat perlu memahami Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),
sehingga tulisannya memenuhi kaidah penulisan karya ilmiah. Dengan demikian, pembahasan
tentang bahasa Indonesia di PT semakin terinci dan menjurus pada makna komunikasi dan
interaktif sesuai standar atau aturan yang sudah ada, serta tetap memperhatikan etika
9
komunikasi. Oleh karena itu, fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi menjadi benar-
benar saluran verbal untuk dalam aktivitas hidup sehari-hari.
Secara umum tujuan penentuan mata kuliah Bahasa Indonesia di PT adalah:
1. Menyuburkan rasa setia akan keberadaan bahasa Indonesia, sehingga para
mahasiswa memiliki integritas yang tinggi untuk menjaga dan melestarikan bahasa
Indonesia.
2. Menumbuhkembangkan prinsip menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai
lambang jati diri (identitas negaranya), sehingga mahasiswa lebih mencintai dan
melestarikan bahasa Indonesia daripada bahasa luar negeri atau bahasa asing.
3. Memelihara ketaatan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga para
mahasiswa sadar hukum untuk menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah/norma yang berlaku dalam tatabahasa bahasa Indonesia.
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka teori yang telah dijabarkan di atas, maka dapat diuraikan
kerangka konseptual sebagai kerangka berpikir dalam melaksanakan penelitian. Sekaitan
dengan kajian makna asosiatif dan makna konseptual penelitian, maka dapat dirumuskan
dengan kalimat sederhana bahwa makna asosiatif adalah makna sebuah kata yang memiliki
pertalian makna di luar kata itu sendiri. Jadi, makna asosiatif merupakan simbol atau lambang
yang digunakan penutur untuk istilah lain yang mempunyai kesamaan dengan karakter,
penanda yang terdapat pada konsep awal kata atau yang sering dinamakan dengan leksem.
Sedangkan makna konseptual adalah makna yang merujuk pada bendanya atau makna yang
memiliki pertalian dengan referennya, makna ini bebas dari segala asosiasi atau keterkaitan
dengan apapun.
D. Hipotesis Penelitian
Peneliti mengajukan 2 hipotesis penelitian, yaitu:
Ha: Ada korelasi pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif terhadap
wacana deskripsi mahasiswa sem.I Program Studi PBI, Universitas HKBP
Nommensen Pematangsiantar T.A.2019/2020.
Ho: Tidak ada korelasi pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif
terhadap wacana deskripsi mahasiswa sem.I Program Studi PBI, Universitas
HKBP Nommensen Pematangsiantar T.A.2019/2020.
10
E. METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain/Rancangan Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dilaksanakan, peneli memilih desain atau
rancangan corelational research, yaitu mengkaji hubungan variabel pemahaman makna
konseptual dan makna asosiatif terhadap wacana deskripsi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ary dkk., 1989; Huda, 1986; Sudjana dan Ibrahim 1989 bahwa ”suatu penelitian dinyatakan
bersifat korelasi, apabila penelitian tersebut mengaitkan satu atau lebih variabel bebas
terhadap variabel yang lain atau variabel terikat”. Selain itu, penelitian ini juga berupaya
menggambarkan tingkat pemahaman mahasiswa terhadap makna konseptual dan makna
asosiatif serta pemahaman mahasiswa terhadap wacana deskripsi. Sekaitan dengan ini,
penelitian ini juga menggunakan rancangan penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan
secara objektif kemampuan yang telah ada dimiliki pada saat penelitian ini dilaksanakan (lihat
Ary dkk., 1989; Huda, 1991; Sudjana dan Ibrahim, 1989). Artinya bahwa penelitian ini tidak
melakukan suatu perlakuan untuk mengubah tingkat pemahaman mahasiswa terhadap makna
konseptual dan makna asosiatif serta pemahaman wacana deskripsi. Variabel yang ditelusuri
telah berlangsung sebagaimana semestinya. Ary dkk.,(1989) mengemukakan, suatu penelitian
yang dilaksanakan tanpa suatu perlakuan atas variabel yang ditelusuri terhadap sekelompok
subjek, maka penelitian tersebut dikatakan sebagai suatu penelitian deskriptif (lihat juga Huda,
1991; Sudjana dan Ibrahim, 1989). Jadi, rancangan penelitian ini adalah correlational-
descriptif. Variabel dan hubungan antar variabel yang dianalisis secara korelasional adalah
seperti berikut.
2. Tempat (Lokasi) dan Kurun Waktu Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian berada di Program Studi PBI-FKIP, Univ.HKBP
Nommensen Pematangsiantar (UHKBPNP). Peneliti memiliki beberapa alasan untuk memilih
dan menentukan tempat penelitian sebagai berikut: (1) Sepengetahuan peneliti belum pernah
dikaji masalah penelitian tersebut; (2) Dari segi koordinasi, waktu, biaya dan tenaga, serta
keadaan, peneliti merasa terbantu karena di lokasi tempat tugas; (3) jumlah populasi layak
untuk dijadikan sebuah penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian; (4)
Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Nopember 2019 s.d. Pebruari 2020.
3. Populasi dan Sampel
Seluruh mahasiswa Semester I Program Studi PBI-FKIP, Univ.HKBP Nommensen
Pematangsiantar T.A.2019/2020 berjumlah 32 orang menjadi populasi penelitian. Mengacu
Variabel X:
Pemahaman Makna
Konseptual dan
Makna Asosiatif
Variabel Y:
Pemahaman
Wacana Deskripsi
11
pada jumlah populasi yang terbatas, maka peneliti menetapkan seluruh jumlah populasi
menjadi sampel penelitian.
4. Instrumen Penelitian
Alat (instrumen) yang digunakan peneliti untuk memperoleh data-data penelitian
adalah tes. Instrumen ini dipikirkan sudah tepat dan relevan dengan permasalahan penelitian
yang telah dikemukakan sebelumnya. Tes yang dimaksud adalah tes pemahaman makna
konseptual dan makna asosiatif. Tes ini dirancang sejumlah 20 soal bentuk pilihan ganda atau
objektif tes. Selanjutnya, untuk tes pemahaman wacana deskripsi dirancang sejumlah 20 soal
juga bentuk pilihan ganda atau objektif tes berdasarkan wacana yang dibaca mahasiswa. Kisi-
kisi soal sebagai instrument penelitian tertera dalam table sebagai berikut:
Tabel 1
Kisi-kisi Tes Variabel Penelitian (Variabel X dan Y)
No Aspek yang dinilai Nomor Item Jumlah Bobot
Variabel X
1.
2.
3.
4.
Ide pokok
Gagasan penjelas
Kesimpulan bacaan
Pandangan pengarang
1
2
3
4
1
1
1
1
40
20
20
20
Jumlah 4 100
Variabel Y
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kosakata dasar
Kosakata aktif dan pasif
Bentuk kosakata baru
Kosakata umum dan khusus
Makna denotasi dan konotasi
Makna leksikal dan gramatikal
1,2,3,4,
5,6,
7,8,9,
10,11,12
13,14, 15
16,17,18,19,20
4
2
3
3
3
5
20
10
15
15
15
25
Jumlah 20 100
5. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik penyajian tes sebagai
instrumen untuk menguji pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif, serta
pemahaman wacana deskripsi kepada 32 orang mahasiswa Semester I Prodi Pendidikan
Bahasa Indonesia T.A 2019/2020 yang hadir pada saat penelitian. Jumlah tes pemahaman
makna konseptual dan makna asosiatif, serta tes pemahaman wacana deskripsi yang telah
dirancang peneliti adalah masing-masing 20 soal untuk kedua variable penelitian dengan
bentuk pilihan ganda atau objektif tes. Keseluruhan lembar kerja mahasiswa dikumpulkan
untuk dianalisis secara seksama sebagaimana teknik analisis data telah diajukan pada Bab III
penelitian ini.
6. Organisasi Pengolahan Data Penelitian
Sekaitan dengan kebutuhan olah data jenis penelitian korelasional, teknik analisis data
juga secara korelasional. Adapun cara (teknik) analisis data menempuh beberapa tahapan,
yaitu:
12
1. Menentukan skor setiap mahasiswa
2. Mencari mean (skor rata-rata)
3. Menghitung nilai standar dari setiap mahasiswa
4. Menghitung nilai akhir dari setiap mahasiswa.
7. Teknik Pengolahan Data
Sesuai dengan rancangan penelitian deskriptif-korelalsional, maka penganalisisan data
secara simultan dilakukan statistik deskriptif dan statisitik uji korelasi variabel X (pemahaman
makna konseptual dan makna asosiatif) dan variable Y (pemahaman wacana deskripsi).
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara objektif pemahaman
mahasiswa terhadap makna konseptual dan makna asosiatif, serta pemahaman wacana
deskripsi. Rumus yang digunakan untuk hal ini adalah sebagai berikut (lihat Nurgiyantoro,
2001 dan Ary dkk., 1989).
𝑀 = ∑ 𝑋/𝑁
Keterangan:
M = rerata skor;
∑ = jumlah;
X = skor-skor
Langkah-langkah yang ditempuh atau dilakukan adalah: (1) menabulasikan data,
(2) menghitung rerata skor (mean score) subjek yang diteliti, dan (3) melakukan interpretasi
rerata skor. Langkah- langkah ini juga dilakukan untuk menganalisis data pemahaman
mahasiswa terhadap makna konseptual dan makna asosiatif, serta pemahaman mahasiswa
terhadap wacana deskripsi. Sedangkan untuk analisis korelasi pemahaman makna konseptual
dan makna asosiatif, serta pemahaman wacana deskripsi digunakan statistik korelasi product-
moment. Skor pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif dikorelasikan dengan skor
pemahaman wacana deskripsi. Akan tetapi, sebelum skor kedua variable yang diteliti
dikorelasikan, peneliti terlebih dahulu melakukan uji homogenitas skor (Sugiyono, 2009:190-
191). Cara yang dilakukan untuk hal ini adalah uji varian skor pemahaman makna konseptual
dan makna asosiatif dan uji varian skor pemahaman wacana deskripsi mahasiswa dan lazim
disebut uji F (Sugiyono, 2009:231). Selanjutnya hasil uji F ini dikonsultasikan table F pada
taraf signifikansi (kepercayaan) 95% atau p: 0,05 dan db: n-1. Untuk uji homogenitas
digunakan rumus:
Varian Terbesar
F = ----------------------- (Sugiyono, 2009: 231)
Varian Terkecil
Setelah hal ini dilakukan, langkah berikutnya adalah menguji kedua variabel yang
diselidiki pada taraf dignifikansi 95% (p = 0,05) dan db = n-1 pada aplikasi rumus yang
dikemukakan (Nurgiyantoro, 2001 dan Ary dkk., 1989) sebagai berikut:
𝑟 =∑ 𝑋𝑌 −
(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)𝑁
√[∑ 𝑋2 −(∑ 𝑋)2
𝑁] [∑ 𝑌
2 −
(∑ 𝑌)2
𝑁]
13
Penjelasan Rumus:
r = Pearson r
∑ 𝑋 = Jumlah skor dalam sebaran X
∑ 𝑌 = Jumlah skor dalam sebaran Y
∑ 𝑋𝑌 = Jumlah hasil kali skor X dan skor Y yang berpasangan
∑ 𝑋2
= Jumalah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑ 𝑌2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
N = Jumlah subjek
F. PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
1. Data Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah hari Senin, tanggal 3 Februari 2020. Penelitian terhadap
sampel penelitian, yakni para mahasiswa Sem.I Program Studi PBI-FKIP T.A 2019/2020
terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Sesuai dengan sumber-sumber data penelitian,
kehadiran mahasiswa pada saat pelaksanaan penelitian berjumlah 32 orang, absen 2 orang dari
jumlah sampel pada awal penelitian 34 orang (absensi terlampir). Dengan demikian, data
sampel penelitian untuk tes pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif, serta tes
pemahaman wacana deskripsi yang dianalisis adalah sejumlah 32 orang.
Data penelitian yang diperoleh dari lokasi atau tempat penelitian adalah skor tes
pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif, serta tes pemahaman wacana deskripsi
dari jumlah responden 32 orang. Adapun jumlah tes pemahaman makna konseptual dan makna
asosiatif, serta tes pemahaman wacana deskripsi yang telah dirancang peneliti adalah masing-
masing 20 soal untuk kedua variable penelitian dengan bentuk pilihan ganda atau objektif tes.
Bentuk tes pilihan ganda telah valid dan reliabel yang digunakan untuk mengukur kemampuan
mahasiswa tentang pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif, serta tes pemahaman
wacana deskripsi. Validitas tes yang dianalisis adalah dari segi isi saja, hal ini terdapat pada
kisi-kisi soal. Reliabilitas tes tergolong tinggi (perhitungan reliabilitas tes terlampir).
Keseluruhan hasil kerja mahasiswa dikoreksi dan dianalisis secara seksama. Untuk tahap
analisis data diawali dengan teknik atau cara terlebih dahulu menghitung skor tiap mahasiswa
sebagaimana terdapat dalam tabel 2 ini.
Tabel 2
Skor Tes Pemahaman Makna Konseptual dan Makna Asosiatif (X)
Dan Pemahaman Wacana Deskripsi (Y)
No. Kode
Responden
X Y X2 Y2 XY
1. R01 86 70 7396 4900 6020
2. R02 54 85 2916 7225 4590
3. R03 59 80 3481 6400 4720
4. R04 59 70 3481 4900 4130
5. R05 63 80 3969 6400 5040
6. R06 68 72 4621 5184 4896
7. R07 75 72 5625 5184 5400
14
8. R08 64 60 4096 3600 3840
9. R09 67 82 4489 6724 5494
10. R010 80 76 6400 5776 6080
11. R011 50 85 2500 7225 4250
12. R012 67 65 4489 4225 4355
13. R013 43 50 1849 2500 2150
14. R014 54 61 2916 3721 3294
15. R015 53 65 2809 4225 3445
16. R016 88 67 7744 4489 5896
17. R017 56 73 3136 5329 4088
18. R018 60 52 3600 2704 3120
19. R019 64 68 4096 4621 4352
20. R020 54 61 2916 3721 3294
21. R021 82 68 6724 4621 5576
22. R022 76 67 5776 4489 5092
23. R023 59 67 3481 4489 3953
24. R024 79 79 6241 6241 6241
25. R025 83 83 6889 6889 6889
26. R026 66 66 4356 4356 4356
27. R027 55 55 3025 3025 3025
28. R028 77 77 5929 5929 5929
29. R029 89 89 7921 7921 7921
30. R030 55 55 3025 3025 3025
31. R031 87 87 7569 7569 7569
32. R032 72 82 5184 6724 5904
Jumlah 2144 2269 148649 172673 153934
2. Analisis Data Penelitian
a. Mencari Standart Deviasi Variabel X (SDx)
SDx = i
2
22
N
fx
N
fx
= 532
86
32
386
6875,206,125
37,95
= 5 x 3,06
= 15,30
b. Mencari Standart dari Mean Variabel X (SEM1)
SEMI = 11 N
SD
132
30,15
MISE
15
31
30,15MISE
65,5
30,15MISE
70,2MISE
c. Mencari Standard Deviasi Variabel Y (SDy)
SDy = i
2
22
N
fx
N
fx
= 5 32
13
32
3852
= 5 28,546,10
= 5 2,5
= 5x2,28
= 11,14
d. Mencari Standart Error dari Mean Variabel X (SEMx)
11
N
SDSEMI
132
40,11
MISE
31
40,11MISE
65,5
12,11MISE
01,2MISE
e. Menghitung Mean (My), Standard Deviasi (SDy) dan Standard Error (SEMy)
dari Mean Variabel Y
Tabel 3
Tabel Persiapan My, SD2 dan SEMy
Skor f Y Y1 fX fX2
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 – 64
55 – 59
50 – 54
45 – 49
40 – 44
2
3
4
4
5
6
3
2
2
1
(62) M2
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
10
12
12
8
5
0
-3
-4
-6
-4
50
48
36
16
5
0
3
8
18
16
N = 32 fY = 30 fY2 = 200
16
f. Menghitung M Variabel Y (My)
2
',
2N
fyiMM
=
46
13562
= 62 +1,41
= 63,41
g. Menghitung SE Perbedaan Mean Variabel X dan Y
22
2 MIMIMI SESEMSE
= 2201,270,2
= 04,229,7
= 33,9
= 3,05
h. Mencari r atau ro
ro = 21
21
MMSE
MM
= 05,3
41,6333,71
= 05,3
93,7
= 2,6
3. Pengujian Hipotesis
Sebagai dasar pengujian dan untuk mempermudah pengujian hipotesis penelitian,
terlebih dahulu ditentukan Ha dan Ho seperti yang telah dirumuskan:
Ha : Ada korelasi pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif terhadap
pemahaman wacana deskripsi oleh mahasiswa Sem.I Program Studi PBI- FKIP,
UHKBPNP T.A 2019/2020.
Ho : Tidak ada korelasi pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif terhadap
pemahaman wacana deskripsi oleh mahasiswa Sem.I Program Studi PBI-FKIP,
UHKBPNP T.A 2019/2020.
Berdasarkan ciri hipotesis yang dipaparkan di atas, dapatlah ditetapkan bahwa yang diuji
dalam penelitian ini adalah hipotesis nihil atau nol (H0) dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Kriteria pengujian
Tolak H0 apabila r0 > rt
Terima H0 apabila r0 ≤ rt
b. Taraf signifikan terhadap α = 0,05 atau 5%
c. Interprestasi terhadap t0 dengan membandingkan df atau db pada tabel r dengan
rumus (N1 + N2 ) yakni 32 + 32 – 2 = 62.
d. df 62 pada rt sebagai berikut :
Pada taraf signifikansi 5% (ro) = 1,99. Sedangkan ro yang diperoleh = 2,60.
17
Berdasarkan kriteria pengujian ternyata ro > rt yakni 2,60 >1,99. Sejalan dengan hasil
uji hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative
(Ha) diterima.
4. Temuan Penelitian
Merujuk pada hasil analisis data dan uji hipotesis, dirumuskan temuan penelitian:
a. Ada korelasi positif dan signifikan pemahaman makna konseptual dan makna
asosiatif terhadap pemahaman wacana deskripsi oleh mahasiswa semester I
Program Studi PBI FKIP-UHKBPNP T.A 2019/2020.
b. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang pemahaman makna
konseptual dan makna asosiatifnya tinggi, menunjukkan pemahaman wacana
deskripsi yang tinggi juga. Dengan perkataan lain, semakin tinggi korelasi
pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif, maka semakin tinggi pula
pemahaman wacana deskripsi oleh mahasiswa semester I Program Studi PBI
FKIP-UHKBPNP T.A 2019/2020.
G. SIMPULAN DAN SARAN-SARAN
1. Kesimpulan
Sesuai dengan pemerolehan analisis data dan berpedoman terhadap temuan penelitian,
dapat ditarik simpulan penelitian antara lain:
a. Terdapat hubungan (korelasi) pemahaman makna konseptual dan makna asosiatif
terhadap wacana deskripsi oleh mahasiswa semester I Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia (PBI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas
HKBP Nommensen Pematangsiantar T.A 2019/2020.
b. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang pemahaman makna
konseptual dan makna asosiatifnya tinggi, menunjukkan pemahaman wacana deskripsi
yang tinggi juga. Artinya, semakin tinggi korelasi pemahaman makna konseptual dan
makna asosiatif, semakin tinggi juga pemahaman wacana deskripsi oleh mahasiswa
semester I Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI), Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar T.A
2019/2020.
c. Kriteria yang dirumuskan untuk pengujian hipotesis penelitian adalah tolak H0 apabila
r0 > rt , selanjutnya terima H0 apabila r0 ≤ rt pada taraf signifikansi α = 0,05 atau 5%.
d. Interpretasi terhadap t0 adalah dengan membandingkan df atau db pada tabel r dengan
rumus (N1 + N2 ) yakni 32 + 32 – 2 = 62. Selanjutnya, df 62 pada rt pada taraf
signifikansi 5% = 1,99 sehingga berdasarkan perhitungan diperoleh r0 sebesar = 2,60.
e. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis penelitian, diperoleh r0 > rt yakni 2,60 > 1,99.
Hal ini berarti hasil perhitungan dalam analisis data lebih besar daripada hasil yang
tertera di dalam tabel. Selanjutnya dinyatakan, bahwa H0 yang diajukan tidak dapat
diterima keberadaannya, sehingga menegakkan atau menerima Ha.
18
2. Saran-saran
Menyikapi simpulan penelitian yang telah dirumuskan, peneliti mengajukan beberapa
saran penelitian berikut:
a. Dengan adanya hubungan (korelasi) pemahaman makna konseptual dan makna
asosiatif terhadap wacana deskripsi, maka sebaiknya pembelajaran kosakata
diintegrasikan dengan membaca wacana untuk mempermudah mahasiswa memahami
kosakata secara komprehensif.
b. Keterampilan membaca pemahaman sangat menunjang kemampuan mahasiswa
memahami kosakata. Oleh karena itu, para dosen pengasuh mata kuliah membaca
wacana diharapkan lebih intensif melatih mahasiswa membaca pemahaman dengan
sajian berbagai jenis wacana singkat yang diintegrasikan dengan penggunaan kamus
bahasa Indonesia.
c. Para dosen dapat melakukan pembelajaran kosakata melalui wacana rumpang dengan
prinsip untuk mengisinya dengan kata-kata yang bermakna asosiatif dan konseptual,
dan sebaliknya melatih mahasiswa membangun wacana berdasarkan kata-kata kunci
yang telah ditentukan.
d. Pemahaman wacana dapat ditingkatkan lewat kepemilikan kosakata yang tinggi oleh
para mahasiswa. Oleh karena itu, sebaiknya selalu konsultasi dengan kamus Bahasa
Indonesia ketika pembelajaran tentang kosakata yang belum familiar bagi mahasiswa.
e. Frekunsi latihan membaca pemahaman yang optimal akan menghasilkan kepemilikan
kosakata yang maksimal, maka diharapkan para dosen lebih memandirikan mahasiswa
berlatih membaca, menghayati materi yang dibaca, menumbuhkan kebiasaan
membaca, dan pada akhirnya kegiatan membaca menjadi suatu budaya di kalangan
mahasiswa secara khusus, dan di kalangan masyarakat pada umumnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Alisyahbana, S. Takdir. 1981. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Alwi, Hasan. dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ary, Donald, dkk. 1989. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Badudu, J.S. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
--------------. 1982. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Halim Amran. 1980. Fungsi Politik Bahasa Nasional Dalam Politik Bahasa Nasional Jilid I.
Jakarta : PN. Balai Pustaka.
Keraf, Gorys.1984. Tatabahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah.
Keraf, Gorys. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia.
Kridalaksana. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta : PT Gramedia.
Maskurun, 1984. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta Yudistira.
Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi: Kedududkan, Fungsi,
Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Parera. 1991. Sintaksis. Jakarta. Garamadia Utama.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo.
Ramlan, M.1983. Morfologi. (Suatu tinjauan Deskriptif). Jogjakarta: VP. Karyono.
Samsuri. 1982. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, N. dan Ibrahim. 1991. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar.
Subro, Seno.1998. Seri Bahasa Indonesia. Semarang: CV Aneka Ilmu.
Sugono, Dendy, dkk. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa. Ed. 4. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Morfologis. Bandung: Angkasa.
--------------- 1986. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
Tjiptadi, Bambang.1984. Tata Bahasa Indonesia. Cetakan II. Jakarta: Yudistira.